Chan & Myuran

126
Chan & M yuran Kisah Eksekusi Sindikat Narkoba Australia Hukman Reni

Transcript of Chan & Myuran

Chan & M yuranKisah Eksekusi Sindikat Narkoba Australia

Hukman Reni

Chan & M yuranKisah Eksekusi Sindikat Narkoba Australia

B u k u in i b e rk is a h te n ta ng M y ura n d a n C h a n, d u a d a ri

s e mb ila n s ind ik at n ark o b a A u s tra lia y an g d ike n al

d e ng an s e b u ta n k a su s B a li N in e . T uju h te m a n

m e re ka , y a itu S i Y i Ch e n , M ic ha e l Cz ug a j, Re n ae

L awre n ce , Tac h D uc Tha n h Ng u ye n , M a tth e w

No rm a n, S c o tt R us h , s ud a h le b ih d ah ulu d ih uk u m

a ntara 2 0 ta hu n d a n s e u m ur h id u p . S e d an g ka n C h an

d a n M y u ra n d ih uk um m a ti o le h p e ng a d ila n k a re n a

m e re ka te rb u k ti m e ny e lu nd up ka n h e ro in 8 ,2 k ilo g ra m

d a ri A u s tra lia k e B a li. P e me rin ta h d a n ra ky at A u s t ra lia

b e ru p ay a k e ras m e mbe b a sk an Ch an d an M y u ra n,

n am u n tid ak b e rh as i l.

i

Hukman Reni

Chan & Myuran

Kisah Eksekusi Sindikat Narkoba Australia

ii

Chan & Myuran

Kisan Eksekusi Sindikat Narkoba Australia

Oleh: Hukman Reni

Desain Sampul

Hukman Reni

Maret 2015

Copyright © Hukman Reni 2015

email: [email protected]

iii

Kata Pengantar

Akhirnya eBook ini bisa rampung. Tentu,

ini bukan buku seperti yang dikenal banyak

orang. Ini hanya kumpulan informasi yang

!"!#$%& $'#()*& +!",!"-.& !#%"& /,01,%"-##(& 0,!"#&

massa dan website. Jadi bukan karya original.

Sebagai 2#3"'& !#$%& $'#()*, maka sudah tentu

ada jurnalis, ada editor dan orang lain yang

mengelolanya menjadi bahan bacaan. Oleh

karena itu, saya harus mengucapkan terima

kasih kepada mereka semua.

4#$%& $'#()*& ini awalnya dimaksudkan

sebagai koleksi pribadi. Namun begitu

kencangnya pemberitaan tentang eksekusi dua

angota sindikat narkoba Australia, maka saya

persembahkan kepada khalayak sebagai bahan

bacaan, barangkali saja bermanfaat. Sekian dan

terima kasih.

Depok, Maret 2015

Wassalam

Editor

iv

Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................. iii

Legenda Hukuman Mati .................................. 1

Brasil Tarik Duta Besar ................................. 33

Indonesia Menuai Kritik ................................ 43

Perdana Menteri Australia Sakit Perut ............. 57

Publik Australia Protes .................................. 63

Boikot Bali .................................................. 75

Bertobat, Memasak dan Melukis ..................... 85

Akhirnya Pakai Jurus Mabok .......................... 99

DAFTAR BACAAN ........................................ 119

1

Legenda Hukuman Mati

Minggu dini hari, 18 Januari 2015, Kejaksaan

Agung Republik Indonesia melaksanakan

eksekusi terhadap enam terpidana mati kasus

narkoba. Lima di antaranya warga negara asing

dan satu adalah anak kandung bangsa ini.

Mereka adalah, Namaona Dennis (48 tahun)

warga negara Malawi. Marco Arthur Cardoso

Muriera (53 tahun) seorang pilot warga negara

Brazil, Daniel Inemo (38 tahun) warga negara

Nigeria, Ang Kim Sui a.k.a Kim Ho a.k.a Ance

Taher (62 tahun), kewarganegaraan tidak

diketahui, Tran Ti Bic a.k.a Tran Din Huang (37

tahun) warga negara Vietnam, terakhir adalah

Rani Andriani alias Melisa Aprilia asal Cianjur.

Sebenarnya, ini bukan pertama kali Indonesia

mengeksekusi terpidana kasus narkoba. Pada

tahun 1995, Chan Tian Chong menjalani eksekusi

karena kasus Narkoba. Kemudian pada tahun

2004 setidaknya ada 3 orang terpidana mati

kasus narkoba mengakhiri hidupnya di hadapan

regu tembak. Mereka adalah, Ayodya Prasad

Chaubey warga negara India (65 tahun)

dieksekusi di Sumatra Utara pada tanggal 5

Agustus 2004; Saelow Prasad (62 tahun) juga

2

warga negara India dieksekusi di Sumatra Utara

pada tanggal 1 Oktober 2004; dan Namsong

Sirilak (32 tahun) asal Thailand dieksekusi di

Sumatra Utara pada tanggal 1 Oktober 2004

untuk kasus serupa. Berselang empat tahun,

pada tahun 2008, dua warga Nigeria yaitu

Samuel Iwuchukuwu Okoye dan Hansen Anthony

Nwaliosa juga ditembak mati oleh regu tembak

karena kasus narkoba.

Berselang empat tahun, pada tahun 2008,

dua warga Nigeria yaitu Samuel Iwuchukuwu

Okoye dan Hansen Anthony Nwaliosa juga

ditembak mati oleh regu tembak karena kasus

narkoba. Kemudian, Adam wilson Alias Adam

Alisa Abu dieksekusi 15 Maret 2013. Sehingga,

sejak 2004 hingga November 2014, sudah ada

tujuh terpidana mati kasus narkotik yang telah

dieksekusi.1

Hukuman mati, memang bukan milik

Indonesia semata. Ada delapan negara di Asia

Tenggara yang masih menerapkan seperti diliris

Death Penalty Worldwide. Delapan negara yang

masih menganut hukuman mati itu adalah:

Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia,

Singapura, Vietnam, Laos, Myanmar, dan

Thailand. Hukuman terberat ini diberikan kepada

1 Tempo.co, Kamis, 4 Desember 2014

3

para pelanggar hukum dengan kasus yang

beragam, di antaranya pembunuhan dan

perdagangan narkoba.

Kemudian menurut laman !"#$ %&'#()#'#) ,

menyebutkan, pengedar narkoba asal Melbourne

bernama Van Tuong Nguyen dieksekusi mati di

Singapura tahun 2005. Dua warga negara

Singapura juga dieksekusi mati atas

perdagangan heroin murni pada Juli 2014.

Di Vietnam, pengadilan tertinggi negara ini

tahun lalu menjatuhkan hukuman mati bagi 29

orang pengedar narkoba.

Malaysia mencatatkan 900 orang yang saat

ini telah berstatus terpidana mati.

Begitu juga dengan Indonesia, terdapat 133

orang terpidana mati tahun 2012, yang 71 di

antaranya terlibat kasus peredaran narkoba.

Sejak tahun-an, tidak ada eksekusi mati yang

terjadi di negara Myanmar dan Laos. Eksekusi di

Laos terakhir dilakukan tahun 1989, dan saat ini

tercatat ada 89 orang narapidana mati. Di

Myanmar, ada 235 orang yang dijatuhi hukuman

mati, tapi pemerintah setempat tidak melakukan

eksekusi sejak dekade 1980-an.

Di Thailand, terdapat 112 orang terpidana

hukuman mati. Dan eksekusi mati terakhir

dilakukan pada 24 Agustus 2009.

4

Dalam basis data Hukuman Mati Seluruh

Dunia milik Cornell University, negara-negara

yang bertahun-tahun tidak mengeksekusi

hukuman mati disebut dengan *+,-.'.,&./'$ 0#$

1*2',3, sementara yang masih melakukan

eksekusi disebut dengan )#'#&'.,&./'3.

Di Brunei Darussalam, eksekusi mati

dilakukan terakhir kali tahun 1957. Namun,

dengan diberlakukannya kembali hukum hudud

mulai tahun lalu, eksekusi mati bisa kembali

terjadi di negeri kesultanan tersebut.

Sementara, Filipina, Timor Leste, dan

Kamboja sepenuhnya telah menghapuskan

hukuman mati.2

Dalam sejarah pemidanaan, hukuman mati

merupakan pidana yang cukup tua umurnya. Di

Indonesia sendiri, hukuman mati sudah dikenal

sejak zaman kerajaan Mahajapahit.3

Bahkan jauh sebelum itu, di Indonesia sudah

di kenal hukuman mati yang diberlakukan oleh

raja-raja nusantara untuk menegakkan

ketertiban dalam wilayah kekuasaannya.

Dalam bukunya, Ancaman Hukuman Mati

terhadap Pembunuhan Berencana, Prof J.E.

2 UCAN News.com Indonesia, 23/02/2015 3 Andi Hamzah & Sumagelipu, Pidana Mati di

Indonesia di Masa Lalu, Kini dan di Masa Depan, Ghalia Indonesia 1984, hlm.59

5

Sahetapy, mengutip sebuah dokumen masa lalu

berbahasa Belanda yang berkisa tentang prosesi

hukuman mati di Bali. Dikisahkan bahwa, suatu

pagi habis subuh (sekitar pukul 06.00), empat

laki-laki dengan kepala diikat kain putih digiring

ke sebuah halaman. Mereka adalah terpidana

mati yang akan segera menjalani eksekusi di

sebuah lokasi di Bali pada zaman kolonial (tahun

1800-an). Empat laki-laki yang berasal dari kasta

sudra itu dipidana mati karena melakukan

pembunuhan berencana (walad pati).

Mereka digiring ke lokasi eksekusi dengan

dikawal Jaksa, Punggawa, dan Pedanda.

Sesampai di bawah pohon beringin, terpidana

pertama berdiri. Kedua belah tangannya

dibentangkan paksa oleh dua pengawal. Di

depannya, seorang algojo sudah bersiap dengan

sebilah keris terhunus.

Tiba-tiba, algojo melancarkan serangannya,

menusuk dada terpidana dengan keris. Sialnya,

tusukan si algojo kurang cermat, tak mengenai

jantung terpidana. Tak pelak, dia pun

mengulangi tusukannya sampai beberapa kali ke

bagian dada. Terpidana pun jatuh terhumbalang

ke tanah. Beberapa pengawal langsung

melompat ke atas tubuh terpidana. Tujuannya,

mempercepat keluarnya darah dari tubuh yang

bisa memperingkas prosesi sakratul maut.

6

Semua prosesi menyeramkan itu digelar di depan

tiga terpidana lain yang menunggu giliran.

Kisah di atas mengindikasikan bahwa

hukuman mati sebenarnya sudah dikenal di

nusantara sejak berabad-abad silam. Bahkan

prosesi hukuman mati itu tak kalah menakutkan

dibanding jenis-jenis hukuman mati di peradaban

lain, seperti disalib, gantung, pancung kepala,

dibakar, atau dirajam. Hukuman mati di masa

56'6("#'7& 1"3#& !"#())#/& 3,/,%-"& 3,("& -,%3,(!"%"*7&

saking bervariasinya.

Di Aceh, misalnya, berlaku hukuman mati

bagi istri yang berzina. Sultan yang berkuasa

bisa menjatuhkan lima jenis hukuman, termasuk

hukuman mati. Caranya? Tinggal pilih: dilempar

lembing sampai kepala ditumbuk di dalam lesung

(sroh). Sementara di pedalaman Toraja, pelaku

inses dipersilakan mengambil dua opsi hukuman:

dicekik sampai mati atau dimasukkan ke dalam

rotan yang diberi batu pemberat lalu dilempar ke

laut.

Pada 1808, Gubernur Jenderal Daendels yang

dikenal kejam itu mengintrodusir jenis hukuman

mati ala Eropa, yaitu dibakar hidup-hidup dengan

tubuh diikat di tiang. Melalui sebuah plakat

tertanggal 22 April 1808, Daendels juga

mengakomodasi sebuah tata cara hukuman mati

lokal, yaitu dieksekusi dengan keris. Jenis

7

hukuman inilah yang dialami empat laki-laki Bali

tadi.

8#/"& 9#()& /#'"()& !"5,(#()*& #!#'#2& :#%#&

eksekusi yang terjadi pada zaman Mataram.

Serat Sekar Setaman, buku koleksi Museum

Sanapustaka, Keraton Surakarta, melaporkan

adanya hukuman yang paling ditakuti waktu itu,

yaitu hukum picis. Hukum ini, berdasar catatan

sejarah, juga sudah ada pada zaman Majapahit.

Hukuman yang membuat terhukum mengalami

rasa pedih tak terkira sebelum mati ini akhirnya

dihapus pada tahun 1811 pada periode

kekuasaan Paku Buwono IV.

Saat itu, hukuman kepada para criminal

dijatuhkan dengan merujuk pada syariat Islam.

Misalnya, ada hukuman potong tangan, potong

kaki, potong jari, potong telinga, hingga

2$5$0#(&0#-";& <,($*& 2$5$0#(&0#-"& #!#& !$#=&

diadu dengan macan (mirip yang terjadi di

Romawi) dan picis. Keduanya sama-sama digelar

di alun-alun dan ditonton rakyat.

Nah, picis inilah yang paling bikin ngeri. Mau

tahu caranya? Terhukum diikat di tonggak kayu

atau pohon. Lalu tubuhnya disayat-sayat dengan

pisau, dan lukanya diolesi air garam serta asam.

Begitu terus sampai mati. Bayangkan betapa

pedihnya. Terhukum akan berada dalam situasi

!"& 0#(#& 0#-"& -,%#3#& ',1"2& 0,',)#5#(*&

8

ketimbang hidup. Akhirnya, atas usul Gubernur

Jenderal Raffles (saat Indonesia dijajah Inggris

pada 1811-1816), hukum picis bersama

hukuman yang bersifat potong-memotong tadi

dihapus.

Hukum picis ini juga pernah dikenal di

masyarakat pesisir Cirebon. Kompeni bahkan

menggunakannya saat menginterogasi anak buah

Jaka Sembung, seorang pangeran Cirebon yang

termasyhur sebagai penentang Belanda.

Ada lagi hukuman mati yang dilakukan

dengan perut ditikam, dibelah, lantas diambil

hatinya. Hati yang masih merah segar dan

menggelepar-gelepar lalu dicincang, lalu dibagi-

bagi untuk ditelan mentah-mentah. Setelah itu,

kepala terhukum dipenggal, diinjak-injak,

sebelum akhirnya ditumbuk sampai halus di

lesung.

Kisah mengerikan itu dihadapi pahlawan

nasional kita, Trunojoyo. Setelah melalui kisah

pemberontakan melawan Belanda yang diramu

cerita pengkhianatan serta intrik-intrik politik

yang sadis, nasib membawa Trunojoyo ke depan

keris Raja Mataram Amangkurat II. Peristiwa ini

direkam dengan detail oleh Raffles dalam buku

klasiknya yang kini sudah diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia, The History of Java.

9

Di depan para adipati (bupati) yang

berkumpul di balairung, Amangkurat II menikam

Trunojoyo dengan keris Kiai Balabar. Tusukan itu

tepat di dada hingga menembus punggung.

Darah pun muncrat. Perut Trunojoyo lalu dibelah

dan diambil hatinya. Setelah dicincang, hati itu

dibagikan kepada para bupati (adipati) untuk

ditelan mentah-mentah.

Tidak selesai sampai di situ. Sebelum

Amangkurat balairung, Amangkurat II

menitahkan leher mayat Trunojoyo dipenggal,

dan kepalanya diletakkan di balai peristirahatan.

Semua selir diperintahkan menginjakkan kaki di

atas kepala Trunojoyo sebelum masuk ke

peraduan. Baru pada dini hari, kepala tersebut

dimasukkan ke lesung untuk dihancurkan.

Hukuman mati yang menggegerkan terjadi

sebelum itu. Karena masalah perempuan calon

selir, Amangkurat I menghukum mati mertuanya

sendiri, Pangeran Pekik.

Kisahnya berawal dari Pangeran Adupati

Anom (Pangeran Tejaningrat, salah satu putra

Amangkurat I) yang kesengsem pada Rara Hoyi,

gadis pingitan dari Surabaya yang dibawa Adipati

Surabaya, Pangeran Pekik (masih paman raja,

suami Ratu Mas Wandansari, adik Sultan Agung).

Sambil menunggu dewasa untuk dijadikan selir,

10

Rara Hoyi dititipkan kepada Tumenggung

Wirorejo.

Nah suatu hari. Pangeran Tejaningrat

berkunjung ke rumah Tumenggung Wirorejo, dan

melihat Rara Hoyi. Sang pangeran pun

kasamaran. Ini didengar Ratu Wandansari. Atas

persetujuan Pangeran Pekik, Rara Hoyi dibawa

masuk ke keraton dan ditempatkan di Kesatriyan

untuk mengobati sakit cinta sang Pangeran.

Mereka menduga, sang ayah akan mengalah

kepada anaknya.

Ternyata dugaan itu meleset. Amangkurat I

murka. Kontan, Pangeran Pekik dan Tumenggung

Wirorejo dihukum mati. Sementara Pangeran

Tejaningrat baru diampuni setelah dipaksa

membunuh Rara Hoyi dengan tangannya sendiri.

Sadisnya hukuman mati pada masa itu juga

pernah dicatat Rijcklof Volkertz van Goens,

pegawai VOC yang beberapa kali menjadi

delegasi ke Kerajaan Mataram pada periode

tahun 1649-1654. Van Goens menuliskan apa

yang disaksikannya ke dalam buku catatan, yang

pada tahun 1995 diterbitkan dengan judul

Javaense Reyse: De Bezoeken van een VOC-

Gezant aan het Hof van Mataram 1648-1654.

Selain mencatat keindahan alam Jawa waktu

itu, Van Goens menulis pula tentang kejamnya

sanksi hukum yang diterapkan kerajaan. Van

11

Goens, sebagaimana dikutip dosen Jurusan

Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Gadjah Mada, Sudibyo, dalam

tulisannya, Sang Lain di Mata Ego Eropa: Citra

Manusia Terjajah dalam Sastra Hindia-Belanda,

menuliskan bagaimana Amangkurat I membunuh

adiknya (Pangeran Alit) dan memerintahkan

membunuh lima sampai enam ribu ulama

pendukungnya karena menggugat keabsahan

tahtanya.

Aksi itu dilakukan berdasarkan tengara

dentuman meriam yang ditembakkan dari istana

dan hanya berlangsung dalam waktu 30 menit.

Sementara raja saat peristiwa itu terjadi

menyingkir dari istana dikawal orang-orang

kepercayaannya. Kemudian, raja memerintahkan

orang-orang kepercayaannya menyeret beberapa

ulama yang tidak turut terbunuh. Mereka disuruh

mengaku mendalangi aksi tersebut. Karena

berada di bawah ancaman, terpaksa mereka

mengakui perbuatan yang tak pernah mereka

lakukan. Atas perintah raja, orang-orang tidak

bersalah ini beserta keluarganya dibunuh.

Kejadian ini juga dicatat ahli sejarah Jawa, H.J.

De Graaf, dalam bukunya, Disintegrasi Mataram

di Bawah Mangkurat I (1987).

Pada bagian lain, Vam Goens menulis, tanpa

alasan tertentu raja menggunduli kepalanya. Hal

12

ini diumumkan agar diikuti rakyatnya. Beberapa

hari sesudah itu, pengawal berkeliling. Orang

berusia di atas 16 tahun yang tidak menggunduli

rambutnya akan segera diringkus dan dihukum

dengan siksaan mengerikan. Pertama, kepalanya

dikuliti dari atas telinga sampai batok kepalanya

terlihat. Sebagian ada yang bertahan hidup,

tetapi kebanyakan meninggal.

Siksaan jenis kedua lebih kejam. Si terhukum

diikat kakinya dan digantung dengan posisi

kepala di bawah. Di bawah, sudah menunggu

ketel minyak mendidih. Kepala si pesakitan

dicelup ke dalam minyak panas itu sebatas

telinga, sampai rambut di kulit kepala

mengelupas. Kebanyakan pesakitan ini

meninggal. Jenis siksaan ketiga tak kalah

menakutkannya. Pesakitan dipersilakan memakai

topi besi tebal yang panas membara ke kepala

sampai otaknya terbakar.4

Sejak Belanda berkuasa, masyarakat

Indonesia mulai mengenal hukuman mati yang

dimuat dalam kitab undang-undang. Pada

tanggal 1 Januari 1867 Belanda memberlakukan

Wetboek van Strafrecht voor Europeanen, yang

diterapkan untuk masyarakat Eropa. Sedangkan

4 Naked News, Diposkan Oleh Satan Portal di listenx.blogspot.com 2012/01.

13

untuk masyarakat pribumi diberlakukan Wetboek

van Strafrecht voor Inlander, yang mulai berlaku

sejak tanggal 1 Januari 1873. Kemudian sejak

tanggal 1 Januari 1918, Wetboek van Strafrecht

diberlakukan baik untuk orang Eropa maupun

pribumi.

Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus

1845 dan pada tanggal 18 Agustus 1945

diumumkan Undang-undang Dasar 1945.

Berdasarkan Pasal 2 Aturan Peralihan UUD 1945,

semua perundang-undangan yang ada

sebelumnya dinyatakan masih berlaku. Itu

berarti Wetboek van Strafrecht yang pernah

diberlakukan Belanda tetap dipakai. Hukuman

mati yang dirumuskan dalam Wetboek van

Strafrecht itu pun otomatis masih diberlakukan.

Di samping itu, masih ada beberapa ketentuan

perundang-undangan lainnya yang di dalamnya

secara tegas mengatur tentang hukuman mati

untuk kasus kejahatan serius, seperti undang-

undang HAM, terorisme, narkotika, korupsi dll.

Tidak banyak informasi tentang penerapan

hukuman mati selama masa kemerdekaan atau

setidak-tidaknya semasa Orde Lama. Tetapi

sejak peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru

yang dipimpin Soeharto, tercatat beberapa kali

hukuman mati diterapkan. Bahkan beberapa di

antaranya disebut-3,1$-& 0,',),(!#*;

14

Sebut saja eksekusi mati terhadap Oesin

Baftari. Oesin adalah seorang pedagang

kambing, warga Desa Jagalan, Mojokerto, Jawa

Timur. Oesin Baftari dijatuhi pidana mati karena

kasus pembunuhan pada tahun 1964, karena

telah membunuh 6 orang rekan bisnisnya.

Pembunuhan pertama dilakukan di rumahnya

di Desa Jagalan. Lima orang lainnya dihabisi di

sebuah rumah yang disewanya di Desa Seduri, di

pinggir jalan raya antara Mojokerto-Surabaya.

Tindakan keji Oesin Baftari terbongkar saat

dia menghabisi korbannya yang keenam. Korban

sempat berteriak minta tolong sebelum tewas.

Teriakan ini didengar tetangganya dan membuat

aksi Oesin Baftari terkuak. Ia kemudian

menjalani hukuman mati dengan cara ditembak

oleh regu tembak di tepi pantai di daerah

Kenjeran, Surabaya pada 14 September 1978.

Pada tahun 1980 publik Indonesia kembali

dihebohkan oleh kabar tentang hukuman mati

terhadap Kusni Kasdut. Terpidana mati yang satu

ini memiliki kisah yang unik. Sebelum terjerumus

5,& !$("#& >5,'#0?& 9#()& 5,0$!"#(&0,(@#!"5#((9#&

terpidana mati, Kusni Kasdut adalah tentara

pejuang yang melawan penjajah Belanda pada

masa revolusi 1945. Pada masa kemerdekaan dia

berusaha masuk TNI namun beberapa kali

ditolak.

15

Kusni Kasdut memulai kejahatannya pada

tahun 1960. Ketika itu Kusni Kasdut menembak

seorang keturunan Arab kaya raya bernama Ali

Bajhened dengan menggunakan sepucuk pistol.

Tercatat lima kali Kusni Kasdut berhasil kabur

dari penjara. Itu sebabnya, di kalangan penjahat

ia jadi legenda.

Nama Kusni Kasdut makin berkibar dan

dikenal pencuri benda seni. Pada 31 Mei 1961

Kusni Kasdut merampok Museum Nasional yang

akrab disebut Museum Gajah. Dalam

melaksanakan aksinya itu, Kusni Kasdut

menyamar dengan mengenakan seragam polisi,

lalu masuk ke museum, kemudian menyandera

pengunjung dan menembak mati seorang

petugas museum. Ia lalu membawa lari 11

Permata koleksi museum. Kusni kemudian

ditangkap saat menjual hasil jarahannya itu di

Semarang.

Kusni, konon, dijuluki A61"( Hood*

Indonesia. Karena ia sering membagikan harta

hasil rampokannya pada orang-orang miskin.

Ketika menjalani hukuman di penjara, Kusni

sempat bertobat dan dia dibaptis menjadi

pemeluk Katolik dengan nama Ignatius Waluyo.

Ia pun sempat membuat lukisan Katedral dari

gedebok pisang yang hingga kini masih

tersimpan di Katedral Jakarta.

16

Kusni Kasdut dijatuhi divonis hukuman mati

atas kejahatan yang dilakukannya. Ia dieksekusi

pada 16 Februari 1980 di dekat kota Gresik, Jawa

Timur. Beberapa jam sebelum ajal itu datang,

Kusni, punya permintaan terakhir. Ia ingin duduk

di tengah keluarganya. Kepala penjara Kalisosok

Surabaya memenuhi permintaan itu.

Sembilan jam sebelum dibawa pergi tim

eksekutor, begitu tulis reportase Majalah Tempo,

Kusni duduk di tengah anak, menantu, dan dua

cucunya. Makan malam terakhir disajikan di atas

meja: capcai, mi, dan ayam goreng

kegemarannya. Keluarga itu menangis kecuali

Kusni. Ia hanya menitipkan pesan terakhir yang

sederhana: agar honor dari kisahnya yang ditulis

Parakitri Simbolon dan diterbitkan Gramedia

diurus Bambang, anak dari istri pertamanya.

Kusni lalu kembali ke selnya dan hanya duduk

dekat terali besi, merokok kretek, mengobrol

dengan sipir, dan sesekali bersembahyang. Tak

lama terdengar deru 19 mobil polisi yang

beriringan membawa pesakitan itu pergi.

Ketika tim eksekutor menjemputnya pukul

3.00 pagi, ia menolak disuruh mandi. Kusni lalu

menyalami petugas yang selama ini menjaganya.

Di depan penjara sebelum menuju lapangan

tembak, telah menunggu dua perwira polisi yang

17

menangkapnya ketika kabur dari Penjara

Lowokwaru, Malang.

Tiga peluru di jantung dan lima di perut Kusni

pada subuh itu menghabisi petualangan

hitamnya. Kusni Kasdut mati di depan algojo.

Tubuh lelaki dari Tulungagung, Jawa Timur, itu

lunglai di tiang penyangga. Sejak malam itu ia

tinggal nama.

Masih di tahun 1980, Henky Tupanwael juga

dieksekusi. Nama Hengky memang tidak setenar

Kusni Kasdut. Namun riwayat kejahatan yang

dibuatnya tidak kalah panjang dan sadis. Dia bisa

dibilang akrab dengan penjara karena sering

kabur.5

Ia memulai debutnya sebagai pencuri kecil

masuk bui khusus anak-anak karena mencuri

sepotong celana. Pada usia muda, sekitar 17

tahun, ia menembak seorang polisi militer.

Karena kejahatannya tersebut Henky mulai

berkenalan dengan penjara. Beberapa tahun

kemudian, 1957, dia melakukan peram-pasan

hingga harus masuk penjara lagi selama tiga

tahun. Lepas dari hukuman, tidak kapok, dia me-

rampok Bank Ekonomi Nasional di Bandung.

Saat ditahan dalam kejahatan perampokan

tersebut, pada 1963 Henky kabur dari penjara. Ia

5 Merdeka.com, Minggu, 18 Januari 2015.

18

tertangkap dan masuk bui lagi, karena terlibat

peristiwa penggarongan di rumah seorang hakim

di Bandung. Akibat peristiwa tersebut Henky

dijebloskan ke penjara Nusakambangan. Lagi-lagi

dia kabur.

Selepas dari Nusakambangan, Henky kembali

bergabung dengan teman-temannya di Jakarta.

Dia lalu merampok Bank Nusantara dengan

omzet Rp 21 juta lebih. Dia juga menembak mati

dua orang.

Dia pun kembali ditangkap dan ditahan, lalu

divonis mati. Kemudian pada 1980 itu, tak lama

setelah eksekusi mati Kusni Kasdut, Henky

tumbang diterkam peluru eksekutor.

Tetapi cerita hukuman mati tidak berhenti

hanya di situ. Pada tahun 1983, Imron bin

Mohammed Zein dieksekusi atas dakwaan tindak

pidana terorisme. Kemudian, pada tahun 1985,

Mohamad Munir, Djoko Untung, Gatot Lestario,

dan Rustomo dihukum mati untuk kejahatan

politik yang dihubungkan dengan peristiwa G30S

PKI 1965. Pada tahun yang sama, Salman Hafidz

juga dieksekusi dalam kasus kejahatan

terorisme.

Di tahun 1986, sepuluh orang dieksekusi

karena kasus politik. Satu di antaranya Maman

Kusmayadi, adalah aktivis Islam. Sedangkan

sembilan orang lainnya dihubungkan dengan

19

peristiwa G30S PKI, mereka adalah Syam alias

Kamaruzaman alias Achmed Mubaudah, Supono

Marsudidjojo alias Pono, Mulyono alias Waluyo

alias Bono, Amar Hanefiah, Wirjoatmodjo alias

Jono alias Tak Tanti, Kamil, Abdulah Alihamy

alias Suparmin, Sudijono, dan Tamuri Hidayat.

Kemudian pada tahun 1987, tiga orang

kembali dieksekusi. Satu di antaranya karena

terkait kasus politik 1965, yang dihubungkan

dengan peristiwa G30S PKI, yaitu Sukarman.

Sedangkan dua orang lainnya karena kasus

pembunuhan, yaitu Liong Wie Tong alias Lazarus

dan Tan Tiang Tjoen.

Setahun kemudian, di tahun 1988, empat

orang kembali dieksekusi karena kejahatan

politik. Dua orang di antaranya adalah aktivis

Islam, yaitu Abdullah Umar dan Bambang

Sispoyo. Sedangkan yang lain adalah, Sukarjo

dan Giyadi Wignyosuharjo dieksekusi terkait

kejatan politik 1965.

Pada tahun 1989 dua orang yang didakwa

melakukan kejahatan politik 1965 kembali

dieksekusi, yaitu Tohong Harahap dan Mochtar

Effendi Sirait. Selanjutnya, di tahun 1990, Satar

Suryanto, Yohannes Surono, Simon Petrus

Soleiman, dan Noor (atau Norbertus) Rohayan,

dieksekusi karena kasus yang sama yakni

kejahatan politik 1965.

20

Tahun 1991 eksekusi kembali dilakukan

terhadap Azhar bin Muhammad karena kasus

terorisme dan tahun 1992 Sersan Adi Saputro

dieksekusi karena kasus pembunuhan berencana.

Berselang tiga tahun kemudian, pada tahun

1995, eksekusi kembali terjadi. Kali ini menimpa

dua orang pelaku pembunuhan berencana, yaitu

Karta Cahyadi pembunuhan berencana di Jawa

Tengah dan Kacong Laranu pembunuhan di

Sulawesi Tengah. Selebihnya, yaitu Chan Tian

Chong, seperti yang sudah disebutkan

sebelumnya, dieksekusi karena kasus narkoba.

Tahun 1996 dan 1997 tidak terdengar adanya

pelaksanaan hukuman mati. Tetapi pada tahun

1998, Adi Saputra dieksekusi karena kasus

pembunuhan di Bali. Kemudian pada tahun 2001,

masih terkait kasus pembunuhan, tiga orang

dieksekusi di Nusa Tenggara Timur, yaitu Gerson

Pande, Fredrik Soru dan Dance Soru.

Empat tahun kemudian, pada tahun 2004,

eksekusi kembali terjadi dan seperti sudah

disebutkan sebelumnya, hukuman mati ini

dilaksanakan di Sumatera Utara, terhadap tiga

orang terpidana mati kasus narkoba, yaitu

Ayodya Prasad, Saelow Prasad dan Namsong

Sirilak.

Tahun 2005 Astini dieksekusi karena kasus

pembunuhan berencana. Wanita berusia 50

21

tahun itu mengakhiri masa penantiannya yang

panjang setelah seluruh proses hukum untuk

membatalkan hukuman mati telah tertutup

ketika Presiden Megawati menolak memberikan

grasi pada tanggal 9 Juli 2004.

Astini dieksekusi oleh regu tembak Brimob

Polda Jatim. pada tanggal 20 Maret 2005.

Menurut berita yang tersiar, Astini ditembak

pukul 01.15 WIB dini hari di suatu tempat

rahasia di Jawa Timur dari jarak 5 meter dalam

posisi duduk.6

Lewat dua bulan setelah Astini dieksekusi,

Turmudi bin Kasturi, menjalani hukuman mati.

Pria berusia 32 tahun itu dieksekusi di Jambi

pada tanggal 13 Mei 2005. Ia dieksekusi atas

tuduhan melakukan pembunuhan terhadap 4

orang sekaligus di Jambi pada tanggal 12 Maret

1997. Seperti halnya Astini, Turmudi mengakhiri

hidupnya di hadapan 12 personel Brimob Polda di

Jambi.7

Kemudian, di tahun 2006, Fabianus Tibo,

Marinus Riwu, dan Dominggus Dasilva dieksekusi

di Palu Sulawesi Tengah, atas dakwaan

pembunuhan berencana dalam kerusuhan Poso.

6 Media Indonesia, 21 Maret 2005 7 Kompas, 15 Mei 2005

22

Tibo dkk ditangkap pada Juli dan Agustus

2000 dan dijatuhi vonis mati pada April 2001 di

Pengadilan Negeri Palu, kemudian dikuatkan oleh

Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara pada 17 Mei

2001. Pengadilan memutuskan bahwa mereka

bersalah atas tuduhan pembunuhan,

penganiayaan, dan perusakan di tiga desa di

Poso, yakni Desa Sintuwu Lemba, Kayamaya,

dan Maengko Baru.

Eksekusi Fabianus Tibo dkk di tahun 2006 itu

menarik perhatian banyak pihak. Sebelum

eksekusi dilaksanakan, mantan Presiden

Abdurrahman Wahid sempat meminta jaksa

menunda eksekusi. Alasan Gus Dur, karena

hakim yang memvonis Fabianus Tibo, Dominggus

da Silva, dan Marinus Riwu dinilai masih ragu-

ragu terhadap putusannya. Dia pun mengutip

hadits yang artinya: kalau seorang hakim ragu-

ragu maka tidak boleh menjatuhkan vonis.

Karena itu, Gus Dur menyarankan hakim dan

jaksa, lebih baik mencari kemantapan keputusan

hukuman terlebih dahulu.8.

Meskipun dikiritik Gus Dur, eksekusi terhadap

Tibo dkk tetap dilaksanakan. Eksekusi terhadap

pelaku kerusuhan Poso itu dilakukan pukul 01.45

wita. Mereka ditembak secara serentak oleh tiga

8 Tempo Interaktif, Kamis, 21 September 2006.

23

regu tembak dari Brimob Kepolisian Daerah

Sulawesi Tengah di Desa Poboya, Palu Selatan.

Buntut eksekusi Tibo dkk yang kontraversial

itu membuat sejumlah kabupaten di wilayah

Nusa Tenggara Timur rusuh. Puluhan rumah dan

kantor dibakar massa. Rumah dinas Kepala

Kejari Atambua Saut Simanjuntak dibakar

massa. Situasi itu membuat karyawan Kejari

Atambua lari menyelamatkan diri ke hutan.

Aktivitas pegawai kejaksaan di Atambua lumpuh.

Bahkan, Lembaga Pemasyarakatan (LP) Atambua

juga diserbu massa dan membebaskan secara

paksa 200 napi yang ada di situ. Sementara di

Poso terjadi pelemparan dan perusakan.

Kapolsek Lage, Polres Poso, Sulawesi Tengah,

Iptu F. Tarigan, menderita luka-luka akibat

terkena lemparan batu oleh sekelompok warga.9

Pada tahun 2007, eksekusi kembali terjadi

terhadap Ayub Bulubili, karena kasus

pembunuhan berencana di Kalimantan Tengah.

Kemudian di tahun di tahun 2008, dua warga

Nigeria yaitu, Samuel Iwuchukuwu Okoye dan

Hansen Anthony Nwaliosa dieksekusi karena

kasus narkoba. Selain itu, dukun Ahmad Saroji

yang membunuh 42 orang di Sumatera Utara

juga dieksekusi, Tugabus Yusuf Mulyana dukun

9 Bali Post, Sabtu, 23 September 2006

24

pengganda uang yang membunuh delapan orang

di Banten. Selanjutnya, Sumiarsih dan Sugeng

juga dieksekusi pada tahun 2008 itu, karena

terlibat pembunuhan satu keluarga di Surabaya.

Pada tahun yang sama, yaitu pada tanggal 8

Agustus 2008, seorang pelaku kejahatan yang

dianggap cukup melegenda, Rio Martil,

menghadap maut di hadapan regu tembak, di

Porwokerto.

Tetapi siapakah Rio Martil itu? Tak banyak

yang tahu. Informasi tentang dirinya pun tidak

cukup lengkap. Berdasarkan berita di media

massa, pria sadis ini terlahir dengan nama Rio

Alex Bulo, namun belakangan dia lebih tenar

dengan sebutan Rio Martil. Dua martil senjatanya

menjadi nama belakang pria kelahiran Sleman, 2

Mei 1978 ini.10

Sejak kecil, Rio dikenal sebagai anak nakal.

Apa yang dilakukan Rio membuat orangtuanya

tidak mampu menanganinya lagi. Padahal kala

itu Rio masih 8 tahun. Karena kenakalannya, Rio

lalu diungsikan dari Sleman ke Jakarta oleh

orangtuanya. Di Jakarta, Rio hidup bersama

kakak sulungnya dengan harapan tidak lagi nakal

seperti di Sleman.

10 Merdeka.com Minggu, 18 Januari 2015 08:03

25

Namun harapan orangtuanya itu meleset. Di

Jakarta, kenalan Rio justru semakin menjadi-jadi.

Rio sering bolos dan sempat diusir dari rumah

sang kakak. Akhirnya ia hidup di jalanan dan

berteman dengan preman-preman Pasar Senen.

Rio lalu menjadi penjahat kecil dengan menjual

surat-surat kendaraan palsu.

Setelah merasa mandiri dari hasil itu, Rio

memutuskan menikah. Namun setelah menikah,

bukannya 'sembuh', malah kejahatan Rio makin

jadi. Tahu seluk beluk mobil bodong, membuat

dia beralih profesi sebagai pencuri mobil. Bahkan

tercatat dalam tiga hari, dia bisa menggasak tiga

mobil. Hidupnya makmur saat itu.

Meski demikian sang istri tidak tahu

kejahatan suaminya. Kepada sang Istri, Rio

mengaku berjualan pakaian.

Jeruji besi pertama dirasakan Rio setelah

penadahnya melaporkan dia ke polisi karena

melarikan mobil 'bos'-nya itu. Namun tak lama

dia mendekam di bui.

Ketika bebas, Rio terpaksa menekuni

profesinya sebagai pencuri mobil lagi. Hasil

jarahan yang melimpah membuat Rio sulit

berpaling dari kejahatan ini.

Karena di Ibu Kota sudah tenar sebagai

maling mobil, Rio kemudian mencoba

peruntungan di daerah. Saat itu, Rio mulai

26

membekali diri dengan dua martil sebagai

senjata. Sasarannya kini adalah pengusaha

rental mobil.

Sasaran pertama Rio adalah kota Surabaya.

Dengan martilnya, dia menghabisi pengusaha

rental mobil dan menggondol sedan Mercy.

Sukses di Surabaya, Rio lalu pergi ke Ibu Kota

Jawa Tengah, Semarang.

Di Semarang Rio juga berhasil melarikan

mobil rental Izusu Panther. Saat menggondol

Panther ini, Rio juga menghabisi dua orang

secara sadis dengan martil senjatanya.

Usai di Surabaya dan Semarang, Rio

mencoba peruntungannya kembali di Yogya.

Namun di kota gudeg ini, Rio gagal beraksi.

Namun tak ada kapoknya buat Rio. Pada 12

Januari 2001, Rio menghabisi Jeje Suraji di

Baturaden, Banyumas. Dia menggondol sedan

Timor milik Jeje yang disewanya dari Bandung.

Pembunuhan terhadap Jeje ini membuat jejak

Rio terlacak polisi. Dia pun tertangkap dan diadili.

Penangkapan Rio membuat pemberitaan ramai.

Sejak saat itu, pembunuh sadis ini dijuluki Rio

Martil, karena semua korbannya dihabisi pakai

martil.

Pada Agustus 2004, 'Rio Martil' dipindahkan

ke Lapas Pulau Nusakambangan. Di

Nusakambangan, Rio bertemu dengan Iwan

27

Zulkarnaen, koruptor Rp 40 miliar dan divonis 16

tahun penjara. Merasa ada darah Sulawesi,

keduanya cepat akrab. Bahkan selama di Lapas,

Iwan sempat mengajari Rio mengaji. Namun

siapa sangka, Rio akhirnya membunuh Iwan di

dalam Lapas. Rio membunuh Iwan awal Mei 2005

di dalam selnya.

Kepada polisi, Rio mengaku membunuh Iwan

karena tersinggung atas perkataannya. Saat itu

Rio mengaku, Iwan mengajarinya mengaji di

selnya. Di tengah mengaji, hujan turun. Lantai

sel Rio pun basah kena air hujan akibat atapnya

bocor. Aktivitas keduanya pun terhenti karena

lantai basah. Iwan lalu mengambil lap untuk

mengepel lantai sel, sementara Rio duduk di

tempat tidur. Saat itu rokok yang dihisap Rio

jatuh ke lantai. Iwan yang sedang mengepel

lantai tiba-tiba mengeluarkan kalimat yang

membuat Rio tersinggung. Karena tak mampu

menahan emosi mendengar perkataan Iwan, Rio

langsung memukul kepala Iwan. Iwan yang tidak

siap langsung tersungkur. "Kemudian Rio

mengambil sarung untuk membekap kepala Iwan

sebelum kemudian membentur-benturkannya ke

tembok hingga tewas.

Selama menjalani masa tahanan, Rio

berupaya mengajukan Banding dan Kasasi.

Namun usahanya sia-sia. Ia tetap divonis mati.

28

Ia pun telah berupaya mengajukan grasi bahkan

Peninjauan Kembali. Tetapi grasi yang diajukan

Rio Martil ditolak Presiden Megawati

Soekarnoputri berdasarkan Keputusan Presiden

Nomor 16/G/ 2004 tanggal 29 Juli 2004.

Peninjauan Kembali (PK) yang dia ajukan ke

Mahkamah Agung Republik Indonesia pun tak

membuahkan hasil. Penolakan PK Rio itu diterima

Kejari Purwokerto pada tanggal 1 April 2008 dan

disampaikan kepada Rio dan keluarganya pada 8

April 2008.

Karena seluruh tahapan hukum telah yang

ditempuh Rio tidak membuahkan hasil, maka

pada tanggal 8 Agustus 2008 Rio dihadapkan

pada regu tembak. Proses eksekusi Rio Alex Bulo

ini, dilakukan dengan pengamanan superketat.

Kedua tangan dan kaki pembunuh lima orang itu

rencananya akan diborgol dengan rantai. Tidak

ekstra ini dilakukan karena ada kabar bahwa Rio

bisa membuka borgol saat eksekusi berlangsung.

Kapolres Banyumas AKBP Hari Prasodjo

mengatakan, isu kalau Rio bisa melepas kunci

borgol sangat santer di masyarakat termasuk

kesaktiannya. "Kita ingin menepis isu itu dengan

pengamanan sangat ketat saat pelaksanaan

eksekusi. Tangan dan kakinya akan di borgol

dengan rantai, karena isu yang berkembang

sangat santer," katanya.

29

Kabar kalau Rio bisa membuka borgol dalam

hitungan menit memang bukan isapan jempol.

Beberapa penyidik Polres Banyumas yang

menangani kasus si Martil Maut itu sempat

melihat langsung keahliannya itu. Bahkan,

kemampuan tersebut pernah dipamerkan di

depan sejumlah penyidik. Seorang penyidik

polres membenarkan hal itu.

"Awalnya saya tidak percaya saat Rio

sesumbar bisa mencopot tangannya yang

diborgol. Ketika dia mendemontrasikan itu saya

baru percaya. Hanya dalam hitungan menit

borgol itu lepas, padahal dia hanya menggosok-

gosok tangannya," katanya.

Penyidik itu menambahkan, saat ditanya

mengapa tidak melarikan diri saja, Rio hanya

menjawab, "Saya kasihan kepada polisi yang

sudah lelah menjaga saya," kata penyidik

menirukan ucapan Rio.

Beberapa petugas keamanan di LP

Nusakambangan juga mengakui kemampuan

ilmu Rio. Bahkan pada saat pemindahan Rio dari

LP Pasir Putihke ke LP Purwokerto, sejumlah

petugas membawa daun kelor. Oleh petugas,

daun itu digunakan untuk menangkal "ilmu

kanuragan" Rio.11

11 Okezone news.com Rabu, 6 Agustus 2008.

30

Rio Alex Bulo alias Rio Martil akhirnya benar-

benar dieksekusi. Kamis malam, tanggal 8

Agustus 2008, sekitar pukul 21.15, empat mobil

Kijang Avanza dengan nomor sama, R 8561 CA

masuk Lapas. Di luar ratusan polisi berjaga.

Ratusan warga sekitar sejak sore juga berjubel di

depan Lapas tempat Rio Martil menjalani empat

hari masa isolasi, setelah dibawa dari penjara

Nuskambangan.

Berselang setengah jam kemudian, sekitar

pukul 22.30, Rio didibawa keluar Lapas

Puwokerto ke suatu tempat yang dirahasiakan.

Begitu keluar lapas, empat mobil yang salah

satunya membawa Rio Martil langsung

berpencar. Cara itu membuat wartawan yang

menunggu di depan lapas sejak sore, kesulitan

untuk mengikuti.

Sumber Radar Banyumas (Grup Jawa Pos)

mengatakan, Rio Martil dieksekusi dalam posisi

duduk di kursi. Sementara, regu tembak

memuntahkan peluru dengan cara merebahkan

badan di tanah seperti orang merangkak.

Rio si pembunuh sadis ini lalu meregang

nyawa di ujung senapan regu tembak pada 8

Agustus 2008 di Banyumas. Namun sebelum

31

terkulai di depan regu tembak, Rio sempat minta

dipertemukan dengan anak istrinya.12

Berselang tiga bulan setelah Rio Martil

ditembak mati di wilayah Purwekerto, pada 9

November 2008 tengah malam giliran trio

bomber bom Bali, yaitu Amrozi, Ali Gufron alias

Mukhlas, dan Imam Samudra menjalani

hukuman mati. Ketiganya dieksekusi di Bukit

Nirbaya, Pulau Nusa Kambangan, karena terbukti

secara sah dan meyakinkan sebagai otak pelaku

peledakan di Legian, Kuta, Bali, 12 Oktober 2002

silam.

Amrozi dan Ali Ghufron dimakamkan di

Tempat Pemakaman Umum Desa Tenggulun,

Lamongan, Jawa Timur. Upacara pemakaman

!"/"0/"(& $3-#!B& C1$& D#5#%& D#?#39"%;& E,1,'$0&

dimakamkan, kedua jenazah sempat disalati di

Masjid Al Mutaqin dan Pondok Pesantren Al

Muslim. Sedangkan Imam Samudra dimakamkan

di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Lopang

Gede, Serang, Banten.

Sejak tahun 2008, Indonesia sepi dari isu

hukuman mati. Tetapi di tahun 2013 hukuman

mati kembali dilaksanakan. Dalam eksekusi ini

lima orang terpidana mengakhiri hidupnya di

depan regu tembak. Mereka adalah Suryadi

12 Jawa Pos, Jumat, 08 Agustus 2008.

32

Swabuana alias Adi Kumis, Jurit bin Abdullah dan

Ibrahim bin Ujang, yang dieksekusi karena kasus

pembunuhan berencana di Sumatera Selatan.

Kemudian, Muhammad Abdul Hafeez warga

negara Pakistan dan M. Adami Wilson alias Abu

warga negara Malawi, yang dieksekusi pada 15

Maret 2013, karena kasus narkoba di Banten.13

Setelah itu, pada pertengahan Januari tahun

2015, publik kembali tersentak oleh eksekusi

enam terpidana mati kasus narkoba seperti

disebutkan di atas.

Eksekusi terhadap terpidana mati di

Indonesia tampaknya akan berlanjut, karena

menurut Jaksa Agung, HM Prasetyo, eksekusi

enam terpidana mati pada Minggu dini hari 18

Januari 2015 itu hanya awalan.

13 Wata Kota, Sabtu, 17 Januari 2015.

33

Brasil Tarik Duta Besar

Minggu dini hari, 18 Januari 2015, Kejaksaan

Agung Republik Indonesia melaksanakan

eksekusi terhadap enam terpidana mati kasus

narkoba, karena permohonan grasi mereka

ditolak Presiden Joko Widodo sejak 30 Desember

2014.

Eksekusi pada Minggu dini hari itu terdiri dari

lima warga negara asing dan satu warga lokal.

Masing-masing adalah Namaona Dennis (48

tahun) warga negara Malawi. Marco Arthur

Cardoso Muriera (53 tahun) seorang pilot warga

negara Brazil, Daniel Inemo (38 tahun) warga

negara Nigeria, Ang Kim Sui a.k.a Kim Ho a.k.a

Ance Taher (62 tahun), kewarganegaraan tidak

diketahui, Tran Ti Bic a.k.a Tran Din Huang (37

tahun) warga negara Vietnam, terakhir adalah

Rani Andriani alias Melisa Aprilia asal Cianjur.

Adanya sejumlah warga negara asing yang

dieksekusi pada Minggu dini hari itu, maka tak

heran jika eksekusi keenam terpidana mati

tersebut langsung mendapat respon dari luar

negeri.

Reaksi pertama datang dari Pemerintah Brasil

dan Belanda. Kedua negara itu menarik Duta

34

Besar mereka untuk Indonesia, dan menyatakan

kemarahannya setelah warga negara mereka

turut dieksekusi mati pada Minggu dini hari, 18

Januari 2015.

Fksekusi keenam terpidana mati itu sangat

menyedihkan*7&kata Menteri Luar Negeri Belanda

Bert Koenders. Ia pun mengatakan G$5$0#(&

mati adalah hukuman yang kejam dan tak

manusiawi yang mengabaikan kehormatan dan

integritas seorang manusia".

Menurutnya, Raja Belanda, Willem Alexander

dan Perdana Menteri Mark Rutte telah

menghubungi Presiden Jokowi untuk

membicarakan masalah ini, namun segala upaya

yang dilakukan tak berhasil mengubah rencana

eksekusi mati tersebut.14

Seirama dengan Belanda, Presiden Brasil,

Dilma Roussef mengatakan bahwa, ia "sedih dan

marah" karena Pemerintah Indonesia

mengabaikan permohonan mereka lalu

mengeksekusi mati Marco Archer Cardoso

Moreira, tervonis mati penyelundupan kokain ke

Indonesia di tahun 2004.

"Penggunaan hukuman mati, yang semakin

ditolak oleh masyarakat internasional, sangat

serius mempengaruhi hubungan antara negara

14 TribunNews.com Minggu, 18 Januari 2015.

35

kita," kata Dilma. Ia pun mengatakan Duta Besar

Brazil untuk Indonesia ditarik untuk konsultasi.

Tidak hanya menarik dubes dari Jakarta. Pada

Jumat 20 Februari 2015 waktu setempat,

Presiden Brasil Dilma Rousseff, malah menolak

menerima surat-surat kepercayaan (credential

letter) Duta Besar Indonesia untuk negara ini.

Hal itu dilakukan Dilma untuk menunjukkan

kemarahan dia terhadap hukuman mati yang

menimpa warganya.

"Kami kira penting diperhatikan bahwa ada

evolusi dalam situasi ini untuk mengklarifikasi

hubungan negara Indonesia dengan Brasil," kata

Rousseff saat menerima surat-surat kepercayaan

dari para duta besar lima negara termasuk

Indonesia..

Rousseff juga mengatakan bahwa, skrining

terhadap perwakilan Indonesia akan sedikit

ditingkatkan, berkaitan dengan rencana eksekusi

hukuman mati warga negara Brasil berikutnya,

yaitu Rodrigo Gularte (42) yang dijatuhi

hukuman mati pada 2004 karena

menyelundupkan enam kilogram kokain ke

Indonesia lewat papan selancar.15

Tindakan pemerintah Brasil ini sebenarnya

telah melanggar hak inviolability yang dimiliki

15 Antaranews.com Sabtu, 21 Februari 2015

36

duta besar Indonesia di negara tersebut. Hak-

hak tersebut yaitu tidak boleh dihalang-halangi

aktivitas diplomatik, mobilitas fisik dan

komunikasinya oleh negara tempat dia

ditempatkan. Dalam praktik diplomatik,

pelanggaran atas asas inviolability ini,

mewajibkan negara penerima dubes tersebut

melakukan perbaikan sikap.16

Sebelum terjadinya insiden penolakan

credential letter itu, Presiden Joko Widodo

mengaku sempat dihubungi Presiden Brasil,

Dilma Rousseff.

"Iya (dihubungi)," ungkap Jokowi. Namun,

mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan

bahwa perbincangan melalui sambungan telefon

itu tidak akan mengubah keputusan pemerintah

Indonesia untuk melakukan hukuman mati.

Jokowi bahkan mengatakan, duta besar

Indonesia untuk Brasil Toto Riyanto sudah ditarik

ke Jakarta, demi kohormatan banga Indonesia

atas tindakan yang diambil oleh Pemerintah

Brasil.17

Sikap berlebih yang ditunjukkan Presiden

Brasil, Dilma Rousseff, atas eksekusi mati

warganya di Indonesia itu ternyata menuai

16 Bisnis.com Minggu, 22 Februari 2015 17 Okezonenews,com, Selasa, 24 Februari 2015

37

kritikan di media sosial. Berdasarkan polling

sederhana yang dilakukan BBC Brasil, banyak

warga Brasil yang ternyata tidak sependapat

dengan pemerintahnya. Topik ini menuai lebih

dari 1.250 komentar dalam 24 jam pertama di

Facebook BBC Brasil.

Sebagian kecil mengusulkan pengampunan

atau hukuman alternatif, namun sebagian besar

mengatakan pengedar narkoba harus dihukum

mati untuk "memberikan contoh."

Sejumlah pengguna pun mengkritik langkah

Dilma. Leonardo Vidal misalnya mengatakan,

"Politisi Brasil tidak bisa menerima kalau hukum

ditegakkan!"

"Bahwa narkoba merusak bangsa, benar

sekali. Brasil saat ini disandera oleh narkoba

buruk ini," kata Marcello Kneip.

"Hubungan terganggu karena pengedar

narkoba? Haha... saya tertawa terhadap negara

itu," kata Karina Pereir, sebagaimana dikutip

BBC.18

Di Indonesia sendiri, penolakan pemerintah

Brasil terhadap Duta Besar Indonesia untuk

negara itu berbuntut panjang. Pemerintah

Indonesia tengah mengkaji rencana untuk

18 BBC Indonesia, Senin 19 Januari 2015

38

membatalkan pembelian pesawat Tucano dan

MLS dari negara tersebut.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan selama

ini, ketergantungan ekonomi Brasil terhadap

Indonesia justru lebih besar dibandingkan

dengan ketergan-tungan Indonesia.

"Jadi, kalau memang begitu (protes), ya,

sudah. Kalau dia menurunkan sikap politik

mereka, ya, kita juga turunkan sikap politik dan

ekonomi juga tentunya," kata Wapres Jusuf

Kalla.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu

mengatakan, pemerintah Indonesia mengancam

bakal mengurangi besaran impor barang-barang,

termasuk pembelian alat utama sistem

persenjataan pesawat Tucano dan MLS yang

telah dipesan dari negara Amerika Latin itu.

"Kapan keputusannya, tentu kita periksa dulu

macam apa kontraknya, komitmennya," ujar

Kalla.

Menurut Jusuf Kalla, jika pembelian pesawat

jadi dibatalkan, pemerintah mempertimbangkan

untuk mengalihkan pemesanan kedua pesawat

jenis itu ke Negara negara lain. "Banyak sekali

negara yang menyediakan, bisa ke Korea

39

Selatan, Jepang, dan Eropa. Banyak sekali,

jangan khawatir," kata Wapres Jusuf Kalla.19

Warga negara asing yang terlibat narkoba dan

dijatuhi hukuman mati di Indonesia sebenarnya

bukan hanya dari Brasil dan Belanda. Tetapi

masing-masing negara yang warganya dihukum

mati itu memperjuangkan warganya dengan cara

dan intensitas yang tidak sama. Ada yang pakai

media, ada juga yang secara jalur diplomatik.

Menurut catatan merdeka.com,20 ada lima

negara yang warganya dihukum mati, tetapi

kegalauan mereka tidak separah Belanda dan

Brasil. Vietnam malah mengeksekusi beberapa

terpidana mati dengan kasus yang sama, tak

lama setelah Indonesia mengeksekusi mati Tran

Thi Bich Hanh.

Malawi juga tidak berkomentar banyak ketika

warganya, Namaona Denis, dieksekusi pada 18

Januari 2015 itu. Demikian pula dengan Ghana.

Pasca eksekusi Martin Anderson atau Belo, Ghana

sama sekali tidak meneriakkan protes kepada

Indonesia, mungkin karena di Ghana sendiri

kasus narkoba cukup banyak terjadi.

Kemudian Nigeria, walau warganya, yaitu

Daniel Enemuo ditembak dalam eksekusi 18

19 Tempo.co, Selasa, 24 Februari 2015 20 Merdeka.com Jumat, 27 Februari 2015

40

Januari 2015 lalu, tetapi negara benua Afrika itu

tidak mengambil langkah ekstrim. Nigeria

memang sempat menyatakan protes terhadap

kebijakan Indonesia, namun tidak sampai ribut di

media. Padahal, masih ada warga Nigeria sedang

menunggu eksekusi mati di Indonesia, yaitu

Raheem dan Silvester.

Negara lain yang warganya juga sedang

terancam hukuman mati di Indonesia adalah

Filiphina. Meski warganya, Mary Jane Fiesta

Veloso, terancam dieksekusi regu tembak

Indonesia, namun negara itu tidak banyak

protes. Presiden Filipina, Benigno Aquino sendiri

malah sudah bertemu Presiden Joko Widodo dan

mereka sepakat untuk terus melawan narkoba.

Selain itu, masih ada warga Prancis, Serge

Atloui, yang saat ini juga sedang menunggu

eksekusi. Rencana eksekusi Serge Atloui ini

memang membuat Prancis resah. Tetapi

pemerintahnya, tidak akan ngotot seperti

Belanda dan Brasil.

"Kabar ini meresahkan masyarakat Prancis

karena tidak pernah ada warga negara kami yang

pernah dihukum mati baik di dalam maupun luar

negeri sejak tahun 1981. Tetapi pemerintah

Prancis menghormati proses hukum di Indonesia

dan tak akan melakukan intervensi apa pun

untuk membatalkan hukuman mati," ujar Duta

41

Besar Prancis untuk Indonesia Corinne Breuze

dalam konferensi pers di Kedutaan Besar Prancis,

Jakarta, Kamis.21

Selain dari Prancis, warga negara Inggris,

yaitu Lindsay Sandiford, terpidana narkoba yang

juga bakal dieksekusi mati di Indonesia. Lindsay

saat ini masih mendekam di penjara Kerobokan

Bali. Dia dinyatakan bersalah dan divonis mati

atas perdagangan kokaian senilai senilai £1,6

juta tahun 2013.

Grasi yang dijukan wanita berusia 58 tahun

asal Yorkshire, Inggris itu telah ditolak Presiden

Joko Widodo. Dia pun telah diminta untuk

menandatangani sebuah dokumen resmi yang

menegaskan bahwa dia akan dihukum mati.

Sehingga nasibnya akan menyusul enam

terpidana mati yang telah dieksekusi oleh regu

tembak Indonesia 18 Januari 2015.

Tahun lalu Lindsay menulis surat kepada

Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond,

untuk membayar uang jaminan agar keputusan

hukumnya bisa diubah. Tetapi pemerintah

Inggris menolak membantu menyelamatkan

wanita itu.

Lindsay lalu mengkritik pemerintah Inggris

yang tidak bersedia menolongnya, kemudian

21 Antaranews.com amis, 26 Februari 2015

42

sekelompok warga Inggris menggalang dana

untuk membayar pengacara agar membantu

menangani kasus Lindsay.22

22 Sindonews.com Senin, 26 Januari 2015.

43

Indonesia Menuai Kritik

Menurut data di Badan Narkotika Nasional

(BNN), ada 66 terpidana mati kasus narkoba

yang menunggu giliran untuk dieksekusi.23

Kemudian menurut catatan Kejaksaan Agung

Republik Indonesia, saat ini ada 64 terpidana

mati kasus narkoba yang mengajukan grasi, dan

beberapa di antaranya telah dipastikan ditolak,

sedangkan lainnya masih menunggu keputusan

akhir.24 Tetapi pada saat ini Kejaksaan Agung

mengaku sudah menerima 11 Keputusan

Presiden (Keppres) yang menolak permohonan

grasi terpidana mati. Kesebelas Keppres yang

ditolak itu masing-masing untuk kasus

pembunuhan dan kasus narkoba.

Kasus pembunuhan yang grasinya sudah

ditolak itu masing-masing atas nama Syofial alias

Iyen bin Azwar; Sargawi alias Ali bin Sanusi; dan

Harun bin Ajis.25 Kemudian menurut data

Amnesti Internasional yang dilansir

sindonews.com, delapan orang terpidana kasus

23 Kaltim Post, Senin 19 Januari 2015. 24 Kompas.com, Minggu 18 Januari 2015. 25 Suara Pembaruan, Kamis, 5 Februari 2015.

44

narkoba yang akan segera dieksekusi masing-

masing adalah:26

1. Andrew Chan warga negara Australia, yang

juga dikenal sebagai anggota sindikat narkoba

D#'"& H"(,*;& 4"#& !"-$!$2& 0,(9,'$(!$/5#(&

lebih dari 8 Kg heroin dan ditangkap di

Bandara Ngurah Rai, Denpasar, tahun 2005.

Dia divonis mati tahun 2006 dan bulan lalu;

2. Myuran Sukumaran warga negara Australia,

9#()& @$)#& #())6-#& 3"(!"5#-& (#%561#& D#'"&

H"(,*;& H#3"1(9#& -"!#5& @#$2& 1,!#& !,()#(&

Andrew Chan, di mana grasi yang dia ajukan

juga ditolak Presiden Indo-nesia. Myuran dan

Andrew sudah dipindahkan ke luar Bali, dan

kemungkinan segera dieksekusi;

3. Martin Anderson warga negara Ghana yang

memiliki nama alias Belo. Martin Anderson

dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan

Jakarta Selatan pada bulan Juni 2004, setelah

dinyatakan ber-salah karena memiliki 50g

heroin di Jakarta pada November 2003;

4. Raheem Agbaje Salami warga negara Nigeria.

Awalnya, dia dijatuhi hukuman penjara

seumur hidup oleh pengadilan Surabaya pada

bulan April 1999 karena menyelundupkan

26 Sindonews.com, Jum'at, 13 Februari 2015.

45

heroin ke 5,3 kg melalui bandara di Jawa

Timur pada bulan September 1998. Pada

bulan Mei 2006, ia dijatuhi hukuman mati oleh

Mahkamah Agung;

5. Rodrigo Gularte warga negara Brazil. Dia

dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri

Tangerang pada Februari 2005 karena

menyelundupkan kokain ke Jakarta sebanyak

6 Kg. Menurut pengacaranya, ia menderita

skizofrenia paranoid dan belum mampu untuk

mendiskusikan kasusnya dengan penasihat

hukumnya;

6. Mary Jane Fiesta Veloso warga negara Filipina.

Dia dihukum mati pada bulan Oktober 2010

karena berusaha menyelundupkan heroin ke

Indonesia sebanyak 2,6 Kg dari Malaysia pada

bulan April 2010. Veloso, yang berasal dari

keluarga miskin di pedesaan di Filipina,

dilaporkan bertindak sebagai kurir untuk

sebuah sindikat narkoba internasional ketika

ia ditangkap setibanya di Yogyakarta dari

Malaysia menggunakan pesawat AirAsia;

7. Serge Areski Atlaoui warga negara Prancis.

Ayah dari empat anak ini ditangkap di dekat

Jakarta pada tahun 2005 di sebuah

laboratorium rahasia atau pabrik yang

memproduksi ekstasi. Dia selalu membantah

46

tuduhan itu dengan berdalih bahwa dia hanya

memasang mesin untuk pabrik akrilik;

8. Sylvester Obiekwe warga negara Nigeria

dengan nama alias Mustopa. Dia pertama kali

ditangkap pada tahun 2003 karena

menyelundupkan 1,2 Kg heroin ke Indonesia.

Sejak saat itu dia dianggap sebagai terpidana

yang jadi prioritas untuk dieksekusi mati.

Selain 8 warga negara asing yang akan

dieksekusi karena kasus narkoba itu masih ada

lagi satu orang warga lokal yaitu adalah Zainal

Abidin. Ia dihukum 15 tahun penjara oleh

Pengadilan Negeri Palembang pada bulan

September 2001 karena menyelundupkan 58,7

Kg ganja dan pada bulan Desember 2001 Zainal

Abidin dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan

Tinggi Palembang.

Rencana Pemerintah Indonesia mengeksekusi

sebelas terpidana yang grasinya telah ditolak itu

langsung mendapat protes dari berbagai pihak,

yang menentang eksekusi mati terhadap para

terpidana kasus narkoba.

Protes itu tidak hanya datang dari pemimpin

negara-negara yang warganya terancam

hukuman mati di Indonesia, tetapi juga datang

dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa

Bangsa (Sekjen PBB), Ban Ki-moon.

47

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon

menghimbau Indonesia untuk menghentikan

hukuman mati, mengingat hukuman mati

melanggar HAM.27 Himbauan Ban Ki-moon itu

dipertegas Juru bicara PBB, Stephane Dujarric.

Dujarric mengatakan Ban Ki-moon sejatinya

telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri

Indonesia, Retno Marsudi, pada hari Kamis lalu,

untuk meng-ungkapkan keprihatinannya pada

penerapan terbaru dari hukuman mati di

Indonesia. *IDD&0,(,(-#()&2$5$0#(&0#-"&!#'#0&

3,)#'#& 5,#!##(7*& kata Dujarric dalam sebuah

pernyataan yang dilansir Reuters.

*E,5%,-#%"3& J,(!,%#'& +IDD.& 0,(9#-#5#(&

kepada pemerintah Indonesia bahwa eksekusi

terhadap terpidana mati yang tersisa karena

pelanggaran terkait narkoba agar jangan

!"'#5$5#(7*&katanya lagi.28

Intervensi Sekjen PBB itu sudah dibantah oleh

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi.

Kepada Ban Ki-Moon, Retno menegaskan tidak

ada yang dilanggar oleh pemerintah Indonesia,

lalu mengapa PBB turut campur dalam

penyelesaian masalah ini, "Satu poin yang perlu

saya sampaikan tidak ada yang dilanggar oleh

27 Tempo.co Selasa, 17 Februari 2015 28 Sindonews.com Sabtu, 14 Februari 2015

48

pemerintah Indonesia dalam hal ini, karena kita

tidak melanggar hukum internasional. Di ICCR

Pasal 6 disebutkan bahwa hukuman mati dapat

dilakukan untuk kejahatan-kejahatan yang

sangat serius. Dan di Indonesia kejahatan

narkoba merupakan salah satu kejahatan yang

sifatnya serius dan tidak ada yang dilanggar

dalam kaitannya dengan hukum nasional karena

hukum positif kita masih memuat adanya

hukuman mati. Sekali lagi tidak ada yang

dilanggar pemerintah Indonesia dalam hal ini,"

tegas Retno.

Selain oleh Sekjen PBB, eksekusi mati para

terpidana narkoba ini juga dikecam Dewan

Amnesti Inter-nasional. Pernyataan tersebut,

disampaikan lembaga tersebut melalui laman

resminya di amnesty.org. Kecaman tersebut

keluar dari lembaga ini mengingat kampanye

Presiden Jokowi yang terus menge-depankan

peningkatan Hak Asasi Manusia (HAM).

Sedangkan, kebijakannya untuk menghukum

mati justru sangat bertentangan dengan HAM.

"Pemerintah Indonesia harus menghentikan

rencana tersebut secepatnya. Presiden Joko

Widodo dalam kampanyenya berkomitmen untuk

meningkatkan hak asasi manusia (HAM), dan

hukuman mati merupakan hal yang serius dalam

catatan hak asasi manusia," ujar Direktur

49

Penelitian Pengampunan Internasional untuk Asia

Tenggara dan Pasifik, Rupert Abbott.

Presiden Joko Widodo terkekeh begitu

mendengar desakan Dewan Amnesti

Internasional yang memintanya menghentikan

eksekusi lima terpidana mati. Dia menegaskan,

pelaksanaan hukuman mati musti dilaksanakan

sesuai perintah pengadilan.

"Itu hukum positif di Indonesia, dan sudah

diputuskan oleh pengadilan. Ya semuanya harus

hargai bahwa setiap negara itu mempunyai

aturan sendiri-sendiri," ujar Jokowi sembari

terkekeh.

Selanjutnya, dalam siaran persnya, Ikatan

Sarjana Katolik Indonesia (Iska) juga menolak

pemberlakuan hukuman mati dalam kasus

apapun termasuk narkoba dan teroris. Penolakan

itu diungkapkan oleh Tim Advokat Tolak

Hukuman Mati (TATHM) yang antara lain terdiri

dari Paskal Da Cunha SH, Hermawi Taslim SH,

Sandra Nangoi SH, DR Liona Nanang Supriatna

SH dan Beny Sabdo SH.

Iska menyebutkan, ada dua dasar yang

digunakan dalam penolakan pemberlakukan

hukuman mati, yakni dari sudut HAM bahwa

setiap orang memiliki hak untuk hidup yang tidak

boleh dikurangi dalam keadaan apapun (non-

derogable rights) dan setiap orang berhak atas

50

hidupnya (Hak Azasi Manusia). Lalu dasar yang

kedua adalah Pasal 28A UUD 1945 yang

menegaskan bahwa setiap orang berhak untuk

hidup serta berhak mempertahankan hidup dan

kehidupannya.

"Tak satupun orang di dunia ini memiliki hak

untuk mengambil hidup orang lain. Hukuman

mati itu seharusnya tidak perlu dijatuhkan

kepada seseorang jika aparat penegak hukum

mampu membangun kepercayaan publik atas

semua peraturan yang ada. Harus ada alternatif

hukuman lain untuk meng-gantikan hukuman

mati tersebut. Selama pengadilan di Indonesia

belum dapat berdiri secara netral dan mendapat

kepercayaan dari masyarakat atas kepu-tusan

yang diberikan, hukuman mati harus ditolak,"

tegas Paskal dalam rilisnya.

Senada dengan Paskal, pastur Katolik, Romo

Benny Soesetyo menolak pemberlakuan

hukuman mati bagi para bandar narkoba.

Tempat-tempat isolasi diangap cukup

menghukum mereka.

"Kalau menurut kami, memang mesti kita

adakan tempat-tempat isolasi khusus bagi para

bandar itu. Sehingga mereka bisa merasakan

penderitaan. Itu baru ada efek jera," kata Romo

Benny.

51

Sementara mantan Ketua Mahkamah

Konstitusi Jimly Assiddiqie mengaku secara

pribadi tidak sependapat dengan hukuman mati.

Namun lantaran saat ini masih ada undang-

undang yang mengaturnya, maka tidak mungkin

hukuman mati dihapus dalam waktu dekat.

"Meskipun secara pribadi saya setuju pidana

mati dihapus. Tapi sekarang laksanakan dulu,

narkoba sudah darurat," kata Jimly belum lama

ini.29

Meski dikecam berbagai penjuru pemerintahan

Presiden Jokowi tidak gentar untuk mengeksekusi

mati dua terpidana narkoba asal Australia itu. Hal

ini dilakukan untuk membuktikan jika Indonesia

sedang melakukan perang terhadap kejahatan

narkoba.

Presiden Joko Widodo menegaskan, meski

diwarnai pro dan kontra, eksekusi hukuman mati

akan segera dilaksanakan. Menurut dia, setiap

hari setidaknya 40 orang meninggal dunia karena

penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan

terlarang.

"Sekarang 64 orang yang sudah diputuskan

mati, sudah bertahun-tahun diambangkan," kata

Jokowi saat berdialog dengan masyarakat

29 Merdeka.com, Senin, 19 Januari 2015

52

Indonesia di Universitas Kyungsung, Busan,

Korea Selatan.

Jokowi menambahkan, dari 64 orang itu sesuai

putusan pengadilan, hukuman yang dijalani

adalah hukuman mati dan grasi yang diajukan

sudah ditolak. Oleh karena itu, proses

eksekusinya harus dijalankan sesuai proses

hukum yang berlaku. "Memang ada tekanan dari

sana sini. Tapi tidak ada ampunan," ujar Jokowi.

Jokowi menekankan, pemerintah memandang

serius upaya pencegahan dan pemberantasan

peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang

karena merupakan ancaman serius bagi masa

depan Indonesia.

"Tantangan kita sekarang adalah narkoba,

lebih dari 4,5 juta orang dalam proses

rehabilitasi, tetapi yang 1,2 juta sudah tidak bisa

karena sudah sangat parah," katanya.30

Sikap Presiden Joko Widodo untuk menolak

permohonan grasi 64 terpidana mati kasus

narkoba iu mendapat dukungan dari .Ketua

Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Said

Aqil Siradj.

Said Aqil mengibaratkan tindakan yang

dilakukan para pengedar dan dan produsen

narkoba tak jauh beda dengan aksi perusakan

30 Kompas.com Jumat, 12 Desember 2014

53

terhadap bumi. Menurut dia, barang haram yang

mereka jual merupakan sesuatu yang dapat

memusnahkan umat manusia.

"Kalau pengguna kan korban. Ini (yang

ditolak) kalau produsen, bandar. Kalau orang

yang bisnisnya narkoba, itu niatnya akan

menghancurkan bangsa dan itu harus dibunuh

(dihukum mati)," kata Said Aqil, saat

memperingati haul kelima KH Abdurrahman

Wahid alias Gus Dur di Kantor DPP PKB.31

Sikap tegas pemerintah itu malah mendapat

dukungan dari Malaysia. yang secara tegas

mendukung penerapan hukuman mati bagi

terpidana narkoba yang dilakukan di Indonesia.

Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk

Seri Zahrain Mohammed Hashim, mengatakan,

mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk

menegakkan hukum, khususnya hukuman mati

bagi pengedar narkotik, sambil menyebutkan ada

enam warga negara Malaysia yang juga menanti

hukuman mati di Indonesia.

Zahrain mengatakan bahwa, setiap negara

memiliki undang-undang yang harus dihormati

sebagai sebuah kedaulatan.

Zahrain kemudian menceritakan bahwa,

Malaysia juga memiliki kebijakan hukuman mati

31 Kompas.com Jumat, 9 Januari 2015

54

bagi pengedar narkotik. Bahkan, di Malaysia,

hukuman mati bagi pengedar narkotik adalah

mandatory #-#$&K#@"1; L"-#& @$)#&/$(9#&$(!#()-

undang, jika kita mendapati pengedar narkotik,

hukumannya adalah mandatory death penalty.

G#5"0&-"!#5&#!#&/"'"2#(7*&5#-#&M#2%#"(;

Di antara faktor yang menyebabkan

pemerintah Malaysia menjatuhkan hukuman mati

mandatori ke atas pengedar dadah berbahaya

menurut Azman Mohd Noor dan Mohd Al-

Ikhsan,32 adalah seperti berikut:

(a) Kerajaan Malaysia telah mengganggap

masalah dadah sebagai musuh utama negara

yang dikira lebih merbahaya daripada komunis.

Dadah boleh meruntuhkan masyarakat,

hubungan keluarga, melumpuhkan ekonomi dan

menghapuskan agama, menghancurkan negara

dan melenyapkan bangsa dan negara.

(b) Negara Malaysia sedang menghadapi

wabak penagihan dadah yang serius yang

menjadi sasaran utama ialah golongan muda

sebagai harapan bangsa dan negara pada masa

depan. Bahkan wabak ini telah menjalar di

kalangan anggota keselamatan dan kakitangan

32 Azman Mohd Noor dan Mohd Al-Ikhsan bin Ghazali, Penyalahgunaan Dadah dan Kewajaran Peruntukan

Hukuman Mati ke Atas Pengedar Dadah di Malaysia: Satu Analisis Jurnal Fiqh, No. 7 (2010) 29-48.

55

awam yang ditugaskan untuk menjaga

keselamatan dan menguruskan pentadbiran

negara. Kesannya ialah hilang kecekapan,

terdedah kepada risiko rasuah dan

penyelewengan, rahsia negara tidak selamat dan

membuka peluang kepada musuh.

(c) Dadah menimbulkan pelbagai perbuatan

jenayah dan maksiat lainnya seperti

perompakan, pencurian, pemerasan,

pembunuhan yang pada akhirnya mengancam

ketenteraman dan keselamatan negara.

(d) Pengedar dadah merupakan manusia

kejam yang membunuh dan menyiksa penagih

dadah dalam jangka panjang. Mereka hanya

mementingkan wang atas penderitaan orang lain.

Maka adalah wajar sebagai pembunuh, mereka

dibunuh pula.

(e) Bahawa dengan menetapkan hukuman

mati mandatori pada tahun 1983, bertujuan

menghapuskan ketidakadilan dalam menjatuhkan

hukuman yang sebelumnya iaitu pilihan antara

hukuman mati atau penjara seumur hidup atau

sebat. Hukuman mandatori sebagai alternatif

adalah samarata.

(f) Jika hukuman mati masih menjadi pilihan

kepada hukuman penjara seumur hidup, ada

kebarangkalian hakim lebih cenderung untuk

memilih hukuman penjara seumur hidup. Ini

56

menyebabkan gejala pengedaran dadah terus

berleluasa kerana para pengedar masih

memperjudikan nasib mereka.

Selanjutnya, menurut Zahrain, kalau di

Indonesia eksekusi dilakukan dengan cara

ditembak. Tetapi kalau di Malaysia, hukuman

dijalankan dengan cara digantung.

Dubes Malaysia itu juga menjelaskan, ketika

Malaysia melaksanakan hukuman mati, mereka

juga mendapat banyak kecaman dari berbagai

negara, termasuk Perserikatan Bangsa Bangsa.

Namun, menurut Zahrain, Indonesia tidak

perlu mundur dalam menegakkan hukum sebagai

Negara berdaulat. N(!6(,3"#& 2#%$3&

0,0/,%-#2#(5#(&2#5(9#*&5#-#&M#2%#"(7

Terkait dengan enam warga negaranya yang

sedang menanti hukuman mati, Zahrain

menegaskan dia akan menjalankan tugas untuk

0,0"(-#&/,()#0/$(#(;& 8,-#/"& -,-#/&(,)#%#'#2&

yang memutus5#(7*&-,)#3(9#;33

33 Tempo.co Selasa, 17 Februari 2015.

57

Perdana Menteri Australia

Sakit Perut

Meski mendapat krtik dan protes dari berbagai

pihak, namun keberatan negara-negara sahabat

itu tak membuat pemerintah Indonesia

bergeming. Jaksa Agung HM Prasetyo malah

meyakinkan bahwa dalam pelaksanaan hukuman

mati berikutnya, dipastikan dua warga negara

Australia, yaitu Andrew Chan dan Myuran

Sukumaran, akan ikut dieksekusi.

Myuran dan Andrew adalah dua dari sembilan

anggota sindikat narkoba asal Australia yang

dikenal dengan sebutan Bali Nine. Sindikat ini

berusaha menyelundupkan heroin 8,2 kg senilai

4 milyar dollar AS dari Indonesia ke Australia.

Upaya penyelendupan itu gagal karena

komplotan ini tertangkap di Bali pada 17 April

2005.

Sindikat Bali Nine terdiri dari Myuran

Sukumaran; Si Yi Chen; Michael Czugaj; Renae

Lawrence; Tach Duc Thanh; Nguyen; Matthew

Norman; Scott Rush; Martin Stephens; dan

Andrew Chan.

Geng narkoba Australua itu tertangkap di

tempat terpisah dan dalam waktu yang tidak

58

sama. Czugaj, Rush, Stephens, dan Lawrence

ditangkap di Bandara Ngurah Rai saat sedang

menaiki pesawat tujuan Australia, dan dengan

membawa heroin yang dipasang di tubuh.

Empat orang lainnya, Nguyen, Sukumaran,

Chen dan Norman ditangkap di Hotel Melasti di

Kuta karena menyimpan heroin sejumlah 350

gram dan barang-barang lainnya yang

mengindikasikan keterlibatan mereka dalam

usaha penyelundupan tersebut.

Andrew Chan sendiri ditangkap di sebuah

pesawat yang terpisah saat hendak berangkat ke

Australia. Meskipun tidak ditemukan obat

terlarang saat penangkapan Andrew Chan,

namun dia disebut-sebut sebagai 4,01*'"#)3

dalam sindikat Bali Nine.

Mereka lalu menghadapi proses hukum di

Indonesia dan pada 13 Februari 2006, Pengadilan

Negeri Denpasar memvonis Renae Lawrence dan

Scott Rush dengan hukuman penjara seumur

hidup. Keesokan harinya, pada 14 Februari 2006,

Czugaj dan Stephens juga divonis seumur hidup.

Sedangkan Myuran Sukumaran dan Andrew

Chan, dua tokoh yang dianggap berperan

penting, dihukum mati. Kemudian pada 15

Februari 2006, pengadilan juga memvonis

Nguyen, Chen, dan Norman dengan hukuman

penjara seumur hidup.

59

Pada 26 April 2006, hukuman Lawrence,

Nguyen, Chen, Czugaj dan Norman dikurangi

menjadi 20 tahun penjara melalui banding,

sementara hukuman seumur hidup Stephens

tetap bertahan.

Pada 6 September 2006, Mahkamah Agung

telah mengabulkan kasasi yang diajukan

Kejaksaan Agung. Hukuman Czugac berubah

menjadi hukuman seumur hidup, sementara

hukuman Lawrence, Rush, Nguyen, Chen, dan

Norman menjadi hukuman mati. Chan dan

Sukumaran tetap dihukum mati, dan Stephens

tetap dihukum seumur hidup.

Pada 13 Januari 2011, Mahkamah Agung

menolak upaya hukuman luar biasa PK yang

diajukan oleh Stephens, sehingga keputusan

dikembalikan kembali ke putusan Pengadilan

Negeri Denpasar yaitu hukuman seumur hidup.

Adanya dua warga negara Australia yang ikut

dalam rombongan eksekusi gelombang kedua

seperti disebutkan Jaksa Agung tadi, yaitu

Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, membuat

Perdana Menteri Australia Tony Abbott, tidak

tenang. Abbott bahkan mengaku sakit perut

memikirkan nasib kedua warganya yang bakal

dihukum mati di Indonesia.

*E#9#&0,%#3#&3#5"-&!"&/,%$-&3#9#&+0,0"5"%5#(.&

tentang apa yang mungkin akan terjadi pada

60

anak-#(#5& "("7*& 5#-#& C116--;& *N-$& 2#0/"%& /#3-"&

#5#(& 1,%#52"%& !,()#(& #"%& 0#-#7*& "01$2nya,

membayangkan kemungkinan jika kedua

warganya benar-benar dieksekusi di Indonesia.

Kepada radio Triple M Sydney, Tony Abbott

mengaku bahwa, secara pribadi dia telah

memohon Presiden Jokowi untuk mengampuni

dua warganya, yang terlibat dalam anggota

sindikat narkoba Bali Nine.

*E,:#%#& /%"1#!"& 3#9#& -,'#2& 0,0"'"5"& 3,@$0'#2&

diskusi dengan Presiden Widodo dan presiden

sebelum dia, (Susilo Bambang Yudhoyono)

-,(-#()& 2#'& "("7*& $@#%& C116--. Perdana Menteri

Australia itu mengatakan, *<,%,5#& 2#%$3&

dihukum, tetapi mereka tidak harus menghadapi

hukuman mati*;34

Kelihatannya Abbott tidak hanya sakit perut.

Ia malah menyebut Indonesia negara barbar.

*L#0"& 0,01,(:"& 2$5$0#(& 0#-"7& 5"-#&

menganggapnya sebagai barbar dan

mengharapkan Indonesia untuk menanggapi

/,%0"(-##(& 5#0"7*& 5#-#& C116--& 5,/#!#

Telegraph.35

Setelah dicap barbar oleh Perdana Menteri

Australia, Tony Abbott, Menteri luar Negeri

34 Sindonews.com, Senin, 16 Februari 2015. 35 Sindonews.com Sabtu, 14 Februari 2015.

61

Australia, Julie Bishop, kemudian menuding

Indonesia menerapkan standar ganda soal dalam

hal hukuman mati. Anggapan itu mengacu pada

kasus warga Indonesia yang dihukum mati di

Timur Tengah.

Menurut Australia, Indonesia menuntut

negara-negara lain, terutama di Timur Tengah

mengampuni warganya yang dihukum mati. Tapi,

di sisi lain Indonesia menolak mengampuni

warga negara lain yang dihukum mati.

*N(!6(,3"#& 0,(,(-#()& 2$5$0#(& 0#-"& 1#)"&

warga negara mereka di Timur Tengah. Saya

berharap pemerintah Indonesia akan

menunjukkan belas kasihan sama warga

Australia, karena mereka (Indonesia) menuntut

negara-negara lain menunjukkan (belas kasihan)

/#!#& K#%)#& 0,%,5#& +N(!6(,3"#.7*& $@#%& Menteri

luar Negeri Australia, Julie Bishop, seperti dilansir

The Guardian.36

Tuduhan standar ganda yang dilontarkan

Bishop dibantah oleh Kementerian Luar Negeri

Indonesia. Melalui juru bicara Kementerian Luar

Negeri, Arrmanatha Nassir, Indonesia menolak

anggapan menerapkan standar ganda soal

hukuman mati.

36 Sindonews.com, Selasa, 17 Februari 2015.

62

*L#0"& -"!#5& 0,01#K#& 0#3#'#2& 2$1$()#(&

bilateral ketika kita mencoba membantu warga

kami yang menghadapi kesulitan yang sama di

luar negeri. Kami membantu mereka dari awal.

Kami memastikan mereka mendapatkan semua

akses ke sistem hukum untuk memastikan

mereka mendapatkan pengadilan yang adil dari

awal. Itulah cara kita melindungi warga negara

5"-#&!"&'$#%&(,),%"7*&$@#%(9#;

*J"5#& (,)#%#-negara lain serius menjamin

perlindungan warga negara mereka, harusnya itu

!"'#5$5#(& !#%"& #K#'7*& '#(@$-& C%%0#(#-2#;*8"!#5&

pada tahap terakhir ketika keputusan telah

diambil oleh pengadilan. Ini bukan keputusan

politik, itu adalah keputusan pengadilan untuk

melaksanakan hukuman mati,* kata juru bicara

Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nassir.

63

Publik Australia Protes

Kencangnya pemberitaan tentang rencan

eksekusi dua sindikat Bali Nine mendorong warga

Australia melancarkan protes. Aksi protes itu

mereka wujudkan dengan gelar spanduk di

depan Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di

Sydney, Australia, untuk memohon kepada

presiden dan rakyat Indonesia agar mengampuni

dua warga Australia yang terancam hukuman

mati.

Orang-orang yang berkumpul di Sydney itu

ramai-ramai mengusung poster bertuliskan;

E#9#& 1,%!"%"& 0,0626(& 1,'#3& 5#3"2#(*; Salah

satu dari ratusan orang yang berkumpul di

Sidney itu adalah Edith Visvanathan, nenek

Sukumaran.

*E#9#& !#-#()& 5,& 3"("& )$(#& 0,0626(&

pengampunan dari presiden dan rakyat Indonesia

agar memaafkan cucu saya dan memberinya

kesempatan yang kedua. Saya tidak meminta dia

untuk pulang ke rumah, saya hanya meminta

agar dia diberi kesempatan hidup dan biarkan dia

mela5$5#(& 3,3$#-$& !"& /,(@#%#7*& $@#%

Visvanathan, seperti dikutip Euronews.

64

*J#()#(& 1$($2& !"#7& @#()#(& 1$(uh dia. Kita

semua khawatir dan tidak tahu apa yang harus

dilakukan dan apa yang harus saya katakan.

Presiden (Jokowi) mohon maafkan dia. Dia

melakukan banyak hal di penjara selama 10

-#2$(&-,%#52"%7*&'#(@$-&(,(,5&E$5$0#%#(&"-$;37

Aksi berkumpul di Sidney itu kemudian disusul

dengan aksi surat menyurat oleh lebih dari 100

politikus Australia. Politikus itu menulis surat

kepada Duta Besar Indonesia untuk Australia,

Nadjib Riphat Kesoema.

Melalui surat itu, para politikus Australia

mendesak Dubes Nadjib, untuk menyampaikan

pandangan mereka kepada pemerintah Indonesia

agar mempertimbangkan kembali rencana

eksekusi pada dua warga Australia.

Mereka meminta pemerintah Indonesia

mempertimbangkan kembali kondisi dua warga

Australia itu. Sebab, keduanya telah menjalani

rehabilitasi dan mereka sudah merasakan

penderitaan selama dipenjara.

*L#0"& -"!#5& 1,%$3#2#& $(-$5& 0,0"("0#'5#(&

sifat serius kejahatan mereka, mengingat efek

merusak dari obat-obatan terlarang pada

0#39#%#5#-& 5"-#7*& -$'"3& /#%#& /6'"-"5$3& C$3-%#'"#&

itu, dalam suratnya yang dilansir The Guardian.

37 Sindonews.com, Sabtu, 31 Januari 2015.

65

Dalam surat itu, politisi Australia itu juga

memberitahukan kepada Dubes Nadjib bahwa

mereka percaya orang-orang itu ditangkap

karena polisi federal Australia memberikan

informasi kepada pihak berwenang Indonesia.

Mereka kemudian memohon agar hukuman mati

terhadap Myuran Sukumaran dan Andrew Chan

diubah menjadi hukuman penjara atau keduanya

dideportasi ke Australia.38

Aksi surat menyurat ratusan politikus Australia

itu masih disusul lagi dengan tindakan enam

mantan Per-dana Menteri (PM) Australia yang

1,%0#($O,%*& 1,%3#0#7& 0,(!,3#5& I%,3"!,(&

Indonesia, Joko Widodo untuk mengampuni dua

anggota sindikat narkoba Bali Nine yang sedang

mananti eksekusi.

Keenam mantan PM Australia itu adalah John

Howard, Julia Gillard, Kevin Rudd, Bob Hawke,

Paul Keating dan Malcolm Fraser. Semua bekas

pemimpin Australia tersebut kompak menyatakan

keprihatinan mereka atas nasib dua warga

Australia di Indonesia.

Intervensi mereka muncul setelah juru bicara

uru-san luar negeri parlemen Australia dari Partai

Buruh Tanya Plibersek, mengungkap kesalahan

Polisi Federal Australia soal awal penangkapan

38 Sindonews.com Selasa, 10 Februari 2015.

66

duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran

Sukumaran. Polisi Australia dianggap pasif dan

seharusnya menjemput Andrew dan Myuran.

Dalam sebuah pernyataan kepada media

Australia, kelompok enam mantan PM Australia

itu memohon Presiden Indonesia, Joko Widodo,

memberikan kesempatan hidup terhadap dua

warga Australia yang sudah menjalani

rehabilitasi.

Julia Gillard mengatakan, bahwa dia merasa

/"'$;*J"5#& /%"#& 9#()& 1erupaya luar biasa untuk

menjadi orang yang baik tidak mendapat

/,()#5$#(&/,%$1#2#(7*&5#-#(9#;

Sedangkan John Howard mengatakan duo Bali

Nine itu telah menunjukkan hasil rehabilitasi

yang sejati.

Kevin Rudd ikut mendesak Indonesia

memberikan ampunan kepada mereka. Begitu

juga dengan Bob Hawke yang memohon hal

3,%$/#;& *L#%,(#& "-$& 3#9#& 0,(!,3#5& !#(&

memohon agar pemerintah (Indonesia)

mempertimbangkan kembali keputusannya untuk

0,()#01"'& 5,2"!$/#(&0,%,5#7*& $@#%(9#7& 3,/,%-"&

dilansir news.com.au.39

Selain protes dari politikus dan mantan

perdana menteri, puluhan jaksa dan hakim di

39 Sindonews.com Selasa, 17 Februari 2015

67

Australia pun turut andil dalam demonstrasi

untuk menolak eksekusi mati terhadap dua

gembong narkoba sindikat Bali Nine itu.

"Anda di sini, pagi ini, karena setidaknya

sebagian dari Anda memahami bahwa untuk

mengeksekusi dua orang ini sekarang setelah

sembilan tahun rehabilitasi signifikan dan

penebusan akan menjadi sebuah tragedi," ucap

Hakim Mahkamah Agung di Victoria, Lex Lasry.

Lasry mengaku pernah bertemu dengan Chan

dan Myuran pada tahun 2006 lalu. Dalam

pandanganya, rehabilitasi yang dilakukan kedua

terpidana mati itu sangat baik dan keduanya

layak untuk mendapatkan pengampunan.

E#9#& 1,%#!#& !"& D#'"& 3,'#0#& -")#& /,5#(& !#(&

menghabiskan beberapa jam bersama Andrew

serta Myuran di Lapas Kerobokan. Saya bisa

mengatakan kepada Anda, bahwa mereka sangat

3,(#()& !,()#(& !$5$()#(& !#%"& 3"("7*&

tambahnya.40

Selain dari dalam negeri Australia, Surat

protes juga datang dari The American Friends

Service Committee. Organisasi ini mengirimkan

surat kepada Presiden Joko Widodo, yang

tembusannya ditujukan kepada Andrew dan

Myuran di LP Kerobokan, Bali. Isinya, meminta

40 Sindonews.com Rabu, 18 Februari 2015

68

pengampunan terpidana mati Myuran Sukumaran

dan Andrew Chan. Karena menurut lembaga

perlindungan hak asasi manusia di Amerika ini,

2$5$0#(& 0#-"& -,%2#!#/& !$6& D#'"& H"(,*& "("&

berlebihan.

P%)#("3#3"& 5#0"& 3#()#-& -,%)#())$& 6',2&

pelaksanaan (hukuman mati) yang akan datang

untuk Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, dua

warga Australia yang berada di penjara di

Indonesia untuk kejahatan narkoba. Kami

/,%:#9#& 1#2K#& 2$5$0#(& 0#-"& "-$& 1,%',1"2#(7*&

demikian tulis Bonnie Kerness, selaku Direktur

Prison Watch Program dalam suratnya yang diliris

Kompas.com.41

Sebagai Direktur The American Friends Service

Committee, Bonnie menilai bahwa keputusan

mengeksekusi terpidana asal Australia tersebut

tidak pantas. Apalagi keduanya sudah

menunjukkan penyesalan dan sudah meminta

rehabilitasi.

E#9#& 0,%#3#& 1#2K#& "-$& +,53,5$3"& 0#-".&

sangat tidak pantas bagi individu yang tidak

memiliki sejarah kekerasan dan yang telah

ditunjukkan selama penahanan mereka

/,(9,3#'#(& !#(& 5,"()"(#(& $(-$5& %,2#1"'"-#3"7*&

lanjut surat tersebut.

41 Kompas.com Minggu, 8 Februari 2015

69

American Friends Service Committee lalu

meminta kepada Jokowi untuk

mempertimbangkan kembali putusan tersebut.

4,()#(& %#3#& 26%0#-& 9#()& mendalam dan

kerendahan hati, kami meminta Anda (Joko

Widodo) sebagai Presiden baru Indonesia

menunjukkan kepada dunia nilai-nilai pencerahan

demokrasi negara Anda dengan menunjukkan

belas kasihan kepada dua individu yang layak ini

dengan menawarkan pengampunan. Kami sangat

1,%-,%"0#& 5#3"2& #-#3& /,%-"01#()#(& C(!#7*&

ungkap Bonnie.

Gelombang protes terhadap eksekusi mati

yang akan dilakukan pemerintah Indonesia

terhadap dua warga Australia, Myuran

Sukumaran dan Andrew Chan kian meluas.

Selain di Sidney, simpatisan dari

mercycampaign.org melakukan aksi damai

meminta agar terpidana mati kelompok "Bali

Nine", Myuran Sukumaran dan Andrew Chan,

diberi keringanan sehingga tidak dieksekusi mati.

Aksi tersebut digelar di Jalan Kusuma Atmaja,

kawasan Renon, Denpasar, Bali.

"Ini adalah aksi damai sebagai bentuk

dukungan Myuran dan Andrew Chan diputus

hukuman mati. Kami berharap pemerintah

memberikan ruang dan dialog," kata anggota

70

dari Mercy Campaign, MA Mirdjaja, di sela-sela

aksi damai, Denpasar, Bali, Sabtu.

Midjaja juga menyampaikan bahwa selama 10

tahun ini, keduanya sudah menunjukkan

perilakunya ke lebih baik, sehingga Presiden

Jokowi bisa memberikan kesempatan hidup lebih

lama untuk kedua terpidana mati itu.

"Diharapkan pemerintah memberikan mereka

kesempatan hidup lebih lama. Dari aspek hukum

dan hak azasi manusia bahwa hak-hak hidup

adalah hak yang tidak bisa dihilangkan. Dan,

pemerintah seharusnya membuka ruang lebih

luas lagi bagi setiap orang untuk mendapatkan

hak tersebut. Kita berharap hukuman mati tidak

bersifat absolut. Pemerintah harus menjamin

bahwa setiap orang mempunyai hak hidup,"

tegasnya.

Kelompok simpatisan ini melakukan aksi damai

dengan membagikan stiker kepada pengguna

jalan yang melintas dan berhenti di lampu

stopan. Stiker tersebut bertuliskan "hope mercy,

#keephopeAlive, Mercycampaign.org, sign the

petition to save Myuran and Andrew". Aksi itu

dilakukan sekitar 10 orang. Peserta aksi

mengenakan kaos bertuliskan #chansukumaran

di punggungnya. Aksi penolakan hukuman mati

71

ini sempat menarik perhatian warga yang

kebetulan melintasi Jalan Kusuma Atmaja.42

Berbeda dengan sebagian besar warga dan

pemerintah Australia yang menggemborkan

protes kepada Indonesia atas rencana eksekusi

mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran,

seorang ibu di Melbourne, Australia, malah

mendukung pelaksanaan eksekusi mati terhadap

duo terpidana mati 'Bali Nine', Dukungan itu ia

lontarkan lantaran putrinya tewas karena

mengalami overdosis narkoba jenis heroin.

Beverly Neal, nama wanita itu, berdoa agar

gembong narkoba 'Bali Nine' tersebut jadi

dieksekusi mati. Dia juga berharap warga

Australia lainnya sadar bahwa mereka bersalah.

"Mereka adalah penjahat yang seolah-olah

dijadikan pahlawan," ujar Neal, seperti dimuat

news.com.au.

"Siapa yang tahu, ada berapa banyak nyawa

yang akan terenggut jika mereka (gembong

narkoba Bali Nine) tidak tertangkap di Bali,"

imbuh dia.

Neil juga mengaku masih belum bisa

melupakan sosok anaknya, Jeniffer Neal, yang

tewas overdosis pada usia yang masih belia,

yakni 17 tahun. Bayang-bayang anaknya masih

42 Kompas.com Sabtu, 31 Januari 2015

72

membekas di pikirannya. "Putriku anak yang

cerdas dan cantik. Dia baru masuk kuliah jurusan

bisnis, kala itu. Saat tewas, itu adalah overdosis

yang keempat kalinya."

Neil juga memberi nasihat kepada orangtua

Andrew Chan dan Myuran Sukumaran untuk

merelakan kepergian anaknya. Sebab bagi dia,

orangtua kedua gembong narkoba itu masih lebih

beruntung daripada dirinya. "Mereka masih bisa

mengucapkan ucapan selamat tinggal,

sedangkan aku tidak," tandas Neil.43

Kasus Andrew Chan dan Myuran Sukumaran

sebenarnya bukanlah satu-satunya kasus

hukuman mati yang dihadapi warga Australia di

luar negeri. Fairfax telah mempelajari bahwa 12

warga Australia lainnya juga telah ditahan karena

pelanggaran serius atau didakwa dengan

kejahatan yang menyebabkan hukuman mati.

The Sydney Morning Herald menyebutkan,

jumlah ini di luar tiga warga Australia yang telah

ditetapkan sebagai terpidana hukuman mati,

yaitu Pham Trung Dung di Vietnam, serta Myuran

Sukumaran dan Andrew Chan di Bali.

Hingga kini, hanya dua kasus warga Australia

yang berada dalam keadaan sulit. Mereka adalah

Peter Gardnier yang tertangkap membawa 30

43 Liputan6.com, 21 Februari 2015

73

kilogram shabu di Tiongkok, dan Maria Elvira

Exposto (51) yang kedapatan membawa 1,5

kilogram obat terlarang di Malaysia.

Departemen Luar Negeri menolak untuk

memberikan rincian tentang kasus-kasus

tersebut. Namun, yang dapat dipahami adalah

sebagian besar kasus tersebut, walaupun tidak

semua, merupakan perdagangan narkoba di

kawasan Asia.

"Sebagai hal yang berkaitan dengan kebijakan,

kami tidak mengungkapkan nama-nama atau

lokasi mereka," kata juru bicara Deplu

Australia.44

44 AntaraNews.com Kamis, 19 Februari 2015

74

75

Boikot Bali

Tidak hanya berkumpul dan membawa poster,

untuk menolong Andrew Chan dan Myuran

Sukumaran, publik Australia bahkan ramai-ramai

berpendapat di media sosial untuk memboikot

Bali, dengan menggunakan akun Twitter

bertanda pagar (tagar) #boycottbali.

Hasil pemantauan wartawan ABC, Farid M

Ibrahim, menunjukkan pemilik akun yang

tampak begitu emosional, yakni @gpol03.

Linimasanya dipenuhi kecaman terhadap

Indonesia. Ia misalnya menyatakan, tidak ada

orang Australia yang mau pergi ke negara barbar

seperti Indonesia. ABC melacak akun ini dan

ternyata hanya memiliki 16 pengikut.

Pemilik akun lainnya, seperti

@themusiccomau, menyampaikan informasi

mengenai pembatalan rencana musisi David

Franciosa untuk tampil di Bali sebagaimana

dikutip di media lokal yang terbit di Australia.

Ada pula tweet yang menyatakan, "Kami akan

memotong semua bantuan kepada Indonesia,

dan jika ada tsunami lagi... rasakan sendiri."

Ruth Wykes melalui @strewwth menyatakan

sangat menyukai Bali. Namun, semuanya akan

76

berhenti jika eksekusi Andrew dan Myuran tetap

dilakukan. Lalu, pemilik akun @PRMJang

mengutip inisiator kampanye Mercy Campaign,

Ben Quilty, yang menyatakan, "@jokowi_do2,

jika Anda membunuh warga Australia, kami akan

memboikot Bali."

Julie Mcivor melalui akun @craig_julie69

mengatakan, ia membangun usaha penginapan

yang mempekerjakan penduduk setempat di Bali.

"Jika kedua orang ini dieksekusi, kami akan

menjual usaha kami ini," katanya.

Namun, tidak semua pengguna medsos

mendukung seruan memboikot Bali. Ian Peter

melalui akun @IanWPeter, misalnya,

mempertanyakan mengapa harus memboikot

Bali.

"Mengapa penduduk yang tak berdosa yang

harus menderita akibat perbuatan pemimpin

mereka yang kolonialis," katanya. Selain itu,

pemilik akun @guymosel bahkan menuding

mereka yang gencar mengajak untuk memboikot

Bali adalah orang-orang Australia yang belum

pernah ke Bali atau sama sekali tidak mengenal

Bali.

"Tagar #boycottbali dimulai oleh mereka yang

tidak pernah ke Bali karena mereka kampungan,"

demikian ditulis Guy Mosel.

77

Halim Englen melalui akun Twitternya

@zenintechs mengaku begitu sulit untuk

memahami ajakan mem-boikot Bali ini.

"Mengapa dua orang kriminal begitu pentingnya

bagi Australia? Apakah Australia tidak

mempunyai orang yang lebih pantas untuk

dibela?" tanya Englen.45

Seruan boikot Bali itu juga dikumandangkan

oleh Partai Seks Australia. Partai Seks ini

meminta seluruh rakyat Australia bersatu untuk

memboikot melakukan perjalanan berwisata atau

liburan ke Bali.

Partai itu mengeluarkan seruan boikot setelah

seorang teman Sukumaran meminta permohonan

yang cukup emosional pada satu program televisi

di Australia untuk meminta pengampuan

terhadap para terpidana mati tersebut.

Pemimpin partai itu sekaligus ketua majelis

tinggi negara bagian Victoria, Fiona Patten

mendesak rakyat Australia untuk bergabung

dalam aksi pemboikotan itu untuk menyadarkan

Indonesia kalau eksekusi itu jadi dilaksanakan,

akan mempengaruhi ekonomi pari-wisata di bali

selama beberapa dekade.

"Kami menyerukan kepada semua warga

negara Australia yang mungkin berencana liburan

45 Kompas.com, Senin, 16 Februari 2015

78

atau kunjungan ke Bali, atau di mana saja di

Indonesia, untuk memilih negara tujuan tropis

yang lain," kata Patten seperti yang dikutip WA

Today.

Namun tidak semua rakyat Australia yang

setuju terjadap hasutan Patten itu, seperti yang

diutarakan beberapa netizen yang mengomentari

kolom berita aksi pemboikotan di funpage partai

itu di akun Facebook The Australian Sex Party.

Salah satu yang menentang seruan Partai Seks

Australia itu adalah Troy Bell. Dalam akun

facebooknya Troy Bell mengatakan dia malah

mendukung kebijakan eksekusi hukumam mati

itu dilakukan terhadap pelaku peredaran

narkoba.

"Kenapa? Mereka jadi boneka dan sekarang

mendapatkan hukuman mereka. Saya tidak

mengatakan setuju dengan hukuman mati bagi

pelaku penyelundupan narkoba. Tapi mereka

tahu apa kon-sekuensinya yang terjadi jika

mereka tertangkap."

"Mereka melanggar hukum, saya minta maaf

tapi mereka harus menderita hukuman atas

kejahatan mereka, mari kita tidak memboikot

dan membiarkan orang-orang yang kacau dan

merusak kehidupan mereka sendiri. Mereka tahu

apa yang akan terjadi jika melakukan

perdagangan narkoba, apakah kalian mau pergi

79

membantu beberapa pemerkosa atau pem-bunuh

mungkin beberapa penjahat lainnya sementara

itu terjadi pada keluarga anda?

Sementara itu John Gorry malah mendukung

tindakan pemerintah Indonesia yang menghukum

para terpidana mati dan mengecam aksi boikot

tersebut, "Ini tidak benar (boikot), seperti

pecandu narkoba tahu lengannya akan dipotong

jika ia tidak membayar uang kepada agennya.

Dia tahu! Jadi biarkan hal itu terjadi!."46

Seruan boikot Bali awalnya bermula dari

ocehan Menteri Luar Negeri Australia, Juli Bishop.

Menlu Australia Julie Bishop sendiri yang

menyatakan, "saya pikir orang Australia akan

menunjukkan ketidak-setujuannya jika kedua

orang itu dieksekusi, termasuk membuat

keputusan untuk menentukan tempat tujuan

wisata mereka."

Meskipun ajakan memboikot Bali sempat

ramai di media sosial, namun mantan Dubes

Australia untuk Indonesia, Philip Flood pekan ini

menyebut ajakan itu sebagai "ajakan tolol."

Sebab, menurut dia, tindakan itu tidak akan

banyak pengaruhnya kepada pemerintah

Indonesia.

46 Tribunnews.com Rabu, 11 Februari 2015

80

Selain itu, Tony Wheeler, salah seorang pendiri

Lonely Planet yang menerbitkan buku tujuan

wisata yang menjadi rujukan di dunia, juga

sangat skeptis atas ajakan boikot. Menurut dia,

seharusnya orang memang sadar politik, namun

tidak seharusnya mereka tidak datang ke satu

tujuan wisata gara-gara hal itu.

"Ada ribuan eksekusi hukuman mati di China

dan tak ada yang menyerukan jangan pergi ke

China. Atau ratusan eksekusi mati di Amerika

Serikat, namun tidak ada yang bilang jangan

pergi ke Amerika," jelasnya.

Menurut Wheeler, kebanyakan orang pergi

berwisata tanpa mempertimbangkan apakah

pemerintah di daerah tujuan wisatanya itu korup,

otoriter, atau merusak lingkungan hidup.

"Sepanjang ada pantai yang indah, mereka akan

tetap datang," katanya.47

Seruan boikot Bali yang dilontarkan Bishop

juga menuai kritik dari Menteri Tenaga Kerja

Australia, Anthony Albanese;& Australia

seharusnya memohon ampunan dengan cara

halus, bukan mengirim pesan ancaman

pemboikotan sektor wisata Indonesia7* kata

Menteri Tenaga Kerja Australia, Anthony

Albanese.

47 Beritasatu.com Sabtu, 21 Februari 2015

81

<embuat ancaman kepada pemerintah

N(!6(,3"#& -"!#5&#5#(&56(3-%$5-"Q7*&5#-#&C'1#(,3,&

kepada Nine Network;& *Yang paling baik

dilakukan adalah diam. D"#07*&$@#%(9# lagi.48

Gubernur Bali sendiri, Made Mangku Pastika

menganggap, seruan bokiot Bali itu tidak ada

gunanya. "Jangan terlalu ditanggapi serius, tidak

ada pengaruhnya dengan pariwisata," kata

Pastika.49

Selain itu, grup band punk asal Bali, Superman

Is Dead (SID) yang beranggotakan Jerinx, Bobby

Kool, dan Eka Rock juga mengatakan, Bali tidak

akan rugi dengan berkurangnya turis Australia ke

Pulau Dewata. Pernyataan tersebut dituliskan

SID lewat Facebook fan page mereka.

"Kami tidak rasis terhadap ras apapun. Sama

sekali tidak. Tapi keinginan (sebagian warga)

Australia memboikot Bali terkait hukuman mati

yang diberikan Indonesia terhadap warga negara

Australia (yang tertangkap menyelundupkan

narkotika) kami rasa berlebihan. Okelah, kami

masih bisa mengerti jika Aussie menuntut

keringanan hukuman, tapi sampai mengancam

untuk boikot Bali? Mereka pikir Bali tidak bisa

hidup tanpa Aussie? Idiot. Yang ada malah

48 Sindonews.com, Jum'at, 13 Februari 2015 49 Merdeka.com Senin, 16 Februari 2015

82

kebalikannya, Aussie yang tidak bisa hidup tanpa

Bali. Mau kemana lagi mereka liburan

murah/dekat dan disambut kehangatan khas

masyarakat/budaya Bali?"

SID menambahkan, warga Australia tidak

sadar jika penduduk Bali sudah muak dengan

kelakuan sebagian turis dari benua hijau

tersebut. Mereka salah dengan menyerukan

boikot, maka putusan Indonesia akan melunak.

"Mereka tidak sadar jika Bali sudah mulai muak

dengan kelakuan sebagian turis Aussie yang

sering seenaknya memperlakukan warga-budaya

lokal. Mereka pikir dirinya raja dan semua bisa

dibeli dengan dollar. Hal itulah yang membuat

mereka terlalu percaya diri dan menganggap

hukum di Indonesia bisa dibengkokkan hanya

dengan ancaman boikot Bali. Yang perlu dan

HARUS mereka ketahui, kelakuan sebagian

warga mereka di Bali sangat meresahkan dan

Bali tidak perlu turis-turis sampah seperti itu!

Kami WNI ketika bertamu ke negara kalian,

selalu mematuhi segala hukum yang berlaku di

sana. Dan kalian juga seharusnya melakukan hal

yang sama ketika bertamu ke Bali. Bali tidak

butuh sampah! Tidak ada negara yang butuh

83

sampah. RESPECT! THATS WHAT WE ALL NEED!

~ SID"50

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan,

ancaman boikot pariwisata yang dilontarkan

Pemerintah Australia hingga saat ini masih belum

terbukti. Pasalnya, jumlah kunjungan wisatawan

asal Australia tetap besar.

"Secara statistik tidak turun. Dari Australia

sudah menembus angka 1 juta jiwa, dan tahun

ini kami harapkan sudah 1,2 juta jiwa. Sekarang

sudah 10 persen dari total 9 juta (wisatawan

mancanegara)," kata Arief.

Menurut Arief, basis pariwisata adalah antara

individu dan individu, bukan antara pemerintah

dan pemerintah. "Jadi kalau orangtuanya

berantem, anaknya masih main bersama,"

ungkap Arief.

Ke depan, dia berharap agar hubungan sosial

dan budaya antara rakyat Indonesia dan

Australia akan terus terjaga.51

Menurut ekonom dari Institute for

Development of Economics and Finance (Indef),

Fadhil Hasan, kerugian itu timbul karena selama

ini Indonesia banyak mengimpor sapi dan

gandum. Sedangkan jumlah turis asal Australia

50 Merdeka.com, Senin, 16 Februari 2015 51 Kompas.com, Senin, 16 Februari 2015

84

yang ke Tanah Air adalah ketiga terbanyak

setelah Singapura dan Malaysia.

Kementerian Pariwisata mencatat, pada 2014,

ada 1,09 juta turis asal Australia. Biro Pusat

Statistik, pada 2013, mencatat rata-rata mereka

membelanja-kan US$ 1.473,86 per kunjungan.

L#'#$& "(O,3-#3"7& C$3-%#'"#& -"!#5& -,%'#'$& 1,3#%7*&

kata Fadhil kemarin.

Namun gangguan ini hanya jangka pendek

bagi Indonesia. Sedangkan bagi Australia,

dampaknya berpengaruh jangka panjang. Fadhil

mencontohkan, beberapa tahun terakhir, surplus

dinikmati Australia.

Kementerian Perdagangan mencatat, pada

2012, nilai perdagangan Indonesia-Australia

defisit US$ 392,23 juta. Defisit meningkat

menjadi US$ 667,68 juta pada 2013, dan pada

Januari-November 2014 sebesar US$ 511,32

juta.

Saat Australia menyetop ekspor sapi ke

Indonesia pada 2011, mereka pula yang

0,01$5#(9#;& C$3-%#'"#& ',1"2& 1$-$2& N(!6(,3"#&

daripada seba'"5(9#7*&-$-$%&R#!2"';52

52 Tempo.co, Selasa, 17 Februari 2015

85

Bertobat, Memasak dan Melukis

Kejaksaan Agung memastikan Andrew Chan

dan Myuran Sukumaran termasuk dalam

gelombang kedua eksekusi mati. Alasannya,

grasi kedua terpidana kasus penyelundupan

heroin pada 2005 itu di-tolak Presiden Joko

Widodo pada Desember 2014 dan Januari 2015.53

Sejak penolakan grasi itu, pihak keluarga dan

pengacara duo 'Bali Nine' sangat gigih meminta

belas kasihan pemerintah RI. Selain melalui lobi-

lobi politik antar diplomat RI-Australia, Chan dan

Sukumaran bersama keluarga dan simpatisan

masing-masing mengupayakan berbagai cara

baik jalur resmi maupun kampanye publik, untuk

menunda atau bahkan membatalkan eksekusi

kedua otak di balik 'Bali Nine' tersebut.

Orangtua dua terpidana mati kasus "Bali Nine"

memohon kepada Presiden Joko Widodo untuk

memberikan pengampunan terhadap Myuran

Sukumaran dan Andrew Chan. Keluarga mereka

meminta Jokowi mempertimbangkan perubahan

positif kedua warga Australia tersebut selama

menjalani masa tahanan di Lembaga

Pemasyarakatan Kerobokan, Denpasar, Bali.

53 8,0/6;:67&J$0?#-7 13 Februari 2015

86

Hal itu disampaikan oleh ibu kedua napi, Raji

Sukumaran dan Helen Chan, dalam pernyataan

tertulis yang diterima Kompas.com, Senin

(9/2/2015). Surat yang ditulis dalam bahasa

Inggris dan diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia itu menyatakan bahwa kedua

narapidana kasus narkotika tersebut telah

bertobat.

"Akhir-akhir ini Myuran dan Andrew tidak

banyak memikirkan kebutuhan-kebutuhan

mereka sendiri. Mereka lebih fokus membuat

kehidupan yang lebih baik bagi orang lain.

Mereka sudah membantu sedemikan banyak

narapidana lain dalam beberapa tahun terakhir,"

demikian pernyataan Raji dan Helen.

Keduanya menyebutkan, bersama dengan

petugas lapas dan pemerintah setempat, Myuran

dan Andrew menggalang kegiatan yang

bermanfaat di lapas tersebut. Kedua napi itu

membantu napi-napi lain yang ingin memperoleh

kualifikasi dan keterampilan kerja yang lebih baik

saat mereka dilepas ke masyarakat. Mereka

yakin bahwa Myuran dan Andrew telah menjalani

rehabilitasi secara sungguh-sungguh hingga

keduanya mampu membuat banyak program

bagi orang lain untuk memperbaiki diri.

Raji dan Helen menyatakan bahwa Myuran dan

Andrew telah membantu napi-napi lain

87

memperoleh keterampilan komputer,

menggambar, melukis, film, fotografi, desain

grafis, cetak sablon, musik, tari, gamelan,

menjahit, hingga rehabilitasi obat-obatan.

Keduanya memohon kepada Jokowi untuk

mempertimbangkan perubahan sikap Myuran dan

Andrew serta peran mereka dalam membawa

kebaikan di sekitar mereka. Mereka juga

meminta agar Jokowi memberi kelonggaran

kepada kedua napi tersebut untuk menunjukkan

bahwa mereka kini telah berubah.

"Saya memohon bila Anda (Jokowi) rasa hal ini

belum cukup, mohon beri mereka lebih banyak

lagi waktu untuk melanjutkan kerja baik mereka

untuk banyak narapidana lain," kata keduanya.

Setidaknya ada enam kata "memohon" dalam

pernyataan itu. Di bagian akhir pernyataan

tersebut, orangtua Myuran dan Andrew

memohon pengampunan atas anak-anak mereka.

"Kami mohon pengampunan atas anak-anak

kami. Kami mohon Anda menyelamatkan anak-

anak kami. Kami mohon kepada Anda agar

mereka tidak kehilangan jiwa mereka," kata

mereka.54

54 Kompas.com Senin, 9 Februari 2015

88

Selain mendapat dukungan dari keluarga,

Myuran dan Andrew juga mendapat dukungan

dari sesama narapidana. Dukungan itu berupa

sepucuk surat yang ditujukan kepada Presiden

Joko Widodo.

Seorang napi bernama Martin Jamanuna

menuliskan surat terbuka yang ditujukan kepada

Presiden Joko Widodo untuk bisa menggantikan

Andrew di-eksekusi jika diizinkan.

"Saya sudah empat tahun bersama Andrew

Chan, dia orang baik hati, peduli, dan rajin

menolong orang lain. Dia tidak lagi main

narkoba, setiap hari di gereja (dalam lapas),

mengajar kebaikan kepada teman-teman," bunyi

surat yang ditulis tangan oleh Martin Jamanuna,

Minggu (8/2/2015).

"Mohon Bapak Presiden mempertimbangkan

untuk memberikan pengampunan. Saya mohon

dengan sangat permohonan saya ini

dipertimbangkan," tulisnya.

Dalam surat itu Martin menyatakan siap mati

menggantikan Andrew. Pernyataan itu

disampaikannya dalam catatan pada surat

tersebut. "Saya siap menggantikan Andrew untuk

dieksekusi jika diizinkan," ujarnya.

Surat yang ditulis dengan tinta biru itu disertai

materai Rp 6.000 dan dibubuhi tanda tangan

89

penulis. Surat itu juga disebarkan ke media

massa.

Selain Martin, rekan-rekan sesama napi di

Kerobokan juga menyatakan hal serupa. Mereka

antara lain Framcois Jacques Giuily, Suyoto

Iskan, Steve Mehang, Rizki Pratama, Yongky

Gunawan, Sonny Robert Anderson, dan Rico

Richardo.55

Sikap dukungan Martin Jamanuna yang

bersedia "bertukar tempat" dengan Andrew Chan

untuk menjalani eksekusi mati, disusul oleh

narapidana lainnya yang juga menulis surat

serupa kepada Presiden Joko Widodo.

Surat dalam secarik kertas bergaris itu

ditandatangani oleh narapidana bernama Yongky

Gunawan. Dalam surat tersebut, Yongky

mengungkapkan keyakinannya untuk mendukung

Andrew Chan agar terbebas dari hukuman mati.

Yongky berharap agar Andrew diberi

5,%"()#(#(;& 86'6()& I#5& I%,3"!,(7& C(!%,K&S2#(&

dikasih keringanan. Saya di Lapas Kerobokan

sedang sakit stroke, tapi Pak Jokowi, saya berdoa

kepada Tuhan Yesus, apabila Andrew Chan tidak

dihukum mati, saya (Yongky Gunawan) rela atau

"52'#3&$(-$5& -"!#5&3,01$2&!#%"& 3#5"-&3#9#7*& -$'"3&

55 Senin, 9 Februari 2015

90

dia dalam surat yang diperoleh Kompas.com,

Selasa (10/2/2015).

86'6()& I#5& J656K"7& 5"%#(9#& !#0#"& 3,@#2-,%#&

selalu menyertai Bangsa dan Negara Indonesia.

Tuhan Yesus selalu memberkati Pak Jokowi,

keluarga serta Negara Indonesia. Saya menulis

!#'#0&5,#!##(&3,2#-&K#'?#Q"#-7*&-#01#2(9#;56

Selain surat dari keluarga dan sesama

narapidana, tim kuasa hukum dua terpidana mati

"Bali Nine", Andrew Chan dan Myuran

Sukumaran, juga mengirimkan surat ke Komisi

Yudisial (KY), untuk melaporkan dugaan

pelanggaran hukum yang dilakukan hakim yang

mengadili dua warga Australia tersebut. Hal itu

dikatakan kuasa hukum Andrew dan Myuran,

Todung Mulya Lubis, dalam konferensi pers di

SCBD, Jakarta Selatan, Senin (16/2/2015).

"Kami sudah mengirim surat ke KY,

melaporkan pernyataan seorang kuasa hukum,

soal adanya permintaan sejumlah uang oleh

hakim, untuk keringanan hukuman bagi Andrew

dan Myuran," ujar Todung.

Todung menyebutkan, salah satu kuasa

hukum, Muhammad Rifan, mengatakan, ada

dugaan permintaan uang tersebut oleh hakim

yang menangani kasus "Bali Nine". Meski

56 Kompas,com Selasa, 10 Februari 2015

91

demikian, Todung mengatakan, ia belum bisa

membuktikan kebenaran dugaan tersebut. Akan

tetapi, dengan informasi tersebut, tim kuasa

hukum menduga ada yang salah dengan proses

peradilan saat itu.

"Kami tidak tahu itu benar atau tidak, tetapi

kami terganggu. Kami minta KY untuk melakukan

investigasi. Pengadilan tidak boleh cacat, apalagi

yang menyangkut hukuman mati," kata Todung.

Menurut dia, tim kuasa hukum berharap KY

dapat menindaklanjuti laporan itu dengan

membentuk tim investtigasi.57

Selain itu, meski pengajuan peninjauan

kembali (PK) pertama dan PK kedua ditolak dan

berkasnya tidak dikirim oleh Pengadilan Negeri

Denpasar ke Mahkamah Agung, dua terpidana

mati kelompok "Bali Nine", Andrew Chan (33)

dan Myuran Sukumaran (31), itu terus berupaya

agar terhindar dari eksekusi hukuman mati.

Untuk kesekian kalinya mereka menulis surat

terbuka kepada Pemerintah Indonesia. Dalam

surat yang ditulis tangan dan ditandatangani

berdua, mereka memohon agar Pemerintah

Indonesia membatalkan hukuman mati. Dia

berharap tetap mendapatkan kesempatan hidup

57 Kompas.com Senin, 16 Februari 2015

92

dan melayani masyarakat Indonesia dan

menjalani rehabilitasi.

"Kami memohon moratorium supaya kami

masih memiliki kesempatan untuk melayani

masyarakat Indonesia dan bermanfaat bagi

proses rehabilitasi di penjara. Kami percaya pada

sistem hukum Indonesia yang membawa

keadilan dan kemanusiaan," demikian

terjemahan surat yang aslinya ditulis dalam

bahasa Inggris.58

Namun Jaksa Agung HM Prasetyo menilai,

upaya menggugat keputusan Presiden Joko

Widodo ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)

sia-sia. Menurut Prasetyo, grasi merupakan hak

prerogatif Presiden dan tidak dapat digugat ke

PTUN.

"Grasi adalah hak prerogatif yang tidak bisa

dihalangi. Namanya hak prerogatif, hak yang

melekat pada Presiden, jadi rasanya PTUN pun

tidak bisa begitu," kata Prasetyo.

Prasetyo menekankan, pernyataannya tak

bermaksud mendahului putusan pengadilan.

Akan tetapi, kata Prasetyo, melihat pernyataan

yang pernah dilontarkan Presiden, grasi tak akan

diberikan untuk terpidana kasus narkoba.

58 Kompas.com Jumat, 6 Februari 2015

93

"Grasi itu proses hukum istimewa. Saya tak

bisa menyatakan bisa atau tidak, ya tapi hak

prerogatif. Presiden sudah katakan tak

dikabulkan," ujarnya.59

Senada dengan Jaksa Agung, Kepala Pusat

Penerangan dan Hukum Kejaksaan Agung, Tony

Spontana mengatakan bahwa pelaksaanan

eksekusi mati gelombang kedua tak bisa ditunda

maupun dibatalkan meski ada gugatan ke

Pengadilan Tata Usaha Negara maupun laporan

ke Komisi Yudisial.

"Proses hukumnya kan sudah selesai ya. Hak

hukum juga sudah diberikan dan grasi telah

diputuskan. Jadi apa lagi yang ditunggu?" ujar

Tony di Kejaksaan Agung, Senin, 16 Februari

2015.60

Tony Spontana juga mengatakan persiapan

eksekusi hukuman mati gelombang kedua ini

sudah hampir rampung. 4#(#& !#%"& C())#%#(&

I,(!#/#-#(& !#(& D,'#(@#& H,)#%#& 3$!#2& 3"#/7*&

kata Tony di kantornya, 16 Februari 2015.

Tony melanjutkan, langkah yang belum

dilakukan Kejaksaan adalah memberi tahu

kedutaan besar negara yang warganya akan

dieksekusi. Isi notifikasi meliputi nama terpidana,

59 Kompas.com Selasa, 10 Februari 2015 60 Tempo.co, Selasa, 17 Februari 2015

94

'65#3"7& !#(& -#())#'& ,53,5$3";& H6-"Q"5#3"& 1,'$0&

kami kiri07*& $@#%& 86(9;& 8,%/"!#(#& 9#()& #5#(&

dieksekusi adalah warga negara Prancis,

Australia, Brasil, Ghana, Filipina, Indonesia, dan

Nigeria.

Menurut Tony, biaya eksekusi tiap narapidana

di-anggarkan Rp 200 juta. Jadi total dari APBN

sebesar Rp 2 miliar untuk sepuluh terpidana

mati. Lokasi untuk eksekusi pun telah siap. Tony

memastikan pelaksanaan hukuman akan

dilakukan di Nusakambangan, Cilacap, Jawa

Tengah. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan

pengamanannya mudah dan steril.

Anggaran Rp 200 juta itu untuk membiayai

seluruh persiapan menjelang eksekusi, saat

eksekusi, dan setelah eksekusi. Untuk rapat

koordinasi misalnya, Rp 1 juta x 3 rapat = Rp 3

juta. Pengamanan: Rp 1 juta x 30 orang = Rp 30

juta. Biaya konsumsi: Rp 27 ribu x 4 hari x 40

orang x 2 kali makan = Rp 8,64 juta. Biaya

transportasi eksekutor: Rp 504.500 x 40 orang x

2 pergi-pulang = Rp 40,36 juta. Dan masih

banyak biaya yang lain.

Hanya, biaya regu tembak yang

beranggotakan sepuluh orang cuma Rp 10 juta.

Artinya satu orang mendapat Rp 1 juta.61

61 Tempo.co, Selasa, 17 Februari 2015.

95

Sementara itu, dikabarkan bahwa, dua

-,%/"!#(#& 0#-"& 5,'60/65& D#'"& H"(,*7& C(!%,K&

Chan dan Myuran Sukumaran, masih menjalani

aktivitas seperti biasa jelang eksekusi mati.

Kalapas Kerobokan, Sudjonggo, mengatakan

bahwa Myuran, masih aktif dengan kegiatan

melukis, sedangkan Andrew aktif dalam

pelayanan kebaktian dan kegiatan memasak.

L,!$#(9#& 1#"5-baik saja. Masih melakukan

kegiatan, Myuran melukis dan Chan memasak.

G#%"& "("& @$)#& 3$!#2& !"1,3$5& 6',2& 5,'$#%)#(9#7*&

kata Sudjonggo di Lapas Kerobokan, Badung,

Bali.

Sudjonggo juga menyampaikan bahwa

keduanya dalam kondisi fisik dan psikologis yang

baik.62

Andrew Chan sendiri menyatakan sudah siap

menjalani hukuman mati, seperti yang

disampaikan Pendeta Paulus Wiratno yang

mendampingi Chan belakangan ini.

"Saya tak takut mati karena saya tahu setelah

mati saya ke mana, yakin akan masuk surga,"

kata Paulus Wiratno, menirukan perkataan

Andew Chan, saat pendampingan rohani di

Kerobokan, Bali.

62 Kompas.com Selasa, 27 Januari 2015

96

Pendeta Gereja Kristen Protestan di Bali ini

juga menyampaikan bahwa Andrew Chan sudah

sering membaca kitab suci. Dia sudah bisa

menguasai diri dan menyadari bagaimana

pentingnya menghargai hidup.

"Dia sudah banyak berdoa. Sudah bisa

menguasai dirinya. Di situlah dia mulai

menghargai betapa pentingnya hidup ini,"

tambah pendeta itu.63

Sebelum sampai di hadapan regu tembak,

Chan sendiri sudah menulis pengakuan bersalah.

Pengakuan bersalah setebal enam lembar itu

ditulis sendiri oleh Andrew Chan.

Dalam surat untuk dirinya itu, Chan meratapi

nasibnya sendiri dan mengajak orang untuk tidak

mengikuti jejak hidupnya.

"Dear Me. Ketika menginjak dewasa kamu

akan mendekam di penjara Bali dan dieksekusi

mati. Hal ini terjadi karena kamu berpikir

mengkonsumsi narkoba adalah sesuatu yang

keren. Keluarga dan teman-teman mu patah hati

dan hidupmu akan berakhir di tangan regu

tembak," tulisnya. "Nama saya adalah Andrew

Chan."

Dalam suratnya Chan meminta agar anak-

anak dan remaja tidak mengikuti jejak hidupnya.

63 Kompas.com Selasa, 27 Januari 2015

97

"Saya berusia 29 tahun dan sejujurnya, saya

mungkin tidak akan bisa merayakan ulang tahun

ke-30," tulisnya. "Hidup saya adalah semata-

mata penghamburan. Ini tidak harus terjadi pada

kalian."

"Saya merindukan pernikahan, pemakaman

atau kehadiran keluarga. Rasa sakit yang saya

buat untuk diri sendiri dan keluarga sangat

menyiksa. Saya tidak memiliki apapun kecuali

jeruji besi untuk dipeluk, bukan sambutan hangat

mereka yang saya cintai dan saya rindukan."

"Kemungkinan besar saya tidak akan punya

kesempatan untuk melihat kelahiran anak

pertama saya, terlebih memiliki anak."

Pengakuan Chan itu dituliskan untuk

organisasi HAM, Dear Me. Surat itu akan

digunakan sebagai ba-han dasar pembuatan film

dokumenter, "Dear Me: The Dangers of Drugs,"

yang mengisahkan kiprah Bali Nine hingga

mendarat di penjara Kerobokan, Bali.

Direktur lembaga asal Australia itu, Malina

Rutter mengatakan Chan adalah sosok yang

berbeda dibandingkan remaja berusia 19 tahun

yang ditangkap sepuluh tahun silam. "Ia

menyadari kesalahannya dan berupaya keras

untuk mengubah hidupnya."64

64 Deutsche Welle-DW, Minggu 1 Maret 2015.

98

99

Akhirnya Pakai Jurus Mabok

Kegagalan demi kegagalan yang dialami untuk

mendesak Indonesia agar tidak mengeksekusi

kedua warganya membuat Pemerintah Australia

mulai frustasi.

*I#!#& 3,-"#/& 5,3,0/#-#(7& /,0,%"(-#2&

Indonesia tel#2&0,(6'#5&%,/%,3,(-#3"&5#0"7*&5#-#&

Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop. Ia

pun mengaku telah menulis surat kepada Menlu

Indonesia, Retno Marsudi, Desember 2014 lalu.

Tapi, lagi-lagi permohonan Bishop ditolak.

Bishop mengakui bahwa Australia sudah 50

kali melobi pemerintah Indonesia, tapi semuanya

tak mempan. Menurutnya, lobi 50 kali itu

dilakukan sejak dua warga Australia, Andrew

Chan dan Myuran Sukumaran (anggota sindikat

Bali Nine) dijatuhi hukuman mati pada tahun

2006.65

Kegagalan-kegagalan itu membuat Pemerintah

Australia mendesak Indonesia membalas budi

karena pernah diberi bantuan miliaran dolar usai

bencana tsunami 2004. J#()#(& '$/#& 1#2K#&

beberapa tahun yang lalu ketika Indonesia

dilanda tsunami Samudera Hindia, Australia

mengirim bantuan mil"#%#(&!6'#%7*&5#-#(9#&'#)";

65 Sindonews.com, Senin, 19 Januari 2015.

100

*L#0"& 0,()"%"0& 56(-"(),(& 1,3#%& #()5#-#(&

bersenjata kami untuk membantu di Indonesia

dengan bantuan kemanusiaan dan Australia

kehilangan nyawa warganya dalam kampanye itu

$(-$5& 0,01#(-$& N(!6(,3"#7*& "01$2& C116--&

mengingatkan Indonesia.

E#9#& #5#(& 0,()#-#5#(& 5,/#!#& 6%#()-orang

Indonesia dan pemerintah Indonesia, kita di

Australia yang selalu ada untuk membantu Anda

dan kami berharap bahwa Anda mungkin

0,01#'#3& !,()#(& :#%#& "("7& /#!#& 3##-& "("7*&

pintanya, seperti dilansir Sydney Morning

Herald.66

Pernyataan PM Tony Abbot yang mengaitkan

bantuan Australia untuk korban tsunami

Indonesia dan rencana eksekusi dua terpidana

mati kontra produktif dan arogan, menurut dua

pengamat.

Greg Fealy pengamat politik dari Australia

National University di Canberra mengatakan

pernyataan Abbott yang mengungkit bantuan

negara itu saat Indonesia dilanda tsunami,

"kurang arif" dan "kontra produktif".

"Saya rasa ini adalah perkembangan yang

kontra produktif untuk Abbott dan pemerintah

66 Sindonews.com Rabu, 18 Februari 2015

101

Australia bila igin menyelamatkan kedua orang

itu," kata Fealy kepada BBC Indonesia.

Media di Australia sendiri, menurut Fealy,

hanya melaporkan dengan komentar sejumlah

pengamat yang menyatakan pernyataan itu

memprihatinkan karena akan menimbulkan

reaksi keras dari Indonesia.

Sementara itu mantan kolumnis The Sydney

Morning Herald, Mike Carlton, melalui akun

Twitternya menyebut pernyataan Abbott itu

"arogan".

Carlton melalui @MikeCarlton01, menulis,"

Abbott mengingatkan Indonesia tentang bantuan

kita sebesar $1 miliar untuk tsunami adalah hal

yang tidak peka dan arogan, dan pasti akan

gagal."

Pesan Twitter Carlton ini mengundang

sejumlah tanggapan termasuk dari @betterant

antara lain menulis, "Kami setuju dengan Anda.

Itu tidak akan terjadi," dan juga dari Richard

P?H,"'l yang mengatakan, "Ini adalah politik

masa kanak-kanak, dan menunjukkan ia tidak

mengetahui atau memahami rakyat dan budaya

Indonesia. Sedih."67

Pernyataan Perdana Menteri Australia, Tonny

Abbott, itu juga membuat masyarakat Aceh

67 Suara Pembaruan Rabu, 18 Februari 2015

102

tersinggung dan mendesak Perdana Menteri

Australia Tonny Abbott meminta maaf kepada

rakyat Indonesia terutama korban tsunami Aceh

2004.

"PM Australia harus meminta maaf kepada

korban tsunami Aceh. Persoalan menggantikan

bantuan mereka akan terus kami upayakan

dengan menggalang dana dan lelang batu giok

Aceh," kata Rahmad Ojer, seorang korban

tsunami, di Meulaboh.

Hal tersebut disampaikan di sela-sela

melakukan aksi pengalangan koin bersama

masyarakat di Simpang Kisaran Meulaboh. Aksi

tersebut sebagai bentuk sikap kekecewaan

masyarakat Aceh korban tsunami terhadap

bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca

tsunami 2004 yang diungkit-ungkit.

Korban tsunami di Aceh Barat mengungkapkan

rasa penyesalan telah menerima bantuan saat

itu, kata Rahmad. Bantuan negara kanguru

tersebut sebagian besar adalah pakaian bekas,

sarana pendidikan anak sekolah seperti buku dan

alat tulis dan tenda.

Tidak ada bantuan berupa sarana infrastruktur

ataupun bangunan pemberian negara Australia

itu, sehingga masyarakat Aceh sangat merasa

menyesal telah menerima bantuan yang tidak

berbekas itu.

103

"Kalau ada bangunan bantuan mereka hari ini

kami bongkar dan kami pulangkan.

Persoalannya, bantuan mereka sudah tidak ada

yang terlihat, seperti tangki air, pompa air di

tempat pengungsian. Mana ada lagi semua itu

sekarang," tegasnya.

Masyarakat korban tsunami mendukung

sepenuhnya eksekusi terpidana mati WNA

Australia, karena akibat narkoba merambah

genari Aceh harus segera disikapi dan ditindak

tegas gembong narkoba.

Rahmad menyampaikan, setelah koin galang

dana terkumpul akan dibawa langsung ke Duta

Besar Australia di Jakarta. Bila koin tersebut

tidak diterima Duta Besar Australia, maka akan

dikirim langsung ke negara kanguru.

Sementara itu, Koordinator Gerakan Pejuang

Rumah Tsunami (GPRS) Aceh Barat Edi Candra

mengatakan, masyarakat korban tsunami Aceh

Barat sudah menyediakan dua lubang kubur

untuk dua terpidana mati WNA Australia, Myuran

Sukumaran dan Andrew Chan.

Kuburan yang sudah digali oleh belasan warga

di Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan

Pahlawan, sengaja untuk mengobati rasa sakit

hati masyarakat yang pernah kehilangan

keluarga dihantam gelombang tsunami 2004.

104

"Selain itu, kami juga melakukan lelang batu

giok. Nanti kalau dana lelangnya sudah

terkumpul akan kami berikan langsung kepada

Dubes Australia di Jakarta," katanya

menambahkan.68

Menanggapi aksi pengumpulan koin di

Indonesia, maka sejumlah warga Australia ikut

berkicau di akun Twitter mereka. "Rasisme

terang-terangan dari orang Indonesia yang

berpikiran sempit yang melemparkan kemurahan

hatinya di wajah kita karena mereka berpikir

Abbot berbicara untuk kita #CoinForAustralia,"

tulis Alexis Alison (@Lexis_Alison) dari Gold

Coast, Australia.

"Kalian butuh lebih dari sekadar koin kalian

yang beharga itu untuk membayar kami kembali.

Jangan lupa bunganya 400 juta dolar

#CoinForAustralia," tulis Peter Johnson

(@cree999) dari Sydney.

"Satu-satunya alasan mereka mendapatkan

huku-man mati adalah mereka tidak sanggup

membayar suap. Judicial corruption itu yang

terbaik," tulis Steve (@captscorch) dari New

Castle.

Akun bernama Hermes (@Hermeswitch)

menganggap apa yang dipikirkan orang-orang

68 RepbulikaOnline.com-ROL, Senin, 23 Februari 2015.

105

Indonesia tentang Abbot sama dengan yang

dipikirkannya. Dia menuliskan dalam status

terbarunya. "Asal tahu saja Indonesia, kami pikir

dia (Abbot) gila juga. Maaf, kalian harus

bertahan dengan komentar-komentar kasarnya

#CoinForAustralia," tulis Hermes.

Jo Soucek (@Jo_Soucek) menyatakan sebagai

warga Australia dia juga merasa malu

mendengar sindiran pimpinan negaranya atas

bantuan yang diberikan Australia untuk tsunami

Aceh. Soucek yang merupakan simpatisan

Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dalam

gerakan #IStandForMercy meminta maaf kepada

rakyat Indonesia yang tersinggung.

"Abbot tidak berbicara atas nama saya jika dia

menyindir bantuan itu. Dengan penuh rasa

hormat, kami mohonkan ampun untuk #Bali9

#CoinForAustralia," tulis wanita yang juga

seorang advokat ini.69

Manuver politik Tony Abbott dalam kasus

penyelamatan 'Bali Nine' rupanya juga tidak

disukai oleh anak buahnya di Partai Konservatif.

Surat kabar Daily Mail, melaporkan seorang

petinggi partai mengatakan kata-kata Abbott

merusak upaya Menteri Luar Negeri Australia

69 Republika Online.com T ROL, Minggu, 22 Februari 2015

106

Julie Isabel Bishop menyelamatkan duo Bali Nine

lewat jalur diplomasi. "Semua upaya yang sudah

menunjukkan arah positif jadi sia-sia," tutur

sumber tersebut.70

Pernyataan Perdana Menteri Australia Tony

Abbott yang mengaitkan hukuman mati atas

warganya dengan bantuan tsunami ke Indonesia

menunjukkan bagaimana cara pandang

pemimpin Australia itu. Cara pandang "menagih

balas jasa" seperti itu bukan hanya tidak etis,

tapi juga melanggar prinsip dasar pemberian

bantuan kemanusiaan. Selayaknya Abbott

mencabut pernyataannya dan meminta maaf.

Abbott lupa, ada kode etik internasional bahwa

semua bantuan kemanusiaan tak boleh dikaitkan

dengan kepentingan suatu negara. Apalagi

menempatkan bantuan itu sebagai utang yang

harus dibayar. Principles of Conduct for the

International Red Cross and Red Crescent

Movement and NGOs in Disaster Response

Programmes menyebutkan, bantuan mesti

diberikan tanpa perhitungan untung-rugi.

Bantuan juga tak boleh diberikan untuk

kepentingan politik atau agama.

Abbott bisa saja "mengoreksi" pernyataannya

setelah kecaman bermunculan bahwa dia

70 Merdeka.com, Sabtu, 21 Februari 2015

107

semata-mata mengingatkan eratnya hubungan

Indonesia-Australia, tidak bermaksud menagih

jasa. Namun ini tak mengubah posisi bahwa dia

mengaitkan bantuan kemanusiaan itu dengan

permintaannya agar eksekusi hukuman mati

dibatalkan.

Diplomasi gaya Australia seperti ini

sesungguhnya tidak menggambarkan niat baik

untuk menjalin hubungan yang tulus dan

bersahabat. Tentu Indonesia paham,

pelaksanaan hukuman mati merupakan hal yang

kontroversial. Masih kuat perdebatan tentang

efektif-tidaknya hukuman mati untuk mengatasi

kejahatan. Namun, faktanya, hukum positif di

Indonesia masih memberlakukan hukuman mati.

Bahkan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

sampai saat ini belum berhasil disepakati apakah

hukuman mati harus dilarang atau tidak.

Bahwa dunia internasional mengecam

pemberlakuan hukuman mati, termasuk

Sekretaris Jenderal PBB, kita menempatkan hal

itu sebagai bagian dari perdebatan layak-

tidaknya pemberlakuan hukuman berat tersebut.

Hanya, yang juga mesti dipahami, mereka yang

akan dihukum mati adalah pelaku yang sudah

terbukti melakukan kejahatan berat:

mengedarkan narkotik. Tak perlu diperdebatkan

lagi betapa merusaknya zat terlarang ini. Korban

108

narkotik bukan hanya si pemakai. Zat ini juga

menghancurkan keluarga korban, bahkan

menggerus sendi-sendi ekonomi, budaya, dan

politik sebuah negara. Aspek inilah yang

semestinya dipahami Australia, tulis Opini

Tempo.71

Selain itu, Guru Besar Hukum Internasional

Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, juga

menyesalkan pernyataan Tony Abbott yang

mengungkit bantuan Australia kepada Indonesia

pasca tsunami Aceh, untuk pembatalan

pelaksanaan hukuman mati atas dua warganya

dalam waktu dekat.

"Pernyataan Tony Abbott itu patut disesalkan,"

kata Hikmahanto melalui keterangan tertulis di

Jakarta, seperti dilansir Antara, Kamis (19/2).

Menurut dia, Tony Abbott memberi persepsi

salah terhadap bantuan yang diberikan oleh

Australia kala itu. Atas pernyataan Abbott itu,

Australia seolah tidak tulus dan tak ikhlas dalam

menyampaikan bantuan.

"Bantuan diberikan seolah untuk menciptakan

ketergantungan Indonesia terhadap Australia.

Ketika ada kepentingan Australia,

ketergantungan itu yang digunakan," katanya

menyesalkan.

71 Tempo.co Sabtu, 21 Februari 2015

109

Hal itu dinilai akan menguatkan opini dari

publik Indonesia bahwa bantuan dari luar negeri

sudah dapat dipastikan terselip kepentingan,

atau dengan kata lain 'tidak ada makan siang

yang gratis (there is no free lunch)'.

Selain itu, Tony Abbott juga belum menjabat

Perdana Menteri atau pengambil kebijakan ketika

Australia memberi bantuan ke Indonesia pasca

tsunami. Kemungkinan saat itu pemberian

bantuan ke Indonesia dilakukan secara tulus.

"Namun sekarang telah disalah-manfaatkan

oleh Abbott, seolah bantuan tersebut dapat

ditukar dengan pembatalan pelaksanaan

hukuman mati," tegas Hik-mahanto.

Hikmahanto juga menyesalkan pernyataannya

Abbott yang menyatakan bahwa, ketika Australia

memberi bantuan pasca tsunami, ada warga

Australia yang meninggal dunia. Sehingga seolah

ingin adanya 'barter nyawa'.

"Tidak seharusnya nyawa warga Australia yang

memberi bantuan di Aceh dibarter dengan nyawa

dua warga Australia yang akan menjalani

hukuman mati karena melakukan kejahatan yang

serius di Indonesia," ujarnya.

Meskipun demikian, menurut Hikmahanto,

Indonesia harus bersikap memahami mengapa

Tony Abbott mengeluarkan pernyataan

kontroversial tersebut. Hal itu tidak lepas dari

110

upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah

Australia, di menit-menit terakhir menjelang

pelaksanaan hukuman mati dua warganya. Apa

boleh buat, "Jurus Dewa Mabuk pun dilakukan,"

kata Hikmahanto.

Di samping itu, Hikmahanto menilai, konstelasi

perpolitikan internal mengharuskan Abbott untuk

memiliki keunggulan untuk berbuat agar dia

dapat mempertahankan kursi perdana

menterinya.

"Isu pelaksanaan hukuman mati di Indonesia

telah dijadikan komoditas politik oleh para politisi

Australia," nilai dia.72

Selain mengungkit bantuan yang pernah

diberikan dalam bencana tsunami Aceh, Australia

mengancam akan mengambil respon diplomatik

yang cukup keras jika eksekusi ini tetap

berlanjut.

Perdana Menteri Australia, Tony Abbott

mengatakan, eksekusi ini mungkin saja bisa

membuat hubungan Indonesia dan Australia

kembali keruh. Dirinya juga mengatakan, warga

Australia sudah muak dengan eksekusi mati yang

dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

"Jika eksekusi tersebut jadi dilaksanakan, dan

saya berharap hal itu tidak dilaksanakan, kita

72 Merdeka.com, Kamis, 19 Februari 2015

111

pasti akan menemukan cara untuk menunjukan

rasa tidak senang kita," ucap Abbott saat

melakukan wawancara dengan media setempat.

Abott juga memberikan kritik terhadap

pemerintah Indonesia, yang sangat gigih

meminta negara lain untuk membebaskan

warganya dari hukuman mati. Sementara itu, di

sisi lain Indonesia enggan memberikan

keringanan kepada warga asing yang hendak

dieksekusi mati.

"Mereka (Indoensia) tentu percaya bahwa

hukuman mati tidak harus dijatuhkan untuk

warga negaranya di luar negeri," kata Abbott.

"Apa yang kita minta, sama dengan apa yang

Indonesia minta kepada negara lain, ketika

warganya hendak dieksekusi mati," imbuhnya.73

Terkait ancaman itu, Pemerintah Indonesia

tidak ingin hukuman mati menganggu hubungan

diplomatik antara Indonesia dan Australia.

Hukuman mati adalah murni penegakan hukum

dan Indonesia tetap melihat Australia sebagai

negara sahabat.

"Indonesia tidak ingin membawa masalah ini

ke arah hubungan diplomatik, karena yang

dipertaruhkan Australia adalah kepentingan

ekonominya. Justru mungkin yang lebih rugi

73 Sindonews.com Minggu, 15 Februari 2015

112

adalah Australia dibandingkan kita," kata Juru

Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha

Nasir, dihubungi Suara Pembaruan.

Tata mengatakan, Australia memiliki banyak

kepentingan ekonomi dengan Indonesia. Saat ini,

total impor Indonesia dari Australia mencapai

lebih dari US$ 5 miliar setiap tahun termasuk

impor gandum le-bih dari US$ 1 miliar dan

produk sapi dari Australia mencapai US$ 500

juta.

Selain itu, ada 17.000 mahasiswa Indonesia

yang menempuh pendidikan di Australia.

Menurutnya, Australia justru akan mengalami

dampak lebih besar jika hubungan diplomatik

dengan Indonesia terganggu. Indonesia ke depan

akan memiliki pasar lebih besar karena adanya

ASEAN Community dari 250 juta orang menjadi

600 juta.

"Ini harus dipertimbangkan secara matang.

Bila benar PM Abbott (Perdana Menteri Australia

Tony Abbott) mengancam hubungan bilateral,

maka kerugian bukan hanya Indonesia saja tapi

kedua belah pihak," kata Tata.

Tata mengungkapkan Indonesia tidak pernah

menyatakan hukuman mati terkait bilateral.

113

Indonesia justru menjelaskan bahwa hukuman

mati merupakan supremasi hukum nasional.74

L,-"5#& @$%$3& 0#165*& $()5"--ungkit bantuan

tidak membuahkan hasil, kini Menteri Luar Negeri

Australia, Julie Bishop, mengupayakan

penyelamatan dua warganya dengan

memberikan penawaran pertukaran tahanan.

"Apa yang kita ingin lakukan adalah memiliki

kesempatan untuk berbicara tentang pilihan yang

mungkin tersedia pada ranah pertukaran

tahanan," kata Bishop di Canberra yang dikutip

smh.com.au.

Bishop mengaku telah mengungkapkan hal ini

kepada Menlu RI Retno Marsudi pada Selasa

malam, 3 Maret 2015 melalui sambungan

telepon. Namun begitu, dia enggan

mengungkapkannya secara rinci.

"Benar-benar tidak ada rincian [dibahas] tapi

kami mencari kesempatan untuk menjelajahi

setiap pilihan yang mungkin tersedia, setiap jalan

yang mungkin tersedia untuk menyelamatkan

nyawa kedua orang ini," ujar dia.

Selanjutnya, kepada ABC, Bishop menyatakan

harapannya agar Indonesia dan Australia dapat

segera menandatangani nota kesepahaman

pertukaran tahanan ini.

74 Suara Pembaruan Selasa, 17 Februari 2015

114

"Saya tidak pergi ke setiap detail yang spesifik

tapi saya perhatikan ada tahanan Australia di

Jakarta dan ada tahanan Indonesia di Australia

dan bahwa kita harus menjelajahi beberapa

kesempatan, pertukara tahanan, apakah bisa

dilakukan menurut hukum Indonesia," beber dia.

Tiga warga negara Indonesia saat ini tengah

mendekam di penjara Australia terkait kasus

narkoba. Ketiganya adalah Kristito Mandagi,

Saud Siregar, dan Ismunandar. Mereka

kedapatan membawa 390 kilogram narkoba di

dekat Port Macquarie, Australia.

Barang haram itu jumlahnya 47 kali lebih

besar dari Chan dan Sukumaran. Ketiganya

ditangkap pada 1998 dalam sebuah operasi yang

melibatkan 76 federal, NSW, Bea Cukai,

helikopter Polair, dua kapal polisi, kapal fregat,

angkatan laut HMAS Bendigo, dan dua kapal Bea

Cukai.

Sementara Presiden RI Joko Widodo atau

Jokowi menyatakan tak ada ampunan bagi

pengedar narkoba. Eksekusi mati terhadap

mereka termasuk Sukumaran dan Chan, akan

tetap dilakukan dengan segera namun bukan

pada pekan ini.

"Saya pikir keputusan (untuk mengeksekusi

Chan dan Sukumaran) sudah diambil oleh

pengadilan," kata Presiden Jokowi dalam sebuah

115

wawancara dengan Al-Jazeera, Rabu 4 Maret

malam.

Ditanya bagaimana perasaannya tentang

hukuman mati sebagai pribadi, Jokowi

menegaskan keprihatinannya tentang 4,5 juta

rakyat Indonesia yang hidupnya dalam

kehancuran karena narkoba.75

Dalam wawancaranya dengan DW-Deutche

Indonesia, koordinator lembaga PBB untuk

kejahatan narkoba, UNODC (United Nations

Office on Drugs dan Crime) Troels Vester

menyatakan bahwa, diperkirakan ada sekitar 3,7

juta sampai 4,7 juta orang pengguna narkoba di

Indonesia. Ini data tahun 2011. Sekitar 1,2 juta

orang adalah pengguna crystalline

methamphetamine dan sekitar 950.000

pengguna ecstasy. Sebagai perbandingan, ada

2,8 juta pengguna cannabis dan sekitar 110.000

pecandu heroin. Sedangkan menurut perkiraan

otoritas Indonesia Badan Narkotika Nasional

(BNN), saat ini ada sekitar 5,6 juta pengguna

narkoba. Dulu, bahan yang paling banyak

dikonsumsi adalah cannabis. Pada paruh kedua

1990-an ada peningkatan tajam pengguna

heroin, terutama lewat jarum suntik. Ini

mengakibatkan peningkatan pesat penyebaran

75 Liputan6.com, 05 Mar 2015

116

HIV/AIDS di Indonesia. Tapi menjelang akhir

1990-an, yang paling banyak digunakan adalah

Amphetamine Type Stimulants (ATS).76

Tak heran jika, Presiden Jokowi berkomitmen

melawan narkoba dengan penerapan hukuman

mati. Sebab, kawasan Asia Tenggara memang

memiliki sejarah dan masalah panjang dengan

narkotika. Geng narkoba dan keuntungan besar

yang mereka raih, mengancam keamanan dan

perkembangan internal kawasan.

Dengan latar belakang inilah negara-negara

ASEAN berambisi menciptakan kawasan bebas

narkoba tahun 2015. Menurut data dari UNODC

(United Nations Office on Drugs and Crime),

hampir semua heroin yang diproduksi di Asia

Tenggara dikonsumsi di Asia Timur dan Pasifik.

Tahun 2011, kawasan ini mengkonsumsi 65

ton heroin murni dengan volume penjualan ritel

senilai lebih dari 16,3 miliar dolar AS atau setara

dengan Rp 207 triliun (1 dolar = Rp 12.700).

Perdagangan narkotika mungkin akan semakin

mudah saat Komunitas ASEAN (MEA)

memperkenalkan perdagangan di seluruh

kawasan. Hal ini sendiri bisa mendorong

penerapan hukuman mati yang lebih ketat.

76 DW-Indonesia, 13 Maret 2015

117

Bagi penegak hukum, perdagangan narkoba

terkadang memiliki sisi lain. Suap dari para

wisatawan yang tertangkap mengkonsumsi

narkoba menjadi bisnis yang besar.

Para polisi yang memperoleh gaji yang tidak

terlalu besar, suap dapat menjadi pemasukan

tambahan, yang bisa berlipat ganda dari gaji

perbulan yang mereka terima, demikian dikutip

laman The Interpreter.77

77 UCAN Indonesia, 23/02/2015

118

119

DAFTAR BACAAN

Sumber bacaan:

Andi Hamzah & Sumagelipu, Pidana Mati di

Indonesia di Masa Lalu, Kini dan di Masa

Depan, Ghalia Indonesia 1984

Azman Mohd Noor dan Mohd Al-Ikhsan bin

Ghazali, Penyalahgunaan Dadah dan

Kewajaran Peruntukan Hukuman Mati ke

Atas Pengedar Dadah di Malaysia: Satu

Analisis, dalam Jurnal Fiqh, No. 7 (2010)

Sumber Berita:

Antaranews

Bali Post,

BBC Indonesia

Beritasatu

Bisnis

Deutsche Welle-DW

Jawa Pos

Kaltim Post

Kompas

120

Liputan6

Media Indonesia

Merdeka

Okezone news

Repbulika Online

Sindo news

Suara Pembaruan

Tempo

Tribunnews

Wata Kota