936
OPINI
CDK-211/ vol. 40 no. 12, th. 2013
PENDAHULUAN
Osteoartritis (OA) adalah suatu penyakit sendi
degeneratif yang paling sering ditemukan;
prevalensinya meningkat dramatis dengan
bertambahnya harapan hidup masyarakat.1
Meskipun tidak menyebabkan kematian,
OA merupakan penyakit yang dapat
mengganggu kualitas hidup, baik dalam
bekerja maupun dalam melakukan kegiatan
sehari-hari. Oleh karena itu, banyak sekali
penelitian dilakukan untuk mencari terapi
yang paling efektif, aman, dan bahkan
mampu mengembalikan proses degenerasi
pada OA.2
Glukosamin, kondroitin sulfat, dan
Metilsulfonilmetana (MSM) termasuk suplemen
diet paling laris di Amerika Serikat dengan
angka penjualan mencapai sekitar $810 juta
pada 2005.2 Glukosamin sulfat, kondroitin sulfat,
dan MSM dipercaya dapat memperlambat
progresivitas perubahan struktur anatomis
sendi pada osteartritis lutut dan mengkontrol
progresivitas gejala OA; tetapi penelitian GAIT
membuktikan sebaliknya, ketiga zat tersebut
tidak menghasilkan perbedaan bermakna
sebagai symptom-modifying dan structure-
modifying drugs.3-6
Meskipun banyak kontroversi mengenai
glukosamin, kondroitin sulfat dan MSM,
dalam praktek sehari-hari obat-obat tersebut
masih banyak diresepkan. Harga obat yang
mahal membuat pasien atau konsumen
menghabiskan biaya cukup besar dan
membebani asuransi kesehatan. Di Indonesia
glukosamin masuk dalam daftar obat yang
dijamin dalam asuransi kesehatan.
PEMBAHASAN
Osteoartritis
Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif,
kronis, progresif, umumnya mengenai sendi
weight-bearing. OA adalah bentuk artritis yang
paling sering ditemukan dan prevalensinya
meningkat dramatis dengan bertambahnya
usia.1 OA dapat memiliki berbagai gejala
klinis, di antaranya nyeri, rentang gerak yang
berkurang dan dapat meningkatkan disabilitas
penderitanya. OA menjadi penyebab utama
disabilitas di Amerika Serikat. Angka kejadian
OA di Amerika Serikat adalah 20 juta orang,
dan diperkirakan akan meningkat sampai 20
kali lipat dalam 20 tahun.2
Analgesik, seperti parasetamol dan NSAID
(nonsteroid antiinfl ammatory drug), paling
sering digunakan sebagai obat penahan nyeri
kasus OA; NSAID dinyatakan lebih unggul
untuk mengatasi nyeri dalam jangka pendek.
Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa
keberhasilan NSAID mengatasi nyeri berkaitan
dengan cyclooxygenase-2 inhibitor memiliki
efi kasi sedang jika dibandingkan dengan
risiko efek samping pada penggunaan jangka
panjang; obat ini dapat menyebabkan efek
samping gastrointestinal dan kardiovaskular,
tanpa mempengaruhi penyebab nyeri yang
berasal dari kerusakan tulang rawan sendi.7
Manfaat Glukosamin, Kondroitin, dan Metilsulfonilmetanapada Osteoartritis
Cynantya KardimanStaf ICTEC Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia
Alamat korespondensi email: [email protected]
ABSTRAK
Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif yang paling sering ditemukan dan mengganggu kualitas hidup. Banyak penelitian
dilakukan untuk mencari terapi yang paling efektif, aman, dan bahkan mampu mengembalikan proses degenerasi pada OA. Di Indonesia, telah
banyak dokter meresepkan glucosamine sulfate, chondroitin sulfate, dan MSM yang dipercaya dapat memperlambat progresifi tas perubahan
struktur anatomis sendi pada osteartritis walau masih banyak kontroversi mengenai efektivitasnya. Harga obat membuat pasien atau konsumen
menghabiskan biaya pengobatan cukup besar dan membebani biaya asuransi kesehatan.
Kata kunci: glukosamin sulfat, kondroitin sulfat, metilsulfonilmetana (MSM), osteoarthritis (OA)
ABSTRACT
Osteoarthritis (OA) is the most often degenerative disease found and impaired quality of life. Many experiments have been conducted to fi nd
most eff ective, safe therapy and can recover the degenerative process in OA. In Indonesia, many medical doctors prescribed glucosamine sulfate,
chondroitin sulfate, dan MSM though there are still controversies regarding their eff ectiveness. The price of the drugs made additional burden
to patient, family and health care insurance. Cynantya Kardiman. The Benefi ts of Glucosamine, Chondroitin, and Methylsulfonylmethane
in Osteoarthritis.
Keywords : chondroitin sulfate, glucosamine sulfate, methylsulfonylmethane (MSM), osteoarthritis (OA)
937
OPINI
CDK-211/ vol. 40 no. 12, th. 2013
inti aggrekan dan mRNA, juga penurunan
matrix metalloproteinase-3. mencegah
produksi interleukin1 (IL-1), stimulasi
prostaglandin E. 6
Kondroitin
Kondroitin merupakan glikosaminoglikan
yang diperlukan untuk pembentukan
proteoglikan di tulang rawan sendi.
Kondroitin memiliki struktur hidrofi lik,
makromolekul polisakarida dalam bentuk
gel yang memfasilitasi rawan sendi untuk
menyerap air dalam jumlah banyak sehingga
menyebabkan sendi dapat bersifat seperti
bantalan.10 Kondroitin dipercaya memperbaiki
fungsi sendi dengan meningkatkan
sintesis endogen dan mencegah degradasi
enzimatik glikosaminoglikan. Penelitian klinis
mendukung pemberian obat oral kondroitin
sulfat untuk penyakit degeneratif sendi,
baik sebagai obat untuk mengurangi nyeri
sekaligus mengurangi penggunaan NSAID. 10
Bentuk kondroitin terbanyak di dalam jaringan
sendi adalah kondroitin sulfat A (Kondroitin-
4-sulfat) dan kondroitin sulfat C (Kondroitin-6-
sulfat).
Dosis yang direkomendasikan untuk
kondroitin adalah sebesar 800 sampai 1200
mg per hari.10 Mayoritas dosis oral kondroitin
Karena terapi medis OA hanya memiliki efi siensi
sedang, dan merupakan terapi jangka pendek
untuk pain control, pengembangan obat-obat
lain yang dapat mengatasi nyeri dalam jangka
panjang dan memperbaiki kerusakan tulang
rawan sendi akibat hilangnya tulang rawan
hialin pada OA dewasa ini menarik dilakukan1.
Obat-obat terapi OA diklasifi kasikan menjadi
symptom-modifying dan structure-modifying.
Sampai saat ini belum ada obat yang terbukti
structure-modifying dalam penyakit OA,
namun penelitian terus dilakukan untuk
mencari senyawa yang dapat memiliki efek
lain selain mengatasi nyeri. Senyawa ini dalam
pemakaian jangka panjang diharapkan dapat
memiliki efek lain yang lebih menguntungkan
daripada NSAID dalam mengatasi kerusakan
struktur sendi, berlawanan dengan efek NSAID
yang dapat meningkatkan progresi kerusakan
sendi.5
Glukosamin
Glukosamin (2-amino-2-deoxi-β-d-gluko-
piranosa), merupakan zat yang normal
ditemukan di matriks tulang rawan sendi dan
cairan sendi manusia. Glukosamin merupakan
prekusor utama untuk biosintesis berbagai
makromolekul seperti asam hialuronat,
proteoglikan, glikosaminoglikan (GAGs),
glikolipid, dan glikoprotein. Glukosamin
terdapat di hampir semua jaringan lunak
dalam tubuh manusia, konsentrasi tertinggi
di tulang rawan.1
Pada kartilago sehat, glikosaminoglikan
memiliki muatan negatif sehingga dapat
mengikat molekul air (H2O). Dengan
berjalannya usia yang menyebabkan proses
degenerasi, rantai samping glikosaminoglikan
berkurang, menghilangkan kemampuan
tulang rawan untuk mengikat air, yang pada
akhirnya mengganggu hidrasi tulang rawan
tersebut.6
Glukosamin secara struktural merupakan
basa lemah, sehingga sediaan glukosamin
yang beredar harus distabilkan dalam
bentuk garam. Glukosamin ditemukan dalam
berbagai bentuk, antara lain glukosamin sulfat,
hidroklorida, N-asetilglukosamin, atau garam
klorohidrat, dan isomer dekstraoratorik.8
Sediaan oral yang paling banyak ditemukan
di pasaran adalah dalam bentuk glukosamin
hidroklorida (HCl) dan cocrystals atau
coprecipitates glukosamin sulfat dengan
kalium atau natrium klorida. 6
Dosis harian glukosamin bervariasi antara
berbagai sediaan. Peningkatan kadar
glukosamin yang diberikan secara oral pada
sinovium terjadi selama 12 jam; absorbsi
glukosamin oral pada usus adalah sebesar
90%, tetapi fi rst pass metabolisme di hati
menyebabkan bioavailabilitas glukosamin
turun sampai 44%. 9
Mekanisme efek kondroprotektif glukosamin
yang mungkin adalah stimulasi langsung
kondrosit, memasukkan sulfur ke dalam
tulang rawan sendi, dan perlindungan
terhadap proses degenerasi tubuh dengan
cara mengubah ekspresi genetik.6
Secara molekuler penggunaan glukosamin
menyebabkan peningkatan signifi kan protein Gambar 1 Struktur Kimia Glucosamine6
Gambar 3 Struktur Biokimia Kondroitin10
Gambar 2 Struktur kimia dari (A) Glukosamin HCl, (B) Glukosamin sulfat, (C) Glukosamin sulfat- natrium klorida kopresipitat.1
938
OPINI
CDK-211/ vol. 40 no. 12, th. 2013
sulfat dihidrolisis menjadi monosakarida di
saluran cerna, hanya sejumlah kecil dari di-,
oligo-, dan polisakarida yang dapat melewati
proses pencernaan di usus dan diserap ke
dalam aliran darah dan sendi.8-10
Mekanisme kerja kondroitin sulfat adalah
dengan meningkatkan konsentrasi GAG
sendi dan meningkatkan viskositas cairan
sendi. Penyembuhan struktur sendi dan
pengembalian fungsi merupakan akibat dari:
(1) peningkatan sintesis asam hialuronat
endogen dan glikosaminoglikan sulfat
dari kondroitin sulfat, dan (2) berkurangnya
pemecahan glikosaminoglikan sendi akibat
menurunnya aktivitas collagenolitic dan
inhibisi enzim seperti phospholipase A2
dan N-asetilglukosamineidase; kedua enzim
tersebut memiliki kemampuan mendegradasi
glikosaminoglikan yang ada di sendi.10
Methylsufonylmethane
Methylsulfonylmethane (MSM) merupakan
bentuk teroksidasi dari dimetil-sulfoksida
(DSMO), yang merupakan sebuah sediaan
organik sulfur. MSM memiliki sifat analgetik,
memblokir proses infl amasi dan meningkatkan
aktivitas kortisol, sebuah hormon anti
infl amasi yang secara alamiah dibentuk di
dalam tubuh. MSM telah diteliti untuk dapat
menggantikan sulfur yang hilang pada proses
artritis. Kadar sulfur pada tulang rawan yang
mengalami artritis adalah sepertiga dari kadar
sulfur tulang rawan normal. Dosis optimal
MSM tidak diketahui, tetapi dosis 1-2 gram
dalam dua dosis sehari adalah dosis yang
direkomendasikan.11
DISKUSI
Beberapa penelitian klinis yang menyelidiki
terapi glukosamin untuk OA, menggunakan
preparat glukosamin sulfat produksi
perusahaan farmasi, cenderung menghasilkan
efek positif glukosamin terhadap OA, tetapi
simpulan ini cenderung ditolak karena jumlah
sampel terlalu sedikit, randomisasi tidak
adekuat, tidak ada prinsip intention to treat,
dan bias akibat dipengaruhi sponsor. Dua
uji klinis skala besar pernah dilakukan untuk
menilai fungsi glukosamin sulfat terhadap
gejala dan perubahan radiologis OA.
Penelitian pertama mengevaluasi 212 pasien
OA lutut selama 3 tahun secara acak, salah
satu grup menerima 1500 mg glukosamin
sulfat, dan grup lainnya plasebo.7 Penelitian ini
menemukan perbedaan bermakna kualitas
nyeri dan fungsi antara kelompok plasebo
dengan kelompok glukosamin, terdapat 11,7 %
reduksi indeks WOMAC dibandingkan plasebo,
tetapi tidak terdapat perbedaan dalam
penilaian kekakuan sendi. Indeks WOMAC
(Western Ontario and McMaster Universities)4
merupakan salah satu kuesioner yang paling
umum digunakan dalam penelitian klinis
untuk menilai derajat nyeri dan kekakuan,
serta gangguan fungsional yang disebabkan
Osteoartritis. Dalam penelitian ini ditemukan
juga pengurangan penyempitan ruang sendi
dibandingkan kelompok plasebo, seperti
yang ditunjukkan hasil radiografi weight-
bearing anteroposterior (0.06 mm versus 0.31
mm). kedua perbedaan tersebut bermakna
secara statistik; tetapi belum ada korelasi
antara perbaikan gejala dengan penemuan
radiografi s.12
Pada percobaan serupa yang dilakukan tahun
2002 di Prague, Czech, 202 pasien Osteoartritis
sendi lutut diberi plasebo atau 1500 mg
glukosamin dan diikuti selama 3 tahun.6 Studi
kedua ini melaporkan perbedaan bermakna
derajat nyeri, fungsi, derajat kekakuan pada
grup yang diberi glukosamin. Terdapat
perbaikan berarti pada grup glukosamin
(26%), dibandingkan dengan grup plasebo
(16%) dengan menggunakan skor WOMAC
sebagai tolok ukur dan bukti radiografi yang
menunjukkan berkurangnya penyempitan
ruang antar sendi pada kompartemen sendi
medial (rerata penambahan 0.04 mm vs 0.19
mm pada penyempitan ruang antar sendi).6-7
Pada akhir tahun 1990, National Institutes of
Health (NIH) di Amerika Serikat mensponsori
penelitian klinis multicenter, double-
blind, placebo- dan celecoxib-controlled,
untuk menilai efektivitas dan keamanan
glukosamin dan kondroitin sulfat baik
sebagai monoterapi dan sebagai kombinasi
terapi OA sendi lutut. Penelitian terbesar
yang melibatkan 1583 orang pasien, The
Glukosamin/Kondroitin Artritis Intervention
Trial7 (GAIT) meneliti pasien OA lutut, untuk
menerima glukosamin HCI 1500 mg per
hari, natrium kondroitin sulfat 1200 mg per
hari, dan kombinasinya dengan celecoxib
200 mg per hari atau plasebo. Penelitian
ini dilakukan scara double blind selama
24 minggu. Para peneliti GAIT 2006 tidak
dapat menarik simpulan apakah glukosamin
berguna untuk terapi OA. Hasil penelitian
tersebut adalah penurunan 2 0% skor
WOMAC dalam 24 minggu, dibandingkan
dengan sebelum terapi. Pada penelitian
ini, disimpulkan bahwa bila dibandingkan
plasebo, terapi glukosamin saja dan atau
kombinasinya dengan kondroitin tidak
menurunkan kualitas nyeri secara signifikan
setelah 6 bulan terapi, pada pasien OA
lutut. Para peneliti menyatakan bahwa
kombinasi glukosamin dan kondroitin
efektif bagi pasien subgroup nyeri lutut
hebat. Penemuan penting pada penelitian
ini adalah efek plasebo sebesar 60%
menyatakan kurangnya jumlah sampel pada
penelitian tersebut.7 Penelitian lanjutan
GAIT selama 2 tahun dengan 662 pasien OA,
dengan randomisasi menggunakan terapi
Gambar 4 Tingkat Efek Menurut Tahun Publikasi
939
OPINI
CDK-211/ vol. 40 no. 12, th. 2013
yang sama tidak menghasilkan perbaikan
skor WOMAC maupun fungsi sendi jika
dibandingkan dengan plasebo. Meskipun
grup glukosamin dan celecoxib menunjukan
angka perbaikan nyeri dan fungsi yang lebih
baik, namun tidak bermakna secara klinis. 1
Efektivitas kondroitin sulfat dibandingkan
plasebo untuk penatalaksanaan nyeri
osteoartritis telah banyak dilaporkan oleh
sejumlah penelitian kecil, tetapi hasilnya
bervariasi. Beberapa tahun terakhir,
penelitian skala besar telah menemukan
bahwa kondroitin tidak memiliki, atau hanya
memiliki sedikit efek terhadap tingkat
nyeri OA. GAIT merupakan penelitian yang
di disusun terutama untuk menilai efek
kondroitin dan glukosamin pada OA lutut
yang memiliki gejala. Penelitian ini gagal
menemukan perbedaan signifi kan antara
subyek yang diberi kondroitin dengan subyek
yang diberi plasebo. 3
Reichenbach dkk membuat sebuah meta-
analisis untuk mengevaluasi efek kondroitin
sulfat untuk mengatasi nyeri sendi lutut
dan panggul.4 Para peneliti menemukan
heterogenitas besar dalam berbagai
penelitian, sehingga sulit melakukan
interpretasi hasil penelitian tersebut. Analisis
dikelompokkan dalam 3 penelitian yang
memiliki jumlah sampel lebih besar, memiliki
analisis intention to treat, dan blinding yang
adekuat; ditemukan bahwa kondroitin sulfat
tidak efektif untuk mentatalaksanai nyeri.
Meta-analisis lain yang terbit pada tahun
yang sama mengevaluasi data uji klinis
acak mengenai berbagai jenis analgesik
untuk tatalaksana OA13; 362 pasien dari
6 buah penelitian RCT memberikan
data penggunaan kondroitin sulfat, dan
keuntungan pemberian yang secara statistik
bermakna ditemukan dalam 4 minggu terapi.
Akan tetapi efek yang diobservasi lebih kecil
daripada ambang batas untuk menyatakan
adanya kemajuan setelah terapi. Uji klinis
acak baru-baru ini meneliti peran kondroitin
dalam mencegah progresifi tas kerusakan
struktur sendi OA lutut pada 622 pasien
selama 2 tahun. Pada penelitian tersebut
ditemukan pengurangan nyeri VAS dan
WOMAC, meskipun tidak signifi kan.14 Hasil
penelitian GAIT selama 2 tahun menemukan
tidak ada perbedaan kualitas nyeri yang
dinilai dengan WOMAC, antara pasien yang
menerima terapi kondroitin sulfat sendiri,
maupun dalam kombinasi.7
SIMPULAN
Penggunaan glukosamin, kondroitin, dan MSM
pada kasus osteoartritis masih dipertanyakan
efektivitasnya sebagai sebuah structure
modifying drugs yang mampu mengembalikan
struktur sendi yang mengalami degenerasi.
Meskipun terdapat bukti bahwa glukosamin,
kondroitin, dan MSM memiliki potensi
sebagai symptom modifying drugs pada kasus
osteoartritis ringan.
Karena itu, diperlukan studi lanjutan guna
mengevaluasi efektivitas zat-zat tersebut
pada OA.
DAFTAR PUSTAKA
1. Miller KL, Clegg DO. Glucosamine and chondroitin sulfate. Rheum Dis Clin N Am. 2011; 37:103–18.
2. Lawrence RC, Felson DT, Helmick CG, Arnold LM, Choi H, Deyo RA, et al. Estimates of the prevalence of arthritis and other rheumatic conditions in the United States. Part II. Arthritis Rheum.
2008; 58(26): 56-61.
3. Clegg DO, Reda DJ, Harris CL, Klein MA, O’Dell JR, Hooper MM, et al. Glucosamine, chondroitin sulfate and the two in combination for painful knee osteoarthritis. N Engl J Med.
2006;354:795–808.
4. Reichenbach S, Sterchi R, Scherer M, Trelle S, Burgi E, Burgi U, et al. Meta-analysis: Chondroitin for Osteoarthritis of the Knee or Hip. Ann Intern Med. 2007;146:580-90.
5. Reginster JY, Deroisy R, Rovati LC, Lee RL, Lejeune E, Bruyere O, et al. Long-term eff ects of glucosamine sulphate on osteoarthritis progression: a randomised, plasebo-controlled clinical
trial. Lancet. 2001;357:251-66.
6. Dahmer M, Schiller RM. Glucosamine. American Family Physician Ann Intern Med. 2008;78:470-476.
7. Towheed TE, Maxwell L, Judd MG. Acetaminophen for osteoarthritis. Cochrane Database Syst Rev.2006; 345-57.
8. Persiani S, Roda E, Rovati LC, Locatelli M, Giacovelli G, Roda A. Glucosamine oral bioavailability and plasma pharmacokinetics after increasing doses of crystalline glucosamine sulfate in
man. Osteoarthritis Cartilage.2005;13:1041-46.
9. Jackson CG, Plaas AH, Sandy JD. The human pharmacokinetics of oral ingestion of glucosamine and chondroitin sulfate taken separately or in combination. Osteoarthritis
Cartilage.2010;18:297-303.
10. Chondroitin sulfate. Alternative medicine review. 2006; 11: 337-43.
11. Lawrence RM. Methylsulfonylmethane (MSM): a double-blind study of its use in degeneratif arthritis. Int J Anti-Aging Med. 1998; 1 (1):50-55.
12. McAlindon TE, LaValley MP, Felson DT. Effi cacy of glucosamine and chondroitin for treatment of osteoarthritis. JAMA. 2000;284:1241-48.
13. Bjordal JM, Klovning A, Ljunggren AE, Slordal L. Short-term effi cacy of pharmacotherapeutic interventions in osteoarthritic knee pain: a meta-analysis of randomised plasebo-controlled
trials. Eur J Pain. 2007;11:125-40.
14. Kahan A, Uebelhart D, De Vathaire F. Long-term eff ects of chondroitins 4 and 6 sulfate on knee osteoarthritis: the study on osteoarthritis progression prevention, a two-year, randomized,
double-blind, plasebo-controlled trial. Arthritis Rheum. 2009; 60 :524.
Top Related