Yanto skripsi BAB IV
Transcript of Yanto skripsi BAB IV
BAB 4
ANALISIS MENUJU KONSEP PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN ULANG HOTEL KING PLACE
4.1 Lokasi
Lokasi hotel king place terletak di kawasan perdagangan yaitu di sepanjang jalan
Kolonel Atmo yang merupakan pusat kota Palembang. Selain itu hotel king place ini
banyak terdapat bangunan perbankkan, pertokoan dan rumah tinggal.
Pencapaian ke lokasi ini dapat dilakukan dengan kendaraan pribadi roda dua
maupun roda empat, ataupun dengan kendaraan umum, yaitu ojek, dan bus. Jalur-
jalur bus yang melewati kawasan ini.
Luas site adalah 15.950m2 dengan batas-batas site sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Pertokoan /ruko
b. Sebelah timur berbatasan dengan Puskesmas
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Jl. Letnan Sayuti
d. Sebelah barat berbatasan dengan Toko Buku Gramedia
Gambar 4.1: Site
Sumber :Dinas Tata Kota Palembang
U
SITE
4.2 Kondisi Sekitar Site
Site yang memiliki luas 15.950m2 ini merupakan site yang terletak ditengah kota.
Fungsi bangunan yang ada pada sekitar site adalah pertokoan, perbankan dan
pemerintahan. Dilihat dari bentuk bangunan, Kebanyakan bangunan yang berada di
site merupakan bangunan ruko. Jumlah lantai pada sekitar site, lebih dari 2 lantai.
Adapun peraturan-peraturan pemerintah tentang bangunan :
a. Koefisien dasar bangunan (KDB) : 85%
b. Garis sempadan bangunan (GSB) : 50 m
c. Tinggi bangunan : ≥ 40 m
d. Koefisien Luas Bangunan (KLB) : 4,1m
Gambar 4.2 : Bangunan sekitar site
Sumber :Data pribadi
SITE
4.3 Analisis dan pendekatan Terhadap Site
4.3.1. Analisis terhadap Site
View terhadap Site
Cahaya dan Angin
Gambar 4.4: Arah cahaya dan AnginSumber : Analisis Penulis
Gambar 4.3: View terhadap SiteSumber : Analisis Penulis
U
U
4.3.2Pendekatan Terhadap Site
Sirkulasi pada Tapak
Penataan Vegetasi Pada Site
4.4. Analisis Tuntuan Ruang dan Besaran Ruang
4.4.1 Analisis kelompok Pelaku dan kegiatan dalam Hotel Bintang 4
a. Macam pelaku
1. Tamu menginap
Gambar 4.5: sirkulasi pada tapakSumber : Anlisis penulis
Keterangan
Kendaraan Tamu yang
menginap dan pengelolah
Kendaraan service/barang
Kendaraan yang mengantar
Pejalan kaki umum
Gambar 4.6 : Penataan vegetasi pada tapakSumber : Anlisis penulis
U
U
2. Tamu yang tidak menginap dan membership
3. Pengelola dan karyawan
b. Kegitan Pelaku
Secara garis besar aktivitas pelaku pada hotel berbintang empat dapat di
bedakan menjadi dua yaitu:
Tamu yang menginap
- Check in dan check out
- Mengunakan fasilitas hotel : makan, minum, olahraga
- Sesuai dengan tujuan misal : wisata, bisnis, pernikahan, konferensi,
pernikahan, seminar, dll
- Melihat dan membeli kerajian sebagai cendara mata
Tamu yang tidak menginap dan membership
- Mendaftar ke resepsionis atau salah satu fasilitas
- Menggunakan restaurant, bar, fasilitas olahraga dan ruang serb
guna
Kegiatan pengelola dan karyawan
Kegiatan yang berkaitan dengan kelangsungan kegitan hotel dengan
melibatkan seluluh pengelolah dan karyawan hotel.
Kegiatan pelayanan
Melayani kebutuhan para tamu seperti mengankat barang-barang tamu,
mencuci pakaian, menyetrika, mempersiapkan makan dan minum,
membersihkan perabotan dsb.
Kegiatan pengunjuang hotel
Kegiatan ini dilakukan oleh pihak dari luar hotel tetapi berada didalam
lingkungan hotel seperti: souvernir shop, money changer,biro perjalanan.
c. Alur Kegiatan pelaku
Kegiatan tamu menginap
Kegiatan yang bersifatnya khusus dan memilliki tingkat kenyamanan dan
keamanan yang tinggi bagi pelakunya seperti makan dan minum,
berolahraga, serta menikmati pertunjukan yang ada di hotel
Tamu memesan kamar hotel
Penerimaan/ receptionist
KoridorTangga/ lift Ruang tidur
Tamu
meninggalkan
hotel
Sirkulasi tamu
Administrasi
Kasir
FasilitasLobbyRestaurant, barMeetingolahraga
Skema 4.1. Alur kegiatan tamu hotelSumber : Analisi Penulis
Kegiatan tamu yang tidak menginap dan membership khusus
Kegiatan yang dilakukan oleh tamu yang tidak menginap meliputi kegaitan
olah raga, makan dan minum serta fasilitas ruang serbaguna.
Kegiatan Pelayanan (Service)
Meliputi Kegiatan karyawan dan staff dalam pengelola, administrasi,
pelayanan maupun pemeliharanan bangunan. Pelayanan mempunyai pintu masuk
tersendiri sehingga tidak menggangu kegiatan lainnya.
Datang/
Pulang
Ruang Presensi
Ruang kerjaHallFront deksRestaurantBar & dll
Ruang ganti
Skema 4.3. Alur kegiatan pelayanan ( service) Bagian depan HotelSumber : Analisi penulis
Mekanikal
dan Eletrikal
Housekeeping
Dapur besarMasakMeraciMenata
Restaurant
Bar
Coffee
shop
Datang/
Pulang
Ruang Absen
LaundryMencuciMenjemurSetrika
Kamar hotel
Publik Area
Dapur Bershi
(pantry)MenataMenhidangkan
Room service Kamar hotel
Skema 4.4. Alur kegiatan Pelayanan (Service) Bagain belakang hotelSumber : Analisi penulis
Skema 4.2. Alur kegiatan tamu yang tdak menginap dan membership khususSumber : Analisi penulis
Tamu
Datang
Penerimaan/ receptionist Sirkulasi
tamu
FasilitasRestaurant, barMeetingOlahragadll
Kegiatan pengelola
Dari pola dan perilaku kegiatan yang terjadi, maka diperoleh pengelompokan
ruang yaitu :
1. Kegiatan umum
2. Kegiatan makan dan minum
3. Kegiatan hiburan dan rekreasi
4. Kegiatan menginap
5. Kegiatan Pelayanan
d. Karakter pelaku
Sifat kegiatan pelaku yang berlangsung didalam hotel dapat ditinjua dari dua
sudut, yaitu tingkat privat dan tingkat kebisingan dan suasana ruang
1. Tingkat privacy
- Publik meliputi kegiatan yang di lakukan para tamu hotel yang menginap
maupun yang tidak menginap atau memanfaatkan jasa hotel
Masuk /
PulangKantor Kontrol hotel
Skema 4.5 Alur Kegiatan pengelola hotelSumber : Analisi penulis
- Semi publik meliputi kegiatan yang bersifat rekreasi
- Privat meliputi kegiatan ruang hunian, pelayanan, dan pengelolah
- Service meliputi kegiatan yang bersifat pada pelayanan
2. Tingkat kebisingan kegiatan
- Bising atau sibuk meliputi yang dilakukan oleh tamu hotel dan kegiatan
pelayanan
- Sedang meliputi kegiatan keramaian khusus dan kegiatan pelengkap
- Tenang meliputi kegiatan intern hotel
3. Menurut suasana ruang
- Terbuka meliputi kegiatan fasilitas olahraga
- Semi tertutup meliputi kegiatan di area parker
- Tertutup meliputi kegiatan intern hotel
4.4.2 Analisis Kebutuhan Ruang Dan Pola Hubungan Ruang
a . Analisis kebutuhan ruang
Kebutuhan ruang hotel diperoleh dari pendekatan kegiatan/aktivitas yang
terjadi. serta ketentuan dari Dirjan Pariwisata mengenai klasifikasi hotel
berbintang empat:
- Kelompok Kegiatan Umum
a. Front Office
b. Lobby
c. Rental room
d. Public telephone
e. Lounge
f. Lavatory
g. Area parkir
- Kelompok Kegiatan Makan dan Minum
a. Coffe Shop /Restaurant
b. Bar
c. Special restaurant
d. Dapur utama dan dapur tambahan
- Kelompok Kegiatan Hiburan dan Rekreasi
a. Kolam renang
b. Ruang billiard
c. Massege
d. Biliard
e. Senam
f. Fitness centre
g. Taman bermain anak
h. Sauna
- Kelompok Kegiatan Tamu yang Menginap
a. Ruang tidur dengan tipe:
- Standard room (single dan double bed)
- Suite room
- Delux room
b. Kamar mandi dan WC
- Kelompok Kegiatan Tamu yang Tidak Menginap
a. Ruang serbaguna
b. Restaurant, coffee shop dan bar
c. Lapangan tenis
d. Ruang rapat dan pertemuan
e. Kolam renang beserta penunjangnya
f. Fitness centre
- Kelompok Kegiatan Pengelola
a. Ruang manager dan secretary
b. Food and beverage service
c. Ruang security, rapat dan arsip
d. Ruang akuntan dan personalia
e. Lavatory
- Kelompok Kegiatan Pelayanan
a. Housekeeping
Skema 4.6 : Pola hubungan ruang tamu hotelSumber : analisis penulis
Front Office
Kamar tidur
Restaurant
Bar & coffee shop
Lounge
LavatoryMinor departmentRuang serba guna
Poliklinik
Mainentrance
Area parkir
Lobby hotel
- Linen room
- Ruang laundry
b. Ruang karyawan
- Ruang karyawan, ruang istirahat, ruang ibadah dan locker
- Lavatory untuk pria dan wanita
- Dapur umum yang dilengkapi dengan gudang basah dan kering
c. Engineering office
- Maintenance atau pemeliharaan
- Ruang kontrol
- Room service
- Ruang penerima barang
- Garbage room
- Gudang furniture and workshop
- Room boy station
- Ruang loading atau unloading
b. Pola Hubungan Ruang
1. Dasar pertimanbangan pola hubungan ruang
Pola hugungan ruang terjadi pada hubuang kegiatan yang diwadahi oleh ruang
tersebut, hubungan ini memiliki kegaitan yang berbeda tergantungdari
frekuensi kegiatan dan keterkaitan fungsi ( sirkulasi yang harus di penuhi )
Dengan demikian hubungan ruang dapt dikategorikan sebagai berikut:
- Hubungan langsung adalah hubungan yang dapat dilakukan tanpa
melalui hambatan karean tuntutan terkaitan fungsi dan frekuensi
kegiatan
- Hubungan tidak lansung adalah hubungan yang terjadi dengan melalui
kegiatan lain yang berhubungan langsung dengan kegiatan
- Tidak berhubungan adalah keadaanyang terjadi bila kegiatan satu
dengan lainnya tidak ada keterkaitan fungsi.
2. Pola hubungan ruang
Pola hubungan ruang dibedakan atas pelaku
- Tamu hotel
- Staff atau pengelola
- Karyawan
Entrance Parkir Timekeeper
Ruang
kantor / kerja
Administrasi
Ruang –ruang
penyimpananSkema 4.7 : Pola hubungan ruang pengelola
Sumber : analisis penulis
EntranceParkir
KaryawanTimekeeper
Locker
Administrasi
Ruang umum
Ruang layanan
Skema 4.8 : Pola hubungan ruang karyawanSumber : analisis penulis
- Barang
4.4.3 Analisis Standart dan Besaran Ruang
Besaran ruang disesuaikan dengan volume ruang atau jumlah pengguna,
persyaratan fisik manusia dan sirkulasi dalam ruang. Besaran ruang diperoleh dari
jumlah pengunjung dan analisis sesuai standar literatur.
Tabel 4.1
Kebutuhan dan Besaran Ruang
Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok
Kegiatan
Jumlah
Standart
(m²)
Sirkulasi
(%)
Luas
(m²)
Front of the
house
1. Lobby dan Loungea. Lobby
b. Lounge
Kegiatan
Umum 260 orang(asm)
100 orang (asm)
1,3
1,3
30
260,0
130,0
2. Lavatorya. Laki-laki
- Urinoir
- WC
- Wastafel
b. Wanita
- WC
- Wastafel
4 buah
2 buah
2 buah
2 buah
2 buah
1,3
3,0
1,5
3,0
1,5
5,2
6,0
3,0
6,0
3,0
3. Rental Room
a Money Changer.
b. Mini Market
c. Travel Agency
d. Souvenir shop
e. Bussiness center
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
40,0
40,0
40,0
40,0
40,0
4. Front office 0.5 100
Penunjang 5. Area Parkir (asm)
Service
entrance
Ruang
penerimaan
Barang
Gudang pelayanan
Gudang dapur
Gudang bengkel
Skema 4.9 : Pola hubungan ruang BarangSumber : analisis penulis
- Mobil
- Motor
- Bus
80 buah
100 buah
2 buah
12,0
0,75
50,0
960,0
75,0
100,0
Besaran ruang = 1901,4
Jadi total besaran kegiatan umum adalah = 1901,4 + Sirkulasi 30% = 2471,8
Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok
Kegiatan
Jumlah
Standart
(m²)
Sirkulasi
(%)
Luas
(m²)
Front of the
house
1. Restaurant Kegiatan
Makan dan
Minum
150 orang (asm) 2,0 30 300
2. Bar 100 orang (asm) 1,7 170
3. Coffe Shop
80 orang (asm) 1,7 136
4.spesial Restaurant 50orang (asm) 2,0 100
5. Ruang makan tambahan 1,3 60
Besaran ruang = 766
Jadi total besaran kegiatan makan dan minum adalah = 766 + Sirkulasi 30% = 995.8
Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok
Kegiatan
Jumlah
Standart
(m²)
Sirkulasi
(%)
Luas
(m²)
Front of the
house
Indoor Kegiatan
Hiburan dan
Rekreasi
1. Fitness Centre
2. Sauna
3. message
4. Senam
5. Billiard
6.jaqucci
7. Ruang ganti
80 orang (asm)
20 orang (asm)
40 orang (asm)
20 orang (asm)
20 Meja (asm)
20 orang (asm)
20 orang (asm)
2,0
2,0
1.5
2,0
2,0
0,8
0,8
30% 160,0
40,0
60,0
40,0
40,0
16,0
16,0
8. Kamar mandi 0,8 16,0
Besaran ruang = 392,0
Jadi total besaran ruang indoor adalah = 372,0 + Sirkulasi 30% = 509,6
Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok
Kegiatan
Jumlah
Standart
(m²)
Sirkulasi
(%)
Luas
(m²)
Penunjang Outdoor Kegiatan
Hiburan dan
Rekreasi
30
1. Taman Bermain 80,0
2. Kolam Renang
a. Kolam Renang
b. Ruang ganti
c. Kamar Mandi/ WC
80 orang (asm)
20 orang
20 orang
6,0
0,8
0,8
480,0
16,0
16,0
Besaran ruang = 512,0
Jadi total besaran ruang outdoor adalah = 472,0 + Sirkulasi 30% = 665,6
Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok
Kegiatan
Jumlah
Standart
(m²)
Sirkulasi
(%)
Luas
(m²)
Front of the
house
1. Ruang Tidura. Standart Room
- Single Bed
-Double bed
b. Delux room
c. Suite Room
Kegiatan
Menginap 106
63
43
15
8
24,0
30,0
36,0
48,0
30
1512,0
1204,0
540,0
384,0
Besaran ruang = 3640,0
Jadi total besaran kegiatan menginap adalah = 3640,0+ Sirkulasi 30% = 4732,0
Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok
Kegiatan
Jumlah
Standart
(m²)
Sirkulasi
(%)
Luas
(m²)
Front of the
house
1.Ruang serba guna,
Bangquette,hall kapasitas
a. Ruang pentas
b. KM/WC
c.ruang Sound
d.Gudang Perabotan
Kegiatan
Khusus
200 orang
(asm)
1,3
2,0
0,3
2,0
2,0
30% 650,0
60,0
6,0
20,0
250,0
2. Ruang rapat
a. Kapsitas 100 kursi
b. Kapasitas 50 kursi
150( asm)
1,3
1,3
65
65
3. Lavatory
Besaran ruang = 1116
Jadi total besaran kegiatan pelayanan adalah = 1116 + Sirkulasi 30% = 1450.8
Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok
Kegiatan
Jumlah
Standart
(m²)
Sirkulasi
(%)
Luas
(m²)
Front of the
house
Pengelola Kegiatan
Pelayanan
30%
1. General manager 2,0 16
2. Asisten manager 2,0 20
3. Front Office (manager dan sfaff)
0,3 60
4. Executive housekeeper(manager dan Staff)
0,3 60
5. Marketing and sales
( manager dan staff)
0,3
60
4. Accounting 0fficee
( manager dan staff)
0,3
60
5. Personalia Manager
(manager dan staff)
0,4 80
6. Food and beverage
(manager dan staff
0,3 60
7. Chief Engineering
Manager
(manager dan staff
0,4
80
8. Ruang rapat 0.25 124
Besaran ruang = 620
Jadi total besaran kegiatan pelayanan adalah = 620,0 + Sirkulasi 30% = 806
Service
1. Room boy station Kegiatan
Pelayanan
0,7 30% 70
Back of the
house
2. Persiapan Makan a. Dapur Utama
b. Dapur Banquet
c. Gudang Minuman
36 kamar
36 kamar
0,948
0,948
33,2
33,2
3. Ruang Penerimaan barang
a. Ruang pemeriksaan
b. Ruang Bongkar
0.5/ 100
4. Gudang Penyimpanana. Gudang
0.5 100
b. Ruang Pendingin
5. Laundry and linena. ruang cuci
b. ruang setrika
c.Gudang
0.5 140
6. Area Karyawan
a. Ruang Makan
b. Ruang Ganti
c. Ruang istirahat
d. KM/ WC
1,1 220
6. Mushola
a. Ruang sholat
b. Ruang Wudhu
20 orang
20 orang
1,0
1,0
20,0
20,0
7. Ruang ME 1 buah 200
Besaran ruang = 936,4
Jadi total besaran kegiatan pelayanan adalah = 936,4 + Sirkulasi 30% = 1217,32
Sumber: Analisis Pribadi
Dari hasil anlisisi kebutuhan ruang, maka pada pengembangan hotel secara
vertikal ini maka bangunan yang akan direncanakan sesuai dengan KDB yang berlaku
adalah 80%,yaitu 8 lantai.
4.4.4.Total Luas & Koefisien Dasar Bangunan
Berdasarkan hasil perhitungan dari seluruh kebutuhan dan besaran ruang
maka dapat diperoleh total luas keseluruhan sebagai berikut:
Tabel 4.2
Total Luas Tiap Zona & Koefisien Dasar Bangunan
Zona Ruang Luas Total (m2)
Front of the house 11,794
Back of the house 464,7
Total luas keseluruhan 12.258,7
Luas site 15.950m2
Koefisien Dasar Bangunan 85% 80% x 15.950= 12.760
Sumber: Analisis Penulis
4.5 . Analisis Penzoningan
Skema. 4.10.Zoning Pembagian Ruang
Sumber: Analisis Penulis
Tabel 4.3. Analisis Kriteria Penzoningan
No Zona Jenis Kegiatan Jenis Ruang Kriteria letak ruang
1. Front of the
house
Kegiatan Menginap Kamar tidur Berada pada bagian
depan bangunan
sehingga mudah
dilihat.
Merupakan view
utama untuk menarik
pengunjung.
Mudah diakses dari
jalan utama dan akses
cepat serta langsung
ke dalam bangunan.
Pelayanan Lobby
Lavatory
Pelayanan
Pelayanan Ruang administrasi
Ruang direktur
Ruang sekretaris
Pelayanan Front office
Makan dan minum Restaurant dan Lounge
Makan dan minum Bar
Laundry
Ruang cuci
Mudah terlihat dan
diakses dari ruang
Bintang IV
Front of the house
Lobby Lounge Lavatory Rental RoomFunction RoomPrefunction RoomRestaurantBar Coffe ShopOpen RestaurantFitness CentreSauna Ruang Tidur
Standard RoomSuite Room
Ruang Pengelola
Back of the house
Persiapan MakanRuang Penerimaan barangGudang PenyimpananHouse KeepingArea KaryawanMushola Ruang ME
Penunjang
Area Parkir Taman Kolam Renang
2. Back of the
house
Pelayanan Ruang strika Ruang linen Ruang jahit.
utama, karena
bangunan ini
sebagai fasilitas
pelengkap layanan
utama .
Mudah mengakses
dan mengontrol
kegiatan di ruang
utama.
Butuh ketenangan
dalam bekerja
Pelayanan
Persiapan makan
Dapur utama Dapur banquet Gudang minuman
Pelayanan
Penerimaan dan
penyimpanan
Loading dock Gudang
Pelayanan
Ruang mekanik
Ruang panel Ruang mesin
Sumber : Analisis penulis
Berdasarkan analisis penzoningan di atas, maka didapat penzoningan sebagai berikut :
Maka penzoningan secara vertikal dari bangunan dengan mempertimbangkan
penzoningan diatas.
Keterangan :
Front of the house
Back of the house
Gambar 4.7 PenzoninganSumber : Analisis Penulis
U
Lantai besament 1& 2
Area parkirRuang MEE dan Utilitas
Lantai 1
Lobby,Resepsionis,Mini market,souvenir shop,dll
Lift ( Kegitan Umum) Restaurant
Lantai 2
R.pengelola R. serbaguna R.rapat
Lantai 3
Kolam renang ( Kegitan hiburan dan rekreasi )
R.Fitness, senam, massage ( Kegitan hiburan dan rekreasi )
Bar dan lounge ( Kegitan Makan & Minuman)
R.ganti
Lantai 4-6 ( tipikel)
Standart room Doubel room
Lantai 7 Dulex room suite room
4. 6. Analisis Gubahan Massa dan Bentuk Banguanan
4.6.1 Bentuk Bangunan
Keteranga :
Gambar 4.8 : Pezoningan secara vertikal
Sumber : Analisis Penulis
Berdasarkan gambar tersebut, bentuk massa bangunan merespon dari bentuk
site, merespon dari bentuk bangunan disekitar site serta mempertimbangkan view
bangunan, sehingga mempunyai kesalarasan atara bangunan disekitar site.
4.6.2 Gubahan Massa Bangunan
Gubahan massa bangunan ini merupakan bangunan tunggal. Hal ini karena
mempertimbangkan keterbatasan lahan dan kebutuhan ruang atau kamar yang
Gambar 4.10. Bentuk massa mengikuti grid site dan grid sekitar siteSumber : Analisis Penulis
Gambar 4.9 Bentuk massa mengikuti grid site dan grid sekitar siteSumber : Analisis Penulis
U
cukup besar serta memrespon dari skyline( garis bangunan) dari bagunan sekitar
site.
4.7 Orientasi Bangunan
Bangunan ini menghadap kejalan Kolonel Atmo dan Letnan Sayuti yang
merupakan jalan utama dan jalan sekunder yang merupakan jalan satu arah dari
bangunan ini sehingga memudahkan pengunjung langsung melihat ke arah site dan
mudah diakses dari sirkulasi jalan.
Gambar 4.12. Gubahan massa bangunan Sumber : Analisis Penulis
Gambar 4.11 Gubahan massa bangunan mengikuti skyline bangunan sekitar Sumber : Analisis Penulis
Skyline
Dari hasil analisis diatas, yang meliputi zoning, bentuk massa, gubahan
massa orinetasi bangunan dan analisis site maka ide bangunan pada hotel ini
adalah :
4.8 Sirkulasi
4.8.1 Sirkulasi Luar Tapak
Gambar 4.13 : Orientasi bangunanSumber : Analisis Penulis
Keterangan :
Jl. Kolonel atmo
Jl. Letnan Sayuti
Gambar 4.14: Tampak Atas
Sumber : Analisis Penulis
Gambar 4.15. Tampak samping
Sumber : Analisis Penulis
Gambar 4.16 16Perspektif
Sumber : Analisis Penulis
Sirkulasi menuju site hotel ini merupakan sirkulasi satu arah. Merupakan jalan
Kolonel Atmo yang merupakan jalan utama dan jalan satu arah, jadi aksesibilitas
di jalan yang menuju site ramai dan padat. Sehingga pencapaian site hanya dapat
dilakukan melalui jln.Kolonel Atmo. Sedangkan untuk entrance dari kendaraan
melalui Jl.Letnan sayuti.
4.8.2 Sirkulasi Pejalan kaki di luar tapak
Gambar 4.17 :Sirkulasi di luar tapakSumber : Analisis penulis
Jl. Kolonel Atmo
Jl. Let.
Sayuti
Jl. Dempo
Keterangan Pejalan kaki
Gambar 4.18 :analisis Sirkulasi pejalan kaki di luar tapak
Sumber : Analisis penulis
U
U
4.8.3 Sirkulasi di dalam bangunan
Sirkulasi yang dimaksudkan dalam bagian ini adalah sirkulasi yang terjadi
pada hotel akibat aktivitas penghunian, yaitu :
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraan yang menginap dan pengelolah digabung pada jalur
yang sama. Jalan Kolonel Atmo merupakan jalan utama, dilalui oleh
semua jenis kendaraan dengan jalur 1 arah dan lebar 24 meter yang dapat
dilalui oleh 4 kendaraan. Jalur ini langsung mengakses ke lokasi hotel
bintang 4. Jalur parkir pada site diletakan pada bagian basement yang
berada dibelakang dari bangunan. Sedangkan jalan Letnan Sayuti yang
berada di samping kanan bangunan untuk kemudahaan aksesbilitas dari
kendaraan. Kendaraan yang masuk dari arah selatan kemudian kendaraan
yang keluar dari arah barat. Untuk tamu yang mengantar
Pola sirkulasi kendaraan Tamu yang menginap dan pengelola.
Gambar 4.19 : Sirkulasi pejalan kaki di luar tapakSumber : Analisis penulis
Keterangan Kendaraan tamu menginap dan pengelolah
Gambar 4.20. Analisis sirkulasi kendaraan Tamu menginap dan pengelolah
Sumber : Analisis Penulis
U
Pola sirkulasi kendaraan Tamu yang mengantar.
Untuk kendaraan tamu yang mengantar hanya mendroping tamu pada
enternce bangunan. keluar dan masuk untuk kendaraan yang mengantar
melalui jl. Kolonel Atmo.
Gambar 4.21 : Sirkulasi kendaraan tamu dan pengelolahSumber : Analisis Penulis
Gambar 4.22. Analisis Kendaraan tamu yang mengantarSumber : Analisis Penulis
KeteranganKendaraan tamu yang mengantar
U
Pola sirkulasi kendaraan pengangkut bahan makanan
Merupakan proses dari penerimaan barang sampai pada unit-unit
kegiatan dan ruang yang memerlukan (pendistribusian barang dari
workshop atau storage ke unit- unit pemakaian. Pada dasarnya pergerakan
barang (flow of traffic) didalam hotel tidak menggangu sirkulasi tamu
Sirkulasi barang keras yaitu barang-barang yang berhubungan
dangan gedung atau workshop seperti kursi, meja, tempat tidur, dsb.
Gambar 4.25. Sirkulasi Kendaraan bahan makanan Sumber : Analisis Penulis
Barang
Gambar 4.24 : Analisis sirkulasi kendaraan service/ barangSumber : Analisis Penulis
KeteranganKendaraan service/ barang
Gambar 4.23: sirkulasi Kendaraan tamu yang mengantarSumber : Analisis Penulis
U
Sirkulasi Linen atau linan
Merupakan proses kerja yang rutin dan terus menerus, terutama dari kamar tidur
sampai daerah service laundries dan flow sebaliknya dari laundries.
4.9 Vegetasi
4.9.1 Vegetasi Sebagai Peneduh
Vegetasi sebagai peneduh juga sekaligus dapat membantu menciptakan
kenyamanan thermal disekitarnya karena kemampuannya untuk menyerap panas serta
efek sejuk yang diciptakan oleh kerindangan pepohonannya. Selain pengadaan
vegetasi, hal lain yang
dapat membantu menciptakan kesejukan pada bangunan dan sekitarnya.
Sehingga jenis tanaman yang cocok untuk peneduh adalah jenis pohon ketapang.
Gambar 4.26. Anailisis Vegetasi sebagai penuduhSumber : Analisi Penulis
Peneduh
Bahan
Ruang penyimpanan Penyimpanan Linen
room
Laundries
Sistem dristribus
i
Housekeeper
Ruang tamu
Publik area
Skema 4.11.Sirkulasi LinenSumber : Hotel, Motel dan Condominium
U
4.9.2 Vegetasi sebagai Penayaring udara dan suara
Arah polusi suara dan bunyi berasal dari arah jalan Kolonel atmo sebagai
pusat lalu lintas kendaraan dan jalur umum masyarakat, dan juga pada jalan
letnan Sayuti sebagai jalan sekunder. Vegetasi dapat menyaring udara, air
secara teratur menguap dari dedaunan akan aktif membersihkan udara kotor
akibat polusi dan bahas kimia. Vegetasi juga menyerap karbondioksida dari
udara disekitarnya dan menghasilkan oksigen, sehingga udara yang diterima
oleh ruang dalam bangunan merupakan udara segar. Jenis vegetasi yang
digunakan utuk menyaring udara adalah Pohon cemara glodok.
6.002.50
Gambar 4.28 Vegetasi sebagai penuduh Manusia
Sumber : Analisi Penulis
Gambar 4.27. Vegetasi sebagai penuduh kendaraan
Sumber : Analisi Penulis
Gambar 4.26. vegetasi sebagai Viltrasi Polusi Suara
Sumber : Analisis Penulis
4.9.3.Vegetasi sebagai pembatas site.
Vegetasi dapat digunakan untuk mempertegas batasan antara site dengan
lingkungan sekitarnya dan sebagai elemen estetis bagi bangunan. Jenis
vegetasi yang digunakan adalah pohon palem.
Gambar 4.29. vegetasi sebagai Viltrasi Polusi Udara
Sumber : Analisis Penulis
U
Gambar 4.31. vegetasi sebagai Viltrasi Polusi Udara
Sumber : Analisis Penulis
Gambar 4.30. vegetasi sebagai Viltrasi Polusi Udara
Sumber : Analisis Penulis
Gambar 4.33. Vegetasi Sebagai Pembatas site
Sumber : Analisis Penulis
4.10. Anasisi Perancangan Pencahayaan
Unsur pencahayaan merupakan salah satu faktor dalam menciptakan
kenyamanan pada ruangan serta mendukung kegiatan yang berlangsung di
setiap ruangan.Untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada bangunan
harus memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut :
4.10.1 Pencahayaan Alami
- Arah jatuhnya sinar matahari.
- Waktu penyinaran yang terbatas ( antara pukul 06.00 – 18.00 )
- Efek penyinaran langsung terhadap kegiatan yang ada di dalam
ruangan.
- Pengaruh cuaca – cuaca yang akan timbul.
Gambar 4.32 Analisi Vegetasi sebagai pembatas site
Sumber : Analisi Penulis U
Penggunaan cahaya alami terutama cahaya pagi sangat dibutuhkan di
dalam ruang dikarenakan cahaya pagi bersifat menyehatkan. Untuk mengatur
kualitas cahaya matahari pada pagi hari sesuai dengan yang diinginkan, dapat
dilakukan dengan cara :
- Memaksimalkan bukaan melalui ventilasi agar cahaya dapat masuk
kedalam ruangan.
- Menggunakan vegetasi sebagai filter cahaya matahari.
Gambar 4.34. Pencahayaan Alami1
Sumber : Analisis penulis
Sinar matahari yang tinggi dapat mengakibatkan kesilauan baik itu secara
langsung maupun pantulan cahaya, hal ini dapat diantisipasi dengan :
- Menggunakan kanopi sebagai penghalang.
Pencahayaan Alami Pada Kamar
Gambar 4.35. Pencahayaan Alami Sumber : Analisis penulis
4.10.2. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan atau lampu dapat memberikan kesan yang tidak
membosankan terhadap sebuah bangunan atau ruang, dan pencahayaan buatan dapat
menciptakan suatu sausana pada interior, fasade dan eksterior pada sebuah bangunan.
Hal ini pencahayaan buatan dapat memberikan tampilan pada:
- Pencahayaan pada Fasade/ Eksterior
Fasade bangunan dapat mempengaruhi dari fungsi bangunan,
pencahayaan buatan pada fasade dapat menarik pengunjung. Pencahayaan
lampu memberikan karakteristik dari tampilan. Konsep Pencahayaan pada
bagian fasade elegen menampilkan bidang vertikal dan horizontal dari
bangunan dan warna pencahayaan yang menarik pada fasade.
Gambar 4.37. Analisis Pencahayaan Pada FasadeSumber : Analisi Penulis
Gambar 4.36. Pencahayaan Alami kamar Sumber : Analisis penulis
- Tipe Lampu pada Fasade
- Pencahayaan pada Landspace
Gambar 4.38. Usulan desain Pada FasadeSumber : Analisi Penulis
Gambar 4.39. Tipe lampu groundSumber : Materi lighting design
Gambar 4.40. TIpes lampu FloodlightSumber : Materi lighting design
Gambar 4.41. Tipe lampu Up-down lightSumber : Materi lighting design
Pencahayaan dapat juga berfungsi sebagai pengarah sirkulasi dari
dalam bangunan dan luar bangunan. Pencahayaan pada landspace dapat
mempertegas seperti pohon, dan air pada luar bangunan.
- Pencahayaan pada Vegetasi
Gambar 4.42. analisis Pencahayaan pada vegetasi Sumber : Analisis Penulis
- Tipe Lampu pada Vegatasi
- Pencahayaan pada Air
Gambar 4.46. analisis Pencahayaan Pada air Sumber : Analisis Penulis
Gambar 4.44. Tipe lampu Ground Sumber : Materi lighting design
Gambar 4.45. Tipe lampu ProjectorSumber : Materi lighting design
Gambar 4.43.Usulan desain pada vegetasi Sumber : Materia Lighting design
- Tipe lampu pada Air
- Pencahayaan sebagai pengarah sirkulasi
Selain vegetasi cahaya juga dapat sebagai pengarah baik
dalam interior dan eksterior dari sebuah bangunan.
Gambar 4.47. usulan pancahayaan pada AirSumber : Analisis Penulis
Gambar 4.48 Lampu underwaterSumber : www.Atlanticfountians.com
- Tipe lampu pada pangarah pencahayaan
Gambar 4.51. Tipe lampu WallwasherSumber : Materi lighting design
Gambar 4.49. analisis Pencahayaan Sebagai pengarah sirkulasi Sumber : Analisis Penulis
Gambar 4.50. usulan Pencahayaan Sebagai pengarah sirkulasiSumber : Materi lighting design
- Interior
Dalam pencahayaan pada interior sangat mempengaruhi dari aktivitas
kegiatan dan fungsi dari bangunan. pencahayaan interior dapat
memberikan suasana yang berbeda di dalam ruangan. Pada pencahayaan
pada lobby dan resto merupakan kegiatan publik sehingga harus dibuat
untuk menarik pengunjung.
- Kamar Hotel
Dari gambar diatas dapat dilihat pencahayaan pada kamar. Kamar
merupakan ruang privat sehingga pencahayaan pada kamar ekskulusif, hal
ini dikarenakan fungsi kamar yang membutuhkan ketenangan dan
kenyamanan.
- Tipe lampu pada kamar
Gambar 4.53. Analisis pencahayaan pada kamarSumber : Analisis Penulis
Gambar 4.54. Usulan pencahayaan kamarSumber : Accorhotel. com
Gambar 4.52..Tipe lampu DownlightSumber : Materi lighting design
- Restaurant
Restauran merupakan ruang publik sehingga dapat diakses oleh
pengelolah dan pengunjung sehingga pencahayaan pada restaurant
dibuat secara atraktif dan konsep pencahayaan pada restaurant
adalah ceria.
Gambar 4.55. Lampu up-down lightSumber : www.erco.com
Gambar 4.56. Lampu HologenSumber : Materi Lighting design
Gambar 4.57. Jenis lampu DownlightSumber : Materi lighting design
-
- Tipe lampu pada restaurant
- Lobby
Pencahayaan dari lobby hotel lebih bersifat open/ terbuka, hal ini
dikarenakan lobby hotel merupakan ruang publik yang dapat di akses
oleh semua orang dan lobby juga untuk menarik pengunjung.
Gambar 4.58. Analisis pencahayaan pada RestaurantSumber : Analisis penulis
Gambar 4.59.Usulan Pencahayaan pada RestaurantSumber : Analisi penulis
Gambar 4.60. Lampu SpotlightSumber : www. Erco.com
Gambar 4.62. lampu Cylinder pendent down-lightSumber : www.erco.com
Gambar 4.61. lampu StarpointSumber : www.erco.com
Gambar 4.63. lampu Trion Ceiling washlightSumber : www.erco.com
- TIpe lampu pada Lobby
Gambar 4.64. Analisis pencahayaan pada LobbySumber : Analisis penulis
Gambar 4.65. Usulan Pencahayaan pada LobbySumber : Analisis Penulis
Gambar 4.66. Lampu wallwasherSumber : Materi lighting design
4.11. Penghawaan
Penghawaan pada bangunan memaksimalkan penghawaan alami, dan
pada kondisi tertentu menggunakan bantuan peralatan mekanis secara
terbatas untuk alasan penghematan energi.
Dalam kaitannya dengan bangunan hotel, maka penghawaan alami
diusahakan untuk dapat menciptakan kenyamanan thermal dalam ruangan
(antara 18°C-26°C), dengan cara membuat bukaan-bukaan pada dinding
minimal 20%-50% luas bangunan dengan sistem ventilasi silang (cross
ventilation).
4.11 Sistem Struktur
Dari bentuk dan banyaknya lantai pada usulan gubahan massa dalam hotel
ini maka struktur yang digunakan bangunan hotel ini adalah sistem struktur
bangunan tinggi,
Gambar 4.67. Lampu SpotlightSumber : www. Erco.com
Gambar 4.69. Gubahan massaSumber : Analisis pribadi
Gambar 4.70. struktur bangunan tinggiSumber : Sistem bangunan tinggi
Gambar 4.68. Lampu Down lightSumber : Materi lighting design
Selain itu untuk pertemuan antara bangunan yang rendah dengan
bangunan tinggi pada bangunan ini, maka dilatasi yang cocok untuk bangunan ini
adalah delatasi pada kolom.
Dalam suatu bangunan terdapat beberapa elemen pembentuk struktur
demikian pula dengan bangunan hotel bintang 4 tersebut antara lain:
4.11.1. Pondasi
Dari topografi (bab 2) maka sebagian besar tanah diPalembang
adalah daerah rawa/ tanah lembung, sehingga pondasi yang cocok
digunakan adalah pondasi footplat,pondasi tiang pancang
4.11.2. Dinding
Gambar 4.71. Dilatasi pada bangunanSumber : Analisi Penulis
Gambar 4.72. Dilatasi Kolom Sumber : Analisi Penulis
Gambar 4.73. Pondasi FootPlat dan Tiamg pancangSumber : Analisis penulis
Kolom
m
Pondasi Footplat
Dinding mempunyai fungsi utama sebagai pelindung ruang dan
pembatas ruang serta pemikul beban. Material dinding berbeda sesuai
dengan fungsi ruanganya.
- Dinding pada bagian kamar dari bangunan ini mengunakan
dinding kedap suara, untuk mengurangi kebisingan dari luar.
- Kantor pengelolah dan serice pengelolah mengunakan dinding
permanen dan memiliki ketertutupan maksimal
- Dinding pada basement dari bangunan ini mengunakan dinding
penahan tahah ( Shear wall)
4.11.3. Lantai
Material untuk lantai bangunan disuaikan dengan peruntukannya,
menggunakan bahan yang tidak licin serta memiliki warna gelap sehingga
tidak dapat memantulkan cahaya dalam jumlah besar.
Gambar 4.75.Beberapa Contoh Warna dan
Material Lantai yang Akan Digunakan
Gambar 4. 74 : dinding Kedap Suara
Sumber : Data Pribadi
Keramik(Corak Granit)
Keramik Corak(Biru Tua)
Keramik Corak(Krem)
Keramik(Corak Marmer)
Sumber: Analisis Penulis
4.11.4. Struktur Atap
Kuda- Kuda Kayu
Kelebihan Kekurangan
- Bisa diekspose
- Pekerjaan lebih mudah
- Bahan dasar mudah diperoleh
- Untuk bentang pendek
- Tidak tahan api, rayap, dan
air
- Hanya untuk bentang pendek
- Struktur tidak homogen,
kekuatan tiap titik beda.
Kuda-kuda Baja
Kelebihan Kekurangan
- Cocok untuk bentang lebar
- Struktur homogen
- Mudah di bongkar pasang
- Tidak tahan korosi
- Perawatan agak sulit dan
mahal
Kuda- kuda beton bertulang
Kelebihan Kekurangan
- Fleksibel terhadap bentang
- Pemeiliharaan mudah
- Tahan api dan korosi
- Beban konstruksi berat
- Tidak dapat dibongkar pasang
- Cocok untuk bangunan modern
Berdasarkan kriteria struktur atap di atas maka , Struktur yang cocok
pada bagian atap bangunan ini adalah struktur beton bertulang dan struktur
rangka atap
Gambar 4.76 Atap kuda-kuda baja
Sumber : Data PribadiGambar 4.77. Beton bertulang
Data Pribadi
4.11. Sistem Utilitas
Pada Hotel bintang 4 ini sistem utilitas dipakai guna mendukung semua
kegiatan yang ada pada bangunan. Sistem utilitas meliputi Perancangan Instalasi
Listrik, ,
Sistem Pemadam Kebakaran, Sistem Distribusi Air Bersih, Sistem
Telekomunikasi, Sistem penangkal Penghawaan buatan ( AC) dan Sistem
Pembuangan Sampah
4.11.1 Instalasi Listrik
Energi listrik pada bangunan ini berasal dari tiga sumber, yaitu, PLN, dan
Generator Set. sedangkan energi listrik dari PLN disalurkan ke Main Distribution
Panel (MDP) yang terdapat dapat Ruang Mekanikal/Elektrikal (ME), kemudian
distribusikan ke masing-masing Distribution Panel (DP) yang ditempatkan pada
masing-masing ruang-ruang yang ada.
Shaft
4.11.2 Sistem Pemadam Kebakaran
Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api
yang tidak terkendali, sehingga dapat mengancam keselamatan manusia
maupu harta benda. Pada hotel bintang 4 ini, terdapat beberapa sistem dalam
mengatasi bahaya kebakaran yang meliputi deteksi awal panas serta asap dan
sistem pemadaman api, sistem ini diletakkan di area-area yang rawan
terjadinya kebakaran. Sistem deteksi bahaya kebakaran digunakan untuk
mendeteksi sejak dini adanya bahaya kebakaran berupa panas dan asap.
Sistem ini terdiri atas :
1. Deteksi panas (heat detector), deteksi ini dapat membedakan
kenaikan temperatur (panas) yang terjadi didalam ruangan, sebagai
deteksi awal bahaya kebakaran.
2. Deteksi asap (smoke detector), deteksi yang mengirimkan sinyal
awal bahaya kebakaran jika terjadi adanya peningkatan asap dalam
suatu ruangan.
Sistem pemadam kebakaran dapat disediakan dari dalam dan luar bangunan.
Sistem pemadaman diluar bangunan dapat dilakukan dengan hydran luar
dengan jarak ±50 m. Pada bangunan ini selain sistem pemadaman kebakaran
luar bangunan juga menggunakan sistem pemadaman kebakaran dalam
Skema.4.12. Jaringan instalasis listrik secara vertikal
Sumber : Analisis Penulis
MDP
GENERATOR SET
DP RUANG-RUANGMEE P L N
Gambar 6.78. Jaringan instalasi listrik secara vertical
Sumber : Analisis Penulis
bangunan pada unit-unit bangunan tertentu yang terdiri atas Stand Pipe system
dan Sprinkler system.
skema. 4 . 13 Cara Kerja (operasional) Pemadam Instalasi Tetap
Sistem Semi Otomatis Sistem Otomatis
Alat Deteksi
Api
Panel Alarm
Manusia
Sistem Start
Alat Pemadam Aktif
Api
Alat Deteksi
Panel Alarm
Sistem Start
Alat Pemadam Aktif
Gambar 4.79.Jaringan Fire Protection secara vertikalSumber : anlisis Penullis
Shaft
Bak penampungan
Pompa air
Meteran
Detektor asap dan panas
Sumber : analisis Penulis
4.11.3 Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi dimaksudkan untuk menujang kegiatan operasional dan
pelayanan hotel.Sistem komunikasi terdiri dari fasilitas berupa:
Telepon tiga saluran, yaitu lokal, interlokal dan internasional
Telepon dalam/ internal, jumlah minimal saluran telepon adalah sesuai
dengan jumlah kamar
PABX, telex, sentral video, sental radio,musik pengiring, sentral panging
system termasuk cal-cal.
4.11.4 Sistem Sanitasi
Jaringan sanitasi terdiri dari jaringan air bersih dan air kotor serta pengelolaan
sampah.Jaringan air bersih berasal dari air tanah dan PDAM, yang didistribusikan
melalui bantuan pipa
Shaft
Pompa Air
Jaringan air kotor yang didalamnya termasuk limbah cair, padat, dan air hujan.
Pembuangan air kotor dan tinja dilakukan dengan menggunakan sistem sumur
peresapan dan septictank
Gambar 4.81 : Jaringan air kotor Secara vertikalSumber : anlisis Penullis
Gambar 4.80 : Jaringan air Bersih Secara vertikal
Sumber : Analisis Penulis
Limbah Padat
Limbah Cair
Air Hujan
SepticTank
SumurPeresapan
RiolKota
Skema 4.14 Pengelolaan Air Kotor
Sumber: Analisis Penulis
Memanfaatkan Gravitasi Bumi
Pompa
Air Tanah/PDAM
Ground Water Tank
Roof Water Tank
Distribusi keMasing-masing Unit
4.11.5 Sistem Penangkal Petir
Untuk menangani ganguan loncatan listrik pada waktu hujan, maka pada
bangunan ini juga menggunakan instalasi penangkal petir dimana terdiri atas
sistem dengan komponen-komponennya yang berfungsi untuk menangkap petir
dan menyalurkannya ke tanah, sehingga semua bagian dari bangunan beserta
isinya terhindar dari bahaya sembaran petir. Pada bangunan hotel resort bintang 4
ini penangkal petir dipasang pada bangunan yang letaknya paling tinggi.. Jarak
antar penangkal petir ditentukan berdasarkan tinggi elektroda vertikal yang
membentuk sudut 30°, Sistem penangkal petir umumnya terdiri atas :
1. Penghantar diatas atap, ialah penghantar yang dipasang diatas atap sebagai
penangkap petir, berupa elektroda logam yang dipasang tegak dan elektroda
logam yang dipasang mendatar.
2. Penghantar pada dinding, sebagai penyalur arus petir ketanah yang terbuat
dari tembaga, baja galvanish atau aluminium.
3. Elektroda-elektroda tanah, antara lain :
Elektroda pita (strip), yang ditanam minimum 0,5-1 m dari permukaan
tanah.
Elektroda batang, dari pipa atau besi baja profil yang dipancangkan
tegak lurus dalam tanah sedalam ±2 m.
Elektroda pelat, ditanam minimum 50 cm dari permukaan tanah.
Skema 4.15.Pengelolaan Air Kotor
Sumber: Analisis Penulis
4.11.6 Sistem Pengkondisiaan udara ( AC)
Pengkondisian udara hotel bitang empat mengunakan pengkondisian udara /
penghawaan buatan yaitu Air Conditioner (AC), hal ini menginagt kualitas
udara dan tingkat temperature pusat kota.
Gambar 4.82. Jaringan Penangkal petirSumber : analisi Penulis
Gambar 4.83: penangkal petir
Sumber: Data Pribadi
4.11.7 Sistem Pembuangan Sampah
Sampah yang dihasilkan berupa sampah basah maupun sampah kering
(plastik, kertas, botol minuman, sisa makanan dan lain sebagainya) ditangani
dengan cara menyediakan tempat-tempat sampah pada lokasi, untuk kemudian
diangkut ke tempat pembuangan sampah sementara kemudian diangkut ke tempat
pembuangan akhir (TPA).
Skema 4.17.Pengelolaan Sampah
Sumber: Analisis Penulis
Gambar 4.84: Jaringan AC secara vertikalSumber : Analisis Penulis
Bak SampahTempat
Pembuangan Sampah
Sementara
Truk Pengangkut
Sampah
TPA
Skema 4.16.jariangan acSumber : Analisis penulis
Distribusi ke
Masing-masing Unit
Pompa AirCondesor Compresor
Cooling Tower AHU