KM_80_TAHUN_2019.pdf - JDIH | Kementerian Perhubungan

75
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 80 TAHUN 2019 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015, setiap pelabuhan wajib memiliki Rencana Induk Pelabuhan; b. bahwa Rencana Induk Pelabuhan untuk Pelabuhan Utama dan Pelabuhan Pengumpul ditetapkan oleh Menteri Perhubungan setelah terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari Gubernur dan Bupati/Walikota mengenai kesesuaian dengan Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota; c. bahwa Rencana Induk Pelabuhan Sangatta Provinsi Kalimantan Timur disusun dengan telah memperhatikan Rencana Induk Pelabuhan Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Timur, keserasian dan keseimbangan dengan kegiatan lain terkait di lokasi Pelabuhan Sangatta, kelayakan teknis, ekonomis dan lingkungan serta keamanan dan keselamatan lalu lintas kapal; d. bahwa ...

Transcript of KM_80_TAHUN_2019.pdf - JDIH | Kementerian Perhubungan

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR KM 80 TAHUN 2019

TENTANG

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan

Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang

Kepelabuhanan sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015, setiap

pelabuhan wajib memiliki Rencana Induk Pelabuhan;

b. bahwa Rencana Induk Pelabuhan untuk Pelabuhan

Utama dan Pelabuhan Pengumpul ditetapkan oleh

Menteri Perhubungan setelah terlebih dahulu

mendapat rekomendasi dari Gubernur dan

Bupati/Walikota mengenai kesesuaian dengan Tata

Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota;

c. bahwa Rencana Induk Pelabuhan Sangatta Provinsi

Kalimantan Timur disusun dengan telah

memperhatikan Rencana Induk Pelabuhan Nasional,

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan

Timur dan Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Kutai Timur, keserasian dan

keseimbangan dengan kegiatan lain terkait

di lokasi Pelabuhan Sangatta, kelayakan teknis,

ekonomis dan lingkungan serta keamanan

dan keselamatan lalu lintas kapal;

d. bahwa ...

- 2 -

Mengingat

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, serta

untuk memberikan pedoman bagi pembangunan dan

pengembangan Pelabuhan Sangatta perlu menetapkan

Keputusan Menteri Perhubungan tentang Rencana

Induk Pelabuhan Sangatta Provinsi Kalimantan Timur.

1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4725);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4849);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5059);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan

Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pem erintah ...

- 3 -

5. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang

Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64

Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang

Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5731);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang

Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5093);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang

Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan

atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010

tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang

Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109);

9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang

Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

10. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang

Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

11. Peraturan M enteri ...

- 4 -

11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62

Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Unit Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

Menteri Perhubungan Nomor PM 77 Tahun 2018

tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara

Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2018 Nomor 1184);

12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51

Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 311) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia

Nomor PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51

Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor

1867);

13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 129

Tahun 2016 tentang Alur-Pelayaran di Laut dan

Bangunan dan/atau Instalasi di Perairan (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1573);

14. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 112

Tahun 2017 tentang Pedoman dan

Proses Perencanaan di Lingkungan Kementerian

Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2017 Nomor 1710);

15. Peraturan M enteri ...

- 5 -

Memperhatikan:

Menetapkan

PERTAMA

KEDUA

15. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122

Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);

16. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432

Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan

Nasional;

1. Surat Rekomendasi Kepala Badan Perijinan dan

Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur

atas nama Gubernur Kalimantan Timur Nomor

503/ 1602/PEL/BPPMD-PTSP/VIII/2016 tanggal 24

Agustus 2016 tentang Rencana Induk Pelabuhan

Umum Sangatta;

2. Surat Bupati Kutai Timur Nomor

075/222.1/Hubkominfo.03 tanggal 7 April 2016

perihal Rekomendasi Rencana Induk Pelabuhan

Sangatta;

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA, PROVINSI

KALIMANTAN TIMUR.

Menetapkan Rencana Induk Pelabuhan Sangatta, Provinsi

Kalimantan Timur, sebagai pedoman dalam pembangunan,

pengoperasian, pengembangan pelabuhan dan penentuan

batas-batas Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah

Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Sangatta.

Untuk menyelenggarakan kegiatan kepelabuhanan pada

Pelabuhan Sangatta yang meliputi pelayanan jasa

kepelabuhanan, pelaksanaan kegiatan ekonomi dan

pemerintahan lainnya, serta pengembangannya sesuai

Rencana Induk Pelabuhan Sangatta, dibutuhkan areal

daratan total seluas 7,2 Ha serta areal perairan seluas

270,33 Ha terdiri atas:

a. areal daratan ...

- 6 -

KETIGA

KEEMPAT

a. areal daratan pengembangan Pelabuhan Sangatta

seluas 7,2 Ha;

b. areal perairan Pelabuhan Sangatta seluas 270,33 Ha,

terdiri atas:

1) areal labuh kapal seluas 52,83 Ha;

2) areal kolam putar seluas 4,4 Ha;

3) areal tempat sandar kapal seluas 1,78 Ha;

4) areal alur pelayaran seluas 55,29 Ha;

5) areal keperluan darurat seluas 22,41 Ha;

6) areal kapal mati seluas 22,41 Ha;

7) areal perbaikan kapal seluas 5,94 Ha;

8) areal pengembangan pelabuhan seluas 160,56 Ha.

: Rencana pembangunan dan pengembangan Pelabuhan

Sangatta untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jasa

kepelabuhanan dilakukan berdasarkan perkembangan

angkutan laut, sebagai berikut:

a. jangka pendek, dari Tahun 2015 sampai dengan

Tahun 2019;

b. jangka menengah, dari Tahun 2015 sampai dengan

Tahun 2024; dan

c. jangka panjang, dari Tahun 2015 sampai dengan

Tahun 2034;

dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Keputusan Menteri ini.

: Penyelenggara Pelabuhan Sangatta menyusun dokumen

desain teknis untuk pelaksanaan pembangunan dan

pengembangan fasilitas Pelabuhan Sangatta.

KELIM A : ...

- 7 -

KELIMA

KEENAM

KETUJUH

KEDELAPAN

Fasilitas Pelabuhan Sangatta yang direncanakan untuk

dibangun dan dikembangkan sebagaimana tercantum

dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Keputusan Menteri ini, dilaksanakan

dengan mempertimbangkan prioritas kebutuhan, tingkat

penggunaan fasilitas pelabuhan yang sudah terbangun dan

kemampuan pendanaan sesuai peraturan perundang-

undangan serta wajib dilakukan dengan memperhatikan

aspek lingkungan, didahului dengan studi lingkungan.

Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk

keperluan peningkatan pelayanan jasa kepelabuhanan,

pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi

lainnya serta pengembangan Pelabuhan Sangatta dan

sekitarnya sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan

Menteri ini.

Dalam hal penggunaan dan pemanfaatan lahan

sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEENAM terdapat

areal yang dikuasai pihak lain, maka pemanfaatannya

harus didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-

undangan.

: Rencana Induk Pelabuhan Sangatta dapat ditinjau dan

dikaji ulang 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun atau sesuai

kebutuhan.

KESEM BILAN : ...

- 8 -

KESEMBILAN : Direktur Jenderal Perhubungan Laut melakukan

pembinaan dan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan

Keputusan Menteri ini.

KESEPULUH : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 9 April 2019

MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BUDI KARYA SUMADI

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada:1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman;3. Menteri Dalam Negeri;4. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;5. Menteri Perindustrian;6. Menteri Perdagangan;7. Menteri Badan Usaha Milik Negara;8. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;9. Kepala Staf TNI Angkatan Laut;10. Gubernur Kalimatan Timur;11. Bupati Kutai Timur;12. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal dan Direktur Jenderal

Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan;13. Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Sangatta.

i dengan aslinya

HUKUM,

JI HERPRIARSONO

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

Nomor

Tanggal

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KEM ENTERIAN PERHUBUNGAN

"

C

' Witr.!'

t'M mpr-

, U \

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR PROV. KALIMANTAN TIMUR

■Un, Sontang Utara

1. PENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANG

Dalam sistem transportasi, pelabuhan merupakan suatu simpul dari mata rantai kelancaran muatan angkutan laut dan darat, yang selanjutnya berfungsi sebagai kegiatan peralihan antar moda transportasi.

Pentingnya peran pelabuhan dalam suatu system transportasi, mengharuskan setiap pelabuhan memiliki suatu kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan pelabuhan. Kerangka dasar tersebut tertuang dalam suatu rencana pengambangan tata ruang yang kemudian dijabarkan dalam suatu tahapan pelaksanaan pembangunan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Hal ini diperlukan untuk menjamin kepastian usaha dan pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang terencana, terpadu, tepat guna, efisien dan berkesinambungan.

Kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan suatu pelabuhan tersebut diwujudkan dalam suatu penyusunan Rencana Induk Pelabuhan yang menjadi bagian dari tata ruang wilayah dimana pelabuhan tersebut berada, untuk menjamin sinkronisasi antara rencana pengembangan pelabuhan dengan rencana pengembangan wilayah.

Pelabuhan, sebagaimana dirumuskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2009, adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, bahwa setiap pelabuhan wajib memiliki Rencana Induk Pelabuhan yang memuat rencana peruntukan wilayah daratan dan perairan. Untuk menjaminn adanya sinkronisasi antara rencana pengembangan pelabuhan dengan rencana pengembangan wilayah, maka dalam penyusunan Rencana Induk Pelabuhan harus memperhatikan rencana tata ruang dan wilayah baik di tingkat Kabupaten, Kota maupun Provinsi.

Pentingnya peran pelabuhan dalam suatu sistem transportasi, mengharuskan setiap pelabuhan memiliki suatu kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan pelabuhan. Kerangka dasar tersebut tertuang dalam suatu rencana pengembangan keruangan yang kemudian dijabarkan dalam suatu tahapan pelaksanaan pembangunan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan pelabuhan diwujudkan dalam dalam suatu Rencana Induk Pelabuhan yang menjadi bagian dari tata ruang wilayah dimana pelabuhan tersebut berada, untuk menjamin adanya sinkronisasi

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

antara rencana pengembangan pelabuhan dengan rencana pengembangan wilayah.

Rencana Induk (Master Plan) Pelabuhan itu sendiri adalah merupakan suatu produk pengaturan ruang pelabuhan berupa peruntukan rencana tataguna tanah dan perairan di Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan melalui hasil pengkajian, penyelidikan dan analisa secara menyeluruh dengan memperhatikan kondisi alam, aspek sosial, ekonomi, lingkungan, institusional, teknologi dan kondisi setempat yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Rencana Induk Pelabuhan Nasional

1.2. MAKSUD DAN TUJUANA. Maksud

Adapun maksud dari penyusunan Rencana Induk Pelabuhan ini adalah sebagai upaya untuk menyediakan pedoman perencanaan pembangunan dan pengembangan pelabuhan sehingga pelaksanaan kegiatan pembangunan dapat dilakukan secara terstruktur, menyeluruh dan tuntas, mulai dari perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat dalam proses pemeliharaan pelabuhan yang sudah terbentuk.

B. TujuanTujuannya adalah sebagai acuan dalam pelaksanaan pengelolaan pelabuhan di Pelabuhan Sangatta sehingga kegiatan pembangunan yang ada dapat optimal dalam mengurangi permasalahan yang timbul pada waktu operasional pelabuhan.

1.3. LOKASI KEGIATAN

Lokasi Kegiatan Penyusunan Rencana Induk (Master Plan) Pelabuhan adalah pada Pelabuhan Sangatta di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimatan Timur.

Gambar 1.1 Lokasi Pelabuhan Sangatta Provinsi Kalimantan Timur

1

1.4. RUANG LINGKUP

1. Pekerjaan Persiapan2. Survey Lapangan

a. Pengumpulan Data & Diskusi dengan Pemda setempat pada Kunjungan Lapangan.b. Survey Data Primer, melaksanakan site surveys untuk mendukung penyusunan Master

Plan.■ Pengamatan lapangan secara visual.■ Dokumentasi keadaan lapangan melalui foto-foto.■ Wawancana kondisi lapangan dengan pejabat penduduk dan pengguna jasa

pelabuhan.■ Survey Topografi■ Survey Bathymetri■ Survey lingkungan* Analisa Permintaan Jasa Angkutan Laut

3. Penyusunan Rancangan Rencana Pengembangan4. Penyusunan Rencana Induk (Master Plan) Pelabuhan

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

2. TINJAUAN KEBIJAKAN2.1. LANDASAN HUKUM

Adapun yang menjadi landasan hukum didalam Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Sangatta ini diantaranya sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan;5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup;6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;8. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;9. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan;11. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim;12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan

Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan;13. Keputusan Presiden Nomor 62 Tahun 2007 tentang Fasilitas Umum;14. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2011 tentang Sarana Bantu Navigasi

Pelayaran (SBNP);15. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2011 tentang Pengerukan dan Reklamasi

sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2011 tentang Pengerukan dan Reklamasi;

16. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut;

17. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Pelayaran;

18. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut;

19. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan;

20. Peraturan Menteri Perhubungan PM 129 Tahun 2016 tentang Alur Pelayaran di Laut dan Bangunan dan/atau Instalasi di Perairan;

21. Peraturan Menteri Perhubungan PM 20 Tahun 2017 tentang Terminal Khusus dan Terminal untuk Kepentingan Sendiri;

22. Peraturan Menteri Perhubungan PM 112 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Kementerian Perhubungan;

23. Keputusan Menteri Perhubungan KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional;

24. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut UM.002/38/18/DJPL-11 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan;

25. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut PP.001/2/19/DJPL-14 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan.

2

2.2. TATA RUANG WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR2.2.1. Rencana Struktur Ruang Provinsi Kalimantan Timur

Rencana struktur ruang wilayah provinsi disusun berdasarkan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi, meliputi sistem perkotaan; sistem jaringan prasarana utama; dan sistem jaringan prasarana lainnya.

A. Sistem PerkotaanRencana pengembangan sistem perkotaan wilayah provinsi dan sistem perkotaan nasional yang terkait dengan wilayah provinsi sebagaimana dimaksud,meliputi:1. pusatkegiatan nasional (PKN), meliputi: Kawasan Perkotaan Balikpapan - Tenggarong -

Samarinda - Bontang, dan Kota Tarakan;

Tabel 2.1. Rincian Kawasan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

No. Nama PKN Kota/Kabupaten Fungsi1. Kawasan Perkotaan

Balikpapan- Tenggarong- Samarinda-Bontang

a. Samarinda ■ Pusat pemerintahan provinsi■ Pusat pemerintahan kota■ Pusat perdagangan dan jasa regional■ Pusat koleksi dan distribusi barang dan jasa regional■ Pusat pelayanan jasa pariwisata■ Pusat transportasi darat dan laut regional■ Pendidikan tinggi■ Pusat pelayanan kesehatan■ Pusat Siaran dan Telekomunikasi■ Pusat Olah Raga skala Provinsi■ Pengendalian Lingkungan Kelautan■ Pusat Pengolahan Batubara■ Pusat transportasi laut regional dan internasional■ Pusat koleksi dan distribusi barang regional

b. Balikpapan ■ Pusat pemerintahan kota■ Pusat perdagangan regional■ Pusat Industri■ Pusat transportasi udara internasional■ Pusat Pengolahan Migas

c. Tenggarong ■ Pusat Pengolahan Migas■ Pusat Pengolahan Batubara■ Pusat pemerintahan kabupaten■ Pusat perdagangan regional■ Pusat koleksi dan distribusi barang regional■ Pusat pengembangan perkebunan sawit dan pengolahan

hasil sawitd. Bontang ■ Pusat Industri Strategis Nasional

■ Pusat Pengolahan Migas■ Pusat pemerintahan kota■ Pusat perdagangan regional■ Pusat koleksi dan distribusi barang regional■ Pusat pengolahan Perikanan

2. Tarakan e. Tarakan ■ Pusat pertahanan & keamanan perbatasan■ Pusat pemerintahan kota■ Pusat transportasi laut regional dan internasional■ Pusat Penelitian Kelautan■ Pusat koleksi dan distribusi barang regional■ Pusat perdagangan regional dan internasional■ Pusat pengolahan perikanan■ Pusat pengembangan pariwisata■ Pusat Transportasi udara baik regional maupun

internasional■ Pusat Pendidikan dan kesehatan

Sumber: RTRW Provinsi Kalimantan Timur 2011-2031

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

2.2.2. Rencana Pola Ruang WilayahRencana pola ruang wilayah provinsi meliputi: rencana kawasan lindung; dan rencana kawasan budidaya.

A. Kawasan LindungKawasan lindung terdiri dari kawasan hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawsan bawahanya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam pelestarian alam dan cagar budaya serta kawasan lindung geologi, kurang lebih seluas 4.808.613 Ha

1. Kawasan Hutan Lindung;Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud, seluas kurang lebih 2.889.100 Ha

2. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya sebagaimana, meliputi:a. kawasan bergambut, seluas kurang lebih 722.047Ha, tersebar di Kabupaten Kutai

Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Paser; danb. kawasan resapan air, yang tersebar seluruh wilayah provinsi.

B. Rencana Pola Ruang Kawasan BudidayaBerdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, Provinsi Kalimantan Timur diidentifikasi memiliki wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti perikanan, pertanian, pariwasata, industri, pertambangan dan lain-lain dengan berpedoman pada rencana tata ruang wilayah.Sebagai dasar dalam pemenuhan kebutuhan pengembangan daerah, penataan ruang nasional telah mengatur pembentukan kawasan untuk meningkatkan ekonomi pada pusat pertumbuhan yaitu dengan Kawasan Andalan. Kawasan andalan merupakan bagian dari kawasan budidaya yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan disekitarnya. Kawasan Andalan Nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi Kalimantan Timur antara lain:1. Kawasan Andalan Tanjung Redeb dan sekitarnya.2. Kawasan Andalan Sangkulirang - Sengatta - Muara Wahau (SASAMAWA).3. Kawasan Andalan Bontang - Samarinda - Tenggarong - Balikpapan - Penajam dan

sekitarnya (BONSAMTEBAJAM) dan sekitarnya.4. Kawasan Andalan Laut Bontang - Tarakan dan sekitarnya.

L2.3. Penetapan Kawasan Strategis ProvinsiKawasan strategis provinsi sebagaimana dimaksud terdiri atas:1. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi meliputi:a. Kawasan Industri Kariangau di Kota Balikpapan;b. Kawasan Industri Jasa & Perdagangan di KotaSamarinda;c. Kawasan Industri Petrokimia di Kota Bontang;d. Kawasan Industri Pariwisata KepulauanDerawan di Kabupaten Berau;e. Kawasan Industri Delta Kayan Food Estate di Kabupaten Bulungan;f. Kawasan Industri Strategis Perbatasan di Kabupaten Mahakam Ulu;g. Kawasan Industri Tanaman Pangan di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten

Paser;h. Kawasan Agropolitan Regional di Kabupaten Kutai Timur;dani. Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kabupaten Kutai Timur.

2. Kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal provinsi, kawasan permukiman perbatasan di Kabupaten Nunukan.

3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya di dalam wilayah provinsi meliputi:a. Museum Mulawarman di Kabupaten Kutai Kartanegara;b. Desa Budaya Pampang di Kota Samarinda; dan

3

N. 00* l N.0.0E.0 ------1____

. 00.0N. 00»? N.aoe.t

3?a 2

2

— i—N.ao»? N.aoe.i N.Q3C.0 . 0 0 . 0

Gambar 2.2. Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kutai Timur

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

2.3.2 Sistem Jaringan Prasarana UtamaRencana Pengembangan sistem jaringan prasarana utama Kabupaten Kutai Timur, meliputi:A. Sistem Jaringan Transportasi Darat;B. Sistem Jaringan Transportasi Laut, dan ;C. Sistem Jaringan Transportasi Udara

A. Sistem Jaringan Transportasi DaratTujuan pengembangan prasarana dan sarana transportasi pada dasarnya diarahkan untuk mendukung peningkatan dan perkembangan secara optimal, khususnya untuk membuka keterisolasian wilayah serta menunjang pengembangan interakasi wilayah yang satu dengan wilayah lainnya. Selain itu diarahkan pula untuk meningkatkan kelancaran koleksi dan distribusi barang dan jasa serta mobilitas masyarakat di kawasan Kabupaten Kutai Timur.

1. Jaringan JalanRencana Pengembangan Jaringan jalan di Kabupaten Kutai Timur terdiri atas :a. jaringan jalan bebas hambatan Balikpapan - Samarinda - Bontang - Sangatta;b. jaringan jalan kolektor primer nasional, terdiri atas :

1) peningkatan ruas jalan Bontang - Sangatta;2) peningkatan ruas jalan Sangatta - Sp. Perdau;Serta peningkatan 8 ruas jalan lainnya

c. jaringan jalan kolektor primer provinsid. jaringan jalan kolektor primer kabupatene. jaringan jalan lokal primer kabupaten, meliputi peningkatan dan pembangunan

seluruh ruas jalan yang menghubungkan antar desa dan peningkatan ruas jalan d dalam kawasan perkotaan ibukota kecamatan.

f. jaringan jalan khusus pertambangan, terdiri atas :

2. Jaringan Prasarana LalulintasRencana jaringan prasarana lalulintas di Kabupaten Kutai Timur terdiri atas :a. Terminal tipe B di Sangatta Kecamatan Sangatta Utara dan di Sangkulirang

Kecamatan Sangkulirang ;b. Terminal tipe C, yaitu di seluruh ibukota kecamatan.c. Terminal barang sebagai dukungan bagi kegiatan industri Kawasan Maloy, yaitu di

Kecamatan Kaliorang.

3. Jaringan Layanan LalulintasRencana jaringan layanan lalulintas di Kabupaten Kutai Timur meliputi trayek angkutan penumpang, terdiri atas :a. Sangatta - Sagkulirang;b. Sangatta - Bengalon;c. Sangatta - Muara Wahau;d. Sangkulirang - Kaliorang - Maloy;e. Sangkulirang - Muara Wahau;f. Muara Wahau - Batu Ampar;g. Muara Wahau - Muara Bengkal;h. Muara Bengkal - Muara Ancalong; dani. Muara Bengkal - Batu Ampar - Rantau Pulung - Sangatta.

4. Jaringan Angkutan Sungai dan PenyebranganDi dalam system transportasi darat, terdapat pula jaringan angkutan sungai, danau, dan penyeberangan. Kabupaten Kutai Timur memiliki 1 (satu) pelabuhan angkutan sungai, sedangkan untuk angkutan danau dan penyeberangan tidak ada. Rencana sistem jaringan sungai di Kabupaten Kutai Timur terdiri atas :a. pelabuhan sungai, yaitu pelabuhan Muara Wahau di Kecamatan Muara Wahau; danb. alur pelayaran sungai, yaitu Muara Wahau - Muara Kaman (Kabupaten Kutai

Kartanegara).

5

c. Koridor Sungai Mahakam (Tanjung Isuy, Desa Mancong, Lamin Eheng).4. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung

lingkungan hidup di dalam wilayah provinsi meliputi:a. kawasan 3 (tiga) Danau, Danau Semayang, Danau Jempang, Danau Melintang, Danau

Siran, dan sekitarnya;b. kawasan Teluk Balikpapan (Sepaku-Penajam-Balikpapan);c. kawasan Delta Mahakam; dand. kawasan Pesisir dan Laut Kepulauan Derawan.

Gambar 2.1. Peta Struktur Ruang Provinsi Kalimantan Timur

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

2.3. TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KUTAI TIMUR2.3.1 Rencana Struktur Ruang

Rencana struktur ruang wilayah meliputi:a. Arahan Pembagian Sub Sistem Wilayah Pengembangan (SSWP);b. Pusat pusat Kegiatan di Kabupaten Kutai Timur

Pusat - pusat kegiatan tersebut diantaranya adalah :

Tabel 2.2. Tabel Pusat - Pusat Kegiatan

No Pusat Kegiatan Lokasi Kecamatan1 Pelayanan Kegiatan

Wilayah (PKW)Kota Sangatta Kecamatan Sangatta

Selatan dan Kecamatan Sangatta Utara.

2 Pelayanan Kegiatan Lokal (PKL)

Sangkulirang Muara Wahau Muara Bengkal

Kecamatan Sangkulirang; Kecamatan Muara Wahau; danKecamatan Muara Bengkal.

3 Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

BengalonKarangan

Kecamatan Bengalon; dan Kecamatan Karangan.

4 Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

Muara Ancalong Busang Kombeng Teluk Pandan Batu Ampar Sandaran

Kecamatan Muara Ancalong; Kecamatan Busang; Kecamatan Kongbeng; Kecamatan Teluk Pandan; Kecamatan Batu Ampar; dan Kecamatan Sandaran.

Sumber: RTRW Kabupaten Kutai Timur 2012-2032

4

5. Jalur Rel Kereta ApiRencana jaringan jalur kereta api didasari arahan pengembangan jaringan jalur kereta api yang tercantum pada RTRWP Kalimantan Timur. Rencana pengembangan jaringan kereta api yang terdapat di Kabupaten Kutai Timur diarahkan sebagai angkutan batubara, meliputi:a. Pembangunan jaringan kereta api pada tahap menengah ketiga yang

menghubungkan Provinsi Kalimantan Selatan - Kuaro - Long Kali - Penajam - Balikpapan- Samarinda - Bontang - Sangatta - Muara Wahau - Muara Lesan - Tanjung Redeb - Tanjung Batu - Tanah Kuning - Tanjung Selor - Kerang Agung- Sesayap - Tidung Pale - Malinau - Mensalong - Pembeliangan - Salang - Simanggaris - Batas Negara.

b. Pembangunan rel kereta api Trans Kutai Kencana yang menghubungkan Muara Wahau dan Bengalon dengan panjang sebesar 129,41 km digunakan untuk keperluan pengangkutan hasil pertambangan dan perkebunan.

c. Pembangunan Stasiun kereta api sedang di Kota Sangatta.d. Untuk lebih jelasnya rincian ruas jaringan jalan kolektor dan peta rencana jaringan

jalan di Kabupaten Kutai Timur dapat dilihat pada tabel dan gambar pada halaman berikutnya.

B. Sistem Transportasi LautTatanan kepelabuhanan di Kabupaten Kutai Timur terdiri atas :1. pelabuhan pengumpul, yaitu Pelabuhan Maloy di Kecamatan Kaliorang2. pelabuhan pengumpan, yaitu Pelabuhan Sangkulirang di Kecamatan Sangkulirang dan

Pelabuhan Sangatta di Sangkima Kecamatan Teluk Pandan; dan3. terminal khusus, yaitu 12 terminal khusus yang merupakan terminal khusus batubara

dan terminal khusus pertamina.

Pelabuhan Maloy diarahkan sebagai pelabuhan barang dengan lingkup pelayanan internasional dan regional. Pelabuhan Maloy merupakan pintu gerbang distribusi dan koleksi seluruh hasil industri dan pertanian yang dihasilkan oleh Kabupaten Kutai Timur. Pelabuhan Sangkulirang dan Pelabuhan Sangatta direncanakan untuk dapat melayani angkutan penumpang umum yang melayani rute-rute nasional dan terintegrasi dengan alur pelayaran nasional yang dikelola oleh PT. PELNI.Alur pelayaran di Kabupaten Kutai Timur meliputi alur pelayaran barang dan penumpang yang terdiri atas :1. Sangatta - Barru - Majene (Sulawesi Selatan) PP;2. Sangatta - Tanjung Redeb PP;3. Sangatta - Pare-pare (Sulawesi Selatan) PP;4. Sangatta - Samarinda - Balikpapan PP; dan5. Sangatta - Tanjung Redeb - Makassar (Sulawesi Selatan) PP.

C. Sistem Transportasi UdaraBandar udara yang selama ini ada di Kabupaten Kutai Timur merupakan Bandar udara yang bersifat perintis ataupn Bandar udara yang dimiliki khusus oleh perusahaan perkebunan atau pertambangan. Bandar udara yang secara regular melayani penumpang sat ini adalah Bandar udara Tanjung Bara di Kecamatan Sangatta Utara, namun Bandar udara ini merupakan Bandar udara khusus yang dimiliki oleh PT. Kaltim Prima Coal (KPC). Arahan ke depan, mengingta kebutuhan aksesibilitas masyarakat, keterjangkauan lokasi, dan potensi engembangan perekonomian daerah, pengembangan Bandar udara mutlak diperlukan. Beberapa Bandar udara yang bersifat perintis akan ditingatkan pelayanannya menjadi Bandar udara pengumpan dan terintegrasi dengan tatanan kebandarudaraan nasional. Tatanan kebandarudaraan di Kabupaten Kutai Timur berupa bandar udara pengumpan, yaitu bandar udara Sangkima di Kecamatan Teluk Pandan.Untuk lebih jelasnya peta rencana jaringan transportasi laut dan transportasi.

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Gambar 2.3. Peta Rencana Sistem Transportasi Darat

6

Gambar 2.4. Peta Rencana Sistem Transportasi Laut

HU

N

2012

-203

2

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Gambar 2.5. Peta Rencana Sistem Transportasi Udara

7

TA

HU

N

20 1

2 -2

0 3 2

2.3.3 Rencana Pola Ruang Wilayah

Rencana pola ruang Kabupaten Kutai Timur dibagi menjadi dua yaitu Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya

A. Kawasan LindungKawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a, meliputi:a. kawasan hutan lindung;b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;c. kawasan perlindungan setempat;d. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; dane. kawasan rawan bencana

B. Kawasan Budidaya

Tabel 2.3. Kawasan Budidaya Kehutanan Kabupaten Kutai Timur

No KECAMATAN

KAWASAN BUDIDAYA KEHUTANAN (Ha) JUMLAH KBK

(Ha)Hutan Produksi Hutan Produksi Terbatas

1 Kec. Batu Ampar 34.078,74 - 34.078,742 Kec. Bengalon 52.896,40 83.777,90 136.674,303 Kec. Busang 16.832,48 236.475,67 253.308,154 Kec. Kaliorang 2.490,02 - 2.490,025 Kec. Karangan 55.074,40 86.918,42 141.992,826 Kec. Kaubun 11.335,81 4.462,92 15.798,737 Kec. Kongbeng 29.996,82 39.457,89 69.454,718 Kec. Long Mesangat 3.880,42 - 3.880,429 Kec. Muara Ancalong 66.200,00 12.719,78 78.919,7810 Kec. Muara Bengkal 17.902,73 - 17.902,7311 Kec. Muara Wahau 64.790,09 243.592,39 308.382,4812 Kec. Rantau Pulung 47.624,76 - 47.624,7613 Kec. Sandaran 137.135,32 - 137.135,3214 Kec. Sangkulirang 19.199,11 - 19.199,1115 Kec. Sengata Selatan - - 0,0016 Kec. Sengata Utara - - 0,0017 Kec. Telen 44.099,39 19.665,36 63.764,7518 kec. Teluk pandan 39.953,45 - 39.953,45

TOTAL 643.489,95 727.070,33 1.370.560,28% 46,95| 53,05 100

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tabel 2.4. Kawasan Budidaya Non Kehutanan Kabupaten Kutai TimurKAWASAN BUDIDAYA NON KEHUTANAN (Ha)

No KECAMATANPerkebunan

Pertanian(FoodEstate)

PertanianLahanBasah

PertanianLahanKering

Permukima n Pedesaan

Permukiman

Perko­taan

KIPI / Maloy

Kaw.Bukit

Pelangi

Kaw.Industri

Kaw.Pelabuhan KTM Pel.

Batubara

JUMLAHKBNK

1 Kec. Batu Ampar 6.772,22 - - 5.895,19 1.810,76 - - - - - - - 14.478,17

2 Kec. Bengalon 160.368,75 - 2.222,33 8.386,29 5.921,29 - - - 4.924,02 - - - 181.822,683 Kec. Busang 62.778,37 16 280,56 2.025,60 2957,52 2.027,08 - - - - . . - 86.069,134 Kec. Kaliorang 5.719,09 - 1.934,87 2.580,53 5.792,96 - 1.409,92 - - - 126,04 - 17.563,415 Kec. Karangan 90.001,38 10.592,69 555,07 5.613,12 2.490,42 - . . . . . . 109.252,686 Kec. Kaubun 58 218,30 - 2.768,05 1.204,78 5.277,39 - - - - - - - 67.468,527 Kec. Kongbeng 68.806,73 - 1.127,35 1.297,72 7.679,40 - - . . . . - 78.911,20

8 Kec. Long Mesangat 23.453,74 - 2 807,36 1.778,65 2.591,19 - - - - - - - 30.630,94

9 Kec. Muara Ancalong 88.800.43 17.198,38 199,77 2.599,87 3.068,21 - - - - - - - 111.866,66

10 Kec. Muara Bengkal 30.586,23 - 3.074,58 4.512,92 1.626,34 - - - - - - - 39.800,07

11 Kec. Muara Wahau 123.038,80 - - 12.655,38 6.923,24 - - - - - - - 142.617,42

12 Kec. Rantau Pulung 73.560,99 - 1.137,28 6.153,69 6.763,55 - - - - - - - 87.615,51

13 Kec. Sandaran 104.089,50 19.131,15 - 1.593,84 2.699,37 . . . . . . _ 127.513,86

14 <ec.Sangkulirang 85.636,61 - 3,57 3.370,85 2.638,04 3.842,57 - - - - 578,31 96.069,95

15 Kec. Sengata Selatan - - 268,21 12.867,37 1.725,61 1.755,28 - - - - - - 16.616,47

16 Kec. Sengata Utara 10.349,49 - - 2.065,01 4.118,91 9.083,20 - 280,25 - 119,42 - - 26.016,28

17 Kec. Telen 61.261,44 - - 2.748,18 1.889,37 . - - . . . . 65.898,99kec. Teluk Dandan - - - 7.064,98 2.830,33 - - - - - - - 9.895,31

TOTAL 1.053.442,07 63.202,78 18.071,28 85.345,90 67.873,46 10.838,48 5.252,49 280,25 4.924,02 119,42 126,04 578,31 1.310.107,254 Mil Laut - - - - . - . . . . - . 195.795.00

Total + 4 Mil Laut - - - - - - - - - . . - 1.510.958.73% 69,72 4,18 1,20 5,65 4,49 0,72 0,35 0,02 0,33 0,01 0,01 0.04 100

8

116W

E

116'

30'0

'E

117W

E

117*

30tr

E 11

8°0'0

*E

118*

30'0

*E

119W

E

N.0.0E.0N.OOolN.ttOE.lN-QO.C

N.QO.C N.aoe.i N.oo.1 N.aoc.o .ao.0_i...... ................1------------------------- l----------------------- 1 .. . i—

Gambar 2.6. Peta Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya Kabupaten Kutai Timur 2012-2032

RE

UC

AH

A P

OLA

RU

AU

G

KA

B'J

FATE

H K

UTA

I T M

UR

TA

HU

N 2

012

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGA7TAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

<

i i i Jj

, i ! I h ! ! U m s i i

i

h U1 1 1 1

1 1

B

* ii ? f

{ j . 1 ! \ \ t i

i

i l l ! j i i

h aV I fi 51 n

I

Gambar 2.7. Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Kutai Timur 2012-2032

9

2.3.4 Penetapan Kawasan Strategis

Penetapan kawasan strategis ditetapkan sesuai dengan prioritas kebutuhan dan kegunaannya. Penetapan kawasan strategis meliputi:A. Kawasan Strategis Nasional

Rencana pengembangan kawasan strategis provinsi adalah penetapan kawasan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan dan pelestarian lingkungan. Kawasan Strategis Nasional (KSN) meliputi:1. Kawasan strategis nasional Perbatasan Darat RI dan Jantung Kalimantan (Heart Of

Borneo) Kalimantan Timur- Sarawak - Sabah;2. Kawasan strategis nasional Perbatasan Laut RI di sekitar pulau-pulau kecil terluar

Kalimantan Timur meliputi Pulau Sebatik, Gosong Makasar, Pulau Maratua, dan Pulau Sambit;

3. Kawasan pengembangan ekonomi terpadu Samarinda -Sanga-sanga- Muara Jawa- Balikpapan (KAPET SASAMBA);dan

B. Kawasan Strategis ProvinsiKawasan strategis provinsi sebagaimana dimaksud terdiri atas:1. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi meliputi:a. Kawasan Industri Kariangau di Kota Balikpapan;b. Kawasan Industri Jasa & Perdagangan di KotaSamarinda;c. Kawasan Industri Petrokimia di Kota Bontang;d. Kawasan Industri Pariwisata KepulauanDerawan di Kabupaten Berau;e. Kawasan Industri Delta Kayan Food Estate di Kabupaten Bulungan;f. Kawasan Industri Strategis Perbatasan di Kabupaten Mahakam Ulu;g. Kawasan Industri Tanaman Pangan di Kabupaten Penajam Paser Utara dan

Kabupaten Paser;h. Kawasan Agropolitan Regional di Kabupaten Kutai Timur;dani. Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kabupaten Kutai

Timur.2. kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal provinsi, kawasan

permukiman perbatasan di Kabupaten Nunukan.3. kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya di dalam wilayah provinsi

meliputi:a. Museum Mulawarman di Kabupaten Kutai Kartanegara;b. Desa Budaya Pampang di Kota Samarinda; danc. Koridor Sungai Mahakam (Tanjung Isuy, Desa Mancong, Lamin Eheng).

4. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di dalam wilayah provinsi meliputi:a. kawasan 3 (tiga) Danau, Danau Semayang, Danau Jempang, Danau Melintang,

Danau Siran, dan sekitarnya;b. kawasan Teluk Balikpapan (Sepaku-Penajam-Balikpapan);c. kawasan Delta Mahakam; dand. kawasan Pesisir dan Laut Kepulauan Derawan

2.4. RENCANA INDUK PELABUHAN NASIONAL

2.4.1 Pendekatan UmumKebijakan pelabuhan nasional akan merefleksikan perkembangan sektor kepelabuhanan menjadi industri jasa kepelabuhanan kelas dunia yang kompetitif dan sistem operasi pelabuhan sesuai dengan standar internasional baik dalam bidang keselamatan pelayaran maupun perlindungan lingkungan maritim. Tujuannya adalah untuk memastikan sektor pelabuhan dapat meningkatkan daya saing, mendukung perdagangan,terintegrasi dengan sistem multi-moda transportasi dansistem logistik nasional.Kerangka hukum dan peraturan akan diarahkan dalam

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

upaya menjamin kepastian usaha, mutu pelayanan yang lancar dan cepat, kapasitas mencukupi, tertib, selamat, aman, tepat waktu,tarif terjangkau, kompetitif, aksesibilitas tinggi dan tata kelolayang baik. Kebijakan tersebut akan terus dibangun dan dikembangkan berdasarkan konsensus dan komitmen dari para pemangku kepentingan.

2.4.2 Kebijakan Transportasi Laut Nasional

Sistem jaringan transportasi nasional terdiri atas :a. Sistem jaringan transportasi darat;b. Sistem jaringan taranportasi laut; danc. Sistem jaringan transportasi udara.

Sistem jaringan transportasi darat terdiri atas jaringan jalan nasional, jaringan jalur kereta api, dan jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan. Sistem jaringan transportasi laut terdiri atas tatanan kepelabuhan dan alur pelayaran. Dalam Sistim Transportasi Nasional (Sistranas) transportasi laut diposisikan sebagai penghubung dan pemersatu bagi kegiatan transportasi darat yang berlangsung disetiap pulau. Pengembangan transportasi laut langsung disetiap pulau disesuaikan dengan kebutuhan hubungan antar pulau dan intra pulau.Kebijakan pembangunan transportasi laut nasional jangka panjang terdiri dari pengembangan pelabuhan peti kemas, terminal konvensional (general cargo), dan terminal penumpang angkutan laut. Struktur jaringan transportasi laut direncanakan menurut kategori sebagai berikut:1. Secara horizontal

a. Dibagian Utara wilayah nasional menghubungkan pulau-pulau terluar dengan daratan atau pulau induk terdekat, yaitu antara Natuna dengan Batam/Bintan dan Kalimantan Barat serta Sangihe - Talaud dengan Sulawesi Utara dan Halmahera.

b. Dibagian Tengah, wilayah nasional, menghubungkan wilayah bagian tengah Sumatera melalui Bangka - Belitung ke Kalimantan, Kalimantan Timur dengan Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara ke Kepulauan Maluku hingga Papua bagian Barat.

c. Di bagian Selatan wilayah nasional menghubungkan Sumatera dengan Jawa hingga NTT dengan lintas penyeberangan dan NTT dengan Papua dengan transportasi laut.

2. Secara vertikala. Menghubungkan Jawa dengan Kalimantanb. Menghubungkan NTB dan NTT dengan Sulawesic. Menghubungkan NTT dengan Maluku

!.5. MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI (MP3EI) 2011 -2025

.5.1 Koridor Ekonomi Indonesia

Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai negara yang terdiri atas ribuan pulau dan terletak di antara dua benua dan dua samudera, wilayah kepulauan Indonesia memiliki sebuah konstelasi yang unik, dan tiap kepulauan besarnya memiliki peran strategis masing-masing yang ke depannya akan menjadi pilar utama untuk mencapai visi Indonesia tahun 2025. Dengan memperhitungkan berbagai potensi dan peran strategis masing-masing pulau besar (sesuai dengan letak dan kedudukan geografis masing-masing pulau), telah ditetapkan 6 (enam) koridor ekonomi seperti yang tergambar pada peta

10

KE SiimJtPia ^ KE Jawa KE Kalimantan A KE Sulav/esl KE Bali - Nuia ti'nggaia 6 KE Papua - Kepulauan Maluku

B Pusat Ekonomi Moga

® Pusat Ekonomi

2.5.2 Pembangunan Koridor Ekonomi IndonesiaPembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai negara yang terdiri atas ribuan pulau dan terletak di antara dua benua dan dua.

Terna te n te n g u ra n ;

P usoc Ptudvksl dan Pengdahon Has# Tambang & lumbung Energi Nasional

Teid iridariJ P m it E torwmi:

• tartar» k• rtrfa ■ B cn^rn ia in• Saran m u

K *giotnn E to no mi IHnroo:

■ Mirr^o kdon Gb i • Besiftoji■ BotJturo .aiup.it’ H e B ja S w it • ntrtoyusn

• Jt«j (o ti «icMl'sl’ tu si* eicocml

ss.ip.ji aifjtousmc<ji cstutai h-jjs SWpol a iv

Sh>i.‘ji aiijidt/A-jmiPd&

S h » l PwE^y.wH

mmm, U h r * < r B . r » i t'^ Jt B >rcr1

-------- J j Sj i E t iW In g

■ ■■ 'rfkui Ki'-Hrt ApiEirr .in Prrawrar

Gambar 2.8. Tema Pembangunan

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tema pembangunan masing-masing koridor ekonomi dalam percepatan dan

perluasan pembangunan ekonomi

Gambar 2.9. Koridor Ekonomi Kalimantan

Sesuai dengan kondisi sumber daya dan geografis Pulau Kalimantan, tema pengembangan Koridor Ekonomi Kalimantan dalam MP3EI adalah sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional. Hal ini tercermin dalam daftar rencana investasi fast-track MP3EI yang didominasi oleh kegiatan ekonomi utama energi (migas dan batubara) dan mineral (bauksit dan besi baja). Adapun kegiatan-kegiatan ekonomi utama di dalam Koridor Ekonomi Kalimantan akan berpusat pada empat pusat ekonomi yakni Kota Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin, dan Samarinda, yang terkoneksi melalui Jalur Penghubung Koridor.Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa penopang utama perekonomian Kalimantan adalah sektor migas dan pertambangan yang berkontribusi sekitar 50 persen dari total PDRB Kalimantan. Namun demikian, terdapat beberapa kendala terkait dengan pengembangan perekonomian yang dihadapi oleh Koridor Ekonomi Kalimantan antara lain:■ Adanya tren menurun pada total nilai produksi sektor migas dari tahun ke tahun, sehingga

perlu■ pengembangan secara intensif sektor-sektor lainnya guna mengimbangi penurunan kinerja

sektor migas,■ sehingga perekonomian Kalimantan dapat terjamin keberlanjutannya;■ Terdapat disparitas pembangunan antar wilayah di dalam koridor, baik antara wilayah

penghasil migas■ dengan non-penghasil migas, maupun antara kawasan perkotaan dengan kawasan

perdesaan;■ Terdapat kesenjangan antara infrastruktur pelayanan dasar yang tersedia dengan yang

dibutuhkan.■ Infrastruktur dasar yang dimaksud mencakup infrastruktur fisik seperti jalan, kelistrikan,

akses air bersih,■ dan lain-lain; dan non-fisik (sosial) seperti pendidikan dan layanan kesehatan■ Realisasi investasi pembangunan di Koridor Ekonomi Kalimantan yang sejauh ini masih

tergolong rendah

11

2.5.3 Inisiatif StrategiI n b i a t i l S t i a t e g k K o i i d o i E k o n o m i Ka lim a n ta n

r*;. r* i no to le l£'t in ttagatan Ekonomi i.tnrm Ftahku Irifias t iu t lu r ft: t i l utung

Jumlah i n f stasi

|IC>P TTiiunl

StLUV t V . ^ t j J K t V j ' i ip

l ^ b n D t f . J l i r LhJtlU ‘J S-J'J'J h

fcafdfcr vV|

Baukst/A lum ireRerrrrintah.

Eta b buhe M a ta n. Fta 1 tfereta A p i da n Pontf f i36.CO 26

i L3-|69.14.2Ct-iB on tarf. Kutai

Tlmu( dskKE taps Sawit B UNT< 533 6

Batu to oSWTEtB

6 *79 29

ttataps SBwitPerrerintalt

BUOT<

0 30 34

2 K3-p.13.20h2 Bslitjepon. dsk M ips (ta b bu le r\ Je mbata n. Jata n. Utilitas A ir 1 5 .6 3 1

PertayuanSwasta

Q33 2

3 fS-|l3(-3Ftapakdan

C aro l tlilt j'n iM p i Swasta 7QCO 13

fe s if ia ji 656 7

t2 -U 9 .1 4 .2 C Hto ta lm u .

K ro h Bambu dsk

Ke tapa sawit BUMTt O/arlcKf C o m o ro A w a & c r f f l dan 2 81 34

fe tu ta e SwiEta EtarteilenJatan 542 3

ftartoyien 127 4

Besi BajaPemerintah.

3 300 33

3 t3-|1.9.20h3 Barito, dsk Ke taps Sawit BUr»T< Pcnv/E'. f iw g y c ttta b u la n danJatan 2 7S 3

ftartayusnSwasta

6.29 20

Bautik/A lum ina 62.22 46

6 tE-|S. 9. 14.201-6Ponte ro k

W m(BW i h. dsk

ttataps Sawit f t n e r r - tah. BUMN.

SwastaB indae . Jabn d a n A o n C v fii'^o V i1'

17.97 20

Batu ban 4 » 2

Perksyien 9.39 30

He rata A pi

7 tS-p3h?a stu te ra

Kalimantan dan JahnTora

t» lin e nta n

Lintas Sektorftm erin tah.

SwmtaJalur t t re ta ApiPurukCahu-'tanjung tu yd a n

P u ru k C a h u -B s rf t io n g ta tanTo re ttalrnantan6113 3

Gambar 2.10. Inisiatif Strategi Koridor Ekonomi Kalimantan

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Indfeni Inti* Kti In Vosiimkiu- cJ<di P « n » n ah , EOVN dan <^rr^jran i)DP! IrJiunJ

llii

iiTVtuvjwji'am t + n m & n r W nrriif tx b^nvnAnr Irfnamkur In g in i ku r Udlraa rHr U w a d li ItjIfii'C tTAT ubn FaJitainn ftwcr■ & tbrvtin Rtl Karan

u 1 C&* JUW

Gambar 2.11. Indikasi Investasi Koridor Ekonomi Kalimantan

2.5.4 Fokus Pengembangan

Dalam jangka panjang, pengembangan kegiatan ekonomi utama difokuskan untuk membangun industri hilir kegiatan ekonomi utama, didukung dengan penguatan teknologi dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan ilmu pengetahuan & teknologi (IPTEK). Selain itu, sektor jasa juga perlu dikembangkan untuk menggantikan kegiatan ekonomi Sumber Daya Alam (SDA) yang tidak terbarukan di Koridor Ekonomi Kalimantan.

Selain itu, inisiatif yang ditawarkan di Koridor Ekonomi Kalimantan dapat berupa penciptaan dan pengembangan aglomerasi industri yang didukung oleh pengadaan infrastruktur pendukung seperti tenaga listrik, air bersih, dan pengolahan limbah. Pusat kegiatan ekonomi utama dalam struktur tata ruang Kalimantan dihubungkan melalui jaringan jalan raya dan jalur rel kereta api trans Kalimantan yang terintegrasi dengan angkutan sungai. Pola pengembangan industri hilir kegiatan ekonomi pertambangan, pertanian, dan perkebunan yang terintegrasi dengan pengembangan kluster industri hilirnya dikembangkan di sepanjang sungai. Hal ini dilakukan untuk efisiensi pengadaan prasarana perhubungan (darat). Sesuai dengan sumber daya alam dan kondisi geografis Pulau Kalimantan, Koridor Ekonomi Kalimantan mempunyai tema pembangunan atau aktivitas utama pembangunan sebagai hasil tambang dan lumbung energi nasional.

12

3. GAMBARAN UMUM LOKASI KEGIATAN3.1. GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

3.1.1 Letak dan Administrasi Wilayah ProvinsiProvinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki luas daratan 127.267,52 km2 dan luas pengelolaan laut 25.656 km2. Provinsi ini terletak antara 113°44' -119°00' Bujur Timur dan 4°24' Lintang Utara - 2°25' Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah :

Sebelah Utara dibatasi oleh : Provinsi Kalimantan UtaraSebelah Selatan dibatasi oleh : Provinsi Kalimantan SelatanSebelah Barat dibatasi oleh : Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan

Tengah, serta MalaysiaSebelah Timur dibatasi oleh : Selat Makassar dan Laut Sulawesi

Provinsi Kalimantan Timur terdiri dari 9 Kabupaten dan 4 Kota, saat ini 1 Kota dan 3 Kabupaten berpisah menjadi Provinsi sendiri yaitu Provinsi Kalimantan Utara, Provinsi Kalimantan Utara resmi disahkan rapat Paripurna DPR RI tanggal 25 Oktober 2012 berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2012, namun akan berdiri sepenuhnya mulai tahun 2015.

Berikut adalah daftar Kabupaten dan Kota yang masuk wilayah Provinsi Kalimantan Timur:1. Kabupaten Berau2. Kabupaten Kutai Barat3. Kabupaten Kutai Kartanegara4. Kabupaten Kutai Timur5. Kabupaten Mahakam Ulu6. Kabupaten Paser7. Kabupaten Penajam Paser Utara8. Kota Balikpapan9. Kota Bontang10. Kota Samarinda

Adapun Kabupaten dan Kota yang masuk ke wilayah Provinsi Kalimantan Utara adalah sebagai berikut:1. Kabupaten Bulungan2. Kabupaten Malinau3. Kabupaten Nunukan4. Kabupaten Tana Tidung5. Kota Tarakan

Setelah mengalami pemekaran, Provinsi Kalimantan Timur yang terdiri dari 9 Kabupaten dan 4 Kota juga memiliki 103 kecamatan dan 1.020 desa/kelurahan

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tabel 3.1. Luas Daerah Provinsi Kalimantan Timur Dirinci menurut Wilayah Kabupaten / Kota (Km2)

No. Kabupaten / Kota Luas Daratan(Km2)

Persentas

(%)

BanyakKecamata

n

BanyakDesa/Keluraha

n1 Paser 11,192.93 8.79 10 1442 Kutai Barat* 30,945.60 24.32 21 2383 Kutai Kartanegara 26,348.95 20.70 18 2374 Kutai Timur 31,896.49 25.06 18 1355 Berau 22,200.33 17.44 13 110

6 Penajam Paser Utara 3,211.55 2.52 4 54

7 Balikpapan 561.28 0.44 6 348 Samarinda 717.83 0.56 10 539 Bontang 192.56 0.15 3 15

Kalimantan Timur 127,267.52 100.00 103 1,020*termasuk Kabupaten Mahakam Ulu Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka, Tahun 2013

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Gambar 3.1. Peta Wilayah Administrasi Provinsi Kalimantan Timur

.1.2 IklimKalimantan Timur beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, sedang musim penghujan terjadi pada bulan Nopember sampai dengan bulan April.

Secara umum, Kalimantan Timur beriklim panas dengan suhu berkisar antara 21,0 °C di Berau pada bulan September sampai 35,6 °C di Berau pada bulan Agustus. Rata-rata suhu terendah adalah 22,1 °C dan tertinggi 35,1 °C terjadi di Berau.

13

Kelembaban udara terendah diamati oleh stasiun meteorologi Samarinda terjadi pada bulan September dengan kelembaban 72 persen. Sedangkan tertinggi terjadi di Berau pada bulan Januari dan Maret dengan kelembaban 91 persen. Rata-rata kelembaban udara Kalimantan Timur antara 82-89 persen.Rata-rata curah hujan tertinggi tercatat pada Stasiun Meteorologi Tarakan sebesar 401,1 mm dan terendah tercatat pada Stasiun Meteorologi Samarinda yaitu 202,0 mm.Kecepatan angin antara 3 sampai 5 knot. Kecepatan angin tertinggi adalah 5 knot terjadi di Balikpapan, sementara yang terendah adalah 3 knot di Samarinda.

3.1.3 Kependudukan dan KetenagakerjaanA. Penduduk

Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur mencatat jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2012 sebanyak 3,25 juta jiwa. Sebaran penduduk terpusat di Kota Samarinda dan Kota Balikpapan yang mencapai 42% dari total jumlah penduduk di Kalimantan Timur. Dengan luas wilayah hanya satu % dari luas wilayah Kalimantan Timur, kepadatan di kedua kota ini mencapai 1.075 jiwa per km2, sementara kepadatan penduduk rata-rata di Kalimantan Timur hanya 26 jiwa per km2. Namun demikian, laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 di kedua kota tersebut lebih rendah dibanding laju pertumbuhan penduduk Kaltim yang mencapai 3,82%. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi terdapat di Kabupaten Kutai Timur, 5,72% dan Berau, 4,28%.

Tabel 3.2. Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012

No. Kabupaten/KotaJumlah

Penduduk(Jiwa)

KepadatanPenduduk(Jiwa/km2)

Laju Pertumbuhan Penduduk

2000-2010 (%)1 Paser 247,612 22 3.772 Kutai Barat* 173,003 6 1.963 Kutai Kartanegara 674,464 26 3.894 Kutai Timur 279,718 9 5.725 Berau 193,415 9 4.286 Penajam Paser Utara 152,121 47 2.687 Balikpapan 596,031 1,062 3.158 Samarinda 779,347 1,086 3.389 Bontang 154,414 802 3.73

Kalimantan Timur 3,250,125 26 3.82

‘ termasuk Kabupaten Mahakam Ulu Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2013

Jumlah penduduk berusia di atas 15 tahun yang terlibat aktif dalam perekonomian di Kalimantan Timur pada tahun 2012, sebanyak 66,64%, menurun dibandingkan kondisi pada tahun 2011. Namun demikian, jumlah penduduk yang bekerja (tingkat kesempatan kerja, TKK) meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini berarti pula tingkat pengangguran terbuka menunjukkan penurunan.

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tabel 3.3. Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan TimurTahun 2010-2012

UraianTahun

2010 2011 2012Penduduk Usia 15+ 2,482,319 2,575,940 2,667,099Angkatan Kerja 1,648,455 1,764,696 1,777,381Bekerja 1,481,898 1,591,003 1,619,118Mencari Pekerjaan 166,557 173,693 158,263Bukan Angkatan Kerja 833,864 811,244 889,718Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 66.41 68.51 66.64

Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 89.90 90.16 91.10Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 10.10 9.84 8.90

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2013

B. Tenaga KerjaTenaga kerja adalah modal dalam pembangunan ekonomi. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan mengalami perubahan seiring dengan pertumbuhan penduduk. Tenaga Kerja yang aktif secara ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan (TPAK) adalah ukuran yang menggambarkan jumlah penduduk digolongkan sebagai angkatan kerja untuk setiap 100 pekerja. Selama kurun waktu 2011 - 2012, angkatan kerja di Kalimantan Timur meningkat sebanyak 12.685 orang dari 1.764.696 orang menjadi 1.777.381 orang.TPAK Kalimantan Timur pada tahun 2012 sebesar 66,64 persen, mengalami penurunan sebesar 1,87 persen dibandingkan dengan kondisi tahun 2011. Menurut jenis kelamin terlihat bahwa TPAK laki-laki selalu lebih tinggi dibanding TPAK perempuan. Tahun 2011 TPAK laki-laki sebesar 89,93 persen dan 2012 turun menjadi 88,36 persen.

Tabel 3.4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk Usia 15 Tahun ke atasMenurut Jenis Kelamin

Uraian2010 20 1 20 2

AngkatanKerja

TPAK(%)

AngkatanKerja

TPAK(%)

AngkatanKerja

TPAK(%)

Laki-laki 1 128 024 85,67 1 230 868 89,93 1 252 403 88,36

Perempuan 520 431 44,65 533 828 44,22 524 978 42,01Laki-laki + Perempuan 1 648 455 66,41 1 764 696 68,52 1 777 381 66,64

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka, 2013

Berdasarkan lapangan usaha, penduduk Kalimantan Timur lebih banyak yang bekerja di sektor tersier (perdagangan, hotel dan restoran; angkutan dan komunikasi; keuangan; serta jasa) yaitu sebanyak 48,79%. Berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk bekerja di Kalimantan Timur didominasi oleh pekerja dengan tingkat pendidikan setara Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sebanyak 34,92%.

14

Tabel 3.5. Proporsi Penduduk Bekerja menurut Sektor, Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2012

SektorBekerja

Tingkat Pendidikan (dalam %) JumlahPenduduk

Bekerja(jiwa)

Tidak/Belum Tamat SD

SekolahDasar

SekolahLanjutan Tingkat

Pertama

Sekolah Lanjutan

Tingkat AtasPendidikan

Tinggi

Laki-lakiPrimer 7.57 13.85 7.74 12.47 2.07 499,418Sekunder 1.46 3.19 3.48 7.14 0.55 180,833Tersier 2.27 5.56 6.92 18.19 7.53 462,409PerempuanPrimer 8.39 10.76 3.10 2.48 0.86 122,057Sekunder 0.54 1.06 1.46 2.16 0.46 27,060Tersier 7.68 12.55 10.76 23.35 14.38 327,841TotalPrimer 7.81 12.94 6.38 9.53 1.71 621,475Sekunder 1.19 2.56 2.88 5.67 0.52 207,893Tersier 3.86 7.62 8.05 19.71 9.55 790,250

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2013

3.1.4 PerekonomianKegiatan perekonomian di Kalimantan Timur tergambar dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Timur. Pada tahun 2012, PDRB Kalimantan Timur sebesar 419,101 triliun rupiah yang mendapatkan sumbangan terbesar dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 47,44%. Kontribusi besar lainnya disumbangkan oleh sektor industri pengolahan sebesar 23,50%. Peran minyak dan gas bumi dalam kedua sektor tersebut cukup besar dalam pembentukan PDRB Kalimantan Timur yaitu sebesar 34,94%. Menurun bila dibandingkan dengan kontribusi migas pada tahun 2010 yang mencapai 40,80%. Apabila melihat laju pertumbuhannya, sektor-sektor tersier menunjukkan laju pertumbuhan yang tinggi di atas 10%, jauh di atas laju pertumbuhan rata-rata sebesar 3,98%. Namun sektor industri pengolahan menunjukkan laju pertumbuhan yang melambat dalam kurun waktu 2009-2012.

Tabel 3.6. Kontribusi dan Laju Pertumbuhan Sektor Produk Domestik Regional Bruto ProvinsiKalimantan Timur Tahun 2010-2012

Lapangan UsahaKontribusi (%) Laju Pertumbuhan (%)

2010 2011 2012 2010 2011 2012Pertanian 5.99 5.84 6.16 5.88 5.92 4.24Pertambangan dan Penggalian 47.43 50.12 47.44 8.30 6.48 5.57Industri Pengolahan 25.07 23.37 23.50 (2.80) (5.71) (6.08)Listrik, Gas dan Air Bersih 0.28 0.26 0.27 7.90 11.13 8.12Bangunan 2.75 2.64 2.98 9.06 10.92 12.56Perdagangan, Hotel dan Restoran 8.20 7.90 8.62 10.69 10.16 8.19Pengangkutan dan Komunikasi 3.74 3.59 3.97 9.25 10.36 11.85Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.32 2.37 2.89 9.18 12.43 16.65

Jasa-jasa 4.22 3.92 4.17 7.44 10.40 10.39PDRB KALTIM adhb (juta rupiah) 321,764,432 391,408,492 419,101,619 5.10 4.08 3.98

Sumber: Kalimantan Timur dalam Angka 2013

Berdasarkan kabupaten/kota, Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan penyumbang terbesar pembentukan PDRB Kalimantan Timur, yaitu sebesar 35%. Diikuti Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Balikpapan. Keempat daerah tersebut memiliki struktu perekonomian yang didominasi oleh sektor pertambangan. Komoditas minyak bumi ditemui Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Bontang, dan Kota Balikpapan. Sementara di Kabupaten Kutai Timur, pertambangan batubara menjadi andalan pembentukan PDRB di daerah tersebut.

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tabel 3.7. Kontribusi Kabupaten/Kota terhadap Produk Domestik Regional Bruto ProvinsiKalimantan Timur Tahun 2009-2012 (dalam %)

Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012

Paser 3.92 4.65 4.77 4.75Kutai Barat 2.32 2.41 2.31 2.38Kutai Kartanegara 35.41 35.39 35.69 35.19Kutai Timur 11.25 12.06 13.09 13.37Berau 2.74 2.85 2.75 2.87Penajam Paser Utara 1.01 1.03 1.10 1.09Balikpapan 14.35 14.48 12.92 12.55Samarinda 8.28 8.34 9.61 9.55Bontang 20.70 18.80 17.75 18.25

Sumber: Kalimantan Timur dalam Angka 2013

Sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah, komoditas perkebunan yang dikembangkan di Kalimantan Timur adalah karet dan Kelapa Sawit. Pada tahun 2012, Provinsi Kalimantan Timur menyumbangkan produksi kelapa sawit sebesar 4% dari produksi nasional. Produksi karet terbesar berasal dari Kutai Barat, sementara produksi kelapa sawit berasal dari Kutai Timur. Perkebunan rakyat memberikan kontribusi sebesar 90% terhadap produksi karet di Kalimantan Timur sementara produksi kelapa sawit hanya sebesar 20,59%.

Tabel 3.8. Luas Lahan dan Produksi Komoditas Karet dan Kelapa Sawit di Provinsi KalimantanTimur menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012

Kabupaten/Kota Luas lahan (Ha) Produksi (ton)Karet Kelapa Sawit Karet Kelapa Sawit

Paser 12,695 157,116 10,272 1,004,545Kutai Barat 35,757 58,818 45,141 151,317Kutai Kartanegara 15,415 171,041 8,965 473,636Kutai Timur 8,211 307,368 1,755 2,498,530Berau 2,414 80,183 693 615,862Penajam Paser Utara 10,593 48,595 4,903 471,882Balikpapan 4,187 10 4,896 -

Samarinda 725 1,262 566 5,244Bontang - 20 - -

Kalimantan Timur 89,997 824,413 77,191 5,221,016

Sumber: Kalimantan Timur dalam Angka 2013

3.1.5 Data Potensi WilayahDari perkembangan distribusi presentase PDRB menurut lapangan Usaha dengan migas, bahwa yang menjadi potensi unggulan daerah yang menggerakan perkembangan pertumbuhan ekonomi wilayah Provinsi Kalimantan Timur adalah sector Pertambangana dan Penggalian yang kemudian disusul oleh Sektor Industri Pengolahan serta Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Ketiga sector lapangan usaha tersebut menjadi penggerak utama perekonomian Kalimantan Timur.

A. PertambanganKegiatan pertambangan di Kalimantan Timur mencakup pertambangan migas dan non migas. Dari kegiatan tersebut minyak bumi dan gas alam merupakan hasil tambang yang sangat besar pengaruhnya terhadap perekonomian Kalimantan Timur khususnya dan Indonesia pada umumnya, karena hingga kini kedua hasil tambang tersebut merupakan komoditi ekspor utama.

15

3.Perkembangan produksi batubara misalnya, sejak tahun 2004 terus meningkat setiap tahunnya dan pada tahun 2012 produksi batubara telah mencapai 216.669.424 ton meningkat sampai 4,13 % dibanding tahun 2011.Produksi pengilangan minyak untuk bahan bakar minyak premium pada tahun 2012 mengalami kenaikan disbanding tahun sebelumnya dari 14,28 juta barrel menjadi 14,34 juta barrel, sedangkan produksi minyak tanah mengalami penurunan dari 7,37 juta barrel menjadi 6,99 juta barrel.

B. PerdaganganPerdagangan luar negeri merupakan sektor ekonomi yang sangat berperan dalam menunjang pembangunan ekonomi Indonesia pada umumnya dan Kalimantan Timur pada khususnya. Dari kegiatan ekspor dapat diperoleh devisa yang merupakan salah satu sumberdana untuk pembangunan, sementara dari kegiatan impor dapat diperoleh bahan baku dan barang modal yang diperlukan dalam pembangunan.Definisi ekspor adalah pengiriman barang dagangan keluar negeri melalui pelabuhan diseluruh wilayah Republik Indonesia, baik bersifat komersial maupun bukan komersial. Sedangkan yang dimaksudkan Impor adalah pengiriman barang dagangan dari luar negeri ke pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia kecuali wilayah bebas yang dianggap luar negeri, yang bersifat komersial maupun bukan komersial.Nilai ekspor adalah nilai transaksi barang ekspor sampai diatas kapal pelabuhan muat dalam keadaan free on board ( f.o.b), sedangkan nilai impor adalah nilai transaksi barang dagangan yang diimpor dari luar negeri dalam keadaan cost, insurance, and freight.

Perkembangan nilai ekspor Kalimantan Timur tahun 2009 - 2012 :2009 : US$ 18,92 milyar2010 :US$ 25,12 milyar2011 : US$ 37,97 milyar2012 : US$ 33,79 milyar

Besarnya nilai ekspor Kalimantan Timur bila diamati dari pelabuhan muat, maka total nilai ekspor di Pelabuhan Bontang mencapai US$ 13,58 milyar dan masih merupakan pelabuhan terbesar untuk mengekspor barang-barang Kalimantan Timur ke luar negeri, sedangkan peringkat kedua tahun 2012 adalah Pelabuhan Samarinda dengan nilai ekspor sebesar US$6,03 milyar.

Perkembangan nilai Impor Kalimantan Timur tahun 2009 - 2012 :2009 : US$ 4,88 milyar2010 : US$ 6,27 milyar2011 : US$ 7,22 milyar2012 : US$ 8,14 milyar

Golongan barang impor Kalimantan Timur sebagian besar adalah Minyak dan Gas, peningkatan impor migas selalu lebih besar dari non migas, pada tahun 2012 impor migas Kalimantan Timur mencapai 65,55 persen dari total impor. Kalimantan Timur pada beberapa tahun terakhir selain sebagai peng-ekspor migas juga meng-impor migas dalam jumlah yang semakin besar setiap tahunnya.

Pelabuhan terbesardalam hal barang impor Kalimantan Timur adalah Pelabuhan Balikpapan, pada tahun 2012 Balikpapan membongkar impor senilai US$ 6,12 milyar atau setara dengan 75,18 persen dari total impor.

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

.6 Transportasi

A. Transportasi DaratJaringan jalan provinsi Kalimantan Timur saat ini mencapai 8.189,78 Km, baik yang dibangun Pemerintah Pusat, Pemerintah provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota. Sedangkan rasio panjang jalan terhadap luas wilayah adalah sebesar 52,53 Km per 1000 Km2. Jaringan jalan lintas Kalimantan di Wilayah Kalimantan Timur dapat dikelompokan menjadi tiga poros yaitu :Poros Selatan :menghubungkan kawasan Kalimantan Selatan - Batu Aji/Kerang Dayu - Tanah Grogot - Kuaro - Penajam - Balikpapan - Samarinda - Bontang - Sangatta - Muara Wahau - Tanjung Redep - Tanjung Selor.Poros Tengah :menghubungkan kawasan Samarinda - Tenggarong - Kota Bangun - Melak - Barong Tongkok - Kalimantan Tengah.Poros Utara :menghubungkan kawasan Samarinda - Sangatta - Muara Wahau - Berau - Bulungan, jaringan jalan ini tengah di upayakan untuk mencapai kabupaten Malinau dan Nunukan.

B. Transportasi UdaraDi provinsi yang memiliki daerah-daerah pengeboran minyak, batubara dan lain-lain, mobilitas antar daerah terutama untuk tujuan Jakarta sangatlah tinggi. Di Kalimantan Timur terdapat 53 buah Pelabuhan Udara, satu diantaranya adalah Bandara Internasional Sepinggan di Balikpapan dan 15 buah berstatus domestik, selebihnya berstatus perintis.

C. Transportasi Laut dan Sungai1. Transportasi Laut

Transportasi Laut di Kalimantan Timur hingga saat ini masih mendominasi orang dan barang, terlebih untuk angkutan barang antar pulau serta ekspor dan impor. Setidaknya ada 15 pelabuhan laut.

2. Transportasi SungaiSistem transportasi sungai ini berkembang di sepanjang sungai Mahakam hingga ke hulu, yang menghubungkan daerah pantai Kabupaten Kutai Kartanegara, Tenggarong hingga pedalaman Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Kutai Barat. Sungai- sungai lain yang digunakan sebagai sarana transportasi adalah Sungai Sangatta, Sungai Bengalon, Sungai Kandilo dan Sungai Telake. Di Kaltim bagian Utara terdapat terdapat Sungai Kelay dan Sungai Sengah yang menghubungkan Tanjung Reded ke daerah pedalaman di kabupaten Berau.Sungai Kayan, Sungai Sesayap dan Sungai Sembakung menghubungkan daerah pantai dengan daerah-daerah pedalaman masing-masing di Kabupaten Bulungan, Malinau dan Nunukan

16

Gambar 3.2. Peta Pelabuhan yang ada di Provinsi Kalimantan Timur Menurut KP 414 TentangRencana Induk Pelabuhan Nasional

•* ‘ V ‘ *

v .V--'-

. * •>*</ *J

Ml M M I. iiv iv r iK iia n

iiAtxrr

& W 3ATT A ~~|

TA lV j-JO -AJT j

KETERANGAN :

PELABUHAN U TAWA

: PELABUHAN PENGUMPUL

. PELABUHAN PENGUMPAN REGIONAL

• PELABUHAN PENGUMPAN LOKAL

*

3.2.

3.2.1

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR

Letak Dan Administrasi Wilayah Kabupaten Kutai TimurKabupaten Kutai Timur merupakan Kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai berdasarkan UU Nomor 47 Tahun 1999, Tentang Pemekaran Wilayah Provinsi dan Kabupaten yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 28 Oktober 1999. Kutai Timur dengan luas wilayah 35.747,50 km2 atau 17 % dari total luas Provinsi Kalimantan Timur, terletak antara 118°58’19” Bujur Timur dan 115°56’26” Bujur Timur serta diantara 1°52’39” Lintang Utara dan 0°02’10” Lintang Selatan.Jika dilihat dari batas-batas wilayah dan posisinya maka Kutai Timur merupakan kabupaten yang menghubungkan beberapa daerah/kabupaten kota di Kalimantan Timur, yaitu antara wilayah utara (Kabupaten Berau dan Bulungan) serta wilayah tengah (kota Bontang dan Kabupaten Kutai Kartanegara).Batas-batas wilayah Kabupaten Kutai Timur diantaranya adalah :Sebelah Utara dibatasi oleh : Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Berau Sebelah Timur dibatasi oleh : Selat MakassarSebelah Selatan dibatasi oleh : Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Bontang Sebelah Barat dibatasi oleh : Kaupaten Kutai Kartanegara

17

Gambar 3.3. Peta Adminsitrasi Kabupaten Kutai Timur

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Wilayah Kutai Timur terdiri dari daratan dan perairan, yang mana untuk wilayah daratan tidak terlepas dari gugusan gunung/pegunungan yang jumlahnya sekitar 8 (delapan) gunung dan yang tertinggi adalah Gunung Menyapa dengan ketinggian mencapai 2000 m. Sedangkan wilayah perairan berupa laut/pantai, sungai dan danau, untuk sungai terdapat diseluruh kecamatan namun yang terpanjang adalah Sungai Kedang Kepala yang terletak di Kecamatan Muara Wahau dengan panjang 319 km, hal ini berbeda dengan danau yang hanya terdapat di Kecamatan Mura Bengkal yaitu Danau Ngayau dan Danau Karangan.

Saat ini di Kabupaten Kutai Timur terdapat 18 (delapan belas) kecamatan yang sebelumnya hanya terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan

Tabel 3.9.Luas Kabupaten Kutai Timur Menurut Kecamatan

No Kecamatan Luas Wilayah (Km2)

1 Muara Ancalong 2,739.302 Busang 3 721,613 Long Mesangat 526,984 Muara Wahau 5 724,325 Telen 3 129,616 Kombeng 581,277 Muara Bengkal 1 522,808 Batu Ampar 204,509 Sangatta Utara 1 262,5910 Bengalon 3 196,2411 Teluk Pandan 831,0012 Sangatta Selatan 1 660,8513 Rantau Pulung 143,8214 Sangkurilang 3 322,8015 Kaliorang 438,9116 Sandaran 3 419,3017 Kaubun 257,4518 Karangan 3 064,36

Kabupaten Kutai Timur 35 747,50Sumber .Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, Tahun 2013

3.2.2 Keadaan Iklim

Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Sebagai daerah beriklim tropis dengan habitat hutan yang sangat luas, Kutai Timur mempunyai kelembaban udara relatif tinggi Kutai Timur yang beriklim tropis mempunyai musim yang hampir sama dengan wilayah Indonesia pada umumnya, yaitu adanya musim kemarau dan musim penghujan.Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, sedang musim penghujan terjadi pada bulan Nopember sampai dengan bulan April.Curah hujan dan hari hujan di daerah Kutai Timur sangat beragam menurut bulan dan stasiun pengamat, hari hujan terbanyak terjadi di kecamatan Batu Ampar dengan jumlah 25 hari hujan dan 404 MM curah hujan di bulan Januari, sedangakan hari hujan terendah terdapat di kecamatan Long Mesangat dengan jumlah 1 hari hujan dan 5 MM curah hujan terjadi di bulan September.

18

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

3.2.3 Penduduk Dan Tenaga Kerja

A. PendudukPada tahun 2012, jumlah penduduk di Kabupaten Kutai Timur mencapai 285.743 jiwa yang terdiri dari 155.408 laki-laki dan 130.335 perempuan. Sebaran penduduk cenderung memusat di Kecamatan Sangatta Utara (28,23 % dari jumlah penduduk Kabupaten Kutai Timur) dengan kepadatan penduduk sebanyak 64 orang per km2.

Tabel 3.10. Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2012menurut Kecamatan

Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan Laju PertumbuhanWilayah Laki- Perempuan Total

Penduduk Penduduk 2000-2010laki (Jiwa/km2) (%)

Muara Ancalong 7,337 6,647 13,984 5 2.20Busang 2,583 2,252 4,835 1 0.52Long Mesangat 2,538 2,213 4,751 9 -0.99Muara Wahau 9,668 7,919 17,587 3 2.13Telen 3,532 2,913 6,445 2 3.23Kombeng 9,441 8,031 17,472 30 2.99Muara Bengkal 6,607 6,058 12,665 8 1.82Batu Ampar 2,470 2,226 4,696 23 -5.25

Sangatta Utara 44,374 36,279 80,653 64 10.75

Bengalon 13,894 11,477 25,371 8 14.22Teluk Pandan 7,326 6,320 13,646 16 10.89Sangatta Selatan 10,959 9,378 20,337 12 4.26Rantau Pulung 4,367 3,684 8,051 56 0.86Sangkulirang 9,793 8,294 18,087 5 3.35Kaliorang 4,772 4,168 8,940 20 3.88Sandaran 3,948 3,311 7,259 2 3.64Kaubun 5,950 4,805 10,755 42 5.19Karangan 5,849 4,360 10,209 3 4.85Kutai Timur 155,408 130,335 285,743 8 5.35

Sumber: Kutai Timur dalam Angka 2013

B. Tenaga KerjaSelama kurun waktu 2011 sampai 2012, angkatan kerja di Kutai Timur menurun sebanyak 3.351 orang dari 128.874 orang menjadi 125.523 orang. TPAK Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2012 sebesar 65,64 persen, mengalami penurunan sebesar 4,81 persen dibandingkan dengan kondisi tahun 2011.Menurut Jenis Kelamin terlihat bahwa TPAK laki-laki selalu lebih tinggi dibanding

TPAK Perempuan. Tahun 2011 TPAK laki-laki sebesar 93,05 persen dan 2012 menjadi 88,03 persen.

Tabel 3.11. Jumlah Tenaga Kerja Kabupaten Kutai Timur Tahun 2009-2012

Ur a i a n Ta hun2009 2010 2011 2012

Penduduk Usia 15+ 136 549 177 158 182 922 191 241- Angkatan Kerja 83 387 121 630 128 874 125 523

Bekerja 71 218 106 174 116 742 117 380Mencari

Kerja/Penganggur 12 169 15 456 12 132 8 143

Bukan Angkatan Kerja 53 162 55 528 54 048 65 718TPAK 61,07 68,66 70,45 65,64TPT 14,59 12,71 9,41 6,49TKK 85,41 87,29 90,59 93,51Bekerja

Pertanian 39 832 57 480 60 470 62 028Pertambangan 8 801 13 570 15 233 16 130Industri Pengolahan 2 745 2 557 1 725 1 133Listrik, Gas & Air Bersih 72 1 011 - -

Bangunan 2 239 2 172 4 343 4 753Perdag., Hotel & Rest. 6 375 13 047 18 465 14 485Angkutan & Komunikasi 2 521 2 399 2 779 2 850Keuangan 939 1 487 1 130 1 526Jasa-jasa 8414 12 451 12 597 14 475

Sumber .Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, Tahun 2013

Gambar 3.4. Grafik Persentase Pendudk 15 Tahun keatas Menurut Kegiatannya Tahun 2012

3.2.4 Potensi Unggulan DaerahAktivitas perekonomian di Kabupaten Kutai Timur didominasi oleh sektor pertambangan, khususnya batubara. Hal ini terlihat dari kontribusi batubara terhadap PDRB Kabupaten Kutai Timur yang mencapai lebih dari 80% serta laju pertumbuhan selama tahun 2010-2012 yang terus meningkat. Apabila kontribusi pertambangan batubara diabaikan, sektor pertanian dan perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi dalam kisaran 23% terhadap PDRB

19

Kutai Timur. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan perkembangan yang mengesankan pada tahun 2012 dengan laju pertumbuhan sebesar 27,34%.

Tabel 3.12. Kontribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2010-2012menurut Sektor

Sumber: Kutai Timur dalam Angka 2013

Kabupaten Kutai Timur merupakan penyumbang terbesar produksi komoditas kelapa sawit di Kalimantan Timur. Pada tahun 2012, Kutai Timur memberikan kontribusi sebesar 47,86% dari total produksi kelapa sawit Kalimantan Timur. Berdasarkan kecamatan, produksi kelapa sawit terbesar berasal dari Kecamatan Muara Wahau, sebesar 43,55% dari total produksi kelapa sawit di Kutai Timur.

Tabel 3.13. Luas Lahan dan Produksi Kelapa Sawit di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2012menurut Kecamatan

Kecamatan Luas Lahan (Ha)

Produksi(Ton)

1 Muara Ancalong 15,363.792 Busang 5,180.81 841.063 Long Mesangat 4,263.20 1,263.694 Muara Wahau 49,620.33 983,971.285 Kombeng 14,961.79 187,373.036 Telen 7,773.00 311,080.527 Muara Bengkal - 111,654.538 Batu Ampar - -

9 Sangatta Utara 32,115.32 -

10 Bengalon - 61,888.0311 Teluk Pandan - -

12 Sangatta Selatan 5,296.58 -

13 Rantau Pulung 17,038.53 -

14 Sangkulirang 7,377.31 141,645.7015 Kaliorang 16,791.65 -

16 Sandaran 26,232.26 26,134.3817 Karangan 12,407.05 279,668.6918 Kaubun - 153,842.46

Kabupaten Kutai Timur 214,421.62 2,259,363.37Sumber: Kutai Timur dalam Angka 2013

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

A. Potensi Minyak, Gas dan Pertambangan Umum:1. Minyak Bumi dan Gas

Luas daerah eksplorasi minyak bumi terdapat d i:■ Sangatta : 6.000 ha■ Sangkulirang : 12.000 ha Luas daerah eksplorasi gas bumi:■ Wilayah Bengalon : 20.000 ha■ Wilayah Tl. Golok Sangkulirang : 11.000 ha■ Wilayah Pulau Miang Besar : 8.000 ha

2. EmasDi wilayah Sungai Pesab di Kongbeng, Sungai Telen di Telen, Sungai Marah di Telen dan Sungai Sangatta di Sangatta.Di wilayah Sungai Kelinjau dan Sungai Atan di Kecamatan Muara Ancalong disekitar Mekar Baru Kecamatan Busang (eks. Bre-X)

3. BesiBesi ditemukan di sekitar Kaliorang dengan cadangan diperkirakan sekitar 19.700.000 ton, dan Kecamatan Sangkulirang dengan cadangan 52.500.000 ton berdasarkan hasil analisis kimia Fe (51,24%) dan Fe203 (39,56%).

4. Batu GampingTerdapat di sekitar Gunung Sekerat Kecamatan Kaliorang dengan areal 21 ribu Ha dengan cadangan sekitar 18,6 Milyarton, dan cocok untuk bahan baku industri semen.

5. LempungCadangan lempung sebesar 1 Milyar ton terdapat di Kecamatan Sangkulirang Cocok untuk bahan baku industri keramik dan campuran semen.

6. GipsumCadangan gipsum ditemukan di Sungai Sekerat Kecamatan Kaliorang dan Sungai Bengalon. Total cadangan sekitar 12 juta Ton. Bahan gipsum diperlukan untuk semen, keramik, farmasi dll

B. Sektor Pertambangan UmumKabupaten Kutai Timur mempunyai potensi sumber daya alam yang besar, baik berupa bahan tambang maupun hutan, bahan tambang berupa batu bara merupakan salah satu komoditas yang menonjol dimana batu bara merupakan salah satu komoditas yang menonjol dimana batu bara tersebut dijumpai pada formasi-formasi yang sebagian besar terdapat pada bagian utara ke arah tengah timur kabupaten.Sedangkan bahan tambang berupa emas penyebaran depositnya terdapat di wilayah pedalaman pada morfologi pegunungan di sekitar hulu sungai Telen (Muara Wahau), sungai Marah, dan wilayah muara Ancalong. Diperkirakan deposit emas akan banyak ditemukan di daerah pegunungan bagian tengah ke arah barat sampai selatan (daerah sepanjang DAS Telen dan DAS Kelinjau).

C. Sektor Pertanian Dan PerkebunanKabupaten Kutai Timur mempunyai potensi pertanian yang sangat besar untuk dikembangkan. Luas lahan yang besar serta banyaknya jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian merupakan modal dasar.Pada sub sektor perkebunan, kabupaten Kutai Timur mempunyai potensi yang besar terutama untuk kawasan Sangkulirang, Muara Wahau sebagai sub sektor unggulan.Peluang investasi di bidang ini antara lain:

Lahan Kering :Tanaman Keras: kelapa sawit, kakao, lada, vanili, kelapa, karet, dll.Tanaman Hortikultura dan Palawija: nenas, durian, rambutan, jagung, lada, sayur-sayuran, dll.

20

Lahan Basah :

D.

Luas area yang sesuai untuk padi, kacang-kacangan, dan jagung tersedia 7.261 ha. Kabupaten Kutai Timur memiliki potensi 1.307.360 ha lahan perkebunan untuk dikembangkan, dan paling tidak 500.000 ha akan segera direalisasikan.Sektor KehutananKabupaten Kutai Timur mempunyai sumber daya hutan yang cukup besar yaitu seluas 2.784.024 ha, dengan rincian sebagi berikut:

Hutan produksi Hutan lindung Hutan wisata Hutan konversi

1.115.477 ha 211.053 ha 198.528 ha 1.038.966 ha

Diversifikasi usaha yang dapat dikembangkan dari sektor kehutanan ini antara lain:■ Industri plywood■ Industri moulding■ Industri kayu olahan

3.2.5 Data Jaringan Transportasi Wilayah

A. Transportasi DaratJalan sebagai prasarana transportasi darat merupakan prasarana pengangkutan yang penting untuk memperlancar kegitan perekonomian. Makin meningkatnya usaha pembangunan menuntut pula peningkatan pembangunan jalan guna memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari suatu daerah ke daerah lain.

Panjang jalan di Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2012 mencapai 1.105,76 dengan jenis permukaan jalan aspal 186 km, kerikil 727 km dan tanah 180,76 km dengan kondisi baik sepanjang 315,00 km, kondisi sedang sepanjang 383,00 kondisi rusak ringan 217,00 km dan rusak berat 167,76 km.

B. Transportasi UdaraSaat ini, transportasi melalui udara sangat memegang peranan penting. Di Kabupaten Kutai Timur terdapat 1 pelabuhan udara, Bandar Udara Swarga Bara, pada tahun 2012 memberangkatkan penumpang sebanyak 1.460 penumpang dan menurunkan 1.490 penumpang.

C. Transportasi LautSelain Transporsportasi darat dan udara, transportasi laut merupakan transportasi sangat penting, terutama untuk menggankut hasil tambang yang merupakan komuditas unggulan di Kabupaten Kutai Timur. Disamping untuk angkutan penumpang, khususnya di daerah pedalaman yang belum terjangkau trasportasi darat dan udara. Berikut data Pelabahan Laut/Sungai di kabupaten Kutai Timur

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tabel 3.14. Data Pelabuhan Laut/Sungai di Kabupaten Kutai Timur

No Nama Pelabuhan Kota Status1. Dermaga Ronggang Kecamatan Sangkulirang Dermaga Milik Pemerintah2. Dermaga Benua Baru Kecamatan Sangkulirang Dermaga Milik Pemerintah3. Dermaga Sangkulirang 1 Kecamatan Sangkulirang Dermaga Milik Pemerintah4. Dermaga Sangkulirang 2 Kecamatan Sangkulirang Dermaga Milik Pemerintah5. Dermaga Susuk Tengah Kecamatan Sandaran Dermaga Milik Pemerintah6. Dermaga Susuk Luar Kecamatan Sandaran Dermaga Milik Pemerintah7. Dermaga Karangan Hilir Kecamatan Karangan Dermaga Milik Pemerintah8. Dermaga Karangan

Dalam Kecamatan Karangan Dermaga Milik Pemerintah9. Dermaga Jaipdan Kecamatan Muara Wahau Dermaga Milik Pemerintah10. Dermaga Long Wehea Kecamatan Muara Wahau Dermaga Milik Pemerintah11. Dermaga Telen Kecamatan Telen Dermaga Milik Pemerintah12. Dermaga Batu Ampar Kecamatan Batu Ampar Dermaga Milik Pemerintah13. Dermaga Long

Mesangat Kecamatan Long Mesangat Dermaga Milik Pemerintah14. Dermaga Muara Bengkal Kecamatan Muara Bengkal Dermaga Milik Pemerintah15. Dermaga Muara

AncalongKecamatan Muara Ancalong Dermaga Milik Pemerintah

16. Dermaga Busang Kecamatan Busang Dermaga Milik Pemerintah17. Pelabuhan Sangkimah

Pertamina Sangatta selatan Pelabuhan milik pemerintah18. Pelabuhan Laut Maloy Kecamatan kaliorang Pelabuhan diusahakan19. PT. Kaltim Prima Coal

Tanjung Bara Kec.sangata Pelabuhan milik swasta20. PT. Damanka Prima

Coal Kec.sangata Pelabuhan milik swasta21. PT. Trans Kutai Bahari Desa muara bengalon Pelabuhan milik swasta22. PT. Etam Bersama

Lestari Desa pelawan Pelabuhan milik swasta23. PT. Indonesia Pratama Desa senyiur kec.muara

ancalong Pelabuhan milik swasta24. PT. Bara Sejati Desa senyiur kec.muara

ancalong Pelabuhan milik swasta25. PT. Indexim Coalindo Desa muara selangkau

kec.kaliurang Pelabuhan milik swasta26. PT. Tambang Batu Bara

HarumMuara bengalon kec. bengalon Pelabuhan milik swasta

27. Pt.indonesia plantation sinergi

Desa bualbualkec.sangkulirang Pelabuhan milik swasta

28. Pt.sinergi agro industri Desa manubar kec.sandaran Pelabuhan milik swasta

29. Pt.kutai samudra Desa senyiur kec.muara ancalong Pelabuhan milik swasta

Sumber :Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kutai Timur

21

•S? ta cr* '> ca

CO- dZD

XIJO

rot o

COc :

CT>C.

" Oc= E a> a .

CO3 CD 03 a» o

C O Q - C O H - h --

CO- Oa>I

. * v %CC

• v 'V S V V O

ci­ 'crta dE ‘ t>•<D 2ta

ZB

ro*-■<DCLCja*5.E

Gambar 3.5. Jaringan Transportasi Wilayah Kabupaten Kutai Timur

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

4. KONDISI PELABUHAN4.1. LETAK LOKASI PELABUHAN SANGATTA

Pelabuhan Sangatta ini, secara administratif berada di wilayah :Desa : KenyamukanKecamatan : Sangatta UtaraKabupaten : Kutai TimurPropinsi : Kalimantan TimurSecara geografis Posisi Dermaga eksisting / Pelabuhan Sangatta berada pada koordinat 00° 28’ 21,0” LU dan 117° 36’ 44,6” BT.

4.2. PENCAPAIAN LOKASIUntuk mencapai ke lokasi Pelabuhan Sangatta, dari Jakarta dapat menggunakan moda transportasi udara dengan pesawat tujuan Kota Balikpapan, dan dilanjutkan perjalanan dengan menggunakan roda empat menuju kota Sangatta sampai di TPI Kenyamukan dengan waktu tempuh + 8 jam.Dari TPI Kenyamukan menuju lokasi Pelabuhan Sangatta di tempuh dengan menggunakan speed boat / perahu nelayan waktu tempuh + 10 menit.

4.3. KONDISI TOPOGRAFI DAN BATHYMETRI 4.3.1. Kondisi Topografi

Kondisi topografi pada lokasi kawasan pelabuhan merupakan daerah datar dengan tumbuhan pohon bakau, elevasi rata-rata + 2,0 m diatas permukaan air laut terendah (LWS). Dengan beda pasang surut 2,70 m, elevasi daratan sekitar pantai lebih rendah dari elevasi air laut maksimum yang terjadi, sehingga untuk rencana pengembangan fasilitas darat perlu dilakukan penimbunan mencapai elevasi + 4,0 m sampai elevasi + 4,5 m LWS

Ketersediaan lahan guna pengembangan rencana fasilitas darat pelabuhan Sangatta masih dapat dikembangkan, daerah tersebut masih merupakan lahan kosong dan tidak terdapat bangunan yang sifatnya permanen. Pada sisi pantai sebelah selatan merupakan kawasan hutan bakau dan sisi pantai sebelah utara merupakan hutan bakau sampai batas kawasan TPI KenyamukanNilai koordinat dan elevasi titik BM.01 dan BM.02 dari hasil pengukuran pengikatan sebagai berikut:

No Bench Mark X (m) Y (m) Z (m) Ket

1 BM.01 566.832,239 52.246,702 + 2.540 LWS2 BM.02 566.841,363 52.294,976 + 2.370 LWS

22

DESKRIPSI DESKRIPSIBENCH MARK / BM

KODE / NOMOR BU 01

KOORDINAT DAN ELEVASI (meter)

Absts (X) O rd ina l (Y) Elevasi (Z)

♦ 2,540 LWS

BM 1 terletak dI tanggul i^ung Causeway sisi selatan

BENCH MARK / BMKODE/NOMOR : BM 02

KOORDINAT DAN ELEVASI (meter) Keterangan :

Abs is (X) O rdinal (Y) Elevasi (Z)BM.1 terfstak di Unggul Hung

Causeway sisi utara566841.363 52294.976 ♦ 2,370 LWS

Gambar 4.1. Penempatan Bench Mark Pelabuhan Sangatta

4.3.2. Kondisi BathymetriBerdasarkan hasil survey sounding / pemeruman, kedalaman perairan di depan dermaga (face line) didapat kedalaman -9,2 m sampai dengan -9,5 m terhadap air paling surut (LWS).

Kondisi daerah pesisir pantai sisi utara dan sisi selatan dengan jarak 500 meter ke arah laut merupakan daerah landai, pada saat air laut surut daerah tersebut terlihat hamparan pasir yang merupakan daratan. Sedang pada jarak 850 meter ke arah perairan dari air laut tersurut didapat kedalaman - 9,5 meter.

Perairan depan dermaga eksisting dan daerah Kolam Pelabuhan cukup aman, kedalaman hasil sounding terukur mencapai kedalaman -9,5 m hingga kedalaman -16 m terhadap LWS.

Beda pase Pasang Surut di lokasi pelabuhan Sangatta dari hasil pekerjaan terdahulu tercatat = 2,656 m

4.4. KONDISI HYDRO OCEANOGRAFI 4.4.1 Pasang surut

Komponen pasang surut yang dihasilkan oleh metoda Admiralty ada sembilan buah yaitu SO, M2, S2, N2, K1, 01, M4, MS4, K2 dan P1. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Harga Komponen Pasut Lokasi: Pelabuhan Sangata

JenisKomponen

Amplitudo(cm)

Beda Fase_ M _

SO 173,98 0,00M2 24,47 10,10S2 17,14 2,21N2 20,11 185,10K1 52,74 330,4501 28,46 141,20M4 2,32 282,20

MS4 2,36 13,31K2 4,63 2,21P1 17,41 330,45

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Berdasarkan kemiripan pola antara data pasang surut dengan data hasil peramalan maka digunakan data elevasi muka air hasil peramalan selama 18 tahun untuk menentukan elevasi muka air acuan dan elevasi penting. Elevasi penting yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2. Elevasi Penting Dari hasil Peramalan 18 tahun Berdasarkan LWS

Highest Water Spring (HWS) 255,63 cmMean High Water Spring (MHWS) 174,43 cmMean High Water Level (MHWL) 157,29 cmMean Sea Level (MSL) 132,82 cmMean Low Water Level (MLWL) 108,34 cmMean Low Water Spring (MLWS) 91,20 cmLowest Water Spring (LWS) 0,00 cm

Sifat Pasang Surut: Sifat pasang surut dapat ditentukan berdasarkan faktor bentuk F (form number) yang merupakan perbandingan amplitudo komponen-komponen utama pasang surut harian tunggal dan pasang surut harian ganda, dan dinyatakan sebagai:

Berdasar pada harga F tersebut, maka sifat pasang surut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) F < 0.25 Pasang surut harian ganda2) 0.25 < F < 1.50 Pasang surut campuran condong harian ganda3) 1.50 < F <3.00 Pasang surut campuran condong harian tunggal4) F > 3.00 Pasang surut harian tunggal

Berdasarkan hasil perhitungan nilai F, untuk lokasi pelabuhan Sangatta adalah F=1,86 maka sifat pasang surut adalah pasang surut campuran condong ke harian Tunggal

Gambar 4.2. Grafik Pengamatan Pasang Surut Pelabuhan Sangatta-Provinsi Kalimatan Timur

23

P«M

Sch

aal (

C

4.4.2 ArusHasil pengukuran arus rata-rata dilokasi perairan alur sungai Pelabuhan Sangatta yang di survey adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3.Kecepatan dan Arah Arus

Lokasi KoordinatKed

(m)

Kec. Arus m/dtk Arah

Dominan

Kec. Arus m/dtk Arah

DominanMin Rata2 Max Rata2

A

X = 568.237,000 0,2 d 0,080

0,067

180 0,340

0,300

125

X = 568.237,000 0,6 d 0,072 175 0,351 285

Z = - 9,6 m LWS 0,8 d 0,048 200 0,210 280

X = 568.205,000 0,2 d 0,090 315 0,322 295

B Y = 52.349,000 0,6 d 0,085 0,078 190 0,300 0,279 280

Z = - 8,7 m LWS 0,8 d 0,060 315 0,215 85

Sedangkan Arus Permukaan Berdasarkan data yang diperoleh baik dari BMKG yang diketahui untuk perairan di depan pelabuhan Sangatta yaitu :Vs = 5 -15 cm/detarah = Utara - Selatan

Qfttf 1K PENGAMATAN ARUS-PAN PASANO SURUT

Lcfcssi . Priabuban Sang»aNo Titik : BTangga) : 2 1 -0 8 - 2014

Lc*aa : Pet .tuhan SangattaNo.Tit* ATanggal : 20-08-2014

Gambar 4.3. Grafik Hasil ngukuran Arus Pelabuhan Sangatta-Provinsi Kalimatan Timur

4.4.3 GelombangBerdasarkan data yang diperoleh baik dari BMKG maupun hasil pengamatan. Ada beberapa besaran gelombang yang diketahui untuk perairan di depan Pelabuhan Sangatta yaitu :■ Gelombang Signifikan

Hs = 0,5-0,75 marah = Utara-Selatan (Berbalik arah berdasarkan musim)

■ Gelombang MaksimumHmax = 1,25 - 1,5 marah = Barat - Timur (Berbalik arah berdasarkan musim)

■ SwellH swell = 0,5-0,75 marah = Barat - Timur (Berbalik arah berdasarkan musim)

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

4.4.4 Pengambilan Sedimen DasarLokasi pengambilan sedimen dasar titik—1 disisi selatan dekat Trestle eksisting pada posisi koordinat:

Sedimen - 1 X = 567.584,000Y = 51.950,000Z = - 2,4 m LWS

Lokasi pengambilan sedimen dasar titik—2 disisi utara dekat Trestle eksisting pada posisi koordinat :

Sedimen-2 X = 567.483,000 Y = 52.432,000Z = -2 ,2 m LWS

3) Hasil Pengujian LaboratoriumMaterial sedimen dasar sungai yang diambil dari lokasi perairan Pelabuhan Sangatta, selanjutnya dilakukan pengujian di Laboratorium Mektan untuk mengetahui Grand Size / material yang terdapat di perairan pelabuhan tersebut, sebagai bahan Analisis Study selanjutnya.

4.5. FASILITAS PELABUHANTabel 4.4. Fasilitas Eksiting Pelabuhah Sangatta

No Nama Fasilitas Dimensi Konstruksi/Kapasitas Kondisi

1 DERMAGA Panjang :140m Lebar : 12 m Kedalaman : 9-10 m LWS

Kontruksi Atas : Beton Tiang Pancang : Baja

0588,8 mm Kapasitas :2,5Ton/m2 Bollar : 35 ton Fender type V : 500H-250L

Baik, baru Selesai di bangun tahun 2013

2 TRESTLE Panjang : 810,6 m Lebar : 8 m Kedalaman : 1-7 m LWS

Kontruksi Atas : Beton Tiang Pancang : Baja

0457,2 mm Kapasitas :1,5Ton/m2

Baik, baru Selesai di bangun tahu 2013

3 CAUSEWAY Panjang : 510 m Lebar : 8 m

Pasangan Batu Kosong, pada sayap diperkuat pasangan batu Kali. Rencana Perkerasan Beton Kapasitas :1,5Ton/m2

Masih dalam pelaksanaan monstruksi

4 LAHAN DARAT TALUDPanjang : 200 m Baru direklamasi seluas 50 m x 50 m

Pasangan Batu Kosong, pada sayap diperkuat pasangan batu KaliDengan material urugan pilihan

Direncanakan akan direklamasi seluas 4 ha atau 40.000 m2, dan pemda menyiapkan lahan pengembangan seluas 25 ha.

24

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Y-52.900

Y*52 800

Y'52.700

NO N O TA S I K E TE R A N G A N LUAS

1 w m Dermaga Panjang 140 mLebar:12 m

2 ■ B Trestle Panjang: 810 mLebar:8 m

3 c n CausewayPanjanq. 510 mLebar: 12 m

4 r ~ i Area timbunan Panjanq: 53 mLebar: 53 m

38 ,

7=52.600''

u

n.-, .s

- i * \ •s

k» Y=52.500

* YV8 * *

J M

NAMA GAMBAR

PETA EK SISTIN GKAWASAN PELABUHAN SANGATTA

X ( r n ) Y ( m ) l ( L W S )

B M01

560 832,239 62 746.702•2,540 m

0 0 -2 8 2 1 .0 -LU 117- 3 6 -02 . r B T

B M02

588 841.363 52 784.976• 2.370 m

0 0 '2 8 '2 3 , r L U 117* 36* 0 2,5" B T

A R U SA

568 237,000 #2 123.000- 9 8 m

0 0 ' 28 2 4 ,9 - L U 117 -3 6 -46 ,6 * B I

A K U SB

568 2C5.0O3 52 349,000-8 .7 m

0 0 ' 28' 17.6- LU 117' 36- 4 7 .6 - B T

S t D 1

567 584 000 51 950 000-2 .4 n

0 0 ’ 28' 12.0* LU 1 1 7 '3 6 28.6 - B T

S C O2

567 483 000 52 432 000• 2 J m

0 0 ' 28 27,7 - LU 1 1 7 '3 6 '2 3 .4 - B T

117° 36' 05" BT 117° 36' 10" BT 117° 36' 15' BT 117° 36'20" BT 117° 36' 25" B T 117° 36'30" BT 117’ 36' 35" BT 117° 36'40“ BT I I 7° 36' 45“ BT

LEGENDA

( & •0* kCofr* f

w V*-v —

fc L»-< »-«■**»• Out*

*ry« EE4

«JL 1>4UJ*9 * r , i * L t y e * fH W £ !Q i. J22 Wi K*

I! ,KJC AHEAI S3 rr.f v ro.**o>»*r * 4

DAFTAR KOORDINAT DAN ELEVASI

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PETA ORIENTASI:

LOKASI

PELABUHAN SANGATTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

NTS

KODE SUMBER JUMLAH LEMBAR

Gambar 4.4. Peta Eksisting Kawasan Pelabuhan Sangatta

4.6. DATA PELABUHAN KHUSUS ( PELSUS ) / DUKS DI WILAYAH KERJA KANTOR PELABUHAN SANGATTA

Tabel 4.6. Data Pelsus/Duks Di Wlayah Kera Kantor Pelabuhan Sangatta

No N a m a P E L S U S /DDKS Lokasi P EL S U S / D U K S Bidang IndustriKomoditas

Utama

Fasilitas P a S U S /D U KS

Dibangun Tahun

LintasPelayaran

Legalitas Perijinan P E L S U S / D U K S Jarak P ELS U Sk

FasilitasSBNP

Fasilitas Pengolahan Limbah

Penetapan Lokasi Pembangunan Operasional PU1 Pelsus Cruide Oil

Pertamina SangattaTeluk Lombok. Kutai Tm u r, Katm • Desa Sangkima -K e c . Sangatta Selatan -THcKoorrSnat Geograf:

0 m « . 0 , L U -1 1 7 t 34'O4,0, BT -P eta Nom or: 37

Pertambangan M gas(Crude M )

B U O YC B M Internasional/ Nason al/ Lokal

Menteri Perhubungan KM 96AJ-PHB-73 Tgl. 27.08.1973

Menteri Perhubungan KM.76/T/PHB-77 Tg( 0902.1977

D tJenH ub La KP.13.XXVIII-209OAL-99

Tgl. 03.03.1983

20 Km 4 U n i a. O iBoomb. Skimmerc. Pompa

2 Pelsus Tanjung Bara P T. K P C Sangatta

Sangatta, Kutai Tm u r, KaSm -D e sa Ski gaGembara- Kec. Sangatta Utara- T tk Koorc&iat Geograf:

00*3r45, L U -1 1 7 '3 9 ,40, B T •Peta Nom or: 37 dan 67

Pertambangan Batu Bara 1989 Internasional/ Nasional f Lokal

K an vd V O JP L Banjarmasr PP.72/310'00587

Tgl. 05.05.1987

D tJenH ub La 13.XJI-1333iPP.72

Tgl. 30.07.1987

Menteri Perhubungan KP. 27/AL 003/PHB 81

Tgl. 22.07.1991

17 Km 13 U n i a. Setting Pond dl Stock P/e Batubara dan (9 Area Tambang

3 Pelabuhan Khusus Batubara P T, Kpc

Lubuk Tutung. Kutai Tm u r, Katm- Desa Sekerat • Kec. Bengalon- Tt3< Koorrfinat Geograf:

00®45'I8,1845’ LU - 1 17®45‘0,40' BT-Peta N o m o r: 37

Pertambangan Batu Bara 2004 / 2005 In ternasional/Nasional/Lokal

Menteri Perhubungan KP. 249/204

Tgl 14 07 2004

Dk.Jen HubLa B XXV.705PP.72 Tgl. 25.10 2004

Menteri Perhubungan KP 421 Tahun 2006

Tgl. 26.122006

125 Km

4 Pelabuhan Khusus ’ T Perkasa Inakakerta

Lubuk Tutung, Kutai Tm u r. K ab n • Desa Sekerat

Kec. Bengalon Tibk KoorrSnat Geograf: 00t45‘S5,87, L U - I I W 5 ,4 6 ,7 2 'B T Peta N o m o r: 37

Pertambangan Batu Bara 2004 Internasional/Nasional/Lokal

Menteri Perhubungan KP. 282 Tahun 2007

Tgl. 28 06.2007

D tJe n HubLa BX XX fV.46aP U60

Tgl 04 09.2008

Keputusan Menteri Perhubungan KP. 511 Tahun 2009

Tgl 02.122009

100 Km

5 Pelabuhan Khusus ’ T . Trans Kutai Bahan'

Bengalon, Kutai Tm u r, Kaltim Muara Bengalon Kec. Bengalon T f t Koordinat Geograf: 00°34‘39.6‘ LU -1 1 7°41 '4 1,3’ BT Peta Nom or: 37

Pertambangan Batu Bara 2009 Nasional/Lokal

Keputusan Menteri Perhubungan KP. 407 Tahun 2009

Tgl 1505 2009

Dalam Proses Pengajuan d iD JPL

80 Km

6 ’elabuhan Khusus PT. Oamanka Prima

lengakm. Kutai Tm u r, KabmMuara BengalonKec. BengalonTitik Koordinat Geograf:C0°35‘2,0' LU - 1 17°402,l’ B TPe ta N cm o r:37

Pertambangan Batu Bara 2011 Nasional / Lokal

Keputusan Menteri Perhubungan KP. 393 Tahun 2011

Tgl. 0905 2011

D tJenH ub La BX.517/PP.0O8 Tgl 0509.2011

Dalam Proses 4 Kemenhub 50 Km

7 Pelabuhan Khusus at. Ham m

3enga!oo, Kutai Tm u r, Kaltm Muara Bengalon Kec. Bengalon TfirK o o rdiia t Geograf: 00°36-2.0* LU - 117 ° 4 r2 ,r B T Peta N o m o r: 37

Pertambangan Batu Bara 2012 Jasionai/okal

Keputusan Menteri Perhubungan KP. 997 Tahun 2012

T g l 17.102012

Keputusan D iJ e n HubLa N O .B X -9 tP P .0 0 8

Tgl. 26.02201

80 Km

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

I T j

6/2014

4 * * * ' *C.ooolc earth*

Gambar 4.5. Peta Lokasi Pelsus/DUKS Di Wilayah Kerja Kantor Pelabuhan Sangatta

© a <*c*_. 11/22/2013 12 pm

T e rs u s P T. K P C L -u B T ^ T u lu rS-*

Tersus PT. PIK Lubuk Tutung

Tersus PT.Trans Kutai Bahari Ma Sei Bengalon&

Tersus PT.KP,C Tanjungbara

\ „ n\ " ^PELABUHAN SANGATTA

Tersus Pertamina EP Sangatta Teluk Lombok$

\ _

\ im age Laniisal d 2 0 14 AlfiGIS (Ply) Ud

© 2014 GoogleNOAA, U S Navy. NGA, GEBCO

4.7 . S PE S IF IK A S I KAPAL

Berikut , spesifikasi dari jenis kapal terbesar yang direncanakan melakukan aktifitas bongkar muat di terminal-terminal pelabuhan Sangatta :

No Nama Kapal Type PolaTrip

Bobot Dimensi

GT Deadweiht(ton)

Loa(m)

Breadth(m)

Draught(m)

Dermaga Khusus1 Pertamina Oil Tanker Liner 2965 3675 90 15.2 5.32 Tambang/CPO Crude Oil Tanker Tremper 3570 4409 107.63 15.53 6

Dermaga Khusus3 Pelayaran Nasional Penumpang Liner 6022 127,5 17,68 5,44 Pelayaran Nasional Barang Tremper 1000 67 10,9 3,9

Tremper 3000 94 14,6 5,65 Pelayaran Rakyat Barang Campuran Tremper 500 51 10,2 2,96 Pelayaran Perintis Penumpang/Barang Tremper 500 51 10,2 2,9

4.8 . DATA SBNPFungsi keselamatan dan keamanan pelayaran dilaksanakan oleh Syahbandar, dalam melaksanakan fungsi keselamatan dan keamanan pelayaran meliputi pelaksanaan, pengawasan dan penegakan hukum dibidang angkutan di perairan, kepelabuhanan dan perlindungan lingkungan maritim di pelabuhan. Syahbandar juga turut membantu pelaksanaan pencarian dan penyelamatan di pelabuhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan.Persyaratan keselamatan dan keamanan pelayaran meliputi:a. Alur pelayaran;b. Akolam pelabuhan;c. Rencana penempatan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran;d. Rencana arus kunjungan kapal.

26

Aspek keselamatan pelayaran sangat erat hubungannya dengan kenavigasian yaitu kegiatan yang meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan sarana bantu navigasi pelayaran, telekomunikasi pelayaran, hidrografi, alur dan perlintasan, pemanduan, penanganan kerangka kapal, salvage dan pekerjaan bawah air untuk kepentingan keselamatan pelayaran.Aspek keselamatan pelayaran dibidang kenavigasian terdiri dari:1. Sarana bantu navigasi pelayaran meliputi muara suar, pelampung suar dan lampu

pelabuhan.2. Telekomunikasi pelayaran meliputi stasion radio pantai yang memberikan bantuan

telekomunikasi dari darat ke kapal dan kapal ke darat dan dari kapal ke kapal.

Sarana bantu navigasi pelayaran adalah sarana yang dibangun atau terbentuk secara alami yang berada di luar kapal yang berfungsi membantu navigator dalam menentukan posisi dan/atau haluan kapal serta memberitahukan bahaya dan/atau rintangan pelayaran untuk kepentingan keselamatan berlayar.

Telekomunikasi pelayaran adalah setiap pemancaran, pengiriman atau penerimaan tiap jenis tanda, gambar, suara dan informasi dalam bentuk apapun melalui sistem kawat, optik, radio atau sistem elektromagnetik lainnya dalam dinas bergerak pelayaran yang merupakan bagian dari keselamatan pelayaran.

Selain kedua aspek di atas, alur pelayaran dan keadaan kapal juga merupakan bagian yang penting untuk kepentingan keselamatan pelayaran.

Berdasarkan pertimbangan teknis kenavigasian, lokasi atau bangunan tertentu di darat maupun diperairan dapat dibebaskan dan/atau dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan sarana bantu navigasi pelayaran dan telekomunikasi pelayaran.Nantinya untuk keselamatan pelayaran di pelabuhan Sangatta akan di bangun /ditempatkan Sarana bantu navigasi pelayaran

4.9. BATAS WILAYAH KERJA UPP SANGATTA KELAS II DALAM DLKP / DLKR

Berdasarkan Peta Laut No. 37 dan Peta Laut No. 67 dalam wilayah kerja Unit Pelaksana Pelabuhan kelas II Sangatta.

Batas dari SELATAN ( Teluk Lombok ) ke UTARA ( Lubuk Tutung - Miang kecil)1. Lokasi Tersus Pertamina EP Sangatta Teluk Lombok

00° 23' 06" LU - 117° 34' 04" BT

2. Lokasi Tersus PT. KPC Tanjungbara 00° 31' 45" LU - 117° 39' 40" BT

3. Lokasi Tersus PT. Damanka Prima Ma. Sei. Bengalon 00° 35' 20" LU - 117° 40' 21" BT

4. Lokasi Tersus PT. Tambang Batubara Harum Ma. Sei Bengalon 00° 35' 04,9" LU - 117° 40' 21,8" BT

5. Lokasi Tersus PT. Trans Kutai Bahari Ma. Sei Bengalon 00° 34' 39,6" LU - 117° 41' 41,3" BT

6. Lokasi Tersus PT. KPC Lubuk Tutung00° 45’ 18.18" LU - 117° 45' 0.40" BT

7. Lokasi Tersus PT. PIK Lubuk Tutung00° 45' 55.87" LU - 117° 45' 46.72" BT

Sumber :KUPP Kelas II Sangatta

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

4.10. KEGIATAN PELABUHAN

4.10.1. Arus Kunjungan Kapal, Barang di Pelabuhan Sangatta

Seperti telah di uraikan di atas Pelabuhan Sangatta , masih dalam tahap pelaksanaan kontruksi. Belum ada aktifitas di pelabuhan Sangatta saat ini.Berdasarkan hasil survey dan wawancara dilapangan, distribusi barang dan penumpang lebih dominan menggunakan moda transportasi darat. Layanan transportasi barang dan penumpang dari daerah hinterland yang bersifat lokal (antar kecamatan) selainn menggunakan transportasi darat, juga menggunakan transportasi sungai.untuk distribusi barang - barang kebutuhan, dikarenakan di wilayah Sangatta belum memiliki pelabuhan umum maka distribusi barang dilakukan melalui jalan darat dimana barang - barang yang masuk ke wilayah Kabupaten Kutai Timur masuk melalui pelabuhan Balikpapan, Samarinda dan Bontang. Hal tersebut menjadi salah satu kendala dalam kegiatan distribusi barang dimana biaya operasional menjadi besar, sehingga berakibat harga - harga barang menjadi lebih tinggi.

Dibawah ini kami sampai data bongkar muat yang terdapat di Pelabuhan Sangatta seluruhnya bersumber dari tersus - tersus yang tersebar pada wilayah kerja KUPP Kelas II Sangatta yang didominasi oleh CPO dan Batubara

Tabel 4.6. Rekapitulasi Data Kunjungan Kapal & Bongkar Muat Barang Di Pelabuhan Sangatta 2009-2013

No TahunJumlah Kapal Jumlah Barang (Ton)

Pelra Pely Dalam Negeri Pely.Luar Negeri Pely Dalam Negeri Pely.Luar NegeriUnit GRT Unit GRT Unit GRT Bongkar Muat Import Export

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 2009 365 16,826 1,108 3,157,669 616 22,081,138 926,047 41.285.6142 2010 214 10,358 920 3,228,100 594 23,056,721 968,481 42.592.6583 2011 100 5,310 945 3,293,411 575 23,577,678 922,433 43.079.7494 2012 45 3,602 941 4,875,573 539 22,047,310 1,108,931 43.433.8425 2013 35 1,086 875 4,728,175 598 27,992,771 247,335 62.205.168 812,237 46,705,163

Junlah Unit G RT

759 37,182 4,759 19,282,934 2,922 118,755,618 4,173,227 232.597.031 812,237 46,705,163138.084.198 236.770.258 47,517,400138.084.198

Sumber :KUPP Kelas II Sangatta

4.10.2. Layanan Kapal Penumpang Dan Barang Dari Dan Ke Pelabuhan Sangatta

Pada saat ini layanan kapal penumpang dan barang dari dan ke pelabuhan Sangatta Baik jalur perintis pelayanan maupun PELNI Belum ada. Ada Jalur perintis dan PELNI yang sudah melayani beberapa kota besar di sepanjang pantai Timur Kalimantan Seperti : Pelabuhan Balikpapan, Samarinda, Bontang, Nunukan , Tarakan, P. Sebatik dengan tujuan pulau Sulawesi dan Pulau Jawa.

Dengan selesainya pembangunan Fasilitas Pelabuhan Sangatta, diharapkan Jalur Perintis maupun PELNI dapat singgah dan melayani Penumpang dan Barang dari dan Ke Pelabuhan Sangatta.

Berikut Jalur Perintis dan PELNI yang beroperasi di sepanjang pantai timur Kalimantan :

A. Jalur PELNI1. KM. Dorolonda

(Route: Surabaya-Balikpapan-Pantoloan/Palu-Bitung/Manado-Ternate-Sorong- Manokwari-Nabire-Serui-Jayapura.PP.)

2. KM. Dorolonda(Route : Surabaya-Makassar-Pare-pare-Balikpapan-Pantoloan-Toli-toli-Tarakan- Nunukan-Balikpapan-Pare-pare.PP)

27

3. KM. Bukit Siguntang(Route : Bau-bau-Makassar-Pare-pare-Balikpapan-Tarakan-Nunukan-Balikpapan-Pare- pare-Makassar-Maumere-Lewoleba-Kupang.PP)

Gambar 4.6. Jaringan Trayek Nusantara PT. PELNI (Persero)

1 KM. Dorolonda Surabaya-Balikpapan- Kapasitas:Pantoloan/Palu- 2130 OrangBitung/Manado-Ternate- Sorong-Manokwari-Nabire- Serui-Jayapura.PP.

2 KM Baniya Surabaya-Makassar-Pare- Kapasitas:pare-Balikpapan- 970 OrangPantoioan-Toli-toli- Tarakan-Nunukan- Balikpapan-Pare-pare.PP..

Bau-bau-Makassar-Pare- Kapasitas:pare-Balikpapan-Tarakan- 2003 OrangNunukan-Balikpapan-Pare- pare-Makassar-Maumere- Lewoleba-Kupang. PP.

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

B. Jalur Perintis (R-32)

Pangkalan Makassar (Provinsi Sulawesi Selatan)Trayek R-32Mamuju -64- P. Ambo -36- P. Poongpoongan -64- Mamuju -67- Palipi -48- Biringkasi -120- Polewali -48- Palipi -67- Mamuju -125- Bontang -158- P.Maratua -102- P.Nunukan -20- P.Sebatik -20- P.Nunukan -102- P.Maratua -158- Bontang-125- MamujuJarak 1.444 MilLama Pelayaran 16 HariFrekuensi 23 VoyageUkuran Kapal 750 DWT

P. POOf

K o n tra k

M a m u ju -6 4 - P. A m bo -3 6 - P. Poongpoongan -64 - M am u ju -67 - P a lip i -4 8 - B ir in g ka s i -1 2 0 - P o lew a li -4 8 - PaHpi -6 7 - M am u ju -1 2 5 - B ontang -1 5 8 - P.M ara tua -1 0 2 - P .N u nu kan -20 - P .Sebatik -2 0 - P .N unukan - 102- P .M ara tua -1 5 8 - B o n tan g -1 2 5 - M am u ju

Lama Pe layaran

U kuran Kapa l

K o n tra k to r

■N otice o f R cadytioss !"■ - .V'"'..v: -'r.ii«a;waa«fif,i a. w»

Gambar 4.7. Peta Jalur Perintis R-32

4.10.3. Hasil Kuesioner dan Wawancara

Didalam kegitan survey primer di lapangan, konsultan mencoba memberikan kuisioner dan wawancara langsung kepada responden guna memperoleh data dan informasi secara langsung yang berkaitan dengan lokasi kegiatan yaitu di Pelabuhan Sangatta.Konsultan mencoba membagi dua kriteria responden dengan format kuisioner yang berbeda. Adapun kedua jenis responden tersebut yaitu :

1. Responden yang bekerja di instansi pemerintah baik mereka yang bekerja di instansi Pemerintah Daerah Propinsi maupun Pemerintah Daerah kabupaten.

2. Responden yang bersentuhan langsung dengan kegiatan di Lokasi Pelabuhan Sangatta, baik itu produsen barang, distributor, maupun para pekerja bongkar muat kapal.

28

Kesimpulan yang diperoleh dari kuisioner tersebut diantaranya :

A. Kebijakan PemerintahDari hasil wawancara dan pengisian kuisioner yang dilakukan di beberapa instansi pemerintah, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pengembangan Kawasan Pelabuhan Sangatta di Kenyamukan sebagai pelabuhan dengan Hirarki Pelabuhan Pengumpul memang sangat diperlukan. Hal tersebut di ungkapkan dari hasil wawancara dengan beberapa aparat pemerintahan di Lingkup Kabupaten, bahwa pengembangan pelabuhan Sangatta di Kenyamukan memang sangat diharapkan guna menunjang peningkatan perekonomian masyarakat di wilayah Kabupaten Kutai Timur. Selain meningkatkan perekonomian, dengan adanya pembangunan pelabuhan tersebut diharapkan mempermudah distribusi barang baik yang keluar maupun yang masuk ke Hinterland dari Pelabuhan Sangatta tersebut. Dukungan Pemerintah Daerah tersebut dapat terlihat jelas, dimana aksesibilitas menuju lokasi Pelabuhan Sangatta mulai di tingkatkan, baik dari kondisi jalan maupun lebar jalan.Dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan bahwa pengembangan Pelabuhan Sangatta di Kenyamukan tidak bertentangan dengan program pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten.

B. Tata Guna LahanTidak dapat dipungkiri bahwa pengembangan suatu kawasan pelabuhan membutuhkan ketersediaan lahan, baik di sisi darat maupun sisi laut. Dari hasil penggalian informasi di lapangan, diperoleh informasi bahwa untuk pengembangan Kawasan Pelabuhan Sangatta di Kenyamukan dari aspek ketersediaan lahan tidak terdapat masalah yang mendasar, Pemda Kabupaten sudah menyiapkan lahan seluas + 4 Ha untuk pengembangan jangka pendek , 25 Ha untuk jangka menengah dan 100 Ha untuk jangka panjang. Hanya yang perlu diperhatikan agar tetap menjaga keserasian dengan Aspek Lingkungan Hidup untuk meminimalisir terhadap dampak - dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan Pengembangan Kawasan Pelabuhan Sanagatta.

C. Kegiatan Di PelabuhanGuna mendapat informasi secara langsung mengenai kegiatan di lokasi pelabuhan baik kegiatan bongkar barang maupun kegiatan muat barang, konsultan melakukan wawancara kuisioner dengan beberapa responden sesuai dengan jenis kegitan dari tiap - tiap responden. Kesimpulan yang diperoleh diantaranya adalah :1. Pelabuhan Sangatta di Kenyamukan masih dalam tahap konstruksi dan belum

beroperasi. Dari pengamatan langsung di lokasi pelabuhan, tahap pembangunan masih berlangsung, dimana pembangunan Dermaga dan Trestle sudah selesai dan pembangunan yang sedang berjalan adalah di bagian Cause Way.

2. Data bongkar muat yang terdapat di Pelabuhan Sangatta seluruhnya bersumber dari tersus - tersus yang tersebar pada wilayah kerja KUPP Kelas II Sangatta yang didominasi oleh CPO dan Batubara.

3. Dari hasil wawancara di lapangan, untuk distribusi barang - barang kebutuhan, dikarenakan di wilayah Sangatta belum memiliki pelabuhan umum maka distribusi barang dilakukan melalui jalan darat dimana barang - barang yang masuk ke wilayah Kabupaten Kutai Timur masuk melalui pelabuhan Balikpapan, Samarinda dan Bontang. Hal tersebut menjadi salah satu kendala dalam kegiatan distribusi barang dimana biaya operasional menjadi besar, sehingga berakibat harga - harga barang menjadi lebih tinggi.

D. TranportasiUntuk menuju ke lokasi Pelabuhan belum ada akses jalan, pembangunan jalan masih berlangsung dimana pemerintah daerah sedang melakukan pembetonan jalan menuju lokasi Pelabuhan

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

>. ANALISIS PERKEMBANGAN WILAYAH.1 METODE PROYEKSI

Metode proyeksi yang digunakan adalah model pertumbuhan geometris, yang mengasumsikan laju pertumbuhan tiap tahun adalah sama. Besarnya laju pertumbuhan ditentukan dengan mempertimbangkan potensi wilayah dan kebijakan daerah. Model pertumbuhan geometris dapat ditulis dalam bentuk matematis sebagai berikut:

? t = ? o ( l f r f

pt : jumlah populasi pada tahun ke-t PCl : jumlah populasi pada tahun dasar r : laju pertumbuhan terpiliht : tahun yang diprediksi, t= 1,2, 3, ... dihitung sejak tahun dasar

.2 PENDEKATAN DAERAH HINTERLANDDalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Timur, Sangatta Utara ditetapkan sebagai pusat kegiatan wilayah (PKW) Kabupaten Kutai Timur. Selain sebagai pusat pemerintahan, Sangatta juga menjadi pusat kegiatan perekonomian di Kutai Timur. Kota Sangatta dapat ditempuh melalui jalur darat selama dua jam dari Bontang, empat jam dari Samarinda, pusat pemerintahan Provinsi Kalimantan Timur, atau delapan jam dari Balikpapan yang menjadi pusat kegiatan perekonomian di Kalimantan Timur. Apabila menggunakan transportasi udara, Kota Sangatta dapat dicapai dalam waktu tempuh satu jam dari Bandara Sepinggan Balikpapan melalui pelabuhan udara milik PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Tanjung Bara. Transportasi laut di Sangatta, untuk sementara, digunakan untuk melayani pergerakan komoditas tambang batu bara, crude palm oil(CPO), semen dan bahan bakar minyak (BBM).

Peningkatan pergerakan barang dan manusia di Kabupaten Kutai Timur dengan menggunakan transportasi laut dilakukan dengan ditetapkannya Pelabuhan Sangatta serta Pelabuhan Sangkulirang sebagai pelabuhan utama pengumpan di Kabupaten Kutai Timur, serta Pelabuhan Maloy di Kecamatan Kaliurang Kabupaten Kutai Timur sebagai pelabuhan utama pengumpul dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Provinsi Kalimantan Timur 2011- 2031. Peningkatan jaringan transportasi darat di seluruh Kalimantan Timur mendukung pergerakan barang dan manusia di Kutai Timur melalui transportasi laut ini. Sehingga pemanfaatan pelabuhan laut tidak hanya terbatas pada pelabuhan laut yang berada di Kabupaten Kutai Timur tetapi juga pelabuhan-pelabuhan di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Walaupun Sangatta merupakan pusat kegiatan perekonomian di Kutai Timur,daerah pemanfaat (,hinterland) Pelabuhan Sangatta bisa jadi tidak seluruh kecamatan yang berada di Kabupaten Kutai Timur. Hal ini memperhatikan ketersediaan prasarana transportasi darat dan kesamaan hirarki pelabuhan yang ada. Dalam kajian ini, diidentifikasi hinterland untuk Pelabuhan Sangatta adalah Kecamatan Busang, Telen, Batu Ampar, Rantau Pulung, Sangatta Selatan, dan Sangatta Utara. Dengan demikian, analisis wilayah yang diperlukan dalam kajian ini dibatasi pada enam kecamatan tersebut.

29

Gambar 5.1 Peta Hinterland Pelabuhan Sangata

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

5.3 ANALISIS SOSIAL EKONOMI

5.3.1. KependudukanPertumbuhan dan konsentrasi penduduk merupakan faktor penting dalam memprediksi pergerakan manusia maupun perkiraan kebutuhan konsumsi barang-barang strategis. Pada tahun 2012, penduduk hinterland Pelabuhan Sangatta berjumlah 125.017 orang, terdiri dari 68.285 orang laki-laki dan 56.732 orang perempuan. Dari total penduduk tersebut, 64,51% diantaranya tinggal di Kecamatan Sangatta Utara, sedangkan Kecamatan Batu Ampar memiliki jumlah penduduk paling sedikit (3,76% dari total jumlah penduduk).

Tabel 5.1 Jumlah Penduduk Hinterland Pelabuhan Sangatta Tahun 2012

Kecamatan Luas Daerah (Km2)

Data Penduduk LajuPertumbuhan

Penduduk 2000-2010

_!%)____

Laki-laki Perempuan Jumlah KepadatanJiwa/Km2

Busang 3,721.61 2,583 2,252 4,835 1 0.52Telen 3,129.61 3,532 2,913 6,445 2 3.23Batu Ampar 204.50 2,470 2,226 4,696 23 -5.25Sangatta Utara 1,262.59 44,374 36,279 80,653 64 10.75Sangatta Selatan 1,660.85 10,959 9,378 20,337 12 4.26Rantau Pulung 143.82 4,367 3,684 8,051 56 0.86

Jumlah 10,122.98 68,285 56,732 125,017 12 6.43

Sumber: Kutai Timur dalam Angka 2013

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, laju pertumbuhan penduduk (LPP) hinterland Pelabuhan Sangatta selama tahun 2000-2010 sebesar 6,43%. Tingginya LPP tersebut disumbangkan oleh LPP Sangatta Utara, sebesar 10,75%, yang menjadi pusat pemerintahan dan kegiatan perekonomian di Kabupaten Kutai Timur. Dengan asumsi PT Kaltim Prima Coal masih terus berkembang, laju pertumbuhan penduduk di Sangatta Utara tetap tinggi, sehingga diproyeksikan bahwa pertumbuhan penduduk di hinterland Pelabuhan Sangatta berada dalam kisaran 3% setiap tahunnya.

Tabel 5.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Hinterland Pelabuhan SangattaTahun 2015-2035

TahunJumlah

Penduduk(Jiwa)

TahunJumlah

Penduduk(Jiwa)

2015 140,855 2026 199,8592016 145,408 2027 206,3182017 150,107 2028 212,9852018 154,958 2029 219,8692019 159,966 2030 226,9752020 165,136 2031 234,3102021 170,473 2032 241,8822022 175,982 2033 249,7002023 181,669 2034 257,7692024 187,541 2035 266,1002025 193,602

Sumber: Hasil olahan, 2014

30

300

250

200av 150

{ 100

50

tahun

■ Jumlah Penduduk

Gambar 5.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Hinterland Pelabuhan Sangatta Tahun 2015-2035

5.3.2. Proyeksi Produksi Hasil PerkebunanKomoditas unggulan Kabupaten Kutai Timur yang diperkirakan akan menjadi komoditas utama dalam kegiatan muat barang di Pelabuhan Sangatta adalah lada, karet, dan kakao. Walaupun Kutai Timur tidak menjadi produsen utama bagi Provinsi Kalimantan Timur, namun dalam kurun waktu tahun 2008 - 2012, baik luas lahan maupun hasil produksi ketiga komoditas perkebunan tersebut menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dalam konteks Kabupaten Kutai Timur, produksi ketiga komoditas tersebut, dari enam kecamatan yang menjadi hinterland Pelabuhan Sangatta, memberikan kontribusi lebih dari 50% terhadap produksi Kabupaten Kutai Timur dan diusahakan melalui perkebunan rakyat.Usaha perkebunan komoditas lada, yang relatif masih baru dan memiliki masa panen yang cukup lama untuk pohon yang siap panen, diperkirakan akan menghasilkan hasil produksi dengan pertumbuhan di atas 20% setiap tahunnya. Sementara produksi karet, melalui peningkatan kualitas pengelolaan lahan kebun karet, diperkirakan akan tumbuh sebesar 19%. Adapun produksi kakao, dengan kendala mudahnya tanaman terserang hama, diproyeksikan tumbuh sebesar 4% setiap tahunnya.

Tabel 5.3 Produksi Komoditas Perkebunan di Kabupaten Kutai Timur (dalam ton)

Tahun Lada Karet Kakao2012 48.22 239.60 1,769.902015 88.97 404.69 1,999.882016 109.13 481.95 2,083.002017 133.85 573.96 2,169.582018 164.17 683.53 2,259.752019 201.36 814.02 2,353.672020 246.98 969.43 2,451.492021 302.92 1,154.50 2,553.382022 371.54 1,374.91 2,659.502023 455.71 1,637.39 2,770.042024 558.94 1,949.98 2,885.172025 685.56 2,322.25 3,005.082026 840.86 2,765.59 3,129.982027 1,031.34 3,293.56 3,260.072028 1,264.97 3,922.33 3,395.56

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tahun Lada Karet Kakao2029 1,551.53 4,671.14 3,536.692030 1,903.00 5,562.91 3,683.682031 2,334.08 6,624.92 3,836.782032 2,862.83 7,889.67 3,996.252033 3,511.34 9,395.88 4,162.342034 4,306.77 11,189.64 4,335.342035 5,282.39 13,325.85 4,515.52

Sumber: Data Olahan, 2014

Gambar 5.3 Produksi Komoditas Perkebunan di Kabupaten Kutai Timur

.4 ANALISIS ARUS BARANG, PENUMPANG DAN KUNJUNGAN KAPALPelaksanaan konstruksi sisi darat Pelabuhan Sangatta diperkirakan selesai pada tahun 2017. Dengan demikian, Pelabuhan Sangatta diperkirakan akan mulai beroperasi pada tahun 2018.

Sesuai dengan RTRW Provinsi Kalimantan Timur 2011 - 2031, Pelabuhan Sangatta terletak pada alur pelayaran kapal barang :a. Sangatta - Barru dan Majene (Sulawesi Barat);b. Tanjung Redeb - Sangatta - Pare-Pare (Sulawesi Selatan); danc. Balikpapan - Samarinda - Sangatta - Tanjung Redeb - Makassar (Sulawesi Selatan)

Banyaknya terminal khusus untuk komoditas unggulan Kutai Timur seperti batubara dan CPO, sehingga dalam melakukan proyeksi arus barang di Pelabuhan Sangatta digunakan asumsi bahwa barang yang memanfaatkan Pelabuhan Sangatta adalah komoditas konsumsi barang strategis dan produk unggulan kecamatan-kecamatan hinterland secara terbatas. Barang yang dibongkar di Pelabuhan Sangatta adalah komoditas konsumsi barang strategis yang diproyeksikan berdasarkan jumlah penduduk di hinterland Pelabuhan Sangatta, sementara barang yang dimuat diproyeksikan berdasarkan produksi hasil perkebunan dari hinterland Pelabuhan Sangatta.

Potensi arus penumpang di Pelabuhan Sangatta diperkirakan berasal dari pekerja sektor pertambangan yang berasal dari luar Kabupaten Kutai Timur. Walaupun data menunjukkan pertumbuhan hasil tambang yang menurun, sektor pertambangan diperkirakan masih menjadi kontributor terbesar untuk perekonomian Kabupaten Kutai Timur. Dengan demikian, pekerja sektor pertambangan diperkirakan akan tetap menjadi tujuan utama pencari pekerjaan dari luar Kabupaten Kutai Timur

31

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

5.5 PROYEKSI ARUS BARANGJenis komoditas dalam arus barang di suatu pelabuhan pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi bahan pokok (seperti beras, gula pasir, terigu, dsb), bahan strategis (pupuk, semen, dan material lainnya), migas (dalam hal ini BBM), serta non migas (seperti produk pertanian). Setiap pelabuhan memiliki komoditas utama yang menunjukkan kebutuhan dan produk utama hinterland pelabuhan.

Bongkar barang di Pelabuhan Sangatta diasumsikan meliputi bahan pokok, seperti: beras, gula pasir dan terigu, serta bahan strategis utama, seperti semen dan pupuk. Permintaan terhadap bahan pokok diasumsikan sejalan dengan pertumbuhan penduduk Kabupaten Kutai Timur. Asumsi lain yang digunakan adalah konsumsi per kapita beras sebesar 120 kg /kapita/tahun, konsumsi terigu sebesar 18 kg/kapita/tahun, dan konsumsi gula pasir sebesar 12 kg/kapita/tahun. Adapun permintaan terhadap bahan strategis utama diproyesikan sejalan dengan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto sektor pertanian dan bangunan.- Menggunakan asumsi-asumsi tersebut, diproyeksikan bongkar barang selama tahun 2018-2035 akan tumbuh sebesar 2,76% setiap tahunnya.

Adapun asumsi yang digunakan dalam proyeksi muat barang di Pelabuhan Sangatta adalah produksi hasil perkebunan dari hinterland Pelabuhan Sangatta dipasarkan keluar Kabupaten Kutai Timur. Apabila sekitar 75% dari seluruh produksi hasil perkebunan tersebut diangkut keluar melalui Pelabuhan Sangatta, maka kegiatan muat barang di Pelabuhan Sangatta diperkirakan akan tumbuh sebesar 12,53% setiap tahunnya dalam periode tahun 2018-2035. Tingginya proyeksi muat barang di Pelabuhan Sangatta seiring dengan tingginya produksi hasil perkebunan di Kabupaten Kutai Timur.

Selain itu, singgahnya kapal perintis dan kapal Pelni akan menambah jumlah arus barang, dengan jenis barang umum, di Pelabuhan Sangatta. Diasumsikan, pada tahun 2018, terdapat dua kapal perintis berukuran 750 GT membawa arus muatan rata-rata sebanyak 30 ton/m3 setiap kunjungan dengan jumlah kunjungan sebanyak 22 kali selama satu tahun. Pada pengembangan jangka menengah, mulai tahun 2024, jumlah layanan kapal penumpang akan bertambah, yaitu jalur perintis yang singgah di Pelabuhan Sangatta sebanyak 4 kapal, disertai satu rute kapal Pelni yang memiliki jumlah kunjungan sebanyak 48 kali dalam setahun. Pertumbuhan ekonomi di Kutai Timur diharapkan akan mendorong peningkatan jumlah muat barang dari Kutai Timur untuk jenis barang umum dengan pertumbuhan sebesar 13,75% setiap tahunnya, sementara bongkar barang diproyeksikan tumbuh sebesar 3,87% setiap tahunnya dalam kurun waktu tahun 2018-2035..

Tabel 5.4 Tabel Proyeksi Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Sangatta(dalam ton/m3)

Tahun Dermaga Pelra Dermaga vlusantaraBongkar Muat Bongkar Muat

2018 11,876 2,753 1,072 2482019 12,336 3,131 1,053 2672020 12,813 3,562 1,033 2872021 13,309 4,051 1,012 3082022 13,824 4,608 990 3302023 14,359 5,242 967 3532024 14,915 5,963 2,915 1,1652025 15,492 6,783 2,838 1,2422026 16,091 7,715 2,758 1,3222027 16,714 8,776 2,675 1,4052028 17,361 9,983 2,590 1,490

Tahun Dermaga Pelra Dermaga NusantaraBongkar Muat Bongkar Muat

2029 18,033 11,355 2,504 1,5762030 18,731 12,917 2,415 1,6652031 19,455 14,693 2,325 1,7552032 20,208 16,713 2,233 1,8472033 20,990 19,011 2,141 1,9392034 21,803 21,625 2,048 2,0322035 22,647 24,598 1,956 2,124

Sumber: Hasil Pengolahan, 2014

ftuyeksi Arus Barang d Dermaga Pdra Pelabdian Sangatta 2018-2035

to n 10,000

8,000

6,000^ I

1 | hi i 1i i i i i i i i i i i i i i

■ Bongkar I Muat

i i i

Prcyeksi Ams Barang d Dermaga Nusantara P d a h fa n Sangatta Tahui 2018-2035

to n

3.5003.0002.5002.000

1.500 1,000

5000

t i n I i

i i i i i i i i i i i ■ ■ ■ m 1 1 1 1 1 1 m i n 1 1 1 1 1 1 1 i i 1 1

Bongkar B Muat

Gambar 5.4 Proyeksi Arus Barang di Pelabuhan Sangatta Tahun 2018-2035

Dengan demikian, dalam kurun waktu tahun 2018-2035, arus total barang di Dermaga Pelra Pelabuhan Sangatta diperkirakan akan tumbuh sebesar 5,71% setiap tahunnya, sementara total barang di Dermaga Nusantara diproyeksikan tumbuh sebesar 6,86%.

5.6 PROYEKSI ARUS PENUMPANGPT Kaltim Prima Coal (KPC) merupakan perusahaan pertambangan batubara terbesar di Kabupaten Kutai Timur. Pada tahun 2013, jumlah pekerja pada perusahaan ini mencapai 5.000 orang karyawan tetap dan lebih dari 10.000 orang karyawan kontraktor. Sekitar 60% dari pekerja tersebut berasal dari luar Kabupaten Kutai Timur. Selain KPC, terdapat empat perusahaan tambang lainnya yang memiliki komposisi pekerja yang hampir sama. Hal ini merupakan potensi arus penumpang transportasi laut di Pelabuhan Sangatta. Karena itu proyeksi arus penumpang dalam kajian ini dilakukan berdasarkan perkembangan jumlah pekerja di sektor pertambangan Kabupaten Kutai Timur.

Pada tahun 2012, jumlah pekerja sektor pertambangan di Kabupaten Kutai Timur mencapai jumlah 16.130 orang. Dalam kurun waktu tahun 2008 - 2012, jumlah pekerja tambang di Kabupaten Kutai Timur tumbuh sebesar 15,66% setiap tahunnya. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada kurun waktu tahun 2009-2010 yang mencapai 67,92%.

32

Tabel 5.5 Jumlah pekerja di Sektor Pertambangan Kabupaten Kutai Timur

Tahun Jumlah Pekerja (orang)

LajuPertumbuhan

(%)2008 9,0132009 8,081 -10.34%2010 13,570 67.92%2011 15,233 12.25%2012 16,130 5.89%Rata-rata pertumbuhan 15.66%

Sumber: Kutai Timur dalam Angka 2013

Dengan menggunakan asumsi 50% pekerja yang berasal dari luar Kutai Timur dan keluarganya melakukan perjalanan ke luar Kutai Timur menggunakan transportasi laut, diperkirakan jumlah pengguna transportasi laut pada tahun 2018 sebanyak 17.235 orang. Apabila laju pertumbuhan penumpang sebesar 5,89% (sesuai dengan laju pertumbuhan pekerja di sektor pertambangan pada tahun 2012), proyeksi jumlah penumpang di Pelabuhan Sangatta adalah sebagai berikut:

Tabel 5.6 Proyeksi Jumlah Penumpang di Pelabuhan Sangatta

TahunJumlah

Penumpang per Tahun (orang)

TahunJumlah

Penumpang per Tahun (orang)

2018 17,235 2027 28,8452019 18,250 2028 30,5432020 19,325 2029 32,3422021 20,463 2030 34,2462022 21,668 2031 36,2632023 22,944 2032 38,3982024 24,295 2033 40,6592025 25,726 2034 43,0532026 27,240 2035 45,589

2027 28,845

Sumber: Hasil Pengolahan, 2014

50.00045.00040.00035.00030.000

ra 25,000 ° 20,000

15.00010.000 5,000

00 cn O rH fN ro ■'t 1/1 «3 00 cn o rH fN ro •ti­rH r—1 (N (N (N (N fN (N fN (N fN fN ro ro ro ro roO O O O O O O O O o O o o o o O o(N (N (N (N r-J fN (N fN fN fN fN (N (N fN fN fN (N

■ Jumlah Total Penumpang

Gambar 5.5 Proyeksi Jumlah Penumpang di Pelabuhan Sangatta

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

.7 PROYEKSI KUNJUNGAN KAPALProyeksi kunjungan dan ukuran kapal dilakukan berdasarkan jumlah maksimum kegiatan bongkar muat barang dan arus penumpang . Dengan menggunakan asumsi rata-rata ukuran kapal yang berkunjung di Dermaga Pelra sebesar 100 GT, diperkirakan kunjungan kapal pada tahun pertama beroperasi sebanyak 119 unit dan tumbuh sebesar 2,77% setiap tahunnya. Sementara itu, kunjungan kapal penumpang diproyeksikan menggunakan asumsi pada tahun 2018, terdapat dua kapal perintis berukuran 750 GT dan kapasitas penumpang 250 orang dengan jumlah kunjungan sebanyak setiap kapal sebanyak 22 kali dalam satu tahun. Pada pengembangan jangka menengah, mulai tahun 2024, jumlah layanan kapal penumpang akan bertambah, yaitu jalur perintis yang singgah di Pelabuhan Sangatta sebanyak 4 kapal, disertai satu rute kapal Pelni yang memiliki jumlah kunjungan sebanyak 88kali dalam setahun. Dan pada jangka menengah ditambah dengan kapalpenumpang 6022 GT dengan jumlah kunjungan 42 kali pertahun

Tabel 5.7 Tabel Proyeksi Kunjungan Kapal di Pelabuhan SangattaTahun 2018-2035

Tahun

Dermaga Pelra Dermaga NusantaraFrekuensi

Kunjungan Kapal 100 GT

Frekuensi Kunjungan

Kapal 750 GT

Frekuensi Kunjungan

Kapal 6022 GT2018 119 88 -

2019 123 88 -

2020 128 88 -

2021 133 88 -

2022 138 88 -

2023 144 88 -

2024 149 88 42

2025 155 88 422026 161 88 422027 167 88 422028 174 88 42

2029 180 88 422030 187 88 422031 195 88 422032 202 88 422033 210 88 422034 218 88 42

2035 246 88 42

Sumber: Hasil olahan, 2014

33

Gambar 5.6 Proyeksi Kunjungan Kapal di Pelabuhan Sangatta Tahun 2018-2035menurut Ukuran Kapal

PERSYARATAN KEBERLANGSUNGAN PELABUHAN SANGATTA

Hal hal yang harus segera dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dan pusat, sebagai syaratkeberlangsungan Operasional Pelabuhan Sangata adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur segera membangun jalan penghubung ± 100 m ke kawasan pelabuhan sangatta.

2. Mempersiapkan lahan daratan berupa reklamasi seluas ± 47.750 m23. Segera dibangun fasilitas pokok dan penunjang di peruntukan wilayah daratan.4. Mengundang para pelaku bisnis maritim untuk melaksanakan kegiatan di pelabuhan

sanggatta termasuk pengusaha jasa pelayaran perintis dan PELNI.5. Kemudahan akses menuju Pelabuhan Sangatta dari sentra-sentra produksi hasil

perkebunan6. Konsistensi kebijakan dalam bidang pertanian yang menjamin keberlangsungan produksi

hasil perkebunan.

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

6. RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN6.1 RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN SANGATTA

Periode perencanaan dalam dokumen rencana Induk mencakup tahapan rencana yang terbagi menjadi:a. Jangka pendek 5 (lima) Tahun : Tahun 2015 sampai tahun 2019b. Jangka menengah 10 (sepuluh) : Tahun 2015 sampai tahun 2024c. Jangka panjang 20 (dua puluh) : Tahun 2015 sampai tahun 2034

Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan laut di Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan hierarki yang terdiri atas:a. Pelabuhan Utama (yang berfungsi sebagai Pelabuhan Internasional dan Pelabuhan Hub

Internasional);b. Pelabuhan Pengumpul; danc. Pelabuhan Pengumpan, yang terdiri atas:

■ Pelabuhan Pengumpan Regional;■ Pelabuhan Pengumpan Lokal.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KP 432 Tahun 2017 Tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional, status Pelabuhan Sangatta merupakan pelabuhan dengan status Pelabuhan Pengumpul

Adapun Lokasi pelabuhan pengumpul berpedoman pada kriteria teknis sebagai berikut:1. Berada dekat dengan jalur pelayaran nasional kurang dari 50 mil;2. Memiliki jarak dengan pelabuhan pengumpul lainnya minimal 50 mil;3. Kedalaman kolam pelabuhan mulai -7 sampai dengan -9 mLWS;4. Memiliki dermaga dengan kapasitas minimal 3.000 DWT;5. Panjang dermaga 120 - 350 m’;6. Luas lahan pelabuhan sesuai kebutuhan;7. Memiliki peralatan bongkar muat sesuai jenis angkutan barang.

6.2 RENCANA INDUK PELABUHAN LAUTRencana Induk Pelabuhan Laut meliputi rencana peruntukan wilayah daratan dan perairan.

A. Rencana peruntukan wilayah daratan untuk Rencana Induk Pelabuhan laut disusun berdasarkan kriteria kebutuhan::1. fasilitas pokok; dan2. fasilitas penunjang.

Fasilitas pokok rencana peruntukan wilayah daratan meliputi:a. dermaga;b. gudang lini 1;c. lapangan penumpukan lini 1;d. terminal penumpang;e. terminal peti kemas;f. terminal ro-ro;g. fasilitas penampungan dan pengolahan limbah;h. fasilitas bunker;i. fasilitas pemadam kebakaran;j. fasilitas gudang untuk Bahan/Barang Berbahaya danBeracun (B3);dank. fasilitas pemeliharaan dan perbaikan peralatan danl. Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran (SBNP).

34

Fasilitas penunjang rencana peruntukan wilayah daratan meliputia. kawasan perkantoran;b. fasilitas pos dan telekomunikasi;c. fasilitas pariwisata dan perhotelan;d. instalasi air bersih, listrik, dan telekomunikasi;e. jaringan jalan dan rel kereta api;f. jaringan air limbah, drainase, dan sampah;g. areal pengembangan pelabuhan;h. tempat tunggu kendaraan bermotor;i. kawasan perdagangan;j. kawasan industri; dank. fasilitas umum lainnya.

B. Rencana peruntukan wilayah perairan untuk Rencana Induk Pelabuhan laut disusun berdasarkan kriteria kebutuhan:l. fasilitas pokok; dan 2. fasilitas penunjang.

Fasilitas pokok rencana peruntukan wilayah perairan meliputi:a. alur-pelayaran;b. perairan tempat labuh;c. kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal;d. perairan tempat alih muat kapal;e. perairan untuk kapal yang mengangkutf. Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3);g. perairan untuk kegiatan karantina;h. perairan alur penghubung intrapelabuhan;i. perairan pandu; danperairan untuk kapal pemerintah.

Fasilitaspenunjang rencana peruntukan wilayah petairan meliputi:a. perairan untuk pengembangan pelabuhan jangka panjang;b. perairan untuk fasilitas pembangunan danc. pemeliharaan kapal;d. perairan tempat uji coba kapal (percobaan berlayar);e. perairan tempat kapal mati;f. perairan untuk keperluan darurat; dang. perairan untuk kegiatan kepariwisataan danh. perhotelan

RENCANA POLA OPERASIONAL PELABUHAN

Secara umum kegiatan operasional Pelabuhan Sangatta dapat dibagi berdasarkan orientasi kebutuhan pelanggannya, yaitu : Operasional Pelayanan Kapal, Operasional Pelayanan Barang, Operasional Pelayanan Penumpang, dan Operasional Pelayanan Lainnya.■ Operasional Pelayanan Kapal

Operasional Pelayanan Kapal di pelabuhan diantaranya meliputi kegiatan penyediaan kolam labuh, pemanduan, penundaan, penambatan, suplai air bersih, suplai BBM (bunker), penyediaan telepon dan reception facilities.

■ Operasional Pelayanan BarangSedangkan Operasional Pelayanan Barang, adalah meliputi kegiatan penyediaan dermaga, penyediaan gudang dan lapangan penumpukan serta layanan bongkar - muat termasuk penyediaan peralatan bongkar - muat.

■ Operasional Pelayanan PenumpangOperasional Pelayanan Penumpang yang disiapkan oleh Pelabuhan Sangatta adalah dengan penyediaan bangunan terminal yang telah dilengkapi dengan ruang tunggu. Dari hasil pengamatan lapangan dan wawancara langsung kepada para penumpang dapat

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

diketahui opininya mengenai fasilitas dan pelayanan terminal yang mereka terima selama ini. Dari wawancara dengan sebagian penumpang kapal cepat milik swasta yang menyangkut opininya tentang fasilitas dan pelayanan terminal penumpang, terekam bahwa sebagian besar penumpang berpendapat bahwa fasilitas dan pelayanan penumpang cukup baik. Namun banyak penumpang yang menilai bahwa terminal penumpang kurang memadai dalam hal kebersihan, kenyamanan dan keamanan seperti fasilitas tempat duduk untuk calon penumpang belum disediakan. Upaya peningkatan pelayanan yang harus dilakukan adalah meningkatkan fasilitas, pelayanan dan keamanan terminal. Terungkap pula bahwa yang perlu ditingkatkan dalam hal fasilitas terminal adalah mengenai kebersihan dan kelengkapan ruang tunggu berikut fasilitas tempat duduk.Secara umum pola pelayanan di terminal penumpang akan tetap berlangsung seperti sekarang, tetapi dengan penataan Operasional yang memisahkan pelayanan penumpang dari kegiatan pelayanan barang dan meningkatkan kelengkapan gedung terminal, maka kenyamanan, kelancaran dan ketertiban dalam pelayanan penumpang dapat ditingkatkan.

6.4 KUNJUNGAN KAPAL HARIANSetelah diketahui total jumlah kunjungan kapal tahunan, tidak kalah penting perlu diketahui pula kemungkinan kunjungan kapal harian. Jumlah kunjungan kapal harian rata-rata harian dapat diperoleh dengan membagi total Ship Call dengan total hari kerja pelabuhan. Namun demikian sub bab ini akan membahas tanpa nilai maksimal kunjungan kapal harian dan beberapa nilai probability yang dimiliki. Angka ini perlu diketahui untuk menentukan beberapa areal perairan yang diperlukan bagi areal labuh, sebagai antrian bagi kapal untuk masuk ke pelabuhan.

Untuk itu akan mempergunakan distribusi poisin untuk mengetahui nilai kemungkinan jumlah kapal yang datang bersamaan di dalam suatu hari. Parameter yang menjadi masukan adalah total kunjungan kapal tahunan, hasil kerja dan waktu kerja efektif setiap hari.

Berikut, spesifikasi dari jenis kapal terbesar yang direncanakan melakukan aktifitas bongkar muat di terminal-terminal pelabuhan Sangatta :

Tabel 6.1. Spesifikasi kapal terbesar yang beroperasi d iPelabuhan Sangatta

No Nama Kapal Type PolaTrip

Bobot Dimensi

GT Deadweight(ton)

Loa(m)

Breadth(m)

Draught(m)

Dermaga Khusus1 Pertamina Oil Tanker Liner 2965 3675 90 15.2 5.32 Tambang/CPO Crude Oil Tanker Tremper 3570 4409 107.63 15.53 6

Dermaga Nusantara dan Pelayaran Ra <yat3 Nusantara Penumpang Liner 6022 127,5 17,68 5,44 Nusantara Barang Tremper 1000 67 10,9 3,9

Tremper 3000 94 14,6 5,65 Pelayaran Rakyat Barang Campuran Tremper 500 51 10,2 2,96 Pelayaran Perintis Penumpang/Barang Tremper 500 51 10,2 2,9

Sumber: KantorKesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sangatta, 2014, diolah

Dalam menganalisis rencana lalu lintas kapal yang akan dilayani di dermaga Nusantara dan Dermaga Pelra, asumsi yang digunakan yaitu :a. Kapal-kapal Besar 1000 GT sampai 3000 GT General Cargo , Kapal Perintis dan dan

Kapal Penumpang Pelni dilayani di dermaga Nusantarab. kapal kecil/sedang dilayani di dermaga Pelrac. Sedangkan untuk oil tanker, Cruide oil tanker dan Batu Bara akan di layani oleh TUKS

setempat,

35

Berikut kami sampaikan rencana arus barang, penumpang dan kunjungan kapal yang bersandar di dermaga Nusantara dan dermaga Pelra.

Tabel 6.2. Rencana Arus Barang dan Kunjungan Kapal di Dermaga PeriaTahun 2019 2024 2034

Barang (ton) 15,467 20,877 43,428Kunjungan (call) 123 149 218

Sumber: Hasil Analisis

43,428

15,46720,877

I218123 mmm 149

2019 2024 2034

e Barang (ton) ■ Kunjungan (call)

Gambar 6.1 Rencana Arus Barang dan Kunjungan Kapal di Dermaga Peria

Tabel 6.3.Rencana Arus Barang dan Kunjungan Kapal di Dermaga Nusantara

Tahun 2019 2024 2034Penumpang (orang)* 18,250 24,295 43,053

Barang (ton) 1,320 4,080 4,080Kunjungan (Call) 88 130 130

Sumber: Hasil Analisis

43,053

2019 2024 2034

■ Barang (ton) ■ Penumpang (orang) Kunjungan (Call)

Gambar 6.2 Trafic Rencana di Dermaga Nusantara

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Perhitungan Pelayanan Kapal Pelabuhan Sangatta berdasarkan tahun proyeksi pengembangan adalah sebagai berikut:

Tabel 6.4. P e r h i t u n g a n P e l a y a n a n K a p a l P e l a b u h a n S a n g a t t a T a m n 2019

No URAIAN RUMUS SATUAN DERMAGANusantara PELRA

1 Ship Call per tahun (tahun Rencana 2019) Berdasarkan Proyeksi A unit 88.0 118.0

2 Rata Rata Ship Call Perbulan B B=A/12 unit 7.3 9.83 Maksimum Ship Call Perbulan C C=Bx1.25 unit 9.2 12.34 MaKsimum Ship Call Perhari D D=C/30 unit 0.3 0.45 Jumlah minimal kapal labuh E unit 0.3 0.46 Rata Rata Ship Proyeksi GT Kapal per tahun F GT 33,000.0 12,335.67 Rata Rata Ship Proyeksi GT Kapal per hari G G=F/A GT 375.0 104.58 Rata-rata proyeksi DWT Kapal H See :Convert GRT to DWT DWT 202.9 56.69 Rata-rata proyeksi LOA Kapal I m 35.3 22.6

10 Rata-rata Proyeksi Full Draft JDRAFT=(0.526DWT07)xDWT m 2.6 1.8

11 Kedalaman K Kedalaman Pelabuhan Eksisting m 9.0 4.0

12 Rata-rata Total Kargo per tahun L Ton/m3 1,320.0 15,466.613 Rata-rata Total Kargo per hari M M=L/328,5 Ton/m3 4.0 47.114 Rata-rata Total Penumpang per tahun N Orang 18,250.0 -15 Rata-rata Total Penumpang per hari O ON/328,5 Orang 50.7 -

Catatan :1 Faktor 1,25 dalam perhitungan ship call per bulan (B) di lakukan untuk memperkirakan kondisi ekstrim

dari rata-rata kunjungan kapal per hari yang tiba tidak sesuai dengan jadwal akibat faktor cuaca maupun fator teknis2 Hubungan antara DWT-LOA adalah ; LOA=(5.5 DWT0 65)xDWT3 Hubungan antara DWT-DRAFT adalah ; DRAFT=(0.526 DWT07)xDWT

Tabel 6.5.Perhitungan Pelayanan Kapal Pelabuhan Sangatta Tahun 2024

No URAIAN RUMUS SATUAN DERMAGANusantara PELRA

1 Ship Call per tahun (Tahun Rencana 2024) Berdasarkan Proyeksi A unit 130.00 149.15

2 Rata Rata Ship Call Perbulan B B=A/12 unit 10.83 12.433 Maksimum Ship Call Perbulan C C=Bx1.25 unit 13.54 15.544 MaKsimum Ship Call Perhari D D=C/30 unit 0.45 0.525 Jumlah minimal kapal labuh E unit 0.45 0.526 Rata Rata Ship Proyeksi GT Kapal per tahun F GT 278,216.40 14,914.577 Rata Rata Ship Proyeksi GT Kapal per hari G G=F/A GT 2,140.1 100.08 Rata-rata proyeksi DWT Kapal H See :Convert GRT to DWT DWT 1,157.8 54.19 Rata-rata proyeksi LOA Kapal I m 65.0 22.2

10 Rata-rata Proyeksi Full Draft J DRAFT=(0.526DWT07)xDWT m 4.4 1.7

11 Kedalaman K Kedalaman Pelabuhan Eksisting m 9.0 4.0

12 Rata-rata Total Kargo per tahun L Ton/m3 4,080.0 17,633.713 Rata-rata Total Kargo per hari M M=L/328,5 Ton/m3 12.4 53.714 Rata-rata Total Penumpang per tahun N Orang 24,295.0 -15 Rata-rata Total Penumpang per hari O 0=N/328,5 Orang 67.5 -

Catatan:1 Faktor 1,25 dalam perhitungan ship call per bulan (B) di lakukan untuk memperkirakan kondisi ekstrim

dari rata-rata kunjungan kapal per hari yang tiba tidak sesuai dengan jadwal akibat faktor cuaca maupun fator teknis2 Hubungan antara DWT-LOA adalah ; LOA=(5.5 DWT0 65)xDWT3 Hubungan antara DWT-DRAFT adalah ; DRAFT=(0.526 DWT°7)xDWT

Tabel 6.6. Perhitungan Pelayanan Kapal Pelabuhan Sangatta Tahun 2034

No URAIANRUMUSRUMUS

SATUANDERMAGA

Nusantara PELRA

1 Ship Call per tahun (Tahun Rencana 2034) Berdasarkan Proyeksi A unit 130.00 218.03

2 Rata Rata Ship Call Perbulan B B=A/12 unit 10.83 18.173 Maksimum Ship Call Perbulan C C=Bx1.25 unit 13.54 22.714 MaKsimum Ship Call Perhari D D=C/30 unit 0.45 0.765 Jumlah minimal kapal labuh E unit 0.45 0.76

6 Rata Rata Ship Proyeksi GT Kapal per tahun F GT 278,216.40 21,802.79

7 Rata Rata Ship Proyeksi GT Kapal per hari G G=F/A GT 2,140.13 100.00

8 Rata-rata proyeksi DWT Kapal H See .Convert GRT to DWT DWT 1,157.81 54.10

9 Rata-rata proyeksi LOA Kapal I m 64.96 22.23

10 Rata-rata Proyeksi Full Draft J DRAFT=(0.526DWT07)xDWT m 4.37 1.74

11 Kedalaman K Kedalaman Pelabuhan Eksisting m 9.00 4.00

12 Rata-rata Total Kargo per tahun L Ton/m3 4,080.00 43,427.7513 Rata-rata Total Kargo per hari M M=L/328,5 Ton/m3 12.42 132.2014 Rata-rata Total Penumpang per tahun N Orang 43,053.30 -15 Rata-rata Total Penumpang per hari O 0=N/328,5 Orang 119.59 -

Catatan :1 Faktor 1,25 dalam perhitungan ship call per bulan (B) di lakukan untuk memperkirakan kondisi ekstrim

dari rata-rata kunjungan kapal per hari yang tiba tidak sesuai dengan jadwal akibat faktor cuaca maupun fator teknis

2 Hubungan antara DWT-LOA adalah ; LOA=(5.5 DWT065)xDWT

3 Hubungan antara DWT-DRAFT adalah ; DRAFT=(0.526 DWT07)xDWT

6.5 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN

A. Indikator KinerjaIndikator kinerja pelayanan yang terkait dengan jasa pelabuhan terdiri dari:1. Waktu Tunggu Kapal(Waiting Time/WT);2. Waktu Pelayanan Pemanduan (Approach Time/AT);3. Waktu Efektif (Effektive Time dibanding Berth Time/ET:BT);4. Produktivitas kerja(T/G/J dan B/C/H);5. Receiving/Delivery petikemas;6. Tingkat Penggunaan Dermaga (Berth Occupancy Ratio/BOR);7. Tingkat Penggunaan Gudang (Shed Occupancy Ratio/SOR):8. Tingkat Penggunaan Lapangan (Yard Occupancy Ratio/YOR): dan9. kesiapan operasi peralatan.

1. Waktu Tunggu Kapal(Waiting Time/WT)Waktu Tunggu Kapal(Waiting Time/WT); merupakan jumlah waktu sejak pengajuan permohonan tambat setelah kapat tiba di lokasi labuh sampai kapal digerakkan menuju tambatan Cam)

2. Waktu Pelayanan Pemanduan (Approach Time/AT)Waktu Pelayanan Pemanduan (Approach Time/AT); merupakan jumlah waktu terpakai (jam) untuk kapal bergerak dari lokasi labuh sampai ikat tali di tambatan atau sebaliknya

3. Waktu Efektif (Effektive Time /ET)Waktu Efektif (Effektive Time /ET); merupakan jumlah waktu Qam) bagi suatun kapal yang benar-benar digunakan untuk bongkar muat selama kapal di tambatan

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

4. Berth Time (BT)Berth Time (BT) merupakan jumlah waktu siap operasi tambatan untuk melayani kapal.

5. Receiving/DeliverypetikemasReceiving/Deliverypetikemas ;merupakan kecepatan pelayanan penyerahan/ penerimaan di terminal petikemas yang dihitung sejak alat angkut masuk hingga keluar yang dicatat di pintu masuk/keluar.

6. Tingkat Penggunaan Dermaga (Berth Occupancy Ratio/BOR)Tingkat Penggunaan Dermaga (Berth Occupancy Ratio/BOR); merupakan perbandingan antara waktu penggunaan dermaga dengan waktu yang tersedia (dermagasiap operasi) dalam periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam persentase.

7. Tingkat Penggunaan Gudang (Shed Occupancy Ratio/SOR)Tingkat Penggunaan Gudang (Shed Occupancy Ratio/SOR); merupakan perbandingan antara jumlah pengguna ruang penumpukan dengan ruang penumpukan yang tersedia yang dihitung dalam satuan ton hari atau satuan M3 hari.

8. Tingkat Penggunaan Lapangan Penumpukan (Yard Occupancy Ratio/YOR)Tingkat Penggunaan Lapangan Penumpukan (Yard Occupancy Ratio/YOR); merupakan perbandingan antara jumlah penggunaan ruang penumpukan denganruang penumpukan yang tersedia (siap operasi) yang dihitung dalam satuan ton hari atau M3 hari.

9. Kesiapan Operasi PeralatanKesiapan Operasi Peralatan ; merupakan perbandingan antara jumlah peralatan yang siap untuk dioperasikan dengan jumlah peralatan yang tersedia dalam periode waktu.

Tabel 6.7. Analisis BOR Pelabuhan Sangatta Dermaga PelraPenurunan Waktu Akibat Gelombang : 0 %Waktu Kerja Effektif : 90 %Waktu Operasi Tahunan : 340 hari

Parameter Satuan Simbol 2019 2024 2034

Panjang Dermaga m L 124.00 124.00 124.00Kunjungan Kapal Tahunan Call /tahun 123 136 178Kunjungan Kapal Perhari Call/hari (A) 0.36 0.40 0.52Total Kargo Pertahun ton/tahun 15,467 20,877 43,428Rata-rata Panjang Kapal (LOA) m Loa 22.58 22.23 22.23Jumlah Tambatan (S) tambatan S = N 5.49 5.58 5.58Service TimeWaiting Time (WT) jam/kapal 1.00 1.00 1.00Berthing Time (BT) jam/kapal 29.00 29.00 29.00A. Bert Working Time (BWT)-Idle Time (IT) jam/kapal 4.00 4.00 4.00- Efective Time (ET) jam/kapal 15.00 15.00 15.00B. Non Operation Time jam/kapal 10.00 10.00 10.00UtilizationTingkat Pemakaian Dermaga % 42.84 41.64 41.64Berth O ccupancy Ratio (BOR)Nilai Max. Yg Diijinkan % 70.00 70.00 70.00Daya Lalu Lintas Tambatan ton/tahun/m 469.11 463.19 463.19Berth Throught P ut (BTP)Nilai Max. yang Diijinkan ton/tahun/m 300-600 300-600 300-600

37

Tabel 6.8. Analisis BOR Pelabuhan Sangatta Dermaga Nusantara

Penurunan Waktu Akibat Gelombang 0 % Waktu Kerja Effektif : 90 %Waktu Operasi Tahunan : 340 hari

Parameter Satuan Simbol 2019 2024 2034

Panjang Dermaga m L 140.00 140.00 140.00Kunjungan Kapal Tahunan Call /tahun 88 130 130Kunjungan Kapal Perhari (A) Call/hari (A) 0.26 0.38 0.38Total Kargo Pertahun ton/tahun 1,320 4,080 4,080Rata-rata Panjang Kapal (LOA) m Loa 35.31 64.96 64.96Jumlah Tambatan (S) S = N 3.96 2.16 2.16Service TimeWaiting Time (WT) jam/kapal 1.50 1.50 1.50Berthing Time (BT) jam/kapal 7.00 7.00 7.00A. Bert Working Time (BWT)-Idle Time (IT) jam/kapal 2.00 2.00 2.00- Efective Time (ET) jam/kapal 3.00 3.00 3.00B. Non Operation Time jam/kapal 2.00 2.00 2.00UtilizationTingkat Pemakaian Dermaga % 2.98 6.77 6.77Berth Occupancy Ratio (BOR)Nilai Max. Yg Diijinkan % 55.00 55.00 55.00Daya Lalu Lintas Tambatan ton/tahun/m 93.99 115.93 115.93Berth Throught Put (BTP)Nilai Max. yang Diijinkan ton/tahun/m 300-600 300-600 300-600

6.6 RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS PELABUHANSesuai perkiraan volume muatan barang, penumpang dan arus kunjungan kapal untuk jangka pendek (2015 - 2019), jangka menengah (2015 - 2024) dan jangka panjang (2015 - 2034) dapat dilihat dalam Tabel -tabel berikut:

Tabel 6.9.Muatan Barang, Jumlah Penumpang dan Kunjungan Kapal

di Dermaga Pelra Pelabuhan Sangatta

No Jenis data SatuanTahapan Pengembangan

2015-2019 2015-2024 2014-20341 Muatan Barang A ton/m3 15,467 20,877 43,4282 Penumpang B orang3 Kunjungan Kapal E call 123 149 218Sumber: Data Olahan, 2014

Tabel 6.10.Muatan Barang, Jumlah Penumpang dan Kunjungan Kapal

di Dermaga Nusantara Pelabuhan Sangatta

No Jenis data SatuanTahapan Pengembangan

2014-2019 2014-2024 2014-20341 Muatan Barang A ton/m3 18,250 24,295 43,0532 Penumpang B orang 1,320 4,080 4,0803 Kunjungan Kapal E call 88 130 130

Sumber: Data Olahan, 20146.7 ZONASI PEMANFAATAN RUANG PELABUHAN

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Untuk mendukung perkembangan volume barang dan penumpang, fasilitas pelabuhan perlu dikembangkan sesuai dengan jumlah atau volume aliran barang dan penumpang yang akan melalui pelabuhan.

Diharapkan daya muat, kualitas angkut, dan efisiensi penggunaan peralatan, baik di kapal maupun didarat dapat mencapai maksimal. Semakin besar kapal yang tiba akan semakin dalam alur pelayaran, dan semakin panjang tambahan yang dibutuhkan, yang mengakibatkan semakin cepat pula daya bongkar muat yang disediakan. Antara sarana dan prasarana terdapat saling ketergantungan satu dengan yang lainnya, sehingga fasilitas pelabuhan harus memadai disesuaikan dengan jumlah dan ukuran kapalnya.

Dari rencana fungsi kegiatan pelabuhan, dapat diturunkan zona - zona atau kawasan yang merupakan satu kesatuan kegiatan. Struktur dan pola pemanfaatan ruang di Pelabuhan Sangatta dapat dibagi atas :

1. Daratan Dermaga, lapangan penumpukan barang, lapangan penumpukan logistiksementara (terbuka), perkantoran, areal fasilitas penunjang (prasarana).

2. Perairan : Kolam pelabuhan, Area sandar kapal, kanal pelabuhan, akses masuk danakses keluar kapal, turning basin, area lego jangkar dan area cadangan.

Zonasi areal pelabuhan disesuaikan dengan fungsi-fungsi kegiatannya.

Dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi eksisting, pengembangan pelabuhan Sangatta dibagi menjadi beberapa zona meliputi:

No. Zona Luas1 Zona Terminal Penumpang 7.787 m2

2 Zona Perrgudangan dan Bisnis Maritim 26.600 m2

3 Zona Perkantoran 14.993 m2

4 Ruang Terbuka Hijau 25.000 m2

5 Zona Pengembangan Pelabuhan 15.528 m2

Lokasi zona - zona diatas dapat dilihat pada gambar layout perairan dan layout daratan.

38

-l.a „01 .9£ cLl 1_________________________________ ia

S0

.9 i oil I

18

„(X) .91' o L11

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Gambar 6.3 Peta Zonasi Pelabuhan Sangatta

KETERANGAN

Z O N A TER M IN A L P EN U M P A N G - 7 7 8 7 m*

Z O N A P E G U D A N G A N ,& B IS N IS M ARITIM ° 2 6 6 0 0 m

Z O N A P E R K A N TO R A N = 1 4 1 9 3 m ’

R U A N G T E R B U K A H U A U = 2 5 0 0 m ’

1 Z O N A P E N G E M B A N G A N = 1 5 5 2 8 m '

PEMBERI TUGAS

€KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Jt. Medan Merdeka Barai No 8 Jakarta 10110

39

6.7.1. Rencana Peruntukan Wilayah DaratanPengembangan pelabuhan umum memiliki sifat yang spesifik tergantung pada komoditas yang akan dikapalkan. Besaran Fasilitas yang akan dibangun/ dikembangkan mengacu kepada data hasil prediksi muatan barang, jumlah penumpang dan kunjungan kapal di Pelabuhan Sangatta.Tabel 6.12. dibawah ini menggambarkan data hasil prediksi muatan barang, jumlah penumpang dan kunjungan kapal di Pelabuhan Sangatta berdasarkan Tahapan Pengembangan yang direncanakan.

A. Fasilitas Pokok1. Dermaga2. Gudang3. Lapangan Penumpukan4. Terminal Penumpang5. Penampungan dan Pengolahan Limbah6. Fasilitas Bunker7. Fasilitas Keselamatan Pelayaran8. Fasilitas Pemadam Kebakaran

1. DermagaDermaga berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang dan berlabuhnya kapal, fungsi - fungsi dermaga ini dapat digabung atau terpisah sesuai menurut kebutuhan dan tingkat efisiensi yang diinginkan. Dasar pertimbangan yang harus diperhatikan dalam perencanaan dermaga meliputi hal-hal sebagai berikut:■ Arah angin, arah arus, dan perilaku kestabilan pantai (coastal process)■ Panjang dan lebar dermaga disesuaikan menurut jumlah dan kapasitas kapal

berlabuh■ Letak dermaga dipilih sedemikian rupa sehingga paling menguntungkan terhadap

fasilitas darat yang tersedia dengan mempertimbangkan kedalaman perairan.Dermaga yang telah selesai dibangun sebesar 140 m x 12 m dengan panjang trestle810,6 m x 8 m.

Untuk lebih mengoptimalkan pelayanan (jumlah dan kapasitas) kapal berlabuh dermaga dan dengan mempertimbangkan persayratan teknis maka di pelabuhan Sanggata, untuk dermaga "T” memanfaatkan sisi dalam dermaga sebagai bidang pendaratan, dengan asumsi Sebagai Berikut : 124 m Pelebaran sisi dalam yang dimanfaatkan sebagai tempat pendaratan kapal Sisi dalam dermaga akan dimodifikasi dengan menambah plang fender, fender dan mooring biit. Sehingga dapat berfungsi sebagai tempat pendaratan kapal-kapal pelayaran rakyat.

2. Gudang dan Lapangan PenumpukanDalam menghitung kebutuhan ruang, rumus yang digunakan adalah:Gudang ;

A =T.TrT.Sf/365.Sth(1-BS)

Dimana :A = Luas Gudang (m2)T = Troughput per tahun (muatan yang lewat tiap tahun, ton)Trt = Transit time/dwelling time (waktu transit, hari), diambil 7 hari Sf = Stowage factor (rata-rata volume untuk setiap satuan berat komoditi, m3/ton)

Sf=0,667 m3/tonth = stacking height (tinggi muatan, m), dan tinggi penumpukan adalah 3,0 m

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BS = broken stowage of cargo (volume ruang yang hilang diantara tumpukan muatan dan ruangan yang diperlukan untuk lalu lintas alat pengangkut seperti forklift atau perlatan lain untuk menyortir, menumpuk dan memindahkan, %, diambil 30%

Lapangan Penumpukan :

A =T.TrT.Sf/365.Sth(1-BS)

Dimana :A = Luas Langan penumpukan (m2)T = Troughput per tahun (muatan yang lewat tiap tahun, ton)Trt = Transit time/dwelling time (waktu transit, hari), diambil 7 hari Sf = Stowage factor (rata-rata volume untuk setiap satuan berat komoditi, m3/ton)

Sf=1,5 m3/tonth = stacking height (tinggi muatan, m), dan tinggi penumpukan adalah 1,8 m BS = broken stowage of cargo (volume ruang yang hilang diantara tumpukan

muatan dan ruangan yang diperlukan untuk lalu lintas alat pengangkut seperti forklift atau perlatan lain untuk menyortir, menumpuk dan memindahkan, %, diambil 30%

Tabel 6.11.Analisa Kebutuhan Lapangan Penumpukan Dermaga Pelra

NO URAIAN SATUAN TAHUN KET2019 2024 2034

1 Troughput per tahun T Ton/Thn 15,466.6 20,877.25 43,427.75Estimasi Prosentase Cargo melalui gudang % 40.00 40.00 40.00Jumlah cargo melalui Gudang Ton/Thn 6,186.64 8,350.90 17,371.10 Tx40%

2 Transit Time TrT hari 7.00 7.00 7.003 Stowage Faktor Sf m3/tahun 1.00 1.00 1.004 Jumlah hari efektif pertahun hari 365.00 365.00 365.005 Stacking Heigh Sth m 1.50 1.50 1.506 Broken Stowage of cargo BS Ton/m2 30.00 30.00 30.007 Luas Gudang A hari 282.50 381.32 793.20

Luas Gudang yang direkomendasikan m2 290 390 800Asumsi yang digunakanTruck Lossing 20 %Masuk Gudang 40 %Masuk Lapangan Penumpukan 40 %

Tabel 6.12.Analisa Kebutuhan Lapangan Penumpukan Dermaga Nusantara

NO URAIAN SATUAN TAHUN KET2019 2024 2034

1 Troughput per tahun T Ton/Thn 18,250.41 24,295.02 43,053.30Estimasi Prosentase Cargo melalui gudang % 40.00 40.00 40.00Jumlah cargo melalui Gudang Ton/Thn 7,300.16 9,718.01 17,221.32 Tx40%

2 Transit Time TrT hari 7.00 7.00 7.003 Stowage Faktor Sf m3/tahun 1.00 1.00 1.004 Jumlah hari efektif pertahun hari 365.00 365.00 365.005 Stacking Heigh Sth m 1.50 1.50 1.506 Broken Stowage of cargo BS Ton/m2 30.00 30.00 30.007 Luas Gudang A hari 333.34 443.74 786.36

Luas Gudang yang direkomendasikan m2 340 450 790

40

Berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang maka luas lapangan penumpukan yang di perlukan di pelabuhan sangatta adalah :• Jangka Pendek = 290 m2 + 340 m2 = 630 m2• Jangka Menengah = 390 m2 + 450 m2 = 840 m2• Jangka Panjang = 800 m2 + 790 m2 = 1.590 m2

Dari lahan Lapangan Penumpukan (Gudang Terbuka) seluas 9.000 m2, area seluas 7.410 m2 merupakan area cadangan untuk pengembangan.

Tabel 6.13.Analisa Kebutuhan Gudang Dermaga Pelra

NO URAIAN SATUAN TAHUN KET2019 2024 2034

1 Troughput per tahun T Ton/Thn 14,368.17 17,633.66 32,690.49

Estimasi Prosentase Cargo melalui gudang

% 40.00 40.00 40.00

Jumlah cargo melalui Gudang Ton/Thn 5,747.27 7,053.46 13,076.20 Tx40%2 Transit Time TrT hari 7.00 7.00 7.003 Stowage Faktor Sf m3/tahun 0.67 0.67 0.674 Jumlah hari efektif pertahun hari 365.00 365.00 365.005 Stacking Heigh Sth m 2.00 2.00 2.006 Broken Stowage of cargo BS Ton/m2 30.00 30.00 30.007 Luas Gudang A hari 131.28 161.12 298.69

Luas Gudang yang direkomendasikan m2 140 170 300

Asumsi yang digunakanTruck Lossing 20 %Masuk Gudang 40 %Masuk Lapangan Penumpukan 40 %

Tabel 6.14. Analisa Kebutuhan Gudang Dermaga Nusantara

NO URAIAN SATUANTAHUN

KET2019 2024 2034

1 Troughput per tahun T Ton/Thn 18,250.41 24,295.02 43,053.30Estimasi Prosentase Cargo melalui gudang % 40.00 40.00 40.00

Jumlah cargo melalui Gudang Ton/Thn 7,300.16 9,718.01 17,221.32 Tx40%2 Transit Time TrT hari 7.00 7.00 7.003 Stowage Faktor Sf m3/tahun 0.67 0.67 0.674 Jumlah hari efektif pertahun hari 365.00 365.00 365.005 Stacking Heigh Sth m 2.00 2.00 2.006 Broken Stowage of cargo BS Ton/m2 30.00 30.00 30.007 Luas Gudang A hari 166.75 221.98 393.38

Luas Gudang yang direkomendasikan m2 170 230 400

Berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang maka luas Gudang yang di perlukan di pelabuhan sangatta adalah :• Jangka Pendek = 140 m2 + 170 m2 = 310 m2• Jangka Menengah = 170 m2 + 230 m2 = 400 m2• Jangka Panjang = 300 m2 + 400 m2 = 700 m2

Dari lahan Gudang seluas 1.800 m2, area seluas 1.100 m2 merupakan area cadanganuntuk pengembangan.

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

3. Terminal PenumpangDari hasil prakiraan jumlah penumpang, ditentukan kebutuhan ruang tunggu penumpang dengan menggunakan standar sebagai acuan awal. Pada akhirnya luas ruang perlu dievaluasi lebih lanjut terutama dikaitkan dengan tingkat kenyamanan penumpang (faktor internal) dan ketersediaan lahan (faktor eksternal)

Tabel 6.15. Analisa Kebutuhan Terminal Penumpang di DermagaTerminal Penumpang

URAIAN SATTAHUN

KETERANGAN2015 2024 2034

Pg KEBUTUHAN RUANG PENUMPANGEmbarkasi A 18,250 24,295 43,053Call Kapal Penumpang' B 88 130 130Orang Per Call C 207 187 331 C=A/BKondisi Maks (2 Call) D 2 CALL 415 374 662 D=Cx2 CallKebutuhan Luas Per Orangt E 1.2 M2 498 449 795 E=Dx 1,2 m2

SIRKULASI 10% F 1.1 1.1 1.1 1.1

LUAS KEBUTUHAN RUANG PENUMPANG 548 493 874

Pr KEBUTUHAN RUANG PENGANTAR100% Kebutuhan Penumpang G 0.5 104 93 166 G=0,5xCKebutuhan Luas/orang H 0.6 62 56 99 H=0,6xG

SIRKULASI 10% I 1.1 1.1 1.1 1.1

LUAS KEBUTUHAN RUANG PENGANTAR 68 62 109

Pl KEBUTUHAN RUANG PENJEMPUT100% Kebutuhan Penumpang J 0.5 104 93 166 J=0,5xCKebutuhan Luas/orang K 0.6 62 56 99 K=0,6xKSIRKULASI 10% L 1.1 1.1 1.1 1.1

LUAS KEBUTUHAN RUANG PENJEMPUT 68 62 109

TOTAL RUANG TUNGGU ( A 1 ) 684 617 1,093

TOTAL TERMINAL PENUMPANG ( A1*1.3 ) 890 802 1,421

TOTAL TERMINAL MINIMUM 890 810 1,430

4. Dermaga Kapal NegaraKapal negara adalah kapal milik negara digunakan oleh instansi Pemerintah tertentu yang diberi fungsi dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menegakkan hukum serta tugas-tugas Pemerintah lainnya.Sebagaimana yang diamanahkan UU Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, maka keberadaan Kapal Negara di Pelabuhan harus difasilitasi dengan penyediaan Dermaga.Untuk itu di Pelabuhan Sangatta direncanakan kapal-kapal Negara berlabuh di dermaga sisi selatan dermaga Nusantara dengan luas dermaga 40 m x 8 m.

5. Fasilitas Penyimpanan Bahan BakarFasilitas Penyimpanan Bahan Bakar, di rencanakan dalam 2 bentuk alternatif. Bisa beruapa tangki diatas permukanan tanah, maupun tangki di tanam (bungker tanam). Sistim distribusinya bisa menggunakan mobil tangki maupun dengan drum yang diangkut truk. Fasilitas yang disedikan berupa SPBU dan Area tangki Timbun Seluasa 630 m2.

41

6. Fasilitas Pemadam KebakaranTerdiri atas 2 bangunan utama yaitu bangunan garasi mobil pemadan kebakaran dengan kapasitas 2 mobil, bangunan lainnya berupa kantor dan pos/mess petugas pemadam kebakaran yang harus bertuga 1 x 24 jam.Bangunan berupa bangunan permanen dengan ukuran bangunan 270 m2 dilengkapi dengan Garasi mobil pemadam kebakaran

7. Fasilitas Pengelolaan LimbahJenis,ukuran serta sarana dan prasarana fasilitas pengelolaan limbah di pelabuhan tersebut tergantung pada potensi, kapasitas, jenis serta karakteristik limbah dan bahan dari hasil kegiatan kapal.Sesuai dengan ketentuan MARPOL 73/78 dan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut No.PK.101/1/4/DJPL-13 Tanggal 28 Maret 2013 bahwa tiap pelabuhan harus memiliki dan mulai mempersiapkan fasilitas penampungan limbah atau Reciption Facilities (RF). Disedikan area untuk Intstalasi Pengola Limbah 175 m2. Disamping itu untuk limbah padat non B-3 dibangun TPS sementara seluas 175 m2.

8. Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)Sarana bantu navigasi pelayaran adalah sarana yang dibangun atau terbentuk secara alami yang berada di luar kapal yang berfungsi membantu navigator dalam menentukan posisi dan/atau haluan kapal serta memberitahukan bahaya dan/atau rintangan pelayaran untuk kepentingan keselamatan berlayar.Pengadaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana bantu navigasi dapat dilakukan oleh pengelola pelabuhan khusus dengan persyaratan yang ditetapkan. Sarana Bantu Navigasi - Pelayaran visual dapat ditempatkan di darat atau di perairan berupa:a. Menara suar;b. Rambu suar;c. Pelampung suar; dand. Tanda siang.

Berdasarkan kondisi lapangan dan perairan, kebutuhan sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP) Pelabuhan Sangatta adalah sebagai berikut : Menara Suar (Tanda Pelabuhan) = 1 unit (Ramsu Galvanis di Darat 20 m Fi.W.3s)

9. Dermaga LCTA. Analisa kebutuhan

Sebagai kabupaten yang tengah tumbuh dan berkembang dengan pesat, dimana Kabupaten Kutai Timur memiliki potenti tambang, pertanian dan perkebunan, saat ini sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di segala aspe. Termasuk diantaranya pembangunan infastruktur. Hal tersebut sangat memerlukan material dan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan. Tidak semua material konstruksi dapat dipenuhi dari bahan local, terutama semen, baja atau material bangunan lainnya . Disamping itu alat kerja berupa alat berat perlu di datangkan baik itu dari yang terdekat Balikpapan, atau dari Surabaya. Alat angkut yang paling efisien dana mam untuk mengankut material atau alat berat adalah dengan mengungunaka LCT (Landing Craft Tank). Landing Craft Tank adalah sebuah kapal pendarat serang untuk mendaratkan tank di tepi pantai. Kapal ini mulai muncul pada saat Perang Dunia II dan digunakan oleh Angkatan Laut Inggris dan Amerika Serikat. Kapal jenis Landing Craft memiliki dek yang luas dan rata sehingga cocok untuk mengangkut kendaraan maupun bahan logistik ke daerah daerah pertambangan; terutama yang terletak di pulau atau daerah terpencil . Penggunaan kapal LCT sangat cocok dengan keadaan wilayah di Kabupaten Kutai Timur khususnya daerah sangatta sampai saat ini belum memilki fasilitas pelabuhan yang memadai

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Untuk kebutuhan kontruksi biasa peralatan dalam satu proyek besar yang didatangkan adalah : Excavator 4-unit, Bulldozer 2-unit dan Vibration Roller 2 unit. Dum Truck Alat Pancang. Estimasi berat payload untuk muatan alat berat yaitu 162 ton.

Untuk muatan barang Total muatan barang yang akan diangkut oleh kapal dapat dihitung dengan menentukan besar supply dan demand terhadap kebutuhan pokok di Kabupaten Kutai timur diluar pengiriman lewat darat. Permintaan (demand) merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam menganalisis pergerakan barang yang terjadi. Dengan mengetahui jumlah permintaan yang ada di masing-masing kecamatan, maka dapat ditaksir jumlah calon muatan yang akan diangkut. Estimasi muatan permintaan barang didapatkan dari tingkat konsumsi bahan pokok yang ada di Kabupaten Kutai Timur. Hasil estimasi jumlah payload untuk muatan demand adalah 112 ton. Sedangakan Supply Barang komoditi unggulan Kabupaten Kutai Timur yaitu merupakan sektor pertanian, perkebunan. Estimasi muatan supply barang dilakukan dengan metode forecasting dengan menggunakan data sekunder jumlah truk dalam satu trip adalah 15 truk. Sehingga payload untuk muatan barang (supply) dapat diestimasi yaitu sebesar 153 ton. Begitu pula dengan bahan kontruksi kurang lebih memiliki payload sama.

Berat payload untuk multipurpose LCT diambil dari nilai yang terbesar dari hasil analisa payload yaitu 162 ton. Rute pelayaran yang diambil yaitu rute yang tercepat yang ditempuh kapal adalah ke Balikpapan.

B. Ukuran LCTUkuran utama optimum yang memenuhi seluruh batasan (payload 162 ton ) dengan nilai fungsi objektif terminimum adalah sebagai berikut:• Lpp = 41.16 m• B = 9 .8 0 m . H = 3 .05 m• T = 1 .72 m.

C. Type DermagaMemperhatikan kondisi lapangan dallam hal ini kedalaman perairan, pasang surut maka dermaga LCT ini akan ditempatkan di dermaga/trestele eksisting , jenis dermaga LCT yang digunakan adalah type Fixed Shore Ramp. Type ini merupakan satu kesatuan dengan struktur dermaga/trestle dan elevasi ramp tetap, tidak dapat dinaik turunkan.

42

Fixed shore r»mp 5 h *p r j m pr »0

Vehicle det< o> vhip

y Water level

D. Ukuran Typikal DermagaMengacu kepada ukuran LCT yang direncanakan, dan memperhatikan ukuran tipikal dermaga LCT/RoRo, maka lebar apron yang diambil adalah minimal 10,0 m

DWT Panjang denrnaga Ke^a'aman kolam dermaga

Lebar apron

. . . M . (m) (m) (m)

1.000 90 4.0 102.000 115 5.0 153.€X>D 135 6.0 155.000 100 7.5 207.000 180 8.0 20

10.000 205 9.5 2015.000 240 11.0 2020,000 265 12.0 2030.000 305 14.0 20

Perlu Kajian khusus dalam menentukan kebutuhan khusus dermaga LCT ini. Secara umum berdasarkan data prediksi, pelabuhan sangatta memerlukan dermada LCT 1 buah dengan kedalaman perairan -4.0 m LWS dan lebar Apron 10.0 m

B. Fasilitas Fungsional1. Daratan Pelabuhan

Daratan pelabuhan diperlukan untuk menempatkan seluruh letak fasilitas pelabuhan. Untuk area yang berhadapan langsung dengan perairan terbuka elevasi harus dibuat sebagai berikut:

Eh = HWS + 0,5 m + RuDimana:HWS = Ketinggian pasang tinggiRu = Run offElevasi daratan pelabuhan yang direncanakan adalah : + 2.556 + (0,5 m + Ru) = + 2.556 + 1.50 m = + 4.056 m, dengan luas terbangun 72.198 m2 dan pengembangan 15.29 m2

2. Kantor PelabuhanBerdasarkan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan , Pelabuhan Sangatta termasuk KUPP Kelas II dengan Hirarki Pelabuhan Pengumpul , dengan Personil yang yang ditugaskan di KUPP Kelas II adalah Sebagai Berikut :1. Kepala KUPP = 1 orang;2. Petugas Tata Usaha = 1 orang;3. Petugas Lalu Lintas dan Angkutan Laut dan Pelayanan Jasa = 1 orang4. Petugas Fasilitas Pelabuhan dan Ketertiban = 1 orang5. Petugas Kesyahbandaran = 1 orang

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

6. Kelompok Jabatan Fungsional =2 orang7. Staf dan Karyawan Opersional = 17 orang

Tabel 6.16. Perhitungan Kebutuhan Ruang Kantor Pelabuhan Sangatta

No Fasilitas Pokok Standar yang digunakan Unit

KebutuhanDimensi

___ (m3___1 Lobby + Resepsiinis 0.8 m2 3 4 5/orang_ 10 orang 82 R.Tamu 6 m2 63 R. Tata Usaha 2,4m2/orang 4 9.64 R.Kepala KUPP 24m2/orang 1 245 Sekrertaris 3m2/orang 1 36 R. Rapat 40 m2/orang 407 R. Kasie/Petugas 10 m2/orang 3 308 R. Staff 2.2m2/orang 7 15.49 R. Karyawan Operasiona 2.2m2/orang_ 7 15.410 R. Jabatan Funsional 2.2m2/orang 2 4.411 Toilet Wanita 2 m2/25 orang 14 212 Toilet Pria 2 m2/25 orang 20 213 Ruang Arsip 0.4 m2/orang 24 214 Pantry 1.5 m2/orang 2 315 Mushala 0.8 m2/orang 4 3.616 R.Server (telekomunikasi) 3 m2/ruang 317 Gudang 5% Luas kantor 171*5% 9

Jumlah m2 180Sirkulasi 20 - 30 % m2 54

Total m2 234Diambil m2 280

Sumber: Hasil Analisis Dan Pedoman Rencana Fasilitas Darat Pada Pelabuhan

3. Jalan dan DrainaseJalanJalan akses ke Pelabuhan akan mengacu kepada pola jaringan jalan dan pola sirkulasi kendaraan sesuai dengan yang direncanakan, dalam ha l:- Arus lalu-lintas

Ketinggian level muka jalan- Lebar jalanPerencanaan jalan ini memperhatikan :- Alignment sesuai pemakaian- Keamanan dan kelancaran- Beban kendaraan- Awet dan mudah dalam pemeliharaan

Dilengkapi dengan drainase yang baik.Berdasarkan perencanaan geometrik jalan, jalan yang akan dan sudah dibangun pada komplek kawasan pendaratan ikan diklasifikasikan sebagai jalan lingkungan industri dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:- Kemiringan melintang maksimum 2 %- Kecepatan rencana kendaraan maksimum 40 km/jam- Kelandaian vertikal maksimum 60 %

Berdasarkan fungsinya jalan masuk dan didalam kawasan pelabuhan direncanakan ada 3 type yaitu :- Type I : Jalan utama dengan lebar badan jalan 12. Jalan ini direncanakan dapat

dilewati kendaraan truk > T = 10 ton dua arah- Type II : Jalan utama dengan lebar badan jalan 8 meter. Jalan ini direncanakan

dapat dilewati kendaraan truk 5-10 T = 10 ton dua arah.

43

- Type III: Jalan pelayanan dengan lebar badan jalan 4 -6 m. Jalan ini direncanakan dapat dilewati kendaraan truk £ 10 ton satu arah.

Perkerasan yang direncanakan :Type I : - Lapisan penutup = 0,30 m (untuk beton)

- Lapisan penutup = 0,70 m (untuk Hotmix)- Base = 0,20 m- Sub Base = 0,25 m

Type I I : - Lapisan penutup = 0,03 m- Base = 0,15 m- Sub Base = 0,20 m

- Sub base (pondasi bawah), menggunakan sirtuBase (pondasi atas) menggunakan batu pecah 5/7 yang diisi oleh koral campur pasir, kemudian digiling matang (sistim macadam).

Lapisan penutup (lapisan aus) menggunakan menggunakan Plat beton dengan tebal minimum t= 30 cm, dan dihitung untuk pemakaian oleh truk besar pengangkut produk maupun peralatan dengan beban 21 ton tekanan gandar. Luas jalan lingkungan yang dibangun seluas 12.059 m2

DrainaseKomplek kawasan pelabuhan membutuhkan perencanaan drainase, sehingga seluruh air hujan dapat dialirkan keluar dari komplek dengan lancar dan cepat. Seluruh jalan dalam komplek akan dilengkapi dengan saluran di kedua sisinya untuk menampung air hujan yang jatuh di jalan dan dari bangunan, juga ditambah dengan limpasan dari bangunan. Perencanaan ini akan memperhitungkan curah hujan berdasarkan data yang ada dan perkiraan volume limpasan dari bangunan-bangunan.Selain menampung air hujan drainase di kawasan pelabuhan ini harus memperhatikan kondisi pasang surut.

4. Lapangan ParkirLapangan parkir perlu disediakan sesuai kebutuhan supaya tidak mengganggu arus lalu lintas lainnya karena banyaknya kendaraan yang parkir sembarangan.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kebutuhan lahan parkir adalah sebagai berikut:1. Jumlah total kendaraan yang parkir dalam satuan waktu tertentu, dimana

akumulasi maksimum merupakan demand tertinggi.2. Durasi / lamanya kendaraan parkir3. Tujuan akhir pergerakan, maksud pergerakan dan waktu berjalan kaki.Ukuran ruang parkir ditentukan oleh jenis kendaraan yang akan parkir, untuk mobil penumpang.

Lapisan penutup (lapisan aus) menggunakan menggunakan Plat beton dengan tebal minimum t= 30 cm, dan dihitung untuk pemakaian oleh truk besar pengangkut produk maupun peralatan dengan beban 21 ton tekanan gandar. Luas area parker yang dibangun seluas 4.532 m2 5

5. Jaringan Suplai dan Distribusi Air BersihMerupakan jaringan pipa air bersih yang menghubungkan antara sumber air dengan titik-titik pemakaian di fasilitas dalam site.Sumber air bersih dapat diperoleh dari Sumur Dalam.Pembagian suplai perlu survey lapangan serta analisa di laboratorium mengenai mutu serta potensi dari sumber air tersebut diatas.

Jaringan pipa suplai berawal dari box kontrol di menara air dan mendistribusikannya ke box kontrol d i:

Bangunan

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Dermaga (service box)Kontrol pemakaian dengan menempatkan flow meter pada jaringan yang ke bangunan dan yang ke dermaga untuk perhitungan pembayaran pemakaian.Pemasangan pipa ditanam di bawah tanah pada jalur ruang terbuka pada kedalaman 1 meter dengan perlindungan dari kemungkinan perusakan pembangunan di atasnya.

Pada titik-titik tertentu (pencabangan, belokan, jarak 50 m) dipasang box kontrol untuk pengaturan dan pemeriksaan, titik ini juga berguna untuk menandai lintasan pipa.

6. Jaringan Suplai dan Distribusi Tenaga ListrikMerupakan jaringan kabel pengalir tenaga listrik yang menghubungkan antara sumber suplai tenaga listrik (PLN, genset) dengan titik-titik box kontrol/panel pemakaian di fasilitas dalam site :

Penerangan jalan dan dermaga Penerangan bangunan

- Tenaga mesin penggerak (pompa)

Kontrol pemakaian melalui flow meter yang ditempatkan untuk kelompok (grouping) sesuai dengan :- Pembiayaan oleh pihak pengelola pelabuhan

Pembiayaan oleh pihak pemakai, pengunjungPemasangan jaringan kabel listrik di tanam dalam tanah di jalur ruang terbuka pada kedalaman 1 meter dengan perlindungan dari perusakan dalam rangka pembangunan di atasnya.

Pada titik-titik tertentu (pencabangan) ditempatkan box kontrol untuk memudahkan pemeriksaan dan pengaturan. Titik ini juga berguna untuk menandai lintasan jalur kabel.Kriteria perencanaannya ialah :- Arus dan voltage sesuai kebutuhan dan rencana pengembangan- Aman dalam pemakaian dan perusakan- Mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaanUntuk lampu suar menggunakan tenaga solar sehingga tidak memerlukan tenaga listrik.

7. Penerangan SiteBerfungsi untuk memberikan keamanan dalam pengelolaan kegiatan dan sebagai alat bantu visual pengenalan lingkungan site di waktu cuaca gelap.Jenis dan pola pemasangan penerangan ini mengacu kepada penerangan jalan umum. Lampu ditempatkan 9 meter di atas muka kaki tiang dan menjulur sejauh 2 meter dari tiang ke area yang diterangi (jalan, taman, pelataran). Jarak antar tiang lampu sejauh radius efektifitas kekuatan penerangan ± 14 m.Kaki tiang perlu mendapatkan perlindungan dari kemungkinan perusakan oleh kegiatan di sekitarnya dalam bentuk tambahan konstruksi pelindung atau penempatannya di lokasi yang aman.

8. Rumah Mekanikal dan ElektrikalBerfungsi sebagai ruang pusat pengendali tenaga listrik bagi penerangan dan tenaga penggerak (mesin, pompa) yang ada dalam site. Dalam power house ini terletak main panel dan genset yang mengatur suplai tenaga listrik dari PLN dan Genset.

9. Sumur Dalam dan ReservoirSumur-dalam merupakan sumber air bersih yang dapat diandalkan ketersediaan-nya setiap waktu bagi kebutuhan pelabuhan. Untuk dapat mendapatkan sumber air dalam yang baik perlu dilakukan penyelidikan geolistrik terlebih dahulu di bagian area site yang lokasinya menguntungkan (tinggi dan sentral).

44

Air dari sumur-dalam di pompa naik mengunakan sumur dalam ke reservoir air bawah untuk kemudian melalui pompa di dorong naik ke tangki air di atas tower untuk mencapai tekanan yang cukup sebelum di distribusi ke seluruh bangunan/fasilitas dengan memanfaatkan gaya grasfitasi bumi, kecuali service box yang menggunakan pompa untuk suplainya langsung dari resevoar bawah.

Bangunan ini merupakan elemen dari sistem utilitas air bersih yang dilengkapi dengan utilitas :- Listrik dan penerangan- Saluran pembuangan

Fasilitas Penunjang LainnyaFasilitas penunjang lainnya yang dibangun untuk menunjang kegiatan plelabuhan adalah sebagai berikut:

1. Area Bisnis Pergudangan = 528 m22. Pos Penimbangan = 175 m23. Karntor Pengelola Pergudangan = 1924. Kantor/Pos Polisi = 467.18 m25. Menara Air = 26.5 m26. Pos Keamanan Kawasan = 180 m27. Shelter Angkutan Darat = 310 m28. Kantor Bea Cukai = 116 m29. Kantor Imigrasi = 148 m210. Kantor Kesehatan = 288 m211. Rumah Dinas = 180 m212. Mess Karyawan = 184 m213. Mushala = 169 m214. Kantor KPLP = 96 m215. Balai Karantina = 246 m216. Menara Mercusuar - 62.41 m217. Rumah Pompa = 40 m218. Rumah Genset = 100 m2

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tabel 6.17. Rencana Pengembangan Kebutuhan Prasarana dan Sarana di Darat

No Fasilitaspokok Dimensi/Jumlah Kedalamn

Perairan Kondisi Eksisting Rencana Pengembangan

1 Dermaga

DERM AGA

( 140 m x 12 m )

TRESTLE

( 810,6 m x 8,0 m )

9,0 m LWS

Baik , kontruksi Atas : Beton Tiang Pancang : Baja Kapasitas : 2,5 Ton/m2

Baik , kontruksi Atas : Beton, Tiang Pancang : Baja Kapasitas : 1,5 Ton/m2

■ Dikembangkan sesuai dengan jangka waktu pengembangan

■ Sisi dalam dermaga akan dimodifikasi dengan menambah plang fender, fender dan mooring biit. Sehingga dapat berfungsi sebagai tempat pendaratan kapal-kapal pelayaran rakyat

2 Causeway 510 m x 8Tumpukan batu kosong dengan perkuatan pada sisi luar dengan beton.

No FasilitasPenunjang Dimensi/Jumlah Kedalamn

Perairan Kondisi Eksisting Rencana Pengembangan

1 LahanDaratan 2.500 m2 Kurang baik dan belum di

perkuat revertmentAkan dikembangkan menjadi 72.198 m2 atau 7,2 ha.

.7.2. Rencana Kebutuhan RuangA. Kebutuhan Ruang di Darat

Kebutuhan pengembangan prasarana di darat membutuhkan alokasi ruang yang harus dipersiapkan berdasarkan tahapan pengembangannya.Kebutuhan ruang didaratan yang dihitung berdasarkan kebutuhan sarana dan prasarana pelabuhan adalah sebagai berikut:

45

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tabel 6.18. Pengembangan Fasilitas Darat Menurut Tahapan Jangka Waktu Pembangunan

No NoGbr Fasilitas pokok Eksisting Satuan Jangka Pendek

2015-2019Jangka

Menengah2015-2024

Jangka Panjang 2015-

2034Keterangan

I. Fasilitas Pokok

1 A Dermaga Nusantara 140x 12 = 1.680 m2 140x 12 = 1.680 140x 12 = 1.680 140x12 = 1.680 Tetap

2 B Trestle 810,6x8 m2 810,6x8 810,6x8 810,6x8 Tetap3 C Causeway 510x12 m2 510x 12 510x 12 510x 12 Tetap

4 B Dermaga Pelayaran Rakyat L = 124 (*) m2 L =124 L = 176 L = 236

Tempat pendaratan kapal rakyat pada Sisi dalam dermaga akan dimodifikasi dengan menambah plang fender, fender dan mooring biit. Sehingga dapat berfungsi sebagai tempat

pendaratan kapal-kapal pelayaran rakyat5 1 Gudang Terbuka/Lapangan Penumpukan m2 1,590.00 7,410.00 Pembangunan Baru6 2 Gudang Eksport - m2 600.00 Pembangunan dan perluasan7 3 Gudang Import m2 - 600.00 Pembangunan Baru + Tetap8 4 Gudang Mekanik m2 600.00 Pembangunan Baru + Tetap9 5 Area Bisnis Pergudangan m2 - 528.00 Pembangunan Baru + Tetap10 12 Kantor Pengelola Pergudangan m2 192.00 Pembangunan Baru + Tetap11 11 Pos Penimbangan m2 175.00 Pembangunan Baru + Tetap

12 6 Terminal Pelabuhan (Terminal Penumpang) - m2 1,230.00 Pembangunan Baru + Tetap

13 7 Penampungan dan Pengolahan Limbah - unit 175.00 Pembangunan Baru + Tetap14 10 TPS Sementara 175.00 Pembangunan Baru + Tetap15 8 Fasilitas SPBU + Bunker BBM - m2 630.00 Pembangunan Baru + Tetap16 9 Kantor Pemadam Kebakaran - m2 270.00 Pembangunan Baru + Tetap17 27 Fasilitas Keselamatan Pelayaran - unit 1.00 Pembangunan Baru + TetapB Fasilitas Penunjang18 Lahan Darat (Reklamasi) m2 56,669.00 56,669.00m2 72,198.00 Perluasan19 14 Area Tanah (RTH) 2,500 m2 Tetap20 Prasarana Jalan m2 12,059.00 Pembangunan Baru + Tetap21 Langan Parkir m2 4,532.00 Pembangunan Baru + Tetap22 15 Menara Air m2 26.50 Pembangunan Baru + Tetap23 13 Kantor Polisi m2 460.00 Pembangunan Baru + Tetap24 16 Kantor Syabandar (Kantor KUPP) m2 280.00 Pembangunan Baru + Tetap25 17 Pos Keamanan Kawasan m2 180.00 Pembangunan Baru + Tetap26 18 Shelter Angkutan Darat m2 310.00 Pembangunan Baru + Tetap27 19 Kantor Bea Cukai 116.00 Pembancjunan Baru + Tetap28 20 Kantor Imigrasi m2 148.00 Pembangunan Baru + Tetap29 21 Kantor Kesehatan m2 288.00 Pembangunan Baru + Tetap30 22 Rumah Dinas m2 180.00 Pembangunan Baru + Tetap31 23 Mes Karyawan m2 180.00 Pembangunan Baru + Tetap32 24 Mushola/Masjid m2 170.00 Pembangunan Baru + Tetap33 25 Kantor KPLP / Airud m2 96.00 Pembangunan Baru + Tetap34 26 Kantor Karantina m2 246.00 Pembangunan Baru + Tetap35 28 Rumah Pompa m2 40.00 Pembangunan Baru + Tetap36 29 Rumah Genset m2 100.00 Pembangunan Baru + Tetap

*) Yang di dituliskan adalah penambahan panjang sisi dalam yang dimanfaatkan sebagai tempat pendaratan kapal, dengan panjang L= 124

46

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KETERANGAN

_ " ] BATAS OARAT » M400 m'

BA TA S DARAT PENGEMBANGAN KAW ASAN PELABUHAN SA N GATTA ______________( 1 1 .5 7 H a)______________

0 °2 8 '2 6 .4 3 " LU 0 °2 8 '2 0 .7 6 " LU1 1 7 °3 6 '3 .8 2 " BT 1 1 7 °3 6 '4 6 .2 6 " BT

0 °2 8 '2 2 .5 5 '' LU n 0 °2 8 '2 1 .6 7 H LU1 1 7 °3 6 '3 .8 2 " BT 1 1 7 °3 6 '2 0 .3 2 " BI

0 °2 8 '2 2 .0 0 " III 0 ° 2 8 ‘2 1 .6 1 " LU1 1 7 °3 6 '2 0 .3 2 “ BT 1 1 7 °3 6 '2 0 .3 2 " BT

0 °2 8 '2 1 .9 3 " III . . . 0 ° 2 8 '2 2 .16" LU1 1 7 °3 6 '2 0 .3 2 " BT 1 1 7 03 6 '3 .8 2 ’ BI

0 °2 8 '2 1 .0 2 n LU , , 0 ° 2 8 , 1 8 .2 9 “ LU1 1 7 °3 6 '4 6 .2 6 " BT 1 1 7 °3 6 '3 .8 2 ’ BI

0 °2 8 '2 1 .2 8 " LU . . . 0 °2 8 '1 4 .2 1 n LU1 1 7 °3 6 '4 6 .5 2 " BT 1 1 7 °3 6 '3 .8 2 " BI

0 °2 8 '2 3 .1 7 ” IU 8 0 °2 8 '1 4 .2 1 " LU1 1 7 °3 6 ,4 6 .5 9 ' BT * “ 1 1 7 °3 5 '5 7 .3 5 " BT

8 0 °2 8 '2 3 .1 7 " LU 0 °2 8 '1 8 .2 9 " U J1 1 7 °3 6 '4 6 .9 8 * BT BT

0 ° 2 8 ’ 1 8 .6 1 " LU 0 °2 8 '2 6 .4 3 " LU1 1 7 °3 6 '4 6 .8 5 ’ BT 1 1 7 °3 5 '5 7 .3 5 " BT

0 °2 8 '1 8 .6 1 “ IU 0 ° 2 8 ’3 0 .5 0 " LU1 1 7 °3 6 '4 6 .4 6 * BT ‘ 1 1 7 °3 5 ,5 7 .3 5 " BT

0 °2 8 '2 0 .5 0 " LU , , 0 °2 8 '3 0 .5 0 " LU1 1 7 °3 6 '4 6 .5 2 ‘ BT ‘• ‘ 1 1 7 °3 6 ‘3 .8 2 ” BT

PEMBERI TUGAS

KEMENTERIAN PERHUBUNGANDIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN IA U T

Jl. Medan Merdeka Barai No 8 Jakarta 10110

NAMA PEKERJAAN

RENCANA INDUKU PELABUHAN SANGATA

LOKASI

PELABUHAN SANGATA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PETA INOEKS

KONSULTAN PERENCANA

PT. Marindo Utama Penata Kawasan

TANDA TANGAN

Diporiksa

Dirancana

Digambar

NAMA GAMBAR

BATAS DARATKAWASAN PELABUHAN SANGATTA

Gambar 6.4 Batas Darat Pengembangan Pelabuhan Sangatta

47

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

X=568.300

X=568.200

X=568.100

X=568.000

X=567.900

X=567.800

X=567.700

X=567.600

X-567.500

X=567.400

9r '0

Bidang Pendaratan Kapal-kapal Pelayaran Nasional

9. -------9.

87 ®5 8.Bidang Pendaratan K&jal-kapal Pelra

8, 'L=1241Berupa fender di

sis i dalam derm aga 8.

P^ebaran Trestle 8 nr x 8 m = 64 ifl*

5. 5.

= 5 ^ .3 0 0 S §O8

o?

8u

>

CNir>n>

CN'f?>

sII>•

CNf?>

3

3; ’»

\ V S

zFASIUTAS PCK0K

NO KETERANGAN NOTASI EKSISTING JANGKAPENDEK

A DERMAGA NUSANTARA1--------1

1680 m* 1680 m*

9 TRESTLE ! | | 6480 m’ 6480 m’

C CAUSEWAY j| | 6120 m’ 6120 m*

0 DERMAGA PELAYARAN RAKYAT (ZZ3 124 m’ 124 m’

1 GUDANG TERBUKA j| ) 1590m’

2 GUDANG EKSP0RT | | 600m’

4 GUDANG MEKANIK || | 600m’

6 TERMINAL PELABUHAN | | 1237m’

7 TEMPAT PENGOLAHAN LIU8AH 1 1 175m’

8 POM PENGISIAN BBM 1 1 631 m’

9 KANTOR PEMADAM KEBAKARAN 1 1 270m’

FASIUTAS PENUNJANG

N0 KETERANGAN NOTASI EKSISTING JANGKA PDI DEK

10 TPS SEMENTARA 1 1 175m*

11 POS PENIMBANGAN 1 1 175m’

12 KANTCfi PENGELOLA PERGUDANGAN 1 1 192m’

13 KANTOR P0US1 1 1 467.18m’

14 AREA TANAH / RTH | ] 2500m’ 2500m’

15 MENARA AIR I | 26.5m’

16 KANTCfi SYAHBANDAR 1 1 280m’

17 POS KEAMANAN KAWASAN 1______1 180m’

18 SHELTER ANGKUTAN DARAT 1 1 310m’

19 KANTOR BEA CUKAI 1 1 116m’

20 KANTCfi IMIGRASI 1 1 148m’

21 KANTOR KESEHATAN 1 1 288m’

22 RUMAH DINAS 1 1 180m’

23 MESS KARYAWAN 1 1 184m’

24 MUSHOLA / MASJID 1 1 169m’

25 KANTCfi KPLP 1 1 96m’

26 BALAI KARANTINA j| | 246m’

27 MENARA MERCUSUAR | | 62.41m*

28 RUMAH POMPA 1 | 40m’

29 RUMAH GENSET 1 1 97.2m’

30 LAHAN DARAT REKLAMASI 1 | 56669m!

31 PRASARANA JALAN | | 12059m’

32 LAPANGAN PARKlR | | 4532m*

00= 28' 40" LU 00= 28' 35” LU 00= 28' 30" LU 00 ° 28' 25" LU 00° 28' 20" LU 00= 28' 15" LU 00° 28' 10" LU 00° 28' 05" LU 00 ° 28'00" LU

KETERANGAN

PEMBERI TUGAS

WKEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUTJ l MMan Merdeka Barai No 8 Jakarta 10110

NAMA PEKERJAAN

RENCANA INDUKU PELABUHAN SANGATA

PELABUHAN SANGATA PROVINSI KALIMANTAN TiMUR

llll.mlill.IM.M1M.

NAMA GAMBAR

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PELABUHAN SANGATTA

JANGKA PENDEK 2015 - 2019 (a)

Gambar 6.5 Rencana Tata Ruang Daratan Pelabuhan Sangatta Jangka Pendek Tahun 2015-2019 (1)

48

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

FASILITAS PCKOK

N0 KETERANGAN NOTASI EKSIST1NG JANGKAPENDEK

A DERMAGA NUSANTARA [ = □ 1680 m' 1680 m'

B TRESTLE 1 1 6480 m' 6480 m'

C CAUSEWAY [ = □ 6120 m' 6120 m'

D DERMAGA PELAYARAN RAKYAT 1______ 1 124 m' 124 m'

1 GUDANG TERBUKA 1-------- 1 1590m*

2 GUDANG EKSPORT 1 1 600m'

4 GUDANG MEKANIK t 1 600m'

6 TERMINAL PELABUHAN 1 1 1237m’

7 TEMPAT PENGOLAHAN UM8AH 1 1 175m'

8 POM PENGISIAN B8M 1______ | 631 m*

9 KANTOR PEMADAM KEBAKARAN 1 1 270m'

X=566.900

X=566.800

X=566.700

t

226

©

©

fasilitas penunjang

NO KETERANGAN NOTASI EKSISBNCJANGKAPENDEK

10 TPS SEMENTARA I-------- 1 175m*

11 POS PEMUBANGAN I I I75m'

12 KANTOR PENGELOLA PERGUDANGAN I I 192m*

13 KANTOR POUSI I I 467.18m'

14 AREA TANAH / RTH 1 1 2500m' 2500m'

15 MENARA AIR 1 1 26.5m'

16 KANTCfl SYAHBANDAR 1 1 280m'

17 POS KEAMANAN KAWASAN r— i I80m*

18 SHELTER ANGKUTAN DARAT i i 310m'

19 KANTOR BEA CUKAI i i 116m’

20 KANTCR IMIGRASI i i 148m*

21 KANTOR KESEHATAN i i 288m*

22 RUMAH DINAS i i I80m'

23 MESS KARYAWAN i i 184m*

24 MJSHOLA / MASJD i i 169m‘

25 KANTCR KPLP i i 96m'

26 BALAI KARANTINA i i 246m*

27 MENARA MERCUSUAR i— i 62.41 m’

28 RUMAH POMPA i______ i 40m'

29 RUMAH GENSET n m 97 2m'

30 LAHAN DARAT REKLAMASI i— i 56669m'

31 PRASARANA JALAN CZZD 12059m*

32 LAPANGAN PARKIR 1 1 4532m’

©

X .

8 8 8CO r'f? V>• >-

KETERANGAN

LUAS LAHAN TOTAL » 72198 m'

AREA PENGEMBANGAN » 15529 m*

LUAS AREA JALAR - 12059 m*

[rrm T ii LUAS AREA PARKIR = 4532 m'

PEMBERI TUGAS

KEMENTERIAN PERHUBUNGANDIREKTORAT .ENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

J l Medan Merdeka Barel Na. 8 Jakarta 10110

NAMA PEKERJAAN

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATA

PELABUHAN SANGATA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

NAMA GAMBAR

00 ° 28’ 30" U I 00’ 28' 25" I.U 00° 28’ 2 0 'I.U 00° 28’ 20" U i

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PELABUHAN SANGATTA

JANGKA PENDEK 2015 - 2019 (b)

Gambar 6.6 Rencana Tata Ruang Daratan Pelabuhan Sangatta Jangka Pendek Tahun 2015-2019 (2)

49

117°

36’

20"

BT_

____

____

____

___

117°

36'

25"

BT_

____

____

____

___

117°

36'

30"

BT_

____

____

____

11

7° 3

6'35

" BT

117°

36'

40" B

T 11

7° 3

6'45

" BT

II7°

36'

50" B

T

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

X =568.300

X =568.200

X =568.100

X =568.000

X =567.900

X =567.800

X =567.700

9# '0 .

9 Bidang Pendaratan Kapal-kapal Pelayaran Nasional

9 .9.

9*8. 8.

Bidang Pendaratan K^)al-kapal Pelra

8, ’ L=124 m

Berupa fender di sisi dalam derm aga

f H S t '5» 1 i9* 1 %

5,

X=5g7.300

P^ebaran Trestle 8 rn x 8 m = 64 m’

- r

J;

v ° oio:

\ ’4 \

§ \

NO KETERANGAN NOTASI JANGKAPENDEK

JANGKAMENENGAH

A DERMAGA NUSANTARA 1 1680 m' 1680 m’

B TRESTIE 1 6480 m’ 6480 m’

C CAUSEWAY 1 6120 m' 6120 m’

0 DERMAGA PELAYARAN RAKYAT C=ZD 124 m' 176 m*

1 GUDANG TERBUKA 1 1590m' 7410m’

2 GUDANG EKSPORT 1 600m' 600m’

3 GUDANG IMPORT 1 1 600m’

4 GUDANG MEKANIK 1 1 600m' 600m’

5 AREA BISNIS PERGUDANGAN 1 1 528m’

6 TERMINAL PELABUHAN 1 1 1237m’ 1237m'

7 TEMPAT PENGOLAHAN UM8AH 1 1 175m’ 175m’

8 POM PENGISIAN BBM 1 1 631 m' 631 m*

9 KANTOR PEMADAM KEBAKARAN C Z J 270m' 270m*

FASIUTAS PENUNJANG

NO KETERANGAN NOTASI JANGKAPENDEK

JANGKAMENENGAH

10 TPS SEMENTARA 1 1 175m' 175m’

11 POS PENIM8ANGAN 1 1 175m' 175m’

12 KANTOR PENGELOLA PERGUOANGAN 1 1 192m' 192m*

13 KANTOR POLISI 1 1 467.18m' 467.18m'

14 AREA TANAH / RTH 1 1 2500m' 2500m'

15 MENARA AIR 1 1 26.5m’ 26.5m’

16 KANTOR SYAHBANDAR 1 1 280m' 280m’

17 POS KEAMANAN KAWASAN 1 1 180m' 180m’

18 SHELTER ANGKUTAN DARAT 1 1 31 Om’ 310m’

19 KANTOR BEA CUKAI 1 1 116m’ 116m'

20 KANTOR IMIGRASI 1 1 148m’ 148m'

21 KANTOR KESEHATAN t 1 288m' 288m'

22 RUMAH DINAS 1 1 180m' 180m'

23 MESS KARYAWAN 1 1 184m' 184m'

24 MUSHOLA / MASJID 1 1 169m' 169m'

25 KANTOR KPLP 1 1 96m' 96m'

26 BALAI KARANTINA 1 1 246m’ 246m’

27 MENARA MERCUSUAR 1 1 62.41m' 62.41m*

28 RUMAH POMPA 1 1 40m' 40m’

29 RUMAH GEN SET 1 1 97.2m' 97.2m'

30 LAHAN DARAT REKLAMASI HBR 56669m* 56659m'

31 PRASARANA JALAN 1 12059m’ 12059m’

32 LAPANGAN PARKIR 1 4532m' 4532m'

1. 'y

00 ° 28' 40" LU 00 ° 28' 35" LU 00" 28' 30" LU 00° 28' 25" LU 00 ° 28' 20" LU 00 ° 28' 15" H ) 00 ° 28' 10" LU 00 ° 28 '05" LU 00 ° 28’ 00" LU

KETERANGAN

PEMBERI TUGAS

KEMENTERIAN PERHUBUNGANDIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

J l Modan MerdoKa Barai No. 8 Jakarta 10110

PETA LOKASI

N A M A P E K E R JA A N

RENCANA INDUKU PELABUHAN SANGATA

PELABUHAN SANGATA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PETA INDEKS

NAMA GAMBAR

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PELABUHAN SANGATTA JANGKA PANJANG 2015 - 2024 (a)

N o G A M B AR

Gambar 6.7 Rencana Tata Ruang Daratan Pelabuhan Sangatta Jangka Menengah Tahun 2015 - 2024 (1)

60

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

FASHJTAS POKOK

NO KETERANGAN NOTASI JANGKAPENDEK

JANGKAMENENGAH

A DERMAGA NUSANTARA 1 1 1680 m' 1680 m*

B TRESTLE 1 1 6480 m' 6480 m’

C CAUSEWAY 1 1 6120 m’ 6120 m*

D DERMAGA PELAYARAN RAKYAT 1 H 124 m' 176 m'

1 GUDANG TERBUKA l l 1590m1 7410m’

2 GUDANG EKSPORT 1 1 600m* 600m'

3 GUDANG IMPORT 1 1 600m1

4 GUDANG MEKANIK 1 1 600m' 600m'

5 AREA BISNIS PERGUDANGAN 1 1 528m’

6 TERMINAL PELABUHAN 1 1 1237m‘ 1237m*

7 TEMPAT PENGOLAHAN UMBAH 1 1 175m* 175m’

8 POM PENGISIAN BBM 1 1 631 m' 631 m'

9 KANTOR PEMADAM KEBAKARAN 1 1 270m* 270m*

X=566.900

X=566.700

i' -- (S) 0

FAS1UTAS PENUNJANG

NO KETERANGAN NOTASI JANGKAPENDEK

JANGKAMENENGAH

10 TPS SEMENTARA 175m* 175m*

11 POS PENIMBANGAN 175m’ 175m*

12 KANTOR PENGELOLA PERGUDANGAN 192m’ 192m*

13 KANTOR P0US1 467.18m* 467.18m*

14 AREA TANAH / RTH 2500m* 2500m’

15 MENARA AIR 26.5m* 26.5m*

16 KANTOR SYAHBANDAR 280m‘ 280m*

17 POS KEAMANAN KAWASAN 180m’ 180m*

18 SHELTER ANGKUTAN DARAT 310m* 310m’

19 KANTOR BEA CUKAI 116m* 116m’

20 KANTOR IMIGRASI 148m* 148m’

21 KANTOR KESEHATAN 288m* 288m*

22 RUMAH DINAS 180m* 180m*

23 MESS KARYAWAN 184m’ 184m*

24 MUSHOLA / MASJD 1 169m* 169m*

25 KANTOR KPLP 96m* 96m*

26 BALAI KARANTINA 1 246m* 246m*

27 MENARA MERCUSUAR 1 1 6241 m* 62.41m*

28 RUMAH POMPA 1______ 1 40m’ 40m’

29 RUMAH GENSET C IZ ) 97.2m* 97.2m*

30 LAHAN DARAT REKLAMASI sm m 56669m’ 56669m*

31 PRASARANA JALAN □ 12059m* 12059m*

32 LAPANGAN PARKIR i— i 4532m* 4532m*

M*i iU JtJ ■' J ;i;.; iiit:; -.u:; i UiUsu jiiiifcaa.

i4i|l!liT!<i,il!.iii.i>iiM.!li,ij<!;i.!ir.i;r.i.

AREA PENGEMBANGAN

..................................................

] LUAS LAHAN TOTAL - 72198 m'

’ 1 AREA PENGEMBANGAN = 15529 m'

J LUAS AREA JALAN = 12059 m'

1 LUAS AREA PARKIR = 4532 m’

PEMBERI TUGAS

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

Jl Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110

00 ° 28' 30" LU 00 ° 28' 25" LU 00 ° 28' 20" LU 00 ° 28' 20" LU

NAMA PEKERJAAN

RENCANA INDUKU PELABUHAN SANGATA

PELABUHAN SANGATA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PETA INDEKS

m iH w uim 'U M im l

NAMA GAMBAR

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PELABUHAN SANGATTA JANGKA PANJANG 2015 - 2024 (b)

Gambar 6.8 Rencana Tata Ruang Daratan Pelabuhan Sangatta Jangka Menengah Tahun 2015 - 2024 (2)

51

117°

36'

20"

BT

____

____

____

____

__11

7° 3

6' 2

5" B

T__

____

____

____

____

117°

36'

30"

BT

11

7° 3

6'35

" B

T

117°

36'

40"

BT

11

7° 3

6'45

“ B

T

117°

36'

50"

BT

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

X =568.300

X=568.000

X=567.900

9 , \ 10

g Bidang Pendaratan Kapal-kapal Pelayaran Nasional

87 8.Bidang Pendaratan K ial-kapal Pelra

°. 1 L=124mBerupa fender di

sisi dalam dermaga

Pg)ebaran Trestle 8 m x 8 m = 64 ra*

87

FASILITAS POKOK

’a V

NO KETERANGAN NOTASI JANGKAMENENGAH

JANGKAPANJANG

A DERMAGA NUSANTARA 1 1680 m' 1680 m'

B TRESTLE 1 6480 m* 6480 m'

C CAUSEWAY 1 6120 m' 6120 m'

D DERMAGA PELAYARAN RAKYAT [ = □ 176 m' 236 m'

1 GUDANG TER8UKA 1 ! 741 Om' 7410m'

2 GUDANG EKSPORT 1 1 600m' 600m'

3 GUDANG IMPORT 1 1 600m’ 600m'

4 GUDANG MEKANIK 1 1 600m' 60Om'

5 AREA BISNIS PERGUDANGAN C Z 3 528m' 528m’

6 TERMINAL PELABUHAN 1 1 1237m' 1237m'

7 TEMPAT PENGOLAHAN LIMBAH 1 1 175m' 175m'

8 PGM PENGISIAN B8M 1 1 631 m' 631 m'

9 KANTOR PEMADAM KEBAKARAN 1.......... 1 270m' 270m'

FASILITAS PENUNJANG

NO KETERANGAN NOTASI JANGKAMENENGAH

JANGKAPANJANG

10 TPS SEMENTARA 1 1 175m*

11 POS PENIMBANGAN 1 1 175m'

12 KANTOR PENGELOLA PERGUDANGAN 1 1 192m'

13 KANTOR POUSI □ 467.18m'

14 AREA TANAH / RTH 1 1 2500m'

15 MENARA AIR 1 1 26.5m'

16 KANTOR SYAHBANDAR 1 1 280m*

17 POS KEAMANAN KAWASAN 1 1 180m’

18 SHELTER ANGKUTAN DARAT 1 1 310m'

19 KANTOR BEA CUKAI 1 1 116m*

20 KANTOR IMIGRASI 1 1 148m'

21 KANTOR KESEHATAN 1 1 288m'

22 RUMAH DINAS 1 1 180m'

23 MESS KARYAWAN 1 1 184m'

24 MUSHOLA / MASJID 1---- 1 169m'

25 KANTOR KPLP 1 1 96m'

26 BALAI KARANTINA 1 1 246m'

27 MENARA MERCUSUAR 1 1 62.41m*

28 RUMAH POMPA I 1 40m'

29 RUMAH GENSET 1 97.2m’

30 LAHAN DARAT REKLAMASI [ = □ 15529m'

31 PRASARANA JALAN 1 12059m'

32 LAPANGAN PARKIR 1 4532m'

KETERANGAN

PEMBERI TUGAS

KEMENTERIAN PERHUBUNGANf m g m DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

Jl. Modan Merdeka Barai No 8 Jakarta 10110

00 ° 28' 40" LU 00 ° 28' 35" LU 00 ° 28' 30" LU 00 ° 28' 25" LU 00° 28' 20" LU 00° 28' 15" LU 00 ° 28' 10" LU 00° 28' 05" LU 00" 28' 00" LU

NAMA PEKERJAAN

RENCANA 1NOUKU PELABUHAN SANGATA

PELABUHAN SANGATA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PETA INDEKS

NAMA GAMBAR

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PELABUHAN SANGATTA JANGKA PANJANG 2015 - 2034 (a)

Gambar 6.9 Rencana Tata Ruang Daratan Pelabuhan Sangatta Jangka Panjang Tahun 2015 - 2034 (1)

52

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

FASHJTAS POKOK

NO KETERANGAN NOTASI JANGKAMENENGAH

JANGKAPANJANG

A DERMAGA NUSANTARA I______I 1680 m' 1680 m’

B TRESTLE I I 6480 m’ 6480 m'

C CAUSEWAY I I 6120 m' 6120 m'

0 DERMAGA PELAYARAN RAKYAT I I 176 m' 236 m'

1 GUDANG TERBUKA I I 7410m' 7410m'

2 GUDANG EKSPORT I I 600m’ 600m'

3 GUDANG IMPORT I I 600m' 600m’

4 GUDANG MEKANIK I I 600m' 600m'

5 AREA BISNIS PERGUDANGAN I I 528m* 528m*

6 TERMINAL PELABUHAN I I 1237m’ I237m'

7 TEMPAT PENGOLAHAN LIMBAH I I 175m’ 175m’

8 POM PENGISIAN BBM r ~ n 631 m' 631 m’

9 KANTOR PEMADAM KEBAKARAN r i 270m' 270m'

X=566,900

FASIUTAS PENUNJANG

NO KETERANGAN NOTASI JANGKAMENENGAH

JANGKAPANJANG

10 TPS SEMENTARA 1 1 175m*

11 POS PENIMBANGAN 1 1 175m’

12 KANTOR PENGELOLA PERGUOANGAN 1 1 192m'

13 KANTOR POUSI 1-------- 1 467.18m'

H AREA TANAH / RTH 1 1 2500m'

15 MENARA AIR 1 1 26.5m’

16 KANTOR SYAHBANDAR 1 1 280m’

17 POS KEAMANAN KAWASAN 1 1 I80m'

18 SHaTER ANGKUTAN DARAT 1 1 310m'

19 KANTOR BEA CUKAI 1 1 1l6m*

20 KANTOR IMIGRASI 1 1 I48m'

21 KANTOR KESEHATAN 1 1 268m’

22 RUMAH DINAS 1 1 180m'

23 MESS KARYAWAN 1 1 184m'

2* MUSHOLA / MASJID 1 1 169m'

25 KANTOR KPLP 1 1 96m'

26 BALAI KARANTINA 1 1 246m'

27 MENARA MERCUSUAR 1 1 62.41m'

28 RUMAH POMPA -------- 1 40m'

29 RUMAH GENSET 1 97.2m'

30 LAHAN DARAT REKLAMASI ■ 1 15529m'

31 PRASARANA JALAN 1 12059m’

32 LAPANGAN PARKIR 1 4532m’

KETERANGAN

LUAS LAHAN TOTAL - 72198 m'

AREA PENGEMBANGAN = 15529 m'

LUAS AREA JALAN « 12059 m'

| | LUAS AREA PARKIR = 4532 m'

PEMBERI TUGAS

KEMENTERIAN PERHUBUNGANDIREKTORAT JENOERAL PERHUBUNGAN LAUT

Jl. Medan Merdeka Barat No. 6 Jakarta 10110

NAMA PEKERJAAN

RENCANA INDUKU PELABUHAN SANGATA

PELABUHAN SANGATA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PETA INDEKS

NAMA GAMBAR

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PELABUHAN SANGATTA JANGKA PANJANG 2015 - 2034 (b)

00° 28' 30" LU 00 ° 28' 25“ LU 00 ° 28' 20 ' LU 00 ° 28' 20" LU

Gambar 6.10 Rencana Tata Ruang Daratan Pelabuhan Sangatta Jangka Panjang Tahun 2015 - 2034 (2)

53

6.7.3. Kebutuhan Ruang di Perairan/LautKebutuhan ruang perairan yang dihitung berdasarkan kebutuhan sarana dan prasarana pelabuhan adalah sebagai berikut:

NO NAMA AREA/PERAIRAN PARAMETER RUMUS PENDEKATAN KEBUTUHAN AREA

A. FASILITAS POKOK

1.1.a

Alur Pelayaran Dermaga Nasional(6002 GT)/4500 DWT

La = Panjang Alur (m) 1.000 Wa = Lebar Alur

A = Luas Perairan =La x Wa Wa = 7,6 B dimana B= 17,68 m

= 134 m

A = 13,44 Ha

l.b Dermaga Pelra/ PenumpangGeneral Cargo 450 GT

La = Panjang Alur (m) 2.000 Wa = Lebar Alur

A = Luas Perairan =La x Wa Wa = 7,6 B dimana B= 12 m

= 91 m

A = 18,24 Ha

1.0 Dermaga PertaminaOil Tanker 4.409 L DWT

La = Panjang Alur (m) 2.000 Wa = Lebar Alur

A = Luas Perairan =La x Wa Wa = 7,6 B dimana B= 15,53 m

= 118 m

A = 23,61 Ha

22.a

Perairan Tempat Labuh (K Dermaga Nasional(6002 GT)/4500 DWT

olam Labuh)L = Panjang Kapal rata-rata(m) 127,5 D = Kedalaman laut rata-rata (m) 8,0

N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 2 F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 F2 = Faktor Broken Spaces 1,5

R = diameter area labuh perkapal = L+6D+30m(m)

(Tambatan bisa berputar 360°) A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha)

= Nx rr x R*A = Anetto x F1 x F2 (Ha)

R = 205,50 m A netto = 9,57 Ha A = 15,79 Ha

2.b Dermaga Pelra/ PenumpangGeneral Cargo 450 GT

L = Panjang Kapal rata-rata(m) 53 D = Kedalaman laut rata-rata (m) 3,1

N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 4 F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 F2 = Faktor Broken Spaces 1,5

R = diameter area labuh perkapal = L+ 6D+30 m (m)

(Tambatan bisa berputar 360°) A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha)

= Nx TT X R2A = Anetto x F1 x F2 (Ha)

R = 101,60 m A netto = 12,98 Ha A = 21,41 Ha

2.c Dermaga PertaminaOil Tanker 4.409 L DWT

L = Panjang Kapal rata-rata(m) 107,63 D = Kedalaman laut rata-rata (m) 6

N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 1 F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 F2 = Faktor Broken Spaces 1,5

R = diameter area labuh perkapal = L+6D+30m (m)

(Tambatan bisa berputar 360°) A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha)

= Nx tt x R2A = Anetto x F1 x F2 (Ha)

R = 173,63 m A netto = 9,47 Ha A = 15,63 Ha

33.a

Kolam Tambat Dermaga Nasional(6002 GT)/4500 DWT

Lp = Panjang Kapal rata-rata(m) 127,5 B = Lebar (m) 17,68

Lp1 = 25m + L + 25 m 177,5 m Lp2 = 25m + L + 15m + L + 25m 320 m B1 = B + 25 m 42,68 m B2 = B + 50 m 67,68 m

A1 = 0,76 Ha

3.b Dermaga Pelra/ PenumpangGeneral Cargo 450 GT

Lp = Panjang Kapal rata-rata(m) 53 B = Lebar (m) 12

Lp 1 = 25m + L + 25 m 103 m Lp2 = 25 m + L + 15 m + L + 25 m 171 m B1 = B + 25 m 37 m B2 = B + 50 m 62 m

A1 = 0,38 Ha

3.c Dermaga PertaminaOil Tanker 4.409 L DWT

Lp = Panjang Kapal rata-rata(m) 107,63 B = Lebar (m) 15,53

Lp1 = 25m + L + 25m 157,63 m Lp2 = 25m + L + 15m + L + 25m 280,26 m B1 = B + 25 m 40,53 m B2 = B + 50 m 65,53 m

A1 = 0,64 Ha

44.a

Kolam Putar Dermaga Nasional(6002 GT)/4500 DWT

L = Panjang Kapal Terbesar (m) 102,5 D = Diameter kolam putar= 1,5 x L (m) 153,75 m

D = 153,75 m

4.b Dermaga Pelra/ PenumpangGeneral Cargo 450 GT

L = Panjang Kapal Terbesar (m) 53 D = Diameter kolam putar= 1,5 x L (m) 79,5 m

D = 79,50 m

4.0 Dermaga PertaminaOil Tanker 4.409 L DWT

L = Panjang Kapal Terbesar (m) 107,63 D = Diameter kolam putar= 1,5 x L (m) 161,445 m

D = 161,45 m

6. Alih Muat Kapal L = Panjang Kapal rata-rata(m) 127,5 D = Kedalaman laut rata-rata (m) 8,0 N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 2 F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 F2 = Faktor Broken Spaces 1,5

R = diameter area labuh perkapal = L+6D+30 m (m)

A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) = Nx TT X R*

A = Anetto x F1 x F2 (Ha)

R = 205,50 m A netto = 26,54 Ha A = 43,80 Ha

6 Area Barang Berbahaya L = Panjang Kapal rata-rata(m) 127,5 D = Kedalaman laut rata-rata (m) 8,0 N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 1 F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 F2 = Faktor Broken Spaces 1,5

R = diameter area labuh perkapal = L+6D+30 m (m)

A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) = Nx t t x R2

A = Anetto x F1 x F2 (Ha)

R = 205,50 m A netto = 13,27 Ha A = 21,90 Ha

7 Area Kapal Pemerintah dan Lain-Lain

L = Panjang Kapal rata-rata(m) 87 D = Kedalaman laut rata-rata (m) 5,0 N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 1 F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 F2 = Faktor Broken Spaces 1,5

R = diameter area labuh perkapal = L+6D+30 m (m)

A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) = Nx TT X R*

A = Anetto x F1 x F2 (Ha)

R = 147,00 m A netto = 6,79 Ha A = 11,21 Ha

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

NO NAMA AREA/PERAIRAN PARAMETER RUMUS PENDEKATAN KEBUTUHAN AREA

B. FASILITAS FUNGSIONAL1 Kapal dalam Perbaikan L = Panjang Kapal rata-rata(m) 53

D = Kedalaman laut rata-rata (m) 4,0 N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 1 F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 F2 = Faktor Broken Spaces 1,5

R = diameter area labuh perkapal = L+6D+30 m (m)

A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) = Nx t t x R2

A = Anetto x F1 x F2 (Ha)

R = 107,00 m A netto = 3,60 Ha A = 5,94 Ha

2 Area Pemeliharaan Kapal L = Panjang Kapal rata-rata(m) 53 D = Kedalaman laut rata-rata (m) 4,0 N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 1 F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 F2 = Faktor Broken Spaces 1,5

R = diameter area labuh perkapal = L+6D+30 m (m)

A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) = Nx TT X R2

A = Anetto x F1 x F2 (Ha)

R = 107,00 m A netto = 3,60 Ha A = 5,94 Ha

3 Area Percobaan Berlayar L = Panjang Kapal rata-rata(m) 87 D = Kedalaman laut rata-rata (m) 5,0 N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 1 F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 F2 = Faktor Broken Spaces 1,5

R = diameter area labuh perkapal = L+6D+30 m (m)

A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) = Nx TT X R2

A = Anetto x F1 x F2 (Ha)

R = 147,00 m A netto = 6,79 Ha A = 11,21 Ha

4 Keperluan Kapal Mati C = Panjang Kapal rata-rata(m) 57 D = Kedalaman laut rata-rata (m) 5,0 N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 2 F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 F2 = Faktor Broken Spaces 1,5

R = diameter area labuh perkapal = L+6D+30 m (m)

A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) = Nx TT X R2

A = Anetto x F1 x F2 (Ha)

R = 147,00 m A netto = 13,58 Ha A = 22,41 Ha

5 Keperluan Darurat L = Panjang Kapal rata-rata(m) 87 D = Kedalaman laut rata-rata (m) 5,0 N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 2 F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 F2 = Faktor Broken Spaces 1,5

R = diameter area labuh perkapal = L+6D+30 m (m)

A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) = N x i r xR 2

A = Anetto x F1 x F2 (Ha)

R = 147,00 m A netto = 13,58 Ha A = 22,41 Ha

6 Area Kapal Umum L = Panjang Kapal rata-rata(m) 87 D = Kedalaman laut rata-rata (m) 5,0 N = Jumlah kapal berlabuh (unit) 1 F1 = Faktor Aksesibilitas 1,1 F2 = Faktor Broken Spaces 1,5

R = diameter area labuh perkapal = L+6D+30 m (m)

A netto = Luas Netto area berlabuh (Ha) = Nx t t x R2

A = Anetto x F1 x F2 (Ha)

R = 147,00 m A netto = 6,79 Ha A = 11,21 Ha

54

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

(LAT/LON)

0=28*21.17'’ LU 117=37*45.44" BT 117=36*56.78" BT

AU!* PELAYAR*

117=36*56.94“ BT117=37*45.31" BT0c28 '17h 4" LU

117037'13.34'117=37*29.91“ BT

0=26*7.60''AREA KAPAL

DALAM PERBAIKAN

117=37*13.02" BT117=37*29.55" BT

IALAM « « j Jm lAbLH 117*37*1. 1 1 7 = 3 6 *5 6 .4 5 'BT

0"28 '7 .60 '117=37 13.02" BT117=36*56.78“ BT

0°27 '57 .53" LU117=37'12.«6" BT

. : “ “ e u y u u u u ° u u u u L J U i U i J ' t j c' i n n n 5i ° C1 n D ° 9 -f-T C] D Q Q D D D f_ J a a p p □ q □ □ q p f j □ □ □ □ □ □ □ □ ( - j P a o onp-o up nuoo u a a n a o r

- j ° Jfcj u ° L' ° P a d □ □ d d : :S2 6 9 ? P 9 a □ a a □ □ o 5□ □ n ac

j ° 2 D'itn ° ° r*D ° a an □ n-p n rJ n d □ □ a □ □ □ n n □ a □ p n o.n □ n cJ a n □ □ q ci o □ n a a □ □ n q tfa □ □ c inaaoiJDaanaaonnnfi rm ru

‘ AREA ALIH MOATKAPA'l ' t .! £ ^ S ^ D2 DonGOfJDOCJnaaocAoaoDunoooDnaaoii jooonn^

‘, 9 9 22 ° ° P ° a a o a o d a a o o a c « 3 u n ra o □ [ j o n ci a n ° □ o o D a a a c :■:>

inP ODti lpoaopcl ® 9 P,D a a a a □ o □□□□o a□t IJ □ n n □ n -a □ □ o a □ o n □ b rj □ o a g i

S £ 2 v! ° ° 30001^00000 P0H31 3 o p o □ o S p o o jb!L p g & a a a f t n n n f i P O O a d n n n F I

117=37 13.02“ BT117=36*56.10" BT

117=36'! 117=36*:KO-ABLABJH OE3V.4GA PERIA

117=36 56.10*

0=28*32,35" LUAREA KAPAL MA' 117=37*30.07" BT 117=37*13.83*+ 0 -2 8 '2 2 ^ 5 " LUx 1 RT

KOLAM TAMBAT + DERMAGAtKAPAL

PENUMPANG

O U M PUTAR RMAGA KAPAL ’ENUMPANG

K D U ^P U TA R DE <MAGA P E R U

+ ALUR

ltt l u ( ix ririrr

f o t F S p h t X• + KOLAliUABU

NAS,C

|j *UXhiifcl+KiW H

KOLAM TAMBAT DERMAGA P ER U

AREA KEPERLUAN DARURATn H E a s y i c f t f f l r L L L L L I

MALif& ttfth fc tfc fli' i i !"«— h , - L U L L l_ L tLuL3L!^?fi-l-,LhLk

AREA KAPAL UMUM

POSISI(UT/LON)NAMA AREA

0=28*21.17'’ LU 117=37*45.44'* BT 117=3656,78“ BT

AUM PELAYARA

117=36*56.94“ BT117=37*45.31" BT0°28'17t,t4'' LU

117=37 13.34'117=37*29.91“ BT

0°2e'7.60~117=37 13.02" BT117°37‘29 .55“ BT

« j J . 1 lAbLH 117=371. 1 1 7 = 3 6 *5 6 .4 5 " BT

0"28 '7 .60 '117=37 13.02“ BT117=36'56.78“ BT

0=27'57.53" LU117»37'12.«6- BT

117=37 13.02“ BT117=36*56.10“ BT

117=36'! 117=36':KO-ABLABJH OE3V.4GA PERLA

117*36*56.10*

0=28*32,35" LU117=37'30.07' BT 117=37'13.83‘

+ 0=28-22A,5." LU1 17 = 37'13 50“ RT

AREA W A LU M yW

NAMA GAMBAR:

ZONASI PERAIRAN KAWASAN PELABUHAN SANGATTA

LEGENDA:

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PETA ORIENTASI:

LOKASI:

PELABUHAN SANGATTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

S K A U :

NTS

KODE SUMBER JUM UH LEMBAR

Y=53.200t-

Y=53.000p

Y=52.800*

Y=52.600t-

Y=52.400e

Y=52.200t

Y=52.000f

Y=51.800f

Y = 5 1 .6 0 0

Y-51.400P

NAMA AREA

+

POSI + (LAT/LC

I

V

: % s ° o ° o ° o 2 S ° s

n 0=28*42.44“ LU 0=28'49.38“ LU" 1 17= 3714 .19 ' BT ' 117»36'51.70" BT

8°27 '26.85“ LU . 0=28'43.20" LU117=2214.15- BT 117°36 '51 .47" BT

r f y y *r . f j j j f j r a y ,

AREA KAPAL tyLAM PEMELIHARAAN

0=28*43.20“ LU 0=28'32.90“ LU117=36'51.47" BT 117=36'57.30“ BT8=27'24.96" LU 0°28 '43 .00" LU117°22 '36 .06" BT 117=36’57.62" BT

1 117=36'51.47“ 1 7AREA KAPAL DALAM PERBAIKAN

' 117°22 '19 .60" BT

8=27'24.96" LU117=36*45.33“ BT 117=22*36.06“ BT

0=28*25.74" LU . 0=28 17.34" LU117=36*57.04" BT IJ 117=36'46.39“ BT

O=28'26.10" LU 0=28'15.32" LU117=36 47.07" BT 117=36'56.66" BT

S i i g i i . 0 “ 28 '24.44“ LU . , 0=28 17.40" LU

m m m w m 117=36*46.65“ BT • f 117®36’4 5 ^ 0 '’ BT

, 6=18'9.99“ LU 0»28’ 17.34" LU“ 158=38*13.16" BT 117=36'46.3^“ BT

, 8=27'28.14'' LU , 0»28'21.15" LUJ 117°22 '38 .68" BT ' 117=3642.64" BT

. 0=28 '22!87" LU 0 » 2 8 '2 lW LU117=36*42.71" § 7 117“ 36'45.23" BT

.'.'.V.V.V.-.V.V.V.V.'.V.V.'.V•X,XvX,X'X'XvX,X,X,X,Xy

0=28'24.44“ LU 0=23'17.40" LU117=36*46.65“ BT ' 117°36 '45 .10" BT

. 6=16*9:69" LU .+ 0 = 2 8 '1 7 ^4 “ LU“ 1 5 8 = 3 8 'li,1 6 “ BT 117=36*46.39" BT

< X 'X vX '® ^x<X ':X 'X v 0=28' S - 10“ LU 8=28'0.79" LUn l 117=36 4S 16 ' BT r 117°23 '23 .78" BT

0=28’20.82" LU , 8=27*53.28" LU117=36 « 2 3 " BT 1 117=23*9.29" BT

117° 37’ 40” BT

AREA KAPALr ”

0=28*31.79" LU 0=28*42.44" LU117=37*30.39" BT 117=37*14.19" BT

0=28*41.86" LU , 0=28*3235" LUV 117=37*30.72" BT 117=37*13.83'* BT

JOOCOOCUUOCCOO3qgooonocQoauu

4

0=28*42.44* LU , 0=28'22.81" LU4 117=37*14.19' BT " H 7=36 ’56.94“ BT

0=28*43.00" LU 0=28*22.25“ LU' 117=36'5?-.62" BT 4 117=37'13.-»0" BT

Gambar 6.11 Rencana Tata Ruang Perairan Pelabuhan Sangatta

55

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TERSUS PT.KPC LUBUK TUTUNG

TERSUS PT.PIK LUBUK TUTUNG

TERSUS PT.DAMANKA PRIMAMA.SEI BENGALON

TERSUS PT.TAMBANG BATU BA HARUM MA.SEI BENGALON

TERSUS PT.TRANS KUTAI BAHARI MA.SEI BENGALOI

TERSUS PT.KPC TANJUNG BARAI

PELABUHAN SANGATTA

PELABUHAN SANO)

TERSUS PERTAMINA EP SANGATTA TELUK LOMBOK

BATAS DLKP DAN DLKr PERAIRAN PELABUHAN SANGATTA

0°29'3.25" LU117°38'3.04" BT

B 0°27'39.62" LU117°38'0.22" BT

0°27'43.99" LU117°35'51.10" BT

D 0"29 7.1U LU117°36T0.58" BT

NAMA GAMBAR:

BATAS DAERAH LINGKUNGAN KERJA PERAIRAN DAN KEPENTINGAN PERAIRAN

_________ PELABUHAN SANGATTA________LEGENDA:

LOKASI TERSUS:PT.PERTAMINAN EP . 0* 2? 06.00' LUSANGATTA TELUK LOMBOK 117° 45'46.72' BT

PT.KPC TANJUNG BARA 0° 31' 45' LU117° 39140‘ BT

PT.KPC BATU BARA 0° 45'18.18’ LULUBUKTUTUNG 117° 3S' 40’ BT

PT.PIK LUBUK TUTUNG 0° 45' 55.87’ LU117° 45'56.72’ BT

PT.TRANS KUTAI BAHARI 0° 34' 39.6* LUMA. SEI BENGALON 117° 41'41.3’ BT

PT.DAMANKA PRIMA 0° 35' 2.0' LUMA. SEI BENGALON 117° 40'2.1’ BT

PT.TAMBANG BATUBARA 0° 36 2.0’ LUHARUM MA. SEI BENGALON 117° 41' 2.1' BT

LOKASI PELABUHAN SANGATTA:

PELABUHAN SANGATTA o-a-ga-O ' lu117° 36' 44.6" BT

PETA INDEKS:

LOKASI:

SKALA:

PELABUHAN SANGATTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

NTS

KODE SUMBER JUMLAH LEMBAR

Gambar 6.12 Batas DLKP dan DLKr Perairan Pelabuhan Sangatta

56

7. ANALISA LINGKUNGANSecara umum Pengaruh lingkungan pelabuhan dapat ditinjau melalui dua cara yaitu :

a. Dampak lingkungan terhadap keberadaan pelabuhanb. Dampak dari keberadaan pelabuhan terhadap lingkungan.

Dampak potensial pengembangan pelabuhan terhadap lingkungan dapat berupa polusi terhadap air, polusi terhadap udara, polusi tampilan termasuk dampak pada sosial budaya, kebisingan, getaran, kontaminasi endapan dasar perairan, hilangnya habitat dasar perairan, kerusakan terhadap ekologi marine dan perikanan erosi pantai, perubahan pola arus, buangan limbah, bocoran dan limpahan BBM serta emisi bahan berbahaya.

7.1. POTENSI GANGUAN LINGKUNGAN AKIBAT KEGIATAN PELABUHAN

Pembangunan, pengoperasian pelabuhan secara langsung maupun tidak langsung dapat membawa dampak pada lingkungan sekitar. Kajian terhadap AMDAL untuk rencana pembangunan pelabuhan perlu dilakukan untuk mengetahui dampak besar dan penting dari suatu kegiatan pembangunan dan pengoperasian pelabuhan hasilnya nanti akan diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan kegiatan tersebut.

Yang dimaksud dampak besar dan penting selanjutnya disebut dampak penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh kegiatan operasional pelabuhan nantinya.

Berdasarkan pendekatan prakiraan dampak negative yang ditimbulkan akibat kegiatan diatas adalah sebagai berikut:

1. Degradasi Lingkungana. Penurunan kualitas air di perairan sekitar pelabuhan, yang disebabkan oleh berbagai

hal seperti oleh buangan limbah, bocoran dan limpahan bahan bakar, pembersihan kapal.

b. Penurunan populasi dan keanekaragaman biota, yang disebabkan antara lain oleh tercemarnya perairan dan berkurangnya lahan akibat pembangunan fasilitas pelabuhan.

c. Penurunan kualitas udara, yang disebabkan aktivitas alat transportasi, baik kendaraan berat, mobil, kapal maupun peralatan/mesin yang berada di kawasan pelabuhan.

d. Peningkatan kebisingan, yang disebabkan oleh aktivitas alat transportasi, baik kendaraan berat, mobil, kapal maupun peralatan/mesin yang berada dikawasan pelabuhan.

e. Degradasi lahan seperti erosi/longsor, abrasi dan sedimentasi serta perubahan bentuk lahan/fisiografi yang disebabkan pada saat pembangunan maupun operasional pelabuhan. Selain itu juga berkurangnya lahan untuk berbagai hewan maupun tumbuhan.

f. Peningkatan kebutuhan air untuk memenuhi aktivitas pelabuhan.g. Berkurangnya lahan penangkapan ikan oleh nelayan sehingga dapat mengubah

struktur mata pencaharian penduduk.h. Kontaminasi dari Bahan Beracun dan Berbahaya yang ditumpuk di kawasan

pelabuhan.2. Pelayaran

a. Peningkatan arus lalu lintas pelayaran/kapal.b. Kemungkinan terjadinya kecelakaan tabrakan kapal.

Selain dampak negative, maka terdapat juga dampak positif, terutama di bidang ekonomi, sosial dan tenaga kerja, dampak positif yang timbul dari kegiatan kepelabuhan in i:a. Ketersediaan kesempatan kerja dan berusaha masyarakat sekitar.b. Peningkatan pendapatan masyarakat dan daerah.

RENCANA INDUK PELABUHAN BADASPROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Tabel 7.1. Komponen Lingkungan yang Diperkirakan Terkena Dampak

No.Sumber Alam / komponen

Lingkungan yang Diperikirakan terkena

dampak

Uraian Dampak

1 Laut

• Perubahan pola alur karena adanya dermaga• Perubahan pola alur karena adanya breakwater• Perubahan pola arus dapat menyebabkan pengikisan

tebing pantai (abrasi/erosi) dan meyebabkan sedimentasi• Terkontaminasinya air laut oleh buangan ceceran minyak,

meningkatnya COD, Logam berat, Fe, Mn dan Pb di perairan.

• Terkontaminasinya air laut oleh lumpur buangan saat pengerukan lumpur, pemasangan tiang pancang dermaga, dsb.

2 Udara• Gangguan debu dan kebisingan sesaat terhadap

masyarakat saat mobilisasi tenaga, alat, bahan serta saat operasional pelabuhan

3 Air Tanah

• Pencernaan air tanah oleh limbah buangan minyak oli dan limbah cair sisa penanganan ikan

• Terkontaminasinya air tanah oleh buangan kegiatan pelabuhan darat

4 Ruang, Lahan dan Tanah

• Kerusakan jalan umum saat mobilisasi tenaga, alat dan bahan

• Terjadinya pengikisan hutan mangrove saat penggalian dan pembuatan bangunan pelabuhan

• Berdirinya bangunan liar saat pengoperasian pelabuhan

5 Sosial Ekonomi

• Kecemburan sosial dengan adanya penggunaan tenaga kerja dari luar

• Rasa khawatir akan hilangnya sebagian / seluruh tanah milik akibat proyek pada kegiatan penentu lokasi, study dan desain

6 Sosial Budaya

• Kecemburuan sosial dan interaksi sosial yang meresahkan masyarakat karena pengunaan tenaga kerja dari luar saat mobilisasi tenaga, alat dan bahan.

• Kecemburuan sosial pada bagian masyarakat yang tidak memperoleh kesempatan menggunakan fasilitas pelabuhan

7 Estetika

• Gangguan estetik oleh sisa galian saat pembersihan jalan dan land clearing

• Gangguan terhadap kelancaran lalu lintas penduduk saat pembuatan bangunan utama pelabuhan dan bangunan pelengkap

7.2. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PELABUHANSecara umum pengelolaan lingkungan di Pelabuhan dilakukan secara berkala, sebaiknya setiap 3 bulan sekali. Pemantauan pengelolaan lingkungan yang dilakukan antara lain:

57

RENCANA INDUK PELABUHAN BADASPROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Tabel 7.2. Matrik Upaya Pegelolaan Lingkungan (UKL) Pelabuhan Sangatta

NO.

KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN INSTITUSI PENGELOLAAN LINGKUNGAN

KOMPONEN/ SUB KOMPONEN

PARAMETER PENGELOLAANLINGKUNGAN

RENCANAPENGELOLAANLINGKUNGAN

LOKASIPENGELOLAANLINGKUNGAN

PERIODEPENGELOLAANLINGKUNGAN

PELAKSANA INSTANSITERKAIT

INSTANSIPENGAWAS

A. Tahap Pra KonstruksiB. Tahap Konstruksi

1. Kualitas air sungai Kekeruhan Mengurangi kekeruhan Memberikan pengarahan pada

operator mesin keruk Sepanjang alur yang dikeruk Selama proyek berlangsung Kontraktor Proyek1. KUPP Sangatta2. Dishub Kutim3. BPLHD

BPLHD

2.Rusaknya biota pantai dan biota perairan sungai

Biota pantai Mencegah rusaknya biota pantai dan perairan Pelabuhan Sangatta

Membuang hasil pengerukan ke perairan yang cukup dalam dan cukup jauh dari pantai

Wilayah Peraiaran Pelabuhan Sangatta Selama proyek berlangsung Kontraktor Proyek1. KUPP Sangatta2. Dishub Kutim3. BPLHD

BPLHD

3. Kualitas Udara

Kualitas udara, debu CO, S02, hidro­karbon Nox dan 03 sesuai dengan Keputusan 02/ MENKLH/1/1998

Mengurangi kadar debu di udara sesuai atau mendekati baku mutu yang berlaku

Pelaksanaan kegiatan konstruksi yang memadai

Jalan dari dan ke quarry dan ke lokasi proyek

Setiap tahapan konstruksi Kontraktor Proyek1. KUPP Sangatta2. Dishub Kutim 3. BPLHD

BPLHD

Penyemprotan jalan angkut dengan air Lokasi quarry dan proyek

Memberi penutup dengan lembaran plastik pada tanah terbuka dan pada truk angkut

Lokasi proyek

Membuat jalur hijau sepanjang jalan dan Lingkungan Pelabuhan Lokasi proyek

4. Kebisingan Standar Baku mutu

Mengurangi kebisingan udara sesuai tidak melebihi bakumutu yang telah ditentukan

Memberi pengarahan pada sopir kendaraan proyek

Jalan dari dan ke quarry dan ke lokasi proyek

Setiap tahapan konstruksi Kontraktor Proyek1. KUPP Sangatta2. Dishub Kutim 3. BPLHD

BPLHDMengatur waktu operasional kendaraan proyek Lokasi quarry dan proyek

Membuat jalur hijau sepanjang jalan dan Lingkungan Pelabuhan Lokasi proyek

5. Jalan masuk lokasi

Rusak prasarana jalan

Mengurangi kecepatan

Memperbaiki jalan yang dilalui

Lokasi sepanjang jalan yang dilalui oleh truk pengangkut material Selama tahap konstruksi Kontraktor Proyek

1. KUPP Sangatta2. Dishub Kutim 3. BPLHD

BPLHDMemperhatikan kapasitas muatan dengan kondisi jalan Lokasi proyek

6. Limbah minyak pelumas

Air Sungai, dan Perairan pelabuhan

Mencegah terkontami-nasinya badan air sungai/Perairan oleh minyak pelumas

Memberi pengarahanWilayah Peraiaran Pelabuhan Sangatta 3 bulan sekali

1. KUPP Sangatta2. Pelindo III Sangatta

1. KUPP Sangatta2. Dishub Kutim 3. BPLHD

BPLHDMengumpulkan minyak pelumas bekas

7Sumberdayamanusia Keresahan Sosial Mengantisipasi terjadinya

kecemburuan sosial Mempekerjakan penduduk lokal Wilayah Pelabuhan SangattaSelama kegiatan konstruksi ber-langsung

KontraktorPelaksana

1. KUPP Sangatta2. Dishub Kutim 3. BPLHD

BPLHD

C. Tahap Pasca Konstruksi

1. Limbahdomestik

PadatBau, muncul vektor penyebar penyakit Pengelolaan sampah Wilayah Pelabuhan Sangatta Setiap adanya kegiatan

industri di dalam Pelabuhan AparatPemerintahanSetempat

1. KUPP Sangatta2. Dishub Kutim 3. BPLHD

BPLHDBakteri coli

Cair Badan air sungai Tanki Septik Wilayah Pelabuhan Sangatta Setiap adanya kegiatan pembuangan limbah

2. Kualitas air sungai

BOD/COD berdasar-kan baku mutu lingkungan

Mengurangi pencemar-an wilayah perairan pelabuhan Sangatta

Membuat sarana peng-olahan air limbah sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan

Pada outlet saluran air limbah 1 x dalam 3 bin1. KUPP Sangatta2. Pelindo III Sangatta

1. KUPP Sangatta2. Dishub Kutim 3. BPLHD BPLHD

3. KesehatanMasyarakat

Kualitas hygiene dan sanitasi makanan dan minuman (bebas mikro organisme patogen) Mencegah penularan penyakit

Pengawasan tempat Industri Pengolahan

Wilayah Pelabuhan Sangatta 1 x dalam 3 bin

1. KUPP Sangatta2. Pelindo III Sangatta 3. Aparat Setempat

1. KUPP Sangatta2. Dishub Kutim 3. BPLHD

BPLHDDitemukannya vektor penyakit (insect dan rodent)

Pemeriksaan kesehatan penduduk secara berkala

4. PersampahanDitemukannya vektor penyakit (insect dan rodent)

Mencegah terjadinya pembusukan sampah di permukiman penduduk dan mencegah ber-sarangnya insect dan rodent di tumpukan sampah serta meng-antisipasi membuang sampah sembarangan

Pengawasan tempat pengelolaan sampah

Wilayah Pelabuhan Sangatta 1 x dalam 3 bin

1. KUPP Sangatta2. Pelindo III Sangatta 3.Dinas Kesehatan

1. KUPP Sangatta2. Dishub Kutim 3. BPLHD

BPLHD

58

7.3. ANALISA DATA KUALITAS AIRHasil Pengujian Laboratorium atas contoh air yang diambil dari lokasi perairan dan daratan pelabuhan Badas adalah sebagai berikut:

1. LokasiPengambilan sampel air laut dilakukan di lokasi sekitar dermaga Pelabuhan Sangatta, dapat dilihat pada Gambar 7.1

7.4. FASILITAS PENGELOLAAN LIMBAH

E. UmumSesuai dengan ketentuan MARPOL 73/78 dan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut No. PK.101/1/4/DJPL-13 Tanggal 28 Maret 2013 bahwa tiap pelabuhan harus memiliki dan mulai mempersiapkan fasilitas penampungan limbah atau Reciption Facilities (RF).

Reception Facilities (RF) di pelabuhan dapat menerima limbah dari hasil kegiatan kapal, kendaraan pengumpul limbah di darat serta dari kendaraan pengumpul limbah dilaut. Umumnya pada kapal-kapal, limbah-limbah tersebut terlebih dahulu sudah dilakukan pemisahan menurut klasifikasinya sebelum diserahkan ke Reception Facilities (RF) dipelabuhan. Sedangkan limbah yang berasal dari kendaraan pengumpul limbah di laut, pemisahan limbah-limbah berdasarkan klasifikasinya dilakukan di kendaraan pengumpul limbah di laut tersebut (onboard) setelah menerima limbah dari sumbernya. Limbah yang berasal dari kendaraan pengumpul limbah didarat dapat langsung diserahkan ke Reception Facilities (RF) dipelabuhan, karena kendaraan pengumpul limbah di darat hanya dapat mengangkut limbah sesuai dengan izin yang dimilikinya.

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Jenis, ukuran serta sarana dan prasarana fasilitas pengelolaan limbah di pelabuhan tersebut tergantung pada potensi, kapasitas, jenis serta karakteristik limbah dan bahan dari hasil kegiatan kapal.Dalam proses perizinannya, maka jenis-jenis limbah B3 yang diizinkan untuk disimpan dan dikumpulkan di Reception Facilities (RF) dipelabuhan ini terbatas hanya untuk limbah- limbah B3 yang telah diketahui secara pasti dan dijamin ketersediaan fasilitas pengelolaan lanjutannya. Izin yang perlu dimiliki oleh Reception Facilities (RF) limbah B3 dipelabuhan adalah:1. Penyimpanan.2. Pengumpulan.3. Pengangkutan

Reception Facilities (RF) di pelabuhan, selain melakukan kegiatan pengumpulan dan penyimpanan limbah B3, juga dapat memiliki fasilitas pengolahan (antara lain : oil separator, waste water treatment plant / WWTP) dan landfill residu atau limbah B3 lainnya (antara lain : incinerator) baik yang berlokasi dikawasan pelabuhan maupun diluar kawasan pelabuhan. Hal ini disebut dengan Fasilitas Pengelolaan Limbah di Pelabuhan, dan izin yang perlu dimiliki oleh fasilitas semacam ini adalah:1. Pengoperasian alat pengolahan.2. Penyimpanan.3. Pengumpulan.4. Pengangkutan.5. Pengolahan.6. Pemanfaatan.7. Landfill.

F. Tipikal Fasilitas Pengelolaan Limbah Di PelabuhanFasilitas pengelolaan limbah dipelabuhan terbagi atas 2 (dua) tipe, yaitu:1. Tipe fasilitas pengelolaan limbah sejenis.2. Tipe fasilitas pengelolaan limbah terpadu.

Tipe fasilitas pengelolaan limbah terpadu, fasilitas pendukungnya berlokasi didalam kawasan pelabuhan dan pengusahaannya dapat dilakukan oleh pengelola fasilitas itu sendiri atau dapat juga oleh pihak ketiga.Adapun fasilitas pendukung tersebut antara lain:- Separator.

Incinerator.- Waste Water Treatment Plant (WWTP).

Dan lainnya.

RF yang dipersiapkan di kawasan Pelabuhan Sangatta adalah RF terpadu

Gambar 7.2. Diagram Alur proses di Fasilitas Pengolah Limbah Terpadu

Gambar 7.3. Type Fasilitas Pengolahan Limbah Terpadu di dalamKawasan Pelabuhan

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

f « l i l i t * t

f*enyirr p .'n m b j h ca'ir

t e n p d t

II

k t t c r . in q j i iM i l l I p in tu < jwbsr» j

•. i l i u m p«itibc^(tQ tY i

=pOt- k m t O f f U l i > I \U 4 t l

= I ibofA tO fVn- b.tk. p p n irrp u iiQ- A r t K t . d i t l i » 0

Gambar 7.4. Tata Ruang Fasilitas Penyimpan dan Pengumpul

G. PengawasanPengawasan secara menyeluruh terhadap pengoperasian fasilitas pengelolaan limbah B3 di pelabuhan dilakukan oleh para pihak terkait sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing seperti yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.1. Mekanisme Pengawasan

Mekanisme pengawasan yang komprehensif perlu dilakukan pada aspek-aspek antara lain:a. Aspek teknis, danb. Aspek administrasi.Jika terjadi kecelakaan, maka para pihak dapat memberikan respon yang cepat dalam rangka mengurangi setiap bahaya yang timbul pada kesehatan manusia dan / atau lingkungan.

60

Gambar 7.5. Diagram Pengawasan.

2. Ruang Lingkup PengawasanRuang lingkup pengawasan antara lain:a) Perizinanb) Pemantauan secara rutinc) Pelaporan dalam bentuk neraca limbah B3

Neraca Limbah B3 adalah data kuantitas kegiatan yang menunjukkan kinerja pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan dan yang dikelola pada satuan waktu penaatannya.

d) Kualitas media lingkungan hidup untuk parameter-parameter sesuai yang ditetapkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku

e) Penaatan kebijakan

2. jian LaboratoriumHasil Pengujian Laboratorium atas contoh air yang diambil dari lokasi perairan dan daratan pelabuhan Sangatta adalah sebagai berikut:

No. Parameter SatuanBakuMutu

Hasil PengujianL -01 L -02 L -03 L -04 L -05 L -06 L -07 L- 08

I FISIKA1 Residu Tersuspensi mg/L 80 98,6 A 89,8 A 92,0 A 92,6 A 94,6 A 98,2 A 97,6 A 93,4 A2 Kekeruhan NTU - 9,03 14 11 4 5 4 9,03 10,43 Kecerahan M >3 0,60 A 0,70 A 0,60 A 0,70 A 0,65 A 0,55 A 0,70 A 0,90 A4 Suhu ’ C Alami 24,1 24 24 24 24,1 24,1 24,1 24,15 Salinitas 0/0 0 Alami 25,2 24,7 20,5 23,7 15,2 25 25,2 25II KIMIA1 Amonia (NH3-N) mg/L 0,3 0,12 0,08 0,09 0,1 0,7 A 0,12 0,12 0,112 Arsen (As)* mg/L <0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,005 < 0,0053 Deterjen (MBAS) mg/L 1 <0,01 0,17 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,014 Fenol mg/L 0,002 tt 0,005 A tt tt 0,006 tt tt tt5 Kadmium (Cd)* mg/L 0,01 <0,003 0,005 0,003 0,004 <0,003 < 0,003 <0,003 < 0,003

6Kromium Heksavalent (Cr 6>) mg/L <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01

7 Mercury (Hg)* mg/L 0,003 tt tt tt tt tt tt tt tt8 Minyak/Lemak mg/L 5 <1 <1 < 1 < 1 <1 < 1 <1 < 19 Nitrat (NOj-N) mg/L - 0,2 0,19 0,2 0,22 0,21 0,2 0,2 0,210 Nikel (Ni)‘ mg/L . 0,007 < 0,007 0,007 < 0,007 < 0,007 < 0,007 0,007 < 0,00711 Oksigen Terlarut mg/L . 3,2 2,1 3,0 3,0 3,2 3,2 3,2 3,212 PH mg/L 7 ,0-8 ,5 7,69 7,78 7,95 7,79 9,58 7,72 7,69 8,11 .13 Fosfat (P 04) mg/L . 0,03 0,14 <0,02 0,12 0,09 0,05 0,03 <0,0214 Seng(Zn)* mg/L 0,1 0,01 <0,01 <0,01 <0,01 0,04 <0,01 0,01 <0,0115 Sulfida (H?S) mg/L 0,03 < 0,005 < 0,005 0,037 A 0,09 A 0,018 < 0,005 < 0,005 < 0,00516 Tembaga (Cu)* mg/L 0,05 0,48 A 0,2 A 0,54 A 0,41 A 0,43 A 0,86 A 0,48 A 0,57 A17 Timbal (Pb) * mg/L 0,05 0,02 0,03 <0,01 0,01 <0,01 0,03 0,02 <0,01III MIKROBIOLOGI1 Coliform Jml/100 ml 1,000 0 0 0 0 0 0 0 0

Keterangan:* : Nilai hasil uji parameter tersebut merupakan nilai total kandungan tt : Tidak Terditeksi** : Standard Methode, edisi ke 21 tahun 2005 A : Tidak memnuhi Baku Mutu yang dipersyaratkan

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

8. ANALISA KELAYAKAN EKONOMI8.1. ANALISIS FINANSIAL DAN EKONOMI

Pelabuhan suatu wilayah yang merupakan daerah terjadinya kontak antara dua bidang sirkulasi transpor berbeda yaitu sirkulasi transpor darat dan sirkulasi transpor maritim dimana peranan pelabuhan adalah untuk menjamin kelanjutan dari skema transpor yang berhubungan dengan dua bidang tersebut. Keberhasilan dan pengembangan pelabuhan serta optimalisasi dalam operasionalnya merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dari pembangunan pelabuhan tersebut. Sebagai salah satu dasar dalam penentuan tingkat kebutuhan pengadaan simpul jaringan transportasi laut di wilayah studi, perlu diketahui besarnya kebutuhan pergerakan/volume lalu lintasnya pada masa yang akan datang sampai dengan jangka waktu tertentu. Besaran dan karakteristik lalu lintas transportasi laut tersebut dapat diprediksi dengan melakukan analisis terhadap data eksisting pelabuhan serta kecenderungan pengembangan wilayah dan pertumbuhan penduduk. Proses analisis dan prediksi ini umumnya dilakukan dengan pendekatan pada hubungan antara volume lalu lintas laut dengan karakteristik wilayah setempat.

Dalam investasi infrastruktur pembangunan pelabuhan terdapat 2 pendekatan yang dapat digunakan, yakni pendekatan finansial/keuangan (untuk investasi jika swasta dilibatkan ) dan pendekatan ekonomi (untuk investasi pemerintah, jika operasinal sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah). Kedua pendekatan kelayakan ini akan digunakan dalam studi karena akan ditelusuri seadainya adanya keterlibatan swasta dalam melakukan operasional dalam melaksanakan kegiatan operasional pelabuhan nantinya.

Tabel 8.1. Perbandingan Pendekatan Ekonomi dan Keuangan/Finansial

No. Aspek Kajian Ekonomi Kajian Keuangan/Finansial

a. Sudut Pandang Masyarakat luas Private atau lembaga tertentu

b. Tujuan Efisiensi ekonomi efisiensi modal yang sudah ditanam (investasi)

c. Kriteria NPV, BCR, EIRR NPV, FIRR, BEP

d. Aplikasi Proyek untuk masyarakat, dilakukan oleh Pemerintah

Proyek swasta untuk kepentingan swasta (profit oriented)

e. Komponen Biaya dan Manfaat

langsung dan tidak langsung

langsung kepada proyek (re turn)

f. Penetapan Hargashadow prices, transfer pricestingkat bunga

mekanisme pasar, pajak, subsidi tingkat bunga (dalam/luar negeri)

Pada Tabel 8.1 diatas disampaikan perbedaan asumsi antara pendekatan ekonomi dan fianansial/keuangan dalam analisis kelayakan suatu investasi. Pada dasarnya perbedaan terdapat pada sudut pandang, dimana dalam kajian ekonomi biaya dan manfaat dilihat dari sudut pandang masyarakat/publik, sedangkan dari pendekatan analisis finansial/keuangan sudat pandang lebih kearah pada kepentingan investor (sector).

8.2. MANFAAT PENGEMBANGAN PELABUHANManfaat yang akan diperoleh para pihak yang terkait dengan adanya pengembangan Pelabuhan Sangatta ini berupa manfaat langsung, Manfaat tidak langsung, dan manfaat sosial. Pelabuhan ini sangatlah besar pengaruhnya terhadap pergerakan transportasi. Pihak-pihak yang akan mendapatkan manfaat dengan pengembangan pelabuhan laut ini adalah:

61

1. Produser, dalam hal ini adalah penduduk Kabupaten Kutai Timur yang menggunakan pelabuhan sebagai bagian dari aktivitas kesehariannya, salah satunya adalah pengiriman hasil komoditi unggulan;

2. Operator Transportasi, dalam hal ini adalah badan hukum atau perorangan yang memberikan jasa pelayanan transportasi;

3. Pengguna, dalam hal ini adalah penduduk Kabupaten Kutai Timur dan atau para pendatang yang berkunjung ke kota ini;

4. Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah Kabupaten Kutai Timur pada khususnya

8.2.1. Manfaat Langsung

Manfaat langsung yang akan diperoleh dengan investasi pengembangan Pelabuhan Sangatta antara lain adalah:1. Tersedianya prasarana dan sarana pelabuhan yang semula tidak ada;2. Keamanan dan kenyamanan aktivitas pelabuhan akibat dari adanya fasilitas fungsional dan

penunjang;3. Aktivitas para tenaga kerja pelabuhan yang dipastikan bertambah;4. Bertambahnya lapangan pekerjaan bagi generasi muda untuk mengurusi aktivitas

pelabuhan laut karena adanya peningkatan aktivitas muatan baik orang maupun barang dan meningkatkan perekonomian secara umum.

8.2.2. Manfaat Tidak LangsungManfaat tidak langsung dalam pembangunan Pelabuhan Sangtta merupakan efek multiplier ekonomi akibat adanya investasi itu sendiri. Efek multiplier adalah dampak turunan akibat peningkatan jumlah muatan dan pembangunan sarana dan prasarana pelabuhan, termasuk didalam benefit tidak langsung adalah adanya aktivitas-aktivitas yang muncul dan atau berkembang setelah adanya pembangunan pelabuhan laut, seperti pariwisata, perdagangan, dan industri, khususnya industri perkebunan dan Pertambangan

8.2.3. Manfaat SosialManfaat sosial akan dapat dirasakan berupa dampak sosial yang diakibatkan antara lain oleh:1. Peningkatan kesejahteraan masyarakat karena adanya jaminan hidup dan pertambahan

lapangan pekerjaan;2. Kemudahan dalam pergerakan transportasi untuk menjangkau Kabupaten Kutai Timur

dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok masyarakat termasuk kesehatan;3. Peningkatan sumber daya manusia karena pendidikan bisa berjalan dengan lebih baik.

Manfaat total merupakan jumlah seluruh manfaat yang diterima oleh masyarakat dan wilayah secara umum.

8.3. ANALISIS KEBUTUHAN BIAYA PENGEMBANGAN

8.3.1. Pembangunan Fasilitas Fisik PelabuhanPertumbuhan ekonomi suatu daerah biasanya diikuti oleh pertumbuhan perdagangan, dan juga pertumbuhan arus perjalanan barang dan orang yang pada akhirnya membutuhkan pengembangan fasilitas transportasi. Perencanaan pembangunan pelabuhan harus dilihat dari persoalan pelabuhan secara menyeluruh dalam konteks sistem transportasi yang lebih luas, serta harus didasarkan pada pertimbangan strategis, politik, ekonomi, sosial dan pengembangan wilayah serta hinterland pelabuhan yang akan dibangun.

Rencana pembangunan dan atau pengembangan sebuah pelabuhan harus terlebih dahulu dilihat dari permintaan transportasi (demand) dan potensi hinterland dari sebuah pelabuhan. Setiap potensi hinterland dari sebuah pelabuhan mempunyai beberapa sector unggulan dan karakteristik yang akan

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

dijadikan acuan bagi rencana pembangunan dan pengembangan pelabuhan. Karakteristik dan sektor unggulan hinterland pelabuhan yang berpotensi untuk pengembangan Pelabuhan Sangatta ditinjau dari beberapa factor antara lain jumlah hasil bumi yang terdapat dikawasan Sangatta dan sekitarnya serta jumlah potensi eksport/import yang akan memanfaatkan potensi Pelabuhan Sangatta.

8.3.2. Prakiraan Biaya PengembanganPembangunan suatu pelabuhan tidak saja dilihat dari sisi laut, namun mencakup pembangunan satu kawasan. Pelabuhan baik dari sisi laut maupun sisi darat. Termasuk dengan fasilitas- fasilitas lainnya. Kebutuhan biaya dalam bahasan ini berpedoman kepada Peraturan Mennteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: 75 Tahun 2013 Tentang Standar Biaya Tahun 2014 di Lingkungan Kemenrerian Perhubungan. Dengan disesuaikan dengan kondisi lokasi dan jangka waktu pelaksanaan konstruksi.Rencana biaya investasi pengembangan Pelabuhan Sangatta dapat dilihat pada tabel berikut:

62

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tabel 8.2. Rencana Anggaran Biaya Pengembangan Fasilitas Pelabuhan Sangatta

No Fasilitas pokok Harga Satuan (Rp.) Jangka Pendek 2015-2019 Jangka Menengah 2015-2024 Jangka Panjan g 2015-2034

1. Fasilitas Pokok Volume Sat Jumlah (Rp.) Volum

e Sat Jumlah (Rp.) Volume Sat Jumlah (Rp.)

1 Dermaga Nusantara - m2 m2 m22 Trestle - m2 m2 m23 Causeway - m2 m2 m24 Dermaga Pelayaran Rakyat (modifikasi) 13,246,380 124 m2 1,642,551,120 m2 m25 Gudang Terbuka/Lapangan Penumpukan 2,002,465 1,590 m2 3,183,919,350 7,410 m2 14,838,265,650 m26 Gudang Eksport 3,150,000 600 m2 1,890,000,000 m2 m27 Gudang Import 3,150,000 - m2 - 600 m2 1,890,000,000 m28 Gudang Mekanik 3,150,000 600 m2 1,890,000,000 m2 m29 Area Bisnis Pergudangan 3,150,000 - m2 - 528 m2 1,663,200,000 m210 Kantor Pengelola Pergudangan 3,150,000 192 m2 604,800,000 m2 m211 Pos Penimbangan 3,150,000 175 m2 551,250,000 m2 m212 Terminal Pelabuhan (Terminal Penumpang) 3,150,000 1,230 m2 3,874,500,000 m2 m213 Penampungan dan Pengolahan Limbah 4,500,000 175 m2 787,500,000 unit unit14 TPS Sementara 1,750,000 175 m2 306,250,00015 Fasilitas SPBU + Bunker BBM 4,500,000 630 m2 2,835,000,000 m2 m216 Kantor Pemadam Kebakaran 3,150,000 270 m2 850,500,000 m2 m217 Fasilitas Keselamatan Pelayaran 4,000,000,000 1 unit 4,000,000,000 unit unitB Fasilitas Penunjang -

18 Lahan Darat (Reklamasi) 675,000 72,198 m2 48,733,650,000 m2 15,529 m2 10,482,075,00019 Area Tanah (RTH) 2,500 m2 - m2 m220 Prasarana Jalan 620,000 12,059 m2 7,476,580,000 m2 m221 Langan Parkir 465,000 4,532 m2 2,107,380,000 m2 m222 Menara Air 4,500,000 27 m2 119,250,000 m2 m223 Kantor Polisi 3,150,000 460 m2 1,449,000,000 m2 m224 Kantor Syabandar (Kantor KUPP) 3,150,000 280 m2 882,000,000 m2 m225 Pos Keamanan Kawasan 3,150,000 180 m2 567,000,000 m2 m226 Shelter Angkutan Darat 3,150,000 310 m2 976,500,000 m2 m227 Kantor Bea Cukai 3,150,000 116 365,400,00028 Kantor Imigrasi 3,150,000 148 m2 466,200,000 m2 m229 Kantor Kesehatan 3,150,000 288 m2 907,200,000 m2 m230 Rumah Dinas 3,150,000 180 m2 567,000,000 m2 m231 Mes Karyawan 3,150,000 180 m2 567,000,000 m2 m232 Mushola/Masjid 3,150,000 170 m2 535,500,000 m2 m233 Kantor KPLP / Airud 3,150,000 96 m2 302,400,000 m2 m234 Kantor Karantina 3,150,000 246 m2 774,900,000 m2 m235 Rumah Pompa 3,150,000 40 m2 126,000,000 m2 m236 Rumah Genset 4,500,000 100 m2 450,000,000 m2 m237 Hydrant Dermaga 150,000,000 2 unit 300,000,00038 Pagar Masif 1,750,000 825 m1 1,443,750,00039 Pagar BRC 750,000 240 m1 180,000,00040 Utilitas Site 2,000,000,000 1 Is 2,000,000,000 1 Is 2,000,000,000 1.00 Is 2,000,000,000

41 Pembelian Kendaraan dan Peralatan Pemadam Kebakaran 3,000,000,000 2 paket 6,000,000,000

42 Pembelian Mesin dan Peralatan Pengolah limbah 2,000,000,000 1 paket 2,000,000,00043 Pembelian Peralatan Bongkar Muat.

Forklift 5 ton 450,000,000 2 unit 900,000,000Forklift 28 Ton 4,500,000,000 1 unit 4,500,000,000Mobile Crane 50 ton 6,000,000,000 1 unit 6,000,000,000JUMLAH 102,612,980,470 30,891,465,650 15,530 - 12,482,075,000

63

8‘4 ' ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

8-4.1 Analisis Kelayakan EkonomiAktivitas perekonomian di Kabupaten Kutai Timur didominasi oleh sektor pertambangan, khususnya batubara. Hal ini terlihat dari kontribusi batubara terhadap PDRB Kabupaten Kutai Timur yang mencapai lebih dari 80% serta laju pertumbuhan selama tahun 2010-2012 yang terus meningkat. Apabila kontribusi pertambangan batubara diabaikan, sektor pertanian dan perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi dalam kisaran 23% terhadap PDRB Kutai Timur. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan perkembangan yang mengesankan pada tahun 2012 dengan laju pertumbuhan sebesar 27,34%.

Tabel 8.3. Kontribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2010-2012 menurut Sektor

Lapangan Usaha

-=^nQnian______ _________- p e lam bangan dan Penggalian JLlSjustri Pengolahan-kistriW Gas dan Air Bersih

Kontribusi (%)20103.7786.740.28

20113.25

88.430.23

20123.4987.860.22

Laju Pertumbuhan (%)20102.269.730.05

20115.9012.051.01

20126.7312.830.72

-Seegunan______ ___________P-e rdaaangan, Hotel dan Restoran

0.09 0.08 0.08 4.71 5.02 4.512.14 1.75 1.73 7.54 6.03 0.733.54 3.45 3.44 11.78 9.88 27.34

-e pgangkutan dan Komunikasi 1.75 1.42 1.69 6.93 5.80 4.69^ iL»angan, Persewaan dan Jasa

-^£Usahaan_______________0.84 0.71 0.66 3.79 5.08 2.92

Kutai Timur adhb (miliar rupiah)0.85 0.68 0.82 4.58 4.96 4.96

34,247.87 45,748.62 50,184.45 9.33 11.43 12.68

Sum ber: Kutai Timur dalam Angka 2013

Kabupaten Kutai Timur merupakan penyumbang terbesar produksi komoditas kelapa sawit di Kalimantan Timur. Pada tahun 2012, Kutai Timur memberikan kontribusi sebesar 47,86% dari total produksi kelapa sawit Kalimantan Timur. Berdasarkan kecamatan, produksi kelapa sawit terbesar berasal dari Kecamatan Muara Wahau, sebesar 43,55% dari total produksi kelapa sawit di Kutai Timur.Pengembangan Pelabuhan Sangatta diharapkan akan meningkatkan kontribusi sub sektor angkutan laut terhadap PDRB dan pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kutai TimurSecara ringkas manfaat ekonomi yang diperoleh akibat dari pengembangan pelabuhan Sangatta dapat dilihat pada tabel berikut:

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tabel 8.4. Analisis Kelayakan Ekonomi

AsistensiPemerintah

Kebergunaan

Efekpada

RT/RW

Efek pada Lingkungan

(Eksternalitas)

StrukturEkonomi

Deveploment CriteriaFisibilitas konstruksi + + + + +Konsistensi zoninq + + + + +Pencegahan terhadap penurunan tanah + + + + +Mempertahankan kondisi kelautan danj^eri kanan + + + + +Akseksibilitas publik terhadap kondisi laut + + + +Keuntungan ekologi + + + +Destinasi Regional + + + + +Market Criteria + + + +Perluasan pasar + + + + +keberlanjutan pembiayaan + + + + +pertumbuhan industry + + + + +tenaga kerja + + + + +ketersediaan input factor + + + +Sumber penerimaan + + + + +Pendanaan Pemerintah + + + + +pendanaan swasta (investasi) + +

Keterangan : + = Berkolerasi Positif

Pada bagian ini tarif untuk kegiatan di Pelabuhan Sangatta akan dibedakan berdasarkan tarif yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas ems Penenmaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku pada Departemen Perhubungan

serta tarif yang digunakan oleh operator Pelabuhan.

Tarif yang berlaku untuk pendapatan PNBP di Pelabuhan Sangatta adalah sebagai berikut:

Tabel 8.5. Tarif PNBP dan Proyeksi Volume Pelabuhan Sangatta menurut Jenis JasaTahun 2018-2034

No Jenis Jasa Satuan Tarif Volum e2018 2024 2029 20T41 Jasa Labuh Kapal Pelra per GT 20 00 11,518 13,588 15,571 17,8172 Jasa Tambat Kapal Pelra per GT 15.00 11,518 13,588 15,571 17,817

3 Jasa Labuh Kapal Penumpang per GT 10.00 33,000 387,173 387,173 387,1734 Jasa Tambat Kapal Penumpang per GT 15.00 33,000 387,173 387,173 387,1735 Jasa Pandu Kapal Penumpang Kel I kapal 33,000.00 88 136 136 1366 Jasa Dermaga (bongkar/muat barang konsumsi) per ton/m3 175 00 11,518 13,588 15,571 17,8177 Jasa Dermaga (bongkar/muat barang lainnya) per ton/m3 350.00 4,073 10,043 15,435 25,7058 Jasa Penumpukan Lapangan per ton/m3 60.00 15,591 23,631 31,006 43,5229 Pelayanan Keberangkatan Penumpanq Kelas B per orang 1,000.00 17,235 24,295 32,342 43,05310 Pelayanan Pengantar Penumpang Kelas B per orang 500.00 51,706 72,885 97,025 129,16011 Sewa /Retribusi Tanah/Kios m2 500.00 5,875 5,875 5,875 5,875

12 Perdapatan Lain Dari Pelayan Utilitas 5% dari se luruh penerim aan

o n - i o o n o / ___u I. A . '__ . / ° ................. " ' '■'•«‘- ' « " a " o a n y a u a a c i c J l l l d Ictl lUM2018-2034 adalah sebesar Rp 1,820 miliar dengan laju pertumbuhan pendapatan sebesar 6,14 persen setiap tahunnya. Rincian pendapatansetiap tahunnya adalah sebagai berikut:

64

Tabel 8.6. Proyeksi Pendapatan PNBP Pelabuhan Sangatta Tahun 2018 - 2034

Tahun Estimasi Pendapatan(RP)

2018 57,261,6162019 60,180,3352020 63,280,7342021 66,575,1852022 70,077,0302023 73,800,6692024 89,910,0902025 94,125,2622026 98,612,8372027 103,392,5712028 108,485,9012029 113,916,1232030 119,708,5802031 125,890,8772032 132,493,1202033 139,548,1812034 147,092,004

Sumber: Hasil pengolahan, 2014

Adapun tarif yang digunakan oleh perusahaan operator pelabuhan adalah sebagai berikut :

Tabel 8.7. Tarif dan Proyeksi Volume Pelabuhan Sangatta menurut Jenis JasaTahun 2018-2034

No Jenis Jasa Satuan TarifVolume

2018 2024 2029 2034

1 Bongkar Muat ton/m3 10,250.00 15,949 24,957 33,468 47,508

2 Jasa Labuh Kapal per GT 146.00 44,876 402,088 405,206 408,976

3 Jasa Tambat Kapal per GT 130.00 44,876 402,088 405,206 408,976

4 Jasa Dermaga ton/m3 350.00 44,876 402,088 405,206 408,976

5 Jasa Penumpukan ton/m3 3,600.00 2.00 111,640 174,701 234,276 332,554

6 Pelayanan Keberangkatan Penumpang per orang 5,000.00 17,235 24,295 32,342 43,053

7 Pelayanan Pengantar Penumpang per orang 100.00 51,706 72,885 97,025 129,160

8 Sewa /Retribusi Tanah/Kios m2 85,000.00 5,875 5,875 5,875 5,875

9 Sewa Gudang ton/m3 4,750.00 5.00 33,492 52,410 70,283 99,766

Dengan dasar tersebut, diperkirakan total pendapatan mencapai Rp 175,451,572,456 selama tahun 2018-2034, atau tumbuh sebesar 4,70 persen setiap tahunnya. Rincian pendapatan Pelabuhan setiap tahunnya adalah sebagai berikut:

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

NetPV =FCF, FCF9 FCF™

----------- i— i------------ ~— i. j---------------/, \ l n v2 „ ,30( l + r ) (1 + r) (1 + r)

- Initial Investment

Dimana:■ Net Present Value adalah selisih antara akumulasi nilai sekarang dari Free Cash Flow

selama 30 tahun ke depan dengan nilai total investasi sekarang■ Free Cash Flow adalah jumlah arus kas per tahun yang merupakan hasil penjumlahan laba

bersih dan biaya depresiasi■ radalah tingkat pendiskonto yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari nilai dana

masa depan. Angka ini juga merupakan refleksi tingkat premium risiko yang hendak ditanggung oleh investor

■ Initial investment adalah total dana yang diinvestasikan berdasarkan nilai sekarang.

Suatu anggaran barang modal dinyatakan layak secara finansial jika NPV pada akhir usia ekonomis adalah positif.

Dengan mengasumsikan biaya operasional pelabuhan sebesar Rp 1.330.183,- per hari, hari operasi dalam setahun sebanyak 360 hari, tingkat inflasi sebesar 10%, dan tingkat bunga pengembalian (internal rate return, IRR) sebesar 10%, serta adanya biaya untuk idle capacity untuk konstruksi laut yang belum dapat digunakan sebesar 25% dari proyeksi pendapatan tahun 2015-2017, NPV pengembangan Pelabuhan Sangatta pada akhir tahun ke-30 sebesar - Rp 91.976.721. miliar, atau lebih kecil dari biaya investasi yang ditanamkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan pengembangan Pelabuhan Sangatta belum dapat dinyatakan layak secara finansial.

65

RENCANA INDUK PELABUHAN SANGATTAPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Tabel 8.8. Perhitungan NPV selama 30 Tahun

Pengeluaran LabaTahun Pendapatan Biaya Depresiasi Biaya Capacity

Idle Sebelum Pajak Setelah Pajak Cashflow Present Value

1 - - 3,078,389,414.10 523,325,640.63 (3,601,715,054.73) - (523,325,640.63) (475,750,582.39)2 - - 3,078,389,414.10 530,391,989.38 (3,608,781,403.48) - (530,391,989.38) (438,340,487.09)3 - - 3,078,389,414.10 537,853,961.05 (3,616,243,375.15) - (537,853,961.05) (404,097,641.66)4 5,439,142,902.49 478,865,884.93 3,078,389,414.10 - 1,881,887,603.46 1,599,604,462.94 4,677,993,877.04 3,195,132,762.135 5,693,949,692.56 526,752,473.42 3,078,389,414.10 - 2,088,807,805.03 1,775,486,634.28 4,853,876,048.38 3,013,875,137.926 5,969,819,844.95 579,427,720.77 3,078,389,414.10 - 2,312,002,710.08 1,965,202,303.57 5,043,591,717.67 2,846,976,038.467 6,269,098,974.59 637,370,492.84 3,078,389,414.10 - 2,553,339,067.65 2,170,338,207.50 5,248,727,621.60 2,693,427,189.418 6,594,433,329.80 701,107,542.13 3,078,389,414.10 - 2,814,936,373.58 2,392,695,917.54 5,471,085,331.64 2,552,301,684.979 6,948,810,248.11 771,218,296.34 3,078,389,414.10 - 3,099,202,537.67 2,634,322,157.02 5,712,711,571.12 2,422,747,371.7610 8,409,273,088.81 848,340,125.98 3,078,389,414.10 - 4,482,543,548.73 3,810,162,016.42 6,888,551,430.52 2,655,834,777.9311 8,832,297,699.47 933,174,138.57 3,078,389,414.10 - 4,820,734,146.80 4,097,624,024.78 7,176,013,438.88 2,515,148,932.9212 9,295,865,532.03 1,026,491,552.43 3,078,389,414.10 - 5,190,984,565.50 4,412,336,880.67 7,490,726,294.77 2,386,776,244.5513 9,804,855,385.46 1,129,140,707.67 3,078,389,414.10 - 5,597,325,263.68 4,757,726,474.13 7,836,115,888.23 2,269,843,648.3114 10,364,789,144.17 1,242,054,778.44 3,078,389,414.10 - 6,044,344,951.63 5,137,693,208.88 8,216,082,622.98 2,163,551,342.5915 10,981,919,080.17 1,366,260,256.28 3,078,389,414.10 - 6,537,269,409.78 5,556,678,998.31 8,635,068,412.41 2,067,166,723.6916 11,663,327,112.97 1,502,886,281.91 3,078,389,414.10 - 7,082,051,416.96 6,019,743,704.42 9,098,133,118.52 1,980,018,847.8917 12,417,037,669.61 1,653,174,910.10 3,078,389,414.10 - 7,685,473,345.41 6,532,652,343.60 9,611,041,757.70 1,901,493,374.3418 13,252,146,012.54 1,818,492,401.11 3,078,389,414.10 - 8,355,264,197.32 7,101,974,567.72 10,180,363,981.82 1,831,027,946.6119 14,178,964,160.27 2,000,341,641.23 3,078,389,414.10 - 9,100,233,104.94 7,735,198,139.20 10,813,587,553.30 1,768,107,974.4720 15,209,186,817.53 2,200,375,805.35 3,078,389,414.10 - 9,930,421,598.08 8,440,858,358.37 11,519,247,772.47 1,712,262,781.0121 16,357,491,296.62 2,420,413,385.88 3,078,389,414.10 - 10,858,688,496.64 9,229,885,222.14 12,308,274,636.24 1,663,224,178.7722 17,637,918,969.63 2,662,454,724.47 3,078,389,414.10 - 11,897,074,831.06 10,112,513,606.40 13,190,903,020.50 1,620,449,323.8723 19,067,462,983.49 2,928,700,196.92 3,078,389,414.10 - 13,060,373,372.47 11,101,317,366.60 14,179,706,780.70 1,583,563,531.3324 20,665,558,084.60 3,221,570,216.61 3,078,389,414.10 - 14,365,598,453.89 12,210,758,685.81 15,289,148,099.91 1,552,239,903.6725 22,454,268,400.79 3,543,727,238.27 3,078,389,414.10 - 15,832,151,748.41 13,457,328,986.15 16,535,718,400.25 1,526,180,635.3326 24,458,647,230.73 3,898,099,962.10 3,078,389,414.10 - 17,482,157,854.53 14,859,834,176.35 17,938,223,590.45 1,505,114,774.3727 26,707,146,231.42 4,287,909,958.31 3,078,389,414.10 - 19,340,846,859.01 16,439,719,830.16 19,518,109,244.26 1,488,796,177.8728 29,232,080,792.59 4,716,700,954.14 3,078,389,414.10 - 21,436,990,424.35 18,221,441,860.70 21,299,831,274.80 1,477,001,644.2629 32,070,159,320.75 5,188,371,049.55 3,078,389,414.10 - 23,803,398,857.10 20,232,889,028.53 23,311,278,442.63 1,469,529,207.4630 35,263,085,216.75 5,707,208,154.51 3,078,389,414.10 - 26,477,487,648.15 22,505,864,500.92 25,584,253,915.02 1,466,196,579.16

Total Present Value 54,009,800,023.90Investasi Awal 145,986,521,120.00Net Present Value (91,976,721,096.10)

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

dengan aslinya HUKUM

ADJI HERPRIARSONO

ttd.

BUDI KARYA SUMADI

66