1 2 '(1) 4 5 617 18 19 20 21
,',
, Jan .Peb-,, [AaI' " ApT
11 a ,yativ1ill [1[1 uSclasa
-_ ..._-_._ .._._-Rabu Jf.a rn is (. Juniet Sa btu
7 8 9 10 11 12 13
22 23 24 25 26 27 2814
2915
301631
Me; (", Sep Okt, .hm Jul Ags
RUU Kejal,"saanAmburadul
,Terdapat Kesalahan Fundamental dan tidak Peka Kesulitan RakyatBANDUNG, (PR).-Akadernisi dari berbagai per-
guru an tinggi di Jawa Baratmenilai rancangan perubahanUU No. 16/2004 tentang Ke-jaksaan, yang kini disusun DPRRI, masih amburadul. Ada be-berapa hal fundamental yangsalah kaprah dalam rancanganperubahan tersebut sehinggabisa membuat seluruh RUU itucacat.Tanggapan dan kritik tajam
para akademisi itu terungkapdalam pertemuan antara PanitiaKerja (Panja) Perubahan UUNo. 14/2004 tentang Kejaksaandan Gubemur Jabar, akademisi,serta forum pimpinan daerahProvinsi J abar di Gedung Sate,Kamis (2/2). Panitia kerja di-pimpin Ahmad Dimyati.
Lektor Kepala FakultasHukum Universitas KatolikParahyangan Bandung RBBudiPrastowo, SH, MH, menya-takan, ada beberapa pasal yangtidak tepat dalam perubahanUU itu. Yang paling fundamen-tal adalah meletakkan kejaksaansebagai bagian dari kekuasaankehakiman."Dalam sistem ketatanega-
raan Indonesia yang menganuttrias politica, kejaksaan adalahbagian dari eksekutif, bukanlembaga kekuasaan kehakimandan bukan juga bagian darikekuasaan kehakiman,".katanya.Budi mengatakan, kekuasaan
, kehakiman adalah kekuasaanyang merdeka untuk menye-lenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan ke-adilan. Kekuasaan itu ada diMahkamah Agung dan badanperadilan yang ada di bawah-nya. "Lembaga kejaksaan adalahlembaga pemerintahan, bagiandari eksekutif, yang salah satutugas dan fungsinya melakukanpenuntutan," ujamya.
Tanggungjawab individuHal lainnya yang menjadi
kontroversi adalah adanya ang-gapan jaksa tidak pemah salah.j,Anggapan itu patut dipertanya-kan karena sebetulnya jaksaadalah profesi hukum yangmestinya punya tanggungjawabindividual."Sifat satu dan tidak ter-
pisahkan bertentangan denganhakikat profesi. Setiap pengem-ban profesi, dalam hal ini jaksa,
I( lip i n g H Ll m Cl 5 LJn pad :20 1 2
harusnya bekerja dan bertang-gung jawab secara individualsesuai tugas dan wewenang pro-fesionalnya," katanya.Budi yang didampingi sejum-
lah rekannya itu, juga meng-kritik tajam pasal io yang men-gatur pengangkatan JaksaAgung. Menurut dia, pasal yangmengatur itu adalah rumusanyang buruk. "Ini kan eksekutif.Yang mengangkat tentunya.presiden. DPR hanya memberi ,pertimbangan bukan memilih,'ujamya.
Tidak pekaMelani dari Fakultas Hukum
Universitas Pasundan mengata-kan, RUU Perubahan UU No.16/2004 itu belum dapat men-jawab dan tidak peka terhadapkesulitan yang terjadi di masya-rakat. Melani menyoroti keter-kaitan antara UU tersebut danUU Sistem Peradilan Anak."Harusnya di RUU itu diatur
ten tang restorative justice da-lam bentuk diversi, khususnyauntuk peradilan anak," ujamya.Kritikan-kritikan dari akade-
misi itu disambut baik Panja Pe-rubahan UU No. 16/2004.Menurut Dimyati, jaksa me-mang harus independen danotonom. Oleh karena itu, peru-bahan UU itu sangat penting."Semangatnya ialah mendu-
dukkan jaksa pada tempatnyayang benar dan profesional.Jangan mudah diintervensi danhal itu bisa dibentuk mulai darikelembagaan, pendidikan pela-tihan, dan pengawas~nya,"katanya. (A-128)***.~
GUBERNURJawa Barat AhmadHeryawan meneri-ma kunjungan kerjaBadan LegislasiDPR RI yang dike-tuai HA DimyatiNatakusumah(kanan) di ruang'rapat Sangga Bua-na, Gedung Sate,
.Jln. DiponegoroBandung, Kamis(2/2)' Kunjungankerja ini dalamrangka mendapat-kan masukan dariForum KoordinasiPimpinan DaerahJabar besertaja-jaran akademikadari Unpad, Unisba,Unpas, dan Unparterhadap materimuatan RUU ten-tang Kejoksaan. *
Top Related