LAPORAN PRAKTIKUM LABORATURIUM ANALOG
NOMOR PERCOBAAN : 06
JUDUL PERCOBAAN : RANGKAIAN PELIPAT GANDA TEGANGAN
KELAS / GROUP : TELKOM 3B/3
NAMA PRAKTIKAN : INDAH DIAN PRATIWI
PARTNER : 1. ANGGA MOSANTO PRATAMA
2. WHITA FEBRINA NURKANTI
TANGGAL PERCOBAAN : 01 OKTOBER 2012
TGL. PENYRHN LAP. : 06 OKTOBER 2012
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2012
PERCOBAAN VI
RANGKAIAN PELIPAT GANDA TEGANGAN
6.1 TUJUAN : - Mempelajari karakteristik rangkaian peliapat ganda tegangan
- Melihat perbedaan macam – macam rangkaian pelipat ganda tegangan
6.2 ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN :
1. Trafo step down engan center tap 12 – 6 V : 1 buah
2. Multimeter analog SANWA CX 506a : 1 buah
3. Osiloskop : 1 buah
4. Dioda silikon : 2 buah
5. Resistor 1 kΩ dan 10 kΩ : 1 buah
6. Kapasitor 50 𝜇F : 2 buah
7. Kabel – kabel penghubung
6.3 DASAR TEORI
Rangkaian Pelipat Ganda Tegangan Setengah Gelombang
Pelipat tegangan dengan dioda berfungsi untuk melipat gandakan suatu tegangan
input menjadi tegangan output DC yang lebih besar. Dengan menggunakan rangkaian
pelipat tegangan (voltage multiplier) pada skunder trafo yang relatif kecil dapat diperoleh
tegangan searah keluaran sebesar dua, tiga,empat atau lebih kali lipat tegangan input.
Rangkaian pelipat tegangan dapat dibuat dengan komponen dasar dioda dan kapasitor,
dengan konfigurasi setengah gelombang dan gelombang penuh. Rangkaian ini banyak
digunakan pada pembangkit tegangan tinggi namun dengan arus yang kecil seperti pada
catu daya tabung gambar. Berikut contoh rangkaian pelipat tegangan 2 kali setengah
gelombang dengan dioda.
Gambar Rangkaian Setengah Gelombang
Pada saat tegangan skunder trafo berpolaritas positip (setengah siklus positip), maka
dioda D1 menghantar dan dioda D2 tidak menghantar. Secara ideal dioda yang sedang
menghantar dianggap hubung singkat. Oleh karena itu C1 diisi tegangan melalui D1 hingga
mencapai Vm dengan polaritas seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Pada saat setengah siklus berikutnya yaitu siklus negatip, maka dioda D1 tidak
menghantar dan dioda D2 menghantar. Oleh karena itu kapasitor C2 diisi tegangan dari
skunder trafo sebesar Vm dan dari C1 sebesar Vm, sehingga total sebesar 2 Vm. Apabila
pada output diberi resistor beban (RL), maka tegangan pada ujung C2 turun selama siklus
positip dan diisi kembali hingga 2 Vm selama siklus negatip. Bentuk gelombang output pada
ujung C2 adalah seperti bentuk output penyearah setengah gelombang dengan filter C.
Tegangan puncak inverse (PIV) untuk setiap dioda adalah 2 Vm.
Rankaian Pelipat Ganda Tegangan Gelombang Penuh
Pelipat tegangan gelombang penuh pada prinsipnya sama dengan pelipat tegangan
setengah gelombang, yaitu melipat gandakan suatu tegangan input pada outputnya.
Rangkaian pada gambar berikut adalah contoh dari pelipat tegangan dua kali gelombang
penuh. Rangkian dasar pelipat tegangan dua kali gelombang penuh dapat disusun dengan 2
buah dioda dan 2 buah kapasitor yang diberi tegangan input arus bolak balik (AC). Contoh
rangkaian pelipat tegangan dua kali gelombang penuh dapat dilihat pada gambar rangkaian
berikut.
Selama siklus positip dari skunder trafo dioda D1 menghantar dan C1 mengisi
tegangan hingga Vm, sedangkan dioda D2 tidak menghantar (gambar prinsip kerja 1).
Selama siklus negatip dioda D2 menghantar dan C2 mengisi tegangan hingga Vm, sedangkan
dioda D1 tidak menghantar (gambar prinsip kerja 1). Tegangan puncak inverse (PIV) untuk
setiap dioda adalah 2 Vm. Berikut gambar prinsip kerja rangkaian pelipat tegangan dua kali
gelombang penuh.
Jika tidak ada beban, maka tegangan pada ujung C1 dan C2 adalah 2 Vm. Jika beban
dipasang pada output, maka bentuk gelombang pada ujung C1 dan C2 adalah seperti halnya
pada kapasitor yang diumpankan dari penyearah gelombang penuh. Perbedaannya adalah
bahwa pada rangkaian pelipat tegangan ini C1 dan C2 berhubungan secara seri, sehingga
nilainya lebih kecil dari masing-masing C.
Dari rangkaian pelipat tegangan dua kali seperti yang sudah dijelaskan di depan
kemudian dapat dikembangkan rangkaian pelipat tiga, empat kali tegangan input seperti
pada gambar diatas. Dari penjelasan di depan kiranya sudah cukup jelas bagaimana prinsip
kerja rangkaian pelipat tegangan menggunakan komponen dasar dioda dan kapasitor.
6.4 CARA MELAKUKAN PERCOBAAN
A. Rangkaian Pelipat Ganda Tegangan ½ Gelombang
1. Buatlah rangkaian seperti gambar 1 dengan resistor RL sebesar 10 kΩ,
kapasitor C1 dan C2 sebesar 50𝜇𝐹, tegangan input sebesar 12 Vpp.
2. Dengan menggunakan osiloskop ukurlah tegangan input ac antara titik X dan
titik Y Vin (p) dan tegangan ripple peak to peak Vac (pp)
3. Ukurlah tegangan output pada RL Vout (DC) dan tegangan pada kapasitor C1
dan C2 dengan voltmeter dc
4. Gambar bentuk gelombang VC1, VC2 dan Vout (dc)
5. Hitunglah Vout (dc) dibanding Vin (p) dan frekuensi ripple
B. Rangkaian Pelipat Ganda Tegangan Gelombang Penuh
6. Buatlah rangkaian seperti gambar 2 dengan resistor RL sebesar 10kΩ,
kapasitor C1 dan C2 sebesar 50𝜇𝐹, tegangan input sebesar 12 Vpp lalu ulangi
langkah 3) sampai langkah 5)
7. Ganti resistor RL 10kΩ menjadi 1kΩ lalu ulangi langkah 3) sampai langkah 5)
6.5 HASIL PERCOBAAN
Tabel 1. Rangkaian Pelipat Ganda Tegangan ½ Gelombang
Vin(p) V ac (pp) V out (dc) VC1 VC2
V out (dc)
Vin(p) f ripple
5 10 9,2 4,4 9,2 1,84 1 KHz
Tabel 2. Rangkaian Pelipat Ganda Tegangan Gelombang Penuh
R (Ω) V in(p) V ac (pp) V out (dc) VC1 VC2 V out (dc)
Vin(p) f ripple
10k 7,8 11 9,8 5 4,8 1,66 1 KHz
1k 7,8 10 8,4 4,4 4 1,5 1 KHz
6.6 ANALISA
Pada tabel 1 terlihat bahwa pada saat dioda dipasangkan dengan kapasitor secara
paralel, maka tegangan pada V out (dc) dan VC2 akan sama. Lalu pada tabel 2 pada saat
gelombang penuh, terlihat bahwa saat dipasangkan 10kΩ hasil V out (dc) lebih besar di
banding saat pasangkan resistor 1 kΩ. Tegangan V out (dc)nya lebih kecil. Pada tabel 2, fungsi
dari resistor VC1 dan VC2 adalah sebagai penjumlah dari V out (dc). Berikut rangkaian pelipat 3
kali tegangan input dan 4 kali tegangan input.
Dari tabel diatas, terlihat bahwa nilai R mempengaruhi tegangan output yang dihasilkan.
Pada saat di beri nilai resistor 10 kΩ tegangan pada V out (dc) sebesar 9,8 V, sedangkan pada
saat diberi resistor 1 kΩ nilai tegangan pada V out (dc) sebesar 8,4V. Ini berarti semakin besar
nilai resistansi yang diberikan pada saat rangakaian pelipat ganda tegangan gelombang
penuh di berikan, semakin besar pula nilai tegangan pada V out (dc).
6.7 TUGAS
1. Jelaskan cara kerja rangkaian pelipat ganda tegangan !
2. Berapakah PIV (peak inverse voltage) dioda saat tidak konduksi ?
Jawab :
1. Selama siklus positip dari skunder trafo dioda D1 menghantar dan C1
mengisitegangan hingga Vm, sedangkan dioda D2 tidak menghantar (gambar prinsip
kerja 1). Selama siklus negatip dioda D2 menghantar dan C2 mengisi tegangan
hingga Vm, sedangkan dioda D1 tidak menghantar. Sedangkan untuk ½ gelombang.
2. Tegangan puncak inverse (PIV) untuk setiap dioda adalah 2 Vm.
6.8 KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa, pada saat gelombang penuh nilai resistansi
berpengaruh pada hasil V out (dc). Semakin besar nilai R yang diberikan maka tegangan yg
dihasilkan pada V out (dc) akan semakin besar. Pada rangakain pelipat ganda gelombang
penuh rangkaian dipasang secara seri. Maka, C1 dan C2 berfungsi sebagai penjumlah pada V
out (dc). Dan pada saat rangkaian pelipat ganda setengah gelombangdi pasang secara paralel
maka tegangan di C2 akan sama hasilnya dengan tegangan di V out (dc).
6.9 LAMPIRAN
Gelombang input 12 Vpp
Vin Tabel 1
Gambar VC1 Tabel 1
Gambar VC2 Tabel 1
Gambar V out (dc) Tabel 1
Gambar Vin 10kΩ
Gambar V out (dc) 10kΩ
Gambar VC1 10 kΩ
Gambar VC2 10 kΩ
Gambar Vin 1kΩ
Gambar V out (dc) 1KΩ
Gambar VC1 1KΩ
Gambar VC2 1KΩ
6.9 DAFTAR PUSTAKA
1. http://elektronika-dasar.com/teori-elektronika/pelipat-tegangan-voltage-multiplier-
gelombang-penuh/ Pukul 11.00, 06 September 2012
2. http://elektronika-dasar.com/teori-elektronika/pelipat-tegangan-voltage-multiplier-
setengah-gelombang/ Pukul 11.00, 06 September 2012