x

35
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN 5.1. Pekerjaan Persiapan Pekerjaan ini meliputi persiapan lokasi proyek serta penyediaan sarana dan prasarana. Tujuan pekerjaan persiapan ini adalah mengatur letak bangunan-bangunan pembantu sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan efesien, lancar, aman dan sesuai rencana kerja yang disusun. Beberapa hal pokok yang harus dilaksanakan dalam masa persiapan tahap satu ini adalah sebagai berikut: Merencanakan jalan akses dari dan menuju proyek, serta akses untuk kendaraan berat untuk penangkutan tanah dan pemindahan tanah. Jalur jalan dalam lokasi proyek harus direncanakan sedemikian rupa sehingga peralatan/material dari luar dapat ditempatkan dalam lokasi yang efesien sehingga tidak banyak waktu terbuang untuk menggunakannya. 40

description

x

Transcript of x

Page 1: x

BAB V

PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN

5.1. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan ini meliputi persiapan lokasi proyek serta penyediaan sarana dan

prasarana. Tujuan pekerjaan persiapan ini adalah mengatur letak bangunan-

bangunan pembantu sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat

berjalan dengan efesien, lancar, aman dan sesuai rencana kerja yang disusun.

Beberapa hal pokok yang harus dilaksanakan dalam masa persiapan tahap satu ini

adalah sebagai berikut:

Merencanakan jalan akses dari dan menuju proyek, serta akses untuk

kendaraan berat untuk penangkutan tanah dan pemindahan tanah. Jalur

jalan dalam lokasi proyek harus direncanakan sedemikian rupa sehingga

peralatan/material dari luar dapat ditempatkan dalam lokasi yang efesien

sehingga tidak banyak waktu terbuang untuk menggunakannya.

Gambar 5.1. Jalan kerja.

Meninjau ulang lokasi proyek agar kemungkinan–kemungkinan terjadinya

kesalahan dalam perencanaan tahap pekerjaan dapat di hindarkan.

40

Page 2: x

Menentukan alat angkut yang akan di pakai, baik untuk proses

pengangkutan maupun untuk proses pengupasan lahan, dan pengurugan

lahan.

Gambar 5.2. Peralatan pekerjaan tanah.

5.1.1. Penyediaan Sarana dan Prasarana

a. Penyediaan Air bersih dan daya listrik untuk bekerja.

b. Air yang digunakan harus bersih, bebas dari bau, Lumpur, minyak,

dan bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai

dengan persetujuan Direksi/perencana.

c. Penyediaan alat pemadam kebakaran.

d. Kontraktor harus menyadiakan tabung pemadam kebakaran lengkap

dengan isinya sekurang–kurangnya 10 tabung, @ 4 – 6 kg. Bila

pelaksanaan pekerjaan berakhir maka alat pemadam kebakaran

tersebut menjadi milik pemberi tugas.

e. Drainase lokasi pekerjaan.

f. Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi sebagai

pembuangan air yang ada sesuai dengan petunjuk/persetujuan Direksi.

41

Page 3: x

5.1.2. Direksi keet

Sebelum memulai pekerjaan kontraktor harus terlebih dahulu

membuat papan yang berisi keterangan seperti jenis proyek, luas

bangunan, luas tanah, jumlah lantai, dan GSB (garis sempadan bangunan).

Papan tersebut harus di pasang dan terlihat jelas dari luar lokasi proyek.

Setelah semua hal di atas terpenuhi, perlu di buat Direksi keet sesuai

dengan standar yang ada. Direksi keet ini sangat berguna terutama bagi

pimpinan proyek karena di dalamnya terdapat berbagai macam

perlengkapan yang di perlukan seperti ruang operasional, tiap–tiap

konsultan dan kontraktor, yang lengkap dengan perabotan untuk

operasional (meja, lemari, komputer, white board, telepon dan lain–lain),

ruang rapat, ruang pekerja (jas hujan, helm), ruang pengobatan (Kotak

P3K).

5.1. Pekerjaan Pendahuluan

Pekerjaan pendahuluan meliputi pengukuran, land clearing, penggalian,

pengurugan, pemadatan tanah.

5.2.1. Pengukuran dan Pematokan

a. Kegiatan ini meliputi pekerjaan pengukuran untuk pemasangan patok-

patok sehingga membentuk garis–garis yang sesuai dengan gambar

dan harus memperoleh persetujuan tim pengawas sebelum memulai

pekerjaan. Penentuan patok-patok di lapangan berdasarkan gambar

rencana disebut setting out.

b. Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan dan kebenaran

pengukuran, kebenaran posisi level dan garis untuk keseluruhan

pekerjaan.

c. Tim pengawas akan memberikan titik acuan sebagai dasar pengukuran

titik koordinat, batas–batas pekerjaan dan acuan untuk ketinggian.

Seluruh titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini di dasarkan pada

ukuran setempat, yaitu titik–titik ukur yang ada di lapangan proyek

seperti yang direncanakan dalam gambar–gambar dan disetujui oleh

team pengawas.

42

Page 4: x

Gambar 5.3. Pekerjaan setting out

d. Atas tanggungan sendiri kontraktor harus mengadakan survei dan

pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.

e. Setiap tanda yang di buat oleh tim pengawas ataupun oleh kontraktor

harus di jaga baik–baik, bila terganggu atau rusak harus diperbaiki

oleh kontraktor atas tanggungan sendiri.

5.2.2. Land clearing (pembersihan dan kupasan).

Gambar 5.4. Pembersihan dan kupasan.

43

Page 5: x

a. Semua tanaman, semak-semak dan pohon-pohon di bersihkan sampai

ke akar-akarnya.

b. Pada daerah rawa-rawa atau sawah-sawah basah, lumpur harus digali

dan diangkut keluar lokasi sampai didapat tanah yang baik sesuai

petunjuk tim pengawas.

c. Lapisan kupasan yang perlu dibersihkan dan dikupas setabal 50 cm.

d. Bekas- bekas hasil kupasan, rumput, tanaman, semak-semak, pohon-

pohon, lumpur, dibuang dan diangkut ke luar area proyek.

e. Cara penimbuanan material bekas kupasan harus rapi dan sesuai

dengan persetujuan tim pengawas.

Pekerjaan ini mencakup penggalian, penimbunan dan pemadatan atau

pembuangan material sisa atau pembuatan stok tanah dari badan jalan atau

blok kavling sesuai dengan spesifikasi ini dan yang memenuhi garis,

kelandaian dan penampang melintang yang ditujukan dalam gambar atau

ditentukan oleh tim pengawas.

5.2. Pekerjaan Pondasi

Pondasi yang digunakan untuk gedung D pada proyek Pembangunan

Fasilitas Umum Gedung Cafe dan Water Park – Perumahan Century Hills adalah

pondasi sumuran dan tiang pancang.

5.3.1. Pekerjaan Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran adalah pondasi yang dibangun dengan menggali

cerobong tanah berpenampang lingkaran dan dicor dengan beton

bertulang. Pondasi sumuran diklasifikasikan sebagai pondasi dangkal atau

pondasi langsung.

Pada proyek pembangunan gedung café dan water park ini, jenis

pondasi sumuran digunakan sebanyak 47 titik dengan diameter 1 m.

Kedalaman pondasi sumuran 2 m s.d. 3,9 m. Pondasi ini menggunakan

mutu beton K-225.

44

Page 6: x

Gambar 5.5. Dimensi Pondasi Sumuran

Gambar 5.6. Galian Pondasi Sumuran

45

Page 7: x

5.3.2. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang adalah bagian dari struktur yang digunakan

untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas

ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang

bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang

lebih dalam.

Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang

pancang dihubungkan dengan Pile cap. Tergantung juga pada tipe tanah,

material dan karakteistik penyebaran beban tiang pancang di klasifikasikan

berbeda-beda.

Gambar 5.7. Pekerjaan Tiang Pancang

5.3.3. Pekerjaan Pilecap

Setelah pekerjaan bore pile selesai maka dilajutkan dengan pekerjaan

pile cap. Pekerjaan pile cap terdiri dari pekerjaan galian, pemadatan pasir

urug dan lantai kerja, pekerjaan bekisting, dan pekerjaan pembesian.

46

Page 8: x

Gambar 5.8. Dimensi Pilecap

Dimensi pilecap yang direncanakan oleh pihak konsultan dalam

proyek pembangunan gedung café dan water park dibedakan menjadi 4

tipe. Ke-empat tipe tersebut antara lain:

a. Dimensi Pile Cap Tipe Pile Tunggal : 750 X 750 X 600 (mm)

b. Dimensi Pile Cap Tipe Pile Ganda : 750 X 1500 X 600 (mm)

c. Dimensi Pile Cap Tipe Tiga Pile : 1629 X 1500 X 600 (mm)

d. Dimensi Pile Cap Tipe Empat Pile : 1811 X 1811 X 600 (mm)

5.3.4. Pekerjaan Balok Sloof

a. Dimensi

Struktur Gedung D memiliki ukuran sloof yang bervariasi seperti

gambar berikut.

47

Page 9: x

Gambar 5.9. Dimensi Sloof

b. Pemasangan Bekisting

Bekisting juga disebut acuan yang merupakan konstruksi pembantu

bersifat sementara, yang dipakai sebagai cetakan beton untuk

memperoleh bentuk konstruksi yang direncanakan. Yang perlu

direncanakan dalam pekerjaan ini adalah kekuatan, kerapian, dan

kecermatan dalam pemasangan sehingga akan diperoleh bekisting yang

kuat dan tidak bocor.

Gambar 5.10. Bekisting Sloof

Dalam pembuatan bekisting ada beberapa syarat yang harus

diperhatikan sebagai berikut:

48

Page 10: x

1. Bekisting harus dibuat dengan ukuran yang tepat, cukup kaku, stabil

dan kuat menahan beban-beban pada waktu pengecoran, atau pun

pada saat pemadatan sampai beton mencapai umurnya, serta dapat

memikul berat sendiri dan beban lainnya.

2. Bekisting harus cukup rapat, terutama pada daerah sambungan yang

rawan mengalami bocor pada saat pengecoran.

3. Bekisting harus terbuat dari bahan yang kuat dan baik serta tidak

mudah menyerap air dan direncanakan sedemikian rupa sehingga

dapat dilepas tanpa menyebabkan kerusakan pada beton.

5.3.5. Pekerjaan Pembesian/Penulangan

Pada pekerjaan pembesian yang meliputi perhitungan diameter

tulangan, jarak antar tulangan dan sebagainya harus memenuhi syarat–

syarat dari pembesian sebagai berikut :

1. Persyaratan Peraturan Beton Indonesia 1971 seperti panjang kait,

panjang penyaluran, panjang stek dan jarak antar tulangan.

2. Pengikatan tulangan harus kuat, supaya dalam pengecoran tidak

mengalami pergeseran tempat. Pengikatan dilakukan dengan

menggunakan kawat baja.

3. Untuk menjaga tercapainya selimut beton yang diinginkan maka

antara tulangan dengan bekisting diberi beton decking yang tebalnya

sesuai dengan selimut beton yang diikatkan pada tulangan terluar

yaitu sengkang.

4. Pemasangan tulangan harus benar-benar sesuai dengan gambar

rencana serta daftar pembesian yang dibuat oleh kepala pelaksana

yang sudah disetujui oleh konsultan pengawas, kecuali ditentukan

lain.

49

Page 11: x

Gambar 5.11. Pekerjaan Pembesian Pilecap

Pekerjaan pembesian meliputi antara lain :

a) Membuat bestart (daftar memotong besi)

b) Memotong tulangan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.

c) Menyusun tulangan pada tempatnya sesuai dengan gambar rencana.

d) Membentuk tulangan sesuai dengan yang dibutuhkan, seperti kait dan

sengkang.

e) Mengikat tulangan yang berhubungan satu sama lain dengan memakai

kawat baja.

f) Sebelum memulai pekerjaan pembesian, kepala pelaksana harus

membuat daftar rencana pembesian yang mendetail berdasarkan

gambar rencana konstruksi yang lengkap, seperti diameter tulangan,

panjang tulangan, banyak tulangan yang dibutuhkan, panjang

bengkokan, jarak antar tulangan, tempat penghentian dan

penyambungan tulangan.

Pekerjaan Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.

Pekerjaan pemotongan dan pembengkokan tulangan dilakukan di

lokasi proyek. Pekerjaan ini memerlukan gambar konstruksi dan daftar

rencana pembesian karena kebutuhan tulangan yang bervariasi.

Karena tingginya harga besi tulangan, maka pekerjaan pemotongan

dan pembengkokan tulangan harus diusahakan seefisien mungkin dengan

mengusahakan agar sisa potongan tulangan sesedikit mungkin. Oleh

karena itu pekerja dituntut mengusahakan pemanfaatan sepenuhnya dari

50

Page 12: x

batang besi tulangan karena jumlah besi tulangan yang diperlukan

mempunyai persentase yang cukup besar dalam pembuatan beton

bertulang.

5.3.6. Pekerjaan Pengecoran

Pengecoran merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian ekstra

karena ini menyangkut dengan kekuatan struktur, bila dilakukan dengan

sesuai dengan spesifikasi teknis maka akan diperoleh hasil yang baik dari

segi kekuatan.

Gambar 5.12. Pekerjaan Pengecoran

Karena pentingnya pekerjaan pengecoran maka pengendalian mutu

beton di lapangan perlu dilakukan. Pengendalian mutu beton (slamp) di

lapangan biasanya dengan memperhatikan kekentalan adukan beton.

Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump.

Secara teori pengujian slump dilakukan pada tiap-tiap unit adukan

(dari 1 mesin pengaduk beton (molen) atau dari 1 mixer truck). Pengujian

slump dilakukan sebagai berikut: kerucut diletakan diatas pelat yang

permukaannya rata. Kemudian dimasukan beton ready mix 1/3 kerucut

sambil di tusuk-tusuk dengan batang besi diameter 16 mm sebanyak 25

kali, begitupun saat 2/3nya, lalu diisi sampai penuh dan diratakan.

Kemudian kerucut diangkat, lalu diukur penurunannya.

51

Page 13: x

5.4. Pekerjaan Struktur Atas

5.4.1. Pemasangan Bekisting dan Perancah

Bekisting merupakan suatu konstruksi/struktur sementara, yang berfungsi

untuk memberi bentuk pada beton yang akan dicor dan sebagai penahan pada

bagian sisi dan bagian bawah dari beton serta mengurangi/ mencegah hilangnya

air dari adukan beton yang masih baru. Bekisting kebanyakan dibuat dari

multiplek kayu dan dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Alternatif lain yang dapat

digunakan adalah fibreglass, dan pelat besi. Untuk bekisting pelat di proyek ini,

bahan yang digunakan multipleks kayu . Bekisting kolom dan balok juga terbuat

dari bahan yang sama.

Gambar 5.13. Bekisting dan perancah plat lantai.

Gambar 5.14. Bekisting dan perancah balok.

52

Page 14: x

5.4.2. Pekerjaan Kolom

Kolom berfungsi untuk menyalurkan beban-beban bagian atas yang

kemudian diterima oleh pondasi. Selain itu juga sebagai kerangka bangunan.

Struktur Gedung D memiliki ukuran kolom yang bervariasi seperti gambar

berikut.

Gambar. 5.15. Dimensi Kolom

Penulangan kolom dilakukan sebelum bekisting kolom dipasang. Pada

bagian penulangan ini perlu diperhatikan stek-stek dari kolom di

bawahnya, harus sesuai dengan panjang penyaluran menurut PBI 1971

Bab 8, dimana tertulis bahwa syarat panjang penyaluran tulangan dibagi

atas panjang penyaluran tulangan tarik dan panjang penyaluran tulangan

tekan.

Apabila seluruh tulangan pokok kolom tersebut sudah terpasang dan

berdiri tegak, barulah kemudian sengkang-sengkang dimasukkan

melingkari seluruh tulangan pokoknya. Selanjutnya sengkang-sengkang

tersebut diikat pada tulangan pokok dengan kawat baja dengan jarak

53

Page 15: x

masing-masing disesuaikan dengan gambar rencana. Setelah itu barulah

dilakuka pengecoran untuk menjaga jarak antara tulangan dengan

bekisting yang dipasang pada sengkang tetapi sebelum pengecoran

dilakukan tulangan extra musti sudah dipasang.

Gambar 5.16. Penulangan Kolom dan Sloof.

5.4.3. Pekerjaan Balok

Gambar 5.17. Penulangan Balok.

Penulangan balok baru dilakukan saat bekisting balok dan pelat telah

dipasang. Besi-besi tulangan memanjang dinaikkan ke atas lalu dirakit

sesuai dengan gambar rencana. Sengkang balok dibuat di lantai satu.

Sengkang yang telah jadi dimasukkan melingkari seluruh tulangan

pokok dengan jarak tertentu. Setelah pemasangan dan pengikatan selesai

dilakukan maka dipasang beton decking di bawah dan di sisi-sisi balok

54

Page 16: x

agar selimut beton yang diinginkan tercapai. Pada penulangan balok harus

diperhatikan letak sambungan tulangan.

5.4.4. Pekerjaan Plat Lantai

Penulangan pelat baru dilakukan setelah bekisting pelat selesai.

Pekerjaan penulangan pelat adalah memasang tulangan bawah kemudian

dilanjutkan dengan memasang tulangan atas. Agar tulangan bawah dan

atas tidak bergeser maka tulangan tersebut diikat menggunakan kawat

baja. Untuk menjaga jarak antara tulangan atas dan bawah agar tidak

berhimpit maka dipergunakan cakar ayam, dan antara bekisting dan

tulangan bawah diberi beton decking untuk menjaga tebal selimut beton.

Gambar 5.18. Penulangan Pelat

5.4.5. Pekerjaan Pengecoran

Pengecoran dapat dilakukan bila pekerjaan pembuatan bekisting dan

penulangan selesai. Pada proyek pembangunan gedung D ini pengecoran

dilakukan menggunakan beton ready mix, dengan mutu beton sesuai

dengan rencana anggaran biaya.

1. Pekerjaan pendahuluan.

Sebelum pengecoran dilakukan pekerjaan-pekerjaan pendahuluan agar

pengecoran dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil sesuai

dengan yang diinginkan.

55

Page 17: x

Pekerjaan ini meliputi:

a) Memeriksa kembali lubang-lubang yang diperlukan sebagai

lubang-lubang air, lubang pipa dan lainnya sudah ada atau belum

dan sesuai dengan gambar atau tidak.

b) Memeriksa kembali pipa-pipa listrik dan air, apakah telah

terpasang dengan baik dan letaknya sudah tepat atau belum.

c) Memeriksa letak tulangan, disesuaikan dengan gambar rencana.

d) Memeriksa bekisting dalam hal ini elevasi, kelurusan, dan

kehorison-talannya, ketepatan garis as-nya, serta kebersihan dari

kotoran.

e) Mengecek apakah alat-alat yang dibutuhkan untuk pengecoran

sudah tersedia dan dalam kondisi yang baik.

f) Penyiraman bekisting dengan air sampai jenuh sehingga tidak

terjadi penyerapan air oleh bekisting tetapi bebas dari genangan

air.

2. Pengecoran kolom.

Pada pengecoran kolom, beton hasil dari ready mix di tampung ke

dalam tempat khusus untuk selanjutnya diangkut menggunakan Tower

Crane menuju tempat pengecoran kolom. Hal ini dilakukan untuk

mencegah adanya rongga-rongga dalam beton dan agar adukan menjadi

lebih merata, maka dilakukan pemadatan dengan menggunakan alat

penggetar dan dilakukan pengetokan pada sisi bekisting kolom.

Gambar 5.19. Pengecoran dengan bantuan crane.

56

Page 18: x

Dalam pengecoran kolom hal yang perlu diperhatikan yaitu :

a) Syarat tinggi jatuh maximum dari adukan beton yaitu 1,5 m.

Apabila tinggi jatuh maksimum itu tidak dipenuhi maka dapat

terjadi regresi yaitu pemisahan campuran beton karena pada saat

jatuh kerikil yang mempunyai bobot lebih berat dari pasir, air dan

semen akan jatuh terlebih dahulu sehingga mengakibatkan

terjadinya rongga-rongga pada bagian kolom.

b) Kekuatan bekisting harus dipastikan cukup kuat untuk menahan

tekanan hidrostatik akibat adonan beton agar tidak terjadi bubling

(terdapat rongga udara didalam beton).

3. Pengecoran balok dan pelat lantai.

Pada umumnya pengecoran balok dan pelat lantai dilakukan bersama-

sama dan sekaligus, tidak secara bertahap. Apabila dilakukan secara

bertahap maka harus diperhatikan siar-siar pelaksanaan.

Untuk menahan bekisting plat dan balok serta beton di atasnya

dipergunakan beatty scafolding pada jarak 1.8 meter, sehingga diharapkan

tidak terjadi lendutan.

Agar hasil pekerjaan sesuai dengan mutu yang diinginkan maka pada

saat pengecoran harus dilakukan:

a) Pengecoran dilakukan apabila tulangan sudah terpasang.

b) Sebelum pengecoran dilakukan, terlebih dahulu dilakukan

pembersihan dari kotoran-kotoran.

c) Beton hasil ready mix diratakan dengan perata, lalu dipadatkan

dengan menggunakan concrete vibrator, kemudian diratakan kembali

menggunakan perata.

5.4.6. Pembukaan Bekisting

Setelah beton yang dicor mulai mengeras dan memiliki kekuatan yang

cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban yang akan bekerja

pada beton itu, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting dan

perancah. Pembongkaran bekisting harus dikerjakan dengan hati-hati

untuk menghindari kerusakan pada beton. Setelah bekisting dibuka

permukaan beton harus diperiksa, bila permukaannya tidak beraturan atau

57

Page 19: x

ada sarang kerikil maka harus segera dilakukan perbaikan. Pembongkaran

bekisting balok dan pelat dilakukan setelah 21 hari.

Gambar 5.20. Pembukaan Bekisting

Bila terdapat hasil pengecoran yang kurang memuaskan, seperti

permukaan beton yang tidak beraturan dan terdapat rongga-rongga pada

beton, yang bila tidak diperbaiki akan mempengaruhi kekuatan dan

penampilan beton. Perbaikan dilakukan dengan cara memahat bagian yang

cacat, lalu dibersihkan, kemudian dibuat lagi bekisting pada bagian yang

diperbaiki. Sebelum bagian itu dicor, terlebih dahulu diberi perekat.

Bekisting dapat dibuka setelah beton cukup keras.

5.5. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan

Pengawasan dan pengendalian pekerjaan ditangani oleh konsultan

pengawas. Konsultan Pengawas bertujuan untuk mengawasi teknik pelaksanaan,

waktu, biaya dan mutu agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan

perjanjian/spesifikasi yang telah direncanakan/disepakati dengan tujuan antara

lain;

a. Memberikan pertimbangan atau solusi mengenai masalah-masalah yang

timbul yang berhubungan dengan proses pelaksanaan proyek

b. Melaksanakan dan mengkoordinasikan penjadwalan proyek yang tepat

58

Page 20: x

c. Mengendalikan arus dana yang berputar dalam masa pelaksanaan proyek

d. Melaksanakan pengontrolan terhadap proses pelaksanaan pekerjaan

dilapangan yang dilakukan oleh kontraktor

5.6. Kegiatan Kerja Praktek Proyek Century Hills

Pada kerja praktek yang telah dilaksanakan di proyek Pembangunan

Fasilitas Umum Gedung Café dan Water Park - Perumahan Century Hills yaitu

mengenai pelaksanaan pekerjaan struktur gedung D.

Beberapa kegiatan yang dapat kami ikuti pada pelaksanaan pekerjaan

struktur gedung D antara lain:

Tanggal Kegiatan yang dilakukan

3 Des.

2007

Kami datang ke direksi keet PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Untuk

meminta ijin pelaksanaan Kerja Praktek pada Proyek Fasilitas

Umum Gedung Café dan Water Park - Perumahan Century Hills.

13 Des.

2007

Melihat pekerjaan yang sedang dilaksanakan yaitu pemancangan

pile dibeberapa titik di gedung D dan Kolam Ombak.

Penggalian untuk pondasi sumuran di gedung D.

5 Jan.

2008

Kegiatan:

Berkenalan dengan staf-staf yang ada pada direksi keet.

Pekerjaan yang sedang dilaksanakan adalah pemancangan pile

dibeberapa titik di gedung D dan Kolam Ombak.

Penggalian untuk pondasi sumuran di gedung D.

Pekerjaan Jalan Kerja menuju Komplek Perumahan.

Pembesian untuk Pondasi Sumuran dan Pile Cap.

8 Jan.

2008

Kegiatan:

Meminta gambar kerja

kepada Bpk. Hardi

sebagai Adm. Teknik.

Mendengarkan

penjelasan dari Bpk.

Hardi mengenai

pekerjaan-pekerjaan

Permasalahan:

Tanah terlalu

keras untuk

menggunakan

tiang pancang.

Penyelesaian:

Menghentikan

pekerjaan tiang

pancang di titik

tersebut dan

melanjutkannya

di titik yang lain.

59

Page 21: x

yang dikerjakan.

8 Jan.

2008

Pekerjaan yang sedang dilaksanakan adalah pemancangan pile

dibeberapa titik di gedung D dan kolam ombak.

Penggalian untuk pondasi sumuran di gedung D.

10 Jan.

2008

Kegiatan:

Pekerjaan tiang

pancang dan pondasi

sumuran di gedung D.

Pekerjaan Galian untuk

sloof.

Pembesian sloof dan

pile cap.

Galian tanah untuk Pile

Cap.

Permasalahan:

Tanah terlalu

keras untuk

menggunakan

tiang pancang.

Penyelesaian:

Adanya

perubahan design

pondasi tiang

pancang menjadi

pondasi sumuran.

15 Jan.

2008

Kegiatan:

Pekerjaan tiang

pancang dan pondasi

sumuran di gedung D.

Bobokan tiang pancang

Pembesian Sloof dan

pile cap.

Pekerjaan galian Pile

cap dan sloof.

Permasalahan:

Pekerjaan Galian

terhenti

dikarenakan

hujan.

Penyelesaian:

Pekerjaan ditunda

hingga cuaca

memungkinkan.

17 Jan.

2008

Kegiatan:

Pekerjaan galian Pile

cap.

Pekerjaan tiang

pancang dan pondasi

sumuran di gedung D.

Pekerjaan pembesian

Pondasi Sumuran,

Sloof dan Pile cap.

Permasalahan:

Drop material ke

lokasi proyek

terlambat.

Kondisi hujan

sehingga jalan

kerja menuju

lokasi sangat

curam dan licin

Penyelesaian:

Pekerjaan ditunda

hingga hujan

reda.

60

Page 22: x

Pemasangan Tulangan

Galian Tanah Sloof

sehingga sangat

berbahaya untuk

dilalui.

22 Jan.

2008

Kegiatan:

Pekerjaan tiang

pancang dan pondasi

sumuran di gedung D.

Bobokan tiang pancang

Pekerjaan pemadatan,

pasir urug dan lantai

kerja.

Pekerjaan pembesian,

Pile Cap dan Sloof.

Galian Tanah Sloof

Pemasangan Bekisting.

Permasalahan:

Pekerjaan

pemadatan

terhenti

dikarenakan

hujan.

Penyelesaian:

Melakukan

pekerjaan

pembesian

(fabrikasi

pembesian).

24 Jan.

2008

Kegiatan:

Pekerjaan pondasi

sumuran di gedung D

Bobokan tiang pancang

Pekerjaan pembesian

Pemasangan Tulangan

Galian Tanah Sloof

Galian Pile cap

Pemasangan Bekisting

Sloof dan Pile Cap.

Permasalahan:

Semakin

seringnya

pekerjaan

terlambat akibat

terlambatnya

material. Hal ini

disebabkan akses

jalan kerja yang

tidak baik bila

kondisi hujan

turun.

Penyelesaian:

Pembuatan TC

kedua pada posisi

yang lebih

strategis,

sehingga

Kendaraan yang

membawa

material tidak

perlu turun ke

area pekerjaan

yang berada di

bawah.

28 Jan.

2008

Kegiatan:

Bobokan tiang pancang

Pekerjaan galian Pile

cap dan Tanah Sloof

Permasalahan:

Pekerjaan

pemadatan

terhenti

Penyelesaian:

Pekerjaan ditunda

hingga hujan

reda.

61

Page 23: x

Pemasangan Bekisting

Pile Cap dan Sloof.

Pekerjaan Pembesian

Pile Cap dan pondasi

TC kedua.

dikarenakan

hujan.

5 Feb.

2008

Kegiatan:

Meminta Data Time Schedule Proyek kepada Bpk. Hardi.

Pekerjaan Bobokan tiang pancang.

Pemasangan pembesian Pile Cap dan Sloof.

Melihat Pengecoran TC Kedua.

12 Feb.

2008

Kegiatan:

Pekerjaan Pengecoran

Pile Cap dan Sloof.

Melihat pengambilan

adonan beton readymix

untuk pengujian mutu

beton.

Permasalahan:

Keterbatasan

waktu

pelaksanaan

pekerjaan

Pengecoran

Penyelesaian:

Pekerjaan

pengecoran

dibagi dalam

beberapa tahap.

19 Feb.

2008

Kegiatan:

Pengurugan tanah kembali untuk pelat lantai

Pembesian kolom

21 Feb.

2008

Kegiatan:

Kami datang kembali ke direksi keet PT. Adhi Karya (Persero)

Tbk. Untuk menerima surat persetujuan pelaksanaan Kerja

Praktek pada Proyek Fasilitas Umum Gedung Café dan Water

Park - Perumahan Century Hills.

Mengambil Data Evaluasi Bulanan.

26 Feb.

2008

Kegiatan:

Pekerjaan bekisting kolom dan Pekerjaan Pembesian kolom

Meminta data Teknik Kepada Bpk. Hardi

28 Feb.

2008

Kegiatan:

Pekerjaan Pengecoran

Kolam ombak.

Permasalahan:

TC yang

membawa adonan

Penyelesaian:

Membuat saluran

yang meneruskan

62

Page 24: x

Melihat pengambilan

adonan beton readymix

untuk pengujian mutu

beton.

readymix tidak

dapat menjangkau

titik pengecoran.

adonan ke titik

yang diinginkan.

Saluran tersebut

dibuat dari PVC

yg dibelah

menjadi dua

bagian.

4 Mar.

2008

Kegiatan:

Mengambil Data Untuk Melengkapi Laporan Kerja Praktek.

Pekerjaan dilapangan : Pembesian

Fabrikasi pembesian untuk kolom Ground Plan - Lantai 1

13 Mar.

2008

Kegiatan:

Pemasangan bekisting untuk plat lantai 1.

Pekerjaan pembesian untuk lantai 1.

18 Mar.

2008

Kegiatan:

Memahami Gambar Teknik Gedung D.

Berkonsultasi dengan Bpk. Deden mengenai penyusunan laporan

Kerja Praktek.

25 Mar.

2008

Kegiatan:

Mengambil data untuk melengkapi laporan kerja praktek.

8 April

2008

Kegiatan:

Mengambil data untuk melengkapi laporan Kerja Praktek.

Permohonan izin selesai kerja praktek.

Melakukan perpisahan terhadap staf di direksi keet.

63