BAB V
RANCANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
5.1 Umum
Dalam suatu Sistem Penyedian Air Minum diperlukan suatu rancangan yang dapat
mendukung kelancaran dalam menyalurkan air minum ke seluruh konsumen. Dalam
perancangan tersebut harus memperhatikan beberapa hal yang mendukung dalam penyediaan
air minum diantaranya yaitu, sumber baku air minum dan penentuan proyeksi penduduk.
Perkembangan penduduk pada suatu daerah cenderung meningkat setiap tahunnya karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Perhitungan proyeksi penduduk diperlukan dalam
perancangan sistem penyediaan air minum yang akan digunakan dalam waktu jangka panjang.
Dengan adanya data proyeksi penduduk akan menjadi faktor yang relevan untuk
mengestimasi kebutuhan air di masa yang akan datang.
Jumlah penduduk suatu daerah pada masa yang akan datang dapat diketahui dengan
menggunakan metode-metode proyeksi jumlah penduduk. Adapun metode yang digunakan
untuk menghitung proyeksi penduduk antara lain adalah metode aritmatika atau linear,
metode logaritma, metode eksponensial, dan metode geometri.
Oleh karena itu, rancangan sistem penyediaan air minum diperlukan perencanaan yang baik
yang dapat mendukung kelancaran dalam menyalurkan air minum ke seluruh konsumen.
Rancangan sistem penyediaan air minum meliputi proyeksi penduduk, perhitungan kebutuhan
air dan fluktuasi pemakaian air. Adapun yang harus diperhatikan dalam perencanaan sistem
penyediaan air minum, yaitu:
1. Perencanaan awal, berupa:
a. Tahun target;
b. rencana daerah pelayanan;
c. rencana jumlah populasi yang dilayani;
d. rencana jumlah suplai.
2. penentuan sumber baku air minum;
3. pemilihan fasilitas bangunan;
4. pemilihan sistem pengolahan dan teknologi;
5. penentuan fasilitas sistem transmisidan distribusi.
V-1
5.2 Periode Desain
Periode desain yang direncanakan pada sistem penyediaan air minum Kota Padang yaitu
untuk 15 tahun dimulai dari tahun 2015 sampai 2029. Periode desain ini dibagi dalam tiga
tahap, yaitu tahap I dimulai dari tahun 2015 sampai 2019, tahap II dimulai dari tahun 2020
sampai 2024, dan tahap III dimulai dari tahun 2025 sampai 2029. Pembagian tahapan ini
bertujuan untuk evaluasi terhadap tahapan awal perhitungan kebutuhan air.
5.3 Proyeksi Penduduk
Kebutuhan air semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, oleh
karena itu dibutuhkan proyeksi jumlah penduduk yang akan datang untuk memperkirakan
kebutuhan air yang akan digunakan sebagai gambaran perancangan Sistem Penyediaan Air
Minum
Penduduk Kota Padang akan diproyeksikan untuk 15 tahun sesuai dengan periode desain yang
direncanakan dengan menggunakan empat metode proyeksi yang sudah dijelaskan yaitu:
1. Metode aritmatika;
2. metode logaritma;
3. metode eksponensial;
4. metode geometri.
Penentuan metode terbaik didapatkan dengan cara membandingkan keempat metode tersebut,
yaitu dengan melihat nilai simpangan baku (S) yang paling kecil dan koefisien korelasi (R)
yang mendekati 1 untuk masing-masing metode.
V-2
5.3.1 Jumlah Penduduk Tahap I (Periode Tahun 2015-2019)
5.3.1.1 Metode Proyeksi Aritmatika
Perhitungan proyeksi penduduk dengan menggunakan metode aritmatika, mengunakan data jumlah penduduk 10 tahun terakhir dari tahun 2005
sampai 2014 untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada tahun 2015 sampai 2029. Perhitungan proyeksi penduduk dapat dilihat pada Tabel
5.1 dan grafiknya pada Gambar 5.1.
Tabel 5.1 Analisis Pertumbuhan Pendudukdengan Metode Aritmatika
NOTahun
Penduduk (Yi)
Yrata-rata
Xi 2 Xi.Yi Y' (Yi - Y') (Yi -Y' )2 (Yi-Yrata)
(Yi-Yrata)2 S R
Xi1 2005 56240 1 56240 56224 16 268 -960 9216002 2006 56340 4 112680 56441 -101 10122 -860 7396003 2007 56540 9 169620 56658 -118 13824 -660 4356004 2008 57040 16 228160 56875 165 27375 -160 256005 2009 57240 57200 25 286200 57092 148 22048 40 1600 105,54 0,996 2010 57340 36 344040 57308 32 993 140 196007 2011 57440 49 402080 57525 -85 7302 240 576008 2012 57640 64 461120 57742 -102 10491 440 1936009 2015 58040 81 522360 57959 81 6497 840 70560010 2014 58140 100 581400 58176 -36 1322 940 88360055 572000 385 3163900 572000 0 100242 3984000
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
a = 56006,67b = 216,97Y’ = a + bXiY’ = 56006,67 + 216,97Xi
V-3
2004 2006 2008 2010 2012 2014 201655000
55500
56000
56500
57000
57500
58000
58500
f(x) = 216.969696969697 x − 378800.606060606R² = 0.974838748935135
Data AwalLinear (Data Awal)
Tahun
Pen
dudu
k
Gambar 5.1 Grafik Analisis Pertumbuhan Penduduk dengan Metode Aritmatika
Contoh perhitungan untuk Xi = 1 tahun 2005:
b=[(10)(3163900 )]−[(55 )(572000 )]10(385 )−(55 )2
= 216,97
a=572000− [(216,967 )(55)]10 = 56006,67
Y’ = a + bx = 56006,67+ 216,967(1) = 56223,63
V-4
b=∑ (( X i−X ) (Y i−Y ))
∑ ( X i−X )2
a= Y -b ( X )
5.3.1.2 Metode Proyeksi Logaritma
Perhitungan proyeksi penduduk dengan menggunakan metode aritmatika, mengunakan data jumlah penduduk 10 tahun terakhir dari tahun 2005 sampai
2014 untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada tahun 2015 sampai 2029. Perhitungan proyeksi penduduk dapat dilihat pada Tabel 5.2 dan
grafiknya pada Gambar 5.2.
Tabel 5.2 Analisis Pertumbuhan Penduduk dengan Metode Logaritma
XiTahun
Penduduk (Yi)
ln Xi ln Xi2 Yi ln Xi Y' (Yi-Y') (Yi-Y')2Yrata-
rata(Yi-
Yrata)(Yi-
Yrata)2S R
NO1 2005 56240 0,00 0,00 0,00 55899 341 116055 -960 9216002 2006 56340 0,69 0,48 39051,91 56496 -156 24402 -860 7396003 2007 56540 1,10 1,21 62115,54 56845 -305 93249 -660 4356004 2008 57040 1,39 1,92 79074,23 57093 -53 2819 -160 256005 2009 57240 1,61 2,59 92124,23 57285 -45 2047 57200 40 1600 210,30 0,95
62010
57340 1,79 3,21102739,4
9 57442 -102 10455 140 19600
72011
57440 1,95 3,79111773,0
8 57575 -135 18222 240 57600
82012
57640 2,08 4,32119859,0
1 57690 -50 2498 440 193600
92015
58040 2,20 4,83127526,9
1 57791 249 61801 840 705600
102014
58140 2,30 5,30133872,3
0 57882 258 66497 940 883600
55 572000 15,10 27,65868136,7
0 572000 0 398046 3984000Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
a = 55899,33b = 861,12Y’ = a + (b ln Xi)Y’ = 55899,33 + 861,12 ln Xi
V-5
2004 2006 2008 2010 2012 2014 201654500
55000
55500
56000
56500
57000
57500
58000
58500
f(x) = 216.969696969697 x − 378800.606060606R² = 0.974838748935135
Data Awal
Linear (Data Awal)
Logaritma
Tahun
Pen
dudu
k
Gambar 5.2 Grafik Analisis Pertumbuhan Penduduk dengan Metode Logaritma
Contoh perhitungan untuk Xi = 1 tahun 2005:
b=n (∑ ( ln xi ) yi )−(∑ ln xi )(∑ yi )
n (∑ ( ln xi)2)−(∑ ln xi )2
b=10(868136,70 )−(15,10 )(572000 )10(27,65 )−(15,10 )2
= 910,84
a=(∑ yi )−b (∑ ln xi )
n
a =
572000−910 , 84(15 , 10 )10 = 558246,31
Y’= 558246,31+ 910,84(ln Xi)
= 558246,31+ 870,42 (0)
= 558246,31
V-6
5.3.1.3 Metode Proyeksi Eksponensial
Perhitungan proyeksi penduduk dengan menggunakan metode aritmatika, mengunakan data jumlah penduduk 10 tahun terakhir dari tahun 2005 sampai
2014 untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada tahun 2015 sampai 2029. Perhitungan proyeksi penduduk dapat dilihat pada Tabel 5.3 dan
grafiknya pada Gambar 5.3.
Tabel 5.3 Analisis Pertumbuhan Penduduk dengan Metode Eksponensial
NOTahun
Penduduk (Yi)
Xi2 ln Yi Xi ln Yi Y' (Yi -Y' )(Yi -Y' )2
Yi rata-rata
(Yi -Yrata)
(Yi -Yrata)2
S RXi1 2005 56240 1 10,94 10,94 56228 12 143 -960 9216002 2006 56340 4 10,94 21,88 56442 -102 10368 -860 7396003 2007 56540 9 10,94 32,83 56656 -116 13555 -660 4356004 2008 57040 16 10,95 43,81 56872 168 28275 -160 256005 2009 57240 25 10,96 54,78 57088 152 23078 57200 40 1600 106,36 0,996 2010 57340 36 10,96 65,74 57305 35 1215 140 196007 2011 57440 49 10,96 76,71 57523 -83 6895 240 576008 2012 57640 64 10,96 87,70 57742 -102 10353 440 1936009 2015 58040 81 10,97 98,72 57961 79 6194 840 70560010 2014 58140 100 10,97 109,71 58182 -42 1737 940 88360055 572000 385 109,54 602,80 571999 1 101813 3984000
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
ln a = 10,93
b = 0,004Y’ = exp (ln a + bXi) atau a.ebXi
Y’ = exp (10,93 + 0,004Xi) atau 10,93.e0,004Xi
V-7
2004 2006 2008 2010 2012 2014 201655000
55500
56000
56500
57000
57500
58000
58500
f(x) = 217.06893637234 x − 379000.115339956R² = 0.999976957449121f(x) = 216.969696969697 x − 378800.606060606R² = 0.974838748935135
Data AwalLinear (Data Awal)EkponensialLinear (Ekponensial)
Tahun
Pen
du
du
k
Gambar 5.3 Grafik Analisis Pertumbuhan Penduduk dengan Metode Eksponensial
Contoh perhitungan untuk Xi = 1 tahun 2005:
b=(∑ ( ( X i−X )2 ( lnYi−ln Y )2 )) (∑ (lnY i−ln Y )2)1/2
((∑ ( X i−X )2) (∑ (lnY i−lnY )2))1/2 (∑ (X i−X )2)1/2
b =
10(602,80 )−(55)(109,54 )10(385 )−(55 )2
= 0,004
ln a=ln Y i−b X
ln a =
109,54−0,004 (55)10 = 10,93
Y’ = exp(10.93 + 0,004 (1)) = 56050,03
S = √10(1 01813)−(26 )2
10(10−1 ) = 106,32
R= √1−1018135. 141 .000 = 0,99
V-8
5.3.1.4 Metode Proyeksi Geometri
Perhitungan proyeksi penduduk dengan menggunakan metode aritmatika, mengunakan data jumlah penduduk 10 tahun terakhir dari tahun 2005 sampai
2014 untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada tahun 2015 sampai 2029. Perhitungan proyeksi penduduk dapat dilihat pada Tabel 5.4 dan
grafiknya pada Gambar 5.4.
Tabel 5.4 Analisis PertumbuhanPenduduk dengan Metode Geometri
NOTahun
Penduduk (Yi)
ln Xi ln Xi2 ln Yiln Xi ln
YiY'
(Yi - Y' )
(Yi - Y')2
Yrata-rata
Yi-Yrata
(Yi-Yrata)2
S RXiG
12005
56240 0,00 0,00 10,94 0,00 55908 332 110074 -960921600,
0 2 2006 56340 0,69 0,48 10,94 7,58 56496 -156 24268 -860 739600 3 2007 56540 1,10 1,21 10,94 12,02 56842 -302 91410 -660 435600 4 2008 57040 1,39 1,92 10,95 15,18 57090 -50 2452 -160 25600 5 2009 57240 1,61 2,59 10,96 17,63 57282 -42 1762 57200 40 1600 207,41 0,956 2010 57340 1,79 3,21 10,96 19,63 57440 -100 9943 140 19600 7 2011 57440 1,95 3,79 10,96 21,32 57573 -133 17801 240 57600 8 2012 57640 2,08 4,32 10,96 22,79 57689 -49 2449 440 193600 9 2015 58040 2,20 4,83 10,97 24,10 57792 248 61472 840 705600
10 2014 58140 2,30 5,30 10,97 25,26 57884 256 65549 940 883600 55 572000 15,10 27,65 109,54 165,53 571997 3 387181 0 3984000
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
log a = 4,74a = 55826,27b = 0,02Y’ = a.Xib
Y’ = 55826,27 x (Xi0,02)
V-9
2004 2006 2008 2010 2012 2014 201654500
55000
55500
56000
56500
57000
57500
58000
58500
f(x) = 198.187234660512 x − 341057.597251078R² = 0.908626942406303
f(x) = 216.969696969697 x − 378800.606060606R² = 0.974838748935135
Penduduk
Linear (Penduduk)
Proyeksi
Linear (Proyeksi)
Tahun
Pen
dudu
k
Gambar 5.4 Grafik Analisis Pertumbuhan Penduduk dengan Metode Geometri
Contoh perhitungan untuk Xi = 1 tahun 2005:
b=(∑ ( logY i -logY ) (logX i−log X )) (∑ ( logYi -log Y )2)1/2
(((∑ log (Y i -log Y )2))(∑ ( logX i−log X )2))1/2
(∑ ( logX i−log X )2)1/2
b=
10(165,53 )−(15,10 x 109,54 )10(27,65 )−(15,10 )2
= 0,025
log a=log Y −blog X
ln a =
109,54−(0,025 x 15,10 )10 = 10,91
Y’ = a.Xib = 10,91 Xi 0,025= EXP (ln a + b lnXi)
Y’ = EXP(10,91 + (0,025x ln X)) = 56106,11
S = √10(387181)−(154 )2
10(10−1 ) = 206,677
R = √1−3871815. 141 .000 = 0,96
5.3.1.5 Perbandingan Analisis Pertumbuhan Penduduk Kota Padang
Dari keempat metode proyeksi penduduk dapat diperoleh perbandingan jumlah penduduk
seperti terlihat pada Tabel 5.5 dan Gambar 5.5.
Tabel 5.5 Perbandingan Analisis Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Kota PadangTahun 2005-2029
No
Tahun
PendudukProyeksi Penduduk
Aritmatika Logaritma EksponensialGeometrik
1 2005 56240 56224 55899 56228 559082 2006 56340 56441 56496 56442 564963 2007 56540 56658 56845 56656 568424 2008 57040 56875 57093 56872 570905 2009 57240 57092 57285 57088 572826 2010 57340 57308 57442 57305 574407 2011 57440 57525 57575 57523 575738 2012 57640 57742 57690 57742 576899 2015 58040 57959 57791 57961 5779210 2014 58140 58176 57882 58182 5788411 2015 58393 57964 58403 5796712 2016 58610 58039 58625 5804313 2019 58827 58108 58848 5811314 2018 59044 58172 59072 5817815 2019 59261 58231 59296 5823916 2020 59478 58287 59522 5829617 2021 59695 58339 59748 5834918 2022 59912 58388 59975 5839919 2023 60129 58435 60203 5844720 2024 60346 58479 60432 5849221 2025 60563 58521 60662 5853522 2026 60780 58561 60893 5857623 2029 60997 58599 61124 5861624 2028 61214 58636 61356 5865325 2029 61431 58671 61590 58689
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 203552000
54000
56000
58000
60000
62000
64000aritmatika
Linear (aritmatika)
logaritma
Linear (logaritma)
eksponensial
Linear (eksponensial)
geometrik
Linear (geometrik)
data awal
Linear (data awal)Tahun
Pen
dudu
k
Gambar 5.5 Grafik Perbandingan Analisis Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota PadangTahun 2005-
2029
Tabel 5.6 Perbandingan Metode Analisis Pertumbuhan Jumlah Penduduk
No. Metode S R1. Aritmatika 105,54 0,992. Logaritma 210,30 0,953. Eksponensial 106,36 0,994. Geometri 207,41 0,95
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
Dari keempat metodeproyeksi penduduk yang dipakai, dapat dilihat bahwa metodearitmatika
memiliki nilai S yang terkecil yaitu 105,54 dan nilai R yang paling mendekati 1 yaitu 0,99.
Maka metode proyeksi penduduk yang terpilih adalah metode aritmatika. Hasil proyeksi
jumlah penduduk terpilih dapat dilihat pada Tabel 5.7 dan Gambar 5.6.
Tabel 5.7 Hasil Analisis Pertumbuhan Jumlah Penduduk dengan Metode Terpilih
No Tahun Penduduk Aritmatika
1 2005 56240 562242 2006 56340 564413 2007 56540 566584 2008 57040 568755 2009 57240 570926 2010 57340 573087 2011 57440 575258 2012 57640 577429 2015 58040 5795910 2014 58140 5817611 2015 5839312 2016 5861013 2019 5882714 2018 5904415 2019 5926116 2020 5947817 2021 5969518 2022 5991219 2023 6012920 2024 6034621 2025 6056322 2026 6078023 2029 6099724 2028 6121425 2029 61431
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
V-12
2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 203555000
56000
57000
58000
59000
60000
61000
62000
63000
64000
65000
f(x) = 216.969696969698 x − 378800.606060608R² = 1
Penduduk
Aritmatika
Linear (Aritmatika)
Tahun
Pen
dudu
k
Gambar 5.6 Grafik Analisis Pertumbuhan Jumlah Penduduk dengan Metode Terpilih
Setelah mengetahui jumlah penduduk hasil proyeksi, maka kemudian dihitung berapa
kepadatan penduduk per kecamatan di Kota Padang. Kepadatan penduduk ini dihitung
berdasarkan persebaran penduduk dibagi dengan luas daerah per kecamatan. Berikut adalah
Tabel 5.8 dan gambar 5.7, 5.8 dan 5.9 persebaran dan kepadatan penduduk kota Padang dari
tahap I sampai tahap III, atau dari tahun 2015 sampai 2029.
Tabel 5.8 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk Tahap I,II, dan III
Priode Desain
Kecamatan Jumlah Penduduk
Persebaran Penduduk (%)
Jumlah Penduduk
(jiwa)
Luas (Ha)
Kepadatan (jiwa/hektar)
Tahap I
Pasar Baru
59621
0,15 8943 32,8625 272Rawang 0,05 2981 23,6206 126Air Tawar Timur 0,25 14905 42,7787 348Air Tawar Selatan 0,15 8943 26,9157 332Air Tawar Utara 0,10 5962 12,6523 471Air Tawar Barat 0,10 5962 34,7977 171Ulak Karang 0,20 11924 35,3554 337
Tahap II
Pasar Baru
60346
0,15 9052 32,8625 275Rawang 0,05 3017 23,6206 128Air Tawar Timur 0,25 15087 42,7787 353Air Tawar Selatan 0,15 9052 26,9157 336Air Tawar Utara 0,10 6035 12,6523 477Air Tawar Barat 0,10 6035 34,7977 173Ulak Karang 0,20 12069 35,3554 341
Tahap III
Pasar Baru
61431
0,15 9215 32,8625 280Rawang 0,05 3072 23,6206 130Air Tawar Timur 0,25 15358 42,7787 359Air Tawar Selatan 0,15 9215 26,9157 342Air Tawar Utara 0,10 6143 12,6523 486
V-13
Air Tawar Barat 0,10 6143 34,7977 177Ulak Karang 0,20 12286 35,3554 348
V-14
V-15
V-16
V-17
5.4 Perhitungan Kebutuhan Air Kota Padang
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Padang direncanakan menggunakan periode
desain selama 15 tahun. Periode desain ini dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap I dimulai dari
tahun 2015 sampai 2019, tahap II dimulai dari tahun 2020 sampai 2024 dan tahap III dimulai
dari tahun 2025 sampai 2029. Pembagian tahapan dalam perencanaan perhitungan air ini
bertujuan untuk evaluasi terhadap tahapan awal perhitungan kebutuhan air. Sumber air baku
yang digunakan berasal dari air permukaan yakni Sungai Batang Kuranji.
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk terpilih (metode aritmatika), diketahui jumlah penduduk
Kota Padang sebagai berikut:
1. Tahap I periode desain 2015-2019 penduduknya berjumlah 59261 jiwa;
2. Tahap II periode desain 2020-2024 penduduknya berjumlah 60346 jiwa;
3. Tahap III periode desain 2025-2029 penduduknya berjumlah 61431 jiwa.
Kota Padang termasuk kota kecil dengan perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2029 adalah
sebanyak 61431 jiwa. Pada perencanaan I direncanakan sebesar 70%, untuk tahap II
direncanakan tingkat pelayanan mencapai 75% dan untuk tahap III direncanakan tingkat
pelayanan telah mencapai 80% dari total jumlah penduduk.
Untuk memperhitungkan kebutuhan air tersebut, maka kebutuhan air dibagi menurut:
1. Kebutuhan domestik, yang dibedakan atas:
a. Sambungan langsung (rumah);
b. Kran umum/hidran umum.
2. Kebutuhan non domestik, yang terdiri atas:
a. Sarana pendidikan;
b. Sarana peribadatan;
c. Sarana kesehatan;
d. Industri;
e. Sarana perdagangan;
f. Sarana perkantoran;
g. Sarana sosial;
h. dan lainnya.
3. Kebocoran/kehilangan air
Perhitungan kebutuhan air didasarkan pada jumlah penduduk pada akhir periode desain
masing-masing tahap, dan persentase tingkat pelayanan suatu PDAM. Hal ini dikarenakan
agar penyediaan kebutuhan air dapat diperhitungkan dengan detail dan rinci. Kalau misalnya
V-18
jumlah penduduk yang dipakai adalah jumlah penduduk awal priode, maka nantinya pada
akhir priode desain, permintaan kebutuhan air tidak sesuai dengan pelayanan yang ada. Pada
peraturan MDG’s dikatakan bahwa persen target jumlah penduduk yang terlayani pada tahap
ketiga adalah lebih besar atau sama dengan 80%. Dimana untuk mencapai tahap 80% ini,
dibagi menjadi tiga tahap, dan setiap tahap mulai dari tahap I yaitu 70% dan akan terus
berkembang sampai pada akhir tahap ketiga tingkat pelayanannya mencapai 80%.
Jumlah Penduduk yang Terlayani = %Tingkat Pelayananx Jumlah Penduduk Akhir
Periode Desain
1. Tahap I (2015-2019)
Jumlah penduduk akhir periode (2019) = 59261 jiwa
Tingkat pelayanan = 70 %
Jumlah penduduk yang terlayani = 70 %x59261 jiwa
= 41483 jiwa
2. Tahap II (2020-2024)
Jumlah penduduk akhir periode (2024) = 60346jiwa
Tingkat pelayanan = 75 %
Jumlah penduduk yang terlayani = 75 %x60346 jiwa
= 45260 jiwa
3. Tahap III (2025-2029)
Jumlah penduduk akhir periode (2029) = 61431jiwa
Tingkat pelayanan = 80 %
Jumlah penduduk yang terlayani = 80 %x 61431 jiwa
= 49145 iwa
Jumlah penduduk Kota Padang setiap tahun semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dari
semakin banyaknya penduduk yang harus mendapatkan pelayanan air minum setiap tahunnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9 Rekapitulasi Peningkatan Jumlah Pendudukyang Terlayani
No. Uraian SatuanPeriode Desain
Tahap I (2019)
Tahap II (2024)
Tahap III (2029)
1. Jumlah Penduduk Jiwa 592610 603460 614310
2. Tingkat Pelayanan % 70 75 80
3. Penduduk yang Terlayani AM Jiwa 414827 452592 491448Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
V-19
Untuk perhitungan kebutuhan air, maka dibedakan atas kebutuhan domestik dan kebutuhan
non domestik.
5.4.1 Kebutuhan Air Domestik
Jenis perumahan di Kota Padang terdiri dari rumah permanen, semi permanen dan non
permanen. Berikut persentase perbandingan jenis perumahan di Kota Padang yang
ditampilkan pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10 Jenis Pemukiman Penduduk Kota PadangTahun 2014-2029
Jenis RumahAsumsi Persentase Jenis(%)
Data Awal (2014) Tahap I (2019) Tahap II (2024) Tahap III (2029)
Rumah Permanen 75 80 85 90
Rumah Semi Permanen 15 12 9 6
Rumah Non Permanen 10 8 6 4
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
Data dari Tabel 5.10 di atas dapat diketahui persentase jenis rumah yang ada di Kota Padang,
sehingga didapatkan persentase penggunaan Sambungan Rumah (SR) dan Hidran Umum
(HU) yang diasumsikan sebagai berikut:
1. Rumah permanen, semuanya menggunakan SR;
2. rumah semi permanen, 2/3 menggunakan SR dan 1/3 menggunakan HU;
3. rumah non permanen, semuanya menggunakan HU.
Kebutuhan Air Domestik = %Pengguna Sambungan x Jumlah Pengguna Sambungan
Standar Kebutuhan Air
Berikut perhitungan kebutuhan air domestik di Kota Padang:
1. Tahap III
a. % Pengguna SR = % rumah permanen + (2/3 x % rumah semi permanen)
= 90 % + (2/3 x 6 %)
= 94 %
Jumlah pengguna SR = % pengguna SR x jumlah penduduk terlayani
= 94 % x 491448 jiwa
= 461961 jiwa
b. % Pengguna HU = % rumah non permanen + (1/3 x % rumah semi permanen)
= 4 % + ( 1/3 x 6 %)
= 6 %
Jumlah pengguna HU = % pengguna HU x jumlah penduduk terlayani
= 6 % x 491448 jiwa
V-20
Tabel 5.11 Rekapitulasi Air Buangan Domestik Kota Padang
Tahun Tahap I (2019) Tahap II (2024) Tahap III (2029)
Jenis Sambungan SR HU SR HU SR HU
Sambungan (%) 88 12 91 9 94 6
Jumlah Penduduk yang Terlayani (Jiwa)
414827 452592 491448
Jumlah Pengguna Air Minum (Jiwa) 365048 49779 411859 40733 461961 29487
Jumlah Penduduk AB terlayani (%) 70 70 75 75 80 80
Jumlah Penduduk AB Terlayani 255534 34845 308894 30550 369569 23590
Standar Kebutuhan Air (L/o/h) 150 30 150 30 150 30
Rasio Air Buangan (%) 70 70 70 70 70 70
Jumlah Air Buangan (L/o/h) 105 21 105 21 105 21
Jumlah Air Buangan ( x 10-3m3/det) 310,54 8,47 375,39 7,43 449,13 5,73
Total Jumlah Air Buangan ( x 10-
3m3/det)319,01 382,82 454,86
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Buangan Tahun 2015
5.4.2 Jumlah Air Buangan Non Domestik
Fasilitas perkotaan di Kota Padangtahun 2015-2029 diasumsikan mengalami peningkatan,
yang berpengaruh pada kebutuhan air non domestik.Peningkatan fasilitas perkotaan tersebut
dapat dilihat pada Tabel 5.12
Tabel 5.12 Rekapitulasi Penambahan FasilitasPerkotaan Kota Padang
No Fasilitas KapasitasJumlah Fasilitas (unit)
Data Awal
Tahap I Tahap II Tahap III
1
Sekolah:
a. TK 100 jiwa/unit 29 31 33 36
b. SD 600 jiwa/unit 41 45 49 54c. SMP 800 jiwa/unit 21 23 25 27d. SMU 800 jiwa/unit 10 11 12 13e. PT/Akademi 1.500jiwa/unit 6 7 8 9
2
Peribadatan:
a. Mesjid 400 jiwa/unit 46 50 55 60
b. Mushalla 100 jiwa/unit 49 54 59 65
c. Gereja 400 jiwa/unit 10 11 12 13
3
Kesehatan:
a. Rumah Sakit 300 tt/unit 17 18 19 21
b. Puskesmas 40 tt/unit 24 25 28 30
c. Klinik 15 tt/unit 11 12 13 14
d. Apotek 5 tt/unit 12 13 14 15
4
Industri
a. Industri Besar 2 Ha/Unit 14 15 16 17
b. Industri Kecil 200 m2/Unit 34 37 40 43
5Perdagangan:
a. Pasar 700 m2/unit 11 12 13 14
V-21
No Fasilitas KapasitasJumlah Fasilitas (unit)
Data Awal
Tahap I Tahap II Tahap III
b. Toko 50 m2/unit 329 359 393 426
c. Restoran 50 m2/unit 44 48 52 56
6
Perkantoran:
a. Kantor Besar 1.000 m2/unit 14 15 16 17
b. Kantor Menengah 600 m2/unit 24 26 28 30
c. Kantor Kecil 300 m2/unit 34 36 39 43
Lain-lain:
a. Hotel Berbintang 3 200 tt/unit 9 10 11 12
b. Hotel Melati/Wisma 50 tt/unit 14 15 16 17
c. Bioskop 500 td/unit 9 13 16 20
d. Stadion Olahraga 4 Ha 7 8 9 10
e. Terminal Bus200 Unit bus/hari
9 10 11 12
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
V-22
Perhitungan air buangan non domestik adalah:
Air Buangan Non Domestik =Jumlah Unit x Kapasitas/unit x Standar Kebutuhan Air
Berikut perhitungan Air Buangan domestik atau fasilitas di Kota Padang:
1. Sarana Pendidikan
a. Tahun I (2019):
Kebutuhan air untuk TK = 31 unit ¿100 jiwa/unit ¿ 20 L/jiwa/hari/
= 0,72 x 10-3 m3 /det
Kebutuhan air untuk SD = 45 unit ¿600 jiwa/unit ¿20 L/jiwa/hari
= 6,25 x 10-3 m3 /det
Kebutuhan air untuk SMP = 23 unit ¿800 jiwa/unit ¿20 L/jiwa/hari
= 4,25x 10-3 m3 /det
Kebutuhan air untuk SMU = 11 unit ¿800 jiwa/unit ¿20 L/jiwa/hari
= 2,03 x 10-3 m3 /det
Kebutuhan air untuk PT/akademi = 7 unit ¿1.500 jiwa/unit ¿20 L/jiwa/hari
= 2,43 x 10-3 m3 /det
V-23
Tabel 5.13 Rekapitulasi Kebutuhan Air untuk Sarana Pendidikan
No.Sarana
Pendidikan
Jumlah (unit)
Kapasitas (jiwa/unit)
Standar Kebutuha
n Air (L/o/h)
Air Buangan (AMX70%)
(L/o/h)
Kebutuhan Air (m3/det)Tahun Awal
Tahap I Tahap II Tahap IIITahap I Tahap II Tahap III
1. TK 29 31 33 36 100 20 14 0,50 0,53 0,582. SD 41 45 49 54 600 20 14 4,38 4,76 5,253. SMP/MTSN 21 23 25 27 800 20 14 2,98 3,24 3,504. SMU 10 11 12 13 800 20 14 1,43 1,56 1,695. PT/Akademi 6 7 8 9 1.500 20 14 1,70 1,94 2,19
Kebutuhan Total 10,99 12,04 13,21
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
2. Sarana Peribadatan
a. Tahun I (2019):
Kebutuhan air untuk mesjid = 50 unit ¿400 jiwa/unit ¿70 L/jiwa/hari
= 16,20 x 10-3 m3 /det
Kebutuhan air untuk mushalla = 54 unit ¿100 jiwa/unit ¿ 70 L/jiwa/hari
= 4,38 x 10-3 m3 /det
Kebutuhan air untuk gereja = 11 unit ¿400 jiwa/unit ¿ 70 L/jiwa/hari
= 3,56 x 10-3 m3 /det
Tabel 5.14 Rekapitulasi Kebutuhan Air untuk Sarana Peribadatan
V-24
No.Sarana
Peribadatan
Jumlah (unit)Kapasitas (jiwa/unit)
Standar Kebutuhan Air
(L/o/h)
Kebutuhan Air (x 10-3 m3/det)Tahun Awal
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap I Tahap IITahap
III1. Mesjid 46 50 55 60 400 70 16,20 17,82 19,44
2. Mushalla 49 54 59 65 100 70 4,38 4,78 5,27
3. Gereja 10 11 12 13 400 70 3,56 3,89 4,21
Kebutuhan Total 24,14 26,49 28,92Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
3. Sarana Kesehatan
a. Tahun I (2019):
Kebutuhan air untuk rumah sakit = 18 unit ¿ 300 tt/unit ¿ 250 L/tt/hari
= 15,62 x 10-3 m3 /det
Kebutuhan air untuk puskesmas = 25 unit ¿ 40 tt/unit ¿ 250L/tt/hari
= 2,89 x 10-3 m3 /det
Kebutuhan air untuk klinik = 12 unit ¿ 15 tt/unit ¿ 250 L/tt/hari
= 0,52 x 10-3 m3 /det
Kebutuhan air untuk apotek = 13 unit ¿ 5 jiwa/unit ¿ 250 L/jiwa/hari
= 0,19 x 10-3 m3 /det
Tabel 5.15 Rekapitulasi Kebutuhan Air untuk Sarana Kesehatan
V-25
No.Sarana
Kesehatan
Jumlah (unit)Kapasitas (tt/unit)
Standar Kebutuhan Air
(L/tt/u)
Kebutuhan Air (x 10-3 m3/det)Tahun Awal
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap I Tahap II Tahap III
1. Rumah sakit 17 18 19 21 300 250 15,62 16,49 18,23
2. Puskesmas 24 25 28 30 40 250 2,89 3,24 3,47
3. Klinik 11 12 13 14 15 250 0,52 0,56 0,61
4. Apotik 12 13 14 15 5 250 0,19 0,20 0,22
Kebutuhan Total 19,22 20,49 22,52Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
4. Sarana Perindustrian
a. Tahun I (2019):
Industri Besar
Asumsi: Untuk 100 m2 terdapat 1 orang karyawan
Luas daerah industri adalah 2 ha/unit = 20.000 m2/unit
Jumlah daerah industri 10 unit
Sehingga:
Luas total daerah industri = 15 unit x 20.000 m2/unit = 300.000 m2
Jumlah karyawan = 300.000 m2 x (1 orang/100 m2) = 3000 orang
Kebutuhan air = 3000 orang x160 L/jiwa/hari
= 5,56 x 10-3m3/det
Industri Kecil
Asumsi: Untuk 50 m2 terdapat 1 orang karyawan
Luas daerah industri adalah 200 m2/unit
Jumlah daerah industri 24 unit
V-26
Sehingga:
Luas total daerah industri = 37 unit x 200 m2/unit = 6800 m2
Jumlah karyawan = 7400 m2 x (1 orang/50 m2) = 148 orang
Kebutuhan air = 148 orang x 160 L/jiwa/hari
= 0,27 x 10-3m3/det
Tabel 5.16 Rekapitulasi Kebutuhan Air untuk Sarana Perindustrian
No. IndustriJumlah (unit)
Kapasitas (m2/unit)
Standar Kebutuhan Air
(L/o/h)
Kebutuhan Air (x 10-3 m3/det)Tahun Awal
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap I Tahap II Tahap III
1. Industri Besar 14 15 16 17 20.000 160 5,56 5,92 6,30
2. Industri Kecil 34 37 40 43 200 160 0,27 0,30 0,32
Kebutuhan Total 5,83 6,22 6,62Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
5. Sarana Perdagangan
a. Tahun I (2019):
Kebutuhan air untuk pasar = 12 unit ¿ 700 m2/unit ¿ 5 L/ m2
= 0,49 x 10-3 m3 /det
Kebutuhan air untuk toko = 359 unit ¿ 50 m2/unit ¿ 5 L/ m2
= 1,03 x 10-3 m3 /det
Kebutuhan air untuk restoran = 48 unit ¿50 m2/unit ¿x 15 L/ m2
= 0,42 x 10-3 m3 /det
Tabel 5.17 Rekapitulasi Kebutuhan Air untuk Sarana Perdagangan
V-27
No.Sarana
Perdagangan
Jumlah (unit)Kapasitas (m2/unit)
Standar Kebutuhan Air
(L/m2/h)
Kebutuhan Air (x 10-3m3/det)Tahun Awal
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap I Tahap IITahap
III1. Pasar 11 12 13 14 700 5 0,49 0,53 0,57
2. Toko 329 359 393 426 50 5 1,03 1,14 1,23
3. Restauran 44 48 52 56 50 15 0,42 0,45 0,47
Kebutuhan Total 1,94 2,12 2,27Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
6. Sarana Perkantoran
Asumsi: setiap luas 10 m2 terdapat seorang karyawan
a. Tahun I (2019):
Kantor Besar
Jumlah karyawan = 15 unitx 1.000 m2/unit x (1 orang/10m2)
= 1500 orang
Kebutuhan air = 1500 orang x50 L/jiwa/hari
= 0,86 x 10-3m3/det
Kantor Menengah
Jumlah karyawan = 26 unitx 600 m2/unit x (1 orang/10m2)
= 1560 orang
Kebutuhan air = 1560 orang x50 L/jiwa/hari
= 0,90 x 10-3m3/det
Kantor Kecil
Jumlah karyawan = 36 unitx 300 m2/unit x (1 orang/10m2)
= 1080 orang
V-28
Kebutuhan air = 1080 orang x50 L/jiwa/hari
= 0,62 x 10-3m3/det.
Tabel 5.18 Rekapitulasi Kebutuhan Air untuk Sarana Perkantoran
No.Sarana
Perkantoran
Jumlah (unit)Kapasitas (m2/unit)
Standar Kebutuhan Air (L/o/h)
Kebutuhan Air (x 10-3m3/det)Tahun Awal
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap I Tahap IITahap
III1. Kantor Besar 14 15 16 17 1.000 1.200 0,86 0,92 0,98
2. Kantor Menengah 24 26 28 30 600 1.140 0,90 0,97 1,04
3. Kantor Kecil 34 36 39 43 300 900 0,62 0,68 0,75
Kebutuhan Total 2,38 2,57 2,77Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
V-29
7. Sarana Lain-lain
Asumsi: setiap luas 10 m2 terdapat seorang karyawan
a. Tahun I (2019):
Hotel Berbintang 3
Kebutuhan air = 10 unit ¿ 200 tt/unit ¿ 200 L/tt/86.400 det
= 4,62 ¿ 10-3 m3 /det
Hotel Melati/Wisma
Kebutuhan air = 15 unit ¿ 50 tt/unit ¿ 200 L/tt/86.400 det
= 1,73 ¿ 10-3 m3 /det
Bioskop
Kebutuhan air = 13 unit ¿ 500 td/unit ¿ 5 L/td/86.400 det
= 0,37 ¿ 10-3 m3 /det
Stadion Olahraga
Kota Padang memiliki 8 unit stadion olahraga dengan luas 4 Ha = 40.000 m2,
diasumsikan jumlah pengguna air di stadion adalah 40% dan diasumsikan setiap
luas 2m2 terdapat 1 orang penonton, sehingga jumlah populasi untuk stadion
olahraga adalah: 8 unit x 40.000 m2 x (1 jiwa/2 m2) x 40% = 64000 jiwa
Kebutuhan air = 56000 jiwa x 5 L/o/hari
= 3,70 x 10-3 m3/det
Terminal Bus
Asumsi: Jumlah terminal bus 10 unit, dengan jumlah bus 200 unit/hr
Satu unit bus memiliki 40 tempat duduk
Pemakaian air 25 % dari total penumpang
Kapasitas tempat duduk/hari = 40 td/unit bus x 200 unit bus/hari
= 8.000td/h
Kebutuhan air = 10 unit x 8.000 td/h x 25% x 2,5 L/o/h
= 0,57 x 10-3 m3/det
V-30
Tabel 5.19 Rekapitulasi Kebutuhan Air untuk Sarana Lain-Lain
No. Sarana Lain-Lain
Jumlah (unit) Kapasitas (tt/unit, td/unit, m2/unit, unit/h)
Standar Kebutuhan Air
(L/o/h)
Kebutuhan Air (x 10-3m3/det)
Tahun Awal
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap I Tahap IITahap
III
1. Hotel Berbintang 3 9 10 11 12 200 200 4,62 5,09 5,56
2. Hotel Melati/Wisma 14 15 16 17 50 200 1,73 1,85 1,97
3. Bioskop 9 13 16 20 500 5 0,37 0,46 0,58
4. Stadion Olahraga 7 8 9 10 40.000 5 3,70 4,17 4,63
5. Terminal Bus 9 10 11 12 200 2.5 0,57 0,64 0,69
Kebutuhan Total 10,99 12,21 13,43Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
V-31
5.4.3 Kebocoran Pipa dan Kebutuhan Rata-Rata
Debit kebocoran merupakan hal yang perlu diperhitungkan dalam Sistem Penyediaan Air
Minum Kota Padang, rumus yang digunakan adalah:
Qkebocoran = % Tingkat Kebocoran x Qrata-rata
Qkebocoran = Debit kebocoran (L/det atau m3/det)
Tingkat kebocoran yang digunakan sebesar 25% dari debit total kebutuhan air. 20%
kebocoran teknis dan 5% kebocoran non teknis (DPU, 2004).
1. Tahap I (2019):
Total kebutuhan air domestik = SR + HU
= 43,98 x 10-3 m3/det
Total kebutuhan air non domestik = 80,18 x 10-3m3/det
Kebutuhan air total (Qtotal) = Q domestik + Q non domestik
= (43,98 + 80,18) x 10-3 m3/det
= 124,16 x 10-3 m3/det
Kebocoran = 25 %
Qkebocoran teknis = % Tingkat Kebocoran x Qrata-rata
= 20 % x 165,55 x 10-3 m3/det
= 33,11 x 10-3 m3/det
Qkebocoran non teknis = % Tingkat Kebocoran x Qrata-rata
= 5 % x 165,55 x 10-3 m3/det
= 8,28 x 10-3 m3/det
Qkebocoran total = Qkebocoran teknis + Qkebocoran non teknis
= 33,11 x 10-3 m3/det + 8,28 x 10-3 m3/det
= 41,39 x 10-3 m3/det
Qrata-rata = (100/75) x 124,16x 10-3 m3/det
= 165,55 x 10-3 m3/det
Berdasarkan perhitungan kebutuhan air domestik, non domestik dan kebocoran, maka dapat
dibuat rekapitulasi kebutuhan air bersih Kota Padang sebagai berikut:
V-32
Tabel 5.20 Rekapitulasi Kebutuhan Air Kota Padang Selama Tahun Desain
No. ParameterTahun Desain
Tahap I Tahap II Tahap III
1. Jumlah penduduk (jiwa) 59261 60346 61431
2. Penduduk yang dilayani (jiwa) 41483 45260 491453. % Pelayanan (%) 70 75 804. Kebutuhan Air Domestik
Sambungan Rumah (x 10-3 m3/det) 42,25 47,67 53,47Hidran Umum (x 10-3 m3/det) 1,73 1,41 1,02Total 43,98 49,08 54,49
5. Kebutuhan Non Domestik (x 10-3 m3/det)
Pendidikan 15,68 17,19 18,86Peribadatan 24,14 26,49 28,92
Kesehatan 19,22 20,49 22,52
Industri 5,83 6,22 6,62
Perdagangan 1,94 2,12 2,27
Perkantoran 2,38 2,57 2,77Sarana lainnya 10,99 12,21 13,43Total 80,18 87,29 95,35
6. Kebutuhan Air (x 10-3 m3/det) 124,16 136,37 149,84
7.Kebocoran (25%)- Kebocoran teknis (20%) 33,11 36,37 39,96- Kebocoran non teknis (5%) 8,28 9,09 9,99
8. Kebutuhan rata-rata (x 10-3 m3/det) 165,55 181,83 199,79Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
5.4.4 Fluktuasi Pemakaian Air
5.4.4.1 Perhitungan Kebutuhan Maksimum
Rumus yang digunakan dalam perhitungan kebutuhan air maksimum adalah:
Qmd= Qrata-rata x fmd
Dimana: fmd= faktor maksimum = 1,1 (DPU, 2004)
Maka kebutuhan air maksimum Kota Padangadalah:
1. Tahap I (Tahun 2015-2019)
Qrata-rata = 165,55x 10-3 m3/det
Qmd = 165,55x 10-3 m3/detx 1,1
= 182,10x 10-3 m3/det
2. Tahap II (Tahun 2020-2024)
Qrata-rata = 181,83x 10-3 m3/det
Qmd = 181,83x 10-3 m3/det x 1,1
= 200,01x 10-3 m3/det
3. Tahap III (Tahun 2025-2029)
V-33
Qrata-rata = 199,79x 10-3 m3/det
Qmd = 199,79x 10-3 m3/det x 1,1
= 219,77x 10-3 m3/det
5.4.4.2 Perhitungan Kebutuhan Puncak
Dalam perhitungan kebutuhan puncak, digunakan faktor puncak 1,5. Penetapan faktor ini juga
berdasarkan pada data Kriteria Perencanaan Sistem PAM menurut Direktorat Jenderal Cipta
Karya Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2004.
Pemakaian puncak terjadi karena adanya pemakaian air yang secara bersamaan pada jam-jam
tertentu dalam satu hari sehingga pemakaiannya lebih tinggi dari kebutuhan rata-
rata.Persamaan yang digunakan dalam perhitungan Qp ini adalah:
Qp = Qrata-rata x fp
Dimana: fp= faktor puncak = 1,5 (DPU, 2004)
Maka kebutuhan puncak pada Kota Padangadalah:
1. Tahap I (Tahun 2015-2019)
Qrata-rata = 165,55x 10-3 m3/det
Qp = 165,55x 10-3 m3/det x 1,5
= 248,32x 10-3 m3/det
2. Tahap II (Tahun 2020-2024)
Qrata-rata = 181,83 x 10-3 m3/det
Qp = 181,83 x 10-3 m3/det x 1,5
= 272,74x 10-3 m3/det
3. Tahap III (Tahun 2025-2029)
Qrata-rata = 199,97x 10-3 m3/det
Qp = 199,97x 10-3 m3/det x 1,5
= 299,95x 10-3 m3/det
Tabel 5.21 Rekapitulasi Kebutuhan Maksimum (Qmd) dan Kebutuhan Puncak (Qp)
Tahap Tahun Qrata-rata (x 10-3 m3/det) Qmd (x 10-3 m3/det) Qp (x 10-3 m3/det)
I 2019 165,55 182,10 248,32
II 2024 181,83 200,01 272,74
III 2029 199,97 219,77 299,95
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
5.5 Daerah Pelayanan
V-34
Cakupan wilayah atau daerah pelayanan sistem penyediaan air minum Kota Padang meliputi
beberapa bagian atau blok daerah pelayanan yang terdiri dari kawasan domestik seperti
perumahan dan kawasan non domestik seperti industri, institusi, komersil dan sebagainya.
5.6 Sumber Air Baku
Sumber air baku Kota Padang yang dipilih adalah air sungai yang berada pada ketinggian 350
m. Sumber air baku merupakan air permukaan. Air sungai mempunyai debit air yang cukup
besar, kuantitas yang stabil baik di musim hujan maupun di musim kemarau, dan berfluktuasi
meski kualitas air relatif kurang baik dan membutuhkan pengolahan yang kompleks.
5.7 Sistem Transmisi
5.7.1 Bangunan Penangkap Air
Bangunan penangkap air yang akan digunakan adalah intake. Intake adalah bangunan berupa
bak yang berada di dekat sungai yang berfungsi sebagai penangkap air untuk selanjutnya
dengan menggunakan pompa atau secara gravitasi dialirkan menuju BPAM. BPAM Kota
Padang direncanakan akan dibangun pada ketinggian 200 m, sehingga dibutuhkan pompa
untuk mengalirkan air baku dari intake menuju badan penangkap air.
Lokasi pembangunan intake haruslah dipilih secermat mungkin untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan. Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi pembangunan intake:
1. Pilihlah lokasi yang berarus relatif tenang untuk menghindari kerusakan konstruksi intake;
2. lokasi pembangunan intake memiliki tanah yang stabil;
3. lokasi intake mudah dicapai;
4. lokasi intaketerleak di bagian hulu sungai;
5. lokasi intake memiliki air yang cukup baik kualitasnya.
Beberapa pertimbangan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan intake:
1. Faktor keselamatan;
2. pondasi intake harus cukup kuat;
3. intake harus dilengkapi dengan saringan untuk mencegah Benda-Benda asing masuk ke
dalamnya;
4. intake harus mampu menampung air yang dibutuhkan;
5. peletakan posisi inlet sedemikian rupa sehingga selalu dapat menerima air dalam
kondisi/musim apapun.
Komponen Intake:V-35
1. Pipa saluran air baku (pipa inlet);
berfungsi untuk membawa air masuk dari sumber air baku ke dalam intake
2. pipa ke reservoar (pipa outlet);
berfungsi untuk membawa air keluar dari intake menuju reservoir melalui jalur transmisi
3. pipa peluap;
berfungsi untuk menjamin agar permukaan air selalu berada di bawah keluarnya air dari
sumber air baku
4. pipa vent;
berfungsi untuk menjaga tekanan di dalam sama dengan tekanan di luar
5. Manhole;
berfungsi sebagai ruang periksa dan pelindung katup dengan ukuran 80 cm x 80 cm.
6. aksesoris tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan seperti katup pintu (gate valve),
check valve, bend dan lain-lain.
5.7.2 Perencanaan Intake
1. Pipa Inlet
a. Kecepatan aliran (v) = 1,1 m/dtk (rentangkecepatan dalam kriteria desain 0,6 m/det-3
m/dtk);
b. debit maksimum:
tahun 2019 = Qmd = 182,10x 10-3 m3/dtk
tahun 2024 = Qmd = 200,01x 10-3 m3/dtk
tahun 2029 = Qmd = 219,77x 10-3 m3/dtk
c. maka luas pipa outlet:
A =
QV =
182,10 x 10-3 m3 /dtk1,1 m/dtk = 0,166m2
d. diameter pipa inlet
A = ¼ d2
d = √ 4 Aπ = √ 4( 0 ,166 m2 )
3 ,14 = 0,460 m ≈ 500 mm
e. cek perhitungan:
A = ¼ π d2
A = ¼ (3,14) (0,5)2
A = 0,196
f. cek kecepatan:
V-36
VI =
QA
=
182,10 x 10-3 m3 /dtk0,196 m2
= 0,929 m/dtk …..ok! (v = 0,6 m/det-3 m/dtk)
VII =
QA
=
200,01 x 10-3 m3 /dtk0,196 m2
= 1,020 m/dtk …..ok! (v = 0,6 m/det-3 m/dtk)
VIII =
QA
=
219,77 x 10-3 m3 /dtk0,196 m2
= 1,121 m/dtk …..ok! (v = 0,6 m/det-3 m/dtk)
2. Pipa Outlet
a. Pipa outlet didesain berada pada saat debit minimum Qmin sehingga air tetap dapat
mengalir meskipun debit minimum;
b. debit maksimum:
tahun 2019 = Qmd = 182,10 x 10-3 m3/dtk
tahun 2024 = Qmd = 200,01x 10-3 m3/dtk
tahun 2029 = Qmd = 219,77 x 10-3 m3/dtk
c. maka luas pipa outlet:
A =
QV
=
219,77 x 10-3 m3 /dtk1,121 m/dtk
= 0,196 m2
d. diameter pipa outlet
A = ¼ d2
d = √ 4 Aπ = √ 4( 0 ,196m2 )
3 ,14
d = 0,499 m ≈ 500 mm
e. cek perhitungan:
A = ¼ π d2
A = ¼ (3,14) (0,5)2
A = 0,196 m2
f. cek kecepatan:
VI =
QA
=
182,10 x 10-3 m3 /dtk0,196 m2
= 0,929 m/dtk …..ok! (v = 0,6 m/det-3 m/dtk)
V-37
VII =
QA
=
200,01 x 10-3 m3 /dtk0,196 m2
= 1,020 m/dtk …..ok! (v = 0,6 m/det-3 m/dtk)
VIII =
QA
=
219,97 x 10-3 m3 /dtk0,196 m2
= 1,122 m/dtk …..ok! (v = 0,6 m/det-3 m/dtk)
5.7.3 Pemilihan Jalur Transmisi
Perencanaan penyediaan air minum Kota Padang disediakan dua alternatif jalur pipa
transmisi. Bangunan penangkap air yaitu intake berada pada elevasi 200 m. Oleh karena itu,
kedua jalur ini dialirkan dari intake menuju BPAM dengan bantuan pompa.Kedua jalur
tersebut akan dibandingkan lalu akan dipilih satu dari dua jalur tersebut yang memenuhi
kriteria baik dari aspek hidrolis, konstruksi, ekonomis, serta perlengkapan yang digunakan.
Untuk menentukan jalur pipa mana yang akan dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Aspek hidrolis
Jalur pipa transmisi yang terpilih adalah jalur dengan total kehilangan tekan paling
minimum.
2. Aspek konstruksi
Aspek konstruksi mencakup hal-hal yang berkaitan dengan proses pemasangan dan
pemeliharaan pipa transmisi. Dalam pemilihan jalur transmisi, jalur terpilih adalah jalur
yang paling mudah dalam proses konstruksi dan pemeliharaannya.
3. Aspek peralatan
Jalur dengan peralatan perpipaan yang lebih sedikit akan menghemat pengeluaran serta
memudahkan dalam perawatan.
4. Aspek ekonomis
Biaya awal pada pembangunan sistem transmisi mencakup biaya pembelian pipa, aksesoris
pipa, pembebasan lahan, biaya kontruksi dan pembelian bangunan pelepas tekanan
sedangkan biaya rutin terdiri dari biaya operasional dan pemeliharaan. Jalur tepilih
haruslah jalur dengan investasi awal dan biaya rutin paling minimum.
5.7.4 Perletakan dan Perlengkapan Pipa
Pipa transmisi pada Kota Padang menggunakan diameter yang sama yaitu 500 mm, diameter
ini sama dengan diameter pipa outlet pada intake. Elevasi pipa diletakkan ± 50-100 cm di
bawah permukaan tanah. Pada tikungan atau belokan dilengkapi dengan Bend sedangkan di
awal pipa transmisi (dari intake) dan pada akhir pipa transimisi (ke reservoar) digunakan gate
V-38
valve. Selain itu di awal sistem transmisi juga digunakan check valveuntuk menjaga agar air
dalam pipa hisap tidak balik.
Aksesoris juga digunakan pada sistem perpipaan transmisi ini, peletakan dari aksesoris
tersebut adalah:
1. Bend
Bend digunakan pada tiap pembelokan pipa, beberapa kemiringan bend 11,250, 22,50, dan
450 dan lain-lain.
2. Valve
Valve dapat berupa gate valve yang diletakkan di awal pipa transmisi (dari intake) dan
ujung sistem perpipaan (ke reservoar) yang berfungsi sebagai penstabilan aliran air atau
pengatur debit aliran yang masuk kedalam pipa. Air valve diletakkan pada jembatan pipa
berfungsi untuk mengeluarkan udara dari dalam pipa. Check valve diletakkan di awal
sistem perpipaan transmisi yang berfungsi sebagai pencegah aliran balik dalam pipa.
3. Kontraksi
Suatu keadaan pengecilan tiba-tiba pada daerah alir fluida sehingga kecepatannya
meningkat. Kontraksi menyebabkan fluida berakselerasi saat memasuki daerah yang lebih
kecil. Kontraksi terjadi pada awal jalur transmisi ketika keluar dari intake.
4. Ekspansi
Suatu keadaan pembesaran tiba-tiba pada daerah alir fluida sehingga kecepatannya
menurun. Fluida dari daerah alir yang lebih kecil akan mengalami pancaran memasuki
daerah alir yang lebih besar, pancaran tersebut akan mengisi seluruh permukaan daerah alir
yang lebih besar. Ekspansi terjadi pada akhir jalur transmisi ketika masuk ke dalam
reservoar.
Koefisien aksesoris/perlengkapan pipa yang digunakan dalam perencanaan ini:
1. Koefisien Bend 11,25 = 0,0455
2. Koefisien Bend 22,5 = 0,0788
3. Koefisien Bend 45 = 0,195
4. Koefisien Gate valve = 0,120*
5. Koefisien Check valve = 0,750*
6. Blow off = 0,25*
7. Kontraksi = 0,143*
8. Ekspansi = 0,277*
Sumber: *Mc Ghee, 1991
V-39
Untuk lebih jelasnya peta dan profil memanjang kedua jalur pipa utama dapat dilihat pada
gambar 5.10, gambar 5.11, gambar 5.12, gambar 5.13, dan gambar 5.14
V-40
V-41
V-42
V-43
V-44
V-45
5.7.5 Perhitungan
5.7.5.1 Perhitungan Headloss Pipa
Headloss mayor dan Headloss minor dihitung dengan rumus berikut (Al-Layla, 1977):
Headloss minor = K x v 2
2g
Headloss mayor = f x L x v 2
D 2g
∆H total = Headloss minor + Headloss mayor
keterangan:
Headloss minor = kehilangan energi akibat aksesoris (m)
K = koefisien aksessoris
v = kecepatan (m/s)
g = percepatan gravitasi; 9,81 (m/s2)
Headloss mayor = kehilangan energi akibat gesekan sepanjang pipa (m)
f = faktor gesekan, 0,02
L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
1. Jalur 1
a. Headloss Mayor
Panjang total pipa = 399,65 m
Kecepatan aliran = 1,1 m/s
Diameter pipa = 500 mm = 0,50 m
Hmayor = f × L
D× v2
2 g
=0 ,02×399 ,65
0 ,50× 1,12
2×9 ,81
= 0,986
b. Headloss Minor
Hminor = 0 ,12× 1,12
2×9 , 81 ; untuk gate valve
= 0,007 m
V-46
Hminor = 0 ,75× 1,12
2×9 ,81 ; untuk check valve
= 0,046 m
Hminor = 0 ,143× 1,12
2×9 ,81 ; untuk kontraksi
= 0,009 m
Hminor = 0 ,277× 1,12
2×9 , 81 ; untuk ekspansi
= 0,017 m
Hminor = 0,0788× 1,12
2×9 ,81 ; untuk bend22,50
= 0,005 m
Hminor = 0,0455× 1,12
2×9 ,81 ; untukbend11,250
= 0,003 m
Total Headloss minor jalur 1 = 2 gate valve + 1 check valve + 1 kontraksi + 1 ekspansi +
23 bend 11,25o + 3 bend 22,50o
= (2 x 0,007m) + 0,046 m + 0,009 m + 0,017 m + (23x
0,003)m+ (3 x 0,005)m
= 0,1642 m
Total Headloss = Headloss mayor +Headloss minor
= 0,986 m + 0,130 m
= 1,116 m
2. Jalur 2
a. Headloss Mayor
Panjang total pipa = 335,74 m
Kecepatan aliran = 1,1 m/s
Diameter pipa = 500 mm = 0,5 m
Hmayor = f × L
D× v2
2 g
=0 ,02×335 ,74
0 , 50×1,12
2×9 ,81
V-47
= 0,828 m
b. Headloss Minor
Hminor = 0 ,12× 1,12
2×9 , 81 ; untukgate valve
= 0,007 m
Hminor = 0 ,75×1,1 2
2×9 ,81 ; untuk check valve
= 0,046 m
Hminor = 0 ,143×1,1 2
2×9 ,81 ; untuk kontraksi
= 0,009 m
Hminor = 0 ,277×1,1 2
2×9 ,81 ; untuk ekspansi
= 0,017 m
Hminor = 0,0788×1,1 2
2×9 ,81 ; untukbend22,50
= 0,005 m
Hminor = 0,0455×1,1 2
2×9 ,81 ; untukbend11,250
= 0,003 m
Total Headloss minor jalur 1 = 2 gate valve + 1 check valve + 1 kontraksi + 1 ekspansi +
9 bend11,25o + 3 bend 22,5o
= (2 x 0,007 m) + 0,046 m + 0,009 m + 0,017 m + (9 x
0,003)m + (3 x 0,005)m
= 0,120 m
Total Headloss = Headloss mayor +Headloss minor
= 0,828 m + 0,120 m
= 0,948 m
5.7.5.2 HGL, EGL, dan Sisa Tekan
V-48
1.Jalur 1
Titik 0
HGL0 = Elevasi
= 124,8 m
EGL0 = HGL0
= 124,8 m
Sisa Tekan = HGL0 – Elevasi
= 124,8 m – 124,8 m = 0
Titik A
HGLA = HGL0 – HLtotal 0-A
= 124,8 m - 0,430 m = 124,370 m
EGLA = HGLA +V2/2g
= 124,382 m + 0,062 m = 124,432 m
Sisa Tekan = HGLA – Elevasi
= 124,370 m – 124,8 m = -0,430 m
Titik B
HGLB = HGLA – HLtotal
= 124,370 m – 0,119 m = 124,251 m
EGLB = HGLB +V2/2g
= 124,251 m + 0,062 m = 124,313 m
Sisa Tekan = HGLB – Elevasi
= 124,251 m – 149,5 m = -25,249 m
Titik C
HGLC = HGLB – HLtotal
= 124,251 m - 0,134 m = 124,117 m
EGLC = HGLC +V2/2g
= 124,117 m + 0,062 m = 124,179 m
Sisa Tekan = HGLC – Elevasi
= 124,117 m – 174,8 m = -50,683 m
Titik D
HGLD = HGLC – HLtotal
= 124,117 m – 0,434 m = 123,684 m
EGLD = HGLD +V2/2g
= 123,684 m + 0,062 m = 123,745 m
Sisa Tekan = HGLD – Elevasi
V-49
= 123,684 m – 199,5 m = -75,816 m
2.Jalur 2
a.Titik 0
HGL0 = Elevasi Titik 0
= 223,8 m
EGL0 = HGL0 +V2/2g
= 223,8 m + 0,000 m = 223,8 m
Sisa Tekan = HGLA – Elevasi
= 223,8 m – 223,8 m = 0
b. Titik A
HGLA = HGL0 – HLtotal
= 223,8 m - 0,287 m = 223,513 m
EGLA = HGLA +V2/2g
= 223,513 m + 0,062 m = 223,575 m
Sisa Tekan = HGLA – Elevasi
= 223,13 m – 199,5 m = 24,013 m
c.Titik B
HGLB = HGLA – HLtotal
= 223,513 m - 0,109 m = 223,405 m
EGLB = HGLB +V2/2g
= 223,494 m + 0,062 m = 223,466 m
Sisa Tekan = HGLB – Elevasi
= 223,405 m – 174,5 m = 48,905 m
d.Titik C
HGLC = HGLB – HLtotal
= 223,405 m - 0,222 m = 223,183 m
EGLC = HGLC +V2/2g
= 223,278 m + 0,062 m = 223,245 m
Sisa Tekan = HGLC – Elevasi
= 223,183 m – 174,5 m = 48,683 m
e.Titik D
HGLD = HGLC – HLtotal
= 223,183 m - 0,331 m = 222,852 m
EGLD = HGLD +V2/2g
= 223,975 m + 0,062 m = 222,913 m
V-50
Sisa Tekan = HGLD – Elevasi
= 222,913 m – 199,5
= 23,352 m
5.7.5.3 Perhitungan Head Pompa dan Daya Pompa
Karena pada jalur transimisi tipe 1 sisa tekannya lebih kecil dari 0. Maka diperlukan pompa
Untuk membantu pemindahan/pengaliran air baku bertekanan dari sumber (yang berada pada
elevasi rendah). Desain kerja pompa sangat ditentukan oleh kebutuhan teknis operasionalnya.
Perhitungan daya pompa untuk jalur pipa transmisi jalur I adalah sebagai berikut:
Headloss Statis = elevasi pipa di titik akhir jalur transmisi – elevasi pipa di titik awal jalur
transmisi
= (199,40 – 124,8) m = 74,6 m
Head Pompa = Headloss statis + ∑ Headloss minor + ∑ Headloss mayor +
v2
2g
= 74,6m + 0,1642 m + 0,98 m + 0,064 m
= 75,808 m
Daya pompa dihitung dengan rumus sebagai berikut (Al Layla, 1977):
P =
γ × Q × Hη
dimana:
P = daya pompa (watt)γ = massa jenis air (kg/m3)H = Head total (m)Q = debit (m3/s)
= efesiensi pompa = 80%
Berikut perhitungan daya pompa untuk masing-masing jalur:
1. Jalur 2
P =
9810 kg /m3 x0,219 m3 /dtk x75 , 808 m0,8
= 205549,91 W = 205,549 kW
Berdasarkan hasil referensi, pompa dengan daya 205,549 kW tidak ada di pasaran, sehingga
pompa yang digunakan adalah pompa dengan daya 210 kW (sumber:
http://javatechseals.indonetwork.co.id).
V-51
η
Head pompa dengan daya yang dibutuhkan:
=205549,91 W x 0,8
9810 kg/m3 x 0,219 m3 /dtk = 76,54 m
Head pompa dengan daya pasaran =
210 . 000W x 0,8
9810 kg/m3 x 0,219 m3 /dtk = 78,198 m
5.7.5.4 HGL, EGL, dan Sisa Tekan setelah Menggunakan Pompa Pasaran
Jalur 1
Titik 0
HGL0 = Head pompa + Elevasi
= 78,198 m + 124,8 m = 202,998 m
EGL0 = HGL0 +V2/2g
= 202,998 m + 0,000 m = 202,998 m
Sisa Tekan = HGL0 – Elevasi
= 202,998 m – 124,8 m = 78,198 m
Titik A
HGLA = HGL0 – HLtotal
= 202,998 m - 0,430 m = 202,568 m
EGLA = HGLA +V2/2g
= 202,568 m + 0,062 m = 202,630 m
Sisa Tekan = HGLA – Elevasi
= 202,568 m – 124,8 m = 77,768 m
Titik B
HGLB = HGLA – HLtotal
= 202,568 m – 0,119 m = 202,449 m
EGLB = HGLB +V2/2g
= 202,449 m + 0,062 m = 202,511 m
Sisa Tekan = HGLB – Elevasi
= 202,449 m – 149,5 m = 52,949 m
Titik C
HGLC = HGLB – HLtotal
= 202,449 m - 0,134 m = 202,315 m
EGLC = HGLC +V2/2g
= 202,315 m + 0,062 m = 202,377 m
Sisa Tekan = HGLC – Elevasi
V-52
= 202,315 m – 174,8 m = 27,515 m
Titik D
HGLD = HGLC – HLtotal
= 202,315 m – 0,458 m = 201,857 m
EGLD = HGLD +V2/2g
= 201,857 m + 0,062 m = 201,919 m
Sisa Tekan = HGLD – Elevasi
= 201,857 m – 199,5 m = 2,357 m
Jalur 2
f.Titik 0
HGL0 = Elevasi Titik 0
= 223,8 m
EGL0 = HGL0 +V2/2g
= 223,8 m + 0,000 m = 223,8 m
Sisa Tekan = HGLA – Elevasi
= 223,8 m – 223,8 m = 0
g. Titik A
HGLA = HGL0 – HLtotal
= 223,8 m - 0,287 m = 223,513 m
EGLA = HGLA +V2/2g
= 223,513 m + 0,062 m = 223,575 m
Sisa Tekan = HGLA – Elevasi
= 223,13 m – 199,5 m = 24,013 m
h.Titik B
HGLB = HGLA – HLtotal
= 223,513 m - 0,109 m = 223,405 m
EGLB = HGLB +V2/2g
= 223,494 m + 0,062 m = 223,466 m
Sisa Tekan = HGLB – Elevasi
= 223,405 m – 174,5 m = 48,905 m
i.Titik C
HGLC = HGLB – HLtotal
= 223,405 m - 0,222 m = 223,183 m
EGLC = HGLC +V2/2g
= 223,278 m + 0,062 m = 223,245 m
V-53
Sisa Tekan = HGLC – Elevasi
= 223,183 m – 174,5 m = 48,683 m
j.Titik D
HGLD = HGLC – HLtotal
= 223,183 m - 0,331 m = 222,852 m
EGLD = HGLD +V2/2g
= 223,975 m + 0,062 m = 222,913 m
Sisa Tekan = HGLD – Elevasi
= 222,913 m – 199,5
= 23,352 m
V-54
Tabel 5.22 Perhitungan HGL, EGL, dan Sisa Tekan Jalur Transmisi I Tanpa Pompa
Jalur I
Panjang
QmaksDiamete
rAksesoris n Kb
vv2/2
g
Headloss ElevasiHGL EGL
Sisa
Pipa(m)(m3/dtk)
( m )(m/dtk)
Minor (m)
Mayor (m)
Total (m)
(m)Tekan
(m)Intake
(0) 0,219 0,500
0,0000
0,0000,00
00,000 0,000 0,000
124,800
124,800
124,800
0,000
0 - A 139,820
0,219 0,500 Kontraksi 10,143
01,100
0,062
0,009
0,345 0,430
0,219 0,500 Gate Valve 10,120
01,100
0,062
0,007
0,219 0,500Check Valve
10,750
01,100
0,062
0,046
0,219 0,500 Bend 11.25 80,045
51,100
0,062
0,022
A 124,80
0124,37
0124,43
2-0,430
A - B 43,8900,219 0,500 Bend 11.25 2
0,0455
1,1000,06
20,006
0,108 0,119
0,219 0,500 Bend 22.5 10,078
81,100
0,062
0,005
B 149,50
0124,25
1124,31
3-25,249
B - C 48,9500,219 0,500 Bend 11.25 3
0,0455
1,1000,06
20,008
0,121 0,134
0,219 0,500 Bend 22.5 10,078
81,100
0,062
0,005
C 1,100 174,80
0124,11
7124,17
9-50,683
C - D166,990 0,219 0,500 Bend 11.25 6
0,0455
1,1000,06
20,017
0,412 0,434
0,219 0,500 Bend 22.5 1
0,0788
1,1000,06
20,005
R
199,500
123,684
123,745
-75,816
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
V-55
Tabel 5.23 Perhitungan HGL, EGL, dan Sisa Tekan Jalur Transmisi I dengan Daya Pompa Perhitungan
Jalur IPanjang Qmaks D
Aksesoris n Kbv
v2/2gHeadloss Head Elevasi
HGL EGL Sisa
Pipa(m)(m3/s) ( m )
(m/dtk)
Minor (m)
Mayor (m)
Total (m)
Pompa (m)Tekan
(m)Intake
(0) 0,219 0,500 0,0000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
76,540
124,800 201,340 201,340 76,540
0 - A 139,820
0,219 0,500 Kontraksi 1 0,1430 1,100 0,062 0,009
0,345 0,430
0,219 0,500 Gate Valve 1 0,1200 1,100 0,062 0,007
0,219 0,500 Check Valve 1 0,7500 1,100 0,062 0,046
0,219 0,500 Bend 11.25 8 0,0455 1,100 0,062 0,022
A 124,800 200,910 200,972 76,110
A - B 43,8900,219 0,500 Bend 11.25 2 0,0455 1,100 0,062 0,006
0,108 0,119
0,219 0,500 Bend 22.5 1 0,0788 1,100 0,062 0,005 B 149,500 200,791 200,853 51,291
B - C 48,9500,219 0,500 Bend 11.25 3 0,0455 1,100 0,062 0,008
0,121 0,134
0,219 0,500 Bend 22.5 1 0,0788 1,100 0,062 0,005 C 1,100 174,800 200,657 200,719 25,857
C - D 166,990
0,219 0,500 Bend 11.25 6 0,0455 1,100 0,062 0,017
0,412 0,458
0,219 0,500 Bend 22.5 1 0,0788 1,100 0,062 0,005
0,219 0,500 Gate Valve 1 0,1200 1,100 0,062 0,007
0,219 0,500 Ekpansi 1 0,2770 1,100 0,062 0,017
V-56
BPAM 199,500 200,199 200,261 0,699Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
Tabel 5.24 Perhitungan HGL, EGL, dan Sisa Tekan Jalur Transmisi I dengan Daya Pompa Pasaran
Jalur IPjg
Qmaks
dAksesoris N Kb
vv2/2g
Headloss Head ElevasiHGL EGL
Sisa
Pipa(m)(m3/dtk)
( m ) (m/s)Minor (m)
Mayor (m)
Total (m)
Pompa (m)Tekan
(m)Intake
(0) 0,219 0,500 0,0000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
78,198
124,800 202,998 202,998 78,198
0 - A 139,820
0,219 0,500 Kontraksi 1 0,1430 1,100 0,062 0,009
0,345 0,430
0,219 0,500 Gate Valve 1 0,1200 1,100 0,062 0,007
0,219 0,500 Check Valve 1 0,7500 1,100 0,062 0,046
0,219 0,500 Bend 11.25 8 0,0455 1,100 0,062 0,022
A 124,800 202,568 202,630 77,768
A - B 43,8900,219 0,500 Bend 11.25 2 0,0455 1,100 0,062 0,006
0,108 0,119
0,219 0,500 Bend 22.5 1 0,0788 1,100 0,062 0,005 B 149,500 202,449 202,511 52,949
B - C 48,9500,219 0,500 Bend 11.25 3 0,0455 1,100 0,062 0,008
0,121 0,134
0,219 0,500 Bend 22.5 1 0,0788 1,100 0,062 0,005 C 1,100 174,800 202,315 202,377 27,515
C - D 166,990
0,219 0,500 Bend 11.25 6 0,0455 1,100 0,062 0,017
0,412 0,458
0,219 0,500 Bend 22.5 1 0,0788 1,100 0,062 0,005
0,219 0,500 Gate Valve 1 0,1200 1,100 0,062 0,007
V-57
0,219 0,500 Ekpansi 1 0,2770 1,100 0,062 0,017
BPAM 199,500 201,857 201,919 2,357Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
Tabel 5.25 Perhitungan HGL, EGL, dan Sisa Tekan Jalur Transmisi II
Jalur I
Panjang
QmaksDiamete
rAksesoris n Kb
vv2/2
g
Headloss ElevasiHGL EGL
Sisa
Pipa(m)(m3/dtk)
( m )(m/dtk)
Minor (m)
Mayor (m)
Total (m)
(m)Tekan
(m)Intake
(0) 0,219 0,500
0,0000
0,0000,00
00,000 0,000 0,000
223,800
223,800
223,800
0,000
0 - A 84,320
0,219 0,500 Kontraksi 10,143
01,100
0,062
0,009
0,208 0,287
0,219 0,500 Gate Valve 10,120
01,100
0,062
0,007
0,219 0,500Check Valve
10,750
01,100
0,062
0,046
0,219 0,500 Bend 11.25 40,045
51,100
0,062
0,011
0,219 0,500 Bend 22.5 10,078
81,100
0,062
0,005
A 199,50
0223,51
3223,57
524,013
A - B 39,8900,219 0,500 Bend 11.25 2
0,0455
1,1000,06
20,006
0,098 0,109
0,219 0,500 Bend 22.5 10,078
81,100
0,062
0,005
B 174,50
0223,40
5223,46
648,905
V-58
B - C 87,820 0,219 0,500 Bend 22,5 10,078
81,100
0,062
0,005 0,217 0,222
C 1,100 174,50
0223,18
3223,24
548,683
C - D 123,710
0,219 0,500 Bend 11.25 10,045
51,100
0,062
0,003
0,305 0,331
0,219 0,500 Gate Valve 10,100
01,100
0,062
0,006
0,219 0,500 Ekspansi 10,277
01,100
0,062
0,017
BPAM
199,500
222,852
222,913
23,352
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum Tahun 2014
V-59
Tabel 5.26 berikut ini menyajikan informasi mengenai kedua jalur alternatif tersebut:
Tabel 5.26 Jalur Transmisi
UraianJalur Alternatif
Jalur 1 Jalur 2
Jenis Pipa GIP GIP
Diameter (mm) 500 500
Panjang pipa (m) 399,65 335,74
Bend 45° (buah) - -
Bend 22.5° (buah) 3 3
Bend 11,25° (buah) 23 7
Gate valve(buah) 2 2
Check valve(buah) 1 1
Ekspansi (buah) 1 1
Kontraksi (buah) 1 1
Pompa - 2
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minun, 2014
Berdasarkan pertimbangan pada pemilihan jalur transimisi di atas serta informasi pada Tabel
5.26, jalur pipa yang digunakan dalam sistem transmisi penyediaan air minum Kota Padang
adalah jalur alternatif I karena beberapa faktor:
1. Sisa tekan pada ujung pipa jalur I lebih sedikit dibandingkan jalur II sehingga lebih
diutamakan dari aspek hidrolis;
2. Selain karena sisa tekannya lebih sedikit, pada jalur I, BPAM nya lebih tinggi
dibandingkan pada jalur II, sehingga untuk pengaliran distribusi bisa menggunakan sistem
gravitasi.
5.8 Sistem Distribusi
Dalam perencanaan sistem distribusi terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan antara
lain:
1. Air harus sampai ke konsumen dalam kondisi memenuhi standar kualitas yakni tidak boleh
terkontaminasi;
2. air tersedia dalam jumlah yang cukup (24 jam);
3. kebocoran seminimal mungkin dalam sistem perpipaan dengan cara memilih pipa dengan
mutu baik dan peralatan yang efisien;
4. tekanan cukup supaya pengaliran berjalan normal.
V-60
Sistem distribusi terdiri dari:
1. Reservoar distribusi;
2. perpipaan distribusi;
3. peralatan distribusi;
4. pompa (jika diperlukan).
5.8.1 Reservoar
Perencanaan reservoar terdiri dari perhitungan volume reservoar yang ditentukan berdasarkan
kebutuhan air per hari dan volume kebakaran. Asumsi pemakaian air bersih ditetapkan
menurut waktu dan jumlah jam pemakaian serta suplai air setiap jam. Untuk merencanakan
volume dari reservoar ditambahkan dengan debit kebakaran di Kota Padang. Karena apa bila
terjadi insiden kebakaran di Kota Padang, sumber air yang digunakan berasal dari pelayanan
oleh PDAM, sehingga diharapkan walaupun terjadi kebakaran suplai air untuk konsumen
tidak terganggu.
5.8.1.1 Perhitungan Volume Reservoar
Rumus umum yang digunakan untuk menghitung volume reservoar:
Volume Reservoar (L) = (Qmd ¿ %A)
%A=(∑Surplus+∑ Defisit )
2
dimana:
Qmd = Debit maksimum
A% = Nilai fluktuasi pemakaian air
Nilai A% merupakan nilai yang diperoleh dari fluktuasi pemakaian air Kota Padang selama
satu hari, dengan memperhitungkan hal-hal sebagai berikut:
a. % Pemakaian total = pemakaian tiap jam x jumlah jam;
b. % Suplai tiap jam = 100% / 24 jam;
c. % Suplai total = suplai tiap jam x jumlah jam;
d. % Selisih = suplai total - pemakaian total, jika selisih yang diperoleh positif artinya surplus
dan sebaliknya, jika selisihnya negatif berarti mengalami defisit.
Perhitungan %A dapat dilihat pada Tabel 5.27
V-61
Tabel 5.27 Fluktuasi Pemakaian Air
Waktu %Pemakaian % SupplySelisih (%)
Surplus Defisit Kumulatif
00.00 - 01.00 0,5 4,17 3,67 3,67
01.00 - 02.00 0,5 4,17 3,67 7,34
02.00 - 03.00 0,5 4,17 3,67 11,01
03.00 - 04.00 0,5 4,17 3,67 14,68
04.00 - 05.00 3 4,17 1,17 15,85
05.00 - 06.00 13 4,17 5,83 10,02
06.00 - 07.00 10 4,17 6,83 3,19
07.00 - 08.00 5 4,17 0,83 2,36
08.00 - 09.00 4 4,17 0,17 2,53
09.00 - 10.00 3 4,17 1,17 3,7
10.00 - 11.00 3 4,17 1,17 4,87
11.00 - 12.00 4 4,17 1,17 6,04
12.00 - 13.00 6 4,17 1,83 4,21
13.00 - 14.00 5 4,17 0,83 3,38
14.00 - 15.00 4 4,17 1,17 4,55
15.00 - 16.00 6 4,17 1,83 2,72
16.00 - 17.00 4 4,17 0,17 2,89
17.00 - 18.00 10 4,17 5,83 -2,94
18.00 - 19.00 6 4,17 1,83 -4,77
19.00 - 20.00 6 4,17 1,83 -6,6
20.00 - 21.00 4 4,17 0,17 -6,43
21.00 - 22.00 3 4,17 1,17 -5,26
22.00 - 23.00 2 4,17 2,17 -3,09
23.00 - 00.00 1 4,17 3,17 0,08
Total 100 27,55 27,47
Dari perhitungan di atas dapat ditentukan:
A% = % tertinggi + %terendah
= 15,85% +6,6% = 22,45 %
Untuk Qkebakaran, jumlah penduduk terlayani pada akhir peride desain adalah 61431 jiwa,
sehingga dapat dihitung kebutuhan Qkebakaran sebagai berikut:
Qkebakaran = 3860 √ P x (1-0,01√ P)
Qkebakaran = 3860 √614311000
x (1-0,01√614311000
)
Qkebakaran = 27882,64 L/mnt
V-62
Diasumsikan waktu kerja pemadam kebakaran 2 jam perhari maka :
Qkebakaran = 27882,64 L/mnt x 2 jam/hari x hari/86400det x 60 mnt/jam
= 0,038 m3/det
\Volume reservoar = (Qmd x A%) + Qkebakaran
= (219,77 x 10-3 m3/dtk) x 22,45%) + 0,038 m3/dtk
= 49,33 x 10-3 m3/dtk x 86.400 dtk/hari x 1 hari
= 4262,835 m3
Volume reservoar yang direncanakan untuk SPAM kota Padang ini yaitu 525 m3 dalam 1
kompartemen, maka dapat ditentukan jumlah kompartemen yang digunakan pada SPAM ini
yaitu =
4262,83 m3
525 m3= 8,11 ≈9 kompartemen.
5.8.1.2 Perhitungan Dimensi Reservoar
Dimensi reservoar ditentukan dari hasil perhitungan volume reservoar yang diperoleh.Untuk
memenuhi kebutuhan volume tersebut, maka direncanakan reservoar dengan perhitungan
sebagai berikut:
1. Perbandingan panjang reservoar dan lebar reservoar = 3 : 1
2. Tinggi muka air pada reservoar yang direncanakan = 6 m
Sehingga dapat ditentukan:
1. Volume 1 unit kompartemen reservoar= p x l x t
525 m3 = 3l x l x 6 m
525 m3 = 3l2 x 6 m
525 m3 = 18l2
l2 = 36,389 m2
l = √29,167 m2
l = 5,40 m
p = 3l
= 3 x 5,40 m = 16,2 m
2. Panjang kompartemen reservoar = 16,2 m ≈17 m
3. Lebar kompartemen reservoar = 5,40 m ≈ 6 m
4. Tinggi kompartemen reservoar = 6,5 m (sudah termasuk freeboard 0,5 m)
5. Volume 1 reservoar = 9 x (17 m x 6 m x 6 m)
= 5508 m3
V-63
Berdasarkan dimensi tersebut maka diperoleh 1 unit reservoar yang mempunyai daya
tampung 5508 m³/hari air, yang nantinya diperkirakan akan dapat memenuhi kebutuhan air
Kota Padang. Reservoar tersebut direncanakan akan ditempatkan pada ketinggian (elevasi)
250 meter dari permukaan laut, sehingga akan dapat diterapkan sistem pengaliran
menggunakan pompa.
Reservoar ini akan dilengkapi oleh:
1. Pipa inlet dan outlet
a. Posisi dan jumlah outlet ditentukan berdasarkan bentuk dan struktur tangki reservoar;
b. pipa outlet diletakkan 10 cm diatas dasar lantai bak atau pada permukaanair minimum;
c. pipa outlet dilengkapi dengan screen dan gate valve;
d. pipa inlet dan outlet dilengkapi dengan gate valve.
2. Ambang bebas dan dasar bak
a. Ambang bebas minimal 10 cm;
b. dasar bakminimum 15 cm dari muka air minimum;
c. kemiringan dasar bak 1/500 - 1/100 kearah pipa penguras.
3. Pipa penguras (drain) dan pipa peluap (over flow)
a. Mempunyai diameter yang sanggup mengeluarkan debit maksimum secara sistem
gravitasi pada pipa inlet;
b. penguras yang dilengkapi dengan gate valve.
4. Ventilasi dan manhole
a. Ventilasi harus mampu memberikan sirkulasi udara yang baiksesuai dengan volume;
b. ukuran manhole disesuaikan dengan ukuran tubuh manusia sehingga memudahkan
dalam pengecekan/pemeriksaan aliran;
c. manhole harus kedap air.
Perencanaan reservoar:
1. Pipa inlet
Pipa inlet reservoar memiliki diameter yang sama dengan pipa outlet intake yaitu sebesar
500 mm.
2. Pipa outlet
a. Kecepatan aliran = 1,1 m/dt (0,6-1,5 m/dtk)
b. Debit puncak (Qp):
tahun 2019 = Qp= 248,32 x 10-3 m3/dtk
tahun 2024 = Qp= 272,74 x 10-3 m3/dtk
V-64
tahun 2029 = Qp= 299,95 x 10-3 m3/dtk;
c. Luas pipa outlet:
A =
QV =
299,95 x 10-3 m3 /dtk1,3 m/dtk = 0,231 m2
d. Diameter pipa outlet:
A = ¼ d2
d = √ 4 Aπ = √ 4( 0 ,231 m2 )
3 , 14
d = 0,542 m ≈ 560 mm
e. Cek perhitungan:
A = ¼ π d2
A = ¼ (3,14) (0,56)2
A = 0,237 m2
VI=
QA =
248,32 x 10-3 m3 /dtk0,237 m2
= 1,05 m/dtk …..ok!(v = 0,6 m/det-3 m/dtk)
VII=
QA =
272,74 x 10-3 m3 /dtk0,237 m2
= 1,15 m/dtk …..ok!(v = 0,6 m/det-3 m/dtk)
VIII =
QA =
299,95 x 10-3 m3 /dtk0,237 m2
= 1,27 m/dtk …..ok! (v = 0,6 m/det-3 m/dtk)
5.8.2 Perhitungan Perpipaan Distribusi
Perpipaan distribusi membentuk jaringan pipa yang terdiri dari pipa utama, pipa cabang dan
pipa service. Pipa utama merupakan pipa distribusi pada jaringan terluar yang
menghubungkan blok-blok pelayanan dalam kota dari reservoar ke seluruh jaringan utama.
Pipa cabang adalah pipa yang digunakan untuk menyadap air langsung dari pipa induk untuk
dialirkan ke suatu blok pelayanan. Pipa cabang ini berhubungan dengan pipa service dimana
diameternya ditentukan berdasarkan banyaknya pipa service yang berhubungan dengan pipa
cabang tersebut. Pipa service merupakan pipa yang melayani langsung ke rumah-rumah.
Dalam perhitungan dimensi pipa distribusi dibutuhkan data luas daerah distribusi yakni dalam
bentuk blok-blok pelayanan, ekivalensi penduduk yang akan dilayani serta total kebutuhan air
di daerah distribusi yang kemudian akan dikalikan dengan faktor puncak untuk menentukan
debit pengaliran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.13 di bawah ini.
V-65
V-66
V-67
V-68
5.8.2.1 Perhitungan Blok Pelayanan dan Jumlah Penduduk Terpilih
Sebelum menentukan blok pelayanan, terlebih dahulu harus ditentukan luas daerah dan
ekivalensi penduduk yang akan dilayani oleh sistem penyediaan air minum ini. Dalam
menentukan ekivalensi penduduk dibutuhkan data jumlah penduduk dan persen pelayanan
pada akhir periode desain yakni tahun 2029. Luas daerah pelayanan diketahui dari peta
topografi yang ada. Sedangkan blok-blok pelayanan ditentukan berdasarkan peta tata guna
lahan.
1. Tahap I (Periode Tahun 2015-2019)
Jumlah penduduk dan persen pelayanan pada masing-masing daerah pelayanan Kota
Padangpada akhir periode desain (tahun 2019) adalah:
1. Jumlah penduduk total tahun 2019 = 59621 jiwa
2. Tingkat pelayanan = 70 %
3. Jumlah penduduk yang terlayani tahun 2019 = 41483 jiwa
4. Persentase daerah kepadatan A (blok A) = 30%
5. Persentase daerah kepadatan B (blok B) = 40%
6. Persentase daerah kepadatan C (blok C) = 30%
7. Jumlah penduduk blok A = 30% x 59621 jiwa = 12445 jiwa
8. Jumlah penduduk blok B = 40% x 59621 jiwa = 16593 jiwa
9. Jumlah penduduk blok C = 30% x 59621 jiwa = 12445 jiwa
2. Tahap II (Periode Tahun 2019-2024)
Jumlah penduduk dan persen pelayanan pada masing-masing daerah pelayanan Kota
Padangpada akhir periode desain (tahun 2024) adalah:
1. Jumlah penduduk total tahun 2024 = 60346 jiwa
2. Tingkat pelayanan = 75 %
3. Jumlah penduduk yang terlayani tahun 2024 = 45260 jiwa
4. Persentase daerah kepadatan A (blok A) = 30%
5. Persentase daerah kepadatan B (blok B) = 40%
6. Persentase daerah kepadatan C (blok C) = 30%
7. Jumlah penduduk blok A = 30% x jiwa = 13578 jiwa
8. Jumlah penduduk blok B = 40% x 59621 jiwa = 18104 jiwa
9. Jumlah penduduk blok C = 30% x 59621 jiwa = 13578 jiwa
V-69
2. Tahap III (Periode Tahun 2022-2029)
Jumlah penduduk dan persen pelayanan pada masing-masing daerah pelayanan Kota
Padangpada akhir periode desain (tahun 2029) adalah:
1. Jumlah penduduk total tahun 2029 = 61431 jiwa
2. Tingkat pelayanan = 80 %
3. Jumlah penduduk yang terlayani tahun 2029 = 49145 jiwa
4. Persentase daerah kepadatan A (blok A) = 30%
5. Persentase daerah kepadatan B (blok B) = 40%
6. Persentase daerah kepadatan C (blok C) = 30%
7. Jumlah penduduk blok A = 30% x 59621 jiwa = 14744 jiwa
8. Jumlah penduduk blok B = 40% x 59621 jiwa = 19657 jiwa
9. Jumlah’ penduduk blok C = 30% x 59621 jiwa = 14744 jiwa
V-70
Tabel 5.28 Jumlah Penduduk per Blok
Tahap Blok
Persebaran
Penduduk (%)
Jumlah Penduduk Yang Terlayani (Jiwa)
Jumlah Penduduk (jiwa)Jumlah SR dan HU per
Blok
SR (88%) HU (12%) SRHU
(1HU=25 penduduk)
I
A1 5 2074 1825 249 1825 10
A2 10 4148 3651 498 3651 20
A3 15 6222 5476 747 5476 30
B1 25 10371 9126 1244 9126 50
B2 15 6222 5476 747 5476 30
C1 20 8297 7301 996 7301 40
C2 10 4148 3651 498 3651 20
Total 100 41483 36505 4978 36505 199
Tahap Blok
Persebaran
Penduduk (%)
Jumlah Penduduk Yang Terlayani (Jiwa)
Jumlah Penduduk (jiwa)Jumlah SR dan HU per
Blok
SR (91%) HU (9%) SRHU
(1HU=25 penduduk)
II
A1 5 2263 2059 204 2059 8
A2 10 4526 4119 407 4119 16
A3 15 6789 6178 611 6178 24
B1 25 11315 10297 1018 10297 41
B2 15 6789 6178 611 6178 24
C1 20 9052 8237 815 8237 33
C2 10 4526 4119 407 4119 16
Total 100 45260 41187 4073 41187 163
Tahap Blok
Persebaran
Penduduk (%)
Jumlah Penduduk Yang Terlayani (Jiwa)
Jumlah Penduduk (jiwa)Jumlah SR dan HU per
Blok
SR (94%) HU (6%) SRHU
(1HU=25 penduduk)
III
A1 5 2457 2310 147 2310 6
A2 10 4915 4620 295 4620 12
A3 15 7372 6929 442 6929 18
B1 25 12286 11549 737 11549 29
B2 15 7372 6929 442 6929 18
C1 20 9829 9239 590 9239 24
C2 10 4915 4620 295 4620 12
Total 100 49145 46196 2949 46196 118
V-71
5.8.2.2 Perhitungan Kebutuhan Air Domestik Daerah Pelayanan
Kebutuhan air domestik masing-masing blok di daerah pelayanan ditentukan oleh persen
pengguna Sambungan Rumah (SR) dan Hidran Umum (HU) di daerah pelayanan pada:
1. Tahap I (Periode Tahun 2015-2019)
Pada tahap I periode desain, penggunaan SR yaitu 88% dan HU sebesar 12%.
Contoh perhitungan:
Kebutuhan air domestik blok A1
Jumlah penduduk pengguna SR = jumlah penduduk blok A1 terlayani x % SR
= 2074 jiwa x 88 %
= 1825 jiwa
Kebutuhan SR = jumlah penduduk pengguna SR x standar kebutuhan air
= (1825 jiwa x 100 L/o/h) x 1 hari/86.400 detik
= 2,11 L/dtk
Jumlah penduduk pengguna HU = jumlah penduduk blok A1 terlayani x % HU
= 2074 jiwa x 12%
= 249 jiwa
Kebutuhan HU = jumlah penduduk pengguna HU x standar kebutuhan air
= (249 jiwa x 30 L/o/h) x 1 hari/86.400 detik
= 0,09 L/dtk
Kebutuhan domestik blok A1 = kebutuhan SR + kebutuhan HU
= 2,11 L/dtk + 0,0,09 L/dtk
= 2,20 L/dtk
2. Tahap II (Peride Tahun 2020-2024)
Pada tahap II periode desain, penggunaan SR yaitu 91% dan HU sebesar 9%.
Contoh perhitungan:
Kebutuhan air domestik blok A1
Jumlah penduduk pengguna SR = jumlah penduduk blok A1 terlayani x % SR
= 2263 jiwa x 94 %
= 2059 jiwa
Kebutuhan SR = jumlah penduduk pengguna SR x standar kebutuhan air
= (2059 jiwa x 100 L/o/h) x 1 hari/86.400 detik
V-72
= 2,38 L/dtk
Jumlah penduduk pengguna HU = jumlah penduduk blok A1 terlayani x % HU
= 2263 jiwa x 6%
= 204 jiwa
Kebutuhan HU = jumlah penduduk pengguna HU x standar kebutuhan air
= (204 jiwa x 30 L/o/h) x 1 hari/86.400 detik
= 0,07 L/dtk
Kebutuhan domestik blok A1 = kebutuhan SR + kebutuhan HU
= 2,38 L/dtk + 0,07 L/dtk
= 2,45 L/dtk
3. Tahap III (Periode Tahun 2025-2029)
Pada tahap I periode desain, penggunaan SR yaitu 94% dan HU sebesar 6%.
Contoh perhitungan:
Kebutuhan air domestik blok A1
Jumlah penduduk pengguna SR = jumlah penduduk blok A1 terlayani x % SR
= 2457 jiwa x 94 %
= 2310 jiwa
Kebutuhan SR = jumlah penduduk pengguna SR x standar kebutuhan air
= (2310 jiwa x 100 L/o/h) x 1 hari/86.400 detik
= 2,67 L/dtk
Jumlah penduduk pengguna HU = jumlah penduduk blok A1 terlayani x % HU
= 2457 jiwa x 6%
= 147 jiwa
Kebutuhan HU = jumlah penduduk pengguna HU x standar kebutuhan air
= (147 jiwa x 30 L/o/h) x 1 hari/86.400 detik
= 0,05 L/dtk
Kebutuhan domestik blok A1 = kebutuhan SR + kebutuhan HU
= 2,67 L/dtk + 0,05 L/dtk
= 2,72 L/dtk
Untuk lebih jelasnya, kebutuhan air domestik pada masing-masing blok dapat dilihat pada
Tabel 5.29 berikut.
V-73
Tabel 5.29 Kebutuhan Air Domestik Daerah Pelayanan Kota Padang
Tahap BlokPersebaran Penduduk
(%)
Jumlah Penduduk Yang
Terlayani (Jiwa)
Jumlah Penduduk (jiwa)
Kebutuhan Air(L/detik) Keb.
Total(L/detik)SR (88%)
HU (12%)
SR HU
I
A1 5 2074 1825 249 2,11 0,09 2,20
A2 10 4148 3651 498 4,23 0,17 4,40
A3 15 6222 5476 747 6,34 0,26 6,60
B1 25 10371 9126 1244 10,56 0,43 10,99
B2 15 6222 5476 747 6,34 0,26 6,60
C1 20 8297 7301 996 8,45 0,35 8,80
C2 10 4148 3651 498 4,23 0,17 4,40
Total 100 41483 36505 4978 42,25 1,73 43,98
Tahap BlokPersebaran Penduduk
(%)
Jumlah Penduduk Yang
Terlayani (Jiwa)
Jumlah Penduduk (jiwa)
Jumlah SR dan HU per Blok Keb.
Total(L/detik)SR (91%) HU (9%) SR HU
II
A1 5 2263 2059 204 2,38 0,07 2,45
A2 10 4526 4119 407 4,77 0,14 4,91
A3 15 6789 6178 611 7,15 0,21 7,36
B1 25 11315 10297 1018 11,92 0,35 12,27
B2 15 6789 6178 611 7,15 0,21 7,36
C1 20 9052 8237 815 9,53 0,28 9,82
C2 10 4526 4119 407 4,77 0,14 4,91
Total 100 45260 41187 4073 47,67 1,41 49,08
Tahap BlokPersebaran Penduduk
(%)
Jumlah Penduduk Yang
Terlayani (Jiwa)
Jumlah Penduduk (jiwa)
Jumlah SR dan HU per Blok Keb.
Total(L/detik)SR (94%) HU (6%) SR HU
III
A1 5 2457 2310 147 2,67 0,05 2,72
A2 10 4915 4620 295 5,35 0,10 5,45
A3 15 7372 6929 442 8,02 0,15 8,17
B1 25 12286 11549 737 13,37 0,26 13,62
B2 15 7372 6929 442 8,02 0,15 8,17
C1 20 9829 9239 590 10,69 0,20 10,90
C2 10 4915 4620 295 5,35 0,10 5,45
Total 100 49145 46196 2949 53,47 1,02 54,49
5.8.2.3 Perhitungan Kebutuhan Air Non Domestik Daerah Pelayanan
Kebutuhan air non domestik daerah pelayanan tergantung pada jumlah fasilitas yang terdapat
dalam setiap blok pelayanan. Keterangan lebih lanjut mengenai persebaran fasilitas dan
kebutuhan air non domestik daerah pelayanan dapat dilihat pada Tabel berikut:
V-74
1. Tahap I (Periode Tahun 2015-2019)
Persebaran fasilitas pada masing-masing sub-blok dapat dilihat pada Tabel rekapitulasi Tabel
5.30 dibawah.
Tabel 5.30 Persebaran Fasilitas di Kota Padang pada Tahap I
No. Jenis Fasilitas KapasitasJumlah Fasilitas Blok A, B, dan C
Total (unit)A1 A2 A3 B1 B2 C1 C2
1. Pendidikan
TK 100 jiwa/unit 2 3 5 8 5 5 3 31
SD 600 jiwa/unit 2 5 7 11 7 8 5 45
SMP 800 jiwa/unit 1 2 3 6 3 6 2 23
SMU 800 jiwa/unit 1 1 2 2 2 2 1 11
PT/Akademi 1.500 jiwa/unit 0 1 1 2 1 1 1 7
2. Peribadatan
Mesjid 400 jiwa/unit 3 5 8 12 8 9 5 50
Mushalla 100 jiwa/unit 3 5 8 14 8 11 5 54
Gereja 400 jiwa/unit 1 1 2 2 2 2 1 11
3. Kesehatan
Rumah Sakit 300 tt/unit 1 2 2 4 3 4 2 18
Puskesmas 40 tt/unit 1 3 4 6 4 4 3 25
Klinik 15 tt/unit 1 1 2 3 2 2 1 12
Apotik 5 tt/unit 1 1 2 3 2 3 1 13
4. Industri
Industri Besar 2 Ha/unit 1 2 1 4 2 3 2 15
Industri Kecil 200 m2/unit 2 4 5 9 6 7 4 37
5. Perdagangan
Pasar 700 m2/unit 1 1 2 3 2 2 1 12
Toko 50 m2/unit 18 36 54 89 54 72 36 359
Restaurant 50 m2/unit 2 5 7 12 7 10 5 48
6. Perkantoran
Kantor Besar 1.000 m2/unit 1 2 1 4 2 3 2 15
Kantor Menengah 600 m2/unit 1 3 4 6 4 5 3 26
Kantor Kecil 300 m2/unit 2 4 5 9 5 7 4 36
7. Lain-Lain
Hotel Berbintang 3 200 tt/unit 1 1 1 2 2 2 1 10
Hotel Melati/Wisma 50 tt/unit 1 2 1 4 2 3 2 15
Bioskop 500 td/unit 1 1 2 3 2 3 1 13
Stadion Olahraga 4 Ha 0 1 1 2 1 2 1 8
Terminal Bus 200 unit 1 1 1 2 2 2 1 10
V-75
No. Jenis Fasilitas KapasitasJumlah Fasilitas Blok A, B, dan C
Total (unit)A1 A2 A3 B1 B2 C1 C2
bus/hari
Tabel 5.31 Rekapitulasi Kebutuhan Air Non Domestik Kota Padang pada Fasilitas Blok A
No. Jenis Fasilitas KapasitasStandar
Kebutuhan AirKebutuhan Air (x 10-3 m3/dtk)
A1 A2 A3
1.
Pendidikan
TK 100 jiwa/unit 20 L/o/h 0,05 0,07 0,12
SD 600 jiwa/unit 20 L/o/h 0,28 0,69 0,97
SMP 800 jiwa/unit 20 L/o/h 0,19 0,37 0,56
SMU 800 jiwa/unit 20 L/o/h 0,19 0,19 0,37
PT/Akademi 1.500 jiwa/unit 20 L/o/h 0,00 0,35 0,35
2.
Peribadatan 0,00 0,00 0,00
Mesjid 400 jiwa/unit 70 L/o/h 0,97 1,62 2,59
Mushalla 100 jiwa/unit 70 L/o/h 0,24 0,41 0,65
Gereja 400 jiwa/unit 70 L/o/h 0,32 0,32 0,65
3.
Kesehatan
Rumah Sakit 300 tt/unit 250 L/o/h 0,87 1,74 1,48
Puskesmas 40 tt/unit 250 L/o/h 0,12 0,35 0,46
Klinik 15 tt/unit 250 L/o/h 0,04 0,04 0,09
Apotik 5 tt/unit 250 L/o/h 0,01 0,01 0,03
4.
Industri
Industri Besar 2 Ha/unit 160 L/o/h 0,37 0,74 0,37
Industri Kecil 200 m2/unit 160 L/o/h 0,01 0,03 0,04
5.
Perdagangan
Pasar 700 m2/unit 5 L/m2/h 0,04 0,04 0,08
Toko 50 m2/unit 5 L/m2/h 0,05 0,10 0,16
Restaurant 50 m2/unit 15 L/m2/h 0,02 0,04 0,06
6.
Perkantoran
Kantor Besar 1.000 m2/unit 50 L/o/h 0,06 0,12 0,06
Kantor Menengah 600 m2/unit 50 L/o/h 0,03 0,10 0,14
Kantor Kecil 300 m2/unit 50 L/o/h 0,03 0,07 0,09
7.
Lain-Lain
Hotel Berbintang 3 200 tt/unit 200 L/tt/h 0,46 0,46 0,46
Hotel Melati/Wisma 50 tt/unit 200 L/td/h 0,12 0,23 0,12
Bioskop 500 td/unit 5 L/td/h 0,03 0,03 0,06
Stadion Olahraga 4 Ha 5 L/o/h 0,00 0,46 0,46
V-76
No. Jenis Fasilitas KapasitasStandar
Kebutuhan AirKebutuhan Air (x 10-3 m3/dtk)
A1 A2 A3
Terminal Bus 200 unit bus/hari 2.5 L/o/h 0,06 0,06 0,06
Total 4,56 8,65 10,46
V-77
Tabel 5.32 Rekapitulasi Kebutuhan Air Non Domestik Kota Padang,
pada Fasilitas Blok B
No, Jenis Fasilitas KapasitasStandar
Kebutuhan Air
Kebutuhan Air (x 10-3
m3/dtk)
B1 B2
1.
Pendidikan
TK 100 jiwa/unit 20 L/o/h 0,19 0,12
SD 600 jiwa/unit 20 L/o/h 1,53 0,97
SMP 800 jiwa/unit 20 L/o/h 1,11 0,56
SMU 800 jiwa/unit 20 L/o/h 0,37 0,37
PT/Akademi 1.500 jiwa/unit 20 L/o/h 0,69 0,35
2.
Peribadatan 0,00 0,00
Mesjid 400 jiwa/unit 70 L/o/h 3,89 2,59
Mushalla 100 jiwa/unit 70 L/o/h 1,13 0,65
Gereja 400 jiwa/unit 70 L/o/h 0,65 0,65
3.
Kesehatan
Rumah Sakit 300 tt/unit 250 L/o/h 3,47 2,60
Puskesmas 40 tt/unit 250 L/o/h 0,69 0,46
Klinik 15 tt/unit 250 L/o/h 0,13 0,09
Apotik 5 tt/unit 250 L/o/h 0,04 0,03
4.
Industri
Industri Besar 2 Ha/unit 160 L/o/h 1,48 0,74
Industri Kecil 200 m2/unit 160 L/o/h 0,07 0,04
5.
Perdagangan
Pasar 700 m2/unit 5 L/m2/h 0,12 0,08
Toko 50 m2/unit 5 L/m2/h 0,26 0,16
Restaurant 50 m2/unit 15 L/m2/h 0,10 0,06
6.
Perkantoran
Kantor Besar 1.000 m2/unit 50 L/o/h 0,23 0,12
Kantor Menengah 600 m2/unit 50 L/o/h 0,21 0,14
Kantor Kecil 300 m2/unit 50 L/o/h 0,16 0,09
7.
Lain-Lain
Hotel Berbintang 3 200 tt/unit 200 L/tt/h 0,93 0,93
Hotel Melati/Wisma 50 tt/unit 200 L/tt/h 0,46 0,23
Bioskop 500 tt/unit 5 L/tt/h 0,09 0,06
Stadion Olahraga 4 Ha 5 L/o/h 0,93 0,46
Terminal Bus 200 unit bus/hari 2.5 L/o/h 0,12 0,12
Total 19,05 12,65
V-78
V-79
Tabel 5.33 Rekapitulasi Kebutuhan Air Non Domestik Kota Padang,
pada Fasilitas Blok C
No, Jenis Fasilitas KapasitasStandar
Kebutuhan Air
Kebutuhan Air (x 10-3
m3/dtk)
C1 C2
1.
Pendidikan
TK 100 jiwa/unit 20 L/o/h 0,12 0,07
SD 600 jiwa/unit 20 L/o/h 1,11 0,69
SMP 800 jiwa/unit 20 L/o/h 1,11 0,37
SMU 800 jiwa/unit 20 L/o/h 0,37 0,19
PT/Akademi 1.500 jiwa/unit 20 L/o/h 0,35 0,35
2.
Peribadatan 0,00 0,00
Mesjid 400 jiwa/unit 70 L/o/h 2,92 1,62
Mushalla 100 jiwa/unit 70 L/o/h 0,89 0,41
Gereja 400 jiwa/unit 70 L/o/h 0,65 0,32
3.
Kesehatan
Rumah Sakit 300 tt/unit 250 L/o/h 3,47 1,74
Puskesmas 40 tt/unit 250 L/o/h 0,46 0,35
Klinik 15 tt/unit 250 L/o/h 0,09 0,04
Apotik 5 tt/unit 250 L/o/h 0,04 0,01
4.
Industri
Industri Besar 2 Ha/unit 160 L/o/h 1,11 0,74
Industri Kecil 200 m2/unit 160 L/o/h 0,05 0,03
5.
Perdagangan
Pasar 700 m2/unit 5 L/m2/h 0,08 0,04
Toko 50 m2/unit 5 L/m2/h 0,21 0,10
Restaurant 50 m2/unit 15 L/m2/h 0,09 0,04
6.
Perkantoran
Kantor Besar 1.000 m2/unit 50 L/o/h 0,17 0,12
Kantor Menengah 600 m2/unit 50 L/o/h 0,17 0,10
Kantor Kecil 300 m2/unit 50 L/o/h 0,12 0,07
7.
Lain-Lain
Hotel Berbintang 3 200 tt/unit 200 L/tt/h 0,93 0,46
Hotel Melati/Wisma 50 tt/unit 200 L/tt/h 0,35 0,23
Bioskop 500 tt/unit 5 L/tt/h 0,09 0,03
Stadion Olahraga 4 Ha 5 L/o/h 0,93 0,46
Terminal Bus 200 unit bus/hari 2.5 L/o/h 0,12 0,06
Total 15,99 8,65
V-80
Berikut contoh perhitungan subblok A1 pada Tabel 4.46:
Jumlah fasilitas = 2 unit
Kapasitas = 100 jiwa/unit
Standar kebutuhan air = 20 L/o/h
Kebutuhan air TK = jumlah fasilitas x kapasitas x standar kebutuhanair
= (2 unit x 100 jiwa/unit x 20 L/o/hari)/86,400 dtk/hari x 1 hari
= 0,05 L/dtk
2. Tahap II (Periode Tahun 2019-2024)
Persebaran fasilitas pada masing-masing sub-blok dapat dilihat pada Tabel rekapitulasi Tabel
5.30 dibawah.
V-81
Tabel 5.34 Persebaran Fasilitas di Kota Padang pada Tahap II
No. Jenis Fasilitas KapasitasJumlah Fasilitas Blok A, B, dan C
Total (unit)A1 A2 A3 B1 B2 C1 C2
1. Pendidikan
TK 100 jiwa/unit 2 3 5 8 5 7 3 33SD 600 jiwa/unit 2 5 7 12 8 10 5 49SMP 800 jiwa/unit 1 3 3 6 4 5 3 25SMU 800 jiwa/unit 1 1 2 3 2 2 1 12PT/Akademi 1.500 jiwa/unit 0 1 1 2 1 2 1 8
2. Peribadatan Mesjid 400 jiwa/unit 3 6 7 14 8 11 6 55Mushalla 100 jiwa/unit 3 6 8 15 9 12 6 59Gereja 400 jiwa/unit 1 1 2 3 2 2 1 12
3. Kesehatan Rumah Sakit 300 tt/unit 1 2 3 4 3 4 2 19Puskesmas 40 tt/unit 1 3 4 7 4 6 3 28Klinik 15 tt/unit 1 1 2 3 2 3 1 13Apotik 5 tt/unit 1 1 2 4 2 3 1 14
4. Industri Industri Besar 2 Ha/unit 1 2 2 4 2 3 2 16Industri Kecil 200 m2/unit 2 4 6 10 6 8 4 40
5. Perdagangan Pasar 700 m2/unit 1 1 2 3 2 3 1 13Toko 50 m2/unit 20 39 59 98 59 79 39 393Restaurant 50 m2/unit 3 5 8 13 8 10 5 52
6. Perkantoran Kantor Besar 1.000 m2/unit 1 2 2 4 2 3 2 16Kantor Menengah 600 m2/unit 1 3 4 7 4 6 3 28Kantor Kecil 300 m2/unit 2 3 6 10 6 8 4 39
7. Lain-Lain Hotel Berbintang 3 200 tt/unit 1 1 1 3 2 2 1 11Hotel Melati/Wisma 50 tt/unit 1 2 2 4 2 3 2 16Bioskop 500 td/unit 1 2 2 4 2 3 2 16Stadion Olahraga 4 Ha 1 1 1 2 1 2 1 9
Terminal Bus200 unit
bus/hari 1 1 2 2 2 2 111
V-82
V-83
Tabel 5.35 Rekapitulasi Kebutuhan Air Non Domestik Kota Padang pada Fasilitas Blok A
No. Jenis Fasilitas KapasitasStandar
Kebutuhan AirKebutuhan Air (x 10-3 m3/dtk)
A1 A2 A3
1.
Pendidikan
TK 100 jiwa/unit 20 L/o/h 0,05 0,07 0,12
SD 600 jiwa/unit 20 L/o/h 0,28 0,69 0,97
SMP 800 jiwa/unit 20 L/o/h 0,19 0,56 0,56
SMU 800 jiwa/unit 20 L/o/h 0,19 0,19 0,37
PT/Akademi 1.500 jiwa/unit 20 L/o/h 0,00 0,35 0,35
2.
Peribadatan
Mesjid 400 jiwa/unit 70 L/o/h 0,97 1,94 2,27
Mushalla 100 jiwa/unit 70 L/o/h 0,24 0,49 0,65
Gereja 400 jiwa/unit 70 L/o/h 0,32 0,32 0,65
3.
Kesehatan
Rumah Sakit 300 tt/unit 250 L/o/h 0,87 1,74 2,60
Puskesmas 40 tt/unit 250 L/o/h 0,12 0,35 0,46
Klinik 15 tt/unit 250 L/o/h 0,04 0,04 0,09
Apotik 5 tt/unit 250 L/o/h 0,01 0,01 0,03
4.
Industri
Industri Besar 2 Ha/unit 160 L/o/h 0,37 0,74 0,74
Industri Kecil 200 m2/unit 160 L/o/h 0,01 0,03 0,04
5.
Perdagangan
Pasar 700 m2/unit 5 L/m2/h 0,04 0,04 0,08
Toko 50 m2/unit 5 L/m2/h 0,06 0,11 0,17
Restaurant 50 m2/unit 15 L/m2/h 0,03 0,04 0,07
6.
Perkantoran
Kantor Besar 1.000 m2/unit 50 L/o/h 0,06 0,12 0,12
Kantor Menengah 600 m2/unit 50 L/o/h 0,03 0,10 0,14
Kantor Kecil 300 m2/unit 50 L/o/h 0,03 0,05 0,10
7.
Lain-Lain
Hotel Berbintang 3 200 tt/unit 200 L/tt/h 0,46 0,46 0,46
Hotel Melati/Wisma 50 tt/unit 200 L/td/h 0,12 0,23 0,23
Bioskop 500 td/unit 5 L/td/h 0,03 0,06 0,06
Stadion Olahraga 4 Ha 5 L/o/h 0,46 0,46 0,46
Terminal Bus 200 unit bus/hari 2.5 L/o/h 0,06 0,06 0,12
Total 5,04 9,26 11,90
V-84
V-85
Tabel 5.36 Rekapitulasi Kebutuhan Air Non Domestik Kota Padang
pada Fasilitas Blok B
No, Jenis Fasilitas KapasitasStandar
Kebutuhan Air
Kebutuhan Air (x 10-3
m3/dtk)
B1 B2
1.
Pendidikan
TK 100 jiwa/unit 20 L/o/h 0,19 0,12
SD 600 jiwa/unit 20 L/o/h 1,67 1,11
SMP 800 jiwa/unit 20 L/o/h 1,11 0,74
SMU 800 jiwa/unit 20 L/o/h 0,56 0,37
PT/Akademi 1.500 jiwa/unit 20 L/o/h 0,69 0,35
2.
Peribadatan
Mesjid 400 jiwa/unit 70 L/o/h 4,54 2,59
Mushalla 100 jiwa/unit 70 L/o/h 1,22 0,73
Gereja 400 jiwa/unit 70 L/o/h 0,97 0,65
3.
Kesehatan
Rumah Sakit 300 tt/unit 250 L/o/h 3,47 2,60
Puskesmas 40 tt/unit 250 L/o/h 0,81 0,46
Klinik 15 tt/unit 250 L/o/h 0,13 0,09
Apotik 5 tt/unit 250 L/o/h 0,06 0,03
4.
Industri
Industri Besar 2 Ha/unit 160 L/o/h 1,48 0,74
Industri Kecil 200 m2/unit 160 L/o/h 0,07 0,04
5.
Perdagangan
Pasar 700 m2/unit 5 L/m2/h 0,12 0,08
Toko 50 m2/unit 5 L/m2/h 0,28 0,17
Restaurant 50 m2/unit 15 L/m2/h 0,11 0,07
6.
Perkantoran
Kantor Besar 1.000 m2/unit 50 L/o/h 0,23 0,12
Kantor Menengah 600 m2/unit 50 L/o/h 0,24 0,14
Kantor Kecil 300 m2/unit 50 L/o/h 0,17 0,10
7.
Lain-Lain
Hotel Berbintang 3 200 tt/unit 200 L/tt/h 1,39 0,93
Hotel Melati/Wisma 50 tt/unit 200 L/tt/h 0,46 0,23
Bioskop 500 tt/unit 5 L/tt/h 0,12 0,06
Stadion Olahraga 4 Ha 5 L/o/h 0,93 0,46
Terminal Bus 200 unit bus/hari 2.5 L/o/h 0,12 0,12
Total 21,14 13,10
V-86
No, Jenis Fasilitas KapasitasStandar
Kebutuhan AirKebutuhan Air (x 10-3 m3/dtk)
C1 C2
1.
Pendidikan
TK 100 jiwa/unit 20 L/o/h 0,16 0,07
SD 600 jiwa/unit 20 L/o/h 1,39 0,69
SMP 800 jiwa/unit 20 L/o/h 0,93 0,56
SMU 800 jiwa/unit 20 L/o/h 0,37 0,19
PT/Akademi 1.500 jiwa/unit 20 L/o/h 0,69 0,35
2.
Peribadatan
Mesjid 400 jiwa/unit 70 L/o/h 3,56 1,94
Mushalla 100 jiwa/unit 70 L/o/h 0,97 0,49
Gereja 400 jiwa/unit 70 L/o/h 0,65 0,32
3.
Kesehatan
Rumah Sakit 300 tt/unit 250 L/o/h 3,47 1,74
Puskesmas 40 tt/unit 250 L/o/h 0,69 0,35
Klinik 15 tt/unit 250 L/o/h 0,13 0,04
Apotik 5 tt/unit 250 L/o/h 0,04 0,01
4.
Industri
Industri Besar 2 Ha/unit 160 L/o/h 1,11 0,74
Industri Kecil 200 m2/unit 160 L/o/h 0,06 0,03
5.
Perdagangan
Pasar 700 m2/unit 5 L/m2/h 0,12 0,04
Toko 50 m2/unit 5 L/m2/h 0,23 0,11
Restaurant 50 m2/unit 15 L/m2/h 0,09 0,04
6.
Perkantoran
Kantor Besar 1.000 m2/unit 50 L/o/h 0,17 0,12
Kantor Menengah 600 m2/unit 50 L/o/h 0,21 0,10
Kantor Kecil 300 m2/unit 50 L/o/h 0,14 0,07
7.
Lain-Lain
Hotel Berbintang 3 200 tt/unit 200 L/tt/h 0,93 0,46
Hotel Melati/Wisma 50 tt/unit 200 L/tt/h 0,35 0,23
Bioskop 500 tt/unit 5 L/tt/h 0,09 0,06
Stadion Olahraga 4 Ha 5 L/o/h 0,93 0,46
Terminal Bus 200 unit bus/hari 2.5 L/o/h 0,12 0,06
Total 17,60 9,28
V-87
Tabel 5.37 Rekapitulasi Kebutuhan Air Non Domestik Kota Padang, pada Fasilitas Blok C
V-88
Berikut contoh perhitungan subblok A1pada Tabel 5.33:
Jumlah fasilitas = 2 unit
Kapasitas = 100 jiwa/unit
Standar kebutuhan air = 20 L/o/h
Kebutuhan air TK = jumlah fasilitas x kapasitas x standar kebutuhanair
= (2 unit x 100 jiwa/unit x 20 L/o/hari)/86,400 dtk/hari x 1 hari
= 0,05 L/dtk
3. Tahap III (Periode Tahun 2025-2029)
Persebaran fasilitas pada masing-masing sub-blok dapat dilihat pada Tabel rekapitulasi Tabel
5.34 dibawah.
V-89
Tabel 5.38 Persebaran Fasilitas di Kota Padang pada Tahap III
No. Jenis Fasilitas KapasitasJumlah Fasilitas Blok A, B, dan C
Total (unit)A1 A2 A3 B1 B2 C1 C2
1. Pendidikan
TK 100 jiwa/unit 2 4 5 9 5 7 4 36SD 600 jiwa/unit 3 5 8 14 8 11 5 54SMP 800 jiwa/unit 1 3 4 7 4 5 3 27SMU 800 jiwa/unit 1 1 2 3 2 3 1 13PT/Akademi 1.500 jiwa/unit 0 1 1 3 1 2 1 9
2. Peribadatan 0 0 0 0 0 0 0 Mesjid 400 jiwa/unit 3 6 9 15 9 12 6 60Mushalla 100 jiwa/unit 3 7 10 15 10 13 7 65Gereja 400 jiwa/unit 1 1 2 3 2 3 1 13
3. Kesehatan Rumah Sakit 300 tt/unit 1 2 3 6 3 4 2 21Puskesmas 40 tt/unit 2 2 5 7 5 6 3 30Klinik 15 tt/unit 1 1 2 4 2 3 1 14Apotik 5 tt/unit 1 2 2 4 2 2 2 15
4. Industri Industri Besar 2 Ha/unit 1 2 3 4 3 2 2 17Industri Kecil 200 m2/unit 2 4 6 12 6 9 4 43
5. Perdagangan Pasar 700 m2/unit 1 1 2 4 2 3 1 14Toko 50 m2/unit 21 43 64 107 64 84 43 426Restaurant 50 m2/unit 3 6 8 14 8 11 6 56
6. Perkantoran
Kantor Besar 1.000 m2/unit 1 2 3 4 3 2 2 17Kantor Menengah 600 m2/unit 1 1 5 9 5 6 3 30Kantor Kecil 300 m2/unit 2 4 6 12 6 9 4 43
7. Lain-Lain
Hotel Berbintang 3 200 tt/unit 1 1 2 3 2 2 1 12Hotel Melati/Wisma 50 tt/unit 1 2 3 4 3 2 2 17Bioskop 500 td/unit 1 2 3 5 3 4 2 20Stadion Olahraga 4 Ha 1 1 2 2 1 2 1 10
Terminal Bus200 unit
bus/hari 1 1 2 3 2 2 112
V-90
V-91
Tabel 5.39 Rekapitulasi Kebutuhan Air Non Domestik Kota Padang pada Fasilitas Blok A
No Jenis Fasilitas’ KapasitasStandar
Kebutuhan AirKebutuhan Air (x 10-3 m3/dtk)
A1 A2 A3
1.
Pendidikan
TK 100 jiwa/unit 20 L/o/h 0,05 0,09 0,12
SD 600 jiwa/unit 20 L/o/h 0,42 0,69 1,11
SMP 800 jiwa/unit 20 L/o/h 0,19 0,56 0,74
SMU 800 jiwa/unit 20 L/o/h 0,19 0,19 0,37
PT/Akademi 1.500 jiwa/unit 20 L/o/h 0,00 0,35 0,35
2.
Peribadatan
Mesjid 400 jiwa/unit 70 L/o/h 0,97 1,94 2,92
Mushalla 100 jiwa/unit 70 L/o/h 0,24 0,57 0,81
Gereja 400 jiwa/unit 70 L/o/h 0,32 0,32 0,65
3.
Kesehatan
Rumah Sakit 300 tt/unit 250 L/o/h 0,87 1,74 2,60
Puskesmas 40 tt/unit 250 L/o/h 0,23 0,23 0,58
Klinik 15 tt/unit 250 L/o/h 0,04 0,04 0,09
Apotik 5 tt/unit 250 L/o/h 0,01 0,03 0,03
4.
Industri
Industri Besar 2 Ha/unit 160 L/o/h 0,37 0,74 1,11
Industri Kecil 200 m2/unit 160 L/o/h 0,01 0,03 0,04
5.
Perdagangan
Pasar 700 m2/unit 5 L/m2/h 0,04 0,04 0,08
Toko 50 m2/unit 5 L/m2/h 0,06 0,12 0,19
Restaurant 50 m2/unit 15 L/m2/h 0,03 0,05 0,07
6.
Perkantoran
Kantor Besar 1.000 m2/unit 50 L/o/h 0,06 0,12 0,17
Kantor Menengah 600 m2/unit 50 L/o/h 0,03 0,03 0,17
Kantor Kecil 300 m2/unit 50 L/o/h 0,03 0,07 0,10
7.
Lain-Lain
Hotel Berbintang 3 200 tt/unit 200 L/tt/h 0,46 0,46 0,93
Hotel Melati/Wisma 50 tt/unit 200 L/td/h 0,12 0,23 0,35
Bioskop 500 td/unit 5 L/td/h 0,03 0,06 0,09
Stadion Olahraga 4 Ha 5 L/o/h 0,46 0,46 0,93
Terminal Bus 200 unit bus/hari 2.5 L/o/h 0,06 0,06 0,12
Total 14,70 14,70 14,70
V-92
Tabel 5.40 Rekapitulasi Kebutuhan Air Non Domestik Kota Padang pada Fasilitas Blok B
No, Jenis Fasilitas KapasitasStandar
Kebutuhan Air
Kebutuhan Air (x 10-3
m3/dtk)
B1 B2
1.
Pendidikan
TK 100 jiwa/unit 20 L/o/h 0,21 0,12
SD 600 jiwa/unit 20 L/o/h 1,94 1,11
SMP 800 jiwa/unit 20 L/o/h 1,30 0,74
SMU 800 jiwa/unit 20 L/o/h 0,56 0,37
PT/Akademi 1.500 jiwa/unit 20 L/o/h 1,04 0,35
2.
Peribadatan
Mesjid 400 jiwa/unit 70 L/o/h 4,86 2,92
Mushalla 100 jiwa/unit 70 L/o/h 1,22 0,81
Gereja 400 jiwa/unit 70 L/o/h 0,97 0,65
3.
Kesehatan
Rumah Sakit 300 tt/unit 250 L/o/h 5,21 2,60
Puskesmas 40 tt/unit 250 L/o/h 0,81 0,58
Klinik 15 tt/unit 250 L/o/h 0,17 0,09
Apotik 5 tt/unit 250 L/o/h 0,06 0,03
4.
Industri
Industri Besar 2 Ha/unit 160 L/o/h 1,48 1,11
Industri Kecil 200 m2/unit 160 L/o/h 0,09 0,04
5.
Perdagangan
Pasar 700 m2/unit 5 L/m2/h 0,16 0,08
Toko 50 m2/unit 5 L/m2/h 0,31 0,19
Restaurant 50 m2/unit 15 L/m2/h 0,12 0,07
6.
Perkantoran
Kantor Besar 1.000 m2/unit 50 L/o/h 0,23 0,17
Kantor Menengah 600 m2/unit 50 L/o/h 0,31 0,17
Kantor Kecil 300 m2/unit 50 L/o/h 0,21 0,10
7.
Lain-Lain
Hotel Berbintang 3 200 tt/unit 200 L/tt/h 1,39 0,93
Hotel Melati/Wisma 50 tt/unit 200 L/tt/h 0,46 0,35
Bioskop 500 tt/unit 5 L/tt/h 0,14 0,09
Stadion Olahraga 4 Ha 5 L/o/h 0,93 0,46
Terminal Bus 200 unit bus/hari 2.5 L/o/h 0,17 0,12
Total 24,36 14,24
V-93
V-94
Tabel 5.41 Rekapitulasi Kebutuhan Air Non Domestik Kota Padang pada Fasilitas Blok C
No, Jenis Fasilitas KapasitasStandar
Kebutuhan Air
Kebutuhan Air (x 10-3
m3/dtk)
C1 C2
1.
Pendidikan
TK 100 jiwa/unit 20 L/o/h 0,16 0,09
SD 600 jiwa/unit 20 L/o/h 1,53 0,69
SMP 800 jiwa/unit 20 L/o/h 0,93 0,56
SMU 800 jiwa/unit 20 L/o/h 0,56 0,19
PT/Akademi 1.500 jiwa/unit 20 L/o/h 0,69 0,35
2.
Peribadatan
Mesjid 400 jiwa/unit 70 L/o/h 3,89 1,94
Mushalla 100 jiwa/unit 70 L/o/h 1,05 0,57
Gereja 400 jiwa/unit 70 L/o/h 0,97 0,32
3.
Kesehatan
Rumah Sakit 300 tt/unit 250 L/o/h 3,47 1,74
Puskesmas 40 tt/unit 250 L/o/h 0,69 0,35
Klinik 15 tt/unit 250 L/o/h 0,13 0,04
Apotik 5 tt/unit 250 L/o/h 0,03 0,03
4.
Industri
Industri Besar 2 Ha/unit 160 L/o/h 0,74 0,74
Industri Kecil 200 m2/unit 160 L/o/h 0,07 0,03
5.
Perdagangan
Pasar 700 m2/unit 5 L/m2/h 0,12 0,04
Toko 50 m2/unit 5 L/m2/h 0,24 0,12
Restaurant 50 m2/unit 15 L/m2/h 0,10 0,05
6.
Perkantoran
Kantor Besar 1.000 m2/unit 50 L/o/h 0,12 0,12
Kantor Menengah 600 m2/unit 50 L/o/h 0,21 0,10
Kantor Kecil 300 m2/unit 50 L/o/h 0,16 0,07
7.
Lain-Lain
Hotel Berbintang 3 200 tt/unit 200 L/tt/h 0,93 0,46
Hotel Melati/Wisma 50 tt/unit 200 L/tt/h 0,23 0,23
Bioskop 500 tt/unit 5 L/tt/h 0,12 0,06
Stadion Olahraga 4 Ha 5 L/o/h 0,93 0,46
Terminal Bus 200 unit bus/hari 2.5 L/o/h 0,12 0,06
Total 18,17 9,42
Berikut contoh perhitungan subblok A1 pada Tabel 5.37:
V-95
Jumlah fasilitas = 2 unit
Kapasitas = 100 jiwa/unit
Standar kebutuhan air = 20 L/o/h
Kebutuhan air TK = jumlah fasilitas x kapasitas x standar kebutuhanair
= (2 unit x 100 jiwa/unit x 20 L/o/hari)/86,400 dtk/hari x 1 hari
= 0,05 L/dtk
5.8.2.4 Rekapitulasi Kebutuhan Total Air dan Kebutuhan Puncak Daerah Pelayanan
Rekapitulasi kebutuhan total air dan kebutuhan puncak daerah pelayanan Kota Padang dapat
dilihat pada Tabel 4.38.
Rekapitulasi Kebutuhan Total Air dan Kebutuhan Puncak Kota Padang
Tahap B
lok Sub
Blok
Kebutuhan Air(x 10-3 m3/det)
Kebutuhan Total Air
(x 10-3
m3/dtk)
Kebocoran/Kehilangan air 25% (x 10-3 m3/dtk)
Qrata-rata
(x 10-3
m3/dtk)
FpQpeak(x 10-3
m3/dtk)Domestik
Non Domes
tik
I
A
A1 2,2 4,56 6,76 2,25 9,01 1,5 13,52
A2 4,4 8,65 13,05 4,35 17,40 1,5 26,1
A3 6,6 10,46 17,06 5,69 22,75 1,5 34,12
BB1 10,99 19,05 30,04 10,01 40,05 1,5 60,08
B2 6,6 12,65 19,25 6,42 25,67 1,5 38,5
CC1 8,8 15,99 24,79 8,26 33,05 1,5 49,58
C2 4,4 8,65 13,05 4,35 17,40 1,5 26,1
Total 43,99 80,18 124,16 41,39 165,55 248,32
II
A
A1 2,45 5,04 7,49 2,4 9,99 1,5 14,98
A2 4,91 9,26 14,17 4,6 18,89 1,5 28,34
A3 7,36 11,9 19,26 6,8 25,68 1,5 38,52
BB1 12,27 21,14 33,41 11,21 44,55 1,5 66,82
B2 7,36 13,1 20,46 6,81 27,28 1,5 40,92
CC1 9,82 17,6 27,42 9 36,56 1,5 54,84
C2 4,91 9,28 14,19 4,6 18,92 1,5 28,38
Total 49,08 87,29 136,37 45,46 181,83 272,74
III
A
A1 2,72 5,3 8,02 2,67 10,69 1,5 16,04
A2 5,45 9,23 14,68 4,89 19,57 1,5 29,36
A3 8,17 14,7 22,87 7,62 30,49 1,5 45,74
BB1 13,62 24,36 37,98 12,66 50,64 1,5 75,96
B2 8,17 14,24 22,41 7,47 29,88 1,5 44,82
C C1 10,9 18,17 29,07 9,69 38,76 1,5 58,14
C2 5,45 9,42 14,87 4,96 19,83 1,5 29,74
V-96
Total 54,49 95,35 149,84 49,95 199,79 299,95
V-97
5.9 Analisis Data Menggunakan Software Epanet
Dalam perencanaan jalur distribusi digunakan sistem loop. Untuk jalur distribusi Kota Padang
direncanakan air didistribusikan ke seluruh penduduk yang terlayani dengan menggunakan
sistem loop. Perhitungan perpipaan distribusi dihitung dengan menggunakan program
epanet.Sistem distribusi dilakukan secara sistem gravitasi dengan jumlah blok yang sama
setiap tahapnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.35 hingga Gambar 5.46
serta Tabel 5.57 hingga Tabel 5.62.
1. Tahap I
Gambar 5.17 Jalur Distribusi Kota Padang Tahap I (Program Epanet)
Tabel 5.43. Network Nodes Distribusi Tahap I
V-98
Tabel 5.44. Network Link Distribusi Tahap I
Gambar 5.18 Grafik Jalur Distribusi Kota Padang Tahap I (Program Epanet)
2. Tahap II
Gambar 5.19 Jalur Distribusi Kota Padang Tahap II (Program Epanet)
V-99
Tabel 5.45. Network Nodes Distribusi Tahap II
Tabel 5.46. Network Links Distribusi Tahap II
Gambar 5.20 Grafik Jalur Distribusi Kota Padang Tahap I (Program Epanet)
V-100
3. Tahap III
Gambar 5.21 Jalur Distribusi Kota Padang Tahap III (Program Epanet)
Tabel 5.47 Network Nodes Distribusi Tahap III
V-101
Tabel 5.48 Network Links Distribusi Tahap III
Gambar 5.22 Grafik Jalur Distribusi Kota Padang Tahap I (Program Epanet)
Setelah dianalisis menggunakan software epanet 2.0 aliran air pada setiap perpipaan baik itu
tahap I, tahap II, dan tahap III, masih memenuhi peraturan menurut buku Al-layla yang
mengatakan bahwa kecepatan aliran pada pipa distribusi berkisar antara 0,6 sampai 1,5 m/s.
Tekanan pada pipa tidak ada yang bernilai negatif, maksudnya adalah bahwa air tersebut V-102
dapat mengalir pada setiap node yang dilaluinya. Tekanan pada pipa juda ada yang bernilai
lebih dari 100 meter, namun hal ini tidak akan menjadi masalah karena pipa yang digunakan
adalah pipa GIP yang mampu menahan tekanan maksimum sebesar 150 meter. Pada analisis
aliran menggunakan sofware epanet 2.0 ini, data yang harus di inputkan adalah antara lain:
1. Peta
2. Node/Junction
3. Elevasi
4. Panjang pipa distribusi
5. Diameter dalam pipa
6. Jenis pipa yang digunakan
7. Dll
Output yang dihasilkan dari epanet 2.0 ini antara lain:
1. Hidrolik head masing-masing titik
2. Tekanan dan kualitas air, dan lain-lain.
Setelah melakukan perhitungan pada masing-masing blok, kemudian dilakukan analisis
menggunakan epanet 2.0. maka dapat disimpulkan bahwa seperti inilah skema yang diusulkan
untuk SPAM kota Padang pada tahap I, II, dan III. Skema tersebut dapat dilihat pada gambar
5.23, gambar 5.24, dan gambar 5.25 berikut ini.
V-103
Top Related