Dewangga Yudhistira 19711251059 - Lumbung Pustaka UNY

214
MODIFIKASI MODEL LATIHAN PLYOMETRICS UPPER BODY DAN LOWER BODY UNTUK ATLET KARATE JUNIOR Oleh : Dewangga Yudhistira 19711251059 Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan Olahraga PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2021

Transcript of Dewangga Yudhistira 19711251059 - Lumbung Pustaka UNY

MODIFIKASI MODEL LATIHAN PLYOMETRICS UPPER BODY DAN

LOWER BODY UNTUK ATLET KARATE JUNIOR

Oleh :

Dewangga Yudhistira

19711251059

Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan

untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan Olahraga

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TAHUN 2021

ii

ABSTRAK

DEWANGGA YUDHISTIRA : Modifikasi Model Latihan Plyometrics Upper

Body Dan Lower Body Untuk Atlet Karate Junior. Tesis. Yogyakarta: Program

Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, 2021.

Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan modifikasi model latihan

plyometrics upper body dan lower body untuk atlet karate junior, besar harapan

dapat digunakan pelatih, atlet dan praktisi beladiri karate sebagai salah satu

panduan melatih fisik pada komponen biomotor khususnya power, sesuai dengan

tingkatan atlet karate junior yang efektif dan aman.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengembangan

mengadopsi beberapa tahap penelitian pengembangan dari Borg & Gall yaitu : (1)

studi pendahuluan, (2) perencanaan produk, (3) pengembangan produk awal, (4)

validasi dan revisi produk, (5) uji coba skala kecil, (6) uji coba skala besar, (7) hasil

produk akhir, (8) uji efektivitas. Uji coba skala kecil dilakukan pada 15 atlet. Uji

coba skala besar dilakukan pada 30 atlet. Instrumen pengumpulan data

menggunakan wawancara, catatan observasi, kuesioner validasi, pedoman

observasi dan observasi keefektifan model, dan kuesioner untuk pelatih dan atlet.

Teknik analisis data yaitu deskriptif kualitatif dan kuantitatif

Penelitian ini menghasilkan suatu model latihan yang layak dan baik untuk

meningkatkan power otot lengan dan tungkai dengan alat peraga (1) box jump, (2)

medicine ball, (3) hurdle. Model latihan dikemas dalam bentuk buku panduan.

Model latihan mendapatkan validasi oleh dua ahli dan dinyatakan layak untuk

digunakan. Hasil dari uji efektivitas model latihan yang dikembangkan terbukti

efektif untuk meningkatkan power otot lengan dan tungkai, berdasarkan uji paired

sampel t-test diperoleh nilai signifikansi (2-tailed) pretest power otot lengan dan

posttest power otot lengan (0.00), pretest power otot tungkai dan posttest otot

tungkai (0.00). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat

peningkatan.

Kata Kunci : Plyometrics, upper body dan lower body, karate

iii

ABSTRACT

DEWANGGA YUDHISTIRA: Modification of Upper and Lower Body

Plyometrics Training Model for Junior Karate Athletes. Thesis. Yogyakarta:

Post-Graduate Program, Universitas Negeri Yogyakarta, 2021.

This study aims to create a modified upper body and lower body plyometrics

training model for junior karate athletes. It is expected thata the results of this study

are beneficial for coaches, athletes, and karate practicioners as one of the guides to

train the physical bimotor component, especially for the power, according to the

safe and effective level of junior karate athletes.

This study employed a development method that adopted several stages of

development research from Borg & Gall, namely (1) preliminary studies, (2)

product planning, (3) initial product development, (4) product validation and

revision, (5) small-scale trials, (6) large-scale trials, (7) final product results, (8)

effectiveness test. A small-scale trial was conducted on 15 athletes. A large-scale

trial was conducted on 30 athletes. The data collection instruments consisted of

interviews, observation notes, validation questionnaires, observation guidelines and

observations of the effectiveness of the model, and questionnaires for coaches and

athletes. The data were analyzed using descriptive-qualitative and quantitative

techniques.

This study produces a viable and good training model to increase muscle

power in the arms and legs with props consisting of (1) box jump, (2) medicine ball,

(3) hurdle. The exercise model is packaged in the form of a guidebook. The training

model received validation by two experts and iss declared fit for use. The results of

the effectiveness test of the developed training model proved to be effective in

increasing the power of the arm and leg muscles, based on the paired sample t-test,

it was obtained a significance value (2-tailed) pretest arm muscle power and posttest

arm muscle power (0.00), pretest leg muscle power. and leg muscle posttest (0.00).

Based on these data it can be concluded that there is an increase

Keywords : Plyometrics, upper body and lower body, karate

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Dewangga Yudhistira

Nomor Induk Mahasiswa : 19711251059

Program Studi : Ilmu Keolahragaan

Lembaga Asal : Universitas Negeri Yogyakarta

Menyatakan bahwa tesis ini merupakan hasil karya saya sendiri dan belum

pernah dipergunakan dan diajukan untuk memperoleh gelar akademik disuatu

perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam tesis ini tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh pihak lain kecuali

yang secara ter-tulis diacu sebagai referensi dalam daftar pustaka

Yogyakarta 15 Januari 2021

Dewangga Yudhistira

v

LEMBAR PERSETUJUAN

MODIFIKASI MODEL LATIHAN PLYOMETRICS UPPER BODY DAN

LOWER BODY UNTUK ATLET KARATE JUNIOR

DEWANGGA YUDHISTIRA

19711251059

Tesis ini di tulis untuk memenuhi sebagian persyaratan

untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan Ilmu Olahraga

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Menyetujui untuk diajukan pada ujian tesis

Pembimbing,

Prof. Dr. FX. Sugiyanto, M.Pd.

NIP: 195603151979031006

vi

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya kepada Allah SWT atas berkat lindungan, rahmat

dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul

“Modifikasi Model Latihan Plyometrics Lower Body dan Lower Body Atlet Karate

Junior” dengan baik. Tesis ini dapat terselesaikan atau bantuan dari berbagai pihak

secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Prof. Dr FX. Sugiyanto,

M.Pd. selaku dosen pembimbing tesis yang telah memberikan bimbingan dengan

tulus sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Selain itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr Sumaryanto, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Yogyakarta

2. Prof. Dr. Sumaryanti, M.S selaku Kaprodi Ilmu Keolahragaan yang telah

memberikan dukungan sehingga tesis ini terwujud

3. Prof. Dr. Tomoliyus, M.S selaku Pembimbing penulisan artikel yang telah

memberikan arahan dan motivasi yang luar biasa kepada penulis

4. Para Dosen Program Studi Ilmu Keolahragaan yang telah memberikan ilmu yang

berharga dan sangat bermanfaat

5. Orang Tuaku Bapak Drs. Jaka Purnama, Ibu Ra.Endrawati yang senantiasa

memberikan dukungan, doa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan

tepat waktu

6. Sahabat terbaik penulis Laode Adi Virama yang senantiasa memberikan bantuan

tenaga dan pikiran sehingga tesis ini dapat terwujud

7. Pelatih dan pengurus karate, Forki Kabupaten Kulonprogo, Forki Kabupaten

Sleman, Inkanas Kabupaten Kulonprogo yang sudah memberikan izin untuk

melakukan penelitian

8. Tim judgment dan tim testor yang membantu sehingga tesis dapat berjalan

dengan lancar

9. Teman-teman mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

khususnya Program Studi Ilmu Keolahragaan Angkatan 2019 dan semua pihak

viii

yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan

dan motivasi. Teriring doa semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut

mendapatkan pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT. Semoga tesis ini dapat

bermanfaat bagi siapa saja yang membaca.

Yogyakarta, 15 Januari 2021

Dewangga Yudhistira

ix

DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i

ABSTRAK ............................................................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. iv

LEMBAR PERETUJUAN .................................................................................... v

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ......................................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ............................................................................................. 6

E. Tujuan Pengembangan....................................................................................... 7

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ........................................................... 7

G. Manfaat Penelitian............................................................................................. 7

H. Asumsi Pengembangan ..................................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 10

A. Kajian Teori..................................................................................................... 10

1. Pengertian Pengembangan Model ................................................................. 10

2. Pengertian Latihan ........................................................................................ 11

3. Pengertian Kekuatan ..................................................................................... 15

4. Pengertian Kecepatan .................................................................................... 18

5. Pengertian Power .......................................................................................... 21

6. Pengertian Plyometrics.................................................................................. 25

7. Pengertian Karate .......................................................................................... 35

8. Karakteristik Anak 16-18 Tahun ................................................................... 37

B. Kajian Penelitian Relevan ............................................................................... 42

C. Kerangka Berfikir ............................................................................................ 45

D. Pertanyaan Penelitian ...................................................................................... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 47

A. Model Pengembangan ..................................................................................... 47

B. Prosedur Pengembangan ................................................................................. 48

C. Desain Uji Coba Produk .................................................................................. 54

1. Desain Uji Coba ........................................................................................... 54

2. Subyek coba ................................................................................................. 54

2. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................... 55

3. Teknik Analisis Data .................................................................................... 63

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ............................. 64

A. Hasil Pengembangan Produk Awal ...................................................................... 64

B. Kajian Produk Akhir ............................................................................................. 143

C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................................ 144

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 145

A. Simpulan Produk Pengembangan ....................................................................... 145

B. Saran Pemanfaatan Produk .................................................................................. 146

C. Pengembangan Produk Lebih Lanjut ................................................................. 146

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 147

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Contoh Program Kecepatan .................................................................... 21

Tabel 2. Contoh Sesi Latihan Power/Plyometrics ................................................. 33

Tabel 3. Tahap Perkembangan Masa Remaja ....................................................... 40

Tabel 4. Kerangka Berfikir .................................................................................... 46

Tabel 5. Indikator Pengembangan Model Latihan Plyometrics ............................ 51

Tabel 6. Alur Uji Coba Pengembangan ................................................................. 56

Tabel 7. Kisi-kisi Instrumen Ahli Materi .............................................................. 57

Tabel 8. Kisi-kisi Instrumen Pelatih ...................................................................... 58

Tabel 9. Kisi-kisi Instrumen Ahli Media ............................................................... 59

Tabel 10. Konversi Penilaian Berdasarkan Presentase ......................................... 63

Tabel 11. Hasil Kuesioner Model Latihan Tanpa Alat.......................................... 82

Tabel 12. Hasil Kuesioner Model Latihan Menggunakan Alat ............................. 82

Tabel 13. Hasil Kuesioner Model Latihan Kombinasi .......................................... 83

Tabel 14. Hasil Kuesioner Model Latihan Tanpa Alat........................................ 111

Tabel 15. Hasil Kuesioner Model Latihan Menggunakan Alat ........................... 112

Tabel 16. Hasil Kuesioner Model Latihan Kombinasi ........................................ 112

Tabel 17. Uji Normalitas ..................................................................................... 141

Tabel 18. Uji Paired sample t-test ....................................................................... 141

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagian Otot Tubuh Depan dan Belakang ........................................... 28

Gambar 2. Latihan Plyometrics Upper Body ....................................................... 33

Gambar 3. Latihan Plyometrics Lower Body ....................................................... 34

Gambar 4. Cover Awal ......................................................................................... 67

Gambar 5. Explosive Pushup Tangan Dilebarkan ................................................ 68

Gambar 6. Squat dan Jumping Jack...................................................................... 68

Gambar 7. Diamond Drop Pushup ....................................................................... 69

Gambar 8. Split Jump dan Teknik Maegeri .......................................................... 69

Gambar 9. Pushup Clap Lutut ditekuk ................................................................. 70

Gambar 10. Squat Jump Kesamping .................................................................... 70

Gambar 11. Explosive Pushup Telapak Tangan diluar ........................................ 71

Gambar 12. Rotasi Squat ...................................................................................... 71

Gambar 13. Drop Pushup Kaki diatas .................................................................. 72

Gambar 14. Step Bounding Kesamping ............................................................... 72

Gambar 15. Posisi Kuda-kuda Kibadachi dan Mendorong Bola.......................... 74

Gambar 16. Menghadap Kesamping Melompat diatas Box ................................. 75

Gambar 17. Posisi Kuda-kuda Zenkutsudachi dan Mendorong Bola .................. 75

Gambar 18. Melompat Box dan Membawa Bola ................................................. 75

Gambar 19. Teknik Pukulan Gyakutsuki dan Mendorong Bola .......................... 76

Gambar 20. Menghadap Kesamping & Melompat Box Mendorong Bola ........... 76

Gambar 21. Melompat Hurdle Menghadap Kesamping ....................................... 77

Gambar 22. Teknik Pukulan Kizamitsuki dan Mendorong Bola ......................... 77

Gambar 22. Melompat Hurdle Satu Kaki ............................................................. 78

Gambar 23. Posisi Tidur Mendorong Bola Keatas ............................................... 78

Gambar 24. Step Bounding dan Melompat .......................................................... 79

Gambar 25. Lunges dari Bawah dan Mendorong Bola ........................................ 79

Gambar 26. Lutut ditekuk dan Melompat diatas Box .......................................... 80

Gambar 27. Gerakan Situp dan Mendorong Bola ................................................ 80

Gambar 28. Lunges kiri dan Kanan dan Mendorong Bola ................................... 81

Gambar 29. Angkat paha dua kali dan jumping jack ........................................... 81

Gambar 30. Melompat satu Kaki diatas Box dan Memegang Bola ..................... 82

Gambar 31. Explosive Pushup Tangan Dilebarkan .............................................. 84

Gambar 32. Jumping Jack dan Squat ................................................................... 85

Gambar 33. Diamond Drop Pushup ..................................................................... 86

Gambar 34. Split Jump dan Teknik Maegeri ........................................................ 87

Gambar 35. Pushup Clap Lutut ditekuk ............................................................... 88

Gambar 36. Squat Jump Kesamping .................................................................... 89

Gambar 37. Explosive Pushup Telapak Tangan diluar ........................................ 90

Gambar 38. Rotasi Squat Jump ............................................................................ 91

Gambar 39. Drop Pushup Kaki diatas .................................................................. 92

Gambar 40. Step Bounding Kesamping ............................................................... 93

Gambar 41. Posisi Kuda-kuda Kibadachi dan Mendorong Bola.......................... 94

Gambar 42. Diatas Box Melompat Kesamping .................................................... 95

Gambar 43. Posisi Kuda-kuda Zenkutsudachi dan Mendorong Bola .................. 96

xiii

Gambar 44. Teknik Pukulan Gyakutsuki dan Mendorong Bola .......................... 97

Gambar 45. Melompat Hurdle Menghadap Kesamping ....................................... 99

Gambar 46. Menyerupai Pukulan Kizamitsuki .................................................. 100

Gambar 47. Melompat Hurdle Satu Kaki ........................................................... 101

Gambar 48. Posisi Tidur Mendorong Bola Keatas ............................................. 102

Gambar 49. Step Bounding dan Melompat ........................................................ 103

Gambar 50. Lunges dari Bawah dan Mendorong Bola ...................................... 104

Gambar 51. Lutut ditekuk dan Melompat diatas Box ........................................ 105

Gambar 52. Melompat Box dan Mendorong Bola ............................................. 106

Gambar 53. Posisi Situp dan Mendorong Bola .................................................. 107

Gambar 54. Lunges kiri dan Kanan dan Mendorong Bola ................................. 108

Gambar 55. Jumping Jack dan Angkat Paha Dua Kali....................................... 110

Gambar 56. Melompat satu Kaki diatas Box dan Mendorong Bola ................... 111

Gambar 57. Melompat Box dan Mendorong Bola ............................................. 112

Gambar 58. Cover Buku Akhir........................................................................... 113

Gambar 31. Explosive Pushup Tangan Dilebarkan ............................................ 114

Gambar 32. Jumping Jack dan Squat ................................................................. 115

Gambar 33. Diamond Drop Pushup ................................................................... 116

Gambar 34. Split Jump dan Teknik Maegeri ...................................................... 117

Gambar 35. Pushup Clap Lutut ditekuk ............................................................. 118

Gambar 36. Squat Jump Kesamping .................................................................. 119

Gambar 37. Explosive Pushup Telapak Tangan diluar ...................................... 120

Gambar 38. Rotasi Squat Jump .......................................................................... 121

Gambar 39. Drop Pushup Kaki diatas ................................................................ 122

Gambar 40. Step Bounding Kesamping ............................................................. 123

Gambar 41. Posisi Kuda-kuda Kibadachi dan Mendorong Bola........................ 124

Gambar 42. Diatas Box Melompat Kesamping .................................................. 125

Gambar 43. Posisi Kuda-kuda Zenkutsudachi dan Mendorong Bola ................ 126

Gambar 44. Teknik Pukulan Gyakutsuki dan Mendorong Bola ........................ 127

Gambar 45. Melompat Hurdle Menghadap Kesamping ..................................... 128

Gambar 46. Menyerupai Pukulan Kizamitsuki .................................................. 129

Gambar 47. Melompat Hurdle Satu Kaki ........................................................... 130

Gambar 48. Posisi Tidur Mendorong Bola Keatas ............................................. 131

Gambar 49. Step Bounding dan Melompat ........................................................ 132

Gambar 50. Lunges dari Bawah dan Mendorong Bola ...................................... 133

Gambar 51. Lutut ditekuk dan Melompat diatas Box ........................................ 134

Gambar 52. Melompat Box dari Samping dan Mendorong Bola ....................... 135

Gambar 53. Posisi Situp dan Mendorong Bola .................................................. 136

Gambar 54. Lunges kiri dan Kanan dan Mendorong Bola ................................. 137

Gambar 55. Jumping Jack dan Angkat Paha Dua Kali....................................... 138

Gambar 56. Melompat satu Kaki diatas Box dan Mendorong Bola ................... 139

Gambar 57. Melompat Box dan Mendorong Bola ............................................. 140

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Validasi Materi ................................................. 154

Lampiran 2. Surat Keterangan Validasi Media .................................................. 155

Lampiran 2. Hasil Validasi Materi ..................................................................... 156

Lampiran 3. Hasil Validasi Media ..................................................................... 157

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian ....................................................................... 158

Lampiran 5. Surat Keterangan Penelitian Inkanas Kulonprogo ......................... 159

Lampiran 6. Surat Keterangan Penelitian Forki Kulonprogo ............................ 160

Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian Forki Sleman .................................... 161

Lampiran 8. Data Pretest Dan Postest ................................................................ 162

Lampiran 9. Foto Pretest Dan Postest ................................................................ 163

Lampiran 10. Deskriptif Data ............................................................................. 168

Lampiran 11. Uji Normalitas Data ..................................................................... 169

Lampiran 12. Uji Paired sample t-test ................................................................ 169

Lampiran 13. Angket Ahli Materi ...................................................................... 161

Lampiran 14. Angket Ahli Media ...................................................................... 181

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aspek fisik merupakan aspek yang sangat diperlukan bagi olahraga prestasi.

Prestasi atlet tidak bisa luput dari kondisi fisik yang prima. Apabila kondisi fisik

atlet prima maka atlet dapat menampilkan performa maksimal. Hal ini sesuai

dengan pendapat Mc Kinney (2019) bahwa atlet adalah seorang individu yang harus

mempunyai kondisi fisik prima untuk mencapai kemenangan dalam olahraga

tertentu. Harsono (2018:3) menyatakan bahwa program latihan harus dipersiapkan

dari awal agar menjadi teratur, terukur dan maksimal, di fokuskan agar kebugaran

jasmaniah beserta skill fungsional atlet menjadi baik, dengan harapan atlet dapat

mencapai prestasi tertinggi

Apabila fisik dapat terprogram dengan baik dan benar maka prestasi puncak

akan tercapai. Ibrahim (2017) menjelaskan bahwa atlet harus memiliki aspek

kesehatan mental yang baik dan aspek fisik yang prima agar prestasi puncak dapat

dicapai. Program latihan harus disesuaikan dengan kebutuhan cabang olahraga

masing-masing yang bertujuan dapat meraih prestasi tertinggi, calon bakal atlet

wajib menjalankan aktivitas olahraga semuda mungkin dengan memperhatikan

kaidah-kaidah dan tahapan-tahapan latihan yang telah di sesuaikan secara keilmuan

atau sering disebut stage of development (Sidik,2019: 21). Fisik yang baik adalah

pondasi awal untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan teknik dan

taktik secara baik. Fisik yang baik dapat diraih secara maksimal apabila program

2

latihan yang benar diberikan pada usia muda oleh pelatih, dan dilakukan secara

terus menerus, berpegangan keilmuan olahraga yang baik, memegang teguh

prinsip-prinsip latihan serta menyusun program latihan secara bertahap, teratur dan

terukur. Semua cabang olahraga prestasi yang berhubungan dengan kontak fisik

pastinya membutuhkan aspek fisik yang kuat, kokoh dan tangguh, seperti halnya

karate, karate adalah olahraga beladiri kontak fisik pastinya kondisi fisik harus

diprogramkan secara baik agar tidak mudah mengalami cidera dan dapat

menampilkan performa yang baik, dengan harapan prestasi puncak dapat dicapai.

Beladiri karate mempunyai karakteristik kuat dan cepat. Sama halnya yang

dijelaskan oleh Prihastono (1994:13) bahwa jenis olahraga karate kategori kata

(jurus) dan kumite (pertarungan) adalah eksplosif power dengan memprioritaskan

gerak ke depan, ke samping dan ke belakang, serta gerak menghindar yang reaktif.

Oleh karena itu atlet tidak dapat menampilkan performa maksimal apabila program

latihan untuk meningkatkan fisik yang secara khusus untuk mengembangkan dan

meningkatkan eksplosif power tidak diprogramkan secara khusus oleh pelatih,

kemudian dalam menyusun menu latihan harus menerpakan prinsip latihan yang

bervariasi, apabila latihan hanya menerapkan latihan yang kurang menarik dan

monoton pastinya atlet akan mengalami kejenuhan dan akhirnya minat untuk

berlatih dapat menurun yang berdampak pada prestasi atlet kian hari kian menurun

pula. Menurut Fattahudin dkk (2020) variasi latihan merupakan metode atau materi

latihan tidak sama disetiap pertemuannya dengan tujuan atlet tidak mengalami

kejenuhan atau kebosanan dan meningkatkan gairah berlatih, selalu antusias, tekun

dan termotivaasi karena program latihan yang diberikan bervariasi. Salah satu

3

Metode untuk membantu atlet untuk meningkatkan power otot adalah suatu

modifikasi latihan power yaitu plyometrics. Model latihan plyometrics salah satu

latihan yang wajib dimasukkan pada program latihan, khususnya olahraga yang

memerlukan power otot lengan dan otot tungkai. Latihan plyometrics ada berbagai

bentuk tetapi dalam pemilihan model latihan harus selektif pada cabang olahraga

secara spesifik. Oleh karena itu latihan plyometrics yang akan dibuat pada cabang

olahraga karate adalah modifikasi model latihan plyometrics otot lengan dan otot

tungkai karena pada cabang olahraga karate menggunakan upper body dan lower

body.

Berdasarkan observasi pada beberapa tempat latihan karate atau dojo yang

ada di Yogyakarta antara lain Perguruan karate Inkanas Kulonprogo, Forki

Kabupaten Kulonprogo dan Forki Kabupaten Sleman, dari ketiga tempat latihan

yang diobservasi secara tidak sadar pelatih sudah menerapkan latihan plyometrics

otot tungkai seperti lompat pagar, lompat katak, lompat hurdle tinggi tetapi pelatih

tidak mempunyai pedoman apakah latihan plyometrics seperti itu aman untuk

diterapkan pada atlet junior, padahal latihan plyometrics seperti lompat pagar,

lompat katak dan lompat hurdle tinggi masuk pada kategori plyometrics high

impact, dan hal tersebut sangat membahayakan apabila latihan seperti itu dilakukan

sangat sering tanpa adanya jeda istirahat. Kemudian seringkali dijumpai bahwa

pelatih memberikan latihan fisik yang berhubungan dengan power diberikan latihan

pada sesi latihan akhir setelah latihan teknik, dalam hal seperti itu kurang tepat

karena apabila atlet sudah mengalami kelelahan maka latihan fisik tidak berjalan

optimal dan memiliki dampak negatif yaitu rentannya cidera. Penulis pun tidak

4

hanya melakukan observasi di tempat latihan saja melainkan melakukan observasi

pada saat pertandingan karate khususnya atlet junior pada nomor kata dan kumite.

Ketika atlet melakukan gerakan dalam teknik kata pada waktu irama ekplosif atlet

tersebut belum menampakkan power yang maksimal, kemudian pada beberapa

pertandingan khusus kumite atlet selalu kalah cepat dan kuat ketika melakukan

serangan pukulan dan wasit memberikan penilaian pada pihak lawan. Dengan

demikian bahwa aspek fisik khususnya power sangat memiliki peran penting untuk

memenangkan dalam pertandingan. Hal tersebut diperkuat oleh Orssatto & Bezerra

(2020) bahwa power dapat memiliki manfaat yang sangat luar biasa bagi atlet,

latihan power dapat menghasilkan peningkatan yang lebih besar dalam kapasitas

fungsional dan kekuatan otot

Seorang pelatih karate harus mengetahui dan memahami dalam menyusun

menu latihan plyometrics, karena latihan plyometrics sangat efektif dalam

meningkatkan daya ledak atau power seorang atlet karate, diperkuat oleh Ioannides

(2020) bahwa latihan plyometrics dapat meningkatkan otot tubuh bagian atas dan

bawah pada atlet karate. Pada kenyataannya tidak semua pelatih mengetahui

prinsip-prinsip latihan dalam menyusun model latihan plyometrics yang aman,

efektif, efisien dan tentunya model latihan yang lebih variatif, oleh karena itu

diharapkan pelatih harus bisa menyusun program latihan secara sistematis, pelatih

harus mengetahui kapan latihan plyometrics di berikan pada atlet, latihan

plyometrics sebaiknya di programkan pada fase spesifikasi dan dan fase pra

pertandingan, kemudian coach dituntut untuk berfikir lebih inovatif supaya dapat

menciptakan model-model latihan plyometrics yang aman dari cidera dan variatif

5

supaya atlet menjadi lebih bergairah dan semangat dalam menjalankan suatu

program latihan. Dari berbagai penelitian-penelitian sebelumnya tentang latihan

plyometrics hanya melakukan penelitian tentang perbandingan atau eksperimen

saja yang hanya melihat keefektifan suatu metode satu dengan metode yang lain

untuk meningkatkan power.

Berdasarkan pengamatan dan kenyataan di tempat latihan, bahwa masih

belum diketemukan panduan latihan modifikasi model latihan plyometrics pada

cabang olahraga karate, oleh karena itu penulis ingin mengembangkan suatu

modifikasi model latihan plyometrics dan produk yang di hasilkan adalah buku

panduan latihan plyometrics untuk meningkatkan power otot lengan dan tungkai

pada atlet karate junior yang aman dan bervariatif, agar pelatih dapat menerapkan

model latihan plyometrics secara mudah untuk atlet yang dibina.

B. Identifikasi Masalah

Setelah diuraikan dalam latar belakang maka ada masalah yang

diidentifkasikan yaitu :

Dari berbagai permasalahan yang ada dapat diidentifikasikan masalah sebagai

berikut

1. Atlet tidak dapat menampilkan performa optimal apabila program latihan fisik

untuk meningkatkan eksplosif power tidak diprogramkan secara khusus

2. Latihan yang monoton akan berdampak pada penurunan minat dalam berlatih

dan, penurunan prestasi

6

3. Belum diketemukan panduan latihan modifikasi latihan plyometrics pada

cabang olahraga karate

4. Pelatih belum mengetahui prinsip-prinsip latihan plyometrics yang aman,

efektif dan variatif

5. Penelitian sebelumnya tentang latihan plyometrics hanya melakukan

penelitian tentang perbandingan atau eksperimen saja

6. Pada saat atlet melakukan teknik kata waktu irama ekplosif atlet belum

menampakkan power secara optimal

7. Pada beberapa pertandingan khusus kumite atlet selalu kalah cepat dan kuat

ketika melakukan serangan pukulan dan wasit memberikan penilaian pada

pihak lawan

C. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang sudah diuraikan maka ditemukan berbagai

problem pada olahraga karate. Oleh sebab itu penulis membatasi permasalahan

pada penelitian ini, sehingga penelitian tidak melebar dan akan lebih terarah.

Penelitian ini hanya memfokuskan pada metode latihan plyometrics upper body dan

lower body untuk meningkatkan power otot lengan dan tungkai dengan subjek yaitu

atlet karate junior usia 16-18 tahun di perguruan karate Inkanas Kulonprogo, Forki

Kabupaten Kulonprogo, dan Forki Kabupaten Sleman. Hal ini diteliti karena

sebagian besar penelitian tentang karate lebih menerapkan metode eksperimen saja

untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan power.

7

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dengan mempertimbangkan batasan masalah yang sudah

diuraikan pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana mengembangkan suatu panduan Modifikasi Model Latihan

Plyometrics Upper Body dan Lower Body Untuk Atlet Karate Junior?

2. Bagaimana menguji keefektifan Modifikasi Model Latihan Plyometrics Upper

Body dan Lower Body Untuk Atlet Karate Junior?

3. Bagaimana menguji efektivitas Modifikasi Model Latihan Plyometrics Upper

Body dan Lower Body Untuk Meningkatkan Power Otot Lengan dan Tungkai

Pada Atlet Karate Junior

E. Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diuraikan tujuan dalam penelitian

pengembangan ini yaitu untuk menghasilkan model latihan plyometrics upper body

dan lower body dengan produk berbentuk buku panduan latihan model latihan

plyometrics upper body dan lower body untuk atlet karate junior

F. Spesifik Produk yang Dikembangkan

Penelitian ini adalah penelitian research and development karena menelah

model-model latihan yang sudah ada kemudian dilakukan modifikasi sesuai dengan

karakteristik cabang olahraga karate. Adapun spesifik produk yang di harapkan

antara lain: Model latihan plyometrics pada cabang olahraga karate untuk

meningkatkan power otot lengan dan tungkai atlet karate junior yang dikemas

dalam buku panduan.

8

G. Manfaat Penelitian

1. Manfaat penelitian secara teoristis

a. Memberikan sumbangsih pengetahuan secara ilmu kepelatihan olahraga

tentang modifikasi model latihan plyometrics upper body dan lower body

untuk atlet karate junior

b. Menjadi referensi untuk latihan power dengan modifikasi model latihan

plyometrics pada cabang olahraga karate untuk meningkatkan power otot

lengan dan tungkai atlet karate junior

2. Manfaat penelitian secara praktis

a. Sebagai panduan bagi pelatih-pelatih karate untuk menggunakan hasil

pengembangan model latihan plyometrics secara aman,,efektif dan variatif

b. Untuk menambah wawasan seorang atlet agar mengetahui model latihan

plyometrics untuk kegiatan melatih dimasa yang akan datang.

H. Asumsi Pengembangan

Plyometrics adalah model latihan untuk mengembangkan dan meningkatkan

kemampuan power atlet khususnya pada otot lengan dan tungkai dengan harapan

atlet dapat menampilkan performa tertinggi, banyak bentuk- bentuk latihan

plyometrics tetapi pelatih belum mengetahui mana yang lebih aman dan sesuai

dengan kebutuhan pada cabang olahraga karate, oleh karena itu, dilakukan

pengembangan modifikasi model latihan plyometrics upper body dan lower body

untuk atlet karate junior, untuk meningkatkan power otot lengan dan tungkai.

Pengembangan plyometrics dapat dikembangkan dengan lebih variatif apabila

sudah mengetahui definisi plyometrics, macam-macam latihan plyometrics,

9

indikator-indikator latihan plyometrics. Pada saat ini dapat diasumsikan bahwa

banyak bentuk-bentuk latihan plyometrics tetapi hanya secara umum dan untuk

olahraga tertentu saja dalam cabang olahraga karate belum diketemukan sehingga

pelatih belum mengetahui latihan plyometrics mana yang aman dan sesuai untuk

kebutuhan cabang olahraga karate. Selain itu penelitan tentang latihan plyometrics

pada cabang olahraga karate banyak digunakan untuk penelitian eksperimen yang

hanya membandingkan antara metode satu dengan yang lain untuk mengetahui

keefektifan. Oleh sebab itu perlu dikembangkan modifikasi model latihan

plyometrics pada cabang olahraga karate untuk memberikan peningkatan power

otot lengan dan tungkai atlet karate junior.

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Definisi Pengembangan Model

Pengembangan merupakan cara, perbuatan, aktivitas mengarah pada tujuan

yang lebih baik yang menjadikan kesempurnaan sesuatu yang dikerjakan.

Pengembangan adalah proses menjadi lebih berkembang untuk meraih kemajuan

dan dapat berguna (Poerwadarminta, 2002:32). Kegiatan pengembangan memiliki

tahapan-tahapan yang sistematis antara lain persiapan, praktik dan proses perbaikan

yang disertakan penyempurnaan yang diperoleh sesuatu yang dianggap lebih baik

dan lebih meningkat. Sagala (2012) menyatakan bahwa model yaitu suatu konsep

atau kerangka terencana yang memiliki manfaat untuk pedoman dalam melakukan

suatu kegiatan. Model dapat dijelaskan antara lain : (1) analogi, (2) gambaran, (3)

suatu pernyataan-pernyataan data yang digunakan untuk mendeskripsikan secara

teratur suatu peristiwa atau objek, (4) suatu susunan atau rancangan dibuat menjadi

lebih simple dari suatu kegiatan atau system kerja, (4) kegiatan yang

disederhanakan, (5) deskriptis dari system yang di susun, (6) penyajian yang di buat

lebih lugas agar dapat menyatkan dan menjelaskan sifat aslinya.

Metzler (2007: 1) menyatakan bahwa model memiliki fungsi sebagai

petunjuk atau panduan dalam mengintepretasikan dan mendemonstrasikan kepada

orang mengenai cara untuk berfikir dan bekerja. Model merupakan miniature suatu

objek yang disusun untuk memberikan kemudahan tentang obyek yang sukar untuk

dipahami secara sistematis. Model ialah suatu bentuk yang digunakan untuk

11

mensederhanakan suatu masalah atau pelajaran, sama halnya dengan model latihan.

Model latihan merupakan model yang dilakukan dengan adanya praktik yang

bertujuan untuk memberikan panduan atau pedoman agar siswa atau atlet dapat

memahami isi materi yang dijelaskan. McMorris et al (2006: 65) berpendapat

bahwa berlatih dan belajar merupakan kegiatan untuk perubahan yang bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan atau meningkatkan performance yang dihasilkan

dari perlakuan-perlakuan atau pengalaman di masa lampau. Berdasarkan penjelasan

tersebut dapat di tarik kesimpulan pengembangan model adalah kegiatan untuk

menjadikan sesuatu lebih mudah, sederhana, baik, mengalami peningkatan,

kesempurnaan dan diharapkan berguna untuk massa sekarang dan kedepannya.

2. Pengertian Latihan

Berdasarkan Fajar & Mustaqim (2020) menyatakan bahwa latihan berasal

dari Bahasa inggris yaitu memiliki makna practice, exercise dan training. Definisi

dari practice ialah suatu kegiatan fisik yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan

keterampilan dan kemampuan olahraga dengan meggunakan berbagai sarana untuk

meningkatkan system tubuh sehingga menjadikan atlet bergerak secara sempurna,

Pengertian training yaitu proses untuk menjadikan atlet atau olahragawan

mempunyai misi, teori dan praktek dengan menggunakan aturan, metode sesuai

kaidah keilmuan. Sedangkan exercise merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

atlet atau olahragawan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan performance agar

pergerakan menjadi sempurna dan efisien yang dikerjakan dalam satu sesi latihan.

Hidayat (2014:2) menjelaskan bahwa latihan merupakan keseluruhan proses

persiapan yang dilakukan secara bertahap, terencana dan terprogram untuk

12

mewujudkan performa yang lebih tinggi. Pembinaan atlet berbakat harus ditangani

oleh pelatih yang mempunyai dasar ilmu dan professional. Kedua komponen

tersebut bagaikan pisau tajam yang harus dimiliki. Latihan sebagai program untuk

mengembangkan atlet untuk kompetisi spesifik dengan melalui peningkatan secara

fisik dan kapasitas energi (Hidayat, 2014:2). Nasrulloh dkk (2018: 1) menjelaskan

bahwa latihan adalah kegiatan yang memerlukan persiapan, sistematis, tertata dan

dipraktikkan secara berkelanjutan dengan tujuan untuk mempertahankan dan m satu

atau lebih komponen kebugaran jasmani. Ada dua jenis latihan yaitu acute exercise

dan chronic exercise. Acute exercise ialah latihan yang dijalankan hanya satu kali

saja, kemudian chronic exercise merupakan alatihan yang dilakukan secara

berlanjut-lanjut sampai dengan beberapa hari, bulan dan tahun. Agar prestasi dapat

diwujudkan secara optimal latihan harus berdasarkan kaidah pada keilmuan

kepelatihan olahraga antara lain teori-teori latihan, prinsip latihan yang baik dan

benar sudah di akui secara menyeluruh, tanpa ada pedoman yang benar maka

prestasi maksimal yang diidam-idamkan tidak akan tercapai dan apabila program

latihan yang disusun tidak tepat makan akan menjadi boomerang untuk atlet yang

dibina maka akan terjadi cidera, overtraining dan kemunduran prestasi.

Irianto (2018: 17-18) menjelaskan bahwa latihan merupakan proses yang

dibina secara sistematis, direncanakan dengan menerapkan metode dan system

tertentu, metodis, berkelanjutan dari simpel ke yang komplek, dari yang mudah

menuju ke level yang rumit, dari sedikit menuju ke yang lebih banyak. Latihan

harus dilakukan secara berulang-ulang dengan maksud gerakan harus dilakukan

secara bertahap dan dikerjakan berkali-kali supaya gerakan yang dahulunya

13

kesukaran akan lebih lancar, koordinasi yang belum baik akan menjadi lebih

sempurna, gerakan reflex akan menjadi lebih agresif dan reaktif sehingga gerakan

akan efektif dan efisien. Latihan dalam penyempurnaan mempunyai arti untuk

meningkatkan skill dari yang dimiliki atlet ke derajat yang lebih tinggi dan

maksimal. Pada olahraga prestasi latihan wajib memiliki pedoman ilmiah agar

metode yang diberikan untuk atlet menjadi lebih tepat sasaran dan dapat

dipertanggungjawabkan keilmiahannya dan bukan hanya faktor kebetulan saja.

Arti latihan yang berasal dari exercise yaitu proses latihan yang dilakukan

dalam sehari-hari sebaga peningkatan performa, system organ tubuh dalam suatu

proses latihan pelatih menyusun program latihan sesuai dengan sesi latihan dengan

harapan program latihan yang di susun pelatih menuai dan menghasilkan kinerja

dan prestasi maksimal (Ilham & Rifki, 2020). Latihan dalam penerapannya harus

dilakukan secara bertahap dan memiliki urutan yang benar yaitu: (1) pengantar dan

pembukaan latihan, (2) pemanasan statis dinamis dan kompleks, (3) latihan ini, (3)

latihan suplemen/tambahan, (5) pelemasan dan evaluasi (Lovic, 2016). Pada

aktivitas fisik harus mengetahui dan menjalankan komponen-komponen latihan

agar mengetahui takaran latihan untuk atlet, komponen-komponen latihan yaitu :

(1) kuantitas latihan yang berupa set, repetisi dan kepadatan latihan, (2) kualitas

latihan, (3) istirahat penuh dan istirahat tidak penuh, (4) lamanya latihan, (5) ritme

dan irama, (6) seri dan sirkuit, (7) jumlah latihan dalam seminggu, (8) unit latihan

(Nasrulloh dkk, 2018: 131).

Sasaran dan tujuan dari latihan merupakan untuk meninfkatkan dan

membantu atlet dalam aspek performance agar prestasi dapat diraih semaksimal

14

mungkin. Aspek penting dalam olahraga prestasi agar dapat meraih prestasi

maksimal sebagai berikut: (1) mental training, (2) physical training, (3) training

skill, (4) tactics (Harsono, 2015: 39). Hidayat (2014: 30) menyatakan tujuan pokok

latihan ialah agar skill dan kinerja atlet dapat di raih setinggi mungkin dan

semaksimal mungkin. Pada proses latihan terjadi kondisi yang mempengaruhi

kondisi atlet, secara mendetail bahwa latihan harus memperhatikan faktor

kesehatan, keselamatan yang mencakup peembentukan, pengembangan dan

penyempurnaan.

Nasrullah & Prasetya (2018:1) menyatakan tujuan dan sasaran utama dari

latihan yaitu : (1) untuk menaikkan komponen fisik dasar, sampai dengan

multilateral, (2) fisik kkhusus dapat berkembang dan meningkat, (3) membuat

latihan agar lebih simple dan menyempurnakan teknik semaksimal mungkin, (4)

menciptakan aspek psikis menjadi tangguh dalam kompetisi. Tujuan dan sasaran

dalam berlatih dapat diraih ketika program latihan harus berpegang teguh dengann

prinsip latihan dan komponen dasar yang tepat dan benar. Latihan harus dilakukan

secara bertahap dimulai dari pembuka, pemanasan, latihan inti dan diakhiri dengan

pelemasan ditambah dengan evaluasi dalam satu sesi latihan (Irianto, 2018: 63).

Berdasarkan Wicaksono & Putri (2020) agar latihan dapat tewujud sesuai yang

direncanakan harus diperlukan prinsip-prinsip latihan yaitu : (1)individualis, (2)

overload, (3) bertahap, (4) multilateral, (5) prinsip diminishing returns, (6) prinsip

kembali ke awal. Komponen biomotor kondisi fisik yaitu: (1) kelentukan, (2)

kecepatan gerak atau speed, agility dan quickness, (3) dayatahan, (4) kekuatan

(Sidik, 2019:82). Kemudian komponen biomotor kondisi fisik gabungan atau

15

kombinasi yaitu: (1) dayatahan kecepatan, (2) kelincahan dayatahan, (3) kecepatan

dayatahan, (4) dayatahan power, (5) kecepatan kekuatan

3. Pengertian Kekuatan

Kamaev, Mulyk & Kotliar (2020) Menjelaskan bahwa dalam membangun

olahraga modern yang baik harus merancang proses latihan dan mendekatan yang

kekinian, bahwa latihan kekuatan dan latihan kecepatan merupakan bagian pokok

dan integral dari proses latihan yang memiliki tujuan untuk mendongkrak fisik dan

meningkatkan kemampuan fungsional olahragawan atau atlet dalam mewujudkan

high performance yang diharapkan. Harsono (2018:61 menyatakan kekuatan yaitu

kemampuan seluruh otot untuk memunculkan dan membangkitkan ketegangan

terhadap suatu beban dan tahanan. Atlet angkat besi sebagai contoh, untuk dapat

mengangkat beban yang berat harus menegangkan otot dan mengkontraksikan

keseluruhan ototnya. Atlet mampu megangkat beban sebesar 50 kilogram

merupakan atlet yang mempunyai aspek kekuatan dua kali lebih dari biasanya yang

dapat di angkat 25 kilogram.

Definisi kekuatan adalah kemampuan untuk mengerahkan tenaga pada suatu

tahanan dan beban dengan perlawanan sekuat tenaga menahan beban tersebut

(Suchomel, 2016). Suharjana (2018: 46) menjelaskan kekuatan adalah elemen

wajib yang harus dimiliki oleh semua manusia, agar aktivitas keseharian akan

membutuhkan kekuatan otot. Kekuatan sangat dibutuhkan oleh seseorang yang

akan mengangkat, memindahkan, mendorong, memanjat. Kekuatan yaitu gaya

maksimal yang dihasilkan oleh otot (Suharjana, 2018: 46). Dari beberapa

pengertian di atas persamaannya adalah adanya tenaga untuk melawan beban.

16

Kekuatan secara umum dapat didefinisikan sebagai kemampuan otot untuk

mengatasi beratnya beban yang ditahan. Kekuatan marupakan kemampuan otot

untuk menghasilkan yang dapat diukur dalam ukuran besarnya dari 0-100%

(Bazyler et al, 2015). Kekuatan adalah salah satu unsur terpenting untuk meraih

performa tinggi dalam olahraga, kekuatan mengacu pada kemampuan otot untuk

mengeluarkan seluruh tenaga untuk mengangkat, mendorong, dan menarik beban

berat untuk menghasilkan kekuatan bervariatif di seluruh rentang gerakan (Kenney

et al, 2015). Latihan kekuatan harus dilakukan secara sistematis untuk

meningkatkan performa atlet secara individu, latihan kekuatan dapat menggunakan

beban tradisional, mesin, resistance band dan menggunakan berat badan sendiri

(Voet et al, 2013).

Oranchuk (2020) menyatakan latihan kekuatan secara fisiologis dapat

menyumbangkan dan meningkatkan performa dalam atletik. Adaptasi ini termasuk

untuk meningkatkan serat otot, menambah kekuatan, anaerobic power dan

menjadikan tubuh bebas lemak, dapat meningkatkan komponen-komponen

biomotor khusus untuk keseluruhan gerakan seperti kelentukan, keseimbangan,

koordinasi dan meningkatkan kemampuan atlet dalam menghasilkan power. Brien,

Browne & Earls (2020) menjelaskan bahwa kekuatan otot dapat meningkatkan

kemampuan khusus seperti berlari, melompat, dan kelincahan, penelitian serupa

menjelaskan bahwa atlet yang lebih kuat akan menampilkan performa yang lebih

unggul selama bertanding di cabang olahraga masing-masing. Kekuatan otot

merupakan komponen dasar dan sangat berperan dalam meningkatkan kondisi fisik

secara menyeluruh, karena kekuatan adalah motor penggerak disetiap aktivitas

17

fisik, kemudian kekuatan sangat memegang peran dalam melindungi atlet dari

kemungkinan cidera yang serius. Manfaat kekuatan antara lain dapat melakukan

gerakan seperti menendang, mendorong, memukul yang lebih efisien, kemudian

kekuatan dapat membantu untuk memperkuat stability sendi-sendi.

Harsono (2018) menjelaskan bahwa disetiap gerakan dalam kesehrian pasti

memerlukan kekuatan termasuk bernafas, ketawa, makan, menangis mencerna

makanan, dan sirkulasi darah. Manfaat dari kekuatan seperti: (1) meningkatkan

massa otot, (2) pengurangan presentasi lemak, (3) peningkatan kelentukan pada

otot-otot tubuh, (4) membentuk postur tubuh lebih baik, (5) meningkatkan

kemampuan biomotor kecepatan, dayatahan, kelentukan, (6) dapat meningkatkan

kepercayaan diri sebagai contoh atlet lebih siap menghadapi lawan, bergairah,

termotivasi, pengambilan keputusan yang cermat, dan disiplin, (7) dapat membantu

menghindari terjadiya cidera. Kekuatan sendiri mempunyai ciri antara lain : (1)

kekuatan umum yang berhubungan dengan anggota system tubuh, (2) kekuatan

khusus, kekuatan yang berperan tertentu untuk gerakan utama dalam masing-

masing cabang olahraga, (3) kekuatan explosive, kemampuan otot untuk melakukan

tahanan, dorongan, tarikan secara cepat dan akurat seperti melempar, menendang,

memukul, (4) dayatahan kekuatan merupakan kemampuan otot untuk bergerakn

atau menahan beben dalam jangka waktu lama, (5) kekuatan maksimal, merupakan

kontraksi otot secara maksimal untuk menahan, menarik dan menangkat beban

dalam keadaan siap tanpa kehilangan keseimbangan yang dilakukan biasanya satu

repetisi, (7) kekuatan relative, perbandingan beban yang dapat diangkat dengan

beratbadan (Irianto, 2018:71). Kekuatan sebagai dasar utama dalam

18

mengembangkan kemampuan bergerak dan memberikan pengaruh yang sangat luar

biasa terhadap kinerja atlet (Sidik, 2019: 117). Berdasarkan definisi kekuatan yang

diraikan bahwa kekuatan ialah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas

menahan, menarik, mendorong beban dalam keadaan siap tanpa kehilangan

kekuatan setiap melakukan gerakan.

4. Pengertian Kecepatan

Definisi kecepatan adalah jarak/ waktu yang dapat dijelaskan bahwa

kecepatan dapat diuji menggunakan unit jarak dibagi waktu. Suharjana (2018:51)

menyatakan kecepatan ialah kemampuan untuk memperoleh suatu tindakan dalam

aktivitas yang sesingkat-singkatnya, kecepatan dapat dibagi menjadi tiga antara

lain: (1) kecepatan berlari, (2) kecepatan menanggapi rangsang, (3) kecepatan

bergerak. Kecepatan adalah kemampuan otot untuk menanggapi rangsangan dalam

waktu cepat dan sesingkat-singkatnya. Kecepatan merupakan elemen integral

dalam olahraga prestasi kecepatan adalah kualitas kondisional yang dapat

memungkinkan atlet untuk melakukan aksi dan reakis secara cepat apabila

diberikan implus dan mempraktikkan gerakan dengan cepat, gerakan-gerakan

dalam kecepatan dipraktikkan dengan melawan hambatan yang tidak sama

misalnya (berat peralatan, berat badan sendiri, dan air) yang memiliki dampak

mempengaruhi kekuatan

Irianto (2018:76) menyatakan bahwa kecepatan yaitu komparasi dari jarak

dan waktu untuk gerakan dengan waktu yang pendek dan singkat. Elemen

kecepatan sebagai berikut: (1) waktu reaksi, (2) frekuensi gerak per satuan waktu

dan kecepatan gerak untuk melewati jarak. Pengertian kecepatan adalah tingkat

19

perubahan jarak ke waktu secara cepat dan sigkat (Cooke et al, 2011). Sukadiyanto

(2010: 174) menyatakan kecepatan ialah elemen mendasar yang diperlukan dalam

olahraga. Pada kegiatan olahraga yang memiliki sifat permainan, kompetisi akan

membutuhkan aspek kecepatan, oleh karena itu kecepatan adalah salah satu unsur

biomotor yang sangat penting dan harus dilakukan latihan yang sistematis, metodis

dan berkelanjutan agar prestasi atlet dapat diraih secara optimal.

Pada umumnya kecepatan dapat dilakukan latihan ketika atlet sudah

mempunyai dasar dayatahan dan kekuatan yang memadai dilanjut kemudian

kecepatan dapat diberikan. Hal ini sangat cocok dengan tahapan dalam latihan

bahwa latihan kecepatan dipraktikkan ketika atlet sudah mempunyai dayatahan

aerobic yang baik, dilanjut dengan latihan anaerobic threshold, dan kemampuan

anaerobic yang memadai kemudian kecepatan dapat diberikan secara progresif.

Kecepatan adalah penentu dalam hampir semua kompetisi olahraga terutama sprint,

renang, balap sepeda dan sebagainya (Harsono, 2018: 145).

Berdasarkan keilmuannya latihan kecepatan dapat dilakukan setelah atlet

diberikan latihan pondasi dayatahan dan kekuatan yang sempurna. Pelatih harus

memahami bahwa latihan kecepatan usaha untuk meningkatkan sangatlah sulit

hanya 10% peningkatan yang dapat terjadi apabila dilakukan secara eksklusif.

Peran pelatih untuk menggembleng atlet dengan meningkatkan kekuatan terlebih

dahulu, apabila kekuatan atlet sudah baik maka kemampuan bergerak akan lebih

cepat (Sidik, 2019: 117). Sukadiyanto (2010: 179) berpendapat bahwa faktor yang

berpengaruh pada kecepatan antara lain: (1) keturuan, (2) waktu menanggapi

20

rangsang, (3) kekuatan, (4) teknik, (5) jenis otot, (6) elastisitas otot, (7) konsentrasi,

(8) motivasi.

Metode untuk meningkatkan kecepatan sering kali digunakan dalam

meningkatkan kecepatan tetapi cara yang digunakan dalam meningkatkan

kecepatan tetap disesuaikan dengan jenis-jenis kecepatan yang diberikan untuk

atletnya yaitu kecepatan gerak, kecepatan reaksi, atau kecepatan dayatahan. Pada

umumnya model latihan kecepatan mempunyai materi sebagai berikut : (1)

mengatasi perubahan aksi patner berlatih dengan dimulai dari gerakan sederhana ke

sulit, lambat dan cepat, (2) mengatasi perubahan situasi dengan cara ditentukan

sebelum melakukan gerakan, (3) menguasai cara pada situasi yang ada ketika

berlatih, (4) menguasai gerakan yang sukar (5) dan mengantisipasi kesulitan

contohnya menghadapi pertandingan utama. Bentuk-bentuk latihan kecepatan

seperti reaksi tunggal yaitu: (1) latihan reaksi bertururt-turut atau berulang-ulang,

(2) menggunakan tanda-tanda atau kode yang diberikan oleh pelatih, (3) bereaksi

gerakan simple dan dari lambat kemudian semakin cepat, seperti pelatih

memberikan arahan kepada atlet untuk mengikuti gerakan sesuai denganapa yang

dijelaskan. Apabila tangan kiri menunjukkan kearah kiri maka atlet melakukan

pergerakan diarah kiri secara cepat, bila ke kanan atlet melakukan gerakan secepat

mungkin kearah kanan dan seterusnya. Permulaan atlet berlari ditempat dengan

memperhatikan gerak-gerik instruksi pelatih. Atlet harus tetap melihat ke arah

pelatih dan selalu memperhatikan aba-aba yang akan diberikan pelatih.

Sukadiyanto (2010: 190) menjelaskan bahwa prinsip berlatih kecepatan

reaksi harus bertahap mulai yang simple berlanjut keanekaragaman gerak, beberapa

21

metode latihan kecepatan reaksi sebagai berikut : (1) meggunakan tanda-tanda atau

aba-aba, (2) berreaksi dari gerakan yang sederhana kemudian berlanjut menjadi

lebih kompleks dan menjadi sulit, (3) melakukan gerakan perpaduan atau

kombinasi, dimulai dari lambat dan cepat, (4) menggunakan bantuan alat yang

divariasikan dengan ukuran yang lebih ringan, berat dan diperkecil (5)

mempersingkat waktu pengamatan atau membelakagi arah bola, (6) menggunakan

dinding yang permukaannya tidak rata, (7) menggunakan lapangan yang diperkecil

ukurannya.

Tabel 1. Sesi Latihan Kecepatan

Intensitas Speed maximal

Denyut jantung 185-200x/menit

Volume 5-10 repetisi/set

Performa 3-5 set/sesi

Istirahat

5-10 detik

1:6 (denyut jantung 145-

160x/menit)

5. Pengertian Power

Atlet yang sudah memiliki aspek kekuatan dan kecepatan memadai,

kemudian atlet dapat diberikan latihan power. Power adalah kemampuan

sekelompok atau keseluruhan otot untuk mengerahkan kekuatan secara maksimal

dengan kecepatan tinggi dan waktu yang relative singkat (Hidayat, 2014: 61).

Sukadiyanto (2010: 193) menyatakan bahwa power adalah perpaduan antara

kecepatan dan kekuatan yang melebur menjadi satu. Oleh karena itu latihan yang

mempunyai unsur power harus diberikan setelah aspek kekuatan dan kecepatan

sudah baik tetapi pada dasarnya ketika latihan kekuatan dan kecepatan keduanya

22

selalu melibatkan unsur power. Power dihasilkan dari kombinasi kecepatan dan

kekuatan, apabila atlet A dan B masing-masing dapat memgangkat beban yang

beratnya 100 kilogram tetap atlet A mampu mengangkat beban lebih cepat dari pada

atlet B maka dari itu atlet A dikatakan memiliki unsur power yang lebih baik dari

pada atlet B karena mampu mengangkat beban dengan lambat (Harsono, 2018: 61).

Berdasarkan Kruk et al (2018) power adalah suatu gaya yang sering

digunakan untuk melakukan kinerja atau menyalurkan energi untuk menyelesaikan

tugas gerakannya. Kruk et al (2018) menjelaskan bahwa power adalah suatu

mekanik yang sering digunakan untuk penelitian oleh ilmuwan olahraga dengan

tujuan untuk mengetahui keefektifan berlatih. Power adalah sauatu mekanik

gerakan yang cepat dalam mentransfer energi untuk menyelesaikan gerakan secara

cepat dan kuat. Power adalah persamaan kinerja neuromuskuler intensitas tinggi

dengan jangka waktu yang pendek yang berhubungan langsung pada performa atlet.

Power adalah perpaduan antara kecepatan dan kekuatan yang wajib dimiliki dan

digunakan sebagai latihan olahraga prestasi dan sangat diterima secara universal

sebagai latihan intensitas tinggi dalam pertandingan (Kruk et al, 2018).

Berdasarkan Orssatto & Bezerra (2020) latihan power akan memberikan

manfaat yang sangat luar biasa bagi atlet, latihan power dapat menghasilkan

peningkatan yang lebih besar dalam kapasitas fungsional dan kekuatan otot yang

dapat meningkatkan kekuatan otot terbesar yang diamati setelah latihan dayatahan

otot dari lambat sampai dengan sedang. power dapat meningkatkan kekuatan dan

produk kecepatan. Menurut pendapat diatas telah dijelaskan bahwa pada metode

melatih kekuatan juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan power, apabila

23

latihan yang diberikan dari beban yang mudah/ringan sampai dengan beban

moderat dengan gerakan yang super cepat. Terlebih lagi ketika latihan kecepatan

selalu melibatkan unsur power didalamnya, sehingga antara latihan kecepatan dan

power saling berhubungan. Oleh karena itu makna dari latihan kekuatan, kecepatan

dan power dibahas dalam satu rangkaian karena dalam satu bab saling berpengaruh

diantara ketiganya.

Metode latihan power mempunyai ciri khas cepat, kuat dan ekplosive. Oleh

karena itu aspek kecepatan dan kekuatan menjadi satu bentuk dari latihan power

apabila dilakukan intensitas rendah dan moderat dan iramanya cepat waktu yang

relative singkat. Sukadiyanto (2010: 193) menjelaskan power merupakan perkalian

dari kecepatan dan kekuatan, oleh sebab itu urutan latihan power dapat diberikam

setelah atlet memiliki kemampuan kekuatan dan kecepatan yang baik. Pada

dasarnya disetiap latihan kekuatan dan kecepatan pasti ada perpaduan unsur power

didalamnya. Metode latihan kekuatan berdampak terhadap power. Terlebih lagi

ketika latihan kecepatan akan melibatkan power didalamnya dan sehingga latihan

kecepatan selalu melibatkan unsur power didalamnya sehingga latihan kecepatan

dan power saling berpengaruh. Adapun gerak karakteristik power yaitu ekplosive.

Dengan demikian bentuk latihan kekuatan dan kecepatan dapat menjadi unsur

power. Pada metode latihan dapat digunakan menggunakan beban luar maupun

beban badan sendiri. Metode latihan power dengan beban luar dapat menggunakan

metode yaitu: sirkuit, system blok, pyramid dan sebagainya. Metode latihan dengan

beban sendiri dapat menggunakan metode plyometrics. Prinsip latihan plyometrics

yaitu selalu menitik beratkan kontraksi otot eksentrik dan konsentrik (Sukadiyanto,

24

2010: 194). Adapun latihan plyometrics dapat dibedakan menjadi dua yaitu dengan

high impact atau yang mempunyai impact tinggi, dan low impact dengan impact

yang rendah.

Latihan plyometrics low impact yaitu : skipping, lompat rendah, langkah

pendek, loncat-loncat dan melompat, melompat diatas box setinggi 25-35 cm,

melempar ball medicine 1-3kg, melompat hurdle 125-30 cm, kemudian latihan

plyometrics low impact yaitu : lompat kedepan tanpa awalan, lompat 3x, lompat

tinggi dan melangkah panjang, lompat-lompat dan loncat-loncat, melompat diatas

bangku setinggi 35 cm lebih, melempar bola 5-6kg, drop jump dan relative jump,

dan melempar dan mendorong benda yang relative berat. Oleh karena itu berbagai

macam latihan plyometrics dengan intensitas rendah dan tinggi dapat dilakukan

diberbagai tempat, tergentung dari jenis cabang olahraga masing-masing. Tetapi

latihan power dilakukan ditempat yang datar, lapangan berumput dan berpasir

empuk untuk mendarat. Pentingnya latihan power dalam cabang olahraga beladiri

karate sudah menjadi hal yang wajib untuk diberikan menu latihan yang sesuai

untuk meningkatkan aspek fisik khususnya power. prihastono (1994: 13)

menyatakan bahwa jenis macam gerak dalam olahraga karate adalah cepat dan kuat

atau ekplosive power. Berdasarkan penelitian Ioannides (2020) bahwa latihan

plyometrics dapat meningkatkan otot tubuh bagian atas dan bawah pada atlet karate

dan latihan daya ledak diterapkan dalam periode singkat.

6. Pengertian Plyometrics

Plyometrics berasal dari kata Yunani secara harfiah memiliki arti

meningkatkan ukuran (Plio: lebih, metrik: ukuran). Definisi praktis plyometrics

25

adalah latihan dengan gerakan cepat, kuat dengan menggunakan pra peregangan

otot dan gerakan melawan yang melibatkan peregangan memendek dan memanjang

(David et al, 2018). Lievens et al (2020) menyatakan selama ini latihan plyometrics

telah digunakan untuk metode latihan yang sangat penting untuk di masukkan

dalam menu program latihan. Latihan plyometrics mempunyai ciri khas lompatan

berulang-ulang atau lemparan dan dorongan dengan intensitas tinggi. Latihan

plyometrics memiliki tujuan untuk meningkatkan otot memendek atau eksentrik

dan meningkatkan otot memanjang atau konsentrik. Pada latihan plyometrics ada

tiga fase gerakan yaitu fase pra peregangan, fase coupling dan fase konsentrik, telah

diyakini bahwa pada fase pra peregangan atau eksentrik akan menimbulkan

kontraksi otot yang lebih kuat dan lebih besar. Latihan Plyometrics memiliki

variabel yang luas dan memberikan efek positif terhadap pengembangan lompatan,

kecepatan, kelincahan dan tingkat keekonomisan bergerak seperti menendang,

memukul dan berlari.

Bompa (1994) menjelaskan tentang latihan plyometrics muncul dalam waktu

yang sudah tidak baru lagi, hal tersebut sudah diketahui pasti bahwa anak-anak di

dunia sudah mempraktikkan lompat tali, atau bentuk permainan seperti latihan

plyometrics. Michailidis (2013) menjelaskan bahwa latihan plyometrics yaitu

latihan seperti skipping, berlari dicirikan menggunakan fase peregangan yang

berkembang selama transisi dari kontraksi otot eksentrik yang cpat. Latihan

plyometrics yang dilakukan secara terencana dan terprogram terbukti dapat

meningkatkan konsisten berbagai ukuran dan komponen kekuatan otot seperti

kemampuan melompat vertical, horizontal, kecepatan pendek akselerasi, kekuatan

26

maksimal ekplosive dan kelincahan pada performa olahraga. Plyometrics

mempunyai tujuan menyambungkan gerakan kekuatan dan kekuatan untuk

mendapatkan gerakan ekplosive, penjelasan tersebut dapat digunakan dalam

gerakan lompatan yang berulang-ulang atau reaksi yang menghasilkan gerakan

ekplosive.

Saez, Requena & Cronin (2012) menyatakan bahwa latihan dengan metode

plyometrics mengarah pada peningkatan performa atlet tentunya peningkatan

kecepatan dan kekuatan otot agar dapat maksimal dalam kinerja, latihan

plyometrics bercirikan menggunakan latihan lompatan oleh karena itu seperti

melompat tinggi, menendang, melempar. Fase latihan plyometrics yang pasti

diawali dengan kontraksi otot eksentrik dan konsentrik. Fase eksentrik merupakan

bagian yang paling integral karena meingkatkan kemampuan unit otot tendon untuk

menghasilkan kekuatan maksimal dalam waktu yang pendek. Dutton (2012)

menjelaskan bahwa latihan plyometrics berkaitan erat dengan gerakan-gerakan

yang cepat dan melibatkan kontraksi otot, menyimpat energi elastisitas di otot dan

mengaktifkan reflex myotatic.

Hoffman & jay (2014) menyatakan bahwa latihan dengan metode

plyometrics sangat baik dan sangat tepat ketika tekanan dari lompatan berulang-

ulang atau gerakan balistik tidak meningkatkan cidera otot. Wenjiang (2021)

menjelaskan bahwa latihan plyometrics adalah metode utuk melatih kekuatan dan

kecepatan otot yang elastis dan ledakan otot untuk meningkatkan kinerja dalam

olahraga. Metode latihan plyometrics merupakan metode untuk mengembangkan

kecepatan, dayatahan dan kelincahan (Duncan & Sale, 2014). Latihan plyometrics

27

yaitu untuk mengembangkan kekuatan ledakan dan untuk menghasilkan otot

mencapai kekuatan super maksimal dalam waktu sesingkat-singatnya (James, 2014;

Martinoli, 2015)

Pada cabang olahraga beladiri khususnya karate teknik menangkis, memukul,

dan menendang adalah bagian yang wajib harus dikuasi, dan pastinya ketika

melakukan tangkisan, pukulan dan tendangan otot bagian atas dan otot bagian

bawah dominan untuk digunakan. (David, Potach & Chu, 2018) menjelaskan

latihan dengan metode plyometrics otot tubuh bagian atas dan otot tubuh bagian

bawah yang dilakukan secara cepat dan kuat adalah salah satu aspek penting untuk

bebrapa olahraga seperti lempar cakram, senam dan baladiri. Latihan plyometrics

otot tubuh bagian bawah dan otot tubuh bagian atas hampir semua olahraga cocok

dan menggunakan metode plyometrics seperti sepak bola, bola voli, basket,

taekwondo, karate dan sebagainya. Metode latihan plyometrics untuk menghasilkan

jumlah kekuatan otot maksimal dalam waktu singkat adapun otot-otot yang terlibat

dominan pada olahraga yaitu: otot lengan, otot dada, otot, punggung, otot perut dan

otot tungkai. Metode latihan plyometrics lower body atau otot tubuh bagian atas

sangat bermanfaat untuk mengembangkan kekuatan, tenaga, elastisitas otot tungkai,

sedangkan latihan plyometrics upper body atau otot bagian atas berguna untuk

mengembangkan kecepatan dan kekuatan keseluruhan untuk semu jenis gerak

cabang olahraga yang dominan mengginakan otot lengan, gerakan dinamis yang

melibatkan dorongan dan tarikan yang sangat bermanfaat untuk mengaktifkan

siklus eksentrik dan konsentrik dan sifat elastisitas otot tubuh bagian atas (Hansen

& Kennely Steve, 2017). Berikut ini otot bagian depan dan belakang:

28

Gambar 1. Bagian otot manusia tampak depan dan belakang

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_skeletal_muscles_of_the_human

_body

Beberapa hal yang harus dicermati dan diperhatikan adalah resiko cidera,

karena latihan plyometrics semua gerakan yang dilakukan adalah gerakan yang

cepat, kuat dan explosive. Oleh karena itu membutuhkan persiapan yang baik demi

keamanan atlet. Prinsip latihan plyometrics adalah atlet memiliki dasar kekuatan

yang memadai, terutama pada tungkai yang rawan akan cidera. Apabila atlet sudah

memiliki dasar yang baik maka latihan plyometrics dapat maksimal hasilnya.

Berikut ini cara yang dapat dilakukan ketika mau memberikan latihan plyometrics

agar hasil maksimal dan terhindar dari cidera : (1) usahakan melakukan latihan

dilapangan berumput agar dalam mendarat tungkai lebih aman, (2) gunakan matras

sebagai landasan agar empuk dalam mendarat, (3) awali dengan pemanasan statis,

dinamis dan pemanasan khusus plyometrics seperti angkat paha yang menyerupai

gerakan melompat dan kordinasi, (4) saat melakukan gerakan pelatih harus

memperhatikan secara cermat agar tidak terjadi cidera, perhatikan teknik, berikan

koreksi ketika atlet melakukan gerakan yang salah, (5) saat mendarat lutut dan

engkel tidak menekuk terlalu lama supaya waktu reaksi tidak berkurang dan

29

gerakan menjadi efektif, (6) pastikan atlet diberikan istirahat yang cukup sebelum

melakukan set berikutnya.

Latihan plyometrics akan memberikan hasil yang baik ketika pelatih

memberikan pada periodisasi yang tepat. Pelatih harus mengkombinasikan antara

frekuensi, volume, intensitas dan variasi gerak secara baik. Perpaduan yang tepat

dan benar dengan program latihan akan menghasilkan kinerja yang optimal. Porsi

latihan yang tepat sangat efektif dilakukan untuk fase pemeliharaan power dalam

masa pra kompetisi. tidak ada penelitian yang menjelskan secara rinci bahwa aturan

pemberian volume dengan set dan repetisi. Referensi yang di kaji menjelaskan agar

pelatih harus menyesuaikan dengan kondisi dan tingkat kesuksesan pada latihan.

intensitas pada latihan plyometrics selalu diukur dengan tingkay kesulitan gerakan.

Semakin sulit gerakan itesitasnya semakin tinggi, sedangkan untuk durasi latihan

tergantung pada lamanya atlet mengeksekusi gerakan cabang olahraga tertentu,

tidak ada waktu yang pasti untuk gerakan tergantung pada tingkat kesulitan dan

intensitas latihan dan system energi predominan cabang olahraga tertentu. Maka

dari itu seriap cabang olahraga harus memiliki system predominan masing-masing,

intinya jangan sampai ada kelelahan yang berlebih pada atlet ketika mau

menjalankan latihan plyometrics

Berdasarkan David et al (2018) gerakan fungsional dan kesuksesan atlet

bergantung pada fungsi yang tepat dari semua otot aktif dan kecepatan di mana

kekuatan otot ini digunakan. Istilah yang digunakan untuk mendefinisikan

hubungan gaya-kecepatan ini adalah kekuatan. Ketika digunakan dengan benar,

latihan plyometrics secara konsisten telah ditunjukkan untuk meningkatkan

30

produksi kekuatan dan kekuatan otot. Peningkatan produksi kekuatan ini paling

baik dijelaskan oleh dua model yang diusulkan: mekanik dan neurofisiologis.

Tujuan latihan plyometrics adalah untuk meningkatkan kekuatan gerakan

selanjutnya dengan menggunakan komponen elastis alami otot dan tendon dan

peregangan refleks. Untuk menggunakan plyometrics secara efektif sebagai bagian

dari program pelatihan, penting untuk dipahami: (1) mekanika dan fisiologi latihan

plyometrics, (2) prinsip-prinsip desain program plyometrics, dan (3) metode aman

dan efektif melakukan latihan plyometrics spesifik. Selanjutnya metode latihan

plyometrics menjembatani adanya jurang antara kecepatan dan kekuatan. Prinsip

metode latihan plyometrics adalah otot selalu berkontraksi baik saat memanjang

(eksentrik) maupun saat memendek (konsentrik).

Berdasarkan David, Donald & Chu (2018) latihan plyometrics tubuh bagian

atas yang cepat dan kuat adalah salah satu syarat penting bagi beberapa cabang

olahraga seperti contoh olahraga beladiri, baseball, softball, tenis, golf, dan tolak

pluru. Latihan plyometrics pada sendi bahu tidak hanya akan meningkatn

kecepatannya tetapi juga dapat mencegah cedera sendi bahu dan siku, meskipun

penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan peran plyometrics dalam

pencegahan cedera. Latihan plyometrics tubuh bagian ata tidak digunakan sesering

seperti bagian bawah dan telah dipelajari kurang luas. tetapi tetap penting untuk

atlet yang membutuhkan latihan plyometrics bagian atas. Latihan plyometrics untuk

bagian atas seperti lemparan bola, tangkapan, dan beberapa jenis push up. David et

al (2018) menyatakan Latihan plyometrics bagian bawah atau tungkai, dijelaskan

bahwa hampir semua atlet dan cabang olaraga apa pun termasuk melempar, berlari

31

lintasan lapangan, sepak bola, voli, basket, sepak bola amerika dan baseball.

Latihan ini membtuhkan atlet untuk menghasilkan jumlah maksimal kekuatan otot

dalam waktu cepat dan singkat.

Meskipun latihan plyometrics secara umum dipandang untuk melatih elit atlet

atau senior. Anak-anak praremaja dan remaja pun juga dapat mengambil manfaat

dari latihan plyometrics. Selain memberikan kekuatan otot yang baik dan adaptasi

kekuatan tulang, partisipasi teratur dalam program latihan plyometrics yang di

susun dengan tepat dapat lebih baik mempersiapkan atlet muda untuk tuntutan

latiahn dan kompetisi olahraga dengan meningkatkan control dan kinerja

neuromuscular. Program latihan plyometrics untuk anak-anak harus digunakan

untuk mengembangkan control neuromuscular dan keterampilan anaerobic yang

nantinya di bawa ke partisipasi dalam olahraga dan atletik baik selama masa kanak-

kanak dan saat mereka maju ke tingkat kompetisi yang lebih tinggi. Jadi untuk

latihan plyometrics di massa remaja latihan harus bertahap dari latihan yang

sederhana sampai dengan kompleks, dan pentingnya untuk focus dalam kualitas

teknik gerakan (penyelarasan tubuh yang tepat dan kecepatan gerak, dengan tujuan

mengembangkan teknik dalam latihan yang lebih maju. Pemulihan di antara latihan

harus memadai atau cukup untuk mencegah latihan yang berlebih, dua sampai

dengan tiga hari pemulihan untuk mengoptimalkan adaptasi latihan dan

meminimalisir terjadinya cidera bagi atlet (David & Chu, 2018)

Beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan latihan plyometrics

merupakan latihan untuk menghasilkan dayaledak otot dengan memadukan latihan

isometrik, dan isotonik yang meliputi eksentrik dan konsentrik yang menggunakan

32

bantuan beban dinamis. Latihan plyometrics memungkinkan otot-otot

menghasilkan kekuatan maksimal dalam waktu cepat dan singkat. Pola latihan

plyometrics menggunakan regangan awal pada otot yang cepat sebelum kontraksi

eksentrik pada otot yang sama

Program latihan plyometrics mirip dengan program latihan resistance

training, intensitas, frekuensi, durasi, recovery, perkembangan, dan periode

pemanasan semua harus dimasukkan dalam desain program latihan plyometrics

yang sistematis. Model latihan plyometrics ditentukan oleh bagian tubuh yang

melakukan latihan yang diberikan. Misalnya, lompatan satu kaki adalah latihan

plyometrics tubuh bagian bawah, sedangkan lempar bola dua tangan adalah latihan

tubuh bagian atas (David et al, 2018). Dibawah ini sesi latihan power dan

plyometrics

Tabel 2. Contoh sesi latihan power dan plyometrics

Sasaran latihan peningkatan power

Volume 3 set/sesi, 4-6 repetisi/set

Recovery 1:4

Interval 1: 7

Irama cepat/ sentak

Intensitas 30% -60% (dari 1 RM)

33

explosive push up

Medicine Ball Chest Pass

Gambar 2. Bentuk Latihan plyometrics upper body

34

split jump

low hurdle jump

Rebounding box jump

Gambar 3. Bentuk latihan plyometrics lower body

35

7. Pengertian Karate

Secara harfiah karate memiliki filosofi kara yang berarti kosong dan te

memiliki arti tangan dan do memiliki arti jalan seni yang perkasa. Maka dari itu

karate-do dapat dijelaskan sebagai teknik seni pekasa yang dilakukan seorang

beladiri tanpa alat atau senjata. Teknik yang wajib di kuasai oleh seorang karateka

ada 3 tahapan yaitu kihon yang memiliki arti gerakan dasar, kata yang memiliki arti

rangkaian jurus, dan kumite memiliki arti perkelahian atau pertarungan. Kihon

merupakan teknik dasar seperti kuda-kuda, teknik tangkisan, memukul, menendang

dan teknik membanting. Kihon sangat memiliki pengaruh pada gerakan kata dan

kumite. Wahid (2007:47) menyatakan bahwa kihon yaitu pondasi awal yang sebagai

bentuk baku menjadi pedoman dari gerakan yang dilakukan dalam teknik kata dan

kumite. Beberapa teknik yang harus dikuasai dalam karate yaitu: tangkisan,

pukulan, tendangan.

Kihon adalah teknik dasar yang integral dalam pembentukan pondasi untuk

karateka pemula dan professional. Karena kandungan kihon berisikan teknik yang

dapat meningkatkan pada seorang atlet kata dan kumite. Berlatih kihon harus

dilakukan sesering mungkin. Apabila kihon tidak dilakukan ketika sedang berlatih

karate maka teknik kuda-kuda, pukulan, tendangan dan tangkisan dalam performa

dan teknik akan menjadi menurun. Kata yaitu rangkaian gerak dari kihon, penilaian

gerakan kata banyak kriterianya antara lain dalam segi teknik, aspek fisik,

penghayatan, ekspresi. Gerakan kata mempunyai serangkaian gerak yang bertujuan

untuk menyerang, bertahan, dan menghindar. Sagitarius (2008: 108) menyatakan

bahwa kata ialah serangkaian teknik karate yang memiliki isi materi menangkis,

36

menyerang dan menangkis. Kata merupakan jenis teknik karate yang memiliki

gerakan baku dan memiliki alur gerakan atau embusen, sudah di tetapkan dalam

teknik dan gerakan dan tidak dapat dirubah. Kumite atau perkelahian ada dua atlet

yaitu untuk mencari kemenangan dan mendapatkan point, dalam perkelahian ada

tiga bentuk yaitu kihon kumite, perkelahian satu teknik/ ippon kumite, dan

perkelahian beban/ jiyu kumite.

Karate yaitu gerakan untuk membeladiri yang berasal dari negara jepang,

pada saat latihan karate ada tiga tahapan yaitu kihon , kata dan kumite. Kihon adalah

gerakan teknik dasar yang melibatkan gerakan-gerakan tertentu dengan tangan dan

kaki, kata adalah rangkaian teknik yang berupa jurus-jurus, sedangkan kumite

adalah latihan tanding atau pertarungan. Piepiora et al (2016) menjelaskan pada

beladiri karate ada tiga tahapan yang harus di pelajari yaitu : kihon, kata, kumite,

kihon merupakan gerak dasar yang harus dipelajari secara menyeluruh agar dapat

melanjutkan ke tahap selanjutnya, kata merupakan rangkaian gerak yang sudah

ditentukan menjadi rangkaian gerak seni pertarungan tanpa lawan, kemudian

kumite merupakan pertarungan antara dua karateka yang akan terjadinya serangan

dan bertahan dengan tujuan untuk mendapatkan kemenangan. Untuk meningkatkan

performa karateka ada banyak berbagai aspek yang harus dilatih yaitu aspek

fisiologi, psikologi dan aspek fisik, aspek yang paling dominan pada olahraga

karate adalah aspek fisik, pada aspek fisik ada biomotor seperti kekuatan,

dayatahan, kecepatan, kelincahan, kordinasi, kelentukan dan power (Garber,

2011).

37

Plyometrics adalah suatu latihan untuk mengembangkan power, banyak

cabang olahraga yang megandalkan power salah satunya cabang olahraga karate,

oleh sebab itu metode latihan plyometrics sangat bermanfaat untuk menunjang

prestasi atlet karate. Hanya saja ada prinsip dasar dalam menyajikan program

latihan plyometrics yang harus dikuasai oleh pelatih agar metode latihan

plyometrics dapat dirasakan efektifannya. Tanpa prinsip dasar yang benar latihan

plyometrics hanya mendapatkan kelelahan saja dan tidak tercapainya tujuan latihan.

Prinsip dasar dalam latihan plyometrics adalah atlet harus mempunyai pondasi

kekuatan yang baik terutama pada bagian tubuh atas bahu dan bagian tubuh bawah

lutut dan angkle, jika atlet mempunyai pondasi kekuatan yang baik maka latihan

plyometrics akan meningkat secara signifikan. Berdasarkan pada pendapat di atas

karate adalah suatu olahraga kontak fisik yang harus menekankan latihan aspek

fisik yang sempurna supaya terhindar dari cidera dan dapat menunjang prestasi

secara maksimal.

8. Karakteristik Anak Umur 16-18 Tahun

Anak-anak usia 16 sampai 18 tahun sedang berada pada pertumbuhan yang

sangat pesat, Hurlock (1990) menjelaskan massa remaja dibedakan menjadi dua

yaitu remaja awal 11 sampai dengan 17 tahun, dan remaja tingkat akhir 16 sampai

dengan 18 tahun. Massa remaja sudah mencapai perkembangan yang akan berlanjut

pada tingkat dewasa. Masa remaja adalah tahap rentang kehidupan, periode

transisional, tahap perubahan, masa remaja mencari identitas diri, massa ambang

menuju kedewasaan (Krori, 2011)

38

Adolesence berasal dari latin yaitu adolescere yang memiliki arti tumbuh

menjadi dewasa (Hurlock, 1999). Batubara (2016) menjelaskan bahwa adolescence

yaitu masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Dalam masa ini perubahan

terjadi secara hormonal, psikis, social dan fisik. Perubahan yang sangat cepat tanpa

disadari. Papalia dan Olds (2001) menjelaskan bahwa masa remaja merupakan

masa transisi dalam perkembangan anak menuju dewasa pada umumnya dimulai

pada usia 12-13 dan akan berakhir pada belasan tahun atau dua puluh tahun. Saputra

(2018) menjelaskan bahwa pada masa remaja akan terjadi perkembangan yang

meliputi perubahan berhubungan dengan pisikoseksual, dan terjadi perubahan

dalam hubungan orang tua dan cita-cita, di mana pembentukan cita-cita adalah

proses pembentukan untuk dimasa mendataang. Monks (1999) menjelaskan bahwa

ada 3 tahapan proses perkembangan yang dilalui remaja yaitu untuk menuju

kedewasaan antara lain: 12 sampai dengan 15 tahun, masa madya 15-18 tahun, dan

masa remaja akhir 18-21 tahun

Masa remaja yaitu masa yang sangat menentukan karena dimasa ini anak-

anak akan mengalami perubahan pada fisik dan psikisnya. Pada masa remaja akan

mengalami pertumbuhan yang sangat cepat dan pesat, pada masa anak-anak sampai

menuju dewasa. Agar menjadi seimbang dari pesatnya pertumbuhan anak

membutuhkan gizi dan istirahat yang berkualitas. Perubahan fisik dapat jelas

terlihat dari Panjang tungkai, lengan di masa remaja. Otot tumbuh menjadi besar

dan terlihat tinggi, akan tetapi kepala masih terlihat anak-anak. Perkembangan fisik

adalah perubahan otak, tubuh, kapasitas sensoris dan motoric anak. Perubahan pada

tubuh ditandai dengan bertambahnya tinggi dan bertambahnya berat badan,

39

pertumbuhan tulang dan otot menjadi kuat dan besar, kematangan seksualitas dan

fungsi reproduksi (Sukamti, 2007:91)

Sarlito (2012: 97) menjelaskan bahwa pada perkembangan IV kognitif

menurut Jean Piaget adalah massa operasional-formal (11-dewasa). Perkembangan

kognitif yang dijelaskan Pieget yaitu masa remaja stelah mencapai tahap operasi

formal, atau kegiatan-kegiatan mental tentang ide dan gagasan. Remaja secara

mental telah berfikir menjadi logis dalam berbagai gagasan abstrak. Dalam arti

berfikir operasi formal bersifat hipotesis/dugaan yang abstrak, sistematis dan ilmiah

dalam memecahkan masalah darpada berfikir kongkrit . Desmita (2007: 190)

menyatakan bahwa masa remaja adalah masa menuju dewasa. Dalam masa anak

akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik dari bentuk ataupun cara

berfikri dan melakukan tindakan akan tetapi belum berfikir dan ertindak secara

matang. Oleh karena itu masa remaja merupakan masa berkisar dari umur 12

sampai dengan 21 tahun untuk perempuan, dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun

untuk laki-laki. Kemudian menurut Sukintaka (1997 :235) pada tahap motorik usia

12-dewasa adalah spesialisasi dengan karakteristik rekreasi-kompetisi dengan

dilakukan sesuai dengan cabang olahraga masing-masing, kemudian secara lebih

jelas yudrik jahya (2011: 235) menjelaskan tahap perkembangan massa remaja.

40

Tabel 3. Tahap perkembangan massa remaja

Dari arah Ke arah

Kematangan emosional

Bersikap toleransi Bersikap toleransi

Bersifat kaku ketika bergaul Fleksibel dalam pergaulan

Selalu diawasi orang tua Memiliki sifat self-esteem

Perasaan tidak stabil tentang dirinya sendiri

dan orang lain

control diri

Marah dan terjadi permusuhan Memiliki perasaan menerima untuk

dirinya sendiri dan orang sekitarnya

Perkembangan heteroseksualitas

Belum mempunyai kesadaran tentang

perubahan reproduksi

Mampu menjelaskan emosi secara

kreatif dan konstruktif

Mengidentifikasi orang yang sam dengan

jenis kelaminnya

Menerima identitas seksual wanita

ataupun pria

Memiliki teman yang banyak Memilih dan memilah teman yang

sefrekuensi

Kematangan kognitif

Menyenangi prinsip secara umum dan

jawaban yang final

Membutuhkan penjelasan secara

teoristis dan fakta

Menerima kebenaran yang bersumber dari

otoriter

Memerlukan bukti sebelum menerima

sesuatu gagasan

memiliki banyak minat Memiliki sedikit minat

Memiliki sifat subyektif untuk

menggambarkan sesuatu

Memiliki sifat objektif dalam

menggambarkan sesuatu

Filsafat hidup

Aktivitas dan tingkah laku di motivasi dari

kesenangan belaka

Tingkah laku termotivasi dari suatu

aspirasi

kurang memperhatikan prinsip ideologi

dan etika

Melibatkan dirinya/ memiliki perhatian

terhadap ideologi dan etika

Tingkah laku bergantung dari dorongan

luar

Tingkah laku dibimbing dari rasa

tanggung jawab dan moral

Pada masa remaja sasaran latihan untuk meningkatkan kekuatan otot dan

dayatahan kardiorespirasi. Latihan keterampilan dan teknik yang benar sudah baik

pada tahap ini, pada usia ini latihan untuk meningkatkan fungsional sudah diberikan

lebih berat karena aspek fisik sangat menguntungkan untuk melakukan teknik

dengan benar.

41

Uthoff, Oliver & Cronin (2020) menjelaskan bahwa perkembangan anak

antara umur 12-17 tahun dimana pentingnya pengembangan literasi fisik seperti

pengembangan latihan kecepatan dapat dioptimalkan di usia remaja. Sidik (2018)

menyatakan bahwa tahap usia 15 tahun sampai dengan 18 tahun adalah tahap

latihan yang khusus pada olahraga yang ditekuni. Oleh karena itu teknik dan

kemampuan harus lebih diperhatikan dan didukung dengan peningkatan fisik yang

mumpuni. Aspek fisik dalam usia remaja harus menjadi perhaian yang sangat

penting bagi pelatih kepada atletnya karena kemampuan fisik yang maksimal

membutuhkan suatu proses dan penyempurnaan teknik yang kompleks dan

otomatis.

Gerakan harus melibatkan pada otot besar diantaranya gerakan keterampilan

non lokomotor seperti mendorong, menarik dan membungkuk, dan gerakan

lokomotor aktivitas perpindahan tubuh meliput, berlari, melompat dan berjalan,

yang terakhir gerakan manipulative benda, melempar, menggiring, menangkap,

memukul, menendang (Sukamti, 2007 :72). Ketiga gerakan di atas saling berkaitan

dapat dilakukan secara tunggal ataupun secara gabungan pada aktivitas olahraga.

Berdasarkan penjelasan di atas maka atlet umur 16-18 tahun pada cabang olahraga

karate sudah bisa diberikan latihan plyometrics secara tunggal maupun secara

gabungan atau kompleks. Selanjutnya, untuk meningkatkan dayatahan dan

kebugaran pada usia ini bisa diberikan beban berlebih atau diberikan lebih berat,

karena pada umur 16-18 tahun itu pada massa pertumbuhan yang baik, sehingga

respon tubuh pada atlet usia 16-17 tahun sangat baik untuk mengalami peningkatan

dayatahan, kekuatan otot, tetapi pelatih tetap harus tetap memegang teguh prinsip

42

latihan supaya atlet tidak mengalami cidera dan overtraining. Pada tahap usia 16-

18 tahun atet karate sudah masuk pada kategori junior yang sebentar lagi masuk

pada kategori senior, oleh karena itu latihan fisik dan teknik secara otomatis harus

diberikan terus supaya kelak pada tahap senior atlet sudah mapan secara teknik

serangan dan pertahanan dan tentunya fisik tetap harus ditingkatkan.

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Danardono (2012) dalam penelitian studi eksperimen perbedaan pengaruh

program latihan berbeban dan plyometrics terhadap peningkatan kime atlet karate

dalam bermain kata ditinjau dari kekuatan otot tungkai (studi eksperimen pada atlet

karate di unit kegiatan mahasiswa karate inkai Universitas Negeri Yogyakarta)

dengan hasil peningkatan tertinggi jumlah=442, rerata=88.400, standart

deviasi=1.625 sedangkan latihan dengan metode plyometrics hasil peningkatan

tertinggi jumlah= 417, rerata=83.400, standart deviasi= 1.020 dapat disimpulkan

bahwa ada penigkatan antara kedua metode latihan berbeban dan metode

plyometrics, latihan berbeban lebih baik daripada latihan plyometrics.

Syarif Hidayat (2016) pada penelitian eksperimen pengaruh latihan double

leg speed hop dan single leg speed hop terhadap power otot tungkai atlet karate,

hasil yang di dapat t hitung = 3.442367, nilai t tabel = N-1 = 20-1= 19 memperoleh

harga 2.093. dapat dinyatakan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel. Oleh karena

itu penelitian dengan judul pengaruh latihan double leg speed hop dan single leg

speed hop terhadap po wer otot tungkai atlet karate mempunyai pengaruh yang

signifikan pada power tungkai pada cabang olahraga karate Mahasiswa PKO.

Berdasarkan hasil diatas latihan tersebut memiliki pengaruh yang siginifikan

terhadap power otot tungkai dapat dilihat dari hasil peretest dan posttest.

43

Kusuma yang wirawan putra (2017) dalam penelitian studi eksperimen

pengaruh latihan pliometrik hurdle jump, depth jump dan truck jump terhadap

peningkatan power otot tungkai atlet klub karate cor jesu. Mendapatkan hasil ada

perbedaan yang siginfikan pada kelompok eksperimen, t hitung memperoleh 13.718

lebih besar dari t tabel dan nilai signifikansi 0.000 lebih kecil dari 0.05, dengan

kenaikan persentase yaitu 12.42%, pada kelompok eksperimen depth jump, t hitung

mendapatkan hasil 14.339 lebih besar dari t tabel yaitu 2.45 dan nilai signifikansi

0.000 lebih kecil dari 0.05. kenaikan persentasi adalah 12.82% pada kelompok

eksperimen tuck jump, t hitung memperoleh 14.704 lebih besar dari t tabel

memperoleh 2.45 dan nilai signifikansi 0.000 kurang dari 0.05, kenaikan persentase

adalah 12.85%. pada kelompok control, thitung memperoleh 6.008 lebih besar dari

2.45 dan nilai signifikansi 0.001 kurang dari 0.05, kenaikan persentase adalah

3.86%. dengan demikian dapat disempulkan bahwa ada pengaruh latihan

plyometrics hurdle jump, depth jump dan tuck jump terhadap peningkatan power

otot tungkai atlet karate cor jesu

Jujur gunawan manullang (2018) dalam penelitian studi eksperimen

pengaruh latihan plyometrics terhadap kecepatan tendangan chudan geri pada

cabang olahraga karate dojo Universitas PGRI Palembang. Dari tes akhir kelompok

eksperimen dari 3 siswa dengan kecepatan tendangan chudan geri dalam waktu 30

detik yaitu 20.40, 2 siswa kecepatan tendangan chudan geri yaitu 21. 45, 5 siswa

kecepatan tendangan chudan geri yaitu 23,45 dan 2 siswa kecepatan tendangan

yaitu 23.45. dari hasil tes akhir kelompok kontrol terdapat 2 siswa kecepatan

tendangan chudan geri selama 30 detik yaitu 18.45, 3 siswa kecepatan tendangann

44

chudan geri yaitu 19.45 yaitu 20.45, 3 siswa kecepatam tendangan yaitu 21.45 dan

2 siswa kecepatan tendangan chudan geri yaitu 22.45 yaitu ada pengaruh yang

signifikan latihan barrier hoops pada kecepatan tendangan geri. Hasil tendangan

geri memiliki variasi karena dalam latihan barrier hoops dilakukan ada tiga tahap

perlengkapan, start dan tindakan

Dwi rizki pratama (2018) pada penelitian eksperimen latihan plyometrics

front jump dan single leg bound terhadap peningkatan power tungkai atlet pencak

silat merpati putih SMA negeri 6 cirebon. Didapatkan hasil plyometrics front jump

memperoleh hasil t hitung 1.949 dan t tabel df 14 sebesar 1.8595, dan nilai

signifikansi p sebesar 0.0072, t hitung 1.949 lebih besar dari t tabel 1.8595 dan nilai

signifikansi 0.0072 lebih kecil dari 0.05, dengan demikian ada pengaruh signifikan.

Sedangkan plyometrics single leg bound memperoleh nilai t hitung 1.042 dan t tabel

df 14 sebesar 1.8595 dan signifikansi 0.00962, t hitung 1.042 lebih besar dari t tabel

sebesar 1.8595 dan nilai signifikansi 0.00962, t hitung 1.042 lebih besar dari t tabel

yaitu 1.8595 dan nilai signifikansi 0.00962 lebih kecil dari 0.05 dapat dinyatakan

bahwa ada pengaruh signifikan. Analisis data mendapatkan 1.910 lebih besar dari t

tabel yaitu 1.8595 dan sginifikansi 0.00176 kurang dari 0.05, kemudian dapat

disimpulkan ada perbedaan antara tes awal dan tes akhri dari kedua metode latihan

plyometrics. Dilihat dari nilai rata-rata posttest plyometrics single leg bound 247.75

lebih baik dibandingkan nilai rata-rata tes akhir plyometrics front jump dengan

memperoeh nilai 236.875. Dari hasil diatas dapat disimpulkan ada peningkatan dari

kedua latihan tersebut, dan latihan plyometrics single leg jump lebih efektif.

45

C. Kerangka Berfikir

Pada olahraga prestasi khususnya cabang olahraga karate salah satu aspek

yang paling penting untuk meningkatkan prestasi secara maksimal adalah aspek

fisik, namun apabila program latihan fisik tidak dibuat secara sistematis dan baik

tidak akan dapat meraih prestasi maksimal. Oleh karena itu pelatih harus dapat

menguasai dasar-dasar dan prinsip-prinsip untuk membuat program latihan fisik,

komponen-komponen biomotor pada olahraga karate meliputi dayatahan,

kelentukan, kordinasi, kecepatan dan kekuatan Selanjutnya atlet karate harus

mempunyai power yang baik, karena apabila power yang dimiliki atlet tersebut baik

akan meningkatkan keterampilan teknik dan kepercacyaan diri. Latihan power

dapat di bentuk apabila atlet mempunyai dasar kekuatan dan kecepatan yang baik

terlebih dahulu. Metode latihan untuk meningkatkan power adalah plyometrics atau

latihan power menggunakan berat badan sendiri. Dalam penelitian ini penulis ingin

mengembangkan suatu model latihan plyometrics yang valid dan reliable yang

berguna untuk menjadi acuan atau pedoman bagi pelatih pada saat membuat

program latihan dan menjadi wawasan untuk atlet itu sendiri. Pada penelitian ini

akan menghasilkan model latihan plyometrics yang sesuai dengan ciri karakteristik

karate dan akan dikemas dalam buku panduan. Berikut ini kerangka berfikir

penelitian :

46

Tabel 4. Kerangka Berfikir

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, kerangka berfikir di atas yang sudah

diuraikan maka pertanyaan dalam penelitian ini yaitu, (1) bagaimanakah

mengembangkan suatu model latihan plyometrics, (2) bagaimana menguji

keefektifan model latihan plyometrics, (3) bagaimana menguji efektivitas model

latihan plyometrics upper body dan lower body untuk meningkatkan power otot

lengan dan tungkai pada atlet karate junior ?

PEAK PERFORMANCE

ENDURANCE

FLEKSIBILITY

CORDINATION

STRENGTH

MENTALLY PHYSICAL TECHNIQUE

SPEED

POWER

PLYOMETRICS

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini adalah penelitian research and development yang memiliki

tujuan untuk menghasilkan, menciptakan, mengembangkan, dan memvalidasi

sebuah produk, produk tersebut adalah model latihan plyometrics untuk

meningkatkan power yang akan dikemas dalam buku panduan. Produk yang akan

di kembangkan oleh penulis adalah suatu panduan modifikasi model latihan

plyometrics upper body dan lower body untuk atlet karate. Borg & Gall (2003)

menyatakan penelitian research and development pada pendiddikan formal

merupakan model pengembangan berbasis industri, penelitian yang di hasilkan

digunakan bertujuan untuk menyusun pembelajaran yang nantinya akan

diujicobakan di lapangan dan menciptakan produk baru yang memenuhi standar

yaitu efektif dan memiliki kualitas lebih baik dari model sebelumnya.

Pengembangan model latihan plyometrics ini menggunakan model deskriptif

procedural dimana dalam penelitian pengembangan ini yaitu model latihan

plyometrics upper body dan lower body untuk atlet karate junior harus dilakukan

yaitu langkah-langkah untuk menghasilkan sebuah produk yang baru.

Tahap mendasar yang dilakukan dalam pengembangan yaitu berkonsep dari

masalah, pembuatan model, dan model produk akan diujicobakan, apabila tidak ada

revisi dari ahli akan dilaksanakan pembuatan model produk, apabila belum

doterima akan diulangi lagi sampai mencapai konsensus. Hal tersebut dilakukan

48

untuk mengembangkan dan memodifikasi model latihan plyometrics upper body

dan lower body untuk atlet karate junior yang sudah disetujui oleh ahli dalam bidang

ilmu keolahragaan khususnya cabang olahraga karate.

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur penelitian dan pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini

terdiri dari 10 langkah tahap menurut Borg and Gall (1989) yaitu meliputi : (1)

research and information collection, (2) planning, (3) develop preliminary form of

product, (4) preliminary field testing, (5) main product revision, (6) main field

testing, (7) operational product revision, (8) operational field testing, (9) final

product revision , dan (10) desmination and implementasi artinya (1) pengumpulan

penelitian dan informasi, (2) perencanaan, (3) mengembangkan bentuk produk

awal, (4) pengujian lapangan awal, (5) revisi produk utama, (6) uji coba lapangan

awal, (7) revisi produk operasional, (8) pengujian lapangan operasional, (9) revisi

produk akhir, dan (10) desminasi dan implementasi.

Prosedur-prosedur tersebut diadaptasi menjadi delapan langkah

pengembangan. Hasyim (2016:91) menjelakan bahwa langkah penelitian research

and development yang mengadopsi (Borg and gall) untuk menyelesaikan tesis dan

disertasi dibolehkan dari 10 langkah menjadi 8 langkah dikarenakan ungkapan Borg

and gall memaklumi keterbatasan dana dan waktu untuk meneliti mahasiswa yang

sedang menyelesaikan tesis dan disertasi. 8 langkah tersebut adalah sebagai berikut

: (1) studi pendahuluan dan pengambilan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan

produk awal, (4) validasi dan revisi, (5) uji coba sekala kecil, (6) uji coba skala

49

besar, (7) desiminasi dan implementasi hasil produk, (8) uji efektivitas. Dibawah

ini prosedur yang digunakan:

1. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan terdiri dari Studi Pustaka dan studi lapangan, Studi

pustaka untuk mengumpulkan data tentang model latihan plyometrics berdasarkan

macam-macam latihan plyometrics. Setelah mendapatkan berbagai model latihan

plyometrics peneliti memilih, menentukan kriteria latihan yang akan di

kembangkan untuk pengembangan model laihan plyometrics upper body dan lower

body untuk atlet karate junior. model latihan yang dikembangkan harus valid dan

reliabel. Studi lapangan diperoleh berbagai macam latihan plyometrics untuk

mengetahui peningkatan power otot lengan dan tungkai. Sasaran pada penelitian

pengembangan model laihan plyometrics upper body dan lower body untuk atlet

karate junior. bentuk pada latihan plyometrics sebelumnya hanya mengembangkan

pada latihan tungkai, jarang ditemukan untuk latihan otot lengan dan pada

penelitian sebelumnya hanya menggunakan metode eksperimen.

Oleh sebab itu peneliti akan mengembangkan sebuah panduan modifikasi

model latihan plyometrics upper body dan lower body untuk atlet karate junior

dengan memodifikasi latihan yang sudah ada yang akan menjadi lebih baik untuk

meningkatkan power otot lengan dan tungkai pada atlet karate junior. Perencanaan

setelah mengembangkan suatu model latihan plyometrics berdasarkan studi

pendahuluan, kemudian akan dilanjut dengan menganalisa gerakan-gerakan

plyometrics lengan dan tungkai yang akan dijadikan suatu model latihan dan

membandingkan dengan literatur yang sudah ada.

50

2. Perencanaan

Setelah pengembangan model latihan plyometrics untuk karate junior

berdasarkan studi dan pendahuluan, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis

gerakan-gerakan yang akan dijadikan model latihan plyometrics untuk karate junior

dan membandingkan literatur yang sudah ada.

3. Pengembangan Produk awal

. Pada tahap ini peneliti menyusun desain draf awal. Produk yang

dikembangkan adalah model latihan modifikasi model latihan plyometrics upper

body dan lower body untuk atlet karate junior yang akan menghasilkan sebuah buku

panduan. Dalam pengembangan model latihan plyometrics ini terdapat 10

modifikasi model latihan plyometrics tanpa alat, 8 Modifikasi model latihan

plyometrics menggunakan alat, 10 Modifikasi model latihan plyometrics

kombinasi. Tahap ini meliputi penyusunan draf awal buku, model latihan yang di

kembangkan, instrument penelitian yang diperlukan untuk di terapkan dan di

ujicobakan dalam uji coba produk. Dalam penyusunan draf awal ini peneliti

melakukan validasi materi kepada ahli karate berlesensi nasional berjumlah tiga,

dan ahli materi Bapak Sugeng Purwanto dan ahli media dengan Bapak Ria

Lumintuarso. Hasil instrument yang sudah di validasikan oleh ahli kemudian di

revisi sebelum diujicobakan. Adapun indicator-indikator sebagai berikut:

51

Tabel 5. Indikator-Indikator Modifikasi Model Latihan Plyometrics

Aspek Bentuk Modifikasi Sumber

data

Model

plyometrics

upper body

Explosive pushup 1. Explosive Pushup Tangan

dilebarkan

2. Explosive Push Telapak tangan

posisi diluar

Ahli

materi,

ebook,

buku

dan

literatur Drop and catch

pushup

1.Diamond drop pushup

2.Drop Pushup kaki di atas

Pushup front clap 1.Pushup clap lutut ditekuk

single arm push

pass

1. Posisi zenkutsudachi dan

mendorong bola

2. Menyerupaipukulan gyakutsuki

3. Menyerupai pukulan kizamitsuki

4. Lunges kiri kanan dan mendorong

bola

5. Kuda-kuda kibadachi dan

mendorong bola

Split stance scoop

throw

1. Posisi tidur mendorong bola keatas

2. Posisi Situp dan mendorong bola

jumping jack 1. Jumping Jack dan squat

2. Jumping jack dan angkat paha dua

kali

Model

plyometrics

lower body

Squat jump 1. Squat Jump Kesamping

2. Rotasi Squat JumpStep

3. Bounding Kesamping

4. Step Bounding dan melompat

5. Split Jump dan Teknik Maegeri

High hurdle jump 1. Melompat kesamping diatas hurdle

2. Melompat kesamping diatas hurdle

Box jump 1.Melompat satu kaki diatas box dan

mendorong bola

2.Melompat box dan mendorong

bola

3.Diatas box melompat kesamping

4.Lutut ditekuk dan melompat diatas

box

5.Melompat box dari samping dan

mendorong bola

52

4. Validasi Produk Awal dan Revisi

Pada tahap ini peneliti melakukan validasi produk awal kepada para ahli

materi dan media sebelum dilakukannya uji coba. Validasi ini diterapkan untuk

mengetahui kelayakan produk awal yang berupa buku pedoman Modifikasi model

latihan plyometrics upper body dan lower body untuk atlet karate junior. Validasi

instrument ini digunakan sesuai dengan seluruh indicator yang telah diukur. Dosen

yang melakukan validasi produk awal ini adalah Bapak Sugeng Purwanto, sebagai

ahli materi Bapak Ria Lumintuarso dan tiga pelatih karate. Berdasarkan hal tersebut

dilakukan revisi produk buku awal. Hal ini dilakukan sempai dengan produk buku

awal mencapai batas nilai tertentu yang telah disahkan dan menunjukkan bahwa

produk buku awal tersebut valid untuk di uji cobakan di lapangan.

5. Uji Coba Lapangan Skala kecil dan Revisi

Setelah mendapatkan validasi dari ketiga ahli tersebut, kemudian dilakukan

uji coba tahap awal. Pada tahap ini dilakukan uji coba skala kecil dengan atlet

berjumlah 15 di Inkanas Kulonprogo selanjutnya dilakukan revisi dan evaluasi pada

testi melalui angket pada uji coba skala kecil ini

6. Uji Coba Lapangan Skala besar dan Revisi

Pada tahap skala besar kelompok yang akan diuji cobakan adalah atlet Forki

Sleman berjumlah 15 dan atlet Forki Kabupaten Kulonprogo 15 atlet dan akan

dilakukan revisi kembali setelah mendapatkan hasil evaluasi dari testi atau atlet.

53

7. Uji Efektivitas Produk

Uji Efektivitas hasil produk ini bertujuan untuk melihat apakah produk yang

dikembangkan setelah dilakukan percobaan ada peningkatan atau tidak,

peningkatan dalam hali ini adalah peningkatan otot lengan dan otot tungkai atlet

karate junior. Sampel uji efektivitas yaitu atlet karate junior berumur 16-18 tahun

yang berjumlah 20 orang, pada uji efektivitas ini dilakukan metode eksperimen

semu, sampel akan mendapatkan treatment selama 12 kali perlakuan, selanjutnya

diperoleh hasil tes awal atau pretest dan akan di bandingkan dengan hasil akhir atau

posttest. Desain penelitian eksperimen ini menggunakan desain one group pretest

posttest design (Sukardi 2009:18). Rancangan tersebut dapat dilihat sebagai

berikut:

Y1 X Y2

Keterangan:

8. Desiminasi dan Implementasi Produk

Setelah melalui prosedur dan langkah-langkah maka dihasilkan sebuah

model latihan yang dikemas dalam buku panduan modifikasi model latihan

plyometrics upper body dan lower body untuk atlet karate junior, yang bertujuan

untuk meningkatkan power otot lengan dan tungkai pada atlet karate junior.

Y1 : Tes Awal

X : Perlakuan

Y2 : Tes Akhir

54

C. Desain Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba

Uji coba di laksanakan untuk penyempurnaan model latihan plyometrics

dengan melakukan langsung. Dalam penelitian ini uji coba dilakukan dua kali

secara uji coba skala kecil dan uji coba skala besar, uji coba skala kecil dan skala

besar dilakukan pada atlet karate dengan usia 16-18 tahun dengan kelompok sampel

yang berbeda. Uji coba skala kecil dengan jumlah 15 atlet dan jumlah uji coba

secara besar berjumlah 30 atlet.

2. Subyek Coba

Subyek dalam penelitian pengembangan ini adalah atlet karate dengan umur

16-18 tahun yang ada di Perguruan Inkanas Kulonprogo, Forki Kabupaten

Kulonprogo dan Forki Kabupaten Sleman. Jenis data yang diperoleh pada

penelitian pengembangan ini adalah data secara kualitatif dan kuantitatif. Data

kualitatif berasal dari hasil wawancara dengan ahli materi dan pakar, data

kekurangan dari model latihan plyometrics, data masukan dari ahli dan pakar.

Kemudian data kuantitatif di dapatkan dari hasil penilaian ahli dan pakar terhadap

pengembangan model latihan plyometrics, dan yang terakhir penilaian keefektifan

model latihan plyometrics

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian pengembangan ini supaya

penelitian dapat berjalan dengan lancar, peneliti berkordinasi dengan pelatih yang

ada di Perguruan Karate Inkanas Kulonprogo, Forki Kabupaten Kulonprogo, dan

Forki Kabupaten Sleman. Adapun bagan uji coba produk dapat di lihat pada alur di

bawah ini:

55

Tabel 6. Alur Uji Coba Pengembangan Model Latihan Plyometrics

3. Teknik dan Instrument Pegumpulan Data

a. Teknik Pengumpulan Data

Prosedur dan langkah-langkah teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini dijabarkan sebagai berikut:

1). Uji Coba Produk Awal

Uji coba produk awal atau model awal yang telah dibuat dilakukan

dua kali yaitu untuk ahli materi dan ahli media

2) Pengambilan Data Skala Kecil

Pengambilan data secara skala kecil yaitu atlet karate di Inkanas

Kulonprogo berjumlah 15 atlet berusia 16-18

3). Pengambilan Data Skala Besar

Pengambilan data secara skala besar yaitu atlet karate di Forki

Kabupaten Sleman dan Forki Kabupaten Kulonprogo berjumlah 30 atlet

berusia 16-18 tahun

4). Uji Efektivitas

Setelah Produk diselesaikan dilanjut dengan tahap selanjutnya yaitu

uji efektivitas dilakukan pada atlet karate berjumlah 20 atlet berusia 16-18

yang sudah diberikan treatment atau perlakuan tentang produk yang

dikembangkan sebanyak 12 kali pertemuan. Uji efektivitas ini untuk

mengukur power lengan menggunakan instrument Two Hand Medicine

Kordinasi

dengan

pengurus

Pelaksanaan

model

latihan

Analisis uji

coba

instrumen

56

Ball Put dan untuk mengukur power tungkai menggunakan instrument

Standing Broad Jump.

b. Instrumen Penelitian

Pengertian instrument adalh suatu alat ukur yang digunakan untuk

mengukur variabel yang sedang diteliti (Sugiyono, 2014: 148). Awal yang

harus diperhatikan sebelum merancang instrument sebagai berikut:

1) Mendefinisikan Konstrak

Konstrak variabel pada penelitian ini yaitu mengembangkan model

latihan yang dikemas dalam buku pedoman modifikasi model latihan

plyometrics upper body dan

lower body untuk atlet karate junior. Instrumen yang akan disusun

ditujukan untuk menilai produk yang akan dikembangkan, instrumen yang

di susun ditujukan kepada ahli materi, ahli media, pelatih dan atlet karate.

2) Menyidik Faktor

Pada tahap ini yaitu bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor

yang ditemukan pada variabel yang akan diteliti. Faktor-faktor di setiap

instrument untuk ahli materi, ahli media dan praktisi tentunya berbeda, untuk

ahli materi yaitu lebih pada akademisi atau secara teoritis, ahli media lebih

pada desain produk, dan untuk praktisi atau pelatih yaitu lebih pada praktik

kesesuaian dilapangan.

57

3) Menyusun Butir-butir Pertanyaan

Tahap selanjutnya adalah menyusun butir pertanyaan instrument

berdasarkan tahap konstrak. Untuk memberikan deskripsi tentang instrument

yang akan digunakan dalam penelitian, oleh karena itu di susun kisi-kisi

instrument. Penilaian menggunakan skala skor yaitu 1,2, 3, 4, 5.

4) Instrumen Validasi Ahli

Instrumen Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu untuk

mengumpulkan data secara empiric yang terkait dengan apa yang dibutuhkan,

untuk validasi menggunakan validasi isi dengan teknik delphi. Untuk

menyusun produk awal instrument yang digunakan dalam membuat draf awal

terdiri dari:

a. Angket

Berdasarkan Jakni (2016: 95) angket adalah daftar dari pertanyaan

yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi

tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna.

Orang yang diharapkan memberikan respons sesuai dengan permintaan

pengguna. Orang yang diharapkan memberikan respons ini disebut

responden. Angket adalah pengumpulan data yang digunakan apabila si

peneliti menggunakan teknik komunikasi tidak langsung. Angket yang

digunakan untuk memperoleh data dari responden dengan cara menjawab

secara tertulis yaitu mengenai pengembangan model latihan modifikasi

model latihan plyometrics upper body dan lower body untuk atlet karate

junior. Dalam angket ini ditujukan kepada ahli materi, media, pelatih dan

58

atlet. Rancangan kisi-kisi untuk ahli materi di susun harus sesuai kajian dan

teori dengan variabel yang akan diteliti. Kisi-kisi penilaian ahli materi, ahli

media, pelatih dan atlet dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 7. Kisi-Kisi Angket Ahli Materi

No Aspek

Penilaian Deskripsi Penilaian

jawaban

1 Menarik Pemilihan model latihan

menarik semangat atlet

untuk berlatih

1 2 3 4 5

Peralatan yang digunakan

dapat menarik minat

untuk atlet

2 Sederhana Model latihan mudah

untuk di praktekkan oleh

atlet

Model latihan tepat dan

jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai

dengan tahap atlet karate

junior

Model latihan sesuai

dengan tujuan latihan

dalam meningkatkan

power otot atlet karate

Model latihan sesuai

dengan manfaat

Model latihan mencakup

aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan

modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman

dilakukan

Model latihan dapat

digunakan sebagai

panduan latihan untuk

meningkatkan power

Peralatan yang digunakan

tidak berbahaya

59

Tabel 8. Kisi-Kisi Instrument untuk Pelatih

No Aspek

Penilaian Deskripsi Penilaian

Jawaban

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan

menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan

dapat menarik minat

untuk atlet

2 Sederhana Model latihan mudah

untuk di praktekkan oleh

atlet

Model latihan tepat dan

jelas

Prosedur mudah

dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai

dengan tahap atlet karate

junior

Model latihan sesuai

dengan tujuan latihan

dalam meningkatkan

power otot atlet karate

Kesesuaian gabungan

modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman

dilakukan

Model latihan dapat

digunakan sebagai

panduan latihan untuk

meningkatkan power

Peralatan yang digunakan

tidak berbahaya

60

Tabel 9. Kisi-Kisi Instrument Ahli Media

No Deskripsi Penilaian

Jawaban

4 3 2 1

1 Ketepatan pemilihan warna cover

2 Keserasian warna tulisan pada cover

3 Kemenarikan pemilihan cover

4 Jenis kertas cover ivory 210gr

5

Bahan kertas Buku panduan modifikasi model

latihan plyometrics upper body dan lower body

untuk atlet karate junior.

6 Jumlah halaman 63

7

Ukuran Buku Panduan Latihan panduan

modifikasi model latihan plyometrics upper

body dan lower body untuk atlet karate

junior.148x210mm

8 Ukuran gambar latihan plyometrics

9 Kejelasan gambar latihan plyometrics

10 Relevansi gambar dengan materi

11 Kesesuaian warna

12 Jenis huruf yang digunakan

13 Ukuran huruf yang digunakan

14 Ketepatan letak teks

15 Jenis dan ukuran huruf mudah dibaca

61

b. Instrumen Keefektifan Model

Instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk mengukur keefektifan

produk yang dikembangkan yaitu tes Two-Hand Medicine Ball Put untuk

mengukur power lengan dan Standing Board Jump untuk mengukur power otot

tungkai. Adapun Prosedur pelaksanaan tes sebagai berikut:

a) Two-Hand Medicine Ball Put

Tujuan: Mengukur power dan bahu

Sasaran: Laki-laki dan perempuan yang berusia 12 tahun sampai

dengan mahasiswa

Perlengkapan : Medicine ball seberat 2,7216kg (6 pound),

Kapur atau isolasi berwarna, tali yang lunak

untuk menahan tubuh, bangku, meteran

Pelaksanaan : Testi duduk di bangku dengan punggung lurus,

testi memegang - medicine ball dengan kedua

tangan didepan dadadan dibawah dagu.

: Testi mendorong bola kedepan sejauh mungkin,

punggung tetap menempel di sandaran kursi

: ketika mendorong bola, tubuh testi ditahan

dengan menggunakan tali oleh pembantu tester

Penilaian : testi melakukan ulangan sebanyak 3 kali,

sebelum melakukan tes, testi boleh mencoba

melakukan 1 kali.

: jarak diukur dari tempat jatuhnya bola hingga

ujung bangku,

nilai yang diperoleh adalah jarak yang terjauh

dari ketiga ulangan yang dilakukan.

b) Standing Board Jump

Tujuan: Mengukur power tungkai ke arah depan

Sasaran: Laki-laki dan perempuan yang berusia 10 tahun keatas

Perlengkapan : lantai yang datar dan rata, meteran, isolasi

atau bahan lain yang dapat digunakan untuk

membuat garis batas

: bendera kecil bertangkai atau bahan lain

yang dapat digunakan untuk memberi tanda

hasil loncatan

62

Pelaksanaan : Testi berdiri dibelakang garis batas, kaki

sejajar, lutut ditekuk, tangan di belakang

badan

: ayun tangan dan melompat sejauh mungkin

ke depan dan kemudian mendarat dengan

dua kaki bersama-sama,

: Beri tanda bekas pendaratan dari bagian

tubuh yang terdekat dengan garis start

: testi melakukan 3 kali loncatan, sebelum

melakukan test yang sesungguhnya testi

boleh mencoba sampai dapat melakukan

gerakan yang benar

Penilaian : Hasil loncatan testi diukur dari bekas

pendaratan badan atau

anggota badan yang terdekat garis start

sampai dengan garis start.

Nilai yang diperoleh testi adalah jarak

loncatan terjauh yang diperoleh dari ketiga

loncatan.

3) Teknik Analisis Data

Langkah-langkah teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini

adalah yang pertama analisis deskriptif kuatitatif. Analisis deskriptif kuantitatif

yang dilakukan yaitu untuk menganalisa data-data: (1) Data skala nilai awal

terhadap produk awal yang dikembangkan sebelum dilaksanakannya uji coba,

(2) penilaian uji skala kecil, (3) penilaian uji skala besar, (3) penilaian uji

efektivitas produk final. Sedangkan analisis deskriptif kualitatif yaitu: (1) hasil

wawancara pada studi pendahuluan, (2) data kekurangan atau masukan terhadap

produk sebelum pelaksanaan uji coba.

Produk awal dinyatakan layak apabila ahli memberikan validasi

instrument dan boleh di lakukan ujicoba lapangan, dalam hal ini terdapat lima

jenis penilaian 1, 2, 3, 4 dan 5 apabila ahli memberikan nilai klasifikasi tidak

63

sesuai maka dari itu harus dilakukan revisi sampai dapat dinyatakan sesuai.

Kemudian data hasil observasi produk, keefektitifan produk, data para ahli

diberikan penilaian yang ditentukan menggunakan skor penilaian, sedangkan

data hasil kuesioner dianalisis agar menghasilkan presentase. Data yang telah

dikumpulkan akan dihitung, kemudian presentase dapat dikonversikan ke dalam

tabel konversi yang di jelaskan oleh Sugiyono (2014:93) sebagai berikut:

Tabel 10. Konversi Penilaian Berdasarkan Persentase

NO Persentase Nilai Kategori

1 81%-100% A Sangat Baik

2 61%- 80% B Baik

3 41%-60% C Cukup Baik

4 21%-40% D Kurang

5 0%-20% E Sangat Kurang

Uji efevtivitas produk yang dilakukan dengan metode eksperimen semu,

atau dengan membandingkan hasil pretest dengan hasil posttest modifikasi

model latihan plyometrics untuk meningkatkan power otot lengan dan tungkai

atlet karate junior dengan uji prasyarat taraf signifikansi 5 %.

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Hasil Pengembangan Produk

1. Studi Pendahuluan

Pengembangan modifikasi model latihan plyometrics upper body dan

lower body untuk meningkatkan power otot lengan dan tungkai atlet karate junior

dikembangkan atas dasar studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis dengan

mengkaji literatur yang relevan, wawancara kepada pelatih dan studi observasi.

Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan suatu informasi di tiga dojo atau

tempat latihan yang dilakukan pada 3 pelatih sebagai berikut:

a. Secara praktiknya pelatih sudah menerapkan model latihan plyometrics tetapi

pelatih tidak menyadari bahwa yang diterapkan merupakan latihan

plyometrics

b. Pelatih belum mengetahui model latihan plyometrics yang sesuai dengan

tingkatan usia atlet junior

c. Pelatih masih belum faham bahwa latihan power harus melalui tahapan-

tahapan yang sistematis

d. Sistem latihan fisik yang diterapkan pelatih masih monoton atau minimnya

variasi yang menyebabkan atlet kurang bergairah dalam berlatih fisik.

Berdasarkan hasi studi lapangan yang telah dijabarkan di atas dapat

disimpulkan bahwa pelatih karate sangat membutuhkan suatu pengembangan

65

modifikasi model latihan plyometrics upper body dan lower body untuk

meningkatkan power otot lengan dan tungkai pada atlet karate junior.

2. Perencanaan Desain Model Latihan

Pada tahap perencanaan desain model latihan ini penulis melakukan

pendefinisian produk yang akan dikembangkan yaitu model latihan plyometrics

upper body dan lower body untuk atlet junior merumuskan tujuan,

memperkirakan dana penelitian, perkiraan waktu untuk terjun penelitian,

menentukan langkah-langkah penelitian dan bentuk peran serta yang dibutuhkan

selama proses penelitian, yang termasuk pengembangan dan penyusunan uji

kelayakan produk. Perencanaan dilakukan dengan menyusun produk berupa

buku panduan model latihan plyometrics upper body dan lower body untuk

meningkatkan power otot lengan dan tungkai untuk atlet karate junior, kemudian

langkah selanjutnya menentukan instrument yang sesuai dengan karakteristik

cabang olahraga karate dan kebutuhan yang diperlukan pada saat terjun

penelitian yang berupa waktu, biaya dan tenaga. Pada tahap ini penulis

menyusun produk awal berupa buku dan program latihan plyometrics untuk di

validasikan kepada ahli materi dan media.

3. Desain Produk Awal Model Latihan

Pada tahap ini penulis menyusun produk awal yang model latihan

plyometrics untuk atlet karate junior yang dikemas dalam buku panduan. Produk

awal dikembangkan dalam penelitian adalah model latihan plyometrics upper

body dan lower body untuk meningkatkan power otot lengan dan tungkai bagi

atlet karate junior. Pada tahap ini meliputi proses kegiatan pengembangan draf

awal yang akan diuji cobakan yang termasuk sarana, bahan dan isntrumen

66

penelitian yang diperlukan untuk uji coba produk yang dihasilkan. Proses petama

pada tahap ini melakukan validasi produk awal oleh ahli materi dan media yang

expert di bidangnya, ahli materi tersebut ialah Bapak Sugeng Purwanto dan ahli

media ialah Bapak Ria Lumintuarso. Kemudian setelah mendapatkan validasi

dari ahli produk awal dan instrument penilaian diperbaiki sebelum melakukan uji

coba di lapangan. Berdasarkan hasil dari penilaian ahli materi dan media dapat

dijelaskan bahwa beberapa model latihan yang dikembangkan sudah layak untuk

di ujicobakan dan sesuai dengan cabang olahraga karate, tetapi harus dilakukan

sedikit revisi sebelum di uji cobakan.

4. Validasi Produk Awal dan Revisi

Tahap validasi dilakukan untuk mengetahui bahwa produk awal yang

berupa model latihan plyometrics yang dikemas dalam buku panduan dan

instrument yang digunakan pada proses penelitian sesuai dengan keseluruhan

aspek yang akan diukur. Ahli validasi meliputi ahli materi dan ahli media, sebagai

ahli materi dan ahli karate adalah Bapak Sugeng Purwanto kemudian untuk ahli

media adalah Bapak Ria Lumintuarso. Berdasarkan hasil validasi penilaian oleh

kedua ahli hal tersebut dilakukan revisi produk awal sebelum dilakukan uji coba,

proses revisi dilakukan sampai dengan produk mencapai consensus kemudian

baru di katakan valid dan dapat untuk diujicobakan.

67

Berikut ini desain produk awal cover buku dan isi buku modifikasi model

latihan plyometrics upper body dan glower body untuk atlet karate junior sebagai

berikut :

Gambar 4. Cover Awal

68

MODIFIKSI MODEL LATIHAN TANPA ALAT

Gambar 5. Explosive Pushup Tangan dilebarkan

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 6. Squat dan Jumping Jack

Sumber: Dokumentasi Pribadi)

69

Gambar 7. Diamond Drop Pushup

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 8. Split jump dan teknik maegeri

Sumber: Dokumentasi Pribadi

70

Gambar 9.Pushup clap lutut ditekuk

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 10. Squat jump kesamping

Sumber: Dokumentasi Pribadi

71

Gambar 11. Explosive pushup telapak tangan diluar

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 12. Rotasi Squat

Sumber: Dokumentasi Pribadi

72

Gambar 13. Drop pushup kaki diatas

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 14. Step bounding kesamping

Sumber: Dokumentasi pribadi

73

MODIFIKASI MENGGUNAKAN ALAT

Gambar 15. Posisi kuda-kuda kibadachi dan mendorong bola

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 16. Menghadap kesamping melompat diatas box

Sumber: Dokumentasi pribadi

74

Gambar 17. Posisi kuda zenkutsudachi dan mendorong bola

Sumber: Dokumentasi pribadi)

Gambar 18. Melompat box dan membawa bola

Sumber: Dokumentasi pribadi)

75

Gambar 19. Teknik pukulan gyakutsuki dan mendorong bola

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 20. Menghadap kesamping melompat diatas box dan membawa bola

Sumber: Dokumentasi pribadi

76

Gambar 21. Melompat hurdle menghadap kesamping

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 22. Teknik pukulan kizamitsuki dan mendorong bola

Sumber: Dokumentasi pribadi

77

Gambar 23. Melompat hurdle satu kaki

Sumber: Dokumentasi pribadi

MODIFIKASI KOMBINASI

Gambar 24. Posisi tidur mendorong bola keatas

Sumber: Dokumentasi pribadi

78

Gambar 25. Step bounding dan melompat

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 26. Lunges dari bawah dan mendorong bola

Sumber: Dokumentasi pribadi)

79

Gambar 27. Lutut ditekuk dan melompat diatas box

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 28. Gerakan situp dan mendorong bola

Sumber: Dokumentasi pribadi

80

Gambar 29. Lunges kiri dan kanan dan mendorong bola

Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 30. Angkat paha dua kali dan jumping jack

Sumber: Dokumentasi pribadi

81

Gambar 31. Melompat 1 kaki diatas box dan memegang bola

Sumber: Dokumentasi pribadi

5. Revisi Produk Awal Sebelum Uji Coba Skala Kecil

Berdasarkan hasil penilaian dari kedua ahli materi dan media terhadap

modifikasi model latihan yang akan diujicobakan pada uji skala kecil sebagai

berikut:

1). Pada latihan plyometrics squat jump harus dijelaskan lebih detail sudut

tungkai supaya atlet tidak mengalami cidera

2). Menambahkan daftar istilah atau glosarium

3). Cover buku lebih ke warna karate dengan menunjukkan kesan semangat

4). Gambar latihan plymetrics di urutkan dan diberikan frame

5). Warna cover kontras dan cerah

6. Uji Coba Produk Skala kecil

Setelah dilakukannya validasi dan penilaian terhadap ahli materi dan media

telah di nyatakan layak untuk diujicobakan maka proses selanjutnya adalah uji

coba lapangan secara skala kecil. Hal tersebut dilakukan guna untuk melihat dan

mengetahui produk buku yang dikembangkan yang berisi modifikasi model

82

latihan dan instrument yang digunakan pada penelitian ini sudah meliputi

keseluruhan aspek yang telah diukur. Uji coba skala kecil dilakukan pada atlet

karate Inkanas Kulonprogo berjumlah 15 atlet berjenis kelamin laki-laki dan

berusia 16-18 atau masuk dalam kategori junior. Pelaksanaan uji coba skala kecil

ini didokumentasikan dengan berupa foto dan kemudian akan dilakukan evaluasi

produk, jika masih ada yang kurang sesuai makan akan dilakukan revisi sebagai

penyempurnaan produk yang akan dihasilkan.

a. Penilaian kualitas model latihan plyometrics upper body dan lower body

modifiksi tanpa alat

Tabel 11. Hasil Kuisioner Penilaian Model Latihan Plyometrics Tanpa Alat

Presentase Kategori Model latihan upper

body (power otot lengan)

Model latihan lower

body (power otot

tungkai)

81%-100% Sangat Baik 13 14

61%-80% Baik 2 1

41%-60% Cukup Baik 0 0

21%-40% Kurang 0 0

0%-20% Sangat Kurang 0 0

Jumlah 15 15

b. Penilaian kualitas model latihan plyometrics upper body dan lower body

modifiksi Menggunakan Alat

Tabel 12. Hasil Kuisioner Penilaian Model Latihan Plyometrics Menggunakan

Alat

Presentase Kategori Model latihan upper

body (power otot lengan)

Model latihan lower

body (power otot

tungkai)

81%-100% Sangat Baik 15 14

61%-80% Baik 0 1

41%-60% Cukup Baik 0 0

21%-40% Kurang 0 0

0%-20% Sangat Kurang 0 0

Jumlah 15 15

83

c. Penilaian kualitas model latihan plyometrics upper body dan lower body

modifiksi Kombinasi

Tabel 13. Hasil Kuisioner Penilaian Model Latihan Plyometrics Kombinasi

Presentase Kategori Model latihan upper

body (power otot lengan)

Model latihan lower

body (power otot

tungkai)

81%-100% Sangat Baik 15 15

61%-80% Baik 0 0

41%-60% Cukup Baik 0 0

21%-40% Kurang 0 0

0%-20% Sangat Kurang 0 0

Jumlah 15 15

7. Revisi Produk Setelah Uji Coba Skala Kecil

Setelah melakukan uji coba dilapangan secara skala kecil berdasarkan

koreksi dan saran dari ahli terhadap model latihan plyometrics upper body dan

lower body yang meliputi modifikasi model latihan plyometrics tanpa

menggunakan alat, modifikasi model latihan menggunakan alat dan modifikasi

model latihan plyometrics kombinasi maka segera dilakukan perbaikan produk.

Revisi hasil produk latihan plyometrics berdasarkan saran ahli sebagai berikut:

1). Item latihan melompat box dan membawa bola di revisi menjadi melompat

box dan mendorong bola, setelah di revisi item tersebut dimasukkan dalam

model latihan plyometrics kombinasi

2). Item latihan menghadap kesamping melompat diatas box dan membawa

bola di revisi menjadi menghadap kesamping melompat diatas box dan

mendorong bola, setelah di revisi item tersebut dimasukkan dalam model

latihan plyometrics kombinasi

84

MODIFIKASI TANPA ALAT

Gambar 32. Explosive Pushup tangan dilebarkan

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal: tangan dilebarkan kira-kira 60 cm

b. Turunkan badan tanpa menempel lantai

c. Dorong secepat mungkin dan turunkan secepat mungkin

85

Gambar 33.Jumping Jack dan Squat

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal berdiri tegak

b. Melakukan gerakan squat bersamaan dengan gerakan jumping jack

dilakukan secara cepat

86

Gambar 34. Diamond Drop Pushup

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. kaki berdekatan, tangan membentuk diamond

b. Turunkan badan selebar bahu secepat mungkin

c. Kemudian kembali ke posisi awal

87

Gambar 35. Split Jump dan teknik maegeri

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal : posisi kaki kiri depan, kaki kanan belakang

b. Melakukan gerakan split jump 2x kemudian kaki kanan melakukan

teknik tendangan maegeri

88

Gambar 36. Pushup Clap Lutut Ditekuk

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Lutut ditekuk, tangan selebar bahu

b. Turunkan badan secepat mungkin

c. Dorong badan secepat mungkin dan menepuk tangan

89

Gambar 37. Squat Jump Kesamping

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. kaki selebar bahu

b. Melakukan lompatan kesamping kiri dan kesamping kanan

c. Bergerak cepat

90

Gambar 38. Explosive Pushup Telapak Tangan diluar

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Tangan selebar bahu

b. Posisi telapak tangan diluar

c. Turunkan badan tanpa menempel lantai

d. Dorong secepat mungkin dan turunkan secepat mungkin

91

Gambar 39.Rotasi Squat Jump

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal kaki selebar bahu

b. Melakukan gerakan squat jump memutar kearah kiri dan kembali

kearah depan

c. Melakukan gerakan squat jump memutar kearah kanan dan kembali

kearah depan

92

Gambar 40. Posisi kaki di atas

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi kaki lebih tinggi dari tangan

b. Posisi tangan dibawah selebar bahu

c. Turunkan badan dan tangan melebihi lebar bahu dengan cepat

d. Kemudian kembali ke posisi awal

93

Gambar 41.Step Bounding kesamping

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal berdiri satu kaki

b. Melakukan lompatan kesamping kiri satu kaki

c. Melakukan lompatan kesamping kanan satu kaki

d. Ulangi gerakan secara cepat

94

MODIFIKASI MENGGUNAKAN ALAT

Gambar 42. Posisi Kuda-kuda kibadachi dan

mendorong bola

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi kuda-kuda kibadachi

b. Tangan didepan dada sambil memegang medicine ball 2kg

c. Dorong/lemparkan bola kedepan secepat mungkin

d. Ulangi gerakan

95

Gambar 43. Di atas box melompat kesamping

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi:

a. Posisi awal berdiri di atas box kaki di tekuk menghadap kesamping

box

b. Melompat kebawah menghadap kesamping, tahan 5 detik ketika

posisi menekuk

96

Gambar 44. Posisi kuda-kuda zenkutsudachi dan

mendorong bola

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi:

a. Posisi awal Kuda-kuda zenkutsudachi

b. Tangan didepan dada sambil memegang medicine ball 2kg

c. Dorong/lemparkan bola kedepan secepat mungkin

d. Ulangi gerakan

97

Gambar 45. Menyerupai Pukulan gyakutsuki

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal: Posisi tangan kanan memegang bola disamping

pinggang

b. Tangan kiri di depan

c. Dorong/lemparkan bola secepat mungkin (menyerupai teknik

gyakutsuki

d. Ulangi gerakan

98

Gambar 46. Melompat kesamping diatas hurdle

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal siap didepan hurdle menghadap kesamping

b. Melakukan lompatan tiga kali di atas hurdle ukuran 30cm

c. Ulangi gerakan

99

Gambar 47. Menyerupai pukulan kizamitsuki

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Tangan kiri memegang bola disamping pinggang, kanan didepan,

Posisi kaki kiri didepan

b. lemparkan bola secepat mungkin (menyerupai teknik kizamitsuki)

100

Gambar 48. Melompat satu kaki diatas Hurdle

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi:

a. Posisi awal siap didepan hurdle dengan memegang medicine ball

didepan dada

b. Melakukan lompatan tiga kali di atas hurdle ukuran 30cm

c. Ulangi gerakan

101

MODIFIKASI KOMBINASI

Gambar 49. Posisi Tidur mendorong bola keatas

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal: Tidur telentang sembari memegang medicine ball

didepan dada

b. Dorong/lempar medicine ball ke atas

c. Kemudian medicine ball ditanggap pelatih

102

Gambar 50. Step Bounding dan Melompat

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal kaki kiri ditekuk, lutut sedikit direndahkan

b. Melakukan lompatan kesamping kiri satu kaki dilanjut melompat

keatas, dilanjut melompat kesamping kanan satu kaki dan dilanjut

melompat keatas

103

Gambar 51. Posisi lunges dari bawah dan mendorong bola

Sumber: Dokumetasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal gerakan lunges di bawah

b. Naik ke posisi berdiri satu kaki

c. Dorong medicine ball kedepan

d. Ulangi kembali

104

Gambar 52. Lutut ditekuk dan melompat diatas box

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal kaki selebar bahu lutut ditekuk

b. Kemudian berdiri secara cepat dengan posisi kaki ditekuk

c. Kemudian melompat keatas box

d. Ulangi gerakan

105

Gambar 53. Melompat Box dari samping

dan Mendorong Bola

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal berdiri didepan box ukuran 30 cm dan memegang

medicine ball di depan dada

b. Melompat keatas box dengan posisi menghadap kesamping

c. Ulangi gerakan

106

Gambar 54. Posisi situp dan mendorong bola

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal situp badan telentang

b. Memegang medicine ball didepan dada

c. Situp naik, sembari melempar medicine ball secepat mungkin

d. Ulangi kembali

107

Gambar 55.Lunges kiri kanan dan mendorong bola

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal : melakukan lunge kanan dan kiri

b. Tangan dibelakang kepala sambil memegang medicine ball 2kg

c. lemparkan bola kedepan secepat mungkin

d. Ulangi gerakan

108

Gambar 56. Jumping jack dan angkat paha 2 kali

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal : melakukan gerakan jumping jack

b. Angkat paha dua kali

c. Ulangi gerakan

109

Gambar 57. Melompat satu kaki dan mendorong bola

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal berdiri satu kaki dengan memegang medicine ball

didepan box 30cm

b. Melompat satu kaki diatas box

c. Ulangi gerakan

110

Gambar 58. Melompat Box dan Mendorong Bola

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal berdiri didepan box ukuran 30 cm dan memegang

medicine ball di depan dada

b. Melompat keatas box dan menjaga keseimbangan

c. Ulangi gerakan

111

8. Uji Coba Produk Skala Besar

Pada uji skala besar ini memiliki perbedaan dari uji sekala kecil, dapat

dilihat pada uji skala besar partisipan lebih banyak dengan jumlah 30 atlet,

proses dalam uji coba sekala besar yang dilakukan sama dengan uji skala kecil

tetapi lingkup uji coba lebih besar yaitu melakukan penelitian di Forki

Kabupaten Sleman berjumlah 15 atlet dan di Forki Kabupaten Kulonprogo

berjumlah 15 atlet. Penulis mendokumentasikan uji coba tersebut dengan foto

dan video kemudian dari foto dan video dikoreksi oleh ahli, apabila dari produk

yang dikembangkan ada yang kurang baik peneliti akan melakukan proses

penyempurnaan produk yang dikembangkan

d. Penilaian kualitas model latihan plyometrics upper body dan lower body

modifiksi tanpa alat

Tabel 14. Hasil Kuisioner Penilaian Model Latihan Plyometrics Tanpa Alat

Presentase Kategori Model latihan upper

body (power otot lengan)

Model latihan lower

body (power otot

tungkai)

81%-100% Sangat Baik 20 25

61%-80% Baik 10 5

41%-60% Cukup Baik 0 0

21%-40% Kurang 0 0

0%-20% Sangat Kurang 0 0

Jumlah 30 30

112

e. Penilaian kualitas model latihan plyometrics upper body dan lower body

modifiksi Menggunakan Alat

Tabel 15. Hasil Kuisioner Penilaian Model Latihan Plyometrics Menggunakan

Alat

Presentase Kategori Model latihan upper

body (power otot lengan)

Model latihan lower

body (power otot

tungkai)

81%-100% Sangat Baik 27 29

61%-80% Baik 3 1

41%-60% Cukup Baik 0 0

21%-40% Kurang 0 0

0%-20% Sangat Kurang 0 0

Jumlah 30 30

f. Penilaian kualitas model latihan plyometrics upper body dan lower body

modifiksi Kombinasi

Tabel 16. Hasil Kuisioner Penilaian Model Latihan Plyometrics Kombinasi

Presentase Kategori Model latihan upper

body (power otot lengan)

Model latihan lower

body (power otot

tungkai)

81%-100% Sangat Baik 24 25

61%-80% Baik 6 5

41%-60% Cukup Baik 0 0

21%-40% Kurang 0 0

0%-20% Sangat Kurang 0 0

Jumlah 30 30

9. Revisi Produk Setelah Uji Coba Skala Besar

Pada uji skala besar yang sudah di ujicobakan, dalam pengembangan

produk akan segera di lakukan perbaikan sesuai saran yang diberikan oleh ahli.

secara keseluruhan buku yang di lakukan pada uji coba skala kecil dan skala

besar tidak memilik perbedaan yang banyak hanya saja pada produk akhir cover

buku sudah direvisi yang mempunyai kesan semangat. Berikut ini perbaikan

113

modifikasi model latihan plyometrics yang yang sudah dilakukan revisi sesuai

saran ahli :

a. Apabila produk buku yang dikembangkan sudah selesai alangkah baiknya

diberikan kaset video agar pelatih, atlet dan pembaca dapat memahami

gerakan model latihan plyometrics secara baik.

Gambar 59. Cover Buku Akhir

114

MODIFIKASI TANPA ALAT

Gambar 60. Explosive Pushup tangan dilebarkan

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal: tangan dilebarkan kira-kira 60 cm

b. Turunkan badan tanpa menempel lantai

c. Dorong secepat mungkin dan turunkan secepat mungkin

115

Gambar 61..Jumping Jack dan Squat

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal berdiri tegak

b. Melakukan gerakan squat bersamaan dengan gerakan jumping jack

dilakukan secara cepat

116

Gambar 62. Diamond Drop Pushup

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. kaki berdekatan, tangan membentuk diamond

b. Turunkan badan selebar bahu secepat mungkin

c. Kemudian kembali ke posisi awal

117

Gambar 63. Split Jump dan teknik maegeri

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal : posisi kaki kiri depan, kaki kanan belakang

b. Melakukan gerakan split jump 2x kemudian kaki kanan melakukan

teknik tendangan maegeri

118

Gambar 64. Pushup Clap Lutut Ditekuk

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Lutut ditekuk, tangan selebar bahu

b. Turunkan badan secepat mungkin

c. Dorong badan secepat mungkin dan menepuk tangan

119

Gambar 65. Squat Jump Kesamping

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. kaki selebar bahu

b. Melakukan lompatan kesamping kiri dan kesamping kanan

c. Bergerak cepat

120

Gambar 66. Explosive Pushup Telapak Tangan diluar

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Tangan selebar bahu

b. Posisi telapak tangan diluar

c. Turunkan badan tanpa menempel lantai

d. Dorong secepat mungkin dan turunkan secepat mungkin

121

Gambar 67. .Rotasi Squat Jump

Sumber: Dokumentasi

Eksekusi :

a. Posisi awal kaki selebar bahu

b. Melakukan gerakan squat jump memutar kearah kiri dan kembali

kearah depan

c. Melakukan gerakan squat jump memutar kearah kanan dan

kembali kearah depan

122

Gambar 68. Drop push up Posisi kaki di atas

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi kaki lebih tinggi dari tangan

b. Posisi tangan dibawah selebar bahu

c. Turunkan badan dan tangan melebihi lebar bahu dengan cepat

d. Kemudian kembali ke posisi awal

123

Gambar 69. Step Bounding kesamping

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal berdiri satu kaki

b. Melakukan lompatan kesamping kiri satu kaki

c. Melakukan lompatan kesamping kanan satu kaki

d. Ulangi gerakan secara cepat

124

MODIFIKASI MENGGUNAKAN ALAT

Gambar 70. Posisi Kuda-kuda kibadachi dan

mendorong bola

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi:

a. Posisi kuda-kuda kibadachi

b. Tangan didepan dada sambil memegang medicine ball 2kg

c. Dorong/lemparkan bola kedepan secepat mungkin

d. Ulangi gerakan

125

Gambar 71. Di atas box melompat kesamping

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal berdiri di atas box kaki di tekuk menghadap kesamping

box

b. Melompat kebawah menghadap kesamping, tahan 5 detik ketika

posisi menekuk

126

Gambar 72. Posisi kuda-kuda zenkutsudachi dan

mendorong bola

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi:

a. Posisi awal Kuda-kuda zenkutsudachi

b. Tangan didepan dada sambil memegang medicine ball 2kg

c. Dorong/lemparkan bola kedepan secepat mungkin

d. Ulangi gerakan

127

Gambar 73. Menyerupai Pukulan gyakutsuki

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal: Posisi tangan kanan memegang bola disamping

pinggang

b. Tangan kiri di depan

c. Dorong/lemparkan bola secepat mungkin (menyerupai teknik

gyakutsuki

d. Ulangi gerakan

128

Gambar 74. Melompat kesamping diatas hurdle

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal siap didepan hurdle menghadap kesamping

b. Melakukan lompatan tiga kali di atas hurdle ukuran 30cm

c. Ulangi gerakan

129

Gambar 75. Menyerupai pukulan kizamitsuki

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Tangan kiri memegang bola disamping pinggang, kanan didepan,

Posisi kaki kiri didepan

b. lemparkan bola secepat mungkin (menyerupai teknik

kizamitsuki)

130

Gambar 76. Melompat satu kaki diatas Hurdle

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal siap didepan hurdle dengan memegang medicine ball

didepan dada

b. Melakukan lompatan tiga kali di atas hurdle ukuran 30cm

c. Ulangi gerakan

131

MODIFIKASI KOMBINASI

Gambar 77. Posisi Tidur mendorong bola keatas

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal : Tidur telentang sembari memegang medicine ball

didepan dada

b. Dorong/lempar medicine ball ke atas

c. Kemudian medicine ball ditanggap pelatih

132

Gambar 78. Step Bounding dan Melompat

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal kaki kiri ditekuk, lutut sedikit direndahkan

b. Melakukan lompatan kesamping kiri satu kaki dilanjut melompat

keatas, dilanjut melompat kesamping kanan satu kaki dan dilanjut

melompat keatas

133

Gambar 79. Posisi lunges dari bawah dan mendorong bola

Sumber: Dokumetasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal gerakan lunges di bawah

b. Naik ke posisi berdiri satu kaki

c. Dorong medicine ball kedepan

d. Ulangi kembali

134

Gambar 80. Lutut ditekuk dan melompat diatas box

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi:

a. Posisi awal kaki selebar bahu lutut ditekuk

b. Kemudian berdiri secara cepat dengan posisi kaki ditekuk

Kemudian melompat keatas box ulangi gerakan

135

Gambar 81. Melompat Box dari samping

dan Mendorong Bola

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi :

a. Posisi awal berdiri didepan box ukuran 30 cm dan memegang

medicine ball di depan dada

b. Melompat keatas box dengan posisi menghadap kesamping

c. Ulangi gerakan

136

Gambar 82. Posisi situp dan mendorong bola

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi:

a. Posisi awal situp badan telentang

b. Memegang medicine ball didepan dada

c. Situp naik, sembari melempar medicine ball secepat mungkin

d. Ulangi kembali

137

Gambar 83. Lunges kiri kanan dan mendorong bola

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi:

a. Posisi awal : melakukan lunge kanan dan kiri

b. Tangan dibelakang kepala sambil memegang medicine ball 2kg

c. lemparkan bola kedepan secepat mungkin

d. Ulangi gerakan

138

Gambar 84. Jumping jack dan angkat paha 2 kali

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi:

a. Posisi awal : melakukan gerakan jumping jack

b. Angkat paha dua kali

c. Ulangi gerakan

139

Gambar 85. Melompat satu kaki dan mendorong bola

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi:

a. Posisi awal berdiri satu kaki dengan memegang medicine ball

didepan box 30cm

b. Melompat satu kaki diatas box

c. Ulangi gerakan

140

Gambar 86. Melompat Box dan Mendorong Bola

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Eksekusi:

a. Posisi awal berdiri didepan box ukuran 30 cm dan memegang

medicine ball di depan dada

b. Melompat keatas box dan menjaga keseimbangan

c. Ulangi gerakan

141

10. Uji Efektivitas

Model latihan yang dikembangkan berupa modifikasi model latihan

plyometrics upper body dan lower body akan di uji coba keefekitivannya untuk

melihat apakah model latihan yang dikembangkan dapat mempengaruhi power

otot lengan dan power otot tungkai atau tidak, dalam uji efektivitas subyek yang

akan di treatment berjumlah 20 atlet dimana atlet di ambil dari Forki kabupaten

sleman berjumlah 10 atlet dan forki kabupaten Kulonprogo berjumlah 10 atlet,

dengan total atlet berjumlah 20, uji efektivitas dilakukan menggunakan metode

eksperimen semu ada pretest kemudian dilakukan treatment selama 12 kali dan

pada akhir pertemuan ke 12 di ambil data posttest. Berikut ini data pretest dan

posttest power otot lengan dan tungkai:

Tabel 17. Uji Normalitas

Kolmogorov-sminrov

Statistic Df Signifikansi

Pretest otot

lengan

0.181 20 0.084

Postest otot

lengan

0.198 20 0.038

Pretest otot

tungkai

0.170 20 0.113

Postest otot

tungkai

0.120 20 0.200

Tabel 18. Uji Hipotesis

Paired sample test

Postest-pretest signifikansi 2-tailed

power otot lengan 0.000

power otot tungkai 0.000

142

Berdasarkan analisis data yang diolah didapatkan hasil uji normalitas

kolmogorov sminrov nilai signifikansi pretest otot lengan (0.084), posttest otot

lengan (0.038), pretest otot tungkai (0.133) dan posttest otot tungkai (0.200)

kemudian dapat ditarik kesimpulan jika nilai signifikasnsi lebih dari (0.05) maka

data yang diperoleh berdistribusikan normal. Kemudian setelah mendapatkan

hasil data berdistribusi normal dapat dilanjutkan dengan uji paired sampel t-test.

Hasil uji paired sampel t-test diperoleh nilai signifikansi (2-tailed) pretest otot

lengan dan posttest otot lengan (0.00), pretest otot tungkai dan posttest otot

tungkai (0.00) maka dapat ditarik kesimpulan model latihan yang dikembangkan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap power otot lengan dan power otot

tungkai.

Demikian produk yang dikembangkan penulis dengan judul modifikasi

model latihan plyometrics upper body dan lower body layak untuk digunakan

sebagai pedoman melatih power atlet karate junior agar performa atlet lebih baik.

Produk yang dikembangkan oleh penulis telah diujicobakan pada skala kecil dan

skala besar. Data yang diperoleh berupa penilaian dari ahli dan partisipan

menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan berupa model latihan sangat

bermanfaat dan layak dalam bidang peningkatan kondisi fisik khususnya

komponen biomotor khusus dalam karate yaitu power.

11. Produk Akhir

Pada langkah-langkah dan proses penelitian yang sudah dijabarkan secara

rinci oleh penulis bahwa dianggap cukup untuk melihat produk model latihan

yang dikemas dalam buku yaitu modifikasi model latihan plyometrics upper

143

body dan lower body untuk meningkatkan power otot lengan dan otot tungkai

untuk atlet karate junior. Tahap ini memiliki tujuan untuk menyusun dan

menciptakan produk akhir yang sudah final agar dapat bermanfaat untuk

kemajuan ilmu olahraga khususnya karate.

B. Kajian Produk Akhir

Tujuan dalam penelitian pengembangan ini yaitu untuk menciptakan

modifikasi model latihan plyometrics untuk atlet karate junior agar dalam segi fisik

atlet dapat lebih meningkat. Supaya model latihan ini dapat diterapkan oleh pelatih

dan atlet maka dari itu di kemas dalam sebuah buku pedoman penggunaan model

latihan. Pada buku pedoman model latihan plyometrics ini memiliki konsep dari

modifikasi model latihan yang dikembangkan. Pada buku yang dikembangkan

dijelaskan secara mendalam tentang apa itu model latihan plyometrics dan

membuka wawasan pelatih bahwa latihan plyometrics tidak hanya dilakukan pada

atlet senior saja, karena dalam model latihan plyometrics ada yang model latihannya

high dan low, pada buku model latihan yang dikembangkan adalah model latihan

plyometrics dengan impact low jadi tidak akan mengakibatkan cedera apabila

dilakukan sesuai pedoman dan didampingi pelatih. Buku yang dikembangkan

berisikan materi-materi antara lain:

1. Pengertian dan tujuan latihan

2. Prinsip-prinsip latihan

3. Komponen latihan fisik

4. Jenis-jenis kontraksi otot

5. Komponen biomotor karate

144

6. Analisis kebutuhan karate

7. Pengertian plyometrics

8. Plyometrics atlet junior

9. Prinsip plyometrics atlet junior

10. Manfaat plyometrics atlet junior

11. Peralatan latihan plyometrics

12. Persiapan latihan plyometrics

13. Bentuk dan modifikasi plyometrics

C. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan dalam penelitiaan ini yaitu:

1. Pada pengembangan model latihan alat yang digunakan hanya box jump dan

medicine ball, padahal masih banyak alat yang di variasikan dalam pembuatan

model latihan tersebut,

2. Pengembangan model latihan plyometrics ini hanya memfokuskan pada atlet

junior saja.

145

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Produk Pengembangan

Berdasarkan hasil analisis dari para ahli dan atlet, oleh karena itu penulis dapat

menyimpulkan bahwa

1. Pengembangan modifikasi model latihan plyometrics upper body dan lower

body untuk atlet karate junior dimulai dari tahapan-tahapan (1) studi

pendahuluan, (2) perencanaan pembuatan produk, (3) desain produk awal, (4)

validasi produk awal dan revisi produk, (5) uji coba skala kecil dan revisi, (5)

uji coba skala besar dan revisi, (7) produk akhir yang dikembangkan , (8) uji

efektivitas, Produk akhir dari penelitian pengembangan ini di buat dalam bentuk

buku panduan dengan judul “MODIFIKASI MODEL LATIHAN

PLYOMETRICS UPPER BODY DAN LOWER BODY UNTUK ATLET

KARATE JUNIOR”.

2. Produk yang dikembangkan berupa model latihan yang telah jadi layak untuk

digunakan dalam metode latihan fisik khususnya untuk meningkatkan power

otot lengan dan tungkai

3. Model latihan yang dikembangkan ini disusun efektif untuk meningkatkan

power otot lengan dan tungkai pada atlet karate junior, hal ini dapat dilihat

adanya peningkatan pada saat di uji efektivitas.

146

B. Saran Pemanfaatan Produk

Saran yang peneliti ajukan dalam pemanfaatan produk pengembangan ini dengan

hasil sebagai berikut:

1. Buku panduan latihan plyometrics upper body dan lower body untuk atlet karate

junior ini dihasilkan untuk bahan pedoman para pelatih untuk melatih atletnya

khususnya di beladiri karate, dan untuk atlet karate agar bisa lebih paham bahwa

komponen biomotor fisik khususnya power adalah salah satu aspek paling

penting dalam olahraga karate

2. Bagi penulis selanjutnya, perlu ada kajian-kajian dan pengembangan yang lebih

mendalam untuk menambah wawasan dan menjadi sumbangsih ilmu

C. Pengembangan Produk Lebih Lanjut

Penelitian ini dapat digunakan menjadi referensi dalam pembuatan penelitian

pengembangan yang lebih mendalam tidak hanya membahas tentang atlet junior, tetapi

dapat juga dari mulai usia pemula sampai dengan senior, karena penelitian dalam

bidang pengambangan model latihan fisik karate yang dikemas dalam buku belum

banyak dikembangkan.

147

DAFTAR PUSTAKA

Astrawan, I. P. (2020) Pelatihan Lari 800m Dapat Meningkatkan Volume Oksigen

Maksimal (Vo2Maks) Pada Siswa Putra Peserta Ekstrakurikuler Atletik

SMA Negeri 3 Singaraja Tahun ajaran 2013/2014

Batubara, J. R. (2016). Adolescent development (perkembangan remaja). Sari

pediatri, 12(1), 21-9.

Bazyler, C. D., Abbott, H. A., Bellon, C. R., Taber, C. B., & Stone, M. H. (2015).

Strength Training for Endurance Athletes. Strength and Conditioning

Journal, 37(2), 112. doi:10.1519/ssc.0000000000000131

Bompa. Tudor. (1994) Theory and Methodology of Training, Third edition,

Toronto, Ontorio Canada: Kendall Hunt Publishing Company

Borg & gall. (1983) Education Research: an introduction. Fourth edition New York

: Longman

Cooke, K., Quinn, A., & Sibte, N. (2011). Testing Speed and Agility in Elite Tennis

Players. Strength and Conditioning Journal, 33(4), 69–72.

doi:10.1519/ssc.0b013e31820534be

Danardono (2012) Perbedaan pengaruh program latihan berbeban dan plyometrics

terhadap peningkatan kime atlet karate dalam bermain kata ditinjau dari

kekuatan otot tungkai (studi eksperimen pada atlet karate di unit kegiatan

mahasiswa karate inkai Universitas Negeri Yogyakarta).

David H. Potach, PT, and Donald A. Chu, PhD, PT .(2018). Plyometrics training.

Essentials of strength training and conditioning third edition. Human

kinetic

Desmita. (2007). Psikologi perkembangan. Bandung : PT Remaja rosdakarya

Duncan MacD, Digby S (2014). The Physiology of Training for High Performance.

UK: Oxford University Press

Fajri, M., & Mustaqim, E. A. (2020). Pengaruh Latihan Dot Drill Terhadap

Kelincahan Anggota Ekstrakulikuler Pencak Silat SMA Darul Mukminin

Kab. Bekasi. Genta Mulia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 11(1).

Fattahudin, M. A., Januarto, O. B., & Fitriady, G. (2020). Upaya Meningkatkan

Keterampilan Pukulan Forehand Smash Bulutangkis Dengan

Menggunakan Model Variasi Latihan Untuk Atlet Usia 12-16 Tahun Di

PB. Bendo Sport Mojokerto. Sport Science and Health, 2(3), 182-194.

148

Garber CE, Blissmer B, Deschenes MR, Franklin BA, Lamonte MJ, Lee IM,

Nieman DC, Swain DP. (2011). American College of Sports Medicine

position stand. Quantity and quality of exercise for developing and

maintaining cardiorespiratory, musculoskeletal, and neuromotor fitness in

apparently healthy adults: guidance for prescribing exercise. DOI:

10.1249/MSS.0b013e318213fefb

Hansen Derek, Kennelly Steve. (2017). Plyometric Anatomy. USA: Human

Kinetics

Harre, D. 2008. Principle of Sport Training Introduction To Theory And Methode

Of Trainning. Berlin: Sport Verlag.

Harsono. (2018). Latihan Kondisi Fisik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Hidayat Syarif (2016) pengaruh latihan double leg speed hop dan single leg speed

hop terhadap power otot tungkai atlet karate

Hoffman, J (2014). Physiological Aspects of Sport Training and Performance-2nd

Edition. US: Human Kinetics

https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_skeletal_muscles_of_the_human_body

Hasyim, A. (2016). Metode penelitian dan pengembangan di Sekolah. Yogyakarta:

media akademi.

Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Alih bahasa: Istiwidayati & Soedjarwo. Edisi

Kelima. Jakarta: Erlangga.

Ilham, M., & Rifki, M. S. (2020). Pengaruh latihan beban terhadap peningkatan

hipertropi otot lengan atlet dayung. Jurnal Stamina,, 3(6), 379-397.

Ioannides, C., Apostolidis, A., Hadjicharalambous, M., & Zaras, N. (2020). Effect

of a 6-week plyometric training on power, muscle strength, and rate of

force development in young competitive karate athletes. Journal of

Physical Education and Sport, 20(4), 1740-1746.

Irianto. Djoko. P. (2018). Dasar-dasar latihan olahraga untuk menjadi atlet juara.

Yogyakarta : Pohon Cahaya

Jakni. (2016). Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan. Bandung:

Alfabeta

James C, Naomi W (2014). Personal Training: Theory and Practice. UK:

Routledge.

149

Jansen, P., Dahmen-Zimmer, K., Kudielka, B. M., & Schulz, A. (2016). Effects of

Karate Training Versus Mindfulness Training on Emotional Well-Being

and Cognitive Performance in Later Life. Research on Aging, 39(10),

1118–1144. doi:10.1177/0164027516669987

Khamim Zarkasih Putro. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa

Remaja. Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama , 25-32.

Kamaev, O., Mulyk, V., Kotliar, S., Mulyk, K., Utkina, O., Nesterenko, A., ... &

Grynova, T. (2020). Optimization of the functional and speed-strength

training of qualified skiers-racers during the preparatory period. Journal

of Physical Education and Sport, 20(1), 131-137.

Kannas, T. M., Kellis, E., & Amiridis, I. G. (2011). Incline plyometrics-induced

improvement of jumping performance. European Journal of Applied

Physiology, 112(6), 2353–2361. doi:10.1007/s00421-011-2208-5

Kenney Larry.w ., Wilmore H. Jack ., Costill L. David. (2012) Physiologi of sport

and exercise

Krori. (2011). Developmental Psychology, Homeopathic Journal 4 (3). [Online].

Diaksesdarihttp://www.homeorizon.com/homeopathicarticles/

psychology/developmental- psychology.

Lievens, M., Bourgois, J., & Boone, J. (2020). Periodization of plyometrics: is there

an optimal overload principle. Journal of strength and conditioning

research.

Lovic, D, Narayan, P, Pittaras, A, & Charles, F. (2017). Left ventricular

hypertrophy in athletes and hypertensive patients. Journal of Medicine

and science in sport ,19, 413-417

Manullang Gunawan Jujur .(2018). pengaruh latihan plyometrics terhadap

kecepatan tendangan chudan geri pada cabang olahraga karate Universitas

PGRI Palembang

Markovic (2007). Effects of sprint and plyometric training on muscle function and

athletic performance

Martinoli, Z. (2015). Rapid Fitness-Elevate Your Fitness to New Heights in

Minutes. Kings Road Publishing.

McMorris, T., & Hale, T. (2006). Coaching science: Theory into practice. John

Wiley & Sons.

McKinney, J., Velghe, J., Fee, J., Isserow, S., & Drezner, J. A. (2019). Defining

athletes and exercisers. doi:10.1016/j.amjcard.2018.11.001

150

Metzler, M. (2017). Instructional models in physical education. Taylor & Francis.

Michailidis, Y., Fatouros, I. G., Primpa, E., Michailidis, C., Avloniti, A.,

Chatzinikolaou, A., … Kambas, A. (2013). Plyometricsʼ Trainability in

Preadolescent Soccer Athletes. Journal of Strength and Conditioning

Research, 27(1), 38–49. doi:10.1519/jsc.0b013e3182541ec6

Monks. FJ & Knoers, AMP, Haditono. (1999). Psikologi Perkembangan :

Pengantar Dalam Berbagai bagiannya. (Terjemahan Siti Rahayu

Haditono). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Nasrulloh A. Prasetyo Y. Apriyanto D Krisnanda. (2018). Dasar-dasar latihan

beban. Yogyakarta: UNY Press

National Soccer Coaches Associatin of America (2004). Soccer Coaching Bible.

US: Human Kinetics.

O Brien, J., Browne, D., & Earls, D. (2020). The Effects of Different Types of

Eccentric Overload Training on Strength, Speed, Power and Change of

Direction in Female Basketball Players. Journal of Functional

Morphology and Kinesiology, 5(3), 50.

Oranchuk, D. J., Mannerberg, J. M., Robinson, T. L., & Nelson, M. C. (2020). Eight

weeks of strength and power training improves club head speed in

collegiate golfers. The Journal of Strength & Conditioning Research,

34(8), 2205-2213.

Orssatto, L. B., Bezerra, E. D. S., Shield, A. J., & Trajano, G. S. (2020). Is power

training effective to produce muscle hypertrophy in older adults? A

systematic review and meta-analysis. Applied Physiology, Nutrition, and

Metabolism, (ja).

Papalia, D. E., Old s, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development

Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika.

Piepiora, P. A., Migasiewicz, J., & Witkowski, K. (2016). The traditional karate

training and sports fight systems of kumite. Roczniki Naukowe Wyższej

Szkoły Wychowania Fizycznego i Turystyki w Białymstoku, (4 (18)), 62-

67.

Poerwadarminta, W. J. S. (2002). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka

Pratama Dwi Rizki (2018) pengaruh latihan plyometrics front jump dan sinle leg

bound terhadap peningkatan power tungkai atlet pencak silat merpati puti

SMA negeri 6 Cirebon

Prihastono. Arief. (1994) Pembinaan Kondisi Fisik Karate. Solo: CV. Aneka

151

Putra Wirawan Kusuma Yang (2017) Pengaruh latihan pliometrik hurdle jump,

depth jump dan truck jump terhadap peningkatan power otot tungkai atlet

klub karate cor jesu

Sáez de Villarreal, E., Requena, B., & Cronin, J. B. (2012). The Effects of

Plyometric Training on Sprint Performance: A Meta-Analysis. Journal of

Strength and Conditioning Research, 26(2), 575–584.

doi:10.1519/jsc.0b013e318220fd03

Sagala. S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sagitarius. (2008). Modul Teknik Dasar Karate dan Kumite. Bndung: UPI

Saputro, K. Z. (2018). Memahami ciri dan tugas perkembangan masa

remaja. Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, 17(1), 25-32.

Sarlito Wirawan Sarwono. (2012). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Sidik Z. Dikdik. (2019). Pelatihan Kondisi Fisik. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sidik Z dikdik. (2010). Mengajar dan melatih atletik. Bandung: Remaja rosdakarya

Suharjana. (2018). Latihan beban untuk kebugaran kesehatan dan performa atlet.

Yogyakarta: Pohon Cahaya

Sukadiyanto. (2010). Pengantar Teori Dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung:

CV Lubuk Agung

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya).

Jakarta: Bumi Aksara.

Sukamti, Endang Rini. 2007. Perkembangan Motorik. Yogyakarta: UNY

Sukintaka. (2004) . Tujuan Pendidikan Jasmani, Jakarta : Depdikbud

Suchomel, T. J., Nimphius, S., Bellon, C. R., & Stone, M. H. (2018). The

Importance of Muscular Strength: Training Considerations. Sports

Medicine, 48(4), 765–785. doi:10.1007/s40279-018-0862-z

Suchomel, T. J., Nimphius, S., & Stone, M. H. (2016). The Importance of Muscular

Strength in Athletic Performance. Sports Medicine, 46(10), 1419–1449.

doi:10.1007/s40279-016-0486-0

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

152

Thomas R. Baechle., Roger W. Earle (2018). essentials of strength training and

conditioning third edition. Humman kinetic

Uthoff, A., Oliver, J., Cronin, J., Harrison, C., & Winwood, P. (2020). Sprint-

specific training in youth: Backward running vs. forward running training

on speed and power measures in adolescent male athletes. The Journal of

Strength & Conditioning Research, 34(4), 1113-1122.

Van Den Tillaar, R., Roaas, T. V., & Oranchuk, D. (2020). Comparison of effects

of training order of explosive strength and plyometrics training on

different physical abilities in adolescent handball players. Biol Sport,

37(3), 239-246.

Van der Kruk, E., van der Helm, F. C. T., Veeger, H. E. J., & Schwab, A. L. (2018).

Power in Sports: a literature review on the application, assumptions, and

terminology of mechanical power in sport research. Journal of

Biomechanics. doi:10.1016/j.jbiomech.2018.08.031

Wahid. Abdul. (2007). Shotokan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Wenjiang Du (2012). Informatics and Management Science III. UK: Springer Shop

Wicaksono, T., & Putri, W. S. K. (2020). Pengaruh Latihan Burpee dan Box Jump

Terhadap Daya Ledak Otot Tungkai dan Kecepatan Renang. JOSSAE

(Journal of Sport Science and Education), 5(1), 39-47.

Yusuf, A. M. (2014). Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan. Jakarta:

Kencana.

Yudrik, Jahja. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta. Kencana.

153

LAMPIRAN

154

Lampiran : Surat Penelitian

155

156

157

158

159

160

161

162

Lampiran : Data Pretest dan Postest

NO NAMA PRETEST POSTEST

Power otot

lengan

Power otot

tungkai

Power otot

lengan

Power otot

tungkai

1 Robi 425 220 430 234

2 Rasyid 408 220 415 234

3 Dimas 340 227 400 242

4 Faisal 302 228 340 239

5 Lintang 400 222 430 231

6 Arya 390 232 423 241

7 Egi 438 233 451 225

8 Dean 390 222 423 235

9 Rahmad 400 241 444 251

10 Fajar 380 211 416 225

11 Fadli 400 212 421 230

12 Hajran 380 222 421 232

13 Firdaus 429 225 440 240

14 Jundi 390 225 412 239

15 Aziz 410 221 430 230

16 Damas 375 222 410 243

17 Ragil 380 234 423 237

18 Aprianto 400 222 430 236

19 Awan 340 223 390 239

20 Aska 421 224 434 241

163

Lampiran : Foto Pretest dan Postest

164

165

166

167

168

Lampiran : Hasil Olah Data

169

170

171

2. Lembar Validasi

LEMBAR VALIDASI

MODIFIKASI MODEL LATIHAN PLYOMETRICS UPPER BODY DAN LOWER

BODY UNTUK ATLET KARATE JUNIOR

OLEH AHLI MATERI

Materi : Instrumen Modifikasi model latihan plyometrics upper body

dan Lower Body untuk Atlet Karate Junior

Sasaran : Atlet Karate Usia 16-18 Tahun (Junior)

Validator :

Tanggal Validasi :

Petunjuk Pengisian :

1. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu sebagai

ahli Materi dalam instrumen Modifikasi model latihan plyometrics upper body

dan lower body untuk atlet karate junior

2. Pendapat, kritik, saran, penilaian, dan komentar Bapak/Ibu sangat bermanfaat

untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas instrumen Modifikasi model

latihan plyometrics upper body dan lower body untuk atlet karate junior

3. Sehubungan dengan hal tersebut, dimohon Bapak/Ibu memberikan tanda ceklis

‘√’ pada kolom 1,2,3,4 atau 5 untuk setiap pernyataan yang sesuai menurut

pendapat Bapak/Ibu.

Contoh:

No Indikator 1 2 3 4 5

1. Kejelasan Materi √

2. Urutan Materi √

Keterangan Skala:

5 = Sangat Valid

4 = Valid

3 = Cukup Valid

2 = Kurang Valid

1 = Tidak Valid

4. Komentar atau saran Bapak/Ibu mohon untuk dituliskan pada lembar yang telah

disediakan. Apabila lembar yang disediakan tidak mencukupi, mohon untuk

dituliskan pada lembar tambahan yang telah disediakan.

5. Atas kesediaan Bapak/Ibu dalam mengisi lembar validasi ini, diucapkan terima

kasih.

172

MODIFIKASI TANPA ALAT

Modifikasi 1- Explosive Pushup Tangan dilebarkan

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

173

Modifikasi 2- Squat dan Jumping Jack

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

174

Modifikasi 3- Diamond Drop Pushup

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

175

Modifikasi 4- Split jump dan teknik maegeri

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

176

Modifikasi 5- Pushup clap lutut ditekuk

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

177

Modifikasi 6-squat jump kesamping

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

178

Modifikasi 7- Explosive pushup telapak tangan diluar

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

179

Modifikasi 8- Rotasi Squat

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

180

Modifikasi 9- Drop pushup kaki diatas

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

181

Modifikasi 10-Step bounding kesamping

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

182

MODIFIKASI MENGGUNAKAN ALAT

Modifikasi 1 -posisi kuda kuda kibadachi dan mendorong bola

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

183

Modifikasi 2- Menghadap kesamping melompat diatas box

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

184

Modifikasi 3- posisi kuda zenkutsudachi dan mendorong bola

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

185

Modifikasi 4- melompat box dan mendorong bola

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

186

Modifikasi 5- Teknik pukulan gyakutsuki dan mendorong bola

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

187

Modifikasi 6- Menghadap kesamping melompat diatas box dan mendorong bola

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

188

Modifikasi 7- melompat hurdle menghadap kesamping

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

189

Modifikasi 8- Teknik pukulan kizamitsuki dan mendorong bola

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

190

Modifikasi 9-melompat hurdle satu kaki

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

191

MODIFIKASI KOMBINASI

Modifikasi 1- Posisi tidur mendorong bola keatas

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

192

Modifikasi 2- Step bounding dan melompat

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

193

Modifikasi 3. lunges dari bawah dan mendorong bola

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

194

Modifikasi 4. Lutut ditekuk dan melompat diatas box

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

195

Modifikasi 5. Gerakan situp dan mendorong bola

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

196

Modifikasi 6. Lunges kiri dan kanan dan mendorong bola

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

197

Modifikasi 7. Angkat paha dan jumping jack

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

198

Modifikasi 8. Melompat 1 kaki diatas box dan mendorong bola

No Aspek

Penilaian Deskripsi

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1 Menarik Pemilihan model latihan menarik semangat atlet

untuk berlatih

Peralatan yang digunakan dapat menarik minat untuk

atlet

2 Sederhana Model latihan mudah untuk di praktekkan oleh atlet

Model latihan tepat dan jelas

Prosedur mudah dipahami

3 Kesesuaian Model latihan sesuai dengan tahap atlet karate junior

Model latihan sesuai dengan tujuan latihan dalam

meningkatka power otot atlet karate

Model latihan sesuai dengan manfaat

Model latihan mencakup aspek fisik yaitu power

Kesesuaian gabungan modifikasi model latihan

4 Terstruktur Model latihan aman dilakukan

Model latihan dapat digunakan sebagai panduan

latihan untuk meningkatkan power

Peralatan yang digunakan tidak berbahaya

Jumlah

199

2. Lembar Validasi

LEMBAR VALIDASI

MODIFIKASI MODEL LATIHAN PLYOMETRICS UPPER BODY DAN LOWER

BODY UNTUK ATLET KARATE JUNIOR

OLEH AHLI MEDIA

Materi : Instrumen Modifikasi model latihan plyometrics upper body

dan Lower Body untuk Atlet Karate Junior

Sasaran : Atlet Karate Usia 16-18 Tahun (Junior)

Validator :

Tanggal Validasi :

Petunjuk Pengisian :

1. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu sebagai

ahli media dalam instrumen Modifikasi model latihan plyometrics upper body

dan lower body untuk atlet karate junior

2. Pendapat, kritik, saran, penilaian, dan komentar Bapak/Ibu sangat bermanfaat

untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas instrumen Modifikasi model

latihan plyometrics upper body dan lower body untuk atlet karate junior

3. Isilah jawaban dengan menggunakan tanda chek ( ✓ ) pada setiap kolom

penilaian yang tersedia sesuai pendapat anda. Keterangan :

4 = Sangat bagus / Sangat sesuai

3 = Bagus / Sesuai

2 = Kurang bagus / Kurang sesuai

1 = Tidak bagus / Tidak sesuai

4. Tulislah komentar dan saran pada kolom yang telah disediakan sesuai

dengan pendapat anda. Apabila tidak mencukupi, mohon ditulis pada lembar

sebaliknya.

200

Lembar Penilaian/Evaluasi

No Pernyataan Hasil Penilaian

4 3 2 1

1 Ketepatan pemilihan warna cover

2 Keserasian warna tulisan pada cover

3 Kemenarikan pemilihan cover

4 Jenis kertas cover ivory 210gr

5

Bahan kertas Buku panduan

modifikasi model latihan plyometrics

upper body dan lower body untuk

atlet karate junior.

6 Jumlah halaman 63

7

Ukuran Buku Panduan Latihan

panduan modifikasi model latihan

plyometrics upper body dan lower

body untuk atlet karate

junior.148x210mm

8 Ukuran gambar latihan plyometrics

9 Kejelasan gambar latihan plyometrics

10 Relevansi gambar dengan materi

11 Kesesuaian warna

12 Jenis huruf yang digunakan

13 Ukuran huruf yang digunakan

14 Ketepatan letak teks

15 Jenis dan ukuran huruf mudah dibaca