BAB 2 Ketentuan Teknis dan Bahan
PERENCANAAN PEMBUATAN JALAN DAN TAMAN
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 1
2.1 PASAL (I) RENCANA KERJA PELAKSANANAAN PEKERJAAN
2.1.1 Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
A. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa bersama-sama
dengan penyedia barang/jasa, perencana, pengawas teknis, suku dinas teknis
dan instansi terkait lainnya, terlebih dahulu menyusun rencana pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan surat perjanjian/kontrak.
B. Pengguna barang/jasa harus menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan
kontrak selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPMK.
C. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan
pekerjaan, adalah :
1) Organisasi kerja.
2) Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan.
3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan.
4) Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil.
5) Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan.
6) Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat
mengenai rencana kerja.a
7) Penyusunan program mutu proyek.
2.1.2 Penggunaan Program Mutu
A. Program mutu pengadaan barang/jasa harus disusun oleh penyedia
barang/jasa dan disepakati pengguna barang/jasa pada saat rapat persiapan
pelaksanaan kontrak dan dapat direvisi sesuai dengan kondisi lapangan.
B. Program mutu pengadaan barang/jasa paling tidak berisi :
1) Informasi pengadaan barang/jasa.
2) Organisasi Proyek, pengguna barang/jasa dan penyedia barang.jasa.
3) Jadwal pelaksanaan.
4) Prosedur pelaksanaan pekerjaan.
5) Prosedur instruksi kerja.
6) Pelaksana kerja.
2.1.3 Pemerikasaan Bersama
A. Pada tahap awal periode pada pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa
bersama-sama dengan penyedia barang/jasa melakukan pemeriksaan
bersama.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 2
B. Untuk pemeriksaan bersama ini, pengguna barang/jasa dapat membentuk
panitia peneliti pelaksanaan kontrak.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 3
2.2 PASAL (II) ORGANISASI PELAKSANA LAPANGAN
1) Untuk melaksanakan pekerjaan/proyek sesuai yang ditetapkan dalam surat
perjanjian/ kontrak, penyedia barang/jasa harus membuat organisasi
pelaksana lapangan, dengan pemberian tugas, fungsi, dan wewenang yang
jelas tanggung jawabnya masing-masing.
2) Penempatan personil harus proporsional dan sesuai dengan keahlian
bidang tugasnya masing-masing, sedangkan untuk tenaga-tenaga ahlinya
harus memenuhi ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku, sesuai dengan golongan, bidang dan kualifikasi perusahaan
penyedia barang/jasa yang bersangkutan.
3) Untuk Pelaksanaan Pekerjaan/Proyek penyedia barang/jasa menunjuk
penanggung jawab lapangan (Kepala Proyek), yang dalam penunjukannya
terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran.
4) Penyedia barang/jasa tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain
kepada wakil ataupun para penanggung jawab lapangan, di luar
pekerjaan/proyek yang bersangkutan.
5) Selama jam-jam kerja tenaga ahli/wakilnya atau para penanggung jawab
lapangan harus berada di lapangan pekerjaan kecuali berhalangan/sakit
dan Penyedia barang/jasa harus menunjuk/menempatkan penggantinya
apabila yang bersangkutan berhalangan.
6) Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan
yang telah ditetapkan, maka Pengguna Anggaran berhak memerintahkan
kepada Penyedia barang/jasa supaya segera mengganti dengan orang lain
yang ahli dan berpengalaman.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 4
2.3 PASAL (III) TENAGA KERJA LAPANGAN
1) Penyedia barang/jasa wajib mempekerjakan tenaga kerja trampil dan
berpengalaman, sesuai keahliannya dalam jumlah yang cukup sesuai
volume dan kompleksitas pelaksanaan pekerjaan.
2) Penyedia barang/jasa harus melaksanakan ketertiban, kebersihan,
kesehatan dan keamanan lokasi/pekerjaan, dengan menyediakan fasilitas
sarana dan prasarana memadai.
3) Penyedia barang/jasa harus menyediakan tempat tinggal yang memadai
dan tidak mengganggu lingkungan, untuk para tenaga kerja yang tinggal
sesmentara di lokasi pekerjaan/proyek.
4) Penyediaan tenaga kerja harus dilaporkan kepada pengguna barang/jasa,
dalam bentuk daftar tenaga kerja yang dilampiri identitas diri dan tanda
pengenal setiap tenaga kerja.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 5
2.4 PASAL (IV) TENAGA AHLI PELAKSANA DILAPANGAN
2.4.1 Daftar Personil
Pesonil Inti untuk Pekerjaan Tersebut Diatas Sekurang-kurangnya Terdiri dari:
NO JABATAN JUMLAH
PERSONI
L
PENDIDIDKA
N MINIMUM
SKA/SKT
MINIMU
M
PENGALAM
AN
MINIMUM
A. Tenaga Ahli
1 Project Manager 1 S1 Arsitek /
Sipil
SKA
MADYA
6
2 Site Manager ARS/SIPIL 1 S1 Arsitek /
Sipil
SKA
MADYA
4
5 TA. Sipil 1 S1 Sipil SKA MUDA 3
B. Terampil
1 Pelaksana Jalan 1 STM SKT 3
2 Drafter 1 STM / SMU SKT 3
C. Tenaga LAin
1 Sekertasris Proyek 1 D3 Ijazah, Ktp 3
2 Adm Proyek 1 SMU Ijazah, Ktp 3
3 Komputer 1 S1 Informatika Ijazah, Ktp 2
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 6
2.5 PASAL (V) KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA
2.5.1 Latar Belakang
1) Selama masa pekerjaan,kontraktor/ pemborong harus senantiasa memelihara
kebersihan di lokasi pekerjaan,setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu
diangkut dan dikumpulkan disuatu tempat yang sudah ditentukan.
2) Kontraktor/pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang
bersih,sehat dan cukup ditempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil
yang terlibat dalam proyek.
3) Kontraktor/pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat
pekerjaan.
4) Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama
masa pemeliharaan, kontraktor/pemborong bertanggung jawab atas
keselamatan dan keamanan pekerja,bahan dan peralatan teknis serta
konstruksi yang diserahkan kepada pemberi tugas.
5) Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan,maka kontraktor/ pemborong harus
bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
6) Selama pembangunan berlangsung,kontraktor/ pemborong wajib menyediakan
Alat Pelindung Diri (APD) atau alat keselamatan kerja (Peralatan K3) bagi para
pekerja,guna mengurangi resiko kecelakaan pada saat kerja.
7) Apabila terjadi kecelakaan, kontraktor/ pemborong secepat mungkin
memberitahukan kepada konsultan pengawas dan mengambil tindakan yang
perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.
8) Selama pembangunan berlangsung, kontraktor/pemborong wajib
menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (Fire Extinguiser) lengkap dan
siap pakai, dengan jumlah sekurang- kurangnya 4 (empat) buah
tabung.Masing-masing tabung berkapasitas 12 kg.
9) Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan
Menteri Tenaga Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men 1984 tanggal
27 Januari 1984 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33
tahun 1977 bagi tenaga kerja borongan Harian Lepas pada kontraktor maupun
induk maupun sub kontraktor yang melaksanakan proyek, pihak kontraktor/
pemborong yang sedang melaksanakan pembangunan/pekerjaan agar ikut
serta dalam program ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada
PEMBERI TUGAS.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 7
10) Pekerjaan kontruksi bangunan merupakan pekerjaan yang mengandung
potensi bahaya, sehingga dalam memberi perlindungan keselamatan
kerja kepad pekerja diperlukan syarat-syarat keslamatan dan kesehatan
kerja yang sangat tinggi. Tahapan dalam konstruksi bangunan berhubungan
dengan seluruh tahapan yang dilakukan di tempat kerja. Diantara tahapan
yang ada yakitu pekerjaan penggalian, pekerjaan pondasi, pekerjaan beton,
pekerjaan baja, dan pembongkaran.
Pekerjaan Baja. Bahaya yang timbul dari pekerjan pemasangan baja pekerja
dapat jatuh dari ketinggian tertentu dari permukaan tanah, terperosok,
tertimpa material bangunan.
Pembongkaran. Bahaya yang di timbulkan dari pembongkaran bangunan
adalah pekerja dapat tertimpa atau runtuhnya bangunan, terperosok dari
ketinggian tertentu dari permukaan tanah
2.5.2 Dasar Hukum
1) Undang-undang Dasar 1945.
2) Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 1/Men/1980 tentang K3 Konstruksi
Bangunan.
4) Surat keputusan besama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
No Kep174/Men/1986 dan No 104/Kpts/1986 tentang K3 Tempat Kegiatan
Kontruksi Bangunan.
2.5.3 Pengertian/Istilah
Istilah-istilah tentang K3 kontruksi dan sarana bangunan:
1) Kontruksi bangunan.
2) Tempat kerja kegiatan kontruksi bangunan.
3) Sarana bangunan.
4) Perancah bangunan.
5) Kontraktor.
6) Sub Kontraktor.
7) Pekerja Kontruksi beton.
8) Tahapan pekerjaan kontruksi bangunan, yang mengunakan bahan bangunan.
9) Pekerjaan konstruksi baja.
10) Pekerja penggali.
11) Pekerja Pondasi.
12) Wajib lapor pekerja konstruksi bangunan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 8
13) Kepala proyek.
14) Scaffolder adalah pekerja pemasang, penguna dan pembongkar perancah.
15) Safety officer adalah pekerja yang melaksanakan K3 di bidang konstrusi
bangunan.
16) Ahli K3 kontruksi.
17) Instalasi: lift orang, lift barang, listrik, penyalur petir, plambing, tata udara
Penanganan bahan.
2.5.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi dan Sarana Bangunan
Dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja pada tempat proyek atau konstruksi,
para pelaksana konstruksi wajib melaksanakan syarat-syarat teknis keselamatan
dan kesehatan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
A. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Konstruksi
1) Pekerjaan Penggalian
Ketentuan Umum :
Stabilitas tanah harus diuji dahulu sebelum dilakukan penggalian.
Melakukan pemeriksaan atas segala instalansi bawah tanah.
Prasarana umum harus dimatikan atau diputuskan alirannya,
apabila tidak bisa maka prasarana tersebut harus dipagari, ditarik
ke atas atau dilindungi.
Tanah harus dibersihkan dari pohon, batu besar dan rintangan lain.
Lokasi penggalian harus diperiksa secara teliti setelah pekerjaan
terputus melebihi.
hari, setelah setiap peledakan, ada longsoran, ada kerusakan pada
konstruksi penyangga dan hujan lebat.
Jalan keluar masuk yang aman.
Dilarang bekerja di tanah lepas yang kemiringannya terlalu terjal.
Harus ada konstruksi penyangga yang cukup.
Ada penerangan yang cukup.
Galian bebas dari air.
Ada jalan keluar untuk menyelamatkan diri.
Tidak ada yang diizinkan masuk ruang bawah tanah yang belum
diuji bebas gas.
Pengujian gas harus dilengkapi dengan sabuk pengaman, tali
penyelamat dan alat- alat pernapasan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 9
Ventilasi mekanis harus disediakan.
Tindakan penceghan harus diambil untuk melindungi
runtuhnya bangunan.
Persyaratan K3 pada pekerjaan penggalian :
Tepi penggalian atau saluran harus dibuat dengan kemiringan
tertentu, biasanya 45 derajat.
Penggalian diatas 1,2 m harus dipasang perancah bai yang terbuat
dari kayu.
Penggalian tidak boleh dilakuakn pada batas bangunan atau suatu
struktur.
Material dan peralatan harus diletakkan berjauhan dari pinggir
galian.
Tanah hasil galian atau sampah galian tidak diletakkan di tepi galian
Meletakkan Stopblock di lokasi tempat kendaraan menurunkan
material ke dalam galian.
Tersedia penerangan yang cukup.
Pekerja harus diinformasikan secara jelas tentang prosedur
penggalian.
Menggunakan pelindung kepala dan kaki saat penggalian
berlangsung.
Melakukan koordinasi dengan instansi lain mengenai instalansi
llistrik, gas, air dsb.
Tidak menggunakan alat penggalian mesin (excavator) pada jarak
50 cm dari pipa gas.
2) Pekerjaan Pondasi
Persyaratan Umum :
Mesin pemancang harus ditumpu oleh dasar yang kuat, diberi tali
atau rantai penguat secukupnya dan tidak boleh digunakan di dekat
jaringan listrik.
Lantai kerja dan tempat kerja operator harus terlindungi dari cuaca.
Saluran uap atau udara harus dibuat dari pipa baja atau
semacamnya.
3) Pekerjaan Beton
Persyaratan Umum :
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 10
Konstruksi beton bertulang yang berat untuk kerangka atap dan
kerangka atas lainnya harus didasarkan pada gambar rencana.
Selama pembangunan harus dicatat data sehari-hari
mengenai kemajuan pembangunan, termasuk data yang
mempengaruhi kekuatan beton menurut waktunya.
4) Pekerjaan Konstruksi Baja
Persyaratan Umum :
Penjaminan keselamatan pekerja dengan penyediaan dan
pemakaian tangga, gang, peralatan kerja tetap, pelataran kerja,
tali pengaman dan sabuk pengaman serta jaring pengaman.
Kerangka baja yang sedang dipasang harus disangga dan dikopel
secukupnya
B. Keselamatan dan Kesehatan Sarana Bangunan
1) Perancah
Peraturan Umum :
Perancah harus dibuatkan untuk semua pekerjaan yang tidak
bias dikerjakan secara aman dalam ketinggian.
Perancah hanya dapat dibuat dan dirubah oleh pengawas yang ahli.
2) Pelataran Tempat Kerja
Peraturan Umum :
Semua perancah harus dilengkapi dengan platform untuk bekerja.
Pelataran paling sedikit dari tepi luarnya berjarak 60 cm dari sisi
dinding bangunan.
Penyediaan tempat yang bebas dari rintangan dan timbunan.
Pelataran bekerja harus menggunakan papan pengaman kakai
berukuran tebal min 2,5 cm dan lebar min 15 cm.
Harus benar-benar berkonstruksi kuat.
2.5.5 Pengawasan K3 Konstruksi dan Sarana Bangunan
A. Wajib Lapor Pekerjaan/Proyek Konstruksi Bangunan
Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib
dilaporkan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk.
B. Akte Pengawasan Ketenagakerjaan Proyek Konstruksi Bangunan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 11
1) Pengertian
Terdiri dari: data pelaksana konstruksi/pengawas-perencana konstruksi,
data teknis proyek, berita acara pemeriksaan, kartu pemeriksaan dan
lembaran pemeriksaan.
2) Batasan
Tempat kerja/pekerjaan konstruksi bangunan dengan waktu proyek 6
bulan atau lebih harus diterbitkan akte ini dan akte harus diserahkan
Pelaksana Konstruksi kepada Pemberi Tugas/Pemilik setelah proyek selesai.
3) Pengesahan Akte
Setelah meneliti wajib lapor pekerjaan proyek/konstruksi bangunan.
Melakukan pemeriksaan K3 proyek oleh pengawas spesialis K3
konstruksi.
Menerbitkan akte pengawasan.
Melakukan pemeriksaan berkala, sampai proyek selesai.
2.5.6 Perancah
Perancah adalah pelataran kerja atau platform yang dibuat sementara dan
digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan kerja.
Jenis-jenis perancah:
1) Perancah frame.
2) Perancah kayu bulat.
3) Perancah pipa.
4) Perancah tiang tunggal dengan lantai kerja menggunakan plat.
5) Perancah tiang tunggal dengan bracket.
6) Perancah bergerak.
7) Perancah kuda-kuda.
8) Perancah persegi.
9) Perancah gantung.
10) Perancah tupang sudut.
11) Perancah mekanik.
Yang harus diperhatikan dalam keselamatan kerja perancah:
1) Pemeriksaan dan pengujian
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 12
Merupakan proses riksa dan uji secara sistematis terhadap keadaan fisik dari
suatu objek konstruksi bangunan perancah, yang bertujuan untuk menilai
kelayakan kondisi perancah.
2) Pengesahan
Setiap perancah yang digunakan harus memiliki pengesahan penggunaan
perancah dari Kantor Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kota/Kabupaten
setempat, tetapi sebelumnya harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian:
Pemeriksaan pertama
Terdiri dari pemeriksaan dokumen teknik dan pemeriksaan lapangan
Pemeriksaan berkala
2.5.7 Plumbing/Pemipaan
A. Fungsi instalansi plambing:
1) penyediaan air bersih.
2) membuang air kotor.
B. Jenis-jenis plambing:
1) Instalansi plambing air bersih.
2) Instalansi plambing air kotor.
3) Instalansi plambing air hujan.
C. Pemeriksaan dan pengujian
Objek pemeriksaan dan pengujian adalah instalansi pipa penyalur, tangki,
hydrostos, alat- alat perlengkapan dan pengaman.
D. Pengesahan
Sebelum instalansi plambing dipakai, pemilik mengajukan permohonan
pengesahan penggunaan kepada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota.
Sebelum dikeluarkan pengesahan, harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian
pertama.
2.5.8 Penanganan Bahan
Ada beberapa jenis untuk menangani bahan baik dalam mengangkut,
mengangkat, memindahkan maupun menyimpan bahan. Penanganan bahan dapat
berjalan dengan aman dan selamat jika dilakukan sesuai dengan prosedur yang
berlaku, termasuk juga cara penyimpanannya.
Cara menyimpan atau menempatkan material tersebut harus disesuaikan
dengan jenis material dan tanda-tanda khusus yang diperlukan harus dipasang
2.5.9 Peralatan Bangunan
A. Instalansi lift barang.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 13
B. Instalansi lift orang.
C. Instalansi listrik.
D. Instalansi penyalur petir.
E. Instalansi tata udara.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 14
2.6 PASAL (VI) BAHAN DAN PERALATAN
A. Bahan, peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dalam surat perjanjian/kontrak, adalah harus disediakan oleh
penyedia barang/jasa.
B. Bahan/Material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, adalah :
1) Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
2) Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat
perjanjian/kontrak, RKS, gambar dan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan.
3) Sebelum digunakan/dipasang harus diajukan contoh atau brosur setiap
bahan dan peralatan tersebut untuk mendapatkan persetujuan dari
pengguna barang/jasa.
4) Pengguna barang/jasa berhak melakukan pengujian dan menolak terhadap
bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
apabila ternyata tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan yang
ditetapkan.
C. Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang/jasa harus segera
disingkirkan dari lokasi/lapangan proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak
tanggal penolakan dilakukan.
D. Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan/terpasang belum atau
telah mendapat persetujuan, ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau
spesifikasi teknis yang dipersyaratkan, maka penyedia barang/jasa wajib
mengganti/memperbaiki dengan beban biaya sendiri dan tidak berhak
menuntut ganti rugi.
E. Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak didapat lagi
di pasaran, maka penyedia barang/jasa segera mengajukan bahan dan
peralatan pengganti yang setara dan mendapatkan persetujuan tertulis dari
pengguna barang/jasa. Prosedur penggantian harus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
F. Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat (5) di atas tidak
dapat dijadikan alasan untuk keterlambatan pekerjaan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 15
G. Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan di lokasi/lapangan proyek,
adalah menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa termasuk tempat dan
cara penyimpanannya harus tertib dan tidak mengganggu mobilisasi kerja di
lapangan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 16
2.7 PASAL (VII) PERALATAN PELAKSANA DILAPANGAN
2.7.1 Daftar Peralatan
Peralatan Utama Yang harus Disediakan Untuk Pekerjaan Ini Sekurang-kurangnya
NO NAMA PERALATAN VOLUME KAPASITAS
MINIMUM
1 Truck 1 unit 3 m³
2 Pick up 1 unit 1 m³
3 Theodolite 1 unit
4 Stamper 1 unit 300 Mpa
5 Perlatan K3 100 set 100 set
6 Compresor 1 unit
7 Waterpass 1 unit
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 17
2.8 PASAL (VIII) MOBILISASI
A. Mobilisasi Meliputi :
1) Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
2) Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium,
bengkel, gudang, dan sebagainya.
3) Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan.
4) Mobilisasi peralatan terkait dan personil penyedia barang/jasa dapat
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
B. Mobilisasi paling lambat harus sudah dimulai dilaksanakan dalam waktu 30
(tiga puluh) hari kalender sejak diterbitkan SPMK.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 18
2.9 PASAL (IX) JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. Penyedia barang/jasa wajib membuat jadual pelaksanaan pekerjaan secara
rinci,yang terdiri dari :
1) Time schedule dalam bentuk bar-chart, dilengkapi dengan perhitungan
kemajuan bobot untuk setiap minggunya.
2) Pada time schedule dilengkapi pula dengan kurva “S”.
3) Untuk pelaksanaan pekerjaan/proyek yang memiliki kompleksitas tinggi
harus dilengkapi dengan network planning.
B. Jangka waktu jadual pelaksanaan sesuai dengan yang dinyatakan dalam surat
perjanjian/kontrak.
C. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dibuat secara lengkap dan menyeluruh
mencakup seluruh jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, yang dapat
menggambarkan antara rencana dan realisasinya.
D. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kerja setelah penandatanganan surat perjanjian/kontrak, untuk
dapat diperiksa/disetujui oleh pengawas teknis dan disahkan oleh pengguna
barang/jasa.
E. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada di lokasi/lapangan selama
masa pelaksanaan pekerjaan dan salah satunya ditempel di ruangan rapat
proyek.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 19
2.10 PASAL (X) LAPORAN HASIL PEKERJAAN
2.10.1 Laporan Harian
A. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan,
seluruh aktifitas kegiatan pekerjaan di lapangan dicatat di dalam buku harian
lapangan (BHL) sebagai laporan harian pekerjaan berupa rencana dan realisasi
pekerjaan harian.
B. Buku Harian Lapangan (BHL) berisi :
1) Kuantitas dan macam bahan yang berada di lapangan.
2) Penempatan tenaga kerja untuk tiap dan macam tugasnya.
3) Jumlah, jenis, dan kondisi peralatan.
4) Kuantitas dan kualitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
5) Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.
6) Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
C. Buku Harian Lapangan (BHL) disiapkan dan disi oleh penyedia barang/jasa,
dan diperiksa oleh pengawas teknis dan dilengkapi catatan instruksi-instruksi
dan petunjuk pelaksanaan yang dianggap perlu dan disetujui oleh pengguna
barang/jasa.
D. Penyedia barang/jasa harus mentaati dan melaksanakan selaku pelaksana
proyek, terhadap instruksi, arahan dan petunjuk yang diberikan Pengawas
Teknis dalam Buku Harian Lapangan (BHL).
E. Jika Penyedia barang/jasa tidak dapat menerima / menyetujui pendapat /
perintah pengawas harus mengajukan keberatan-keberatan secara tertulis
dalam jangka waktu 3 x 24 jam.
F. Penyedia barang/jasa harus memperbaiki atas beban biaya sendiri terhadap
pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, tidak sempurna dalam pelaksanaannya
atas kemauan inisiatif sendiri atau yang diperintahkan oleh pengawas teknis
maupun Pemimpin Proyek.
2.10.2 Laporan Mingguan
Laporan minggguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan
harian dan berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta
hal-hal penting yang perlu dilaporkan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 20
2.10.3 Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan
mingguan dan berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta
hal-hal penting yang perlu dilaporkan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 21
2.11 PASAL (XI) FOTO PROYEK
A. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, pengguna barang/jasa dengan
menugaskan kepada penyedia barang/jasa, membuat foto-foto dokumentasi
untuk tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
B. Foto proyek dibuat oleh penyedia barang/jasa sesuai petunjuk Pengawas
Teknis, disusun dalam 4 (empat) tahapan disesuaikan dengan tahapan
pembayaran angsuran tetapi tidak termasuk masa pemeliharaan, yaitu
sebagai berikut :
Tahap I Bobot
0% - 25%
Papan nama proyek, keadaan lokasi, galian
pondasi dan pasangan pondasi
Tahap II Bobot
25% - 50% Pekerjaan Struktur/Konstruksi
Tahap III Bobot
50% - 75% Pekerjaan Finishing
Tahap IV Bobot
75% - 100%
Pekerjaan Finishing/Detail/Seluruh
Pekerjaan Selesai
C. Foto proyek tiap tahapan tersebut di atas dibuat 5 (lima) set dilampirkan pada
saat pengambilan angsuran sesuai dengan tahapan angsuran, yang masing-
masing adalah untuk :
1) Untuk proyek/pekerjaan yang diawasi oleh konsultan:
Satu set untuk Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Curug.
Satu set untuk Pengguna Anggaran.
Satu set untuk Penyedia Barang/Jasa.
Satu set untuk Konsultan selaku Pengawas Teknis.
2) Untuk proyek/pekerjaan yang diawasi oleh Dinas Tata Kota, Bangunan dan
Pemukiman Pemerintah Daerah Kota Administrasi yang bersangkutan :
Satu set untuk Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Curug.
Satu set untuk Pengguna Anggaran.
Satu set untuk Penyedia Barang/Jasa.
Satu set untuk Konsultan selaku Pengawas Teknis.
D. Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai
dengan petunjuk Pengawas Teknis atau Pengguna Anggaran.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 22
E. Foto setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat,
dan penempatan dalam album disahkan oleh Pengguna Anggaran, untuk teknis
penempelan/penempatan dalam album ditentukan oleh Pengawas Teknis.
F. Khusus untuk pemotretan pada kondisi keadaan kahar/memaksa force majeure
diambil 3 (tiga) kali.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 23
2.12 PASAL (XII) PERBEDAAN UKURAN
A. Jika terdapat perbedaan ukuran yang ditulis dengan angka dengan ukuran
yang ditulis dengan skala, maka ukuran yang dipakai adalah ukuran yang
ditulis dengan angka.
B. Jika merasa ragu-ragu tentang ukuran harus segera meminta petunjuk
Pengawas Teknis atau Perencana.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 24
2.13 PASAL (XIII) SARANA PENUNJANG PROYEK
A. Kepada penyedia barang/jasa diwajibkan membuat/mendirikan bangunan
sementara seperti, los kerja bangsal/direksi keet yang cukup luas dan lain-lain
yang diperlukan. Penyedia barang/jasa juga harus menyediakan perlengkapan
ruang kerja Pengguna Anggaran dan Pengawas Teknis, dengan jumlah sesuai
kebutuhan
B. Penempatan sarana bangunan sementara harus dibuatkan perencanaannya
oleh penyedia barang/jasa, serta terlebih dahulu dan mendapatkan
persetujuan Pengguna Anggaran.
C. Sarana penunjang Direksi keet/gudang/bedeng sementara pagar pengaman
dan perlengkapannya serta pompa kerja, adalah merupakan sarana penunjang
dalam pelaksanaan proyek dan merupakan barang yang dipakai habis pada
saat setelah pekerjaan selesai.
D. Pada prinsipnya penyedia barang/jasa harus menyediakan peralatan kerja
pembantu yaitu : air, aliran listrik, pompa air, beton molen, vibrator, alat-alat
pemadam kebakaran, dll..
E. Untuk segala kebutuhan/keperluan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan,
sekalipun tidak disebut dan dinyatakan dalam peraturan dan syarat-syarat
(RKS) maupun dalam gambar tetap menjadi tanggung jawab penyedia
barang/jasa.
F. Untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksud, tanah dan halaman akan diserahkan
kepada penyedia barang/jasa dalam keadaan sedemikian rupa, dengan
ketentuan jika pelaksanaan pekerjaan telah selesai, segala kerusakan yang
terjadi di atas tanah/halaman akibat pelaksanaan seperti kerusakan
saluran/got, tanaman dan lain sebagainya harus diperbaiki kembali seperti
keadaan semula atas tanggungan penyedia barang/jasa yang bersangkutan.
G. Setelah penyedia barang/jasa mendapat batas-batas daerah kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) pasal ini, maka penyedia barang/jasa
harus bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya
meliputi :
1) Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang
disengaja maupun tidak disengaja.
2) Penggunaan sesuatu yang salah/keliru
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 25
3) Kehilangan-kehilangan
H. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut di atas penyedia barang/jasa
diizinkan untuk mengadakan pengamanan pelaksanaan proyek pembangunan
setempat, antara lain penjagaan, penerangan pada malam hari dan
sebagainya.
I. Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pekerjaan pembersihan yaitu segala
macam kotoran bekas-bekas bongkaran dan alat-alat lainnya, harus segera
diangkut atas persetujuan Pengawas Teknis/Pengguna Anggaran.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 26
2.14 PASAL (XIV) PAPAN NAMA PROYEK
A. Pemasangan papan nama proyek sebagaimana diatur pada pasal ini
dipancangkan di lokasi proyek pada tempat yang mudah dilihat umum.
B. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan
pekerjaan dan dicabut kembali setelah mendapat persetujuan Pengguna
Anggaran.
C. Petunjuk bentuk papan nama proyek, ukuran, isi dan warnanya diatur dalam
peraturan pemerintah daerah yang berlaku.
D. Bentuk dan ukuran papan nama proyek fisik ditetapkan sebagai berikut :
1) Papan nama proyek dibuat multiplek tbl. 9 mm dengan ukuran 60x90 cm
(finish digital printing).
2) Papan nama dipasang pada tiang kaso ukuran 5/7 cm dengan ketinggian
disesuaikan kondisi lapangan.
3) Jenis tulisan memakai huruf cetak, tulisan dan garis warna hitam.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat | 2 - 27
60
cm
90 cm
Logo
STPI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Unit
:………………………………………….
Logo
unit
Nama
Kegiatan
Kode
Rekening
Tahun
Anggaran
Volume
Biaya
No SPMK
: ………………………………………..
: ………………………………………..
: ………………………………………..
: ………………………………………..
: ………………………………………..
: ………………………………………..
: ………………………………………..
: ………………………………………..
: ………………………………………..
Perencana : …………….
Pengawas :……………..
Spesipikasi Umum Proyek :
………………………………
Pelaksana
: ………………………………………..
: ………………………………………..
: ………………………………………..
: ………………………………………..
: ………………………………………..
Mulai :…………………
PT/CV
NOMOR
TDR
Kualifikasi
Alamat
Selesai :…………………
Masayarakat dapat Menyampaikan Informasi
Direksi :…..……………
Telp/Fax :………………..
Kepada
Telp/fax
: ………………………………………..
: ………………………………………..
Top Related