57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum tentang Lembaga Pemasyarakatan Sleman
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman merupakan salah satu
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan yang berada dalam Jajaran
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah
Istimewa Yogyakarta, yang dibentuk melalui Keputusan Menteri Hukum dan
HAM RI Nomor M.02.PR-07.03 tanggal 16 April tahun 2003.
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman merupakan salah satu
unit pelaksana teknis pemasyarakatan yang telah melaksanakan program
pembinaan terhadap narapidana di wilayah hukum Kabupaten Sleman.
Pelaksanaan pembinaan tersebut tidak terlepas dari peranan petugas dalam
melaksanakan pembinaan dan peran serta aktif narapidana serta tersedianya
sarana dan prasarana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman.
1. Landasan Hukum Lembaga Pemasyarakatan Sleman
a. Pancasila
b. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
c. Kitab Undang Undang Hukum Pidana
d. Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana
e. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3614;
58
f. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 3;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3668;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan Dan
Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan, Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 63, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3842;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata
Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 69, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3846;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 1999 tentang Syarat-Syarat
dan Tata Cara Pelaksanaan Wewenang, Tugas, dan Tanggung Jawab
Perawatan Tahanan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 112;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata
Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4632;
k. Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia
Nomor M.02.PR-07.03 Tanggal 16 April Tahun 2003 tentang
59
Pembentukan Lembaga Pemasyarakatan Ternate, Lubuk Basung,
Mentawai, Sleman, Belitung, dan Timika;
l. Surat Edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
2. Visi dan Misi Lembaga Pemasyarakatan Sleman
a. Visi
Menjadikan lembaga yang akuntabel, transparan, dan professional
dengan di dukung oleh petugas yang memiliki kompetensi tinggi yang
mampu mewujudkan tertib pemasyarakatan.
b. Misi
1) Mewujudkan tertib pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Pemasyarakatan secara konsisten dengan mengedepankan
penghormatan terhadap hukum dan HAM;
2) Membangun kelembagaan yang profesional dengan berlandaskan
pada akuntabilitas dan transparansi dalam pelaksanaan tupoksi
Pemasyarakatan;
3) Mengembangkan kompetensi dan potensi sumber daya petugas
secara konsisten dan berkesinambungan;
4) Mengembangkan kerjasama dengan mengoptimalkan ketertiban.
60
3. Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Sleman
Gambar 1
Sumber: Data Dokumen Lembaga Pemasyarakatan Sleman Mei 2013
KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA
KALAPAS
KAUR KEPEG/KU
KAUR UMUM
KASUBSI GIATJA
KASUBSI REG DAN BIMKEMAS
KASUBSI PERAWATAN
NAPI/ANAK DIDIK
KASUBSI PELATIB
KASUBSI KEAMANAN
KASI ADKAMTIB
KASI BINADIK DAN GIATJA
PETUGAS KEAMANAN
KA KPLP
61
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia
Nomor: 04-PR.07.03 Tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kehakiman, maka :
a. Kedudukan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman yang
beralamat di Bedingin, Sumberadi, Mlati, Sleman adalah Unit
Pelaksana Teknis di bidang Pemasyarakatan yang berada serta
bertanggung jawab langsung kepada Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta.
b. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan Kelas
IIB Sleman
1) Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas)
Bertanggungjawab kepada Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa
Yogyakarta dalam perencanaan, administrasi keamanan dan tata
tertib keuangan, perlengkapan, sumber daya manusia (SDM),
pembinaan warga binaan pemasyarakatan (WBP), perawatan,
pembinaan keterampilan sehingga terselenggaranya pembinaan
terhadap narapidana, terselenggaranya program pembinaan
keterampilan, kesehatan napi, tertib administrasi lapas,
terkendalinya tingkat keamanan dan ketertiban di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman.
62
2) Sub Bagian Tata Usaha
Yang mempunyai tugas untuk urusan ketata usahaan
kepegawaian dan rumah tangga serta pelayanan administrasi dan
fasilitatif di Lapas untuk menunjang berjalannya seluruh kegiatan
organisasi. Kegiatan tersebut meliputi: melakukan kegiatan surat
mennyurat, penggandaan, pengetikan komputer, kearsipan,
membuat laporan bulanan/laporan khusus darik (daftar periksa
surat-surat penting yang harus segera dijawab), mencatat
kegiatan Kalapas, dan protokoler.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha membawahi dua Kepala
Urusan (Kaur), yaitu: Kepala Urusan Umum dan Kepala Urusan
Keuangan dan Kepegawaian.
(a) Kepala Urusan Umum
Kaur Umum bertanggung jawab dalam mengawasi
pelaksanaan kegiatan umum yang meliputi distribusi surat-
surat dinas, perawatan/perbaikan/pencatatan sarana fisik dan
kendaraan dinas, dan sarana umum lainnya, guna
mendukung kelancaran operasional Lapas.
(b) Kepala Urusan Keuangan dan Kepegawaian
Kaur Keuangan dan Kepegawaian bertanggung jawab dalam
mengendalikan, mengawasi dan mengkoordinir urusan
kepegawaian dan keuangan agar berjalan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
63
3) Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP)
Mempunyai tugas dan wewenang menjaga keadaan Lapas
baik penghuni, inventaris kantor dan keadaan isi Lapas dalam
keadaan aman dan kondusif. Selain itu juga bertanggung jawab
dalam merencanakan mengkoordinir dan mengawasi kegiatan
pengamanan lingkungan lapas dan menjaga ketertiban WBP
(Warga Binaan Pemasyarakatan) sehingga dapat menciptakan
suasana aman terkendali pada lingkungan lapas. Kepala Kesatuan
Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) membawahi 10
(sepuluh) orang pertugas staf kantor dan 35 (tiga puluh lima)
orang dipenjagaan/keamanan dengan dibagi menjadi empat regu
penjagaan masing-masing regu ada yang 9 (sembilan) orang dan
8 (delapan) orang.
4) Seksi Bina Anak Didik Pemasyarakatan dan Kegiatan Kerja
(Binadik dan Giatja)
Seksi Binadik dan Giatja bertanggung jawab
merencanakan, mengelola, mengkoordinasikan dan mengevaluasi
pelaksanaan program di bidang registrasi, statistik, dokumentasi
pembinaan mental/rohani, bimbingan dan latihan keterampilan
kerja, penyediaan kegiatan kerja, produksi, pendayagunaan
tenaga kerja WBP, serta pengembangan kemitraan dan
pemasaran, sehingga mendukung terciptanya kemandirian WBP.
Selain itu juga bertugas memberikan perawatan pada tahanan
64
baik administrasi, kesehatan maupun kegiatan-kegiatan dalam
Lapas.
Kepala Sie. Binadik membawahi tiga Sub. Seksi yaitu sub
seksi Registrasi dan Bimkemas, Bimbingan Kerja, dan
Perawatan.
(a) Sub Seksi Registrasi dan Bimkemas
Sub seksi ini bertanggung jawab untuk melakukan
pendataan, statistik, dokumentasi sidik jari, pencatatan,
pembuatan laporan, pengkoordinasian kegiatan program
bidang kerohanian dan keolahragaan di bidang bimbingan
kemasyarakatan sehingga mendukung terciptanya
kemandirian warga binaan pemasyarakatan serta
optimalisasi program asimilasi, pembebasan bersyarat, cuti
bersyarat, dan cuti menjelang bebas.
(b) Sub Seksi Bimbingan Kerja
Bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas mengawasi
dan mengelola proses administrasi di bidang kegiatan kerja
dan mempersiapkan fasilitas sarana kerja serta pengolahan
hasil kerja di lingkungan Lapas.
(c) Sub Seksi Perawatan
Bertanggung jawab dalam hal pelayanan perawatan
kesehatan narapidana dan penyediaan pakaian dan makanan
sesuai dengan prosedur yang berlaku agar WBP dapat
65
mengikuti program pembinaan kepribadian, dan
kemandirian dengan baik.
5) Seksi Administrasi Keamanan dan Ketertiban
Seksi Adm. Kamtib bertanggung jawab dalam
merencanakan, mengendalikan kegiatan keamanan dan
ketertiban, pelaporan tata tertib serta administrasi keamanan dan
ketertiban sehingga terselenggaranya keamanan dan ketertiban
sesuai standard yang ditetapkan serta terselenggaranya ketertiban
administrasi keamanan di lapas. Wewenang dan tugas seksi ini
yaitu menjaga keamanan dalam Lapas agar tercapai keadaan
aman tertib dan tentram antar penghuni Lapas.
Ka.Sie Adm. Kamtib membawahi dua seksi, yaitu Sub
Seksi Pelaporan Tata Tertib dan Sub Seksi Keamanan.
(c) Sub Seksi Pelaporan Tata Tertib
Sub Seksi ini bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas
di bidang administrasi pelaporan dan tata tertib sehingga
sesuai dengan proses dan waktu yang ditetapkan.
(d) Sub Seksi Keamanan
Bertanggung jawab dalam mengawasi pelaksanaan kegiatan
administrasi keamanan agar terselenggara tertib administrasi
dan bisa menunjang kelancaran operasional di lingkungan
Lapas.
66
4. Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Pemasyarakatan Sleman
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman mempunyai tugas
pokok untuk melaksanakan pembinaan narapidana dan anak didik
pemasyarakatan sehingga menyadari kesalahannya, memperbaiki diri,
tidak mengulangi tindak pidana lagi untuk selanjutnya dapat diterima
kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat berperan aktif dalam
pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga masyarakat
yang baik dan bertanggung jawab.
Sedangkan fungsi dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB
Sleman yaitu:
1. Melakukan pembinaan narapidana / anak didik;
2. Melakukan bimbingan, mempersiapkan sarana, dan mengelola hasil
karya;
3. Melakukan bimbingan sosial kerohanian narapidana dan anak didik;
4. Melakukan urusan rumah tangga;
5. Melakukan pemeliharaan keamanan dan ketertiban Lapas
5. Program Kerja Lembaga Pemasyarakatan Sleman
a. Fasilitatif
1) Memaksimalkan pengadaan sarana prasarana guna
mengoptimalkan tugas-tugas baik dalam bidang administrasi
maupun teknis
67
2) Melakukan pemeliharaan sarana prasarana yang ada secara rutin
dan berkala dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan
tugas/ kegiatan
b. Pembinaan
1) Pembinaan Kepribadian
a) Pembinaan Intelektual
Bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman/
Propinsi DIY melalui wadah PKBM Khusus Budi Dharma
meliputi :
(1) Kejar Paket B
(2) Keaksaraan Fungsional
(3) Life Skill
b) Pembinaan Kerohanian
Bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Sleman dan Lembaga Spiritual dan Lembaga Sosial lainnya
dengan kegiatan meliputi:
(1) Agama Islam : Sholat Jamaah, Iqro, Qurban
(2) Agama Kristen : Kebaktian, Perayaan Natal bersama
c) Pembinaan Kesehatan
Bekerjasama dengan Kementerian/Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman, Yayasan Kembang, Yayasan Sehati
dengan kegiatan:
(1) Penyuluhan Narkoba
68
(2) Pemeriksaan / pelayanan kesehatan secara berkala
(3) Pemeriksaan kesehatan gigi
(4) Konseling tentang HIV/AIDS
(5) Penanggulangan HIV/AIDS
(6) Penanggulangan TBC
d) Pembinaan Rekreatif
(1) Olah raga
(2) Menonton Televisi
(3) Bermain musik
2) Pembinaan Kemandirian
a) Pertukangan kayu
b) Menjahit
c) Sablon
d) Handy craft (Kerajinan tangan)
e) Pertanian
f) Babershop (Potong rambut)
g) Budidaya burung berkicau
c. Keamanan
Untuk meningkatkan kualitas petugas keamanan selalu mengirimkan /
mengikut sertakan dalam setiap pelatihan yang diselenggarakan oleh
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DIY maupun
BPSDM Kementerian Hukum dan HAM RI di Jakarta antara lain :
PDP, kesamaptaan, menembak dll.
69
6. Sarana Fisik Lembaga Pemasyarakatan Sleman
Lembaga Pemasyarakatan Sleman berlokasi di Bedingin,
Sumberadi, Mlati, Sleman berdiri diatas lahan milik Pemerintah Republik
Indonesia. Mempunyai fasilitas yang terdiri dari bangunan blok-blok sel,
bangunan kantor, bangunan untuk penghuni.
Bangunan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman di
bagian sudutnya dibangun menara penjaga. Untuk blok-blok penghuni
bangunannya berbentuk leter U dengan jumlah 6 (enam) blok terdiri
dari blok A, B, C, D, E, dan F (blok wanita). Di setiap blok Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman dibangun pos penjagaan.
Tanah yang dimiliki Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB
Sleman seluas 10.640 m2. Sedangkan bangunan seluas 2.884 m2 dengan
kapasitas hunian 163 orang. Dengan perincian sebagai berikut:
a. Bangunan Perkantoran : 2.974 m2, terdiri atas 13 unit ruang
kantor dan 6 blok Napi (5 blok pria dan
1 blok wanita), 2 tempat ibadah (masjid
dan gereja), 1 ruang dapur, 1 ruang
besukan dan 1 ruang aula.
b. Rumah Dinas Jabatan : 871 m2, terdiri dari 9 unit tipe E dan 1
unit tipe D
c. Halaman / Taman : 6.795 m2, meliputi taman dalam dan
taman luar lapas.
70
Letak bangunan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sleman
tepatnya menghadap ke timur dengan batas-batas sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Areal persawahan milik petani Dusun Bedingin,
Sumberadi, Mlati, Sleman.
b. Sebelah Selatan : Perumahan Dinas Pejabat Lembaga Pemasyaraatan
Sleman.
c. Sebelah Barat : Areal persawahan milik petani Dusun Bedingin,
Sumberadi, Mlati, Sleman.
d. Sebelah Timur : Jalan menuju Dusun Kadilangu, Sumberadi, Mlati,
Sleman
Di dalam Lembaga Pemasyarakatan Sleman bangunan untuk
penghuni di bagi menjadi beberapa blok (blok A sampai blok F) yang
difungsikan untuk menempatkan tahanan dan narapidana. Untuk
mengurangi beban mental para narapidana. Nama blok diganti dengan
nama kampung (menggunakan nama bunga) yaitu: Anggrek,
Bougenville, Cempaka, Dahlia, Edelweis, dan Flamboyan.
Untuk kampung Anggrek digunakan untuk tahanan, kampung
Flamboyan khusus digunakan narapidana dan tahanan wanita, sedangkan
untuk narapidana laki-laki menempati kampung Cempaka, Dahlia dan
Edelweis. Anak pidana-anak ditempatkan di Blok Cempaka dengan
menggunakan kamar khusus.
Setiap kampung terdiri dari beberapa kamar. Kamar mandi
(WC) terletak di dalam kamar dan kamar mandi umum di luar setiap
71
blok. Di setiap kampung dibangun aula untuk mengadakan bimbingan
terhadap narapidana dan juga berfungsi sebagai ruang TV. Untuk
menunjang pelaksanaan pembinaan dalam meningkatkan ketrampilan
(kemandirian) narapidana juga disediakan fasilitas-fasilitas lain di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman :
1) Ruang kerja, yang terdiri dari: bidang pertukangan, menjahit,
elektronika, pertanian, memasak, bidang pembuatan kerajinan tangan,
dan sablon.
2) Ruang hiburan dan kesenian yang terdiri dari: perpustakaan, ruang
kunjungan keluarga, tempat pembinaan mental dan ketrampilan,
poliklinik, tempat menonton televisi, lapangan tenis meja, serta
lapangan permainan (volli, basket, badminton, futsal).
Penyediaan fasilitas untuk meningkatkan ketrampilan dan
kemandirian tersebut sangat berguna bagi narapidana dalam upaya
menempa setiap potensi yang ada dalam dirinya dengan bimbingan dan
pembinaan oleh petugas. Selain itu, adanya fasilitas tersebut akan
menjadikan mereka tenggelam dalam kegiatan yang akan menjauhkan
dari pikiran-pikiran negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri. Setiap
bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh narapidana akan mendapat
hukuman disiplin.
Perhatian pada harkat dan martabat manusia di pidana antara
lain ditujukan melalui fasilitas pemasyarakatan dalam Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman. Fasilitas yang ada mencakup
72
kebutuhan dasar (makan, tempat tidur, pakaian) dan kebutuhan sekunder
(pendidikan, perawatan). Untuk kebutuhan kesehatan disediakan petugas
medis/ poliklinik secara tersendiri. Yang antara lain satu dokter umum,
satu dokter gigi dan empat orang perawat kesehatan yang mempunyai
latar belakang pendidikan keperawatan. Sarana olahraga juga disediakan
baik untuk narapidana maupun petugas pemasyarakatan sendiri. Di
Lembaga Pemasyarakatan juga tersedia perpustakaan, yang menyediakan
berbagai jenis buku hasil kerjasama dengan berbagai pihak seperti
Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, Kementerian
Kebudayaan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten
Sleman, DPRD Provinsi Yogyakarta, dan berbagai Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM).
7. Sarana dan Prasarana di Lembaga Pemasyarakatan Sleman
Lembaga Pemasyarakatan Sleman dilengkapi dengan berbagai
sarana dan prasarana pendukung guna melaksanakan kegiatan sehari-hari.
Sarana dan prasarana tersebut diantaranya terdapat sarana dan prasarana
utama penujang kegiatan di Lembaga Pemasyarakatan Sleman, sarana
dan prasarana penunjang kegiatan pembinaan bagi WBP dan sarana dan
prasarana keamanan.
Guna menunjang berbagai kegiatan operasional maupun
kegiatan fungsional, Lembaga Pemasyarakatan Sleman dilengkapi
dengan sarana dan prasarana fasilitatif. Sarana dan prasarana fasilitatif
73
tersebut, antara lain berupa kendaraan baik kendaraan roda 2 maupun
roda 4, genzet, personal computer, notebook, mesin ketik, kamera digital,
handy cam. Secara lebih rinci dimuat dalam tabel berikut ini:
Tabel 1. Sarana dan prasarana fasilitatif LAPAS Sleman
Jenis Jumlah Kendaraan roda 4 (cell wagon) 2 unit Kendaraan roda 2 1 unit Ambulance - Genzet 2 unit Personal Computer 9 unit (2 rusak) Notebook 8 unit Mesin ketik 6 unit (4 rusak) Kamera digital 2 unit (1 rusak) Handy cam 1 unit
Sumber: Data dokumen Lembaga Pemasyarakatan Sleman Mei 2013
Guna menunjang berbagai kegiatan pembinaan terhadap warga
binaan pemasyarakatan, Lembaga Pemasyarakatan Sleman telah
dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung pembinaan. Sarana
dan prasarana pendukung pembinaan antara lain media presentasi, sarana
olahraga, buku-buku perpustakaan dan alat-alat kesehatan yang secara
lebih jelas diuraikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 2. Sarana dan prasarana pembinaan LAPAS Sleman
Jenis Jumlah Media presentasi 1 unit Tool kit Giatja Sarana Olahraga 6 unit Buku-buku Perpustakaan 338 unit Alat-alat Kesehatan 75 unit
Sumber: Data dokumen Lembaga Pemasyarakatan Sleman Mei 2013
74
Keamanan dalam sebuah Lembaga Pemasyarakatan merupakan
hal yang penting. Di samping itu sarana dan prasarana pendukung
keamanan merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan, dalam hal
ini Lembaga Pemasyarakatan Sleman telah dilengkapi dengan beberapa
peralatan keamanan seperti senjata api, borgol, metal detector dan handy
talky yang secara lebih rinci terdapat dalam tabel berikut ini.
Tabel 3. Sarana dan prasaranan keamanan LAPAS Sleman
Jenis Jumlah Senjata Api:
1. Laras Panjang 2. Pistol
8 pucuk 8 pucuk
Borgol 45 buah (2 russk) Metal detector 28 buah Tongkat kejut - Handy Talky 20 buah
Sumber: Data dokumen Lembaga Pemasyarakatan Sleman Mei 2013
B. Petugas dan Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Sleman
1. Petugas Pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan Sleman
Berjalannya sebuah organisasi tentunya dipengaruhi oleh banyak
faktor, salah satunya adalah petugas yang bertugas dalam organisasi
tersebut. Pada saat melakukan penelitian, petugas pemasyarakatan yang
bertugas di Lembaga Pemasyarakatan Sleman berjumlah 113 orang. Dari
113 orang tersebut, terdiri dari berbagai tingkat pendidikan yang berbeda,
antara lain S2, S1, D3 dan SLTA. Di Lembaga Pemasyarakatan Sleman
lebih di dominasi oleh petugas pemasyarakatan yang berlatar belakang
pendidikan SLTA, seperti termuat dalam tabel berikut ini:
75
Tabel 4. Petugas Pemasyarakatan berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Jumlah S2 3 orang S1 45 orang D3 12 orang
SLTA 53 orang
Sumber: Data dokumen Lembaga Pemasyarakatan Sleman Mei 2013
Petugas pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Sleman
mempunyai tugas yang berbeda-beda sesuai degan bidang tugasnya
masing-masing, yakni antara lain sebagai petugas struktural, fungsional,
administrasi dan petugas keamanan. Sebagian besar petugas
pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Sleman bertugas di bidang
administrasi dan keamanan, karena dua bidang tersebut memerlukan
petugas yang banyak, selanjutnya secara lebih rinci dimuat dalam tabel
berikut ini:
Tabel 5. Petugas Pemasyarakatan LAPAS Sleman berdasarkan
Pembidangan Tugas
Bidang Jumlah Struktural 12 orang Fungsional 3 orang
Administrasi 47 orang Keamanan 51 orang
Sumber: Data dokumen Lembaga Pemasyarakatan Sleman Mei 2013
Selain dibedakan berdasarkan pembidangan tugas diatas, petugas
pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Sleman juga dibedakan
berdasarkan fungsinya. Petugas pemasyarakatan tersebut mempunyai
fungsi sebagai petugas struktural, petugas satuan pengamanan, petugas
Pembina pemasyarakatan, dukungan teknis dan petugas kesehatan yang
76
terdiri dari dokter dan paramedis, secara lebih rinci dimuat dalam tabel
berikut ini:
Tabel 6. Petugas Pemasyarakatan LAPAS Sleman berdasarkan Fungsinya
Fungsi Jumlah Struktural : Eselon 2,3, 4 , 5 13 orang Satuan Pengamanan : P2U , Petugas jaga, Staff Keamanan (KPLP/Rutan/Rupbasan), Administrasi Kamtib
59 orang
Pembina PAS: Pembinaan, Pembimbingan (PK & PPK) Pelayanan/Perawatan, Pemeliharaan/ Pengelolaan, JFU di Divisi PAS, JFU di Direktorat
20 orang
DTK : Dukungan Teknis: Keuangan, Kepegawaian, Perlengkapan, Umum, TU Direktorat, JFU di Setditjen
18 orang
Kesehatan: Dokter & Paramedis 3 orang
Sumber: Dirjen Pemasyarakatan Mei 2013
2. Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Sleman
Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Sleman berjumlah 306 orang,
dari 306 orang tersebut digolongkan berdasarkan jenis kelamin dan status
mereka, yakni tahanan dan narapidana. Mayoritas penghuni di Lembaga
Pemasyarakatan Sleman adalah narapidana laki-laki dan tahanan dewasa
laki-laki, karena Lembaga Pemasyarakatan Sleman berstatus sebagai
Lembaga Pemasyarakatan laki-laki dewasa, dengan perincian sebagai
berikut:
Tabel 7. Data Warga Binaan Pemasyarakatan di LAPAS Sleman
Tahanan Narapidana Dewasa laki-laki 126 Dewasa laki-laki 153 Dewasa perempuan 10 Dewasa perempuan 6 Anak laki-laki 8 Anak laki-laki 3
Jumlah 144 Jumlah 162
Sumber: Dirjen Pemasyarakatan 6 Juli 2013
77
Tidak semua anak yang berada di Lembaga Pemasyarakatan
Sleman adalah anak pidana. Namun, ada juga yang berstatus sebagai
tahanan, yakni mereka yang masih dalam proses persidangan dan masih
menjadi orang titipan dari kejaksaan. Per 18 Mei 2013 di Lembaga
Pemasyarakatan terdapat 6 orang anak pidana yang semuanya adalah
anak laki-laki. Data anak pidana yang terdapat di Lembaga
Pemasyarakatan Sleman tersebut, adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Data anak pidana di LAPAS Sleman
No Nama TTL Alamat Ekspirasi 1 Avip Surya
Perwira 07/06/1997 Hargobinangun,
Pakem, Sleman 01/08/2015
2 Muhammad Rizki Fahreza
05/12/1996 Catur Tungal, Depok, Sleman
31/07/2013
3 Haidar Baihaqi 14/10/1996 Banguntapan, Bantul, Yogyakarta
31/07/2013
4 Hendra Setyawan 28/07/1996 Sidorejo, Godean, Sleman
17/07/2014
5 Nico Setiawan 06/11/1995 Banjarnegara Jawa Tengah
19/07/2013
6 Agustinus Raharjo 30/05/1999 Sunter, Kelapa Gading, Jakarta Utara
20/05/2013
Sumber: Data dokumen Lembaga Pemasyarakatan Sleman 18 Mei 2013
C. Pembinaan Anak pidana di Lembaga Pemasyarakatan Sleman
1. Alasan Penempatan Anak Pidana di Lembaga Pemasyarakatan
Sleman
Putusan pengadilan merupakan landasan dalam penjatuhan pidana
dan pemidanaan bagi setiap terdakwa hingga status mereka berubah
78
menjadi narapidana. Selanjutnya narapidana tersebut haruslah mematuhi
keputusan pengadilan yang telah dijatuhkan kepadanya.
Penempatan anak pidana yang ada di Lapas Sleman didasarkan
pada surat perintah pelaksaan putusan pengadilan yang dikeluarkan oleh
Kejaksaan Negeri Sleman. Anak pidana tersebut ditempatkan di
sel/kamar tersendiri dan dipisahkan dari narapidana dewasa lainnya,
namun masih berada dalam blok yang sama dengan narapidana dewasa
lainnya. Hal ini dilakukan oleh Lapas Sleman, karena Lapas Sleman
belum mampu untuk menyediakan fasilitas yang sesuai dengan yang
seharusnya.
Idealnya anak pidana harus dipisahkan dari yang narapidana
dewasa, selain itu harus dipisahkan antara laki-laki dan perempuan hal ini
merupakan prinsip dasarnya. Untuk blok hunian, idealnya untuk kamar
bagi anak pidana menggunakan tralis yang bermotif sehingga berkesan
tidak angker, namun tanpa menghilangkan prinsip keamanan.
Selanjutnya, warna cat kamar digunakan warna-warna yang disukai oleh
anak selain itu juga dapat ditambahkan suatu lukisan atau gambar yang
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi anak.
Anak-anak pidana yang ada di Lapas Sleman, mayoritas
merupakan pelaku tindak pidana pencabulan, selain itu juga karena
membawa senjata tajam. Anak pidana di Lapas Sleman yang telah berusia
19 tahun, statusnya akan berubah menjadi narapidana pemuda dan
selanjutnya ditempatkan bersama dengan narapidana dewasa. Setelah
79
perubahan status tersebut mereka diperbolehkan untuk mengikuti
bimbingan kerja yang diselenggarakan oleh Lapas Sleman, karena
seorang anak yang masih berstatus sebagai anak pidana tidak diwajibkan
untuk mengikuti bimbingan kerja.
Di Lembaga Pemasyarakatan Sleman tidak ada penggolongan
warga binaan pemasyarakatan (WBP) berdasarkan kasus atau pasal yang
didakwakan. Penggolongan tersebut hanya dipisahkan berdasarkan jenis
kelamin dan status mereka sebagai narapidana atau tahanan.
Narapidana dan Tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Sleman
harus mematuhi tata tertib. Berikut ini merupakan tata tertib yang berlaku
di Lembaga Pemasyarakatan Sleman sesuai dengan Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No 6 Tahun 2013
Tentang Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan
Negara, yaitu:
a. Setiap narapidana dan tahanan wajib:
1) Taat menjalankan ibadah sesuai agama dan/atau kepercayaan
yang dianutnya serta memelihara kerukunan beragama.
2) Mengikuti seluruh kegiatan yang diprogramkan
3) Patuh, taat, dan hormat kepada petugas
4) Mengenakan pakaian seragam yang telah ditentukan
5) Memelihara kerapihan dan berpakaian sesuai dengan norma
kesopanan.
80
6) Menjaga kebersihan diri dan lingkungan hunian serta mengikuti
kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka kebersihan lingkungan
hunian
7) Mengikuti apel kamar yang dilaksanakan oleh petugas
pemasyarakatan
b. Setiap narapidana atau tahanan dilarang:
1) Mempunyai hubungan keuangan dengan narapidana, tahanan lain
maupun petugas pemasyarakatan
2) Melakukan perbuatan asusila dan/atau penyimpangan seksual
3) Melakukan upaya melarikan diri atau membantu pelarian
4) Memasuki steril area atau tempat tertentu yang ditetapkan Kepala
Lapas atau Rutan tanpa izin dari petugas pemasyarakatan yang
berwenang
5) Melawan atau menghalangi petugas pemasyarakatan dalam
menjalankan tugas
6) Membawa dan/atau menyimpan uang secara tidak sah dan barang
berbahaya lainnya
7) Menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan, dan/atau
mengkonsumsi narkotika serta obat-obatan lain yang berbahaya
8) Menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan, dan/atau
mengkonsumsi minuman yang mengadung alcohol
9) Melengkapi kamar hunian dengan alat pendingin, kipas angin,
televisi dan/atau alat elektronik lainnya
81
10) Memiliki, membawa dan/atau menggunakan alat elektronik,
seperti laptop atau komputer, kamera, alat perekam, telepon
genggam, pager, dan sejenisnya.
11) Melakukan pemasangan instalasi listrik di dalam kamar hunian
12) Membuat atau menyimpan senjata api, senjata tajam, atau
sejenisnya
13) Membawa dan/atau menyimpan barang-barang yang dapat
menimbulkan ledakan dan/atau kebakaran
14) Melakukan tindakan kekerasan, baik kekerasan fisik maupun
psikis terhadap sesama narapidana, tahanan, petugas
pemasyarakatan, atau tamu/pengunjung
15) Mengeluarkan perkataan yang bersifat provokatif yang dapat
menimbulkan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban
16) Membuat tato, memanjangkan rambut bagi narapidana atau
tahanan laki-laki, membuat tindik, menggenakan anting, atau
lainnya yang sejenis
17) Memasuki blok dan/atau kamar hunian lain tanpa izin petugas
pemasyarakatan
18) Melakukan aktifitas yang dapat mengganggu atau
membahayakan keselamatan pribadi atau narapidana, tahanan,
petugas pemasyarakatan, pengunjung, atau tamu
19) Melakukan pengrusakan terhadap fasilitas Lapas atau Rutan
20) Melakukan pencurian, pemerasan, perjudian, atau penipuan
82
21) Menyebarkan ajaran sesat
22) Melakukan aktifitas lain yang dapat menimbulkan gangguan
keamanan dan keteriban Lapas atau Rutan
2. Tahap-tahap dan jenis pembinaan anak pidana di Lembaga
Pemasyarakatan Sleman
Pembinaan anak pidana di Lapas Sleman meliputi pembinaan
umum, pembinaan mental spiritual, dan pembinaan rekresi, dalam
pelaksanaan pembinaan tersebut anak pidana digabung dengan
narapidana dewasa. Pembinaan anak pidana di Lapas Sleman dilakukan
secara bertahap, tahap-tahap tersebut yakni:
a. Tahap-tahap pembinaan anak pidana
Tahap-tahap pembinaan bagi anak didik pemasyarakatan
berdasarkan lamanya pidana/ masa pidana yang meliputi:
1) Proses pembinaan bagi anak didik yang masa pembinaannya
melebihi 1 (satu) tahun, melalui 6 (enam) tahap :
(a) Tahap pertama, dimulai sejak diterima dan didaftar hingga
enam bulan pertama.
(b) Tahap kedua, dimulai sejak berakhirnya tahap pertama hingga
akhir enam bulan kedua.
(c) Tahap ketiga, dimulai sejak berakhirnya tahap kedua hinqga
akhir enam bulan ketiga.
83
(d) Tahap keempat, dimulai sejak berakhirnya tahap ketiga hingga
akhir enam bulan keempat.
(e) Tahap kelima, dimulai sejak akhir tahap keempat hingga akhir
enam bulan kelima.
(f) Tahap keenam, dimulai sejak berakhirnya tahap kelima
hingga:
(a) anak didik/anak negara mencapai batas umur 18 tahun.
(b) anak didik/anak sipil mencapai batas umur 21 tahun.
2) Proses pembinaan bagi anak didik yang sisa masa pidananya lebih
satu tahun ada 4 (empat) tahap:
(a) Tahap pertama, sejak diterima sampai sekurang-kurangnya 1/3
bagian dari masa pidana yang sebenarnya.
(b) Tahap kedua, sejak 1/3 sampai sekurang-kurangnya 1/2 dari
masa pidana yang sebenarnya.
(c) Tahap ketiga, sejak 1/2 sampai 2/3 dari masa pidana yang
sebenarnya.
(d) Tahap keempat, sejak 2/3 sampai selesai masa pidana-nya.
3) Proses pembinaan bagi anak didik yang sisa pidananya sampai
dengan 1 (satu) tahun ada tiga tahap :
(a) Tahap pertama, sejak diterima sampai sekurang-kurangnya 1/2
dari masa pidana sebenarnya sebenarnya.
(b) Tahap kedua, sejak 1/2 sampai sekurang-kurangnya 2/3 dari
masa pidana sebenarnya.
84
(c) Tahap ketiga, sejak 2/3 masa pidana yang sebenarnya sampai
selesai.
Untuk pelaksanaan tahap pembinaan bagi anak pidana di
Lembaga Pemasyarakatan Sleman, sama dengan narapidana dewasa
dimana saat pertama kali masuk ke dalam lembaga pemasyarakatan,
setiap anak pidana harus mengikuti masa pengenalan lingkungan
(mapenaling), mereka ditempatkan di blok dan kamar khusus. Dalam
masa pengenalan lingkungan ini mereka akan dikenalkan dengan
lingkungan lembaga pemasyarakatan, hak dan kewajiban bagi
narapidana. Pelaksanaan dari masa pengenalan lingkungan
(mapenaling) ini mulai 1 minggu hingga 1 bulan, tergantung dari
keadaan anak pidana itu sendiri. Selanjutnya dilakukan pembinaan,
yang terdiri dari 4 tahapan berdasarkan masa pidananya, yang
meliputi:
1) Tahap pertama, sejak diterima sampai sekurang-kurang-nya 1/3
dari masa pidananya, anak pidana berada pada masa maximum
security, dimana mereka tidak boleh ikut pembinaan di luar area
steril, dan pembinaannya dilakukan di dalam blok.
2) Tahap kedua, sejak 1/3 sampai sekurang-kurangnya dari masa
pidananya, anak pidana berada pada masa medium security,
dimana anak pidana mengikuti kegiatan pembinaan sesuai dengan
jadwal yang memuat mengenai tempat dan waktu yang telah
ditentukan.
85
3) Tahap ketiga, sejak sampai sekurang-kurangnya 1/3 dari masa
pidananya, anak pidana berada pada masa medium security. Pada
tahap ini anak pidana yang telah menjalani 1/2 dari masa
pidananya dapat melaksanakan asimilasi yang dapat berbentuk
kerja atau bersekolah di luar lembaga pemasyarakatan.
4) Tahap keempat, sejak 2/3 sampai selesai masa pidana-nya berada
pada masa minimum security. Pada tahap ini anak pidana dapat
mengajukan program integrasi yang meliputi pembebasan
bersyarat atau cuti menjelang bebas.
Untuk Pelaksanaan pembinaan bagi Anak Didik
Pemasyarakatan dilakukan oleh Pembina Pemasyarakatan dan terdiri
dari 3 (tiga) tahap, meliputi:
1) Pembinaan tahap awal meliputi:
(a) masa pengamatan, pengenalan dan penelitian lingkungan
paling lama 1 (satu) bulan;
(b) perencanaan program pembinaan kepribadian dan
kemandirian;
(c) pelaksanaan program pembinaan kepribadian dan
kemandirian; dan
(d) penilaian pelaksanaan program pembinaan tahap awal.
2) Pembinaan tahap lanjutan meliputi:
(a) perencanaan program pembinaan lanjutan;
(b) pelaksanaan program pembinaan lanjutan;
86
(c) penilaian pelaksanaan program pembinaan lanjutan; dan
(d) perencanaan dan pelaksanaan program asimilasi.
3) Pembinaan tahap akhir meliputi:
(a) perencanaan program integrasi;
(b) pelaksanaan program integrasi; dan
(c) pengakhiran pelaksanaan pembinaan tahap akhir.
b. Jenis pembinaan anak pidana
Pembinaan anak pidana di Lembaga Pemasyarakatan Sleman
meliputi:
1) Pembinaan Umum
Pembinaan umum ini dapat berupa pemberantasan buta
aksara, dengan melaksanakan program pendidikan di dalam
lembaga pemasyarakatan, misalnya kejar paket B. Pembinaan
umum ini bertujuan untuk memberikan bekal bagi para
narapidana, agar pada saat keluar dari Lembaga Pemasyarakatan
Sleman dapat meneruskan sekolah dan agar dapat memperoleh
pekerjaan yang lebih baik.
Adapun pelaksanaan dari pembinaan umum yang berupa
kejar paket B ini dilaksanakan dalam 3 kali dalam 1 minggu,
setiap hari Senin hingga Rabu dari pukul 12.00 hingga 14.00
WIB. Pengajar dari kegiatan kejar paket B ini adalah petugas dari
luar yang berasal dari dinas pendidikan setempat dan didampingi
87
oleh petugas pemasyarakatan. Kejar paket B ini diikuti oleh
WBP yang berijazah SD atau belum lulus SMP, termasuk anak
pidana. Ada pelaksanaan paket tahun 2009- April 2013 telah
dilaksanakan ujian pada hari Senin hingga Rabu pada tanggal 22
s.d 24 April 2013. Dalam pelaksanaan kegiatan ini anak pidana
digabung dengan narapidana dewasa dan bertempat di aula
Lembaga Pemasyarakatan Sleman.
Selain kegiatan kejar paket B, Lembaga Pemasyarakatn
Sleman juga mengarahkan anak pidana yang mempunyai minat
baca untuk belajat di Taman Belajar Masyarakat (TBM) Tunas
Wacana yang berada di area blok hunian WBP. Di TBM Tunas
Wacana ini anak pidana dapat membaca dan meminjam buku
atau di baca ditempat. Anak pidana dapat meminjam buku untuk
di bawa ke kamarnya dengan masa pinjam 7 hari. TBM Tunas
Wacana ini buka setiap hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan
Sabtu pada pukul 08.30-11.30 dan untuk hari Jumat hanya buka
pukul 08.30 hingga 10.30.
TBM Tunas Wacana dikelola oleh narapidana dewasa
yang telah menjadi tamping dengan dibimbing oleh petugas
pemasyarakatan yang berwenang. Koleksi buku bacaan yang ada
cukup beragam antara lain: buku agama, keterampilan,
peternakan, politik, teknik, teknologi, majalah, komik,
pengetahuan umum, dll. Dalam penyelenggaraannya Lembaga
88
Pemasyarakatan Sleman, bekerja sama dengan Perpustakaan
Daerah Sleman dan Perpustakaan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
2) Pembinaan Mental Spiritual
Kegiatan pembinaan mental spiritual di Lapas Sleman
dilaksanakan oleh seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan
termasuk juga anak pidana, baik yang beragama Islam maupun
Non Islam (Kristen dan Katholik). Pada saat peneliti melakukan
penelitian seluruh anak pidana yang berada di Lapas Sleman
beragama Islam. Kegiatan Pembinaan Mental Spiritual ini
difokuskan pada saat jam kerja lembaga pemasyarakatan agar
dapat lebih efektif selain itu juga untuk mempermudah
pegawasan pada setiap kegiatan yang dilaksanakan. Kegiatan ini
bertujuan agar anak pidana dapat menyadari akibat-akibat yang
ditimbulkan dari perbuatannya. Selain itu, mereka yang
sebelumnya kurang pendidikan agamanya diharapkan melalui
pembinaan ini dapat meningkatkan keimanannya.
Adapun kegiatan pembinaan mental spiritual bagi anak
pidana yang beragama Islam tersebut antara lain: mengaji Iqro
dan Al-Quran, pengajian, Sholat, tartil Al-Quran, seni baca Al-
Quran (Qiro,ah), dzikir bersama, pemutaran muslim islami,
Sholat Jumat bersama. Dalam pelaksanaannya pembinaan
mental spiritual anak pidana digabung dengan narapidana dewasa
89
di Masji As- Syifa di Lembaga Pemasyarakatan Sleman.
Kegiatan ini terjadwal setiap minggunya dan dilakukan
bergantian dengan narapidana dewasa. Secara lebih rinci jadwal
kegiatan pembinaan mental spiritual adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Jadwal Kegiatan Pembinaan Mental Spiritual
90
No Hari Waktu Tempat Peserta Petugas/Asal Kegiatan 1 Senin 08.00-10.00
10.00-11.00 11.30-13.00 13.00-14.00
M. As-Syifa Blok F M. As-Syifa M. As-Syifa
NP Muslim
WBP Muslimah WBP Muslim Pengurus
Sri Mulyadi, SH. MSI/ Lapas IIb Sleman Susi Aryani, SH / Penyuluh KEMAG Kab. Sleman Penyuluh KEMAG Kab. Sleman Bimpas
Belajar Al-Quran/ Iqro
Ceramah Pengajian
Sholat Dzuhur, Dzikir & Kultum Evaluasi Kegiatan
2 Selasa 08.00-10.00 10.00-11.00 11.30-13.00
M. As-Syifa M. As-Syifa M. As-Syifa
WBP Anak WBP Wanita WBP Muslim
Sri Mulyadi, SH. MSI/ Lapas IIb Sleman Sri Mulyadi, SH. MSI/ Lapas IIb Sleman Penyuluh KEMAG Kab. Sleman
Belajar Al-Quran/ Iqro Belajar Al-Quran + Ceramah Sholat Dzuhur, Dzikir & Kultum
3 Rabu 08.00-11.00 11.30-13.00 13.30-14.00
M. As-Syifa M. As-Syifa M. As-Syifa
OT Muslim WBP Muslim Pengurus/ Pengajar
Sri Mulyadi, SH. MSI/ Lapas IIb Sleman Penyuluh KEMAG Kab. Sleman Bimpas
Belajar Al-Quran/ Iqro Sholat Dzuhur, Dzikir & Kultum Evaluasi Kegiatan
4 Kamis 08.00-09.30 09.30-10.00 10.00-11.00 11.30-13.00 13.00-14.00
M. As-Syifa M. As-Syifa M. As-Syifa M. As-Syifa M. As-Syifa
NP. Muslim NP. Muslim WBP Muslimah WBP Muslim Pengurus/ Pengajar
Sri Mulyadi, SH. MSI/ Lapas IIb Sleman Sri Mulyadi, SH. MSI/ Lapas IIb Sleman Sri Mulyadi, SH. MSI/ Lapas IIb Sleman Penyuluh KEMAG Kab. Sleman Bimpas
Belajar Al-Quran/ Iqro Ceramah Belajar Al-Quran & Ceramah Sholat Dzuhur, Dzikir & Kultum Evaluasi Kegiatan
5 Jumat 07.30-09.00 09.00-10.00 11.30-13.00
Lap.LAPAS M. As-Syifa M. As-Syifa
OT/NAPI WBP Muslim & Muslimah WBP Muslim
Petugas Sri Mulyadi, SH. MSI/ Lapas IIb Sleman Sri Mulyadi, SH. MSI/
Lapas IIb Sleman Imam Khotib dari
LAPAS & pihak luar
Olahraga Tartil Al-
Quran Seni baca Al-
Quran (Qiro,ah)/ Ekstra
Dzikir Bersama Pemutaran
Muslim Islami Sholat Jumat
Bersama 6 Sabtu 08.00-11.00
11.30-13.00 13.30-13.30
M. As-Syifa M. As-Syifa M. As-Syifa
OT Muslim WBP Muslim Pengurus/ Pengajar
Sri Mulyadi, SH. MSI/ Lapas IIb Sleman Sri Mulyadi, SH. MSI/
Lapas IIb Sleman Penyuluh KEMAG Kab.
Sleman Bimpas
Belajar Al-Quran Sholat Dzuhur, Dzikir & Kultum Ekstra
Sumber: Data dokumen Lembaga Pemasyarakatan Sleman Mei 2013
91
Anak pidana mengikuti kegiatan pembinaan mental
spiritual setiap hari Selasa dan Kamis. Pada hari Selasa
pembinaan mental spiritual bagi anak pidana digabung dengan
WBP Perempan, sedangkan untuk hari Kamis anak pidana
digabung dengan WBP laki-laki dewasa. hal tersebut
menyebabkan kegiatan pembinaan tersebut tidak efektif dan
penyampaian materinya tidak terfokus.
Selain berbagai kegiatan pembinaan mental spiritual yang
terjadwal diatas, terdapat kegiatan pembinaan lain yaitu Sholat
Jum,at yang dilakukan secara bersama-sama di Masjid As-Syifa.
Kegiatan ini dipandu oleh petugas pemasyarakatan yang bertugas
dan dibantu petugas dari luar, petugas tersebut antara lain:
Tabel 10. Jadwal Imam Sholat Jumat di Masjid As-Syifa LAPAS Sleman Mei 2013
No Hari Petugas Asal 1 Jumat
Pon Drs. H. a. Hadziq Pemuka Agama Islam
Sendangsari Minggir Sleman 081-22935970
2 Jumat Wage
Sri Mulyadi, SH. M.S.I NIP. 19770312 200112 1 001
Lapas Klas IIB Sleman 081-328728347
3 Jumat Legi
Sirwan, SH NIP. 19620212 198702 1 001
Lapas Klas IIB Sleman 082-138128922
4 Jumat Kliwon
Muh. Sulton, S.SI KUA Mlati Sleman 081-578105438
5 Jumat Pahing
Brigtu. Arkanudin Polsek Mlati Sleman 081-57876729
Sumber: Data dokumen Lembaga Pemasyarakatan Sleman Mei 2013
92
Dalam pelaksanaan pembinaan anak pidana Lembaga
Pemasyarakatan Sleman bekerja sama dengan beberapa instansi
pemerintahan, antara lain Kanwil Kementarian Agama, KUA
Mlati Sleman dan gereja yang ada di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta, yakni:
Tabel 11. Gereja yang bekerjasama dengan LAPAS Sleman
No Tanggal Pelayanan Gereja 1 5 Februari 2013 Yayasan Gloria 2 12 Februari 2013 HKBP Yogyakarta 3 19 Februari 2013 GKI Wongsodirjan 4 26 Februari 2013 GPDI Cebongan 5 5 Maret 2013 GPDI Cebongan 6 19 Maret 2013 GKJ Wirobrajan 7 26 Maret 2013 GSJA Wonosari 8 2 April 2013 GKJ Gondokusuman 9 9 April 2013 Sosrowijayan 10 16 April 2013 GKJ Kebon Agung 11 23 April 2013 GIA Godean 12 30 April 2013 GKJ Kebon Agung 13 7 Mei 2013 HKBP Yogyakarta 14 14 Mei 2013 GKJ Kebon Agung 15 21 Mei 2013 GBI Sidomojo 16 28 Mei 2013 GPDI Sosrowijayan 17 4 Juni 2013 Gereja Pelita Akhir Zaman 18 11 Juni 2013 GKJ Minomartani 19 18 Juni 2013 GKI Gejayan 20 25 Juni 2013 GPDI Cebongan
Sumber: Data dokumen Lembaga Pemasyarakaan Sleman Mei 2013
3) Pembinaan Rekreasi
Pembinaan rekreasi ini meliputi berbagai kegiatan
olahraga seperti catur, tenis meja, dan senam, selain itu juga
terdapat jadwal besukan keluarga. Untuk kegiatan olahraga
(senam) dilaksanakan 1 kali dalam satu minggu, yakni pada hari
93
Jumat. Pelaksanaan dari kegiatan olahraga ini dipimpin oleh
petugas pemasyarakatan. Pesertanya bergantian antara tahanan
dan narapidana. Untuk anak pidana kegiatan olahraga dilakukan
bersama dengan narapidana dewasa.
Pembinaan rekreasi yang berupa kunjungan keluarga
dilaksanakan berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh
pihak Lembaga Pemasyarakatan Sleman. Bagi narapidana
kunjungan dijadwalkan pada hari Rabu dan Sabtu, sedangkan
untuk Tahanan adalah pada hari Senin dan Kamis.
Jadwal kunjungan bagi anak pidana sama dengan
narapidana dewasa yakni pada hari Rabu dan Sabtu, mulai dari
pukul 10.00 sampai 12.00. Anak pidana. Untuk melakukan
kunjungan keluarga hanya perlu mendapat izin dari instansi
terkait yang berwenang dan menunjukkan kartu identitas kepada
petugas pengaman yang ada di ruang portir.
Kunjungan keluarga ini merupakan salah satu pembinaan
rekreatif yang sangat berpengaruh dalam pembinaan anak pidana,
karena dengan adanya kunjungan keluarga akan menjaga
hubungan anak tersebut dengan keluarganya. Dalam hal ini
dukungan keluarga sangatlah penting, karena akan mendukung
berbagai kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh petugas
pemasyarakatan di dalam Lembaga Pemasyarakatan.
94
3. Metode pembinaan anak pidana di Lembaga Pemasyarakatan
Sleman
Dalam melaksanakan pembinaan terhadap anak pidana di Lapas
Sleman, petugas pemasyarakatan dalam penyampaian materi-materi
pembinaan mental spiritual dan umum dilakukan dengan metode
ceramah, diskusi, dan praktek, sedangkan untuk pembinaan rekreasi
menggunakan metode praktek secara langsung. Dalam pelaksanaan
pembinaannya menggunakan sistem asistensi, yakni petugas lembaga
pemasyarakatan dibantu oleh Warga Binaan Pemasyarakatan (narapidana
dewasa yang telah menjadi tamping). Namun demikian petugas tamping
ini hanya bertugas untuk mengajar IQRO saja, sedangkan untuk ceramah
tetap dilakukan oleh petugas pemasyarakatan, hal ini dikarenakan jika
pembicara berasal dari narapidana dewasa ditakutkan akan
memprovokasi narapidana lain, khususnya anak pidana.
Secara umum metode pembinaan yang digunakan oleh petugas
pemsyarakatan dalam melakukan pembinaan terhadap anak pidana telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Metode pembinaan yang
digunakan dalam membina anak pidana tersebut antara lain:
c. Interaksi langsung yang bersifat kekeluargaan antara pembina dengan
anak pidana, yakni dengan melakukan pembinaan secara langsung
dalam setiap kegiatan pembinaan umum, pembinaan mental spiritual
dan pembinaan rekreasi yang telah dijadwalkan.
95
d. Pembinaan bersifat persuasif edukatif yaitu berusaha merubah tingkah
lakunya melalui keteladanan dan memperlakukan adil di antara
sesama mereka sehingga menggugah hatinya untuk melakukan hal-
hal yang terpuji, menempatkan warga binaan pemasyarakatan sebagai
manusia yang memiliki potensi dan memiliki harga diri dengan hak-
hak dan kewajibannya yang sama dengan manusia lainnya.
e. Pembinaan berencana, terus menerus dan sistematis. Dalam hal ini
program perencanaannya dilakukan oleh seksi binadik dan giatja,
terutama dalam kegiatan pembinaan terhadap anak pidana dilakukan
oleh sub seksi registrasi dan bimkemas.
D. Hambatan-Hambatan yang di Hadapi Oleh Petugas Pemasyarakatan
dalam Melaksanakan Pembinaan Terhadap Anak pidana
Petugas pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Sleman telah
melaksanakan pembinaan terhadap anak pidana, namun demikian
pelaksanaan pembinaan terhadap anak pidana tersebut masih belum
maksimal. Hal ini terjadi karena masih terdapat beberapa hambatan yang
hingga saat ini masih sering dijumpai di lapangan. Hambatan-hambatan
tersebut dapat berasal dari Lembaga Pemasyarakatan Sleman, petugas
pemasyarakatan itu sendiri maupun berasal dari anak pidana yang merupakan
subjek pembinaan. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh petugas
pemasyarakatan tersebut antara lain:
96
1. Hambatan yang berasal dari Lembaga Pemasyarakatan Sleman
a. Faktor over capacity
Saat ini lembaga pemasyarakatan Sleman di huni oleh
berjumlah 306 orang, padahal kapasitas hunian dari Lembaga
Pemasyarakatan Sleman adalah 163 orang. 306 orang tersebut
menghuni 6 (enam) blok/kampung. Untuk anak pidana ditempatkan di
kamar khusus yang berada di blok D.
Setiap blok/kampung dihuni kurang lebih 50 orang yang terdiri
dari beberapa kamar. Blok/kampung yang ditempati oleh anak pidana
terdiri dari 5 kamar, 4 kamar dihuni oleh narapidana dewasa dan 1
kamar khusus diperuntukkan bagi narapidana dan tahanan anak yang
berada di Lembaga Pemasyarakatan Sleman. Untuk kamar yang
ditempati oleh anak pidana berukuran 6 m x 5m, dengan luas 30 m2.
Pada saat peneliti melakukan penelitian, kamar tersebut dihuni oleh
15 orang. Padahal standartnya satu orang napi membutuhkan ruang
sebanyak 5,4 m2/orang (Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia No: M.01.PL.01.01 Tahun 2003), sehingga maksimal
kamar yang berukuran 30 m2 tersebut dihuni oleh 6 orang, bahkan di
Lembaga Pemasyarakatan Sleman juga dapat dijumpai 1 kamar
dihuni hingga 25 orang narapidana. Dengan terjadinya hal tersebut,
maka akan mempengaruhi keadaan psikologis anak pidana yang ada
di Lapas Sleman, karena dalam hal ini anak-anak tersebut
97
memerlukan ruang khusus anak agar mereka dapat berkembang
layaknya anak-anak lain.
b. Keterbatasan sarana dan prasarana pembinaan
Di Lembaga Pemasyarakatan Sleman, saat ini telah dilengkapi
dengan sarana dan prasarana guna menunjang berbagai kegiatan
pembinaan yang berlangsung di dalam Lembaga Pemasyarakatan
tersebut. Namun demikian, terdapat beberapa sarana dan prasarana
yang telah rusak sehingga terkadang menghambat kegiatan
pembinaan anak pidana di Lembaga Pemasyarakatan Sleman.
Selain itu keterbatasan sarana dan prasarana terlihat pada
bangunan Lembaga Pemasyarakatan Sleman. Misalnya saja masjid
yang digunakan untuk kegiatan pembinaan mental spiritual memiliki
luas 8m x 10m. masjid tersebut tidak muat menampung seluruh warga
binaan pemasyarakatan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan
Sleman. Bahkan terkadang jika waktu melaksanakan kegiatan Sholat
Jumat, narapidana dan petugas pemasyarakatan sampai ke halaman
dan teras-teras kantor untuk melaksanakan Sholat Jumat.
c. Lembaga Pemasyarakatan Sleman bukan Lembaga Pemasyarakatan
Khusus Anak
Lembaga Pemasyarakatan Sleman berstatus Lembaga
Pemasyarakatan untuk laki-laki dewasa bukan untuk anak pidana,
namun warga binaan pemasyarakatan yang terdapat di Lembaga
98
Pemasyarakatan terdiri dari laki-laki dewasa, wanita dewasa dan anak
laki-laki. Hal ini tidak di dukung dengan sarana dan prasarana yang
ada di Lembaga Pemasyarakatan Sleman, karena bagi anak pidana
memerlukan perlakuan khusus tidak seperti penanganan pada
narapidana dewasa. Anak pidana memerlukan ruang untuk bermain
dan mengembangkan diri, layaknya anak-anak lain yang berada di
Luar Lembaga Pemasyarakatan. Selain hal tersebut di Lembaga
Pemasyarakatan Sleman tidak ada petugas yang secara khusus
menangani pembinaan terhadap anak pidana. Dengan kondisi tersebut
mengakibatkan pembinaan anak pidana kurang terfokus, sehingga
tujuan dari pembinaan tersebut tidak sesuai yang diharapkan.
Terkait dengan penempatan anak pidana di Lembaga
Pemasyarakatan Sleman masih dijadikan satu blok/kampung dengan
narapidana dewasa, padahal hal tersebut dapat mempengaruhi kondisi
psikologis anak tersebut. Mereka dikhawatirkan akan terpengaruh
oleh narapidana dewasa, karena anak-anak tersebut masih dalam
proses pencarian jati diri.
2. Hambatan yang berasal dari Petugas Pemasyarakatan
Hambatan yang berasal dari petugas pemasyarakatan adalah
kerbatasan jumlah dan kualitas tenaga petugas pemasyarakatan yang
bertugas untuk membina anak pidana. Sumber daya manusia pendukung
di Lembaga Pemasyarakatan Sleman, secara keseluruhan adalah 113
99
orang. Dari 113 orang tersebut 20 orang diantaranya berstatus sebagai
pembina pemasyarakatan, yang bertugas melakukan pembinaan,
pembimbingan, pelayanan/perawatan, pemeliharaan/ pengelolaan. Hal ini
tidak sebanding dengan jumlah narapidana dan tahanan yang telah
mencapai 306 orang. Karena para pegawai tersebut, tidak semuanya
terjun ke lapangan, namun juga bekerja di dalam kantor untuk mengurus
registrasi dan administrasi pembinaan.
Kuantitas pegawai yang terdapat di Lembaga Pemasyarakatan
Sleman belum memadai, untuk petugas yang membawahi bimbingan
mental spiritual, baik bagi warga binaan yang beragama nasrani maupun
muslim hanya ada 1 orang. Hal ini menjadi hambatan tersendiri, jika
petugas tersebut tidak hadir atau sedang ditugaskan untuk melaksanakan
pelatihan di luar Lembaga Pemasyarakatan. Berkaitan dengan hal ini,
pelaksanaan tugas tersebut terkadang digantikan oleh kepala sub seksi
registrasi dan bimbingan kemasyarakatan.
Disamping kuantitas, kualitas pegawai yang terdapat di Lapas
Sleman jjuga belum memadai, dimana pegawai tersebut direkrut bukan
untuk melakukan pembimbingan, terutama pada bimbingan
kemasyarakatan di bidang pembinaan mental spiritual. Petugas
pemasyarakatan tersebut berlatar belakang pendidikan Sarjana Hukum,
namun pada kenyataannya bertugas untuk melakukan kegiatan
pembinaan mental spiritual, padahal idealnya hal tersebut dilakukan oleh
seorang Sarjana Agama.
100
3. Hambatan yang berasal dari Anak pidana
Salah satu hambatan dalam kegiatan pembinaan yang di lakukan
di Lembaga Pemasyarakatan Sleman berasal dari anak pidana itu sendiri.
Hambatan tersebut adalah kemauan dari si anak tersebut, ia tidak mau
mengikuti kegiatan pembinaan yang telah di jadwalkan oleh petugas
pemasyarakatan. Mereka lebih memilih untuk tetap di kamar atau
berbincang-bincang dengan narapidana dewasa. Hal tersebut
mengakibatkan tujuan dari kegiatan pembinaan tidak dapat tercapai,
yakni agar napi anak tersebut dapat berubah menjadi seorang warga
negara yang baik.
Hal ini tentu saja sangat memengaruhi kegiatan pembinaan yang
akan berlangsung, karena perubahan seseorang tergantung pada kemauan
dari orang tersebut. Jika dari anak pidana tersebut tidak mempunyai
kemampuan untuk berubah, maka pembinaan yang dilakukan tidak akan
berhasil.
E. Upaya Untuk Mengatasi Hambatan yang di Hadapi Oleh Petugas
Pemasyarakatan dalam Melaksanaan Pembinaan Terhadap Anak
pidana
Dalam rangka mengatasi hambatan yang di hadapi oleh petugas
pemasyarakatan dalam pembinaan anak pidana di Lembaga Pemasyarakatan
Sleman, petugas pemasyarakatan tersebut telah melakukan upaya untuk
memaksimalkan pembinaan terhadap anak pidana yang ada di Lembaga
101
Pemasyarakatan Sleman tersebut, meskipun belum sesuai yang diharapkan.
Upaya yang dilakukan oleh petugas pemasyarakatan tersebut antara lain:
1. Upaya untuk mengatasi hambatan yang di hadapi oleh petugas
pemasyarakatan dalam pembinaan anak pidana yang berasal dari
Lembaga Pemasyarakatan
a. Faktor over capacity
Untuk mengatasi over kapasitas over capacity, petugas
pemasyarakatan telah membuat jadwal pembinaan yang akan
dilaksanakan secara bergantian oleh warga binaan pemasyarakatan
yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Sleman. Selain itu Lembaga
Pemasyarakatan Sleman mengusahakan untuk memindahkan
narapidana ke Lembaga Pemasyarakatan di tingkat Provinsi, yaitu
Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan. Selain itu Lembaga
Pemasyarakatan Sleman juga meningkatkan program integrasi, yang
dapat berupa cuti bersyarat, cuti menjelang bebas, dan pembebasan
bersyarat. Berbagai program integrasi tersebut di efektifkan agar
banyak narapidana yang sisa pidananya tinggal beberapa bulan bisa
pulang lebih awal sehingga mengurangi jumlah narapidana yang ada
di dalam Lembaga Pemasyarakatan Sleman.
b. Keterbatasan sarana dan prasarana pembinaan
Keterbatasan sarana dan prasarana pembinaan bagi anak pidana
di Lembaga Pemasyarakatan Sleman telah diupayakan untuk diatasi
secara maksimal dengan segala fasilitas yang ada, meskipun belum
102
sesuai harapan. Misalnya, jika masjid yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan pembinaan mental spiritual tidak mampu
untuk menampung seluruh warga binaan pemasyarakatan yang ada di
Lembaga Pemasyarakatan Sleman, maka narapidana yang tidak dapat
masuk ke dalam masjid dapat melaksanakan kegiatan tersebut di
halaman dan teras-teras kantor.
Selain itu, petugas pemasyarakatan juga telah membuat jadwal
pembinaan yang akan dilaksanakan secara bergantian oleh warga
binaan pemasyarakatan yanga ada di Lembaga Pemasyarakatan
Sleman. Selain itu, terkadang pembinaan juga dilaksanakan di dalam
kamar hunian yang berada di dalam blok/kampung.
c. Lembaga Pemasyarakatan Sleman bukan Lembaga Pemasyarakatan
Khusus Anak
Untuk mengatasi hal ini, Lembaga Pemasyarakatan Sleman
mengupayakan untuk menempatkan anak pidana di kamar hunian
tersendiri yang khusus di tempati oleh anak pidana, walaupun masih
dalam satu area blok/kampung dengan narapidana dewasa. Selain hal
tersebut, untuk pelaksanaan pembinaan anak pidana mempunyai
jadwal tersendiri pada setiap minggunya, walaupun dalam
pelaksanaan pembinaannya tetap digabung dengan narapidana dewasa
baik wanita maupun laki-laki.
103
2. Upaya untuk mengatasi hambatan yang di hadapi oleh petugas
pemasyarakatan dalam pembinaan anak pidana yang berasal dari petugas
pemasyarakatan
Guna mengatasi keterbatasan kualitas dan kuantitas tenaga petugas
pemasyarakatan yang bertugas untuk membina anak pidana, Lembaga
Pemasyarakatan Sleman berupaya memaksimalkan potensi sumber daya
manusia yang ada guna melaksanakan kegiatan pembinaan dan
melakukan kerjasama dengan instansi-instansi terkait untuk
melaksanakan pembinaan. Selain itu, Lembaga Pemasyarakatan Sleman
juga mengirim petugas-petugas pemasyarakatannya untuk mengikuti
berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Hukum
dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta atau instansi lain
yang terkait. Usaha lain yang dilakukan oleh petugas pemasyarakatan di
Lembaga Pemasyarakatan Sleman adalah membaca buku yang terkait
dengan berbagai kegiatan pembinaan khususnya pembinaan bagi anak
pidana.
3. Upaya untuk mengatasi hambatan yang di hadapi oleh petugas
pemasyarakatan dalam pembinaan anak pidana yang berasal dari anak
pidana
Terkait dengan penanganan bagi anak pidana yang malas
mengikuti kegiatan pembinaan akan diberi peringatan. Pertama,
diingatkan oleh para para pengajarnya. Pengajar tersebut berasal dari
104
narapidana dewasa yang sudah di didik atau sudah khatam IQRO, Juz
amma dan Al-quran, yang kemudian di arahkan untuk mengingatkan
anak pidana yang ada di lembaga Pemasyarakatan Sleman. Kalau dari
mereka para pengajar sudah mengingatkan tetapi masih tidak berangkat,
maka petugaslah yang kemudian turun tangan. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan mengecek ke dalam kamar hunian sebelum
pelaksanaan kegiatan pembinaan.
Top Related