gambaran penyimpanan obat high alert di - Bhakti Kencana ...

24
GAMBARAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN DI SALAH SATU RUMAH SAKIT KABUPATEN BANDUNG KARYA TULIS ILMIAH SUSAN ARIF MEIRINA 31181082 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG 2021

Transcript of gambaran penyimpanan obat high alert di - Bhakti Kencana ...

GAMBARAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI

INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN DI SALAH SATU

RUMAH SAKIT KABUPATEN BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

SUSAN ARIF MEIRINA

31181082

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

BANDUNG

2021

i

LEMBAR PENGESAHAN

GAMBARAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI

INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN DI SALAH SATU

RUMAH SAKIT KABUPATEN BANDUNG

Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti

Sidang Ahli Madya Program Pendidikan Diploma Tiga Fakultas Farmasi

Universitas Bhakti Kencana Bandung

SUSAN ARIF MEIRINA

31181082

Bandung, Juni 2021

Pembimbing I Pembimbing II

apt. Ika Kurnia S., M.Si apt. Winasih R., M.Si

ii

GAMBARAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI

INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN DI SALAH SATU

RUMAH SAKIT KABUPATEN BANDUNG

ABSTRAK

Obat High Alert adalah obat yang harus diwaspadai karena sering

menyebabkan terjadinya kesalahan serius,obat yang berisiko tinggi

membahayakan keselamatan pasien jika tidak digunakan secara tepat

menyebabkan dampak yang tidak diinginkan. Menurut Permenkes No. 72 Tahun

2016 kategori high alert menjadi 3, diantaranya LASA (Look Alike Sound Alike),

Elektrolit konsentrat tinggi dan sitostatika. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

gambaran dan kesesuaian penyimpanan obat high alert di instalasi farmasi rawat

jalan di salah satu rumah sakit kabupaten bandung.

Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif menggunakan metode

observasional dengan menggunakan instrumen form checklist. Populasi dan

sampel dalam penelitian ini adalah seluruh item obat high alert yang ada di

instalasi farmasi rawat jalan kabupaten bandung. Teknik pengambilan data

dilakukan dengan dengan pengamatan langsung terhadap penyimpanan obat high

alert menggunakan lembar ceklis.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa penyimpanan obat high alert mendapat persentase rata – rata penyimpanan

obat high alert di instalasi farmasi rawat jalan salah satu rumah sakit di kabupaten

bandung adalah 90,47% menunjukan penyimpanan sangat sesuai dengan standar

prosedur operasional dari rumah sakit tersebut.

Kata kunci : Penyimpanan, Obat High Alert, Instalasi Farmasi

iii

OVERVIEW OF HIGH ALERT DRUG STORAGE IN

OUTSTANDING PHARMACEUTICAL INSTALLATIONS IN

ONE OF BANDUNG DISTRICT HOSPITAL

ABSTRACT

High Alert drugs are drugs that must be watched out for because they often

cause serious errors, drugs that have a high risk of endangering patient safety if not

used properly can cause unwanted effects. According to Permenkes No. 72 of 2016

there are 3 high alert categories, including LASA (Look Alike Sound Alike), high

concentrate electrolytes and cytostatics. The purpose of this study was to determine

the description and suitability of storing high alert drugs in an outpatient pharmacy

installation in one of the Bandung district hospitals.

This research is descriptive quantitative using observational method using a

checklist form instrument. The population and sample in this study were all high

alert drug items in the outpatient pharmacy installation in Bandung district. The data

collection technique was carried out by direct observation of the high alert drug

storage using a checklist.

Based on the data obtained from the results of the study, it can be concluded

that the storage of high alert drugs gets the average percentage of storage of high

alert drugs in the outpatient pharmacy installation of one hospital in Bandung district

is 90.47% indicating the storage is in accordance with standard operating procedures

from home the pain.

Keywords: Storage, High Alert Drugs, Pharmacy Installation.

iv

PEDOMAN PENGGUNAAN KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah yang tidak dipublikasi terdaftar dan tersedia di Perpustakaan

Universitas Bhakti Kencana Bandung, dan terbuka untuk umum.

Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan

hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan

ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.

Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh KTI haruslah seizin Ketua

Program Studi di lingkungan Universitas Bhakti Kencana Bandung Fakultas

Farmasi.

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis

Ilmiah dengan judul “Gambaran Penyimpanan Obat High Alert di Instalasi

Farmasi Rawat Jalan di Salah Satu Rumah Sakit Kabupaten Bandung” sebagai

salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Farmasi

di Universitas Bhakti Kencana Bandung.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapat banyak

dukungan, bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut, maka

perkenankan dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih

sebesar-besarnya kepada :

1. apt. Ika Kurnia Sukmawati, M.Si. selaku pembimbing utama yang telah

memberikan bimbingan dan saran selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

2. apt.Winasih Rachmawati, M.Si. selaku pembimbing serta yang telah

memberikan bimbingan dan saran selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

3. Kedua Orang Tua Tercinta dan Keluarga yang selalu memberikan do’a,

semangat dan dukungan baik secara moril maupun materil.

4. Para Dosen Pengajar dan Staf Akademik atas bantuan yang diterima

selama mengikuti perkuliahan di Universitas Bhakti Kencana Bandung.

5. Sahabat, Orang-orang terdekat dan semua pihak yang telah membantu

dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

vi

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

terrdapat kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun. Harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini

dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Bandung, Juli 2021

Penulis

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i

ABSTRAK .......................................................................................................... ii

ABSTRACT ......................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4

2.1 Gambaran Umun Rumah Sakit ............................................................... 4

2.1.1 Definisi Rumah Sakit ...................................................................... 4

2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit ....................................................... 4

2.2 Gambaran Umum Instalasi Farmasi ....................................................... 5

2.2.1 Definisi Instalasi Farmasi................................................................ 5

2.2.2 Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi ................................................. 5

2.3 Obat High Alert ..................................................................................... 6

2.3.1 Definisi Obat High Alert ................................................................. 6

viii

2.3.2 Manajemen Obat High Alert di Rumah Sakit .................................. 7

2.3.3 Penyimpanan Obat High Alert ........................................................ 7

2.3.4 Faktor Risiko Obat-obat High Alert ................................................ 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 11

3.1 Metode Penelitian ................................................................................ 11

BAB IV DESAIN PENELITIAN ....................................................................... 12

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 12

4.1.1 Waktu Penelitian .......................................................................... 12

4.1.2 Tempat Penelitian ......................................................................... 12

4.2 Populasi dan Sampel ............................................................................ 12

4.2.1 Populasi ........................................................................................ 12

4.2.2 Sampel.......................................................................................... 12

4.3 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data ........................................... 13

4.3.1 Instrumen ..................................................................................... 13

Tabel 4.1 contoh form checklist .......................................................................... 13

4.3.2 Pengumpulan data......................................................................... 13

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis data .................................................. 14

4.4.1 Pengolahan data ............................................................................ 14

4.4.2 Analisis data ................................................................................. 14

BAB V HASIL & PEMBAHASAN................................................................ 16

5.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 16

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian................................................................ 28

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 33

6.1 Kesimpulan.......................................................................................... 33

6.2 Saran ................................................................................................... 33

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 persentase kesesuaian penyimpanan obat sesuai permenkes ........... 17

Gambar 5.2 persentase kesesuaian penyimpanan obat LASA/NORUM yang

termasuk ke dalam daftar obat high alert ............................................................ 20

Gambar 5.3 persentase kesesuaian penyimpanan obat high alert dengan suhu yang

telah ditetapkan .................................................................................................. 22

Gambar 5.6 persentase kesesuaian penandaan label obat high alert .................... 24

Gambar 5.7 persentase kesesuaian penandaan label LASA/NORUM obat high

alert ................................................................................................................... 26

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 kesesuaian penyimpanan obat sesuai permenkes ................................ 17

Tabel 5.2 kesesuaian penyimpanan obat LASA/NORUM yang termasuk ke

dalam daftar obat high alert ............................................................................... 19

Tabel 5.3 kesesuaian penyimpanan obat high alert dengan suhu yang telah

ditetapkan .......................................................................................................... 21

Tabel 5.4 kesesuaian penandaan label obat high alert ......................................... 24

Tabel 5.5 kesesuaian penandaan label LASA/NORUM untuk obat high alert..... 25

Tabel 5.6 kesesuaian penyimpanan obat high alert berdasarkan item obat ......... 27

xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Standar Prosedur Operasional .................................................................. 36

LAMPIRAN 2 Standar Operasional Prosedur .................................................................. 37

LAMPIRAN 3 Formulir ceklis .......................................................................................... 38

LAMPIRAN 4 Data Pengamatan Bulan April ................................................................... 40

LAMPIRAN 5 Data Pengamatan Bulan Mei..................................................................... 41

LAMPIRAN 6 Data Pengamatan Bulan Juni..................................................................... 42

LAMPIRAN 7 Tempat Penyimpanan Obat – Obat High Alert ........................................... 43

LAMPIRAN 8 Tempat Penyimpanan Obat - Obat High alert ............................................ 45

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien

lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,

pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak

lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan

mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan

suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

(Permenkes RI No. 11 Tahun 2017). Mengingat bahwa keselamatan pasien adalah

hal yang harus ditangani segera, maka fasilitas pelayanan kesehatan di rumah

sakit harus menjamin mutu dalam pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi

untuk mencegah permasalahan pengobatan.

Salah satu sasaran keselamatan pasien yaitu dengan meningkatkan

keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai. Sehubungan dengan terwujudanya

keselamatan pasien di rumah sakit maka pelayanan kefarmasian perlu mendapat

perhatian terutama pada obat high alert. (Permenkes No. 72 Tahun 2016)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.72 tahun 2016 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, maka rumah sakit perlu mengembangkan

kebijakan obat yang perlu diwaspadai (high-alert medications).Obat High-Alert

adalah obat yang harus diwaspadai karena sering menyebabkan terjadinya

kesalahan serius (sentinel event),obatyang berisiko tinggi menyebabkan

dampakyang tidak diinginkan (adverse outcome). Obat High Alert dikategorikan

menjadi tiga,antara lain:Elektrolit konsentrat tinggi, LASA (Look Alike Sound

Alike) atau NORUM (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip) dan Sitostatika.

Salah satu cara paling efektif untuk mengurangi kesalahan pemberian obat

adalah dengan cara memperbaiki sistem penyimpanannya. Penyimpanan obat

2

High Alert dilakukan dengan cara memisahkan obat-obat High Alert dengan obat

lain dan diberi penandaan khusus agar tidak terjadi kesalahan saat pengambilan

obat dalam keadaan darurat. Rumah Sakit secara kolaboratif mengembangkan

kebijakan atau suatu prosedur untuk membuat daftar obat-obat yang perlu

diwaspadai berdasarkan data yang ada di Rumah Sakit (Permenkes No. 72 Tahun

2016).

Berdasarkan fungsi rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan sudah

seharusnya meningkatkan keselamatan pasien agar pasien mendapatkan pelayanan

yang maksimal. Oleh karena itu perlu ditingkatkan upaya-upaya untuk

memperbaiki kebijakan yang ada sesuai dengan standar yang berlaku. Instalasi

Farmasi juga perlu melakukan upaya-upaya peningkatan keselamatan pasien

dalam hal pengelolaan obat-obatan. Oleh karena itu dilakukannya penelitian

mengenai “Gambaran Penyimpanan Obat High Alert di Instalasi Farmasi Rawat

Jalan di Salah Satu Rumah Sakit Kabupaten Bandung” berdasarkan Standar

Operasional Prosedur. Dengan melakukan penelitian ini diharapkan hasilnya dapat

memberikan dan membantu dalam mengelola penyimpanan obat-obat high alert

sebagai salah satu upaya peningkatan keselamatan pasien.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah penyimpanan obat-obatan high alert yang dilakukan sudah

sesuai dengan Standar Prosedur Operasional yang ditetapkan?

2. Berapakah persentase kesesuaian penyimpanan obat high alert?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran tentang penyimpanan obat-obatan high

alert menurut Standar Prosedur Operasional di instalasi farmasi rawat

jalan di salah satu rumah sakit yang ada di Kabupaten Bandung.

2. Untuk mengetahui kesesuaian penyimpanan obat High Alert di

Instalasi Farmasi Rawat Jalan di Salah satu Rumah Sakit Kabupaten

Bandung.

3

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat menambah wawasan bagi peneliti tentang

penyimpanan obat khususnya High Alert dan pengalaman di bidang Manajemen

Farmasi Rumah Sakit khususnya tentang penyimpanan dan kesesuaian

penyimpanan obat High Alert di Instalasi Farmasi Rawat Jalan di Salah Satu

Rumah Sakit Kabupaten Bandung serta hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

bahan evaluasi dan masukan bagi Manajemen Rumah Sakit dalam penyimpanan

obat High Alert di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Kabupaten Bandung dalam

upaya peningkatan kefarmasian dan keselamatan pasien.

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umun Rumah Sakit

2.1.1 Definisi Rumah Sakit

Menurut Undang – Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah

pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut Undang – Undang RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

Untuk menjalankan tugasnya, rumah sakit mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

5

2.2 Gambaran Umum Instalasi Farmasi

2.2.1 Definisi Instalasi Farmasi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana

fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di

Rumah Sakit.

2.2.2 Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi

Menurut Menteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016 tentangStandar Pelayanan

Kefarmasian di Rumah Sakit, Tugas dan Fungsi instalasi farmasi Rumah Sakit

yaitu :

1. Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh

kegiatan Pelayanan Kefarmasian yang optimal dan profesional serta sesuai

prosedur dan etik profesi;

2. Melaksanakan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan

Medis Habis Pakai yang efektif, aman, bermutu dan efisien;

3. Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan Sediaan Farmasi,

Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai guna memaksimalkan efek

terapi dan keamanan serta meminimalkan risiko;

4. Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta

memberikan rekomendasi kepada dokter, perawat dan pasien;

5. Berperan aktif dalam Komite/Tim Farmasi dan Terapi;

6. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan Pelayanan

Kefarmasian;

7. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan

formularium Rumah Sakit.

6

2.3 Obat High Alert

2.3.1 Definisi Obat High Alert

Menurut Permenkes RI No.72 Tahun 2016 Obat High Alert adalah obat

yang harus diwaspadai karena sering menyebabkan terjadi kesalahan atau

kesalahan serius (SentinelEvent) dan obat yang beresiko tinggi menyebabkan

reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD) .Obat High Alert (obat yang

memerlukan kewaspadaan tinggi) adalah obat yang memiliki resiko tinggi

menyebabkan cedera pada pasien bila digunakan secara salah. Walaupun

kesalahan mungkin tidak sering untuk beberapa obat ,tapi konsekuensi dari

kesalahan obat tersebut dapat menyebabkan resiko cedera bahkan mennyebabkan

kematian, untuk itu diperlukan beberapa strategi untuk mengurangi resiko obat

high alert ,serta menstandarkan produk peresepan, penyiapan atau dispensing dan

pemberian ,membuat panduan penggunaan obat high alert, serta independent

double checking pada fase penyiapan dan pemberian.

Kelompok obat High Alert meliputi :

a. Obat yang terlihat mirip dan kedengaran mirip (nama obat rupadan ucapan

atau NORUM atau Look Alike Sound Alike atauLASA)

Tabel 2.1 Contoh Obat LASA

No Nama Obat Nama Obat Keterangan

1 Azitromycin ERItromycin Sound Alike

2 CIPROfloxacin LEVOfloxacin Sound Alike

3 CEFTRIAXONE CEFOTAXIME Look Alike

4 Amlodipin 5 mg Amlodipin 10 mg Dosis berbeda

b. Elektrolit konsentrasi tinggi (misalnya kalium klorida 2 meq/mlyang lebih

pekat, kalium fosfat, natrium klorida pekat dari 0,9% dan magnesium

sulfat = 50%atau lebih pekat) Contoh: KCL7,46%25ml, NaCl3%500 ml

c. Obat-obat sitostatika.

7

2.3.2 Manajemen Obat High Alert di Rumah Sakit

ISMP (Institute for Safe Medication Practice) memberikan strategi

untuk manajemen obat-obat high alert yaitu meningkatkan informasi tentang

obat-obatan high alert, membatasi akses ke obat-obat high alert, menggunakan

labeldan tanda peringatan, menggunakan sistem cek ganda bila diperlukan.

Menurut American Hospital Association (2002) terdapat 3 prinsip yang dapat

digunakan untuk melindungi pemakaian obat-obat high alert sebagai berikut :

1. Mengurangi atau menghilangkan kemungkinan kesalahan.

Misalnya mengurangi penyebaran obat-obat high alert di rumah sakit,

mengurangi persediaan larutan konsentrat, menghilangkan obat-obat

high alert dari daerah klinis.

2. Mendokumentasikan kesalahan yang terjadi.

Misalnya adanya petugas yang memeriksa pengaturan pompa infus

untuk obat high alert adalah salah satu cara untuk mendokumentasikan

jika terjadi kesalahan dengan demikian dapat dicegah sebelum

diaplikasikan pada pasien.

3. Meminimalkan konsekuensi dari kesalahan.

Misalnya terjadi kesalahan fatal ketika lidokain 2% 50 ml yang

disuntikkan bukan manitol yang memiliki penampilan yang sama.

2.3.3 Penyimpanan Obat High Alert

Keamanan obat yang harus diwaspadai (High Alert Medication) dapat

ditingkatkan dengan cara rumah sakit menetapkan risiko spesifik dari setiap obat

dengan tetap memperhatikan aspek peresepan, menyimpan, menyiapkan,

mencatat, menggunakan, serta monitoringnya. Obat High Alert harus disimpan di

Instalasi Farmasi/Unit/Depo. Apabila rumah sakit ingin menyimpan diluar lokasi

tersebut, disarankan disimpan di depo farmasi yang berada dibawah tanggung

jawab apoteker (SNARS,2017)

Rumah Sakit membuat daftar semua obat High Alert dengan

menggunakan informasi atau data yang terkait penggunaan obat di dalam rumah

sakit, data tetang kejadian yang tidak diharapkan (adverse event)atau kejadian

8

nyaris cedera (near miss) termasuk risiko terjadi salah pengertian tentang

NORUM.Informasi dari kepustakaan seperti dari Institute for Safe Health

Medication Practices (ISMP), Kementrian Kesehatan, dan lainnya. Obat – obat ini

dikelola sedemikian rupa untuk menghindari kekurang hati – hatian dalam

menyimpan, menata, dan menggunakannya termasuk administrasinya, contoh

dengan memberi label atau petunjuk tentang cara menggunakan obat dengan

benar pada obat – obat High Alert (SNARS,2017).

Menurut Standart Praktik Apoteker Indonesia Tahun 2013 (IAI,2013)

terdapat Standart Prosedur Operasional (SPO) dalam melaksanakan kegiatan

penyimpanan obat yang perlu diperhatikan secara khusus (High Alert Medication)

yaitu sebagai berikut :

1) Obat – obat Narkotik dan Psikotropika.

a) Penyimpanan obat-obat narkotika dan psikotropika di dalam

almari khusus terkunci dan kunci dipegang oleh seorang

penanggung jawab.Petugas memeriksa nama dan komposisi

obat yang akan diberi label High Alert.

b) Terdapat kartu stock di dalam almari untuk memantau jumlah

pemasukan dan pengeluaran obat.

2) Obat – obat Kemoterapi

a) Penyimpanan obat-obat kemoterapidi dalam almari terkunci

sesuai dengan sifat obat.

b) Kartu stock digunakan untuk memantau jumlah pemasukan dan

pengeluaran obat.

3) Obat-obat keras atau obat parenteral.

a) Penyimpanan obat dilakukan berdasarkan kestabilan jenis

masing - masing obat, disesuaikan dengan suhu penyimpanan

apakah pada suhu kamar atau lemari pendingin.

b) Kartu stock digunakan untuk memantau jumlah pemasukan dan

pengeluaran obat.

9

4) Obat Elektrolit Konsentrat.

a) Obat-obat yang sering digunakan dalam keadaan darurat karena

berkaitan dengan keselamatan pasien, misalnya natrium

Klorida lebih pekat dari 0,9%, Magnesium Sulfat 20% dan

40% dan Natrium Bikarbonat.

b) Obat elektrolit konsentrat disimpan dan diberi label yang jelas

dengan menggunakan huruf balok dengan warna yang

menyolok.

c) Penyimpanan obat elektrolit konsentrat pada unit pelayanan

harus diberi label yang jelas dan tempat penyimpanan terpisah

dari obat-obat lain.

5) Look Alike Sound Alike (LASA) Error

a) Mencegah bunyi nama obat yang kedengarannya sama tetapi

berbeda dalam penggunaannya.

b) Tempat penyimpanan obat -obatan yang terlihat mirip

kemasannya dan konsetrasinya berbeda tidak boleh diletakkan

di dalam satu rak dan label masing-masing obat dankonsentrasi

dengan huruf balok yang menyolok.

2.3.4 Faktor Risiko Obat-obat High Alert

Faktor risiko dari obat-obat high alert adalah faktor penentu yang

menentukan berapa besar kemungkinan obat tersebut menimbulkan bahaya.

Faktor risiko dari obat-obat high alert tidak hanya berkaitan dengan

penandaan tetapi dapat pula berkaitan dengan obat high alert yang memiliki nama

dan pengucapan sama. Oleh karena itu staf rumah sakit diajarkan untukmencegah

bunyi yang kedengarannya sama tetapi berbeda dengan menggunakan :

1. Menuliskan dengan benar dan mengucapkan ketika

mengkomunikasikan informasi dalam pengobatan. Buat pendengar

tersebut mengulang kembali pengobatan tersebut untuk meyakinkan

mereka mengerti dengan benar.

10

2. Mengingatkan merek tersebut dan nama obat generik yang biasa

diucapkan dan seperti terlihat.

3. Memperhatikan untuk kesalahan –kesalahan pembagian ketika

menambahkan obat

4. Kelompokkan obat dengan kategori daripada dengan alfabetis.

5. Mengingatkan menempatkan dalam sistem komputer dan di atas label

pada tempat pengobatan untuk tanda dokter, perawat, dan farmasi pada

masalah yang potensial.

6. Melakukan check tempat atau label pengobatan selain label pasien

sebelum memberikan dosis kepada pasien.

11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian dengan

tujuan membuat gambaran atau deskripsi tentang sesuatu yang objektif atau

keadaan yang sebenarnya (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini menggunakan

metode observasional yang bersifat deskriptif kuantitatif , data kuantitatif

diperoleh dari data primer berupa formchecklist yang disajikan dalam dalam

bentuk tabel atau grafik untuk dapat melihat perubahan secara visual dan

analisisnya diukur dengan indikator yang telah ditetapkan.

Dalam penelitian ini sampel yang diambil yaitu seluruh data item obat

high alert dan Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

didapatkan dari hasil observasi di dasarkan pada form checklist yang telah dibuat

sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) penyimpanan obat high alert.

Pengambilan data menggunakan metode observasi dilakukan dengan

pengamatan langsung terhadap kegiatan penyimpanan obat high alert untuk

membandingkan dengan kenyataanya (sesuai Standar Operasional Prosedur yang

berlaku). Setelah memperoleh data dari sampel yang mewakili populasi langkah

selanjutnya pengolahan data, data yang diperoleh dari form checklist di-input

kemudian diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel 2010. Setelah itu

dilakukan analisis data untuk memperjelas hasil yang diperoleh.