Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 1
SPESIFIKASI TEKNIS
Nama Kegiatan : Pembangunan, Penyediaan Dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Pematusan
Kode Kegiatan : 1.03.28.0024
Nama Paket Pekerjaan : Pengadaan Pompa Banjir Type 3 ( PA. Perapen)
Lokasi Anggaran : Kota Surabaya
Sumber Dana : APBD Pemerintah Kota Surabaya
Tahun Anggaran : 2015
Priode Lelang : Tahap 11 (Sebelas)
1.1. SYARAT-SYARAT TEKNIS
1.1.1. NAMA DAN LOKASI PEKERJAAN
Nama proyek dari pekerjaan ini adalah : Pengadaan dan Pemasangan Pompa Banjir ( 2 m3/detik ) di Rumah
Pompa Perapen (1 Unit)
1.1.2. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Instalasi Pompa Banjir sebagai upaya untuk mengurangi Debit Banjir yang diakibatkan oleh
genangan air hujan.
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Sipil
c. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal (sesuai daftar kuantitas)
1.1.3. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.
1.1.4. TENAGA KERJA
Tenaga kerja yang digunakan Kontraktor hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli/ terlatih dan berpengalaman pada
bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai ketentuan atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
1.1.5. SATUAN UKURAN
Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam Spesifikasi ini serta yang digunakan didalam pekerjaan adalah standar
SNI.
6.1.6. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN
Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuk,
maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh
Kontraktor.
Orang-orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh Direksi, atau Kontraktor akan
menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan tersebut.
1.1.7. MOBILISASI
a. Kegiatan Mobilisasi
Kegiatan mobilisasi meliputi hal sebagai berikut :
Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan Kontraktor dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan. Mobilisasi
dan pemasangan peralatan yang didasarkan atas peralatan yang diserahkan dalam penawaran dari suatu lokasi
tertentu atau dari pelabuhan bongkar di Indonesia ke tempat yang digunakan sesuai ketentuan Kontrak.
Pembangunan dan pemeliharaan pangkalan, termasuk kantor- kantor, tempat tinggal, bengkel-bengkel, gudang-gudang
dan sebagainya. Bangunan ini akan tetap menjadi milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan proyek selesai.
Pengadaan dan pemeliharaan peralatan lapangan seperti tercantum Spesifikasi ini. Peralatan ini akan tetap menjadi
milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan Proyek selesai.Pekerjaan harus termasuk pula pekerjaan demobilisasi
dari daerah kerja yang dilaksanakan oleh pihak Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh
instalasi-instalasi, peralatan dari tanah milik Pemerintah, dan Pihak Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 2
pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja, sehingga kondisinya sama dengan keadaan sebelum
Pekerjaan dimulai.
b. Waktu Mobilisasi
Mobilisasi dan Demobilisasi dari seluruh mata pekerjaan diatas harus diselesaikan sesuai dengan jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan.
1.1.8. PENGATURAN LALU LINTAS
a. Lalu Lintas Proyek
1. Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor diharuskan mematuhi dan mentaati ketentuan dan peraturan lalu
lintas pada lokasi, sejauh pekerjaannya mempengaruhi kelancaran lalu lintas. Dalam hal ini Kontraktor diharuskan
mendapatkan pengarahan dan pedoman dari instansi setempat yang berwenang.
2. Penggunaan jalan dan jembatan umum harus diatur sedemikian rupa agar gangguan lalu lintas dan kerusakan
yang timbul sebagai akibatnya dijaga sekecil mungkin. Perbaikan kerusakan terhadap jalan, jembatan, gorong-
gorong yang diakibatkan oleh lalu lintas proyek dibebankan pada Kontraktor dan harus disetujui Direksi.
b. Pengalihan Arus Lalu Lintas dan Pembuatan Jalan Darurat
1. Kontraktor diharuskan membuat rencana khusus untuk setiap sub proyek sehubungan dengan pengaturan arus lalu
lintas dalam menunjang kelangsungan pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan yang menuntut dialihkannya arus lalu
lintas untuk sementara waktu harus mendapat persetujuan Direksi.
2. Kontraktor diharuskan membuat jalan dan jembatan darurat apabila arus lalu lintas tidak dapat dialihkan ke jalan
umum lainnya yang ada.
3. Konstruksi dari jalan dan jembatan darurat harus setaraf dengan kelas jalan yang akan ditutup untuk keperluan
proyek dan harus selesai sebelum arus lalu lintas dialihkan.
4. Pemeliharaan jalan darurat adalah tanggung jawab Kontraktor sampai pengaturan arus lalu lintas dikembalikan
seperti semula.
c. Pengaturan Pengangkutan Alat-alat Berat dan Bahan Konstruksi
1. Pengangkutan alat-alat berat ke dan dari lokasi proyek harus diatur sedemikian rupa agar beban total dari
kendaraan yang mengangkut alat-alat berat tersebut tidak melampaui kapasitas jalan/ jembatan yang dilalui. Untuk
itu alat-alat berat yang dimaksud harus diuraikan menjadi beberapa bagian untuk kemudian diangkut beberapa kali.
Ketentuan yang sama juga berlaku untuk pengangkutan bahan-bahan konstruksi.
2. Apabila Direksi memandang perlu, maka Kontraktor diharuskan meminta pengawalan dari instansi yang berwenang.
d. Rambu-rambu Sementara
Kontraktor diharuskan menyediakan, membuat, memasang dan menempatkan rambu- rambu lalu lintas sementara
pada lokasi dan posisi penting termasuk rintangan-rintangan di sekitar lokasi proyek. Penempatannya harus dengan
persetujuan polisi lalu lintas atau instansi lain yang berwenang.
Bentuk dan ukuran huruf serta susunan kalimat pada rambu dan rintangan harus jelas, mudah dimengerti oleh setiap
pengendara kendaraan dan pada setiap cuaca gelap dan malam hari harus diberi penerangan. Apabila pekerjaan telah
dinyatakan selesai oleh Direksi, Kontraktor diharuskan menyingkirkan semua rambu-rambu dan rintangan-rintangan
sementara yang tidak diperlukan lagi yang selama pelaksanaan dipergunakan untuk pengaturan lalu lintas di sekitar
lokasi proyek.
e. Pengaturan Pemindahan Jaringan Pipa dan Kabel
1. Yang termasuk dalam istilah pipa dan kabel adalah pipa distribusi air bersih PDAM, pipa gas, kabel listrik, kabel
telpon dan lainnya yang pemasangan jaringannya tertanam dan terletak di bawah permukaan tanah.
2. Semua pipa dan kabel yang termasuk dalam kategori (a) diatas dan yang sudah tidak berfungsi lagi serta jalurnya
melintasi dan menghalangi aliran air dalam saluran harus disingkirkan atau dipotong sesuai petunjuk Direksi.
3. Biaya penggantian dan perbaikan atas kerusakan terhadap pipa dan kabel yang masih berfungsi sebagai akibat
dari kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya adalah menjadi beban Kontraktor sepenuhnya.
4. Apabila dalam rangka pekerjaan penggalian saluran baru atau penggalian memperdalam dasar saluran lama
ditemui lintasan pipa dan kabel yang masih berfungsi, maka Direksi dan Kontraktor menghubungi instansi yang
mengelola jaringan tersebut untuk menentukan biaya pemindahan jalur pipa atau kabel yang dimaksud untuk
dialihkan dibawah dasar saluran rencana.
5. Direksi berhak menunjuk seorang ahli yang akan memberi pengarahan dan mengawasi semua pekerjaan instalasi
dalam rangka pemindahan dan pengalihan jalur atau lintasan pipa dan kabel.
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 3
1.2. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.2.1. PEMBERSIHAN LAPANGAN
Sebelumnya pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari pepohonan, semak belukar, sisa-sisa
bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan semua material tersebut harus dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa-sisa semua
material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali.
1.2.2. PENGUKURAN DI LAPANGAN
Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran di lapangan sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, selama
pelaksanaan pekerjaan dan setelah pekerjaan selesai semua dilaksanakan atau akhir pekerjaan finishing.
Pedoman utama pelaksanaan pekerjaan pengukuran di lapangan, adalah patok beton yang merupakan titik tetap
utama ("Bench Mark") yang akan ditentukan oleh Direksi pekerjaan.
Kontraktor diwajibkan memasang tambahan 2 (dua) buah patok beton, yang akan dijadikan sebagai titik bantu
utama, diletakkan diujung awal dan ujung akhir dari lokasi rencana bangunan, dan tidak boleh terusik atau rusak atau
berubah posisinya secara langsung maupun tidak langsung selama pelaksanaan pekerjaan.
Patok beton yang merupakan titik bantu utama, posisi elevasi, koordinat maupun absisnya, harus diikat secara
sempurna dengan patok beton titik utama.
Patok beton sebagai titik bantu utama, harus mempunyai ukuran : 20 x 20 cm, dan panjang 100 cm serta harus
tertanam sedalam 50 cm
Semua data, gambar sketsa pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran sebelum dimulainya pelaksanaan
pekerjaan, harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan, dan selanjutnya dipakai sebagai pedoman untuk penggambaran rencana
gambar pelaksanaan ("Construction Drawing").
Selama masa pelaksanaan, semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan,
dan dari waktu ke waktu selama masa pelaksanaan pekerjaan akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan prestasi hasil
pelaksanaan pekerjaan.
Setelah semua pekerjaan selesai, Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran akhir dari hasil pelaksanaan
pekerjaan. Semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan dan dipergunakan
sebagai dasar acuan guna mempersiapkan gambar purna bangun (As built Drawing)
Pada hal-hal khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan, Direksi pekerjaan sewaktu-waktu
berwenang dan berhak memberikan instruksi kepada Kontraktor, dan Kontraktor harus bersedia untuk melaksanakan
pengukuran tertentu yang sifatnya sebagai check berkala atau stick proff, misalnya kedalaman pondasi, batas pembebasan
tanah dan lain sebagainya.
Pada saat penyerahan gambar purna bangun, Kontraktor harus menyerahkan data dan perhitungan hasil
pengukuran yang sudah disyahkan oleh Direksi pekerjaan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor serta
sudah harus diperhitungkan termasuk "Overhead" pada analisa harga satuan pekerjaan.
1.2.3. PEMATOKAN DAN BOUWPLANK
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus melaksanakan pematokan dan pemasangan bouwplank
sesuai petunjuk Direksi.
Bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan harus dibuat selebar pondasi saluran.
Patok dan bouwplank harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak bergerak serta harus dijaga agar tidak rusak /
hilang selama pelaksanaan pekerjaan.
Elevasi yang tercantum dalam bouwplank dan patok akan menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan baik dalam
penentuan lebar saluran, tinggi saluran maupun tebal pasangan/konstruksi lainnya.
1.2.4. KANTOR LAPANGAN/RUANG DIREKSI, BARAK KERJA
1. Kontraktor diwajibkan menyediakan kantor lapangan untuk dipergunakan oleh Direksi selama pelaksanaan pekerjaan,
transportasi lapangan dan alat komunikasi.
Kontraktor diwajibkan membuat barak kerja untuk para pelaksana lapangan dan gudang material tempat menyimpan
bahan material serta alat-alat yang akan dan sedang dipakai selama pelaksanaan pekerjaan.
Barak kerja dan gudang material harus dipelihara dan dijaga sehingga bahan material yang akan dipakai tidak rusak
saat akan digunakan.
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 4
Semua sarana administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan seperti gambar-gambar kerja, buku laporan
kemajuan phisik, data cuaca, buku saran direksi, buku tamu, photo-photo pelaksanaan dan lain sebagainya harus selalu
ada dan dipelihara serta disimpan secara baik di Kantor Lapangan.
Semua sarana administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan, harus diserahkan kepada Direksi pekerjaan
setelah semua pekerjaan selesai seluruhnya.
Bentuk, ukuran, lokasi serta tata ruang barak kerja dan gudang material harus dipersiapkan oleh Kontraktor dalam
bentuk gambar rencana dan dikonsultasikan kepada Direksi pekerjaan.
2. Syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi untuk pembuatan gudang, barak dan kantor lapangan adalah menyediakan
sarana sanitasi air bersih, sambungan listrik, alat pemadam api dan kotak pertolongan pertama.
Pemeliharaan, kebersihan dan keamanan gudang, barak serta kantor lapangan merupakan tanggung jawab Kontraktor.
Tempat kosong untuk parkir kendaraan proyek harus disediakan disekitar kantor lapangan.
Pada saat pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai, gudang, barak dan kantor lapangan harus dibongkar oleh
Kontraktor atas biaya sendiri.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah
harus diperhitungkan termasuk "Overhead" pada analisa harga satuan pekerjaan.
1.2.5. PAPAN NAMA DAN ADMINISTRASI
Kontraktor diwajibkan membuat papan nama kegiatan proyek yang dilaksanakan dan dipasang dilokasi yang bisa
dengan mudah terbaca untuk umum, ukuran papan nama 1.20 m x 1.80 m, dengan tulisan sesuai petunjuk Direksi pekerjaan
(lihat lampiran 1).
Sarana administrasi yang berupa dokumen kontrak termasuk kelengkapannya, dokumen addendum jika diperlukan,
dokumen amandemen jika diperlukan dan lampiran lainnya, sejak mulai proses pelelangan pekerjaan sampai selesainya
pelaksanaan pekerjaan, termasuk penggandaan dokumen kontrak beserta kelengkapan pendukung lainnya sebanyak 24
(dua puluh empat) copy, sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.
Sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja dari Pemilik Pekerjaan sampai selesainya pelaksanaan pekerjaan,
Kontraktor diwajibkan membuat :
- Laporan harian prestasi pelaksanaan pekerjaan ;
- Laporan mingguan prestasi pelaksanaan pekerjaan ;
- Laporan bulanan prestasi pelaksanaan pekerjaan ;
- Laporan dan perhitungan hasil test laboratorium ;
Isi laporan-laporan tersebut meliputi :
- Tenaga kerja yang bekerja ;
- Peralatan yang dipakai ;
- Data cuaca dilokasi proyek ;
- Teknis pekerjaan yang dilaksanakan dari waktu ke waktu dan lain-lain.
Semua laporan tersebut harus mendapat pengesahan dari pengawas pekerjaan dan Direksi pekerjaan untuk laporan
harian, laporan mingguan, bulanan serta laporan hasil test dan perhitungan laboratorium.
Guna mengevaluasi kemajuan prestasi pelaksanaan pekerjaan lapangan pada awal sebelum dimulainya pekerjaan
Kontraktor diwajibkan membuat schedule waktu pelaksanaan pekerjaan secara detail yang meliputi :
- Waktu kegiatan masing-masing jenis pekerjaan
- Volume masing-masing jenis pekerjaan
- Bobot masing-masing jenis pekerjaan
- Target rencana pelaksanaan tiap minggu (% bobot)
- Target rencana komulatif pelaksanaan tiap minggu (% bobot)
- Kolom prestasi pelaksanaan tiap minggu (% bobot)
- Kolom prestasi komulatif pelaksanaan tiap minggu (% bobot)
- Keterangan lainnya yang diperlukan.
Rencana kerja tersebut harus disetujui Pengawas dan Direksi dan serahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari dari
saat penunjukan pemenang.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta
sudah harus diperhitungkan termasuk "Overhead" pada analisa harga satuan pekerjaan.
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 5
1.2.6. GAMBAR-GAMBAR YANG HARUS DIPERSIAPKAN OLEH KONTRAKTOR
1.2.6.1.Umum
Pelaksanaan pengukuran awal oleh Kontraktor yang dilaksanakan sejak diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja dari
Pemilik Pekerjaan, dimaksud untuk mendapatkan gambaran kondisi lapangan sesungguhnya dibandingkan dengan gambar
yang diterima oleh Kontraktor dari Pemilik Pekerjaan.
Data dan hasil pengukuran awal oleh Kontraktor yang telah disahkan dan disetujui oleh Direksi pekerjaan tersebut,
akan menjadi acuan dan dasar pembuatan gambar-gambar selama waktu pelaksanaan sampai selesai pekerjaan.
Gambar-gambar hasil pengukuran awal tersebut diatas, akan merupakan dasar pokok kesepakatan bersama antara
Kontraktor dan Pemilik Pekerjaan untuk menghitung volume dari masing-masing jenis pekerjaan yang harus dan telah
dilaksanakan oleh Kontraktor, serta yang harus dibayar oleh Pemilik Pekerjaan.
Semua gambar-gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor, harus bisa memberikan secara jelas hal-hal yang
berkaitan dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang meliputi antara lain :
- Bentuk tiap jenis bangunan yang akan dikerjakan.
- Elevasi muka tanah asli dan masing-masing bangunan.
- Dimensi bangunan pelengkap.
- Jenis serta komposisi material yang dipergunakan.
- Rencana garis galian pondasi
- Hal-hal lain sesuai petunjuk Direksi pekerjaan.
Adapun gambar-gambar yang harus dipersiapkan oleh Kontraktor meliputi antara lain :
- "Construction Drawing" atau " Working Drawing".
- "Shop Drawing".
- "As Build Drawing".
Semua gambar-gambar tersebut diatas, baru bisa dipakai sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dan acuan
dasar perhitungan volume pekerjaan sesungguhnya, apabila sudah mendapat persetujuan dan disyahkan oleh Pemilik
Pekerjaan.
1.2.6.2. "Construction Drawing" atau "Working Drawing"
"Construction Drawing" atau "Working Drawing" adalah gambar rencana bangun yang telah disesuaikan dengan
kondisi lapangan sesungguhnya dan telah disetujui dan disyahkan oleh Pemilik Pekerjaan.
Semua dimensi bangunan, jenis serta komposisi jenis material dan rencana elevasi posisi dan kedudukan dari
masing-masing jenis bangunan yang tergambar pada "Construction Drawing" atau "Working Drawing" harus mengacu dan
didasarkan pada "Design Drawing" yang diberikan oleh Pemilik Pekerjaan.
Apabila karena kondisi dan situasi lapangan yang sesungguhnya, sehingga mengakibatkan perlu adanya
penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan kedudukan bangunan, maka Kontraktor harus konsultasi dan mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Pemilik Pekerjaan. Atas dasar persetujuan Pemilik Pekerjaan, jika ada penyesuaian
dimensi, elevasi posisi dan kedudukan bangunan, maka kondisi terakhir rancang bangun yang telah disepakati bersama,
disetujui dan disyahkan Pemilik Pekerjaan adalah yang mengikat pada kondisi awal pelaksanaan pekerjaan, dan merupakan
dasar serta acuan utama bagi Kotraktor pada pelaksanaan pekerjaan.
"Construction Drawing" atau "Working Drawing" yang dipersiapkan oleh Kontraktor tersebut, harus bisa memberikan
satu gambaran rancang bangun yang akan dilaksanakan pada kondisi nyata lapangan, sehingga perlu dan harus
dicantumkan antara lain :
- Garis elevasi muka tanah asli hasil pengukuran awal.
- Dimensi rencana bangunan.
- Elevasi posisi dan kedudukan bangunan.
- Jenis dan komposisi material yang akan dipakai dan lain-lain.
"Construction Drawing" atau "Working Drawing" yang disyahkan oleh Pemilik Pekerjaan, dipakai sebagai dasar dan
acuan perhitungan volume awal saat akan dimulainya pelaksanaan pekerjaan atau "Mutual Check" pada kondisi
pelaksanaan 0 %.
Kontraktor wajib membuat copy "Construction Drawing" atau "Working Drawing" sebanyak minimum 5 (lima) copy,
dengan distribusi dua copy untuk Direksi pekerjaan dan pengawas, satu copy untuk arsip Kontraktor dan satu copy serta
gambar aslinya harus diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan.
Selama waktu pelaksanaan pekerjaan dari waktu ke waktu, dimungkinkan adanya penyesuaian pelaksanaan karena
kondisi lapangan "Engineering Adjusment", atau perubahan desain "Revised Design", semuanya bisa mengakibatkan
perubahan volume pelaksanaan pekerjaan menjadi bertambah atau kurang.
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 6
Untuk kondisi "Engineering Adjusment", tidak diperlukan adanya gambar baru yang disyahkan oleh Pemilik
Pekerjaan, namun Kontraktor wajib memberikan laporan tertulis serta sketsa penyesuaian guna mendapatkan persetujuan
dari Direksi pekerjaan dan tembusan kepada Pemilik Pekerjaan.
Sedang pada kondisi perubahan desain "Revised Design", Pemilik Pekerjaan secara resmi akan memberikan gambar
perubahan desain yang telah disahkan oleh Pemilik Pekerjaan kepada Kontraktor secara administratif dalam bentuk
"Variation Order".
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan "Construction Drawing" atau "Working Drawing" termasuk
penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk "Overhead" pada analisa harga satuan pekerjaan.
1.2.6.3. "Shop Drawing"
Apabila pada konstruksi bangunan yang akan dikerjakan, ada unit bangunan yang harus dikerjakan pembuatannya
diluar areal proyek, dan karena sifat kekhususannya harus dan terpaksa dikerjakan oleh Sub-Kontraktor, maka sebelumnya
Sub-Kontaktor yang bersangkutan diharuskan membuat dan menyerahkan gambar rencana bentuk unit bangunan tersebut,
lengkap dengan perhitungan konstruksinya.
"Shop Drawing" yang disiapkan oleh Sub-Kontraktor tersebut, harus diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan, diperiksa,
dikoreksi apabila perlu, dan untuk selanjutnya disyahkan oleh Pemilik Proyek.
Gambar unit bangunan atau "Shop Drawing" tersebut harus secara lengkap memuat :
- Bentuk unit bangunan serta dimensinya.
- Material yang akan dipakai serta spesifikasinya.
- List komponen unit bangunan yang memuat :
a. panjang lebar, tebal komponen unit bangunan
b. berat persatuan komponen unit bangunan
c. Jumlah komponen unit bangunan dan lain-lain.
Gambar dan list pekerjaan pembuatan dan pemasangan tulangan konstruksi termasuk dalam kategori "Shop
Drawing".
Kontraktor wajib membuat copy "Shop Drawing" sebanyak minimum 5 (lima) copy, dengan distribusi dua copy untuk
Direksi pekerjaan dan pengawas, satu copy dipasang di barak kerja, satu copy untuk arsip Kontraktor dan satu copy serta
gambar aslinya harus diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan "Shop Drawing" termasuk penggandaannya sebanyak 5 (lima)
copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk "Overhead"
pada analisa harga satuan pekerjaan.
1.2.6.4. "As Build Drawing"
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai gambar pelaksanaan, berikut pekerjaan tambah atau kurang
berdasarkan "Variasi Order" yang diberikan oleh Pemilik Pekerjaan, dan Kontraktor telah melakukan pengukuran ulang akhir
pekerjaan, maka Kontraktor diwajibkan membuat gambar purna bangun atau "As Build Drawing".
Gambar purna bangun atau "As Build Drawing" tersebut, harus lengkap berisi antara lain :
- Garis elevasi muka tanah yang sekarang ada.
- Dimensi dan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan.
- Elevasi posisi dan kedudukan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan.
- Jenis material dan komposisi yang telah dipergunakan.
Gambar purna bangun yang telah selesai tersebut harus diserahkan Kontraktor kepada Direksi pekerjaan untuk
diperiksa dan disetujui, selanjutnya diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan guna mendapatkan pengesahan dari Pemilik
Pekerjaan.
Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Kontraktor atau yang "mutual ckeck" volume
pekerjaan 100%, semua mengacu dan didasarkan pada gambar purna bangun yang telah disyahkan oleh Pemilik
Pekerjaan, dan merupakan volume akhir yang akan dibayar oleh Pemilik Pekerjaan kepada Kontraktor.
Kontraktor wajib membuat copy "As Build Drawing" sebanyak 5 (lima) copy, dengan distribusi dua copy untuk Direksi
pekerjaan dan pengawas, 3 (tiga) copy serta gambar aslinya untuk diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan, termasuk data
dan perhitungan hasil pengukuran akhir sebagai pendukungnya.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan "As Build Drawing" termasuk penggandaannya sebanyak 5
(lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
"Overhead" pada analisa harga satuan pekerjaan.
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 7
1.3. SARANA UTAMA PENUNJANG PEKERJAAN
1.3.1. PHOTO DOKUMENTASI
Sejak awal akan mulai melaksanakan pekerjaan, selama masa pelaksanaan pekerjaan dan pada akibat pelaksanaan
pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk
photo dokumentasi.
Photo dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus bisa memberikan gambaran secara lengkap dan
menyeluruh mengenai kegiatan pelaksanaan pekerjaan sejak dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan, sehingga
secara kronologi bisa merupakan satu gambaran tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut.
Photo dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda atau sesuai dengan pengarahan
Direksi pekerjaan, dan sudah harus bisa memberikan gambaran secara garis kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan.
Photo dokumentasi tersebut, pelaksanaan pengambilannya dilakukan pada kondisi tahap kegiatan pelaksanaan
pekerjaan :
- saat awal sebelum mulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan 0%
- saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 25%
- saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50%
- saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 75%
- saat selesai pelaksanaan pekerjaan atau prestasi 100%
Photo dokumentasi tersebut, selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos, masing-masing rangkap 5 (lima), dengan
distribusi 1 (satu) copy dipasang dibarak kerja dan 4 (empat) copy lainnya ditata rapi pada album photo dan diserahkan
kepada Pemilik Pekerjaan.
Pada saat pengambilan photo dokumentasi akhir pelaksanaan pekerjaan, disamping cetakan ukuran kartu pos
sebanyak 4 (empat) copy, Kontraktor juga diwajibkan menyerahkan tambahan 3 (tiga) copy ukuran 11 R, diberi bingkai,
sedangkan pengambilan photo dokumentasinya dari 1 (satu) titik lain yang berbeda lokasi, dan akan ditentukan oleh Direksi
pekerjaan.
Disamping photo dokumentasi utama tersebut, atas permintaan Direksi pekerjaan Kontraktor bisa melaksanakan
pengambilan photo dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan lainnya yang dianggap berguna dan cukup mempunyai
nilai penting untuk didokumentasikan.
Pada saat penyerahan photo dokumentasi, Kontraktor juga harus menyerahkan negatif film, ditata menurut urutan
photo dokumentasi yang diserahkan.
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan photo dokumentasi tersebut sepenuhnya menjadi beban dan tanggung
jawab Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk "Overhead" pada analisa harga satuan pekerjaan.
1.3.2. JALAN KERJA
Untuk menuju ke lokasi pekerjaan, mengangkut bahan material yang akan dipakai, dan transportasi pembuangan
bahan material tidak terpakai keluar lokasi pekerjaan, dan pemeriksaan berkala Direksi pekerjaan atau Pemberi Pekerjaan
serta keperluan lainnya, Kontraktor diwajibkan menyiapkan atau membuat jalan kerja yang layak guna kegiatan tersebut
diatas untuk menunjang dan memperlancar pelaksanaan pekerjaan.
Jalan kerja yang dimaksud, bisa mempergunakan jalan kampung atau jalan desa yang sudah ada kemudian
ditingkatkan kapasitas pelayanan tingkat jalannya, atau mempergunakan lahan penduduk yang disewa selama jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan.
Pada kondisi dan dalam hal tertentu serta berdasarkan pertimbangan Pemilik Pekerjaan, skala pekerjaan jalan kerja
dianggap cukup besar dan dominan, sehingga memerlukan jalan kerja yang sifatnya khusus, sarana tanah untuk keperluan
jalan kerja bisa dipersipakan oleh Pemilik Pekerjaan, sedangkan Kontraktor melaksanakan pembuatan jalan kerja yang
dimaksud.
Dari waktu ke waktu selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor berkewajiban memelihara jalan kerja agar selalu
layak dilalui sehingga tidak menimbulkan dampak lingkungan negatif pada masyarakat disekitarnya maupun masyarakat lain
yang juga memerlukan dan melewati jalan kerja tersebut.
Kelancaran fungsi drainase lingkungan disepanjang jalan kerja, juga yang secara langsung terpengaruh adanya jalan
kerja, juga termasuk menjadi tanggung jawab Kontraktor dari segi pemeliharaannya.
Pada kondisi sarana jalan kerja yang dibuat oleh Kontraktor, merupakan jalan desa atau jalan kampung yang sudah
ada, atau lahan penduduk yang disewa sementara untuk dipergunakan sebagai sarana jalan kerja, setelah selesainya
pelaksanaan pekerjaan Kontaktor berkewajiban mengembalikan kondisi lahan sesuai dan seperti kondisi awal sebelum
dipergunakan.
Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pemilik Pekerjaan tidak diperlukan adanya jalan kerja
khusus maka, semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sarana jalan kerja ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk "Overhead" pada analisa harga satuan pekerjaan.
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 8
Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pemilik Pekerjaan memerlukan pembuatan satu jalan kerja khusus atau
tersendiri atau jalan kerja baru, dan areal tanah untuk jalan kerja tersebut sudah dipersiapkan oleh Pemilik Pekerjaan, maka
perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan pembuatan jalan kerja tersebut diatas, diperhitungkan
dalam satuan m2, sedangkan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material
yang dipakai, peralatan yang dipergunakan "Overhead" dan keuntungan Kontraktor.
1.3.3. PENGERINGAN ATAU "COFFERING DAN DEWATERING"
Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan kadang-kadang suatu saat tidak
bisa bebas sama sekali dari adanya air.
Pada keadaan ini, Kontaktor diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan yang akan dipakai
sebagai kedudukan Konstruksi dari genangan air atau pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan
akibat pengaruh air tersebut.
Pada prinsipnya, selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan
bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan ataupun rembesan air.
Pekerjaan pengeringan yang dimaksud disini adalah, termasuk sistem drainase lingkungan pekerjaan, sehingga tidak
menimbulkan dampak yang negatif terutama pada masyarakat dan lingkungan setempat.
Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pemilik Pekerjaan tidak diperlukan adanya sistem
pengeringan khusus maka, semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pengeringan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
dan beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk "Overhead" pada analisa harga satuan pekerjaan.
Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pemilik Pekerjaan memerlukan adanya konstruksi pengeringan sifatnya
khusus dan memerlukan penanganan tersendiri, maka perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan
pengeringan tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) m', sedangkan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan,
sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang dipergunakan, "Overhead" dan keuntungan
Kontraktor.
1.4. PEKERJAAN MEKANIKAL-ELEKTRIKAL
1.4.1. UMUM
1. Skope Pekerjaan
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan semua tenaga, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan
sementara maupun pekerjaan pekerjaan permanen lainnya. Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan seluruh
pekerjaan dan memeliharanya tepat sesuai dengan spesifikasi teknik dan gambar, serta seperti yang diperintahkan
oleh Pengguna Jasa. Skope Pekerjaan Pengadaan Rumah Pompa Medokan Ayu Hilir Surabaya ini antara lain :
Pengadaan Pompa Banjir (Drainage Pump) 4 (empat) unit dengan kapasitas masing-masing 1.5 m3/det
beserta kelengkapannya.
Pengadaan Pompa Lumpur (Sludge Pump) 2 (dua) unit dengan kelengkapannya
Pengadaan Generator Set (Genset) 3 (tiga) unit dengan kelengkapannya
Pengadaan Panel kontrol dan distribusi, Instalasi penerangan, penangkal petir dan grounding dengan
kelengkapannya.
Pintu Air, pintu dengan kelengkapannya.
Kabel daya dengan kelengkapannya.
Air bersih, air kotor, air bekas & air hujan dengan kelengkapannya.
Mekanikal screen dengan kelengkapannya.
2. Jadual Pengadaan Kontrak
Jadual pengadaan yang terlampir pada dokumen pelelangan sebagai jadual referensi untuk pelaksanaan /
pengadaan.
3. Jadual Pelaksanaan Pengadaan
Penyedia Jasa/Barang / Penyedia Barang/Jasa harus menggunakan jadualjadual yang telah diajukan sebagai
dasar untuk pelaksanaan pengadaan.
4. Tanggung Jawab Penyedia Barang/Jasa
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa wajib memeriksa keadaan Pompa Beserta
Kelengkapannya dan harus mengkonsultasikan dengan Konsultan Perencanaan dan Konsultan Pengawas. Segala
sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian Penyedia Barang/Jasa karena tidak melaksanakan pemeriksaan
keadaan tersebut maka akibat yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Pada Keadaan
apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Pengguna Jasa lapangan
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 9
tidak berarti membebaskan Penyedia Barang/Jasa atas tanggung jawab pada pekerjaan sesuai dengan isi kontrak.
5. Perintah Untuk Pelaksanaan
Bila Penyedia Barang/Jasa tidak berada di tempat pekerjaan dimana Pengguna Jasa bermaksud untuk
memberikan petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau
orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh Penyedia Barang/Jasa.
Orang-orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh Pengguna Jasa atau Penyedia
Barang/Jasa akan menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan tersebut.
6. Metode Pelaksanaan
Pihak Penyedia Barang/Jasa harus melampirkan Metode Pelaksanaan pada waktu mengajukan penawaran.
7. Wilayah Kerja
a. Secara umum Penyedia Barang/Jasa dilarang menimbun atau menempatkan komponen di tepi jalan umum
karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja Penyedia Barang/Jasa kecuali ada pertimbangan khusus dan
perstujuan dari Pengguna Jasa.
b. Di dalam pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa harus berkoordinasi dengan instansi yang terkait
sehubungan dengan jaringan utilitas yang ada.
8. Komponen dan Mutu Pekerjaan
a. Semua komponen yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus terdiri dari kualitas tinggi
sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas komponen masing-masing bagian pekerjaan. Hasil
pekerjaan dan mutu termasuk komponen-komponen yang terpakai harus diterima dan disetujui Pengguna Jasa.
b. Semua komponen yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam peraturan standar
yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku adalah edisi terakhir. Untuk komponen komponen
yang mutunya belum diatur dalam peraturan standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus
mendapat perstujuan dari Pengguna Jasa sebelum dipergunakan.
c. Untuk komponen-komponen yang mutunya mudah berdasarkan standart internasional. Apabila diperlukan
Pengguna Jasa dapat meminta Penyedia Barang/Jasa untuk menunjukkan sertifikat tes dari agen, distributor
yang menjual atau pabrik yang memproduksi komponen yang bersangkutan.
d. Apabila diperlukan, Pengguna Jasa dapat meminta copy atau tembusan dari perintah pembelian (faktur) yang
dipesan Penyedia Barang/Jasa kepada leveransir atau distributor pembelian komponen-komponen yang akan
dipakai.
e. Semua komponen yang disimpan di lokasi pengadaan harus diletakkan dan dilindungi sedemikian rupa sehingga
tidak dapat terjadi kontaminasi atau mengalami proses lainnya yang dapat mengakibatnya rusaknya atau
menurunnya mutu komponen-komponen tersebut.
f. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku Penyedia Barang/Jasa dilarang menyimpan komponen-komponen
berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan bahan kimia sedemikian rupa sehingga
keselamatan orang dan keamanan lingkungan sekitarnya dapat dijamin.
g. Penggunaan komponen-komponen dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman atau petunjuk dari
pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
h. Pengguna Jasa berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu komponen-komponen yang diajukan oleh
Penyedia Barang/Jasa, baik di gudang leveransir atau di lokasi pabrik atau produsen. Dalam melaksanakan
tugasnya ahli tersebut mempunyai wewenang untuk mewakili Pengguna Jasa dalam menguji dan menilai
komponenkomponen yang diajukan Penyedia Barang/Jasa.
9. Standart
Standart acuan dalam hal produksi peralatan maupun pemasangan pekerjaan harus mengacu pada standar yang
berlaku sebagai berikut :
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
Standar Perusahaan listrik Negara (SPLN)
Standar Industri Indonesia (SNI)
International Electricotechnical Commission (IEC)
National Electrical Manufacturer Association (NEMA)
Japanese Industrial Standard (JIS)
British Standars (BS)
Dan lain-lain
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 10
1.4.2. SPESIFIKASI TEKNIS
1. Sistem Koordinasi
a. Untuk memudahkan komunikasi teknis, Penyedia Barang/Jasa harus menempatkan seorang atau lebih pemimpin
lapangan berpengalaman. Dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, serta mewakili
Penyedia Barang/Jasa, menerima perintah dan petunjuk Pengguna Jasa / pengawasan lapangan dan segera
melaksanakannya bila diperlukan. Pengawas lapangan dan segera melaksanakannya bila diperlukan.
b. Penyedia Barang/Jasa diwajibkan membuat laporan berkala (harian / mingguan) yang memberikan gambaran
tentang kegiatan Pengadaan Pompa Beserta Kelengkapannya. Misalnya :
Jadwal Waktu pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan
Prestasi kegiatan fisik
Catatan perintah / petunjuk Pengguna Jasa / pengawas lapangan yang disampaikan secara lisan
maupun tertulis.
Dan kegiatan pekerjaan yang dianggap perlu.
c. Penyedia Barang/Jasa juga harus membuat dokumentasi pekerjaan yang berupa foto-foto pelaksanaan pekerjaan,
dibuat berwarna, minimal ukuran postcard dan disusun dalam album. Foto-foto yang mengambarkan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan hendaknya dibuat berdasarkan petunjuk dari Pengguna Jasa dan minimal dilakukan
sebanyak 4 (empat) kali setiap peristiwa selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.
2. Penjagaan
Penyedia Jasa/Barang wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menurus selama berlangsungnya
pekerjaan atas bahan peralatan, masin dan alat-alat kerja yang disimpan ditempat kerja (gudang lapangan).
Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas, menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa/Barang.
3. Kebersihan, Ketertiban Dan Keamanan
a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung tempat pekerjaan sekitar bangunan, harus selalu dalam keadaan
bersih.
b. Peraturan-peraturan yang lain seperti ketertiban akan dikeluarkan oleh Pengguna Jasa pada waktu
pelaksanaan.
c. Penjagaan keamanan termasuk juga penanggulangan terhadap bahaya kebakaran yang mungkin terjadi.
d. Penyedia Barang/Jasa harus memperhatikan hubungan dengan lingkungan tempat kerja, antara lain: tidak
akan menyebabkan gangguan lalu lintas umum, tidak akan menganggu ketenangan penduduk/masyarakat
disekitarnya dan tidak akan mengganggu pekerjaan dari Rekanan lain.
4. Kecelakaan Dan Peti PPPK
a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka Penyedia Jasa/Barang
diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban atau para korban, serta melaporkan
kejadian tersebut kepada instansi dan Departemen yang bersangkutan/berwenang (dalam hal ini polisi dan
Departemen Tenaga kerja) dan mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama harus selalu ada di tempat
pekerjaan.
5. Lain-Lain
a. Bagian-bagian yang termasuk dalam pekerjaan ini, yang secara teknis tidak dapat
dipisahkan/diabaikan/dihilangkan, tetapi belum disebutkan dalam perencanaan, tetap harus dilaksanakan
tersebut berfungsi dengan baik.
b. Hal-hal lain yang menyangkut pelaksanaan lapangan tetapi belum disebutkan dalam peraturan ini, akan
ditentukan lebih lanjut oleh Pengguna Jasa/pengawas lapangan.
1.4.3. PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN INSTALASI POMPA BANJIR
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi Pengadaan & Pemasangan Instalasi Pompa berikut
kelengkapannya dan alat bantu yang diperlukan, diantaranya : Panel Kontrol Pompa, Pipa Kolom, Pipa Buang,
Generator Set (Genset), dan pengkabelan. Jenis dari Pompa-pompa yang akan diadakan harus dari jenis
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 11
Submersible untuk aplikasi penanggulangan dan pengendalian banjir dan pernah teruji beroperasi dengan baik dan
pernah terpasang di Indonesia dengan kapasitas minimum sama dengan atau lebih besar dari pompa yang akan
diadakan. Pompa tersebut diadakan dan dipasang pada rumah pompa sebagai berikut : Pompa Banjir dengan
kapasitas 2 m3/detik dengan kelengkapannya
Spesifikasi Teknis Pompa Banjir
A. Drainage Pump
Type pompa : Mixed Flow
Application : Flood Control
Head minimum : 12 m
Liquid : Saluran drainage
Viscositas : 1 cP *
Minimum Water Level : 2.9 m
Temperature : Ambient deg C
Bearing Life time : 60000 hr
Efisiensi : 85%
Rotation : maksimal 587 rpm
material
Impeller : Cast Iron GC 250 [GG25] (minimal setara)
Stuffing box : Stainless steel sse 13 [G-X6CrNi189-1.4308 (minimal setara)
Cable holder : Stainless steel sse 13 [G-X6CrNi189-1.4308 (minimal setara)
Motor shaft : Stainless steel STS 410 [X10Crl3]
Wear ring : Cast Iron GC 250 [GG25]
Stator housing : Cast Iron GC 250 [GG25]
Suction & Discharge
casing
: Cast Iron GC 250 [GG25
Other casting parts : Cast Iron GC 250 [GG25
Standard pengujian : ISO
B. Elektromotor:
Type : Squirel cage Induction motor
Standard Design : NEMA-Design B
Insulation Class : F
Insulation Protection : IP 68
Daya Tegangan : tidak lebih dari 300 kW, 3 Phase, 380 Vollt *.
Kabel Submersibel : - Type PNCT
- Triple compression sealing.
- Rubber bush with grommet.
Sistem Pendingin :
Sistim Pendingin :Pendinginan dilakukan dengan cara mendinginkan selubung motor dengan
menggunakan air yang lewat pada saat pompa beroperasi.
Sistem Proteksi :
- Sensor Thermai Protector
- Sensor Seal Leakage
- Sensor Moisture
- Sensor Bearing temperature
Lapisan Pelindung : Cat tahan karat (epoxy coating)
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 12
Material bodi motor : Cast iron (ASTM A48, CL 30), setara
Pipa Kolom.
Spesification :
1 Coloum Pipe dia 1000-1225 mm, Tbl: 10 mm,
2 Blind Flange t : 18 mm x dia.... mm
3 Top Flange t : 23 mm, dia.... x ... mm
4 Base Plate t : 20 mm, ... x ... mm
5 Plate for siftener t : 10 mm, .... x ... mm
6 Plate for siftener t :12 mm, ... x . mm
7 Inner Flange t : 20 mm, .... X .... mm
8 Lifting Plate t : 20 mm, ... x ... mm
9 Plate Cable Gland t : 24 mm, dia. ... x ... mm
Dimana yang bertanda titik-titik menyesuaikan.
Accessories :
1. Anchor Bolt M 27 mm
2. Bolt & Nut M 20 (Blind Flange)
Corrossion Protector :
1. Hot Dip Galvanize
2. Discharge Pipe for Drainage Pump :
Spesification :
1. Pipa discharge dia. 900 mm
2. Elbow 90
3. Flange 900 A JIS SK
4. Bolt & Nut M 28 (Discharge pipe)
Corrossion Protector : Hot Dip Galvanize (300 mikron)
b. Spesifikasi Teknis Pompa Lumpur (Sludge Pump) :
1. Sludge Pump :
Type : Submersible Pump
Kapasitas : Tidak Kurang dari 0,25 m3/dt
Head minimum : 10 m
Liquid : Saluran drainase
Temperature : Ambient deg C
Jenis Impeler : Semi open
Efisiensi : minimal 65 % pada kapasitas 0,25 m3/dt
Rotation : maksimal 1000 rpm
Material :
Casing : FC250 Cast Iron (minimal setara)
Impeller : SUS304 Stainless Steel (minimal setara)
Shaft : SUS410 Stainless Steel (minimal setara)
Power : tidak lebih dari 75 kW, 3 phasa, 380 VAC
Insulation Protection : IP 68
Corrosion Protection : Cathodic Protection (Sertificate anode method)
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 13
Acessories :
1. Automatic Discharge connector : dia 350 mm
2. Guide Rail Galvanize pipe : 2,5, 5 m, scedule
3. 15 m galvanize chain : 40 x 12 mm
4. Anchor Bolt : M22 x 200 mm, 8 Pc
5. Monitoring Unit System :
Thermal Protector sensor
Bearing Temperatore sensor
Cable : 10 m cable
2. Pipa Dischard (Pipa buang)
Cast Iron Pipe
Elbow
Flange : 900 A JIS SK
Bolt & Nuts : M28
Corrosion Protection : Hot dip Galvanize (300 mikron)
Jenis pompa air yang harus diadakan/dipasok adalah jenis pompa air celup (submersible pump), dimana dalam
pengoperasiannya keseluruhan bagian dari unit pompa tersebut akan terendam didalam air oleh karena itu material
konstruksi dari pompa harus terbuat dari jenis material yang tahan terhadap pengerusakkan yang disebabkan oleh
zat-zat yang terkandung dalam air, tahan terhadap lingkungan yang korosif dan tahan terhadap gesekan material
yang halus seperti lumpur.
3. Konsep kerja Motor
Konsep kerja pompa secara otomatis berdasarkan deteksi permukaan air pada bak hisap dengan menggunakan
Water Level Control (WLC) yang diset sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Pompa yang dipasok harus
merupakan pompa baru dan bukan pompa bekas yang telah diperbaharui (re-build). Secara terperinci
spesifikasi pompa yang disyaratkan adalah :
Perhitungan Head dan Power Pompa
Total head adalah hasil penjumlahan antara Static Head dan Total Head Loss yang terjadi. Desain dari pompa
yang akan dipasok harus mempunyai efisiensi yang terbaik (maksimum) pada kondisi titik kerja (duty point) dari
pompa tersebut.
A. Ketentuan Material Pompa
Selubung pompa (Pump Body) Bahan untuk selubung pompa harus terbuat dari bahan besi cor (cast iron) dengan
spesifikasi komposisi dari meterialnya stara ASTM A48 CL30 atau dengan kelas (grade) yang lebih tinggi serta
harus mempunyai permukaan cor yang sempurna atau telah melalui proses dengan mesin (maching) pada bagian
dalamnya sehingga kerja pompa dan efisiensinya menjadi baik. Hasil pengecoran tersebut harus bebas dari
keropos dan retak serta cacat yang lain akibat dari proses pengecoran dan machining tersebut.
B. Propeler/Impeler
Bahan untuk bagian propeler/impeler harus terbuat dari bahan yang ulet dan tahan korosif, dengan perkataan lain
harus terbuat dari stainless steel dengan spesifikasi komposisi materialnya setara ASTM SUS304, 198 atau dengan
grade yang lebih tinggi. Celah antara propeler/impeler dengan selubung pompa pada bagian sisi hisap harus
memiliki ketelitian yang tinggi yang dimaksudkan agar dengan presisinya celah tersebut dapat diharapkan efisiensi
pompa menjadi lebih baik.
Spesifikasi teknis propeler/impeler
-Material : Stainless Steel ASTM SUS304,958
-Baling-baling : Free Passege : 100 mm
C. Poros Pompa
Poros Pompa harus menyatu dengann motor penggeraknya, atau dengan perkataan lain merupakan satu bentuk
kesatuan antara poros untuk propeler/impeler dengan motor. Bahan poros pompa harus terbuat dari bahan yang
tahan korotif serta mampu menahan torsi motor penggerak dengan propeler/impeler pompa sesuai dengan
tegangan kerja tanpa adanya defleksi yang dapat mengakibatkan poros menjadi rusak atau terpuntir. Tingkat
ketelitian poros baik terhadap propeler/impeler atau terhadap bantalan dudukan harus cukup tinggi sehingga
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 14
ketidakseimbangan (unbalance) pada saat pompa dioperasikan (poros berputar) dapat dihindari.
Standard poros yang digunakan harus terbuat dari baja tahan karat atau grade yang lebih tinggi, atau untuk bahan
stainless steel gradenya setara dengan ASTM A276, 410 atau SUS 410.
D. Elektromotor
Penggerak pompa (pump driven) menggunakan elektromotor type submerged electromotor dengan spesifikasi
sebagai berikut : Type : Totally enclosed sumersible type Insulation Class : F, Design Standard : NEMA-Design B,
IP68 Tegangan : 380 Volt, 3 fasa, 50 Hz Sistem Pendingin :Pendinginan dilakukan dengan cara mendinginkan
selubung motor (motor casing) dengan menggunakan air yang lewat pada saat pompa beroperasi.
Sistem Proteksi dengan Sensor panas (thermal) pada tiap fasanya
Sensor kebocoran seal (Seal leakage)
Sensor kelembaban (Moisture)
Bearing Sensor Material Casing : Cast Iron : ASTM A48, CL30
Lapisan pelindung : Cat tahan karat (epoxy coating)
Kabel Elektromotor Kabel pada elektromotor menggunakan jenis Submersible Cable dengan spesifikasi
sebagai berikut : Type : RNCT Kind of Insulation : F Kind of sealing of lead cable : Triple compression sealing Type
of Installation : Rubber bush with Grommet
E. Pipa Kolom
Material harus terbuat dari steel plate setara ASTM A36 dengan dilapisi dengan hot dip galvanize pada bagian
permukannya. Konstruksi pipa kolom adalah rolled steel fabricated dengan discharge elbow mempunyai bentuk
lengkung yang baik (smooth) pada bagian dalam sehingga diharapkan dapat mengurangi nilai dari kerugian.
Ketebalan dari plat baja yang akan dipakai untuk membuat kolom pipa tidak boleh kurang dari 10 mm Diameter
dalam dari pipa kolom untuk pompa kap 1500 l/detik sesuai pompa yang dipasok. Dilengkapi stopper guard pada
bagian sole plate.
F. Spesifikasi Teknis Panel Kontrol
Panel kontrol pompa yang terpasang pada tiap-tiap lokasi harus dapat mengoperasikan semua pompa yang
terpasang pada rumah pompa seperti yang telah dijelaskan. Dengan daya motor yang tidak lebih dari seperti yang
dijelaskan. Pompa Drainase pada saat akan dioperasikan (start) harus menggunakan peralatan Soft Starter yang
terpasang didalam panel kontrol.Sedangkan Pompa Lumpur (sludge pump) menggunakan sistim starter : star delta.
Panel kontrol dilengkapi dengan unit pengendali (control unit) gangguan yang minimal dapat mendeteksi gangguan-
gangguan sebagai berikut :
Beban terlalu rendah dan beban lebih (underload/overload)
Tegangan terlalu rendah dan beban lebih (undervolt/overvolt)
Arus tidak seimbang (current unbalance)
Putaran motor terbalik (phase sequence)
Gangguan pembumian (ground failure)
Tahanan isolasi motor (isolation resistance)
Kapasitor Bank otomatis Panel kontrol dilengkapi dengan peralatan pemantau dan pengaman gangguan pada
pompa (monitoring and protection equipment) yangdapat menerima sinyal gangguan dari peralatan deteksi
(sensor)gangguan yang dimiliki oleh masing-masing pompa celup yaitu sebagai berikut :
Sensor Temperatur Stator
Sensor Temperatur Bearing
Sensor kebocoran yang merupakan jenis Floating Switch
Sensor Kelembaban yang merupakan jenis elektroda Panel kontrol pompa ini harus dilengkapi dengan
perlengkapan yang dapat melakukan beberapa macam cara mengoperasikan (operation mode) untuk kedua
pompa tersebut yaitu :
1. Cara Otomatis (Automatic mode) Seluruh pompa beroperasi dan berhenti secara otomatis tergantung dari batas ketinggian air dalam kolam
hisap (suction folder). Dengan urutan 1,2 atau 2,1 demikian pula pada saat pompa mati dengan urutan yang
sama, sehingga lama pemakaian pompa terdistrisbusi secara seimbang.
2. Cara manual (Manual mode) Masing-masing pompa dapat dioperasikan atau dihentikan hanya dengan cara menekan tombol On-Off, akan
tetapi kerjanya masih tergantung dari batas ketinggian air pada kolam hisap.
3. Cara darurat (by-pass/emergency mode) Masing-masing pompa dapat dioperasikan atau dihentikan hanya dengan cara menekan tombol Off, akan
tetapi kerjanya tidak tergantung dari batas ketinggian air pada kolam hisap.
Pada bagian sisi luar dari panel kontrol pompa ini minimal harus dilengkapi dengan peralatan monitoring lainnya
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 15
antara lain :
Ampere meter untuk masing-masing phasa dari sumber daya
Ampere meter untuk masing-masing pompa
Voltmeter, Kilowatt meter dan Frekuensi meter
Indikator penunjuk ketinggian permukaan air (water level indicator)
Indikator penunjuk gangguan (Alarm indicator)
Indikator penunjuk kerja pompa (Pump indicator)
Saklar pemilih model operasi (operation mode selctor switch)
Tombol Start dan stop pompa
Tombol Stop untuk sirine gangguan (horn)
Tombol untuk pengujian lampu indicator (test light)
Tombol untuk pengujian sirine gangguan (test horn)
Tombol reset gangguan.
Skakelar Piling untuk power list dan genset.
Cos phi meter.
Harus pentanahan (grounded)
Kelengkapan lain dari panel kontrol pompa yang harus disertakan pada saat memasok panel kontrol ini adalah :
Sensor ketinggian permukaan air berbentuk batang yang terbuat dari bahan logam anti karat (stainless steel) dan
dipasang pada kolam hisap lengkap dengan pipa pelindung terhadap kotoran atau sampah.
G. Name Plate
Kontraktor Harus Memasang Name Plate yang menunjukan Informasi Spesefiksi Pompa yang Terpasang, Sekurang
kurangnya Meliputi:
Merek Pompa
Kapasitas Pompa
Head
Daya Pompa
Name Plate Eksisting Pompa Dirumah Pompa Perapen
Merek Pompa : ...............
Kapasitas Pompa : ............
Head : ............
Daya Pompa : ..............
Name Plate Rencana Pompa Dirumah Pompa Perapen
Merek Pompa : ................
Kapasitas Pompa : 120 M3/menit
Head : 12 M
Daya Pompa : 300 Kva
H. Pekerjaan Pemasangan Pompa
Gambar-gambar pemasangan instalasi secara detail harus dibuat oleh Kontraktor sebelum melaksanakan
pekerjaan pemasangan pipa. Hal ini harus diketahui dengan tepat letak/ukuran lubang pada dinding dan lantai
yang diperlukan untuk lewatnya pipa-pipa.
Kontraktor bertanggung jawab atas ukuran (dimensi) dan lokasi lubanglubang tersebut, dan apabila perlu
harus melakukan pembobokan /penambalan tanpa biaya tambahan.
Kontraktor berkewajiban mengajukan ijin pemasangan pompa driange dan instalasinya sebelum pekerjaan
dilaksanakan, dengan melengkapi gambar-gambar shop drawing yang telah disetujui terlebih dahulu oleh
Konsultan Pengawas atau Direksi.
Pipa-pipa tidak boleh menembus kolom, kepala kolom, atau balok, tanpa mendapat ijin tertulis dari Konsultan
pengawas atau Direksi.
Pompa harus dipasang sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh pabrik.
I. Testing dan Commisioning
Sebelum melaksanakan pengujian, Kontraktor harus merencanakn jadwal pemeriksaan dan pengujian untuk
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas atau Direksi.
Seluruh sistem dan pekerjaan intalasi harus diperiksa, diteliti dan diuji dengan baik sebelum diserahkan dan
pelaksanaanya harus menyertakan pengawas dan bila perlu dengan petugas dari instansi terkait yang
berwenang.
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 16
Seluruh sistem pemipaan harus diuji dan tidak boleh ada kebocoran.
Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan dari bagian
instalasi, maka Kontraktor harus mengganti bagian atau bahan yang rusak, tersebut tanpa dipungut biaya dan
pengujian dilakukan lagi sampai berhasil dengan baik.
J. Pekerjaan Pemasangan
Gambar-gambar pemasangan instalasi secara detail harus dibuat oleh Kontraktor sebelum melaksanakan
pekerjaan pemasangan.
Kontraktor tertanggung jawab atas ukuran (dimensi) dan apabila perlu Kontraktor harus melakukan pembaikan
perbaikan / penyempurnaan-penyempurnaan tanpa biaya tambahan.
Kontraktor berkewajiban mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan pemasangan sebelum pekerjaan
dilaksanakan, dengan melengkapi gambar-gambar shop drawing yang telah disetujui terlebih dahulu oleh
Konsultan Pengawas atau Direksi.
K. Pemeriksaan dan Pengujian
Peralatan yang disuplai harus ditest oleh Petugas Pabrik / agen dengan prosedur/ketentuan test yang sudah
baku dengan disaksikan oleh tim ahli yang ditunjuk direksi.
Pengujian dilakukan di pabrikan dan dilokasi atau Surabaya, dengan disaksikan oleh tim ahli yang ditunjuk
oleh direksi (masimal 8 orang).
Peralatan yang disuplai ini harus disertai dengan test certificate yang asli dari pabrik pembuat dan surat
keterangan lain yang mendukung pengesahan barang dari pabrik pembuat. Surat keterangan dari luar pabrik
tidak diakui kebenarannya.
Seluruh biaya untuk pengujian tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Sesudah pengujian selesai Kontraktor diwajibkan mengadakan pelatihan untuk petugas pengelola yang
ditunjuk sampai petugas tersebut dianggap cukup mahir menangani pengoperasian dan pemeliharaan
peralatan.
Pelatihan untuk teknisi dilaksanakan oleh Kontraktor dan dilaksanakan sejak mulai pemasangan peralatan.
Pelatihan secara keseluruhan sistem akan dilaksanakan bila pekerjaan instalasi telah selesai dikerjakan dan
ditest.
Pihak Pemilik proyek harus sudah menyiapkan petugas/teknisi yang akan dilatih untuk keperluan ini.
Kontraktor diwajibkan membuat atau menyerahkan :
1 Sertifikat uji dari pabrik pembuatnya (Factory Teest Certificate)
2 Sertifikat garansi dari pabrik pembuatnya
3 Certificate Country of Origin
4 Buku petunjuk untuk pengoperasian dan pemeliharaan selanjutnya dalam bentuk bahasa indonesia.
L. Jaminan dan Masa Pemeliharaan
Peralatan yang disuplai harus diserahkan dalam kondisi baik, baru tanpa cacat dan garansi penuh yang
dikeluarkan dari pabrikan. Pemilik harus dibebaskan dari segala bentuk pembayaran akibat segala kerusakan
pada pemakaian normal untuk waktu 2 (dua) tahun setelah pengesahan penyerahan pekerjaan.
Jaminan pekerjaan instalasi dan peralatan yang disuplai Kontraktor termasuk material instalasi/pemipaan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Jaminan/garansi peralataan yang disuplai Kontraktor diatur dalam perjanjian tersendiri antara Kontraktor dan
Pemilik.
Masa pemeliharaan untuk seluruh Pekerjaan instalasi dan pemasangan ditetapkan selama 2 (dua) tahun
setelah barang diserahkan kepada Pemilik/Pengawas dan masa pemeliharaan pekerjaan Sipil/arsitektur
selama 1 tahun.
Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi yang rusak atau berfungsi kurang baik maka
Kontraktor harus segera memperbaiki atau mengganti peralatan tersebut sampai dapat berfungsi dengan baik.
1.5.1. TEKNIS PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan pompa, urutan / tahapan yang harus dikerjakan adalah :
a. Tahap Pengadaan Pompa
Tahap ini merupakan tahap investigasi dan mobilisasi peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan instalasi. Yang
dimaksud dengan investigasi disini adalah penelitian terhadap semua material dalam lingkup pekerjaan untuk
memperoleh prioritas pengerjaan yang harus dilakukan. Output dari investigasi ini adalah schedule kerja riil, Tenaga
kerja yang harus dikerahkan termasuk kwalitas Personilnya serta peralatan yang akan dipergunakan. Sebelum
dilakukan tahap instalasi hasil investigasi tersebut harus disetujui oleh Direksi Proyek.
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 17
b. Tahap Pemasangan.
Tahap ini dapat dilakukan bersamaan dengan tahap instalasi bilamana lokasi (rumah pompa) telah siap untuk
pemasangan dan material sudah instalasi sesuai dengan spesifikasi (atas persetujuan Direksi Proyek). Kontraktor
harus mempunyai / menyediakan semua fasilitas untuk pemasangan ini, termasuk didalamnya adalah menyediakan
sumber listrik sendiri (tidak diperkenankan menggunakan listrik rumah pompa bila telah tersedia, kecuali untuk
penerangan).
c. Tahap Pengujian.
Merupakan tahap akhir dari pekerjaan sebelum dilakukan penyerahan, dimana semua material diuji untuk mendapatkan
hasil yang optimal sesuai spesifikasi yang diinginkan.
1.5.2. PENGUJIAN
Jenis pengujian yang harus dilakukan oleh Kontraktor adalah :
a. Pengujian di Pabrik.
Pengujian dipabrik dilakukan terhadap Panel kontrol pompa, sebelum dilakukan pengiriman ke lokasi pekerjaan.
Pengujian untuk panel dilakukan secara simulasi untuk mengetahui kebenaran dari perakitan dan pengkabelan serta
sistem kerja dari panel. Peralatan simulasi ini harus direncanakan dan dibuat oleh Kontraktor sebelum dilakukan
pengujian dan mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek.
Pengujian di pabrik dilakukan oleh Kontraktor dan disaksikan oleh Direksi Proyek berserta Konsultan Pengawas.
b. Pengujian di Lokasi
Pengujian dilokasi dilakukan setelah semua sistem terpasang dengan baik, termasuk didalamnya adalah perpipaan.
Pengujian yang dilakukan dilokasi meliputi :
- Pengujian panel kontrol pompa, adalah pengujian dengan sistem manual dan sistem automatic, dimana untuk
sistem manual pompa digerakan oleh operator menggunakan fasilitas yang terdapa dalam panel kontrol,
sedangkan untuk sistem otomatic pompa digerakan oleh WLC.
Dalam pengujian panel ini, semua komponen terpasang harus dapat dioperasikan secara baik sesuai dengan
sistem yang direncanakan dan hasil dari pengujian harus dicatat.
Jenis pengujian yang dilakukan adalah :
a. Pengujian sistem starting untuk mengetahui kerja tombol pencatu, akurasi waktu dan komponen star delta.
b. Pengujian kehandalan komponen meter pengukur tegangan dan arus.
c. Pengujian kemampuan kabel.
- Pengujian pompa yang dimaksud adalah pengujian terhadap kapasitas dan total head pompa yang telah
direkondisi serta pengujian terhadap kemampuan elektromotor penggerak pompa.
Untuk pengujian pompa ini, Kontraktor harus membuat perencanaan dan menyediakan semua fasilitas peralatan
keperluan pengujian ini.
Bilamana dalam pengujian yang dilakukan tidal sesuai dengan yang diinginkan oleh Pemilik Proyek, maka
Kontraktor harus bersedia untuk memperbaiki hingga baik dan dapat bekerja sesuai dengan yang direncanakan.
- Pengujian sistem pengukuran level air dengan memfungsikan WLC, dimana selama proses ini selector switch
pada panel pada posisi otomatik. Hal yang perlu diperhatikan pada saat pengujian ini adalah level air harus
mencukupi untuk persyaratan minimum pompa axial.
Dalam semua pengujian diatas, semua beban biayanya ditanggung oleh Kontraktor. Pengawasan terhadap pengujian
tersebut dilakukan oleh Pengawas lapangan (Tim Penguji) bersama Konsultan Supervisor.
Hasil dari pengujian tersebut harus dilaporkan secara tertulis kepada Direksi Proyek untuk mendapat persetujuan sebagai
syarat utama untuk penyerahan.
Garansi
Kontraktor harus memberikan garansi terhadap semua peralatan yang dipasok (disupply) yang meliputi garansi terhadap
komponen (peralatan) dan garansi terhadap fungsi.
Untuk garansi terhadap peralatan harus dicatumkan dalam penawaran dan setidaknya adalah 6 bulan (fungsional) sejak
dilakukan serah terima, sedangkan garansi terhadap fungsi (sistem) dilakukan setidaknya 1 tahun sejak dinyatakan dengan
baik.
PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN ELEKTRIKAL
1. KABEL DAYA
Kabel yang dipergunakan sebagai distribusi daya harus dengan kualitas yang baik, merk yang sudah dikenal dan
telah mendapat sertifikat dari PLN (SPLN) dan SII.
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 18
Kabel dari jenis NYY untuk distribusi daya dari panel ke pompa atau dari generator set ke panel genset,
sedangkan dari panel genset ke panel distribusi utama menggunakan jenis kabel tanam NYFGbY.Semua kabel harus
dalam kondisi yang baru, tidak terdapat cacat dan mempunyai tahanan isolasi yang baik.
1.6. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1.6.1. STANDART PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Instalasi listrik dikerjakan berdasarkan standart PUIL 2000 dan standard lainya yang berhubungan dengan instalasi
listrik.
1.6.2 TEKNIS PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan rekondisi pompa, urutan / tahapan yang harus dikerjakan adalah :
1.6.2.1 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
A. STANDART PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Instalasi listrik dikerjakan berdasarkan standart PUIL 2000 dan standard lainya yang berhubungan dengan instalasi
listrik.
1.6.2.1.1 LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Instalasi Listrik meliputi :
1.6.2.1.1.1 Penarikan kabel.
1.6.2.1.1.2 Kotak pengaman lebur dan pengaman lebur
1.6.2.1.1.3 Skakelar, stop kontak dan fitting
1.6.2.1.1.4 Lampu penerangan
1.6.2.1.1.5 Panel kontrol pompa
1.6.2.1.1.1 PENARIKAN KABEL
a. Kabel yang dipergunakan harus berstandard SPLN, SII, LMK atau yang sederajat, jenis NYA atau NYM dengan
ukuran diameter 1,5 mm2 untuk titik lampu dan 2,5 mm2 untuk stop kontak. Untuk kabel pentanahan dipergunakan
jenis kabel tanpa isolasi (bare cooper) dengan diameter kabel minimum 2,5 mm2 untuk setiap stop kontak.
b. Penarikan kabel utama disesuaikan dengan grup yang telah direncanakan, dimana setiap phase dalam grup
dihubungkan sekering (fuse) yang besarnya disesuaikan dengan kapasitas setiap grupnya. Untuk menentukan besar
diameter kabel utama ini dengan perhitungan 2,5 kali jumlah daya effektif yang dipakai.
c. Cabang kabel yang dilakukan untuk penyambungan titik lampu, skakelar dan stop kontak terhadap kabel utama
harus dilakukan dalam kotak sambung atau kotak hubung. Teknik penyambungan dengan puntiran ditutup atau
dibalut dengan isolasi listrik (tahan panas) dan ditutup dengan dop keramik.
d. Penyangga kabel utama pada dinding atau kayu harus menggunakan isolator dari bahan keramik atau porselin.
Penancapan / perletakkan harus dilakukan dengan baik, dan bilamana terdapat cacat atau pecah, maka harus
diganti.
1.6.2.1.1.2 KOTAK PENGAMAN LEBUR DAN PENGAMAN LEBUR
a. Kotak pengaman lebur harus sudah mendapat rekomendasi dari PLN dan jenis bahan, kekuatan serta bentuk yang
sesuai dengan SII, terbuat dari bahan fibre rainforcement platik atau dari plastik sesuai dengan standart yang telah
ada (merk Hager atau yang sederajat) dengan standard jumlah sekering minimum 3.
b. Kotak harus mempunyai penutup pada bagian depan dengan sistem pembuka yang mudah dan kuat. Jenis yang
dipergunakan adalah inbow dengan perletakkan 2,5 meter diatas lantai.
c. Pengaman lebur / sekering yang dipergunakan sebagai penahan terhadap hubung singkat, jenis ulir, otomatik atau
menggunakan kawat dengan kemampuan lebur 1,5 dari arus nominal yang dilaluinya.
1.6.2.1.1.3 SKAKELAR, STOP KONTAK DAN FITTING
a. Skakelar, stop kontak dan fitting yang dipergunakan harus sesuai dengan standart SII, kondisi baru, jenis inbow dan
dengan penguatan sistem ulir (tanpa pegas).
b. Skakelar mempunyai kapasitas pada sistem penyambung setidaknya 5 Ampere pada tegangan 220 Volt, tidak
menimbulkan bunga api saat penyambungan dan sistem pengontaknya adalah menggunakan pegas. Pada saat
dalam keadaan tidak tersambung (Off), lempeng penyambung harus tidak terhubung dan mempunyai jarak minimum
3 mm sehingga tidak terjadi induksi
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 19
c. Pemasangan skakelar dan stop kontak dalam dinding harus menggunakan T dos yang terbuat dari bahan isolator,
tidak mudah pecah dan mempunyai ketahanan terhadap tekanan yang tinggi.
d. Stop kontak yang dipergunakan jenis inbow, mempunyai tiga kutup, phase (positip), netral (negatip) dan pentanahan.
Antara kutup positip dan negatip harus terpisah secara aman dan dibatasi dengan isolator dan antara kutup negatip
dengan pentanahan tidak boleh berhubungan.
e. Lubang pada kutup positip dan negatip harus terdapat penguat atau perapat sehingga colokan yang dipergunakan
tidak dapat bergerak bila dimasukkan.
f. Stop kontak mempunyai kapasitas arus minimum 10 Ampere pada tegangan 220 Volt dengan tanpa menimbulkan
panas.
g. Pentanahan yang harus dipasang pada kutup pentanahan harus tersambung dengan baik dan dipastikan tegangan
antara netral dengan pentanahan tidak lebih dari 5 Volt.
h. Skakelar dan stop kontak yang diadakan harus mendapat persetujuan dari pihak pemilik proyek sebelum dipasang.
1.6.2.1.1.4 LAMPU PENERANGAN
a. Lampu penerangan yang dimaksud adalah lampu penerangan ruangan dan lampu penerangan halaman. Lampu
penerangan ruangan yang dipergunakan adalah jenis flourecent (neon / TL) dan bola lampu (ball lamp), sedangkan
untuk penerangan halaman dipergunakan lampu jenis Halogen atau Mercury.
b. Lampu penerangan sudah termasuk armature harus dari merk yang terkenal (Philips, Artolite atau yang sederajat),
tegangan operasi 220 Volt / 50 Hz dengan daya sesuai pada gambar perencanaan.
c. Untuk ballast pada lampu neon dan lampu penerangan halaman harus dari merk Philips atau yang sederajat,
mempunyai power factor tidak kurang dari 0,75 dengan toleransi frekwensi 50 Hz 10% dan toleransi tegangan 220
V 10%.
d. Sebelum dilakukan pemasangan, lampu berikut armature harus mendapat persetujuan dari pemilik proyek dan
pengawas lapangan.
1.6.2.1.1.5 PANEL KONTROL POMPA.
Panel kontrol pompa dipergunakan untuk menjalankan dan mematikan pompa, disamping untuk mengontrol kerja
dari motor pompa.
Panel terbuat dari plat datar dengan ketebalan untuk dinding 2 mm, untuk pintu 2,5 mm dan diberi kerangka type
profil U dengan ketebalan 3,5 mm.
A. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN
1. SYARAT-SYARAT DASAR
1) Semua bahan dan peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau hasil perbaikan.
2) Bahan atau material harus memiliki kapasitas atau rating yang cukup dan dalam pemilihannya harus efisien/
ekonomis serta tidak berlebihan.
3) Harus sesuai dengan spesifikasi teknik atau gambar.
4) Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar maupun spesifikasi teknik merupakan kapasitas minimum.
Penyesuaian dalam pemilihan boleh dilakukan kontraktor dengan syarat sebagai berikut :
- Tidak menyebabkan pertambahan peralatan.
- Sistem tidak menjadi lebih sulit.
- Tidak meminta pertambahan ruang.
- Tidak menyebabkan pertambahan biaya operasi dan pemeliharaan.
- Tidak menurunkan mutu.
2. PANEL TEGANGAN MENENGAH
1) Panel tegangan menengah harus mengikuti peraturan-peraturan IEC dan PUIL dan mengikuti standard VDE/
DIN.
2) Panel - panel tersebut harus dibuat dari plat baja yang digalvanisasi (galvanized sheet steel) dengan
tebal minimum 2 mm dan dilengkapi dengan double cover yang ketebalan plat sama yaitu 2 mm dengan
rangka besi serta dilengkapi dengan mimik diagram dan dicat Powder coating, texture type, warna panel
harus mendapat persetujuan dari pihak Pemberi Tugas. Tipe free standing, serta harus dapat dilayani dari
depan dan pintu-pintu harus dilengkapi dengan handle yang dapat dikunci.
3) Panel TM harus sesuai dengan spesifikasi minimum sebagai berikut :
a. Tegangan kerja : 20 kV
b. Nominal Insulation Voltage : 24 kV
c. Rated Insulation Level for 1 min : 50 kV
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 20
d. Impulse with stand voltage : 125 kV
e. Frequency : 50 Hz
f. Busbar normal current rating : 630 A
g. Short time circuit rating 1 second : 14,5 KA
h. System fault level : 500 MVA
4) Panel panel tersebut terdiri dari satu atau beberapa unit yang masing- masing mempunyai satu ukuran
standard yang sama serta mudah untuk dapat disatukan dengan lainnya. Ukuran maximum dari masing-
masing unit adalah : tinggi, lebar, kedalaman sesuai dengan standard suatu produk yang dipakai.
5) Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat pengetesan dari pabrik pembuat serta harus
diserahkan kepada Pemberi Tugas sebelum dipasang.
6) Unit unit cubicle terdiri dari unit-unit :
a. Panel Incoming Tegangan Menengah Type SM6 dengan karakteristik dan perlengkapan sebagai
berikut :
- Rating tegangan lebih dari 24 KV.
- Tegangan kerja 20 KV.
- Kapasitas pemutusan 14,5 KA
- Rating Arus LBS & Bus bar 400 A.
- Kabel inlet dari bawah.
- SF6 Functional LBS & Earthing Switch.
- Manual operating mechanism.
- Shunt Trip coil - 220 VAC.
- Heater 50 watt - 220 VAC.
- Tiga phase Bus bar 500 mm - 1 set
- 3 set Current transformer 50/5 A. (khusus IMC)
- LV compartment & auxialary (220 V). (khusus IMC)
- Over load relay & meter. (khusus IMC)
- Standard Merk : ABB, Merlin Gerin, GEC Alsthom.
b. Panel Outgoing Tegangan Menengah Type SM6 dengan karakteristik dan perlengkapan sebagai
berikut :
- Rating tegangan lebih dari 24 KV.
- Tegangan kerja 20 KV.
- Kapasitas pemutusan 14,5 KA
- Rating Arus LBS & Bus bar 400 A.
- Kabel inlet dari bawah.
- SF6 Functional LBS & Earthing Switch.
- Striker Fuses, Solefuse 31,5 A - 1 set
- Manual operating mechanism.
- Shut Trip coil - 220 VAC.
- 1 set Current transformer 25/5 A.
- Mechanical Indikator untuk Blown Fuses
- Heater 50 watt - 220 VAC.
- Tiga phase Bus bar 500 mm - 1 set
- LV compartment & auxialary (220 V).
- Over load relay & meter.
- Standard Merk : ABB, Merlin Gerin, GEC, Alsthom.
3. KABEL TEGANGAN MENENGAH
1) Kabel Tegangan Menengah berikut perlengkapannya yang akan dipergunakan mengikuti peraturan-
peraturan IEC dan PUIL, standard VDE/ DIN, serta peraturan- peraturan lainnya yang berlaku di
Indonesia.
2) Kabel tegangan menengah yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
a. Karakteristik listrik
- Jenis kabel : N2XSY
- Penampang kabel : 70 mm
- Tegangan kerja antara phase dengan phase : 20 kV
- Frekwensi : 50 Hz
- Tegangan uji AC (3x15 menit) : 30 kV
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 21
- Tegangan uji : 70 kV
b. Penghubung antara panel cubicle PLN ke cubicle pelanggan lalu diteruskan menuju trafo dipakai kabel
dengan tipe N2XSY dan diameter 50 mm, lengkap dengan alat bantu penyambungan (cable termination
untuk 24 kV).
c. Sebelum pemesanan, maka kabel serta peralatan-peralatan bantu lainnya yang akan dipergunakan
harus diajukan sertifikat pengujiannya terlebih dahulu kepada konsultan pengawas.
d. Pengetesan kabel tegangan menengah menggunakan pembangkit tegangan arus searah, dimana kabel
dibebani selama 15 menit dengan tegangan 50 kV DC dan maksimal kebocoran tahanan 0,001 M Ohm
dari kabel (0,435 Ohm/km atau sesuai rekomendasi pabrik pembuat kabel).
4. TRANSFORMATOR
Transformator basah (oil) yang akan dipasang dengan persyaratan sebagai berikut:
1) Standard
Jenis trafo yang dipasang adalah tipe basah (Oil) yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. IEC76 = International
b. VDE/ DIN = Jerman
c. NEMA = USA
d. BS = British
e. SPLN 50/82 = Indonesia
f. UTE = Perancis
2) Kondisi Kerja
Transformator itu akan dipasang pada tempat dengan ketinggian tidak lebih dari
1000 m diatas permukaan laut dan maksimum ambient temperature tidak melebihi
40C.
3) Tipe :
a. Basah (Oil) : Oil immersed, Full hermatic
4) Spesifikasi :
a. Jumlah phasa : 3
b. Frekwensi : 50 Hz
c. Kapasitas : Sesuai pada gambar
d. Bahan kumparan : Copper
5) Pendinginan :
a. Oil : ONAN (Oil Natural Air Natural)
6) Tegangan :
a. Primer : 20.000 V
b. Sekunder : 400/ 230 V
7) Tapping Voltage : 2 x 2.5 %
8) Vektor group : Dyn 5
9) Karakteristik Listrik :
a. Insulation class : Primary voltage 24 kV
b. Basic Impuls Voltage : Primary winding 125 kV
c. Test Voltage for 1 minute
1) Primary winding : 50 kV
2) Secondary winding : 3 kV
d. Isolasi
1) Trafo Basah : Klas A
e. Kenaikan Temperature : max 65/ 55C pada winding oil
1) No load losses : max 0,5%
2) Load losses : max 2%
f. Impedance voltage (z) : 5.5 %
g. Noise level : According to NEMA
10) Perlengkapan
Transformator dilengkapi dengan :
a. Roda
b. Lifting eye
c. Elastimold
11) Sistem pengaman trafo
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 22
a. Trafo basah : DGPT-2
12) Vacuum type
13) Guide Rail
5. PANEL TEGANGAN RENDAH (LV-MDP)
1) Panel tegangan rendah harus mengikuti standard peraturan IEC dan PUIL dan mengikuti standard VDE/
DIN.
2) Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus
dizinchromat dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat powder coating dengan cat texture, warna
dan cat dikonfirmasikan kepihak Interior dan Pemberi Tugas/ Manajemen Konstruksi, dilengkapi dengan
double cover dengan tebal plat 2 mm, memakai sepatu kabel dan handslip, kapasitor bank harus
menggunakan sistem otomatik (APFR). Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan
master key.
3) Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus diatur sedemikian
rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan pada
komponen-komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.
4) Setiap panel harus mempunyai 1 busbar. Besarnya busbar harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan
mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 650C dengan dimensi busbar
minimum 1,5 kali dari kemampuan lewat arus (kapasitas incoming breaker). Setiap busbar copper harus diberi
warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus
dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan. Semua Cu bar harus dilapisi oleh Tin
Platting (electro platting).
5) Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran. Ampermeter dan
Voltmeter yang digunakan berukuran 96 x 96 mm dengan skala linear dan ketelitian 1% dan bebas dari
pengaruh induksi, serta ada sertifikat tera dari LMK/ PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).
6) Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan sesuai dengan yang telah
disetujui oleh Pemberi Tugas/ Manajemen Konstruksi lapangan.
7) Unit Box Panel haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga mendapat ventilasi udara yang cukup. Pada
lubang ventilasi udara harus diberi filter yang konstruksinya diperkuat sehingga didapatkan suatu
konstruksi yang baik.
8) Unit Box Panel yang berfungsi untuk Motor Control Center haruslah dilengkapi dengan force ventilasi.
9) Main switch breaker tipe air break 3 pole atau 4 pole yang telah direkomendasi dari NEMA serta
karakteristiknya menurut standard IEC 947-2 dan kemampuan arus hubung singkat alat tersebut tidak
kurang dari 50 KA pada tegangan 500 VAC.
10) Unit Box Panel Indoor mempunyai IP rating minimum 31. Panel di daerah umum dilengkapi dengan
lockable double door lengkap dengan kaca.
11) Unit Box Panel Outdoor mempunyai IP rating minimum 55, lockable double door lengkap dengan kaca.
12) Panel harus dilengkapi dengan gambar Single Line Diagram, ukuran A4 atau A3 disesuaikan dengan
ukuran gambar sehingga terbaca dengan jelas. Gambar Single Line Diagram harus dilaminating dan ditempel
dibalik pintu panel.
13) Instalasi kabel menuju panel dilengkapi dengan gland cable.
14) Main circuit breaker harus menggunakan tipe spring charged yang dapat dioperasikan secara
manual atau automatic yang dikombinasikan dengan sistem motorized untuk versi fix dan drawout serta
dilengkapi pengaman untuk tidak merusak switch breaker pada saat posisi ON/ OFF/ TRIP.
15) Sistem penutupan atau kontak breaker harus menggunakan toggle action, free type dan dilengkapi
dengan indikator mekanikal untuk posisi ON atau OFF serta indikasi charged dan discharged.
16) Jika main circuit breaker dioperasikan secara otomatis maka harus dilengkapi dengan pelepas
penutupan (XF) pemutus tegangan jatuh (MN)/ pemutus shunt (MX), saklar alarm dan saklar bantu.
17) Kapasitas dari kontak utama harus mampu dibebani dengan beban penuh pada temperatur yang telah
direkomendasikan dari pabrik serta waktu pemutusan tidak lebih dari tiga detik.
18) Main circuit breaker harus dilengkapi dengan proteksi beban lebih (over current), arus hubung singkat (short
circuit), proteksi hubungan pentanahan.
19) Komponenkomponen pengaman yang dapat dipakai adalah:
a. Panel LVMDP
- ACB 1600 A 3P / 65 kA
- MCCB 40 / 3p / 30 kA
- Voltmeter & SSV
Rumah Pompa Perapen
BAB XII Spesifikasi Teknis Hal XII - 23
- Amperemeter
- CT 2000/5 A
- UVR/OVR
- Busbar
- MCCB 630 - 1600 A 3P / 50 kA
- Fuse Control
Out going
Motor Stater 175 kW
- MCCB 250-630/36A, 3P Inco