Wrap Up Sken 3muskulo
-
Upload
muhammad-hanni-chaniago -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of Wrap Up Sken 3muskulo
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
1/26
Sasaran Belajar
LI. 1. Memahami dan menjelaskan articulatio coxae
LO 1.1 Anatomi Makro
LO 1.2 Anatomi Mikro
LI. 2. Memahami dan Menjelaskan definisi dan etiologi femur
LI. 3. Memahami dan Menjelaskan macam-macam fraktur
LI. 4. Memahami dan Menjelaskan pemeriksaan klinis fraktur
LI. 5. Memahami dan Menjelaskan pemeriksaan radiologis fraktur
LI. 6. Memahami dan Menjelaskan tatalaksana fraktur
LI. 7. Memahami dan Menjelaskan komplikasi fraktur
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
2/26
Blok Muskuloskeletal
Fraktur Kolum Fermoris
Wrap Up
Kelompok : B-5
Ketua : Windi Surya (1102009301)
Sekertaris : Senja Wulan Nurrahmah (1102010266)
1. Selviandi (1102009261)
2. Muhammad Guruh Susanto (1102010180)
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
3/26
3. Nisrina Karima Lisdianingtyas (1102010208)
4. Ristiandi Affendi (1102010248)
5. Risty Yasmin Bonita (1102010249)
6. Rizky Aisyah (1102010255)
7. Safira Anis Silvia (1102010261)
8. Tining Astuti (1102010279)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2011/2012
LI.1 Memahami dan menjelaskan anatomi makro dan mikro articulatio
coxae
Anatomi Makro
Illium, bersama ischium dan pubis, membentuk Os Coxae. Mereka bertemu di
acetabulum. Os coxae berartikulasi dengan sacrum pada art. Sacroilliaca dan
membentuk dinding antero lateral pelvis. Mereka juga saling berartkulasi pada
symphisis pubis.
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
4/26
Ciri penting yang terdapat pada permukaan luar Os coxae di regio glutealis
adalah:
Illium yang merupakan atasnya yang gepeng, memiliki Crista illiaca.
Seluruh crista ini dapat diraba di bawah kulit. Ia berakhir di depan spina
illiaca anterior superior dan di belakang pada spina illiaca superior
posterior.
Permukaan luar illium berobak, cembung di depan dan cekung di
belakang. Ia ditanadai 3 garis lengkung: Linea glutea superior, linea glutea
media dan linea glutea superior.
Ischium berbentuk L, terdiri atas bagian atas yang lebih tebal, corpus dan
bagian bawah yang tipis, ramus. Spina ischiadica major dan minor diubah
menjadi foramen inschiadicum majjor dan minor oleh adalah Lig.
Sacrospinale dan Lig. Sacrotuberale.
Pubis dapat dibagi menjadi bagian corpus, ramus superior dan ramus
inferior. Corpus kedua Os pubis saling berartikulasi pada garis tengah ke
anterior pada symphisis pubis, ramus superior menghubungkan illium dan
ischium pada acetabulum, dan ramus inferior menghubungkan ischiadica
di bawah foramen obturatorium dan ditutupi membrana obturatoria.
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
5/26
Pada permukaan luar Os coxae terdapat lekukan yang disebut acetabulum. Bagian
ini berartikulasi dengan caput femoris yang hampir bulat dan membentuk art.
Coxae. Tepian inferior tidak ada dan ditandai oleh incisura acetabuli. Permukaan
sendi acetabulum hanya berupa daerah yang berbentuk tapal kuda dan ditutupi
tulangg rwaan hyalin. Dasar acetabulum bukan bagian sendi dan disebut fossa
acetabuli.
Anatomi Mikro
Articulatio coxae tersusun dari tulang rawan hialin.dalam keadaan segar tulang
rawan hialin berwarna putih mengkilap. Tulang rawan hialin tersusun atas sel sel
dan matriks tulang rawan.
Sekitar 40% matriks tulang rawan hialin merupakan kolagen, sisanya adalah
substansia dasar proteoglikan berupa kondrotin sulfat. Matriks tulang rawan hialin
bersifat homogen. Di sekitar lakuna terlihat warna basofil karena konsentrasi
proteoglikan bersulfat lebih tinggi daripada sekitarnya. Daerah ini disebut
teritorium. Sedangkan matriks yang terdapat diantara lakuna satu dan lakunalainnya lebih terang, disebut interteritorium. Kondrosit terdapat pada lakuna.
Dapat tunggal atau terdiri dari 2, 4, 8 sel isogen. Tulang rawan hialin dibungkus
oleh lapisan perikondrium.
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
6/26
Komponen komponen tulang rawan hialin
Matriks
Komponen penting dari matriks kartilago adalah kondronektin,sebuah
makromolekul yang membantu perlekatan kondrosit pada kolagen matriks.
Matriks kartilago yang tepat ,mengelilingi setiap kondrosit banyak
mengandung glikosaminoglikan dan sedikit kolagen.
Perikondrium
Kecuali pada kartilago sendi,semua kartilago hyalin ditutupi oleh selapis
jaringan ikat padat,perikondrium, yang esensial bagi pertumbuhan dan
pemeliharaan tulang rawan.
Terdiri dari dua lapisan : lapisan fibrosa dan lapisan khondrogenik
Kondrosit
Pada tepian kartilago hyalin, kondrosit muda berbentuk lonjong, dengan
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
7/26
sumbu panjang paralel dengan permukaan. Lebih ke dalam bentuknya
bulat, dan dapat berkelompok hingga 8 sel, kesemuanya adalah hasil dari
pembelahan mitosis dari kondrosit. Kelompok demikian disebut dengan
kelompok isogen.
Struktur paling luar dari kartilago Hyalin bagian atas sama dengan dari
bawah masing-masing terdapat selaput perikondrium yang kaya fibroblas.
Agak ke tengah terdapat kondroblas atau sel kartilago muda dalam kapsula
kecil dengan sitoplasma penuh. Makin ke tengah terdapat kondrosit atau
sel rawan dewasa dalam berkelompok seperti bagian paling tengah,
kondrosit tampak membentuk kelompok dua-dua empat-empat, dan
disebut kelompok isogen. Tiap kelompok isogen dikelilingi matriks
teritorial dan menampakkan kondrosit dengan sitoplasma tereduksi,
sehingga tampak ruang antara sitoplasma dengan kapsula yang disebut
lakuna. Antara dua kelompok isogen dipisahkan oleh matriks
interteritorial.
LI.2 Memahami dan Menjelaskan Definisi dan Etiologi Fraktur
DEFINISI
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan
epifisis, atau tulang rawan sendi.
ETIOLOGI
Trauma Langsung
Benturan pada tulang yang mengakibatkan fraktur di tempat tersebut.
Contoh : benturan pada lengan bawah menyebabkan patah tulang radius dan
ulna.
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
8/26
Trauma Tidak Langsung
Tulang mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari area benturan. Contoh :
jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula/ radius distalpatah.
Fraktur Patologis
Fraktur yang disebabkan oleh trauma yang sedikit atau tanpa trauma.
Contoh : pada orang dengan osteoporosis, penyakit metabolik, infeksi tulang,
dan tumor tulang..
LI.3 Memahami dan menjelaskan macam macam fraktur
Fraktur secara umum
1. Fraktur Terbuka dan Tertutup
Fraktur Terbuka
Terdapat luka yang menghubungkan antara tulang fraktur dengan dunia
luar.Terbagi menjadi tiga grade (Gastylo & Anderson):
a) Grade I dengan luka bersih panjangnya kurang dari 1cm
b) Grade II luka lebih luas dengan tanpa kerusakan jaringan luak yang
ekstrem
c) Grade III luka yang sangat terkontaminasi dan mengalami
kerusakan jaringan yang paling berat
Fraktur Tertutup
Tidak ada luka yang menghubungkan fraktur dengan udara luar
2. Fraktur Komplit dan Inkomplit
Fraktur Komplit
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
9/26
Garis patah melalui seluruh penampang tulang
Fraktur Inkomplit
Patah terjadi hanya di sebagian garis tulang.
a) Green Stick fraktur dimana salah satu sisi tulang patah dan lainnya
membengkok
b) Hairline Fracture patah retak rambut
c) Buckle Fracture/ Torus Fracture terjadi lipatan dari korteks dengan
kompresi tulang spongiosa dibawahnya, umumnya terjadi pada
distal radius anak.
3. Berdasarkan Jumlah Garis Patahan
Fraktur Komunitif
Garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan
Fraktur Segmental
Garis patah lebih dari satu tetapi tidak saling berhubungan
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
10/26
Fraktur Multiple
Garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlainan tempat
4. Bergeser dan Tidak Bergesernya
Fraktur Displace (Bergeser)
Terjadi pergeseran fragmen tulang yang disebut juga dislokasi fragmen
a) Dislokasi ad longitudinam cum contractinoum pergeseran searah
sumbu overlapping
b) Dislokasi ad axim pergeseran membentuk sudut
c) Dislokasi ad latus pergeseran dimana kedua fragmen saling
menjauh
Fraktur Un-displace
Garis patahan komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser
5. Bentuk Garis Patahan
Transversal
Fraktur sepanjang garis tengah tulang
Oblique
Fraktur menyerong
Angulasi
Fraktur membentuk sudut
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
11/26
Spiral
Fraktur memuntir sepanjang batang tulang
Patahtulangavulsi
Disebabkanolehkontraksiotot yang kuat,
sehinggamenarikbagiantulangtempat tendon otottersebutmelekat.Paling
seringterjadipadabahudanlutut, tetapibisajugaterjadipadatungkaidantumit.
Impaksi
Fraktur dimana fragmen tulang terdorong kef ragmen tulang lainnya
Fraktur kolum femoris
1. Fraktur Intrakapsuler dan Ekstrakapsuler
Fraktur Intrakapsuler
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
12/26
Terletak di daerah collum femur
a) Subcapital retak di antara caput dan collum
b) Transcervikal retak di daerah collum
Fraktur Ekstrakapsuler
Terletak di daerah trochanterica
a) Fraktur basis collum femur
Pada umumnya di kepustakaan pembagian klasifikasi fraktur collum femur
berdasarkan:
1. Lokasi Anatomi
Lokasi subcapital
Lokasi transcervikal
Lokasi basis collum femur
2. Berdasarkan arah sudut menurut Pawel
Tipe I sudut 30
Tipe II sudut 50
Tipe III sudut 70
3. Berdasarkan dislokasi menurut Garden
Garden I incomplete
Garden II fraktur collum femur tanpa dislokasi
Garden III fraktur collum femur dengan sebagian dislokasi
Garden IV fraktur collum femur dengan dislokasi total
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
13/26
Trauma tulang femur
1. Fraktur Shaft Famur
a. Desifinisi : Fraktur femur adalah diskontinuitas (fraktur) pada tulang femuryang mengenai bagian shaft atau diafise tulang femur
b. Klasifikasii (Winguist)
Grade 0 : noncomminuted (transverse, pblique, spinal)
Grade 1 : patahan small fragment
Grade 2 : patahan fragment besar < 50% dari kortex
Grade 3 : patahan fragment besar > 50 dari kortex
Grade 4 :Kominutifmenghalangikontrakantara fragment proximal dan distal
(Rockwood)
1. Simple : - spinal
- oblique
- transverse
2. Butterfly fragment : - single- 2 Fragments
- > 3 fragments
3. Comminuted/ segmental : - 1 segment
- short commnunition
- large commnunition
2. Fraktur supracondilar femur
a. Definisi : adalah faktur yang mengenai daerah proksimal kondilus femur
sampai pembatasan metafise dan diafase
b. Klasifikasi :
1. Undisplaced
2. Impactes
3. Displaced : transverse, oblique, komunitif
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
14/26
3. Fraktur supra dan intercondylar femur (fraktur intra artikuler)
a. Definisi : adalahfraktur yang mengenaikondilus femur,
sendilututdansuprakondilus
b. Klasifikasi : (Neers classification)
Fraktur oblique atau komunitif dengan garis fraktur melewati sendi sering
disebut T atau Y fracture
4. Fraktur kondilus femur
a. Definisi : adalah fraktur isolated pada kondilus femur
b. Klasifikasi :
1. Sagittal
2. Coronal
3. Kombinasi sagital dan coronal
5. Fraktur Intertrochanter
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
15/26
a. Definisi :
Adalah fraktur yang terjadi dalam sepanjang garis antara trochanter major dan
minor
b. Klasifikasi :
Menurut Boys dan Grivin (berdasarkan mudahnya dalam memperoleh dan
mempertahankan reduksi)
Tipe I : fraktur disepanjang garis intertrochanter non displaced
Tipe 2 : fraktur komunitif dengan multiple fraktur pada korteks
Tipe 3 : pada dasarnya fraktur subtrochanter, dengan paling sedikit satu
fraktur lewat diproximal dan distal/di trochanter minor.
Tipe 4 : fraktur trochanter dan shaft proximal dengan paling sedikit dua
bidang
LI 4. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan Fraktur
Diagnosa ditegakkan berdasarkan :
1. Anamnesa (Ada tidaknya trauma)
Bila tidak ada riwayat trauma berarti fraktur yang terjadi adalah fraktur
patologis. Jika terjadi trauma, harus diperinci jenis, berat-ringannya
trauma, arah trauma, dan posisi penderita atau ekstrimitas yang
bersangkutan (mekanisme trauma).
2. Pemeriksaan Umum
Dicari kemungkinan komplikasi umum, misalnya : shock pada fraktur
multiple, fraktur pelvis, serta tanda-tanda fraktur terbuka terinfeksi.
3. Pemeriksaan status lokalis
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
16/26
1. Look
1. Deformitas
a. Penonjolan yang abnormalitas
b. Angulasi
c. Rotasi
d. Shortning
2. Fungsio laesa (hilangnya fungsi) seperti pada fraktur cruris
menyebabkan tidak bisa berjalan.
3. Warna kulit yang kemerahan atau kehitaman atau hiperpigmentasi
2. Feel (palpasi)
1. Perubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban kulit
2. Apabila ada pembengkakan, apakah terjadi fruktuasi atau oedema
terutama disekitar persendian
3. Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, dan letak kelainan
3. Move
1. Krepitasi
Terasa krepitasi bila fraktur digerakkan, tp ini bukan cara yang
baik dan kurang halus. Krepitasi timbul oleh pergeseran atau
beradunya ujung-ujung tulang kortikal. Pada tulang spongiosa atau
tulang rawan epifisis tidak terasa krepitasi.
2. Nyeri bila ditekan, baik pada gerak aktif maupun pasif
3. Memeriksa seberapa jauh gangguan fungsi, gerakan-gerakan yang
tidak mampu dilakukan (ROM)
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
17/26
4. Gerakan yang tidak normal : gerakan yang terjadi tidak pada sendi,
misalnya pertengahan femur bisa digerakkan
4. Pemeriksaan Laboratorium
1. HB dan hematokrit menurun akibat perdarahan
2. Laju endap darah (LED) meningkat pada jaringan rusak yang meluas
3. Kalsiom dan posfat meningkat pada masa penyembuhan
4. Kreatinin meningkat pada trauma yang terjadi pada otot
5. Alkalin posfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan
kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang.
5. Pemeriksaan arteriografi dilakukan jika dicurigai telah terjadi kerusakan
vaskular akibat fraktur.
LI.5 Memahami dan Menjelaskan pemeriksaan radiologis fraktur
1. Sinar X
Pemeriksaan dengan sinar-X harus dilakukan. Perangkap-perangkap
berikut ini harus dihindari:
- Dua pandangan. Fraktur atau dislokasi mungkin tidak terlihat pada
film sinar-X tunggal dan sekurang-kurangnya harus dilakukan dua
sudut pandang (anterior-posterior dan lateral).
- Dua sendi. Pada lengan bawah atau kaki, satu tulang dapat emngalami
fraktur dan angulasi. Tetapi angulasi tidak mungkin terjadi kecuali
kalau tulang yang lain juga patah, atau suatu sendi mengalami
dislokasi. Sendi-sendi di atas dan di bawah fraktur keduanya harus
disertakan pada foto sinar X.
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
18/26
- Dua tungkai. Pada sinar-X tulang anak-anak, epifisis yang normal
dapat mengacaukan diagnosis fraktur. Foto tungkai yang tidak cidera
dapat bermanfaat. Dua cidera kekuatan yang hebat sering
menyebabkan cidera pada lebih dari singkat. Karena itu bila ada
fraktur pada calcaneus atau femur, perlu juga diambil foto sinar-X
pada tulang belakang.
- Dua kesempatan. Segera setelah cidera suatu fraktur (misalnya pada
skafoid carpal) mungkins ulit dilihat. Kalau ragi-ragu sebagai akibat
resorpbsi tulang, pemeriksaan lebih jauh 10-14 hari kemudian dapat
menegakkan diagnosis.
2. Pencitraan khusus
Kadang-kadang fraktur atau keseluruhan fraktur tidak nyata pada sinar x
biasa. Tomografi mungkin berguna untuk lesi spinal atau fraktur condylus
tibia, ct dan MRI mungkin merupakan satu-satunya cara untuk
menunjukkan apakah fraktur vertebrae mengancam akan menekan medula
spinalis. Sesungguhnya potret transeksional snagat penting untuk
visualisasi. Fraktur secara tepat pada tempat yang sukar misalnya
calcaneus atau acetabulum, dan potret rekonstruksi 3 dimensi bahkan lebih
baik. Scanning radioisotop berguna untuk mendiagnosis fraktur tekanan
yang dicurigai atau fraktur bergeser yang lain.
LI. 6.Memahami dan Menjelaskan tatalaksana fraktur
Penanganan fraktur
Pada prinsipnya penangganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi dan
pengembalian fungsi dan kekuatan normal dengan rehabilitasi.
o Reduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulangpada
kesejajarannya dan rotasi anatomis. Metode dalam reduksi adalah reduksi
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
19/26
tertutup, traksi dan reduksi terbuka, yang masing-masing di pilih
bergantung sifat fraktur
o Reduksi tertutup dilakukan untuk mengembalikan fragmen tulang ke
posisinya (ujung-ujung saling behubungan) dengan manipulasi dan traksi
manual.
Traksi, dapat digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan imobilisasi.
Beratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi.
Reduksi terbuka , dengan pendekatan pembedahan, fragmen tulang direduksi. Alat
fiksasi internal dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku atau batangan logam
dapat digunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai
penyembuhan tulang yang solid terjadi.
o Imobilisai fraktur, setelah fraktur di reduksi fragmen tulang harus di
imobilisasi atau di pertahankan dalam posisi dan kesejajaranyang benar
sampai terjadi penyatuan. Immobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi
eksternal atau inernal. Fiksasi eksternal meliputi pembalutan, gips, bidai,
traksi kontinui, pin dan teknik gips atau fiksator eksternal. Fiksasi internal
dapat dilakukan implan logam yang berperan sebagai bidai inerna untuk
mengimobilisasi fraktur. Pada fraktur femur imobilisasi di butuhkan sesuai
lokasi fraktur yaitu intrakapsuler 24 minggu, intra trohanterik 10-12
minggu, batang 18 minggu dan supra kondiler 12-15 minggu.
o Mempertahankan dan mengembalikan fungsi, segala upaya diarahkan
pada penyembuhan tulang dan jaringan lunak, yaitu ;
-Mempertahankan reduksi dan imobilisasi
-Meninggikan untuk meminimalkan pembengkakan
-Memantau status neurologi.
-Mengontrol kecemasan dan nyeri
-Latihan isometrik dan setting otot
-Berpartisipasi dalam aktivitas hidup sehari-hari
-Kembali keaktivitas secara bertahap.
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur :
-Imobilisasi fragmen tulang.
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
20/26
-Kontak fragmen tulang minimal.
-Asupan darah yang memadai.
-Nutrisi yang baik.
-Latihan pembebanan berat badan untuk tulang panjang.
-Hormon-hormon pertumbuhan tiroid, kalsitonin, vitamin D, steroid anabolik.
Penatalaksanaan Fraktur
Pengelolaan fraktur secara umum mengikuti prinsip pengobatan kedokteran pada
umumnya, yaitu yang pertama dan utama adalah jangan cederai pasien (primum
non nocere). Cedera iatrogen tambahan pada pasien terjadi akibat tindakan yang
salah dan/atau tindakan yang berlebihan. Yang kedua, pengobatan didasari atas
diagnosis yang tepat dan prognosisnya. Ketiga, bekerja sama dengan hukum alam,
dan keempat, memilih pengobatan dengan memperhatikan setiap pasien secara
individu.
Enam prinsip umum pengobatan fraktur
1. Jangan membuat keadaan lebih jelek
2. Pengobatan berdasarkan atas diagnosis dan prognosis yang akurat
3. Seleksi pengobatan dengan tujuan khusus
a. Menghilangkan nyeri
b. Memperoleh posisi yang baik dari fragmen
c. Mengusahakan terjadinya penyambungan tulang
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
21/26
d. Mengembalikan fungsi secara optimal
4. Mengingat hukum-hukum penyembuhan secara alami
5. Bersifat realistik dan praktis dalam memilih jenis pengobatan
6. Seleksi pengobatan sesuai dengan penderita secara individual
Untuk frakturnya sendiri, prinsipnya adalah mengembalikan posisi patahan tulang
ke posisi semula (reposisi) dan mempertahankan posisi itu selama masa
penyembuhan fraktur (imobilisasi). Reposisi yang dilakukan tidak harus mencapai
keadaan sepenuhnya seperti semula karena tulang mempunyai kemampuan untuk
menyesuaikan bentuknya kembali seperti bentuk semula (remodeling/proses
swapugar). Kelayakan reposisi suatu dislokasi fragmen ditentukan oleh adanya
dan besarnya dislokasi ad aksim, ad peripheriam, dan kum kontraktione, yang
berupa rotasi, atau perpendekan.
Secara umum, angulasi dalam bidang gerak sendi sampai kurang lebih 20-30
derajat akan dapat mengalami swapugar, sedangkan angulasi yang tidak dalam
bidang gerak sendi tidak akan mengalaminya. Akan tetapi, rotasi antara 2 fragmen
tidak pernah terkoreksi sendiri oleh proses swapugar. Ada tidaknya rotasi fragmen
tidak dapat diketahui dari foto Rontgen, melainkan harus diketahui dari
pemeriksaan klinis. Cara yang termudah untuk memeriksa rotasi ini adalah
dengan membandingkan rotasi anggota yang patah dengan rotasi anggota yang
sehat. Pemendekan anggota yang patah disebabkan oleh tarikan tonus otot
sehingga fragmen patahan tulang berada sebelah menyebelah. Pemendekananggota atas pada orang dewasa dan pemendekan pada anggota atas maupun
bawah pada anak, umumnya tidak menimbulkan masalah.
Macam-macam cara untuk penanganan fraktur :
1. Proteksi tanpa reposisi dan imobilisasi
Digunakan pada penanganan fraktur dengan dislokasi fragmen patahan yang
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
22/26
minimal atau dengan dislokasi yang tidak akan menyebabkan kecacatan di
kemudian hari. Contoh cara ini adalah fraktur costa, fraktur clavicula pada anak,
dan fraktur vertebra dengan kompresi minimal.
2. Imobilisasi dengan fiksasi
Dapat pula dilakukan imobilisasi luar tanpa reposisi, tetapi tetap memerlukan
imobilisasi agar tidak terjadi dislokasi fragmen. Contoh cara ini adalah
pengelolaan fraktur tungkai bawah tanpa dislokasi yang penting.
3. Reposisi dengan cara manipulasi diikuti dengan imobilisasi
Ini dilakukan pada fraktur dengan dislokasi fragmen yang berarti seperti pada
fraktur radius distal.
4.Reposisi dengan traksi dilakukan secara terus menerus selama masa tertentu,
misalnya beberapa minggu, dan kemudian diikuti dengan imobilisasi. Ini
dilakukan pada fraktur yang bila direposisi secara manipulasi akan terdislokasi
kembali di dalam gips. Cara ini dilakukan pada fraktur dengan otot yang kuat,
misalnya fraktur femur.
5. Reposisi diikuti dengan imobilisasi dengan fiksasi luar
Untuk fiksasi fragmen patahan tulang, digunakan pin baja yang ditusukkan pada
fragmen tulang, kemudian pin baja tadi disatukan secara kokoh dengan batanganlogam di luar kulit. Alat ini dinamakan fiksator ekstern.
6. Reposisi secara non operatif diikuti dengan pemasangan fiksasi dalam pada
tulang secara operatif
Misalnya reposisi fraktur collum femur. Fragmen direposisi secara non-operatif
dengan meja traksi, setelah tereposisi, dilakukan pemasangan pen ke dalam
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
23/26
collum femur secara operatif.
7. Reposisi secara operatif diikuti dengan fiksasi patahan tulang dengan
pemasangan fiksasi internal ini dilakukan misalnya pada fraktur femur, tibia,
humerus, atau lengan bawah. Fiksasi interna yang dipakai bisa berupa pen di
dalam sumsum tulang panjang, bisa juga berupa plat dengan sekrup di permukaan
tulang. Keuntungan reposisi secara operatif adalah bisa dicapai reposisi sempurna
dan bila dipasang fiksasi interna yang kokoh, sesudah operasi tidak perlu lagi
dipasang gips dan segera bisa dilakukan mobilisasi. Kerugiannya adalah reposisi
secara operatif ini mengundang resiko infeksi tulang.
8. Eksisi fragmen fraktur dan menggantinya dengan prosthesis
Dilakukan pada fraktur collum femur. Caput femur dibuang secara operatif dan
diganti dengan prostesis. Ini dilakukan pada orang tua yang patahan pada collum
femur tidak dapat menyambung kembali.
LI. 7. Memahami dan Menjelaskan komplikasi fraktur
Komplikasi awal
a. Syok: Syok hipovolemik atau traumatik akibat pendarahan (baikkehilangan darah eksterna maupun yang tidak kelihatan) dan
kehilangan cairan eksternal kejaringan yang rusak.
b. Sindrom emboli lemak: Pada saat terjadi fraktur globula lemak dapat
masuk kedalam pembuluh darah karena tekanan sumsum tulang lebih
tinggi dari tekanan kapiler atau karena katekolamin yang dilepaskan
oleh reaksi stres pasien akan memobilisasi asam lemak dan
memudahkan terjadinya globula lemak dalam aliran darah.
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
24/26
c. Sindrom kompartemen: merupakan masalah yang terjadi saat perfusi
jaringan dalam otot kurang dari yang dibutuhkan untuk kehidupan
jaringan. Ini bisa disebabkan karena penurunan ukuran kompartemen
otot karena fasia yang membungkus otot terlalu ketat, penggunaan gips
atau balutan yang menjerat ataupun peningkatan isi kompartemen otot
karena edema atau perdarahan sehubungan dengan berbagai masalah
(misal : iskemi, cidera remuk).
d. Trombo-emboli: obtruksi pembuluh darah karena tirah baring yang
terlalu lama. Misalnya dengan di traksi di tempat tidur yang lama.
e. Infeksi: pada fraktur terbuka akibat kontaminasi luka, dan dapat
terjadi setelah tindakan operasi.
f. Osteonekrosis (avakular): tulang kehilangan suplai darah untuk waktu
yang lama (jaringan tulang mati dan nekrotik).
g. Osteoatritis: terjadi karena faktor umur dan bisa juga karena terlalu
gemuk
h. Koksavara: berkurangnya sudut leher femur.
i. Anggota gerak memendek (ektrimitas).
Komplikasi lambat
a. Delayed union: proses penyembuhan tulang yang berjalan dalam
waktu yang lebih lama dari perkiraan (tidak sembuh setelah 3-5 bulan)
b. Non union: kegagalan penyambungan tulang setelah 6-9 bulan.
c. Mal union: proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam
waktu semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal.
d. Kekakuan pada sendi
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
25/26
e. Refraktur: terjadi apabila mobilisasi dilakukan sebelum terbentuk
union yang solid.
Daftar pustaka
-
7/29/2019 Wrap Up Sken 3muskulo
26/26
Apley, A.G., dan Solomon, L (1995). Buku ajar ortopedi dan fraktur sistem apley.
Alih bahasa; fr. Edi Nugroho. Jakarta: widya medika
Eroschenko, Victor P. 2010. Tulang Rawan Hialin dalamAtlas Histologi diFiore.EGC. Jakarta.
Simbardjo, Djoko. 2008. Fraktur Batang Femur dalamKumpulan Kuliah Ilmu
Bedah. FKUI. Jakarta.
www.kuliah-tutorial.com/komplikasi-fraktur.html
www.patienthaandbogen.dk collum femoris fraktur
http://www.kuliah-tutorial.com/komplikasi-fraktur.htmlhttp://www.patienthaandbogen.dk/http://www.kuliah-tutorial.com/komplikasi-fraktur.htmlhttp://www.patienthaandbogen.dk/