ZAT PEWARNA ALAM SALAH SATU ALTERNATIF SUBSTITUSI ZAT PEWARNA KIMIA / SINTETIS

JENIS NAPTHOL

HENDRI SUPRAPTO

www.batik-bixa.com

SEJARAH ZAT PEWARNA ALAM• Nenek moyang bangsa Indonesia pada tahun 1856 telah

menggunakan Zat Pewarna Alam jauh sebelum Zat Pewarna Sintetis / Kimia digunakan. Beberapa ZPA yang telah digunakan yaitu:

1. Indigo (Tom)2. Morinda (Pace/Mengkudu)3. Soga (Tingi,Tegeran, dan Jambal)

• ZPA waktu dulu masih terdapat kelemahan-kelemahan diantaranya :

1. Proses pencelupan rumit dilakukan 20-30 kali celup2. Warna yang dihasilkan monoton

(biru,coklat,merah,hitam)3. Ekstrak tidak stabil, mudah ditumbuhi jamur4. Tidak pernah sama hasil pewarnaan ketika diproduksi ulang

PENEMUAN ZAT PEWARNA SINTETIS (ZPS)

• Pada tahun 1856, Williem Henry Perkins menemukan ZPS, diberi nama Zat Warna Mauvie atau Blue Vitriol, Aniline Blue

• ZPS 1858 disebarluaskan ke wilayah Indonesia oleh pemerintah Belanda

• Keunggulan ZPS adalah:1. Proses pencelupan praktis 2-3 kali celup2. Warna yang dihasilkan variatif3. Zat warna bentuk powder sehingga stabil dalam

penyimpanan4. Hasil Pewarnaan dalam jumlah yang besar akan

relatif sama

• Perajin batik berpindah menggunakan Zat Pewarna Sintetis (Kimia) hingga sekarang

• Jenis Zat Pewarna Sintetis adalah :1. Napthol dibangkitkan dengan garam DiAzonium (1858)2. Indigosol dibangkitkan dengan HCl atau

H2SO4 dan HNO3 , atau Asam Chlorida, Asam Sulfat dan Asam Nitrit (1924)

3. Rapidogen (1885)4. Direct (1890)5. Procion (1956)6. Basis (1861)7. Indanthrene (1901)

KONFERENSI GENEVA 20-23 JUNI 1995• Judul Eco-Labelling and other Environmental Quality

Requirements for Trade of Developing Countries in Textiles and Clothing. Diselenggarakan oleh International Trade Centre UNCTAD/WTO

• Salah satu rekomendasi adalah tekstil dan produk tekstil termasuk didalamnya Batik yang menggunakan Zat Pewarna Sintetis / Kimia gugus AZO dilarang untuk diperdagangkan karena akan menyebabkan penyakit kanker

• Penyebaran penyakit kanker melalui epidermis (kontak dengan kulit) atau oral (terbawa air liur)

Konferensi dihadiri oleh 25 negara diantaranya : Brazil, Bangladesh, Cina, Colombia, Arab, India, Indonesia, Korea, Vietnam dan Zimbabwe

Gugus AZO terdapat pada Zat Pewarna Sintetis (ZPS) jenis Napthol, Rapidogen, Direcht dan semua homolognya (turunannya)

Perajin Batik dan tenun 90% menggunakan Zat Pewarna Sintetis / Kimia jenis Napthol

DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT DARI PENCELUPAN ZAT WARNA NAPTHOL

• Industri rumahan (Home Industries) batik di setiap daerah yang menggunakan Zat Warna Napthol pembuangan limbah dengan cara :

1. Limbah cair zat warna dibuang begitu saja dihalaman rumahnya2. Dibuang disungai-sungai

• Akibat yang terjadi :1. Setelah sekian puluh tahun akan mencemari air sumur

milik warga2. Sungai-sungai akan mengaliri persawahan dan tumbuhan

lainnya3. Dapat dibayangkan ketika dikonsumsi oleh anak cucu kita,

kira-kira apa yang akan terjadi sekarang sudah kita rasakan, selama Belanda menjajah 350 tahun. Bersamaan dengan penggunaan Zat Pewarna Sintetis / Kimia

• Penyakit kanker akan ketahuan setelah minimal 10 tahun, baik kanker kulit maupun lainnya didalam tubuh manusia.

PELUANG DAN TANTANGAN• ISSUE GLOBAL 1995 BACK TO NATURE• Pelarangan ekspor tekstil dan produk tekstil yang

menggunakan zat warna kimia gugus AZO• Surat pelarangan dari kedutaan besar RI bidang perdagangan

di Den Haag, yang merujuk kepada surat CBI (Centre for the Promotion of Imports from Developing Countries) ref.CBI / HB-3032 tanggal 13 Juni 1996

• Indonesia kaya akan tumbuh-tumbuhan yang mengandung Zat warna alam, dan dapat dibudidayakan

• Teknologi proses pewarnaan untuk Batik, telah disempurnakan oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta (BBKB)

• Salah satu Pilot Project BBKB adalah perusahaan Batik “BIXA” Natural Color, khusus menggunakan Zat Pewarna Alam untuk pewarnaan Batik, berdiri 1998

MORDANTING• Sebelum diwarna kain harus diolah terlebih dahulu dengan

cara :1. Untuk bahan katun dan sejenisnya a. Timbang kain 500 gram b. Timbang tawas 100 gram c. Timbang soda abu 30 gram d. Air 15-20 liter Cara kerja : a. Larutkan tawas dan soda abu kedalam air,hingga larut

sempurna sambil dididihkan b. Masukkan kain ke dalam larutan tawas dan soda abu,

sambil diaduk-aduk

c. Tunggu hingga larutan mendidih perebusan selama 1 jam dihitung setelah air mendidih

d. Matikan api, kain dibiarkan tetap kedalam larutan hingga 1 malam (24 jam)

e. Kain dicuci dengan air bersih, kemudian diangin- anginkan hingga kering

2. Untuk bahan dari sutera, wool dan sejenisnya, resep tanpa soda abu, cara kerja dan prosedur sama

FIKSASI• Setelah kain dicelup dengan zat warna alam

maka untuk mengunci zat warna kita pakai 3 (tiga) macam larutan yaitu :1. Fiksasi Larutan Tawas 70 gr/liter2. Fiksasi Larutan Kapur 50 gr/liter3. Fiksasi Larutan Tunjung 50 gr/liter

ZAT WARNA ALAM POWDER• Menggunakan Zat warna alam bentuk Powder lebih

praktis dibanding dengan zat warna alam bentuk ekstrak.cara menggunakan zat warna alam bentuk powder :setiap 1 (satu) bungkus zat warna alam powder adalah 100 gram, dilarutkan dengan air 3-5 liter tunggu 5 (lima) menit, larutan siap digunakan

TEKNOLOGI PENGAMBILAN ZAT WARNA ALAM

• Fermentasiadalah pembusukan terhadap daun indigofera dengan cara sebagai berikut :

1. Daun dan ranting dipotong 2. Direndam kedalam air selama 1 hari

3. Daun dan ranting diambil kemudian larutan dikebur selama 2 jam sambil dimasukkan kapur tohor4. Larutan didiamkan selama 1 hari 1 malam5. Larutan disaring untuk diambil pastanya

• Pembejanaan 1. Timbang 1 kg pasta indigo 2. Timbang gula merah 1 kg3. Larutkan gula merah terlebih dahulu dengan air 1-2 liter4. Larutkan indigo kedalam larutan gula merah5. Tambahkan air sebanyak 6 liter6. Diamkan selama 1 hari7. Larutan indigo siap untuk digunakan

• Ekstraksiekstraksi dilakukan untuk zat warna selain indigofera dengan cara :

1. Timbang bahan sebanyak 1 kg2. Rebus dengan air sebanyak 5 liter 3. Perebusan selama 1 jam dihitung setelah air mendidih4. Matikan kompor dan disaring untuk diambil ekstraknya5. Ekstrak didinginkan dan siap untuk

mencelup/mewarna

INDUSTRI ZAT PEWARNA ALAM• Zat Pewarna Alam dikemas dalam bentuk powder, menjadi

sebuah industri zat warna• Membutuhkan tumbun-tumbuhan yang banyak untuk bahan

baku industri powder zat pewarna alam• Menyerap tenaga kerja dibidang Industri• Menyerap tenaga kerja dibidang pertanian• Menumbuhkembangkan industri batik yang berwawasan

lingkungan • Produk batik dapat diterima pasar global, dengan

menggunakan zat pewarna alam

KOMITMEN PEMERINTAH• Diharapkan ada komitmen dari pemerintah pusat

maupun daerah untuk menyelamatkan lingkungan dari dampak pencemaran limbah zat warna sintetis / kimia

PROSES PRODUKSI DI PERUSAHAAN BATIK “ BIXA” NATURAL COLOR

• PERSIAPANDESAIN

• MORDANTING

PELEKATAN LILIN SECARA TULIS (BATIK TULIS)

PELEKATAN LILIN SECARA CAP (BATIK CAP)

• PROSES EKSTRAKSI

• PROSES PENCELUPAN

• PROSES PENGERINGAN

• FIKSASI

• PELORODAN

• FINISHING

KAIN DI DESAIN

KAIN DI MORDANT

PROSES PELEKATAN LILIN(CAP,TULIS)

PROSES PENGERINGAN

PROSES PEWARNAAN

ZAT PEWARNA

ALAMI

ZAT PEWARNA DI FERMENTASI(INDIGOFERA)

ZAT PEWARNA DI EKSTRAK

(NON INDIGOFERA)

KAIN DIPOTONGSESUAI UKURAN

KERINGKANLOROD(PELEPASAN LILIN)

KERINGKAN

CUCI BERSIHFIKSASI

PEMBUATAN LARUTAN

FIKSASI

TEKNOLOGI PROSES BATIK ZAT PEWARNA ALAM

KEUNGGULAN ZAT PEWARNA ALAMI

• ZAT PEWARNA ALAMI AKRAB LINGKUNGAN

• INTENSITAS WARNA MENYEHATKAN KORNEA MATA

• WARNA UNIQUE• ZAT PEWARNA ALAMI MENGANDUNG

“ANTI OKSIDAN”

Tomoko-san salahsatu buyer dari Jepang

Suasana Symphosium di Joshibi university art and design Tokyo Jepang

Gbr.Bapak Prof.Dr. Emil Salim(mantan menteri lingkungan hidup), Apresiatif Terhadap Warna Alam

• PAMERAN DI JCC WARISAN BUDAYA BANGSA

• BUYER JEPANG DI STAND BIXA

• Hendri• 081 328 40 8087• Pelem Kidul No.25 RT 12 RW 02Baturetno, Banguntapan, Bantul, D.I.Yogyakarta

Email : hendri@batik-bixa.comYoutube: Hendri Suprapto tentang batik warna alam

Zuhad082 242 974 449

Email : zuhadbagus@gmail.com