AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ADVOKAT YANG MELAKUKAN
TINDAK PIDANA PENIPUAN (Studi Kasus Pidana 710Pid.B/2019/PN Plg)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Program Studi Ilmu Hukum
Oleh:
YOGA SINATRA
NIM: 502016096
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS HUKUM
2020
ABSTRAK
AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ADVOKAT YANG MELAKUKAN
TINDAK PIDANA PENIPUAN (Studi Kasus Pidana 710Pid.B/2019/PN Plg)
YOGA SINATRA
Hukum merupakan keseluruhan peraturan tingkah laku yang berlaku dalam
suatu wilayah tertentu dan mengatur kehidupan bersama masyarakat dalam wilayah
tersebut yang dapat dipaksakan berlakunya oleh pemerintah dengan cara penjatuhan
suatu sanksi tertentu pada pelanggarnya. Hukum dapat berlangsung secara normal
dan damai.
Tujuan penelitian ini untuk untuk mengetahui akibat hukum pidana yang
dilakukan seorang advokat dalam melakukan tindak pidana penipuan(Studi Kasus
Pidana 710/Pid.B/2019/PN Plg) dan mengetahui cara penyelesaian perkara hukum
hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap advokat yang melakukan tindak pidana
penipuan (Studi Kasus Pidana 710/Pid.B/2019/PN Plg). Penelitian yang digunakan
penelitian hukum sosiologis yang disebut juga dengan penelitian lapangan. Penelitian
hukum sosiologis ini bertitik tolak dari data primer.
Adapun hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut : Akibat hukum terhadap
status advokat yang melakukan penipuan (Studi Kasus Pidana 710/Pid.B/2019/PN
Plg). Advokat dapat diberhentikan dari profesinya oleh Organisasi Advokat
(PERADI) karena melakukan tindak Pidana Pasal 10 UU no.18 th 2003 tentang
Advokat, Advokat yang melakukan penipuan dapat dikenakan sanksi pidana dengan
ancaman penjara paling lama 4 (empat) tahun Pasal 378 KUH Pidana. Begitu pula
dalam penyelesaian perkara hukum terhadap Advokat yang melakukan tindak pidana
penipuan (Studi Kasus Pidana 710/Pid.B/2019/PN Plg). Terdakwa didakwakan
dengan menggunakan dakwaan altermatif yaitu Pasal 378 KUHPidana Jo Pasal 55
Ayat (1) ke-1 KUHPidana Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana turut serta
dalam penipuan dan dijatuhkan hukuman kurungan penjara selama 9 (sembilan)
bulan.
Kata kunci: Akibat hukum, advokat, tindak pidana, penipuan
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul:
“AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ADVOKAT YANG MELAKUKAN
TINDAK PIDANA PENIPUAN (Studi Kasus Pidana 710Pid.B/2019/PN Plg)"
Maksud dan tujuan penyusunan dan penulisan skripsi ini yakni sebagai salah
satu syarat untuk menempuh ujian Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak luput
dari kesalahan serta masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan skripsi
ini.
Pada kesempatan ini juga, penulis ingin menyampaikan rasa terimah kasih
yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis,
v
baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
untuk ucapan terimahkasih ini penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Abid Djazuli, SE.,MM, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Bapak Nur Husni Emilson, SH.,S.PN,MH, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Palembang.
3. Bapak/ibu Wakil Dekan I, II, III, IV Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Palembang.
4. Bapak Mulyadi Tanzili, SH.,MH, selaku ketua prodi Ilmu Hukum Fakultas
Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang.
5. Bapak, Drs. Edy Kastro, M. Hum. dan ibu, Hj. Fatimah Zuhro, SH,CN MH
selaku pembimbing skripsi yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Bapak/ibu Dosen beserta staff karyawan/ti Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Palembang, yang telah memberikan bekal Ilmu pengetahuan
yang sangat berguna.
7. Kedua orang tuaku tercinta bpk H. Malindra dan ibu Hj. Erlinda yang selalu
memberikan support/motivasi baik do’a maupun tenaga serta materil yang
telah diberikan kepadaku.
8. Untuk seluruh keluargaku yang telah mensupport/memotivasi yang diberikan
kepadaku
vi
Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
semoga segala bantuan materil dan moril yang telah menjadikan skripsi ini
dapat selesai dengan baik sebagai salah satu persyaratan untuk menempuh
ujian skripsi, semoga kiranya Allah SWT melimpahkan pahala dan
rakhmatnya kepada kepada kita semua.
Wasallamu`alaikum wr.wb.
Palembang,08 Februari 2020
Penulis
YOGA SINATRA
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ...............................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ...........................................................................................vi
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 6
C. Ruang Lingkup Dan Tujuan ......................................................... 6
D. Kerangka Konseptual ................................................................... 7
E. Metode Penelitian......................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tindak Pidana............................................................................... 11
B. Unsur-Unsur Tindak Pidana ......................................................... 15
C. Tindak Pidana Penipuan ............................................................... 24
D. Pertimbangan Hukum Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan ....... 33
viii
BAB III PEMBAHASAN
A. Akibat Hukum terhadap Status Advokat yang melakukan Tindak
Pidana Penipuan (Studi Kasus Pidana 710/Pid.B/2019/PN Plg) .39
B. Penyelesaian perkara Hukum terhadap Advokat yang melakukan
Tindak Pidana Penipuan (Studi Kasus Pidana 710/Pid.B/2019/PN
Plg) ............................................................................................... 43
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 55
B. Saran ............................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum merupakan keseluruhan peraturan tingkah laku yang berlaku dalam
suatu wilayah tertentu dan mengatur kehidupan bersama masyarakat dalam
wilayah tersebut yang dapat dipaksakan berlakunya oleh pemerintah dengan cara
penjatuhan suatu sanksi tertentu pada pelanggarnya. Hukum dapat berlansung
secara normal dan damai .
Fungsi hukum itu sendiri adalah mengatur perilaku manusia agar bertindak
sesuai dengan norma (hukum) yang berlaku. Akan tetapi terkadang terjadi
penyimpangan terhadap norma yang berlaku, sehingga hal ini dapat menimbulkan
permasalahan di bidang hukum dan dapat menyebabkan terganggunya ketertiban
dan ketenteraman dalam kehidupan masyarakat.
Dalam hukum pidana, dikenal asas legalitas yang dicantumkan pada Pasal 1
ayat (1) KUHP yang merumuskan:
“Suatu perbuatan tidak dapat dapat dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan
ketentuan perundang-undang pidana yang telah ada.”
Dengan berlakunya asas ini, maka suatu perbuatan yang meskipun
dianggap tercela oleh masyarakat sekalipun, akan tetapi tidak diatur oleh
peraturan perundang-undangan, maka perbuatan tercela tersebut tidak dapat
dipidana.
Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum
larangan mana disertai ancaman (saksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang
1
2
siapa yang melanggar larangan tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa perbuatan
pidana adalah perbuatan yang oleh suatu aturan hukum dilarang dan diancam
pidana.
Hukum pidana yang berlaku di Indonesia sekarang ini ialah hukum pidana
yang telah dikodifikasi, yaitu sebagian terbesar dan aturan-aturanya telah disusun
dalam suatu Kitab undang-undang (wetboek), yang dinamakan Kitab Undang-
undang Hukum Pidana, menurut suatu sistem tertentu.1Aturan-aturan pidana yang
ada diluar wetboek ini, seperti dalam peraturan lalu lintas
(Wegverkeersordonantie dan Wegverkeersverordening), dalam peraturan
Deviezen, dalam peraturan pemilihan anggota konstituante dan DPR (Undang-
undang tahun 1952 No.7), dan masih banyak peraturan-peraturan lain, semuanya
tunduk kepada sistem yang dipakai dalam kitab Undang-undang Hukum Pidana,
hal mana ternyata dan Pasal 103 KUHP, yang berbunyi: “Ketentuan-ketentuan
dalam Bab I s.d Bab VIII dan buku ke-1 (aturan-aturan umum), juga berlaku bagi
perbuatan-perbuatan yang oleh aturan-aturan dalam perundangan lain diancam
dengan pidana, kecuali kalau ditentukan lain oleh undang-undang.
Salah satu perilaku atau tindakan yang tercela dan tidak sesuai dengan
dengan norma (hukum) yang berlaku adalah penipuan. Pengertian dari penipuan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu, berasal dari kata dasar
penipuan yaitu tipu adalah perbuatan atau perkataan yang tidak jujur (bohong,
1Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana. Cet. 9 Jakarta: Rineka Cipta, 2015, hlm. 17
3
palsu dan sebagainya) dengan maksud untuk menyesatkan, mengelabui dengan
mencari untung. Sedangkan penipuan adalah proses, perbuatan atau cara menipu.2
Seiring dengan perkembangan zaman, perbuatan tercela seperti penipuan sangat
mungkin terjadi, karena perbuatan ini tidaklah terlalu sulit untuk dilakukan. Yang
perlu dilakukan oleh si penipu hanyalah meyakinkan korban dengan kata- kata
bohong agar korban mengikuti apa kata dan keinginan si pelaku penipuan.
Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa tindak pidana penipuan seringkali
dipersamakan dengan ingkar janji dalam hukum perdata (wanprestasi), sehingga
aparat penegak hukum, utamanya para penuntut umum seringkali keliru dalam
menentukan yang mana merupakan tindak pidana penipuan dan wanprestasi
dalam membuat surat dakwaan, sehingga tidak jarang Majelis Hakim memutus
lepas perkara yang dianggap sebagai tindak pidana penipuan oleh penuntut umum,
akan tetapi sebenarnya perbuatan tersebut masuk dalam ranah hukum perdata.
Akan tetapi penulis tidak akan membahas lebih lanjut mengenai perbedaan antara
wanprestasi dan penipuan, karena fokus penulis dalam skripsi ini tertuju pada
tindak pidana penipuan itu sendiri.
Tindak pidana penipuan itu sendiri merupakan salah satu kejahatan yang
mempunyai objek terhadap harta benda. Tindak pidana penipuan dalam arti luas
diatur dalam bab XXV tentang perbuatan curang dan Pasal 378 sampai Pasal 395
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), sehingga di dalam KUHP
peraturan mengenai tindak pidana penipuan ini merupakan tindak pidana yang
2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, hlm. 952
4
paling panjang pembahasannya diantara kejahatan terhadap harta benda lainnya.3
Tindak pidana penipuan merupakan suatu delik biasa, yang artinya apabila terjadi
suatu penipuan, siapa saja dapat melaporkan kejadian tersebut ke pihak
kepolisian, berbeda dengan delik aduan yang baru dapat diproses apabila korban
yang merasa dirugikan melakukan pengaduan kepada kepolisian setempat yang
berwenang. Pelaporan dari suatu delik biasa dapat dilaporkan ke kepolisian
setempat yang berwenang, kemudian kepolisian berdasarkan laporan tersebut akan
melakukan penyelidikan, memeriksa apakah yang dilaporkan tersebut merupakan
tidak pidana penipuan, maka proses penyelidikan ditingkatkan menjadi proses
penyelidikan.
Pada tingkat penyidikan, penyidik kepolisian akan berusaha mengumpulkan
bukti-bukti yang mendukung nantinya apabila bukti telah cukup, berkas perkara
tersebut akan diserahkan ke jaksa penuntut umum. Tugas penyidik kepolisian
berhenti pada saat penyerahan berkas perkara ke Jaksa Penuntut Umum untuk
membuat surat dakwaan yang nantinya akan dilimpahkan ke pengadilan untuk
diperiksa, diadili dan diputus oleh pengadilan negeri.
Berkaitan dengan judul yang diambil oleh penulis, maka adapun contoh
kasus yang akan penulis kaji secara lebih lanjut adalah Putusan Pengadilan Negeri
Palembang Nomor 710/Pid.B/2019/PN Plg. Yang duduk perkaranya secara garis
besar adalah sebagai berikut :
3
Leden Marpaung, Asas, Teori dan Praktik Hukum Pidana, Bandung: Sinar Grafika,
2006,hlm. 105.
5
Terdakwa NIKO ISMIR H, S.H. Bin RIZAL HENDRI AR bersama-sama
dengan Saudara BUDIONO (DPO), Saudara SIGIT ALFAJ AR (DPO) dan
Saudara SAMSUL BAHRI (DPO)
Bermula pada hari Jum’at tanggal 09 Juni 2017 Saudara Budiono (DPO)
menghubungi Terdakwa Niko Ismir melalui telephone seluler dan berkata “bahwa
Saudara Budiono (DPO) sedang berada di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara
Dan Lelang (KPKNL) di Jalan Kapten A. Rivai Kota Palembang bahwa saat ini
sedang ada lelang mobil tertutup untuk keluarga dan menawarkan ada lelang
mobil dan motor”. Setelah itu Saudara Budiono (DPO) mengirimkan daftar jenis
kendaraan mobil dan motor yang akan dilelang ke telephone seluler Terdakwa
Niko Ismir. Kemudian sekira pukul 10.00 Wib Terdakwa Niko Ismir mendatangi
rumah Saksi Iskandar Dinata yang beralamat di Jalan Kebun Bunga Lorong
Kenangan I Rt.15 Rw.05 Nomor 1577, Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan
Sukarami, Kota Palembang yang ketika itu terdapat Saksi Marlia, Saksi Defi
Sepriadi, Saksi Rangga Radika Prihandana dan Saksi Doni Triadi. Setelah
bertemu dengan Saudara Iskandar Dinata, Terdakwa Niko Ismir sambil
menunjukkan isi pesan telephone selulernya dan berkata bahwa akan bertanggung
jawab jika bohong. Untuk membuat aksi Iskandar Dinata yakin dengan
perkataanya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan
mengkaji dalam bentuk karya ilmiah (skripsi) dengan judul: Akibat Hukum
Terhadap Status Advokat Yang Melakukan Tindak Pidana Penipuan (Studi
Kasus Pidana 710/Pid.B/2019/PN Plg)
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan di atas,
maka masalah penelitian yang penulis dapat rumuskan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah akibat hukum terhadap status advokat yang melakukan
tindak pidana penipuan (Studi Kasus Pidana 710/Pid.B/2019/PN Plg) ?
2. Bagaimanakah penyelesaian perkara hukum terhadap Advokat yang
melakukan tindak pidana penipuan (Studi Kasus Pidana
710/Pid.B/2019/PN Plg) ?
C. Ruang Lingkup dan Tujuan
1. Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari yang telah dirumuskan, maka
penulisan penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup permasalahan hanya
pada Studi Kasus Pidana 710/Pid.B/2019/PN Plg
2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, ada beberapa tujuan yang
melandasi penelitian ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui akibat hukum pidana yang dilakukan seorang
advokat dalam melakukan tindak pidana penipuan(Studi Kasus
Pidana 710/Pid.B/2019/PN Plg).
b. Untuk mengetahui cara penyelesaian perkara hukum hakim dalam
menjatuhkan pidana terhadap advokat yang melakukan tindak
pidana penipuan (Studi Kasus Pidana 710/Pid.B/2019/PN Plg).
7
3. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi pemikiran bagi ilmu pengetahuan pada
umumnya dan ilmu pengetahuan hukum , khususnya hukum pidana
dapat dijadikan referensi bagi para akademisi yang berminat pada
masalah-masalah hukum pidana.
b. Manfaat bagi penulis, bagi penulis sendiri merupakan hal yang
sangat bermanfaat dan memperluas wawasan, serta merupakan
salah satu syarat dalam penyelesaian studi pada Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Palembang.
D. Kerangka Konseptual
1. Penegakan hukum adalah usaha untuk melaksanakan hukum sebagai
mestinya, mengawasi pelaksanaannya agar tidak terjadi pelanggaran.4
2. Tindak pidana adalah tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan
dengan sengaja ataupun tidak sengaja oleh seorang yang dapat
dipertanggung jawabkan atas tindakannya dan yang oleh undang-undang
telah dinyatakan sebagai suatu tindakan yang dapat dihukum.5
3. Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di
dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan
berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003.
4 Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, Citra aditya Bhakti, Bandung: 2006, hlm 115.
5 P.A.F Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1996, hlm. 185.
8
4. Penipuan adalah tindakan seorang dengan tipu muslihat, rangkaian
kebohongan, nama palsu dan keadaan palsu dengan maksud
menguntungkan diri sendiri dengan tiada hak.6
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum sosiologis yang disebut
juga dengan penelitian lapangan. Penelitian hukum sosiologis ini bertitik tolak
dari data primer/data dasar adalah data yang dapat langsung dari masyarakat
sebagai sumber pertama dengan melalui penelitian lapangan.
2. Sumber data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang penulis dapatkan atau diperoleh secara
lansung melalui responden (lapangan) yang sesuai dengan permasalahan
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan
Sumber bahan hukum tersebut.
3. Bahan Hukum
a. Bahan Hukum Primer
Merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai
otaritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang-undang, catatan-
6 R. Sughandi, KUHP dan Penjelasannya, Usaha Nasional Offset Printing, Surabaya,
1980, hlm 396-397
9
catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undang dan putusan-
putusan hakim.7
b. Bahan Hukum Sekunder
Merupakan semua publikasi tentang hukum yang bukan
merupakan dokumen-dokumen resmi, melainkan publikasi tentang hukum
meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, dan jurnal-jurnal hukum.
c. Bahan Hukum Tertier
Merupakan bahan hukum penunjang yang pada dasarnya mencangkup
bahan-bahan yang memberikan petunjuk terhadap bahan hukum primer dan bahan
hukum skunder, yang lebih dikenal dengan nama bahan acuan bidang hukum atau
bahan rujukan bidang hukum. Misalnya kamus hukum dan ensiklopedia hukum.8
d. Analisis Data
Setelah diperoleh data, baik primer maupun data sekunder, penulis
menganalisi data secara kualiatif, dengan cara mendeskripsikan atau
memggambarkan, kemudian membandingkan data yang penulis teliti. Tahapan
analisis penulis mulai dari data yang diperoleh dalam bentuk wawancara disajikan
dalam bentuk pembahasan dengan uraian kalimat dan pengumpulan data dari
bahan hukum primer. Data ini selanjutnya diolah dengan mengkaji secara logis
dan yuridis dengan target untuk mengetahui gambaran umum dengan spesipikasi
mengenai penelitian.
7 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Prenada Media, 2005, hlm.141 8 Soerjono Soekamto dan Sri Mamudjite, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Rajawali
Pers, 2011, hlm 33.
F. Sistematika Penulisan
Sesuai dengan buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Palembang, penulis skripsi ini secara keseluruhan terususun
4(empat) bab dengan sistematika sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi mengenai latar belakang, permasalahan, ruang
lingkup dan tujuan, defenisi konseptual, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
II. TINJUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka yang menyajikan mengenai pengertian Tindak
Pidana, Unsur-Unsur Tindak Pidana, Tindak Pidana Penipuan,
Pertimbangan Hukum Hakim dalam menjatuhkan putusan.
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan yang berisikan paparan tentang hasil penelitian secara
khusus menguraikan data menganalisa permasalahan yang diteliti
mengenai Akibat hukum terhadap status advokat yang melakukan
tindak pidana penipuan (studi kasus pidana 710/Pid.B/2019/PN Plg)
Dan Penyelesaian perkara Hukum terhadap Advokat yang melakukan
Tindak Pidana Penipuan (studi kasus pidana 710/Pid.B/2019/PN Plg)
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian
yang dilakukan.
10
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, Citra aditya Bhakti, Bandung: 2006
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana 2, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010,
Marpaung Leden, Asas, Teori dan Praktik Hukum Pidana, Bandung: Sinar Grafika, 2006,
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Prenada Media, 2005,
Sinaga V. Harlen dasar-dasar profesi Advokat, Jakarta : Erlangga, 2011,
Soerjono Soekamto dan Sri Mamudjite, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Rajawali
Pers, 2011,
Teguh Prasetyo, Hukum Pidana, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011,
Sinaga V. Harlen dasar-dasar profesi Advokat, Jakarta : Erlangga, 2011
Andi Hamzah, Delik-delik Tertentu (Speciale Delicten) di Dalam KUHP, Jakarta: Sinar
Grafika, 2010,
E.Y. Kanter, Sianturi, S.R. Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya,
Jakarta : Storia Grafika, 2012,
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana. Cet. 9 Jakarta: Rineka Cipta, 2015
Lamintang, P.A.F Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1996,
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, Bandung : PT Eresco,
1986,
R. Sughandi, KUHP dan Penjelasannya, Usaha Nasional Offset Printing, Surabaya,
1980,
B. Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana,
Undang-Undang No. 18 tahun 2003 tentang Advokat.
C. Sumber lainnya
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1990. Kamus
Besar Bahasa indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_18_03.htm
LN and Associates,“Penipuan dalam Hukum Pidana Indonesia”,Lnassociates,
Melalui http://www.lnassociates.com/articles-fraud-in-criminal-law-
indonesia.html
Top Related