Wrap Up Sk 2 Neuro

94
Kata- kata sulit 1) Sulcus nasolabialis : Alur antara sudut bibir atas dan hidung. 2) Atrofi papil : Peyusutan pada papil lidah. 3) Fasikulasi : Gerakan kedutan yang ireguler yang terlihat melalui kulit dan terjadi pada bagian tengah otot. 4) Hemiparesis : Kelumpuhan atau kelemahan otot pada satu sisi tubuh. 5) Stroke : Gejala deficit fungsi susunan saraf akibat penyakit pembuluh darah otak. Pertanyaan 1) Apa hubungan strokte dengan aktivitas ? 2) Apa hubungan stroke dengan hipertensi ? 3) Apa saja Factor pencetus stroke ? 4) Kenapa bicara cadel, tubuh lemah sebelah, dan wajah asimetris? 5) Kenapa lemahnya sisi kiri saja? 6) Kenapa kerutan dahi simetris tapi sisi lain asimetris? 7) Kenapa sulcus nasolabialis mendatar? 8) Apa pemeriksaan lain stroke selain pemeriksaan tanda vital ? 9) Apakah stroke bisa sembuh? 10) Apakah pasien langsung tidak sadarkan diri apabila terkena serangan stroke? Jawaban 1) Aktivitas → cape → vasokontriksi → hipertensi → kurangnya O2 ke otak → factor penyebab (aterosklerosis) → stroke 2) Aktivitas → cape → vasokontriksi → hipertensi → kurangnya O2 ke otak → factor penyebab (aterosklerosis) → stroke 3) Penyakit metabolik, DM hipertensi, gaya hidup, pola makan tidak sehat, merokok, minum kopi yang berlebihan, dan alcohol. 1

description

STROKE- NEURO

Transcript of Wrap Up Sk 2 Neuro

Page 1: Wrap Up Sk 2 Neuro

Kata- kata sulit

1) Sulcus nasolabialis : Alur antara sudut bibir atas dan hidung.

2) Atrofi papil : Peyusutan pada papil lidah.

3) Fasikulasi : Gerakan kedutan yang ireguler yang terlihat melalui kulit dan

terjadi pada bagian tengah otot.

4) Hemiparesis : Kelumpuhan atau kelemahan otot pada satu sisi tubuh.

5) Stroke : Gejala deficit fungsi susunan saraf akibat penyakit pembuluh darah

otak.

Pertanyaan

1) Apa hubungan strokte dengan aktivitas ?

2) Apa hubungan stroke dengan hipertensi ?

3) Apa saja Factor pencetus stroke ?

4) Kenapa bicara cadel, tubuh lemah sebelah, dan wajah asimetris?

5) Kenapa lemahnya sisi kiri saja?

6) Kenapa kerutan dahi simetris tapi sisi lain asimetris?

7) Kenapa sulcus nasolabialis mendatar?

8) Apa pemeriksaan lain stroke selain pemeriksaan tanda vital ?

9) Apakah stroke bisa sembuh?

10) Apakah pasien langsung tidak sadarkan diri apabila terkena serangan stroke?

Jawaban

1) Aktivitas → cape → vasokontriksi → hipertensi → kurangnya O2 ke otak → factor penyebab

(aterosklerosis) → stroke

2) Aktivitas → cape → vasokontriksi → hipertensi → kurangnya O2 ke otak → factor penyebab

(aterosklerosis) → stroke

3) Penyakit metabolik, DM hipertensi, gaya hidup, pola makan tidak sehat, merokok, minum kopi

yang berlebihan, dan alcohol.

4) Karena gangguan system saraf → kelemahan otot → terkena di lobus frontalis dektra.

5) Karena gangguan system saraf → kelemahan otot → terkena di lobus frontalis dektra.

6) Karena terkenanya jaras supranuklear

7) Karena tidak mendapat daya hantar → kelemahan otot

8) X-ray, blood flow test.

9) Sembuh jika sesuai dengan grade/ tingkat keparahan atau sembuh tapi meninggalkan gejala-

gejala.

10) Stroke hemoragic yang menyebabkan pasien tidak sadarkan diri.

1

Page 2: Wrap Up Sk 2 Neuro

Skenario 2

KELUMPUHAN WAJAH

Perempuan berusia 50 tahun sedang berbelanja di pusat perbelanjaan tiba-tiba berbicara cadel

dan setelah diperhatikan oleh suaminya wajah pasien terlihat tidak simetris. Pasien juga mengeluh

anggota gerak sisi kiri lebih lemah dibandingkan kanan. Suami langsung membawa istrinya ke IGD

RS terdekat. Pemeriksaan tanda vital menunjukan hipertensi. Pada pemeriksaan fisik ditemukan wajah

tidak simetris. Sulkus nasolabialis kiri tampak mendatar, namum kerutan dahi simetris. Pada saat

menjulurkan lidah, mencong ke sisi kiri tanpa adanya atrofi papil dan fasikulasi. Terdapat hemiparesis

sinistra. Dokter mengatakan pasien mengalami stroke. Sebagai seorang suami, iya berkewajiban

menyantuni dan merawat istrinya dengan baik sesuai dengan ajaran islam.

2

Page 3: Wrap Up Sk 2 Neuro

Sasaran belajar

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi N.cranialis

LO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopik N.cranialis

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Jarasa Sensorik dan Motorik

LO 2.1 Memahami dan Menjelaskan jaras normal Sensorik dan Motorik

LO 2.2 Memahami dan Menjelaskan Jaras abnormal Sensorik dan Motorik

LO 2.3 Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan jaras Sensorik dan Motorik

LI 3. Memahami dan Menjelaskan Stroke

LO 3.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Stroke

LO 3.2 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Stroke

LO 3.3 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Stroke

LO 3.4 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Stroke

LO 3.5 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi klinis Stroke

LO 3.6 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Stroke

LO 3.7 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis banding Stroke

LO 3.8 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan dan Pencegahan Stroke

LO 3.9 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Stroke

LO 3.10 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Stroke

LI 4. Memahami dan Menjelaskan Kewajiban suami terhadap istri dalam islam

3

Page 4: Wrap Up Sk 2 Neuro

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi N.cranialis

LO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopik N.cranialis

4

Page 5: Wrap Up Sk 2 Neuro

Saraf Olfaktorius (N.I)

Sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan olfaktorius. Sistem ini

terdiri dari bagian berikut: mukosa olfaktorius pada bagian atas kavum nasal, fila olfaktoria, bulbus

subkalosal pada sisi medial lobus orbitalis. Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang serabut-

serabutnya berasal dari membran mukosa hidung dan menembus area kribriformis dari tulang

etmoidal untuk bersinaps di bulbus olfaktorius, dari sini, traktus olfaktorius berjalan dibawah lobus

frontal dan berakhir di lobus temporal bagian medial sisi yang sama.

Sistem olfaktorius merupakan satu-satunya sistem sensorik yang impulsnya mencapai korteks

tanpa dirilei di talamus. Bau-bauan yang dapat memprovokasi timbulnya nafsu makan dan induksi

salivasi serta bau busuk yang dapat menimbulkan rasa mual dan muntah menunjukkan bahwa sistem

ini ada kaitannya dengan emosi. Serabut utama yang menghubungkan sistem penciuman dengan area

otonom adalah medial forebrain bundle dan stria medularis talamus. Emosi yang menyertai

rangsangan olfaktorius mungkin berkaitan ke serat yang berhubungan dengan talamus, hipotalamus

dan sistem limbik.

Saraf Optikus (N.II)

Saraf Optikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di retina. Serabut-serabut saraf

ini, ini melewati foramen optikum di dekat arteri optalmika dan bergabung dengan saraf dari sisi

lainnya pada dasar otak untuk membentuk kiasma optikum. Orientasi spasial serabut-serabut dari

berbagai bagian fundus masih utuh sehingga serabut-serabut dari bagian bawah retina ditemukan pada

bagian inferior kiasma optikum dan sebaliknya.

5

Page 6: Wrap Up Sk 2 Neuro

Serabut-serabut dari lapangan visual

temporal (separuh bagian nasal retina)

menyilang kiasma, sedangkan yang berasal

dari lapangan visual nasal tidak menyilang.

Serabut-serabut untuk indeks cahaya yang

berasal dari kiasma optikum berakhir di

kolikulus superior, dimana terjadi hubungan

dengan kedua nuklei saraf okulomotorius.

Sisa serabut yang meninggalkan kiasma

berhubungan dengan penglihatan dan

berjalan di dalam traktus optikus menuju

korpus genikulatum lateralis. Dari sini

serabut-serabut yang berasal dari radiasio

optika melewati bagian posterior kapsula

interna dan berakhir di korteks visual lobus oksipital.

Dalam perjalanannya serabut-serabut tersebut memisahkan diri sehingga serabut-serabut

untuk kuadran bawah melalui lobus parietal sedangkan untuk kuadaran atas melalui lobus temporal.

Akibat dari dekusasio serabut-serabut tersebut pada kiasma optikum serabut-serabut yang berasal dari

lapangan penglihatan kiri berakhir di lobus oksipital kanan dan sebaliknya.

Saraf Okulomotorius (N.III)

Nukleus saraf okulomotorius terletak sebagian di

depan substansia grisea periakuaduktal (Nukleus motorik)

dan sebagian lagi di dalam substansia grisea (Nukleus

otonom). Nukleus motorik bertanggung jawab untuk

persarafan otot-otot rektus medialis, superior, dan

inferior, otot oblikus inferior dan otot levator palpebra

superior. Nukleus otonom atau nukleus Edinger-westhpal

yang bermielin sangat sedikit mempersarafi otot-otot

mata inferior yaitu spingter pupil dan otot siliaris

6

Page 7: Wrap Up Sk 2 Neuro

Saraf Troklearis (N.IV)

Nukleus saraf troklearis terletak setinggi

kolikuli inferior di depan substansia grisea

periakuaduktal dan berada di bawah Nukleus

okulomotorius. Saraf ini merupakan satu-satunya saraf

kranialis yang keluar dari sisi dorsal batang otak. Saraf

troklearis mempersarafi otot oblikus superior untuk

menggerakkan mata bawah, kedalam dan abduksi

dalam derajat kecil.

Saraf Trigeminus (N.V)

Saraf trigeminus bersifat campuran terdiri dari serabut-

serabut motorik dan serabut-serabut sensorik. Serabut

motorik mempersarafi otot masseter dan otot

temporalis. Serabut-serabut sensorik saraf trigeminus

dibagi menjadi tiga cabang utama yatu saraf

oftalmikus, maksilaris, dan mandibularis. Daerah

sensoriknya mencakup daerah kulit, dahi, wajah,

mukosa mulut, hidung, sinus. Gigi maksilar dan

mandibula, dura dalam fosa kranii anterior dan tengah

bagian anterior telinga luar dan kanalis auditorius serta

bagian membran timpani.

Saraf Abdusen (N.VI)

Nukleus saraf abdusens terletak pada masing-

masing sisi pons bagian bawah dekat medula oblongata

dan terletak dibawah ventrikel ke empat saraf abdusens

mempersarafi otot rektus lateralis.

7

Page 8: Wrap Up Sk 2 Neuro

Saraf Fasialis (N.VII)

Saraf fasialis mempunyai fungsi motorik dan fungsi sensorik fungsi motorik berasal dari

Nukleus motorik yang terletak pada bagian ventrolateral dari tegmentum pontin bawah dekat medula

oblongata. Fungsi sensorik berasal dari Nukleus sensorik yang muncul bersama nukleus motorik dan

saraf vestibulokoklearis yang berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus interna.

Serabut motorik saraf fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah terdiri dari otot

orbikularis okuli, otot buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot stapedius, otot stilohioideus, otot

digastriktus posterior serta otot platisma. Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan bagian

anterior lidah.

Saraf Vestibulokoklearis (N.VIII)

8

Page 9: Wrap Up Sk 2 Neuro

Saraf vestibulokoklearis terdiri dari dua komponen yaitu serabut-serabut aferen yang

mengurusi pendengaran dan vestibuler yang mengandung serabut-serabut aferen yang mengurusi

keseimbangan. Serabut-serabut untuk pendengaran berasal dari organ corti dan berjalan menuju inti

koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpus genikulatum medial dan kemudian

menuju girus superior lobus temporalis. Serabut-serabut untuk keseimbangan mulai dari utrikulus dan

kanalis semisirkularis dan bergabung dengan serabut-serabut auditorik di dalam kanalis fasialis.

Serabut-serabut ini kemudian memasuki pons, serabut vestibutor berjalan menyebar melewati batang

dan serebelum.

Saraf Glosofaringeus (N.IX)

Saraf Glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus

dan asesorius pada waktu meninggalkan kranium melalui foramen

tersebut, saraf glosofaringeus mempunyai dua ganglion, yaitu

ganglion intrakranialis superior dan ekstrakranialis inferior. Setelah

melewati foramen, saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan

vena jugularis interna ke otot stilofaringeus. Di antara otot ini dan

otot stiloglosal, saraf berlanjut ke basis lidah dan mempersarafi

mukosa faring, tonsil dan sepertiga posterior lidah.

Saraf Vagus (N.X)

Saraf vagus juga mempunyai dua ganglion yaitu ganglion superior

atau jugulare dan ganglion inferior atau nodosum, keduanya terletak

pada daerah foramen jugularis, saraf vagus mempersarafi semua

visera toraks dan abdomen dan menghantarkan impuls dari dinding

usus, jantung dan paru-paru.

9

Page 10: Wrap Up Sk 2 Neuro

Saraf Aksesorius (N.XI)

Saraf asesorius mempunyai radiks spinalis dan kranialis.

Radiks kranial adalah akson dari neuron dalam nukleus ambigus yang

terletak dekat neuron dari saraf vagus. Saraf aksesoris adalah saraf

motorik yang mempersarafi otot sternokleidomastoideus dan bagian

atas otot trapezius, otot sternokleidomastoideus berfungsi memutar

kepala ke samping dan otot trapezius memutar skapula bila lengan

diangkat ke atas.

Saraf Hipoglossus (N.XII)

Nukleus saraf hipoglosus terletak pada medula oblongata pada

setiap sisi garis tengah dan depan ventrikel ke empat dimana

semua menghasilkan trigonum hipoglosus. Saraf hipoglosus

merupakan saraf motorik untuk lidah dan mempersarafi otot

lidah yaitu otot stiloglosus, hipoglosus dan genioglosus.

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Jarasa Sensorik dan Motorik

LO 2.1 Memahami dan Menjelaskan jaras Sensorik dan Motorik

JARAS SENSORIK OTAK

Fungsi : membawa informasi sensorik (exteroseptif dan proprioseptif) dari receptor ke pusat sensorik

sadar di otak.

Informasi exteroseptif meliputi :

Sakit

Suhu (panas atau dingin)

Sentuhan

Tekanan

Informasi proprioseptif meliputi :

10

Page 11: Wrap Up Sk 2 Neuro

Keadaan otot sadar/otot lurik

Keadaan sendi

Keadaan ligamentum

Tiga stasion jalan sensorik :

Untuk bisa mencapai pusat sadar pada gyrus postcentralis (area Brodmann 3,2,1) maka semua

informasi sensorik harus melewati sedikitnya 3 neuron :

1. Neuron orde pertama

Letak : Pada ganglion radix posterior s. Ganglion spinale (ganglion adalah sel saraf yang

terletak di luar susunan saraf pusat, sedang yang berada di dalam SSP disebut sebagai nucleus

atau neuron) dimana dendrit dari sel saraf tsb. datang dari receptor, sedang axon-nya pergi

memasuki medulla spinalis untuk bersinapsis pada neuron orde kedua

2. Neuron orde kedua

Letak : Pada cornu posterius medulla spinalis, axon-nya dapat menyilang garis tengah atau

langsung berjalan dalam columna lateralis pada sisi yang sama, selanjutnya naik keatas untuk

bersinapsis pada neuron orde ketiga

3. Neuron orde ketiga

Letak : Pada thalamus dimana axon-nya akan menuju pusat sensorik sadar pada gyrus

postcentralis ( area Bromann 3,2,1)

11

Page 12: Wrap Up Sk 2 Neuro

Jalan raya sensasi sakit dan suhu

Nama jalan : Tractus spinothalamicus lateralis

1) Jalan pada medulla spinalis :

a) Axon dari neuron orde pertama (Ganglion spinale)

memasuki ujung cornu posterius substansia grissea medulla spinalis dan segera bercabang dua:

Serabut yang naik

Serabut yang turun

Sesudah memasuki satu atau dua segment medulla spinalis membentuk Tractus Posterolateral

(Lissaueri). Dia segera bersinapsis dengan neuron orde kedua yang terletak pada kelompok sel

substansia gelatinosa pada cornu posterius.

b) Axon dari neuron orde kedua

Jalan menyilang garis tengah pada commissura anterior substansia grissea dan

substansia alba, kemudian naik keatas pada sisi kontralateral sebagai tractus spinothalamicus

lateralis. Tractus tsb. berjalan medialis dari tractus spinocerebellaris anterius. Sewaktu jalan

keatas, serabut saraf baru terus bertambah sesuai dengan banyaknya segmen medulla spinalis,

demikian rupa sehingga pada bagian atas cervical :

Serabut saraf yang datang dari sacral terletak posterolateral

Serabut saraf yang datang dari cervical terletak anteromedial (serabut saraf yang

mengantar informasi sakit terletak sedikit di depan dari serabut saraf yang mengantar

suhu

2) Jalan pada medulla oblongata

12

Page 13: Wrap Up Sk 2 Neuro

Pada medulla oblongata tractus tsb. Terletak pada dataran lateral antara nuclues olivarius

inferius dengan nucleus tractus spinalis N. Trigeminus. Disini dia bergabung dengan :

Tractus spinothalamicus anterius

Tractus spinotectalis

Ketiga tractus tersebut bersama-sama disebut sebagai : Lemniscus spinalis

3) Jalan pada pons

Lemniscus spinalis naik ke atas di bagian belakang pons

4) Jalan pada mesencephalon

Lemniscus spinalis jalan pada tegmentum, lateralis dari lemniscus medialis

5) Jalan pada diencephalon

Serabut saraf tractus spinothalamicus lateralis akan bersinapsis dengan neuron orde ketiga

yaitu : nucleus posterolateral dari kelompok ventral thalamus (bagian dari nucleus lateralis

thalamus). Disini terjadi penilaian kasar sensasi sakit dan suhu dan reaksi emosi mulai timbul.

6) Jalan ke cortex cerebri

Axon dari neuron orde ketiga jalan memasuki crus posterior capsula interna dan corona

radiata untuk berakhir pada gyrus postcentralis (area brodmann 3,2,1). Dari sini informasi

sakit dan suhu akan diteruskan ke area motorik dan area asosiasi di cortex lobus parietale.

Fungsi utama cortex cerebri gyrus postcentralis : Menafsirkan sensasi suhu dan sakit sehingga

timbul kesadaraan akan sensasi tsb.

Jalan raya sensasi sentuhan ringan dan tekanan

Nama jalan : tractus spinothalamicus anterius

1) Jalan pada medulla spinalis

Axon dari neuron orde pertama : ganglion spinale memasuki ujung cornu posterius medulla

spinalis dimana dia segera bercabang dua :

Serabut yang naik

Serabut yang turun

Serabut saraf tsb.jalan melalui 1 & 2 segment medulla spinalis untuk membentuk tractus

posterolateral (LISSAUERI). Kemudian dia akan bersinapsis pada neuron orde kedua yang

terletak pada substansia gelatinosa cornu posterius substansia grissea.

13

Page 14: Wrap Up Sk 2 Neuro

Axon dari neuron orde kedua jalan menyilang garis tengah untuk berada pada sisi

kontralateral pada commissura anterior substansia alba dan grissea untuk kemuadian naik ke

atas pada bagian anterolateral substansia alba sebagai tractus spinothalamicus anterior.

Sebagaimana halnya dengan tractus spinothalamicus lateralis, serabut saraf juga bertambah

dari caudal ke cranial. Disini juga di bagian cervical serabut saraf sacralis terletak lebih ke

lateral dan berasal dari cervical lebih ke medial.

2) Jalan pada medulla oblongata

Jalan beriringan dengan tractus spinothalamicus lateralis dan tractus spinotectalis, semuanya

disebut sebagai Lemniscus spinalis

3) Jalan pada pons, mesencephalon dan diencephalon

Beriringan dengan lemniscus medialis untuk akhirnya bersinapsis pada neuron orde ketiga

pada neuron yang sama dengan lemniscus medialis yaitu nuclei posterolateral dari kelompok

ventral thalamus(bagian dari kelompok nuclei lateralis thalamus). Disini sensasi kasar dari

sentuhan dan tekanan mulai diinterpretasi.

4) Jalan ke cortex cerebri

Axon neuron orde ketiga jalan dalam crus posterius capsula interna dan corona radiata untuk

berakhir pada cortex gyrus postcentralis (area Brodmann 3,2,1) dimana sensasi sentuhan dan

tekanan disadari.

Jalan raya pembedaan sensai diskriminasi sentuhan, getaran sendi/otot sadar

Nama jalan : fasciculus gracilis dan fasciculus cuneatus

1) Jalan dalam medulla spinalis

Axon dari neuron order pertama (ganglion spinale) memasuki cornu posterius

substansia alba sisi yang sama untuk segera bercabang 2 :

Cabang turun

Jalan melewati beberapa segmen medulla spinalis sambil memberikan beberapa cabang

collateral dan bersinapsis dengan neuron pada cornu posterius dan neuron pada cornu

anterius pada segmen yang dilewati. Hubungan intersegmental ini berfungsi dalam reflex

intersegmental.

Cabang naik

Serabut sarafnya lebih panjang dan sebagian akan bersinaps dengan neuron orde kedua

pada cornu posterius dan anterius substansia grissea. Hubungan ini berperan dalam reflex

14

Page 15: Wrap Up Sk 2 Neuro

intersegmental. Sebagian besar serabut saraf yang naik berjalan dalam columna posterius

substansia alba sebagai:

Fasciculus Gracilis

Dapat ditemukan sepanjang segmen medulla spinalis lumbalis, dan 6 segmen bawah

thoracal

Fasciculus Cuneatus

Terletak lateralis dari fasciculus gracilis, dan mengandung serabut saraf dari segmen

medulla spinalis 6 buah bagian atas thoracal dan semua segmen cervical.

2) Jalan dalam medulla oblongata

Axon dari neuron orde pertama jalan ke atas secara ipsilateral (tidak menyilang garis

tengah) dan akan bersinapsis dengan neuron orde kedua : nuclei gracilis dan nuclei cuneatus.

Axon dari neuron orde kedua membentuk berkas serabut saraf disebut sebagai : fibra arcuata

interna. Dia kemudian berjalan menyilang garis tengah membentuk decussatio sensorik.

Selanjutnya pergi kedua tempat:

Pertama: Ke cerebellum melalui pendunculus cerebelli inferior pada sisi yang sama dan

membentuk tractus cuneocerebellaris. Serabutnya sendiri mengelompok membentuk fibra

arcuata externa. Fungsinya untuk mengirimkan informasi sensasi otot skelet dan sendi ke

cerebellum

Kedua: Ke pons

Jalan dalam pons, mesencephalon dan diencephalon

Setelah decussatio dia jalan ketas sebagai lemniscus medialis untuk berakhir pada

neuron orde ketiga: nuclei posterolateral dari kelompok ventral thalamus (bagian dari

kelompok nuclei lateralis thalamus)

3) Jalan ke cortex cerebri

Axon dari neuron orde ketiga kemudian jalan dalam crus posterius capsula interna dan corona

radiata menuju gyrus postcentralis (area Brodmann 3,2,1). Disini baru kita mnyadari adanya

pembedaan sensasi diskriminasi sentuhan dan getaran dari sendi/otot sadar.

Jalan raya sensasi otot sadar(otot lurik) dan sendi ke cerebellum

Ada 3 jalan :

1) tractus spinocerebellaris posterius

15

Page 16: Wrap Up Sk 2 Neuro

a) Jalan dalam medulla spinalis

Axon neuron orde pertama (ganglion spinale) memasuki medulla spinalis pada

columna posterius substansia grissea untuk bersinapsis dengan neuron orde kedua:

nucleus dorsalis (Clarki) yang terletak pada bassis cornu posterius substansia grissea.

Axon dari neuron orde kedua memasuki bagian posterolateral substansia alba pada sisi

yang sama untuk naik ke atas sebagai: tractus spinocerebellaris posterius.

b) Jalam dalam medulla oblongata

Tractus spinocerebellaris posterius jalan memasuki Pedunculus cerebellaris inferior

untuk menuju cortex cerebellum. Karena Nucleus dorsalis paling bawah hanya ada

mulai segmen medulla spinalis lumbalis III atau IV, maka axon dibawah segmen tsb.

harus naik langsung dalam columna posterius substansia alba, sampai dia mencapai

segmen medulla spinalis lumbal III atau IV disana dia baru bersinapsis dengan neuron

orde kedua.

Fungsi: membawa informasi dari otot sadar dan sendi, terutama dari receptor Muscle spindle

dan receptor yang ada di tendo, ligamentum dan capsula articulare dari tubuh dan anggota

badan

2) tractus spinocerebellaris anterius

1) Jalan dalam medulla spinalis

Axon neuron orde pertama (ganglion spinale) memasuki medulla spinalis untuk

bersinapsis pada neuron orde kedua: nucleus dorsalis (Clarki).

Bagian terbesar dari axon orde kedua jalan menyilang garis tengah dan naik ke atas

pada bagian depan substansia alba sisi kontralateral.

Bagian kecil dari axon neuron orde kedua jalan pada sisi yang sama.

2) Jalan dalam medulla oblongata

Tractus spinocerebellaris anterius memasuki medulla oblongata dan pons untuk

kemudian memasuki cerebellum melalui pedunculus cerebelli superior untuk berakhir

pada cortex cerebelli.Berbeda dengan tractus spinocerebellaris posterius yang tidak

terdapat pada semua segmen medulla spinalis, justru tractus spinocerebellaris anterius

terdapat sepanjang segmen medulla spinalis.

Fungsi: membawa informasi dari receptor muscle spindle dan tendo dari anggota

badan atas dan bawah. Diduga juga membawa informasi dari kulit dan fascia

superficialis

3) tractus cuneocerebellaris

Pusat:nulceus cuneatus

Jalan: memasuki pedunculus cerebelli inferior menuju cortex cerebelli sisi yang sama,

sebagai fibra arcuata externa posterius

16

Page 17: Wrap Up Sk 2 Neuro

Fungsi: meneruskan informasi dari muscle spindle dan tendo ke cerebellum

Jalan raya naik lainya

1) tractus spinotectalis

Jalan dalam medulla spinalis:

Axon neuron orde pertama (ganglion spinale) memasuki cornu posterius untuk bersinapsis

dengan neuron orde kedua yang letaknya pada cornu posterius tak persis diketahui.

Axon neuron orde kedua jalan menyilang garis tengah kemudian naik ke atas pada

anterolateral substansia alba sebagai tractus spinotectalis.

Jalan dalam medulla oblongata, pons dan mes-encephalon:

o Beriringan dengan tractus spinothalamicus lateralis et anterius

o Membentuk lemniscus spinalis bersama-sama dengan tractus spinothalamicus

lateralis et anterius

o Sinaps akan terjadi pada colliculus superior

Fungsi: membawa informasi untuk reflex spinovisual dan akan menimbulkan gerakan bola mata

dan kepala yang menunjuk ke arah datangnya sumber stimuli

2) tractus spinoreticularis

Jalan dalam medulla spinalis:

Axon neuron orde pertama (ganglion spinale) memasuki cormu posterius dan bersinapsis

dengan neuron orde kedua yan letaknya pada cornu posterius tidak jelas.

Axon dari neuron orde kedua naik ke atas pada sisi lateral substansia alba pada sisi yang

sama dan bercampur dengan tractus spinothalamicus

Jalan dalam medulla oblongata, pons dan mesencephalon:

Tractus spinoreticularis jalan pada sisi yang sama dan akan bersinapsis dengan neuron orde

ketiga:formatio reticulare di medulla oblongata, pons dan mesencephalon

Fungsi: membawa informasi tentang tingkat-tingkat kesadaran

3) Tractus spinoolivarius

Jalan dalam medulla spinalis:

Axon neuron orde pertama (ganglion spinale) memasuki cormu posterius dan bersinapsis

dengan neuron orde kedua yan letaknya pada cornu posterius tidak jelas.

Axon neuron orde kedua jalan menyilang garis tengah kemudian naik ke atas antara cornu

anterius dengan cornu latelare substansia alba sebagai tractus spinoolivarius.

Jalan dalam medulla oblongata:

Tractus spinoolivarius akan bersinaps dengan neuron orde ketiga: nuclei olivarius inferius

17

Page 18: Wrap Up Sk 2 Neuro

Axon neuron orde ketiga jalan menyilang garis tengah dan memasuki cerebellum melalui

pedunculus cerebelli inferius untuk pergi ke cortex cerebellum

Fungsi: membawa informasi exteroseptif dan proprioseptif ke cerebellum

Jalan raya sensasi visceral

1) Axon neuron orde pertama (ganglion spinale) dari daerah thorax dan abdomen memasuki

cornu posterius untuk bersinaps dengan neuron orde kedua dalam substansia grissea

mungkin pada cornu posterius atau cornu lateral.

2) Axon neuron orde kedua diduga bergabung dengan tractus spinothalamicus untuk berakhir

pada neuron orde ketiga: Nuclei posterolateral dari kelompok ventral thalami (bagian dari

kelompok nuclei lateralis thalamus).

3) Axon neuron orde ketiga diduga pergi ke gyrus postcentralis (area Brodmann 3,2,1).

Fungsi: informasi pressoreceptor dari tunica mucosa rectum dan vesica urinaria untuk

keperluan defaecatio dan mixtio

JARAS MOTORIK OTAK

Pengertian:

Jalan raya motorik secara tradisional terbagi atas dua jalan :

A. Systema pyramidalis s. Tractus corticospinalis

Jalan motorik yang berasal dari area Brodmann 4 di samping area 6,3,2,1 cortex cerebri

menuju medulla spinalis.

Bertolak dari tempat asal dan tujuannya, jalan motorik ini dikenal juga sebagai : tractus

corticospinalis.

Ada dua alasan kenapa jalan motorik ini disebut sebagai systema pyramidalis:

1. Karena dia berasal dari sel pyramid (lapis ketiga) cortex cerebri khususnya dari area

Brodmann 4

2. Karena pada medulla oblongata, jalan motorik tsb menimbulkan benjolan di bagian depan

medulla oblongata yang disebut sebagai : pyramid

Tractus corticospinalis berakhir pada cornu anterior medulla spinalis

B. Systema Extrapyramidalis

Semua jalan motorik selain tractus corticospinalis :

18

Page 19: Wrap Up Sk 2 Neuro

1. yang datang dari batang otak menuju medulla spinalis:

Tractus reticulospinalis

Tractus tectospinalis

Tractus rubrospinalis

Tractus vestibulospinalis

Tractus olivospinalis

2. yang datang dari cortex cerebri menuju batang otak disebut sebagai tractus

corticobulbaris:

Tractus corticostriata

Tractus corticothalamicus

Tractus corticohypothalamicus

Tractus corticonigra

Serabut serabut yang berasal dari area Brodmann 4 dan 6 tapi khusus menuju

ke :Tegmentum,Nuclei pontis, Nucleus olivarius inferius

Pusat: jalan raya motorik punya 2 pusat:

1) Neuron motorik atas atau pusat supraspinal

Letak: cortex cerebri

Neuron yang di cortex cerebri disebut sebagai : Neuron orde pertama(berupa sel

pyramidalis: sel lapis ketiga cortex cerebri). Axon neuron orde pertama turun ke

bawah melalui corona radiata kemudian masuk ke crus posterior capsula interna, terus ke

mes-encephalon,pons, medullad oblongata dan medula spinalis untuk bersinapsis dengan

neuron orde kedua yang terletak pada cornu anterius substansia grissea medulla

spinalis

2) Neuron motorik bawah atau pusat spinal

Letak: Columna anterius substansia grissea medulla spinalis

Disini terdapat 2 kelompok neuron:

Neuron orde kedua (neuron antara) yang terletak pada pangkal columna anterius

substansia grissea.

Punya axon yang sangat pendek untuk bersinapsis dengan neuron orde ketiga

Neuron orde ketiga yang terletak juga pada columna anterius substansia grissea

medulla spinalis.

19

Page 20: Wrap Up Sk 2 Neuro

Axon neuron ketiga keluar dari medulla spinalis sebagai radix anterior n.spinalis

untuk bergabung dengan radix posterior membentuk n.spinalis dan akhirnya pergi ke

efektor sadar: otot seran lintang atau otot lurik (otot skelet).

Sebagian kecil serabut penghubung dari neuron orde pertama bersinapsis langsung

dengan neuron orde ketiga yang penting dalam fungsi arcus reflex.

Fungsi: menerima perintah dari pusat supraspinal dan neuron orde kedua yang terletak pada

columna anterius substansia grissea medulla spinalis dan setelah bersinapsis pada neuron

pusat spinal, perintah tadi diteruskan ke efektor : otot skelet

Yang termasuk systema pyramidalis hanya ada satu yaitu:

1. Tractus Corticospinalis

Asal: Neuron orde pertama :

1/3 berasal dari area 4 Brodmann (pusat motorik primer) pada gyrus precentralis

1/3 berasal dari area 6 Brodmann (pusat motorik sekunder) pada gyrus precentralus

1/3 berasal dari area 3,2,1 Brodmann (pusat somastesi) pada gyrus postcentralis

Pusat yang mengontrol otot muka terletak di sebelah bawah, sedang yang mengontrol otot

anggota bawah justru terletak di bagian atas dari dataran medial hemisphaerum cerebri.

Jalan:

Dalam hemisphaerum cerebri:

Mula-mula turun memasuki corona radiata, kemudian memasuki crus posterius capsula interna

yang serabutnya tersusun sbb.:

Serabut yang dekat genu akan mensarafi otot bagian atas leher

Serabut yang terletak lebih kebelakang akan mensarafi otot badan bawah

Dalam mesencephalon:

Dia berjalan pada 3/5 tengah crus cerebri mesencephalon dengan susunan sbb.:

Yang mensarafi bagian atas leher terletak di sebelah medial

Yang mensarafi otot kaki terletak di sebelah lateral

Dalam Pons:

20

Page 21: Wrap Up Sk 2 Neuro

Disini tractus akan terpecah dalam beberapa berkas saraf oleh Fibra pontocerebellaris

transversa

Dalam Medulla oblongata:

Berkas saraf yang tadinya terpeceah-pecah kini bergabung menjadi satu berkas lagi dan akan

menonjolkan medulla oblongata membentuk : pyramid. Itulah sebabnya tractus tsb sering juga

disebut sebagai : Tractus pyramidalis. Pada perbatasan medulla oblongata dengan medulla

spinalis serabut sarafnya akan mengalami 2 hal :

Mayoritas serabut akan saling bersilangan membentuk : Decussatio pyramidalis

Minoritas serabut tidak bersilangan dan langsung memasuki medulla spinalis

Dalam medulla Spinalis

Serabut yang bersilangan memasuki columna lateralis substansia alba medulla spinalis

disebut sebagai: Tractus corticospinalis lateralis. Dia jalan sepanjang columna lateralis dan

kemudian akan bersinapsis dengan Neuron orde kedua pada columna anterius setiap segmen

medulla spinalis

Serabut yang tidak bersilangan memasuki columna anterius substansia alba medulla

spinalis disebut sebagai : Tractus cortispinalis anterius. Selanjutnya dia akan menyilang

garis tengah dan akan berakhir pada neuron orde kedua pada columna anterius segmen

medulla spinalis cervicalis dan bagian atas thoracal. Axon dari neuron orde kedua akan

bersinapsis dengan neuron orde ketiga yang juga ada di columna anterius.

Fungsi:

Umum: Bersama-sama dengan tractus lainnya mengantarkan perintah untuk

menggerakkan otot seran lintang (otot sadar)

Khusus: untuk jalan motorik yang berkaitan dengan ketepatan, ketrampilan terutama

gerakan ujung-ujung anggota badan

Yang termasuk systema extrapyramidalis:

Datang dari Batang Otak menuju Medulla Spinalis

1. Tractus reticulospinalis

Asal : Formatio reticulare yang terletak sepanjang mes-encephalon, pons dan medulla

oblongata (neuron orde pertama).

Jalan :

21

Page 22: Wrap Up Sk 2 Neuro

Dari neuron yang ada di pons, dikirmkan axon lurus kebawah : traktus reticulospinlis

pontinus

Dari neuron di medulla oblongata, menyilang garis tengah baru turun ke medulla

spinalis : traktus reticulospinalis medulla spinalis

Tujuan : cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal: neuron orde kedua dan ketiga)

Fungsi : mengontrol neuron orde kedua dan ketiga dalam bentuk fasilitasi dan inhibisi

kontraksi otot skeletà berkaitan dengan fungsi kseimbangan tubuh.

2. Tractus Tectospinalis

Asal : colliculus superior mes-encephalon (neuron orde pertama)

Jalan : menyilang garis tengah dan turun melalui pons, medulla oblongata. Jalannya dekat

sekali dengan fasciculus longitudinale medialis

Tujuan : cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal) dan bersinaps dengan neuron orde

kedua dan ketiga

Fungsi :

1) terjadinya reflex pupilodilatasi sbg. respon kalau lagi berada dalam ruang gelap

2) terjadinya reflex gerakan tubuh sbg. respon terhadap ransang penglihatan

22

Page 23: Wrap Up Sk 2 Neuro

Tractus Rubrospinalis

Asal : nucleus ruber (neuron orde pertama) pada tegmentum mes-encephalon setinggi

coliculus superior.

Jalan : axon neuron orde pertama menyilang garis tengah turun kebawah melewati pns,

medulla oblongata menuju cornu anterior meulla spinalis subt. grisea (pusat spinal)

Fungsi : memacu kontraksi otot fleksor dan menghambat kontraksi otot ekstensorà

berkaitan dengan fungsi keseimbangan tubuh

3. Tractus vestibulospinalis

Asal : nuclei vestibularis = neuron orde pertama (dalam pons dan med. oblongata),

menerima akson dari auris interna melalui N.vestibularis dan cerebelum

Tujuan : cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal)

23

Page 24: Wrap Up Sk 2 Neuro

Fungsi : memacu kontraksi otot ekstensor dan menghambat kontraksi otot fleksorà

berkaitan dengan fungsi keseimbangan tubuh

4. Tractus olivospinalis

Asal : nucleus olivarius inferius (neuron orde pertama), menerima axon dari : cortex cerebrii,

corpus striatum, nuceu ruber

Tujuan : cornu anterius med. spinalis (pusat spinal)

Fungsi : mempengaruhi kontraksi otot skelet àberkaitan dengan fungsi keseimbangan tubuh

Datang dari Cortex Cerebri menuju Batang Otak

a. Tractus Corticothalamus

Asal : area brodmann 10, 11, 12

Tujuan : nucleus medialis thalami

24

Page 25: Wrap Up Sk 2 Neuro

Asal : area brodmann 9 dan 11

Tujuan : nuclei septi thalami

Asal : area brodmann 9

Tujuan : nucleus medialis et lateralis thalami

Asal : area brodmann 6

Tujuan : nuclei septi thalami, nucleus medualis et lateralis thalami

Asal : area brodmann 4

Tujuan : nuclei lateralis thalami

b. Tractus corticohypothalamicus

Asal : cortec hypocampi

Tujuan : hypothalamus

c. Tractus corticosubthalamicus

Asal : area brodman 6

Tujuan : subthalamus

d. Tractus Corticonigra

Asal : area brodmann 4, 6 dan 8

Tujuan : substantia nigra

e. Tractus yang berasal dari area brodmann 4 dan 6

Tujuan : tegmentum (mes-encephalon), nuclei pontis (pons), nucleus olivarius

inferius (medulla oblongata)

LO 2.2 Memahami dan Menjelaskan Jaras abnormal Sensorik dan Motorik

KELAINAN FUNGSI

Merupakan sebagian besar manifestasi objektif kelainan saraf: bukti riil adanya kelainan penyakit

UMN LMN

Spastis

Atrofi (-)

Refleks fisiologis meningkat

Refleks patologis (+)

Tonus meningkat

Flaccid

Atrofi (+)

Refleks fisiologis menurun

Refleks patologis (-)

Tonus menurun

25

Page 26: Wrap Up Sk 2 Neuro

Gangguan ekstrapiramidal:

Tonus: rigid

Gerak otot abnormal tidak terkendali

Gangguan kelancaran gerak otot volunteer

Gangguan asosiatif

Pemeriksaan:

1) Inspeksi

- Sikap: perhatikan sikap pasien waktu berdiri, duduk, berbaring, bergerak, dan berjalan

- Bentuk: perhatikan adanya deformitas

- Ukuran: perhatikan apakah panjang bagian tubuh sebelah kiri sama dengan yang kanan

- Gerak abnormal yang tidak terkendali, antara lain:

- Tremor : merupakan serentetan gerakan involunter, agak ritmis, merupakan getaran, yang

timbul karena berkontraksinya otot-otot yang berlawanan secara bergantian

- Khorea : gerak otot berlangsung cepat, sekonyong-konyong, aritmik dan kasar yang

dapat melibatkan satu ekstremitas, separuh badan atau seluruh badan. Khas terlihat pada

anggota gerak atas (lengan dan tangan) terutama bagian distal

- Atetose : ditandai oleh gerakan yang lebih lamban, seperti gerak ular, dan melibatkan

otot bagian distal, cenderung menyebar ke proksimal

- Distonia : gerakan yang dimulai dengan gerak otot berbentuk atetose pada lengan atau

anggota gerak lain, kemudian gerakan otot bentuk atetose ini menjadi kompleks, yaitu

menunjukkan torsi yang keras dan berbelit

- Balismus : gerak otot yang datang sekonyong-konyong, kasar dan cepat, dan terutama

mengenai otot-otot skelet yang letaknya proksimal

- Spasme : merupakan gerakan abnormal yang terjadi karena kontraksi otot-otot yang

biasanya disarafi oleh satu saraf

- Tik (Tic) : gerakan yang terkoordinir, berulang, dan melibatkan sekelompok otot dalam

hubungan yang sinergistik

- Fasikulasi : merupakan gerakan halus, cepat, dan berkedut dari satu berkas (fasikulus)

serabut otot atau satu unit motorik

- Miokloni : merupakan gerakan yang timbul karena kontraksi otot secara cepat,

sekonyong-konuong, sebentar, aritmik, asinergik dan tidak terkendali

2) Palpasi

- Pasien disuruh mengistirahatkan ototnya. Kemudian otot ini dipalpasi untuk menentukan

konsistensi serta adanya nyeri tekan

- Dengan palpasi kita dapat menilai tonus otot, terutama bila ada hipotoni

3) Pemeriksaan gerakan pasif

26

Page 27: Wrap Up Sk 2 Neuro

- Penderita disuruh mengistirahatkan ekstre-mitasnya

- Bagian dari ekstremitas ini kita gerakkan pada persendiannya. Gerakan dibuat bervariasi,

mula-mula cepat kemudian lambat,cepat, lebih lambat, dst

- Sambil menggerakkan kita nilai tahanannya

- Dalam keadaan normal kita tidak menemukan tahanan yang berarti, jika penderita dapat

mengistirahatkan ekstre-mitasnya dengan baik

4) Pemeriksaan gerak aktif

Pada pemeriksaan ini kita nilai kekuatan (kontraksi) otot. Untuk memeriksa adanya

kelumpuhan, kita dapat menggunakan 2 cara berikut:

- Pasien disuruh menggerakkan bagian ekstremitas atau badannya dan kita menahan

gerakan ini

- Pemeriksa menggerakkan bagian ekstremitas atau badan pasien dan ia disuruh menahan

5) Pemeriksaan koordinasi gerak

- Koordinasi gerak terurama diatur oleh serebellum

- Gejala klinis yang didapatkan pada gangguan serebellum adalah:

i. Gangguan keseimbangan

ii. Ataksia : gangguan koordinasi gerakan. Tes yang dilakukan: tes tunjuk-hidung

(tangan menunjuk hidung), dan tes tumit lutut (tumit ditempatkan pada lutut yang

satu lagi)

iii. Disdiadokokinesia : ketidakmampuan melakukan gerakan yg berlawanan berturut-

turut. Lakukan tes pronasi-supinasi lengan! Suruh pasien merentangkan kedua

lengannya ke depan, kemudian suruh ia mensupinasi dan pronasi lengan bawahnya

(tangannya) secara bergantian dan cepat. Pada sisi lesi, gerakan ini dilakukan

lamban dan tidak tangkas

iv. Dismetria : gerakan yang tidak mampu dihentikan tepat pada waktunya atau tepat

pada tempat yang dituju

v. Tremor intensi : tremor yang timbul bila melakukan gerak volunteer (dengan

kemauan), dan menjadi lebih nyata bila menghampiri tujuannya. Dapat diperiksa

dengan jalan menyuruh pasien mengambil benda yang kecil, makin dekat ia pada

benda tersebut, makin jelas tremor pada tangannya

vi. Disgrafia (makrografia) : terlihat huruf dituliskan besar-besar dan kadang makin

lama makin besar. Selain itu, bentuk hurufnya tidak bagus dan kaku

vii. Nistagmus : gerak bolak-balik bola mata yang involunter dan ritmik

viii. Fenomena rebound : ketidakmampuan menghentikan gerakan dgn segera atau

menggantikannya dengan antagonisnya

ix. Astenia : lekas lelah dan bergerak lamban. Otot lekas lelah dan lemah (walaupun

27

Page 28: Wrap Up Sk 2 Neuro

tidak ada parese). Gerakan dimulai dengan lamban, demikian juga dengan kontraksi

dan relaksasi

x. Hipotonia : dapat diketahui dengan jalan palpasi dan pemeriksaan gerak pasif. Pada

hipotonia, ekstensi dapat dilakukan lebih jauh, misalnya pada persendian paha, siku,

lutut dsb.

xi. Disartria : cadel, pelo, gangguan pengucapan kata-kata.

LO 2.3 Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan jaras Sensorik dan Motorik

1. Saraf otak I (nervus olfaktorius)

PEMERIKSAAN

Tujuan pemeriksaan

Untuk mendeteksi adanya gangguan menghidu. Selain itu, untuk mengetahui apakah

gangguan tersebut disebabkan oleh gangguan syaraf atau penyakit hidung lokal.

Kesulitan pemeriksaan

Tes menghidu merupakan tes yang subyektif. Kita bergantung pada laporan yang dialami

pasien.

Cara pemeriksaan

Periksa lubang hidung apakah ada sumbatan atau kelainan setempat, misalnya ingus atau

polip. Hal ini dapat mengurangi ketajaman penciuman. Zat pengetes yang digunakan sebaiknya zat

yang dikenal sehari-hari, misalnya teh, kopi, tembakau, jeruk.

Jangan menggunakan zat yang dapat merangsang mukosa hidung (nervus V) seperti menthol,

amoniak, alkohol dan cuka. Zat pengetes didekatkan ke hidung pasien dan disuruh ia menciumnya.

Tiap lubang hidung diperiksa satu persatu dengan jalan menutup lubang hidung yang lainnya dengan

tangan.

2. Saraf otak II (nervus optikus)

PEMERIKSAN

Tujuan pemeriksaan

a) Mengukur ketajaman penglihatan (visus) dan menetukan apakah kelainan

pada visus disebabkan oleh keadaan okuler lokal atau oleh kelainan saraf.

b) Mempelajari lapangan pandang

28

Page 29: Wrap Up Sk 2 Neuro

c) Memeriksa keadaan papil optik

Cara pemeriksaan

jika pasien tidak mempunyai keluhan yang berhubungan dengan nervus II dan pemeriksa juga

tidak mencurigai adanya gangguan,maka biasanya dilakukan pemeriksaan nervus II (ketajaman

penglihatan dan lapangan pandang) secara kasar. Akan tetapi, bila ditemukan kelainan, harus

dilakukan pemeriksaan yang lebih teliti. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan oftalmoskopik sebagai

pemeriksaan rutin dan neurologi.

Pemeriksaan kasar

Ketajaman penglihatan, diperiksa dengan membandingkan ketajaman penglihatan pasien

dengan pemeriksa. Pasien disuruh mengenali benda yang letaknya jauh (misalnya jam dinding) dan

membaca huruf-huruf yang ada dibuku atau koran. Bila ketajaman mata pasien sama dengan

pemeriksa, maka hal ini dianggap normal.

Pemeriksaan yang teliti.

Ketajaman penglihatan. Pemeriksaanketajaman penglihatan visus yang diteliti dapat

dilakukan dengan menggunakan gambar snellen (huruf-huruf atau gambar yang disusun makin ke

bawah makin kecil yang oleh mata normal dapat dibaca dari jarak 6 meter).bila ia dapat membaca

sampai barisan paling bawah, maka ketajaman penglihatannya ialah normal (6/6), jika tidak visusnya

tidak normal dan hal ini dinyatakan dengan menggunakan pecahan, misalnya 6/20. Ini berarti bahwa

huruf yang seharusnya dapat dibaca dari jarak 20 meter ia hanya dapat membacanya dari jarak 6

meter

3. Saraf otak III (nervus okulomotorius); Saraf otak IV (nervus trokhlearis); Saraf

otak VI (nervus abdusen)

Pemeriksaan NIII, NIV dan NIV

Selagi berwawancara perhatikan celah mata pasien apakah ada ptosis, eksoftalmus,

enoftalmus dan apakah ada strabismus (jereng). Setelah itu lakukan pemeriksaan yang lebih teliti

mengenai ptosis, besar pupil, reaksi cahaya pupil, reaksi akomodasi, kedudukan bola mata, gerakan

bola mata dan nistagmus. Perhatikan besarnya pupil pada mata kiri dan kanan, apakah sama (isokor)

atau tidak sama (anisokor). Juga perhatikan bentuk pupil, apakah bundar dan rata tepinya(normal)

atau tidak.

Refleks pupil (reaksi cahaya pupil). Reaksi cahaya pupil terdiri dari reaksi cahaya langsung

dan tidak langsung (konsensual). Pada pemeriksaan ini pasien disuruh melihat jauh(memfiksasi benda

yang jauh letaknya) setelah itu mata kita senter (beri cahaya) dan dilihat apakah ada reaksi pada

29

Page 30: Wrap Up Sk 2 Neuro

pupil.pada keadaan normal pupil mengecil maka disebut reaksi cahaya langsung positif. Kemudian

perhatikan pula pupil mata yang satu lagi. Apakah pupilnya ikut mengecil oleh penyinaran mata yang

lainnya. Bila iya, disebut reaksi cahaya tidak langsung positif.

Bila visus mata 0 (buta), maka refleks cahaya pada mata tersebut negatif. Bila mata yang

lainnya baik ini akan menyebabkan mengecilnya pupil pada mata yang buta tersebut (reaksi cahaya

tak langsung positif). Jadi bila reaksi cahaya langsung negatif sedangkan reaksi cahaya tak langsung

positif, maka kerusakannya pada nervus II. Sebaliknya, pada kelumpuhan nervus III, reaksi cahaya

langsung dan tidak langsung negatif.

Kedudukan (posisi) bola mata. Perhatikan kedudukan bola mata, apakah mata menonjol

(eksoftalmus) atau seolah-olah masuk kedalam (enoftalmus). Pada eksoftalmus celah mata lebih besar

sedangkan pada enoftalmus lebih kecil. Selain itu perhatikan posisi bola mata ketika istirahat. Bila

satu otot mata lumpuh, hal ini mengakibatkan kontraksi atau tarikan yang berlebihan dari otot

antagonisnya dan menyebabkan strabismus (juling).

Gerakan bola mata. Untuk memeriksa gerakan bola mata, penderita disuruh mengikuti jari-

jari pemeriksa yang digerakkan ke arah lateral medial atas, bawah dan ke arah yang miring.

Perhatikan apakah mata pasien dapat mengikutinya dan perhatikan bagaimana gerakan bola mata,

apakah kaku, mulus atau lancar.

4. Saraf otak V (nervus trigeminus)

Pemeriksaan

Pasien disuruh merapatkan giginya sekuat mungkin dan kemudian kita raba m.masseter dan

m.temporalis. perhatikan besarnya, tonus serta kontur (bentuknya). Kemudian pasien disuruh

membuka mulut dan perhatikanlah apakah ada deviasi. Dalam hal ini dapat digunakan garis antara

dua gigi insisivus ( gigi seri) sebagai patokan. Perhatikan kedudukan gigi insisivus atas dan bawah

waktu mulut tertutup. Dan perhatikan kedudukannya ketika terbuka, apakah ada deviasi.

Kekuatan otot saat menutup mulut dapat dinilai dengan jalan menyuruh pasien menggigit

suatu benda, misalnya tong spatel dan dinilai tenaga gigitannya. Kemudian pasien disuruh

menggerakkan rahang bawahnya ke samping (untuk menilai m.pterigoideus lateralis) kiri dan kanan.,

bila terdapat parese disebelah kanan, rahangbawah tidak dapat digerakkan kesamping kiri. Bagian

sensorik nervus V diperiksa dengan menyelidiki rasa raba, rasa nyeri dan suhu daerah-daerah yang

disyarafinya.

5. Saraf otak VII(nervus fasialis)

Pemeriksaan

30

Page 31: Wrap Up Sk 2 Neuro

Fungsi motorik

Perhatikan muka penderita, apakah simetris atau tidak. Perhatikan kerutan pada dahi, pejaman

mata, plika nasolabialis dan sudut mulut.

Suruh penderita mengangkat alis dan mengerutkan dahi. Perhatikan apakah hal ini dapat

dilakukan dan apakah simetri.

Suruh penderita memejamkan mata. Bila lumpuhnya berat, maka penderitatidak dapat

memejamkan mata, bila lumpuhnya ringan maka tenaga pejaman kurang kuat. Hal ini dapat

dinilai dengan mengangkat kelopak mata pasien dengan tangan pemeriksa.

Fungsi pengecapan

kerusakan nervus VII dapat menyebabkan hi;angnya pengecapan (ageusi) pada 2/3 lidah

bagian depan. Untuk memeriksanya pasien disuruh menjulurkan lidah, kemudian kita taruh bubuk

gula, kina, asam sitrat atau garam. Bila bubuk ditaruh, pasien tidak boleh menarik lidahnya ke dalam

mulut sebab bila ditarik, bubuk akan tersebar melalui ludah ke bagian lainnya yang persyarafannya

diurus oleh saraf lain. Penderita disuruh menyatakan pengecapan yang dirasakannya dengan isyarat

misalnya 1. Untuk manis, 2. Untuk pahit, 3. Untuk rasa asin, dan 4. Untuk rasa asam.

6. Saraf otak VIII (nervus stato-akustikus atau vestibulo-kokhlearis)

Pemeriksaan saraf kokhlearis

Ketajaman pendengaran. Secara kasar ditentukan dengan menyuruh penderita mendengarkan

suara bisikan pada jarak tertentu dan membandingkannya dengan orang yang normal. Perhatikan

apakah ada perbedaan ketajaman telinga kanan dan kiri. Bila ketajaman pendenganran berkurang, kita

lakukan pemeriksaan Schwabach, rinne, weber dan audiogram.

Tes Schwabach. Pada tes ini pendengaran penderita dibandingkan dengan pendengaran

pemeriksa (yang dianggap normal). Garpu tala dibunyikan kemudian didekatkan dengan telinga

penderita, setelah garpu tala tidak berbunyi lagi, garpu tala ditempatkan dekat telinga pemeriksa. Bila

masih terdengar bunyi oleh pemeriksa maka dikatakan bahwa Schwabach lebih pendek (untuk

konduksi udara). Kemudian garpu tala dibunyikan lagi dan pangkalnya ditekankan pada tulang

mastoid penderita. Disuruh ia mendengarkan bunyinya. Bila sudah tidak tedengar lagi, maka garpu

tala ditempatkan pada tulanag mastoid pemeriksa. Bila pemeriksa masih mendengarkan bunyinya

maka dikatakan bahwa Schwabach (untuk konduksi tulang) lebih pendek.

Tes Rinne. Padapemeriksaan ini dibandingkan konduksi tulang dengan konduksi udara. Pada

telinga yang normal, konduksi udara lebih baik daripada konduksi tulang. Biasanya digunakan garpu

31

Page 32: Wrap Up Sk 2 Neuro

tala yang berfrekuensi 128, 256 atau 512 Hz. Garpu tala dibunyikan dan pangkalnya ditekankan pada

tulang mastoid penderita. Ia disuruh mendengarkan bunyinya. Bila tidak terdengar lagi, garpu tala

segera diletakkan pada telinga. Jika masih terdengar bunyi, maka konduksi udara lebih baik dari pada

konduksi tulang,hal ini dikatakan Rinne positif. Bila tidak terdengar lagi bunyi, segera setelah garpu

tala dipindahkan dari tulang mastoid ke dekat telinga, dikatakan Rinne negatif.

7. Pemeriksaan saraf vestibularis

Elektronistagmografi. Pada pemeriksaan dengan alat ini diberikan stimulus kalori ke telinga

dan lamanya serta cepatnya nistagmus timbul dapat dicatat pada kertas, menggunakan taknik yang

mirip dengan elektrokardiografi.

8. Saraf otak IX (nervus glosofaringeus ); Saraf otak X (nervus vagus).

Pemeriksaan

Fungsi motorik. Perhatikan kualitas suara pasien. Apakah suaranya normal? Apakah suaranya

berkurang, serak (disfonia) atau tidak ada sama sekali (Afonia). Untuk ini pasien disuruh

menyebutkan aaaa,pada kelumpuhan nervus X didapatkan disfonia. Kemudian disuruh mengucapkan

kata-kata, misalnya “ari lari di lorong-lorong lurus”. Perhatikan apakah pengucapan dilakukan dengan

baik. Kelumpuhan saraf otot-otot ini ( Nervus V,VII,IX,X dan XII ) mengakibatkan penderita tidak

mampu mengucapkan kata dengan baik disebut disartria. Penderita disuruh memakan makanan padat,

lunak dan menelan air. Perhatikan apakah ada salah telan (keselek, disfagia). Kelumpuhan Nervus IX

dan X dapat menyebabkan disfagia.

Penderita disuruh membuka mulut. perhatikan palatum molle dan faring. Bagaimana sikap

palatum molle, arkus faring dan uvula dalam keadaan istirahat, dan bagaimana pula bila bergerak

misalnya waktu bernafas atau bersuara. Fungsi autonom. Nervus Vagus merupakan inhibitor dari

jantung; paralisis menyebabkan takikardia sedang iritasi menyebabkan bradikardia. Oleh karena itu

pemeriksaan N X diperiksa frekuensi nadi pasien

9. Saraf otak XI ( Nervus Aksesorius )

Pemeriksaan

Pemeriksaan otot sternokleidomastoideus. Perhatikan keadaan otot sternokleidomastoideus

dalam keadaan istirahat dan bergerak. Dalam keadaan istirahat kita dapat melihat kontur otot ini, bila

terdapat pareses perifer kita akan melihat adanya atrifi, adanya nyeri tekan dan atoni dapat ditentukan

dengan mempalpasi otot tersebut. Untuk menentukan dan mengukur kekuatan otot dapat dilakukan 2

cara, yaitu:

32

Page 33: Wrap Up Sk 2 Neuro

1. Pasien disuruh menggerakkan bagian badan (persediaan) yang digerakkan oleh otot yang

ingin kita periksa, dan kita tahan gerakan ini.

2. Kita gerakkan bagian badan pasien dan disuruh ia menahannya. Dengan demikian kita

mendapat kesan mengenai kekuatan otot.

Didalam klinik cara 1 sering dilakukan. Untuk mengukur kekuatan tenaga otot

sternokleidomastoideus dapat dilakukan hal berikut : pasien disuruh menoleh misalnya ke kanan.

Gerakan ini kita tahan dengan tangan kita ditempatkan di dagu. Dengan demikian dapat dinilai

kekuatan otot sternokleidomastoideus kiri.

Pemeriksaan otot trapezius. Perhatikan keadaan otot trapezius dalam keadaan istirahat dan

bergerak. Apakah ada atrofi atau fasikulasi? Bagaimana kontur otot? Bagaimana posisi bahu, apakah

lebih rendah? Pada kelumpuhan otot trapezius bahu sisi yang sakit lebih rendah daripada bahu yang

sehat. Skapula juga beranjak ke lateral dan tampak agak menonjol. Selain itu otot trapezius ini perlu

di palpasi untuk mengetahui konsistensinya, adanya nyeri tekan serta adanya hipotoni.

Tenaga otot ini diperiksa sbb : tempatkan tangan kita diatas bahu penderita. Kemuadian

penderita disuruh mengangkat bahunya dan kita tahan. Dengan demikian dapat dinilai kekuatan otot.

Pada saat ini juga dapat dilihat kontur otot dan perkembangan otot. Untuk memeriksa kedua otot

trapezius, penderita disuruh mengekstensikan kepalanya dan gerakan ini kita tahan. Jika terdapat

kelumpuhan otot trapezius satu sisi, kepala tidak dapat ditarik ke posisi tersebut, bahutidak dapat

diangkat dan lengan tidak dapat dielevasi ke atas dari posisi horisontal. Keda kelumpuhan kedua otot

ini kepala cenderung jatuh ke depan, dan penderita tidak dapat mengangkat dagunya.

10. Saraf otak XII (nervus hipoglosus)

Pemeriksan

Inspeksi : suruh penderita membuka mulut dan perhatikan lidah dalam keadaan istirahat dan

bergerak. Dalam keadaan istirahat kita perhatikan besarnya lidah, kesamaan bagian kiri dan kanan,

dan adanya atrofi. Apakah lidah berkerut? Pada lesi perifer didapatkan atrofi dan lidah berkerut.

Selain itu apakah sikap lidah mencong?bila lidah digerakkan atau dijulurkan, perhatikan apakah

julurannya mencong. Pada parese satu sisi, lidah dijulurkan mencong kesisi yang lumpuh. Pada lesi

nervus VII kita dapat menemukan kesukaran dalam menetukan apakah lidah dijulurkan secara

mencong. Hal ini disebabkan karena posisi mulut yang mencong pada kelumpuhan nervus VII. Untuk

memepermudah, sudut mulut perlu diangkat, kemuadian baru disuruh menjulurkan lidah.

Jika terdapat kelumpuhan dua sisi, lidah tidak dapat digerakkan atau dijulurkan. Terdapat

disartria (cadel, pelo) dan kesukaran menelan. Juga didapatkan kesukaran bernafas, karena lidah dapat

33

Page 34: Wrap Up Sk 2 Neuro

terjatuh dibelakang sehingga menghalangi jalan nafas. Untuk menilai tenaga lidah, kita suruh

penderita menggerakkan lidahnya ke segala jurusan dan perhatikan kekuatan geraknya. Kemudian

penderita disuruh menekankan lidahnya ke pipinya. Kita nilai daya letaknya ini dengan jalan

menekankan jari kita pada pipi sebelah luar. Jika terdapat parese bagian lidah sebelah kiri, lidah tidak

dapat ditekankan ke pipi sebelah kanan, tetapi kesebelah kiri dapat.

LI 3. Memahami dan Menjelaskan Stroke

LO 3.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Stroke

Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak dengan awitan

akut, disertai manifestasi klinis berupa defisit neurologis dan bukan sebagai akibat tumor, trauma,

ataupun infeksi susunan saraf pusat. (diagnosis &tataksana penyakit saraf, 2009)

Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal

atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan

kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO).

Stroke adalah suatu gangguan neurologis akut, yang disebabkan oleh karena gangguan

peredaran darah ke otak, dimana timbul mendadak (dalam hitungan detik) atau secara cepat (dalam

hitungan jam) timbul gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah fokal otak yang terganggu.

LO 3.2 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Stroke

Berdasarkan jenis kelamin, insidens stroke di Amerika Serikat 270 per 100.000 pada pria dan

201 per 100.000 pada wanita. Di Denmark, insidens stroke 270 per 100.000 pada pria dan 189 per

100.000 pada wanita. Di Inggris insidens stroke 174 per 100.000 pada pria dan 233 per 100.000 pada

wanita. Di Swedia, insidens stroke 221 per 100.000 pada pria dan 196 per 100.000 pada wanita

(Fieschi, et al, 1998). Data di Indonesia menunjukkan terjadinya kecendrungan peningkatan insidens

stroke.

Sedangkan pada penelitian di 28 rumah sakit di seluruh Indonesia diperoleh data jumlah penderita

stroke akut sebanyak 2065 kasus selama periode awal Oktober 1996 sampai dengan akhir Maret 1997,

mengenai usia sebagai berikut : dibawah 45 tahun 12,9% , usia 45 – 65 tahun 50,5%, diatas 65 tahun

35,8% , dengan jumlah pasien laki-laki 53,8% dan pasien perempuan 46,2% (Misbach, 1999)

Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), terdapat kecenderungan meningkatnya jumlah

penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir. Kecenderungannya menyerang generasi

34

Page 35: Wrap Up Sk 2 Neuro

muda yang masih produktif. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta

dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Tidak dapat dipungkiri bahwa

peningkatan jumlah penderita stroke di Indonesia identik dengan wabah kegemukan akibat pola

makan kaya lemak atau kolesterol yang melanda di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Di

Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker.

Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh

penjuru Indonesia.

Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya

bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan

sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus

di kasur.

LO 3.3 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Stroke

FAKTOR RISIKO

BISA DIKENDALIKAN POTENSIAL BISA

DIKENDALIKAN

TDK BISA

DIKENDALIKAN

Hipertensi

Penyakit jantung

Fibrilasi atrium

Endokarditis

Stenosis mitralis

Infark jantung

Merokok

Anemia sel sabit

Transient Ischemic Attack

(TIA)

Stenosis karotis

asimptomatik

Diabetes melitus

Hiperhomosisteinemia

Hipertrofi ventrikel kiri

Umur

Jenis kelamin

Herediter

Ras dan etnis

geografi

Pola hidup yang tidak baik tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan. Faktor potensial kejadian

stroke dapat dibedakan menjadi 2 kategori besar, yakni:

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:

35

Page 36: Wrap Up Sk 2 Neuro

1. Usia

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa semakin tua usia, semakin besar pula risiko

terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan adanya proses degenerasi (penuan) yang terjadi secara

alamiah dan pada umumnya pada orang lanjut usia, pembuluh darahnya lebih kaku oleh sebab

adanya plak (atherosklerosis)

2. Jenis kelamin

Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan perempuan. Hal

ini diduga terkait bahwa laki-laki cenderung merokok. Rokok itu sendiri ternyata dapat merusak

lapisan dari pembuluh darah tubuh yang dapat mengganggu aliran darah

3. Herediter

Orang dengan riwayat stroke pada kelurga, memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena stroke

dibandingkan dengan orang tanpa riwayat stroke pada keluarganya

4. Ras / etnik

Dari berbagai penelitian ditemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang lebih besar untuk

terkena stroke dibandingkan dengan ras kulit hitam

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi:

1. Hipertensi

Hipertensi merupakan penyebab terbesar (etiologi) dari kejadian stroke itu sendiri. Hal ini

dikarenakan pada kasus hipertensi, dapat terjadi gangguan aliran darah tubuh dimana diameter

pembuluh darah akan mengecil (vasokontriksi) sehingga darah yang mengalir ke otak pun akan

berkurang. Dengan pengurangan aliran darah otak (ADO) maka otak akan akan kekurangan

suplai oksigen dan juga glukosa (hipoksia), karena suplai berkurang secara terus menerus, maka

jaringan otak lama-lama akan mengalami kematian

2. Penyakit jantung

sentral dari aliran darah di tubuh terletak di jantung. Bilamana pusat mengaturan aliran darahnya

mengalami kerusakan, maka aliran darah tubuh pun akan mengalami gangguan termasuk aliran

darah yang menuju ke otak. Karena adanya gangguan aliran, jaringan otak pun dapat mengalami

kematian secara mendadak ataupun bertahap

3. Diabetes melitus

Hal ini terkait dengan pembuluh darah penderita DM yang umumnya menjadi lebih kaku (tidak

lentur). Adanya peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa darah secara tiba-tiba juga dapat

menyebabkan kematian jaringan otak

4. Hiperkolesterolemia

Kolesterol yang berlebih terutama jenis LDL akan mengakibatkan terbentuknya plak/kerak pada

pembuluh darah, yang akan semakin banyak dan menumpuk sehingga dapat mengganggu aliran

darah

36

Page 37: Wrap Up Sk 2 Neuro

5. Obesitas

Hal tersebut terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada orang dengan

obesitas, dimana biasanya kadar LDL lebih tinggi dibandingkan dengan kadar HDLnya

6. Merokok

Berdasarkan penelitian didapatkan, bahwa orang-orang yang merokok ternyata memiliki kadar

fibrinogen darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Peningkatan

kadar fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya penebalan pembuluh darah sehingga

pembuluh darah menjadi sempit dan kaku dengan demikian dapat menyebabkan gangguan aliran

darah.

LO 3.4 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Stroke

1. Berdasarkan kelainan patologis

a. Stroke hemoragik

Perdarahan intraserebral

Perdarahan intraserebral selalu disebabkan oleh pecahnya arteri arteriosklerotik kecil

yang menyebabkan melemahnya pembuluh darah, terutama oleh hipertensi arterial

kronik. Perdarahan intraserebral akibat dari aneurisma kongenital, arteriovenosa atau

kelainan vaskular lainnya, trauma, aneurisma mycotic, infark otak (infark hemoragik),

primer atau metastasis tumor otak, antikoagulasi berlebihan, dyscrasia darah,

perdarahan atau gangguan vasculitic jarang terjadi. (WHO, 2005)

Perdarahan ekstra serebral (subarakhnoid)

Stroke hemorage subaraknoid sering disebabkan oleh kelainan arteri yang berada di

pangkal otak, yang dinamakan aneurisma serebral. Perdarahan subarachnoid secara

spontan sering berkaitan dengan pecahnya aneurisma (85%), kerusakan dinding arteri

pada otak

b. Stroke non-hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan)

Stroke iskemik dapat dikarenakan oleh pembentukan trombus lokal atau fenomena embolic,

mengakibatkan oklusi dari arteri otak. Aterosklerosis, terutama dari vaskular serebral,

merupakan faktor penyebab pada kebanyakan kasus stroke iskemik. Emboli kardiogenik

dianggap telah terjadi jika pasien bersamaan menderita fibrilasi atrium, penyakit jantung

katup, atau berbagai kondisi lain dari jantung yang dapat menyebabkan pembentukan

gumpalan. Membedakan antara emboli kardiogenik dan penyebab lain dari stroke iskemik

adalah penting dalam menentukan jangka panjang farmakoterapi pada pasien yang diberikan

(Dipiro, 2005)

2. Berdasarkan waktu terjadinya

a. Transient Ischemic Attack (TIA)

Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), Kolesterol,

37

Page 38: Wrap Up Sk 2 Neuro

aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), gangguan jantung, diabetes, riwayat stroke

dalam keluarga, migrain. Faktor resiko perilaku, antara lain merokok (aktif & pasif),

makanan tidak sehat (junk food, fast food), alkohol, kurang olahraga, mendengkur,

kontrasepsi oral, narkoba, obesitas. 80% pemicu stroke adalah hipertensi dan

arteriosklerosis. Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman

(marah-marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi

makanan yang berlemak.

b. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)

RIND disebabkan oleh Aterosklerosis, Emboli, Obat–obatan, Infeksi dan Hipotensi

c. Stroke in Evolution (SIE) / Progressing Stroke)

Etiologi SIE terdiri dari:

Penyebaran trombus secara progresif lokasi asal dalam arteri primer sehingga

mengganggu sirkulasi anastomotic dan memperluas wilayah kerusakan jaringan

Keterlibatan maximal atherosclerotic dengan atau tanpa ulkus dan / atau stenosis,

awalnya ada trombus cukup untuk menghasilkan penyumbatan lama – kelamaan akan

menambahkan daerah iskemia otak

Edema otak yang tersebar di mode konsentris dan semakin mengurangi fungsi klinis

tanpa perluasan daerah infark asli

Kondisi umum pasien (kardiorespirasi, perubahan regulasi cairan dan elektrolit,

keseimbangan asam-basa, atau akuisisi infeksi sistemik) dapat memperluas daerah

infark

d. Completed Stroke

Pada dasarnya etiologi completed stroke sama seperti stroke tipe yang lain hanya berbeda

pada waktu terjadinya stroke tersebut menetap

38

Page 39: Wrap Up Sk 2 Neuro

1. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya:

Stroke iskemik: penderita dengan gangguan neurologik fokal yang mendadak karena

obstruksi atau penyempitan pembuluh darah arteri otak dan menunjukkan gambaran infark

pada CT-Scan kepala. Penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri

yang menuju ke otak. Penyumbatan ini dapat disebabkan oleh:

- Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis

sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena

setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke

sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di

dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil

- Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga

tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari

jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral (emboli =

sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita

yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau

gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium)

- Emboli lemak jarang menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari

sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di

dalam sebuah arteri

- peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke

otak

- Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah

di otak dan menyebabkan stroke

39

INTRACEREBRALSUBARACHNOIDEMBOLITROMBUS

HEMORAGICISKEMIK

STROKE

Page 40: Wrap Up Sk 2 Neuro

- Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke

otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan

darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami

kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau

irama jantung yang abnormal

Macam-macam stroke iskemik:

- Transient Ischemic Attack (TIA), didefinisikan sebagai episode singkat disfungsi

neurologis yang disebabkan gangguan setempat pada otak atau iskemi retina yang terjadi

dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa adanya infark, serta meningkatkan resiko

terjadinya stroke di masa depan

- Trombosis serebri, adalah penyumbatan pembuluh darah otak oleh trombus yang dapat

menyebabkan iskemik atau infark jaringan otak sehingga timbul gejala disfungsi otak

fokal dengan defisit neurologis

- Emboli serebri

Stroke hemoragik: stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70%

kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis,

yaitu:

- Hemoragik Intraserebral : pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak

- Hemoragik Subaraknoid : pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid

LO 3.5 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi klinis Stroke

40

Page 41: Wrap Up Sk 2 Neuro

LO 3.6 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Stroke

Stroke Iskemik

Berikut ini adalah manifestasi klinis stroke berdasarkan lokasi penyumbatan

1. Pembuluh besar dalam sirkulasi anterior

41

Page 42: Wrap Up Sk 2 Neuro

a. Arteri cerebri media

Sumbatan total :

Contralateral hemiplegia, hemianasthesia, homonymous hemianopia, pandangan

cenderung pada sisi ipsilateral. Dapat pula terjadi global aphasia pada hemisphere yang

dominan dan ansognosia, constructional aphasia, dysarthria pada hemisphere non

dominan.

Sumbatan partial :

Lemah tangan / lengan atau lemah wajah dengan aphasia broca dengan atau tanpa

kelemahan lengan. Ataupun dapat terjadi aphasia wernicke tanpa kelemahan.

b. Arteri cerebri anterior

Respons motorik dan verbal menurun, paraparesis, dan inkontinensia urin.

c. Arteri choroid anterior

Hemiplegia contralateral, hemianasthesia, homonymous hemianopia.

d. Arteri carotis interna

Gejala mirip dengan gejala pada arteri cerebri media, namun juga terdapat transient

monocular blindness.

e. Arteri carotis communis

Gejala sama dengan pada carotis interna.

2. Pembuluh darah besar dalam sirkulasi posterior

a. Arteri cerebri posterior

Infark pada lesi lateral subthalamus, thalamus medial, ipsilateral pedunculus cerebral, dan

midbrain. Dapat pula terjadi palsy N. III dengan ataxia contralateral atau hemiplegia

contralateral.

Penyumbatan pada bagian distal arteri ini mengakibatkan infark pada temporal medial dan

occipital, yang kemudian menyebabkan contralateral homonymous hemianopia, gangguan

ingatan apabila hippocampus terlibat. Infark pada splenium corpus callosum menyebabkan

alexia tanpa agraphia.

b. Arteri vertebral dan cerebri posterior inferior

Vertigo, kaku wajah ipsilateral dan badan kontralateral, diplopia, hoarseness, dysarthria,

dysphagia, Wallenberg’s syndrome.

Infark cerebral dan edema dapat mengakibatkan respiratory arrest.

c. Arteri basilaris

Gejala pusing (dizziness), diplopia, dysarthria, kaku wajah, gejala hemisensorik.

d. Arteri cerebelli superior

Ataxia cerebellar ipsilateral, mual muntah, dysarthria, rasa kebal kontralateral, tidak

merasakan sensasi suhu pada ekstremitas, badan, dan wajah.

42

Page 43: Wrap Up Sk 2 Neuro

e. Arteri cerebelli anterior inferior

Penurunan pendengaran ipsilateral, lemah wajah, vertigo, mual muntah, nystagmus, tinnitus,

cerebellar ataxia, kebal contralateral.

3. Pembuluh kecil (lacunar stroke)

Gejala dapat berupa hemiparesis motorik, ataxic hemiparesis, dysarthria, dan aphasia broca.

Stroke Hemoragik

1) Perdarahan intraserebral

Perdarahan intraserebral ditemukan pada 10% dari seluruh kasus stroke, terdiri dari 80% di hemisfer

otak dan sisanya di batang otak dan serebelum.3

Gejala klinis :

Onset perdarahan bersifat mendadak, terutama sewaktu melakukan aktivitas dan dapat

didahului oleh gejala prodromal berupa peningkatan tekanan darah yaitu nyeri kepala,

mual,muntah, gangguan memori, bingung, perdarhan retina, dan epistaksis.

Penurunan kesadaran yang berat sampai koma disertai hemiplegia/hemiparese dan dapat

disertai kejang fokal / umum.

Tanda-tanda penekanan batang otak, gejala pupil unilateral, refleks pergerakan bola mata

menghilang dan deserebrasi

Dapat dijumpai tanda-tanda tekanan tinggi intrakranial (TTIK), misalnya papiledema dan

perdarahan subhialoid.

2) Perdarahan subarakhnoid

Perdarahan subarakhnoid adalah suatu keadaan dimana terjadi perdarahan di ruang

subarakhnoid yang timbul secara primer.

Gejala klinis :

Onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti meledak, dramatis, berlangsung dalam

1 – 2 detik sampai 1 menit.

Vertigo, mual, muntah, banyak keringat, mengigil, mudah terangsang, gelisah dan kejang.

Dapat ditemukan penurunan kesadaran dan kemudian sadar dalam beberapa menit sampai

beberapa jam.

Dijumpai gejala-gejala rangsang meningen

Perdarahan retina berupa perdarahan subhialid merupakan gejala karakteristik perdarahan

subarakhnoid.

43

Page 44: Wrap Up Sk 2 Neuro

Gangguan fungsi otonom berupa bradikardi atau takikardi, hipotensi atau hipertensi, banyak

keringat, suhu badan meningkat, atau gangguan pernafasan.

LO 3.7 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis banding Stroke

1. Anamnesis

Bila sudah ditetapkan sebagai penyebabnya adalah stroke, maka langkah berikutnya adalah

menetapkan stroke tersebut termasuk jenis yang mana, stroke hemoragis atau stroke non

hemoragis. Untuk keperluan tersebut, pengambilan anamnesis harus dilakukan seteliti

mungkin.Berdasarkan hasil anamnesis, dapat ditentukan perbedaan antara keduanya, seperti

tertulis pada tabel di bawah ini

GEJALA STROKE HEMORAGIK STROKE NON HEMORAGIK

Onset atau awitan Mendadak Mendadak

Saat onset Sedang aktif Istirahat

Peringatan (warning) - +

Nyeri kepala +++ ±

Kejang + -

Muntah + -

Penurunan kesadaran +++ ±

2. Pemeriksaan klinis neurologis

Pada pemeriksaan ini dicari tanda-tanda (sign) yang muncul, bila dibandingkan antara keduanya

akan didapatkan hasil sebagai berikut:

TANDA (SIGN) STROKE HEMORAGIK STROKE INFARK

Bradikardi ++ (dari awal) ± (hari ke-4)

Udem papil Sering + -

Kaku kuduk + -

Tanda kernig, brudzinski ++ -

3. Algoritma dan penilaian dengan skor stroke

44

Page 45: Wrap Up Sk 2 Neuro

Terdapat beberapa algoritma untuk membedakan stroke antara lain dengan:

a. Penetapan Jenis Stroke berdasarkan Algoritma Stroke Gadjah Mada

b. Penetapan jenis troke berdasarkan

Djonaedi Stroke Score:

45

Page 46: Wrap Up Sk 2 Neuro

Bila skor > 20 termasuk stroke

hemoragik, skor < 20 termasuk

stroke non-hemoragik. Ketepatan

diagnostik dengan sistim skor ini

91.3% untuk stroke hemoragik,

sedangkan pada stroke non-

hemoragik 82.4%. Ketepatan

diagnostik seluruhnya 87.5%.

Terdapat batasan waktu yang

sempit untuk menghalangi suatu

stroke akut dengan obat untuk

memperbaiki suplai darah yang

hilang pada bagian otak. Pasien

memerlukan evaluasi yang sesuai

dan stabilisasi sebelum obat

penghancur bekuan darah apapun

dapat digunakan

c. Penetapan jenis stroke berdasarkan Siriraj stroke score:

Catatan:

SSS > 1 = stroke hemoragik

SSS < -1 = stroke non hemoragik

4. Pemeriksaan Penunjang

Computerized tomography (CT scan): untuk membantu menentukan penyebab seorang

46

Page 47: Wrap Up Sk 2 Neuro

terduga stroke, suatu pemeriksaan sinar x khusus yang disebut CT scan otak sering dilakukan.

Suatu CT scan digunakan untuk mencari perdarahan atau massa di dalam otak, situasi yang

sangat berbeda dengan stroke yang memerlukan penanganan yang berbeda pula. CT Scan

berguna untuk menentukan:

Jenis patologi

Lokasi lesi

Ukuran lesi

Menyingkirkan lesi non vaskuler

Khas pada stroke non hemoragik

MRI scan: Magnetic resonance imaging (MRI) menggunakan gelombang magnetik untuk

membuat gambaran otak. Gambar yang dihasilkan MRI jauh lebih detail jika dibandingkan

dengan CT scan, tetapi ini bukanlah pemeriksaan garis depan untuk stroke. jika CT scan dapat

selesai dalam beberapa menit, MRI perlu waktu lebih dari satu jam. MRI dapat dilakukan

kemudian selama perawatan pasien jika detail yang lebih baik diperlukan untuk pembuatan

keputusan medis lebih lanjut. Orang dengan peralatan medis tertentu (seperti, pacemaker) atau

metal lain di dalam tubuhnya, tidak dapat dijadikan subyek pada daerah magneti kuat suatu MRI.

Computerized tomography dengan angiography: menggunakan zat warna yang disuntikkan

ke dalam vena di lengan, gambaran pembuluh darah di otak dapat memberikan informasi tentang

aneurisma atau arteriovenous malformation. Seperti abnormalitas aliran darah otak lainnya dapat

dievaluasi dengan peningkatan teknologi canggih, CT angiography menggeser angiogram

konvensional.

47

Normal Stroke (tanda2 perdarahan warna putih/hiperdens) atau tanda iskemia/infak (hipodens)

Page 48: Wrap Up Sk 2 Neuro

Conventional angiogram: suatu angiogram adalah tes lain yang kadang-kadang digunakan

untuk melihat pembuluh darah. Suatu pipa kateter panjang dimasukkan ke dalam arteri (biasanya

di area selangkangan) dan zat warna diinjeksikan sementara foto sinar-x secara bersamaan

diambil. Meskipun angiogram memberikan gambaran anatomi pembuluh darah yang paling

detail, tetapi ini juga merupakan prosedur yang invasif dan digunakan hanya jika benar-benar

diperlukan. Misalnya, angiogram dilakukan setelah perdarahan jika sumber perdarahan perlu

diketahui dengan pasti. Prosedur ini juga kadang-kadang dilakukan untuk evaluasi yang akurat

kondisi arteri carotis ketika pembedahan untuk membuka sumbatan pembuluh darah

dipertimbangkan untuk dilakukan

Carotid Doppler ultrasound: adalah suatu metode non-invasif (tanpa injeksi atau penempatan

pipa) yang menggunakan gelombang suara untuk menampakkan penyempitan dan penurunan

aliran darah pada arteri carotis (arteri utama di leher yang mensuplai darah ke otak)

Tes jantung: tes tertentu untuk mengevaluasi fungsi jantung sering dilakukan pada pasien stroke

untuk mencari sumber emboli. Echocardiogram adalah tes dengan gelombang suara yang

dilakukan dengan menempatkan peralatan microphone pada dada atau turun melalui esophagus

(transesophageal achocardiogram) untuk melihat bilik jantung. Monitor Holter sama dengan

electrocardiogram (EKG), tetapi elektrodanya tetap menempel pada dada selama 24 jam atau

lebih lama untuk mengidentifikasi irama jantung yang abnormal.

Tes darah: tes darah seperti sedimentation rate dan C-reactive protein yang dilakukan untuk

mencari tanda peradangan yang dapat memberi petunjuk adanya arteri yang mengalami

peradangan. Protein darah tertentu yang dapat meningkatkan peluang terjadinya stroke karena

pengentalan darah juga diukur. Tes ini dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab stroke yang

dapat diterapi atau untuk membantu mencegah perlukaan lebih lanjut. Tes darah screening

mencari infeksi potensial, anemia, fungsi ginjal dan abnormalitas elektrolit mungkin juga perlu

dipertimbangkan.

Perbedaan jenis stroke dengan menggunakan alat bantu:

Gambaran CT-scan pada stroke infark dan stroke hemoragik:

48

Page 49: Wrap Up Sk 2 Neuro

Jenis

stroke

Interval antara

onset dan

pemeriksaan CT

scan

Temuan pada CT scan

Infark

< 24 jam Efek massa dgn pendataran gyrus yang ringan atau penurunan ringan

densitas substansia alba dan substansia grisca

24 – 48 jam Didapatkan arca hipoden (hitam ringan sampai berat)

3 – 5 hari Terlihat batas area hipoden yang menunjukkan adanya cytotoxic udem dan

mungkin didapatkannya efek massa

6 – 13 hari Daerah hipoden lebih homogen dengan batas yg tegas dan didapatkan

penyangatan pada pemberian kontras

14 – 21 hari Didapatkan fogging effect (daerah infark menjadi isoden seperti daerah

sekelilingnya tetapi dgn pemberian kontras didapatkan penyangatan)

> 21 hari Area hipoden lebih mengecil dgn batas yg jelas dan mungkin pelebaran

ventrikel ipsilateral

Hemoragi

k

7 – 10 hari pertama Lesi hiperdens (putih) tak beraturan dikelilingi oleh area hipodens (edema)

11 hari – 2 bulan Menjadi hipodens dgn penyangatan disekelilingnya (peripheral ring

enhancement) merupakan deposisi hemosiderin dan pembesaran

homolateral ventrikel

> 2 bulan Daerah isodens (hematoma yang besar dengan defect hipodens

Karakteristik MRI pada stroke hemoragik dan stroke infark

Tipe stroke infark / hemoragik MRI SIGNAL CHARACTERISTICS

T 1 – weighted image T 2 – weighted image

Stroke infark Hipointens (hitam) Hiperintens (putih

Stroke hemoragik, (hari antara onset dan

pemeriksaan MRI)

1 – 3 (akut) deoxyhemoglobine Isointens Hipointens

3 – 7 intracellular methemoglobine Hiperintens Isointens

3 – 7 free methemoglobine Hiperintens Hiperintens

> 21 (kronis) hemosiderin Isointens Sangat hipointens

DIAGNOSIS BANDING

Acute coronary syndrome

Atrial fibrilation

Bell’s palsy

49

Page 50: Wrap Up Sk 2 Neuro

Benign positional vertigo

Brain abscess

Epidural hematoma

Hemorrhagic stroke in emergency medicine

Inner ear labyrinthitis

Myocardial infacrtion

Neoplasms brain

Subarachnoid hemorrhage

Syncope

Transient ischemic attack

LO 3.8 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan dan Pencegahan Stroke

Pengobatan Umum: dipakai patokan 5 B, yaitu:

1. Breathing

Harus dijaga agar jalan nafas bebas dan fungsi paru-paru baik. Pengobatan dengan oksigen hanya

perlu bila kadar oksigen darah berkurang

2. Brain

Udem otak dan kejang-kejang harus dicegah dan diatasi. Bila terjadi udem otak, dapat dilihat dari

keadaan pasien yang mengantuk, adanya bradikardi atau dengan pemeriksaan funduskopi, dapat

diberikan manitol. Untuk mengatasi kejang-kejang yang timbul dapat diberikan

Diphenylhydantoin atau Carbamazepin

3. Blood

Tekanan darah dijaga agar tetap cukup tinggi untuk mengalirkan darah ke otak. Pengobatan

hipertensi pada fase akut dapat mengurangi tekanan perfusi yang justru akan menambah iskemik

lagi. Kadar Hb dan glukosa harus dijaga cukup baik untuk metabolisme otak. Pemberian infus

glukosa harus dicegah karena akan menambah terjadinya asidosis di daerah infark yang akan

mempermudah terjadinya udem. Keseimbangan elektrolit harus dijaga.

4. Bowel

Defekasi dan nutrisi harus diperhatikan. Hindari terjadinya obstipasi karena akan membuat

pasien gelisah. Nutrisi harus cukup. Bila perlu diberikan nasogastric tube (NGT).

5. Bladder

Miksi dan balance cairan harus diperhatikan. Jangan sampai terjadi retentio urin. Pemasangan

kateter jika terjadi inkontinensia

50

Page 51: Wrap Up Sk 2 Neuro

Perawatan Suportif:

1. Pelihara oksigenasi jaringan secara adekuat; membutuhkan bantuan saluran napas dan ventilasi.

Cek aspirasi pneumonia yang mungkin terjadi

2. Tekanan darah; pada kebanyakan kasus, tekanan darah tidak boleh diturunkan secara cepat. Jika

terlalu tinggi, menurunkan tekanan darah secara berhati-hati, karena status neurologis dapat

bertambah buruk ketika tekanan darah diturunkan

3. Status volume darah; koreksi hipovolemia dan elektrolit-elektrolit tetap pada batas normal

4. Demam; harus dicari sumber dari demam dan diturunkan dengan anti piretik yang sesuai

5. Hypoglycemia/dan atau hyperglycemia; harus dijaga dengan kontrol yang ketat. Hiperglikemia

dapat bertambah buruk pada cedera iskemik

6. Profilaksis DVT; stroke dengan pasien yang mempunyai risiko tinggi untuk DVT. Penting untuk

menggunakan heparin subcutan 5,000 IU q. 8 atau 12 jam atau subkutan enoksaparin 30 mg q. 12

jam pada ambulasi awal

A. Penatalaksanaan Stroke Hemoragik:

Singkirkan kemungkinan koagulopati. Pastikan hasil masa protrombin dan masa

tromboplastin parsial adalah normal. Jika masa protrombin memanjang, berikan plasma

beku segar(FFP) 4-8 unit intravena setiap 4jam dan vitamin K 15 mg intravena bolus,

kemudian 3 kali sehari 15 mg subkutan sampai masa protrombin normal. Koreksi

antikoagulasi heparin dengan protamin sulfat 10-50mg bolus lambat(1mg mengoreksi 100

unit heparin).

Kendalikan HT.Tekanan yang tinggi bisa menyebabkan perburukan perihematom. Tekanan

darah sisitolik >180mmHg dengan labetalol(20 mg intravena dalam2menit ulangi 40-80mg

intravena dalam interval 10menit sampai tekanan yang diinginkan kemudian infus

2mg/menit dan dirasi atau penghambat ACE 12,5mg-25mg, 2-3 kali sehari atau antagonis

kalsium(nifedipin oral 4x 10 mg)

Pertimbangkan bedah saraf apabila perdarahan serebelum diameter lebih dari 3 cm atau

volum lebih dari 50 ml. Pemasangan ventrikulo-peritoneal bila ada hidroefalus obstruktif

akut atau kliping aneurisma

Pertimbangkan angiografi untukmenyingkirkan aneurisma/malformasi arteriovenosa

Berikan manitol 20% (1 mg/kg BB intravena dalan 20-30 menit). Steroid tidak terbukti

efektif pada perdarahan intraserebral

Pertimbangkan fenitoin (10-20 mg/kg BB intravena atau peroral). Pada umumnya

antikonvulsan diberikan bila terdapat kejang

Pertimbangkan terapi hipervolemik dan nimodipin untuk mencegah vasospasme

51

Page 52: Wrap Up Sk 2 Neuro

Untuk mengatasi perdarahan intracerebral: obati penyebabnya, turunkan TIK, beri

neuroprotektor, tindakan bedah dengan pertimbangan GCS >4 dilakukan pada pasien

denganperdarahan serebelum > 3cm, hidrosefalus akibat perdarahan intraventrikel atau

serebelum, perdarahan lobar diatas 60cc dengan tanda peningkatan TIK akut dan encaman

herniasi

Pada TIK yang meninggi:

Manitol bolus, 1 gr/kgBB dalam 20-30menit lanjutkan dengan 0,25-0,5g/kgBB tiap 6 jam

smpai maksimal 48 jam

Gliserol 50% oral, 0,25-1 gr/kgBB setiap 4-6 jam atau gliserol 10% intravena 10 ml/kgBB

dalam 3-4 jam(untuk edema serebri ringan-sedang)

Furosemid 1mg/ kg BB intravena

Intubasi dan hiperventilasi terkontrol sampai pCO2 29-35 mmHg

Penggunaan steroid masih kontroversial

Kraniotomi dekompresif

Perdarahan Subarakhnoid:

Nimodipin digunakan untuk mencegah vasospasme

Tindakan operasi dapat dilakukan pada perdarahan subaraknoid stadium I dan II akibat

pecahnya aneurisma sakularberry dan adanya komplikasi hidrosefalus obstruktif

B. Penatalaksanaan Stroke Non-Hemoragik

Pencegahan dari serangan iskemia akut:

Mengeliminasi atau mengontrol faktor-faktor risiko

Memberi edukasi pada pasien mengenai pengurangan faktor risiko dan tanda serta gejala-

gejala dari TIA dan stroke ringan

Intervensi bedah

Endaterektomi Karotis (Cea)

- Pengeluaran plak ateromatosa dengan cara bedah

- Pasien yang direservasi untuk pengeluaran bekuan atau lesi berulserasi yang mengoklusi

> 70% dari aliran darah pada arteri karotis

- Dapat menurunkan risiko dari strok > 60% selama tahun keduanya setelah dioperasi dan

wajib mengikuti mengikuti prosedur

52

Page 53: Wrap Up Sk 2 Neuro

- Endarterektomi vertebra umumnya tidak lagi digunakan

Angioplasti balon

Menempatkan suatu balon kecil yang dideflasikan pada pembuluh darah yang yang

mengalami stenose Balon kemudian dipompakan menekan plak ateromatosa ke arah

dinding. Mempunyai risiko melepasnya emboli kecil yang dapat berpindah ke retina atau ota

Penempatan Sten

Prosedur eksperimental; > 50-60% mengalami kekambuhan. Menempatkan suatu coil baja

tahan-karat kedalam pembuluh darah yang kemudian difiksasi pada salah satu dinding dari

arteri; saat ini coil ditambahkan dengan obat-obatan slow-release

Agen-agen antiplatelet

- Aspirin

Mekanisme kerja: a) Menghambat agregasi platelet. b) Menurunkan atau mengurangi

pelepasan substansi vasoaktif dari platelet. c) Menginaktivasi secara irreversibel

siklooksigenase-platelet; dan efeknya cukup berlangsung selama hidup dari platelet; 5-7

hari

Efikasi:

a) ASA telah menunjukkan pengurangan yang bermakna secara klinis (22-24%) pada

risiko stroke dan kematian, pada uji-uji klinis acak pasien-pasien yang telah

mengalami suatu TIA sebelumnya atau strok sebagai pencegahan sekunder

b) Dosis berkisar dari 50 -1500 mg perhari

Pada uji klinis terakhir; evaluasi dosis rendah (30-325 mg perhari); hasilnya

mengindikasikan bahwa dosis rendah mungkin lebih bermanfaat dengan

berkurangnya efek-efek tidak diinginkan dari asam salisilat pada lambung

Pada beberapa studi menyatakan; bahwa ASA lebih efektif pada laki-laki

dibanding sejumlah kecil perempuan pada studi lain

Peran pada pencegahan primer belum jelas

- Dipiridamol (Persantine)

Mekanisme kerja: a) Inhibitor lemah dari agregasi platelet. b) Sebagai inhibit

fosfodiesterase platelet. Efikasi:

a) Pada uji klinis belum mempunyai bukti yang kuat dalam penggunaan dipiridamol

pada iskemia otak

b) Tidak ada efek aditif yang ditemukan bersama dengan aspirin.

- Sulfinpirazon (Anturane)

Mekanisme kerja: Innhibisi reversibel dari siklooksigenase.

53

Page 54: Wrap Up Sk 2 Neuro

Efikasi: Uji klinis belum mempunyai dukungan rekomendasi penggunaan.

-

- Tiklopidin (Ticlid)

Mekanisme Kerja:a) Inhibisi agregasi platelet dan menginduksi ADP. b) Inhibisi agregasi

platelet yang diinduksi oleh kolagen, PAF, epinefrin dan thrombin. c) Waktu perdarahan

diperpanjang. d) Berefek minimal pada siklooksigenase.

Efikasi:

a) Telah menunjukkan dapat mereduksi insidens stroke, kira-kira 22% pada pasien-

pasien yang telah mengalami TIAs sebelumnya atau stroke

b) Lebih efektif dibanding aspirin dengan kurangnya efek gastrointestinal

c) Tidak ada perbedaan gender yang memperlihatkan tiklopidin bereaksi sama; seperti

halnya dengan ASA

d) Dosis 500 mg perhari dibagi menjadi dua dosis (250 mg peroral-bid)

Efek samping: diare, ruam pada kulit, total kolesterol serum yang meningkat

- Antikoagulasi (Warfarin)

a) Belum ada studi-studi yang membuktikan superioritas dari antikoagulan ini sebagai

agen antiplatelet

b) Dapat mereduksi risiko dari stroke pada pasien dengan infark miokard sebelumnya

c) Bermanfaat pada pasien yang menderita keluhan simptomatik pada terapi antiplatelet

d) Eksepsi mayor adalah pada pasien dengan embolisme otak yang berasal kardiac:

Antikoagulasi kronik dengan warfarin telah dibuktikan untuk mencegah keadaan

gangguan serebrovaskuler pada pasien dengan AF (atrial fibrilasi)

Penanganan terhadap stroke infarction /dan atau ischemic serebral akut

Obat Antihipertensi pada Stroke

Golongan/Obat Mekanisme Dosis Interaksi Obat Efek Samping

Tiazid

Diazoksid Aktivasi ATP

sensitive K-

channels

IV bolus: 50-

100 mg; IV

infus; 15-30

mg/menit

Awitan < 5

menit

Retensi cairan dan

garam, hiperglikemia

berat, durasi lama (1-12

jam).

ACEI

Enalaprit ACE inhibitor 0,625-1,25 mg

IV selama 15

menit.

Awitan < 15

menit.

Durasi lama (6 jam),

disfungsi renal.

Calcium Channel Blocker

54

Page 55: Wrap Up Sk 2 Neuro

Nikardipin

Clevidipin

Verapamil

Diltiazem

Penyekat kanal

kalsium

5 mg/jam IV,

2.5 mg/jam tiap

15 menit,

sampai 15

mg/jam.

Awitan cepat

(1-5 menit),

tidak terjadi

rebound.

Eliminasi tidak

dipengaruhi

oleh disfungsi

hati/ renal,

potensi

interaksi obat

rendah.

Bradikardia, hipotensi,

durasi lama (4-6 jam).

Beta Blocker

Labetalol

Esmolol

Antagonis

reseptor α1, β1,

β2

Antagonis

selektif reseptor

β1.

10-80 mg IV

tiap 10 menit

sampai 300

mg/hari; infus

0,5-2 mg/menit.

0,25-0,5 mg/kg

IV bolus disusul

dosis

pemeliharaan.

Awitan cepat

(5-10 menit).

Awitan segera,

durasi singkat

< 15 menit.

Bradikardia,

hipoglikemia, durasi

lama (2-12 jam). Gagal

jantung kongestif,

bronkospasme.

Bradikardia, gagal

jantung kongestif.

Alfa Blocker

Fentolamin Antagonis

reseptor α1, α2.

5-20 mg IV. Awitan cepat

(2 menit),

durasi singkat

(10-15 menit)

Takikardia, aritmia.

Vasodilator Langsung

Hidralasin NO terkait

dengan

mobilisasi

kalsium dalam

otot polos.

2,5-10 mg IV

bolus (sampai

40 mg).

Serum sickness-like,

drug-induced lupus,

durasi jam (3-4 jam),

awitan lambat (15-30

menit)

55

Page 56: Wrap Up Sk 2 Neuro

Thiopental

Trimetafan

Fenoldipam

Sodium

Nitroprusid

Nitrogliserin

Aktivasi reseptor

GABA

Blockade

ganglionik.

Agonis DA-1 dan

reseptor alfa 2

Nitrovasodilator

Nitrovasodilator

30-60 mg IV.

1-5 mg/ menit

IV

0,001- 1,6

µg/kg/ menit

IV; tanpa bolus

0,25-10µ/ kg/

menit IV.

5-1000

µg/kg/menit IV

Awitan cepat

(2 menit),

durasi singkat

(5-10 menit).

Awitan segera,

durasi singkat

(5-10 menit)

Awitan < 15

menit, durasi

10-20 menit.

Awitan segera,

durasi singkat

(2-3 menit)

Awitan 1-2

menit, durasi 3-

5 menit.

Depresi miokardial

Bronkospasme, retensi

urin, siklopegia,

midriasis

Hipokalemia, takikardia,

bradikardia.

Keracunan sianid,

vasodilator serebral

(dapat mengakibatkan

peningkatan tekanan

intracranial) refleks

takikardi.

Produksi

methemoglobin, reflek

takikardia.

PENCEGAHAN

1. Pencegahan Primer Stroke

Pendekatan pada pencegahan primer adalah mencegah dan mengobati faktor-faktor risiko yang

dapat dimodifikasi.

a) Hipertensi

Hipertensi harus diobati, untuk mencegah stroke ulang maupun mencegah penyakit vaskular

lainnya. Pengendalian hipertensi ini sangat penting artinya bagi para penderita stroke iskemik

dan TIA. Target absolut dalam hal penurunan tekanan darah belum dapat ditetapkan, yang

penting adalah bahwa tekanan darah < 120 / 80 mm Hg. Modifikasi berbagai macam gaya

hidup berpengaruh terhadap upaya penurunan tekanan darah secara komprehensif.

Obat‐obat yang dianjurkan adalah diuretika dan ACE inhibitor; namun demikian pilihan obat

disesuaikan dengan kondisi / karakteristik masing‐masing individu.

b) Diabetes Melitus

Pada penderita diabetes melitus maka penurunan tekanan darah dan lipid darah perlu

memperoleh perhatian yang lebih serius. Dalam kasus demikian ini maka obat antihipertensi

56

Page 57: Wrap Up Sk 2 Neuro

dapat lebih dari 1 macam. ACE inhibitor merupakan obat pilihan untuk kasus gangguan

ginjal dan diabetes melitus.

Pada penderita stroke iskemik dan TIA, pengendalian kadar gula direkomendasikan sampai

dengan mendekati kadar gula plasma normal (normoglycemic), untuk mengurangi

komplikasi mikrovaskular dan kemungkinan timbulnya komplikasi makrovaskular.

Sementara itu kadar HbA1c harus lebih rendah dari 7%.

c) Lipid

Penderita stroke iskemik atau TIA dengan kadar kolesterol yang tinggi, penyakit arteri

koroner, atau adanya bukti aterosklerosis, maka pasien harus dikelola secara komprehensif

meliputi modifikasi gaya hidup, diet secara tepat, dan pengobatan. Target penurunan kadar

kolesterol adalah sebagai berikut: LDL < 100 mg% dan kadar LDL < 70 mg% bagi penderita

dengan faktor risiko multipel.

Penderita stroke iskemik atau TIA yang dicurigai mengalami aterosklerosis tetapi tanpa

indikasi pemberian statis (kadar kolesterol normal, tanpa penyakit arteri koroner, atau tidak

ada bukti aterosklerosis) dianjurkan untuk diberi statin untuk mengurangi risiko gangguan

vaskular. Penderita stroke iskemik atau TIA dengan kadar HDL kolesterol rendah dapat

dipertimbangkan untuk diberi niasin atau gemfibrozil

d) Merokok

Setiap pasien stroke atau TIA harus segera menghentikan kebiasaan merokok. Penghentian

merokok dapat diupayakan dengan cara penyuluhan dan mengurangi jumlah rokok yang

dihisap / hari secara bertahap

e) Obesitas

Bagi setiap penderita stroke iskemik atau TIA dengan obesitas/overweight sangat dianjurkan

untuk mempertahankan body‐mass index (BMI) antara 18,5–24,9 kg/m2 dan lingkat panggul

kurang dari 35 inci (perempuan) dan kurang dari 40 inci (laki‐laki). Penyesuaian berat badan

diupayakan melalui keseimbangan antara asupan kalori, aktivitas fisik dan penyuluhan

kebiasaan hidup sehat

f) Aktivitas fisik

Setiap pasien stroke iskemik atau TIA yang mampu untuk melakukan aktivitas fisik sangat

dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik ringan selama 30 menit/hari. Untuk pasien yang

tidak mampu melakukan aktivitas fisik maka dianjurkan untuk melakukan latihan dengan

bantuanorang yang sudah terlatih

2. Pencegahan Sekunder Stroke

Pencegahan sekunder stroke mengacu pada kepada strategi untuk mencegah kekambuhan stroke.

Pendekatan utama adalah mengendalikan hipertensi, CEA, dan memakai obat antiagregat

antitrombosit. Aggrenox adalah satu-satunya kombinasi aspirin dan dipiridamol yang telah

57

Page 58: Wrap Up Sk 2 Neuro

terbukti efektif untuk mencegah stroke sekunder

LO 3.9 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Stroke

AKUT

1. Kenaikan tekanan darah. Keadaan ini biasanya merupakan mekanisme kompensasi sebagai upaya

mengejar kekurangan pasokan darah di tempat lesi. Oleh karena itu kecuali bila menunjukkan

nilai yang sangat tinggi (sistolik > 220/ diastolik >130) tekanan darah tidak perlu diturunkan,

karena akan turun sendiri setelah 48 jam. Pada pasien hipertensi kronis tekanan darah juga tidak

perlu diturunkan segera

2. Kadar gula darah. Pasien stroke seringkali merupakan pasein DM sehingga kadar glukosa darah

pasca stroke tinggi. Akan tetapi seringkali terjadi kenaikan glukosa darah pasein sebagai reaksi

kompensasi atau akibat mekanisme stress

3. Gangguan jantung. Baik sebagai penyebab maupun sebagai komplikasi. Keadaan ini memerlukan

perhatian khusus, karena seringkali memperburuk keadaan stroke bahkan sering merupakan

penyebab kematian

4. Gangguan respirasi. Baik akibat infeksi maupun akibat penekanan di pusat napas

5. Infeksi dan sepsis. Merupakan komplikasi stroke yang serius pada ginjal dan hati

6. Gangguan cairan, elektrolit, asam dan basa

7. Ulcer stres. Yang dapat menyebabkanterjadinya hematemesis dan melena

KRONIK

1. Akibat tirah baring lama di tempat tidur bias terjadi pneumonia, dekubitus, inkontinensia serta

berbagai akibat imobilisasi lain.

2. Rekurensi stroke.

3. Gangguan sosial-ekonomi.

4. Gangguan psikologis.

LO 3.10 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Stroke

Indikator prognosis adalah : tipe dan luasnya serangan, age of onset, dan tingkat kesadaran

Hanya 1/3 pasien bisa kembali pulih setelah serangan stroke iskemik

Umumnya, 1/3-nya lagi adalah fatal, dan 1/3- nya mengalami kecacatan jangka panjang

Jika pasien mendapat terapi dengan tepat dalam waktu 3 jam setelah serangan, 33% diantaranya

58

Page 59: Wrap Up Sk 2 Neuro

mungkin akan pulih dalam waktu 3 bulan1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 8

Prognosis pasien dgn stroke hemoragik (perdarahan intrakranial) tergantung pada ukuran

hematoma à hematoma > 3 cm umumnya mortalitasnya besar, hematoma yang massive

biasanya bersifat lethal

Jika infark terjadi pada spinal cord à prognosis bervariasi tergantung keparahan gangguan

neurologis à Jika kontrol motorik dan sensasi nyeri terganggu à prognosis jelek

LI 4. Memahami dan Menjelaskan Kewajiban suami terhadap istri dalam islam

Pertama: Bergaul dengan istri dengan cara yang ma’ruf (baik)

Yang dimaksud di sini adalah bergaul dengan baik, tidak menyakiti, tidak menangguhkan hak istri

padahal mampu, serta menampakkan wajah manis dan ceria di hadapan istri.

Allah Ta’ala berfirman,

وف� �م�ع�ر� �ال ب وه�ن ر� و�ع�اش�

“Dan bergaullah dengan mereka dengan baik.” (QS. An Nisa’: 19).

وف� �م�ع�ر� �ال ب �ه�ن �ي ع�ل ذ�ي ال �ل� م�ث �ه�ن و�ل

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.”

(QS. Al Baqarah: 228).

Dari ‘Aisyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

�ه�ل�ى أل �م� ك �ر� ي خ� �ا �ن و�أ �ه� �ه�ل أل �م� ك �ر� ي خ� �م� ك �ر� ي خ�

“Sebaik-baik kalian adalah yan berbuat baik kepada keluarganya. Sedangkan aku adalah orang

yang  paling berbuat baik pada keluargaku” (HR. Tirmidzi no. 3895, Ibnu Majah no. 1977, Ad

Darimi 2: 212, Ibnu Hibban 9: 484. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Kedua: Memberi nafkah, pakaian dan tempat tinggal dengan baik

Yang dimaksud nafkah adalah harta yang dikeluarkan oleh suami untuk istri dan anak-anaknya berupa

makanana, pakaian, tempat tinggal dan hal lainnya. Nafkah seperti ini adalah kewajiban suami

berdasarkan dalil Al Qur’an, hadits, ijma’ dan logika.

Dalil Al Qur’an, Allah Ta’ala berfirman,

59

Page 60: Wrap Up Sk 2 Neuro

�اه�ا �ت آ م�ا �ال إ ا �ف�س' ن ه� الل �ل+ف� �ك ي ال� ه� الل �اه� �ت آ م�م ا �ف�ق� �ن �ي ف�ل ق�ه� ر�ز� �ه� �ي ع�ل ق�د�ر� و�م�ن� �ه� ع�ت س� م�ن� ع�ة8 س� ذ�و �ف�ق� �ن �ي ل

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang

disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah

tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya”

(QS. Ath Tholaq: 7).

وف� �م�ع�ر� �ال ب �ه�ن و�ت و�ك�س� ق�ه�ن ر�ز� �ه� ل �ود� �م�و�ل ال و�ع�ل�ى

“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada istrinya dengan cara ma’ruf” (QS. Al

Baqarah: 233).

Dari Jabir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika haji wada’,

� ال �ن� أ �ه�ن �ي ع�ل �م� �ك و�ل ه� الل �م�ة� �ل �ك ب وج�ه�ن ف�ر� �م� �ت �ل ل �ح� ت و�اس� ه� الل م�ان�� �أ ب �م�وه�ن ذ�ت �خ� أ �م� ك �ن ف�إ اء� +س� الن ف�ى ه� الل ق�وا ف�ات

. �ه�ن و�ت و�ك�س� ق�ه�ن ر�ز� �م� �ك �ي ع�ل �ه�ن و�ل ح8 �ر+ م�ب �ر� غ�ي 'ا ب ض�ر� �وه�ن ف�اض�ر�ب ذ�ل�ك� ف�ع�ل�ن� �ن� ف�إ �ه� ه�ون �ر� �ك ت �ح�د'ا أ �م� ك ش� ف�ر� �ن� �وط�ئ ي

وف� �م�ع�ر� �ال ب

“Bertakwalah kepada Allah pada (penunaian hak-hak) para wanita, karena kalian sesungguhnya telah

mengambil mereka dengan amanah Allah dan kalian menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat

Allah. Kewajiban istri bagi kalian adalah tidak boleh permadani kalian ditempati oleh seorang pun

yang kalian tidak sukai. Jika mereka melakukan demikian, pukullah mereka dengan pukulan yang

tidak menyakiti. Kewajiban kalian bagi istri kalian adalah memberi mereka nafkah dan pakaian

dengan cara yang ma’ruf” (HR. Muslim no. 1218).

Ketiga: Meluangkan waktu untuk bercanda dengan istri tercinta

Inilah yang dicontohkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana yang diceritakan

oleh istri beliau, ‘Aisyahradhiyallahu ‘anha,

- ح�م� - الل ح�م�ل�ت� �م ا ف�ل ر�ج�ل�ى ع�ل�ى �ه� �ق�ت ب ف�س� �ه� �ق�ت اب ف�س� ق�ال�ت� ف�ر8 س� ف�ى وسلم عليه الله صلى �ى+ ب الن م�ع� �ت� �ان ك ه�ا ن� أ

�ق�ة� » «. ب الس �ل�ك� �ت ب ه�ذ�ه� ف�ق�ال� �ى �ق�ن ب ف�س� �ه� �ق�ت اب س�

Ia pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam safar. ‘Aisyah lantas berlomba lari

bersama beliau dan ia mengalahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tatkala ‘Aisyah sudah

bertambah gemuk, ia berlomba lari lagi bersama Rasulshallallahu ‘alaihi wa sallam, namun kala itu

ia kalah. Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ini balasan untuk kekalahanku

dahulu.” (HR. Abu Daud no. 2578 dan Ahmad 6: 264. Syaikh Al Albani mengatakan

bahwa hadits ini shahih). Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam masih menyempatkan diri untuk bermain

dan bersenda gurau dengan istrinya tercinta.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

60

Page 61: Wrap Up Sk 2 Neuro

ح�ت ى – – ، ج�د� �م�س� ال ف�ى �ون� �ع�ب �ل ي ة� �ش� ب �ح� ال �ل�ى إ �ظ�ر� �ن أ �ا �ن و�أ ، �ه� �ر�د�ائ ب �ى ن �ر� ت �س� ي وسلم عليه الله صلى �ى ب الن �ت� �ي أ ر�

ه�و� الل ع�ل�ى �ح�ر�يص�ة� ال الس+ن+ �ة� �ح�د�يث ال �ة� ار�ي �ج� ال ق�د�ر� وا ف�اق�د�ر� ، م�� أ س�

� أ ذ�ى ال �ا �ن أ �ون� �ك أ

“Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menutup-nutupi pandanganku dengan pakaiannya,

sementara aku melihat ke arah orang-orang Habasyah yang sedang bermain di dalam Masjid sampai

aku sendirilah yang merasa puas. Karenanya, sebisa mungkin kalian bisa seperti gadis belia yang

suka bercanda” (HR. Bukhari no. 5236 dan Muslim no. 892).

Keempat: Menyempatkan waktu untuk mendengar curhatan istri

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa duduk dan menyimak curhatan dan cerita

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, sampai pun kisah itu panjang. Di antara cerita ‘Aisyah pada

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dikisahkan dalam hadits yang lumayan panjang berikut ini.

'ا �ئ ي ش� و�اج�ه�ن �ز� أ �ار� ب �خ� أ م�ن� �م�ن� �ت �ك ي � ال �ن� أ �ع�اق�د�ن� و�ت �ع�اه�د�ن� ف�ت �ة' أ ام�ر� ة� ر� ع�ش� �ح�د�ى إ ج�ل�س� ق�ال�ت� ة� �ش� ع�ائ ع�ن�

Sebelas orang wanita berkumpul lalu mereka berjanji dan bersepakat untuk tidak menyembunyikan

sedikit pun cerita tentang suami mereka.

Kelima: Mengajarkan istri masalah agama

Sebagian suami kurang mempedulikan hal ini. Mereka hanya tahu bahwa kewajibannya hanyalah

memberi nafkah, pakaian, tempat tinggal atau kesenangan dunia. Kewajiban kali ini sebenarnya

terbilang penting bahkan teramat penting karena berkaitan dengan akhirat.

Coba bayangkan jika suami melihat istrinya enggan berjilbab, malas shalat fardhu, sering bermaksiat,

atau tidak bisa membaca Al Qur’an, apakah ia rela istrinya seperti itu? Semua itu tentu saja perlu

didikan. Selain dibini, yah harus dibina pula. Bukan hanya biologis saja yang ia nikmati dari istri.

Seharusnya ada simbiosis mutualisme. Istri bisa membahagiakan suami, begitu pula sebaliknya. Dan

kebahagiaan rohani ini lebih dari segalanya, lebih pula dari kebahagiaan dunia.

Semoga menjadi renungan bagi kita –para suami- firman Allah Ta’ala,

ا �ار' ن �م� �يك �ه�ل و�أ �م� ك �ف�س� �ن أ ق�وا �وا �م�ن آ ذ�ين� ال Zه�ا ي� أ �ا ي

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS. At

Tahrim: 6). Lihatlah tafsiran para salaf mengenai ayat tersebut.

Lihatlah apa yang dikatakan oleh sahabat ‘Ali radhiyallahu ‘anhu,

. ع�لموهم أدبوهم،

“Ajarilah adab dan agama kepada mereka”.

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma juga berkata,

. النار من الله ينجيكم بالذكر، أهليكم وم�روا الله، معاصي واتقوا الله، بطاعة اعملوا

“Lakukanlah ketaatan pada Allah dan hindarilah maksiat. Perintahkanlah keluargamu untuk

mengingat Allah (berdzikir), niscaya Allah akan menyelamatkan kalian dari jilatan neraka”.

Mujahid berkata,

. . الله بتقوى أهليكم وأوصوا الله، اتقوا

61

Page 62: Wrap Up Sk 2 Neuro

“Bertakwalah pada Allah dan nasehatilah keluargamu untuk bertakwa pada-Nya”.

Adh Dhohak dan Maqotil berkata,

Ketujuh: Tidak mempersoalkan kesalahan kecil istri

Inilah petunjuk Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah,

Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ر� آخ� �ه�ا م�ن ض�ى� ر� �ق'ا ل خ� �ه�ا م�ن �ر�ه� ك �ن� إ �ة' م�ؤ�م�ن م�ؤ�م�ن ك� �ف�ر� ي � ال

“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika si pria tidak menyukai suatu akhlak

pada si wanita, maka hendaklah ia melihat sisi lain yang ia ridhoi” (HR. Muslim no. 1469). Karena

istri tentu saja dalam bersikap dan kelakuan tidak bisa seratus persen perfect sebagaimana yang suami

inginkan. Bersabarlah dan tetap terus menasehati istri dengan cara yang baik.

Kedelapan: Tidak memukul istri di wajah dan tidak menjelek-jelekkan istri

Dari Mu’awiyah Al Qusyairi radhiyallahu ‘anhu, ia bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallammengenai kewajiban suami pada istri, lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ف�ى – – �ال إ �ه�ج�ر� ت � و�ال +ح� �ق�ب ت � و�ال �و�ج�ه� ال �ض�ر�ب� ت � و�ال �ت� ب �س� �ت اك و�� أ �ت� ي �س� �ت اك �ذ�ا إ و�ه�ا �س� �ك و�ت ط�ع�م�ت� �ذ�ا إ �ط�ع�م�ه�ا ت �ن� أ

�ت� �ي �ب ال

“Engkau memberinya makan sebagaimana engkau makan. Engkau memberinya pakaian

sebagaimana engkau berpakaian -atau engkau usahakan-, dan engkau tidak memukul istrimu di

wajahnya, dan engkau tidak menjelek-jelekkannya serta tidak memboikotnya (dalam rangka nasehat)

selain di rumah” (HR. Abu Daud no. 2142. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan

shahih).

Kesembilan: Tidak meng-hajr (pisah ranjang) dalam rangka mendidik selain di dalam rumah

Hal ini sebagaimana diterangkan dalam ayat dan hadits sebelumnya di atas. Mengenai makna hajr di

ranjang pada ayat,

�وه�ن و�اض�ر�ب �م�ض�اج�ع� ال ف�ي وه�ن و�اه�ج�ر�

“Dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka”, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As

Sa’di rahimahullahmengatakan bahwa maknanya adalah tidak satu ranjang dengannya dan tidak

berhubungan intim dengan istri sampai ia sadar dari kesalahannya (Lihat Taisir Al Karimir Rahman,

177).

Ibnul Jauzi menerangkan mengenai makna hajr di ranjang ada beberapa pendapat di kalangan pakar

tafsir:

1. Tidak berhubungan intim

2. Tidak mengajak berbicara, namun masih tetap berhubungan intim

3. Mengeluarkan kata-kata yang menyakiti istri ketika diranjang

4. Pisah ranjang (Lihat Zaadul Masiir, 2: 76).

62

Page 63: Wrap Up Sk 2 Neuro

Dan hajr boleh dilakukan di luar rumah jika ada maslahat sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallampernah meng-hajr istri-istrinya selama sebulan di luar rumah mereka.

Kesepuluh: Memberikan hak istri dalam hubungan intim

Hal ini dapat kita ambil pelajaran dari hadits Abu Darda’ berikut ini.

– – �م أ �ى أ ف�ر� ، د�اء� الد ر� �ا �ب أ �م�ان� ل س� ار� ف�ز� ، د�اء� الد ر� �ى ب� و�أ ، �م�ان� ل س� �ن� �ي ب وسلم عليه الله صلى Zى� ب الن آخ�ى

. . ، د�اء� الد ر� �و �ب أ اء� ف�ج� �ا �ي الدZن ف�ى ة اج� ح� �ه� ل �س� �ي ل د�اء� الد ر� �و �ب أ �خ�وك� أ ق�ال�ت� �ك� �ن أ ش� م�ا �ه�ا ل ف�ق�ال� �ة' �ذ+ل �ب م�ت د�اء� الد ر�

ذ�ه�ب� . . . . . �ل� ي الل �ان� ك �م ا ف�ل �ل� �ك ف�أ ق�ال� �ل� �ك �أ ت ى ت ح� �آك�ل8 ب �ا �ن أ م�ا ق�ال� �م ص�ائ +ى �ن ف�إ ق�ال� �ل� ك ف�ق�ال� ط�ع�ام'ا �ه� ل �ع� ف�ص�ن

اآلن� . . . . . � ق�م �م�ان� ل س� ق�ال� �ل� ي الل ر� آخ� م�ن� �ان� ك �م ا ف�ل �م� ن ف�ق�ال� �ق�وم� ي ذ�ه�ب� �م ث ، �ام� ف�ن �م� ن ق�ال� �ق�وم� ي د�اء� الد ر� �و �ب أ

hح�ق ذ�ى �ل ك �ع�ط� ف�أ ، قjا ح� �ك� �ي ع�ل �ه�ل�ك� و�أل ، ح�قjا �ك� �ي ع�ل �ف�س�ك� �ن و�ل ، قjا ح� �ك� �ي ع�ل +ك� ب �ر� ل �ن إ �م�ان� ل س� �ه� ل ف�ق�ال� ، �ا ي ف�ص�ل

ص�د�ق� . – – – – » وسلم عليه الله صلى Zى� ب الن ف�ق�ال� ، �ه� ل �ك� ذ�ل �ر� ف�ذ�ك وسلم عليه الله صلى �ى ب الن �ى �ت ف�أ ح�ق ه�

�م�ان� « ل س�

Kesebelas: Memberikan istri kesempatan untuk menghadiri shalat jama’ah selama keluar

dengan hijab yang sempurna dan juga memberi izin bagi istri untuk mengunjungi kerabatnya,

sebagaimana hal ini telah diterangkan dalam kisah Ummu Zar’ dan Abu Zar’ sebelumnya.

Keduabelas: Tidak menyebar rahasia dan aib istri, sebagaimana pernah diterangkan

dalam kewajiban istri.

Ketigabelas: Berhias diri di hadapan istri sebagaimana suami menginginkan demikian pada istri

Allah Ta’ala berfirman,

وف� �م�ع�ر� �ال ب �ه�ن �ي ع�ل ذ�ي ال �ل� م�ث �ه�ن و�ل

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.”

(QS. Al Baqarah: 228).

Keempatbelas: Selalu berprasangka baik dengan istri

Inilah mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan agar suami tidak terlalu penuh

curiga ketika ia meninggalkan istrinya lalu datang dan ingin mengungkap aib-aibnya. Sabda

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

�ة� ع�ث الش �ش�ط� �م�ت و�ت �ة� �ب �م�غ�ي ال �ح�د ت �س� ت ى ت ح� و�ق'ا ط�ر� �ه� �ه�ل أ �ن �ي ت� �أ ي � ف�ال ' �ال �ي ل �م� �ح�د�ك أ ق�د�م� �ذ�ا إ

“Jika salah seorang dari kalian datang pada malam hari maka janganlah ia mendatangi istrinya.

(Berilah kabar terlebih dahulu) agar wanita yang ditinggal suaminya mencukur bulu-bulu

kemaluannya dan menyisir rambutnya” (HR. Bukhari no. 5246 dan Muslim no. 715).

Daftar Pustaka :

63

Page 64: Wrap Up Sk 2 Neuro

Bannister R. Consciousness and Unconciousness. Brain's clinical Neurology 5th ed. Oxford : The

English Book Society Oxford University Press, 2000; pp 150 - 160.

Chandra B. Diagnostik dan penanggulangan penderita dalam koma Cermin Dunia Kedokteran,

nomor khusus, 2002; 95 - 100.

Gunawan , Sulistis Gan et all. (2007). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta. FKUI

Kowalak, Jennifer P., William Welsh, (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta. Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Martono, Hadi. Strok Dan Penatalaksanaannya Oleh Internis. Dalam: Sudoyo A, setyohadi B,

Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 edisi 5. Jakarta:

InternaPublishing 2009: 892-897.

Price.Sylvia A.,Wilson.Lorraine M, (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.,

Edisi 6. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Pedoman Praktis Pemeriksaan Neurologi FK UI. Kesadaran. Jakarta 2006; hal. 39-50.

Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, (2011), Guideline Stroke Tahun 2011, Jakarta.

Rizal T. Rumawas. Patologi dan patofisiologi gangguan kesadaran. Simposium Koma, Jakarta 3

September 2001; hal 1 - 13.

Uddin, Jurnalis. 2009. Anatomi Susunan Saraf Manusia. FKUY : Jakart

64

Page 65: Wrap Up Sk 2 Neuro

65