28 fUniversitas Kristen Petra
4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Sampel
1. Seleksi Sampel
Data pada penelitian ini akan diuji dengan menggunakan program SPSS
versi 20. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan pertambangan yang
terdaftar di BEI tahun 2009-2013 yaitu sebesar 161 pengamatan, kemudian sampel
akan disaring berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria yang ditetapkan
yaitu perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan tahunan lengkap antara
tahun 2009-2014 yaitu sebesar 20 pengamatan dan perusahaan yang tidak
menyampaikan pengungkapan CSR dalam laporan tahunan sebesar 6 pengamatan.
Perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan CSR dapat dibuktikan dari
laporan tahunan pada bagian daftar isi, perusahaan tidak mencantumkan corporate
social responsibility/tanggung jawab sosial sehingga dapat disimpulkan perusahaan
tidak menyampaikan pengungkapan CSR dalam laporan tahunan. Sehingga sampel
yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan yaitu sebesar 135 pengamatan.
Rangkuman hasil penentuan sampel akan ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Penentuan Sampel
Syarat Sampel Jumlah
Pengamatan
Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun
2009-2013
161
Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan tahunan
lengkap antara tahun 2009-2014
(20)
Perusahaan yang tidak menyampaikan pengungkapan CSR
dalam laporan tahunan
(6)
Jumlah Sampel 135
2. Perhitungan Variabel
Berikut akan dijelaskan bagaimana cara memperoleh data skor CSR, ukuran
perusahaan, market share, debt to equity ratio, dan nilai perusahaan :
29 fUniversitas Kristen Petra
a. Skor CSR
Pada penelitian ini, data yang akan digunakan untuk menghitung SCSR
yaitu dengan menggunakan kriteria dari GRI Index 3.1 dan laporan tahunan dari
perusahaan pertambangan pada tahun 2009-2013. Setelah melakukan skoring pada
masing-masing perusahaan, kemudian skor tersebut dibagi dengan total item yang
seharusnya diungkapkan pada GRI 3.1 (79 item). Contoh perhitungan SCSR untuk
perusahaan ENRG pada tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Skor GRI
Dimensi Skor
GRI
Skor
Perusahaan
Indikator Kinerja Ekonomi (EC)
Indikator Lingkungan (EN)
Indikator Tanggung Jawab Produk (PR)
Indikator Praktek Tenaga Kerja dan Pekerjaan
yang Layak (LA)
Indikator Hak Asasi Manusia (HR)
Indikator Masyarakat (SO)
Total SCSR
Total item yang seharusnya diugkapkan
9
30
9
14
9
8
6
11
3
8
1 2
31
79
SCSR 31
79= 0,392405
Skor CSR yang diperoleh untuk perusahaan ENRG yaitu sebesar 39%,
artinya pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan ENRG pada tahun
2013 masih jelek karena total item yang seharusnya diungkapkan sesuai indikator
GRI Index 3.1 kurang dari 50% yaitu sebesar 39%. Perhitungan SCSR secara
lengkap terdapat pada lampiran 1.
b. Ukuran Perusahaan
Pada penelitian ini data yang akan digunakan untuk menghitung ukuran
perusahaan yaitu total asset masing-masing perusahaan tahun 2009-2013. Ukuran
perusahaan diperoleh dengan cara menghitung log dari total aset masing-masing
perusahaan tahun 2009-2013. Contoh perhitungan ukuran perusahaan ENRG pada
tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Total Asset = Rp 28.450.000.000
Log dari Total Asset = 10,45
30 fUniversitas Kristen Petra
Hasil log dari total asset yaitu sebesar 10,45 yang menunjukkan besarnya
ukuran perusahaan ENRG. Semakin besar log dari total asset perusahaan maka
semakin besar ukuran perusahaan tersebut. Perhitungan ukuran perusahaan secara
lengkap terdapat pada lampiran 2.
c. Market Share
Pada penelitian ini data yang akan digunakan untuk menghitung market
share yaitu total penjualan perusahaan i pada tahun t dengan total penjualan seluruh
perusahaan dalam sub sektor industri pada tahun 2009-2013. Market share dihitung
dengan cara membagi total penjualan perusahaan i pada tahun t dengan total
penjualan seluruh perusahaan dalam sub sektor pada tahun 2009-2013. Contoh
perhitungan market share perusahaan ENRG pada tahun 2013 adalah sebagai
berikut :
Total Penjualan Perusahaan = Rp 9.905.000.000
Total Penjualan Sub Sektor = Rp 635.872.250.000
Market Share = Rp 9.905.000.000
Rp 635.872.250.000= 0,02
Market Share perusahaan ENRG tahun 2013 sebesar 0,02 yang
menunjukkan bahwa perusahaan ENRG menguasai 2% dari sub sektor industrinya
(minyak dan gas bumi). Market share yang semakin kecil menunjukkan semakin
kecil pula posisi/kekuatan perusahaan dalam sub sektor industrinya. Perhitungan
market share secara lengkap terdapat pada lampiran 3.
d. Debt to Equity Ratio
Pada penelitian ini data yang akan digunakan untuk menghitung debt to
equity ratio yaitu total debt dan total equity perusahaan pada tahun 2009-2013. Debt
to equity ratio dihitung dengan cara membagi total debt dengan total equity
perusahaan pada tahun 2009-2013. Contoh perhitungan debt to equity ratio
perusahaan ENRG pada tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Total Debt = Rp 17.555.000.000
Total Equity = Rp 10.895.000.000
31 fUniversitas Kristen Petra
Debt to Equity = Rp 17.555.000.000
Rp 10.895.000.000= 1,61
Debt to Equity perusahaan ENRG tahun 2013 sebesar 1,61 menunjukkan
bahwa hutang perusahaan cukup besar yaitu sebesar 161% dari total equity yang
dimiliki perusahaan ENRG, sehingga semakin besar pula resiko perusahaan untuk
menyelesaikan kewajibannya ketika jatuh tempo. Perhitungan debt to equity secara
lengkap terdapat pada lampiran 4.
e. Nilai Perusahaan
Pada penelitian ini data yang akan digunakan untuk menghitung Nilai
Perusahaan yaitu market value equity, total debt, dan total asset perusahaan pada
tahun 2010-2014. Nilai Perusahaan dihitung dengan cara market value equity
ditambah total debt kemudian dibagi dengan total asset per book perusahaan pada
tahun 2010-2014. Market value equity dihitung dengan cara jumlah saham yang
beredar pada tanggal pelaporan dikali dengan harga saham pada tanggal pelaporan.
Contoh perhitungan market value equity perusahaan ENRG pada tahun 2013 adalah
sebagai berikut :
Jumlah saham yang beredar pada tanggal pelaporan = Rp 44.643.000
Harga saham beredar pada tanggal pelaporan = 100
Market value equity = Rp 4.464.300.000
Total debt = Rp 17.555.000.000
Total Asset = Rp 28.450.000.000
Nilai Perusahaan = 0,93
Nilai Perusahaan dari perusahaan ENRG tahun 2013 sebesar 0,93
menunjukkan bahwa investor berpersepsi negatif terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan yang dikaitkan dengan harga saham, karena nilai perusahaan < 1 dan
karena total asset market lebih kecil dari total asset per book. Perhitungan Nilai
Perusahaan secara lengkap terdapat pada lampiran 5.
3. Statistik Deskriptif
Untuk memberikan gambaran dari suatu data maka akan dilakukan statistik
deskriptif yang meliputi nilai minimum, maximum, mean, dan standar deviasi dari
32 fUniversitas Kristen Petra
semua variabel yang diteliti. Hasil statistik deskriptif akan ditunjukkan pada Tabel
4.3 berikut :
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SCSR 135 ,0506 1,0000 ,293108 ,1674659
FSIZE 135 9,4029 13,3175 11,327813 1,1223132
MSHARE 135 ,0013 ,9950 ,246753 ,3221886
DER 135 ,0337 17,7542 1,631895 2,6088479
NILAIPERUSAHAAN 135 ,0497 3,8177 ,973090 ,8042019
Valid N (listwise) 135
(Sumber Data : Hasil Output SPSS)
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah data untuk masing-masing variabel yang
diuji yaitu sebanyak 135 pengamatan. Nilai maksimum dari SCSR sebesar 100%,
hal ini dikarenakan PT Timah Tbk sudah melakukan pengungkapan CSR secara
lengkap sesuai dengan indikator dari GRI 3.1. Rata-rata nilai ukuran perusahaan
yaitu sebesar 11,328, hal ini menunjukkan bahwa skala perusahaan pertambangan
sebesar 11,328. Rata-rata nilai market share dalam sektor pertambangan yaitu
sebesar 0,246 dari keseluruhan sub sektor. Rata-rata DER perusahaan yaitu sebesar
1,63, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan memiliki total hutang
sebesar 1,63 dari total ekuitasnya. Rata-rata Nilai Perusahaan dari perusahaan ini
yaitu sebesar 0,97, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan pertambangan dalam
penelitian ini belum berjalan dengan baik karena nilai rasio dari Tobin’s Q kurang
dari 1.
4.1.2 Pengujian Hipotesis
1. Uji Asumsi Klasik
Agar model regresi dapat digunakan untuk uji hipotesis, maka perlu
dilakukan 4 uji asumsi klasik diantaranya uji normalitas, uji autokorelasi, uji
heterokedastisitas, dan uji multikolinearitas dengan tingkat signifikasi 0,05 dan 0,1.
33 fUniversitas Kristen Petra
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian sebanyak tiga kali, hal ini
dikarenakan pada pengujian pertama terdapat masalah pada uji normalitas dan uji
heterokedastisitas. Pada pengujian kedua dilakukan transformasi data dengan
menggunakan log namun masih terdapat masalah pada uji heterokedastisitas. Pada
pengujian yang ketiga dilakukan transformasi data dengan menggunakan lag
sehingga memperoleh hasil sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Digunakan untuk menguji apakah error dari persamaan regresi memiliki
distribusi normal atau tidak, maka digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji
normalitas terpenuhi jika nilai signifikansi dari Kolmogorov-Smirnov > 0.05. Pada
penelitian ini tidak menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jika menggunakan
Shapiro-Wilk sampel penelitian yang digunakan harus kecil, sedangkan sampel
dalam penelitian ini besar sehingga menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Pada
Tabel 4.4 merupakan hasil uji setelah proses transformasi data log dengan nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,129, Hal ini menunjukkan bahwa error
dari persamaan regresi berdistribusi normal.
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Asumsi Klasik – Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
LogRess ,311 5 ,129 ,876 5 ,292
(Sumber Data : Hasil Output SPSS)
b. Uji Autokorelasi
Digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi error dari
persamaan antara periode t dengan periode t-1 (sebelumnya), maka
digunakan uji Durbin Watson. Uji Autokorelasi terpenuhi jika angka Durbin
Watson berada diantara 0-2 maka tidak terjadi autokorelasi. Pada Tabel 4.5
menunjukkan angka Durbin Watson sebesar 1,338. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak terjadi autokorelasi, karena terletak diantara 0-2.
34 fUniversitas Kristen Petra
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Asumsi Klasik – Autokorelasi
Model Summaryb
Model Change Statistics Durbin-Watson
df1 df2 Sig. F Change
1 4a 129 ,011 1,338
a. Predictors: (Constant), DER, LagSCSR, LagMSHARE, LagFSIZE
b. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN
(Sumber Data : Hasil Output SPSS)
c. Uji Heterokedastisitas
Digunakan untuk menguji apakah varians error dari satu persamaan ke
persamaan yang lain konstan, maka digunakan uji Glejser. Uji Heterokedastisitas
terpenuhi jika nilai signifikansi > 0,05. Pada Tabel 4.6 merupakan hasil uji setelah
proses transformasi data log dan lag dengan nilai signifikansi > 0,05 yang berarti
telah memenuhi heterokedastisitas.
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Asumsi Klasik – Heterokedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,336 ,432 ,778 ,438
LagSCSR -,293 ,259 -,107 -1,130 ,261
LagFSIZE -,053 ,046 -,130 -1,150 ,252
LagMSHARE -,027 ,156 -,019 -,170 ,865
DER -,010 ,015 -,054 -,620 ,537
a. Dependent Variable: AbsRes
(Sumber Data : Hasil Output SPSS)
d. Uji Multikolinearitas
Digunakan untuk menguji apakah terjadi korelasi antara variabel
independen dalam model regresi, dengan menggunakan Variance Inflation Factor
(VIF) dan Tolerance (TOL). Uji Multikolinearitas terpenuhi jika nilai dari VIF
35 fUniversitas Kristen Petra
kurang dari 10 dan nilai TOL lebih dari 10%. Pada Tabel 4.6 menunjukkan nilai
dari VIF kurang dari 10 dan nilai TOL lebih dari 10%, sehingga tidak terjadi
multikolinearitas.
Tabel 4.7 Hasil Uji Asumsi Klasik – Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
LagSCSR ,838 1,194
LagFSIZE ,890 1,694
LagMSHARE ,838 1,568
DER ,978 1,023
a. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN
(Sumber Data : Hasil Output SPSS)
2. Uji Kelayakan Model Regresi
Uji kelayakan model regresi melalui koefisien determinasi (R2) dan uji F.
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar seluruh
variabel independen bisa menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 dapat dipercaya
jika F signifikan. Tabel 4.8 menunjukkan nilai R2 atau koefisien determinasi sebesar
0,068, yang artinya seluruh variabel independen dapat menjelaskan 6,8%
perubahan variabel dependen. Sedangkan 93,2% dijelaskan oleh faktor lain yang
tidak diikutkan dalam penelitian. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan yaitu market share (Jacobsen,1988; Blundell et.al.,1999), profitabilitas
(Paranita, 2007; Nurhayati, 2013), kepemilikan manajerial (Nurlela, 2008;
Murwaningsari, 2009).
36 fUniversitas Kristen Petra
Tabel 4.8 Hasil Koefisien Regresi
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
R Square Change F Change
1 ,310a ,096 ,068 ,7752369 ,096 3,437
a. Predictors: (Constant), DER, LagSCSR, LagMSHARE, LagFSIZE
b. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN
(Sumber Data : Hasil Output SPSS)
Sedangkan Uji F digunakan untuk melihat signifikansi variabel independen
terhadap variabel dependen, dengan kriteria apabila nilai signifikansi dibawah 0.05
atau 0.1. Tabel 4.9 menunjukkan nilai signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,011, yang
artinya secara keseluruhan independen mempengaruhi variabel dependen secara
signifikan dan model regresi layak digunakan untuk menguji hipotesis.
Tabel 4.9 Hasil Kelayakan Model Regresi
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 8,262 4 2,066 3,437 ,011b
Residual 77,528 129 ,601
Total 85,790 133
a. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN
b. Predictors: (Constant), DER, LagSCSR, LagMSHARE, LagFSIZE
(Sumber Data : Hasil Output SPSS)
3. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis dilakukan dengan menggunakan signifikan nilai uji t. Uji t
digunakan untuk melihat signifikansi masing-masing variabel independen secara
individu terhadap variabel dependen. Penolakan atau penerimaan uji hipotesis
kriterianya jika signifikansi nilai t < 0,05 atau < 0,1 maka variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, hipotesis diterima. Pada Tabel
4.10 menunjukkan bahwa variabel CSR tidak signifikan terhadap nilai perusahaan,
37 fUniversitas Kristen Petra
variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan, variabel market share signifikan terhadap nilai perusahaan, dan debt to
equity ratio tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3,147 ,890 3,536 ,001
LagSCSR ,192 ,437 ,040 ,438 ,662
LagFSIZE -,197 ,078 -,276 -2,533 ,012
LagMSHARE ,072 ,057 ,131 1,316 ,031
DER ,006 ,026 ,020 ,231 ,818
a. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN
(Sumber Data : Hasil Output SPSS)
4.2 Analisis dan Pembahasan
4.2.1 Temuan dan Interpretasi
Pengujian yang telah dilakukan pada 135 perusahaan pertambangan yang
terdaftar di BEI tahun 2009-2013 dengan data yang telah memenuhi uji normalitas,
tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi heterokedastisitas, dan tidak terjadi
multikolinearitas. Nilai R2 atau koefisien determinasi sebesar 0,068, yang artinya
seluruh variabel independen dapat menjelaskan 6,8% perubahan variabel dependen.
Sedangkan uji F menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,011 yaitu < 0,05,
yang artinya secara keseluruhan variabel independen mempengaruhi variabel
dependen secara signifikan dan model regresi layak digunakan untuk menguji
hipotesis.
Uji Hipotesis dilakukan dengan menggunakan signifikan nilai uji t. Pada
Tabel 4.9 menunjukkan uji hipotesis yang menghasilkan kesimpulan bahwa
hipotesis pertama (H1) menunjukkan bahwa CSR tidak signifikan terhadap Nilai
Perusahaan. Hipotesis kedua (H2) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
38 fUniversitas Kristen Petra
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hipotesis ketiga
(H3) menunjukkan bahwa market share signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hipotesis keempat (H4) menunjukkan bahwa debt to equity ratio tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan.
4.2.2 Kaitan Temuan dengan Pengetahuan atau Teori
1. Pengaruh CSR terhadap Nilai Perusahaan
Hasil penelitian untuk hipotesis pertama menunjukkan bahwa CSR tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar
di BEI tahun 2009-2013. Hal ini dibuktikan dalam data pada penelitian ini yang
dijelaskan melalui grafik dibawah ini :
Gambar 4.1 CSR terhadap Nilai Perusahaan
(Sumber Data : Hasil Olahan Penulis)
Dari Gambar 4.1 dapat diketahui CSR pada perusahaan pertambangan cenderung
stabil, sedangkan nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q menunjukkan
adanya kenaikan dan penurunan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan atau
penurunan pada nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh nilai CSR. Shareholder
tidak terlalu memperhatikan kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan, hal ini
dikarenakan terdapat faktor lain yang dapat menjadi pertimbangan bagi investor
untuk menilai nilai perusahaan. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan yaitu market share (Jacobsen,1988; Blundell et.al.,1999), profitabilitas
(Paranita, 2007; Nurhayati, 2013), kepemilikan manajerial (Nurlela, 2008;
Murwaningsari, 2009). Penyebab lain adalah di Indonesia kegiatan CSR masih
baru, hal ini dibuktikan dengan Undang-Undang mengenai CSR yang baru
dikeluarkan oleh pemerintah tahun 2007, yaitu Undang-Undang No 40 Tahun 2007
Pasal 74 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas
0
1
2
3
4
5
6
1 7
13
19
25
31
37
43
49
55
61
67
73
79
85
91
97
10
3
10
9
11
5
12
1
12
7
13
3CSR Nilai Perusahaan
39 fUniversitas Kristen Petra
sehingga pelaporan CSR belum dihargai oleh investor. Hal ini didukung oleh
penelitian Nurhayati (2012), Wardoyo dan Veronica (2013), Suhartati et.al. (2011),
Retno dan Priantinah (2012).
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
Hasil penelitian untuk hipotesis kedua menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013. Shareholder
beranggapan bahwa ukuran perusahaan yang semakin besar maka biaya operasional
yang akan dikeluarkan juga akan semakin besar. Biaya operasional perusahaan
seperti biaya gaji, biaya perbaikan mesin dan perawatan aset tetap lainnya dan hal
ini akan berdampak terhadap penurunan laba perusahaan yang mengarah pada
ketidakefisiensian operasional perusahaan. Maka ukuran perusahaan yang semakin
besar akan berdampak negatif bagi perusahaan, hal ini dikarenakan shareholder
menganggap bahwa perusahaan tidak efisien dalam kegiatan operasionalnya.
Shareholder juga akan memberikan penilaian negatif terhadap perusahaan dan akan
berdampak terhadap menurunnnya harga saham. Harga saham perusahaan menurun
maka nilai perusahaan dimata investor juga akan menurun. Didukung oleh
penelitian Nurani dan Panji (2013), Sheng dan Cheng (2014), Hashemijoo dan
Ardekani (2014), Meryanti (2013).
3. Pengaruh Market Share terhadap Nilai Perusahaan
Hasil penelitian untuk hipotesis ketiga menunjukkan bahwa market share
signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar
di BEI tahun 2009-2013. Market Share menggambarkan posisi perusahaan dalam
sektor industrinya, market share yang tinggi maka posisi perusahaan dalam
sektornya lebih powerful, dan kemampuan penjualan tinggi. Penjualan yang tinggi
maka akan diikuti dengan meningkatnya laba perusahaan, sehingga resiko bagi
shareholder untuk tidak mendapatkan return juga rendah. Shareholder akan
memberikan penilaian positif pada perusahaan dan akan berdampak terhadap
meningkatnya harga saham perusahaan. Didukung oleh penelitian O’Regan (2002);
Jacobsen (1988); Blundell et.al.(1999).
4. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Nilai Perusahaan
40 fUniversitas Kristen Petra
Hasil penelitian untuk hipotesis keempat menunjukkan bahwa debt to equity
ratio tidak signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan
yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013. Hal ini dibuktikan dalam data pada
penelitian ini yang dijelaskan melalui grafik dibawah ini :
Gambar 4.2 Debt to Equity Ratio terhadap Nilai Perusahaan
(Sumber Data : Hasil Olahan Penulis)
Dari Gambar 4.2 dapat diketahui kenaikan dan penurunan DER tidak sama
dengan kenaikan dan penurunan nilai perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kenaikan atau penurunan pada nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh nilai DER.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi atau rendah utang yang dimiliki oleh
sebuah perusahaan tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan. Shareholder tidak
melihat tinggi rendahnya hutang yang dimiliki oleh perusahaan, hal ini dikarenakan
shareholder lebih memperhatikan bagaimana perusahaan menggunakan dana
hutang tersebut secara efektif dan efisien untuk mencapai nilai tambah bagi nilai
perusahaan. Maka besar kecilnya DER tidak menjadi pertimbangan bagi
shareholder terhadap nilai perusahaan. Didukung oleh penelitian Ogolmagai
(2013); Putra (2014); Gamayuni (2012); Alfredo et.al (2012).
0,0000
5,0000
10,0000
15,0000
20,0000
DER Nilai Perusahaan
Top Related