Download - AGUSTINA RESI KAROMA - repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/8277/SKRIPSI... · Perdebatan tentang Teori Konsumsi ... Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan

Transcript

i

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI MAHASISWA INDEKOS DI KOTA MAKASSAR

AGUSTINA RESI KAROMA

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2013

ii

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

POLA KONSUMSI MAHASISWA INDEKOS DI KOTA

MAKASSAR

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

disusun dan diajukan oleh

AGUSTINA RESI KAROMA

A 111 09 312

Kepada

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

iii

iv

v

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : AGUSTINA RESI KAROMA

Nim : A11109312

Jurusan / program studi : ILMU EKONOMI / STRATA 1

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul:

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Mahasiswa

Indekos di Kota Makassar

adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam

naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang

lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak ada

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali

yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebut dalam sumber kutipan

dan daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ternyata terdapat di dalam naskah skripsi ini dapat

dibuktikan terdapat unsur-unsur jiblakan, saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan saya tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Makassar, 25 November 2013

Yang Membuat Pernyataan

AGUSTINA RESI KAROMA

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi

Mahasiswa Indekos di Kota Makassar” sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan studi pada jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas

Hasanuddin.

Selama dalam penelitian sampai pada penyusunan skripsi ini, penulis

selalu menemui kendala. Namun, kendala-kendala tersebut dapat terselesaikan

berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terimah kasih kepada:

1. Ayah dan Ibunda tercinta atas dukungannya baik dalam bentuk dana

(materi) maupun kasih sayang yang tulus, perhatian, pengorbanan

yang begitu besar dan doa yang tiada henti dipanjatkan untukku.

Suadaraku yang selalu memberi semangat dan suport.

2. Prof. Dr. Hj. Rahmatia, SE,. MA selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin dan sekaligus sebagai

pembimbing I dan Dr. H. Madris, DPS, M.Si selaku pembimbing II atas

arahan, bimbingan dan saran serta waktu yang telah diberikan kepada

penulis selama penyusunan Skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi yang

telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut

ilmu di Universitas Hasanuddin.

4. Segenap staf Administrasi Akademik dan staf Perpustakaan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassaar. Pak Hardi,

vii

Pak Parman, Pak Budi dan Pak Safar yang selalu membantu dalam

pengurusan administrasi, Makasi Banyak.

5. Teman-teman kuliah buat Fitri (Ibu Aji), Kia (Ibu PKK), Lisda (Ibu D.

Wanita) maksih atas bantuannya menyusun skripsi ku :), Yosi (Ibu

pendeta), Fany (Ibu Majelis), Nisa (Ibu negara) makasi buat waktunya

yang selalu menemaniku di kala suka dan duka. Saya juga ingin

kembali mengingatkan tanggal spesial qt yaa....“24 April 2016”...hoho.

:)D

Rifa ( kita slalu bersama2 menjlani seminar proposal dan ujian

bersama n curhat2an, kelu kesah pun kadang2 :)), Uly, Tika San,

Rahma, Ima, Muge, Tami, Yuyun, Deby, Rara, Tika M, Lidya, Novi,

Chaca, Ani, Daya, Eky, Devi (makasi sdah mengenalku hehe.), buat

cowok spartan Buat Komar yang tidak pernah menolak saat diminta

bantuannya.. Kanda zul, Uky, Mas In, Mail, Ancha, Fadel, Boge, Anas,

Fiki, Rusman, Yassir, Oni, Arzyad, Mahmed, Cakiz, Nasrun, Abduh,

Kris, Anto, Dewa, Irfan, Rian, Nur Akbar, Kingking, Ferdi, serta teman-

teman lain yang belum sempat penulis sebutkan satu-persatu, terima

kasih atas kebersamaan dan berbagi semangat.

6. Buat Kak Hatta, Kak Dira....Mkasi atas kebersmaan n bantuannya

selama ini, untuk menjalani seminar proposal dan ujian bersama. N yg

seallu setia mendngarkun keluh kesah + curhatan ku..

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu telah

memberikan bantuan, baik secra langsung maupun tidak langsung.

Walaupun penulis telah berusaha untuk menyusun skripsi ini dengan

sebaik-baiknya, namun mungkin masih banyak kesalahan. Oleh karena itu, kritik

dan saran sangat dibutuhkan demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga skripsi ini

viii

dapat bermanfaat bagi diri pribadi penulis, maupun kepada yang membacanya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkat dan rahmat-Nya

kepada kita semua, Amin..

SALAM,,....

Makassar, 25 November 2013

Penulis

ix

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI

MAHASISWA INDEKOS DI KOTA MAKASSAR

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING STUDENTS CONSUMPTION CITY

LODGER MAKASSAR

Agustina Resi Karoma

Rahmatia Madris

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi mahasiswa indekos di Kota Makassar. Data penelitian ini diperoleh dari kuisioner (primer) dan beberapa observasi serta wawancara langsung dengan pihak yang terkait yaitu kepada mahasiswa yang tinggal di rumah kos di wilayah Kota Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai R square adalah sebesar 0,827 yang berarti bahwa 82,7 % konsumsi mahasiswa indekos dipengaruhi secara bersama-sama oleh variabel yang dijelaskan dalam model. Secara parsial variabel uang saku (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi mahasiswa indekos di Kota Makassar, variabel IPK (X2) berpengaruh secara tidak signifikan terhadap konsumsi mahasiswa indekos di Kota Makassar, variabel beasiswa (D1) dan jurusan (D2) terdapat perbedaan yang signifikan berpengaruh terhadap konsumsi mahasiswa indekos di Kota Makassar. Sedangkan jenis kelamin (D3) tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap konsumsi mahasiswa indekos di Kota Makassar. Kata Kunci: Konsumsi, Uang Saku, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), Beasiswa, Jurusan, dan Jenis Kelamin. This study aims to analyze the factors that affect consumption boarder student in Makassar. The research data obtained from the questionnaire (primary) and some observations as well as interviews with the relevant parties to the students who live in boarding houses in the city of Makassar. The results showed that the value of R square is 0.827 which means that 82.7% of students lodger consumption influenced jointly by the variables described in the model. In partial allowance (X1) significantly influence consumption boarder student in Makassar, GPA variables (X2) had no significant effect on the consumption of a boarding student in Makassar, variable scholarships (D1) and majors (D2) there are significant differences effect on consumption of a boarding student in Makassar. While sex (D3) there is no significant difference in the consumption of a boarding student in Makassar. Keywords: Consumption, Pocket Money, Grade Point Average (GPA), Scholarship, Department, and Sex.

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i

HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... Iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN........................................................ v

PRAKATA...................................................................................................... vi

ABSTRAK...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI.................................................................................................. x

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvi

DAFTAR SINGKATAN / SIMBOL.................................................................. xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah................................................................................. 4

1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian.................................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis........................................................................................ 6

2.1.1. Perdebatan tentang Teori Konsumsi............................................... 6

2.1.2. Perdebatan tentang Teori Pendapatan............................................ 10

2.1.3. Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa................................................. 13

xi

2.2. Hubungan antar Variabel.......................................................................... 15

2.2.1. Hubungan antara Konsumsi dengan Uang Saku............................. 15

2.2.2. Hubungan antara Konsumsi dengan IPK......................................... 16

2.2.3. Hubungan antara Konsumsi dengan Beasiswa............................... 18

2.2.4. Hubungan antara Konsumsi dengan Jurusan.................................. 18

2.2.5. Hubungan antara Konsumsi dengan Jenis Kelamin........................ 19

2.3. Studi Empiris............................................................................................. 20

2.4. Kerangka Konseptual................................................................................ 23

2.5. Hipotesis....................................................................................................

23

BAB 3 METODE ANALISIS

3. 1. Lokasi Penelitian.................................................................................... 25

3. 2. Jenis Data.............................................................................................. 25

3. 3. Metode Pengumpulan Data.................................................................... 25

3. 4. Objek Penelitian..................................................................................... 26

3.4.1. Populasi........................................................................................ 26

3.4.2. Sampel.......................................................................................... 26

3.5. Metode Analisis...................................................................................... 27

3.6. Uji Statistik.............................................................................................. 28

3.7. Definisi Operasional............................................................................... 29

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................................... 31

4.1.1. Keadaan Geografis......................................................................... 31

4.1.2. Keadaan Penduduk dan Tingkat Pendidikan.................................. 32

xii

4.1.3. Pola Konsumsi Masyrakat Kota Makassar.................................... 34

4.2. Karasteristik Responden........................................................................... 35

4.2.1. Uang Saku....................................................................................... 35

4.2.2. IPK............................................................................................. 36

4.2.3. Beasiswa................................................................................... 36

4.2.4. Jurusan...................................................................................... 37

4.2.5. Jenis Kelamin................................................................................... 38

4.2.6. Konsumsi Mahasiswa Indekos......................................................... 38

4.3. Hubungan Antar Variabel.......................................................................... 39

4.3.1. Hub.antara Uang Saku dengan Konsumsi Mahasiswa Indekos di

Kota Makassar.................................................................................

39

4.3.2. Hub.antara IPK dengan Konsumsi Mahasiswa Indekos di Kota

Makassar..........................................................................................

41

4.3.3. Hub.antara Beasiswa dengan Konsumsi Mahasiswa Indekos di

Kota Makassar.................................................................................

42

4.3.4. Hub.antara Jurusan dengan Konsumsi Mahasiswa Indekos di

Kota Makassar.................................................................................

43

4.3.5. Hub.antara Jenis Kelamin dengan Konsumsi Mahasiswa Indekos

di Kota Makassar.............................................................................

44

4.4. Analisis Hub. Variabel Dependent (Y) dengan Variabel Independent....... 45

4.4.1. Uji Statistik....................................................................................... 46

4.4.1.1. Uji F........................................................................................... 46

4.4.1.2. Uji T........................................................................................... 47

4.4.2. Pengaruh masing-masing variabel terhadap konsumsi mahasiswa

indekos di Kota Makassar................................................................

49

xiii

4.4.2.1. Pengaruh Uang Saku terhadap konsumsi mahasiswa indekos

di Kota Makassar.......................................................................

49

4.4.2.2. Pengaruh IPK terhadap konsumsi mahasiswa indekos di Kota

Makassar...................................................................................

50

4.4.2.3. Pengaruh Beasiswa terhadap konsumsi mahasiswa indekos

di Kota Makassar.......................................................................

51

4.4.2.4. Pengaruh Jurusan terhadap konsumsi mahasiswa indekos di

Kota Makassar..........................................................................

52

4.4.2.5. Pengaruh Jenis Kelamin terhadap konsumsi mahasiswa

indekos di Kota Makassar.........................................................

53

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan................................................................................................ 54

5.2. Saran......................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................

56

59

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Jumlah sampel....................................................................................... 27

4.1. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Kota Makassar

Tahun 2010............................................................................................

32

4.2. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Makassar Yang

Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2010-2011.......................................

33

4.3. Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga Sebulan Menurut Jenis

Pengeluaran di Kota Makassar..............................................................

34

4.4. Distribusi Responden Berdasarakan Uang Saku Mahasiswa Indekos

di Kota Makassar....................................................................................

35

4.5. Distribusi Responden Berdasarakan IPK Mahasiswa Indekos di Kota

Makassar................................................................................................

36

4.6. Distribusi Responden Berdasarakan Beasiswa Mahasiswa Indekos di

Kota Makassar........................................................................................

37

4.7. Distribusi Responden Berdasarakan Jurusan Mahasiswa Indekos di

Kota Makassar........................................................................................

37

4.8. Distribusi Responden Berdasarakan Jenis Kelamin Mahasiswa

Indekos di Kota Makassar......................................................................

38

4.9. Distribusi Responden Berdasarakan Konsumsi Mahasiswa Indekos di

Kota Makassar........................................................................................

39

4.10. Distribusi Responden Menurut Uang Saku Terhadap Jumlah

Konsumsi Mahasiswa Indekos di Kota Makassar..................................

40

4.11. Distribusi Responden Menurut IPK Terhadap Jumlah Konsumsi

Mahasiswa Indekos di Kota Makassar...................................................

41

4.12. Distribusi Responden Menurut Beasiswa Terhadap Jumlah Konsumsi

Mahasiswa Indekos di Kota Makassar...................................................

42

4.13. Distribusi Responden Menurut Jurusan Terhadap Jumlah Konsumsi

Mahasiswa Indekos di Kota Makassar...................................................

43

4.14. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Terhadap Jumlah

Konsumsi Mahasiswa Indekos di Kota Makassar..................................

44

4.15. Rekapitulasi Data Hasil Regresi Linear Berganda................................. 45

4.16. Uji F hitung................................................................................................. 46

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Kerangka Konseptual.................................................................... 23

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Rekap Data Responden.............................................................. 60

2. Rekap Data Logaritma Natural............................................................. 63

3. Hasil Olah Data Regresi....................................................................... 66

4. Surat Penelitian................................................................................... 70

5. Lembar Kuisoner................................................................................. 71

6. Biodata Penulis.................................................................................... 73

xvii

DAFTAR SINGKATAN / SIMBOL

A. Singkatan

Df Distribusi Frekuensi

Ln Logaritma Ntural

Stat. Statistik

B. Simbol

β 0 Konstanta

β 1 β2 β3 β4 β5 Parameter

E Eksponensial

D1 Beasiswa

D2 Jurusan

D3 Jenis Kelamin

N Jumlah Responden

K Jumlah Variabel

Μ Standar Error

X1 Uang Saku

X2 IPK

Y Konsumsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa adalah peserta didik yang telah terdaftar di sebuah Perguruan

Tinggi/Universitas dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Perguruan

Tinggi yang bersangkutan. Mahasiswa sama halnya dengan masyarakat atau

rumah tangga, juga melakukan aktivitas ekonomi sehari-hari termasuk konsumsi.

Konsumsi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh semua umat manusia,

yang dapat dipengaruhi oleh faktor pendapatan, lingkungan dan kebutuhan. Pola

konsumsi suatu masyarakat atau individu termasuk pula mahasiswa berbeda-

beda satu sama lain. Mahasiswa di suatu fakultas pola konsumsinya berbeda

dan tidak dapat ditebak dengan pola konsumsi seorang mahasiswa dari fakultas

lain. Untuk keperluan kuliah mahasiswa seperti pembelian buku-buku dan alat-

alat praktek besarnya tidak sama tergantung dari fakultas masing-masing

mahasiswa. Contohnya, mahasiswa yang kuliah di Fakultas Teknik akan lebih

banyak mengeluarkan biaya untuk pembelian alat-alat praktek, seperti meja

gambar dan pena gambar, dibandingkan dengan mahasiswa yang kuliah di

Fakultas Ekonomi. Contoh lain adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran yang

mengeluarkan biaya lebih besar untuk membeli buku dibandingkan dengan

mereka yang kuliah di Fakultas Pertanian dan fakultas-fakultas lainnya (Syahrina,

2008).

Lain lagi halnya bila mahasiswa tersebut harus tinggal terpisah dari

orangtua (perantau), mereka harus memilih untuk tinggal di kos. Dengan

demikian, pola konsumsi mereka jelas berbeda dengan pola konsumsi

mahasiswa yang tinggal dengan orangtuanya. Hal ini disebabkan mahasiswa

2

yang tinggal di kos harus mengeluarkan biaya-biaya rutin seperti biaya untuk

makan (pangan) sehari-hari, biaya listrik, transportasi, air, uang sewa kos, dan

perlengkapan sehari-hari lainnya. Sedangkan mahasiswa yang tinggal dengan

keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya-biaya tersebut karena telah di tanggung

oleh keluarga mereka. Hal inilah yang memicu peneliti untuk meneliti pola

konsumsi mahasiswa yang tinggal di kos. Keynes berpendapat faktor utama

yang menentukan konsumsi adalah pendapatan. Pada tingkat pendapatan yang

sangat rendah, konsumsi akan melebihi pendapatan dan konsumsi yang melebihi

pendapatan tersebut akan dibiayai dari tabungannya pada masa yang lalu

(Sukirno, 2007).

Konsumsi rutin mahasiswa kos seperti biaya makan, listrik, trasportasi, air,

pulsa serta kebutuhan rumah tangga lainnya seperti sabun, odol, shampo, bedak

dan lain sebagainya. Sedangkan konsumsi yang tidak rutin adalah setiap

tambahan pengeluaran yang tidak terduga. Konsumsi mahasiswa diluar dari

konsumsi makanan biasanya hanya berpusat pada bidang perkuliahan, seperti

fotocopy, biaya internet, print tugas, dan lain sebagainya. Jika dikelompokkan

maka konsumsi non makanan mahasiswa bergerak dalam empat hal yaitu

transportasi, komunikasi meliputi biaya pulsa, internet, dan lain sebagainya;

entertainment meliputi pembelanjaan untuk membeli pakaian, handphone, laptop,

aksesoris dan lain sebagainya. Dari sermua kebutuhan tersebut memiliki fungsi

dan tujuan masing-masing, akan tetapi meningkatnya daya hasil atau fungsi

suatu barang atau jasa tersebut selalu diikuti atau dibarengi bahkan tidak jarang

didahului oleh timbulnya kebutuhan – kebutuhan baru (Soediyono, 1999).

Mahasiswa indekos sama saja halnya dengan mahasiswa pada umumnya,

tergolong bukan angkatan kerja karena mahasiswa termasuk pelajar yang tidak

mencari kerja (pengangguran) ataupun sedang bekerja melainkan mereka

3

bersekolah dan penerima pendapatan, sehingga mahasiswa tidak memiliki

pendapatan permanen sendiri. Pendapatan mahasiswa indekos bisa berasal dari

uang saku dari orang tua, dan beasiswa (jika penerima beasiswa). Yang

dimaksud dengan uang saku dari orangtua adalah uang saku yang diterima

setiap bulan atau setiap minggu, dari uang saku inilah yang selanjutnya

mahasiswa gunakan dalam memenuhi kebutuhan mereka untuk selanjutnya

mereka alokasikan kepos-pos pengeluaran konsumsi mereka baik itu konsumsi

rutin maupun tidak rutin. Secara umum konsumsi rutin yang dimaksud di sini

adalah segala pengeluaran untuk pembelian barang-barang dan jasa-jasa yang

terus-menerus dikeluarkan. Namun mahasiswa yang tinggal kos terkadang juga

tidak dapat terkontrol dalam mengkonsumsi karena berbagai faktor, misalnya

adanya perasaan bangga karena dapat memiliki barang yang orang lain belum

tentu memilikinya, serta adanya waktu luang dan tempat belanja yang dirasa

nyaman oleh subjek yang menyebabkan subjek berperilaku konsumtif serta

adanya asupan dari teman-teman. Konsumen akan mencapai tingkat kepuasan

total yang maksimal pada tingkat konsumsi atau pembelian dimana pengorbanan

untuk pembelian unit terakhir, yang tidak lain adalah harga unit terakhir tersebut

adalah sama dengan kepuasan tambahan yang didapatkan dari unit terakhir

tersebut (Boediono, 1980).

Besarnya jumlah uang saku pada masing-masing mahasiswa indekos tidak

sama, tetapi lingkungan tempat dimana dia tinggal seringkali mempengaruhi pola

konsumsi yang dia lakukan. Oleh karena itu mahasiswa indekos harus dapat

memilih pola konsumsi yang diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari di

tempat kos, sesuai dengan kebutuhan dan persediaan dana yang ada. Jumlah

uang saku yang diterima oleh mahasiswa indekos juga akan berpengaruh

terhadap konsumsi yang dilakukannya. Mahasiswa yang menerima uang saku

4

dalam jumlah yang lebih besar akan mempunyai kecenderungan melakukan

konsumsi lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa yang menerima uang

saku lebih sedikit. Konsumsi adalah pengeluaran untuk pembelian barang-

barang dan jasa guna mendapatkan kepuasan ataupun memenuhi kebutuhannya

(Samuelson dan William, 1996).

Seperti halnya rumah tangga ataupun keluarga, dalam penentuan tingkat

kesejahtraan mahasiswa dapat ditinjau dari proporsi konsumsinya. Semakin

tinggi proporsi konsumsinya maka mahasiswa tersebut akan semakin sejahtera.

Ketika uang saku meningkat dan sebagian uang saku tersebut digunakan untuk

mengkonsumsi non makanan, maka tingkat kesejahteraan mahasiswa dapat

dikatakan membaik. Sebagian besar mahasiswa mengandalkan uang saku yang

di dapatkannya untuk digunakan dalam berkonsumsi dalam periode waktu

tertentu. Sehingga uang saku dan pengeluaran konsumsinya berbanding lurus

(Syahrina,2008).

Berdasarkan uraian tersebut di atas untuk mengetahui bagaimana pola

konsumsi mahasiswa indekos maka penulis memilih dan tertarik untuk

mengangkat masalah mengenai: “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Konsumsi Mahasiswa Indekos Di Kota Makassar”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah uang saku dan IPK dapat mempengaruhi pola konsumsi

mahasiswa indekos di Kota Makassar ?

2. Apakah ada perbedaan signifikan antara mahasiswa yang menerima

beasiswa dengan yang tidak menerima beasiswa, antara jurusan

5

eksakta dengan jurusan non eksakta terhadap pola konsumsi

mahasiswa indekos di Kota Makassar ?

3. Apakah ada perbedaan signifikan antara mahasiswa jenis kelamin laki-

laki dan perempuan terhadap pola konsumsi mahasiswa indekos di

Kota Makassar ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh uang saku dan IPK

terhadap pola konsumsi mahasiswa indekos di Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan antara mahasiswa yang

menerima beasiswa dengan yang tidak menerima beasiswa, antara

jurusan eksakta dengan jurusan non eksakta berpengaru terhadap

konsumsi mahasiswa indekos di Kota Makassar.

3. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan antara mahasiswa jenis

kelamin laki-laki dan perempuan berpengaruh terhadap konsumsi

mahasiswa indekos di Kota Makassar.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan penulis di

bidang penelitian ilmiah, sebagai masukan bagi semua pihak mengenai faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi mahasiswa, khususnya pada

mahasiswa indekos di kota Makassar serta diharapkan kelak akan dijadikan

sebagai referensi atau literatur bagi peneliti berikutnya dalam masalah yang

berkaitan dengan penulisan ini.

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoriiitis

2.1.1. Perdebatan Tentang Teori Konsumsi

Konsumsi adalah barang atau jasa yang dibeli oleh rumah tangga

konsumsi terdiri dari barang tidak tahan lama (Non Durable Goods) adalah

barang yang habis dipakai dalam waktu pendek, seperti makanan dan pakaian.

Kedua adalah barang tahan lama (Durable Goods) adalah barang yang dimiliki

usia panjang seperti mobil, televisi, alat –alat elektronik, Ketiga, jasa (Services)

meliputi pekrjaan yang dilakukan untuk konsumen oleh individu dan perusahaan

seperti potong rambut dan berobat kedaokter (Mankiw, 2000)

Teori konsumsi juga dikemukakan oleh Keynes ditunjukkan dalam bukunya

“The General Theory of Employment, Money and Interest”. Keynes membuat

fungsi konsumsi sebagai pusat teori fluktuasi ekonominya dan teori ini telah

memainkan peran penting dalam analisa makro sampai saat ini. Keynes

menyatakan bahwa: “pengeluaran konsumsi yang dikeluarkan oleh seluruh

rumah tangga dalam perekonomian tergantung kepada pendapatan yang

diterima oleh mereka. Makin besar pendapatan yang mereka terima maka makin

besar pula konsumsi adalah dimana sebagian saja dari pendapatan yang mereka

terima akan digunakan untuk pengeluaran konsumsi” (Sukirno, 2000).

Konsumsi terbagi dua yakni konsumsi rutin dan konsumsi sementara.

Konsumsi rutin adalah pengeluaran untuk pembelian barang-barang dan jasa

yang secara terus menerus di keluarkan selama beberapa tahun. Konsumsi

sementara adalah setiap tambahan yang tidak terduga terhadap konsumsi rutin.

“Konsumsi adalah bagian dari pendapatan yang dibelanjakan untuk pembelian

7

barang-barang dan jasa-jasa guna mendapatkan kepuasan dan memenuhi

kebutuhan” (Deliarnov 1995 dalam Astriana, 2008).

Konsumsi adalah pengeluaran untuk pembelian barang-barang dan jasa

akhir guna mendapatkan kepuasan ataupun memenuhi kebutuhannya. Konsumsi

dalam istilah sehari hari sering diartikan sebagai pemenuhan akan makanan dan

minuman. Konsumsi mempunyai pengertian yang lebih luas lagi yaitu barang dan

jasa akhir yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang dan

jasa akhir yang dimaksud adalah barang dan jasa yang sudah siap dikonsumsi

oleh konsumen. Barang konsumsi ini terdiri dari barang konsumsi sekali habis

dan barang konsumsi yang dapat dipergunakan lebih dari satu kali. Badan Pusat

Statistik menyatakan pengeluaran rumah tangga dibedakan atas pengeluaran

konsumsi makanan dan pengeluaran konsumsi non makanan (Samuelson &

Nordhaus 1996)

Penelitian Engel melahirkan empat butir kesimpulan, yang kemudian

dikenal dengan hukum Engel. Keempat butir kesimpulanya yang dirumuskan

adalah (1) Jika Pendapatan meningkat, maka persentasi pengeluaran untuk

konsumsi pangan semakin kecil. (2) Persentase pengeluaran untuk konsumsi

pakaian relatif tetap dan tidak tergantung pada tingkat pendapatan. (3)

Persentase pengeluaran konsumsi untuk pengeluaran rumah relatif tetap dan

tidak tergantung pada tingkat pendapatan. (4) Jika pendapatan meningkat, maka

persentase pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan, rekreasi, barang mewah,

dan tabungan semakin meningkat.

Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas sementara sumber daya yang

tersedia sangat terbatas, hal ini mengakibatkan manusia dalam memenuhi setiap

kebutuhannya akan berusaha memilih alternatif yang paling menguntukan

dirinya. Lebih lanjut ia katakan bahwa timbulnya perilaku konsumen karena

8

adanya keinginan meperoleh kepuasan yang maksimal dengan berusaha

mengkonsumsi barang dan jasa sebanyak-banyaknya, tetapi mempunyai

keterbatasan pendapatan (Joesron dan Fathorrozy 2003).

Perilaku Konsumen didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan

dan aktifitas masing-masing individu yang dilakukan dalam rangka evaluasi,

mendapatkan, penggunaan, atau mengatur barang-barang dan jasa (Nugroho,

2002).

Fungsi konsumsi adalah menunjukan hubungan antara pendapatan

nasional dengan pengeluaran konsumsi yang keduanya dinyatakan dengan

menggunakan tingkat harga konstan. Jadi bukannya hubungan antara

pendapatan nominal dengan pengeluaran konsumsi nominal (Reksoprayitmo,

1997).

Konsumsi adalah seluruh tipe aktifitas sosial yang orang lakukan sehingga

dapat di pakai untuk mencirikan dan mengenal mereka, selain (sebagai

tambahan) apa yang mungkin mereka lakukan untuk hidup. Chaney

menambahkan, gagasan bahwa konsumsi telah menjadi (atau sedang menjadi)

fokus utama kehidupan sosial dan nilai-nilai kultural mendasari gagasan lebih

umum dari budaya konsumen (Chaney, 2003).

Definisi konsumsi menurut cara pandang durkemian adalah sebuah

perilaku aktif dan kolektif, ia merupakan sebuah paksaan, sebuah moral,

konsumsi adalah sebuah institusi. Ia adalah keseluruhan nilai yaitu berimplikasi

sebagai fungsiinegrasi kelompok dan integrasi kontrol sosial.Konsumsi

merupakan sistem yang menjalankan urutan tanda-tanda dan penyatuan

kelompok. Jadi konsumsi itu sekaligus sebagai moral (sebuah sistemideologi)

dan sistem komunikasi, struktur pertukaran. Dengan konsumsi sebagai moral,

maka akan menjadi fungsi sosial yang memiliki organisasi yang terstruktur yang

9

kemudian memaksa mereka mengikuti paksaan sosial yang tak disadari.

Konsumsi yang berlebihan dan tidak bergunalah yang memungkinkan orang dan

masyarakat merasa bahwa ada, bahwa mereka sepenuhnya hidup (Kusuma,

2004).

Hal senada juga dikatakan oleh Tumenggung dimana pada saat ini telah

terbentuk masyarakat konsumen, yaitu masyarakat di mana orang-orang

berusaha mengafirmasi, meneguhkan identitas dan perbedaannya, serta

mengalami kenikmatan melalui tindakan membeli dan mengkonsumsi sistem

tanda bersama (Sutrino dan Putranto, 2005).

Budaya konsumen menurut Featherstone yaitu hubungan penggunaan

benda-benda dan cara-cara melukiskan status.Dengan melakukan kosumsi,

setiap orang akan membentuk gaya hidupnya. Gaya hidup adalah pola-pola

tindakan untuk membedakan antara satu orang dengan orang lain atau gaya

hidup adalah seperangkat praktik dan sikap yang masuk akal dalam konteks

tertentu. Gaya juga diartikan sebagai cara-cara terpola dalam menginfestasikan

aspek-aspek tertentu kehidupan sehari-hari dengan nilai sosial atau simbolik; tapi

ini juga berarti gaya hidup adalah bermain dengan identitas. Masih dengan

Chaney, gaya hidup juga dipandang sebagai proyek kreatif dan hal tersebut

merupakan bentuk-bentuk pendeklarasian yang memuat penilaian-penilaian

aktor dalam menggambarkan lingkungannya (Chaney, 2003).

Faktor-faktor pokok yang mempengaruhi dan menentukan jumlah

pengeluaran untuk konsumsi adalah pendapatan disposibel sebagai faktor

utama, pendapatan permanen dan pendapatan menurut daur hidup, kekayaan

dan faktor permanen lainnya seperti faktor sosial dan harapan tentang kondisi

ekonomi dimasa yang akan dating (Samuelson, 1996).

10

2.1.2. Perdebatan Tentang Teori Pendapatan

Sukirno mengatakan bahwa pendapatan pada dasarnya merupakan balas

jasa yang diterima pemilik faktor produksi atas pengorbannya dalam proses

produksi. Masing-masing factor produksi seperti: tanah akan memperoleh balas

jasa dalam bentuk sewa tanah, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa berupa

upah / gaji, modal akan memperoleh balas jasa dalam bentuk bunga modal, serta

keahlian termasuk para enterprenuer akan memperoleh balas jasa dalam bentuk

laba (Antari, 2008).

Dilihat dari pemanfaatan tenaga kerja, pendapatan yang berasal dari balas

jasa berupa upah atau gaji disebut pendapatan tenaga kerja (Labour Income),

sedangkan pendapatan dari selain tenaga kerja disebut dengan pendapatan

bukan tenaga kerja (Non Labour Income). Dalam kenyataannya membedakan

antara pendapatan tenaga kerja dan pendapatan bukan tenaga kerja tidaklah

selalu mudah dilakukan. Ini disebabkan karena nilai output tertentu umumnya

terjadi atas kerjasama dengan faktor produksi lain. Oleh kerananya dalam

perhitungan pendapatan migran dipergunakan beberapa pendekatan tergantung

pada lapangan pekerjaannya. Untuk yang bekerja dan menerima balas jasa

berupa upah atau gaji dipergunakan pendekatan pendapatan (income approach),

bagi yang bekerja sebagai pedagang, pendapatannya dihitung dengan melihat

keuntungan yang diperolehnya. Untuk yang bekerja sebagai petani,

pendapatannya dihitung dengan pendekatan produksi (Production Approach).

Dengan demikian berdasarkan pendekatan di atas dalam pendapatan pekerja

migran telah terkandung balas jasa untuk skill yang dimilikinya Menurut

(Sunuharyo 1982).

Dalam pengertian umum pendapatan adalah hasil pencaharian usaha,

yakni hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sector

11

produksi. Sedangkan menurut Winardi pendapatan adalah hasil berupa uang

atau materi lainnya yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor

produksi. Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh

suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu (Budiono 1992).

Adapun menurut Lipsey pendapatan terbagi dua macam, yaitu pendapatan

perorangan dan pendapatan disposable. Pendapatan perorangan adalah

pendapatan yang dihasilkan oleh atau dibayarkan kepada perorangan sebelum

dikurangi dengan pajak penghasilan perorangan. Sebagian dari pendapatan

perorangan dibayarkan untuk pajak, sebagian ditabung oleh rumah tangga ; yaitu

pendapatan perorangan dikurangi dengan pajak penghasilan. Pendapatan

disposible merupakan jumlah pendapatan saat ini yang dapat di belanjakan atau

ditabung oleh rumah tangga, yaitu pendapatan perorangan dikurangi dengan

pajak penghasilan. Selanjutnya, pendapatan juga dapat di definisikan sebagai

jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama

jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), pendapatan terdiri dari upah, atau

penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan

deviden, serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti

tujangan sosial atau asuransi pengangguran (Samuelson dan Nordhaus, 1996).

Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang

kontan maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income dari seorang

warga masyarakat adalah hasil “penjualan”nya dari faktor-faktor produksi yang

dimilikinya pada sektor produksi. Dan sektor produksi ini”membeli” faktor-faktor

produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga

yang berlaku dipasar faktor produksi. Harga faktor produksi dipasar faktor

produksi ( seperti halnya juga untuk barang-barang dipasar barang ) ditentukan

12

oleh tarik menarik, antara penawaran dan permintaan. Pendapatan (income)

adalah total penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau suatu rumah

tangga selama periode tertentu. Masyarakat berusaha untuk memperoleh

pendapatan untuk memenuhi kelangsungan hidupnya. Pendapatan yang

berwujud uang akan dimanfaatkan sebagai alat pembayaran dalam memenuhi

kebutuhan maupun keinginan manusia. Pendapatan adalah hasil berupa uang

atau materi lainnya yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor

produksi (Laodesyamri, 2010).

Sumber pendapatan setiap individu berbeda-beda sesuai dengan aktivitas

atau pekerjaan yang mereka lakoni. Individu akan menerima hasil dari usaha

atau pekerjaannya yang dapat dimanfaatkan nantinya guna memenuhi

kebutuhan hidup. Tingkat pendapatan individu diartikan sebagai patokan dalam

pendapatan nasional suatu negara. Berkaitan dengan pendapatan yang diterima

tentu akan mempengaruhi perilaku konsumsi. Perilaku konsumsi dengan

menggunakan hipotesis pendapatan permanen. Dalam hipotesisnya, pendapatan

masyarakat dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan permanen dan

pendapatan sementara. Pendapatan permanen adalah pendapatan yang

diharapkan orang untuk terus bertahan dimasa depan. Pendapatan sementara

(pendapatan transitoris) adalah bagian pendapatan yang tidak diharapkan terus

bertahan. Nilai pendapatan ini kadang positif dan kadang negatif. Friedman juga

membagi pengeluaran konsumsi menjadi dua, yaitu pengeluaran konsumsi

permanent, konsumsi yang direncanakan. Pengeluaran konsumsi lainnya adalah

pengeluaran konsumsi sementara yang terdiri dari pengeluaran konsumsi yang

bernilai positif dan pengeluaran konsumsi yanng bernilai negatif. Pembelian yang

dilakukan oleh seseorang yang karena toko-toko melibatkan obral

mengakibatkan nilai pengeluaran konsumsi sementara positif, sedangkan

13

pembelian tertunda karena barang yang akan dibeli tidak tersedia mengakibatkan

pengeluaran konsumsi sementara negatif. Menurut teori ini, hubungan antara

pengeluaran konsumsi dan pendapatan bukanlah hubungan antara pengeluaran

konsumsi permanen dan pendapatan permanent (Friedman, 1957).

Pendapatan yang terukur (measured income) seseorang merupakan

penjumlahan dari pendapatan permanent dan pendapatan sementara. Hubungan

antara pendapatan permanent dan pendapatan sementara dijelaskan oleh

Friedman dengan mengasumsikan bahwa tidak ada korelasi antara pendapatan

permanent dan pendapatan sementara. Pendapatan sementara semata-mata

hanya kebetulan saja (pure change). Pendapatn sementara juga tidak

mempengaruhi perubahan konsumsi. Artinya, jika seseorang menerima

pendapatan sementara yang nilainya positif, maka semuanya akan ditabung.

Namun, jika seseorang memperoleh penghasilan sementara yang nilainya

negatif, maka ia akan mengurangi tabungan dan tidak mempengaruhi

pengeluaran konsumsinya (Suparmoko, 1993).

2.1.3. Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa

Konsumsi dalam istilah sehari hari sering diartikan sebagai pemenuhan

akan makanan dan minuman. Konsumsi mempunyai pengertian yang lebih luas

lagi yaitu barang dan jasa akhir yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

manusia. Barang dan jasa akhir yang dimaksud adalah barang dan jasa yang

sudah siap dikonsumsi oleh konsumen. Barang konsumsi ini terdiri dari barang

konsumsi sekali habis dan barang konsumsi yang dapat dipergunakan lebih dari

satu kali (Nopirin,1997).

Pengeluaran konsumsi masyarakat dapat dijadikan salah satu perbedaan

antara masyarakat yang sudah mapan dan yang belum mapan, atau antara

14

negara maju dan negara berkembang. Pengeluaran konsumsi masyarakat yang

belum mapan biasanya didominasi oleh konsumsi kebutuhan pokok atau

kebutuhan primer (kebutuhan makanan), sedangkan pola konsumsi masyarakat

yang sudah mapan cenderung lebih banyak teralokasi kedalam kebutuhan

sekunder atau bahkan tersier (kebutuhan non makanan). Pengeluaran konsumsi

rumah tangga adalah nilai belanja yang dilakukan oleh rumah tangga untuk

membeli berbagai jenis kebutuhanya dalam satu tahun tertentu. Pendapatan

yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk membeli makanan,

membiayai jasa angkutan, membayar pendidikan anak, membayar sewa rumah

dan membeli kendaraan. Barang-barang tersebut dibeli rumah tangga untuk

memenuhi kebutuhanya, dan pembelanjaan tersebut dinamakan konsumsi.

Rumah tangga memutuskan berapa banyak dari pendapatan yang akan

dibelanjakan untuk konsumsi dan mereka menabung sisanya. Jadi rumah tangga

harus membuat keputusan tunggal bagaimana membagi sisa pendapatan antara

konsumsi dan tabungan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan

komponen terbesar dari keseluruhan pengeluaran aktual (Sukirno,1994:38).

Seperti halnya rumah tangga mahasiswa juga melakukan konsumsi.

Pengeluaran konsumsi mahasiswa merupakan nilai belanja yang dilakukan

mahasiswa untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya. Secara garis besar

kebutuhan mahasiswa dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu

kebutuhan makanan dan non makanan. Dengan demikian pada tingkat

pendapatan tertentu, mahasiswa akan mengalokasikan pendapatannya untuk

memenuhi kedua kebutuhan tersebut. Konsumsi makanan adalah pengeluaran

yang dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan, yaitu makanan

pokok, protein hewani, sayur-sayuran, buah-buahan, jajanan, dan kelompok

kebutuhan lain-lain (teh,kopi, gula, minyak goreng,bumbu-bumbu dapur dan lain-

15

lain) yang diukur dalam kalori. Sedangkan konsumsi non makanan adalah

pengeluaran yang dikeluarkan untuk kebutuhan di luar bahan makanan yaitu

berupa transportasi, komunikasi (pulsa dan biaya akses internet), entertainment

(seperti pembelian baju, aksesoris, dan lain sebagainya), dan perlengkapan

perkuliahan (seperti pembelian buku, fotocopy untuk tugas dan materi kuliah,

biaya untuk menjilid tugas dan print tugas, perlengkapan alat tulis seperti pulpen,

kertas, stabilo dan lain sebagainya). Badan Pusat Statistik (2006) menyatakan

pengeluaran rumah tangga dibedakan atas pengeluaran konsumsi makanan dan

pengeluaran konsumsi non makanan (Antari. 2008).

Pengeluaran konsumsi mahasiswa tersebut pasti tergantung kepada

jumlah uang saku nilai IPK, ada tidaknya beasiswa yang diterimahnya,

perbedaan jurusan dan jenis kelamin.

2.2. Hubungan Antar Variabel

2.2.1. Hubungan Antara Konsumsi dengan Uang Saku

Variabel pertama yang mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa adalah

uang saku. Uang saku merupakan uang yang diberikan oleh orang tua dengan

perencanaan uang tersebut dapat digunakan untuk membeli jajanan di kantin,

membayar ongkos angkutan umum, menabung di bank, dan sebagainya

(Wikipedia, 2009).

Uang saku merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pengeluaran

konsumsi mahasiswa, dengan rata-rata pendapatan uang saku yang berbeda-

beda dari setiap mahasiswa yang diterimanya setiap hari, setiap minggu, atau

setiap bulannya. Sebagian besar mahasiswa mengandalkan uang saku yang di

dapatkannya untuk digunakan dalam berkonsumsi dalam periode waktu tertentu.

16

Sehingga uang saku dan pengeluaran konsumsinya berbanding lurus

(Syahrina,2008).

2.2.2. Hubungan Antara Konsumsi dengan IPK

Dari pengertian IPK adalah pengukuran standar dari berbagai tingkat

pemahaman dalam area subjek atau kelas yang dapat diberikan dalam huruf

(misalnya, A, B, C, D, atau E), sebagai rentang (misalnya 1,0-4,0), sebagai

descriptor (sangat baik, besar, memuaskan, perlu perbaikan), dalam persentase,

atau, seperti yang umum di beberapa institusi pasca sekolah menengah di

beberapa negara, sebagai Grade Point Average (GPA). IPK singkatan dari

Indeks Prestasi Kumulatif merupakan ukuran kemampuan mahasiswa sampai

pada periode tertentu yang dihitung berdasarkan jumlah SKS (Satuan Kredit

Semester) tiap mata kuliah yang telah ditempuh. Ukuran nilai tersebut akan

dikalikan dengan nilai bobot tiap mata kuliah kemudian dibagi dengan jumlah

SKS mata kuliah yang telah ditempuh dalam periode tersebut. IPK dapat

diperoleh dengan adanya kerjasama antara dosen dan mahasiswa. Dosen akan

memberikan nilai kepada mahasiswa sebelum kuliah dimulai pada awal

semester. Biasanya para dosen menetapkan atuaran selama kuliah berlangsung

yang akan disepakati keduanya pada semester tersebut. Aturan itu bisa terdiri

dari : (1) Attendance, yakni kehadiran mahasiswa tiap jam pekuliahan ini tidak

hanya kehadiran yang dinilai oleh dosennya tetapi juga adanya keaktifan

mahasiwa selama jam perkuliahan berlangsung (2) Tugas, dimana dosen akan

memberi tugas kepada mahasiswa. Tugas bisa dikerjakan tiap individu atau

kelompok tergantung dosen pengamnpu. (3) Nilai UTS (Ujian Tengah

Semester), yakni ujian yang dilaksanakan tiap tengah semester. Beberapa

dosen ada yang memberikan soal UTS tapi ada juga yang tidak (4) Nilai UAS

17

(Ujian Akhir Semester) merupakan nilai yang akan diperoleh mahasiwa pada

akhir semester dengan mengikuti ujian yang dilaksanakan oleh masing – masing

dosen.

IPK tinggi dapat diperoleh mahasiswa jika tiap aturan dan nilai telah

dicapai dengan hasil yang memuasakan (maksimal). IPK ini dibagi dengan 3

tahap predikat kelulusan yakni : (1) 3,51 – 4,00 = predikatnya: lulus dengan

pujian, (2) 2,76 – 3,50 = predikatnya : sangat memuaskan, (3) 2,00 – 2,75 =

predikatnya : memuaskan

Wahyuningtyas A (2000).yang mengangkat judul “Pola Konsumsi

Mahasiswa Kos di Kotamadya Surakarta”. Dalam penelitiannya menggunakan

variabel non-ekonomi seperti jenis kelamin, status perguruan tinggi dan

fakultasnya, serta IPK mahasiswa yang bersangkutan. Kesimpulan dari

penelitian itu bahwa jenis kelamin, status perguruan tinggi dan fakultasnya

mempengaruhi jumlah konsumsi para mahasiswa kos di kotamadya Surakarta.

Sedangkan IPK mahasiswa yang kos di kotamadya Surakarta memiliki

hubungan negatif dengan jumlah konsumsi mahasiswa tersebut.

Hubungan antara IPK dan konsumsi dapat dilihat dari besar konsumsi non

makanannya. Biasanya mahasiswa yang memiliki IPK rendah cenderung banyak

mengalokasikan uang sakunya untuk konsumsi non makanan. Hal ini berarti

setiap mahasiswa yang IPK-nya rendah lebih sering keluar untuk bersenang-

senang daripada tinggal di rumah untuk belajar dan mengerjakan tugas,

sehingga konsumsi non makanan mereka seperti hal-hal yang berhubungan

dengan entertainment pun menjadi besar dan begitupun sebaliknya mahasiswa

yang memiliki IPK tinggi cenderung lebih sedikit melakukan konsumsi non

makanan meliputi entertainment. Dengan demikian IPK mempengaruhi tingkat

konsumsi mahasiswa.

18

2.2.3. Hubungan Antara Konsumsi dengan Beasiswa

Selanjutnya hal lain yang dapat mempengaruhi seorang mahasiswa dalam

berkonsumsi selain uang saku dari orang tua adalah beasiswa. Sebagian besar

mahasiswa pernah dan telah mendapatkan beasiswa, baik yang berasal dari

kebijakan pihak universitas maupun dari pihak luar universitas yang

berpartisipasi dalam pemberian beasiswa dengan berbagai persyaratan yang

telah ditentukan. Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang

diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk digunakan demi

keberlangsungan pendidikan yang ditempuh (Wikipedia 2009).

Beasiswa inilah yang dapat menjadi sumber lain dari pendapatan

mahasiswa, selain dari uang saku dari orangtua yang dijadikan mahasiswa untuk

melakukan konsumsi. Beasiswa tersebut dapat digunakan sebagai tambahan

dalam berkonsumsi sehari-hari karena beasiswa bisa diartikan menambah

kemampuan ekonomis bagi penerimanya, berarti beasiswa merupakan

penghasilan atau pendapatan. Dengan pendapatan yang meningkat, maka

konsumsinya juga akan meningkat. Dengan kata lain keinginan konsumen untuk

memaksimumkan kepuasan tersebut ditentukan oleh besarnya pendapatan

konsumen serta harga barang yang dibeli atau yang dikonsumsi oleh konsumen

tersebut (Suparmoko, 1993).

2.2.4. Hubungan Antara Konsumsi dengan Jurusan

Jurusan yang terdiri dari Eksakta dan Non-Eksakta bisa saja

mempengaruhi konsumsi mahasiswa, meskipun kemungkinannya kecil. Ini

disebabkan karena setiap orang atau mahasiswa akan melakukan konsumsi

tanpa mengenal status maupun disiplin ilmu.

19

Diasumsikan bahwa biaya untuk kebutuhan mahasiswa indekos yang

kuliah di fakultas eksakta jumlahnya akan lebih besar daripada kebutuhan

mahasiswa yang kuliah di fakultas non eksakta, hal ini dikarenakan mahasiswa

dari fakultas eksakta mempunyai kebutuhan untuk membeli alat-alat praktek

seperti pena dan meja gambar bagi mereka yang mengambil jurusan arsitektur,

disamping harus membeli buku pegangan kuliah yang merupakan konsumsi

non-makanan (Wahyuningtyas, 2000).

2.2.5. Hubungan Antara Konsumsi dengan Jenis Kelamin

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan

dewasa, termasuk diantaranya adalah mahasiswa. Pada masa ini

remaja/mahasiswa mulai mencari identitas diri, sehingga dapat mengalami

banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. Seiring dengan perubahan

tersebut, pada usia remaja terbentuk pola konsumsi yang kemudian dapat

berkembang menjadi perilaku konsumtif. Bagi kebanyakan remaja bergaya hidup

seperti itu merupakan cara paling cepat untuk dapat ikut masuk ke dalam

kehidupan kelompok sosial yang diidamkan (Loudon & Della, 1993).

Dilihat dari jenis kelamin, biasanya wanita lebih konsumtif dibandingkan

dengan pria. Disebabkan karena perempuan lebih banyak membelanjakan

uangnya daripada pria untuk keperluan penampilan seperti pakaian, kosmetik,

aksesoris, dan sepatu. Sedangkan konsumen pria bersifat lebih impulsif. Remaja

wanita lebih banyak membelanjakan uangnya daripada remaja pria. Selain itu

perilaku konsumtif kerap terjadi pada masa-masa remaja, terutama remaja

wanita merupakan pembeli potensial untuk produk-produk seperti kosmetik,

pakaian, sepatu, dan aksesoris. Hal ini dikarenakan oleh sifat-sifat remaja yang

mudah terbujuk iklan, suka ikut-ikutan teman atau alasan konformitas yang tidak

20

realistis serta cenderung boros dalam menggunakan uangnya untuk keperluan

rekreasi dan hobi (Reynold dan Wells, 1977).

2.3. Studi Empiris

Untuk lebih memperkaya wawasan pengetahuan dalam penelitian ini, maka

perlu disajikan tinjauan-tinjauan empiris dari penelitian-penelitian sebelumnya

yang kurang lebih berkaitan dengan penelitian ini. Diantaranya adalah

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningtyas A (2000) yang

mengangkat judul “Pola Konsumsi Mahasiswa Kos di Kotamadya Surakarta”.

Dalam penelitiannya menggunakan variabel seperti jenis kelamin, status

perguruan tinggi dan fakultasnya, serta IPK mahasiswa yang bersangkutan.

Kesimpulan dari penelitian itu bahwa jenis kelamin, status perguruan tinggi dan

fakultasnya mempengaruhi jumlah konsumsi para mahasiswa kos di kotamadya

Surakarta. Sedangkan IPK mahasiswa yang kos di kotamadya Surakarta

memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap jumlah konsumsi mahasiswa

tersebut.

Maharani (2006) mengangkat judul “Perbandingan Pola Konsumsi Pada

Kalangan Mahasiswa yang Indekos Di Kota Surakarta” menyatakan bahwa Dari

pengolahan data diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin terdapat perbedaan

yang signifikan untuk kebutuhan transportasi, dan untuk kebutuhan lainnya

jumlahnya hampir sama atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang

signifikan. Sedangkan dilihat dari jenis fakultas terdapat perbedaan yang

signifikan untuk keperluan kuliah, dan berdasarkan uang saku terdapat

perbedaan yang signifikan untuk kebutuhan makan minum, kebutuhan harian

dan kebutuhan hiburan. Kesimpulan lain dari penelitian ini adalah sebagian besar

mahasiswa indekos menghabiskan uang saku yang diterimanya setiap bulan

21

tanpa membuat catatan tentang pengeluaran, disamping itu akan baik apabila

sejak dini mereka berusaha mendapatkan tambahan uang saku dengan

menggunakan potensi serta keahlian yang dimiliki dan bukan hanya

menggantungkan pada pemberian orangtua saja. Diketahui bahwa tidak terdapat

perbedaan untuk kebutuhan mahasiswa indekos dilihat dari jenis kelamin dan

jenis fakultas. Sedang berdasarkan besarnya uang saku terdapat perbedaan

yang signifikan untuk konsumsi mahasiswa indekos.

Syahrina (2008) mengangkat judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Konsumsi Mahasiswa Unhas di Kota Makassar” menyatakan bahwa uang saku

berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi mahasiswa Unhas Kota

Makassar. Beasiswa merupakan faktor yang berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap konsumsi mahasiswa Unhas. Disebabkan karena beasiswa

tidak diberikan setiap bulan, berbeda dengan uang saku yang diterima setiap

bulan. Sebaliknya pendapatan dari kerja sampingan merupakan faktor yang

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap konsumsi mahasiswa Unhas.

Tidak ada perbedaan signifikan antara eksakta maupun non-eksakta terhadap

pola pengeluaran konsumsi mahasiswa Unhas.

Agung (2012), mengangkat judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola

Konsumsi Mahasiswa UNHAS”, dalam penelitiannya menggunakan variabel

uang saku, IPK, lama kuliah, beasiswa, tempat tinggal, dan jenis kelamin yang

dibedakannya antara konsumsi makanan dan non makanan yang terdiri dari

transportasi, komunikasi, entertainment dan biaya kuliah. Dimana, dari hasil

penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa pada konsumsi makanan, uang

saku dan tempat tinggal berpengaruh positif dan signifikan dalam mempengaruhi

perubahan konsumsi makanan mahasiswa Unhas, IPK berpengaruh negatif dan

tidak signifikan dalam mempengaruhi perubahan konsumsi makanan mahasiswa

22

Unhas, lama kuliah dan beasiswa berpengaruh negatif dan signifikan dalam

mempengaruhi perubahan konsumsi makanan mahasiswa Unhas, sedangkan

jenis kelamin berpengaruh positif dan tidak signifikan dalam mempengaruhi

perubahan konsumsi makanan mahasiswa Unhas. Dan pada konsumsi non

makanan, beasiswa berpengaruh negatif dan tidak signifikan dalam

mempengaruhi perubahan konsumsi non makanan mahasiswa Unhas, uang

saku berpengaruh positif dan signifikan dalam mempengaruhi perubahan

konsumsi non makanan mahasiswa Unhas, lama kuliah berpengaruh negatif dan

tidak signifikan dalam mempengaruhi perubahan konsumsi non makanan

mahasiswa Unhas pada transportasi dan biaya kuliah dan berpengaruh positif

dan tidak signifikan dalam mempengaruhi perubahan konsumsi makanan

mahasiswa Unhas pada komunikasi dan entertaiment, jenis kelamin berpengaruh

negatif dan tidak signifikan dalam mempengaruhi perubahan konsumsi non

makanan mahasiswa Unhas pada konsumsi transportasi dan biaya kuliah

sedang pada konsumsi entertament, berpengaruh positif dan signifikan dalam

mempengaruhi perubahan konsumsi non makanan mahasiswa Unhas, dan pada

konsumsi komunikasi berpengaruh negatif dan signifikan dalam mempengaruhi

perubahan konsumsi non makanan mahasiswa Unhas. Berbeda dengan tempat

tinggal yang berpengaruh negatif dan tidak signifikan pada konsumsi

transportasi, pada konsumsi komunikasi berpengaruh positif dan tidak dignifikan

terhadap konsumsi non makanan mahasiswa Unhas dan berpengaruh negatif

dan signifikan dalam mempengaruhi perubahan konsumsi non makanan

mahasiswa Unhas pada konsumsi entertaiment dan biaya kuliah.

23

2.4. Kerangka Konseptual

Pola konsumsi disebabkan oleh banyak faktor dan masing-masing faktor

saling terkait. Pendekatan yang digunakan untuk mengetahui faktor yang

mempengaruhi pola konsumsi memang cukup banyak, tetapi dalam penelitian ini

faktor penyebab tersebut dibatasi pada beberapa variabel. Dalam penelitian ini,

peneliti mencoba mengkaji faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pola

konsumsi mahasiswa indekos di Kota Makassar. Berdasarkan batasan teoritik

serta rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka kerangka

konsepsional ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Grafik 2.1 Kerangka Konseptual

2.5. Hipotesis

Berdasarkan pada kerangka pikir dan teori yang telah diuraikan

sebelumnya, sebagai jawaban sementara dari penelitian ini maka dirumuskan

hipotesis yaitu:

Ada pengaruh positif dan signifikan dari uang saku dan IPK terhadap

pengeluaran konsumsi mahasiswa indekos di Kota Makassar.

Uang Saku

Jenis Kelamin

Beasiswa

Jurusan

Konsumsi

IPK

24

Ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang menerima

beasiswa dengan yang tidak menerima beasiswa, antara jurusan

eksakta dengan jurusan non eksakta terhadap pengeluaran konsumsi

mahasiswa indekos di Kota Makassar.

Ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa laki-laki dengan

perempuan terhadap pengeluaran konsumsi mahasiswa indekos di

Kota Makassar.

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Penulis mengambil lokasi penelitian di wilayah Kota Makassar, dengan

menggunakan obyek mahasiswa kos pada sejumlah Pergurusn Tinggi di wilayah

kota Makassar sebagai ruang lingkup dalam penelitian ini.

3.2. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis

berdasarkan pengelompokannya yaitu :

a. Data Primer; merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Dalam penelitian

ini data diambil berdasarkan kuesioner melalui wawancara kepada

responden.

b. Data Sekunder; dalam penelitian ini data diperoleh dari Badan Pusat

Statistik Kota Makassar dan literatur-literatur lain yang membahas

mengenai materi penelitian.

3.3. Metode Pengumpulan Data

a. Penelitian lapangan; Yaitu pengambilan data di daerah/lokasi penelitian

dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

- Observasi: Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang

keadaan lapangan dengan pengamatan yang dilakukan pada

mahasiswa indekos yang senantiasa obyektif faktual. Tujuannya

untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai keadaan lokasi

penelitian.

26

- Kuisioner yang diisi secara terstruktur dengan mempergunakan

daftar pertanyaan yang telah disiapkan.

b. Penelitian kepustakaan (library research): yaitu penelitian melalui

beberapa buku bacaan, literatur atau keterangan-keterangan ilmiah

untuk memperoleh teori yang melandasi dalam menganalisa data yang

diperoleh dari lokasi penelitian.

3.4. Objek Penelitian

3.4.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berada di Kota

Makassar, khususnya pada mahasiswa yang tinggal di rumah kos yang berasal

dari sejumlah Perguruan Tinggi di Kota Makassar. Adapun jumlah Perguruan

Tinggi di kota Makassar adalah sebanyak 31 Perguruan Tinggi yang terdiri dari 5

Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 26 Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

3.4.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil secara acak dengan jumlah responden

sebanyak 120 orang, dimana terdiri dari 60 mahasiswa penerima beasiswa dan

60 mahasiswa bukan penerima beasiswa, 60 mahasiswa jurusan eksakta dan 60

mahasiswa jurusan non-eksakta, serta 60 mahasiswa dan 60 mahasiswa.

Pengambilan jumlah sampel sebanyak 120 orang diharapkan dapat

mewakili jumlah populasi dari jumlah mahasiswa indekos di Kota makassar.

Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan pada tabel berikut ini:

27

Tabel 3.1 Jumlah Sampel

No. Perguruan Tinggi Sampel

1 UNHAS 25

2 UNM 13

3 UMI 8

4 UVRI 8

5 UKIP 4

6 Univ. 45 Makassar 5

7 PNUP 5

8 Stikes Nani Hasanuddin 7

9 UNISMU 5

10 UIT 7

11 Akbid Nusantara Jaya 8

12 Stikes Yapika Makassar 4

13 LP3I 8

14 STIK Tamalatea 7

15 UIN 6

Jumlah 120 Sumber: Data Primer 2013

3.5. Model Analisis

Model analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan Model Regresi Berganda dimana model ini akan memperlihatkan

hubungan antara variable bebas dengan variable terikat. Sebelum melangkah ke

perhitungan regresi antar semua variabel yang dimaksudkan dalam penelitian ini,

maka harus terlebih dahulu dibuat model persaman yang menghubungkan

variabel terikat dengan variabel bebas. Persamaan yang dimaksud adalah:

Y = f(X1, X2, D1, D2, D3)...............................................................................(1)

Y= β0 X1 β1 X2

β2e β3D1+β4D2 +β5D3+μ.................................................................(2)

Untuk memperoleh elastisitasnya, maka persamaan tersebut diubah

menjadi persamaan Linear dengan menggunakan Logaritma Natural (Ln)

sehingga persamaannya menjadi :

lnY = lnβ0 + β1lnX1 + β2X2 + β3D1 + β4D2 + β5D3 + µ.......................................(3)

28

Dimana :

Y = Konsumsi mahasiswa indekos (rupiah)

X1 =Uang saku (rupiah/bulan)

X2 = IPK (angka indeks)

D1 =Beasiswa; penerima beasiswa bernilai 1 dan bukan

penerima beasiswa bernilai 0.

D2 =Jurusan; jurusan eksakta bernilai 1 dan non eksakta

bernilai 0.

D3 =Jenis kelamin; perempuan bernilai 1 dan laki-laki

bernilai 0.

β β β β β =Parameter yang akan ditaksir untuk memperoleh

gambaran tentang hubungan setiap variabel bebas

terhadap variabel terikat.

β =Konstanta

ln =Logaritma Natural

μ =Standar Error

e = Bilangan exponensial

3.6. Uji Kesesuaian/Fit of Goodness Test

Uji F (Uji validitas model)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi yang

digunakan valid. Model tersebut dikatakan valid apabila F hitung > F tabel

dan sebaliknya apabila F hitung < F tabel maka model tersebut tidak valid.

Untuk lebih mudahnya, dapat dengan melihat probabilitas dan

membandingkannya dengan taraf kesalahan (α) yang digunakan yaitu 5%

29

atau 0,05. Jika probabilitasnya < taraf kesalahan, maka dapat dikatakan

bahwa model regresi yang digunakan valid.

Uji T (Uji analisis strktural)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Apabila T

hitung > T tabel maka dapat dikatakan signifikan, yaitu terdapat pangaruh

antara variabel bebas yang diteliti dengan variabel terikat. Sebaliknya, jika T

hitung < T tabel, maka dapat dikatakan tidak signifikan.

3.7. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Dimana konsumsi mahasiswa indekos ditandai sebagai variabel terikat

(Y) dan variabel bebas yang terdiri dari uang saku sebagai variabel X1, IPK

sebagai variabel (X2), beasiswa dengan sistem dammy sebagai (D1), Jurusan

dengan sistem dammy sebagai (D2), dan jenis kelamin dengan sistem dammy

sebagai(D3).

Konsep yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:

Konsumsi (Y) adalah jumlah pengeluaran konsumsi mahasiswa

indekos yang dikeluarkan untuk kebutuhan bahan makanan, seperti

makanan pokok, protein hewani, sayur-sayuran, buah-buahan, jajanan,

dan kelompok kebutuhan lain-lain (teh,kopi dan lain-lain) serta

konsumsi yang dikeluarkan untuk kebutuhan di luar bahan makanan

seperti transportasi, komunikasi, biaya kos, biaya perlengkapan kuliah

(buku bacaan, kertas, alat tulis menulis, dll), diukur dalam rupiah per

bulan.

30

Uang saku (X1) merupakan jumlah uang yang diterima oleh

mahasiswa kos dari orang tua di luar dari pendapatan dari kerja

sampingan mahasiswa yang bersangkutan, yang diukur dalam rupiah

per bulan.

IPK (X2) merupakan ukuran kemampuan mahasiswa sampai pada

semester yang terakhir dicapai oleh mahasiswa yang diukur dengan

angka indeks.

Beasiswa (D1) merupakan tunjangan yang diberikan kepada

mahasiswa baik yang berasal dari kebijakan pihak universitas maupun

dari pihak luar universitas, diukur dengan variabel dummy dimana

untuk penerima beasiswa diberi angka 1 dan untuk bukan penerima

beasiswa diberi angka 0.

Jurusan (D2) adalah tempat dimana mahasiswa menimba ilmu, dalam

penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu jurusan eksakta dan jurusan

non eksakta. Dilakukan dengan sistem dummy, dimana untuk eksakta

diberi angka 1 dan non eksakta diberi angka 0.

Jenis Kelamin (D3) merupakan perbedaan gender dari mahasiswa

yang membedakan antara laki-laki dan perempuan yang dapat

dinyatakan dalam variabel dammy, dengan angka 1 untuk perempuan

dan 0 untuk laki-laki.

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Keadaan Geografis

Kota Makassar secara geografis terletak pada posisi 119 024’17’38” Bujur

Timur -508’6’19”Lintang selatan. Luas wilayahnya sekitar 175,77 km 2 atau kira-

kira 0,28 % dari luas propinsi Sulawesi selatan. yang terbagi kedalam 14

Kecamatan dan 143 Kelurahan. Selain memiliki wilayah daratan, Kota makassar

juga memiliki wilayah kepulauan yang dapat dilihat sepanjang garis pantai Kota

makassar. Adapun pulau-pulau di wilayahnya merupakan bagian dari dua

Kecamatan yaitu Kecamatan Ujung Pandang dan Ujung Tanah. Pulau-pulau ini

merupakan gugusan pulau-pulau karang sebanyak 12 pulau, bagian dari

gugusan pulau-pulau Sangkarang, atau disebut juga Pulau-pulau Pabbiring atau

lebih dikenal dengan nama Kepulauan Spermonde. Pulau-pulau tersebut adalah

Pulau Lanjukang (terjauh), pulau Langkai, Pulau Lumu-lumu, Pulau Bone

Tambung, Pulau Kodingareng, pulau Barrang Lompo, Pulau Barrang Caddi,

pulau Kodingareng Keke, Pulau Samalona, Pulau Lae-Lae, Pulau Gusung, dan

Pulau Kayangan (terdekat).

Posisi Kota Makassar terletak di bagian barat propinsi Sulawesi Selatan

dengan batas-batas administrasi sebagai berikut:

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Maros

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Gowa

Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Maros

Sebelah barat : berbatasan dengan Selat Makassar

32

4.1.2. Keadaan Penduduk dan Tingkat Pendidikan

Penduduk Kota Makassar tahun 2009 tercatat sebanyak 1.272.349 jiwa

yang terdiri dari 610.270 laki-laki dan 662.079 perempuan. Sementara itu jumlah

penduduk Kota Makassar tahun 2008 tercatat sebanyak 1.253.656 jiwa.

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat ditunjukkan dengan rasio jenis

kelamin Rasio jenis kelamin penduduk Kota Makassar yaitu sekitar 92,17 persen,

yang berarti setiap 100 penduduk wanita terdapat 92 penduduk laki-laki.

Sementara pada tahun 2010 Jumlah penduduk kota Makassar mangalami

penurunan dimana hanya tercatat sebesar 1.253.656 jiwa, secara keseluruhan

penduduk perempuan sedikit lebih banyak dibanding dengan penduduk laki-laki

yakni 662.079 jiwa penduduk perempuan berbanding 610.270 jiwa penduduk

laki-laki dan jumlah rumah tangga 296.374 rumah tangga. Sedangkan wilayah,

Kecamatan Tamalate khususnya memiliki 32.904 rumah tangga pada tahun

2010, Kecamatan Manggala khususnya memiliki 24.658 rumah tangga pada

tahun 2010, Kecamatan Tallo khususnya memiliki 35.618 rumah tangga pada

tahun 2010, Kecamatan Biringkanaya memiliki 35.684 rumah tangga pada

tahun 2010, sedangkan untuk tingkat pendidikan penduduk kota Makassar dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat pendidikan Kota Makassar Tahun 2010

Keadaan Penduduk Jumlah orang Persentase (%)

Tidak pernah sekolah 49.762 4,96

SD 65.179 6,50

SLTP 43.932 4,38

SMU 56.149 5,60

Akademi / perguruan tinggi 91.715 9,14

Tidak sekolah lagi 696.423 69,42

Jumlah 1.003.160 100,00

Sumber : BPS Kota Makassar,2010

33

Berdasarkan pada Tabel 4.1. jumlah penduduk yang mengecap pendidikan

sampai pada tingkat akademi atau perguruan tinggi adalah sebanyak 9,14

persen dari seluruh penduduk kota makassar.

Jumlah penduduk Kota Makassar tentu saja terus akan tumbuh seiring

dengan perkembangan Kota Makassar itu sendiri, sebagai pusat perdagangan,

pendidikan, dan kebudayaan di Kawasan Timur Indonesia. Demikian pula

pengembangan pemukiman-pemukiman dengan berbagai pilihan telah tersedia,

sebagaimana layaknya dengan kota-kota besar lainnya. Kota Makassar sebagai

salah satu kota dengan kepadatan penduduk terbesar di Indonesia dan

merupakan kota metropolitan mempunyai prospek yang potensial untuk

pengerahan tabungan sebagai modal pembiayaan guna meningkatkan

pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan khususnya maupun pembangunan

nasional pada umumnya.

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Dan Laju Pertumbuhan Penduduk Makassar Yang Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2010-2011

Kode Wilayah

Kecamatan Penduduk Laju Pertumbuhan

Penduduk (%) 2010 2011

010 Mariso 55.875 56.408 95,4

020 Mamajang 58.998 59.56 95,3

030 Tamalate 170.878 172.506 95,3

031 Rappocini 151.091 152.531 95,3

040 Makassar 81.7 82.478 95,2

050 Ujung Pandang 26.904 27.16 95,2

060 Wajo 29.359 29.639 95,4

070 Bontoala 54.197 54.714 95,4

080 Ujung Tanah 46.688 47.133 95,3

090 Tallo 134.294 135.574 95,3

100 Panakkukang 141.382 142.729 95,3

101 Manggala 117.075 118.191 95,3

110 Biringkanaya 167.741 169.34 95,3

111 Tamalate 103.192 104.175 95,3

7371 Kota Makassar 1.339.473 1.352.136 94,5

Sumber: BPS, Makassar Dalam Angka 2012 (Data Diolah)

34

Berdasarkan Tabel 4.2. di atas dapat dilihat bahwa, pada tahun 2011

penduduk kota Makassar meningkat menjadi sebesar 1.352.136 jiwa sementara

tahun 2010 tercatat sebesar 1.339.374 jiwa. Jadi pada tahun 2010-2011 ada

pertambahan penduduk sebesar 12.663 jiwa atau dengan laju pertumbuhan

penduduk sebesar 0,945 persen. Dan jika kita lihat laju pertumbuhan penduduk

di setiap kecamatan pada tahun tersebut tidak jauh berbeda setiap

kecamatannya (relatif sama) yang hanya berkisar antara 0.952 persen -0,954

persen. Penyebaran penduduk kota Makassar dirinci menurut kecamatan,

menunjukkan bahwa penduduk masih berkonsentrasi diwilayah kecamatan

tamalate yaitu sebesar 172.506 jiwa atau sekitar 12,76 persen dari total

penduduk.

4.1.3. Pola Konsumsi Masyarakat Kota Makassar

Tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga dapat diukur melalui besarnya

pengeluaran rumah tangga. Peningkatan pengeluaran rumah tangga merupakan

indikasi adanya peningkatan pendapatan yang dapat diartikan pula adanya

peningkatan kesejahteraan rumah tangga.

Tabel 4.3. Rata-rata pengeluaran Rumah Tangga Sebulan Menurut jenis Pengeluaran Kota Makassar, 2002-2007.

Jenis Pengeluaran

2002 2007

Rata-rata Rata-rata

(Rp) (%) (Rp)

Pengeluaran Makanan 585.818 54,83% 1.022.956

Pengeluaran Bukan Makanan 482.611 45,17% 954.003

Pengeluaran Rumah Tangga 1.068.429 100,00% 1.976.959

Sumber : BPS Kota Makassar, Susenas 2002-2007

Berdasarkan pada Tabel 4.3 dapat kita lihat bahwa rata-rata pengeluaran

rumah tangga di Kota Makassar selama tahun 2002-2006 meningkat dengan

cukup berarti. Pada tahun 2002 rata-rata pengeluaran rumah tangga di Kota

makassar mencapai Rp.1.068.429, kemudian meningkat menjadi Rp.1.976.959

35

pada tahun 2007. Disamping peningkatan rata-rata pengeluaran,indikasi

meningktanya kesejahteraan masyarakat ditunjukkan dengan terjadinya

pergeseran pola konsumsi. Pengeluaran konsumsi makanan di tahun 20002.

Mencapai 54,83%, menjadi 51,74% untuk konsumsi makanan dan 48,26% untuk

konsumssi bukan makanan (BPS,2007).

4.2. Karakteristik Responden

4.2.1. Uang Saku

Uang saku mahasiswa indekos yang sebagian besar berasal dari orangtua

akan mempengaruhi alokasi untuk setiap kebutuhan mahasiswa tersebut.

Kebutuhan tersebut terdiri dari kebutuhan untuk konsumsi makanan dan non

makanan. Alokasi pola pengeluaran mahasiswa indekos setidaknya ditentukan

oleh prioritas menurut tingkat pemenuhan kebutuhan baik kebutuhan makanan

maupun non makanan. Berikut ini akan ditunjukkan besarnya konsumsi

mahasiswa indekos berdasarkan uang saku yang dimiliki.

Tabel 4.4. Distribusi Responden Menurut Uang Saku

Uang Saku Frekuensi Prekuensi (%)

< 1.000.000 30 25,00

1.000.000 - 1.500.000 69 57,50

> 1.500.000 21 17,50

Total 120 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013

Tabel 4.4. adalah distribusi reponden dilihat dari uang saku dengan

konsumsi mahasiswa indekos di Kota Makassar, dengan jumlah responden 120

responden (120 persen). Yang memiliki jumlah uang saku < Rp. 1.000.000 per

bulan sebanyak 30 responden (25%). Kemudian dari 69 responden (57,50%)

yang memiliki uang saku antara Rp. 1.000.000 - Rp.1.500.000 per bulan,

sedangakn yang memiliki jumlah uang saku > Rp.1.500.000 per bulan adalah

sebanyak 21 responden (17,5 %).

36

Dengan demikian dari 120 mahasiswa yang memiliki tingkat uang saku

yang paling banyak diterima terletak pada kelompok dengan jumlah uang saku

antara Rp. 1.000.000 - Rp.1.500.000 per bulan yakni sebanyak 69 responden

(57,50%), sedangkan yang paling sedikit diterima terletak pada kelompok dengan

jumlah uang saku > Rp.1.500.000 per bulan yaitu sebanyak 21 responden

(17,5%).

4.2.2. IPK

IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) mahasiswa menunjukkan ukuran

kemampuan mahasiswa sampai pada periode tertentu. Berikut adalah tabel yang

menggambarkan distribusi responden berdasarkan jumlah IPK yang diperoleh.

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah IPK

IPK Frekuensi Persentase (%)

< 2,75 12 10,00

2,75 - 3,5 83 69,17

3,51 - 4,00 25 20,83

Total 120 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2013

Nampak pada Tabel 4.5 bahwa jumlah IPK terbanyak yang diraih oleh

mahasiswa berada pada kelompok 2,75 – 3,5 dengan jumlah responden sebesar

83 atau 69,17 %. Kemudian diikuti IPK yang berada pada kelompok 3,51 - 4,00

dengan jumlah responden sebesar 25 atau 20,83 %. Dan 12 responden atau

10% memiliki IPK pada kelompok < 2,75 dengan demikian menjadikan kelompok

tersebut adalah kelompok IPK yang jumlahnya paling sedikit diperoleh

mahasiswa.

4.2.3. Beasiswa

Penelitian ini juga mengumpulkan data mengenai jumlah responden baik

yang menerima beasiswa maupun tidak. Beasiswa merupakan salah satu

37

indikator yang dapat mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa. Nilai beasiswa

yang diterima tidaklah merata antara mahasiswa yang satu dan lainnya,

tergantung jenis beasiswa apa yang mereka peroleh. Berikut adalah distribusi

responden berdasarkan penerima dan bukan penerima beasiswa yang

digambarkan dalam Tabel berikut:

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Penerima dan Bukan Penerima Beasiswa

Beasiswa Frekuensi Persentase (%)

Penerima Beasiswa 60 50,00

Bukan Penerima Beasiswa 60 50,00

Total 120 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013

Seperti yang digambarkan dalam Tabel 4.6. jumlah mahasiswa penerima

beasiswa dengan bukan penerima beasiswa sama besar yakni masing-masing

sebanyak 60 responden atau 50 persen (%).

4.2.4. Jurusan

Diasumsikan bahwa biaya untuk kebutuhan mahasiswa indekos yang

kuliah di jurusan eksakta jumlahnya akan lebih besar daripada kebutuhan

mahasiswa yang kuliah di jurusan non eksakta, hal ini dikarenakan mahasiswa

dari jurusan eksakta mempunyai kebutuhan untuk membeli alat-alat praktek

seperti pena dan meja gambar bagi mereka yang mengambil jurusan arsitektur,

disamping harus membeli buku pegangan kuliah. Berikut ini ditunjukkan distribusi

responden menurut Jurusan.

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Jurusan

Jurusan Frekuensi Persentase (%)

Eksakta 60 50,00

Non-Eksakta 60 50,00

Total 120 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013

38

Berdasarkan Tabel 4.7.menunjukkan jumlah responden berdasarkan

jurusan memiliki jumlah yang sama antara eksakta dan non-eksakta yakni

sebesar 60 responden atau 50 persen.

4.2.5. Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin dari 120 mahasiswa yang terjaring sebanyak 60

anak laki-laki dan sebanyak 60 anak perempuan. Berikut adalah tabel yang

memperlihatkan distribusi konsumsi mahasiswa indekos berdasarkan jenis

kelamin.

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013

Nampak pada Tabel 4.8. Jumlah mahasiswa indekos yang terjaring

sebagai responden dalam penelitian ini sama besar antara laki-laki dan

perempuan yakni masing masing sebesar 50 % atau 60 mahasiswa.

4.2.6. Konsumsi Mahasiswa Indekos

Konsumsi merupakan salah satu indikator untuk menentukan tingkat

kesejahteraan mahasiswa. Jika pola konsumsi non makanan lebih besar

dibandingkan dengan pola konsumsi makanan maka mahasiswa tersebut

tergolong sejahtera, dan begitupun sebaliknya jika pola konsumsi makanan lebih

besar dibandingkan dengan pola konsumsi non makanan maka mahasiswa

tersebut tergolong tidak sejahtera. Dikarenakan adanya kendala keterbatasan

pendapatan serta keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa sebanyak-

sebanyaknya agar diperoleh kepuasan yang maksimal, maka mahasiswa akan

berusaha untuk mengalokasikan pendapatanya sesuai dengan daya guna dari

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 60 50,00

Perempuan 60 50,00

Jumlah 120 100,00

39

barang dan jasa yang diinginkan. Berikut adalah tabel yang memperlihatkan Pola

Konsumsi Mahasiswa Indekos di Kota Makassar.

Tabel 4.9. Distribusi Responden Menurut Konsumsi

Konsumsi (Rp) Frekuensi Presentase (%)

< 1.000.000 68 56,67

1.000.000 - 1.500.000 37 30,83

> 1.500.000 15 12,50

Total 120 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat dari 120 responden, 68 responden

(56,67 %) berada pada kelompok konsumsi < 1.000.000, 37 responden (30,83%)

berada pada kelompok konsumsi 1.000.000 - 1.500.000, dan 15 responden

(12,5%).

Dengan demikian dapat diketahui bahwa responden paling banyak berada

pada tingkat konsumsi < 1.000.000 yakni sebanyak 68 responden (56,67 %),

sedangkan paling sedikit berada pada tingkat konsumsi > 1.500.000 yaitu 15

responden (12,5%).

4.3. Hubungan Antar Variabel

4.3.1. Hubungan Uang Saku Terhadap Konsumsi Mahasiswa Indekos di

Kota Makassar.

Uang saku adalah pendapatan yang diterima oleh seorang mahasiswa dari

orang tua. yang dapat digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan hidup

mereka sehari-hari. Banyak sedikitnya konsumsi mahasiswa tersebut dapat

dipengaruhi oleh jumlah uang saku yang dimilikinya. Berikut ini adalah hubungan

uang saku (X1) terhadap konsumsi mahasiswa indekos di Kota Makassar..

40

Tabel 4.10. : Distribusi Responden Menurut Uang Saku dan Jumlah

Konsumsi Mahasiswa Indekos di Kota Makassar

Uang Saku (Rp.) Jumlah Konsumsi (Rp.) %

< 1.000.000 1.000.000 - 1.500.000 > 1.500.000 (Total)

< 1.000.000 30,00 0 0 100,00

(30) (0) (0) (30)

1.000.000 - 1.500.000 36,00 33,00 0 100,00

(36) (33) (0) (69)

> 1.500.000 2,00 4,00 15 100,00

(2) (4) (15) (21)

% 56,67 30,83 12,50 100,00

(Total) (68) (37) (15) (120)

Sumber : Data Primer 2013 (Diolah)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada jumlah konsumsi <Rp.1.000.000

terdapat 30 orang mahasiswa yang memiliki uang saku sebesar <Rp.1.000.000,

pada jumlah uang saku Rp.1.000.000 - Rp.1.500.000 terdapat 36 orang

mahasiswa dan pada uang saku sebesar >Rp.1.500.000 terdapat 2 mahasiswa.

Kemudian pada jumlah konsumsi antara Rp.1.000.000-Rp.1.500.000 tidak

terdapat mahasiswa yang memiliki uang asku <Rp.1.000.000, pada jumlah uang

saku Rp.1.000.000 - Rp.1.500.000 terdapat 33 orang mahasiswa dan pada uang

saku sebesar > Rp.1.500.000 terdapat 4 mahasiswa. Pada jumlah konsumsi

>Rp.1.500.000, tidak ada mahasiswa yang memiliki jumlah uang saku sebesar

<Rp.1.000.000 dan antara Rp.1.000.000 - Rp.1.500.000, dan hanya pada

mahasiswa yang memiliki uang saku sebesar > Rp.1.500.000 terdapat 15 orang

mahasiswa.

Data pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa, tidak terdapat responden

(mahasiswa) yang memiliki konsumsi lebih tinggi daripada jumlah uang saku

yang dimilikinya karena pengeluaran mereka masih dalam batas yang wajar

karena pendapatan uang saku mereka berbanding lurus dengan pengeluaran.

Hal ini sejalan dengan Teori yang dikemukakan oleh J.M. Keynes yang

41

mengatakan bahwa pendapatan seseorang berbanding lurus dengan

pengeluarannya atau konsumsinya.

4.3.2. Hubungan IPK Terhadap Konsumsi Mahasiswa Indekos di Kota

Makassar.

Hubungan antara IPK dengan jumlah konsumsi mahasiswa indekos di Kota

Makassar, dapat dilihat dari tabel 12 berikut ini:

Tabel 4.11. : Distribusi Responden menurut IPK dan Jumlah Konsumsi

Mahasiswa Indekos di Kota Makassar

IPK Jumlah Konsumsi (Rp.) %

< 1.000.000 1.000.000 - 1.500.000 > 1.500.000 (Total)

< 2,75 6,00 2,00 1,00 100,00

(6) (2) (1) (9)

2,75 - 3,5 51,00 23,00 11,00 10,00

(51) (23) (11) (85)

3.51 - 4,00 10,00 13,00 3,00 100,00

(10) (13) (3) (26)

% 55,83 31,67 12,50 100,00

(Total) (67) (38) (15) (120)

Sumber : Data Primer 2013 (Diolah)

Dari Tabel 4.11. dapat diketahui bahwa mahasiswa yang memiliki IPK

<2,75 terdapat 6 orang pada tingkat konsumsi <Rp.1.000.000, 2 orang pada

tingkat konsumsi antara Rp.1.000.000-Rp.1.500.000 dan 1 orang pada tingkat

konsumsi >Rp.1.500.000. Mahasiswa yang memiliki IPK antara 2,75 - 3,5 adalah

terdapat 51 orang pada tingkat konsumsi <Rp.1.000.000, sebanyak 23 orang

pada tingkat konsumsi antara Rp.1.000.000 - Rp.1.500.000 dan 11 orang pada

tingkat konsumsi >Rp.1.500.000. kemudian pada IPK antara 3.51 - 4,00 terdapat

10 orang yang memiliki jumlah konsumsi <Rp.1.000.000, ada 13 orang memiliki

jumlah konsumsi antara Rp.1.000.000 - Rp.1.500.000 dan 3 orang memiliki

jumlah konsumsi > Rp.1.500.000.

42

Dari data tersebut menunjukan bahwa, jumlah IPK tidak berpengaruh

terhadap jumlah konsumsi mahasiswa indekos di Kota Makassar karena

konsumsinya didasarkan pada pendapatan yang diterimanya.

4.3.3. Hubungan Beasiswa Terhadap Konsumsi Mahasiswa Indekos di Kota

Makassar.

Hubungan antara beasiswa dengan jumlah konsumsi mahasiswa indekos

di Kota Makassar, dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.12. Distribusi Responden menurut Beasiswa dan Jumlah Konsumsi

Mahasiswa Indekos di Kota Makassar

Beasiswa Jumlah Konsumsi (Rp.) %

< 1.000.000 1.000.000 - 1.500.000 > 1.500.000 (Total)

Penerima Beasiswa 26,00 23,00 11,00 100,00

(26) (23) (11) (60)

Bukan Penerima Beasiswa

42,00 14,00 4,00 100,00

(42) (14) (4) (60)

% 56,67 30,83 12,50 100,00 (Total) (68) (37) (15) (120)

Sumber : Data Primer 2013 (Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.12. hasil penelitian menunjukkan bahwa penerima

beasiswa dengan bukan penerima beasiswa memiliki responden yang berimbang

yakni sebanyak 60 orang. Sebanyak 26 orang penerima beasiswa yang memiliki

konsumsi <Rp. 1.000.000, sebanyak 23 orang yang memiliki konsumsi antara

Rp.1.000.000 - Rp.1.500.000 dan 11 orang orang yang memiliki konsumsi > Rp.

1.500.000. sedangkan pada mahasiswa bukan penerimah beasiswa, sebanyak

42 orang memiliki jumlah konsumsi <Rp. 1.000.000, sebanyak 14 orang memiliki

jumlah konsumsi anatara Rp.1.000.000 - Rp.1.500.000 dan 4 orang memiliki

jumlah konsumsi > Rp. 1.500.000.

Data ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang menerima beasiswa

konsumsinya lebih tinggi daripada mahasiswa bukan penerima beasiswa. Hal ini

disebabkan karena dengan adanya beasiswa, maka pendapatan yang diterima

43

mahasiswa tersebut meningkat, maka konsumsinya pun ikut meningkat.

Sebaliknya mahasiswa bukan penerimah beasiswa tidak memiliki peningkatan

konsumsi karena dengan tidak adanya beasiswa, maka pendapatannya tidak

meningkat dan konsumsinya pun juga tidak mengalami peningkatan.

4.3.4. Hubungan Jurusan Terhadap Konsumsi Mahasiswa Indekos di Kota

Makassar.

Hubungan antara jurusan dengan jumlah konsumsi mahasiswa indekos di

Kota Makassar, dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.13. Distribusi Responden Menurut Jurusan dan Jumlah

Konsumsi Mahasiswa Indekos di Kota Makassar

Jurusan Jumlah Konsumsi (Rp.) %

< 1.000.000 1.000.000 - 1.500.000 > 1.500.000 (Total)

Eksakta 23,00 22,00 15 100,00

(23) (22) (15,00) 60

Non-Eksakta 41,00 19,00 0 100,00

(41) (19) (0) 60

% 53,55 34,17 12,50 100,00

(Total) (64) (41) (15) (120)

Sumber : Data Primer 2013 (Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.13. dapat menunjukkan bahwa, sebanyak 60

responden jurusan eksakta, dimana sebanyak 23 orang memiliki jumlah

konsumsi < 1.000.000, sebanyak 22 orang memiliki jumlah konsumsi antara

Rp.1.000.000 - Rp.1.500.000 dan 15 orang yang memiliki jumlah konsumsi >

Rp.1.500.000. kemudian dari jurusan noneksakta memiliki jumlah yang sama

yaitu 60 responden, dengan 41 orang memiliki jumlah konsumsi <Rp.1.000.000,

sebanyak 19 orang memiliki jumlah konsumsi antara Rp.1.000.000 -

Rp.1.500.000 dan tidak terdapat responden pada jumlah konsumsi

>Rp.1.500.000.

44

Hasil ini menunjukkan bahwa konsumsi mahasiswa yang berasal dari

jurusan eksakta memiliki konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan

mahasiswa yang berasal dari jurusan noneksakta. Hal ini disebabkan karena

mahasiswa yang berasal dari jurusan eksakta memiliki jumlah konsumsi yang

lebih tinggi pada biaya perlengkapan perkuliahan seperti halnya pada alat-alat

praktikum, buku-buku pelajaran serta perlengkapan lainnya.

4.3.5. Hubungan Jenis Kelamin Terhadap Konsumsi Mahasiswa Indekos di

Kota Makassar.

Berdasarkan Tabel 4.14. hasil penelitian menunjukkan, dari 120 responden

terdapat 60 responden berjenis kelamin perempuan. Dengan sebanyak 29 orang

memiliki jumlah konsumsi < 1.000.000, sebanyak 17 orang memiliki jumlah

konsumsi antara Rp.1.000.000 - Rp.1.500.000 dan 14 orang yang memiliki

jumlah konsumsi > Rp.1.500.000. Dan responden laki-laki juga memiliki jumlah

yang sama yakni 60 responden. Dimana, sebanyak 35 orang memiliki jumlah

konsumsi < 1.000.000, sebanyak 20 orang memiliki jumlah konsumsi antara

Rp.1.000.000 - Rp.1.500.000 dan 5 orang yang memiliki jumlah konsumsi >

Rp.1.500.000. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.14. : Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin dan Jumlah

Konsumsi Mahasiswa Indekos di Kota Makassar

Jenis Kelamin Jumlah Konsumsi %

< 1.000.000 1.000.000 - 1.500.000 > 1.500.000 (Total)

Perempuan 29,00 17,00 14,00 100,00

(29) (17) (14) (60)

Laki-laki 35,00 20,00 5,00 100,00

(35) (20) (5) (60)

% 53,33 30,83 15,84 100,00

(Total) (64) (37) (19) (120)

Sumber : Data Primer 2013 (Diolah)

45

Data tersebut menunjukkan bahwa, mahasiswa perempuan cenderung

memiliki konsumsi yang lebih tinggi daripada mahasiswa laki-laki. Namun tidak

semua mahasiswa perempuan memiliki konsumsi yang tinggi. Hal ini dibuktikan

dari hasil observasi ditemukan adanya mahasiswa laki-laki yang berstatus

pacaran, merekalah yang memiliki jumlah konsumsi lebih besar dibanding

responden mahasiswa perempuan yang berstatus lajang.

4.4. Analisis Hubungan Variabel Dependent dengan Variabel Independent

Untuk mengetahui pengaruh dari tiap-tiap variable independent terhadap

variabel dependent maka dilakukanlan perhitungan regresi linear berganda

dengan menggunakan program SPSS 16.0. Hasil perhitungan regresi linear

berganda mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi Mahasiswa

Indekos di Kota Makassar, secara terperinci hasil regresi dapat di lihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 4.15.

Rekapitulasi Data Hasil Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

95% Confidence

Interval for B Correlations Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Lower

Bound

Upper

Bound

Zero-

order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) 1.052 .689 1.528 .129 -.312 2.416

X1 .879 .048 .807 18.272 .000 .784 .975 .891 .863 .712 .777 1.287

X2 .255 .171 .061 1.492 .139 -.084 .593 .152 .138 .058 .904 1.106

D1 .109 .035 .131 3.101 .002 .039 .179 .339 .279 .121 .851 1.175

D2 .097 .036 .116 2.727 .007 .027 .167 .439 .247 .106 .832 1.202

D3 .016 .033 .019 .483 .630 -.049 .081 .158 .045 .019 .973 1.028

46

4.4.1. Uji Statistik

4.4.1.1. Uji F (F-Test)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan

valid. Model tersebut dikatakan valid apabila F hitung > F tabel dan sebaliknya

apabila F hitung < F tabel maka model tersebut tidak valid. Untuk lebih

mudahnya, dapat dengan melihat probabilitas dan membandingkannya dengan

taraf kesalahan (α) yang digunakan yaitu 5% atau 0,05. Jika probabilitasnya <

taraf kesalahan, maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang digunakan

valid. Dimana jika Fstat < Ftabel, maka hipotesis diterima atau variabel independen

secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen

(tidak signifikan) dengan kata lain perubahan yang terjadi pada variabel terikat

tidak dapat dijelaskan oleh perubahan variabel dependen, dimana tingkat

signifikansi yang digunakan yaitu 5 %.

Dari regresi pengaruh uang saku (pendapatan), IPK, beasiswa, jurusan,

dan jenis kelamin terhadap konsumsi mahasiswa indekos di Kota Makassar

maka diperoleh Ftabel sebesar 2,293911 (α : 5% dan df : 120-6=114) sedangkan

Fstat sebesar 109,025. Maka disimpulkan bahwa variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (Fstat > F tabel).

Tabel 4.16. Uji F hitung

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 17.178 5 3.436 109.025 .000a

Residual 3.592 114 .032

Total 20.771 119

4.4.1.2. Uji Statistik T (Deteksi Signifikansi Parameter Individual)

Uji t merupakan pengujian terhadap koefisien dari veriabel bebas secara

parsial. Uji ini dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi dari veriabel bebas

47

secara individu dalam mempengaruhi variasi dari variabel terikat. Dengan kata

lain, untuk mengetahui apakah masing-masing variabel dependen dapat

menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel independent secara nyata.

Dimana jika tstat. > ttabel Hi diterima (signifikan) dan jika tstat. < tstatHo diterima (tidak

signifikan).uji t digunakan untuk membuat keputusan apakah hipotesis terbukti

atau tidak, dimana tingkat signifikan yang digunakan yaitu 5%.

Dalam tabel hasil regresi pengaruh uang saku, beasiswa, jurusan, dan

jenis kelamin terhadap konsumsi mahasiswa indekos di kota Makassar, dengan

α : 5% dan df = (n - k = 120 - 6 = 114), maka diperoleh nilai t-tabel sebesar

1,658330. Penjelasan uji t- dijelaskan pada penjelasan sebagai berikut:

1. Uji T variabel Uang Saku (X1)

Berdasarkan hasil pengamatan data diatas diketahui bahwa Tstat.

(18,272) >Ttabel (1,658330) dengan demikian variabel Uang Saku nyata atau

signifikan mempengaruhi konsumsi mahasiswa indekos di Kota Makassar

pada α : 5%. Hal ini terjadi karena dengan adanya pertambahan dari uang

saku, maka konsumsinya juga akan meningkat. Demikianpun sebaliknya, jika

tidak ada peningkatan jumlah uang saku yang dimilikinya maka konsumsinya

tidak mengalami peningkatan.

2. Uji T variabel IPK (X2)

Berdasarkan hasil pengamatan data di atas diketahui bahwa Tstatistik

(1,492). Hal ini menunjukkan bahwa nilai tstat < ttabel yaitu 1,492 < 1,658330

dengan demikian variabel IPK tidak signifikan mempengaruhi konsumsi

mahasiswa indekos di Kota Makassar pada α : 5%. Dengan hasil tersebut

menunjukkan bahwa variabel IPK tidak berpengaruh terhadap konsumsi

mahasiswa indekos di Kota Makassar karena jumlah IPK tidak dapat

menentukan besar kecilnya jumlah konsumsi mahasiswa.

48

3. Uji T variabel Beasiswa (D1)

Berdasarkan hasil pengamatan data diatas diketahui bahwa Tstat. (3,101)

>Ttabel (1,658330) dengan demikian variabel beasiswa nyata atau ada

perbedaan signifikan antara mahasiswa penerima beasiswa dengan bukan

penerima beasiswa terhadap konsumsi mahasiswa indekos di Kota Makassar

pada α : 5%. Hal ini terjadi karena dengan adanya beasiswa sebagai

tambahan penerimaan pendapatan, maka cenderung akan meningkatkan

konsumsinya. Dan sebaliknya, jika tidak menerima beasiswa sehingga

penerimaan pendapatannya tidak meningkat maka konsumsi juga tidak

mengalami peningkatan.

4. Uji T variabel Jurusan (D2)

Berdasarkan hasil pengamatan data diatas diketahui bahwa Tstat. (2,727)

>Ttabel (1,658330) dengan demikian variabel jurusan nyata atau ada

perbedaan signifikan antara jurusan eksakta dengan jurusan noneksakta

terhadap konsumsi mahasiswa indekos di Kota Makassar pada α : 5%. Hal ini

menunjukkan bahwa, konsumsi mahasiswa pada jurusan eksakta lebih tinggi

dari pada konsumsi mahasiswa jurusan noneksakta karena pada mahasiswa

dari jurusan eksakta memerlukan biaya yang tinggi pada keperluan kuliah,

seperti pada keperluan alat-alat praktikum dan buku panduan belajar lainnya.

5. Uji T variabel Jenis Kelamin (D3)

Berdasarkan hasil pengamatan data di atas diketahui bahwa Tstat.

(0,483) < ttabel (1,658330) dengan demikian variabel jenis kelamin tidak ada

perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan terhadap konsumsi

mahasiswa indekos di Kota Makassar pada α : 5%. Hal ini berarti bahwa tidak

terdapat perbedaan jumlah konsumsi mahasiswa indekos di Kota Makassar

antara mahasiswa perempuan dengan mahasiswa laki-laki.

49

4.4.2. Pengaruh Masing-masing Variabel terhadap Konsumsi Mahasiswa

Indekos di Kota Makassar.

4.4.2.1. Pengaruh Uang Saku (X1) terhadap Konsumsi Mahasiswa Indekos

di Kota Makassar.

Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa uang saku (X1) berpengaruh positif

terhadap konsumsi mahasiswa indekos di kota Makassar dengan koefisien

regresi sebesar 0,879 dengan nilai tstat. sebesar 18,272 dengan tingkat

probabilitas sebesar 0,000 dimana nilainya < 0,05 sehingga dapat dikatakan

signifikan pada α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan uang saku

terhadap konsumsi mahasiswa indekos di kota Makassar adalah positif dan

signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa jika uang saku naik 1% maka

konsumsi juga akan meningkat sebesar 87,9% dengan asumsi citeris paribus.

Oleh karena variabel uang saku (X1) terbukti berpengaruh positif dan signfikan

terhadap konsumsi mahasiswa indekos di kota Makassar (Y), maka hipotesis

diterima.

Dari hasil observasi ditemukan bahwa semakin tinggi pendapatan dari

uang saku yang diterima oleh seorang mahasiswa indekos, maka baik itu

konsumsi makanan maupun konsumsi non makanan juga meningkat. Hal ini

sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Nicholson (1991) bahwa jika

pendapatan meningkat maka persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk

konsumsi juga akan meningkat. Dimana kondisi ini lebih dikenal dengan Hukum

Engel (Engel’s Law). Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Syahrina (2008) di Kota Makassar tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

konsumsi Mahasiswa Unhas. Ia menyimpulkan bahwa uang saku berpengaruh

positif dan signifikan terhadap terhadap konsumsi seorang mahasiswa.

50

4.4.2.2. Pengaruh IPK (X2) terhadap Konsumsi Mahasiswa Indekos di Kota

Makassar.

Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa IPK memiliki koefisien regresi

sebesar 0,255 dengan nilai tstat. sebesar 1,492 dengan tingkat probabilitas

sebesar 0,139 dimana nilainya > 0,05 sehingga dapat dikatakan tidak signifikan

pada α = 0,05. Oleh karena variabel IPK (X2) terbukti tidak signfikan terhadap

konsumsi mahasiswa indekos di kota Makassar (Y), maka hipotesis ditolak.

Hasil tersebut menunjukan bahwa, tinggi atau rendahnya IPK seorang

mahasiswa tidak berdampak terhadap jumlah konsumsi mahasiswa indekos di

Kota Makassar. Konsumsi mahasiswa indekos didasarkan pada besar kecilnya

pendapatan yang diterimanya. Hal ini sama dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Agung (2012) di Kota Makassar, tentang Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa Unhas. Ia menyimpulkan bahwa IPK

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi mahasiswa UNHAS.

Begitupun penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningtyas (2000) di Surakarta

tentang pola konsumsi Mahasiswa Kos di Kotamadya Surakarta. Ia

menyimpulkan bahwa, IPK mahasiswa yang kos di Kota Surakarta berpengaruh

secara tidak signifikan dengan jumlah konsumsi mahasiswa tersebut.

4.4.2.3. Pengaruh Beasiswa (D1) terhadap Konsumsi Mahasiswa Indekos di

Kota Makassar.

Ada perbedaan positif dan signifikan antara mahasiswa penerima beasiswa

dan bukan penerima beasiswa terhadap konsumsi mahasiswa indekos di Kota

Makassar. Dimana, hasil uji statistik memperlihatkan bahwa beasiswa memiliki

hubungan positif terhadap konsumsi mahasiswa indekos di kota Makassar

dengan koefisien regresi sebesar 0,109 dan nilai tstat. sebesar 3,101 dengan

51

tingkat probabilitas sebesar 0,002 dimana nilainya < 0,05 sehingga dapat

dikatakan signifikan pada α = 0,05. Jadi, artinya jika jumlah beasiswa naik 1%

maka akan menyebabkan konsumsi juga meningkat sebesar 10,9% dengan

asumsi citeris paribus. Dengan demikian, maka hipotesis diterima.

Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa terdapat perbedaan jumlah

konsumsi yang signifikan antara mahasiswa yang menerima beasiswa dan bukan

penerima beasiswa, dimana konsumsi mahasiswa yang menerima beasiswa

lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi mahasiswa yang bukan penerima

beasiswa, terutama pada konsumsi makanan. Hal ini terjadi karena mahasiswa

yang menerima beasiswa cenderung mengkonsumsi makanan yang dijual di luar

kampus dikarenakan adanya tambahan pendapatan dari beasiswa yang

diterimahnya, sehingga kelebihan pendapatan ini digunaan untuk meningkatkan

utilitas mahasiswa oleh karena itu mereka mengkonsumsi makanan di luar

kampus yang lebih enak namun lebih mahal dan mahasiswa yang bukan

penerima beasiswa tidak memiliki tambahan pendapatan dari dana beasiswa

sehingga mereka hanya mengkonsumsi jajanana yang tersedia di kampus. Hal

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agung (2012) tentang Faktor-

faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa Unhas, menyimpulkan

bahwa beasiswa berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi perubahan

konsumsi makanan mahasiswa.

4.4.2.4. Pengaruh Jurusan (D2) terhadap Konsumsi Mahasiswa Indekos di

Kota Makassar.

Ada perbedaan positif dan signifikan antara mahasiswa jurusan eksakta

dengan mahasiswa jurusan noneksakta berpengaruh terhadap konsumsi

mahasiswa indekos di Kota Makassar. Dimana, hasil uji statistik memperlihatkan

52

bahwa jurusan memiliki hubungan positif terhadap konsumsi mahasiswa indekos

di Kota Makassar dengan koefisien regresi sebesar 0,097 dan nilai tstat. sebesar

2,727 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,007 dimana nilainya < 0,05 sehingga

dapat dikatakan signifikan pada α = 0,05. Oleh karena variabel jurusan terbukti

berpengaruh positif dan signfikan terhadap konsumsi mahasiswa indekos di Kota

Makassar, maka hipotesis diterima.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa konsumsi mahasiswa yang berasal dari

jurusan eksakta memiliki konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan

mahasiswa yang berasal dari jurusan noneksakta. Karena mahasiswa yang

berasal dari jurusan eksakta memiliki jumlah konsumsi yang lebih tinggi pada

biaya perlengkapan perkuliahan seperti halnya pada alat-alat praktikum, buku-

buku pelajaran serta perlengkapan lainnya. Hal ini juga sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Wahyuningtyas (2000) di Surakarta tentang pola konsumsi

Mahasiswa Kos di Kotamadya Surakarta. Ia menyimpulkan bahwa jurusan

terdapat perbedaan secara signifikan berpengaruh terhadap jumlah konsumsi

para mahasiswa kos di Kotamadya Surakarta. Begitupun penelitian yang

dilakukan oleh Maharani (2006) di Surakarta tentang perbandingan pola

konsumsi pada kalangan mahasiswa indekos di Kota Surakarta. Ia

menyimpulkan bahwa, jenis fakultas/jurusan terdapat perbedaan signifikan untuk

terhadap konsumsi mahasiswa indekos.

4.4.2.5. Pengaruh Jenis Kelamin (D3) terhadap Konsumsi Mahasiswa

Indekos di Kota Makassar.

Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa jenis kelamin memiliki koefisien

regresi sebesar 0,016 dan nilai tstat. sebesar 0,483 dengan tingkat probabilitas

53

sebesar 0,630 nilainya > 0,05 sehingga dapat dikatakan tidak signifikan pada α =

0,05 terhadap konsumsi mahasiswa indekos di Kota Makassar.

Artinya, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan

perempuan terhadap konsumsi mahasiswa indekos di Kota Makassar. Hal ini

disebabkan karena pada umumnya laki-laki yang tinggal di rumah kos,

kebanyakan dari mereka yang tidak bisa untuk mengolah dan memasak

makanannya sendri, maka lebih memilih untuk membeli makanan jadi di luar

yang harganya lebih tinggi. Ditambah lagi, pada zaman sekarang ini laki-laki juga

telah banyak menggunakan pakaian-pakaian yang bermerek, alat-alat

komunikasi yang canggih, serta kebutuhan-kebutuhan lain bertujuan untuk

mendukung penampilan lebih baik, yang pada awalnya hanya dilakukuan oleh

kaum wanita. Data tersebut dilihat secara lebih teliti dari data mentah yang

diperoleh atas hasil wawancara dengan responden. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang telah dilakukan oleh Agung (2012) tentang Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa Unhas, menyimpulkan bahwa jenis

kelamin tidak terdapat perbedaan yang signifikan berpengaruh terhadap

konsumsi mahasiswa.

54

BAB. V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, variabel Uang Saku

(X1), berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap konsumsi

mahasiswa indekos di kota Makassar.

2. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, variabel IPK (X2)

memeiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap konsumsi

mahasiswa indekos di kota Makassar.

3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, variabel beasiswa (D1)

terdapat perbedaan yang signifikan antara mahasiswa penerima

beasiswa dengan mahasiswa bukan penerima beasiswa terhadap

konsumsi mahasiswa indekos di kota Makassar.

4. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, variabel Jurusan (D2)

terdapat perbedaan yang signifikan antara jurusan eksakta dengan

jurusan noneksakta terhadap konsumsi mahasiswa indekos di kota

Makassar.

5. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, variabel Jenis Kelamin

(D3), tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin

laki-laki dan perempuan terhadap pola konsumsi mahasiswa indekos

di kota Makassar.

55

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan hasil

penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian dapat ditemukan bahwa biaya yang dikeluarkan

mahasiswa indekos untuk keperluan kuliah ternyata jumlahnya masih

lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan yang lain.

Sebaiknya sebagai mahasiswa yang tugas utamanya adalah belajar,

harus lebih banyak memperhatikan keperluan kuliah yang akan

menunjang kegiatan belajar. Ini akan lebih baik daripada

membelanjakan uang untuk kebutuhan lain yang kurang penting.

2. Mahasiswa sebaiknya membiasakan diri untuk menyisihkan uang saku

yang diterimanya agar dapat ditabung, dengan demikian setiap saat

membutuhkan biaya tambahan mereka dapat menggunakan uang

tabungan yang dimilikinya tanpa harus meminta pada orangtua atau

pihak yang lain. Dan mahasiswa dapat mengalokasikan konsumsi non

makanannya untuk membantu orangtua membiayai perkuliahannya.

3. Disarankan kepada mahasiswa yang merupakan perantau untuk

mencari tempat tinggal yang lebih dekat dari kampus untuk

menghemat biaya transportasi.

4. Bagi pihak universitas, sebaiknya melengkapi segala sarana-

prasarana yang diperlukan dalam perkuliahan seperti menambah

jumlah buku yang berada di perpustakaan sehingga memudahkan

pihak mahasiswa dalam perkuliahannya dan ketersediaan fasilitas

WIFi/Hotspot sehingga dapat menghemat pengeluaran konsumsi

mahasiswa.

56

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Andi, Perkasa. 2012. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa UNHAS. Skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Hasanuddin. Makassar.

Antari, Ni Luh Sili. 2008. Pengaruh Pendapatan, Pendidikan, Dan Remitan Terhadap Pengeluaran Konsumsi Pekerja Migran Nonpermanen Di Kabupaten Badung (Studi Kasus pada Dua Kecamatan di Kabupaten Badung). Jurnal Jurusan Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana. Bandung.

Astriana. 2008. Analisis Fungsi Konsumsi Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Hasanuddin. Tidak Dipublikasikan. Makassar.

Boediono. 1980. Ekonomi Mikro. BPFE. Yogyakarta.

................ 1992. Ekonomi Mikro. BPFE. Yogyakarta.

BPS Kota Makassar,2006. Makassar dalam angka 2011. Makassar: BPS Kota Makassar.

.................................., 2012. Makassar dalam angka 2012. Makassar: BPS Kota Makassar.

..................................., 2013 Makassar dalam angka 2012. Makassar: BPS Kota Makassar.

Chaney, David. 2003. Lifestlyles Sebuh Pengantar Komprehensif. Bandung: Jalasutra.

Friedman, M. 1957. A Theory Of The Consumption Function. Princeton, NJ: Princeton University Press.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Universitas Hasanuddin: Makassar

Joesron, T., M. Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro. Salemba Empat. Jakarta.

Kusuma, Braudrillard Vanda. 2004.Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat di indonesia (tahun 1988-2005). Skripsi fakultas ekonomi universitas islam indonesia. Yogyakarta.

Laodesyamri. Pengertian Pendapatan. http://id.shvoong.com/writing-and speaking/presenting/2061554-pengertian-pendapatan/. Tanggal akses 10 maret 2010.

57

Loundon, David L, & Della Albert J. 1993.Consumer Behavior: Concep And Aplication 4th Edition: Unites States: Mc Graw Hills.

Maharani, dayu. 2006. Perbandingan Pola Konsumsi Pada Kalangan Mahasiswa Yang Indekos Di Kota Surakarta. Surakarta.

Mankiw, N Greegory. (2000). Teori Ekonomi Makro. Salemba Empat. Jakarta. Nicholson W. 1991. Teori Ekonomi Mikro I. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Nopirin. 1997. Ekonomi Makro. Cetakan Keempat. BPFE: Yogyakarta.

Nugroho, Adi. 2002. Perilaku Konsumen. Studia Press. Jakarta Timur.

Prabu, Anwar Mangkunegara. 2009. Perilaku Konsumen. Bandung: PT Rafika Aditama..

Reksoprayitno, Soediyono. (2000), Ekonomi Makro (Pengantar Analisis Pendapatan Nasional), Edisi Kelima. Cetakan Kedua, Yogyakarta: Liberty.

Reynold, F.D., & Wells, W. D. 1997. Consumer Behavior. New York: Mc Grow-Hill.inc.

Samuelson, Paul A., William D. Nordhaus. 1996. Makro Ekonomi. Edisi Keempatbelas. Cetakan Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Soediyono, R. 1999. Ekonomi Makro: Analisis IS-LM dan Permintaan Penawaran Agregatif. Yogyakarta: Liberty.

Sukirno, Sadono. 2000. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

........................... 2007. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

.......................... 1994. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Sumarwan.1993. Keluarga Masa Depan dan Perubahan Pola Konsumsi. Warta Demografi. Jakarta: LD.FEUI

Sutrino dan Putranto. 2005. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi/Pengeluaran Rumah Tangga - Pendidikan Ekonomi Dasar.Jurnal. kegiatan

Suparmoko, M. (1993), Pengantar Ekonomika Makro, Yogyakarta: BPFE. Syahrina, Ade. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi

Mahasiswa Unhas Kota Makassar. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Tidak Dipublikasikan. Makassar.

58

Wahyuningtyas, A. 2000.Pola Konsumsi Mahasiswa Kos di Kotamadya Surakarta.Surakarta

http: //2061554-pengertian-pendapatan/. Tanggal akses Februari 2013.

www.anneahira.com/beasiswa.html

59

60

Lampiran 1

DATA VARIABEL REGRESI HASIL REKAP DATA RESPONDEN

NO KONSUMSI (Y) UANG SAKU (X1)

IPK (X2)

BEASISWA (D1)

JURUSAN (D2)

JENIS KELAMIN (D3)

1 Rp 834,000 Rp 1,100,000 3.6 0 0 0

2 Rp 730,000 Rp 1,200,000 3.44 1 0 1

3 Rp 470,000 Rp 500,000 3.32 1 1 1

4 Rp 600,000 Rp 1,200,000 3 0 1 0

5 Rp 655,000 Rp 900,000 3.58 0 1 1

6 Rp 1,120,000 Rp 1,300,000 3.2 0 0 0

7 Rp 1,680,000 Rp 1,800,000 3.6 1 1 1

8 Rp 877,000 Rp 1,300,000 2.79 0 0 1

9 Rp 937,000 Rp 1,300,000 2.59 0 1 1

10 Rp 1,227,000 Rp 1,500,000 2.67 0 1 1

11 Rp 1,942,000 Rp 2,100,000 3.75 0 1 1

12 Rp 727,000 Rp 1,000,000 2.9 1 1 1

13 Rp 917,000 Rp 1,200,000 3.6 1 1 0

14 Rp 1,047,000 Rp 1,500,000 3.2 0 1 0

15 Rp 780,000 Rp 1,550,000 3 0 1 0

16 Rp 1,817,000 Rp 2,100,000 3.1 1 1 1

17 Rp 725,000 Rp 1,050,000 3.5 0 0 0

18 Rp 710,000 Rp 800,000 3 0 0 1

19 Rp 542,000 Rp 800,000 3.5 0 0 1

20 Rp 1,017,000 Rp 1,200,000 3.09 0 0 0

21 Rp 865,000 Rp 1,000,000 3.5 0 1 1

22 Rp 1,050,000 Rp 1,200,000 3.58 0 1 1

23 Rp 812,000 Rp 1,300,000 3 0 1 1

24 Rp 642,000 Rp 1,000,000 3.45 0 0 1

25 Rp 672,000 Rp 1,100,000 3.2 0 1 1

26 Rp 1,017,000 Rp 1,150,000 3.5 0 1 0

27 Rp 1,300,000 Rp 1,500,000 3.71 0 1 1

28 Rp 1,417,000 Rp 1,600,000 3.5 1 1 1

29 Rp 994,000 Rp 1,500,000 3.83 1 1 0

30 Rp 1,384,000 Rp 1,500,000 3.24 0 1 1

31 Rp 825,000 Rp 900,000 3.23 1 0 1

32 Rp 554,000 Rp 700,000 3.2 1 0 0

33 Rp 984,000 Rp 1,100,000 3.66 1 0 0

34 Rp 944,000 Rp 1,000,000 3.5 0 0 0

35 Rp 1,480,000 Rp 1,600,000 3.44 1 0 0

36 Rp 667,000 Rp 700,000 3.39 1 0 1

37 Rp 545,000 Rp 650,000 3.6 1 0 1

38 Rp 580,000 Rp 600,000 3.73 1 0 1

39 Rp 767,000 Rp 900,000 3.2 0 0 1

40 Rp 1,047,000 Rp 1,200,000 3 1 1 0

41 Rp 1,004,000 Rp 1,200,000 3.6 1 0 1

42 Rp 1,710,000 Rp 1,900,000 3.69 1 1 1

43 Rp 1,233,000 Rp 1,340,000 3.9 1 1 0

44 Rp 1,467,000 Rp 2,200,000 3 0 1 1

45 Rp 677,000 Rp 1,000,000 3.2 0 0 0

46 Rp 575,000 Rp 700,000 3.23 0 0 1

47 Rp 364,000 Rp 500,000 3.4 0 0 0

61

48 Rp 545,000 Rp 1,050,000 3.1 0 0 1

49 Rp 604,000 Rp 750,000 3.05 1 0 1

50 Rp 550,000 Rp 1,100,000 2.9 0 0 1

51 Rp 572,000 Rp 600,000 3.25 0 1 0

52 Rp 717,000 Rp 950,000 3.15 1 1 1

53 Rp 1,882,000 Rp 2,500,000 3.17 1 1 1

54 Rp 1,530,000 Rp 2,000,000 2.96 1 1 1

55 Rp 1,817,000 Rp 2,100,000 2.75 1 1 0

56 Rp 1,147,000 Rp 1,200,000 3.01 1 0 0

57 Rp 597,000 Rp 800,000 2.5 0 0 0

58 Rp 747,000 Rp 900,000 2.8 1 0 0

59 Rp 327,000 Rp 600,000 3.2 0 0 0

60 Rp 769,000 Rp 1,000,000 3.09 0 1 0

61 Rp 359,000 Rp 500,000 2.7 0 0 0

62 Rp 495,000 Rp 500,000 3 0 0 0

63 Rp 767,000 Rp 1,000,000 3.17 0 1 0

64 Rp 740,000 Rp 1,000,000 3.01 0 0 0

65 Rp 1,367,000 Rp 1,400,000 3.42 0 0 0

66 Rp 1,030,000 Rp 1,200,000 3.57 0 1 1

67 Rp 1,167,000 Rp 1,200,000 3.53 1 0 1

68 Rp 1,420,000 Rp 1,500,000 3.75 1 0 0

69 Rp 1,230,000 Rp 1,450,000 3.53 1 0 0

70 Rp 670,000 Rp 750,000 3.63 0 0 0

71 Rp 439,000 Rp 500,000 2.82 1 0 0

72 Rp 959,000 Rp 1,050,000 3.4 1 0 1

73 Rp 1,100,000 Rp 1,200,000 3.2 1 0 0

74 Rp 1,317,000 Rp 1,425,000 3.16 1 1 1

75 Rp 854,000 Rp 2,500,000 3.72 1 0 0

76 Rp 1,300,000 Rp 1,500,000 3.32 1 1 0

77 Rp 1,250,000 Rp 1,300,000 3.57 1 1 0

78 Rp 1,622,000 Rp 2,000,000 3.4 1 1 1

79 Rp 1,772,000 Rp 2,500,000 3.4 1 1 0

80 Rp 2,009,000 Rp 2,300,000 3.34 1 1 1

81 Rp 2,150,000 Rp 2,250,000 2.9 0 1 0

82 Rp 1,590,000 Rp 1,600,000 3.1 1 1 1

83 Rp 1,959,000 Rp 2,000,000 3.25 0 1 1

84 Rp 726,000 Rp 1,000,000 2.86 0 0 0

85 Rp 1,257,000 Rp 1,300,000 3.12 1 1 0

86 Rp 745,000 Rp 950,000 3.28 0 0 0

87 Rp 1,184,000 Rp 1,200,000 2.7 0 1 0

88 Rp 2,250,000 Rp 2,500,000 3.17 1 1 1

89 Rp 959,000 Rp 1,000,000 3.05 1 1 0

90 Rp 1,884,000 Rp 2,500,000 2.57 0 1 1

91 Rp 1,045,000 Rp 1,200,000 3.23 0 1 0

92 Rp 1,009,000 Rp 1,100,000 3.2 1 1 1

93 Rp 1,407,000 Rp 1,500,000 3.78 1 0 0

94 Rp 920,000 Rp 1,000,000 3.04 0 1 1

95 Rp 784,000 Rp 900,000 3.74 1 1 0

96 Rp 634,000 Rp 1,000,000 3.1 0 1 0

97 Rp 1,122,000 Rp 1,300,000 3.21 0 1 1

98 Rp 471,000 Rp 600,000 3.1 0 1 0

99 Rp 1,096,000 Rp 1,300,000 3.1 1 0 1

100 Rp 1,389,000 Rp 1,600,000 3.14 1 1 1

62

101 Rp 1,230,000 Rp 1,500,000 3.45 1 0 1

102 Rp 1,104,000 Rp 1,150,000 3.46 1 1 0

103 Rp 999,000 Rp 1,000,000 3.21 1 1 0

104 Rp 1,015,000 Rp 1,200,000 3.62 1 1 0

105 Rp 709,000 Rp 900,000 2.85 0 1 1

106 Rp 1,030,000 Rp 1,050,000 3.35 1 0 1

107 Rp 820,000 Rp 1,000,000 2.45 0 0 1

108 Rp 925,000 Rp 1,200,000 3.2 1 0 0

109 Rp 965,000 Rp 1,200,000 2.9 1 0 1

110 Rp 790,000 Rp 1,000,000 3.5 1 0 0

111 Rp 695,000 Rp 1,100,000 2.67 0 0 0

112 Rp 535,000 Rp 600,000 3.12 0 0 1

113 Rp 730,000 Rp 1,500,000 2.69 1 0 0

114 Rp 870,000 Rp 1,100,000 3.5 1 0 0

115 Rp 716,000 Rp 800,000 3.4 1 0 1

116 Rp 443,000 Rp 600,000 3.21 0 0 0

117 Rp 466,000 Rp 1,050,000 3.24 0 0 1

118 Rp 625,000 Rp 650,000 3.2 0 1 0

119 Rp 745,000 Rp 1,200,000 2.67 0 0 1

120 Rp 1,360,000 Rp 1,500,000 3.59 1 0 1

63

Lampiran 2

REKAP DATA LOGARITMA NATURAL

KONSUMSI (Y) UANG SAKU (X1) IPK (X2) BEASISWA (D1) JURUSAN (D2) JENIS KELAMIN (D3)

13.63398868 13.91082074 1.280933845 0 0 0

13.50079981 13.99783211 1.235471471 1 0 1

13.06048797 13.12236338 1.199964783 1 1 1

13.30468493 13.99783211 1.098612289 0 1 0

13.39239051 13.71015004 1.2753628 0 1 1

13.92883924 14.07787482 1.16315081 0 0 0

14.33430435 14.40329722 1.280933845 1 1 1

13.68426227 14.07787482 1.026041596 0 0 1

13.75043856 14.07787482 0.951657876 0 1 1

14.02008272 14.22097567 0.982078472 0 1 1

14.47922893 14.5574479 1.32175584 0 1 1

13.49668176 13.81551056 1.064710737 1 1 1

13.72886275 13.99783211 1.280933845 1 1 0

13.86143949 14.22097567 1.16315081 0 1 0

13.5670492 14.25376549 1.098612289 0 1 0

14.41269735 14.5574479 1.131402111 1 1 1

13.49392693 13.86430072 1.252762968 0 0 0

13.47302025 13.59236701 1.098612289 0 0 1

13.20302128 13.59236701 1.252762968 0 0 1

13.83236768 13.99783211 1.128171091 0 0 0

13.67048479 13.81551056 1.252762968 0 1 1

13.86430072 13.99783211 1.2753628 0 1 1

13.60725562 14.07787482 1.098612289 0 1 1

13.37234358 13.81551056 1.238374231 0 0 1

13.41801362 13.91082074 1.16315081 0 1 1

13.83236768 13.9552725 1.252762968 0 1 0

14.07787482 14.22097567 1.311031877 0 1 1

14.16405252 14.28551419 1.252762968 1 1 1

13.80949249 14.22097567 1.342864803 1 1 0

14.14048842 14.22097567 1.17557333 0 1 1

13.62313867 13.71015004 1.172482137 1 0 1

13.22491997 13.45883561 1.16315081 1 0 0

13.79938118 13.91082074 1.297463147 1 0 0

13.75788145 13.81551056 1.252762968 0 0 0

14.20755265 14.28551419 1.235471471 1 0 0

13.41054532 13.45883561 1.220829921 1 0 1

13.20854107 13.38472764 1.280933845 1 0 1

13.27078338 13.30468493 1.316408234 1 0 1

64

13.55024208 13.71015004 1.16315081 0 0 1

13.86143949 13.99783211 1.098612289 1 1 0

13.81950258 13.99783211 1.280933845 1 0 1

14.35200393 14.45736444 1.305626458 1 1 1

14.02496078 14.10818017 1.360976553 1 1 0

14.19873006 14.60396792 1.098612289 0 1 1

13.42542655 13.81551056 1.16315081 0 0 0

13.26212532 13.45883561 1.172482137 0 0 1

12.80490915 13.12236338 1.223775432 0 0 0

13.20854107 13.86430072 1.131402111 0 0 1

13.31132948 13.52782849 1.115141591 1 0 1

13.21767356 13.91082074 1.064710737 0 0 1

13.25689427 13.30468493 1.178654996 0 1 0

13.48283112 13.76421726 1.147402453 1 1 1

14.4478456 14.73180129 1.153731588 1 1 1

14.24077829 14.50865774 1.085189268 1 1 1

14.41269735 14.5574479 1.011600912 1 1 0

13.9526604 13.99783211 1.101940079 1 0 0

13.29967239 13.59236701 0.916290732 0 0 0

13.52382046 13.71015004 1.029619417 1 0 0

12.69771545 13.30468493 1.16315081 0 0 0

13.55284625 13.81551056 1.128171091 0 1 0

12.79107767 13.12236338 0.993251773 0 0 0

13.11231304 13.12236338 1.098612289 0 0 0

13.55024208 13.81551056 1.153731588 0 1 0

13.51440547 13.81551056 1.101940079 0 0 0

14.12812912 14.15198279 1.229640551 0 0 0

13.84506936 13.99783211 1.272565596 0 1 1

13.96994691 13.99783211 1.261297871 1 0 1

14.16616743 14.22097567 1.32175584 1 0 0

14.02252473 14.18707411 1.261297871 1 0 0

13.41503299 13.52782849 1.289232648 0 0 0

12.99225469 13.12236338 1.036736885 1 0 0

13.77364635 13.86430072 1.223775432 1 0 1

13.91082074 13.99783211 1.16315081 1 0 0

14.09086698 14.16968237 1.150572028 1 1 1

13.65768647 14.73180129 1.313723668 1 0 0

14.07787482 14.22097567 1.199964783 1 1 0

14.03865411 14.07787482 1.272565596 1 1 0

14.29917051 14.50865774 1.223775432 1 1 1

14.38761941 14.73180129 1.223775432 1 1 0

14.51314764 14.64841968 1.205970807 1 1 1

65

14.5809784 14.62644077 1.064710737 0 1 0

14.27924457 14.28551419 1.131402111 1 1 1

14.4879447 14.50865774 1.178654996 0 1 1

13.49530529 13.81551056 1.050821625 0 0 0

14.04423849 14.07787482 1.137833002 1 1 0

13.5211395 13.76421726 1.187843422 0 0 0

13.98440909 13.99783211 0.993251773 0 1 0

14.62644077 14.73180129 1.153731588 1 1 1

13.77364635 13.81551056 1.115141591 1 1 0

14.44890773 14.73180129 0.943905899 0 1 1

13.85952744 13.99783211 1.172482137 0 1 0

13.8244703 13.91082074 1.16315081 1 1 1

14.15697034 14.22097567 1.32972401 1 0 0

13.73212895 13.81551056 1.111857515 0 1 1

13.5721643 13.71015004 1.319085611 1 1 0

13.35980423 13.81551056 1.131402111 0 1 0

13.93062337 14.07787482 1.166270937 0 1 1

13.06261337 13.30468493 1.131402111 0 1 0

13.90717775 14.07787482 1.131402111 1 0 1

14.14409462 14.28551419 1.1442228 1 1 1

14.02252473 14.22097567 1.238374231 1 0 1

13.91445051 13.9552725 1.241268589 1 1 0

13.81451006 13.81551056 1.166270937 1 1 0

13.83039917 13.99783211 1.286474026 1 1 0

13.47161081 13.71015004 1.047318994 0 1 1

13.84506936 13.86430072 1.208960346 1 0 1

13.61705962 13.81551056 0.896088025 0 0 1

13.73754902 13.99783211 1.16315081 1 0 0

13.77988338 13.99783211 1.064710737 1 0 1

13.57978822 13.81551056 1.252762968 1 0 0

13.45166712 13.91082074 0.982078472 0 0 0

13.19002203 13.30468493 1.137833002 0 0 1

13.50079981 14.22097567 0.989541194 1 0 0

13.67624849 13.91082074 1.252762968 1 0 0

13.48143545 13.59236701 1.223775432 1 0 1

13.00132505 13.30468493 1.166270937 0 0 0

13.05194091 13.86430072 1.17557333 0 0 1

13.34550693 13.38472764 1.16315081 0 1 0

13.5211395 13.99783211 0.982078472 0 0 1

14.12299526 14.22097567 1.278152203 1 0 1

66

Lampiran 3

HASIL OLAHAN DATA REGRESI

REGRESSION

/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS CI BCOV R ANOVA COLLIN TOL CHANGE ZPP

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT Y

/METHOD=ENTER X1 X2 D1 D2 D3

/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)

/RESIDUALS HIST(ZRESID) NORM(ZRESID)

/CASEWISE PLOT(ZRESID) OUTLIERS(3).

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 D3, X2, D2, D1,

X1a

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Y

Model Summaryb

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

Durbin-

Watson

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .909a .827 .819 .17752 .827 109.025 5 114 .000 1.823

a. Predictors: (Constant), D3, X2, D2, D1, X1

b. Dependent Variable: Y

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 17.178 5 3.436 109.025 .000a

Residual 3.592 114 .032

Total 20.771 119

a. Predictors: (Constant), D3, X2, D2, D1, X1

67

Coefficientsa

Model

Unstandardize

d Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

95% Confidence

Interval for B Correlations

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta

Lower

Bound

Upper

Bound

Zero-

order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) 1.052 .689 1.528 .129 -.312 2.416

X1 .879 .048 .807 18.272 .000 .784 .975 .891 .863 .712 .777 1.287

X2 .255 .171 .061 1.492 .139 -.084 .593 .152 .138 .058 .904 1.106

D1 .109 .035 .131 3.101 .002 .039 .179 .339 .279 .121 .851 1.175

D2 .097 .036 .116 2.727 .007 .027 .167 .439 .247 .106 .832 1.202

D3 .016 .033 .019 .483 .630 -.049 .081 .158 .045 .019 .973 1.028

a. Dependent

Variable: Y

Coefficient Correlationsa

Model D3 X2 D2 D1 X1

1 Correlations D3 1.000 .039 -.043 -.013 -.120

X2 .039 1.000 -.012 -.301 .008

D2 -.043 -.012 1.000 .102 -.399

D1 -.013 -.301 .102 1.000 -.243

X1 -.120 .008 -.399 -.243 1.000

Covariances D3 .001 .000 -5.052E-5 -1.556E-5 .000

X2 .000 .029 -7.063E-5 -.002 6.315E-5

D2 -5.052E-5 -7.063E-5 .001 .000 .000

D1 -1.556E-5 -.002 .000 .001 .000

X1 .000 6.315E-5 .000 .000 .002

68

Coefficient Correlationsa

Model D3 X2 D2 D1 X1

1 Correlations D3 1.000 .039 -.043 -.013 -.120

X2 .039 1.000 -.012 -.301 .008

D2 -.043 -.012 1.000 .102 -.399

D1 -.013 -.301 .102 1.000 -.243

X1 -.120 .008 -.399 -.243 1.000

Covariances D3 .001 .000 -5.052E-5 -1.556E-5 .000

X2 .000 .029 -7.063E-5 -.002 6.315E-5

D2 -5.052E-5 -7.063E-5 .001 .000 .000

D1 -1.556E-5 -.002 .000 .001 .000

X1 .000 6.315E-5 .000 .000 .002

a. Dependent Variable: Y

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue

Condition

Index

Variance Proportions

(Constant) X1 X2 D1 D2 D3

1 1 4.701 1.000 .00 .00 .00 .01 .01 .01

2 .510 3.037 .00 .00 .00 .47 .25 .12

3 .449 3.235 .00 .00 .00 .00 .34 .68

4 .335 3.746 .00 .00 .00 .38 .25 .17

5 .005 32.295 .02 .02 .97 .06 .01 .01

6 .000 127.429 .98 .98 .03 .08 .15 .01

a. Dependent Variable: Y

69

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 12.8439 14.5236 13.7294 .37994 120

Std. Predicted Value -2.331 2.090 .000 1.000 120

Standard Error of Predicted

Value .032 .062 .039 .006 120

Adjusted Predicted Value 12.8482 14.5386 13.7296 .38083 120

Residual -.79198 .31867 .00000 .17375 120

Std. Residual -4.461 1.795 .000 .979 120

Stud. Residual -4.705 1.847 .000 1.009 120

Deleted Residual -.88090 .33732 -.00021 .18455 120

Stud. Deleted Residual -5.219 1.867 -.008 1.038 120

Mahal. Distance 2.958 13.436 4.958 1.918 120

Cook's Distance .000 .414 .011 .039 120

Centered Leverage Value .025 .113 .042 .016 120

a. Dependent Variable: Y

70

71

72

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KONSUMSI MAHASISWA KOS DI KOTA MAKASSAR

I. Identitas Responden

1. Nama :

2. NIM :

3. Jenis Kelamin :

4. Universitas/Fakultas / Jurusan :

5. Angkatan / Semester :

6. IPK :

7. Alamat :

8. Tempat Tinggal : Kos / Tidak Kos (*pilih salah satu,

bagi yang tinggal di rumah kontrakan dan sendiri / bersama dengan

mahasiswa lainnya maka termasuk kos)

II. Daftar Pertanyaan

1. Apakah Anda menerima beasiswa saat ini?

a. Ya

b. Tidak

Jika Tidak, maka lanjut ke pertanyaan no. 3

2. Berapa jumlah beasiswa yang Anda terima setiap bulan?

Rp.........................

3. Berapa rata-rata uang saku Anda setiap bulan?

Rp.........................

4. Apakah uang saku yang Anda terima pada setiap bulannya sama ?

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah ada tambahan uang saku anda apabila ada tambahan pengeluaran

yang tidak terduga ?

a. Ya

b. Tidak

6. Berapa pengeluaran konsumsi makanan Anda setiap bulan?

Rp........................

7. Berapa pengeluaran konsumsi non makanan Anda setiap bulan?

a. Transportasi :

73

Kendaraan pribadi : Rp.........................

Kendaraan umum : Rp..........................

b. Entertainment (nonton di bioskop, karaoke, dll) : Rp............................

c. Komunikasi (pulsa) : Rp...........................

d. Biaya perlengkapan perkuliahan (buku pelajaran, print tugas,

fotocopy, biaya internet untuk tugas, kertas/buku tulis, pulpen, dll):

Rp...........................

e. Kebutuhan lain-lain (sebutkan) bila ada:.....

Rp. ......................

-Terima Kasih Atas Bantuannya-

74

Lampiran 6

BIODATA

Identitas Diri

Nama : AGUSTINA RESI KAROMA

Tempat/Tanggal lahir : Sillanan / 17 Maret 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : Jl. Bajiminasa II No.17 F Makassar

Nomor HP : 081342420940

Alamat E_mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

Pendidikan Formal

1. SDN. 219 Inpres Rantebatan, Tana Toraja Tahun 1997-2003

2. SMP Negeri 1 Mengkendek, Tana Toraja Tahun 2003-2006

3. SMA Negeri 1 Mengkendek, Tana Toraja Tahun 2006-2009

4. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin,

Makassar Tahun 2009-2013

Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya.

Makassar, 25 November 2013

AGUSTINA RESI KAROMA