Status 5 Februari 2007
KERANGKA ACUAN KERJA
PENYUSUNAN
RENCANA TATA BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN (RTBL)(KONTRAKTUAL)
KERANGKA ACUAN KERJA
0
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(Kontraktual)
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai bagian dari lingkungan kota, beberapa kawasan diantaranya
memiliki pertumbuhan fisik yang cepat namun berkembang kurang
tertib tidak selaras dan serasi dengan lingkungannya, sehingga kawasan
tersebut menjadi tidak produktif. Suatu kawasan yang berkembang
dengan pola demikian memerlukan pengaturan lebih khusus terutama
dari segi tata bangunan dan lingkungannya. Diharapkan upaya penataan
melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), selain untuk
mencapai kualitas lingkungan yang lebih baik, sekaligus juga dapat
memberikan arahan terhadap pemanfaatan lahan sesuai Tata Ruang
yang berlaku. RTBL tersebut juga merupakan arahan untuk perwujudan
arsitektur lingkungan setempat agar lebih melengkapi peraturan
bangunan yang ada.
Mengingat potensi serta kecenderungan pertumbuhan fisik secara cepat
sering terjadi di daerah perkotaan/urban, maka prioritas
penanganan/penataan terutama dilakukan pada kawasan yang padat,
daerah pusat perdagangan, permukiman campuran, atau pada kawasan
yang kondisi geografisnya memerlukan perhatian khusus atas
pertimbangan keamanan serta keserasiannya terhadap lokasi setempat
(misal daerah tepian air/water front, perbukitan dan sebagainya).
Disatu sisi, terutama atas pertimbangan makin tingginya harga tanah di
perkotaan, optimalisasi pemanfaatan lahan untuk pembangunan
perumahan dan permukiman menjadi suatu hal yang tak terelakkan. Di
sisi lain, potensi masyarakat yang mampu untuk memliki rumah pribadi
cenderung makin menurun, sehingga di perkotaan banyak diantara
masyarakat tinggal di kawasan padat, meskipun berkondisi kumuh dan
kurang sehat. Agar tetap dekat dengan lokasi tempat bekerja (yang
umumnya di pusat kota) tak jarang mereka cukup tinggal di rumah sewa
dengan kondisi permukiman seperti tersebut diatas.
Suatu kota yang baik harus merupakan satu kesatuan sistem organisasi
yang mampu mengakomodasi kegiatan-kegaitan sosial, ekonomi,
budaya, memiliki citra fisik maupun non fisik yang kuat, keindahan
visual serta terencana dan terancang secara terpadu. Untuk
1
meningkatkan pemanfaatan ruang kota yang terkendali, suatu produk
tata ruang kota harus dilengkapi dengan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungannya. Hal tersebut sebagai bagian dari pemenuhan terhadap
Persyaratan Tata Bangunan seperti tersirat dalam Undang–Undang No.
28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (pasal 9).
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) diperlukan sebagai
perangkat pengendali pertumbuhan serta memberi panduan terhadap
wujud bangunan dan lingkungan pada suatu kawasan. RTBL disusun
setelah suatu produk perencanaan tata ruang kota disahkan oleh
Pemerintah Daerah setempat sebagai Peraturan Daerah (Perda). Untuk
dapat mengendalikan pemanfaatan ruang, suatu rencana tata ruang
seyogyanya ditindaklanjuti pula dengan pengaturan di bidang tata
bangunan dan lingkungan secara memadai melalui Peraturan Bangunan
Setempat (PBS).
Peraturan Bangunan Setempat yang bersifat khusus diperlukan sebagai
pengarah perwujudan arsitektur lingkungan perkotaan (urban
architecture) terutama pada kawasan atau bagian kota yang tumbuh
cepat dan berkembang secara tidak teratur baik dari segi tertib
bangunan, keselamatan bangunan maupun keserasian bangunan
terhadap lingkungannya. Peraturan yang bersifat khusus ini disebut juga
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) untuk melengkapi
peraturan bangunan setempat yang telah ada.
Dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang Kota yang berlaku,
selanjutnya disusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
yang memberikan arahan pengendalian pemanfaatan ruang dan
menindaklanjuti Rencana Rinci Tata Ruang, serta sebagai panduan
rancangan kawasan dalam rangka perwujudan kualitas bangunan
gedung dan lingkungannya. Dengan demikian RTBL akan memberikan
arahan terhadap wujud pemanfaatan lahan, ragam arsitektural dari
bangunan-bangunan sebagai hasil rencana teknis/rancang bangunan
(building design), terutama pada kawasan/daerah tertentu yang
memiliki karakter khas seperti dimaksud diatas.
Dengan arahan tersebut, perencana kawasan dan bangunan (urban
designer dan arsitek) akan mempunyai kejelasan menyangkut
kebijaksanaan pembangunan fisik dari Pemerintah Daerah setempat,
termasuk di dalamnya yang menyangkut kepentingan umum, citra, dan
jati diri lokasi yang perlu dikemukakan. Pada gilirannya seluruh tatanan
bangunan dan lingkungan yang dirancang akan dapat memberikan
kontribusi positif terhadap kawasan.
2
1. Proses penyusunan RTBL
Dalam proses penyusunan RTBL harus memerhatikan dan
memenuhi:
a. Kepentingan umum atau aspirasi masyarakat.
b. Pemanfaatan sumber daya setempat.
c. Kemampuan daya dukung lahan yang optimal.
2. Muatan RTBL:
a. Pedoman Rencana Teknik (desain tiga dimensi)
b. Program Tata Bangunan dan Lingkungan
c. Pedoman-pedoman untuk mengendalikan perwujudan bangunan
(urban/environmental-building design and development
guidelines).
3. Cakupan Program
Mengingat pengembangan kawasan yang ditangani melalui
pendekatan perencanaan tata bangunan dan lingkungan akan
menyerap dana yang cukup besar, suatu RTBL harus sudah
mencakup:
a. program investasi serta
b. program penanganan administrasi.
Kawasan-kawasan yang merupakan pusat-pusat fungsi aktivitas
ekonomi perdagangan yang memiliki intensitas tinggi yang rawan
ditinjau dari segi keselamatan bangunan, serta penempatan elemen-
elemen lingkungan yang berupa papan-papan reklame perlu ditata.
Demikian pula dengan kawasan kota lain yang memiliki fungsi berbeda
perlu dilengkapi dengan perangkat pengaturan yang memadai.
B. INFORMASI SINGKAT KAWASAN
1. Kondisi eksisting kawasan (Informasi awal dari kawasan yang akan
disusun RTBL)
Informasi awal ciri-ciri kawasan yang akan disusun RTBL-nya
diuraikan secara umum meliputi:
Letak Kawasan, wilayah admnistrasi dalam kabupaten/kota,
Perkembangan ekonomi wilayah dimana kawasan tersebut berada,
pengaruh, peran strategis kawasan terhadap wilayah disekitarnya,
3
Letak geografis kawasan, sumber daya alam, kehidupan sosial
budaya masyarakat di kawasan, potensi unggulan kawasan dan
masalahnya serta isu-isu khusus lain yang dapat memberikan
gambaran terhadap kondisi kawasan yang di rencanakan.
2. Permasalahan Kawasan
Pesatnya perkembangan ekonomi di kawasan....... (kawasan yang
menjadi lingkup KAK ini) yang didorong oleh potensi (pariwisata,
sejarah, ekonomi, social, budaya dst, dst) mendesak Kawasan ini
untuk terus berkembang. Sementara dilain sisi regulasi untuk
pengendalian dan pembangunan kawasan kota belum tersedia.
Dorongan untuk berkembang dan dan exploitasi potensi lokal yang
ada tidak terkendali hanya akan berdampak negatif terhadap
perkembangan kota dimasa yang akan datang.
Seperti kondisi disebagian besar kota-kota di Indonesia, kawasan.....
(kawasan yang menjadi lingkup KAK ini) juga menghadapi masalah-
masalah dalam pengendalian pemanfaatan ruang kotanya. Dari
beragam fungsi kawasan yang dimiliki oleh kawasan......... (kawasan
yang menjadi lingkup KAK ini) belum semuanya dilengkapi dengan
perangkat pengaturan khusus seperti RTBL (Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan).
C. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud dari kegiatan Penyusunan RTBL kawasan....... (kawasan yang
menjadi lingkup KAK ini) adalah untuk memberikan :
a. Masukan rencana dan program pembangunan fisik bagi
Pemerintah Daerah dalam penanganan tata bangunan dan
lingkungan kawasan tertentu.
b. Masukan teknis bagi Pemerintah Daerah dalam betuk rincian
pengendalian perwujudan bangunan dan lingkungan pada
kawasan tertentu.
c. Masukan teknis bagi Pemerintah Daerah dalam mengarahkan
peran serta seluruh pelaku pembangunan (pemerintah, swasta,
masyarakat lokal, investor) dalam mewujudkan lingkungan yang
dikehendaki.
2. Tujuan dari kegiatan Penyusunan RTBL kawasan ....... (kawasan yang
menjadi lingkup KAK ini) adalah :
a. Menyiapkan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada
kawasantertentu sebagai bagian dari upaya penataan fungsi dan
4
fisik kawasan, bersama masyarakat dan semua stakeholder,
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal dengan
memperhatikan keserasian dengan alam sekitarnya.
b. Menyusun Program Investasi Pembangunan sebagai acuan
implementasi dari rencana dan rancangan yang telah disusun,
dengan menyertakan masyarakat sekitar sebagai bagian integral
dari upaya pembangunan di lingkungan / kawasan yang
dimaksud.
D. SASARAN
Sasaran dari kegiatan Penyusunan RTBL Kawasan ....... (kawasan yang
menjadi lingkup KAK ini) adalah :
1. Tersusunnya Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL)
Tersusunnya RTBL untuk kawasan ....... (kawasan yang menjadi
lingkup KAK ini) sebagai bagian dari upaya penataan fungsi dan fisik
kawasan, bersama masyarakat dan semua stakeholder, sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi lokal dengan memperhatikan
keserasian dengan alam sekitarnya.
2. Tersusunnya status legal dari RTBL
Tersusunnya SK Walikota/ SK Bupati untuk mengoperasionalkan
RTBL yang telah disusun.
3. Tersusunnya Program Investasi Pembangunan
Tersusunnya Program Investasi Pembangunan kawasan .......
(kawasan yang menjadi lingkup KAK ini) yang telah disetujui semua
pihak yang terkait dan sebagai bagian upaya peningkatan kualitas
permukiman dengan menyertakan masyarakat sebagai bagian
integral dari upaya pembangunan di lingkungan / kawasan.
5
II. LINGKUP PEKERJAAN DAN TUGAS
A. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup wilayah perencanaan di kawasan ....... (kawasan yang menjadi
lingkup KAK ini) dan disesuaikan dengan kondisi dan peraturan
setempat yang memerlukan penanganan khusus.
Dalam penetapan ruang lingkup wilayah secara konkret
(delineasi/penentuan batas wilayah studi), harus dikonsultasikan dengan
tim teknis dan Pemda.
B. LINGKUP TUGAS
Lingkup Kegiatan Konsultansi terdiri dari :
1. Pengumpulan data:
a. Mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif dari sumber data
primer maupun sekunder sebagai bahan analisis.
b. Mengadakan peta / foto udara kawasan skala 1 : 5000
c. Analisis, Melakukan analisis data baik dari aspek kuantitatif dan
aspek kualitatif yang dapat dipakai sebagai bahan untuk
merumuskan masalah sebagai dasar penyusunan RTBL.
2. Perumusan Potensi dan Masalah, Berdasarkan analisa di lapangan
perlu dirumuskan potensi dan masalah yang pemecahannya dapat
didekati dengan SWOT untuk penyusunan RTBL.
3. Materi pokok Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. Program Bangunan dan Lingkungan:
Harus mempertimbangkan faktor kelayakan baik dari segi
ekonomi, sosial dan budaya.
Program ditetapkan setelah mempertimbangkan konsep
keberagaman kawasan (diversity), seperti keseimbangan
pengembangan fungsi perumahan, niaga/usaha, rekreasi,
budaya dan upaya-upaya pelestarian.
Program merupakan penjabaran peruntukkan lahan yang telah
ditetapkan, untuk kurun waktu tertentu, baik yang
menyangkut jenis, jumlah, besaran dan luasan bangunan.
Termasuk di dalam program adalah penetapan fungsi-fungsi
bangunan (peruntukan lahan mikro), kebutuhan ruang
terbuka, fasiltas umum, dan fasilitas sosial.
6
b. Program Investasi:
Bersifat jangka menengah (5 tahun),
Mengindikasikan investasi untuk macam-macam kegiatan
yang konsisten dengan program bangunan dan lingkungan,
meliputi tolok ukur / kuantitas pekerjaam, besaran rencana
pembiayaan, perkiraan waktu pelaksanaan dan usulan sumber
pendanaannya.
Tidak hanya meliputi investasi pembangunan yang akan di
biayai oleh pemerintah dari berbagai sektor, daerah dan pusat,
tetapi terutama dari yang akan dapat dibiayai oleh dunia
usaha dan masyarakat.
c. Rencana Umum (design plan)
Rencana peruntukan lahan mikro
Rencana perpetakan
Rencana tapak
Rencana sistem pergerakkan
Rencana prasarana / sarana lingkungan.
Rencana aksesbilitas lingkungan
Rencana Wujud bangunan
d. Rencana Detail (design-guidelines)
Bersifat panduan rencana teknik tata bangunan yang lebih
memperjelas pencapaian kualitas minimal visual dan
lingkungan yang responsif.
Lebih rinci menjelaskan arahan bentuk, dimensi, gubahan,
perletakan dan lain-lain dari suatu bangunan, komponen
bangunan, ruang terbuka, sarana. prasarana bangunan dan
lingkungan sampai dengan materi seperti façade, perletakan
dan signage, pedestrian dan lain-lain.
e. Administrasi Pengendalian Program dan Rencana (administration
guidelines)
f. Arahan Pengendalian Pelaksanaan (development guidelines)
Rumusan arahan substansi teknis kelanjutan dari rencana dan
program sebagai masukan teknis bagi peraturan daerah
tentang bangunan pada lingkungan tertentu, yang
pengembangan lingkungannya telah mengacu kepada RTBL
yang disusun.
7
Arahan bersifat lokal sesuai dengan batasan lingkungan yang
dikendalikan, aturan yang bersifat performance-based sebagai
bagian yang tak terpisahkan dari RTBL.
Merupakan ketentuan umum penatalaksanaan atau
manajemen pelaksanaannya.
III. METODOLOGI
Metodologi Penyusunan RTBL Kawasan ....... (kawasan yang menjadi lingkup
KAK ini) dilakukan melalui tahapan kegiatan meliputi:
A. PERSIAPAN
Melakukan persiapan pelaksanaan menyangkut penyusunan program
kerja (alur pikir dan jadwal), penyusunan instrumen pendataan
(kuesioner, peralatan, bahan dan tenaga) yang akan dilibatkan.
B. TAHAP PENYUSUNAN RTBL (Survei, Analisis, Perencanaan)
1. Melakukan pengumpulan data primer :
melalui survey lapangan terhadap kawasan / lingkungan yang
berpotensi dari segi :
a. Potensi fungsi kawasan / lingkungan
b. Potensi ekonomi / sosial / budaya masyarakatnya
c. Kondisi fisik kawasan / lingkungan yang berupa prasarana / sarana
dan fasilitasnya
d. Karakteristik arsitektur yang ada, dll yang dianggap perlu.
2. Melakukan pengumpulan data sekunder dari institusi terkait seperti
instansi pemerintah yang ada di pusat maupun daerah, perguruan
tinggi, lembaga masyarakat baik formal / informal seperti adat, yang
berupa :
a. Peraturan bangunan setempat
b. Peta-peta
c. Rencana tata ruang kota
3. Tahap kompilasi dan pemrosesan data
Melakukan kompilasi data dan melakukan analisis data menggunakan
teknik-teknik analisis kuantitatif dan kualitatif serta membuat
kesimpulan hasil analisis dan menyajikan prioritas dan alternatif serta
prioritas.
4. Tahap Analisis dan Justifikasi
8
5. Tahap Penyusunan Skenario
6. Tahap Penyusunan Rencana Umum
7. Tahap Penyusunan Rencana Detail
8. Tahap Penyusunan Rencana dan Program Pembangunan
9. Tahap Penyusunan Program Investasi
10.Tahap Penyusunan Administrasi Pengendalian & Rencana
11.Tahap Penyusunan Arahan Daerah
IV. MASUKAN
A. INFORMASI
Dalam melaksanakan tugasnya konsultan harus mencari informasi yang
dibutuhkan selain informasi yang telah disampaikan melalui KAK.
Informasi yang dimiliki harus juga termasuk informasi dari Pemerintah
dan masyarakat ....... (kawasan yang menjadi lingkup KAK ini) sebagai
kawasan yang sedang distudi. Keabsahan data dan informasi dari
berbagai sumber yang digunakan dalam proses deskripsi, analisis dan
penuangan konsep serta penyusunan berbagai program pada kegiatan
bantuan teknik penyusunan RTBL Kawasan ....... (kawasan yang menjadi
lingkup KAK ini) ini menjadi bagian tugas koreksi dari Konsultan yang
bersangkutan. Dan setiap kesalahan atau kelalaian pekerjaan sebagai
akibat dari kesalahan informasi juga menjadi tanggung jawab Konsultan.
B. TENAGA
Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan harus menyiapkan tenaga
profesional dalam jumlah yang cukup dan memenuhi persyaratan yang
ditinjau dari lingkup proyek mapun tingkat kompleksitas pekerjaan.
Tenaga profesional tersebut ialah personal berlatar belakang pendidikan
Sarjana (S1) dan Strata 2 (S2) untuk Ketua Tim diprioritaskan.
1. Ketua Tim/Team Leader : Pengalaman prof. min. 5-8
tahun
Tenaga ahli Urban Design : 1 orang
(dengan S2 dari Arsitektur)
2. Tenaga Ahli : Pengalaman prof. min. 8 tahun
Yang terdiri dari :
a. Ahli Arsitektur : 1 orang
9
b. Ahli Perencana Kota : 1 orang
c. Ahli Teknik Sipil : 1 orang
d. Ahli Teknik Lingkungan : 1 orang
e. Ahli Lansekap : 1 orang
f.Ahli Ekonomi /Sosial dan Budaya : 1 orang
3. Tenaga Penunjang yang terdiri :
a. Tenaga menengah surveyor : 1 orang
b. Tenaga Sekretaris : 1 orang
c. Tenaga administrasi : 1 orang
d. Tenaga Operator Komputer : 1 orang
e. Tenaga Operator CAD : 1 orang
Bagi konsultan yang dapat mengadakan dan melibatkan tenaga
profesioal yang sesuai dengan lingkup pekerjaan ini, berpendidikan dan
berpengalaman lebih tinggi dari yang diisyaratkan di atas maka akan
lebih diutamakan.
C. WAKTU PELAKSANAAN.
Secara umum efisiensi dan efektifitas waktu dan biaya pada pekerjaan
dan berpengalaman lebih tinggi dari yang diisyaratkan di atas maka akan
lebih diutamakan.
Kegiatan Bantuan Teknis Penanganan Kawasan Kota Bandaneira ini
dilaksanakan dan diselesaikan dalam waktu ……. (……) bulan sejak
ditandatangani Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
Biaya konsultan dan tata cara pembayarannya diatur secara kontraktual
setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan.
V. KELUARAN
Sesuai dengan ruang lingkup dalam KAK ini keluaran dari penyusunan RTBL
adalah:
A. Penetapan lokasi dan delineasi RTBL (disetujui Dinas Teknis, Pemerintah
Kota)
B. Program Bangunan dan Lingkungan
C. Program Investasi
D. Rencana Umum (Design Plan)
E. Rencana Detail (Design Guidelines)
10
F. Administrasi Pengendalian Program dan Rencana
G. Arahan Pengendalian pelaksanaan
H. Draft Pengaturan Kepala Daerah berupa Draft Perda/SK Bupati/Wali kota
memberikan status hukum serta mengoperasionalkan muatan
pengaturan RTBL yang telah disusun.
I. Keluaran tersebut diatas, dalam bentuk format laporan naskah akademis
dan format pengaturan, dilengkapi dengan peta-peta kawasan dengan
skala 1 : 1000, serta peta digital dan foto udara dengan skala 1 : 5000.
dalam bentuk laporan tercetak (print out berwarna) disertai rekaman file
digital dalam media compact disk (CD).
VI. PEMBIAYAAN
Biaya Penyusunan RTBL Kawasan ....... (kawasan yang menjadi lingkup KAK
ini) sebesar Rp. ……….,- dibebankan pada DIPA PBL Provinsi …….TA. 2007.
VII. PELAPORAN
Selama melaksanakan tugas, konsultan harus mengkoordinir
penyelenggaraan konsultasi dan pembahasan pada tiap tahap kegiatan.
Kegiatan tersebut harus melibatkan berbagai unsur di masing-masing kota
sasaran dan tim yang dibentuk oleh pemberi tugas dan hasil pembahasan
dituangkan dalam bentuk berita acara pembahasan. Adapun kegiatan
konsultasi yang merupakan hasil pembahasan bersama dengan berbagai
unsur Pusat dan Daerah serta Tim Pembahas sekurang-kurangnya meliputi:
A. Laporan Pendahuluan (Inception Report) 20 buku
Laporan ini diserahkan paling lambat 1 (satu) bulan kalender setelah
turunnya SPMK. Laporan ini akan dibahas di Pusat dengan Tim Teknis
terkait.
B. Laporan Antara (Interim Report)20 buku
Laporan diserahkan paling lambat 3 (tiga) bulan kalender setelah
turunnya SPMK. Laporan ini dibahas 1 (satu) kali di daerah yang dihadiri
oleh unsur-unsur terkait di daerah dan pusat.
C. Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report) 20 buku
Laporan diserahkan paling lambat 5 (lima) bulan kalender setelah
turunnya SPMK. Laporan ini dibahas 1 (satu) kali di daerah yang dihadiri
11
oleh unsur-unsur terkait di daerah dan pusat termasuk presentasi hasil
pekerjaan konsultan Identifikasi dengan menyampaikan hasil analisis
dan konsep rekomendasi dan hasil identifikasi yang dipamerkan dengan
kertas A3 meliputi konsep dan gambar-gambar perencanaan.
D. Laporan Final (Final Report) 20 buku
Laporan diserahkan paling lambat 7 (tujuh) bulan kalender setelah
turunnya SPMK. Laporan ini merupakan laporan dari seluruh kegiatan
pekerjaan yang berisi seluruh muatan dari awal hingga akhir pekerjaan
setelah direvisi dan disempurnakannya Laporan Akhir Sementara yang
sudah dibahas, ditambah dengan materi tambahan, dibahas 1 (satu) kali
di pusat dihadiri oleh unsur terkait di pusat.
E. CD Dokumentasi Kegiatan 10 keping
Merupakan data dan informasi seluruh pekerjaan yang berisi data primer
dan sekunder dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi, grafis
presentasi / Executif Summary dan data yang bersifat statistik lainnya.
VIII. PENUTUP
A. BAHAN MASUKAN
Setelah KAK ini diterima, maka konsultan hendaknya memeriksa semua
bahan masukan yang telah diterima dan mencari bahan masukan (input)
yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan ini.
B. USULAN BIAYA, TEKNIS DAN KELENGKAPAN ADMINISTRASI
Berdasarkan bahan-bahan tersebut agar konsultan segera menyusun
Usulan Teknis dan Usulan Biaya serta pemenuhan kelengkapan
administrasi sesuai dengan dokumen pengadaan (persyaratan
administrasi) yang menjadi satu kesatuan dengan KAK ini.
............... ( nama ibukota Provinsi ), ...... (Bulan)
2007
SNVT Penataan Bangunan dan Lingkungan,
Kegiatan Pembinaan Teknis Bangunan
Gedung Provinsi............,
(Nama Pejabat Pembuat Komitmen )
12
NIP..................
13
Top Related