zakio objek penelitian

download zakio objek penelitian

of 44

Transcript of zakio objek penelitian

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    1/44

     

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    BAB III

    OBJEK DAN METODE PENELITIAN

    3.1 Objek Penelitian

    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbedaan individu

    dan lingkungan sosio-budaya terhadap behavioral intention Google Plus. Adapun

    yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas (eksogen) yaitu perbedaan

    individu (X1) yang yang terdiri dari 4 (empat) dimensi yaitu motivasi, persepsi,

     pembelajaran, dan kepribadian, serta lingkungan sosio-budaya (X2) yang terdiri

    dari 5 (lima) dimensi yaitu pengaruh keluarga, sumber informasi, sumber

    nonkomersial, kelas sosial, dan subbudaya dan budaya. Masalah penelitian yang

    merupakan variabel terikat (endogen) adalah behavioral intention. Sedangkan

    yang menjadi subjek penelitian adalah pengguna Google di Indonesia.

    Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka

    metode yang digunakan adalah cross sectional method. Menurut Husein Umar

    (2008:45) pendekatan cross sectional   yaitu metode penelitian dengan cara

    mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam

     jangka panjang. Pengumpulan informasi dari subjek penelitian hanya dilakukan

    satu kali dalam satu periode waktu, sehingga penelitian ini merupakan one-shot

    atau cross sectional. (Maholtra, 2009:101). Penelitian dilakukan pada bulan Juni

    2012 sampai dengan Januari 2013.

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    2/44

    76

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    3.2 Metode Penelitian

    3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan 

    Jenis penelitian yang dilakukan berdasarkan penjelasan dan bidang

     penelitian menggunakan penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Travers

    Travens dalam Husein Umar (2008:21) “Penelitian dengan menggunakan metode

    deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

    mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent ) tanpa membuat perbandingan

    atau menghubungkan dengan variabel lain”. Sedangkan menurut Maholtra

    (2009:100):

    Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian konslusif yang memiliki tujuan

    utama desktriptif dari sesuatu, biasanya karakteristik atau fungsi pasar.

    Penelitian deskriptif sangat berguna ketika mencari pernyataan penelitian

    melakukan panggambaran fenomena pasar, seperti menentukan frekuensi

     pembelian, mengidentifikasi hubungan, atau membuat prediksi.

    Penelitian yang berupa deskriptif ini mempunyai maksud untuk

    mengetahui gambaran mengenai perbedaan individu dan lingkungan sosio-budaya 

    terhadap behavioral intention Google Plus. Sedangkan untuk penelitian verifikatif

    menurut Malhotra (2009:104) “Penelitian untuk menguji pengujian secara kausal,

    yaitu hubungan antara variabel independen dan dependen”.  Jadi penelitian

    verifikatif ini menguji pengaruh perbedaan individu dan lingkungan sosio-budaya 

    terhadap behavioral intention Google Plus.

    Mengingat penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif yang

    dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    3/44

    77

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    yang digunakan adalah metode explanatory survey. Malhotra (2010:96)

    menyatakan bahwa:

     Explanatory Survey dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu

    untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan ke dalam masalah yang dihadapi

    manajemen atau para peneliti tersebut. Penjelasan penelitian dalam bentuk

    wawancara mendalam atau kelompok fokus dapat memberikan wawasan

     berharga.

    Berdasarkan penelitian tersebut penelitian yang digunakan dalam metode

    ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung ke tempat kejadian

    secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi

    terghadap objek yang sedang diteliti.  Explanatory survey ini bertujuan penelitian

    yaitu jelas untuk mengeksplorasi atau penelitian melalui masalah atau situasi

    untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman. (Maholtra, 2009:98)

    Menurut Sherri L. Jackson (2012:20) menyatakan, “Survey method is

    questioning individuals on a topic or topics then describing their response”.  

    Metode survei merupakan mempertanyakan individu pada sebauh topik atau

     beberapa topik kemudian menggambarkan tanggapan mereka. Survei informasi

    dari sebagian informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan

    langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui

     pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang diteliti.

    3.2.2 Operasionalisasi Variabel 

    Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel

    terikat. Menurut Maholtra (2009:248), yang dimaksud dengan variabel bebas dan

    terikat yaitu:

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    4/44

    78

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    Variabel bebas (independent variable/predictor variable) merupakan

    variabel atau alternatif yang dimanipulasi dan yang mempengaruhi diukur

    dan dibandingkan. Variabel terikat (dependent variable/criterion variable)merupakan variabel yang mengukur efek dari variabel independent   pada

    unit tes.

    Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu

    1.  Variabel bebas (eksogen)

    Variabel bebas adalah merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan

    atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

     perbedaan individu dan lingkungan sosio-budaya. 

    2. 

    Variabel terikat (endogen)

    Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

    akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terkait dalam penelitian ini

    adalah behavioral intention. 

    Variabel yang dikaji meliputi variabel bebas (independent variabel ) yaitu

     perbedaan individu (X1) yang yang terdiri dari 4 (empat) dimensi yaitu motivasi,

     persepsi, pembelajaran, dan kepribadian, serta lingkungan sosio-budaya (X2)

    yang terdiri dari 5 (lima) dimensi yaitu pengaruh keluarga, sumber informasi,

    sumber nonkomersial, kelas sosial,  dan subbudaya dan budaya.  Sedangkan

    variabel terikat (dependent variabel ) adalah behavioral intention dengan dimensi

    loyality to company, propensity to switch, willingness to pay more, external

    response to problem, dan internal response to problem.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    5/44

    79

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    TABEL 3.1

    OPERASIONALISASI VARIABEL 

    Variabel/Sub

    Variabel

    Konsep Variabel/

    Sub VariabelIndikator Ukuran Skala

    No.

    Item

    Perbedaan

    Individu

    (X1) 

    Perbedaan

    konsumen yang

    menggambarkan

     pengaruh secarainternal yang

    membentuk perilaku

    individu dalam

     berkonsumsi.

    (Schiffman dan

    Kanuk, 2010:104)

    Motivasi 1.  Tingkat pemenuhan kebutuhan

    untuk

    a.  memperoleh hiburan

     b.   bersosialisasic.  memperoleh perhatian

    dari orang lain

    d.  memperoleh informasi

    mengenai teman dan

    komunitasnya

    e. 

    memperoleh temansebanyak-banyaknya

    f.  meningkatkan gengsi

    g.  menyampaikan ide,

    gagsasan, dan perasaan

    yang sedang dialaminya

    h.  menjadi terkenal (eksis)

    Interval

    IntervalInterval

    Interval

    Interval

    Interval

    Interval

    Interval

    C.1

    C.2C.3

    C.4

    C.5

    C.6

    C.7

    C.8

    Persepsi 2.  Tingkat kesesuaian persepsi

     bahwa Google Plus memiliki

    kinerja yang lebih baik dari

     pada social networks lainnya

    3. 

    Tingkat kesesuaian persepsi bahwa menggunakan Google

    Plus dapat membantu dalam

    a.   bersosialisasi

     b.   berkomunikasi lebih

    mudah, cepat, dan efesien

    c.  meningkatkan efesiensi

    komunikasi dengan orang

    laind.  meningkatkan

    keterampilan

     berkomunikasi dengan

    orang lain

    Interval

    Interval

    Interval

    Interval

    Interval

    C.9

    C.10

    C.11

    C.12

    C.13

    Pembelajaran 4. 

    Tingkat pengetahuanmengenai

    a.  Internet

     b.  Social networks 

    c.  Fungsi dan kegunaan

    Social networks 

    d.  Google Plus

    5. Tingkat pengalaman

    menggunakan

    a.  Internet

     b.  Social networks c.  Google Plus

    Interval

    Interval

    Interval

    Interval

    Interval

    IntervalInterval

    C.14

    C.15

    C.16

    C.17

    C.18

    C.19C.20

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    6/44

    80

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    Variabel/

    Sub

    Variabel

    Konsep Variabel/

    Sub VariabelIndikator Ukuran Skala

    No.

    Item

    Kepribadian 6.  Tingkat keinginan untuk

    a.  mencoba sesuatu yang

     baru

     b.  menggunakan socialnetworks terbaru

    c.   bersosialisasi secara

    online 

    d.  mengungkapkan

    menyampaikan ide,

    gagsasan, dan perasaanyang sedang dialaminya

    kepada orang lain

    Interval

    Interval

    Interval

    Interval

    C.21

    C.22

    C.23

    C.24

    Lingkungan

    Sosio-

    Budaya

    (X2)

    Konsumen

    diciptakan oleh

    lingkungan mereka

    dan juga beroperasidi dalam lingkungan.

    Perilaku proses

    keputusan mereka

    dipengaruhi oleh

    kultur, kelas sosial,

    serta kelompok dankeluarga (Schiffman

    dan Kanuk,

    2010:318)

    Pengaruh

    Keluarga7 a. Tingkat pengaruh dukungan

    keluarga terhadap pemilihan

    untuk menggunakan Google

    Plus

     b.Tingkat pengaruh gaya hidup

    keluarga untuk

    menggunakan Google Plus

    8 a.Tingkat pengaruh keluarga

    dalam melakukan

     penggunaan aplikasi dan

    website

     b.Tingkat pengaruh kebiasaan

    keluarga dalam melakukan

     penggunaan aplikasi dan

    website

    Interval

    Interval

    Interval

    Interval

    D.25

    D.26

    D.27

    D.28

    Sumber

    Informasi9 a. Tingkat daya tarik iklan

    dalam mempengaruhi

     penggunaan Google Plus

     b.Tingkat pengaruh desain dan

    tampilan yang menarik

    dalam mempengaruhi

     penggunaan Google Plus

    c. Tingkat pengaruh fitur yang

    ditawarkan Google Plus

    dalam mempengaruhi

     penggunaan Google Plus

    Interval

    Interval

    Interval

    D.29

    D.30

    D.31

    Sumber

     Nonkomersial

    10 a. Tingkat pengaruh sahabat

    dan teman untuk

    menggunakan Google Plus

     b. Tingkat pengaruh

    Interval D.32

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    7/44

    81

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    Variabel/

    Sub

    Variabel

    Konsep Variabel/

    Sub VariabelIndikator Ukuran Skala

    No.

    Item

    rekomendasi blog, forum,

    dan jejaring sosial

    Interval D.33

    Kelas Sosial 11. Tingkat pengaruh pekerjaan/

     pendidikan dalam pemilihan

    Google Plus

    12. Tingkat pegaruh interaksi

    dalam pemilihan Google Plus

    Interval

    Interval

    D.34

    D.35

    Subbudaya

    dan Budaya

    13. Tingkat dukungan lingkungan

    terhadap kehadiaran Teknologi

    Informasi yang baru

    khususnya Google Plus

    14. Tingkat pengaruh budaya dan

    lingkungan dalam

    menggunakan Google Plus

    Interval

    Interval

    D.36

    D.37

     Behavioral

     Intention

    (Y)

     Behavioral Intention

    adalah suatu

     preposisi yang

    menghubungkan diridengan tindakan

    yang akan datang.

    Seseorang dapat

     berpendapat bahwa

    keinginan adalah

    sebuah rencanauntuk terlibat dalam

    suatu perilaku

    khusus guna

    mencapai tujuan.

    (Peter dan Oslon,2010:147)

     Loyality to

    company

    15. Tingkat keinginan untuk loyal

    dalam menggunakan GooglePlus

    16. Tingkat kesukaan untuk

    menggunakan Google Plus

    dibandingkan dengan social

    networks lainnya

    17. Tingkat kesediaan untuk

    merekomendasikan orang lain

    dalam menggunakan Google

    Plus

    Interval

    Interval

    Interval

    E.38

    E.39

    E.40

     Propensity to

     switch

    18. Tingkat keinginan untuk tidak

     beralih dari Google Plus

    19. Tingkat kesediaan untuk

    kembali menggunakan Google

    Plus

    20. Tingkat perasaan rugi jika

    tidak menggunakan Google

    Plus

    Interval

    Interval

    Interval

    E.41

    E.42

    E.43

    Willingness 1 a. Tingkat kesediaan untuk Interval E.44

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    8/44

    82

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    Variabel/

    Sub

    Variabel

    Konsep Variabel/

    Sub VariabelIndikator Ukuran Skala

    No.

    Item

    to pay more menggunakan Google Plus,

    meskipun membayar lebih

    tinggi

     b. Tingkat kesediaan untuk

    menggunakan Google Plus,

    meskipun memerlukan

    koneksi internet yang besar

    c. Tingkat kesediaan untuk

    menggunakan Google Plus,

    meskipun memerlukan waktu

    yang lebih banyak

    Interval

    Interval

    E.45

    E.46

     External

    response to

     problem

    2 a. Tingkat keinginan untuk tetap

    menggunakan GooglePlus

    walaupun ada layanan social

    media yang baru

     b.Tingkat keinginan untuk tetap

    menggunakan GooglePlus

    walaupun ada banyak

    kemungkinan

    3. Tingkat keinginan untuk

    menggunakan fitur terbaru

    Google Plus

    Interval

    Interval

    E.47

    E.48

     Internal

    response to

     problem

    4. Tingkat keinginan untuk

    tetap menggunakan Google

    Plus walaupun ada masalah

    dengan kebutuhan diri

    2 a. Tingkat keinginan untuk

    menggunakan Google Pluskarena adanya kebutuhan

    untuk bersosialisasi

     b. Tingkat keinginan untuk

    menggunakan Google Plus

    karena adanya kebutuhan

    untuk berkomunikasi lebih

    mudah dan cepat

    Interval

    Interval

    Interval

    E.49

    E.50

    E.51

    Sumber : Hasil Pengolahan Data. 2012

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    9/44

    83

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    3.2.3 Jenis dan Sumber Data 

    Menurut Riduan (2010:106) data adalah bahan mentah yang perlu diolah

    sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun

    kuantitatif yang menunjukan fakta. Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat

    memberikan keterangan tentang data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan

    menjadi dua yaitu: data primer dan data sekunder.

    Maholtra (2009:120-121) mengungkapkan definisi data primer dan data

    sekunder, antara lain:

    a. 

    Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus

    menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Dalam penelitian

    ini yang menjadi sumber data primer adalah kuisioner yang disebarkan

    kepada sejumlah responden, sesuai dengan target sasaran dan dianggap

    mewakili seluruh populasi data penelitian, yakni survei pada pengguna

    Google Plus di Indonesia.

     b.  Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain

    untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat

    ditemukan dengan cepat dan tidak mahal. Dalam penelitian ini yang

    menjadi sumber data sekunder yaitu literature, artikel, jurnal serta situs di

    internet yang berkenaan dengan penelitian.

    Data primer dan data sekunder yang dibutuhkan tersebut ditujukan oleh

    Tabel 3.2 sebagai berikut:

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    10/44

    84

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    TABEL 3.2

    JENIS DAN SUMBER DATA 

    No. Data  Jenis Data Sumber Data

    1. World Internet Usage Growth 1995-June 2012  Sekunder internetworldstats.com Copyright © 2012.

    Miniwatts Marketing

    2. World Internet Usage and PopulationStatistics

    Sekunder internetworldstats.com Copyright © 2012.Miniwatts Marketing

    3.  Asia Top Internet Countries  Sekunder internetworldstats.com Copyright © March

    2012. Miniwatts Marketing

    4. Ukuran Populasi Online (MM) di AsiaTenggara

    Sekunder comscore.com Copyright © March 2011.ComScore Media Metrix

    5. Pengguna Internet di Indonesia Sekunder Diadaptasi oleh peneliti dariinternetworldstats.com dan kominfo.go.id

    6. Kategori-Kategori Pengguna Internet diIndonesia

    Sekunder comscore.com Copyright © March 2011.ComScore Media Metrix

    7. Top 5 Social Networking Sites (SNs) and Userin Indonesia 

    Sekunder Diadaptasi oleh peneliti dari Google I/O,Facebook, dan go-gulf.com

    8. Pertumbuhan Pengguna Social Media dalamBulan

    Sekunder comscore.com Copyright © 2011.ComScore Media Metrix

    9. Pertumbuhan Pengguna Google Plus Sekunder technolog.msnbc.msn.com Copyright ©2012. MSNBC

    10. 100 Merek Utama Pengguna Facebookdan/atau Google Plus

    Sekunder brightedge.com Copyright © 2011. BrightEdge

    11. User Activity Top 5 Social Networking Sites(SNs) 

    Sekunder Diadaptasi oleh peneliti dari Google I/O,Facebook, dan go-gulf.com

    12. Persentase Pengguna Aktif dan Non-AktifGoogle Plus

    Sekunder flowtown.com Copyright © 2011.FlowtownTM 

    13. Strategi Google Plus  Sekunder Diadaptasi oleh peneliti dari plus.google.com/gplus,

    14. Rata-rata Kunjungan Google Plus Primer Pra Penelitian

    15. Dorongan untuk Menggunakan Google Plus Primer Pra Penelitian

    Sumber: Hasil Pengolahan Data. 2011&2012

    3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

    3.2.4.1 Populasi

    Populasi merupakan sejumlah objek yang dapat dijadikan sumber

     penelitian. Menurut Sherri L. Jackson (2012:20), “ Population is all the people

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    11/44

    85

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    about whom a study it meant to generalize”.  Populasi adalah semua orang

    mengenai untuk siapa penelitian itu dimaksudkan kemudian melakukan

    generalisasi. Zikmund dan Babin (2007:404) menambahkan populasi adalah, ” Any

    complete group of entities that shares some common set of characteristics”.

    Populasi merupakan generalisasi yang terdiri dari atas objek yang mempunyai

    kualitas dan karakteristik tertentu. Maholtra (2009:369) berpendapat:

    Suatu populasi adalah total dari semua elemen yang terbagi beberapa

    seperangkat karaketeristik setiap proyek riset pemasaran memiliki populasi yang didefinisikan unik untuk dijelaskan dalam istilah parameter.

    Tujuan dari proyek riset pemasaran yang paling adalah untuk

    mendapatkan informasi tentang karakteristik atau parameter dari suatu

     populasi.

    Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai

     populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran.

    Populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan

     penelitian. Jadi apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan,

    maka menurut etika penelitian kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk sasaran

    yang telah ditentukan. Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam

     penelitian ini adalah pengguna Google Plus di Indonesia sebanyak 7.280.000

    orang (Google I/O dan website-monitoring.com, 02/09/2012)

    3.2.4.2 Sampel

    Mark L. Bernson et al  (2012:250) menyatakan “ A sample is defined as the

     population that has been selected for analysis”. Sampel adalah populasi yang

    terpilih untuk dianalisis. Agar memperoleh sampel yang representatif dari

     populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    12/44

    86

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    yang sama untuk menjadi sampel. Dalam penelitian ini tidak mungkin semua

     populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya:

    1.  Keterbatasan biaya

    2.  Keterbatasan tenaga

    3.  Keterbatasan waktu yang tersedia

    Maka dari itulah diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi

    yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain

    yang tidak diteliti. Menurut Charles Stangor (2011:110), “ A representative sample

    is one that is approximately the same as the population in every important

    respect”. Agar memperoleh sampel yang reperesentatif dari populasi, maka setiap

    subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk

    menjadi sampel. 

    Malhotra (2009:364) berpendapat bahwa sampel adalah sub-kelompok

     populasi yang terpilih untuk berpartisispasi dalam studi. Agar memperoleh sampel

    yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan

    untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Untuk menentukan

    sampel dari populasi yang telah ditetapkan perlu dilakukan suatu pengukuran

    yang dapat menghasilkan jumlah n.

    Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus

    Slovin (Husein Umar, 2008:141), yakni ukuran sample yang merupakan

     perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelonggaran ketidaktelitian,

    karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam

     pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun rumus

    yang digunakan yaitu sebagai berikut:

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    13/44

    87

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    Dimana :

    n = Ukuran Sampel

     N = Ukuran Populasi

    e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat

    ditolerir

    Adapun perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah:

     N = 7.280.000 e = 0,1

    Maka:

    Berdasarkan penentuan sampel dengan menggunakan rumus teknik Slovin,

    maka diperoleh ukuran sampel (n) sebanyak 100, namun untuk lebih mewakili

    maka dilakukan penambahan sampel sebanyak 30 sehingga sampel yang

    digunakan sebesar 130 pengguna Google Plus.

    3.2.4.3 Teknik Sampling  

    Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk

    menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat

    memperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Menurut Charles

    Stangor (2011:110), “Sampling refers to the selection of people to participate in a

    research project, usually with the goal of being able to use these people to make

    inferences about a larger group of individuals”. Teknik sampling mengacu pada

     pemilihan orang-orang untuk berpartisipasi dalam sebauh proyek penelitian,

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    14/44

    88

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

     biasanya digunakan untuk tujuan membut kesimpulan tentang kelompok yang

    lebih besar dari individu.

    Menurut Ulber Silalahi (2009:239):

    Pemilihan sampel atau penarikan sampel ( sampling ) dapat diartikan

    sebagai proses memilih sejumlah unit, elemen, atau subjek dari dan yang

    mewakili populasi untuk dipelajari yang dengannya dapat dibuat

    generalisasi atau inferensi tentang karakteristik dari satu populasi yang

    diwakili.

    Menurut Maholtra (2009:375) “Sebuah teknik sampling dapat

    diklasifikasikan sebagai non probabilitas dan  pr obabilitas”. Sampel  probability

    merupakan sampel dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki peluang

    yang sama untuk terpilih sebagai sampel sedangkan sampel non probability

    kebalikan dari  probability dimana setiap elemen atau populasi tidak memiliki

     peluang yang sama dan pemilihan sampel bersifat objektif.

    Sampel  probability memiliki empat jenis teknik penarikan yaitu  simple

    random sampling, sistematic sampling, stratification sampling, dan  cluster

     sampling. Sedangkan sampel non probability memiliki tiga jenis teknik penarikan

    yaitu convinience sampling, purposive sampling, dan snowball sampling.

    Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi

     penelitian, penulis mengambil sampel berdasarkan teknik  simple random

     sampling. Menurut Mark L. Bernson et al   (2012:250) menyatakan “ In a simple

    random sample, every item from a frame has the same chance of selection as

    every other item”. Oleh karena itu hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas

    dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan

    sampel. Sampel yang didapatkan harus memiliki hasil penelitian, untuk itu perlu

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    15/44

    89

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    dilakukan langkah-langkah sistematis untuk mendapatkan sampel yang

    representatif.

    3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengolahan data mengacu pada cara yang digunakan untuk

    mengumpulkan data yang diperlukan. Untuk memperoleh data yang lengkap

    dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik penelitian seperti

     berikut :

    1. 

    Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku,

    makalah, situs web-site, majalah guna memperoleh informasi yang

     berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan

    masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari perbedaan individu,

    lingkungan sosio-budaya, dan behavioral intention.

    2.  Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan

    secara online  kepada responden yaitu pengguna Google Plus di Indonesia.

    Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan yang

    mencerminkan pengukuran indikator dari variabel X1  (perbedaan individu),

    variabel X1 (lingkungan sosio-budaya), dan variabel Y (behavioral intention).

    Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-

    masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat. Kuesioner yang disebar

    oleh peneliti secara terbuka di Google Plus.

    Langkah-langkah penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut:

    a)  Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    16/44

    90

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

     b) 

    Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis

    instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang

     bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai

    dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya

    memilih jawaban yang tersedia.

    c)  Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian

    ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai dengan skala

    interval.

    Langkah-langkah penyebaran kuesioner secara online  adalah sebagai

     berikut:

    a.  Menyusun daftar pertanyaan secara online menggunakan Google Drive,

    kunjungi drive.google.com kemudian login menggunakan akun Google.

    Pilih Create, Form untuk mulai membuat kuesioner online 

     b.  Setelah kuesioner online selesai, kemudian dilakukan penyebaran

    kuesioner dan alamat web kuesioner tersebut

    1.  Melakukan  share di Google Plus termasuk juga beberapa komunitas

    Indonesia di Google Plus seperti Komunitas Plus, Pluser, Komunitas

    G+, dan Komunitas Indonesia.

    2.  Mengirim aplikasi kuesioner melalui email kepada teman pengguna

    Gmail untuk diisi dan di  foward ke alamat email lainnya, karena

     pengguna Gmail memiliki kemungkinan yang besar dalam

    menggunakan Google Plus

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    17/44

    91

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    3. 

    Melalui twitter, melakukan mention kepada akun komunitas-komunitas

    untuk di  share  baik komunitas teknologi informasi maupun

    kemahasiswaan di universitas-universitas  seperti @Google_IDN,

    @bem_unpad, @KM_ITB, @InfoUPI, @anak_unpad, @bem_itt,

    @infoitt, @InfoUNSOED, @anakuidotcom, @tweetipb,

    @seputarunnes, @TwitUAD, @bemunair, @stantoday, @InfoUSU,

    @BEM_ITS, @dokterdroid, @androidID, @droidindo,

    @DroidIndonesia, @AndroidMedan, @androidSMD, @AcehDroid,

    @AndroidCirebon dan lainnya

    4. 

    Melakukan share di Facebook dan forum-forum di Facebook

    c.  Setelah responden mengisi kuesioner maka data secara otomatis masuk ke

    Google Drive. Data yang ada ditampung oleh penulis, kemudian dilakukan

     pemilihan data berdasarkan proporsi usia pengguna Google Plus

     berdasarkan data Google I/O dan go-gulf.com

    TABEL 3.3

    PROPORSI PENGGUNA GOOGLE PLUS 

    Usia  Persentase

    13-17 tahun 13%

    18-25 tahun 35%

    26-34 tahun 28%

    35-44 tahun 12%45-54 tahun 7%

    >55 tahun 5%

    TOTAL 100%

    Sumber : Diadaptasi oleh peneliti dari Google I/O dan go-gulf.com

    (Akses: 12/11/2012, 12:20)

    d. 

    Data yang diolah adalah data yang telah mencukupi kategori tersebut

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    18/44

    92

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    3. 

    Studi Literatur

    Studi literature merupakan usaha pengumpulan informasi yang

     berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel

    yang diteliti yang terdiri dari perbedaan individu, lingkungan sosio-budaya, dan

    behavioral intention. Studi literature tersebut didapat dari berbagai sumber, yaitu:

    a) Perpustakaan UPI, IM TELKOM, Widyatama b) Skripsi, c) Jurnal ekonomi dan

    Bisnis, d) Media cetak (majalah) e) media Elektronik (Internet).

    3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

    Pada suatu penelitian, data merupakan hal yang penting, karena data

    merupakan gambaran dari variabel yang diteliti serta berfungsi membentuk

    hipotesis. Benar tidaknya data akan sangat menentukan mutu hasil penelitian.

    Kebenaran data dapat dilihat dari instrumen pengumpulan data. Instrumen yang

     baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.

    Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan

    menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product

     for Service Solutions) 21.0 for window. 

    3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas

    Penelitian mengenai pengaruh perbedaan individu dan lingkungan sosio-

     budaya  terhadap behavioral intention Google Plus, dilakukan untuk mengetahui

    apakah antara variabel perbedaan individu  (X1) dan lingkungan sosio-budaya

    (X2) ada pengaruhnya terhadap behavioral intention  (Y), dengan menafsirkan

    data yang terkumpul dari responden melalui kuesioner.

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    19/44

    93

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    Menurut Sherri L. Jackson (2012:85), “Validity is an indication of

    whether the instrument measuring what it claims to measure”.  Validitas adalah

    indikasi apakah instrumen mengukur apa yang dikatakannya untuk diukur.

    Zikmund dan Babin (2007:323) menambahkan validitas adalah, ”The accuracy of

    a measure or the extent to which a score truthfully represent concept ”.

    Keakuratan ukuran atau sejauh mana skor kebenaran mewakili konsep. Suatu

    instrument yang valid atau sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya

    instrument yang kurang berarti memiliki validitas rendah.

    Menurut Maholtra (2009:282) “The validation of scale may be defined as

    the extent to which differences in observed scale score reflect true differences

    among on the characteristic being measur ed”. Suatu tes dapat dikatakan

    mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukuranya,

    atau memberikan hasil ukuran sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya tes

    tersebut.

    Uji validitas dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item

    kuisioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari

    korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pernyataan untuk hasil jawaban

    responden yang mempunyai skala pengukuran interval perhitungan korelasi antara

     pernyataan kesatu dengan skor total digunakan alat uji korelasi Pearson ( product

    coefisient of corelation) dengan rumus:

    Sumber : Suharsimi Arikunto (2009:146)

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    20/44

    94

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    Keterangan :

    r = Koefesien validitas item yang dicariX = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

    Y = Skor total

    ΣX  = Jumlah skor dalam distribusi X

    ΣY  = Jumlah skor dalam distribusi Y

    ΣX2  = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

    ΣY2  = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

     N = Banyak responden

    Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi

    sebagai berikut:

    1.  Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika

    r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel atau r hitung ≥ r tabel 

    2.  Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid

     jika r hitung lebih kecil dari r tabel atau r hitung < r tabel 

    Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa tes ini adalah

    teknik korelasi biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan

    dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji

    apakah koefisien validitas tersebut signifikan terhadap taraf signifikan tertentu,

    artinya adanya koefesien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji

    dengan rumus statistic t sebagai berikut:

    Sumber : Sugiyono (2010:250)

    Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan

    kriteria sebagai berikut:

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    21/44

    95

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    1. 

     Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel  dengan dk = n-2 dan taraf

    signifikasi a = 0,05

    2.  Jika r hitung ≥ r tabel maka soal tersebut valid

    3.  Jika r hitung < r tabel maka soal tersebut tidak valid

    Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

    digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan

    untuk mengukur apa yag seharusnya terukur. Dalam penelitian ini yang akan diuji

    adalah validitas dari instrumen perbedaan indvidu dan lingkumgan sosio-budaya 

    sebagai variabel X, behavioral intention  sebagai variabel Y. Jumlah pertanyaan

    untuk variabel X1 adalah 24 terdapat 9 item pertanyaan tidak valid, jumlah

     pertanyaan variabel X2 adalah 13 terdapat 3 item pertanyaan tidak valid,

    sedangkan untuk item pertanyaan variabel Y berjumlah 15 terdapat 3 item

     pertanyaan tidak valid. Lalu dilakukan drop out pada 15 item yang tidak valid dan

    dilakukan uji validitas ulang, berikut Tabel 3.4 hasil uji validitas perbedaan

    individu.

    TABEL 3.4

    HASIL PENGUJIAN VALIDITAS PERBEDAAN INDIVIDUNo Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

    PERBEDAAN INDIVIDU

    Motivasi1 Ketika menggunakan Google Plus, kebutuhan

    Anda untuk 0,819 0,413 Valid

    A Memperoleh hiburan

    B Bersosialisasi 0,681 0,413  Valid 

    CMemperoleh informasi mengenai temandan komunitasnya

    0,713 0,413  Valid 

    D Meningkatkan gengsi 0,506 0,413  Valid 

    EMenyampaikan ide, gagasasan, dan

     perasaan yang sedang dialaminya0,731 0,413  Valid 

    Persepsi

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    22/44

    96

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

    2 Anda merasa bahwa Google Plus memiliki

    kinerja yang lebih baik dari pada social

    networks lainnya

    0,723 0,413Valid

    3 Anda merasa bahwa dengan menggunakan

    Google Plus dapat membantu dalam 0,828 0,413  Valid

    A Bersosialisasi

    B Berkomunikasi yang lebih mudah, cepat,

    dan efesien0,836 0,413  Valid

    Pembelajaran 

    4 Anda memiliki pengetahuan mengenai0,491 0,413 Valid

    A Social networks 

    B Google Plus 0,766 0,413  Valid

    5 Anda memiliki pengalaman dalam

    menggunakan 0,634 0,413 

    ValidA Social networks 

    B Google Plus 0,544 0,413  Valid

    Kepribadian

    6 Anda memiliki keinginan yang besar untuk0,803 0,413  Valid

    A Mencoba sesuatu yang baru

    B Menggunakan social networks terbaruseperti Google Plus

    0,851 0,413  Valid

    C Bersosialisasi secara online  0,528 0,413  Valid

    Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013 (Menggunakan SPSS 21.0 for Windows)

    Berdasarkan Tabel 3.4 pada instumen variabel perbedaan individu dapat

    diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi kepribadian dengan

     pertanyaan, Anda memiliki keinginan yang besar untuk menggunakan  social

    networks terbaru seperti Google Plus, yang bernilai 0,851 dan nilai terendah

    terdapat pada dimensi pembelajaran dengan item pertanyaan, Anda memiliki

     pengetahuan mengenai  social networks, yang bernilai 0,491 sehingga dapat

    ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tinggi.

    Hasil uji coba instumen untuk variabel lingkungan sosio-budaya

     berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan

     bantuan program SPSS 21.0  for windows, menunjukan bahwa item-item

     pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor r hitung lebih besar jika dibandingkan

    dengan r tabel yang bernilai 0,396.

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    23/44

    97

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    Berikut ini Tabel 3.5 mengenai hasil uji validitas variabel lingkungan

    sosio-budaya yang pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel X2.

    TABEL 3.5

    HASIL PENGUJIAN VALIDITAS LINGKUNGAN SOSIO-BUDAYANo Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

    LINGKUNGAN SOSIO-BUDAYA

    Pengaruh Keluarga

    7 Anda menggunakan Google Plus karena

     pengaruh dari keluarga atau kerabat0,611 0,413  Valid

    8 Anda menggunakan aplikasi dan website

    karena pengaruh gaya hidup keluarga0,682 0,413  Valid

    Sumber Informasi9 Anda menggunakan Google Plus karena

    0,663 0,413  ValidA Daya tarik iklan 

    B Desain dan tampilan yang menarik   0,822 0,413  Valid

    C Pengaruh fitur yang ditawarkan GooglePlus

    0,690 0,413  Valid

    Sumber Nonkomersial

    10 Anda menggunakan Google Plus karena

     pengaruh dari 0,752 0,413  Valida Sahabat dan teman

     b Rekomendasi blog, forum, dan jejaring

    sosial0,689 0,413  Valid

    Kelas Sosial 11 Apakah pekerjaan/jurusan Anda memiliki

    hubungan dengan penggunaan teknologi

    informasi

    0,476 0,413 Valid

    12 Anda memiliki interaksi sosial yang tinggi0,453 0,413  Valid

    Subbudaya dan Budaya

    13 Anda mendapatkan dukungan dari lingkungan

    terhadap kehadiran Teknologi Informasi baru

    khususnya Google Plus

    0,804 0,413  Valid

    Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013 (Menggunakan SPSS 21.0 for Windows)

    Berdasarkan Tabel 3.5 pada instumen variabel lingkungan sosio-budaya

    dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi sumber informasi

    dengan pertanyaan, Anda menggunakan Google Plus karena desain dan tampilan

    yang menarik, yang bernilai 0,822 dan nilai terendah terdapat pada dimensi kelas

    sosial dengan item pertanyaan, Anda memiliki interaksi sosial yang tinggi , yang

     bernilai 0,453 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tinggi.

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    24/44

    98

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    Berikut ini Tabel 3.6 mengenai hasil uji validitas variabel behavioral

    intention yang pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel Y.

    TABEL 3.6

    HASIL PENGUJIAN VALIDITAS BEHAVIORAL INTENTIONNo Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

    BEHAVIORAL INTENTION  

    Loyalty to company  

    14 Anda akan terus menggunakan Google Plus

    dari pada menghentikannya0,871 0,413  Valid

    15 Anda bersedia untuk merekomendasikan

    Google Plus kepada orang lain0,863 0,413  Valid

    Propensity to switch  16 Anda akan terus menggunakan Google Plus

    dari pada berpindah ke social networks lainnya0,855 0,413  Valid

    17 Anda akan kembali menggunakan/mengakses

    Google Plus0,891 0,413  Valid

    18 Anda akan merasa rugi jika tidak

    menggunakan/mengakses Google Plus0,606 0,413  Valid

    Wil li ngness to pay more  

    19 Anda akan tetap menggunakan/mengakses

    Google Plus walaupun 0,770 0,413  Valid

    A Harus membayar biaya yang lebih tinggi

    BMemerlukan koneksi internet yang lebih

     besar

    0,772 0,413  Valid

    External response to problem  

    20 Anda akan tetap menggunakan/mengakses

    Google Plus walaupun ada layanan social

    network yang baru

    0,852 0,413 Valid

    21Anda akan menggunakan fitur terbaru Google

    Plus0,878 0,413  Valid

    I nternal response to problem  

    22Anda akan tetap menggunakan Google Plus

    walaupun ada masalah dengan kebutuhan diri0,890 0,413  Valid

    23 Anda akan menggunakan Google Plus karena

    adanya kebutuhan 0,846 0,413  Valida Bersosialisasi

     b Berkomunikasi lebih mudah dan cepat 0,795 0,413 

    Valid

    Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013 (Menggunakan SPSS 21.0 for Windows)

    Berdasarkan Tabel 3.6 pada instumen variabel behavioral intention dapat

    diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi  propensity to switch dengan

     pertanyaan, Anda akan kembali menggunakan/mengakses Google Plus, yang

     bernilai 0,891 dan nilai terendah juga terdapat pada dimensi  propensity to switch 

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    25/44

    99

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    dengan item pertanyaan, Anda akan merasa rugi jika tidak

    menggunakan/mengakses Google Plus , yang bernilai 0,606 sehingga dapat

    ditafsirkan bahwa indeks korelasinya tinggi.

    3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas

    Uji realibilitas digunakan untuk mendapatkan tingkat ketepatan

    (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data yang digunakan. Realibilitas

    menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu alat instumen cukup dapat dipercaya

    untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrument tersebut sudah

     baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan

    data yang dapat dipercaya juga.

    Menurut Sherri L. Jackson (2012:81), “ Reliability is indication of

    consistency or stability of a measuring instrument ” Reabilitas adalah indikasi dari

    konsistensi atau stabilitas dari sebuah alat ukur. Zikmund dan Babin (2007:322)

    menambahkan,” Internal consistency is represents measure’s homogeneity or the

    extent to which each indicator of a concept converges on some common

    meaning ”. Konsistensi internal menggambarkan keseragaman ukuran atau sejauh

    mana setiap indikator dari konsep yang menyatu pada beberapa makna umum.

    Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali

    untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Asep

    Hermawan (2010:128) menyatakan bahwa realibilitas berkaitan dengan

    konsistensi, akurasi, dan prediktabilitas suatu alat ukur. Berdasarkan pendapat

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    26/44

    100

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

     para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa realibilitas berkaitan dengan akurasi

    dan ketepatan suatu alat ukur untuk mengukur karena instrumennya sudah baik.

    Jika suatu instrument dapat dipercaya, maka data yang dihasilkan oleh

    instrument tersebut dapat dipercaya. Pengujian realibilitas instrument dilakukan

    dengan internal consistency dengan teknik belah dua ( split half ) yang dianalisis

    dengan rumus Spearman Brown, yaitu:

    Sumber : Sugiyono (2010:190)

    Keterangan :

    r 11  = Realibilitas seluruh instrument

    r  b  = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua

    Pengujian realibilitas tersebut menurut Sugiyono (2010:190) dilaksanakan

    dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    1.  Butir-butir instrument dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok

    instumen ganjil dan genap.

    2.  Skor data dari tiap kelompok disusun sendiri dan kemudian skor total

    antara kelompok gajil dan genap dicari korelasinya.

    Keputusan uji realibilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

    1.  Jika koefisien internal seluruh item (r i) ≥ r tabel  dengan tingkat signifikasi

    5% maka item pertanyaan dikataka reliabel.

    2.  Jika koefisien internal seluruh item (r i) < r tabel  dengan tingkat signifikasi

    5% maka item pertanyaan dikataka tidak reliabel.

    Berdasarkan hasil pengujian realibilitas yang dilakukan dengan bantuan

     program SPSS 21.0 for windows diketahui bahwa semua variabel reliable, hal ini

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    27/44

    101

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    disebabkan nilai r hitung lebih besar jika dibandingkan dengan r tabel yang bernilai

    0,396. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini.

    TABEL 3.8

    HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS

    No Variabel rhitung rtabel Keterangan

    1 PERBEDAAN INDIVIDU 0,928 0,413  Reliabel

    2 LINGKUNGAN SOSIO-BUDAYA 0,845 0,413  Reliabel

    3  BEHAVIORAL INTENTION 0,953 0,413  ReliabelSumber: Hasil Pengolahan Data 2013 (Menggunakan SPSS 21.0 for Windows)

    3.2.7  Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengolah dan

    menganalisis data dalam rangka pengujian hipotesis. Tujuan pengolahan data

    adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis

    yang telah dirumuskan dalam penelitian. Dengan demikian, teknik analisis data

    diarahkan pada pengujian hipotesis serta menjawab masalah yang diajukan.

    Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket

    ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian.

    Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh

    responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan melalui

    tahapan-tahapan sebagai berikut:

    1.  Menyusun data

    Kegiatan ini dilakukan untuk memeriksa kelengkapan identitas responden,

    kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    28/44

    102

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    2. 

    Tabulasi data

    Penelitian ini melakukan tabulasi data dengan langkah-langkah sebagai

     berikut:

    a.  Memberi skor pada tiap item

    Dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh perbedaan individu (X1) dan

    lingungan sosio-budaya (X2) terhadap behavioral intention (Y), dengan skala

     pengukuran menggunakan skala  semantic differential . Menurut Umar

    (2008:99) “Sk ala berusaha mengukur arti suatu objek atau konsep bagi

    responden. Skala ini mengandung unsur evaluasi (misalnya: bagus buruk,

     jujur tidak jujur), unsur potensi (aktif pasif, cepat lambat)”. 

    Dalam penelitian ini, pernyataan dari angket terdiri dari 7 kategori

    sebagai berikut:

    TABEL 3.8

    SKOR ALTERNATIF JAWABAN POSITIF DAN NEGATIF

    Alternatif

    Jawaban

    Setuju /

    Baik

    Rentang JawabanTidak Setuju /

    Tidak Baik7 6 5 4 3 2 1

    Positif 7 6 5 4 3 2 1

    Negatif 1 2 3 4 3 2 1

    Sumber: Modifikasi dari Husein Umar. (2008:99)

     b.  Menjumlahkan skor pada setiap item

    c.  Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian.

    3.  Pengujian

    Untuk menguji hipotesis dimana metode analisis yang digunakan dalam

     penelitian kuantitatif ini adalah metode analisis verifikatif, maka dilakukan

    analisis partial least square path modeling . Dalam hal ini partial least square

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    29/44

    103

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

     path modeling  digunakan untuk menentukan besarnya variabel X terhadap Y

     baik secara langsung maupun tidak langsung.

    3.2.7.1 Analisis Deskriptif

    Data mentah yang telah terkumpul dari hasil kuesioner/survei lapangan

    harus diolah agar memperoleh makna yang berguna bagi pemecahan masalah.

    Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini

    disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu

    memberikan keterangan dan data mengenai pengaruh perbedaan individu dan

    lingkungan sosio-budaya.  Pengolahan data yang terkumpul dari hasil kuesioner

    dapat dikelompokkan ke dalam tiga langkah, yaitu persiapan, tabulasi, dan

     penerapan data pada pendekatan penelitian.

    Persiapan adalah mengumpulkan dan memeriksa kebenaran cara

     pengisian, melakukan tabulasi hasil kuesioner dan memberikan nilai ( scoring )

    sesuai dengan sistem penilaian yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian.

    dalam bentuk informasi yang lebih ringkas.

    Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel

     penelitian, antara lain:

    a. 

    Analisis Deskriptif Variabel X1 (Perbedaan Individu)

     b.  Analisis Deskriptif Variabel X2 (Lingkungan Sosio-Budaya)

    c.  Analisis Deskriptif Variabel Y (Behavioral Intention)

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    30/44

    104

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    3.2.7.2 Analisis Verifikatif Menggunakan Partial Least Square-Path Modeli ng  

    Analisis verifikatif dipergunakan untuk menguji hipotesis dengan

    menggunakan uji statistik dan menitikberatkan pada pengungkapan perilaku

    variabel penelitian. Teknik analisis data yang dipergunakan untuk mengetahui

    hubungan korelatif dalam penelitian ini yaitu  partial least square path-modeling

    (PLS-PM). Menurut Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan (2011:12) menyatakan,

    “Bila SEM Berbasis Covariance (CBSEM) yang dianalisis dengan LISREL atau

    AMOS berbasis covariance data dan matriks covariance hasil predisi model,

    maka PLS-PM berbasis variance atau component. PLS-PM didesain untuk tujuan

     prediksi”. Sehingga evaluasi model dalam PLS-PM dilakukan dua tahap yaitu

    evaluasi outer model atau model reflektif dan evaluasi terhadap inner model atau

    model structural. Sebelum melakukan evaluasi model PLS-PM dilakuakan uji

    asumsi klasik. 

    a.  Uji Asumsi Klasik

    Agar data yang digunakan tepat sehingga dapat diperoleh model yang baik

    maka dalam penelitian ini dilakukan uji prasyarat analisis atau disebut juga uji

    asumsi klasik.

    1. 

    Uji Multikolinearitas

    Uji multikolinearitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat

    apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar

    variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan terdapat

    masalah multikolinearitas. Suatu model regresi yang baik seharusnya

    tidak terjadi korelasi di antara variabel independen atau dengan kata

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    31/44

    105

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    lain tidak terjadi multikolinearitas. Suatu petunjuk yang dapat

    digunakan untuk menduga ada tidaknya multikolinearitas adalah

    Variance Inflation Factor (VIF)

    Menurut Ghozali (2005:91), untuk mengetahui ada tidaknya suatu

    masalah multikolinearitas dalam model regresi, peneliti dapat

    menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor ) dan Tolerance,

    seperti berikut ini:

    a)  Jika nilai tolerance  di bawah 0.1 dan nilai VIF di atas 10, maka

    model regresi mengalami masalah multikolinearitas.

     b)  Jika nilai tolerance  di atas 0.1 dan nilai VIF di bawah 10, maka

    model regresi tidak mengalami masalah multikolinearitas.

    2.  Uji Heteroskedastisitas

    Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

    model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

     pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, atau disebut

    homoskedastisitas (Ghozali, 2005:105). Model regresi yang baik

    adalah homoskedastisitas, tidak heteroskedastisitas (Ghozali,

    2005:105). Cara yang dilakukan untuk mendeteksi heteroskedastisitas

    dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan  scatterplot,

    yang memperlihatkan ada tidaknya pola tertentu pada grafik. Dasar

     pengambilan keputusan sebagai berikuti:

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    32/44

    106

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    o  Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola

    tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka

    terjadi heteroskedastisitas.

    o  Jika tidak membentuk pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di

    atas dan dibawah angka 0 pada sumbu X maka tidak terjadi

    heteroskedastisitas.

    Uji heteroskedastisitas dapat juga menggunakan uji park. Park

    mengatakan bahwa metode variance merupakan fungsi dari variabel-

    variabel bebas dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

    ζi² = a Xi ß 

    Persamaan ini dijadikan linear dalam bentuk persamaan log

    sehingga Ln ζi² = a + ß Ln Xi + vi 

    Karena variance populasi umumnya tidak diketahui maka dapat

    ditaksir dengan menggunakan residual (e) sebagai proksi, sehingga

     persamaan menjadi Lζei² = a + ß Ln Xi + vi

    3.  Uji Normalitas

    Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data yang

    digunakan memiliki distribusi normal atau mendekati normal dengan

    melihat normal probability plot . Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F

    mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.

    Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk

     jumlah sampel kecil (Ghozali, 2005:110). Metode pengujian

    normalitas yang dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    33/44

    107

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    Kriteria probabilitas dari uji normalitas dengan menggunakan uji

    Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut Ghozali (2005:112):

    a.  Bila nilai signifikansi uji  Kolmogorov-Smirnov  bernilai di

     bawah 0.05 maka data tidak berdistribusi normal.

     b.  Bila nilai signifikansi uji  Kolmogorov-Smirnov bernilai di atas

    0.05 maka data berdistribusi normal

    Selain itu, bisa juga dengan melakukan analisis grafik. Normalitas

    dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

    diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.

    Dasar pengambilan keputusan:

    o  Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

    garis diagonal atau grafik histogram menunjukan pola distribusi

    normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

    o  Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti

    arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola

    distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

    normalitas.

    4. 

    Uji Linearitas

    Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model

    yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang

    digunakan dalam suatu empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat

    atau kubik (Ghozali, 2005:80). Dengan uji ini akan diperoleh

    informasi apakah model empiris sebaiknya linear, kuadrat atau kubik.

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    34/44

    108

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    Ada beberapa metode yang dilakukan untuk melakukan pengujian

    linearitas, tetapi dalam penelitian untuk melakukan pengujian

    linearitas menggunakan Uji Durbin-Watson. Uji Durbin-Watson

    digunakan untuk autokorelasi tingkat satu ( first order autocorrelation)

    dan mensyaratkan adanya intercept   (konstanta) dalam model regresi

    dan tidak ada variabel lag di antara variabel bebas. Rumus Durbin-

    Watson, yaitu

    Hipotesis yang akan diuji adalah :

    Ho : tidak ada autokorelasi (r sama dengan 0)

    Ha : ada auatokorelasi (r tidak sama dengan 0)

    Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi:

      Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du)

    dan (4 - du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol,

     berarti tidak ada autokorelasi.

      Bial nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower

     bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada

    nol, berarti ada autokorelasi positif.

      Bila nilai DW lebih besar daripada (4 - dl), maka koefisien

    autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi

    negatif.

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    35/44

    109

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

      Bila nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah

    (dl) ada DW terletak antara (4 - du) dan (4 - dl), maka hasilnya

    tidak dapat disimpulkan.

    Model Spesifikasi dengan PLS

    Menurut Imam Ghazali (2006:22) meyatakan bahwa model analisis jalur

    semua variabel laten terdiri dari tiga set hubungan, yaitu:

    1. Inner model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten yang satu

    dengan variabel laten yang lainnya ( structural model ).

    2. Outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan

    indikator atau variabel manifestnya (measurement model ).

    3. Weight relation  dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat

    diestimasikan. Tanpa kehilangan generalisasi, dapat diasumsikan bahwa

    variabel laten dan indikator atau manifest variabel diskala  zero means dan

    unit variance sama dengan satu sehingga parameter lokasi (parameter

    konstanta) dapat dihilangkan dalam model.

    Persamaan model dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut

    1 = Y 11 ξ1 + Y 11 ξ1 + atau 

    Behavioral Intention = Y 11 Perbedaan Individu  + Y 11 Lingkungan Sosio-

    Budaya +  

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    36/44

    110

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    Inner Model

    Inner model yang kadang disebut juga dengan (inner relation, structural

    model dan  substantive theory) menggambarkan hubungan antar variabel laten

     berdasarkan pada  substantive theory. Model persamaan dapat ditulis seperti di

     bawah ini.

    = βo + β l + Γξ +  

    Dimana :

    : Vektor endogen (dependen) variabel laten, 

    ξ : Vektor variabel laten eksogen 

    : Vektor variabel residual (unexplained variance). 

    Sedangkan untuk hubungan antar variabel laten, dapat dispesifikasikan

    sebagai berikut :

    j = Σi βji i + Σi γjb ξb +  

    βji ; γjb : Koefisien jalur yang menghubungkan prediktor endogen dan

    variabel laten eksogen ξ dan sepanjang range i dan b. 

    : Inner residual variabel 

    Outer Model

    Outer model sering juga disebut outer relation  atau measurement model  

    mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel

    latennya. Blok dengan indikator refleksif dapat ditulis persamaannya seperti

     berikut :

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    37/44

    111

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    x = Λx ξ + ε x

    y = Λy + ε y

    Dimana :

    x : Variabel manifest atau manifest variabel untuk eksogen (ξ). 

    y : Indikator manifest atau manifest variabel untuk variabel laten endogen (). 

    Λx ; Λy : Matrik loading koefisien regresi sederhana dari variabel  laten

    dan indicator

    ε x ; ε y : Kesalahan pengukuran. 

    Untuk blok dengan indikator formatif dapat ditulis persamaannya sebagai

     berikut :

    ξ = Πξ x + δ ξ 

    = Π y + δ 

    Dimana :

    : Vektor endogen (dependen) variabel laten, 

    ξ : Vektor variabel laten eksogen 

    : Vektor variabel residual (unexplained variance). 

    Πξ x ; Π y : Koefisien regresi berganda variabel laten dan blok indikator

    δξ ; δ : Residual dari regresi. 

    Weight Relation  

    Inner dan outer model memberikan spesifikasi yang diikuti dalam estimasi

    algoritma PLS. Disini diperlukan definisi weight relation. Nilai kasus untuk setiap

    variabel laten diestimasi dalam PLS sebagai berikut :

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    38/44

    112

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    ξ b = Σkb wkb xkb 

    i = Σki wki yki 

    Dimana :

    wkb : Koefisien weight untuk estimasi variabel laten exogen.

    wki : Koefisien weight untuk estimasi variabel laten endogen.

    ξ b : Vektor variabel laten eksogen.

    i : Variabel laten endogen

    Variabel eksogen adalah variabel dalam suatu model yang tidak

    dipengaruhi variabel lainnya sedangkan variabel endogen dipengaruhi oleh

    variabel lainnya.

    Evaluasi Model

    a. 

    Evaluasi Model Reflektif

    Menurut Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan (2011:17) bahwa, “Evaluasi

    terhadap model reflektif indikator meliputi pemerikasaan individual item

    reliability, internal consistency, atau construct reliability, average variance

    extracted,  dan discriminant validity. Ketiga pengukuran pertama

    dikelompokan dalam convergent validity.

    1)  Convergent Validity 

    Menurut Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan (2011:40) bahwa,

    “Convergent validity  terdiri dari tiga pengujian yaitu reliability item

    (validitas tiap indikator), composite reability, dan average variance

    extracted (AVE)”. Convergent validity digunakan untuk mengukur

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    39/44

    113

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    seberapa besar indikator yang ada dapat menerangkan dimensi.

    Artinya semakin besar convergent validity maka semakin besar

    kemampuan indikator tersebut dalam menerapkan dimensinya.

    Zikmund dan Babin (2007:325) menyatakan, ”Convergent validity

    is another way of expressing internal consistency. Highly reliable

     scales contain convergent validity”.  Convergent validity adalah cara

    lain untuk menggambarkan internal consistency. Skala yang hadal

    mengandung convergent validity. 

    Item reliabilitas atau biasa kita sebut dengan validitas indikator.

    Pengujian terhadap reability item (validitas indikator) dapat dilihat dari

    nilai loading factor (standardized loading).  Nilai loading faktor ini

    merupakan besarnya korelasi antara antara setiap indikator dan

    konstraknya. Nilai loading factor diatas 0,7 dapat dikatakan ideal,

    artinya bahwa indikator tersebut dapat dikatakan valid sebagai

    indikator untuk mengukur konstrak. Meskipun demikian, nilai

     standardized loading factor diatas 0,5 dapat diterima. Sedangkan nilai 

     standardized loading factor dibawah 0,5 dapat dikeluarkan dari model

    Chin (1998).

    Statistik yang digunakan dalam composite reliability atau reablitas

    konstrak adalah cronbach’s alpha dan D.G rho (PCA). Nilai

    cronbach’s alpha dan D.G rho (PCA) diatas 7,0 menunjukan konstrak

    memiliki reabilitas atau keterandalan yang tinggi sebagai alat ukur.

    Formula untuk composite reliability (CR):

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    40/44

    114

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

     Nilai batas 0,7 keatas berarti dapat diterima dan diatas 0,8 dan 0,9

     berarti sangat memuaskan (Nunnally dan Bernstein, 1994 dalam

    Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan, 2011:19)

     Average Variance Extracted   (AVE) menggambarkan besaran

    variance yang mampu dijelaskan oleh item-item dibandingkan dengan

    varian yang disebabkan oleh error  pengukuran. Standarnya adalah bila

    nilai AVE diatas 0,5 maka dapat dikatakan bahwa konstrak memiliki

    convergent validity yang baik. Artinya variabel laten dapat

    menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-

    indikatornya.

    Formula untuk Average Variance Extracted  (AVE):

    2)   Discriminant Validity 

    Zikmund dan Babin (2007:325) menyatakan, ” Discriminant

    validity represent how unique or distinct it a measure. A scale should

    not correlate to highly with a measure of a different construct”.  

     Discriminant validity menggambarkan bagaimana keunikan atau yang

     berbeda dalam ukuran. Skala seharusnya tidak berkorelasi lebih tinggi

    dengan ukuran yang berbeda dari konstruk.

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    41/44

    115

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    Pemeriksaan discriminant validity dari model pengukuran reflektif

    yang dinilai berdasarkan cross loading dan membandingkan antara

    nilai AVE dengan kuadran korelasi antarkonstrak. Ukuran cross

    loading adalah adalah membandingkan korelasi indikator dengan

    konstraknya dan konstrak dari blok lain.  Discriminant validity yang

     baik akan mampu menjelaskan variabel indikatornya lebih tinggi

    dibandingkan dengan menjelaskan varian dari indikator konstrak yang

    lain.

     b. 

    Evaluasi Model Struktural

    Ada beberapa tahap dalam mengevaluasi model structural. Pertama adalah

    melihat signifikansi hubungan antara konstrak. Hal ini dapat dilihat dari

    koefisien jalur ( path coefficient ) yang menggambarkan kekuatan hubungan

    antar konstrak. Tanda dalam  path coefficient harus sesuai dengan teori yang

    dihipotesiskan, untuk menilai signifikansi  path coefficient dapat dilihat dari t

    test (critical ratio) yang diperoleh dari proses bootstrapping (resampling

    method).

    Langkah selanjutnya menegevaluasi R 

    2

    . Penjelasan mengenai R 

    2

    sama

    halnya dengan nilai R 2 dalam regresi linear yang besarnya variability variabel

    endogen yang mampu dijelaskan oleh variabel eksogen.

    Chin (1998) dalam Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan (2011:21)

    menjelaskan, “kriteria batasan nilai R 2  ini dalam tiga klasifikasi, yaitu 0,67,

    0,33, dan 0,19 sebagai substansial, moderat, dan lemah”. Perubahan nilai

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    42/44

    116

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    dapat R 2 digunakan untuk melihat apakah pengukuran variabel laten eksogen

    terhadap variabel laten endogen memiliki pengaruh yang substansif. Hal ini

    dapat diukur dengan effect size f 2. 

    Formula effect size f 2 adalah:

    Effect Size f 2 =

     R  Included - R excluded  

    1-   R  Included  

    Dimana R include dan R exclude adalah dari R 2 variabel laten endogen

    yang diperoleh ketika variabel eksogen tersebut masuk atau dikeluarkan

    dalam model. Interpretasi nilai f kuadrat ini adalah mengikuti terminology

    yang disarankan oleh Chen (1988) dalam Yamin dan Heri Kurniawan

    (2011:21), yaitu 0,02; 0,15; dan 0,35 dengan level eksogen memiliki pengaruh

    kecil, moderat, dan besar pada level struktural.

    Untuk memvalidasi model secara keseluruhan, maka digunakan  goodness

    of fit (GoF) yang diperkenalkan oleh Tenenhaus, et al (2004) dalam Yamin

    dan Heri Kurniawan (2011:21). GoF index ini merupakan ukuran tunggal

    yang digunakan untuk memvalidasi performa gabungan antara model

     pengukuran dan model structural. Nilai GoF ini diperoleh dari average

    communalities index dikalikan dengan nilai R 

    2

     model.

    Formula GoF Index

    Com begaris atas adalah average communalities dan R 2  bergaris atas

    adalah rata-rata model R 2. Nilai GoF terbentang antara 0-1 dengan interpretasi

    nilai yaitu 0,1 (GoF kecil), 0,25 (GoF moderat), dan 0,36 (GoF besar).

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    43/44

    117

    Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 

    3.2.8 Pengujian Hipotesis

    Kriteria pengambilan keputusan pengujian hipotesis secara statistik dalam

    rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis menurut

    Sugiyono (2010:188) ialah:

    Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak X artinya berpengaruh terhadap Y

    Hi diterima artinya X berpengaruh terhadap Y

    Jika F hitung ≤F tabel, maka H0 diterima artinya X tidak berpengaruh terhadap Y

    Hi ditolak artinya X tidak berpengaruh terhadap Y

    Pengujian secara individual dengan uji t

    Tolak H0 jika t hitung > t(mendekati 100%)(n-k-1)

    Terima H0 jika t hitung ≤ t (mendekati 100%)(n-k-1) 

    Sesuai dengan kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang

    diajukan Sugiyono (2010:188) adalah sebagai berikut:

    Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

    Jika thitung ≤ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

    Pada taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji

    satu pihak, yaitu uji pihak kanan. Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam

    rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis

    sebagai berikut:

    H0:ρ ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif

    Ha:ρ > 0, artinya terdapat pengaruh yang positif

    Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel X dengan

    variabel Y maka digunakan klasifikasi koefisien korelasi pada Tabel 3.11 berikut

  • 8/17/2019 zakio objek penelitian

    44/44

    118

    TABEL 3.9

    PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASIKOEFISIEN KORELASI

    Interval Koefisien Tingkat Hubungan

    1,00 Korelasi Sempurna

    Antara 0,75 - 0,99 Korelasi Sangat kuat

    Antara 0,74 - 0,50 Korelasi Kuat

    Antara 0,49 - 0,25 Korelasi Cukup

    Antara 0,24 - 0,1 Korelasi Sangat Lemah

    0 Tidak Ada Korelasi Antara Variabel

    Sumber: Sarwono (2006: 65)