zakio objek penelitian
Transcript of zakio objek penelitian
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
1/44
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbedaan individu
dan lingkungan sosio-budaya terhadap behavioral intention Google Plus. Adapun
yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas (eksogen) yaitu perbedaan
individu (X1) yang yang terdiri dari 4 (empat) dimensi yaitu motivasi, persepsi,
pembelajaran, dan kepribadian, serta lingkungan sosio-budaya (X2) yang terdiri
dari 5 (lima) dimensi yaitu pengaruh keluarga, sumber informasi, sumber
nonkomersial, kelas sosial, dan subbudaya dan budaya. Masalah penelitian yang
merupakan variabel terikat (endogen) adalah behavioral intention. Sedangkan
yang menjadi subjek penelitian adalah pengguna Google di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka
metode yang digunakan adalah cross sectional method. Menurut Husein Umar
(2008:45) pendekatan cross sectional yaitu metode penelitian dengan cara
mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam
jangka panjang. Pengumpulan informasi dari subjek penelitian hanya dilakukan
satu kali dalam satu periode waktu, sehingga penelitian ini merupakan one-shot
atau cross sectional. (Maholtra, 2009:101). Penelitian dilakukan pada bulan Juni
2012 sampai dengan Januari 2013.
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
2/44
76
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan
Jenis penelitian yang dilakukan berdasarkan penjelasan dan bidang
penelitian menggunakan penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Travers
Travens dalam Husein Umar (2008:21) “Penelitian dengan menggunakan metode
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent ) tanpa membuat perbandingan
atau menghubungkan dengan variabel lain”. Sedangkan menurut Maholtra
(2009:100):
Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian konslusif yang memiliki tujuan
utama desktriptif dari sesuatu, biasanya karakteristik atau fungsi pasar.
Penelitian deskriptif sangat berguna ketika mencari pernyataan penelitian
melakukan panggambaran fenomena pasar, seperti menentukan frekuensi
pembelian, mengidentifikasi hubungan, atau membuat prediksi.
Penelitian yang berupa deskriptif ini mempunyai maksud untuk
mengetahui gambaran mengenai perbedaan individu dan lingkungan sosio-budaya
terhadap behavioral intention Google Plus. Sedangkan untuk penelitian verifikatif
menurut Malhotra (2009:104) “Penelitian untuk menguji pengujian secara kausal,
yaitu hubungan antara variabel independen dan dependen”. Jadi penelitian
verifikatif ini menguji pengaruh perbedaan individu dan lingkungan sosio-budaya
terhadap behavioral intention Google Plus.
Mengingat penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif yang
dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
3/44
77
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
yang digunakan adalah metode explanatory survey. Malhotra (2010:96)
menyatakan bahwa:
Explanatory Survey dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu
untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan ke dalam masalah yang dihadapi
manajemen atau para peneliti tersebut. Penjelasan penelitian dalam bentuk
wawancara mendalam atau kelompok fokus dapat memberikan wawasan
berharga.
Berdasarkan penelitian tersebut penelitian yang digunakan dalam metode
ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung ke tempat kejadian
secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi
terghadap objek yang sedang diteliti. Explanatory survey ini bertujuan penelitian
yaitu jelas untuk mengeksplorasi atau penelitian melalui masalah atau situasi
untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman. (Maholtra, 2009:98)
Menurut Sherri L. Jackson (2012:20) menyatakan, “Survey method is
questioning individuals on a topic or topics then describing their response”.
Metode survei merupakan mempertanyakan individu pada sebauh topik atau
beberapa topik kemudian menggambarkan tanggapan mereka. Survei informasi
dari sebagian informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan
langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui
pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang diteliti.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Menurut Maholtra (2009:248), yang dimaksud dengan variabel bebas dan
terikat yaitu:
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
4/44
78
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Variabel bebas (independent variable/predictor variable) merupakan
variabel atau alternatif yang dimanipulasi dan yang mempengaruhi diukur
dan dibandingkan. Variabel terikat (dependent variable/criterion variable)merupakan variabel yang mengukur efek dari variabel independent pada
unit tes.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu
1. Variabel bebas (eksogen)
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan
atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
perbedaan individu dan lingkungan sosio-budaya.
2.
Variabel terikat (endogen)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terkait dalam penelitian ini
adalah behavioral intention.
Variabel yang dikaji meliputi variabel bebas (independent variabel ) yaitu
perbedaan individu (X1) yang yang terdiri dari 4 (empat) dimensi yaitu motivasi,
persepsi, pembelajaran, dan kepribadian, serta lingkungan sosio-budaya (X2)
yang terdiri dari 5 (lima) dimensi yaitu pengaruh keluarga, sumber informasi,
sumber nonkomersial, kelas sosial, dan subbudaya dan budaya. Sedangkan
variabel terikat (dependent variabel ) adalah behavioral intention dengan dimensi
loyality to company, propensity to switch, willingness to pay more, external
response to problem, dan internal response to problem.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
5/44
79
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL
Variabel/Sub
Variabel
Konsep Variabel/
Sub VariabelIndikator Ukuran Skala
No.
Item
Perbedaan
Individu
(X1)
Perbedaan
konsumen yang
menggambarkan
pengaruh secarainternal yang
membentuk perilaku
individu dalam
berkonsumsi.
(Schiffman dan
Kanuk, 2010:104)
Motivasi 1. Tingkat pemenuhan kebutuhan
untuk
a. memperoleh hiburan
b. bersosialisasic. memperoleh perhatian
dari orang lain
d. memperoleh informasi
mengenai teman dan
komunitasnya
e.
memperoleh temansebanyak-banyaknya
f. meningkatkan gengsi
g. menyampaikan ide,
gagsasan, dan perasaan
yang sedang dialaminya
h. menjadi terkenal (eksis)
Interval
IntervalInterval
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
C.1
C.2C.3
C.4
C.5
C.6
C.7
C.8
Persepsi 2. Tingkat kesesuaian persepsi
bahwa Google Plus memiliki
kinerja yang lebih baik dari
pada social networks lainnya
3.
Tingkat kesesuaian persepsi bahwa menggunakan Google
Plus dapat membantu dalam
a. bersosialisasi
b. berkomunikasi lebih
mudah, cepat, dan efesien
c. meningkatkan efesiensi
komunikasi dengan orang
laind. meningkatkan
keterampilan
berkomunikasi dengan
orang lain
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
C.9
C.10
C.11
C.12
C.13
Pembelajaran 4.
Tingkat pengetahuanmengenai
a. Internet
b. Social networks
c. Fungsi dan kegunaan
Social networks
d. Google Plus
5. Tingkat pengalaman
menggunakan
a. Internet
b. Social networks c. Google Plus
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
IntervalInterval
C.14
C.15
C.16
C.17
C.18
C.19C.20
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
6/44
80
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Variabel/
Sub
Variabel
Konsep Variabel/
Sub VariabelIndikator Ukuran Skala
No.
Item
Kepribadian 6. Tingkat keinginan untuk
a. mencoba sesuatu yang
baru
b. menggunakan socialnetworks terbaru
c. bersosialisasi secara
online
d. mengungkapkan
menyampaikan ide,
gagsasan, dan perasaanyang sedang dialaminya
kepada orang lain
Interval
Interval
Interval
Interval
C.21
C.22
C.23
C.24
Lingkungan
Sosio-
Budaya
(X2)
Konsumen
diciptakan oleh
lingkungan mereka
dan juga beroperasidi dalam lingkungan.
Perilaku proses
keputusan mereka
dipengaruhi oleh
kultur, kelas sosial,
serta kelompok dankeluarga (Schiffman
dan Kanuk,
2010:318)
Pengaruh
Keluarga7 a. Tingkat pengaruh dukungan
keluarga terhadap pemilihan
untuk menggunakan Google
Plus
b.Tingkat pengaruh gaya hidup
keluarga untuk
menggunakan Google Plus
8 a.Tingkat pengaruh keluarga
dalam melakukan
penggunaan aplikasi dan
website
b.Tingkat pengaruh kebiasaan
keluarga dalam melakukan
penggunaan aplikasi dan
website
Interval
Interval
Interval
Interval
D.25
D.26
D.27
D.28
Sumber
Informasi9 a. Tingkat daya tarik iklan
dalam mempengaruhi
penggunaan Google Plus
b.Tingkat pengaruh desain dan
tampilan yang menarik
dalam mempengaruhi
penggunaan Google Plus
c. Tingkat pengaruh fitur yang
ditawarkan Google Plus
dalam mempengaruhi
penggunaan Google Plus
Interval
Interval
Interval
D.29
D.30
D.31
Sumber
Nonkomersial
10 a. Tingkat pengaruh sahabat
dan teman untuk
menggunakan Google Plus
b. Tingkat pengaruh
Interval D.32
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
7/44
81
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Variabel/
Sub
Variabel
Konsep Variabel/
Sub VariabelIndikator Ukuran Skala
No.
Item
rekomendasi blog, forum,
dan jejaring sosial
Interval D.33
Kelas Sosial 11. Tingkat pengaruh pekerjaan/
pendidikan dalam pemilihan
Google Plus
12. Tingkat pegaruh interaksi
dalam pemilihan Google Plus
Interval
Interval
D.34
D.35
Subbudaya
dan Budaya
13. Tingkat dukungan lingkungan
terhadap kehadiaran Teknologi
Informasi yang baru
khususnya Google Plus
14. Tingkat pengaruh budaya dan
lingkungan dalam
menggunakan Google Plus
Interval
Interval
D.36
D.37
Behavioral
Intention
(Y)
Behavioral Intention
adalah suatu
preposisi yang
menghubungkan diridengan tindakan
yang akan datang.
Seseorang dapat
berpendapat bahwa
keinginan adalah
sebuah rencanauntuk terlibat dalam
suatu perilaku
khusus guna
mencapai tujuan.
(Peter dan Oslon,2010:147)
Loyality to
company
15. Tingkat keinginan untuk loyal
dalam menggunakan GooglePlus
16. Tingkat kesukaan untuk
menggunakan Google Plus
dibandingkan dengan social
networks lainnya
17. Tingkat kesediaan untuk
merekomendasikan orang lain
dalam menggunakan Google
Plus
Interval
Interval
Interval
E.38
E.39
E.40
Propensity to
switch
18. Tingkat keinginan untuk tidak
beralih dari Google Plus
19. Tingkat kesediaan untuk
kembali menggunakan Google
Plus
20. Tingkat perasaan rugi jika
tidak menggunakan Google
Plus
Interval
Interval
Interval
E.41
E.42
E.43
Willingness 1 a. Tingkat kesediaan untuk Interval E.44
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
8/44
82
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Variabel/
Sub
Variabel
Konsep Variabel/
Sub VariabelIndikator Ukuran Skala
No.
Item
to pay more menggunakan Google Plus,
meskipun membayar lebih
tinggi
b. Tingkat kesediaan untuk
menggunakan Google Plus,
meskipun memerlukan
koneksi internet yang besar
c. Tingkat kesediaan untuk
menggunakan Google Plus,
meskipun memerlukan waktu
yang lebih banyak
Interval
Interval
E.45
E.46
External
response to
problem
2 a. Tingkat keinginan untuk tetap
menggunakan GooglePlus
walaupun ada layanan social
media yang baru
b.Tingkat keinginan untuk tetap
menggunakan GooglePlus
walaupun ada banyak
kemungkinan
3. Tingkat keinginan untuk
menggunakan fitur terbaru
Google Plus
Interval
Interval
E.47
E.48
Internal
response to
problem
4. Tingkat keinginan untuk
tetap menggunakan Google
Plus walaupun ada masalah
dengan kebutuhan diri
2 a. Tingkat keinginan untuk
menggunakan Google Pluskarena adanya kebutuhan
untuk bersosialisasi
b. Tingkat keinginan untuk
menggunakan Google Plus
karena adanya kebutuhan
untuk berkomunikasi lebih
mudah dan cepat
Interval
Interval
Interval
E.49
E.50
E.51
Sumber : Hasil Pengolahan Data. 2012
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
9/44
83
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Menurut Riduan (2010:106) data adalah bahan mentah yang perlu diolah
sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun
kuantitatif yang menunjukan fakta. Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat
memberikan keterangan tentang data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan
menjadi dua yaitu: data primer dan data sekunder.
Maholtra (2009:120-121) mengungkapkan definisi data primer dan data
sekunder, antara lain:
a.
Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Dalam penelitian
ini yang menjadi sumber data primer adalah kuisioner yang disebarkan
kepada sejumlah responden, sesuai dengan target sasaran dan dianggap
mewakili seluruh populasi data penelitian, yakni survei pada pengguna
Google Plus di Indonesia.
b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat
ditemukan dengan cepat dan tidak mahal. Dalam penelitian ini yang
menjadi sumber data sekunder yaitu literature, artikel, jurnal serta situs di
internet yang berkenaan dengan penelitian.
Data primer dan data sekunder yang dibutuhkan tersebut ditujukan oleh
Tabel 3.2 sebagai berikut:
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
10/44
84
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
No. Data Jenis Data Sumber Data
1. World Internet Usage Growth 1995-June 2012 Sekunder internetworldstats.com Copyright © 2012.
Miniwatts Marketing
2. World Internet Usage and PopulationStatistics
Sekunder internetworldstats.com Copyright © 2012.Miniwatts Marketing
3. Asia Top Internet Countries Sekunder internetworldstats.com Copyright © March
2012. Miniwatts Marketing
4. Ukuran Populasi Online (MM) di AsiaTenggara
Sekunder comscore.com Copyright © March 2011.ComScore Media Metrix
5. Pengguna Internet di Indonesia Sekunder Diadaptasi oleh peneliti dariinternetworldstats.com dan kominfo.go.id
6. Kategori-Kategori Pengguna Internet diIndonesia
Sekunder comscore.com Copyright © March 2011.ComScore Media Metrix
7. Top 5 Social Networking Sites (SNs) and Userin Indonesia
Sekunder Diadaptasi oleh peneliti dari Google I/O,Facebook, dan go-gulf.com
8. Pertumbuhan Pengguna Social Media dalamBulan
Sekunder comscore.com Copyright © 2011.ComScore Media Metrix
9. Pertumbuhan Pengguna Google Plus Sekunder technolog.msnbc.msn.com Copyright ©2012. MSNBC
10. 100 Merek Utama Pengguna Facebookdan/atau Google Plus
Sekunder brightedge.com Copyright © 2011. BrightEdge
11. User Activity Top 5 Social Networking Sites(SNs)
Sekunder Diadaptasi oleh peneliti dari Google I/O,Facebook, dan go-gulf.com
12. Persentase Pengguna Aktif dan Non-AktifGoogle Plus
Sekunder flowtown.com Copyright © 2011.FlowtownTM
13. Strategi Google Plus Sekunder Diadaptasi oleh peneliti dari plus.google.com/gplus,
14. Rata-rata Kunjungan Google Plus Primer Pra Penelitian
15. Dorongan untuk Menggunakan Google Plus Primer Pra Penelitian
Sumber: Hasil Pengolahan Data. 2011&2012
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.4.1 Populasi
Populasi merupakan sejumlah objek yang dapat dijadikan sumber
penelitian. Menurut Sherri L. Jackson (2012:20), “ Population is all the people
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
11/44
85
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
about whom a study it meant to generalize”. Populasi adalah semua orang
mengenai untuk siapa penelitian itu dimaksudkan kemudian melakukan
generalisasi. Zikmund dan Babin (2007:404) menambahkan populasi adalah, ” Any
complete group of entities that shares some common set of characteristics”.
Populasi merupakan generalisasi yang terdiri dari atas objek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu. Maholtra (2009:369) berpendapat:
Suatu populasi adalah total dari semua elemen yang terbagi beberapa
seperangkat karaketeristik setiap proyek riset pemasaran memiliki populasi yang didefinisikan unik untuk dijelaskan dalam istilah parameter.
Tujuan dari proyek riset pemasaran yang paling adalah untuk
mendapatkan informasi tentang karakteristik atau parameter dari suatu
populasi.
Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai
populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran.
Populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan
penelitian. Jadi apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan,
maka menurut etika penelitian kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk sasaran
yang telah ditentukan. Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam
penelitian ini adalah pengguna Google Plus di Indonesia sebanyak 7.280.000
orang (Google I/O dan website-monitoring.com, 02/09/2012)
3.2.4.2 Sampel
Mark L. Bernson et al (2012:250) menyatakan “ A sample is defined as the
population that has been selected for analysis”. Sampel adalah populasi yang
terpilih untuk dianalisis. Agar memperoleh sampel yang representatif dari
populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
12/44
86
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
yang sama untuk menjadi sampel. Dalam penelitian ini tidak mungkin semua
populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya:
1. Keterbatasan biaya
2. Keterbatasan tenaga
3. Keterbatasan waktu yang tersedia
Maka dari itulah diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi
yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain
yang tidak diteliti. Menurut Charles Stangor (2011:110), “ A representative sample
is one that is approximately the same as the population in every important
respect”. Agar memperoleh sampel yang reperesentatif dari populasi, maka setiap
subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk
menjadi sampel.
Malhotra (2009:364) berpendapat bahwa sampel adalah sub-kelompok
populasi yang terpilih untuk berpartisispasi dalam studi. Agar memperoleh sampel
yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan
untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Untuk menentukan
sampel dari populasi yang telah ditetapkan perlu dilakukan suatu pengukuran
yang dapat menghasilkan jumlah n.
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus
Slovin (Husein Umar, 2008:141), yakni ukuran sample yang merupakan
perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelonggaran ketidaktelitian,
karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam
pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun rumus
yang digunakan yaitu sebagai berikut:
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
13/44
87
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dimana :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat
ditolerir
Adapun perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
N = 7.280.000 e = 0,1
Maka:
Berdasarkan penentuan sampel dengan menggunakan rumus teknik Slovin,
maka diperoleh ukuran sampel (n) sebanyak 100, namun untuk lebih mewakili
maka dilakukan penambahan sampel sebanyak 30 sehingga sampel yang
digunakan sebesar 130 pengguna Google Plus.
3.2.4.3 Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat
memperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Menurut Charles
Stangor (2011:110), “Sampling refers to the selection of people to participate in a
research project, usually with the goal of being able to use these people to make
inferences about a larger group of individuals”. Teknik sampling mengacu pada
pemilihan orang-orang untuk berpartisipasi dalam sebauh proyek penelitian,
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
14/44
88
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
biasanya digunakan untuk tujuan membut kesimpulan tentang kelompok yang
lebih besar dari individu.
Menurut Ulber Silalahi (2009:239):
Pemilihan sampel atau penarikan sampel ( sampling ) dapat diartikan
sebagai proses memilih sejumlah unit, elemen, atau subjek dari dan yang
mewakili populasi untuk dipelajari yang dengannya dapat dibuat
generalisasi atau inferensi tentang karakteristik dari satu populasi yang
diwakili.
Menurut Maholtra (2009:375) “Sebuah teknik sampling dapat
diklasifikasikan sebagai non probabilitas dan pr obabilitas”. Sampel probability
merupakan sampel dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki peluang
yang sama untuk terpilih sebagai sampel sedangkan sampel non probability
kebalikan dari probability dimana setiap elemen atau populasi tidak memiliki
peluang yang sama dan pemilihan sampel bersifat objektif.
Sampel probability memiliki empat jenis teknik penarikan yaitu simple
random sampling, sistematic sampling, stratification sampling, dan cluster
sampling. Sedangkan sampel non probability memiliki tiga jenis teknik penarikan
yaitu convinience sampling, purposive sampling, dan snowball sampling.
Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi
penelitian, penulis mengambil sampel berdasarkan teknik simple random
sampling. Menurut Mark L. Bernson et al (2012:250) menyatakan “ In a simple
random sample, every item from a frame has the same chance of selection as
every other item”. Oleh karena itu hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas
dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan
sampel. Sampel yang didapatkan harus memiliki hasil penelitian, untuk itu perlu
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
15/44
89
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dilakukan langkah-langkah sistematis untuk mendapatkan sampel yang
representatif.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengolahan data mengacu pada cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang diperlukan. Untuk memperoleh data yang lengkap
dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik penelitian seperti
berikut :
1.
Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku,
makalah, situs web-site, majalah guna memperoleh informasi yang
berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan
masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari perbedaan individu,
lingkungan sosio-budaya, dan behavioral intention.
2. Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan
secara online kepada responden yaitu pengguna Google Plus di Indonesia.
Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan yang
mencerminkan pengukuran indikator dari variabel X1 (perbedaan individu),
variabel X1 (lingkungan sosio-budaya), dan variabel Y (behavioral intention).
Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-
masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat. Kuesioner yang disebar
oleh peneliti secara terbuka di Google Plus.
Langkah-langkah penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut:
a) Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
16/44
90
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b)
Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis
instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang
bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai
dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya
memilih jawaban yang tersedia.
c) Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian
ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai dengan skala
interval.
Langkah-langkah penyebaran kuesioner secara online adalah sebagai
berikut:
a. Menyusun daftar pertanyaan secara online menggunakan Google Drive,
kunjungi drive.google.com kemudian login menggunakan akun Google.
Pilih Create, Form untuk mulai membuat kuesioner online
b. Setelah kuesioner online selesai, kemudian dilakukan penyebaran
kuesioner dan alamat web kuesioner tersebut
1. Melakukan share di Google Plus termasuk juga beberapa komunitas
Indonesia di Google Plus seperti Komunitas Plus, Pluser, Komunitas
G+, dan Komunitas Indonesia.
2. Mengirim aplikasi kuesioner melalui email kepada teman pengguna
Gmail untuk diisi dan di foward ke alamat email lainnya, karena
pengguna Gmail memiliki kemungkinan yang besar dalam
menggunakan Google Plus
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
17/44
91
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.
Melalui twitter, melakukan mention kepada akun komunitas-komunitas
untuk di share baik komunitas teknologi informasi maupun
kemahasiswaan di universitas-universitas seperti @Google_IDN,
@bem_unpad, @KM_ITB, @InfoUPI, @anak_unpad, @bem_itt,
@infoitt, @InfoUNSOED, @anakuidotcom, @tweetipb,
@seputarunnes, @TwitUAD, @bemunair, @stantoday, @InfoUSU,
@BEM_ITS, @dokterdroid, @androidID, @droidindo,
@DroidIndonesia, @AndroidMedan, @androidSMD, @AcehDroid,
@AndroidCirebon dan lainnya
4.
Melakukan share di Facebook dan forum-forum di Facebook
c. Setelah responden mengisi kuesioner maka data secara otomatis masuk ke
Google Drive. Data yang ada ditampung oleh penulis, kemudian dilakukan
pemilihan data berdasarkan proporsi usia pengguna Google Plus
berdasarkan data Google I/O dan go-gulf.com
TABEL 3.3
PROPORSI PENGGUNA GOOGLE PLUS
Usia Persentase
13-17 tahun 13%
18-25 tahun 35%
26-34 tahun 28%
35-44 tahun 12%45-54 tahun 7%
>55 tahun 5%
TOTAL 100%
Sumber : Diadaptasi oleh peneliti dari Google I/O dan go-gulf.com
(Akses: 12/11/2012, 12:20)
d.
Data yang diolah adalah data yang telah mencukupi kategori tersebut
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
18/44
92
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.
Studi Literatur
Studi literature merupakan usaha pengumpulan informasi yang
berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel
yang diteliti yang terdiri dari perbedaan individu, lingkungan sosio-budaya, dan
behavioral intention. Studi literature tersebut didapat dari berbagai sumber, yaitu:
a) Perpustakaan UPI, IM TELKOM, Widyatama b) Skripsi, c) Jurnal ekonomi dan
Bisnis, d) Media cetak (majalah) e) media Elektronik (Internet).
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Pada suatu penelitian, data merupakan hal yang penting, karena data
merupakan gambaran dari variabel yang diteliti serta berfungsi membentuk
hipotesis. Benar tidaknya data akan sangat menentukan mutu hasil penelitian.
Kebenaran data dapat dilihat dari instrumen pengumpulan data. Instrumen yang
baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.
Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product
for Service Solutions) 21.0 for window.
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas
Penelitian mengenai pengaruh perbedaan individu dan lingkungan sosio-
budaya terhadap behavioral intention Google Plus, dilakukan untuk mengetahui
apakah antara variabel perbedaan individu (X1) dan lingkungan sosio-budaya
(X2) ada pengaruhnya terhadap behavioral intention (Y), dengan menafsirkan
data yang terkumpul dari responden melalui kuesioner.
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
19/44
93
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Menurut Sherri L. Jackson (2012:85), “Validity is an indication of
whether the instrument measuring what it claims to measure”. Validitas adalah
indikasi apakah instrumen mengukur apa yang dikatakannya untuk diukur.
Zikmund dan Babin (2007:323) menambahkan validitas adalah, ”The accuracy of
a measure or the extent to which a score truthfully represent concept ”.
Keakuratan ukuran atau sejauh mana skor kebenaran mewakili konsep. Suatu
instrument yang valid atau sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya
instrument yang kurang berarti memiliki validitas rendah.
Menurut Maholtra (2009:282) “The validation of scale may be defined as
the extent to which differences in observed scale score reflect true differences
among on the characteristic being measur ed”. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukuranya,
atau memberikan hasil ukuran sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya tes
tersebut.
Uji validitas dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item
kuisioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari
korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pernyataan untuk hasil jawaban
responden yang mempunyai skala pengukuran interval perhitungan korelasi antara
pernyataan kesatu dengan skor total digunakan alat uji korelasi Pearson ( product
coefisient of corelation) dengan rumus:
Sumber : Suharsimi Arikunto (2009:146)
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
20/44
94
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
r = Koefesien validitas item yang dicariX = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total
ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X
ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y
ΣX2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
ΣY2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
N = Banyak responden
Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi
sebagai berikut:
1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika
r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel atau r hitung ≥ r tabel
2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid
jika r hitung lebih kecil dari r tabel atau r hitung < r tabel
Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa tes ini adalah
teknik korelasi biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan
dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji
apakah koefisien validitas tersebut signifikan terhadap taraf signifikan tertentu,
artinya adanya koefesien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji
dengan rumus statistic t sebagai berikut:
Sumber : Sugiyono (2010:250)
Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan
kriteria sebagai berikut:
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
21/44
95
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1.
Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf
signifikasi a = 0,05
2. Jika r hitung ≥ r tabel maka soal tersebut valid
3. Jika r hitung < r tabel maka soal tersebut tidak valid
Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan
untuk mengukur apa yag seharusnya terukur. Dalam penelitian ini yang akan diuji
adalah validitas dari instrumen perbedaan indvidu dan lingkumgan sosio-budaya
sebagai variabel X, behavioral intention sebagai variabel Y. Jumlah pertanyaan
untuk variabel X1 adalah 24 terdapat 9 item pertanyaan tidak valid, jumlah
pertanyaan variabel X2 adalah 13 terdapat 3 item pertanyaan tidak valid,
sedangkan untuk item pertanyaan variabel Y berjumlah 15 terdapat 3 item
pertanyaan tidak valid. Lalu dilakukan drop out pada 15 item yang tidak valid dan
dilakukan uji validitas ulang, berikut Tabel 3.4 hasil uji validitas perbedaan
individu.
TABEL 3.4
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS PERBEDAAN INDIVIDUNo Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
PERBEDAAN INDIVIDU
Motivasi1 Ketika menggunakan Google Plus, kebutuhan
Anda untuk 0,819 0,413 Valid
A Memperoleh hiburan
B Bersosialisasi 0,681 0,413 Valid
CMemperoleh informasi mengenai temandan komunitasnya
0,713 0,413 Valid
D Meningkatkan gengsi 0,506 0,413 Valid
EMenyampaikan ide, gagasasan, dan
perasaan yang sedang dialaminya0,731 0,413 Valid
Persepsi
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
22/44
96
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
2 Anda merasa bahwa Google Plus memiliki
kinerja yang lebih baik dari pada social
networks lainnya
0,723 0,413Valid
3 Anda merasa bahwa dengan menggunakan
Google Plus dapat membantu dalam 0,828 0,413 Valid
A Bersosialisasi
B Berkomunikasi yang lebih mudah, cepat,
dan efesien0,836 0,413 Valid
Pembelajaran
4 Anda memiliki pengetahuan mengenai0,491 0,413 Valid
A Social networks
B Google Plus 0,766 0,413 Valid
5 Anda memiliki pengalaman dalam
menggunakan 0,634 0,413
ValidA Social networks
B Google Plus 0,544 0,413 Valid
Kepribadian
6 Anda memiliki keinginan yang besar untuk0,803 0,413 Valid
A Mencoba sesuatu yang baru
B Menggunakan social networks terbaruseperti Google Plus
0,851 0,413 Valid
C Bersosialisasi secara online 0,528 0,413 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013 (Menggunakan SPSS 21.0 for Windows)
Berdasarkan Tabel 3.4 pada instumen variabel perbedaan individu dapat
diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi kepribadian dengan
pertanyaan, Anda memiliki keinginan yang besar untuk menggunakan social
networks terbaru seperti Google Plus, yang bernilai 0,851 dan nilai terendah
terdapat pada dimensi pembelajaran dengan item pertanyaan, Anda memiliki
pengetahuan mengenai social networks, yang bernilai 0,491 sehingga dapat
ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tinggi.
Hasil uji coba instumen untuk variabel lingkungan sosio-budaya
berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan
bantuan program SPSS 21.0 for windows, menunjukan bahwa item-item
pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor r hitung lebih besar jika dibandingkan
dengan r tabel yang bernilai 0,396.
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
23/44
97
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berikut ini Tabel 3.5 mengenai hasil uji validitas variabel lingkungan
sosio-budaya yang pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel X2.
TABEL 3.5
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS LINGKUNGAN SOSIO-BUDAYANo Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
LINGKUNGAN SOSIO-BUDAYA
Pengaruh Keluarga
7 Anda menggunakan Google Plus karena
pengaruh dari keluarga atau kerabat0,611 0,413 Valid
8 Anda menggunakan aplikasi dan website
karena pengaruh gaya hidup keluarga0,682 0,413 Valid
Sumber Informasi9 Anda menggunakan Google Plus karena
0,663 0,413 ValidA Daya tarik iklan
B Desain dan tampilan yang menarik 0,822 0,413 Valid
C Pengaruh fitur yang ditawarkan GooglePlus
0,690 0,413 Valid
Sumber Nonkomersial
10 Anda menggunakan Google Plus karena
pengaruh dari 0,752 0,413 Valida Sahabat dan teman
b Rekomendasi blog, forum, dan jejaring
sosial0,689 0,413 Valid
Kelas Sosial 11 Apakah pekerjaan/jurusan Anda memiliki
hubungan dengan penggunaan teknologi
informasi
0,476 0,413 Valid
12 Anda memiliki interaksi sosial yang tinggi0,453 0,413 Valid
Subbudaya dan Budaya
13 Anda mendapatkan dukungan dari lingkungan
terhadap kehadiran Teknologi Informasi baru
khususnya Google Plus
0,804 0,413 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013 (Menggunakan SPSS 21.0 for Windows)
Berdasarkan Tabel 3.5 pada instumen variabel lingkungan sosio-budaya
dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi sumber informasi
dengan pertanyaan, Anda menggunakan Google Plus karena desain dan tampilan
yang menarik, yang bernilai 0,822 dan nilai terendah terdapat pada dimensi kelas
sosial dengan item pertanyaan, Anda memiliki interaksi sosial yang tinggi , yang
bernilai 0,453 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tinggi.
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
24/44
98
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berikut ini Tabel 3.6 mengenai hasil uji validitas variabel behavioral
intention yang pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel Y.
TABEL 3.6
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS BEHAVIORAL INTENTIONNo Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
BEHAVIORAL INTENTION
Loyalty to company
14 Anda akan terus menggunakan Google Plus
dari pada menghentikannya0,871 0,413 Valid
15 Anda bersedia untuk merekomendasikan
Google Plus kepada orang lain0,863 0,413 Valid
Propensity to switch 16 Anda akan terus menggunakan Google Plus
dari pada berpindah ke social networks lainnya0,855 0,413 Valid
17 Anda akan kembali menggunakan/mengakses
Google Plus0,891 0,413 Valid
18 Anda akan merasa rugi jika tidak
menggunakan/mengakses Google Plus0,606 0,413 Valid
Wil li ngness to pay more
19 Anda akan tetap menggunakan/mengakses
Google Plus walaupun 0,770 0,413 Valid
A Harus membayar biaya yang lebih tinggi
BMemerlukan koneksi internet yang lebih
besar
0,772 0,413 Valid
External response to problem
20 Anda akan tetap menggunakan/mengakses
Google Plus walaupun ada layanan social
network yang baru
0,852 0,413 Valid
21Anda akan menggunakan fitur terbaru Google
Plus0,878 0,413 Valid
I nternal response to problem
22Anda akan tetap menggunakan Google Plus
walaupun ada masalah dengan kebutuhan diri0,890 0,413 Valid
23 Anda akan menggunakan Google Plus karena
adanya kebutuhan 0,846 0,413 Valida Bersosialisasi
b Berkomunikasi lebih mudah dan cepat 0,795 0,413
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013 (Menggunakan SPSS 21.0 for Windows)
Berdasarkan Tabel 3.6 pada instumen variabel behavioral intention dapat
diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi propensity to switch dengan
pertanyaan, Anda akan kembali menggunakan/mengakses Google Plus, yang
bernilai 0,891 dan nilai terendah juga terdapat pada dimensi propensity to switch
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
25/44
99
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dengan item pertanyaan, Anda akan merasa rugi jika tidak
menggunakan/mengakses Google Plus , yang bernilai 0,606 sehingga dapat
ditafsirkan bahwa indeks korelasinya tinggi.
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas
Uji realibilitas digunakan untuk mendapatkan tingkat ketepatan
(keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data yang digunakan. Realibilitas
menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu alat instumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrument tersebut sudah
baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan
data yang dapat dipercaya juga.
Menurut Sherri L. Jackson (2012:81), “ Reliability is indication of
consistency or stability of a measuring instrument ” Reabilitas adalah indikasi dari
konsistensi atau stabilitas dari sebuah alat ukur. Zikmund dan Babin (2007:322)
menambahkan,” Internal consistency is represents measure’s homogeneity or the
extent to which each indicator of a concept converges on some common
meaning ”. Konsistensi internal menggambarkan keseragaman ukuran atau sejauh
mana setiap indikator dari konsep yang menyatu pada beberapa makna umum.
Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Asep
Hermawan (2010:128) menyatakan bahwa realibilitas berkaitan dengan
konsistensi, akurasi, dan prediktabilitas suatu alat ukur. Berdasarkan pendapat
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
26/44
100
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa realibilitas berkaitan dengan akurasi
dan ketepatan suatu alat ukur untuk mengukur karena instrumennya sudah baik.
Jika suatu instrument dapat dipercaya, maka data yang dihasilkan oleh
instrument tersebut dapat dipercaya. Pengujian realibilitas instrument dilakukan
dengan internal consistency dengan teknik belah dua ( split half ) yang dianalisis
dengan rumus Spearman Brown, yaitu:
Sumber : Sugiyono (2010:190)
Keterangan :
r 11 = Realibilitas seluruh instrument
r b = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua
Pengujian realibilitas tersebut menurut Sugiyono (2010:190) dilaksanakan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Butir-butir instrument dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
instumen ganjil dan genap.
2. Skor data dari tiap kelompok disusun sendiri dan kemudian skor total
antara kelompok gajil dan genap dicari korelasinya.
Keputusan uji realibilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika koefisien internal seluruh item (r i) ≥ r tabel dengan tingkat signifikasi
5% maka item pertanyaan dikataka reliabel.
2. Jika koefisien internal seluruh item (r i) < r tabel dengan tingkat signifikasi
5% maka item pertanyaan dikataka tidak reliabel.
Berdasarkan hasil pengujian realibilitas yang dilakukan dengan bantuan
program SPSS 21.0 for windows diketahui bahwa semua variabel reliable, hal ini
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
27/44
101
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
disebabkan nilai r hitung lebih besar jika dibandingkan dengan r tabel yang bernilai
0,396. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini.
TABEL 3.8
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS
No Variabel rhitung rtabel Keterangan
1 PERBEDAAN INDIVIDU 0,928 0,413 Reliabel
2 LINGKUNGAN SOSIO-BUDAYA 0,845 0,413 Reliabel
3 BEHAVIORAL INTENTION 0,953 0,413 ReliabelSumber: Hasil Pengolahan Data 2013 (Menggunakan SPSS 21.0 for Windows)
3.2.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengolah dan
menganalisis data dalam rangka pengujian hipotesis. Tujuan pengolahan data
adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis
yang telah dirumuskan dalam penelitian. Dengan demikian, teknik analisis data
diarahkan pada pengujian hipotesis serta menjawab masalah yang diajukan.
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket
ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian.
Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh
responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Menyusun data
Kegiatan ini dilakukan untuk memeriksa kelengkapan identitas responden,
kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
28/44
102
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2.
Tabulasi data
Penelitian ini melakukan tabulasi data dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Memberi skor pada tiap item
Dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh perbedaan individu (X1) dan
lingungan sosio-budaya (X2) terhadap behavioral intention (Y), dengan skala
pengukuran menggunakan skala semantic differential . Menurut Umar
(2008:99) “Sk ala berusaha mengukur arti suatu objek atau konsep bagi
responden. Skala ini mengandung unsur evaluasi (misalnya: bagus buruk,
jujur tidak jujur), unsur potensi (aktif pasif, cepat lambat)”.
Dalam penelitian ini, pernyataan dari angket terdiri dari 7 kategori
sebagai berikut:
TABEL 3.8
SKOR ALTERNATIF JAWABAN POSITIF DAN NEGATIF
Alternatif
Jawaban
Setuju /
Baik
Rentang JawabanTidak Setuju /
Tidak Baik7 6 5 4 3 2 1
Positif 7 6 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 3 2 1
Sumber: Modifikasi dari Husein Umar. (2008:99)
b. Menjumlahkan skor pada setiap item
c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian.
3. Pengujian
Untuk menguji hipotesis dimana metode analisis yang digunakan dalam
penelitian kuantitatif ini adalah metode analisis verifikatif, maka dilakukan
analisis partial least square path modeling . Dalam hal ini partial least square
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
29/44
103
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
path modeling digunakan untuk menentukan besarnya variabel X terhadap Y
baik secara langsung maupun tidak langsung.
3.2.7.1 Analisis Deskriptif
Data mentah yang telah terkumpul dari hasil kuesioner/survei lapangan
harus diolah agar memperoleh makna yang berguna bagi pemecahan masalah.
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini
disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu
memberikan keterangan dan data mengenai pengaruh perbedaan individu dan
lingkungan sosio-budaya. Pengolahan data yang terkumpul dari hasil kuesioner
dapat dikelompokkan ke dalam tiga langkah, yaitu persiapan, tabulasi, dan
penerapan data pada pendekatan penelitian.
Persiapan adalah mengumpulkan dan memeriksa kebenaran cara
pengisian, melakukan tabulasi hasil kuesioner dan memberikan nilai ( scoring )
sesuai dengan sistem penilaian yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian.
dalam bentuk informasi yang lebih ringkas.
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel
penelitian, antara lain:
a.
Analisis Deskriptif Variabel X1 (Perbedaan Individu)
b. Analisis Deskriptif Variabel X2 (Lingkungan Sosio-Budaya)
c. Analisis Deskriptif Variabel Y (Behavioral Intention)
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
30/44
104
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.2.7.2 Analisis Verifikatif Menggunakan Partial Least Square-Path Modeli ng
Analisis verifikatif dipergunakan untuk menguji hipotesis dengan
menggunakan uji statistik dan menitikberatkan pada pengungkapan perilaku
variabel penelitian. Teknik analisis data yang dipergunakan untuk mengetahui
hubungan korelatif dalam penelitian ini yaitu partial least square path-modeling
(PLS-PM). Menurut Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan (2011:12) menyatakan,
“Bila SEM Berbasis Covariance (CBSEM) yang dianalisis dengan LISREL atau
AMOS berbasis covariance data dan matriks covariance hasil predisi model,
maka PLS-PM berbasis variance atau component. PLS-PM didesain untuk tujuan
prediksi”. Sehingga evaluasi model dalam PLS-PM dilakukan dua tahap yaitu
evaluasi outer model atau model reflektif dan evaluasi terhadap inner model atau
model structural. Sebelum melakukan evaluasi model PLS-PM dilakuakan uji
asumsi klasik.
a. Uji Asumsi Klasik
Agar data yang digunakan tepat sehingga dapat diperoleh model yang baik
maka dalam penelitian ini dilakukan uji prasyarat analisis atau disebut juga uji
asumsi klasik.
1.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat
apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan terdapat
masalah multikolinearitas. Suatu model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara variabel independen atau dengan kata
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
31/44
105
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
lain tidak terjadi multikolinearitas. Suatu petunjuk yang dapat
digunakan untuk menduga ada tidaknya multikolinearitas adalah
Variance Inflation Factor (VIF)
Menurut Ghozali (2005:91), untuk mengetahui ada tidaknya suatu
masalah multikolinearitas dalam model regresi, peneliti dapat
menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor ) dan Tolerance,
seperti berikut ini:
a) Jika nilai tolerance di bawah 0.1 dan nilai VIF di atas 10, maka
model regresi mengalami masalah multikolinearitas.
b) Jika nilai tolerance di atas 0.1 dan nilai VIF di bawah 10, maka
model regresi tidak mengalami masalah multikolinearitas.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, atau disebut
homoskedastisitas (Ghozali, 2005:105). Model regresi yang baik
adalah homoskedastisitas, tidak heteroskedastisitas (Ghozali,
2005:105). Cara yang dilakukan untuk mendeteksi heteroskedastisitas
dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan scatterplot,
yang memperlihatkan ada tidaknya pola tertentu pada grafik. Dasar
pengambilan keputusan sebagai berikuti:
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
32/44
106
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
o Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola
tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
terjadi heteroskedastisitas.
o Jika tidak membentuk pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
atas dan dibawah angka 0 pada sumbu X maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dapat juga menggunakan uji park. Park
mengatakan bahwa metode variance merupakan fungsi dari variabel-
variabel bebas dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
ζi² = a Xi ß
Persamaan ini dijadikan linear dalam bentuk persamaan log
sehingga Ln ζi² = a + ß Ln Xi + vi
Karena variance populasi umumnya tidak diketahui maka dapat
ditaksir dengan menggunakan residual (e) sebagai proksi, sehingga
persamaan menjadi Lζei² = a + ß Ln Xi + vi
3. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data yang
digunakan memiliki distribusi normal atau mendekati normal dengan
melihat normal probability plot . Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil (Ghozali, 2005:110). Metode pengujian
normalitas yang dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
33/44
107
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kriteria probabilitas dari uji normalitas dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut Ghozali (2005:112):
a. Bila nilai signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov bernilai di
bawah 0.05 maka data tidak berdistribusi normal.
b. Bila nilai signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov bernilai di atas
0.05 maka data berdistribusi normal
Selain itu, bisa juga dengan melakukan analisis grafik. Normalitas
dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.
Dasar pengambilan keputusan:
o Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram menunjukan pola distribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
o Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
4.
Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model
yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang
digunakan dalam suatu empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat
atau kubik (Ghozali, 2005:80). Dengan uji ini akan diperoleh
informasi apakah model empiris sebaiknya linear, kuadrat atau kubik.
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
34/44
108
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Ada beberapa metode yang dilakukan untuk melakukan pengujian
linearitas, tetapi dalam penelitian untuk melakukan pengujian
linearitas menggunakan Uji Durbin-Watson. Uji Durbin-Watson
digunakan untuk autokorelasi tingkat satu ( first order autocorrelation)
dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi
dan tidak ada variabel lag di antara variabel bebas. Rumus Durbin-
Watson, yaitu
Hipotesis yang akan diuji adalah :
Ho : tidak ada autokorelasi (r sama dengan 0)
Ha : ada auatokorelasi (r tidak sama dengan 0)
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi:
Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du)
dan (4 - du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol,
berarti tidak ada autokorelasi.
Bial nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower
bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada
nol, berarti ada autokorelasi positif.
Bila nilai DW lebih besar daripada (4 - dl), maka koefisien
autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi
negatif.
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
35/44
109
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Bila nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah
(dl) ada DW terletak antara (4 - du) dan (4 - dl), maka hasilnya
tidak dapat disimpulkan.
Model Spesifikasi dengan PLS
Menurut Imam Ghazali (2006:22) meyatakan bahwa model analisis jalur
semua variabel laten terdiri dari tiga set hubungan, yaitu:
1. Inner model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten yang satu
dengan variabel laten yang lainnya ( structural model ).
2. Outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan
indikator atau variabel manifestnya (measurement model ).
3. Weight relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat
diestimasikan. Tanpa kehilangan generalisasi, dapat diasumsikan bahwa
variabel laten dan indikator atau manifest variabel diskala zero means dan
unit variance sama dengan satu sehingga parameter lokasi (parameter
konstanta) dapat dihilangkan dalam model.
Persamaan model dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut
1 = Y 11 ξ1 + Y 11 ξ1 + atau
Behavioral Intention = Y 11 Perbedaan Individu + Y 11 Lingkungan Sosio-
Budaya +
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
36/44
110
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Inner Model
Inner model yang kadang disebut juga dengan (inner relation, structural
model dan substantive theory) menggambarkan hubungan antar variabel laten
berdasarkan pada substantive theory. Model persamaan dapat ditulis seperti di
bawah ini.
= βo + β l + Γξ +
Dimana :
: Vektor endogen (dependen) variabel laten,
ξ : Vektor variabel laten eksogen
: Vektor variabel residual (unexplained variance).
Sedangkan untuk hubungan antar variabel laten, dapat dispesifikasikan
sebagai berikut :
j = Σi βji i + Σi γjb ξb +
βji ; γjb : Koefisien jalur yang menghubungkan prediktor endogen dan
variabel laten eksogen ξ dan sepanjang range i dan b.
: Inner residual variabel
Outer Model
Outer model sering juga disebut outer relation atau measurement model
mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel
latennya. Blok dengan indikator refleksif dapat ditulis persamaannya seperti
berikut :
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
37/44
111
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
x = Λx ξ + ε x
y = Λy + ε y
Dimana :
x : Variabel manifest atau manifest variabel untuk eksogen (ξ).
y : Indikator manifest atau manifest variabel untuk variabel laten endogen ().
Λx ; Λy : Matrik loading koefisien regresi sederhana dari variabel laten
dan indicator
ε x ; ε y : Kesalahan pengukuran.
Untuk blok dengan indikator formatif dapat ditulis persamaannya sebagai
berikut :
ξ = Πξ x + δ ξ
= Π y + δ
Dimana :
: Vektor endogen (dependen) variabel laten,
ξ : Vektor variabel laten eksogen
: Vektor variabel residual (unexplained variance).
Πξ x ; Π y : Koefisien regresi berganda variabel laten dan blok indikator
δξ ; δ : Residual dari regresi.
Weight Relation
Inner dan outer model memberikan spesifikasi yang diikuti dalam estimasi
algoritma PLS. Disini diperlukan definisi weight relation. Nilai kasus untuk setiap
variabel laten diestimasi dalam PLS sebagai berikut :
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
38/44
112
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ξ b = Σkb wkb xkb
i = Σki wki yki
Dimana :
wkb : Koefisien weight untuk estimasi variabel laten exogen.
wki : Koefisien weight untuk estimasi variabel laten endogen.
ξ b : Vektor variabel laten eksogen.
i : Variabel laten endogen
Variabel eksogen adalah variabel dalam suatu model yang tidak
dipengaruhi variabel lainnya sedangkan variabel endogen dipengaruhi oleh
variabel lainnya.
Evaluasi Model
a.
Evaluasi Model Reflektif
Menurut Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan (2011:17) bahwa, “Evaluasi
terhadap model reflektif indikator meliputi pemerikasaan individual item
reliability, internal consistency, atau construct reliability, average variance
extracted, dan discriminant validity. Ketiga pengukuran pertama
dikelompokan dalam convergent validity.
1) Convergent Validity
Menurut Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan (2011:40) bahwa,
“Convergent validity terdiri dari tiga pengujian yaitu reliability item
(validitas tiap indikator), composite reability, dan average variance
extracted (AVE)”. Convergent validity digunakan untuk mengukur
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
39/44
113
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
seberapa besar indikator yang ada dapat menerangkan dimensi.
Artinya semakin besar convergent validity maka semakin besar
kemampuan indikator tersebut dalam menerapkan dimensinya.
Zikmund dan Babin (2007:325) menyatakan, ”Convergent validity
is another way of expressing internal consistency. Highly reliable
scales contain convergent validity”. Convergent validity adalah cara
lain untuk menggambarkan internal consistency. Skala yang hadal
mengandung convergent validity.
Item reliabilitas atau biasa kita sebut dengan validitas indikator.
Pengujian terhadap reability item (validitas indikator) dapat dilihat dari
nilai loading factor (standardized loading). Nilai loading faktor ini
merupakan besarnya korelasi antara antara setiap indikator dan
konstraknya. Nilai loading factor diatas 0,7 dapat dikatakan ideal,
artinya bahwa indikator tersebut dapat dikatakan valid sebagai
indikator untuk mengukur konstrak. Meskipun demikian, nilai
standardized loading factor diatas 0,5 dapat diterima. Sedangkan nilai
standardized loading factor dibawah 0,5 dapat dikeluarkan dari model
Chin (1998).
Statistik yang digunakan dalam composite reliability atau reablitas
konstrak adalah cronbach’s alpha dan D.G rho (PCA). Nilai
cronbach’s alpha dan D.G rho (PCA) diatas 7,0 menunjukan konstrak
memiliki reabilitas atau keterandalan yang tinggi sebagai alat ukur.
Formula untuk composite reliability (CR):
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
40/44
114
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Nilai batas 0,7 keatas berarti dapat diterima dan diatas 0,8 dan 0,9
berarti sangat memuaskan (Nunnally dan Bernstein, 1994 dalam
Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan, 2011:19)
Average Variance Extracted (AVE) menggambarkan besaran
variance yang mampu dijelaskan oleh item-item dibandingkan dengan
varian yang disebabkan oleh error pengukuran. Standarnya adalah bila
nilai AVE diatas 0,5 maka dapat dikatakan bahwa konstrak memiliki
convergent validity yang baik. Artinya variabel laten dapat
menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-
indikatornya.
Formula untuk Average Variance Extracted (AVE):
2) Discriminant Validity
Zikmund dan Babin (2007:325) menyatakan, ” Discriminant
validity represent how unique or distinct it a measure. A scale should
not correlate to highly with a measure of a different construct”.
Discriminant validity menggambarkan bagaimana keunikan atau yang
berbeda dalam ukuran. Skala seharusnya tidak berkorelasi lebih tinggi
dengan ukuran yang berbeda dari konstruk.
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
41/44
115
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pemeriksaan discriminant validity dari model pengukuran reflektif
yang dinilai berdasarkan cross loading dan membandingkan antara
nilai AVE dengan kuadran korelasi antarkonstrak. Ukuran cross
loading adalah adalah membandingkan korelasi indikator dengan
konstraknya dan konstrak dari blok lain. Discriminant validity yang
baik akan mampu menjelaskan variabel indikatornya lebih tinggi
dibandingkan dengan menjelaskan varian dari indikator konstrak yang
lain.
b.
Evaluasi Model Struktural
Ada beberapa tahap dalam mengevaluasi model structural. Pertama adalah
melihat signifikansi hubungan antara konstrak. Hal ini dapat dilihat dari
koefisien jalur ( path coefficient ) yang menggambarkan kekuatan hubungan
antar konstrak. Tanda dalam path coefficient harus sesuai dengan teori yang
dihipotesiskan, untuk menilai signifikansi path coefficient dapat dilihat dari t
test (critical ratio) yang diperoleh dari proses bootstrapping (resampling
method).
Langkah selanjutnya menegevaluasi R
2
. Penjelasan mengenai R
2
sama
halnya dengan nilai R 2 dalam regresi linear yang besarnya variability variabel
endogen yang mampu dijelaskan oleh variabel eksogen.
Chin (1998) dalam Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan (2011:21)
menjelaskan, “kriteria batasan nilai R 2 ini dalam tiga klasifikasi, yaitu 0,67,
0,33, dan 0,19 sebagai substansial, moderat, dan lemah”. Perubahan nilai
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
42/44
116
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dapat R 2 digunakan untuk melihat apakah pengukuran variabel laten eksogen
terhadap variabel laten endogen memiliki pengaruh yang substansif. Hal ini
dapat diukur dengan effect size f 2.
Formula effect size f 2 adalah:
Effect Size f 2 =
R Included - R excluded
1- R Included
Dimana R include dan R exclude adalah dari R 2 variabel laten endogen
yang diperoleh ketika variabel eksogen tersebut masuk atau dikeluarkan
dalam model. Interpretasi nilai f kuadrat ini adalah mengikuti terminology
yang disarankan oleh Chen (1988) dalam Yamin dan Heri Kurniawan
(2011:21), yaitu 0,02; 0,15; dan 0,35 dengan level eksogen memiliki pengaruh
kecil, moderat, dan besar pada level struktural.
Untuk memvalidasi model secara keseluruhan, maka digunakan goodness
of fit (GoF) yang diperkenalkan oleh Tenenhaus, et al (2004) dalam Yamin
dan Heri Kurniawan (2011:21). GoF index ini merupakan ukuran tunggal
yang digunakan untuk memvalidasi performa gabungan antara model
pengukuran dan model structural. Nilai GoF ini diperoleh dari average
communalities index dikalikan dengan nilai R
2
model.
Formula GoF Index
Com begaris atas adalah average communalities dan R 2 bergaris atas
adalah rata-rata model R 2. Nilai GoF terbentang antara 0-1 dengan interpretasi
nilai yaitu 0,1 (GoF kecil), 0,25 (GoF moderat), dan 0,36 (GoF besar).
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
43/44
117
Imam Budiarto, 2013Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention GooglePlus (Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.2.8 Pengujian Hipotesis
Kriteria pengambilan keputusan pengujian hipotesis secara statistik dalam
rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis menurut
Sugiyono (2010:188) ialah:
Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak X artinya berpengaruh terhadap Y
Hi diterima artinya X berpengaruh terhadap Y
Jika F hitung ≤F tabel, maka H0 diterima artinya X tidak berpengaruh terhadap Y
Hi ditolak artinya X tidak berpengaruh terhadap Y
Pengujian secara individual dengan uji t
Tolak H0 jika t hitung > t(mendekati 100%)(n-k-1)
Terima H0 jika t hitung ≤ t (mendekati 100%)(n-k-1)
Sesuai dengan kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang
diajukan Sugiyono (2010:188) adalah sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika thitung ≤ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Pada taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji
satu pihak, yaitu uji pihak kanan. Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam
rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis
sebagai berikut:
H0:ρ ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif
Ha:ρ > 0, artinya terdapat pengaruh yang positif
Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel X dengan
variabel Y maka digunakan klasifikasi koefisien korelasi pada Tabel 3.11 berikut
-
8/17/2019 zakio objek penelitian
44/44
118
TABEL 3.9
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASIKOEFISIEN KORELASI
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
1,00 Korelasi Sempurna
Antara 0,75 - 0,99 Korelasi Sangat kuat
Antara 0,74 - 0,50 Korelasi Kuat
Antara 0,49 - 0,25 Korelasi Cukup
Antara 0,24 - 0,1 Korelasi Sangat Lemah
0 Tidak Ada Korelasi Antara Variabel
Sumber: Sarwono (2006: 65)