PENGGUNAAN PROGRAM MXROAD DAN DROADS UNTUK PERANCANGAN DAN EVALUASI GEOMETRIK JALAN

15
1 PENGGUNAAN PROGRAM MXROAD DAN DROADS UNTUK PERANCANGAN DAN EVALUASI GEOMETRIK JALAN Evi Ayuningtyas Program Studi Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha No. 10, Bandung, 40132 Email: [email protected] Djunaedi Kosasih Program Studi Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha No. 10, Bandung, 40132 Telp: (022) 5201426 Email: [email protected] Sony Sulaksono Wibowo Program Studi Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha No 10 Bandung 40132 Email: [email protected] Abstrak Secara umum hasil rancangan geometrik jalan yang terbentuk diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pemakainya serta memiliki volume pekerjaan tanah yang optimum. Untuk memenuhi ketiga tujuan dasar tersebut perlu dilakukan proses iteratif. Hal ini juga berlaku apabila menggunakan program komputer sebagai alat bantu desain. Tujuan dari penelitian ini adlah melakukan studi perbandingan proses desain geometrik dengan menggunakan program Bentley MXRoad dan DRoads. Terdapat dua perbedaan besar pada kedua program yaitu yang pertama adalah proses pembentukan jaring segitiga untuk meghasilkan peta kontur dilakukan secara otomatis pada program MXRoad namun dilakukan secara manual pada program DRoads. Kedua, pada desain geometrik, program MXRoad merupakan alat bantu desain yang membebaskan pengguna untuk memasukkan nilai elemen desain yang akan digunakan. Sedangkan pada program DRoads memberikan fasilitas arahan desain yang akan memberitahukan kepada pengguna apabila terjadi ketidaksesuaian dari desain yang dihasilkan. Kata kunci: Perbandingan Program, Pembentukan Data Surface, Proses Desain Geometrik, Program Bentley MXRoad, Program DRoads. 1. PENDAHULUAN Tujuan dasar dari suatu perancangan geometrik jalan adalah menghasilkan suatu hasil rancangan yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pemakainya serta menghasilkan desain yang ekonomis. Diperlukan suatu konsistensi serta keseragaman terhadap standar yang akan digunakan. Sehingga pada saat proses iteratif untuk memperoleh hasil yang dianggap baik, ketiga tujuan dasar tersebut dapat tercapai. Perkembangan teknologi saat ini secara tidak langsung memberikan pengaruh terhadap proses perancangan geometrik jalan. Dengan menggunakan program tersebut maka diharapkan proses iteratif yang dimaksud sebelumnya dapat dilakukan dengan lebih mudah dan lebih cepat. Salah satu program komputer komersil yang dapat digunakan dalam perancangan geometrik jalan adalah program Bentley MXRoad. Selain Bentley MX Road ataupun software komersil lainnya yang ada saat ini, telah dikembangkan pula program lain yang diberi nama program DRoads (Design Roads) yang pada prinsipnya sama dengan program komersil lainnya yaitu sebagai alat bantu desain yang cukup lengkap untuk memperoleh hasil desain geometrik jalan yang dapat diandalkan baik secara teknis maupun secara ekonomis.

Transcript of PENGGUNAAN PROGRAM MXROAD DAN DROADS UNTUK PERANCANGAN DAN EVALUASI GEOMETRIK JALAN

1

PENGGUNAAN PROGRAM MXROAD DAN DROADS

UNTUK PERANCANGAN DAN EVALUASI GEOMETRIK JALAN

Evi Ayuningtyas

Program Studi Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya

Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung

Jalan Ganesha No. 10, Bandung, 40132

Email: [email protected]

Djunaedi Kosasih Program Studi Magister Sistem dan

Teknik Jalan Raya Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha No. 10, Bandung, 40132

Telp: (022) 5201426 Email: [email protected]

Sony Sulaksono Wibowo

Program Studi Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya

Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung

Jl. Ganesha No 10 Bandung 40132 Email: [email protected]

Abstrak

Secara umum hasil rancangan geometrik jalan yang terbentuk diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pemakainya serta memiliki volume pekerjaan tanah yang optimum. Untuk memenuhi ketiga tujuan dasar tersebut perlu dilakukan proses iteratif. Hal ini juga berlaku apabila menggunakan program komputer sebagai alat bantu desain. Tujuan dari penelitian ini adlah melakukan studi perbandingan proses desain geometrik dengan menggunakan program Bentley MXRoad dan DRoads. Terdapat dua perbedaan besar pada kedua program yaitu yang pertama adalah proses pembentukan jaring segitiga untuk meghasilkan peta kontur dilakukan secara otomatis pada program MXRoad namun dilakukan secara manual pada program DRoads. Kedua, pada desain geometrik, program MXRoad merupakan alat bantu desain yang membebaskan pengguna untuk memasukkan nilai elemen desain yang akan digunakan. Sedangkan pada program DRoads memberikan fasilitas arahan desain yang akan memberitahukan kepada pengguna apabila terjadi ketidaksesuaian dari desain yang dihasilkan.

Kata kunci: Perbandingan Program, Pembentukan Data Surface, Proses Desain Geometrik, Program Bentley MXRoad, Program DRoads.

1. PENDAHULUAN

Tujuan dasar dari suatu perancangan geometrik jalan adalah menghasilkan suatu hasil rancangan yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pemakainya serta menghasilkan desain yang ekonomis. Diperlukan suatu konsistensi serta keseragaman terhadap standar yang akan digunakan. Sehingga pada saat proses iteratif untuk memperoleh hasil yang dianggap baik, ketiga tujuan dasar tersebut dapat tercapai. Perkembangan teknologi saat ini secara tidak langsung memberikan pengaruh terhadap proses perancangan geometrik jalan. Dengan menggunakan program tersebut maka diharapkan proses iteratif yang dimaksud sebelumnya dapat dilakukan dengan lebih mudah dan lebih cepat.

Salah satu program komputer komersil yang dapat digunakan dalam perancangan geometrik jalan adalah program Bentley MXRoad. Selain Bentley MX Road ataupun software komersil lainnya yang ada saat ini, telah dikembangkan pula program lain yang diberi nama program DRoads (Design Roads) yang pada prinsipnya sama dengan program komersil lainnya yaitu sebagai alat bantu desain yang cukup lengkap untuk memperoleh hasil desain geometrik jalan yang dapat diandalkan baik secara teknis maupun secara ekonomis.

Prosepermhasil perbadan pprosevertikyang

Sebagpersimjalan PT. Wdesaidiban

2. TI a

b

es desain gemukaan yang

pekerjaan taandingan pemprogram DR

es desain gekal, desain poakan dihasil

gai studi kampangan antMayor Zein

Wiratman – Jn konsultan

ndingkan.

INJAUAN P

a. ProgramProgram database ataupun Proses yaadalah pedesain pe

b. ProgramPada dasatopografiiteratif yyang sesminimum

eometrik diamenjadi das

anah. Dalammbentukan sRoads. Sedaeometrik jalotongan mellkan serta per

sus akan digtara jalan akn. Data yangJakarta yangn ini akan

PUSTAKA

m Bentley MXBentley MXyang mengij3D yang dih

ang dapat dilembentukan ersimpangan,

m DRoads arnya progra sampai pad

yang dapat dsuai dengan m.

Ga

awali dengasar dalam pe

m kaitan pengsurface pada angkan pada an yang melintang, hinggrkiraan kebu

gunakan datkses ke Bandg digunakan g sebelumnyadigunakan s

XRoad XROAD meru

jinkan para phasilkan padakukan dengdan analisis

, desain siste

am ini melakda produk deilakukan denstandar des

ambar 1. Pro

2

an pengolaherencanaan ggolahan datakedua progrperencanaa

eliputi perenga mengelua

utuhan lahan

a desain Jaldara Sultan Mdalam penel

a sudah mengsebagai desa

upakan alat ppenggunanyada bentuk Cgan mengguns Digital Terem drainase,

kukan proses esain. Pada ngan programsain yang d

osedur pengo

an data topgeometrik jala topografi, pram yang dian geometrikncanaan alinarkan perkirayang perlu d

lan Musi IIIMahmud Badlitian ini dipgerjakan proain dasar p

pemodelan ba untuk mem

CAD yang snakan prograrrain Model ringkasan vo

desain yangGambar 1.

m DRoads udiinginkan d

operasian pro

pografi menjlan karena spenelitian ingunakan yaik jalan, dilanyemen baikaan volume gdibebaskan.

Palembangdaruddin II h

peroleh dari oyek ini secapada kedua

berbasis strinmbuat dan msudah cukupam Bentley M

(DTM), desolume dan ku

g terintegrasi akan diperli

untuk mendapdan biaya p

ogram DRoad

jadi suatu gsangat mempni akan terfoitu program Makukan perbk horisontal galian timbun

, berawal dahingga persiKonsultan P

ara keseluruhprogram ya

g. MXRoad menjelaskan mp familiar diMXROAD ansain alinyemuantitas peke

mulai dari inhatkan prosepatkan produekerjaan tan

ds

gambaran pengaruhi okus pada MXRoad andingan ataupun

nan tanah

ari lokasi impangan Perencana han. Hasil ang akan

memiliki model 2D igunakan. ntara lain

men jalan, erjaan.

nput data es desain uk desain nah yang

3. M

Metobaganterdap

a

b

METODOLO

odologi dan n alir yang dpat tiga tahap

a. PengolahPada prodibandingmenyebabsolusi dalbaik.

b. PerbandDari haskembali dengan mmasing-mdilakukanjalan yait• Pem• De• De• Ou

konAdapun shingga kedesain skonsentra

OGI PENEL

program keditunjukkan ppan utama y

han data toposes pengolagkan pula hbkan terjadinlam pembent

ingan proseil pengumpudengan men

menggunakanmasing progn terhadap btu: mbentukan s

esain alinyemesain potongautput yang nstruksi. secara spesifeseluruhan derta prinsipasi pada pene

Ga

LITIAN

erja penelitiapada Gambaaitu:

pografi dan ahan data tohasil kontur nya perbedatukan jaring

es desain geoulan data dnggunakan kn masing-magram yang eberapa aspe

surface dan pmen baik horian melintangdihasilkan s

fik hal yang dari tahapan pp perhitungaelitian ini.

ambar 2. Bag

3

an dilaksanaar 2. Secara g

pembentukpografi dengyang diper

aan tersebut, segitiga yan

ometrik jaladesain geomekedua prograsing program

terkait deek yang serin

peta kontur, isontal ataup

g, seperti volu

ditinjau berproses desainan dari ma

gan Alir Met

akan pada pgaris besar u

an peta kongan mengguroleh dan dsehingga da

ng dapat men

an. etrik jalan yram. Selamam, dapat dikngan proseng dibutuhka

pun vertikal,

ume pekerja

rupa proses n. Penggunaasing-masing

todologi Pen

penelitian iniuntuk menca

ntur. unakan kedudiidentifikasiapat diperolenghasilkan p

yang ada, da proses perketahui kelebes penggunaan oleh seba

an tanah d

pengerjaan maan dari masig elemen d

nelitian

i, digambarkapai tujuan p

ua program permasalah

eh beberapa eta kontur y

dilakukan perancangan g

bihan dan kekaannya. Pen

agian besar p

dan kebutuha

mulai dari ining-masing pdesain juga

kan pada enelitian,

ini, akan han yang masukan ang lebih

emodelan geometrik kurangan ngukuran

perencana

an lahan

nput data parameter

menjadi

4. PR

Data kontuhorisodasar

a. D

Data III dkebutpersimjalan pengu

Dalamkebutguna digunprinsidiperinformpembpengu

Pada dengaPembdilakutriangmasintidak

RESENTAS

hasil pengukur dengan montal dan ver dalam perub

Data Topog

topografi yadi Palembangtuhan penelimpangan ant

Mayor Zeiukuran keran

m perencanatuhan yaitu lahan pada

nakan bersamipnya mengh

roleh garis kmasi indikasbentukan petukuran situas

Gamba

program Man data pengbentukan jarukan secara gle menggunng sudut segterhadap per

SI DATA

kuran topogrmenggunakanertikal akan bahan desain

grafi

ang digunakag dengan peitian hanya dtara jalan akin. Data surngka horison

aan geometrdalam pembtrase yang

maan denganhubungkan tikontur yang si tata guna lta tata gunasi ini.

ar 3. Contoh

MXRoad, datgukuran situaring segitiga

otomatis dnakan metodegitiga yang rbedaan elev

rafi akan dign kedua prdigunakan s

n yang dilaku

an pada peneerkiraan pandigunakan sekses ke Bandrvey topogr

ntal dan vertik

rik jalan, dabentukan pet

terbentuk. Pn data garis biga data titikmewakili k

lahan dan koa lahan atau

superposisi pemben

ta pengukurasi. Kedua daa (triangle) sdengan menge Delauney yterbentuk se

vasi.

4

gunakan padaogram tersesebagai dataukan pada sk

litian ini dipnjang rencanepanjang lebdara Sultan Mrafi ini terdkal, serta dat

ata pengukua kontur serPada pembenatas koridor

k situasi yangketiga data tondisi eksistiu peta kond

data pengukntukan peta k

ran kerangkaata ini digabserta pembenggunakan meyaitu denganerta memprio

a proses pemebut. Data da desain padakenario kedua

eroleh dari pna jalan adabih kurang 1Mahmud Baddiri atas datta pengukura

uran situasi rta untuk mentukan peta jalan. Untukg berdekatantitik tersebuting pada rendisi eksisting

kuran situasi tkondisi eksis

a horisontal bungkan menntukan peta enu Surface

n memaksimaoritaskan pa

mbentukan jardesain geoma skenario pa.

pekerjaan peralah 25 km16 km. Yangdaruddin II ha pemasangan situasi.

ini dapat demberikan in

kontur, datk membentukn atau bertetat. Sedangkanncana trase jag di lapang

terhadap Petsting

dan vertikanjadi satu kes

kontur pade Analysis. Palkan nilai mada hubunga

ring segitigametrik eksistpertama serta

rencanaan Jam. Akan teta

g berawal dahingga persi

gan benchma

digunakan unnformasi inda pengukurak jaring segitangga sehingn untuk memalan, dapat d

gan berdasar

ta Google un

al diinput besatuan data t

da program MPrinsip pem

minimum darian deskripsi

a dan peta ting baik a sebagai

alan Musi api untuk ari lokasi impangan ark, data

ntuk dua dikasi tata an situasi tiga, pada gga dapat mberikan dilakukan rkan data

ntuk

ersamaan topografi. MXRoad

mbentukan i masing-titik dan

Samadan vmengpembgraphsecaringintriang

Gamb

a seperti padavertikal diin

ggunakan mebentukan jarhical interacra langsung n mengoreksigle data, seh

Gamb

bar 4. Conto

a program Mnput bersamenu Topograring segitigactive data endilakukan di segitiga ya

hingga pengg

bar 5. Conto

h hasil pemb

MXRoad, padmaan dengan

aphic Surveya (triangle) try. Dengan an pendefini

ang sudah terguna dengan

h hasil pemb

5

bentukan jariMXR

da program Dn data penguey – Total S

dilakukan sproses secarisian boundarbentuk, promudahnya d

bentukan jariDRo

ing segitiga dRoad

DRoads, dataukuran situa

Station Datasecara manura manual, mary line jugagram DRoad

dapat mengor

ing segitiga doads

dan peta kon

a pengukuranasi ke dalama. Pada progual dengan

maka proses ka tidak perluds menyediareksi jaring s

dan peta kon

ntur pada pro

n kerangka hm database gram DRoadmenggunakakoreksi surfau dilakukan.

akan menu esegitiga.

ntur pada pro

gram

horisontal program

ds proses an menu ace dapat . Apabila dit/delete

gram

b. D

1. D

Pada mempmengpenamyang alinypanjaPI semena

Pada pembContoHoriz

OutpuadalaEkste

Data Desain

Desain Aliny

program Mperhatikan

ggunakan memaan alinyemdiikuti oleh

emen yang dang lengkungendiri ditamandai langsun

program Dbentukan petour Line Gezontal Curve

ut properti ti

ah nilai Panjaernal. Progra

n Geometrik

yemen Hori

Ga

MXRoad, pgambaran denu design men menggu

h 2 keterangadigunakan. Pg peralihan m

mbahkan secang pada bida

DRoads, data kontur seleneration – e Design.

Gambar 7. P

ikungan yanang Lengkun

am MXRoad

k Jalan

isontal

ambar 6. Pet

embentukandari peta k– quick ali

unakan kode an nomor yaPada programminimum didara manual

ang gambar.

ata koordinalesai dikerjaDraft Road

Proses input d

ng dapat dikeng Lingkaran

d tidak memb6

a Desain Ali

n rencana tikontur. Inpignment – hMC untuk m

ang nantinya m ini, paramdefinisikan ddengan me

at titik perpakan, yaitu d

Plan atau m

data rencana

etahui dari pn (Lc), Panjberikan nilai

inyemen Hor

ikungan diteput data renhorisontal d

mendefenisikdigunakan s

meter dasar sediawal pada emasukkan s

rpotongan (Idengan mengmenggunaka

a trase pada p

rogram MXRang Ts, Nilai Es (jarak d

risontal entukan secncana trase

design. Padakan As Jalan sebagai nomeperti nilai jamenu paramsatu-persatu

IP) dimasukggunakan m

an menu Ho

program DRo

Road untuk ai Sudut Tikdari Titik PI

cara manuale dilakukan a program Matau Road C

mor identitas ari-jari minim

meter. Sedangkoordinat t

kkan setelahmenu Cross S

rizontal Alig

oads

alinyemen hkungan (Δ), d

ke tengah ti

l dengan dengan

MXRoad, Centerline

dari data mum dan gkan titik titik atau

h proses Section – gnment –

horisontal dan Nilai ikungan),

7

namun berupa nilai Eksternal yang memiliki kecenderungan lebih kecil dibandingkan nilai Es. Nilai-nilai ini dapat diketahui dengan mengeluarkan horisontal output pada menu Report pada program.

Tabel 1. Nilai Properti Tikungan Pada Program MXRoad

Nilai Propertis Tikungan

No. PI Radius (m) Ls (m) Lc (m) Ts (m) Eksternal (m) Δ (°) 1 1200 115 672,914 466,401 48,76 37.37.12

2 1200 115 942,727 623,704 98,93 50.30.10

3 900 135 749,319 549,478 84,04 56.17.51

4 900 135 662,600 495,016 64,62 50.46.37

5 1700 214,078 107,181 3,38 7.12.55

6 2000 876,598 445,453 49,01 25.06.46

7 1500 537,702 271,767 24,42 20.32.19

8 1500 326,993 164,147 8,95 12.29.25

9 1500 292,939 147,442 7,23 11.13.39

10 1500 440,490 221,841 16,32 16.49.32

11 900 135 1421,569 1123,999 378,38 99.05.39

Pada program DRoads, nilai output properti dapat diketahui langsung pada tabel desain hasil analisis program. Yaitu terdiri dari nilai jarak antar titik PI, sudut tikungan, superelevasi, nilai Ts, nilai Es, nilai Ls, serta nilai Lc untuk masing-masing tikungan. Selain dapat diinput secara manual seperti yang telah disebutkan di bagian sebelumnya bahwa program DRoads memiliki fasilitas untuk menganalisa desain secara otomatis dalam hal penentuan panjang lengkung peralihan.

2. Desain Alinyemen Vertikal

Proses desain alinyemen vertikal pada program MXRoad dilakukan dengan menggunakan menu Design – Quick Alignment – Vertikal Profile. Sebelumnya parameter dasar seperti nilai K untuk masing jenis lengkung vertikal, nilai kelandaian maksimum dan minimum didefinisikan melalui menu Profile Parameter. Selain itu juga dapat ditentukan pula metode perhitungan untuk panjang lengkung vertikal. Untuk analisis alinyemen vertikal, tidak terlalu besar intervensi yang dilakukan oleh program MXRoad terkait desain yang dimasukkan.

Sedangkan untuk input data pada program DRoads dilakukan pada menu Vertikal Alignment – Design Long Profile Data. Pada program DRoads, terdapat 8 kriteria dalam pembentukan lengkung vertikal yaitu:

1. Manuver sight distance 5. Highlight beam 2. Stopping sight distance 6. Overhead structure 3. Continuation sight distance 7. Comfort4. Passing sight distance 8. Selected Lv

Dan pada proses analisis, program DRoads mengeluarkan keterangan (catatan peringatan) terhadap hasil desain.

1. *d1 = panjang kritis sebelum lengkung > Lkritis 2. *d2 = panjang kritis sesudah lengkung > Lkritis 3. *g1 = gradien sebelum lengkung > gmaks 4. *g2 = gradien sesudah lengkung > gmaks 5. *k = nilai k lebih besar dari 40m/% 6. *Lv = overlapping dengan lengkung sebelumnya 7. *V = perbedaan kecepatan rencana lebih dari 10 km/jam 8. *STA = STA terakhir tidak sama dengan alinyemen horizontal

8

Pada program DRoads, terdapat fasilitas untuk menghitung kebutuhan nilai lengkung vertikal yang harusnya digunakan untuk masing-masing lengkung sesuai dengan kelandaian yang ada. Pengguna dapat memanfaatkan fasilitas kriteria yang disediakan oleh program.

3. Desain Potongan Melintang

Pada program MXRoad, pendefinisian dimensi dari masing-masing elemen jalur lalu lintas dilakukan pada menu Design – Road Design – Roadways. Sedangkan untuk pengaturan bagian pekerjaan tanah (kaitannya dengan slope atau saluran drainase samping), dilakukan pada menu Design – Earthwork Wizard. Pada program DRoads, Dimensi dari keseluruhan elemen potongan melintang didefinisikan pada menu Cross Section – Road Cross Section Standard. Termasuk pengaturan slope dan saluran drainase samping. Apabila terdapat desain jalur hijau disepanjang rencana jalan, program DRoads memfasilitasinya dengan memberikan menu Inner Green Band yang nilainya merupakan jarak dari batas bahu jalan hingga tengah saluran drainase.

Pada prosedur desain potongan melintang pada masing-masing program, terdapat perbedaan yang cukup signifikan terjadi pada pendefinisian desain sisi samping jalan atau desain pekerjaan tanahnya. Pada program MXRoad, untuk desain saluran samping hanya ada pada pengaturan pilihan untuk kondisi galian saja, sedangkan untuk kondisi timbunan diberikan menu pilihan yang berkaitan dengan slope protection.

Pada program DRoads, rencana potongan melintang sangat erat kaitannya dengan hasil yang dikeluarkan oleh Menu 2.4.4 yaitu Road Cross Section Design yang mangacu pada hasil analisis potongan memanjang pada Menu 2.1.4 Total Station Data – Road Centerline. Sehingga alur desain yang dikerjakan harus diperhatikan secara seksama dan teliti. Karena program tidak secara langsung menganalisis apabila terdapat perubahan desain baik alinyemen horisontal ataupun alinyemen vertikal.

5. ANALISIS DATA

a. Pembentukan Peta Kontur

Agar dapat digunakan sebagai acuan bidang surface pada proses perencanaan geometrik, maka harus dilakukan pembentukan Terrain Modeling menggunakan data topografi yang diperoleh dari hasil pengukuran. Dalam proses pemodelan, data topografi yang ada dihubungkan menggunakan jaring segitiga tidak beraturan. Tiap bidang segitiga digabungkan dengan tiga titik segitiga yang dikenal sebagai facet. Dari hasil interpolasi rangkaian jaring segitiga yang terbentuk maka akan diperoleh gambaran peta kontur dari wilayah pemetaan. Kondisi topografi yang tergambar pada peta kontur merupakan pertimbangan awal dalam penetapan trase dalam perencanaan alinyemen horisontal.

Dari proses analisis yang telah dilakukan, ditemukan bahwa Boundary line merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi keluaran peta kontur yang dihasilkan dari pembentukan jaring segitiga. Garis batas terluar dari koridor pengukuran topografi digunakan sebagai pembatas dalam proses pembuatan jaring segitiga ataupun pembentukan kontur pada tahap analisis data topografi. Pada program MXRoad, peran dari garis batas terluar ini sangat besar. Hal ini dikarenakan proses pembentukan jaring segitiga dan kontur dilakukan secara otomatis, sehingga pengguna harus menetapkan batasan pembentukan jaring segitiga yang akan dilakukan oleh program agar tidak terjadi pembentukan diluar koridor pengukuran yang ada. Sedangkan pada program DRoads, pendefinisian boundary line sebelum tahap pembentukan jaring segitiga tidak perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan secara tidak langsung pengguna akan menetapkan batas terluar dari koridor pada saat pembentukan jaring segitiga secara manual.

Gam

Hasilhasil Korekterbenatau pdibanmenysudahkontupersim

Dari korekbeber

1. Ju

2. P3. T

abddkB

4. Tmm

Proseketerakecepapabi16 k

mbar 8. Cont

l jaring segitiyang diperoksi surface ntuknya gamperpotonganndingkan garyebabkan proh dapat tergaur bentukanmpangan jala

Gambar 9

hasil prosesksi pada segrapa hal terkaJaring segitigutilitas seperPembentukanTitik Bench alasan bahwbisa hasil pediikutsertakadari rencankemungkinanBM dengan tTitik yang mmemiliki ketmemiliki lua

es pengerjaanampilan darpatan pengerila engineer ykm diperki

toh boundary

iga yang terboleh sudah se

diperlukan mbaran kondn dengan jalaris kontur beogram tidak ambarkan kon program an tersebut.

9. Contoh pe

s pengolahangitiga yang dait permasalaga diutamakrti jalan, dan n jaring segiMark tidak

wa elevasi Bengukuran pa

an dalam anna trase awn program stitik disekitamemiliki labtentuan kons

asan yang cuk

n jaring segri engineer rjaan jaring yang sudah trakan hany

ry line agar ti

bentuk secaraepenuhnya be

agar mendisi yang tidaan eksisting, entukan prog

dapat mengondisi situasi

MXRoad, m

erbandingan

n data topogdihasilkan. Dahan tersebu

kan terhubunsaluran, serttiga dilakukaperlu diikut

ench Mark yada bagian atalisis surfac

wal yang decara otoma

arnya. bel deskripsi strain sebesakup besar.

gitiga yang dyang melaksegitiga un

terampil dalaya membutu

9

idak terjadi in

a otomatis paenar atau dagotimalkan

ak sesuai kongaris kontur

gram MXRogidentifikasi topografi yamaka peren

hasil peta ko

grafi, ditemuDari hasil peut, antara lainng berdasarkata bangunan.an dari titik ptkan kedalamyang diukur tas tugu ataue. Hampir s

digunakan satis membent

selain bagiar bagian uti

dilakukan seksanakan. Untuk jalan seam pengolahuhkan wak

K

nterpolasi se

ada programlam artian tisurface ya

ndisi di lapar bentukan proad. Otomati

arah bentukang ada di lancana tidak

ontur pada da

ukan permasmbentukan

n adalah: an kesamaan paling kiri da

m proses pembisa saja bu

u sisi terluar tebagian bes

sebagai acutuk jaring se

an utilitas slitas. Karena

ecara manualUntuk kualitepanjang 16

han data topoktu 1-2 ha

Keterangan:

Kontur

Kontur

egitiga dari ti

m MXRoad tiidak memerluang terbentuangan. Pada rogram DRoisasi pembenkan segitiga.apangan. Jik

dapat men

aerah persim

salahan terhasegitiga seca

n deskripsi, t

ari tiga titik ymbentukan jaukan elevasi tugu, sehinggar titik Benc

uan pengukugitiga yang

eperti jalan a daerah sep

l juga sangatas pemula 6 km adalahografi maka uari, yaitu s

r bentukan prog

r bentukan prog

itik yang berj

dak menjamukan koreks

uk dan mendaerah persi

oads sangat lentukan jaring. Padahal sea menggunangidentifikas

mpangan jalan

adap kebutuhara manual d

terutama pad

yang bersebearing segitigtitik dasar dga kurang tech Mark beruran. Sehinmenghubung

dan bangunperti rawa ata

at bergantungatau tidak

h 3-5km/hariuntuk jalan ssekitar 8-10

gram DRoads gram MXRoad

rjauhan.

min bahwa i surface. nghindari impangan ebih baik g segitiga eharusnya akan garis si lokasi

n han pada diperoleh

da bagian

elahan. a dengan

dari tugu, eliti untuk rada jauh

ngga ada gkan titik

nan, tidak au sawah

g kepada terampil, i, namun

sepanjang 0km/hari.

b. Proses Desain Geometrik Adapun rangkuman hasil perbandingan proses desain dengan menggunakan program MXRoad dan DRoad untuk masing-masing elemen desain dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2. Rangkuman Hasil Perbandingan Proses Desain Kriteria Parameter Desain Program MXRoad Program DRoads

Pengolahan Data Topografi

1. Input Data

• Menggunakan bantuan program lain dalam bentuk ASCII file

• Jika ada data ganda, user secara manual harus melakukan pengecekan

• Diinput secara langsung dengan menggunakan menu ekspor impor.

• Terdapat fasilitas untuk menghilangkan data ganda secara otomatis

2. Pembentukan Jaring Segitiga • Dilakukan secara otomatis dengan menggunakan menu surface analysis, namun tidak dapat dikoreksi secara langsung apabila terjadi kekeliruan bentuk jaring segitiga. Memerlukan bantuan program lain

• Harus mempertimbangkan adanya data garis batas terluar (boundary line)

• Dilakukan secara manual dengan menghubungkan 3 titik data yang berdekatan dengan mempertimbangkan kesamaan deskripsi sebagai salah satu bentuk koreksi yang dilakukan.

• Tidak membutuhkan data boundary line. Karena secara otomatis user akan mempertimbangkan batas koridor yang akan dianalisis.

3. Pembentukan peta kontur • Dilakukan secara otomatis bersamaan dengan pembentukan jaring segitiga

• Dianalisis secara otomatis setelah jaring segitiga terbentuk. Garis kontur yang terbentuk juga merupakan salah satu masukan dalam koreksi jaring segitiga.

4. Pembentukan peta situasi • Tidak difasilitasi oleh program secara langsung. Membutuhkan bantuan program lain.

• Dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan fasilitas yang ada, namun label data topografi harus memiliki kesamaan sesuai label color definition.

5. Lama Pengerjaan • Kurang dari 1 hari • Lebih dari 1 hari (pemula = 3 – 5km/hari, terampil = 8 – 10km/hari)

6. Koreksi Terhadap Keadaan sebenarnya di lapangan

• Belum ada fasilitas yang dapat memastikan bahwa peta kontur yang dihasilkan sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya di lapangan. Untuk pengecekan yang sifatnya sementara dapat menggunakan fasilitas yang terdapat pada aplikasi google earth. Yaitu dengan memasukkan koordinat titik yang akan dicek agar diketahui elevasi pada titik tersebut.

7. Penentuan Rute Lokasi • Dilakukan secara manual dengan menetapkan rencana titik perpotongan horisontal (PI) pada bidang gambar rencana dengan memperhatikan kondisi kontur di sekitar lokasi.

Desain Alinyemen Horisontal

1. Penentuan Nilai e max dan f max • Nilai emax dimasukkan secara manual oleh pengguna berdasarkan kriteria desain yang telah ditentukan pada saat perhitungan superelevasi

• Nilai f max tidak dihitung oleh program

• Nilai emax dimasukkan secara manual oleh pengguna berdasarkan kriteria desain yang telah ditentukan.

• Nilai f max dihitung secara otomatis oleh program berdasarkan rumus.

2. Penentuan Jari-jari Tikungan yang digunakan

• Nilai R merupakan satu-satunya kriteria dalam pembentukan tikungan

• Pemilihan nilai R yang digunakan dilakukan secara coba-coba dengan memperhatikan posisi alinyemen pada koridor yang ada

• Program tidak mendeteksi nilai R yang menghasilkan nilai superelevasi maksimum, sehingga kontrol pengguna sangat diharapkan

• Nilai R merupakan salah satu kriteria yang difasilitasi oleh program dalam pembentukan tikungan selain nilai Ts dan nilai Es.

• Secara grafis, kecocokan nilai R pada desain dapat diketahui dari gambaran posisi jatuhnya pada rencana koridor yang ada

• Jika nilai R yang diinput menghasilkan nilai e yang lebih besar dari nilai emax maka, program secara otomatis menggunakan nilai R terkecil dengan e max.

10

Tabel 2. Rangkuman Hasil Perbandingan Proses Desain (lanjutan) Kriteria Parameter Desain Program MXRoad Program DRoads

3. Nilai Panjang Lengkung Spiral • Tidak ada perhitungan panjang lengkung spiral minimum yang dilakukan oleh program

• Jika pengguna tidak memberikan nilai panjang lengkung spiral, maka secara otomatis program akan mendeteksi sebagai tipe Full circle.

• Program akan menghitung nilai panjang lengkung peralihan minimum menggunakan rumus = 0.555 x VR

• Jika pengguna tidak menginput nilai Ls yang digunakan, maka program akan menghitung kebutuhan panjang Ls berdasarkan nilai kriteria yang diinput dengan menggunakan rumus Ls = 1,5 x b x m x (en + e)

4. Pemilihan tipe tikungan • Tipe tikungan yang digunakan ditentukan oleh pengguna secara manual. Dengan memasukkan nilai lengkung spiral berarti program mendeteksi sebagai tipe SCS, jika nilai Ls dihilangkan berarti tipe Full circle digunakan.

• Terdapat 7 pilihan tipe tikungan yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan desain.

• Agar nilai parameter desain sesuai dengan data eksisting, maka tipe tikungan yang harus dipilih adalah Auto (untuk tipe SCS), dan Circle* (untuk tipe FC)

5. Perhitungan nilai superelevasi • Menggunakan peraturan dan keseluruhan tahapan yang terdapat pada AASHTO 2001

• Secara umum menggunakan peraturan AASHTO 2001, namun dengan memodifikasi kecepatan rata-rata yang digunakan yaitu sebesar 80% Vr

Desain Alinyemen Vertikal

1. Potongan Memanjang Tanah Dasar • Data potongan memanjang tanah dasar dikeluarkan secara langsung berdasarkan data alinyemen horisontal yang digunakan.

• Data potongan memanjang tanah eksisting harus dikeluarkan terlebih dahulu dengan menggunakan menu Total Station – Road CL. Kemudian datanya digenerate pada Menu Vertikal Alignment – Design Long Profile Data.

2. Kelandaian Maksimum • Nilai kelandaian maksimum didefinisikan pada saat input parameter alinyemen vertikal.

• Program akan mendeteksi lengkung vertikal yang memiliki kelandaian maksimum dengan memberikan peringatan cell berwarna merah.

• Nilai gradient maksimum dihitung secara otomatis oleh program berdasarkan nilai kecepatan rencana yang dipilih.

• Program akan memberikan peringatan apabila ditemukan gradient sebelum lengkung > gmaks (*g1) atau gradient sesudah lengkung > gmaks (*g2)

3. Panjang Landai Kritis • Program tidak menghitung secara otomatis, sehingga tidak dapat diketahui secara langsung.

• Tidak terdapat peringatan apabila nilai panjang kritis terlampaui.

• Dihitung secara otomatis oleh program berdasarkan kecepatan rencana dan kelandaian pada rencana lengkung vertikal.

• Program memberikan peringatan apabila nilai panjang kritis terlampaui dengan keterangan (*d1 atau *d2)

4. Penentuan Panjang Lengkung Vertikal

• Harus dihitung secara manual karena program tidak melakukan analisis kebutuhan lengkung vertikal yang disarankan.

• Selain diinput secara manual, program juga menyediakan fasilitas untuk menghitung panjang lengkung vertikal berdasarkan beberapa kriteria seperti comfort, overhead structure, ataupun sight distance.

5. Koordinasi Antar Alinyemen • Koordinasi antar alinyemen dapat dilihat pada desain alinyemen vertikal. Yaitu dengan adanya garis batas masing-masing tikungan.

• Program menyediakan menu untuk membentuk model komposit sehingga dapat diketahui gambaran hasil desain secara langsung secara 3dimensi.

• Koordinasi antara posisi tikungan terhadap lengkung vertikal dapat dilihat pada Menu Curve analysis pada saat desain alinyemen vertikal.

• Pada dasarnya program sudah ada menu Pseudo 3D namun masih belum sesempurna model komposit yang dibuat oleh program MXRoad

11

Tabel 2. Rangkuman Hasil Perbandingan Proses Desain (lanjutan) Kriteria Parameter Desain Program MXRoad Program DRoads

Desain Potongan Melintang

1. Kebutuhan Jalur Lalu Lintas • Definisi jumlah lajur hanya akan terlihat pada tahapan perhitungan superelevasi

• Definisi jumlah lajur sudah dipastikan sejak desain alinyemen horisontal. Terdapat 6 pilihan tipe jalan yang disediakan oleh program

2. Penentuan Dimensi Jalan • Bagian penampang melintang jalan yang didefinisikan adalah lebar jalur lalu lintas, bahu jalan, dan median jalan.

• Desain drainase samping khusus untuk daerah galian saja.

• Bagian penampang melintang jalan yang didefinisikan adalah lebar bahu jalan, median, dimensi saluran samping, dan nilai minimum ROW. Lebar jalur lalu lintas langsung dihitung otomatis oleh program

• Desain drainase langsung terdefinisi untuk kondisi galian dan timbunan

3. Interval Potongan Melintang • Ditentukan oleh pengguna sesuai kebutuhan desain • Interval potongan melintang akan konstan dilakukan sepanjang

rencana trase tanpa dipengaruhi lokasi STA

• Sama • Interval potongan melintang dipengaruhi oleh keberadaan

tikungan pada rencana trase 4. Analisis Volume Pekerjaan Tanah • Menggunakan metode Average End Area dan

mempertimbangkan faktor kepadatan material yang diinput pengguna

• Sama

5. Analisis Batas Kebutuhan Lahan Konstruksi

• Nilai kebutuhan lahan konstruksi tidak diperoleh secara langsung namun harus dioffset dari output gambar yang dihasilkan dari hasil plan batas pekerjaan tanah pada potongan melintang.

• Nilai kebutuhan lahan konstruksi secara otomatis dapat diketahui dengan menggunakan Menu 2.4.4 Road Cross Section Design yang terhubung langsung dengan nilai analisis volume pekerjaan tanah.

12

c. Hasil Desain Dari hasil pemodelan ulang desain geometrik pada kedua program diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3. Tabel Perbandingan Hasil Desain Dengan Menggunakan Kedua Program Terhadap Data Desain Eksisting

Kriteria Desain Eksisting Program MXRoad Program DRoads Desain Alinyemen Horisontal

• Total panjang jalan = 16+979.83 • Bendiness (deg/km) = 22.7709 • Rmin yang digunakan = 900m • Rmaks yang digunakan = 2000m

• Total panjang jalan = 16+979.825 • Bendiness (deg/km) = 22.7709 • Tidak ada pemilihan tipe secara langsung. Jika

menggunakan Full circle berarti nilai Ls = 0

• Total panjang jalan = 16+979.825 • Bendiness (deg/km) = 22.7709 • Tipe tikungan yang digunakan Full circle dan SCS. • Agar panjang jalan sama dengan data desain eksisting maka

pilihan tipe pada program yaitu menggunakan tipe Circle* dan Auto untuk SCS

Desain Alinyemen Vertikal

• Elevasi rencana jalan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Untuk overpass selisih elevasi harus lebih besar dari 5m.

• Untuk elevasi rencana tidak ada perubahan data desain. Mengikuti data desain eksisting. Baik untuk lokasi penempatan PVI, elevasi PVI, serta panjang lengkung vertikal yang digunakan.

• Terdapat perbedaan elevasi tanah asli akibat perbedaan data jaring segitiga yang dilewati oleh rencana trase. Desain Potongan Melintang

• Desain eksisting terdiri atas 3 bagian badan jalan (jalan utama, jalan samping sisi kanan dan sisi kiri) dengan total panjang dari tepi jalan samping sisi kanan hingga sisi kiri adalah 54.4 meter.

• Masing-masing badan jalan tidak terhubung secara langsung. Terdapat pembatas trotoar sebelum jalan samping

• Setelah kaki timbunan terdapat lebar 3 meter sebelum pagar ROW yang diperuntukkan untuk drainase.

• Keterbatasan program dalam pembentukan tipikal potongan melintang, menyebabkan adanya penyesuaian terhadap bentuk desain. Namun tetap disesuaikan dengan dimensi yang ada.

• Penyesuaian tipikal potongan melintang yang dilakukan yaitu:

• Jumlah lajur 4/2 D dengan lebar badan jalan 22.7m per sisi. • Lebar bahu luar digunakan bahu jalan samping = 3m • Lebar bahu dalam digunakan bahu jalan main road = 0.5m • Lebar 3 meter sebelum pagar ROW dioffset secara manual

dengan menggunakan AUTOCAD

• Penyesuaian tipikal potongan melintang yang dilakukan yaitu: • Jumlah lajur 4/2 D dengan b=11.35m untuk mengakomodasi lebar

badan jalan untuk jalan utama dan jalan samping + trotoar. • Lebar bahu luar digunakan bahu jalan samping = 3m • Lebar bahu dalam digunakan bahu jalan main road = 0.5m • Lebar 3 meter sebelum pagar ROW didefinisikan sebagai OGB.

Volume Galian (m3) 28326.223 24664.706 30308.016

Volume Timbunan (m3) 1709705.277 1724874.26 1728970.043

Selisih Volume Tanah (m3) 1681379.054 (timbunan) 1700209.554 (timbunan) 1698662.027 (timbunan)

Kebutuhan Batas Konstruksi

• Minimum ROW = 57 m • Maksimum ROW = 95.29 m • Luas kebutuhan lahan = 1230043.308 m2

• Minimum ROW = 62.949 m • Maksimum ROW = 94.278 m • Luas kebutuhan lahan = 1238455.785 m2

• Minimum ROW = 61.478 m • Maksimum ROW = 90.898 m • Luas kebutuhan lahan = 1236152.057 m2

13

14

6. METODOLOGI PENELITIAN

6.1. Kesimpulan

Hasil analisis perbandingan proses desain pada program MXRoad dan DRoads adalah sebagai berikut:

a. Proses pembuatan segitiga secara otomatis pada MXRoad memberikan nilai lebih dibandingkan program DRoads dalam segi kecepatan kerja. Kekurangan program MXRoad pada tahap pembuatan surface terletak pada proses koreksi jaring segitiga yang terbentuk, sehingga hasilnya kontur yang terbentuk bersifat final. Sedangkan proses pembuatan segitiga secara manual pada program DRoads secara tidak langsung sudah mempertimbangkan tahapan koreksi yang harus dilakukan.

b. Adanya beberapa fasilitas tambahan seperti perhitungan kebutuhan panjang lengkung peralihan, perkiraan kebutuhan panjang lengkung vertikal, serta adanya keterangan hasil analisa pada program DRoads dinilai sangat membantu pengguna dalam mengontrol hasil yang diperoleh dalam proses desain baik alinyemen horisontal maupun alinyemen vertikal. Beberapa hal di atas tidak ditemukan pada program MXRoad. Program tidak menjelaskan secara rinci mengenai hasil desain seperti yang dilakukan oleh program DRoads, sehingga dibutuhkan keterampilan dari desainer sendiri dalam menilai hasil yang dihasilkan oleh program.

c. Pada desain saluran samping yang terdapat pada desain potongan melintang, kekurangan dari program MXRoad yaitu membatasi hanya untuk kondisi galian saja, sedangkan pada program DRoads dapat terfasilitasi untuk kondisi galian ataupun timbunan. Sehingga apabila pada kondisi timbunan diperlukan saluran samping tambahan maka pada program MXRoad harus ditambahkan secara manual pada tahap penggambaran potongan melintang, dan diperhitungkan kembali pada tahap analisa kebutuhan lahan konstruksi.

d. Dari hasil pemodelan ulang pada kedua program, diperoleh hasil volume pekerjaan tanah dan kebutuhan batas lahan konstruksi yang tidak terlalu jauh perbedaannya. Yaitu sekitar ± 1547,527 m3 untuk selisih volume pekerjaan tanah antara kedua program. Dan sekitar ± 2303,728 m2 untuk selisih kebutuhan batas lahan konstruksi pada kedua program.

6.2. Saran

Penelitian ini merupakan salah satu langkah awal dalam rangka perbaikan proses desain geometrik untuk memperoleh hasil yang dianggap optimum. Dan tentu saja masih terdapat beberapa kekurangan yang memerlukan perbaikan ataupun beberapa hal yang tidak termasuk dalam lingkup penelitian. Secara umum saran-saran untuk penelitian selanjutnya dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pada penelitian ini, koreksi pekerjaan tanah terhadap adanya struktur jembatan dilakukan

secara manual pada volume pekerjaan tanah. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya akan lebih baik jika dilakukan pembuatan algoritma yang terhubung langsung dengan program sehingga dapat mengoreksi volume pekerjaan tanah hanya dengan menentukan lokasi rencana jembatan ataupun struktur lainnya.

b. Terkait dengan pembentukan surface sebagai acuan elevasi tanah dasar dari alinyemen jalan yang terbentuk pada perencanaan geometrik jalan, diperlukan pembuatan program pendukung untuk mengotomatiskan pembuatan jaring segitiga yang telah mempertimbangkan keseluruhan kondisi utilitas sehingga tidak membutuhkan koreksi jaring segitiga secara manual.

7. UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini dapat terselenggara atas bantuan dan dukungan penuh dari PT. Wiratman – Jakarta. Sdr. Evi Ayuningtyas merupakan salah satu karyawan dari PT. Wiratman yang telah memperoleh beasiswa dalam menempuh pendidikan pascasarjana di Institut Teknologi Bandung, Program Studi Sistem dan Teknik Jalan Raya Tahun 2012.

15

DAFTAR PUSTAKA

Alpius. (2003) Analisis Desain Alinyemen Horisontal Jalan Dengan Program DRoads.

Institut Teknologi Bandung. Tesis Magister.

AASHTO. (2004) A Policy on Geometrik Design of Highways and Streets. Washington

DC: American Association of State Highway and Transportation Officials.

Departemen Pekerjaan Umum. (1997) Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar

Kota No. 38/TBM/1997. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga.

Departemen Pekerjaan Umum. (1992) Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan

Perkotaan. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga.

Departemen Pekerjaan Umum. (2009) Peta Jaringan Jalan Nasional Metropolitan

Palembang. Palembang: Direktorat Jenderal Bina Marga.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. (2004) Pedoman Pengukuran Topografi

Untuk Pekerjaan Jalan dan Jembatan No. 010-A/PW/2004. Buku 2 Prinsip Dasar

Pengukuran Dan Perencanaan Topografi. Jakarta: Direktorat Jenderal Prasarana

Wilayah, pp:81-89

Hickerson, T.F. (1964) Route Location and Design. New York: Mc Graw-Hill

Kosasih D., Robinson R., & Snell J. (1987) A Review of Some Recent Geometrik Road

Standards and Their Application to Developing Countries. TRRL Research Report

114. United Kingdom: Department of Transportation.

Kosasih, D. (2001) A Complete Example of Program DRoads (Tutorial Guide). Bandung.

Oglesby, C.H. (1990) Teknik Jalan Raya. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Pratama, D. (2009) Analisis Geometrik Jalan Ditinjau dari Kecepatan Rencana (Studi

Kasus Jalan Tol Ruas Solo – Mantingan). Universitas Gadjah Mada. Tesis

Magister.

PT. Wiratman, PT. Buana Archicon, & PT. Seecons. (2012) Laporan Akhir Perencanaan

Teknis dan Penyusunan Amdal Jalan dan Jembatan Musi III Palembang. Jakarta.

Supersemardi, S. (2003) Analisis Desain Alinyemen Vertikal Jalan Dengan Program

DRoads. Institut Teknologi Bandung. Tesis Magister.

Standar Nasional Indonesia. (2004) Rancangan Standar Geometri Jalan Perkotaan (RSNI

T-14-2004). Badan Standarisasi Nasional.

Triana, S. Modul Bentley MXRoad (Pengenalan MXRoad). Bandung