Yanto skripsi BAB IV

72
BAB 4 ANALISIS MENUJU KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ULANG HOTEL KING PLACE 4.1 Lokasi Lokasi hotel king place terletak di kawasan perdagangan yaitu di sepanjang jalan Kolonel Atmo yang merupakan pusat kota Palembang. Selain itu hotel king place ini banyak terdapat bangunan perbankkan, pertokoan dan rumah tinggal. Pencapaian ke lokasi ini dapat dilakukan dengan kendaraan pribadi roda dua maupun roda empat, ataupun dengan kendaraan umum, yaitu ojek, dan bus. Jalur-jalur bus yang melewati kawasan ini. Luas site adalah 15.950m 2 dengan batas-batas site sebagai berikut: a. Sebelah utara berbatasan dengan Pertokoan /ruko b. Sebelah timur berbatasan dengan Puskesmas c. Sebelah selatan berbatasan dengan Jl. Letnan Sayuti d. Sebelah barat berbatasan dengan Toko Buku Gramedia

Transcript of Yanto skripsi BAB IV

Page 1: Yanto skripsi BAB IV

BAB 4

ANALISIS MENUJU KONSEP PERENCANAAN DAN

PERANCANGAN ULANG HOTEL KING PLACE

4.1 Lokasi

Lokasi hotel king place terletak di kawasan perdagangan yaitu di sepanjang jalan

Kolonel Atmo yang merupakan pusat kota Palembang. Selain itu hotel king place ini

banyak terdapat bangunan perbankkan, pertokoan dan rumah tinggal.

Pencapaian ke lokasi ini dapat dilakukan dengan kendaraan pribadi roda dua

maupun roda empat, ataupun dengan kendaraan umum, yaitu ojek, dan bus. Jalur-

jalur bus yang melewati kawasan ini.

Luas site adalah 15.950m2 dengan batas-batas site sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Pertokoan /ruko

b. Sebelah timur berbatasan dengan Puskesmas

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Jl. Letnan Sayuti

d. Sebelah barat berbatasan dengan Toko Buku Gramedia

Gambar 4.1: Site

Sumber :Dinas Tata Kota Palembang

U

SITE

Page 2: Yanto skripsi BAB IV

4.2 Kondisi Sekitar Site

Site yang memiliki luas 15.950m2 ini merupakan site yang terletak ditengah kota.

Fungsi bangunan yang ada pada sekitar site adalah pertokoan, perbankan dan

pemerintahan. Dilihat dari bentuk bangunan, Kebanyakan bangunan yang berada di

site merupakan bangunan ruko. Jumlah lantai pada sekitar site, lebih dari 2 lantai.

Adapun peraturan-peraturan pemerintah tentang bangunan :

a. Koefisien dasar bangunan (KDB) : 85%

b. Garis sempadan bangunan (GSB) : 50 m

c. Tinggi bangunan : ≥ 40 m

d. Koefisien Luas Bangunan (KLB) : 4,1m

Gambar 4.2 : Bangunan sekitar site

Sumber :Data pribadi

SITE

Page 3: Yanto skripsi BAB IV

4.3 Analisis dan pendekatan Terhadap Site

4.3.1. Analisis terhadap Site

View terhadap Site

Cahaya dan Angin

Gambar 4.4: Arah cahaya dan AnginSumber : Analisis Penulis

Gambar 4.3: View terhadap SiteSumber : Analisis Penulis

U

U

Page 4: Yanto skripsi BAB IV

4.3.2Pendekatan Terhadap Site

Sirkulasi pada Tapak

Penataan Vegetasi Pada Site

4.4. Analisis Tuntuan Ruang dan Besaran Ruang

4.4.1 Analisis kelompok Pelaku dan kegiatan dalam Hotel Bintang 4

a. Macam pelaku

1. Tamu menginap

Gambar 4.5: sirkulasi pada tapakSumber : Anlisis penulis

Keterangan

Kendaraan Tamu yang

menginap dan pengelolah

Kendaraan service/barang

Kendaraan yang mengantar

Pejalan kaki umum

Gambar 4.6 : Penataan vegetasi pada tapakSumber : Anlisis penulis

U

U

Page 5: Yanto skripsi BAB IV

2. Tamu yang tidak menginap dan membership

3. Pengelola dan karyawan

b. Kegitan Pelaku

Secara garis besar aktivitas pelaku pada hotel berbintang empat dapat di

bedakan menjadi dua yaitu:

Tamu yang menginap

- Check in dan check out

- Mengunakan fasilitas hotel : makan, minum, olahraga

- Sesuai dengan tujuan misal : wisata, bisnis, pernikahan, konferensi,

pernikahan, seminar, dll

- Melihat dan membeli kerajian sebagai cendara mata

Tamu yang tidak menginap dan membership

- Mendaftar ke resepsionis atau salah satu fasilitas

- Menggunakan restaurant, bar, fasilitas olahraga dan ruang serb

guna

Kegiatan pengelola dan karyawan

Kegiatan yang berkaitan dengan kelangsungan kegitan hotel dengan

melibatkan seluluh pengelolah dan karyawan hotel.

Kegiatan pelayanan

Melayani kebutuhan para tamu seperti mengankat barang-barang tamu,

mencuci pakaian, menyetrika, mempersiapkan makan dan minum,

membersihkan perabotan dsb.

Kegiatan pengunjuang hotel

Kegiatan ini dilakukan oleh pihak dari luar hotel tetapi berada didalam

lingkungan hotel seperti: souvernir shop, money changer,biro perjalanan.

c. Alur Kegiatan pelaku

Kegiatan tamu menginap

Kegiatan yang bersifatnya khusus dan memilliki tingkat kenyamanan dan

keamanan yang tinggi bagi pelakunya seperti makan dan minum,

berolahraga, serta menikmati pertunjukan yang ada di hotel

Tamu memesan kamar hotel

Penerimaan/ receptionist

KoridorTangga/ lift Ruang tidur

Tamu

meninggalkan

hotel

Sirkulasi tamu

Administrasi

Kasir

FasilitasLobbyRestaurant, barMeetingolahraga

Skema 4.1. Alur kegiatan tamu hotelSumber : Analisi Penulis

Page 6: Yanto skripsi BAB IV

Kegiatan tamu yang tidak menginap dan membership khusus

Kegiatan yang dilakukan oleh tamu yang tidak menginap meliputi kegaitan

olah raga, makan dan minum serta fasilitas ruang serbaguna.

Kegiatan Pelayanan (Service)

Meliputi Kegiatan karyawan dan staff dalam pengelola, administrasi,

pelayanan maupun pemeliharanan bangunan. Pelayanan mempunyai pintu masuk

tersendiri sehingga tidak menggangu kegiatan lainnya.

Datang/

Pulang

Ruang Presensi

Ruang kerjaHallFront deksRestaurantBar & dll

Ruang ganti

Skema 4.3. Alur kegiatan pelayanan ( service) Bagian depan HotelSumber : Analisi penulis

Mekanikal

dan Eletrikal

Housekeeping

Dapur besarMasakMeraciMenata

Restaurant

Bar

Coffee

shop

Datang/

Pulang

Ruang Absen

LaundryMencuciMenjemurSetrika

Kamar hotel

Publik Area

Dapur Bershi

(pantry)MenataMenhidangkan

Room service Kamar hotel

Skema 4.4. Alur kegiatan Pelayanan (Service) Bagain belakang hotelSumber : Analisi penulis

Skema 4.2. Alur kegiatan tamu yang tdak menginap dan membership khususSumber : Analisi penulis

Tamu

Datang

Penerimaan/ receptionist Sirkulasi

tamu

FasilitasRestaurant, barMeetingOlahragadll

Page 7: Yanto skripsi BAB IV

Kegiatan pengelola

Dari pola dan perilaku kegiatan yang terjadi, maka diperoleh pengelompokan

ruang yaitu :

1. Kegiatan umum

2. Kegiatan makan dan minum

3. Kegiatan hiburan dan rekreasi

4. Kegiatan menginap

5. Kegiatan Pelayanan

d. Karakter pelaku

Sifat kegiatan pelaku yang berlangsung didalam hotel dapat ditinjua dari dua

sudut, yaitu tingkat privat dan tingkat kebisingan dan suasana ruang

1. Tingkat privacy

- Publik meliputi kegiatan yang di lakukan para tamu hotel yang menginap

maupun yang tidak menginap atau memanfaatkan jasa hotel

Masuk /

PulangKantor Kontrol hotel

Skema 4.5 Alur Kegiatan pengelola hotelSumber : Analisi penulis

Page 8: Yanto skripsi BAB IV

- Semi publik meliputi kegiatan yang bersifat rekreasi

- Privat meliputi kegiatan ruang hunian, pelayanan, dan pengelolah

- Service meliputi kegiatan yang bersifat pada pelayanan

2. Tingkat kebisingan kegiatan

- Bising atau sibuk meliputi yang dilakukan oleh tamu hotel dan kegiatan

pelayanan

- Sedang meliputi kegiatan keramaian khusus dan kegiatan pelengkap

- Tenang meliputi kegiatan intern hotel

3. Menurut suasana ruang

- Terbuka meliputi kegiatan fasilitas olahraga

- Semi tertutup meliputi kegiatan di area parker

- Tertutup meliputi kegiatan intern hotel

4.4.2 Analisis Kebutuhan Ruang Dan Pola Hubungan Ruang

a . Analisis kebutuhan ruang

Kebutuhan ruang hotel diperoleh dari pendekatan kegiatan/aktivitas yang

terjadi. serta ketentuan dari Dirjan Pariwisata mengenai klasifikasi hotel

berbintang empat:

- Kelompok Kegiatan Umum

a. Front Office

b. Lobby

c. Rental room

d. Public telephone

e. Lounge

f. Lavatory

g. Area parkir

- Kelompok Kegiatan Makan dan Minum

a. Coffe Shop /Restaurant

b. Bar

c. Special restaurant

Page 9: Yanto skripsi BAB IV

d. Dapur utama dan dapur tambahan

- Kelompok Kegiatan Hiburan dan Rekreasi

a. Kolam renang

b. Ruang billiard

c. Massege

d. Biliard

e. Senam

f. Fitness centre

g. Taman bermain anak

h. Sauna

- Kelompok Kegiatan Tamu yang Menginap

a. Ruang tidur dengan tipe:

- Standard room (single dan double bed)

- Suite room

- Delux room

b. Kamar mandi dan WC

- Kelompok Kegiatan Tamu yang Tidak Menginap

a. Ruang serbaguna

b. Restaurant, coffee shop dan bar

c. Lapangan tenis

d. Ruang rapat dan pertemuan

e. Kolam renang beserta penunjangnya

f. Fitness centre

- Kelompok Kegiatan Pengelola

a. Ruang manager dan secretary

b. Food and beverage service

c. Ruang security, rapat dan arsip

d. Ruang akuntan dan personalia

e. Lavatory

- Kelompok Kegiatan Pelayanan

a. Housekeeping

Page 10: Yanto skripsi BAB IV

Skema 4.6 : Pola hubungan ruang tamu hotelSumber : analisis penulis

Front Office

Kamar tidur

Restaurant

Bar & coffee shop

Lounge

LavatoryMinor departmentRuang serba guna

Poliklinik

Mainentrance

Area parkir

Lobby hotel

- Linen room

- Ruang laundry

b. Ruang karyawan

- Ruang karyawan, ruang istirahat, ruang ibadah dan locker

- Lavatory untuk pria dan wanita

- Dapur umum yang dilengkapi dengan gudang basah dan kering

c. Engineering office

- Maintenance atau pemeliharaan

- Ruang kontrol

- Room service

- Ruang penerima barang

- Garbage room

- Gudang furniture and workshop

- Room boy station

- Ruang loading atau unloading

b. Pola Hubungan Ruang

1. Dasar pertimanbangan pola hubungan ruang

Pola hugungan ruang terjadi pada hubuang kegiatan yang diwadahi oleh ruang

tersebut, hubungan ini memiliki kegaitan yang berbeda tergantungdari

frekuensi kegiatan dan keterkaitan fungsi ( sirkulasi yang harus di penuhi )

Dengan demikian hubungan ruang dapt dikategorikan sebagai berikut:

- Hubungan langsung adalah hubungan yang dapat dilakukan tanpa

melalui hambatan karean tuntutan terkaitan fungsi dan frekuensi

kegiatan

- Hubungan tidak lansung adalah hubungan yang terjadi dengan melalui

kegiatan lain yang berhubungan langsung dengan kegiatan

- Tidak berhubungan adalah keadaanyang terjadi bila kegiatan satu

dengan lainnya tidak ada keterkaitan fungsi.

2. Pola hubungan ruang

Pola hubungan ruang dibedakan atas pelaku

- Tamu hotel

Page 11: Yanto skripsi BAB IV

- Staff atau pengelola

- Karyawan

Entrance Parkir Timekeeper

Ruang

kantor / kerja

Administrasi

Ruang –ruang

penyimpananSkema 4.7 : Pola hubungan ruang pengelola

Sumber : analisis penulis

EntranceParkir

KaryawanTimekeeper

Locker

Administrasi

Ruang umum

Ruang layanan

Skema 4.8 : Pola hubungan ruang karyawanSumber : analisis penulis

Page 12: Yanto skripsi BAB IV

- Barang

4.4.3 Analisis Standart dan Besaran Ruang

Besaran ruang disesuaikan dengan volume ruang atau jumlah pengguna,

persyaratan fisik manusia dan sirkulasi dalam ruang. Besaran ruang diperoleh dari

jumlah pengunjung dan analisis sesuai standar literatur.

Tabel 4.1

Kebutuhan dan Besaran Ruang

Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok

Kegiatan

Jumlah

Standart

(m²)

Sirkulasi

(%)

Luas

(m²)

Front of the

house

1. Lobby dan Loungea. Lobby

b. Lounge

Kegiatan

Umum 260 orang(asm)

100 orang (asm)

1,3

1,3

30

260,0

130,0

2. Lavatorya. Laki-laki

- Urinoir

- WC

- Wastafel

b. Wanita

- WC

- Wastafel

4 buah

2 buah

2 buah

2 buah

2 buah

1,3

3,0

1,5

3,0

1,5

5,2

6,0

3,0

6,0

3,0

3. Rental Room

a Money Changer.

b. Mini Market

c. Travel Agency

d. Souvenir shop

e. Bussiness center

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

40,0

40,0

40,0

40,0

40,0

4. Front office 0.5 100

Penunjang 5. Area Parkir (asm)

Service

entrance

Ruang

penerimaan

Barang

Gudang pelayanan

Gudang dapur

Gudang bengkel

Skema 4.9 : Pola hubungan ruang BarangSumber : analisis penulis

Page 13: Yanto skripsi BAB IV

- Mobil

- Motor

- Bus

80 buah

100 buah

2 buah

12,0

0,75

50,0

960,0

75,0

100,0

Besaran ruang = 1901,4

Jadi total besaran kegiatan umum adalah = 1901,4 + Sirkulasi 30% = 2471,8

Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok

Kegiatan

Jumlah

Standart

(m²)

Sirkulasi

(%)

Luas

(m²)

Front of the

house

1. Restaurant Kegiatan

Makan dan

Minum

150 orang (asm) 2,0 30 300

2. Bar 100 orang (asm) 1,7 170

3. Coffe Shop

80 orang (asm) 1,7 136

4.spesial Restaurant 50orang (asm) 2,0 100

5. Ruang makan tambahan 1,3 60

Besaran ruang = 766

Jadi total besaran kegiatan makan dan minum adalah = 766 + Sirkulasi 30% = 995.8

Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok

Kegiatan

Jumlah

Standart

(m²)

Sirkulasi

(%)

Luas

(m²)

Front of the

house

Indoor Kegiatan

Hiburan dan

Rekreasi

1. Fitness Centre

2. Sauna

3. message

4. Senam

5. Billiard

6.jaqucci

7. Ruang ganti

80 orang (asm)

20 orang (asm)

40 orang (asm)

20 orang (asm)

20 Meja (asm)

20 orang (asm)

20 orang (asm)

2,0

2,0

1.5

2,0

2,0

0,8

0,8

30% 160,0

40,0

60,0

40,0

40,0

16,0

16,0

Page 14: Yanto skripsi BAB IV

8. Kamar mandi 0,8 16,0

Besaran ruang = 392,0

Jadi total besaran ruang indoor adalah = 372,0 + Sirkulasi 30% = 509,6

Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok

Kegiatan

Jumlah

Standart

(m²)

Sirkulasi

(%)

Luas

(m²)

Penunjang Outdoor Kegiatan

Hiburan dan

Rekreasi

30

1. Taman Bermain 80,0

2. Kolam Renang

a. Kolam Renang

b. Ruang ganti

c. Kamar Mandi/ WC

80 orang (asm)

20 orang

20 orang

6,0

0,8

0,8

480,0

16,0

16,0

Besaran ruang = 512,0

Jadi total besaran ruang outdoor adalah = 472,0 + Sirkulasi 30% = 665,6

Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok

Kegiatan

Jumlah

Standart

(m²)

Sirkulasi

(%)

Luas

(m²)

Front of the

house

1. Ruang Tidura. Standart Room

- Single Bed

-Double bed

b. Delux room

c. Suite Room

Kegiatan

Menginap 106

63

43

15

8

24,0

30,0

36,0

48,0

30

1512,0

1204,0

540,0

384,0

Besaran ruang = 3640,0

Jadi total besaran kegiatan menginap adalah = 3640,0+ Sirkulasi 30% = 4732,0

Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok

Kegiatan

Jumlah

Standart

(m²)

Sirkulasi

(%)

Luas

(m²)

Front of the

house

1.Ruang serba guna,

Bangquette,hall kapasitas

a. Ruang pentas

b. KM/WC

c.ruang Sound

d.Gudang Perabotan

Kegiatan

Khusus

200 orang

(asm)

1,3

2,0

0,3

2,0

2,0

30% 650,0

60,0

6,0

20,0

250,0

2. Ruang rapat

a. Kapsitas 100 kursi

b. Kapasitas 50 kursi

150( asm)

1,3

1,3

65

65

3. Lavatory

Besaran ruang = 1116

Page 15: Yanto skripsi BAB IV

Jadi total besaran kegiatan pelayanan adalah = 1116 + Sirkulasi 30% = 1450.8

Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok

Kegiatan

Jumlah

Standart

(m²)

Sirkulasi

(%)

Luas

(m²)

Front of the

house

Pengelola Kegiatan

Pelayanan

30%

1. General manager 2,0 16

2. Asisten manager 2,0 20

3. Front Office (manager dan sfaff)

0,3 60

4. Executive housekeeper(manager dan Staff)

0,3 60

5. Marketing and sales

( manager dan staff)

0,3

60

4. Accounting 0fficee

( manager dan staff)

0,3

60

5. Personalia Manager

(manager dan staff)

0,4 80

6. Food and beverage

(manager dan staff

0,3 60

7. Chief Engineering

Manager

(manager dan staff

0,4

80

8. Ruang rapat 0.25 124

Besaran ruang = 620

Jadi total besaran kegiatan pelayanan adalah = 620,0 + Sirkulasi 30% = 806

Service

1. Room boy station Kegiatan

Pelayanan

0,7 30% 70

Back of the

house

2. Persiapan Makan a. Dapur Utama

b. Dapur Banquet

c. Gudang Minuman

36 kamar

36 kamar

0,948

0,948

33,2

33,2

3. Ruang Penerimaan barang

a. Ruang pemeriksaan

b. Ruang Bongkar

0.5/ 100

4. Gudang Penyimpanana. Gudang

0.5 100

Page 16: Yanto skripsi BAB IV

b. Ruang Pendingin

5. Laundry and linena. ruang cuci

b. ruang setrika

c.Gudang

0.5 140

6. Area Karyawan

a. Ruang Makan

b. Ruang Ganti

c. Ruang istirahat

d. KM/ WC

1,1 220

6. Mushola

a. Ruang sholat

b. Ruang Wudhu

20 orang

20 orang

1,0

1,0

20,0

20,0

7. Ruang ME 1 buah 200

Besaran ruang = 936,4

Jadi total besaran kegiatan pelayanan adalah = 936,4 + Sirkulasi 30% = 1217,32

Sumber: Analisis Pribadi

Dari hasil anlisisi kebutuhan ruang, maka pada pengembangan hotel secara

vertikal ini maka bangunan yang akan direncanakan sesuai dengan KDB yang berlaku

adalah 80%,yaitu 8 lantai.

4.4.4.Total Luas & Koefisien Dasar Bangunan

Berdasarkan hasil perhitungan dari seluruh kebutuhan dan besaran ruang

maka dapat diperoleh total luas keseluruhan sebagai berikut:

Tabel 4.2

Total Luas Tiap Zona & Koefisien Dasar Bangunan

Zona Ruang Luas Total (m2)

Front of the house 11,794

Back of the house 464,7

Total luas keseluruhan 12.258,7

Luas site 15.950m2

Koefisien Dasar Bangunan 85% 80% x 15.950= 12.760

Sumber: Analisis Penulis

4.5 . Analisis Penzoningan

Page 17: Yanto skripsi BAB IV

Skema. 4.10.Zoning Pembagian Ruang

Sumber: Analisis Penulis

Tabel 4.3. Analisis Kriteria Penzoningan

No Zona Jenis Kegiatan Jenis Ruang Kriteria letak ruang

1. Front of the

house

Kegiatan Menginap Kamar tidur Berada pada bagian

depan bangunan

sehingga mudah

dilihat.

Merupakan view

utama untuk menarik

pengunjung.

Mudah diakses dari

jalan utama dan akses

cepat serta langsung

ke dalam bangunan.

Pelayanan Lobby

Lavatory

Pelayanan

Pelayanan Ruang administrasi

Ruang direktur

Ruang sekretaris

Pelayanan Front office

Makan dan minum Restaurant dan Lounge

Makan dan minum Bar

Laundry

Ruang cuci

Mudah terlihat dan

diakses dari ruang

Bintang IV

Front of the house

Lobby Lounge Lavatory Rental RoomFunction RoomPrefunction RoomRestaurantBar Coffe ShopOpen RestaurantFitness CentreSauna Ruang Tidur

Standard RoomSuite Room

Ruang Pengelola

Back of the house

Persiapan MakanRuang Penerimaan barangGudang PenyimpananHouse KeepingArea KaryawanMushola Ruang ME

Penunjang

Area Parkir Taman Kolam Renang

Page 18: Yanto skripsi BAB IV

2. Back of the

house

Pelayanan Ruang strika Ruang linen Ruang jahit.

utama, karena

bangunan ini

sebagai fasilitas

pelengkap layanan

utama .

Mudah mengakses

dan mengontrol

kegiatan di ruang

utama.

Butuh ketenangan

dalam bekerja

Pelayanan

Persiapan makan

Dapur utama Dapur banquet Gudang minuman

Pelayanan

Penerimaan dan

penyimpanan

Loading dock Gudang

Pelayanan

Ruang mekanik

Ruang panel Ruang mesin

Sumber : Analisis penulis

Berdasarkan analisis penzoningan di atas, maka didapat penzoningan sebagai berikut :

Maka penzoningan secara vertikal dari bangunan dengan mempertimbangkan

penzoningan diatas.

Keterangan :

Front of the house

Back of the house

Gambar 4.7 PenzoninganSumber : Analisis Penulis

U

Page 19: Yanto skripsi BAB IV

Lantai besament 1& 2

Area parkirRuang MEE dan Utilitas

Lantai 1

Lobby,Resepsionis,Mini market,souvenir shop,dll

Lift ( Kegitan Umum) Restaurant

Lantai 2

R.pengelola R. serbaguna R.rapat

Lantai 3

Kolam renang ( Kegitan hiburan dan rekreasi )

R.Fitness, senam, massage ( Kegitan hiburan dan rekreasi )

Bar dan lounge ( Kegitan Makan & Minuman)

R.ganti

Lantai 4-6 ( tipikel)

Standart room Doubel room

Lantai 7 Dulex room suite room

Page 20: Yanto skripsi BAB IV

4. 6. Analisis Gubahan Massa dan Bentuk Banguanan

4.6.1 Bentuk Bangunan

Keteranga :

Gambar 4.8 : Pezoningan secara vertikal

Sumber : Analisis Penulis

Page 21: Yanto skripsi BAB IV

Berdasarkan gambar tersebut, bentuk massa bangunan merespon dari bentuk

site, merespon dari bentuk bangunan disekitar site serta mempertimbangkan view

bangunan, sehingga mempunyai kesalarasan atara bangunan disekitar site.

4.6.2 Gubahan Massa Bangunan

Gubahan massa bangunan ini merupakan bangunan tunggal. Hal ini karena

mempertimbangkan keterbatasan lahan dan kebutuhan ruang atau kamar yang

Gambar 4.10. Bentuk massa mengikuti grid site dan grid sekitar siteSumber : Analisis Penulis

Gambar 4.9 Bentuk massa mengikuti grid site dan grid sekitar siteSumber : Analisis Penulis

U

Page 22: Yanto skripsi BAB IV

cukup besar serta memrespon dari skyline( garis bangunan) dari bagunan sekitar

site.

4.7 Orientasi Bangunan

Bangunan ini menghadap kejalan Kolonel Atmo dan Letnan Sayuti yang

merupakan jalan utama dan jalan sekunder yang merupakan jalan satu arah dari

bangunan ini sehingga memudahkan pengunjung langsung melihat ke arah site dan

mudah diakses dari sirkulasi jalan.

Gambar 4.12. Gubahan massa bangunan Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4.11 Gubahan massa bangunan mengikuti skyline bangunan sekitar Sumber : Analisis Penulis

Skyline

Page 23: Yanto skripsi BAB IV

Dari hasil analisis diatas, yang meliputi zoning, bentuk massa, gubahan

massa orinetasi bangunan dan analisis site maka ide bangunan pada hotel ini

adalah :

4.8 Sirkulasi

4.8.1 Sirkulasi Luar Tapak

Gambar 4.13 : Orientasi bangunanSumber : Analisis Penulis

Keterangan :

Jl. Kolonel atmo

Jl. Letnan Sayuti

Gambar 4.14: Tampak Atas

Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4.15. Tampak samping

Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4.16 16Perspektif

Sumber : Analisis Penulis

Page 24: Yanto skripsi BAB IV

Sirkulasi menuju site hotel ini merupakan sirkulasi satu arah. Merupakan jalan

Kolonel Atmo yang merupakan jalan utama dan jalan satu arah, jadi aksesibilitas

di jalan yang menuju site ramai dan padat. Sehingga pencapaian site hanya dapat

dilakukan melalui jln.Kolonel Atmo. Sedangkan untuk entrance dari kendaraan

melalui Jl.Letnan sayuti.

4.8.2 Sirkulasi Pejalan kaki di luar tapak

Gambar 4.17 :Sirkulasi di luar tapakSumber : Analisis penulis

Jl. Kolonel Atmo

Jl. Let.

Sayuti

Jl. Dempo

Keterangan Pejalan kaki

Gambar 4.18 :analisis Sirkulasi pejalan kaki di luar tapak

Sumber : Analisis penulis

U

U

Page 25: Yanto skripsi BAB IV

4.8.3 Sirkulasi di dalam bangunan

Sirkulasi yang dimaksudkan dalam bagian ini adalah sirkulasi yang terjadi

pada hotel akibat aktivitas penghunian, yaitu :

Sirkulasi Kendaraan

Sirkulasi kendaraan yang menginap dan pengelolah digabung pada jalur

yang sama. Jalan Kolonel Atmo merupakan jalan utama, dilalui oleh

semua jenis kendaraan dengan jalur 1 arah dan lebar 24 meter yang dapat

dilalui oleh 4 kendaraan. Jalur ini langsung mengakses ke lokasi hotel

bintang 4. Jalur parkir pada site diletakan pada bagian basement yang

berada dibelakang dari bangunan. Sedangkan jalan Letnan Sayuti yang

berada di samping kanan bangunan untuk kemudahaan aksesbilitas dari

kendaraan. Kendaraan yang masuk dari arah selatan kemudian kendaraan

yang keluar dari arah barat. Untuk tamu yang mengantar

Pola sirkulasi kendaraan Tamu yang menginap dan pengelola.

Gambar 4.19 : Sirkulasi pejalan kaki di luar tapakSumber : Analisis penulis

Keterangan Kendaraan tamu menginap dan pengelolah

Gambar 4.20. Analisis sirkulasi kendaraan Tamu menginap dan pengelolah

Sumber : Analisis Penulis

U

Page 26: Yanto skripsi BAB IV

Pola sirkulasi kendaraan Tamu yang mengantar.

Untuk kendaraan tamu yang mengantar hanya mendroping tamu pada

enternce bangunan. keluar dan masuk untuk kendaraan yang mengantar

melalui jl. Kolonel Atmo.

Gambar 4.21 : Sirkulasi kendaraan tamu dan pengelolahSumber : Analisis Penulis

Gambar 4.22. Analisis Kendaraan tamu yang mengantarSumber : Analisis Penulis

KeteranganKendaraan tamu yang mengantar

U

Page 27: Yanto skripsi BAB IV

Pola sirkulasi kendaraan pengangkut bahan makanan

Merupakan proses dari penerimaan barang sampai pada unit-unit

kegiatan dan ruang yang memerlukan (pendistribusian barang dari

workshop atau storage ke unit- unit pemakaian. Pada dasarnya pergerakan

barang (flow of traffic) didalam hotel tidak menggangu sirkulasi tamu

Sirkulasi barang keras yaitu barang-barang yang berhubungan

dangan gedung atau workshop seperti kursi, meja, tempat tidur, dsb.

Gambar 4.25. Sirkulasi Kendaraan bahan makanan Sumber : Analisis Penulis

Barang

Gambar 4.24 : Analisis sirkulasi kendaraan service/ barangSumber : Analisis Penulis

KeteranganKendaraan service/ barang

Gambar 4.23: sirkulasi Kendaraan tamu yang mengantarSumber : Analisis Penulis

U

Page 28: Yanto skripsi BAB IV

Sirkulasi Linen atau linan

Merupakan proses kerja yang rutin dan terus menerus, terutama dari kamar tidur

sampai daerah service laundries dan flow sebaliknya dari laundries.

4.9 Vegetasi

4.9.1 Vegetasi Sebagai Peneduh

Vegetasi sebagai peneduh juga sekaligus dapat membantu menciptakan

kenyamanan thermal disekitarnya karena kemampuannya untuk menyerap panas serta

efek sejuk yang diciptakan oleh kerindangan pepohonannya. Selain pengadaan

vegetasi, hal lain yang

dapat membantu menciptakan kesejukan pada bangunan dan sekitarnya.

Sehingga jenis tanaman yang cocok untuk peneduh adalah jenis pohon ketapang.

Gambar 4.26. Anailisis Vegetasi sebagai penuduhSumber : Analisi Penulis

Peneduh

Bahan

Ruang penyimpanan Penyimpanan Linen

room

Laundries

Sistem dristribus

i

Housekeeper

Ruang tamu

Publik area

Skema 4.11.Sirkulasi LinenSumber : Hotel, Motel dan Condominium

U

Page 29: Yanto skripsi BAB IV

4.9.2 Vegetasi sebagai Penayaring udara dan suara

Arah polusi suara dan bunyi berasal dari arah jalan Kolonel atmo sebagai

pusat lalu lintas kendaraan dan jalur umum masyarakat, dan juga pada jalan

letnan Sayuti sebagai jalan sekunder. Vegetasi dapat menyaring udara, air

secara teratur menguap dari dedaunan akan aktif membersihkan udara kotor

akibat polusi dan bahas kimia. Vegetasi juga menyerap karbondioksida dari

udara disekitarnya dan menghasilkan oksigen, sehingga udara yang diterima

oleh ruang dalam bangunan merupakan udara segar. Jenis vegetasi yang

digunakan utuk menyaring udara adalah Pohon cemara glodok.

6.002.50

Gambar 4.28 Vegetasi sebagai penuduh Manusia

Sumber : Analisi Penulis

Gambar 4.27. Vegetasi sebagai penuduh kendaraan

Sumber : Analisi Penulis

Page 30: Yanto skripsi BAB IV

Gambar 4.26. vegetasi sebagai Viltrasi Polusi Suara

Sumber : Analisis Penulis

4.9.3.Vegetasi sebagai pembatas site.

Vegetasi dapat digunakan untuk mempertegas batasan antara site dengan

lingkungan sekitarnya dan sebagai elemen estetis bagi bangunan. Jenis

vegetasi yang digunakan adalah pohon palem.

Gambar 4.29. vegetasi sebagai Viltrasi Polusi Udara

Sumber : Analisis Penulis

U

Gambar 4.31. vegetasi sebagai Viltrasi Polusi Udara

Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4.30. vegetasi sebagai Viltrasi Polusi Udara

Sumber : Analisis Penulis

Page 31: Yanto skripsi BAB IV

Gambar 4.33. Vegetasi Sebagai Pembatas site

Sumber : Analisis Penulis

4.10. Anasisi Perancangan Pencahayaan

Unsur pencahayaan merupakan salah satu faktor dalam menciptakan

kenyamanan pada ruangan serta mendukung kegiatan yang berlangsung di

setiap ruangan.Untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada bangunan

harus memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut :

4.10.1 Pencahayaan Alami

- Arah jatuhnya sinar matahari.

- Waktu penyinaran yang terbatas ( antara pukul 06.00 – 18.00 )

- Efek penyinaran langsung terhadap kegiatan yang ada di dalam

ruangan.

- Pengaruh cuaca – cuaca yang akan timbul.

Gambar 4.32 Analisi Vegetasi sebagai pembatas site

Sumber : Analisi Penulis U

Page 32: Yanto skripsi BAB IV

Penggunaan cahaya alami terutama cahaya pagi sangat dibutuhkan di

dalam ruang dikarenakan cahaya pagi bersifat menyehatkan. Untuk mengatur

kualitas cahaya matahari pada pagi hari sesuai dengan yang diinginkan, dapat

dilakukan dengan cara :

- Memaksimalkan bukaan melalui ventilasi agar cahaya dapat masuk

kedalam ruangan.

- Menggunakan vegetasi sebagai filter cahaya matahari.

Gambar 4.34. Pencahayaan Alami1

Sumber : Analisis penulis

Sinar matahari yang tinggi dapat mengakibatkan kesilauan baik itu secara

langsung maupun pantulan cahaya, hal ini dapat diantisipasi dengan :

- Menggunakan kanopi sebagai penghalang.

Pencahayaan Alami Pada Kamar

Gambar 4.35. Pencahayaan Alami Sumber : Analisis penulis

Page 33: Yanto skripsi BAB IV

4.10.2. Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan atau lampu dapat memberikan kesan yang tidak

membosankan terhadap sebuah bangunan atau ruang, dan pencahayaan buatan dapat

menciptakan suatu sausana pada interior, fasade dan eksterior pada sebuah bangunan.

Hal ini pencahayaan buatan dapat memberikan tampilan pada:

- Pencahayaan pada Fasade/ Eksterior

Fasade bangunan dapat mempengaruhi dari fungsi bangunan,

pencahayaan buatan pada fasade dapat menarik pengunjung. Pencahayaan

lampu memberikan karakteristik dari tampilan. Konsep Pencahayaan pada

bagian fasade elegen menampilkan bidang vertikal dan horizontal dari

bangunan dan warna pencahayaan yang menarik pada fasade.

Gambar 4.37. Analisis Pencahayaan Pada FasadeSumber : Analisi Penulis

Gambar 4.36. Pencahayaan Alami kamar Sumber : Analisis penulis

Page 34: Yanto skripsi BAB IV

- Tipe Lampu pada Fasade

- Pencahayaan pada Landspace

Gambar 4.38. Usulan desain Pada FasadeSumber : Analisi Penulis

Gambar 4.39. Tipe lampu groundSumber : Materi lighting design

Gambar 4.40. TIpes lampu FloodlightSumber : Materi lighting design

Gambar 4.41. Tipe lampu Up-down lightSumber : Materi lighting design

Page 35: Yanto skripsi BAB IV

Pencahayaan dapat juga berfungsi sebagai pengarah sirkulasi dari

dalam bangunan dan luar bangunan. Pencahayaan pada landspace dapat

mempertegas seperti pohon, dan air pada luar bangunan.

- Pencahayaan pada Vegetasi

Gambar 4.42. analisis Pencahayaan pada vegetasi Sumber : Analisis Penulis

Page 36: Yanto skripsi BAB IV

- Tipe Lampu pada Vegatasi

- Pencahayaan pada Air

Gambar 4.46. analisis Pencahayaan Pada air Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4.44. Tipe lampu Ground Sumber : Materi lighting design

Gambar 4.45. Tipe lampu ProjectorSumber : Materi lighting design

Gambar 4.43.Usulan desain pada vegetasi Sumber : Materia Lighting design

Page 37: Yanto skripsi BAB IV

- Tipe lampu pada Air

- Pencahayaan sebagai pengarah sirkulasi

Selain vegetasi cahaya juga dapat sebagai pengarah baik

dalam interior dan eksterior dari sebuah bangunan.

Gambar 4.47. usulan pancahayaan pada AirSumber : Analisis Penulis

Gambar 4.48 Lampu underwaterSumber : www.Atlanticfountians.com

Page 38: Yanto skripsi BAB IV

- Tipe lampu pada pangarah pencahayaan

Gambar 4.51. Tipe lampu WallwasherSumber : Materi lighting design

Gambar 4.49. analisis Pencahayaan Sebagai pengarah sirkulasi Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4.50. usulan Pencahayaan Sebagai pengarah sirkulasiSumber : Materi lighting design

Page 39: Yanto skripsi BAB IV

- Interior

Dalam pencahayaan pada interior sangat mempengaruhi dari aktivitas

kegiatan dan fungsi dari bangunan. pencahayaan interior dapat

memberikan suasana yang berbeda di dalam ruangan. Pada pencahayaan

pada lobby dan resto merupakan kegiatan publik sehingga harus dibuat

untuk menarik pengunjung.

- Kamar Hotel

Dari gambar diatas dapat dilihat pencahayaan pada kamar. Kamar

merupakan ruang privat sehingga pencahayaan pada kamar ekskulusif, hal

ini dikarenakan fungsi kamar yang membutuhkan ketenangan dan

kenyamanan.

- Tipe lampu pada kamar

Gambar 4.53. Analisis pencahayaan pada kamarSumber : Analisis Penulis

Gambar 4.54. Usulan pencahayaan kamarSumber : Accorhotel. com

Gambar 4.52..Tipe lampu DownlightSumber : Materi lighting design

Page 40: Yanto skripsi BAB IV

- Restaurant

Restauran merupakan ruang publik sehingga dapat diakses oleh

pengelolah dan pengunjung sehingga pencahayaan pada restaurant

dibuat secara atraktif dan konsep pencahayaan pada restaurant

adalah ceria.

Gambar 4.55. Lampu up-down lightSumber : www.erco.com

Gambar 4.56. Lampu HologenSumber : Materi Lighting design

Gambar 4.57. Jenis lampu DownlightSumber : Materi lighting design

Page 41: Yanto skripsi BAB IV

-

- Tipe lampu pada restaurant

- Lobby

Pencahayaan dari lobby hotel lebih bersifat open/ terbuka, hal ini

dikarenakan lobby hotel merupakan ruang publik yang dapat di akses

oleh semua orang dan lobby juga untuk menarik pengunjung.

Gambar 4.58. Analisis pencahayaan pada RestaurantSumber : Analisis penulis

Gambar 4.59.Usulan Pencahayaan pada RestaurantSumber : Analisi penulis

Gambar 4.60. Lampu SpotlightSumber : www. Erco.com

Gambar 4.62. lampu Cylinder pendent down-lightSumber : www.erco.com

Gambar 4.61. lampu StarpointSumber : www.erco.com

Gambar 4.63. lampu Trion Ceiling washlightSumber : www.erco.com

Page 42: Yanto skripsi BAB IV

- TIpe lampu pada Lobby

Gambar 4.64. Analisis pencahayaan pada LobbySumber : Analisis penulis

Gambar 4.65. Usulan Pencahayaan pada LobbySumber : Analisis Penulis

Gambar 4.66. Lampu wallwasherSumber : Materi lighting design

Page 43: Yanto skripsi BAB IV

4.11. Penghawaan

Penghawaan pada bangunan memaksimalkan penghawaan alami, dan

pada kondisi tertentu menggunakan bantuan peralatan mekanis secara

terbatas untuk alasan penghematan energi.

Dalam kaitannya dengan bangunan hotel, maka penghawaan alami

diusahakan untuk dapat menciptakan kenyamanan thermal dalam ruangan

(antara 18°C-26°C), dengan cara membuat bukaan-bukaan pada dinding

minimal 20%-50% luas bangunan dengan sistem ventilasi silang (cross

ventilation).

4.11 Sistem Struktur

Dari bentuk dan banyaknya lantai pada usulan gubahan massa dalam hotel

ini maka struktur yang digunakan bangunan hotel ini adalah sistem struktur

bangunan tinggi,

Gambar 4.67. Lampu SpotlightSumber : www. Erco.com

Gambar 4.69. Gubahan massaSumber : Analisis pribadi

Gambar 4.70. struktur bangunan tinggiSumber : Sistem bangunan tinggi

Gambar 4.68. Lampu Down lightSumber : Materi lighting design

Page 44: Yanto skripsi BAB IV

Selain itu untuk pertemuan antara bangunan yang rendah dengan

bangunan tinggi pada bangunan ini, maka dilatasi yang cocok untuk bangunan ini

adalah delatasi pada kolom.

Dalam suatu bangunan terdapat beberapa elemen pembentuk struktur

demikian pula dengan bangunan hotel bintang 4 tersebut antara lain:

4.11.1. Pondasi

Dari topografi (bab 2) maka sebagian besar tanah diPalembang

adalah daerah rawa/ tanah lembung, sehingga pondasi yang cocok

digunakan adalah pondasi footplat,pondasi tiang pancang

4.11.2. Dinding

Gambar 4.71. Dilatasi pada bangunanSumber : Analisi Penulis

Gambar 4.72. Dilatasi Kolom Sumber : Analisi Penulis

Gambar 4.73. Pondasi FootPlat dan Tiamg pancangSumber : Analisis penulis

Kolom

m

Pondasi Footplat

Page 45: Yanto skripsi BAB IV

Dinding mempunyai fungsi utama sebagai pelindung ruang dan

pembatas ruang serta pemikul beban. Material dinding berbeda sesuai

dengan fungsi ruanganya.

- Dinding pada bagian kamar dari bangunan ini mengunakan

dinding kedap suara, untuk mengurangi kebisingan dari luar.

- Kantor pengelolah dan serice pengelolah mengunakan dinding

permanen dan memiliki ketertutupan maksimal

- Dinding pada basement dari bangunan ini mengunakan dinding

penahan tahah ( Shear wall)

4.11.3. Lantai

Material untuk lantai bangunan disuaikan dengan peruntukannya,

menggunakan bahan yang tidak licin serta memiliki warna gelap sehingga

tidak dapat memantulkan cahaya dalam jumlah besar.

Gambar 4.75.Beberapa Contoh Warna dan

Material Lantai yang Akan Digunakan

Gambar 4. 74 : dinding Kedap Suara

Sumber : Data Pribadi

Keramik(Corak Granit)

Keramik Corak(Biru Tua)

Keramik Corak(Krem)

Keramik(Corak Marmer)

Page 46: Yanto skripsi BAB IV

Sumber: Analisis Penulis

4.11.4. Struktur Atap

Kuda- Kuda Kayu

Kelebihan Kekurangan

- Bisa diekspose

- Pekerjaan lebih mudah

- Bahan dasar mudah diperoleh

- Untuk bentang pendek

- Tidak tahan api, rayap, dan

air

- Hanya untuk bentang pendek

- Struktur tidak homogen,

kekuatan tiap titik beda.

Kuda-kuda Baja

Kelebihan Kekurangan

- Cocok untuk bentang lebar

- Struktur homogen

- Mudah di bongkar pasang

- Tidak tahan korosi

- Perawatan agak sulit dan

mahal

Kuda- kuda beton bertulang

Kelebihan Kekurangan

- Fleksibel terhadap bentang

- Pemeiliharaan mudah

- Tahan api dan korosi

- Beban konstruksi berat

- Tidak dapat dibongkar pasang

- Cocok untuk bangunan modern

Berdasarkan kriteria struktur atap di atas maka , Struktur yang cocok

pada bagian atap bangunan ini adalah struktur beton bertulang dan struktur

rangka atap

Gambar 4.76 Atap kuda-kuda baja

Sumber : Data PribadiGambar 4.77. Beton bertulang

Data Pribadi

Page 47: Yanto skripsi BAB IV

4.11. Sistem Utilitas

Pada Hotel bintang 4 ini sistem utilitas dipakai guna mendukung semua

kegiatan yang ada pada bangunan. Sistem utilitas meliputi Perancangan Instalasi

Listrik, ,

Sistem Pemadam Kebakaran, Sistem Distribusi Air Bersih, Sistem

Telekomunikasi, Sistem penangkal Penghawaan buatan ( AC) dan Sistem

Pembuangan Sampah

4.11.1 Instalasi Listrik

Energi listrik pada bangunan ini berasal dari tiga sumber, yaitu, PLN, dan

Generator Set. sedangkan energi listrik dari PLN disalurkan ke Main Distribution

Panel (MDP) yang terdapat dapat Ruang Mekanikal/Elektrikal (ME), kemudian

distribusikan ke masing-masing Distribution Panel (DP) yang ditempatkan pada

masing-masing ruang-ruang yang ada.

Shaft

Page 48: Yanto skripsi BAB IV

4.11.2 Sistem Pemadam Kebakaran

Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api

yang tidak terkendali, sehingga dapat mengancam keselamatan manusia

maupu harta benda. Pada hotel bintang 4 ini, terdapat beberapa sistem dalam

mengatasi bahaya kebakaran yang meliputi deteksi awal panas serta asap dan

sistem pemadaman api, sistem ini diletakkan di area-area yang rawan

terjadinya kebakaran. Sistem deteksi bahaya kebakaran digunakan untuk

mendeteksi sejak dini adanya bahaya kebakaran berupa panas dan asap.

Sistem ini terdiri atas :

1. Deteksi panas (heat detector), deteksi ini dapat membedakan

kenaikan temperatur (panas) yang terjadi didalam ruangan, sebagai

deteksi awal bahaya kebakaran.

2. Deteksi asap (smoke detector), deteksi yang mengirimkan sinyal

awal bahaya kebakaran jika terjadi adanya peningkatan asap dalam

suatu ruangan.

Sistem pemadam kebakaran dapat disediakan dari dalam dan luar bangunan.

Sistem pemadaman diluar bangunan dapat dilakukan dengan hydran luar

dengan jarak ±50 m. Pada bangunan ini selain sistem pemadaman kebakaran

luar bangunan juga menggunakan sistem pemadaman kebakaran dalam

Skema.4.12. Jaringan instalasis listrik secara vertikal

Sumber : Analisis Penulis

MDP

GENERATOR SET

DP RUANG-RUANGMEE P L N

Gambar 6.78. Jaringan instalasi listrik secara vertical

Sumber : Analisis Penulis

Page 49: Yanto skripsi BAB IV

bangunan pada unit-unit bangunan tertentu yang terdiri atas Stand Pipe system

dan Sprinkler system.

skema. 4 . 13 Cara Kerja (operasional) Pemadam Instalasi Tetap

Sistem Semi Otomatis Sistem Otomatis

Alat Deteksi

Api

Panel Alarm

Manusia

Sistem Start

Alat Pemadam Aktif

Api

Alat Deteksi

Panel Alarm

Sistem Start

Alat Pemadam Aktif

Gambar 4.79.Jaringan Fire Protection secara vertikalSumber : anlisis Penullis

Shaft

Bak penampungan

Pompa air

Meteran

Detektor asap dan panas

Page 50: Yanto skripsi BAB IV

Sumber : analisis Penulis

4.11.3 Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi dimaksudkan untuk menujang kegiatan operasional dan

pelayanan hotel.Sistem komunikasi terdiri dari fasilitas berupa:

Telepon tiga saluran, yaitu lokal, interlokal dan internasional

Telepon dalam/ internal, jumlah minimal saluran telepon adalah sesuai

dengan jumlah kamar

PABX, telex, sentral video, sental radio,musik pengiring, sentral panging

system termasuk cal-cal.

4.11.4 Sistem Sanitasi

Jaringan sanitasi terdiri dari jaringan air bersih dan air kotor serta pengelolaan

sampah.Jaringan air bersih berasal dari air tanah dan PDAM, yang didistribusikan

melalui bantuan pipa

Shaft

Pompa Air

Page 51: Yanto skripsi BAB IV

Jaringan air kotor yang didalamnya termasuk limbah cair, padat, dan air hujan.

Pembuangan air kotor dan tinja dilakukan dengan menggunakan sistem sumur

peresapan dan septictank

Gambar 4.81 : Jaringan air kotor Secara vertikalSumber : anlisis Penullis

Gambar 4.80 : Jaringan air Bersih Secara vertikal

Sumber : Analisis Penulis

Limbah Padat

Limbah Cair

Air Hujan

SepticTank

SumurPeresapan

RiolKota

Skema 4.14 Pengelolaan Air Kotor

Sumber: Analisis Penulis

Memanfaatkan Gravitasi Bumi

Pompa

Air Tanah/PDAM

Ground Water Tank

Roof Water Tank

Distribusi keMasing-masing Unit

Page 52: Yanto skripsi BAB IV

4.11.5 Sistem Penangkal Petir

Untuk menangani ganguan loncatan listrik pada waktu hujan, maka pada

bangunan ini juga menggunakan instalasi penangkal petir dimana terdiri atas

sistem dengan komponen-komponennya yang berfungsi untuk menangkap petir

dan menyalurkannya ke tanah, sehingga semua bagian dari bangunan beserta

isinya terhindar dari bahaya sembaran petir. Pada bangunan hotel resort bintang 4

ini penangkal petir dipasang pada bangunan yang letaknya paling tinggi.. Jarak

antar penangkal petir ditentukan berdasarkan tinggi elektroda vertikal yang

membentuk sudut 30°, Sistem penangkal petir umumnya terdiri atas :

1. Penghantar diatas atap, ialah penghantar yang dipasang diatas atap sebagai

penangkap petir, berupa elektroda logam yang dipasang tegak dan elektroda

logam yang dipasang mendatar.

2. Penghantar pada dinding, sebagai penyalur arus petir ketanah yang terbuat

dari tembaga, baja galvanish atau aluminium.

3. Elektroda-elektroda tanah, antara lain :

Elektroda pita (strip), yang ditanam minimum 0,5-1 m dari permukaan

tanah.

Elektroda batang, dari pipa atau besi baja profil yang dipancangkan

tegak lurus dalam tanah sedalam ±2 m.

Elektroda pelat, ditanam minimum 50 cm dari permukaan tanah.

Skema 4.15.Pengelolaan Air Kotor

Sumber: Analisis Penulis

Page 53: Yanto skripsi BAB IV

4.11.6 Sistem Pengkondisiaan udara ( AC)

Pengkondisian udara hotel bitang empat mengunakan pengkondisian udara /

penghawaan buatan yaitu Air Conditioner (AC), hal ini menginagt kualitas

udara dan tingkat temperature pusat kota.

Gambar 4.82. Jaringan Penangkal petirSumber : analisi Penulis

Gambar 4.83: penangkal petir

Sumber: Data Pribadi

Page 54: Yanto skripsi BAB IV

4.11.7 Sistem Pembuangan Sampah

Sampah yang dihasilkan berupa sampah basah maupun sampah kering

(plastik, kertas, botol minuman, sisa makanan dan lain sebagainya) ditangani

dengan cara menyediakan tempat-tempat sampah pada lokasi, untuk kemudian

diangkut ke tempat pembuangan sampah sementara kemudian diangkut ke tempat

pembuangan akhir (TPA).

Skema 4.17.Pengelolaan Sampah

Sumber: Analisis Penulis

Gambar 4.84: Jaringan AC secara vertikalSumber : Analisis Penulis

Bak SampahTempat

Pembuangan Sampah

Sementara

Truk Pengangkut

Sampah

TPA

Skema 4.16.jariangan acSumber : Analisis penulis

Distribusi ke

Masing-masing Unit

Pompa AirCondesor Compresor

Cooling Tower AHU