1
IMPLEMENTASI KURIKULUM SMK EDISI 2004 MELALUI
PENDEKATAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
PADA MATADIKLAT SIKLUS AKUNTANSI
(Studi Kasus di SMK Yapek Gombong Kebumen Tahun Pelajaran 2004/2005)
Skripsi
Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata I
untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
Nama : Dwi Marwati
N I M : 1102401002
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
2005
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 27 Juli 2005
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Achmad Munib, S.H, M.Si Drs. Haryanto
NIP. 130371112 NIP. 131404301
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Drs. Haryanto
NIP. 131404301
ii
3
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 23 Agustus 2005
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Drs. Siswanto, M.M Dra. Hj. Nurussa’dah, M.Si
NIP. 130515769 NIP. 131469642
Pembimbing I Anggota Penguji
Penguji I
Drs. Achmad Munib, S.H., M. Si Dra. Hj. Nurussa’dah, M. Si
NIP. 130371112 NIP. 131469642
Pembimbing II Penguji II
Drs. Haryanto Drs. Achmad Munib, S.H., M. Si
NIP. 131404301 NIP. 130371112
Penguji III
Drs. Haryanto
NIP. 131404301
iii
4
PERNYATAAN,
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi atau tugas akhir ini benar-
benar hasil karya sendiri dengan sumbangan pemikiran dari Drs. Achmad Munib
S.H, M.Si Dosen Pembimbing I dan Drs. Haryanto Dosen Pembimbing II, bukan
jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Semarang, ………… 2005
Dwi Marwati
NIM. 1102401002
iv
5
MOTTO
� Segala problema yang ada di dunia ini akan mudah terpecahkan selama
kita tetap berusaha dan berdoa kepada Allah SWT.
� Barang siapa tidak berani berjuang, maka dia tidak akan meraih cita-
citanya.
� Jangan memaksakan diri di luar kemampuan. Jangan mencampuri urusan
yang tidak Anda kuasai dan tidak menyangkut Anda. Jangan menjanjikan
sesuatu di luar kesanggupan Anda. Jangan membelanjakan untuk sesuatu,
kecuali sesuai dengan kemanfaatan (kebutuhan). Jangan menuntut imbalan
kecuali yang sesuai pekerjaan, dan jangan menangani suatu pekerjaan
kecuali yang Anda benar-benar ahli dalam bidangnya.
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap rasa syukur Alkhamdulillah kepada Allah SWT, skripsi ini
penulis persembahkan kepada :
� Ibunda dan Ayahanda tercinta yang telah memberikan doa, cinta, kasih
sayang, dan segalanya.
� Drs. Achmad Munib, S.H, M.Si dan Drs. Haryanto.
� Suamiku tercinta ( Jupri, S.E )
� Anakku tersayang ( Iraya Febri Anggana )
� Kakakku (Mba Yuni & Mas Budi) dan Adik-adikku (Sutri, Budi, Restin,
dan Riska).
� Teman-teman Venus Cost & Hidayah Cost.
� Teman-teman seperjuanganku “Angakatan 2001” Jurusan Kurtekdik.
� SMK Yapek Gombong Kebumen
� Almamater UNNES
v
6
SARI
Dwi Marwati. 2005. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Melalui
Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Matadiklat Siklus Akuntansi di
SMK Yapek Gombong kebumen Tahun Ajaran 2004/2005. Jurusan Kurikulum
dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang. Dosen Pembimbing I Drs. Achmad Munib, S.H, M.Si, pembimbing II
Drs. Haryanto.
Kata kunci : Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Berbasis KBK
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan sarat untuk menuju perkembangan. Oleh karena itu, perubahan
atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi
sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan
pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus untuk dilakukan sebagai
antisipasi kepentingan masa depan. Pemikiran ini mengandung konsekuensi
bahwa penyempurnaan/ perbaikan pendidikan menengah kejuruan dimaksudkan
untuk mengantisipasi kebutuhan dan tantangan masa depan yang perlu dilakukan
dan diselaraskan dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha/ industri, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Penyempurnaan/ perbaikan pendidikan tersebut berupa perubahan
kurikulum, yaitu kurikulum SMK edisi 2004 yang merupakan hasil
penyempurnaan dari kurikulum SMK edisi 1999. Dengan kurikulum SMK edisi
2004 yang berbasis kompetensi diharapkan agar jajaran pendidikan menengah
kejuruan mampu mengembangkan potensi peserta didik untuk bekerja,
membentuk pribadi yang mandiri, dan mampu menempatkan diri sebagai bagian
dari masyarakat dan warga negara.
Di samping itu, implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang
menggunakan pendekatan kurikulum berbasis kompetensi juga menuntut adanya
dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas, sehingga dapat
membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif, memberdayakan otoritas
daerah setempat, mengefesiensikan sistem, dan menghilangkan birokrasi yang
tumpang tindih. Dalam hal ini, dituntut pula kemandirian dan kreativitas sekolah
dalam menjalankan pendidikan dan pembelajaran dibalik otonomi yang
dimilikinya.
Adapun tujuan penelitian ini yaitu : 1) untuk mengetahui bagaimana
implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum berbasis
kompetensi pada mata diklat siklus akuntansi, 2) bagaimana peran serta kepala
sekolah dan orang-orang yang terkait di instansi sekolah dalam memahami
kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi,
khususnya pada mata diklat siklus akuntansi, dan 3) bagaimana pelaksanaan proses
belajar mengajar di kelas dengan menggunakan kurikulum SMK edisi 2004 yang
vi
7
berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada mata diklat siklus
akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen.
Penelitian ini dilakukan di SMK Yapek Gombong Kebumen dengan
mengambil informan sebanyak 9 (sembilan) orang yang terdiri dari kepala sekolah,
wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru mata diklat siklus akuntansi, dan siswa-
siswi SMK Yapek Gombong Kebumen. Tahap-tahap penelitian yang dilakukan antara
lain penelitian pra lapangan, pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data. Metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Sesuai dengan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah
dilakukan peneliti, yaitu dengan dilakukan pemeriksaan keabsahan data yang
menggunakan teknik triangulasi akhirnya peneliti memperoleh gambaran bahwa
implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang menggunakan pendekatan kurikulum
berbasis kompetensi pada mata diklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong
Kebumen telah terlaksana dengan baik sesuai dengan peraturan dan petunjuk dari Dinas
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah dan Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan.
Penulis menyarankan kepada pihak-pihak yang terkait dalam instansi
sekolah seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru mata
diklat siklus akuntansi, dan siswa-siswi SMK Yapek Gombong Kebumen untuk
selalu meningkatkan pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 yang sudah baik
agar menjadi lebih optimal dan sempurna sesuai dengan tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.
vii
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alkhamdulillah atas rahmat dan hidayah yang dilimpahkan
oleh-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 yang Menggunakan
Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Mata Pelajaran Siklus
Akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen Tahun Pelajaran 2004/2005“.
Menyadari keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka dalam
penyusunan skripsi ini penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. DR. H. A.T. Soegito, SH, MM, Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan ijin untuk menempuh jenjang pendidikan di perguruan
tinggi.
2. Drs. Siswanto, M. M, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
3. Drs. Haryanto, Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang sekaligus dosen
pembimbing II yang telah memberikan pengarahan.
4. Drs. Achmad Munib, SH, M.Si, dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran dalam penyusunan skripsi
ini.
viii
9
5. Drs. Agus Supriyanto, Kepala sekolah SMK Yapek Gombong Kebumen
yang telah memberikan ijin penelitian dan informasi yang berguna bagi
penulis.
6. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Ibu Sri Ariyani, S.Pd dan Bapak
Ibu guru, serta siswa-siswi SMK Yapek Gombong Kebumen yang telah
meluangkan waktu dan memberikan informasi dalam penelitian ini.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan yang telah memberikan pengalaman dan ilmunya kepada
penulis.
8. Bapak dan Ibuku, terima kasih atas doa dan kasih sayang serta pengertian
dan perhatiannya selama ini.
9. Suamiku, terima kasih atas suport dan kebersamaannya.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini hingga
selesai yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Kepada beliau-beliau tersebut di atas, penulis menyampaikan terima kasih
yang sedalam-dalamnya semoga segala kebaikan beliau mendapat imbalan yang
setimpal dari Allah SWT. Amiin …
Dengan penyusunan skripsi ini penulis berharap semoga skripsi ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.
Semarang, 2005
Penulis
ix
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
SARI .................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .......................................................... 1
B. Fokus Penelitian.......................................................................... 5
C. Tujuan penelitian ........................................................................ 6
D. Manfaat penelitian ...................................................................... 6
E. Penegasan Istilah......................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep-konsep Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi
1. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi ........................... 11
x
11
2. Karakteristik KBK ................................................................... 14
3. Prinsip-prinsip KBK ................................................................ 16
4. Kerangka KBK ......................................................................... 19
5. Komponen KBK ...................................................................... 25
6. Kompetensi Dalam KBK ......................................................... 26
B. Kurikulum SMK Edisi 2004 Berpendekatan KBK
1. Landasan .................................................................................. 28
2. Program .................................................................................... 34
3. Struktur Kurikulum .................................................................. 36
4. Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................... 41
5. Evaluasi .................................................................................... 45
6. Sertifikasi ................................................................................. 47
C. Pengembangan Kurikulum SMK Edisi 2004 Berpendekatan KBK 48
D. Administrasi dan Pelaporan Hasil ................................................. 51
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ........................................................................ 54
B. Lokasi Penelitian ........................................................................ 55
C. Informan Penelitian .................................................................... 55
D. Tahap-tahap Penelitan dan Jadwal Penelitian ............................ 58
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 62
F. Sumber Data ............................................................................... 67
G. Proses Pencatatan dan Teknik Analisis Data ............................. 67
H. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................ 73
xi
12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Setting Penelitian ....................................................................... 75
B. Hasil Penelitian Informan I ........................................................ 83
C. Hasil Penelitian Informan II ....................................................... 88
D. Hasil Penelitian Informan III ..................................................... 92
E. Hasil Penelitian Informan IV ..................................................... 96
F. Hasil Penelitian Informan V ....................................................... 97
G. Hasil penelitian Informan VI ..................................................... 99
H. Hasil penelitian Informan VII .................................................... 100
I. Hasil Penelitian Informan VIII ................................................... 102
J. Hasil penelitian Informan IX ..................................................... 103
K. Analisis Data .............................................................................. 104
L. Triangulasi .................................................................................. 115
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................... 121
B. Saran ........................................................................................... 123
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 124
LAMPIRAN ...................................................................................................... 126
xii
13
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Struktur Kurikulum Dalam 3 Tahun ..................................................... 38
Tabel 2 Struktur Kurikulum Dalam 1 Tahun ..................................................... 39
Tabel 3 Struktur Kurikulum Dalam 1 Minggu ................................................... 40
xiii
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Kurikulum Berbasis Kompetensi ...................................... 20
Gambar 2 Komponen Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi ......................... 25
Gambar 3 Urutan Jabaran Kompetensi Dalam KBK ......................................... 27
xiv
15
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Tahapan Analisis Data Kualitatif ......................................................... 72
Bagan 2 Struktur Organisasi SMK Yapek Gombong Kebumen ........................ 82
xv
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan Ijin Penelitian ............................................................ 126
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ........................................................... 127
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ........................................................ 128
Lampiran 4 Biodata Informan Penelitian ........................................................... 132
Lampiran 5 Personalia SMK Yapek Gombong Kebumen ................................. 134
Lampiran 6 Hasil Dokumentasi ......................................................................... 137
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tugas utama seorang guru adalah mengelola proses belajar mengajar,
sehingga terjadi interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Interaksi tersebut sudah barang tentu akan mengoptimalkan pencapaian tujuan
yang dirumuskan.
Salah satu contoh proses pembelajaran yang memerlukan keterlibatan
siswa secara komprehensif adalah matadiklat siklus akuntansi. Dalam proses
pembelajaran matadiklat siklus akuntansi diperlukan adanya kemampuan guru
dalam mengelola proses belajar mengajar, sehingga keterlibatan siswa dapat
optimal dan pada akhirnya berdampak pada perolehan hasil belajar. Selain itu,
matadiklat siklus akuntansi juga mempunyai peranan yang penting dalam
kehidupan sehari-hari karena pada kenyataannya siswa tidak dapat lepas
dengan dunia akuntansi, yaitu yang selalu dekat dengan aktivitas menghitung.
Dalam dunia pendidikan, akuntansi berperan sebagai bahasa simbolis
yang memungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat.
Kegunaan akuntansi bukan hanya memberi kemampuan dalam perhitungan-
perhitungan kuantitatif, tetapi juga dalam penataan cara berfikir, terutama
dalam hal pembentukan kemampuan menganalisis dan melakukan evaluasi
serta kemampuan dalam memecahkan masalah.
2
Sesuai dengan kurikulum SMK Edisi 2004 yang telah mencoba
menerapkan pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, maka matadiklat
siklus akuntansi yang merupakan rumpun dari kelompok produktif program
keahlian Akuntansi mempunyai tujuan untuk menyiapkan siswa/ tamatan
seperti : 1) memasuki lapangan kerja dan dapat mengembangkan sikap
profesional dalam lingkup keahlian bisnis dan manajemen, khususnya
Akuntansi, 2) mampu memilih karir, berkompetisi dan mengembangkan diri
dalam lingkup keahlian bisnis dan manajemen, khususnya Akuntansi, 3)
menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha
dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam lingkup
keahlian bisnis dan manajemen, khususnya Akuntansi dan 4) menjadi warga
negara yang produktif, adaptif dan kreatif.
Dengan kenyataan itulah matadiklat siklus akuntansi mempunyai
potensi yang sangat besar dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu
pengetahuan secara cermat dan tepat, serta dalam mempersiapkan warga
masyarakat yang mampu mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan
dengan cara berfikir dan bersikap yang tepat pula.
Untuk mencapai tujuan pendidikan banyak variabel yang
mempengaruhi pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah. Variabel-
variabel tersebut adalah kurikulum, guru, dan proses belajar mengajar itu
sendiri. Kurikulum disusun untuk perencanaan kegiatan belajar, dan
perencanaan tersebut hendaknya memperhatikan perkembangan siswa,
kesesuaian lingkungan dan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi,
3
sehingga diharapkan dapat mempersiapkan sumber daya manusia untuk
menghadapi dan menjalani perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perubahan-perubahan tersebut sesuai dengan penjelasan Undang-
Undang No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menuntut agar
dilakukannya pembaharuan berupa diversifikasi kurikulum yang memberi
kesempatan kepada daerah untuk mengembangkannya dalam rangka melayani
keberagaman peserta didik, diversifikasi jenis pendidikan secara profesional
yang sesuai dengan kepentingan daerah tentang adanya perubahan kurikulum.
Maka dari itu perlu diadakannya suatu pembaharuan kurikulum. Pembaharuan
kurikulum yang dimaksud yaitu suatu analisis mengenai penerapan kurikulum
berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) yang dapat membekali
peserta didik dengan berbagai kemampuan dalam melakukan tugas-tugas yang
sesuai dengan standar performansi tertentu.
Dengan tetap mengacu pada landasan filosofis, ekonomis, dan yuridis,
maka disusun GBPP dan pedoman pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004
yang dalam pengembangannya menggunakan dua pendekatan utama, yaitu
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi dan pendekatan berbasis luas dan
mendasar (Dirjen Dikdasmen dan Dikmenjur, 2004).
Berdasarkan landasan-landasan tersebut di atas, maka Departemen
Pendidikan Nasional melakukan penyusunan standar nasional untuk seluruh
matadiklat di SMK yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok dan indikator pencapaian.
4
Di samping berpedoman pada UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan landasan filosofis, ekonomis, dan yuridis, suatu kurikulum
berbasis kompetensi dipilih sebagai bentuk konkret dari pembaharuan
kurikulum karena kurikulum ini mempunyai beberapa karakteristik seperti : a)
menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual
maupun klasikal, b) berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman, c)
penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi, d) sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar
lainnya yang memenuhi unsur edukatif dan e) penilaian menekankan pada
proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu
kompetensi (Download, http: : //www. Puskur. or.id).
Dalam penelitian ini penulis mengangkat permasalahan pendidikan
pada matadiklat siklus akuntansi, karena disisi lain banyak anggapan bahwa
matadiklat siklus akuntansi merupakan pelajaran yang sulit seperti halnya
matematika. Sebagai contoh nyata yaitu: 1) terkadang siswa tidak mengikuti
matadiklat siklus akuntansi karena belum mengerjakan tugas yang telah
diberikan oleh guru, 2) siswa malas mengikuti matadiklat siklus akuntansi
karena kegiatan menghitung cenderung lebih banyak dari pada teori yang
diberikan. Untuk menghilangkan atau mengurangi kejadian-kejadian tersebut,
maka guru perlu memberikan informasi yang jelas dan sedapat mungkin
berorientasi kepada pengguna akuntansi di kehidupan sehari-hari. Oleh sebab
itu, guru sebaiknya membuat persiapan yang terencana agar murid
mendapatkan pengalaman belajar yang beragam dan fungsional.
5
Persiapan yang terencana tersebut diantaranya dengan diberlakukannya
kurikulum berbasis kompetensi sebagai penerapan kurikulum yang baru dan
lebih memfokuskan pada kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang dikembangkan berdasarkan pemahaman yang akan membentuk
kompetensi individual.
Dengan demikian, maka suatu kurikulum berbasis kompetensi perlu
dikembangkan dan diterapkan pada tiap-tiap sekolah guna menumbuhkan
tanggungjawab dan partisipasi peserta didik untuk belajar menilai dan
mempengaruhi kebijakan umum, serta memberanikan diri untuk berperanserta
dalam berbagai kegiatan, baik di sekolah, masyarakat, bangsa ataupun negara.
B. Fokus Penelitian
Menurut Moleong (2002:65) fokus pada dasarnya adalah masalah yang
bersumber dari pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang
diperolehnya melalui kepustakaan ilmiah ataupun lainnya.
Dalam penelitian ini yang dijadikan fokus penelitian adalah 1)
implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum
berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek
Gombong Kebumen, 2) peran serta kepala sekolah, wakil kepala sekolah
bidang kurikulum, guru matadiklat, siswa-siswi, dan 3) proses belajar
mengajar yang baik di kelas dengan menggunakan kurikulum SMK edisi 2004
melalui pendekatan KBK khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK
Yapek Gombong Kebumen kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan
KBK pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen.
6
Peneliti sengaja memilih SMK Yapek Gombong Kebumen sebagai
fokus penelitian. Hal ini dikarenakan SMK tersebut merupakan sekolah
kejuruan swasta yang sudah menerapkan kurikulum SMK edisi 2004 melalui
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, dan pelaksanaannya hampir
setara dengan sekolah kejuruan yang berstatus negeri.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari skripsi ini adalah: 1) untuk mengetahui bagaimana
implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum
berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek
Gombong Kebumen, 2) bagaimana peran serta kepala sekolah, wakil kepala
sekolah bidang kurikulum, guru matadiklat, dan siswa-siswi dalam
memahami kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum
berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK
Yapek Gombong Kebumen, dan 3) bagaimana pelaksanaan proses belajar
mengajar di kelas dengan menggunakan kurikulum SMK edisi 2004 yang
berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus
akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen.
D. Manfaat Penelitian
Harapan penulis dari hasil penelitian ini agar dapat bermanfaat bagi
para guru, kepala sekolah, pengawas, instansi terkait dan para orang tua siswa
dalam upaya peningkatan pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi. Adapun manfaat dari penelitian
ini meliputi 2 hal, yaitu :
7
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil-hasil penelitian ini dapat memberikan masukan-masukan yang
berharga yang berupa konsep sebagai upaya peningkatan dan
pengembangan ilmu.
b. Hasil-hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bahan yang penting
bagi para peneliti dibidang pendidikan dan para pengembang
kurikulum.
c. Diharapkan dapat menambah wawasan baru tentang implementasi
kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi, sehingga dapat
digunakan sebagai upaya peningkatan proses pembelajaran di SMK
khususnya dan dunia pendidikan umumnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi kepala sekolah dan pengawas sekolah, manfaat penelitian ini
sangat membantu dalam meningkatkan pembinaan dan supervisi
kepada para guru secara efektif dan efesien.
b. Bagi para guru SMK, manfaat penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur
dan merupakan bahan pertimbangan untuk melakukan pembenahan
serta koreksi diri terhadap berbagai kekurangan dalam melaksanakan
tugas profesinya, khususnya pelaksanaan implementasi kurikulum
SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi.
c. Bagi SMK Yapek Gombong Kebumen, manfaat penelitian ini dapat
digunakan untuk mengoreksi dan mengevaluasi dalam melaksanakan
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi agar tercapai hasil belajar yang maksimal.
E. Penegasan Istilah
1. Implementasi
Adalah merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan,
atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak,
8
baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.
(E. Mulyasa, 2003:93)
2. Kurikulum
a. Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran atau yang diajarkan pada
lembaga pendidikan atau perangkat mata kuliah mengenai bidang
keahlian khusus. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:479)
b. Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna
mencapai tujuan pendidikan. (S. Nasution, 2001:8)
3. Kompetensi
a. Kompetensi adalah kewenangan / kekuasaan untuk menentukan atau
memutuskan sesuatu. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:453)
b. Kompetensi adalah merupakan perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir
dan bertindak. (Download, http: // www.puskur.or.id)
4. Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi adalah merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus
dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar dan pembudayaan
sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum di sekolah.
(Download, http: //www.puskur.or.id)
5. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Adalah sebagai suatu proses penerapan ide, konsep dan kebijakan
kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas pembelajaran
sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai
hasil interaksi dengan lingkungan. (E. Mulyasa, 2003:93)
9
6. SMK Yayasan Pendidikan Ekonomi (Yapek)
Adalah salah satu sekolah menengah kejuruan yang berada
diwilayah Wero kecamatan Gombong kabupaten Kebumen yang telah
melaksanakan implementasi kurikulum berbasis kompetensi.
Berdasarkan penegasan istilah tersebut di atas, maka dapat ditarik
pemahaman bahwa dalam penelitian ini implementasi kurikulum SMK edisi
2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat
siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen adalah suatu penerapan
kurikulum SMK edisi 2004 di sekolah kejuruan (SMK Yapek Gombong
Kebumen) yang pada pelaksanannya menggunakan pendekatan kurikulum
berbasis kompetensi, yaitu merefleksikan kemampuan dalam mengerjakan
sesuatu (siklus akuntansi) yang lebih menitik beratkan pada penguasaaan suatu
pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu serta penerapannya di lapangan
(dunia industri).
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bidang pendidikan, kurikulum merupakan unsur penting dalam
setiap bentuk dan model pendidikan. Tanpa adanya kurikulum, sulit rasanya bagi
para perencana pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang
diselenggarakan. Mengingat sangat pentingnya kurikulum, maka semua pelaksana
pendidikan harus dapat memahami kurikulum dengan baik.
Beane dalam Suyatno (2000:59) membagi kurikulum dalam empat jenis,
yaitu : 1) kurikulum sebagai produk, 2) program, 3) hasil belajar yang diinginkan,
dan 4) pengalaman belajar bagi siswa. Pemahaman yang benar tentang kurikulum
sangat penting karena akan menentukan arah pembelajaran yang terkait dengan
proses maupun substansinya. Jika kurikulum dipahami dalam arti kata yang
sempit, maka jangan diharapkan kalau pendidikan dan pengajaran yang
dilaksanakan akan mendapatkan hasil sesuai dengan yang kita inginkan.
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang
berarti pelari, dan curere yang artinya tempat berpacu. Dengan demikian, istilah
kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi kuno di Yunani yang
mengandung pengertian jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis star
sampai finish (Sudirman dalam idi, 1999:118). Secara sederhana pengertian
kurikulum menurut B3PTKSM dalam Edi Waluyo (2002) adalah : 1) sebagai jalan
meraih ijazah, 2) sebagai mata dan isi pelajaran, 3) sebagai rencana kegiatan
pembelajaran, 4) sebagai hasil belajar, dan 5) sebagai pengalaman belajar.
10
11
Suatu kurikulum memiliki komponen utama seperti : tujuan, isi atau
materi, proses atau sistem penyampaian antar media, dan evaluasi. Keempat
komponen tersebut berkaitan erat satu sama lain. Selain itu, kurikulum juga harus
memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua hal, yaitu : 1)
kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan
perkembangan masyarakat, dan 2) kesesuaian antar komponen-komponen
kurikulum, yaitu sesuai dengan isi dan tujuan, evaluasi dengan proses, dan isi
dengan tujuan kurikulum.
Seiring dengan kemajuan jaman dan ilmu pengetahuan teknologi yang
semakin canggih, maka di era globalisasi ini suatu pendidikan juga mengalami
banyak perubahan. Sebagai contoh yaitu dengan adanya perubahan kurikulum
yang lebih memfokuskan pada pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, atau
lebih dikenal dengan sebutan kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based
Curriculum).
A. Konsep-konsep Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi
1. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab I Pasal 1 ayat 19 kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum dalam kaitannya
dengan pendidikan adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
atau diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah. (Nana Sudjana,
2001:4)
12
Suatu pendekatan kompetensi merupakan pendekatan
pengembangan kurikulum yang memfokuskan pada penguasaan
kompetensi tertentu berdasarkan tahap-tahap perkembangan peserta didik
(Download, http: //www.puskur.or.id ). Peserta didik berada dalam proses
perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian sebagai
pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan
belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan. Setiap tahap
perkembangan memiliki sejumlah potensi bawaan yang dapat
dikembangkan, tetapi pemekarannya sangat bergantung pada kesempatan
yang ada dan kondisi lingkungannya. Pendidikan merupakan lingkungan
utama yang memberikan kesempatan dan dukungan bagi perkembangan
potensi-potensi peserta didik.
Kurikulum berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan
kompetensi-kompetensi tertentu pada peserta didik. Oleh karena itu kurikulum
ini mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang
pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta
didik sebagai suatu kriteria keberhasilan. Sesuai dengan konsep belajar tuntas
dan pengembangan bakat, maka setiap peserta didik harus diberi kesempatan
untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar
masing-masing.
Kurikulum berbasis kompetensi menuntut guru yang berkualitas dan
profesional untuk melakukan kerjasama dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan. Dalam hubungannya dengan pembelajaran, kompetensi menunjuk
kepada perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu
13
dalam proses belajar. Kurikulum berbasis kompetensi juga memberikan
keleluasaan kepada sekolah untuk menyusun dan mengembangkan silabus
mata pelajaran sesuai dengan potensi sekolah, kebutuhan, dan kemampuan
peserta didik serta kebutuhan masyarakat di sekitar sekolah tanpa mengurangi
kompetensi yang telah ditetapkan dan berlaku secara nasional (standar
akademis). Standar akademis yaitu merefleksikan pengetahuan dan ketrampilan
esensial setiap disiplin ilmu yang harus dipelajari oleh seluruh peserta didik
dengan merinci tujuan pembelajaran setiap pokok bahasan dan cara mencapai
tujuan (E. Mulyasa, 2003:24).
Implementasi itu sendiri merupakan “put something Into effect”,
yaitu penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak. Suatu
implementasi kurikulum berbasis kompetensi juga dapat diartikan sebagai
aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk
pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan Miller
dan Seller (1985:13) bahwa implementasi kurikulum merupakan suatu
proses penerapan konsep ide, program atau tatanan kurikulum kedalam
praktek pembelajaran atau aktifitas-aktifitas baru, sehingga terjadi
perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah.
Dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kompetensi merupakan indikator yang menunjuk kepada perbuatan yang
bisa diamati, dan sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek
pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, serta tahap-tahap pelaksanaannya
secara utuh. Sedangkan kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai suatu
14
konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan
melakukan (kompeten) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu yang
hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap
seperangkat kompetensi tertentu.
2. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dalam Dikmenjur Depdiknas (2004) sebagai arahan dan bimbingan
dalam melaksanakan kurikulum, berikut ini merupakan beberapa
karakteristik kurikulum berbasis kompetensi yang perlu diperhatikan,
seperti :
a. Pemahaman secara utuh dan benar tehadap buku-buku seri kurikulum.
Buku-buku seri kurikulum tersebut terdiri dari : Buku I
(Landasan, Program, dan Pengembangan Kurikulum SMK), Buku II
(Garis-garis Besar program Pembelajaran), dan Buku III (Pedoman
Pelaksanaan Kurikulum SMK). Dari ketiga buku tersebut bukan
merupakan suatu harga mati, oleh sebab itu apabila SMK dapat
menemukan cara-cara pelaksanaan yang lebih baik dari buku-buku
pedoman tersebut maka dipersilakan untuk memilihnya dengan
berdasarkan pada prinsip akuntabilitas (bertanggungjawab).
b. Memiliki Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini merupakan kebijakan
pendidikan kejuruan di Indonesia, oleh sebab itu SMK pada saat ini sudah
milik bersama Depdikbud dan dunia usaha/industri termasuk
kurikulumnya serta dalam pelaksanaannyapun dilakukan secara taat azas
15
kebersamaan. Kurikulum dilaksanakan di dua tempat, yaitu di SMK dan
di industri.
c. Mengidentifikasi dan memilih bahan ajar yang mampu menampilkan
sosok utuh isi kurikulum yang merupakan keputusan esensial yang
harus dilakukan secara bersama-sama oleh SMK dan industri. Bahan-
bahan ajar yang dimaksud telah tersedia diberbagai sumber, seperti :
toko buku, penerbit, dan industri. Jadi tugas guru dan instruktur adalah
mengidentifikasi dan meilih bahan-bahan ajar yang dapat membantu
siswa dalam menguasai kompetensi-kompetensi yang ditetapkan.
d. Penerapan Belajar Tuntas (Mastery Learning).
Menurut Badan Litbang dan Dikmenjur Depdiknas 2004 belajar
tuntas adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana diasumsikan
bahwa setiap siswa dapat menyelesaikan belajarnya secara tuntas
asalkan diberi kesempatan sesuai dengan langgam belajarnya (kecepatan
masing-masing). Pendekatan belajar tuntas mengharapkan bahwa setiap
siswa harus menguasai apa yang dipelajari secara tuntas. Jadi seorang
siswa tidak boleh mempelajari pelajaran selanjutnya sebelumnya dia
menguasai secara tuntas apa yang dipelajarinya saat ini. Pendekatan ini
sangat cocok untuk SMK karena di SMK menerapkan pendekatan
kompetensi. Dalam pendekatan kompetensi setiap siswa harus
menguasai kompetensi yang sedang dipelajari sebelum mempelajari
kompetensi berikutnya yang lebih sulit.
e. Penerapan Sistem Modul (Modularisasi Pengajaran).
Modul adalah paket pengajaran mandiri yang terdiri dari
serentetan pengalaman belajar yang dirancang untuk membantu siswa
16
menguasai tujuan yang telah ditentukan (Badan Litbang dan
Dikmenjur Depdiknas, 2004:7). Pada umumnya modul dibuat secara
berseri, dimana modul seri pertama merupakan prasyarat bagi siswa
untuk mempelajari modul seri kedua, dan modul seri kedua harus
dikuasai sebelum siswa mempelajari modul seri ketiga, dan begitu
seterusnya. Jadi, siswa tidak diperkenankan mengambil modul
lanjutannya sebelum tuntas pada modul sebelumnya.
f. Evaluasi siswa dilakukan bersama-sama oleh SMK dan industri.
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) mengharuskan siswa belajar
di dua tempat, yaitu di SMK dan industri. Oleh karena itu evaluasi
prestasi belajar siswapun harus dilakukan di dua tempat. Semua
pembelajaran yang berlangsung di SMK dievaluasi oleh SMK dan
pelatihan yang berlangsung di industri dievaluasi oleh industri.
g. Uji Kompetensi dan UAN
Untuk kepentingan pemasaran tamatan di SMK selain UAN juga
diberlakukan Uji Kompetensi, yaitu yang sifatnya memberi kesempatan
kepada siswa untuk memeperoleh sertifikasi (pengakuan) terhadap
keahlian yang dimiliki sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja.
3. Prinsip-prinsip Kurikulum Berbasis Kompetensi
Sesuai dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai
perkembangan serta perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini, maka
dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi perlu
memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip seperti:
1) keimanan, nilai dan budi pekerti luhur, 2) penguatan integritas
nasional, 3) keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika, 4)
17
kesamaan memperoleh kesempatan, 5) abad pengetahuan dan teknologi
informasi, 6) pengembangan keterampilan hidup, 7) belajar sepanjang
hayat, 8) berpusat pada anak dengan pemikiran yang berkelanjutan dan
komprehensif dan 9) pendekataan menyeluruh dan kemitraaan.
(Depdikbud, 2002).
a. Keimanan, nilai dan budi pekerti luhur
Keimanan, nilai-nilai, dan budi pekerti luhur yang dianut dan
dijunjung tinggi masyarakat sangat berpengaruh terhadap sikap dan
arti kehidupannya. Oleh karena itu, hal tersebut perlu digali, dipahami,
dan diamalkan oleh peserta didik melalui pengembangan kurikulum
berbasis kompetensi (KBK).
b. Penguatan integritas nasional
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi harus
memperhatikan penguatan integritas nasional melalui pendidikan yang
memberikan pemahaman tentang masyarakat Indonesia yang majemuk
dan kemajuan peradaban dalam tatanan kehidupan dunia yang
multikultur dan multibahasa.
c. Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika
Dalam mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi perlu
diperhatikan adanya suatu keseimbangan pengalaman belajar peserta
didik antara etika, logika, estetika, dan kinestetika.
d. Kesamaan memperoleh kesempatan
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi harus
menyediakan tempat yang memberdayakan semua peserta didik untuk
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Hal ini tanpa
18
melihat adanya perbedaan dari masing-masing peserta didik, artinya
bahwa seluruh peserta didik dari berbagai kelompok, baik itu
kelompok yang kurang beruntung atau yang beruntung dalam status
ekonomi dan sosial semuanya berhak atas kesamaan dalam
memperoleh kesempatan untuk menerima pendidikan yang tepat dan
sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya.
e. Abad pengetahuan dan teknologi informasi
Kurikulum perlu mengembangkan kemampuan berpikir dan
belajar dengan mengakses, memilih, dan menilai pengetahuan untuk
mangatasi situasi yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian, dan
yang merupakan kompetensi terpenting dalam menghadapi abad ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi.
f. Pengembangan ketrampilan hidup
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi perlu
memasukan unsur ketrampilan untuk hidup agar peserta didik memiliki
ketrampilan, sikap, dan perilaku adaptif, kooperatif dan kompetitif
dalam menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-hari
secara efektif. Selain itu, kurikulum juga perlu mengintegrasikan
unsur-unsur penting yang menunjang kemampuan untuk bertahan
hidup.
g. Belajar sepanjang hayat
Pendidikan berlangsung sepanjang hidup manusia untuk
mengembangkan, menambah kesadaran, dan selalu belajar memahami
dunia yang selalu berubah dalam berbagai bidang. Oleh karena itu,
pengembangan kurikulum berbasis kompetensi perlu memperhatikan
19
kemampuan belajar sepanjang hayat yang dapat dilakukan melalui
pendidikan formal, non formal, dan pendidikan alternatif yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat.
h. Berpusat pada anak dengan pemikiran yang berkelanjutan dan
komprehensif
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi harus berupaya
memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, dan menilai
diri sendiri agar mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya.
Penilaian berkelanjutan dan komprehensif menjadi sangat penting
dalam rangka pencapaian upaya tersebut.
i. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan
Pendekatan yang digunakan dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar harus berfokus pada kebutuhan peserta didik yang
bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan
pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung
jawab bersama dari peserta didik, guru, sekolah, orangtua, perguruan
tinggi, dunia usaha, industri, dan masyarakat pada umumnya.
4. Kerangka Kurikulum Berbasis Kompetensi
Untuk mewujudkan hasil pendidikan yang berkualitas tinggi, maka
diperlukan kompetensi dasar tamatan yang dapat dipertanggungjawabkan
dalam konteks lokal, nasional, dan global. Peningkatan kualitas secara
nasional memerlukan standar kualitas pendidikan nasional yang memuat
kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa di seluruh Indonesia.
Menurut Puskur (2001) kerangka KBK dapat digambarkan sebagai
berikut .
20
Gambar 1. Kerangka kurikulum berbasis kompetensi
Fokus hasil pendidikan yang bermutu adalah siswa yang sehat,
mandiri, berbudaya, berakhlak mulia, beretos kerja, berpengetahuan dan
menguasai teknologi, serta cinta tanah air. Untuk mewujudkan siswa
dengan ciri-ciri tersebut, maka perlu dikembangkan kurikulum
berdasarkan aspek-aspek : a) diversifikasi kurikulum, b) standar nasional,
c) kurikulum berbasis kompetensi dasar, d) empat pilar pendidikan
kesejagatan, e) partisipasi masyarakat, dan f) manajemen berbasis sekolah
(Puskur 2001).
a. Diversifikasi Kurikulum
Kurikulum berdiversifikasi ialah kurikulum yang
mengakomodasikan berbagai perbedaan siswa dalam kesiapan untuk
Potensi
Anak
Pendidikan
Bermutu Standar
Nasional
Kurikulum
Berbasis
kompetensi
Diversifikasi
Kurikulum
Masyarakat
Majemuk
Manajemen
Berbasis
Sekolah
Sekolah sebagai
Peningkatan
Peradaban dan
Kebudayaan
Siswa yang beriman,
Sehat, berbudaya,
berakhlak mulia,
beretos kerja,
berpengetahuan, dan
menguasai teknologi
serta cinta tanah air
Partisipasi
Masyarakat
4 pilar
Pendidikan
Kesejagatan
Misi
Pendidikan
Masa Depan
Pendidikan
Kesejagatan
21
belajar, potensi akademik, kecerdasan, minat, lingkungan, dan budaya.
Dengan kurikulum berdiversifikasi, maka dapat dikembangkan kurikulum
inklusif (khusus seperti anak yang berpotensi unggul) yang
mengakomodasikan pemerataan mutu dan kesempatan belajar yang
bermakna melalui penyelenggaraan pendidikan yang produktif, interaksi
belajar mengajar yang bervariasi dan kesempatan mengekspresikan
keanekaragaman gagasan.
Keinklusifan kurikulum tersebut dapat memaksimalkan
pencapaian hasil belajar karena dapat memberdayakan semua potensi
yang digali dari kemajemukan sumber daya alam, budaya, dan etnis.
Dengan demikian, maka kurikulum yang berdiversifikasi ini
memungkinkan adanya perbedaan, tetapi tetap mengacu pada standar
minimal yang sama, yaitu standar nasional.
b. Standar Nasional
Kerangka ini disajikan dalam bentuk pengembangan
penguasaan ilmu-ilmu dasar dengan sistematika keilmuan dan
kebenaran materi yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.
Standar ini juga disertai dengan standar pemahiran keterampilan dan
pembentukan akhlak mulia yang mengutamakan terbentuknya sistem
nilai komprehensif untuk mewujudkan pembentukan manusia Indonesia
yang berkepribadian dan beretos kerja.
c. Kurikulum Berbasis Kompetensi Dasar
Kurikulum disusun sesuai dengan kekinian dan kemasadepanan.
Oleh karena itu, kurikulum harus relevan, fleksibel, dan dapat
22
dipertanggungjawabkan baik secara akademik maupun publik.
Pertanggungjawaban ini menuntut kejelasan orientasi kurikulum, yaitu
lebih tertuju pada hasil belajar daripada prosedur pembelajarannya.
Dengan orientasi ini, maka ditetapkan kompetensi dasar siswa pada
setiap jenjang pendidikan yang dapat dicapai melalui berbagai cara sesuai
dengan keadaan sekolah atau daerah.
d. Empat Pilar Pendidikan Kesejagatan
Landasan pembaruan pendidikan kesejagatan menggali dan
memberdayakan potensi serta bakat-bakat anak yang terpendam
seperti : learning to know, learning to do, learning to live together,
dan learning to be.
Hakikat learning to know adalah proses pembelajaran yang
memungkinkan siswa menguasai teknik memperoleh pengetahuan dan
bukan semata-mata memperoleh pengetahuan. Menurut Scheffler
(Sudijarta, 2003:21) pilar ini pada hakikatnya terkait dengan relevansi
epistemologi yang mengutamakan proses pembelajaran dan
memungkinkan peserta didik untuk terlibat dalam proses belajar meneliti
dan mengkaji. Melalui pilar ini sasarannya adalah pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Hakikat learning to do adalah pendidikan sebagai upaya
penguasaan seni dalam menggunakan pengetahuan agar melahirkan
generasi baru yang mempunyai potensi tinggi dalam bekerja,
memecahkan masalah dan berinovasi. Oleh karena itu, sasarannya adalah
kemampuan kerja generasi muda untuk mendukung dan memasuki
23
ekonomi industri. Pada pilar yang kedua ini, makna yang terkandung
yaitu tentang perlunya pendidikan secara konsekuentif dan bermuara
pada paradigma pemecahan masalah, sehingga dapat memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengintegrasikan pemahaman konsep,
penguasaan keterampilan teknis, dan intelektual dalam memecahkan
masalah.
Hakikat learning to live together adalah proses pembelajaran
yang dapat hidup bersama dengan orang lain yang berbeda dengan
penuh toleransi, pengertian, dan tanpa prasangka buruk. Dalam
kaitannya dengan pilar ini, tugas pendidikan adalah memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan memiliki
pengetahuan serta kesadaran tentang hakikat manusia yang beragam,
tetapi dalam keragaman tersebut terdapat persamaan. Oleh sebab itu,
pembelajaran di alam terbuka seperti ‘camping’ atau sekolah
berasrama dapat dijadikan sebagai salah satu implementasi pilar ini.
Hakikat learning to be adalah proses pembelajaran yang
mengarahkan siswa untuk memiliki kemantapan emosional dan
intelektual yang dapat mengenali dan mengendalikan dirinya sendiri
secara konsisten.
e. Partisipasi Masyarakat
Masyarakat tempat sekolah atau lembaga pendidikan yang ada
memiliki berbagai kompetensi. Oleh karena itu, segala potensi yang
ada dalam masyarakat perlu dibangkitkan untuk mendukung
24
terciptanya pendidikan yang bermutu. Perkembangan kehidupan masa
kini dan yang akan datang menuntut akan kesadaran masyarakat agar
berperan serta secara aktif dalam proses pendidikan. Namun dilain
pihak menuntut pula kesiapan sekolah agar membuka diri untuk
bekerja sama dengan berbagai pihak dalam menyelenggarakan
program pendidikan.
f. Manajemen berbasis Sekolah
Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas tinggi, maka
sekolah harus dikelola secara profesional. Oleh karena itu, pencapaian
pendidikan yang berkualitas tersebut menuntut agar pengembangan
sekolah dapat terwujud secara profesional. Keprofesionalan ini sejalan
dengan pemberian kewenangan sekolah dalam mengambil keputusan
untuk penyelenggaraan program pendidikan yang berorientasi pada
standar nasional. Standar ini dapat dicapai melalui cara yang dipilih
oleh sekolah secara mandiri, khususnya dalam pengelolaan kurikulum.
Apabila suatu kurikulum telah berkembang berdasarkan aspek-
aspek diversifikasi kurikulum, standar nasional, kurikulum berbasis
kompetensi dasar, empat pilar pendidikan kesejagatan, partisipasi
masyarakat, dan manajemen berbasis sekolah, maka akan terwujud pula
suatu tujuan pendidikan yang telah diharapkan. Tujuan-tujuan itu itu
antara lain: 1) dapat mencapai pendidikan yang bermutu, 2) misi
pendidikan masa depan, 3) pendidikan kesejagatan, 4) sekolah sebagai
peningkatan peradaban dan kebudayaan, 5) masyarakat majemuk, dan 6)
potensi anak yang berkualitas.
25
5. Komponen-komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi
Komponen dasar kurikulum berbasis kompetensi terdiri dari empat
komponen yaitu: 1) kurikulum dan hasil belajar, 2) penilaian berbasis
kelas, 3) kegiatan belajar mengajar, dan 4) pengelolaan kurikulum berbasis
sekolah. Adapun komponen-komponen dari kurikulum berbasis
kompetensi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2. Komponen Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi
a. Kurikulum dan Hasil Belajar (KHB)
Memuat perencanaan pengembangan kompetensi peserta didik
yang perlu dicapai secara keseluruhan dan meliputi kompetensi, hasil
belajar, dan indikator.
b. Penilaian berbasis Kelas (PBK)
Memuat prinsip, sasaran dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan
yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui
penilaian terpadu dengan kegiatan belajar mengajar di kelas (berbasis
Kurikulum
dan Hasil
belajar
Penilaian
Berbasis Kelas
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
Pengelolaan
Kurikulum
Berbasis
Sekolah
Kegiatan
Belajar
Mengajar
26
kelas) dengan mengumpulkan kerja siswa (portofolio), hasil karya
(produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis.
c. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan
pengajaran untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan serta
gagasan-gagasan paedagogis dan andragogis yang mengelola
pembelajaran agar tidak mekanistik.
d. Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (PKBS)
Memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan
sumber daya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Pola ini
dilengkapi pula dengan gagasan pembentukan jaringan kurikulum,
pengembangan kurikulum, pembinaan profesional tenaga
kependidikan, dan pengembangan sistem informasi kurikulum.
6. Kompetensi Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
a. Hakikat Kompetensi
1) Kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai
dasar yang terefleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
(Pusku, 2002:1). Kebiasaan berpikir dan bertindak secara
konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjaadi
kompeten, artinya seseorang itu memiliki pengetahuan,
pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan
sesuatu.
2) Konsep kompetensi ini digunakan dalam kurikulum baru didasarkan
pada pemikiran sebagai berikut: 1) kompetensi berkenaan dengan
kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks, 2)
27
kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui siswa untuk
menjadi kompeten, 3) Kompeten merupakan hasil belajar (learning
outcome) yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan siswa setelah
melalui proses pembelajaran, dan 4) kehandalan kemampuan siswa
melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas dan luas dalam
suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur
(Puskur, 2002:1).
b. Kompetensi Dalam KBK
Kompetensi KBK merupakan jabaran dari tujuan pendidikan nasional
(TPN). TPN secara urut dijabarkan menjadi kompetensi lintas
kurikulum (KLK), kompetensi tamatan, kompetensi rumpun pelajaran,
dan kompetensi dasar mata pelajaran. Penjabaran hasil belajar untuk
tiap-tiap mata pelajaran dikelompokan berdasarkan aspek, dan setiap
aspek dijabarkan menjasi hasil belajar dan indikator (Puskur, 2002:7).
Adapun urutan jabaran kompetensi dalam KBK tampak pada diagram
berikut ini :
Gambar 3. Urutan Jabaran Kompetensi dalam KBK
(Sumber : Puskur 2002)
Kompetensi Lintas Kurikulum
Kompetensi Tamatan
Kompetensi Rumpun Mata
Pelajaran
Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran
Kompetensi Dasar
Hasil Belajar
Indikator
Tujuan
Pendidikan
Nasional
SilabusSilabusSilabusSilabus
28
1) Kompetensi Lintas Kurikulum (KLK) merupakan pernyataan
tentang pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang
mencakup kecakapan belajar sepanjang hayat dan ketrampilan
hidup yang harus dimiliki. Hasil belajar dari KLK ini perlu dicapai
melalui pembelajaran-pembelajaran dari semua rumpun mata
pelajaran.
2) Kompetensi tamatan merupakan pengetahuan, ketrampilan, sikap,
dan nilai-nilai yang direleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak setelah siswa menyelesaikan suatu jenjang tertentu.
3) Kompetensi rumpun mata pelajaran merupakan pernyataan tetnang
pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang seharusnya dicapai
setelah siswa menyelesaikan rumpun mata pelajaran tertentu.
4) Kompetensi dasar merupakan pernyataan minimal atau memadai
tentang pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan berindak setelah siswa
menyelesaikan suatu aspek atau subaspek mata pelajaran tertentu.
B. Kurikulum SMK Edisi 2004 Berpendekatan KBK
1. Landasan
Pendidikan nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia
dan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Undang-
Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan
29
kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan
undang-undang yaitu Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan
menengah kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan
menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik
untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, kemampuan beradaptasi di
lingkungan kerja, melihat peluang kerja, dan mengembangkan diri di
kemudian hari.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka dalam
menyusun kurikulum SMK sangat memperhatikan tahap perkembangan
siswa dan kesesuaian dengan jenis pekerjaan, lingkungan sosial,
kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta kesenian. Oleh sebab itu, maka penyusunan kurikulum
SMK edisi 2004 bertumpu pada landasan filosofis, ekonomis, dan yuridis.
a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis yang dijadikan acuan adalah demokratis,
pragmatis, dan humanistis. Ini berarti kurikulum SMK dirancang
untuk mengembangkan nilai-nilai demokratis. Implikasinya, peserta
didik diberi kebebasan untuk berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhannya, dan diberikan peluang untuk mengembangkan nilai-
nilai demokratis pada dirinya. Di samping itu kurikulum SMK edisi
2004 dirancang untuk memberi kesempatan berkembangnya
30
kompetensi kerja yang relevan dengan perkembangan permintaan
pasar kerja, serta memberi ruang gerak pada diri peserta didik untuk
mengembangkan dan melakukan berbagai aktivitas yang dapat
memberi kontribusi terhadap kecakapan hidup di lingkungan
masyarakat.
Pendidikan adalah salah satu wujud kebudayaan manusia yang
selalu tumbuh dan berkembang, tetapi dengan secara perlahan-lahan
ada kalanya mengalami penurunan kualitas sesuai perkembangan
jaman. Kurikulum SMK disusun untuk mengemban misi agar dapat
turut mendukung perkembangan kebudayaan pada arah yang positif.
Oleh karena itu, kurikulum SMK edisi 2004 harus memperhatikan
beberapa hal mendasar sebagai berikut :
1. Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas
sebagai landasan pembentukan watak dan perkembangan
kehidupan manusia.
2. Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang
ideal maupun pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
3. Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi
kepentingan bersama peserta didik, keluarga, masyarakat, bangsa,
dan negara.
Secara filosofis, penyusunan kurikulum SMK perlu
mempertimbangkan perkembangan psikologis peserta didik dan
perkembangan/ kondisi kehidupan social budaya masyarakat.
31
a) Perkembangan Psikologi Peserta Didik
Landasan psikologisnya yaitu jika filosofi “apa” yang
seharusnya diajarkan kepada peserta didik, maka psikologi
mempersoalkan “bagaimana” cara mengajarkan “apa” tersebut.
Pendidikan kejuruan melandasi diri pada kenyataan bahwa manusia
itu memiliki perbedaan dalam dimensi-dimensi fisik, intelektual,
emosional, dan spiritual. Oleh karena itu, kita harus menggunakan
cara-cara penyampaian yang berbeda-beda, sehingga muncul
model-model pembelajaran yang beragam yang penggunaannya
disesuaikan dengan kebutuhan individual yang berbeda-beda pula.
Secara umum, manusia mengalami perkembangan
psikologis sesuai dengan pertambahan usia dan berbagai faktor
lainnya yaitu latar belakang pendidikan, ekonomi keluarga, dan
lingkungan pergaulan yang mengakibatkan perbedaan dalam
dimensi fisik, intelektual, emosional, dan spiritual. Pada kurun usia
peserta didik di SMK, mereka memiliki kecenderungan untuk
mencari identitas atau jati diri.
Fondasi kejiwaan yang kuat diperlukan oleh peserta didik
agar berani menghadap, mampu beradaptasi dan mengatasi
berbagai masalah kehidupan, baik kehidupan profesional maupun
keseharian yang selalu berubah bentuk dan jenisnya serta mampu
meningkatkan diri dengan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.
32
b) Kondisi Sosial Budaya
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara
keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Pendidikan yang diterima
dari lingkungan keluarga, masyarakat, maupun sekolah akan
menyatu dalam diri peserta didik dan menjadi satu kesatuan yang
utuh, saling mengisi, dan diharapkan dapat saling memperkaya
secara positif.
Adapun landasan sosiologinya yaitu merupakan ilmu
pengetahuan yang memusatkan perhatian pada hubungan antar
manusia, kelompok, dan system. Pendidikan kejuruan mendasarkan
pada sosiologi, sehingga segala upaya yang dilakukan harus selalu
berpegang teguh pada keharmonisan hubungan antar sesama individu
dalam masyarakat luas yang dilandasi dengan akhlak dan budi pekerti
yang luhur, serta keharmonisan antar system pendidikan dengan
system-sistem yang lain (ekonomi, social, politik, religi, dan moral).
Secara sosial budaya, kurikulum SMK edisi 2004 dikembangkan
dengan memperhatikan berbagai dinamika, kebutuhan masyarakat,
dan tidak meninggalkan akar budaya Indonesia.
b. Landasan Ekonomis
Landasan ekonomi yang dimaksud disini yaitu suatu ilmu
ekonomi yang menekankan pada efisiensi dan investasi dasar
penyelenggaraan pendidikan kejuruan. Artinya, pendidikan kejuruan
dijalankan atas dasar prinsip-prinsip efisiensi, baik internal maupun
33
eksternal. Selain itu, pendidikan kejuruan juga dijalankan atas dasar
prinsip investasi, yang artinya bahwa kita berpedoman pada semakin
tinggi pendidikan dan pelatihan seseorang, maka semestinya orang
yang bersangkutan semakin produktif. Dengan demikian, maka orang
yang lebih produktif akan mendapatkan upah yang lebih besar. Inilah
esensi human capital theory yang menjadi dasar penyelenggaraan
pendidikan kejuruan.
Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang
menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif dan dapat
bekerja langsung di bidangnya setelah melalui pendidikan dan
pelatihan berbasis kompetensi (Dirjen Dikdasmen, 2004:3). Dengan
demikian, pembukaan program diklat di SMK harus responsif tehadap
perubahan pasar kerja. Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti
menganggap manusia semata-mata sebagai faktor produksi, hal ini
dikarenakan pembangunan ekonomi memerlukan kesadaran sebagai
warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
c. Landasan Yuridis
Peraturan perundang-undangan yang mendasari dan menjadi
acuan dalam penyusunan kurikulum SMK edisi 2004 adalah :
1) UUD 1945
Undang-undang Dasar 1945 yang mengamanatkan kepada
pemerintah, kaitannya dengan pendidikan nasional, yaitu: a) untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, b) agar mengusahakan dan
menyelenggarakan satu system pendidikan nasional yang
34
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan
undang-undang.
2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Yaitu berfungsi mengembangkan kemampuan serta
membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhal
mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis.
3) Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
323/U/1997 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda
pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
4) Ketentuan-ketentuan lain (yang akan disusun) berkaitan dengan
Sistem Pendidikan Nasional Indonesia pada umumnya dan
Pendidikan Menengah Kejuruan pada khususnya.
2. Program
a. Jenis Program Keahlian
SMK menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (diklat)
berbagai program keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan
lapangan kerja. Program keahlian tersebut dikelompokan menjadi
bidang keahlian sesuai dengan kelompok bidang industri/ usaha/
35
profesi. Penamaan bidang keahlian dan program keahlian pada
kurikulum SMK edisi 2004 yang dikembangkan mengacu pada nama
bidang dan program keahlian yang berlaku pada kurikulum SMK edisi
1999. Jenis keahlian baru diwadahi dengan jenis program keahlian
baru atau spesialisasi baru pada program keahlian yang relevan. Jenis
bidang dan program keahlian ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah.
b. Substansi Pendidikan
Substansi atau materi yang diajarkan di SMK disajikan dalam
bentuk berbagai kompetensi yang dinilai penting dan perlu bagi
peserta didik dalam menjalani kehidupan sesuai dengan
perkembangan jaman.
Kompetensi yang dimaksud meliputi kompetensi-kompetensi
yang dibutuhkan untuk menjadi manusia Indonesia yang cerdas dan
pekerja yang kompeten sesuai dengan standar kompetensi yang
ditetapkan oleh industri/ dunia usaha/ asosiasi profesi.
c. Masa Pendidikan
Masa pendidikan di SMK pada prinsipnya sama dengan masa
pendidikan tingkat menengah lainnya yaitu 3 (tiga) tahun. Dengan
mempertimbangkan keluasan dan jumlah kompetensi yang harus
dipelajari, dan jika Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI) menuntut masa pendidikan lebih dari tiga tahun, maka masa
pendidikan dapat diperpanjang paling banyak 2 (dua) semester atau
sampai dengan 4 (empat) tahun.
36
3. Struktur Kurikulum
Untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh
industri/ dunia usaha / asosiasi profesi, substansi diklat dikemas dalam
berbagai matadiklat yang dikelompokan dan diorganisasikan menjadi
program normative, adaptif, dan produktif.
a. Program Normatif
Yaitu kelompok matadiklat yang berfungsi membentuk peserta
didik sebagai pribadi yang utuh, yang memiliki norma-norma sebagai
mahluk individu maupun sosial (anggota masyarakat), sebagai warga
negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Program normatif
diberikan agar peserta didik biasa hidup dan berkembang selaras dalam
kehidupan pribadi, sosial, dan bernegara. Program normatif dijabarkan
menjadi matadiklat yang memuat kompetensi-kompetensi tentang
norma, sikap, dan perilaku yang harus diajarkan dan dilatihkan pada
peserta didik.
b. Program Adaptif
Yaitu kelompok matadiklat yang berfungsi membentuk peserta
didik sebagai individu agar memiliki dasar yang kuat untuk
berkembang dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan.
Program adaptif memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar keilmuan yang
dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau melandasi suatu
kompetensi untuk bekerja.
37
Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak hanya
memahami dan menguasai “apa” dan “bagaimana” suatu suatu
pekerjaan yang dilakukan, tetapi memberi pemahaman dan penguasaan
tentang “mengapa” hal tersebut harus dilakukan.
c. Program Produktif
Yaitu kelompok matadiklat yang berfungsi membekali peserta
didik agar memiliki kompetensi standar atau kemampuan produktif
pada suatu pekerjaan/keahlian tertentu yang relevan dengan tuntutan
dan permintaan pasar kerja.
Substansi pembelajaran terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu : 1)
substansi instruksional, dan 2 ) substansi noninstruksional.
1) Substansi Instruksional
Substansi instruksional adalah substansi pembelajaran yang
dirancang secara terstruktur dalam kurikulum dan dikemas dalam
berbagai matadiklat yang dikelompokan dalam program normatif,
adaptif, dan produktif. Pengorganisasian materi program normatif
dan adaptif mengacu pada UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003
pasal 37, yaitu berupa nama matadiklat. Sedangkan program
produktif berupa nama kompetensi yang mengacu pada Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
2) Substansi Noninstruksional
Substansi noninstruksional berisi hal-hal yang dianggap
penting dan perlu bagi peserta didik dan dirancang secara tidak
terstruktur dalam kurikulum. Penyajiannya terintegrasi dengan
substansi instruksional yang dituangkan pada saat merencanakan
38
strategi pembelajaran dan penyusunan modul. Substansi
noninstruksional meliputi pendidikan kecakapan hidup,
kompetensi kunci, lingkungan hidup, dan isu-isu lain seperti
muatan lokal, narkoba, dan pendidikan seks.
Matadiklat pada SMK program keahlian akuntansi adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Struktur kurikulum dalam 3 tahun (kelas 1, 2, 3)
Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen
Program Keahlian : Akuntansi
No MATADIKLAT DURASI
I NORMATIF 1. Pendidikan Agama 192 2. Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah 288
3. Bahasa Indonesia 192 4. Pendidikan Jasmani dan Olah Raga 288 II ADAPTIF 1. Matematika 403 2. Bahasa Inggris 550 3. Keterampilan Komputer dan pengelolaan Informasi 203 4. Kewirausahaan 192 5. Ekonomi 112 III PRODUKTIF
1. Bekerja sama dengan kolega dan pelanggan 12
2. Bekerja sama dengan lingkungan sosial yang berbeda 12
3. Berkomunikasi melalui telepon dan faksimili 30
4. Mengerjakan persamaan dasar akuntansi 20
5. Mengelola bukti transaksi 30
6. Mengelola buku jurnal 70
7. Mengelola buku besar 65
8. Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa dan dagang 460
9. Mengelola administrasi kas bank 80
10. Mengelola administrasi dana kas kecil 70
11. Mengelola order penjualan 40
12. Mengelola proses kredit 20
13. Mengelola kartu piutang 40
14. Mengelola penagihan piutang 60
15. Mengelola administrasi pembelian 60
16. Mengelola kartu utang 60
39
17. Mengelola penerimaan barang supplies 10
18. Mengelola kartu persediaan supplies 16
19. Mengelola kartu persediaan barang dagangan 30
20. Mengelola administrasi gudang 20
21. Mengelola aktiva tetap 80
22. Mengelola buku jurnal 70
23. Mengelola buku besar 65
24. Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa dan dagang 460
25. Mengelola administrasi gaji dan upah 80
26. Mengelola kartu biaya produksi 45
27. Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan manufaktur 465
JUMLAH 4396
(Sumber : Dirjen Dikdasmenjur 2004)
Tabel 2. Struktur kurikulum I tahun
PROGRAM KEAHLIAN : AKUNTANSI
TINGKAT : I (SATU)
NO MATADIKLAT WAKTU
I.
1.
PROGRAM NORMATIF
Pendidikan Agama
80
2.
3.
4.
Pendidikan Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Pendidikan Jasmani dan Olah Raga
120
80
120
II. PROGRAM ADAPTIF
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Matematika
Bahasa Inggris
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
Kewirausahaan
Ekonomi
Mengetik Manual dan elektronik
200
200
160
80
80
200
III. PROGRAM PRODUKTIF
1.
2.
3.
Bekerja sama dengan kolega dan pelanggan
Bekerja sama dalam lingkungan sosial yang berbeda
Berkomunikasi melalui telepon dan faksimili
20
20
40
40
Matadiklat Siklus Akuntansi :
4. Mengerjakan persamaan dasar akuntansi
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Mengelola bukti transaksi
Mengelola buku jurnal
Mengelola buku besar
Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa dan dagang
Mengelola administrasi kas bank
Mengelola administrasi dana kas kecil
Mengelola order penjualan
480
IV. PROGRAM MUATAN LOKAL
1 Bimbingan dan penyuluhan 40
JUMLAH 1920
(Sumber : Dirjen Dikdasmenjur 2004)
Tabel 3. Struktur kurikulum 1 minggu
NO MATADIKLAT WAKTU
I.
1.
2.
3.
4.
II.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PROGRAM NORMATIF
Pendidikan Agama
Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah
Bahasa Indonesia
Pendidikan Jasmani dan Olah Raga
PROGRAM ADAPTIF
Matematika
Bahasa Inggris
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
Kewirausahaan
Ekonomi
Mengetik Manual dan Elektronik
2
3
2
3
5
5
4
2
2
5
41
III.
1.
2.
3.
PROGRAM ADAPTIF
- Bekerja sama dengan kolega dan pelanggan
- Bekerja sama dalam lingkungan sosial yang
Berbeda
- Berkomunikasi melalui telepon dan faksimili
Matadiklat Siklus Akuntansi :
- Mengerjakan persamaan dasar akuntansi
- Mengelola bukti transaksi
- Mengelola buku jurnal
- Mengelola buku besar
- Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan
jasa dan dagang
- Mengelola administrasi kas bank
- Mengelola administrasi dana kas kecil
- Mengelola order penjualan
Bimbingan dan penyuluhan
2
12
1
JUMLAH 48
(Sumber : Dirjen Dikdasmenjur 2004)
4. Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku
ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut berbagai faktor yang
mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri
individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan.
a. Kegiatan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran adalah proses kegiatan belajar
peserta diklat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan guna
42
mencapai penguasaan kompetensi. Pembelajaran dapat dilaksanakan di
sekolah dan atau di dunia kerja (Dirjen Dikdasmen, 2004, Bag. III:16).
Prosedur pelaksanaan pembelajaran di SMK merupakan
tatacara pembelajaran, pembimbingan, dan pelatihan yang dilakukan di
sekolah dan di dunia kerja. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah
merupakan realisasi pembelajaran program produkif yang ditekankan
pada penguasaan dasar-dasar keahlian yang luas, kuat, mendasar, dan
penguasaaan alat serta teknik bekerja yang tepat. Sedangkan
pelaksanaan pembelajaran di dunia industri (kerja) yaitu peserta yang
mengikuti pelatihan di industri adalah mereka yang memenuhi
persyaratan minimal yang telah ditetapkan, baik pada saat penerimaan
maupun pada saat pemilihan program diklat.
Pelaksanaan pembelajaran dituangkan dalam bentuk kegiatan-
kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
1) Kegiatan Kurikuler
Merupakan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan
struktur kurikulum dan ditujukan untuk mengembangkan
kompetensi peserta didik sesuai dengan bidang keahliannya.
Kegiatan kurikuler dilakukan melalui kegiatan pembelajaran
terstruktur sesuai dengan struktur kurikulum.
2) Kegiatan Ekstrakurikuler
Merupakan kegiatan diklat di luar jam yang tercantum pada
struktur kurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan untuk
pengembangan bakat dan minat serta untuk memantapkan
43
pembentukan kepribadian peserta didik, antara lain dapat berupa
kepramukaan, usaha kesehatan sekolah, olah raga, palang merah,
kesenian, kelompok debat, kegiatan sosial, penyelenggaraan
kegiatan kesiswaan dan kemasyarakatan.
Jenis kegiatan yang dipilih harus disesuaikan dengan
kebutuhan dan kebermaknaan bagi peserta didik, keadaan dan
kemampuan sekolah, serta situasi dan kondisi sosial, ekonomi,
maupun budaya masyarakat dimana sekolah berada. Kegiatan
tersebut dimaksudkan untuk lebih mengaitkan dan menerapkan
kompetensi yang diperoleh pada program kurikuler dengan
keadaan dan kebutuhan lingkungan guna mengembangkan
kepribadian peserta didik seutuhnya.
b. Pendekatan Pembelajaran
Pembelajaran berbasis kompetensi harus menganut prinsip
pembelajaran tuntas (mastery learning). Hal ini dimaksudkan agar
peserta didik dapat menguasai sikap (attitude), ilmu pengetahuan
(knowledge), dan keterampilan (skills).
Untuk dapat belajar secara tuntas, perlu dikembangkan prinsip
pembelajaran sebagai berikut :
1). Learning by doing
Yaitu belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata yang memberikan
pengalaman belajar bermakna dan dikembangkan menjadi
pembelajaran berbasis produksi.
44
2). Individualized learning
Yaitu pembelajaran dengan memperhatikan keunikan setiap
individu yang dilaksanakan dengan sistem modular.
Mengingat lulusan SMK dapat bekerja sebagai wiraswastawan
atau pegawai, maka pelaksanaan pembelajaran dengna pendekatan
tersebut di atas dapat dilakukan melalui dua jalur alternatif, yaitu : 1)
jalur kelas industri (employed) peserta didik belajar di sekolah dan
berlatih di industri, dan 2) jalur kelas wiraswasta/mandiri
(selfemployed) peserta didik belajar dan berlatih berwiraswasta di
sekolah dan berusaha secara mandiri.
Pemilihan model pembelajaran kelas industri atau kelas
wiraswasta mempertimbangkan minat dan kemampuan peserta didik
serta kondisi sekolah, industri, dan dunia kerja sekitar sekolah. Dalam
hal ini yang paling menentukan adalah ada tidaknya kesempatan
berwirausaha pada program keahlian yang diminati peserta didik.
c. Pola Penyelenggaraan
Pendidikan di SMK dapat menerapkan berbagai pola
penyelenggaraan pendidikan yang dapat dilaksanakan secara terpadu,
yaitu pola pendidikan sistem ganda (PSG), multi entry-multi exit
(MEME), dan pendidikan jarak jauh.
1) Pola pendidikan sistem ganda (PSG)
PSG adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola
bersama-sama antara SMK dengan industri/asosiasi profesi sebagai
45
institusi pasangan (IP) mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, dan sertifikasi. Durasi pelatihan di industri dilaksanakan
selama 4 (empat) bulan sampai dengan 1 (satu) tahun pada industri
dalam dan atau luar negeri. Pola pendidikan sistem ganda ini
diterapkan dalam proses penyelenggaraan SMK dalam rangka lebih
mendekatkan mutu lulusan yang berkualitas sesuai dengan
permintaan dari dunia industri/ usaha.
2) Pola multi entry-multi exit
Pola multi entry-multi exit merupakan perwujudan konsep
pendidikan dengan sistem terbuka yang diterapkan agar peserta
didik dapat memperoleh layanan secara fleksibel dalam
menyelesaikan pendidikannya. Dengan pola ini, peserta didik dapat
mengambil program/ kompetensi di berbagai institusi pendidikan
seperti SMK, lembaga kursus, diklat industri, politeknik, dan
sebagainya. Oleh sebab itu, maka peserta didik di SMK dapat
mengikuti pendidikan secara paruh waktu.
5. Evaluasi
Evaluasi (penilaian) adalah penentuan nilai hasil pengukuran
dinbandingkan dengan acuan atau standar tertentu. Sedangkan
pengukuran adalah proses kuantifikasi atau pengumpulan bukti-bukti
suatu gejala atau objek menurut aturan tertentu yang sdapat dilakukan
baik dengan cara tes maupun nontes (Dirjen Dikdasmen, 2004:22).
Penilaian hasil belajar peserta didik dalam sistem pembelajaran
berbasis kompetensi pada dasarnya merupakan proses penentuan untuk
46
memastikan peserta didik apakah sudah kompeten atau belum. Selain itu,
penilaian hasil belajar juga merupakan bagian integral dari proses
pembelajaran yang diarahkan untuk menilai kinerja peserta didik dalam
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar secara
berkesinambungan.
Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan secara langsung pada saat
peserta didik melakukan aktivitas belajar, dan secara tidak langsung
melalui bukti-bukti hasil belajar (learning evidance) yang diperoleh
seorang peserta didik dengan kriteria kinerja (performance criteria) yang
ditetapkan pada standar kompetensi.
Sesuai dengan pendekatan kompetensi yang digunakan dalam
pengembangan kurikulum SMK edisi 2004, maka sistem penilaian
menitikberatkan pada penilaian hasil belajar berbasis kompetensi
(competency based assesment) dengan ciri sebagai berikut :
1) Menggunakan penilaian acuan patokan (criterion reference
assesment).
2) Diberlakukan secara perseorangan (individualized).
3) Keberhasilan peserta didik hanya dikategorikan dalam bentuk
kompeten dan belum kompeten.
4) Dilaksanakan secara berkelanjutan.
Dalam pelaksanaannya penilaian hasil belajar peserta didik dapat
dibagi menjadi penilaian berbasis kelas (classroom based assesment) yang
berguna untuk mengukur tingkat penguasaan suatu kompetensi atau tahap
pembelajaran.
47
a) Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilaksanakan
oleh guru dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk :
1. Memantau kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik sebagai
bahan masukan untuk perbaikan pembelajaran lebih lanjut.
2. Menetapkan sistem pembimbingan guna membantu kelancaran
dan keberhasilan belajar peserta didik.
3. Menetapkan penyelesaian suatu tahap pembelajaran sebagai dasar
untuk memutuskan kelanjutan pembelajaran tahap berikutnya.
b) Penilaian Kompetensi
Penilaian kompetensi pada dasarnya merupakan penilaian
sumatif terhadap ketuntasan pencapaian hasil belajar peserta didik
setelah menyelesaikan satu unit kompetensi. Penilaian tersebut
bertujuan untuk menetapkan keberhasilan peserta didik dalam
menguasai satu unit kompetensi.
Penilaian yang berkaitan dengan sertifikasi kompetensi
dilakukan oleh lembaga sertifikasi independen sesuai dengan
keahliannya. Apabila lembaga ini belum tersedia, maka sekolah dapat
bekerja sama dengan dunia industri/ industri terkait yang mempunyai
kredibilitas untuk berperan sebagai pengganti lembaga sertifikasi.
6. Sertifikasi
a. Ijazah
Mengacu pada Undang-Undang Sisdiknas, maka SMK yang
telah diakreditasi diberi wewenang untuk menyelenggarakan ujian dan
48
memberikan ijasah yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional kepada peserta didik yang dinyatakan lulus ujian. Ijasah ini
digunakan sebagai pengakuan terhadap penyelesaian pada jenjang
pendidikan SMK atau prestasi belajar yang telah diraih oleh peserta
didik.
b. Sertifikat Kompetensi
Sertifikat kompetensi diberikan kepada peserta didik yang lulus
uji kompetensi yang diselenggarakan oleh SMK/ lembaga diklat yang
terakreditasi sebagai penyelenggara uji kompetensi. Sertifikat
kompetensi tersebut diterbitkan oleh lembaga sertifikasi, asosiasi
profesi, perusahaan/ industri, lembaga diklat yang memiliki kredibilitas
dalam bidangnya, dan lembaga diklat yang diberi wewenang oleh
lembaga sertifikasi.
C. Pengembangan Kurikulum SMK Edisi 2004 Berpendekatan KBK
Arah pengembangan pendidikan menengah kejuruan memiliki peran
untuk menyiapkan peserta didik agar siap bekerja, baik bekerja secara
mandiri (wiraswasta) maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Oleh
karena itu, arah pengembangan pendidikan menengah kejuruan diorientasikan
pada pemenuhan permintaan pasar kerja.
SMK sebagai salah satu institusi yang menyiapkan tenaga kerja,
dituntut agar mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan
oleh dunia kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia
yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaannya, memiliki daya
49
adaptasi dan daya saing yang tinggi. Atas dasar itulah, maka pengembangan
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dunia kerja.
Pengembangan kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan
kurikulum berbasis kompetensi pada dasarnya merupakan upaya
penyempurnaan terhadap kurikulum yang berlaku. Berdasarkan Dikmenjur
Depdiknas (2004) penyempurnaan kurikulum SMK edisi 2004 dirancang
sebagai :
1. Pengelompokan kembali program-program diklat (bidang dan program
keahlian) berdasarkan kesamaan akar kompetensi untuk menentukan
dasar-dasar keahlian dan keilmuan sejenis.
2. Tingkat keluwesan keahlian sangat ditentukan oleh keleluasaan bidang
keahlian yang dijadikan dasar dalam pengembangan isi kurikulum.
Makin lebar/ luas bidang keahlian dan keilmuan yang dijadikan dasar
acuan, maka akan makin tinggi derajat keluwesannya, tetapi derajat
kontekstualnya terhadap dunia kerja akan semakin rendah. Sebaliknya
jika kontekstual dipertajam, maka tidak mungkin memberikan dasar-
dasar yang lebih luas yang berarti derajat keluwesannya akan menurun.
Atas dasar itulah, maka perluasan bidang keahlian dan dasar-dasar
keilmuan disesuaikan dengan kebutuhan kontekstual pada masing-
masing karakteristik lapangan kerja.
3. Perkuatan daya suai adaptabilitas tidak cukup dengan memperluas dasar-
dasar keahlian, tetapi perlu didukung oleh kemampuan-kemampuan
50
generik yang lebih memungkinkan terjadinya proses interaksi individu
dengan lingkungan yang lebih luas sebagai prasyarat untuk terjadinya
pengembangan pribadi secara optimal. Oleh karena itu diperlukan
peningkatan dan perkuatan kompetensi-kompetensi dasar (key
competencies) yang lebih luas.
4. Standarisasi program, yaitu bahwa penggunaan pendekatan kompetensi
dimaksudkan agar SMK mampu menghasilkan tamatan yang memiliki
kompetensi (kompeten), yaitu tamatan yang memiliki kemampuan
sekaligus berkewenangan. Seseorang dapat dikatakan kompeten apabila
memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan. Oleh karena
itu penggunaan pendekatan kompetensi mengandung makna bahwa
program pendidikan di SMK harus terstandar, mulai dari profil
kompetensi, deskripsi program, bahan pembelajaran, penyelenggaraan
program, evaluasi, dan sertifikasi.
5. Pentahapan pembelajaran, yaitu perlu pengorganisasian yang tegas
mengenai materi atau isi kurikulum sesuai dengan kedudukannya,
sehingga jelas mana yang bersifat dasar, keahlian, dan kontekstual. Hal
ini akan sangat membantu dalam mengatur pentahapan pembelajaran
(learning hierarchy), mulai dari penetapan materi dasar keahlian, lanjut
keahlian, dan spesialisasi (paket keahlian).
6. Berbasis ganda, yaitu bahwa pendidikan di SMK harus berbasis ganda
(school and industry based) dan tidak bisa hanya berbasis tunggal
(school based). Dengan demikian, maka program pendidikan di SMK
51
harus dirancang dengan mempertimbangkan bahwa implementasinya
dalam bentuk pendidikan sistem ganda (dual based program).
7. Kegiatan ekstrakurikuler, yaitu bahwa tugas SMK menghasilkan tamatan
yang terdidik sekaligus terlatih tidak seluruhnya dapat diprogramkan
secara terstruktur dalam kurikulum. Oleh karena itu SMK diharapkan
dapat mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler sebagai bagian integral
dari pelaksanaan diklat untuk mengembangkan aspek kedewasaan
emosional peserta didik.
D. Administrasi dan Pelaporan Hasil
Administrasi dan pelaporan hasil belajar adalah aktivitas
mengadministrasikan seluruh data hasil belajar peserta didik dengan cara-cara
yang dapat memudahkan penyimpanan, memeriksa, dan melaporkan data
tersebut sesuai dengan tujuan masing-masing aktivitas (Dirjen Dikdasmen,
2004, Bag. III:24).
Administrasi dan pelaporan hasil belajar peserta didik dimaksudkan
untuk : 1) mencatat, menyimpan, dan memelihara data hasil belajar peserta
didik secara cermat, akurat, aman, dan mudah digunakan, 2) menyediakan
informasi tentang kemajuan dan prerstasi belajar bagi kepentingan pembinaan
dan pengembangan peserta didik dalam bentuk/format yang sesuai dengna
kepentingannya, dan 3) menginformasikan kemajuan dan prestasi hasil
belajar peserta didik kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bagian
pertanggung jawaban sekolah dalam rangka akuntabilitas penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan.
52
Hasil penilaian didokumenkan dalam berbagai bentuk, yaitu dapat
berupa laporan penilaian seperti buku laporan (rapor), paspor keterampilan
(skill passport), leger, transkip, dan ijazah.
1. Buku laporan (Rapor)
Buku laporan (rapor) berisi informasi hasil belaajr peserta didik
yang memberi gambaran secara rinci tentang pencapaian kompetensi pada
tahap waktu pembelajaran tertentu. Buku laporan berisi tentang identitas
sekolah, identitas peserta didik, nilai hasil belajar matadiklat, pengesahan
oleh guru pembimbing diketahui oleh orang tua/ wali murid, dan legalitas
kepala sekolah.
2. Paspor keterampilan (Skill Passport)
Skill passport dimaksudkan untuk menginformasikan kompetensi/
sub kompetensi yang telah dicapai dan menginformasikan kepada dunia
kerja atau pihak lain yang terkait tentang riwayat pencapaian kompetensi/
sub kompetensi yang dikuasai pemegangnya sebagai bukti dan bahan
pertimbangan bagi lapangan kerja.
Skill passport minimal berisi komponen-komponen seperti
identitas pemegang, identitas sekolah, nama program keahlian, penjelasan
tentang skill passport, daftar kompetensi dan sub kompetensi, serta
pencapaian dan legalitas.
3. Leger
Leger merupakan buku yang berisi informasi pencapaian hasil
belajar peserta didik dalam satu kelas yang memberi gambaran secara
53
rinci tentang penguasaan kompetensi dan catatan pribadi dalam satu
tahun. Leger ini diimaksudkan untuk merekam perkembangan kemajuan
belajar peserta didik dan memberi informasi tentang keadaan hasil belajar
peserta didik dalam satu kelas.
4. Transkip
Transkip merupakan kumpulan laporan pencapaian hasil belajar
pada akhir pendidikan yang memberikan gambaran secara rinci dan
menyeluruh kompetensi dan prestasi peserta didik selama proses
pendidikan. Transkip dimaksudkan untuk memberi penjelasan secara rinci
prestasi peserta didik pada akhir pendidikan. Transkip ini berisi
komponen-komponen seperti identitas sekolah, identitas peserta didik,
nilai hasil belajar matadiklat yang dinyatakan dalam angka dan huruf,
serta pengesahan dan cap oleh kepala sekolah.
5. Ijazah
Ijazah merupakan keterangan pengakuan penyelesaian suatu
jenjang pendidikan sekaligus tanda kelulusan yang diberikan setelah
peserta didik menyelesaikan seluruh program pendidikan jenjang SMK
dan lulus ujian yang diselenggarakan pada akhir pendidikan. Ijazah
dimaksudkan untuk memberikan pengakuan bahwa yang bersangkutan
telah menyelesaikan program dan lulus jenejang pendidikan SMK.
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan
menggunakan metode deskripsi, yaitu dengan menggambarkan keadaan dan
memecahkan masalah yang sedang berlangsung. Dengan pendekatan ini
diharapkan peneliti dapat menghasilkan data yang deskriptif yang nantinya
dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian, jadi tidak mengutamakan angka-
angka statistik.
Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (1975:25)
yang dikutip oleh Moleong (2002:3) mendefinisikan “Metodologi Kualitatif”
sebagai prosedur pemilihan yang menghasilkan data dan deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk menguji hipotesis tetapi
berusaha mengumpulkan data empiris, dari data tersebut ditemukan pola-pola
yang mungkin dapat dikembangkan menjadi teori.
Disamping untuk memberikan gambaran secara objektif tentang
realitas di lapangan, deskripsi disini tidak terbatas pada pengumpulan data dan
penyusunan data saja, melainkan meliputi analisis tentang arti data tersebut.
Pendekatan kualitatif menurut Bodgan dan Biklen yang diterjemahkan
oleh Munandar (1990:33–36) memiliki 5 sifat yaitu :
1. Pendekatan kualitatif mempunyai latar belakang alami, karena sebagai alat
terpenting adanya sumber data yang langsung di lapangan perisetnya.
2. Pendekatan kualitatif bersifat deskriptif.
3. Pendekatan kualitatif lebih memperhatikan proses daripada hasil atau
produk semata.
54
55
4. Periset kualitatif cenderung menganalisis datanya secara induktif.
5. Makna merupakan bagiana yang esensial untuk rancangan kualitatif.
Dengan pendekatan kualitatif maka penelitian ini bertujuan untuk
melihat gambaran secara obyektif dan menguraikan keadaan atau fenomena
tentang pelaksanaan implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui
kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK
Yapek Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah
Kejuruan Yayasan Pendidikan Ekonomi (Yapek), yang beralokasi di Jalan
Merbabu No. 64 Wero Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen. Lokasi ini
dipilih karena peneliti berasal dari Kebumen, dan kebetulan peneliti juga
merupakan alumni dari SMK tersebut. Dengan demikian, maka antara peneliti
dan pihak SMK Yapek Gombong Kebumen terjalin hubungan familier. Di
samping itu, peneliti juga ingin mengetahui sejauh mana pelaksanaan
implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum
berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi.
C. Informan Penelitian
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2002:90).
Dalam penelitian kualitatif, keberadaan informan penelitian sebagai informasi
kunci yang akan diwawancarai secara mendalam sangat dibutuhkan. Oleh
karena itu, sebagai informan penelitian pada penelitian ini adalah kepala
sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru matadiklat siklus
akuntansi dan siswa-siswi yang sedang menempuh mata pelajaran siklus
akuntansi.
56
1. Kepala Sekolah SMK Yapek Gombong Kebumen
Peneliti memilih kepala sekolah sebagai informan penelitian karena tugas
kepala sekolah adalah selaku penanggung jawab dari kegiatan pelaksanaan
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi. Kepala sekolah juga berperan sebagai dinamisator,
organisator, administrator dan supervisor yang mengelola pelaksanaan
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi. Dengan demikian, maka kepala sekolah dapat dimintai
keterangan tentang perannya dalam memperdayakan seluruh aspek
kependidikan yang menyangkut fasilitas, sarana dan prasarana sekolah
guna mendukung terlaksananya penerapan kurikulum SMK edisi 2004
melalui pendekatan KBK, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi.
Selain itu, peneliti juga dapat memperoleh informasi dari kepala sekolah
mengenai tenaga pengajar, proses pembelajaran, ragam kegiatan belajar,
waktu belajar, pendukung belajar dan guru yang mengelola proses
pembelajaran.
2. Wakil kepala sekolah bagian kurikulum SMK Yapek Gombong Kebumen
Wakil kepala sekolah bagian kurikulum dijadikan informan penelitian
karena tugas dan wewenang dari wakil kepala sekolah bagian kurikulum
adalah mengatur, mengelola, dan menyesuaikan kurikulum yang hendak
diterapkan dalam sekolah tersebut. Dengan demikian, maka peneliti dapat
memperoleh informasi dari wakil kepala sekolah bagian kurikulum
mengenai penerapan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan
KBK, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek
Gombong Kebumen.
3. Guru matadiklat siklus akuntansi
Tugas dari seorang guru bidang studi adalah sebagai pelaksana kegiatan
belajar mengajar. Untuk mengetahui proses belajar mengajar dengan
kkkkk
57
menggunakan kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan KBK,
khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong
Kebumen, maka peneliti sangat memerlukan informasi dari guru bidang
studi yang bersangkutan. Oleh karena itu, disamping kepala sekolah dan
wakil kepala sekolah bagian kurikulum, peneliti juga memilih guru
matadiklat siklus akuntansi sebagai informan penelitian.
4. Siswa-siswi SMK Yapek Gombong Kebumen
Selain kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, dan guru
mata pelajaran siklus akuntansi, siswa-siswi SMK Yapek Gombong
Kebumen khususnya yang sedang menempuh matadiklat siklus akuntansi
juga perlu dijadikan sebagai informan penelitian. Dalam penelitian ini
siswa-siswi yang dijadikan informan penelitian hanya sebagian saja, yaitu
dari tiap-tiap kelas diambil 2 siswa yang merupakan siswa berprestasi.
Sedangkan di SMK Yapek Gombong Kebumen siswa-siswi yang
mendapatkan matadiklat siklus akuntansi adalah semua siswa-siswi yang
duduk di tingkat I program keahlian akuntansi, dan untuk tingkat satunya
ada 3 kelas. Dengan demikian, siswa-siswi yang dijadikan informan
penelitian sebanyak 6 siswa. Dari ke-6 informan ini dapat ditanya
mengenai bagaimana siswa-siswi dalam menerima pelajaran siklus
akuntansi yang penerapannya menggunakan kurikulum SMK edisi 2004
yang berpendekatan KBK, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi.
Dari informan penelitian yang telah dipilih oleh peneliti, diharapkan
dapat memberikan segala informasi yang diperlukan guna memecahkan
permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Dalam mengumpulkan data/
informasi dari masing-masing informan, peneliti dapat melakukannya secara
58
bebas dan tidak terbatas waktu. Artinya, bahwa peneliti dalam meminta
keterangan dari masing-masing informan tidak terikat alur urutan jabatan,
tetapi tergantung pada situasi, kondisi, kebutuhan peneliti, dan dapat
dilakukan kapan saja dengan catatan selama tidak mengganggu jam-jam
kesibukan para informan. Dengan demikian, apabila pada suatu saat peneliti
meminta keterangan pada masing-masing informan dan ternyata mengalami
kegagalan, maka peneliti dapat meminta keterangan dilain hari selama jangka
waktu penelitian.
D. Tahap-tahap Penelitian dan Jadwal Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan lebih
mengacu pada perspektif fenomenologis. Peneliti dalam pandangan
fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya
terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu (Moleong, 2002:9).
Dilihat dari jenisnya, penelitian ini digolongkan pada jenis penelitian
deskriptif yang bersifat eksploratif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan keadaan atau status fenomena.
Selama melakukan penelitian, peneliti merupakan instrumen utama.
Oleh karena itu seyogyanya, menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam
(Utanto, 2002:47) peneliti menyesuaikan diri dengan memahami kenyataan di
lapangan. Adapun pelaksanaan penelitian dilakukan di lapangan, peneliti
melakukan wawancara dengan informan, yaitu kepala sekolah, wakil kepala
sekolah bagian kurikulum, guru matadiklat siklus akuntansi, dan siswa-siswi
yang sedang menempuh matadiklat siklus akuntansi yang sesuai dengan tujuan
penelitian.
59
Tahap-tahap yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari persiapan
penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian. Menurut Moleong
(1988:85), tahap-tahap penelitian yang telah disesuaikan dengan keadaan
Indonesia adalah :
a. Tahap pra lapangan, yaitu meliputi menyusun rancangan penelitian,
memilih lapangan penelitian, mengurus perijinan, menjajagi dan menilai
keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan
perlengkapan penelitian dan persoalan etika penelitian.
b. Tahap pekerjaan lapangan, yaitu meliputi memahami latar penelitian dan
persiapan diri, memasuki lapangan, dan berperan serta sambil
mengumpulkan data.
c. Tahap analisis data, yaitu meliputi konsep dasar analisis data, menemukan
tema dan perumusan hipotesis, dan menganalisis berdasarkan hipotesis.
Tahap-tahap penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Penelitian pra lapangan
1) Menyusun rancangan penelitian yang sering kita kenal dengan sebutan
proposal penelitian. Pada tahap awal, tema penelitian terlebih dahulu
diajukan kepada tim penyeleksi tema di tingkat jurusan untuk
mendapatkan persetujuan tema. Selanjutnya tema yang telah disetujui
disusun dalam bentuk proposal penelitian dan diserahkan kepada
dosen pembimbing I dan II untuk mendapatkan bimbingan dan
persetujuan.
60
2) Memilih lapangan penelitian. Berkaitan dengan tema penelitian yaitu
pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi,
maka lembaga yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah SMK
Yapek Gombong Kebumen.
3) Mengurus perijinan. Pada tahap awal, perijinan penelitian dilakukan
secara lisan, selanjutnya setelah Bab I, II, dan III skripsi disetujui oleh
masing-masing dosen pembimbing kemudian perijinan penelitian
dilakukan secara formal antara lembaga yang menaungi peneliti yaitu
UNNES dengan Yayasan SMK Yapek Gombong Kebumen.
4) Menjajagi dan menilai keadaan lapangan. Kegiatan ini selain
dilakukan pada saat memilih lapangan penelitian, dilakukan juga pada
saat peneliti hampir memasuki lapangan penelitian.
5) Memilih dan memanfaatkan informan penelitian. Informan penelitian
dipilih dengan cara purposive sample dan dimanfaatkan sesuai dengan
tujuan pengungkapan data penelitian. Informan penelitian merupakan
orang-orang yang terkait dalam instansi yang digunakan sebagai
tempat penelitian, seperti : kepala sekolah, wakil kepala sekolah
bagian kurikulum, guru matadiklat siklus akuntansi, dan siswa-siswi
yang sedang menempuh matadiklat siklus akuntansi.
6) Menyiapkan kelengkapan penelitian. Perlengkapan penelitian yang
dipersiapkan antara lain peralatan tulis sebagai peralatan catatan
lapangan, alat perekam, kamera, garis besar materi wawancara, dan
panduan observasi.
61
7) Etika penelitian. Dalam penelitian kualitatif, peran keterlibatan
peneliti sangat dibutuhkan, oleh sebab itu etika peneliti harus selalu
diperhatikan, sehingga perasaan empati dan kekeluargaan dapat
terjalin baik dengan konsisten pada tujuan penelitian.
b. Tahap pekerjaan lapangan
1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri. Pada tahapan ini,
peneliti diharapkan berusaha untuk melakukan interaksi awal,
mempelajari kembali proposal serta memperdalam dan memperluas
kajian literatur penelitian. Dengan adanya persiapan yang matang,
maka pelaksanaan penelitian dapat dilakukan secara efektif dan
efesien.
2) Memasuki lapangan. Setelah seluruh persiapan intern maupun ekstern
peneliti terpenuhi, kemudian peneliti dapat memulai memasuki
lapangan penelitian secara proporsional.
3) Berperan serta sambil mengumpulkan data. Adanya perasaan empati
dan kekeluargaan antara peneliti dengan informan penelitian di SMK
Yapek Gombong Kebumen dapat memberi kemudahan bagi peneliti
untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan di SMK tersebut.
Peneliti dapat secara langsung melakukan wawancara, dokumentasi,
maupun observasi. Dalam melakukan wawancara, dokumentasi, dan
observasi peneliti dapat melakukannya secara bebas (tidak terikat alur
urutan jabatan), tetapi tergantung pada situasi, kondisi, dan kebutuhan
peneliti.
62
c. Tahap Analisis Data
Ada banyak cara yang dapat diikuti oleh para peneliti dalam menganalis
data. Menurut Milles dan Hoberman dalam Rahman (1999:20) salah satu
cara yang dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah analisis data yang
umum digunakan, yaitu : (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3)
display data, (4) mengambil kesimpulan atau verifikasi. Mengenai tahapan
analisis data akan dibahas lebih lanjut secara luas pada sub G tentang
proses pencatatan dan teknik analisis data.
Jadwal penelitian yang direncanakan oleh peneliti ada dua tahap, yaitu
tahap-1 dimulai tanggal 15 Juli sampai dengan 30 Agustus 2004 dan tahap ke-
2 dimulai setelah Bab I, II, dan III disetujui oleh dosen pembimbing I dan II.
Peneliti memilih dua tahap dalam melakukan penelitian di lapangan karena
pada pelaksanaan tahap I merupakan tahun ajaran baru dan proses belajar
mengajar baru dimulai, sehinggga peneliti dapat memperoleh informasi dari
para informan secara langsung mulai dari awal tahun ajaran baru 2004/2005.
Sedangkan pada tahap II peneliti memilih waktu tersebut karena peneliti
sambil menunggu bimbingan skripsi dari Bab I, II, dan III yang harus disetujui
terlebih dahulu oleh dosen pembimbing I dan II.
E. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menempatkan peneliti
sebagai instrumen penelitian yang utama, agar peneliti dapat menyelami dan
memahami realitas sosial di lapangan yang dijumpai (Bogdan & Biklen, 1982;
Guba & Lincoin, 1985). Dalam kegiatan ini peneliti dilengkapi dengan alat
perekam mini, catatan kecil, dan dokumentasi fotografi. Ini bisa dilakukan
setelah peneliti dapat diterima, dipercaya dan bisa menjalin hubungan baik
dengan para responden.
63
Pengumpulan data dilakukan berulang-ulang dalam beberapa tahap
berdasarkan perkembangan yang muncul sehubungan dengan jawaban-jawaban
atas suatu pertanyaan. Observasi dan wawancara merupakan dua teknik
pengumpulan data yang digunakan sekaligus, sedangkan dokumentasi digunakan
untuk mengumpulkan data tentang beberapa kegiatan yang berhubungan dengan
situasi pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi pada mata pelajaran siklus
akuntansi.
Berikut dipaparkan pengunaan masing-masing metode pengumpul
data :
1. Metode Observasi
Merujuk pendapat Audrey True (1983) dalam Nugroho (1993:18),
observasi adalah kegiatan mengamati sesuatu tanpa mempengaruhi dan
secara simultan mencatat atau merekamnya untuk bahan analisis. Disitu
tekandung pengertian bahwa peneliti sebagai instrumen penelitian harus
peka dalam mengamati segala sesuatu, dan mampu merekam/mencatat
segala hal yang menjadi fokus pengamatannya. Syarat yang harus dipenuhi
dalam penggunaan teknik ini adalah tidak boleh mempengaruhi hal-hal
yang diobservasi seperti apa yang dikendaki observer.
Pada tahap ini peneliti mengamati langsung di sekolah yang telah
dijadikan tempat penelitian. Awal dari tahap ini yaitu peneliti melakukan
sosialisasi untuk menanamkan rasa saling percaya antara peneliti dengan
kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru bidang studi,
dan siswa yang akan diteliti.
64
Setelah terbina hubungan baik dan saling percaya antara peneliti
dengan pihak-pihak informan, selanjutnya peneliti mengamati kondisi sekolah
yang meliputi kondisi fisik dan kondisi non fisik, yaitu menyangkut
ketersediaan sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan belajar
mengajar.
Selain itu, observasi dilakukan dengan mengamati situasi pelaksanaan
kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi pada matadiklat siklus
akuntansi dan mengamati kegiatan guru-guru yang sedang melaksanakan
proses pembelajaran, dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi. Hal-hal yang diobservasi meliputi: waktu
pelaksanaan, implementasi hasil dan evaluasi pelaksanaan kurikulum SMK
edisi 2004 yang berbasis kompetensi yang diterapkan di SMK Yapek
Gombong Kebumen, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi.
Setiap data dan informasi yang diperoleh melalui teknik observasi
ini akan selalu didokumentasikan dalam catatan lapangan, hal ini bertujuan
untuk menghindari tercecernya data-data yang telah diperoleh saat di
lapangan. Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang
didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan.
2. Wawancara
Penelitian ini bersifat kualitatif, maka wawancara merupakan
teknik yang penting. Banyak fenomena sosial di lapangan yang sulit
dijaring melalui angket dan sejenisnya, sehingga penggunaan wawancara
menjadi sangat cocok karena mampu mengorek kedalaman peristiwa
maupun setting sosial yang menjadi bingkai terjadinya peristiwa tersebut.
65
Teknik wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
bentuk wawancara mendalam dengan menggunakan teknik wawancara
berencana (standar interview) dan wawancara tanpa rencana (under
standardized interview). Menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP
Semarang (1989:104), wawancara berencana adalah suatu bentuk
wawancara dengan merumuskan terlebih dahulu semua aspek-aspek yang
akan dipertanyakan ke dalam suatu daftar, sehingga saat pelaksanaannya
berfungsi sebagai pedoman wawancara. Sedangkan wawancara tak
berencana hanya sebagai teknik pelengkap apabila pewawancara merasa
bahwa data yang diperoleh dari teknik lain belum memadai.
Dalam penelitian ini, wawancara dilaksanakan secara berencana
terhadap informan-informan yang telah ditentukan di atas tentang hal-hal
yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 yang
berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi. Adapun bahan-
bahan yang menjadi bahan wawancara meliputi : persiapan, makna
pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi pada
matadiklat akuntansi, waktu pelaksanaan, peran kepala sekolah, wakil
kepala sekolah bagian kurikulum, guru matadiklat siklus akuntansi, dan
siswa-siswi yang sedang menempuh matadiklat siklus akuntansi dalam
menyikapi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi,
implementasi hasil, dan proses belajar mengajar yang baik., khususnya
pada matadiklat siklus akuntansi.
66
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto,
1998:148).
Metode dokumentasi ini adalah mencari data mengenai hal-hal atau
catatan, transkip, buku, agenda dan sebagainya untuk melengkapi data-
data yang belum terambil melalui pengisian-pengisian kuesener atau
dalam mengamati perangkat dokumen yang berkaitan dengan ketentuan
pelaksanaan proses pembelajaran yang berorientasi pada kurikulum
berbasis kompetensi.
Dokumentasi digunakan dalam penelitian ini dengan alasan: 1)
selalu tersedia di kantor/lembaga, 2) dokumen merupakan sumber data
yang stabil, mudah didapat dan digunakan, 3) data/informasi yang ada
pada dokumen bersifat faktual dan realistis dalam arti memuat apa adanya
tentang hal-hal yang didokumentasikan.
Pelaksanaan metode dokumentasi dengan menyelidiki administrasi
kepala sekolah dan foto kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong
Kebumen.
67
F. Sumber Data
Data merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam suatu
penelitian. Untuk mengumpulkan data-data mengenai implementasi kurikulum
SMK edisi 2004 melalui kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat
siklus akuntasi di SMK Yapek Gombong Kebumen penulis menggunakan data
yang berasal dari :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden,
yaitu dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru-guru
mata pelajaran siklus akuntansi SMK Yapek Kecamatan Gombong Kabupaten
Kebumen, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis kurikulum berbasis
kompetensi dari Depdiknas.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dan
dipakai untuk melengkapi data-data primer. Dalam penelitian ini penulis
memperoleh data sekunder dari dokumen, catatan-catatan rapat kerja dinas
yang penting tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi.
G. Proses Pencatatan dan Teknik Analisis Data
1. Proses pencatatan Data
Kegiatan yang tidak kalah penting dan perlu diperhatikan oleh
seorang peneliti dalam usaha mengumpulkan informasi adalah proses
pencatatan data. Alat penelitian penting yang akan digunakan dalam
68
pengumpulan data ialah catatan lapangan (field notes), yaitu catatan yang
dibuat oleh peneliti sewaktu mengadakan pengamatan/observasi,
wawancara, dokumentasi maupun menyaksikan suatu kejadian tertentu.
Catatan lapangan dalam bentuk kata-kata kunci, singkatan, pokok-pokok
utama saja, kemudian dilengkapi dan disempurnakan.
Pada saat melakukan proses pencatatan lapangan, peneliti berusaha
mengikuti pedoman yang telah dirumuskan oleh Bogdan dan Moleong
(2002:101) antara lain : a) buatlah catatan secepatnya, jangan menunda-
nunda pekerjaan, sebab makin ditunda pekerjaan, maka makin sulit data
diingat dan kemungkinan data hilang akan semakin besar, b) buatlah garis
besar yang berisi judul-judul tentang sesuatu yang ditemui dalam suatu
pengamatan atau wawancara yang cukup lama dilakukan, c) apa yang
dikatakan atau yang telah diamati sering terlupakan setelah beberapa hari
berlalu, jika teringat segeralah dicatat kembali.
Pada dasarnya peneliti tidak dapat melakukan dua pekerjaan
sekaligus. Peneliti tidak mungkin melakukan pengamatan sambil membuat
catatan yang baik, dan tidak dapat pula membuat catatan yang baik sambil
mengadakan wawancara secara mendalam dengan seseorang. Dengan
dasar kenyataan tersebut, penggunaan alat-alat perekam kejadian, yaitu
tape recorder maupun kamera sebagai alat dokumentasi dipilih untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Penggunaan peralatan tersebut
sebagai pencatat data mempunyai keuntungan antara lain dapat diamati
dan didengar secara berulang, sehingga apa yang diragukan dalam
penafsiran data dapat dicek secara langsung, dan dapat memberikan dasar
69
yang kuat tentang apa yang dikatakan oleh peneliti itu benar-benar terjadi
dan dapat dicek kembali dengan mudah.
2. Teknik Analisis Data
Menurut Patton dalam Moleong (2002:103) analisis data adalah
proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,
kategori dan suatu uraian dasar. Sedangkan Bogdan dan Taylor
mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha formal untuk
menentukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan
oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada
hipotesis itu.
Analisis data dilakukan secara induktif, yaitu dimulai dari lapangan
atau fakta empiris dengan cara terjun ke lapangan, mempelajari,
menganalisis, menafsir dan menarik kesimpulan dari fenomena yang ada
di lapangan. Analisis data di dalam penelitian kualitatif dilakukan
bersamaan dengan proses pengumpulan data.
Menurut Miles dan Hoberman dalam Rachman (1999:120), bahwa
peneliti mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai dengan
hasil observasi dan wawancara di lapangan. Adapun tahapan analisis data
sebagai berikut :
a. Pengumpulan data
Peneliti mencatat semua data secara objektif dan apa adanya
sesuai dengan hasil observasi dan interview di lapangan.
b. Reduksi data
Yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian.
Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis dalam bentuk uraian terinci
70
yang akan terus bertambah sejalan bertambahnya waktu penelitian, oleh
sebab itu laporan tersebut perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang
pokok, difokuskan pada hal yang penting, dan dicari tema atau polanya.
Disamping itu, laporan sebagai bahan mentah juga perlu disingkatkan
direduksi, dan disusun lebih sistematis sehingga lebih mudah
dikendalikan.
Langkah selanjutnya adalah menyusun data hasil reduksi dalam
bentuk satuan-satuan. Satuan itu tidak lain adalah bagian terkecil yang
mengandung makna yang bulat dan dapat berdiri sendiri terlepas dari
bagian yang lain. Menurut Licoln dan Guba (1985:345) karakteristik ada
dua, yaitu pertama satuan itu harus “heuristic” artinya mengarah pada
suatu pengertian atau tindakan yang diperlukan oleh peneliti atau akan
dilakukannya, dan satuan itu hendaknya juga menarik. Kedua, satuan itu
hendaknya merupakan “sepotong” informasi kecil yang dapat berdiri
sendiri, artinya satuan itu harus dapat ditafsirkan tanpa informasi
tambahan selain pengertian umum dalam konteks latar penelitian
(Moleong, 2002:192).
Setelah seluruh data penelitian telah tersusun dalam satuan-
satuan, langkah penelitian selanjutnya adalah melakukan kategorisasi.
Kategori disini tidak lain adalah salah satu tumpukan dari seperangkat
tumpukan yang disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat ataupun
kriteria tertentu. Selanjutnya Licoln dan Guba dalam Moleong (2002:
347–351) menguraikan kategori sebagai berikut : tugas pokok
kategorisasi adalah 1) mengelompokan kartu-kartu yang telah dibuat
71
ke dalam bagian-bagian isi yang secara jelas berkaitan, 2) merumuskan
aturan yang menguraikan kawasan kategori dan yang akhirnya dapat
digunakan untuk menetapkan inkluisi setiap kartu pada kategori, 3)
menjaga agar setiap kategori yang telah disusun satu dengan lainnya
mengikuti prinsip taat asas.
c. Penyajian data (display data), yaitu sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian
data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis
kualitatif yang valid. Untuk menampilkan data-data tersebut agar lebih
menarik maka diperlukan penyajian yang menarik pula. Dalam penyajian
ini dapat dilakukan melalui berbagai macam visual, misalnya gambar,
grafik, chart network, diagram, matrik, dan sebagainya (Milles dan
Hoberman, 1992:17).
d. Pengambilan keputusan atau verifikasi, yaitu data-data dari hasil
penelitian setelah direduksi, disajikan langkah terakhir adalah
kesimpulan-kesimpulan. Hasil dari data-data yang telah didapatkan dari
laporan penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan serta diuji
kebenarannya. Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari satu
kegiatan konvigurasi yang utuh, sehingga kesimpulan-kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu
pemeriksaan tentang besar dan tidaknya hasil laporan penelitian.
Kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau
kesimpulan dapat ditinjau sebagai makna-makna yang muncul dari data
72
yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya, yaitu
yang merupakan validitasnya (Milles dan Hoberman, 1992:19).
Sejak semula peneliti berusaha mencari makna dari data yang
diperoleh. Untuk itu peneliti berusaha mencari pola, model, tema,
hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul, hipotesis, dan
sebagainya.
Tahapan analisis data kualitatif tersebut dapat dilihat dalam bagan
di bawah ini :
Bagan 1. Tahapan analisis data kualitatif
Sumber : Milles dan Hoberman dalam Rahman (1999:20)
Keempat komponen tersebut saling mempengaruhi dan terkait.
Pertama-tama peneliti di lapangan dengan mengadakan wawancara atau
observasi yang disebut tahap pengumpulan data. Karena data yang
dikumpulkan banyak, maka perlu diadakan reduksi data. Setelah direduksi
kemudian diadakan sajian data, selain itu pengumpulan data juga
digunakan untuk penyajian data. Apabila ketiga tahapan tersebut selesai
dilakukan, maka diambil suatu keputusan atau verifikasi.
PENGUMPULAN DATA
SAJIAN DATA
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ATAU
VERIFIKASI
REDUKSI DATA
73
H. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Keabsahan suatu data dapat dilakukan dengan teknik pemeriksaan yang
didasarkan atas kriteria tertentu. Menurut Moleong (2002:173) ada empat kriteria
dalam teknik pemeriksaan data, yaitu : 1) derajat kepercayaan (credibility), 2)
keteralihan (transferability), 3) kebergantungan (dependability), dan 4) kepastian
(confirmability).
Adapun teknik yang digunakan untuk membuktikan kebenaran data yaitu
melalui ketekunan pengamatan di lapangan, triangulasi, pengecekan dengan teman
sejawat, kajian terhadap kasus-kasus negatif, referensi yang memadai, dan
pengecekan anggota. Dalam penelitian ini, untuk membuktikan keabsahan data,
maka peneliti menggunakan teknik triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
dan perbandingan terhadap data itu (Moleong, 2002:178). Denzim (dalam
Moleong, 2002:178) membedakan triangulasi menjadi empat macam yaitu :
sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam hal ini proses triangulasi yang
digunakan oleh peneliti adalah triangulasi sumber, yang berarti membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif (Patton dalam Lembaran
Penelitian, 1993:73). Hal ini dapat dicapai dengan jalan:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil data wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
74
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang/ masyarakat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, dan orang
pemerintahan.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
Triangulasi sumber yang digunakan yaitu sebagai teknik pemeriksaan
yang memanfaatkan penggunaan sumber, dengan pertimbangan bahwa untuk
memperoleh informasi dari para informan perlu diadakan cros cek antara satu
informan dengan informan yang lain, sehingga akan diperoleh informasi yang
benar-benar valid. Informasi ynag diperoleh diusahakan dari nara sumber yang
betul-betul mengetahui akan permasalahan dalam penelitian ini.
Informasi yang diberikan oleh salah satu informan dalam menjawab
pertanyaan peneliti, kemudian peneliti mengecek ulang dengan jalan menanyakan
ulang pertanyaan yang disampaikan oleh informan pertama ke informan kedua.
Apabila kedua jawaban yang diberikan sama, maka jawaban itu dianggap sah,
tetapi apabila kedua jawaban saling berlawanan atau berbeda, maka langkah
alternatif sebagai solusi yang tepat adalah dengan mencari jawaban atas
pertanyaan itu kepada informan ketiga yang berfungsi sebagai pembanding antara
keduanya. Hal ini dilakukan untuk membahas setiap fokus penelitian yang ada,
sehingga keabsahan data tetap terjaga dan bisa dipertanggungjawabkan.
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Setting Penelitian
1. Tinjauan Historis SMK Yapek Gombong Kebumen
Pemrakarsa pendirian SMEA Gombong Kebumen atau kini disebut
dengan SMK Yapek Gombong Kebumen tidak dapat dipisahkan dari
usaha dan perjuangan para guru SMA Negeri Gombong Kebumen. Niat
mendirikan sekolah adalah niat yang tulus dan luhur, terutama dalam
rangka peran aktif untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui bidang
pendidikan, khususnya pendidikan kejuruan. Selain itu, dimaksudkan juga
untuk mengisi waktu luang bagi para guru SMA Negeri Kebumen pada
waktu siang maupun sore hari sesudah selesai melaksanakan tugas
mengajar.
Setelah melihat daya tampung siswa di SMA Negeri Gombong
yang masih sangat terbatas dan minat calon siswa lulusan SLTP yang akan
meneruskan ke jenjang lebih tinggi sangat banyak, maka niat mendirikan
sekolah semakin mantap.
Untuk mewujudkan keinginan dalam mendirikan SMEA Gombong
Kebumen dipandang perlu diadakannya rapat. Pelaksanaan rapat pertama
kali pada tanggal 15 Agustus 1967. Dari hasil rapat tersebut memutuskan
bahwa Drs. Soedarman SA sebagai kepala SMEA Gombong Kebumen.
Kemudian pada bulan Desember 1967 SMEA Yapek Gombong Kebumen
menerima pendaftaran siswa baru sebanyak 89 siswa, sedangkan tenaga
75
76
pengajar sejumlah 10 orang, staf usaha 1 orang, dan tenaga pesuruh 1
orang. Adapun tenaga pengajar tersebut kesemuanya merupakan guru dari
SMA Negeri Gombong Kebumen.
Kegiatan proses belajar mengajar sementara masih menggunakan
gedung dan fasilitas dari SMA Negeri Gombong Kebumen, yaitu gedung
KWN Kendalgrowong Gombong Kebumen. Kemudian atas anjuran dari
bapak Suparjadi Tjokrodimejo selaku kepala sekolah SMA Negeri
Gombong agar SMEA Gombong diubah namanya menjadi SMEA
Persiapan Negeri Gombong Kebumen.
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah bahwa untuk mendirikan
sekolah negeri harus ada persetujuan dari instansi pemerintah setempat,
yaitu Kawedanan atau Kecamatan Gombong maka pada bulan Januari
1968 diadakan rapat di rumah bapak Sosro Mihardjo. Pada rapat ini
dihadiri oleh para pejabat dan tokoh masyarakat di kecamatan Gombong
yang menghasilkan keputusan tentang susunan kepanitiaan pendiri SMEA
persiapan Negeri gombong kebumen.
Adapun susunan kepanitiaan tersebut adalah sebagai berikut :
Penasehat I : Bapak Mayor Suripto (komando Garnizun Gombong)
Penasehat II : Bapak M. Koesni (wedono Gombong)
Ketua : Bapak Mas Soekarno, BA (Camat Gombong)
Sekretaris : Bapak Pitojo Soesilo (Kepala SD Wonokriyo I Gombong)
Bendahara I : Bapak Sosro Mihardjo (Pemborong)
Bendahara II : Bapak Drs. Soedarman SA (Kepala SMEA Negeri
Karanganyar Kebumen)
77
Seksi Usaha : 1. Bapak Lie Chan San (Pengusaha Pabrik Nusantara
Gombong)
2. Bapak Kwee Kie Shoo (Pengusaha pabrik Sarawita
Gombong)
3. Bapak Atmowinangun (Carik Wero Gombong)
4. Bapak Soekiran (Guru SMEP Gombong)
Adapun tujuan mendirikan SMEA Persiapan Negeri Gombong
adalah: 1) ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya
masyarakat Gombong dan sekitarnya, dan 2) agar masyarakat Gombong
dan sekitarnya dapat menikmati pendidikan yang lebih tinggi tanpa harus
pergi ke luar kota.
Sesuai dengan waktu pertama kali diadakan rapat yaitu pada
tanggal 15 Agustus 1967, maka tanggal tersebut dijadikan hari jadi
berdirinya SMEA Persiapan Negeri Gombong Kebumen atau yang kini
disebut dengan SMK Yapek Gombong Kebumen.
Dengan keuletan dan kegigihan dari para seksi usaha dan segenap
panitia, akhirnya pada tahun 1969 SMEA Persiapan Negeri Gombong
berhasil membeli sebidang tanah yang beralokasi di Jalan Merbabu No.64
Wero Gombong Kebumen. Adapun jumlah tenaga pengajar pada tahun
1972 sebagian besar masih tetap guru dari SMA Negeri Gombong
Kebumen. Perkembangan jumlah siswa terus meningkat, sehingga di
sekolah ini dibuka 3 jurusan yaitu jurusan tata usaha (sekarang sekretaris),
tata buku (sekarang akuntansi), dan tata niaga (sekarang penjualan).
78
Perkembangan jumlah siswa tiap tahun selalu meningkat, sehingga
kegiatan belajar mengajar terpaksa dilaksanakan pada pagi dan siang hari.
Dengan demikian tenaga pengajarpun ditambah dari SMEA Negeri
Karanganyar Kebumen, khususnya guru bidang studi kejuruan ekonomi.
Kepemimpinan bapak Drs. Soedarman SA berlangsung hanya
sampai tahun 1972, hal ini dikarenakan pada bulan Februari 1972 beliau
diangkat menjadi Kepala SMEP Negeri Prembun Kebumen. Dengan
demikian, maka kepemimpinan SMEA Persiapan Negeri Gombong
digantikan oleh bapak Tjetjep Supandi, BcHk.
Selaku kepala sekolah beliau mulai melakukan upaya beberapa
pembenahan dalam kegiatan proses belajar mengajar, selain itu secara
bertahap beliau juga mulai memberhentikan guru-guru negeri yang kurang
efektif, baik itu dari SMA Negeri Gombong maupun SMEA Negeri
Karanganyar Kebumen.
Usaha untuk menjadikan SMEA Persiapan Negeri Gombong
Kebumen agar menjadi sekolah yang berstatus negeri terus dilakukan,
tetapi karena Peraturan Pemerintah yang menetapkan bahwa setiap
kabupaten hanya ada dua SMEA Negeri yaitu di Kebumen dan
Karanganyar, maka harapan SMEA Persiapan Negeri Gombong Kebumen
untuk menajdi SMEA Negeri Gombong Kebumen gagal. Dengan
demikian, maka SMEA Persiapan Negeri Gombong Kebumen harus
menjadi sekolah swasta.
79
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah sekolah swasta harus dikelola
oleh suatu badan atau yayasan. Oleh karena itu pada tanggal 27 Agustus
1973 didirikan Badan Usaha yang berbentuk yayasan, yaitu yang diberi
nama “YAYASAN PENDIDIKAN EKONOMI (YAPEK) GOMBONG
KEBUMEN”. Yayasan ini kemudian didaftarkan ke Notaris Soetardjo
Sastro Atmodjo di Purwokerto dengan Akta no. 21 tanggal 27 Agustus
1973.
Dengan adanya kerja keras dan semangat tinggi dari pihak kepala
sekolah, guru, karyawan, dan seluruh siswa, maka SMK Yapek Gombong
Kebumen ini mengalami kemajuan dan keberhasilan yang cukup pesat.
Hal ini terbukti dengan adanya subsidi yang diberikan dari pemerintah
mulai tahun 1979, baik itu berupa materi, sarana prasarana sekolah,
maupun bantuan guru negeri.
Sementara itu berlaku Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang
status sekolah-sekolah swasta dengan cara akreditasi. Adapun status yang
dimaksud adalah “Terdaftar, Diakui, dan Disamakan”. Berdasarkan hasil
tim akreditasi, maka status SMK Yapek Gombong Kebumen sejak tahun
1986 “DIAKUI”, dengan SK Nomor 001/C/Kep/I.86 tanggal 6 Januari
1986.
Setelah puluhan tahun bapak Tjetjep Supandi, BcHk memimpin
SMK Yapek Gombong Kebumen, akhirnya pada tanggal 19 Juli 1999
beliau purna tugas, dan sebagai gantinya yaitu bapak Drs. Agus
80
Supriyanto. Dalam kepimpinan bapak Drs. Agus Supriyanto selalu
menekankan pada kedisiplinan dan kebersamaan. Kemudian mulai tahun
1999 kurikulum yang berlaku di SMK adalah kurikulum SMK edisi 1999
yang pada akhirnya mulai tahun pembelajaran 2004/2005 berubah menjadi
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi.
2. Letak Geografis SMK Yapek Gombong Kebumen
Secara geografis SMK Yapek Gombong Kebumen terletak di
perkotaan, tepatnya jalan Merbabu No. 64 Wero Gombong Kebumen Jawa
Tengah.
Dengan batas- batas :
1. Sebelah Barat : Perkampungan Wero Gombong
2. Sebelah Utara : Perkampungan Wero Gombong
3. Sebelah Timur : Hotel Marsiwo Gombong
4. Sebelah Selatan : Jalan Yos Sudarso Timur
Lokasi sekolah terletak di perkotaan, sehingga mudah untuk
ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum. Jarak orbitasi SMK
Yapek Gombong Kebumen dengan pusat kecamatan sekitar 2 km.
81
3. Struktur Organisasi SMK Yapek Gombong Kebumen
Bagan 2 Struktur Organisasi
(Profil SMK Yapek Gombong Kebumen 2004/ 2004)
4. Keadaan Guru SMK Yapek Gombong Kebumen
Pada tahun pembelajaran 2004/2005 SMK Gombong Kebumen
dipimpin oleh 1 kepala sekolah, dan memiliki tenaga pengajar sebanyak
42 orang guru. Dari ke 42 tenaga pengajar tersebut yang laki-laki
berjumlah 23, sedangkan tenaga pengajar perempuan berjumlah 19 orang
KOMITE SEKOLAH KEPALA SEKOLAH MS
WAKA KURIKULUM WAKA KESISWAAN WAKA HUMAS WAKA SAPRAS
KPK AKUNTANSI KPK SEKRETARIS KPK PENJUALAN
WALI KELAS BP DEWAN GURU
SISWA
82
guru. Guru yang dijadikan informan dalam penelitian ini adalah guru yang
mengajar program keahlian akuntansi, khususnya matadiklat siklus
akuntansi (Profil SMK Yapek Gombong Kebumen, 2004/2005). Adapun
daftar personalia organisasi di SMK Yapek Gombong Kebumen terlampir.
5. Keadaan Siswa SMK Yapek Gombong Kebumen
Program keahlian yang dimiliki SMK Yapek Gombong Kebumen
ada 3, yaitu : 1) Akuntansi, 2) Administrasi Perkantoran, dan 3) Penjualan.
Pada tahun pembelajaran 2004/2005 jumlah siswa keseluruhan yang
sekolah di SMK Yapek Gombong Kebumen berjumlah 1400 siswa, yaitu :
1) kelas I berjumlah 441 siswa, 2) kelas II 478, dan 3) kelas III 480.
Sejak SMK Yapek Gombong Kebumen berdiri hingga sampai
diberlakukannya kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi, sekolah tersebut merupakan sekolah
swasta yang favorit. Hal ini terbukti dengan banyaknya kapasitas
pendaftar calon siswa baru yang selalu meningkat setiap tahun ajaran baru.
Selain itu masih banyak bukti-bukti lain yang dapat dilihat, yaitu
banyaknya prestasi yang telah diraih oleh siswa-siswi SMK Yapek
Gombong Kebumen dari tahun ke tahun, baik itu di tingkat kabupaten
maupun propinsi.
6. Keadaan Sarana dan Prasarana SMK Yapek Gombong
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMK Yapek Gombong
Kebumen antara lain laboratorium komputer, mengetik, ruang kelas,
83
pertokoan, bank mini, kafetaria/ kantin, perpustakaan, kepala sekolah,
wakil-wakil kepala sekolah, ketua program keahlian, guru, penyelenggara,
BP, BKK, tata usaha, UKS, mushola, gudang, dapur, kamar kecil,
lapangan bola volly, bola basket, rumah dinas karyawan, tempat parkir,
dan tanah.
B. Hasil Penelitian Informan I (Kepala Sekolah/A) Tentang :
1. Impelementasi Kurikulum SMK Edisi 2004
Sebelum kepala sekolah menjelaskan tentang persiapan apa saja
yang dilakukan dalam rangka mengimplementasikan kurikulum SMK edisi
2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada
matadiklat siklus akuntansi terlebih dahulu kepala sekolah menerangkan
tugas dan tanggung jawabnya selaku pemimpin di SMK Yapek Gombong
Kebumen.
Secara umum kepala sekolah mempunyai tugas untuk bertanggung
jawab dan mengkoordinator terhadap sekolah yang dipimpin, baik itu
mulai dari pengelolaan sekolah maupun penataan segala administrasi
dalam mengimplementasikan kurikulum SMK edisi 2004 melalui
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi di SMK Yapek Gombong
Kebumen.
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah kepala sekolah salah
satunya adalah kepemimpinan, yang artinya suatu proses untuk
mempengaruhi aktivitas individu atau kelompok dalam usaha menuju
pencapaian tujuan. Kepala sekolah sebagai pemimpin juga memiliki tugas
pokok untuk mempengaruhi, mendorong, dan mengajak guru-guru dan
84
karyawan lainnya agar mereka bersedia untuk berbuat sesuatu yang dapat
menyokong pencapaian tujuan sekolah sebagai suatu institusi.
Selain itu, dijelaskan pula bahwa tugas dan tanggung jawab kepala
sekolah meliputi :
1) Merencanakan seluruh kegiatan sekolah dengan dibantu oleh
pembantu kepala sekolah sesuai dengan urusan masing-masing.
2) Mengorganisasikan semua sumber daya dan dana secara efektif sesuai
dengan peraturan yang berlaku untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
3) Mengarahkan semua pembantu kepala sekolah termasuk guru dan
staff tata usaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai sesuai
dengan bidang dan tugas masing-masing.
4) Mengkoordinasikan semua pembantu agar terjalin hubungan kerja
yang baik dan serasi dalam rangka memberikan motifasi kepada
semua unsur/ personil sekolah, sehingga membangkitkan partisipasi
dan dedikasi yang sebesar-besarnya.
5) Secara terus menerus melaksanakan pengawasan / monitoring kepada
semua personil sekolah, sehingga apabila terjadi ketimpangan/
hambatan dapat segera diatasi.
6) Secara rutin mengadakan supervisi/ pembinaan setiap seminggu sekali
pada hari sabtu atau senin dalam rangka mengatasi hambatan-
hambatan.
7) Menyelenggarakan rapat-rapat sesuai dengan keperluan yang meliputi:
a) membicarakan program tahunan, b) persiapan evaluasi, c) persiapan
85
UAN, d) kemajuan pengembangan pengajaran, dan e) penerimaan
siswa baru.
8) Mengadakan evaluasi terhadap semua kegiatan sekolah dalam rangka
mengurangi hambatan dan meningkatkan hasil yang sesuai tujuan.
9) Menjalin hubungan erat dengan industri dan dunia usaha.
“Adapun persiapan yang dilakukan oleh saya selaku pemimpin
dalam mengkoordinator pengelolaan sekolah, yaitu dengan cara
mensosialisasikan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi kepada wakil kepala sekolah bagian
kurikulum dan guru-guru serta staff karyawan yang ada di SMK
Yapek Gombong Kebumen” (A).
Sedangkan cara mensosialisasikan kurikulum tersebut yaitu dengan
mengambil langkah-langkah sebagai berikut : 1) menyelenggarakan
pertemuan-pertemuan rutin dengan orang-orang yang terkait di instansi
sekolah, 2) pemantauan secara rutin terhadap hasil-hasil yang telah
dirapatkan secara bersama-sama, dan 3) mengadakan sering dengan wakil-
wakil kepala sekolah, guru-guru, dan staff karyawan lainnya, yaitu sejauh
mana pelaksanaan implementasi kurikulum SMK edisi 2004, apakah sudah
dapat terlaksana dengan baik atau belum.
Dengan adanya pensosialisasian tentang implementasi kurikulum
SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi,
khususnya pada matadiklat siklus akuntansi, diharapkan agar pelaksanaan
kurikulum tersebut dapat berjalan lebih baik lagi, sehingga dapat
diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah.
Selain mensosialisasikan tentang kurikulum SMK edisi 2004
melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, dipersiapkan pula
sarana dan prasarana serta alat dan bahan yang merupakan sarana
86
penunjang dalam kegiatan belajar mengajar. Sarana penunjang tersebut
antara lain dengan adanya ruang kelas yang nyaman dan memadai serta
ruang praktek seperti : ruang komputer, mengetik, pertokoan, bank mini,
dan perpustakaan sekolah.
Di samping mensosialisasikan implementasi kurikulum SMK edisi
2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, dijelaskan pula
tentang bagaimana kepala sekolah dalam memaknai kurikulum tersebut.
“Menurut saya, makna dari adanya kurikulum SMK edisi
2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya
pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen
adalah 1) siswa dituntut adanya kemandirian dalam menguasai
masing-masing kompetensi, 2) kedudukan guru hanya sebagai
fasilitor, sehingga siswa-siswi harus dapat mengikuti kegiatan belajar
mengajar secara aktif, dan 3) penilaian tidak dilakukan secara global,
melainkan dinilai dari kompetensi per kompetensi” (A).
Dalam matadiklat siklus akuntansi maksud dari kompetensi per
kompetensi yaitu bahwa setiap peserta didik dalam menguasai materi
hendaknya secara bertahap dari yang dasar dulu lalu meningkat ke yang
lebih tinggi. Sebagai contoh yaitu peserta didik dalam menguasai materi
matadiklat siklus akuntansi terlebih dahulu harus menguasai matadiklat
secara runtut dari kompetensi yang satu ke kompetensi yang berikutnya.
Matadiklat yang dimaksud adalah : 1) mengerjakan persamaan dasar
akuntansi, 2) mengelola bukti transaksi, 3) mengelola buku jurnal, 4)
mengelola buku besar, 5) menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa
dan dagang, 6) mengelola administrasi kas bank, 7) mengelola
administrasi dana kas kecil, dan 8) mengelola order penjualan.
Kepala sekolah juga menyadari bahwa implementasi kurikulum
SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi
87
masih merupakan tahap awal yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan
lebih lanjut lagi guna mencapai hasil belajar yang maksimal. Meskipun
masih tahap awal dan baru dimulai pada tahun ajaran 2004/2005, namun
pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum
berbasis kompetensi sudah dapat berjalan baik. Hal ini dikarenakan
kurikulum SMK edisi 2004 merupakan penyempurnaan dari kurikulum
sebelumnya, yaitu kurikulum SMK edisi 1999.
2. Peran Serta terhadap Kurikulum SMK Edisi 2004
Dalam pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus
akuntansi selalu melibatkan orang-orang yang terkait di dalam instansi
sekolah, diantaranya yaitu peran serta dari kepala sekolah yang sangat
mendukung diberlakukannya kurikulum tersebut.
“Adapun peran serta saya sebagai kepala sekolah adalah : 1)
memberikan masukan, arahan, bimbingan, dan motifasi serta
pengawasan terhadap guru, khususnya guru matadiklat siklus
akuntansi, dan 2) menyediakan keperluan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 seperti sarana dan
prasarana, alat dan bahan, serta blangko administrasi”(A).
Implementasi dari hasil pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004
melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus
akuntansi pada dasarnya merupakan penyempurnaan dari kurikulum SMK
edisi 1999, sehingga dalam pelaksanaannya pun tidak begitu masalah.
Akan tetapi agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan
baik dan maksimal, maka dituntut adanya pembuatan modul bahan ajar.
Sedangkan pembuatan modul bahan ajar tersebut memerlukan biaya yang
88
cukup banyak. Oleh sebab itu pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004
melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi bisa saja mengalami
keterlambatan apabila kendala biaya tidak dapat terpenuhi
3. Proses Belajar Mengajar yang Baik
Teori dari matadiklat siklus akuntansi yang diperoleh oleh tiap-tiap
peserta didik setiap kompetensinya lebih sedikit apabila dibandingkan
dengan prakteknya.
“Oleh karena itu, agar siswa dapat mengikuti kegiatan belajar
mengajar secara aktif, maka menurut saya setiap siswa harus
memiliki modul sebagai bahan ajar. Dengan demikian siswa dapat
memperbanyak latihan-latihan soal secara mandiri sesuai penekanan pada praktek studi kasus” (A).
Evaluasi atau penilaian pada dasarnya merupakan bagian integral
dari proses pembelajaran yang diarahkan untuk menilai kinerja peserta
didik dalam memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar
secara berkesinambungan. Proses evaluasi terhadap implementasi
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek
Gombong Kebumen dilakukan secara bertahap, yaitu guna mengetahui
kelebihan, kekurangan, kendala, dan bagaimana cara mengatasinya.
C. Hasil Penelitian Informan II (Waka Bidang Kurikulum/B) Tentang :
1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004
Sebelum wakil kepala sekolah bidang kurikulum menjabarkan
secara luas tentang implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, Informan B terlebih dahulu
menuturkan bahwa apa yang hendak diungkapkan pada dasarnya sama
89
dengan yang diungkapkan oleh kepala sekolah, karena dalam
mengimplementasikan kurikulum SMK edisi 2004 wakil kepala sekolah
bidang kurikulum selalu berkoordinasi dengan kepala sekolah.
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum bertanggung jawab kepada
sekolah atas berlangsungnya semua kegiatan, mulai dari perencanaan,
koordinasi, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi terhadap
implementasi kurikulum yang berlaku di sekolah secara optimal. Selaku
pembantu kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum
mempunyai tugas-tugas seperti : 1) menyusun program tahunan dan
semesteran yang berkaitan dengan implementasi kurikulum di sekolah, 2)
mengkoordinasikan pembagian kelas di awal tahun pelajaran, 3)
mengkoordinasikan penyusunan jadwal proses belajar mengajar, 4)
mengkoordinasikan penyusunan kalender pendidikan, 5)
mengkoordinasikan pembagian tugas bahan pengajaran, 6) mengawasi
kelancaran kegiatan proses belajar mengajar, 7) mengkoordinasikan
kegiatan pengadaan bahan pengajaran, 8) mengumpulkan dan menganalisa
absensi murid, 9) mengkoordinasikan kegiatan evaluasi/ UNAS, dan 10)
mengkoordinasikan keseluruhan pengajaran di semua jurusan.
“Selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum, maka
persiapan-persiapan yang dilakukan oleh saya dalam
mengimplementasikan kurikulum SMK edisi 2004 melalui
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada
matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen
adalah 1) rapat koordinasi dengan ketua program keahlian akuntansi
dan guru produktif akuntansi untuk menentukan pencapaian materi
yang harus dicapai pada tiap-tiap semester dan tiap-tiap tingkat, 2)
bersama ketua program keahlian dan guru produktif akuntansi
menentukan alokasi waktu tiap minggunya, 3) bersama ketua
program keahlian menginventarisasi kebutuhan dokumen yang
90
diperlukan untuk praktek siswa, 4) mempersiapkan blangko-blangko
administrasi guru, dan 5) koordinasi dengan pembina perpustakaan
untuk mempersiapkan buku materi pelajaran yang diperlukan
sebagai acuan untuk persiapan penyusunan modul bahan ajar” (B).
Seperti halnya yang dijelaskan oleh informan A dalam memaknai
implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi, wakil
kepala sekolah bidang kurikulum juga menerangkan bahwa dengan
diberlakukannya kurikulum ini maka dituntut adanya kemandirian pada
peserta didik untuk dapat menguasai masing-masing kompetensi yang ada,
dimana penilaian disini tidak dilakukan secara global melainkan dinilai
dari kompetensi perkompetensi. Dengan menggunakan kurikulum SMK
edisi 2004 yang berbasis kompetensi, maka guru selaku fasilitator harus
mempersiapkan materi seoptimal mungkin agar batas nilai yang dicapai
siswa dapat terwujud secara maksimal sesuai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Informan B juga menuturkan bahwa implementasi kurikulum SMK
edisi 2004 yang berbasis kompetensi diberlakukan mulai tahun pelajaran
2004/ 2005, sehingga pelaksanaan kurikulum ini baru diterapkan untuk
tingkat I, sedangkan untuk tingkat II dan III masih tetap mengacu pada
penerapan kurikulum SMK edisi 1999.
2. Peran Serta terhadap Kurikulum SMK Edisi 2004
Peran serta dari wakil kepala sekolah bidang kurikulum juga
berpengaruh besar terhadap keberhasilan implementasi kurikulum SMK
edisi 2004 yang berbasis kompetensi.
“Peran serta saya selaku kepala sekolah bidang kurikulum
antara lain : 1) menyediakan blangko-blangko administrasi, 2)
menyusun jadwal pembelajaran, 3) mengkoordinir guru-guru
91
produktif akuntansi melalui ketua program keahlian, dan 4)
mengkoordinir penyiapan alat-alat praktek siswa melalui guru
diklat” (B).
Implementasi dari hasil pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004
melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus
akuntansi pada dasarnya merupakan penyempurnaan dari kurikulum SMK
edisi 1999, sehingga dalam pelaksanaannya pun dapat berjalan dengan
baik. Akan tetapi masih ada sedikit kendala yang terjadi di lapangan,
khususnya dalam penyiapan modul bahan ajar, baik dari segi tenaga,
pikiran, waktu, dan biaya. Hal ini dikarenakan pelaksanaan kurikulum
SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi baru dimulai tahun pelajaran
2004/ 2005, sedangkan sosialisi kurikulum SMK edisi 2004 terlambat.
3. Proses Belajar Mengajar yang Baik
Jika dibandingkan dengan praktek, teori dari matadiklat siklus
akuntansi yang diperoleh oleh setiap peserta didik lebih sedikit.
“Dengan adanya perbandingan yang demikian, maka saya selaku
wakil kepala sekolah bidang kurikulum menganjurkan agar setiap
siswa harus memiliki modul sebagai bahan ajar, penyediaan bahan
dan alat praktek juga harus memadai” (B).
Proses evaluasi atau penilaian pada dasarnya merupakan bagian
integral dari proses pembelajaran yang diarahkan untuk menilai kinerja
peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan. Adapun evaluasi
terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus
akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen dilakukan secara bertahap,
yaitu guna mengetahui kelebihan, kekurangan, kendala, dan bagaimana
cara mengatasinya.
92
D. Hasil Penelitian Informan III (Guru Matadiklat/C) Tentang :
1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004
Dengan diberlakukannya kurikulum SMK edisi 2004 yang
berbasis kompetensi, maka kedudukan guru hanya sebagai fasilitator,
sehingga peserta didik dalam menguasai masing-masing kompetensi
dituntut adanya kemandirian dan keaktifan dari diri sendiri. Meskipun
guru hanya sebagai fasilitator, guru juga harus betul-betul menguasai
kompetensi yang diajarkan.
Selaku guru matadiklat siklus akuntansi (C) memiliki tugas-tugas
seperti :
1) Menyiapkan perangkat mengajar semesteran, analisis program satuan
pelajaran, dan kisi-kisi serta perangkat evaluasi.
2) Melaksanakan administrasi siswa, seperti : daftar nilai, daftar hadir,
dan daftar kemajuan kelas.
3) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar, seperti :
a) Mempersiapkan bahan ajaran, bahan praktek, ruang, dan
pembagian tugas.
b) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar praktek dan penilaian.
c) Mengkoordinir dan mengevaluasi pembersihan dan penyimpangan
alat serta ruangan setelah pelajaran praktek.
d) Mempertanggung jawabkan semua fasilitas yang digunakan.
4) Mengembangkan alat bantu sebagai sarana penunjang kegiatan belajar
mengajar.
93
5) Mengembangkan bahan ajaran sesuai dengan perkembangan IPTEK
dan kebutuhan lokal.
6) Mengembangkan kemampuan potensi melalui kegiatan/ keterampilan
yang diberikan, baik secara formal maupun informal.
7) Mengajar tepat pada jam pelajaran dan membina budi pekerti siswa
serta menyusun laporan.
Jika dibandingkan dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya,
maka dalam rangka mensukseskan implementasi kurikulum SMK edisi
2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi menurut perlu
adanya persiapan-persiapan yang lebih matang, baik tenaga, pikiran,
maupun waktu.
Dengan menggunakan kurikulum SMK edisi 2004, maka
penguasaan materi cukup banyak. Oleh sebab itu, siswa dituntut adanya
kemandirian dan keaktifan dalam menguasai kompeten per kompeten. Di
samping itu, guru yang hanya berkedudukan sebagai fasilitator juga harus
berusaha semaksimal mungkin agar peserta didik dapat mencapai hasil
belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
“Adapun persiapan-persiapan yang saya lakukan selama ini
adalah 1) penguasaan kompetensi yang hendak diajarkan, 2)
mengembangkan alat bantu guna menunjang kegiatan belajar
mengajar, 3) mempersiapkan bahan-bahan untuk praktek, 4)
pengawasan ketat terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,
dan 5) menarget pencapaian materi yang harus dicapai pada tiap-tiap
semester” (C).
94
Mengingat adanya kemandirian, keaktifan, dan target nilai yang
harus dipenuhi oleh tiap-tiap peserta didik dari kompetensi per
kompetensi, maka selaku guru dalam memaknai implementasi kurikulum
SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi harus
lebih giat, siap, dan bekerja keras. Oleh karena itu, siswa harus benar-
benar menguasai kompetensi per kompetensi guna mencapai target nilai
yang telah ditentukan.
Seperti yang diungkapkan oleh (A & B) informan (C) juga
mengaku bahwa pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis
kompetensi baru dimulai pada awal tahun ajaran 2004/ 2005, sehingga
baru tingkat I saja melalui kurikulum ini. Sedangkan untuk tingkat II dan
III masih menggunakan kurikulum lama, yaitu kurikulum SMK edisi
1999.
2. Peran Serta terhadap Kurikulum SMK Edisi 2004
“Dalam pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 selaku guru
saya berperan serta sebagai fasilitator dan pembimbing siswa”(C).
Mengingat pendapat guru matadiklat seperti di atas, maka selaku
guru harus benar-benar siap dan mampu untuk mengajarkan peserta didik
agar pada akhirnya siswa benar-benar menguasai kompetensi yang
diajarkan dan mampu mencapai target nilai dari masing-masing
kompetensi. Hal ini merupakan tanggung jawab dari guru secara utuh,
karena dengan adanya siswa yang tidak lulus kompetensi, maka mau tidak
mau guru harus mengulang/mengajarkan kembali dari tiap-tiap
kompetensi sampai siswa mencapai target lulus kompetensi.
95
Kurikulum SMK edisi 2004 yang merupakan penyempurnaan dari
kurikulum SMK edisi 1999 pada dasarnya hampir sama, sehingga
pelaksanaannya pun tidak begitu sulit, hanya saja dengan menggunakan
kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi harus lebih
memfokuskan pada pengetahuan, nilai, dan sikap. Hal ini dikarenakan
adanya tuntutan kemandirian dan keaktifan dari tiap-tiap peserta didik
untuk lulus setiap kompetensinya. Sedangkan untuk mencapai
kemandirian dan keaktifan tersebut, tiap-tiap siswa harus menggunakan
modul sebagai bahan ajar. Adapun biaya yang diperlukan untuk dapat
memiliki modul bahan ajar tidaklah sedikit, maka dari itu pelaksanaan
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi harus memiliki dana yang dapat mencukupi kebutuhan.
3. Proses Belajar Mengajar yang Baik
“Dengan diberlakukannya kurikulum SMK edisi 2004
khususnya pada matadiklat siklus akuntansi, maka proses belajar
mengajar yang baik menurut saya selaku guru matadiklat yaitu
dengan memperbanyak latihan-latihan soal” (C).
Semakin banyak mengerjakan latihan-latihan soal, maka peserta
didik memiliki keterampilan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotorik.
Proses evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari proses
pembelajaran yang diarahkan untuk menilai kinerja peserta didik yang
dilakukan guna memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar
secara berkesinambungan. Adapun evaluasi terhadap implementasi
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis
96
kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek
Gombong Kebumen dilakukan secara bertahap, yaitu guna mengetahui
kelebihan, kekurangan, kendala, dan bagaimana cara mengatasinya.
E. Hasil Penelitian Informan IV (Siswa/D1) Tentang :
1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004
Dalam rangka mensukseskan implementasi kurikulum SMK edisi
2004 yang berbasis kompetensi, maka persiapan-persiapan yang dilakukan
oleh seorang siswa adalah mempersiapkan diri semaksimal mungkin
terhadap matadiklat yang hendak dipelajari dan berusaha untuk dapat
mandiri serta aktif tanpa harus didampingi oleh guru.
Dengan diberlakukannya kurikulum SMK edisi 2004 yang
merupakan penyempurnaan dari kurikulum SMK edisi 1999, maka dalam
memaknai kurikulum ini selaku siswa harus belajar lebih giat. Hal ini
dikarenakan siswa dalam memperoleh materi tidak selalu didampingi oleh
guru, melainkan berpedoman pada modul bahan ajar.
Kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum
berbasis kompetensi baru diterapkan pada awal tahun ajaran 2004/2005.
2. Peran Serta terhadap Kurikulum SMK Edisi 2004
Dengan diberlakukannya kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis
kompetensi khususnya pada matadiklat siklus akuntansi, maka peran serta
dari siswa yaitu belajar secara mandiri dan berusaha untuk dapat memiliki
berbagai modul yang diperlukan sebagai bahan ajar. Pelaksanaan
kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi pada dasarnya sudah
97
terlaksana dengan baik, tetapi siswa terkadang mengalami kendala
mengenai modul yang hendak digunakan sebagai bahan ajar.
3. Proses Belajar Mengajar yang Baik
Apabila menggunakan kurikulum yang baru ini, maka kegiatan
belajar mengajar yang baik adalah : 1) sebelum masuk kelas siswa
hendaknya sudah mempelajari materi terlebih dahulu, 2) siswa harus lebih
banyak latihan soal-soal, dan 3) siswa tidak boleh bergantung pada guru,
tetapi harus belajar secara mandiri tanpa harus didampingi oleh guru.
Evaluasi sering dilakukan oleh guru, hal ini dimaksudkan agar guru
dapat mengetahui perkembangan hasil belajar yang telah dicapai oleh
siswa dari kompeten per kompeten. Adapun evaluasi yang sering
dilakukan oleh guru adalah diberikan tugas-tugas secara rutin.
F. Hasil Penelitian Informan V (Siswa/D2) Tentang :
1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004
Dengan diterapkan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi khususnya pada matadiklat siklus
akuntansi, maka selaku siswa perlu mempersiapkan diri sedini mungkin
untuk dapat mengikuti proses belajar mengajar yang berbeda dari
kurikulum sebelumnya.
Selaku siswa kejuruan, maka dalam memaknai kurikulum SMK
edisi 2004 yang berbasis kompetensi adalah dituntut adanya kepribadian
yang mandiri dan tidak selalu bergantung pada orang lain.
98
Pada awal tahun ajaran 2004/ 2005 di SMK Yapek Gombong
Kebumen mulai diterapkan kurikulum SMK edisi 2004 melalui
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi.
2. Peran Serta terhadap Kurikulum SMK Edisi 2004
Untuk mensukseskan pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004
yang berbasis kompetensi, maka siswa ikut berperan serta. Dalam hal ini
peran serta dari siswa yaitu mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan
baik secara mandiri dan tidak harus bergantung pada guru. Implementasi
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi di SMK Yapek Gombong Kebumen sudah terlaksana dengan
baik.
Hal ini dapat dilihat pada kepribadian tiap-tiap siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara mandiri tanpa
harus bergantung pada orang lain (guru).
3. Proses Belajar Mengajar yang Baik
Dengan diterapkan kurikulum SMK edisi 2004 melalui
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi khususnya pada matadiklat
siklus akuntansi, maka kegiatan belajar mengajar yang baik yaitu dengan
memperbanyak latihan-latihan soal yang lebih menekankan pada praktek
studi kasus.
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat perkembangan yang
telah dicapai dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, maka guru
sering melakukan evaluasi secara rutin. Evaluasi tersebut dapat berupa
pemberian tugas-tugas yang lebih menekankan pada praktek.
99
G. Hasil Penelitian Informan VI (Siswa/D3) Tentang :
1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004
Sehubungan dengan adanya kurikulum SMK edisi 2004 yang
diterapkan di SMK Yapek Gombong, maka selaku siswa perlu
mempersiapkan diri sedini mungkin, baik fisik maupun mental. Hal ini
dikarenakan matadiklat siklus akuntansi merupakan materi yang perlu
dipahami secara mendasar.
Dalam memaknai implementasi kurikulum SMK edisi 2004
melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi khususnya pada
matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong yaitu sangat
diperlukan adanya peran aktif dari siswa, sehingga guru hanya bertindak
sebagai fasilitator saja.
Implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi mulai diterapkan di SMK Yapek
Gombong Kebumen pada awal tahun ajaran 2004/ 2005.
2. Peran Serta terhadap Kurikulum SMK Edisi 2004
Peran serta yang sangat penting dalam mensukseskan
implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi
adalah dengan belajar lebih giat lagi agar mencapai hasil belajar yang
maksimal dan mampu mencapai target nilai dari masing-masing kompeten
per kompeten yang telah ditentukan.
Meskipun masih ada beberapa kendala, namun implementasi
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi di SMK Yapek Gombong Kebumen sudah dapat dikatakan
100
baik. Hal ini terbukti pada kegiatan belajar mengajar yang sudah dapat
dilaksanakan sesuai dengan kurikulum SMK edisi 2004, yaitu siswa
belajar secara aktif dan mandiri.
3. Proses Belajar Mengajar yang Baik
Apabila menggunakan kurikulum yang baru ini, maka kegiatan
belajar mengajar yang baik adalah: 1) sebelum masuk kelas siswa
hendaknya sudah mempelajari materi terlebih dahulu, 2) siswa harus lebih
banyak latihan soal-soal, dan 3) siswa tidak boleh bergantung pada guru,
tetapi harus belajar secara mandiri tanpa harus didampingi oleh guru.
Agar siswa dapat mencapai hasil belajar sesuai target yang telah
ditentukan, maka guru sering mengadakan evaluasi. Evaluasi yang
dilakukan tersebut merupakan tindak lanjut dari akhir proses belajar
mengajar untuk tiap-tiap kompeten.
H. Hasil penelitian Informan VII (Siswa/D4) Tentang :
1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004
Dengan diberlakukan kurikulum SMK edisi 2004 melalui
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi khususnya pada matadiklat
siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong, maka selaku siswa perlu
mempersiapkan diri sedini mungkin, baik fisik maupun mental tanpa ada
paksaan dari pihak lain.
Dalam memaknai implementasi kurikulum SMK edisi 2004
melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi khususnya pada
matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong yaitu siswa dituntut
untuk mandiri dan berfikir secara kreatif dalam mengembangkan materi
yang telah dipelajari.
101
Pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi mulai diterapkan di SMK Yapek
Gombong Kebumen pada awal tahun ajaran 2004/ 2005.
2. Peran Serta terhadap Kurikulum SMK Edisi 2004
Dalam rangka mencapai keberhasilan dari implementasi kurikulum
SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi, maka peran serta siswa sangat
dibutuhkan. Adapun peran serta tersebut yaitu dengan belajar lebih giat
dan berusaha mencari pengetahuan dari luar guna mengikuti
perkembangan jaman.
Implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi di SMK Yapek Gombong Kebumen sudah
dapat dikatakan baik. Hal ini terbukti pada kegiatan belajar mengajar yang
sudah dapat dilaksanakan sesuai dengan kurikulum SMK edisi 2004, yaitu
siswa belajar secara aktif dan mandiri.
3. Proses Belajar Mengajar yang Baik
Proses belajar mengajar yang baik yaitu : 1) sebelum jam pelajaran
dimulai siswa perlu mempelajari materi terlebih dahulu, sehingga pada
saat jam pelajaran siswa sudah menguasai materi yang diajarkan, dan 2)
perbanyak latihan soal-soal yang menekankan pada praktek studi kasus.
Agar tingkat keberhasilan yang dicapai dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar diketahui, maka sering dilakukan evaluasi.
Evaluasi tersebut berupa tugas-tugas akhir dari tiap-tiap kompeten yang
telah dipelajari.
102
I. Hasil penelitian Informan Penelitian VIII (Siswa/D5)
1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004
Selaku siswa, maka persiapan-persiapan dalam mengimplementasikan
kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi adalah dengan
belajar dan menyiapkan mental sebaik mungkin. Hal ini dikarenakan
pentingnya persiapan mental guna menghadapi berbagai kesulitan yang
dihadapi.
Dalam memaknai implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi sudah dapat dikatakan bagus,
karena melalui pendekatan tersebut dapat mendorong siswa untuk belajar
secara aktif dan mandiri tanpa harus ada guru yang mendampingi.
Implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi dimulai sejak awal tahun pelajaran 2004/
2005.
2. Peran Serta terhadap Kurikulum SMK Edisi 2004
Peran serta siswa dalam rangka memajukan implementasi
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi adalah dengan turut serta mensukseskan kurikulum tersebut
(belajar).
Hasil pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi adalah
baik dan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku.
3. Proses Belajar Mengajar yang Baik
Dengan menggunakan kurikulum ini, maka tugas guru hanya
sebagai fasilitator, sehingga siswa harus belajar secara aktif dan mandiri.
103
Dengan demikian, maka proses belajar mengajar yang baik adalah guru
tidak perlu memberi materi sebanyak mungkin, melainkan guru harus
memberikan latihan-latihan soal semaksimal mungkin. Akan tetapi guru
juga harus banyak menguasai materi dari kompeten per kompeten yang
akan diajarkan.
Proses evaluasi atau penilaian pada dasarnya merupakan kegiatan
rutin setelah pembelajaran selesai. Dengan demikian, maka proses
evaluasi sangat penting. Adapun evaluasi terhadap implementasi
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi dapat dilakukan dengan memberikan penugasan terstruktur
yang mengacu pada modul bahan ajar.
J. Hasil penelitian Informan IX (Siswa/D6)
1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004
Dengan diberlakukan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis
kompetensi, maka melatih siswa untuk belajar secara aktif. Oleh sebab itu,
perlu diadakan persiapan-persiapan yang lebih lanjut. Adapun persiapan-
persiapan yang dilakukan oleh seorang siswa adalah dengan belajar
sungguh-sungguh tanpa harus menunggu perintah dari guru.
Dalam memaknai implementasi kurikulum SMK edisi 2004
melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi khususnya pada
matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong yaitu sangat
diperlukan adanya peran aktif dari siswa, sehingga guru hanya bertindak
sebagai fasilitator saja.
104
Implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi di SMK Yapek Gombong Kebumen
dimulai sejak awal tahun pelajaran 2004/ 2005.
2. Peran Serta terhadap Kurikulum SMK Edisi 2004
Peran serta selaku siswa dalam implementasi kurikulum SMK edisi
2004 yang berbasis kompetensi adalah dengan belajar lebih giat agar
mencapai hasil belajar yang maksimal.
Implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi di SMK Yapek Gombong Kebumen sudah
terlaksana dengan baik.
3. Proses Belajar Mengajar yang Baik
Dengan menggunakan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis
kompetensi, maka proes belajar mengajar yang baik adalah guru harus
memperbanyak praktek daripada teori, dan guru juga harus memperbanyak
latihan-latihan soal. Dengan demikian, maka akan melatih siswa untuk
belajar secara mandiri.
Agar tingkat keberhasilan yang dicapai dalam proses belajar
mengajar diketahui, maka dilakukan evaluasi. Evaluasi tersebut berupa
tugas-tugas akhir dari tiap-tiap kompeten yang diberikan oleh guru dengan
berpedoman pada modul bahan ajar.
K. Analisis Data
Dalam melakukan proses analisis data dimulai dari menelaah seluruh
data yang tersedia dari berbagai sumber wawancara, catatan lapangan dan
komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel,
105
dan sebagainya (Moleong, 2002: 103). Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah
maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data dan menyusunnya
dalam satuan-satuan yang selanjutnya akan dikategorikan.
Berdasarkan data temuan hasil wawancara dengan ke-9 informan
penelitian yaitu (A, B, C, D1, D2, D3, D4, D5, D6), hasil observasi, dan hasil
dokumentasi, di bawah ini disajikan data yang kemudian akan dilakukan
kategorisasi. Kategorisasi ini didasarkan pada tujuan dan kemiripan isi dengan
menggunakan kriteria-kriteria implementasi, peran serta, dan pelaksanaan
proses belajar mengajar dengan kurikulum SMK edisi 2004 melalui
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi
di SMK Yapek Gombong Kebumen dapat disajikan sebagai berikut.
1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Melalui Pendekatan
Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Matadiklat Siklus Akuntansi
di SMK Yapek Gombong Kebumen
Dengan menerapkan kurikulum SMK edisi 2004 melalui
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus
akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen pada dasarnya merupakan
kegiatan penyempurnaan dari kurikulum SMK edisi 1999. Dalam hal ini
sekolah sebagai tempat pelaksanaan proses belajar mengajar harus
mempunyai rencana yang matang guna menunjang pelaksanaan
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi.
Diberlakukannya kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis
kompetensi, maka pengelola pendidikan harus senantiasa berjuang keras
106
untuk menentukan rencana-rencana yang akan diajarkan sesuai kebutuhan
sekarang dan yang akan datang. Dengan demikian tidak menutup
kemungkinan untuk tercipta kurikulum yang idealis.
Adanya kurikulum yang idealis akan membawa peserta didik ke
dalam kerangka pemikiran yang jauh ke depan. Selain itu, penerapan
kurikulum ini juga memberikan kemudahan bagi penyelenggara
pendidikan untuk memasukan perkembangan-perkembangan yang ada
dalam masyarakat.
Sesuai yang dipaparkan oleh kepala sekolah (A) bahwa pengertian
kurikulum berbasis kompetensi adalah suatu pemberlakuan kurikulum
yang lebih memfokuskan pada perpaduan pengetahuan, keterampilan,
nilai, dan sikap yang direfleksikan ke dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak, maka dalam pelaksanaannya pun harus didasarkan pada 3 (tiga)
landasan teoritis. Ketiga landasan tersebut antara lain : 1) adanya
pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individu, 2)
pengembangan konsep belajar tuntas, dan 3) pendefinisian kembali
terhadap bakat.
Adanya perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap
yang menonjol pada pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 yang
berbasis kompetensi, kepala sekolah dengan dibantu oleh wakil-wakil
kepala sekolah, guru, dan staf karyawan yang lain harus lebih bekerja
keras secara utuh dalam rangka mempersiapkan dan memaknai
pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum
berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di SMK
Yapek Gombong Kebumen.
107
Hal tersebut juga dibenarkan oleh informan penelitian II (B)
mengenai persiapan dan pemaknaan terhadap implementasi kurikulum
SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi. Persiapan itu antara lain
dengan cara mensosialisasikan kurikulum tersebut kepada orang-orang
yang terkait di instansi sekolah dan mempersiapkan sarana prasarana, alat
dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Berkaitan dengan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi, maka secara garis besar persiapan-
persiapan tersebut dapat dilakukan dengan cara :
1. Melakukan peningkatan mutu pendidikan yang dapat dicapai oleh
sekolah melalui kemandirian dan inisiatif kepala sekolah dan orang-
orang yang terkait di instansi sekolah dalam mengelola dan
memberdayakan sumber-sumber yang tersedia.
2. Melakukan peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan dan
penggunaan sumber-sumber pendidikan melalui pembagian tanggung
jawab yang jelas, transparan, dan demokratis.
3. Melakukan peningkatan perhatian serta partisipasi warga dan
masyarakat sekitar sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran yang dicapai melalui pengambilan keputusan bersama.
4. Menumbuhkan kemandirian dan ketidak tergantungan di kalangan
warga sekolah agar memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi.
5. Mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif dan menciptakan
iklim sekolah yang aman, nyaman, serta tertib.
6. Melakukan proses evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.
108
7. Pengelolaan sarana dan sumber belajar mulai dari pengadaan,
pemeliharaan, perbaikan hingga pengembangan.
Pemaparan (A dan B) dibenarkan dan dikuatkan oleh (C) yaitu
bahwa persiapan-persiapan yang dilakukan terhadap implementasi
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi di SMK Yapek Gombong Kebumen perlu dilaksanakan
secara optimal dalam rangka untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Persiapan-persiapan yang dilakukan dengan cara mensosialisasikan
kurikulum SMK edisi 2004 kepada orang-orang yang terkait di instansi
sekolah sangat penting. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan dan
menerapkan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi di
kehidupan sekolah agar tidak terjadi tumpang tindih antara yang satu
dengan yang lain. Selain itu, sosialisasi ini dapat pula digunakan untuk
memasyarakatkan program pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004
melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, baik di sekolah
ataupun di masyarakat melalui berbagai kegiatan-kegiatan seperti :
pertemuan, penataran, seminar, pelatihan, dan sebagainya.
Berdasarkan pemaparan dari ke-tiga informan (A, B, C) dapat
disimpulkan bahwa persiapan dan pemaknaan terhadap implementasi
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong
Kebumen sangat penting guna memasyarakatkan pelaksanaan kurikulum
tersebut di lingkungan sekolah. Sosialisasi kurikulum SMK edisi 2004
109
yang berbasis kompetensi dapat dilakukan melalui rapat rutin, penataran,
seminar, dan pertemuan-pertemuan dengan tokoh-tokoh pendidikan.
2. Peran Serta Orang-orang yang Terkait Dalam Instansi Sekolah
terhadap Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Melalui
Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Matadiklat Siklus
Akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen
Peran serta dari orang-orang yang terkait di instansi sekolah
terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis
kompetensi seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang
kurikulum, guru, dan siswa-siswi merupakan aspek penting dalam
mengimplementasikan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi.
Dengan adanya peran serta dari orang-orang tersebut, maka dapat
saling bekerja sama dalam pembuatan berbagai keputusan dan saling
memahami, mengawasi, dan membantu sekolah dalam pengelolaan
kegiatan belajar mengajar. Selain itu, peran serta dari kepala sekolah,
wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru, dan siswa-siswi terhadap
implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi
bertujuan untuk memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak
serta meningkatkan kualitas hidup.
Kepala sekolah sebagai penanggung jawab pelaksanaan kurikulum
di sekolah dan berperan sebagai pembina kurikulum serta koordinator
pembinaan kurikulum, maka kepala sekolah harus dapat menciptakan
hubungan baik antara orang-orang yang terkait di instansi sekolah
terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi secara efektif. Dengan demikian, maka
110
sekolah dalam hal kerja sama dengan orang-orang yang terkait di instansi
sekolah akan terlihat unsur transparan.
Hal ini juga dituturkan oleh (B) bahwa kerja sama yang terbentuk
dengan orang-orang yang terkait di instansi sekolah terhadap
implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum
berbasis kompetensi sangat erat, sehingga pelaksanaan kurikulum ini
dapat terlaksana dengan baik dan sesuai peraturan-peraturan dari
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Menengah dan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Dari pendapat (A dan B) dipertegas oleh pendapat (C) yaitu bahwa
kerja sama dengan orang-orang yang terkait di instansi sekolah terhadap
implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi pada
matadiklat siklus akuntansi sagat erat hubungannya. Berkaitan dengan
dunia pendidikan, peran serta dari orang tersebut merupakan peran yang
sangat penting, baik dalam bentuk gagasan/ pemikiran, partisipasi
langsung dalam kegiatan pendidikan ataupun dalam bentuk bantuan
sarana dan prasarana. Peran serta tersebut diperlukan juga dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan pendidikan sehingga tercipta kondisi yang
memenuhi standar minimal.
Pendapat-pendapat tersebut diperkuat lagi melalui pendapat
(D1,D2,D3,D4,D5,D6) bahwa kerja sama antara kepala sekolah, wakil
kepala sekolah bidang kurikulum, dan guru terjalin dengan baik, bahkan
bentuk kerja sama juga sudah dibentuk dengan badan yang berdiri sendiri
yaitu komite sekolah.
111
Adanya peran serta dari orang-orang yang terkait di instansi
sekolah dapat menimbulkan beberapa kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan tersebut adalah bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan
yang menyangkut pengambilan keputusan, monitoring, dan evaluasi dapat
terjalin secara kebersamaan. Sedangkan kelemahan dari peran serta
orang-orang tersebut dalam penyelenggaraan pendidikan adalah apabila
kurang saling pengertian, maka akan menimbulkan permasalahan dan pro
kontra antara sekolah dengan komponen-komponen pendidikan.
Dari berbagai pendapat para informan yang telah memberikan
pernyataan, maka dapat disimpulkan bahwa peran serta antara kepala
sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru, dan siswa-siswi
SMK Yapek Gombong Kebumen sudah terjalin baik. Hal ini terbukti
pada pendayagunaan potensi dalam kelancaran penyelenggaraan
pendidikan di sekolah sehingga pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004
melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat
siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen sudah terlaksana
dengan baik dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Dengan Menggunakan
Kurikulum SMK Edisi 2004 Melalui Pendekatan Kurikulum Berbasis
Kompetensi pada Matadiklat Siklus Akuntansi di SMK Yapek
Gombong Kebumen
Belajar juga merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun
makna atau pemahaman. Sedangkan pembelajaran pada hakekatnya
adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya,
sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam
112
interaksi tersebut banyak faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal
yang datang dari dalam diri individu maupun faktor eksternal yang datang
dari luar lingkungan.
Tanggung jawab belajar berada pada diri siswa, tetapi guru juga
harus bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong
prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar. Oleh karena
itu, maka dalam proses pembelajaran tugas guru yang paling utama
adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan
perilaku bagi peserta didik dan memberikan dorongan kepada siswa untuk
menggunakan seluruh kompetensinya.
Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan adalah pembelajaran
yang memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang diharapkan, sehingga mendorong individu untuk belajar
sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar. Sedangkan proses
pembelajaran di sekolah dimaksudkan untuk mengembangkan potensi
akademis dan kepribadian siswa, serta menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga mampu mengembangkan diri sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan dunia kerja.
Secara umum kegiatan belajar mengajar dilandasi oleh prinsip-
prinsip seperti : a) berpusat pada siswa, b) mengembangkan kreativitas
peserta didik, c) menciptakan kondisi menyenangkan dan manantang, d)
mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, e)
menyediakan pengalaman belajar yang beragam, dan f) belajar melalui
113
berbuat. Sedangkan kegiatan belajar mengajar yang berbasis kompetensi
dilandasi oleh: a) standar kompetensi, b) kompetensi dasar yang akan
dicapai, c) strategi pencapaian, dan d) sistem evaluasi.
Adapun pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi mencakup 3 hal
pokok, yaitu a) pre tes, b) proses, dan c) pos test.
a. Pre Tes (Tes Awal)
Dalam menjajagi proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan, suatu pre tes mempunyai peranan yang cukup penting.
Adapun fungsi dari pre tes tersebut antara lain :
1) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar.
2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan
dengan proses pembelajaran yang dilakukan.
3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta
didik mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topik dalam
proses pembelajaran.
4) Untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran
dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai peserta didik dan
tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian
khusus.
b. Proses
Proses disini dimaksudkan sebagai kegiatan inti dari pelaksanaan
proses pembelajaran, yakni bagaimana tujuan-tujuan belajar
direalisasikan melalui modul. Proses pembelajaran perlu dilakukan
114
dengan tenang dan menyenangkan, bahkan menuntut aktivitas dan
kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan hasil.
Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75 % peserta didik
terlibat secara aktif, baik fisik mental maupun sosial dalam proses
pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan
berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta
didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75 %. Oleh sebab
itu, suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi,
serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat, dan
pembangunan.
c. Pos Test
Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan pos
test. Sama halnya dengan pre tes, pos test juga memiliki banyak
kegunaan, terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran. Fungsi
pos test tersebut diantaranya yaitu :
a) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun
kelompok.
b) Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai
oleh peserta didik serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum
dikuasainya.
115
c) Untuk mengetahui para peserta didik yang perlu mengikuti
kegiatan remedial dan peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan
pengayaan serta untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam
mengerjakan modul (kesulitan belajar).
d) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap
komponen-komponen modul dan proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun
evaluasi.
Dengan diberlakukannya kurikulum SMK edisi 2004 melalui
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus
akuntansi, maka proses belajar mengajar yang baik menurut pendapat
(A, B, C) yang juga dibenarkan oleh (D1, D2, D3, D4, D5, D6) yaitu
dengan memperbanyak praktek yang mengacu pada modul bahan ajar
dan memperbanyak soal-soal latihan dengan penekanan pada praktek
studi kasus. Dengan demikian, maka metode belajar yang sesuai
dengan kurikulum SMK edisi 2004 yang berbasis kompetensi adalah
dengan cara tidak memberi materi yang sebanyak-banyaknya kepada
siswa, melainkan penguasaan praktek yang dapat dilakukan melalui
latihan-latihan soal.
L. TRIANGULASI
Dalam konteks implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di
SMK Yapek Gombong Kebumen, setidaknya ada aspek utama yang diungkap
dalam penelitian ini, yakni : 1) implementasi kurikulum SMK edisi 2004, 2)
116
peran serta kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru
matadiklat, siswa, dan 3) proses belajar mengajar yang baik.
Dari beberapa permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, jika
dianalisis lebih mendalam akan menemukan berbagai gambaran mengenai
implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum
berbasis kompetensi di SMK Yapek Gombong Kebumen.
Secara integratif, permasalahan yang ditelaah dalam implementasi
kurikulum SMK edisi 2004 merupakan satu sistem yang saling berhubungan,
diantaranya yaitu dalam hal persiapan, makna implementasi kurikulum SMK
edisi 2004, dan waktu pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004.
Persiapan implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang dilakukan di
SMK Yapek Gombong Kebumen ditandai dengan penyiapan sarana dan
prasarana sebagai penunjang keberhasilan dari pelaksanaan kurikulum tersebut.
Dengan adanya sarana dan prasarana yang dapat mendukung berjalannya
penerapan kurikulum SMK edisi 2004, maka usaha keras dan kerjasama yang
kuat juga merupakan salah satu ciri khas dari pelaksanaan kurikulum SMK
edisi 2004.
Pada umumnya, persiapan-persiapan yang telah dilakukan bertujuan
untuk mencapai hasil yang optimal dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan
sebelumnya. Persiapan-persiapan tersebut merupakan tugas utama bagi kepa
sekolah yang berkedudukan sebagai pemimpin dalam mengkoordinator
pengelolaan sekolah. Meskipun demikian, kepala sekolah dalam melaksanakan
tugas utamanya selalu melibatkan orang-orang yang berkedudukan
117
dibawahnya. Fenomena tersebut ditanggapi oleh wakil kepala sekolah bidang
kurikulum, menurutnya apa yang dilakukan kepala sekolah adalah merupakan
bentuk kerjasama yang harus dibina secara erat guna mencapai keberhasilan
secara maksimal.
“Bagaimanapun juga, pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 ini
merupakan tanggung jawab bersama. Dengan demikian, maka wakil-
wakil kepala sekolah, guru, staf, dan siswa-siswi juga terlibat didalamnya”
(B).
Mengenai makna implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui
pendekatan KBK, semua informan penelitian memaknai implementasi
kurikulum SMK edisi 2004 sebagai proses awal dari perubahan kurikulum
SMK edisi 1999 menjadi kurikulum SMK edisi 2004 yang lebih difokuskan
pada kemandirian dan keaktifan masing-masing siswa dalam menguasai materi
dari kompeten per kompeten. Informan penelitian kepala sekolah dan wakil
kepala sekolah bidang kurikulum mengatakan bahwa guru matadiklat bertindak
sebagai fasilitator.
Hal tersebut langsung ditanggapi oleh guru matadiklat : “memang
kedudukan saya sebagai guru matadiklat hanya sebagai fasilitator,
sehingga peserta didik dalam menguasai masing-masing kompetensi
dituntut adanya kemandirian dan keaktifan dari diri sendiri” (C).
Berkenaan dengan waktu pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004
melalui pendekaran KBK, semua informan penelitian mengungkapkan bahwa
waktu pelaksanaan kurikulum tersebut dimulai pada awal tahun pembelajaran
2004/2005. Meskipun kurikulum SMK edisi 2004 merupakan bentuk
penyempurnaan dari kurikulum SMK edisi 1999, namun dalam hal ini kepala
sekolah beserta informan penelitian yang lainnya juga menyadari bahwa dalam
melaksanakan kurikulum SMK edisi 2004 setiap guru hendaknya benar-benar
118
memperhatikan situasi dan kondisi sekitar, baik itu tenaga, waktu, pemikiran,
dana, maupun keadaan siswa itu sendiri.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat dipahami bahwa pelaksanaan
kurikulum SMK edisi 2004 yang masih baru ini, seyogyanya dilaksanakan
dengan baik dan selalu berpedoman pada modul-modul yang diberlakukan oleh
Dinas Pendidikan Nasional Dirjen Dikdasmen Dikmenjur.
Dalam konteks yang aplikatif, keberhasilan implementasi kurikulum
SMK edisi 2004 melalui pendekatan KBK sangat tergantung dari konsistensi
komponen yang terkait, yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang
kurikulum, guru matadiklat, dan siswa-siswi. Secara logis, konsistensi
komponen-komponen tersebut diawali adanya pemaknaan terhadap
pemberlakuan kurikulum SMK edisi 2004 yang dilaksanakan dengan tepat dan
sesuai tujuan pendidikan nasional.
Sehubungan dengan implementasi hasil pelaksanaan kurikulum SMK
edisi 2004, informan penelitian (A) mengatakan bahwa guru matadiklat sudah
berusaha menjalankan tugas mengajar dengan baik dan sesuai peraturan-
peraturan yang berlaku. Terhadap pernyataan tersebut, informan (B)
menyatakan bahwa implementasi hasil pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004
merupakan hasil penyempurnaan dari kurikulum SMK edisi 1999, sehingga
pada pelaksanaannya sudah berjalan dengan baik, hanya saja masih perlu
ditambah beberapa modul sebagai bahan ajar. Selanjutnya, informan penelitian
(C) juga lebih menitikberatkan dalam hal ketersediaan sarana dan prasarana
penunjang seperti ; penambahan modul sebagai bahan ajar, tenaga, waktu,
pikiran, dan biaya.
119
Perlunya ketersediaan sarana dan prasarana terhadap implementasi hasil
pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan KBK dikatakan
pula oleh kepala sekolah, yaitu:
“Sarana dan prasarana seperti : penambahan modul, tenaga, waktu,
pikiran, biaya, dan penyediaan ruangan praktek yang memadai
merupakan sarana penunjang untuk mencapai suatu keberhasilan” (A).
Menanggapi hal tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa proses
belajar mengajar yang baik yaitu apabila siswa sudah dapat menguasai materi
dari masing-masing kompeten per kompeten secara aktif dan mandiri.
Dengan berjalannya proses belajar mengajar yang baik, maka akan
berdampak positif bagi proses evaluasi pelaksanaan implementasi kurikulum
SMK edisi 2004 melalui pendekatan KBK, khususnya pada matadiklat siklus
akuntansi. Adapun proses evaluasi tersebut digunakan untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan tujuan yang telah dicapai. Menurut informan
penelitian (A) wujud evaluasi dari implementasi kurikulum SMK edisi 2004
tidak dilakukan secara global, melainkan bertahap, yaitu dari kompetensi per
kompetensi. Dalam pelaksanaannya, baik kepala sekolah maupun informan
penelitian yang lain sama-sama melaksanakan evaluasi. Dengan demikian,
maka implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan KBK pada
matadiklat siklus akuntansi mampu memberikan kontribusi bagi upaya
peningkatan proses belajar mengajar di SMK Yapek Gombong Kebumen
khususnya, dan sekolah kejuruan lain pada umumnya.
Mengacu pada uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa secara teoritis,
implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan KBK pada
matadiklat siklus akuntansi mampu mencapai hasil belajar sesuai dengan
120
tujuan pendidikan nasional dan mampu menciptakan keaktifan serta
kemandirian pada tiap-tiap peserta didik dalam menguasai materi dari
kompeten per kompeten, sehingga dapat mengembangkan kemampuan afektif,
kognitif, dan psikomotorik.
121
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data seperti terurai di atas, maka peneliti dapat
menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum
berbasis kompetensi pada matadiklat di SMK Yapek Gombong Kebumen
merupakan penyempurnaan dari kurikulum SMK edisi 1999, dan baru
dilaksanakan pada awal tahun pelajaran 2004/2005 yang merupakan
bagian dari rencana jangka panjang, yaitu sebagai upaya untuk lebih
meningkatkan kualitas kelulusan sekolah menengah kejuruan. Melalui
kurikulum ini diharapkan agar jajaran pendidikan menengah kejuruan
lebih mampu mengembangkan potensi anak didik, sehingga siap untuk
bekerja, membentuk pribadi yang mandiri, dan mampu menempatkan diri
sebagai bagian dari masyarakat dan warga negara. Meskipun implementasi
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong
Kebumen baru diberlakukan pada awal tahun ajaran 2004/2005, namun
pelaksanaannya sudah berjalan baik dan sesuai dengan peraturan dan
petunjuk-petunjuk yang diatur oleh Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah, dan Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan tahun 2004. Hal ini terbukti bahwa proses
belajar mengajar yang dilakukan sesuai dengan persiapan-persiapan yang
telah direncanakan sebelumnya.
121
122
2. Peran serta dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum,
guru matadiklat siklus akuntansi dan siswa-siswi SMK Yapek Gombong
Kebumen terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat
siklus akuntansi merupakan suatu dukungan yang sangat menunjang
keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003. Sebagai wujud nyata yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah
bidang kurikulum, dan guru matadiklat rela mengorbankan waktu, tenaga,
dan pikiran tanpa mengenal lelah.
3. Dengan diberlakukannya kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi, maka dalam proses belajar mengajar
kedudukan guru hanya sebagai fasilitator. Dengan demikian, maka proses
belajar mengajar yang baik dengan kurikulum SMK edisi 2004 melalui
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat
siklus akuntansi adalah dengan memperbanyak praktek studi kasus dengan
berpedoman pada modul bahan ajar. Kurikulum SMK edisi 2004 ini juga
memberikan kesempatan yang lebih luas kepada peserta didik untuk
belajar secara aktif dan mandiri tanpa didampingi oleh guru dengan cara
menggunakan modul bahan ajar.
123
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, saran yang diajukan adalah :
1. Sehubungan dengan implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus
akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen, perlu kiranya untuk selalu
dipertahankan dan selalu menjalin kerja sama dengan pihak luar seperti
dunia industri/ usaha. Dengan demikan, maka pelaksanaan kurikulum
SMK edisi 2004 ini mampu meluluskan siswa-siswi yang berkompeten
dan banyak dibutuhkan oleh dunia industri/ usaha.
2. Berkaitan dengan peran serta dari pihak-pihak yang bersangkutan di
instansi sekolah terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004
melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus
akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen diharapkan agar tetap
berpartisipasi dan mendukung diberlakukannya kurikulum SMK edisi
2004 dengan cara selalu menjalankan tugas dan kewajiban sesuai dengan
bidangnya masing-masing dan membantu berbagai hal yang diperlukan
guna terlaksananya kurikulum tersebut.
3. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang menggunakan
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK Yapek Gombong
Kebumen, dari pihak sekolah agar tetap menyediakan modul bahan ajar
sesuai dengan kebutuhan siswa dan selalu menjalin kerja sama dengan
dunia industri/ usaha, sehingga setiap siswa dapat melaksanakan praktek
studi kasus sesuai program keahliannya masing-masing.
124
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Idi. 1999. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Jakarta : Gaya
Media Pratama.
Achasius, Kaber. 1988. Pengembangan Kurikulum. Jakarta : Depdikbud.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Bogdan, Robert dan Steven J. 1991. Kualitatif Dasar-dasar Penelitian
(Terjemahan A. Khozin Afendi). Surabaya : Usaha Nasional.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Badan
Penelitian dan Pengembangan Depdiknas.
Dinas Pendidikan Nasional Dirjen Dikdasmen Dikmenjur. 2004. Modul I, II, dan
III Kurikulum SMK edisi 2004. Jakarta : Depdiknas
Download, http : // www.puskur.or.id
E. Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Lexy J, Moleong. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Licoln & Guba. 1985. Part Analysis (Terjemahan Nasution). Jakarta : UI Press.
Miles, Matthew B dan Huberman, Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif
(Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta : UI Press.
Munandar SC Utami. 1990. Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah,
Petunjuk Bagi Guru dan Orangtua. Jakarta : PT. Gramedia.
Nugroho. 1993. Hasil Penelitian (Ruang Hidup Psikologis dan Kinerja Guru SD
di Jateng 1993/1994). Tidak Dipublikasikan.
Rahman, Maman. 1999. Strategi dan Langkah-langkah Penelitian. Semarang :
IKIP Semarang Press.
S. Nasution. 2001. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara.
S. Nasution. 1993. Pengembangan Kurikulum. Bandung : Citra Aditya.
125
Sudjana, Nana. 2002. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah.
Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Tim Pengembang MKDK IKIP Semarang. 1989. Proses Belajar Mengajar dan
Prinsip-prinsip Belajar. Semarang : IKIP Semarang Press.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Tim. 2004. Profil Sekolah Menengah Kejuruan Yapek Gombong Kebumen.
Kebumen : SMK Yapek Gombong Kebumen.
Utanto, Yuli. 2002. Manajemen Kurikulum Sekolah di SLTP I Wonosobo. Skripsi.
Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Waluyo, Edi. 2002. Kesiapan Pengembangan Kurikulum Model Grass Roots
Dalam Rangka Otonomi Daerah. Skripsi. Semarang : Universitas Negeri
Semarang.
126
127
Lampiran 2
128
KISI-KISI DAN LAY OUT INSTRUMEN PENELITIAN
Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Melalui Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi
pada Matadiklat Siklus Akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen Tahun Pelajaran 2004/2005
Fokus Penelitian (Aspek-aspek yang Diungkap)
Indikator Penelitian Instrumen Penelitian
Nomor Item
1). Implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada mata pelajran siklus akuntansi.
a). Persiapan b). Makna implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi. c). Waktu pelaksanaan
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurkulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi.
Wawancara Wawancara Wawancara
A 1a A 1b A 1c
2). Peran serta kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru matadiklat, dan siswa-siswi terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi.
a). Peran serta kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru matadiklat, dan siswa-siswi. b). Implementasi hasil
pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada siklus akuntansi.
Wawancara Wawancara, Observasi
A 2a A 2b B1
3). Pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik dengan menggunakan kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi.
a). Pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik. b). Evaluasi pelaksanaan
kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi.
Wawancara, Observasi, Dokumentasi Wawancara, Observasi
A 3a B2 C1 A 3b B3
Lampiran 3
129
A. DRAF PEDOMAN WAWANCARA
Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004
Melalui Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi
pada Matadiklat Siklus Akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen
Tahun Pelajaran 2004/2005
1. Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 Melalui Pendekatan Kurikulum
Berbasis Kompetensi pada Matadiklat Siklus Akuntansi.
a. Bagaimana persiapan kepala sekolah dalam mengimplementasikan
kurikulum SM edisi 2004 melalui pendekatan kurkulum berbasis
kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus akuntansi di Smk Yapek
Gombong Kebumen ?
b. Bagaimana anda memaknai implementasi kurkulum SMK edisi 2004 yang
berpendekatan kurkulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus
akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen ?
c. Sejak kapan implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan
kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus
akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen dimulai ?
2. Peran serta kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru
matadiklat, dan siswa terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004
melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat
siklus akuntansi di SM Yapek Gombong Kebumen.
a. Bagaimana peran serta kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian
kurikulum, guru matadiklat siklus akuntansi, dan siswa-siswi SMK Yapek
Gombong Kebumen yang sedang menempuh matadiklat siklus akuntansi
terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus
akuntansi ?
b. Sejauh mana kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru
matadiklat siklus akuntansi, dan siswa-siswi dalam mengimplementasikan
hasil pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui pendekatan
kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus akuntansi di SMK
Yapek Gombong Kebumen ?
3. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
a. Dengan menggunakan kurkulum SMK edisi 2004 yang berpendekatan
kurikulum berbasis kompetensi, khususnya pada matadiklat siklus
akuntansi, menurut Anda bagaimana proses belajar mengajar yang baik ?
130
b. Sejauh mana proses evaluasi implementasi kurikulum SMK edisi 2004
melalui pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus
akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen ?
B. DRAF PEDOMAN OBSERVASI
Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004
Melalui Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi
pada Matadiklat Siklus Akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen
Tahun Pelajaran 2004/2005
1. Implementasi hasil pelaksanaan kurikulum SMK edisi 2004 melalui
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus
akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen.
2. Proses belajar mengajar yang baik, khususnya pada matadiklat siklus
akuntansi dengan menggunakan kurikulum SMK edisi 2004 yang
berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi.
3. Evaluasi terhadap implementasi kurikulum SMK edisi 2004 yang
berpendekatan kurikulum berbasis kompetensi pada matadiklat siklus
akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen.
131
C. DRAF PEDOMAN DOKUMENTASI
Implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004
Melalui Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi
pada Matadiklat Siklus Akuntansi di SMK Yapek Gombong Kebumen
Tahun Pelajaran 2004/2005
1. Kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan kurikulum SMK
edisi 2004 yang berpendekatan KBK pada matadiklat siklus akuntansi.
2. Dokumen/gambar mengenai waktu/situasi pelaksanaan observasi.
132
Lampiran 4
BIODATA INFORMAN PENELITIAN
1. Informan Penelitian I (Kepala Sekolah/A)
Nama : Drs. Agus Supriyanto
Jabatan : Kepala Sekolah
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/ Tgl Lahir : Kebumen, 18 Desember 1964
Agama : Islam
Alamat : RT 02/ IV Tangeran Sruweng Kebumen
2. Informan Penelitian II (Waka Bidang Kurikulum/B) Nama : Sri Ariyani, S.Pd
Tempat/ Tgl Lahir : Kebumen, 29 Februari 1968
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Agama : Islam
Alamat : Gg. Bogowonto No. 5A Rt 01/I Wero Gombong
Kebumen
3. Informan Penelitian III (Guru Matadiklat/C)
Nama : Musriyati, S.Pd
Tempat/ Tgl Lahir : Purworejo, 7 Oktober 1979
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Guru Mata Diklat Siklus Akuntansi
Agama : Islam
Alamat : Kemujen Adimulyo Kebumen
4. Informan Penelitian IV (Siswa/D1) Nama : Ratih
Tempat/ Tgl Lahir : Kebumen, 11 Juni 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Siswa I AK 1
Agama : Islam
Alamat : Penimbun RT 03/ III Krajen Karanganyar Kebumen
5. Informan Penelitian V (Siswa/D2) Nama : Warti Agustina
Tempat/ Tgl Lahir : Kebumen, 29 Agustus 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Siswa Kelas I AK 1
Agama : Islam
Alamat : Wonokriyo RT 01/VI Gombong Kebumen
133
6. Informan Penelitian VI (Siswa/D3) Nama : Reni Purwasih
Tempat/ Tgl Lahir : Kebumen, 21 April 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Siswa Kelas I AK 2
Agama : Islam
Alamat : Kalitengah RT 03/ VI Gombong Kebumen
7. Informan Penelitian VII (Siswa/D4) Nama : Kuswati
Tempat/ Tgl Lahir : Kebumen, 24 Agustus 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Siswa Kelas I AK 2
Agama : Islam
Alamat : Gunung Mujil RT 03/ VI Kuwarasan Kebumen
8. Informan Penelitian VIII (Siswa/D5)
Nama : Eti Astuti
Tempat/ Tgl Lahir : Kebumen, 16 Mei 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Siswa Kelas I AK 3
Agama : Islam
Alamat : Kenteng RT 02/ I Sempor Kebumen
9. Informan penelitian IX (Siswa/D6) Nama : Siti Umi Rukoyah
Tempat/ Tgl Lahir : Kebumen, 27 Juli 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Siswa Kelas I AK 3
Agama : Islam
Alamat : Banjareja RT 01/ V Kuwarasan Kebumen
134
Lampiran 5
135
136
137
HASIL DOKUMENTASI
DI SMK YAPEK GOMBONG KEBUMEN
Pintu Gerbang SMK YAPEK
Tujuan SMK YAPEK Visi dan Misi SMK YAPEK
Lampiran 6
138
Ruang Praktek Perbankan
Ruang Praktek Komputer
Ruang Praktek Pertokoan
139
Wawancara dengan Kepala Sekolah
Wawancara dengan Guru Matadiklat Wawancara dengan Waka Kurikulum
Wawancara dengan Siswa – Siswi Wawancara dengan Siswa - Siswi
140
Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
141
Top Related