Pencahayaan

26
LIGHTING (Pencahayaan) SNI 03-2396-2001 IESNA 2000.........

Transcript of Pencahayaan

LIGHTING (Pencahayaan)

SNI 03-2396-2001 IESNA 2000.........

Tipe Pencahayaan 1. Pencahayaan Alami (Natural Lighting)

Pemanfaatan cahaya matahari secara optimal untuk menerangi Ruang-ruang Bangunan.

2. Pencahayaan Buatan (Artificial Lighting)Pemanfaatan cahaya lampu untuk menerangi Ruang yang tidak terpenuhi oleh cahaya matahari.

TEKNIK PENCAHAYAAN ALAMIBeberapa Teknik Pencahayaan Alami Window Skylight Bidang pemantul

Teknik Pengurangan Panas Jarak Bukaan Teritis Vertical Blind Hadapan bukaan

Posisi Bangunan

Diagram matahari

Sun Shading

PENCAHAYAAN BUATANTidak tersedia pencahayaan alami (malam hari)Tidak tersedia cukup cahaya matahari di saat cuaca tertentu

Cahaya alami tidak dapat menjangkau tempat tertentu

Dibutuhkan pencahayaan yang merata di setiap titik ruang (C:Ruang pertemuan)

Dibutuhkan intensitas cahaya yang konstan (C:Ruang operasi)

Diperlukan pewarnaan dalam ruang (C:Ruang pamer)

Untuk fungsi khusus (C:Ruang penghangat bayi)

Arah PenyinaranPenyinaran ke atas (up light) lampu taman, lampu pedestrian

Penyinaran ke bawah (down light)Lampu ruang pada umumnya

Penyorot sempit (Spot Light)lampu lukisan, lampu obyek pameran,

< 300

Penyorot luas (Flood Light)lampu ke arah dinding, lampu siluet

objek > 300

Jenis LampuLampu Pijarelemen tungsten yang berpijar karena panas, energi 10%, cahaya kuning kemerahan (warm-white), umur 1000 jam

Lampu Flourescentpendaran bubuk fosfor yg menyerap cahaya ultraviolet, energi 25%, cahaya lampu putih kebiruan (cool-white), umur 20.000 jam

Lampu HID (High Intencity Discharge)lecutan listrik uap zat logam, energi 30%, cahaya putihlampu sodium, cahaya jingga, bs lebih awet dr Flourescent

Lampu LEDserat optik, energi 90%, warna-warni, awet, intensitas kecil

Depresiasi Sumber Cahaya (LLF)LLF = (LAT)(VV)(LSD)(BF) X (LDD)(RSDD)(LLD)(LBO) nonrecoverable recoverable

LAT = Luminaire ambient temperaturVV = Voltage VariationLSD = Luminaire Surface DepreciationBF = Ballast Factor

LDD = Luminaire Dirt DepreciationRSDD = Room surface dirt depreciationLLD = Lamp lumen depreciationLBO = Lamp Burnout

Coeficient of UtilizationNilai reflektansi bidang permukaan ruang yang mempengaruhi fungsi penerangan

PSALI (Permanent Supplementary Artificial Lighting, Interiors)

Persyaratan Kuat Penerangan

Zumtobel

Perhitungan Jumlah Lampu N = . E x A . φ Lampu x LLF x CU

E = Kuat penerangan A = Luas Bidang KerjaΦ = Lumen lampuLLF = Light Lost Factor ( 0,7 – 0,8)CU = Coeffisien of utilization ( 50 – 65 %)

Contoh Perhitungan:Suatu ruang kantor berukuran 20 x 10 x 3 m. Dalam rencana, akan digunakan lampu TL 40 watt x 4 dalam satu armatur dengan kuat penerangan rata-rata 300 lux. Hitung jumlah lampu dan daya listrik!

Diketahui: Lumen TL 40 watt x 4 = 75 x 40 x 4 = 12000

CU = 60 %, LLF = 0,8N = 300 x (20.10) = 10,41 ditentukan 10 armatur

12000 x 0,6 x 0,8

Perletakkan lampu

Pemakaian DayaLampu = 10 x (40 + 10 )watt x 4 = 2000 watt

Stop Kontak = 20 % dari beban lampu (kantor) = 400 watt

Total kebutuhan untuk listrik : 2400 watt

U perumahan 1 stop kontak @ 100 watt

Data Sumber Cahaya:Lampu Lumen/Watt Umur (jam) Penggunaan

1 Pijar 11-18 1000 Indoor, outdoor2 TL 50-80 9000-18000 Indoor, outdoor3 Halogen 16-20 1000 Outdoor, lampu

lapangan4 Mercury 30-60 16000 Outdoor, lampu

taman5 Halide 80-100 7500-15000 Lampu sorot6 Sodium 120-140 16000-

24000Lampu jalan

Efikasi, CRI, Run Up Time

No Jenis Lampu

Eficacy (lumen/watt)

Intencity Qualification (watt)

Life time

(hour)

Run Up Time

CRI

1 FL (T12) 50-80 25-140 8000-20000

30 detik 50-90

2 Metal Halida (Ceramic Tube)

65-97 20-250 6000-10000

2 menit 60-90

3 White SON

40-44 45-115 6000-9000

2 menit 83

4 CFL 20-50 5-100 5000-15000

60 detik >80

5 LED 47-80 55-165 >60.000 langsung 80

Photometri