Download - 2.3 Oral Ulcer Secondary to Cancer Chemotherapy_043

Transcript
Page 1: 2.3 Oral Ulcer Secondary to Cancer Chemotherapy_043

Oral ulcer secondary to cancer chemotherapy

Ulkus Oral Sekunder akibat Kemoterapi kanker

Page 2: 2.3 Oral Ulcer Secondary to Cancer Chemotherapy_043

• Khemoterapi sebagai suatu perawatan kanker dengan menggunakan obat-obatan tidak terlepas dari efek samping.

• Obat anti kanker dapat mengakibatkan kerusakan jaringan sehat, seperti – sumsum tulang, – epitel saluran pencernaan, – sel kulit dan folikel rambut, – sistem reproduksi dan – sistem syaraf.

Page 3: 2.3 Oral Ulcer Secondary to Cancer Chemotherapy_043

• Manifestasi di rongga mulut merupakan suatu komplikasi dari berbagai efek samping yang terjadi

• Komplikasi oral dapat terjadi – secara langsung sebagai efek dari obat anti kanker– dapat juga terjadi sebagai akibat dari kerusakan jaringan

tubuh yang lain. • Oleh karena itu komplikasi oral tidak dapat dihindari,

tetapi dapat diminimalkan dengan tindakan pra perawatan oral.

• Keparahan komplikasi oral yang terjadi tergantung pada dosis dan jangka waktu pemberian obat serta kondisi rongga mulut pasien ketika akan menjalani khemoterapi.

Page 4: 2.3 Oral Ulcer Secondary to Cancer Chemotherapy_043
Page 5: 2.3 Oral Ulcer Secondary to Cancer Chemotherapy_043

DEFINISI

• Ulkus kemoterapeutik merupakan ulser mulut multiple yang terbentuk sebagai akibat efek samping penggunaan obat antikanker

Page 6: 2.3 Oral Ulcer Secondary to Cancer Chemotherapy_043

Etiologi dan Patogenesis• Obat antikanker yang biasanya menyebabkan ulser mulut

meliputi – methotrexate, – 5-fluorouracil/Adrucil– actinomycin D– adriamycin– bleomycin– daunorubicin

• Obat-obatan yang terkadang menyebabkan ulser antara lain – 6-mecaptopurine/ Purinethol– hydroxyurea– vinblastine– procarbazine

Page 7: 2.3 Oral Ulcer Secondary to Cancer Chemotherapy_043

• Obat antikanker dapat menyebabkan ulser mulut secara langsung atau tidak langsung.

• Obat-obatan yang menyebabkan secara tidak langsung akan mendepresi sumsum tulang dan respon imun yang menyebabkan suatu infeksi invasif pada mukosa rongga mulut.

• Beberapa jenis obat, seperti methotrexate menyebabkan ulser melalui efek langsung pada replikasi dan pertumbuhan dari sel-sel epitel mulut dengan menghambat sintesa protein dan asam nukleat sehingga mengakibatkan penipisan serta ulserasi mukosa rongga mulut.

• Sedangkan alkaloid seperti cyclophosphamide mengakibatkan leucopenia dan pembentukan ulkus sekunder

Page 8: 2.3 Oral Ulcer Secondary to Cancer Chemotherapy_043

Gambaran Klinis

• Lesi timbul pada minggu kedua dari terapi dan biasanya menetap selama 2 minggu. Ulkus sering terjadi pada bibir, mukosa pipi, lidah dasar mulut, dan palatum

Page 9: 2.3 Oral Ulcer Secondary to Cancer Chemotherapy_043
Page 10: 2.3 Oral Ulcer Secondary to Cancer Chemotherapy_043
Page 11: 2.3 Oral Ulcer Secondary to Cancer Chemotherapy_043

• Lesi ulser multiple di mulut sebagai akibat tak langsung obat kemoterapeutik ditandai dengan – ulser nekrotik yang besar dan dalam, sangat khas,

tanpa disertai koyakan jaringan dan dengan dasar yang mengalami peradangan minimal, yang dapat menyerang semua permukaan mukosa

Page 12: 2.3 Oral Ulcer Secondary to Cancer Chemotherapy_043

Diagnosis

• Lesi-lesi tersebut dapat dibedakan secara klinis dari jenis dan gambaran klinis dari lesi lainya.

• Pada ulkus kemoterapeutik, lesi berupa ulser multiple yang akut dengan riwayat baru mendapatkan kemoterapi

Page 13: 2.3 Oral Ulcer Secondary to Cancer Chemotherapy_043

• Kultur sangat dianjurkan utuk semua lesi karena cenderung untuk terinfeksi organisme Gram negatif dan jamur

• Dan karena kemiripannya, maka ulkus-ulkus ini dapat menyerupai kekambuhan virus herpes simplex laten

Page 14: 2.3 Oral Ulcer Secondary to Cancer Chemotherapy_043

Terapi dan Perawatan

• Terapi dengan mengurangi dosis obat apabila sakitnya menjadi parah dan pemberian nutrisi

• Pemberian anastesi lokal untuk mengurangi rasa sakit pada gejala

• Tindakan kebersihan ronggga mulut, termasuk bahan-bahan antimikrobial seperi khlorhexidin penting untuk mencegah infeksi sekunder, nekrosis jarigan lunak dan nekrosis tulang.

• Konsultasi dan komunikasi terbuka antara dokter umum dan dokter gigi dapat membantu mengurangi komplikasi dan meningkatkan kenyamanan mulut