PENGANTARPENGANTAREPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGI
Oleh:
dr. Agung S. Dwi Laksana, MScPH
SEJARAH EPIDEMIOLOGI Abad 5 SM: Hippocrates (Bapak Kedokteran
Modern) Timbulnya penyakit pada manusia berhubungan dengan faktor lingkungan eksternal maupun internal
Th 1662: John Graunt:– Menganalisa laporan mingguan ttg kelahiran dan
kematian di London– Jumlah kelahiran dan kematian, IMR dan kematian
pada musim tertentu lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan pada wanita
– Pencatatan wabah penyakit dan karakteristiknya– Mengemukakan ttg pentingnya mengoleksi
data/informasi ttg penyakit pada manusia dasar Epidemiologi Modern
Sejarah epidemiologi (Cont.)
Th 1839: William Farr (dokter)– Menerapkan statistika kedokteran dg membuat sistem
pengumpulan data ttg jumlah dan penyebab kematian– Menggunakan data statistik untuk mengevaluasi
masalah-masalah kesehatan masyarakat– Membandingkan pola kematian pada orang yang
menikah dan single, dan pada berbagai jenis pekerjaan– Mencatat adanya hubungan antara ketinggian (elevasi)
dengan kematian karena cholera
Hippocrates, Graunt dan Farr frekuensi penyakit dan distribusi penyakit
Sejarah epidemiologi (Cont.)
Th 1848-1854: John Snow mengamati epidemi cholera di London– Memetakan rumah penduduk yang meninggal
karena cholera– Melihat hubungan antara sumber air minum
dan kematian karena cholera– Hipotesis: Cholera ditularkan melalui air
minum yang tercemar
– Angka kematian karena cholera tinggi pada daerah yang sumber air minumnya dilayani oleh Southwark and Vauxhall Company membuktikan hipotesisnya.
Snow menentukan determinan atau penyebab penyakit , selain menggunakan frekuensi dan distribusi penyakit
Sejarah epidemiologi (Cont.)
PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI Epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi dan
determinan frekuensi penyakit pada populasi tertentu dan aplikasinya untuk pemecahan masalah-masalah kesehatan
Epidemiology is the study of the distribution and determinants of health-related states or events in specified populations, and the application of this study to the control of health problems (CDC, 1992)
Epidemiologi adalah “studi tentang distribusi dan determinan keadaan dan peristiwa terkait kesehatan pada populasi, dan penerapannya untuk mengendalikan masalah kesehatan” (Last, 2001).
KOMPONEN EPIDEMIOLOGI
3 komponen epidemiologi: – Distribusi– Determinan – Frekuensi penyakit (keadaan dan
peristiwa terkait kesehatan)
Studi – Kata kerja “study” berarti melakukan riset, meneliti,
atau menganalisis sesuatu. – juga berarti suatu cabang ilmu, sains, dan seni – Sains berkembang untuk 3 tujuan utama: menjelaskan
fenomena (explanation), memprediksi fenomena (prediction), dan mengendalikan (control) fenomena tersebut agar bermanfaat bagi manusia dan tidak merugikan manusia (Strevens, 2011)
utk 3 tujuan tersebut, sains menggunakan metode ilmiah (scientific method).
Epidemiologi merupakan disiplin ilmu, seringkali disebut sebagai the basic science of public health.
Sebagai sebuah sains, epidemiologi memiliki metode ilmiah yang kokoh yang digunakan untuk:
– menjelaskan distribusi dan determinan penyakit, – meramalkan terjadinya penyakit, dan – menemukan strategi yang tepat untuk mengontrol
terjadinya penyakit pada populasi sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting
Metode ilmiah meliputi perumusan masalah penelitian, pengujian hipotesis, pengumpulan data melalui pengamatan dan eksperimentasi, penafsiran data, dan penarikan kesimpulan yang logis.
Metode ilmiah berguna untuk menarik kesimpulan yang benar (valid) dan dapat diandalkan dalam jangka panjang (reliable, consistent, reproducible).
Distribusi– epidemiologi sangat peduli kepada frekuensi dan pola
peristiwa kesehatan dalam populasi– Distribusi (penyebaran) penyakit pada populasi
dideskripsikan menurut orang (person), tempat (place), dan waktu (time)
– Artinya, epidemiologi mendeskripsikan penyebaran penyakit pada populasi menurut faktor sosio-ekonomi-demografi-geografi, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan, ras, keyakinan agama, pola makan, kebiasaan, gaya hidup, tempat tinggal, tempat bekerja, tempat sekolah, dan waktu terjadinya penyakit.
Variabel orang, tempat dan waktu disebut sebagai variabel epidemiologi
Studi epidemiologi yang mempelajari distribusi penyakit pada populasi berdasarkan variabel epidemiologi disebut epidemiologi deskriptif
Studi epidemiologi deskriptif berguna untuk merumuskan hipotesis tentang determinan penyakit.
Determinan. – Epidemiologi digunakan juga untuk mencari
penyebab dan faktor lain yg mempengaruhi kejadian peristiwa kesehatan (penyakit)
– Epidemiologi yang mempelajari determinan penyakit pada populasi, disebut epidemiologi analitik.
– Determinan merupakan faktor, baik fisik, biologis, sosial, kultural, dan perilaku, yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit.
– Determinan merupakan istilah yang inklusif, mencakup faktor risiko dan kausa penyakit.
– Faktor risiko adalah semua faktor yang berhubungan dengan meningkatnya probabilitas (risiko) terjadinya penyakit.
– Untuk bisa disebut faktor risiko, sebuah faktor harus berhubungan dengan terjadinya penyakit, meskipun hubungan itu tidak harus bersifat kausal (sebab-akibat)
Contoh, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan kebiasaan merokok tembakau, merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner, karena faktor-faktor tersebut berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya penyakit jantung koroner
Faktor risiko dapat dibedakan menjadi:– faktor risiko yang dapat diubah (modifiable
risk factor) dan – faktor risiko yang tak dapat diubah
(unmodifiable risk factor).
Semua faktor yang berhubungan dengan berkurangnya risiko untuk terjadinya penyakit disebut faktor protektif.
Contoh, vaksin, kolesterol HDL, penggunaan kondom, merupakan faktor protektif.
Kedekatan (proximity) individu dengan suatu determinan penyakit sehingga individu dapat berisiko mengalami penyakit disebut paparan (exposure)
Epidemiologi analitik mempelajari hubungan kausal (sebab-akibat) antara paparan suatu determinan dan terjadinya penyakit.
Paparan merupakan prasyarat bagi determinan penyakit untuk bisa mulai menyebabkan penyakit, atau memulai terjadinya infeksi pada penyakit infeksi
Pengetahuan tentang paparan suatu faktor sebagai kausa penyakit berguna untuk mencegah dan mengendalikan penyakit pada populasi, dengan cara mengeliminasi, menghindari, atau mengubah kausa
Kausa penyakit dapat dibedakan menjadi 2:1. Penyebab/ kausal primer:
• Agent penyebab langsung terjadinya penyakit
• Biologis: virus, bakteri, jamur, cacing, insekta
• Nutrisi: protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan air
• Kimiawi: obat, racun, zat pengawet, zat warna
• Fisika: panas, iris, tikam
• Psikis: stress, depresi
2. Penyebab/ kausal sekunder:Agent penyebab tidak langsung terjadinya penyakit, namun ikut memperparah sakit• Merupakan unsur pembantu/penambah parah
dalam proses kejadian penyakit dan ikut dalam proses kejadian sebab akibat terjadinya penyakit.
• Misal penyakit TB, penyebab primer M. tuberkulosa, penyebab skundernya, kurang gizi, sanitasi jelek, kepadatan penduduk
Frekuensi Penyakit
– tidak hanya jumlah kejadian dalam suatu populasi, tetapi juga angka (rate) atau risiko penyakit pada populasi.
– Pola penyakit menunjukkan kejadian peristiwa kesehatan berdasarkan waktu, tempat dan orang
– Epidemiologi mempelajari tidak hanya penyakit tetapi juga aneka keadaan dan peristiwa terkait kesehatan, meliputi status kesehatan, cedera (injuries), dan berbagai akibat penyakit seperti kematian, kesembuhan, penyakit kronis, kecacatan, disfungsi sisa, komplikasi, dan rekurensi.
Keadaan terkait kesehatan meliputi pula perilaku, penyediaan dan penggunaan pelayanan kesehatan.
Populasi – Epidemiologi merupakan sains populasi
(population science). – Epidemiologi mempelajari distribusi dan
determinan penyakit pada populasi dan kelompok-kelompok individu, bukan pada individu.
Di samping perspektif populasi, epidemiologi mempelajari distribusi dan determinan penyakit dengan menggunakan perspektif biomedis (sistem mikro)
Riset epidemiologi yang mengintegrasikan perspektif populasi dan biomedis disebut eko-epidemiologi
Aplikasi: – As a discipline within public health,
epidemiology provides data for directing public health action. However, using epidemiologic data is an art as well as a science.
– An epidemiologist uses the scientific methods of descriptive and analytic epidemiology in “diagnosing” the health of a community, but also must call upon experience and creativity when planning how to control and prevent disease in the community.
ASUMSI-ASUMSI EPIDEMIOLOGI
Penyakit pada manusia tidak terjadi secara acak
Penyakit pada manusia mempunyai faktor-faktor penyebab dan pencegahan yang dapat diidentifikasi melalui investigasi sistematis pada populasi atau bagian populasi pada tempat atau waktu yang berbeda
Variabel:– Orang– Tempat– Waktu
PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI Pada awalnya, epidemiologi berkembang sangat
lambat, kemudian berkembang dengan pesat:– Interval antara Hippocrates dan Graunt 2.000 tahun– Interval antara Graunt dan Farr sekitar 200 tahun – Interval antara Farr dan John Snow hanya sekitar 20
tahun Setelah Perang Dunia II, perkembangan
epidemiologi sangat pesat In the mid- and late-1800’s, many others in
Europe and the United States began to apply epidemiologic methods to investigate disease occurrence. At that time, most investigators focused on acute infectious diseases.
Epidemiologi digunakan untuk penanganan wabah penyakit atau epidemi (Originally, epidemiology was concerned with epidemics of communicable diseases).
Epidemi adalah suatu keadaan yang ditandai dengan ditemukannya frekuensi penyakit melebihi frekuensi biasa atau dalam waktu yang singkat terdapat penyakit yang berlebih
Then epidemiology was extended to endemic communicable diseases
Endemi: penyakit yang dijumpai terus menerus di suatu daerah dengan frekuensi penyakit yang normal
In the 1900’s, epidemiologists extended their methods to noninfectious diseases.
The period since the Second World War has seen an explosion in the development of research methods and the theoretical underpinnings of epidemiology, and in the application of epidemiology to the entire range of health-related outcomes, behaviors, and even knowledge and attitudes.
More recently, epidemiologic methods have been applied to chronic diseases, injuries, birth defects, maternal-child health, occupational health, and environmental health. Now, even behaviors related to health and well-being (amount of exercise, seat-belt use, etc.) are recognized as valid subjects for applying epidemiologic methods.
The studies by Doll and Hill (13) linking smoking to lung cancer and the study of cardiovascular disease among residents of Framingham, Massachusetts (12), are two examples of how pioneering researchers have applied epidemiologic methods to chronic disease since World War II.
Finally, during the 1960’s and early 1970’s health workers applied epidemiologic methods to eradicate smallpox worldwide. This was an achievement in applied epidemiology of unprecedented proportions.
Today, public health workers throughout the world accept and use epidemiology routinely. Epidemiology is often practiced or used by non-epidemiologists to characterize the health of their communities and to solve day-to-day problems.
Saat ini epidemiologi telah berkembang menjadi beberapa cabang, antara lain:– Epidemiologi penyakit menular
(communicab;le disease epidemiology)– Epidemiologi penyakit tidak menular (non
communicable disease epidemiology)– Epidemiologi lingkungan dan kerja
(Environmental and occupational epidemiology)
– Epidemiologi klinik (Clinical epidemiology)– Epidemiologi molekuler (Molecular
epidemiology)
RUANG LINGKUP (SCOPE) EPIDEMIOLOGI
RUANG LINGKUP (SCOPE) EPIDEMIOLOGI
Causes (etiology) of disease– Lead to the identification of preventive methods with
the goal of improving the health of populations Course and outcome (natural history) of diseases
in individuals and groups– Lends strong support to both preventive and clinical
medicine Description of health status of populations
– Knowledge of the disease burden in population is essential for health authorities, which seek to use limited resources to the best possible effect by identifying priority health programs for prevention and care
Evaluating the effectiveness and efficiency of health services– Determining the appropriate length of stay in
hospital for specific condition– The value of treating high blood pressure– The efficiency of sanitation measures to
control diarrhoeal diseases– dll
PERANAN EPIDEMIOLOGI TERHADAP PERKEMBANGAN IPTEKDOK
Cacar (Smallpox)– Memberikan informasi distribusi kasus cacar– Memberi informasi mekanisme penularan cacar– Pemetaan KLB cacar– Evaluasi program-program pemberantasan penyakit
cacar– Advokasi untuk program eliminasi cacar melalui
vaksinasi
Smallpox dapat dieliminasi
Peranan epidemiologi (Cont.)
Hipertensi:– Mengidentifikasi penyebab– Memberi informasi risiko hipertensi bila tidak diobati– Manfaat terapi hipertensi– Menentukan pada tekanan darah berapa terapi harus
mulai dilakukan
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI ANALITIKEPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
provides the What,Who, When, and Where of health-related events
provide the Why and How of such events by comparing groups with different rates of disease occurrence and with differences in demographic characteristics, genetic or immunologic make-up, behaviors,environmental exposures, and other so-called potential risk factors.
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
Menyusun dan meringkas data menurut waktu, tempat dan orang (when, where and who)
Menyusun dan meringkas data menurut variabel-variabel epidemiologi
Alasan penyusunan data berdasarkan variabel epidemiologi:– Membuat investigator menjadi familier dgn data dan
masalah kesehatan– Memungkinkan deskripsi detail telah kesehatan suatu
populasi yang mudah dikomunikasikan– Mengidentifikasi populasi yg memiliki risiko paling
besar untuk terkena penyakit tertentu
WAKTU (WHEN)
Angka kejadian penyakit berubah dari waktu ke waktu
Perubahan dapat terjadi secara reguler dan dapat diprediksi
Contoh: Kasus influenza meningkat pada saat cuaca dingin
Dengan mengetahui kapan kasus penyakit akan meningkat, dpat dilakukan langkah-langkah untuk mengendalikan dan mencegah penyakit
Waktu (cont.)
Data waktu biasanya dipresentasikan dalam bentuk grafik
Sumbu X: periode waktu Sumbu Y: jumlah kasus atau kematian
TIPE GRAFIK BERDASARKAN WAKTU
A. Secular (Long term) Trends
B. Seasonality
C. Day of week and time of day
D. Epidemic period
A. SECULAR (LONG TERM) TRENDS
Menggambarkan kasus tahunan atau angka penyakit selama beberapa tahun
Digunakan untuk:– Memprediksi kejadian penyakit di masa yang
akan datang– Mengevaluasi program atau kebijakan– Memperkirakan apa yg menjadi sebab
peningkatan atau penurunan kasus penyakit
B. SEASONALITY
Menggambarkan kasus penyakit atau kematian tiap minggu atau bulan dalam satu tahun
Digunakan untuk:– Mengidentifikasi pola musiman penyakit– Mengembangkan hipotesis tentang
bagaimana penyakit ditularkan dan faktor perilaku yg meningkatkan risiko terkena penyakit
C. DAY OF WEEK AND TIME OF DAY
Menyajikan data berdasarkan hari dalam 1 minggu dan jam dalam 1 hari
Penting untuk kondisi yg berkaitan dengan pekerjaan atau paparan lingkungan
D. EPIDEMIC PERIOD
Untuk menunjukkan saat mulai terjadinya wabah atau epidemi penyakit
Wabah (kejadian luar biasa) atau epidemi: lebih banyak kasus dari biasanya
TEMPAT (WHERE) Untuk memperoleh gambaran geografis
penyakit/peristiwa kesehatan Dapat berupa:
– Tempat kejadian: tempat tinggal, tempat lahir, tempat bekerja, sekolah, dll
– Wilayah geografis: global, regional, negara, propinsi, kabupaten, kecamatan, dll
– Kategori tempat: urban atau rural
Manfaat: memberi informasi tentang:– Dimana agent penyebab penyakit biasa
hidup dan berkembangbiak– Apa yg menjadi pembawa agent
penyakit atau menularkannya– Bagaimana agent penyebab penyakit
tersebut menyebar
Tempat (Cont.)
Saat menemukan bahwa penyakit berhubungan dengan tempat, dapat diduga faktor yg meningkatkan risiko penyakit ada pada orang yg tinggal di tempat tersebut atau di lingkungan atau keduanya
Contoh: – Penyakit yg menular dari orang ke orang lain
biasanya terjadi di daerah urban– Penyakit yg menular dari hewan ke manusia
biasanya lebih banyak terjadi di daerah rural
Tempat (Cont.)
Data tempat dpt ditampilkan dalam tabel, tetapi lebih baik ditampilkan dalam peta
Tempat (Cont.)
ORANG (WHO) Kategori orang menentukan siapa yg memiliki
risiko terbesar untuk mengalami kondisi kesehatan yg tidak diharapkan
Misal: siapa yg paling berisiko untuk menderita diare
Kategori orang:– Karakteristik bawaan orang: umur, jenis kelamin,
suku– Karakteristik yg didapat: status perkawinan, status
imun– Aktivitas: pekerjaan, pemakaian obat, tembakau– Kondisi: status sosial ekonomi, akses terhadap
pelayanan kesehatan
UMUR
Mengidentifikasi kaitan antara kesehatan dengan umur
Biasanya dibagi dalam kelompok umur Mengidentifikasi kelompok umur mana yg
paling berisiko
JENIS KELAMIN Secara umum, laki-laki memiliki angka kesakitan
lebih tinggi dan angka kematian lebih rendah Perbedaan yg berhubungan dgn jenis kelamin
disebabkan oleh perbedaan:– Genetik – Hormonal – Anatomi– Fisiologi– Dll
Contoh: Risiko terkena penyakit jantung pada wanita premenoupose lebih rendah daripada laki-laki pada usia yg sama krn kadar estrogennya lebih tinggi
SUKU/ETNIK/RAS
Kelompok etnis biasanya memiliki karakteristik biologi atau sosial yg sama
Merefleksikan perbedaan susceptibilitas atau eksposure
SOSIAL EKONOMI
Tersusun oleh beberapa variabel:– Pendidikan– Pekerjaan– Pendapatan– Kondisi kehidupan– Kondisi sosial
Yg paling sering diukur biasanya pekerjaan, pendidikan dan pendapatan
Biasanya makin buruk status sosial ekonominya, makin buruk status kesehatannya
Contoh: TBC dan kematian bayi lebih banyak terjadi pada kasus dengan status sosial ekonomi rendah
Sosial ekonomi (Cont.)
EPIDEMIOLOGI ANALITIK
analytic epidemiology is concerned with the search for causes and effects, or the why and the how.
Quantify the association between exposures and outcomes and to test hypotheses about causal relationships.
It is sometimes said that epidemiology can never prove that a particular exposure caused a particular outcome.
Epidemiology may, however, provide sufficient evidence for us to take appropriate control and prevention measures.
PENELITIAN EPIDEMIOLOGITIPE PENELITIAN NAMA LAIN (ALTERNATIVE) UNIT PENELITIAN
Penelitian Observasional
Penelitian Deskriptive
- Ekologis Correlational/Korelasional Populasi
- Case studies/case series Individu/Pasien
Penelitian Analitik
- Cross-sectional/Potong lintang Prevalensi Individu
- Case control (Kasus Kontrol) Acuan Kasus Individu
- Kohort (Cohort) Follow-up Individu
Penelitian Eksperimental
Randomised Control Trial Uji Klinik (Clinical trial) Penderita
Ujicoba Lapangan Orang sehat
Ujicoba Komunitas Penelitian intervensi komunitas Komunitas