MAKALAH AGAMAADAB PERGAULAN ANTARA PRIA DAN WANITA
Oleh
SINTA ARISTA DEWI
2009-03-048
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
2009-2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Pendahuluan
Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan Rahmat
dan nikmatNya kepada kita semua sehingga sampai aat ini kita masih
diberikan kesempatan untuk menjalankan aktifitas sebagaimana mestinya
dalam keadaan sehat wal afiat amiin.
Sholawat dan salamnya Allah senantiasa tercurahkan kepada
kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita
dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan iman yakni agama
islam.
1.2 Latar Belakang.
Pada akhir-akhir ini adab pergaulan antara pria dan wanita sangatlah
memprihatinkan. Oleh sebab itu saya mengangkat judul ini agar pergaulan
antara pria dan wanita bisa lebih dijaga dan tidak melanggar atturan dan
syariat agama.
Selain itu tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk pedoman bagi
para pembacanya agar mereka mempunyai batasan-batasan dalam bergaul
dalam kehidupannya. Selain agar mereka bisa dipandang baik oleh masyarakat
sekitar agar mereka tidak berbuat dosa karena telah melanggar aturan agama
dalam hal pergaulan. Mudah-mudahan dengan dibuatnya makalah ini adab
dari pergaulan antara seorang pria dan seorang wanita bisa terkontrol dengan
baik. Dengan harapan agar generasi penerus bangsa ini bisa menjadi generasi
yang penuh dengan akhlaq.
BAB II
ADAB PERGAULAN PRIA-WANITA
Bergaul dalam rangka kebaikan serta tolong menolong dalam kebajikan
dan takwa diperbolehkan, dan bahkan diperintahkan termasuk antar beda jenis.
Tentu dalam batasan yang telah ditetapkan islam. Maka kita tidak boleh
ber-'uzlah, yakni mengisolir dan menjauhkan diri dari pergaulan. Namun, kita
juga tidak boleh minder dengan akhlak islam, sehingga kita larut dalam gaya
hidup dan pergaulan modern yang bebas tanpa ikatan norma moral dan agama.
Justru, kita harus pede karena islam menuntut kita agar bermartabat dan
kepribadian mulia kita tetap terpelihara, serta tidak terjerumus dalam budaya
pergaulan yang merusak, dan berikut ini panduan ringkas tentang adab pergaulan
pria-wanita menurut Al Quran dan sunnah Nabi Muhammad saw.
1. MENJAGA PANDANGAN
Allah berfiman, "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman,
'Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluaanya, yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. sesunguhnya Allah Maha mengetahui
apa yang merka perbuat."
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya dan menjaga kemaluanya"(QS. An Nur 30-31).
dan hal itu karena pandangan(terhadap beda jenis) merupakan salah satu pintu
utama syetan. Nabi saw. pernah memalingkan muka Al Fadhi bin Al
Abbas(sepupu beliau) ketika Al Fadhi berlama-lama memandang seorang
wanita(HR. A Bukhari, Abu Dawud dan An-Nassa-i).
2. MENGENAKAN PAKAIAN YANG SOPAN SESUAI KAIDAH AGAMA
Khusus muslimah, wajib menutup seluruh tubuh selain wajah dan telapak
tangan. Jangan yang tipis dan jangan dengan potongan yang menampakkan lekuk
tubuh. Allah berfirman, "... dan janganlah merka menempatkan perhiasanya
kecuali yang bisa tampak(yaitu wajah dan telapak tangan). dan hendaklah mereka
menutupkan kain kerudung ke dadanya ..."(QS. An Nur 31).
dengan pakian tersebut,. dapat dibedakan antara wanita baik-baik dengan wanita
nakal. "... yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, dan agar
mereka tidak diganggu..."(QS. Al Ahzab 59).
3. MEMATUHI ADAB-ADAB WANITA MUSLIMAH -DALAM SEGALA
HAL- TERHADAP LAKI-LAKI
a. Menghindari ucapan, tindakan, sikap dan semacamnya yang bersifat
genit dan yang berpontensi kuat membangkitkan birahi laki-laki, Allah
berfirman,"... maka janganlah kamu "tunduk" (berlembut-lembut) dalam berbicara
sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya. dan ucapkanlah
perkataan yang baik."(QS. AL AHzab 32).
b. Menghindari bercanda dengan pria dan menjauhi pintu-pintu fitnah
seperti SMSan yang tidak perlu dan bertelepon diluar kebutuhan, pembicaraan
yang menyerempet-menyerempet bahaya dsb.
1. Dalam berjalan jangan memancing perhatian pria. Firman Allah, "... dan
janganlah mereka mukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan..."(QS. An Nur 31). dan Allah memberi contoh
wanita yang baik, "Kemudian datanglah kepada musa salah seorang dari
kedua wanita itu yang berjalan malu-malu..." (QS. Al Qashash 25).
d. Jangan bertabaruj(tampil mencolok dalam berpakaian, perhiasan, make-
up, ucapan, langkah, prilaku, sikap, dll) sebagaimana wanita jahilia tempo dulu
ataupun jahilia modern, seperti dalam hadis Nabi saw, "(yaitu) wanita-wanita
yang menyimpang dari ketaatan dan menjadikan hati laki-laki cenderung kepada
kerusakan(kemaksiatan)" (HR. Ahmad dan Muslim).
f. Menjauhkan diri dari parfum, warna-warna, perhiasan, dan semacamnya
yang mencolok saat diluar rumah dan dalam pertemuan dengan kaum laki-laki.
4. JANGAN BERKHALWAT(BERDUA-DUAN)
Artinya dilarang berduan,baik dalam ruang maupun dalam kendaraan, atau
lainya. "janganlah sekali-kali seseorang diantara kali berkhalwat dengan seorang
wanita, kecuali bersama mahram(si wanita)," sabda Nabi saw. melarang berduaan,
sabda beliau: "janganlah kamu masuk ketempat wanita". seorang sahabat anshar
bertanya, "bagaiman dengan ipar?" beliau menjawab, "ipar itu (ibarat) kematian
(yakni lebih membahayakan)" (HR. Muttafaq 'alaih).
5. BERINTERAKSI SEPERLUNYA
Interaksi dan pertemuan (pria dan wanita) itu seharusnya sebatas
kebutuhan saja, dan tidak berlebih-lebihan yang dapat menjahukan wanita dari
naluri kewanitaanya, menimbulkan fitnah, atau membuatnya lalai dari kewajiban
suci dan utamanya didalam keluarga.
Atau dengan kata lain, pada prinsipnya kaidah yang harus dijaga dalam hal
ini kaida pembatasan. masing-masing harus berkomitmen kuat untuk selalu
membatasi diri. sehigga tidak melakukan interaksi langsung beda jenis
nonmahrom, kecuali ketika ada kebutuhan riil saja dan hanya sebatas kadar
kebutuhan itu pula. atau dengan kata lain lagi, setiap kali berhubungan dan
berkomunikasi langsung dengan beda jenis dan nonmahram. muslim/muslimah
harusnya selalu waspada dan mengingat kata peringatan: "AWAS BAHAYA!!!"
Yang jelas, janganlah muslim/muslimah menyikapi pergaulan dengan beda
jenis nonmahrom itu sama bebasnya dengan pergaulan dengan sejenis. misalnya
dalam percakapan, bersenda gurau, dll. karena itu sering terjadi khususnya antara
muslim dan muslimah yang bertetangga atau berdekatan, baik dalam tempat
tinggal, tempat kerja, sekolah maupun lainnya.
Top Related