pengaruh teknik relaksasi pmr
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of pengaruh teknik relaksasi pmr
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PMR
( PROGRESIV MUSCLE RELAXTATION)
TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN
PADA PASIEN PRE OPERASI LAPARATOMI
DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUD KOTA SALATIGA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun untuk memenuhi tugas akhir program studi Profesi Ners
Oleh:
SARLINA MENTO AMBARITA NIM. P1337420918131
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
Naskah Publikasi dengan judul Pengaruh Teknik Relaksasi PMR (Progresiv
Muscle Relaxtation) terhadap Penurunan Kecemasan pada Pasien Pre Operasi
Apendiktomy di Ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD Kota Salatiga, ini disetujui
untuk diunggah atau di upload di laman repository.poltekkes.smg.ac.id
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
Semarang, Juni 2019
Pembimbing
Budi Widiyanto, MN
NIP. 197505291998031002
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PMR TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI APENDIKTOMY DI RUANG
INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD KOTA SALATIGA
Sarlina Mento Ambarita1), Budi Widiyanto, MN.2), Mustolahudin, Amd3) 1)Mahasiswa Program Studi Profesi Ners
2)Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang 3)Pembimbing Klinik ruang IBS RSUD Kota Salatiga
Koresponden:[email protected]
Abstra Appendictomy merupakan pengobatan yang paling baik bagi penderita appendicitis.
Teknik tindakan appendictomy ada 2 macam yaitu open appendictomy dan laparoscopy
appendictomy. open appendictomy yaitu dengan cara mengiris kulit daerah sampai
menembus peritonium, sedangkan laparoscopy appendictomy adalah tindakan yang
dilakukan dengan menggunakan alat laparoskop yang dimasukkan lewat lubang kecil di
dinding perut. Salah satu respon psikologi yang biasanya terjadi pada pasien pre operasi
yaitu kecemasan. Menerapkan teknik relaksasi PMR terhadap penurunan kecemasan pada
pasien Pre Operasi Appendiktomi di ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD Kota Salatiga.
Penelitian ini menggunakan penelitian Quasy Eksperimen dengan rancangan penelitian yang
digunakan adalah pre-post test design. Responden berjumlah 2 orang dibagi menjadi 2
kelompok yaitu kelompok intervensi teknik relaksasi genggam jari 1 responden dan
kelompok kontrol 1 responden. Intervensi dilakukan selama 15-30 menit pada pasien pre
operasi Apendiktomy di ruang persiapan. Setelah dilakukannya intervensi, didapatkan hasil
bahwa 1 responden intervensi responden mengalami penurunan kecemasan dari
kecemasan sedang menjadi kecemasan ringan dari skor 14 menjadi skor 9 . Sedangkan 1
responden kontrol yang tidak dilakukan intervensi tidak mengalami peningkatan kecemasan
ataupun penurunan yaitu tetap dari skor 11 dan tetap 11. Jadi didapatkan hasil bahwa ada
pengaruh teknik relaksasi PMR terhadap penurunan kecemasan pada responden intervensi
dibandingkan dengan responden kontrol. Pemberian teknik relaksasi PMR dapat di terapkan
untuk menurunkan kecemasan pada pasien pre operasi Appendiktomy
Kata kunci : Pre operasi Appendiktomy, kecemasan, teknik relaksasi PMR Abstract Apendiktomy is the best treatment for people with apendicitis. There are 2 type of open apendiktomy and laparascopy. Open appendiktomy by cutting the area of MC burney until penetrates the peritonium. While laparascopy is an perfored by penetrating using a lapasrcope device which is inserted thoung a small hole in the abdominal wall.. One of the psychological responses that usually occurs in preoperative patients is anxiety. To apply PMR relaxation techniques to decrease anxiety in Pre Appendiktomy. Surgery patients in the Central Surgical Installation Room of Salatiga City Hospital. This study used Quasy research experiments with the research design used was the pre-post test design. Respondents numbered 2 people divided into 2 groups, namely the intervention group PMR relaxation technique 1 respondents and the control group 1 respondent. The intervention was carried out for 15-30 minutes in patients pre- Appediktomy surgery in the preparation room. After the intervention, the results showed that 2 respondents of each respondent experienced a decrease in anxiety from anxiety being mild anxiety from a score of 14. While one respondent who was not intervened, increased anxiety that is, from a score of 11 to a score of 11. So the results show that there is the effect of PMR relaxation techniques on reducing anxiety in the intervention respondents compared to the control respondents. Provision of
PMR relaxation techniques can be applied to reduce anxiety in patients pre Appendiktomy surgery. Keywords: Pre surgery Appediktomy , anxiety, PMR relaxation technique
I. PENDAHULUAN Pembedahan dilakukan karena
beberapa alasan seperti diagnostik
(biopsi, eksplorasi, Appendiktomy), kuratif (apendiktomi, eksisi masa tumor), restoratif (memperbaiki
deformitas atau menyambung daerah yang terpisah), paliatif (ketika menghilangkan nyeri atau
perbaikan masalah) dan kosmetik untuk perbaikan wajah (Hidayat, 2011).
Appendictomy merupakan pengobatan yang paling baik bagi penderita appendicitis. Teknik
tindakan appendictomy ada 2 macam yaitu open appendictomy dan laparoscopy appendictomy. open
appendictomy yaitu dengan cara mengiris kulit daerah McBurney sampai menembus peritonium,
sedangkan laparoscopy appendictomy adalah tindakan yang dilakukan dengan menggunakan alat laparoskop
yang dimasukkan lewat lubang kecil di dinding perut.
Tindakan operasi di Indonesia
pada tahun 2012 mencapai 1,2 juta jiwa. Dimana menempati ururan ke-11 dari 50 pertama penanganan
pola penyakit di rumah sakit se-Indonesia yang diperkirakan 32% diantaranya merupakan tindakan bedah laparatomi (Hartoyo, 2015).
Sedangkan operasi Laparatomi di RSUD Kota Salatiga dari bulan Januari sampai April 2019 ini tercatat 25
kasus yang dilakukan tindakan Appendiktomy (Rekam Medis RSUD Kota Salatiga, 2019).
Pada operasi atau pembedahan dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa
seseorang. Tindakan operasi yang direncanakan dapat menimbulkan masalah kesehatan baik pada respon
fisiologi maupun psikologi yang dapat mempengaruhi kondisi pasien. Salah satu respon psikologi yang biasanya
terjadi pada pasien pre operasi yaitu kecemasan (Potter & Perry, 2010).
Kecemasan pada pasien
perioperatif bisa karena takut terhadap nyeri atau kematian. Takut tentang deformitas atau
ancaman lain terhadap citra tubuh selain itu pasien juga sering mengalami kecemasan karena
masalah finansial, tanggung jawab terhadap keluarga dan kewajiban pekerjaan atau ketakutan akan
prognosa yang buruk dan probabilitas kecacatan dimasa datang (Smeltzer & Bare, 2012).
Kecemasan dapat dilakukan dengan cara farmakologi dan non farmakologi. Dalam farmakologi
digunakan obat anti ansietas terutama benzodiazepin. Sedangkan cara non farmakologi dapat dilakukan
dengan teknik relaksasi, psikoterapi dengan hipnotis atau hipnoterapi. Teknik relaksasi merupakan upaya
untuk meningkatkan kendali dan percaya diri serta mengurangi stres yang dirasakan. Salah satu teknik
relaksasi yang digunakan adalah teknik relaksasi PMR (Sari, 2016).
. Berdasarkan permasalahan
diatas, penulis tertarik untuk menerapkan “Pengaruh Teknik Relaksasi PMR terhadap Penurunan
Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Appendiktomy di Ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD Kota
Salatiga”.Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu menerapkan teknik relaksasi PMR terhadap penurunan kecemasan
pada pasien Pre Operasi Appediktomi di ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD Kota Salatiga. Menurut Setiyoadi
(2011), mengemukakan bahwa salah satu menunjukkan bahwa ada
perbedaan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi dengan general anestesi sebelum dan sesudah
diberikan relaksai otot progresif, penelitian ini menunjukkan hasil yang sangat signifikan dengan p= 0,000
atau < 0,05 sehingga terapi relaksasi progresif terbukti dapat mengurangi tingkat kecemasan. Terapi
Progressive Muscle Relaxation ini akan merangsang pengeluaran zat kimia endorfin dan ekefalin serta merangsang signal otak yang
menyebabkan otot rileks dan meningkatkan aliran darah ke otak. Efektivitas latihan relaksasi progresif
adalah salah satu bentuk self control coping skill.
II. METODA PENELITIAN Desain yang digunakan yaitu
menggunakan desain penelitian
quasy-experiment dengan pendekatan
eksperimental untuk mempelajari
Pengaruh Teknik Relaksasi PMR
terhadap Penurunan Kecemasan
pada Pasien Pre Operasi Apendiktomy
di Ruang Instalasi Bedah Sentral
RSUD Kota Salatiga.
Menurut Notoatmodjo (2010),
penelitian eksperimen adalah suatu
penelitian dengan melakukan kegiatan
percobaan (experiment), yang
bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan sebab akibat dari
perlakuan yang dilakukan. Subjek
penelitian terdiri dari 2 responden
yaitu 1 responden yang diberikan
intervensi teknik relaksasi PMR dan 1
responden kontrol yang tidak
diberikan intervensi.
Teknik pengumpulan data yang
dilakukan pertama kali adalah
pengkajian pada pasien pre operasi
Appediktomy. Untuk mendapatkan
data tentang kecemasan pasien
sebelum dan sesudah diberikan teknik
relaksasi PMR, peneliti akan
menggunakan teknik observasi untuk
mengetahui kecemasan pasien
dengan menggunakan lembar
kuesioner untuk menilai kriteria
kecemasan yang dialami pasien.
Luaran pasien Kecemasan pre operasi
teratasi, kecemasan berkurang dan
pasien terlihat tenang dan rileks
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Hasil dari intervensi yang telah dilakukan oleh peneliti, pada pasien
pre operasi Appediktomy terdiri dari 2 pasien, 1 responden (Tn.Y) diantaranya dilakukan intervensi
teknik PMR dan 1 responden (Tn. S) sebagai control ataupun yang tidak dilakukan intervensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat
kecemasan responden dan apakah ada pengaruh perubahan kecemasan yang dialami responden, dengan
membagikan kuesioner pada saat pre dan post dilakukannya intervensi yang terdiri dari 20 pertanyaan. Peneliti
melakukan intervensi muali tanggal 10-13 Juni 2019 di ruang IBS RSUD Kota Salatiga.
Gambaran Intervensi pada Pasien Intervensi Maupun Control Pre Operasi
Appendiktomi Terdapat beberapa langkah
dalam Intervensi teknik relaksasi PMR
maupun yang tidak diberikan intervensi. Intervensi yang dilakukan sama pada kedua pasien yang
menjadi responden yaitu pemberian teknik relaksasi PMR, sedangkan satuya tidak diberikan intervensi.
Responden yang baru datang,
dilakukan pengkajian secara lengkap. Selanjutnya responden diberikan
pertanyaan atau kuesioner ZSAS (Zung Self Anxiety Rating Scale) untuk mengukur tingkat kecemasan
yang terdiri dari 20 pertanyaan. Pada penelitian ini, kecemasan dibagi menjadi 4 yaitu <5 : Tidak ada
kecemasan, 6-10 : Kecemasan ringan, 11-15 : Kecemasan sedang dan 16-20 : Kecemasan berat berdasarkan
pertanyaan pada kuesioner yang diberikan sesuai dengan keadaan dan jawaban pasien. Untuk responden Tn. Y diberikan intervensi teknik relaksasi
PMR sekitar 15-30 menit, disertai dengan memberikan support sehinga pasien menjadi lebih tenang dan
edukasi sedikit mengenai operasi Appendiktomi. Sedangkan responden kontrol tidak dilakukan intervensi.
Kemudian setelah dilakukan intervensi ataupun tidak, responden dilakukan pengukuran kecemasan melalui
kuesioner yang dibagikan, apakah mengalami penurunan atau tidak. Gambaran Evaluasi Tentang
Kecemasan Pasien Intervensi Maupun Kontrol Baik Sebelum dan Sesudah Intervensi di IBS Sebelum Operasi
Tabel 4.1 Gambaran tingkat kecemasan pada responden 1 sebelum dan setelah dilakukannya intervensi
No. Nama Responden
Sebelum Intervensi
Setelah Intervensi
1. Tn. Y Kecemasan Sedang dengan skor 14
Kecemasan Ringan dengan skor 9
Berdasarkan studi kasus yang
dilakukan kepada 2 responden
didapatkan hasil adanya penurunan kecemasan pada 1 responden intervensi (Tn. Y) dari kecemasan
sedang menjadi kecemasan ringan. Sedangkan responden kontrol (Tn. S)
tidak mengalami penurunan kecemasan kecemasan ringan dari
pengkajian awal sampai akhir walaupun mengalami peningkatan skor dari 11 menjadi 11
PEMBAHASAN Analisis Masalah Keperawatan
Kasus Kelolaan Sebelum Dilakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi Maupun
Kontrol Berdasarkan hasil studi kasus dari
2 responden intervensi dan kontrol pada pasien pre operasi Appediktomi
didapatkan hasil yaitu sebelum dilakukannya intervensi teknik relaksasi PMR, 1 responden intervensi
mengalami kecemasan sedang dengan skor 14 pada responden 1 dan pada responden 3 dengan skor
11. Sedangkan 1 responden kontrol yang tidak dilakukan intervensi, mengalami kecemasan ringan dengan
skor 11 atau Kecemasan pada pasien
perioperatif bisa karena takut
terhadap nyeri atau kematian. Takut tentang deformitas atau ancaman lain terhadap citra tubuh selain itu pasien
juga sering mengalami kecemasan karena masalah finansial, tanggung jawab terhadap keluarga dan
kewajiban pekerjaan atau ketakutan akan prognosa yang buruk dan probabilitas kecacatan dimasa
datang (Smeltzer & Bare, 2012). Pada penelitian kali ini, faktor
yang mempengaruhi kecemasan
responden 1, responden 2 dan 3 didukung oleh beberapa faktor seperti ketidaknyamanan atau nyeri, kurangnya tingkat pengetahuan, dan
pikiran negatif tentang operasi yang akan dilakukan seperti kegagalan ataupun kematian jika dilakukannya
operasi. Kecemasan dapat menyebabkan
perubahan secara fisik maupun
psikologis yang ditandai dengan frekuensi nafas bertambah, detak
jantung meningkat, tekanan darah meningkat, dan secara umum mengurangi tingkat energi pada klien,
sehingga dapat merugikan individu itu sendiri. Selain itu, kecemasan pada pasien pre operasi dapat
menyebabkan tindakan operasi tertunda, lamanya pemulihan, peningkatan rasa sakit pasca operasi
dan mengurangi kekebalan terhadap infeksi (Purwaningsih, 2012).
Kecemasan yang dialami responden 1 sebelum dilakukan
intervensi ditandai dengan pasien mengatakan cemas dan sedikit gugup, khawatir, sulit tidur, terkadang
pusing dan nyeri perut. Kecemasan sedang Sedangkan pada 1 responden kontrol mengalami kecemasan ringan
dengan skor 11 Analisis Masalah Keperawatan Kasus Kelolaan Setelah
Dilakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi Maupun Kontrol
Setelah dilakukan awal pengkajian kecemasan (sebelum intervensi), kemudian pada responden
intervensi (Tn. Y dan Tn. S) diberikan teknik relaksasi PMR disertai dengan dukungan support
agar pasien lebih tenang serta edukasi tentang operasi Appendiktomy. Relaksasi adalah
satu teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi ketengagan dan kecemasan. Relaksasi ini
merupakan suatu terapi yang diberikan kepada pasien dengan menegangkan otot- otot tertentu dan kemudian relaksasi ( Smetlzer
and Bare, 2012). Teknik ini dapat digunakan oleh pasien tanpa bantuan terapis dan dapat
digunakan untuk mengurangi keteganagan dan kecemasan yang
dialami sehari- hari di rumah.
Hal ini sesuai dengan kasus yang
telah dilakukan peneliti selama praktek di IBS RSUD Kota Salatiga, bahwa 2 responden intervensi yang
telah diberikan intervensi teknik relaksasi PMR mengalami penurunan kecemasan dari kecemasan sedang
menjadi ringan sesuai dengan hasil tingkat kecemasan pada kuesioner yang telah diberikan.
Pada responden 1 mengalami penurunan kecemasan dari kecemasan sedang dengan skor 14 menjadi kecemasan ringan dengan
skor 9. Pada responden 3 yang mengalami penurunan kecemasan dari kecemasan sedang dengan skor
11 menjadi kecemasan ringan dengan skor 11 ditandai dengan responden mengatakan cemas
berkurang, lebih rileks, bisa istirahat dengan tenang dan tekanan darah mengalami penurunan seperti
responden 3. Pada awal pengkajian TD yaitu TD : 143/89 mmH menjadi 125/76 mmHg pada pengkajian akhir.
Sedangkan pada responden 2 (Ny. M) yang tidak dilakukan intervensi didapatkan hasil mengalami
kecemasan ringan denga skor 10. Pada responden 2 yang awalnya tenang menjadi sedikit lebih cemas
dengan tindakan operasi yang dialaminya. Hal ini terbukti dengan ekspresi wajah pasien yang terlihat
sedikit khawatir dan menanyakan tentang operasi yang akan dijalaninya.
Menurut Purwaningsih (2012) apabila kecemasan dibiarkan, maka dapat menyebabkan perubahan secara fisik maupun psikologis yang
ditandai dengan frekuensi nafas bertambah, detak jantung meningkat, tekanan darah meningkat,
dan secara umum mengurangi tingkat energi pada klien, sehingga dapat merugikan individu itu sendiri. Pasien
mungkin memikirkan aktivitasnya akan terganggu, terjadi kecacatan,
terjadi kegagalan terhadap operasi, terjadi kesalahan oleh petugas kesehatan, kematian dan lain-lain.
Semakin sering pasien memikirkan kemungkinan hasil pembedahan maka semakin tinggi tingkat
kecemasan. Perawat bertugas membantu klien dan keluarga untuk mencapai harapan yang realistis
terhadap hasil pembedahan. Hal ini sesuai dengan yang dialami Tn. S sebagai responden yang tidak dilakukannya intervensi. Tn. S
yang semula mengalami tingkat kecemasan 11 tidak mengalami perubahaan , walaupun pada awal
sampai akhir pengkajian Tn. S mengalami kecemasan ringan. Tn. S yang awalnya tidak gugup menjadi
sedikit gugup, sedikit gemetar, jantung berdebar-debar, TD menjadi naik yaitu yang awalnya 130/80
mmHg menjadi 130/90 mmHg dan nadi yang awalnya 88 x/menit menjadi 102 x/menit.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian pengelolaan kasus ini, didapatkan hasil bahwa ada pengaruh
teknik relaksasi PMR terhadap penurunan kecemasan pada responden intervensi pre operasi
Appendiktomy dibandingkan dengan responden kontrol yang tidak dilakukan intervensi teknik relaksasi
PMR. IV. SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN 1. Sebelum dilakukannya intervensi
pada 2 responden, didapatkann hasil bahwa 2 responden intervensi
teknik relaksasi genggam jari masing-masing responden mengalami kecemasan sedang
dengan skor 14 pada responden 1 dan pada responden 3 dengan skor 11. Sedangkan 1 responden
kontrol yang tidak dilakukan intervensi, mengalami kecemasan
ringan dengan skor 6. 2. Setelah dilakukannya intervensi
pada 2 responden, didapatkann
hasil bahwa 1 responden intervensi masing-masing responden mengalami penurunan
kecemasan. Sedangkan 1 responden kontrol yang tidak dilakukan intervensi, mengalami
peningkatan kecemasan yaitu kecemasan ringan dengan skor 11 tidak mengalami perubahan dari skor 11 tetap skor 11.
3. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian pengelolaan kasus ini, didapatkan hasil bahwa ada
pengaruh teknik PMR terhadap penurunan kecemasan pada responden intervensi pre operasi
Appendiktomi dibandingkan dengan responden kontrol yang tidak dilakukan intervensi teknik
relaksasi PMR. SARAN 1. Bagi Klien
Diharapkan studi kasus ini dapat memberikan intervensi yang tepat dalam menurunkan terjadinya
kecemasan dengan melalui teknik relaksasi PMR pada pasien pre operasi Appendiktomi.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan Diharapkan studi kasus ini dapat memberikan tambahan referensi
dalam penanganan menurunkan kecemasan dengan pemberian teknik relaksasi PMR pada pasien
pre operasi Appendiktomi di IBS RSUD Kota Salatiga.
3. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan studi kasus ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan di bidang Instalasi Bedah Sentral dalam menurunkan
kecemasan dengan pemberian teknik relaksasi PMR pada pasien pre operasi Appendiktomi.
51
V. DAFTAR PUSTAKA Baradero, M. (2015). Prinsip dan
praktik keperawatan perioperatif. Jakarta : EGC.
Cane, P.M. (2013). Hidup sehat dan selaras : penyembuhan trauma.
Alih Bahasa : Maria, S & Emmy, L.D. Yogyakarta: Capacitar International, INC.
Hidayat. (2011). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data. Jakarta : EGC.
Gruendemann & Fernsebner. (2010).
Buku ajar keperawatan perioperatif praktik. Jakarta : EGC.
HIPKABI. (2014). Buku pelatihan dasar-dasar keterampilan bagi perawat kamar bedah. Jakarta :
HIPKABI Press. Jatiwiyono, S., & Kristiyanasari, W.
(2010). Asuhan keperawatan post operasi pendekatan Nanda, NIC, NOC. Yogyakarta : Nuha Medika.
Kozier. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep proses dan praktik edisi 7, volume 2. Jakarta: EGC.
Kusumawati, F., & Hartono, Y. (2011). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta : EGC.
Maryunani, A. (2014). Nyeri dalam persalinan “teknik dan cara penanganannya”. Jakarta: Trans
Info Media. Mirianti, R. (2011). Pengaruh
pemberian teknik relaksasi nafas dalam terhadap perubahan skala nyeri pada Ibu Primigravida Post Operasi Sectio Caesarea Hari 1 di Ruang Flamboyan. Skripsi :
Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Tidak dipublikasikan.
Notoatmodjo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.
Pinandita, I. (2012). Pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi. Jurnal Ilmiah Keperawatan, vol. 8
no. 1, hal. 32-43. Potter, P.A., & Perry, A.G. (2010).
Buku ajar fundamental keperawatan konsep, proses dan praktik edisi ke 7. Jakarta : EGC.
Purwaningsih. (2012). Derajat kecemasan pasien dengan tindakan operatif dapat diminimalisir dengan persiapan yang matang. Infokes. Vol. 2, no.
2 hal. 2086-2628. Rekam Medis RSUD Kota Salatiga.
2019.
Sasmito, A.B. (2018). Pengaruh relaksasi genggam jari terhadap kecemasan pasien pre operasi Benigna Prostat Hiperplasia (BPH). Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.
Sari, R.D.K. (2016). Pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan kecemasan pada pasien pre operasi Sectio Caesarea. Publikasi Ilmiah. Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Smeltzer & Bare B, G. (2012). Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner & Suddarth edisi 8. Jakarta : EGC.
Suliswati. (2011). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : EGC.
Syamsuhidajat, dkk, (2010). Buku ajar ilmu bedah. Jakarta : EGC.
Videbeck, S.L. (2010). Buku ajar keperawatan jiwa. Ahli Bahasa,
Renata Komalasari et. al. Jakarta. EGC .