Zuhro Agustini
-
Upload
naela-rizqi-ardiyanto -
Category
Documents
-
view
83 -
download
0
description
Transcript of Zuhro Agustini
i
HUBUNGAN ASUPAN LEMAK (LEMAK JENUH, TAK JENUH,
KOLESTEROL) DAN NATRIUM TERHADAP TEKANAN
DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI POLI
PENYAKIT DALAM RSP BATU
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Gizi
Oleh : Zuhro Agustini
NIM : 115070309111002
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2013
ii
iii
Abstrak
Agustini, Zuhro. 2013. Hubungan Asupan Lemak (Lemak Jenuh, Tak Jenuh,
Kolesterol) dan Natrium terhadap Tekanan darah Pada Pasien
Hipertensi di Poli Penyakit Dalam RSP Batu. Tugas Akhir, Program studi
Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing : (1)
Dr. Dr. Endang Sri Wahyuni,MS. (2) Fuadiyah Nila, S.Gz, MPH.
Hipertensi merupakan kelainan yang memiliki prevalensi cukup tinggi di
dunia. Salah satu penyebabnya adalah asupan lemak (lemak jenuh, tak jenuh,
kolesterol) dan Natrium. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara
asupan lemak (lemak jenuh, tak jenuh, kolestero) dan Natrium terhadap tekanan
darah pada pasien hipertensi di poli penyakit dalam RSP Batu. Metode penelitian
adalah survei cross sectional dengan menghubungkan antara variabel
independen dan dependen, yaitu antara asupan lemak (lemak jenuh, tak jenuh,
kolesterol) dan natrium dengan tekanan darah. Metode pemilihan sampel non
probability sampling. Besar sampel adalah sebanyak 68 responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
asupan lemak jenuh dengan tekanan darah sistolik (p=0,572) dan diastolik
(p=0,915). Ada hubungan yang signifikan antara asupan lemak tak jenuh tunggal
dengan tekanan darah sistolik (p=0,041) dan diastolik (p=0,0470). Tidak ada
hubungan yang signifikan antara asupan lemak tak jenuh ganda dengan
tekanan darah sistolik (p=0,246) dan tekanan darah diastolik (p=0,257). Tidak
ada hubungan yang signifikan antara asupan kolesterol dengan tekanan darah
sistolik (p=0,228) dan diastolik (p=0,449). Tidak ada hubungan yang signifikan
antara asupan natrium dan tekanan darah sistolik (p=0,084) dan diastolik (p=-
0,229).Kesimpulan : ada hubungan yang signifikan antara asupan lemak tak
jenuh tunggal terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik.
Kata kunci : lemak jenuh, tak jenuh, kolesterol, natrium, tekanan darah, hipertensi
iv
Abstrack
Agustini, Zuhro, 2013. The Relationship between of fat (Saturated Fatty acid,
Unsaturated Fatty acid, Cholesterol) and Natrium Intakes in the Blood
Pressure of The Hypertension Patient at Disease Polyclinic in RSP Batu.
Final assignment, Study Program of Nutrition Science, Faculty of
Medicine, Brawijaya University. Supervisor : (1) Dr. dr. Endang Sri
Wahyuni, MS, (2) Fuadiyah Nila, S.Gz, MPH.
Hypertension was a worldwide high prevalent disorder. One of its causes
was fat (saturated fatty acid, unsaturated fatty acid, cholesterol) and natrium
intakes. The objective of the research was to understand the relationship
between fat (saturated fatty acid, unsaturated fatty acid, cholesterol) and natrium
intakes in the blood pressure of the hypertension patient at Disease Polyclinic in
RSP Batu. Research method was cross-sectional survey which related
independent variable and dependent variable that were fat (saturated fatty acid,
unsaturated fatty acid, cholesterol) and natrium intakes. Sampling technique was
non-probability sampling. The sample included 68 respondents. Result of
research indicated that there was no significant relationship between the
saturated fatty acid intake with systolic blood pressure (p = 0.572) or with
diastolic blood pressure (p = 0.915). A significant relationship between
monounsaturated fatty acid intake with systolic blood pressure (p=0,041) or with
diastolic blood pressure (0,0470). A significant relationship was absent between
polyunsaturated fatty acid intake with systolic blood pressure (p = 0.246) or with
diastolic blood pressure (p = 0.257).A significant relationship was absent
between cholesterol intake with systolic blood pressure (p = 0.228) and diastolic
blood pressure (p = 0,449). A significant relationship was also not presented
between natrium intake with systolic blood pressure (p = 0.084) or with diastolic
blood pressure (p = -0.229). The conclusion that there was a significant
relationship between monounsaturated fatty acid intake with systolic and diastolic
blood pressures.
Keywords: saturated fatty acid, unsaturated fatty acid, cholesterol, natrium,
blood pressure, hypertension
v
Halaman Peruntukan
Bismillahhirohmanirrohim
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap (QS. A Lam Nasyrah 94 : 6-8)
Tugas Akhir ini kupersembahkan
untuk ibunda, ayahanda dan ananda tercinta
yang senantiasa melimpahkan cinta dan
kasih sayangnya untukku
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan
judul ― Hubungan Asupan Lemak (Lemak Jenuh, Tak Jenuh, Kolesterol) Dan
Natrium Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Poli Penyakit
Dalam RSP Batu.‖
Dengan selesainya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Dr. dr. Karyono Mintoroem, Sp.PA, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya yang telah memberikan kesempatan penulis
menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
2. Dr. dr. Endang Sri Wahyuni, MS, selaku Ketua Program Studi S1 Gizi
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, dan juga
sebagai pembimbing pertama yang dengan sabar membimbing untuk
bisa menulis dengan baik dan senantiasa memberi semangat sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Fuadiyah Nila K, S.Gz, MPH, sebagai pembimbing kedua yang dengan
sabar membimbing dan memberi motivasi untuk bisa menulis dengan
baik sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. dr. Soemardini, MPd, sebagai Ketua Tim penguji Tugas Akhir.
5. Segenap anggota tim pengelolaan Tugas Akhir Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang.
6. Yang tercinta ibunda Supiani dan ayahanda Muhammad Suhud serta
vii
ananda Mahendra Daffa atas segala pengertian, dan kasih sayangnya.
7. Teman-temanku Pak Irwan, Pak Hasan, Pak Rudi dan Ireka atas konsultasi,
saran, dan masukannya.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan perbaikan yang akan datang. Harapan penulis
Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Malang, Januari 2013
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................... i Halaman Pengesahan ............................................................................... ii Abstrak ...................................................................................................... iii Abstract ..................................................................................................... iv Kata Pengantar ......................................................................................... vi Daftar Isi .................................................................................................... viii Daftar Tabel ............................................................................................. x Daftar Gambar .......................................................................................... xi Daftar Lampiran ........................................................................................ xii Daftar Singkatan ...................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2 Rumusa Masalah ....................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 4 1.3.1 Tujuan Umum ................................................................... 4 1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................. 4 1.4 Manfaat penelitian .................................................................... 5 1.4.1 Manfaat Akademik ........................................................... 5 1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Hipertensi ............................................... 6 2.2 Patofisiologi Hipertensi ........................................................ 7 2.3 Klasifikasi Hipertensi ........................................................... 9 2.4 Faktor Resiko Hipertensi .................................................... 13 2.5 Lemak ................................................................................. 20 2.6 Natrium ............................................................................... 22 2.7 Hubungan Asupan Lemak Terhadap Tekanan Darah ....... 23 2.7.1. Hubungan Asupan Lemak Jenuh Terhadap Tekanan Darah ......................................................................... 23 2.7.2. Hubungan Asupan Lemak Tak Jenuh Tunggal (MUFA) Terhadap Tekanan Darah .......................... 23 2.7.3 Hubungan Asupan Lemak Tak Jenuh Ganda (PUFA) Terhadap Tekanan Darah ......................................... 24 2.7.4 Hubungan Asupan Kolesterol Terhadap Tekanan Darah ........................................................................ 24 2.7.5 Hubungan Asupan Natrium Terhadap Tekanan Darah......................................................................... 25 2.8 Penyebab Hipertensi ........................................................... 26 2.9 Penanganan Hipertensi ..................................................... 27
2.9.1 Medis ........................................................................ 27 2.9.2 Non Medis ................................................................ 30 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................... 36
ix
3.2 Hipotesis Penelitian ............................................................ 37 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian .......................................................... 38 4.2 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................... 38 4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasioanal .................... 40 4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 41 4.5 Instrumen Penelitian ........................................................... 41 4.6 Pelaksana Penelitian .......................................................... 42 4.7 Prosedur Penelitian/Pengumpul Data ................................. 42 4.7.1 Metode Pengumpulan Data ....................................... 44 4.8 Analisa Data ....................................................................... 44 BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Paru Batu .......................... 46 5.2 Analisa Data Gambaran Umum sampel Penelitian ............. 48
5.3 Data Deskriptif Tekanan Darah ........................................... 51 5.4 Analisa Hubungan Asupan Lemak (Jenuh, Tidak Jenuh, Kolesterol) dan Natrium Terhadap Tekanan Darah ........... 51
BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................. 54 6.1 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 54 6.1.1 Analisa Data Gambaran Umum Sampel Penelitian .... 54
6.1.2 Analisa Data Hubungan Asupan Lemak (Jenuh, Tidak Jenuh, Kolesterol) dan Na Terhadap Tekanan Darah ............................................................................ 56 6.1.2.1 Analisa Data Hubungan Asupan Lemak Jenuh (SFA) Terhadap Tekanan Darah ........... 56 6.1.2.2 Analisa Data Hubungan Asupan Lemak tak Jenuh Tunggal (MUFA) Terhadap Tekanan Tekanan darah ................................................. 57 6.1.2.3 Analisa Data Hubungan Asupan Lemak Tak Jenuh Ganda (PUFA) Terhadap Tekanan Darah ............................................................ 58 6.1.2.4 Analisa Data Hubungan Asupan Kolesterol Terhadap Tekanan Darah ........................... 59 6.1.2.5 Analisa Data Hubungan Asupan Natrium Terhadap Tekanan Darah ............................ 61
6.2 Keterbatasan Penelitian ......................................................... 63
BAB VII PENUTUP ..................................................................................... 64 7.1 Kesimpulan ............................................................................. 64 7.2 Saran ..................................................................................... 64 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 65 LAMPIRAN ................................................................................................ 72
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Klasifikasi hipertensi menurut JNC 7.......................................... 10 Tabel 2 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut WHO Tahun 2005 .............. 11 Tabel 3 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut WHO Tahun 2011 .............. 11 Tabel 4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .............................. 40 Tabel 5 Data Deskriptif Tekanan Darah Responden ............................... 51 Tabel 6 Analisis Hubungan Asupan Lemak (Lemak Jenuh, Tak Jenuh, Kolesterol) dan Natrium Terhadap Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik ...................................................................................... 51
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Mekanisme Patofisiologi dari Hipertensi ................................ 8 Gambar 2 Grafik Distribusi Jenis Kelamin Pada Responden .................. 48 Gambar 3 Grafik Distribusi Umur Pada Responden .............................. 48 Gambar 4 Grafik Distribusi Pekerjaan Pada Responden .................... 49 Gambar 5 Grafik Distribusi Pendidikan Terakhir Pada Responden ...... 49 Gambar 6 Grafik Distribusi Kategori IMT Pada Responden ................. 50 Gambar 7 Grafik Distribusi Riwayat Hipertensi Pada Responden ........ 50
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Persetujuan Menjadi Responden (Inform Consent) .... 72 Lampiran 2. Form Data Responden .............................................................. 73 Lampiran 3. Form Semi Quantitatif FFQ ...................................................... 75 Lampiran 4. Pernyataan Telah melaksanakan Informed Consent ............... 79 Lampiran 5. Pernyataan Keaslian Tulisan .................................................... 80 Lampiran 6. Output Uji Normalitas Data ........................................................ 81 Lampiran 7. Output Uji Rangking Data ......................................................... 82 Lampiran 8. Output Uji Korelasi Spearman‘s ............................................... 83 Lampiran 9. Data Frekuensi Gambaran Umum Sampel Penelitian .......... 86 Lampiran 10. Data Responden ................................................................... 88 Lampiran 11. Keterangan Kelaikan Etik ...................................................... 99 Lampiran 12. Permohonan Ijin Penelitian dan pengambilan Data .............. 100 Lampiran 13. Keterangan Selesai Penelitian ............................................... 101 Lampiran 14. Undangan Ujian Tugas Akhir ................................................. 102
xiii
DAFTAR SINGKATAN
BB : Berat Badan
bj : biji sedang
ptg sdg : potong sedang
btr : butir
bh : buah
CO : Cardiac Output
cm : centi meter
FFQ : Food Frequency Quesioner
gls : gelas
HDL : High Density Lipoprotein
ICU : Intensive Care Unit
ICCU : Intensive Children Care Unit
IMT : Indeks Massa Tubuh
Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat
KB : Keluarga Berencana
kg : kilogram
MUFA : Monounsaturated Fatty Acid
LDL : Low Density Lipoprotein
PNS : Pegawai Negeri Sipil
PTH : Parathyroid Hormone
PUFA : Polyunsaturated Fatty Acid
RI : Republik Indonesia
RRC : Republik Rakyat Cina
xiv
RS : Rumah Sakit
RSP : Rumah Sakit Paru
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
RI : Republik Indonesia
RT : Rumah Tangga
sdm : sendok makan
sdt : sendok teh
SFA : Saturated Fatty Acid
SQFFQ : Semi Quantitatif Food Frequency Quesioner
SVR : Sympathetic Vascular Resistence
th : Tahun
UK : United Kingdom
UPT : Unit Pelaksana Teknis
USA : United States Of America
URT : Ukuran Rumah Tangga
SD : Sekolah Dasar
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
WHO : World Health Organization
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh diam-diam, sunyi
(silent killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai
gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi penderitanya.
Kalaupun muncul gejala tersebut, seringkali dianggap sebagai gangguan
biasa, sehingga penderitanya terlambat menyadari akan datangnya penyakit
(Sustrani, 2006). Selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi (high case
fatality rate), hipertensi juga berdampak pada mahalnya pengobatan dan
perawatan yang harus ditanggung para penderita. Bahkan, hipertensi
berdampak pula bagi penurunan kualitas hidup (Saraswati, 2009).
Hipertensi merupakan kelainan yang memiliki prevalensi cukup tinggi di
dunia. Bahkan menurut WHO, angka kejadian hipertensi berkisar antara 8 %
hingga 18 % (WHO, 2004). Berdasarkan data Riset kesehatan Dasar
Departemen Kesehatan 2007, tingkat prevalensi hipertensi di Indonesia
mencapai 31,7% dari total jumlah penduduk, dimana Jawa timur menempati
posisi pertama untuk propinsi dengan prevalensi hipertensi tertinggi yaitu
sebesar 37,4% (Kementerian Kesehatan RI, 2012). Sedangkan prevalensi di
kota Batu adalah sebesar 6,59 % (Dinas Kesehatan Kota Batu, 2011).
Berdasarkan data dari rekam medik RSP Batu dilaporkan bahwa jumlah
penderita hipertensi di poli penyakit dalam pada tahun 2011 adalah sebanyak
1838 atau prevalensinya sebesar 23% (Rekam Medik RSP Batu, 2011).
2
Faktor penyebab utama terjadinya hipertensi adalah aterosklerosis yang
didasari dengan konsumsi lemak yang berlebih. Disamping itu makanan yang
mengandung natrium tinggi juga memicu terjadinya hipertensi (Saraswati, 2009).
Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium
klorida, dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh,
sehingga menyebabkan edema atau asites dan/atau hipertensi. Dalam
keadaan demikian asupan garam natrium perlu dibatasi (Almatsier, 2010).
Faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi.
Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam
jumlah tinggi, misalnya monosodium glutamat (MSG), dapat menaikkan
tekanan darah karena mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih
(Sustrani, 2006).
Ada dua jenis lemak dalam makanan, yaitu lemak jenuh dan lemak
tak jenuh. Lemak jenuh inilah yang meningkatkan kadar kolesterol dan
trigliserida. Sebaliknya, lemak tak jenuh bermanfaat menurunkan kadar
kolesterol dalam darah (Sutomo, 2009). Kolesterol adalah salah satu turunan
lemak. Bila kadar kolesterol dalam tubuh cukup, maka zat ini sangat berguna
bagi tubuh untuk menjalankan fungsi beberapa organ tubuh. Oleh karena itu,
apabila tubuh mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung kolesterol
secara berlebihan, maka kolesterol dalam darah akan cenderung meningkat
(Fifinella, 2009). Kadar kolesterol darah yang tinggi akan meningkatkan
pembentukan plak arteri. Akibatnya, arteri menyempit dan sulit
mengembang. Perubahan ini dapat meningkatkan tekanan darah (Yulianti,
2006).
3
Makan terlalu banyak lemak (terutama lemak jenuh yang
ditemukan pada daging dan produk susu) tidak secara langsung dikaitkan
dengan peningkatan tekanan darah, namun tetap merupakan faktor resiko
penyakit kardiovaskuler. Lemak tak jenuh tunggal (misalnya minyak zaitun)
dan lemak tak jenuh ganda (misalnya lemak omega 3 dalam minyak ikan)
telah terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah,
sehingga keduanya dapat menurunkan resiko penyakit jantung (Palmer,
2005).
Hasil penelitian pada penduduk Turki sebanyak 1970 responden
menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara intake garam dan
tekanan darah sistolik dan diastolik (Erdem et al., 2010). Pada study perspektif
cohort pada 2245 orang Belanda dewasa ditemukan hubungan terbalik antara
intake produk susu dan intake rendah lemak dengan resiko kejadian hipertensi
(Engberink et al., 2009). Dari penelitian yang dilakukan University of Nagara
didapatkan hasil bahwa intake rendah lemak berhubungan dengan penurunan
kejadian hipertensi (Alonso et al., 2005).
Prevalensi hipertensi di RSP Batu pada tahun 2011 cukup tinggi, yaitu
sebesar 23%. Berdasarkan prevalensi tersebut, peneliti ingin mengetahui
hubungan tingkat asupan lemak (lemak jenuh, tak jenuh, kolesterol) dan natrium
terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di poli penyakit dalam RSP Batu.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini yaitu apakah ada hubungan antara asupan lemak (lemak
jenuh, tak jenuh, kolesterol) dan natrium terhadap tekanan darah pada
pasien hipertensi di poli penyakit dalam RSP Batu ?
4
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara tingkat asupan lemak (lemak jenuh, tak
jenuh, kolesterol) dan natrium terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi
di poli penyakit dalam RSP Batu.
1.3.2 Tujuan Khusus
a) Mengetahui hubungan antara asupan lemak jenuh (SFA) terhadap
tekanan darah sistolik dan diastolik pasien hipertensi di poli penyakit
dalam RSP Batu.
b) Mengetahui hubungan antara asupan lemak tak jenuh tunggal
(MUFA) terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pasien
hipertensi di poli penyakit dalam RSP Batu.
c) Mengetahui hubungan antara asupan lemak tak jenuh ganda
(PUFA) terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pasien
hipertensi di poli penyakit dalam RSP Batu.
d) Mengetahui hubungan antara asupan kolesterol terhadap tekanan
darah sistolik dan diastolik pasien hipertensi di poli penyakit dalam
RSP Batu.
e) Mengetahui hubungan antara asupan natrium terhadap tekanan
darah sistolik dan diastolik pasien hipertensi di poli penyaki dalam
RSP Batu
5
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai landasan
pengetahuan untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan di bidang gizi dalam memberikan pelayanan yang
maksimum khususnya kepada penderita hipertensi.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan dalam
menangani pasien hipertensi di Poli Penyakit Dalam RSP Batu.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Umum Hipertensi
Hipertensi adalah keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal atau kronis dalam waktu yang lama. Hipertensi
merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita. Satu-satunya cara
untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita
secara teratur (Saraswati, 2009). Hipertensi atau penyakit tekanan darah
tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan zat gizi yang dibawa oleh darah
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannnya (Sustrani,
2006).
Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah
yang dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer atau esensial
yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi skunder yang dapat
disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, gangguan
anak ginjal, dll. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara
tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu dapat
menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu
dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada
waktu check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter. Biasanya dokter akan
mengecek dua kali atau lebih sebelum menentukan terkena darah tinggi atau
tidak. Apabila pada kesempatan tersebut tekanan darah berada pada 140/90
mmHg atau lebih maka akan didiagnosa sebagai hipertensi. Tekanan darah
7
tinggi (hipertensi) menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat
usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena penyakit jantung dan
biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Tekanan darah dalam kehidupan
seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki
tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa (Saryawati, 2008).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi berarti ada tekanan tinggi di
dalam pembuluh darah arteri. Arteri merupakan pembuluh darah yang
membawa darah dari jantung menuju ke seluruh jaringan dan organ tubuh.
Jadi , darah tinggi bukanlah tekanan emosi yang berlebih meskipun kondisi
ini bisa memicu kenaikan tekanan darah (Sutomo, 2009).
2.2. Patofisiologi Hipertensi
Menurut Depkes (2006) tekanan darah arteri adalah tekanan yang
diukur pada dinding arteri dalam milimeter merkuri. Dua tekanan darah arteri
yang biasanya diukur, tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik
(TDD). TDS diperoleh selama kontraksi jantung dan TDD diperoleh setelah
kontraksi sewaktu bilik jantung diisi. Banyak faktor yang mengontrol tekanan
darah berkontribusi secara potensial dalam terbentuknya hipertensi, faktor-faktor
tersebut adalah (lihat gambar 1) :
Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis dan/atau
variasi diurnal), mungkin berhubungan dengan meningkatnya respons
terhadap stess psikososial dll.
Produksi berlebihan hormon yang menahan natrium dan vasokonstriksi.
Asupan natrium (garam) berlebihan
Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium
8
Meningkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan meningkatnya
produksi angiotensin II dan aldosteron.
Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrik oxida (NO), dan peptide
natriureti
Perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang mempengaruhi
tonus vaskular dan penanganan garam oleh ginjal
Abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada
pembuluh darah kecil di ginjal.
Diabetes mellitus
Resistensi insulin
Obesitas
Meningkatnya aktivitas vascular growth factors
Perubahan reseptor adrenergik yang mempengaruhi denyut jantung,
karakteristik inotropik dari jantung, dan tonus vaskular.
Berubahnya transpor ion dalam sel
AME = apparent mineralcorticoid, CNS = central nervous system, GRA = glucorticoid remediable
aldosteroinism. Reproduced with permission from Crawford and Dimarco (2)
Gambar 1. Mekanisme patofisiologi dari hipertensi
9
Menurut Wiryana (2008), secara umum hipertensi selalu dihubungkan
dengan ketidaknormalan peningkatan aktivitas simpatis, yaitu terjadi peningkatan
baseline dari curah jantung (CO), seperti pada keadaan febris, hipertiroidisme
atau terjadi peningkatan resistensi pembuluh darah perifer (SVR) atau dua-
duanya. Peningkatan SVR merupakan penyebab hipertensi pada mayoritas
penderita hipertensi. Pola perkembangan terjadinya hipertensi, awalnya CO
meningkat, tetapi SVR dalam batas-batas normal. Ketika hipertensi semakin
progresif, CO kembali normal tetapi SVR meningkat menjadi tidak normal.
Afterload jantung yang meningkat secara kronis menghasilkan LVH (left ventricle
hypertrophy) dan merubah fungsi diastolik. Hipertensi juga merubah autoregulasi
serebral sehingga cerebral blood flow (CBF) normal untuk penderita hipertensi
dipertahankan pada tekanan yang tinggi. Tekanan darah berbanding lurus
dengan curah jantung dan SVR.
2.3. Klasifikasi Hipertensi
Menurut Saraswati (2009), berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat
digolongkan menjadi :
1. Hipertensi Esensial atau primer. Penyebab pasti dari hipertensi esensiel
sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun berbagai faktor
diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti
bertambahnya umur, stress psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang
lebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi primer, sedangkan 10 %
nya tergolong hipertensi skunder.
2. Hipertensi sekunder. Hipertensi skunder adalah hipertensi yang
penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal,
10
gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal
(hiperaldosteronisme), dan lain-lain.
Saat memeriksa tekanan darah, ada dua angka yang disebut, yaitu
tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Yang dimaksud tekanan
darah sistolik adalah tekanan saat jantung berdenyut atau berdetak (sistol), dan
sering disebut tekanan atas. Sedangkan tekanan darah diastolik adalah tekanan
saat jantung beristirahat di antara saat pemompaan, dan sering disebut tekanan
bawah. Tekanan sistolik dicatat sesuai dengan tekanan yang terlihat pada air
raksa saat terdengar bunyi, sedangkan tekanan diastolik dicatat saat bunyi hilang
(Wiryowidagdo dan Sitanggang, 2008).
Menurut The Joint National Committte 7 (JNC 7) on prevention,
detection, evaluation, and treatment of high blood pressure tahun 2003,
klasifikasi hipertensi dibagi atas prehipertensi, hipertensi derajat 1 dan 2 (lihat
tabel1).
Tabel 1. Klasifikasi hipertensi menurut JNC 7
Klasifikasi Tekanan Darah
Tekanan Darah Sistolik (mmHg)
Tekanan Darah Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 ≥160 ≥100
WHO menetapkan bahwa tekanan darah normal jika tekanan sistolik
di bawah 140 mmHg dan diastolik di bawah 90 mmHg. Seseorang
dikatakan menderita penyakit hipertensi jika tekanan sistolik sama atau di
atas 160 mmHg dan tekanan diastolik sama atau di atas 95 mm Hg.
11
Sepanjang hari, tekanan darah akan berubah-ubah tergantung pada
aktivitas tubuh. Latihan yang berat dan stres cenderung meningkatkan
tekanan darah. Sebaliknya, dalam keadaan berbaring atau istirahat,
tekanan darah akan turun kembali. Hal ini merupakan keadaan normal
(Bangun, 2008).
WHO (2005) mengklasifikasikan hipertensi seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi Tekanan Darah menurut WHO tahun 2005
Category Systolic BP (mmHg)
Diastolic BP (mmHg)
Optimal < 120 <80
Normal 120-129 80-84
High Normal 130-139 85-89
Grade I hypertension (mild) 140-159 90-99
Grade 2 hypertension (moderate) 160-179 100-109
Grade 3 hypertension (severe) ≥180 ≥110
Isolated systolic hypertension ≥140 <90
Sumber : WHO (2005)
Sedangkan WHO (2011) mengklasifikasikan hipertensi seperti pada
tabel 3.
Tabel 3. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut WHO (2011)
Kategori Tekanan Darah Sistolik (mmHg)
Tekanan Darah Diastolik (mmHg)
Normal <120 mmHg < 80 mmHg
At risk (prehypertension) 120-139 mmHg 80-89 mmHg
High ≥140 mmHg ≥90 mmHg
Sumber : WHO (2011)
12
Menurut Tapan (2004) para ahli membagi hipertensi berdasarkan sistolik
dan diastolik, yaitu :
1. Hipertensi sistolik, yaitu jika hanya tekanan darah sistolik yang melewati
batas (>140mmhg) sedangkan diastoliknya dalam ambang batas
(<90mmHg). Hipertensi sistollik ini umumnya dijumpai pada orang usia
lanjut, namun jika dijumpai masa puber/remaja atau dewasa muda, hal ini
menunjukkan kecenderungan orang tersebut akan menderita hipertensi
nantinya.
2. Hipertensi diastolik, yaitu tekanan diastolik yang meningkat melebihi 85
mmHg.
Kadang-kadang hanya pada angka sistolik tekanan darah meningkat. Ini
biasa terjadi seiring dengan pertambahan usia, khususnya yang sudah
melewati usia 60 tahun. Keadaan ini disebut isolated systolic hypertension.
Walaupun hanya angka sistolik yang naik, dokter kemungkinan akan
menyarankan pengobatan hipertensi ( Puspitorini, 2008). Hipertensi sistolik
terisolasi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih
dan tekanan darah diastolik kurang dari 90 mmHg ( Lawrence, 2002).
Sedangkan Kowalski (2007) mengatakan bahwa isolated systolic
hypertension adalah suatu kondisi ketika tekanan diastolik relatif normal dan
tekanan sistolik tinggi.
Sedangkan yang umumnya disebut hipertensi adalah hipertensi baik
sistolik maupun diastolik. Hipertensi jenis ini adalah peningkatan tekanan
darah baik sistolik maupun diastolik. Dua-duanya meningkat.
National Instiute of Health, sebuah lembaga kesehatan nasional di
Amerika mengklasifikasikan tekanan darah sebagai berikut :
13
1. Tekanan Sistolik
< 119 mmHg : normal
120 – 139 mmHg : Pra- hipertensi
140 – 159 mmHg : Hipertensi derajat 1
160 mmHg : Hipertensi derajat 2
2. Tekanan Diastolik
< 79 mmHg : Normal
80 – 89 mmHg : Pra-hipertensi
90 – 99 mmHg : Hipertensi derajat 1
100 mmHg : Hipertensi derajat 2
Sumber : Utami (2010)
2.4. Faktor Resiko Hipertensi
Faktor resiko utama hipertensi yang tidak dapat dikontrol, yaitu :
Usia
Dengan bertambahnya usia, resiko terjadinya hipertensi meningkat.
Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering
dijumpai pada orang berusia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar bila
tekanan darah sedikit meningkat dengan bertambahnya usia. Hal ini
disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan
hormon. Tetapi bila perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain maka bisa
memicu terjadinya hipertensi (Gunawan, 2001; Staessen, 2003).
Ras
Suku berkulit hitam beresiko lebih tinggi terkena hipertensi. Di Amerika,
penderita hipertensi berkulit hitam 40% lebih banyak dibandingkan penderita
berkulit putih (Sutomo, 2009)
14
Jenis kelamin
Pria lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan wanita. Pria dan wanita
menapouse mempunyai pengaruh yang sama untuk terjadinya hipertensi.
(Mansjoer, 2001). Wanita lebih banyak yang menderita hipertensi dibanding
pria, hal ini disebabkan karena terdapatnya hormon estrogen pada wanita
(Bustan, 1997).
Riwayat hipertensi pada keluarga
Orang-orang dengan sejarah keluarga yang mempunyai hipertensi lebih
sering menderita hipertensi. Riwayat keluarga dekat yang menderita
hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga yang memiliki
hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan resiko hipertensi 2-5 kali lipat
(Chunfang, 2003).
Sedangkan faktor resiko hipertensi yang dapat dikontrol antara lain :
Kebiasaan merokok
Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan antara rokok
dengan peningkatan resiko kardiovaskuler telah banyak dibuktikan
(Suyono, 2001). Selain dari lamanya, resiko merokok terbesar tergantung
pada jumlah rokok yang dihisap per hari. Seseorang lebih dari satu pak
rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan hipertensi daripada mereka yang
tidak merokok (Price, et al). Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan
karbon monoksida yang diisap melalui rokok, yang masuk ke dalam aliran
darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan
mengakibatkan proses aterosklerosis dan hipertensi (Nurkhalida, 2003).
Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol
15
Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Peminum alkohol berat
cenderung hipertensi meskipun mekanisme timbulnya hipertensi belum
diketahui secar pasti (Suyono, 2001). Mekanisme peningkatan tekanan
darah akibat alkohol masih belum jelas. Namun diduga, peningkatan kadar
kortisol dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah
merah berperan dalam menaikkan tekanan darah (Nurkhalida, 2003).
Obesitas
Obesitas atau kegemukan merupakan salah satu faktor resiko terhadap
timbulnya hipertensi. Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita
hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi
yang obesitas lebih tinggi daripada penderita hipertensi yang tidak
obesitas. Pada obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan
aktivitas saraf simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang
rendah. Kurangnya olah raga dapat beresiko timbulnya obesitas akan
bertambah, dan apabila asupan garam bertambah maka resiko timbulnya
hipertensi juga akan bertambah (Suyono, 2001; Theodosa, 2000)
Olah raga
Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan resiko menderita hipertensi karena
meningkatkan resiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif juga
cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga
otot jantungnya bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan
sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan yang
dibebankan pada arteri (Sheps, 2005; Hernelahti, 1998).
Stress
16
Hubungan antara stress dengan hipetensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap.
Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah
menjadi tetap tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada
binatang percobaan yang diberikan pemaparan terhadap stress ternyata
membuat binatang tersebut menjadi hipertensi (Ferketich, 2000). Apabila
stress berlangsung lama dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah
yang menetap (Suyono, 2001).
Penggunaan pil KB
Estrogen adalah hormon yang digunakan dalam pil KB. Estrogen bersifat
menahan garam dan mempertinggi produksi angiotensin, suatu bahan
yang dapat meningkatkan tekanan darah dan mengurangi kelancaran
aliran darah ke ginjal. Dengan lamanya pemakaian kontrasepsi estrogen
(± 12 tahun berturut-turut) akan meningkatkan tekanan darah perempuan
(Bustan, 1997).
Asupan Natrium
Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara
konsumsi natrium dengan hipertensi. Natrium merupakan hal yang sangat
penting pada mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan natrium
terhadap hipertensi melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh)
dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi
kelebihan natrium sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem
pendarahan) yang normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini
terganggu, di samping ada faktor lain yang berpengaruh (Radecki, 2000).
Reaksi orang terhadap natrium berbeda-beda. Pada beberapa orang,
17
baik yang sehat maupun yang mempunyai hipertensi, walaupun mereka
mengkonsumsi narium tanpa batas, pengaruhnya terhadap tekanan
darah sedikit sekali atau bahkan tidak ada. Pada kelompok lain, terlalu
banyak natrium menyebabkan kenaikan tekanan darah yang juga memicu
terjadinya hipertensi (Sheps, 2005).
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis
hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa
dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram
tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan jika
asupan garam antara 5-15 gram per hari prevalensi hipertensi meningkat
menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi
terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan
darah (Gunawan, 2005; Radecki, 2000).
Makanan modern adalah penyumbang utama terjadinya
hipertensi. Makanan yang diawetkan dengan garam dapur serta bumbu
penyedap dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan tekanan darah karena
mengandung natrium dalam jumlah berlebih (Saraswati, 2009). Natrium
bersama klorida dalam garam dapur sebenarnya membantu tubuh
mermpertahankan keseimbangan cairan tubuh dan mengatur tekanan
darah. Namun, natrium dalam jumlah berlebih dapat menahan air
(retensi), sehingga meningkatkan jumlah volume darah. Akibatnya jantung
harus bekerja lebih keras untuk memompanya dan tekanan darah
menjadi naik. Selain itu natrium yang berlebihan akan menggumpal di
dinding pembuluh darah dan mengikisnya sehingga terkelupas. Kotoran
tersebut akan menyumbat pembuluh darah (Sustrani, 2004).
18
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena
menarik cairan di luar sel agar tidak keluar, sehingga akan meningkatkan
volume dan tekanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi garam 3
gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan
asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi.
Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari setara
dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari (Kaplan,1998; Nurkhalida,
2003; Radecki, 2000)
Natrium memegang peranan penting terhadap timbulnya
hipertensi. Konsumsi natrium yang berlebihan menyebabkan konsentrasi
natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya,
cairan intraseluler ditarik keluar sehingga volume cairan ekstra-seluler
meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstra-seluler tersebut
menyebabkan meningkatnya volume darah sehingga berdampak pada
timbulnya hipertensi (Saraswati, 2009).
Asupan Lemak
Mengatur diet atau pola makan rendah kolesterol dan lemak jenuh
adalah cara yang paling baik dalam menghindari tekanan darah tinggi.
Mengurangi konsumsi lemak dapat menurunkan tekanan darah.
Menurunnya kekentalan darah, sebagai akibat berkurangnya lemak dapat
menghasilkan perubahan yang menguntungkan dalam tekanan darah.
Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan
berat badan yang beresiko terjadinya hipertensi (Sheps, 2005). Konsumsi
lemak jenuh juga meningkatkan resiko aterosklerosis yang berkaitan
dengan kenaikan tekanan darah (Hull, 1996; Sheps, 2005). Penurunan
19
konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan yang bersumber
dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya
yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang
bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah (Hull, 1996).
Kadar lemak yang tinggi di dalam menu sehari-hari akan berakibat
meningkatkan tekanan darah. Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah
kurang dari 30% total kalori. Tetapi lebih penting dari itu ialah harus
membatasi konsumsi lemak jenuh yang banyak terkandung dalam minyak
kelapa. Karena minyak kelapa mengandung lemak jenuh yang tinggi.
Kalau ada pilihan sebaiknya kita gunakan minyak jagung atau minyak
sayur yang kandungan lemak jenuhnya lebih rendah (Khomsan, 2003).
Lemak di dalam hidangan memberikan kecenderungan
meningkatkan kadar kolesterol darah, terutama lemak hewani yang
mengandung asam lemak jenuh rantai panjang. Kolesterol yang tinggi
bertalian dengan peningkatan prevalensi penyakit
hipertensi (Sediaoetama, 2008). Makanan hewani adalah sumber
kolesterol dalam diet, dengan sumber terkaya adalah kuning telur.
Absorpsi kolesterol berubah–ubah, tetapi biasanya kurang dari 50%.
Kandungan lemak yang berlebihan dalam darah, dapat menyebabkan
timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat
pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan
meningkat. Kadar kolesterol dalam plasma, terutama yang diangkut
sebagai fraksi LDL, merupakan penentu utama ateroslerosis (Barasi,
2007).
20
Asupan lemak yang berlebihan baik yang berasal dari bahan
makanan itu sendiri maupun dari minyak yang digunakan dalam
pemasakan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan lambat
laun (20 – 30 tahun) akan mempunyai dampak pada pembuluh darah
yang berupa timbunan lemak.
a. Lemak
Lemak adalah salah satu dari tiga zat gizi utama dalam makanan
kita, bersama dengan protein dan karbohidrat. Semua kalori dari
makanan dihasilkan oleh ketiga molekul ini. Namun, lemak adalah sumber
energi yang paling besar dalam makanan (Moneysmith, 2003).
Sedangkan Dwijayanthi (2011) mengemukakan lemak adalah senyawa
organik yang larut dalam alkohol dan dalam larutan organik lainnya, tetapi
tidak larut air. Lemak mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen.
Karena lemak lebih sedikit mengandung oksigen, kalori yang
dihasilkannya dua kali lebih banyak daripada karbohidrat dalam jumlah
yang sama.
Adapun jenis lemak, yaitu :
a. Lemak jenuh (Saturated fatty Acid), merupakan penyebab utama
peningkatan kolesterol dan LDL darah. Meningkatnya lemak jenuh
menurunkan aktivitas LDL reseptor sehingga menurunkan klirens
kolesterol dalam pembuluh darah, selain itu lemak jenuh meningkatkan
produksi LDL dan VLDL, dan pada akhirnya dapat meningkatkan resiko
terbentuknya aterosklerosis dini. Asupan lemak jenuh adalah salah satu
faktor yang berhubungan dengan tekanan darah. Asam lemak jenuh
mengandung atom hidrogen dalam jumlah maksimal pada setiap karbon,
21
dan cenderung berwujud padat pada suhu kamar. Sumber lemak jenuh
yaitu : Minyak goreng, terutama minyak kelapa dan minyak kelapa sawit,
margarin, mentega, santan, disamping itu juga pengaruh lama
pemanasan, suhu dan komposisi lemak itu sendiri.
b. Lemak tak jenuh tunggal (Monounsaturated fatty acid/MUFA), jenis lemak
ini tidak mempengaruhi kolesterol darah dan LDL. Contohnya sumber
lemak ini yaitu zaitun. Asam lemak tak jenuh tunggal mengandung satu
ikatan rangkap. Dalam ikan berlemak, asam lemak tak jenuh tunggal
mungkin terdapat dalam jumlah sedikit.
c. Lemak tak jenuh ganda (Polyunsaturated fatty acid/PUFA), jenis lemak ini
terbukti menurunkan kadar kolesterol darah, banyak terdapat dalam
minyak jagung, minyak wijen, minyak bunga matahari, dan ikan. Asam
lemak tak jenuh ganda memiliki titik leleh paling rendah di antara semua
jenis asam lemak, karena keberadaan ikatan rangkap. Asam lemak tak
jenuh ganda berbentuk cair suhu kamar, ketika digunakan dalam produksi
lemak pengoles roti (seperti margarin), dilakukan emulsifikasi untuk
menghasilkan pengoles roti yang lebih padat.
d. Kolesterol.
Kolesterol, sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak.
Disamping sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak atau
khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh kita. Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan
hormon steroid. Tetapi bila kolesterol dalam tubuh berlebih, maka akan
tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan akan menimbulkan suatu
kondisi yang disebut aterosklerosis, yaitu penyempitan pembuluh darah.
22
Kolesterol merupakan sterol utama dalam tubuh. Zat ini disintesa dari
asetil koenzim A, di semua jaringan terutama hati. Zat ini memiliki peran
kunci dalam struktur membran dan transpor melalui membran, serta
dalam sintesis hormon dan asam empedu. Kolesterol terutama banyak
ditemukan pada lemak dari hewan, seafood (kecuali ikan), kuning telur,
serta jeroan (Poerwaningsih ,2004; Fifinella, 2009; Savitri, 2007; Barasi,
2007).
Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa masalah kesehatan
serius yang bisa meningkatkan resiko hipertensi, yaitu kolesterol tinggi, diabetes,
apnea saat tidur dan gagal jantung. Faktor resiko yang saling berkaitan dan tidak
berdiri sendiri bisa memungkinkan seseorang mendapat hipertensi yang lebih
tinggi. Tetapi, tanpa faktor resiko pun hipertensi bisa dimiliki seseorang (Sutomo,
2009).
b. Natrium
Almatsier (2006) mengemukakan bahwa natrium adalah kation utama
dalam cairan ekstraseluler. Pengaturan keseimbangan natrium dalam darah
diatur oleh ginjal. Sumber utama natrium adalah garam dapur atau NaCl, selain
itu garam lainnya bisa dalam bentuk soda kue (NaHCO3), baking powder,
natrium benzoat, dan vetsin (monosodium glutamata). Kelebihan natrium akan
menyebabkan keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan edema dan
hipertensi. WHO menganjurkan bahwa konsumsi garam yang dianjurkan tidak
lebih dari 6 gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari.
Berikut ini merupakan fungsi dari natrium, yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai kation utama dalam cairan ekstraseluler, natrium menjaga
keseimbangan cairan dalam kompartemen tersebut.
23
2. Mengatur osmolaritas cairan, pH, dan volume darah.
3. Membantu transmisi rangsangan saraf dan kontraksi otot.
2.7. Hubungan Asupan Lemak Terhadap Tekanan Darah
2.7.1. Hubungan Asupan Lemak Jenuh Terhadap Tekanan Darah
Manurung (2004) mengemukakan bahwa bahwa lemak jenuh dapat
menyebabkan dislipidemia. Sedangkan Anwar (2004) mengatakan bahwa
dislipidemia merupakan salah satu faktor utama resiko aterosklerosis.
Aterosklerosis ini akan meningkatkan resistensi dinding pembuluh darah yang
dapat memicu jantung untuk meningkatkan denyutnya. Denyut jantung yang
meningkat dapat meningkatkan volume aliran darah yang berefek terhadap
tekanan darah sistolik dan diastolik. Sedangkan Hull (1996) mengatakan bahwa
penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan yang
bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tak jenuh polivalen
secukupnya yang berasal dari minyak sayur, biji-bijian, dan makanan lain yang
bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah.
Lemak jenuh memiliki kelemahan besar. Lemak jenuh menaikkan
produksi LDL, dan dikaitkan dengan aterosklerosis, atau yang biasa dikenal
dengan pengerassan arteri, yang mengakibatkan serangan jantung, stroke, dan
keadaan lain. ( Moneysmith, 2003).
2.7.2. Hubungan Asupan Lemak Tak Jenuh Tunggal (MUFA) Terhadap Te-
kanan Darah
Menurut Budiyanto ( 2002) lemak tak jenuh tunggal mempunyai
pengaruh sedikit terhadap peningkatan tekanan darah. Sedangkan Raharjo
(2004) mengatakan bahwa lemak tak jenuh tunggal dapat menurunkan kadar
24
LDL. Menurut Moneysmith (2005), lemak tak jenuh tunggal baik untuk jantung
dan memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol buruk LDL tanpa
mengubah kadar kolesterol baik HDL. Lemak tak jenuh tunggal juga berguna
untuk mengankut vitamin dan zat-zat berguna lainnya, seeta menurunkan
tekanan darah. Idealnya lemak tak jenuh tunggal harus mencapai 10-15 persen
dari total kalori setiap hari. Lemak tak jenuh tunggal juga berguna untuk
mengangkut vitamin dan zat-zat berguna lainnya, menurunkan tekanan darah,
dan melindungi kita dari benerapa penyakit tertentu.
2.7.3 Hubungan Asupan Lemak Tak Jenuh Ganda (PUFA) Terhadap Tekan-
an Darah.
Kumala (2000) mengatakan bahwa masyarakat dengan asupan lemak
tidak jenuh ganda omega-3 yang tinggi mempunyai tekanan darah yang lebih
rendah. Sedangka Arrigo (2010) mengemukakan bahwa intake atau suplemen
PUFA 2-4 gram per hari dapat menurunkan tekanan darah dan mencegah
peningkatan tekanan darah pada penderita hipertensi. Dan Budiyanto (2002)
mengatakan bahwa lemak tak jenuh ganda mempunyai pengaruh terhadap
penurunan kadar kolesteol darah. Menurut Kowalski (2007) bahwa PUFA akan
melindungi jantung dengan mengurangi pembentukan bekuan darah, meredakan
peradangan arteri, serta menurunkan baik kadar trigliserida maupun tekanan
darah.
2.7.4 Hubungan Asupan Kolesterol Terhadap Tekanan Darah.
Puspitorini (2008) mengemukakan bahwa kolesterol LDL berbahaya dan
sering disebut kolesterol jahat. Kolesterol ini mengangkut kolesterol paling
banyak dalam darah. Jadi kolesterol HDL dan LDL mempunyai fungsi saling
25
berlawanan. Kolesterol HDL mengikat kolesterol LDL yang menempel di
pembuluh darah dan mengantarkannya ke hati untuk dimetabolisme kembali.
LDL dan HDL harus berada pada keseimbangan yang dinamik. Saat terjadi
ketidakseimbangan, misalnya LDL cenderung lebih tinggi, dapat terjadi
pengendapan kolesterol dalam arteri, membuat pembuluh darah menyempit dan
menghalangi aliran darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.
Sedangkan Moneysmith (2003), mengemukakan bahwa salah satu elemen
umum dalam penyakit kardiovaskular adalah aterosklerosis, atau pengerasan
arteri. Hal ini terjadi jika arteri tersumbat oleh lapisan plak, yaitu gumpalan kecil
yang terbentuk jika lemak yang berwujud lilin, yang dikenal sebagai kolesterol,
bergabung dengan zat-zat lain di dalam darah. Jika plak ini terus menumpuk,
aliran darah di dalam arteri semakin melambat.
2.7.5 Hubungan Asupan Natrium Terhadap Tekanan Darah.
Astawan (2007) mengatakan bahwa konsumsi natrium yang berlebih
menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat.
Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik keluar, sehingga volume cairan
ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut
menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak pada
timbulnya peningkatan tekanan darah. Yogiantoro (2006) mengemukakan
bahwa konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan tubuh meretensi cairan
yang dapat meningkatkan volume darah.. Asupan natrium berlebih dapat
mengecilkan diameter arteri, menyebabkan jantung harus memompa keras
untuk mendorong volume darah melalui ruang yang semakin sempit, sehingga
tekanan darah menjadi naik, akibatnya terjadi hipertensi.
26
2.8. Penyebab Hipertensi
Menurut Elsanti (2009), penyebab hipertensi yang sering terlihat
diantaranya : aterosklerosis (penebalan dinding arteri yang menyebabkan
hilangnya elastisitas pembuluh darah), keturunan, bertambahnya jumlah
darah yang dipompa ke jantung, penyakit ginjal, kelenjar adrenal, dan
sistem saraf simpatis. Pada ibu hamil yang memiliki kelebihan berat
badan, tekanan psikologis, stress, dan ketegangan bisa menyebabkan
hipertensi.
Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian
besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi esensial). Penyebab
tekanan darah meningkat adalah kecepatan denyut jantung, peningkatan
resistensi (tahanan) dari pembuluh darah tepi, dan peningkatan volume aliran
darah. Aterosklerosis merupakan penyebab utama terjadinya hipertensi (Utami,
2010).
Hipertensi dapat disebabkan oleh peningkatan curah jantung, tekanan
perifer total, atau keduanya. Curah jantung meningkat akibat keadaan yang
meningkatkan denyut jantung dan isi sekuncup. Tekanan perifer meningkat
akibat faktor-faktor yang meningkatkan viskositas darah dan menurunkan
ukuran lumen pembuluh darah (Dwijayanthi, 2011).
Menurut Dwijayanthi (2011) hipertensi diperkirakan berasal dari :
perubahan dasar arteriola yang menyebabkan peningkatan tahanan vaskuler
perifer
peningkatan tonus yang abnormal pada sistem saraf sensorik yang berasal
dari pusat vasomotor, meningkatkan tekanan vaskuler perifer
27
volume darah yang lebih banyak, disebabkan oleh disfungsi ginjal atau
hormonal
penambahan ketebalan arteriola yang disebabkan oleh faktor genetik,
menghasilkan peningkatan tahanan vaskuler perifer
pelepasan renin yang abnormal, menyebabkan pembentukan angiotensin II,
yang membuat arteriola terkonstriksi dan volume darah meningkat.
Sedangkan hipertensi sekunder, menurut Dwijayanthi (2011) disebabkan
oleh penyakit yang sudah ada sebelumnya atau penggunaan obat-obat tertentu :
penyakit vaskular ginjal atau parenkim
pheokromositoma
hiperaldosteronnisme primer
sindrom Chusing
diabetes melitus
disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau paratiroid
koarktasio aorta
preeklampsia-peningkatan tekanan darah yang bermakna selama 3 bulan
terakhir kehamilan
kelainan neurologis
penggunaan obat-obatan flu tertentu, dekongestan, pereda sakit yang dijual
bebas, dan obat yang diresepkan (termasuk kontrasepsi hormonal)
penggunaan kokain dan amfetamin.
2.9. Penanganan Hipertensi
2.9.1. Medis
Selain cara pengobatan nonfarmakologis, penatalaksanaan utama
hipertensi primer adalah dengan obat. Keputusan untuk mulai memberikan obat
28
antihipertensi berdasarkan beberapa faktor seperti derajat peninggian tekanan
darah, terdapatnaya kerusakan organ target dan terdapatnya manifestasi klinis
penyakit penyakit kardiovaskuler atau faktor resiko lain (Suyono, 2001). Terapi
dengan pemberian obat antihipertensi terbukti dapat menurunkan sistole dan
mencegah terjadinya stroke pada pasien usia 70 tahun atau lebih (Staessen,
2000).
Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar pasien
dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi sesuai umur
dan kebutuhan. Terapi yang optimal harus efektif selam 24 jam dan lebih disukai
dalam dalam dosis tunggal karena kepatuhan lebih baik, lebih murah dan dapat
mengontrol hipertensi terus menerus dan lancar, dan melindungi pasien terhadap
resiko kematian mendadak, serangan jantung, atau stroke akibat peningkatan
tekanan darah mendadak saat bangun tidur.Sekarang terdapat pula obat yang
berisi kombinasi dosis rendah 2 obat dari golongan yang berbeda. Kombinasi ini
terbukti memberikan efektifitas tambahan dan mengurangi efek samping. Setelah
diputuskan untuk memakai obat antihipertensi dan bila tidak terdapat indikasi
untuk memilih golongan obat tertentu, diberikan diuretik atau beta bloker. Jika
respon tidak baik dengan dosis penuh, dilanjutkan sesuai dengan algoritma.
Diuretik biasanya menjadi tambahan karena dapat meningkatkan efek obat yang
lain. Jika tambahan obat yang kedua dapat mengontrol tekanan darah dengan
baik minimal setelah 1 tahun, dapat dicoba menghentikan obat pertama melalui
penurunan dosis secara perlahan dan progresif (Mansjoer, 2001)
Menurut Saraswati (2009), jenis obat anti-hipertensi antara lain :
1. Diuretik.
29
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh
(lewat urin) sehingga volume cairan di tubuh berkurang yang
mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obat-
obatannya adalah Hidroklorotiazid.
2. Penghambat Simpatetik.
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis
(saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas). Contoh obatnya adalah
Metildopa, klonidin, dan Reserpin.
3. Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya
pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah
diketahui mengidap gangguan pernafasan, seperti asma bronkial. Contoh
obatnya adalah Metoprolol, Propanolol, dan Atenolol. Pada penderita
diabetes melitus, harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia
(kondisi ketika kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang
bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua, terdapat gejala
bronkospasme (penyempitan saluran pernafasan) sehingga pemberian obat
harus hati-hati.
4. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi
otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah
Prosasin dan Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari
pemberian obat ini adalah sakit kepala dan pusing.
30
5. Penghambat Enzim Konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat
Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping
yang mungkin timbul adalah batuk kering, pusing, sakit kepala, dan lemas.
6. Antagonis Kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara
menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat
ini adalah Nifedipin, Diltiasem, dan Verapamil. Efek samping yang mungkin
timbul adalah sembelit, pusing, sakit kepala, dan muntah.
7. Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin
II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung.
Obat-obatan yang termasuk dalam gplongan ini adalah Valsartan (Diovan).
Efek samping yang mungkin timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas, dan
mual.
Obat-obatan memang tidak selalu dapat menyembuhkan, tetapi dapat
membantu mengendalikan tekanan darah. Obat terutama dibutuhkan untuk
mengendalikan hipertensi yang parah (Utami, 2010).
2.9.2. Non Medis
Pendekatan nonfarmakologis merupakan penanganan awal sebelum
penambahan obat-obatan hipertensi, disamping perlu diperhatikan oleh seorang
yang sedang dalam terapi obat. Sedangkan pasien hipertensi yang terkontrol,
pendekatan nonfarmakologis ini dapat membantu pengurangan dosis obat pada
sebagian penderita. Oleh karena itu, modifikasi gaya hidup merupakan hal yang
31
penting diperhatikan, karena berperan dalam keberhasilan penanganan
hipertensi (Nurkhalida, 2003).
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
1) Menurunkan faktor resiko yang menyebabkan aterosklerosis
Penderita hipertensi dianjurkan untuk berhenti merokok dan mengurangi
asupan alkohol (Nurhkalida, 2003). Berhenti merokok penting untuk
mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui
menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan beban
kerja jantung (Corwin, 2001).
2) Olah raga dan aktifitas fisik
Olah raga yang teratur dibuktikan dapat menurunkan tekanan perifer
sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga dapat menimbulkan
perasaan santai dan mengurangi berat badan sehingga dapat menurunkan
tekanan darah. Yang perlu diingat adalah bahwa olah raga saja tidak dapat
digunakan sebagai pengobatan hipertensi (Gunawan dan Lany, 2005;
Kusmana, 2002).
3) Perubahan pola makan
a) Mengurangi asupan natrium
Menurut Sheps (2005), jika dokter atau ahli gizi menyarankan agar
mengurangi natrium demi menurunkan tekanan darah, sebaiknya saran
itu diikuti. Bahkan sebelum disarankan pun sebaiknya kurangi natrium,
cobalah membatasi jumlah natrium setiap hari. Beberapa cara yang
dapat dilakukan :
Perbanyak makanan segar, kurangi makanan yang diproses.
Pilihlah produk dengan natrium rendah
32
Jangan menambah garam pada makanan saat memasak
Jangan menambah garam saat di meja makan
Batasi penggunaan saus-sausan
Bilaslah makanan dalam kaleng
b) Diet rendah lemak jenuh dan kolesterol
Lemak dalam diet meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis yang
berkaitan dengan kenaikan tekanan darah. Penurunan konsumsi lemak,
terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan
peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal
dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari
tanaman dapat menurunkan tekanan darah (Hull, 1996)
4) Menghilangkan stress
Stress menjadi masalah bila tuntutan dari lingkungan hampir atau bahkan
sudah melebihi kemampuan kita untuk mengatasinya. Cara untuk
menghilangkan stress yaitu perubahan pola hidup dengan membuat
perubahan dalam kehidupan rutin sehari-hari dapat meringankan beban
stress (Sheps, 2005).
Perubahan-perubahan itu ialah :
a) Rencanakan semua dengan baik.
b) Sederhanakan jadwal.
c) Bebaskan diri dari stress yang berhubungan dengan pekerjaan.
d) Siapkan cadangan untuk keuangan.
e) Berolah raga.
f) Makanlah yang benar.
g) Tidur yang cukup.
33
h) Ubahlah gaya. Amati sikap tubuh dan perilaku saat sedang dilanda
stress.
i) Sediakan waktu untuk keluar dari kegiatan rutin.
j) Binalah hubungan sosial yang baik.
k) Ubalah pola pikir. Perhatikan pola pikir agar dapat menekan perasaan
kritis atau negatif terhadap diri sendiri.
l) Sediakan waktu untuk hal-hal yang memerlukan perhatian khusus
m) Carilah humor
n) Berserah diri pada Yang Maha Kuasa.
Sustrani dkk (2006) menjelaskan bahwa ada beberapa bahan makanan
yang bermanfaat dalam usaha mengendalikan hipertensi, yaitu :
1. Potasium
Bermanfaat mencegah dan mengendalikan tekanan darah. Konsumsi potasium
yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraselluler,
sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraselluler dan menurunkan
tekanan darah. Sumber asupan yang baik adalah buah-buahan, sayuran, produk
susu, dan ikan. Makanan yang kaya akan potasium adalah aprikot, pisang,
waluh, ikan lele, bayam, tomat, kacang-kacangan, kentang, susu yogurt.
2. Magnesium
Implikasi dari kekurangan magnesium adalah tekanan darah tinggi.
Magnesium menurunkan tekanan darah. Hal ini terjadi karena pengaruh
vasodilatasi pembuluh darah, depresi otot jantung dan hambatan gangguan
simpatis. Selain food supplement, makanan yang kaya akan magnesium
adalah kacang-kacangan, polong-polongan dan hasil olahannya, bahan
34
makanan dari laut, kuaci tawar biji bunga matahari, kuaci tawar biji labu
kuning.
3. Kalsium
Selain penting untuk menjaga kesehatan secara umum, kalsium bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah. Kalsium memiliki kemampuan
menstabilkan membran, efek vasorelaxing pada sel-sel otot polos. Hal ini
juga mempengaruhi sistem saraf pusat dan perifer simpatik dan
memodifikasi hemeostasis kalsium, tindakan vaskular, serta tindakan elevasi
diinduksi PTH pada kalsium untuk pada gilirannya mengurangi tonus
vaskular. Selain dari food supplement, sumber kalsium yang baik adalah
polong-polongan dan hasil olahannya; sayuran hijau seperti bayam, kacang
panjang, sawi dan beragam sayuran hijau lainnya; daging sapi dan ayam
rendah lemak.
4. Asam Lemak Esensial
Suplementasi asam ionoleic menurunkan tekanan darah. Penderita
hipertensi pada umumnya kekurangan prostaglandin seri E dalam tubuhnya,
asam linoleic berfungsi menormalkan kondisi tersebut. Bahan makanan yang
kaya akan asam lemak esensial adalah ikan, terutama ikan laut dalam
seperti salmon, tuna, makerel; aneka kacang-kacangan seperti kenari,
kacang mete, walnut, pistachio, flaxseed.
5. Coenzyme Q10
Bahan ini adalah komponen yang penting bagi proses metabolik dalam
produksi energi. Penderita penyakit kardiovaskuler (termasuk hipertensi,
angina, dan gagal jantung) sering kekurangan Coenzyme Q10. Coenzym Q
10 dapat meningkatkan efektivitas obat tekanan darah tertentu.
35
6. Vitamin C
Penderita hipertensi yang kekurangan serum vitamin C akan mengalami
tekanan darah tinggi. Oleh karena kapasitasnya sebagai antioksidan yang
meredam spesi oksigen reaktif yang dapat menyebabkan hipertensi. Vitamin
C dapat menurunkan rasio plasma C-reaktive protein, 8-isoprotane, dan
molondialdehyd—modifie LDL, meskipun tidak selalu diiringi oleh penurunan
tekanan darah. Selain food supplement, bahan makanan yang kaya vitamin
C adalah beragam buah-buahan terutama jambu biji, jeruk, mangga, pepaya,
rambutan; aneka sayuran yang disantap mentah seperti kol, kacang
panjang, daun katuk, cabai rawit, dan cabai merah yang disantap mentah.
7. Seng
Selain menjaga imunitas secara umum, seng juga bermanfaat dalam
mengendalikan tekanan darah. Seng dapat memantau detak jantung dan
menjaga fungsi saraf tetap terjaga.Selain dari food supplement, bahan
makanan yang kaya seng adalah daging rendah lemak, kerang, polong-
polongan, beras merah, kuaci tawar, dan aneka biji-bijian.
36
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Keterangan :
: Yang diteliti
: Yang tidak diteliti
Faktor resiko tak dapat dikontrol : - Usia - Ras - Jenis kelamin - Riwayat hipertensi - Pil KB
Faktor resiko dapat dikontrol : - Kebiasaan merokok - Minum alkohol - Obesitas - Olah raga - Pil KB - Stress
- Asupan makanan bu- ruk
Asupan natrium
tinggi
Asupan lemak
tinggi
Retensi cairan Plak
Aterosklerosis
HIPERTENSI
37
Penjelasan :
Faktor resiko terjadinya hipertensi dibedakan menjadi 2, yaitu faktor
resiko yang tidak dapat dikontrol dan faktor resiko yang dapat dikontrol. Faktor
resiko yang tidak dapat dikontrol meliputi : usia, ras, jenis kelamin, dan riwayat
hipertensi pada keluarga. Sedangkan faktor resiko yang dapat dikontrol meliputi
kebiasaan merokok, minum alkohol, obesitas, olah raga, penggunaan pil KB,
stress, serta asupan natrium dan lemak yang tinggi. Asupan natrium yang tinggi
menyebabkan tekanan darah akan meningkat akibat adanya retensi cairan dan
bertambahnya volume darah. Sedangkan asupan lemak yang tinggi
menyebabkan terjadinya endapan lemak pada dinding pembuluh darah atau
terjadi plak dan berakibat terjadinya aterosklerosis. Hal ini dapat menyebabkan
pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah meningkat.
3.2. Hipotesis Penelitian
Ada hubungan positif antara tingkat asupan lemak (lemak jenuh, tak jenuh,
kolesterol) dan natrium terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di poli
penyakit dalam RSP Batu.
38
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah menggunakan rancangan survei cross
sectional. Survei cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point
time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat
pemeriksaan ( Notoatmodjo, 2010).
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah semua pasien yang didiagnosa hipertensi
di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Paru Batu. Sampel yang diambil
adalah pasien hipertensi yang menjalani rawat jalan di Poli Penyakit Dalam
Rumah Sakit Paru Batu. Teknik pengambilan sampel adalah dengan metode
Non Probability Sampling yaitu dengan Consecutive Sampling karena sampel
yang diambil berdasarkan pasien yang ada pada saat itu dan memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.
Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Kriteria Inklusi :
Didiagnosa oleh dokter menderita hipertensi
39
Bersedia menjadi responden atau sampel dan mau mengikuti
penelitian sampai selesai dan menandatangani form kesediaan
menjadi responden
Pasien dalam keadaan sadar dan mampu berkomunikasi dengan baik
Berusia 30-65 tahun
2. Kriteria Eksklusi
1. Pasien hipertensi dengan komplikasi
2. Memakai pil KB
Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan menurut Riwidikdo
(2008) dengan rumus :
n =Z21-α/2 P(1-P) d2
n = (1,96)2 × 0,23 (1-0,23) (0,1)2 n = (3,8416) x 0,23 (0,77) 0,01 n = (3,8416) x (0,1771) 0,01 n = 68 68 sampel
Keterangan :
n = besar sampel
Z1 – α/2 = derajat kemaknaan (biasanya 95% = 1,96)
P = proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi (Sumber : Rekam
Medis RSP Batu)
d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan
40
4.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Tabel 4. Variabel penelitian dan Definisi Operasional
NO Variabel Definisi Operasional Cara Pengambilan Data
Skala
1 Independen
Asupan
lemak Jenuh
Asupan
lemak tak
jenuh
Asupan
kolesterol
Jumlah rata-rata
konsumsi lemak
jenuh per hari yang
diperoleh dari hasil
wawancara dengan
semi quantitatif FFQ
dihitung sesuai daftar
makanan lemak
jenuh.
Jumlah rata-rata
konsumsi lemak tak
jenuh per hari yang
diperoleh dari hasil
wawancara dengan
semi quantitatif FFQ
dihitung sesuai daftar
makanan lemak tak
jenuh.
Jumlah rata-rata
konsumsi kolesterol
per hari yang
diperoleh dari hasil
wawancara dengan
semiquantitatif FFQ
dihitung dengan nutri
Wawancara
dengan
metode semi
quantitatif
FFQ
Wawancara
dengan
metode semi
quantitatif
FFQ
Wawancara
dengan
metode semi
quantitatif
FFQ
Rasio
Rasio
Rasio
41
Asupan
natrium
survey
Jumlah rata-rata
konsumsi natrium per
hari yang diperoleh
dari hasil wawancara
dengan
semiquantitatif FFQ
dihitung dengan nutri
survey
Wawancara
dengan
metode semi
quantitatif
FFQ
Rasio
2 Dependen
Tekanan
darah
Hasil pengukuran
tekanan darah
responden, yang
menunjukkan tekanan
darah sistolik dan
diastolik pada saat
pengambilan data.
Melihat catatan
hasil
pengukuran
tekanan darah
responden
Rasio
4.4 Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 2012 sampai dengan 17
Januari 2013 di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Paru Batu.
4.5. Instrumen Penelitian
1. Form pernyataan kesediaan menjadi responden :
Untuk bukti kesediaan menjadi responden
2. Form semi quantitatif FFQ :
Untuk wawancara konsumsi makanan responden untuk mendapatkan data
bahan makanan yang dikonsumsi responden sebagai sumber lemak (lemak
jenuh, tak jenuh, kolesterol) dan natrium.
3. Form data responden
42
Untuk mengumpulkan data responden
4. Nutrisurvey :
Untuk menghitung tingkat asupan makan responden yang diperoleh dari
wawancara semi quantitatif FFQ dengan responden yang meliputi asupan
kolesterol dan natrium.
5. Program SPSS 16 for windows
Untuk uji statistik antar variabel.
6. Rekam Medis
Untuk melihat data tekanan darah.
4.6. Pelaksana Penelitian Pelaksana penelitian adalah penulis 4.7. Prosedur Penelitian/Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan ialah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer, yaitu :
a. Data identitas responden diperoleh dengan cara wawancara terhadap
responden atau dengan keluarga responden
b. Data tingkat asupan lemak (jenuh, tak jenuh, kolesterol) dan tingkat
asupan Na diperoleh dengan cara wawancara makanan responden
dengan metode semi quantitatif FFQ.
2. Data Skunder, yaitu :
a. Data hasil pengukuran tekanan darah diperoleh melalui catatan hasil
pengukuran tekanan darah responden.
43
Prosedur kerja dalam penelitian :
Penjelasan :
1. Pasien hipertensi diambil sebagai responden penelitian dengan cara
consecutive sampling.
2. Dari responden hipertensi didapatkan data tekanan darah responden.
3. Mengukur konsumsi makanan responden dengan metode semi quantitatif
FFQ.
Pasien Hipertensi
Consecutive
Sampling
Responden
Mengukur Konsumsi Makanan responden
dengan metode semi quantitatif FFQ
Menghitung Asupan Lemak (Lemak
Jenuh, Tak Jenuh, Kolesterol) dan Na
Data Tekanan
Darah
Responden
Data Asupan (Lemak jenuh,
Tak jenuh, Kolesterol) dan Na
Uji Statistik Untuk Mengetahui Hubungan Asupan Lemak (Lemak
Jenuh, Tak jenuh, Kolesterol) dan Na Terhadap Tekanan Darah.
Mengukur Tekanan
Darah
44
4. Menghitung asupan lemak (lemak jenuh, tak jenuh, kolesterol) dan Na.
Dari penghitungan tingkat asupan didapatkan data tingkat asupan lemak
(lemak jenuh, tak jenuh, kolesterol) dan Na.
5. Dari data tekanan darah responden dan data asupan lemak (lemak jenuh,
tak jenuh, kolesterol) dan Na dilakukan uji statistik untuk mengetahui
hubungan asupan lemak(lemak jenuh, tak jenuh, kolesterol) dan Na
terhadap tekanan darah.
4.7.1. Metode Pengumpulan Data
1. Data Gambaran Umum Sampel Penelitian
Data gambaran umum sampel penelitian (umur, jenis kelamin,
pekerjaan, dll) diperoleh dari wawancara langsung kepada responden dan
keluarga responden.
2. Data Asupan Lemak(lemak jenuh, tak jenuh dan kolesterol ) dan Na
diperoleh dengan cara mengukur konsumsi makanan responden dengan
metode semi quantitatif.
3. Data Tekanan Darah Responden
Data tekanan darah responden diperoleh dengan cara mengukur
tekanan darah responden.
4.8. Analisa Data
1. Data Gambaran Umum Sampel Penelitian
Data gambaran umum sampel penelitian yang meliputi (umur, jenis
kelamin, pekerjaan, dll) disajikan dalam bentuk grafik dan dianalisis secara
deskriptif.
45
2. Data Deskriptif Tekanan Darah Responden
Data deskriptif tekanan darah responden disajikan dalam bentuk tabel
dan dianalisis secara deskriptif.
3. Data Hubungan Asupan Lemak (Jenuh, Tidak Jenuh, Kolesterol ) dan Na
Terhadap Tekanan Darah.
Data hubungan Asupan lemak (jenuh, tidak jenuh, kolesterol) dan Na
terhadap tekanan darah disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis
menggunakan uji statistik.
Untuk mengetahui hubunganantara asupan lemak (jenuh, tidak jenuh,
kolesterol) dan Na terhadap tekanan darah menggunakan uji statistik
korelasi.
46
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA
5.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Paru Batu
Rumah Sakit Paru Batu adalah Rumah Sakit Khusus UPT Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Timur dengan tugas pokok melaksanakan pelayanan
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan
upaya penyembuhan, pemulihan kesehatan dan pencegahan di bidang penyakit
paru secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, melakukan kegiatan
penyuluhan, pelatihan, penelitian dan pengembangan.
Rumah Sakit Paru Batu mengemban tugas pemerintah dalam
menyelesaikan masalah kesehatan paru di Indonesia, dengan menelusuri
sejarah berdirinya Tuberculosis Center Malang 1912 yang kemudian berubah
menjadi Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru tahun 1912 yang kemudian
berubah menjadi Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru tahun 1985 yang
selanjutnya merger dengan Sanatorium Batu yang didirikan pada tahun 1934.
Merger tersebut menjadi Rumah Sakit Paru Batu Malang dan ditetapkan sebagai
UPT Dinas Kesehatan propinsi Jawa Timur melalui Perda Propinsi Jawa Timur
nomor 37 tahun 2000 dengan Rumah Sakit Paru Batu Malang.
Rumah Sakit Paru Batu sudah hampir 100% memenuhi standar
pelayanan Rumah Sakit Paru kelas B. Dua (2) pelayanan yaitu Pelayanan
Intensif (ICU/ICCU) dan Pelayanan Rehabilitasi Medis masih dalam proses
pemenuhan tenaga, sarana dan prasarana.
Saat ini Rumah Sakit Paru Batu telah memiliki ijin operasional RS
Pemerintah dan mendapatkan Surat Keputusan menteri Kesehatan Republik
47
Indonesia 4 Juni 2007 Nomor YM.02.04.3.3.3225 Tentang Pemberian Izin
Penyelenggaraan Rumah Sakit khusus dengan nama ―RUMAH SAKIT PARU
BATU‖JL. A. YANI 10-13 BATU PROPINSI JAWA TIMUR.
Sebagai salah satu rujukan pelayanan paru di Jawa Timur, Rumah Sakit
Paru Batu melayani pasien dari 14 kabupaten/kota bahkan dari propinsi di luar
Jawa Timur. Selain itu sebagai UPT Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur
Rumah Sakit paru Batu mendapat tugas dari Kepala dinas Kesehatan Propinsi
Jawa Timur sebagai pendamping program di 12 Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Rumah Sakit Paru Batu telah mengembangkan pelayanan sesuai
kebutuhan masyarakat, dan berfungsi sebagai Rumah Sakit Rujukan Pemerintah
di Kota Batu, karena Kota Batu tidak/belum memiliki Rumah Sakit, dengan
menambah pelayanan medis :
1. Pelayanan Kebidanan dan Kandungan
2. Pelayanan Bedah
3. Pelayanan Mata
4. Pelayanan Gigi
Sebagai bentuk implementasi NKRI, sekalipun Rumah Sakit Paru Batu
adalah UPT Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, Rumah Sakit Paru Batu
membangun jejaring dengan kota Batu sebagai rujukan 4 pelayanan rujukan
dasar rumah sakit kota, yaitu pelayanan kebidanan dan kandungan, pelayanan
kesehatan anak, pelayanan penyakit dalam dan pelayanan bedah, rujukan
pelayanan Jamkesmas, pelayanan kesehatan haji tingkat rumah sakit dan
sebagai bagian dari berbagai program pembangunan kesehatan di Kota Batu.
(Rumah Sakit Paru Batu, 2008)
48
5.2 Analisa Data Gambaran Umum Sampel Penelitian
Analisa data gambaran umum penelitian yang meliputi umur, alamat, jenis
kelamin, pekerjaan, suku/ras, IMT, riwayat hipertensi disajikan dalam bentuk
grafik dan dianalisa secara deskriptif. Distribusi responden berdasar jenis
kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan terakhir, IMT dan riwayat hipertensi dapat
dilihat pada grafik dibawah ini.
Gambar 2. Grafik Distribusi Jenis Kelamin Pada Responden
Berdasarkan gambar 2 diketahui bahwa responden sebesar 83,8%
adalah perempuan,dan sebanyak 16,2 % adalah laki-laki.
Gambar 3. Grafik Distribusi Umur Pada Responden
49
Berdasarkan gambar 3 diketahui bahwa respoden berumur <41 tahun
adalah 1,5%, 41 – 50 tahun = 17,6%, 51-60 = 38,2%, dan > 60 tahun adalah
sebesar 42,6%.
Gambar 4. Grafik Distribusi Pekerjaan Pada Responden
Berdasarkan gambar 4 diketahui bahwa responden, terdiri dari ibu rumah
tangga = 32 (47,1%), pedagang = 8 (11,8%), petani = 7 (10,3%), pensiunan =7
(10,3%), buruh = 2 (2,9%), guru =4 (5,9%), PNS =3 (4,4%), dan swasta = 5
(7,4%).
Gambar 5. Grafik Distribusi Pendidikan Terakhir Pada Responden
50
Berdasarkan gambar 5 diketahui bahwa pendidikan yang ditempuh
responden hipertensi adalah sebagai berikut : tidak sekolah = 4,4%, SD =
44,1%, SMP = 19,1%, SMA = 17,6%, dan sarjana = 14,7%.
Gambar 6. Grafik Distribusi IMT Pada Responden
Berdasarkan gambar 6 diketahui bahwa IMT kategori responden adalah
kekurangan BB tingkat berat = 3 (4,4%), normal = 27 (39,7%), kelebihan BB
tingkat ringan = 10 (14,7%), dan kelebihan BB tingkat berat = 28 (41,25).
Gambar 7. Grafik Distribusi Riwayat Hipertensi Pada Responden ‗
51
Berdasarkan gambar 7. diketahui bahwa riwayat hipertensi responden
adalah tidak ada = 33 (48,5%), ada = 33 (48,5%), dan tidak tahu = 2 (2,9%).
5.3 Data Deskriptif Tekanan Darah
Tabel 5. Data Deskriptif Tekanan Darah
Tekanan Darah Satuan Mean Standar Deviasi
Tekanan Darah Sistolik mmHg 158,6785 16,56326
Tekanan Darah Diastolik mmHg 95,7353 14,99415
Tabel 5. Menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik adalah
158,6785 mmHg dengan standar deviasi sebesar 16,56326. Sedangkan rata-rata
tekanan darah diastolik adalah sebesar 95,7353 dengan standar deviasi
14,99415.
5.4 Analisa Hubungan Asupan Lemak (Jenuh, Tidak Jenuh, Kolesterol Dan
` Natrium Terhadap Tekanan Darah
Tabel 6. Analisa Korelasi Asupan Lemak (Lemak Jenuh, Tak Jenuh, Kolesterol) dan Natrium Terhadap Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
Tingkat Asupan
Satuan
Mean
Std. Deviasi
Tekanan Darah Sistolik
Tekanan Darah
Diastolik
Nilai p
(pvalue)
Nilai Korelasi
(r)
Nilai p
(pvalue)
Nilai Korelasi
(r)
Lemak Jenuh (SFA)
gram 15,2868 8,12751 0,572 0,070 0,915 0,13
Lemak Tak Jenuh Tunggal (MUFA)
gram 6,5794 3,45364 0,041* -0,248 0,047* -0,241
52
Lemak
Tak Jenuh Ganda (PUFA)
gram
3,9676
1,73114
0,246
-0,143
0,257
-0,139
Kolesterol gram 94,3338 72,57108 0,228 -0,148 0,449 -0,093
Natrium mg 2028,6676 359,78633 0,084 -0,211 0,060 -0,229
* p value signifikan (p<0,05) Dari tabel 6. diketahui bahwa hasil uji statistik dengan uji korelasi
Spearman‘s rho antara asupan lemak tak jenuh tunggal (MUFA) dengan tekanan
darah sistolik (p=0,041;r = -0,248) dan diastolik (p=0,047;r = -0,241). Hal ini
menunjukkan ada hubungan yang signifikan (nyata) antara asupan lemak tak
jenuh tunggal (MUFA) dengan tekanan darah sistolik dan diastolik. Besar korelasi
hubungan asupan lemak tak jenuh tunggal (MUFA) dengan tekanan darah
sistolik adalah -0,248 yang menunjukkan bahwa korelasinya lemah. Nilai korelasi
yang dihasilkan bernilai negatif. Dan besar korelasi hubungan asupan lemak tak
jenuh tunggal (MUFA) dengan tekanan darah diastolik adalah – 0,241 yang
menunjukkan bahwa korelasinya lemah. Nilai korelasi yang dihasilkan juga
bernilai negatif. Hal ini menunjukkan hubungan semakin tinggi asupan lemak
tak jenuh tunggal (MUFA), maka dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Sedangkan hasil uji korelasi Spearman‘s rho antara asupan lemak jenuh,
lemak tak jenuh ganda (PUFA), kolesterol dan natrium terhadap tekanan darah
sistolik dan diastolik menujukkan tidak ada hubungan yang signifikan (nyata).
Untuk asupan lemak jenuh terhadap tekanan darah sistolik (p=0,572;r = 0,070),
asupan lemak tak jenuh ganda (PUFA) terhadap tekanan darah sistolik (p=0,246;
= -0,143), asupan kolesterol terhadap tekanan darah sistolik (p=0,228;r = -0,148),
dan natrium terhadap tekanan darah sistolik (p=0,084;r = -0,211). Sedangkan
asupan lemak jenuh terhadap tekanan darah diastolik (p=0,915;r = 0,13), asupan
53
lemak tak jenuh ganda (PUFA) terhadap tekanan darah diastolik (p=0,257;r = -
0,139), asupan kolesterol terhadap tekanan darah diastolik (p=0,449; r = -0,093),
dan natrium terhadap tekanan darah diastolik (p=0,060;r = -0,229).
54
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan Hasil Penelitian
6.1.1 Analisa Data Gambaran Umum Sampel Penelitian
Dari hasil analisa data secara terperinci diketahui bahwa penderita
hipertensi sebesar 83,8% adalah perempuan, dan sebanyak 16,2 % adalah laki-
laki. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Apriani (2012) di RSUD
Tugurejo Semarang bahwa subyek penelitian sebagian besar adalah
perempuan. Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.
Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause.
Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen
yang berperan dalam dalam meningkatkan kadar High Density lipoprotein (HDL).
Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah
terjadinya proses aterosklerosis (Kumar et all, 2005). Pada penelitian didapatkan
proporsi penderita hipertensi lebih banyak wanita daripada pria, hal ini
disebabkan jenis kelamin subyek penelitian lebih banyak perempuan yang
sudah berumur >60 tahun atau memasuki menopause.
Umur responden dari hasil analisa diketahui bahwa <41 tahun adalah
1,5%, 41 – 50 tahun = 17,6%, 51-60 = 38,2%, dan > 60 tahun adalah sebesar
42,6%. Hasil penelitian Apriani (2012) bahwa kejadian hipertensi prevalensinya
meningkat pada usia lanjut. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Oktora (2007), bahwa insiden hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan
umur. Hal ini merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang
bertambah usianya.
55
Pekerjaan penderita hipertensi sebagian besar adalah ibu rumah tangga
= 32 (47,1%). Hal ini disebabkan jenis kelamin responden lebih banyak
perempuan yang hanya menjadi ibu rumah tangga.
Tingkat pendidikan responden paling banyak yaitu SD = 44% atau
sekolah dasar. Pendidikan berkaitan dengan pengetahuan yang berperan
penting dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan (Kanashiro, 2003).
Sedangkan IMT kategori penderita. Yang paling banyak adalah kelebihan
BB tingkat berat = 28 (41,25%). Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian
Fathina (2007) di Klinik Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Semarang bahwa ada
hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah sistolik dan
tekanan darah diastolik. Menurut Brown (2006), pada orang dewasa baik laki-
laki maupun perempuan yang mempunyai umur lebih dari 20 tahun menyatakan
bahwa tekanan darah sistolik dan diastolik akan meningkat bersamaan
peningkatan IMT.
Proporsi riwayat penderita hipertensi antara ada dan tidak ada adalah
sama, yaitu = 33 (48,5%). Dari hasil analisa diketahui bahwa sebanyak 48,5%
responden mempunyai riwayat hipertensi. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Wade (2003) bahwa adanya faktor genetik pada keluarga
tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai resiko menderita hipertensi.
Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan
rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu dengan orang tua
dengan hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita
hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat
hipertensi.
56
6.1.2 Analisa Data Hubungan Asupan Lemak (Jenuh, Tidak Jenuh,
Kolesterol) dan Na Terhadap Tekanan Darah.
6.1.2.1 Analisa Data Hubungan Asupan Lemak Jenuh (SFA) Terhadap
Tekanan Darah.
Tabel 6. menunjukkan hasil uji statistik dengan uji korelasi Spearman‘s
rho antara asupan lemak jenuh dengan tekanan darah sistolik dan diastolik
secara statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan (nyata). Hasil analisa ini
sama dengan hasil penelitian Savitri (2007) pada pasien yang terdiagnosa
hipertensi di RSUD Kota Tasikmalaya bahwa tidak terdapat hubungan antara
asupan lemak jenuh dengan tekanan darah sistolik dan diastolik. Demikian juga
penelitian yang dilakukan oleh Sugianty (2009) di Panti Wreda Pengayoman
Semarang bahwa tidak ada hubungan antara asupan lemak jenuh dengan
tekanan darah sistolik dan diastolik. Pada penelitian yang dilakukan oleh Fathina
(2007) di Rumah Sakit Umum Semarang juga ditemukan bahwa asupan lemak
jenuh tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan tekanan darah sistolik
dan diastolik.
Tetapi di sisi lain, teori yang dinyatakan oleh Manurung (2004)
mengatakan bahwa lemak jenuh dapat menyebabkan dislipidemia. Sedangkan
Anwar (2004) mengatakan bahwa dislipidemia merupakan salah satu faktor
utama resiko aterosklerosis. Aterosklerosis ini akan meningkatkan resistensi
dinding pembuluh darah yang dapat memicu jantung untuk meningkatkan
denyutnya. Denyut jantung yang meningkat dapat meningkatkan volume aliran
darah yang berefek terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik. Sedangkan
Hull (1996) mengatakan bahwa penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama
lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi
lemak tak jenuh polivalen secukupnya yang berasal dari minyak sayur, biji-bijian,
57
dan makanan lain yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan
darah.
Perbedaan teori tersebut dengan hasil penelitian ini disebabkan karena
responden juga mengkonsumsi obat-obatan hipertensi yang dapat
mempengaruhi tekanan darah, disamping daya ingat responden dalam
memberikan keterangan tentang bahan makanan sumber lemak jenuh
mengingat usia responden sebagian besar berusia > 60 tahun. Disamping itu
juga adanya kemungkinan responden yang tidak jujur pada saat wawancara
kebiasaan makan yang mengandung lemak jenuh. Selain itu, jumlah sampel
yang digunakan juga berbeda. Hal ini terlihat dari hasil penelitian Salonen (1983)
di Finlandia Timur pada sampel sebanyak 8479 subyek penelitian menunjukkan
adanya hubungan antara asupan lemak jenuh dan tekanan darah. Hasil ini
sangat berbeda dengan penelitian ini yang menggunakan sampel sebanyak 68
responden.
6.1.2.2 Analisa Data Hubungan Asupan Lemak Tak Jenuh Tunggal
(MUFA) Terhadap Tekanan Darah
Hasil uji statistik dengan uji korelasi Spearman‘s rho antara asupan
lemak tak jenuh tunggal (MUFA) dengan tekanan darah sistolik dan diastolik
secara statistik terdapat hubungan yang signifikan (nyata), sedangkan arah
hubungan menunjukkan bahwa semakin tinggi asupan lemak tak jenuh tunggal
(MUFA), maka dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Simon-Morton
(2006) bahwa asupan lemak tidak jenuh tunggal berhubungan dengan tekanan
darah sistolik dan diastolik. Hasil penelitian Rasmussen (2006) menunjukkan
bahwa asupan lemak tak jenuh tunggal (MUFA) dapat menurunkan tekanan
58
darah sistolik dan diastolik. Menurut Budiyanto (2002) lemak tak jenuh tunggal
mempunyai pengaruh sedikit terhadap peningkatan tekanan darah. Sedangkan
Raharjo (2004) mengatakan bahwa lemak tak jenuh tunggal dapat menurunkan
kadar LDL. Menurut Moneysmith (2005), lemak tak jenuh tunggal ini sangat baik
untuk jantung dan memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol
buruk LDL tanpa mengubah kadar kolesterol baik HDL. Lemak tak jenuh tunggal
juga berguna untuk mengangkut vitamin dan zat-zat berguna lainnya, serta
menurunkan tekanan darah. Idealnya lemak tak jenuh tunggal harus mencapai
10-15 persen dari total kalori setiap hari. Lemak tak jenuh tunggal juga berguna
untuk mengangkut vitamin dan zat-zat berguna lainnya, menurunkan tekanan
darah, dan melindungi kita dari beberapa penyakit tertentu.
6.1.2.3 Analisa Data Hubungan Asupan Lemak Tak Jenuh Ganda (PUFA)
Terhadap Tekanan Darah Hasil uji statistik dengan uji korelasi Spearman‘s rho antara asupan
lemak tak jenuh ganda (PUFA) dengan tekanan darah sistolik dan diastolik
secara statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan (nyata).
Hasil analisa ini diperkuat dengan hasil penelitian Fathina (2007) pada
pasien hipertensi di Rumah Sakit Umum Semarang bahwa asupan asam lemak
tidak jenuh ganda (PUFA) tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan
tekanan darah sistolik.
Kumala (2000) mengemukakan bahwa masyarakat dengan asupan
lemak tidak jenuh ganda omega-3 yang tinggi mempunyai tekanan darah yang
lebih rendah. Sedangkan Arrigo (2010) mengemukakan bahwa intake atau
suplemen PUFA 2-4 gram per hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan
mencegah peningkatan tekanan darah pada penderita hipertensi. Dan Budiyanto
59
(2002) mengatakan bahwa lemak tak jenuh ganda mempunyai pengaruh
terhadap penurunan kadar kolesterol darah. Menurut Kowalski (2007)
mengemukakan bahwa PUFA akan melindungi jantung dengan mengurangi
pembentukan bekuan darah, meredakan peradangan arteri, serta menurunkan
baik kadar trigliserida maupun tekanan darah.
Perbedaan teori tersebut dengan hasil penelitian ini disebabkan karena
responden juga mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi tekanan darah,
dan juga daya ingat responden dalam memberikan keterangan bahan makanan
sumber lemak tak jenuh ganda karena responden sebagian besar berusia > 60
tahun. Disamping itu juga faktor instrumen semi quantitatif FFQ untuk menggali
data asupan lemak tak jenuh ganda belum sepenuhnya mencantumkan sumber
lemak tak jenuh ganda secara keseluruhan. Selain itu, jumlah sampel yang
digunakan juga berbeda. Hal ini terlihat dari hasil penelitian Simons-Morton
(1997) pada penduduk US sebanyak 662 responden didapatkan hubungan yang
signifikan antara hubungan antara asupan lemak tak jenuh ganda dan tekanan
darah. Hasil ini sangat berbeda dengan penelitian ini yang menggunakan
sampel sejumlah 68 responden.
6.1.2.4 Analisa Data Hubungan Asupan Kolesterol Terhadap Tekanan
Darah.
Hasil uji statistik dengan uji korelasi Spearman‘s rho antara asupan
kolesterol dengan tekanan darah sistolik dan diastolik secara statistik tidak
terdapat hubungan yang signifikan (nyata). Hasil Penelitian Sakurai (2011) pada
penduduk Jepang, RRC, UK dan USA bahwa asupan kolesterol berhubungan
langsung dengan tekanan darah sistolik, tetapi menunjukkan tidak ada hubungan
yang signifikan (nyata) dengan tekanan darah diastolik. Sedangkan hasil
60
penelitian Irfan Maulana (2007) didapatkan hubungan kadar kolesterol total
dengan hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar
Banjarbaru.
Puspitorini (2008) mengemukakan bahwa bahwa Kolesterol LDL
berbahaya dan sering disebut kolesterol jahat. Kolesterol ini mengangkut
kolesterol paling banyak dalam darah. Jadi Kolesterol HDL dan LDL mempunyai
fungsi saling berlawanan. Kolesterol HDL mengikat kolesterol LDL yang
menempel di pembuluh darah dan mengantarkannya ke hati untuk
dimetabolisme kembali. LDL dan HDL harus berada pada keseimbangan yang
dinamik. Saat terjadi ketidakseimbangan, misalnya LDL cenderung lebih tinggi,
dapat terjadi pengendapan kolesterol dalam arteri, membuat pembuluh darah
menyempit dan menghalangi aliran darah sehingga terjadi peningkatan tekanan
darah. Sedangkan Moneysmith (2003), mengemukakan bahwa salah satu
elemen umum dalam penyakit kardiovaskular adalah aterosklerosis, atau
pengerasan arteri. Hal ini terjadi jika arteri tersumbat oleh lapisan plak, yaitu
gumpalan kecil yang terbentuk jika lemak yang berwujud lilin, yang dikenal
sebagai kolesterol, bergabung dengan zat-zat lain di dalam darah. Jika plak ini
terus menumpuk, aliran darah di dalam arteri semakin melambat.
Perbedaan teori tersebut dengan hasil penelitian ini disebabkan karena
responden juga mengkonsumsi obat-obatan hipertensi yang mempengaruhi
tekanan darah, dan juga daya ingat responden dalam memberikan keterangan
bahan makanan sumber kolesterol karena responden sebagian besar berusia
>60 tahun. Disamping itu juga karena faktor kurang kesiapan mental responden
dalam penelitian. Selain itu, jumlah sampel yang digunakan juga berbeda. Hal ini
terlihat dari hasil penelitian Oda (2009) pada wanita Jepang sebanyak 1448
61
responden di Tachikawa Medical Center, Nagaoka, Japan ditemukan hubungan
yang signifikan antara asupan kolesterol dan tekanan darah. Hasil ini sangat
berbeda dengan penelitian ini yang menggunakan sampel sebanyak 68
responden.
6.1.2.5 Analisa Data Hubungan Asupan Natrium Terhadap Tekanan Darah
Hasil uji statistik dengan uji korelasi Spearman‘s rho antara asupan
natrium dengan tekanan darah sistolik dan diastolik secara statistik tidak terdapat
hubungan yang signifikan (nyata). Hasil analisa ini sama dengan hasil penelitian
Apriany (2012) pada pasien hipertensi di RSUD Tugurejo Semarang bahwa
secara statistik asupan natrium dengan tekanan darah sistolik dan diastolik
tidak ada keterkaitan. Hal ini karena dimungkinkan subyek penelitian
mengkonsumsi obat-obatan hipertensi yang dapat mempengaruhi tekanan
darah, dan juga prosedur penelitian tidak meneliti riwayat hipertensi. Suharjono
(2006) menyatakan bahwa kesukaan terhadap makanan mempunyai pengaruh
terhadap pemilihan makanan. Sehingga jika seseorang tidak suka terhadap
makanan sumber natrium maka akan cenderung tidak memilih makanan tersebut
untuk dikonsumsi oleh dirinya.
Astawan (2007) mengemukakan bahwa konsumsi natrium yang berlebih
menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat.
Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik keluar, sehingga volume cairan
ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut
menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak pada
timbulnya peningkatan tekanan darah. Yogiantoro ( 2006) mengemukakan
bahwa konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan tubuh meretensi cairan
yang dapat meningkatkan volume darah. Asupan natrium berlebih dapat
62
mengecilkan diameter arteri, menyebabkan jantung harus memompa keras untuk
mendorong volume darah melalui ruang yang makin sempit, sehingga tekanan
darah menjadi naik akibatnya terjadi hipertensi.
Perbedaan teori tersebut dengan hasil penelitian ini disebabkan karena
responden juga mengkonsumsi obat-obatan hipertensi yang mempengaruhi
tekanan darah, dan juga daya ingat responden dalam memberikan keterangan
mengenai bahan makanan sumber natrium karena usia responden sebagian
besar > 60 tahun. Disamping itu juga karena karakteristik responden yang
mungkin tidak jujur dalam wawancara kebiasaan makan yang mengandung
natrium. Dan mungkin juga alat pengukur tensi yang kurang valid. Selain itu,
jumlah sampel yang digunakan juga berbeda. Hal ini terlihat dari hasil penelitian
Ostadrahimi (2003) di Marand menemukan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara intake natrium dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada
wanita tidak hamil sebanyak 195 responden dengan metode recal 24 jam selama
2 hari. Hasil ini sangat berbeda dengan penelitian ini yang menggunakan metode
semi quantitatif FFQ dengan jumlah sampel 68 responden.
Kesukaan, rasa atau kenikmatan terhadap makanan berpengaruh
terhadap pemilihan makanan. Makanan asin dan siap saji dapat meningkatkan
nafsu makan seseorang karena rasanya yang gurih. Sehingga jika seseorang
menyukai dan terbiasa mengkonsumsi makanan sumber natrium seperti ikan
asin, maka akan cenderung mengkonsumsinya terus-menerus (Suhardjono,
2006). Sensitivitas setiap orang akan asupan natrium berbeda-beda. Ada orang
yang lebih sensitif pada natrium dibanding orang lainnya. Hal ini sangat
dipengaruhi beberapa hal, antara lain ras/etnik, umur, massa tubuh dan kualitas
diet yang terdiri dari zat gizi mikro dan makro (Franco, et.al, 2006). Pada
63
penelitian ini tidak meneliti sensitivitas responden terhadap natrium yang
dipengaruhi ras/etnik, umur, massa tubuh dan kualitas diet. Dengan demikian
didapatkan hasil penelitian secara statistik tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara asupan natrium dan tekanan darah sistolik dan diastolik.
6.2 Keterbatasan Penelitian
Hal-hal yang dapat diungkapkan terkait dengan hasil analisa tersebut
adalah bahwa proses pengumpulan data kemungkinan merupakan faktor yang
mempengaruhi hasil data yang terkumpul dan faktor lainnya kemungkinan
bersumber dari subyek penelitian.
Instrumen SQFFQ untuk menggali data asupan lemak jenuh, tak jenuh
tunggal, tak jenuh ganda, dan kolesterol belum sepenuhnya mencantumkan
sumber bahan makanan tersebut secara keseluruhan. Adapun alasan yang
mendasarinya adalah karena waktu yang diperlukan akan lama karena
banyaknya item pertanyaan sehingga akan mempengaruhi kesiapan subyek
penelitian. Selain itu subyek kemungkinan tidak jujur dalam menjawab
pertanyaan, atau subyek tidak ingat sewaktu menjawab kebiasaan makannya.
Faktor usia responden juga mempengaruhi hasil penelitian, karena
responden sebagian besar berusia di atas 60 tahun. Hal ini berpengaruh pada
daya ingat responden. Pada usia ini responden sering lupa dalam memberi
keterangan tentang bahan makanan yang biasa dikonsumsinya.
64
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan hubungan asupan
lemak jenuh, tak jenuh tunggal, tak jenuh ganda, kolesterol, dan natrium
terhadap tekanan darah pasien hipertensi di poli penyakit dalam RSP Batu, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1) Tidak ada hubungan yang signifikan (nyata) antara asupan lemak
jenuh (SFA) terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik.
2) Ada hubungan yang signifikan (nyata) antara asupan lemak tak jenuh
tunggal (MUFA) terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik
3) Tidak ada hubungan yang signifikan (nyata) antara asupan lemak tak
jenuh ganda (PUFA) terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik.
4) Tidak ada hubungan yang signifikan (nyata) antara asupan kolesterol
terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik.
5) Tidak ada hubungan yang signifikan (nyata) antara asupan natrium
terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik
7.2 Saran
1) Perlu adanya pengkajian lebih dalam dan lengkap terkait proses
pengumpulan data asupan lemak (jenuh, tak jenuh, dan kolesterol) dan
natrium.
2) Perlu adanya penyuluhan tentang pengaturan makanan pada penderita
hipertensi di Rumah SakitParu Batu.
3) Perlu adanya kerja sama yang baik antar petugas kesehatan untuk
perawatan penderita hipertensi di Rumah Sakit Paru Batu.
65
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Almatsier S. 2010. Penuntun Diet. Jakarta : PT. Gramedia Alonso A, Beunza J J, Rodriguez MD, Martinez JA, Martinez MA, Gonzales. Low- fat dairy consumption and reduced risk of hypertension : the Seguimento Universidad de Navarra (SUN) cohort 1-3. Am J Clin Nutr, 2005;82:972-9. Anwar TB. 2004. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. Medan : Fakultas Kedokteran universitas Sumatra utara. Apriany REA, Mulyati T. Asupan Protein, Lemak Jenuh, Natrium, Serat dan IMT Terkait dengan Tekanan Darah Pasien hipertensi Di RSUD Tugurejo Semarang. Journal of nutrition College, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 700-714. Arrigo F.G.Gicero, Giuseppe derosa, Valentina Di gregori, Marillisa Bove, Antonio V. Gaddi, Claudio Borghi. Omega 3 Polyunsaturated fatty Acids Supplementation and Blood pressure Levels in Hypertriglyceridemic Patient With untreated Normal-High Blood Pressure and With or Without Metabolic Syndrome : Aretrospective Study. Clinical and Experimental Hypertension, 32, 137-144, 2010. Ageed A.B., B. Manketlow and J.E.F Pohl. Relationship Between Estimated Dietary Sodium Intake And blood Pressure In a Hypertension Clinic Population. American Journal of Hypertension 13, 283A (April 2000) / doi:10.1016/S0895-7061(00)01038-4. Astawan Made. 2007. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan, (On Line), htttp://www.depkes.go.id. Diakses tanggal 24-1-2013. Barasi ME. 2007. Nutrition at a Glance. At a Glance Ilmu Gizi, Hermin Halim (penterjemah), 2009, PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta, Indonesia. Bangun AP. 2008. Terapi Jus dan Ramuan Tradisional Untuk Hipertensi. Jakarta : Agro Media Pustaka Brown CD, Higgins M, Donato KA, Rohde FC, Garrison R, Obarzanck E, et al. 2006. Body Mass Index and the Prevalence of Hypertension Dyslipidemia, (On Line). http://www.ajn.org/htm. Diakses tanggal 2-2- 2013. Budiyanto, Agus K. 2002. Gizi dan Kesehatan. Malang : UMM Press.
Bustan M.N, 1997. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta.
66
Chunfang Qiu, Michelle A. Williams, Wendy M. Leisenring. Family History of Hypertension. North Seattle : American Heart Association, Inc. 2003;41:408. Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Dwijayanti L. 2011. Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah, Edisi 2. Jakarta : EGC. . Depkes. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan . Jakarta. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur. 2008. Bahan Bacaan Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Jurusan Gizi Universitas Brawijaya di Rumah Sakit Paru Batu. Elsanti S. 2009. Bebas Kolesterol, Stroke, Hipertensi dan Serangan Jantung. Yokyakarta : Araska. Engberink MF, Hendriksen MAH, Schouten EG, Van Rooij FJA, Hofman A, Witteman JCM, Geleijnse JM. Inverse Association Between Dairy Intake and Hypertension : The Rotterdam Study. Am J Clin Nutr, 2009;89:1877- 83. Erdem Y, Arici M, Altun B, Turgan C, Sindel S, Erbay B, Derici U, Karaton O, Hasanoglu E, Caglar S. The Relationship Between Hypertension and Salt Intake in Turkish Population : Salturk Study :Pp.23.418. Journal of Hypertension, June 2010 – Volume 28 – Issue p e371. Fathina UA. 2007. Hubungan Asupan Sumber Lemak dan Indek Massa Tubuh (IMT) Dengan Tekanan Darah Pada Penderita hipertensi. Thesis.. Tidak diterbitkan. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. Ferketich . Link Among Depression, Race, Hypertension, and The Heart. USA : J Cardiovasc, Febr,7(1):2000;5-8. Fifinella N. 2009. Awas Bahaya Laten kolesterol. Yokyakarta : IN. Azna Book. Gunawan. 2001. Hipertensi. Jakarta : PT. Gramedia. Gunawan dan Lany. 2005. Hipertensi. Yokyakarta : Penerbit : Kanisius. Hernelahti M, Kujala UM, Kaprio J, et. al.; Hypertension in master endurance athletes. J. Hypertens 1998;16(11):1573-7(ISSN: 0263 – 6352). Hull-alison. 1996. Penyakit Jantung, hipertensi, dan Nutrisi. Jakarta : Bumi Aksara.
67
Irfan Maulana. 2007. Hubungan Kadar Kolesterol Total Dengan Hipertensi Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru. Tenaga Pengajar Pada Akademi Keperawatan Intan Martapura. Kanashiro, bartolini HM, Fukumoto RM, Uribe MN, Robert TG, Rebecca C, et. al. Formative research to develop a nutrition education intervention to improve dietary iron intake among women and adolescent girls through community kitchens in Lima, Peru. Am J Clin Nutr 2003; 133: 3978S- 3991S. Kaplan MN. Measurement of Blood Pressure and Primary Hypertension : Pathogenesis in clinical hypertension : Seventh Edition. Baltimore, Maryland USA : Williams dan Walkins, 1998;28-46. Kementerian Kesehatan RI. 2012. Masalah Hipertensi di Indonesia, (On line), http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1909-masalah- hipertensi-di-indonesia-html, diakses 21 Juli 2012. Khomsan A. 2003. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Kotsis V, Stabouli S, Bouldin M, Low A, Taumanidio S, Zkopolous N. 2005. Impact of Obesity on 34 hour Ambulatory Blood Pressure and Hypertension,(OnLine),http://hyper.ahajournals.org/cgi/content/full/45/4/60 2. Diakses tanggal 3-1-2013. Kowalski RE, 2007. Terapi Hipertensi Program 8 Minggu, 2010, Ekawati RS (penterjemah), 2010, Penerbit qanita PT Mizan Pustaka, Bandung, Indonesia. Kumala M. 2000. Penatalaksanaan Nutrisi Pada Hipertensi. Dalam:Pegangan penatalaksanaan Nutrisi Pada Pasien. Jakarta : PDGMI. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Hypertension Vascular Disease. Dalam :Robn and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th edition. Philadelpia:Elsevier Saunders, 2005.p 528-529. Kusmana Dede. 2002. Olah Raga Bagi Kesehatan Jantung. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Lawrence M, Stephen J. McPhee, Maxine AP T, 2001 Diagnosis dan terapi kedokteran Penyakit Dalam), Gofir A, dkk (penterjemah), 2002, Penerbit Salemba Medika, Jakarta. Mansjoer A, dkk.2001. Kapita Selekta kedokteran Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
Manurung E. 2004. Hubungan Antara Asupan asam lemak Tak Jenuh Tunggal
dengan Kadar Kolesterol HDL Plasma Penderita Penyakit Jantung
68
Koroner. Tesis. Tidak diterbitkan, Program Magister sains Ilmu Gizi Klinik Universitas Indonesia, Jakarta. Moneysmith M, 2003. User‘s Guide to Good Fats and Bad Fats. Sinardy Susilo (penterjemah), 2005, PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, Indonesia. Nurkhalida. 2003. Warta Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Depkes RI Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Oda Eiji, MD and Ryu kawai, MD. LDL Cholesterol Is associated with Blood pressure In Japanese Women. Diabetes Carecare. Diabetesjournals.org. doi: 10.2337/dc09-1025 Diabetes care september 2009 vol. 32 no. 9 e113 Oktora R. 2007. Gambaran Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Periode Januari sampai Desember 2005. Skripsi. Tidak Diterbitkan. FK UNRI, Pekanbaru. Ostadrahimi AR. Relationship Between Blood Pressure and Daily Sodium, Potassium, Calcium Intake and BMI. The Journal of Qazvin university of Medical Science. 2003;7(2);36-40. Palmer A. 2005. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Penerbit Erlangga. Poerwaningsih. 2004. Penatalaksanaan Gizi pada Klien Dengan Penyakit Jantung koroner dan Hipertensi. Kumpulan Makalah Seminar Sehari Dalam Rangka Hari Kesehatan TNI AL th. 2004 dan HUT ke 54 Rumkital Dr. Ramelan bekerja sama Dengan Fakultas Kedokteran UHT dan Akper Hang Tuah Surabaya. Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty. 1995. Hipertensi dalam Patofisiologi : Konsep klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC. Puspitorini M. 2008. Hipertensi (Cara mudah mengatasi Tekanan Darah Tinggi). Jogjakarta : IMAGE PRESS Radecki Thomas E. J.D. Hypertension : Salt is a major Risk Factor. USA : J Cardiovasc, Feb;7(1) : 2000;5-8. Rahardja E.M. 2004. Faktor Gizi Dalam Regulasi Tekanan Darah. Ebers Papyrus volume 10 nomor 3. Rasmussen BM, Vessby B, Uusitupa M, Berglund L, Pedersen E, Riccardi G, Rivellese AA Tapsell L, Hermansen K. Effect of Dietary Saturated, Monounsaturated, and n-3 Fatty Acid on Blood Pressure in helthy Subjects. American journal of Clinical Nutrition, vol.83, No. 2, 221-226, February 2006.
69
Riwidikdo H. 2008. Statistik Kesehatan. Yokyakarta : Mitra Cendikia Press. Sakurai M. Relationship of Dietary Cholesterol to Blood Pressure :the INTERMAP Study. Journal Hypertens, 2011, volume 29, issue 2, page 222-8. Salonen JT, Jaakko Tuomilehto, and Antti Tanskanen. Relation of Blood pressure to reported Intake of Salt, Saturated fats, and Alcohol in healthy Middle- Aged Population. Journal of Epidemiologyand Community health, 1983, 37, 32-37. Saraswati S.2009. Diet Sehat untuk Mencegah Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi, dan Stroke. Yokyakarta : A Plus Book. Saryawati R, 2008. Faktor Risiko kejadian Hipertensi Pada Pekerja Industri Tekstil. Tesis. Tidak diterbitkan, Magister Kesehatan Lingkungan Program pasca Sarjana universitas Diponegoro, Semarang. Savitri E. 2007. Hubungan Antara Asupan Asam Lemak Jenuh dan Ukuran lingkar Pinggang Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kota Tasikmalaya. (Abstract). Undergraduate thesis, Program Studi Ilmu Gizi. Sheps, Sheldon G. 2005. Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : PT. Intisari Mediatama. Simon_Morton GD, Hunsberger AS, Horn VL, Barton AB, Robson MA, McMahon PR, et al.1997. Nutrient Intake and Blood Pressure in the Dietary Intervention Study in Children, (On Line), http://hyper.ahajournals.org/cgi/content/fully/22/4/930. Diakses tanggal 24-1-2013. Staessen A Jan, jerzy Gasowsky, Ji G Wang, et. al. Risks of untreated and t reated Isolated Systolic hypetension in the Elderly : Meta analysis of Outcome Trials. The Lancet. Vol 355. March 11, 2000;856-865.. Jakarta : Sugianty D. 2009. Hubungan Asupan Karbohidrat, Protein, Lemak, natrium dan Serat dengan Tekanan Darah Pada Lansia. Thesis. Tidak diterbitkan, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang . Suhardjono. 2006. Hipertensi Pada usia Lanjut dalam Ilmu Penyakit Dalam, jilid III Edisi IV. Depok : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit dalam FKUI. Sustrani L. 2004. 2004. Hipertensi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Sutadarma IWG. 2010. Pengaruh Jus Bayam Terhadap Kadar Nox Serum dan Tekanan Darah pada Laki-Laki Dewasa Muda. Majalah Kedokt Indon, volum : 60, Nomor : 4, April 2010. Sutomo B. 2009. Menu Sehat Penakluk Hipertensi. Jakarta : PT. Agro Media Pustaka.
70
Suyono S. 2001. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid II. FKUI. Jakarta : Balai Pustaka. Sediaoetama AJ. 2008. Ilmu Gizi I. Jakarta : Penerbit Dian Rakyat. Staessen A Jan, Jiguang Wang, Giuseppe Bianchi, Willem H Binkenhager. Essential Hyppertension. The lancet, 2003; 1629-1635. Tapan E. 2004. Kesehatan Keluarga Penyakit Ginjal dan Hipertensi. Jakarta : PT. Gramedia. Teodosha SG, Lackland, Brent Egan, Robert Woolson. Effect of Total Obesity and Abdominal Obesity on Hipertension. Medical University of South Caroline, 2000; 123. The sevent report of Joint National Committee, 2003. On Prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure. NIH publication No. 03- 5233. Ulbak J, Lauritzen L, Hansen SH and Michaelsen FK. Diet and Blood Pressure in 2.5-y-old Danish Children, (On Line), http ://ajcn.org/sgi/content/full/8/9/605. Diakses tanggal 24-1-2013. Utami P. 2010. Solusi Sehat Mengatasi Hipertensi. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka. WHO, 2004. Prevalence of Hypertension in Two Selected Villages of Kayin State, Myanmar, (Online), http://www.searo.who.int/en/section1234/section1310/section1343/section 1836/section 1839. Htm. diakses 21 Juli 2012. WHO, 2005. Clinical Guidelines for The Management of hypertension, (Online), (httpapplications.emro.who.intsafdsa234.pdf, diakses 21 Juni 2012). WHO, 2011. Hypertension Fact Sheet, (Online), (httpwww.searo.who.intlinkfilesnon_communicable_disease_Hypertension _fs.pdf, diakses 21 Juni 2012). Wade, A Hwheir, DN Cameron, A. 2003. Using a Problem Detection Study (PDS) to Identify and Compare health Care Privider and Consumer Views of Antihypertensive Therapy. Journal of Human hypertension, Jun Vol 17 Issu 6, p397. Wiryana M. Manajemen Perioperatif pada Hipertensi. Jurnal Penyakit Dalam, Volume 9 nomor 2 mei 2008. Wiryowidagdo S, Sitanggang M. 2002. Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi dan Kolesterol. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka.
71
Yogiantoro M. 2006. Hipertensi Esensial. Dalam : Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam Jilid I edisi IV. Jakarta : FK UI. Yulianti S. 2006. 30 Ramuan Penakluk Hipertensi. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka.
72
Lampiran 1. Surat Persetujuan Menjadi Responden Penelitian (Informed Con-
Sent)
No. Responden :
Saya telah mendapat penjelasan denga baik mengenai tujuan dan
manfaat penelitian yang berjudul ―Hubungan Tingkat Asupan Lemak (Lemak
Jenuh, Tak Jenuh, Kolesterol) Dan Natrium Terhadap Tekanan Darah Pada
Pasien Hipertensi Di Poli Penyakit Dalam RSP Batu‖.
Saya mengerti bahwa saya akan diminta untuk mengisi kuesioner
dan menjawab pertanyaan tentang konsumsi makan saya, yang memerlukan
waktu 15-20 menit. Saya mengerti bahwa resiko yang akan terjadi dalam
penelitian ini tidak ada.
Saya mengerti bahwa catatan mengenai data penelitian ini, akan
dirahasiakan, dan kerahasiaan akan dijamin.
Saya mengerti bahwa saya berhak menolak untuk berperan serta
dalam penelitian atau mengundurkan diri dari penelitian.
Saya telah diberi kesempatan untuk bertanya mengenai penelitian ini
atau mengenai peran serta saya dalam penelitian ini. Saya secara
sukarela dan sadar bersedia berperan serta dalam penelitian ini dengan
menandatangani Surat Persetujuan menjadi Responden Penelitian.
Batu, .......................2012.
Saksi : Responden,
1. .......................................
( ....................................) (.......................................)
2. .......................................
(.......................................)
73
Lampiran 2
FORM DATA RESPONDEN
Kode responden : .................................
1. Identitas Responden
1 Nama
......................................................................
2 Jenis Kelamin
Laki-laki/perempuan
3 Tgl Lahir/Umur
....................................../......................th
4 Alamat
......................................................................
5 Pendidikan Terakhir* 1. Dasar (SD/SMP)
2. Lanjut (SMA/Diploma/Sarjana
6 Pekerjaan
......................................................................
7 Suku/ras
II. Data Antropomeri
1 BB/TB ........................kg/.....................cm
2 IMT ....................................................................
III. Anamnesis
1 Berobat pertama kali ke RS Tanggal :............................................
2 Menderita Hipertensi Tanggal :
3 Riwayat keluarga menderita hipertensi*
1. Ada 2. Tidak ada 3. Tidak Tahu.
4 Menggunakan pil KB* 1. Ya 2. Tidak
74
IV. Data Tekanan Darah Tanggal : ..........................................................
NO Tekanan Darah Nilai pengukuran Nilai Normal
1 Tekanan darah sistolik
2 Tekanan darah diastolik
*Lingkari Nomor Pilihan
75
Lampiran 3.
Nama Responden : Kode Responden :
Form Semi Quantitatif FFQ HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI LEMAK (LEMAK JENUH, TAK JENUH, KOLESTEROL)
DAN NATRIUM TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSP BATU
NO Bahan Makanan Frekuensi Penggunaan (berapa kali)
Porsi Yang Biasa Dikonsumsi
Rata-rata frekuensi per hari
Rata-rata jumlah per hari
Keterangan
Harian Mingguan Bulanan Tahunan Tidak Pernah
Ukuran Rumah Tangga (URT)
Gram
A Sumber Hidrat Arang
1 Beras 1 piring 100
2 Beras ketan 1 piring 100
3 Bihun 1 piring 50
4 Roti 2 potong 40
5 Kentang 1 bj sdg 100
6 Singkong 1 ptg sdg 100
B Sumber Protein Hewani
76
NO Bahan Makanan Frekuensi Penggunaan (berapa kali)
Porsi Yang Biasa Dikonsumsi
Rata-rata frekuensi per hari
Rata-rata jumlah per hari
Keterangan
Harian Mingguan Bulanan Tahunan Tidak Pernah
Ukuran Rumah Tangga (URT)
Gram
7 Ayam 1 ptg sdg 75
8 Daging sapi 1 ptg sdg 50
9 Telur Ayam 1 btr 30
10 Ikan segar 1 ptg sdg 50
11 Ikan tongkol 1 ptg sdg 50
12 Udang ¼ gls 50
13 Sosis 1 bh 50
14 Ikan sardin 1 ptg 50
15 Daging kambing 1 ptg sdg 50
C Sumber Protein Nabati
16 Kacang hijau ¼ gls 25
17 Kacang tanah 1 sdm 10
18 Kecap 1 sdm 10
19 Tahu 1 ptg sdg 25
D Sayuran
20 Bayam 1 mangkuk 25
21 Daun pepaya 1 mangkuk 25
22 Buncis 1 mangkuk 25
23 Kacang polong 1/4 mangk 15
24 kapri 1/4 mangk 25
77
NO Bahan Makanan Frekuensi Penggunaan (berapa kali)
Porsi Yang Biasa Dikonsumsi
Rata-rata frekuensi per hari
Rata-rata jumlah per hari
Keterangan
Harian Mingguan Bulanan Tahunan Tidak Pernah
Ukuran Rumah Tangga (URT)
Gram
25 ketimun ¼ potong 25
26 Kembang kol ¼ mangk 25
27 kol 1/2mangk 50
28 wortel ¼ mangk 25
29 tomat 1 buah 50
E Buah-buahan
30 Alpukat ½ bh besar 50
31 Anggur 10 buah 75
32 Apel hijau ½ buah bsr 75
33 Belimbing 1 bh besar 75
34 Jeruk manis 1 bh sdg 50
35 Pepaya 1 ptg sdg 100
36 Pisang 1 bh sdg 50
37 Sawo 1 bh sdg 50
F Susu
38 Susu sapi cair 1 gelas 100
39 Susu kental manis
¼ gls 25
40 Susu Full Cream Bubuk
4 sdm 25
41 Susu skim bbk 4 sdm 20
78
NO Bahan Makanan Frekuensi Penggunaan (berapa kali)
Porsi Yang Biasa Dikonsumsi
Rata-rata frekuensi per hari
Rata-rata jumlah per hari
Keterangan
Harian Mingguan Bulanan Tahunan Tidak Pernah
Ukuran Rumah Tangga (URT)
Gram
G Lemak
42 Santan ¼ gls 50
43 Margarin ½ sdm 5
44 Minyak kelapa 1 sdm 10
H Lain-lain
45 Garam 1 sdt 4
46 Gula merah 1 ptg kecil 15
47 Gula pasir 1 sdm 15
48 Kopi 1 sdt 10
49 Teh 1 sdt 4
50 Madu 1sdt 10
79
Lampiran 4.
PERNYATAAN TELAH MELAKSANAKAN INFORMED CONSENT
Yang bertanda tangan di bawah ini, N a m a : Zuhro Agustini
NIM : 115070309111002
Program Studi : Ilmu Gizi
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya,
Menyatakan bahwa saya telah melaksanakan proses pengambilan data
penelitian sesuai dengan yang disetujui pembimbing dan telah memperoleh
pernyataan kesediaan dan persetujuan dari responden sebagai sumber data.
Malang, 18 Januari 2013.
Mengetahui: Yang membuat pernyataan,
Tim Etika penelitian FKUB,
(...............................................) (ZUHRO AGUSTINI) NIP. NIM. 115070309111002
80
Lampiran 5.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Zuhro Agustini
NIM : 115070309111002
Program Studi : Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya,
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya aku sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, 01-02-2013
Yang membuat pernyataan,
( Zuhro Agustini)
NIM. 115070309111002
.
81
Lampiran 6. Output Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Asupan
Natrium
Asupan
Lemak
Jenuh
Asupan
Lemak Tak
Jenuh
Tunggal
(Mufa)
Asupan
Lemak
Tak
Jenuh
Ganda
(Pufa)
Asupan
Kolesterol
Tekanan
Darah
Sistolik
Tekanan
Darah
Diastolik
N 68 68 68 68 68 68 68
Normal Parametersa Mean 2028.6676 15.2868 6.5794 3.9676 94.3338 158.6765 95.7353
Std.
Deviation 359.78633 8.12751 3.45364 1.73114 72.57108 16.56326 14.99415
Most Extreme Differences Absolute .105 .165 .143 .148 .183 .200 .311
Positive .105 .161 .143 .148 .183 .200 .311
Negative -.098 -.165 -.121 -.116 -.105 -.135 -.307
Kolmogorov-Smirnov Z .862 1.358 1.181 1.220 1.509 1.648 2.562
Asymp. Sig. (2-tailed) .447 .050 .123 .102 .021 .009 .000
a. Test distribution is Normal.
82
Lampiran 7. Uji Rangking Data
Created Variablesb
Source Variable
Functio
n New Variable Label
as_natriuma Rank Ras_natr Rank of as_natrium
as_lemak_jenuha Rank Ras_lema Rank of as_lemak_jenuh
as_lemak_tak_jnh_tggla Rank RAN001 Rank of as_lemak_tak_jnh_tggl
as_lemak_tak_jnh_gnda Rank RAN002 Rank of as_lemak_tak_jnh_gnd
as_kolesa Rank Ras_kole Rank of as_koles
tek_drh_sistolika Rank Rtek_drh Rank of tek_drh_sistolik
tek_drh_diastolika Rank RAN003 Rank of tek_drh_diastolik
a. Ranks are in ascending order.
b. Mean rank of tied values is used for ties.
83
Lampiran 8. Uji Korelasi Spearman’s rho
Rank of
as_natri
um
Rank
of
as_le
mak_j
enuh
Rank of
as_lem
ak_tak_
jnh_tggl
Rank of
as_lem
ak_tak_
jnh_gnd
Rank
of
as_ko
les
Rank of
tek_drh_
sistolik
Rank of
tek_drh_diastolik
Spearman's rho Rank of as_natrium Correla
tion
Coeffici
ent
1.000 .180 .390** .408
** .467
** -.211 -.229
Sig. (2-
tailed) . .142 .001 .001 .000 .084 .060
N 68 68 68 68 68 68 68
Rank of as_lemak_jenuh Correla
tion
Coeffici
ent
.180 1.000 .434** .232 .281
* .070 .013
Sig. (2-
tailed) .142 . .000 .056 .020 .572 .915
N 68 68 68 68 68 68 68
84
Rank of as_lemak_tak_jnh_tggl Correla
tion
Coeffici
ent
.390** .434
** 1.000 .673
** .658
** -.248
* -.241
*
Sig. (2-
tailed) .001 .000 . .000 .000 .041 .047
N 68 68 68 68 68 68 68
Rank of as_lemak_tak_jnh_gnd Correla
tion
Coeffici
ent
.408** .232 .673
** 1.000 .470
** -.143 -.139
Sig. (2-
tailed) .001 .056 .000 . .000 .246 .257
N 68 68 68 68 68 68 68
Rank of as_koles Correla
tion
Coeffici
ent
.467** .281
* .658
** .470
** 1.000 -.148 -.093
Sig. (2-
tailed) .000 .020 .000 .000 . .228 .449
N 68 68 68 68 68 68 68
85
Rank of tek_drh_sistolik Correla
tion
Coeffici
ent
-.211 .070 -.248* -.143 -.148 1.000 .543
**
Sig. (2-
tailed) .084 .572 .041 .246 .228 . .000
N 68 68 68 68 68 68 68
Rank of tek_drh_diastolik
Correla
tion
Coeffici
ent
-.229
.013
-.241*
-.139
-.093
.543**
1.000
Sig. (2-
tailed) .060 .915 .047 .257 .449 .000 .
N 68 68 68 68 68 68 68
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
86
Lampiran 9. Data Frekuensi Gambaran Umum Sampel Penelitian
Frequency Table
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Perempuan 57 83.8 83.8 83.8
Laki-laki 11 16.2 16.2 100.0
Total 68 100.0 100.0
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 41 tahun 1 1.5 1.5 1.5
41- 50 tahun 12 17.6 17.6 19.1
51 - 60 tahun 26 38.2 38.2 57.4
> 60 tahun 29 42.6 42.6 100.0
Total 68 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ibu Rumah Tangga 32 47.1 47.1 47.1
Pedagang 8 11.8 11.8 58.8
Petani 7 10.3 10.3 69.1
Pensiunan 7 10.3 10.3 79.4
Buruh 2 2.9 2.9 82.4
Guru 4 5.9 5.9 88.2
PNS 3 4.4 4.4 92.6
Swasta 5 7.4 7.4 100.0
Total 68 100.0 100.0
87
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Sekolah 3 4.4 4.4 4.4
SD 30 44.1 44.1 48.5
SMP 13 19.1 19.1 67.6
SMA 12 17.6 17.6 85.3
Sarjana 10 14.7 14.7 100.0
Total 68 100.0 100.0
Kategori IMT
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kekurangan BB Tingkat
Berat 3 4.4 4.4 4.4
Normal 27 39.7 39.7 44.1
Kelebihan BB Tingkat
Ringan 10 14.7 14.7 58.8
Kelebihan BB Tingkat Berat 28 41.2 41.2 100.0
Total 68 100.0 100.0
Riwayat Hipertensi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Ada 33 48.5 48.5 48.5
Ada 33 48.5 48.5 97.1
Tidak Tahu 2 2.9 2.9 100.0
Total 68 100.0 100.0
88
Nama Pasien Jenis Kelamin Umur Pekerjaan Pendidikan Terakhir
Suku/Ras IMT IMT Kategori
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Ny. Suwarsih
Ny. Kastiyar
Tn. Kamari
Tn. Untung Suryo
Ny. Endang Suciana
Ny. Nasiah
Ny. Sri Riyatin
Ny. Sri Suhariyati
Ny. Masamah
Bpk. Samanun
Ny. Umi Kulsum
Bpk. Hardiono
Ny. Hairani
Ny. Isnaini
Ny. Tasmini
Ny. Suwarnik
Ny. Yuliati
Bpk. Rahmad
Ny. Karniati
Ny. Baiyah
Ny. Sumiyati
Ny. Sofiatun
Ny. Rusminingsih
Bpk. Dwi Setyo Utomo
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Peremuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
laki-laki
perempuan
Laki-laki
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
Laki-laki
38 thn
49 thn
60 thn
64 thn
54 thn
62 thn
63 thn
56 thn
64 thn
65 thn
63 thn
58 thn
56 thn
51 thn
61 thn
52 thn
45 thn
65 thn
50 Thn
60 thn
51 thn
65 thn
65 thn
54 thn
Ibu Rumah Tangga
Pedagang sayur
Petani
Purnawirawan AD
Ibu Rumah Tangga
Petani
Ibu Rumah Tangga
Guru Agama
Pedagang Pracangan
Buruh harian Lepas
Ibu Rumah Tangga
guru SD
Pedagang konveksi
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Guru SD (PNS)
Petani
Petani sayur
Pedagang sayur
Pedagang sayur
Ibu Rumah Tangga
Petani
Ibu Rumah Tangga
Purnawirawan TNI AD
SMA
tidak sekolah
SD
SMA
SMA
SD
SMP
Sarjana
SD
SD
tidak sekolah
sarjana
SD
SD
SMP
Sarjana
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SMA
SMP
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
16,79
22
20,8
23
19,69
19,3
30,8
27,8
25,4
16,4
27
22,8
26,96
25,3
24,7
32,9
23,8
25
30
32
27,4
21,3
29,6
24,59
kurang
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
lebih
lebih
lebih
kurang
lebih
normal
lebih
lebih
normal
lebih
normal
lebih
lebih
lebih
lebih
normal
lebih
normal
Lampiran 10. Data Responden
89
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Ny. Siti Khotijah
Ny. Masrifah
Ny. Nurjannah
Ny. Suharti
Ny. Siti Maisaroh
Bpk Asari
Ny. Jannah
Ny. Sri Mulyati
Bpk. Choirul Umam
Ny. Rahayu D
Ny. Siti Chotimah
Ny. Mabruroh
Ny. Herma Sofia
Ny. Winarah
Ny. Sukemi
Ny. Iswati
Ny. Umi Kulsum
Ny. Warsiah
Ny. Sriatun
Ny. Sukartin
Ny. Sismianingsih
Ny. Saudah
Ny. Ngateni
Bpk. Sutrisno
Ny. Sumarsih
Ny. Sukarti
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
laki-laki
perempuan
perempuan
Laki-laki
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
Laki-laki
perempuan
perempuan
61 thn
65 thn
57 thn
65 thn
44 thn
65 thn
65 thn
63 thn
57 thn
51 thn
58 thn
46 thn
65 thn
47 thn
65 thn
65 thn
48 thn
60 thn
65 thn
57 thn
48 thn
64 thn
65 thn
58 thn
53 thn
50 thn
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
guru TK
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
pensiunan pegadaian
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Pensiunan PNS
Ibu Rumah Tangga
Pensiunan
Pedagang
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
PNS
Swasta
Ibu Rumah Tangga
Pedagang jamu
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Penjahit
Petani
Pedagang
SD
SD
sarjana
SD
SMP
SMP
SD
SMA
Sarjana
Sarjana
Sarjana
SMA
SMP
SMP
SMP
SMP
Sarjana
SD
SD
SD
SMA
SD
tdk tamat SD
SMP
SD
SD
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Sunda
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
25,39
19,8
27,7
31,58
23,3
22,98
31
29
24,2
27
23
39,58
25,65
29
34,5
24,58
32
29,8
30,8
23,57
22,2
33,3
14
19,28
30
26
lebih
normal
lebih
lebih
normal
normal
lebih
lebih
normal
lebih
normal
lebih
lebih
lebih
lebih
normal
lebih
lebih
lebih
normal
normal
lebih
kurang
normal
lebih
lebih
90
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
Ny. Sulikah
Ny. Jumiah
Ny. Titik Sujiati
Bpk. Nur Yasin
Ibu Muslimatin
Ny. Warniati
Ny. Taminah
Ny. Siti Romlah
Ny. Supriati
Bpk. Sadikin
Ny. Misnah
Ny. Putu Wariyati
Ny. Rohartini
Ny. Wiyati
Ny. Marsini
Ny. Agustina
Ny. Supami
Ny. Sri Sumarni
perempuan
perempuan
perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
52 thn
44 thn
53 thn
64 thn
53 thn
58 thn
65 thn
51 thn
56 thn
65 thn
65 thn
65 thn
53 thn
65 thn
60 thn
50 thn
63 thn
47 thn
Buruh tani
Ibu Rumah Tangga
Petani
Pensiunan guru DEPAG
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Pensiunan Janda ABRI
Guru TK
Ibu Rumah Tangga
Pensiunan
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Pensiunan Perhutani
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
PNS (Bidan)
SD
SMA
SD
SMP
SD
SD
SD
Sarjana
SD
SMA
Tidak sekolah
SMA
SD
SMA
SMP
SMA
SMP
Sarjana
Jawa
Banjarmasin
Jawa- Madu
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
Jawa
20,8
25
30,8
24,35
38,235
23,2
22,99
28,3
25,7
22,35
21,85
25,36
23,5
30,5
22
37,5
40
29,1
normal
lebih
lebih
normal
lebih
normal
normal
lebih
lebih
normal
normal
lebih
normal
lebih
normal
lebih
lebih
lebih
91
No Riwayat Hipertensi Asupan Natrium (mg)
Asupan Lemak Jenuh (gram)
Asupan Lemak Tak Jenuh Tunggal
(MUFA) (gram)
Asupan Lemak Tak Jenuh Ganda
(PUFA) (gram)
Asupan Kolesterol
(gram)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
Ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
1914,8
1593,3
2208,5
1690,1
1879,3
2296,1
2118,1
1882,6
2451,8
713,5
2405,9
1679,1
1850,5
3025,9
2420,5
1888,6
1630,2
2213,2
1877,8
1975
1683,9
1734,9
15,6
24,1
14,2
16,7
22,9
11,9
14,3
11,8
15,4
2,4
11
9,9
25
17,7
9,8
11,9
10
3,5
24,1
57,1
12,2
13,9
8,7
4,1
12,4
5,2
7,9
8,6
4,6
5,6
11,8
4,3
3,5
3,6
4,9
8,9
3,4
11,6
3,6
9,9
3,8
8,9
4,5
7,3
4,7
2,9
6,9
3
2,8
5,5
3,9
2,9
5,9
2,9
3,9
2,3
3,1
8,2
2,3
7
2,5
5,7
2,4
2,5
4,4
2,1
145,6
20,9
82,4
32,5
69,3
191,5
52,7
84,6
111,8
83,7
57,6
11,8
53,7
240,3
85,1
132,6
68,6
81,8
43,4
134,3
72,4
21,7
92
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
Tidak ada
Tidak ada
Tidak tahu
Ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
2458
1766,2
1823,2
2540,7
2057,6
1823,7
1883,6
1962
1796,6
1891,3
2259,8
1679
1603,4
2358,3
1722,4
2641,4
2721,5
2552
1710,3
1825,6
2391,8
2416,8
2000,4
2439,8
1817,6
2111,9
10,8
10,5
16,3
13,9
10,6
24,8
13,6
26,7
10,1
14,1
10,1
10,5
9,5
12,2
9,7
28,1
27,5
15,3
10,1
5,8
15,9
12,4
12,1
19,9
18,1
20,5
7,8
2,7
4,3
7,3
10,5
5,7
12,4
10
3,2
3,9
4,2
6,3
3,5
4,2
3,3
10,5
22,3
11,7
10,8
4,3
8,6
6,2
7,5
7,3
4,4
6,7
2,6
4
5,6
3,9
5,7
4,2
5,7
4,2
2,2
3
2,6
3,4
2,5
2,8
3,5
7,1
9,9
6,1
5,4
2,8
4,8
6,1
4,2
4,3
2,1
3,5
179,5
43,3
38,1
88,3
76,5
31,7
234,2
40,4
45,5
52,8
31,1
73,9
21,8
80,9
26,5
317,8
184,9
117,7
71,7
31,9
153,3
202,9
115,6
264
53,3
42,3
93
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak tahu
Ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
Ada
Tidak ada
Ada
Ada
Tidak ada
1730,9
2116,2
2323,9
2415,3
2013,2
1941,7
2148,8
1682,4
1954,6
1765,7
1802,3
2248,4
2413,9
2052,7
1712,2
1712,2
1636,4
2256,4
2306,1
2327,6
18,3
4,4
21,3
14,2
13,2
32,5
12,1
1,7
15,9
28,3
13,3
9,9
9,6
17,9
12
10
16
16,8
15,4
12,2
4,2
5,3
8,4
6,8
4,4
13,2
3,3
1,6
3,7
8,1
6
3
3
6,3
4,4
4,9
4,2
4,6
8,8
6,5
2,8
3,8
3,9
3,4
2
5,7
2,4
3,2
1,9
4,4
3,9
2,5
3
3,4
2,3
2,3
2,7
3,9
3,5
8,8
137,7
264,3
145,5
97,1
75,6
259
29,2
4,2
69,4
166,1
151,8
17,5
15,3
111,8
57,3
57,3
28,9
67,2
157,8
3,5
94
NO Tek.Darah Sistolik
Tek. Darah Diastolik
Ras_Natrium Ras_Jenuh Ras_Jenuh Tunggal
Ras_Jenuh Ganda
Ras_Koles Rtek_Sistol
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
150
150
170
160
170
170
150
150
150
150
150
150
170
210
160
150
170
140
150
160
160
170
150
170
100
90
80
100
100
90
90
90
90
90
90
100
100
110
90
90
90
90
90
90
80
90
90
110
32.0
2.0
45.0
10.0
27.0
50.0
43.0
28.0
62.0
1.0
56.0
7.0
25.0
68.0
60.0
30.0
4.0
46.0
26.0
36.0
9.0
16.0
63.0
18.0
44.0
59.5
38.5
49.0
58.0
23.5
40.0
22.0
42.5
2.0
21.0
10.5
62.0
51.0
9.0
23.5
12.5
3.0
59.5
68.0
29.0
35.5
20.0
17.5
53.0
16.0
65.5
32.0
48.0
51.5
28.5
34.0
64.0
22.0
9.5
11.5
30.5
55.5
8.0
62.0
11.5
57.0
14.0
55.5
27.0
44.0
47.0
2.0
51.0
24.0
63.0
27.0
20.5
54.0
40.5
24.0
60.0
24.0
40.5
7.5
29.0
66.0
7.5
64.0
13.5
57.5
10.5
13.5
49.5
3.5
16.5
44.0
54.0
6.0
40.0
15.0
31.0
61.0
22.0
42.0
46.5
41.0
28.0
3.0
25.0
64.0
43.0
50.0
30.0
39.0
20.0
51.0
34.0
7.0
59.0
19.0
23.5
23.5
51.0
38.5
51.0
51.0
23.5
23.5
23.5
23.5
23.5
23.5
51.0
68.0
38.5
23.5
51.0
7.5
23.5
38.5
38.5
51.0
23.5
51.0
95
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
170
150
170
170
140
170
150
140
170
150
170
160
190
180
150
110
130
150
140
150
140
170
150
150
170
160
90
90
100
110
90
90
90
90
90
90
90
90
110
90
90
70
90
100
90
90
90
110
90
90
100
190
22.0
64.0
40.0
23.0
29.0
35.0
19.0
31.0
49.0
6.0
3.0
54.0
14.0
66.0
67.0
65.0
11.0
24.0
55.0
59.0
37.0
61.0
21.0
41.0
15.0
42.0
48.0
35.5
19.0
61.0
34.0
63.0
15.0
37.0
15.0
17.5
6.0
29.0
8.0
65.0
64.0
41.0
15.0
5.0
45.5
31.0
26.5
55.0
53.0
56.0
54.0
4.0
22.0
44.0
59.5
35.0
65.5
58.0
5.0
15.0
18.5
38.5
9.5
18.5
6.5
59.5
68.0
63.0
61.0
22.0
51.5
37.0
46.0
44.0
25.0
41.0
18.5
33.0
55.0
40.5
57.5
46.0
57.5
46.0
5.0
27.0
16.5
32.0
13.5
20.5
35.0
65.0
68.0
61.5
53.0
20.5
52.0
61.5
46.0
48.0
3.5
35.0
20.5
37.0
16.0
44.0
37.0
13.0
63.0
17.0
21.0
23.0
12.0
35.0
8.0
38.0
9.0
68.0
60.0
49.0
33.0
14.0
56.0
62.0
48.0
66.0
24.0
18.0
52.0
67.0
51.0
23.5
51.0
51.0
7.5
51.0
23.5
7.5
51.0
23.5
51.0
38.5
66.0
62.0
23.5
1.0
2.0
23.5
7.5
23.5
7.5
51.0
23.5
23.5
51.0
38.5
96
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
140
150
140
150
140
180
190
160
180
180
150
170
180
160
190
170
140
140
90
90
90
90
90
100
110
100
100
100
90
100
90
110
140
100
90
90
52.0
58.0
38.0
33.0
44.0
8.0
34.0
17.0
20.0
47.0
57.0
39.0
12.5
12.5
5.0
48.0
51.0
53.0
57.0
38.5
32.0
67.0
26.5
1.0
45.5
66.0
33.0
10.5
7.0
52.0
25.0
12.5
47.0
50.0
42.5
29.0
50.0
42.0
25.0
67.0
6.5
1.0
13.0
49.0
36.0
3.5
3.5
38.5
25.0
30.5
18.5
28.5
54.0
40.0
40.5
32.0
2.0
57.5
10.5
30.0
1.0
49.5
40.5
13.5
27.0
32.0
7.5
7.5
18.0
40.5
35.0
67.0
53.0
45.0
36.0
65.0
11.0
2.0
32.0
58.0
55.0
5.0
4.0
46.5
26.5
26.5
10.0
29.0
57.0
1.0
7.5
23.5
7.5
23.5
7.5
62.0
66.0
38.5
62.0
62.0
23.5
51.0
62.0
38.5
66.0
51.0
7.5
7.5
97
NO R_Tek. Sistolik Tek_drhsistolik Tek_drhdiastolik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
52.5
24.5
2.5
52.5
52.5
24.5
24.5
24.5
24.5
24.5
24.5
52.5
52.5
63.0
24.5
24.5
24.5
24.5
24.5
24.5
2.5
24.5
24.5
63.0
24.5
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
prehipertensi
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
prehipertensi
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
98
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
24.5
52.5
63.0
24.5
24.5
24.5
24.5
24.5
24.5
24.5
24.5
63.0
24.5
24.5
1.0
24.5
52.5
24.5
24.5
24.5
63.0
24.5
24.5
52.5
68.0
24.5
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
normal
prehipertensi
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
normal
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
99
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
24.5
24.5
24.5
24.5
52.5
63.0
52.5
52.5
52.5
24.5
52.5
24.5
63.0
67.0
52.5
24.5
24.5
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 2
hipertensi derajat 1
hipertensi derajat 1
100
. . .
101
102
103