PENGEMBANGAN KEBIJAKAN AMDAL DALAM MENCEGAH KERUSAKAN LINGKUNGAN PADA KEGIATAN USAHA MIGAS
migas
Transcript of migas
IMPLEMENTASI RISK BASED AUDIT DALAM RANGKA
PENGUATAN INTERNAL CONTROL SEKTOR MIGAS
1
KHAIRIANSYAH SALMAN
KONSEP DASAR RISK BASED AUDIT Risiko adalah Peristiwa yang berdampak negatif, yang dapat menghambat pencapaian tujuan atau menurunkan nilai aset (COSO : 2004)
Manajemen Risiko adalah:Suatu proses, yang diefektifkan oleh Dewan Komisaris, Manajemen dan Personil Perusahaan, diterapkan mulai sejak penyusunan strategi hingga seluruh proses perusahaan, dirancang untuk mengidentifikasi peristiwa potensial yang dapat mempengaruhi perusahaan, dan mengelola risiko tersebut agar sesuai dengan risk appetite (batas selera risiko) perusahaan, untuk menyediakan keyakinan memadai sehubungan dengan pencapaian sasaran perusahaan ” (ERM-COSO:2004)
Risk Based AuditSalah satu pendekatan audit yang mengalokasikan sumber daya audit yang lebih besar pada area/akun laporan keuangan yang paling memiliki risiko salah saji, baik karena kesalahan, kesengajaan, maupun karena risiko bisnis entitas yang diperiksa.
3
MANAJEMEN RISIKO SEKTOR MIGAS
4
Tugas dan Tanggung Jawab SKK Migas/KKKS
Hambatan Pencapaian
Keuntungansebesar-besarnya bagi Negara
PROSES MENAJEMEN RISIKO
5
Business Objectives
Strategies
Processes
Process Objectives
Controls
Process Levels Risks
Risks
Mengancam
Merespon
Mitigasi
Mengancam
Menurunkan
Kont
ribu
si
Dijabarkan
Dieksekusi
Dijabarkan
Diamankan
BASIC IDEA RISK BASED AUDIT
Alokasi Sumber Daya Audit yang terbatas,
dan fokus ke area yang berisiko tinggi
Penentuan risiko
Pengenalan
Entitas yang Lebih
Mendalam
OUTPUT RISK BASED AUDIT
RBA
STRATEGI & FOKUS PROGRAM
UKURAN SAMPEL
PLAN MATERIALITY DAN
TOLERABLE ERROR
PROSES IDENTIFIKASI RISIKOKegiatan entitas (entity level)
Proses atau siklus entitas (process level)
Akun/transaksi (transaction/account level)
RISK BASED AUDIT APPROACH 9
WHAT RISKS SHOULD BE ASSESSED ON RBA ?
Audit risksBusiness risksInherent risksControl risksDetection risksFraud risks
RISIKO BAWAAN (INHERENT RISK (IR))
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait.
RISIKO PENGENDALIAN (CONTROL RISK (CR))
Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau
dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian internal entitas.
Risiko Deteksi (Detection Risk (DR))
Risiko deteksi adalah risiko bahwa pemeriksa tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
Risiko deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedur pemeriksaan dan penerapannya oleh pemeriksa.
Penetapan Tingkat Resiko Pemeriksaan yang dapat diterima (AAR)
1. Tingkat ketergantungan pengguna
2. Kemungkinan kegagalan keuangan
3. Integritas manajemen
4. Geografis5. Nilai asset6. Anggaran yang
dikelola7. Jumlah satker8. Hasil
pemeriksaan sebelumnya
9. Sistem informasi yang digunakan
9 Faktor Skoring
1. Pemahaman Tujuan dan Harapan Penugasan
2. Pemahaman Entitas
3. TLHP Sebelumnya
4. Pemahaman SPI
1 %, Tingkat Keyakinan 99 %
3 %, Tingkat Keyakinan 97 %
5 %, Tingkat Keyakinan 95 %
PENILAIAN RESIKO INHEREN (IR)
1. Pemahaman Tujuan dan Harapan Penugasan
2. TLHP Sebelumnya
3. Prosedur Analitis Awal
100 %, Tinggi
70 %, Sedang
30 %, Rendah
1. Sifat bisnis/industri entitas
2. Hasil pemeriksaan sebelumnya
3. Integritas personil kunci
4. Penugasan pertama vs penugasan berulang
5. Hubungan dengan pihak-pihak terkait
6. Jenis-jenis transaksi (rutin/non rutin) dan tingkat kompleksitasnya
7. Dorongan dan motivasi klien
8. Tingkat subyektivitas dan pertimbangan-pertimbangan yang disyaratkan oleh standar akuntansi
9. Tingkat kerentanan terhadap pencurian/penyalahgunaan asset
10.Faktor-faktor terkait dengan salah saji dikarenakan adanya kecurangan terhadap laporan keuangan.
10 Faktor SkoringPenentuan IR
PENILAIAN RESIKO PENGENDALIAN (CR)
1. Keterjadian (Occurrence)
2. Kelengkapan (Completeness)
3. Akurasi (Accuracy)
4. Pembukuan & Pengikhtisaran (posting & summarisation)
5. Pengklasifikasian (Classification)
6. Waktu (Timing)
100 %, Tinggi
70 %, Sedang
30 %, Rendah
1. Memperoleh (atau memutakhirkan) serta menelaah data dan informasi SPI.
2. Mendokumentasikan hasil pemahaman SPI
3. Mengevaluasi implementasi SPI
4. Mengidentifikasi pengendalian yang ada
5. Mengidentifikasi kelemahan pengendalian
6. Menentukan tingkat kelemahan pengendalian
7. Menentukan nilai awal RP
7 Langkah Penilaian SPI
Internal Control
Assertion
18
Tingkat ketergantungan pihak luar Kem ungkinan kegagalan keuangan Intergritas m anajem en
Sifat bisnis/ industri klien Hasil pem eriksaan sebelum nya Integritas personel kunci Penugasan pertam a vs penugasan
berulang Hubungan dengan pihak-pihak
terkait Jenis-jenis transaksi (rutin/non-
rutin) dan tingkat kom pleksitasnya Dorongan dan m otivasi klien Tingkat subyektivitas atas
pertim bangan-pertim bangan yang disyaratkan oleh standar akuntansi
Tingkat kerentanan terhadap pencurian/ penyalahgunaan aset
Faktor-faktor terkait dengan salah saji dikarenakan adanya kecurangan terhadap laporan keuangan
Effektivitas Pengendalian Intern Ketergantungan terhadap
pengendalian intern
Risiko Pem eriksaan yang diterim a
Risiko Bawaan
Risiko Pengendalian
Risiko Deteksi yang
direncanakan
Bukti Pem eriksaan
yang direncanakan
Faktor-Faktor yang M em pengaruhi Risiko Risiko Bukti Pem eriksaan
DD
DI
I
I
D = Direct Relationship
I = Inverse Relationship
I
RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN Aspek Pengelolaan Keuangan pada Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Penyusunan Rencana Penerimaan MigasMonitoring Realisasi Penerimaan MigasPenyelesaian Kewajiban Kontraktual Migas
Aspek operasional Hulu Minyak dan Gas Meliputi produksi, lifting, biaya operasi, perhitungan bagi hasil antara Pemerintah dan KKKS, serta pemenuhan kewajiban perpajakan (PPs/PPh dan PBDR) atas bagian KKKS
20
LINGKUP AUDIT
Produksi First Tranche Petroleum
(FTP) Lifting Investment credit Equity to be split Domestic Market Obligation
(DMO)/DMO gross dan DMO fee Lifting price variance
(LPV) Cost recovery Insentif berupa interest
recovery Contractor’s tax (PPs/PPh
dan PBDR) atas bagi hasil yang diterima KKKS
21
Equity to be split
Contractor ShareGovernment Share
Net Contractor ShareGovernment Share
Cost Recovery
Liftings Revenue
FTP
Investment Credit
Gross DMODMO AdjustmentGovernment Tax
Lifting Price Variance
Production
Potensi Peristiwa Risiko KKKS1. Risiko Kegagalan Eksplorasi2. Risiko Peraturan, Perundang-undangan dan Kebijakan yang tidak
sejalan dengan PSC3. Risiko Tender tidak sesuai ketentuan (Independen, Adil,
Transparan, Kompetitif, Efisien, Efektif)4. Risiko Pengalihan Pemilikan Wilayah Eksplorasi5. Risiko Dampak Lingkungan.6. Risiko Target Produksi tidak tercapai7. Risiko konflik kepentingan antar instansi8. Risiko Penerapan tax treaty tidak sesuai UU9. Risiko Kurang setor pasal 23 dan sanksi bunga atas
keterlambatan penyetoran PPs/PPh dan PBDR/BPT10. Risiko Overlifting melebihi entitlement (share)
22
Potensi Peristiwa Risiko KKKS11. Risiko Prosentase Investment Credit Tidak Sesuai PSC dan
bukan untuk Direct Production Facilities12. Risiko Interest Recovery Atas Capital Expenditure Tidak Sesuai PSC13. Risiko Kelebihan Pembebanan Biaya Home Office Overhead14. Risiko Kelebihan Pembebanan Technical Services Assistance (TSA)15. Risiko Pembebanan Biaya Blok Lain16. Risiko Pembebanan PPN Kedalam Cost Recovery17. Resiko Pembebanan Audit Fee/Legal Cost Bukan Untuk Kepentingan
GOI18. Risiko Kelebihan Pembebanan Biaya Salary dan Benefit
Expatriate19. Risiko Pembebanan biaya pekerjaan melebihi kontrak,
pelaksanaan pekerjaan tidak di-cover dengan kontrak, dan penerapan rate tidak sesuai dengan kontrak
20. Risiko Biaya Community Development Tidak Sesuai PSC.
23
Asumsi sebagai basis perhitungan bagian pemerintah
DPR RI
PEMERINTAH
Penentuan asumsi makro
Lifting, ICP, Kurs
1
Perhitungan Estimasi Lifting
dan Bagian Pemerintah
ESDM dan BPMIGAS menyampaikan data estimasi bagian pemerintah per KKKS kepada Kemkeu
Rincian Lifting dan Bagian Pemerintah
2
DJA
4
Perhitungan Penerimaan Migas
POSTUR APBN
Berdasarkan data estimasi distribusi bagian Pemerintah yang diterima dari ESDM/BPMIGAS dan data Komponen Pengurang yg diterima dari beberapa pihak, DJA melakukan perhitungan penerimaan migas (PPh, PNBP SDA dan PNBP Lainnya, untuk selanjutnya digunakan dalam Postur APBN
PPhPNBP SDAPNBP Lainnya
Perkiraan PPN Migas
Perkiraan PBB Migas
DJP
Arsip DJA
Perkiraan PDRD Migas
Perkiraan Fee BPMIGAS
Perkiraan Fee Penjualan Migas
3
Perhitungan Perkiraan Komponen
Pengurang Penerimaan Migas
BPMIGAS menyampaikan perkiraan PPN Migas, dan DJP menyampaikan perkiraan PBB Migas kepada DJA. Oleh DJA data tersebut, beserta dengan arsip data PDRD, Fee BPMIGAS dan Fee Penjualan Migas tahun sebelumnya dihitung perkiraan komponen pengurang penerimaan migas
Bisnis Proses Perencanaan Penerimaan Migas
24
Sumber Pencatatan Realisasi Penerimaan Migas Dalam APBN Terkait Kegiatan Hulu Migas
Penerimaan dalam Rupiaho Berasal dari setoran atas hasil penjualan migas ke
Rekening KUN No. 502.000000.980 dalam hal ini berasal dari hasil Penjualan Minyak Mentah Bagian Pemerintah ke kilang Pertamina untuk pembekalan minyak dalam negeri
Penerimaan dalam Valaso Berasal dari pemindahbukuan penerimaan PPh migas dan
saldo penerimaan SDA migas di Rekening Migas No. 600.000411.980 ke Rekening KUN Valas No.600.502411.980
o Penerimaan PPh migas dan saldo penerimaan SDA migas yang akan dipindahbukukan dari Rekening Migas tersebut dihitung pada setiap akhir bulan, setelah memperhitungkan kewajiban-kewajiban Pemerintah yang dibayarkan melalui rekening migas No. 600.000411.980 sesuai PMK No. 113/PMK.02/2009 tentang Rekening Migas
25
Bagan Arus Kas atas Penerimaan Migas (Dalam Valas)
Hasil Ekspor Minyak Mentah Bag.
Pemerintah
Hasil Penjualan Gas (LNG, LPG,
Natural Gas) Bag. Pemerintah
PPh Migas
Buyer/ Pembeli
KKKS
PertaminaTrustee/
Paying Agent
Federal Reserve Bank di New York
Rekening Migas No. 600.000411980 di BI
Kewajiban Pemerintah Sektor
Migas Koreksi
Kesalahan Pembukuan
BIKesalahan Transfer
Rekening KUN Valas No 502.411980 di BI
Reimbursement PPNPBB MigasPDRD Migas
Fee Keg Hulu MigasDMO Fee
Underlifting KKKSSaldo Valas
1
2
3
4
Overlifting KKKS, Bonus,
Transfer Material
• PPh Migas• Pendapatan SDA
Migas• Pendapatan Lainnya
dari Keg. Hulu Migas
26
DitjenPerbendaharaan
Fed Reserve mentransfer setoran bagian pemerintah dan pajak ke Rekening Migas yang ada di BI
FEDERAL RESERVE REK MIGAS600.000411980
1b
2a
3a
BI secara rutin menerbitkan Rekening Koran yang disampaikan ke Menteri Keuangan c.q Ditjen Perbendaharaan Keuangan selaku BUN
4a
1c
KKKS menyampaikan Laporan PSC 7.1 & 7.2 (Laporan Pajak)
5a
DJPB menyampaikan rek koran & copy nota kredit kepada DJA
DitjenAnggaran
KKKS
TRUSTEE
BUYER
1a
Buyer menyetor bagian pemerintah dari hasil penjualan migas langsung ke Fed Res atau kepada pihak yang ditunjuk sebagai penjual (KKKS/Trustee/ Pertamina), untuk selanjutnya disetorkan ke Federal Reserve
Atas hasil penjualan bagian Pemerintah, BPMIGAS menyampaikan Laporan Hasil Penjualan Migas & Surat Tagihan overlifting KKKS 6a7a
BPMIGAS menagihkan saldo tunggakan bagian Pemerintah kepada buyer/seller
2
6b
Berdasarkan bukti yang diperoleh dari KKKS, DJPB dan BPMIGAS, DJA menyusun lap monitoring PPH yang disampaikan ke DJP, Surat tagihan ke BPMIGAS, dan Laporan Monitoring Saldo Rekening Migas
6c
DitjenPajak
Surat tagihan
Lap PPh
PSC7.1 & 7.2
Surat tagihan
Laporan Penjualan
RekKoran Nota Kredit
RekKoran
Laporan MonitoringSaldo
Bisnis Proses Monitoring Realisasi Penerimaan Migas…1
27
Dirjen Anggaran mengajukan permintaan pemindahbukuan kepada Dirjen Perbendaharaan
Dokumen Pendukung
DITJENPERBENDAHARAAN
Dirjen Perbendaharaan menerbitkan Surat Permintaan Pemindahbukuan ke BI
4
DITJEN ANGGARAN
Laporan Saldo
2
Berdasarkan monitoring terhadap saldo rekening migas (saldo penerimaan setelah dikurang dengan pengeluaran (kewajiban kontraktual migas), DJA menerbitkan surat permintaan pemindahbukuan atas PPh, PNBP SDA dan PNBP Lainnya ke DJPB
1
BI secara rutin menerbitkan Rekening Koran yang disampikan ke Menteri Keuangan c.q Ditjen Perbendaharaan Keuangan selaku BUN
6
2
3
5
BI memindahbukukan dari Rek Migas 600.000411980 ke Rekening KUN Valas 600.502411 dan secara langsung tercatat sebagai penerimaan migas (PPH, PNBP SDA Migas, dan PNBP Lainnya
Berdasarkan surat permintaan pemindahbukuan dan copy rekening koran BI dilakukan rekonsiliasi antara DJPB dan DJA, untuk selanjutnya dibuat BA Rekonsiliasi Realisasi Penerimaan Migas.
BAR
surat &rek koran
rek koran
surat
Bisnis Proses Monitoring Realisasi Penerimaan Migas…2
28
Kewajiban Kotraktual Migas
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 113/PMK.02/2009, kewajiban sektor migas yang dapat diproses melalui Rekening Migas No. 600.000411.980 adalah sebagai berikut: Reimbursement PPN PBB Migas Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) Fee Kegiatan Usaha Hulu Migas (BPMIGAS
dan fee penjualan Migas)DMO FeeUnderlifting Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)
29
Pihak Penagih menagih ke BPMIGAS disertai dokumen pendukung
BI memindahbukukan dari rekening minyak dan gas bumi ke rekening Pihak Penagih untuk penyelesaian kewajiban kontraktual migas
2
3
1
Dokumen PendukungMelakukan
verifikasi atas
tagihan
BPMIGAS menyampaikan permintaan pembayaran ke Menkeu c.q. Dirjen Anggaran dilengkapi kertas kerja verifikasi
Dokumen Pendukung
DITJEN ANGGARAN
DITJEN PERBENDAHARAAN
Melakukan penelitian atas
tagihan /permintaa
n pembayara
n
Dirjen Perbendaharaan menerbitkan Surat Permintaan Pemindahbukuan ke BI
Dirjen Anggaran mengajukan permintaan pembayaran kepada Dirjen Perbendaharaan
5
4
Pihak Penagih
Note :Tagihan yang disampaikan melalui BPMIGAS, Pihak Penagih = KKKS (terkait Reimbursement PPN, underlifting KKKS, DMO Fee, Fee Kegiatan Usaha Hulu) Tagihan yang disampaikan langsung, Pihak Penagih = Ditjen Pajak (terkait PBB) dan Pemda (terkait PDRD)
Bisnis Proses Penyelesaian Kewajiban Kontraktual Migas
1Pihak Penagih menagih ke DJA disertai dokumen pendukung
Dokumen Pendukung
30