penyelesaian hukum tentang kerugian akibat
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of penyelesaian hukum tentang kerugian akibat
PENYELESAIAN HUKUM TENTANG KERUGIAN AKIBAT
KECELAKAAN OLEH PENYEWA JASA RENTAL MOBIL DITINJAU
DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARI’AH
(Studi Kasus CV. Berkah Travel Kota Medan)
SKRIPSI
OLEH :
HABIBAH CHAIRANI MATONDANG
NIM. 24.15.3.037
FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2021 M/1443 H
PENYELESAIAN HUKUM TENTANG KERUGIAN AKIBAT
KECELAKAAN OLEH PENYEWA JASA RENTAL MOBIL DITINJAU
DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARI’AH
(Studi Kasus CV. Berkah Travel Kota Medan)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Dalam Ilmu Syari’ah
pada Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah (Muamalah) Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum
UIN Sumatera Utara
OLEH :
HABIBAH CHAIRANI MATONDANG
NIM. 24.15.3.037
FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2021 M/1443 H
iv
IKHTISAR
Skripsi ini berjudul: PENYELESAIAN HUKUM TENTANG KERUGIAN
AKIBAT KECELAKAAN OLEH PENYEWA JASA RENTAL MOBIL
DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH (Studi Kasus
CV. Berkah Travel Kota Medan). Seiring dengan perkembangan zaman bahwa
bisnis sewa-menyewa kendaraan bermobil pada saat ini semakin meningkat baik
permintaan dari masyarakat umum sampai wisatawan. Dari perkembangan usaha
rental mobil di CV. Berkah Travel Medan juga memiliki beberapa pihak mitra
untuk bekerjasama dalam meningkatkan kepuasaan pelanggannya, dari sisi tersebut
sering pula terjadinya macam-macam permasalahan yang ditemukan di CV. Berkah
Travel seperti ingkar janji membayar denda, melarikan mobil, mengalami
kecelakaan ringan hingga berat dan keterlambatan pengembalian mobil, dari
permasalahan tersebut pihak perusahaan menyelesaikan masalah dengan mufakat,
sehingga dari permasalahan tersebut pasti ada timbul kedua belah pihak merasa
dirugikan dan terjadi wanprestasi. Adanya wanprestasi yaitu suatu bentuk
perjanjian antara kedua belah pihak melakukan kesepakatan, dengan salah satu
pihak telah melakukan pelanggaran atau kelalaian dalam perjanjian di CV. Berkah
Travel Medan.
Hal ini mengandung unsur pelanggaran atau wanprestasi dalam ekonomi akan
dijelaskan dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES). Penelitian ini
merupakan tipe penelitian Normative Empiris dengan metode penelitian lapangan
dengan menggabungkan pendekatan Conceptual Approach dan Living Case
Approach. Data di kumpulkan dengan melalui wawancara dan studi dokumen. Data
yang telah dikumpulkan di olah dengan menggunakan metode kualitatif dan di
jabarkan secara deskriptif dan analisis dengan menggunakan logika berfikir
deduktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelesaian hukum kerugian
seharusnya pemilik rental mobil melakukan pengecekkan ulang sebelum mobil
disewakan kepada pelanggannya, dan pihak penyewa harus selalu berhati-hati
membawa mobil sewaan agar tidak timbul kerugian antara kedua belah pihak,
adapun tinjauan dari menerapkan biaya 1 (satu) objek barang yang disewa,
mempunyai upaya penyelesaian yang ditempuh oleh CV. Berkah Travel bila terjadi
wanprestasi adalah dengan melakukan musyawarah untuk membicarakan
pembayaran denda, asuransi dan resiko dengan memberikan jangka waktu, apabila
penyewa tidak melakukan kesalahan dalam sewa-menyewa maka pihak penyewa
akan meminta ganti rugi atas nama baiknya.
v
KATA PENGANTAR
Subhanallah wal hamdulillah segala puji bagi ilahi rabbi, rabb semesta alam
Allah Swt , rabb yang menciptakan tujuh langit tanpa tiang dan tujuh bumi tanpa
gantungan, rabb yang menggenggam jiwa ini, rabb tempat satu-satunya memohon
petunjuk dan pertolongan. Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain
Allah Swt, yang Maha Esa dan tiada sekutu baginya. Dan saya bersaksi bahwa
sesungguhnya Nabi Muhammad Saw adalah utusanya. Sholawat bermahkotakan
salam kepada habibullah Nabi Muhammad Saw, sosok mempesona yang membawa
kita menuju kemuliaan Islam. Semoga kita senantiasa menghidupkan sunnah-
sunnah beliau disetiap aktivitas kita sehingga menjadi generasi rabbani, muslim
yang beriman, berilmu, dan berakhlaqul karimah.
Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana
Hukum (S-1) jurusan muamalah UIN SU Medan dengan judul “Penyelesaian
Hukum tentang Kerugian Akibat Kecelakaan Oleh Penyewa Jasa Rental
Mobil Ditinjau dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (Studi Kasus CV.
Berkah Travel Kota Medan)”.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini banyak mendapatkan
tantangan maupun kesulitan, terutama dalam mengumpulkan bahan-bahan bacaan,
investigasi dilapangan, kemampuan yang terbatas serta kendala lainnya, oleh
karena itu skripsi ini tidak akan pernah berjalan lancar tanpa adanya bantuan dari
para beberapa pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Teristimewa kepada ayahanda yang luar biasa Salman Matondang dan
ibunda tercinta Elvi Nuriani Nasution yang telah memberikan dukungan
moril dan materil mulai dari penulis lahir sampai saat ini hingga menjadi
sarjana. Terima kasih yang tak terhingga untuk do’a yang selalu di
panjatkan demi kelancaran penulisan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA selaku rektor UIN Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Ardiansyah,Lc,.MA selaku dekan Fakultas Syariah Dan Hukum
UIN Sumatera Utara.
vi
4. Ibu Tetty Marlina Tarigan,SH.,M.Kn selaku ketua Jurusan Hukum Ekonomi
Syariah (muamalah) Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Sumatera Utara.
5. Bapak Dr. Mustafa Kamal Rokan, MH selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Annisa Sativa,SH,M.Hum selaku pembimbing II sekaligus pembimbing
akademik yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan
pengarahan dan motivasi kepada penulis selama perkulihan dan
menyelesaikan skripsi ini.
7. Dosen-Dosen Pengajar Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Sumatera Utara.
Yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
8. Kepada sahabatku Ok M. Fariz Rizki, Selawati (Allahu yarham) dan
Nurahma Harefa yang telah membantu dan memberikan semangat kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi dan sukses untuk kita sahabatku.
9. Terima kasih kepada Kakanda Riyanda Perdana,S.Kom yang telah
meluangkan waktu dan tidak hentinya memberikan support dan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Seluruh teman-teman seperjuangan Muamalah A angkatan 2015. Dalam
kondisi senang dan susah tetap saling membantu, menyemangati dalam
penyusunan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, masih banyak terdapat kekurangan dan masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis menerima
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca hingga pada akhirnya
penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya
mahasiswa/i Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (muamalah). Semoga Allah Swt
selalu meridhoi atas jasa dan bantuan serta motivasi yang diberikan pada penulis.
Medan, 10 Juni 2021
Penulis
HABIBAH CHAIRANI MATONDANG
NIM: 24.15.3.037
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
1. Konsonan
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan huruf dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan
dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda dan sebagian lain
dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus.
Huruf Arab Nama Huruf Latin Huruf Latin Nama
Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا
Ba B Be ب
Ta T Te ت
Sa Ṡ es (dengan titik di atas) ث
Jim J Je ج
Ha ḥ ha (dengan titik di bawah) ح
Kha Kh Ka dan h خ
Dal D De د
Ẑal Ẑ zet (dengan titik di atas) ذ
Ra R Er ر
Zai Z Zet ز
Sin S Es س
Syin Sy Es ش
Sad ṣ Es dan ye ص
Dad ḍ de (dengan titik di bawah) ض
Ta ṭ Tte (dengan titik di bawah) ط
Za ẓ zet (dengan titik di bawah) ظ
Ain .᾽. Koma terbalik di atas‘ ع
Gain G Ge غ
Fa F Ef ف
Qaf Q Ki ق
viii
Di bawah ini disajikan daftar huruf Arab transliterasinya dengan huruf Latin :
2. Vocal Tunggal
Vocal bahasa Arab seperti vocal bahasa Indonesia, terdiri dari vocal tunggal
atau menoftong dan vocal rangkap atau diftong.
a. Vocal Tunggal
Vocal tunggal adalah vocal tunggal bahasa Arab yang lambangnya
berupa tanda atau harkat transliterasinya sebagai berikut :
Kaf K Ka ك
Lam L El ل
Mim M Em م
Nun N En ن
Wau W We و
Ha H Ha ه
Hamzah ..’.. Apostrof ء
Ya Y Ye ي
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fathah A A
Kasrah I I
Dommah U U
ix
b. Vocal Rangkap
Vocal rangkap adalah vocal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa
gabungan antara harkat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf sebagai
berikut:
Tanda dan Huruf Nama Gabungan Nama
Fathah dan ya Ai a dan i ۑ
Fathah dan wau Au a dan u ....و
3. Maddah
Maddah adalah vocal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,
transliterasinya berupa huruf dan tanda.
Harkat dan
Huruf
Nama Huruf dan Tanda Nama
Fathah dan alif atau ya Ā a dan garis di atas .…,.…ى..
Kasrah dan ya ḻ i dan garis di bawah . …,…ى
Dommah dan wau Ū u dan garis diatas …و
4. Ta Marbutah
Transliterasi untuk ta marbutah ada dua.
a. Ta Marbutah hidup yaitu ta marbutah yang hidup atau mendapat harkat
fathah, kasrah dan dommah, transliterasinya adalah /t/.
b. Ta Marbutah Mati yaitu ta marbutah yang mati atau mendapat harkat
sukun, transliterasinya adalah /t/.
Kalau pada suatu kata yang akhir katanya ta marbutah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta
marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).
x
5. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan
sebuah tanda-tanda syaddah atau tanda tasydid. Dalam transliterasi ini tanda
syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan
huruf yang diberi tanda syaddah itu.
6. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu :
namun dalam tulisan transliterasinya kata sandang itu dibedakan antara kata ,ال
sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah dengan kata sandang yang diikuti oleh
huruf qomariah.
a. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiah
Kata sandang yang diikuti huruf syamsiah adalah kata sandang yang
diikuti oleh huruf syamsiah di transliterasikan sesuai dengan bunyinya,
yaitu huruf /t/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang
langsung diikuti kata sandang itu.
b. Kata sandang yang diikuti huruf qomariah
Kata sandang yang diikuti huruf qomariah adalah kata sandang yang
diikuti oleh huruf qomariah di transliterasikan sesuai dengan aturan
yang digariskan didepan dan sesuai dengan bunyinya.
xi
7. Hamzah
Dinyatakan didepan daftar transliterasi Arab-Latin bahwa hamzah di
transliterasi dengan apostrof. Namun, itu hanya terletak di tengah dan diakhir
kata. Bila hamzah itu diletakkan diawal kata, ia tidak dilambangkan, karena
dalam tulisan Arab berupa alif.
8. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata baik fi’il, isim, maupun harf ditulis terpisah. Bagi
kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang sudah lazim
dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harkat yang dihilangkan
maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut bisa dilakukan dengan 2
(dua) cara bisa dipisah perkata dan bisa pula dirangkaikan.
9. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem kata sandang yang diikuti huruf tulisan Arab huruf
capital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga.
Penggunaan huruf capital seperti apa yang berlaku dalam EYD, diantaranya
huruf capital digunakan untuk menulis skan huruf awal, nama diri dan
permulaan kalimat. Bila nama diri itu dilalui oleh kata sandang, maka yang
ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf
awal kata sandangnya.
Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku dalam tulisan
Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan
kata lain sehingga ada huruf atau harkat yang dihilangkan, huruf kapital tidak
dipergunakan.
xii
10. Tajwid
Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman
transliterasi ini merupakan bagian tak terpisahkan dengan ilmu tajwid, karena
itu keresmiam pedoman transliterasi ini perlu disertai dengan pedoman tajwid.1
1 Tim Puslit bang Lektur Keagamaan, Pedoman Transliterasi Arab – Latin,cet.ke-5
(Jakarta : Proyek Pengkajian dan Pengembangan Lektur Pendidikan Agama,2003)h.5.
xiii
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. i
PERSETUJUAN .............................................................................................. ii
PENGESAHAN...............................................................................................iii
IKHTISAR ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
KONSONAN ARAB-LATIN ......................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DAFTAR ILUSTRASI................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 16
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 16
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 17
E. Kajian Terdahulu ...................................................................... 18
F. Kerangka Pemikiran ................................................................. 19
G. Batasan Istilah .......................................................................... 20
H. Kerangka Teoritis ..................................................................... 21
I. Hipotesis ................................................................................... 25
J. Metode Penelitian ..................................................................... 25
K. Sistematika Pembahasan ........................................................... 29
xiv
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Perjanjian Sewa-Menyewa ...................................... 31
B. Asas-Asas Perjanjian Sewa-Menyewa ...................................... 36
C. Syarat Sah dan Rukun Sewa-Menyewa ..................................... 39
D. Penggolongan Perjanjian Sewa-Menyewa ................................. 51
E. Hak dan Kewajiban Para Pihak Sewa-Menyewa ...................... 55
F. Pembatalan dan Pengembalian Barang Sewa-Menyewa ............ 58
G. Resiko dan Hukum Tanggung Jawab Sewa-Menyewa ............... 61
BAB III LETAK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS KECAMATAN
MEDAN HELVETIA KELURAHAN HELVETIA TIMUR
SERTA BIOGRAFI PERUSAHAAN CV. BERKAH
TRAVEL KOTA MEDAN
A. GAMBARAN UMUM
1. Letak Geogarfis................................................................... 71
2. Letak Demografis ............................................................... 73
B. GAMBAR UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah Berdiri Perusahaan CV. Berkah Travel Medan........ 78
2. Paparan Data Perusahaan CV. Berkah Travel Medan .......... 82
3. Sistem Praktik Pelaksanaan Penyewaan .............................. 84
4. Sistem Perjanjian Perusahaan ............................................. 87
5. Sistem Ganti Rugi Perusahaan ............................................ 89
xv
BAB IV ANALISIS PENYELESAIAN HUKUM TENTANG
KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN OLEH PENYEWA
JASA RENTAL MOBIL DITINJAU DARI KOMPILASI
HUKUM EKONOMI SYARI’AH DI CV. BERKAH
TRAVEL KOTA MEDAN
A. Penyelesaian Sengketa Sewa-Menyewa Jasa Rental Mobil
Dengan Cara Musyawarah Oleh CV. Berkah Travel ............... 90
B. Penyelesaian Sengketa Sewa-Menyewa Jasa Rental Mobil
CV. Berkah Travel di Pengadilan ............................................ 95
C. Penyelesaian Sengketa Sewa-Menyewa Jasa Rental Mobil
Melalui Pembayaran Asuransi Kerugian Akibat Kecelakaan
Oleh Penyewa Ditinjau dari KHES 100
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 111
B. Saran ....................................................................................... 114
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Tabel Halaman
Tabel 1.1 Prasarana Pemerintahan Kel. Helvetia Timur 74
Tabel 1.2 Daftar Hadir Kepala Lingkungan Kel. Helvetia Timur 74
Tabel 1.3 Jumlah Jenis Kelamin Penduduk Tahun 2019 75
Tabel 1.4 Jenis Pekerjaan Penduduk Kel. Helvetia Timur 76
Tabel 1.5 Sarana Pendidikan Kel. Helvetia Timur 77
Tabel 1.6 Nama-Nama Perusahaan Jasa Rental Mobil 77
Tabel 1.7 Daftar Nama Unit Mobil Rental CV. Berkah Travel 83
Tabel 1.8 Daftar Harga Sewa Mobil Rental CV. Berkah Travel 86
xvii
DAFTAR ILUSTRASI
Nomor Gambar Judul Gambar Halaman
Gambar 2.1 Alur Sewa-Menyewa Mobil terjadinya Wanprestasi 65
Gambar 2.2 Struktur Organisasi CV. Berkah Travel Medan 81
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini perkembangan arus globalisasi ekonomi dunia dan kerjasama
di bidang perdagangan dan jasa berkembang sangat pesat. Masyarakat
semakin banyak meningkatkan dirinya dalam suatu perjanjian dengan
anggota masyarakat lainnya, sehingga kemudian timbul bermacam-macam
perjanjian. Suatu perjanjian juga harus memenuhi syarat sah perjanjian
yakni kata sepakat, kecakapan, hal tertentu dan suatu sebab yang halal agar
perjanjian menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang
membuatnya.
Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan.
Memang perikatan itu paling banyak lahir dari perjanjian, tetapi ada juga
perikatan yang lahir dalam undang-undang. Salah satu contoh adalah
perjanjian sewa-menyewa jasa rental mobil. Mobil merupakan salah satu
alat transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat karena dengan
menggunakan mobil seseorang dapat berpergian ke satu tempat dengan
nyaman karena dapat terlindungi dari cuaca yang tidak bersahabat seperti
2
hujan dan panas terik matahari. Dengan kerja sama dengan manusia lain
akan lebih mudah keinginannya tercapai atau kepentingannya terlindungi.2
Sejalan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kendaraan untuk
keperluan bisnis, keperluan wisata, hingga keperluan pemenuhan gengsi
semata. Hal ini menjadikan peluang bisnis rental mobil menjadi bisnis yang
menjanjikan. Sebagaimana diketahui Sewa- menyewa merupakan hal yang
lumrah dilakukan oleh masyarakat dan merupakan salah satu bentuk
interaksi yang sering dilakukan. Sewa-menyewa selain digunakan sebagai
lahan bisnis juga merupakan bentuk kepedulian sosial antar sesama
masyarakat, yang kemudian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini menjadi
salah satu solusi kepedulian sosial apabila dilihat dari keguanaan dan
manfaat atas barang yang disewakan.
Perjanjian sewa-menyewa menimbulkan hak dan kewajiban antara
penyewa dan yang menyewakan. Kewajiban pihak yang menyewakan
adalah menyerahkan barangnya untuk dinikmati oleh penyewa sedangkan
kewajiban penyewa adalah membayar harga sewa.3 Jadi, barang diserahkan
tidak untuk dimiliki seperti halnya dalam jual beli, tetapi hanya untuk
dipakai, dinikmati kegunaannya dengan demikian maka penyerahaan
barang yang bersifat menyerahkan kekuasaan belaka untuk digunakan atas
barang yang disewa tersebut.
2 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar (Yogyakarta : Liberty,
2003),h.1.
3 Subekti, Aneka Perjanjian (Bandung : Citra Aditya, 1995),h.40.
3
Kegiatan sewa-menyewa diatas merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh subjek hukum dimana akan mengakibatkan suatu perbuatan
hukum bagi pihak-pihak yang melakukan salah satu akad yang telah
disebutkan di atas. Oleh karena itu maka diperlukan adanya aturan
mengenai perlindungan hukum baik terhadap pihak-pihak yang
bersangkutan maupun benda yang di jadikan objek dalam kegiatan tersebut,
perlindungan hukum itu sendiri berfungsi untuk melindungi pihak-pihak
tertentu dari kegiatan yang sekiranya di kemudian hari terjadi kelalaian dari
salah satu pihak atau terjadinya wanprestasi dan kemungkinan-
kemungkinan lain di luar dugaan dalam kegiatan tersebut.
Sewa-menyewa atau ijarah telah banyak diatur dalam banyak aspek
maupun perundang-undangan, baik dari segi hukum positif maupun hukum
Islam, diantaranya yakni diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPerdata), Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI), Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) maupun buku
fiqh muamalah yang lainnya.4
Bahkan dalam Al-Qur’an maupun hadist ijarah atau sewa-menyewa
juga banyak diatur, salah satunya yaitu dalam firman Allah SWT dalam
surah Az-Zukhruf ayat 32 berbunyi :
4 Hasan Ali, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Ciputat : PT. Raja Grafindo
Persada, 2002),h.229.
4
عيشتهم في ٱلحي أهم يقسمون رحمت رب ك نحن قسمنا بينه ا وة ٱلدني م م
ت ل يتخذ ب ا ورحمت ورفعنا بعضهم فوق بعض درج عضهم بعضا سخري
ا يجمعون م ٣٢رب ك خير م
Artinya : “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami
telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang
lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan
sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang
mereka kumpulkan”.(QS.Az-Zukhruf : 32).5
Dari yang disebutkan di atas dalam Islam sewa-menyewa di istilahkan
dengan al-Ijarah. Ijarah merupakan transaksi sewa-menyewa atau suatu
upah-mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu.6 sedangkan, ijarah
menurut Fatwa MUI Nomor.09/DSN/MUI/IV/2000 pegertian akad
pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu
dengan pembayaran sewa (ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan itu sendiri.7
Oleh karena itu dijelaskan bahwa upah sewa- menyewa hanya terjadi
pada akad, yakni sesuatu yang direlakan dan upah dijadikan penukar
manfaat yang di ridhoi oleh kedua belah pihak yang berakad.
5 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Al- Jumanatul -
Ali, 2005), h.83. 6 Abdul Ghafur Anshari, Reksadana Syari’ah (Bandung : Refika Aditama, 2008),h.25.
7 M. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Wacana Ulama dan Cendikiawan (Jakarta :
Tazkiyah Institut,1999),h.155.
5
Jika penentuan biaya dilakukan dengan memaksa pembeli menerima
biaya yang tidak mereka ridhoi, maka tindakan ini tidak dibenarkan oleh
agama. Sesuai dengan firman Allah SWT QS. Ath-Thalaq ayat 6 berbunyi:
ن وجدكم ول تض وهن لتضي قوا عليهن أسكنوهن من حيث سكنتم م وإن ار
ت حمل فأنفقوا علي ن حملهن فإن أرضعن لكم هن حتى يضع كن أول
اتوهن أجورهن وأتمروا بينكم بمعروف ۥ ف وإن تعاسرتم فسترضع له
٦أخرى
Artinya : “Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat
tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka
untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (istri-istri yang sudah
di talak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya
sampai mereka melahirkan kandungannya, kemudian jika mereka
menyusukan (anak-anak) mu maka berikanlah imbalannya kepada mereka
dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik dan
jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan
(anak itu) untuknya”.(QS.Ath-Thalaq : 6).
Pada ayat di atas Allah Swt, memerintahkan kepada bapak untuk
memberikan upah kepada wanita yang menyusui anak-anak mereka. Ini
menunjukkan bahwa upah merupakan hak bagi wanita yang menyusui anak.
Namun, hak itu hanya akan ada bila ada akad. Jika ia menyusui tanpa akad
(untuk diupah), berarti ia bersedekah. Orang yang bersedekah
(mutabarri’ah) tidak berhak atas apa pun.8 Oleh sebab itu, ayat di atas
menjadi dalil pula untuk disyariatkan, maka dalam hal ini dimaksud dengan
sewa-menyewa itu adalah pengambilan manfaat dari suatu benda dapat
berupa seperti kendaraan, rumah dan manfaat karya seperti pemusik, bahkan
8 Musthafa Dib Al-Bugha, Buku Pintar Transaksi Syari’ah (Jakarta Selatan : Hikmah
(PT Mizan Publika, 2009),h.145.
6
dapat juga berupa karya pribadi seperti pekerja. Dalam syari’at Islam, Ijarah
adalah jenis akad untuk mengambil manfaat dengan kompensasi.9
Kejadian dilapangan terhadap penyelesaian hukum tentang kerugian
akibat kecelakaan pada jasa rental mobil, pasti ada resiko yang sering
terjadi pada CV. Berkah Travel dengan penyewa sehingga mengalami
kerugian terhadap kedua belah pihak tersebut, dimana CV. Berkah Travel
memiliki core business yaitu menyewakan kendaraan pribadi, kendaraan
yang disewakan sebagian besar adalah mobil keluarga, MPV, sedan dan
mobil sekelas travel. Pihak CV. Berkah Travel juga menyediakan bus
pariwisata dan antar jemput dari Kualanamu sampai tour dalam kota dan
luar kota.
Di CV. Berkah Travel mengenai resiko yang pernah terjadi pada saat
kendaraan dalam masa penyewaan yaitu, resiko kecelakaan, keterlambatan
pengembalian mobil sampai dengan kehilangan mobil dengan
melimpahkan sepenuhnya tanggung jawab kepada si penyewa dan adapun
beberapa pembagian tangguang jawab yang tertera di CV. Berkah Travel
untuk penyewaan mobil dengan supirnya.
Apabila keterlambatan pengembalian penyewaan mobil maka akad
yang disewa telah batal atau putus karena telah lewat batas waktunya dan
pihak yang menyewakan menuntut ganti rugi, sebagaimana ketentuan yang
9 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Cet.13,Terj. Kamaluddin A.Marzuki (Bandung : Al-Maarif,
1998),h.7-8.
7
telah disepakati bahwa dikenakan denda overtime 10% (sepuluh persen)
perjam dari jumlah harga sewa, di CV. Berkah Travel untuk kompensasi
keterlambatan oleh penyewa diberikan bonus 1 (satu) jam keterlambatan
pengembalian (tidak dipungut biaya).
Apabila penyewa terlambat 3 (tiga) jam pertama maka akan dikenakan
Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dan apabila terlambat pengembalian
lebih dari 3 (tiga) jam keatas maka akan dikenakan Rp 100.000,- (seratus
ribu rupiah) jika kemudian terlambat 12 (dua belas) jam akan dikenakan Rp
150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) dan apabila juga penyewa
terlambat pengembalian hampir 1 (satu) hari lebih dari batas waktu maka
akan dikenakan Rp 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) untuk dari itu uang
denda nya kembali seperti awal menyewa mobil sesuai dengan kesepakatan
yang dibuat tertulis atau lisan mengenai keterlambatan barang sewaan.
Namun resiko yang sering terjadi pada CV. Berkah Travel adalah
resiko kecelakaan ringan seperti lecet body mobil, ban mobil koyak, bamper
rusak dan resiko kecelakaan berat seperti kecelakaan mobil terbalik dan
sebagainya. Terjadinya resiko kecelakaan ini dikarenakan kelalaian pihak
penyewa, sesuai dengan persetujuan sewa-menyewa yang telah disepakati
bersama.10
Ketentuan ganti rugi kehilangan atau keterlambatan, apabila penyewa
tidak membayar ganti rugi sewa setelah dilakukan peringatan atau teguran
10 Muhammad Fadhli Dasopang, Interview held during meeting of the Owner CV.Berkah
Travel, Kec. Medan Helvetia,Sumatera Utara,22 Februari 2020,Pukul 13.00 WIB.
8
sesudah waktu yang diperjanjikan oleh pihak yang menyewakan dan
penyewa tidak mampu melunasinya, maka barang jaminan berupa sepeda
motor dan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) ditahan oleh pihak yang
menyewakan, dan pihak yang menyewakan akan menjual barang jaminan
untuk mengganti denda kehilangan atau keterlambatan barang sewaan
karena penyewa dianggap sudah melakukan wanprestasi atau ingkar janji.
Setelah Penulis mewawancarai pihak Owner Rental Mobil CV. Berkah
Travel mengatakan bahwa dalam usaha rental mobil resiko-resiko yang
mungkin terjadinya kerusakan atau kecelakaan di jalan ketika mobil masih
disewa oleh penyewa yang menyebabkan kondisi mobil rusak parah dan
membutuhkan banyak biaya untuk perbaikan kembali. Kemudian resiko
terjadinya kehilangan atau mobil yang sedang dicuri secara diam-diam
ketika sedang diparkir sebentar. Kemungkinan terjadinya perampokan
terhadap mobil rental juga sering terjadi.
Kasus yang kini banyak terjadi adalah mobil rental dilarikan atau dijual
oleh si penyewa kepada orang lain tanpa sepengetahuan pemilik rental
mobil. Demikianlah beberapa hal yang mungkin terjadi sehubungan dengan
resiko dalam rental mobil. Kemudian mengenai pertanggungan resiko
terhadap mobil yang dijadikan objek sewa-menyewa di CV. Berkah Travel
perusahaan tidak mau mengambil resiko dalam usahanya, oleh karena itu
setiap mobil yang dititipkan dalam kongsi ini harus diasuransikan terlebih
dahulu setiap unit mobil yang dimilikinya memliki bermacam-macam
asuransi. Begitu pula dengan biaya service, peralatan dan suku cadang
9
mobil menjadi tanggungan pemilik mobil. Sebagai contoh, bila harga sewa
dari semua mobil adalah sebanyak Rp 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah)
sesuai ketentuan waktu yang sudah diperjanjikan bila pakai supir mungkin
upahnya mulai dari Rp 150.000 (seratus lima puluh ribu rupiah) sampai
dengan Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) dan juga belum untuk uang
makan supir bila penyewa memakai supir, dan uang bensin ditanggung oleh
si penyewa, jika tidak pakai supir atau dikatakan lepas kunci apabila ada hal
yang terjadi kehilangan atau kerusakan mobil akibat kecelakaan, maka
pihak perusahaan tidak menanggung ganti rugi tetapi diselesaikan dengan
secara kekeluargaan. jika penyewa tidak menanggung ganti rugi pihak
pemilik rental akan membawakan permasalahan tersebut ke pengadilan.
Oleh karena itu penerapan biaya ganti kerugian yang diterapkan oleh
pemilik rental mobil di Kecamatan Medan Helvetia dengan cara kedua
belah pihak penyewa dan pemilik rental menyelesaikan permasalahn nya
secara kekeluargaan baik itu kerusakan yang dialami penyewa atau
kerusakan dari pemilik rental itu sendiri.
Para ulama mengemukakan alasan kebolehan ijarah berdasarkan hadist
dibawah ini :
Dari al Sunnah Hadist Riwayat Bukhari :
المخابرة لوتركت لطاوس عمروقلت : قال سفيان ثنا حد هللا عبد بن علي ثنا حد باب
ي : قل عنه نهى وسلم عليه هللاصلى النبي اأن يزعمون فااإنهم عطيهم إن ي عمرو اأ اأ
غنيهم علمهم وإن واأ هللارضي س عبا ابن يعني اخبربي اأ ن : عنهما صلى النبي أ
10
ن قال ولكن عنه ينه لم وسلم عليه هللا أن من خيرله أخاه كم اأحد يمنح اأ عليه خذ يأ
.خرجامعلوما
Artinya :”Telah menceritakan kepada kami Ali bin’Abdullah telah
menceritakan kepada kami Sufyan berkata’Amru : Aku berkata kepada
Thowus:”Mengapa tidak kau tinggalkan sewa-menyewa sementara mereka
beranggapan bahwa Nabi Saw melarang mereka ?” Dia, yaitu’Amru
berkata : “Sungguh aku telah memberi dan mengenalkan pengetahuan
yang cukup kepada mereka dan sesungguhnya orang yang paling mengerti
dari mereka telah mengabarkan kepada ku, yakni Ibnu’Abbas r.a. bahwa
Nabi Saw tidak melarang dari itu tetapi beliau bersabda :”Seorang dari
kalian memberikan kepada saudaranya lebih baik baginya dari pada dia
mengambil dengan upah tertentu”.(HR.Bukhari).”11
Adapun hadist menjelaskan tentang Ijarah :
أن ع م قالعنههللارضيمالكبننس ج ل ىهللارسولطي ب ةا بوح ر س لم و ع ليه هللاص ل هف أ م
اع ن ب ص ر م أ م رو ففواا نل هأه ت م ن يخ ام ر ه خ (أحمدمسلموخاريالبرواه)ج
Artinya :“Dari Anas bin Malik r.a. ia berkata : Rasulullah Saw berbekam
dengan Abu Thayyibah. Kemudian beliau menyuruh memberinya satu sha’
gandum dan menyuruh keluarganya untuk meringankannya dari
berkharaj”. (HR.Al-Bukhari dan Muslim dan Ahmad).12
Salah satu ungkapan yang bertentangan terjadi dilapangan dengan
perkataan Imam asy-Syairazi asy-Syafi’i berkata, “Bila barang sewaan
rusak pada masa digunakan oleh penyewa tanpa ada kesalahan darinya,
maka penyewa tidak wajib menggantinya yang demikian itu karena penyewa
menggunakan barang sewaan dalam rangka mendapatkan hak guna yang
telah ia miliki. Sebagai konsekuensinya ia tidak wajib mengganti kerusakan
tersebut”.
11 Muhammad Ari, “Ensiklopedi Hadist 9 Imam, Hadist Bukhari No.2162,”
http://www.hadistsewa-menyewa.com (9 Juli 2020),h.40.
12 Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rusyd, Bidayah al-Mujtahid , Juz no.2
(Beirut : Dar al-Fikr,) ,h.165.
11
Demikian juga apabila kerusakan itu diakibatkan oleh orang lain, orang
yang disewa tidak harus mengganti rugi,akan tetapi ganti rugi dibebankan
kepada orang yang mengakibatkan kerusakan itu sendiri.13 Tidak dibenarkan
adanya penambahan ganti kerugian apabila terjadi diluar dari kesalahan
konsumen karena itu merupakan kezaliman. Pendapat tokoh fikih
kontemporer Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan tentang pengertian ijarah
yaitu:
معلوم بعوص واإلباحة للبنل ابلة مباحة دة مقصو مة معلو منفعة على عقد
Artinya : “Ijarah adalah suatu perjanjian atas manfaat yang diketahui,
disengaja, yang bisa diserahkan kepada pihak lain secara mubah dan upah
yang bisa diketahui”.
Sedangkan, ungkapan dari tokoh kontemporer Wahbah Az-Zuhaili
tentang dhaman atau ta’widh atas penyelesaian kerugian yang ditimbulkan
sebagai berikut:
ررالواقع تغطية هو : يض التعو ي الض مان في المام صل ال ( ٨٧) أوالخطأ بالتعد الض : ض وي أوالتع
ر هوإزالة ر كإعادة مكان عنداإل كان كما صحيحا وإعادته ف أوجبرالمتل . . . الحى ط كإصالح , عينا الض
و لمثلي التعويض وجب لك تعدرذ فإن ٬صحيحا المكسور ا( ٩٤) النقدي أ ال و المصالح ضيياع وأم خسارة
الخسارة وال ( المستقبلة أي) كدة غيرالمو المنتظرة لأص في عنها ض يعو فال المعنوية أو ضرارالدبية أ
م و ال فع محقق ال جود المو المال هو التعويض محل لن ٬الفقهي الحكم ٬ حيلي زال وهبة( )٩٦) شرعا المتقو
١٩٩٨ ٬دمشق ٬ دارالفكر ٬ الضمان نظرية
Artinya :“Ta’widh (ganti rugi) adalah menutup kerugian yang terjadi
akibat pelanggaran atau kekeliruan”(h.87)“Ketentuan umum yang berlaku
pada ganti rugi dapat berupa pertama, menutup kerugian dalam bentuk
benda (dharar/bahaya) seperti memperbaiki dinding, kedua memperbaiki
benda yang dirusak menjadi utuh kembali seperti semula selama
13 Imam Syafi’i, Kitab Al-Umm, h.805.
12
dimungkinkan, seperti mengembalikan benda yang dipecahkan menjadi
utuh kembali. Apabila hal tersebut sulit dilakukan, maka wajib
menggantinya dengan benda yang sama (sejenis) atau dengan uang”(h.94).
Sementara itu hilangnya keuntungan dan terjadinya kerugian yang belum
pasti di masa akan datang atau kerugian immateril, maka menurut
ketentuan hukum fiqh hal tersebut tidak dapat diganti (dimintakan ganti
rugi). Hal ini karena objek ganti rugi adalah harta yang ada dan konkret
serta harganya (diijinkan syariat untuk memanfaatkannya)” (h.96).
Dari perkataan Wahbah Az-Zuhaili diatas menyatakan bahwa
mengganti kerugian ditinjau dari ketentuan umum, hanya boleh dilakukan
oleh seorang si penyewa yang telah melakukan pelanggaran dalam kegiatan
akad yang telah disepakati. Oleh karena itu, pihak penyewa harus
bertanggung jawab apabila barang sewaan itu mengalami kerusakan baik
kelalaian atau terjadi akibat kecelakaan wajib untuk menggantinya dengan
benda yang sama (sejenis) atau dengan uang sesuai perjanjian tertulis.
Di dalam hukum Islam ganti rugi (Dhaman/Ta’widh) hanya boleh
dilakukan atas pihak yang dengan sengaja atau karena kelalaian melakukan
sesuatu yang menyimpang dari ketentuan akad dan menimbulkan kerugian
pada pihak lain. Menurut para fuqaha, tanggung jawab (dhaman) ada 2
(dua) macam, yaitu : pertama, karena tanggung jawab karena pelanggaran
atau kemashalatan, dan kedua, karena demi harta. Berkenaan dengan
terjadinya pelanggaran, maka semua ulama sepakat bahwa tanggung jawab
dipikul kepada penyewa. Tapi mereka berilhtilaf mengenai jenis
pelanggaran yang mengharuskan hal itu tidak mengharuskan hal itu, serta
pada kadarnya.14
14 Fuad Syaifudin, Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtasid Jilid ke-2 (Jakarta Timur :
Pustaka Al-Kausar,2016),h.429.
13
Meskipun sudah diatur secara jelas akan tetapi tetap saja ada kejadian
akibat kelalaian para penyewa yang menimbulkan kerusakan pada barang
sewa yaitu mobil, dalam perjanjian hal tersebut biasa itu dikenal dengan
istilah wanprestasi.
Dalam perjanjian sewa-menyewa mobil, pihak penyewa atau konsumen
harus bertanggung jawab atas segala kerusakan atau kerugian yang timbul
pada barang yang disewa sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 234 ayat (1) menyatakan “Pengemudi,pemilik
kendaraan bermotor, dan/atau perusahaan angkutan umum bertanggung
jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang dan/atau pemilik
barang dan/atau pihak ketiga karena kelalaian pengemudi”.
Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES), Ijarah adalah
sewa barang dalam jangka waktu tertentu dengan pembayaran. Sewa-
menyewa menjadi praktek muamalah yang masih banyak dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari hingga saat ini. Secara etimologi, Ijarah berarti
“upah” atau “ganti”, atau “imbalan”.
Dalam KHES juga diatur sejumlah hal berkaitan dengan penyelesaian
hukum atas kerugian akibat kecelakaan oleh penyewa rental mobil.
Sebagaimana di dalam penyelesaian hukum tersebut pasti ada unsur force
majeure atau sering diterjemahkan sebagai “keadaan memaksa”
merupakan keadaan di mana seorang debitur terhalang untuk melaksanakan
prestasinya karena keadaan atau peristiwa yang tidak terduga pada saat
dibuatnya kontrak, keadaan atau peristiwa tersebut tidak dapat
dipertanggung jawabkan, sementara si debitur tersebut tidak dalam keadaan
beritikad buruk.15 Peristiwa yang merupakan force majeure tidak termasuk
15 Munir Fuady, Hukum Kontrak (Bandung : PT Citra Aditya Bakti,1999),h.13.
14
ke dalam asumsi dasar dari para pihak ketika suatu kontrak dibuat. Dasar
hukum peristiwa force majeure Antara lain Pasal 1244, Pasal 1245, Pasal
1545 dan Pasal 1533 KUHPerdata.
Dalam KHES terdapat sejumlah ketentuan berkaitan dengan keadaan
memaksa. Keadaan memaksa atau darurat adalah keadaan di mana salah
satu pihak yang mengadakan akad terhalang untuk melaksanakan
prestasinya (Pasal 40). Adakalanya dalam suatu transaksi kerugian timbul
karena murni adanya faktor resiko. Kewajiban memikul kerugian yang tidak
disebabkan kesalahan salah satu pihak dinyatakan sebagai resiko.
Jika disebutkan dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah banyak
Pasal yang berkenaan dengan benda Ijarah, terutama mengenai
pemeliharaan Objek Ijarah, Tanggung Jawab Kerusakan, dan Nilai serta
Jangka Waktu Ijarah pada Pasal 268 “Pemeliharaan objek Ijarah adalah
tanggung jawab pihak penyewa kecuali ditentukan lain dalam akad”. Pada
Pasal 269 ayat (1) berbunyi “Kerusakan objek ijarah karena kelalaian
pihak penyewa adalah tanggung jawab penyewa,kecuali ditentuka lain
dalam akad”, ayat (2) berbunyi “Jika objek ijarah rusak selama masa akad
yang terjadi bukan karena kelalaian penyewa, maka pihak yang
menyewakan wajib menggantinya”, dan ayat (3) berbunyi “Jika dalam
akad ijarah tidak ditetapkan mengenai pihak yang bertanggung jawab atas
kerusakan objek ijarah, maka hukum kebiasaan yang berlaku dikalangan
mereka yang dijadikan hukum”.16
Meskipun sudah diatur secara jelas akan tetapi tetap saja terjadi
penyimpangan yang dilakukan oleh para pihak dalam keadaan memaksa,
dalam perjanjian hal tersebut biasa dikenal dengan istilah wanprestasi dan
overmacht. Dalam perjanjian sewa-menyewa mobil pihak penyewa harus
bertanggung jawab dan kerugian yang timbul pada barang yang disewa
16 Ibid,h.119.
15
sebagaimana dimaksud Pasal 1564 KUHPerdata dikatakan bahwa si
penyewa bertanggung jawab untuk segala kerusakan yang diterbitkan pada
barang yang disewa selama waktu sewa, kecuali jika ia membuktikan
bahwa kerusakan itu terjadi diluar salahnya.17
Dari pemaparan sebelumnya dapat dipahami bahwa peneliti menemukan
suatu masalah terkait kasus tersebut, sehingga menimbulkan pertanyaan
bagaimana penyelesaian sengketa sewa-menyewa rental mobil yang
dilakukan oleh CV. Berkah Travel secara musyawarah, bagaimana cara
penyelesaian sengketa wanprestasi dalam sewa-menyewa rental mobil CV.
Berkah Travel di Pengadilan dan bagaimana cara penyelesaian hukum
kerugian akibat kecelakaan oleh penyewa jasa rental mobil melalui
pembayaran asuransi dan tinjauan KHES.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai permasalahan tersebut yang akan penulis
tuangkan dalam sebuah Karya Ilmiah skripsi dengan judul: “Penyelesaian
Hukum Tentang Kerugian Akibat Kecelakaan Oleh Penyewa Jasa
Rental Mobil Ditinjau Dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah”
(Studi Kasus CV. Berkah Travel Kota Medan).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka masalah yang akan penulis bahas adalah
sebagai berikut :
17 Subekti dan Tjitrosodiro, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 1564 Bab 7
bagian ke-1 (Jakarta : Pradnya Paramita,2004),h.384
16
1. Bagaimana penyelesaian sengketa sewa-menyewa jasa rental mobil
dalam cara musyawarah oleh CV. Berkah Travel Medan ?
2. Bagaimana penyelesaian sengketa wanprestasi dalam sewa-menyewa
jasa rental mobil CV. Berkah Travel Medan di Pengadilan ?
3. Bagaimana penyelesaian sengketa sewa-menyewa jasa rental mobil
melalui pembayaran asuransi kerugian akibat kecelakaan oleh penyewa
ditinjau dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penyelesaian sengketa sewa-menyewa jasa rental
mobil dalam cara musyawarah oleh CV. Berkah Travel Medan;
2. Untuk mengetahui cara penyelesaian sengketa wanprestasi dalam sewa-
menyewa jasa rental mobil CV. Berkah Travel Medan di Pengadilan;
3. Untuk mengetahui cara penyelesaian sengketa sewa-menyewa jasa
rental mobil melalui pembayaran asuransi kerugian akibat kecelakaan
oleh penyewa ditinjau dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah
(KHES).
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan, kiranya penelitian ini dapat
berguna untuk :
1. Kegunaan Teoritis
Kegunaan teoritis dari penelitian ini sebagai bahan informasi dan
pengetahuan yang dapat dijadikan sumbangsih pemikiran bagi jurusan
muamalah tentang penyelesaian hukum tentang kerugian akibat
17
kecelakaan oleh penyewa jasa rental mobil. Hal ini bisa dijadikan tolak
ukur untuk menambah khazanah keilmuwan, baik ruang lingkup diskusi
atau kajian ilmiah yang ada;
2. Kegunaan Praktisi
a. Kegunaan Praktisi dari penelitian ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk lebih memperhatikan penyelesaian hukum
kerugian dengan hukum Islam yang berlangsung di Rental Mobil
Kecamatan Medan Helvetia Kelurahan Helvetia Timur;
b. Penelitian ini juga merupakan syarat untuk mendapatkan gelar SH
(Sarjana Hukum) di Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara.
E. Kajian Terdahulu
Kajian terdahulu diperlukan untuk mengetahui penelitian sebelumnya
serta bagian mana yang belum diteliti atau perlu mendapat perhatian dan
penelitian kembali.18 Kajian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
banyak karya tulis lain telah membahas permasalahan yang berkaitan
dengan penyelesaian hukum secara sewa-menyewa (Ijarah). Dari
18 Tim penyusun fakultas syari’ah dan hukum, Metode Penelitian Hukum Islam dan
Pedoman Penulisan Skripsi (Medan: UIN Sumatera Utara, 2017), h.34.
18
pengamatan penulis, penulis menemukan beberapa judul yang berkaitan
dengan hukum sewa-menyewa (Ijarah) diantaranya adalah :
Skripsi yang ditulis oleh Riza Widya Utami dengan judul Hukum
Menyewakan Rumah Untuk Tempat Perdukunan Perspektif Mazhab
Syafi’i. Hasil penelitian ini di awali dengan praktik menyewakan rumah
untuk tempat perdukunan perspektif Mazhab Syafi’i tidak sah (batal) dan
diharamkan. Berdasarkan perspektif Mazhab Syafi’i di mana melarang
mengambil upah dari perdukunan sehingga menyewakan rumah untuk
perdukunan diharamkan karena mengandung kemusyrikan dan tidak
memenuhi syarat sah dari sewa-menyewa dimana kemanfaatan benda harus
dibolehkan Syara’. Kesimpulan skripsi tersebut telah menjelaskan bahwa
hukum menyewakan rumah untuk tempat perdukunan dilarang dalam
hukum Islam, karena di dalam Hukum Islam tidak didapati aplikasi sewa-
menyewa rumah yang bertentangan dengan hukum Islam.
Permasalahan skripsi-skripsi diatas dengan penelitian ini adalah sama-
sama meneliti tentang penyelesaian hukum sewa-menyewa (Ijarah).
Perbedaan kasus dari skripsi diatas dengan penelitian ini adalah
penyelesaian hukum tentang kerugian akibat kecelakaan oleh penyewa jasa
rental mobil ditinjau dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah studi kasus
CV. Berkah Travel Kota Medan.
F. Kerangka Pemikiran
19
Usaha adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk mendapatkan
penghasilan berupa uang atau barang yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan mencapai kemakmuran hidup. Dalam melakukan
usaha, seorang pengusaha tidak akan dapat berjalan sendiri. Pasti
membutuhkan pekerja yang akan membantunya menjalankan roda bisnis
yang dijalankan. Meskipun sewa-menyewa dihalalkan dalam Islam, tidak
serta merta sewa-menyewa itu dapat dilakukan dengan berbagai cara tanpa
mempertimbangkan etika dalam bertransaksi. Islam sebagai agama yang
universal telah memberikan batasan-batasan, ketentuan-ketentuan dalam
berjual sewa-menyewa.
Untuk melakukan transaksi sewa-menyewa harus memenuhi syarat yang
telah ditentukan. Syarat akad sewa-menyewa mempunyai 3 (tiga) rukun yaitu:
1. sighat (ucapan) yang terdiri dari ijab (tawaran) dan qabul
(penerimaan),
2. Kedua belah pihak yang berakad (berkontrak) yang terdiri dari
pihak yang memberi sewa dan penyewa,
3. Objek berkontrak yang terdiri dari pembayaran sewa dan manfaat
dari penggunaan asset tersebut.
Dari penjelasan diatas, sudah jelas tertera bahwa hal-hal yang harus
diperhatikan umat Islam dalam memulai usaha sewa-menyewa, yaitu
harus meluruskan niat sementara dalam penelitian yang dilakukan
penulis, penyedia jasa rental mobil tersebut sangat sudah menyalahi
20
aturan baik dalam hukum syariat Islam maupun dalam syarat-syarat
sewa-menyewa lainnya.
G. BATASAN ISTILAH
Agar pembahasan ini tidak menyimpang, maka dalam penulisannya,
penulis memberikan batasan istilah sebagai berikut:
1. Penyelesaian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
proses, cara, perbuatan, menyelesaikan (dalam berbagai-bagai arti
seperti pemberesan dan pemecahan). Hal ini Penyelesaian yang
dimaksud dalam Skripsi ini adalah suatu cara untuk memecahkan
masalah yang di akibat kecelakaan yang terjadi di jasa rental mobil;
2. Hukum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah peraturan
atau adat yang secara resmi dianggap mengikat yang dilakukan oleh
pengusaha atau pemerintah. Hal ini Hukum yang dimaksud dalam
Skripsi ini adalah Peraturan yang hidup dimasyarakat apabila
dilanggar akan dikenakan sanksi;
3. Kerugian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
menanggung atau menderita rugi dan sesuatu yang dianggap
mendatangkan rugi (tentang kerusakan). Hal ini Kerugian yang
dimaksud dalam Skripsi ini adalah Suatu tanggungan oleh penyewa
yang telah melakukan kelalaian dalam perjanjian sewa-
menyewasehingga berakibatkan kerusakan yang dialami pada
mengerental mobil;
21
4. Jasa Rental menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
perbuatan yang memberikan segala sesuatu yang diperlukan orang
lain layanan, service, aktivitas, kemudahan, manfaat dan sebagainya
yang dapat dijual kepada orang lain (konsumen) yang menggunakan
atau menikmatinya dalam persewaan. Dalam hal ini jasa rental yang
dimaksud dalam Skripsi ini adalah Jasa Rental yang mana hanya
menyewakan kendaraan atau jasanya.
H. KERANGKA TEORITIS
Sewa-menyewa (Ijarah) merupakan di antara jenis muamalah yang
banyak dilakukan manusia, sebab manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan
orang lain. Secara Bahasa Ijarah berarti menjual manfaat, sedangkan dalam
kajian fiqh, Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa,
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan (ownership / mil-kiyah) atas barang itu sendiri.19 Namun dalam
pelaksanaannya haruslah tetap berpegangan dengan prinsip-prinsip syari’ah
yaitu harus sesuatu yang membawa kebaikan bukan sesuatu yang dilarang
syara’ apabila bertentangan maka ada pelanggarannya.
Menurut Ulama Syafi’iyah mendefiniskan Ijarah sebagai berikut :
ة على عقد : اإلجارة عقد حد و معلوم بعوض واإلباحة لبدل ل قابلة مع لومة مقصود
19 M.Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Wacana Ulama dan Cendikiawan (Jakarta :
Tazkiyah Institut,1999),h.155.
22
Artinya : “Definisi akad Ijarah adalah suatu akad atas manfaat yang
dimaksud dari tertentu yang biasa diberikan dan dibolehkan dengan
imbalan tertentu.20
Dalam pandangan Islam bisnis merupakan sarana untuk beribadah
kepada Allah Swt, oleh karena itu bisnis dalam etika Islam harus dijalankan
oleh pihak-pihak yang terlibat atas dasar suka sama suka tidak dilakukan
atas dasar paksaan, tipu daya, kezaliman, menguntungkan satu pihak diatas
kerugian orang lain.
Menurut pendapat Abd Salam Arief, ada 4 (empat) prinsip umum dalam
muamalat yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Prinsip tidak diperbolehkan memakan harta secara batil;
2. Prinsip saling rela, yaitu menghindari pemaksaan yang
menghilangkan hak pilih seseorang dalam bermuamalah;
3. Prinsip tidak saling merugikan yang membuat orang teraniaya;
4. Prinsip tidak melakukan penipuan (Gharar).21
Maksudnya adalah bahwa barang yang disewakan setiap apa yang
dapat diambil manfaatnya sesuai dengan harga dan waktu yang telah
ditentukan oleh kedua belah pihak tanpa ada unsur paksaan dengan keadaan
masih tetap bendanya, boleh disewakan apabila manfaatnya dapat
dipastikan dengan salah satu dari dua hal dengan waktu atau dengan
pekerjaan.22
20 Ibid,.h.316.
21 Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Muamalah dan Hukum Perdata Islam
(Yogyakarta : UII Pess, 2000), h.16. 22 Euis Amalia, Sejarah Ekonomi Islam (Jakarta : Grama Publishing, 1996),h. 209.
23
Akad Ijarah yang dimaksud dalam Skripsi ini adalah akad ijarah yang
berkaitan dengan objek manfaat dari barang yaitu mobil yang disewa
digunakan untuk alat transportasi untuk berpergian ke tempat tujuan,
apabila rusaknya barang yang disewakan, sehingga ijarah tidak mungkin
untuk diteruskan. Akad sewa-menyewa dibolehkan atas manfaat yang
mubah, seperti rumah untuk tempat tinggal, toko dan kios untuk tempat
berdagang, mobil untuk kendaraan atau angkutan, pakaian dan perhiasaan
untuk dipakai. Adapun manfaat yang diharamkan maka tidak boleh
disewakan, karena barangnya diharamkan. Dengan demikian tidak boleh
mengambil imbalan untuk manfaat yang diharamkan ini, seperti bangkai
dan darah.
Dalam penyelesaian hukum masalah dalam pengganti kerugian akibat
kecelakaan oleh penyewa dengan akad ijarah ada unsur kesengajaan atau
kelalaian yang terjadi antara teori atau makna sewa yang sebenarnya dengan
pelaksanaan sewa yang ada di Kecamatan Medan Helvetia tersebut, karena
dalam kitab al-Fiqhu al-Islami Wa Adillatuhu karya Wahbah Az-Zuhaili arti
sewa-menyewa itu adalah jual beli manfaat bukan jual beli barang, tetapi
jika ada keterangan bahwasannya ganti kerugian di CV. rental mobil
tersebut mempunyai asuransi kecelakaan setiap unit kendaraan dan pihak
penyewa tidak perlu untuk membayar seluruh atas kerusakan tersebut, jika
tidak ada asuransi, maka sewa-menyewanya harus sesuai dengan awal
kesepakatan dari kedua belah pihak.
24
Pandangan tokoh kontemporer Wahbah Az-Zuhaili ganti kerugian yang
terjadi akibat pelanggaran atau kekeliruan dalam kegiatan sewa-menyewa
atau jual beli harus adil. Dengan kata lain jasa yang dijual atau disewa harus
sepadan dengan nilai keuntungan dan terjadinya kerugian yang belum pasti.
Sedangkan pandangan Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah Pasal 270 yang
isinya penyewa wajib membayar objek ijarah yang rusak berdasarkan
waktu yang telah digunakan dan besarnya ijarah ditentukan melalui
musyawarah. Apabila objek ijarah yang berada dibawah pengawasan
pemilik rusak maka hak upah pada pekerjaan yang dilakukan seseorang
pekerja mesti dipenuhi. Namun apabila pekerjaan berada dibawah
pengawasan pihak pekerja maka ia tidak berhak mendapatkan upah karena
barang yang dikerjakan rusak sebelum dapat diserah terimakan.
Sebagaimana Pasal 1564 KUHPerdata menyatakan bahwa “si Penyewa
bertanggung jawab untuk segala kerusakan yang diterbitkan pada barang
yang disewa selama waktu sewa, kecuali jika ia membuktikan bahwa
kerusakan itu terjadi di luar salahnya”.23
I. HIPOTESIS
Menurut uraian di atas penulis memiliki kesimpulan sementara bahwa
sewa-menyewa (Ijarah) terhadap jasa rental mobil tidak sesuai dengan
terjadi di lapangan karena jika pendapat KHES bertolak belakang dengan
dilapangan CV. Berkah Travel maka untuk itu mengetahui kebenarannya
akan diperoleh dari hasil penelitian penulis.
23 Andrie Soemitra, Hukum Ekonomi Syari’ah dan Fiqh Muamalah (Jakarta : Prenada
Media, 2019),h. 119.
25
J. METODE PENELITIAN
Metode adalah rumusan cara-cara tertentu secara sistematis yang
diperlukan dalam bahasa ilmiah, agar pembahasan menjadi terarah,
sistematis dan objektif, maka digunkan metode ilmiah.24
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan, yaitu penelitian yang
berusaha menggali permasalahan yang ada di masyarakat. Teori-teori yang
telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkaitan dengan suatu masalah,
mencari metode-metode, serta teknik penelitian baik dalam mengumpulkan
data atau menganalisis penelitian yang telah digunakan oleh penelitian
terdahulu memperoleh orientasi yang lebih luas dalam permasalahan
yangdipilih serta menghindarkan terjadinya duplikasi yang tidak di inginkan
dengan mengarah pada pengembangan konsep dan fakta yang ada.25
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian hukum ini
adalah normative empiris yaitu suatu metode penelitian hukum,
yang berfungsi untuk melihat permasalahan dalam artian nyata
24 Sutrisno Hadi, Metode Research (Yogyakarta : Penerbit Psikolog UGM,Cet.ke-1,
1990),h.4.
25 Moh.Nasir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998),h.111.
26
dan meneliti bagaimana bekerjanya hukum dilingkungan
masyarakat.26
2. Pendekatan Penelitian
a. Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach) dan Pendekatan
Kasus (Living Case Approach)
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Conceptual Approach untuk menelaah penyelesaian
hukum pelaku usaha jasa rental mobil terhadap kerugian yang
dialami oleh penyewa menurut Kompilasi Hukum Ekonomi
Syari’ah. Pendekatan ini dilakukan untuk menemukan jawaban
yang terkait dengan konsep sewa-menyewa. Living Case
Approach untuk menelaah kenyataan hukum atau peristiwa
hukum yang terjadi dilapangan dengan membangun
argumentasi hukum terkait penyelesaian hukum tentang
kerugian akibat kecelakaan oleh penyewa jasa rental mobil.
3. Bahan Hukum
a. Bahan Hukum Primer
Jenis data primer adalah pokok yang berkaitan dan diperoleh
secara langsung dari objek penelitian. Bahan Hukum primer
penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung oleh CV.
Berkah Travel Medan. Bahan Hukum primer yaitu bahan
26 Ronny Hanitjo Soemitra, Meotde Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Semarang : Ghalia
Indonesia, 1988), h. 44.
27
hukum yang diperoleh langsung dari sumber pertama.
Penelitian ini peneliti mengambil sumber bahan hukum primer
dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah 27
b. Bahan Hukum Sekunder
Jenis data sekunder adalah jenis bahan yang dijadikan
sebagai pendukung dalam pokok atau dapat pula di defenisikan
sebagai sumber yang mampu atau dapat memberikan informasi
yang dapat memperkuat data pokok.28
Data ini dapat diambil melalui bahan perpustakaan untuk
mencari informasi seperti buku-buku rujukan kitab asli dan
terjemahan dari beberapa kitab fiqh diantaranya adalah Al-
Qur’an, buku Hadist ,kitab karangan Wahbah Az-Zuhaili (Al-
Fiqh al-Islami Wa Addilatuhu), Kitab Al-Umm karangan Imam
Syafi’i, karangan Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtashid
jilid 2, karangan Mustofa Al-Buqha (Fiqhu Al Manhaji) dan
berbagai literature pendukung lainnya.
c. Bahan Hukum Tersier
27 Joko P.Subagyo, Metodelogi Penelitian dalam Teori dan Praktek (Jakarta : Rineka Cipta,
1991),h.87-88.
28 Husaini Husman, Metode Penelitian Sosial (Jakarta : Bumi Aksara,1996),h.73.
28
Sumber hukum tersier ialah sumber hukum yang dapat
memberikan penjelasan pada sumber hukum primer dan
sekunder.
4. Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum
a. Wawancara/Interview
Wawancara adalah cara memperoleh informasi atau data
melalui interaksi verbal maupun lisan. Data penelitian ini
peneliti akan mewawancarai pihak-pihak yang berkaitan
dengan objek penelitian ini yaitu pemilik CV. Berkah Travel
Medan Bapak Muhammad Fadhli Dasopang,S.Pd dan
beberapa Karyawan supir rental, Tim Survei, Tim
Marketing dan Penyewa rental mobil Dimas Rizky.29
b. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi merupakan cara mencari data
atau informasi dari buku-buku, catatan-catatan dan lain
sebainya.30 Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh
data yang berkaitan dengan jasa rental mobil atas kerugian
yang diakibatkan kecelakaan.
c. Lokasi Penelitian
29 Suharsimi dan Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta :
Rineka Cipta, 2002),h. 202
30 Ibid, h.73.
29
Adapun tempat yang menjadi objek penelitian adalah
CV. Berkah Travel di Kecamatan Medan Helvetia Kota
Medan.
5. Pengelolaan dan Analisis Bahan Hukum
Setelah diperoleh data melalui alat pengumpulan data diatas,
maka data diolah dan dideskripsikan menggunakan metode
Kualitatif.31 Kemudian data dianalisis dengan menggunakan logika
berfikir Deduktif.
6. Pedoman Penelitian
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan buku pedoman
penulisan skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara Tahun 2017.
K. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Agar penulisan skripsi ini terarah dengan apa yang ingin dicapai,
maka disusunlah sistematika pembahasan yang terbagi dalam 5 (lima) bab :
Bab Pertama Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan istilah, kerangka teoritis,
hipotesis, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab Kedua Landasan Teoritis tentang sewa-menyewa ditinjau dari
Hukum Perdata, Hukum Islam serta Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah
yang terdiri dari pengertian perjanjian sewa-menyewa, asas-asas sewa-
31 Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Cipta Pustaka Media,
2012), h. 124.
30
menyewa, syarat sah dan rukun sewa-menyewa, macam-macam sewa-
menyewa, ketentuan mengenai hak dan kewajiban kedua pihak sewa-
menyewa, serta resiko dan hukum tanggung jawab dalam penyelesaian
hukum kerugian terhadap tindakan wanprestasi.
Bab Ketiga Letak Geografis dan letak demografis Kel. Helvetia
Timur, prasarana daerah, jumlah penduduk keseluruhan, mata pencaharian
serta biografi CV. Berkah Travel Medan.
Bab Keempat Analisis penyelesaian hukum tentang kerugian akibat
kecelakaan oleh penyewa jasa rental mobil ditinjau dari KHES di CV.
Berkah Travel Medan terdiri dari cara penyelesaian sengketa sewa-
menyewa jasa rental mobil dengan musyawarah di CV. Berkah Travel
Medan, penyelesaian sengketa wanprestasi dalam sewa-menyewa jasa
rental mobil di Pengadilan, serta cara penyelesaian sengketa sewa-menyewa
melalui pembayaran asuransi kerugian akibat kecelakaan oleh penyewa
ditinjau dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES).
Bab Kelima Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran
31
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. PENGERTIAN PERJANJIAN SEWA-MENYEWA
1. Pengertian Perjanjian Sewa-Menyewa dalam Hukum Perdata
Perjanjian dalam arti menurut ketentuan Pasal 1313 KUHPerdata bahwa
perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang mengikatkan
dirinya kepada satu orang atau lebih lainnya.32 sedangkan dalam perjanjian
sewa-menyewa telah diatur dalam Pasal 1548 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata berbunyi “Suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak lainnya kenikmatan
dari suatu barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran
sesuatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan itu disanggupi
pembayarannya”.33
Beberapa pendapat sarjana juga mengemukakan definisi tentang
perjanjian sewa-menyewa yang ditulis dalam bukunya, antara lain yang
dikemukakan oleh M. Isa Arief, beliau memberikan defisini tentang
perjanjian sewa-menyewa seperti di bawah ini yaitu Perjanjian sewa-
menyewa adalah suatu persetujuan dimana pihak yang satu berkewajiban
32 P.N.H Simanjuntak, Hukum Perdata Indonesia (Jakarta : Kencana Prenada Media
Group,2015),h.285.
33 Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Jakarta : PT.Pradnya
Paramita,1999),h.381.
32
untuk memberikan kenikmatan atas suatu benda kepada pihak lainnya
dengan harga yang oleh pihak lain disetujui untuk dibayar.34
2. Pengertian Perjanjian Sewa-Menyewa (Ijarah) dalam Hukum
Islam
Sewa-menyewa (Ijarah) dalam hukum Islam adalah (bai’al-manfa’ah)
artinya menjual manfaat. Lafal al-ijarah dalam bahasa Arab merupakan
suatu kegiatan muamalah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
bentuk sewa-menyewa barang atau jasa diambil manfaatnya yang akan
mendapatkan ganti atau upah dari hasil manfaat tersebut tanpa berpindah
kepemilikan.
Menurut Dr. Muhammad Syafi’i Antonio, ijarah adalah akad
pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah sewa,
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyah) atas
barang itu sendiri.35
34 Mayang Rahmaiba, “Hukum Islam Sewa-Menyewa”,
http//www.RepositoryhukumIslamsewa-menyewa.com (26 September 2020),h.7. 35 M.Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Wacana Ulama dan Cendikiawan (Jakarta :
Tazkiyah Institut,1999),h.155.
32
33
Atas konsep ijarah ini terdapat sejumlah definisi yang dikemukakan
oleh para ahli, yaitu:35
Ulama Hanafi Transaksi terhadap suatu manfaat dengan
suatu imbalan/fee/penukar manfaat,
Ulama Syafi’iyah Transaksi terhadap manfaat tertentu yang
dibolehkan, dan digunakan dan dengan
imbalan (bayaran) tertentu,
Maliki dan Hanbali Kepemilikan manfaat atas sesuatu yang
dibolehkan, dalam waktu tertentu dengan
imbalan (bayaran) tertentu,
Jumhur Ulama’ Fiqh Ijarah adalah menjual manfaat, sehingga
yang boleh disewakan adalah manfaatnya,
bukan bendanya. Berdasarkan hal tersebut
dilarang menyewakan pohon untuk diambil
buahnya. Tidak boleh menyewa kambing
untuk diambil susunya, lemaknya, bulunya
atau anaknya. Juga tidak boleh menyewa
sungai, sumur atau mata air yang diambil
airnya. Tidak boleh menyewa kolam atau
danau untuk dipancing ikannya, tidak boleh
mengontrak padang rumput untuk
mengambil rumputnya, karena rumput
adalah benda, tidak boleh mengontrak unta
jantan untuk kehamilan yang betina juga,
tidak boleh menyewa uang dirham dan
dinar,
Fatwa DSN MUI Nomor.
09/DSN-MUI/IV/2000
dan Nomor. 112/DSN-
MUI/IX/2017
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna
(manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam
waktu tertentu melalui pembayaran
sewa/upah, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.
Akad ijarah adalah ajad sewa antara mua’jjir
dengan musta’jir atau antara dengan ajjir’
untuk mempertukarkan manfa’ah dan ujrah,
baik manfaat barang maupun jasa,
KHES Buku II Bab I Pasal
20 ayat (9)
Ijarah adalah sewa barang dalam jangka
waktu tertentu dengan pembayaran.36
35 Helmi Karim, Fiqh Muamalah (Jakarta : Raja Grafindo Persada,2002),h.29.
36 Fathur Rahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi Lembaga
Keuangan Syari’ah (Jakarta : Sinar Grafika,2012),h.150.
34
Dibawah ini juga akan dikemukakan definisi Ijarah menurut pendapat
beberapa ulama fiqh sebagaimana diambil dari beberapa buku berbahasa
Indonesia, antara lain:37
Menurut Ulama Maliki dan Hanbali:
م بعوض شيئ مبا حة مدة معلو ليك منافع تع
Artinya : “Pemilikan manfaat sesuatu yang diperbolehkan dalam waktu
tertentu dengan suatu imbalan”.
Dalam ekonomi Islam dalam menjalankan bisnis, satu hal yang sangat
penting adalah masalah akad ijarah (perjanjian) sebagai salah bentuk
transaksi yang dilakukan dengan pengambilan manfaat dengan balasan
berupa imbalan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.38 Objek dari
kegiatan ijarah adalah jasa, baik jasa yang dihasilkan dari tenaga manusia
maupun jasa yang diperoleh dari pemanfaatan barang. Manfaat (jasa) yang
disewakan adalah sesuatu yang dibolehkan menurut ketentuan syariat dan
dapat dimanfaatkan.
Hal ini sejalan dengan sebuah hadis Rasulullah Saw yang berbunyi :
عسب الفحل )رواه ابو داود( عليه وسلم عن هللا صلى هللا عن ابن عمر قال نهى رسول
Artinya :“Dari Ibn Umar ia berkata :bahwa Rasulullah Saw melarang
penyewaan mani hewan pejantan”. (HR.Abu Daud).
37 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah (Jakarta : Gaya Media Pratama,2007),h. 228.
38 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Terj. Ahmad Dzulfikar dan Muhammad Khoyrurrijal
(Depok : Keira Publishing,2015),h.119.
35
Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas, dapat dipahami bahwa
pihak yang menyewa berkewajiban menyerahkan barang sewanya untuk
dinikmati bukan menyerahkan hak milik atas barang itu sehingga penyewa
mempunyai hak mengambil manfaat secara sah namun harus menjaga
barang sewanya agar tidak rusak atau hilang.39
3. Pengertian Sewa-Menyewa (Ijarah) dalam KHES
Pandangan Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) dalam Pasal
20 ayat (9) terhadap Ijarah, bahwa ijarah adalah suatu bentuk kegiatan
sewa-menyewa barang yang telah ditentukan jangka waktunya dengan
sistem pembayaran yang ditangguhkan.40 Ijarah dapat diartikan dengan
lease contract dan juga hire contract. Lease contract adalah suatu lembaga
keuangan menyewakan peralatan (equipment),baik dalam bentuk sebuah
bangunan maupun barang-barang, seperti mesin-mesin, pesawat terbang,
dan lain-lain.41
39 Fatwa DSN MUI Nomor 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Ijarah, lihat
dalam Himpunan Fatwa DSN untuk Lembaga Keuangan Syari’ah, cet.ke-1 (Bandung : Mizan,
2001). 40 Ahmad Mujahidin, Kewenangan dan Prosedur Penyelesaian Sengketa Ekonomi
Syari’ah di Indonesia (Yogyakarta : PT. Dana Bhakti,1995),h.185.
41 M. Fauzan, Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah,cet.ke-2 (Jakarta : PT Kharisma Putra
Utama,2017),h.26.
36
B. ASAS-ASAS PERJANJIAN SEWA-MENYEWA
1. Asas-Asas Perjanjian Sewa-Menyewa dalam Hukum Perdata
Asas perjanjian dalam hukum Perdata mengenai beberapa asas penting
yang merupakan dasar kehendak pihak-pihak untuk mencapai tujuan.
Beberapa asas-asas tersebut adalah :
a. Asas Kebebasan Berkontrak
Asas ini mempunyai arti bahwa mereka yang tunduk dalam
perjanjian bebas dalam menentukan hak dan kewajibannya,
Asas ini disebut juga dengan asas kebebasan berkontrak tercantum
dalam Pasal 1338 KUHPerdata berbunyi “Semua perjanjian yang
dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang
membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain
dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan oleh
Undang-Undang dinyatakan cukup untuk itu, suatu perjanjian
dilaksanakan dengan itikad baik”.
b. Asas Konsensual
Asas ini mempunyai arti bahwa perjanjian itu terjadi sejak saat
tercapai kata sepakat (consensus) antara pihak-pihak mengenai pokok
perjanjian. Sejak saat itu perjanjian mengikat dan mempunyai akibat
hukum,
c. Asas Kepercayaan
Asas kepercayaan mengandung pengertian setiap orang yang akan
mengadakan perjanjian, akan memenuhi setiap prestasi yang diadakan
diantara mereka untuk dibelakang hari kemudian,
37
Menurut ketentuan Pasal 1340 KUHPerdata berbunyi “Suatu
perjanjian hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya dan tidak
dapat membawa kerugian bagi pihak ketiga”. Sehingga menurut Pasal ini
pun memperbolehkan untuk meminta ditetapkannya suatu janji yang dibuat
oleh seorang untuk dirinya sendiri atau suatu pemberian yang dilakukannya
kepada seseorang lain membuat suatu janji dengannya.42
2. Asas-Asas Perjanjian Ijarah dalam Hukum Islam
a. Al-Hurriyah (Kebebasan)
Asas ini merupakan prinsip dasar dalam hukum perjanjian Islam
dalam artian para pihak bebas membuat suatu perjanjian akad (freedom
of making contract). Bebas dalam menentukan objek perjanjian dan
bebas menentukan dengan siapa yang akan membuat perjanjian,
b. Al-‘Adalah (Keadilan)
Pelaksanaan asas ini dalam suatu perjanjian/akad menuntut para
pihak untuk melakukan yang benar dalam pengungkapan kehendak dan
keadaan, memenuhi semua kewajibannya,
c. Al-Ridha (Kerelaan)
Asas ini menyatakan bahwa segala transaksi yang dilakukan harus
atas dasar kerelaan masing-masing pihak harus didasarkan pada
42 Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia (Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti,2010), h.293.
38
kesepakatan bebas dari para pihak dan tidak boleh ada unsur paksaan,
tekanan, penipuan.
3. Asas-Asas Perjanjian Sewa-Menyewa dalam KHES
a. Asas Ikhtiyari (Sukarela)
Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) asas ikhtiyari
atau sukarela adalah asas yang dilakukan atas kehendak para pihak,
terhindar dari keterpaksaan karena tekanan salah satu pihak atau pihak
lain,43
b. Asas Amanah (Menepati Janji)
Asas Amanah dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES)
adalah para pihak wajib melaksanakan akad yang telah dibuatnya sesuai
dengan kesepakatan yang ditetapkan oleh yang bersangkutan dan pada
saat yang sama terhindar dari cidera janji,
c. Asas Saling Menguntungkan
Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) dari asas ini
adalah setiap akad dilakukan untuk memenuhi kepentingan para pihak
sehingga tercegah dari praktik manipulasi dan merugikan salah satu
pihak.44
43 Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah Pasal 21 (a)
44 Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah Pasal 21 (e)
39
C. SYARAT SAH DAN RUKUN SEWA-MENYEWA
1. Syarat-Syarat Sah Sewa-Menyewa dalam Hukum Perdata
Perjanjian berisi dengan syarat-syarat tertentu dapat diketahui hak dan
kewajiban pihak penyewa dan menyewakan dan cara melaksanakaannya.
Dalam ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata tentang syarat-syarat perjanjian
sah dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Adanya kesepakatan kedua belah pihak serta adanya objek yang
dimaksud dengan kesepakatan persesuaian pernyataan kehendak
antara satu orang atau lebih dengan pihak lainnya;
b. Adanya kecakapan bertindak adalah suatu kecakapan atau
kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum, orang yang
cakap untuk melakukan perbuatan hukum adalah telah dewasa
dengan ukuran dewasa adalah orang yang berumur 21 tahun
yang tidak berwenang untuk melakukan perbuatan hukum yaitu
anak dibawah umur, orang yang ditaruh dibawah pengampuan,
dan istri (Pasal 1330 KUHPerdata);
c. Adanya causal yang halal dalam Pasal 1320 KUHPerdata tidak
dijelaskan pengertian orzaak melainkan menjelaskan syarat sah
dalam perjanjian. Di dalam 1337 KUHPerdata yang berbunyi
“Suatu sebab adalah terlarang apabila dilarang oleh Undang-
Undang atau apabila berlawanan dengan kesusilaan baik atau
ketertiban umum”.
40
2. Rukun dan Syarat Sah Ijarah dalam Hukum Islam
a. Rukun Sewa-Menyewa (Ijarah)
Rukun merupakan sesuatu yang mesti ada dalam sebuah akad atau
transaksi. Rukun sebagaimana yang dijelaskan oleh Abdul Karim
Zaidan dalam bukunya “al-Wajizu fi Ushul Fiqh” sebagai berikut:
ز:كن الر هيت ه وماالشي حقيقةمنء ج
Artinya : “Rukun adalah bagian dari hakikat sesuatu dan zatnya”.
Pada penjelasan di atas dapat diketahui bahwa terdapat rukun dalam
sewa-menyewa (ijarah) adalah sebagai berikut:
1) Pemilik yang menyewakan manfaat yang disebut mu’jir (orang
yang menyewakan);
2) Orang yang memberikan sewa disebut musta’jir (orang yang
menyewa atau penyewa);
3) Sesuatu yang diakad untuk diambil manfaatnya disebut ma’jir
(sewaan),dan;
4) Jasa yang diberikan sebagai imbalan manfaat disebut ajran atau
ujrah (upah).
41
b. Dasar Hukum Ijarah
Ijarah ialah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui
pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan barang itu
sendiri.45
a. Dasar Hukum Al-Qur’an
Ayat Al-Qur’an di sini menjadi dasar hukum adanya sistem sewa-
menyewa dalam hukum Islam dan menunjukkan dibolehkannya sewa-
menyewa, di antara adalah :
1) QS. Al-Baqarah : 233
دهن حولين كاملي ت يرضعن أول لد ضاعة ن لمن أراد أن يت ۞وٱلو وعلى م ٱلر
ضار تكلف نفس إل وسعها ل ت ل ٱلمولود لهۥ رزقهن وكسوتهن بٱلمعروف
بولدها ول مولود لهۥ بولدهۦ وع لدة لك فإن أرادا ف و الا عن ص لى ٱلوارث مثل ذ
نهما وتشاور فل جناح عليهما وإن د تراض م كم فل أردتم أن تسترضعوا أول
ا ءاتيتم بٱلمعر وٱعلموا أن جناح عليكم إذا سلمتم م بما ٱوف وٱتقوا ٱلل لل
٢٣٣لون بصير تعم
Artinya : “Dan Jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain,
maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran yang patut.
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Baqarah : 233).
Ungkapan memberikan pembayaran yang patut menunjukkan adanya
jasa yang diberikan karena adanya pembayaran upah yang patut.
2) QS. Al-Qashash : 26
45 Nurul Huda, Baitul Mal Wa Tamwil (Jakarta : Amzah,2016),h.111.
42
أبت ٱست هما ي جره إن خير من ٱست قالت إحدى جرت ٱلقوي
٢٦ٱلمين
Artinya : “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata : ya bapakku
ambilah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya
orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah
orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.(QS.Al-Qashash : 26).
Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa seseorang yang kelebihan
dalam bentuk benda dapat memberikan manfaat dan seorang yang memiliki
kelebihan dapat memberikan upah atau manfaat yang telah diperoleh.
b. Dasar Hukum Hadist
1) Riwayat Ahmad dan Abu Daud dari Sa’d Abi Waqqash,
Rasulullah Saw bersabda:
وقاابن سعدعن احداكلما:قالوسلمعليههللاصلىهللارس وانص
انامنجيرقططعاما دهللانبيوانيدهعملمنك ل يا ياك ل كانداو
(البخارىرواه)يدهعملمن
Artinya : ”Tidaklah seseorang memakan makanan itu lebih baik di
banding jika ia memakan dari jerih payahnya sendiri.
Sesungguhnya Nabi Daud selalu makan dari hasil keringatnya
sendiri”. (HR.Bukhari).
2) Riwayat Bukhari dan Muslim
وق لت :قالس فيان ثناحدهللاعبدبن علي ثناحدباب سلطاعمر ترلوو
خابرةكت مالم ونيزفااإنه عنه نهىسلموعليههللاصلىالنبياأنع م
واأي:قال ر ماأوإنواأ غنيهماأ عطيهمإن يعم ابنيعنيبياخبرعلمه
43
ولكنعنه ينهلمسلموعليههللاصلىالنبيأن:عنه ماهللارضيعباس
ذياأنمنله خير أخاه ك ماأحد يمنحناأقال .معل مجاخرعليهخ
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin Abdullah telah
menceritakan kepada kami sufyan berkata ‘Amru : Aku berkata
kepada Thowus :”Mengapa tidak kau tinggalkan sewa-menyewa
sementara mereka beranggapan bahwa Nabi Saw melarang
mereka?”Dia, yaitu ‘Amru berkata:“Sungguh aku telah memberi
dan mengenalkan pengetahuan yang cukup kepada mereka dan
sesungguhnya orang yang paling mengerti dari mereka telah
mengabarkan kepada ku, yakni Ibnu ‘Abbas r.a. bahwa Nabi Saw
tidak melarang dari itu tetapi beliau besabda:“Seorang dari kalian
memberikan kepada saudaranya lebih baik baginya dari pada dia
mengambil dengan upah tertentu”. (HR.Bukhari).
c. Ijma’
Ijma’ dalam pelaksanaan sewa-menyewa ini telah dijelaskan oleh
ulama pada zaman sahabat, bahwasannya ijarah diperbolehkan sebab
bermanfaat bagi manusia.
Perlu diketahui bahwa tujuan disyariatkan ijarah itu adalah untuk
memberikan keringanan kepada umat dalam pergaulan hidup. Seseorang
mempunyai uang tetapi tidak dapat bekerja, dipihak lain ada yang punya
tenaga dan membutuhkan uang. Dengan adanya ijarah keduanya saling
mendapat keuntungan dan memperoleh manfaat.
c. Syarat-Syarat Sah Ijarah
Syarat secara bahasa adalah العالمةمةالال yang berarti pertanda yang
lazim secara istilah syarat adalah sesuatu yang tergolong padanya
44
keberadaan hukum syar’i dan dia berada di luar hukum itu sendiri.
Adapun syarat-syarat transaksi ijarah yaitu :
1) Untuk kedua orang yang berakad (al-muta’aqidain), disyaratkan
telah baligh dan berakal. Oleh sebab itu, apabila orang yang
belum atau tidak berakal, seperti anak kecil dan orang gila,
menyewakan harta mereka (sebagai buruh), menurut mereka
sewa-menyewanya tidak sah;
2) Masing-masing pihak rela untuk melakukan sewa-menyewa,
maksudnya kalau di dalam akad sewa-menyewa itu terdapat
unsur pemaksaan, maka sewa-menyewa itu tidak sah. Ketentuan
ini sejalan dengan firman Allah dalam surah an-Nisa: 29
berbunyi;
أيها ٱلذين ءامنو أن تكون ي طل إل لكم بينكم بٱلب ا ل تأكلوا أمو
كان بكم رحيما نكم ول تقتلوا أنفسكم إن ٱلل رةا عن تراض م تج
٢٩
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka di antara kamu. Dan
jangalah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu”. (QS.An-Nisa : 29).
3) Harus jelas objek yang diakadkan, maksudnya barang yang
disewakan disaksikan sendiri oleh penyewa, termasuk juga masa
sewa (lama waktu sewa-menyewa berlangsung) dan besarnya
uang sewa yang diperjanjikan;
45
4) Objek sewa-menyewa dapat digunakan sesuai peruntukannya.
Maksudnya, kegunaan barang yang disewakan itu harus jelas
dan dapat dimanfaatkan oleh penyewa sesuai dengan peruntukan
(kegunaan) barang tersebut;
5) Kemanfaatan objek yang diperjanjikan adalah yang
diperbolehkan dalam agama Islam. Akad sewa-menyewa barang
yang kemanfaatannya tidak diperbolehkan dalam hukum Islam
adalah tidak sah dan wajib untuk ditinggalkan. Tidak boleh
menyewakan babi, berhala, darah, dan bangkai;
6) Orang yang menyewakan adalah pemilik barang sewa,walinya
atau orang yang menerima wasiat untuk bertindak sebagai wali.
Karena itu, tidak boleh seseorang menyewakan benda atau
barang milik orang lain, meskipun saudaranya atau temannya
sendiri kecuali bertindak sebagai wali atau mendapat izin untuk
mewakilinya.46
3. Rukun Akad dan Syarat Sah Pelaksanaan Ijarah dalam KHES
a. Rukun akad Ijarah dalam KHES
46 Hasbi Ash Shiddiqy, Fiqh Islam (Jakarta : Bulan Bintang,1997),h.237-239.
46
Adapun rukun ijarah dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah
adalah sebagai berikut :
Rukun Pasal Syarat
Penyewa (‘ajir/mu’jir) dan yang menyewakan (musta’jir)
KHES 257 Untuk menyelesaikan suatu proses akad
ijarah, pihak-pihak yang melakukan akad
harus mempunyai kecakapan melakukan
perbuatan hukum;
259 Pihak yang menyewakan benda haruslah
pemilik, wakilnya, atau pengampunya;
Objek Sewa (Benda Ijarah dalam KHES)
260 ayat (1) Penggunaan benda ijarah harus
dicantumkan dalam akad ijarah;
260 ayat (2) Jika penggunaan benda ijarah tidak
dinyatakan secara pasti dalam akad, maka
benda ijarah digunakan berdasarkan aturan
umum dan kebiasaan;
261 Jika salah satu syarat dalam akad ijarah
tidak ada, maka akad itu batal;
Objek Sewa (Uang Ijarah dalam KHES)
262 ayat (1) Uang ijarah tidak harus dibayar apabila
akad ijarahnya batal;
262 ayat (2) Harga ijarah yang wajar/ujrah al-mitsli
adalah harga ijarah yang ditentukan oleh
ahli yang berpengalaman dan jujur;
263 ayat (1) Jasa penyewaan dapat berupa uang, surat
berharga, dan/atau benda lain berdasarkan
kesepakatan;
263 ayat (2) Jasa penyewaan dapat dibayar dengan atau
tanpa uang muka, pembayaran didahulukan,
pembayaran setelah objek ijarah selesai
digunakan, atau diutang berdasarkan
kesepakatan;
264 ayat (1) Uang muka ijarah yang sudah dibayar tidak
dapat dikembalikan kecuali ditentukan lain
dalam akad;
264 ayat (2) Uang muka ijarah harus dikembalikan oleh
pihak yang menyewakan jika pembatalan
ijarah dilakukan oleh pihak yang
menyewakan;
264 ayat (3) Uang muka ijarah tidak harus dikembalikan
oleh pihak yang menyewakan jika
47
pembatalan ijarah dilakukan oleh pihak
yang akan menyewa;
Penggunaan Objek Ijarah dalam KHES
265 ayat (1) Penyewa dapat menggunakan objek ijarah
secara bebas jika akad ijarah dilakukan
secara mutlak;
265 ayat (2) Penyewa hanya dapat menggunakan objek
ijarah secara tertentu jika akad ijarah
dilakukan secara terbatas;
266 Penyewa dilarang menyewakan dan
meminjamkan obejk ijarah kepada pihak
lain kecuali atas izin dari pihak yang
menyewakan;
267 Uang ijarah wajib dibayar oleh pihak
penyewa meskipun benda yang diijarahkan
tidak digunakan;
Pemeliharaan Objek Ijarah, Tanggung Jawab Kerusakan, dan Nilai serta
Jangka Waktu Ijarah
268 Pemeliharaan objek ijarah adalah tanggung
jawab pihak penyewa kecuali ditentukan
lain dalam akad;
269 ayat (1) Kerusakan objek ijarah karena kelalaian
pihak penyewa adalah tanggung jawab
penyewa, kecuali ditentukan lain dalam
akad;
269 ayat (2) Jika objek ijarah rusak selama masa akad
yang terjadi bukan karena kelalaian
penyewa, maka pihak yang menyewakan
wajib menggantinya;
269 ayat (3) Jika dalam akad ijarah tidak ditetapkan
mengenai pihak yang bertanggung jawab
atas kerusakan objek ijarah, maka hukum
kebiasaan yang berlaku di kalangan mereka
yang dijadikan hukum;
270 Penyewa wajib membayar objek ijarah yang
rusak berdasarkan waktu yang telah
digunakan dan besarnya ijarah ditentukan
melalui musyawarah;
Harga dan Jangka Waktu Ijarah
271 ayat (1) Nilai atau harga ijarah antara lain ditentukan
berdasarkan satuan waktu;
271 ayat (2) Satuan waktu yang dimaksud adalah menit,
jam, hari, bulan, dan/atau tahun;
272 ayat (1) Awal waktu ijarah ditetapkan dalam akad
atau atas dasar kebiasaan;
48
272 ayat (2) Waktu ijarah dapat diubah berdasarkan
kesepakatan para pihak;
272 ayat (3) Kelebihan waktu dalam ijarah yang
dilakukan oleh pihak penyewa harus
dibayar berdasarkan kesepakatan atau
kebiasaan;
Jenis Barang yang di ijarahkan dan Pengembalian Objek Ijarah
274 ayat (1) Benda yang menjadi objek ijarah harus
benda yang halal atau mubah;
274 ayat (2) Benda yang diijarah harus digunakan untuk
hal-hal yang dibenarkan menurut syari’at;
274 ayat (3) Setiap benda yang dapat dijadikan objek
jual beli dapat dijadikan objek ijarah;
275 ayat (1) Benda yang diijarahkan boleh
keseluruhannya dan boleh pula sebagiannya
yang ditetapkan dalam akad;
275 ayat (2) Hak-hak tambahan penyewa yang berkaitan
dengan objek ijarah ditetapkan dalam akad
ijarah;
275 ayat (3) Apabila hak-hak tambahan penyewa tidak
ditetapkan dalam akad, hak-hak tambahan
tersebut berdasarkan kebiasaan;
Pengembalian Objek Ijarah
276 Ijarah berakhir dengan berakhirnya waktu
ijarah yang ditetapkan dalam akad;
277 ayat
(1)
Cara pengembalian objek ijarah dilakukan
berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam
akad;
277 ayat (2) Bila cara pengembalian objek ijarah tidak
ditentukan dalam akad, maka pengembalian
benda ijarah dilakukan sesuai dengan
kebiasaan;
Sighat Ijab dan Qabul
1. Transaksi ijarah dilaksanakan secara jelas,
2. Kedua belah pihak memahami transaksi ijarah dengan baik,
3. Adanya kesesuaian antara ucapan penyewa dan jawaban pihk
yang menyewakan.
KHES 252 Shigat akad ijarah harus menggunakan
kalimat. Akad ijarah dapat dilakukan
dengan lisan, tulisan, dan/atau isyarat;
253 Akad ijarah dapat diubah, diperpanjang
dan/atau dibatalkan berdasarkan
kesepakatan;
254 ayat (1) Akad ijarah dapat diberlakukan untuk
waktu yang akan datang;
49
254 ayat (2) Para pihak yang melakukan akad ijarah
tidak boleh membatlakannya hanya karena
akad itu masih belum berlaku;
255 Akad ijarah yang telah disepakati tidak
dapat dibatalkan karena ada penawaran
yang lebih tinggi dari pihak ketiga;
256 ayat (1) Jika pihak yang menyewa menjadi pemilik
dari harta yang diijarahkan, maka akad
ijarah berakhir dengan sendirinya;
256 ayat (2) Ketentuan ini berlaku juga Pada ijarah
jama’i/kolektif;
258 Akad ijarah dapat dilakukan dengan tatap
muka maupun jarak jatuh;
Dalam hal ini rukun akad ijarah sebagaimana yang telah tercantum
dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) Pasal 296 yang isinya
pada ayat (1) sighat akad ijarah harus menggunakan kalimat yang jelas,
namun juga ayat (2) akad ijarah dapat dilakukan dengan lisan, tulisan atau
isyarat.47 Sesuatu yang dapat dijadikan harga (tsaman) dalam jual beli dapat
pula dijadikan sewa atau upah dalam ijarah,dan Kelenturan (flexibility)
dalam menentukan sewa atau upah dapat diwujudkan dalam ukuran waktu,
tempat dan jarak.48
b. Syarat Sah Pelaksanaan Ijarah dalam KHES
47 Ibid,.h.26.
48 Ibid,.h.110.
50
Berkaitan dengan syarat pelaksanaan ijarah, maka dalam Kompilasi
Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) ketentuan syarat dan pelaksanaan
ijarah sebagai berikut :
1) Untuk menyelesaikan suatu proses akad ijarah, pihak-pihak yang
melakukan akad harus mempunyai kecakapan melakukan perbuatan
hukum (Pasal 301 KHES);
2) Akad ijarah dapat dilakukan dengan tatap muka maupun jarak jauh
(Pasal 302 KHES);
3) Pihak yang menyewakan benda haruslah pemilik, wakilnya atau
pengampunya (Pasal 303 KHES);
4) Pencantuman benda ijarah harus dicantumkan dalam akad ijarah.
Jika penggunaan benda ijarah tidak dinyatakan secara pasti dalam
akad, maka benda ijarah digunakan berdasarkan antara umum dan
kebiasaan (Pasal 304 ayat (1) dan ayat (2) KHES);
5) Jika salah satu syarat dalam akad ijarah tidak ada, maka akad itu
batal (Pasal 305 KHES);
6) Uang ijarah tidak harus dibayar apabila akad ijarahnya batal dan
harga ijarah yang wajar (ujrah al-mitsli) adalah harga ijarah yang
ditentukan oleh ahli yang berpengalaman dan jujur (Pasal 306
KHES).
D. PENGGOLONGAN PERJANJIAN SEWA-MENYEWA
51
1. Bentuk-Bentuk Sewa-Menyewa dalam Hukum Perdata
Dalam perjanjian sewa-menyewa kendaraan terdapat 2 (dua) bentuk
perjanjian yang dibuat, yaitu perjanjian sewa tertulis dan perjanjian sewa
lisan, diantara lain:
a. Perjanjian Sewa Tertulis
Perjanjian sewa tertulis adalah suatu perjanjian yang dibuat oleh
para pihak dalam bentuk tulisan. Di dalamnya memuat ketentuan atau
syarat-syarat yang disepakati oleh para pihak sehingga timbul perjanjian
sewa-menyewa. Mengenai perjanjian sewa-menyewa secara tertulis ini
diatur dalam ketentuan Pasal 1570 KUHPerdata. Perjanjian yang dibuat
tertulis ini juga merupakan alat bukti yang lebih kuat dari pada
perjanjian secara lisan;
b. Perjanjian Sewa Lisan
Perjanjian sewa lisan adalah suatu perjanjian yang dibuat oleh para
pihak dalam wujud lisan (adanya kesepakatan para pihak). Hal ini
dilakukan bila sudah ada kepercayaan yang benar-benar dari perusahaan
rent a car kepada penyewa. Biasanya penyewa adalah pelanggan yang
sudah sangat dipercaya atau keluarga dekat dari pimpinan perusahaan
mengingat besarnya tanggung jawab yang harus dipikul jika terjadi
sesuatu pada objek sewa-menyewa, mengenai perjanjian lisan adalah
sewa-menyewa ini juga diakui dan diatur dalam Pasal 1571
KUHPerdata.
52
Dalam perjanjian sewa-menyewa kendaraan rental mobil dikenal
ada 2 (dua) jenis perjanjian sewa-menyewa yaitu, perjanjian sewa
“Lepas Kunci” dan perjanjian sewa “Dengan Supir” akan dijelaskan
dibawah ini :
1) Perjanjian Sewa Lepas Kunci
Perjanjian sewa lepas kunci yaitu perjanjian sewa-menyewa
kendaraan, dimana terjadi setelah ada kesepakatan sehingga timbul
perjanjian sewa-menyewa kendaraan yang menjadi objek sewa-
menyewa diserahkan sepenuhnya kepada penyewa untuk dinikmati
kegunannya. Secara garis besar dalam perjanjian sewa lepas kunci
mengandung arti bahwa setelah kendaraan diserahkan kepada
penyewa, maka penyewa bertanggung jawab penuh atas kendaraan
tersebut sampai berakhirnya perjanjian sewa-menyewa atau
kendaraan diserahkan kepada yang menyewakan. Untuk itu
perjanjian sewa lepas kunci biasanya dilakukan dalam bentuk
perjanjian tertulis apabila pihak penyewa mengalami kerugian pada
objek sewa;
2) Perjanjian Sewa Dengan Supir
Perjanjian sewa dengan supir yaitu perjanjian sewa-menyewa
kendaraan setelah terjadi dan kesepakatan sehingga kendaraan
diserahkan kepada penyewa berserta supir, maka yang bertanggung
jawab atas kendaraan yang menjadi objek sewa-menyewa adalah
53
pihak pengusaha rent a car. Apabila terjadi kecelakaan mengalami
kerusakan dan sebagainya atas kendaraan sewa termasuk resiko
akibat adanya overmacht pada kendaraan yang menjadi objek sewa,
maka penyewa tidak bertanggung jawab atas kerugian yang ada,
perjanjian ini biasanya dilakukan dalam bentuk perjanjian lisan ada
juga dilakukan dengan perjanjian dalam bentuk tulisan tergantung
kedua belah pihak, penyewa hanya mendapat kwitansi pembayaran
harga sewa atau bukti transport order.49
2. Macam-Macam Ijarah dalam Hukum Islam
Ijarah dalam hukum Islam bersifat konsesensual mempunyai kekuatan
hukum yaitu pada saat sewa-menyewa berlangsung, maka pihak yang
menyewakan (mu’ajjir) berkewajiban untuk menyerahkan barang (mu’jur)
kepada pihak penyewa (must’jir) dengan diserahkan manfaat barang atau
benda, maka pihak penyewa berkewajiban untuk menyerahkan uang
sewanya. Ijarah terbagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu sebagai berikut;
a. Ijarah atas manfaat, ijarah tersebut disebut juga sewa-menyewa.
Dalam Ijarah pada bagian pertama ini, objek akadnya adalah
manfaat dari suatu benda;
b. Ijarah atas pekerjaan, ijarah tersebut disebut juga upah-mengupah.
Dalam ijarah kedua ini, objek akadnya adalah amal atau pekerjaan
seseorang.
49 Wiwik Wahyuningsih, Perancangan Kontrak dan Memorandum Of Understanding
(Jakarta : PT. Sinar Grafika,2007),h.8.
54
3. Macam-Macam Sewa-Menyewa dalam KHES
Kehadiran Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES) merupakan
kebutuhan yang sangat mendesak bagi ketersediaan sumber hukum terapan
Peradilan Agama di bidang ekonomi syari’ah pasca lahirnya Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2006.
Dalam penelitian ini permasalahan yang dikaji adalah masalah
perekonomian, yaitu masalah kerugian akibat kecelakaan pada perjanjian
sewa-menyewa jasa rental mobil yang mana sangat berhubungan sekali
dengan Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah. Kompilasi Hukum Ekonomi
Syari’ah sudah diatur didalam tentang akad itu sendiri yang terdapat dalam
Bab II tentang asas akad Pasal 21 dan Bab III tentang rukun dan syarat akad
Pasal 22-25, dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah juga sudah mengatur
juga di dalamnya tentang sewa-menyewa yang terdapat dalam Buku II Bab
X Pasal 251-285 yang membahas tentang rukun sewa-menyewa (ijarah),
syarat pelaksanan dan penyelesaian sewa-menyewa, uang sewa-menyewa
dan cara pembayarannya dan lain-lain.
Macam-macam sewa-menyewa dalam KHES, diantara lain :
a. Benda yang menjadi objek ijarah harus benda yang halal dan mubah,
55
b. Benda yang diijarahkan harus digunakan untuk hal-hal yang
dibenarkan menurut syari’at;
c. Setiap benda yang dapat dijadikan objek jual beli dapat dijadikan
objek ijarah.
E. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK SEWA-MENYEWA
1. Hak dan Kewajiban Para Pihak Sewa-Menyewa dalam Hukum
Perdata
Pihak yang menyewakan maupun pihak penyewa harus benar-benar
dimengerti oleh pihak-pihak yang mengadakan perjanjian agar perjanjian
dapat berjalan sesuai dari isi perjanjian sewa-menyewa tersebut, antara lain:
a. Hak dan Kewajiban yang Menyewakan
Perjanjian sewa-menyewa memberikan hak-hak kepada pihak yang
menyewakan, Pasal 1550 KUHPerdata menyebutkan antara lain:
1) Memberikan si penyewa kenikmatan yang tentram dari pada
barang yang disewakan selama berlangsungnya sewa;
2) Pihak yang menyewakan diwajibkan menyerahkan barang yang
disewakan dalam keadaan terpelihara segala-galanya (Pasal
1551 KUHPerdata);
3) Pihak yang menyewakan harus menanggung si penyewa
terhadap cacat dari barang yang disewakan yang merintangi
pemakaian barang itu (Pasal 1552 KUHPerdata).
b. Hak dan Kewajiban Pihak Penyewa
56
Penyewa bertanggung jawab atas barang yang disewanya kecuali
apabila penyewa dapat membuktikan bahwa kerusakan tersebut terjadi
karena diluar suatu kesalahan si penyewa. Hak penyewa dalam
perjanjian sebagai berikut;
1) Menerima barang yang disewanya pada waktu dan dalam
keadaan seperti apa yang tidak ditentukan dalam perjanjian;
2) Memperoleh kenikmatan yang tentram atas pemakaian barang
yang disewanya selama sewa-menyewa berlangsung;
3) Bentuk atas ganti kerugian, apabila yang menyewakan
menyerahkan barang disewakan dalam keadaan cacat, yang telah
mengakibatkan suatu kerugian bagi penyewa di dalam
pemakaiannya.
2. Hak dan Kewajiban Para Pihak Ijarah dalam Hukum Islam
Dalam hukum Islam menimbulkan hak dan kewajiban bagi kedua belah
pihak harus dipenuhi oleh pihak yang menyewakan atau yang menerima
sewa sebagai berikut :
a. Hak dan Kewajiban pihak yang menyewakan (mua’jjir), yaitu :
1) Pihak yang menyewakan berhak menerima segala harga
sewaannya;
57
2) Pihak yang menyewakan berkewajiban untuk menyerahkan
barang yang menjadi objek sewa-menyewa, karena ia telah
mempermilikkan manfaat dengan terjadinya perjanjian tersebut;
3) Pihak yang menyewakan memelihara keberesan barang yang
disewakannya, seperti memperbaiki kerusakan yang ada pada
barang yang disewakannya, kecuali jika kerusakan tersebut
ditimbulkan oleh pihak penyewa.
b. Hak dan Kewajiban bagi pihak penyewa (musta’jir) yaitu :
1) Penyewa berhak mengambil manfaat dari barang sewaannya;
2) Penyewa berkewajiban menyerahkan uang pembayaran sewa
sebagaimana yang telah ditentukan dalam perjanjian;
3) Penyewa harus menjaga dan memelihara barang sewaan
Penyewa harus memperbaiki kerusakan-kerusakan yang
ditimbulkannya, kecuali rusak sendiri;
4) Penyewa wajib mengganti kalau terjadi kerusakan pada barang
sewaan karena kelalaiannya kecuali kalau kerusakan itu bukan
karena kelalaiannya sendiri.50
F. PEMBATALAN DAN PENGEMBALIAN BARANG SEWA-
MENYEWA
1. Pembatalan Sewa-Menyewa dalam Hukum Perdata
50 Ahmad Hasan, Soal Jawab tentang Berbagai Masalah Agama (Semarang :
Diponegoro,2000),h.667.
58
Dalam Pasal 1266 KUHPerdata disebutkan syarat batalnya suatu
perjanjian yang berbunyi sebagai berikut :
a. Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan yang
timbal balik, andai salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya,
b. Dalam hal persetujuan tidak batal demi hukum, tetapi pembatalan
harus dimintakan kepada pengadilan,
c. Permintaan ini juga harus dilakukan, meskipun syarat batal
mengenai tidak terpenuhinya kewajiban dinyatakan di dalam
persetujuan,
d. Jika syarat batal tidak dinyatakan dalam persetujuan, maka hakim
melihat keadaan atas permintaan tergugat dan leluasa memberikan
suatu jangka waktu untuk memenuhi kewajiban, tetapi jangka waktu
itu tidak boleh lebih dari 1 (satu) bulan.
2. Pembatalan dan Pengembalian Barang Ijarah dalam Hukum Islam
a. Pembatalan dan Berakhirnya Barang Ijarah
Pada dasarnya perjanjian sewa-menyewa (ijarah) adalah perjanjian
yang lazim, dimana masing-masing pihak yang terkait dalam perjanjian itu
tidak mempunyai hak untuk membatalkan perjanjian, karena sewa-
menyewa termasuk perjanjian timbal-balik (pertukaran). Adapun hal-hal
yang dapat menyebabkan batalnya perjanjian sewa-menyewa, antara lain:
1) Terjadi kerusakan atau salah peruntukan barang sewaan.
Maksudnya, apabila terjadi kerusakan pada barang yang menjadi
59
objek sewa ketika barang tersebut berada di tangan penyewa
(musta’jir), yang mana kerusakan itu disebabkan kelalaian penyewa
itu sendiri, maka akad sewa batal;
2) Rusaknya barang yang disewakan, yaitu ketika barang yang menjadi
objek sewa-menyewa mengalami kerusakan atau musnah, sehingga
tidak dapat digunakan lagi sesuai dengan perjanjian. Misalnya, yang
menjadi objek sewa-menyewa adalah rumah, kemudian rumah yang
diperjanjikan tersebut terbakar;
3) Rusaknya barang yang diupahkan (ma’jur’alayh), maksudnya
barang yang menjadi sebab terjadinya hubungan sewa-menyewa
mengalami kerusakan, sebab dengan rusaknya atau musnahnya
barang maka akad tidak mungkin terpenuhi lagi, misal perjanjian
jasa untuk menjahit kain bakal celana, kemudian bakal celana itu
mengalami kerusakan, maka perjanjian sewa-menyewa itu berakhir;
4) Diambilnya manfaat yang diakadkan secara sempurna,
diselesaikannya pekerjaan kecuali apabila ada ‘udzur yang
menghalangi berakhirnya penyewaan.51
b. Pengembalian Barang Ijarah
Ketika penyewaan berakhir, wajib atas penyewa untuk
mengembalikan barang yang disewanya. Apabila barang tersebut adalah
barang yang bergerak dia harus menyerahkannya kepada pemiliknya.
51 Syamsul Rijal Hamid, Hadis dan Sunnah Pilihan. cet ke-1 (Jakarta : Kaysa
Media,2017),h. 130-131.
60
Apabila barang tersebut adalah rumah dia harus mengosongkannya dari
barang-barangnya.
Sementara Mazhab Hanbali berpendapat bahwa ketika penyewaan
berakhir, penyewa dapat berlepas tangan. Dia tidak berkewajiban untuk
mengembalikan barang sewaan dan menanggung bebannya, sebagaimana
barang titipan. Apabila barang tersebut rusak tanpa disebabkan oleh
kelalaiannya dia tidak wajib menggantinya.52
3. Pembatalan Barang Ijarah dalam KHES
Adapun pembatalan barang ijarah dalam Kompilasi Hukum Ekonomi
Syari’ah, antara lain :
52 Ibid,.h.132.
61
a. Pasal 297
Akad ijarah dapat diubah, diperpanjang dan dibatalkan berdasarkan
kesepakatan,
b. Pasal 298
(1) Akad ijarah dapat diberlakukan untuk waktu yang akan datang,
(2) Para pihak yang melakukan akad ijarah tidak boleh
membatalkannya hanya karena akad itu masih belum berlaku,
c. Pasal 299
Akad ijarah yang telah disepakati tidak boleh dibatalkan karena ada
penawaran yang lebih tinggi dari pihak ketiga.
G. RESIKO DAN HUKUM TANGGUNG JAWAB SEWA-MENYEWA
1. Resiko Perjanjian Sewa-Menyewa dalam Hukum Perdata
Resiko menurut R.Subekti adalah kewajiban untuk memikul kerugian
yang disebabkan oleh 1 (satu) peristiwa yang terjadi diluar kesalahan salah
satu pihak yang menimpa barang yang menjadi objek perjanjiannya.53
Ketentuan tegas tentang siapa yang memikul kerugian belum ada, hanya
sebagai pegangan bagi kita adalah Pasal 1553 KUHPerdata yang
berbunyi “Jika selama waktu sewa, barang yang disewakan sama sekali
musnah karena suatu kejadian yang tak disengaja, maka persetujuan
sewa gugur demi hukum”. Jika barang hanya sebagian musnah pihak
penyewa dapat memilih menurut keadaan, apakah akan meminta
pengurangan harga sewa atau akan meminta pembatalan persetujuan
sewa serta berhak atas ganti rugi. Resiko kerugian dibagi 2 (dua) antara
yang menyewakan dengan pihak penyewa, dan apabila musnah karena
suatu kejadian yang tidak disengaja maka dengan sendirinya para pihak
dapat menuntut pembayaran harga sewa.
53 R.Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata (Bandung : Alumni,1989),h.44.
62
Jika objek perjanjian hanya musnah sebagian, maka pihak penyewa
dapat memilih cara yang akan digunakan dalam peristiwa yang
mengakibatkan objek perjanjian tersebut musnah. Ada 2 (dua) cara
melihatnya, yaitu :
a. Cara memperhitungkan kerugian pihak penyewa dalam rangka
pengurangan harga sewa yang harus dibayar,
b. Menyangkut kewajiban pemeliharaan pihak yang menyewakan
melakukan perbaikan selama sewa-menyewa masih berlangsung.
Sedangkan, kemusnahan yang dianggap serius adalah sesuatu yang telah
musnah mengakibatkan bagian yang essensial dari barang tadi yang sudah
lenyap, sehingga kalau dilakukan rehabilitasi atau rekontruksi tidak
mungkin lagi mengembalikan keadaan semula kalau tidak beli baru.54
Beberapa penyewa telah melakukan kelalaian dalam transaksi sewa-
menyewa sehingga si penyewa tidak memenuhi prestasi sepenuhnya
sehingga timbulnya wanprestasi akan diuraikan penjelasan wanprestasi
yang terjadi dalam sewa-menyewa, antara lain :
1) Pengertian Wanprestasi (Ingkar Janji)
54 Ibid..,h.56.
63
Wanprestasi adalah suatu sikap dimana seseorang tidak
memenuhi kewajiban sebagaimana yang telah ditentukan dalam
perjanjian yang dibuat antara kreditur dan debitur.55
Wanprestasi terdapat dalam Pasal 1243 KUHPerdata, yang
menyatakan bahwa “Penggantian biaya, rugi dan bunga karena
tidak dipenuhinya suatu perikatan barulah mulai diwajibkan,
tetap melalaikannya atau jika sesuatu yang harus diberikan atau
dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang
waktu yang telah dilampaukannya”.56
Sedangkan, pengertian wanprestasi (ingkar janji) dalam hukum
Islam adalah sebuah janji perkataan atau pengakuan yang bersifat
mengikat diri sendiri terhadap sesuatu yang dijanjikan. Apabila hal
ini terjadi akibat hukumnya adalah pihak yang telah mengingkari
janji harus membayar atau melaksanakan suatu kewajibannya yang
telah dilanggar sehingga salah satu pihak tidak ada yang dirugikan.
Apabila ada yang dirugikan pihak tersebut boleh menggugat ke jalur
hukum terhadap pihak yang telah melanggar perjanjian tersebut.57
Pelanggaran hak-hak kontraktual tersebut menimbulkan
kewajiban ganti rugi berdasarkan wanprestasi sebagaimana diatur
dalam Pasal 1236 BW (untuk prestasi memberikan sesuatu) dan
55 Abdul R. Saliman, Esensi Hukum Bisnis Indonesia (Jakarta : Kencana,2004),h.15.
56 Ahmadi Miru,dkk, Hukum Perikatan (Jakarta : Rajawali Pers,2008),h.12.
57 Wira Sutirna, “Akad Sewa-Menyewa (Ijarah) dalam Hukum Islam”, artikel diakses dari
http://wirasonline.Akadsewa-menyewahukumijarah.com, (23 November 2020).
64
Pasal 1239 BW (untuk prestasi berbuat sesuatu). Selanjutnya, terkait
dengan wanprestasi tersebut Pasal 1243 BW menyebutkan bahwa
“Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tak dipenuhinya suatu
perikatan, barulah mulai diwajibkan, apabila si berhutang
dinyatakan lalai memenuhi perikatannya,tetap melalaikannya atau
jika suatu yang harus diberikan atau dibuatnya hanya dapat
diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah
dilampauinya”.58
2) Bentuk-Bentuk Wanprestasi
Adapun bentuk-bentuk dari wanprestasi, yaitu :
a) Tidak memenuhi prestasi sama sekali. Sehubungan dengan
debitur yang tidak memenuhi prestasinya, maka dikatakan
debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali,
b) Memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya. Apabila
prestasi debitur masih dapat diharapkan pemenuhannya,
maka debitur dianggap memenuhi prestasi tetapi tidak tepat
waktunya,
c) Memenuhi prestasi tidak sesuai atau keliru. Apabila prestasi
yang keliru tersebut tidak dapat diperbaiki lagi, maka
debitur dikatakan tidak memenuhi prestasi sama sekali.
58 Agus Yudha Pernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak
Komersial (Jakarta : Kencana,2013),h.260.
65
Gambar 2.1 Alur Sewa Mobil sampai dengan Terjadinya Permasalahan
Wanprestasi
1. Memperkenalkan diri;
2. Menyampaikan maksud, tujuan dan
keperluan
Penyewa
Rental
Mobil 1. Menyambut dengan baik;
2. Mendengarkan maksud, tujuan, dan keperluan dari
pihak penyewa;
3. Memberikan dan
menjelaskan daftar pilihan mobil yang disewakan
sesuai dengan keperluan
pihak penyewa beserta harga sewanya;
4. Memberitahukan mengenai
jasa pengemudi/supir yang disediakan oleh pihak rental
mobil.
1. Membaca; 2. Memahami;
3. Mengisi;
4. Menandatangani.
1. Memberikan;
2. Memberitahukan;
3. Menjelaskan.
Perjanjian Sewa Mobil
Membayar lunas uang sewa sesuai
dengan harga dan lama sewa
(jumlah hari sewa)
Membayar lunas uang jasa
pengemudi/supir
Penyewa menyerahkan
syarat-syarat yang diajukan
oleh pihak rental mobil.
Pengecekan kondisi mobil yang hendak
disewa, dilakukan oleh pihak rental mobil
bersama dengan pihak penyewa
66
3) Penyelesaian Wanprestasi (Ingkar Janji)
Sengketa adalah perselisihan yang terjadi antara para pihak-pihak
dalam perjanjian sehingga adanya wanprestasi yang dilakukan oleh salah
Pihak rental mobil menyerahkan mobil
sewaan beserta STNK kepada pihak
penyewa
Penyewa memakai/menikmati mobil
sewaan sesuai dengan keperluan
Masa sewa terakhir
Pihak penyewa tidak segera
menghubungi keterlambatan
pengembalian mobil sewaan
Pihak rental mobil menunggu,
kemudian mencoba menghubungi
pihak penyewa
Pihak penyewa tidak menghiraukan
panggilan dari pihak rental mobil dan tidak
ada itikad baik untuk mengembalikan
mobil sewaan
67
satu pihak dalam perjanjian. Maka upaya penyelesaian yang umumnya
dilakukan oleh para pelaku bisnis berkisar pada 3 (tiga) opsi, yaitu :
(1 Penyelesaian Ingkar Janji dalam Islam
Penyelesaian ingkar janji dalam hukum perikatan Islam, pada
prinsipnya boleh dilaksanakan melalui 3 (tiga) jalan, yaitu dengan
perdamaian (sulhu), arbitrase (tahkim) dan melalui proses peradilan (al-
qada).59
Sebagaimana dalam firman Allah Swt QS. Al-Imran : 159 berbunyi:
لنت لهم ولو كنت ف ن ٱلل ولك لنفضوا من ح ظا غليظ ٱلقلب فبما رحمة م
ى مر فإذا عزمت فتوكل عل فٱعف عنهم وٱستغفر لهم وشاورهم في ٱل
لين يحب ٱلمتوك إن ٱلل ١٥٩ٱلل
Arti nya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itu maafkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan
mereka dalam urusan itu kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad.
Maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertawakal kepada-Nya”. (QS. Al-Imran’ : 159).
(2 Penyelesaian Ingkar Janji melalui Litigasi (in court settlement)
Litigasi adalah proses penyelesaian sengketa di pengadilan, semua
pihak yang bersengketa saling berhadapan satu sama lain utnuk
mempertahankan hak-haknya. Hasil akhir dari suatu penyelesaian sengketa
59 Gemala Dewi & dkk, Hukum Perikatan Islam di Indonesia (Jakarta :
Kencana,2006),h.57.
68
melalui litigasi adalah putusan yang menyatakan pihak yang 1 (satu)
menang dan pihak yang lain kalah.
(3 Penyelesaian Ingkar Janji melalui Non-Litigasi (out of court
settlement).
Alternatif penyelesaian diluar pengadilan di dalam Undang-Undang
No. 30 tahun 1999 Pasal 1 angka 10, bahwa alternatif penyelesaian sengketa
adalah penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang
disepak ati para pihak, yakni penyelesaian sengketa diluar pengadilan
dengan cara konsultasi, negoisasi, mediasi, konsilisasi atau penilaian ahli.60
2. Resiko dan Hukum tentang Tanggung Jawab Ijarah dalam Hukum
Islam
Dalam hal muamalah khususnya ijarah, Islam telah memberikan aturan-
aturan hukum dalam tanggung jawab barang antara pihak yang
menyewakan dan yang menyewa.
Hukum Islam memandang bahwa ketika terjadi perjanjian antara pihak
penyewa dan yang menyewa barang telah mencapai kata sepakat atau
adanya kerelaan kedua belah pihak untuk melakukan suatu perjanjian sewa-
menyewa, maka hal tersebut sah dalam hukum syara’. Perihal tanggung
jawab atas barang hukum Islam membebankan kepada pihak penyewa atas
segala kerusakan barang tersebut, dengan alasan pihak penyewa
60 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata (Jakarta : Sinar Grafika,2006),h.14.
69
memanfaatkan barang tersebut, maka penyewa bertanggung jawab atas
barang tersebut sebagaimana mestinya.61
Kemudian jika masih ada salah satu bagian yang tersisa maka si
penyewa dapat memilih berupa pengurangan harga sewa atau membatalkan
perjanjian. Kuasa penyewa atas barang yang disewa dalam ijarah, manfaat
dianggap sebagai kekuasaan sebagai amanah (yad amanah). Oleh karena
itu, dia tidak mengganti barang yang rusak ditangannya kecuali disebabkan
oleh pelanggaran atau kelalain dalam menjaganya.
3. Hukum tentang Tanggung Jawab Ijarah dalam KHES
Dari definisi kedua kata diatas (ingkar dan janji) penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa ingkar janji merupakan sesuatu
penyangkalan atau tidak mengakui janji yang sudah dinyatakan kedua belah
pihak yang saling mengikat dari kedua belah pihak tersebut. Sehingga dalam
Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah para pihak yang melakukan dan
dikatakan ingkar janji apabila :
a. Tidak melakukan apa yang dijanjikan untuk melakukannya,
b. Melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana yang
dijanjikan,
c. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat,
61 Indah Permata Sari, Analisis Hukum Islam Tentang Penanggung Jawab Atas
Tanggungan Resiko Ijarah, istilah: Jurnal Hukum Islam, Ekonomi dan Kemasyarakatan,akan
terbit.
70
d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.
Apabila ijarah dalam pemeliharaan ma’jur terjadi kerusakan maka yang
tanggung jawab atas ma’jur pada Pasal 268 sampai 270 KHES adalah:
Pasal 268
Pemeliharaan objek ijarah adalah tanggung jawab pihak penyewa kecuali
ditentukan lain dalam akad.
Pasal 269
(1) Kerusakan objek ijarah karena kelalaian pihak penyewa adalah
tanggung jawabnya, kecuali ditentukan lain dalam akad.
(2) Jika objek ijarah rusak selama masa akad yang terjadi bukan karena
kelalaian penyewa maka pihak yang menyewakan wajib menggantinya.
(3) Jika dalam akad ijarah tidak ditetapkan mengenai pihak yang
bertanggung jawab atas kerusakan objek ijarah, maka hukum kebiasaan
yang berlaku dikalangan mereka yang dijadikam hukum.
Pasal 270
(1) Penyewa wajib membayar objek ijarah yang rusak berdasarkan waktu
yang telah digunakan dan besarnya ijarah ditentukan melalui
musyawarah.
71
BAB III
LETAK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS KECAMATAN MEDAN
HELVETIA KELURAHAN HELVETIA TIMUR SERTA BIOGRAFI
CV. BERKAH TRAVEL KOTA MEDAN
A. Gambaran Umum Kelurahan
1. Letak Geografis
Kelurahan Helvetia Timur adalah salah satu Kelurahan ke-5 (lima) yang
ada di Kecamatan Medan Helvetia, sedangkan Kecamatan Medan Helvetia
termasuk ke-12 (dua belas) Kecamatan di Kota Medan, Kelurahan Helvetia
Timur terdiri dari 13 (tiga belas) Lingkungan. Setiap Kelurahan dipimpin
oleh seorang lurah, dan setiap lingkungan dipimpin oleh seorang kepling,
seperti daerah lainnya Kelurahan Helvetia Timur terletak di pinggir jalan
daerah Komplek Perumahan Pondok Surya dengan luas lebih kurang dari
182 Ha atau 1.82 km2 , dengan total jiwa terdiri dari 29.357 (dua puluh
sembilan ribu tiga ratus lima puluh tujuh ribu) jiwa.
Kelurahan Helvetia Timur merupakan Kelurahan yang terletak di
Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan yang berkembang sebagai daerah
jasa, perdagangan, pemukiman, pertanian dan lain-lain. Kelurahan Helvetia
Timur Kecamatan Medan Helvetia terletak di daerah daratan rendah yang
merupakan tempat pertemuan 2 (dua) sungai penting, yaitu sungai Babura
dan sungai Deli sekitar 2.5 meter (dari permukaan laut), ketinggian tanah
72
dari permukaan laut mencapai 27 meter, suhu udara rata-rata bergerak dari
suhu 29 C sampai suhu 32 C.
Adapun batas wilayah Kelurahan Helvetia Timur adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sei Agul,
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Deli Serdang,
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Karang Berombak,
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Helvetia Tengah.
73
2. Letak Demografis
Berbicara mengenai keadaan demografis, berarti berbicara tentang
keadaan penduduk. Menurut keterangan yang penulis peroleh dari staf
Kelurahan Helvetia Timur, bahwa penduduk Kelurahan Helvetia Timur
berjumlah 29.357 (dua puluh sembilan ribu tiga ratus lima puluh tujuh ribu)
Jiwa, terdiri dari laki-laki 14.491 (empat belas ribu empat ratus sembilan
puluh satu ribu) jiwa dan perempuan terdiri dari 14.866 (empat belas ribu
delapan ratus enam puluh enam ribu) jiwa, dengan jumlah kepala keluarga
7.370 KK.
Pada dasarnya penduduk adalah merupakan modal dasar pembangunan,
oleh karena itu data statistik kependudukan mutlak diperlukan untuk
kepentingan perencanaan pembangunan dengan segala aspeknya.
Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan
kesempatan kerja, mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran.
Penduduk Kelurahan Helvetia Timur merupakan masyarakat mayoritas
suku melayu yang memegang teguh tentang adat melayu deli yang tidak
terlepas dari aturan-aturan adat melayu itu sendiri.62
62 Kepala Keluharan Helvetia Timur, Buku Laporan Statistik Kelurahan Helvetia Timur
Kecamatan Medan Helvetia 2019, 19 November 2020.
74
Kantor pemerintahan yang tersedia, hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 1. Prasarana Pemerintahan Kelurahan Helvetia Timur
No Prasarana Pemerintahan Jumlah
(1) (2) (3)
1 Kantor Camat 1 unit
2 Kantor Lurah 1 unit
3 Balai PKK 1 unit
Jumlah 3
Sumber : BPS Kab. Kota Medan, Kecamatan Medan Helvetia Kel. Helvetia
Timur dalam Prasarana Pemerintahan 2019
Dari tabel 1. di atas prasarana pemerintahan antara lain kantor camat
jumlah 1 unit, kantor lurah jumlah 1 unit dan balai PKK jumlah 1(satu) unit,
dapat di simpulkan bahwa jumlah prasarana Kelurahan Helvetia Timur
berjumlah 3 (tiga) unit.
Tabel 2. Daftar Hadir Kepala Lingkungan Kelurahan Helvetia Timur
No Nama Kepala Jabatan No Handphone
(1) (2) (3) (4)
1 Abdi Wijaya KA. Lingkungan I 0812-6270-3345
2 Rizki Mentari KA. Lingkungan II 0812-2268-3636
3 Ir. Riswanto KA. Lingkungan III 0813-6170-6257
4 Suyadi KA. Lingkungan IV 0852-7603-4005
5 M. Husein Nasution KA. Lingkungan V 0812-6036-8115
6 Z.Nazli KA. Lingkungan VI 0823-7004-2000
7 Zulfikar,S.Pt KA. Lingkungan VII 0852-6433-4321
8 Misandayani KA. Lingkungan VIII 0852-6244-9152
9 Misniarti KA. Lingkungan IX 0853-6171-4277
10 Sudirman KA. Lingkungan X 0813-1564-9460
11 Ferdy A.H Daulay KA. Lingkungan XI 0852-7534-6866
12 Faisal Husni Budi
Artha Matondang
KA. Lingkungan XII 0823-7094-4256
13 Agus Suhendar KA. Lingkungan XIII 0813-7066-8869
Sumber : BPS Kelurahan Helvetia Timur, dalam nama-nama kepala lingkungan
2019
75
Tabel 3. Jumlah Penduduk Kelurahan Helvetia Timur berdasarkan jenis
kelamin
Sumber : BPS Kab. Medan, Kelurahan Helvetia Timur dalam rangka 2019
Melalui Tabel 3. di atas dipahami bahwa jumlah keseluruhan masyarakat
Kelurahan Helvetia Timur sebanyak 29.357 (dua puluh Sembilan ribu tiga ratus
lima puluh tujuh ribu) jiwa, dengan perinciannya adalah masyarakat berjenis
kelamin laki-laki berjumlah 14.491(empat belas ribu empat ratus sembilan puluh
satu ribu) jiwa, dan jenis kelamin perempuan berjumlah 14.866 (empat belas ribu
delapan ratus enam puluh enam) jiwa.
a. Mata Pencaharian
Keadaan ekonomi masyarakat merupakan suatu perangkat utama dalam
membantu aktivitas kehidupan suatu masyarakat sebab ekonomi adalah suatu
alat atau sarana untuk mencapai kebahagian hidup di dunia ini. Dengan kata
lain, manusia tidak terlepas dari kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)
(1) (2) (3) (4)
1 Laki-Laki 14.491 Jiwa 49,95%
2 Perempuan 14.866 Jiwa 50,05%
Jumlah 29.357 Jiwa 100%
76
Adapun berbagai jenis pekerjaan masyarakat di Kelurahan Helvetia Timur:
Tabel 4. Jenis Pekerjaan Masyarakat Kelurahan Helvetia Timur
No Jenis Pekerjaan Jumlah
(1) (2) (3)
1 PNS 1155
2 TNI 670
3 Tenaga Medis 289
4 Polisi 20
5 BUMN/BUMD 365
6 Petani 145
7 Pedagang 923
8 Wiraswasta 690
9 Dll 445
Jumlah 4.702
Sumber : BPS Kab. Medan, Kelurahan Helvetia Timur, berdasarkan jenis
pekerjaan 2019
Dari tabel 4. di atas dapat disimpulkan bahwa jenis pekerjaan masyarakat
Kelurahan Helvetia Timur, PNS 1155 (seribu seratus lima puluh lima ) jiwa,
TNI 670 (enam ratus tujuh puluh) jiwa, Tenaga Medis 289 (dua ratus delapan
puluh sembilan) jiwa, Polisi 20 (dua puluh) jiwa, BUMN/BUMD 365 (tiga
ratus enam puluh lima) jiwa, Petani 145 (seratus empat puluh lima) jiwa,
Pedagang 923 (sembilan ratus dua puluh tiga) jiwa, Wiraswasta 690 (enam
ratus sembilan puluh) jiwa dan lain-lain 445 (empat ratus empat puluh lima)
jiwa.
b. Sarana Pendidikan
Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat
fundamental bagi kehidupan umat manusia di dunia ini. Hal ini disebabkan
pendidikan merupakan alat untuk mencapai kehidupan manusia karena melalui
pendidikan manusia dapat mencapai tujuan hidup yang lebih baik.
77
Secara konsep pendidikan merupakan prioritas utama apabila kehidupan,
namun terkadang dalam realisasinya banyak dijumpai pemikiran masyarakat yang
tidak menganggap masalah pendidikan adalah hal yang penting, untuk mengetahui
lebih jelas tingkat pendidikan yang ada di tengah-tengah masyarakat Kel. Helvetia
Timur dapat dilihat melalui sarana pendidikan yang ada sesuai dengan
tingkatannya. Sebagaimana dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 5. Sarana Pendidikan Kelurahan Helvetia Timur
Sumber : BPS Kab. Medan, Kelurahan Helvetia Timur berdasarkan tempat
sarana pendidikan 2019
Penjelasan tabel 5. di atas dapat dipahami bahwa di Kelurahan Helvetia
Timur terdapat fasilitas atau sarana pendidikan, Paud/TK berjumlah 4 (empat)
unit, SD/sederajat berjumlah 5 (lima) unit, SMP/sederajat 2 (dua) unit,
SMA/sederajat berjumlah 8 (delapan) unit dan Universitas/Akademi berjumlah
2 (dua) unit.
Tabel 6. Nama-Nama Jasa Rental Mobil di Kelurahan Helvetia Timur
Sumber : Hasil Survey Lapangan di Kelurahan Helvetia Timur
No Sarana Pendidikan Jumlah
(1) (2) (3)
1 Paud / Sederajat 4
2 SD / Sederajat 5
3 SMP / Sederajat 2
4 SMA / Sederajat 8
5 Universitas / Akademi 2
Jumlah 21 Unit
No Nama Jasa Rental Mobil Jumlah
(1) (2) (3)
1 ASSA Rent Medan 1
2 Penara Rent Car Medan 1
3 CV. Berkah Travel Medan 1
4 Chandra Rental Mobil Medan 1
Jumlah 4 Unit
78
Penjelasan tabel 6. di atas dapat di pahami bahwa di Kelurahan Helvetia
Timur ada beberapa Perusahaan Jasa Rental Mobil diantara nya, ASSA Rent
Medan, Penara Rent a Car Medan, CV. Berkah Travel Medan, Chandra Rental
Mobil Medan, sebagai bahan penelitian saya adalah cara penyelesaian hukum atas
kerugian penyewaan mobil rental di CV. Berkah Travel. Jadi, total pemilik usaha
rental mobil yang ada di Kelurahan Helvetia Timur Kecamatan Medan Helvetia
ada 4 (empat) unit Usaha Rental.63
B. Gambaran Umum Perusahaan
1. Company Profile CV. Berkah Travel Medan
Kota Medan dikenal sebagai Kota Metropolitan dan Pendidikan, banyak
masyarakat umum dan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di
Indonesia yang menempuh pendidikan di Kota Medan, juga wisatawan
domestik sampai mancanegara yang ingin menikmati wisata di Kota Medan
yang indah dan menarik. Udara yang sejuk dan berbagai macam kuliner
turut mendukung suasana Kota Medan yang begitu nyaman sehingga
membuat setiap orang yang berkunjung ke Kota ini selalu merasa betah dan
merindukan Kota ini ketika telah meninggalkan Kota Medan. Melihat
berbagai sector diatas, para pengusaha-pengusaha di Kota Medan
memanfaatkan peluang tersebut dalam penyedia jasa rental mobil maupun
trans wisata, salah satu pengusaha tersebut adalah Bapak Muhammad Fadhli
Dasopang, SPd yang membuka usaha rental mobil dan trans wisata pada
63 Hasil Survey Penelitian Lapangan di Kelurahan Helvetia Timur Kecamatan Medan
Helvetia.
79
awal tahun 2017 yang diberi nama CV. Berkah Travel Medan, nama rental
diambil dari kata Berkah yaitu setiap usaha setiap pekerjaan yang akan
dijalani dengan sebaik-baiknya akan mendapatkan berkah.
Sebelumnya Owner CV. Berkah Travel tersebut adalah seorang
mahasiswa, yang dahulunya beliau adalah agen mengerental mobil
memakai mobil orang lain. Dengan berjalannya waktu dan sudah memiliki
pengalaman dibidangnya, sampai pada akhirnya beliau memiliki modal
sedikit demi sedikit yang dikumpul ketika masih menjabat sebagai agen dan
memutuskan untuk mendririkan usaha sendiri di bidang transportasi yakni
rental mobil yang diberi nama CV. Berkah Travel Medan, sekarang sudah
mempunyai 2 (dua) unit mobil bermerk Avanza Xenia, CV. Berkah Travel
adalah sebuah rental mobil di Kota Medan dan memiliki 3 (tiga) cabang
pembantu tepatnya di Jalan Kapuk Dusun XII Bandar Khalipah Tembung
(TK Harun Ar-Rasyid) tempat utama rental mobil, Jalan Lukah Gang
Masjid Nomor 45 R4 Kec. Medan Amplas, dan Jalan. Gaperta No.159 Kec.
Medan Helvetia. Alasan Owner CV. Berkah Travel mendirikan usaha rental
mobil ini adalah untuk menjawab kebutuhan orang-orang yang ingin
berpergian keliling Kota Medan dan sekitarnya akan sarana transportasi
yang nyaman dan aman sebagai sarana untuk berpergian bagi para
wisatawan juga sebagai solusi para wisatawan yang ingin berkunjung ke
sebagian tempat wisata di Kota Medan dan sekitarnya yang belum
dijangkau oleh adanya transportasi umum.
80
Seiring berjalannya waktu jasa rental mobil CV. Berkah Travel
mengalami perkembangan dan kemajuan usaha disetiap tahun, yang dulu
hanya memiliki 2 (dua) unit mobil, sekarang berkembang menjadi 12 (dua
belas) unit dengan berbagai jenis dan type yang berbeda pula. Mengenai
hubungan perikatan dan kepemilikan pihak owner memiliki adanya kerja
sama dengan mitra pada tahun 2018 dengan pemilik mobil lain tetapi
diutamakan kepercayaan dari keluarga dan tetangga terlebih dahulu CV.
Berkah Travel tersebut sudah mempunyai 20 (dua puluh) unit rental dari
bermacam-macam type mobil yang ada di Kota Medan.
CV. Berkah Travel memiliki 20 (dua puluh) unit mobil. Pada CV.
Berkah Travel pencatatan transaksi peminjaman masih dilakukan secara
manual, pada proses peminjaman, penyewa wajib menyerahkan syarat
berupa photo copy KTP (Kartu Tanda Penduduk), KTM (Kartu Tanda
Mahasiswa), STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dan motor bagi
penyewa mahasiswa. Bagi penyewa umum harus menyerahkan photo copy
KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu Keluarga), STNK dan motor bagi
penyewa dari Instansi/Kantor tertentu harus menyerahkan KTP (Kartu
Tanda Penduduk), KTA (Kartu Tanda Anggota) dan Surat Keterangan
Bertanda Tangan yang sudah distempel dari Instansi/Kantor.
Pembayaran pada penyewaan kendaraan dilakukan dengan sistem
pembayaran dimuka atau pembayaran dilakukan pada saat serah terima
kendaraan, untuk melakukan perjanjian penyewaan, penyewa wajib
menguhubungi pihak perusahaan untuk konfirmasi penyewaan.
81
Gambar 2.3 Struktur Organisasi CV. Berkah Travel
Owner utama merupakan pemilik dari CV. Berkah Travel yang berperan
untuk mengurus proses operasi dalam perusahaan, operasi financial pada
perusahaan dan operasi anekasi pada pangsa pasar. Selanjutnya, Tim
Marketing berperan untuk memasarkan produk rental mobil agar dapat
dikenal oleh pelanggan khususnya dan masyarakat luas umumnya dalam
proses banyaknya unit mobil. Dan Tim Survei Lokasi berperan memberikan
informasi aturan, syarat dan biaya sewa mobil kepada si penyewa sekaligus
pegecekkan lokasi alamat penyewa. Selanjutnya, Driver Man berperan
melakukan pengantaran mobil, apabila penyewa membutuhkan supir, dan
yang terakhir Mechanic berperan bertanggung jawab untuk melakukan
perawatan rutin mobil.
Muhammad Fadhli
Dasopang,S.Pd
(Owner CV.Berkah Travel
TIM Marketing TIM Survei Lokasi
Driver Man Mechanic
82
2. Paparan Data
Mengenai struktur organisasi ini saudara Muhammad Fadhli Dasopang
selaku owner oleh CV. Berkah Travel Medan telah bekerja sama dengan
pihak keluarga yang memiliki jasa rental mobil dan mitra-mitra jasa rental
mobil lainnya untuk mengelola usahanya dengan bantuan hanya 10
(sepuluh) karyawan, dimana 5 (lima) driver man, 2 (dua) tim marketing, 2
(dua) tim survey lokasi dan 1 (satu) mechanic yang dimana karyawan ini
sendiri diambil dari temannya maupun tetangganya, terkadang pemilik
owner CV. Berkah Travel Medan turun langsung dalam melaksanakan
pekerjaan tersebut. Usaha rental mobil ini termasuk golongan usaha yang
tidak terlalu besar walaupun sejauh ini usahanya mengalami peningkatan
yang pesat. Dan usaha tersebut tidak banyak membutuhkan karyawan,
sehingga hanya 10 (sepuluh) karyawan yang bertugas membantu owner CV.
Berkah Travel Medan tersebut. Maka dari itu pemilik jasa rental juga punya
saling bekerja sama dalam penanganan persewaan mobil, apabila mobil
terpakai semua dengan cara lain ialah meminjam mobil pribadi orang lain.
Berikut penjelasan struktur organisasi di CV. Berkah Travel Medan, antara
lain :
a. Pemilik kantor dipimpin oleh Muhammad Fadhli Dasopang,S.Pd,
bertugas;
1) Mengelola dan bertanggung jawab atas segala yang ada di
dalam manajemen usaha;
2) Mengatur segala kegiatan di CV. Berkah Travel Medan;
83
b. Tim Marketing CV. Berkah Travel Medan, bertugas ;
1) Melakukan promosi, sebagai bagian yang berusaha
memperkenalkan rental maupun paket wisata kepada
mahasiswa maupun masyarakat;
c. Tim Survey Lokasi CV. Berkah Travel Medan, bertugas ;
1) Memberikan informasi kepada para pelanggan yang akan
menyewakan mobil untuk paket tour ke luar kota;
2) memberikan informasi biaya sewa mobil kepada si penyewa
sekaligus pegecekkan lokasi alamat penyewa;
d. Mechanic CV. Berkah Travel Medan, bertugas :
1) Melakukan pengecekkan dan perawatan (service) pada
setiap mobil yang akan di sewakan.
Adapun beberapa rincian unit mobil yang sampai sekarang sudah siap
direntalkan yaitu unit siap jalan sebagai berikut :
Tabel 7. Daftar Unit Mobil Rental Harian
Nomor Nama Mobil Unit
(1) (2) (3)
1 Fortuner 1
2 Pajero 1
3 Innova Reborn/Grand 1
4 Avanza 1
5 Xenia 1
6 Ertiga 1
7 Rush 1
8 Terios 1
9 Agya 1
10 Calya 1
11 Isuzu ELF 1
12 Toyota HAICE 1
Jumlah 12
84
3. Sistem Praktik Pelaksanaan Penyewaan
Pada sistem penyewaan kendaraan, konsumen yang ingin menyewa
kendaraan wajib menyerahkan jaminan. Pembayaran pada penyewaan
kendaraan ini dilakukan dengan sistem pembayaran dimuka atau
pembayaran dilakukan saat serah terima kendaraan.
Setelah peneliti amati dari keterangan pemilik jasa rental mobil
mengenai pelaksanaan perjanjian yang seharusnya dalam praktek sewa-
menyewa mobil harus disertakan perjanjian dengan bentuk tertulis yang
dibuat dalam bentuk perjanjian di bawah tangan maupun perjanjian yang
dibuat secara akta notarial dalam Pasal 1866 tentang Pembuktian, sehingga
para pihak bisa meneliti seluruh isi perjanjian, khususnya yang berhubungan
dengan penyelesaian perselisihan yang timbul.
Dalam penentuan harga sewa kendaraan di CV. Berkah Travel, penyewa
memiliki beberapa pilihan harga seperti : penggunaan kendaraan tanpa
supir, penggunaan lepas kunci dan penggunaan dengan supir tour dalam
kota/luar kota ditambah dengan biaya bahan bakar minyak, sedangkan
waktu pemakaian kendaraan hanya ada 2 (dua) jenis, yaitu 12 (dua belas)
jam dan 24 (dua puluh empat) jam. Apabila keterlambat pengembalian
penyewaan mobil maka akad yang disewa telah batal atau putus karena telah
lewat batas waktunya dan pihak yang menyewakan menuntut ganti rugi,
sebagaimana ketentuan yang telah disepakati bahwa dikenakan denda
overtime 10% (sepuluh) persen per jam dari jumlah harga sewa di CV.
85
Berkah Travel untuk kompensasi keterlambatan oleh penyewa diberikan
bonus 1 (satu) jam keterlambatan pengembalian (tidak dipungut biaya).
Penambahan waktu atau perpanjangan masa sewa maka harus ada
penggantian surat serah terima kendaraan.
Dalam penyewaan jasa mobil rental CV. Berkah Travel ada beberapa
syarat yang diserahkan misalnya bagi mahasiswa harus menyerahkan KTP
(Kartu Tanda Penduduk), KTM (Kartu Tanda Mahasiswa), Motor dan
STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), sedangkan bagi masyarakat umum
harus menyerahkan KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu Keluarga),
Motor dan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dan bagi Instansi/Kantor
juga harus menyerahkan KTP (Kartu Tanda Penduduk), KTA (Kartu Tanda
Anggota) dan Surat Keterangan Bertanda Tangan yang Bersetmpel, semua
resiko kecelakaan dan perbaikan sepenuhnya tanggung jawab penyewa dan
selama masa perbaikan dihitung sewa harian.
86
Adapun biaya sewa mobil rental dengan sistem harian, yaitu :
Tabel 8. Daftar Harga Sewa Mobil Rental Harian di CV. Berkah Travel
No Nama Mobil Biaya Pakai
Supir
Biaya Sewa
24 Jam
Biaya Sewa 12
Jam
Biaya Denda
± 3 Jam
Biaya Denda
12 Jam
Biaya Denda
± 1 Hari
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Fortuner Rp 200.000,- Rp 350.000,- Rp 250.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di
awal
2 Pajero Rp 200.000,- Rp 350.000,- Rp 250.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di
awal
3 Innova
Reborn/Grand
Rp 200.000,- Rp 300.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di
awal
4 Avanza Rp 150.000,- Rp 300.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di
awal
5 Xenia Rp 150.000,- Rp 300.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di
awal
6 Ertiga Rp 200.000,- Rp 300.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di
awal
7 Rush Rp 150.000,- Rp 300.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di awal
8 Terios Rp 200.000,- Rp 300.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di
awal
9 Agya Rp 150.000,- Rp 300.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di
awal
10 Calya Rp 150.000,- Rp 300.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di
awal
11 Isuzu ELF Rp 200.000,- Rp 350.000,- Rp 250.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di
awal
12 Toyota HAICE Rp 200.000,- Rp 300.000,- Rp 200.000,- Rp 100.000,- Rp 150.000,- Biaya sewa di
awal
Daftar harga sewa mobil tersebut belum termasuk BBM (Bahan Bakar
Minyak). Apabila penyewa ingin menggunakan supir maka penyewa wajib
membayar harga sesuai yang sudah di tuliskan dalam sehari untuk dalam Kota.
Sedangkan untuk BBM (Bahan Bakar Minyak) sifatnya kondisional tergantung
permintaan dan kebutuhan dari pihak penyewa.64
64 Muhammad Fadhli Dasopang, Owner CV. Berkah Travel Medan, Hasil
Wawancara Penulis dengan Owner CV. Berkah Travel Medan, 17 Oktober 2020, Pukul 11.00
WIB.
87
Pelaksanaan sewa-menyewa mobil pasti dilakukan dengan syarat-syarat
dan ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak baik pihak
penyewa maupun pihak yang menyewakan. Kesepakatan dan ketentuan
tersebut harus atas persetujuan dan tidak ada unsur paksaan karena apabila
ada salah satu pihak yang tidak setuju maka pelaksanaan dalam sewa-
menyewa tersebut tidak sah.
4. Sistem Perjanjian
Dalam sebuah usaha pasti ada perikatan perjanjian dalam perusahaan
CV. Berkah Travel Medan ada sebuah perikatan yang berupa perjanjian
penyewaan mobil rental yang sudah menjadi keharusan ketika melakukan
transaksi sewa-menyewa dan harus membuat surat perjanjian yang disepakti
antara kedua belah pihak. Maka apabila terjadi masalah ketika pemakaian
mobil sewaan dengan itu harus diselesaikan berdasarkan perjanjian di awal.
Begitu juga dengan CV. Berkah Travel Medan yang membuat
perjanjian dengan penyewa sebelum disewa oleh penyewa, pihak CV.
Berkah Travel memberikan syarat dan ketentuan terhadap penyewa dalam
perjanjiannya.
88
Adapun syarat dan ketentuan yang harus disepakati adalah sebagai berikut:
a. Penyewa berkewajiban merawat mobil rental,
b. Dilarang memindah tangankan / menggadaikan / menjual mobil
rental,
c. Penyewa berkewajiban menanggung semua biaya apabila terjadi
kehilangan dan kecelakaan,
d. Penyewa berkewajiban mengganti apabila STNK (Surat Tanda
Nomor Kendaraan) tersebut hilang dan melakukan pelanggaran lalu
lintas,
e. Dilarang merubah bentuk warna, design, model mesin, dan body
mobil,
f. Apabila terjadi permasalahan antar pihak menyewa dengan pihak
penyewa, maka akan diselesaikan dengan secara kekeluargaan jika
tidak bisa baru jalur hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
g. Waktu sewa sehari (Pukul 06.00-23.00) ada juga penyewa mulai
waktu sewa (Pukul 23.00 sampai masa ketentuan sewa), apabila
mobil kembali melebihi batas waktu sewa, maka penyewa akan
dikenakan charge overtime sebesar 10% (sepuluh persen) dalam
harga per jamnya.
h. Konfirmasi penambahan waktu sewa mobil minimal 12 (dua belas)
jam sebelumnya kepada pihak CV. Berkah Travel Medan,
i. Pihak menyewa berhak membatalkan kesepakatan sewa sewaktu-
waktu tanpa memberikan alasan kepada pihak penyewa.
89
5. Sistem Ganti Rugi di CV. Berkah Travel Medan
Seperti kegiatan muamalah pada umumnya sering terjadi dan mungkin
selalu diwarnai dengan permasalahan dalam setiap akad yang dipakai dalam
melaksanakan kegiatan muamalah tersebut. Seperti halnya sistem
penyewaan yang memiliki kelebihan maupun kekurangan dalam setiap
usahanya, selama kurang lebih 4 (empat) tahun berjalan, berdasarkan
keterangan dari bang Fadhli telah terjadi beberapa kasus wanprestasi dalam
sewa-menyewa, diharapkan hubungan antara pihak CV. Berkah Travel dan
pelanggan tetap terjalin dengan baik, sehingga tidak terjadi hal-hal yang
diinginkan. Jika terjadi perselisihan dalam pelaksanaan sewa-menyewa ini,
kedua belah pihak akan berusaha menyelesaikan secara kekeluargaan, tetapi
apabila tidak dapat diselesaikan dengan secara kekeluargaan, maka pihak
CV. Berkah Travel Medan harus mempunyai solusi-solusi yang adil dan
bijak.
90
BAB IV
ANALISIS PENYELESAIAN HUKUM TENTANG KERUGIAN AKIBAT
KECELAKAAN OLEH PENYEWA JASA RENTAL MOBIL DITINJAU
DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARI’AH DI CV. BERKAH
TRAVEL KOTA MEDAN
A. Penyelesaian Sengketa Sewa-Menyewa Jasa Rental Mobil Dengan
Cara Musyawarah Oleh CV. Berkah Travel Medan
Para pelaku bisnis dalam hubungannya dengan pihak lain senantiasa
mengharapkan agar kontrak yang mereka buat dapat berjalan dengan lancar
sebagaimana yang diharapkan. Namun seiring berjalan dengan waktu tidak
menutup kemungkinan terjadi sengketa diantara mereka. Sengketa kontrak pada
umumnya muncul sebagai akibat adanya ketidaksepakatan, perbedaan,
gangguan, wanprestasi maupun force majeure.65
Persoalan terpenting bagi pelaku bisnis adalah bagaimana upaya mereka
dalam mengantisipasi atau mencegah kemungkinan terjadinya sengketa, oleh
karena itu umumnya dalam kontrak bisnis (komersial) para pihak
mencantumkan klausul penyelesaian sengketa (dispute settlement clause atau
midnight clause) dalam kontrak mereka.
Proses pelaksanaan perjanjian sewa-menyewa mobil rental juga dilakukan
dengan syarat-syarat dan ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak,
kesepakatan dan ketentuan tersebut harus ada persetujuan owner pemilik jasa
65 Emmy Pengaribuan, Beberapa Aspek Hukum Dagang di Indonesia (Jakarta : Bina
Cipta,1997),h.120.
91
rental mobil dan apabila ada salah satu pihak yang tidak setuju maka pelaksanaan
dalam sewa-menyewa tersebut tidak sah. Pihak menyewakan harus memberikan
pelayanan dan layanan yang terbaik untuk penyewa agar tidak menimbulkan
kesalahan dan berpengaruh pada nama baik perusahaan itu sendiri, hal tersebut
dapat merugikan perusahaan sehingga dianggap tidak memberikan layanan dan
kualitas tidak baik bagi pihak penyewa dan mengakibatkan promosi tidak laku.
Upaya pertanggung jawaban atau penyelesaian hukum bagi pihak yang
menyewakan itu artinya melindungi hak-hak dari pihak pemilik jasa rental
mobil. Apabila ada hak yang tidak dipenuhi atau dilanggar oleh pihak penyewa,
maka pihak menyewa dapat meminta haknya kepada penyewa melalui
musyawarah, apabila melalui musyawarah tidak berhasil maka pihak yang
menyewa dapat melakukan tindakan lebih tegas ke pihak penyewa tetapi pihak
penyewa tetap mangkir, maka pihak rental mobil dapat melakukan teguran atau
somasi kepada penyewa mengenai prestasi atau kewajiban yang belum
dilakukan oleh pihak penyewa disertai dengan penarikan atas kendaraan yang
disewakan jika kendaraan tersebut masih ditangan pihak penyewa.
Setelah peneliti amati dari keterangan pemilik jasa rental mobil mengenai
penyelesaian sengketa perjanjian disertakan perjanjian dengan bentuk tertulis
yang dibuat dalam bentuk perjanjian di bawah tangan para pihak bisa meneliti
seluruh isi perjanjian khususnya yang berhubungan dengan penyelesaian
perselisihan yang terjadi, maka pemilik jasa rental mobil CV. Berkah Travel
mengakui dalam praktek perjanjian penyewaan mobil di tempatnya dengan
melakukan perjanjian secara tertulis dengan tanda tangan kedua belah pihak
92
sebagai bukti bahwa sudah saling ada kesepakatan terlebih dahulu jika penyewa
adalah langganan CV. Berkah Travel yang sudah saling percaya satu sama lain,
yang terpenting penyewa sudah menyerahkan jaminan berupa kendaraan
berserta STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dan KTP (Kartu Tanda
Penduduk) atau kartu identitas lain juga seperti photo copy SIM (Surat Izin
Mengemudi) bila diperlukan oleh pihak yang menyewakan dan mencatat alamat
serta nomor telepon si penyewa. Walau demikian, tanpa adanya perjanjian
tertulis sekalipun tindakan rental mobil yang memberikan mobil sewaan kepada
pihak orang lain dengan adanya suatu janji mengenai pembayaran dan
pemakaian mobil sewaan tersebut telah memberikan suatu hubungan hukum
sewa-menyewa. Sedangkan, didalam KHES cara penyelesaian secara
musyawarah terdapat pada Pasal 270 berbunyi “Penyewa wajib membayar objek
ijarah yang rusak berdasarkan waktu yang telah digunakan dan besarnya ijarah
ditentukan melalui musyawarah”.
Berikut hasil wawancara penulis dengan pemilik jasa rental mobil CV.
Berkah Travel mengenai penyewaan mobil di CV. Berkah Travel ;
“Untuk sewa disini bervariasi dek, ada yang sehari 24 (dua puluh empat)
jam ada juga yang setengah hari 12 (dua belas) jam itupun juga ada yang
pakai driver dari kami atau mau dikendarai sendiri mobilnya. Persyaratan
untuk sewa disini juga sudah umum bagi rental-rental mobil yang lain dan
saya rasa cukup mudah bagi semua orang yang ingin menyewa, yaitu
dengan menyerahkan identitas berupa KTP (Kartu Tanda Penduduk), photo
copy SIM (Surat Izin Mengemudi), photo copy KTM (Kartu Tanda
Mahasiswa) dan photo copy KK (Kartu Keluraga) bila diperlukan, dan juga
menyerahkan kendaraan serta STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan)
sebagai jaminan. Untuk akad perjanjian pemesanan sendiri biasanya saya
dan penyewa hanya lisan saja dek melalui telepon, WA (WhatsApp) atau
datang ke kantor/kerumah langsung, jika penyewa ingin dibuatkan surat
perjanjian secara tertulis ya kami buatkan. Untuk syarat dan ketentuan
93
biasanya kami jelaskan diawal perjanjian, saya kira penyewa sudah tau hak
dan kewajibannya sebagai penyewa dan tanggung jawabnya selama
membawa mobil kami, kalau ada kerusakan karena ulah si penyewa saya
akan meminta ganti rugi sesuai dengan biaya kerusakannya dan saya ajak
musyawarah dulu untuk biaya perbaikan tersebut tetapi apabila penyewa
memesan mobil dengan driver dari kami kemudian terjadi musibah, maka
sepenuhnya itu menjadi tanggung jawab dari pihak CV. Berkah Travel”.66
Penulis juga telah mewawancari penyewa CV. Berkah Travel yang pernah
mengalami kecelakaan, yaitu Dimas Rizky di Kelurahan Helvetia Timur
sebagaimana hasil wawancara :
“Saya sering nyewa mobil di CV. Berkah Travel buat wisata dan jalan-jalan
di Kota Medan dan sekitarnya, namanya mahasiswa ya kak ya ingin jalan-
jalan kalau lagi hari weekend sama teman-teman. Waktu itu saya mau
wisata ke pantai sama teman-teman saya di daerah Perbaungan, saya
nyewa mobil di CV. Berkah Travel selama 24 (dua puluh empat) jam karena
rencana mau kemah di dekat bibir pantai. Saat perjalanan mau di pantai
yang jadi punya ide destinasi terkahir buat kemah, pada saat perjalanan
mobil yang saya kemudikan mau menyalip kendaraan di depan, disaat
menyalip saya kurang mengelak kak jadi waktu yang mengelaknya malah
bersamaan muncul truk dari arah berlawanan, yah saya sontak kaget kak,
truk tersebut muncul dan tidak saya duga karena saat itu jalan sedikit
menikung dan tidak kelihatan sebelumnya, akhirnya saya gagal menyalip
dan belum sempat kembali ke jalur spion kanan mobil tertabrak truk dan
lepas dari posisinya, untunglah body mobil tidak sampai kenak badan truk
Cuma spion nya saja. Akhirnya belum sempat sampai ke tujuan, saya dan
teman-teman langsung kembali pulang ke pemiliknya untuk
memberitahukan bahwa kami mengalami kecelakaan saat perjalanan. Saat
sudah sampai pemilik memeriksa kerusakan dan memebicarakan untuk
mengganti kerugian karena kerusakan pada mobilnya tapi dengan
kekeluargaan saja kak”.67
66 Hasil Wawancara dengan Muhammad Fadhli Dasopang,S.Pd Owner CV. Berkah
Travel Medan, Pada tanggal 29 Oktober 2020 Pukul 10.35 WIB.
67 Hasil Wawancara dengan Dimas Rizky Penyewa CV. Berkah Travel Medan, Pada
tanggal 05 November 2020 Pukul 15.15 WIB.
94
Dalam mengakhiri uraian tentang penyelesaian hukum kerugian akibat
kecelakaan oleh penyewa jasa rental mobil secara bermusyawarah maka ada
beberapa point penulis dapat menganalisanya yaitu sebagai berikut :
1. Penulis menganalisa penyelesaian sengketa yang terjadi antara penyewa
dan pihak rental mobil karena terjadinya tindakan wanprestasi dapat
diselesaikan dengan cara musyawarah, damai diselesaikan sesuai
prosedur yang berlaku di perusahaan.
Dari temuan penelitian penulis temukan, bahwa bentuk penyelesaian
sengketa yang terjadi antara penyewa dan pihak rental mobil pada CV.
Berkah Travel adalah secara kekeluargaan atau non-litigasi dengan cara
pihak rental mobil menghubungi penyewa baik dan mendatangi
langsung atau melalui komunikasi telepon. Komunikasi yang dilakukan
didasarkan atas identitas penyewa dalam bentuk fotocopy KTP (Kartu
Tanda Penduduk) atau SIM (Surat Izin Mengemudi) penyewa atau bagi
penyewa yang tidak meninggalkan fotocopy dalam arti sudah saling
kenal dengan pemilik rental. Permasalahan hukum didalam pelaksanaan
perjanjian haruslah diselesaikan oleh para pihak yang membuatnya
mengedepankan rasa keadilan, yaitu memberikan solusi yang bijak
dalam setiap permasalahan yang terjadi.
95
Demikian juga apabila kerusakan itu diakibatkan oleh orang lain,
orang yang disewa tidak harus mengganti rugi akan tetapi ganti rugi
dibebankan kepada orang yang mengakibatkan kerusakan itu sendiri.68
Oleh sebab itu penerapan biaya ganti kerugian yang diterapkan oleh
pemilik rental mobil di Kecamatan Medan Helvetia dan kedua belah
pihak menyelesaikan permasalahannya secara kekeluargaan.
Menurut penulis, dalam hukum Islam dijelaskan bahwa ketika
terjadi perselisihan oleh kedua belah pihak yang berakad maka haruslah
diselesaikan dengan jalan damai karena dengan jalan damai akan
mendatangkan banyak kemaslahatan ketimbang mudharatnya, seperti
dari uang yang dikeluarkan misalnya dana jika ditempuh dengan jalan
damai juga dapat mempererat hubungan antara kedua belah pihak yang
sebelumnya renggang, inilah sebenarnya yang menjadi kenapa hukum
Islam itu patut dipegang oleh umat Islam.
B. Penyelesaian Sengketa Sewa-Menyewa Jasa Rental Mobil CV. Berkah
Travel Medan Di Pengadilan
Perjanjian sewa-menyewa mobil rental memiliki beberapa resiko dalam
pelaksanaannya. Resiko tersebut dibebankan kepada pihak yang di dalam
ditegaskan harus bertanggung jawab. Dalam perjanjian sewa-menyewa
mobil rental ada beberapa resiko yang mungkin dapat terjadi selama
berjalan masa sewa-menyewa antara lain :
68 Imam Syafi’i, Kitab Al-Umm,h.805.
96
1. Mobil yang dirental hilang;
2. Mobil yang dirental mengalami kerusakan/kecelakaan.
Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ (Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan) juga menjelaskan bagaimana kewajiban dan
tanggung jawab pengemudi, atau pemilik kendaraan bermotor atas
terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pasal 234 ayat (1) Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2009 menyebutkan “Pengemudi, pemilik kendaraan bermotor dan
atau perusahaan angkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang
diderita oleh penumpang dan/atau pemilik barang dan/atau pihak ketiga
karena kelalaian pengemudi”, arti Pasal diatas adalah setiap penyewa atau
pemilik kendaraan atau pihak yang menyewakan dan perusahaan angkutan
umum harus bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan barang sewa
yaitu mobil yang diderita oleh pemilik kendaraan karena kelalaian dan
kurang hati-hatinya pengemudi penyewa hingga menyebabkan kecelakaan.
Pasal 234 ayat (2) menyebutkan “Setiap pengemudi, pemilik kendaraan
bermotor dan/atau perusahaan angkutan umum bertanggung jawab atas
kerusakan jalan dan/atau perlengkapan jalan yang disebabkan oleh
kelalaian si penyewa sebagai pengemudi mobil”. Kewajiban-kewajiban
ganti kerugian diatas bisa gugur atau batal berdasarkan Pasal 234 ayat (3)
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 jika adanya keadaan memaksa
yang tidak dapat dielakkan atau di luar kemampuan pengemudi, disebabkan
oleh perilaku korban jika ada korban atau pihak ketiga, disebabkan
97
gerakkan orang dan/atau hewan walaupun telah diambil tindakan
pencegahan oleh pengemudi.
Kemudian untuk mengemudi besarnya ganti rugi yang harus
dibayarkan kepada pihak yang dirugikan disebutkan dalam Pasal 236 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 pihak yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229
wajib mengganti kerugian yang besarnya ditentukan berdasarkan putusan
Pengadilan artinya pihak penyewa atau yang menyewakan wajib mengganti
rugi kepada pihak yang dirugikan karena kecelakaan yang disebabkan oleh
mobil yang tidak layak jalan atau kurang hati-hatinya pengemudi.
Disambung dengan Pasal 236 ayat (2) kewajiban mengganti kerugian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2) dapat dilakukan di luar
Pengadilan jika terjadi kesepakatan damai antara para pihak yang terlibat,
artinya besarnya ganti kerugian bisa dilakukan tanpa putusan Pengadilan
jika para pihak menghendaki untuk musyawarah atas kerusakan mobil yang
penyewa kemudikan atau biasa disebut kecelakaan ringan.69 Sedangkan,
cara penyelesaian di Pengadilan sudah ada di atur dalam Perma UU. No.2
Tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah pada Pasal 1
berbunyi “Hakim pengadilan dalam lingkungan peradilan agama yang
memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara yang berkaitan dengan
ekonomi syari’ah dengan menggunakan prinsip syari’ah”.
69 Abdul Khadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum (Bandung : Citra Aditya
Bakti,2004),h.44.
98
Cara penyelesaian sengketa wanprestasi yang terjadi adalah pihak
rental memberikan denda dengan ketentuan sebesar 10% (sepuluh) persen
dari harga sewa untuk tiap jamnya seluruh jenis mobil. Jadi, pihak CV.
Berkah Travel memberikan kompensasi keterlambatan oleh penyewa bonus
1 (satu) jam keterlambatan pengembalian (tidak dipungut biaya).
Menurut Yahya Harahap di dalam buku tinjauan mengenai sistem
peradilan dan penyelesaian sengketa menyebutkan beberapa cara yang
dapat ditempuh untuk menyelesaikan sengketa non-litigasi dalam lingkup
hukum perdata yaitu seperti abitrase, negosiasi dan mediasi. Adapun pelaku
bisinis yang berhenti menyelesaikan sengketa ditengah jalan disebabkan
sebagai berikut :
1. Biaya perkara yang mahal dalam proses penyelesaian sengketa
melalui pengadilan dikaitkan dengan lamanya penyelesaian karena
semakin lama maka semakin banyak pula biaya yang dikeluarkan;
2. Putusan pengadilan tidak menyelesaikan masalah dianggap semakin
memperumit masalah karena secara objektif putusan pengadilan
tidak mampu memuaskan serta tidak mampu memberikan
kedamaian.70
Ada beberapa uraian dari penjelasan di atas tentang pertanggung
jawaban hukum wanprestasi dalam sewa-menyewa, sehingga penulis dapat
menganalisa temua yang dilapangan, diantara lain :
70 M. Yahya Harahap, Proses Arbitrase (Jakarta : Pustaka Kartini,1991),h.46.
99
2. Penulis menganalisa penyelesaian sengketa yang terjadi antara penyewa
dan pihak rental mobil karena terjadinya tindakan wanprestasi dapat
diselesaikan dengan cara di Pengadilan yang berlaku di perusahaan.
Dari temuan penelitian penulis temukan, bahwa bentuk penyelesaian
sengketa sewa-menyewa di CV. Berkah Travel Medan mengalami 1
(satu) kasus yaitu penyelesaiannya hanya sampai di tingkat negosiasi
dan mediasi dengan menyatakan membayar ganti rugi kelalaian
penyewa apakah dibayar langsung lunas ataupun kredit dalam perbulan
nya sesuai dengan kerusakan yang dialaminya, setelah itu pada akhirnya
penyewa merasa keberatan atas tuntutan yang diminta oleh CV. Berkah
Travel Medan penyelasaian tersebut pun tidak sampai dengan putusan
akhir dari hakim karena biaya perkara yang ditanggung mahal sehingga
belum menutup kemungkinan kerugian yang dialami penyewa sesuai
dengan apa jawaban dari hakim sendiri di pengadilan. Akan tetapi,
sebaliknya kedua belah pihak bersepakat menyelesaikannya secara
kekeluargaan.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa perjanjian baku yang ada dalam
kontrak perjanjian sewa kendaraan di CV. Berkah Travel Medan yang
hanya melibatkan satu pihak saja, sehingga dalam hukum Islam
hendaknya perjanjian itu dibuat oleh kedua belah pihak yang melakukan
perjanjian agar terlepas dari yang namanya pelanggaran. Ketika
terjadinya pelanggaran pihak perusahaan biasanya merundingkan
dengan jalan damai terlebih dahulu atau melalui jalur kekeluargaan,
100
akan tetapi ketika dengan jalur kekeluargaan tidak dapat diselesaikan
maka diselesaikan dengan jalur hukum dimana kedua belah pihak akan
diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
C. Penyelesaian Sengketa Sewa-Menyewa Jasa Rental Mobil Melalui
Pembayaran Asuransi Kerugian Akibat Kecelakaan Oleh Penyewa
Ditinjau dari KHES
Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan metode untuk mengurangi
resiko dengan jalan memindahkan dan menkombinasikan ketidakpastian akan
adanya kerugian. Dalam kehidupan masyarakat setiap orang pasti berhadapan
dengan berbagai permasalahan hidup maka cara yang paling tepat
mengulanginya adalah dengan cara berasuransi.71
Menurut Undang-Undang Nomor. 2 Tahun 1992 yang dimaksud dengan
pertanggungan atau asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan
menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian pada tertanggung
karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari
peristiwa yang tidak pasti.
Dalam mencegah terjadinya kecelakaan CV. Berkah Travel Medan
memberikan peraturan secara lisan kepada penyewa yang menggunakan mobil
71 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K, Hukum Perjanjian dalam Islam (Jakarta :
Sinar Grafika, 1994),h.84.
101
rental tersebut, aturan tersebut disampaikan agar penyewa yang menggunakan
mobil dapat menjaga serta merawat mobil tersebut seperti miliknya sendiri.
Dengan demikian, kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerusakan dapat
diperkecil.
Di CV. Berkah Travel semua kendaraan yang disewakan sudah
diasuransikan. Kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan pada kendaraan,
seperti mobil lecet atau penyok karena kesalahan dari penyewa baik sengaja
maupun tidak sengaja. Maka akan dikenakan biaya sebesar Rp 300.000.-(tiga
ratus ribu rupiah) untuk klaim asuransi hanya untuk mobil yang mengalami
kecelakaan ringan, sedangkan kecelakaan besar atau parah yang mengakibatkan
mobil berlubang, mobil tidak bisa jalan, terbakar ataupun kaca pecah yang
disebabkan kelalaian penyewa, baik sengaja maupun tidak sengaja, maka akan
dikenakan biaya klaim asuransi sebesar Rp 2.000.000.-(dua juta rupiah) dan
biaya rental selama waktu perbaikan kendaraan yang dihitung sesuai dengan
harga rental perhari dari kendaraan yang mengalami perbaikan. Jika mobil
digunakan pada jalan yang tidak sepantasnya seperti pada medan exstreme untuk
off road, medan yang berlumpur, berbatu atau daerah perbukitan terjal maka
segala kerusakan akibat penggunan diatas sepenuhnya ditanggung oleh penyewa
kendaraan.72
Adapun pernyataan bahwa sewa-menyewa rental mobil memakai plat hitam
(perseorangan) mengapa tidak memakai plat kuning (angkutan umum)
72 Hasil Wawancara dengan Muhammad Fadhli Dasopang, Owner CV. Berkah Travel
Medan, pada tanggal 29 Oktober 2020.
102
dikarenakan adanya persaingan bisnis transportasi darat konvensional dan
transportasi berbasis aplikasi yang menimbulkan prokontra permasalahan bisnis
antara rental mobil dengan supir taksi online. Dalam Undang-Undang Nomor.
22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada Pasal 47 ayat (3)
menyebutkan dengan jelas bahwa kendaraan bermotor berdasarkan fungsinya
terbagi menjadi 2 (dua) yaitu Kendaraan Bermotor Umum (plat kuning) dan
Kendaraan Bermotor Perseorangan (plat hitam). Oleh karena itu kata “Fungsi”
di Pasal tersebut mempunyai arti untuk kendaraan bermotor umum (plat kuning)
dan kendaraan bermotor perseorangan (plat hitam) yang menyatakan perubahan
bentuk desaian kendaraan yang telah ditetapkan Agen Tunggal Pemegang Merek
(ATPM) yang hanya menjual kendaraan dalam bentuk sasis (mesin dan
kerangka) seperti untuk Bis, mini Bis (Metromini, Kopaja), angkot serta bajaj.
Dengan demikian bahwa Kendaraan Bermotor Perseorangan (plat hitam)
tidak dapat dikategorikan sebagai Kendaraan Bermotor Umum (plat kuning)
dikarenakan kendaraan Bermotor Perseorangan (plat hitam) didesaian dan dibuat
sesuai standar pabrikan atau ATPM yang telah melakukan uji kelayakan dan
keselamatan sampai kenyamanan.
Urusan sewa-menyewa kendaraan pribadi juga mengharuskan adanya
pembayaran sesuai kesepakatan kedua pihak, yaitu penyewa dan yang
menyewakan mobil seperti yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPer) kesepakatan itu bisa berupa jarak tempuh lamanya dan waktu
pemakaian atau jenis kendaraan yang disewakan.
103
Jadi, sekali lagi perlu diingat bahwa Undang-Undang Nomor. 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tidak mengatur penggunaan
kendaraan bermotor perseorangan (plat hitam) karena kendaraan ini masuk
dikategorikan private property atau hak milik pribadi. Negara dan Undang-
Undang tidak dapat mengatur penggunaan atau pemakaian hak milik pribadi
seseorang hanya saja mengatur segala sesuatu yang menyangkut kepentingan
publik atau umum dan sesuatu yang menyangkut penggunaan dan pemakaian
hak milik pribadi dasar hukumnya adalah Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPer) dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).73
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pihak penyewa yaitu CV. Berkah
Travel Medan ialah :
”Pihak Perusahaan tidak bertanggung jawab penuh atas kerusakan yang di
luar oleh asuransi hanya bertanggung jawab untuk mengurus klaim
asuransi dan membayar biaya klaimnya. Jadi pihak asuransi akan
menanggung segala kerusakan yang dialami semasa sewa-menyewa
berjalan. Hal ini dikarenakan setiap mobil rental telah dimiliki asuransi
sehingga pihak penyewa tidak akan dibebankan sepenuhnya untuk
kerusakan yang terjadi semasa sewa-menyewa”.74
Dalam penyelesaian sengketa mengenai biaya klaim yang akan dikeluarkan
oleh CV. Berkah Travel Medan ialah tidak selamanya akan mengeluarkan biaya
tersebut dari kas perusahaan. Pihak penyewa yang menggunakan mobil tersebut
hingga mengalami kerusakan juga akan diminta pertanggung jawaban. Hal
tersebut tergantung dari penyebab kecelakaan yang terjadi dan apabila
73 Riva Julianto, Kompasiana Plat Kuning VS Plat Hitam Kendaraan”,
www.kompasiana.com.cd n.amproject.org (27 Agustus 2021).
74 Hasil Wawancara dengan Muhammad Fadhli Dasopang, Owner CV. Berkah Travel
Medan, pada tanggal 29 Oktober 2020, Pukul 11.00 WIB.
104
kecelakaan tersebut adalah kelalaian dari pihak penyewa, maka pihak
menyewakan meminta pertanggung jawaban si penyewa dengan mewajibkan
setengah dari biaya klaim yang harus dibayar oleh perusahaan.
Dalam KHES juga diatur sejumlah hal berkaitan dengan penyelesaian
hukum atas kerugian akibat kecelakaan oleh penyewa rental mobil. Sebagaimana
di dalam penyelesaian hukum tersebut pasti ada unsur force majeure atau sering
diterjemahkan sebagai “keadaan memaksa” merupakan keadaan di mana
seorang debitur terhalang untuk melaksanakan prestasinya karena keadaan atau
peristiwa yang tidak terduga pada saat dibuatnya kontrak, keadaan atau peristiwa
tersebut tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Mengenai hal diatas telah diatur dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah
(KHES) Pasal 268 sampai 270 yaitu tentang memelihara objek ijarah,
tanggung jawab kerusakan dan nilai serta jangka waktu ijarah yang
menjelaskan bagaimana tanggung jawab penyewa terhadap barang yang
disewanya. Dalam Pasal 268 KHES menyebutkan bahwa “Pemeliharaan
objek ijarah adalah tanggung jawab pihak penyewa kecuali ditentukan lain
dalam akad artinya penyewa disini wajib menjaga atau memelihara mobil
yang disewanya dari keadaan yang dapat melanggar ketentuan perjanjian,
kecuali jika penyewa menggunakan supir dari pihak rental”. Sedangkan
Pasal 269 ayat (1) KHES menjelaskan “Kerusakan objek ijarah karena
kelalaian pihak penyewa adalah tanggung jawab penyewa, kecuali
ditentukan lain dalam akad, artinya adalah pihak penyewa wajib
bertanggung jawab atas kerusakan mobil sewanya yang disebabkan tindakan
penyewa itu sendiri karena kurang hati-hati atau lalai”, dan Pasal 269 ayat
(2) menjelaskan bahwa “Jika objek ijarah rusak selama masa akad yang
terjadi bukan karena kelalaian penyewa, maka pihak yang menyewakan
wajib menggantinya, artinya jika mobil yang disewakan dalam keadaan
kurang baik dan tidak di cek oleh pihak yang menyewakan kemudian penyewa
mengalami kecelakaan pada masa seewa hingga mengakibatkan mobil rusak,
maka pihak yang menyewakanlah yang harus mengganti rugi”.
Meskipun sudah diatur secara jelas akan tetapi tetap saja terjadi
penyimpangan yang dilakukan oleh para pihak dalam keadaan memaksa,
105
dalam perjanjian hal tersebut biasa dikenal dengan istilah wanprestasi atau
overmacht. Dalam perjanjian sewa-menyewa mobil pihak penyewa harus
bertanggung jawab dan kerugian yang timbul pada barang yang disewa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1564 KUHPerdata dikatakan bahwa si
penyewa bertanggung jawab untuk segala kerusakan.
Kemudian Pasal 270 Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah menyebutkan
penyewa wajib membayar objek ijarah yang rusak berdasarkan waktu yang
telah digunakan dan besarnya ijarah ditentukan melalui musyawarah,
maksudnya adalah si penyewa wajib membayar uang sewa sesuai dengan
waktu sewanya dan membayar ganti rugi dari kerusakan mobil yang
disewanya, untuk besarnya nominal sewa dan ganti rugi ditentukan melalui
musyawarah.75 Apabila objek ijarah yang berada dibawah pengawasan
pemilik rusak maka hak upah dan pekerjaan yang dilakukan seseorang
pekerja mesti dipenuhi. Namun apabila pekerjaan berada dibawah
pengawasan pihak pekerja maka ia tidak berhak mendapatkan upah karena
barang yang dikerjakan rusak sebelum dapat diserah terimakan. Sebagaimana
Pasal 1564 KUHPerdata menyatakan bahwa “si penyewa bertanggung jawab
untuk segala kerusakan yang diterbitkan pada barang yang disewa selama
waktu sewa, kecuali jika ia membuktikan bahwa kerusakan itu terjadi di luar
salahnya”.
Adapun cara penyelesaian hukum tentang Kerugian dalam sewa-
menyewa jasa rental mobil perspektif Wahbah Az-Zuhaili, mendefinisikan
dalam hal muamalah khususnya ijarah, Islam telah memberikan garis-garis
atau aturan-aturan hukum, dalam hal ini tentang tanggung jawab dalam
tanggungan barang antara pihak yang menyewakan dan yang menyewa.76
75 Andrie Soemitra, Hukum Ekonomi Syari’ah dan Fiqh Muamalah (Jakarta : Prenada
Media,2019),h.119.
76 Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rusyd, Bidayah al-Mujtahid, Juz no.2
(Beirut : Dar al-Fikr),h.165.
106
Sedangkan, ungkapan dari tokoh kontemporer Wahbah Az-Zuhaili juga
tentang dhaman atau ta’widh dalam penyelesaian kerugian yang yang
ditimbulkan sebagai berikut:
رالواقعتغطية ه و:التعويض يالض مانفيالمام صل ال(٨٧)أوالخطأبالتعد :ويضأوالتعالض
رهوإزالة ر تلف...الحىطصالحكإ٫عيناالض الم كإعادةمكانعندالكانكماصحيحاوإعادت ه أوجبر
ا(٩٤)لمثليالتعويض وحبتعدرذلكفإن٬صحيحاالمكس ور الخسارة الخسارة والمصالحضيياع وأم
و ستقبلة أي)كدةالم كمأصلفيعنهاض ي عوفالية المعنوأودبية الضرار أوال(الم لن٬الفقهيالح
ود الموالمال ه والتعويضمحل حقق ج م وفعالالم تقو ٬الضماننظرية٬حيليالزوهبة()٩٦)شرعاالم
٬١٩٩٨دمشق٬دارالفكر
Artinya :“Ta’widh (ganti rugi) adalah menutup kerugian yang terjadi akibat
pelanggaran atau kekeliruan” (h.87)”Ketentuan umum yang berlaku pada
ganti rugi dapat berupa pertama, menutup kerugian dalam bentuk benda
(dharar/bahwa) seperti memperbaiki dinding, kedua memperbaiki benda
yang dirusak menjadi utuh kembali seperti semula selama dimungkinkan,
seperti mengembalikan benda yang dipecahkan menjadi utuh kembali.
Apabila hal tersebut sulit dilakukan, maka wajib menggantinya dengan benda
yang sama (sejenis) atau dengan uang”(h.94). Sementara itu hilangnya
keuntungan dan terjadinya kerugian yang belum pasti di masa akan datang
atau kerugian immateril, maka menurut ketentuan hukum fiqh hal tersebut
tidak dapat diganti (dimintakan ganti rugi). Hal ini karena objek ganti rugi
adalah harta yang ada dan konkret serta harganya (diijinkan syariat untuk
memanfaatkannya)”(h.96).
Dari perktaan Wahbah Az-Zuhaili diatas menyatakan bahwa mengganti
kerugian ditinjau dari ketentuan umum, hanya boleh dilakukan oleh seseorang
si penyewa yang telah melakukan pelanggaran dalam kegiatan akad yang
telah disepakati. Oleh karena itu, pihak penyewa harus bertanggung jawab
apabila barang sewaan itu mengalami kerusakan baik kelalaian atau terjadi
akibat kecelakaan wajib untuk menggantinya dengan benda yang sama
(sejenis) atau dengan uang sesuai perjanjian tertulis.
107
Di dalam hukum Islam ganti rugi (Dhaman/Ta’widh) hanya boleh
dilakukan atas pihak yang dengan sengaja atau karena kelalaian melakukan
sesuatu yang menyimpang dari ketentuan akad yang menimbulkan kerugian
pada pihak lain. pertama, karena tanggung jawab karena pelanggaran atas
kemashalatan, dan kedua, karena demi harta.
Adapun beberapa permasalahan yang telah diuraikan diatas bahwa
penulis akan menganalisa penyelesaian sengketa sewa-menyewa dalam
pembayaran asuransi kerugian akibat kecelakaan ditinjau dari KHES
diantaranya :
3. Penulis menganalisa, masih banyak masyarakat yang menganggap
sepele dalam hal ganti rugi dalam menyewa barang sewaan, karena
pihak penyewa memiliki hak yang lebih berkuasa atas menikmati barang
sewaannya apabila ada kejadian diluar dugaan pihak penyewa atau
masyarakat hanya memberikan uang dendanya saja tanpa melihat
kerusakan dari mobil disewa. Namun dalam KHES sudah diatur Pasal
313 ayat (2) dan jumlah biaya kerugian yang ditanggung penyewa saat
mengalami kerusakan, kelalaian atas penyewa sendiri.
Dari temuan penelitian lapangan, penulis menemukan bahwa benar
masih adanya masyarakat menganggap sepele hal mengganti kerugian
sewa-menyewa sehingga dianggap seperti hal yang lumrah dilakukan
seorang penyewa, hanya dengan membayar sejumlah uang dendanya
lalu permasalahan tersebut selesai. Mereka berpendapat bahwa kerugian
108
yang terjadi tidak ditanggung oleh penyewa. Pada dasarnya pihak
penyewa memiliki kewajiban yang wajib untuk dipenuhi memiliki
itikad baik akibat kesalahan si penyewa itu sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan owner CV. Berkah
Travel Medan karena didalam surat perjanjian sewa kendaraan diatur
tanggung jawab penyewa terhadap objek sewa, larangan apa saja yang
dilarang terhadap objek sewa serta pernyelesaian masalah terjadi
wanprestasi terhadap kontrak dan langkah apa saja yang patut diambil.
Setiap objek sewa telah memiliki asuransi sebagai dasar garansi setiap
penyewa.
Cara penyelesaian hukum tentang kerugian ijarah yang diatur dalam
KHES adalah Pasal 301 berbunyi “Untuk menyelesaikan suatu proses
akad ijarah, pihak-pihak yang melakukan akad harus mempunyai
kecakapan melakukan perbuatan hukum”, dan KHES Pasal 313 ayat (2)
berbunyi “Apabila benda rusak selama masa akad terjadi bukan karena
kelalaian penyewa, maka yang menyewakan wajib menganggantinya”.
Apabila ternyata salah satu pihak tidak dapat memenuhi perjanjian atas
prestasinya, alangkah baiknya mengerjakan yang telah diatur dalam
perjanjian. Melakukan peneguran secara tertulis atau yang biasa dikenal
somasi dengan jangka waktu tertentu atau cukup. Apabila penyewa
tidak mengindahkan teguran tersebut maka pihak yang merasa dirugikan
dapat melaksanakan gugatan ke Pengadilan.
109
Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah menekankan
juga keharusan mengindahkan peraturan-peraturan yang ditetapkan dan
tidak melakukan apa yang diistilahkan dengan pelanggaran terhadap
ketentuan agama atau persyaratan yang telah disepakati.77
Beberapa alasan yang menyebabkan masyarakat di Kel. Helvetia
Timur Kec. Medan Helvetia tidak mengetahui atau memahami KHES
dalam sewa-menyewa hanya saja segitu kerusakan segitu juga diganti
kerugian.
4. Penulis menganalisa, dalam kasus ini pihak penyewa mengembalikan
objek sewa dengan keadaan rusak, maka pihak penyewa wajib untuk
bertanggung jawab atas segala kerusakan yang disebabkan olehnya
kecuali penyewa tersebut melakukan kesalahan dengan menunjukkan
buktinya.
Dari temuan penelitian penulis untuk memperkuat informasi dengan
melakukan wawancara terhadap salah satu pemilik rental mobil yang
lain. Bahwa pernah terjadi kasus seperti itu tetapi tetap pihak pemilik
yang mengganti karena pemilik memang merasa ada kerusakan pada
mobil yang akan disewakan dan sebelum mobil diserahkan dan
seharusnya pemilik wajib mengecek ulang keadaan mobil secara cermat
dan teliti.
77 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an
(Ciputat : Lentera Hati,2001),h.393.
110
Adapun penyewa tidak melaksanakan apa yang tercantum dalam
naskah perjanjian dan menjadi kewajibannya dalam perjanjian, yaitu
kerusakan yang terjadi karena kelalaian penyewa sepenuhnya menjadi
tanggung jawab penyewa. Untuk itu penyewa harus memiliki kewajiban
untuk mengganti biaya perbaikan atas kerusakan pada mobil yang
ditimbulkannya, kecuali jika ia membuktikan bahwa kerusakan itu
terjadi di luar kesalahannya. Penyewa juga menuturkan bahwa tidak
hanya handle mobil yang dalam keadaan longgar tetapi juga keadaan
mobil yang sering mogok disebabkan karena ketidak beresan sistem
bahan bakar dan ada juga bagian-bagian di dalam yang memang sudah
rusak.
111
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Penyelesaian Hukum tentang
Kerugian Akibat Kecelakaan oleh Penyewa Jasa Rental Mobil Ditinjau dari
Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah Studi Kasus CV. Berkah Travel Kota
Medan yang telah diuraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Penyelesaian hukum tentang perjanjian sewa-menyewa mobil di
CV. Berkah Travel Medan berupa keterlambatan ataupun kerusakan
akibat kecelakaan maupun kelalaian oleh penyewa, maka pihak
rental mengacu kepada surat perjanjian (tertulis) yang dimiliki oleh
rental mobil CV. Berkah Travel Medan atau melakukan perjanjian
secara lisan (tidak tertulis), hanya saja pihak CV. Berkah Travel
Medan untuk melakuakn penyelesaian kasus seperti ini dengan
penyewa dilakuakn secara kekeluargaan (damai) terlebih dahulu dan
membicarakan kerugian ditanggung si penyewa dengan membayar
denda dan memperbaiki mobil yang rusak. Selain itu apabila
penyewa tidak membayar kerugian atas kesalahannya yang sudah
tertera dalam surat perjanjian/lisan, maka si penyewa dikatakan
wanprestasi. Tujuan dari CV. Berkah Travel untuk menyelesaikan
masalah secara kekeluargaan dengan tidak merugikan salah satu
pihak akan lebih baik guna untuk menjaga nama baik rental dengan
112
tetap mempertahankan konsumennya agar dapat keuntungan dalam
melakukan sewa untuk selanjutnya.
2. Bahwa akibat hukum dari adanya wanprestasi dalam perjanjian
sewa-menyewa adalah dengan membayar ganti kerugian yang
diderita oleh pihak yang menyewakan. Kerugian tersebut berupa
kewajiban untuk membayar biaya kerusakan mobil oleh pihak
penyewa sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.
Sedangkan upaya yang dilakukan CV. Berkah Travel Medan
terhadap terjadinya wanprestasi dalam hal kerusakan mobil adalah
lebih mengutamakan menempuh jalan kekeluargaan yaitu
musyawarah dan mufakat karena pihak yang menyewakan mobil
ingin menampilkan citra yang baik dan penuh pengertian sehingga
penyewa dapat terus menjadi pelanggan yang bisa mengerti
keuntungan kepada perusahaan yang menyewakan. Namun apabila
salah satu pihak tidak dapat memenuhi tuntutan kepada pihak
tersebut atas pemenuhan janjinya, baik dengan cara yang diatur
dalam perjanjian melakukan peneguran secara tertulis (somasi)
dengan jangka waktu yang cukup dan bila penyewa tidak
mengindahkan teguran tersebut, maka pihak yang merasa dirugikan
dapat melakukan gugatan di Pengadilan Negeri.
3. Hubungan Hukum yang terjadi antara para pihak dalam pelaksanaan
perjanjian sewa-menyewa rental mobil yang telah diasuransikan
telah tertuang dalam kontrak suatu perjanjian sewa kendaraan,
113
dimana ketentuan-ketentuan yang ada di dalam kontrak tersebut
harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian. Disini
pihak penyewa hanya membayar 50% (lima puluh) persen untuk
barang sewaan mengalami kerusakan setelah dibawa ke bengkel
asuransi dan ini belum termasuk dengan denda keterlambatan
ataupun lainnya. Jika tidak ada kesalahan dalam
kecelakaan dapat dipidana berdasarkan ketentuan Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana, tanggung jawab yang diberikan perusahaan
hanya tunjangan asuransi dan tidak memberikan santunan kepada
konsumen karena harus sesuai dengan Pasal 19 ayat (1) UU Nomor
8 Tahun 1999 perlindungan konsumen pelaku usaha wajib
memberikan ganti rugi kepada konsumen yang merasa dirugikan
akibat jasa yang terorganisir. Dalam KHES sudah diatur Pasal 269
ayat (1) adapun menerangkan penyelesaian tidak sesuai dengan
Pasal 39 (a) KHES yang menyebutkan bahwa “Sanksi pembayaran
ganti rugi dapat dijatuhkan apabila phak yang melakukan
wanprestasi setelah dinyatakan wanprestasi, tetap melakukan
wanprestasi”. Dalam HES sudah menetapkan aturan-aturan dalam
menyelesaikan sebuah perkara, cara untuk menyelesaikan perkara
wanprestasi di atas adalah dengan memilih non-litigasi yaitu
penyelesaian sengketa dalam Hukum Ekonomi Syari’ah. Dalam
kasus tersebut tidak seharusnya pemilik rental mobil telah
melakukan kelalaian berupa tidak melakukan pengecekkan ulang
114
sebelum mobil disewakan yang mana si penyewa mengetahui akan
kemungkinan terjadinya akibat yang dapat merugikan pihak
penyewa.
B. SARAN
Adanya saran penulis berdasarkan hasil dari penelitian mengenai
Penyelesaian Hukum Tentang Kerugian Akibat Kecelakaan Oleh Penyewa
Jasa Rental Mobil Ditinjau Dari KHES di CV. Berkah Travel Medan,antara
lain sebagai berikut :
1. Bagi rental mobil sebaiknya terhadap penyewa mobil
memberitahukan tentang kewajiban-kewajiban yang harus penyewa
lakukan selama menyewa mobil tertutama mengenai naskah
perjanjian (surat perjanjian) yang harus ditunjukkan kepada
penyewa sebelum melakukan transaksi. Selain itu, seharusnya
pemilik juga melakukan pengecekkan ulang terhadap mobil yang
disewakan sebelum mobil itu disewakan kepada penyewa. Hal ini
dilakukan oleh penyewa agar merasa memiliki tanggung jawab
sebagai penyewa dan supaya pemilik terhindar dari penyewa yang
selalu mengelak atas apa yang dilakukannya yang berupa
wanprestasi;
2. Bagi penyewa sebaiknya membaca terlebih dahulu secara cermat
dan teliti isi dari naskah perjanjian atau memahami isi perjanjian
(lisan) sewa-menyewa atau bertanya tentang hak dan kewajibannya.
Sehingga, mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajibannya
115
untuk merawat dan menjaga barang sewaan dengan baik dan juga
termasuk seberapa besar tanggung jawab penyewa saat
menggunakan mobil yang disewanya ataupun ketika terjadi
kerusakan pada mobil yang disewanya;
3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat meneliti mengenai
berbagai macam kegiatan muamalah yang dilakukan oleh
masyarakat khususnya praktik muamalah, karena hal ini sangat
penting bagi masyarakat dalam hal bermuamalah agar terhindar dari
kesalahan seperti yang ditetapkan oleh hukum Islam.
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Agama, Dapartemen RI. Al-Qur’an dan Terjemahan Proyek Pengadaan
Kitab Suci Al-Qur’an. Bandung : Al-Jumanatul Ali, 2005.
Al-Bugha, Musthafa ‘Dib. Buku Pintar Transaksi Syari’ah. Jakarta Selatan :
Hikmah, 2009.
Ali, Hasan. Berbagai Macam Transaksi dalam Islam. Ciputat : PT. Raja
Grafindo, 2002.
Amalia, Euis. Sejarah Ekonomi Islam. Jakarta : Grama Publishing, 1996.
Amriani, Nurnaningsih. Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di
Pengadilan. Jakarta : Rajawali Press, 2012.
Anshari, Abdul Ghafur. Reksadana Syari’ah. Bandung : Rafika Aditama,
2008.
Antonio, M.Syafi’i. Bank Syari’ah Wacana Ulama dari Cendikiawan. Jakarta
: Tazkiyah Institut, 1999.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta
: Rineka Cipta, 2002.
Az-Zuhaili, Wahbah. Fiqh Islam. Jilid 5. Jakarta : Gema Insani, 2011.
Bang, Tim Puslit. Lektur Keagamaan Pedoman Transliterasi Arab-Latin. Cet
ke-5. Jakarta : Proyek Pengkajian dan Pengembangan Lektur
Pendidikan Agama, 2003.
Basyir, Ahmad Azhar. Asas-Asas Hukum Muamalah dan Hukum Perdata
Islam. Yogyakarta : UII Press, 2000.
Bin Rusyd’ Muhammad bin Ahmad bin Muhammad. Bidayah al-Mujtahid.
Juz no. 2. Beirut : Dar al-Fikr, 2007.
Dewi, Gemala dkk. Hukum Perikatan Islam di Indonesia. Jakarta : Kencana,
2006.
Djamil, Fathur Rahman. Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi
Lembaga Keuangan Syari’ah. Jakarta : Sinar Grafika, 2012.
Fakultas Syari’ah dan Hukum, Tim Penyusun. Metode Penelitian Hukum
Islam dan Pedoman Penulisan Skripsi. Medan : UIN SU, 2017.
Fauzan, Muhammad. Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah. Cet ke-2. Jakarta
: PT. Kharisma Putra Utama, 2017.
Fuady, Munir. Hukum Kontrak. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1999.
Hadi, Sustrisno. Metode Research. Cet ke-1.Yogyakarta : Penerbit Psikolog
UGM, 1990.
Hanitjo, Ronny Soemitra. Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri.
Semarang : Ghalia Indonesia, 1988.
Harahap, M. Yahya. Hukum Acara Perdata. Jakarta : Sinar Grafika, 2006.
Hasan, Ahmad. Soal Jawab tentang Berbagai Masalah Agama. Semarang :
Diponegoro, 2000.
Huda, Nurul. Baitul Mal Wa Tamwil. Jakarta : Amzah, 2016.
Husman, Husaini. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara, 1996.
Kadir, Abdul Muhammad. Hukum Perdata Indonesia. Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti, 2010.
Karim, Helmi. Fiqh Muamalah. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002.
Manan, Abdul. Hukum Ekonomi Syari’ah. Jakarta : Penada Media, 2012.
Mertokusumo, Sudikno. Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Yogyakarta :
Liberty, 2003.
Mujahidin, Ahmad. Kewenangan dan Prosedur Penyelesaian Sengketa
Ekonomi Syari’ah di Indonesia. Yogyakarta : PT. Dana Bakti, 1995.
Nasir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia, 1998.
Perneko, Yudha Agus. Hukum Perjanjian Asas Personalitas dalam Kontrak
Komersial. Jakarta : Kencana, 2013.
Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah. Cet ke-13 terj. Kamaluddin A. Marzuki.
Bandung : al-Ma’arif, 2008.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-
Qur’an. Ciputat : Lentera Hati, 2001.
Simanjuntak, P.N.H. Hukum Perdata Indonesia. Jakarta : Kencana Prenada,
2015.
Soemitra, Andrie. Hukum Ekonomi Syari’ah dan Fiqh Muamalah. Jakarta :
Prenada Media, 2019.
Subagyo, Joko P. Metodelogi Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta, 1991.
Subekti. Aneka Perjanjian. Bandung : Citra Aditya, 1995.
Subekti. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Bandung : Alumni, 1989.
Sunggono, Bambang. Metodelogi Penelitian Hukum. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2009.
Syafi’i, Imam. Kitab Al-Umm.
Syaifudin, Fuad. Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtasid. Jilid 2. Jakarta
Timur: Pustaka al-Kausar, 2016.
Tijtrosodiro dan Subekti. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Pasal 1564
Bab ke-7 bagian ke-1. Jakarta : Pradnya Paramita, 2004.
Wahyuningsih, Wiwik. Perancangan Kontrak dan Memorandum of
Understanding. Jakarta : PT. Sinar Grafika.
B. ARTIKEL/JURNAL SITUS INTERNET
Ammar, Muhammad. Konsensual dan Rill Perjanjian.
http://wwwkonsensualperjanjian.com, 25 November 2020.
Ari, Muhammad. Ensiklopedi Hadist 9 Imam, Hadist Bukhari nomor.2162.
http://hadissewamenyewa.com, 9 Juli 2020.
Kaliviana, Ridhwan. Pengertian Hukum. https://tugasjurnalhukum.com. 16
Oktober 2020.
Kelurahan, Kepala. Badan Pusat Statistik Data Penduduk Kelurahan
Helvetia Timur 2019. 19 November 2020.
Rahmaiba, Mayang. Hukum Islam Sewa-Menyewa. https://hukumIslamsewa-
menyewa.com, 26 September 2020.
Sarifah. Jejak Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah.
https://www.hukumonline.com. 15 September 2020.
C. WAWANCARA
Dasopang, Muhammad Fadhli. Interview held during meeting of the Owner
CV. Berkah Travel. Kecamatan. Medan Helvetia,22 Februari 2020,
Pukul 13.00 WIB.
Dasopang, Muhammad Fadhli. Wawancara Pribadi. Kecamatan Medan
Helvetia, 17 Oktober 2020, Pukul 11.00 WIB.
Dasopang, Muhammad Fadhli. Wawancara Pribadi. Kecamatan Medan
Helvetia, 29 Oktober 2020, Pukul 10.00 WIB.
Dasopang, Muhammad Fadhli. Wawancara Pribadi. Kecamatan Medan
Helvetia, 29 Oktober 2020, Pukul 10.35 WIB.
Rizky, Dimas. Wawancara Pribadi. Kecamatan Medan Helvetia, 5 November
2020.
PENULIS WAWANCARA DENGAN OWNER CV. BERKAH TARVEL MEDAN
PENANDATANGANAN SURAT BALASAN DARI CV. BERKAH TRAVEL MEDAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 19 Februari
1997, Putri pertama dari pasangan Bapak Salman Matondang dan Ibu Elvi Nuriani
Nasution.
Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat SD di SD Negeri 060849 di Jalan
Karya II, Kecamatan Sei Agul pada tahun 2009, tingkat SMP di SMP YPI Amir
Hamzah Medan di Jalan Meranti Nomor 1 Medan, Kecamatan Medan Petisah pada
tahun 2012, dan tingkat SMA di SMA Negeri 12 Medan di Jalan Cempaka,
Kecamatan Medan Helvetia. Kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Syari’ah
dan Ilmu Hukum UIN Sumater Utara mulai tahun 2015.
Pada masa menjadi mahasiswi, penulis mengikuti berbagai aktivitas
kemahasiswaan/kepemudaan, antara lain Organisasi Forum Kajian Ilmu Syari’ah
(FOKIS) serta aktif dalam kegiatan Remaja Masjid Ar-Ridho (RIMA).
DAFTAR WAWANCARA
A. Daftar Wawancara Terhadap Owner CV. Berkah Travel
1. Bagaimana sejarah CV. Berkah Travel Medan ?
2. Bagaimana struktur organisasi CV. Berkah Travel Medan ?
3. Bagaimana bentuk dan syarat sewa-menyewa pada rental mobil ?
4. Apa saja hak dan kewajiban masing-masing para kedua belah pihak ?
5. Berapa biaya sewa bila penyewa mengerental mobil di CV. Berkah
Travel Medan, baik setengah hari atau sehari penuh ?
6. Apakah semua mobil sudah di asuransikan ?
7. Apakah CV. Berkah Travel Medan menyediakan supir untuk jasa
rental?
8. Ketika dalam perjalanan, mobil tersebut mengalami kerusakan pada
mesin, aki, oli maupun ban itu bagaiamana ?
9. Kejadian apa saja yang pernah terjadi saat penyewa menyewakan mobil
di CV. Berkah Travel ?
10. Apakah pernah terjadi wanprestasi (ingkar janji penyewa) untuk
melunasinya dan bagaimana mekanisme cara penyelesaian tersebut ?
B. Daftar Wawancara Terhadap Penyewa
1. Menurut anda, apakah anda nyaman menggunakan mobil rental di CV.
Berkah Travel Medan ?
2. berapa biaya yang anda keluarkan untuk menyewa mobil ?
3. Apabila anda memakai supir jasa rental mobil, berapa selisih biaya yang
harus anda bayarkan?
4. Apa yang harus anda lakukan jika terjadi kerusakan minor pada mobil
yang anda sewa?
HASIL WAWANCARA
A. Owner CV. Berkah Travel Medan
1. Bagaimana sejarah CV. Berkah Travel Medan ?
Jawaban : CV. Berkah Travel berdiri Tahun 2017, dahulunya saya
seorang mahasiswa yang pernah menjadi agen rental mobil, dulu saya
pakai mobil orang dulu untuk merentalkan ke orang lain, dengan
menabung dan merintis dari bawah saya baru bisa membuka usaha
rental mobil, pada saat berdirinya rental mobil setahun kemudian pada
Tahun 2018 usaha rental mobil saya ada kerjasama mitra dengan
pemilik mobil lain tapi diutamakan keluarga atau tetangga terlebih
dahulu.
2. Bagaimana struktur organisasi CV. Berkah Travel Medan ?
Jawaban : struktur organisasi secara kekeluargaan saja tetapi tetap ada
karyawan dengan 5 driver dan 2 marketing rental dan 2 survey lokasi
rumah si penyewa mobil rental.
3. Bagaimana bentuk dan syarat sewa-menyewa pada merental mobil ?
Jawaban : kadang bentuk nya tertulis kadang tidak, yang tidak itu bagi
penyewa yang dekat dengan saya seperti keluarga atau tetangga, disetiap
itu saya selalu beri surat perjanjian untuk sebagai bukti tulis. Syarat
menyewa nya adalah Photo Copy KTP (Kartu Tanda Penduduk), KTM
(Kartu Tanda Mahasiswa), SIM (Surat Izin Mengemudi), STNK (Surat
Tanda Nomor Kendaraan), dan menandatangani kontrak akad.
4. Apa saja hak dan kewajiban masing-masing para kedua belah pihak ?
Jawaban : ada beberapa yang harus dipenuhi oleh penyewa dan
menyewakan, dan itu sudah saya terangkan pada saat sebelum penyewa
memakai mobil.
5. Berapa biaya sewa bila penyewa mengerental mobil di CV. Berkah
Travel Medan, baik setengah hari atau sehari penuh ?
Jawaban : yang setengah hari itu sekitar Rp 200.000.00,- (dua ratus ribu
rupiah) ini mobil yang untuk 7 (tujuh) atau 8 (delapan) orang dengan
mobil Xenia dengan waktu 6 jam mulai dari mengambil mobil, kalau
untuk sehari penuh tergantung penyewa mau pakai mobil apa tetapi
harga sekitar Rp 300.000.00,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai Rp
350.000.00,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah), beda kalau minta waktu
perpanjangan ya.
6. Apakah semua mobil sudah di asuransikan ?
Jawaban : Asuransi All risk semua.
7. Apakah CV. Berkah Travel Medan menyediakan supir untuk jasa
rental?
Jawaban : di CV. Berkah Travel sudah menyediakan supir. Itu
tergantung penyewanya ngomongnya termasuk driver atau enggak,
kalau ada janji janji tersendiri, kalau misalkan pak drivernya mau saya
bayar sendiri, yaudah jadi ke saya Cuma bayar mobilnya aja, tapi resiko
tetap ditanggung penyewa dan supirnya nanti.
8. Ketika dalam perjalanan, mobil tersebut mengalami kerusakan pada
mesin, aki, oli maupun ban itu bagaiamana ?
Jawaban : itu semuanya tanggung jawab penyewa. Kalau ban itu ada
ban serepnya, nanti saat pengembalian di cek ternyata penyewa
menggunakan ban tersebut, nanti kita klaim untuk penggantian bannya.
Pokoknya selama kerusakan itu disebabkan penyewa berarti itu
tanggung jawab penyewa, kecuali kerusakan sudah dari sini.
9. Kejadian apa saja yang terjadi saat penyewa menyewakan mobil di CV.
Berkah Travel?
Jawaban : banyak, ada kecelakaan ringan seperti lecet body mobil,
kadang hilang spion, yang paling beratnya mobil terbalik, pernah 2 (dua)
bulan yang lalu mobil rental saya dilarikan si penyewa sampai 5 hari
tidak balik, ditelpon juga tidak aktif, jadi karena saya punya beberapa
mitra dan teman jadi saya bisa minta tolong kepada mereka.
10. Apakah pernah terjadi wanprestasi (ingkar janji penyewa) dan
bagaimana mekanisme cara penyelesaian tersebut ?
Jawaban : pernah, karena penyewa hanya membayar uang sewa nya
saja, tetapi saya tetap cara penyelesaiannya dengan kekeluargaan saja,
kalau parah dan tidak bisa di bicarakan lagi baru bawa kepengadilan.
B. Penyewa Rental Mobil
1. Menurut anda, apakah anda nyaman menggunakan mobil rental di CV.
Berkah Travel Medan ?
Jawaban : Nyaman, bersih dan juga enak dibawak mobilnya.
2. berapa biaya yang anda keluarkan untuk menyewa mobil ?
Jawaban : Sewa mobil sekitar Rp 300.000.00,- (tiga ratus ribu rupiah),
BBM (Bahan Bakar Minyak) sekitar Rp 200.000.00,- (dua ratus ribu
rupiah), waktu terjadi kerusakan kemarin hampir banyak juga kak, karna
ada nota pembayaran dari bengkel lalu juga di musyawarahkan di
perusahaan itu.
3. Apabila anda memakai supir jasa rental mobil, berapa selisih biaya yang
harus anda bayarkan?
Jawaban : Waktu itu tidak pakai supir tetapi lepas kunci jadi tanggung
jawab sepenuhnya yah.. kepada penyewa, dulu juga di tawarkan pakai
supir atau tidak, biaya supir itu Rp 150.000,00,- (seratus lima puluh
rupiah) sampai dengan Rp 200.000.00,- (dua ratus ribu rupiah) itu
belum makan supir atau sebagainya.
4. Apa yang harus anda lakukan jika terjadi kerusakan pada mobil yang
anda sewa?
Jawaban : saya akan bertanggung jawab, terlebih dahulu saya laporkan
ke pihak CV. Berkah Travel.