Chan & Myuran
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Chan & Myuran
Chan & M yuranKisah Eksekusi Sindikat Narkoba Australia
B u k u in i b e rk is a h te n ta ng M y ura n d a n C h a n, d u a d a ri
s e mb ila n s ind ik at n ark o b a A u s tra lia y an g d ike n al
d e ng an s e b u ta n k a su s B a li N in e . T uju h te m a n
m e re ka , y a itu S i Y i Ch e n , M ic ha e l Cz ug a j, Re n ae
L awre n ce , Tac h D uc Tha n h Ng u ye n , M a tth e w
No rm a n, S c o tt R us h , s ud a h le b ih d ah ulu d ih uk u m
a ntara 2 0 ta hu n d a n s e u m ur h id u p . S e d an g ka n C h an
d a n M y u ra n d ih uk um m a ti o le h p e ng a d ila n k a re n a
m e re ka te rb u k ti m e ny e lu nd up ka n h e ro in 8 ,2 k ilo g ra m
d a ri A u s tra lia k e B a li. P e me rin ta h d a n ra ky at A u s t ra lia
b e ru p ay a k e ras m e mbe b a sk an Ch an d an M y u ra n,
n am u n tid ak b e rh as i l.
ii
Chan & Myuran
Kisan Eksekusi Sindikat Narkoba Australia
Oleh: Hukman Reni
Desain Sampul
Hukman Reni
Maret 2015
Copyright © Hukman Reni 2015
email: [email protected]
iii
Kata Pengantar
Akhirnya eBook ini bisa rampung. Tentu,
ini bukan buku seperti yang dikenal banyak
orang. Ini hanya kumpulan informasi yang
!"!#$%& $'#()*& +!",!"-.& !#%"& /,01,%"-##(& 0,!"#&
massa dan website. Jadi bukan karya original.
Sebagai 2#3"'& !#$%& $'#()*, maka sudah tentu
ada jurnalis, ada editor dan orang lain yang
mengelolanya menjadi bahan bacaan. Oleh
karena itu, saya harus mengucapkan terima
kasih kepada mereka semua.
4#$%& $'#()*& ini awalnya dimaksudkan
sebagai koleksi pribadi. Namun begitu
kencangnya pemberitaan tentang eksekusi dua
angota sindikat narkoba Australia, maka saya
persembahkan kepada khalayak sebagai bahan
bacaan, barangkali saja bermanfaat. Sekian dan
terima kasih.
Depok, Maret 2015
Wassalam
Editor
iv
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................. iii
Legenda Hukuman Mati .................................. 1
Brasil Tarik Duta Besar ................................. 33
Indonesia Menuai Kritik ................................ 43
Perdana Menteri Australia Sakit Perut ............. 57
Publik Australia Protes .................................. 63
Boikot Bali .................................................. 75
Bertobat, Memasak dan Melukis ..................... 85
Akhirnya Pakai Jurus Mabok .......................... 99
DAFTAR BACAAN ........................................ 119
1
Legenda Hukuman Mati
Minggu dini hari, 18 Januari 2015, Kejaksaan
Agung Republik Indonesia melaksanakan
eksekusi terhadap enam terpidana mati kasus
narkoba. Lima di antaranya warga negara asing
dan satu adalah anak kandung bangsa ini.
Mereka adalah, Namaona Dennis (48 tahun)
warga negara Malawi. Marco Arthur Cardoso
Muriera (53 tahun) seorang pilot warga negara
Brazil, Daniel Inemo (38 tahun) warga negara
Nigeria, Ang Kim Sui a.k.a Kim Ho a.k.a Ance
Taher (62 tahun), kewarganegaraan tidak
diketahui, Tran Ti Bic a.k.a Tran Din Huang (37
tahun) warga negara Vietnam, terakhir adalah
Rani Andriani alias Melisa Aprilia asal Cianjur.
Sebenarnya, ini bukan pertama kali Indonesia
mengeksekusi terpidana kasus narkoba. Pada
tahun 1995, Chan Tian Chong menjalani eksekusi
karena kasus Narkoba. Kemudian pada tahun
2004 setidaknya ada 3 orang terpidana mati
kasus narkoba mengakhiri hidupnya di hadapan
regu tembak. Mereka adalah, Ayodya Prasad
Chaubey warga negara India (65 tahun)
dieksekusi di Sumatra Utara pada tanggal 5
Agustus 2004; Saelow Prasad (62 tahun) juga
2
warga negara India dieksekusi di Sumatra Utara
pada tanggal 1 Oktober 2004; dan Namsong
Sirilak (32 tahun) asal Thailand dieksekusi di
Sumatra Utara pada tanggal 1 Oktober 2004
untuk kasus serupa. Berselang empat tahun,
pada tahun 2008, dua warga Nigeria yaitu
Samuel Iwuchukuwu Okoye dan Hansen Anthony
Nwaliosa juga ditembak mati oleh regu tembak
karena kasus narkoba.
Berselang empat tahun, pada tahun 2008,
dua warga Nigeria yaitu Samuel Iwuchukuwu
Okoye dan Hansen Anthony Nwaliosa juga
ditembak mati oleh regu tembak karena kasus
narkoba. Kemudian, Adam wilson Alias Adam
Alisa Abu dieksekusi 15 Maret 2013. Sehingga,
sejak 2004 hingga November 2014, sudah ada
tujuh terpidana mati kasus narkotik yang telah
dieksekusi.1
Hukuman mati, memang bukan milik
Indonesia semata. Ada delapan negara di Asia
Tenggara yang masih menerapkan seperti diliris
Death Penalty Worldwide. Delapan negara yang
masih menganut hukuman mati itu adalah:
Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia,
Singapura, Vietnam, Laos, Myanmar, dan
Thailand. Hukuman terberat ini diberikan kepada
1 Tempo.co, Kamis, 4 Desember 2014
3
para pelanggar hukum dengan kasus yang
beragam, di antaranya pembunuhan dan
perdagangan narkoba.
Kemudian menurut laman !"#$ %&'#()#'#) ,
menyebutkan, pengedar narkoba asal Melbourne
bernama Van Tuong Nguyen dieksekusi mati di
Singapura tahun 2005. Dua warga negara
Singapura juga dieksekusi mati atas
perdagangan heroin murni pada Juli 2014.
Di Vietnam, pengadilan tertinggi negara ini
tahun lalu menjatuhkan hukuman mati bagi 29
orang pengedar narkoba.
Malaysia mencatatkan 900 orang yang saat
ini telah berstatus terpidana mati.
Begitu juga dengan Indonesia, terdapat 133
orang terpidana mati tahun 2012, yang 71 di
antaranya terlibat kasus peredaran narkoba.
Sejak tahun-an, tidak ada eksekusi mati yang
terjadi di negara Myanmar dan Laos. Eksekusi di
Laos terakhir dilakukan tahun 1989, dan saat ini
tercatat ada 89 orang narapidana mati. Di
Myanmar, ada 235 orang yang dijatuhi hukuman
mati, tapi pemerintah setempat tidak melakukan
eksekusi sejak dekade 1980-an.
Di Thailand, terdapat 112 orang terpidana
hukuman mati. Dan eksekusi mati terakhir
dilakukan pada 24 Agustus 2009.
4
Dalam basis data Hukuman Mati Seluruh
Dunia milik Cornell University, negara-negara
yang bertahun-tahun tidak mengeksekusi
hukuman mati disebut dengan *+,-.'.,&./'$ 0#$
1*2',3, sementara yang masih melakukan
eksekusi disebut dengan )#'#&'.,&./'3.
Di Brunei Darussalam, eksekusi mati
dilakukan terakhir kali tahun 1957. Namun,
dengan diberlakukannya kembali hukum hudud
mulai tahun lalu, eksekusi mati bisa kembali
terjadi di negeri kesultanan tersebut.
Sementara, Filipina, Timor Leste, dan
Kamboja sepenuhnya telah menghapuskan
hukuman mati.2
Dalam sejarah pemidanaan, hukuman mati
merupakan pidana yang cukup tua umurnya. Di
Indonesia sendiri, hukuman mati sudah dikenal
sejak zaman kerajaan Mahajapahit.3
Bahkan jauh sebelum itu, di Indonesia sudah
di kenal hukuman mati yang diberlakukan oleh
raja-raja nusantara untuk menegakkan
ketertiban dalam wilayah kekuasaannya.
Dalam bukunya, Ancaman Hukuman Mati
terhadap Pembunuhan Berencana, Prof J.E.
2 UCAN News.com Indonesia, 23/02/2015 3 Andi Hamzah & Sumagelipu, Pidana Mati di
Indonesia di Masa Lalu, Kini dan di Masa Depan, Ghalia Indonesia 1984, hlm.59
5
Sahetapy, mengutip sebuah dokumen masa lalu
berbahasa Belanda yang berkisa tentang prosesi
hukuman mati di Bali. Dikisahkan bahwa, suatu
pagi habis subuh (sekitar pukul 06.00), empat
laki-laki dengan kepala diikat kain putih digiring
ke sebuah halaman. Mereka adalah terpidana
mati yang akan segera menjalani eksekusi di
sebuah lokasi di Bali pada zaman kolonial (tahun
1800-an). Empat laki-laki yang berasal dari kasta
sudra itu dipidana mati karena melakukan
pembunuhan berencana (walad pati).
Mereka digiring ke lokasi eksekusi dengan
dikawal Jaksa, Punggawa, dan Pedanda.
Sesampai di bawah pohon beringin, terpidana
pertama berdiri. Kedua belah tangannya
dibentangkan paksa oleh dua pengawal. Di
depannya, seorang algojo sudah bersiap dengan
sebilah keris terhunus.
Tiba-tiba, algojo melancarkan serangannya,
menusuk dada terpidana dengan keris. Sialnya,
tusukan si algojo kurang cermat, tak mengenai
jantung terpidana. Tak pelak, dia pun
mengulangi tusukannya sampai beberapa kali ke
bagian dada. Terpidana pun jatuh terhumbalang
ke tanah. Beberapa pengawal langsung
melompat ke atas tubuh terpidana. Tujuannya,
mempercepat keluarnya darah dari tubuh yang
bisa memperingkas prosesi sakratul maut.
6
Semua prosesi menyeramkan itu digelar di depan
tiga terpidana lain yang menunggu giliran.
Kisah di atas mengindikasikan bahwa
hukuman mati sebenarnya sudah dikenal di
nusantara sejak berabad-abad silam. Bahkan
prosesi hukuman mati itu tak kalah menakutkan
dibanding jenis-jenis hukuman mati di peradaban
lain, seperti disalib, gantung, pancung kepala,
dibakar, atau dirajam. Hukuman mati di masa
56'6("#'7& 1"3#& !"#())#/& 3,/,%-"& 3,("& -,%3,(!"%"*7&
saking bervariasinya.
Di Aceh, misalnya, berlaku hukuman mati
bagi istri yang berzina. Sultan yang berkuasa
bisa menjatuhkan lima jenis hukuman, termasuk
hukuman mati. Caranya? Tinggal pilih: dilempar
lembing sampai kepala ditumbuk di dalam lesung
(sroh). Sementara di pedalaman Toraja, pelaku
inses dipersilakan mengambil dua opsi hukuman:
dicekik sampai mati atau dimasukkan ke dalam
rotan yang diberi batu pemberat lalu dilempar ke
laut.
Pada 1808, Gubernur Jenderal Daendels yang
dikenal kejam itu mengintrodusir jenis hukuman
mati ala Eropa, yaitu dibakar hidup-hidup dengan
tubuh diikat di tiang. Melalui sebuah plakat
tertanggal 22 April 1808, Daendels juga
mengakomodasi sebuah tata cara hukuman mati
lokal, yaitu dieksekusi dengan keris. Jenis
7
hukuman inilah yang dialami empat laki-laki Bali
tadi.
8#/"& 9#()& /#'"()& !"5,(#()*& #!#'#2& :#%#&
eksekusi yang terjadi pada zaman Mataram.
Serat Sekar Setaman, buku koleksi Museum
Sanapustaka, Keraton Surakarta, melaporkan
adanya hukuman yang paling ditakuti waktu itu,
yaitu hukum picis. Hukum ini, berdasar catatan
sejarah, juga sudah ada pada zaman Majapahit.
Hukuman yang membuat terhukum mengalami
rasa pedih tak terkira sebelum mati ini akhirnya
dihapus pada tahun 1811 pada periode
kekuasaan Paku Buwono IV.
Saat itu, hukuman kepada para criminal
dijatuhkan dengan merujuk pada syariat Islam.
Misalnya, ada hukuman potong tangan, potong
kaki, potong jari, potong telinga, hingga
2$5$0#(&0#-";& <,($*& 2$5$0#(&0#-"& #!#& !$#=&
diadu dengan macan (mirip yang terjadi di
Romawi) dan picis. Keduanya sama-sama digelar
di alun-alun dan ditonton rakyat.
Nah, picis inilah yang paling bikin ngeri. Mau
tahu caranya? Terhukum diikat di tonggak kayu
atau pohon. Lalu tubuhnya disayat-sayat dengan
pisau, dan lukanya diolesi air garam serta asam.
Begitu terus sampai mati. Bayangkan betapa
pedihnya. Terhukum akan berada dalam situasi
!"& 0#(#& 0#-"& -,%#3#& ',1"2& 0,',)#5#(*&
8
ketimbang hidup. Akhirnya, atas usul Gubernur
Jenderal Raffles (saat Indonesia dijajah Inggris
pada 1811-1816), hukum picis bersama
hukuman yang bersifat potong-memotong tadi
dihapus.
Hukum picis ini juga pernah dikenal di
masyarakat pesisir Cirebon. Kompeni bahkan
menggunakannya saat menginterogasi anak buah
Jaka Sembung, seorang pangeran Cirebon yang
termasyhur sebagai penentang Belanda.
Ada lagi hukuman mati yang dilakukan
dengan perut ditikam, dibelah, lantas diambil
hatinya. Hati yang masih merah segar dan
menggelepar-gelepar lalu dicincang, lalu dibagi-
bagi untuk ditelan mentah-mentah. Setelah itu,
kepala terhukum dipenggal, diinjak-injak,
sebelum akhirnya ditumbuk sampai halus di
lesung.
Kisah mengerikan itu dihadapi pahlawan
nasional kita, Trunojoyo. Setelah melalui kisah
pemberontakan melawan Belanda yang diramu
cerita pengkhianatan serta intrik-intrik politik
yang sadis, nasib membawa Trunojoyo ke depan
keris Raja Mataram Amangkurat II. Peristiwa ini
direkam dengan detail oleh Raffles dalam buku
klasiknya yang kini sudah diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia, The History of Java.
9
Di depan para adipati (bupati) yang
berkumpul di balairung, Amangkurat II menikam
Trunojoyo dengan keris Kiai Balabar. Tusukan itu
tepat di dada hingga menembus punggung.
Darah pun muncrat. Perut Trunojoyo lalu dibelah
dan diambil hatinya. Setelah dicincang, hati itu
dibagikan kepada para bupati (adipati) untuk
ditelan mentah-mentah.
Tidak selesai sampai di situ. Sebelum
Amangkurat balairung, Amangkurat II
menitahkan leher mayat Trunojoyo dipenggal,
dan kepalanya diletakkan di balai peristirahatan.
Semua selir diperintahkan menginjakkan kaki di
atas kepala Trunojoyo sebelum masuk ke
peraduan. Baru pada dini hari, kepala tersebut
dimasukkan ke lesung untuk dihancurkan.
Hukuman mati yang menggegerkan terjadi
sebelum itu. Karena masalah perempuan calon
selir, Amangkurat I menghukum mati mertuanya
sendiri, Pangeran Pekik.
Kisahnya berawal dari Pangeran Adupati
Anom (Pangeran Tejaningrat, salah satu putra
Amangkurat I) yang kesengsem pada Rara Hoyi,
gadis pingitan dari Surabaya yang dibawa Adipati
Surabaya, Pangeran Pekik (masih paman raja,
suami Ratu Mas Wandansari, adik Sultan Agung).
Sambil menunggu dewasa untuk dijadikan selir,
10
Rara Hoyi dititipkan kepada Tumenggung
Wirorejo.
Nah suatu hari. Pangeran Tejaningrat
berkunjung ke rumah Tumenggung Wirorejo, dan
melihat Rara Hoyi. Sang pangeran pun
kasamaran. Ini didengar Ratu Wandansari. Atas
persetujuan Pangeran Pekik, Rara Hoyi dibawa
masuk ke keraton dan ditempatkan di Kesatriyan
untuk mengobati sakit cinta sang Pangeran.
Mereka menduga, sang ayah akan mengalah
kepada anaknya.
Ternyata dugaan itu meleset. Amangkurat I
murka. Kontan, Pangeran Pekik dan Tumenggung
Wirorejo dihukum mati. Sementara Pangeran
Tejaningrat baru diampuni setelah dipaksa
membunuh Rara Hoyi dengan tangannya sendiri.
Sadisnya hukuman mati pada masa itu juga
pernah dicatat Rijcklof Volkertz van Goens,
pegawai VOC yang beberapa kali menjadi
delegasi ke Kerajaan Mataram pada periode
tahun 1649-1654. Van Goens menuliskan apa
yang disaksikannya ke dalam buku catatan, yang
pada tahun 1995 diterbitkan dengan judul
Javaense Reyse: De Bezoeken van een VOC-
Gezant aan het Hof van Mataram 1648-1654.
Selain mencatat keindahan alam Jawa waktu
itu, Van Goens menulis pula tentang kejamnya
sanksi hukum yang diterapkan kerajaan. Van
11
Goens, sebagaimana dikutip dosen Jurusan
Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Gadjah Mada, Sudibyo, dalam
tulisannya, Sang Lain di Mata Ego Eropa: Citra
Manusia Terjajah dalam Sastra Hindia-Belanda,
menuliskan bagaimana Amangkurat I membunuh
adiknya (Pangeran Alit) dan memerintahkan
membunuh lima sampai enam ribu ulama
pendukungnya karena menggugat keabsahan
tahtanya.
Aksi itu dilakukan berdasarkan tengara
dentuman meriam yang ditembakkan dari istana
dan hanya berlangsung dalam waktu 30 menit.
Sementara raja saat peristiwa itu terjadi
menyingkir dari istana dikawal orang-orang
kepercayaannya. Kemudian, raja memerintahkan
orang-orang kepercayaannya menyeret beberapa
ulama yang tidak turut terbunuh. Mereka disuruh
mengaku mendalangi aksi tersebut. Karena
berada di bawah ancaman, terpaksa mereka
mengakui perbuatan yang tak pernah mereka
lakukan. Atas perintah raja, orang-orang tidak
bersalah ini beserta keluarganya dibunuh.
Kejadian ini juga dicatat ahli sejarah Jawa, H.J.
De Graaf, dalam bukunya, Disintegrasi Mataram
di Bawah Mangkurat I (1987).
Pada bagian lain, Vam Goens menulis, tanpa
alasan tertentu raja menggunduli kepalanya. Hal
12
ini diumumkan agar diikuti rakyatnya. Beberapa
hari sesudah itu, pengawal berkeliling. Orang
berusia di atas 16 tahun yang tidak menggunduli
rambutnya akan segera diringkus dan dihukum
dengan siksaan mengerikan. Pertama, kepalanya
dikuliti dari atas telinga sampai batok kepalanya
terlihat. Sebagian ada yang bertahan hidup,
tetapi kebanyakan meninggal.
Siksaan jenis kedua lebih kejam. Si terhukum
diikat kakinya dan digantung dengan posisi
kepala di bawah. Di bawah, sudah menunggu
ketel minyak mendidih. Kepala si pesakitan
dicelup ke dalam minyak panas itu sebatas
telinga, sampai rambut di kulit kepala
mengelupas. Kebanyakan pesakitan ini
meninggal. Jenis siksaan ketiga tak kalah
menakutkannya. Pesakitan dipersilakan memakai
topi besi tebal yang panas membara ke kepala
sampai otaknya terbakar.4
Sejak Belanda berkuasa, masyarakat
Indonesia mulai mengenal hukuman mati yang
dimuat dalam kitab undang-undang. Pada
tanggal 1 Januari 1867 Belanda memberlakukan
Wetboek van Strafrecht voor Europeanen, yang
diterapkan untuk masyarakat Eropa. Sedangkan
4 Naked News, Diposkan Oleh Satan Portal di listenx.blogspot.com 2012/01.
13
untuk masyarakat pribumi diberlakukan Wetboek
van Strafrecht voor Inlander, yang mulai berlaku
sejak tanggal 1 Januari 1873. Kemudian sejak
tanggal 1 Januari 1918, Wetboek van Strafrecht
diberlakukan baik untuk orang Eropa maupun
pribumi.
Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus
1845 dan pada tanggal 18 Agustus 1945
diumumkan Undang-undang Dasar 1945.
Berdasarkan Pasal 2 Aturan Peralihan UUD 1945,
semua perundang-undangan yang ada
sebelumnya dinyatakan masih berlaku. Itu
berarti Wetboek van Strafrecht yang pernah
diberlakukan Belanda tetap dipakai. Hukuman
mati yang dirumuskan dalam Wetboek van
Strafrecht itu pun otomatis masih diberlakukan.
Di samping itu, masih ada beberapa ketentuan
perundang-undangan lainnya yang di dalamnya
secara tegas mengatur tentang hukuman mati
untuk kasus kejahatan serius, seperti undang-
undang HAM, terorisme, narkotika, korupsi dll.
Tidak banyak informasi tentang penerapan
hukuman mati selama masa kemerdekaan atau
setidak-tidaknya semasa Orde Lama. Tetapi
sejak peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru
yang dipimpin Soeharto, tercatat beberapa kali
hukuman mati diterapkan. Bahkan beberapa di
antaranya disebut-3,1$-& 0,',),(!#*;
14
Sebut saja eksekusi mati terhadap Oesin
Baftari. Oesin adalah seorang pedagang
kambing, warga Desa Jagalan, Mojokerto, Jawa
Timur. Oesin Baftari dijatuhi pidana mati karena
kasus pembunuhan pada tahun 1964, karena
telah membunuh 6 orang rekan bisnisnya.
Pembunuhan pertama dilakukan di rumahnya
di Desa Jagalan. Lima orang lainnya dihabisi di
sebuah rumah yang disewanya di Desa Seduri, di
pinggir jalan raya antara Mojokerto-Surabaya.
Tindakan keji Oesin Baftari terbongkar saat
dia menghabisi korbannya yang keenam. Korban
sempat berteriak minta tolong sebelum tewas.
Teriakan ini didengar tetangganya dan membuat
aksi Oesin Baftari terkuak. Ia kemudian
menjalani hukuman mati dengan cara ditembak
oleh regu tembak di tepi pantai di daerah
Kenjeran, Surabaya pada 14 September 1978.
Pada tahun 1980 publik Indonesia kembali
dihebohkan oleh kabar tentang hukuman mati
terhadap Kusni Kasdut. Terpidana mati yang satu
ini memiliki kisah yang unik. Sebelum terjerumus
5,& !$("#& >5,'#0?& 9#()& 5,0$!"#(&0,(@#!"5#((9#&
terpidana mati, Kusni Kasdut adalah tentara
pejuang yang melawan penjajah Belanda pada
masa revolusi 1945. Pada masa kemerdekaan dia
berusaha masuk TNI namun beberapa kali
ditolak.
15
Kusni Kasdut memulai kejahatannya pada
tahun 1960. Ketika itu Kusni Kasdut menembak
seorang keturunan Arab kaya raya bernama Ali
Bajhened dengan menggunakan sepucuk pistol.
Tercatat lima kali Kusni Kasdut berhasil kabur
dari penjara. Itu sebabnya, di kalangan penjahat
ia jadi legenda.
Nama Kusni Kasdut makin berkibar dan
dikenal pencuri benda seni. Pada 31 Mei 1961
Kusni Kasdut merampok Museum Nasional yang
akrab disebut Museum Gajah. Dalam
melaksanakan aksinya itu, Kusni Kasdut
menyamar dengan mengenakan seragam polisi,
lalu masuk ke museum, kemudian menyandera
pengunjung dan menembak mati seorang
petugas museum. Ia lalu membawa lari 11
Permata koleksi museum. Kusni kemudian
ditangkap saat menjual hasil jarahannya itu di
Semarang.
Kusni, konon, dijuluki A61"( Hood*
Indonesia. Karena ia sering membagikan harta
hasil rampokannya pada orang-orang miskin.
Ketika menjalani hukuman di penjara, Kusni
sempat bertobat dan dia dibaptis menjadi
pemeluk Katolik dengan nama Ignatius Waluyo.
Ia pun sempat membuat lukisan Katedral dari
gedebok pisang yang hingga kini masih
tersimpan di Katedral Jakarta.
16
Kusni Kasdut dijatuhi divonis hukuman mati
atas kejahatan yang dilakukannya. Ia dieksekusi
pada 16 Februari 1980 di dekat kota Gresik, Jawa
Timur. Beberapa jam sebelum ajal itu datang,
Kusni, punya permintaan terakhir. Ia ingin duduk
di tengah keluarganya. Kepala penjara Kalisosok
Surabaya memenuhi permintaan itu.
Sembilan jam sebelum dibawa pergi tim
eksekutor, begitu tulis reportase Majalah Tempo,
Kusni duduk di tengah anak, menantu, dan dua
cucunya. Makan malam terakhir disajikan di atas
meja: capcai, mi, dan ayam goreng
kegemarannya. Keluarga itu menangis kecuali
Kusni. Ia hanya menitipkan pesan terakhir yang
sederhana: agar honor dari kisahnya yang ditulis
Parakitri Simbolon dan diterbitkan Gramedia
diurus Bambang, anak dari istri pertamanya.
Kusni lalu kembali ke selnya dan hanya duduk
dekat terali besi, merokok kretek, mengobrol
dengan sipir, dan sesekali bersembahyang. Tak
lama terdengar deru 19 mobil polisi yang
beriringan membawa pesakitan itu pergi.
Ketika tim eksekutor menjemputnya pukul
3.00 pagi, ia menolak disuruh mandi. Kusni lalu
menyalami petugas yang selama ini menjaganya.
Di depan penjara sebelum menuju lapangan
tembak, telah menunggu dua perwira polisi yang
17
menangkapnya ketika kabur dari Penjara
Lowokwaru, Malang.
Tiga peluru di jantung dan lima di perut Kusni
pada subuh itu menghabisi petualangan
hitamnya. Kusni Kasdut mati di depan algojo.
Tubuh lelaki dari Tulungagung, Jawa Timur, itu
lunglai di tiang penyangga. Sejak malam itu ia
tinggal nama.
Masih di tahun 1980, Henky Tupanwael juga
dieksekusi. Nama Hengky memang tidak setenar
Kusni Kasdut. Namun riwayat kejahatan yang
dibuatnya tidak kalah panjang dan sadis. Dia bisa
dibilang akrab dengan penjara karena sering
kabur.5
Ia memulai debutnya sebagai pencuri kecil
masuk bui khusus anak-anak karena mencuri
sepotong celana. Pada usia muda, sekitar 17
tahun, ia menembak seorang polisi militer.
Karena kejahatannya tersebut Henky mulai
berkenalan dengan penjara. Beberapa tahun
kemudian, 1957, dia melakukan peram-pasan
hingga harus masuk penjara lagi selama tiga
tahun. Lepas dari hukuman, tidak kapok, dia me-
rampok Bank Ekonomi Nasional di Bandung.
Saat ditahan dalam kejahatan perampokan
tersebut, pada 1963 Henky kabur dari penjara. Ia
5 Merdeka.com, Minggu, 18 Januari 2015.
18
tertangkap dan masuk bui lagi, karena terlibat
peristiwa penggarongan di rumah seorang hakim
di Bandung. Akibat peristiwa tersebut Henky
dijebloskan ke penjara Nusakambangan. Lagi-lagi
dia kabur.
Selepas dari Nusakambangan, Henky kembali
bergabung dengan teman-temannya di Jakarta.
Dia lalu merampok Bank Nusantara dengan
omzet Rp 21 juta lebih. Dia juga menembak mati
dua orang.
Dia pun kembali ditangkap dan ditahan, lalu
divonis mati. Kemudian pada 1980 itu, tak lama
setelah eksekusi mati Kusni Kasdut, Henky
tumbang diterkam peluru eksekutor.
Tetapi cerita hukuman mati tidak berhenti
hanya di situ. Pada tahun 1983, Imron bin
Mohammed Zein dieksekusi atas dakwaan tindak
pidana terorisme. Kemudian, pada tahun 1985,
Mohamad Munir, Djoko Untung, Gatot Lestario,
dan Rustomo dihukum mati untuk kejahatan
politik yang dihubungkan dengan peristiwa G30S
PKI 1965. Pada tahun yang sama, Salman Hafidz
juga dieksekusi dalam kasus kejahatan
terorisme.
Di tahun 1986, sepuluh orang dieksekusi
karena kasus politik. Satu di antaranya Maman
Kusmayadi, adalah aktivis Islam. Sedangkan
sembilan orang lainnya dihubungkan dengan
19
peristiwa G30S PKI, mereka adalah Syam alias
Kamaruzaman alias Achmed Mubaudah, Supono
Marsudidjojo alias Pono, Mulyono alias Waluyo
alias Bono, Amar Hanefiah, Wirjoatmodjo alias
Jono alias Tak Tanti, Kamil, Abdulah Alihamy
alias Suparmin, Sudijono, dan Tamuri Hidayat.
Kemudian pada tahun 1987, tiga orang
kembali dieksekusi. Satu di antaranya karena
terkait kasus politik 1965, yang dihubungkan
dengan peristiwa G30S PKI, yaitu Sukarman.
Sedangkan dua orang lainnya karena kasus
pembunuhan, yaitu Liong Wie Tong alias Lazarus
dan Tan Tiang Tjoen.
Setahun kemudian, di tahun 1988, empat
orang kembali dieksekusi karena kejahatan
politik. Dua orang di antaranya adalah aktivis
Islam, yaitu Abdullah Umar dan Bambang
Sispoyo. Sedangkan yang lain adalah, Sukarjo
dan Giyadi Wignyosuharjo dieksekusi terkait
kejatan politik 1965.
Pada tahun 1989 dua orang yang didakwa
melakukan kejahatan politik 1965 kembali
dieksekusi, yaitu Tohong Harahap dan Mochtar
Effendi Sirait. Selanjutnya, di tahun 1990, Satar
Suryanto, Yohannes Surono, Simon Petrus
Soleiman, dan Noor (atau Norbertus) Rohayan,
dieksekusi karena kasus yang sama yakni
kejahatan politik 1965.
20
Tahun 1991 eksekusi kembali dilakukan
terhadap Azhar bin Muhammad karena kasus
terorisme dan tahun 1992 Sersan Adi Saputro
dieksekusi karena kasus pembunuhan berencana.
Berselang tiga tahun kemudian, pada tahun
1995, eksekusi kembali terjadi. Kali ini menimpa
dua orang pelaku pembunuhan berencana, yaitu
Karta Cahyadi pembunuhan berencana di Jawa
Tengah dan Kacong Laranu pembunuhan di
Sulawesi Tengah. Selebihnya, yaitu Chan Tian
Chong, seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya, dieksekusi karena kasus narkoba.
Tahun 1996 dan 1997 tidak terdengar adanya
pelaksanaan hukuman mati. Tetapi pada tahun
1998, Adi Saputra dieksekusi karena kasus
pembunuhan di Bali. Kemudian pada tahun 2001,
masih terkait kasus pembunuhan, tiga orang
dieksekusi di Nusa Tenggara Timur, yaitu Gerson
Pande, Fredrik Soru dan Dance Soru.
Empat tahun kemudian, pada tahun 2004,
eksekusi kembali terjadi dan seperti sudah
disebutkan sebelumnya, hukuman mati ini
dilaksanakan di Sumatera Utara, terhadap tiga
orang terpidana mati kasus narkoba, yaitu
Ayodya Prasad, Saelow Prasad dan Namsong
Sirilak.
Tahun 2005 Astini dieksekusi karena kasus
pembunuhan berencana. Wanita berusia 50
21
tahun itu mengakhiri masa penantiannya yang
panjang setelah seluruh proses hukum untuk
membatalkan hukuman mati telah tertutup
ketika Presiden Megawati menolak memberikan
grasi pada tanggal 9 Juli 2004.
Astini dieksekusi oleh regu tembak Brimob
Polda Jatim. pada tanggal 20 Maret 2005.
Menurut berita yang tersiar, Astini ditembak
pukul 01.15 WIB dini hari di suatu tempat
rahasia di Jawa Timur dari jarak 5 meter dalam
posisi duduk.6
Lewat dua bulan setelah Astini dieksekusi,
Turmudi bin Kasturi, menjalani hukuman mati.
Pria berusia 32 tahun itu dieksekusi di Jambi
pada tanggal 13 Mei 2005. Ia dieksekusi atas
tuduhan melakukan pembunuhan terhadap 4
orang sekaligus di Jambi pada tanggal 12 Maret
1997. Seperti halnya Astini, Turmudi mengakhiri
hidupnya di hadapan 12 personel Brimob Polda di
Jambi.7
Kemudian, di tahun 2006, Fabianus Tibo,
Marinus Riwu, dan Dominggus Dasilva dieksekusi
di Palu Sulawesi Tengah, atas dakwaan
pembunuhan berencana dalam kerusuhan Poso.
6 Media Indonesia, 21 Maret 2005 7 Kompas, 15 Mei 2005
22
Tibo dkk ditangkap pada Juli dan Agustus
2000 dan dijatuhi vonis mati pada April 2001 di
Pengadilan Negeri Palu, kemudian dikuatkan oleh
Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara pada 17 Mei
2001. Pengadilan memutuskan bahwa mereka
bersalah atas tuduhan pembunuhan,
penganiayaan, dan perusakan di tiga desa di
Poso, yakni Desa Sintuwu Lemba, Kayamaya,
dan Maengko Baru.
Eksekusi Fabianus Tibo dkk di tahun 2006 itu
menarik perhatian banyak pihak. Sebelum
eksekusi dilaksanakan, mantan Presiden
Abdurrahman Wahid sempat meminta jaksa
menunda eksekusi. Alasan Gus Dur, karena
hakim yang memvonis Fabianus Tibo, Dominggus
da Silva, dan Marinus Riwu dinilai masih ragu-
ragu terhadap putusannya. Dia pun mengutip
hadits yang artinya: kalau seorang hakim ragu-
ragu maka tidak boleh menjatuhkan vonis.
Karena itu, Gus Dur menyarankan hakim dan
jaksa, lebih baik mencari kemantapan keputusan
hukuman terlebih dahulu.8.
Meskipun dikiritik Gus Dur, eksekusi terhadap
Tibo dkk tetap dilaksanakan. Eksekusi terhadap
pelaku kerusuhan Poso itu dilakukan pukul 01.45
wita. Mereka ditembak secara serentak oleh tiga
8 Tempo Interaktif, Kamis, 21 September 2006.
23
regu tembak dari Brimob Kepolisian Daerah
Sulawesi Tengah di Desa Poboya, Palu Selatan.
Buntut eksekusi Tibo dkk yang kontraversial
itu membuat sejumlah kabupaten di wilayah
Nusa Tenggara Timur rusuh. Puluhan rumah dan
kantor dibakar massa. Rumah dinas Kepala
Kejari Atambua Saut Simanjuntak dibakar
massa. Situasi itu membuat karyawan Kejari
Atambua lari menyelamatkan diri ke hutan.
Aktivitas pegawai kejaksaan di Atambua lumpuh.
Bahkan, Lembaga Pemasyarakatan (LP) Atambua
juga diserbu massa dan membebaskan secara
paksa 200 napi yang ada di situ. Sementara di
Poso terjadi pelemparan dan perusakan.
Kapolsek Lage, Polres Poso, Sulawesi Tengah,
Iptu F. Tarigan, menderita luka-luka akibat
terkena lemparan batu oleh sekelompok warga.9
Pada tahun 2007, eksekusi kembali terjadi
terhadap Ayub Bulubili, karena kasus
pembunuhan berencana di Kalimantan Tengah.
Kemudian di tahun di tahun 2008, dua warga
Nigeria yaitu, Samuel Iwuchukuwu Okoye dan
Hansen Anthony Nwaliosa dieksekusi karena
kasus narkoba. Selain itu, dukun Ahmad Saroji
yang membunuh 42 orang di Sumatera Utara
juga dieksekusi, Tugabus Yusuf Mulyana dukun
9 Bali Post, Sabtu, 23 September 2006
24
pengganda uang yang membunuh delapan orang
di Banten. Selanjutnya, Sumiarsih dan Sugeng
juga dieksekusi pada tahun 2008 itu, karena
terlibat pembunuhan satu keluarga di Surabaya.
Pada tahun yang sama, yaitu pada tanggal 8
Agustus 2008, seorang pelaku kejahatan yang
dianggap cukup melegenda, Rio Martil,
menghadap maut di hadapan regu tembak, di
Porwokerto.
Tetapi siapakah Rio Martil itu? Tak banyak
yang tahu. Informasi tentang dirinya pun tidak
cukup lengkap. Berdasarkan berita di media
massa, pria sadis ini terlahir dengan nama Rio
Alex Bulo, namun belakangan dia lebih tenar
dengan sebutan Rio Martil. Dua martil senjatanya
menjadi nama belakang pria kelahiran Sleman, 2
Mei 1978 ini.10
Sejak kecil, Rio dikenal sebagai anak nakal.
Apa yang dilakukan Rio membuat orangtuanya
tidak mampu menanganinya lagi. Padahal kala
itu Rio masih 8 tahun. Karena kenakalannya, Rio
lalu diungsikan dari Sleman ke Jakarta oleh
orangtuanya. Di Jakarta, Rio hidup bersama
kakak sulungnya dengan harapan tidak lagi nakal
seperti di Sleman.
10 Merdeka.com Minggu, 18 Januari 2015 08:03
25
Namun harapan orangtuanya itu meleset. Di
Jakarta, kenalan Rio justru semakin menjadi-jadi.
Rio sering bolos dan sempat diusir dari rumah
sang kakak. Akhirnya ia hidup di jalanan dan
berteman dengan preman-preman Pasar Senen.
Rio lalu menjadi penjahat kecil dengan menjual
surat-surat kendaraan palsu.
Setelah merasa mandiri dari hasil itu, Rio
memutuskan menikah. Namun setelah menikah,
bukannya 'sembuh', malah kejahatan Rio makin
jadi. Tahu seluk beluk mobil bodong, membuat
dia beralih profesi sebagai pencuri mobil. Bahkan
tercatat dalam tiga hari, dia bisa menggasak tiga
mobil. Hidupnya makmur saat itu.
Meski demikian sang istri tidak tahu
kejahatan suaminya. Kepada sang Istri, Rio
mengaku berjualan pakaian.
Jeruji besi pertama dirasakan Rio setelah
penadahnya melaporkan dia ke polisi karena
melarikan mobil 'bos'-nya itu. Namun tak lama
dia mendekam di bui.
Ketika bebas, Rio terpaksa menekuni
profesinya sebagai pencuri mobil lagi. Hasil
jarahan yang melimpah membuat Rio sulit
berpaling dari kejahatan ini.
Karena di Ibu Kota sudah tenar sebagai
maling mobil, Rio kemudian mencoba
peruntungan di daerah. Saat itu, Rio mulai
26
membekali diri dengan dua martil sebagai
senjata. Sasarannya kini adalah pengusaha
rental mobil.
Sasaran pertama Rio adalah kota Surabaya.
Dengan martilnya, dia menghabisi pengusaha
rental mobil dan menggondol sedan Mercy.
Sukses di Surabaya, Rio lalu pergi ke Ibu Kota
Jawa Tengah, Semarang.
Di Semarang Rio juga berhasil melarikan
mobil rental Izusu Panther. Saat menggondol
Panther ini, Rio juga menghabisi dua orang
secara sadis dengan martil senjatanya.
Usai di Surabaya dan Semarang, Rio
mencoba peruntungannya kembali di Yogya.
Namun di kota gudeg ini, Rio gagal beraksi.
Namun tak ada kapoknya buat Rio. Pada 12
Januari 2001, Rio menghabisi Jeje Suraji di
Baturaden, Banyumas. Dia menggondol sedan
Timor milik Jeje yang disewanya dari Bandung.
Pembunuhan terhadap Jeje ini membuat jejak
Rio terlacak polisi. Dia pun tertangkap dan diadili.
Penangkapan Rio membuat pemberitaan ramai.
Sejak saat itu, pembunuh sadis ini dijuluki Rio
Martil, karena semua korbannya dihabisi pakai
martil.
Pada Agustus 2004, 'Rio Martil' dipindahkan
ke Lapas Pulau Nusakambangan. Di
Nusakambangan, Rio bertemu dengan Iwan
27
Zulkarnaen, koruptor Rp 40 miliar dan divonis 16
tahun penjara. Merasa ada darah Sulawesi,
keduanya cepat akrab. Bahkan selama di Lapas,
Iwan sempat mengajari Rio mengaji. Namun
siapa sangka, Rio akhirnya membunuh Iwan di
dalam Lapas. Rio membunuh Iwan awal Mei 2005
di dalam selnya.
Kepada polisi, Rio mengaku membunuh Iwan
karena tersinggung atas perkataannya. Saat itu
Rio mengaku, Iwan mengajarinya mengaji di
selnya. Di tengah mengaji, hujan turun. Lantai
sel Rio pun basah kena air hujan akibat atapnya
bocor. Aktivitas keduanya pun terhenti karena
lantai basah. Iwan lalu mengambil lap untuk
mengepel lantai sel, sementara Rio duduk di
tempat tidur. Saat itu rokok yang dihisap Rio
jatuh ke lantai. Iwan yang sedang mengepel
lantai tiba-tiba mengeluarkan kalimat yang
membuat Rio tersinggung. Karena tak mampu
menahan emosi mendengar perkataan Iwan, Rio
langsung memukul kepala Iwan. Iwan yang tidak
siap langsung tersungkur. "Kemudian Rio
mengambil sarung untuk membekap kepala Iwan
sebelum kemudian membentur-benturkannya ke
tembok hingga tewas.
Selama menjalani masa tahanan, Rio
berupaya mengajukan Banding dan Kasasi.
Namun usahanya sia-sia. Ia tetap divonis mati.
28
Ia pun telah berupaya mengajukan grasi bahkan
Peninjauan Kembali. Tetapi grasi yang diajukan
Rio Martil ditolak Presiden Megawati
Soekarnoputri berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 16/G/ 2004 tanggal 29 Juli 2004.
Peninjauan Kembali (PK) yang dia ajukan ke
Mahkamah Agung Republik Indonesia pun tak
membuahkan hasil. Penolakan PK Rio itu diterima
Kejari Purwokerto pada tanggal 1 April 2008 dan
disampaikan kepada Rio dan keluarganya pada 8
April 2008.
Karena seluruh tahapan hukum telah yang
ditempuh Rio tidak membuahkan hasil, maka
pada tanggal 8 Agustus 2008 Rio dihadapkan
pada regu tembak. Proses eksekusi Rio Alex Bulo
ini, dilakukan dengan pengamanan superketat.
Kedua tangan dan kaki pembunuh lima orang itu
rencananya akan diborgol dengan rantai. Tidak
ekstra ini dilakukan karena ada kabar bahwa Rio
bisa membuka borgol saat eksekusi berlangsung.
Kapolres Banyumas AKBP Hari Prasodjo
mengatakan, isu kalau Rio bisa melepas kunci
borgol sangat santer di masyarakat termasuk
kesaktiannya. "Kita ingin menepis isu itu dengan
pengamanan sangat ketat saat pelaksanaan
eksekusi. Tangan dan kakinya akan di borgol
dengan rantai, karena isu yang berkembang
sangat santer," katanya.
29
Kabar kalau Rio bisa membuka borgol dalam
hitungan menit memang bukan isapan jempol.
Beberapa penyidik Polres Banyumas yang
menangani kasus si Martil Maut itu sempat
melihat langsung keahliannya itu. Bahkan,
kemampuan tersebut pernah dipamerkan di
depan sejumlah penyidik. Seorang penyidik
polres membenarkan hal itu.
"Awalnya saya tidak percaya saat Rio
sesumbar bisa mencopot tangannya yang
diborgol. Ketika dia mendemontrasikan itu saya
baru percaya. Hanya dalam hitungan menit
borgol itu lepas, padahal dia hanya menggosok-
gosok tangannya," katanya.
Penyidik itu menambahkan, saat ditanya
mengapa tidak melarikan diri saja, Rio hanya
menjawab, "Saya kasihan kepada polisi yang
sudah lelah menjaga saya," kata penyidik
menirukan ucapan Rio.
Beberapa petugas keamanan di LP
Nusakambangan juga mengakui kemampuan
ilmu Rio. Bahkan pada saat pemindahan Rio dari
LP Pasir Putihke ke LP Purwokerto, sejumlah
petugas membawa daun kelor. Oleh petugas,
daun itu digunakan untuk menangkal "ilmu
kanuragan" Rio.11
11 Okezone news.com Rabu, 6 Agustus 2008.
30
Rio Alex Bulo alias Rio Martil akhirnya benar-
benar dieksekusi. Kamis malam, tanggal 8
Agustus 2008, sekitar pukul 21.15, empat mobil
Kijang Avanza dengan nomor sama, R 8561 CA
masuk Lapas. Di luar ratusan polisi berjaga.
Ratusan warga sekitar sejak sore juga berjubel di
depan Lapas tempat Rio Martil menjalani empat
hari masa isolasi, setelah dibawa dari penjara
Nuskambangan.
Berselang setengah jam kemudian, sekitar
pukul 22.30, Rio didibawa keluar Lapas
Puwokerto ke suatu tempat yang dirahasiakan.
Begitu keluar lapas, empat mobil yang salah
satunya membawa Rio Martil langsung
berpencar. Cara itu membuat wartawan yang
menunggu di depan lapas sejak sore, kesulitan
untuk mengikuti.
Sumber Radar Banyumas (Grup Jawa Pos)
mengatakan, Rio Martil dieksekusi dalam posisi
duduk di kursi. Sementara, regu tembak
memuntahkan peluru dengan cara merebahkan
badan di tanah seperti orang merangkak.
Rio si pembunuh sadis ini lalu meregang
nyawa di ujung senapan regu tembak pada 8
Agustus 2008 di Banyumas. Namun sebelum
31
terkulai di depan regu tembak, Rio sempat minta
dipertemukan dengan anak istrinya.12
Berselang tiga bulan setelah Rio Martil
ditembak mati di wilayah Purwekerto, pada 9
November 2008 tengah malam giliran trio
bomber bom Bali, yaitu Amrozi, Ali Gufron alias
Mukhlas, dan Imam Samudra menjalani
hukuman mati. Ketiganya dieksekusi di Bukit
Nirbaya, Pulau Nusa Kambangan, karena terbukti
secara sah dan meyakinkan sebagai otak pelaku
peledakan di Legian, Kuta, Bali, 12 Oktober 2002
silam.
Amrozi dan Ali Ghufron dimakamkan di
Tempat Pemakaman Umum Desa Tenggulun,
Lamongan, Jawa Timur. Upacara pemakaman
!"/"0/"(& $3-#!B& C1$& D#5#%& D#?#39"%;& E,1,'$0&
dimakamkan, kedua jenazah sempat disalati di
Masjid Al Mutaqin dan Pondok Pesantren Al
Muslim. Sedangkan Imam Samudra dimakamkan
di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Lopang
Gede, Serang, Banten.
Sejak tahun 2008, Indonesia sepi dari isu
hukuman mati. Tetapi di tahun 2013 hukuman
mati kembali dilaksanakan. Dalam eksekusi ini
lima orang terpidana mengakhiri hidupnya di
depan regu tembak. Mereka adalah Suryadi
12 Jawa Pos, Jumat, 08 Agustus 2008.
32
Swabuana alias Adi Kumis, Jurit bin Abdullah dan
Ibrahim bin Ujang, yang dieksekusi karena kasus
pembunuhan berencana di Sumatera Selatan.
Kemudian, Muhammad Abdul Hafeez warga
negara Pakistan dan M. Adami Wilson alias Abu
warga negara Malawi, yang dieksekusi pada 15
Maret 2013, karena kasus narkoba di Banten.13
Setelah itu, pada pertengahan Januari tahun
2015, publik kembali tersentak oleh eksekusi
enam terpidana mati kasus narkoba seperti
disebutkan di atas.
Eksekusi terhadap terpidana mati di
Indonesia tampaknya akan berlanjut, karena
menurut Jaksa Agung, HM Prasetyo, eksekusi
enam terpidana mati pada Minggu dini hari 18
Januari 2015 itu hanya awalan.
13 Wata Kota, Sabtu, 17 Januari 2015.
33
Brasil Tarik Duta Besar
Minggu dini hari, 18 Januari 2015, Kejaksaan
Agung Republik Indonesia melaksanakan
eksekusi terhadap enam terpidana mati kasus
narkoba, karena permohonan grasi mereka
ditolak Presiden Joko Widodo sejak 30 Desember
2014.
Eksekusi pada Minggu dini hari itu terdiri dari
lima warga negara asing dan satu warga lokal.
Masing-masing adalah Namaona Dennis (48
tahun) warga negara Malawi. Marco Arthur
Cardoso Muriera (53 tahun) seorang pilot warga
negara Brazil, Daniel Inemo (38 tahun) warga
negara Nigeria, Ang Kim Sui a.k.a Kim Ho a.k.a
Ance Taher (62 tahun), kewarganegaraan tidak
diketahui, Tran Ti Bic a.k.a Tran Din Huang (37
tahun) warga negara Vietnam, terakhir adalah
Rani Andriani alias Melisa Aprilia asal Cianjur.
Adanya sejumlah warga negara asing yang
dieksekusi pada Minggu dini hari itu, maka tak
heran jika eksekusi keenam terpidana mati
tersebut langsung mendapat respon dari luar
negeri.
Reaksi pertama datang dari Pemerintah Brasil
dan Belanda. Kedua negara itu menarik Duta
34
Besar mereka untuk Indonesia, dan menyatakan
kemarahannya setelah warga negara mereka
turut dieksekusi mati pada Minggu dini hari, 18
Januari 2015.
Fksekusi keenam terpidana mati itu sangat
menyedihkan*7&kata Menteri Luar Negeri Belanda
Bert Koenders. Ia pun mengatakan G$5$0#(&
mati adalah hukuman yang kejam dan tak
manusiawi yang mengabaikan kehormatan dan
integritas seorang manusia".
Menurutnya, Raja Belanda, Willem Alexander
dan Perdana Menteri Mark Rutte telah
menghubungi Presiden Jokowi untuk
membicarakan masalah ini, namun segala upaya
yang dilakukan tak berhasil mengubah rencana
eksekusi mati tersebut.14
Seirama dengan Belanda, Presiden Brasil,
Dilma Roussef mengatakan bahwa, ia "sedih dan
marah" karena Pemerintah Indonesia
mengabaikan permohonan mereka lalu
mengeksekusi mati Marco Archer Cardoso
Moreira, tervonis mati penyelundupan kokain ke
Indonesia di tahun 2004.
"Penggunaan hukuman mati, yang semakin
ditolak oleh masyarakat internasional, sangat
serius mempengaruhi hubungan antara negara
14 TribunNews.com Minggu, 18 Januari 2015.
35
kita," kata Dilma. Ia pun mengatakan Duta Besar
Brazil untuk Indonesia ditarik untuk konsultasi.
Tidak hanya menarik dubes dari Jakarta. Pada
Jumat 20 Februari 2015 waktu setempat,
Presiden Brasil Dilma Rousseff, malah menolak
menerima surat-surat kepercayaan (credential
letter) Duta Besar Indonesia untuk negara ini.
Hal itu dilakukan Dilma untuk menunjukkan
kemarahan dia terhadap hukuman mati yang
menimpa warganya.
"Kami kira penting diperhatikan bahwa ada
evolusi dalam situasi ini untuk mengklarifikasi
hubungan negara Indonesia dengan Brasil," kata
Rousseff saat menerima surat-surat kepercayaan
dari para duta besar lima negara termasuk
Indonesia..
Rousseff juga mengatakan bahwa, skrining
terhadap perwakilan Indonesia akan sedikit
ditingkatkan, berkaitan dengan rencana eksekusi
hukuman mati warga negara Brasil berikutnya,
yaitu Rodrigo Gularte (42) yang dijatuhi
hukuman mati pada 2004 karena
menyelundupkan enam kilogram kokain ke
Indonesia lewat papan selancar.15
Tindakan pemerintah Brasil ini sebenarnya
telah melanggar hak inviolability yang dimiliki
15 Antaranews.com Sabtu, 21 Februari 2015
36
duta besar Indonesia di negara tersebut. Hak-
hak tersebut yaitu tidak boleh dihalang-halangi
aktivitas diplomatik, mobilitas fisik dan
komunikasinya oleh negara tempat dia
ditempatkan. Dalam praktik diplomatik,
pelanggaran atas asas inviolability ini,
mewajibkan negara penerima dubes tersebut
melakukan perbaikan sikap.16
Sebelum terjadinya insiden penolakan
credential letter itu, Presiden Joko Widodo
mengaku sempat dihubungi Presiden Brasil,
Dilma Rousseff.
"Iya (dihubungi)," ungkap Jokowi. Namun,
mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan
bahwa perbincangan melalui sambungan telefon
itu tidak akan mengubah keputusan pemerintah
Indonesia untuk melakukan hukuman mati.
Jokowi bahkan mengatakan, duta besar
Indonesia untuk Brasil Toto Riyanto sudah ditarik
ke Jakarta, demi kohormatan banga Indonesia
atas tindakan yang diambil oleh Pemerintah
Brasil.17
Sikap berlebih yang ditunjukkan Presiden
Brasil, Dilma Rousseff, atas eksekusi mati
warganya di Indonesia itu ternyata menuai
16 Bisnis.com Minggu, 22 Februari 2015 17 Okezonenews,com, Selasa, 24 Februari 2015
37
kritikan di media sosial. Berdasarkan polling
sederhana yang dilakukan BBC Brasil, banyak
warga Brasil yang ternyata tidak sependapat
dengan pemerintahnya. Topik ini menuai lebih
dari 1.250 komentar dalam 24 jam pertama di
Facebook BBC Brasil.
Sebagian kecil mengusulkan pengampunan
atau hukuman alternatif, namun sebagian besar
mengatakan pengedar narkoba harus dihukum
mati untuk "memberikan contoh."
Sejumlah pengguna pun mengkritik langkah
Dilma. Leonardo Vidal misalnya mengatakan,
"Politisi Brasil tidak bisa menerima kalau hukum
ditegakkan!"
"Bahwa narkoba merusak bangsa, benar
sekali. Brasil saat ini disandera oleh narkoba
buruk ini," kata Marcello Kneip.
"Hubungan terganggu karena pengedar
narkoba? Haha... saya tertawa terhadap negara
itu," kata Karina Pereir, sebagaimana dikutip
BBC.18
Di Indonesia sendiri, penolakan pemerintah
Brasil terhadap Duta Besar Indonesia untuk
negara itu berbuntut panjang. Pemerintah
Indonesia tengah mengkaji rencana untuk
18 BBC Indonesia, Senin 19 Januari 2015
38
membatalkan pembelian pesawat Tucano dan
MLS dari negara tersebut.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan selama
ini, ketergantungan ekonomi Brasil terhadap
Indonesia justru lebih besar dibandingkan
dengan ketergan-tungan Indonesia.
"Jadi, kalau memang begitu (protes), ya,
sudah. Kalau dia menurunkan sikap politik
mereka, ya, kita juga turunkan sikap politik dan
ekonomi juga tentunya," kata Wapres Jusuf
Kalla.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu
mengatakan, pemerintah Indonesia mengancam
bakal mengurangi besaran impor barang-barang,
termasuk pembelian alat utama sistem
persenjataan pesawat Tucano dan MLS yang
telah dipesan dari negara Amerika Latin itu.
"Kapan keputusannya, tentu kita periksa dulu
macam apa kontraknya, komitmennya," ujar
Kalla.
Menurut Jusuf Kalla, jika pembelian pesawat
jadi dibatalkan, pemerintah mempertimbangkan
untuk mengalihkan pemesanan kedua pesawat
jenis itu ke Negara negara lain. "Banyak sekali
negara yang menyediakan, bisa ke Korea
39
Selatan, Jepang, dan Eropa. Banyak sekali,
jangan khawatir," kata Wapres Jusuf Kalla.19
Warga negara asing yang terlibat narkoba dan
dijatuhi hukuman mati di Indonesia sebenarnya
bukan hanya dari Brasil dan Belanda. Tetapi
masing-masing negara yang warganya dihukum
mati itu memperjuangkan warganya dengan cara
dan intensitas yang tidak sama. Ada yang pakai
media, ada juga yang secara jalur diplomatik.
Menurut catatan merdeka.com,20 ada lima
negara yang warganya dihukum mati, tetapi
kegalauan mereka tidak separah Belanda dan
Brasil. Vietnam malah mengeksekusi beberapa
terpidana mati dengan kasus yang sama, tak
lama setelah Indonesia mengeksekusi mati Tran
Thi Bich Hanh.
Malawi juga tidak berkomentar banyak ketika
warganya, Namaona Denis, dieksekusi pada 18
Januari 2015 itu. Demikian pula dengan Ghana.
Pasca eksekusi Martin Anderson atau Belo, Ghana
sama sekali tidak meneriakkan protes kepada
Indonesia, mungkin karena di Ghana sendiri
kasus narkoba cukup banyak terjadi.
Kemudian Nigeria, walau warganya, yaitu
Daniel Enemuo ditembak dalam eksekusi 18
19 Tempo.co, Selasa, 24 Februari 2015 20 Merdeka.com Jumat, 27 Februari 2015
40
Januari 2015 lalu, tetapi negara benua Afrika itu
tidak mengambil langkah ekstrim. Nigeria
memang sempat menyatakan protes terhadap
kebijakan Indonesia, namun tidak sampai ribut di
media. Padahal, masih ada warga Nigeria sedang
menunggu eksekusi mati di Indonesia, yaitu
Raheem dan Silvester.
Negara lain yang warganya juga sedang
terancam hukuman mati di Indonesia adalah
Filiphina. Meski warganya, Mary Jane Fiesta
Veloso, terancam dieksekusi regu tembak
Indonesia, namun negara itu tidak banyak
protes. Presiden Filipina, Benigno Aquino sendiri
malah sudah bertemu Presiden Joko Widodo dan
mereka sepakat untuk terus melawan narkoba.
Selain itu, masih ada warga Prancis, Serge
Atloui, yang saat ini juga sedang menunggu
eksekusi. Rencana eksekusi Serge Atloui ini
memang membuat Prancis resah. Tetapi
pemerintahnya, tidak akan ngotot seperti
Belanda dan Brasil.
"Kabar ini meresahkan masyarakat Prancis
karena tidak pernah ada warga negara kami yang
pernah dihukum mati baik di dalam maupun luar
negeri sejak tahun 1981. Tetapi pemerintah
Prancis menghormati proses hukum di Indonesia
dan tak akan melakukan intervensi apa pun
untuk membatalkan hukuman mati," ujar Duta
41
Besar Prancis untuk Indonesia Corinne Breuze
dalam konferensi pers di Kedutaan Besar Prancis,
Jakarta, Kamis.21
Selain dari Prancis, warga negara Inggris,
yaitu Lindsay Sandiford, terpidana narkoba yang
juga bakal dieksekusi mati di Indonesia. Lindsay
saat ini masih mendekam di penjara Kerobokan
Bali. Dia dinyatakan bersalah dan divonis mati
atas perdagangan kokaian senilai senilai £1,6
juta tahun 2013.
Grasi yang dijukan wanita berusia 58 tahun
asal Yorkshire, Inggris itu telah ditolak Presiden
Joko Widodo. Dia pun telah diminta untuk
menandatangani sebuah dokumen resmi yang
menegaskan bahwa dia akan dihukum mati.
Sehingga nasibnya akan menyusul enam
terpidana mati yang telah dieksekusi oleh regu
tembak Indonesia 18 Januari 2015.
Tahun lalu Lindsay menulis surat kepada
Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond,
untuk membayar uang jaminan agar keputusan
hukumnya bisa diubah. Tetapi pemerintah
Inggris menolak membantu menyelamatkan
wanita itu.
Lindsay lalu mengkritik pemerintah Inggris
yang tidak bersedia menolongnya, kemudian
21 Antaranews.com amis, 26 Februari 2015
42
sekelompok warga Inggris menggalang dana
untuk membayar pengacara agar membantu
menangani kasus Lindsay.22
22 Sindonews.com Senin, 26 Januari 2015.
43
Indonesia Menuai Kritik
Menurut data di Badan Narkotika Nasional
(BNN), ada 66 terpidana mati kasus narkoba
yang menunggu giliran untuk dieksekusi.23
Kemudian menurut catatan Kejaksaan Agung
Republik Indonesia, saat ini ada 64 terpidana
mati kasus narkoba yang mengajukan grasi, dan
beberapa di antaranya telah dipastikan ditolak,
sedangkan lainnya masih menunggu keputusan
akhir.24 Tetapi pada saat ini Kejaksaan Agung
mengaku sudah menerima 11 Keputusan
Presiden (Keppres) yang menolak permohonan
grasi terpidana mati. Kesebelas Keppres yang
ditolak itu masing-masing untuk kasus
pembunuhan dan kasus narkoba.
Kasus pembunuhan yang grasinya sudah
ditolak itu masing-masing atas nama Syofial alias
Iyen bin Azwar; Sargawi alias Ali bin Sanusi; dan
Harun bin Ajis.25 Kemudian menurut data
Amnesti Internasional yang dilansir
sindonews.com, delapan orang terpidana kasus
23 Kaltim Post, Senin 19 Januari 2015. 24 Kompas.com, Minggu 18 Januari 2015. 25 Suara Pembaruan, Kamis, 5 Februari 2015.
44
narkoba yang akan segera dieksekusi masing-
masing adalah:26
1. Andrew Chan warga negara Australia, yang
juga dikenal sebagai anggota sindikat narkoba
D#'"& H"(,*;& 4"#& !"-$!$2& 0,(9,'$(!$/5#(&
lebih dari 8 Kg heroin dan ditangkap di
Bandara Ngurah Rai, Denpasar, tahun 2005.
Dia divonis mati tahun 2006 dan bulan lalu;
2. Myuran Sukumaran warga negara Australia,
9#()& @$)#& #())6-#& 3"(!"5#-& (#%561#& D#'"&
H"(,*;& H#3"1(9#& -"!#5& @#$2& 1,!#& !,()#(&
Andrew Chan, di mana grasi yang dia ajukan
juga ditolak Presiden Indo-nesia. Myuran dan
Andrew sudah dipindahkan ke luar Bali, dan
kemungkinan segera dieksekusi;
3. Martin Anderson warga negara Ghana yang
memiliki nama alias Belo. Martin Anderson
dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan
Jakarta Selatan pada bulan Juni 2004, setelah
dinyatakan ber-salah karena memiliki 50g
heroin di Jakarta pada November 2003;
4. Raheem Agbaje Salami warga negara Nigeria.
Awalnya, dia dijatuhi hukuman penjara
seumur hidup oleh pengadilan Surabaya pada
bulan April 1999 karena menyelundupkan
26 Sindonews.com, Jum'at, 13 Februari 2015.
45
heroin ke 5,3 kg melalui bandara di Jawa
Timur pada bulan September 1998. Pada
bulan Mei 2006, ia dijatuhi hukuman mati oleh
Mahkamah Agung;
5. Rodrigo Gularte warga negara Brazil. Dia
dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri
Tangerang pada Februari 2005 karena
menyelundupkan kokain ke Jakarta sebanyak
6 Kg. Menurut pengacaranya, ia menderita
skizofrenia paranoid dan belum mampu untuk
mendiskusikan kasusnya dengan penasihat
hukumnya;
6. Mary Jane Fiesta Veloso warga negara Filipina.
Dia dihukum mati pada bulan Oktober 2010
karena berusaha menyelundupkan heroin ke
Indonesia sebanyak 2,6 Kg dari Malaysia pada
bulan April 2010. Veloso, yang berasal dari
keluarga miskin di pedesaan di Filipina,
dilaporkan bertindak sebagai kurir untuk
sebuah sindikat narkoba internasional ketika
ia ditangkap setibanya di Yogyakarta dari
Malaysia menggunakan pesawat AirAsia;
7. Serge Areski Atlaoui warga negara Prancis.
Ayah dari empat anak ini ditangkap di dekat
Jakarta pada tahun 2005 di sebuah
laboratorium rahasia atau pabrik yang
memproduksi ekstasi. Dia selalu membantah
46
tuduhan itu dengan berdalih bahwa dia hanya
memasang mesin untuk pabrik akrilik;
8. Sylvester Obiekwe warga negara Nigeria
dengan nama alias Mustopa. Dia pertama kali
ditangkap pada tahun 2003 karena
menyelundupkan 1,2 Kg heroin ke Indonesia.
Sejak saat itu dia dianggap sebagai terpidana
yang jadi prioritas untuk dieksekusi mati.
Selain 8 warga negara asing yang akan
dieksekusi karena kasus narkoba itu masih ada
lagi satu orang warga lokal yaitu adalah Zainal
Abidin. Ia dihukum 15 tahun penjara oleh
Pengadilan Negeri Palembang pada bulan
September 2001 karena menyelundupkan 58,7
Kg ganja dan pada bulan Desember 2001 Zainal
Abidin dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan
Tinggi Palembang.
Rencana Pemerintah Indonesia mengeksekusi
sebelas terpidana yang grasinya telah ditolak itu
langsung mendapat protes dari berbagai pihak,
yang menentang eksekusi mati terhadap para
terpidana kasus narkoba.
Protes itu tidak hanya datang dari pemimpin
negara-negara yang warganya terancam
hukuman mati di Indonesia, tetapi juga datang
dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa
Bangsa (Sekjen PBB), Ban Ki-moon.
47
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon
menghimbau Indonesia untuk menghentikan
hukuman mati, mengingat hukuman mati
melanggar HAM.27 Himbauan Ban Ki-moon itu
dipertegas Juru bicara PBB, Stephane Dujarric.
Dujarric mengatakan Ban Ki-moon sejatinya
telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri
Indonesia, Retno Marsudi, pada hari Kamis lalu,
untuk meng-ungkapkan keprihatinannya pada
penerapan terbaru dari hukuman mati di
Indonesia. *IDD&0,(,(-#()&2$5$0#(&0#-"&!#'#0&
3,)#'#& 5,#!##(7*& kata Dujarric dalam sebuah
pernyataan yang dilansir Reuters.
*E,5%,-#%"3& J,(!,%#'& +IDD.& 0,(9#-#5#(&
kepada pemerintah Indonesia bahwa eksekusi
terhadap terpidana mati yang tersisa karena
pelanggaran terkait narkoba agar jangan
!"'#5$5#(7*&katanya lagi.28
Intervensi Sekjen PBB itu sudah dibantah oleh
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi.
Kepada Ban Ki-Moon, Retno menegaskan tidak
ada yang dilanggar oleh pemerintah Indonesia,
lalu mengapa PBB turut campur dalam
penyelesaian masalah ini, "Satu poin yang perlu
saya sampaikan tidak ada yang dilanggar oleh
27 Tempo.co Selasa, 17 Februari 2015 28 Sindonews.com Sabtu, 14 Februari 2015
48
pemerintah Indonesia dalam hal ini, karena kita
tidak melanggar hukum internasional. Di ICCR
Pasal 6 disebutkan bahwa hukuman mati dapat
dilakukan untuk kejahatan-kejahatan yang
sangat serius. Dan di Indonesia kejahatan
narkoba merupakan salah satu kejahatan yang
sifatnya serius dan tidak ada yang dilanggar
dalam kaitannya dengan hukum nasional karena
hukum positif kita masih memuat adanya
hukuman mati. Sekali lagi tidak ada yang
dilanggar pemerintah Indonesia dalam hal ini,"
tegas Retno.
Selain oleh Sekjen PBB, eksekusi mati para
terpidana narkoba ini juga dikecam Dewan
Amnesti Inter-nasional. Pernyataan tersebut,
disampaikan lembaga tersebut melalui laman
resminya di amnesty.org. Kecaman tersebut
keluar dari lembaga ini mengingat kampanye
Presiden Jokowi yang terus menge-depankan
peningkatan Hak Asasi Manusia (HAM).
Sedangkan, kebijakannya untuk menghukum
mati justru sangat bertentangan dengan HAM.
"Pemerintah Indonesia harus menghentikan
rencana tersebut secepatnya. Presiden Joko
Widodo dalam kampanyenya berkomitmen untuk
meningkatkan hak asasi manusia (HAM), dan
hukuman mati merupakan hal yang serius dalam
catatan hak asasi manusia," ujar Direktur
49
Penelitian Pengampunan Internasional untuk Asia
Tenggara dan Pasifik, Rupert Abbott.
Presiden Joko Widodo terkekeh begitu
mendengar desakan Dewan Amnesti
Internasional yang memintanya menghentikan
eksekusi lima terpidana mati. Dia menegaskan,
pelaksanaan hukuman mati musti dilaksanakan
sesuai perintah pengadilan.
"Itu hukum positif di Indonesia, dan sudah
diputuskan oleh pengadilan. Ya semuanya harus
hargai bahwa setiap negara itu mempunyai
aturan sendiri-sendiri," ujar Jokowi sembari
terkekeh.
Selanjutnya, dalam siaran persnya, Ikatan
Sarjana Katolik Indonesia (Iska) juga menolak
pemberlakuan hukuman mati dalam kasus
apapun termasuk narkoba dan teroris. Penolakan
itu diungkapkan oleh Tim Advokat Tolak
Hukuman Mati (TATHM) yang antara lain terdiri
dari Paskal Da Cunha SH, Hermawi Taslim SH,
Sandra Nangoi SH, DR Liona Nanang Supriatna
SH dan Beny Sabdo SH.
Iska menyebutkan, ada dua dasar yang
digunakan dalam penolakan pemberlakukan
hukuman mati, yakni dari sudut HAM bahwa
setiap orang memiliki hak untuk hidup yang tidak
boleh dikurangi dalam keadaan apapun (non-
derogable rights) dan setiap orang berhak atas
50
hidupnya (Hak Azasi Manusia). Lalu dasar yang
kedua adalah Pasal 28A UUD 1945 yang
menegaskan bahwa setiap orang berhak untuk
hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
"Tak satupun orang di dunia ini memiliki hak
untuk mengambil hidup orang lain. Hukuman
mati itu seharusnya tidak perlu dijatuhkan
kepada seseorang jika aparat penegak hukum
mampu membangun kepercayaan publik atas
semua peraturan yang ada. Harus ada alternatif
hukuman lain untuk meng-gantikan hukuman
mati tersebut. Selama pengadilan di Indonesia
belum dapat berdiri secara netral dan mendapat
kepercayaan dari masyarakat atas kepu-tusan
yang diberikan, hukuman mati harus ditolak,"
tegas Paskal dalam rilisnya.
Senada dengan Paskal, pastur Katolik, Romo
Benny Soesetyo menolak pemberlakuan
hukuman mati bagi para bandar narkoba.
Tempat-tempat isolasi diangap cukup
menghukum mereka.
"Kalau menurut kami, memang mesti kita
adakan tempat-tempat isolasi khusus bagi para
bandar itu. Sehingga mereka bisa merasakan
penderitaan. Itu baru ada efek jera," kata Romo
Benny.
51
Sementara mantan Ketua Mahkamah
Konstitusi Jimly Assiddiqie mengaku secara
pribadi tidak sependapat dengan hukuman mati.
Namun lantaran saat ini masih ada undang-
undang yang mengaturnya, maka tidak mungkin
hukuman mati dihapus dalam waktu dekat.
"Meskipun secara pribadi saya setuju pidana
mati dihapus. Tapi sekarang laksanakan dulu,
narkoba sudah darurat," kata Jimly belum lama
ini.29
Meski dikecam berbagai penjuru pemerintahan
Presiden Jokowi tidak gentar untuk mengeksekusi
mati dua terpidana narkoba asal Australia itu. Hal
ini dilakukan untuk membuktikan jika Indonesia
sedang melakukan perang terhadap kejahatan
narkoba.
Presiden Joko Widodo menegaskan, meski
diwarnai pro dan kontra, eksekusi hukuman mati
akan segera dilaksanakan. Menurut dia, setiap
hari setidaknya 40 orang meninggal dunia karena
penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan
terlarang.
"Sekarang 64 orang yang sudah diputuskan
mati, sudah bertahun-tahun diambangkan," kata
Jokowi saat berdialog dengan masyarakat
29 Merdeka.com, Senin, 19 Januari 2015
52
Indonesia di Universitas Kyungsung, Busan,
Korea Selatan.
Jokowi menambahkan, dari 64 orang itu sesuai
putusan pengadilan, hukuman yang dijalani
adalah hukuman mati dan grasi yang diajukan
sudah ditolak. Oleh karena itu, proses
eksekusinya harus dijalankan sesuai proses
hukum yang berlaku. "Memang ada tekanan dari
sana sini. Tapi tidak ada ampunan," ujar Jokowi.
Jokowi menekankan, pemerintah memandang
serius upaya pencegahan dan pemberantasan
peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang
karena merupakan ancaman serius bagi masa
depan Indonesia.
"Tantangan kita sekarang adalah narkoba,
lebih dari 4,5 juta orang dalam proses
rehabilitasi, tetapi yang 1,2 juta sudah tidak bisa
karena sudah sangat parah," katanya.30
Sikap Presiden Joko Widodo untuk menolak
permohonan grasi 64 terpidana mati kasus
narkoba iu mendapat dukungan dari .Ketua
Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Said
Aqil Siradj.
Said Aqil mengibaratkan tindakan yang
dilakukan para pengedar dan dan produsen
narkoba tak jauh beda dengan aksi perusakan
30 Kompas.com Jumat, 12 Desember 2014
53
terhadap bumi. Menurut dia, barang haram yang
mereka jual merupakan sesuatu yang dapat
memusnahkan umat manusia.
"Kalau pengguna kan korban. Ini (yang
ditolak) kalau produsen, bandar. Kalau orang
yang bisnisnya narkoba, itu niatnya akan
menghancurkan bangsa dan itu harus dibunuh
(dihukum mati)," kata Said Aqil, saat
memperingati haul kelima KH Abdurrahman
Wahid alias Gus Dur di Kantor DPP PKB.31
Sikap tegas pemerintah itu malah mendapat
dukungan dari Malaysia. yang secara tegas
mendukung penerapan hukuman mati bagi
terpidana narkoba yang dilakukan di Indonesia.
Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk
Seri Zahrain Mohammed Hashim, mengatakan,
mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk
menegakkan hukum, khususnya hukuman mati
bagi pengedar narkotik, sambil menyebutkan ada
enam warga negara Malaysia yang juga menanti
hukuman mati di Indonesia.
Zahrain mengatakan bahwa, setiap negara
memiliki undang-undang yang harus dihormati
sebagai sebuah kedaulatan.
Zahrain kemudian menceritakan bahwa,
Malaysia juga memiliki kebijakan hukuman mati
31 Kompas.com Jumat, 9 Januari 2015
54
bagi pengedar narkotik. Bahkan, di Malaysia,
hukuman mati bagi pengedar narkotik adalah
mandatory #-#$&K#@"1; L"-#& @$)#&/$(9#&$(!#()-
undang, jika kita mendapati pengedar narkotik,
hukumannya adalah mandatory death penalty.
G#5"0&-"!#5&#!#&/"'"2#(7*&5#-#&M#2%#"(;
Di antara faktor yang menyebabkan
pemerintah Malaysia menjatuhkan hukuman mati
mandatori ke atas pengedar dadah berbahaya
menurut Azman Mohd Noor dan Mohd Al-
Ikhsan,32 adalah seperti berikut:
(a) Kerajaan Malaysia telah mengganggap
masalah dadah sebagai musuh utama negara
yang dikira lebih merbahaya daripada komunis.
Dadah boleh meruntuhkan masyarakat,
hubungan keluarga, melumpuhkan ekonomi dan
menghapuskan agama, menghancurkan negara
dan melenyapkan bangsa dan negara.
(b) Negara Malaysia sedang menghadapi
wabak penagihan dadah yang serius yang
menjadi sasaran utama ialah golongan muda
sebagai harapan bangsa dan negara pada masa
depan. Bahkan wabak ini telah menjalar di
kalangan anggota keselamatan dan kakitangan
32 Azman Mohd Noor dan Mohd Al-Ikhsan bin Ghazali, Penyalahgunaan Dadah dan Kewajaran Peruntukan
Hukuman Mati ke Atas Pengedar Dadah di Malaysia: Satu Analisis Jurnal Fiqh, No. 7 (2010) 29-48.
55
awam yang ditugaskan untuk menjaga
keselamatan dan menguruskan pentadbiran
negara. Kesannya ialah hilang kecekapan,
terdedah kepada risiko rasuah dan
penyelewengan, rahsia negara tidak selamat dan
membuka peluang kepada musuh.
(c) Dadah menimbulkan pelbagai perbuatan
jenayah dan maksiat lainnya seperti
perompakan, pencurian, pemerasan,
pembunuhan yang pada akhirnya mengancam
ketenteraman dan keselamatan negara.
(d) Pengedar dadah merupakan manusia
kejam yang membunuh dan menyiksa penagih
dadah dalam jangka panjang. Mereka hanya
mementingkan wang atas penderitaan orang lain.
Maka adalah wajar sebagai pembunuh, mereka
dibunuh pula.
(e) Bahawa dengan menetapkan hukuman
mati mandatori pada tahun 1983, bertujuan
menghapuskan ketidakadilan dalam menjatuhkan
hukuman yang sebelumnya iaitu pilihan antara
hukuman mati atau penjara seumur hidup atau
sebat. Hukuman mandatori sebagai alternatif
adalah samarata.
(f) Jika hukuman mati masih menjadi pilihan
kepada hukuman penjara seumur hidup, ada
kebarangkalian hakim lebih cenderung untuk
memilih hukuman penjara seumur hidup. Ini
56
menyebabkan gejala pengedaran dadah terus
berleluasa kerana para pengedar masih
memperjudikan nasib mereka.
Selanjutnya, menurut Zahrain, kalau di
Indonesia eksekusi dilakukan dengan cara
ditembak. Tetapi kalau di Malaysia, hukuman
dijalankan dengan cara digantung.
Dubes Malaysia itu juga menjelaskan, ketika
Malaysia melaksanakan hukuman mati, mereka
juga mendapat banyak kecaman dari berbagai
negara, termasuk Perserikatan Bangsa Bangsa.
Namun, menurut Zahrain, Indonesia tidak
perlu mundur dalam menegakkan hukum sebagai
Negara berdaulat. N(!6(,3"#& 2#%$3&
0,0/,%-#2#(5#(&2#5(9#*&5#-#&M#2%#"(7
Terkait dengan enam warga negaranya yang
sedang menanti hukuman mati, Zahrain
menegaskan dia akan menjalankan tugas untuk
0,0"(-#&/,()#0/$(#(;& 8,-#/"& -,-#/&(,)#%#'#2&
yang memutus5#(7*&-,)#3(9#;33
33 Tempo.co Selasa, 17 Februari 2015.
57
Perdana Menteri Australia
Sakit Perut
Meski mendapat krtik dan protes dari berbagai
pihak, namun keberatan negara-negara sahabat
itu tak membuat pemerintah Indonesia
bergeming. Jaksa Agung HM Prasetyo malah
meyakinkan bahwa dalam pelaksanaan hukuman
mati berikutnya, dipastikan dua warga negara
Australia, yaitu Andrew Chan dan Myuran
Sukumaran, akan ikut dieksekusi.
Myuran dan Andrew adalah dua dari sembilan
anggota sindikat narkoba asal Australia yang
dikenal dengan sebutan Bali Nine. Sindikat ini
berusaha menyelundupkan heroin 8,2 kg senilai
4 milyar dollar AS dari Indonesia ke Australia.
Upaya penyelendupan itu gagal karena
komplotan ini tertangkap di Bali pada 17 April
2005.
Sindikat Bali Nine terdiri dari Myuran
Sukumaran; Si Yi Chen; Michael Czugaj; Renae
Lawrence; Tach Duc Thanh; Nguyen; Matthew
Norman; Scott Rush; Martin Stephens; dan
Andrew Chan.
Geng narkoba Australua itu tertangkap di
tempat terpisah dan dalam waktu yang tidak
58
sama. Czugaj, Rush, Stephens, dan Lawrence
ditangkap di Bandara Ngurah Rai saat sedang
menaiki pesawat tujuan Australia, dan dengan
membawa heroin yang dipasang di tubuh.
Empat orang lainnya, Nguyen, Sukumaran,
Chen dan Norman ditangkap di Hotel Melasti di
Kuta karena menyimpan heroin sejumlah 350
gram dan barang-barang lainnya yang
mengindikasikan keterlibatan mereka dalam
usaha penyelundupan tersebut.
Andrew Chan sendiri ditangkap di sebuah
pesawat yang terpisah saat hendak berangkat ke
Australia. Meskipun tidak ditemukan obat
terlarang saat penangkapan Andrew Chan,
namun dia disebut-sebut sebagai 4,01*'"#)3
dalam sindikat Bali Nine.
Mereka lalu menghadapi proses hukum di
Indonesia dan pada 13 Februari 2006, Pengadilan
Negeri Denpasar memvonis Renae Lawrence dan
Scott Rush dengan hukuman penjara seumur
hidup. Keesokan harinya, pada 14 Februari 2006,
Czugaj dan Stephens juga divonis seumur hidup.
Sedangkan Myuran Sukumaran dan Andrew
Chan, dua tokoh yang dianggap berperan
penting, dihukum mati. Kemudian pada 15
Februari 2006, pengadilan juga memvonis
Nguyen, Chen, dan Norman dengan hukuman
penjara seumur hidup.
59
Pada 26 April 2006, hukuman Lawrence,
Nguyen, Chen, Czugaj dan Norman dikurangi
menjadi 20 tahun penjara melalui banding,
sementara hukuman seumur hidup Stephens
tetap bertahan.
Pada 6 September 2006, Mahkamah Agung
telah mengabulkan kasasi yang diajukan
Kejaksaan Agung. Hukuman Czugac berubah
menjadi hukuman seumur hidup, sementara
hukuman Lawrence, Rush, Nguyen, Chen, dan
Norman menjadi hukuman mati. Chan dan
Sukumaran tetap dihukum mati, dan Stephens
tetap dihukum seumur hidup.
Pada 13 Januari 2011, Mahkamah Agung
menolak upaya hukuman luar biasa PK yang
diajukan oleh Stephens, sehingga keputusan
dikembalikan kembali ke putusan Pengadilan
Negeri Denpasar yaitu hukuman seumur hidup.
Adanya dua warga negara Australia yang ikut
dalam rombongan eksekusi gelombang kedua
seperti disebutkan Jaksa Agung tadi, yaitu
Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, membuat
Perdana Menteri Australia Tony Abbott, tidak
tenang. Abbott bahkan mengaku sakit perut
memikirkan nasib kedua warganya yang bakal
dihukum mati di Indonesia.
*E#9#&0,%#3#&3#5"-&!"&/,%$-&3#9#&+0,0"5"%5#(.&
tentang apa yang mungkin akan terjadi pada
60
anak-#(#5& "("7*& 5#-#& C116--;& *N-$& 2#0/"%& /#3-"&
#5#(& 1,%#52"%& !,()#(& #"%& 0#-#7*& "01$2nya,
membayangkan kemungkinan jika kedua
warganya benar-benar dieksekusi di Indonesia.
Kepada radio Triple M Sydney, Tony Abbott
mengaku bahwa, secara pribadi dia telah
memohon Presiden Jokowi untuk mengampuni
dua warganya, yang terlibat dalam anggota
sindikat narkoba Bali Nine.
*E,:#%#& /%"1#!"& 3#9#& -,'#2& 0,0"'"5"& 3,@$0'#2&
diskusi dengan Presiden Widodo dan presiden
sebelum dia, (Susilo Bambang Yudhoyono)
-,(-#()& 2#'& "("7*& $@#%& C116--. Perdana Menteri
Australia itu mengatakan, *<,%,5#& 2#%$3&
dihukum, tetapi mereka tidak harus menghadapi
hukuman mati*;34
Kelihatannya Abbott tidak hanya sakit perut.
Ia malah menyebut Indonesia negara barbar.
*L#0"& 0,01,(:"& 2$5$0#(& 0#-"7& 5"-#&
menganggapnya sebagai barbar dan
mengharapkan Indonesia untuk menanggapi
/,%0"(-##(& 5#0"7*& 5#-#& C116--& 5,/#!#
Telegraph.35
Setelah dicap barbar oleh Perdana Menteri
Australia, Tony Abbott, Menteri luar Negeri
34 Sindonews.com, Senin, 16 Februari 2015. 35 Sindonews.com Sabtu, 14 Februari 2015.
61
Australia, Julie Bishop, kemudian menuding
Indonesia menerapkan standar ganda soal dalam
hal hukuman mati. Anggapan itu mengacu pada
kasus warga Indonesia yang dihukum mati di
Timur Tengah.
Menurut Australia, Indonesia menuntut
negara-negara lain, terutama di Timur Tengah
mengampuni warganya yang dihukum mati. Tapi,
di sisi lain Indonesia menolak mengampuni
warga negara lain yang dihukum mati.
*N(!6(,3"#& 0,(,(-#()& 2$5$0#(& 0#-"& 1#)"&
warga negara mereka di Timur Tengah. Saya
berharap pemerintah Indonesia akan
menunjukkan belas kasihan sama warga
Australia, karena mereka (Indonesia) menuntut
negara-negara lain menunjukkan (belas kasihan)
/#!#& K#%)#& 0,%,5#& +N(!6(,3"#.7*& $@#%& Menteri
luar Negeri Australia, Julie Bishop, seperti dilansir
The Guardian.36
Tuduhan standar ganda yang dilontarkan
Bishop dibantah oleh Kementerian Luar Negeri
Indonesia. Melalui juru bicara Kementerian Luar
Negeri, Arrmanatha Nassir, Indonesia menolak
anggapan menerapkan standar ganda soal
hukuman mati.
36 Sindonews.com, Selasa, 17 Februari 2015.
62
*L#0"& -"!#5& 0,01#K#& 0#3#'#2& 2$1$()#(&
bilateral ketika kita mencoba membantu warga
kami yang menghadapi kesulitan yang sama di
luar negeri. Kami membantu mereka dari awal.
Kami memastikan mereka mendapatkan semua
akses ke sistem hukum untuk memastikan
mereka mendapatkan pengadilan yang adil dari
awal. Itulah cara kita melindungi warga negara
5"-#&!"&'$#%&(,),%"7*&$@#%(9#;
*J"5#& (,)#%#-negara lain serius menjamin
perlindungan warga negara mereka, harusnya itu
!"'#5$5#(& !#%"& #K#'7*& '#(@$-& C%%0#(#-2#;*8"!#5&
pada tahap terakhir ketika keputusan telah
diambil oleh pengadilan. Ini bukan keputusan
politik, itu adalah keputusan pengadilan untuk
melaksanakan hukuman mati,* kata juru bicara
Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nassir.
63
Publik Australia Protes
Kencangnya pemberitaan tentang rencan
eksekusi dua sindikat Bali Nine mendorong warga
Australia melancarkan protes. Aksi protes itu
mereka wujudkan dengan gelar spanduk di
depan Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di
Sydney, Australia, untuk memohon kepada
presiden dan rakyat Indonesia agar mengampuni
dua warga Australia yang terancam hukuman
mati.
Orang-orang yang berkumpul di Sydney itu
ramai-ramai mengusung poster bertuliskan;
E#9#& 1,%!"%"& 0,0626(& 1,'#3& 5#3"2#(*; Salah
satu dari ratusan orang yang berkumpul di
Sidney itu adalah Edith Visvanathan, nenek
Sukumaran.
*E#9#& !#-#()& 5,& 3"("& )$(#& 0,0626(&
pengampunan dari presiden dan rakyat Indonesia
agar memaafkan cucu saya dan memberinya
kesempatan yang kedua. Saya tidak meminta dia
untuk pulang ke rumah, saya hanya meminta
agar dia diberi kesempatan hidup dan biarkan dia
mela5$5#(& 3,3$#-$& !"& /,(@#%#7*& $@#%
Visvanathan, seperti dikutip Euronews.
64
*J#()#(& 1$($2& !"#7& @#()#(& 1$(uh dia. Kita
semua khawatir dan tidak tahu apa yang harus
dilakukan dan apa yang harus saya katakan.
Presiden (Jokowi) mohon maafkan dia. Dia
melakukan banyak hal di penjara selama 10
-#2$(&-,%#52"%7*&'#(@$-&(,(,5&E$5$0#%#(&"-$;37
Aksi berkumpul di Sidney itu kemudian disusul
dengan aksi surat menyurat oleh lebih dari 100
politikus Australia. Politikus itu menulis surat
kepada Duta Besar Indonesia untuk Australia,
Nadjib Riphat Kesoema.
Melalui surat itu, para politikus Australia
mendesak Dubes Nadjib, untuk menyampaikan
pandangan mereka kepada pemerintah Indonesia
agar mempertimbangkan kembali rencana
eksekusi pada dua warga Australia.
Mereka meminta pemerintah Indonesia
mempertimbangkan kembali kondisi dua warga
Australia itu. Sebab, keduanya telah menjalani
rehabilitasi dan mereka sudah merasakan
penderitaan selama dipenjara.
*L#0"& -"!#5& 1,%$3#2#& $(-$5& 0,0"("0#'5#(&
sifat serius kejahatan mereka, mengingat efek
merusak dari obat-obatan terlarang pada
0#39#%#5#-& 5"-#7*& -$'"3& /#%#& /6'"-"5$3& C$3-%#'"#&
itu, dalam suratnya yang dilansir The Guardian.
37 Sindonews.com, Sabtu, 31 Januari 2015.
65
Dalam surat itu, politisi Australia itu juga
memberitahukan kepada Dubes Nadjib bahwa
mereka percaya orang-orang itu ditangkap
karena polisi federal Australia memberikan
informasi kepada pihak berwenang Indonesia.
Mereka kemudian memohon agar hukuman mati
terhadap Myuran Sukumaran dan Andrew Chan
diubah menjadi hukuman penjara atau keduanya
dideportasi ke Australia.38
Aksi surat menyurat ratusan politikus Australia
itu masih disusul lagi dengan tindakan enam
mantan Per-dana Menteri (PM) Australia yang
1,%0#($O,%*& 1,%3#0#7& 0,(!,3#5& I%,3"!,(&
Indonesia, Joko Widodo untuk mengampuni dua
anggota sindikat narkoba Bali Nine yang sedang
mananti eksekusi.
Keenam mantan PM Australia itu adalah John
Howard, Julia Gillard, Kevin Rudd, Bob Hawke,
Paul Keating dan Malcolm Fraser. Semua bekas
pemimpin Australia tersebut kompak menyatakan
keprihatinan mereka atas nasib dua warga
Australia di Indonesia.
Intervensi mereka muncul setelah juru bicara
uru-san luar negeri parlemen Australia dari Partai
Buruh Tanya Plibersek, mengungkap kesalahan
Polisi Federal Australia soal awal penangkapan
38 Sindonews.com Selasa, 10 Februari 2015.
66
duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran
Sukumaran. Polisi Australia dianggap pasif dan
seharusnya menjemput Andrew dan Myuran.
Dalam sebuah pernyataan kepada media
Australia, kelompok enam mantan PM Australia
itu memohon Presiden Indonesia, Joko Widodo,
memberikan kesempatan hidup terhadap dua
warga Australia yang sudah menjalani
rehabilitasi.
Julia Gillard mengatakan, bahwa dia merasa
/"'$;*J"5#& /%"#& 9#()& 1erupaya luar biasa untuk
menjadi orang yang baik tidak mendapat
/,()#5$#(&/,%$1#2#(7*&5#-#(9#;
Sedangkan John Howard mengatakan duo Bali
Nine itu telah menunjukkan hasil rehabilitasi
yang sejati.
Kevin Rudd ikut mendesak Indonesia
memberikan ampunan kepada mereka. Begitu
juga dengan Bob Hawke yang memohon hal
3,%$/#;& *L#%,(#& "-$& 3#9#& 0,(!,3#5& !#(&
memohon agar pemerintah (Indonesia)
mempertimbangkan kembali keputusannya untuk
0,()#01"'& 5,2"!$/#(&0,%,5#7*& $@#%(9#7& 3,/,%-"&
dilansir news.com.au.39
Selain protes dari politikus dan mantan
perdana menteri, puluhan jaksa dan hakim di
39 Sindonews.com Selasa, 17 Februari 2015
67
Australia pun turut andil dalam demonstrasi
untuk menolak eksekusi mati terhadap dua
gembong narkoba sindikat Bali Nine itu.
"Anda di sini, pagi ini, karena setidaknya
sebagian dari Anda memahami bahwa untuk
mengeksekusi dua orang ini sekarang setelah
sembilan tahun rehabilitasi signifikan dan
penebusan akan menjadi sebuah tragedi," ucap
Hakim Mahkamah Agung di Victoria, Lex Lasry.
Lasry mengaku pernah bertemu dengan Chan
dan Myuran pada tahun 2006 lalu. Dalam
pandanganya, rehabilitasi yang dilakukan kedua
terpidana mati itu sangat baik dan keduanya
layak untuk mendapatkan pengampunan.
E#9#& 1,%#!#& !"& D#'"& 3,'#0#& -")#& /,5#(& !#(&
menghabiskan beberapa jam bersama Andrew
serta Myuran di Lapas Kerobokan. Saya bisa
mengatakan kepada Anda, bahwa mereka sangat
3,(#()& !,()#(& !$5$()#(& !#%"& 3"("7*&
tambahnya.40
Selain dari dalam negeri Australia, Surat
protes juga datang dari The American Friends
Service Committee. Organisasi ini mengirimkan
surat kepada Presiden Joko Widodo, yang
tembusannya ditujukan kepada Andrew dan
Myuran di LP Kerobokan, Bali. Isinya, meminta
40 Sindonews.com Rabu, 18 Februari 2015
68
pengampunan terpidana mati Myuran Sukumaran
dan Andrew Chan. Karena menurut lembaga
perlindungan hak asasi manusia di Amerika ini,
2$5$0#(& 0#-"& -,%2#!#/& !$6& D#'"& H"(,*& "("&
berlebihan.
P%)#("3#3"& 5#0"& 3#()#-& -,%)#())$& 6',2&
pelaksanaan (hukuman mati) yang akan datang
untuk Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, dua
warga Australia yang berada di penjara di
Indonesia untuk kejahatan narkoba. Kami
/,%:#9#& 1#2K#& 2$5$0#(& 0#-"& "-$& 1,%',1"2#(7*&
demikian tulis Bonnie Kerness, selaku Direktur
Prison Watch Program dalam suratnya yang diliris
Kompas.com.41
Sebagai Direktur The American Friends Service
Committee, Bonnie menilai bahwa keputusan
mengeksekusi terpidana asal Australia tersebut
tidak pantas. Apalagi keduanya sudah
menunjukkan penyesalan dan sudah meminta
rehabilitasi.
E#9#& 0,%#3#& 1#2K#& "-$& +,53,5$3"& 0#-".&
sangat tidak pantas bagi individu yang tidak
memiliki sejarah kekerasan dan yang telah
ditunjukkan selama penahanan mereka
/,(9,3#'#(& !#(& 5,"()"(#(& $(-$5& %,2#1"'"-#3"7*&
lanjut surat tersebut.
41 Kompas.com Minggu, 8 Februari 2015
69
American Friends Service Committee lalu
meminta kepada Jokowi untuk
mempertimbangkan kembali putusan tersebut.
4,()#(& %#3#& 26%0#-& 9#()& mendalam dan
kerendahan hati, kami meminta Anda (Joko
Widodo) sebagai Presiden baru Indonesia
menunjukkan kepada dunia nilai-nilai pencerahan
demokrasi negara Anda dengan menunjukkan
belas kasihan kepada dua individu yang layak ini
dengan menawarkan pengampunan. Kami sangat
1,%-,%"0#& 5#3"2& #-#3& /,%-"01#()#(& C(!#7*&
ungkap Bonnie.
Gelombang protes terhadap eksekusi mati
yang akan dilakukan pemerintah Indonesia
terhadap dua warga Australia, Myuran
Sukumaran dan Andrew Chan kian meluas.
Selain di Sidney, simpatisan dari
mercycampaign.org melakukan aksi damai
meminta agar terpidana mati kelompok "Bali
Nine", Myuran Sukumaran dan Andrew Chan,
diberi keringanan sehingga tidak dieksekusi mati.
Aksi tersebut digelar di Jalan Kusuma Atmaja,
kawasan Renon, Denpasar, Bali.
"Ini adalah aksi damai sebagai bentuk
dukungan Myuran dan Andrew Chan diputus
hukuman mati. Kami berharap pemerintah
memberikan ruang dan dialog," kata anggota
70
dari Mercy Campaign, MA Mirdjaja, di sela-sela
aksi damai, Denpasar, Bali, Sabtu.
Midjaja juga menyampaikan bahwa selama 10
tahun ini, keduanya sudah menunjukkan
perilakunya ke lebih baik, sehingga Presiden
Jokowi bisa memberikan kesempatan hidup lebih
lama untuk kedua terpidana mati itu.
"Diharapkan pemerintah memberikan mereka
kesempatan hidup lebih lama. Dari aspek hukum
dan hak azasi manusia bahwa hak-hak hidup
adalah hak yang tidak bisa dihilangkan. Dan,
pemerintah seharusnya membuka ruang lebih
luas lagi bagi setiap orang untuk mendapatkan
hak tersebut. Kita berharap hukuman mati tidak
bersifat absolut. Pemerintah harus menjamin
bahwa setiap orang mempunyai hak hidup,"
tegasnya.
Kelompok simpatisan ini melakukan aksi damai
dengan membagikan stiker kepada pengguna
jalan yang melintas dan berhenti di lampu
stopan. Stiker tersebut bertuliskan "hope mercy,
#keephopeAlive, Mercycampaign.org, sign the
petition to save Myuran and Andrew". Aksi itu
dilakukan sekitar 10 orang. Peserta aksi
mengenakan kaos bertuliskan #chansukumaran
di punggungnya. Aksi penolakan hukuman mati
71
ini sempat menarik perhatian warga yang
kebetulan melintasi Jalan Kusuma Atmaja.42
Berbeda dengan sebagian besar warga dan
pemerintah Australia yang menggemborkan
protes kepada Indonesia atas rencana eksekusi
mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran,
seorang ibu di Melbourne, Australia, malah
mendukung pelaksanaan eksekusi mati terhadap
duo terpidana mati 'Bali Nine', Dukungan itu ia
lontarkan lantaran putrinya tewas karena
mengalami overdosis narkoba jenis heroin.
Beverly Neal, nama wanita itu, berdoa agar
gembong narkoba 'Bali Nine' tersebut jadi
dieksekusi mati. Dia juga berharap warga
Australia lainnya sadar bahwa mereka bersalah.
"Mereka adalah penjahat yang seolah-olah
dijadikan pahlawan," ujar Neal, seperti dimuat
news.com.au.
"Siapa yang tahu, ada berapa banyak nyawa
yang akan terenggut jika mereka (gembong
narkoba Bali Nine) tidak tertangkap di Bali,"
imbuh dia.
Neil juga mengaku masih belum bisa
melupakan sosok anaknya, Jeniffer Neal, yang
tewas overdosis pada usia yang masih belia,
yakni 17 tahun. Bayang-bayang anaknya masih
42 Kompas.com Sabtu, 31 Januari 2015
72
membekas di pikirannya. "Putriku anak yang
cerdas dan cantik. Dia baru masuk kuliah jurusan
bisnis, kala itu. Saat tewas, itu adalah overdosis
yang keempat kalinya."
Neil juga memberi nasihat kepada orangtua
Andrew Chan dan Myuran Sukumaran untuk
merelakan kepergian anaknya. Sebab bagi dia,
orangtua kedua gembong narkoba itu masih lebih
beruntung daripada dirinya. "Mereka masih bisa
mengucapkan ucapan selamat tinggal,
sedangkan aku tidak," tandas Neil.43
Kasus Andrew Chan dan Myuran Sukumaran
sebenarnya bukanlah satu-satunya kasus
hukuman mati yang dihadapi warga Australia di
luar negeri. Fairfax telah mempelajari bahwa 12
warga Australia lainnya juga telah ditahan karena
pelanggaran serius atau didakwa dengan
kejahatan yang menyebabkan hukuman mati.
The Sydney Morning Herald menyebutkan,
jumlah ini di luar tiga warga Australia yang telah
ditetapkan sebagai terpidana hukuman mati,
yaitu Pham Trung Dung di Vietnam, serta Myuran
Sukumaran dan Andrew Chan di Bali.
Hingga kini, hanya dua kasus warga Australia
yang berada dalam keadaan sulit. Mereka adalah
Peter Gardnier yang tertangkap membawa 30
43 Liputan6.com, 21 Februari 2015
73
kilogram shabu di Tiongkok, dan Maria Elvira
Exposto (51) yang kedapatan membawa 1,5
kilogram obat terlarang di Malaysia.
Departemen Luar Negeri menolak untuk
memberikan rincian tentang kasus-kasus
tersebut. Namun, yang dapat dipahami adalah
sebagian besar kasus tersebut, walaupun tidak
semua, merupakan perdagangan narkoba di
kawasan Asia.
"Sebagai hal yang berkaitan dengan kebijakan,
kami tidak mengungkapkan nama-nama atau
lokasi mereka," kata juru bicara Deplu
Australia.44
44 AntaraNews.com Kamis, 19 Februari 2015
75
Boikot Bali
Tidak hanya berkumpul dan membawa poster,
untuk menolong Andrew Chan dan Myuran
Sukumaran, publik Australia bahkan ramai-ramai
berpendapat di media sosial untuk memboikot
Bali, dengan menggunakan akun Twitter
bertanda pagar (tagar) #boycottbali.
Hasil pemantauan wartawan ABC, Farid M
Ibrahim, menunjukkan pemilik akun yang
tampak begitu emosional, yakni @gpol03.
Linimasanya dipenuhi kecaman terhadap
Indonesia. Ia misalnya menyatakan, tidak ada
orang Australia yang mau pergi ke negara barbar
seperti Indonesia. ABC melacak akun ini dan
ternyata hanya memiliki 16 pengikut.
Pemilik akun lainnya, seperti
@themusiccomau, menyampaikan informasi
mengenai pembatalan rencana musisi David
Franciosa untuk tampil di Bali sebagaimana
dikutip di media lokal yang terbit di Australia.
Ada pula tweet yang menyatakan, "Kami akan
memotong semua bantuan kepada Indonesia,
dan jika ada tsunami lagi... rasakan sendiri."
Ruth Wykes melalui @strewwth menyatakan
sangat menyukai Bali. Namun, semuanya akan
76
berhenti jika eksekusi Andrew dan Myuran tetap
dilakukan. Lalu, pemilik akun @PRMJang
mengutip inisiator kampanye Mercy Campaign,
Ben Quilty, yang menyatakan, "@jokowi_do2,
jika Anda membunuh warga Australia, kami akan
memboikot Bali."
Julie Mcivor melalui akun @craig_julie69
mengatakan, ia membangun usaha penginapan
yang mempekerjakan penduduk setempat di Bali.
"Jika kedua orang ini dieksekusi, kami akan
menjual usaha kami ini," katanya.
Namun, tidak semua pengguna medsos
mendukung seruan memboikot Bali. Ian Peter
melalui akun @IanWPeter, misalnya,
mempertanyakan mengapa harus memboikot
Bali.
"Mengapa penduduk yang tak berdosa yang
harus menderita akibat perbuatan pemimpin
mereka yang kolonialis," katanya. Selain itu,
pemilik akun @guymosel bahkan menuding
mereka yang gencar mengajak untuk memboikot
Bali adalah orang-orang Australia yang belum
pernah ke Bali atau sama sekali tidak mengenal
Bali.
"Tagar #boycottbali dimulai oleh mereka yang
tidak pernah ke Bali karena mereka kampungan,"
demikian ditulis Guy Mosel.
77
Halim Englen melalui akun Twitternya
@zenintechs mengaku begitu sulit untuk
memahami ajakan mem-boikot Bali ini.
"Mengapa dua orang kriminal begitu pentingnya
bagi Australia? Apakah Australia tidak
mempunyai orang yang lebih pantas untuk
dibela?" tanya Englen.45
Seruan boikot Bali itu juga dikumandangkan
oleh Partai Seks Australia. Partai Seks ini
meminta seluruh rakyat Australia bersatu untuk
memboikot melakukan perjalanan berwisata atau
liburan ke Bali.
Partai itu mengeluarkan seruan boikot setelah
seorang teman Sukumaran meminta permohonan
yang cukup emosional pada satu program televisi
di Australia untuk meminta pengampuan
terhadap para terpidana mati tersebut.
Pemimpin partai itu sekaligus ketua majelis
tinggi negara bagian Victoria, Fiona Patten
mendesak rakyat Australia untuk bergabung
dalam aksi pemboikotan itu untuk menyadarkan
Indonesia kalau eksekusi itu jadi dilaksanakan,
akan mempengaruhi ekonomi pari-wisata di bali
selama beberapa dekade.
"Kami menyerukan kepada semua warga
negara Australia yang mungkin berencana liburan
45 Kompas.com, Senin, 16 Februari 2015
78
atau kunjungan ke Bali, atau di mana saja di
Indonesia, untuk memilih negara tujuan tropis
yang lain," kata Patten seperti yang dikutip WA
Today.
Namun tidak semua rakyat Australia yang
setuju terjadap hasutan Patten itu, seperti yang
diutarakan beberapa netizen yang mengomentari
kolom berita aksi pemboikotan di funpage partai
itu di akun Facebook The Australian Sex Party.
Salah satu yang menentang seruan Partai Seks
Australia itu adalah Troy Bell. Dalam akun
facebooknya Troy Bell mengatakan dia malah
mendukung kebijakan eksekusi hukumam mati
itu dilakukan terhadap pelaku peredaran
narkoba.
"Kenapa? Mereka jadi boneka dan sekarang
mendapatkan hukuman mereka. Saya tidak
mengatakan setuju dengan hukuman mati bagi
pelaku penyelundupan narkoba. Tapi mereka
tahu apa kon-sekuensinya yang terjadi jika
mereka tertangkap."
"Mereka melanggar hukum, saya minta maaf
tapi mereka harus menderita hukuman atas
kejahatan mereka, mari kita tidak memboikot
dan membiarkan orang-orang yang kacau dan
merusak kehidupan mereka sendiri. Mereka tahu
apa yang akan terjadi jika melakukan
perdagangan narkoba, apakah kalian mau pergi
79
membantu beberapa pemerkosa atau pem-bunuh
mungkin beberapa penjahat lainnya sementara
itu terjadi pada keluarga anda?
Sementara itu John Gorry malah mendukung
tindakan pemerintah Indonesia yang menghukum
para terpidana mati dan mengecam aksi boikot
tersebut, "Ini tidak benar (boikot), seperti
pecandu narkoba tahu lengannya akan dipotong
jika ia tidak membayar uang kepada agennya.
Dia tahu! Jadi biarkan hal itu terjadi!."46
Seruan boikot Bali awalnya bermula dari
ocehan Menteri Luar Negeri Australia, Juli Bishop.
Menlu Australia Julie Bishop sendiri yang
menyatakan, "saya pikir orang Australia akan
menunjukkan ketidak-setujuannya jika kedua
orang itu dieksekusi, termasuk membuat
keputusan untuk menentukan tempat tujuan
wisata mereka."
Meskipun ajakan memboikot Bali sempat
ramai di media sosial, namun mantan Dubes
Australia untuk Indonesia, Philip Flood pekan ini
menyebut ajakan itu sebagai "ajakan tolol."
Sebab, menurut dia, tindakan itu tidak akan
banyak pengaruhnya kepada pemerintah
Indonesia.
46 Tribunnews.com Rabu, 11 Februari 2015
80
Selain itu, Tony Wheeler, salah seorang pendiri
Lonely Planet yang menerbitkan buku tujuan
wisata yang menjadi rujukan di dunia, juga
sangat skeptis atas ajakan boikot. Menurut dia,
seharusnya orang memang sadar politik, namun
tidak seharusnya mereka tidak datang ke satu
tujuan wisata gara-gara hal itu.
"Ada ribuan eksekusi hukuman mati di China
dan tak ada yang menyerukan jangan pergi ke
China. Atau ratusan eksekusi mati di Amerika
Serikat, namun tidak ada yang bilang jangan
pergi ke Amerika," jelasnya.
Menurut Wheeler, kebanyakan orang pergi
berwisata tanpa mempertimbangkan apakah
pemerintah di daerah tujuan wisatanya itu korup,
otoriter, atau merusak lingkungan hidup.
"Sepanjang ada pantai yang indah, mereka akan
tetap datang," katanya.47
Seruan boikot Bali yang dilontarkan Bishop
juga menuai kritik dari Menteri Tenaga Kerja
Australia, Anthony Albanese;& Australia
seharusnya memohon ampunan dengan cara
halus, bukan mengirim pesan ancaman
pemboikotan sektor wisata Indonesia7* kata
Menteri Tenaga Kerja Australia, Anthony
Albanese.
47 Beritasatu.com Sabtu, 21 Februari 2015
81
<embuat ancaman kepada pemerintah
N(!6(,3"#& -"!#5#(&56(3-%$5-"Q7*&5#-#&C'1#(,3,&
kepada Nine Network;& *Yang paling baik
dilakukan adalah diam. D"#07*&$@#%(9# lagi.48
Gubernur Bali sendiri, Made Mangku Pastika
menganggap, seruan bokiot Bali itu tidak ada
gunanya. "Jangan terlalu ditanggapi serius, tidak
ada pengaruhnya dengan pariwisata," kata
Pastika.49
Selain itu, grup band punk asal Bali, Superman
Is Dead (SID) yang beranggotakan Jerinx, Bobby
Kool, dan Eka Rock juga mengatakan, Bali tidak
akan rugi dengan berkurangnya turis Australia ke
Pulau Dewata. Pernyataan tersebut dituliskan
SID lewat Facebook fan page mereka.
"Kami tidak rasis terhadap ras apapun. Sama
sekali tidak. Tapi keinginan (sebagian warga)
Australia memboikot Bali terkait hukuman mati
yang diberikan Indonesia terhadap warga negara
Australia (yang tertangkap menyelundupkan
narkotika) kami rasa berlebihan. Okelah, kami
masih bisa mengerti jika Aussie menuntut
keringanan hukuman, tapi sampai mengancam
untuk boikot Bali? Mereka pikir Bali tidak bisa
hidup tanpa Aussie? Idiot. Yang ada malah
48 Sindonews.com, Jum'at, 13 Februari 2015 49 Merdeka.com Senin, 16 Februari 2015
82
kebalikannya, Aussie yang tidak bisa hidup tanpa
Bali. Mau kemana lagi mereka liburan
murah/dekat dan disambut kehangatan khas
masyarakat/budaya Bali?"
SID menambahkan, warga Australia tidak
sadar jika penduduk Bali sudah muak dengan
kelakuan sebagian turis dari benua hijau
tersebut. Mereka salah dengan menyerukan
boikot, maka putusan Indonesia akan melunak.
"Mereka tidak sadar jika Bali sudah mulai muak
dengan kelakuan sebagian turis Aussie yang
sering seenaknya memperlakukan warga-budaya
lokal. Mereka pikir dirinya raja dan semua bisa
dibeli dengan dollar. Hal itulah yang membuat
mereka terlalu percaya diri dan menganggap
hukum di Indonesia bisa dibengkokkan hanya
dengan ancaman boikot Bali. Yang perlu dan
HARUS mereka ketahui, kelakuan sebagian
warga mereka di Bali sangat meresahkan dan
Bali tidak perlu turis-turis sampah seperti itu!
Kami WNI ketika bertamu ke negara kalian,
selalu mematuhi segala hukum yang berlaku di
sana. Dan kalian juga seharusnya melakukan hal
yang sama ketika bertamu ke Bali. Bali tidak
butuh sampah! Tidak ada negara yang butuh
83
sampah. RESPECT! THATS WHAT WE ALL NEED!
~ SID"50
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan,
ancaman boikot pariwisata yang dilontarkan
Pemerintah Australia hingga saat ini masih belum
terbukti. Pasalnya, jumlah kunjungan wisatawan
asal Australia tetap besar.
"Secara statistik tidak turun. Dari Australia
sudah menembus angka 1 juta jiwa, dan tahun
ini kami harapkan sudah 1,2 juta jiwa. Sekarang
sudah 10 persen dari total 9 juta (wisatawan
mancanegara)," kata Arief.
Menurut Arief, basis pariwisata adalah antara
individu dan individu, bukan antara pemerintah
dan pemerintah. "Jadi kalau orangtuanya
berantem, anaknya masih main bersama,"
ungkap Arief.
Ke depan, dia berharap agar hubungan sosial
dan budaya antara rakyat Indonesia dan
Australia akan terus terjaga.51
Menurut ekonom dari Institute for
Development of Economics and Finance (Indef),
Fadhil Hasan, kerugian itu timbul karena selama
ini Indonesia banyak mengimpor sapi dan
gandum. Sedangkan jumlah turis asal Australia
50 Merdeka.com, Senin, 16 Februari 2015 51 Kompas.com, Senin, 16 Februari 2015
84
yang ke Tanah Air adalah ketiga terbanyak
setelah Singapura dan Malaysia.
Kementerian Pariwisata mencatat, pada 2014,
ada 1,09 juta turis asal Australia. Biro Pusat
Statistik, pada 2013, mencatat rata-rata mereka
membelanja-kan US$ 1.473,86 per kunjungan.
L#'#$& "(O,3-#3"7& C$3-%#'"#& -"!#5& -,%'#'$& 1,3#%7*&
kata Fadhil kemarin.
Namun gangguan ini hanya jangka pendek
bagi Indonesia. Sedangkan bagi Australia,
dampaknya berpengaruh jangka panjang. Fadhil
mencontohkan, beberapa tahun terakhir, surplus
dinikmati Australia.
Kementerian Perdagangan mencatat, pada
2012, nilai perdagangan Indonesia-Australia
defisit US$ 392,23 juta. Defisit meningkat
menjadi US$ 667,68 juta pada 2013, dan pada
Januari-November 2014 sebesar US$ 511,32
juta.
Saat Australia menyetop ekspor sapi ke
Indonesia pada 2011, mereka pula yang
0,01$5#(9#;& C$3-%#'"#& ',1"2& 1$-$2& N(!6(,3"#&
daripada seba'"5(9#7*&-$-$%&R#!2"';52
52 Tempo.co, Selasa, 17 Februari 2015
85
Bertobat, Memasak dan Melukis
Kejaksaan Agung memastikan Andrew Chan
dan Myuran Sukumaran termasuk dalam
gelombang kedua eksekusi mati. Alasannya,
grasi kedua terpidana kasus penyelundupan
heroin pada 2005 itu di-tolak Presiden Joko
Widodo pada Desember 2014 dan Januari 2015.53
Sejak penolakan grasi itu, pihak keluarga dan
pengacara duo 'Bali Nine' sangat gigih meminta
belas kasihan pemerintah RI. Selain melalui lobi-
lobi politik antar diplomat RI-Australia, Chan dan
Sukumaran bersama keluarga dan simpatisan
masing-masing mengupayakan berbagai cara
baik jalur resmi maupun kampanye publik, untuk
menunda atau bahkan membatalkan eksekusi
kedua otak di balik 'Bali Nine' tersebut.
Orangtua dua terpidana mati kasus "Bali Nine"
memohon kepada Presiden Joko Widodo untuk
memberikan pengampunan terhadap Myuran
Sukumaran dan Andrew Chan. Keluarga mereka
meminta Jokowi mempertimbangkan perubahan
positif kedua warga Australia tersebut selama
menjalani masa tahanan di Lembaga
Pemasyarakatan Kerobokan, Denpasar, Bali.
53 8,0/6;:67&J$0?#-7 13 Februari 2015
86
Hal itu disampaikan oleh ibu kedua napi, Raji
Sukumaran dan Helen Chan, dalam pernyataan
tertulis yang diterima Kompas.com, Senin
(9/2/2015). Surat yang ditulis dalam bahasa
Inggris dan diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia itu menyatakan bahwa kedua
narapidana kasus narkotika tersebut telah
bertobat.
"Akhir-akhir ini Myuran dan Andrew tidak
banyak memikirkan kebutuhan-kebutuhan
mereka sendiri. Mereka lebih fokus membuat
kehidupan yang lebih baik bagi orang lain.
Mereka sudah membantu sedemikan banyak
narapidana lain dalam beberapa tahun terakhir,"
demikian pernyataan Raji dan Helen.
Keduanya menyebutkan, bersama dengan
petugas lapas dan pemerintah setempat, Myuran
dan Andrew menggalang kegiatan yang
bermanfaat di lapas tersebut. Kedua napi itu
membantu napi-napi lain yang ingin memperoleh
kualifikasi dan keterampilan kerja yang lebih baik
saat mereka dilepas ke masyarakat. Mereka
yakin bahwa Myuran dan Andrew telah menjalani
rehabilitasi secara sungguh-sungguh hingga
keduanya mampu membuat banyak program
bagi orang lain untuk memperbaiki diri.
Raji dan Helen menyatakan bahwa Myuran dan
Andrew telah membantu napi-napi lain
87
memperoleh keterampilan komputer,
menggambar, melukis, film, fotografi, desain
grafis, cetak sablon, musik, tari, gamelan,
menjahit, hingga rehabilitasi obat-obatan.
Keduanya memohon kepada Jokowi untuk
mempertimbangkan perubahan sikap Myuran dan
Andrew serta peran mereka dalam membawa
kebaikan di sekitar mereka. Mereka juga
meminta agar Jokowi memberi kelonggaran
kepada kedua napi tersebut untuk menunjukkan
bahwa mereka kini telah berubah.
"Saya memohon bila Anda (Jokowi) rasa hal ini
belum cukup, mohon beri mereka lebih banyak
lagi waktu untuk melanjutkan kerja baik mereka
untuk banyak narapidana lain," kata keduanya.
Setidaknya ada enam kata "memohon" dalam
pernyataan itu. Di bagian akhir pernyataan
tersebut, orangtua Myuran dan Andrew
memohon pengampunan atas anak-anak mereka.
"Kami mohon pengampunan atas anak-anak
kami. Kami mohon Anda menyelamatkan anak-
anak kami. Kami mohon kepada Anda agar
mereka tidak kehilangan jiwa mereka," kata
mereka.54
54 Kompas.com Senin, 9 Februari 2015
88
Selain mendapat dukungan dari keluarga,
Myuran dan Andrew juga mendapat dukungan
dari sesama narapidana. Dukungan itu berupa
sepucuk surat yang ditujukan kepada Presiden
Joko Widodo.
Seorang napi bernama Martin Jamanuna
menuliskan surat terbuka yang ditujukan kepada
Presiden Joko Widodo untuk bisa menggantikan
Andrew di-eksekusi jika diizinkan.
"Saya sudah empat tahun bersama Andrew
Chan, dia orang baik hati, peduli, dan rajin
menolong orang lain. Dia tidak lagi main
narkoba, setiap hari di gereja (dalam lapas),
mengajar kebaikan kepada teman-teman," bunyi
surat yang ditulis tangan oleh Martin Jamanuna,
Minggu (8/2/2015).
"Mohon Bapak Presiden mempertimbangkan
untuk memberikan pengampunan. Saya mohon
dengan sangat permohonan saya ini
dipertimbangkan," tulisnya.
Dalam surat itu Martin menyatakan siap mati
menggantikan Andrew. Pernyataan itu
disampaikannya dalam catatan pada surat
tersebut. "Saya siap menggantikan Andrew untuk
dieksekusi jika diizinkan," ujarnya.
Surat yang ditulis dengan tinta biru itu disertai
materai Rp 6.000 dan dibubuhi tanda tangan
89
penulis. Surat itu juga disebarkan ke media
massa.
Selain Martin, rekan-rekan sesama napi di
Kerobokan juga menyatakan hal serupa. Mereka
antara lain Framcois Jacques Giuily, Suyoto
Iskan, Steve Mehang, Rizki Pratama, Yongky
Gunawan, Sonny Robert Anderson, dan Rico
Richardo.55
Sikap dukungan Martin Jamanuna yang
bersedia "bertukar tempat" dengan Andrew Chan
untuk menjalani eksekusi mati, disusul oleh
narapidana lainnya yang juga menulis surat
serupa kepada Presiden Joko Widodo.
Surat dalam secarik kertas bergaris itu
ditandatangani oleh narapidana bernama Yongky
Gunawan. Dalam surat tersebut, Yongky
mengungkapkan keyakinannya untuk mendukung
Andrew Chan agar terbebas dari hukuman mati.
Yongky berharap agar Andrew diberi
5,%"()#(#(;& 86'6()& I#5& I%,3"!,(7& C(!%,K&S2#(&
dikasih keringanan. Saya di Lapas Kerobokan
sedang sakit stroke, tapi Pak Jokowi, saya berdoa
kepada Tuhan Yesus, apabila Andrew Chan tidak
dihukum mati, saya (Yongky Gunawan) rela atau
"52'#3&$(-$5& -"!#5&3,01$2&!#%"& 3#5"-&3#9#7*& -$'"3&
55 Senin, 9 Februari 2015
90
dia dalam surat yang diperoleh Kompas.com,
Selasa (10/2/2015).
86'6()& I#5& J656K"7& 5"%#(9#& !#0#"& 3,@#2-,%#&
selalu menyertai Bangsa dan Negara Indonesia.
Tuhan Yesus selalu memberkati Pak Jokowi,
keluarga serta Negara Indonesia. Saya menulis
!#'#0&5,#!##(&3,2#-&K#'?#Q"#-7*&-#01#2(9#;56
Selain surat dari keluarga dan sesama
narapidana, tim kuasa hukum dua terpidana mati
"Bali Nine", Andrew Chan dan Myuran
Sukumaran, juga mengirimkan surat ke Komisi
Yudisial (KY), untuk melaporkan dugaan
pelanggaran hukum yang dilakukan hakim yang
mengadili dua warga Australia tersebut. Hal itu
dikatakan kuasa hukum Andrew dan Myuran,
Todung Mulya Lubis, dalam konferensi pers di
SCBD, Jakarta Selatan, Senin (16/2/2015).
"Kami sudah mengirim surat ke KY,
melaporkan pernyataan seorang kuasa hukum,
soal adanya permintaan sejumlah uang oleh
hakim, untuk keringanan hukuman bagi Andrew
dan Myuran," ujar Todung.
Todung menyebutkan, salah satu kuasa
hukum, Muhammad Rifan, mengatakan, ada
dugaan permintaan uang tersebut oleh hakim
yang menangani kasus "Bali Nine". Meski
56 Kompas,com Selasa, 10 Februari 2015
91
demikian, Todung mengatakan, ia belum bisa
membuktikan kebenaran dugaan tersebut. Akan
tetapi, dengan informasi tersebut, tim kuasa
hukum menduga ada yang salah dengan proses
peradilan saat itu.
"Kami tidak tahu itu benar atau tidak, tetapi
kami terganggu. Kami minta KY untuk melakukan
investigasi. Pengadilan tidak boleh cacat, apalagi
yang menyangkut hukuman mati," kata Todung.
Menurut dia, tim kuasa hukum berharap KY
dapat menindaklanjuti laporan itu dengan
membentuk tim investtigasi.57
Selain itu, meski pengajuan peninjauan
kembali (PK) pertama dan PK kedua ditolak dan
berkasnya tidak dikirim oleh Pengadilan Negeri
Denpasar ke Mahkamah Agung, dua terpidana
mati kelompok "Bali Nine", Andrew Chan (33)
dan Myuran Sukumaran (31), itu terus berupaya
agar terhindar dari eksekusi hukuman mati.
Untuk kesekian kalinya mereka menulis surat
terbuka kepada Pemerintah Indonesia. Dalam
surat yang ditulis tangan dan ditandatangani
berdua, mereka memohon agar Pemerintah
Indonesia membatalkan hukuman mati. Dia
berharap tetap mendapatkan kesempatan hidup
57 Kompas.com Senin, 16 Februari 2015
92
dan melayani masyarakat Indonesia dan
menjalani rehabilitasi.
"Kami memohon moratorium supaya kami
masih memiliki kesempatan untuk melayani
masyarakat Indonesia dan bermanfaat bagi
proses rehabilitasi di penjara. Kami percaya pada
sistem hukum Indonesia yang membawa
keadilan dan kemanusiaan," demikian
terjemahan surat yang aslinya ditulis dalam
bahasa Inggris.58
Namun Jaksa Agung HM Prasetyo menilai,
upaya menggugat keputusan Presiden Joko
Widodo ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
sia-sia. Menurut Prasetyo, grasi merupakan hak
prerogatif Presiden dan tidak dapat digugat ke
PTUN.
"Grasi adalah hak prerogatif yang tidak bisa
dihalangi. Namanya hak prerogatif, hak yang
melekat pada Presiden, jadi rasanya PTUN pun
tidak bisa begitu," kata Prasetyo.
Prasetyo menekankan, pernyataannya tak
bermaksud mendahului putusan pengadilan.
Akan tetapi, kata Prasetyo, melihat pernyataan
yang pernah dilontarkan Presiden, grasi tak akan
diberikan untuk terpidana kasus narkoba.
58 Kompas.com Jumat, 6 Februari 2015
93
"Grasi itu proses hukum istimewa. Saya tak
bisa menyatakan bisa atau tidak, ya tapi hak
prerogatif. Presiden sudah katakan tak
dikabulkan," ujarnya.59
Senada dengan Jaksa Agung, Kepala Pusat
Penerangan dan Hukum Kejaksaan Agung, Tony
Spontana mengatakan bahwa pelaksaanan
eksekusi mati gelombang kedua tak bisa ditunda
maupun dibatalkan meski ada gugatan ke
Pengadilan Tata Usaha Negara maupun laporan
ke Komisi Yudisial.
"Proses hukumnya kan sudah selesai ya. Hak
hukum juga sudah diberikan dan grasi telah
diputuskan. Jadi apa lagi yang ditunggu?" ujar
Tony di Kejaksaan Agung, Senin, 16 Februari
2015.60
Tony Spontana juga mengatakan persiapan
eksekusi hukuman mati gelombang kedua ini
sudah hampir rampung. 4#(#& !#%"& C())#%#(&
I,(!#/#-#(& !#(& D,'#(@#& H,)#%#& 3$!#2& 3"#/7*&
kata Tony di kantornya, 16 Februari 2015.
Tony melanjutkan, langkah yang belum
dilakukan Kejaksaan adalah memberi tahu
kedutaan besar negara yang warganya akan
dieksekusi. Isi notifikasi meliputi nama terpidana,
59 Kompas.com Selasa, 10 Februari 2015 60 Tempo.co, Selasa, 17 Februari 2015
94
'65#3"7& !#(& -#())#'& ,53,5$3";& H6-"Q"5#3"& 1,'$0&
kami kiri07*& $@#%& 86(9;& 8,%/"!#(#& 9#()& #5#(&
dieksekusi adalah warga negara Prancis,
Australia, Brasil, Ghana, Filipina, Indonesia, dan
Nigeria.
Menurut Tony, biaya eksekusi tiap narapidana
di-anggarkan Rp 200 juta. Jadi total dari APBN
sebesar Rp 2 miliar untuk sepuluh terpidana
mati. Lokasi untuk eksekusi pun telah siap. Tony
memastikan pelaksanaan hukuman akan
dilakukan di Nusakambangan, Cilacap, Jawa
Tengah. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan
pengamanannya mudah dan steril.
Anggaran Rp 200 juta itu untuk membiayai
seluruh persiapan menjelang eksekusi, saat
eksekusi, dan setelah eksekusi. Untuk rapat
koordinasi misalnya, Rp 1 juta x 3 rapat = Rp 3
juta. Pengamanan: Rp 1 juta x 30 orang = Rp 30
juta. Biaya konsumsi: Rp 27 ribu x 4 hari x 40
orang x 2 kali makan = Rp 8,64 juta. Biaya
transportasi eksekutor: Rp 504.500 x 40 orang x
2 pergi-pulang = Rp 40,36 juta. Dan masih
banyak biaya yang lain.
Hanya, biaya regu tembak yang
beranggotakan sepuluh orang cuma Rp 10 juta.
Artinya satu orang mendapat Rp 1 juta.61
61 Tempo.co, Selasa, 17 Februari 2015.
95
Sementara itu, dikabarkan bahwa, dua
-,%/"!#(#& 0#-"& 5,'60/65& D#'"& H"(,*7& C(!%,K&
Chan dan Myuran Sukumaran, masih menjalani
aktivitas seperti biasa jelang eksekusi mati.
Kalapas Kerobokan, Sudjonggo, mengatakan
bahwa Myuran, masih aktif dengan kegiatan
melukis, sedangkan Andrew aktif dalam
pelayanan kebaktian dan kegiatan memasak.
L,!$#(9#& 1#"5-baik saja. Masih melakukan
kegiatan, Myuran melukis dan Chan memasak.
G#%"& "("& @$)#& 3$!#2& !"1,3$5& 6',2& 5,'$#%)#(9#7*&
kata Sudjonggo di Lapas Kerobokan, Badung,
Bali.
Sudjonggo juga menyampaikan bahwa
keduanya dalam kondisi fisik dan psikologis yang
baik.62
Andrew Chan sendiri menyatakan sudah siap
menjalani hukuman mati, seperti yang
disampaikan Pendeta Paulus Wiratno yang
mendampingi Chan belakangan ini.
"Saya tak takut mati karena saya tahu setelah
mati saya ke mana, yakin akan masuk surga,"
kata Paulus Wiratno, menirukan perkataan
Andew Chan, saat pendampingan rohani di
Kerobokan, Bali.
62 Kompas.com Selasa, 27 Januari 2015
96
Pendeta Gereja Kristen Protestan di Bali ini
juga menyampaikan bahwa Andrew Chan sudah
sering membaca kitab suci. Dia sudah bisa
menguasai diri dan menyadari bagaimana
pentingnya menghargai hidup.
"Dia sudah banyak berdoa. Sudah bisa
menguasai dirinya. Di situlah dia mulai
menghargai betapa pentingnya hidup ini,"
tambah pendeta itu.63
Sebelum sampai di hadapan regu tembak,
Chan sendiri sudah menulis pengakuan bersalah.
Pengakuan bersalah setebal enam lembar itu
ditulis sendiri oleh Andrew Chan.
Dalam surat untuk dirinya itu, Chan meratapi
nasibnya sendiri dan mengajak orang untuk tidak
mengikuti jejak hidupnya.
"Dear Me. Ketika menginjak dewasa kamu
akan mendekam di penjara Bali dan dieksekusi
mati. Hal ini terjadi karena kamu berpikir
mengkonsumsi narkoba adalah sesuatu yang
keren. Keluarga dan teman-teman mu patah hati
dan hidupmu akan berakhir di tangan regu
tembak," tulisnya. "Nama saya adalah Andrew
Chan."
Dalam suratnya Chan meminta agar anak-
anak dan remaja tidak mengikuti jejak hidupnya.
63 Kompas.com Selasa, 27 Januari 2015
97
"Saya berusia 29 tahun dan sejujurnya, saya
mungkin tidak akan bisa merayakan ulang tahun
ke-30," tulisnya. "Hidup saya adalah semata-
mata penghamburan. Ini tidak harus terjadi pada
kalian."
"Saya merindukan pernikahan, pemakaman
atau kehadiran keluarga. Rasa sakit yang saya
buat untuk diri sendiri dan keluarga sangat
menyiksa. Saya tidak memiliki apapun kecuali
jeruji besi untuk dipeluk, bukan sambutan hangat
mereka yang saya cintai dan saya rindukan."
"Kemungkinan besar saya tidak akan punya
kesempatan untuk melihat kelahiran anak
pertama saya, terlebih memiliki anak."
Pengakuan Chan itu dituliskan untuk
organisasi HAM, Dear Me. Surat itu akan
digunakan sebagai ba-han dasar pembuatan film
dokumenter, "Dear Me: The Dangers of Drugs,"
yang mengisahkan kiprah Bali Nine hingga
mendarat di penjara Kerobokan, Bali.
Direktur lembaga asal Australia itu, Malina
Rutter mengatakan Chan adalah sosok yang
berbeda dibandingkan remaja berusia 19 tahun
yang ditangkap sepuluh tahun silam. "Ia
menyadari kesalahannya dan berupaya keras
untuk mengubah hidupnya."64
64 Deutsche Welle-DW, Minggu 1 Maret 2015.
99
Akhirnya Pakai Jurus Mabok
Kegagalan demi kegagalan yang dialami untuk
mendesak Indonesia agar tidak mengeksekusi
kedua warganya membuat Pemerintah Australia
mulai frustasi.
*I#!#& 3,-"#/& 5,3,0/#-#(7& /,0,%"(-#2&
Indonesia tel#2&0,(6'#5&%,/%,3,(-#3"&5#0"7*&5#-#&
Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop. Ia
pun mengaku telah menulis surat kepada Menlu
Indonesia, Retno Marsudi, Desember 2014 lalu.
Tapi, lagi-lagi permohonan Bishop ditolak.
Bishop mengakui bahwa Australia sudah 50
kali melobi pemerintah Indonesia, tapi semuanya
tak mempan. Menurutnya, lobi 50 kali itu
dilakukan sejak dua warga Australia, Andrew
Chan dan Myuran Sukumaran (anggota sindikat
Bali Nine) dijatuhi hukuman mati pada tahun
2006.65
Kegagalan-kegagalan itu membuat Pemerintah
Australia mendesak Indonesia membalas budi
karena pernah diberi bantuan miliaran dolar usai
bencana tsunami 2004. J#()#(& '$/#& 1#2K#&
beberapa tahun yang lalu ketika Indonesia
dilanda tsunami Samudera Hindia, Australia
mengirim bantuan mil"#%#(&!6'#%7*&5#-#(9#&'#)";
65 Sindonews.com, Senin, 19 Januari 2015.
100
*L#0"& 0,()"%"0& 56(-"(),(& 1,3#%& #()5#-#(&
bersenjata kami untuk membantu di Indonesia
dengan bantuan kemanusiaan dan Australia
kehilangan nyawa warganya dalam kampanye itu
$(-$5& 0,01#(-$& N(!6(,3"#7*& "01$2& C116--&
mengingatkan Indonesia.
E#9#& #5#(& 0,()#-#5#(& 5,/#!#& 6%#()-orang
Indonesia dan pemerintah Indonesia, kita di
Australia yang selalu ada untuk membantu Anda
dan kami berharap bahwa Anda mungkin
0,01#'#3& !,()#(& :#%#& "("7& /#!#& 3##-& "("7*&
pintanya, seperti dilansir Sydney Morning
Herald.66
Pernyataan PM Tony Abbot yang mengaitkan
bantuan Australia untuk korban tsunami
Indonesia dan rencana eksekusi dua terpidana
mati kontra produktif dan arogan, menurut dua
pengamat.
Greg Fealy pengamat politik dari Australia
National University di Canberra mengatakan
pernyataan Abbott yang mengungkit bantuan
negara itu saat Indonesia dilanda tsunami,
"kurang arif" dan "kontra produktif".
"Saya rasa ini adalah perkembangan yang
kontra produktif untuk Abbott dan pemerintah
66 Sindonews.com Rabu, 18 Februari 2015
101
Australia bila igin menyelamatkan kedua orang
itu," kata Fealy kepada BBC Indonesia.
Media di Australia sendiri, menurut Fealy,
hanya melaporkan dengan komentar sejumlah
pengamat yang menyatakan pernyataan itu
memprihatinkan karena akan menimbulkan
reaksi keras dari Indonesia.
Sementara itu mantan kolumnis The Sydney
Morning Herald, Mike Carlton, melalui akun
Twitternya menyebut pernyataan Abbott itu
"arogan".
Carlton melalui @MikeCarlton01, menulis,"
Abbott mengingatkan Indonesia tentang bantuan
kita sebesar $1 miliar untuk tsunami adalah hal
yang tidak peka dan arogan, dan pasti akan
gagal."
Pesan Twitter Carlton ini mengundang
sejumlah tanggapan termasuk dari @betterant
antara lain menulis, "Kami setuju dengan Anda.
Itu tidak akan terjadi," dan juga dari Richard
P?H,"'l yang mengatakan, "Ini adalah politik
masa kanak-kanak, dan menunjukkan ia tidak
mengetahui atau memahami rakyat dan budaya
Indonesia. Sedih."67
Pernyataan Perdana Menteri Australia, Tonny
Abbott, itu juga membuat masyarakat Aceh
67 Suara Pembaruan Rabu, 18 Februari 2015
102
tersinggung dan mendesak Perdana Menteri
Australia Tonny Abbott meminta maaf kepada
rakyat Indonesia terutama korban tsunami Aceh
2004.
"PM Australia harus meminta maaf kepada
korban tsunami Aceh. Persoalan menggantikan
bantuan mereka akan terus kami upayakan
dengan menggalang dana dan lelang batu giok
Aceh," kata Rahmad Ojer, seorang korban
tsunami, di Meulaboh.
Hal tersebut disampaikan di sela-sela
melakukan aksi pengalangan koin bersama
masyarakat di Simpang Kisaran Meulaboh. Aksi
tersebut sebagai bentuk sikap kekecewaan
masyarakat Aceh korban tsunami terhadap
bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca
tsunami 2004 yang diungkit-ungkit.
Korban tsunami di Aceh Barat mengungkapkan
rasa penyesalan telah menerima bantuan saat
itu, kata Rahmad. Bantuan negara kanguru
tersebut sebagian besar adalah pakaian bekas,
sarana pendidikan anak sekolah seperti buku dan
alat tulis dan tenda.
Tidak ada bantuan berupa sarana infrastruktur
ataupun bangunan pemberian negara Australia
itu, sehingga masyarakat Aceh sangat merasa
menyesal telah menerima bantuan yang tidak
berbekas itu.
103
"Kalau ada bangunan bantuan mereka hari ini
kami bongkar dan kami pulangkan.
Persoalannya, bantuan mereka sudah tidak ada
yang terlihat, seperti tangki air, pompa air di
tempat pengungsian. Mana ada lagi semua itu
sekarang," tegasnya.
Masyarakat korban tsunami mendukung
sepenuhnya eksekusi terpidana mati WNA
Australia, karena akibat narkoba merambah
genari Aceh harus segera disikapi dan ditindak
tegas gembong narkoba.
Rahmad menyampaikan, setelah koin galang
dana terkumpul akan dibawa langsung ke Duta
Besar Australia di Jakarta. Bila koin tersebut
tidak diterima Duta Besar Australia, maka akan
dikirim langsung ke negara kanguru.
Sementara itu, Koordinator Gerakan Pejuang
Rumah Tsunami (GPRS) Aceh Barat Edi Candra
mengatakan, masyarakat korban tsunami Aceh
Barat sudah menyediakan dua lubang kubur
untuk dua terpidana mati WNA Australia, Myuran
Sukumaran dan Andrew Chan.
Kuburan yang sudah digali oleh belasan warga
di Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan
Pahlawan, sengaja untuk mengobati rasa sakit
hati masyarakat yang pernah kehilangan
keluarga dihantam gelombang tsunami 2004.
104
"Selain itu, kami juga melakukan lelang batu
giok. Nanti kalau dana lelangnya sudah
terkumpul akan kami berikan langsung kepada
Dubes Australia di Jakarta," katanya
menambahkan.68
Menanggapi aksi pengumpulan koin di
Indonesia, maka sejumlah warga Australia ikut
berkicau di akun Twitter mereka. "Rasisme
terang-terangan dari orang Indonesia yang
berpikiran sempit yang melemparkan kemurahan
hatinya di wajah kita karena mereka berpikir
Abbot berbicara untuk kita #CoinForAustralia,"
tulis Alexis Alison (@Lexis_Alison) dari Gold
Coast, Australia.
"Kalian butuh lebih dari sekadar koin kalian
yang beharga itu untuk membayar kami kembali.
Jangan lupa bunganya 400 juta dolar
#CoinForAustralia," tulis Peter Johnson
(@cree999) dari Sydney.
"Satu-satunya alasan mereka mendapatkan
huku-man mati adalah mereka tidak sanggup
membayar suap. Judicial corruption itu yang
terbaik," tulis Steve (@captscorch) dari New
Castle.
Akun bernama Hermes (@Hermeswitch)
menganggap apa yang dipikirkan orang-orang
68 RepbulikaOnline.com-ROL, Senin, 23 Februari 2015.
105
Indonesia tentang Abbot sama dengan yang
dipikirkannya. Dia menuliskan dalam status
terbarunya. "Asal tahu saja Indonesia, kami pikir
dia (Abbot) gila juga. Maaf, kalian harus
bertahan dengan komentar-komentar kasarnya
#CoinForAustralia," tulis Hermes.
Jo Soucek (@Jo_Soucek) menyatakan sebagai
warga Australia dia juga merasa malu
mendengar sindiran pimpinan negaranya atas
bantuan yang diberikan Australia untuk tsunami
Aceh. Soucek yang merupakan simpatisan
Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dalam
gerakan #IStandForMercy meminta maaf kepada
rakyat Indonesia yang tersinggung.
"Abbot tidak berbicara atas nama saya jika dia
menyindir bantuan itu. Dengan penuh rasa
hormat, kami mohonkan ampun untuk #Bali9
#CoinForAustralia," tulis wanita yang juga
seorang advokat ini.69
Manuver politik Tony Abbott dalam kasus
penyelamatan 'Bali Nine' rupanya juga tidak
disukai oleh anak buahnya di Partai Konservatif.
Surat kabar Daily Mail, melaporkan seorang
petinggi partai mengatakan kata-kata Abbott
merusak upaya Menteri Luar Negeri Australia
69 Republika Online.com T ROL, Minggu, 22 Februari 2015
106
Julie Isabel Bishop menyelamatkan duo Bali Nine
lewat jalur diplomasi. "Semua upaya yang sudah
menunjukkan arah positif jadi sia-sia," tutur
sumber tersebut.70
Pernyataan Perdana Menteri Australia Tony
Abbott yang mengaitkan hukuman mati atas
warganya dengan bantuan tsunami ke Indonesia
menunjukkan bagaimana cara pandang
pemimpin Australia itu. Cara pandang "menagih
balas jasa" seperti itu bukan hanya tidak etis,
tapi juga melanggar prinsip dasar pemberian
bantuan kemanusiaan. Selayaknya Abbott
mencabut pernyataannya dan meminta maaf.
Abbott lupa, ada kode etik internasional bahwa
semua bantuan kemanusiaan tak boleh dikaitkan
dengan kepentingan suatu negara. Apalagi
menempatkan bantuan itu sebagai utang yang
harus dibayar. Principles of Conduct for the
International Red Cross and Red Crescent
Movement and NGOs in Disaster Response
Programmes menyebutkan, bantuan mesti
diberikan tanpa perhitungan untung-rugi.
Bantuan juga tak boleh diberikan untuk
kepentingan politik atau agama.
Abbott bisa saja "mengoreksi" pernyataannya
setelah kecaman bermunculan bahwa dia
70 Merdeka.com, Sabtu, 21 Februari 2015
107
semata-mata mengingatkan eratnya hubungan
Indonesia-Australia, tidak bermaksud menagih
jasa. Namun ini tak mengubah posisi bahwa dia
mengaitkan bantuan kemanusiaan itu dengan
permintaannya agar eksekusi hukuman mati
dibatalkan.
Diplomasi gaya Australia seperti ini
sesungguhnya tidak menggambarkan niat baik
untuk menjalin hubungan yang tulus dan
bersahabat. Tentu Indonesia paham,
pelaksanaan hukuman mati merupakan hal yang
kontroversial. Masih kuat perdebatan tentang
efektif-tidaknya hukuman mati untuk mengatasi
kejahatan. Namun, faktanya, hukum positif di
Indonesia masih memberlakukan hukuman mati.
Bahkan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
sampai saat ini belum berhasil disepakati apakah
hukuman mati harus dilarang atau tidak.
Bahwa dunia internasional mengecam
pemberlakuan hukuman mati, termasuk
Sekretaris Jenderal PBB, kita menempatkan hal
itu sebagai bagian dari perdebatan layak-
tidaknya pemberlakuan hukuman berat tersebut.
Hanya, yang juga mesti dipahami, mereka yang
akan dihukum mati adalah pelaku yang sudah
terbukti melakukan kejahatan berat:
mengedarkan narkotik. Tak perlu diperdebatkan
lagi betapa merusaknya zat terlarang ini. Korban
108
narkotik bukan hanya si pemakai. Zat ini juga
menghancurkan keluarga korban, bahkan
menggerus sendi-sendi ekonomi, budaya, dan
politik sebuah negara. Aspek inilah yang
semestinya dipahami Australia, tulis Opini
Tempo.71
Selain itu, Guru Besar Hukum Internasional
Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, juga
menyesalkan pernyataan Tony Abbott yang
mengungkit bantuan Australia kepada Indonesia
pasca tsunami Aceh, untuk pembatalan
pelaksanaan hukuman mati atas dua warganya
dalam waktu dekat.
"Pernyataan Tony Abbott itu patut disesalkan,"
kata Hikmahanto melalui keterangan tertulis di
Jakarta, seperti dilansir Antara, Kamis (19/2).
Menurut dia, Tony Abbott memberi persepsi
salah terhadap bantuan yang diberikan oleh
Australia kala itu. Atas pernyataan Abbott itu,
Australia seolah tidak tulus dan tak ikhlas dalam
menyampaikan bantuan.
"Bantuan diberikan seolah untuk menciptakan
ketergantungan Indonesia terhadap Australia.
Ketika ada kepentingan Australia,
ketergantungan itu yang digunakan," katanya
menyesalkan.
71 Tempo.co Sabtu, 21 Februari 2015
109
Hal itu dinilai akan menguatkan opini dari
publik Indonesia bahwa bantuan dari luar negeri
sudah dapat dipastikan terselip kepentingan,
atau dengan kata lain 'tidak ada makan siang
yang gratis (there is no free lunch)'.
Selain itu, Tony Abbott juga belum menjabat
Perdana Menteri atau pengambil kebijakan ketika
Australia memberi bantuan ke Indonesia pasca
tsunami. Kemungkinan saat itu pemberian
bantuan ke Indonesia dilakukan secara tulus.
"Namun sekarang telah disalah-manfaatkan
oleh Abbott, seolah bantuan tersebut dapat
ditukar dengan pembatalan pelaksanaan
hukuman mati," tegas Hik-mahanto.
Hikmahanto juga menyesalkan pernyataannya
Abbott yang menyatakan bahwa, ketika Australia
memberi bantuan pasca tsunami, ada warga
Australia yang meninggal dunia. Sehingga seolah
ingin adanya 'barter nyawa'.
"Tidak seharusnya nyawa warga Australia yang
memberi bantuan di Aceh dibarter dengan nyawa
dua warga Australia yang akan menjalani
hukuman mati karena melakukan kejahatan yang
serius di Indonesia," ujarnya.
Meskipun demikian, menurut Hikmahanto,
Indonesia harus bersikap memahami mengapa
Tony Abbott mengeluarkan pernyataan
kontroversial tersebut. Hal itu tidak lepas dari
110
upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah
Australia, di menit-menit terakhir menjelang
pelaksanaan hukuman mati dua warganya. Apa
boleh buat, "Jurus Dewa Mabuk pun dilakukan,"
kata Hikmahanto.
Di samping itu, Hikmahanto menilai, konstelasi
perpolitikan internal mengharuskan Abbott untuk
memiliki keunggulan untuk berbuat agar dia
dapat mempertahankan kursi perdana
menterinya.
"Isu pelaksanaan hukuman mati di Indonesia
telah dijadikan komoditas politik oleh para politisi
Australia," nilai dia.72
Selain mengungkit bantuan yang pernah
diberikan dalam bencana tsunami Aceh, Australia
mengancam akan mengambil respon diplomatik
yang cukup keras jika eksekusi ini tetap
berlanjut.
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott
mengatakan, eksekusi ini mungkin saja bisa
membuat hubungan Indonesia dan Australia
kembali keruh. Dirinya juga mengatakan, warga
Australia sudah muak dengan eksekusi mati yang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
"Jika eksekusi tersebut jadi dilaksanakan, dan
saya berharap hal itu tidak dilaksanakan, kita
72 Merdeka.com, Kamis, 19 Februari 2015
111
pasti akan menemukan cara untuk menunjukan
rasa tidak senang kita," ucap Abbott saat
melakukan wawancara dengan media setempat.
Abott juga memberikan kritik terhadap
pemerintah Indonesia, yang sangat gigih
meminta negara lain untuk membebaskan
warganya dari hukuman mati. Sementara itu, di
sisi lain Indonesia enggan memberikan
keringanan kepada warga asing yang hendak
dieksekusi mati.
"Mereka (Indoensia) tentu percaya bahwa
hukuman mati tidak harus dijatuhkan untuk
warga negaranya di luar negeri," kata Abbott.
"Apa yang kita minta, sama dengan apa yang
Indonesia minta kepada negara lain, ketika
warganya hendak dieksekusi mati," imbuhnya.73
Terkait ancaman itu, Pemerintah Indonesia
tidak ingin hukuman mati menganggu hubungan
diplomatik antara Indonesia dan Australia.
Hukuman mati adalah murni penegakan hukum
dan Indonesia tetap melihat Australia sebagai
negara sahabat.
"Indonesia tidak ingin membawa masalah ini
ke arah hubungan diplomatik, karena yang
dipertaruhkan Australia adalah kepentingan
ekonominya. Justru mungkin yang lebih rugi
73 Sindonews.com Minggu, 15 Februari 2015
112
adalah Australia dibandingkan kita," kata Juru
Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha
Nasir, dihubungi Suara Pembaruan.
Tata mengatakan, Australia memiliki banyak
kepentingan ekonomi dengan Indonesia. Saat ini,
total impor Indonesia dari Australia mencapai
lebih dari US$ 5 miliar setiap tahun termasuk
impor gandum le-bih dari US$ 1 miliar dan
produk sapi dari Australia mencapai US$ 500
juta.
Selain itu, ada 17.000 mahasiswa Indonesia
yang menempuh pendidikan di Australia.
Menurutnya, Australia justru akan mengalami
dampak lebih besar jika hubungan diplomatik
dengan Indonesia terganggu. Indonesia ke depan
akan memiliki pasar lebih besar karena adanya
ASEAN Community dari 250 juta orang menjadi
600 juta.
"Ini harus dipertimbangkan secara matang.
Bila benar PM Abbott (Perdana Menteri Australia
Tony Abbott) mengancam hubungan bilateral,
maka kerugian bukan hanya Indonesia saja tapi
kedua belah pihak," kata Tata.
Tata mengungkapkan Indonesia tidak pernah
menyatakan hukuman mati terkait bilateral.
113
Indonesia justru menjelaskan bahwa hukuman
mati merupakan supremasi hukum nasional.74
L,-"5#& @$%$3& 0#165*& $()5"--ungkit bantuan
tidak membuahkan hasil, kini Menteri Luar Negeri
Australia, Julie Bishop, mengupayakan
penyelamatan dua warganya dengan
memberikan penawaran pertukaran tahanan.
"Apa yang kita ingin lakukan adalah memiliki
kesempatan untuk berbicara tentang pilihan yang
mungkin tersedia pada ranah pertukaran
tahanan," kata Bishop di Canberra yang dikutip
smh.com.au.
Bishop mengaku telah mengungkapkan hal ini
kepada Menlu RI Retno Marsudi pada Selasa
malam, 3 Maret 2015 melalui sambungan
telepon. Namun begitu, dia enggan
mengungkapkannya secara rinci.
"Benar-benar tidak ada rincian [dibahas] tapi
kami mencari kesempatan untuk menjelajahi
setiap pilihan yang mungkin tersedia, setiap jalan
yang mungkin tersedia untuk menyelamatkan
nyawa kedua orang ini," ujar dia.
Selanjutnya, kepada ABC, Bishop menyatakan
harapannya agar Indonesia dan Australia dapat
segera menandatangani nota kesepahaman
pertukaran tahanan ini.
74 Suara Pembaruan Selasa, 17 Februari 2015
114
"Saya tidak pergi ke setiap detail yang spesifik
tapi saya perhatikan ada tahanan Australia di
Jakarta dan ada tahanan Indonesia di Australia
dan bahwa kita harus menjelajahi beberapa
kesempatan, pertukara tahanan, apakah bisa
dilakukan menurut hukum Indonesia," beber dia.
Tiga warga negara Indonesia saat ini tengah
mendekam di penjara Australia terkait kasus
narkoba. Ketiganya adalah Kristito Mandagi,
Saud Siregar, dan Ismunandar. Mereka
kedapatan membawa 390 kilogram narkoba di
dekat Port Macquarie, Australia.
Barang haram itu jumlahnya 47 kali lebih
besar dari Chan dan Sukumaran. Ketiganya
ditangkap pada 1998 dalam sebuah operasi yang
melibatkan 76 federal, NSW, Bea Cukai,
helikopter Polair, dua kapal polisi, kapal fregat,
angkatan laut HMAS Bendigo, dan dua kapal Bea
Cukai.
Sementara Presiden RI Joko Widodo atau
Jokowi menyatakan tak ada ampunan bagi
pengedar narkoba. Eksekusi mati terhadap
mereka termasuk Sukumaran dan Chan, akan
tetap dilakukan dengan segera namun bukan
pada pekan ini.
"Saya pikir keputusan (untuk mengeksekusi
Chan dan Sukumaran) sudah diambil oleh
pengadilan," kata Presiden Jokowi dalam sebuah
115
wawancara dengan Al-Jazeera, Rabu 4 Maret
malam.
Ditanya bagaimana perasaannya tentang
hukuman mati sebagai pribadi, Jokowi
menegaskan keprihatinannya tentang 4,5 juta
rakyat Indonesia yang hidupnya dalam
kehancuran karena narkoba.75
Dalam wawancaranya dengan DW-Deutche
Indonesia, koordinator lembaga PBB untuk
kejahatan narkoba, UNODC (United Nations
Office on Drugs dan Crime) Troels Vester
menyatakan bahwa, diperkirakan ada sekitar 3,7
juta sampai 4,7 juta orang pengguna narkoba di
Indonesia. Ini data tahun 2011. Sekitar 1,2 juta
orang adalah pengguna crystalline
methamphetamine dan sekitar 950.000
pengguna ecstasy. Sebagai perbandingan, ada
2,8 juta pengguna cannabis dan sekitar 110.000
pecandu heroin. Sedangkan menurut perkiraan
otoritas Indonesia Badan Narkotika Nasional
(BNN), saat ini ada sekitar 5,6 juta pengguna
narkoba. Dulu, bahan yang paling banyak
dikonsumsi adalah cannabis. Pada paruh kedua
1990-an ada peningkatan tajam pengguna
heroin, terutama lewat jarum suntik. Ini
mengakibatkan peningkatan pesat penyebaran
75 Liputan6.com, 05 Mar 2015
116
HIV/AIDS di Indonesia. Tapi menjelang akhir
1990-an, yang paling banyak digunakan adalah
Amphetamine Type Stimulants (ATS).76
Tak heran jika, Presiden Jokowi berkomitmen
melawan narkoba dengan penerapan hukuman
mati. Sebab, kawasan Asia Tenggara memang
memiliki sejarah dan masalah panjang dengan
narkotika. Geng narkoba dan keuntungan besar
yang mereka raih, mengancam keamanan dan
perkembangan internal kawasan.
Dengan latar belakang inilah negara-negara
ASEAN berambisi menciptakan kawasan bebas
narkoba tahun 2015. Menurut data dari UNODC
(United Nations Office on Drugs and Crime),
hampir semua heroin yang diproduksi di Asia
Tenggara dikonsumsi di Asia Timur dan Pasifik.
Tahun 2011, kawasan ini mengkonsumsi 65
ton heroin murni dengan volume penjualan ritel
senilai lebih dari 16,3 miliar dolar AS atau setara
dengan Rp 207 triliun (1 dolar = Rp 12.700).
Perdagangan narkotika mungkin akan semakin
mudah saat Komunitas ASEAN (MEA)
memperkenalkan perdagangan di seluruh
kawasan. Hal ini sendiri bisa mendorong
penerapan hukuman mati yang lebih ketat.
76 DW-Indonesia, 13 Maret 2015
117
Bagi penegak hukum, perdagangan narkoba
terkadang memiliki sisi lain. Suap dari para
wisatawan yang tertangkap mengkonsumsi
narkoba menjadi bisnis yang besar.
Para polisi yang memperoleh gaji yang tidak
terlalu besar, suap dapat menjadi pemasukan
tambahan, yang bisa berlipat ganda dari gaji
perbulan yang mereka terima, demikian dikutip
laman The Interpreter.77
77 UCAN Indonesia, 23/02/2015
119
DAFTAR BACAAN
Sumber bacaan:
Andi Hamzah & Sumagelipu, Pidana Mati di
Indonesia di Masa Lalu, Kini dan di Masa
Depan, Ghalia Indonesia 1984
Azman Mohd Noor dan Mohd Al-Ikhsan bin
Ghazali, Penyalahgunaan Dadah dan
Kewajaran Peruntukan Hukuman Mati ke
Atas Pengedar Dadah di Malaysia: Satu
Analisis, dalam Jurnal Fiqh, No. 7 (2010)
Sumber Berita:
Antaranews
Bali Post,
BBC Indonesia
Beritasatu
Bisnis
Deutsche Welle-DW
Jawa Pos
Kaltim Post
Kompas