pengaruh teknik relaksasi pmr

10
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PMR ( PROGRESIV MUSCLE RELAXTATION) TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI LAPARATOMI DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD KOTA SALATIGA NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk memenuhi tugas akhir program studi Profesi Ners Oleh: SARLINA MENTO AMBARITA NIM. P1337420918131 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS 2019

Transcript of pengaruh teknik relaksasi pmr

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PMR

( PROGRESIV MUSCLE RELAXTATION)

TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN

PADA PASIEN PRE OPERASI LAPARATOMI

DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL

RSUD KOTA SALATIGA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun untuk memenuhi tugas akhir program studi Profesi Ners

Oleh:

SARLINA MENTO AMBARITA NIM. P1337420918131

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2019

LEMBAR PERSETUJUAN

Naskah Publikasi dengan judul Pengaruh Teknik Relaksasi PMR (Progresiv

Muscle Relaxtation) terhadap Penurunan Kecemasan pada Pasien Pre Operasi

Apendiktomy di Ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD Kota Salatiga, ini disetujui

untuk diunggah atau di upload di laman repository.poltekkes.smg.ac.id

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.

Semarang, Juni 2019

Pembimbing

Budi Widiyanto, MN

NIP. 197505291998031002

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PMR TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI APENDIKTOMY DI RUANG

INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD KOTA SALATIGA

Sarlina Mento Ambarita1), Budi Widiyanto, MN.2), Mustolahudin, Amd3) 1)Mahasiswa Program Studi Profesi Ners

2)Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang 3)Pembimbing Klinik ruang IBS RSUD Kota Salatiga

Koresponden:[email protected]

Abstra Appendictomy merupakan pengobatan yang paling baik bagi penderita appendicitis.

Teknik tindakan appendictomy ada 2 macam yaitu open appendictomy dan laparoscopy

appendictomy. open appendictomy yaitu dengan cara mengiris kulit daerah sampai

menembus peritonium, sedangkan laparoscopy appendictomy adalah tindakan yang

dilakukan dengan menggunakan alat laparoskop yang dimasukkan lewat lubang kecil di

dinding perut. Salah satu respon psikologi yang biasanya terjadi pada pasien pre operasi

yaitu kecemasan. Menerapkan teknik relaksasi PMR terhadap penurunan kecemasan pada

pasien Pre Operasi Appendiktomi di ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD Kota Salatiga.

Penelitian ini menggunakan penelitian Quasy Eksperimen dengan rancangan penelitian yang

digunakan adalah pre-post test design. Responden berjumlah 2 orang dibagi menjadi 2

kelompok yaitu kelompok intervensi teknik relaksasi genggam jari 1 responden dan

kelompok kontrol 1 responden. Intervensi dilakukan selama 15-30 menit pada pasien pre

operasi Apendiktomy di ruang persiapan. Setelah dilakukannya intervensi, didapatkan hasil

bahwa 1 responden intervensi responden mengalami penurunan kecemasan dari

kecemasan sedang menjadi kecemasan ringan dari skor 14 menjadi skor 9 . Sedangkan 1

responden kontrol yang tidak dilakukan intervensi tidak mengalami peningkatan kecemasan

ataupun penurunan yaitu tetap dari skor 11 dan tetap 11. Jadi didapatkan hasil bahwa ada

pengaruh teknik relaksasi PMR terhadap penurunan kecemasan pada responden intervensi

dibandingkan dengan responden kontrol. Pemberian teknik relaksasi PMR dapat di terapkan

untuk menurunkan kecemasan pada pasien pre operasi Appendiktomy

Kata kunci : Pre operasi Appendiktomy, kecemasan, teknik relaksasi PMR Abstract Apendiktomy is the best treatment for people with apendicitis. There are 2 type of open apendiktomy and laparascopy. Open appendiktomy by cutting the area of MC burney until penetrates the peritonium. While laparascopy is an perfored by penetrating using a lapasrcope device which is inserted thoung a small hole in the abdominal wall.. One of the psychological responses that usually occurs in preoperative patients is anxiety. To apply PMR relaxation techniques to decrease anxiety in Pre Appendiktomy. Surgery patients in the Central Surgical Installation Room of Salatiga City Hospital. This study used Quasy research experiments with the research design used was the pre-post test design. Respondents numbered 2 people divided into 2 groups, namely the intervention group PMR relaxation technique 1 respondents and the control group 1 respondent. The intervention was carried out for 15-30 minutes in patients pre- Appediktomy surgery in the preparation room. After the intervention, the results showed that 2 respondents of each respondent experienced a decrease in anxiety from anxiety being mild anxiety from a score of 14. While one respondent who was not intervened, increased anxiety that is, from a score of 11 to a score of 11. So the results show that there is the effect of PMR relaxation techniques on reducing anxiety in the intervention respondents compared to the control respondents. Provision of

PMR relaxation techniques can be applied to reduce anxiety in patients pre Appendiktomy surgery. Keywords: Pre surgery Appediktomy , anxiety, PMR relaxation technique

I. PENDAHULUAN Pembedahan dilakukan karena

beberapa alasan seperti diagnostik

(biopsi, eksplorasi, Appendiktomy), kuratif (apendiktomi, eksisi masa tumor), restoratif (memperbaiki

deformitas atau menyambung daerah yang terpisah), paliatif (ketika menghilangkan nyeri atau

perbaikan masalah) dan kosmetik untuk perbaikan wajah (Hidayat, 2011).

Appendictomy merupakan pengobatan yang paling baik bagi penderita appendicitis. Teknik

tindakan appendictomy ada 2 macam yaitu open appendictomy dan laparoscopy appendictomy. open

appendictomy yaitu dengan cara mengiris kulit daerah McBurney sampai menembus peritonium,

sedangkan laparoscopy appendictomy adalah tindakan yang dilakukan dengan menggunakan alat laparoskop

yang dimasukkan lewat lubang kecil di dinding perut.

Tindakan operasi di Indonesia

pada tahun 2012 mencapai 1,2 juta jiwa. Dimana menempati ururan ke-11 dari 50 pertama penanganan

pola penyakit di rumah sakit se-Indonesia yang diperkirakan 32% diantaranya merupakan tindakan bedah laparatomi (Hartoyo, 2015).

Sedangkan operasi Laparatomi di RSUD Kota Salatiga dari bulan Januari sampai April 2019 ini tercatat 25

kasus yang dilakukan tindakan Appendiktomy (Rekam Medis RSUD Kota Salatiga, 2019).

Pada operasi atau pembedahan dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa

seseorang. Tindakan operasi yang direncanakan dapat menimbulkan masalah kesehatan baik pada respon

fisiologi maupun psikologi yang dapat mempengaruhi kondisi pasien. Salah satu respon psikologi yang biasanya

terjadi pada pasien pre operasi yaitu kecemasan (Potter & Perry, 2010).

Kecemasan pada pasien

perioperatif bisa karena takut terhadap nyeri atau kematian. Takut tentang deformitas atau

ancaman lain terhadap citra tubuh selain itu pasien juga sering mengalami kecemasan karena

masalah finansial, tanggung jawab terhadap keluarga dan kewajiban pekerjaan atau ketakutan akan

prognosa yang buruk dan probabilitas kecacatan dimasa datang (Smeltzer & Bare, 2012).

Kecemasan dapat dilakukan dengan cara farmakologi dan non farmakologi. Dalam farmakologi

digunakan obat anti ansietas terutama benzodiazepin. Sedangkan cara non farmakologi dapat dilakukan

dengan teknik relaksasi, psikoterapi dengan hipnotis atau hipnoterapi. Teknik relaksasi merupakan upaya

untuk meningkatkan kendali dan percaya diri serta mengurangi stres yang dirasakan. Salah satu teknik

relaksasi yang digunakan adalah teknik relaksasi PMR (Sari, 2016).

. Berdasarkan permasalahan

diatas, penulis tertarik untuk menerapkan “Pengaruh Teknik Relaksasi PMR terhadap Penurunan

Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Appendiktomy di Ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD Kota

Salatiga”.Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu menerapkan teknik relaksasi PMR terhadap penurunan kecemasan

pada pasien Pre Operasi Appediktomi di ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD Kota Salatiga. Menurut Setiyoadi

(2011), mengemukakan bahwa salah satu menunjukkan bahwa ada

perbedaan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi dengan general anestesi sebelum dan sesudah

diberikan relaksai otot progresif, penelitian ini menunjukkan hasil yang sangat signifikan dengan p= 0,000

atau < 0,05 sehingga terapi relaksasi progresif terbukti dapat mengurangi tingkat kecemasan. Terapi

Progressive Muscle Relaxation ini akan merangsang pengeluaran zat kimia endorfin dan ekefalin serta merangsang signal otak yang

menyebabkan otot rileks dan meningkatkan aliran darah ke otak. Efektivitas latihan relaksasi progresif

adalah salah satu bentuk self control coping skill.

II. METODA PENELITIAN Desain yang digunakan yaitu

menggunakan desain penelitian

quasy-experiment dengan pendekatan

eksperimental untuk mempelajari

Pengaruh Teknik Relaksasi PMR

terhadap Penurunan Kecemasan

pada Pasien Pre Operasi Apendiktomy

di Ruang Instalasi Bedah Sentral

RSUD Kota Salatiga.

Menurut Notoatmodjo (2010),

penelitian eksperimen adalah suatu

penelitian dengan melakukan kegiatan

percobaan (experiment), yang

bertujuan untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan sebab akibat dari

perlakuan yang dilakukan. Subjek

penelitian terdiri dari 2 responden

yaitu 1 responden yang diberikan

intervensi teknik relaksasi PMR dan 1

responden kontrol yang tidak

diberikan intervensi.

Teknik pengumpulan data yang

dilakukan pertama kali adalah

pengkajian pada pasien pre operasi

Appediktomy. Untuk mendapatkan

data tentang kecemasan pasien

sebelum dan sesudah diberikan teknik

relaksasi PMR, peneliti akan

menggunakan teknik observasi untuk

mengetahui kecemasan pasien

dengan menggunakan lembar

kuesioner untuk menilai kriteria

kecemasan yang dialami pasien.

Luaran pasien Kecemasan pre operasi

teratasi, kecemasan berkurang dan

pasien terlihat tenang dan rileks

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Hasil dari intervensi yang telah dilakukan oleh peneliti, pada pasien

pre operasi Appediktomy terdiri dari 2 pasien, 1 responden (Tn.Y) diantaranya dilakukan intervensi

teknik PMR dan 1 responden (Tn. S) sebagai control ataupun yang tidak dilakukan intervensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat

kecemasan responden dan apakah ada pengaruh perubahan kecemasan yang dialami responden, dengan

membagikan kuesioner pada saat pre dan post dilakukannya intervensi yang terdiri dari 20 pertanyaan. Peneliti

melakukan intervensi muali tanggal 10-13 Juni 2019 di ruang IBS RSUD Kota Salatiga.

Gambaran Intervensi pada Pasien Intervensi Maupun Control Pre Operasi

Appendiktomi Terdapat beberapa langkah

dalam Intervensi teknik relaksasi PMR

maupun yang tidak diberikan intervensi. Intervensi yang dilakukan sama pada kedua pasien yang

menjadi responden yaitu pemberian teknik relaksasi PMR, sedangkan satuya tidak diberikan intervensi.

Responden yang baru datang,

dilakukan pengkajian secara lengkap. Selanjutnya responden diberikan

pertanyaan atau kuesioner ZSAS (Zung Self Anxiety Rating Scale) untuk mengukur tingkat kecemasan

yang terdiri dari 20 pertanyaan. Pada penelitian ini, kecemasan dibagi menjadi 4 yaitu <5 : Tidak ada

kecemasan, 6-10 : Kecemasan ringan, 11-15 : Kecemasan sedang dan 16-20 : Kecemasan berat berdasarkan

pertanyaan pada kuesioner yang diberikan sesuai dengan keadaan dan jawaban pasien. Untuk responden Tn. Y diberikan intervensi teknik relaksasi

PMR sekitar 15-30 menit, disertai dengan memberikan support sehinga pasien menjadi lebih tenang dan

edukasi sedikit mengenai operasi Appendiktomi. Sedangkan responden kontrol tidak dilakukan intervensi.

Kemudian setelah dilakukan intervensi ataupun tidak, responden dilakukan pengukuran kecemasan melalui

kuesioner yang dibagikan, apakah mengalami penurunan atau tidak. Gambaran Evaluasi Tentang

Kecemasan Pasien Intervensi Maupun Kontrol Baik Sebelum dan Sesudah Intervensi di IBS Sebelum Operasi

Tabel 4.1 Gambaran tingkat kecemasan pada responden 1 sebelum dan setelah dilakukannya intervensi

No. Nama Responden

Sebelum Intervensi

Setelah Intervensi

1. Tn. Y Kecemasan Sedang dengan skor 14

Kecemasan Ringan dengan skor 9

Berdasarkan studi kasus yang

dilakukan kepada 2 responden

didapatkan hasil adanya penurunan kecemasan pada 1 responden intervensi (Tn. Y) dari kecemasan

sedang menjadi kecemasan ringan. Sedangkan responden kontrol (Tn. S)

tidak mengalami penurunan kecemasan kecemasan ringan dari

pengkajian awal sampai akhir walaupun mengalami peningkatan skor dari 11 menjadi 11

PEMBAHASAN Analisis Masalah Keperawatan

Kasus Kelolaan Sebelum Dilakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi Maupun

Kontrol Berdasarkan hasil studi kasus dari

2 responden intervensi dan kontrol pada pasien pre operasi Appediktomi

didapatkan hasil yaitu sebelum dilakukannya intervensi teknik relaksasi PMR, 1 responden intervensi

mengalami kecemasan sedang dengan skor 14 pada responden 1 dan pada responden 3 dengan skor

11. Sedangkan 1 responden kontrol yang tidak dilakukan intervensi, mengalami kecemasan ringan dengan

skor 11 atau Kecemasan pada pasien

perioperatif bisa karena takut

terhadap nyeri atau kematian. Takut tentang deformitas atau ancaman lain terhadap citra tubuh selain itu pasien

juga sering mengalami kecemasan karena masalah finansial, tanggung jawab terhadap keluarga dan

kewajiban pekerjaan atau ketakutan akan prognosa yang buruk dan probabilitas kecacatan dimasa

datang (Smeltzer & Bare, 2012). Pada penelitian kali ini, faktor

yang mempengaruhi kecemasan

responden 1, responden 2 dan 3 didukung oleh beberapa faktor seperti ketidaknyamanan atau nyeri, kurangnya tingkat pengetahuan, dan

pikiran negatif tentang operasi yang akan dilakukan seperti kegagalan ataupun kematian jika dilakukannya

operasi. Kecemasan dapat menyebabkan

perubahan secara fisik maupun

psikologis yang ditandai dengan frekuensi nafas bertambah, detak

jantung meningkat, tekanan darah meningkat, dan secara umum mengurangi tingkat energi pada klien,

sehingga dapat merugikan individu itu sendiri. Selain itu, kecemasan pada pasien pre operasi dapat

menyebabkan tindakan operasi tertunda, lamanya pemulihan, peningkatan rasa sakit pasca operasi

dan mengurangi kekebalan terhadap infeksi (Purwaningsih, 2012).

Kecemasan yang dialami responden 1 sebelum dilakukan

intervensi ditandai dengan pasien mengatakan cemas dan sedikit gugup, khawatir, sulit tidur, terkadang

pusing dan nyeri perut. Kecemasan sedang Sedangkan pada 1 responden kontrol mengalami kecemasan ringan

dengan skor 11 Analisis Masalah Keperawatan Kasus Kelolaan Setelah

Dilakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi Maupun Kontrol

Setelah dilakukan awal pengkajian kecemasan (sebelum intervensi), kemudian pada responden

intervensi (Tn. Y dan Tn. S) diberikan teknik relaksasi PMR disertai dengan dukungan support

agar pasien lebih tenang serta edukasi tentang operasi Appendiktomy. Relaksasi adalah

satu teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi ketengagan dan kecemasan. Relaksasi ini

merupakan suatu terapi yang diberikan kepada pasien dengan menegangkan otot- otot tertentu dan kemudian relaksasi ( Smetlzer

and Bare, 2012). Teknik ini dapat digunakan oleh pasien tanpa bantuan terapis dan dapat

digunakan untuk mengurangi keteganagan dan kecemasan yang

dialami sehari- hari di rumah.

Hal ini sesuai dengan kasus yang

telah dilakukan peneliti selama praktek di IBS RSUD Kota Salatiga, bahwa 2 responden intervensi yang

telah diberikan intervensi teknik relaksasi PMR mengalami penurunan kecemasan dari kecemasan sedang

menjadi ringan sesuai dengan hasil tingkat kecemasan pada kuesioner yang telah diberikan.

Pada responden 1 mengalami penurunan kecemasan dari kecemasan sedang dengan skor 14 menjadi kecemasan ringan dengan

skor 9. Pada responden 3 yang mengalami penurunan kecemasan dari kecemasan sedang dengan skor

11 menjadi kecemasan ringan dengan skor 11 ditandai dengan responden mengatakan cemas

berkurang, lebih rileks, bisa istirahat dengan tenang dan tekanan darah mengalami penurunan seperti

responden 3. Pada awal pengkajian TD yaitu TD : 143/89 mmH menjadi 125/76 mmHg pada pengkajian akhir.

Sedangkan pada responden 2 (Ny. M) yang tidak dilakukan intervensi didapatkan hasil mengalami

kecemasan ringan denga skor 10. Pada responden 2 yang awalnya tenang menjadi sedikit lebih cemas

dengan tindakan operasi yang dialaminya. Hal ini terbukti dengan ekspresi wajah pasien yang terlihat

sedikit khawatir dan menanyakan tentang operasi yang akan dijalaninya.

Menurut Purwaningsih (2012) apabila kecemasan dibiarkan, maka dapat menyebabkan perubahan secara fisik maupun psikologis yang

ditandai dengan frekuensi nafas bertambah, detak jantung meningkat, tekanan darah meningkat,

dan secara umum mengurangi tingkat energi pada klien, sehingga dapat merugikan individu itu sendiri. Pasien

mungkin memikirkan aktivitasnya akan terganggu, terjadi kecacatan,

terjadi kegagalan terhadap operasi, terjadi kesalahan oleh petugas kesehatan, kematian dan lain-lain.

Semakin sering pasien memikirkan kemungkinan hasil pembedahan maka semakin tinggi tingkat

kecemasan. Perawat bertugas membantu klien dan keluarga untuk mencapai harapan yang realistis

terhadap hasil pembedahan. Hal ini sesuai dengan yang dialami Tn. S sebagai responden yang tidak dilakukannya intervensi. Tn. S

yang semula mengalami tingkat kecemasan 11 tidak mengalami perubahaan , walaupun pada awal

sampai akhir pengkajian Tn. S mengalami kecemasan ringan. Tn. S yang awalnya tidak gugup menjadi

sedikit gugup, sedikit gemetar, jantung berdebar-debar, TD menjadi naik yaitu yang awalnya 130/80

mmHg menjadi 130/90 mmHg dan nadi yang awalnya 88 x/menit menjadi 102 x/menit.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian pengelolaan kasus ini, didapatkan hasil bahwa ada pengaruh

teknik relaksasi PMR terhadap penurunan kecemasan pada responden intervensi pre operasi

Appendiktomy dibandingkan dengan responden kontrol yang tidak dilakukan intervensi teknik relaksasi

PMR. IV. SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN 1. Sebelum dilakukannya intervensi

pada 2 responden, didapatkann hasil bahwa 2 responden intervensi

teknik relaksasi genggam jari masing-masing responden mengalami kecemasan sedang

dengan skor 14 pada responden 1 dan pada responden 3 dengan skor 11. Sedangkan 1 responden

kontrol yang tidak dilakukan intervensi, mengalami kecemasan

ringan dengan skor 6. 2. Setelah dilakukannya intervensi

pada 2 responden, didapatkann

hasil bahwa 1 responden intervensi masing-masing responden mengalami penurunan

kecemasan. Sedangkan 1 responden kontrol yang tidak dilakukan intervensi, mengalami

peningkatan kecemasan yaitu kecemasan ringan dengan skor 11 tidak mengalami perubahan dari skor 11 tetap skor 11.

3. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian pengelolaan kasus ini, didapatkan hasil bahwa ada

pengaruh teknik PMR terhadap penurunan kecemasan pada responden intervensi pre operasi

Appendiktomi dibandingkan dengan responden kontrol yang tidak dilakukan intervensi teknik

relaksasi PMR. SARAN 1. Bagi Klien

Diharapkan studi kasus ini dapat memberikan intervensi yang tepat dalam menurunkan terjadinya

kecemasan dengan melalui teknik relaksasi PMR pada pasien pre operasi Appendiktomi.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan Diharapkan studi kasus ini dapat memberikan tambahan referensi

dalam penanganan menurunkan kecemasan dengan pemberian teknik relaksasi PMR pada pasien

pre operasi Appendiktomi di IBS RSUD Kota Salatiga.

3. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan studi kasus ini dapat

menambah wawasan dan pengetahuan di bidang Instalasi Bedah Sentral dalam menurunkan

kecemasan dengan pemberian teknik relaksasi PMR pada pasien pre operasi Appendiktomi.

51

V. DAFTAR PUSTAKA Baradero, M. (2015). Prinsip dan

praktik keperawatan perioperatif. Jakarta : EGC.

Cane, P.M. (2013). Hidup sehat dan selaras : penyembuhan trauma.

Alih Bahasa : Maria, S & Emmy, L.D. Yogyakarta: Capacitar International, INC.

Hidayat. (2011). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data. Jakarta : EGC.

Gruendemann & Fernsebner. (2010).

Buku ajar keperawatan perioperatif praktik. Jakarta : EGC.

HIPKABI. (2014). Buku pelatihan dasar-dasar keterampilan bagi perawat kamar bedah. Jakarta :

HIPKABI Press. Jatiwiyono, S., & Kristiyanasari, W.

(2010). Asuhan keperawatan post operasi pendekatan Nanda, NIC, NOC. Yogyakarta : Nuha Medika.

Kozier. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep proses dan praktik edisi 7, volume 2. Jakarta: EGC.

Kusumawati, F., & Hartono, Y. (2011). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta : EGC.

Maryunani, A. (2014). Nyeri dalam persalinan “teknik dan cara penanganannya”. Jakarta: Trans

Info Media. Mirianti, R. (2011). Pengaruh

pemberian teknik relaksasi nafas dalam terhadap perubahan skala nyeri pada Ibu Primigravida Post Operasi Sectio Caesarea Hari 1 di Ruang Flamboyan. Skripsi :

Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Tidak dipublikasikan.

Notoatmodjo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.

Pinandita, I. (2012). Pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi. Jurnal Ilmiah Keperawatan, vol. 8

no. 1, hal. 32-43. Potter, P.A., & Perry, A.G. (2010).

Buku ajar fundamental keperawatan konsep, proses dan praktik edisi ke 7. Jakarta : EGC.

Purwaningsih. (2012). Derajat kecemasan pasien dengan tindakan operatif dapat diminimalisir dengan persiapan yang matang. Infokes. Vol. 2, no.

2 hal. 2086-2628. Rekam Medis RSUD Kota Salatiga.

2019.

Sasmito, A.B. (2018). Pengaruh relaksasi genggam jari terhadap kecemasan pasien pre operasi Benigna Prostat Hiperplasia (BPH). Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.

Sari, R.D.K. (2016). Pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan kecemasan pada pasien pre operasi Sectio Caesarea. Publikasi Ilmiah. Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Smeltzer & Bare B, G. (2012). Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner & Suddarth edisi 8. Jakarta : EGC.

Suliswati. (2011). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : EGC.

Syamsuhidajat, dkk, (2010). Buku ajar ilmu bedah. Jakarta : EGC.

Videbeck, S.L. (2010). Buku ajar keperawatan jiwa. Ahli Bahasa,

Renata Komalasari et. al. Jakarta. EGC .

Yuliastuti, C. (2015). Effect of handheld finger relaxation on reduction of pain intensity in patients with post appendectomy at inpatient ward, RSUD Sidoarjo.

International Journal of Medicine and Pharmaceutical Sciences (IJMPS), vo. 5, no. 3, hal. 53-58.