Zulfiqar Islahqamat d41114509
-
Upload
ikhwanul-ramadhan -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
description
Transcript of Zulfiqar Islahqamat d41114509
![Page 1: Zulfiqar Islahqamat d41114509](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081123/563db799550346aa9a8c90ea/html5/thumbnails/1.jpg)
PENGUKURAN LISTRIK
Oleh :
Zulfiqar Islahqamat D41114509
JURUSAN ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
![Page 2: Zulfiqar Islahqamat d41114509](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081123/563db799550346aa9a8c90ea/html5/thumbnails/2.jpg)
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Mahaesa, atas
berkat dan rahmat-Nya, makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain adalah untuk
memenuhi nilai tugas mata kuliah Pengukuran Listrik. Penulis mengharapkan agar
seluruh elemen di lingkungan universitas pada khususnya dan dunia pendidikan
pada umumnya lebih mengetahui tentang pengukuran listrik.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah mendukung terselesaikannya makalah. Sadar penulis masih dalam
proses pembelajaran, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
terdapat kekurangan, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun, guna penulisan karya yang lebih baik di masa yang akan datang.
]
Makassar, 27 Oktober 2015
Penulis
![Page 3: Zulfiqar Islahqamat d41114509](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081123/563db799550346aa9a8c90ea/html5/thumbnails/3.jpg)
3
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dalam ruang lingkup kehidupan manusia, ilmu pengetahuan merupakan
suatu acuan yang harus dibutuhkkan dalam setiap kehidupannya.Sejarah tentang
perkembangan ilmu pengetahuan tidak luput dari perbincangan yang hingga saat
ini semakin pesat perbandingannya di zaman dahulukala.
Dengan perkembangannya ada banyak ilmu pengetahuan, salah satunya
adalah ilmu pengukuran listrik. Ilmu pengukuran listrik merupakan bagian
integral dari pada ilmu fisika. Kebanyakan alat ukur yang digunakan sekarang
pada prinsipnya sama dengan alat ukur konvensional, tetapi sudah banyak
mengalami perbaikan tentang ketelitiannya.
Untuk menetapkan nilai dari beberapa besaran yang bisa diukur, harus
diketahui dulu nilai, jumlah dan satuannya. Jumlah biasanya ditulis dalam bentuk
angka-angka sedangkan satuannya menunjukkan besarannya.
Pengertian tentang hal ini adalah penting dan harus diketahui dan disetujui
bersama oleh teknisi-teknisi antara bangsa-bangsa karena dengan melihat macam
satuannya maka dapat diketahui besaran pada alat ukurnya.
Untuk menetapkan sistrem satuan ini dibentuklah suatu komisi standar
internasional. Sistem satuan yang pertama adalah C.G.S. (Centimeter, Gram,
Second) sebagai dasar.Ada dua sistem C.G.S. yang digunakan yaitu C.G.S.
elektrostatis dan C.G.S. elektrodinamis. Dalam pengukuran listrik yang banyak
digunakan adalah yang kedua.
I.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran dan kesalahan?
2. Apa yang dimaksud dengan instrumen yang digunakan dalam pengukuran
arus searah dan bolak-balik?
3. Apa yang dimaksud dengan aplikasi potensiometer?
![Page 4: Zulfiqar Islahqamat d41114509](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081123/563db799550346aa9a8c90ea/html5/thumbnails/4.jpg)
4
I.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengukuran dan kesalahan
dalam kelistrikan.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan instrumen yang digunakan
dalam pengukuran arus searah dan bolak-balik.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan aplikasi potensiometer.
I.4. Manfaat Penulisan
Sebagai bahan informasi kepada masyarakat khususnya mahasiswa untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan dasar-dasar pengukuran listrik.
![Page 5: Zulfiqar Islahqamat d41114509](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081123/563db799550346aa9a8c90ea/html5/thumbnails/5.jpg)
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pengukuran dan Kesalahan
Pengukuran adalah suatu pembandingan antara suatu besaran dengan
besaran lain yang sejenis secara eksperimen dan salah satu besaran dianggap
sebagai standar. Dalam pengukuran listrik terjadi juga pembandingan, dalam
pembandingan ini digunakan suatu alat bantu (alat ukur). Alat ukur ini sudah
dikalibrasi, sehingga dalam pengukuran listrik pun telah terjadi pembandingan.
Sebagai contoh pengukuran tegangan pada jaringan tenaga listrik dalam hal ini
tegangan yang akan diukur diperbandingkan dengan penunjukkan
dariVoltmeter. Pada pengukuran listrik dapat dibedakan dua hal, yaitu pengukuran
besaran listrik, seperti arus (ampere), tegangan (volt), daya listrik (watt), dan lain-
lain, serta pengukuran besaran non listrik, seperti suhu, luar cahaya, tekanan, dan
lain-lain.
Alat ukur listrik merupakan peralatan yang diperlukan oleh manusia. Karena
besaran listrik seperti tegangan, arus, daya, frekuensi dan sebagainya tidak dapat
secara langsung ditanggapi oleh panca indra. Untuk mengukur besaran listrik
tersebut, diperlukan alat pengubah. Atau besaran ditransformasikan ke dalam
besaran mekanis yang berupa gerak dengan menggunakan alat ukur. Perlu disadari
bahwa untuk dapat menggunakan berbagai macam alat ukur listrik perlu
pemahanan pengetahuan yang memadai tentang konsep-konsep teoritisnya.
Kegunaan instrumen pengukur listrik sangat luas meliputi bidang
penyelidikan, produksi, pemeliharaan, pengawasan dan sebagainya. Oleh sebab
itu instrumen pengukur dibuat dengan kepekaan dan ketelitian penunjukan yang
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Misalnya instrumen untuk
kebutuhan laboratorium diperlukan ketelitian dan kepekaan yang tinggi sedangkan
yang dipakai untuk keperluan industri lebih diutamakan kepraktisannya.
Dalam melakukan pengukuran, pertama harus ditentukan cara
pengukurannya. Cara dan pelaksanaan pengukuran itu dipilih sedemikian rupa
sehingga alat ukur yang ada dapat digunakan dan diperoleh hasil dengan ketelitian
![Page 6: Zulfiqar Islahqamat d41114509](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081123/563db799550346aa9a8c90ea/html5/thumbnails/6.jpg)
6
seperti yang dikehendaki. Juga cara itu harus semudah mungkin,sehingga
diperoleh efisiensi setinggi-tingginya. Jika cara pengukuran dan alatnya sudah
ditentukan, penggunaannya harus dengan baik pula. Setiap alat harus diketahui
dan diyakini cara kerjanya. Dan harus diketahui pula apakah alat-alatyang akan
digunakan dalam keadaan baik dan mempunyai klas ketelitian sesuai dengan
keperluannya. Jadi jelas pada pengukuran listrik ada tiga unsur penting yang perlu
diperhatikan, yaitu: cara pengukuran, orang yang melakukan pengukuran, dan
alat yang digunakan.
Sebuah instrumen dapat didefinisikan sebagi alat yang digunakan untuk
menentukan nilai atau besaran dari suatu kuantitas atau variable.Istilah instrument
analog dibuat untuk ciri-ciri alat ukur jenis defleksi dan membedakannya dengan
alat ukur yang harga besaran didisplaikan (ditunjukkan) dalam desimal (digital).
Tetapi dengan berkembangnya teknologi, tuntutan akan kebutuhan
instrumen yang lebih terpercaya dan lebih teliti semakin meningkat yang
kemudian menghasilkan perkembangan-perkembangan baru dalam perencanaan
dan pemakaian. Untuk menggunakan instrumen-instrumen ini secara
cermat, diperlukan pemahaman terhadap prinsip kerjanya dan kemampuan dalam
memperkirakan apakah instrument tersebut sesuai untuk pemakaian yang
direncanakan. Dalam pengukuran, digunakan sejumlah istilah yang akan
didefinikan sebagai berikut:
Instrumen (instrument) adalah sebuah alat untuk menentukan nilai atau
besaran suatu kuantitas atau variable; suatu alat yang digunakan untuk
menentukan penunjukkan harga besaran yang diobservasi.
Ketelitian (accuracy) adalah harga terdekat dengan mana suatu pembacaan
instrument mendekati harga sebenarnya dari variebel yang diukur tingkat
ketepatan pengukuran dibandingkan dengan harga yang diharapkan.
Ketepatan (precision) adalah suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan
hasil pengukuran yang serupa. Dengan memberikan suatu harga tertentu
bagisebuah variable. Ketepatan (presisi) merupakan suatu ukuran tingkatan
yang menunjukkan perbedaan hasil pengukuran pada pengukuran-
pengukuran yang dilakukan secara berurutan.
![Page 7: Zulfiqar Islahqamat d41114509](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081123/563db799550346aa9a8c90ea/html5/thumbnails/7.jpg)
7
Sensitivitas (sensitivity) adalah perbandingan antara sinyal keluaran atau
respon instrumen terhadap perubahan masukan atau variable yang diukur.
Resolusi (resolution) adalah perubahan terkecil dalam nilai yang diukur
kepada mana instrument akan memberi respon (tanggapan) perubahan
terkecil dari variabel pengukuran yang masih dapat ditanggapi oleh
instrument.
Kesalahan (error ) adalah penyimpangan variable yang diukur dari harga
(nilai) sebenarnya.
Harga yang diharapkan adalah harga yang paling memungkinkan yang
diperhitungkan menunjukkan salah satu perkiraan untuk pengukuran.
Pengukuran adalah cara (proses) untuk menentukan banyak jumlah, derajat,
atau kapaistas dengan membandingkan (langsung/tidak) dengan standar yang
dapat diterima oleh umum dari sistem satuan yang digunakan. Pengukuran adalah
proses perbandingan antara suatu besaran yang tidak diketahui dengan suatu
besaran standar yang diperoleh, yang meliputi hubungan suatu alat ukur di dalam
system dengan pertimbangan dan pengamatan dari hasil respon pada instrumen.
Pengukuran yang diperoleh adalah pengukuran besaran yang disebut dengan
“harga sebenarnya (true value)” akan tetapi sangat sukar untuk memberi definisi
harga yang sebenarnya. Umumnya kesalahan terbagi menjadi 3 jenis kesalahan
utama yaitu :
Kesalahan umum (gross-error) adalah kesalahan yang disebabkan karena
manusia. Kesalahan yang disebabkan oleh pemakai alat ukur, yaitu
kesalahan paralak, kesalahan penaksiran, kesalahan pembacaan alat
ukur, penyetelah yang tidak tepat, dan pemakaian instrumen yang tidak
sesuai.
Kesalahan sistematis (systematic error) adalah kesalahan yang disebabkan
oleh kekurangan pada instrumen itu sendiri. Seperti gesekan bantalan
penggerak meter, ketegangan pegas yang tidak tepat, kalibrasi yang tidak
sesuai perawatan, penggunaan, dan penanganan instrument
![Page 8: Zulfiqar Islahqamat d41114509](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081123/563db799550346aa9a8c90ea/html5/thumbnails/8.jpg)
8
yang tidak benar, kerusakan atau adanya bagian-bagian yang arus dan
pengaruh lingkungan terhadap peralatan.
Kesalahan yang tak disengaja (random error) adalah yang penyebabnya
tidak secara langsung dapat diketahui, seperti kesalahan yang disebabkan
oleh pengaruh kondisi lingkungan, temperatur, tekanan, dan kelembaban
yang tinggi, atau listrik statis.
II.2. Instrumen dalam Pengukuran Arus Searah dan Arus Bolak-balik
II.2.1. Instrumen Penunjuk Arus Searah
Berikut ini akan diberi penjelasan
mengenai salah satu instrumen penunjuk
arus searah, yaitu galvanometer.
Pengukuran-pengukuran arus searah
sebelumnya menggunakan galvanometer
dengan sistem gantungan (suspension
galvanometer).
Instrumen ini merupakan instrumen kumparan putar, dasar kebanyakan
alat-alat penunjuk arus searah yang dipakai secara umum. Pada gambar
menunjukkan konstruksi sebuah galvanometer suspensi. Sebuah kumparan (coil)
kawat halus digantung di dalam medan maknit yang dihasilkan oleh sebuah
maknit permanen.
Menurut hukum dasar gaya elektromaknetik kumparan tersebut akan
berputar di dalam medan maknit bila dialiri oleh arus listrik. Gantungan kumparan
yang terbuat dari serabut halus berfungsi sebagai pembawa arus dari dan ke
kumparan, dan keelastisan serabut tersebut membangkitkan suatu torsi yang
melawan perputaran kumparan. Kumparan akan terus berdefleksi sampai gaya
elektromaknetiknya mengimbangi torsi mekanis lawan dari gantungan.Dengan
demikian penyimpangan kumparan merupakan ukuran bagi arus yang dibawa oleh
kumparan tersebut.Sebuah cermin yang dipasang pada kumparan menyimpangkan
seberkas cahaya dan menyebabkan sebuah bintik cahaya yang telah diperkuat
bergerak di atas skala pada suatu jarak dari instrumen.
![Page 9: Zulfiqar Islahqamat d41114509](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081123/563db799550346aa9a8c90ea/html5/thumbnails/9.jpg)
9
Efek optiknya adalah sebuah jarum penunjuk yang panjang tetapi massanya
nol. Dengan penyempurnaan baru galvanometer suspensi ini masih digunakan
dalam pengukuran-pengukuran laboratorium sensitivitas tinggi tertentu bila
keindahan instrumen bukan merupakan masalah dan bila portabilitas (sifat dapat
dipindahkan) tidak dipentingkan.
II.2.2. Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
Berikut ini akan diberi penjelasan mengenai salah satu instrumen penunjuk
arus searah, yaitu elektrodinamometer. Elektrodinamometer adalah peralatan yang
peka terhadap arus; dimana, penyimpangan penunjuk skala akan naik karena ada
arus yang melewati kumparan putar. Sekalipun penggerak meter ini lebih
mendasar dalam penggunaannya, alat ini juga memiliki banyak kemampuan.
Penggerak berkumparan ganda dapat digunakan dalam wattmeter atau varmeter
berfasa banyak, penggerak jenis kumparan menyilang dapat digunakan sebagai
meter faktor daya atau sebagai sebuah frekuensi meter.
Barangkali penerapan yang paling penting dari penggerak elektrodinamometer ad
alah sebagai voltmeter dan ammeter standar dan sebagai instrumen pengubah.
Karena sifat akurasi dari penggerak elektrodinamometer, yang memberikan
kebaikan pada alat tersebut untuk digunakan dalam meter standar untuk
mengkalibrasi meter lainnya). Yang dimaksud dengan istilah instrumen pengubah
adalah instrumen yang dapat dikalibrasi dengan sumber DC, kemudian digunakan
tanpa modifikasi untuk pengukur arus bolak-balik. Hal ini memberi kita makna
langsung tentang menyamakan pengukuran AC dan DC dari arus atau tegangan.
Penggerak elektrodinamometer kumparan tunggal terdiri dari sebuah kumparan
tetap, yang dibagi menjadi dua bagian yang sama besar, yang dipisahkan dengan
kumparan yang dapat bergerak.
Kedua bagian dari belahan kumparan tetap dan kumparan putar
dihubungkan secara seri, dan arus dari rangkaian yang diukur lewat melalui semua
kumparan tersebut yang menyebabkan suatu medan magnetik disekitar kumparan
tetap. Kumparan yang dapat bergerak berputar dalam medan magnet tersebut.
Penggerak elektrodinamometer dasar mampu untuk menerima arus yang
![Page 10: Zulfiqar Islahqamat d41114509](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081123/563db799550346aa9a8c90ea/html5/thumbnails/10.jpg)
10
lebih banyak daripada penggerak d'Arsonval yang tidak dapat
menerima arus tanpa shunt. Suatu aliran arus 100 mA adalah perkiraan harga arus
maksimum yang tanpa resistansi shunt. Penambahan kemampuan menerima arus
diperoleh melalui rancangan dasar dari penggerak meter. Kopel magnetik antara
kumparan tetap dan kumparan putar terdapat celah-celah udara yang
menyebabkan terjadinya medan magnet yang lemah.
Untuk memperoleh kopel magnet yang cukup besar, arus yang lebih banyak
harusdialirkan ke kumparan, yang berarti harus menggunakan besaran diameter
kawat. Akan tetapi, kawat yang berdiameter besar memiliki resistansi yang kecil.
Jika dibandingkan dengan kawat yang berdiameter kecil.
Saat menggunakan resistor shunt dengan penggerak elektrodinamometer
untuk memperlebar kemampuan pengukuran arus, maka resistor shunt dihubung
paralel hanya dengan kumparan putar. Selama hanya kumparan putar yang
dihubung shunt, resistansi kumparan putarharus diketahui untuk mengukur harga
shunt.
II.3. Aplikasi Potensiometer
Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang
membentuk pembagi tegangan dapat disetel. Jika hanya dua terminal yang
digunakan (salah satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer berperan
sebagai resistor variabel atau Rheostat. Potensiometer biasanya digunakan untuk
mengendalikan peranti elektronik seperti pengendali suara pada penguat.
Potensiometer yang dioperasikan oleh suatu mekanisme dapat digunakan sebagai
transduser, misalnya sebagai sensor joystick.
Potensiometer biasanya digunakan untuk mengendalikan peranti elektronik
seperti pengendali suara pada penguat. Potensiometer yang dioperasikan oleh
suatu mekanisme dapat digunakan sebagai transduser, misalnya sebagai sensor
joystick. Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan daya tinggi (lebih
dari 1 Watt) secara langsung. Potensiometer digunakan untuk menyetel taraf
isyarat analog (misalnya pengendali suara pada peranti audio), dan sebagai
pengendali masukan untuk sirkuit elektronik. Sebagai contoh, sebuah peredup
![Page 11: Zulfiqar Islahqamat d41114509](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081123/563db799550346aa9a8c90ea/html5/thumbnails/11.jpg)
11
lampu menggunakan potensiometer untuk menendalikan pensakelaran sebuah
TRIAC, jadi secara tidak langsung mengendalikan kecerahan lampu.
Potensiometer yang digunakan sebagai pengendali volume kadang-kadang
dilengkapi dengan sakelar yang terintegrasi, sehingga potensiometer membuka
sakelar saat penyapu berada pada posisi terendah.
Potensiometer kadang-kadang dilengkapi dengan satu atau lebih tombol
menjulang pada batang yang sama . Sebagai contoh, ketika berkait dengan suatu
pengatur volume, tombol dapat juga berfungsi sebagai suatu on/off tombol di
volume yang paling rendah.
Adapun fungsi potensiometer sebagai kontrol nada atau equalizer dalam
penggunaan kombinasi dan jaringan filter, sebelumnya untuk televisi
dipergunakan untuk mengontrol kecerahan gambar, kontras, dan respon warna.
Sebuah potensiometer sering digunakan untuk mengatur “menahan vertikal”, yang
mempengaruhi sinkronisasi antara menyapu sirkuit internal penerima.
Potensiometer juga sangat banyak digunakan sebagai bagian dari transduser
perpindahan karena kesederhanaan konstruksi dan karena mereka dapat
memberikan sinyal keluaran yang besar. untuk komputasi Dalam komputer
analog, potensiometer presisi tinggi digunakan untuk skala hasil antara oleh faktor
konstan yang diinginkan, atau untuk mengatur kondisi awal untuk perhitungan.
Sebuah potensiometer bermotor dapat digunakan sebagai generator fungsi,
menggunakan kartu perlawanan non-linear untuk memasok aproksimasi untuk
fungsi trigonometri. Sebagai contoh, putaran poros mungkin mewakili sudut, dan
rasio pembagian tegangan dapat dibuat sebanding dengan cosinus sudut.
Dalam televisi elemen potensiometer banyak sekali digunakan seperti untuk
mengatur kecerahan gambar kontras dan respon warna, dan sering digunakan
untuk mengatur menahan vertikal yang mempengaruhi sinkronisasi antara
menyapu sirkuit internal penerima (kadang-kadang multivibrator ) dan sinyal
gambar yang diterima. Sedangkan dalam komputer (komputasi) analog
menggunakan jenis-jenis potensiometer presisi tinggi yang berfungsi untuk skala
hasil antara oleh faktor konstan yang diinginkan, atau untuk mengatur kondisi
awal untuk perhitungan. Sebuah potensiometer bermotor dapat digunakan sebagai
![Page 12: Zulfiqar Islahqamat d41114509](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081123/563db799550346aa9a8c90ea/html5/thumbnails/12.jpg)
12
generator fungsi, menggunakan kartu perlawanan non-linear untuk memasok
aproksimasi untuk fungsi trigonometri. Sebagai contoh, putaran poros mungkin
mewakili sudut, dan rasio pembagian tegangan dapat dibuat sebanding dengan
cosinus sudut.
Pada potensiometer ini tidak melakukan pengkalibrasian tetapi dengan
menggunakan salah satu jenis potensiometer presisi tinggi untuk mengtehui hasil
skala antara faktor komstan yang diinginkan atau untuk mengatur kondisi awal
untuk perhitungan.
Cara yang paling umum bervariasi hambatan dalam sebuah rangkaian
adalah dengan menggunakan resistor variabel atau sebuah rheostat sejenis
potensiometer, rheostat adalah resistor variabel dua-terminal. Seringkali ini
dirancang untuk menangani lebih tinggi tegangan dan arus. Biasanya ini dibangun
sebagai resistif kawat dibungkus untuk membentuk kumparan toroida dengan
wiper yang bergerak di atas permukaan atas toroida, sliding dari satu putaran
kawat ke depan. Kadang-kadang rheostat dibuat dari kawat resistensi luka pada
silinder panas-tahan dengan slider dibuat dari jumlah jari logam yang ringan
pegangan ke sebagian kecil ternyata kawat perlawanan. The “jari” dapat
dipindahkan sepanjang kumparan kawat resistensi oleh tombol geser sehingga
mengubah “menekan” titik.
Potensiometer merupakan salah satu contoh dari sensor mekanis. Sensor
Mekanis merupakan sensor yang mendeteksi perubahan gerak, seperti
perpindahan atau pergeseran dan lain-lain. Dalam hal ini potensiometer digunakan
sebagai sensor posisi, karena memliki kelebihan antara lain:
Potensiometer dapat diletakkan pada posisi yang kita inginkan dari
bentuknya yang sederhana dan juga mendukung mekanik..
Penggunaan potensiometer sebagai sensor posisi cukup praktis karena hanya
membutuhkan satu tegangan eksitasi dan biasanya tidak membutuhkan peng
olahan sinyal yang rumit.
Perubahan posisi dapat diukur dari perubahan resistansi yang dimiliki
potensiometer yang sebelumnya telah dikonversi menjadi sinyal inputan
yang sesuai dengan pengendali baik tegangan maupun arus.
![Page 13: Zulfiqar Islahqamat d41114509](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081123/563db799550346aa9a8c90ea/html5/thumbnails/13.jpg)
13
II.3.1. Potensiometer DC
Suatu potensiometer digunakan untuk mengukur dan membandingkan GGL
dari beberapa sel dan untuk mengkalibrasi dan membuat standar voltmeter,
amperemeter, wattmeter, dan sebagainya. Dalam bentuk paling sederhana
potensiometer terdiri dari kawat mangaan atau perak jerman panjangnya biasanya
1 m dan dipasang antara 2 ujung. Kawat tersebut dihubungkan seri dengan
rheostat dan baterai yang memberikan arus rata melalui kawat tahanan AC karena
kawat itu penampangnya sama semuanya (seragam), penurunan tegangannya
sama dan penurunan antara 2 titik sebanding dengan jarak antara keduanya.
II.3.2. Potensiometer AC
Potensiometer AC pada dasarnya bekerja dengan prinsip yang sama seperti
potensiometer DC. Meskipun demikian ada satu beda yang sangat penting di
antara keduanya. Pada potensiometer DC hanya magnitude GGL yang belum
diketahui dan penurunan tegangan kawat geser dibuat sama untuk mendapatkan
keseimbangan.
Tetapi pada potensiometer AC tidak hanya magnitude tetapi fase harus
dibuat sama untuk mencapai keseimbangan. Lebih dari itu untuk menghindari
error akibat frekuensi, sumber untuk kawat geser harus diambil dari sumber yang
sama seperti sumber atau arus yang diukur. Potensiometer AC ada 2 tipe umum
yang berbeda pada cara dimana harga tegangan yang belum diketahui disajikan
oleh cakra berangka atau skala alat ukur, kedua tipe tersebut adalah:
Potensiometer polar, yaitu potensiometer dimana tegangan diukur dalam
bentuk polar, dalam pengertian magnitude dan fase relative.
Potensiometer koordinat, yaitu potensiometer yang mengukur tegangan
segiempat koordinat.
II.3.3 Potensiometer Polar Dryadale
Untuk pengukuran AC kawat geser MN diberi tegangan dari rangkaian
penggeser fase yang disusun sedemikian sehingga magnitude tegangan diberikan
oleh tegangan yang konstan sementara fasenya diubah-ubah.Akibatnya arus yang
![Page 14: Zulfiqar Islahqamat d41114509](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081123/563db799550346aa9a8c90ea/html5/thumbnails/14.jpg)
14
mengalir pada kawat geser dapat dipertahankan konstan magnitudenya tetapi
fasenya berubah-ubah.
II.3.4. Potensiometer Koordinat Gall
Potensiometer Koordinat Gall menggunakan dua kawat geser CD dan MN
dengan dua arus yang masing masing membentuk fase 90 derajat. Dua arus
tersebut didapat dari sumber satu fase melalui trafo pengisolasi rangkaian kawat
geser “quadrature“ yang mempunyai perangkat penggeser fase.
![Page 15: Zulfiqar Islahqamat d41114509](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081123/563db799550346aa9a8c90ea/html5/thumbnails/15.jpg)
15
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
1. Pengukuran adalah suatu pembandingan antara suatu besaran dengan
besaran lain yang sejenis secara eksperimen dan salah satu besaran dianggap
sebagai standar. Umumnya kesalahan terbagi menjadi 3 jenis kesalahan
utama, yaitu kesalahan umum, sistematis, dan tidak disengaja.
2. Contoh dari instrumen penunjuk arus searah, yaitu galvanometer. Sedangkan
contoh dari instrumen penunjuk arus bolak-balik, yaitu elektrodinamometer.
3. Potensiometer merupakan salah satu contoh dari sensor mekanis. Sensor
Mekanis merupakan sensor yang mendeteksi perubahan gerak, seperti
perpindahan atau pergeseran dan lain-lain.
![Page 16: Zulfiqar Islahqamat d41114509](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081123/563db799550346aa9a8c90ea/html5/thumbnails/16.jpg)
16
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, William. 1985. Instrumentasi Elektroteknik dan Teknik Pengukuran.
Jakarta: Erlangga.
Ramdhani, Mohammad. 2008. Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga.
Sumanto. 1996. Alat-Alat Ukur Listrik. Yogyakarta: Andi.