zihan

download zihan

of 2

description

c

Transcript of zihan

Terhempas dapat terjadi, pada kecepatan rendah 23 km/jam (15 mph, dibawah 19 km/jam, tubuh biasanya akan terhempas ke depan). Jika kecepatannya tinggi, korban dapat terhempas kebagian atap mobil, terkadang terjungkir sehingga kepala membentur kap mobil. Korban dapat bergeser/terpelanting ke belakang mobil dan jalan. Hal ini sangat mungkin jika mobil tidak berhenti.d) Pada kebanyakan kasus pejalan kaki jatuh ke samping mobil dan menderita luka sekunder dan dapat tertabrak kendaraan lain. Biasanya berupa kontak cepat atau beberapa saat sebelum pengemudi mengerem. Korban yang terhempas akan mendapat kecepatan yang diterima saat korban menyentuh bagian depan mobil, pada saat itulah kendaraan akan mengurangu kecepatannya. Sebagai akibatnya korban terhempas ke depan. Korban jatuh kedepan mobil, mendapat luka sekunder dan dapat tertabrak gerakan sisa sebelum pengereman.e) pada kecepatan yang tinggi, di atas 50 km/jam, badan dapat terhempas tinggi di udara dan dengan jarak yang cukup jauh, ke samping atau lurus dengan arah mobil. Tingkat keparahan luka primer dan sekunder bergantung pada kecepatannya.Tidak mungkin untuk memperkirakan dampak kecepatan pada luka. Dapat fatal meski pada kecepatan rendah 10 km/jam. Biasanya kecepatan tinggi mengakibatkan kerusakan yang minor. Separuh kematian terjadi pada kecepatan 48 km/jamPada korban anak anak, meski polanya sama, tinggi dan beratnya yang lebih kecil, mempengaruhi mekanisme dampaknya. Kontak primer di bagian tubuh atas, sehingga kemungkinan akan terjerembab kedepan dan bukannya terjungkir, meskipun kadang juga akan terjerembab ke bagian depan mobil.Anak cenderung akan jatuh ke depan dan dampaknya dapat lebih parah disbanding orang dewasa. Selain itu anak lebih mungkin tertabrak kendaraan lain seperti truk, karena sering bermain diantara mobil yang terparkir dan kemungkinan terlihat oleh pengemudi lebih kecil.F) jika pejalan kaki ditabrak oleh kendaraan yang lebih besar, seperti van, truck atau bus. Poin dampak awalnya lebih besar dan dapat mengakibatkan kerusakan pelvis, abdomen, bahu, tangan/kaki. Karena profil dari kendaraan ini tidak ada efek terguling. Banyak korban biasanya jatuh kedepan. Banyak menderita luka sekunder akibat tertimpa/kontak dengan jalan.g) sifat dari luka pejalan kaki menunjukkan efek dinamisnya:1. trauma paling umum -85% abarasi/lecet di atas sering, sehingga terjadi lebih di jumlah korban, menurut Eckert femur retak dengan frekuensi lebih sedikit, tetapi tidak jarang. Pada anak, karena ukurannya lebih pendek, femur dapat retak akibat kontak dengan bumper yang lebih pendek. Pada autopsy, kulit kaki bagian bawah perlu untuk disayat untuk melihat memar, karena pakaian dapat melindungi permukaan kulit dari tanda yang jelas.Ketika bumper menabrak kaki, tibia fraktur berbentuk wedge, bagian bawahnya menandakan arah dampak (biasanya dari belakang). Bagian depan menunjukkan efek samping kontak.Jika kaki menahan beban pada saat terjadi kecelakaan, fraktur tibia cenderung lebih oblik, jika tidak dikenai tekanan, seperti jika terangkat pada saat berjalan, garis frakturnya akan berlawanan arah. Kedua tulang kering patah, dengan keparahan yang berbeda ; yang menandakan pejalan kaki sedang bergerak pada saat di tabrak dengan satu kaki dalam posisi terangkat karena sedang jalan / lari. Terkadang tingkat cedera akan lebih keras bagi ukuran bumper mobil yang biasanya mengerem dengan cepat pada saat terjadi kontak.2. karena adanya dampak akibat kontak dengan windscreen, rangka dan kap mobil juga dengan kontak sekunder dengan tanah, bagian kepala dan seringkali merupakan bagian yang paling sering cedera dan yang paling mungkin menyebabpkan kematian. Tipe cedera apapun dapat berkelanjutan. Seperti yang dijelaskan di chapter 5. Korban kecelakaan jalan raya adalah penyebab fraktur kepala yang paling sering. Fraktur dada, tangan dan pelvis serta abdomen merupakan yang selanjutnya tersering. Seringkali cedera terkonsentrasi pada suatu bagian, biasanya bagian lain dari kontak primer, akibat tubuh terlempar ketanah. Karena adanya rotasi dan postur yang bervariasi ketika terlempar dari mobil, luka dapat tersebar dan menunjukkan pola yang tidak menentu.