Tugas Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
“Perkembangan Regulasi Mutu Produk Perikanan Serta Organisasi Yang
Mengatur Dan Membuat Regulasi PIRT DepKes”
DI SUSUN OLEH
Kelompok 5
1. Adelaide M.U : 4443090564
2. Afzriansyah : 4443090417
3. Siska Nurraeni : 4443090090
4. Halisatul Hasanah : 4443080
5. Neni : 4443080
JURUSAN PERIKANAN/FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang sampai dengan
saat ini masih memberikan kita kesehatan jasmani maupun rohani sehingga kita
dapat merasakan nikmatnya iman dalam persaudaraan. Tak lupa shalawat serta
salam kita haturkan ke junjungan alam nabi besar Muhammad SAW. karena
dialah merupakan satu-satunya suri tauladan terbaik yang harus kita contoh
sampai dengan zaman sekarang ini.
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen mata kuliah pengendalian mutu
hasil perikanan yaitu Sakinah Hartyati S.Pi.,M.si dan Dini Surilayani S.Pi.,M,si
yang telah memberikan tugasnya kepada kami. Alhamdulilah tugas laporan
pengendalian mutu hasil perikanan ini dapat terselesaikan tepat waktu. Pada
laporan ini, kami berusaha mengungkapkan perkembangan regulasi mutu produk
perikanan serta organisasi yang mengatur dan membuat regulasi PIRT DepKes.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik bentuk, isi dan penyusunannya, oleh karena keterbatasan
kemampuan dan waktu serta keterbatasan literature. Dengan senang hati kami
menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini dan diharapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca terutama
mahasiswa/mahasiswi Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
Serang, 10 Oktober 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................................ 1
1.2. Tujuan .................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 5
2.1. Definisi PIRT ......................................................................... 5
2.2. Cara pendaftaran PIRT .......................................................... 6
2.3. Produk perikanan yang telah mendapat
Sertifikat Depkes P-IRT......................................................... 13
BAB III PENUTUP ............................................................................ 16
3.1. Kesimpulan .......................................................................... 16
3.2. Saran .................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... iii
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab
merupakan salah satu tujuan penting pengaturan, pembinaan, dan pengawasan di
bidang pangan. Mencapai tertib pengaturan di bidang pangan adalah melalui
pengaturan di bidang label dan iklan pangan, yang dalam prakteknya selama ini
belum memperoleh pengaturan sebagaimana mestinya. Dalam hubungannya
dengan masalah label dan iklan pangan maka masyarakat perlu memperoleh
informasi yang benar, jelas dan lengkap baik mengenai kuantitas, isi, kualitas
maupun hal-hal lain yang diperlukannya mengenai pangan yang beredar di
pasaran. Informasi pada label pangan atau melalui iklan sangat diperlukan bagi
masyarakat agar supaya masing-masing individu secara tepat dapat menentukan
pilihan sebelum membeli dan atau mengkonsumsi pangan. Tanpa adanya
informasi yang jelas maka kecurangan - kecurangan dapat terjadi. Dalam PP. RI.
No.69 Tahun 1999 menimbang bahwa pada:
a. Salah satu tujuan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pangan adalah
terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab.
b. Bahwa label dan iklan pangan merupakan sarana dalam kegiatan
perdagangan pangan yang memiliki arti penting, sehingga perlu diatur dan
dikendalikan agar informasi mengenai pangan yang disampaikan kepada
masyarakat adalah benar dan tidak menyesatkan.
c. Bahwa masyarakat berhak untuk memperoleh informasi yang benar tidak
menyesatkan mengenai pangan yang akan dikonsumsinya, khususnya yang
disampaikan melalui label dan iklan pangan.
d. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut dan sebagai pelaksanaan undang-undang
Nomor. 7 tahun 1996 tentang Pangan, dipandang perlu mengatur tentang label
dan iklan pangan dengan Peraturan Pemerintah.
Dalam peraturan pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Label pangan : Adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk
gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada
pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian
kemasan pangan, yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut Label.
2. Iklan pangan : Adalah setiap keterangan atau pernyataan mengenai pangan
dalam bentuk gambar, tulisan, atau bentuk lain yang dilakukan dengan
berbagai cara untuk pemasaran dan atau perdagangan pangan, yang selanjutnya
dalam Peraturan Pemerintah ini disebut iklan.
3. Kemasan pangan : Adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan atau
membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun
tidak. Berdasarkan PP. No.69 Thn. 1999 mengatur Label dan Iklan Pangan
tentang :
a. Nama produk
b. Daftar bahan yang digunakan
c. Berat bersih atau isi bersih
d. Nama dan alamat pihak yang memproduksi
e. Tanggal, Bulan dan Tahun kadaluwarsa
f. Nomor Sertifikat Produksi (P-IRT)
Informasi yang harus dicantukan pada Label (PP. No.69 Thn. 1999) :
a. Nama Makanan/nama produk/nama dagang
b. Komposisi/ingredien
c. Isi/netto
d. Nama dan alamat pabrik
e. Nomor pendaftaran (MD/SP)
f. Kode Produksi
Untuk Makanan Tertentu di Cantumkan :
a. Tanggal Kedaluarsa
b. Petunjuk atau cara penyimpanan
c. Petunjuk atau cara penggunaan
d. Nilai gizi
e. Tulisan atau persyaratan khusus
Persyaratan Umum Label
a. Tulisan pada label harus menggunakan huruf latin atau arab.
b. Peringatan atau pernyataan harus menggunakan Bahasa Indonesia dan huruf
latin.
c. Peringatan dan pernyataan, keterangan dan penjelasan lainnya pada label harus
ditulis jelas dan mudah dibaca.
Nomor Pendaftaran Makanan
1. MD pada label DEPKES. RI. MD ……………….. (12 Digit)
a. Pengajuan permohonan kepada Dirjen POM
b. Nilai investasi diatas 10 juta
2. SP pada label DEPKES. RI. No. SP xxx/13.xx/xx
a. Mengikuti penyuluhan/pelatihan di Kandepkes setempat.
b. Nilai investasi antara 0.5 s/d 10 Juta
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari diadakannya sertifikat PIRT DepKes diantaranya
adalah:
a. Untuk mengetahui produk makanan dan minuman yang dibuat telah
memenuhi standart keamanan pangan
b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam proses
penanganan dan sistem standarisasi yang diterapkan untuk menjamin mutu
produk perikanan
c. Untuk mengetahui standarisasi mutu produk perikanan yang berkaitan erat
dengan mutu produk dengan capaian kualitas minimal
d. Unruk mengetahui tata cara pengajuan permohonan SPP-IRT
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi PIRT
Produk pangan yang dikonsumsi bagi masyarakat haruslah aman dari bahan-
bahan berbahaya, baik bahaya kimia, bahaya biologis, maupun bahaya fisik. Guna
memberikan keamanan pangan bagi konsumen, maka diperlukan sistem
pembinaan dan registrasi produk. P-IRT adalah Produksi Pangan Industri Rumah
Tangga yang harus tercantum dalam produk olahan makanan yang diedarkan di
masyarakat. Karena usaha ini dimulai dari rumah maka yang perlu dilakukan
adalah mendaftarkan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) ke Dinas Kesehatan
di masing masing wilayah (kabupaten atau propinsi).
Kalau kita membeli produk olahan yang telah di kemas, kita akan
menemukan tulisanP-IRT, MD, ML, atau SP. Semua istilah tersebut merujuk pada
pengertian nomor pendaftaran produk yang sudah tercatat di Departemen
Kesehatan. P-IRT merupakan produk pangan yang dihasilkan skala industri rumah
tangga sedangkan MD menunjukkan produk pangan dalam negeri, ini biasanya
untuk produksi dengan modal besar. Kemudian ML untuk produk pangan luar
negeri, sedangkan SP artinya Surat Penyuluhan.
Sebelum ada istilah P-IRT, nomer pendaftaran yang di cantumkan adalah
Dep. Kes. RI No. SP xx/xxx/x/95. Jadi sampai saat ini pencatuman nomer
pendaftaran label makanan ada yang menggunakan P-IRT, ada pula yang masih
tetap nomer lama dengan menggunakan SP. Dalam nomer P-IRT yang tercantum
di setiap produk olahan makanan dan minum, tertulis sederatan angka yang di
dalamnya menunjukkan lokasi tempat produksi dan jenis bahan utama yang
diperlukan untuk menghasilkan produk makanan. Sangat perlu mengurus
Keamanan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) merupakan hal yang sangat
penting, mengingat PIRT dibuat dengan alat yang semi otomatis sehingga
memungkinkan keamanan PIRT tidak terjamin. Pengawasan keamanan PIRT
dilakukan oleh pemerintah untuk mendapatkan pangan yang aman untuk
dikonsumsi dan untuk menjamin hak-hak konsumen.
2.2. Cara pendaftaran PIRT
Khususnya bagi produsen, untuk mendapatkan Sertifikat Produk Pangan
Industri Rumah Tangga (SPP – IRT) beserta persyaratannya dapat dilihat sebagai
berikut :
a. Pengajuan Permohonan : Kepada Pemerintah Daerah Cq. Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota.
b. Persyaratan :
Pemilik / Penanggung Jawab Memiliki SIUP / TDI dari Diperindag
Memiliki Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan dari Dinkes &
Kabupaten / Kota atau Minimal 1(satu) orang memiliki Sertifikat
Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP). Bila tidak memiliki Sertifikat PKP,
perusahaan menunjuk tenaga yang sesuai dengan tugasnya mengikuti
Pelatihan Penyuluhan Keamanan Pangan.
Syarat permohonan izin :
a) Mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan
b) Mengisi formulir permohonan izin PIRT
c) Foto copy KTP, 1 lembar
d) Pas foto 3 x 4, 3 lembar
e) Menyertakan rancangan label Makanan / Minuman
Sarana Produksi Sudah diperiksa oleh Dinas Kesehatan kabupaten / kota
Laporan hasil pemeriksaan sarana PP IRT dengan hasil minimal Cukup.
Pangan yang diproduksi tidak boleh berupa : Susu dan hasil olahannya
Daging, ikan, unggas dan hasil olahannya yang memerlukan proses dan atau
penyimpanan beku Pangan kaleng berasam rendah (PH> 4,5) Pangan bayi
Minuman beralkohol Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Pangan lain
yang wajib memenuhi persyaratan SNI Pangan lain yang ditetapkan oleh
Badan POM.\
c. Prosedur perizinan :
Mengajukan permohonan untuk mendapatkan Sertifikasi Produksi Pangan
Industri Rumah Tangga kepada Kepala Dinas Kesehatan . Akan dilakukan
Pemeriksaan berkas (1 hari)
Persetujuan Kadinkes (1 hari)
Menunggu waktu pelaksanaan penyuluhan keamanan pangan yang
dilaksanakan setiap 3 bulan sekali (1 hari s/d 3 bulan)
Pemohon diwajibkan mengikuti penyuluhan keamanan pangan dan
diperiksa sarana produksinya
Mengikuti Acara Penyuluhan Keamanan Pangan (1 hari)
Pemeriksaan sarana (1 hari s/d 14 hari)
Pemohon membayar retribusi. Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga
diserahkan (1 hari)
Total waktu 6 hari s/d 3 bulan
d. Informasi Tentang Nomor Sertifikat PKP. Nomor Sertifikat terdiri dari 3 (tiga)
kolom dan 9 (sembiIan) angka, sesuai contoh berikut : 123/4567/89
Angka ke- 1, 2, 3 pada kolom I, menunjukkan nomor urut tenaga
Angka ke- 4, 5, 6, 7 pada kolom II, menunjukkan propinsi dan kabupaten /
kota
Angka ke- 8, 9 pada kolom III, menunjukkan tahun penerbitan sertifikat
e. Sertifikat Produksi Pangan IRT (SPP – IRT) Sertifikat diberikan untuk 1 (satu)
jenis produk pangan Nomor Sertifikat PP – IRT terdiri dari 12 angka (digit)
yaitu:
Angka ke- 1 menunjukkan kode jenis kemasan
Angka ke- 2, 3 menunjukkan nomor urut jenis produk
angka ke- 4,5,6.7 menunjukkan kode propinsi dan kabupaten/kota
angka ke- 8, 9 menunjukkan nomor urut produk PP IRTyangtelah
memperoleh SPP-IRT
angka ke- 10,11,12 menunjukkan nomor urut PP-IRT di Kabupaten/kota
yang bersangkutan Nomor Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT)
dicantumkan pada label produk pangan IRT dengan cara penulisan seperti
Tabel 1. Contoh : P – IRT No. 20634710202
No Keterangan
2 jenis kemasan adalah plastik
06 kelompok jenis pangan yaitu tepung dan hasif olahnya dan jenis
produknya adalah biscuit
3471 kode propinsi, kabupaten/kota adalah propinsi DIY, kota
Yogyakarta
02 nomor urut jenis pangan yang ke- 2 memperoleh nomor sertifikat
produksi
02 nomor urut perusahaan IRT di kabupaten / kota setempat
(Yogyakarta)
f. Kode Propinsi, Kabupaten dan Kota
Tabel 2. Kode Propinsi, Kabupaten dan Kota
Kode Wilayah
33 Jawa Tengah
33.08 Kabupaten Magelang
33.10 Klaten
34 DI Yogyakarta
34.01 Kabupaten Kulon Progo
34.02 Kabupaten Bantul
34.03 Kabupaten Gunung Kidul
34.04 Kabupaten Sleman
34.71 Kota Yogyakarta.
g. Kode jenis pangan produk IRT
Tabel 3. Kode jenis pangan produk PIRT
Kode Keterangan
01 Daging dan hasil olahnya Abon daging, Baso daging, Dendeng
babi, Dendeng sapi, Rambak kulit.
02 Ikan dan hasil olahnya Abon ikan, Baso ikan, Cumi kering, Ikan
asap, Ikan asin, Kerupuk ikan, Pasta, Ikan, Petis, Terasi, Udang
kering.
03 Unggas dan hasil olahnya Abon ayam, Telur asin, Keripik cakar,
Ayam bakar.
04 Sayur dan hasil olahnya Acar Asinan sayur, Jamur asin/kering,
Sayur asin / kering, sayur kering
05 Kelapa dan hasil olahnya Kelapa parut kering, Olahan air
kelapa / nata decoco, Pasta kelapa, Santan
06 Tepung dan hasil olahnya Bihun, Biskuit, Dodol, Jenang,
Kerupuk, Kue basah, Kue brem, Kue kering, Makaroni Mie
kering, Mie basah, Tapioka, Tepung aren, Tepung beras / ketan,
Tepung gandum, Tepung hunkwee, Tepung Kedele, Tepung
kelapa, Tepung kentang, Tepung pisang, tepung sagu roti, Sohun,
Tahu, Wingko, Geplak.
07 Minyak goreng, Minyak jagung, Minyak kacang, Minyak kedele,
Minyak kelapa, Minyak bunga matahari, Minyak Zaitun
08 J em dan jenisnya Jem / Selai, Jeli buah, Marmalad, Serikaya
09 Gula, Madu, Kembang gula Gula aren, Gula kelapa, Gula pasir,
Gula semur, Kembang guIa, Kembang gula kare , Madu, Sirop.
10 Bumbu Aneka bumbu masak, bawang goreng, Cuka, Kecap
asin / manis, Petis, Saos cabe, Saos ikan, Saos kacang, Saos
tomat, Tauco, Terasi
11 Rempah rempah Bawang merah kering/pasta/bubuk, Cabe
kering/pasta /bubuk, Cengkeh kering/pasta/bubuk, Jahe
kering/pasta/bubuk, Jintan, Kayu manis, Kapulaga, Ketumbar,
Kunyit kering/pasta/bubuk, Lada putih/hitam, Pala / bunga pala,
Wijen
12 Minuman ringan, Jus Jus buah, Minuman beraroma, Minuman
buah, Minuman gula asam, Minuman kacang kedelai/Sari kedele,
Minuman kopi/campur, Minuman kunyit asam, Minuman lidah
buaya, Minuman rumput laut, Minuman sari madu, Minuman teh
13 Buah dan hasil olahannya Asinan buah, Buah kering, Manisan
buah, Kurma, Sari buah, Emping pisang.
14 Biji-bijian dan umbi-umbian Beras, Jagung, Ketan, Keripik
kentang, Keripik ketela, Keripik singkong, Keripik Sukun, Tape
ketan, Kacang, Emping mlinjo, Getuk.
15 Es Es batu, Es jus, Es stik
h. Kode Jenis Kemasan
Kaca P-IRT/MD
Plastik P-IRT/MD
Karton / kertas P-IRT/MD
Tetrapak Harus MD
Kaleng Harus MD
Alumunium Foil P-IRT/MD
Komposid Harus MD
Ganda P-IRT/MD
Lain-lain P-IRT/MD
i. Industri Rumah Tangga yang sebelumnya memiliki nomor SP untuk produk
yang diproduksi, untuk sementara nomor tersebut masih berlaku Contoh : Dep.
Kes. RI. SP. No. 382 / 12.03 / 2000
j. Pencabutan dan pembatalan SPP-IRT oleh Dinas kesehatan Kabupaten / Kota
apabila :
Pemilik atau penanggung jawab perusahaan melakukan pelanggaran
terhadap peraturan yang berlaku di bidang pangan
Pemilik perusahaan tidak sesuai dengan nama yang tertera pada SPP-IRT
Produk pangan terbukti merugikan atau membahayakan kesehatan atau jiwa.
k. Perubahan dan penambahan jenis pangan apabila :
Perubahan pemilik SPP-IRT dan penanggung jawab perusahaan harus
dilaporkan pada Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
Penambahan SPP-IRT dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
berdasarkan Permohonan penambahan jenis produk pangan yang dihasilkan
oleh IRT yang telah mengikuti penyuluhan
Hasil pemeriksaan sarana produksi IRT oleh Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota minimal Cukup
Gambar 1. Sertifikat SPIRT
Keputusan badan POM RI nomor : H.K.00.05.5.1640 tanggal 30 april 2003.
Tentang pedoman tata cara penyelenggaraan sertifikasi produk pangan industri
rumah tangga (PIRT)
PEMOHON
DINAS KESEHATAN
VERIFIKASIINDUSTRI
RUMAH TANGGA
ME
ME
NU
HI
SY
AR
AT
PENYULUHAN KEAMANAN
PANGAN
Gambar 2. Skema alur pendaftaran PIRT
2.3. Produk perikanan yang telah mendapat Sertifikat Depkes P-IRT
Produk perikanan yang telah mendaftarkan kepada PIRT diantaranya :
1 Produk beku dan bandeng tampah duri Sertifikat Depkes P-IRT
No.2027371011253
Gambar 3. Produk beku dan bandeng tampah duri
2 Produk baso seafood No. P-IRT 2023525(01-04)624
Semua varian produk Bakso seafood telah mendapatkan ijin
Departemen Kesehatan RI yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kab.
Gresik. Produk Bakso SS dalam proses legalisasi sertifikat halal oleh
LPPOM MUI JATIM. Produk Bakso seafood mendapatkan pembinaan
secara intensif oleh instansi pemerintah terkait. Hak paten Logo Bakso
seafood telah terdaftar dan mendapatkan legalitas dari Kementerian
Hukum dan HAM RI.
Harga jual bakso dan variannya sangat kompetitif sehingga
terjangkau oleh daya beli masyarakat luas. Semua varian Bakso seafood
tidak mengandung boraks, formalin atau bahan pengawet lainnya
sehingga aman dikonsumsi. Bakso seafood tidak berbau amis dan
SERTIFIKAT KEAMANAN
PANGANSP-PIRT
mrnggunakan ikan kakap/udang. Masa simpan produk Bakso seafood
dalam kondisi beku (frozen) dalam freezer (-18oC) selama 4 bulan.
Gambar 4. Baso Seafood
3. Produk rambak kulit ikan punti. Sertifikasi produk : P-IRT NO.
202357402150. Tanggal masuk 3 Maret 2011
Ikan punti (ikan fugu/fugu rubripes) adalah salah satu ikan yang
memiliki rasa khas, yaitu lezat, gurih dan agak manis (serupa denga ikan
salmon). Di jepang, harga satu porsi sushi ikan fugu mencapai 10.500 yen
(sekitar Rp. 840.000,00) dan hanya restoran yang memiliki koki-koki
bersertifikat yang mendapat ijin untuk mengolah ikan fugu menjadi sushi.
Di Indonesia harga rambak kulit ikan punti yaitu Rp.12.500, 00
Gambar 5. Rambak kulit ikan punti
4. Produk abon ikan tuna. Sertifikasi produk : Din Kes P.IRT no. 202 350
701 323. Tanggal masuk 2 Maret 2011
Produsen Mina Rasa. Produk ini terbuat dari produk olahan ikan tuna
segar dan terjamin kualitas produk.
Gambar 6. Abon ikan tuna
Gambar 6. abon ikan tuna
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada laopran mata kuliah pengendalian mutu hasil perikanan mengenai
perkembangan regulasi mutu produk perikanan serta organisasi yang mengatur
dan membuat regulasi PIRT DepKes. Dapat ditarik kesimpulan yang diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. P-IRT adalah Produksi Pangan Industri Rumah Tangga yang harus tercantum
dalam produk olahan makanan yang diedarkan di masyarakat.
2. Cara mendaftarkan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) yaitu ke Dinas
Kesehatan di masing masing wilayah (kabupaten atau propinsi).
3. Produk perikanan yang telah mendaftarkan kepada PIRT diantaranya : Produk
beku dan bandeng tampah duri, Produk baso seafood, Produk rambak kulit ikan
punti, Produk abon ikan tuna dan lain-lain
3.2. Saran
Sebaiknya prosedur mendaftarkan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga)
agar lebih dipermudah dan waktu yang diperoleh untuk mendapatkan sertifikat
PIRT DepKes lebih singkat dan untuk industri pengolahan hasil perikanan
khususnya diharapkan mempunyai sertifikat PIRT DepKes
DAFTAR PUSTAKA
Bahar, B., 2006. Panduan Praktis Memilih dan Menangani Produk Perikanan.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ichda Ch., M.P. 2011. Perijinan Pangan Bahan Ajar Pengendalian Mutu Pangan.
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Soekarto, S.T., 1990. Dasar-Dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan.
Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Bogor.
www.google.com. Evaluasi dan Registrasi, DITWAS Makanan & Minuman,
DITHEN POM, DEPKES RI. Diakses pada 06 Oktober 2011
www.google.com. Mengurus Ijin PIRT dan Sertifikat Halal Industri Rumahan .
Diakses pada 06 Oktober 2011
Top Related