RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Satuan Pendidikan : SMAN Titian Teras Jambi Kelas / Semester : XI / 2Mata Pelajaran : Pendidikan Agama IslamMateri Pokok : Al-Qur’an Dan Hadis Tentang Toleransi Dan Menghindarkan Diri
Dari Tindak KekerasanAlokasi Waktu : 2 X 3 Jam Pelajaran Jumlah Pertemuan : 2 x Pertemuan
A. Kompetensi Inti (K1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya (K2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
(K3) :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
(K4) :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.6 Memahami makna toleransi dan kerukunan4.8 Menampilkan contoh perilaku toleransi dan kerukunan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.6 Mampu Memahami makna toleransi dan kerukunan4.8 Mampu Menampilkan contoh perilaku toleransi dan kerukunan
D. Tujuan PembelajaranSetelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dapat:1. Menganalisis QS. Yūnus (10) ayat 40-41 dan QS. Al-Mā’idah (5) ayat 32.2. Membaca QS. Yūnus (10) ayat 40-41 dan QS. Al-Mā’idah (5) ayat 32.3. Hafal QS. Yūnus (10) ayat 40-41 dan QS. Al-Mā’idah (5) ayat 32.
E. Materi Pembelajaran1. Menganalisis QS. Yūnus (10) ayat 40-41; dan QS. Al-Mā’idah (5) ayat 32
Berikut ini adalah ayat-ayat tentang toleransi dan menghindarkan diri dari tindak
kekerasan. Bacalah dengan saksama!
QS. Yūnus (10) ayat 40-41
ك هم من ال يؤ من به ورب هم من يؤ من به ومن ومن مف سدين أع لم بال
تم وإن كذبوك فقل لي عملي ولكم عملكم أن )يونس:بريئون مما أع مل وأنا بريء مما تع ملون
٤١-٤٠)Terjemah QS. Yūnus (10) Ayat 40-41
Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al-Qur’an, dan di antaranya
ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui
tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Jika mereka mendustakan kamu, Maka
Katakanlah, "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri
terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kalian
kerjakan.
Kandungan Ayat
Ayat ini menjelaskan bahwa sikap manusia terhadap Al-Qur’an ada dua macam. Ada
yang secara tegas menyatakan beriman, ada juga yang terang-terangan menolak beriman
terhadap Al-Qur’an. Beriman dan tidaknya terhadap Al-Qur’an, terlihat dari amal
perbuatannya sehari-hari.
Menghadapi orang-orang yang tidak beriman, Allah SWT. mengajarkan agar orang
beriman menghargai pendapat dan jalan hidup yang menjadi pilihannya. Dalam hal ini,
apapun yang dikerjakan seseorang dalam urusan keyakinan, harus dihormati sebagi
haknya dalam berkayakinan dan menjalankan amalan sesuai dengan keyakinannya.
Keyakinan seseorang terhadap sesuatu adalah hak setiap orang, dan it harus dihormati.
Dalam hal ini, Islam mengajarkan agar orang beriman menghargai orang lain, termasuk
dalam hal beragama. Islam mengajarkan umatnya agar membiasalan hidup toleran,
menghargai pendapat orang lain.
QS. Al-Mā’idah (5) Ayat 32
ه من رائيل أن ==ا على بني إس== ن ==ك كتب من أج ==ل ذلض ر اد في األ ===ر نف س أو فس=== ا بغي ===ل نف س=== قتم==ا اس جميع==ا ومن أح ياه==ا فكأن ==ل الن م==ا قت فكأن==ات ن بي لنا بال هم رس== اس جميعا ولقد جاءت يا الن أحض ر =====ك في األ هم بع =====د ذل =====يرا من ثم إن كث
رفون (٣٢ئدة: )المالمسTerjemah QS. Al-Mā’idah (5) Ayat 32
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi,
Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya. dan Barangsiapa
yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah datang
kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan
yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh
melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
Kandungan Ayat
Pada ayat ini Allah Swt. menjelaskan bahaya melakukan tindak kekerasan,
apalagi yang mengakibatkan kematian. Allah Swt. juga menjelaskan bahwa tindak
kekerasan yang mengakibatkan kematian merupakan dosa yang sangat besar,
sehingga disamakan dengan membunuh semua manusia yang ada di bumi.
Pada ayat ini, Allah Swt. secara tidak langsung mengajarkan manusia agar
menjauhkan diri dari tindak kekerasan karena dapat membahayakan bagi orang lain.
2. Membaca dan Menghafal QS. Yūnus (10) ayat 40-41 dan QS. Al-Mā’idah (5) ayat 32
1. Bacalah ketiga ayat berikut ini secara tartil dengan memerhatikan kaidah tajwid! Mintalah
teman sebangku untuk menyimak bacaanmu dan mengoreksi jika ada bacaan yang
kurang tepat! Lakukan berulang-ulang sampai bacaanmu benar sesuai ilmu tajwid!
a. QS. Yūnus (10) Ayat 40-41
ك هم من ال يؤ من به ورب هم من يؤ من به ومن ومن مف سدين أع لم بال
تم وإن كذبوك فقل لي عملي ولكم عملكم أنبريئون مما أع مل وأنا بريء مما تع ملون
b. QS. Al-Mā’idah (5) ayat 32
ه من رائيل أن ==ا على بني إس== ن ==ك كتب من أج ==ل ذلض ر اد في األ ===ر نف س أو فس=== ا بغي ===ل نف س=== قتم==ا اس جميع==ا ومن أح ياه==ا فكأن ==ل الن م==ا قت فكأن==ات ن بي لنا بال هم رس== اس جميعا ولقد جاءت يا الن أحض ر =====ك في األ هم بع =====د ذل =====يرا من ثم إن كث
رفون لمس2.
3. Hadis Tentang Toleransi Dan Menghindarkan Diri Dari Tindak Kekerasan
a. Hadis tentang Toleransi
==ه ه علي لى الل بي ص== عن أبي أمام==ة ق==ال ق==ال النة راني ص===== ة وال بالن يهودي عث بال ي لم أب م إن ل وس=====ذي نف س م حة وال ة الس========= حنيفي ت بال ي بعث ولكن
==ر ه خي بيل الل ==ده لغ==د وة أو رو ح==ة في س== محمد بي ==ر يا وما فيها ولمقام أحدكم في الصف خي من الدن
ين سنة )رواه أح مد(من صالته ستDari Abu Umamah ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya aku tidak
diutus dengan membawa agam yahudi, tidak juga nasrani. Akan tetapi aku diutus dengan
agama yang lurus dan toleran. Dan demi Zat yang menggenggam jiwa Muhammad
bepergian di waktu pagi maupun soren di jalan Allah itu lebih baik daripada dunia dan
seisinya. Dan seseorang diantara kalian di barisan itu lebih baik dari salatnya selama
enam puluh tahun. (HR. Ahmad)
اس ق==ال ن عب ه عن اب لى الل ه ص== ول الل قي==ل لرس==ة حنيفي ه قال ال يان أحب إلى الل د م أي األ ه وسل علي
م حة )رواه أح مد(الس
Artinya:
Dari Ibnu Abbas ia berkata, Rasulullah saw. ditanya tentang agama yang dicintai Allah
SWT. Maka sabdanya, “ Agama yang lurus dan toleran. (HR. Ahmad)
b. Hadis tentang Menghindarkan Diri dari Tindak Kekerasan
هما ه عن ن عم رو رضي الل ه ب د الل بيعن عن عب الن ==ل معاه==دا لم م ق==ال من قت ل ==ه وس== ه علي صلى الليرة ة وإن ريحه==ا توج==د من مس== جن ==رح رائح==ة ال ي
بعين عاما لبخاري(أر )رواه اArtinya:
Dari Abdullah bin Amr ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Barangsiapa yang
membunuh seorang mu’âhad, maka ia tidak akan mencium bau surga dan sesungguhnya
surga itu dapat tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun.” (HR. Bukhari)
رة معن عن أبي هري ل ==ه وس== ه علي لى الل بي ص== النه وذمة ==ه ذمة الل ا معاه==دا ل ==ل نف س== قال أال من قتة جن ==رح رائح==ة ال ه فال ي فر بذمة الل رسوله فقد أخ
عين خريفا ب )رواهوإن ريحها ليوجد من مسيرة س==مذي( ر الت
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beiau bersabda, “Ketahuilah, siapa saja yang
membunuh jiwa yang sudah membuat perjanjian, yang memiliki perlindungan dari Allah
dan RasulNya, maka ia telah melanggar perlindungan Allah. (Karenanya) ia tidak akan
dapat mencium bau surga dan sesungguhnya baunya dapat tercium dari jarak perjalanan
tujuh puluh musim gugur.” (HR. Tirmizi)
F. Metode PembelajaranSaintifikkooperatifrool play,diskusi, ceramah
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan DeskripsiAlokasiw
aktu
Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi sebelumnya Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.
10 menit
Inti Mengamati- Menyimak bacaan al-Qur’an yang terkait dengansikap
toleran dan kerukunansecara individu maupun kelompok.- Mengamati tayangan video Atau mengamati langsung
sikap toleran dan kerukunan
70 menit
Kegiatan DeskripsiAlokasiw
aktu
Menanya- Mengajukan pertanyaan tentang bentuk-bentuk perilaku
toleran dan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun masyarakat, Apakah hikmah yang terkandung didalamnya?
Eksperimen/eksplor- Menelaah bentuk perilaku toleran dan kerukunandalam
kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun masyarakat
- Diskusi tentang hikmah berperilaku sikap toleran dan kerukunan, dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun masyarakat
- Melakukan simulasi bentuk perilaku sikap toleran dan kerukunankehidupan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun masyarakat dengan baik dan benar
Assosiasi- Menyimpulkan ketentuan dan dasar hukum tentang sikap
toleran dan kerukunandalam kehidupan dengan baik dan benar, berdasarkan al-Qur’an dan Hadis
- Menyimpul bentuk perilaku sikap toleran dan kerukunandalam kehidupan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun masyarakat
- Menyimpulkan hikmah berperilaku sikap toleran dan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun masyarakat
- Menerapkan bentuk perilaku sikap toleran dan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun masyarakat
Komunikasi- Menyajikan /melaporkan hasil diskusi tentang sikap sikap
toleran dan kerukunan dalam kehidupan- Menanggapi hasil presentasi (melengkapi,
mengkonformasi, dan menyanggah).- Membuat resume pembelajaran di bawah bimbingan guru.- Menanggapi simulasi bentuk perilaku sikap toleran dan
kerukunan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun masyarakat
RefleksiBerprilaku toleran dan kerukunan baik di sekolah, rumah, maupun masyarakat
Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran
10 menit
Kegiatan DeskripsiAlokasiw
aktu Mengucapkan salam
H. Alat (Bahan) / Sumber Belajar:
a. Alat / Bahan : Al Qur’an
Power point, Video, LCD, Laptop
b. Sumber Belajar : Buku PAI Kls XI Kemdikbud Al-Quran dan Al-Hadis Buku tajwid Kitab tafsir Al-Qur’an Buku lain yang menunjang Multimedia interaktif dan Internet
I. Penilaian
1. Prosedur :a. Penilaian proses belajar mengajar oleh gurub. Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)
2. Alat Penilaian (Soal terlampir)
Pijoan, Juli 2015
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Kepala SMAN Titian Teras Pendidkan Agama Islam
H. HARYANTO MIFTAH, S.Pd, M.PdNIP. 19550727 198011 1 002
SALWINSAH, S.Ag
Lampiran 1: Uji Kompetensi Aspek afektif
Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia
INTERNALISASI AKHLAK MULIA
No Pernyataan setuju tidak setuju
tidak tahu Alas an
1 Umat Islam tidak boleh mengi- …… …… ….. …… kuti ibadah agama lain 2 Kaum perusak agama adalah …… …… ….. ……
orang yang mencampur aduk-kan ajaran Islam dengan ajaran kemusyrikan
3 Umat Islam dengan penganut …… …… ….. ……Agama lain boleh bertoleransi selama tidak menyangkut aqi-dah dan ubudiyah
4 Di dunia ini umat Islam terpecah …… …… ….. ……belah fahamnya, namun masih dapat disatukan dengan pe-doman kesamaan aqidah
5 Umat Islam boleh bergaul de- ….. …. …. …..ngan bangsa-bangsa barat (Eropa dan Amerika)
6 Orang Islam yang murtad sam- ….. …. …. …..pai mati kelak termasuk orang yang zalim dan akan diazab di neraka
Lampiran 2: Format Penilaian Proses bealajar
FORMAT PENGAMATAN SIKAP
No Nama SiswaDisiplin
Tanggung jawab
Peduli Kerja keras
a b c a B c a B C A b c
1234567891011121314151617181920212223242526272829303132343536
3739
Lampiran 3: Kemampuan membaca, menghafal dan menerapkan kaidah ilmu tajwid pada QS. Yūnus Ayat 40-41, dan QS. Al-Mā’idah ayat 32.
a. Kemampuan Membaca
No Ayat Lancar SedangTidak
LancarCatatan
1. QS. Yūnus Ayat 40-41
2. QS. Al-Mā’idah ayat 32
b. Kemampuan Hafalan
No Ayat Hafal SedangTidak
HafalCatatan
1. QS. Yūnus Ayat 40-41
2. QS. Al-Mā’idah ayat 32
4. Selanjutnya identifikasilah kedua ayat tersebut, lalu pisahkan kalimat-kalimat yang
mengandung bacaan nun sukun atau tanwin, mim sukun, qalqalah, mad, huruf ra, dan
lafaz jalalah, serta jelaskan keterangannya dengan melengkapi tabel berikut ini!
NO KALIMATHUKUM
BACAANKETERANGAN
1. هم من izhar halqi nun sukun bertemu huruf ha.
2. منيؤ من
idgam bigunah nun sukun bertemu huruf ya.
3. من ال idgam bila
gunah
nun sukun beremu huruf lam.
4. ك ورب ه�ب mad silah
qasirah
damir ha berbaris kasrah berdiri.
5. مف س بالدين
mad arid
lisukun
mad tabi‘i menghadapi huruf hidup di akhir
kalimat.
5. وإنكذبوك
ikhfa nun sukun bertemu huruf kaf
6. فق=====للي
idgam
mutamasilain
lam sukun bertemu huruf lam hidup
7. عملي ... ...
8. ولكم عملكم
... ...
9. ... ... ...
10. ... ... ...
11. ... ... ...
12. ... ... ...
13. ... ... ...
14. ... ... ...
15. ... ... ...
16. ... ... ...
17. ... ... ...
18. ... ... ...
19. ... ... ...
20. ... ... ...
21. ... ... ...
22. ... ... ...
23. ... ... ...
24. ... ... ...
25. ... ... ...
26. ... ... ...
27. ... ... ...
28. ... ... ...
29. ... ... ...
30. ... ... ...
INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2
1) Disiplina. Selalu hadir di kelas tepat waktub. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktuc. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
2) Tanggung jawaba. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguhb. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalahc. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnyad. Partisipasi dalam kelompok
3) Pedulia. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkanb. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan
masalah c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnyad. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
4) Kerja kerasa. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguhb. Menunjukkan sikap pantang menyerahc. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:1. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi
awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.2. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.
Tugas
- Mengumpulkan bahan-bahan artikel / tulisan sebagai data untuk pembuatan makalah dan laporan tentang perilaku toleran dan kerukunandalam kehidupan sehari-hari
- Melakukan obeservasi langsung terhadap perilaku toleran dan kerukunanbaik disekolah, rumah dan masyarakat
Observasi- Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:- Isi diskusihikmah berperilaku sikap toleran dan kerukunan- Sikap tolerandan kerukunandalam kehidupan sehari-hari
PortofolioMembuat laporan tentang hikmah berperilaku sikap toleran dan kerukunan
TesTeskemam-puankognitifdenganbentuktessoal – soal pilihan ganda dan uraian
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Satuan Pendidikan : SMAN Titian Teras JambiKelas / Semester : XI / 2Mata Pelajaran : Pendidikan Agama IslamMateri Pokok : Iman Kepada Para RasulAlokasi Waktu : 3 X 3 Jam Pelajaran Jumlah Pertemuan : 3 x Pertemuan
A. Kompetensi Inti (K1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya (K2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
(K3) :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
(K4) :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.4 Memahami makna iman kepada Rasul-rasul Allah Swt. 4.6 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Rasul-rasul Allah Swt.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.4 Mampu Memahami makna iman kepada Rasul-rasul Allah Swt. 4.6 Mmpu Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Rasul-rasul Allah Swt.
D. Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat:1. menjelaskan makna beriman kepada para rasul; dan2. menampilkan perilaku yang mencerminkan beriman kepada para rasul.
E. Materi AjarIman kepada Para Rasul
Makna iman kepada para Rasul
Iman kepada para rasul artinya meyakini dengan sepenuh hati bahwa para
rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah SWT. untuk menyampaikan
wahyu kepada seluruh manusia agar dijadikan pedoman hidup guna memperoleh
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dengan demikian, iman kepada rasul berarti menyakini bahwa Allah SWT.
telah memilih orang-orang terbaik untuk menjadi nabi atau rasul. Termasuk di
dalamnya keyakinan bahwa para nabi dan rasul itu menyampaikan petunjuk, perintah,
larangan, dan peringatan- peringatan Allah SWT. kepada umat manusia, serta
memberikan contoh perilaku terpuji.
Perbedaan Nabi dan Rasul
a. Nabi adalah orang yang dipilih oleh Allah SWT. untuk menerima wahyu, tetapi
tidak wajib menyampaikan kepada umatnya.
b. Rasul adalah orang yang dipilih oleh Allah SWT. untuk menerima wahyu, dan
berkewajiban menyampaikan kepada umatnya. Khusus Nabi Muhammad saw.,
beliau diwajibkan menyampaikan kepada seluruh umat manusia dan syari’atnya
berlaku sampai hari kiamat.
Nabi dan Rasul yang wajib Diketahui
Allah SWT. menjelaskan kriteria seorang rasul. Bahwa seorang rasul yang
diutus oleh Allah SWT. adalah laki-laki yang menerima wahyu. Hal itu sebagaimana
dijelaskan dalam ayat berikut.
ألوا هم فاس== ==وحي إلي لك إال رجاال ن نا قب سل وما أر تم ال تع لمون ر إن كن (٧ء:)األنبيا أه ل الذك
Artinya:
Kami tiada mengutus Rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa
orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu
kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui. (QS. Al-Anbiyā’
(21) : 7)
Allah SWT. juga menjelaskan bahwa para rasul yang telah diutusnya ada yang
dikisahkan sebagaimana teradapat dalam Al-Qur’an, banyak juga yang tidak
diceritakan. Ayat berikut ini menjelaskan hal tersebut.
هم من قصص نا لك من نا رسال من قب سل ولقد أر ك وما كان هم من لم نق صص علي ك ومن علي
ه فإذا جاء أم ر تي بآية إال بإذ ن الل لرسول أن يأ طلون مب حق وخسر هنالك ال ه قضي بال الل
(٧۸)المؤمن:Artinya:
Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara
mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang
tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu
mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah Allah,
diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang
berpegang kepada yang batil. (QS. Al-Mukmin (40) : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah
SWT. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul dari kalangan
perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya
sangat banyak.
Rasulullah saw. suatu kali berdialog dengan para sahabatnya tentang banyak
hal. Salah satunya mengenai jumlah nabi yang diutus oleh Allah SWT. Kutipan dialog
itu antara lain seperti dalam hadis berikut.
ه كم وفىعن أبي ذر ول الل ==ا رس== ت ي ق==ال قل فا رون أل بعة وعش ف وأر بياء قال مائة أل ن عدة األر جما ة عش== ==ك ثالث مائة وخم س== سل من ذل الر
( )رواه أح مدغفيراArtinya:
Dari Abu Dar ia berkata, saya bertanya, wahai Rasulullah, berapakah jumlah para
nabi itu? Beliau menjawab, “Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di
antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang. Suatu jumlah yang besar.
(HR. Ahmad)
Berdasarkan hadis di atas, jumlah nabi dan rasul ada 124.000 orang, diantaranya
ada 315 orang yang diangkat Allah SWT. menjadi rasul. Diantara 315 orang nabi dan
rasul itu, ada 25 orang yang nama dan sejarahnya tercantum dalam Al-Qur’an.
Mereka inilah yang wajib kita ketahui. Mereka itu adalah sebagai berikut.
1). Adam as.
Bergelar Abu Al-Basyar (bapak semua manusia) atau manusia pertama yang Allah
SWT. ciptakan, tanpa bapak dan tanpa ibu, terjadi atas kehendak-Nya. Usia Nabi
Adam mencapai 1.000 tahun.
2). Idris as.
Nabi Idris as. adalah keturunan ke 6 dari Nabi Adam as. Beliau diangkat menjadi
rasul setelah berusia 82 tahun. Dilahirkan dan dibesarkan di sebuah daerah
bernama Babilonia. Beliau berguru kepada Nabi Syits as.
3). Nuh as.
Nabi Nuh as. adalah keturunan yang ke 10 dari Nabi Adam as. Usianya mencapai
950 tahun. Umat beliau yang membangkang ditenggelamkan oleh Allah SWT.
dalam banjir yang dahsyat. Sedangkan beliau dan umatnya diselamatkan oleh
Allah SWT. karena naik bahtera yang sudah beliau persiapkan atas petunjuk Allah
SWT.
4). Hud as.
Nabi Hud as. adalah seorang rasul yang diutus kepada bangsa ‘Ad yang
menempati daerah Ahqaf, terletak diantara Yaman dan Aman (Yordania) sampai
Hadramaut dan Asy-Syajar, yang termasuk wilayah Saudi Arabia.
5). Saleh as.
Nabi Saleh as. masih keturunan nabi Nuh as. diutus untuk bangsa Samud,
menempati daerah Hadramaut, yaitu daratan yang terletak antara Yaman dan
Suriah. Kaum Samud sebenarnya masih keturunan kaum ‘Ad.
6). Ibrahim as.
Nabi Ibrahim as. adalah putra Azar si pembuat patung berhala. Beliau dilahirkan
di Babilonia, yaitu daerah yang terletak antara sungai Eufrat dan Tigris. Sekarang
termasuk wilayah Irak. Beliau berseteru dengan raja Namrud, sehingga beliau
dibakarnya dalam api yang sangat dahsyat. Tetapi Nabi Ibrahim as. tidak mempan
dibakar, karena diselamatkan Allah SWT. Beliau juga dikenal sebagai Abul
Anbiya (bapaknya para nabi), karena anak cucunya banyak yang menjadi nabi
dan rasul. Syari’at beliau banyak diamalkan oleh Nabi Muhammad saw. antara
lain dalam ibadah haji dan Ibadah Qurban, termasuk khitan.
7). Luth as.
Beliau adalah keponakan Nabi Ibrahim as. dan banyak belajar agama dari Nabi
Ibrahim as. Beliau diutus oleh Allah SWT. kepada kaum Sodom, bagian dari
wilayah Yordania. Kaum Nabi Luth dihancurkan oleh Allah SWT. dengan
diturunkan hujan batu bercampur api karena kedurhakaannya kepada Allah SWT,
terutama karena perilaku mereka yang melakukan pernikahan/hubungan sesama
jenis.
8). Ismail as.
Nabi Ismail adalah putra Nabi Ibrahim as. dari Hajar. Bersama ayahnya, Nabi
Ismail as. membangun (merenovasi) Kakbah yang menjadi kiblat umat Islam.
Beliau adalah seorang anak yang saleh, bersedia ketika Allah SWT. menguji
ayahnya untuk mengurbankan Ismail as. Peristiwa itu kemudian menjadi dasar
syariat ibadah Qurban bagi umat Islam.
9). Nabi Ishak as.
Nabi Ishak as. adalah putra Nabi Ibrahim dari Sarah. Jadi Nabi Ismail dengan
Nabi Ishak adalah saudara sebapak, tetapi berlainan ibu. Dari Nabi Ishak as. kelak
menurunkan bangsa Yahudi.
10). Ya’qub as.
Beliau adalah putra Nabi Ishaq as. Beliaulah yang menurunkan 12 keturunan yang
dikenal dalam Al-Qur’an dengan sebutan al-Asbath, diantaranya adalah Nabi
Yusuf as. dan saudaranya yang menurunkan Bani Israel.
11). Yusuf as.
Nabi Yusuf as. adalah putra Nabi Ya’qub as. Beliaulah nabi yang dikisahkan
dalam Al-Qur’an sebagai seorang yang mempunyai paras yang tampan, sehingga
semua wanita bisa tergila-gila melihat ketampanannya, termasuk Zulaiha isteri
seorang pembesar Mesir (bacalah kisahnya dalam Q.S. surah yusuf).
12). Ayyub as.
Nabi Ayyub as. adalah putra Nabi Ishak as. Nabi Ayyub as. digambarkan dalam
Al-Qur’an sebagai orang yang sangat sabar. Beliau diuji oleh Allah SWT. dengan
penyakit kulit yang sangat dahsyat, tetapi tetap bersabar dalam beribadah kepada
Allah SWT.
13). Zulkifli as.
Beliau adalah putra Nabi Ayyub as. Nama aslinya adalah Basyar yang diutus
sesudah Nabi Ayyub as., dan Allah SWT. memberi nama Zulkifli karena ia
senantiasa melakukan ketaatan dan memeliharanya secara berkelanjutan
14). Syu’aib as.
Nabi Syu’aib as. masih keturunan Nabi Ibrahim as. Beliau tinggal di daerah
Madyan, suatu perkampungan di daerah Mi’an yang terletak antara Syam dan
Hijaz dekat Danau Luth. Mereka adalah keturunan Madyan, salah seorang putra
Nabi Ibrahim as.
15). Yunus as.
Nabi Yunus as. adalah keturunan Nabi Ibrahim as. melalui Bunyamin, saudara
kandung Nabi Yusuf as., putra Nabi Ya’qub as. Beliau diutus ke wilayah
Ninive, daerah Irak. Dalam sejarahnya beliau pernah ditelan ikan hiu selama 3
hari tiga malam di dalam perutnya, kemudian diselamatkan oleh Allah SWT.
16). Musa as.
Nabi Musa as. masih keturunan Nabi Ya’qub as. Beliau diutus kepada Bani Israil.
Beliau diberi kitab suci Taurat oleh Allah SWT.
17). Harun as.
Nabi Harun as. diutus bersamaan dengan Nabi Musa as. tugas pokok beliau adalah
membantu dakwah Nabi Musa as. Nabi Musa terkenal sebagai orang yang kuat
dan pemberani, tetapi dalam berkomunikasi kurang fasih. Sedangkan Nabi Harun
as. lihai dalam berkomunikasi tetapi tidak memiliki kekuatan dan keberanian
seperti Nabi Musa as.
18). Dawud as.
Nabi Dawud as. adalah seorang panglima perang Bani Israil yang diangkat
menjadi nabi dan rasul oleh Allah SWT, diberikan kitab suci yaitu Zabur. Beliau
punya kemampuan melunakkan besi, suka tirakat, yaitu saum dalam waktu yang
lama. Caranya dengan berselang-seling, sehari saum, sehari tidak.
19). Sulaiman as.
Sulaiman as. adalah putra Nabi Dawud as. Beliau juga terkenal sebagai seorang
raja yang kaya raya dan mampu berkomunikasi dengan binatang (mengerti bahasa
binatang). Nabi Sulaiman as. juga diberikan kemampuan berkomunikasi dengan
bangsa jin, dan menjadikannya sebagai salah satu tentara kerajaan Nabi Sulaiman
as. Untuk memindahkan istana Ratu Bilqis, Nabi Sulaiman as. menugaskannya
kepada bangsa jin.
20). Ilyas as.
Nabi Ilyas as. adalah keturunan Nabi Harun as. diutus kepada Bani Israil.
Tepatnya di wilayah seputar sungai Yordan.
21). Ilyasa as.
Nabi Ilyasa as. berdakwah bersama Nabi Ilyas as. kepada Bani Israil. Meskipun
umurnya tidak sama, Nabi Ilyas as. sudah tua, sedangkan Nabi Ilyasa as. masih
muda. Tapi keduanya saling bahu membahu berdakwah di kalangan Bani Israil.
22). Zakaria as.
Nabi Zakaria as. adalah seorang nabi yang dikenal sebagai pengasuh dan
pembimbing Maryam di Baitulmaqdis, wanita suci yang kelak melahirkan seorang
nabi, yaitu Isa as.
23). Yahya as.
Nabi Yahya as. adalah putra Nabi Zakaria as. Kelahirannya merupakan keajaiban,
karena terlahir dari seorang ibu dan ayah (nabi Zakaria) yang saat itu sudah tua
renta, yang secara lahiriyah tidak mungkin lagi bisa melahirkan anak.
24). Isa as.
Nabi Isa as. adalah seorang nabi yang lahir dari seorang wanita suci, Maryam. Ia
lahir atas kehendak Allah SWT, tanpa seorang bapak. Beliau diutus oleh Allah
SWT. kepada umat Bani Israil dengan membawa kitab Injil. Beliaulah yang
dianggap sebagai Yesus Kristus oleh umat Kristen.
25). Muhammad saw.
Nabi Muhammad saw. adalah putra Abdullah, lahir dalam keadaan yatim di
tengah-tengah masyarakat Arab jahiliyah. Beliau adalah nabi terakhir yang
menerima kitab Al-Qur’an, kitab yang terakhir diturunkan ke bumi. Beliaulah
yang diberi gelar sayyidul mursalin, artinya pemimpin para rasul.
Tugas Para Rasul
Secara rinci, tugas para nabi dan rasul adalah sebagai berikut.
a. Mengajarkan akidah tauhid, yaitu menanamkan keyakinan kepada umat manusia
bahwa Allah SWT.:
1). Maha Kuasa dan satu-satunya zat yang harus disembah (tauhid ubudiyah);
2). Maha Pencipta, pencipta alam semesta dan segala isinya serta mengurusi,
mengawasi, dan mengaturnya dengan sendirinya (tauhid rububiyah);
3). Zat yang pantas dijadikan Tuhan dan sesembahan manusia (tauhid uluhiyah);
dan
4). Memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan makhluk-Nya (tauhid sifatiyah).
b. Mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau beribadah
kepada Allah SWT. Ibadah kepada Allah SWT. sudah dicontohkan dengan pasti
oleh para rasul, tidak boleh dibuat-buat atau direkayasa. Ibadah dalam hal ini
adalah ibadah mahdah seperti salat, saum dan sebagainya. Menambah,
mengurangi, merekayasa, atau menyimpang dari apa yang telah dicontohkan oleh
rasul termasuk kategori bid’ah, dan segala bentuk bid’ah dalam ibadah adalah
kesesatan.
c. Menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya, mana hal-hal yang
dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut perintah Allah SWT.
d. Memberikan contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan sifat-
sifat yang utama seperti berkata benar, bersikap lemah lembut kepada sesama, taat
kepada orang tua dan pemimpin, gemar bekerja keras, dapat dipercaya, menepati
janji, sopan kepada sesama, santun kepada yang lemah, dan sebagainya.
e. Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan
ketentuan yang digariskan Allah SWT.
f. Memberikan kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang taat kepada
perintah Allah SWT. dan rasul-Nya bahwa mereka akan mendapatkan balasan
surga, sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya mereka membawa
kabar derita bagi umat manusia yang berbuat zalim (aniaya) baik terhadap Allah
SWT, manusia, atau makhluk lainnya, bahwa mereka akan dibalas dengan neraka,
suatu puncak penderitaan yang tak terhingga.
Tugas-tugas rasul di atas, ditegaskan secara singkat oleh Nabi Muhammad saw.
sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut.
ه قال : قال رة رضي الله عن عن ابى هري ت ما بعث م : إن ه وسل رسو ل الله صلى الله علي
ألخ الق )رواه أح مد( ألتمم صالح اArtinya:
Dari Abi Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah saw. pernah bersabda, “Sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia. (H.R. Ahmad)
Ciri-ciri Beriman Kepada Para Rasul
Di antara tanda-tanda orang yang beriman kepada rasul adalah sebagai berikut.
1) Teguh keimanannya kepada Allah SWT.
2) Meyakini kebenaran yang dibawa para rasul.
3) Tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan yang lain.
4) Menjadikan para rasul sebagai teladan.
Kewajiban Meneladani Para Rasul
Meneladani perilaku para rasul adalah salah satu tugas orang beriman, dan hal itu
menjadi bukti keimanannya kepada para rasul. Keharusan meneladani rasul-rasul
Allah SWT. memiliki beberapa alasan. Alasan-alasan itu antara lain sebagai berikut.
1) Para rasul ma’sum dari perbuatan tercela atau dosa.
Para rasul memmiliki sifat-sifat terpuji sebagai berikut. Sidik (benar). Amanah, yaitu dapat dipercaya, jujur, tidak mungkin khianat.
Tablig, artinya mereka senantiasa menyampaikan kebenaran (wahyu) kepada umatnya.
Fatanah, artinya semua rasul adalah manusia yang cerdas yang dipilih Allah SWT.
2) Khusus Nabi Muhammad saw. sebagai pemimpin para rasul (sayyidul mursalin)
mendapat sanjungan dan pujian yang luar biasa dari Allah SWT. Itu semua karena
akhlaknya yang sangat mulia. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam surah Al-
Qalam ayat 4 yang artinya “Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar
berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam (68) : 4)
3) Meyakini para rasul sebagai rahmat bagi alam semesta.
4) Meyakini Nabi Muhammad saw. sebagai nabi dan rasul terakhir.
Kewajiban Seorang Mukmin kepada Nabi Muhammad Saw.
Upaya untuk menghormati Nabi Muhammad saw. adalah sebagai berikut.
a. Mengimaninya.b. Mencintainya.c. Mengagungkannya.d. Membelanya.e. Menghidupkan sunahnya.f. Memperbanyak salawat kepadanya.g. Mengikuti manhajnya
Adapun hikmah beriman kepada para rasul itu antara lain sebagai berikut.
a). Meyakini bahwa para rasul memiliki sifat-sifat terpuji.
b). Menjadikan rasul sebagai teladan dalam kehidupan kita.
c). Tidak membeda-bedakan para rasul yang diutus oleh Allah SWT.
d). Meyakini bahwa ajaran risalah mereka adalah benar dan bersumber dari Allah SWT.
e). Melaksanakan ibadah-ibadah sunah sebagai wujud cinta kepada para rasul.
f). Istikamah dalam menjalankan syari’at agama.
F. Metode PembelajaranSaintifikkooperatifrool play,diskusi, ceramah
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan DeskripsiAlokasiw
aktu
Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi sebelumnya Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.
10 menit
Inti Mengamati- Mencermati teks bacaan tentang ketentuan beriman kepada
Rasul-rasul Allah SWTsecara individu maupun kelompok. Menanya- Mengajukan pertanyaan, misalnya tentang makna beriman
kepada Rasul-rasul Allah SWT?, hikmah apa yang diperoleh dari beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT ?, bagaimana sikap kita terhadap keimanan kepada Rasul-rasul Allah SWT? Bagaimana cara mengimani Rasul-rasul Allah swt?
Eksperimen/Eksplore- Diskusi tentang makna bagaimana cara mengimani Rasul-
rasul Allah SWT? dalam persfektif Islam,- Diskusi tentang cara beriman terhadap Rasul-rasul Allah
SWT?- Menganalisa hikmah beriman kepada Rasul-rasul Allah
SWT? Assosiasi- Menyimpulkan makna beriman kepada Rasul-rasul Allah
SWT?- Menyimpulkanhikmah beriman kepada Rasul-rasul Allah
SWT? Komunikasi- Menyajikan/melaporkan hasil diskusi tentang tentang
makna beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT?, serta hikmahnya.
- Menanggapi hasil presentasi (melengkapi, mengkonformasi, dan menyanggah).
- Membuat resume pembelajaran di bawah bimbingan guru. Refleksi- Menampilkan sikap sidiq, amanah, tabligh dan fathonah
sebagai refleksi dari iman kepada Rasul-rasul Allah SWT?Menunjukkan sikap ketauladanan sebagai cerminan penghayatan terhadap iman kepada Rasul-rasul Allah SWT?
70 menit
Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi
10 menit
Kegiatan DeskripsiAlokasiw
aktu Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran Mengucapkan salam
H. Alat (Bahan) / Sumber Belajar:
a. Alat / Bahan : Al Qur’an
Power point, Video, LCD, Laptop
b. Sumber Belajar : Buku PAI Kls XI Kemdikbud Al-Quran dan Al-Hadis Buku tajwid Kitab tafsir Al-Qur’an Buku lain yang menunjang Multimedia interaktif dan Internet
I. Penilaian
1. Prosedur :a. Penilaian proses belajar mengajar oleh guru
b. Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)
2. Alat Penilaian (Soal terlampir)
Pijoan, Juli 2015
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Kepala SMAN Titian Teras Pendidkan Agama Islam
H. HARYANTO MIFTAH, S.Pd, M.PdNIP. 19550727 198011 1 002
SALWINSAH, S.Ag
Lampiran : Format Penilaian Proses bealajar
FORMAT PENGAMATAN SIKAP
No Nama SiswaDisiplin
Tanggung jawab
Peduli Kerja keras
a b c a B C a B C A b c
12345678
910111213141516171819202122232425262728293031323435363739
INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2
1) Disiplina. Selalu hadir di kelas tepat waktub. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktuc. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
2) Tanggung jawaba. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguhb. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalahc. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnyad. Partisipasi dalam kelompok
3) Pedulia. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkanb. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnyad. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
4) Kerja kerasa. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguhb. Menunjukkan sikap pantang menyerahc. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:1. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.2. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.
TugasSelain mukjizat, ada istilah lain yaitu sihir, karamah, ma‘unah, dan ismah. Coba kalian cari pengertian istilah-istilah tersebut dari berbagai sumber. Setelah selesai, diskusikanlah dengan teman-teman di bawah bimbingan guru!
Observasi- Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:- Isi diskusi (makna beriman Rasul-rasul Allah Swt?, cara beriman kepada beriman Rasul-
rasul Allah Swt? dan hikmah beriman Rasul-rasul Allah Swt?- Memiliki sikap sidiq, amanah, tabligh dan fathonah serta ketauladanan sebagai
implementasi dari iman Rasul-rasul Allah Swt?
Portofolio- Membuat laporan tentang makna Rasul-rasul Allah Swt?, cara beriman kepada Rasul-
rasul Allah Swt?, dan hikmah beriman kepada Rasul-rasul Allah Swt?
Tes- Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda tentang beriman
kepada Rasul-rasul Allah Swt?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Satuan Pendidikan : SMAN Titian Teras JambiKelas / Semester : XI / 2Mata Pelajaran : Pendidikan Agama IslamMateri Pokok : Toleransi dan kerukunan.Alokasi Waktu : 2 X 3 Jam Pelajaran Jumlah Pertemuan : 2 x Pertemuan
A. Kompetensi Inti (K1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya (K2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
(K3) :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
(K4) :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.6 Memahami makna toleransi dan kerukunan4.8 Menampilkan contoh perilaku toleransi dan kerukunan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.6 Mampu Memahami makna toleransi dan kerukunan4.8 Mampu Menampilkan contoh perilaku toleransi dan kerukunan
D. Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat:
1. menjelaskan makna toleransi dan kerukunan;
2. menyebutkan contoh perilaku toleransi dan hidup rukun; dan
3. bersikap toleran dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.
E. Materi AjarPengertian toleransi
Toleransi adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu tolerance yang berarti
sabar dan kelapangan dada. Dalam bahasa Arab, kata yang semakna dengan toleransi
adalah tasamuh, yang diambil dari kata as-samhah, artinya lembut dan
mempermudah. Ibnu Hajar mengartikan tasamuh dengan bertoleransi dan
memberikan kemudahan.
Dengan demikian, toleransi dapat diartikan sebagai membiarkan atau
menghargai orang lain yang memiliki perbedaan dengan mayoritas, tidak
memperlakukannya dengan kekerasan atau sikap kasar. Perbedaan tersebut bisa
berupa pikiran, pendapat, gagasan, keyakinan, atau sikap. Bersikap toleran berarti
menghargai orang lain yang memiliki pendapat, sikap, atau keyakinan yang berbeda.
Dalam Islam, toleransi merupakan konsep hidup yang diajarkan oleh Rasulullah
saw. Islam sangat menghargai keragaman manusia dari berbagai sisi, baik dari
fisiknya sebagai makhluk Allah SWT. maupun dari kedudukannya sebagai makhluk
berpikir. Dari keragaman fisik, manusia terdiri dari ras, warna kulit, bahasa, dan
budaya yang berbeda. Dari keragaman berpikir, manusia memiliki cara berpikir dan
pemikiran yang berbeda. Perbedaan pemikiran melahirkan sikap yang berbeda pula.
Menghadapi pemikiran yang berbeda seperti itulah yang diajarkan oleh Islam, yaitu
menghargai perbedaan-perbedaan tersebut dalam batas yang wajar.
Allah SWT. menyatakan bahwa keragaman manusia merupakan ketetapan-Nya,
dengan tujuan agar manusia saling mengenal, menjalin persaudaraan dan bekerja
sama, dan saling melengkapi. Perbedaan tersebut semata-mata dari sisi fisik dan
bukan nilai kemuliaan seseorang. Sementara kemuliannya ditentukan oleh sikapnya,
yaitu sikap yang didasari takwa. Allah SWT. menjelaskan hal itu dalam ayat berikut
ini.
ثى ===ر وأن ===اكم من ذك ا خلق ن اس إن ه===ا الن ===ا أي ي ==رمكم عوبا وقبائل لتع==ارفوا إن أك ==اكم ش== ن وجعل
ه عليم خبير قاكم إن الل ه أت د الل )الحج==رات :عن١٣)
Artinya:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Ḥujurāt (49) : 13)
Rasulullah saw. pernah ditanya oleh para sahabat tentang agama yang paling
bagus. Kemudian Rasulullah saw. menjawab bahwa agama yang paling baik adalah
agama yang toleran dan memberikan kemudahan. Hal itu sebagaimana disebutkan
dalam hadis berikut.
اس قال ن عب ه عن اب ه صلى الل قيل لرسول اللة حنيفي ه قال ال يان أحب إلى الل د م أي األ ه وسل علي
م حة )رواه أح مد( السArtinya:
Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata, Rasulullah saw. pernah ditanya tentang agama yang
paling dicintai oleh Allah. Lalu Rasulullah saw. menjawab, ”Yaitu agama yang lurus
dan toleran.” (HR. Ahmad)
Konsep toleransi dalam Islam
Toleransi yang dimaksud dalam Islam adalah sikap menghargai orang lain sebagai
manusia yang memiliki hak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri tanpa ada
paksaan. Konsep tersebut didasari dengan beberapa alasan antara lain sebagai berikut.
1. Manusia adalah makhluk yang mulia.
2. Manusia memiliki keyakinan yang berbeda merupakan realitas yang dikehendaki
Allah SWT.
Seorang muslim tidak berhak memberikan hukuman kepada orang yang menolak ajaran Islam.Allah SWT. memerintahkan orang beriman untuk berbuat adil dan mengajak manusia agar berbuat kebaikan meskipun kepada orang musyrik. Berdasarkan lima alasan tersebut, konsep toleransi dalam Islam adalah sikap menghargai dan menghormati orang lain atas dasar kemanusiaan semata-mata.
Dalam konteks beragama, Islam tidak membenarkan tindakan memaksa orang
lain untuk mengikuti suatu keyakinan. Demikian juga Islam tidak membenarkan
seorang muslim memaksa orang lain agar memeluk Islam. Dalam konsep Islam, tidak
ada paksaan dalam beragama, termasuk untuk memeluk Islam.
Allah SWT. menjelaskan hal itu sebagaimana dalam ayat berikut ini.
غي د من ال ش== ن الر ==راه في ال==دين ق==د تبي ال إكه فق=====د =====ؤ من بالل ف=====ر بالطاغوت وي فمن يكه ام له=ا والل فص= قى ال ان ==وث وة ال عر =ال تم سك ب اس
(٢٥٦ )البقرة : سميع عليمArtinya:
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-baqarah (2) : 256)
Toleransi dalam sejarah Islam
Sikap toleransi yang ditunjukkan oleh umat Islam itu antara lain sebagai
berikut.
1. Suatu kali Rasulullah saw. beserta para sahabatnya sedang duduk-duduk di seuatu
tempat. Kemudian ada rombongan yang lewat mengantar jenazah. Rasulullah saw.
kemudian berdiri. Para sahabat memberitahu Rasulullah saw. bahwa jenazah itu
adalah orang yahudi. Rasulullah saw. menjawab bahwa orang yahudi juga
makhluk Allah SWT., sehingga jenazah itu harus dihormati.
2. Pada masa pemerintahan Islam di Madinah, Rasulullah saw. membentuk Piagam
Madinah.
3. Dalam misi ekspansi kekuasaan Islam, Rasulullah saw. selalu berpesan kepada
pasukannya agar tidak merusak tempat ibadah orang-orang yahudi maupun
nasrani. Demikian juga penduduknya diberikan kebebasan untuk memilih
memeluk Islam atau tetap pada agamanya. Islam sama sekali tidak memaksa
pemeluk agama lain agar memeluk Islam. Sebaliknya, pasukan Islam memberikan
perlindungan kepada pemeluk agama lain agar tetap menjalankan keyakinannya
tanpa merasa terganggu.
4. Ketika berhasil membebaskan Palestina dari kekaisaran Bizantium, Umar bin
Khattab tidak mengancurkan Gereja dan tempat ibadah lainnya.
5. Ketika berhasil mengembalikan Yerusalem, Palestina, ke pangkuan pemerintahan
Islam, Shalahudin Al-Ayyubi memberikan kebebasan kepada bangsa Yahudi
untuk tetap berada dalam agamanya.
6. Pada masa beberapa pemerintahan Islam, semua masyarakat mendapat hak yang
sama. Kebebasan menjalankan ibadah pun diberikan kepada semua warga baik
muslim maupun non muslim.
Membiasakan sikap toleran
1. Dalam lingkup keluarga
Bersikap toleran dalam lingkup keluarga berarti menghargai dan menghormati anggota keluarga dalam kedudukannya masing-masing,
2. Dalam lingkup sekolah
Bersikap toleran dalam lingkup sekolah berarti menghargai dan menghormati
orang lain, sesama pelajar yang memiliki perbedaan baik ras, suku, bahasa,
budaya, maupun agama.
3. Dalam lingkup masyarakat
Masyarakat merupakan komunitas besar, yang terdiri dari berbagai individu yang
beragam, baik ras, suku, budaya, bahasa, agama, dan lainnya.
Hikmah perilaku toleransi
1). Mencegah perpecahan dalam kehidupan.
2). menumbuhkan saling menghargai dan menghormati.
3). Menumbuhkan kesadaran dan saling pengertian.
4). Memelihara kerukunan.
5). Mengokohkan kebersamaan.
6). Menciptakan rasa tanggung jawab.
7). Menumbuhkan kepekaan sosial antar anggota masyarakat.
Pengertian kerukunan
Hidup rukun adalah suatu keadaan hidup tenang, damai, bersaudara, tidak
bermusuhan antara satu indivdu atau kelompok dengan individu atau kelompok lainnya.
Keadaan hidup seperti ini merupakan dampak positif dari saling menghargai,
menghormati, dan bersikap toleran terhadap orang lain dalam berbagai hal.
Kerukunan hidup tercermin dari masyarakat yang terdiri dari berbagai ras, golongan,
budaya, bangsa, agama dan perbedaan lainnya dapat hidup berdampingan. Mereka hidup
saling menghargai, saling menolong, membantu satu dengan yang lain, saling menjaga
dan melindungi sesama.
Islam mengajarkan agar orang beriman senantiasa hidup rukun, menjaga
persaudaraan, saling menghormati, menghindari permusuhan, dan saling menolong
dengan sesama. Hal itu tiada lain semata-mata demi terciptanya kerukunan hidup. Dalam
ajaran Islam, kerukunan hidup dibangun di atas persaudaraan.
Dalam salah satu kesempatan, Rasulullah saw. menasihati para sahabat dengan
sabdanya seperti dijelaskan dalam hadis berikut.
لى الله ه ص== ول الل ==رة ق==ال ق==ال رس== عن أبي هريوا وا وال تباغض== دوا وال تناجش== م ال تحاس== ه وسل علي==وا ==ع بع ض وكون كم على بي وال تدابروا وال يبع بع ض== لمه وال لم ال يظ مس لم أخو ال مس ه إخ وانا ال عباد اللد ره ير إلى ص== ق وى هاهنا ويش== يخ ذله وال يح قره التقر أخاه ر أن يح ب ام رئ من الش ات بحس ثالث مرلم ح==رام دم==ه مس== لم على ال مس== ==ل ال لم ك مس== ال
ضه لم(وماله وعر )رواه مس
Artinya:
Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah saw. telah bersabda, “Janganlah kalian
saling menghasud, saling mencari kelemahan, saling membenci, saling berseteru. Dan
janganlah sebagian kamu membeli barang yang sudah ditawar oleh yang lain. Jadilah
kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Muslim yang satu adalah saudara bagi
muslim yang lain. Ia tidak boleh menzaliminya, juga tidak boleh merendahkannya dan
juga tidak boleh menghinanya. Taqwa itu di sini -beliau berisyarat pada dadanya 3 kali-,
cukuplah seseorang (dikatakan) berbuat jahat jika ia merendahkan saudaranya yang
muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain haram darahnya, hartanya dan
kehormatannya.” (HR. Muslim)
Dalam hadis tersebut Rasulullah saw. memberikan nasihat sekaligus tips agar
sesama manusia hidup rukun, bersaudara, dan jauh dari permusuhan. Nasihat tersebut
tidak hanya bagi umat Islam. Akan tetapi, nasihat tersebut berlaku bagi manusia secara
keseluruhan.
Perilaku kerukunan
1). Kerukunan Umat Seagama
2). Kerukunan Antarumat Beragama
Sikap rukun antarumat beragama dapat dicontohkan sebagai berikut.
a) Saling menghargai dan menghormati ajaran agama yang berbeda.
b) Tidak melecehkan simbol-simbol agama masing-masing.
c) Tidak mengotori atau merusak tempat ibadah agama lain.
d) Ikut menjaga ketertiban dan ketenangan kegiatan keagamaan.
3) Kerukunan Umat Beragama dengan Pemerintah
Nilai-nilai yang perlu dikembangkan untuk menjalin kerukunan hidup
1). Mempelajari agama dengan benar.
2). Memahami tugas pokok sebagai manusia.
3). Menolong dan tidak semena-mena terhadap orang lain.
4). Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban, tanpa membedakan ras, suku,
budaya, golongan, agama, dan lain-lain.
5). Menghargai dan menghormati orang lain dengan tidak memaksakan kehendak.
6). Menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.
Hikmah Kerukunan
1). Kehidupan akan terasa tenang, tentram, dan damai.
2). Saling menghargai penuh kekeluargaan.
3). Rasa kebersamaan dengan dilandasi persatuan dan kesatuan.
4). Menumbuhkan tanggung jawab untuk saling melindungi.
5). Meningkatkan sikap gotong-royong dalam hal-hal yang positif.
F. Metode PembelajaranSaintifikkooperatifrool play,diskusi, ceramah
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan DeskripsiAlokasiw
aktu
Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi sebelumnya Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.
10 menit
Inti Mengamati- Menyimak bacaan al-Qur’an yang terkait dengansikap
toleran dan kerukunansecara individu maupun kelompok.- Mengamati tayangan video Atau mengamati langsung
sikap toleran dan kerukunan Menanya- Mengajukan pertanyaan tentang bentuk-bentuk perilaku
toleran dan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun masyarakat, Apakah hikmah yang terkandung didalamnya?
Eksperimen/eksplor- Menelaah bentuk perilaku toleran dan kerukunandalam
kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun masyarakat
- Diskusi tentang hikmah berperilaku sikap toleran dan kerukunan, dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun masyarakat
- Melakukan simulasi bentuk perilaku sikap toleran dan kerukunankehidupan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun masyarakat dengan baik dan benar
70 menit
Kegiatan DeskripsiAlokasiw
aktu
Assosiasi- Menyimpulkan ketentuan dan dasar hukum tentang sikap
toleran dan kerukunandalam kehidupan dengan baik dan benar, berdasarkan al-Qur’an dan Hadis
- Menyimpul bentuk perilaku sikap toleran dan kerukunandalam kehidupan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun masyarakat
- Menyimpulkan hikmah berperilaku sikap toleran dan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun masyarakat
- Menerapkan bentuk perilaku sikap toleran dan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun masyarakat
Komunikasi- Menyajikan /melaporkan hasil diskusi tentang sikap sikap
toleran dan kerukunan dalam kehidupan- Menanggapi hasil presentasi (melengkapi,
mengkonformasi, dan menyanggah).- Membuat resume pembelajaran di bawah bimbingan guru.- Menanggapi simulasi bentuk perilaku sikap toleran dan
kerukunan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun masyarakat
RefleksiBerprilaku toleran dan kerukunan baik di sekolah, rumah, maupun masyarakat
Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran Mengucapkan salam
10 menit
H. Alat (Bahan) / Sumber Belajar:
a. Alat / Bahan : Al Qur’an
Power point, Video, LCD, Laptop
b. Sumber Belajar : Buku PAI Kls XI Kemdikbud Al-Quran dan Al-Hadis Buku tajwid Kitab tafsir Al-Qur’an Buku lain yang menunjang
Multimedia interaktif dan Internet
I. Penilaian
1. Prosedur :a. Penilaian proses belajar mengajar oleh gurub. Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)
2. Alat Penilaian (Soal terlampir)
Pijoan, Juli 2015
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Kepala SMAN Titian Teras Pendidkan Agama Islam
H. HARYANTO MIFTAH, S.Pd, M.PdNIP. 19550727 198011 1 002
SALWINSAH, S.Ag
Lampiran 1: Uji Kompetensi Aspek afektif
Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia
Lampiran 2 : Format Penilaian Proses bealajar
FORMAT PENGAMATAN SIKAP
INTERNALISASI AKHLAK MULIA
No Pernyataan setuju tidak setuju
tidak tahu alasan
1 Umat Islam tidak boleh mengi- …… …… ….. …… kuti ibadah agama lain 2 Kaum perusak agama adalah …… …… ….. ……
orang yang mencampur aduk-kan ajaran Islam dengan ajaran kemusyrikan
3 Umat Islam dengan penganut …… …… ….. ……Agama lain boleh bertoleransi selama tidak menyangkut aqi-dah dan ubudiyah
4 Di dunia ini umat Islam terpecah …… …… ….. ……belah fahamnya, namun masih dapat disatukan dengan pe-doman kesamaan aqidah
5 Umat Islam boleh bergaul de- ….. …. …. …..ngan bangsa-bangsa barat (Eropa dan Amerika)
6 Orang Islam yang murtad sam- ….. …. …. …..pai mati kelak termasuk orang yang zalim dan akan diazab di neraka
No Nama SiswaDisiplin
Tanggung jawab
Peduli Kerja keras
a b c a B c a B c A b c
12345678910111213141516171819202122232425262728293031
323435363739
INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2
1. Disiplina. Selalu hadir di kelas tepat waktub. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktuc. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
2. Tanggung jawaba. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguhb. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalahc. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnyad. Partisipasi dalam kelompok
3. Pedulia. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkanb. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan
masalah c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnyad. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
4. Kerja kerasa. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguhb. Menunjukkan sikap pantang menyerahc. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:1. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi
awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.2. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.
TugasDi berbagai media cetak dan elektronik baik di Indonesia maupun dunia internasional,
Islam sering digambarkan sebagai agama intoleran. Hal itu karena segelintir orang yang
melakukan kekerasan dan membawa simbol-simbol Islam.
1. Carilah tulisan yang menggambarkan toleransi yang ditunjukkan pada masa Daulah
Bani Abbasiyah!
2. Buat ringkasannya, dan analisis, bagaimana praktik toleransi yang dilakukan oleh
umat Islam terhadap agama lain!
Diskusikanlah hasil analisis itu dengan teman-teman di bawah bimbingan guru!
Observasi- Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:- Isi diskusihikmah berperilaku sikap toleran dan kerukunan- Sikap tolerandan kerukunandalam kehidupan sehari-hari Portofolio
Membuat laporan tentang hikmah berperilaku sikap toleran dan kerukunan Tes
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal-soal pilihan ganda dan uraian.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Satuan Pendidikan : SMAN Titian Teras Jambi Kelas / Semester : XI / 2Mata Pelajaran : Pendidikan Agama IslamMateri Pokok : Sistem Ekonomi Islam.Alokasi Waktu : 4 X 3 Jam Pelajaran Jumlah Pertemuan : 4 x Pertemuan
A. Kompetensi Inti (K1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya (K2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
(K3) :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
(K4) :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.8 Menelaah prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam.4.10 Mempresentasikan praktik-praktik ekonomi Islam
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.8 Mampu Menelaah prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam.4.10 Mampu Mempresentasikan praktik-praktik ekonomi Islam
D. Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat:1. menjelaskan prinsip-prinsip ekonomi Islam; dan 2. menjelaskan praktik ekonomi Islam.
E. Materi PembelajaranA. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam
Adapun prinsip-prinsip ekonomi Islam adalah sebagai berikut.
1. Halal
Halal adalah prinsip utama dalam ekonomi Islam. Barang atau jasa yang digunakan
baik untuk produksi, konsumsi, atau didistribusikan harus jelas kehalalannya. Sedangkan
barang atau jasa yang tidak jelas halalnya, apalagi sudah jelas haram, maka barang atau
jasa itu tidak boleh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Demikian transaksi yang
dilakukan harus dengan cara yang halal.
Agar tidak terjerumus pada yang haram, Rasulullah saw. telah menjelaskan apa saja
yang haram dan apa saja yang halal. Rasulullah saw. menjelaskannya sebagaimana hadis
berikut.
ه عن ول الل مع ت رس== ير ق==ال س== ن بش== ع م==ان ب النن وإن حالل بي م يق==ول إن ال ل ==ه وس== ه علي لى الل ص==
تبهات نهما مش ن وبي حرام بي لم(...ال )رواه مسArtinya:
Dari Nu’man bin Basyir ra. berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,
“Sesungguhnya yang halal itu telah jelas, dan yang haram pun telah jelas. Adapun
yang ada diantara keduanya adalah syubhat...” (HR. Muslim)
2. Tidak ada unsur riba
Menurut bahasa, riba artinya tambahan. Sedangkan menurut istilah, riba maksudnya
yaitu menetapkan tambahan atas pinjaman yang diberikan kepada seseorang dengan
perhitungan tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, tambahan tersebut biasa disebut
dengan istilah bunga. Dengan demikian, harta atau uang yang diperoleh dari bunga
pinjaman termasuk riba, dan hukumnya haram.
Allah SWT. dengan tegas melarang orang-orang beriman mengambil dan
memanfaatkan riba. Hal itu sebagaiman firman-Nya dalam ayat berikut.
با أض عافا مضاعفة كلوا الر ذين آمنوا ال تأ ها ال يا أيكم تف لحون ه لعل قوا الل (١٣٠ )أل عمران:وات
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda
dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. Āli
‘Imrān (3) : 130)
3. Tidak ada unsur judi
Judi secara tegas telah diharamkan oleh Allah SWT. sebagaimana diharamkannya
khamar atau minuman keras. Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut ini.
م كبير سر قل فيهما إث مي خم ر وال ألونك عن ال يس(٢١٩)البقرة:
Artinya:
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah, “Pada keduanya
terdapat dosa yang besar... “ (QS. Al-Baqarah (2) : 219)
4. Didasari dengan keridaan
Islam menekankan bahwa aktivitas ekonomi harus dilakukan dengan dasar kerelaan.
Artinya bahwa aktivitas ekonomi yang dijalankan tidak boleh ada unsur paksaan. Akan
tetapi semua pihak yang terlibat dalam aktivitas itu harus sama-sama rida dan tidak
merasa dirugikan. Satu pihak merasa untung, dan pihak yang lain tidak merasa rugi.
Mengenai hal ini, Allah SWT. berfirman sebagaimana dalam ayat berikut ini.
باطل نكم بال كلوا أم والكم بي ذين آمنوا ال تأ ها ال يا أي كم وال تق تلوا إال أن تكون تجارة عن تراض من
ه كان بكم رحيما فسكم إن الل (٢٩ء: )النساأنArtinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu! Sesungguhnya Allah
Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisā’ (4) : 29)
5. Saling menguntungkan
Tujuan ekonomi Islam adalah memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi diri
dan orang lain dengan cara yang diridai Allah SWT. Dalam hal ini bahwa aktivitas
ekonomi dalam Islam harus bisa memberikan keuntungan bagi semua orang. Islam tidak
membenarkan aktivitas ekonomi yang hanya menguntungkan satu pihak tertentu,
sementara pihak lain dirugikan. Prinsip keadilan dijunjung tinggi dalam ekonomi Islam.
B. Praktik Ekonomi Islam
Adapun praktik ekonomi Islam antara lain sebagai berikut.
1. Jual beli
a. Pengertian jual beli
Dalam bahasa Arab, jual beli disebut al-bai‘ ) ع يب لا (, yaitu transaksi tukar
menukar barang dengan rukun dan syarat tertentu yang mengakibatkan perpindahan
hak milik. Dalam praktiknya, jual beli ada yang dilakukan secara barter dan ada yang
menggunakan alat tukar berupa uang. Sistem barter berlaku sebelum manusia
mengenal alat tukar seperti uang.
Allah SWT. berfirman sebagaimana dalam ayat berikut.
جمعة ذين آمنوا إذا نودي للصالة من يو م ال ها ال يا أي ع بي ه وذروا ال ر الل عو ا إلى ذك فاس
Artinya:
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat Jum'at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. (QS. Al-
Jumu‘ah (62) : 9)
2. Sewa menyewa
a. Pengertian sewa menyewa
Dalam bahasa Arab, sewa menyewa disebut Al-Ijarah ) ةارجٳ لا ( yaitu
suatu kesepakatan antara pemilik barang atau jasa dengan orang yang memanfaatkan
barang atau jasa itu. Kesepakatan tersebut adalah keharusan orang yang
memanfaatkan barang atau jasa (penyewa) memberikan upah atau pengganti kepada
pemilik barang atau jasa yang dimanfaatkan tersebut.
Di dalam Al-Qur’an, istilah sewa menyewa atau kata ijarah digunakan ketika
menceritakan kisah Nabi Musa as. dengan keluarga penggembala. Hal itu
sebagaimana terlihat pada ayat berikut.
قوي األمين ت ال جر تأ ر من اس (٢٦ )القصص: إن خيArtinya:
Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita)
ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. (QS. Al-Qaṣaṣ (28) : 26)
3. Pinjam meminjam
a. Pengertian pinjam meminjam
Dalam bahasa Arab, pinjam meminjam disebut Al-‘Āriyah ) ةيارع لا ( yaitu memberi manfaat suatu barang atau jasa tanpa imbalan. Dari pengertian
tersebut, dapat dipahami bahwa pinjam meminjam merupakan transaksi yang tidak
berorientasi pada keuntungan bagi pemilik barang atau jasa. Motif orang yang
meminjamkan barang atau jasa semata-mata untuk menolong sesama. Hal itu sebagai
manifestai perintah Allah SWT. agar orang-orang beriman saling menolong dalam
kebaikan.
Allah SWT. berfirman sebagaimana dalam ayat berikut.
و م ق ==وى وال تع==اونوا على اإلث ==ر والت ب تع==اونوا على ال عد وان (٢ئدة: )الماوال
Artinya:
Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebajikan dan takwa. Dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. (QS. Al-Mā’idah (5) : 2)
4. Gadai
a. Pengertian gadai
Dalam bahasa Arab, gadai disebut Ar-Rahnu (ن ه ,(الر yaitu meminjam
uang dalam batas waktu tertentu disertai dengan jaminan. Barang yang dijadikan
jaminan itu disebut Al-Qiraḍu ) ضقر لا (.
Sejak zaman Nabi Muhammad saw., praktik gadai sudah ada. Umumnya,
barang yang digadikan sebagai jaminan berupa hewan atau binatang piaraan. Abu
Daud meriwayatkan sebuah hadis yang menjelaskan praktik gadai sebagaimana dalam
hadis berikut ini.
رة معن عن أبي هري ه وسل ه علي بي صلى الل الن==ا هون ==ان مر ==ه إذا ك ق==ال لبن ال==در يح لب بنفقت==ا وعلى هون ==ان مر ==ه إذا ك كب بنفقت ==ر والظه ==ر ي
كب ويح لب ذي ير )رواه أبو ا داود(الArtinya:
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda, “Jika digadaikan, maka susu
hewan boleh diperah sesuai dengan nafkah yang diberikan kepada hewan tersebut,
dan hewan itu boleh dimanfaatkan. Orang yang memanfaatkan hewan itu dan
memerahnya wajib memberikan nafkahnya.” (HR. Abu Daud)
5. Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf
Zakat, infak, sedekah, dan wakaf atau ziswa merupakan bagian dari praktik
ekonomi Islam. Yang membedakan ziswa dengan praktik-praktik lainnya adalah pada
motifnya. Ziswa adalah pemberian murni yang diniatkan untuk mendermakan harta
dijalan Allah SWT. tanpa mengharapkan imbalan apapun selain pahala dari Allah
SWT.
Sedekah, infak, dan wakaf hukumnya adalah sunah muakad. Sedangkan zakat
hukumnya wajib. Perintah untuk mendermakan harta di jalan Allah SWT. terdapat di
berbagai surah di dalam Al-Qur’an. Demikian juga hadis-hadis banyak yang
menjelaskan sekaligus memerintahkan agar mendermakan harta di jalan Allah SWT.
C. Lembaga Ekonomi Islam
Dari masa masa ke masa, lembaga-lembaga ekonomi Islam mengalami perkembangan
yang cukup meyakinkan. Berikut ini adalah sebagian lembaga ekonomi Islam yang
berkembang di Indonesia.
1. Baitul Mal wa Tamwil
Baitul mal wa tamwil merupakan lembaga ekonomi yang pertama kali dikenal
dalam sejarah Islam. Lembaga ini didirikan langsung oleh Rasulullah saw. setelah
berdirinya pemerintahan Islam di Madinah. Lembaga ini didirikan dengan misi
membangun perekonomian umat yang bertujuan memberikan kesejahteraan bagi
masyarakat Madinah waktu itu.
2. Perbankan syariah
Perbankan syariah termasuk lembaga ekonomi Islam yang bergerak di bidang
jasa keuangan. Perbankan syariah memerankan fungsi bank pada umumnya. Hanya
saja, sistem perbankan syariah merujuk pada prinsip ekonomi Islam. Perbankan
syariah meninggalkan beberapa sistem yang diterapkan dalam perbankan
konvensional seperti suku bunga, pembiayaan usaha yang haram, adanya spekulasi
dan ketidak jelasan sistem yang menimbulkan praktik penipuan.
3. Koperasi syariah
Koperasi syariah termasuk salah satu lembaga ekonomi Islam. Koperasi
syariah adalah lembaga ekonomi yang didirikan oleh swadaya yang memiliki tujuan
yang sama, dan menjalankan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi Islam.
Koperasi syariah didirikan untuk memberikan kesejahteraan khususnya bagi anggota
koperasi itu dan bagi umat Islam secara umum.
4. Pegadaian syariah
Pegadaian syariah adalah lembaga ekonomi yang bergerak di bidang jasa
keuangan. Cara kerja pegadaian syariah adalah memberikan pinjaman uang dengan
menahan barang tertentu sebagai jaminan dari peminjam. Cara kerja tersebut dengan
tetap mengacu pada prinsip-prinsip ekonomi Islam.
5. Reksadana syariah
Reksadana syariah adalah lembaga ekonomi yang bergerak di bidang
keuangan. Cara kerja reksadana adalah menampung dana dari masyarakat, lalu dana
tersebut diinvestasikan oleh pengelola yang disebut Manajer Investasi ke dalam
bentuk portofolio yang biasanya dimiliki oleh perusahaan baik miliki pribadi maupun
perusahaan milik kelompok. Cara kerja tersebut dengan tetap mengacu pada prinsip-
prinsip ekonomi Islam.
6. Takaful syariah
Takaful syariah atau asuransi syariah adalah lembaga ekonomi Islam yang
bergerak di bidang layanan pemberi jaminan dengan imbalan tertentu. Jaminan yang
dimaksud biasanya berupa jaminan kesehatan, jiwa, properti atau kendaraan. Cara
kerja lembaga asuransi adalah memberi jaminan kepada orang yang secara sah
mengikatkan dirinya sebagai konsumen lembaga asuransi, yang memiliki kewajiban
membayarkan sejumlah uang dalam setiap bulannya.
F. Metode PembelajaranSaintifikkooperatifrool play,diskusi, ceramahG. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan DeskripsiAlokasiw
aktu
Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi sebelumnya Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.
10 menit
Inti Mengamati - Menyimak bacaan al-Qur’an yang terkait dengan
pelaksanaan praktik ekonomi dalam Islam di masyarakat dalam Islam secara individu maupun kelompok.
- Mencermati ketentuan dan tata cara pelaksanaan praktik ekonomi dalam Islam di masyarakat
Menanya- Mengajukan pertanyaan tentang ketentuan dan tata cara
praktik ekonomi dalam Islam di masyarakat Eksperimen/Eksplor- Diskusi tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan
Praktik ekonomi dalam Islam di masyarakat- Diskusi mengenai hikmah pelaksanaan Praktik ekonomi
dalam Islam di masyarakat Assosiasi- Menyimpulkan ketentuan dan tata cara pelaksanaan
Praktik ekonomi dalam Islam di masyarakat- Menyimpulkan hikmah ketentuan dan tata cara praktik
ekonomi dalam Islam di masyarakat Komunikasi - Menyajikan/melaporkan hasil diskusi tentang ketentuan
ketentuan dan tata cara praktik ekonomi dalam Islam di masyarak
- Menanggapi hasil presentasi (melengkapi, mengkonformasi, dan menyanggah).
- Membuat resume pembelajaran di bawah bimbingan guru.- Berlatih menerapkan ketentuan dan tata cara praktik
ekonomi dalam Islam di masyarakat Refleksi- Menampilkan kemampuan menerapkan atketentuan dan
70 menit
Kegiatan DeskripsiAlokasiw
aktutata cara praktik ekonomi dalam Islam di masyarakat
Menunjukkan sikap menghargai dan menghormati dan jujur serta terbuka sebagai hasil refleksi pelaksanaan praktik ekonomi dalam Islam
Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru
menyimpulkan materi Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran Mengucapkan salam
10 menit
H. Alat (Bahan) / Sumber Belajar:
a. Alat / Bahan : Al Qur’an
Power point, Video, LCD, Laptop
b. Sumber Belajar : Buku PAI Kls XI Kemdikbud Al-Quran dan Al-Hadis Buku tajwid Kitab tafsir Al-Qur’an Buku lain yang menunjang Multimedia interaktif dan Internet
I. Penilaian
1. Prosedur :a. Penilaian proses belajar mengajar oleh gurub. Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)
2. Alat Penilaian (Soal terlampir)
Pijoan, Juli 2015
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Kepala SMAN Titian Teras Pendidkan Agama Islam
H. HARYANTO MIFTAH, S.Pd, M.PdNIP. 19550727 198011 1 002
SALWINSAH, S.Ag
Lampiran: Format Penilaian Proses bealajar
FORMAT PENGAMATAN SIKAP
No Nama SiswaDisiplin
Tanggung jawab
Peduli Kerja keras
a b c a B C a B c A b c
123456789101112131415
16171819202122232425262728293031323435363739
INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2
1. Disiplina. Selalu hadir di kelas tepat waktub. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktuc. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
2. Tanggung jawaba. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguhb. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalahc. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnyad. Partisipasi dalam kelompok
3. Pedulia. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkanb. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnyad. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
4. Kerja kerasa. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguhb. Menunjukkan sikap pantang menyerahc. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:1. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
2. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.
TugasCarilah tulisan tentang sistem ekonomi yang dikenal dan diterapkan di Indonesia! Setelah itu bandingkan dengan sistem ekonomi Islam seperti yang telah dipelajari. Menurutmu, apa kelebihan sistem ekonomi Islam bila dibanding dengan sistem ekonomi lainnya? Uraiakanlah dengan jelas, dan sajikan hasil perbandingan itu dalam bentuk tabel! Setelah itu diskusikanlah dengan teman-temanmu di kelas di bawah bimbingan guru!
Observasi- Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:- Isi diskusi bagaimana menerapkankonsep prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam
Islam- Memahami prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam di masyarakat Portofolio- Membuat makalah tentang praktik ekonomi dalam Islam- Membuat laporan tentang ketentuan syariat Islam dalam masalah ketentuan dan tata
cara praktik ekonomi dalam Islam di masyarakat Tes
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda dan uraian
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Satuan Pendidikan : SMAN Titian Teras JambiKelas / Semester : XI / 2Mata Pelajaran : Pendidikan Agama IslamMateri Pokok : Dakwah, Tablig, Dan KhotbahAlokasi Waktu : 4 X 3 Jam Pelajaran Jumlah Pertemuan : 4 x Pertemuan
A. Kompetensi Inti (K1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya (K2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
(K3) :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
(K4) :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.10 Memahami pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah.4.12 Mempraktikkan khutbah, tabligh, dan dakwah
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.10 Mampu Memahami pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah.4.12 Mampu Mempraktikkan khutbah, tabligh, dan dakwah
D. Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat:1. memahami pelaksanaan dakwah, tablig, dan khotbah; 2. mempraktikkan dakwah, tablig, dan khotbah; dan3. melaksanakan dakwah.
E. Materi Ajar
A. Dakwah
1. Pengertian
Menurut bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da‘ā - yad‘ū - da‘watan (
يد عو - دع وةادعى - ), artinya mengajak, memanggil, menyeru, atau
berdo‘a. Menurut istilah, dakwah berarti mengajak orang untuk berbuat kebaikan dan
meninggalkan kejelekan, agar kehidupan menjadi semakin baik.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa dakwah adalah aktivitas mengajak manusia
agar menjadi orang beriman dan mengerjakan amal saleh. Dalam sehari-hari, aktivitas
dakwah sering diterjemahkan menjadi aktivitas amar ma’ruf dan nahyi munkar, artinya
menyuruh pada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran.
2. Dasar Hukum Dakwah
Dakwah merupakan salah satu kewajiban yang dibebankan kepada orang beriman.
Di dalam Al-Qur’an, banyak ayat-ayat yang menjelaskan keharusan orang beriman
berdakwah, yaitu mengajak manusia agar menaati Allah SWT. dan rasul-Nya, selalu
berbuat kebaikan, dan meninggalkan segala keburukan. Salah satu diantara ayat tersebut
adalah sebagai berikut.
مرون ===أ ===ر وي خي ===د عون إلى ال كم أمة ي تكن من ول ك=====ر وأولئك هم من ه=====و ن عن ال مع روف وين =====ال ب
مف لحون (١٠٤ل عمران : )أالArtinya:Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Dan merekalah orang-
orang yang beruntung. (QS. Āli ‘Imrān (3) : 104)
Ayat tersebut merupakan perintah berdakwah, sekaligus menjelaskan hakikat dakwah
adalah mengajak manusia agar berbuat kebaikan dan mencegahnya dari segala
keburukan. Kemudian Allah SWT. menyebutkan bahwa orang-orang yang melakukan
dakwah adalah orang-orang yang akan memperoleh keberuntungan dari Allah SWT.
Di dalam hadis juga banyak sabda Rasulullah saw. yang menjelaskan keharusan umat
Islam melaksanakan dakwah. Salah satunya sebagaimana hadis berikut ini.
خد ري عن أبي سعيد و ق==الال مع ت رس== ه س== ل الل==را ك كم من م يقول من رأى من ه وسل ه علي صلى الل انه ف==إن لم تطع فبلس== ==ده ف==إن لم يس== ه بي ر يغي فل
يمان به وذلك أض عف اإل تطع فبقل لم(يس )رواه مسArtinya:
Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra. berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,
“Barang siapa melihat kemunkaran, hendaklah mengubahnya dengan tangannya
(kekuasaan). Jika tidak mampu, ubahlah dengan lisan. Jika tidak mampu juga, ubahlah
dengan hati, dan yang demikian itu selemah-lemahnya iman.”
(HR. Muslim)
Dalam hadis tersebut, konteks dakwah adalah mengubah kemunkaran, yaitu
menghilangkan segala bentuk kemunkaran dengan cara-cara yang sesuai dengan
kemampuan. Secara gamblang Rasulullah saw. menyebutkan cara yang harus ditempuh
dalam berdakwah. Yaitu jika mampu dengan kekuasaan, maka dakwah dilakukan dengan
kekuasaan itu. Jika dengan kekuasaan tidak mampu karena tidak memiliki kekuasaan,
maka dakwah dilakukan dengan memberikan nasihat. Jika kedua cara itu tidak mampu
juga, cukuplah dengan tidak ikut-ikutan dalam kemunkaran. Tidak terlibat dalam
perbutaan yang munkar merupakan bentuk dakwah yang paling rendah tingkatannya.
3. Bentuk-bentuk Dakwah
Merujuk pada pengertian dakwah seperti dijelaskan di atas, dakwah tidak terbatas
dengan cara tertentu. Karena hakikat dakwah adalah mengajak orang-orang agar
melakukan kebaikan dan mencegahnya dari keburukan. Sehingga dakwah dapat
dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan kondisi orang orang yang didakwahi,
sesuai dengan orang yang berdakwah, dan sesuai dengan tuntutan zaman.
Secara rinci, bentuk dakwah dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Berdasarkan caranya.
Dari caranya, dakwah ada yang dilakukan dengan lisan, tulisan, dan perbuatan.
a. Dakwah dengan lisan (dakwah bil lisan) misalnya memberikan nasihat seperti
ceramah, atau pengajian-pengajian.
b. Dakwah dengan tulisan (dakwah bil kitabah) misalnya menulis buku; cerpen,
novel, artikel untuk majalah, koran, buletin, jurnal, dan lain sebagainya.
c. Dakwah dengan perbuatan (dakwah bil hal) misalnya gotong royong
membangun Masjid, memberikan santunan kepada yatim dan du’afa,
memberikan beasiswa, menyelenggarakan khitanan massal, melaksanakan
salat ‘Id di tanah lapang, menyelenggarakan salat istisqa pada musim kemarau,
dan lain sebagainya.
2) Berdasarkan pelakunya.
Berdasarkan pelakunya, dakwah dapat dilakukan oleh siapapun, tidak hanya ulama,
kiai, atau ustaz. Akan tetapi, semua umat Islam dari berbagai kalangan dan latar
belakang, laki-laki maupun perempuan, kiai maupun santri, guru maupun pelajar,
orang tua maupun ank-anak, orang kaya maupun orang miskin, semuanya bisa
melakukan dakwah, sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Orang yang pandai berkomunikasi dan retorika, ia bisa berdakwah dengan cara
ceramah. Orang yang pandai menulis, ia bisa berdakwah dengan tulisan. Orang yang
memiliki harta lebih, ia bisa berdakwah dengan hartanya, seperti memberikan
beasiswa kepada para pelajar yang berpotensi. Demikian seterusnya.
3) Berdasarkan waktu dan tempatnya.
Berdasarkan waktu dan tempatnya, dakwah dapat dilakukan kapan dan di mana saja.
Sepanjang memungkinkan dan tidak ada halangan, dakwah dapat terus dilakukan.
Karena berdakwah tidak dibatasi waktu dan tempat. Apalagi jika mendesak, maka
pada saat itulah dakwah dilakukan.
4) Berdasarkan objeknya, dakwah dapat dilakukan kepada individu, atau komunitas.
Dakwah tidak hanya dilakukan kepada masyarakat, komunitas, atau golongan. Akan
tetapi, dakwah dapat dilakukan dengan obyek yang terbtas. Yaitu bisa kepada
seseorang, anggota keluarga; adik, kakak, ayah, ibu, dan seterusnya; dan yang
lainnya.
Berdasarkan uraian tersebut, dakwah bersifat fleksibel, dapat dilakukan
dengan cara apapun, kapan dan di manapun, dan dapat dilakukan oleh siapapun, tentunya
sesuai dengan kemampuan atau keterampilannya masing-masing. Jadi, semua orang
memiliki kewajiban yang sama untuk berdakwah. Dan karenanya tidak ada alasan untuk
tidak berdakwah.
4. Sarana Dakwah
Dakwah memiliki pengertian yang sangat luas. Sehingga dakwah dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Demikian juga objeknya. Hampir semua aspek
kehidupan manusia merupakan objek dakwah. Sebagaimana sifat Islam yang berlaku
secara universal, yaitu diperuntukkan bagi seluruh manusia tanpa memandang latar
belakang. Dakwah menyebarkan Islam juga harus berlaku universal, menyentuh
semua lapisan masyarakat, golongan, budaya, dan segala aspek kehidupan.
Sejarah mencatat, perkembangan Islam yang begitu cepat menyebar ke
berbagai wilayah di penjuru dunia merupakan hasil dakwah yang dilakukan para
pejuang Islam. Dakwah yang dilakukan itu tidak hanya dengan satu atau dua cara,
tidak hanya dalam satu atau dua bidang. Akan tetapi, hampir semua bidang kehidupan
manusia meruapakan lahan dakwah.
Adapun beberapa bidang yang menjadi sarana dan lahan dakwah antara lain
sebagai berikut.
1. Kebudayaan
2. Pendidikan
3. Politik
4. Seni
5. Ekonomi
6. Sosial
5. Etika Berdakwah
Berdakwah merupakan salah satu aktivitas yang terikat oleh etika, sehingga tidak
boleh dikerjakan dengan semaunya. Hal itu tiada lain agar dakwah yang dilakukan
mendapat hasil yang maksimal, yaitu hasil yang sesuai dengan harapan. Allah SWT.
menjelaskan etika berdakwah sebagaimana ayat berikut ini.
حسنة مو عظة ال مة وال حك ك بال اد ع إلى سبيل رب ك هو أع لم بمن تي هي أح سن إن رب هم بال وجادل
مه تدين ضل عن سبيله وهو أع لم بالArtinya:Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik. Dan debatlah
mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui siapa
yang tersesat dari jalannya. Dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. (QS. An-Naḥl (16) : 125 )
Berdasarkan ayat tersebut, etika berdakwah ada 3 (tiga) macam, yaitu sebagai berikut.
1) Dakwah harus dilakukan dengan cara yang bijak.
2) Esensi dakwah adalah memberikan nasihat yang baik.
3) Jika ada yang mendebat dakwah, maka harus didebat lagi dengan cara yang baik.
B. Tablig
1. Pengertian
Tablig merupakan salah satu bentuk dakwah. Yaitu mengajak manusia untuk berbuat
kebaikan dan mencegah dari keburukan. Dalam praktinya, tablig menitik beratkan pada
menyampaikan, mengajarkan, atau menyebarkan.
Menurut bahasa, tablig berasal dari bahasa Arab, yaitu ballaga-yaballigu-tablīgan ( لبا==غ يل ب تغلب يغ ) artinya menyampaikan. Menurut istilah, tablig adalah
menyampaikan ajaran Allah SWT. kepada manusia agar mengikuti dan melaksanakan
ajaran yang disampaikan itu. Dengan demikian, tablig berarti menyampaikan ajaran Allah
SWT. yang dibawa oleh Rasulullah saw. Tugas Rasulullah saw. menyebarkan Islam yang
telah berakhir dilanjutkan oleh umatnya.
Tablig merupakan bagian yang sangat penting dalam Islam. Rasulullah saw. dan para
sahabat telah melaksanakan tablig untuk mengenalkan ajaran Islam kepada masyarakat
Quraisy, lalu ke berbagai pelosok negeri. Hasilnya, banyak manusia yang mengetahui dan
memeluk Islam. Tanpa kegiatan tablig, ajaran Islam tidak akan tersebar, dan hanya
diketahui oleh segelintir orang.
2. Dasar Hukum Tablig
Di dalam Al-Qur’an, banyak ayat-ayat yang menyebut kalimat tablig. Satu
diantaranya adalah sebagai berikut.
ك وإن ك من رب غ ما أنزل إلي سول بل ها الر يا أيمك من ه يع ص== غ ت رسالته والل لم تف عل فما بل====افرين ك ق====و م ال ه ال يه ====دي ال اس إن الل الن
(٦٧ائدة : )المArtinya:
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak
kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-
Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Mā’idah (5) : 67)
Ayat tersebut secara khusus ditujukan kepada Rasulullah saw. yang diberi tugas
untuk menyampaikan ajaran Allah SWT., menyebarkan agama agar manusia beragama
dengan agama yang bersumber dari Allah SWT., yaitu agama Islam yang mengajarkan
berbuat kebaikan dan meninggalkan perbuatan buruk. Meski demikian, umat Islam
sebagai pengikut rasul juga memiliki kewajiban yang sama untuk menyebarkan agama
yang dibawa oleh Rasulullah saw. Oleh karena itu, kaum muslimin memiliki kewajiban
untuk melaksanakan tablig.
Mempertegas hal itu, Rasulullah saw. memerintahkan kepada para sahabatnya
untuk menyebarkan ajaran yang dibawa oleh beliau. Hal itu seperti disebutkan dalam
hadis berikut ini.
ه لى الل بي ص=== ن عم ===روأن الن ه ب ===د الل عن عب==ة وح==دثوا ==و آي ي ول غ==وا عن م ق==ال بل ه وسل علي
رائيل وال حرج لبخاري(عن بني إس )رواه ا
Artinya : Dari Abdullah bin Amr bahwasanya Nabi saw. bersabda, “Sampaikanlah dariku
walaupun hanya satu ayat. Dan ceritakanlah tentang Bani Israil dengan tidak
berlebihan...(HR. Bukhari)
3. Bentuk Tablig
Merujuk pada pengertian tablig seperti dijelaskan sebelumnya, bentuk tablig dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1) Tablig melalui lisan
2) Tablig melalui tulisan
C. Khotbah
1. Pengertian KhotbahDari tinjauan bahasa, khotbah berasal dari bahasa Arab, yaitu khataba yakhtubu
khutbatan (بة artinya berbicara atau pidato. Dalam ,(خطب يخ طب خط
wikipedia bahasa Indonesia, pidato diartikan dengan kegiatan berbicara di depan umum.
Dalam konteks Islam, khotbah berarti menyebarkan, menyampaikan, atau mengajarkan
Islam secara lisan. Dengan demikian, khotbah memiliki arti khusus, yaitu menyampaikan
sesuatu secara lisan di depan umum.
Khotbah merupakan bagian dari tablig. Bedanya, tablig dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu melalui lisan dan tulisan. Sedangkan khotbah terbatas, yaitu hanya melalui
lisan saja, seperti khotbah jum’at, khotbah ‘Id, khotbah nikah, dan lain sebagainya. Dalam
praktiknya, khotbah ada yang terikat dengan syarat-syarat tertentu, ada pula yang
dilakukan tanpa terikat oleh syarat-syarat tertentu.
2. Khotbah Jum’at
Khotbah yang terikat dengan syarat-syarat tertentu diantaranya adalah khotbah
jum’at. Adapun ketentuan khotbah jum’at adalah sebagai berikut.
1) Rukun
Rukun pada khotbah jum’at yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut.
a. Membaca hamdalah;
b. Membaca salawat atas nabi;
c. Membaca syahadat;
d. Berwasiat takwa dengan cara menyampaikan materi khotbah; dan
e. Membaca do‘a untuk muslimin (pada khotbah akhir).
2) Syarat
Syarat yang harus dipenuhi dalm khotbah jum’at adalah sebagai berikut.
a. Khotbah dimulai setelah masuk waktu zuhur;
b. Khotbah dilaksanakan sambil berdiri;
c. Khotbah dilaksanakan dengan tertib;
d. Khotbah dilaksanakan dua kali (khotbah pertama dan kedua);
e. Khotbah disampaikan dengan bahasa yang dimengerti oleh jama‘ah; dan
f. Antara khotbah pertama dan kedua diberi jeda (duduk)
3) Sunah
Dalam melaksanakan khotbah, ada beberapa hal yang dianjurkan untuk dikerjakan,
yaitu sebagai berikut.
a. Diawali dan diakhiri dengan salam;
b. Khotbah dilakukan di atas mimbar;
c. Khotbah dilaksanakan tidak terlalu panjang; dan
d. Menertibkan 3 rukun yaitu hamdalah, salawat dan materi khotbah.
4) Syarat Khatib
Khotbah jum’at harus disampaikan oleh orang yang telah memenuhi syarat khatib,
yaitu sebagai berikut.
a. Laki-laki dewasa;
b. Sehat jasmani dan rohani;
c. Suci dari najis dan hadas;
d. Menutup aurat;
e. Menghadap jamaah ( saat berkhotbah );
f. Mampu berkhotbah sesuai dengan syarat dan rukunnya; dan
g. Menguasai materi khotbah.
3. Praktik Khotbah Jum’atKhotbah jum’at terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama dan bagian kedua.
Berikut ini adalah praktiknya.
1) Khotbah pertama
a. Khatib berdiri di atas mimbar dan mengucapkan salam.
b. Khatib duduk, sambil mendengarkan azan.
c. Setelah azan dikumandangkan, khatib berdiri lagi lalu membaca hamdalah
(rukun khobah pertama).
d. Setelah membaca hamdalah, dilanjutkan membaca syahadatain dan salawat
kepada nabi.
e. Menyampaikan materi khotbah, di dalamnya ada pesan agar kaum muslimin
bertakwa. (Khotbah sebaiknya tidak panjang, tetapi jelas dan padat).
f. Duduk sebentar di antara dua khotbah.
2) Khotbah kedua
a. Khatib berdiri lagi, lalu membaca hamdalah.
b. Dilanjutkan membaca syahadatain dan salawat kepada nabi.
c. Melanjutkan khotbah jika materi khotbah masih ada.
d. Membaca do‘a untuk kaum muslimin.e. Membaca penutup khotbah, dan dilanjutkan turun dari mimbar, kemudian
melaksanakan salat jum‘at berjamaah.
D. Melaksanakan Dakwah
Sebelum melaksanakan dakwah, terutama dalam bentuk khotbah, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
1. Memahami obyek dakwah
Obyek dakwah disebut mad‘u, yaitu orang-orang yang didakwahi. Sebelum
dakwah dilaksanakan, terlebih dahulu kondisi mad‘u harus dipahami. Memahami
mad‘u sangat penting, agar dakwah dapat dijalankan dengan baik, dan mendapat
hasil yang maksimal. Adapun yang harus dipahami dari mad‘u antara lain sebagai
berikut.
a. Karakter
b. Taraf pendidikan
c. Pengetahuan terhadap agama
2. Menguasai materi dakwah
3. Memahami etika dakwah
a. Dakwah harus disampaikan dengan cara yang bijak.
b. Materi dakwah merupakan nasihat yang baik, yaitu ajakan berbuat baik dan
meninggalkan keburukan.
c. Dakwah disampaikan secara ilmiah.
d. Perilaku da’i harus mencerminkan dakwah yang disampaikannya, yaitu ajaran
Islam.
4. Mempersiapkan dakwah
Beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum melaksanakan dakwah antara lain
sebagai berikut.
a. Menyiapkan materi dakwah
b. Menyiapkan mental
Adapun upaya untuk menumbuhkan percaya diri dapat dilakukan antara lain
dengan beberapa hal berikut.
(1).Berdo’a terlebih dahulu;
(2).Tersenyum;
(3).Menatap mata/wajah jamaah;
(4).Mengatur atau mengubah-ubah intonasi suara;
(5).Disertai dengan gerakan tangan;
(6).Tampil dengan pakaian yang terbaik; dan
(7).Berbicara dengan perlahan tapi bukan suara pelan.
E. Menyusun Naskah Khotbah
Khotbah pada umumnya terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu pembukaan, isi/materi, dan
penutup.
1. Bagian pembukaan
Bagian pembukaan ini terdiri dari:
a. Ungkapan syukur kepada Allah SWT. biasanya diungkapkan dengan kalimat
tahmid;
b. Ucapan dua kalimat syahadat;
c. Salawat atas Nabi Muhammad saw.; dan
d. Kalimat pembuka untuk memusatkan perhatian jamaah.
2. Bagian isi (materi)
Bagian ini merupakan inti dari rangkaian khotbah. Pada bagian inilah pokok-
pokok materi disampaikan. Materi tersebut bisa berisi pembahasan seputar akidah,
syari’ah baik ibadah maupun muamalah, akhlak dan yang lainnya.
3. Bagian penutup
Bagian ini merupakan bagian akhir dari rangkaian khotbah. Diiringi dengan do’a
dan harapan-harapan lainnya yang disampaikan kepada Allah SWT.
F. Metode PembelajaranSaintifikkooperatifrool play,diskusi, ceramah
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan DeskripsiAlokasiw
aktu
Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi sebelumnya Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.
10 menit
Inti Mengamati - Menyimak bacaan al-Qur’an yang terkait dengan
pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakat dalam Islam secara individu maupun kelompok.
- Mencermati ketentuan dan tata cara pelaksanaan khutbah,
70 menit
Kegiatan DeskripsiAlokasiw
aktutabligh dan dakwah di masyarakat
Menanya:- Mengajukan pertanyaan tentang ketentuan dan tata cara
pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakat Eksperimen/Eksplor- Diskusi tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan
khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakat- Diskusi mengenai hikmah pelaksanaan khutbah, tabligh
dan dakwah di masyarakat Assosiasi- Menyimpulkan ketentuan dan tata cara pelaksanaan
khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakatt- Menyimpulkan hikmah ketentuan dan tata cara
pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakat Komunikasi - Menyajikan/melaporkan hasil diskusi tentang ketentuan
ketentuan dan tata cara pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakat
- Menanggapi hasil presentasi (melengkapi, mengkonformasi, dan menyanggah).
- Membuat resume pembelajaran di bawah bimbingan guru.- Berlatih menerapkan ketentuan dan tata cara pelaksanaan
khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakat Refleksi- Menampilkan kemampuan menerapkan atketentuan dan
tata cara pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakat
Menunjukkan sikap menghargai dan menghormati pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakat
Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru
menyimpulkan materi Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran Mengucapkan salam
10 menit
H. Alat (Bahan) / Sumber Belajar:
a. Alat / Bahan : Al Qur’an
Power point, Video, LCD, Laptop
b. Sumber Belajar : Buku PAI Kls XI Kemdikbud Al-Quran dan Al-Hadis
Buku tajwid Kitab tafsir Al-Qur’an Buku lain yang menunjang Multimedia interaktif dan Internet
I. Penilaian
1. Prosedur :a. Penilaian proses belajar mengajar oleh gurub. Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)2. Alat Penilaian (Soal terlampir)
Pijoan, Juli 2015
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Kepala SMAN Titian Teras Pendidkan Agama Islam
H. HARYANTO MIFTAH, S.Pd, M.PdNIP. 19550727 198011 1 002
SALWINSAH, S.Ag
Lampiran : Format Penilaian Proses bealajar
FORMAT PENGAMATAN SIKAP
No Nama SiswaDisiplin
Tanggung jawab
Peduli Kerja keras
a b c a B C a B c A b c
12345678910111213141516171819202122232425262728293031323435363739
INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2
1. Disiplina. Selalu hadir di kelas tepat waktub. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktuc. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
2. Tanggung jawaba. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguhb. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalahc. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnyad. Partisipasi dalam kelompok
3. Pedulia. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkanb. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnyad. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
4. Kerja kerasa. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguhb. Menunjukkan sikap pantang menyerahc. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:1. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.2. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.
TugasDakwah adalah aktivitas yang sangat mulia dan memiliki keutamaan yang sangat besar.
Carilah tulisan tentang keutamaan dakwah, lalu buat ringkasannya. Setelah itu,
bandingkan dengan hasil temanmu, lalu diskusikan dengan bimbingan guru.
Observasi- Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:- Isi diskusi bagaimana membuat konsep khutbah, tabligh dan dakwah- Memahami sikap menghormati dan menghargai pelaksanaan khutbah, tabligh dan
dakwah di masyarakat
Portofolio- Membuat konsep khutbah, tabligh dan dakwah- Membuat laporan tentang ketentuan syariat Islam dalam masalah ketentuan dan tata
cara pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakat
TesTes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal-soal pilihan ganda dan uraian
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Satuan Pendidikan : SMAN Titian Teras JambiKelas / Semester : XI / 2
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama IslamMateri Pokok : Perkembangan Islam Abad Modern.Alokasi Waktu : 3 X 3 Jam Pelajaran Jumlah Pertemuan : 3 x Pertemuan
A. Kompetensi Inti (K1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya (K2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
(K3) :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
(K4) :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.12 Menelaah perkembangan Islam pada masa modern (1800- sekarang).4.14 Mendiskripsikan perkembangan Islam pada masa medern (1800-sekarang)C. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.12 Mampu Menelaah perkembangan Islam pada masa modern (1800- sekarang).4.14 mampu Mendiskripsikan perkembangan Islam pada masa medern (1800-sekarang)
D. Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat:
1. menjelaskan perkembangan Islam pada masa modern; 2. menyebutkan tokoh-tokoh Islam pada masa modern dan pemikirannya; dan3. menjelaskan gerakan modernisasi Islam di Indonesia.
E. Materi AjarPasca runtuhnya Daulah Bani Abbasiyah, peradaban Islam muncul dalam skala yang kecil, seperti yang terlihat pada abad pertengahan di Turki. Namun tak lama setelah itu, Khilafah Turki Usmani pun hancur yang menyebabkan peradaban Islam tenggelam. Peradadan Islam kian terkubur ketika bangsa-bangsa Barat dan Eropa mulai menemukan masa kejayaannya. Mereka bangkit dan menjelma menjadi negara-negara adidaya, dengan penguasaan sains dan teknologi yang sangat canggih, melebihi kecanggihan yang pernah ditemukan peradaban Islam. Upaya untuk mengejar ketertinggalan itu, ada diantara umat Islam yang bergerak, mengingatkan, mengajak, sampai beraksi untuk bangkit demi meraih kembali kejayaan Islam. Upaya itu mulai dilakukan memasuki abad 19 yang ditandai dengan munculnya gerakan pembaruan Islam. Kemunculan para mujadid itu, menjadi tonggak awal kebangkitan peradaban Islam yang tengah dinanti.
A. Tokoh modernisasi Islam Memasuki akhir abad 18, peradaban Islam kian tenggelam menyusul kemajuan yang
dicapai negara-negara Barat dan Eropa di berbagai bidang. Gerakan renaissance yang telah
lama bergema telah berhasil membangunkan negara-negara Barat dan Eropa dan bangkit
menjadi negara-negara adidaya dengan peradabannya yang cemerlang. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sebelumnya pernah ditorehkan oleh masyarakat Islam
beralih dikuasai negara-negara Barat bahkan semakin canggih. Pada saat yang sama, negara-
negara Islam justru ada dalam masa kemunduran dan ketertinggalan dalam hampir semua
bidang.
Kemajuan yang dicapai oleh negara-negara Barat mendorong mereka melakukan
kolonialisasi, menguasai negara-negara Islam dan menjadikannya sebagai negara jajahan.
Satu persatu negara-negara Islam yang sudah tercerai berai jatuh ke tangan para penjajah
negara-negara Barat. Praktis, Islam semakin mengalami keterpurukan. Negara Islam yang
sudah terktak-kotak semakin tidak berdaya menghadapi kekuatan Barat yang sudah jauh
melampaui peradaban Islam pada masa keemasan. Kondisi seperti ini memaksa Islam tunduk
pada sistem kehidupan yang dikendalikan oleh negara-negara Barat, negara-negara yang
secara sistematis melumpuhkan kekuatan Islam. Hal ini diperparah dengan kesadaran umat
Islam terhadap ajaran Islam begitu rendah. Para peneliti Islam menyebutkan, mundurnya
peradaban Islam tidak hanya karena kemajuan peradaban Barat yang cepat. Akan tetapi,
kemunduran peradaban Islam lebih disebabkan oleh masyarakat Islam sendiri yang sudah
mulai meninggalkan ajaran Islam. Bahkan, pemikiran sebagian tokoh Islam yang menyatakan
pintu ijtihad telah tertutup menjadi faktor kuat yang mengakibatkan tumpulnya peradaban
Islam dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.
Secara rinci, faktor kemunduran peradaban Islam pada masa ini adalah sebagai berikut.
1. Terpecahnya negara Islam pasca runtuhnya kekhilafahan Turki Usmani.
2. Fanatisme dan taklid buta terhadap aliran tarikat.
3. Sikap jumud akibat menutup diri dari ijtihad.
4. Syari’at Islam yang tidak lagi dilaksanakan secara penuh.
5. Banyaknya praktik kemusyrikan.
Kondisi umat Islam seperti itulah yang memaksa Islam berjalan di tempat, tidak lagi
melakukan eksplorasi terhadap ilmu pengetahuan, dan akibatnya jauh tertinggal oleh negara-
negara Barat serta menjadi obyek kolonialisasi negara-negara Barat. Pada masa ini, para
penakluk negara-negara Islam semakin leluasa bergerak di wilayah negara-negara Islam.
Penjajahan negara-negara Barat atas dunia Islam yang mempersempit ruang gerak umat
Islam ternyata menimbulkan kesadaran sebagian umat Islam. Di tengah kondisi keterpurukan
umat Islam seperti itu ada orang-orang yang memiliki pemikiran yang cukup kritis menyikapi
kondisi umat Islam. Mereka adalah orang-orang yang memiliki perhatian besar terhadap
nasib umat Islam, dan menghendaki agar umat Islam keluar dari kubang kemunduran,
melawan segala bentuk penjajahan, serta bangkit agar menjadi negara-negara yang berdaulat
dan maju di berbagai bidang. Satu hal yang mereka soroti adalah pola pikir umat Islam yang
dinilai kolot, jauh dari semangat ajaran Islam, dan tidak mencerminkan Islam sebagai agama
dinamis, mampu menyesuaikan diri dengan kondisi zaman seperti apapun. Mereka
menghendaki agar umat Islam melakukan pembaruan, mengejar ketertinggalan di berbagai
bidang, dan meninggalkan gaya hidup yang dapat menghambat kemajuan Islam. Pada
perkembangannya, mereka melakukan gerakan yang disebut tajdid, yaitu gerakan pembaruan
Islam, gerakan modernisasi Islam, atau gerakan yang berupaya mengeluarkan umat Islam dari
kejumudan, agar umat Islam kembali meraih kejayaan.
Dalam catatan para sejarawan, gerakan tajdid dilakukan di berbagai negara Islam, pada
masa yang hampir bersamaan, dan dengan cara yang beragam. Pada dasarnya, gerakan tajdid
dilakukan oleh orang-orang yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, pengaruh
yang besar, dan memiliki jaringan yang kuat. Mereka lah yang kemudian disebut sebagai
mujadid, yaitu orang yang melakukan pembaruan Islam.
Gerakan pembaruan Islam ini terutama terjadi di negara-negara Timur Tengah. Adapun
para mujadid yang melakukan permbaruan dalam Islam dan pemikirannya antara lain sebagai
berikut.
1. Muhammad bin Abdul Wahhab
a. Biografi
Muhammad bin Abdul Wahhab lahir pada tahun 1701 M. di Uyainah, Najd,
suatu daerah yang berada di sebelah Barat Laut kota Riyad. Ia merupakan keturunan
keluarga ulama. Ayahnya yang bernama Abdul Wahhab adalah ulama besar di daerah
Najd. Masyarakat setempat menjadikan keluarga Muhammad bin Abdul Wahhab
sebagai tempat meminta fatwa dalam urusan agama. Bahkan, salah seorang
saudaranya merupakan mufti besar di Najd.
Sebagaimana umumnya keluarga ulama, Muhammad bin Abdul Wahhab
dididik oleh kedua orang tuanya dengan pendidikan agama yang sangat ketat.
Pendidikan yang diberikan orang tuanya yang intensif, ditambah kecerdasan
Muhammad bin Abdul Wahhab yang melebihi saudara-saudaranya, dalam usianya
yang relatif masih belia, Muhammad bin Abdul Wahhab telah menguasai beberapa
disiplin ilmu agama. Ketika usianya masih di bawah sepuluh tahun, Muhammad bin
Abdul Wahhab telah hafal Al-Qur’an.
Melihat kemampuan Muhammad bin Abdul Wahhab yang luar biasa,
membuat Syaikh Abdul Wahhab mengirim anaknya itu ke Mekah, untuk menimba
ilmu dari para ulama Mekah. Selesai belajar di Mekah selama beberapa tahun,
Muhammad bin Abdul Wahhab melanjutkan belajarnya di Madinah, Basrah dan
tempat lainnya. Diantara ulama yang menjadi tempatnya belajar adalah Syaikh
Abdullah bin Ibrahim Said An-Najdi, Syaikh Muhammad Hayah Al-Sindi, Syaikh
Muhammad Al-Majmu‘i, dan Syaikh Abdullah bin Abdullatif Al-Ahsai. Mereka
adalah para ulama besar yang menjadi rujukan umat Islam dalam hidup beragama.
Pada usia 92 tahun, tepatnya pada tahun 1793 M. Muhammad bin Abdul
Wahhab wafat. Selama masa hidupnya ia gunakan untuk belajar, mengajarkan Islam,
berdakwah; mengajak pada kebaikan dan mencegah perbuatan buruk, berjihad, dan
mengabdikan diri membantu pemerintahan Islam untuk menyebarkan Islam.
b. Dakwah dan Pemikiran
Dalam masa pengembaraannya menimba ilmu, terutama di Madinah,
Muhammad bin Abdul Wahhab mendapati umat Islam banyak yang melakukan
praktik-praktik ibadah yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Akidah umat Islam
sudah banyak bercampur dengan pemikiran-pemikiran yang dinilai menyimpang dari
Islam. Bahkan banyak umat Islam yang melakukan praktik kemusyrikan atau ritual
yang mengarah pada tindakan syirik. Salah satu penyimpangan yang dilakukan oleh
umat Islam ialah menjadikan kuburan sebagai tempat meminta. Padahal yang
dibenarkan dalam Islam ialah berziarah ke kuburan untuk mendo’akan orang yang
sudah meninggal, dan menjadikannya sebagai pelajaran. Akan tetapi yang dilakukan
umat Isam di sana tidak hanya itu. Mereka menjadikan kuburan sebagai tempat
memohon atau meminta sesuatu. Mereka menjadikan kuburan sebagai benda keramat
yang dianggap dapat menjadi perantara sampainya do’a seseorang kepada Allah
SWT.
Kondisi seperti inilah yang mendapat perhatian dari Muhammad bin Abdul
Wahhab. Ia kemudian bersama guru, dan para ulama lainnya memulai dakwah. Dalam
dakwahnya itu, Muhammad bin Abdul Wahhab menekankan aspek tauhid, yaitu
upaya mengesakan Allah SWT. Tindakan apapun yang dapat mengotori tauhid tidak
dibenarkan, dan hal itu harus segera dihilangkan. Sehingga setiap ritual atau aktivitas
apapun yang menjurus pada kemusyrikan, khurafat, takhayul, atau ritual yang
termasuk kategori bid’ah, semuanya didakwahi oleh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Muhammad bin Abdul Wahhab mengajak masyarakat yang didakwahinya agar
mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah
saw. tanpa menambah atau menguranginya. Muhammad bin Abdul Wahhab
mengingatkan bahwa menambah atau mengurangi ajaran yang telah disampaikan oleh
Nabi Muhammad saw. adalah bentuk bid’ah. Sedangkan bid’ah sebagaimana yang
dijelaskan oleh Rasulullah saw. adalah perbuatan sesat dan dapat menyesatkan umat
Islam.
Secara rinci, pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab adalah sebagai
berikut.
1) Keyakinan bahwa Allah SWT. Maha Esa adalah mutlak. Barang siapa yang memiliki
keyakinan yang bertentangan dengan konsep tersebut berarti orang itu telah berbuat
syirik.
2) Sumber ajaran Islam yang mutlak dan otentik hanyalah Al-Qur’an dan hadis.
Sedangkan sumber yang lain seperti ijmak, qiyas, atau pendapat ulama, hanya
diterima jika sesuai dengan Al-Qur’an dan hadis.
3) Bersikap taklid kepada ulama tertentu tidak dibenarkan. Umat Islam hanya
dibolehkan berittiba kepada Rasulullah saw. dan mengikuti pendapat ulama yang
sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan sunah.
4) Pintu ijtihad tetap terbuka, sehingga umat Islam masih dibolehkan mengkaji Al-
Qur’an dan hadis untuk menetapkan hukum sesuatu yang belum ada ketetapannya.
Dan hal itu sekaligus untuk menunjukkan bahwa Islam adalah agama dinamis, mampu
menyesuaikan dengan tuntutan zaman.
Atas dasar pemikirannya itulah, Muhammad bin Abdul Wahhab menyerukan
agar umat Islam kembali kepada ajaran Al-Qur’an dan sunah. Menjadikan kedua kitab
tersebut sebagai pedoman dan rujukan dalam segala aspek kehidupan, tidak
menambah atau mengurangi ajaran yang ada di dalamnya, apalagi menyalahi
keduanya. Muhammad bin Abdul Wahhab begitu tegas mengingatkan agar umat
TAHUKAH ANDA?
Gerakan dakwah yang dibawa oleh Muhammad bin Abdul Wahhab bukanlah
gerakan baru. Akan tetapi gerakan tersebut merupakan kelanjutan dakwah para
ulama ahlusunah wal jama’ah seperti Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi‘i,
dan Imam Hanbali. Keempat ulama tersebut menekankan agar umat Islam
kembali kepada ajaran Al-Qur’an dan sunah, meninggalkan segala bentuk
syirik. Di kemudian hari, gerakan tersebut ada yang menamakannya Wahhabi,
Muwahhidun, Salafi, dan sebagainya. Jadi, gerakan Wahhabi merupakan
penerus pra ulama ahlusunah wal jama‘ah
Islam tidak melakukan apapun kecuali berdasarkan petunjuk dari Al-Qur’an dan
hadis. Dan sebaliknya, Muhammad bin Abdul Wahhab sangat keras dalam melarang
perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Al-Qur’an dan hadis.
Dalam masalah pendidikan, Muhammad bin Abdul Wahhab mengingatkan
agar umat Islam mengajarkan pendidikan tauhid kepada anak-anaknya sejak dini.
Pendidikan tauhid perlu diajarkan kepada para pelajar agar setelah dewasa umat Islam
sudah kuat memegang teguh ajaran tauhid, sehingga tidak lagi terjadi pernyimpangan
dalam beragama. Muhammad bin Abdul Wahab menghendaki semua lembaga
pendidikan menanamkan nilai-nilai tauhid pada semua pelajaran yang diberikan
kepada pelajar.
2. Jamaludin Al-Afgani
a. Biografi
Jamaludin Al-Afgani atau nama lengkapnya Jamaluddin Al-Afgani As-Sayyid
Muhammad bin Shafdar Al-Husain, lahir pada tahun 1839 M. di Asadabad, Kunar,
Afganistan. Ia memiliki hubungan darah dengan Rasulullah saw. dari jalur Husain bin
Ali bin Abi Talib.
Jamaludin Al-Afgani memulai pendidikannya di tanah kelahirannya, yaitu di
Kabul, Afganistan. Pada usia delapan tahun, ia mulai memperlihatkan kecerdasannya
yang tidak dimiliki oleh siswa lain pada umumnya. Kecerdasannya tidak hanya
terlihat di bidang agama. Akan tetapi, ia begitu pandai dan gemar di bidang
matematika, filsafat, dan sejarah.
Dalam masa pengembaraannya, Jamaludin Al-Afgani pernah menetap di
berbagai negara, antara lain Afganistan, Turki, Iran, Mesir, dan Prancis. Setelah
melakukan banyak gerakan dalam upaya memajukan Islam, pada usia 54 tahun
Jamaludin wafat di Istanbul, Turki.
Jamaludin Al-Afgani mencurahkan segala kemampuannya dan seluruh
waktunya untuk kemajuan Islam. Ia sangat prihatin menyaksikan kondisi Islam yang
berada dalam keterpurukan, tertinggal oleh peradaban agama lain. Apalagi ia
menyaksikan bahwa negara-negara Islam berada dalam penjajahan negara-negara
Barat yang dengan sengaja memperlemah posisi umat Islam. Ia memiliki perhatian
yang besar terhadap dunia politik yang menurutnya sangat berpengaruh terhadap
kekuasaan dan kedaulatan sebuah negara. Pengetahuannya yang luas dalam dunia
politik menjadikannya pernah dipercaya sebagai penasihat Sir Ali Khan. Setelah itu,
ia juga pernah diangkat sebagai perdana menteri. Setelah keterlibatan Inggris dalam
pemerintahan Afganistan, Al-Afgani lebih memilih hijrah ke India. Di India Al-
Afgani tidak bertahan lama. Sebab India pun telah jatuh ke tangan kekuasaan Inggris.
Hal ini memaksa Al-Afgani mencari tempat yang lebih nyaman baginya. Lalu ia
pindah ke Mesir. Mesir tak luput dari rongrongan Inggris sampai akhirnya jatuh di
bawah kekuasaan Inggris. Al-Afgani terpaksa meninggalkan Mesir dan memilih pergi
dan menetap di Prancis.
b. Dakwah dan pemikiran
Jamaludin Al-Afgani terkenal sebagai orang yang memiliki kebencian
terhadap bentuk penjajahan dan para penjajah. Setelah berada di Paris, Jamaludin Al-
Afgani membentuk perkumpulan Al-Urwatul Wusqa, yang kemudian menerbitkan
majalah dengan nama yang sama, yaitu Urwatul Wusqa. Dalam majalah yang
diteribtkannya itu, Al-Afgani menyerukan agar umat Islam di seluruh dunia bersatu
melawan segala bentuk penjajahan yang dilakukan atas negara-negara Islam.
Menurutnya, Islam dapar keluar dari keterpurukan jika dapat bersatu dan
mengenyampingkan tujuan kelompok, meninggalkan perselisihan, dan menghidupkan
ajaran Islam dengan kesungguhan. Upaya untuk menyatukan kekuatan umat Islam itu,
Al-Afgani mengajukan agar umat Islam membentuk ikatan politik sebagai wadah
umat Islam dalam memperjuangkan hak-hak umat Islam dalam pemerintahan. Konsep
ini kemudian dikenal dengan istilah Pan-Islamisme. Pembentukan wadah politik itu
sebagai alat untuk menentang kekuatan politik Barat yang secara sewenang-wenang
memecah belah negara-negara Islam.
Secara rinci, pemikiran Jamaludin Al-Afgani adalah sebagai berikut.
1) Penjajahan terhadap dunia Islam adalah musuh umat bersama.
2) Umat Islam harus bersatu dan menentang segala bentuk penjajahan.
3) Untuk menghadapi penjajah, umat Islam harus bersatu.
4) Untuk menghadapi perkambangan zaman, umat Islam harus melakukan ijtihad,
sehingga tidak dibenarkan jika pintu ijtihad telah tertutup.
5) Sistem pemerintahan otokrasi harus diubah menjadi sistem demokrasi. Hal itu
untuk menyesuaikan dengan tuntutan zaman yang menghendaki pemerintahan ada
dalam kontrol rakyat.
6) Politik tidak bisa dispisahkan dari agama.
Menurut Al-Afgani, agar umat Islam dapat bersatu untuk menentang segala
bentuk penjajahan dan mengusir para penjajah dari negara-negara Islam, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
1) Umat Islam harus kembali kepada ajaran Al-Qur’an dan sunah.
2) Akidah umat Islam harus dibersihkan dari kepercayaan-kepercayaan takhayul,
khurafat dan segala bentuk bid’ah.
3) Umat Islam harus memegang teguh prinsip bahwa semua manusia memiliki hak
yang sama untuk bisa merdeka dan maju.
4) Setiap generasi harus memiliki sekelompok orang-orang yang memiliki kelebihan
untuk mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada umat Islam secara umum.
3. Muhammad Abduh
a. Biografi
Muhammad Abduh lahir pada tahun 1849 M. di Mesir, tepatnya di Propinsi
Gharbia. Ia merupakan anak dari Abduh bin Hasan Khairullah. Ibunya bernama
Junainah. Ia memiliki hubungan darah dengan Umar bin Khattab. Kedua orang tua
Muhammad Abduh termasuk keluarga sederhana, yang sehari-harinya berprofesi
sebagai petani. Mereka pun dikenal taat dalam menjalankan ajaran Islam. Tidak hanya
itu, mereka juga dikenal cinta ilmu pengetahuan.
Abduh memulai pendidikannya dengan mempelajari Al-Qur’an. Kedua orang
tuanya yang mengarahkan Abduh agar gemar membaca dan mempelajari Al-Qur’an.
Setelah kemampuannya dalam membaca Al-Qur’an bagus, Abduh kemudian dikirim
kepada seorang ulama hafiz. Di sana, dalam waktu kurang dari dua tahun, tepatnya
ketika berusia dua belas tahun, Muhammad Abduh berhasil hafal Al-Qur’an. Pada
tahun 1877 M., Muhammad Abduh mulai mengajar di Al-Azhar, Darul Ulum, dan di
rumahnya sendiri. Ia pun kemudian melibatkan diri dalam politik Mesir.
b. Dakwah dan Pemikiran
Muhammad Abduh memulai kariernya sebagai seorang pemikir dan pembaru
Islam setelah berkenalan dan bergabung bersama Jamaludin Al-Afgani. Pertemuan
keduanya yang bermula di Mesir berlanjut hingga ke Prancis. Selama di Prancis,
Muhammad Abduh aktif membantu Al-Afgani menerbitkan majalah Urwatul Wusqa.
Karena keterlibatannya dengan Al-Afgani inilah, Muhammad Abduh disebut-sebut
sebagai murid dari Jamaludin Al-Afgani. Hal itu terlihat dari pemikiran Muhammad
Abduh yang sama seperti pemikiran Jamaludin Al-Afgani, terutama dalam bidang
sosial keagamaan dan politik. Muhammad Abduh memandang bahwa umat Islam
perlu melakukan perubahan besar dalam berbagai bidang, agar umat Islam dapat
keluar dari krisis yang selama itu menyelubungi dunia Islam hingga menjadi sasaran
negara-negara barat dan Eropa.
Keterlibatannya dengan Al-Afgani, membuat Muhammad Abduh mengalihkan
perhatian dan sikapnya dari dunia tasawuf ke pergerakan sosial dan politik. Ia sepakat
dengan Al-Afgani bahwa kemunduran umat Islam disebabkan oleh umat Islam sendiri
yang bersikap jumud, tidak mau membuka diri menerima perkembangan ilmu
pengetahuan yang datang dari luar. Hal ini disebabkan keyakinan tertutupnya pintu
ijtihad yang mengakibatkan umat Islam menutup diri dari kemajuan zaman yang
menghendaki adanya pembaruan. Keengganan umat Islam menerima pemikiran dari
luar dan mengubah keadaan menjadi faktor mundurnya umat Islam dalam berbagai
hal. Kritik Muhammad Abduh terhadap umat Islam itu kemudian terkenal dengan
ungkapan Al-Islāmu maḥjūbun bil muslimīn yang artinya bahwa Islam tertutupi oleh
umat Islam sendiri. Maksudnya bahwa Islam tidak maju disebabkan oleh umat Islam
sendiri.
Secara rinci, pemikiran pembaruan Muhammad Abduh antara lain sebagai
berikut.
1) Pintu ijtihad masih terbuka, sehingga umat Islam wajib menggunakan
akalnya untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan.
2) Akal memiliki kedudukan yang tinggi, yang dapat memandu manusia
untuk memperoleh kebenaran.
3) Kekuasaan negara harus dibatasi oleh undang-undang yang dibuat oleh
negara.
4) Harus ada pembaruan pada sistem pendidikan Al-Azhar.
5) Dalam dunia pendidikan, Muhammad Abduh menekankan agar pendidikan
tidak hanya menonjolkan aspek kecerdasan (kognitif) semata. Akan tetapi,
kecerdasan spiritual (afektif) peserta didik harus lebih dikedepankan.
6) Perempuan memiliki hak yang sama seperti laki-laki, termasuk dalam
memperoleh pendidikan.
4. Rasyid Rida
a. Biografi
Rasyid Rida bernama lengkap Sayyid Muhammad Rasyid Rida bin Ali Rida
bin Muhammad Syamsuddin bin Sayyid Baharuddin bin Sayyid Munla Ali Khalifah
Al-Baghdadi. Beliau dilahirkan di Qalmun, Libanon, pada 1864 M. Ia memiliki
hubungan darah dengan Nabi Muhammad saw. dari jalur Husain bin Ali bin Abi
Talib.
Rasyid Rida memulai pendidikannya pada usia tujuh tahun, belajar di sebuah
Madrasah yang berada di desanya. Pelajaran yang diterimanya berkisar pada ilmu-
ilmu agama dan alatnya seperti nahwu, saraf, mantiq, dan yang lainnya. Meski
demikian, ia juga mempelajari ilmu-ilmu yang lain seperti matematika, geografi, dan
bahasa. Pendidikan yang diperoleh di madrasah tersebut membentuk Rasyid Rida
sebagai orang yang sangat zuhud. Ia terkenal sebagai orang yang taat pada aturan dan
berbakti kepada orang tua. Menurut sejarawan, konsep zuhud yang dimunculkan
Imam Gazali melalui kitabnya Ihya Ulumiddin, sangat memengaruhi karakter Rasyid
Rida. Ia pun terlibat dalam dunia tasawuf, dan bergabung bersama aliran Tarikat
Naqsabandiyah. Rasyid Rida wafat pda usia 91 tahun, tepatnya pada tahun 1935 M.
b. Dakwah dan Pemikiran
Rasyid Rida memiliki semangat yang tinggi dalam mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan. Kecintaannya kepada ilmu ia tunjukkan dengan gemar membaca. Salah
satu bacaannya waktu itu adalah majalah Urwatul Wusqa yang diterbitkan Jamaludin
Al-Afgani dan Muhammad Abduh. Melalui majalah tersebut, Rasyid Rida mengenal
kedua tokoh itu dan pemikiran-pemikirannya tentang perlunya pembaruan dalam
Islam. Melalui majalah itulah, Rasyid Rida menyadari keterbelakangan negara-negara
Islam di belahan dunia disebabkan sikap umat Islam yang tidak peduli terhadap
kemajuan, dan menerima hidup apa adanya tanpa mau berusaha untuk keluar dari
keterpurukan.
Sikap umat Islam yang jumud, dipenuhi dengan keyakinan khurafat, takhayul,
dan aktivitas ibadah yang tidak lagi sejalan dengan sunah Nabi Muhammad saw.
menyebabkan umat Islam semakin tertinggal jauh oleh negara-negara Barat dan Eropa
dalam berbagai hal. Hilangnya kekuasaan atas negara-negara Islam oleh para penjajah
merupakan bukti nyata kemunduran umat Islam itu.
Rasyid Rida mengenal Muhammad Abduh tidak hanya lewat tulisannya dalam
majalah Urwatul Wusqa. Pada tahun 1882, Rasyid Rida bertemu dengan Muhammad
Abduh di Beirut, Libanon pada masa pengasingan. Pertemuan ini dimanfaatkan
dengan baik oleh Rasyid Ridha. Ia melakukan dialog dengan Muhammad Abduh, lalu
menyatakan keinginannnya untuk berguru kepada Abduh.
Setelah bergabung dengan Muhammad Abduh, Rasyid Rida aktif membantu
perjuangan gurunya menyebarkan dakwah untuk membangkitkan semangat umat
Islam di seluruh dunia. Seperti Abduh yang membantu Al-Afgani, kini Rasyid Rida
aktif membantu Muhammad Abduh menerbitkan majalah Al-Manar. Melalui majalah
inilah Abduh dan Rasyid Rida menyebarkan gagasannya, mendengungkan gerakan
pembaruan Islam, ajakan agar umat Islam bangkit melawan dan mengusir penjajahan,
serta mengejar ketertinggalan. Pemikiran-pemikiran Muhammad Abduh kemudian
oleh Rasyid Rida dikumpulkan dalam sebuah kitab yang kini dikenal dengan Tafsir
Al-Manar.
Pemikiran-pemikiran Rasyid Rida mengenai pembaruan Islam terlihat seperti
berikut ini.
1) Kemunduran umat Islam disebabkan oleh keyakinan khurafat dan perbuatan
bid’ah.
2) Umat Islam harus kembali kepada ajaran Al-Qur’an dan sunah.
3) Kepercayaan terhadap qada dan qadar tidak boleh menyebabkan umat Islam
bersikap pasrah.
4) Akal memiliki kedudukan yang tinggi dan dapat digunakan untuk memahami
pesan dan ajaran agama.
5) Umat Islam harus terbuka menerima pemikiran dari luar selama tidak
bertentangan dengan Islam.
6) Umat Islam harus mau mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
mengejar ketertinggalan.
7) Kekhilafahan harus dihidupkan kembali sebagai sistem pemerintahan dalam
Islam.
8) Khalifah harus berperan sebagai pemimpin umat Islam tertinggi di seluruh dunia,
sebagai pemimpin agama sekaligus pemimpin politik.
9) Dalam pendidikan, Rasyid Rida menekankan sistem pendidikan yang memuat
pelajaran agama dan umum, agar umat Islam dapat menguasai teknologi.
5. Muhammad Ali Pasya
a. Biografi
Muhammad Ali Pasya lahir di Albania, Yunani pada tahun 1765 M. dan
meninggal pada usia 84 tahun di Mesir. Ia berasal dari keluarga yang sangat
sederhana. Kesederhanaan keluarganya itu menyebabkan Pasya tidak dapat
mengenyam pendidikan sebagaimana anak-anak lain pada umumnya. Bahkan ketika
usianya masih sangat belia, Pasya harus terlibat membantu pekerjaan orang tuanya
yang berprofesi sebagai pedagang eceran.
Meksi tidak mengeyam pendidikan secara formal dan mengakibatkan dirinya
tidak pandai menulis dan membaca, tidak menyebabkan dirinya tertinggal atau
terbelakang. Justru ia mampu memperlihatkan kecerdasan dan kemampuannya dalam
bidang lain. Kecerdasannya itu membuat dirinya direkrut pemerintah Turki Usmani
sebagai tenaga kerja di bidang perpajakan. Kemampuannya dalam melaksanakan
tugas negara tersebut, Pasya dinikahkan dengan putri salah satu Gubernur kerajaan
Turki Usmani. Setelah itu dirinya dipercaya sebagai salah satu pejabat penting di
kemiliteran. Kariernya yang cukup cemerlang, mengantarkan Pasya menjadi salah
satu tokoh yang diperhitungkan dalam kancah politik Timur Tengah. Terlebih setelah
keberhasilannya meraih kekuasaan di Mesir, ia menjadikan Mesir sebagai salah satu
model negara modern.
b. Dakwah dan Pemikiran
Sejak didaulat sebagai pemimpin Mesir, Muhammad Ali Pasya semakin
gencar mengingatkan umat Islam akan pentingnya modernisasi di dunia Islam.
Kekuasaan yang ada di genggamannya ia manfaatkan untuk mewujudkan cita-cita
pembaruan tersebut. Dalam banyak hal, pembaruan yang dilakukan Muhammad Ali
Pasya berpengaruh besar terhadap perkembangan dunia Islam.
Pembaruan yang dilakukan Muhammad Ali Pasya antara lain sebagai berikut.
1) Bidang militer
Pembaruan di bidang militer menjadi prioritas dalam gerakan yang dilakukan oleh
Muhammad Ali Pasya. Ia menilai bahwa kekuatan militer menjadi tonggak
penting untuk memajukan umat Islam di bidang lain. Lau ia pun melakukan
modernisasi di bidang militer dengan membuka sekolah militer, mendatangkan
instruktur dari negara-negara Eropa. Ia pun mengirim ratusan perwira ke negara-
negara Barat untuk belajar militer modern.
2) Bidang pendidikan
Bidang pendidikan mendapat perhatian besar dari Muhammad Ali Pasya. Meksi
dirinya tidak pernah mengenyam pendidikan secara formal, namun perhatiannya
untuk mendirikan lembaga pendidikan sangat besar. Pasya mendirikan lembaga
pendidikan dengan membuka sekolah militer, sekolah kedokteran, sekolah
farmasi, sekolah pertambangan, sekolah penerjemahan, dan lembaga pendidikan
lainnya. Bahkan untuk mengadopsi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Barat, Pasya secara khusus mengirim ratusan pelajar ke berbagai negara di Eropa
untuk mempelajari teknologi negara-negara seperti Prancis, Austria, Inggris, dan
Italia.
3) Bidang ekonomi
Pembaruan yang dilakukan Muhammad Ali Pasya di bidang ekonomi adalah
dengan membuka saluran-saluran irigasi untuk mengembangkan bidang pertanian.
Pasya pun berhasil melakukan kerjasama di bidang ekspor hasil pertanian berupa
kapas dengan negara-negara Eropa. Keberhasilannya membangun sarana
pertanian membawa dampak positif bagi kemakmuran khususnya rakyat Mesir.
6. Rifa’at Tahtawi
a. Biografi
Rifa’at Tahtawi memiliki nama lengkap Rifa’at Bey Badawi Al-Tahtawi, lahir
di Mesir pada tahun 1802 M. Ia lahir ketika Mesir di bawah kekuasaan Muhammad
Ali Pasya. Ia termasuk kerturunan bangsawan di Mesir, sehingga mendapat
pendidikan yang cukup. Sejak kecil Tahtawi memiliki kecintaan yang besar terhadap
ilmu pengetahuan. Bahkan keluarganya yang begitu taat terhadap agama mengajarkan
Tahtawi mempelajari Al-Qur’an sejak dini. Setelah selesai menjalani pendidikan
dasar, Tahtawi dikirim ke Al-Azhar. Kurang lebih lima tahun belajar di Al-Azhar,
Tahtawi ditugaskan untuk mengajar di almamaternya itu. Karena kecerdasannya,
Tahtawi ditunjuk sebagai ketua dalam misi ke negara-negara Eropa untuk
mempelajari teknologi yang dilakukan pada masa Muhammad Ali Pasya.
Selesai menjalankan misi belajar di luar negeri, Tahtawi terlibat dalam
pemerintahan dan menangani bagian pendidikan. Hampir semua waktu yang dimiliki
Thatawi digunakan untuk mengembangkan pendidikan Mesir. Ia pun ditunjuk sebagai
direktur sekolah penerjemahan, yang diantara tugasnya adalah menerjemahkan
berbagai karya ilmiah dan buku-buku yang ditulis sarjana Eropa.
b. Dakwah dan pemikiran
Aktivitas Tahtawi yang seluruhnya dikerahkan untuk urusan pendidikan
menimbulkan semangat yang besar terhadap pendidikan di Mesir. Ia kemudian
memberikan gagasan ketertinggalan umat Islam dari bangsa-bangsa lain seperti
negara-negara di Eropa, karena umat Islam menerapkan sistem pendidikan yang
keliru. Ia menilai sistem pendidikan Islam harus diubah dan menyesuaikan dengan
perkembangan zaman. Hal itu sekaligus menekankan agar umat Islam mau membuka
diri terhadap perkembangan zaman yang kian pesat. Jika umat Islam menutup diri,
bersikap jumud, taklid buta, dan menutup pintu ijtihad, maka selama itu pula umat
Islam tidak akan pernah bisa mengejar ketertinggalannya. Oleh karena itu, umat Islam
harus melakukan pembaruan di berbagai bidang untuk mengejar ketertinggalan
tersebut.
Pemkiran dan pembaruan yang dilakukan oleh Rifa’at Tahtawi adalah sebagai
berikut.
1) Bidang pendidikan
Sistem pendidikan yang ditawarkan tahtawi cukup modern. Yaitu adanya klasifikasi
pelajaran berdasarkan jenjangnya. Tahtawi merumuskan kurikulum pendidikan
sebagai berikut.
a) Tingkat dasar atau ibtidaiyah
Peserta didik pada tingkat ini diberikan pelajaran membaca, menulis dan
berhitung yang sumbernya adalah Al-Qur’an, dibantu dengan ilmu nahwu dan
saraf.
b) Tingkat menengah pertama atau tajhiziyah
Peserta didik pada tingkat ini diberikan pendidikan jasmani dan cabang-
cabangnya, geografi, fisika, kimia, ilmu komunikasi, manajemen, ilmu pertanian,
dan ilmu bahasa terutama bahasa internasional.
c) Tingkat menengah atas atau aliyah
Peserta didik pada tingkat ini diberikan pendidikan spesial, atau pendidikan
kejuruan sesuai dengan minatnya masing-masing. Akan tetapi Tahtawi
menekankan pendidikan kejuruan tersebut tetap dipandu oleh pengetahuan tentang
fikih.
2) Bidang pemerintahan
Konsep pemerintahan bagi dunia Islam termasuk Mesir yang digagas oleh Tahtawi
adalah mengadopsi sistem pemerintahan yang didapatinya di Paris, yaitu bahwa
pemerintahan harus dijalankan dengan melibatkan tiga badan, eksekutif sebagai
pelaksana, legislatif sebagai penyusun undang-undang pemerintahan, dan yudikatif
sebagai lembaga yang mengontrol pemerintahan. Dalam hal ini, konsep pemerintahan
yang ditawarkan oleh Tahtawi mengadopsi Trias Politica, yang diterapkan di
Prancis.
B. Gerakan Modernisasi Islam di Indonesia
Gerakan modernisasi Islam yang bergaung di negara-negara Timur Tengah seperti
Arab Saudi, Afganistan, Mesir, dan India, membawa pengaruh terhadap umat Islam di
dunia, tak terkecuali Indonesia. Pemikiran–pemikiran para pembaru Islam seperti
Muhammad bin Abdul Wahhab, Jamaludin Al-Afgani, Muhammad Abduh, Rasyid Rida,
Muhammad Ali Pasya, dan Rifa’at Tahtawi yang diantaranya disebarkan melalui tulisan-
tulisan telah memberikan pengaruh terhadap pemikiran umat Islam Indonesia. Kontak
pemikiran tersebut menimbulkan kesadaran umat Islam akan kondisi umat Islam yang
secara keseluruhan ada dalam dominasi kekuasaan negara-negara Barat dan Eropa.
Kondisi tersebut diperparah dengan tradisi umat Islam yang begitu lesu dalam
menjalankan ajaran Islam, sehingga Islam tidak lagi nampak sebagai sebuah peradaban
tinggi sebagaimana telah diukir para pendahulunya pada masa klasik dan pertengahan.
Pemikiran-pemikiran para pembaru Islam di wilayah Timur Tengah yang menyerukan
pentingnya umat Islam kembali kepada ajaran Al-Qur’an dan sunah, bersatu di bawah
bendera Islam, dan mengejar ketertinggalan, menjadi energi positif dan menggerakkan
umat Islam di Indonesia. Kunjungan beberapa orang Indonesia ke negara-negara Timur
Tengah juga turut membangunkan kesadaran umat Islam Indonesia untuk melakukan
pembaruan Islam.
Dalam catatan sejarah, terdapat gerakan-gerakan di Indonesia yang secara langsung
maupun tidak dipengaruhi oleh gerakan permbaruan di Timur Tengah. Gerakan-gerakan
tersebut umumnya terorganisir dengan rapi, ada yang bersifat sosial agama, sosial politik,
sosial ekonomi, dan lainnya. Gerakan-gerakan tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan oleh Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November
tahun 1912 M di Yogyakarta. Motif didirikannya adalah karena kondisi umat Islam
Indonesia yang sudah jauh melenceng dari ajaran Islam. Umat Islam Indonesia
terkungkung dalam tradisi-tradisi jawa, ritual mistik, kepercayaan syirik, dan jumud
yang berkepanjangan sehingga menyebabkan umat Islam kehilangan ruh Islam.
Praktik ibadah tidak lagi merujuk pada Al-Qur’an dan sunah. Sebaliknya, praktik-
praktik bid’ah begitu kental mewarnai ritual umat Islam Indonesia.
Berdirinya Muhammadiyah sebagai upaya untuk membangunkan kesadaran
umat Islam Indonesia. Untuk melakukan hal itu kemudian Muhammadiyah
memfokuskan gerakannya pada bidang pendidikan dan sosial. Ahmad Dahlan
membuka lembaga pendidikan dengan sistem pendidikan yang lebih terbuka dan
modern. Ia tidak hanya memberikan pendidikan agama. Akan tetapi pelajaran-
pelajaran umum mulai dikenalkan dan diajarkan kepada masyarakat Indonesia.
Kini, Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi massa Islam terbesar di
Indonesia. Sumbangsihnya terhadap Indonesia terutama di bidang pendidikan dan
sosial terlihat begitu nyata. Hal itu dapat dilihat dari rumah sakitnya yang tersebar di
tanah air. Demikian juga dengan lembaga pendidikannya baik tingkat dasar sampai
perguruan tinggi.
2. Persatuan Islam (Persis)
Persatuan Islam atau disingkat menjadi Persis didirikan oleh Zamzam pada
tanggal 12 September tahun 1923 M. di Bandung. Organisasi ini berawal dari gerakan
tokoh muda yang melihat umat Islam Indonesia sudah jauh dari ajaran Islam. Tujuan
berdirinya Persatuan Islam adalah untuk mengembalikan umat Islam pada ajaran
Islam yang sebenarnya, yaitu ajaran Al-Qur’an dan sunah, agar ajaran Al-Qur’an
diterapkan dalam kehidupan umat Islam di berbagai bidang.
Pada saat yang bersamaan, gerakan modernisasi Islam di Timur Tengah
mengilhami mereka untuk melakukan hal yang sama, membersihkan akidah umat
Islam, menanamkan dan mengamalkan kembali ajaran-ajaran Islam yang bersumber
dari Al-Qur’an dan hadis. Segala bentuk ibadah yang tidak sesuai dengan ajaran Islam
harus diberantas. Praktik-praktik syirik dan bid’ah, keyakinan khurafat dan takhayul
harus disingkirkan dari umat Islam. Demikian juga taklid buta yang menyebabkan
kejumudan umat Islam sehingga tidak mau menggali ajaran Islam, harus diganti
dengan sikap kritis, dan semangat mempelajari Al-Qur’an dan sunah.
Untuk melakukan upaya itu, tokoh-tokoh Persatuan Islam sering menggelar
diskusi ilmiah, kajian Islam, pengajian, menyelenggarakan pendidikan Islam dengan
sistem modern, dan berbagai kegiatan keilmuan untuk membuka cakrawala umat
Islam terhadap ajaran Islam yang sebenarnya. Persatuan Islam yakin, umat Islam akan
bangkit dari keterpurukan dan bisa maju jika umat Islam mau meninggalkan
keyakinan dan praktik-praktik syirik, serta kembali dan melaksanakan ajaran Islam
yang sesungguhnya.
Bergabungnya A. Hassan dan M. Natsir dengan Persatuan Islam semakin
memperbesar daya gerakan dakwah Persis. Pada perkembangannya, Persatuan Islam
memfokuskan gerakannya pada bidang dakwah dan pendidikan. Upaya menyebarkan
ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan sunah dilakukan dengan menerbitkan
majalah seperti Pembela Islam, Al-Lisan, dan Risalah. Selain itu, Persatuan Islam
juga mendirikan lembaga pendidikan Islam dengan bentuk pesantren modern yang
juga tersebar dan mencapai ratusan.
3. Al-Irsyad
Al-Irsyad didirikan oleh Ahmad Surkati pada tanggal 6 September tahun 1914
M. di Jakarta. Pada awalnya, gerakan ini merupakan perkumpulan orang-orang
keturunan Arab yang bermukim di Indonesia. Keberadaan mereka di Indonesia
terpanggil untuk turut menyadarkan umat Islam Indonesia, membersihkan akidah, dan
mengembalikannya pada ajaran Al-Qur’an dan sunah. Seperti organisai lainnya, Al-
Irsyad bergerak di bidang pendidikan dan dakwah. Hal itu diantaranya dilakukan
dengan menyelenggarakan pendidikan Islam.
Gerakan yang dilakukan Al-Irsyad di bawah Ahmad Surkati mirip dengan apa
yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan di Muhammadiyah dan Ahmad Hassan di
Persatuan Islam. Ketiganya menjadikan pendidikan sebagai ujung tonbak dalam
menyebarkan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunah. Oleh karena
itu, ketiga organisasi pembaru Islam ini menyebarkan ajaran Islam dengan
menyelenggarakan pendidikan.
F. Metode PembelajaranSaintifikkooperatifrool play,diskusi, ceramahG. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan DeskripsiAlokasiw
aktu
Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi sebelumnya Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.
10 menit
Inti Mengamati- Mengamati tayangan video tentang perkembangan masa
kejayaan Islam- Membaca artikel tentang perkembangan dan kemajuan
Islam pada masa kejayaan Islam Menanya- Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan perkembangan
70 menit
Kegiatan DeskripsiAlokasiw
aktu
dan kemajuan Islam pada masa kejayaan Islam seperti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemajuan peradaban Islam ?
Eksperimen/Eksplor- Diskusi tentang perkembangan peradaban Islam pada masa
kejayaan Islam- Menelaah faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan
peradaban pada masa kejayaan Islam - Menelaah hikmah kejayaan islam yang dapat dijadikan
contoh untuk keberhasilan dan kemajuan islam sekarang ini Assosiasi- Menyimpulkan perkembangan peradaban Islam pada masa
kejayaan Islam - Menyimpulkan faktor-faktor yang memepengaruhi
kemajuan peradaban Islam pada masa kejayaan Islam- Menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kemajuan peradaban Islam yang dapat dijadikan contoh untuk keberhasilan dan kemajuan islam sekarang ini
Komunikasi- Menyajikan/melaporkan hasil diskusi tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi kemajuan peradaban Islam pada masa kejayaan Islam
- Menanggapi hasil presentasi (melengkapi, mengkonformasi, dan menyanggah).
- Membuat resume pembelajaran di bawah bimbingan guru. RefleksiMenampilkan sikap semangat menumbuh- kembangkan ilmu pengetahuan dan kerja keras sebagai refleksi dari pemahaman kemajuan peradaban Islam pada masa kejayaan Islam
Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru
menyimpulkan materi Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran Mengucapkan salam
10 menit
H. Alat (Bahan) / Sumber Belajar:
a. Alat / Bahan : Al Qur’an
Power point, Video, LCD, Laptop
b. Sumber Belajar : Buku PAI Kls XI Kemdikbud Al-Quran dan Al-Hadis Buku tajwid Kitab tafsir Al-Qur’an Buku lain yang menunjang Multimedia interaktif dan Internet
I. Penilaian
1. Prosedur :a. Penilaian proses belajar mengajar oleh gurub. Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)
2. Alat Penilaian (Soal terlampir)
Pijoan, Juli 2015
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Kepala SMAN Titian Teras Pendidkan Agama Islam
H. HARYANTO MIFTAH, S.Pd, M.PdNIP. 19550727 198011 1 002
SALWINSAH, S.Ag
Lampiran : Format Penilaian Proses bealajar
FORMAT PENGAMATAN SIKAP
No Nama Siswa Disiplin Tanggung jawab
Peduli Kerja keras
a b c a B c a B c A b c
12345678910111213141516171819202122232425262728293031323435363739
INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2
1. Disiplina. Selalu hadir di kelas tepat waktub. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktuc. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
2. Tanggung jawaba. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguhb. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalahc. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnyad. Partisipasi dalam kelompok
3. Pedulia. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkanb. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnyad. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
4. Kerja kerasa. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguhb. Menunjukkan sikap pantang menyerahc. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:1. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.2. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.
TugasSelain organisasi atau gerakan Islam yang diuraikan, coba kalian jelaskan gerakan-gerakan
Islam di Indonesia berikut ini, lalu jelaskan sifat gerakan keempat organisasi tersebut!
1. Sarekat Islam 3. Nahdatul Ulama; dan
2. Pergerakan Tarbiyah 4. Matla’ul Anwar.
Carilah buku tentang modernisasi Islam baik di Timur Tengah maupun di Indonesia! Setelah
itu buat ringkasannya, lalu diskusikan dengan teman-teman di bawah bimbingan guru!
Observasi- Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat
serta mengumpulkan berbagai data :- Isi diskusi (perkembangan Islam, beserta faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan
peradaban Islam) pada masa kejayaan Islam- Sikap semangat menumbuh- kembangkan ilmu pengetahuan dan kerja keras sebagai
refleksi dari pemahaman kemajuan peradaban Islam pada masa kejayaan Islam Portofolio- Membuat makalah dan laporan perkembangan Islam dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kemajuan peradaban Islam pada masa kejayaan Islam Tes- Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda dan uraian
Top Related