WORK ENGAGEMENT PADA TENAGA KEPENDIDIKAN ...Untukmu, Nyoman Sudarya Dwi Suprihatin Paramita Dileona...

136
WORK ENGAGEMENT PADA TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program studi Psikologi Disusun oleh : K. Catur Indra Priojeta NIM : 159114116 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of WORK ENGAGEMENT PADA TENAGA KEPENDIDIKAN ...Untukmu, Nyoman Sudarya Dwi Suprihatin Paramita Dileona...

  • WORK ENGAGEMENT PADA TENAGA KEPENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

    Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

    Psikologi Program studi Psikologi

    Disusun oleh :

    K. Catur Indra Priojeta

    NIM : 159114116

    PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN MOTTO

    Atas nama disiplin dan keteguhan hati,

    saya percaya semua pencapaian bukan mustahil.

    Semesta selalu bersama orang-orang yang berusaha.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Untukmu, Sofia Rahayu ku persembahkan karya tulis ini, buah pikiranku

    kepadamu jerih payahku yang tak mungkin bisa disandingkan dengan jerih

    payahmu melahirkan, mencintaiku, dan membesarkanku.

    Untukmu,

    Nyoman Sudarya

    Dwi Suprihatin Paramita

    Dileona Hannah Puteri

    Dengan sepenuh hatiKu, ku persembahkan kerja kerasku, pembuktianku, dan

    cintaku melalui karya tulis ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    WORK ENGAGEMENT PADA TENAGA KEPENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    K. Catur Indra Priojeta

    Program Studi Psikologi

    Fakultas Psikologi

    Universitas Sanata Dharma

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran, makna work engagement, dan

    penyebab dimilikinya work engagement pada tenaga kependidikan USD. Work engagement adalah

    sebuah pandangan positif seorang karyawan terhadap pekerjaannya yang dikarakteristikkan

    dengan adanya semangat (vigor), keterlibatan penuh (dedication), dan konsentrasi yang tinggi

    selama melakukan pekerjaan (absorption). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Populasi

    dalam penelitian ini adalah tenaga kependidikan tetap USD yang berjumlah 250 orang.

    Pengambilan data dilakukan dengan pendekatan induktif menggunakan kuesioner terbuka. Data

    dianalisis menggunakan pendekatan deduktif melalui Analisis Isi Kualitatif (AIK). Uji kredibilitas

    yang digunakan adalah peer debriefing bersama professional judgement. Banyaknya respon

    mengenai tanggung jawab dan antusiasme menunjukkan bahwa dimensi work engagement yang

    paling dominan pada tenaga kependidikan USD adalah dedikasi. Work engagement yang dimiliki

    tenaga kependidikan USD selain untuk kepentingan individual, juga untuk kepentingan sosial.

    Adapun work engagement tenaga kependidikan USD digambarkan dalam tanggung jawab melalui

    kontribusi yang diberikan dalam menyelesaikan pekerjaan demi kepentingan bersama. Tenaga

    kependidikan USD memaknai work engagement sebagai bentuk pelayanan pelaksanaan Tri

    Dharma Perguruan Tinggi dan upaya kepuasan diri serta pemenuhan kebutuhan keluarga.

    Penyebab tenaga kependidikan USD memiliki work engagement adalah job demand, antusiasme,

    kesadaran, nilai-nilai personal, kompetensi, budaya organisasi, hubungan relasional, job resource,

    kondisi SDM, dan status kepegawaian.

    Kata kunci: work engagement, tenaga kependidikan, Universitas Sanata Dharma

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    WORK ENGAGEMENT ON SANATA DHARMA UNIVERSITY

    EMPLOYEES

    K. Catur Indra Priojeta

    Department of Psychology

    Faculty of Psychology

    Sanata Dharma University

    ABSTRACT

    This study aims to know the description, meaning of work engagement by Sanata Dharma

    Universiy employees and the antecedents of work engagement. work engagement is a positive

    work-related state that is characterized by vigor, dedication, and absorption. This is a qualitative

    study and the populations are 250 Sanata Dharma University employees. The data were collected

    by using inductive approach within open-ended questionnaire and were analyzed by using

    deductive approach within Content Analysis Qualitative. This study used peer debriefing with

    professional judgement for the credibility test. Many respond about responsibility and enthusiasm

    showed that dedication is dominant dimension in work engagement by Sanata Dharma University

    employees. The result showed there were social interest besides individual interests for work

    engagement on Sanata Dharma University employees. Sanata Dharma University employees have

    work engagement that described by responsibility through contribution to complete the work for

    mutual benefit. The meaning of work engagement by Sanata Dharma University employees is a

    form of willingness to give services for Three Pillars of Higher Education activites, an effort for

    families need and self fulfillment. The antecedents of work engagement by Sanata Dharma

    University employees are job demand, enthusiasm, awareness, personal values, competences,

    organizational culture, relationship, job resources, human resource condition, and employee

    status.

    Keywords: work engagement, employees, Sanata Dharma University

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala energi positif

    melalui berkat dan penyertaan yang telah diberikan kepada penulis sehingga

    penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Work Engagement Pada

    Tenaga Kependidikan Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini penulis ajukan

    kepada Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma untuk memenuhi sebagian

    dari syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

    Seluruh isi dalam skripsi ini penulis harap dapat berguna bagi

    perkembangan bidang keilmuan Psikologi secara umum, serta bagi siapapun

    pembaca agar dapat menambah wawasannya terkait work engagement. Dalam

    kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

    pihak yang sudah terlibat, ikut membantu dan mendukung penulis sehingga

    skripsi ini dapat selesai:

    1. Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi,

    Universitas Sanata Dharma, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing

    Skripsi yang selalu siap memberi bantuan kala saya mengalami

    kesulitan dan kebimbangan dalam penulisan skripsi ini. Terima

    kasih banyak, Bu, atas waktu berharga yang selalu disempatkan

    untuk berdiskusi dengan saya serta energi positif yang diberikan

    sehingga saya senantiasa optimis dan semangat menjalankan dan

    menyelesaikan skripsi ini.

    2. Monica E. Madyaningrum, M.App., Ph. D., selaku Ketua Program

    Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    3. Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.Si., selaku Wakil Dekan Fakultas

    Psikologi, Universitas Sanata Dharma, sekaligus sebagai dosen

    yang telah berkesempatan berbagi ilmu pada beberapa kali

    kesempatan perkuliahan, saya ucapkan terima kasih banyak.

    4. Diana Permata Sari, M. Psi selaku Wakil Ketua Program Studi,

    Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma.

    5. Passchedona Henrietta P. D. A. D. S, S.Psi., M.A, selaku Dosen

    Pembimbing Akademik, dan dosen penguji skripsi yang telah

    membimbing saya selama perjalanan perkuliahan ini dengan

    memberi dukungan dan ide. Terima kasih banyak, mbak! Karena

    sudah menjadi dosen, orang tua, dan sahabat diskusi saya selama

    perkuliahan ini.

    6. Prof. A. Supratiknya, Ph.D selaku dosen penguji skripsi dan juga

    dosen yang telah berkesempatan berbagi ilmu pada beberapa kali

    perkuliahan. Terima kasih atas masukkan, semangat, serta inspirasi

    yang telah Bapak berikan kepada saya. Terus semangat, Pak!

    7. Edward Theodorus, M.App., Psy sebagai dosen yang sangat

    berkesan bagi saya atas kesungguhan dan ketulusan mengajak

    mahasiswa untuk berpikir dan membaca. Segala hal yang bapak

    bagikan sewaktu perkuliahan dulu sungguh sangat membantu saya

    dalam menjalani skripsi maupun kehidupan ini. Jangan pernah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    menyerah mendorong kemampuan mahasiswa untuk membaca dan

    berpikir, Pak!

    8. Untuk segenap dosen di Fakultas Psikologi, Universitas Sanata

    Dharma, atas kebaikan melalui ilmu-ilmu yang telah diberikan

    serta tuntunan menjadi manusia yang berbudi melalui pengajaran

    pengajaran di perkuliahan.

    9. Untuk segenap staff tenaga kependidikan USD, terkhusus di

    Fakultas Psikologi; Pak Sidiq, Bu Nanik, Mas Gandung, dan Mas

    Muji. Terima kasih atas banyak bantuannya dalam memberikan

    pelayanan kepada segenap mahasiswa, khususnya saya.

    10. Bapak E. Maryarsanto P, S.E., Akt., M.M atau Pak Didik selaku

    kepala Biro Personalia, Universitas Sanata Dharma. Terima kasih

    banyak atas ide, saran dan bantuan serta doa yang telah diberikan

    kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih pula

    untuk segenap tenaga kependidikan Universitas Sanata Dharma

    yang telah berkenan membantu saya menjadi responden dalam

    penelitian ini.

    11. Untuk keluargaku, Mamaku Sofia Rahayu yang senantiasa

    mendoakanku di rumah Tuhan. Bapak, Mbak Wulan, Mbak Ita,

    dan Kak Wira atas dukungan, doa, dan kasih sayang yang tiada

    henti mengalir untuk adik bungsumu ini. Jeta terharu!

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    12. Untuk Antonio Ginting, Yohana Tarigan, dan Fransisca Pungkas

    Harmalina. Terima kasih banyak atas pertemanan dan pengalaman

    yang tulus selama perkuliahan ini. Kehadiran kalian membuktikan

    ku pada realita pertemanan yang sesungguhnya; bahwa bersahabat

    bukan tentang kuantitas, tapi kualitas. Kalian luar biasa! .

    13. Tamarischa Pradhiasari, Natasha Julia Pratiwi, Theresia Galuh,

    Kartikasari Savitri, Dita Primantari, Gines Ayu Febrianti, Bayu

    Widiantoro, Taufik Putra, dan Ardenta Monik. Terima kasih

    banyak karena sudah menjadi teman diskusi dan bermainku .

    14. Teman-teman DPMF 2015, DPMF 2018, dan PMB & Promosi

    Periode 2018-2019. Terima kasih banyak atas pengalaman,

    kesempatan bekerja sama, dan segala suka duka yang telah dilalui

    bersama. Kelak kita semua akan sukses karena telah melalui proses

    sedemikian rupa. Aku percaya itu.

    15. Last but not least, kepada penyedia energi terbesarku, teman

    diskusi dan teman bercerita. Atas segala cinta dan kasih yang

    dipancarkan, terima kasih sudah menjadi motivasi terbesarku untuk

    segera menyelesaikan skripsi ini; Dileona Hannah Puteri.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat menjadi berkat dan

    berkontribusi bagi perkembangan ilmu psikologi maupun segala pihak

    yang membutuhkan untuk perkembangan dan kemajuannya. Penulis

    menyadari skripsi ini memiliki banyak keterbatasan. Oleh karena itu,

    penulis dengan terbuka menerima kritik dan saran yang dapat membangun

    skripsi ini menjadi karya yang lebih baik.

    Yogyakarta, 20 Mei 2018

    Penulis,

    K. Catur Indra Priojeta

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ......................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... iii

    HALAMAN MOTTO ........................................................................ iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................ v

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................... vi

    ABSTRAK ......................................................................................... vii

    ABSTRACT ......................................................................................... viii

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    KARYA ILMIAH .............................................................................. ix

    KATA PENGANTAR ....................................................................... x

    DAFTAR ISI ...................................................................................... xiv

    DAFTAR TABEL .............................................................................. xvi

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xvii

    BAB I – PENDAHULUAN .............................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

    B. Pertanyaan Penelitian ............................................................. 10

    C. Tujuan Penelitian ................................................................... 10

    D. Manfaat Penelitian ................................................................. 11

    BAB II – TINJAUAN PUSTAKA .................................................. 12

    A. Work Engagement ....................................................……….. 12

    1. Konsep Work Engagement .................................……….. 12

    2. Makna Work Engagement ………………………………. 14

    3. Faktor Penyebab Work Engagement.................................. 15

    4. Dampak Work Engagement ..................................………. 18

    B. Tenaga Kependidikan ............................................................ 19

    1. Definisi Tenaga Kependidikan .......................................... 19

    2. Tugas Tenaga Kependidikan ............................................. 20

    C. Usia Produktif ........................................................................ 20

    D. Universitas Sanata Dharma .................................................... 23

    E. Kerangka Berpikir .................................................................. 25

    BAB III – METODE PENELITIAN .............................................. 29

    1. Jenis dan Desain Penelitian ............................................... 29

    2. Fokus Penelitian ………………………………….................. 29

    3. Responden Penelitian ........................................................ 29

    4. Metode Pengumpulan Data ............................................... 30

    5. Alat Pengumpulan Data ..................................................... 30

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    6. Metode Analisis Data ........................................................ 32

    7. Kredibilitas Penelitian ....................................................... 34

    BAB IV – HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................... 36

    A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ................................... 36

    B. Gambaran Responden ............................................................ 36

    C. Hasil Penelitian ...................................................................... 39

    a. Gambaran Work Engagement Tenaga Kependidikan USD

    Berdasarkan Penilaian Keterlibatan.................................... 39

    b. Makna Work Engagement Pada Tenaga Kependidikan

    USD .............………………............................................. 43

    c. Penyebab Tenaga Kependidikan USD Memiliki Work

    Engagement ..............................................……………... 48

    D. Pembahasan ............................................................................ 53

    a. Gambaran Work Engagement Tenaga Kependidikan USD

    Berdasarkan Penilaian Keterlibatan ................................... 54

    b. Makna Work Engagement Pada Tenaga Kependidikan

    USD .............……………….............................................. 57

    c. Penyebab Tenaga Kependidikan USD Memiliki Work

    Engagement ........……………......................................... 59

    BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN ........................................ 65

    A. Kesimpulan ........................................................................ 65

    B. Keterbatasan Penelitian ..................................................... 66

    C. Saran .................................................................................. 66

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 69

    LAMPIRAN ....................................................................................... 74

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Pertanyaan dalam Kuesioner Terbuka ................................................ 32

    Tabel 2. Deskripsi Jenis Kelamin Responden ...............................................… 37

    Tabel 3. Deskripsi Usia Responden ..............................................................… 37

    Tabel 4. Deskripsi Latar Belakang Pendidikan Responden ..........................… 38

    Tabel 5. Deskripsi Lama Bekerja Responden ...............................................… 38

    Tabel 6. Penilaian Mengenai Keterlibatan dalam Kerja ....................………... 39

    Tabel 7. Uraian Gambaran Work Engagement Pada Tenaga Kependidikan

    USD .......................................................................................................……… 40

    Tabel 8. Uraian Makna Work engagement Pada Tenaga Kependidikan

    USD................................................................................……............................ 44

    Tabel 9. Uraian Penyebab Work engagement Pada Tenaga Kependidikan

    USD ..............................................................................……............................. 49

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir ........................................................... 28

    Gambar 2. Kerangka Analisis Data ………………………………………… 34

    Gambar 3. Gambaran Work Engagement Tenaga Kependidikan USD ….…. 57

    Gambar 4. Makna Work Engagement Pada Tenaga Kependidikan USD ….. 59

    Gambar 5. Penyebab Tenaga Kependidikan USD Memiliki Work

    Engagement .................................................................................................... 64

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Undang-undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2012 tentang

    Perguruan Tinggi mendefinisikan perguruan tinggi sebagai satuan pendidikan

    yang menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berperan dalam mencerdaskan

    kehidupan bangsa, memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

    memperhatikan serta menerapkan nilai humaniora demi kemajuan Indonesia.

    Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perguruan tinggi berperan dalam

    memajukan Indonesia untuk menciptakan masyarakat yang memiliki keunggulan

    dan kemampuan secara akademis maupun professional.

    Untuk menjalankan peran perguruan tinggi, dibutuhkan bantuan tidak

    hanya melalui tenaga pendidik saja, namun juga melalui karyawan atau secara

    khusus disebut sebagai tenaga kependidikan. Aliyyah (2018) menjelaskan tenaga

    kependidikan bertugas untuk membantu tercapainya tujuan-tujuan pendidikan

    dengan melakukan kegiatan pelaksanaan pendidikan baik pada tingkat mikro

    maupun makro. Dengan demikian, tenaga kependidikan sejatinya memiliki peran

    penting dalam menjalankan amanat negara Indonesia seperti yang tertuang pada

    pembukaan UUD 1945 Republik Indonesia yakni “mencerdaskan kehidupan

    bangsa”.

    Agar tenaga kependidikan dapat menjalankan tugasnya, idealnya semangat

    kerja dan antusiasme dimiliki para tenaga kependidikan. Akan tetapi, pada

    kenyataannya tidak semua tenaga kependidikan memiliki semangat dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    antusiasme dalam bekerja. Dalam penelitian ini, konteks yang dipilih adalah

    Universitas Sanata Dharma (USD). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

    Nastuti (2013) diketahui bahwa tenaga kependidikan USD memiliki semangat dan

    antusiasme yang ditunjukkan oleh adanya tingkat engagement yang tinggi. Akan

    tetapi, menurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti di USD sejak Mei 2018

    hingga Januari 2019, masih kerap ditemukan beberapa perilaku yang

    menunjukkan tidak semangat, rendahnya antusiasme bahkan tidak disiplin.

    Adapun perilaku tersebut adalah mengeluh, meninggalkan kantor sebelum

    waktunya, dan menggunakan jam istirahat melebihi ketentuan.

    Padahal tingkat semangat karyawan dalam bekerja memiliki dampak yang

    relatif besar terhadap pergerakan sebuah perusahaan (Mahboubi dkk, 2015).

    Antusiasme dalam kerja juga sejatinya akan memudahkan karyawan dalam

    bekerja karena menyebabkan mereka mudah menemukan banyak referensi ketika

    melaksanakan pekerjaannya (Bakker, 2017). Terkait disiplin kerja, Angela (2018)

    mengatakan bahwa disiplin kerja berhubungan langsung terhadap engagement.

    Semangat, antusiasme, serta keterlibatan kerja dijelaskan oleh Kahn

    (1990) dapat dimiliki individu apabila mereka memiliki engagement terhadap

    pekerjaannya. Konsep engagement pertama kali diperkenalkan oleh Kahn (1990)

    untuk menjelaskan istilah karyawan semangat dan fokus serta aktif dalam

    menyelesaikan pekerjaannya.. Engagement menyebabkan seorang karyawan

    mengidentifikasikan dirinya pada pekerjaan, sehingga dapat berekspresi secara

    fisik, kognitif, dan emosional selama melaksanakan pekerjaannya (Kahn, 1990).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Schaufeli, Salanova, González-Romá, dan Bakker (2002) secara lebih

    rinci mendefinisikan engagement karyawan terhadap pekerjaannya dengan

    istilah work engagement. Work engagement didefinisikan sebagai lawan dari

    burnout yang menyebabkan karyawan memiliki pemikiran positif, sehingga

    karyawan bersemangat, terlibat penuh, dan berkonsentrasi terhadap

    pekerjaannya (Robinson, Perryman, & Hayday, 2004; Schaufeli dkk, 2002).

    Sebaliknya, karyawan yang tidak memiliki work engagement menyebabkan

    mereka mudah lelah, kurang bersemangat, sulit untuk berkonsentrasi terhadap

    pekerjaannya, serta cenderung menggunakan waktu kerja untuk hal-hal yang

    kurang produktif (Bakker, Demerouti, & Sanz-Vergel, 2014; Pri & Zamralita,

    2017).

    Istilah work engagement dan employee engagement sering diartikan

    berbeda oleh kebanyakan orang. Schaufeli (2017) mengatakan istilah “work

    engagement” dan “employee engagement” dapat digunakan secara bergantian,

    walau demikian istilah work engagement dianggap lebih spesifik. Karyawan

    yang memiliki work engagement berbeda dengan workaholism. Workaholism

    adalah suatu keadaan dimana karyawan tidak dapat mengendalikan

    kebutuhannya untuk bekerja yang menyebabkan mereka bekerja secara terus

    menerus. Karyawan yang memiliki work engagement dapat mengendalikan

    kebutuhannya untuk bekerja serta menganggap bahwa menyelesaikan

    pekerjaannya adalah kegiatan yang menyenangkan (Bakker dkk, 2008)

    Karyawan dalam sebuah organisasi sangat penting memiliki work

    engagement karena berpengaruh pada kinerja karyawan (Imawati & Amalia,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    2011). Karyawan yang memiliki work engagement memiliki komitmen di dalam

    organisasinya (Field & Buitendach, 2011), hal ini menjadikannya memiliki

    antusiasme dalam menyelesaikan pekerjaan dan berdampak pada kepuasan kerja

    (Mahboubi dkk, 2015). Work engagement juga berdampak terhadap kesehatan

    karyawan. Bakker dan Leiter (2010) mengatakan bahwa salah satu dimensi work

    engagement yakni vigor (semangat) berperan dalam menjaga level energi

    karyawan tetap stabil. Mereka berupaya menyelesaikan pekerjaannya namun tetap

    menjaga kemampuan resiliensi mental. Kemampuan tersebut berdampak pada

    kesehatan mental yang stabil dan fisik yang kuat bagi karyawan saat bekerja.

    Mengacu pada penjabaran tersebut, tenaga kependidikan apabila memiliki

    work engagement dengan ditandai semangat, dedikasi, dan konsentrasi ketika

    melaksanakan pekerjaannya akan mampu produktif dengan menciptakan suasana

    pendidikan yang bermakna serta berkomitmen untuk meningkatkan mutu

    pendidikan. Work engagement pada tenaga kependidikan penting dimiliki karena

    membantu institusi untuk mampu bersaing (Bakker, 2017) di tengah banyaknya

    perguruan tinggi di Indonesia dan melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan

    Tinggi.

    Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa work

    engagement dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni, job demand, job resource

    (Bakker, Demerouti, & Sanz-Vergel, 2014), personal resource (Ayu, Maarif, &

    Sukmawati, 2015), pengalaman bekerja (Mahboubi dkk, 2015), budaya organisasi

    (Selfiana, 2016), usia (Kim & Kang, 2016), dan kontrak psikologis (Ukiningtyas,

    2016). Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    faktor penyebab yang memengaruhi work engagement dapat dikategorikan

    menjadi dua yakni, faktor internal yang terdiri dari usia, pengalaman bekerja, dan

    personal resource, kemudian faktor eksternal yang terdiri dari job demand, job

    resource, kontrak psikologis, dan budaya organisasi.

    Data demografi mengenai tenaga kependidikan USD yang diperoleh

    melalui kepala Biro Personalia USD menunjukkan bahwa USD memiliki banyak

    tenaga kependidikan yang berusia lebih dari 40 tahun dengan rata-rata masa

    bekerja sekitar 20 tahun. Banyaknya tenaga kependidikan yang berusia lebih dari

    40 tahun dan memiliki masa kerja rata-rata 20 tahun mengisyaratkan bahwa

    sejatinya USD memiliki karyawan yang tergolong dalam usia produktif. Hal ini

    didasarkan pada Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia yang menyatakan bahwa

    usia 15 sampai 65 tahun tergolong dalam usia produktif (BPS, 2019). Karima,

    Idayanti, dan Umar (2018) mengatakan bahwa masa kerja berperan terhadap

    produktivitas. Karyawan yang memiliki masa bekerja yang lama cenderung

    memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya yang memicu produktivitas kerja.

    Namun demikian, kendati dikatakan memiliki engagement yang tinggi serta

    didominasi oleh usia produktif dan memiliki masa bekerja yang tergolong lama,

    seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya, masih kerap ditemukan fenomena

    tidak semangat dan tidak disiplin dalam kerja di tenaga kependidikan USD.

    Penelitian mengenai work engagement yang sudah dilakukan beberapa kali

    di Indonesia dalam ranah yang berbeda mengungkapkan deskripsi work

    engagement yang ada di perusahaan dengan konteks industrial dengan hasil yang

    beragam. Shabrina dan Mardiawan (2017) telah melakukan sebuah studi deskriptif

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    work engagement pada karyawan PT. Silkargo Indonesia cabang Bandung Divisi

    Marketing dan Operasional. Hasilnya diketahui bahwa karyawan PT. Silkargo

    Indonesia cabang Bandung divisi Marketing dan Operasional memiliki work

    engagement rendah sebesar 70% sementara sisanya sebesar 30% memiliki work

    engagement tinggi. Terdapat pula penelitian mengenai gambaran work

    engagement pada karyawan di PT EG (Manufacturing Industry) yang dilakukan

    oleh Pri dan Zamralita (2017) yang memperoleh hasil bahwa karyawan di PT EG

    memiliki work engagement yang tinggi.

    Akan tetapi, penelitian sebelumnya tersebut hanya menggambarkan

    tingkat work engagement saja tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut atau

    mengeksplorasi work engagement yang bersifat kontekstual. Peneliti menemukan

    bahwa penelitian mengenai work engagement sebelumnya cenderung bertujuan

    menguji teori yang berasal dari dunia barat tanpa mencoba mengungkap dan

    mengeksplorasi berdasarkan konteks yang sesuai dengan wilayah penelitiannya.

    Eksplorasi teori yang sesuai dengan konteks sejatinya penting dilakukan.

    Hal tersebut karena selama ini penelitian yang membahas mengenai work

    engagement di Indonesia hanya mengacu pada teori work engagement yang

    dikembangkan berdasarkan konsep yang lahir dari studi dengan subjek wilayah

    benua barat. Konsep yang digunakan pun pada akhirnya cenderung mengikuti

    pemikiran masyarakat wilayah benua barat. Pemikiran masyarakat barat dan

    Indonesia sendiri cenderung terdapat perbedaan. Dalam Kim, Yang, dan Hwang

    (2006) dikatakan bahwa selama ini penelitian yang dilakukan mengenai suatu

    variabel masih didominasi oleh teori yang berasal dari Amerika maupun Eropa,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    sehingga menimbulkan pertanyaan tersendiri mengenai hasilnya apabila dilakukan

    di daerah non-barat.

    Budaya berperan dalam membentuk proses mental manusia (Matsumoto &

    Juang, 2013) dimana dalam proses mental manusia, terdapat salah satunya

    persepsi. Persepsi merupakan proses mengumpulkan informasi dan pemahaman

    tentang dunia melalui sensasi yang diperoleh oleh indera-indera manusia

    (Matsumoto & Juang, 2013). Oleh karena itu, informasi dan pemahaman yang

    dibentuk oleh persepsi individu tentang dunia dapat berbeda antara individu satu

    dan lainnya, sebab pengalaman individu sangat erat kaitannya dengan budaya.

    Perbedaan budaya tersebut lantas ikut berperan dalam membentuk perilaku

    manusia (Matsumoto & Juang, 2013) khususnya dalam konteks work

    engagement.

    Orang dengan budaya barat cenderung memiliki perbedaan memaknai

    bekerja dengan orang dalam budaya timur (Robson, 2017). Masyarakat barat

    terbiasa dengan budaya individualisme, dimana bekerja dimaknai sebagai upaya

    mengumpulkan uang untuk kehidupan (Matsumoto & Juang, 2013). Sementara

    itu, Indonesia adalah negara yang terbiasa dengan budaya kolektivisme (Robson,

    2017) dimana kehidupan masyarakatnya cenderung terkait dan saling terhubung

    dengan orang lain di sekitar, bekerja dimaknai sebagai usaha memenuhi sebuah

    kewajiban yang diterapkan pada sebuah kelompok (Matsumoto & Juang, 2013).

    Pada kaitannya dengan work engagement, terdapat perbedaan antara

    masyarakat dengan budaya individualisme dan budaya kolektivisme (Finkelstein,

    2013). Pada individu yang memiliki work engagement dengan budaya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    kolektivisme, pelayanan dilihat sebagai bagian dari pekerjaan. Di sisi lain, pada

    individu yang memiliki work engagement dengan budaya individualisme, mereka

    cenderung merasa tidak harus memberikan pelayanan karena hal yang utama bagi

    mereka adalah keberhasilan (Finkelstein, 2013).

    Pada konteks yang lebih spesifik yakni USD, terdapat pula budaya khas

    yang diterapkan. Pada kehidupan sehari-hari, USD didasari oleh nilai-nilai budaya

    pendidikan holistik dengan pendekatan spiritualitas Ignasian. Spiritualitas

    Ignasian adalah cara bertindak dan cara hidup yang mendasari semangat,

    keutamaan, dan nilai-nilai yang dipetik dari pengalaman hidup Santo Ignasius

    Loyola (Santoadi, Wijaya, & Gallang, 2009). Melalui spiritualitas Ignasian, USD

    menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang menghargai martabat dan pribadi

    manusia (cura personalis). Dalam kaitannya dengan tenaga kependidikan, nilai

    yang diterapkan dapat dilihat dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi

    (Santoadi, Wijaya, & Gallang, 2009). Dari beberapa nilai-nilai spiritualitas

    Ignasian disebutkan menjadi manusia bagi orang lain (man and woman for

    others). Nilai tersebut menyebabkan tenaga kependidikan USD menganggap

    bekerja sebagai misi menolong jiwa jiwa manusia (Santoadi, Wijaya, & Gallang,

    2009).

    Berdasarkan perbedaan budaya tersebut dapat dilihat bahwa makna work

    engagement dapat berbeda tergantung konteks budayanya. Ini serupa dengan

    perumpamaan Kim, Yang, & Hwang (2006) yang menyatakan:

    “Cultures are like all other cultures, like some

    other cultures, like no other cultures.”

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    Perbedaan budaya tersebut lantas cenderung menciptakan kondisi work

    engagement orang barat dan orang Indonesia, khususnya di USD tidak dapat

    dipandang sama. Tyagi (2016) dalam penelitiannya menemukan bahwa kondisi

    lingkungan kerja memengaruhi tingkat work engagement karyawan. Oleh karena

    itu, penelitian yang sudah ada masih perlu dilakukan perluasan cakupan untuk

    mengetahui kondisi work engagement pada karyawan dengan berbagai konteks,

    khususnya pada tenaga kependidikan di USD.

    Melihat adanya keperluan untuk memperluas cakupan hasil penelitian

    mengenai work engagement khususnya pada konteks tenaga kependidikan di

    USD, penelitian ini mencoba mengungkap sejatinya bagaimana gambaran, makna

    dan penyebab work engagement yang sesungguhnya dimiliki oleh tenaga

    kependidikan USD. Apabila hal tersebut diungkap harapannya dapat menambah

    referensi keilmuan baru terkait work engagement pada konteks khusus.

    Lingkungan kerja yang kondusif dan produktif juga nantinya dapat diciptakan

    agar karyawan khususnya para tenaga kependidikan USD mampu memiliki work

    engagement.

    Melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengungkap keadaan work

    engagement sesuai pada wilayah atau konteks lingkungan tertentu, sangat penting

    guna memaksimalkan fungsi teoretis work engagement dengan budaya asli.

    Bahkan penelitian ini memiliki kecenderungan untuk mendapatkan informasi baru

    terkait work engagement yang sebelumnya tidak ada atau belum ditemukan, sebab

    teori ini bermula di wilayah barat yang memiliki perbedaan dengan wilayah timur.

    Berdasarkan temuan dan pemaparan informasi yang sudah dijelaskan tersebut,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    dengan mengetahui kondisi work engagement secara lebih kontekstual diharapkan

    dapat dijadikan referensi bagi perguruan tinggi maupun organisasi lainnya untuk

    membuat kebijakan maupun intervensi yang lebih relevan sebagai upaya

    memajukan pendidikan atau organisasi di Indonesia.

    B. Pertanyaan Penelitian

    Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya, maka

    pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah:

    a. Bagaimana gambaran work engagement pada tenaga kependidikan USD?

    b. Apa makna work engagement pada tenaga kependidikan USD?

    c. Apa yang menyebabkan tenaga kependidikan USD memiliki work

    engagement?

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sesungguhnya work

    engagement tenaga kependidikan USD yang akan dilihat dari bagaimana

    gambaran dan bagaimana mereka memaknai work engagement dari sudut pandang

    mereka melalui kerja mereka, serta memberikan informasi mengenai penyebab

    tenaga kependidikan USD memiliki work engagement. Dengan adanya penelitian

    ini diharapkan referensi keilmuan mengenai work engagement menjadi lebih luas.

    Kemudian instansi perguruan tinggi khususnya Universitas Sanata Dharma dapat

    lebih maksimal dalam menentukan kebijakan yang mengatur tenaga

    kependidikannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoretis

    Penelitian ini mencoba mengeksplorasi work engagement pada konteks

    khusus yakni tenaga kependidikan di perguruan tinggi USD yang menghidupi

    nuansa holistik di kehidupan sehari-harinya. Secara teoretis, penelitian ini

    bermanfaat untuk menambah referensi keilmuan terutama dalam bidang

    psikologi industri dan organisasi yang berfokus pada work engagement.

    Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi peneliti-peneliti

    selanjutnya dalam mengembangkan penelitian sejenis, terutama yang

    bertujuan untuk mengukur work engagement serta hubungannya pada

    variabel lain.

    2. Manfaat Praktis

    Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih

    berupa referensi bagi organisasi khususnya perguruan tinggi untuk

    mengetahui gambaran work engagement yang dimiliki oleh tenaga

    kependidikan USD dan bagaimana makna dan penyebab adanya work

    engagement di tenaga kependidikan USD. Hasil penelitian ini diharapkan

    dapat menjadi acuan bagi organisasi atau perguruan tinggi USD maupun

    umum dalam menentukan kebijakan dan intervensi yang lebih kontekstual

    sebagai upaya terus meningkatkan kualitas pendidikan melalui tenaga

    kependidikan serta berinovasi dalam pengembangan dan kesejahteraan

    karyawan pendukungnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Work Engagement

    1. Konsep Work Engagement

    Engagement sejatinya merupakan konsep yang sudah ada sejak beberapa

    tahun silam (Kuok & Taormina, 2017). Akan tetapi dalam konseptualisasinya,

    engagement sendiri mengalami beberapa kali perkembangan. Engagement

    pertama kali diperkenalkan oleh Khan (1990 dalam Schaufeli, 2017) yang

    memaparkan pemahaman mengenai konsep engagement. Dalam penelitiannya,

    Khan menjelaskan konsep personal engagement dan personal disengagement.

    Personal engagement adalah pemanfaatan diri setiap anggota dalam sebuah

    organisasi terhadap peran yang ditunjukkan dengan aktif secara penuh dalam

    sebuah organisasi, mampu berekspresi dan bekerja secara fisik, kognitif, dan

    emosi selama bekerja. Personal Disengagement adalah kurangnya keaktifan

    anggota dalam organisasi yang ditunjukkan dengan penarikan diri secara fisik,

    kognitif, dan emosional selama bekerja (Kahn, 1990).

    Setelah Khan, selanjutnya Maslach dan Leiter (1997 dalam Kuok &

    Taormina, 2017) melihat engagement sebagai lawan dari burnout yang dapat

    diukur menggunakan Maslach Burnout Inventory (MBI). Akan tetapi, Schaufeli

    dkk (2002) menganggap bahwa engagement merupakan variabel yang

    seharusnya didefinisikan secara mandiri dan diukur berdasarkan alat ukur

    tersendiri.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    Kendati demikian, istilah engagement yang berbeda tampak sering

    digunakan pada banyak penelitian yang sejatinya mengukur konstruk serupa

    seperti employee engagement dalam Saks (2006) dan work engagement dalam

    Schaufeli dkk (2002). Akan tetapi, Schaufeli (2017) mengungkapkan bahwa

    istilah work engagement dianggap lebih spesifik.

    Schaufeli dkk (2002) menjelaskan work engagement sebagai pandangan

    positif karyawan terhadap pekerjaannya yang dikarakteristikkan dengan adanya

    semangat (vigor), dedikasi (dedication), dan konsentrasi yang tinggi selama

    melakukan pekerjaan (absorption). Dalam Robinson, Perryman dan Hayday

    (2004) dijelaskan bahwa karyawan dapat dikatakan memiliki work engagement

    tidak hanya dilihat dari hasil pekerjaannya saja, namun juga dapat dilihat dari

    sejauh mana karyawan dapat mengidentifikasikan diri secara psikologis dengan

    pekerjaannya, dan menganggap bahwa pekerjaannya berguna untuk dirinya dan

    juga untuk organisasinya.

    Schaufeli dkk (2002) memaparkan bahwa work engagement memiliki

    konstruk multidimensional. Adapun dimensi tersebut terdiri dari tiga, yaitu:

    a) Vigor (semangat)

    Vigor atau semangat adalah karakter work engagement yang ditandai

    dengan adanya level energi yang tinggi dan resiliensi mental saat bekerja serta

    kemauan untuk berkontribusi dalam menyelesaikan pekerjaan. Individu yang

    memiliki dimensi ini tidak mudah lelah, dan tekun bahkan saat menghadapi

    kesulitan (Bakker dkk, 2008).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    b) Dedication (dedikasi)

    Dedication atau dedikasi adalah karakter work engagement yang ditandai

    dengan adanya perasaan terlibat yang kuat dalam diri individu ketika melakukan

    pekerjaannya. Dedikasi ini memunculkan tanggung jawab, antusiasme, inspirasi,

    kebanggaan, dan perasaan tertantang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

    (Bakker dkk, 2008).

    c) Absorption (penyerapan)

    Absorption atau penyerapan adalah karakter work engagement yang

    ditandai dengan adanya konsentrasi yang tinggi ketika bekerja. Individu yang

    memiliki dimensi ini pada saat bekerja akan merasa terbawa oleh pekerjaannya

    sehingga waktu akan terasa cepat berlalu (Bakker dkk, 2008).

    2. Makna Work Engagement

    Penelitian ini akan membahas pula makna work engagement yang

    dimiliki tenaga kependidikan USD. Berbeda dengan konsep yang merupakan

    suatu pengertian yang bersifat luas, makna bersifat lebih dalam dan spesifik

    karena terdapat maksud khusus yang disampaikan dalam suatu bentuk

    kebahasaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2019). Oleh karena itu,

    berdasarkan konsep work engagement, dapat dimaknai bahwa work engagement

    merupakan upaya karyawan terlibat penuh pada pekerjaan, sehingga selama

    bekerja mereka semangat dan berkonsentrasi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    3. Faktor Penyebab Work Engagement

    Berdasarkan penelitian terdahulu, diketahui bahwa penyebab work

    engagement terdapat dua faktor yakni internal dan eksternal.

    A. Faktor Internal

    a. Usia

    Kim dan Kang (2016) menyatakan bahwa karyawan yang berusia lebih

    tua lebih mudah untuk engaged terhadap pekerjaan dibanding karyawan

    yang berusia muda. Hal ini karena karyawan yang berusia tua tersebut

    memiliki lebih banyak sumber ketika menghadapi kesulitan dalam

    menyelesaikan suatu pekerjaan.

    b. Personal Resource

    Ayu, Maarif, dan Sukmawati (2015) mengatakan bahwa personal

    resource berpengaruh dan memiliki kontribusi besar terhadap work

    engagement. Personal resource adalah pandangan positif terhadap sumber

    daya diri yang menyebabkan individu memiliki ketahanan yang mengacu

    pada kemampuan diri untuk mengendalikan dan memberi dampak baik pada

    lingkungannya (Bakker & Demerouti, 2008). Personal resource

    menyebabkan karyawan bersikap optimis, memiliki self-efficacy, self-

    esteem, resiliensi, dan kemampuan coping (Bakker dkk, 2008).

    c. Pengalaman Kerja

    Mahboubi dkk (2015) dalam penelitiannya menemukan bahwa

    karyawan yang memiliki pengalaman bekerja yang panjang akan lebih

    mudah engaged bahkan saat menghadapi suatu kesulitan ketika bekerja.

    Dengan pengalaman bekerja yang panjang tersebut, karyawan akan lebih

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    stabil untuk beradaptasi serta kemampuan coping dalam menghadapi

    masalah meningkat.

    B. Faktor Eksternal

    a. Kontrak psikologis

    Schein (dalam Conway & Breiner, 2005) mengatakan bahwa kontrak

    psikologis merupakan harapan-harapan tidak tertulis antara individu dengan

    organisasi, atasan, dan orang lain dalam organisasi. Terdapat dua tipe

    kontrak psikologis, yakni transactional contract dan relational contract.

    Transactional contract merupakan kontrak psikologis yang melibatkan

    pengaturan jangka pendek berfokus pada pertukaran-pertukaran ekonomi

    yang bersifat finansial (Rousseau, 2000). Sedangkan relational contract

    lebih menekankan pada aspek sosioemosional dan personal, jangka panjang,

    tidak spesifik, implisit, dan berdasarkan pada pertukaran nilai (Conway &

    Breiner, 2005) juga berorientasi pada hubungan dan dilandasi kepercayaan

    (Rousseau, 2000). Ukiningtyas (2016) dalam penelitiannya menemukan

    bahwa dua tipe kontrak psikologis memiliki pengaruh yang berbeda

    terhadap work engagement. Relational contract memiliki pengaruh

    sedangkan transactional contract tidak memiliki pengaruh, artinya aspek

    sosioemosional dan hubungan personal yang dilandasi kepercayaan dapat

    menyebabkan work engagement pada karyawan.

    b. Job demand

    Job demand dikatakan merupakan prediktor penting dalam menentukan

    work engagement (Bakker, Demerouti, & Sanz-Vergel, 2014). Job demand

    adalah aspek yang meliputi fisik, sosial, dan organisasi di dalam suatu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    pekerjaan dan menuntut individu untuk memberikan segala usahanya untuk

    mencapai itu serta berdampak kepada fisik maupun psikologis (Demerouti,

    Nachreiner, Bakker, & Schaufeli, 2001). Contoh job demand antara lain

    adalah tekanan kerja, tuntutan emosional, dan tugas yang selalu berubah

    (Bakker, Demerouti, & Sanz-Vergel, 2014).

    c. Job resource

    Job resource adalah berbagai aspek di dalam suatu pekerjaan yang

    membantu untuk mencapai tujuan kerja, mengurangi tuntutan pekerjaan,

    atau bahkan merangsang perkembangan personal. Contoh job resource

    antara lain dukungan sosial dari rekan kerja, bimbingan oleh supervisi, dan

    penilaian kinerja (Schaufeli & Bakker, 2004). Job resource berkontribusi

    dalam menjaga kualitas work engagement karyawan dalam menghadapi

    tuntutan pekerjaan yang tinggi pada setiap hari (Bakker, Demerouti, &

    Sanz-Vergel, 2014).

    d. Budaya Organisasi

    Selfiana (2016) menjelaskan budaya organisasi sebagai nilai-nilai

    dominan yang disebarluaskan dan dijadikan filosofi kerja karyawan yang

    menjadi panduan bagi kebijakan organisasi dalam mengelola karyawan.

    Dalam penelitiannya, diketahui bahwa budaya organisasi ikut berperan

    dalam menciptakan work engagement karyawan sehingga berupaya

    memajukan organisasinya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    4. Dampak Work Engagement

    Work engagement membuat karyawan menjadi semangat dalam

    menyelesaikan pekerjaannya, bersungguh-sungguh serta teliti ketika bekerja

    (Schaufeli dkk, 2002). Selain itu, karyawan yang engaged terhadap

    pekerjaannya menyebabkan mereka semakin proaktif dalam menghadapi

    tuntutan pekerjaan yang dimilikinya, sehingga performanya dalam bekerja

    semakin optimal (Bakker & Leiter, 2010). Work engagement dapat

    menyebabkan komitmen karyawan terhadap organisasinya. Hal ini

    menyebabkan karyawan senantiasa berusaha lebih keras dalam mencapai target

    organisasi, memiliki keinginan yang tinggi untuk membuat organisasi lebih

    unggul, dan mampu menerima serta menjalankan tujuan dan nilai-nilai yang

    dijalankan organisasinya (Porter, Steers, Mowday, & Boulian, 1974).

    Sebaliknya, karyawan yang kurang memiliki work engagement menyebabkan

    mereka kurang bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaannya, kurang

    berdedikasi serta kurang teliti ketika bekerja (Schaufeli dkk, 2002). Oleh sebab

    work engagement memiliki hubungan korelasional dan prediktif terhadap

    komitmen organisasi (Field & Buitendach, 2011), maka karyawan yang kurang

    memiliki work engagement akan kurang berkomitmen terhadap organisasinya;

    sehingga kurang berusaha lebih keras dalam bekerja dan kurang mampu

    menerima dan menjalankan tujuan serta nilai-nilai organisasinya (Porter dkk,

    1974).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    B. Tenaga Kependidikan

    1. Definisi Tenaga Kependidikan

    Aliyyah (2018) menyatakan bahwa tenaga kependidikan adalah tenaga-

    tenaga atau personil yang berkecimpung di dalam sebuah lembaga atau

    organisasi pendidikan. Tenaga kependidikan juga merupakan orang yang

    memiliki wawasan pendidikan dengan ciri-ciri memahami falsafah dan ilmu

    pendidikan. Adapun tugas tenaga kependidikan secara umum adalah

    pelaksanaan kegiatan dan pendidikan baik mikro atau makro.

    Pasal 140 ayat 1 dalam RPP bab XII/2005 (dalam Aliyyah, 2018)

    menyatakan bahwa tenaga kependidikan mencakup pimpinan satuan

    pendidikan, pemilik satuan pendidikan nonformal, pengawas satuan pendidikan

    formal, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi sumber belajar,

    tenaga lapangan pendidikan, tenaga administrasi, psikolog, pekerja sosial,

    terapis, tenaga kebersihan sekolah, dan sebutan lainnya yang bekerja pada

    satuan pendidikan. Sedangkan menurut UU Sistem Pendidikan Nasional

    (2003), tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan

    diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan

    tenaga pendidik adalah tenaga yang berkualitas sebagai guru, dosen, konselor,

    pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain

    yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam

    menyelenggarakan pendidikan.

    Pada USD terdapat pengertian khusus mengenai tenaga kependidikan.

    Tenaga kependidikan pada USD adalah pegawai yang menjalankan tugas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    penunjang penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi seperti pustakawan,

    laboran, programmer, tenaga teknisi, staf administrasi, dan tenaga penunjang

    lainnya (USD, 2009).

    2. Tugas Tenaga Kependidikan

    Undang-Undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam

    pasal 40 menyatakan bahwa tenaga kependidikan berkewajiban untuk :

    a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,

    dinamis, dan logis;

    b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu

    pendidikan; dan

    c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan

    sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

    C. Usia Produktif

    Usia tenaga kependidikan pada perguruan tinggi sejatinya sangatlah

    beragam. Namun, pada penelitian ini peneliti berfokus pada tenaga kependidikan

    yang memiliki rentang usia 30 sampai 60 tahun karena dianggap sebagai

    kelompok usia produktif (BPS, 2019). Pada rentang usia tersebut mereka

    termasuk ke dalam kategori dewasa menengah (Havighurst, 1962; King, 2016;

    Schiamberg & Smith, 1982). Usia dewasa menengah dianggap sebagai usia

    puncak dari kemampuan sosial, personal, dan performa ekonomi (Schiamberg &

    Smith, 1982).

    Havighurst (1962), Super dan Jordaan (1973) memaparkan bahwa individu

    memiliki tugas pada setiap fase perkembangannya. Super dan Jordaan (1973)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    secara spesifik dalam konteks ini individu dengan rentang usia 30 sampai 60

    tahun digolongkan sebagai kelompok yang mengalami 2 fase perkembangan karir

    yakni kemajuan (31-44 tahun) dan pemeliharaan (45-64 tahun). Pada fase

    kemajuan, pola karir individu semakin sesuai dengan bidang dan minatnya serta

    pada kebanyakan individu usia ini merupakan masa tingginya kreativitas. Pada

    fase pemeliharaan, individu yang sudah terlibat pada dunia pekerjaan berusaha

    mempertahankan karirnya (Super & Jordaan, 1973).

    Santrock (2012) mengatakan bahwa saat memasuki usia dewasa

    menengah, individu setidaknya mengalami perkembangan pada 3 aspek yang

    mendukung hubungan individu dengan pekerjaannya yakni; fisik, kognitif, dan

    emosional. Pada aspek fisik, masa dewasa menengah mengakibatkan individu

    mengalami peningkatan kekuatan sehingga tidak mudah terkena penyakit seperti

    flu dan alergi. Pada aspek kognitif, intelektualitas dan keahlian pada beberapa

    bidang meningkat, sehingga individu pada masa dewasa menengah lebih terampil

    dan efektif dalam pemecahan masalah. Terakhir, pada aspek emosional individu

    pada masa dewasa menengah mengalami peningkatan kendali diri pada beberapa

    aspek yakni keadaan finansial, pekerjaan, dan pernikahan.

    Hutteman, Hennecke, Orth, Reitz, dan Specht (2014) pada penelitiannya

    mengungkapkan bahwa individu dewasa menengah ikut berkontribusi terhadap

    kesejahteraan generasi penerusnya. Hal ini serupa dengan teori perkembangan

    manusia yang dikemukakan oleh Erikson (dalam Santrock, 2012) bahwa individu

    yang masuk tahap dewasa menengah menghadapi isu generativitas versus

    stagnasi. Istilah generativitas digunakan untuk menggambarkan hasrat orang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    dewasa mewariskan sesuatu kepada generasi selanjutnya, sedangkan istilah

    stagnasi digunakan untuk menggambarkan perasaan tidak dapat mewarisi apapun

    kepada generasi selanjutnya.

    Adapun bentuk generativitas dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti;

    memiliki keturunan atau dalam budaya kerja dapat dengan menciptakan,

    memperbaharui, serta memelihara beberapa aspek budaya dan keterampilan untuk

    diteruskan oleh generasi selanjutnya. Levinson (dalam Upton, 2012) juga

    menambahkan dengan menggambarkan bahwa kelompok usia dewasa menengah

    termasuk ke dalam golongan mapan. Golongan individu mapan dijelaskan sebagai

    golongan yang mampu beradaptasi, cenderung ambisius serta berorientasi pada

    tugas.

    Berdasarkan teori yang sudah disebutkan, alasan peneliti memilih tenaga

    kependidikan yang berusia 30 sampai dengan 60 tahun, selain karena mereka

    tergolong ke dalam kelompok usia produktif (BPS, 2019) mereka memiliki tugas

    memperoleh dan menjaga performa yang memuaskan dalam bidang karir tertentu

    serta mendapat tanggung jawab sosial sebagai orang dewasa (Havighurst, 1962;

    Super & Jordaan, 1973). Idealnya pada masa tersebut mereka memiliki

    kemampuan dan motivasi yang tinggi dalam melaksanaan pekerjaan dan tugas-

    tugas tenaga kependidikan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    D. Universitas Sanata Dharma

    Universitas Sanata Dharma atau disebut USD merupakan salah satu

    perguruan tinggi swasta yang berada di Yogyakarta. Pada laman situs USD

    (usd.ac.id, diunduh pada 21 Mei 2019), dijelaskan bahwa USD telah berdiri

    sejak tahun 1955. Awal mulanya perguruan tinggi ini bernama Perguruan Tinggi

    Pendidikan Guru (PTPG). Pada tahun 1965 nama PTPG diubah menjadi IKIP

    hingga pada tahun 1993 dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma

    seperti yang dikenal hingga saat ini.

    Berdasarkan data yang diperoleh melalui kepala Biro Personalia USD,

    diketahui terdapat 354 tenaga kependidikan di USD. Akan tetapi, dari 354

    tenaga kependidikan tersebut hanya terdapat 250 tenaga kependidikan yang

    berstatus tetap, sementara sisanya berstatus sebagai tenaga kontrak. Perbedaan

    status tersebut berimplikasi pada perbedaan hak dan kewajiban yang diperoleh.

    Dari 250 tenaga kependidikan berstatus tetap, terdapat rentang usia 30 sampai 60

    tahun. Di antara rentang tersebut terdapat 60% yang berusia lebih dari 40 tahun.

    Rata-rata tenaga kependidikan yang berstatus tetap tersebut telah bekerja selama

    20 tahun di USD.

    Dalam kehidupan kesehariannya, USD menghidupkan semangat

    spiritualitas Ignasian. Spiritualitas Ignasian merupakan cara bertindak dan cara

    hidup yang khas dengan mendasari semangat, keutamaan, dan nilai-nilai yang

    dipetik dari pengalaman hidup Santo Ignasius Loyola. Pengalaman kehidupan

    Santo Ignasius Loyola kemudian dirumuskan dalam latihan rohani (spiritual

    exercises) yang tampak pada nilai-nilai dan keutamaan-keutamaan (virtues) yang

    khas. Misalnya, menghargai hal hal duniawi dan sekuler sebagai sumber rahmat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    Tuhan, menemukan Tuhan dalam segala hal, menjadi manusia bagi orang lain

    (man and woman for others), berkarya dalam doa dan berdoa dalam karya

    (contemplativus in actione), penghargaan pada martabat pribadi manusia (cura

    personalis), semangat magis yang berarti menjadi diri yang lebih-optimal, dan

    semangat lepas bebas (indifference) (Santoadi, Wijaya, & Gallang, 2009).

    Dikutip dari situs USD (usd.ac.id, diunduh pada 21 Mei 2019) wujud dari

    nilai-nilai tersebut kemudian dituangkan melalui visi misi USD, yakni:

    “menjadi penggali kebenaran yang unggul dan humanis

    demi terwujudnya masyarakat yang semakin bermartabat”

    Adapun perincian visi misi yang dimiliki USD adalah sebagai berikut:

    1. Mengembangkan sistem pendidikan holistik yang merupakan perpaduan

    keunggulan akademik dan nilai-nilai kemanusiaan melalui pendekatan yang

    berciri cura personalis, dialogis, pluralistik, dan transformatif.

    2. Menciptakan komunitas akademik Universitas yang mampu menghargai

    kebebasan akademik serta otonomi keilmuan, mampu bekerja lintas ilmu, dan

    lebih mengedepankan kedalaman daripada keluasan wawasan keilmuan

    dalam usaha menggali kebenaran lewat kegiatan pengajaran, penelitian, dan

    pengabdian masyarakat.

    3. Menghadirkan pencerahan yang mencerdaskan bagi masyarakat melalui

    publikasi hasil kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada

    masyarakat, pengembangan kerjasama, dengan berbagai mitra yang memiliki

    visi serta kepedulian yang sama, dan pemberdayaan para alumni dalam

    pengembangan keterlibatan nyata di tengah masyarakat.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    E. Kerangka Berpikir

    Tenaga kependidikan USD memiliki tanggung jawab sebagai penunjang

    kegiatan akademik berupa pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk itu,

    diperlukan kesungguhan dalam bekerja agar kegiatan Tri Dharma Perguruan

    Tinggi dapat berjalan dengan lancar bahkan mampu meningkatkan kualitas

    pendidikan suatu perguruan tinggi. Kesungguhan dalam bekerja dapat timbul

    apabila terdapat work engagement antara tenaga kependidikan terhadap tugas-

    tugasnya. Work engagement membuat pekerja senantiasa berupaya dalam

    menyelesaikan suatu permasalahan yang terdapat dalam pekerjaannya (Kahn,

    1990). Hal tersebut juga berlaku bagi para tenaga kependidikan. Untuk mencapai

    tujuan dan cita-cita pendidikan perguruan tinggi, tentu akan sangat mudah

    apabila didukung oleh tenaga pendidikan yang memiliki work engagement.

    Tenaga pendidikan yang terlibat dengan pekerjaannya akan memiliki (1)

    karakteristik vigor yang ditandai dengan semangat menyelesaikan tugas-

    tugasnya serta akan tahan walaupun menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan

    pekerjaannya, (2) karakteristik dedication yang ditandai dengan antusiasme dan

    memiliki keterlibatan tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan di perguruan

    tinggi, serta (3) karakteristik absorption yang ditandai dengan konsentrasi tinggi

    dalam melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya sehingga tak

    jarang ketika bekerja sering merasakan waktu cepat berlalu.

    Karakteristik work engagement dapat dicapai apabila faktor dalam diri dan

    faktor di luar individu turut mendukung. Pada faktor dalam diri individu terdapat

    usia, pengalaman kerja, dan personal resource, sedangkan pada faktor di luar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    individu terdapat kontrak psikologis, job demand, job resource, dan budaya

    organisasi.

    Berkaitan dengan usia, tenaga kependidikan USD berusia 30 sampai 60

    tahun. Pada rentang usia tersebut, individu digolongkan sebagai kelompok yang

    telah memasuki usia dewasa menengah dengan memiliki tugas-tugas

    perkembangan tertentu. Adapun tugas-tugas tersebut adalah meraih performa

    karir dan menjaganya tetap memuaskan (Havighurst, 1962; Super & Jordaan,

    1973). Hal ini juga didukung oleh Levinson (dalam Upton, 2012) yang

    mengemukakan bahwa individu yang termasuk dalam kelompok usia dewasa

    tengah tergolong usia produktif, dimana seharusnya mereka mampu beradaptasi

    dengan lingkungan pekerjaannya, memiliki ambisi serta berorientasi pada tugas.

    Di sisi lain, terdapat pula pengalaman kerja yang memengaruhi work

    engagement. Pengalaman panjang yang telah dilalui dalam bekerja

    menyebabkan karyawan mudah mencari solusi apabila menghadapi kesulitan

    dalam menyelesaikan pekerjaannya (Mahboubi dkk, 2015). Kemudahan untuk

    menemukan solusi dalam hambatan ketika bekerja membuat karyawan juga

    mudah memiliki work engagement karena telah beradaptasi dengan

    pekerjaannya.

    Terdapat pula personal resource berupa pandangan positif individu

    terhadap sumber daya dirinya menyebabkan mereka memiliki ketahanan kala

    bekerja. Hal tersebut menjadikan individu memiliki kendali atas dirinya dan

    menyadari bahwa keterlibatan dirinya mampu memberikan dampak baik bagi

    lingkungannya (Bakker & Demerouti, 2008).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Kontrak psikologis melalui relational contract menyebabkan individu

    merasa nyaman dalam bekerja karena adanya hubungan personal yang dilandasi

    kepercayaan antar rekan kerja. Sementara itu, job demand dan job resource

    memiliki pengaruh yang bersamaan tehadap work engagement. Job demand

    yang tinggi dapat menurunkan work engagement bagi karyawan bahkan burnout,

    akan tetapi adanya job resource dapat menurunkan tekanan kerja yang

    ditimbulkan melalui job demand (Bakker dkk, 2008).

    Berkaitan dengan budaya organisasi, apabila merujuk pada konteks budaya

    secara umum, dalam bekerja di Indonesia sendiri budaya kolektivisme kerap

    digunakan dalam berkegiatan sehari-hari khususnya ketika bekerja. Budaya

    kolektivisme yang membuat antar individu saling terkait apabila ditelaah lebih

    memiliki kecenderungan untuk memengaruhi situasi dan cara bekerja orang

    Indonesia. Kendati demikian, pada USD terdapat budaya yang khas. Nilai-nilai

    USD melalui spiritualitas Ignasian yang mendukung semangat magis dan

    menjadi manusia bagi orang lain apabila dihubungkan pada konteks pekerjaan

    sangat memungkinkan tumbuhnya work engagement. Work engagement dapat

    timbul pada tenaga kependidikan USD sebab dalam budaya USD terdapat

    dorongan untuk selalu memberikan yang terbaik dalam pelayanan sesama

    manusia.

    Berdasarkan pemaparan tersebut, penelitian ini ingin mengetahui

    bagaimana kondisi nyata di lapangan terkait work engagement pada tenaga

    kependidikan USD, sehingga diperoleh gambaran, makna, serta penyebab yang

    lebih kontekstual sesuai dengan yang dimiliki tenaga kependidikan USD.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Penelitian ini penting dilakukan mengingat work engagement berguna untuk

    meningkatkan kesadaran dan semangat bekerja para tenaga dalam meningkatkan

    produktivitas dan kualitas perguruan tinggi.

    Untuk memudahkan pemahaman terhadap kerangka berpikir di atas,

    gambar 1 skema kerangka berpikir diharapkan dapat menjelaskan.

    Gambar 1. Skema kerangka berpikir

    Work Engagement

    (Semangat, Dedikasi, Konsentrasi)

    Faktor di luar individu:

    Kontrak psikologis (relational

    contract), job demand, job

    resource, budaya organisasi

    Tenaga kependidikan USD

    berkontribusi dalam

    penyelenggaraan Tri

    Dharma Perguruan Tinggi

    Faktor di dalam individu:

    Usia, pengalaman kerja,

    personal resource, spiritualitas

    kerja

    Gambaran Makna Penyebab

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    1. Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang bertujuan untuk

    mengetahui gambaran, makna, dan penyebab work engagement yang dimiliki

    tenaga kependidikan perguruan tinggi Universitas Sanata Dharma. Penggalian

    data yang mendalam diperlukan untuk memperoleh informasi yang lebih luas dan

    kontekstual. Oleh karena itu, jenis penelitian yang paling tepat digunakan adalah

    penelitian dengan metode kualitatif. Creswell (2014) menyatakan bahwa metode

    kualitatif merupakan metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna

    berdasarkan pandangan sejumlah individu atau kelompok. Adapun data kualitatif

    cenderung bersifat terbuka dan apa adanya tanpa respon yang telah ditentukan

    (Creswell, 2014).

    2. Fokus Penelitian

    Fokus penelitian ini adalah gambaran, makna, serta penyebab work

    engagement pada tenaga kependidikan USD. Work engagement adalah kondisi

    karyawan dimana mereka memiliki pandangan positif terhadap pekerjaannya yang

    menyebabkan mereka semangat, terlibat penuh, dan berkonsentrasi ketika bekerja.

    3. Responden Penelitian

    Berdasarkan data yang dimiliki Biro Personalia USD, tenaga kependidikan

    USD yang berstatus tetap berusia 30 sampai 60 tahun dengan komposisi tenaga

    kependidikan yang berusia 41 tahun ke atas ada sebanyak 60% dari total

    keseluruhan tenaga kependidikan. Oleh sebab penelitian ini hendak mengetahui

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    work engagement tenaga kependidikan USD, maka studi populasi merupakan

    pilihan yang tepat yakni menggunakan seluruh tenaga kependidikan USD

    berstatus tetap yang berjumlah 250 orang.

    Menurut Azwar (2018) populasi merupakan kelompok yang memiliki

    beberapa ciri atau karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok

    subjek lainnya. Populasi juga dapat didefinisikan sebagai kelompok subjek yang

    hendak dikenai generalisasi hasil penelitian (Azwar, 2018). Dengan demikian

    maka dapat diartikan bahwa studi populasi merupakan sebuah studi yang

    mempelajari sebuah fenomena yang ada pada suatu kelompok dengan

    karakteristik bersama untuk kemudian diperoleh generalisasi.

    4. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan

    mengumpulkan data secara induktif menggunakan kuesioner terbuka. Penyebaran

    kuesioner merupakan metode yang bertujuan untuk mendapatkan informasi

    dengan menyajikan pertanyaan tertentu kepada responden baik tertulis maupun

    menggunakan gambar (Supratiknya, 2015). Kuesioner yang disusun berisikan

    pertanyaan terbuka yang berkaitan gambaran, makna, serta penyebab work

    engagement tenaga kependidikan USD.

    5. Alat Pengumpulan Data

    Dalam rangka mengumpulkan data, peneliti menggunakan kuesioner

    dengan pertanyaan terbuka. Pertanyaan terbuka menuntut responden menuliskan

    jawaban dengan kata-kata mereka sendiri, sehingga dapat memunculkan jawaban

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    yang tidak pernah diantisipasi oleh peneliti (Supratiknya, 2015). Dua jenis

    pertanyaan diberikan pada kuesioner yakni pertanyaan terbuka dan tertutup.

    Pertanyaan dalam kuesioner terbuka sebagai alat pengumpulan data

    penelitian ini disusun dengan maksud dapat mengungkap gambaran, makna dan

    penyebab work engagement pada tenaga kependidikan USD. Pertanyaan

    tertutup (checklist) pada nomor 1A bertujuan untuk memperoleh data frekuensi

    dan persentase tenaga kependidikan USD menilai keterlibatan mereka dalam

    kerja. Berdasarkan penilaian keterlibatan mereka, selanjutnya pada pertanyaan

    terbuka pada nomor 1B bertujuan untuk dapat memperoleh gambaran work

    engagement yang dimiliki tenaga kependidikan USD. Pertanyaan nomor 2

    bertujuan untuk mengetahui makna work engagement pada tenaga kependidikan

    USD. Dalam penelitian ini, makna work engagement akan diukur dari seberapa

    responden menganggap penting pekerjaannya. Andersson (1992) menjelaskan

    bahwa pekerjaan secara implisit berasosiasi dengan kerja. Kerja dimaknai

    sebagai aktivitas yang membutuhkan waktu, mental, dan juga fisik (Andersson,

    1992). Berdasarkan respon pertanyaan nomor 2 tersebut diharapkan akan

    diperoleh sejauh mana semangat, dedikasi, dan konsentrasi responden dalam

    pekerjaannya, yang mana pada akhirnya akan mengungkap makna work

    engagement pada tenaga kependidikan USD. Pada pertanyaan 3A, 3B dan 4

    secara bersamaan bertujuan untuk memperoleh penyebab tenaga kependidikan

    USD memiliki work engagement mereka. Adapun pertanyaan dapat dilihat pada

    tabel 1 berikut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    Tabel 1. Pertanyaan dalam Kuesioner Terbuka

    Tujuan Pertanyaan

    Mengetahui gambaran work

    engagement tenaga kependidikan USD

    berdasarkan penilaian keterlibatan

    tenaga kependidikan USD.

    1. A. Sejauh ini, seberapa besar anda

    merasa terlibat dalam pekerjaan anda

    saat ini?

    Opsi: Sangat terlibat, Terlibat, Ragu-

    ragu, Kurang terlibat, Sangat kurang

    terlibat.

    1. B. Mengapa anda menilai demikian?

    Mengetahui makna work engagement

    bagi tenaga kependidikan USD

    berdasarkan anggapan kepentingan

    pekerjaannya.

    2. Seberapa anda menganggap penting

    pekerjaan anda saat ini?

    Mengetahui penyebab tenaga

    kependidikan USD memiliki work

    engagement

    3. A. Selama jam kerja anda di kantor,

    berapa lama anda membutuhkan waktu

    untuk fokus mengerjakan tugas anda?

    B. Mengapa anda membutuhkan waktu

    selama itu?

    4. Hal-hal apa yang membuat anda

    terlibat dalam pekerjaan saat ini?

    6. Metode Analisis Data

    Setelah respon dari pertanyaan terbuka yang diperoleh dari pengumpulan

    data secara induktif, selanjutnya adalah menganalisis respon atau data tersebut

    menggunakan metode tertentu. Dalam penelitian ini, pendekatan analisis yang

    digunakan adalah pendekatan deduktif dengan analisis isi kualitatif yang

    selanjutnya disebut dengan AIK. Metode AIK merupakan metode menafsirkan isi

    data berupa teks secara subjektif melalui klasifikasi yang sistematis berupa

    pengodean dan identifikasi tema atau pola (Supratiknya, 2015).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Metode AIK bertujuan untuk memberikan gambaran sebuah fenomena

    mengacu pada fakta spesifik yang terdapat dalam data (Supratiknya, 2015). AIK

    memanfaatkan sifat atau ciri bahasa sebagai bentuk komunikasi, yang selanjutnya

    dikupas secara mendalam bertujuan untuk mengklasifikasikan teks ke dalam

    kategori yang lebih padat dan kaya dengan makna serupa (Supratiknya, 2015).

    Secara garis besar AIK mencakup tiga tahap besar kegiatan, yakni; pengumpulan

    data, organisasi data, dan analisis data. Adapun langkah-langkah metode

    analisisnya adalah sebagai berikut:

    1. Peneliti menentukan satuan analisis yang paling sesuai; dalam hal ini adalah

    hasil atau respon partisipan dari pertanyaan terbuka.

    2. Peneliti membaca data secara mendalam agar mampu memahami dan

    memperoleh kesan terhadap data yang dimiliki.

    3. Setelah peneliti memahami data, dilakukan pengodean secara terbuka.

    4. Hasil pengodean terbuka selanjutnya kembali diklasifikasikan berdasarkan

    kesamaan isi atau makna masing-masing kode sehingga diperoleh jumlah

    kategori yang lebih padat dan kode yang bermakna.

    5. Selanjutnya dilakukan identifikasi terhadap hubungan antar kategori. Pada

    tahap ini hasil identifikasi akan menghasilkan tingkat yang lebih tinggi

    yakni tema.

    6. Pada langkah terakhir, peneliti akan membuat interpretasi makna

    berdasarkan keseluruhan temuan yang diperoleh

    Dalam melakukan kategorisasi, hal yang paling penting adalah melakukan

    evaluasi pada setiap tahapannya agar terdapat kecocokan dengan arti

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    sesungguhnya. Evaluasi dapat dilakukan bersama dengan pakar dalam bidang

    yang diteliti (Faturochman, Minza, & Nurjaman, 2017). Dalam penelitian ini,

    evaluasi dilakukan bersama dosen pembimbing penelitian. Adapun kerangka

    analisis data dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2 berikut.

    Gambar 2. Kerangka Analisis Data

    7. Kredibilitas Penelitian

    Agar sebuah penelitian dapat menjawab sebuah fenomena keilmuan, tentu

    harus memiliki kredibilitas atau dapat dipercaya. Dalam memperjuangkan hal

    tersebut, peneliti telah melakukan upaya validitas dan reliabilitas terhadap

    pertanyaan yang digunakan memperoleh data dan hasil penelitian. Menurut

    Supratiknya (2015) validitas kualitatif dimaknai sebagai sejauh mana peneliti

    memeriksa keakuratan temuannya dengan menggunakan prosedur tertentu;

    sementara reliabilitas kualitatif dimaknai sebagai sejauh mana pendekatan yang

    diterapkan peneliti dapat diterapkan secara konsisten dengan penelitian lain.

    Dalam penelitian ini, strategi validasi yang ditempuh peneliti adalah

    berada dalam jangka waktu yang panjang di lapangan. Terdapat pula strategi peer

    debriefing yang telah dilakukan oleh ahli atau disebut professional judgement

    yang mana dalam hal ini adalah dosen USD yang menjadi pembimbing penelitian.

    Professional judgement juga dilibatkan dalam melakukan evaluasi terhadap hasil

    analisis yang telah dilakukan oleh peneliti. Hal tersebut dimaksudkan guna

    Mengelompokkan

    kata kunci ke dalam

    tema yang sesuai

    Menemukan kata

    kunci berdasarkan

    respon

    Identifikasi tema

    ke dalam kategori

    yang sesuai

    Interpretasi makna

    kategori dan

    seluruh temuan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    memperoleh kecocokan antara kategorisasi dengan makna yang hendak diperoleh

    dalam penelitian ini.

    Adapun dalam pengujian reliabilitas peneliti telah menempuh cara-cara

    seperti yang dikatakan oleh Creswell (2009, dalam Supratiknya, 2015) yakni

    memeriksa transkrip yang dalam hal ini adalah respon pada kuesioner terbuka

    untuk memastikan tidak ada kesalahan. Peneliti juga telah memastikan tidak

    terjadi perubahan makna kode-kode yang terjadi selama pengodean dengan cara

    selalu membandingkan data dengan kode yang berhasil dirumuskan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

    Penelitian dimulai pada Maret hingga April 2019. Sebelum penelitian

    dilakukan, peneliti telah menyusun kuesioner terbuka yang telah diuji coba sejak

    Januari 2019. Pada proses uji coba 10 orang partisipan yang merupakan tenaga

    kependidikan USD dilibatkan. Hasilnya, pertanyaan dari kuesioner awal kurang

    mampu memperoleh respon yang sesuai dengan keinginan peneliti. Oleh karena

    itu, peneliti kembali menyusun kuesioner dengan semakin menyederhanakan

    pertanyaan sehingga mudah dimengerti oleh responden.

    Pada saat menyebarkan kuesioner, seperti yang sudah dipaparkan

    sebelumnya, peneliti bertujuan untuk memberikan kepada seluruh populasi tenaga

    kependidikan USD berstatus tetap yang berjumlah 250 orang. Akan tetapi, dalam

    proses penyebaran kuesioner, peneliti hanya berhasil memberikan kuesioner

    kepada 187 tenaga kependidikan USD. Hal ini dikarenakan adanya tenaga

    kependidikan yang sedang cuti dan sulit untuk ditemui. Dari 187 kuesioner yang

    disebarkan terdapat 102 kuesioner yang kembali ke peneliti untuk dianalisis.

    B. Gambaran Responden

    Responden pada penelitian ini merupakan tenaga kependidikan di USD

    yang memiliki rentang usia 30 sampai 60 tahun. Jumlah tenaga kependidikan yang

    terlibat menjadi responden pada penelitian ini sebanyak 102 orang. Data

    demografi responden yang disajikan adalah jenis kelamin, usia, latar belakang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    pendidikan, dan masa bekerja. Deskripsi ini diberikan untuk memastikan

    responden memiliki hal penting yang berhubungan dengan penelitian ini.

    Data deskripsi demografi responden terkait jenis kelamin dapat dilihat

    pada tabel berikut ini.

    Tabel 2. Deskripsi jenis kelamin Responden

    Jenis Kelamin Jumlah Persentase

    Laki-laki

    Perempuan

    TOTAL

    65

    37

    102

    64%

    36%

    100%

    Berdasarkan tabel 2 diketahui responden dalam penelitian ini didominasi

    oleh jenis kelamin laki-laki dengan persentase sebesar 64% sementara sisanya

    berjenis kelamin perempuan dengan persentase sebesar 36%.

    Data deskripsi demografi responden terkait usia dapat dilihat pada tabel

    berikut ini.

    Tabel 3. Deskripsi usia Responden

    Usia Jumlah Persentase

    31 – 44 tahun 44 43%

    45 – 60 tahun 58 57%

    Total 102 100%

    Dari tabel 3 tersebut dapat dilihat bahwa penelitian ini didominasi oleh

    responden kelompok usia 45 sampai 60 tahun dengan persentase sebesar 57% dan

    sisanya 43% oleh responden kelompok 31 sampai 44 tahun. Artinya, merujuk

    pada Super dan Jordaan (1973) responden penelitian ini banyak yang sudah

    memasuki tahap pemeliharaan karir sementara sisanya masih pada tahap

    kemajuan karir.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    Data deskripsi demografi responden terkait latar belakang pendidikan

    dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    Tabel 4. Deskripsi latar belakang pendidikan Responden

    Latar Belakang Pendidikan Jumlah Persentase

    SLTA

    D2

    D3

    S1

    S2

    TOTAL

    47

    5

    10

    35

    5

    102

    46%

    5%

    10%

    34%

    5%

    100%

    Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa responden dalam penelitian ini

    memiliki latar belakang pendidikan yang beragam yakni SLTA, D2, D3, S1, dan

    S2. Namun, mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki latar belakang

    pendidikan terakhir SLTA dengan persentase sebesar 46%, kemudian diikuti

    dengan latar belakang pendidikan S1 dengan persentase sebesar 34%, sementara

    sisanya memiliki latar belakang pendidikan D2, D3, dan S2.

    Data deskripsi demografi responden terkait lama bekerja dapat dilihat pada

    tabel berikut ini.

    Tabel 5. Deskripsi lama bekerja Responden

    Lama Bekerja Jumlah Persentase

    4 - 21 Tahun 50 49%

    22 - 43 Tahun 52 51%

    Total 102 100%

    Melalui data pada tabel 5 diketahui bahwa perbandingan responden yang

    telah bekerja lebih dari 21 tahun dengan responden yang telah bekerja kurang dari

    21 tahun cukup seimbang. Selain itu, apabila dirata-ratakan, responden dalam

    penelitian rata-rata telah bekerja di USD selama lebih dari 20 tahun.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    C. Hasil Penelitian

    Setelah selesai melaksanakan tahapan-tahapan persiapan analisis data pada

    bab sebelumnya selanjutnya peneliti melakukan analisis data untuk mendapatkan

    frekuensi respon dan kategori dari setiap respon yang diberikan oleh responden

    untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan dalam penelitian ini.

    a. Gambaran Work Engagement Tenaga Kependidikan USD Berdasarkan

    Penilaian Keterlibatan

    Dalam penelitian ini, penilaian mengenai keterlibatan kerja bertujuan

    dalam menggambarkan bagaimana work engagement yang dimiliki tenaga

    kependidikan USD. Tabel 6 menunjukkan hasil perolehan respon oleh responden

    terkait keterlibatan mereka.

    Tabel 6. Penilaian mengenai keterlibatan

    Penilaian mengenai

    keterlibatan dalam kerja

    Frekuensi Persentase

    Sangat Terlibat 69 68%

    Terlibat 33 32%

    Ragu-ragu 0 0%

    Kurang terlibat 0 0%

    Sangat kurang terlibat 0 0%

    Total 102 100%

    Secara umum, seluruh responden menilai diri mereka memiliki

    keterlibatan dalam pekerjaan. Adapun secara lebih rinci terdapat 68% atau 69

    responden menilai diri mereka sangat terlibat. Sisanya sebesar 32% atau 33

    responden menilai diri mereka terlibat. Adapun penilaian tersebut dilandaskan

    oleh respon yang menjelaskan mengenai gambaran work engagement tenaga

    kependidikan USD yang dapat dilihat pada tabel 7 berikut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Tabel 7. Uraian gambaran work engagement tenaga kependidikan USD

    Kata Kunci Tema Frekuensi

    Tema Kategori

    Frekuensi

    (%)

    Terlibat penuh,

    selalu terlibat,

    dilibatkan,

    menangani semua

    tugas, mengerjakan

    banyak hal

    Keterlibatan 30 Kontribusi 30 (22%)

    Harus selesai pada

    waktunya,

    memerlukan

    ketelitian,

    mengerjakan jobdesc

    Tuntutan Pekerjaan 19

    Job Demand 27 (20%)

    Tugas pokok, ada

    beberapa pekerjaan,

    sudah menjadi tugas

    Beban Pekerjaan 8

    Bertanggungjawab,

    penanggungjawab,

    tanggung jawab

    Tanggung jawab 24 Tanggung jawab 25 (18%)

    Tugas dan Peran Menjalankan Peran 1

    Karena pekerjaan,

    ada sangkut paut

    dengan orang lain

    Kesadaran akan

    Tugas 5

    Kesadaran 12 (9%) Menunjang

    kelancaran,

    mengembangkan

    instansi, peranan

    penting, menentukan

    kinerja instansi

    Kesadaran akan

    Dampak Pekerjaan 7

    Bagian dari

    pekerjaan, bagian

    hidup

    Sense of belonging 4

    Antusiasme 9 (7%) Tugas diselesaikan

    dengan baik,

    menyiapkan, kerja

    sejak awal sampai

    selesai

    Dedikasi 5

    Staff terbatas SDM Terbatas 9 Kondisi SDM 9 (7%)

    Bekerjasama Kerjasama 2

    Kerjasama 8 (6%)

    Saling mendukung Saling Mendukung 2

    Pembagian kerja,

    sosialisasi kerja,

    tugas masing-masing

    Koordinasi 4

    Harus melayani,

    pelayanan prima,

    kepuasan pelayanan

    Bentuk Pelayanan 7 Pelayanan bagi Sesama 7 (5%)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    Tidak kuasai semua Kompetensi 1

    Kompetensi 3 (2%) Rutinitas, tahu lika-

    liku pekerjaan Pengalaman Kerja 2

    Interest Ketertarikan 1 Minat Pribadi 1 (1%)

    Mau tidak mau Bersedia Menerima

    Segala Pekerjaan 2 Pasrah 2 (1%)

    Beres tanpa masalah Harapan 1 Nilai-nilai personal 2 (1%)

    Panggilan Hati Panggilan Hati 1

    Membangun Relasi Menambah Relasi 1 Relasi 1 (1%)

    TOTAL 136 (100%)

    Berdasarkan tabel 7 tersebut, diketahui bahwa terdapat 136 respon yang

    menunjukkan gambaran work engagement tenaga kependidikan USD. Work

    engagement tenaga kependidikan USD digambarkan oleh adanya kontribusi, job

    demand, tanggung jawab, kesadaran, antusiasme, kondisi SDM, relasi, nilai-nilai

    personal, pasrah, minat pribadi, kompetensi, dan pelayanan bagi sesama.

    Kategori kontribusi memiliki perolehan respon terbanyak sebesar 22%.

    Pada kategori ini work engagement responden digambarkan sebagai upaya

    keterlibatan penuh dalam mengerjakan tugas-tugas yang dimiliki. Kemudian

    kategori job demand memperoleh respon sebesar 20%. Adapun terdapat dua tema

    dalam kategori ini yakni tuntutan pekerjaan dan beban pekerjaan. Berdasarkan dua

    tema tersebut, tuntutan pekerjaan memiliki perolehan respon terbesar yakni 19

    respon. Pada tema tuntutan pekerjaan, work engagement responden digambarkan

    dengan melaksanakan segala pekerjaan yang diharuskan kepadanya seperti

    misalnya tepat waktu.

    Kategori berikutnya merupakan tanggung jawab dengan perolehan respon

    sebesar 18% dengan dua tema di dalamnya yakni tanggung jawab dan

    menjalankan peran. Berdasarkan dua tema tersebut, tema tanggung jawab

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    memperoleh respon tertinggi sebesar 24 respon. Pada tema tanggung jawab, work

    engagement responden digambarkan dengan adanya rasa tanggung jawab untuk

    menyelesaikan pekerjaannya. Kategori kesadaran memperoleh respon sebesar 9%

    dengan tema kesadaran akan tugas dan kesadaran akan dampak pekerjaan di

    dalamnya. Berdasarkan dua tema tersebut, kesadaran akan dampak pekerjaan

    memiliki respon terbesar yakni 7 respon. Pada tema kesadaran akan dampak

    pekerjaan, work engagement responden digambarkan dengan adanya kesadaran

    responden bahwa pekerjaannya berguna untuk menunjang kelancaran dan kinerja

    instansi.

    Kategori antusiasme memperoleh respon sebesar 7% dengan dua tema di

    dalamnya yakni sense of belonging dan dedikasi. Berdasarkan dua tema tersebut

    dedikasi memiliki respon terbesar yakni 5 respon. Work engagement responden

    pada tema dedikasi digambarkan upaya melaksanakan pekerjaan dengan baik dan

    bahkan pulang kantor lebih lama. Selanjutnya adalah kondisi SDM dengan

    perolehan respon sebesar 7%. Pada kategori ini terdapat satu tema yakni SDM

    terbatas. Pada tema ini, ditunjukkan bahwa work engagement responden

    digambarkan sebagai usaha menyelesaikan pekerjaan walaupun staff yang ada

    jumlahnya terbatas.

    Kategori kerjasama memperoleh respon sebesar 6% dengan beberapa tema

    di dalamnya. Adapun tema tersebut adalah koordinasi, kerjasama, dan saling

    mendukung. Berdasarkan tema tersebut, koordinasi memperoleh respon terbanyak

    sebesar 4. Work engagement responden pada tema koordinasi digambarkan

    dengan adanya kerjasama untuk menyelesaikan pekerjaan. Selanjutnya terdapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    kategori pelayanan bagi sesama dengan perolehan respon sebesar 5% dengan tema

    bentuk pelayanan di dalamnya. Pada kategori ini, work engagement responden

    digambarkan sebagai upaya memberikan kebahagiaan dan kepuasan pada orang

    lain.

    Terdapat pula kategori kompetensi sebesar 2% dengan tema terbanyak

    yakni pengalaman kerja. Pada tema tersebut gambaran work engagement

    responden ditunjukkan oleh kemudahan melaksanakan pekerjaan karena sudah

    memiliki pengalaman kerja sebelumnya. Terakhir, terdapat kategori relasi, nilai-

    nilai personal, pasrah, dan minat pribadi dengan perolehan yang sama besar yakni

    1% pada masing-masing kategori. Pada kategori ini, work engagement responden

    digambarkan sebagai keinginan untuk memperoleh relasi, menyesuaikan minat

    yang dilandaskan nilai-nilai personal serta keadaan pasrah