Zuzu

download Zuzu

of 36

description

kuliah multiaksis

Transcript of Zuzu

Studi Berkala Kompleks Imun Sirkulasi pada Glomerulonefritis Pasca Infeksi Streptokokus Ching-Yuang Lin, MD Bagian Anak, Rumah Sakit Memorial Mackay, Taipei, dan China Medical College, Taiwan, Republik Cina

Meningitis merupakan penyebab umum dari status epileptikus konvulsif dengan demam

R F M Chin, B G R Neville, R C Scott

Oleh: Nizar Dzulqarnain Rahmatullah, S.KedMuthiah Ramadhani Agus, S.KedPembimbing: dr. Rini Kemala Sari, Sp.A, M.Kes1PENDAHULUAN2Kejang dengan demam paling umum pada masa anak-anak0.4 1.2% dari anak-anak yang mengalami kejang demam meningitis bakterial akut (MBA) yang tidak diinginkanKejang demam yang memanjang (>15 mnt) MBA daripada mereka dengan kejang demam yang singkat

3Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kemungkinan terjadinya MBA pada anak-anak dengan status epileptikus konvulsif (SEK) yang berhubungan dengan demam

proporsi dari anak-anak dengan SEK yang berhubungan dengan demam diobati dengan antibiotikproporsi sampling cairan cerebrospinal (CSS) diagnostik

4METODE PENELITIAN5Metode PenelitianMenggunakan PICOP = PopulationI = InterventionC= ComparisonO= OutcomePOPULASI PASIENBagian dari sebuah penelitian berkelanjutan terhadap SEK pada masa anak-anak, North London convulsive STatus EPilepticus in childhood Surveillance Study (NLSTEPSS).

anak-anak umur 29 hr-15 th dengan SEK (kejang/ rangkaian kejang tanpa pemulihan kesadaran antara kejang tersebut, berakhir sekurangnya dalam waktu 30 menit)

7

NLSTEPSSdokter spesialis anakperawatpengelola bangsal memberitahukan kasus SEK melalui telepondokter anak dikirimkan formulir laporan bulanan untuk memberitahukan kasus SEK /mengkonfirmasikan bahwa tidak ada kasus yang ditemukanCross-check tim lokal pediatriAnalisis capture-recapture dua sumberAnalisis capture-recapture dua sumber

8Interest/InterventionLumbal Punksi, Antibiotik Parenteral

9Comparison-10OutcomeRisiko meningitis bakterial akut11HASIL12Dari 49 insiden kasus, 24 orang anak (49%) menderita SEK dengan demam (diatas 38oC)Median umur dari anak-anak dengan SEK dengan demam adalah 1.3 tahun (kisaran 2 bulan hingga 11.5 tahun).Saat masuk, 16 pasien (67%) menerima antibiotik parenteral untuk MBA. 13Sampling diagnostik cairan serebrospinal (CSS) dilakukan pada 9 pasien (30%)8 melalui punksi lumbar (LP) dan 1 melalui pencabangan dari pirai ventrikuloperitoneal. 2 anak memiliki sampling CSS postmortem.14Empat (17%, 95% CI 15-18%) anak-anak, berumur 3 bulan, 9.5 bulan, 18 bulan, dan 26 bulan, dikonfirmasikan menderita MBA (tiga S. Pneumoniae, satu N meningitidis W 135).15Fx risiko MBA, anak SEK dengan demam > kejang demam singkat pada populasi penelitian (1518% vs 1.2%).16Penatalaksanaan anak-anak dengan kejang menganjurkan pengobatan dengan antibiotik :Anak-anak yang mengalami penurunan kesadaran sebelum kejangPenurunan kesadaran >1 jam setelah kejangMeningismus17Harusnya panduan antibiotik parenteral sebaiknya diperluas untuk meliputi populasi pasien pada penelitian ini (yang memiliki kecenderungan ke arah MBA)

18The national guidelines for the management of seizures with fever in the UK (1991) and AAP (1996), merekomendasikan LP untuk mengeluarkan kriteria infeksi SSP pada anak dengan kejang demam sederhana yang ada tanda & gejala klinis meningitis dan sangat merekomendasikan LP pada anak herniasi serebriPemberian antibiotik segera tanpa konfirmasi CSS terhadap MBA mungkin saja sesuai, tetapi sebuah penanda dari adanya MBA berdasarkan CSS diperlukan untuk menentukan lamanya terapiKultur darah bukan merupakan suatu penanda yang adekuat untuk infeksi SSP.Pengobatan awal dengan antibiotik parenteral dan lumbar pungsi yang ditunda (saat tidak ada kontraindikasi) merupakan penatalaksanaan yang tepat.

25\

26DISKUSI27

28

29Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kemungkinan terjadinya MBA pada anak-anak dengan status epileptikus konvulsif (SEK) yang berhubungan dengan demam .Jumlah sampel dalam penelitian dijelaskan secara terperinci.Pengukuran dilakukan dengan valid dan reliabel.Metode statistik dijelaskan berurutan dan lengkap.

Critical Appraisal Kejadian yang tidak diharapkan selama penelitian: tidak dijelaskan dalam jurnal.6. Data dasar dijelaskan dengan lengkap 7. Tidak Penambahan sampel8. Hasil statistik tidak signifikan9. Pengobatan awal dengan antibiotik parenteral dan lumbar pungsi (saat tidak ada kontraindikasi) merupakan penatalaksanaan yang tepat.10. Hasil pada jurnal ini dijabarkan dengan kurang terperinci rinci, 11. Resiko penderita MBA lebih tinggi pada penderita denganstatus SEK dengan demam tinggi dari pada pasien KDS.

12. Hasil penelitian sebelumnya compare dengan hasil penelitian saat ini 13. Dapat diterapkan pada praktek sehari-hari. TERIMA KASIH34