x
-
Upload
billy-firmansyah-suganda -
Category
Documents
-
view
40 -
download
0
description
Transcript of x
BAB V
PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN
5.1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan ini meliputi persiapan lokasi proyek serta penyediaan sarana dan
prasarana. Tujuan pekerjaan persiapan ini adalah mengatur letak bangunan-
bangunan pembantu sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat
berjalan dengan efesien, lancar, aman dan sesuai rencana kerja yang disusun.
Beberapa hal pokok yang harus dilaksanakan dalam masa persiapan tahap satu ini
adalah sebagai berikut:
Merencanakan jalan akses dari dan menuju proyek, serta akses untuk
kendaraan berat untuk penangkutan tanah dan pemindahan tanah. Jalur
jalan dalam lokasi proyek harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
peralatan/material dari luar dapat ditempatkan dalam lokasi yang efesien
sehingga tidak banyak waktu terbuang untuk menggunakannya.
Gambar 5.1. Jalan kerja.
Meninjau ulang lokasi proyek agar kemungkinan–kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam perencanaan tahap pekerjaan dapat di hindarkan.
40
Menentukan alat angkut yang akan di pakai, baik untuk proses
pengangkutan maupun untuk proses pengupasan lahan, dan pengurugan
lahan.
Gambar 5.2. Peralatan pekerjaan tanah.
5.1.1. Penyediaan Sarana dan Prasarana
a. Penyediaan Air bersih dan daya listrik untuk bekerja.
b. Air yang digunakan harus bersih, bebas dari bau, Lumpur, minyak,
dan bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai
dengan persetujuan Direksi/perencana.
c. Penyediaan alat pemadam kebakaran.
d. Kontraktor harus menyadiakan tabung pemadam kebakaran lengkap
dengan isinya sekurang–kurangnya 10 tabung, @ 4 – 6 kg. Bila
pelaksanaan pekerjaan berakhir maka alat pemadam kebakaran
tersebut menjadi milik pemberi tugas.
e. Drainase lokasi pekerjaan.
f. Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi sebagai
pembuangan air yang ada sesuai dengan petunjuk/persetujuan Direksi.
41
5.1.2. Direksi keet
Sebelum memulai pekerjaan kontraktor harus terlebih dahulu
membuat papan yang berisi keterangan seperti jenis proyek, luas
bangunan, luas tanah, jumlah lantai, dan GSB (garis sempadan bangunan).
Papan tersebut harus di pasang dan terlihat jelas dari luar lokasi proyek.
Setelah semua hal di atas terpenuhi, perlu di buat Direksi keet sesuai
dengan standar yang ada. Direksi keet ini sangat berguna terutama bagi
pimpinan proyek karena di dalamnya terdapat berbagai macam
perlengkapan yang di perlukan seperti ruang operasional, tiap–tiap
konsultan dan kontraktor, yang lengkap dengan perabotan untuk
operasional (meja, lemari, komputer, white board, telepon dan lain–lain),
ruang rapat, ruang pekerja (jas hujan, helm), ruang pengobatan (Kotak
P3K).
5.1. Pekerjaan Pendahuluan
Pekerjaan pendahuluan meliputi pengukuran, land clearing, penggalian,
pengurugan, pemadatan tanah.
5.2.1. Pengukuran dan Pematokan
a. Kegiatan ini meliputi pekerjaan pengukuran untuk pemasangan patok-
patok sehingga membentuk garis–garis yang sesuai dengan gambar
dan harus memperoleh persetujuan tim pengawas sebelum memulai
pekerjaan. Penentuan patok-patok di lapangan berdasarkan gambar
rencana disebut setting out.
b. Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan dan kebenaran
pengukuran, kebenaran posisi level dan garis untuk keseluruhan
pekerjaan.
c. Tim pengawas akan memberikan titik acuan sebagai dasar pengukuran
titik koordinat, batas–batas pekerjaan dan acuan untuk ketinggian.
Seluruh titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini di dasarkan pada
ukuran setempat, yaitu titik–titik ukur yang ada di lapangan proyek
seperti yang direncanakan dalam gambar–gambar dan disetujui oleh
team pengawas.
42
Gambar 5.3. Pekerjaan setting out
d. Atas tanggungan sendiri kontraktor harus mengadakan survei dan
pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
e. Setiap tanda yang di buat oleh tim pengawas ataupun oleh kontraktor
harus di jaga baik–baik, bila terganggu atau rusak harus diperbaiki
oleh kontraktor atas tanggungan sendiri.
5.2.2. Land clearing (pembersihan dan kupasan).
Gambar 5.4. Pembersihan dan kupasan.
43
a. Semua tanaman, semak-semak dan pohon-pohon di bersihkan sampai
ke akar-akarnya.
b. Pada daerah rawa-rawa atau sawah-sawah basah, lumpur harus digali
dan diangkut keluar lokasi sampai didapat tanah yang baik sesuai
petunjuk tim pengawas.
c. Lapisan kupasan yang perlu dibersihkan dan dikupas setabal 50 cm.
d. Bekas- bekas hasil kupasan, rumput, tanaman, semak-semak, pohon-
pohon, lumpur, dibuang dan diangkut ke luar area proyek.
e. Cara penimbuanan material bekas kupasan harus rapi dan sesuai
dengan persetujuan tim pengawas.
Pekerjaan ini mencakup penggalian, penimbunan dan pemadatan atau
pembuangan material sisa atau pembuatan stok tanah dari badan jalan atau
blok kavling sesuai dengan spesifikasi ini dan yang memenuhi garis,
kelandaian dan penampang melintang yang ditujukan dalam gambar atau
ditentukan oleh tim pengawas.
5.2. Pekerjaan Pondasi
Pondasi yang digunakan untuk gedung D pada proyek Pembangunan
Fasilitas Umum Gedung Cafe dan Water Park – Perumahan Century Hills adalah
pondasi sumuran dan tiang pancang.
5.3.1. Pekerjaan Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran adalah pondasi yang dibangun dengan menggali
cerobong tanah berpenampang lingkaran dan dicor dengan beton
bertulang. Pondasi sumuran diklasifikasikan sebagai pondasi dangkal atau
pondasi langsung.
Pada proyek pembangunan gedung café dan water park ini, jenis
pondasi sumuran digunakan sebanyak 47 titik dengan diameter 1 m.
Kedalaman pondasi sumuran 2 m s.d. 3,9 m. Pondasi ini menggunakan
mutu beton K-225.
44
Gambar 5.5. Dimensi Pondasi Sumuran
Gambar 5.6. Galian Pondasi Sumuran
45
5.3.2. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang adalah bagian dari struktur yang digunakan
untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas
ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang
bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang
lebih dalam.
Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang
pancang dihubungkan dengan Pile cap. Tergantung juga pada tipe tanah,
material dan karakteistik penyebaran beban tiang pancang di klasifikasikan
berbeda-beda.
Gambar 5.7. Pekerjaan Tiang Pancang
5.3.3. Pekerjaan Pilecap
Setelah pekerjaan bore pile selesai maka dilajutkan dengan pekerjaan
pile cap. Pekerjaan pile cap terdiri dari pekerjaan galian, pemadatan pasir
urug dan lantai kerja, pekerjaan bekisting, dan pekerjaan pembesian.
46
Gambar 5.8. Dimensi Pilecap
Dimensi pilecap yang direncanakan oleh pihak konsultan dalam
proyek pembangunan gedung café dan water park dibedakan menjadi 4
tipe. Ke-empat tipe tersebut antara lain:
a. Dimensi Pile Cap Tipe Pile Tunggal : 750 X 750 X 600 (mm)
b. Dimensi Pile Cap Tipe Pile Ganda : 750 X 1500 X 600 (mm)
c. Dimensi Pile Cap Tipe Tiga Pile : 1629 X 1500 X 600 (mm)
d. Dimensi Pile Cap Tipe Empat Pile : 1811 X 1811 X 600 (mm)
5.3.4. Pekerjaan Balok Sloof
a. Dimensi
Struktur Gedung D memiliki ukuran sloof yang bervariasi seperti
gambar berikut.
47
Gambar 5.9. Dimensi Sloof
b. Pemasangan Bekisting
Bekisting juga disebut acuan yang merupakan konstruksi pembantu
bersifat sementara, yang dipakai sebagai cetakan beton untuk
memperoleh bentuk konstruksi yang direncanakan. Yang perlu
direncanakan dalam pekerjaan ini adalah kekuatan, kerapian, dan
kecermatan dalam pemasangan sehingga akan diperoleh bekisting yang
kuat dan tidak bocor.
Gambar 5.10. Bekisting Sloof
Dalam pembuatan bekisting ada beberapa syarat yang harus
diperhatikan sebagai berikut:
48
1. Bekisting harus dibuat dengan ukuran yang tepat, cukup kaku, stabil
dan kuat menahan beban-beban pada waktu pengecoran, atau pun
pada saat pemadatan sampai beton mencapai umurnya, serta dapat
memikul berat sendiri dan beban lainnya.
2. Bekisting harus cukup rapat, terutama pada daerah sambungan yang
rawan mengalami bocor pada saat pengecoran.
3. Bekisting harus terbuat dari bahan yang kuat dan baik serta tidak
mudah menyerap air dan direncanakan sedemikian rupa sehingga
dapat dilepas tanpa menyebabkan kerusakan pada beton.
5.3.5. Pekerjaan Pembesian/Penulangan
Pada pekerjaan pembesian yang meliputi perhitungan diameter
tulangan, jarak antar tulangan dan sebagainya harus memenuhi syarat–
syarat dari pembesian sebagai berikut :
1. Persyaratan Peraturan Beton Indonesia 1971 seperti panjang kait,
panjang penyaluran, panjang stek dan jarak antar tulangan.
2. Pengikatan tulangan harus kuat, supaya dalam pengecoran tidak
mengalami pergeseran tempat. Pengikatan dilakukan dengan
menggunakan kawat baja.
3. Untuk menjaga tercapainya selimut beton yang diinginkan maka
antara tulangan dengan bekisting diberi beton decking yang tebalnya
sesuai dengan selimut beton yang diikatkan pada tulangan terluar
yaitu sengkang.
4. Pemasangan tulangan harus benar-benar sesuai dengan gambar
rencana serta daftar pembesian yang dibuat oleh kepala pelaksana
yang sudah disetujui oleh konsultan pengawas, kecuali ditentukan
lain.
49
Gambar 5.11. Pekerjaan Pembesian Pilecap
Pekerjaan pembesian meliputi antara lain :
a) Membuat bestart (daftar memotong besi)
b) Memotong tulangan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
c) Menyusun tulangan pada tempatnya sesuai dengan gambar rencana.
d) Membentuk tulangan sesuai dengan yang dibutuhkan, seperti kait dan
sengkang.
e) Mengikat tulangan yang berhubungan satu sama lain dengan memakai
kawat baja.
f) Sebelum memulai pekerjaan pembesian, kepala pelaksana harus
membuat daftar rencana pembesian yang mendetail berdasarkan
gambar rencana konstruksi yang lengkap, seperti diameter tulangan,
panjang tulangan, banyak tulangan yang dibutuhkan, panjang
bengkokan, jarak antar tulangan, tempat penghentian dan
penyambungan tulangan.
Pekerjaan Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.
Pekerjaan pemotongan dan pembengkokan tulangan dilakukan di
lokasi proyek. Pekerjaan ini memerlukan gambar konstruksi dan daftar
rencana pembesian karena kebutuhan tulangan yang bervariasi.
Karena tingginya harga besi tulangan, maka pekerjaan pemotongan
dan pembengkokan tulangan harus diusahakan seefisien mungkin dengan
mengusahakan agar sisa potongan tulangan sesedikit mungkin. Oleh
karena itu pekerja dituntut mengusahakan pemanfaatan sepenuhnya dari
50
batang besi tulangan karena jumlah besi tulangan yang diperlukan
mempunyai persentase yang cukup besar dalam pembuatan beton
bertulang.
5.3.6. Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian ekstra
karena ini menyangkut dengan kekuatan struktur, bila dilakukan dengan
sesuai dengan spesifikasi teknis maka akan diperoleh hasil yang baik dari
segi kekuatan.
Gambar 5.12. Pekerjaan Pengecoran
Karena pentingnya pekerjaan pengecoran maka pengendalian mutu
beton di lapangan perlu dilakukan. Pengendalian mutu beton (slamp) di
lapangan biasanya dengan memperhatikan kekentalan adukan beton.
Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump.
Secara teori pengujian slump dilakukan pada tiap-tiap unit adukan
(dari 1 mesin pengaduk beton (molen) atau dari 1 mixer truck). Pengujian
slump dilakukan sebagai berikut: kerucut diletakan diatas pelat yang
permukaannya rata. Kemudian dimasukan beton ready mix 1/3 kerucut
sambil di tusuk-tusuk dengan batang besi diameter 16 mm sebanyak 25
kali, begitupun saat 2/3nya, lalu diisi sampai penuh dan diratakan.
Kemudian kerucut diangkat, lalu diukur penurunannya.
51
5.4. Pekerjaan Struktur Atas
5.4.1. Pemasangan Bekisting dan Perancah
Bekisting merupakan suatu konstruksi/struktur sementara, yang berfungsi
untuk memberi bentuk pada beton yang akan dicor dan sebagai penahan pada
bagian sisi dan bagian bawah dari beton serta mengurangi/ mencegah hilangnya
air dari adukan beton yang masih baru. Bekisting kebanyakan dibuat dari
multiplek kayu dan dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Alternatif lain yang dapat
digunakan adalah fibreglass, dan pelat besi. Untuk bekisting pelat di proyek ini,
bahan yang digunakan multipleks kayu . Bekisting kolom dan balok juga terbuat
dari bahan yang sama.
Gambar 5.13. Bekisting dan perancah plat lantai.
Gambar 5.14. Bekisting dan perancah balok.
52
5.4.2. Pekerjaan Kolom
Kolom berfungsi untuk menyalurkan beban-beban bagian atas yang
kemudian diterima oleh pondasi. Selain itu juga sebagai kerangka bangunan.
Struktur Gedung D memiliki ukuran kolom yang bervariasi seperti gambar
berikut.
Gambar. 5.15. Dimensi Kolom
Penulangan kolom dilakukan sebelum bekisting kolom dipasang. Pada
bagian penulangan ini perlu diperhatikan stek-stek dari kolom di
bawahnya, harus sesuai dengan panjang penyaluran menurut PBI 1971
Bab 8, dimana tertulis bahwa syarat panjang penyaluran tulangan dibagi
atas panjang penyaluran tulangan tarik dan panjang penyaluran tulangan
tekan.
Apabila seluruh tulangan pokok kolom tersebut sudah terpasang dan
berdiri tegak, barulah kemudian sengkang-sengkang dimasukkan
melingkari seluruh tulangan pokoknya. Selanjutnya sengkang-sengkang
tersebut diikat pada tulangan pokok dengan kawat baja dengan jarak
53
masing-masing disesuaikan dengan gambar rencana. Setelah itu barulah
dilakuka pengecoran untuk menjaga jarak antara tulangan dengan
bekisting yang dipasang pada sengkang tetapi sebelum pengecoran
dilakukan tulangan extra musti sudah dipasang.
Gambar 5.16. Penulangan Kolom dan Sloof.
5.4.3. Pekerjaan Balok
Gambar 5.17. Penulangan Balok.
Penulangan balok baru dilakukan saat bekisting balok dan pelat telah
dipasang. Besi-besi tulangan memanjang dinaikkan ke atas lalu dirakit
sesuai dengan gambar rencana. Sengkang balok dibuat di lantai satu.
Sengkang yang telah jadi dimasukkan melingkari seluruh tulangan
pokok dengan jarak tertentu. Setelah pemasangan dan pengikatan selesai
dilakukan maka dipasang beton decking di bawah dan di sisi-sisi balok
54
agar selimut beton yang diinginkan tercapai. Pada penulangan balok harus
diperhatikan letak sambungan tulangan.
5.4.4. Pekerjaan Plat Lantai
Penulangan pelat baru dilakukan setelah bekisting pelat selesai.
Pekerjaan penulangan pelat adalah memasang tulangan bawah kemudian
dilanjutkan dengan memasang tulangan atas. Agar tulangan bawah dan
atas tidak bergeser maka tulangan tersebut diikat menggunakan kawat
baja. Untuk menjaga jarak antara tulangan atas dan bawah agar tidak
berhimpit maka dipergunakan cakar ayam, dan antara bekisting dan
tulangan bawah diberi beton decking untuk menjaga tebal selimut beton.
Gambar 5.18. Penulangan Pelat
5.4.5. Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran dapat dilakukan bila pekerjaan pembuatan bekisting dan
penulangan selesai. Pada proyek pembangunan gedung D ini pengecoran
dilakukan menggunakan beton ready mix, dengan mutu beton sesuai
dengan rencana anggaran biaya.
1. Pekerjaan pendahuluan.
Sebelum pengecoran dilakukan pekerjaan-pekerjaan pendahuluan agar
pengecoran dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil sesuai
dengan yang diinginkan.
55
Pekerjaan ini meliputi:
a) Memeriksa kembali lubang-lubang yang diperlukan sebagai
lubang-lubang air, lubang pipa dan lainnya sudah ada atau belum
dan sesuai dengan gambar atau tidak.
b) Memeriksa kembali pipa-pipa listrik dan air, apakah telah
terpasang dengan baik dan letaknya sudah tepat atau belum.
c) Memeriksa letak tulangan, disesuaikan dengan gambar rencana.
d) Memeriksa bekisting dalam hal ini elevasi, kelurusan, dan
kehorison-talannya, ketepatan garis as-nya, serta kebersihan dari
kotoran.
e) Mengecek apakah alat-alat yang dibutuhkan untuk pengecoran
sudah tersedia dan dalam kondisi yang baik.
f) Penyiraman bekisting dengan air sampai jenuh sehingga tidak
terjadi penyerapan air oleh bekisting tetapi bebas dari genangan
air.
2. Pengecoran kolom.
Pada pengecoran kolom, beton hasil dari ready mix di tampung ke
dalam tempat khusus untuk selanjutnya diangkut menggunakan Tower
Crane menuju tempat pengecoran kolom. Hal ini dilakukan untuk
mencegah adanya rongga-rongga dalam beton dan agar adukan menjadi
lebih merata, maka dilakukan pemadatan dengan menggunakan alat
penggetar dan dilakukan pengetokan pada sisi bekisting kolom.
Gambar 5.19. Pengecoran dengan bantuan crane.
56
Dalam pengecoran kolom hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a) Syarat tinggi jatuh maximum dari adukan beton yaitu 1,5 m.
Apabila tinggi jatuh maksimum itu tidak dipenuhi maka dapat
terjadi regresi yaitu pemisahan campuran beton karena pada saat
jatuh kerikil yang mempunyai bobot lebih berat dari pasir, air dan
semen akan jatuh terlebih dahulu sehingga mengakibatkan
terjadinya rongga-rongga pada bagian kolom.
b) Kekuatan bekisting harus dipastikan cukup kuat untuk menahan
tekanan hidrostatik akibat adonan beton agar tidak terjadi bubling
(terdapat rongga udara didalam beton).
3. Pengecoran balok dan pelat lantai.
Pada umumnya pengecoran balok dan pelat lantai dilakukan bersama-
sama dan sekaligus, tidak secara bertahap. Apabila dilakukan secara
bertahap maka harus diperhatikan siar-siar pelaksanaan.
Untuk menahan bekisting plat dan balok serta beton di atasnya
dipergunakan beatty scafolding pada jarak 1.8 meter, sehingga diharapkan
tidak terjadi lendutan.
Agar hasil pekerjaan sesuai dengan mutu yang diinginkan maka pada
saat pengecoran harus dilakukan:
a) Pengecoran dilakukan apabila tulangan sudah terpasang.
b) Sebelum pengecoran dilakukan, terlebih dahulu dilakukan
pembersihan dari kotoran-kotoran.
c) Beton hasil ready mix diratakan dengan perata, lalu dipadatkan
dengan menggunakan concrete vibrator, kemudian diratakan kembali
menggunakan perata.
5.4.6. Pembukaan Bekisting
Setelah beton yang dicor mulai mengeras dan memiliki kekuatan yang
cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban yang akan bekerja
pada beton itu, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting dan
perancah. Pembongkaran bekisting harus dikerjakan dengan hati-hati
untuk menghindari kerusakan pada beton. Setelah bekisting dibuka
permukaan beton harus diperiksa, bila permukaannya tidak beraturan atau
57
ada sarang kerikil maka harus segera dilakukan perbaikan. Pembongkaran
bekisting balok dan pelat dilakukan setelah 21 hari.
Gambar 5.20. Pembukaan Bekisting
Bila terdapat hasil pengecoran yang kurang memuaskan, seperti
permukaan beton yang tidak beraturan dan terdapat rongga-rongga pada
beton, yang bila tidak diperbaiki akan mempengaruhi kekuatan dan
penampilan beton. Perbaikan dilakukan dengan cara memahat bagian yang
cacat, lalu dibersihkan, kemudian dibuat lagi bekisting pada bagian yang
diperbaiki. Sebelum bagian itu dicor, terlebih dahulu diberi perekat.
Bekisting dapat dibuka setelah beton cukup keras.
5.5. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan
Pengawasan dan pengendalian pekerjaan ditangani oleh konsultan
pengawas. Konsultan Pengawas bertujuan untuk mengawasi teknik pelaksanaan,
waktu, biaya dan mutu agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan
perjanjian/spesifikasi yang telah direncanakan/disepakati dengan tujuan antara
lain;
a. Memberikan pertimbangan atau solusi mengenai masalah-masalah yang
timbul yang berhubungan dengan proses pelaksanaan proyek
b. Melaksanakan dan mengkoordinasikan penjadwalan proyek yang tepat
58
c. Mengendalikan arus dana yang berputar dalam masa pelaksanaan proyek
d. Melaksanakan pengontrolan terhadap proses pelaksanaan pekerjaan
dilapangan yang dilakukan oleh kontraktor
5.6. Kegiatan Kerja Praktek Proyek Century Hills
Pada kerja praktek yang telah dilaksanakan di proyek Pembangunan
Fasilitas Umum Gedung Café dan Water Park - Perumahan Century Hills yaitu
mengenai pelaksanaan pekerjaan struktur gedung D.
Beberapa kegiatan yang dapat kami ikuti pada pelaksanaan pekerjaan
struktur gedung D antara lain:
Tanggal Kegiatan yang dilakukan
3 Des.
2007
Kami datang ke direksi keet PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Untuk
meminta ijin pelaksanaan Kerja Praktek pada Proyek Fasilitas
Umum Gedung Café dan Water Park - Perumahan Century Hills.
13 Des.
2007
Melihat pekerjaan yang sedang dilaksanakan yaitu pemancangan
pile dibeberapa titik di gedung D dan Kolam Ombak.
Penggalian untuk pondasi sumuran di gedung D.
5 Jan.
2008
Kegiatan:
Berkenalan dengan staf-staf yang ada pada direksi keet.
Pekerjaan yang sedang dilaksanakan adalah pemancangan pile
dibeberapa titik di gedung D dan Kolam Ombak.
Penggalian untuk pondasi sumuran di gedung D.
Pekerjaan Jalan Kerja menuju Komplek Perumahan.
Pembesian untuk Pondasi Sumuran dan Pile Cap.
8 Jan.
2008
Kegiatan:
Meminta gambar kerja
kepada Bpk. Hardi
sebagai Adm. Teknik.
Mendengarkan
penjelasan dari Bpk.
Hardi mengenai
pekerjaan-pekerjaan
Permasalahan:
Tanah terlalu
keras untuk
menggunakan
tiang pancang.
Penyelesaian:
Menghentikan
pekerjaan tiang
pancang di titik
tersebut dan
melanjutkannya
di titik yang lain.
59
yang dikerjakan.
8 Jan.
2008
Pekerjaan yang sedang dilaksanakan adalah pemancangan pile
dibeberapa titik di gedung D dan kolam ombak.
Penggalian untuk pondasi sumuran di gedung D.
10 Jan.
2008
Kegiatan:
Pekerjaan tiang
pancang dan pondasi
sumuran di gedung D.
Pekerjaan Galian untuk
sloof.
Pembesian sloof dan
pile cap.
Galian tanah untuk Pile
Cap.
Permasalahan:
Tanah terlalu
keras untuk
menggunakan
tiang pancang.
Penyelesaian:
Adanya
perubahan design
pondasi tiang
pancang menjadi
pondasi sumuran.
15 Jan.
2008
Kegiatan:
Pekerjaan tiang
pancang dan pondasi
sumuran di gedung D.
Bobokan tiang pancang
Pembesian Sloof dan
pile cap.
Pekerjaan galian Pile
cap dan sloof.
Permasalahan:
Pekerjaan Galian
terhenti
dikarenakan
hujan.
Penyelesaian:
Pekerjaan ditunda
hingga cuaca
memungkinkan.
17 Jan.
2008
Kegiatan:
Pekerjaan galian Pile
cap.
Pekerjaan tiang
pancang dan pondasi
sumuran di gedung D.
Pekerjaan pembesian
Pondasi Sumuran,
Sloof dan Pile cap.
Permasalahan:
Drop material ke
lokasi proyek
terlambat.
Kondisi hujan
sehingga jalan
kerja menuju
lokasi sangat
curam dan licin
Penyelesaian:
Pekerjaan ditunda
hingga hujan
reda.
60
Pemasangan Tulangan
Galian Tanah Sloof
sehingga sangat
berbahaya untuk
dilalui.
22 Jan.
2008
Kegiatan:
Pekerjaan tiang
pancang dan pondasi
sumuran di gedung D.
Bobokan tiang pancang
Pekerjaan pemadatan,
pasir urug dan lantai
kerja.
Pekerjaan pembesian,
Pile Cap dan Sloof.
Galian Tanah Sloof
Pemasangan Bekisting.
Permasalahan:
Pekerjaan
pemadatan
terhenti
dikarenakan
hujan.
Penyelesaian:
Melakukan
pekerjaan
pembesian
(fabrikasi
pembesian).
24 Jan.
2008
Kegiatan:
Pekerjaan pondasi
sumuran di gedung D
Bobokan tiang pancang
Pekerjaan pembesian
Pemasangan Tulangan
Galian Tanah Sloof
Galian Pile cap
Pemasangan Bekisting
Sloof dan Pile Cap.
Permasalahan:
Semakin
seringnya
pekerjaan
terlambat akibat
terlambatnya
material. Hal ini
disebabkan akses
jalan kerja yang
tidak baik bila
kondisi hujan
turun.
Penyelesaian:
Pembuatan TC
kedua pada posisi
yang lebih
strategis,
sehingga
Kendaraan yang
membawa
material tidak
perlu turun ke
area pekerjaan
yang berada di
bawah.
28 Jan.
2008
Kegiatan:
Bobokan tiang pancang
Pekerjaan galian Pile
cap dan Tanah Sloof
Permasalahan:
Pekerjaan
pemadatan
terhenti
Penyelesaian:
Pekerjaan ditunda
hingga hujan
reda.
61
Pemasangan Bekisting
Pile Cap dan Sloof.
Pekerjaan Pembesian
Pile Cap dan pondasi
TC kedua.
dikarenakan
hujan.
5 Feb.
2008
Kegiatan:
Meminta Data Time Schedule Proyek kepada Bpk. Hardi.
Pekerjaan Bobokan tiang pancang.
Pemasangan pembesian Pile Cap dan Sloof.
Melihat Pengecoran TC Kedua.
12 Feb.
2008
Kegiatan:
Pekerjaan Pengecoran
Pile Cap dan Sloof.
Melihat pengambilan
adonan beton readymix
untuk pengujian mutu
beton.
Permasalahan:
Keterbatasan
waktu
pelaksanaan
pekerjaan
Pengecoran
Penyelesaian:
Pekerjaan
pengecoran
dibagi dalam
beberapa tahap.
19 Feb.
2008
Kegiatan:
Pengurugan tanah kembali untuk pelat lantai
Pembesian kolom
21 Feb.
2008
Kegiatan:
Kami datang kembali ke direksi keet PT. Adhi Karya (Persero)
Tbk. Untuk menerima surat persetujuan pelaksanaan Kerja
Praktek pada Proyek Fasilitas Umum Gedung Café dan Water
Park - Perumahan Century Hills.
Mengambil Data Evaluasi Bulanan.
26 Feb.
2008
Kegiatan:
Pekerjaan bekisting kolom dan Pekerjaan Pembesian kolom
Meminta data Teknik Kepada Bpk. Hardi
28 Feb.
2008
Kegiatan:
Pekerjaan Pengecoran
Kolam ombak.
Permasalahan:
TC yang
membawa adonan
Penyelesaian:
Membuat saluran
yang meneruskan
62
Melihat pengambilan
adonan beton readymix
untuk pengujian mutu
beton.
readymix tidak
dapat menjangkau
titik pengecoran.
adonan ke titik
yang diinginkan.
Saluran tersebut
dibuat dari PVC
yg dibelah
menjadi dua
bagian.
4 Mar.
2008
Kegiatan:
Mengambil Data Untuk Melengkapi Laporan Kerja Praktek.
Pekerjaan dilapangan : Pembesian
Fabrikasi pembesian untuk kolom Ground Plan - Lantai 1
13 Mar.
2008
Kegiatan:
Pemasangan bekisting untuk plat lantai 1.
Pekerjaan pembesian untuk lantai 1.
18 Mar.
2008
Kegiatan:
Memahami Gambar Teknik Gedung D.
Berkonsultasi dengan Bpk. Deden mengenai penyusunan laporan
Kerja Praktek.
25 Mar.
2008
Kegiatan:
Mengambil data untuk melengkapi laporan kerja praktek.
8 April
2008
Kegiatan:
Mengambil data untuk melengkapi laporan Kerja Praktek.
Permohonan izin selesai kerja praktek.
Melakukan perpisahan terhadap staf di direksi keet.
63