MENYINGKAP RAHASIA SURAT AL-FATIHAH - IAIS

12
Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir | Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98 | 87 Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98 http://jurnal.iais.ac.id/index.php/madinatulquran Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Sukabumi MENYINGKAP RAHASIA SURAT AL-FATIHAH Ahmad Gunawan 1 , Iyus Supriadi 2 & Muhamad Wisnu 3 . ABSTRACT This research was conducted to study, understand and explore the contents of the letter al-Fatihah, both in terms of the content of the verse which is full of knowledge, wisdom and benefits for people who read Surat al-Fatihah or the benefits of reading some of the verses contained in this letter according to definite and clear proofs without any doubt so that they are motivated to be more active in reading, studying and practicing Allah's verses as a form of ta'abud habluminallah in getting closer to Allah and establishing a vertical relationship with a servant liq. In the academic world it is called living the al-Qur'an or in the pesantren world it is known as ihya' al-qur'an, presenting, reviving the al-Qur‟an in the heart and applying it in everyday life. Keywords : Revealing. The letter al-Fatihah. ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari, memahami dan mendalami isi surat al- Fatihah, baik dari segi kandungan ayat yang serat akan ilmu, hikmah serta faedah bagi orang yang membaca surat al-Fatihah ataupun manfaat membaca dari sebagain ayat-ayat yang terkandung dalam surat ini sesuai petunjuk dalil yang pasti dan jelas tanpa ada keraguan sehingga memacu diri termotivasi untuk lebih giat membaca, mempelajari dan mangamalkan ayat-ayat Allah sebagai bentuk ta‟abud habluminallah dalam mendekatkan diri kepada Allah serta menjalin hubungan seorang hamba secara vertikal dengan khaliq. Dalam dunia akademik disebut dengan istilah living the al-Qur‟an atau dalam dunia pesantren dikenal dengan ihya„ al-qur‟an, menghadirkan, menghidupkan al-Qur‟an didalam hati dan mengaplikasikannya didalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci : Menyingkap. Surat Al-Fatihah. 1 Dosen Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam Sukabumi. 2 Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam Sukabumi. 3 Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam Sukabumi.

Transcript of MENYINGKAP RAHASIA SURAT AL-FATIHAH - IAIS

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir | Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98 | 87

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98

http://jurnal.iais.ac.id/index.php/madinatulquran Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Sukabumi

MENYINGKAP RAHASIA SURAT AL-FATIHAH

Ahmad Gunawan1, Iyus Supriadi

2 & Muhamad Wisnu

3.

ABSTRACT

This research was conducted to study, understand and explore the contents of the letter al-Fatihah, both in terms of the content of the verse which is full of knowledge, wisdom and benefits for people who read Surat al-Fatihah or the benefits of reading some of the verses contained in this letter according to definite and clear proofs without any doubt so that they are motivated to be more active in reading, studying and practicing Allah's verses as a form of ta'abud habluminallah in getting closer to Allah and establishing a vertical relationship with a servant liq. In the academic world it is called living the al-Qur'an or in the pesantren world it is known as ihya' al-qur'an, presenting, reviving the al-Qur‟an in the heart and applying it in everyday life.

Keywords : Revealing. The letter al-Fatihah.

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari, memahami dan mendalami isi surat al-

Fatihah, baik dari segi kandungan ayat yang serat akan ilmu, hikmah serta faedah bagi orang

yang membaca surat al-Fatihah ataupun manfaat membaca dari sebagain ayat-ayat yang

terkandung dalam surat ini sesuai petunjuk dalil yang pasti dan jelas tanpa ada keraguan

sehingga memacu diri termotivasi untuk lebih giat membaca, mempelajari dan mangamalkan

ayat-ayat Allah sebagai bentuk ta‟abud habluminallah dalam mendekatkan diri kepada Allah

serta menjalin hubungan seorang hamba secara vertikal dengan khaliq. Dalam dunia

akademik disebut dengan istilah living the al-Qur‟an atau dalam dunia pesantren dikenal

dengan ihya„ al-qur‟an, menghadirkan, menghidupkan al-Qur‟an didalam hati dan

mengaplikasikannya didalam kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci : Menyingkap. Surat Al-Fatihah.

1 Dosen Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam

Sukabumi. 2 Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam

Sukabumi. 3 Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam

Sukabumi.

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir | Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98 | 88

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98

http://jurnal.iais.ac.id/index.php/madinatulquran Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Sukabumi

PENDAHULUAN

Sebagian kaum Muslimin belum mengetahui secara pasti rahasia dari keutamaan surat

al-Fatihah, baik dari segi kandungan ayat yang serat akan ilmu, hikmah serta faedah bagi

orang yang membaca surat al-Fatihah ataupun manfaat membaca dari sebagain ayat-ayat

yang terkandung dalam surat al-Fatihah ini. Sebagian dari kita juga ada yang telah

mengetahui isi kandungan dan keutamaan surat ini namun terkadang hanya sekedar tahu dan

medengar saja tanpa mengetahui dengan pasti sumber dan dalilnya sehingga membuat ragu

untuk mengamalkannya.

Harapannya setelah mengkaji dan menyingkapkan isi rahasia keutamaan surat al-

Fatihah yang disuguhi dengan petunjuk dalil yang pasti dan jelas, bisa memacu diri

termotivasi untuk lebih giat membaca, mempelajari dan mangamalkan ayat-ayat Allah

sebagai bentuk ta‟abud habluminallah dalam mendekatkan diri kepada Allah serta menjalin

hubungan seorang hamba secara vertikal dengan khaliq. Dalam dunia akademik disebut

dengan istilah living the al-Qur‟an atau dalam dunia pesantren dikenal dengan ihya„ al-

qur‟an, menghadirkan, menghidupkan al-Qur‟an didalam hati dan mengaplikasikannya

didalam kehidupan sehari-hari.

Tempat Turunnya Surat al-Fatihah

Surat al-Fatihah adalah surat yang satu-satunya diwajibkan bagi kaum muslimin untuk

membacanya disetiap shalat. Surat yang selalu dibacakannya berulang-ulang disemua rakaat

dalam shalat yang menjadi bagian dari rukun shalat, sehingga mudah untuk diingat dan

dihafalkan bagi kaum muslimin, maka itulah salah satu nama lain dari surat al-Fatihah adalah

sab‟ul matsani tujuh ayat yang terkandung di dalamnya senantiasa dibacakan secara terus

menerus dan berulang-ulang di dalam shalat sunnah atau pun wajib.

Para ulama berbeda pendapat tentang turunnya surat al-Fatihah. Menurut pendapat

yang paling rajih bahwa surat al-Fatihah diturunkan di Mekah, ia termasuk awal-awal surat

al-Qur‟an yang diturunkan di Mekah. Ada yang berpendapat bahwa surat al-Fatihah

diturunkan dua kali, pertama; di Mekah ketika diwajibkanya shalat dalam peristiwa isra dan

mi‟raj Rasul dan kedua; di Madinah ketika dipindahkannya arah qiblat; dari Baitul Maqdis

(Palestina) ke arah Mekah . Al-Qurtubi berkata : Pendapat yang pertama adalah yang paling

benar, sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat al-H{ijr ayat 87.

ثا اى اك صبعا وىقد آت

“Dan sungguh, Kami telah memberikan kepadamu tujuh (ayat) yang (dibaca)

berulang-ulang..”.(QS. Al-Hijr [15]; 87). Dan menurut ijma‟ para ulama bahwa surat al-Hijr

termasuk kedalam surat Makiyyah.4

Nama-nama lain al-Fatihah

4 Abu Zahra, Zahra at-Tafa>si>r,(Kairo: Da>rul Fikri Arabi>,1987),55. Lihat juga : Muhamad Sayyid

T>>}ant{awi> , At-Tafsi>r Al-Wasi>t} lilqura>nilkari>m, (Kairo: Da>r al-sa‟a>dah,2007),11.

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir | Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98 | 89

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98

http://jurnal.iais.ac.id/index.php/madinatulquran Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Sukabumi

Surat al-Fatihah memiliki sebutan nama-nama yang memiliki kandungan makna yang

beragam, diantara nama-nama yang termashur adalah5 :

1. Al-Fatihah / Fatihah al-Kitab.

Dinamakan demikian, karena penulisan dalam mushaf dimulai dan dibuka

dengan surat al-Fatihah, begitupun permulaan bacaan dalam shalat dimulai

dengan bacaan surat al-Fatihah, meskipun ia bukan diturunkan sebagai surat

yang pertama turun dalam al-Qur‟an.

2. Ummul Qur’an / Ummul Kitab.

Dinamakan demikian, karena secara global (lengkap) kandungan surat al-

Fatihah menjelasakan maksud dari isi al-Qur‟an semuanya; pujian kepada

Allah SWT, beribadah hanya kepada-Nya dengan mengamalkan segala

perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, menerangkan tentang janji,

ancaman dan peringatan Allah. Dinamakan Ummul Kitab karena semua

makna yang terkandung di dalam Al-Qur‟an merujuk kepada apa yang

terkandung di dalamnya. Di dalam sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh

Imam Turmuzi dan dinilai sahih olehnya, disebutkan dari Abu Hurairah bahwa

Rasulullah Saw. pernah bersabda: ” د اىح لل أ اىقرآ ثا واىضبع اىنتاب وأ اى واىقرآ

Alhamdu lillahi rabbil „alamina adalah Ummul Qur‟an, Ummul“ ” اىعظ

Kitab. Sab‟ul masani. dan Al-Qur‟anul „azim”.

3. As-Sab’ul matsani .

Disebut demikian karena tujuh ayat yang terkandung di dalamnya senantiasa

dibacakan secara terus menerus dan berulang-ulang di dalam shalat. Sesuai

dengan firman Allah SWT :

“Dan sungguh, Kami telah memberikan kepadamu tujuh (ayat) yang

(dibaca) berulang-ulang..”.(QS. Al-Hijr [15]; 87).

4. As-Shalat.

Dinamakan demikian, berdasarkan sabda Rasulullah saw :

5 Muhamad Sayyid T>>}ant{awi> , At-Tafsi>r Al-Wasi>t} lilqura>nilkari>m, (Kairo: Da>r al-

sa‟a>dah,2007),12-13. Lihat juga : Ahmad Mus{t{afa> al-Mara>gi>, Tafsi>r al-Mara>gi>,(Kairo: Shirkah

Mustafa al-Ba>ba>,1946),22. Lihat Juga Ibnu Kathi>r, Tafsi>ru al-Qur„a>n al-„Az{i>m,(Berut: Da>rur al-

Kutub,1998),18.

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir | Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98 | 90

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98

http://jurnal.iais.ac.id/index.php/madinatulquran Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Sukabumi

ت ” اىصلة قض ب ، عبدي وب د : اىعبد قاه فإذا صف اىح ، رب لل د: للا قاه اىعاى عبدي ح ”

“Aku bagikan salat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua ba-gian. Apabila

seorang hamba mengucapkan, “Alhamdu lilldhi rabbil „dlamlna” (Segala puji

bagi Allah, Tuhan semesta alam), maka Allah berfirman, “Hamba-Ku telah

memuji-Ku.” karena salah satu bagian dari rukun shalat yang apabila tidak

membacakan surat al-Fatihah di dalam shalatnya maka shalatnya batal.

Diriwayatkan dari Imam Bukhari, dari „Ubbadah bin S{amit r.a. bahwa

Rasulullah saw bersabda : “Tidak (sah) shalat orang yang tidak membaca surah

al-Fatihah”. Diriwayatkan dari Imam Muslim dan Nasai„, Dari Abu Hurairah r.a.

dari Nabi Muhamad saw bersabda : “Barang siapa yang melaksanakan shalat

tidak membacakan di dalamnya (di dalam shalatnya) dengan ummul Qur‟an (al-

Fatihah) maka shalatnya pincang (tidak sempurna) (3x)”.

5. As-Syifa.

Al-Fatihah disebut juga dengan as-Syifa yang bermakna obat, berdasarkan

riwayat Ad-Darimi melalui Abu Sa‟id secara marfu, yaitu :

شفاء اىنتاب فاتحت ” مو ص ” “Fatihatul kitab (surat Al-Fatihah) merupakan obat

penawar bagi segala jenis racun”.

6. Ar-Ruqyah.

Surat Al-Fatihah dikenal pula dengan nama ar- Ruqyah; jampi-jampi, seperti

yang disebutkan di dalam hadis Abu Sa‟id yang sahih. yaitu di saat dia

membacakannya untuk mengobati seorang lelaki yang tersengat kalajengking .

Sesudah itu Rasulullah Saw. bersabda kepada Abu Sa‟id (Al-Khudri): ”

ا رقت ؟ أها درل و ” Siapakah yang memberi tahu kamu bahwa surat Al-Fatihah

itu adalah ruqyah?.

7. Al-Asas.

Al-Asas yang bermakna fondasi. Asy-Syatibi meriwayatkan sebuah asar

melalui Ibnu Abbas, bahwa dia menamakannya (Al-Fatihah) Asasul Qur‟an

(fondasi Al-Qur‟an). Ibnu Abbas mengatakan bahwa fondasi surat ini terletak

pada Bismillahi al-rahman al-rahim.

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir | Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98 | 91

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98

http://jurnal.iais.ac.id/index.php/madinatulquran Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Sukabumi

8. Al-Kafiyyah.

Disebut juga al-Kafiyyah yang berarti mencukupi karena surat al-Fatihah

sudah mencukupi tanpa selainnya, tetapi surat selainnya tidak dapat

mencukupi bila tanpa surat al-Fatihah, seperti yang disebutkan di dalam salah

satu hadis berpredikat mursal di bawah ini:

” أ عىض اىقرآ رها، ش غ رها وى ها عىضا غ ع ” “Ummul Qur‟an merupakan

pengganti dari yang lainnya, sedangkan selainnya tidak dapat dijadikan

sebagai penggantinya”.

Itulah nama-nama lain dari surat al-Fatihah yang termashur di kalangan ahli tafsir. Al-

Qurtubi meriwayatkan bahwa al-Fatihah memiliki 12 nama, sedangkan as-Suyuti dalam

kitabnya “al-Itqan” menyebutkan al-Fatihah mempunyai 25 nama.6

Keutamaan Surat al-Fatihah

Sebenarnya dengan beragam nama-nama yang dimiliki oleh surat al-Fatihah

menunjukan akan keistimewaan dan keutamaan dari surat tersebut. Namun tidaklah salah

jika penulis menambahkan kembali keutamaan atau faedah dari surat al-Fatihah dibarengi

dengan dalil ataupun atsar yang mendukungnya, diantaranya ialah :

Al-Fatihah adalah surat yang paling agung dalam al-Qur’an

Sebagaimana Hadist sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Dari Abu

Sa‟ad bin Mu‟alla r.a., katanya : ketika saya sedang shalat dalam Masjid,

Rasulullah saw memanggil saya, akan tetapi saya tidak menjawabnya

(mengacuhkan). Kemudian saya berkata : “Wahai Rasulullah! Saya tadi

sedang shalat. Maka beliau bersabda :”Bukankah Allah berfirman:”Sahutlah

Allah dan Rasul apabila dia memanggil kamu!” Kemudian beliau bersabda

kepada saya: “Nanti kuajarkan kepada engkau suatu surat yang agung dalam

al-Qur‟an sebelum engkau keluar dari Masjid”. Kemudian beliau memegang

tangan saya. Ketika beliau hendak ke luar Masjid lalu saya mengatakan

kepada beliau: “Bukankah tuan menjanjikan akan mengajarkan kepada saya

suatu surat yang agung dalam al-Qur‟an?” Beliau bersabda : “Surat itu ialah :

6 Muhamad Sayyid T>>}ant{awi> , At-Tafsi>r Al-Wasi>t} lilqura>nilkari>m, (Kairo: Da>r al-

sa‟a>dah,2007),13.

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir | Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98 | 92

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98

http://jurnal.iais.ac.id/index.php/madinatulquran Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Sukabumi

al-H{amdulillahi rabbil „alamin, ia As-Sab‟ul matsani (tujuh ayat yang

diulang-ulang) dan al-Qur‟an yang agung yang diberikan kepadaku”.7

Al-Fatihah adalah surat yang terbaik dalam al-Qur’an

Sebagaimana hadis yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad. Dari Abdullah bin

Jabir; sungguh Rasulullah saw pernah bersabda kepadanya : Maukah engkau,

aku beritahu dengan surat yang terbaik dalam al-Qur‟an? saya menjawab :

Tentu Ya Rasulallah. Beliau bersabda :”Bacalah al-H{amdulillahi rabbil

„alamin sampai selesai suratnya” 8

Surat al-Fatihah mengandung obat hati dan badan

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziah dalam kitabnya “

Madarijul as-Salikin “. Ibnu Qayyim berkata bahwa : Al-Fatihah mengandung

obat penyakit hati dengan kandungan yang paling sempurna, karena penyakit

hati berkisar pada dua pokok, yaitu kerusakan hati dan kerusakan tujuan.

Kedua kerusakan ini menimbulkan dua macam penyakit yang mematikan,

yaitu dhalal (kesesatan) dan ghadhab (marah). Kesesatan merupakan akibat

dari kerusakan ilmu, dan amarah merupakan akibat dari kerusakan tujuan.

Kedua penyakit ini merupakan raja semua penyakit hati. Karena itu hidayah ke

jalan yang lurus (Shiratal Mustaqim) mengandung pengobatan dari penyakit

kesesatan. Oleh karena itu, memohon hidayah ini adalah merupakan doa yang

paling wajib bagi setiap orang untuk dipanjatkan setiap hari dan setiap malam,

dan pada setiap kali shalat, mengingat sangat penting dan perlunya kepada

hidayah yang diminta itu. Dan doa ini ini tidak dapat digantikan dengan doa

apapun. Merealisasikan iyyaka na‟budu wa iyya ka nastain (hanya kepada-Mu

kami beribadah dan hanya kepad-Mu kami memohon pertolongan) dalam ilmu

dan ma‟rifah, amal dan keadaan (sikap), mengandung pengobatan dari

7 Muhamad Ali as-S{a>bu>ni>, Tafsi>r a>ya>t al-ah}ka>m min al-Qur‟an,(Kairo : Da>r as-

S{a>bu>ni>, 1999),12. 8 Muhamad Sayyid T>>}ant{awi> , At-Tafsi>r Al-Wasi>t} lilqura>nilkari>m, (Kairo: Da>r as-

Sa‟a>dah,2007),14.

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir | Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98 | 93

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98

http://jurnal.iais.ac.id/index.php/madinatulquran Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Sukabumi

penyakit kerusakan hati dan tujuan, karena kerusakan hati berhubungan

langsung dengan tujuan dan wasilah.9

Adapun kandungan surat al-Fatihah bisa mengobati penyakit fisik adalah dari

keterangan as-Sunnah, diriwayatkan dalam hadis shahih dari hadis Abil

Mutawakil an-Naji dari Abi Sa‟id al-Khudri, bahwa beberapa orang sahabat

Nabi saw pernah melewati suatu perkampungan bangsa Arab, tetapi penduduk

kampung itu tidak mau menyambut dan menjamu mereka. Kemudian

pemimpin kampung itu disengat (Kalajengking), lalu mereka datang kepada

para sahabat seraya berkata, : “Apakah anda bisa menjampi?” atau “Apakah

diantara kalian ada yang bisa menjampi?” Lalu para sahabat menjawab, “Ada,

namun kamu tidak mau menjamu kami, maka kamipun tidak mau

melakukanya (mengobati) sebelum kamu membuat jamuan untuk kami”.

Kemudian orang-orang kampung tersebut memotong kambing untuk mereka,

lantas seorang diantara kami (para sahabat) membacakan Fatihatul Kitab (al-

Fatihah) atasnya, sehingga pemimpin kampung itu dapat berdiri seperti tidak

terjadi penyakit apa-apa pada dirinya. Maka kami katakan, “Janganlah kalian

makan dulu sebelum kita datang kepada Nabi saw”. Lalu kami datang kepada

beliau dan memberitahukan hal itu kepada beliau, kemudian beliau bersabda :

“Dari mana kamu tahu surat al-Fatihah ini dapat digunakan untuk

menjampi? Makanlah, dan berilah aku sebagian”. Demikianlah, padahal

pasien tersebut tidak menerima (kebenaran al-Fatihah) karena mereka bukan

orang Islam, atau karena mereka bakhil tidak mau menerima kedatangan

sahabat Rasul, atau berakhlak tercela, lantas bagaimana pula jika pasien itu

menerima atau meyakininya?.10

Adapun pengalaman eksperimen mengenai masalah ini terlalu banyak untuk

disebutkan semuanya, karena hal ini terjadi pada setiap waktu. Saya sendiri

pernah mengalami hal-hal yang luar biasa berkenan dengan masalah ini, baik

terhadap diri saya sendiri maupun terhadap orang lain, terutama ketika saya

bermukim di Mekah. Di sana saya menderita sakit yang luar biasa, badan saya

9 Ibnu Qayyim al-Jauziah, Mada>rijul as-Sa>liki>n,(Jenjang Spriritual Para Penempuh Jalan

Ruhani) penerjemah; Abu Sa‟id al-Falahi,(Jakarta : Robbani Press, 1998),84. 10

Ibnu Qayyim al-Jauziah, Mada>rijul as-Sa>liki>n.,86-87.

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir | Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98 | 94

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98

http://jurnal.iais.ac.id/index.php/madinatulquran Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Sukabumi

hampir tidak dapat bergerak ketika saya sedang melakukan thawaf dan amalan

lainya. Lalu saya segera membaca al-Fatihah dan saya usap bagian yang sakit,

tiba-tiba terasa seperti ada kerikil yang jatuh. Lalu saya cobakan hal tersebut

beberapa kali, kemudian saya mengambil gelas berisikan air zam-zam, dan

saya bacakan kedalam gelas tersebut surat al-Fatihah beberapa kali, terus saya

meminumya, seketika itu juga saya merasakan manfaat dan kekuatan yang

belum pernah saya mendapatkan obat seperti sebelumnya. Hal ini tentunya

tergantung pada kekuatan imam dan kebenaran keyakinannya. Hanya Allah-

lah Dzat yang dimintai pertolongan.11

Perdebatan “al-Basmallah” dalam Surat al-Fatihah

Para ulama bersepakat bahwa “al-Basmallah” bagian ayat al-Qur‟an yang terdapat

dalam surat an-Naml ayat 30 :

وإه بض ا صي للا إه اىرح اىرح

“Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi) nya : “Dengan menyebut

nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”. (QS. An-Naml : 30). Namun para

ulama berbeda pendapat tentang “al-Basmallah” apakah ia termasuk bagian ayat dalam

surat al-Fatihah dan setiap awal surat atau tidak ? Berikut penulis paparkan pendapat para

ulama beserta argumen-argumen mereka :

1. Imam Malik berpendapat bahwa “al-Basmallah” bukanlah ayat bagian

dari surat al-Fatihah atau bagian surat yang lainnya, adapun tulisan “al-

Basmallah” (Bismillahi al-rahman al-rahim ) di awal surat al-fatihah

atupun dipermulan surat lainnya yang selalu tertulis berulang-ulang dalam

al-Qur‟an adalah sebagai “tabaruk” penghormatan atau menjadikannya

keberkahan “al-Basmalah” yang mengandung nama dan sifat Allah yang

Maha Pengasih dan Penyayang. Dalil yang diambil oleh Mahzab Maliki

adalah :

رصىه للا صيى للا عيه وصي فتتح ع عائشت رض للا عها قاىت : ما

ر و اىقراءة باىحد لل رب اىعاى اىصلة باىتنب

11

Ibnu Qayyim al-Jauziah, Mada>rijul as-Sa>liki>n.,89.

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir | Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98 | 95

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98

http://jurnal.iais.ac.id/index.php/madinatulquran Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Sukabumi

1) Dari Aisyah ra. Berkata : “Terbukti Rasulullah saw, memulai

shalatnya dengan bertakbir dan (langsung) membaca al-

hamdulilahhirabilalamin”.(HR Muslim).

أش رض للا عه قاه : صيت خيف اىب صيى للا عيه وصي وأب بنر, ع

باىحد لل رب اىعاى وعر, وعثا, ضتفتحى

2) Dari Anas ra. Berkata : “Aku shalat dibelakang (berma‟mum)

Rasulullah saw, dan juga (berma‟mum kepada) Abu bakar, Umar

dan Ustman, maka mereka memulai dengan membaca al-

hamdulilahhirabilalamin ” (HR Bukhari dan Muslim). Dan dalam

riwayat hadis Muslim : “Mereka tidak menyebutkan Bismillahi al-

rahman al-rahim ketika dipermulaan bacaan al-Fatihah ataupun

diakhirnya”.12

Berdasarkan keterangan diatas, Mahzab Imam Maliki melarang membaca “al-

Basmalah” secara pelan (sirran) ataupun nyaring (jahran) di permulaan shalat ketika hendak

membaca al-Fatihah ataupun setelahnya ketika hendak menyambungkannya dengan bacaan

surat-surat pendek. Karena dari penjelasan hadis di atas bahwa ketika Rasulullah saw dan

para sahabat memulai shalatnya tidak membaca “al-Basmallah” dalam shalat melainkan

membaca langsung al-hamdulillahirabilalamin.

2. Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa “al-Basmallah” Ayat al-Qur‟an

yang diturunkan dengan sempurna untuk memisahkan diantara surat-surat

dalam al-Qur‟an, dan ia bukanlah bagian dari ayat al-Fatihah. Argumen

yang digunakan oleh Imam Abu Hanifah adalah : Terdapat hadis-hadis

yang menunjukan dengan tidak dibacakanya al-Basmallah secara jahar

(nyaring) bersamaan dengan al-Fatihah di dalam Shalat maka itu

menunjukan bahwa al-Basmallah bukanlah bagian dari ayat surat al-

12

Muhamad Ali as-S{a>bu>ni>, Tafsi>r a>ya>t al-ah}ka>m min al-Qur‟an,(Kairo : Da>r as-S{a>bu>ni>,

1999),34-35.

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir | Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98 | 96

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98

http://jurnal.iais.ac.id/index.php/madinatulquran Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Sukabumi

Fatihah. Adapun sebagai pemisah diantara surat-surat dalam al-Qur‟an,

sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud ;

ال عرف ع اب رصىه للا صيى للا عيه وصي ما عباس رض للا عها أ

زه عيه " بض للا فصو اىضىرة حت " اىرح اىرح

Dari Ibnu Abas R.a. Sesungguhnya Rasulullah saw tidak mengetahui

pemisah surat (dalam al-Qur‟an) sehingga turun ayat

“bismillahirahmanirahim”.13

Imam Hanafi menganjurkan membaca al-Basmallah di permulaan al-Fatihah ataupun

setelahnya, tetapi dengan pengucapan yang pelan (sirran) tidak di keraskan (jahran). Dari

Qatadah beiau berkata : “Aku mendengar Anas bin Malik berkata : “Sesungguhnya

Rasulallah saw. Mempelankan bacaan bismillahirahmanirahim (dalam shalat), begitu juga

Abu bakar dan Umar. (HR Ibnu Syaahin).14

3. Imam Shafi„i berpendapat bahwa al-Basmallah adalah ayat dari surat al-

Fatihah dan setiap surat. Dalil yang digunakan untuk memperkuat

pendapat ini adalah sebagi berikut :

اىحد لل رب اىب صيى للا عيه وصي أه قاه إذا قرأت أب هررة ع ع

للا اىعاى فاقرؤوا بض اىرح , وأ اىقرأ , إها أ اىنتاب, واىضبع اىرح

اى للا ثا, و بض أحد آاتها. اىرح اىرح

1). Dari Abu Hurairah r.a dari Rasulallah saw. Sesungguhnya beliau

bersabda : “ Apabila kalian hendak membaca al-

hamdulillahirabilalamin maka bacalah bismillahirahmanirahim ,

karena sesungguhnya al-Fatihah itu adalah U‟mul Qur‟an (ibunya al-

Qur‟an) dan U‟mul Kitab (ibunya kitab samawi) dan sab‟ul matsani (

tujuh ayat yang diulang-ulang) dan bismillahirahmanirahim itu adalah

salah satu ayat darinya.(HR Darulqutni).

13

Muhamad Ali as-S{a>bu>ni>, Tafsi>r a>ya>t al-ah}ka>m,34,36,37. 14

Muhamad Ali as-S{a>bu>ni>, Tafsi>r a>ya>t al-ah}ka>m,38.

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir | Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98 | 97

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98

http://jurnal.iais.ac.id/index.php/madinatulquran Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Sukabumi

فتتح ع اب رصىه للا صيى للا عيه وصي ما عباس رض للا عها أ

للا اىصلة ببض اىرح اىرح

2). Dari Ibnu A„bas r.a berkata :” Sesungguhnya Rasulallah saw.

Apabila memulai shalatnya maka membaca bismillahirahmanirahim

”. (HR Tirmidzi).

Dari keterangan hadist diatas Imam Shafi„i mewajibkan membaca al-basmalah

dipermulaan al-Fatihah ataupun setelahnya, dengan dibaca secara nyaring (jahran) sehingga

kedengaran jelas oleh ma‟mum dalam shalat Subuh, Magrib, Isya, dan di baca secara pelan

(sirran) dalam shalat Dzuhur dan Ashar. Sehingga bagi orang yang tidak membaca al-

Basmalah hendaklah ia mengulangi shalatnya karena ia bagian dari ayat al-Fatihah.15

Dalam

kata lain, bahwa orang yang tidak membaca al-Basmalah dalam shalat berarti telah

melewatkan satu ayat dari al-Fatihah sehingga shalatnya tidak sah, sebagaimana hadis yang

diriwiyatkan Bukhari dan Muslim:

قرأ بفاتحت اىنتاب ى عبادة ب اىصات قاه رصىه للا صيى للا عيه وصي : الصلة ى ع

Dari U„badah bin S{amat beliau berkata : “Telah bersabda Rasulallah saw : “

Tidaklah sah shalatnya bagi orang yang tidak membaca Fatihatil Kitab ”.(HR Bukhari dan

Muslim).

Walallua‟lam bisawab.

15

Muhamad Ali as-S{a>bu>ni>, Tafsi>r a>ya>t al-ah}ka>m,34,38.

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir | Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98 | 98

Madinatul Qur’an : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Volume 1, Nomor 1 (2020) 87-98

http://jurnal.iais.ac.id/index.php/madinatulquran Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Sukabumi

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad as-S{abuni. Tafsir ayat al-ahkam min al-Qur‟an, Kairo : Dar as-

S{abuni, 1999.

Kathir, Ibnu. Tafsiru al-Qur„an al-„Az{im, Berut: Darur al-Kutub,1998.

Mus{t{afa, Ahmad al-Maragi. Tafsir al-Maragi, Kairo: Shirkah Mustafa al-

Baba,1946.

Qayyim, Ibnu al-Jauziah. Madarijul as-Salikin,(Jenjang Spriritual Para Penempuh

Jalan Ruhani) penerjemah; Abu Sa‟id al-Falahi, Jakarta : Robbani Press, 1998.

Sayyid, Muhamad Tant{awi. At-Tafsir Al-Wasit lilquranilkarim, Kairo: Dar al-

sa‟adah,2007.

Zahra, Abu. Zahra at-Tafasir, Kairo: Darul Fikri Arabi,1987.