THE IMPLICATION OF IRONIC CONVERSATION IN FILM “BORAT: CULTURAL LEARNING OF AMERICA FOR MAKE...

36
The International Seminar of Semiotics, Pragmatics, dan Cultures Faculty of Humanities UI Depok, 17 th June 2014 Seradona Altiria Linguistics Faculty of Humanities Universitas Indonesia THE IMPLICATION OF IRONIC CONVERSATION IN FILM BORAT: CULTURAL LEARNING OF AMERICA FOR MAKE BENEFIT GLORIOUS NOTION OF KAZAKHSTAN”

Transcript of THE IMPLICATION OF IRONIC CONVERSATION IN FILM “BORAT: CULTURAL LEARNING OF AMERICA FOR MAKE...

The International Seminar of Semiotics, Pragmatics,dan Cultures Faculty of Humanities UI

Depok, 17th June 2014

Seradona AltiriaLinguistics

Faculty of HumanitiesUniversitas Indonesia

THE IMPLICATION OF IRONIC CONVERSATION IN FILM“BORAT: CULTURAL LEARNING OF AMERICA FOR MAKE

BENEFIT GLORIOUS NOTION OF KAZAKHSTAN”

PENDAHULUAN

FILM MOKCUMENTARYKONTROVESIAL

BORAT: CULTURAL LEARNING OF AMERICAFOR MAKE BENEFIT GLORIOUS NOTION OF

KAZAKHSTAN

1. Kontroversi2. Representasi yang salah

terhadap negara Kazakhstan3. Pelanggaran Norma

kesopanan terhadap wargaNegara Amerika

4. Feminisme5. Implikatur berironi6. Menarik secara pragmatik

GALERI

• Borat: Cultural Learning of America for Make Benefit GloriousNotion of Kazakhstan, adalah sebuah film Amerika-InggrisMokumenteri (film dokumenter ejekan) betemakan komedi,disutradarai oleh Larry Charless dan diproduksi oleh 20th

Century Fox. Proses pengambilan gambar dilakukan langsungdengan kamera live-action tanpa naskah dialog dan reaksiorang-orang yang ada di dalam film juga merupakan reaksispontan tanpa arahan kecuali pemeran utama.

SEKILAS TENTANG FILM

1. BBC News (2012), film Borat dilarang tayang dan pemerintah Kazakhstanmemblokir pemasaran DVD serta menutup akses pengguna internet untukmasuk ke situs film tersebut.

2. The Huffington Post (2012), 6 tahun kemudian, efek film ini justrumenjadikan Negara Kazakhstan terkenal dan dikunjungi banyak wisatawanmancanegara.

3. Pemerintah Kazakhstan berterimakasih secara resmi.

Apa yang dikaji dalam makalah ini?1. Ujaran beraspek ironis yang diujarkan oleh

aktor utama, yaitu tokoh Borat yangdiperankan oleh Sacha Baron Cohen.

2. Ujaran yang dihasilkan oleh lawan atau mitratutur dikaji jika diperlukan dan hal tersebutakan menjadi bagian dari data pendukung.

3. Jenis ujaran atau tindak tutur yang akandianalisis berupa tindak tutur tidak langsung.

Apa yang Ingin Diungkap Melalui Analisis ini?Mengungkapkan implikatur atau makna sosial apa saja yangterdapat pada dialog film berjudul Borat: Cultural Learning ofAmerica for Make Benefit Glorious Notion of Kazakhstan

Teori-teori yang DigunakanTeori yang digunakan dalam makalah ini adalah teori implikaturpercakapan Grice (1975) dan teori tindak tutur Searle (1976).Selain itu juga digunakan teori tindak tutur Austin (1962) danteori kesantunan oleh Leech (1983) sebagai teori pendukung.

METODE

Kualitatif deskriptif, yaitu penelitian deskripsi yang tidakmemuat data berupa angka-angka, tetapi berupa bentukverba berwujud tuturan (Muuhadjir dalam Rustono, 1998).

Dialog Film Borat: Cultural Learning of America for MakeBenefit Glorious Notion of Kazakhstan yang telahditranskripsi dan diseleksi terlebih dahulu sesuai tujuanpenelitian. Wawancara Borat dengan tokoh feminis.

Teknik Simak dan Teknik Catat

LANDASAN TEORI

• Austin (1962)1. Lokusi (locution)2. Ilokusi (illocution)3. Perlokusi (perlocution)

• Searle (dalam Rustoni, 1998) mengkritik teori Austin dan merumuskan teori baru.

• 5 macam tindak tutur (Searle dalam O’Keeffe, et al., 2011):1. Representatif2. Direktif3. Ekspresif4. Komisif5. Deklarasi

• Berdasarkan cara penyampaiannya Searle membagi menjadi:1. Tindak tutur langsung (Direct Speech Act)2. Tindak tutur tidak langsung (Indirect Speech Act)

1. Teori Tindak Tutur dalam Percakapan

• Tindak Tutur Langsung“Watch your step!” (kalimat deklaratif)

Memiliki hubungan langsung antara struktur danfungsi bahasanya.

• Tindak Tutur Tidak Langsung“You’re interrupting my speech.” (kalimat deklaratif)

Tidak memiliki hubungan langsung antarastruktur dan fungsi bahasanya.

• Yule (1996: 56), TTL sangat perlu digunakan dalamujaran untuk meningkatkan kesantunan.

• Leech (1983: 108), semakin tindak langsung sebuahujaran, maka unsur kesantunan akan terasa lebihkuat.

• Searle (1976), seseorang dapat bertutur denganmembuat makna berbeda dari apa yangdituturkannya.

• Grice (dalam Birner, 2013), TTL dapat memilikimakna lebih banyak dari apa yang dituturkan olehpenutur

• Berawal dari Prinsip Kerja sama Grice (CooperativePrinciple).

• Rustono (1998), implikatur percakapan adalah implikasipragmatis yang terdapat dalam percakapan yangtimbul akibatadanya pelanggaran percakapan.

• Grice (dalam Birner, 2013)1. Implikatur Percakapan (conversational)2. Implikatur Konvensional (Convensional)3. Praanggapan

2. Implikatur Percakapan Berironi

1. Grice dalam Birner (2012), sebuah pernyataan mengandungunsur ironis salah satunya dikarenakan pelanggaran bidal-bidal kebenaran (truthfulness) / maxim quality.

2. Wilson dan Sperber (1992), ironi secara literal dapat dilihatsebagai sebuah majas yang mengkomunikasikan maksud lain.Verbal ironi bersifat echoic (pernyataan berironi jugabergantung pada bagaimana cara penutur menuturkannya).

3. Leech (dalam Hilmi, 2004)“If you must cause offense, at least do so in a way which doesn’t

overtly conflict with the Politeness Principle, but allows thehearer to arrive at the offensive point of your mark indirectly”

• Ironi, Implikatur, dan Kesantunan

• Leech (1983) merumuskan dua sistem pragmatik, retorikateks dan retorika interpersonal. Retorika teks mengacu padaprinsip kejelasan, ekonomi dan ekspresif. Retorikainterpersonal menurutnya paling tidak terdiri dari tujuhmaksim yang tertujuh pada mitra tutur.

• Gunarwan (2007: 303) (1) maksim kebijaksanaan, (2) maksimkemurahan hati, (3) penerimaan dengan baik, (3)kesederhanaan, (4) persetujuan, (5) simpati dan (6)pertimbangan.

• Brown dan Levinson (1987: 59 – 60) yang berpendapatbahwa setiap kalangan masyarakat memiliki ‘citra diri’ (face),sebagai gambaran dirinya di hadapan publik.

3. Teori Kesantunan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Borat :In Kazakhstan, it isillegal... for morethan five woman tobe in the sameplace... except forin brothel or ingrave. In U.S. andA., many womensmeet in a groupscalled feminists. Ifind-a more.Chenquieh.

MONOLOG AWAL

• Mengandung impliksi bahwa perempuanseharusnya tidak mempunyai perkumpulan.

• Perempuan tidak pernah berkumpul kecuali ditempat kuburan dan pelacuran (di rumahsaja).

• Perempuan diimplikasikan tidak punyakegiatan yang bermanfaat.

• Perempuan tidak punya hak berbicara danberpendapat.

(1)Borat : So what-a means, this ''feminism''?

Feminis 3 : It's the theory that women

should be equal to men...in matters

economic, social, and political.

Borat : (a) (tertawa kecil)Feminis 1 : (b) Now, you are laughing.Borat : Yeah. That is the problem.

1

• Mengandung unsur ironis berupa sarkasme.• Mengejek penjelasan salah satu feminis tentang

definisi feminisme.• Perempuan tidak akan pernah bisa sejajar dengan

laki-laki.• Pelanggaran terhadap maxim manner Grice, melalui

tawa kecilnya ia dianggap oleh mitra tutur tidakmenunjukkan keakraban.

• Melanggar teori kesantunan Leech (mitra tutur tidakmenerima)

2

(2)Borat : (a) Give me a smile, baby. Why angry face?Feminis 3 : (tertawa)Feminis 1 : Well, what you're saying is very demeaning. (b) Do you know the word''demeaning''?

• Give me a smile, baby. Why angry face?Mengimplikasikan bahwa ada salah satu tokohfeminis yang tidak senang dengan berlangsungnyaperbincangan.

• Do you know the word ''demeaning''? Kalimatdeklaratif implikatur berironi sarkasme -> Borat,warga dari negara kecil, yang tidak lancar berbahasaInggris, bodoh, tidak paham istilah sulit, terbelakang,tidak seperti mereka yang berpendidikan dan warganegara adikuasa lainnya.

3

(3)Borat : (c) Listen, pussycat, smile a bit.Feminis 1: All right. That's it. I'm done.

Feminis 2: (d) Okay, we're finished. We have to leave.

• Listen, pussycat, smile a bit, Mengimplikasikan bahwaperbincangan yang sedang berlangsung sudah sangattidak kondusif.

• Penggunaan kata pussycat mengimplikasikan perempuansebagai hewan peliharaan.

• Melanggar teori kesantunan Leech, “penerimaan denganbaik”.

• Okay, we're finished. We have to leave, wujudpenolakan (implikatur), mengandung unsur kesantunan(diujarkan menggunakan tindak tutur deklaratif tidaklangsung dan bukan diujarkan dengan menggunakankalimat imperatif atau perintah).

4

(4)Borat : (a) Do you think a woman should be educate?Feminis 1: Definitely.

Borat : (b) But is it not a problem that the woman have a smaller brain than the men?Feminis 2: That is wrong.

Borat : (c) But the government scientist, Dr. Yamak, have prove it is size of squirrel.Feminis 1: Your government scientist?

Borat : Yes, Dr. Yamak.

Feminis 2: He's wrong. He's wrong.

• (a) Do you think a woman should be educate?, (b) But is it nota problem that the woman have a smaller brain than themen?, (c) But the government scientist, Dr. Yamak, have proveit is size of squirrel

(SATIRE)

• Borat dengan kalimatnya ingin menyampaikan sebuah gagasanyang mengkritik gagasan tokoh feminis.

• Hanya laki-laki yang berhak mendapat pendidikan tinggi danperempuan tidak berhak.

• Bagaimanapun kerasnya usaha kaum perempuan, tetap sajatidak akan bisa mensejajarkan kemampuan otaknya dengankaum laki-laki.

• “Your government scientist?” tindak tutur tidak langsung,kalimat interogatif yang menrupakan pernyataan (deklaratif) ->ketidakpercayaan

5

Melanggar Prinsip Kerja Sama (CooperativePrinciple) Grice pada maxim relation.

6

Borat : Who was this C.J.? Last night I see, in my hotel room... um, a woman called C.J.on television. Do you know her?

1. Bertolak belakang dengan prinsipfeminisme yang menjunjung tinggiharkat dan derajat perempuan

2. Tidak relevan3. Tidak santun

KESIMPULAN

1. Banyak menggunakan implikatur percakapan ironi berupasatire dibandingkan dengan ironi berupa sarkasme.

2. Kodrat perempuan tidak akan pernah bisa mensejajarkandirinya dengan laki-laki.

3. Perempuan yang berdedikasi memperjuangkan hak-hakdan emansipasi kaumnya hanya menjadi wacana yangberlalu begitu saja, mereka terkalahkan denganperempuan yang justru mengandalkan keindahantubuhnya.

4. Perempuan tidak punya hak berbicara dan berpendapat.5. Sifat dan prilaku dasar laki-laki memilih perempuan yang

pasif, bukan pemberontak, dan secara fisik dapatdibanggakan.

“Apakah masyarakat lebih menyukai ulasan lugasJulia Suryakusuma (seorang penulis dan pelopor

feminisme Indonesia), ataukah lebih memilihbacaan tentang trik dan tips menjadi

perempuan cantik oleh aktris atau artisperempuan ternama?”

PENUTUP

Daftar Acuan

• Achmad, Syarifudin. 2012. Strategi Kesopanan Berbahasa Masyarakat Bugis Pinrang

Provinsi Sulawesi Selatan. Journal Bahasa dan Seni. Tahun 40. Nomor 1.

• Austin, John L. 1975. How to Do Things with Words. New York: Oxford University Press.

• Birner, Betty J. 2013. Introduction to Pragmatics: First Edition. Singapore: Wiley-

Blackwell.

• Brown P., dan Levinson S. 1987. Politeness: Some Universal in Language Usage.

Cambridge: Cambridge University Press.

• Bryant G. A., dan Tree J. E. F. 2002. Recognizing Verbal Irony in Spontaneous Speech.

Methaphor and Symbol, 17(2), 19-117.

• Gunarwan, Asim. 2007. Pragmatik: Teori dan Kajian Nusantara. Jakarta: Penerbit

Universitas Atmajaya.

• Hilmi. 2004. Implikatur Berironi pada Tindak Tutur Tak Langsung di dalam Drama Oscar

Wilde dan George Bernard Shaw. Depok: Universitas Indonesia.

• Hoed, Benny H. 2014. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Edisi Ketiga. Jakarta:Komunitas Bambu.

Daftar Acuan

• http://www.huffingtonpost.com/2012/04/23/borat-is-still-giving-a-boost-to-kazakhstan-

tourism_n_1445848.html

• https://www.jurnalperempuan.org/perempuan-tidak-serta-diuntungkan-oleh-budaya-

lokal.html

• Kamus Besar Bahasa Indonesia. Melalui situs http://kbbi.web.id/

• Muda, Drs. A. A. K. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Reality Publisher.

• Nöth, Winfried. 1990. Handbook of Semiotics. Bloomington dan Indianapolis. Indiana

University Press.

• O’Keeffe, Anne, et al. 2011. Introducing Pragmatics in Use. London dan NewYork:

Routledge.

• Oxford Dictionary. 2005. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. NewYork: Oxford

University Press.

• Plain, G., dan Sellers, S. 2007. A History of Feminist Literary Criticism. UK: Cambridge

University Press.

Daftar Acuan

• Rustono. 1998. Implikatur Percakapan sebagai Penunjang Humor di dalam Wacana Humor

Verbal Lisan Berbahasa Indonesia. Depok: Universitas Indonesia.

• Sitanggang, Natal P. 2009. Refleksivitas Implikatur Percakapan dalam Tayang Bincang

Politik di Televisi Indonesia padaMasa Sepuluh Bulan Menjelang Kampanye Resmi Pemilu

2009. Depok: Universitas Indonesia.

• Wilson D., dan Sperber D. 1992. On Verbal Irony. Lingua, 87, 53-76.

• Wilson D., dan Sperber D. 1995. Relevance Communication and Cognition. Edisi kedua.

UK dan USA: Blackwell Publisher.

• Yule, George. 1996. Pragmatic. Oxford: University Press.