Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia
3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung 454
METODA REAL TIME FLOW MEASUREMENT (RTFM)
UNTUK MONITORING QOS DI JARINGAN NGN
Yoanes Bandung, [email protected],
Suhardi, [email protected] dan Armein Z.R. Langi, [email protected]
Kelompok Keahlian Sistem Informasi, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB,
Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 Indonesia
ABSTRAK
Makalah ini akan membahas mengenai sistem manajemen QoS yang mencakup fungsi monitoring jaminan QoS baik
untuk jaminan QoS end-to-end, maupun distribusi jaminan QoS di jaringan NGN. Salah satu metoda yang akan
ditekankan di dalam pembahasan ini adalah metoda Real Time Flow Measurement (RTFM) yang didefinisikan oleh
IETF di dalam dokumen RFC 2064, RFC 2722, RFC 2720, RFC 2723 dan RFC 2123. RTFM memiliki arsitektur
yang terdiri dari entitas-entitas Meter, Meter Reader, Manager, dan Analysis Application. Proses manajemen QoS
dilakukan dengan mendefinisikan aturan-aturan RTFM menggunakan Simple Ruleset Language (SRL). Arsitektur
RTFM menyediakan fungsi monitoring QoS dari ujung-ke-ujung dan monitoring QoS di segmen-segmen jalur
pengiriman paket data. Di dalam arsitektur RTFM, parameter-parameter waktu tunda, jitter, paket hilang dan
throughput disimpan dalam bentuk distribusi.
Kata kunci: Next Generation Network (NGN), Quality of Service (QoS), Real-time Flow Measurement (RTFM),
End-to-End QoS Monitoring (EtE QM), QoS Monitoring (QM)
1. PENDAHULUAN
Kebutuhan jaminan QoS atau Quality of Service
(QoS) merupakan isu yang sangat penting di Next
Generation Network (NGN) karena pengguna
komunikasi menghendaki kualitas layanan yang
sesuai dengan kebutuhannya. Sebagai contoh, untuk
layanan VoIP dibutuhkan waktu tunda pengiriman
paket suara yang sekecil mungkin, yaitu di bawah
200 ms. Jika waktu tunda pengiriman paket suara ini
terlalu besar, maka layanan menjadi tidak diterima
oleh pengguna. Hal ini dapat dibandingkan dengan
layanan email atau layanan FTP yang tidak terlalu
sensitif terhadap adanya waktu tunda. Oleh karena itu,
arsitektur jaringan berbasis IP harus dapat
menyediakan berbagai layanan pengiriman data yang
didukung oleh jaminan QoS.
Arsitektur jaringan IP yang ada sekarang belum
secara khusus memberikan jaminan QoS untuk
layanan-layanan waktu nyata seperti VoIP dan
aplikasi multimedia. Paket-paket diperlakukan sama
pada proses pengirimannya. Peralatan di dalam
jaringan seperti router mengaplikasikan strategi first
in first out (FIFO) untuk memproses semua paket
yang masuk dan juga mengaplikasikan metoda Best
Effort untuk mengirimkan paket ke tujuan, tetapi
tidak memberikan jaminan akan reliabilitas jaringan
dalam mencegah terjadinya paket hilang dan
munculnya waktu tunda selama proses
pengirimannya [1][15]. Sedangkan untuk mendukung
layanan-layanan pengiriman data, VoIP, dan aplikasi
mulltimedia yang berbeda-beda, dibutuhkan
kemampuan jaringan untuk membedakan kelas-kelas
dan layanan yang diinginkan tersebut. Metoda Best
Effort yang memberikan jaminan layanan pengiriman
data di dalam jaringan tidak dapat membedakan dan
mengklasifikasikan jenis-jenis layanan, sedangkan di
satu sisi dibutuhkan jaminan layanan yang berbeda-
beda terhadap beragam jenis aplikasi yang ada .
Di jaringan NGN yang menyediakan multilayanan
informasi dan komunikasi, perlu dipikirkan jaminan
QoS untuk suatu layanan tertentu di mana
menghendaki tingkat jaminan tertentu sesuai dengan
karakteristik layanan tersebut. Dari pra-penelitian
yang dilakukan, ada sebuah pendekatan sistematis
untuk memberikan jaminan QoS yang didasarkan
pada pengendalian paket-paket data untuk dikirimkan
berikut dengan penjadwalannya, yang diusulkan di
dalam arsitektur Integrated Services (IntServ)
[10][11]. Di dalam IntServ, proses pengiriman setiap
aliran paket data secara ketat akan dikendalikan pada
saat akan dibangunnya koneksi dan akan dijadwalkan
selama terjadinya proses pengiriman paket-paket
tersebut. B. Choi et al. menjelaskan di dalam [1],
metoda IntServ sukar digunakan di dalam jaringan
berskala besar yang artinya tidak dapat memenuhi
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia
3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung 455
sifat skalabilitas. Di dalam jaringan yang berskala
besar, proses penanganan aliran paket data berikut
dengan penjadwalannya akan membutuhkan daya
pemrosesan yang besar di dalam router. Selain itu, di
dalam jaringan yang berskala besar koneksi
pertukaran data akan meningkatkan waktu
pemrosesan penyambungan dan pemutusan koneksi.
Dengan adanya keterbatasan skalabilitas di dalam
metoda IntServ, maka perlu diaplikasikan metoda
jaminan QoS Differentiated Services (DiffServ)
untuk mengantisipasi perluasan jaringan, seperti
diusulkan di dalam [3][4][8]. Metoda DiffServ
memodelkan pembagian aliran paket data
berdasarkan aturan tertentu ke dalam kelas-kelas.
Paket-paket dari setiap kelas akan dilayani di dalam
jaringan menurut metoda antrian dan penjadwalan
paket berdasarkan prioritas kelas, seperti diusulkan di
dalam [3]. Dengan demikian router-router di dalam
jaringan tidak lagi menangani satu per satu aliran
paket data, tetapi menangani sekumpulan aliran paket
di dalam kelas yang sama. Metoda DiffServ akan
memberikan sifat skalabilitas di jaringan NGN yang
semakin kompleks tanpa terpengaruh oleh semakin
banyaknya layanan informasi dan komunikasi oleh
pemakai. Dengan latar belakang tersebut, di dalam
makalah ini akan ditekankan penggunaan metoda
DiffServ di jaringan NGN.
Dengan semakin kompleksnya jaringan, masalah
penyediaan jaminan QoS yang efektif di jaringan
NGN menjadi hal yang sangat penting. Jaminan QoS
di dalam domain-domain jaringan harus dapat
ditangani dan dijaga dengan baik, sehingga
manajemen QoS mutlak diperlukan. manajemen QoS
yang mencakup fungsi monitoring jaminan QoS baik
untuk jaminan QoS end-to-end, maupun distribusi
jaminan QoS di jaringan. Manajemen QoS juga
menyediakan fungsi pengendalian QoS di jaringan
NGN. Salah satu metoda yang akan ditekankan di
dalam pembahasan ini adalah monitoring jaminan
QoS mengacu kepada arsitektur Real Time Flow
Measurement (RTFM).
2. TINJAUAN QOS
Quality of Service (QoS) atau QoS adalah teknologi
yang memungkinkan administrator jaringan untuk
menangani berbagai efek dari terjadinya kongesti
pada lalu lintas aliran paket dari berbagai layanan
untuk memanfaatkan sumber daya jaringan secara
optimal, dibandingkan dengan menambah kapasitas
fisik jaringan tersebut. Meningkatnya berbagai
layanan akan meningkatkan lalu lintas aliran paket
dengan berbagai laju kecepatan, yang akan
membutuhkan kemampuan jaringan melalukan aliran
paket pada laju kecepatan tertentu.
Jaminan QoS bertujuan untuk menyediakan QoS
yang berbeda-beda untuk beragam kebutuhan akan
layanan di dalam jaringan IP, sebagai contoh untuk
menyediakan pita lebar yang khusus, menurunkan
hilangnya paket-paket, menurunkan waktu tunda dan
variasi waktu tunda di dalam proses transmisinya.
Fungsi-fungsi QoS dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengkelasan paket untuk menyediakan
pelayanan yang berbeda-beda untuk kelas
paket yang berbeda-beda
2. Penanganan kongesti untuk memenuhi dan
menangani kebutuhan layanan yang
berbeda-beda
3. Pengendalian lalu lintas paket untuk
membatasi dan mengendalikan pengiriman
paket-paket data
4. Pensinyalan untuk mengendalikan fungsi-
fungsi perangkat yang mendukung
komunikasi di dalam jaringan IP
Secara umum metoda jaminan QoS dikategorikan
sebagai berikut:
1. Best Effort Service
Best Effort merupakan metoda QoS yang paling
sederhana, di mana paket-paket dapat dikirimkan
setiap waktu, tanpa terlebih dahulu bernegosiasi
dengan kemampuan jaringan. Jaringan akan
memberikan kemampuan terbaiknya mengirimkan
paket-paket, namun tidak memberikan jaminan akan
reliabilitas jaringan tersebut dan adanya waktu tunda.
Pelayanan Best Effort merupakan pelayanan standar
pada saat ini untuk menangani aplikasi umum seperti
FTP dan E-mail, dengan mengaplikasikan strategi
first in first out (FIFO).
2. Integrated Service (IntServ)
Metoda IntServ pada dasarnya akan melakukan
pengefesiensian alokasi bandwidth dengan cara
pemesanan bandwidth terlebih dahulu melalui
pensinyalan awal. Aplikasi akan mengirimkan sinyal
awal yang sekaligus membawa nilai QoS yang
diperlukan. Setiap router yang dilalui oleh sinyal ini
kemudian akan melakukan reservasi bandwidth yang
dipesan. Setelah proses pensinyalan selesai, aplikasi
dapat menggunakan bandwidth yang telah
dialokasikan untuk aplikasi tersebut.
3. Differentiated Service (DiffServ)
Metoda Diffserv merupakan metoda yang
memberikan multilayanan yang menghendaki
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia
3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung 456
kebutuhan QoS yang berbeda-beda. Berbeda dengan
Intserv, Diffserv tidak mengaplikasikan RSVP
sehingga tidak menghendaki router-router untuk
menyediakan sumber daya jaringan untuk melakukan
pengiriman paket. Diffserv menyediakan layanan
khusus menurut QoS yang dikehendaki oleh masing-
masing paket, yaitu dengan menggunakan teknik IP
Precedence. Jaringan akan melakukan packet
classification, traffic shaping, traffic policing, dan
queuing berdasarkan informasi yang diberikan.
3. MONITORING QOS
B.Y. Jiang et al. [2] menjelaskan sebuah model dari
sistem monitoring QoS yang terdiri dari komponen-
komponen monitoring application, QoS monitoring,
monitor, dan monitored objects.
Monitoring
Application
QoS
Monitoring
Monitor
Monitored
Objects
GAMBAR 3.1. MODEL MONITORING QOS [2]
Monitoring application merupakan sebuah antarmuka
bagi administrator jaringan. Komponen ini berfungsi
mengambil informasi lalu lintas paket data dari
monitor, menganalisnya dan mengirimkan hasil
analisis kepada pengguna. Berdasarkan hasil analisis
tersebut, seorang administrator jaringan dapat
melakukan operasi-operasi yang lain.
QoS monitoring menyediakan mekanisme monitoring
QoS dengan mengambil informasi nilai-nilai
parameter QoS dari lalu lintas paket data.
Monitor mengumpulkan dan merekam informasi lalu
lintas paket data yang selanjutnya akan dikirimkan
kepada monitoring application. Monitor melakukan
pengukuran aliran paket data secara waktu nyata dan
melaporkan hasilnya kepada monitoring application.
Monitored Objects merupakan informasi seperti
atribut dan aktifitas yang dimonitor di dalam jaringan.
Di dalam konteks QoS monitoring, informasi-
informasi tersebut merupakan aliran-aliran paket data
yang dimonitor secara waktu nyata. Tipe aliran paket
data tersebut dapat diketahui dari alamat sumber
(source) dan tujuan (destination) di layer-layer IP,
port yang dipergunakan misalnya UDP atau TCP, dan
parameter di dalam paket RTP.
Menurut informasi QoS yang dapat diperoleh,
monitoring QoS dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kategori yaitu monitoring QoS dari ujung-ke-ujung
(end-to-end QoS monitoring, EtE QM) dan
monitoring distribusi QoS per node (distribution
monitoring, DM). Di dalam EtE QM, monitoring
QoS dilakukan dengan cara mengukur parameter-
paremeter QoS dari pengirim kepada penerima.
Sedangkan di dalam DM, proses monitoring QoS
dilakukan di segmen-segmen jalur pengiriman atau
antara node-node tertentu yang dikehendaki di
sepanjangn jalur pengiriman paket data.
Berikut ini dijelaskan beberapa metoda untuk
melakukan monitoring QoS. Mourelatou et al.
menjelaskan sebuah pendekatan berbasis agent untuk
mengidentifikasi masalah QoS. Agent
bertanggungjawab untuk melakukan monitoring QoS
dari ujung-ke-ujung. Sebuah sistem manajemen
memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi
penyebab terjadinya penurunan kinerja dengan cara
mengkorelasikan informasi yang didapatkan dari
agent-agent yang secara langsung memonitor QoS.
Chen at al. memperkenalkan sebuah pendekatan
software untuk melakukan monitoring QoS di
jaringan asynchronous transfer mode (ATM). Untuk
memonitor QoS dari sebuah koneksi virtual yang
dipilih, sebuah koneksi paralel akan dibangun dengan
rute jalur pengiriman dan nilai-nilai parameter QoS
yang sama.
Di dalam pekerjaan RMON-2, Waldbusser
mengemukakan sistem monitoring yang tidak
terbatas hanya untuk melakukan monitoring lalu
lintas data di layer network, namun juga dengan
melihat protokol-protokol di layer yang lebih tinggi
yang berjalan di atas protokol layer network. RMON-
2 memiliki kemampuan untuk melihat di atas layer IP
dengan membaca header yang dibawa oleh level yang
lebih tinggi seperti TCP dan juga header-header di
layer aplikasi. Sebuah manajer jaringan akan
menjalankan monitoring layer aplikasi yang
dibutuhkan untuk monitoring QoS.
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia
3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung 457
Brownlee et al. mengusulkan sebuah arsitektur yang
disebut sebagai Real Time Flow Measurement
(RTFM), untuk melakukan pengukuran dan reporting
dari aliran lalu lintas data yang dibangkitkan oleh
aplikasi multimedia. Mekanisme RTFM dapat juga
digunakan untuk melakukan monitoring paket data di
layer aplikasi.
4. REAL TIME FLOW MEASUREMENT
(RTFM)
Realtime Traffic Flow Measurement Working Group
mengembangkan RTFM Traffic Measurement
System yang dideskripsikan di RFC 2064, RFC 2722,
RFC 2720, RFC 2723 dan RFC 2123. Arsitektur
RTFM terdiri dari entitas-entitas seperti Meter,
Manager, Meter Reader dan Analysis Application.
GAMBAR 4.1. ARSITEKTUR RTFM [11]
Manager (RFC 2722) untuk pengukuran lalu lintas
data adalah sebuah aplikasi yang berfungsi untuk
mengkonfigurasi entitas meter dan mengendalikan
entitas meter reader. Manager mengirimkan perintah
konfigurasi Simple Ruleset Language (SRL) kepada
entitas meter dan melakukan pengendalian meter dan
meter reader agar dapat beroperasi dengan baik.
Manager dapat mengendalikan beberapa meter dalam
waktu yang bersamaan. Manager dapat menghasilkan
logfile yang merekam kejadian-kejadian yang sedang
dimonitor oleh meter. Manager akan membuat file
dengan format Ipaddress.flows.nnn misalnya
167.205.22.123.flows.001 untuk merekam semua
data yang dikumpulkan oleh meter.
Meter (RFC 2722) ditempatkan di titik-titik yang
ditentukan oleh seorang administrator jaringan.
Setiap meter akan merekam aktifitas jaringan secara
selektif sesuai dengan konfigurasi yang diberikan
oleh manager. Meter juga dapat melakukan agregasi,
transformasi atau proses-proses yang lain terhadap
aktifitas yang direkam sebelum data disimpan atau
dikirimkan kepada meter reader.
Meter mengimplementasikan empat proses asinkron
yaitu menangani request SNMP, memonitor ethernet,
menangani perintah yang dimasukkan dari keyboard
dan melakukan manajemen memori. Ketika sebuah
paket tiba di meter maka dua struktur data akan
dibangun, yang pertama untuk pengirim dan yang
kedua untuk penerima.
Meter Reader mengirimkan data-data yang ditangkap
oleh meter agar dapat diolah oleh analysis application.
Analysis Application memproses data yang diterima
dan selanjutnya dapat memberikan informasi dan
reporting untuk keperluan manajemen jaringan.
Setiap meter dapat dibaca oleh beberapa meter reader,
seperti ditunjukkan di gambar di bawah. Meter 1
dibaca oleh meter reader A dan meter 4 dibaca oleh
meter reader B. Meter 1 dan 4 tidak memiliki
redundansi sehingga jika meter tidak berfungsi, data
untuk segmen jaringan tertentu akan hilang. Meter 2
dan 3 melakukan pengukuran lalu lintas data pada
segmen jaringan yang sama. Meter 2 dan 3 dibaca
oleh meter reader A dan meter reader B. Jika sebuah
meter reader tidak berfungsi, maka meter reader yang
lain tetap akan mengumpulkan data dari kedua meter
2 dan 3.
GAMBAR 4.2. INTERAKSI ANTARA METER READER
DENGAN METER [11]
4.1. Monitoring Aliran Paket Data
Aliran paket data terjadi antara dua host jaringan
yaitu pengirim dan penerima. Aliran-aliran paket data
bersifat dua arah dan byte data dapat dihitung dalam
arah pengirim-ke-penerima (to) serta penerima-ke-
pengirim (from).
Di dalam meter, aliran paket data diimplementasikan
sebagai sebuah struktur data yang berisi atribut-
atribut pengirim dan penerima, paket-paket data dan
penghitung byte, waktu pertama kali dan terakhir kali
paket data diobservasi, dan informasi lain yang
digunakan untuk tujuan pengendalian.
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia
3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung 458
Secara sederhana, meter dapat membentuk aliran data
untuk setiap kemungkinan kombinasi dari atribut-
atribut pengirim dan penerima yang diobservasi.
Namun demikian, proses ini akan menyerap kapasitas
memori cukup banyak. Sebagai gantinya, meter
menggunakan sebuah kumpulan aturan-aturan untuk
menentukan apakah aliran paket data akan dimonitor
atau diabaikan.
4.2. Simple Ruleset Language (SRL)
Sebuah rule file adalah sebuah file ASCII yang berisi
informasi yang diperlukan oleh netmeter dan
netmanager. SRL atau Simple Ruleset Language
adalah sebuah bahasa prosedural untuk membentuk
aturan-aturan RTFM. SRL menggunakan pernyataan-
pernyataan yang berbeda-beda, yang akan
memudahkan penentuan spesifikasi kebutuhan dari
manajer jaringan. Program SRL akan dikompilasi ke
dalam ruleset, yang selanjutnya dapat didownload ke
dalam meter RTFM.
4.3. Atribut Aliran Paket Data
Identitas dari sebuah aliran paket data didefinisikan
oleh atribut alamat dari dua host. Atribut-atribut
alamat terdiri dari: adjacent (link kayer), peer
(network layer), transport (transport layer).
Sedangkan atribut aliran paket data dikategorikan ke
dalam: adjacent attributes, peer attributes, transport
attributes, general attributes.
Mask merupakan aturan yang digunakan sebagai test
field di dalam alamat-alamat. Type digunakan untuk
melakukan pengujian terhadap protokol dari header
paket IP misalnya type = 1 mengacu kepada ICMP.
Secara umum atribut-atribut digunakan untuk
mengetahui jumlah byte yang dimonitor, jumlah
paket, waktu pertama kali aliran paket data dimonitor,
waktu terakhir aliran paket data aktif, serta jumlah
index.
Statistik frame menampilkan informasi terhadap
keseluruhan aliran paket data yang aktif. Statistik
frame menyajikan jumlah total paket yang
diobservasi serta jumlah total paket di dalam aliran
paket data dua arah. Data-data ini sangat penting
untuk mengetahui utilisasi dari jaringan. Statistik
node menyediakan informasi seperti ukuran rata-rata
paket data, packet backlog, processor idle % dan
minimum processor % yang dapat digunakan untuk
menganalisis jaringan.
4.4. Monitoring QoS di Jaringan DiffServ
Differentiated Services Code Point (DSCP) di dalam
header paket IP dapat digunakan untuk membedakan
aliran-aliran paket data ke dalam kelas-kelas layanan
yang memiliki prioritas tertentu. Ruleset dapat ditulis
untuk membedakan aliran paket data dari jaringan-
jaringan yang berbeda sesuai dengan nilai parameter
DSCP.
Konsep monitoring QoS dengan RTFM dijelaskan
secara mendetail di RFC 2274. Secara mendasar,
parameter-parameter waktu tunda, jitter, paket hilang
dan throughput disimpan dalam bentuk distribusi di
meter. Hal ini akan menyediakan kemampuan
monitoring distribusi QoS. Distribusi QoS memiliki
bentuk-bentuk sebagai berikut:
1. Short-term bit rate
Data dapat juga direkam sebagai laju aliran paket
data maksimum atau minimum. Laju aliran paket
data dapat digunakan untuk mendefinisikan
throughput dari sebuah flow. Jika aliran RTFM
didefinisikan sebagai jumlah dari semua lalu lintas
paket data di jaringan maka dapat dihitung
throughput dari jaringan tersebut.
2. Inter-arrival times
Entitas meter dapat mengetahui waktu ketika
memasuki masing-masing paket individu. Statistik
dapat digunakan untuk merekam waktu antar
kedatangan paket (inter-arrival times) yang dapat
memberikan indikasi adanya variasi waktu tunda
(jitter) di dalam aliran paket data.
3. Turn-around statistics
Di dalam proses observasi setiap paket data, meter
dapat menghasilkan statistik mengenai waktu
kedatangan paket data di dalam arah aliran paket
yang berlawanan. Penggunaan protokol Simple
Network Management Protocol (SNMP) akan
memberikan indikasi yang lebih baik mengenai
waktu turn-around.
5. DISKUSI: PENTINGNYA RTFM UNTUK
MONITORING QOS DI JARINGAN NGN
Seperti telah dijelaskan di bagian terdahulu bahwa
jaringan NGN perlu mengimplementasikan jaminan
kualitas layanan atau Quality of Service (QoS) untuk
memberikan jaminan kualitas yang paling optimal
terhadap layanan tertentu yang diakses oleh
pelanggan. Penyediaan jaminan QoS ternyata
tidaklah cukup, harus ada mekanisme monitoring
untuk memastikan bahwa jaminan QoS benar-benar
bekerja dengan baik. Monitoring QoS itu sendiri
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia
3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung 459
harus mencakup monitoring QoS dari ujung-ke-ujung
(EtE QM) dan monitoring distribusi QoS di
sepanjang jalur komunikasi (DM). Oleh karena itu,
penyediaan jaminan QoS berikut dengan monitoring
QoS baik EtE QM maupun DM mutlak diberikan di
jaringan NGN.
Real Time Flow Measurement (RTFM) yang
dikembangkan oleh Brownlee et al. dan telah menjadi
dokumen IETF merupakan salah satu dari metoda
monitoring QoS selain metoda yang dikembangkan
oleh Mourelatou et al., Chen et al., RMON-2, RTCP-
based, dan RM/IRM-based. RTFM merupakan
sebuah arsitektur untuk melakukan pengukuran
(measurement) dan pelaporan (reporting) aliran paket
data di jaringan berbasis IP. RTFM dapat merekam
atribut-atribut aliran paket data yang mencakup 1)
alamat sumber dan tujuan, waktu pertama kali paket
data (timestamp) termonitor, dan 3) hitungan jumlah
byte dari aliran paket data. RTFM menyediakan
kemampuan monitoring QoS baik EtE QM maupun
DM dengan cara menempatkan entitas meter ke
node-node yang dikehendaki di mana QoS akan
dimonitor.
Next Generation Network atau NGN merupakan
jaringan berbasis IP yang menyediakan konvergensi
berbagai layanan komunikasi masa depan. Layanan
waktu nyata merupakan layanan yang sangat kritis di
mana kebutuhan akan nilai parameter QoS seperti
waktu tunda/jitter, paket hilang, dan alokasi
bandwidth sangatlah ketat. NGN dituntut untuk
mampu membedakan dan mengkelaskan layanan-
layanan. Dibandingkan dengan metoda Best Effort
ataupun IntServ, DiffServ memiliki kemampuan
membedakan layanan ke dalam kelas-kelas tertentu.
Oleh karena itu, NGN akan memberikan kinerja yang
baik jika mengaplikasikan monitoring QoS berbasis
metoda RTFM di dalam jaringan DiffServ. Penelitian
lanjutan yang mengacu kepada hipotesis tersebut
akan dilakukan ke dalam jaringan testbed Kampus
ITB Bandung, di mana jaringan tersebut akan dibagi
ke dalam domain-domain jaringan DiffServ dan
metoda RTFM hendak diaplikasikan ke dalamnya.
6. PENUTUP
Makalah ini mengemukakan pentingnya penyediaan
jaminan QoS yang dilengkapi dengan aplikasi
monitoring QoS baik EtE QM maupun DM. Lebih
jauh, makalah ini memaparkan arti pentingnya
aplikasi monitoring QoS dengan arsitektur RTFM di
dalam jaringan NGN yang dibagi ke dalam domain-
domain DiffServ. Hipotesis ini akan menjadi acuan
dalam penelitian lanjutan yaitu proses implementasi
ke dalam jaringan tesbed Kampus ITB Bandung.
7. REFERENSI
[1] B. Choi, D. Xuan, R. Bettati, W. Zhao and C. Li,
“Scalable QoS Guaranteed Communication
Services for Real-Time Application”
[2] B. Y. Jiang, C. Tham and C. Ko, “Challenges
and Approaches in Providing QoS Monitoring”,
Int. J. Network Mgmt 2000, 10:323-334.
Copyright © 2000 John Wiley & Sons, Ltd.
[3] G. Nong and M. Hamdi, “On the Provision of
Quality-of-Service Guarantees for Input Queued
Switches”, IEEE Communications Magazine,
December 2000.
[4] K. Gopalan, T. Chiueh, and Y. Lin, “Load
Balancing Roouting with Bandwidth-Delay
Guarantees”, IEEE Communications Magazine,
June 2004, pp. 108-113.
[5] K. Nicols, V. Jacobson, L. Zhang, “A Two-bit
Differentiated Services Architecture for the
Internet”, Internet-Draft, November 1997.
[6] Krithi Ramamritham and John A. Stankovic,
”Scheduling Algorithms and Operating Systems
Support for Real-time Systems”, Proceedings of
the IEEE, 82(1):55-66, 1994.
[7] M. Charikar, J. Naor, and B. Schieber, “Resource
Optimization in QoS Multicast Routing of Real-
Time Multimedia”, IEEE/ACM Transactions on
Networking, Vol. 12, No. 2, April 2004.
[8] M. Selvaraj, “Scheduling for Proportional
Differentiated Services on The Internet”, a M.Sc.
thesis for Mississippi State, December 2002.
[9] N. Brownlee, “Traffic Flow Measurement:
Experiences With NetraMet”, The university of
Auckland, March 1997.
[10] R. Braden, D. Clark and S. Shenker, “Integrated
Services in The Internet Architecture”, RFC
1633, Juny 1994.
[11] R. Joshi and C. Tham, “Integrated Quality of
Service and Network Management”, Department
of Electrical Engineering, National University of
Singapore.
[12] S. Blake, D. Black, M. Carlson, E. Davies, Z.
Wang, W. Weiss, “An Architecture for
Differentiated Services”, RFC 2474, December
1998.
[13] S. Wang, D. Xuan, “Providing Absolute
Differentiated Services for Real-Time
Applications in Static-Priority Scheduling
Networks”, IEEE/ACM Transactions on
Networking, Vol. 12, No. 2, April 2004.
[14] S.I. Maniatis, E.G. Nikolouzou, and I.S.
Venieris, “End-to-End QoS Specification Issues
in the Converged All-IP Wired and Wireless
Environtment”, IEEE Comm. Magazine, June
2004, pp. 80-86.
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia
3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung 460
[15] Y. Bernet et al., “A Framework for
Differentiated Services”, Internet-Draft, IETF,
February, 1999.
[16] Ziviani, J. F. Rezende and O.C.M.B. Duarte,
“Towards a Differentiated Services Support for
Voice Traffic”.
[17] M. Selvaraj, “Scheduling for Proportional
Differentiated Services on The Internet”, a M.Sc.
thesis for Mississippi State, December 2002.
[18] Suhardi dan Y. Bandung, “Manajemen Quality
of Service di Jaringan Next Generation Network
(NGN)”, Paper Review, Riset Unggulan ITB,
2005.
[19] Yoanes Bandung, Armein Z.R. Langi, Suhono
H. Supangkat dan Carmadi Machbub,
”Complementary of IntServ and DiffServ for
QoS Guarantees in Rural Next Generation
Network (R-NGN), International Conference on
Instrumentation, Communication and
Information Technology (ICICI) 2005 Proc.,
Bandung, 2005.
[20] Yoanes Bandung, Armein Z.R. Langi, Suhono
H. Supangkat dan Carmadi Machbub, ”Metoda
IntServ dan DiffServ untuk Jaminan Kualitas
Layanan di Rural Next Generation Network (R-
NGN), Seminar Nasional Indonesia (SNI) 2005,
Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta.
Top Related