Jurnal Fondasi, Volume 7 No 1

15
Jurnal Fondasi, Volume 7 No 1 2018 Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 99 ANALISIS TERHADAP VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PEMBERLAKUAN STANDAR MUTU PADA PEKERJAAN PEMELIHARAAN JALAN DI PROPINSI BANTEN Rina Susanti 1 Jurusan Teknik Sipil Universitas Tarumanagara Jl. S. Parman No. 1 Grogol, Jakarta Barat 11440; Telp. 021-5671747 [email protected] ABSTRACT Every year the government allocate substanstial amount of budget for road construction, betterment and maintenance all over Indonesia either in national roads or provincial/ regency/ city roads due to early road deterioration. Such early roads deterioration also exists in Banten Province. This research is intended to analyze whether the implementation of quality standard met the technical specification and to analyze the most dominant variable determining road work quality using principal analysis component. Data collection from the respondents was conducted by distributing questionnaires related to road works in Serang-Pandeglang link containing 22 statements expressing 5 variables, i.e. human resources, road materials, equipments, construction method and material testing. Results show that one of 22 statements was not statistically valid and was therefore removed. After descriptive analysis, it was generally found that only about 40-60% of the respondents always/ almost always conduct 21 statments in the questionnaire. This indicates that both contractor and supervision consultant were not consistently implementing quality standard and therefore did not meet the technical specification. Based on factor analysis using principal component analysis, three factors influencing implementation of quality standard of road work were extracted. In factor 1, the most influencing sub variable was calibrating all equipments, conducting mix design and ensuring readiness of equipments (loading factor 0.811). In factor 2, the most influencing sub variable was conducting at least two number of passes of final compaction (loading factor of 0.788). In factor 3, the most influencing sub variable was testing of mix design to find values of stability, void, asphalt content, flow and density (loading factor of 0.860). Keywords : quality standard, technical specification, road construction, principal component analysis. ABSTRAK Setiap tahun pemerintah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk melakukan pembangunan, peningkatan, dan pemeliharaan terhadap ruas-ruas jalan di seluruh Indonesia baik pada jalan nasional, jalan provinsi maupun jalan kabupaten/kota, akibat terjadinya kerusakan dini pada ruas jalan tersebut. Demikian pula halnya dengan jalan-jalan di Provinsi Banten. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis tingkat penerapan standar mutu apakah sudah sesuai dengan spesifikasi teknis dan menganalisis variabel apa yang paling dominan dalam menentukan mutu pekerjaan jalan dengan menggunakan metode analisis komponen utama. Pengumpulan data terhadap pendapat para responden dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner yang berkaitan dengan bidang pekerjaan konstruksi jalan di ruas jalan Serang-Pandeglang. Kuesioner tersebut berisi 22 pernyataan yang mengeskpresikan 5 variabel yaitu sumber daya manusia, material/ bahan, peralatan, metode pelaksanaan dan pengujian material. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 22 pertanyaan, ada satu item pertanyaan pada kuesioner yang dinyatakan tidak valid sehingga harus dibuang. Setelah dilakukan analisis deskriptif maka diketahui bahwa secara umum hanya sekitar 40-60% responden yang menyatakan bahwa kontraktor hampir selalu/ selalu melaksanakan 21 pernyataan dalam kuesioner. Hal ini mengindikasikan bahwa baik pelaksana maupun pengawas tidak secara konsisten menerapkan standar mutu sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis. Berdasarkan hasil analisis faktor dengan menggunakan analisis komponen utama diperoleh 3 faktor yang mempengaruhi penerapan standar mutu pekerjaan jalan. Pada faktor 1 sub variabel yang paling berpengaruh adalah melakukan kalibrasi semua peralatan/ mix design dan memastikan kesiapan alat (loading factor 0,811). Pada faktor 2 sub variabel yang paling berpengaruh adalah melakukan pemadatan terakhir tidak kurang dari dua lintasan (loading factor 0,788). Pada faktor 3, sub variabel yang paling berpengaruh adalah pengujian hasil campuran aspal untuk mencari nilai stability, void, kadar aspal, flow, density (loading factor 0,860). Kata kunci : standar mutu, spesifikasi teknis, konstruksi jalan, analisis komponen utama

Transcript of Jurnal Fondasi, Volume 7 No 1

Jurnal Fondasi, Volume 7 No 1 2018

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 99

ANALISIS TERHADAP VARIABEL YANG MEMPENGARUHIPEMBERLAKUAN STANDAR MUTU PADA PEKERJAAN

PEMELIHARAAN JALAN DI PROPINSI BANTEN

Rina Susanti1

Jurusan Teknik Sipil Universitas TarumanagaraJl. S. Parman No. 1 Grogol, Jakarta Barat 11440; Telp. 021-5671747

[email protected]

ABSTRACTEvery year the government allocate substanstial amount of budget for road construction, betterment andmaintenance all over Indonesia either in national roads or provincial/ regency/ city roads due to early roaddeterioration. Such early roads deterioration also exists in Banten Province. This research is intended toanalyze whether the implementation of quality standard met the technical specification and to analyze the mostdominant variable determining road work quality using principal analysis component. Data collection fromthe respondents was conducted by distributing questionnaires related to road works in Serang-Pandeglanglink containing 22 statements expressing 5 variables, i.e. human resources, road materials, equipments,construction method and material testing. Results show that one of 22 statements was not statistically validand was therefore removed. After descriptive analysis, it was generally found that only about 40-60% of therespondents always/ almost always conduct 21 statments in the questionnaire. This indicates that bothcontractor and supervision consultant were not consistently implementing quality standard and therefore didnot meet the technical specification. Based on factor analysis using principal component analysis, three factorsinfluencing implementation of quality standard of road work were extracted. In factor 1, the most influencingsub variable was calibrating all equipments, conducting mix design and ensuring readiness of equipments(loading factor 0.811). In factor 2, the most influencing sub variable was conducting at least two number ofpasses of final compaction (loading factor of 0.788). In factor 3, the most influencing sub variable was testingof mix design to find values of stability, void, asphalt content, flow and density (loading factor of 0.860).

Keywords : quality standard, technical specification, road construction, principal component analysis.

ABSTRAKSetiap tahun pemerintah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk melakukan pembangunan, peningkatan,dan pemeliharaan terhadap ruas-ruas jalan di seluruh Indonesia baik pada jalan nasional, jalan provinsi maupunjalan kabupaten/kota, akibat terjadinya kerusakan dini pada ruas jalan tersebut. Demikian pula halnya denganjalan-jalan di Provinsi Banten. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis tingkat penerapan standar mutuapakah sudah sesuai dengan spesifikasi teknis dan menganalisis variabel apa yang paling dominan dalammenentukan mutu pekerjaan jalan dengan menggunakan metode analisis komponen utama. Pengumpulan dataterhadap pendapat para responden dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner yang berkaitan dengan bidangpekerjaan konstruksi jalan di ruas jalan Serang-Pandeglang. Kuesioner tersebut berisi 22 pernyataan yangmengeskpresikan 5 variabel yaitu sumber daya manusia, material/ bahan, peralatan, metode pelaksanaan danpengujian material. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 22 pertanyaan, ada satu item pertanyaan padakuesioner yang dinyatakan tidak valid sehingga harus dibuang. Setelah dilakukan analisis deskriptif makadiketahui bahwa secara umum hanya sekitar 40-60% responden yang menyatakan bahwa kontraktor hampirselalu/ selalu melaksanakan 21 pernyataan dalam kuesioner. Hal ini mengindikasikan bahwa baik pelaksanamaupun pengawas tidak secara konsisten menerapkan standar mutu sehingga tidak sesuai dengan spesifikasiteknis. Berdasarkan hasil analisis faktor dengan menggunakan analisis komponen utama diperoleh 3 faktoryang mempengaruhi penerapan standar mutu pekerjaan jalan. Pada faktor 1 sub variabel yang palingberpengaruh adalah melakukan kalibrasi semua peralatan/ mix design dan memastikan kesiapan alat (loadingfactor 0,811). Pada faktor 2 sub variabel yang paling berpengaruh adalah melakukan pemadatan terakhir tidakkurang dari dua lintasan (loading factor 0,788). Pada faktor 3,sub variabel yang paling berpengaruh adalah pengujian hasil campuran aspal untuk mencari nilai stability, void,kadar aspal, flow, density (loading factor 0,860).

Kata kunci : standar mutu, spesifikasi teknis, konstruksi jalan, analisis komponen utama

Jurnal Fondasi, Volume 7 No 1 2018

100 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

1. LATAR BELAKANGSetiap tahun Pemerintah selalu

mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untukmelakukan pembangunan, peningkatan, danpemeliharaan terhadap ruas-ruas jalan diseluruh Indonesia baik pada jalan nasional,jalan provinsi maupun jalan kabupaten/kota,akibat terjadinya kerusakan dini pada ruasjalan tersebut. Demikian pula halnya denganjalan-jalan di Provinsi Banten yang umumnyaterjadi kerusakan dini yang seharusnya tidakperlu terjadi mengingat umur rencana belumtercapai.

Banyak pernyataan mengenaipenyebab kerusakan jalan hanya didasarkandari penglihatan semata misalnya karenapengaruh air dan beban kendaraan yangmelebihi beban rencana. Kerusakan diniperkerasan jalan lebih banyak disebabkan olehkegagalan konstruksi pada saat pelaksanaankarena ketidaktepatan implementasi standarmutu. Setelah itu, diperparah lagi dengankegagalan bangunan akibat sistem drainasepermukaan jalan yang tidak berfungsi denganbaik. Beban lalulintas bukan satu-satunyapenyebab eksternal yang dominan terhadapkerusakan dini, pertumbuhan beban lalulintasyang tinggi tidak akan merusak perkerasanjalan daerah jika pelaksanaan danpengendalian mutunya tepat dan benar sesuaistandar.

Membangun suatu jalan yang mantapdan baik sesuai dengan spesifikasi teknis,memerlukan sumber daya manusia yangmempunyai integritas dan intelektual yangtinggi untuk bisa menerapkan spesifikasiteknis dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pelaksana lapangan agarkonstruksi jalan yang akan dibangun atauditingkatkan sesuai harapan. Penggunaanmaterial dalam proses konstruksi secaraefektif sangat bergantung dari desain yangdikehendaki dari suatu konstruksi.Penghematan material dapat dilakukan padatahap penyediaan, penanganan, danpengolahan selama waktu konstruksi.Pemilihan alat yang tepat dan efektif akanmempengaruhi faktor kecepatan proseskonstruksi. Fakta di lapangan menunjukkanjarang terjadi penyimpangan ketebalan tiaplapisan perkerasan tetapi yang sering terjadipenyimpangan mutu pelaksanaan karenaketidaktepatan pengendalian aspek teknis olehkontraktor dan pengawas seperti suhu

pencampuran, penghamparan dan pemadatanbahan beraspal di bawah batas minimal;pengurangan jumlah lintasan alat pemadat;dan gradasi agregat butir batuan yangmenyimpang dari kondisi ideal, yang padaakhirnya bermuara pada penurunan kekuatanstruktural. Penyimpangan aspek teknistersebut dapat terjadi secara bersamaan dilapangan dan mempercepat kerusakanstruktural dini perkerasan jalan. Kondisitersebut diperparah lagi dengan kondisi cuacayang tidak konduksif sehingga tidak sedikitditemukan penghamparan dan pemadatanbahan beraspal terpaksa dilakukan saat hujanlebat. Kontraktor, Konsultan Supervisi, danPemilik Proyek harus saling bekerja sama dansaling berkoordinasi untuk kelancaran suatupekerjaan konstruksi yang sesuai denganspesifikasi teknis agar umur rencanakonstruksi tersebut tercapai.Tujuan penelitian adalah:1. Menganalisis tingkat penerapan standar

mutu apakah sudah sesuai denganspesifikasi teknis

2. Menganalisis variabel apa yang palingdominan dalam menentukan mutupekerjaan jalan.

Penelitian ini terbatas pada pekerjaanpemeliharaan berkala jalan di ruas jalanSerang-Pandeglang dengan tinjauan kinerjaperkerasan hanya bagian struktur lapisanpermukaan jalan berbahan konstruksi hot mixasphalt (HMA). Subyek penelitian adalahpara pengelola pekerjaan konstruksi berdasarpendekatan proses menggunakan spesifikasiumum bidang jalan dan Jembatan.

2. TINJAUAN PUSTAKAA. Pengelolaan Perkerasan Jalan

Perkerasan merupakan lapisan yangberada diantara beban lalulintas kendaraandan tanah dasar, yang bersifat lebihkonstruktif sehingga beban tersebut mampudidukung tanah dasar. Oleh karenanyaperkerasan perlu dikelola dengan baik dantepat dalam hal pengaturan SDM pengendalimutu, penerapan teknologi (alat, material,metode kerja), pendanaan yang efisien,research untuk penjadwalan monitoring danevaluasi. Sebelum tahun anggaran tahun 2004,Direktorat Jenderal Bina Marga DepartemenPU telah menetapkan tiga model pengelolaanperkerasanjalan nasional, yaitu:

Jurnal Fondasi, Volume 7 No 1 2018

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 101

1. pembangunan jalan baru2. peningkatan jalan3. pemeliharaan jalan.

Sejak tahun anggaran 2004 sampaisekarang, model tersebut diterapkan untukpengelolaan jalan propinsi dan kabupaten,sedangkan jalan nasional lebih difokuskanpada aspek pemeliharaan jalan (rutin danberkala) dan peningkatannya. Pengelolaanjalan dimulai dari program prioritaspembangunan ruas jalan yang baru, jadwalpemeliharaan berkala dan peningkatanstrukturnya berdasarkan laporan identifikasikerusakan dan dampaknya terhadappenurunan umur pelayanan.

Pembangunan jalan baru merupakankegiatan konstruksi jalan yang dimulai darikonstruksi tanah dasar, dilanjutkan konstruksilapis pondasi di atasnya dan diakhirikonstruksi lapis permukaan di atas lapispondasi. Jalan baru dimaksudkan adalah suaturuas jalan yang belum memiliki perkerasan(masih berupa jalan tanah) selebar minimalsatu jalur lalu lintas dan secara teknis memanglayak dibangun. Pemeliharaan jalan lamadapat dilakukan secara rutin (routinemaintenance) sepanjang tahun dan atauberkala (periodic maintenance) yangdilakukan tiap lima tahun atau tergantungpenurunan indek performansi jalan yangdisyaratkan. Pemeliharaan rutin dilakukanhanya untuk meningkatkan kualitasberkendaraan (riding quality) tanpameningkatkan kekuatan struktural dandilakukan sepanjang tahun, misalnyamenambal retak-retak permukaan denganslurry seal atau cold mix, melancarkan aliranair permukaan dan mencegah terjadinyagenangan. Pemeliharaan berkala dapatdilakukan pada waktuwaktu tertentu (tidakmenerus sepanjang tahun) dan sifatnyameningkatkan kemampuan struktural,misalnya pelapisan tambahan permukaandengan bahan lataston atau HRS, burtu ataulapis kedap lainnya yang berfungsimelindungi perkerasan eksisting dari infiltrasiair hujan serta memberikan kerataan dankekesatan permukaan (Ditjen Bina Marga,2005).

B. Konstruksi Perkerasan AspalPerkerasan beraspal terdiri atas

agregat dan bahan aspal yang dicampur dalamkeadaan panas di unit produksi Asphalt

Mixing Plant (AMP), selanjutnya diangkutdalam keadaan panas ke lokasi penghamparandi atas lapis pondasi jalan atau lapispermukaan jalan lama, kemudian diikutiproses pemadatan lapangan dengan tetapmemperhatikan persyaratan suhu pada tiaptahapan pemadatannya sampai didapatkankonstruksi perkerasan aspal yang sesuaidengan mutu dan gambar rencana (Sukirman,1992).

C. Standar Mutu Perkerasan Jalan diIndonesia

Standar adalah dokumen yang berisiketentuan teknis dari sebuah produk, metode,proses atau sistem yang dirumuskan secarakonsensus (komitmen bersama) danditetapkan oleh instansi yang berwenang.Standar disusun dengan tujuan untukmenciptakan keteraturan optimum dalamkonteks tertentu menuju keamanan dankeselamatan umat manusia danlingkungannya. Standar merupakan produkinti dari kegiatan standardisasi, yakni kegiatanyang dilakukan oleh badan standardisasi, baiksecara nasional maupun internasional(Haryono, 2005).

Standar adalah spesifikasi teknis yangdibakukan termasuk tata cara dan metodeyang disusun berdasarkan konsensus semuapihak yang terkait dengan memperhatikansyarat-syarat keselamatan, keamanan,kesehatan, lingkungan hidup, perkembanganilmu pengetahuan dan teknologi sertapengalaman, perkembangan masa kini danmasa yang akan datang untuk memperolehmanfaat yang sebesar-besarnya.

Pada umumnya substansi standarmutu konstruksi jalan masih mengacu padastandar mutu yang distandardisasi AASHTO.Hasil temuan di lapangan adalah banyakparameter yang berbeda antara Indonesiadengan negara asal, misalnya tentangtemperatur dan cuaca, karakteristik beban lalulintas kendaraan, sifat fisik bahan konstruksi,yang semua itu memerlukan kecermatandalam implementasi standar mutu.Permasalahan lain yang sering muncul adalahfaktor SDM dan alat uji mutu yangkualitasnya sangat terbatas dan masih terfokusdi beberapa wilayah kerja tertentu, sehinggasulit didapatkan keseragaman mutu konstruksiperkerasan beraspal. Oleh karenanya perludisiapkan suatu metode untuk memantau

Jurnal Fondasi, Volume 7 No 1 2018

102 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

perkembangan standar mutu sehingga akandapat diperoleh faktor dan variabel apa sajayang perlu disempurnakan untukmeningkatkan kualitas jalan.

D. Pemberlakuan Standar MutuPemberlakuan adalah proses

penerapan (aplikasi) atau implementasi suatunorma atau pedoman dari awal sampai akhiragar hasil pekerjaan sesuai yang diharapkanoleh pengguna. Pemberlakuan standar adalahkegiatan yang dilakukan untuk memantau,mengawasi, menilai proses implementasistandar dari awal hingga akhir produkkonstruksi agar hasil akhir dan dampaknyasesuai dengan standar (spesifikasi) yangdisyaratkan. Pemberlakuan standar mutudalam jasa konstruksi diwajibkan sebagaiupaya penjaminan mutu terhadap prosespelaksanaan konstruksi dan pasca konstruksiyang meliputi penerapan, penilaian,pengendalian, evaluasi dan solusi substansispesifikasi teknis beserta semua parameternyaterhadap standar mutu yang digunakan.Pemberlakuan standar mutu merupakanproses yang sistemik, artinya tidak hanyaditerapkan dalam tahapan awal atau prosesmelainkan sampai pada pasca konstruksisehingga kita perlu mencermati hierarkisemua elemen (faktor) beserta indikator yangmempengaruhinya. Manajemen mutu dalamimplementasi standar mutu merupakan bagianterpenting dari keberhasilan manajemenproyek jalan karena nilai manfaat yang tinggipada implementasi standar akan memberikanpengaruh langsung terhadap keberhasilan(keluaran) proyek jalan (road project).Dampak ketepatan penerapan standar mutuakan berpengaruh langsung terhadap manfaatproyek jalan. Dengan demikian pemberlakuanstandar mutu dapat dimodelkan sebagaibagian terpenting dari manajemen mutuperkerasan jalan, sehingga dapat memberikanumpan balik (solusi) untukpenyempurnaannya (Mulyono, 2006.b).

E. Permasalahan Pemberlakuan StandarMutu

Pemberlakuan standar mutuperkerasan jalan diawali dengan pemahamansubstansi standar, sehingga diperlukankemudahan akses untuk mengenal danmendapatkan informasi mutu yang lengkap.Beberapa akses yang dapat dilalui antara lain:

1. Spesifikasi teknis dalam dokumenkontrak jasa konstruksi

2. Training atau pelatihan oleh lembagapendidikan dan latihan

3. Media elektronik seperti akses internet4. Perpustakaan instansi terkait.Pengguna belum banyak mengenal standarmutu perkerasan jalan, disebabkan antara lain:1. Keterbatasan sosialisasi yang dilakukan

instansi pembina2. Keterbatasan pengadaan dan distribusi

buku standar serta sarana mediaelektronik yang sangat kurang teraksesterutama di daerah-daerah yang belummemiliki koneksi internet.

Selain mengenal standar mutu, beberapapengguna juga dihadapkan pada kesulitanmemahami substansinya, disebabkan antaralain:1. Banyak metode pengujian mutu yang

harus dilengkapi peralatan teknologi yangcanggih yang tidak mungkin dapatdipenuhi oleh semua instansi pengendalimutu di daerah

2. Petunjuk atau tata cara pelaksanaan suatustandar mutu yang kurang kronologis

3. Metode pengujian mutu yang ada kurangsistematis dan beberapa bagianmenunjukkan batasan yang kurang tegas.

Berawal dari sulitnya memahamisubstansi standar mutu yang diperberat lagidengan kurangnya sosialisasi dan tidaksempurnanya akses mendapatkan informasiyang cepat maka dalam implementasinyaselalu dihadapkan pada kendala danpenyimpangan mutu. Beberapa negara sedangberkembang (termasuk Indonesia) masihbanyak menghadapi kendala dalamimplementasi standar mutu, yang disebabkanantara lain:1. Keterbatasan kualitas sumber daya (SDM,

alat dan material uji, biaya riset)2. Kesulitan pemahaman substansi dan

kurangnya koordinasi yang baik antarapelaksana dan pengawas mutu

3. Keterbatasan keberadan instansiindependen pengujian mutu

4. Peran aktif kelembagaan pemerintahmaupun organisasi profesi masih belumoptimal sehingga sulit untuk mendapatkankeseragaman mutu di lapangan.

Beberapa penyimpangan mutu yang seringterjadi dalam pengelolaan perkerasan jalan,antara lain:

Jurnal Fondasi, Volume 7 No 1 2018

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 103

1. Penyimpangan terhadap spesifikasi teknismaterial

2. Penyimpangan terhadap tatacarapelaksanaan dan pengawasan mutulapangan

3. Penyimpangan terhadap metodepengujian mutu

4. Penyimpangan terhadap hasilperencanaan.

Dari uraian tersebut dapatdisimpulkan bahwa pemberlakuan standarmutu sangat dipengaruhi kualitas SDM,performansi standar, perlunya diseminasikepada semua tingkatan SDM dan unit kerjaorganisasi, penyusunan sistem basis data, danpemahaman yang seragam terhadap substansistandar mutu. Mutu hasil pembangunaninfrastruktur jalan dipengaruhi oleh prosespencapaian mutu pada tahapan perencanaan,pelaksanaan bangunan (konstruksi) danpemanfaatan atau operasional. Aspek-aspekyang terkait dalam proses pencapaian mutupada ketiga tahapan tersebut dijelaskan dalamSistem Manajemen Mutu (SMM) merupakanbagian sistem manajemen organisasi proyekyang memfokuskan perhatian (mengarahkandan mengendalikan organisasi) padapencapaian hasil akhir yang berkaitan dengansasaran mutu dalam rangka memuaskankebutuhan, harapan dan persyaratan pihakyang berkepentingan (Ditjen Bina Marga,2006.b).

F. Persyaratan Teknis yang HarusDipenuhi untuk Pengendalian Mutu

1. Sumber Daya Manusia (SDM)Sumber Daya Manusia (SDM)

merupakan faktor yang amat menentukankeberhasilan pemberlakuan standar mutukarena manusia sebagai pelaksana, penilai,dan pengendali serta sekaligus obyekimplementasi standar mutu. Oleh karenanyaperhatian peran dan karakteristik manusiadalam pencapaian mutu menjadi amatpenting.Karakter SDM dipengaruhi potensi atau bakatberprestasi, yang kecenderungannya dapatdiukur dengan tingkat pemahaman terhadapsubstansi standar mutu (Soehartono, 2006).Variabel lain yang tidak kalah pentingnyauntuk dipertimbangkan adalahprofesionalisme kerja, yang dapat dibangundari tiga pilar pokok, yaitu:1. integritas terhadap bidang keahlian

2. kemampuan dan kemauan inovasi baru3. dukungan pelatihan yang mantap.

Indikator untuk mengukurprofesionalisme kerja adalah jumlahpekerjaan pengendalian mutu yang dapatditangani per tahun. Kualitas SDM pengendalimutu harus selalu dimutakhirkankompetensinya melalui jumlah CPD yangdapat diikuti per tahun. Makin banyakpengalaman kerja seseorang maka semakintinggi pengetahuan, sikap dan ketrampilannyadalam bekerja yang pada gilirannya akanmampu meningkatkan produktivitasnya.Program-program pelatihan atau trainingprofesi akan mampu mengurangi kesenjanganmutu kompetensi antar engineer di lapangansehingga dapat membangun suasana kerjayang kondusif (Sugiri, 2006).

Pada pekerjaan konstruksi jalan,sumber daya manusia yang dimaksud adalahpersonil dalam hal ini adalah para pengelolapekerjaan. Personil yang terlibat langsungdalam masalah mutu harus mempunyaikualifikasi utama yang disyaratkan. Sertifikasikualifikasi masing-masing personildikeluarkan oleh instansi yang berwenang.Sertifikasi merupakan persyaratan mutlakdalam penerapan Quality Assurance.

2. Material/BahanBahan/material yang akan digunakan

harus telah memenuhi sifat-sifat yangditentukan dalam spesifikasi. Bahancampuran sebaiknya telah tersedia sekurang-kurangnya untuk satu bulan produksi. Hal inidimaksudkan untuk menjamin tidak adanyaperubahan gradasi dan sifat-sifat fisik bahan.Pada setiap perubahan sumber agregat harusdilakukan pengujian gradasi dan sifat-sifatselanjutnya dibuat Job Mix Formula (JMF)yang sesuai. Pemeliharaan perkerasan jalanmenuntut penggunaan mutu bahan susunperkerasan yang tepat agar perkerasan lamamasih dapat dipertahankan sampai mencapaiumur pelayanan maksimum (Sugiri, 2006).Salah satu persyaratan mutu material yangtepat adalah pencampuran bahan susunperkerasan dilaksanakan secara mekanis(tidak manual) untuk mendapatkanpencapaian mutu perkerasan yang mampumempertahankan mutu perkerasan jalan.

Jurnal Fondasi, Volume 7 No 1 2018

104 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

3. PeralatanPersyaratan peralatan yang meliputi

jumlah jenis dan kondisinya harusdicantumkan dalam dokumen kontrak.Beberapa persyaratan yang disarankan antaralain:1. Peralatan laboratorium yang sangat

berkaitan dengan mutu harus dirinci danharus tersedia di lokasi. Sebelumpenggunaan, semua peralatan harusdiperiksa kesesuaiannya denganpersyaratan yang dipakai.

2. Peralatan-peralatan yang mempengaruhimutu harus berada dalam kondisi baik dantelah dikalibrasi. Kondisi peralatan yanglayak pakai dinyatakan dalam sertifikat.Peralatan tersebut baru dapat digunakanjika telah diperiksa sesuai dengan standarpengendalian mutu dan dinyatakan dalamkondisi baik dan layak pakai.Pemeriksaan dilakukan oleh institusi ataubadan independen yang telah diakui.

Hal tersebut diatas sesuai denganhasil penelitian Hartman et al. (2001)danSoenarno (2006) yang menyimpulkan bahwapenggunaan peralatan konstruksi baik untukperalatan fisik maupun uji mutu harusmempertimbangkan 5 (lima) aspek, yaitu:1. keberadaan alat harus jelas (tersedia di

lapangan)2. kelaikan alat (handal untuk digunakan)3. pemeliharaan dan spesifikasi alat jelas

dan tepat (kesiapan alat untuk digunakan);4. tersedianya teknisi alat yang handal dan

petunjuk teknis yang mudah dimengerti;5. proses dan biaya pengadaan alat

terjangkau.7

4. Metode Pelaksanaan danPengendalian MutuMetode pelaksanaan dan

pengendalian mutu merupakan titik palingkritis dalam penerapan Quality Assurance.Pada saat ini metode pelaksanaan umumnyadibahas di awal proyek, yaitu pada waktuPCM (Pre Construction Meeting). Metodepelaksanaan yang tepat akan menjamin hasilpekerjaan yang sesuai dengan persyaratan.Demikian juga pengendalian mutu yang tidakhanya berorientasi pada produk akhir tetapdilakukan pada setiap tahapan prosespekerjaan akan lebih menjamin tercapainyakualitas yang diinginkan dan meminimalkanresiko kerugian diakhir produk.

Jaminan Mutu (Quality Assurance)adalah suatu sistem pengendalian kualitasyang harus dipenuhi di dalam pembuatanproduk dari mulai proses awal hingga akhirsehingga didapatkan out put produk dengankualitas yang terjamin. Tujuan QualityAssurance adalah untuk memberikankepuasan dan kepercayaan kepada konsumenbahwa produk yang dipakai telah memenuhistandar dengan kualitas yang baik dan handal.

5. Kontrol KualitasKontrol dapat didefinisikan sebagai

usaha dalam melakukan uji evaluasi, danpengawasan untuk menjaga produk. Kualitasdapat didefinisikan sebagai karakteristik yangdibutuhkan untuk tingkat keunggulan yangdiinginkan dan disesuaikan pada spesifikasi.Maka, kontrol kualitas (quality control)adalah usaha – usaha yang dilakukan denganteknik dan kegiatan operasional untukmendapatkan produk yang sesuai dengantingkat spesifikasi yang ditetapkan. Teknikdan kegiatan operasional meliputipemeriksaan hasil perencanaan, pengujianyang dilakukan selama konstruksi, pengujianbahan, kalibrasi mesin dan peralatanpengujian. Ini berguna sebagai pendeteksi dinidari kerusakan atau ketidaksesuaian yangmembutuhkan perhatian atau perbaikan akibatberkurangnya kualitas produk.

Kualitas produk sering dianggapsebagai alat pemeriksaan akhir. Namun,pendapat demikian dapat menimbulkan biayapengerjaan kembali yang cukup tinggi.Karena kontrol kualitas (quality control)seharusnya dilaksanakan mulai dari prosespengolahan pada titik – titik kritis kualitas,dimana sering terjadi penyimpangan kualitas.Oleh karena itu, dibutuhkan data dalam proseskontrol kualitas tersebut. Untuk memperolehdata tersebut, diperlukan metode yang cukupagar analisis yang dilakukan mendekati yangsebenarnya. Metode yang sering digunakanadalah metode statistik. Penerapan metodestatistik pada kontrol kualitas (qualitycontrol) disebut kontrol kualitas statistik(quality control statistic). Kontrol kualitasstatistik berperan penting dalammemenuhi spesifikasi, yaitu :1. Sebagai konsep, merupakan batas statistik

yang dapat membuat peningkatankeseragaman kualitas,

Jurnal Fondasi, Volume 7 No 1 2018

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 105

2. Sebagai teknik untuk mencapai kualitas,dan

3. Sebagai pengambilan keputusan.

G. Penyimpangan Mutu PerkerasanTelaah teknis yang pernah dilakukan

oleh Mulyono & Riyanto (2005) terhadapkinerja mutu perkerasan jalan nasional danpropinsi menyebutkan bahwa ada 5 (lima)penyimpangan implementasi pencapaianmutu, yaitu:1. penyimpangan terhadap desain

perencanaan2. penyimpangan terhadap spesifikasi teknis

material3. penyimpangan terhadap metode uji mutu4. penyimpangan terhadap prosedur

pelaksanaan danpengawasan5. penyimpangan terhadap administrasi

teknik proyek.Pekerjaan pemeliharaan perkerasan

jalan lebih banyak menggunakan kualitasmaterial dan alat uji mutu yang kurangmemenuhi standar mutu daripada pekerjaanpeningkatan perkerasan jalan. Sebaliknyapada pekerjaan pembangunan danpeningkatan perkerasan jalan lebih banyakmelakukan penyimpangan terhadap tata carapelaksanaan dan pengawasan mutu daripadapekerjaan pemeliharaan perkerasan jalan. Dari

uraian tersebut dapat dijelaskan bahwapenyimpangan pencapaian mutu sangatdipengaruhi oleh keterbatasan kualitas SDM,keterbatasan kualitas material dan alat ujipengendali mutu di lapangan, sehinggaberdampak pada percepatan kerusakan stukturperkerasan pada awal umur pelayanan.Keterbatasan kualitas SDM dimaksud adalahdorongan moral untuk melakukanpenyimpangan pencapaian mutu, meliputi(Henry, 2002):1. Lemahnya kompetensi2. Kurangnya pengalaman kerja yang

inovatif3. Kurangnya pendidikan pelatihan sesuai

bidangnya4. Kurangnya etika dan kemauan untuk

mencapai mutu yang baik5. Kurangnya koordinasi dan komunikasi

dengan pihak-pihak terkait selamapelaksanaan konstruksi.

3. METODOLOGI PENELITIANMetode penelitian dilaksanakan

berdasarkan observasi terhadap pendapat pararesponden dengan cara penyebaran kuesioneryang berkaitan dengan bidang pekerjaankonstruksi jalan di ruas jalan Serang-Pandeglang. Bagan alir metodologi penelitiandapat dilihat dalam gambar 1.

Jurnal Fondasi, Volume 7 No 1 2018

106 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Gambar 1. Metode Penelitian

A. Instrumen PenelitianPenelitian ini mengkaji tentang

analisis penerapan standar mutu pekerjaanpemeliharaan jalan yang mendasarkan padaalasan-alasan subyektif (subjective reasoning)dan penilaian obyektif terhadap suatupermasalahan yang kompleks. Berkaitandengan hal tersebut, teknik pengumpulan datayang relevan dengan sifat dan jenis data yangbersifat kualitatif adalah menjawab kuesioner(formulir survai) yang ditujukan kepadaresponden yaitu para pengelola pekerjaankonstruksi jalan. Instrumen penelitiankuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaanpilihan yang harus dijawab atau dipilihdengan pertimbangan obyektif danpengalaman responden dibidang konstruksijalan. Dalam penelitian ini, penelitimembagikan kuesioner yang disusun dalamkalimat-kalimat pertanyaan. Responden

diminta untuk menyatakan tanggapannyadengan memilih salah satu jawaban terhadapisi pertanyaan dalam lima macam kategorijawaban dan diukur dengan menggunakanskala Likert.

Perumusan Masalah

Tinjauan Teoritis

Menentukan variabel yang paling dominan dalammenentukan mutu pekerjaan jalan

SDM Material Peralatan MetodePelaksanaan Pengujian

Kesimpulan dan saran

1. Tidak tercapainya umur rencana jalan

2. Sering terjadi kerusakan jalan terlalu dini

Analisis Data

Uji Validitas dan Realibilitas

Analisis Faktor dengan Metode AnalisisKomponen Utama (AKU)

Latar Belakang

Selesai

Mulai

Jurnal Fondasi, Volume 7 No 1 2018

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 107

B. Variabel dan Indikator Penelitian

Tabel 1. Variabel dan indikator penerapan mutu pekerjaan konstruksi jalan

No Variabel Indikator Kode

1 Sumber DayaManusia

SDM Kontraktor pelaksana telah mengikuti pelatihan tentangspesifikasi teknis yang diselenggarakan oleh KementrianPekerjaan Umum untuk meningkatkan mutu pekerjaan konstruksijalan

X1 - 1

SDM kontraktor memahami spesifikasi teknis untuk memenuhikualitas pekerjaan konstruksi jalan X1 - 2

SDM Konsultan Supervisi yang dipilih memenuhi kualifikasiuntuk menentukan mutu pekerjaan konstruksi jalan X1 - 3

2 Material/Bahan Kontraktor selalu mengajukan bahan timbunan yang digunakansesuai dengan persyaratan spesifikasi teknis X2 - 1

Kontraktor selalu mengujikan abrasi dan gradasi untuk agregatsesuai spesifikasi teknis X2 - 2

Kontraktor selalu mengujikan material/bahan yang akandigunakan untuk pengaspalan sesuai spesifikasi teknis X2 - 3

3 Peralatan Kontraktor harus melakukan kalibrasi semua peralatan, mix designdan kesiapan alat X3 - 1

Kontraktor harus melakukan mobilisasi peralatan ke lapangansesuai dokumen kontrak X3 - 2

Kondisi alat berat di lapangan harus berfungsi dengan baik danlayak pakai X3 - 3

4 Metode Pelaksanaan Kontraktor melakukan pekerjaan persiapan dengan melakukansurvei lokasi untuk menetapkan letak quarry material X4 - 1

Kontraktor memastikan subgrade memiliki persyaratan kepadatanmencapai standar proktor sebesar 95% dan pada permukaansetebal 30 cm dipersyaratkan kepadatan 100% standar proktor

X4 - 2

Kontraktor memperhatikan drainase lingkungan di lokasi agarpekerjaan tidak terganggu pada musim hujan X4 - 3

Kontraktor melakukan pekerjaan penghamparan dan pemadatanmaterial dengan memperhatikan kadar air optimumnya X4 - 4

Kontraktor melakukan pencampuran aspal dan agregat di AMPpada temperatur 140°C sampai 160°C X4 - 5

Kontraktor melakukan penghamparan hot mix denganmenggunakan Asphalt Finisher pada temperatur minimum 120°C X4 - 6

Kontraktor melakukan pemadatan pertama sebanyak 2 atau 3lintasan X4 - 7

Kontraktor melakukan pemadatan tahap kedua sebanyak 6-10lintasan X4 - 8

Kontraktor melakukan pemadatan tahap terakhir tidak kurang dari2 lintasan X 4 - 9

Kontraktor melaksanakan pekerjaan sesuai perencanaan,kemiringan badan jalan, kemiringan bahu jalan, serta super elevasitikungan/alinyemen vertikal dan horisontal

X 4 - 10

5 Pengujian Kontraktor melakukan pengujian hasil campuran aspal untukmencari nilai stability, void, kadar aspal, flow, density X5 - 1

Kontraktor melakukan pengukuran temperatur denganmenggunakan termometer lapangan yang ditusukkan pada hot mix X5 - 2

Kontraktor melakukan pengujian densitas dan ketebalan dengancore drill X5 - 3

Jurnal Fondasi, Volume 7 No 1 2018

108 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

4. ANALISIS DAN PEMBAHASANA. Karakteristik Responden

Berdasarkan jabatan responden,diketahui bahwa dari 73 orang respondenyang menjadi objek penelitian terdapat 8%atau 6 orang yang mempunyai jabatanmanajer proyek, 12% atau 9 orang sebagaiinspektor, 28% atau 20 orang sebagaipelaksana lapangan dan 52% atau 38 orangsebagai pengawas lapangan. Berdasarkanpendidikan responden, dapat diketahui bahwadari 73 orang responden yang menjadi objekpenelitian terdapat 36% atau 26 orang yangmemiliki tingkat pendidikan sampai jenjangSTM/SMA, 4% atau 3 orang yang memilikitingkat pendidikan sampai jenjang D III , 59%atau 43 orang yang memiliki tingkatpendidikan sampai jenjang S1 dan 1% atau 1orang yang memiliki tingkat pendidikansampai jenjang S2. Berdasarkan jurusanresponden dapat diketahui bahwa dari 73orang responden yang menjadi objekpenelitian terdapat 4% atau 3 orang tidakdiketahui jurusan pendidikannya, 51% atau 37orang yang berasal dari jurusan sipil, 4% atau3 orang yang berasal dari jurusan arsitek, 2%atau 1 orang yang berasal dari jurusanlingkungan, 12% atau 9 orang yang berasaldari jurusan bangunan, 2% atau 1 orang yang

berasal dari jurusan pertanian, 2% atau 1orang yang berasal dari jurusan mesin, 1%atau 1 orang yang berasal dari jurusanindustri, 19% atau 14 orang yang berasal darijurusan IPA, 1% atau 1 orang yang berasaldari jurusan sistem informasi, 1% atau 1 orangyang berasal dari jurusan sosial dan 1% atau 1orang yang berasal dari jurusan pengairan.Dari berbagai macam jurusan tersebut, tidakhanya hanya jenjang pendidikan tinggi yangmemberikan jawaban pada kuesioner tetapijuga jenjang pendidikan dasar seperti SMAdan STM dilibatkan untuk memberikanjawaban pada kuesioner sesuaipengalamannya sebagai pengelola pekerjaan.Berdasarkan masa kerja responden, dapatdiketahui bahwa dari 73 orang respondenyang menjadi objek penelitian terdapat 29%atau 21 orang yang mempunyai masa kerjadari 0 sampai dengan 3 tahun, 36% atau 26orang yang mempunyai masa kerja 3 sampaidengan 5 tahun, 5% atau 4 orang yangmempunyai masa kerja dari 5 sampai dengan7 tahun, 14% atau 10 orang yang mempunyaimasa kerja 7 sampai dengan 10 tahun dan 16%atau 12 orang yang mempunyai masa kerjalebih dari 10 tahun.

Gambar 2. Karakteristik Jabatan Responden Gambar 3. Karakteristik Pendidikan Responden

Gambar 4. Karakteristik Jurusan Responden Gambar 5. Karakteristik Masa Kerja Responden

B. Analisis Deskriptif StatistikPenilaian pada variabel SDM dari 73

responden yang diambil sebagai sampel, dapat

diketahui bahwa yang mempunyai penilaianhampir selalu dilakukan sampai dengan selaludilakukan terhadap pernyataan masing-

Jurnal Fondasi, Volume 7 No 1 2018

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 109

masing indikator sebanyak 45%. Dan jawabanresponden terhadap indikator yang tidakpernah dilakukan sampai kadang-kadangdilakukan sebanyak 55%. Hal inimenunjukkan bahwa berdasarkan pernyataanyang diberikan oleh responden dapatdiketahui bahwa < 60% respondenmenyatakan penilaian hampir selaludilakukan sampai dengan selalu dilakukanterhadap pernyataan pada variabel SDM,sehingga dapat dinyatakan variabel SDMtidak sesuai dengan spesifikasi teknis.

Penilaian pada variabelmaterial/bahan dari 73 responden yangdiambil sebagai sampel, dapat diketahuibahwa yang mempunyai penilaian hampirselalu dilakukan sampai dengan selaludilakukan terhadap pernyataan masing-masing indikator sebanyak 38%. Dan jawabanresponden terhadap indikator yang tidakpernah dilakukan sampai kadang-kadangdilakukan sebanyak 62%. Hal inimenunjukkan bahwa berdasarkan pernyataanyang diberikan oleh responden dapatdiketahui bahwa < 60% respondenmenyatakan penilaian hampir selaludilakukan sampai dengan selalu dilakukanterhadap pernyataan pada variabelmaterial/bahan, sehingga dapat dinyatakanvariabel material/bahan tidak sesuai denganspesifikasi teknis.

Penilaian pada variabel peralatan dari73 responden yang diambil sebagai sampel,dapat diketahui bahwa yang mempunyaipenilaian hampir selalu dilakukan sampaidengan selalu dilakukan terhadap pernyataanmasing-masing indikator sebanyak 55%. Danjawaban responden terhadap indikator yangtidak pernah dilakukan sampai kadang-kadang dilakukan sebanyak 45%. Hal inimenunjukkan bahwa berdasarkan pernyataanyang diberikan oleh responden dapatdiketahui bahwa < 60% respondenmenyatakan penilaian hampir selaludilakukan sampai dengan selalu dilakukanterhadap pernyataan pada variabel peralatan,

sehingga dapat dinyatakan variabel peralatantidak sesuai dengan spesifikasi teknis.

Penilaian pada variabel metodepelaksanaan dari 73 responden yang diambilsebagai sampel, dapat diketahui bahwa yangmempunyai penilaian hampir selalu dilakukansampai dengan selalu dilakukan terhadappernyataan masing-masing indikatorsebanyak 44%. Dan jawaban respondenterhadap indikator yang tidak pernahdilakukan sampai kadang-kadang dilakukansebanyak 56%. Hal ini menunjukkan bahwaberdasarkan pernyataan yang diberikan olehresponden dapat diketahui bahwa < 60%responden menyatakan penilaian hampirselalu dilakukan sampai dengan selaludilakukan terhadap pernyataan pada variabelmetode pelaksanaan, sehingga dapatdinyatakan variabel metode pelaksanaan tidaksesuai dengan spesifikasi teknis.

Penilaian pada variabel pengujiandari 73 responden yang diambil sebagaisampel, dapat diketahui bahwa yangmempunyai penilaian hampir selalu dilakukansampai dengan selalu dilakukan terhadappernyataan masing-masing indikatorsebanyak 49%. Dan jawaban respondenterhadap indikator yang tidak pernahdilakukan sampai kadang-kadang dilakukansebanyak 51%. Hal ini menunjukkan bahwaberdasarkan pernyataan yang diberikan olehresponden dapat diketahui bahwa < 60%responden menyatakan penilaian hampirselalu dilakukan sampai dengan selaludilakukan terhadap pernyataan pada variabelpengujian, sehingga dapat dinyatakan variabelpengujian tidak sesuai dengan spesifikasiteknis.

C. Uji ValiditasDari hasil uji validitas dapat diketahui

bahwa ada satu butir pertanyaan mempunyainilai korelasi (r) < 0.3, sehingga dapatdisimpulkan bahwa ada satu butir pertanyaandalam kuesioner yaitu X1-3 dinyatakan tidakvalid sehingga harus dibuang. Hal tersebutdapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel PenelitianVariabel Subvariabel Nilai Korelasi ( r ) Keterangan

SDM (X1) X1-1 0.857 ValidX1-2 0.825 ValidX1-3 0.170 Tidak valid

MATERIAL (X2) X2-1 0.933 ValidX2-2 0.902 Valid

Jurnal Fondasi, Volume 7 No 1 2018

110 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

X2-3 0.920 ValidPERALATAN (X3) X3-1 0.759 Valid

X3-2 0.791 ValidX3-3 0.905 Valid

METODE X4-1 0.779 ValidPELAKSANAAN (X4) X4-2 0.872 Valid

X4-3 0.811 ValidX4-4 0.815 ValidX4-5 0.773 ValidX4-6 0.891 ValidX4-7 0.830 ValidX4-8 0.897 ValidX4-9 0.882 Valid

X4-10 0.877 ValidPENGUJIAN (X5) X5-1 0.809 Valid

X5-2 0.901 ValidX5-3 0.778 Valid

D. Uji ReliabilitasDari hasil uji reliabilitas dapat dilihat

bahwa nilai Cronbach Alpha dari masing-masing variabel menunjukkan hasil yangsignifikan bila dibandingkan dengan nilai

kritis sebesar 0.6, jadi dapat disimpulkanseluruh subvariabel yang terdapat padamasing-masing variabel dalam kuesionertersebut telah reliabel. Hal tersebut dapatdilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Variabel PenelitianVariabel Subvariabel Cronbach Alpha Keterangan

SDM (X1) X1-1 0.861 ReliabelX1-2MATERIAL (X2) X2-1

0.907 ReliabelX2-2X2-3

PERALATAN (X3) X3-10.753

0.953

0.807

Reliabel

Reliabel

Reliabel

X3-2X3-3

METODE X4-1PELAKSANAAN (X4) X4-2

X4-3X4-4X4-5X4-6X4-7X4-8X4-9

X4-10PENGUJIAN (X5) X5-1

X5-2X5-3

E. Analisis Faktor dengan MetodeAnalisis Komponen Utama

Analisis dalam penelitian ini adalah analisisvariabel dengan menggunakan analisiskomponen utama. Analisis ini digunakanuntuk mengetahui variabel yang palingdominan untuk menentukan mutu pekerjaanpemeliharaan jalan di ruas jalan serang-pandeglang. Analisis komponen utama

dilakukan dengan menggunakan programSPSS. Dari hasil pengolahan dengan analisisfaktor diperoleh 3 faktor yang benar-benarmempengaruhi standar mutu pekerjaan jalan.Penentuan banyaknya faktor ini didasarkanpada nilai eigenvalue dengan nilai diatas 1.Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Jurnal Fondasi, Volume 7 No 1 2018

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 111

Tabel 4. Total Variance ExplainedComponent Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Total % ofVariance

Cumulative % Total % ofVariance

Cumulative %

1 13.576 64.649 64.649 13.576 64.649 64.6492 1.289 6.138 70.787 1.289 6.138 70.7873 1.097 5.225 76.012 1.097 5.225 76.0124 .720 3.427 79.4395 .637 3.033 82.4726 .581 2.766 85.2387 .472 2.246 87.4848 .432 2.056 89.5409 .363 1.729 91.26910 .352 1.677 92.94611 .289 1.376 94.32312 .233 1.112 95.43513 .194 .924 96.35914 .172 .820 97.17915 .141 .671 97.85016 .112 .536 98.38617 .095 .454 98.84018 .080 .381 99.22119 .074 .351 99.57220 .056 .267 99.83921 .034 .161 100.000Extraction Method: Principal Component Analysis.

Dari hasil rotasi faktor menunjukkanhampir seluruh variabel dapat ditentukankecondongannya pada sebuah faktor tertentusecara jelas. Dengan demikian analisis faktormampu menyeleksi dan mengelompokkan 5(lima) variabel menjadi 3 (tiga) variabel. Darihasil pengelompokan data tersebut, terlihatfaktor 1 (satu) berisikan seluruh indikatoryang sangat penting dalam mencapai mutupekerjaan jalan.Variabel peralatan (X3) dengan indikator X3-1 yaitu kalibrasi semua peralatan, mix designdan kesiapan alat mempunyai bobot faktor

tertinggi pada faktor 1 (satu) sebesar 0,811.Variabel metode pelaksanaan (X4) denganindikator X4-9 yaitu kontraktor melakukanpemadatan tahap terakhir tidak kurang daridua lintasan mempunyai bobot faktor tertinggipada faktor 2 (dua) sebesar 0,788. VariabelPengujian (X5) dengan indikator X5-1 yaitukontraktor melakukan pengujian hasilcampuran aspal untuk mencari nilai stability,void, kadar aspal, flow, density mempunyainilai faktor tertinggi pada faktor 3 (tiga)sebesar 0,860. Hal tersebut dapat dilihat padatabel berikut:

Jurnal Fondasi, Volume 7 No 1 2018

112 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Tabel 5. Rotated Component MatrixComponent

1 2 3Pernyataan X3-1 .811Pernyataan X2-3 .784Pernyataan X2-1 .733Pernyataan X4-2 .668Pernyataan X2-2 .665 .560Pernyataan X4-1 .642Pernyataan X1-2 .630Pernyataan X4-9 .788Pernyataan X4-3 .757Pernyataan X3-2 .739Pernyataan X4-8 .725Pernyataan X3-3 .637Pernyataan X4-7 .545 .636Pernyataan X4-10 .575 .631 .516Pernyataan X5-3 .588Pernyataan X5-1 .860Pernyataan X4-5 .509 .678Pernyataan X5-2 .605 .631Pernyataan X1-1 .628Pernyataan X4-4 .609Pernyataan X4-6 .504 .554Extraction Method: Principal Component Analysis.Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.a

5. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis danpembahasan maka dapat ditarik kesimpulansebagai berikut:1. Dari 21 pertanyaan yang telah dijawab

oleh responden, hanya sekitar 45%responden yang menyatakan penilaianbahwa kontraktor hampir selalu/selalumelaksanakan terhadap pernyataan dariindikator pada masing-masing variabel.Sedangkan jawaban responden terhadapindikator yang tidak pernah dilakukansampai kadang-kadang dilakukansebanyak 55%. Hal ini mengindikasikanbahwa baik pelaksana maupun pengawastidak secara konsisten menerapkanstandar mutu sehingga tidak sesuaidengan spesifikasi teknis.

2. Berdasarkan hasil analisis faktor denganmenggunakan Analisis Komponen Utamadiperoleh 3 faktor yang mempengaruhipenerapan standar mutu pekerjaan jalanPada faktor 1, sub variabel yang palingberpengaruh adalah melakukan kalibrasisemua peralatan, mix design danmemastikan kesiapan alat (loading factor0,811). Pada faktor 2, sub variabel yangpaling berpengaruh adalah melakukanpemadatan terakhir tidak kurang dari dua

lintasan (loading factor 0,788). . Padafaktor 3, sub variabel yang palingberpengaruh adalah pengujian hasilcampuran aspal untuk mencari nilaistability, void, kadar aspal, flow, density(loading factor 0,860).

B. SaranBerdasarkan kesimpulan diatas, maka

dapat disarankan:1. Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi

jalan, kontraktor dan konsultan pengawasharus lebih memperhatikan hasilpengujian material, alat maupunpengujian hasil pekerjaan konstruksi jalanserta metode pelaksanaan untukmemenuhi spesifikasi teknis.

2. Pengguna jasa perlu memilih secaraselektif personil konsultan pengawas yanghendak ditempatkan dengan membuatsuatu standar kompetensi minimal yangharus dipenuhi.

3. Perlunya diperhatikan pekerjaan jalaneksisting sebelum dilakukannyapekerjaan pemeliharaan serta perhatianyang lebih terhadap penyediaan drainasejalan.

4. Perlunya dilakukan pengujian ulang padasubjek yang lain dengan berbagaiperbaikan instrumen dan indikator

Jurnal Fondasi, Volume 7 No 1 2018

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 113

sebagai bahan masukan supaya mutupekerjaan jalan kedepan dapat tercapai.

6. DAFTAR PUSTAKA--------------, 2000, Peraturan PemerintahRepublik Indonesia Nomor 102 Tahun2000 tentang Standardisasi VOLUME 14,NO. 3, EDISI XXXVI OKTOBER 2006MEDIA KOMUNIKASI 326 TEKNIKSIPIL Nasional, Tambahan LembaranNegara Nomor 4020, Jakarta)

Asiyanto, 2010, Metode KonstruksiProyek Jalan.

Baroroh, Ali, 2002, Analisis Multivariatdan Time Series dengan SPSS 21

Draper, N., and Smith, H., 1992, AnalisisRegresi Terapan

Ditjen Bina Marga, 2006.b, Statistik JalanNasional dan Propinsi, DepartemenPekerjaan Umum, Jakarta.

Ditjen Bina Marga, 2005, Statistik JalanNasional, Departemen Pekerjaan Umum,Jakarta.

Goetsch, D.L., and Davis, S.B.,2002,Manajemen Mutu Total, ManajemenMutu

Hartman, A., M., Gilchrist, M., D., andWalsh, G., 2001, Effect of MixtureCompaction on Indirect Tensile Stiffnessand Fatigue, Journal of TransportationEngineering, Volume 127, Number 5:370-378, American Society of CivilEngineers (ASCE).

Haryono, T., 2005, SNI on Line danDampaknya terhadap PermintaanStandar, Jurnal Standardisasi, Volume 7No.2: 45-49, ISSN 1441-0822, BadanStandardisasi Nasional (BSN), Jakarta

Henry, P.W., 2002, Professional Issues inCivil Engineering in the 21st Century,Journal of Professional Issues inEngineering Education and Practice,Volume 128, Number 4 : 160-166,American Society of Civil Engineers(ASCE).

Jahren, C., T., and Federle, M., O., 1999,Implementation of Quality Improvement forTransportation Administration, Journal ofManagement in Engineering, Volume 15Number 6 : 56-65, American Society of CivilEngineers (ASCE)

Mulyono, A. T., 2008. Faktor Dominan yangMempengaruhi Kekuatan StrukturalPerkerasan Jalan di Indonesia. JurnalTransportasi (terakreditasi nasional), Volume8 Nomor 1.

Mulyono, A.T., 2007, Model Monitoring danEvaluasi Pemberlakuan Standar MutuPerkerasan Jalan Berbasis PendekatanSistemik. Disertasi Doktor.

Mulyono, A.T., 2006.b, KinerjaPemberlakuan Standar Mutu Perkerasan padaPeningkatan dan Pemeliharaan Jalan Nasional– Propinsi, Media Komunikasi Teknik Sipil,Vol. 14, No. 3, Edisi XXXVI, hal. 309-328,BMPTTSSI-PII, Semarang

Mulyono, A.T., dan Riyanto, B., 2005, TelaahTeknis terhadap Kinerja Mutu PerkerasanJalan Nasional dan Propinsi, Forum Teknik,Vol. 29, No. 2, hal: 79-90, FT-UGM,Yogyakarta.

Soehartono, 2006.a, Meneliti Sikap danKehidupan Profesionalis Peneliti, MajalahTeknik Jalan dan Transportasi, No.108,Tahun XXIV, hal. 20-24, Jakarta.Sugiri, 2006, Pembangunan KapasitasKelembagaan Bidang Jalan Berbasis Kinerja,Majalah Teknik Jalan dan Transportasi,No.108, Tahun XXV, hal. 24-28, Jakarta.

Sukirman, Silvia, 1992, Perkerasan LenturJalan Raya, Bandung.