penyelesaian hukum tentang kerugian akibat

153
PENYELESAIAN HUKUM TENTANG KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN OLEH PENYEWA JASA RENTAL MOBIL DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARI’AH (Studi Kasus CV. Berkah Travel Kota Medan) SKRIPSI OLEH : HABIBAH CHAIRANI MATONDANG NIM. 24.15.3.037 FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN 2021 M/1443 H

Transcript of penyelesaian hukum tentang kerugian akibat

PENYELESAIAN HUKUM TENTANG KERUGIAN AKIBAT

KECELAKAAN OLEH PENYEWA JASA RENTAL MOBIL DITINJAU

DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

(Studi Kasus CV. Berkah Travel Kota Medan)

SKRIPSI

OLEH :

HABIBAH CHAIRANI MATONDANG

NIM. 24.15.3.037

FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2021 M/1443 H

PENYELESAIAN HUKUM TENTANG KERUGIAN AKIBAT

KECELAKAAN OLEH PENYEWA JASA RENTAL MOBIL DITINJAU

DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

(Studi Kasus CV. Berkah Travel Kota Medan)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Dalam Ilmu Syari’ah

pada Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah (Muamalah) Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum

UIN Sumatera Utara

OLEH :

HABIBAH CHAIRANI MATONDANG

NIM. 24.15.3.037

FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2021 M/1443 H

iv

IKHTISAR

Skripsi ini berjudul: PENYELESAIAN HUKUM TENTANG KERUGIAN

AKIBAT KECELAKAAN OLEH PENYEWA JASA RENTAL MOBIL

DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH (Studi Kasus

CV. Berkah Travel Kota Medan). Seiring dengan perkembangan zaman bahwa

bisnis sewa-menyewa kendaraan bermobil pada saat ini semakin meningkat baik

permintaan dari masyarakat umum sampai wisatawan. Dari perkembangan usaha

rental mobil di CV. Berkah Travel Medan juga memiliki beberapa pihak mitra

untuk bekerjasama dalam meningkatkan kepuasaan pelanggannya, dari sisi tersebut

sering pula terjadinya macam-macam permasalahan yang ditemukan di CV. Berkah

Travel seperti ingkar janji membayar denda, melarikan mobil, mengalami

kecelakaan ringan hingga berat dan keterlambatan pengembalian mobil, dari

permasalahan tersebut pihak perusahaan menyelesaikan masalah dengan mufakat,

sehingga dari permasalahan tersebut pasti ada timbul kedua belah pihak merasa

dirugikan dan terjadi wanprestasi. Adanya wanprestasi yaitu suatu bentuk

perjanjian antara kedua belah pihak melakukan kesepakatan, dengan salah satu

pihak telah melakukan pelanggaran atau kelalaian dalam perjanjian di CV. Berkah

Travel Medan.

Hal ini mengandung unsur pelanggaran atau wanprestasi dalam ekonomi akan

dijelaskan dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES). Penelitian ini

merupakan tipe penelitian Normative Empiris dengan metode penelitian lapangan

dengan menggabungkan pendekatan Conceptual Approach dan Living Case

Approach. Data di kumpulkan dengan melalui wawancara dan studi dokumen. Data

yang telah dikumpulkan di olah dengan menggunakan metode kualitatif dan di

jabarkan secara deskriptif dan analisis dengan menggunakan logika berfikir

deduktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelesaian hukum kerugian

seharusnya pemilik rental mobil melakukan pengecekkan ulang sebelum mobil

disewakan kepada pelanggannya, dan pihak penyewa harus selalu berhati-hati

membawa mobil sewaan agar tidak timbul kerugian antara kedua belah pihak,

adapun tinjauan dari menerapkan biaya 1 (satu) objek barang yang disewa,

mempunyai upaya penyelesaian yang ditempuh oleh CV. Berkah Travel bila terjadi

wanprestasi adalah dengan melakukan musyawarah untuk membicarakan

pembayaran denda, asuransi dan resiko dengan memberikan jangka waktu, apabila

penyewa tidak melakukan kesalahan dalam sewa-menyewa maka pihak penyewa

akan meminta ganti rugi atas nama baiknya.

v

KATA PENGANTAR

Subhanallah wal hamdulillah segala puji bagi ilahi rabbi, rabb semesta alam

Allah Swt , rabb yang menciptakan tujuh langit tanpa tiang dan tujuh bumi tanpa

gantungan, rabb yang menggenggam jiwa ini, rabb tempat satu-satunya memohon

petunjuk dan pertolongan. Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain

Allah Swt, yang Maha Esa dan tiada sekutu baginya. Dan saya bersaksi bahwa

sesungguhnya Nabi Muhammad Saw adalah utusanya. Sholawat bermahkotakan

salam kepada habibullah Nabi Muhammad Saw, sosok mempesona yang membawa

kita menuju kemuliaan Islam. Semoga kita senantiasa menghidupkan sunnah-

sunnah beliau disetiap aktivitas kita sehingga menjadi generasi rabbani, muslim

yang beriman, berilmu, dan berakhlaqul karimah.

Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana

Hukum (S-1) jurusan muamalah UIN SU Medan dengan judul “Penyelesaian

Hukum tentang Kerugian Akibat Kecelakaan Oleh Penyewa Jasa Rental

Mobil Ditinjau dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (Studi Kasus CV.

Berkah Travel Kota Medan)”.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini banyak mendapatkan

tantangan maupun kesulitan, terutama dalam mengumpulkan bahan-bahan bacaan,

investigasi dilapangan, kemampuan yang terbatas serta kendala lainnya, oleh

karena itu skripsi ini tidak akan pernah berjalan lancar tanpa adanya bantuan dari

para beberapa pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Teristimewa kepada ayahanda yang luar biasa Salman Matondang dan

ibunda tercinta Elvi Nuriani Nasution yang telah memberikan dukungan

moril dan materil mulai dari penulis lahir sampai saat ini hingga menjadi

sarjana. Terima kasih yang tak terhingga untuk do’a yang selalu di

panjatkan demi kelancaran penulisan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA selaku rektor UIN Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Ardiansyah,Lc,.MA selaku dekan Fakultas Syariah Dan Hukum

UIN Sumatera Utara.

vi

4. Ibu Tetty Marlina Tarigan,SH.,M.Kn selaku ketua Jurusan Hukum Ekonomi

Syariah (muamalah) Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Sumatera Utara.

5. Bapak Dr. Mustafa Kamal Rokan, MH selaku pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan motivasi kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Annisa Sativa,SH,M.Hum selaku pembimbing II sekaligus pembimbing

akademik yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan

pengarahan dan motivasi kepada penulis selama perkulihan dan

menyelesaikan skripsi ini.

7. Dosen-Dosen Pengajar Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Sumatera Utara.

Yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

8. Kepada sahabatku Ok M. Fariz Rizki, Selawati (Allahu yarham) dan

Nurahma Harefa yang telah membantu dan memberikan semangat kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi dan sukses untuk kita sahabatku.

9. Terima kasih kepada Kakanda Riyanda Perdana,S.Kom yang telah

meluangkan waktu dan tidak hentinya memberikan support dan motivasi

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh teman-teman seperjuangan Muamalah A angkatan 2015. Dalam

kondisi senang dan susah tetap saling membantu, menyemangati dalam

penyusunan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, masih banyak terdapat kekurangan dan masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis menerima

kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca hingga pada akhirnya

penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya

mahasiswa/i Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (muamalah). Semoga Allah Swt

selalu meridhoi atas jasa dan bantuan serta motivasi yang diberikan pada penulis.

Medan, 10 Juni 2021

Penulis

HABIBAH CHAIRANI MATONDANG

NIM: 24.15.3.037

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

1. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan huruf dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan

dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda dan sebagian lain

dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus.

Huruf Arab Nama Huruf Latin Huruf Latin Nama

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا

Ba B Be ب

Ta T Te ت

Sa Ṡ es (dengan titik di atas) ث

Jim J Je ج

Ha ḥ ha (dengan titik di bawah) ح

Kha Kh Ka dan h خ

Dal D De د

Ẑal Ẑ zet (dengan titik di atas) ذ

Ra R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin S Es س

Syin Sy Es ش

Sad ṣ Es dan ye ص

Dad ḍ de (dengan titik di bawah) ض

Ta ṭ Tte (dengan titik di bawah) ط

Za ẓ zet (dengan titik di bawah) ظ

Ain .᾽. Koma terbalik di atas‘ ع

Gain G Ge غ

Fa F Ef ف

Qaf Q Ki ق

viii

Di bawah ini disajikan daftar huruf Arab transliterasinya dengan huruf Latin :

2. Vocal Tunggal

Vocal bahasa Arab seperti vocal bahasa Indonesia, terdiri dari vocal tunggal

atau menoftong dan vocal rangkap atau diftong.

a. Vocal Tunggal

Vocal tunggal adalah vocal tunggal bahasa Arab yang lambangnya

berupa tanda atau harkat transliterasinya sebagai berikut :

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em م

Nun N En ن

Wau W We و

Ha H Ha ه

Hamzah ..’.. Apostrof ء

Ya Y Ye ي

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah A A

Kasrah I I

Dommah U U

ix

b. Vocal Rangkap

Vocal rangkap adalah vocal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa

gabungan antara harkat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf sebagai

berikut:

Tanda dan Huruf Nama Gabungan Nama

Fathah dan ya Ai a dan i ۑ

Fathah dan wau Au a dan u ....و

3. Maddah

Maddah adalah vocal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda.

Harkat dan

Huruf

Nama Huruf dan Tanda Nama

Fathah dan alif atau ya Ā a dan garis di atas .…,.…ى..

Kasrah dan ya ḻ i dan garis di bawah . …,…ى

Dommah dan wau Ū u dan garis diatas …و

4. Ta Marbutah

Transliterasi untuk ta marbutah ada dua.

a. Ta Marbutah hidup yaitu ta marbutah yang hidup atau mendapat harkat

fathah, kasrah dan dommah, transliterasinya adalah /t/.

b. Ta Marbutah Mati yaitu ta marbutah yang mati atau mendapat harkat

sukun, transliterasinya adalah /t/.

Kalau pada suatu kata yang akhir katanya ta marbutah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta

marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

x

5. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

sebuah tanda-tanda syaddah atau tanda tasydid. Dalam transliterasi ini tanda

syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan

huruf yang diberi tanda syaddah itu.

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu :

namun dalam tulisan transliterasinya kata sandang itu dibedakan antara kata ,ال

sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah dengan kata sandang yang diikuti oleh

huruf qomariah.

a. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiah

Kata sandang yang diikuti huruf syamsiah adalah kata sandang yang

diikuti oleh huruf syamsiah di transliterasikan sesuai dengan bunyinya,

yaitu huruf /t/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang

langsung diikuti kata sandang itu.

b. Kata sandang yang diikuti huruf qomariah

Kata sandang yang diikuti huruf qomariah adalah kata sandang yang

diikuti oleh huruf qomariah di transliterasikan sesuai dengan aturan

yang digariskan didepan dan sesuai dengan bunyinya.

xi

7. Hamzah

Dinyatakan didepan daftar transliterasi Arab-Latin bahwa hamzah di

transliterasi dengan apostrof. Namun, itu hanya terletak di tengah dan diakhir

kata. Bila hamzah itu diletakkan diawal kata, ia tidak dilambangkan, karena

dalam tulisan Arab berupa alif.

8. Penulisan Kata

Pada dasarnya setiap kata baik fi’il, isim, maupun harf ditulis terpisah. Bagi

kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang sudah lazim

dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harkat yang dihilangkan

maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut bisa dilakukan dengan 2

(dua) cara bisa dipisah perkata dan bisa pula dirangkaikan.

9. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem kata sandang yang diikuti huruf tulisan Arab huruf

capital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga.

Penggunaan huruf capital seperti apa yang berlaku dalam EYD, diantaranya

huruf capital digunakan untuk menulis skan huruf awal, nama diri dan

permulaan kalimat. Bila nama diri itu dilalui oleh kata sandang, maka yang

ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf

awal kata sandangnya.

Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku dalam tulisan

Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan

kata lain sehingga ada huruf atau harkat yang dihilangkan, huruf kapital tidak

dipergunakan.

xii

10. Tajwid

Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman

transliterasi ini merupakan bagian tak terpisahkan dengan ilmu tajwid, karena

itu keresmiam pedoman transliterasi ini perlu disertai dengan pedoman tajwid.1

1 Tim Puslit bang Lektur Keagamaan, Pedoman Transliterasi Arab – Latin,cet.ke-5

(Jakarta : Proyek Pengkajian dan Pengembangan Lektur Pendidikan Agama,2003)h.5.

xiii

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN .................................................................................. i

PERSETUJUAN .............................................................................................. ii

PENGESAHAN...............................................................................................iii

IKHTISAR ...................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

KONSONAN ARAB-LATIN ......................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi

DAFTAR ILUSTRASI................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 16

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 16

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 17

E. Kajian Terdahulu ...................................................................... 18

F. Kerangka Pemikiran ................................................................. 19

G. Batasan Istilah .......................................................................... 20

H. Kerangka Teoritis ..................................................................... 21

I. Hipotesis ................................................................................... 25

J. Metode Penelitian ..................................................................... 25

K. Sistematika Pembahasan ........................................................... 29

xiv

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Perjanjian Sewa-Menyewa ...................................... 31

B. Asas-Asas Perjanjian Sewa-Menyewa ...................................... 36

C. Syarat Sah dan Rukun Sewa-Menyewa ..................................... 39

D. Penggolongan Perjanjian Sewa-Menyewa ................................. 51

E. Hak dan Kewajiban Para Pihak Sewa-Menyewa ...................... 55

F. Pembatalan dan Pengembalian Barang Sewa-Menyewa ............ 58

G. Resiko dan Hukum Tanggung Jawab Sewa-Menyewa ............... 61

BAB III LETAK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS KECAMATAN

MEDAN HELVETIA KELURAHAN HELVETIA TIMUR

SERTA BIOGRAFI PERUSAHAAN CV. BERKAH

TRAVEL KOTA MEDAN

A. GAMBARAN UMUM

1. Letak Geogarfis................................................................... 71

2. Letak Demografis ............................................................... 73

B. GAMBAR UMUM PERUSAHAAN

1. Sejarah Berdiri Perusahaan CV. Berkah Travel Medan........ 78

2. Paparan Data Perusahaan CV. Berkah Travel Medan .......... 82

3. Sistem Praktik Pelaksanaan Penyewaan .............................. 84

4. Sistem Perjanjian Perusahaan ............................................. 87

5. Sistem Ganti Rugi Perusahaan ............................................ 89

xv

BAB IV ANALISIS PENYELESAIAN HUKUM TENTANG

KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN OLEH PENYEWA

JASA RENTAL MOBIL DITINJAU DARI KOMPILASI

HUKUM EKONOMI SYARI’AH DI CV. BERKAH

TRAVEL KOTA MEDAN

A. Penyelesaian Sengketa Sewa-Menyewa Jasa Rental Mobil

Dengan Cara Musyawarah Oleh CV. Berkah Travel ............... 90

B. Penyelesaian Sengketa Sewa-Menyewa Jasa Rental Mobil

CV. Berkah Travel di Pengadilan ............................................ 95

C. Penyelesaian Sengketa Sewa-Menyewa Jasa Rental Mobil

Melalui Pembayaran Asuransi Kerugian Akibat Kecelakaan

Oleh Penyewa Ditinjau dari KHES 100

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 111

B. Saran ....................................................................................... 114

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xvi

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 1.1 Prasarana Pemerintahan Kel. Helvetia Timur 74

Tabel 1.2 Daftar Hadir Kepala Lingkungan Kel. Helvetia Timur 74

Tabel 1.3 Jumlah Jenis Kelamin Penduduk Tahun 2019 75

Tabel 1.4 Jenis Pekerjaan Penduduk Kel. Helvetia Timur 76

Tabel 1.5 Sarana Pendidikan Kel. Helvetia Timur 77

Tabel 1.6 Nama-Nama Perusahaan Jasa Rental Mobil 77

Tabel 1.7 Daftar Nama Unit Mobil Rental CV. Berkah Travel 83

Tabel 1.8 Daftar Harga Sewa Mobil Rental CV. Berkah Travel 86

xvii

DAFTAR ILUSTRASI

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Alur Sewa-Menyewa Mobil terjadinya Wanprestasi 65

Gambar 2.2 Struktur Organisasi CV. Berkah Travel Medan 81

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini perkembangan arus globalisasi ekonomi dunia dan kerjasama

di bidang perdagangan dan jasa berkembang sangat pesat. Masyarakat

semakin banyak meningkatkan dirinya dalam suatu perjanjian dengan

anggota masyarakat lainnya, sehingga kemudian timbul bermacam-macam

perjanjian. Suatu perjanjian juga harus memenuhi syarat sah perjanjian

yakni kata sepakat, kecakapan, hal tertentu dan suatu sebab yang halal agar

perjanjian menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang

membuatnya.

Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan.

Memang perikatan itu paling banyak lahir dari perjanjian, tetapi ada juga

perikatan yang lahir dalam undang-undang. Salah satu contoh adalah

perjanjian sewa-menyewa jasa rental mobil. Mobil merupakan salah satu

alat transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat karena dengan

menggunakan mobil seseorang dapat berpergian ke satu tempat dengan

nyaman karena dapat terlindungi dari cuaca yang tidak bersahabat seperti

2

hujan dan panas terik matahari. Dengan kerja sama dengan manusia lain

akan lebih mudah keinginannya tercapai atau kepentingannya terlindungi.2

Sejalan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kendaraan untuk

keperluan bisnis, keperluan wisata, hingga keperluan pemenuhan gengsi

semata. Hal ini menjadikan peluang bisnis rental mobil menjadi bisnis yang

menjanjikan. Sebagaimana diketahui Sewa- menyewa merupakan hal yang

lumrah dilakukan oleh masyarakat dan merupakan salah satu bentuk

interaksi yang sering dilakukan. Sewa-menyewa selain digunakan sebagai

lahan bisnis juga merupakan bentuk kepedulian sosial antar sesama

masyarakat, yang kemudian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini menjadi

salah satu solusi kepedulian sosial apabila dilihat dari keguanaan dan

manfaat atas barang yang disewakan.

Perjanjian sewa-menyewa menimbulkan hak dan kewajiban antara

penyewa dan yang menyewakan. Kewajiban pihak yang menyewakan

adalah menyerahkan barangnya untuk dinikmati oleh penyewa sedangkan

kewajiban penyewa adalah membayar harga sewa.3 Jadi, barang diserahkan

tidak untuk dimiliki seperti halnya dalam jual beli, tetapi hanya untuk

dipakai, dinikmati kegunaannya dengan demikian maka penyerahaan

barang yang bersifat menyerahkan kekuasaan belaka untuk digunakan atas

barang yang disewa tersebut.

2 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar (Yogyakarta : Liberty,

2003),h.1.

3 Subekti, Aneka Perjanjian (Bandung : Citra Aditya, 1995),h.40.

3

Kegiatan sewa-menyewa diatas merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan oleh subjek hukum dimana akan mengakibatkan suatu perbuatan

hukum bagi pihak-pihak yang melakukan salah satu akad yang telah

disebutkan di atas. Oleh karena itu maka diperlukan adanya aturan

mengenai perlindungan hukum baik terhadap pihak-pihak yang

bersangkutan maupun benda yang di jadikan objek dalam kegiatan tersebut,

perlindungan hukum itu sendiri berfungsi untuk melindungi pihak-pihak

tertentu dari kegiatan yang sekiranya di kemudian hari terjadi kelalaian dari

salah satu pihak atau terjadinya wanprestasi dan kemungkinan-

kemungkinan lain di luar dugaan dalam kegiatan tersebut.

Sewa-menyewa atau ijarah telah banyak diatur dalam banyak aspek

maupun perundang-undangan, baik dari segi hukum positif maupun hukum

Islam, diantaranya yakni diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (KUHPerdata), Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI), Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) maupun buku

fiqh muamalah yang lainnya.4

Bahkan dalam Al-Qur’an maupun hadist ijarah atau sewa-menyewa

juga banyak diatur, salah satunya yaitu dalam firman Allah SWT dalam

surah Az-Zukhruf ayat 32 berbunyi :

4 Hasan Ali, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Ciputat : PT. Raja Grafindo

Persada, 2002),h.229.

4

عيشتهم في ٱلحي أهم يقسمون رحمت رب ك نحن قسمنا بينه ا وة ٱلدني م م

ت ل يتخذ ب ا ورحمت ورفعنا بعضهم فوق بعض درج عضهم بعضا سخري

ا يجمعون م ٣٢رب ك خير م

Artinya : “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami

telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan

dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang

lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan

sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang

mereka kumpulkan”.(QS.Az-Zukhruf : 32).5

Dari yang disebutkan di atas dalam Islam sewa-menyewa di istilahkan

dengan al-Ijarah. Ijarah merupakan transaksi sewa-menyewa atau suatu

upah-mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu.6 sedangkan, ijarah

menurut Fatwa MUI Nomor.09/DSN/MUI/IV/2000 pegertian akad

pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu

dengan pembayaran sewa (ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan

kepemilikan itu sendiri.7

Oleh karena itu dijelaskan bahwa upah sewa- menyewa hanya terjadi

pada akad, yakni sesuatu yang direlakan dan upah dijadikan penukar

manfaat yang di ridhoi oleh kedua belah pihak yang berakad.

5 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Al- Jumanatul -

Ali, 2005), h.83. 6 Abdul Ghafur Anshari, Reksadana Syari’ah (Bandung : Refika Aditama, 2008),h.25.

7 M. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Wacana Ulama dan Cendikiawan (Jakarta :

Tazkiyah Institut,1999),h.155.

5

Jika penentuan biaya dilakukan dengan memaksa pembeli menerima

biaya yang tidak mereka ridhoi, maka tindakan ini tidak dibenarkan oleh

agama. Sesuai dengan firman Allah SWT QS. Ath-Thalaq ayat 6 berbunyi:

ن وجدكم ول تض وهن لتضي قوا عليهن أسكنوهن من حيث سكنتم م وإن ار

ت حمل فأنفقوا علي ن حملهن فإن أرضعن لكم هن حتى يضع كن أول

اتوهن أجورهن وأتمروا بينكم بمعروف ۥ ف وإن تعاسرتم فسترضع له

٦أخرى

Artinya : “Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat

tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka

untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (istri-istri yang sudah

di talak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya

sampai mereka melahirkan kandungannya, kemudian jika mereka

menyusukan (anak-anak) mu maka berikanlah imbalannya kepada mereka

dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik dan

jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan

(anak itu) untuknya”.(QS.Ath-Thalaq : 6).

Pada ayat di atas Allah Swt, memerintahkan kepada bapak untuk

memberikan upah kepada wanita yang menyusui anak-anak mereka. Ini

menunjukkan bahwa upah merupakan hak bagi wanita yang menyusui anak.

Namun, hak itu hanya akan ada bila ada akad. Jika ia menyusui tanpa akad

(untuk diupah), berarti ia bersedekah. Orang yang bersedekah

(mutabarri’ah) tidak berhak atas apa pun.8 Oleh sebab itu, ayat di atas

menjadi dalil pula untuk disyariatkan, maka dalam hal ini dimaksud dengan

sewa-menyewa itu adalah pengambilan manfaat dari suatu benda dapat

berupa seperti kendaraan, rumah dan manfaat karya seperti pemusik, bahkan

8 Musthafa Dib Al-Bugha, Buku Pintar Transaksi Syari’ah (Jakarta Selatan : Hikmah

(PT Mizan Publika, 2009),h.145.

6

dapat juga berupa karya pribadi seperti pekerja. Dalam syari’at Islam, Ijarah

adalah jenis akad untuk mengambil manfaat dengan kompensasi.9

Kejadian dilapangan terhadap penyelesaian hukum tentang kerugian

akibat kecelakaan pada jasa rental mobil, pasti ada resiko yang sering

terjadi pada CV. Berkah Travel dengan penyewa sehingga mengalami

kerugian terhadap kedua belah pihak tersebut, dimana CV. Berkah Travel

memiliki core business yaitu menyewakan kendaraan pribadi, kendaraan

yang disewakan sebagian besar adalah mobil keluarga, MPV, sedan dan

mobil sekelas travel. Pihak CV. Berkah Travel juga menyediakan bus

pariwisata dan antar jemput dari Kualanamu sampai tour dalam kota dan

luar kota.

Di CV. Berkah Travel mengenai resiko yang pernah terjadi pada saat

kendaraan dalam masa penyewaan yaitu, resiko kecelakaan, keterlambatan

pengembalian mobil sampai dengan kehilangan mobil dengan

melimpahkan sepenuhnya tanggung jawab kepada si penyewa dan adapun

beberapa pembagian tangguang jawab yang tertera di CV. Berkah Travel

untuk penyewaan mobil dengan supirnya.

Apabila keterlambatan pengembalian penyewaan mobil maka akad

yang disewa telah batal atau putus karena telah lewat batas waktunya dan

pihak yang menyewakan menuntut ganti rugi, sebagaimana ketentuan yang

9 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Cet.13,Terj. Kamaluddin A.Marzuki (Bandung : Al-Maarif,

1998),h.7-8.

7

telah disepakati bahwa dikenakan denda overtime 10% (sepuluh persen)

perjam dari jumlah harga sewa, di CV. Berkah Travel untuk kompensasi

keterlambatan oleh penyewa diberikan bonus 1 (satu) jam keterlambatan

pengembalian (tidak dipungut biaya).

Apabila penyewa terlambat 3 (tiga) jam pertama maka akan dikenakan

Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dan apabila terlambat pengembalian

lebih dari 3 (tiga) jam keatas maka akan dikenakan Rp 100.000,- (seratus

ribu rupiah) jika kemudian terlambat 12 (dua belas) jam akan dikenakan Rp

150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) dan apabila juga penyewa

terlambat pengembalian hampir 1 (satu) hari lebih dari batas waktu maka

akan dikenakan Rp 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) untuk dari itu uang

denda nya kembali seperti awal menyewa mobil sesuai dengan kesepakatan

yang dibuat tertulis atau lisan mengenai keterlambatan barang sewaan.

Namun resiko yang sering terjadi pada CV. Berkah Travel adalah

resiko kecelakaan ringan seperti lecet body mobil, ban mobil koyak, bamper

rusak dan resiko kecelakaan berat seperti kecelakaan mobil terbalik dan

sebagainya. Terjadinya resiko kecelakaan ini dikarenakan kelalaian pihak

penyewa, sesuai dengan persetujuan sewa-menyewa yang telah disepakati

bersama.10

Ketentuan ganti rugi kehilangan atau keterlambatan, apabila penyewa

tidak membayar ganti rugi sewa setelah dilakukan peringatan atau teguran

10 Muhammad Fadhli Dasopang, Interview held during meeting of the Owner CV.Berkah

Travel, Kec. Medan Helvetia,Sumatera Utara,22 Februari 2020,Pukul 13.00 WIB.

8

sesudah waktu yang diperjanjikan oleh pihak yang menyewakan dan

penyewa tidak mampu melunasinya, maka barang jaminan berupa sepeda

motor dan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) ditahan oleh pihak yang

menyewakan, dan pihak yang menyewakan akan menjual barang jaminan

untuk mengganti denda kehilangan atau keterlambatan barang sewaan

karena penyewa dianggap sudah melakukan wanprestasi atau ingkar janji.

Setelah Penulis mewawancarai pihak Owner Rental Mobil CV. Berkah

Travel mengatakan bahwa dalam usaha rental mobil resiko-resiko yang

mungkin terjadinya kerusakan atau kecelakaan di jalan ketika mobil masih

disewa oleh penyewa yang menyebabkan kondisi mobil rusak parah dan

membutuhkan banyak biaya untuk perbaikan kembali. Kemudian resiko

terjadinya kehilangan atau mobil yang sedang dicuri secara diam-diam

ketika sedang diparkir sebentar. Kemungkinan terjadinya perampokan

terhadap mobil rental juga sering terjadi.

Kasus yang kini banyak terjadi adalah mobil rental dilarikan atau dijual

oleh si penyewa kepada orang lain tanpa sepengetahuan pemilik rental

mobil. Demikianlah beberapa hal yang mungkin terjadi sehubungan dengan

resiko dalam rental mobil. Kemudian mengenai pertanggungan resiko

terhadap mobil yang dijadikan objek sewa-menyewa di CV. Berkah Travel

perusahaan tidak mau mengambil resiko dalam usahanya, oleh karena itu

setiap mobil yang dititipkan dalam kongsi ini harus diasuransikan terlebih

dahulu setiap unit mobil yang dimilikinya memliki bermacam-macam

asuransi. Begitu pula dengan biaya service, peralatan dan suku cadang

9

mobil menjadi tanggungan pemilik mobil. Sebagai contoh, bila harga sewa

dari semua mobil adalah sebanyak Rp 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah)

sesuai ketentuan waktu yang sudah diperjanjikan bila pakai supir mungkin

upahnya mulai dari Rp 150.000 (seratus lima puluh ribu rupiah) sampai

dengan Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) dan juga belum untuk uang

makan supir bila penyewa memakai supir, dan uang bensin ditanggung oleh

si penyewa, jika tidak pakai supir atau dikatakan lepas kunci apabila ada hal

yang terjadi kehilangan atau kerusakan mobil akibat kecelakaan, maka

pihak perusahaan tidak menanggung ganti rugi tetapi diselesaikan dengan

secara kekeluargaan. jika penyewa tidak menanggung ganti rugi pihak

pemilik rental akan membawakan permasalahan tersebut ke pengadilan.

Oleh karena itu penerapan biaya ganti kerugian yang diterapkan oleh

pemilik rental mobil di Kecamatan Medan Helvetia dengan cara kedua

belah pihak penyewa dan pemilik rental menyelesaikan permasalahn nya

secara kekeluargaan baik itu kerusakan yang dialami penyewa atau

kerusakan dari pemilik rental itu sendiri.

Para ulama mengemukakan alasan kebolehan ijarah berdasarkan hadist

dibawah ini :

Dari al Sunnah Hadist Riwayat Bukhari :

المخابرة لوتركت لطاوس عمروقلت : قال سفيان ثنا حد هللا عبد بن علي ثنا حد باب

ي : قل عنه نهى وسلم عليه هللاصلى النبي اأن يزعمون فااإنهم عطيهم إن ي عمرو اأ اأ

غنيهم علمهم وإن واأ هللارضي س عبا ابن يعني اخبربي اأ ن : عنهما صلى النبي أ

10

ن قال ولكن عنه ينه لم وسلم عليه هللا أن من خيرله أخاه كم اأحد يمنح اأ عليه خذ يأ

.خرجامعلوما

Artinya :”Telah menceritakan kepada kami Ali bin’Abdullah telah

menceritakan kepada kami Sufyan berkata’Amru : Aku berkata kepada

Thowus:”Mengapa tidak kau tinggalkan sewa-menyewa sementara mereka

beranggapan bahwa Nabi Saw melarang mereka ?” Dia, yaitu’Amru

berkata : “Sungguh aku telah memberi dan mengenalkan pengetahuan

yang cukup kepada mereka dan sesungguhnya orang yang paling mengerti

dari mereka telah mengabarkan kepada ku, yakni Ibnu’Abbas r.a. bahwa

Nabi Saw tidak melarang dari itu tetapi beliau bersabda :”Seorang dari

kalian memberikan kepada saudaranya lebih baik baginya dari pada dia

mengambil dengan upah tertentu”.(HR.Bukhari).”11

Adapun hadist menjelaskan tentang Ijarah :

أن ع م قالعنههللارضيمالكبننس ج ل ىهللارسولطي ب ةا بوح ر س لم و ع ليه هللاص ل هف أ م

اع ن ب ص ر م أ م رو ففواا نل هأه ت م ن يخ ام ر ه خ (أحمدمسلموخاريالبرواه)ج

Artinya :“Dari Anas bin Malik r.a. ia berkata : Rasulullah Saw berbekam

dengan Abu Thayyibah. Kemudian beliau menyuruh memberinya satu sha’

gandum dan menyuruh keluarganya untuk meringankannya dari

berkharaj”. (HR.Al-Bukhari dan Muslim dan Ahmad).12

Salah satu ungkapan yang bertentangan terjadi dilapangan dengan

perkataan Imam asy-Syairazi asy-Syafi’i berkata, “Bila barang sewaan

rusak pada masa digunakan oleh penyewa tanpa ada kesalahan darinya,

maka penyewa tidak wajib menggantinya yang demikian itu karena penyewa

menggunakan barang sewaan dalam rangka mendapatkan hak guna yang

telah ia miliki. Sebagai konsekuensinya ia tidak wajib mengganti kerusakan

tersebut”.

11 Muhammad Ari, “Ensiklopedi Hadist 9 Imam, Hadist Bukhari No.2162,”

http://www.hadistsewa-menyewa.com (9 Juli 2020),h.40.

12 Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rusyd, Bidayah al-Mujtahid , Juz no.2

(Beirut : Dar al-Fikr,) ,h.165.

11

Demikian juga apabila kerusakan itu diakibatkan oleh orang lain, orang

yang disewa tidak harus mengganti rugi,akan tetapi ganti rugi dibebankan

kepada orang yang mengakibatkan kerusakan itu sendiri.13 Tidak dibenarkan

adanya penambahan ganti kerugian apabila terjadi diluar dari kesalahan

konsumen karena itu merupakan kezaliman. Pendapat tokoh fikih

kontemporer Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan tentang pengertian ijarah

yaitu:

معلوم بعوص واإلباحة للبنل ابلة مباحة دة مقصو مة معلو منفعة على عقد

Artinya : “Ijarah adalah suatu perjanjian atas manfaat yang diketahui,

disengaja, yang bisa diserahkan kepada pihak lain secara mubah dan upah

yang bisa diketahui”.

Sedangkan, ungkapan dari tokoh kontemporer Wahbah Az-Zuhaili

tentang dhaman atau ta’widh atas penyelesaian kerugian yang ditimbulkan

sebagai berikut:

ررالواقع تغطية هو : يض التعو ي الض مان في المام صل ال ( ٨٧) أوالخطأ بالتعد الض : ض وي أوالتع

ر هوإزالة ر كإعادة مكان عنداإل كان كما صحيحا وإعادته ف أوجبرالمتل . . . الحى ط كإصالح , عينا الض

و لمثلي التعويض وجب لك تعدرذ فإن ٬صحيحا المكسور ا( ٩٤) النقدي أ ال و المصالح ضيياع وأم خسارة

الخسارة وال ( المستقبلة أي) كدة غيرالمو المنتظرة لأص في عنها ض يعو فال المعنوية أو ضرارالدبية أ

م و ال فع محقق ال جود المو المال هو التعويض محل لن ٬الفقهي الحكم ٬ حيلي زال وهبة( )٩٦) شرعا المتقو

١٩٩٨ ٬دمشق ٬ دارالفكر ٬ الضمان نظرية

Artinya :“Ta’widh (ganti rugi) adalah menutup kerugian yang terjadi

akibat pelanggaran atau kekeliruan”(h.87)“Ketentuan umum yang berlaku

pada ganti rugi dapat berupa pertama, menutup kerugian dalam bentuk

benda (dharar/bahaya) seperti memperbaiki dinding, kedua memperbaiki

benda yang dirusak menjadi utuh kembali seperti semula selama

13 Imam Syafi’i, Kitab Al-Umm, h.805.

12

dimungkinkan, seperti mengembalikan benda yang dipecahkan menjadi

utuh kembali. Apabila hal tersebut sulit dilakukan, maka wajib

menggantinya dengan benda yang sama (sejenis) atau dengan uang”(h.94).

Sementara itu hilangnya keuntungan dan terjadinya kerugian yang belum

pasti di masa akan datang atau kerugian immateril, maka menurut

ketentuan hukum fiqh hal tersebut tidak dapat diganti (dimintakan ganti

rugi). Hal ini karena objek ganti rugi adalah harta yang ada dan konkret

serta harganya (diijinkan syariat untuk memanfaatkannya)” (h.96).

Dari perkataan Wahbah Az-Zuhaili diatas menyatakan bahwa

mengganti kerugian ditinjau dari ketentuan umum, hanya boleh dilakukan

oleh seorang si penyewa yang telah melakukan pelanggaran dalam kegiatan

akad yang telah disepakati. Oleh karena itu, pihak penyewa harus

bertanggung jawab apabila barang sewaan itu mengalami kerusakan baik

kelalaian atau terjadi akibat kecelakaan wajib untuk menggantinya dengan

benda yang sama (sejenis) atau dengan uang sesuai perjanjian tertulis.

Di dalam hukum Islam ganti rugi (Dhaman/Ta’widh) hanya boleh

dilakukan atas pihak yang dengan sengaja atau karena kelalaian melakukan

sesuatu yang menyimpang dari ketentuan akad dan menimbulkan kerugian

pada pihak lain. Menurut para fuqaha, tanggung jawab (dhaman) ada 2

(dua) macam, yaitu : pertama, karena tanggung jawab karena pelanggaran

atau kemashalatan, dan kedua, karena demi harta. Berkenaan dengan

terjadinya pelanggaran, maka semua ulama sepakat bahwa tanggung jawab

dipikul kepada penyewa. Tapi mereka berilhtilaf mengenai jenis

pelanggaran yang mengharuskan hal itu tidak mengharuskan hal itu, serta

pada kadarnya.14

14 Fuad Syaifudin, Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtasid Jilid ke-2 (Jakarta Timur :

Pustaka Al-Kausar,2016),h.429.

13

Meskipun sudah diatur secara jelas akan tetapi tetap saja ada kejadian

akibat kelalaian para penyewa yang menimbulkan kerusakan pada barang

sewa yaitu mobil, dalam perjanjian hal tersebut biasa itu dikenal dengan

istilah wanprestasi.

Dalam perjanjian sewa-menyewa mobil, pihak penyewa atau konsumen

harus bertanggung jawab atas segala kerusakan atau kerugian yang timbul

pada barang yang disewa sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 234 ayat (1) menyatakan “Pengemudi,pemilik

kendaraan bermotor, dan/atau perusahaan angkutan umum bertanggung

jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang dan/atau pemilik

barang dan/atau pihak ketiga karena kelalaian pengemudi”.

Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES), Ijarah adalah

sewa barang dalam jangka waktu tertentu dengan pembayaran. Sewa-

menyewa menjadi praktek muamalah yang masih banyak dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari hingga saat ini. Secara etimologi, Ijarah berarti

“upah” atau “ganti”, atau “imbalan”.

Dalam KHES juga diatur sejumlah hal berkaitan dengan penyelesaian

hukum atas kerugian akibat kecelakaan oleh penyewa rental mobil.

Sebagaimana di dalam penyelesaian hukum tersebut pasti ada unsur force

majeure atau sering diterjemahkan sebagai “keadaan memaksa”

merupakan keadaan di mana seorang debitur terhalang untuk melaksanakan

prestasinya karena keadaan atau peristiwa yang tidak terduga pada saat

dibuatnya kontrak, keadaan atau peristiwa tersebut tidak dapat

dipertanggung jawabkan, sementara si debitur tersebut tidak dalam keadaan

beritikad buruk.15 Peristiwa yang merupakan force majeure tidak termasuk

15 Munir Fuady, Hukum Kontrak (Bandung : PT Citra Aditya Bakti,1999),h.13.

14

ke dalam asumsi dasar dari para pihak ketika suatu kontrak dibuat. Dasar

hukum peristiwa force majeure Antara lain Pasal 1244, Pasal 1245, Pasal

1545 dan Pasal 1533 KUHPerdata.

Dalam KHES terdapat sejumlah ketentuan berkaitan dengan keadaan

memaksa. Keadaan memaksa atau darurat adalah keadaan di mana salah

satu pihak yang mengadakan akad terhalang untuk melaksanakan

prestasinya (Pasal 40). Adakalanya dalam suatu transaksi kerugian timbul

karena murni adanya faktor resiko. Kewajiban memikul kerugian yang tidak

disebabkan kesalahan salah satu pihak dinyatakan sebagai resiko.

Jika disebutkan dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah banyak

Pasal yang berkenaan dengan benda Ijarah, terutama mengenai

pemeliharaan Objek Ijarah, Tanggung Jawab Kerusakan, dan Nilai serta

Jangka Waktu Ijarah pada Pasal 268 “Pemeliharaan objek Ijarah adalah

tanggung jawab pihak penyewa kecuali ditentukan lain dalam akad”. Pada

Pasal 269 ayat (1) berbunyi “Kerusakan objek ijarah karena kelalaian

pihak penyewa adalah tanggung jawab penyewa,kecuali ditentuka lain

dalam akad”, ayat (2) berbunyi “Jika objek ijarah rusak selama masa akad

yang terjadi bukan karena kelalaian penyewa, maka pihak yang

menyewakan wajib menggantinya”, dan ayat (3) berbunyi “Jika dalam

akad ijarah tidak ditetapkan mengenai pihak yang bertanggung jawab atas

kerusakan objek ijarah, maka hukum kebiasaan yang berlaku dikalangan

mereka yang dijadikan hukum”.16

Meskipun sudah diatur secara jelas akan tetapi tetap saja terjadi

penyimpangan yang dilakukan oleh para pihak dalam keadaan memaksa,

dalam perjanjian hal tersebut biasa dikenal dengan istilah wanprestasi dan

overmacht. Dalam perjanjian sewa-menyewa mobil pihak penyewa harus

bertanggung jawab dan kerugian yang timbul pada barang yang disewa

16 Ibid,h.119.

15

sebagaimana dimaksud Pasal 1564 KUHPerdata dikatakan bahwa si

penyewa bertanggung jawab untuk segala kerusakan yang diterbitkan pada

barang yang disewa selama waktu sewa, kecuali jika ia membuktikan

bahwa kerusakan itu terjadi diluar salahnya.17

Dari pemaparan sebelumnya dapat dipahami bahwa peneliti menemukan

suatu masalah terkait kasus tersebut, sehingga menimbulkan pertanyaan

bagaimana penyelesaian sengketa sewa-menyewa rental mobil yang

dilakukan oleh CV. Berkah Travel secara musyawarah, bagaimana cara

penyelesaian sengketa wanprestasi dalam sewa-menyewa rental mobil CV.

Berkah Travel di Pengadilan dan bagaimana cara penyelesaian hukum

kerugian akibat kecelakaan oleh penyewa jasa rental mobil melalui

pembayaran asuransi dan tinjauan KHES.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai permasalahan tersebut yang akan penulis

tuangkan dalam sebuah Karya Ilmiah skripsi dengan judul: “Penyelesaian

Hukum Tentang Kerugian Akibat Kecelakaan Oleh Penyewa Jasa

Rental Mobil Ditinjau Dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah”

(Studi Kasus CV. Berkah Travel Kota Medan).

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka masalah yang akan penulis bahas adalah

sebagai berikut :

17 Subekti dan Tjitrosodiro, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 1564 Bab 7

bagian ke-1 (Jakarta : Pradnya Paramita,2004),h.384

16

1. Bagaimana penyelesaian sengketa sewa-menyewa jasa rental mobil

dalam cara musyawarah oleh CV. Berkah Travel Medan ?

2. Bagaimana penyelesaian sengketa wanprestasi dalam sewa-menyewa

jasa rental mobil CV. Berkah Travel Medan di Pengadilan ?

3. Bagaimana penyelesaian sengketa sewa-menyewa jasa rental mobil

melalui pembayaran asuransi kerugian akibat kecelakaan oleh penyewa

ditinjau dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penyelesaian sengketa sewa-menyewa jasa rental

mobil dalam cara musyawarah oleh CV. Berkah Travel Medan;

2. Untuk mengetahui cara penyelesaian sengketa wanprestasi dalam sewa-

menyewa jasa rental mobil CV. Berkah Travel Medan di Pengadilan;

3. Untuk mengetahui cara penyelesaian sengketa sewa-menyewa jasa

rental mobil melalui pembayaran asuransi kerugian akibat kecelakaan

oleh penyewa ditinjau dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah

(KHES).

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan, kiranya penelitian ini dapat

berguna untuk :

1. Kegunaan Teoritis

Kegunaan teoritis dari penelitian ini sebagai bahan informasi dan

pengetahuan yang dapat dijadikan sumbangsih pemikiran bagi jurusan

muamalah tentang penyelesaian hukum tentang kerugian akibat

17

kecelakaan oleh penyewa jasa rental mobil. Hal ini bisa dijadikan tolak

ukur untuk menambah khazanah keilmuwan, baik ruang lingkup diskusi

atau kajian ilmiah yang ada;

2. Kegunaan Praktisi

a. Kegunaan Praktisi dari penelitian ini dapat dijadikan bahan

pertimbangan untuk lebih memperhatikan penyelesaian hukum

kerugian dengan hukum Islam yang berlangsung di Rental Mobil

Kecamatan Medan Helvetia Kelurahan Helvetia Timur;

b. Penelitian ini juga merupakan syarat untuk mendapatkan gelar SH

(Sarjana Hukum) di Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum Universitas

Islam Negeri Sumatera Utara.

E. Kajian Terdahulu

Kajian terdahulu diperlukan untuk mengetahui penelitian sebelumnya

serta bagian mana yang belum diteliti atau perlu mendapat perhatian dan

penelitian kembali.18 Kajian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa

banyak karya tulis lain telah membahas permasalahan yang berkaitan

dengan penyelesaian hukum secara sewa-menyewa (Ijarah). Dari

18 Tim penyusun fakultas syari’ah dan hukum, Metode Penelitian Hukum Islam dan

Pedoman Penulisan Skripsi (Medan: UIN Sumatera Utara, 2017), h.34.

18

pengamatan penulis, penulis menemukan beberapa judul yang berkaitan

dengan hukum sewa-menyewa (Ijarah) diantaranya adalah :

Skripsi yang ditulis oleh Riza Widya Utami dengan judul Hukum

Menyewakan Rumah Untuk Tempat Perdukunan Perspektif Mazhab

Syafi’i. Hasil penelitian ini di awali dengan praktik menyewakan rumah

untuk tempat perdukunan perspektif Mazhab Syafi’i tidak sah (batal) dan

diharamkan. Berdasarkan perspektif Mazhab Syafi’i di mana melarang

mengambil upah dari perdukunan sehingga menyewakan rumah untuk

perdukunan diharamkan karena mengandung kemusyrikan dan tidak

memenuhi syarat sah dari sewa-menyewa dimana kemanfaatan benda harus

dibolehkan Syara’. Kesimpulan skripsi tersebut telah menjelaskan bahwa

hukum menyewakan rumah untuk tempat perdukunan dilarang dalam

hukum Islam, karena di dalam Hukum Islam tidak didapati aplikasi sewa-

menyewa rumah yang bertentangan dengan hukum Islam.

Permasalahan skripsi-skripsi diatas dengan penelitian ini adalah sama-

sama meneliti tentang penyelesaian hukum sewa-menyewa (Ijarah).

Perbedaan kasus dari skripsi diatas dengan penelitian ini adalah

penyelesaian hukum tentang kerugian akibat kecelakaan oleh penyewa jasa

rental mobil ditinjau dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah studi kasus

CV. Berkah Travel Kota Medan.

F. Kerangka Pemikiran

19

Usaha adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk mendapatkan

penghasilan berupa uang atau barang yang diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari dan mencapai kemakmuran hidup. Dalam melakukan

usaha, seorang pengusaha tidak akan dapat berjalan sendiri. Pasti

membutuhkan pekerja yang akan membantunya menjalankan roda bisnis

yang dijalankan. Meskipun sewa-menyewa dihalalkan dalam Islam, tidak

serta merta sewa-menyewa itu dapat dilakukan dengan berbagai cara tanpa

mempertimbangkan etika dalam bertransaksi. Islam sebagai agama yang

universal telah memberikan batasan-batasan, ketentuan-ketentuan dalam

berjual sewa-menyewa.

Untuk melakukan transaksi sewa-menyewa harus memenuhi syarat yang

telah ditentukan. Syarat akad sewa-menyewa mempunyai 3 (tiga) rukun yaitu:

1. sighat (ucapan) yang terdiri dari ijab (tawaran) dan qabul

(penerimaan),

2. Kedua belah pihak yang berakad (berkontrak) yang terdiri dari

pihak yang memberi sewa dan penyewa,

3. Objek berkontrak yang terdiri dari pembayaran sewa dan manfaat

dari penggunaan asset tersebut.

Dari penjelasan diatas, sudah jelas tertera bahwa hal-hal yang harus

diperhatikan umat Islam dalam memulai usaha sewa-menyewa, yaitu

harus meluruskan niat sementara dalam penelitian yang dilakukan

penulis, penyedia jasa rental mobil tersebut sangat sudah menyalahi

20

aturan baik dalam hukum syariat Islam maupun dalam syarat-syarat

sewa-menyewa lainnya.

G. BATASAN ISTILAH

Agar pembahasan ini tidak menyimpang, maka dalam penulisannya,

penulis memberikan batasan istilah sebagai berikut:

1. Penyelesaian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

proses, cara, perbuatan, menyelesaikan (dalam berbagai-bagai arti

seperti pemberesan dan pemecahan). Hal ini Penyelesaian yang

dimaksud dalam Skripsi ini adalah suatu cara untuk memecahkan

masalah yang di akibat kecelakaan yang terjadi di jasa rental mobil;

2. Hukum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah peraturan

atau adat yang secara resmi dianggap mengikat yang dilakukan oleh

pengusaha atau pemerintah. Hal ini Hukum yang dimaksud dalam

Skripsi ini adalah Peraturan yang hidup dimasyarakat apabila

dilanggar akan dikenakan sanksi;

3. Kerugian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

menanggung atau menderita rugi dan sesuatu yang dianggap

mendatangkan rugi (tentang kerusakan). Hal ini Kerugian yang

dimaksud dalam Skripsi ini adalah Suatu tanggungan oleh penyewa

yang telah melakukan kelalaian dalam perjanjian sewa-

menyewasehingga berakibatkan kerusakan yang dialami pada

mengerental mobil;

21

4. Jasa Rental menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

perbuatan yang memberikan segala sesuatu yang diperlukan orang

lain layanan, service, aktivitas, kemudahan, manfaat dan sebagainya

yang dapat dijual kepada orang lain (konsumen) yang menggunakan

atau menikmatinya dalam persewaan. Dalam hal ini jasa rental yang

dimaksud dalam Skripsi ini adalah Jasa Rental yang mana hanya

menyewakan kendaraan atau jasanya.

H. KERANGKA TEORITIS

Sewa-menyewa (Ijarah) merupakan di antara jenis muamalah yang

banyak dilakukan manusia, sebab manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan

orang lain. Secara Bahasa Ijarah berarti menjual manfaat, sedangkan dalam

kajian fiqh, Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa,

melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan

kepemilikan (ownership / mil-kiyah) atas barang itu sendiri.19 Namun dalam

pelaksanaannya haruslah tetap berpegangan dengan prinsip-prinsip syari’ah

yaitu harus sesuatu yang membawa kebaikan bukan sesuatu yang dilarang

syara’ apabila bertentangan maka ada pelanggarannya.

Menurut Ulama Syafi’iyah mendefiniskan Ijarah sebagai berikut :

ة على عقد : اإلجارة عقد حد و معلوم بعوض واإلباحة لبدل ل قابلة مع لومة مقصود

19 M.Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Wacana Ulama dan Cendikiawan (Jakarta :

Tazkiyah Institut,1999),h.155.

22

Artinya : “Definisi akad Ijarah adalah suatu akad atas manfaat yang

dimaksud dari tertentu yang biasa diberikan dan dibolehkan dengan

imbalan tertentu.20

Dalam pandangan Islam bisnis merupakan sarana untuk beribadah

kepada Allah Swt, oleh karena itu bisnis dalam etika Islam harus dijalankan

oleh pihak-pihak yang terlibat atas dasar suka sama suka tidak dilakukan

atas dasar paksaan, tipu daya, kezaliman, menguntungkan satu pihak diatas

kerugian orang lain.

Menurut pendapat Abd Salam Arief, ada 4 (empat) prinsip umum dalam

muamalat yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Prinsip tidak diperbolehkan memakan harta secara batil;

2. Prinsip saling rela, yaitu menghindari pemaksaan yang

menghilangkan hak pilih seseorang dalam bermuamalah;

3. Prinsip tidak saling merugikan yang membuat orang teraniaya;

4. Prinsip tidak melakukan penipuan (Gharar).21

Maksudnya adalah bahwa barang yang disewakan setiap apa yang

dapat diambil manfaatnya sesuai dengan harga dan waktu yang telah

ditentukan oleh kedua belah pihak tanpa ada unsur paksaan dengan keadaan

masih tetap bendanya, boleh disewakan apabila manfaatnya dapat

dipastikan dengan salah satu dari dua hal dengan waktu atau dengan

pekerjaan.22

20 Ibid,.h.316.

21 Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Muamalah dan Hukum Perdata Islam

(Yogyakarta : UII Pess, 2000), h.16. 22 Euis Amalia, Sejarah Ekonomi Islam (Jakarta : Grama Publishing, 1996),h. 209.

23

Akad Ijarah yang dimaksud dalam Skripsi ini adalah akad ijarah yang

berkaitan dengan objek manfaat dari barang yaitu mobil yang disewa

digunakan untuk alat transportasi untuk berpergian ke tempat tujuan,

apabila rusaknya barang yang disewakan, sehingga ijarah tidak mungkin

untuk diteruskan. Akad sewa-menyewa dibolehkan atas manfaat yang

mubah, seperti rumah untuk tempat tinggal, toko dan kios untuk tempat

berdagang, mobil untuk kendaraan atau angkutan, pakaian dan perhiasaan

untuk dipakai. Adapun manfaat yang diharamkan maka tidak boleh

disewakan, karena barangnya diharamkan. Dengan demikian tidak boleh

mengambil imbalan untuk manfaat yang diharamkan ini, seperti bangkai

dan darah.

Dalam penyelesaian hukum masalah dalam pengganti kerugian akibat

kecelakaan oleh penyewa dengan akad ijarah ada unsur kesengajaan atau

kelalaian yang terjadi antara teori atau makna sewa yang sebenarnya dengan

pelaksanaan sewa yang ada di Kecamatan Medan Helvetia tersebut, karena

dalam kitab al-Fiqhu al-Islami Wa Adillatuhu karya Wahbah Az-Zuhaili arti

sewa-menyewa itu adalah jual beli manfaat bukan jual beli barang, tetapi

jika ada keterangan bahwasannya ganti kerugian di CV. rental mobil

tersebut mempunyai asuransi kecelakaan setiap unit kendaraan dan pihak

penyewa tidak perlu untuk membayar seluruh atas kerusakan tersebut, jika

tidak ada asuransi, maka sewa-menyewanya harus sesuai dengan awal

kesepakatan dari kedua belah pihak.

24

Pandangan tokoh kontemporer Wahbah Az-Zuhaili ganti kerugian yang

terjadi akibat pelanggaran atau kekeliruan dalam kegiatan sewa-menyewa

atau jual beli harus adil. Dengan kata lain jasa yang dijual atau disewa harus

sepadan dengan nilai keuntungan dan terjadinya kerugian yang belum pasti.

Sedangkan pandangan Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah Pasal 270 yang

isinya penyewa wajib membayar objek ijarah yang rusak berdasarkan

waktu yang telah digunakan dan besarnya ijarah ditentukan melalui

musyawarah. Apabila objek ijarah yang berada dibawah pengawasan

pemilik rusak maka hak upah pada pekerjaan yang dilakukan seseorang

pekerja mesti dipenuhi. Namun apabila pekerjaan berada dibawah

pengawasan pihak pekerja maka ia tidak berhak mendapatkan upah karena

barang yang dikerjakan rusak sebelum dapat diserah terimakan.

Sebagaimana Pasal 1564 KUHPerdata menyatakan bahwa “si Penyewa

bertanggung jawab untuk segala kerusakan yang diterbitkan pada barang

yang disewa selama waktu sewa, kecuali jika ia membuktikan bahwa

kerusakan itu terjadi di luar salahnya”.23

I. HIPOTESIS

Menurut uraian di atas penulis memiliki kesimpulan sementara bahwa

sewa-menyewa (Ijarah) terhadap jasa rental mobil tidak sesuai dengan

terjadi di lapangan karena jika pendapat KHES bertolak belakang dengan

dilapangan CV. Berkah Travel maka untuk itu mengetahui kebenarannya

akan diperoleh dari hasil penelitian penulis.

23 Andrie Soemitra, Hukum Ekonomi Syari’ah dan Fiqh Muamalah (Jakarta : Prenada

Media, 2019),h. 119.

25

J. METODE PENELITIAN

Metode adalah rumusan cara-cara tertentu secara sistematis yang

diperlukan dalam bahasa ilmiah, agar pembahasan menjadi terarah,

sistematis dan objektif, maka digunkan metode ilmiah.24

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan, yaitu penelitian yang

berusaha menggali permasalahan yang ada di masyarakat. Teori-teori yang

telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkaitan dengan suatu masalah,

mencari metode-metode, serta teknik penelitian baik dalam mengumpulkan

data atau menganalisis penelitian yang telah digunakan oleh penelitian

terdahulu memperoleh orientasi yang lebih luas dalam permasalahan

yangdipilih serta menghindarkan terjadinya duplikasi yang tidak di inginkan

dengan mengarah pada pengembangan konsep dan fakta yang ada.25

Adapun metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian hukum ini

adalah normative empiris yaitu suatu metode penelitian hukum,

yang berfungsi untuk melihat permasalahan dalam artian nyata

24 Sutrisno Hadi, Metode Research (Yogyakarta : Penerbit Psikolog UGM,Cet.ke-1,

1990),h.4.

25 Moh.Nasir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998),h.111.

26

dan meneliti bagaimana bekerjanya hukum dilingkungan

masyarakat.26

2. Pendekatan Penelitian

a. Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach) dan Pendekatan

Kasus (Living Case Approach)

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Conceptual Approach untuk menelaah penyelesaian

hukum pelaku usaha jasa rental mobil terhadap kerugian yang

dialami oleh penyewa menurut Kompilasi Hukum Ekonomi

Syari’ah. Pendekatan ini dilakukan untuk menemukan jawaban

yang terkait dengan konsep sewa-menyewa. Living Case

Approach untuk menelaah kenyataan hukum atau peristiwa

hukum yang terjadi dilapangan dengan membangun

argumentasi hukum terkait penyelesaian hukum tentang

kerugian akibat kecelakaan oleh penyewa jasa rental mobil.

3. Bahan Hukum

a. Bahan Hukum Primer

Jenis data primer adalah pokok yang berkaitan dan diperoleh

secara langsung dari objek penelitian. Bahan Hukum primer

penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung oleh CV.

Berkah Travel Medan. Bahan Hukum primer yaitu bahan

26 Ronny Hanitjo Soemitra, Meotde Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Semarang : Ghalia

Indonesia, 1988), h. 44.

27

hukum yang diperoleh langsung dari sumber pertama.

Penelitian ini peneliti mengambil sumber bahan hukum primer

dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah 27

b. Bahan Hukum Sekunder

Jenis data sekunder adalah jenis bahan yang dijadikan

sebagai pendukung dalam pokok atau dapat pula di defenisikan

sebagai sumber yang mampu atau dapat memberikan informasi

yang dapat memperkuat data pokok.28

Data ini dapat diambil melalui bahan perpustakaan untuk

mencari informasi seperti buku-buku rujukan kitab asli dan

terjemahan dari beberapa kitab fiqh diantaranya adalah Al-

Qur’an, buku Hadist ,kitab karangan Wahbah Az-Zuhaili (Al-

Fiqh al-Islami Wa Addilatuhu), Kitab Al-Umm karangan Imam

Syafi’i, karangan Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtashid

jilid 2, karangan Mustofa Al-Buqha (Fiqhu Al Manhaji) dan

berbagai literature pendukung lainnya.

c. Bahan Hukum Tersier

27 Joko P.Subagyo, Metodelogi Penelitian dalam Teori dan Praktek (Jakarta : Rineka Cipta,

1991),h.87-88.

28 Husaini Husman, Metode Penelitian Sosial (Jakarta : Bumi Aksara,1996),h.73.

28

Sumber hukum tersier ialah sumber hukum yang dapat

memberikan penjelasan pada sumber hukum primer dan

sekunder.

4. Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum

a. Wawancara/Interview

Wawancara adalah cara memperoleh informasi atau data

melalui interaksi verbal maupun lisan. Data penelitian ini

peneliti akan mewawancarai pihak-pihak yang berkaitan

dengan objek penelitian ini yaitu pemilik CV. Berkah Travel

Medan Bapak Muhammad Fadhli Dasopang,S.Pd dan

beberapa Karyawan supir rental, Tim Survei, Tim

Marketing dan Penyewa rental mobil Dimas Rizky.29

b. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi merupakan cara mencari data

atau informasi dari buku-buku, catatan-catatan dan lain

sebainya.30 Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh

data yang berkaitan dengan jasa rental mobil atas kerugian

yang diakibatkan kecelakaan.

c. Lokasi Penelitian

29 Suharsimi dan Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta :

Rineka Cipta, 2002),h. 202

30 Ibid, h.73.

29

Adapun tempat yang menjadi objek penelitian adalah

CV. Berkah Travel di Kecamatan Medan Helvetia Kota

Medan.

5. Pengelolaan dan Analisis Bahan Hukum

Setelah diperoleh data melalui alat pengumpulan data diatas,

maka data diolah dan dideskripsikan menggunakan metode

Kualitatif.31 Kemudian data dianalisis dengan menggunakan logika

berfikir Deduktif.

6. Pedoman Penelitian

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan buku pedoman

penulisan skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Sumatera Utara Tahun 2017.

K. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Agar penulisan skripsi ini terarah dengan apa yang ingin dicapai,

maka disusunlah sistematika pembahasan yang terbagi dalam 5 (lima) bab :

Bab Pertama Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan istilah, kerangka teoritis,

hipotesis, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab Kedua Landasan Teoritis tentang sewa-menyewa ditinjau dari

Hukum Perdata, Hukum Islam serta Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah

yang terdiri dari pengertian perjanjian sewa-menyewa, asas-asas sewa-

31 Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Cipta Pustaka Media,

2012), h. 124.

30

menyewa, syarat sah dan rukun sewa-menyewa, macam-macam sewa-

menyewa, ketentuan mengenai hak dan kewajiban kedua pihak sewa-

menyewa, serta resiko dan hukum tanggung jawab dalam penyelesaian

hukum kerugian terhadap tindakan wanprestasi.

Bab Ketiga Letak Geografis dan letak demografis Kel. Helvetia

Timur, prasarana daerah, jumlah penduduk keseluruhan, mata pencaharian

serta biografi CV. Berkah Travel Medan.

Bab Keempat Analisis penyelesaian hukum tentang kerugian akibat

kecelakaan oleh penyewa jasa rental mobil ditinjau dari KHES di CV.

Berkah Travel Medan terdiri dari cara penyelesaian sengketa sewa-

menyewa jasa rental mobil dengan musyawarah di CV. Berkah Travel

Medan, penyelesaian sengketa wanprestasi dalam sewa-menyewa jasa

rental mobil di Pengadilan, serta cara penyelesaian sengketa sewa-menyewa

melalui pembayaran asuransi kerugian akibat kecelakaan oleh penyewa

ditinjau dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES).

Bab Kelima Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran

31

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. PENGERTIAN PERJANJIAN SEWA-MENYEWA

1. Pengertian Perjanjian Sewa-Menyewa dalam Hukum Perdata

Perjanjian dalam arti menurut ketentuan Pasal 1313 KUHPerdata bahwa

perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang mengikatkan

dirinya kepada satu orang atau lebih lainnya.32 sedangkan dalam perjanjian

sewa-menyewa telah diatur dalam Pasal 1548 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata berbunyi “Suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu

mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak lainnya kenikmatan

dari suatu barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran

sesuatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan itu disanggupi

pembayarannya”.33

Beberapa pendapat sarjana juga mengemukakan definisi tentang

perjanjian sewa-menyewa yang ditulis dalam bukunya, antara lain yang

dikemukakan oleh M. Isa Arief, beliau memberikan defisini tentang

perjanjian sewa-menyewa seperti di bawah ini yaitu Perjanjian sewa-

menyewa adalah suatu persetujuan dimana pihak yang satu berkewajiban

32 P.N.H Simanjuntak, Hukum Perdata Indonesia (Jakarta : Kencana Prenada Media

Group,2015),h.285.

33 Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Jakarta : PT.Pradnya

Paramita,1999),h.381.

32

untuk memberikan kenikmatan atas suatu benda kepada pihak lainnya

dengan harga yang oleh pihak lain disetujui untuk dibayar.34

2. Pengertian Perjanjian Sewa-Menyewa (Ijarah) dalam Hukum

Islam

Sewa-menyewa (Ijarah) dalam hukum Islam adalah (bai’al-manfa’ah)

artinya menjual manfaat. Lafal al-ijarah dalam bahasa Arab merupakan

suatu kegiatan muamalah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam

bentuk sewa-menyewa barang atau jasa diambil manfaatnya yang akan

mendapatkan ganti atau upah dari hasil manfaat tersebut tanpa berpindah

kepemilikan.

Menurut Dr. Muhammad Syafi’i Antonio, ijarah adalah akad

pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah sewa,

tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyah) atas

barang itu sendiri.35

34 Mayang Rahmaiba, “Hukum Islam Sewa-Menyewa”,

http//www.RepositoryhukumIslamsewa-menyewa.com (26 September 2020),h.7. 35 M.Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Wacana Ulama dan Cendikiawan (Jakarta :

Tazkiyah Institut,1999),h.155.

32

33

Atas konsep ijarah ini terdapat sejumlah definisi yang dikemukakan

oleh para ahli, yaitu:35

Ulama Hanafi Transaksi terhadap suatu manfaat dengan

suatu imbalan/fee/penukar manfaat,

Ulama Syafi’iyah Transaksi terhadap manfaat tertentu yang

dibolehkan, dan digunakan dan dengan

imbalan (bayaran) tertentu,

Maliki dan Hanbali Kepemilikan manfaat atas sesuatu yang

dibolehkan, dalam waktu tertentu dengan

imbalan (bayaran) tertentu,

Jumhur Ulama’ Fiqh Ijarah adalah menjual manfaat, sehingga

yang boleh disewakan adalah manfaatnya,

bukan bendanya. Berdasarkan hal tersebut

dilarang menyewakan pohon untuk diambil

buahnya. Tidak boleh menyewa kambing

untuk diambil susunya, lemaknya, bulunya

atau anaknya. Juga tidak boleh menyewa

sungai, sumur atau mata air yang diambil

airnya. Tidak boleh menyewa kolam atau

danau untuk dipancing ikannya, tidak boleh

mengontrak padang rumput untuk

mengambil rumputnya, karena rumput

adalah benda, tidak boleh mengontrak unta

jantan untuk kehamilan yang betina juga,

tidak boleh menyewa uang dirham dan

dinar,

Fatwa DSN MUI Nomor.

09/DSN-MUI/IV/2000

dan Nomor. 112/DSN-

MUI/IX/2017

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna

(manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam

waktu tertentu melalui pembayaran

sewa/upah, tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.

Akad ijarah adalah ajad sewa antara mua’jjir

dengan musta’jir atau antara dengan ajjir’

untuk mempertukarkan manfa’ah dan ujrah,

baik manfaat barang maupun jasa,

KHES Buku II Bab I Pasal

20 ayat (9)

Ijarah adalah sewa barang dalam jangka

waktu tertentu dengan pembayaran.36

35 Helmi Karim, Fiqh Muamalah (Jakarta : Raja Grafindo Persada,2002),h.29.

36 Fathur Rahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi Lembaga

Keuangan Syari’ah (Jakarta : Sinar Grafika,2012),h.150.

34

Dibawah ini juga akan dikemukakan definisi Ijarah menurut pendapat

beberapa ulama fiqh sebagaimana diambil dari beberapa buku berbahasa

Indonesia, antara lain:37

Menurut Ulama Maliki dan Hanbali:

م بعوض شيئ مبا حة مدة معلو ليك منافع تع

Artinya : “Pemilikan manfaat sesuatu yang diperbolehkan dalam waktu

tertentu dengan suatu imbalan”.

Dalam ekonomi Islam dalam menjalankan bisnis, satu hal yang sangat

penting adalah masalah akad ijarah (perjanjian) sebagai salah bentuk

transaksi yang dilakukan dengan pengambilan manfaat dengan balasan

berupa imbalan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.38 Objek dari

kegiatan ijarah adalah jasa, baik jasa yang dihasilkan dari tenaga manusia

maupun jasa yang diperoleh dari pemanfaatan barang. Manfaat (jasa) yang

disewakan adalah sesuatu yang dibolehkan menurut ketentuan syariat dan

dapat dimanfaatkan.

Hal ini sejalan dengan sebuah hadis Rasulullah Saw yang berbunyi :

عسب الفحل )رواه ابو داود( عليه وسلم عن هللا صلى هللا عن ابن عمر قال نهى رسول

Artinya :“Dari Ibn Umar ia berkata :bahwa Rasulullah Saw melarang

penyewaan mani hewan pejantan”. (HR.Abu Daud).

37 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah (Jakarta : Gaya Media Pratama,2007),h. 228.

38 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Terj. Ahmad Dzulfikar dan Muhammad Khoyrurrijal

(Depok : Keira Publishing,2015),h.119.

35

Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas, dapat dipahami bahwa

pihak yang menyewa berkewajiban menyerahkan barang sewanya untuk

dinikmati bukan menyerahkan hak milik atas barang itu sehingga penyewa

mempunyai hak mengambil manfaat secara sah namun harus menjaga

barang sewanya agar tidak rusak atau hilang.39

3. Pengertian Sewa-Menyewa (Ijarah) dalam KHES

Pandangan Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) dalam Pasal

20 ayat (9) terhadap Ijarah, bahwa ijarah adalah suatu bentuk kegiatan

sewa-menyewa barang yang telah ditentukan jangka waktunya dengan

sistem pembayaran yang ditangguhkan.40 Ijarah dapat diartikan dengan

lease contract dan juga hire contract. Lease contract adalah suatu lembaga

keuangan menyewakan peralatan (equipment),baik dalam bentuk sebuah

bangunan maupun barang-barang, seperti mesin-mesin, pesawat terbang,

dan lain-lain.41

39 Fatwa DSN MUI Nomor 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Ijarah, lihat

dalam Himpunan Fatwa DSN untuk Lembaga Keuangan Syari’ah, cet.ke-1 (Bandung : Mizan,

2001). 40 Ahmad Mujahidin, Kewenangan dan Prosedur Penyelesaian Sengketa Ekonomi

Syari’ah di Indonesia (Yogyakarta : PT. Dana Bhakti,1995),h.185.

41 M. Fauzan, Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah,cet.ke-2 (Jakarta : PT Kharisma Putra

Utama,2017),h.26.

36

B. ASAS-ASAS PERJANJIAN SEWA-MENYEWA

1. Asas-Asas Perjanjian Sewa-Menyewa dalam Hukum Perdata

Asas perjanjian dalam hukum Perdata mengenai beberapa asas penting

yang merupakan dasar kehendak pihak-pihak untuk mencapai tujuan.

Beberapa asas-asas tersebut adalah :

a. Asas Kebebasan Berkontrak

Asas ini mempunyai arti bahwa mereka yang tunduk dalam

perjanjian bebas dalam menentukan hak dan kewajibannya,

Asas ini disebut juga dengan asas kebebasan berkontrak tercantum

dalam Pasal 1338 KUHPerdata berbunyi “Semua perjanjian yang

dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang

membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain

dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan oleh

Undang-Undang dinyatakan cukup untuk itu, suatu perjanjian

dilaksanakan dengan itikad baik”.

b. Asas Konsensual

Asas ini mempunyai arti bahwa perjanjian itu terjadi sejak saat

tercapai kata sepakat (consensus) antara pihak-pihak mengenai pokok

perjanjian. Sejak saat itu perjanjian mengikat dan mempunyai akibat

hukum,

c. Asas Kepercayaan

Asas kepercayaan mengandung pengertian setiap orang yang akan

mengadakan perjanjian, akan memenuhi setiap prestasi yang diadakan

diantara mereka untuk dibelakang hari kemudian,

37

Menurut ketentuan Pasal 1340 KUHPerdata berbunyi “Suatu

perjanjian hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya dan tidak

dapat membawa kerugian bagi pihak ketiga”. Sehingga menurut Pasal ini

pun memperbolehkan untuk meminta ditetapkannya suatu janji yang dibuat

oleh seorang untuk dirinya sendiri atau suatu pemberian yang dilakukannya

kepada seseorang lain membuat suatu janji dengannya.42

2. Asas-Asas Perjanjian Ijarah dalam Hukum Islam

a. Al-Hurriyah (Kebebasan)

Asas ini merupakan prinsip dasar dalam hukum perjanjian Islam

dalam artian para pihak bebas membuat suatu perjanjian akad (freedom

of making contract). Bebas dalam menentukan objek perjanjian dan

bebas menentukan dengan siapa yang akan membuat perjanjian,

b. Al-‘Adalah (Keadilan)

Pelaksanaan asas ini dalam suatu perjanjian/akad menuntut para

pihak untuk melakukan yang benar dalam pengungkapan kehendak dan

keadaan, memenuhi semua kewajibannya,

c. Al-Ridha (Kerelaan)

Asas ini menyatakan bahwa segala transaksi yang dilakukan harus

atas dasar kerelaan masing-masing pihak harus didasarkan pada

42 Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia (Bandung : PT. Citra Aditya

Bakti,2010), h.293.

38

kesepakatan bebas dari para pihak dan tidak boleh ada unsur paksaan,

tekanan, penipuan.

3. Asas-Asas Perjanjian Sewa-Menyewa dalam KHES

a. Asas Ikhtiyari (Sukarela)

Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) asas ikhtiyari

atau sukarela adalah asas yang dilakukan atas kehendak para pihak,

terhindar dari keterpaksaan karena tekanan salah satu pihak atau pihak

lain,43

b. Asas Amanah (Menepati Janji)

Asas Amanah dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES)

adalah para pihak wajib melaksanakan akad yang telah dibuatnya sesuai

dengan kesepakatan yang ditetapkan oleh yang bersangkutan dan pada

saat yang sama terhindar dari cidera janji,

c. Asas Saling Menguntungkan

Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) dari asas ini

adalah setiap akad dilakukan untuk memenuhi kepentingan para pihak

sehingga tercegah dari praktik manipulasi dan merugikan salah satu

pihak.44

43 Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah Pasal 21 (a)

44 Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah Pasal 21 (e)

39

C. SYARAT SAH DAN RUKUN SEWA-MENYEWA

1. Syarat-Syarat Sah Sewa-Menyewa dalam Hukum Perdata

Perjanjian berisi dengan syarat-syarat tertentu dapat diketahui hak dan

kewajiban pihak penyewa dan menyewakan dan cara melaksanakaannya.

Dalam ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata tentang syarat-syarat perjanjian

sah dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Adanya kesepakatan kedua belah pihak serta adanya objek yang

dimaksud dengan kesepakatan persesuaian pernyataan kehendak

antara satu orang atau lebih dengan pihak lainnya;

b. Adanya kecakapan bertindak adalah suatu kecakapan atau

kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum, orang yang

cakap untuk melakukan perbuatan hukum adalah telah dewasa

dengan ukuran dewasa adalah orang yang berumur 21 tahun

yang tidak berwenang untuk melakukan perbuatan hukum yaitu

anak dibawah umur, orang yang ditaruh dibawah pengampuan,

dan istri (Pasal 1330 KUHPerdata);

c. Adanya causal yang halal dalam Pasal 1320 KUHPerdata tidak

dijelaskan pengertian orzaak melainkan menjelaskan syarat sah

dalam perjanjian. Di dalam 1337 KUHPerdata yang berbunyi

“Suatu sebab adalah terlarang apabila dilarang oleh Undang-

Undang atau apabila berlawanan dengan kesusilaan baik atau

ketertiban umum”.

40

2. Rukun dan Syarat Sah Ijarah dalam Hukum Islam

a. Rukun Sewa-Menyewa (Ijarah)

Rukun merupakan sesuatu yang mesti ada dalam sebuah akad atau

transaksi. Rukun sebagaimana yang dijelaskan oleh Abdul Karim

Zaidan dalam bukunya “al-Wajizu fi Ushul Fiqh” sebagai berikut:

ز:كن الر هيت ه وماالشي حقيقةمنء ج

Artinya : “Rukun adalah bagian dari hakikat sesuatu dan zatnya”.

Pada penjelasan di atas dapat diketahui bahwa terdapat rukun dalam

sewa-menyewa (ijarah) adalah sebagai berikut:

1) Pemilik yang menyewakan manfaat yang disebut mu’jir (orang

yang menyewakan);

2) Orang yang memberikan sewa disebut musta’jir (orang yang

menyewa atau penyewa);

3) Sesuatu yang diakad untuk diambil manfaatnya disebut ma’jir

(sewaan),dan;

4) Jasa yang diberikan sebagai imbalan manfaat disebut ajran atau

ujrah (upah).

41

b. Dasar Hukum Ijarah

Ijarah ialah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui

pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan barang itu

sendiri.45

a. Dasar Hukum Al-Qur’an

Ayat Al-Qur’an di sini menjadi dasar hukum adanya sistem sewa-

menyewa dalam hukum Islam dan menunjukkan dibolehkannya sewa-

menyewa, di antara adalah :

1) QS. Al-Baqarah : 233

دهن حولين كاملي ت يرضعن أول لد ضاعة ن لمن أراد أن يت ۞وٱلو وعلى م ٱلر

ضار تكلف نفس إل وسعها ل ت ل ٱلمولود لهۥ رزقهن وكسوتهن بٱلمعروف

بولدها ول مولود لهۥ بولدهۦ وع لدة لك فإن أرادا ف و الا عن ص لى ٱلوارث مثل ذ

نهما وتشاور فل جناح عليهما وإن د تراض م كم فل أردتم أن تسترضعوا أول

ا ءاتيتم بٱلمعر وٱعلموا أن جناح عليكم إذا سلمتم م بما ٱوف وٱتقوا ٱلل لل

٢٣٣لون بصير تعم

Artinya : “Dan Jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain,

maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran yang patut.

Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa

yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Baqarah : 233).

Ungkapan memberikan pembayaran yang patut menunjukkan adanya

jasa yang diberikan karena adanya pembayaran upah yang patut.

2) QS. Al-Qashash : 26

45 Nurul Huda, Baitul Mal Wa Tamwil (Jakarta : Amzah,2016),h.111.

42

أبت ٱست هما ي جره إن خير من ٱست قالت إحدى جرت ٱلقوي

٢٦ٱلمين

Artinya : “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata : ya bapakku

ambilah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya

orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah

orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.(QS.Al-Qashash : 26).

Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa seseorang yang kelebihan

dalam bentuk benda dapat memberikan manfaat dan seorang yang memiliki

kelebihan dapat memberikan upah atau manfaat yang telah diperoleh.

b. Dasar Hukum Hadist

1) Riwayat Ahmad dan Abu Daud dari Sa’d Abi Waqqash,

Rasulullah Saw bersabda:

وقاابن سعدعن احداكلما:قالوسلمعليههللاصلىهللارس وانص

انامنجيرقططعاما دهللانبيوانيدهعملمنك ل يا ياك ل كانداو

(البخارىرواه)يدهعملمن

Artinya : ”Tidaklah seseorang memakan makanan itu lebih baik di

banding jika ia memakan dari jerih payahnya sendiri.

Sesungguhnya Nabi Daud selalu makan dari hasil keringatnya

sendiri”. (HR.Bukhari).

2) Riwayat Bukhari dan Muslim

وق لت :قالس فيان ثناحدهللاعبدبن علي ثناحدباب سلطاعمر ترلوو

خابرةكت مالم ونيزفااإنه عنه نهىسلموعليههللاصلىالنبياأنع م

واأي:قال ر ماأوإنواأ غنيهماأ عطيهمإن يعم ابنيعنيبياخبرعلمه

43

ولكنعنه ينهلمسلموعليههللاصلىالنبيأن:عنه ماهللارضيعباس

ذياأنمنله خير أخاه ك ماأحد يمنحناأقال .معل مجاخرعليهخ

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin Abdullah telah

menceritakan kepada kami sufyan berkata ‘Amru : Aku berkata

kepada Thowus :”Mengapa tidak kau tinggalkan sewa-menyewa

sementara mereka beranggapan bahwa Nabi Saw melarang

mereka?”Dia, yaitu ‘Amru berkata:“Sungguh aku telah memberi

dan mengenalkan pengetahuan yang cukup kepada mereka dan

sesungguhnya orang yang paling mengerti dari mereka telah

mengabarkan kepada ku, yakni Ibnu ‘Abbas r.a. bahwa Nabi Saw

tidak melarang dari itu tetapi beliau besabda:“Seorang dari kalian

memberikan kepada saudaranya lebih baik baginya dari pada dia

mengambil dengan upah tertentu”. (HR.Bukhari).

c. Ijma’

Ijma’ dalam pelaksanaan sewa-menyewa ini telah dijelaskan oleh

ulama pada zaman sahabat, bahwasannya ijarah diperbolehkan sebab

bermanfaat bagi manusia.

Perlu diketahui bahwa tujuan disyariatkan ijarah itu adalah untuk

memberikan keringanan kepada umat dalam pergaulan hidup. Seseorang

mempunyai uang tetapi tidak dapat bekerja, dipihak lain ada yang punya

tenaga dan membutuhkan uang. Dengan adanya ijarah keduanya saling

mendapat keuntungan dan memperoleh manfaat.

c. Syarat-Syarat Sah Ijarah

Syarat secara bahasa adalah العالمةمةالال yang berarti pertanda yang

lazim secara istilah syarat adalah sesuatu yang tergolong padanya

44

keberadaan hukum syar’i dan dia berada di luar hukum itu sendiri.

Adapun syarat-syarat transaksi ijarah yaitu :

1) Untuk kedua orang yang berakad (al-muta’aqidain), disyaratkan

telah baligh dan berakal. Oleh sebab itu, apabila orang yang

belum atau tidak berakal, seperti anak kecil dan orang gila,

menyewakan harta mereka (sebagai buruh), menurut mereka

sewa-menyewanya tidak sah;

2) Masing-masing pihak rela untuk melakukan sewa-menyewa,

maksudnya kalau di dalam akad sewa-menyewa itu terdapat

unsur pemaksaan, maka sewa-menyewa itu tidak sah. Ketentuan

ini sejalan dengan firman Allah dalam surah an-Nisa: 29

berbunyi;

أيها ٱلذين ءامنو أن تكون ي طل إل لكم بينكم بٱلب ا ل تأكلوا أمو

كان بكم رحيما نكم ول تقتلوا أنفسكم إن ٱلل رةا عن تراض م تج

٢٩

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka di antara kamu. Dan

jangalah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu”. (QS.An-Nisa : 29).

3) Harus jelas objek yang diakadkan, maksudnya barang yang

disewakan disaksikan sendiri oleh penyewa, termasuk juga masa

sewa (lama waktu sewa-menyewa berlangsung) dan besarnya

uang sewa yang diperjanjikan;

45

4) Objek sewa-menyewa dapat digunakan sesuai peruntukannya.

Maksudnya, kegunaan barang yang disewakan itu harus jelas

dan dapat dimanfaatkan oleh penyewa sesuai dengan peruntukan

(kegunaan) barang tersebut;

5) Kemanfaatan objek yang diperjanjikan adalah yang

diperbolehkan dalam agama Islam. Akad sewa-menyewa barang

yang kemanfaatannya tidak diperbolehkan dalam hukum Islam

adalah tidak sah dan wajib untuk ditinggalkan. Tidak boleh

menyewakan babi, berhala, darah, dan bangkai;

6) Orang yang menyewakan adalah pemilik barang sewa,walinya

atau orang yang menerima wasiat untuk bertindak sebagai wali.

Karena itu, tidak boleh seseorang menyewakan benda atau

barang milik orang lain, meskipun saudaranya atau temannya

sendiri kecuali bertindak sebagai wali atau mendapat izin untuk

mewakilinya.46

3. Rukun Akad dan Syarat Sah Pelaksanaan Ijarah dalam KHES

a. Rukun akad Ijarah dalam KHES

46 Hasbi Ash Shiddiqy, Fiqh Islam (Jakarta : Bulan Bintang,1997),h.237-239.

46

Adapun rukun ijarah dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah

adalah sebagai berikut :

Rukun Pasal Syarat

Penyewa (‘ajir/mu’jir) dan yang menyewakan (musta’jir)

KHES 257 Untuk menyelesaikan suatu proses akad

ijarah, pihak-pihak yang melakukan akad

harus mempunyai kecakapan melakukan

perbuatan hukum;

259 Pihak yang menyewakan benda haruslah

pemilik, wakilnya, atau pengampunya;

Objek Sewa (Benda Ijarah dalam KHES)

260 ayat (1) Penggunaan benda ijarah harus

dicantumkan dalam akad ijarah;

260 ayat (2) Jika penggunaan benda ijarah tidak

dinyatakan secara pasti dalam akad, maka

benda ijarah digunakan berdasarkan aturan

umum dan kebiasaan;

261 Jika salah satu syarat dalam akad ijarah

tidak ada, maka akad itu batal;

Objek Sewa (Uang Ijarah dalam KHES)

262 ayat (1) Uang ijarah tidak harus dibayar apabila

akad ijarahnya batal;

262 ayat (2) Harga ijarah yang wajar/ujrah al-mitsli

adalah harga ijarah yang ditentukan oleh

ahli yang berpengalaman dan jujur;

263 ayat (1) Jasa penyewaan dapat berupa uang, surat

berharga, dan/atau benda lain berdasarkan

kesepakatan;

263 ayat (2) Jasa penyewaan dapat dibayar dengan atau

tanpa uang muka, pembayaran didahulukan,

pembayaran setelah objek ijarah selesai

digunakan, atau diutang berdasarkan

kesepakatan;

264 ayat (1) Uang muka ijarah yang sudah dibayar tidak

dapat dikembalikan kecuali ditentukan lain

dalam akad;

264 ayat (2) Uang muka ijarah harus dikembalikan oleh

pihak yang menyewakan jika pembatalan

ijarah dilakukan oleh pihak yang

menyewakan;

264 ayat (3) Uang muka ijarah tidak harus dikembalikan

oleh pihak yang menyewakan jika

47

pembatalan ijarah dilakukan oleh pihak

yang akan menyewa;

Penggunaan Objek Ijarah dalam KHES

265 ayat (1) Penyewa dapat menggunakan objek ijarah

secara bebas jika akad ijarah dilakukan

secara mutlak;

265 ayat (2) Penyewa hanya dapat menggunakan objek

ijarah secara tertentu jika akad ijarah

dilakukan secara terbatas;

266 Penyewa dilarang menyewakan dan

meminjamkan obejk ijarah kepada pihak

lain kecuali atas izin dari pihak yang

menyewakan;

267 Uang ijarah wajib dibayar oleh pihak

penyewa meskipun benda yang diijarahkan

tidak digunakan;

Pemeliharaan Objek Ijarah, Tanggung Jawab Kerusakan, dan Nilai serta

Jangka Waktu Ijarah

268 Pemeliharaan objek ijarah adalah tanggung

jawab pihak penyewa kecuali ditentukan

lain dalam akad;

269 ayat (1) Kerusakan objek ijarah karena kelalaian

pihak penyewa adalah tanggung jawab

penyewa, kecuali ditentukan lain dalam

akad;

269 ayat (2) Jika objek ijarah rusak selama masa akad

yang terjadi bukan karena kelalaian

penyewa, maka pihak yang menyewakan

wajib menggantinya;

269 ayat (3) Jika dalam akad ijarah tidak ditetapkan

mengenai pihak yang bertanggung jawab

atas kerusakan objek ijarah, maka hukum

kebiasaan yang berlaku di kalangan mereka

yang dijadikan hukum;

270 Penyewa wajib membayar objek ijarah yang

rusak berdasarkan waktu yang telah

digunakan dan besarnya ijarah ditentukan

melalui musyawarah;

Harga dan Jangka Waktu Ijarah

271 ayat (1) Nilai atau harga ijarah antara lain ditentukan

berdasarkan satuan waktu;

271 ayat (2) Satuan waktu yang dimaksud adalah menit,

jam, hari, bulan, dan/atau tahun;

272 ayat (1) Awal waktu ijarah ditetapkan dalam akad

atau atas dasar kebiasaan;

48

272 ayat (2) Waktu ijarah dapat diubah berdasarkan

kesepakatan para pihak;

272 ayat (3) Kelebihan waktu dalam ijarah yang

dilakukan oleh pihak penyewa harus

dibayar berdasarkan kesepakatan atau

kebiasaan;

Jenis Barang yang di ijarahkan dan Pengembalian Objek Ijarah

274 ayat (1) Benda yang menjadi objek ijarah harus

benda yang halal atau mubah;

274 ayat (2) Benda yang diijarah harus digunakan untuk

hal-hal yang dibenarkan menurut syari’at;

274 ayat (3) Setiap benda yang dapat dijadikan objek

jual beli dapat dijadikan objek ijarah;

275 ayat (1) Benda yang diijarahkan boleh

keseluruhannya dan boleh pula sebagiannya

yang ditetapkan dalam akad;

275 ayat (2) Hak-hak tambahan penyewa yang berkaitan

dengan objek ijarah ditetapkan dalam akad

ijarah;

275 ayat (3) Apabila hak-hak tambahan penyewa tidak

ditetapkan dalam akad, hak-hak tambahan

tersebut berdasarkan kebiasaan;

Pengembalian Objek Ijarah

276 Ijarah berakhir dengan berakhirnya waktu

ijarah yang ditetapkan dalam akad;

277 ayat

(1)

Cara pengembalian objek ijarah dilakukan

berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam

akad;

277 ayat (2) Bila cara pengembalian objek ijarah tidak

ditentukan dalam akad, maka pengembalian

benda ijarah dilakukan sesuai dengan

kebiasaan;

Sighat Ijab dan Qabul

1. Transaksi ijarah dilaksanakan secara jelas,

2. Kedua belah pihak memahami transaksi ijarah dengan baik,

3. Adanya kesesuaian antara ucapan penyewa dan jawaban pihk

yang menyewakan.

KHES 252 Shigat akad ijarah harus menggunakan

kalimat. Akad ijarah dapat dilakukan

dengan lisan, tulisan, dan/atau isyarat;

253 Akad ijarah dapat diubah, diperpanjang

dan/atau dibatalkan berdasarkan

kesepakatan;

254 ayat (1) Akad ijarah dapat diberlakukan untuk

waktu yang akan datang;

49

254 ayat (2) Para pihak yang melakukan akad ijarah

tidak boleh membatlakannya hanya karena

akad itu masih belum berlaku;

255 Akad ijarah yang telah disepakati tidak

dapat dibatalkan karena ada penawaran

yang lebih tinggi dari pihak ketiga;

256 ayat (1) Jika pihak yang menyewa menjadi pemilik

dari harta yang diijarahkan, maka akad

ijarah berakhir dengan sendirinya;

256 ayat (2) Ketentuan ini berlaku juga Pada ijarah

jama’i/kolektif;

258 Akad ijarah dapat dilakukan dengan tatap

muka maupun jarak jatuh;

Dalam hal ini rukun akad ijarah sebagaimana yang telah tercantum

dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) Pasal 296 yang isinya

pada ayat (1) sighat akad ijarah harus menggunakan kalimat yang jelas,

namun juga ayat (2) akad ijarah dapat dilakukan dengan lisan, tulisan atau

isyarat.47 Sesuatu yang dapat dijadikan harga (tsaman) dalam jual beli dapat

pula dijadikan sewa atau upah dalam ijarah,dan Kelenturan (flexibility)

dalam menentukan sewa atau upah dapat diwujudkan dalam ukuran waktu,

tempat dan jarak.48

b. Syarat Sah Pelaksanaan Ijarah dalam KHES

47 Ibid,.h.26.

48 Ibid,.h.110.

50

Berkaitan dengan syarat pelaksanaan ijarah, maka dalam Kompilasi

Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) ketentuan syarat dan pelaksanaan

ijarah sebagai berikut :

1) Untuk menyelesaikan suatu proses akad ijarah, pihak-pihak yang

melakukan akad harus mempunyai kecakapan melakukan perbuatan

hukum (Pasal 301 KHES);

2) Akad ijarah dapat dilakukan dengan tatap muka maupun jarak jauh

(Pasal 302 KHES);

3) Pihak yang menyewakan benda haruslah pemilik, wakilnya atau

pengampunya (Pasal 303 KHES);

4) Pencantuman benda ijarah harus dicantumkan dalam akad ijarah.

Jika penggunaan benda ijarah tidak dinyatakan secara pasti dalam

akad, maka benda ijarah digunakan berdasarkan antara umum dan

kebiasaan (Pasal 304 ayat (1) dan ayat (2) KHES);

5) Jika salah satu syarat dalam akad ijarah tidak ada, maka akad itu

batal (Pasal 305 KHES);

6) Uang ijarah tidak harus dibayar apabila akad ijarahnya batal dan

harga ijarah yang wajar (ujrah al-mitsli) adalah harga ijarah yang

ditentukan oleh ahli yang berpengalaman dan jujur (Pasal 306

KHES).

D. PENGGOLONGAN PERJANJIAN SEWA-MENYEWA

51

1. Bentuk-Bentuk Sewa-Menyewa dalam Hukum Perdata

Dalam perjanjian sewa-menyewa kendaraan terdapat 2 (dua) bentuk

perjanjian yang dibuat, yaitu perjanjian sewa tertulis dan perjanjian sewa

lisan, diantara lain:

a. Perjanjian Sewa Tertulis

Perjanjian sewa tertulis adalah suatu perjanjian yang dibuat oleh

para pihak dalam bentuk tulisan. Di dalamnya memuat ketentuan atau

syarat-syarat yang disepakati oleh para pihak sehingga timbul perjanjian

sewa-menyewa. Mengenai perjanjian sewa-menyewa secara tertulis ini

diatur dalam ketentuan Pasal 1570 KUHPerdata. Perjanjian yang dibuat

tertulis ini juga merupakan alat bukti yang lebih kuat dari pada

perjanjian secara lisan;

b. Perjanjian Sewa Lisan

Perjanjian sewa lisan adalah suatu perjanjian yang dibuat oleh para

pihak dalam wujud lisan (adanya kesepakatan para pihak). Hal ini

dilakukan bila sudah ada kepercayaan yang benar-benar dari perusahaan

rent a car kepada penyewa. Biasanya penyewa adalah pelanggan yang

sudah sangat dipercaya atau keluarga dekat dari pimpinan perusahaan

mengingat besarnya tanggung jawab yang harus dipikul jika terjadi

sesuatu pada objek sewa-menyewa, mengenai perjanjian lisan adalah

sewa-menyewa ini juga diakui dan diatur dalam Pasal 1571

KUHPerdata.

52

Dalam perjanjian sewa-menyewa kendaraan rental mobil dikenal

ada 2 (dua) jenis perjanjian sewa-menyewa yaitu, perjanjian sewa

“Lepas Kunci” dan perjanjian sewa “Dengan Supir” akan dijelaskan

dibawah ini :

1) Perjanjian Sewa Lepas Kunci

Perjanjian sewa lepas kunci yaitu perjanjian sewa-menyewa

kendaraan, dimana terjadi setelah ada kesepakatan sehingga timbul

perjanjian sewa-menyewa kendaraan yang menjadi objek sewa-

menyewa diserahkan sepenuhnya kepada penyewa untuk dinikmati

kegunannya. Secara garis besar dalam perjanjian sewa lepas kunci

mengandung arti bahwa setelah kendaraan diserahkan kepada

penyewa, maka penyewa bertanggung jawab penuh atas kendaraan

tersebut sampai berakhirnya perjanjian sewa-menyewa atau

kendaraan diserahkan kepada yang menyewakan. Untuk itu

perjanjian sewa lepas kunci biasanya dilakukan dalam bentuk

perjanjian tertulis apabila pihak penyewa mengalami kerugian pada

objek sewa;

2) Perjanjian Sewa Dengan Supir

Perjanjian sewa dengan supir yaitu perjanjian sewa-menyewa

kendaraan setelah terjadi dan kesepakatan sehingga kendaraan

diserahkan kepada penyewa berserta supir, maka yang bertanggung

jawab atas kendaraan yang menjadi objek sewa-menyewa adalah

53

pihak pengusaha rent a car. Apabila terjadi kecelakaan mengalami

kerusakan dan sebagainya atas kendaraan sewa termasuk resiko

akibat adanya overmacht pada kendaraan yang menjadi objek sewa,

maka penyewa tidak bertanggung jawab atas kerugian yang ada,

perjanjian ini biasanya dilakukan dalam bentuk perjanjian lisan ada

juga dilakukan dengan perjanjian dalam bentuk tulisan tergantung

kedua belah pihak, penyewa hanya mendapat kwitansi pembayaran

harga sewa atau bukti transport order.49

2. Macam-Macam Ijarah dalam Hukum Islam

Ijarah dalam hukum Islam bersifat konsesensual mempunyai kekuatan

hukum yaitu pada saat sewa-menyewa berlangsung, maka pihak yang

menyewakan (mu’ajjir) berkewajiban untuk menyerahkan barang (mu’jur)

kepada pihak penyewa (must’jir) dengan diserahkan manfaat barang atau

benda, maka pihak penyewa berkewajiban untuk menyerahkan uang

sewanya. Ijarah terbagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu sebagai berikut;

a. Ijarah atas manfaat, ijarah tersebut disebut juga sewa-menyewa.

Dalam Ijarah pada bagian pertama ini, objek akadnya adalah

manfaat dari suatu benda;

b. Ijarah atas pekerjaan, ijarah tersebut disebut juga upah-mengupah.

Dalam ijarah kedua ini, objek akadnya adalah amal atau pekerjaan

seseorang.

49 Wiwik Wahyuningsih, Perancangan Kontrak dan Memorandum Of Understanding

(Jakarta : PT. Sinar Grafika,2007),h.8.

54

3. Macam-Macam Sewa-Menyewa dalam KHES

Kehadiran Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) merupakan

kebutuhan yang sangat mendesak bagi ketersediaan sumber hukum terapan

Peradilan Agama di bidang ekonomi syari’ah pasca lahirnya Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 2006.

Dalam penelitian ini permasalahan yang dikaji adalah masalah

perekonomian, yaitu masalah kerugian akibat kecelakaan pada perjanjian

sewa-menyewa jasa rental mobil yang mana sangat berhubungan sekali

dengan Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah. Kompilasi Hukum Ekonomi

Syari’ah sudah diatur didalam tentang akad itu sendiri yang terdapat dalam

Bab II tentang asas akad Pasal 21 dan Bab III tentang rukun dan syarat akad

Pasal 22-25, dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah juga sudah mengatur

juga di dalamnya tentang sewa-menyewa yang terdapat dalam Buku II Bab

X Pasal 251-285 yang membahas tentang rukun sewa-menyewa (ijarah),

syarat pelaksanan dan penyelesaian sewa-menyewa, uang sewa-menyewa

dan cara pembayarannya dan lain-lain.

Macam-macam sewa-menyewa dalam KHES, diantara lain :

a. Benda yang menjadi objek ijarah harus benda yang halal dan mubah,

55

b. Benda yang diijarahkan harus digunakan untuk hal-hal yang

dibenarkan menurut syari’at;

c. Setiap benda yang dapat dijadikan objek jual beli dapat dijadikan

objek ijarah.

E. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK SEWA-MENYEWA

1. Hak dan Kewajiban Para Pihak Sewa-Menyewa dalam Hukum

Perdata

Pihak yang menyewakan maupun pihak penyewa harus benar-benar

dimengerti oleh pihak-pihak yang mengadakan perjanjian agar perjanjian

dapat berjalan sesuai dari isi perjanjian sewa-menyewa tersebut, antara lain:

a. Hak dan Kewajiban yang Menyewakan

Perjanjian sewa-menyewa memberikan hak-hak kepada pihak yang

menyewakan, Pasal 1550 KUHPerdata menyebutkan antara lain:

1) Memberikan si penyewa kenikmatan yang tentram dari pada

barang yang disewakan selama berlangsungnya sewa;

2) Pihak yang menyewakan diwajibkan menyerahkan barang yang

disewakan dalam keadaan terpelihara segala-galanya (Pasal

1551 KUHPerdata);

3) Pihak yang menyewakan harus menanggung si penyewa

terhadap cacat dari barang yang disewakan yang merintangi

pemakaian barang itu (Pasal 1552 KUHPerdata).

b. Hak dan Kewajiban Pihak Penyewa

56

Penyewa bertanggung jawab atas barang yang disewanya kecuali

apabila penyewa dapat membuktikan bahwa kerusakan tersebut terjadi

karena diluar suatu kesalahan si penyewa. Hak penyewa dalam

perjanjian sebagai berikut;

1) Menerima barang yang disewanya pada waktu dan dalam

keadaan seperti apa yang tidak ditentukan dalam perjanjian;

2) Memperoleh kenikmatan yang tentram atas pemakaian barang

yang disewanya selama sewa-menyewa berlangsung;

3) Bentuk atas ganti kerugian, apabila yang menyewakan

menyerahkan barang disewakan dalam keadaan cacat, yang telah

mengakibatkan suatu kerugian bagi penyewa di dalam

pemakaiannya.

2. Hak dan Kewajiban Para Pihak Ijarah dalam Hukum Islam

Dalam hukum Islam menimbulkan hak dan kewajiban bagi kedua belah

pihak harus dipenuhi oleh pihak yang menyewakan atau yang menerima

sewa sebagai berikut :

a. Hak dan Kewajiban pihak yang menyewakan (mua’jjir), yaitu :

1) Pihak yang menyewakan berhak menerima segala harga

sewaannya;

57

2) Pihak yang menyewakan berkewajiban untuk menyerahkan

barang yang menjadi objek sewa-menyewa, karena ia telah

mempermilikkan manfaat dengan terjadinya perjanjian tersebut;

3) Pihak yang menyewakan memelihara keberesan barang yang

disewakannya, seperti memperbaiki kerusakan yang ada pada

barang yang disewakannya, kecuali jika kerusakan tersebut

ditimbulkan oleh pihak penyewa.

b. Hak dan Kewajiban bagi pihak penyewa (musta’jir) yaitu :

1) Penyewa berhak mengambil manfaat dari barang sewaannya;

2) Penyewa berkewajiban menyerahkan uang pembayaran sewa

sebagaimana yang telah ditentukan dalam perjanjian;

3) Penyewa harus menjaga dan memelihara barang sewaan

Penyewa harus memperbaiki kerusakan-kerusakan yang

ditimbulkannya, kecuali rusak sendiri;

4) Penyewa wajib mengganti kalau terjadi kerusakan pada barang

sewaan karena kelalaiannya kecuali kalau kerusakan itu bukan

karena kelalaiannya sendiri.50

F. PEMBATALAN DAN PENGEMBALIAN BARANG SEWA-

MENYEWA

1. Pembatalan Sewa-Menyewa dalam Hukum Perdata

50 Ahmad Hasan, Soal Jawab tentang Berbagai Masalah Agama (Semarang :

Diponegoro,2000),h.667.

58

Dalam Pasal 1266 KUHPerdata disebutkan syarat batalnya suatu

perjanjian yang berbunyi sebagai berikut :

a. Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan yang

timbal balik, andai salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya,

b. Dalam hal persetujuan tidak batal demi hukum, tetapi pembatalan

harus dimintakan kepada pengadilan,

c. Permintaan ini juga harus dilakukan, meskipun syarat batal

mengenai tidak terpenuhinya kewajiban dinyatakan di dalam

persetujuan,

d. Jika syarat batal tidak dinyatakan dalam persetujuan, maka hakim

melihat keadaan atas permintaan tergugat dan leluasa memberikan

suatu jangka waktu untuk memenuhi kewajiban, tetapi jangka waktu

itu tidak boleh lebih dari 1 (satu) bulan.

2. Pembatalan dan Pengembalian Barang Ijarah dalam Hukum Islam

a. Pembatalan dan Berakhirnya Barang Ijarah

Pada dasarnya perjanjian sewa-menyewa (ijarah) adalah perjanjian

yang lazim, dimana masing-masing pihak yang terkait dalam perjanjian itu

tidak mempunyai hak untuk membatalkan perjanjian, karena sewa-

menyewa termasuk perjanjian timbal-balik (pertukaran). Adapun hal-hal

yang dapat menyebabkan batalnya perjanjian sewa-menyewa, antara lain:

1) Terjadi kerusakan atau salah peruntukan barang sewaan.

Maksudnya, apabila terjadi kerusakan pada barang yang menjadi

59

objek sewa ketika barang tersebut berada di tangan penyewa

(musta’jir), yang mana kerusakan itu disebabkan kelalaian penyewa

itu sendiri, maka akad sewa batal;

2) Rusaknya barang yang disewakan, yaitu ketika barang yang menjadi

objek sewa-menyewa mengalami kerusakan atau musnah, sehingga

tidak dapat digunakan lagi sesuai dengan perjanjian. Misalnya, yang

menjadi objek sewa-menyewa adalah rumah, kemudian rumah yang

diperjanjikan tersebut terbakar;

3) Rusaknya barang yang diupahkan (ma’jur’alayh), maksudnya

barang yang menjadi sebab terjadinya hubungan sewa-menyewa

mengalami kerusakan, sebab dengan rusaknya atau musnahnya

barang maka akad tidak mungkin terpenuhi lagi, misal perjanjian

jasa untuk menjahit kain bakal celana, kemudian bakal celana itu

mengalami kerusakan, maka perjanjian sewa-menyewa itu berakhir;

4) Diambilnya manfaat yang diakadkan secara sempurna,

diselesaikannya pekerjaan kecuali apabila ada ‘udzur yang

menghalangi berakhirnya penyewaan.51

b. Pengembalian Barang Ijarah

Ketika penyewaan berakhir, wajib atas penyewa untuk

mengembalikan barang yang disewanya. Apabila barang tersebut adalah

barang yang bergerak dia harus menyerahkannya kepada pemiliknya.

51 Syamsul Rijal Hamid, Hadis dan Sunnah Pilihan. cet ke-1 (Jakarta : Kaysa

Media,2017),h. 130-131.

60

Apabila barang tersebut adalah rumah dia harus mengosongkannya dari

barang-barangnya.

Sementara Mazhab Hanbali berpendapat bahwa ketika penyewaan

berakhir, penyewa dapat berlepas tangan. Dia tidak berkewajiban untuk

mengembalikan barang sewaan dan menanggung bebannya, sebagaimana

barang titipan. Apabila barang tersebut rusak tanpa disebabkan oleh

kelalaiannya dia tidak wajib menggantinya.52

3. Pembatalan Barang Ijarah dalam KHES

Adapun pembatalan barang ijarah dalam Kompilasi Hukum Ekonomi

Syari’ah, antara lain :

52 Ibid,.h.132.

61

a. Pasal 297

Akad ijarah dapat diubah, diperpanjang dan dibatalkan berdasarkan

kesepakatan,

b. Pasal 298

(1) Akad ijarah dapat diberlakukan untuk waktu yang akan datang,

(2) Para pihak yang melakukan akad ijarah tidak boleh

membatalkannya hanya karena akad itu masih belum berlaku,

c. Pasal 299

Akad ijarah yang telah disepakati tidak boleh dibatalkan karena ada

penawaran yang lebih tinggi dari pihak ketiga.

G. RESIKO DAN HUKUM TANGGUNG JAWAB SEWA-MENYEWA

1. Resiko Perjanjian Sewa-Menyewa dalam Hukum Perdata

Resiko menurut R.Subekti adalah kewajiban untuk memikul kerugian

yang disebabkan oleh 1 (satu) peristiwa yang terjadi diluar kesalahan salah

satu pihak yang menimpa barang yang menjadi objek perjanjiannya.53

Ketentuan tegas tentang siapa yang memikul kerugian belum ada, hanya

sebagai pegangan bagi kita adalah Pasal 1553 KUHPerdata yang

berbunyi “Jika selama waktu sewa, barang yang disewakan sama sekali

musnah karena suatu kejadian yang tak disengaja, maka persetujuan

sewa gugur demi hukum”. Jika barang hanya sebagian musnah pihak

penyewa dapat memilih menurut keadaan, apakah akan meminta

pengurangan harga sewa atau akan meminta pembatalan persetujuan

sewa serta berhak atas ganti rugi. Resiko kerugian dibagi 2 (dua) antara

yang menyewakan dengan pihak penyewa, dan apabila musnah karena

suatu kejadian yang tidak disengaja maka dengan sendirinya para pihak

dapat menuntut pembayaran harga sewa.

53 R.Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata (Bandung : Alumni,1989),h.44.

62

Jika objek perjanjian hanya musnah sebagian, maka pihak penyewa

dapat memilih cara yang akan digunakan dalam peristiwa yang

mengakibatkan objek perjanjian tersebut musnah. Ada 2 (dua) cara

melihatnya, yaitu :

a. Cara memperhitungkan kerugian pihak penyewa dalam rangka

pengurangan harga sewa yang harus dibayar,

b. Menyangkut kewajiban pemeliharaan pihak yang menyewakan

melakukan perbaikan selama sewa-menyewa masih berlangsung.

Sedangkan, kemusnahan yang dianggap serius adalah sesuatu yang telah

musnah mengakibatkan bagian yang essensial dari barang tadi yang sudah

lenyap, sehingga kalau dilakukan rehabilitasi atau rekontruksi tidak

mungkin lagi mengembalikan keadaan semula kalau tidak beli baru.54

Beberapa penyewa telah melakukan kelalaian dalam transaksi sewa-

menyewa sehingga si penyewa tidak memenuhi prestasi sepenuhnya

sehingga timbulnya wanprestasi akan diuraikan penjelasan wanprestasi

yang terjadi dalam sewa-menyewa, antara lain :

1) Pengertian Wanprestasi (Ingkar Janji)

54 Ibid..,h.56.

63

Wanprestasi adalah suatu sikap dimana seseorang tidak

memenuhi kewajiban sebagaimana yang telah ditentukan dalam

perjanjian yang dibuat antara kreditur dan debitur.55

Wanprestasi terdapat dalam Pasal 1243 KUHPerdata, yang

menyatakan bahwa “Penggantian biaya, rugi dan bunga karena

tidak dipenuhinya suatu perikatan barulah mulai diwajibkan,

tetap melalaikannya atau jika sesuatu yang harus diberikan atau

dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang

waktu yang telah dilampaukannya”.56

Sedangkan, pengertian wanprestasi (ingkar janji) dalam hukum

Islam adalah sebuah janji perkataan atau pengakuan yang bersifat

mengikat diri sendiri terhadap sesuatu yang dijanjikan. Apabila hal

ini terjadi akibat hukumnya adalah pihak yang telah mengingkari

janji harus membayar atau melaksanakan suatu kewajibannya yang

telah dilanggar sehingga salah satu pihak tidak ada yang dirugikan.

Apabila ada yang dirugikan pihak tersebut boleh menggugat ke jalur

hukum terhadap pihak yang telah melanggar perjanjian tersebut.57

Pelanggaran hak-hak kontraktual tersebut menimbulkan

kewajiban ganti rugi berdasarkan wanprestasi sebagaimana diatur

dalam Pasal 1236 BW (untuk prestasi memberikan sesuatu) dan

55 Abdul R. Saliman, Esensi Hukum Bisnis Indonesia (Jakarta : Kencana,2004),h.15.

56 Ahmadi Miru,dkk, Hukum Perikatan (Jakarta : Rajawali Pers,2008),h.12.

57 Wira Sutirna, “Akad Sewa-Menyewa (Ijarah) dalam Hukum Islam”, artikel diakses dari

http://wirasonline.Akadsewa-menyewahukumijarah.com, (23 November 2020).

64

Pasal 1239 BW (untuk prestasi berbuat sesuatu). Selanjutnya, terkait

dengan wanprestasi tersebut Pasal 1243 BW menyebutkan bahwa

“Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tak dipenuhinya suatu

perikatan, barulah mulai diwajibkan, apabila si berhutang

dinyatakan lalai memenuhi perikatannya,tetap melalaikannya atau

jika suatu yang harus diberikan atau dibuatnya hanya dapat

diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah

dilampauinya”.58

2) Bentuk-Bentuk Wanprestasi

Adapun bentuk-bentuk dari wanprestasi, yaitu :

a) Tidak memenuhi prestasi sama sekali. Sehubungan dengan

debitur yang tidak memenuhi prestasinya, maka dikatakan

debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali,

b) Memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya. Apabila

prestasi debitur masih dapat diharapkan pemenuhannya,

maka debitur dianggap memenuhi prestasi tetapi tidak tepat

waktunya,

c) Memenuhi prestasi tidak sesuai atau keliru. Apabila prestasi

yang keliru tersebut tidak dapat diperbaiki lagi, maka

debitur dikatakan tidak memenuhi prestasi sama sekali.

58 Agus Yudha Pernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak

Komersial (Jakarta : Kencana,2013),h.260.

65

Gambar 2.1 Alur Sewa Mobil sampai dengan Terjadinya Permasalahan

Wanprestasi

1. Memperkenalkan diri;

2. Menyampaikan maksud, tujuan dan

keperluan

Penyewa

Rental

Mobil 1. Menyambut dengan baik;

2. Mendengarkan maksud, tujuan, dan keperluan dari

pihak penyewa;

3. Memberikan dan

menjelaskan daftar pilihan mobil yang disewakan

sesuai dengan keperluan

pihak penyewa beserta harga sewanya;

4. Memberitahukan mengenai

jasa pengemudi/supir yang disediakan oleh pihak rental

mobil.

1. Membaca; 2. Memahami;

3. Mengisi;

4. Menandatangani.

1. Memberikan;

2. Memberitahukan;

3. Menjelaskan.

Perjanjian Sewa Mobil

Membayar lunas uang sewa sesuai

dengan harga dan lama sewa

(jumlah hari sewa)

Membayar lunas uang jasa

pengemudi/supir

Penyewa menyerahkan

syarat-syarat yang diajukan

oleh pihak rental mobil.

Pengecekan kondisi mobil yang hendak

disewa, dilakukan oleh pihak rental mobil

bersama dengan pihak penyewa

66

3) Penyelesaian Wanprestasi (Ingkar Janji)

Sengketa adalah perselisihan yang terjadi antara para pihak-pihak

dalam perjanjian sehingga adanya wanprestasi yang dilakukan oleh salah

Pihak rental mobil menyerahkan mobil

sewaan beserta STNK kepada pihak

penyewa

Penyewa memakai/menikmati mobil

sewaan sesuai dengan keperluan

Masa sewa terakhir

Pihak penyewa tidak segera

menghubungi keterlambatan

pengembalian mobil sewaan

Pihak rental mobil menunggu,

kemudian mencoba menghubungi

pihak penyewa

Pihak penyewa tidak menghiraukan

panggilan dari pihak rental mobil dan tidak

ada itikad baik untuk mengembalikan

mobil sewaan

67

satu pihak dalam perjanjian. Maka upaya penyelesaian yang umumnya

dilakukan oleh para pelaku bisnis berkisar pada 3 (tiga) opsi, yaitu :

(1 Penyelesaian Ingkar Janji dalam Islam

Penyelesaian ingkar janji dalam hukum perikatan Islam, pada

prinsipnya boleh dilaksanakan melalui 3 (tiga) jalan, yaitu dengan

perdamaian (sulhu), arbitrase (tahkim) dan melalui proses peradilan (al-

qada).59

Sebagaimana dalam firman Allah Swt QS. Al-Imran : 159 berbunyi:

لنت لهم ولو كنت ف ن ٱلل ولك لنفضوا من ح ظا غليظ ٱلقلب فبما رحمة م

ى مر فإذا عزمت فتوكل عل فٱعف عنهم وٱستغفر لهم وشاورهم في ٱل

لين يحب ٱلمتوك إن ٱلل ١٥٩ٱلل

Arti nya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah

lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,

tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itu maafkanlah

mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan

mereka dalam urusan itu kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad.

Maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-

orang yang bertawakal kepada-Nya”. (QS. Al-Imran’ : 159).

(2 Penyelesaian Ingkar Janji melalui Litigasi (in court settlement)

Litigasi adalah proses penyelesaian sengketa di pengadilan, semua

pihak yang bersengketa saling berhadapan satu sama lain utnuk

mempertahankan hak-haknya. Hasil akhir dari suatu penyelesaian sengketa

59 Gemala Dewi & dkk, Hukum Perikatan Islam di Indonesia (Jakarta :

Kencana,2006),h.57.

68

melalui litigasi adalah putusan yang menyatakan pihak yang 1 (satu)

menang dan pihak yang lain kalah.

(3 Penyelesaian Ingkar Janji melalui Non-Litigasi (out of court

settlement).

Alternatif penyelesaian diluar pengadilan di dalam Undang-Undang

No. 30 tahun 1999 Pasal 1 angka 10, bahwa alternatif penyelesaian sengketa

adalah penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang

disepak ati para pihak, yakni penyelesaian sengketa diluar pengadilan

dengan cara konsultasi, negoisasi, mediasi, konsilisasi atau penilaian ahli.60

2. Resiko dan Hukum tentang Tanggung Jawab Ijarah dalam Hukum

Islam

Dalam hal muamalah khususnya ijarah, Islam telah memberikan aturan-

aturan hukum dalam tanggung jawab barang antara pihak yang

menyewakan dan yang menyewa.

Hukum Islam memandang bahwa ketika terjadi perjanjian antara pihak

penyewa dan yang menyewa barang telah mencapai kata sepakat atau

adanya kerelaan kedua belah pihak untuk melakukan suatu perjanjian sewa-

menyewa, maka hal tersebut sah dalam hukum syara’. Perihal tanggung

jawab atas barang hukum Islam membebankan kepada pihak penyewa atas

segala kerusakan barang tersebut, dengan alasan pihak penyewa

60 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata (Jakarta : Sinar Grafika,2006),h.14.

69

memanfaatkan barang tersebut, maka penyewa bertanggung jawab atas

barang tersebut sebagaimana mestinya.61

Kemudian jika masih ada salah satu bagian yang tersisa maka si

penyewa dapat memilih berupa pengurangan harga sewa atau membatalkan

perjanjian. Kuasa penyewa atas barang yang disewa dalam ijarah, manfaat

dianggap sebagai kekuasaan sebagai amanah (yad amanah). Oleh karena

itu, dia tidak mengganti barang yang rusak ditangannya kecuali disebabkan

oleh pelanggaran atau kelalain dalam menjaganya.

3. Hukum tentang Tanggung Jawab Ijarah dalam KHES

Dari definisi kedua kata diatas (ingkar dan janji) penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwa ingkar janji merupakan sesuatu

penyangkalan atau tidak mengakui janji yang sudah dinyatakan kedua belah

pihak yang saling mengikat dari kedua belah pihak tersebut. Sehingga dalam

Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah para pihak yang melakukan dan

dikatakan ingkar janji apabila :

a. Tidak melakukan apa yang dijanjikan untuk melakukannya,

b. Melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana yang

dijanjikan,

c. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat,

61 Indah Permata Sari, Analisis Hukum Islam Tentang Penanggung Jawab Atas

Tanggungan Resiko Ijarah, istilah: Jurnal Hukum Islam, Ekonomi dan Kemasyarakatan,akan

terbit.

70

d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.

Apabila ijarah dalam pemeliharaan ma’jur terjadi kerusakan maka yang

tanggung jawab atas ma’jur pada Pasal 268 sampai 270 KHES adalah:

Pasal 268

Pemeliharaan objek ijarah adalah tanggung jawab pihak penyewa kecuali

ditentukan lain dalam akad.

Pasal 269

(1) Kerusakan objek ijarah karena kelalaian pihak penyewa adalah

tanggung jawabnya, kecuali ditentukan lain dalam akad.

(2) Jika objek ijarah rusak selama masa akad yang terjadi bukan karena

kelalaian penyewa maka pihak yang menyewakan wajib menggantinya.

(3) Jika dalam akad ijarah tidak ditetapkan mengenai pihak yang

bertanggung jawab atas kerusakan objek ijarah, maka hukum kebiasaan

yang berlaku dikalangan mereka yang dijadikam hukum.

Pasal 270

(1) Penyewa wajib membayar objek ijarah yang rusak berdasarkan waktu

yang telah digunakan dan besarnya ijarah ditentukan melalui

musyawarah.

71

BAB III

LETAK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS KECAMATAN MEDAN

HELVETIA KELURAHAN HELVETIA TIMUR SERTA BIOGRAFI

CV. BERKAH TRAVEL KOTA MEDAN

A. Gambaran Umum Kelurahan

1. Letak Geografis

Kelurahan Helvetia Timur adalah salah satu Kelurahan ke-5 (lima) yang

ada di Kecamatan Medan Helvetia, sedangkan Kecamatan Medan Helvetia

termasuk ke-12 (dua belas) Kecamatan di Kota Medan, Kelurahan Helvetia

Timur terdiri dari 13 (tiga belas) Lingkungan. Setiap Kelurahan dipimpin

oleh seorang lurah, dan setiap lingkungan dipimpin oleh seorang kepling,

seperti daerah lainnya Kelurahan Helvetia Timur terletak di pinggir jalan

daerah Komplek Perumahan Pondok Surya dengan luas lebih kurang dari

182 Ha atau 1.82 km2 , dengan total jiwa terdiri dari 29.357 (dua puluh

sembilan ribu tiga ratus lima puluh tujuh ribu) jiwa.

Kelurahan Helvetia Timur merupakan Kelurahan yang terletak di

Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan yang berkembang sebagai daerah

jasa, perdagangan, pemukiman, pertanian dan lain-lain. Kelurahan Helvetia

Timur Kecamatan Medan Helvetia terletak di daerah daratan rendah yang

merupakan tempat pertemuan 2 (dua) sungai penting, yaitu sungai Babura

dan sungai Deli sekitar 2.5 meter (dari permukaan laut), ketinggian tanah

72

dari permukaan laut mencapai 27 meter, suhu udara rata-rata bergerak dari

suhu 29 C sampai suhu 32 C.

Adapun batas wilayah Kelurahan Helvetia Timur adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sei Agul,

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Deli Serdang,

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Karang Berombak,

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Helvetia Tengah.

73

2. Letak Demografis

Berbicara mengenai keadaan demografis, berarti berbicara tentang

keadaan penduduk. Menurut keterangan yang penulis peroleh dari staf

Kelurahan Helvetia Timur, bahwa penduduk Kelurahan Helvetia Timur

berjumlah 29.357 (dua puluh sembilan ribu tiga ratus lima puluh tujuh ribu)

Jiwa, terdiri dari laki-laki 14.491 (empat belas ribu empat ratus sembilan

puluh satu ribu) jiwa dan perempuan terdiri dari 14.866 (empat belas ribu

delapan ratus enam puluh enam ribu) jiwa, dengan jumlah kepala keluarga

7.370 KK.

Pada dasarnya penduduk adalah merupakan modal dasar pembangunan,

oleh karena itu data statistik kependudukan mutlak diperlukan untuk

kepentingan perencanaan pembangunan dengan segala aspeknya.

Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan

kesempatan kerja, mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran.

Penduduk Kelurahan Helvetia Timur merupakan masyarakat mayoritas

suku melayu yang memegang teguh tentang adat melayu deli yang tidak

terlepas dari aturan-aturan adat melayu itu sendiri.62

62 Kepala Keluharan Helvetia Timur, Buku Laporan Statistik Kelurahan Helvetia Timur

Kecamatan Medan Helvetia 2019, 19 November 2020.

74

Kantor pemerintahan yang tersedia, hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 1. Prasarana Pemerintahan Kelurahan Helvetia Timur

No Prasarana Pemerintahan Jumlah

(1) (2) (3)

1 Kantor Camat 1 unit

2 Kantor Lurah 1 unit

3 Balai PKK 1 unit

Jumlah 3

Sumber : BPS Kab. Kota Medan, Kecamatan Medan Helvetia Kel. Helvetia

Timur dalam Prasarana Pemerintahan 2019

Dari tabel 1. di atas prasarana pemerintahan antara lain kantor camat

jumlah 1 unit, kantor lurah jumlah 1 unit dan balai PKK jumlah 1(satu) unit,

dapat di simpulkan bahwa jumlah prasarana Kelurahan Helvetia Timur

berjumlah 3 (tiga) unit.

Tabel 2. Daftar Hadir Kepala Lingkungan Kelurahan Helvetia Timur

No Nama Kepala Jabatan No Handphone

(1) (2) (3) (4)

1 Abdi Wijaya KA. Lingkungan I 0812-6270-3345

2 Rizki Mentari KA. Lingkungan II 0812-2268-3636

3 Ir. Riswanto KA. Lingkungan III 0813-6170-6257

4 Suyadi KA. Lingkungan IV 0852-7603-4005

5 M. Husein Nasution KA. Lingkungan V 0812-6036-8115

6 Z.Nazli KA. Lingkungan VI 0823-7004-2000

7 Zulfikar,S.Pt KA. Lingkungan VII 0852-6433-4321

8 Misandayani KA. Lingkungan VIII 0852-6244-9152

9 Misniarti KA. Lingkungan IX 0853-6171-4277

10 Sudirman KA. Lingkungan X 0813-1564-9460

11 Ferdy A.H Daulay KA. Lingkungan XI 0852-7534-6866

12 Faisal Husni Budi

Artha Matondang

KA. Lingkungan XII 0823-7094-4256

13 Agus Suhendar KA. Lingkungan XIII 0813-7066-8869

Sumber : BPS Kelurahan Helvetia Timur, dalam nama-nama kepala lingkungan

2019

75

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kelurahan Helvetia Timur berdasarkan jenis

kelamin

Sumber : BPS Kab. Medan, Kelurahan Helvetia Timur dalam rangka 2019

Melalui Tabel 3. di atas dipahami bahwa jumlah keseluruhan masyarakat

Kelurahan Helvetia Timur sebanyak 29.357 (dua puluh Sembilan ribu tiga ratus

lima puluh tujuh ribu) jiwa, dengan perinciannya adalah masyarakat berjenis

kelamin laki-laki berjumlah 14.491(empat belas ribu empat ratus sembilan puluh

satu ribu) jiwa, dan jenis kelamin perempuan berjumlah 14.866 (empat belas ribu

delapan ratus enam puluh enam) jiwa.

a. Mata Pencaharian

Keadaan ekonomi masyarakat merupakan suatu perangkat utama dalam

membantu aktivitas kehidupan suatu masyarakat sebab ekonomi adalah suatu

alat atau sarana untuk mencapai kebahagian hidup di dunia ini. Dengan kata

lain, manusia tidak terlepas dari kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari.

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)

(1) (2) (3) (4)

1 Laki-Laki 14.491 Jiwa 49,95%

2 Perempuan 14.866 Jiwa 50,05%

Jumlah 29.357 Jiwa 100%

76

Adapun berbagai jenis pekerjaan masyarakat di Kelurahan Helvetia Timur:

Tabel 4. Jenis Pekerjaan Masyarakat Kelurahan Helvetia Timur

No Jenis Pekerjaan Jumlah

(1) (2) (3)

1 PNS 1155

2 TNI 670

3 Tenaga Medis 289

4 Polisi 20

5 BUMN/BUMD 365

6 Petani 145

7 Pedagang 923

8 Wiraswasta 690

9 Dll 445

Jumlah 4.702

Sumber : BPS Kab. Medan, Kelurahan Helvetia Timur, berdasarkan jenis

pekerjaan 2019

Dari tabel 4. di atas dapat disimpulkan bahwa jenis pekerjaan masyarakat

Kelurahan Helvetia Timur, PNS 1155 (seribu seratus lima puluh lima ) jiwa,

TNI 670 (enam ratus tujuh puluh) jiwa, Tenaga Medis 289 (dua ratus delapan

puluh sembilan) jiwa, Polisi 20 (dua puluh) jiwa, BUMN/BUMD 365 (tiga

ratus enam puluh lima) jiwa, Petani 145 (seratus empat puluh lima) jiwa,

Pedagang 923 (sembilan ratus dua puluh tiga) jiwa, Wiraswasta 690 (enam

ratus sembilan puluh) jiwa dan lain-lain 445 (empat ratus empat puluh lima)

jiwa.

b. Sarana Pendidikan

Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat

fundamental bagi kehidupan umat manusia di dunia ini. Hal ini disebabkan

pendidikan merupakan alat untuk mencapai kehidupan manusia karena melalui

pendidikan manusia dapat mencapai tujuan hidup yang lebih baik.

77

Secara konsep pendidikan merupakan prioritas utama apabila kehidupan,

namun terkadang dalam realisasinya banyak dijumpai pemikiran masyarakat yang

tidak menganggap masalah pendidikan adalah hal yang penting, untuk mengetahui

lebih jelas tingkat pendidikan yang ada di tengah-tengah masyarakat Kel. Helvetia

Timur dapat dilihat melalui sarana pendidikan yang ada sesuai dengan

tingkatannya. Sebagaimana dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 5. Sarana Pendidikan Kelurahan Helvetia Timur

Sumber : BPS Kab. Medan, Kelurahan Helvetia Timur berdasarkan tempat

sarana pendidikan 2019

Penjelasan tabel 5. di atas dapat dipahami bahwa di Kelurahan Helvetia

Timur terdapat fasilitas atau sarana pendidikan, Paud/TK berjumlah 4 (empat)

unit, SD/sederajat berjumlah 5 (lima) unit, SMP/sederajat 2 (dua) unit,

SMA/sederajat berjumlah 8 (delapan) unit dan Universitas/Akademi berjumlah

2 (dua) unit.

Tabel 6. Nama-Nama Jasa Rental Mobil di Kelurahan Helvetia Timur

Sumber : Hasil Survey Lapangan di Kelurahan Helvetia Timur

No Sarana Pendidikan Jumlah

(1) (2) (3)

1 Paud / Sederajat 4

2 SD / Sederajat 5

3 SMP / Sederajat 2

4 SMA / Sederajat 8

5 Universitas / Akademi 2

Jumlah 21 Unit

No Nama Jasa Rental Mobil Jumlah

(1) (2) (3)

1 ASSA Rent Medan 1

2 Penara Rent Car Medan 1

3 CV. Berkah Travel Medan 1

4 Chandra Rental Mobil Medan 1

Jumlah 4 Unit

78

Penjelasan tabel 6. di atas dapat di pahami bahwa di Kelurahan Helvetia

Timur ada beberapa Perusahaan Jasa Rental Mobil diantara nya, ASSA Rent

Medan, Penara Rent a Car Medan, CV. Berkah Travel Medan, Chandra Rental

Mobil Medan, sebagai bahan penelitian saya adalah cara penyelesaian hukum atas

kerugian penyewaan mobil rental di CV. Berkah Travel. Jadi, total pemilik usaha

rental mobil yang ada di Kelurahan Helvetia Timur Kecamatan Medan Helvetia

ada 4 (empat) unit Usaha Rental.63

B. Gambaran Umum Perusahaan

1. Company Profile CV. Berkah Travel Medan

Kota Medan dikenal sebagai Kota Metropolitan dan Pendidikan, banyak

masyarakat umum dan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di

Indonesia yang menempuh pendidikan di Kota Medan, juga wisatawan

domestik sampai mancanegara yang ingin menikmati wisata di Kota Medan

yang indah dan menarik. Udara yang sejuk dan berbagai macam kuliner

turut mendukung suasana Kota Medan yang begitu nyaman sehingga

membuat setiap orang yang berkunjung ke Kota ini selalu merasa betah dan

merindukan Kota ini ketika telah meninggalkan Kota Medan. Melihat

berbagai sector diatas, para pengusaha-pengusaha di Kota Medan

memanfaatkan peluang tersebut dalam penyedia jasa rental mobil maupun

trans wisata, salah satu pengusaha tersebut adalah Bapak Muhammad Fadhli

Dasopang, SPd yang membuka usaha rental mobil dan trans wisata pada

63 Hasil Survey Penelitian Lapangan di Kelurahan Helvetia Timur Kecamatan Medan

Helvetia.

79

awal tahun 2017 yang diberi nama CV. Berkah Travel Medan, nama rental

diambil dari kata Berkah yaitu setiap usaha setiap pekerjaan yang akan

dijalani dengan sebaik-baiknya akan mendapatkan berkah.

Sebelumnya Owner CV. Berkah Travel tersebut adalah seorang

mahasiswa, yang dahulunya beliau adalah agen mengerental mobil

memakai mobil orang lain. Dengan berjalannya waktu dan sudah memiliki

pengalaman dibidangnya, sampai pada akhirnya beliau memiliki modal

sedikit demi sedikit yang dikumpul ketika masih menjabat sebagai agen dan

memutuskan untuk mendririkan usaha sendiri di bidang transportasi yakni

rental mobil yang diberi nama CV. Berkah Travel Medan, sekarang sudah

mempunyai 2 (dua) unit mobil bermerk Avanza Xenia, CV. Berkah Travel

adalah sebuah rental mobil di Kota Medan dan memiliki 3 (tiga) cabang

pembantu tepatnya di Jalan Kapuk Dusun XII Bandar Khalipah Tembung

(TK Harun Ar-Rasyid) tempat utama rental mobil, Jalan Lukah Gang

Masjid Nomor 45 R4 Kec. Medan Amplas, dan Jalan. Gaperta No.159 Kec.

Medan Helvetia. Alasan Owner CV. Berkah Travel mendirikan usaha rental

mobil ini adalah untuk menjawab kebutuhan orang-orang yang ingin

berpergian keliling Kota Medan dan sekitarnya akan sarana transportasi

yang nyaman dan aman sebagai sarana untuk berpergian bagi para

wisatawan juga sebagai solusi para wisatawan yang ingin berkunjung ke

sebagian tempat wisata di Kota Medan dan sekitarnya yang belum

dijangkau oleh adanya transportasi umum.

80

Seiring berjalannya waktu jasa rental mobil CV. Berkah Travel

mengalami perkembangan dan kemajuan usaha disetiap tahun, yang dulu

hanya memiliki 2 (dua) unit mobil, sekarang berkembang menjadi 12 (dua

belas) unit dengan berbagai jenis dan type yang berbeda pula. Mengenai

hubungan perikatan dan kepemilikan pihak owner memiliki adanya kerja

sama dengan mitra pada tahun 2018 dengan pemilik mobil lain tetapi

diutamakan kepercayaan dari keluarga dan tetangga terlebih dahulu CV.

Berkah Travel tersebut sudah mempunyai 20 (dua puluh) unit rental dari

bermacam-macam type mobil yang ada di Kota Medan.

CV. Berkah Travel memiliki 20 (dua puluh) unit mobil. Pada CV.

Berkah Travel pencatatan transaksi peminjaman masih dilakukan secara

manual, pada proses peminjaman, penyewa wajib menyerahkan syarat

berupa photo copy KTP (Kartu Tanda Penduduk), KTM (Kartu Tanda

Mahasiswa), STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dan motor bagi

penyewa mahasiswa. Bagi penyewa umum harus menyerahkan photo copy

KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu Keluarga), STNK dan motor bagi

penyewa dari Instansi/Kantor tertentu harus menyerahkan KTP (Kartu

Tanda Penduduk), KTA (Kartu Tanda Anggota) dan Surat Keterangan

Bertanda Tangan yang sudah distempel dari Instansi/Kantor.

Pembayaran pada penyewaan kendaraan dilakukan dengan sistem

pembayaran dimuka atau pembayaran dilakukan pada saat serah terima

kendaraan, untuk melakukan perjanjian penyewaan, penyewa wajib

menguhubungi pihak perusahaan untuk konfirmasi penyewaan.

81

Gambar 2.3 Struktur Organisasi CV. Berkah Travel

Owner utama merupakan pemilik dari CV. Berkah Travel yang berperan

untuk mengurus proses operasi dalam perusahaan, operasi financial pada

perusahaan dan operasi anekasi pada pangsa pasar. Selanjutnya, Tim

Marketing berperan untuk memasarkan produk rental mobil agar dapat

dikenal oleh pelanggan khususnya dan masyarakat luas umumnya dalam

proses banyaknya unit mobil. Dan Tim Survei Lokasi berperan memberikan

informasi aturan, syarat dan biaya sewa mobil kepada si penyewa sekaligus

pegecekkan lokasi alamat penyewa. Selanjutnya, Driver Man berperan

melakukan pengantaran mobil, apabila penyewa membutuhkan supir, dan

yang terakhir Mechanic berperan bertanggung jawab untuk melakukan

perawatan rutin mobil.

Muhammad Fadhli

Dasopang,S.Pd

(Owner CV.Berkah Travel

TIM Marketing TIM Survei Lokasi

Driver Man Mechanic

82

2. Paparan Data

Mengenai struktur organisasi ini saudara Muhammad Fadhli Dasopang

selaku owner oleh CV. Berkah Travel Medan telah bekerja sama dengan

pihak keluarga yang memiliki jasa rental mobil dan mitra-mitra jasa rental

mobil lainnya untuk mengelola usahanya dengan bantuan hanya 10

(sepuluh) karyawan, dimana 5 (lima) driver man, 2 (dua) tim marketing, 2

(dua) tim survey lokasi dan 1 (satu) mechanic yang dimana karyawan ini

sendiri diambil dari temannya maupun tetangganya, terkadang pemilik

owner CV. Berkah Travel Medan turun langsung dalam melaksanakan

pekerjaan tersebut. Usaha rental mobil ini termasuk golongan usaha yang

tidak terlalu besar walaupun sejauh ini usahanya mengalami peningkatan

yang pesat. Dan usaha tersebut tidak banyak membutuhkan karyawan,

sehingga hanya 10 (sepuluh) karyawan yang bertugas membantu owner CV.

Berkah Travel Medan tersebut. Maka dari itu pemilik jasa rental juga punya

saling bekerja sama dalam penanganan persewaan mobil, apabila mobil

terpakai semua dengan cara lain ialah meminjam mobil pribadi orang lain.

Berikut penjelasan struktur organisasi di CV. Berkah Travel Medan, antara

lain :

a. Pemilik kantor dipimpin oleh Muhammad Fadhli Dasopang,S.Pd,

bertugas;

1) Mengelola dan bertanggung jawab atas segala yang ada di

dalam manajemen usaha;

2) Mengatur segala kegiatan di CV. Berkah Travel Medan;

83

b. Tim Marketing CV. Berkah Travel Medan, bertugas ;

1) Melakukan promosi, sebagai bagian yang berusaha

memperkenalkan rental maupun paket wisata kepada

mahasiswa maupun masyarakat;

c. Tim Survey Lokasi CV. Berkah Travel Medan, bertugas ;

1) Memberikan informasi kepada para pelanggan yang akan

menyewakan mobil untuk paket tour ke luar kota;

2) memberikan informasi biaya sewa mobil kepada si penyewa

sekaligus pegecekkan lokasi alamat penyewa;

d. Mechanic CV. Berkah Travel Medan, bertugas :

1) Melakukan pengecekkan dan perawatan (service) pada

setiap mobil yang akan di sewakan.

Adapun beberapa rincian unit mobil yang sampai sekarang sudah siap

direntalkan yaitu unit siap jalan sebagai berikut :

Tabel 7. Daftar Unit Mobil Rental Harian

Nomor Nama Mobil Unit

(1) (2) (3)

1 Fortuner 1

2 Pajero 1

3 Innova Reborn/Grand 1

4 Avanza 1

5 Xenia 1

6 Ertiga 1

7 Rush 1

8 Terios 1

9 Agya 1

10 Calya 1

11 Isuzu ELF 1

12 Toyota HAICE 1

Jumlah 12

84

3. Sistem Praktik Pelaksanaan Penyewaan

Pada sistem penyewaan kendaraan, konsumen yang ingin menyewa

kendaraan wajib menyerahkan jaminan. Pembayaran pada penyewaan

kendaraan ini dilakukan dengan sistem pembayaran dimuka atau

pembayaran dilakukan saat serah terima kendaraan.

Setelah peneliti amati dari keterangan pemilik jasa rental mobil

mengenai pelaksanaan perjanjian yang seharusnya dalam praktek sewa-

menyewa mobil harus disertakan perjanjian dengan bentuk tertulis yang

dibuat dalam bentuk perjanjian di bawah tangan maupun perjanjian yang

dibuat secara akta notarial dalam Pasal 1866 tentang Pembuktian, sehingga

para pihak bisa meneliti seluruh isi perjanjian, khususnya yang berhubungan

dengan penyelesaian perselisihan yang timbul.

Dalam penentuan harga sewa kendaraan di CV. Berkah Travel, penyewa

memiliki beberapa pilihan harga seperti : penggunaan kendaraan tanpa

supir, penggunaan lepas kunci dan penggunaan dengan supir tour dalam

kota/luar kota ditambah dengan biaya bahan bakar minyak, sedangkan

waktu pemakaian kendaraan hanya ada 2 (dua) jenis, yaitu 12 (dua belas)

jam dan 24 (dua puluh empat) jam. Apabila keterlambat pengembalian

penyewaan mobil maka akad yang disewa telah batal atau putus karena telah

lewat batas waktunya dan pihak yang menyewakan menuntut ganti rugi,

sebagaimana ketentuan yang telah disepakati bahwa dikenakan denda

overtime 10% (sepuluh) persen per jam dari jumlah harga sewa di CV.

85

Berkah Travel untuk kompensasi keterlambatan oleh penyewa diberikan

bonus 1 (satu) jam keterlambatan pengembalian (tidak dipungut biaya).

Penambahan waktu atau perpanjangan masa sewa maka harus ada

penggantian surat serah terima kendaraan.

Dalam penyewaan jasa mobil rental CV. Berkah Travel ada beberapa

syarat yang diserahkan misalnya bagi mahasiswa harus menyerahkan KTP

(Kartu Tanda Penduduk), KTM (Kartu Tanda Mahasiswa), Motor dan

STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), sedangkan bagi masyarakat umum

harus menyerahkan KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu Keluarga),

Motor dan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dan bagi Instansi/Kantor

juga harus menyerahkan KTP (Kartu Tanda Penduduk), KTA (Kartu Tanda

Anggota) dan Surat Keterangan Bertanda Tangan yang Bersetmpel, semua

resiko kecelakaan dan perbaikan sepenuhnya tanggung jawab penyewa dan

selama masa perbaikan dihitung sewa harian.

86

Adapun biaya sewa mobil rental dengan sistem harian, yaitu :

Tabel 8. Daftar Harga Sewa Mobil Rental Harian di CV. Berkah Travel

No Nama Mobil Biaya Pakai

Supir

Biaya Sewa

24 Jam

Biaya Sewa 12

Jam

Biaya Denda

± 3 Jam

Biaya Denda

12 Jam

Biaya Denda

± 1 Hari

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Fortuner Rp 200.000,- Rp 350.000,- Rp 250.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di

awal

2 Pajero Rp 200.000,- Rp 350.000,- Rp 250.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di

awal

3 Innova

Reborn/Grand

Rp 200.000,- Rp 300.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di

awal

4 Avanza Rp 150.000,- Rp 300.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di

awal

5 Xenia Rp 150.000,- Rp 300.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di

awal

6 Ertiga Rp 200.000,- Rp 300.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di

awal

7 Rush Rp 150.000,- Rp 300.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di awal

8 Terios Rp 200.000,- Rp 300.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di

awal

9 Agya Rp 150.000,- Rp 300.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di

awal

10 Calya Rp 150.000,- Rp 300.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di

awal

11 Isuzu ELF Rp 200.000,- Rp 350.000,- Rp 250.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di

awal

12 Toyota HAICE Rp 200.000,- Rp 300.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di

awal

Daftar harga sewa mobil tersebut belum termasuk BBM (Bahan Bakar

Minyak). Apabila penyewa ingin menggunakan supir maka penyewa wajib

membayar harga sesuai yang sudah di tuliskan dalam sehari untuk dalam Kota.

Sedangkan untuk BBM (Bahan Bakar Minyak) sifatnya kondisional tergantung

permintaan dan kebutuhan dari pihak penyewa.64

64 Muhammad Fadhli Dasopang, Owner CV. Berkah Travel Medan, Hasil

Wawancara Penulis dengan Owner CV. Berkah Travel Medan, 17 Oktober 2020, Pukul 11.00

WIB.

87

Pelaksanaan sewa-menyewa mobil pasti dilakukan dengan syarat-syarat

dan ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak baik pihak

penyewa maupun pihak yang menyewakan. Kesepakatan dan ketentuan

tersebut harus atas persetujuan dan tidak ada unsur paksaan karena apabila

ada salah satu pihak yang tidak setuju maka pelaksanaan dalam sewa-

menyewa tersebut tidak sah.

4. Sistem Perjanjian

Dalam sebuah usaha pasti ada perikatan perjanjian dalam perusahaan

CV. Berkah Travel Medan ada sebuah perikatan yang berupa perjanjian

penyewaan mobil rental yang sudah menjadi keharusan ketika melakukan

transaksi sewa-menyewa dan harus membuat surat perjanjian yang disepakti

antara kedua belah pihak. Maka apabila terjadi masalah ketika pemakaian

mobil sewaan dengan itu harus diselesaikan berdasarkan perjanjian di awal.

Begitu juga dengan CV. Berkah Travel Medan yang membuat

perjanjian dengan penyewa sebelum disewa oleh penyewa, pihak CV.

Berkah Travel memberikan syarat dan ketentuan terhadap penyewa dalam

perjanjiannya.

88

Adapun syarat dan ketentuan yang harus disepakati adalah sebagai berikut:

a. Penyewa berkewajiban merawat mobil rental,

b. Dilarang memindah tangankan / menggadaikan / menjual mobil

rental,

c. Penyewa berkewajiban menanggung semua biaya apabila terjadi

kehilangan dan kecelakaan,

d. Penyewa berkewajiban mengganti apabila STNK (Surat Tanda

Nomor Kendaraan) tersebut hilang dan melakukan pelanggaran lalu

lintas,

e. Dilarang merubah bentuk warna, design, model mesin, dan body

mobil,

f. Apabila terjadi permasalahan antar pihak menyewa dengan pihak

penyewa, maka akan diselesaikan dengan secara kekeluargaan jika

tidak bisa baru jalur hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

g. Waktu sewa sehari (Pukul 06.00-23.00) ada juga penyewa mulai

waktu sewa (Pukul 23.00 sampai masa ketentuan sewa), apabila

mobil kembali melebihi batas waktu sewa, maka penyewa akan

dikenakan charge overtime sebesar 10% (sepuluh persen) dalam

harga per jamnya.

h. Konfirmasi penambahan waktu sewa mobil minimal 12 (dua belas)

jam sebelumnya kepada pihak CV. Berkah Travel Medan,

i. Pihak menyewa berhak membatalkan kesepakatan sewa sewaktu-

waktu tanpa memberikan alasan kepada pihak penyewa.

89

5. Sistem Ganti Rugi di CV. Berkah Travel Medan

Seperti kegiatan muamalah pada umumnya sering terjadi dan mungkin

selalu diwarnai dengan permasalahan dalam setiap akad yang dipakai dalam

melaksanakan kegiatan muamalah tersebut. Seperti halnya sistem

penyewaan yang memiliki kelebihan maupun kekurangan dalam setiap

usahanya, selama kurang lebih 4 (empat) tahun berjalan, berdasarkan

keterangan dari bang Fadhli telah terjadi beberapa kasus wanprestasi dalam

sewa-menyewa, diharapkan hubungan antara pihak CV. Berkah Travel dan

pelanggan tetap terjalin dengan baik, sehingga tidak terjadi hal-hal yang

diinginkan. Jika terjadi perselisihan dalam pelaksanaan sewa-menyewa ini,

kedua belah pihak akan berusaha menyelesaikan secara kekeluargaan, tetapi

apabila tidak dapat diselesaikan dengan secara kekeluargaan, maka pihak

CV. Berkah Travel Medan harus mempunyai solusi-solusi yang adil dan

bijak.

90

BAB IV

ANALISIS PENYELESAIAN HUKUM TENTANG KERUGIAN AKIBAT

KECELAKAAN OLEH PENYEWA JASA RENTAL MOBIL DITINJAU

DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARI’AH DI CV. BERKAH

TRAVEL KOTA MEDAN

A. Penyelesaian Sengketa Sewa-Menyewa Jasa Rental Mobil Dengan

Cara Musyawarah Oleh CV. Berkah Travel Medan

Para pelaku bisnis dalam hubungannya dengan pihak lain senantiasa

mengharapkan agar kontrak yang mereka buat dapat berjalan dengan lancar

sebagaimana yang diharapkan. Namun seiring berjalan dengan waktu tidak

menutup kemungkinan terjadi sengketa diantara mereka. Sengketa kontrak pada

umumnya muncul sebagai akibat adanya ketidaksepakatan, perbedaan,

gangguan, wanprestasi maupun force majeure.65

Persoalan terpenting bagi pelaku bisnis adalah bagaimana upaya mereka

dalam mengantisipasi atau mencegah kemungkinan terjadinya sengketa, oleh

karena itu umumnya dalam kontrak bisnis (komersial) para pihak

mencantumkan klausul penyelesaian sengketa (dispute settlement clause atau

midnight clause) dalam kontrak mereka.

Proses pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa mobil rental juga dilakukan

dengan syarat-syarat dan ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak,

kesepakatan dan ketentuan tersebut harus ada persetujuan owner pemilik jasa

65 Emmy Pengaribuan, Beberapa Aspek Hukum Dagang di Indonesia (Jakarta : Bina

Cipta,1997),h.120.

91

rental mobil dan apabila ada salah satu pihak yang tidak setuju maka pelaksanaan

dalam sewa-menyewa tersebut tidak sah. Pihak menyewakan harus memberikan

pelayanan dan layanan yang terbaik untuk penyewa agar tidak menimbulkan

kesalahan dan berpengaruh pada nama baik perusahaan itu sendiri, hal tersebut

dapat merugikan perusahaan sehingga dianggap tidak memberikan layanan dan

kualitas tidak baik bagi pihak penyewa dan mengakibatkan promosi tidak laku.

Upaya pertanggung jawaban atau penyelesaian hukum bagi pihak yang

menyewakan itu artinya melindungi hak-hak dari pihak pemilik jasa rental

mobil. Apabila ada hak yang tidak dipenuhi atau dilanggar oleh pihak penyewa,

maka pihak menyewa dapat meminta haknya kepada penyewa melalui

musyawarah, apabila melalui musyawarah tidak berhasil maka pihak yang

menyewa dapat melakukan tindakan lebih tegas ke pihak penyewa tetapi pihak

penyewa tetap mangkir, maka pihak rental mobil dapat melakukan teguran atau

somasi kepada penyewa mengenai prestasi atau kewajiban yang belum

dilakukan oleh pihak penyewa disertai dengan penarikan atas kendaraan yang

disewakan jika kendaraan tersebut masih ditangan pihak penyewa.

Setelah peneliti amati dari keterangan pemilik jasa rental mobil mengenai

penyelesaian sengketa perjanjian disertakan perjanjian dengan bentuk tertulis

yang dibuat dalam bentuk perjanjian di bawah tangan para pihak bisa meneliti

seluruh isi perjanjian khususnya yang berhubungan dengan penyelesaian

perselisihan yang terjadi, maka pemilik jasa rental mobil CV. Berkah Travel

mengakui dalam praktek perjanjian penyewaan mobil di tempatnya dengan

melakukan perjanjian secara tertulis dengan tanda tangan kedua belah pihak

92

sebagai bukti bahwa sudah saling ada kesepakatan terlebih dahulu jika penyewa

adalah langganan CV. Berkah Travel yang sudah saling percaya satu sama lain,

yang terpenting penyewa sudah menyerahkan jaminan berupa kendaraan

berserta STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dan KTP (Kartu Tanda

Penduduk) atau kartu identitas lain juga seperti photo copy SIM (Surat Izin

Mengemudi) bila diperlukan oleh pihak yang menyewakan dan mencatat alamat

serta nomor telepon si penyewa. Walau demikian, tanpa adanya perjanjian

tertulis sekalipun tindakan rental mobil yang memberikan mobil sewaan kepada

pihak orang lain dengan adanya suatu janji mengenai pembayaran dan

pemakaian mobil sewaan tersebut telah memberikan suatu hubungan hukum

sewa-menyewa. Sedangkan, didalam KHES cara penyelesaian secara

musyawarah terdapat pada Pasal 270 berbunyi “Penyewa wajib membayar objek

ijarah yang rusak berdasarkan waktu yang telah digunakan dan besarnya ijarah

ditentukan melalui musyawarah”.

Berikut hasil wawancara penulis dengan pemilik jasa rental mobil CV.

Berkah Travel mengenai penyewaan mobil di CV. Berkah Travel ;

“Untuk sewa disini bervariasi dek, ada yang sehari 24 (dua puluh empat)

jam ada juga yang setengah hari 12 (dua belas) jam itupun juga ada yang

pakai driver dari kami atau mau dikendarai sendiri mobilnya. Persyaratan

untuk sewa disini juga sudah umum bagi rental-rental mobil yang lain dan

saya rasa cukup mudah bagi semua orang yang ingin menyewa, yaitu

dengan menyerahkan identitas berupa KTP (Kartu Tanda Penduduk), photo

copy SIM (Surat Izin Mengemudi), photo copy KTM (Kartu Tanda

Mahasiswa) dan photo copy KK (Kartu Keluraga) bila diperlukan, dan juga

menyerahkan kendaraan serta STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan)

sebagai jaminan. Untuk akad perjanjian pemesanan sendiri biasanya saya

dan penyewa hanya lisan saja dek melalui telepon, WA (WhatsApp) atau

datang ke kantor/kerumah langsung, jika penyewa ingin dibuatkan surat

perjanjian secara tertulis ya kami buatkan. Untuk syarat dan ketentuan

93

biasanya kami jelaskan diawal perjanjian, saya kira penyewa sudah tau hak

dan kewajibannya sebagai penyewa dan tanggung jawabnya selama

membawa mobil kami, kalau ada kerusakan karena ulah si penyewa saya

akan meminta ganti rugi sesuai dengan biaya kerusakannya dan saya ajak

musyawarah dulu untuk biaya perbaikan tersebut tetapi apabila penyewa

memesan mobil dengan driver dari kami kemudian terjadi musibah, maka

sepenuhnya itu menjadi tanggung jawab dari pihak CV. Berkah Travel”.66

Penulis juga telah mewawancari penyewa CV. Berkah Travel yang pernah

mengalami kecelakaan, yaitu Dimas Rizky di Kelurahan Helvetia Timur

sebagaimana hasil wawancara :

“Saya sering nyewa mobil di CV. Berkah Travel buat wisata dan jalan-jalan

di Kota Medan dan sekitarnya, namanya mahasiswa ya kak ya ingin jalan-

jalan kalau lagi hari weekend sama teman-teman. Waktu itu saya mau

wisata ke pantai sama teman-teman saya di daerah Perbaungan, saya

nyewa mobil di CV. Berkah Travel selama 24 (dua puluh empat) jam karena

rencana mau kemah di dekat bibir pantai. Saat perjalanan mau di pantai

yang jadi punya ide destinasi terkahir buat kemah, pada saat perjalanan

mobil yang saya kemudikan mau menyalip kendaraan di depan, disaat

menyalip saya kurang mengelak kak jadi waktu yang mengelaknya malah

bersamaan muncul truk dari arah berlawanan, yah saya sontak kaget kak,

truk tersebut muncul dan tidak saya duga karena saat itu jalan sedikit

menikung dan tidak kelihatan sebelumnya, akhirnya saya gagal menyalip

dan belum sempat kembali ke jalur spion kanan mobil tertabrak truk dan

lepas dari posisinya, untunglah body mobil tidak sampai kenak badan truk

Cuma spion nya saja. Akhirnya belum sempat sampai ke tujuan, saya dan

teman-teman langsung kembali pulang ke pemiliknya untuk

memberitahukan bahwa kami mengalami kecelakaan saat perjalanan. Saat

sudah sampai pemilik memeriksa kerusakan dan memebicarakan untuk

mengganti kerugian karena kerusakan pada mobilnya tapi dengan

kekeluargaan saja kak”.67

66 Hasil Wawancara dengan Muhammad Fadhli Dasopang,S.Pd Owner CV. Berkah

Travel Medan, Pada tanggal 29 Oktober 2020 Pukul 10.35 WIB.

67 Hasil Wawancara dengan Dimas Rizky Penyewa CV. Berkah Travel Medan, Pada

tanggal 05 November 2020 Pukul 15.15 WIB.

94

Dalam mengakhiri uraian tentang penyelesaian hukum kerugian akibat

kecelakaan oleh penyewa jasa rental mobil secara bermusyawarah maka ada

beberapa point penulis dapat menganalisanya yaitu sebagai berikut :

1. Penulis menganalisa penyelesaian sengketa yang terjadi antara penyewa

dan pihak rental mobil karena terjadinya tindakan wanprestasi dapat

diselesaikan dengan cara musyawarah, damai diselesaikan sesuai

prosedur yang berlaku di perusahaan.

Dari temuan penelitian penulis temukan, bahwa bentuk penyelesaian

sengketa yang terjadi antara penyewa dan pihak rental mobil pada CV.

Berkah Travel adalah secara kekeluargaan atau non-litigasi dengan cara

pihak rental mobil menghubungi penyewa baik dan mendatangi

langsung atau melalui komunikasi telepon. Komunikasi yang dilakukan

didasarkan atas identitas penyewa dalam bentuk fotocopy KTP (Kartu

Tanda Penduduk) atau SIM (Surat Izin Mengemudi) penyewa atau bagi

penyewa yang tidak meninggalkan fotocopy dalam arti sudah saling

kenal dengan pemilik rental. Permasalahan hukum didalam pelaksanaan

perjanjian haruslah diselesaikan oleh para pihak yang membuatnya

mengedepankan rasa keadilan, yaitu memberikan solusi yang bijak

dalam setiap permasalahan yang terjadi.

95

Demikian juga apabila kerusakan itu diakibatkan oleh orang lain,

orang yang disewa tidak harus mengganti rugi akan tetapi ganti rugi

dibebankan kepada orang yang mengakibatkan kerusakan itu sendiri.68

Oleh sebab itu penerapan biaya ganti kerugian yang diterapkan oleh

pemilik rental mobil di Kecamatan Medan Helvetia dan kedua belah

pihak menyelesaikan permasalahannya secara kekeluargaan.

Menurut penulis, dalam hukum Islam dijelaskan bahwa ketika

terjadi perselisihan oleh kedua belah pihak yang berakad maka haruslah

diselesaikan dengan jalan damai karena dengan jalan damai akan

mendatangkan banyak kemaslahatan ketimbang mudharatnya, seperti

dari uang yang dikeluarkan misalnya dana jika ditempuh dengan jalan

damai juga dapat mempererat hubungan antara kedua belah pihak yang

sebelumnya renggang, inilah sebenarnya yang menjadi kenapa hukum

Islam itu patut dipegang oleh umat Islam.

B. Penyelesaian Sengketa Sewa-Menyewa Jasa Rental Mobil CV. Berkah

Travel Medan Di Pengadilan

Perjanjian sewa-menyewa mobil rental memiliki beberapa resiko dalam

pelaksanaannya. Resiko tersebut dibebankan kepada pihak yang di dalam

ditegaskan harus bertanggung jawab. Dalam perjanjian sewa-menyewa

mobil rental ada beberapa resiko yang mungkin dapat terjadi selama

berjalan masa sewa-menyewa antara lain :

68 Imam Syafi’i, Kitab Al-Umm,h.805.

96

1. Mobil yang dirental hilang;

2. Mobil yang dirental mengalami kerusakan/kecelakaan.

Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ (Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan) juga menjelaskan bagaimana kewajiban dan

tanggung jawab pengemudi, atau pemilik kendaraan bermotor atas

terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pasal 234 ayat (1) Undang-Undang Nomor

22 Tahun 2009 menyebutkan “Pengemudi, pemilik kendaraan bermotor dan

atau perusahaan angkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang

diderita oleh penumpang dan/atau pemilik barang dan/atau pihak ketiga

karena kelalaian pengemudi”, arti Pasal diatas adalah setiap penyewa atau

pemilik kendaraan atau pihak yang menyewakan dan perusahaan angkutan

umum harus bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan barang sewa

yaitu mobil yang diderita oleh pemilik kendaraan karena kelalaian dan

kurang hati-hatinya pengemudi penyewa hingga menyebabkan kecelakaan.

Pasal 234 ayat (2) menyebutkan “Setiap pengemudi, pemilik kendaraan

bermotor dan/atau perusahaan angkutan umum bertanggung jawab atas

kerusakan jalan dan/atau perlengkapan jalan yang disebabkan oleh

kelalaian si penyewa sebagai pengemudi mobil”. Kewajiban-kewajiban

ganti kerugian diatas bisa gugur atau batal berdasarkan Pasal 234 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 jika adanya keadaan memaksa

yang tidak dapat dielakkan atau di luar kemampuan pengemudi, disebabkan

oleh perilaku korban jika ada korban atau pihak ketiga, disebabkan

97

gerakkan orang dan/atau hewan walaupun telah diambil tindakan

pencegahan oleh pengemudi.

Kemudian untuk mengemudi besarnya ganti rugi yang harus

dibayarkan kepada pihak yang dirugikan disebutkan dalam Pasal 236 ayat

(1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 pihak yang menyebabkan

terjadinya kecelakaan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229

wajib mengganti kerugian yang besarnya ditentukan berdasarkan putusan

Pengadilan artinya pihak penyewa atau yang menyewakan wajib mengganti

rugi kepada pihak yang dirugikan karena kecelakaan yang disebabkan oleh

mobil yang tidak layak jalan atau kurang hati-hatinya pengemudi.

Disambung dengan Pasal 236 ayat (2) kewajiban mengganti kerugian

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2) dapat dilakukan di luar

Pengadilan jika terjadi kesepakatan damai antara para pihak yang terlibat,

artinya besarnya ganti kerugian bisa dilakukan tanpa putusan Pengadilan

jika para pihak menghendaki untuk musyawarah atas kerusakan mobil yang

penyewa kemudikan atau biasa disebut kecelakaan ringan.69 Sedangkan,

cara penyelesaian di Pengadilan sudah ada di atur dalam Perma UU. No.2

Tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah pada Pasal 1

berbunyi “Hakim pengadilan dalam lingkungan peradilan agama yang

memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara yang berkaitan dengan

ekonomi syari’ah dengan menggunakan prinsip syari’ah”.

69 Abdul Khadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum (Bandung : Citra Aditya

Bakti,2004),h.44.

98

Cara penyelesaian sengketa wanprestasi yang terjadi adalah pihak

rental memberikan denda dengan ketentuan sebesar 10% (sepuluh) persen

dari harga sewa untuk tiap jamnya seluruh jenis mobil. Jadi, pihak CV.

Berkah Travel memberikan kompensasi keterlambatan oleh penyewa bonus

1 (satu) jam keterlambatan pengembalian (tidak dipungut biaya).

Menurut Yahya Harahap di dalam buku tinjauan mengenai sistem

peradilan dan penyelesaian sengketa menyebutkan beberapa cara yang

dapat ditempuh untuk menyelesaikan sengketa non-litigasi dalam lingkup

hukum perdata yaitu seperti abitrase, negosiasi dan mediasi. Adapun pelaku

bisinis yang berhenti menyelesaikan sengketa ditengah jalan disebabkan

sebagai berikut :

1. Biaya perkara yang mahal dalam proses penyelesaian sengketa

melalui pengadilan dikaitkan dengan lamanya penyelesaian karena

semakin lama maka semakin banyak pula biaya yang dikeluarkan;

2. Putusan pengadilan tidak menyelesaikan masalah dianggap semakin

memperumit masalah karena secara objektif putusan pengadilan

tidak mampu memuaskan serta tidak mampu memberikan

kedamaian.70

Ada beberapa uraian dari penjelasan di atas tentang pertanggung

jawaban hukum wanprestasi dalam sewa-menyewa, sehingga penulis dapat

menganalisa temua yang dilapangan, diantara lain :

70 M. Yahya Harahap, Proses Arbitrase (Jakarta : Pustaka Kartini,1991),h.46.

99

2. Penulis menganalisa penyelesaian sengketa yang terjadi antara penyewa

dan pihak rental mobil karena terjadinya tindakan wanprestasi dapat

diselesaikan dengan cara di Pengadilan yang berlaku di perusahaan.

Dari temuan penelitian penulis temukan, bahwa bentuk penyelesaian

sengketa sewa-menyewa di CV. Berkah Travel Medan mengalami 1

(satu) kasus yaitu penyelesaiannya hanya sampai di tingkat negosiasi

dan mediasi dengan menyatakan membayar ganti rugi kelalaian

penyewa apakah dibayar langsung lunas ataupun kredit dalam perbulan

nya sesuai dengan kerusakan yang dialaminya, setelah itu pada akhirnya

penyewa merasa keberatan atas tuntutan yang diminta oleh CV. Berkah

Travel Medan penyelasaian tersebut pun tidak sampai dengan putusan

akhir dari hakim karena biaya perkara yang ditanggung mahal sehingga

belum menutup kemungkinan kerugian yang dialami penyewa sesuai

dengan apa jawaban dari hakim sendiri di pengadilan. Akan tetapi,

sebaliknya kedua belah pihak bersepakat menyelesaikannya secara

kekeluargaan.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa perjanjian baku yang ada dalam

kontrak perjanjian sewa kendaraan di CV. Berkah Travel Medan yang

hanya melibatkan satu pihak saja, sehingga dalam hukum Islam

hendaknya perjanjian itu dibuat oleh kedua belah pihak yang melakukan

perjanjian agar terlepas dari yang namanya pelanggaran. Ketika

terjadinya pelanggaran pihak perusahaan biasanya merundingkan

dengan jalan damai terlebih dahulu atau melalui jalur kekeluargaan,

100

akan tetapi ketika dengan jalur kekeluargaan tidak dapat diselesaikan

maka diselesaikan dengan jalur hukum dimana kedua belah pihak akan

diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

C. Penyelesaian Sengketa Sewa-Menyewa Jasa Rental Mobil Melalui

Pembayaran Asuransi Kerugian Akibat Kecelakaan Oleh Penyewa

Ditinjau dari KHES

Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan metode untuk mengurangi

resiko dengan jalan memindahkan dan menkombinasikan ketidakpastian akan

adanya kerugian. Dalam kehidupan masyarakat setiap orang pasti berhadapan

dengan berbagai permasalahan hidup maka cara yang paling tepat

mengulanginya adalah dengan cara berasuransi.71

Menurut Undang-Undang Nomor. 2 Tahun 1992 yang dimaksud dengan

pertanggungan atau asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih

dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan

menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian pada tertanggung

karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan

kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari

peristiwa yang tidak pasti.

Dalam mencegah terjadinya kecelakaan CV. Berkah Travel Medan

memberikan peraturan secara lisan kepada penyewa yang menggunakan mobil

71 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K, Hukum Perjanjian dalam Islam (Jakarta :

Sinar Grafika, 1994),h.84.

101

rental tersebut, aturan tersebut disampaikan agar penyewa yang menggunakan

mobil dapat menjaga serta merawat mobil tersebut seperti miliknya sendiri.

Dengan demikian, kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerusakan dapat

diperkecil.

Di CV. Berkah Travel semua kendaraan yang disewakan sudah

diasuransikan. Kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan pada kendaraan,

seperti mobil lecet atau penyok karena kesalahan dari penyewa baik sengaja

maupun tidak sengaja. Maka akan dikenakan biaya sebesar Rp 300.000.-(tiga

ratus ribu rupiah) untuk klaim asuransi hanya untuk mobil yang mengalami

kecelakaan ringan, sedangkan kecelakaan besar atau parah yang mengakibatkan

mobil berlubang, mobil tidak bisa jalan, terbakar ataupun kaca pecah yang

disebabkan kelalaian penyewa, baik sengaja maupun tidak sengaja, maka akan

dikenakan biaya klaim asuransi sebesar Rp 2.000.000.-(dua juta rupiah) dan

biaya rental selama waktu perbaikan kendaraan yang dihitung sesuai dengan

harga rental perhari dari kendaraan yang mengalami perbaikan. Jika mobil

digunakan pada jalan yang tidak sepantasnya seperti pada medan exstreme untuk

off road, medan yang berlumpur, berbatu atau daerah perbukitan terjal maka

segala kerusakan akibat penggunan diatas sepenuhnya ditanggung oleh penyewa

kendaraan.72

Adapun pernyataan bahwa sewa-menyewa rental mobil memakai plat hitam

(perseorangan) mengapa tidak memakai plat kuning (angkutan umum)

72 Hasil Wawancara dengan Muhammad Fadhli Dasopang, Owner CV. Berkah Travel

Medan, pada tanggal 29 Oktober 2020.

102

dikarenakan adanya persaingan bisnis transportasi darat konvensional dan

transportasi berbasis aplikasi yang menimbulkan prokontra permasalahan bisnis

antara rental mobil dengan supir taksi online. Dalam Undang-Undang Nomor.

22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada Pasal 47 ayat (3)

menyebutkan dengan jelas bahwa kendaraan bermotor berdasarkan fungsinya

terbagi menjadi 2 (dua) yaitu Kendaraan Bermotor Umum (plat kuning) dan

Kendaraan Bermotor Perseorangan (plat hitam). Oleh karena itu kata “Fungsi”

di Pasal tersebut mempunyai arti untuk kendaraan bermotor umum (plat kuning)

dan kendaraan bermotor perseorangan (plat hitam) yang menyatakan perubahan

bentuk desaian kendaraan yang telah ditetapkan Agen Tunggal Pemegang Merek

(ATPM) yang hanya menjual kendaraan dalam bentuk sasis (mesin dan

kerangka) seperti untuk Bis, mini Bis (Metromini, Kopaja), angkot serta bajaj.

Dengan demikian bahwa Kendaraan Bermotor Perseorangan (plat hitam)

tidak dapat dikategorikan sebagai Kendaraan Bermotor Umum (plat kuning)

dikarenakan kendaraan Bermotor Perseorangan (plat hitam) didesaian dan dibuat

sesuai standar pabrikan atau ATPM yang telah melakukan uji kelayakan dan

keselamatan sampai kenyamanan.

Urusan sewa-menyewa kendaraan pribadi juga mengharuskan adanya

pembayaran sesuai kesepakatan kedua pihak, yaitu penyewa dan yang

menyewakan mobil seperti yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (KUHPer) kesepakatan itu bisa berupa jarak tempuh lamanya dan waktu

pemakaian atau jenis kendaraan yang disewakan.

103

Jadi, sekali lagi perlu diingat bahwa Undang-Undang Nomor. 22 Tahun

2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tidak mengatur penggunaan

kendaraan bermotor perseorangan (plat hitam) karena kendaraan ini masuk

dikategorikan private property atau hak milik pribadi. Negara dan Undang-

Undang tidak dapat mengatur penggunaan atau pemakaian hak milik pribadi

seseorang hanya saja mengatur segala sesuatu yang menyangkut kepentingan

publik atau umum dan sesuatu yang menyangkut penggunaan dan pemakaian

hak milik pribadi dasar hukumnya adalah Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (KUHPer) dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).73

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pihak penyewa yaitu CV. Berkah

Travel Medan ialah :

”Pihak Perusahaan tidak bertanggung jawab penuh atas kerusakan yang di

luar oleh asuransi hanya bertanggung jawab untuk mengurus klaim

asuransi dan membayar biaya klaimnya. Jadi pihak asuransi akan

menanggung segala kerusakan yang dialami semasa sewa-menyewa

berjalan. Hal ini dikarenakan setiap mobil rental telah dimiliki asuransi

sehingga pihak penyewa tidak akan dibebankan sepenuhnya untuk

kerusakan yang terjadi semasa sewa-menyewa”.74

Dalam penyelesaian sengketa mengenai biaya klaim yang akan dikeluarkan

oleh CV. Berkah Travel Medan ialah tidak selamanya akan mengeluarkan biaya

tersebut dari kas perusahaan. Pihak penyewa yang menggunakan mobil tersebut

hingga mengalami kerusakan juga akan diminta pertanggung jawaban. Hal

tersebut tergantung dari penyebab kecelakaan yang terjadi dan apabila

73 Riva Julianto, Kompasiana Plat Kuning VS Plat Hitam Kendaraan”,

www.kompasiana.com.cd n.amproject.org (27 Agustus 2021).

74 Hasil Wawancara dengan Muhammad Fadhli Dasopang, Owner CV. Berkah Travel

Medan, pada tanggal 29 Oktober 2020, Pukul 11.00 WIB.

104

kecelakaan tersebut adalah kelalaian dari pihak penyewa, maka pihak

menyewakan meminta pertanggung jawaban si penyewa dengan mewajibkan

setengah dari biaya klaim yang harus dibayar oleh perusahaan.

Dalam KHES juga diatur sejumlah hal berkaitan dengan penyelesaian

hukum atas kerugian akibat kecelakaan oleh penyewa rental mobil. Sebagaimana

di dalam penyelesaian hukum tersebut pasti ada unsur force majeure atau sering

diterjemahkan sebagai “keadaan memaksa” merupakan keadaan di mana

seorang debitur terhalang untuk melaksanakan prestasinya karena keadaan atau

peristiwa yang tidak terduga pada saat dibuatnya kontrak, keadaan atau peristiwa

tersebut tidak dapat dipertanggung jawabkan.

Mengenai hal diatas telah diatur dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah

(KHES) Pasal 268 sampai 270 yaitu tentang memelihara objek ijarah,

tanggung jawab kerusakan dan nilai serta jangka waktu ijarah yang

menjelaskan bagaimana tanggung jawab penyewa terhadap barang yang

disewanya. Dalam Pasal 268 KHES menyebutkan bahwa “Pemeliharaan

objek ijarah adalah tanggung jawab pihak penyewa kecuali ditentukan lain

dalam akad artinya penyewa disini wajib menjaga atau memelihara mobil

yang disewanya dari keadaan yang dapat melanggar ketentuan perjanjian,

kecuali jika penyewa menggunakan supir dari pihak rental”. Sedangkan

Pasal 269 ayat (1) KHES menjelaskan “Kerusakan objek ijarah karena

kelalaian pihak penyewa adalah tanggung jawab penyewa, kecuali

ditentukan lain dalam akad, artinya adalah pihak penyewa wajib

bertanggung jawab atas kerusakan mobil sewanya yang disebabkan tindakan

penyewa itu sendiri karena kurang hati-hati atau lalai”, dan Pasal 269 ayat

(2) menjelaskan bahwa “Jika objek ijarah rusak selama masa akad yang

terjadi bukan karena kelalaian penyewa, maka pihak yang menyewakan

wajib menggantinya, artinya jika mobil yang disewakan dalam keadaan

kurang baik dan tidak di cek oleh pihak yang menyewakan kemudian penyewa

mengalami kecelakaan pada masa seewa hingga mengakibatkan mobil rusak,

maka pihak yang menyewakanlah yang harus mengganti rugi”.

Meskipun sudah diatur secara jelas akan tetapi tetap saja terjadi

penyimpangan yang dilakukan oleh para pihak dalam keadaan memaksa,

105

dalam perjanjian hal tersebut biasa dikenal dengan istilah wanprestasi atau

overmacht. Dalam perjanjian sewa-menyewa mobil pihak penyewa harus

bertanggung jawab dan kerugian yang timbul pada barang yang disewa

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1564 KUHPerdata dikatakan bahwa si

penyewa bertanggung jawab untuk segala kerusakan.

Kemudian Pasal 270 Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah menyebutkan

penyewa wajib membayar objek ijarah yang rusak berdasarkan waktu yang

telah digunakan dan besarnya ijarah ditentukan melalui musyawarah,

maksudnya adalah si penyewa wajib membayar uang sewa sesuai dengan

waktu sewanya dan membayar ganti rugi dari kerusakan mobil yang

disewanya, untuk besarnya nominal sewa dan ganti rugi ditentukan melalui

musyawarah.75 Apabila objek ijarah yang berada dibawah pengawasan

pemilik rusak maka hak upah dan pekerjaan yang dilakukan seseorang

pekerja mesti dipenuhi. Namun apabila pekerjaan berada dibawah

pengawasan pihak pekerja maka ia tidak berhak mendapatkan upah karena

barang yang dikerjakan rusak sebelum dapat diserah terimakan. Sebagaimana

Pasal 1564 KUHPerdata menyatakan bahwa “si penyewa bertanggung jawab

untuk segala kerusakan yang diterbitkan pada barang yang disewa selama

waktu sewa, kecuali jika ia membuktikan bahwa kerusakan itu terjadi di luar

salahnya”.

Adapun cara penyelesaian hukum tentang Kerugian dalam sewa-

menyewa jasa rental mobil perspektif Wahbah Az-Zuhaili, mendefinisikan

dalam hal muamalah khususnya ijarah, Islam telah memberikan garis-garis

atau aturan-aturan hukum, dalam hal ini tentang tanggung jawab dalam

tanggungan barang antara pihak yang menyewakan dan yang menyewa.76

75 Andrie Soemitra, Hukum Ekonomi Syari’ah dan Fiqh Muamalah (Jakarta : Prenada

Media,2019),h.119.

76 Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rusyd, Bidayah al-Mujtahid, Juz no.2

(Beirut : Dar al-Fikr),h.165.

106

Sedangkan, ungkapan dari tokoh kontemporer Wahbah Az-Zuhaili juga

tentang dhaman atau ta’widh dalam penyelesaian kerugian yang yang

ditimbulkan sebagai berikut:

رالواقعتغطية ه و:التعويض يالض مانفيالمام صل ال(٨٧)أوالخطأبالتعد :ويضأوالتعالض

رهوإزالة ر تلف...الحىطصالحكإ٫عيناالض الم كإعادةمكانعندالكانكماصحيحاوإعادت ه أوجبر

ا(٩٤)لمثليالتعويض وحبتعدرذلكفإن٬صحيحاالمكس ور الخسارة الخسارة والمصالحضيياع وأم

و ستقبلة أي)كدةالم كمأصلفيعنهاض ي عوفالية المعنوأودبية الضرار أوال(الم لن٬الفقهيالح

ود الموالمال ه والتعويضمحل حقق ج م وفعالالم تقو ٬الضماننظرية٬حيليالزوهبة()٩٦)شرعاالم

٬١٩٩٨دمشق٬دارالفكر

Artinya :“Ta’widh (ganti rugi) adalah menutup kerugian yang terjadi akibat

pelanggaran atau kekeliruan” (h.87)”Ketentuan umum yang berlaku pada

ganti rugi dapat berupa pertama, menutup kerugian dalam bentuk benda

(dharar/bahwa) seperti memperbaiki dinding, kedua memperbaiki benda

yang dirusak menjadi utuh kembali seperti semula selama dimungkinkan,

seperti mengembalikan benda yang dipecahkan menjadi utuh kembali.

Apabila hal tersebut sulit dilakukan, maka wajib menggantinya dengan benda

yang sama (sejenis) atau dengan uang”(h.94). Sementara itu hilangnya

keuntungan dan terjadinya kerugian yang belum pasti di masa akan datang

atau kerugian immateril, maka menurut ketentuan hukum fiqh hal tersebut

tidak dapat diganti (dimintakan ganti rugi). Hal ini karena objek ganti rugi

adalah harta yang ada dan konkret serta harganya (diijinkan syariat untuk

memanfaatkannya)”(h.96).

Dari perktaan Wahbah Az-Zuhaili diatas menyatakan bahwa mengganti

kerugian ditinjau dari ketentuan umum, hanya boleh dilakukan oleh seseorang

si penyewa yang telah melakukan pelanggaran dalam kegiatan akad yang

telah disepakati. Oleh karena itu, pihak penyewa harus bertanggung jawab

apabila barang sewaan itu mengalami kerusakan baik kelalaian atau terjadi

akibat kecelakaan wajib untuk menggantinya dengan benda yang sama

(sejenis) atau dengan uang sesuai perjanjian tertulis.

107

Di dalam hukum Islam ganti rugi (Dhaman/Ta’widh) hanya boleh

dilakukan atas pihak yang dengan sengaja atau karena kelalaian melakukan

sesuatu yang menyimpang dari ketentuan akad yang menimbulkan kerugian

pada pihak lain. pertama, karena tanggung jawab karena pelanggaran atas

kemashalatan, dan kedua, karena demi harta.

Adapun beberapa permasalahan yang telah diuraikan diatas bahwa

penulis akan menganalisa penyelesaian sengketa sewa-menyewa dalam

pembayaran asuransi kerugian akibat kecelakaan ditinjau dari KHES

diantaranya :

3. Penulis menganalisa, masih banyak masyarakat yang menganggap

sepele dalam hal ganti rugi dalam menyewa barang sewaan, karena

pihak penyewa memiliki hak yang lebih berkuasa atas menikmati barang

sewaannya apabila ada kejadian diluar dugaan pihak penyewa atau

masyarakat hanya memberikan uang dendanya saja tanpa melihat

kerusakan dari mobil disewa. Namun dalam KHES sudah diatur Pasal

313 ayat (2) dan jumlah biaya kerugian yang ditanggung penyewa saat

mengalami kerusakan, kelalaian atas penyewa sendiri.

Dari temuan penelitian lapangan, penulis menemukan bahwa benar

masih adanya masyarakat menganggap sepele hal mengganti kerugian

sewa-menyewa sehingga dianggap seperti hal yang lumrah dilakukan

seorang penyewa, hanya dengan membayar sejumlah uang dendanya

lalu permasalahan tersebut selesai. Mereka berpendapat bahwa kerugian

108

yang terjadi tidak ditanggung oleh penyewa. Pada dasarnya pihak

penyewa memiliki kewajiban yang wajib untuk dipenuhi memiliki

itikad baik akibat kesalahan si penyewa itu sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan owner CV. Berkah

Travel Medan karena didalam surat perjanjian sewa kendaraan diatur

tanggung jawab penyewa terhadap objek sewa, larangan apa saja yang

dilarang terhadap objek sewa serta pernyelesaian masalah terjadi

wanprestasi terhadap kontrak dan langkah apa saja yang patut diambil.

Setiap objek sewa telah memiliki asuransi sebagai dasar garansi setiap

penyewa.

Cara penyelesaian hukum tentang kerugian ijarah yang diatur dalam

KHES adalah Pasal 301 berbunyi “Untuk menyelesaikan suatu proses

akad ijarah, pihak-pihak yang melakukan akad harus mempunyai

kecakapan melakukan perbuatan hukum”, dan KHES Pasal 313 ayat (2)

berbunyi “Apabila benda rusak selama masa akad terjadi bukan karena

kelalaian penyewa, maka yang menyewakan wajib menganggantinya”.

Apabila ternyata salah satu pihak tidak dapat memenuhi perjanjian atas

prestasinya, alangkah baiknya mengerjakan yang telah diatur dalam

perjanjian. Melakukan peneguran secara tertulis atau yang biasa dikenal

somasi dengan jangka waktu tertentu atau cukup. Apabila penyewa

tidak mengindahkan teguran tersebut maka pihak yang merasa dirugikan

dapat melaksanakan gugatan ke Pengadilan.

109

Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah menekankan

juga keharusan mengindahkan peraturan-peraturan yang ditetapkan dan

tidak melakukan apa yang diistilahkan dengan pelanggaran terhadap

ketentuan agama atau persyaratan yang telah disepakati.77

Beberapa alasan yang menyebabkan masyarakat di Kel. Helvetia

Timur Kec. Medan Helvetia tidak mengetahui atau memahami KHES

dalam sewa-menyewa hanya saja segitu kerusakan segitu juga diganti

kerugian.

4. Penulis menganalisa, dalam kasus ini pihak penyewa mengembalikan

objek sewa dengan keadaan rusak, maka pihak penyewa wajib untuk

bertanggung jawab atas segala kerusakan yang disebabkan olehnya

kecuali penyewa tersebut melakukan kesalahan dengan menunjukkan

buktinya.

Dari temuan penelitian penulis untuk memperkuat informasi dengan

melakukan wawancara terhadap salah satu pemilik rental mobil yang

lain. Bahwa pernah terjadi kasus seperti itu tetapi tetap pihak pemilik

yang mengganti karena pemilik memang merasa ada kerusakan pada

mobil yang akan disewakan dan sebelum mobil diserahkan dan

seharusnya pemilik wajib mengecek ulang keadaan mobil secara cermat

dan teliti.

77 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an

(Ciputat : Lentera Hati,2001),h.393.

110

Adapun penyewa tidak melaksanakan apa yang tercantum dalam

naskah perjanjian dan menjadi kewajibannya dalam perjanjian, yaitu

kerusakan yang terjadi karena kelalaian penyewa sepenuhnya menjadi

tanggung jawab penyewa. Untuk itu penyewa harus memiliki kewajiban

untuk mengganti biaya perbaikan atas kerusakan pada mobil yang

ditimbulkannya, kecuali jika ia membuktikan bahwa kerusakan itu

terjadi di luar kesalahannya. Penyewa juga menuturkan bahwa tidak

hanya handle mobil yang dalam keadaan longgar tetapi juga keadaan

mobil yang sering mogok disebabkan karena ketidak beresan sistem

bahan bakar dan ada juga bagian-bagian di dalam yang memang sudah

rusak.

111

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Penyelesaian Hukum tentang

Kerugian Akibat Kecelakaan oleh Penyewa Jasa Rental Mobil Ditinjau dari

Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah Studi Kasus CV. Berkah Travel Kota

Medan yang telah diuraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Penyelesaian hukum tentang perjanjian sewa-menyewa mobil di

CV. Berkah Travel Medan berupa keterlambatan ataupun kerusakan

akibat kecelakaan maupun kelalaian oleh penyewa, maka pihak

rental mengacu kepada surat perjanjian (tertulis) yang dimiliki oleh

rental mobil CV. Berkah Travel Medan atau melakukan perjanjian

secara lisan (tidak tertulis), hanya saja pihak CV. Berkah Travel

Medan untuk melakuakn penyelesaian kasus seperti ini dengan

penyewa dilakuakn secara kekeluargaan (damai) terlebih dahulu dan

membicarakan kerugian ditanggung si penyewa dengan membayar

denda dan memperbaiki mobil yang rusak. Selain itu apabila

penyewa tidak membayar kerugian atas kesalahannya yang sudah

tertera dalam surat perjanjian/lisan, maka si penyewa dikatakan

wanprestasi. Tujuan dari CV. Berkah Travel untuk menyelesaikan

masalah secara kekeluargaan dengan tidak merugikan salah satu

pihak akan lebih baik guna untuk menjaga nama baik rental dengan

112

tetap mempertahankan konsumennya agar dapat keuntungan dalam

melakukan sewa untuk selanjutnya.

2. Bahwa akibat hukum dari adanya wanprestasi dalam perjanjian

sewa-menyewa adalah dengan membayar ganti kerugian yang

diderita oleh pihak yang menyewakan. Kerugian tersebut berupa

kewajiban untuk membayar biaya kerusakan mobil oleh pihak

penyewa sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.

Sedangkan upaya yang dilakukan CV. Berkah Travel Medan

terhadap terjadinya wanprestasi dalam hal kerusakan mobil adalah

lebih mengutamakan menempuh jalan kekeluargaan yaitu

musyawarah dan mufakat karena pihak yang menyewakan mobil

ingin menampilkan citra yang baik dan penuh pengertian sehingga

penyewa dapat terus menjadi pelanggan yang bisa mengerti

keuntungan kepada perusahaan yang menyewakan. Namun apabila

salah satu pihak tidak dapat memenuhi tuntutan kepada pihak

tersebut atas pemenuhan janjinya, baik dengan cara yang diatur

dalam perjanjian melakukan peneguran secara tertulis (somasi)

dengan jangka waktu yang cukup dan bila penyewa tidak

mengindahkan teguran tersebut, maka pihak yang merasa dirugikan

dapat melakukan gugatan di Pengadilan Negeri.

3. Hubungan Hukum yang terjadi antara para pihak dalam pelaksanaan

perjanjian sewa-menyewa rental mobil yang telah diasuransikan

telah tertuang dalam kontrak suatu perjanjian sewa kendaraan,

113

dimana ketentuan-ketentuan yang ada di dalam kontrak tersebut

harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian. Disini

pihak penyewa hanya membayar 50% (lima puluh) persen untuk

barang sewaan mengalami kerusakan setelah dibawa ke bengkel

asuransi dan ini belum termasuk dengan denda keterlambatan

ataupun lainnya. Jika tidak ada kesalahan dalam

kecelakaan dapat dipidana berdasarkan ketentuan Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana, tanggung jawab yang diberikan perusahaan

hanya tunjangan asuransi dan tidak memberikan santunan kepada

konsumen karena harus sesuai dengan Pasal 19 ayat (1) UU Nomor

8 Tahun 1999 perlindungan konsumen pelaku usaha wajib

memberikan ganti rugi kepada konsumen yang merasa dirugikan

akibat jasa yang terorganisir. Dalam KHES sudah diatur Pasal 269

ayat (1) adapun menerangkan penyelesaian tidak sesuai dengan

Pasal 39 (a) KHES yang menyebutkan bahwa “Sanksi pembayaran

ganti rugi dapat dijatuhkan apabila phak yang melakukan

wanprestasi setelah dinyatakan wanprestasi, tetap melakukan

wanprestasi”. Dalam HES sudah menetapkan aturan-aturan dalam

menyelesaikan sebuah perkara, cara untuk menyelesaikan perkara

wanprestasi di atas adalah dengan memilih non-litigasi yaitu

penyelesaian sengketa dalam Hukum Ekonomi Syari’ah. Dalam

kasus tersebut tidak seharusnya pemilik rental mobil telah

melakukan kelalaian berupa tidak melakukan pengecekkan ulang

114

sebelum mobil disewakan yang mana si penyewa mengetahui akan

kemungkinan terjadinya akibat yang dapat merugikan pihak

penyewa.

B. SARAN

Adanya saran penulis berdasarkan hasil dari penelitian mengenai

Penyelesaian Hukum Tentang Kerugian Akibat Kecelakaan Oleh Penyewa

Jasa Rental Mobil Ditinjau Dari KHES di CV. Berkah Travel Medan,antara

lain sebagai berikut :

1. Bagi rental mobil sebaiknya terhadap penyewa mobil

memberitahukan tentang kewajiban-kewajiban yang harus penyewa

lakukan selama menyewa mobil tertutama mengenai naskah

perjanjian (surat perjanjian) yang harus ditunjukkan kepada

penyewa sebelum melakukan transaksi. Selain itu, seharusnya

pemilik juga melakukan pengecekkan ulang terhadap mobil yang

disewakan sebelum mobil itu disewakan kepada penyewa. Hal ini

dilakukan oleh penyewa agar merasa memiliki tanggung jawab

sebagai penyewa dan supaya pemilik terhindar dari penyewa yang

selalu mengelak atas apa yang dilakukannya yang berupa

wanprestasi;

2. Bagi penyewa sebaiknya membaca terlebih dahulu secara cermat

dan teliti isi dari naskah perjanjian atau memahami isi perjanjian

(lisan) sewa-menyewa atau bertanya tentang hak dan kewajibannya.

Sehingga, mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajibannya

115

untuk merawat dan menjaga barang sewaan dengan baik dan juga

termasuk seberapa besar tanggung jawab penyewa saat

menggunakan mobil yang disewanya ataupun ketika terjadi

kerusakan pada mobil yang disewanya;

3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat meneliti mengenai

berbagai macam kegiatan muamalah yang dilakukan oleh

masyarakat khususnya praktik muamalah, karena hal ini sangat

penting bagi masyarakat dalam hal bermuamalah agar terhindar dari

kesalahan seperti yang ditetapkan oleh hukum Islam.

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Agama, Dapartemen RI. Al-Qur’an dan Terjemahan Proyek Pengadaan

Kitab Suci Al-Qur’an. Bandung : Al-Jumanatul Ali, 2005.

Al-Bugha, Musthafa ‘Dib. Buku Pintar Transaksi Syari’ah. Jakarta Selatan :

Hikmah, 2009.

Ali, Hasan. Berbagai Macam Transaksi dalam Islam. Ciputat : PT. Raja

Grafindo, 2002.

Amalia, Euis. Sejarah Ekonomi Islam. Jakarta : Grama Publishing, 1996.

Amriani, Nurnaningsih. Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di

Pengadilan. Jakarta : Rajawali Press, 2012.

Anshari, Abdul Ghafur. Reksadana Syari’ah. Bandung : Rafika Aditama,

2008.

Antonio, M.Syafi’i. Bank Syari’ah Wacana Ulama dari Cendikiawan. Jakarta

: Tazkiyah Institut, 1999.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta

: Rineka Cipta, 2002.

Az-Zuhaili, Wahbah. Fiqh Islam. Jilid 5. Jakarta : Gema Insani, 2011.

Bang, Tim Puslit. Lektur Keagamaan Pedoman Transliterasi Arab-Latin. Cet

ke-5. Jakarta : Proyek Pengkajian dan Pengembangan Lektur

Pendidikan Agama, 2003.

Basyir, Ahmad Azhar. Asas-Asas Hukum Muamalah dan Hukum Perdata

Islam. Yogyakarta : UII Press, 2000.

Bin Rusyd’ Muhammad bin Ahmad bin Muhammad. Bidayah al-Mujtahid.

Juz no. 2. Beirut : Dar al-Fikr, 2007.

Dewi, Gemala dkk. Hukum Perikatan Islam di Indonesia. Jakarta : Kencana,

2006.

Djamil, Fathur Rahman. Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi

Lembaga Keuangan Syari’ah. Jakarta : Sinar Grafika, 2012.

Fakultas Syari’ah dan Hukum, Tim Penyusun. Metode Penelitian Hukum

Islam dan Pedoman Penulisan Skripsi. Medan : UIN SU, 2017.

Fauzan, Muhammad. Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah. Cet ke-2. Jakarta

: PT. Kharisma Putra Utama, 2017.

Fuady, Munir. Hukum Kontrak. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1999.

Hadi, Sustrisno. Metode Research. Cet ke-1.Yogyakarta : Penerbit Psikolog

UGM, 1990.

Hanitjo, Ronny Soemitra. Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri.

Semarang : Ghalia Indonesia, 1988.

Harahap, M. Yahya. Hukum Acara Perdata. Jakarta : Sinar Grafika, 2006.

Hasan, Ahmad. Soal Jawab tentang Berbagai Masalah Agama. Semarang :

Diponegoro, 2000.

Huda, Nurul. Baitul Mal Wa Tamwil. Jakarta : Amzah, 2016.

Husman, Husaini. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara, 1996.

Kadir, Abdul Muhammad. Hukum Perdata Indonesia. Bandung : PT. Citra

Aditya Bakti, 2010.

Karim, Helmi. Fiqh Muamalah. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002.

Manan, Abdul. Hukum Ekonomi Syari’ah. Jakarta : Penada Media, 2012.

Mertokusumo, Sudikno. Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Yogyakarta :

Liberty, 2003.

Mujahidin, Ahmad. Kewenangan dan Prosedur Penyelesaian Sengketa

Ekonomi Syari’ah di Indonesia. Yogyakarta : PT. Dana Bakti, 1995.

Nasir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia, 1998.

Perneko, Yudha Agus. Hukum Perjanjian Asas Personalitas dalam Kontrak

Komersial. Jakarta : Kencana, 2013.

Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah. Cet ke-13 terj. Kamaluddin A. Marzuki.

Bandung : al-Ma’arif, 2008.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-

Qur’an. Ciputat : Lentera Hati, 2001.

Simanjuntak, P.N.H. Hukum Perdata Indonesia. Jakarta : Kencana Prenada,

2015.

Soemitra, Andrie. Hukum Ekonomi Syari’ah dan Fiqh Muamalah. Jakarta :

Prenada Media, 2019.

Subagyo, Joko P. Metodelogi Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta, 1991.

Subekti. Aneka Perjanjian. Bandung : Citra Aditya, 1995.

Subekti. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Bandung : Alumni, 1989.

Sunggono, Bambang. Metodelogi Penelitian Hukum. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2009.

Syafi’i, Imam. Kitab Al-Umm.

Syaifudin, Fuad. Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtasid. Jilid 2. Jakarta

Timur: Pustaka al-Kausar, 2016.

Tijtrosodiro dan Subekti. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Pasal 1564

Bab ke-7 bagian ke-1. Jakarta : Pradnya Paramita, 2004.

Wahyuningsih, Wiwik. Perancangan Kontrak dan Memorandum of

Understanding. Jakarta : PT. Sinar Grafika.

B. ARTIKEL/JURNAL SITUS INTERNET

Ammar, Muhammad. Konsensual dan Rill Perjanjian.

http://wwwkonsensualperjanjian.com, 25 November 2020.

Ari, Muhammad. Ensiklopedi Hadist 9 Imam, Hadist Bukhari nomor.2162.

http://hadissewamenyewa.com, 9 Juli 2020.

Kaliviana, Ridhwan. Pengertian Hukum. https://tugasjurnalhukum.com. 16

Oktober 2020.

Kelurahan, Kepala. Badan Pusat Statistik Data Penduduk Kelurahan

Helvetia Timur 2019. 19 November 2020.

Rahmaiba, Mayang. Hukum Islam Sewa-Menyewa. https://hukumIslamsewa-

menyewa.com, 26 September 2020.

Sarifah. Jejak Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah.

https://www.hukumonline.com. 15 September 2020.

C. WAWANCARA

Dasopang, Muhammad Fadhli. Interview held during meeting of the Owner

CV. Berkah Travel. Kecamatan. Medan Helvetia,22 Februari 2020,

Pukul 13.00 WIB.

Dasopang, Muhammad Fadhli. Wawancara Pribadi. Kecamatan Medan

Helvetia, 17 Oktober 2020, Pukul 11.00 WIB.

Dasopang, Muhammad Fadhli. Wawancara Pribadi. Kecamatan Medan

Helvetia, 29 Oktober 2020, Pukul 10.00 WIB.

Dasopang, Muhammad Fadhli. Wawancara Pribadi. Kecamatan Medan

Helvetia, 29 Oktober 2020, Pukul 10.35 WIB.

Rizky, Dimas. Wawancara Pribadi. Kecamatan Medan Helvetia, 5 November

2020.

LAMPIRAN (DOKUMENTASI)

UNIT MOBIL RENTAL CV. BERKAH TRAVEL

UNIT BUS CV. BERKAH TRAVEL MEDAN

KECELAKAAN MOBIL RENTAL

PENULIS WAWANCARA DENGAN OWNER CV. BERKAH TARVEL MEDAN

PENANDATANGANAN SURAT BALASAN DARI CV. BERKAH TRAVEL MEDAN

BROSUR MOBIL RENTAL CV. BERKAH TRAVEL MEDAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 19 Februari

1997, Putri pertama dari pasangan Bapak Salman Matondang dan Ibu Elvi Nuriani

Nasution.

Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat SD di SD Negeri 060849 di Jalan

Karya II, Kecamatan Sei Agul pada tahun 2009, tingkat SMP di SMP YPI Amir

Hamzah Medan di Jalan Meranti Nomor 1 Medan, Kecamatan Medan Petisah pada

tahun 2012, dan tingkat SMA di SMA Negeri 12 Medan di Jalan Cempaka,

Kecamatan Medan Helvetia. Kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Syari’ah

dan Ilmu Hukum UIN Sumater Utara mulai tahun 2015.

Pada masa menjadi mahasiswi, penulis mengikuti berbagai aktivitas

kemahasiswaan/kepemudaan, antara lain Organisasi Forum Kajian Ilmu Syari’ah

(FOKIS) serta aktif dalam kegiatan Remaja Masjid Ar-Ridho (RIMA).

DAFTAR WAWANCARA

A. Daftar Wawancara Terhadap Owner CV. Berkah Travel

1. Bagaimana sejarah CV. Berkah Travel Medan ?

2. Bagaimana struktur organisasi CV. Berkah Travel Medan ?

3. Bagaimana bentuk dan syarat sewa-menyewa pada rental mobil ?

4. Apa saja hak dan kewajiban masing-masing para kedua belah pihak ?

5. Berapa biaya sewa bila penyewa mengerental mobil di CV. Berkah

Travel Medan, baik setengah hari atau sehari penuh ?

6. Apakah semua mobil sudah di asuransikan ?

7. Apakah CV. Berkah Travel Medan menyediakan supir untuk jasa

rental?

8. Ketika dalam perjalanan, mobil tersebut mengalami kerusakan pada

mesin, aki, oli maupun ban itu bagaiamana ?

9. Kejadian apa saja yang pernah terjadi saat penyewa menyewakan mobil

di CV. Berkah Travel ?

10. Apakah pernah terjadi wanprestasi (ingkar janji penyewa) untuk

melunasinya dan bagaimana mekanisme cara penyelesaian tersebut ?

B. Daftar Wawancara Terhadap Penyewa

1. Menurut anda, apakah anda nyaman menggunakan mobil rental di CV.

Berkah Travel Medan ?

2. berapa biaya yang anda keluarkan untuk menyewa mobil ?

3. Apabila anda memakai supir jasa rental mobil, berapa selisih biaya yang

harus anda bayarkan?

4. Apa yang harus anda lakukan jika terjadi kerusakan minor pada mobil

yang anda sewa?

HASIL WAWANCARA

A. Owner CV. Berkah Travel Medan

1. Bagaimana sejarah CV. Berkah Travel Medan ?

Jawaban : CV. Berkah Travel berdiri Tahun 2017, dahulunya saya

seorang mahasiswa yang pernah menjadi agen rental mobil, dulu saya

pakai mobil orang dulu untuk merentalkan ke orang lain, dengan

menabung dan merintis dari bawah saya baru bisa membuka usaha

rental mobil, pada saat berdirinya rental mobil setahun kemudian pada

Tahun 2018 usaha rental mobil saya ada kerjasama mitra dengan

pemilik mobil lain tapi diutamakan keluarga atau tetangga terlebih

dahulu.

2. Bagaimana struktur organisasi CV. Berkah Travel Medan ?

Jawaban : struktur organisasi secara kekeluargaan saja tetapi tetap ada

karyawan dengan 5 driver dan 2 marketing rental dan 2 survey lokasi

rumah si penyewa mobil rental.

3. Bagaimana bentuk dan syarat sewa-menyewa pada merental mobil ?

Jawaban : kadang bentuk nya tertulis kadang tidak, yang tidak itu bagi

penyewa yang dekat dengan saya seperti keluarga atau tetangga, disetiap

itu saya selalu beri surat perjanjian untuk sebagai bukti tulis. Syarat

menyewa nya adalah Photo Copy KTP (Kartu Tanda Penduduk), KTM

(Kartu Tanda Mahasiswa), SIM (Surat Izin Mengemudi), STNK (Surat

Tanda Nomor Kendaraan), dan menandatangani kontrak akad.

4. Apa saja hak dan kewajiban masing-masing para kedua belah pihak ?

Jawaban : ada beberapa yang harus dipenuhi oleh penyewa dan

menyewakan, dan itu sudah saya terangkan pada saat sebelum penyewa

memakai mobil.

5. Berapa biaya sewa bila penyewa mengerental mobil di CV. Berkah

Travel Medan, baik setengah hari atau sehari penuh ?

Jawaban : yang setengah hari itu sekitar Rp 200.000.00,- (dua ratus ribu

rupiah) ini mobil yang untuk 7 (tujuh) atau 8 (delapan) orang dengan

mobil Xenia dengan waktu 6 jam mulai dari mengambil mobil, kalau

untuk sehari penuh tergantung penyewa mau pakai mobil apa tetapi

harga sekitar Rp 300.000.00,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai Rp

350.000.00,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah), beda kalau minta waktu

perpanjangan ya.

6. Apakah semua mobil sudah di asuransikan ?

Jawaban : Asuransi All risk semua.

7. Apakah CV. Berkah Travel Medan menyediakan supir untuk jasa

rental?

Jawaban : di CV. Berkah Travel sudah menyediakan supir. Itu

tergantung penyewanya ngomongnya termasuk driver atau enggak,

kalau ada janji janji tersendiri, kalau misalkan pak drivernya mau saya

bayar sendiri, yaudah jadi ke saya Cuma bayar mobilnya aja, tapi resiko

tetap ditanggung penyewa dan supirnya nanti.

8. Ketika dalam perjalanan, mobil tersebut mengalami kerusakan pada

mesin, aki, oli maupun ban itu bagaiamana ?

Jawaban : itu semuanya tanggung jawab penyewa. Kalau ban itu ada

ban serepnya, nanti saat pengembalian di cek ternyata penyewa

menggunakan ban tersebut, nanti kita klaim untuk penggantian bannya.

Pokoknya selama kerusakan itu disebabkan penyewa berarti itu

tanggung jawab penyewa, kecuali kerusakan sudah dari sini.

9. Kejadian apa saja yang terjadi saat penyewa menyewakan mobil di CV.

Berkah Travel?

Jawaban : banyak, ada kecelakaan ringan seperti lecet body mobil,

kadang hilang spion, yang paling beratnya mobil terbalik, pernah 2 (dua)

bulan yang lalu mobil rental saya dilarikan si penyewa sampai 5 hari

tidak balik, ditelpon juga tidak aktif, jadi karena saya punya beberapa

mitra dan teman jadi saya bisa minta tolong kepada mereka.

10. Apakah pernah terjadi wanprestasi (ingkar janji penyewa) dan

bagaimana mekanisme cara penyelesaian tersebut ?

Jawaban : pernah, karena penyewa hanya membayar uang sewa nya

saja, tetapi saya tetap cara penyelesaiannya dengan kekeluargaan saja,

kalau parah dan tidak bisa di bicarakan lagi baru bawa kepengadilan.

B. Penyewa Rental Mobil

1. Menurut anda, apakah anda nyaman menggunakan mobil rental di CV.

Berkah Travel Medan ?

Jawaban : Nyaman, bersih dan juga enak dibawak mobilnya.

2. berapa biaya yang anda keluarkan untuk menyewa mobil ?

Jawaban : Sewa mobil sekitar Rp 300.000.00,- (tiga ratus ribu rupiah),

BBM (Bahan Bakar Minyak) sekitar Rp 200.000.00,- (dua ratus ribu

rupiah), waktu terjadi kerusakan kemarin hampir banyak juga kak, karna

ada nota pembayaran dari bengkel lalu juga di musyawarahkan di

perusahaan itu.

3. Apabila anda memakai supir jasa rental mobil, berapa selisih biaya yang

harus anda bayarkan?

Jawaban : Waktu itu tidak pakai supir tetapi lepas kunci jadi tanggung

jawab sepenuhnya yah.. kepada penyewa, dulu juga di tawarkan pakai

supir atau tidak, biaya supir itu Rp 150.000,00,- (seratus lima puluh

rupiah) sampai dengan Rp 200.000.00,- (dua ratus ribu rupiah) itu

belum makan supir atau sebagainya.

4. Apa yang harus anda lakukan jika terjadi kerusakan pada mobil yang

anda sewa?

Jawaban : saya akan bertanggung jawab, terlebih dahulu saya laporkan

ke pihak CV. Berkah Travel.