Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

25
BLOK 2 (KODE ETIK) BUKA RAHASIA MEDIS BERAKHIR DI MEJA HIJAU WRAP UP Kelompok B-11 Ketua : Tuti Ulfah Zakiyyah (1102015242) Sekretaris : Siti Mutia (1102015227) Anggota : Rosdian Tomalima (1102015207) Siti Sarah Novianti M (1102015229) Suci Purnama (1102015230) Siti Rodhia Darwin (1102015228) Tittania Safitri Krisanda (1102015240) Tuffahati Sacharissa Syaefic (1102015241) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 2015-2016

Transcript of Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

Page 1: Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

BLOK 2 (KODE ETIK)

BUKA RAHASIA MEDIS BERAKHIR DI MEJA HIJAU

WRAP UP

Kelompok B-11

Ketua : Tuti Ulfah Zakiyyah (1102015242)

Sekretaris : Siti Mutia (1102015227)

Anggota : Rosdian Tomalima (1102015207)

Siti Sarah Novianti M (1102015229)

Suci Purnama (1102015230)

Siti Rodhia Darwin (1102015228)

Tittania Safitri Krisanda (1102015240)

Tuffahati Sacharissa Syaefic (1102015241)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUM

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI 2015-2016

Page 2: Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

I. SKENARIO

BUKA RAHASIA MEDIS BERAKHIR DI MEJA HIJAU

Ny AN.dirawat di salah satu RS Jiwa di Jakarta selama 2 minggu karena sindroma mani depresi dalam keadaan depresi berat.Beberapa bulan paska perawatan suami Ny AN,dr.ND Sp JP,yang kebetulan berprofesi dokter spesialis jantung ,menemui dr KY SpKJ,menanyakan keadaan istrinya ,karena dianggap teman sejawat dr KY SpKJ memberikan keterangan yang sebernanya dan bahkan ketika suami Ny.AN ,dr ND SpJP salinan rekam medis istrinya,maka dr KY SpKJ memberikan dengan senang hari.

Tiga bulan setelah penyalinan rekam medis Ny AN tersebut, dr KY SpKJ didatangi kuasa hukum Ny AN,yang menuntut dr KY SpKJ secara pidana maupun perdata.Pasalnya dr KY SpKJ memberikan salinan tersebut atau membuka rahasia medis tanpa sepengetahuan kliennya Ny AN kepada suami Ny AN dan salinan tersebut digunakan untuk gugatan cerai terhadap Ny AN,di pengadilan agama.

II. KATA SULIT

a. Sindroma mani depresiKondisi yang ditandai dengan perubahan mood, mania pada saat keparahan tertinggi dan depresi pada saat terendah, seringkali dengan periode suasana hati normal di antaranya. 

b. Depresi beratGangguan mental umum yang ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, tidur terganggu, nafsu makan berubah dan energi rendah.

c. PidanaSuatu perbuatan yang dilakukan manusia yang dapat bertanggung jawab yang mana perbuatan tersebut dilarang atau diperintahkan atau dibolehkan oleh undang-undang hukum pidana yang diberi sanksi berupa sanksi pidana.

d. PerdataKetentuan yang mengatur hak-hak dan kepentingan antara individu-individu dalam masyarakat

III. ANALISIS DATA

A. PERTANYAAN 1. Apa yang dimaksud sindroma mani depresi ?2. Apa yang dimaksud rekam medis ?3. Apa saja hukum dasar yang mengatur rekam medis ?4. Siapa yang berhak menjaga rekam medis?5. Apa tujuan dan manfaat rekam medis?6. Dalam keadaan apa rekam medis dapat dipublikasikan?7. Apa yang dimaksud rahasia medis?8. Apa saja Hukum yang mengatur rahasia medis?9. Bagaimana Pandangan syariat islam tentang rahasia medis(menjaga amanah)?

Page 3: Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

B. JAWABAN1. Mani depresi adalah Kondisi yang ditandai dengan perubahan mood, mania pada saat

keparahan tertinggi dan depresi pada saat terendah, seringkali dengan periode suasana hati normal di antaranya. 

2. Rekam medis adalah Keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas,anamnesa,penentuan fisik,laboratorium,diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang rawat inap,rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat

3. Hukum dasar yang mengatur Rekam Medis : a. PP No.10 tahun 1966 tentang wajib simpan kedokteranb. PP No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatanc. Permenkes No.749a/Menkes/per/xii/1989 tentang rekam medisd. Permenkes No.269/Menkes/per/III/20084. Pihak yang berhak menjaga Rekam Medis: a. Dokter,Pasienb. Pihak pelayanan kesehatan(perawat,apoteker,petugas lab dan administrator)5. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis: 5.1 Tujuan dan Manfaat Rekam Medis:

a. Aspek Administrasib. Aspek Medisc. Aspek Hukumd. Aspek Keuangane. Aspek Penelitianf. Aspek Pendidikang. Aspek Dokumentasi

5.2 Kegunaan Rekam Medis

a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga kesehatan lainnya yang ikut ambil bagian dalam memberikan pelayanan kesehatan

b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien

c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan,perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di rumah sakit

d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa,penelitian dan evaluasi terhadap program pelayanan serta kualitas pelayanan

6. Ketentuan Mempublikasikan Rekam Medis: a. Kepentingan kesehatan pasienb. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegak hukum atas

perintah pengadilanc. Permintaan / persetujuan pasien sendirid. Permintaan institusi / lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangane. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak menyebutkan

identitas pasien

Page 4: Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

7. Rahasia medis adalah segala sesuatu yang dianggap rahasia oleh pasien yang terungkap dalam hubungan medis dokter-pasien baik yang diungkapkan secara langsung oleh pasien (subjektif ) maupun yang diketahui oleh dokter ketika melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang ( objektif). Rahasia medis ini juga sering disebut sebagai rahasia jabatan dokter yang timbul karena menjalankan tugas profesionalnya sebagai dokter.8. segala sesuatu yang diketahui tenaga kesehatan, mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan dan orang lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan pda waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.a. Pasal 322 KUHP b. Pasal 48 Undang-Undang No. 29 Tahun 2004c. PP No. 26 Tahun 1960d. Pada KODEKI kewajiban Dokter terhadap Pasien Pasal 12

9.Hukum islam yang berkaitan dengan menjaga rahasia medis

a. An-nisa : 58 b. Al-anfal ayat 27c. Al-isra ayat 34

IV. HIPOTESA

Rekam medis adalah Keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas,anamnesa,penentuan fisik,laboratorium,diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang rawat inap,rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat apabila rekam medis darurat dipublikasikan tanpa seizin pasien berdasarkan Permenkes No.269/Menkes/per/III/2008 dan Pasal 322 KUHP akan mendapatkan sanksi hukum berdasarkan UU.

Page 5: Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

V. SASARAN BELAJAR

LI. 1.  Mengetahui dan Memahami Rekam MedisLO. 1.1. Definisi Rekam MedisLO. 1.2. Tujuan Rekam MedisLO. 1.3. Kegunaan Rekam MedisLO. 1.4. Isi Rekam MedisLO. 1.5. Kepemilikan Rekam MedisLO. 1.6. Lama Penyimpanan Rekam MedisLO. 1.7. Penyelenggara Rekam MedisLO. 1.8. Tanggung Jawab Rekam MedisLO. 1.9. Undang-undang Yang Mengatur Rekam Medis

LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Rahasia Medis LO. 2.1. Pengertian Rahasia MedisLO. 2.2. Pihak Yang Menyimpan Rahasia MedisLO. 2.3. Peraturan yang Mengatur Wajib Simpan Rahasia MedisLO. 2.4. Sanksi Pidana,Perdata dan KODEKI Pelanggaran Rahasia MedisLO. 2.5 Ketentuan Membuka Rahasia Medis

LI. 3. Mengetahui dan Memahami Sumpah DokterLO. 3.1 Isi Sumpah Dokter

LI. 4. Mampu dan Menjelaskan Pandangan Islam mengenai Membuka Rahasia Medis LO. 4.1 Ayat Al-Qur’an yang Berkaitan Dengan Rahasia Medis (Menjaga Amanah)LO. 4.2 Hadist yang Berkaitan Dengan Rahasia Medis (Menjaga Amanah)

Page 6: Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

VI. PEMBAHASAN SASARAN BELAJARLI. 1.  Mengetahui dan Memahami Rekam MedisLO. 1.1. Definisi Rekam Medis

Rekam medis adalah kumpulan keterangan tentang identitas, hasil anamnesis, pemeriksaan dan catatan segala kegiatan pelayanan kesehatan atas pasien dari waktu ke waktu. Dalam Permenkes No. 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang RM, disebut pengertian RM adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien oleh sarana layanan kesehatan.

LO. 1.2. Tujuan Rekam Medis

1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang ikut ambil bagian dalam memberi pelayanan, pengobatan dan perawatan pasien.

2. Sebagai dasar untuk perencanaan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada pasien.3. Sebagai bukti tertulis atas segala pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan selama

pasien berkunjung/dirawat di rumah sakit.4. Sebagai dasar analisis, studi, evaluasi terhadap mutu pelayanan yang diberikan kepada

pasien.5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga

kesehatan lainnya.6. Menyediakan data – data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan

pendidikan.7. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis pasien.8. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan pertanggung

jawaban dan laporan.

LO. 1.3. Kegunaan Rekam Medis

Berdasarkan Pasal 14 Permenkes no. 749A/Menkes/Per/XII/1989, rekam medis dapat dipakai sebagai:

1. Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien.2. Bahan pembuktian dalam perkara hukum.3. Bahan untuk keperluan penelitian dan pendidikan.4. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan.5. Bahan untuk menyiapkan sytatistik kesehatan.

Berdasarkan pasal 13 ayat 1 Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008, rekam medis dapat dipakai sebagai :

1. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien2. Alat bukti dalam proses penegakan hkum, disilin kedokteran, dan kedokteran gigi dan

penegakan etika kedokteran dan kedokteran gigi3. Keperluan pendidikan dan penelitian4. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan5. Data statistka kesehatan

Page 7: Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

LO. 1.4. Isi Rekam Medis

Di rumah sakit ada dua jenis RM yaitu :a.RM untuk pasien rawat jalanb.RM untuk pasien rawat inapUntuk pasien rawat jalan, termasuk pasien gawat darurat RM memiliki isi sebagai berikut :a.Identitas dan formulir perizinanb.Riwayat penyakit (anamnesis ) tentang :

1.Keluhan utama

2.Riwayat sekarang

3.Riwayat penyakit yang pernah diderita

4.Riwayat keluarga tentang penyakit yang mungkin diturunkan

c.Laporan pemeriksaan fisik,termasuk pemeriksaan laboratorium, foto rontgen, scanning, MRI dan lain – lain.

d.Diagnosise.Intruksi diagnostik dan terapeutik dengan tanda tangan pejabat kesehatan yang berwenang.

Untuk rawat inap, terdapat tambahan :1.Persetujuan tindakan medik2.Catatan konsultasi3.Catatan perawat dan tenaga kesehatan lainnya4.Catatan observasi klinik dan hasil pengobatan5.Resume akhir dan evaluasi pengobatan.

LO. 1.5. Kepemilikan Rekam Medis

Berdasarkan Pasal 10 Permenkes No. 749a tahun 1989

1.Berkas rekam medik milik sarana pelayanan kesehatan.2.Isi rekam medik milik pasien. Berdasarkan pasal 12 Permenkes No. 269 tahun 20081.Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan2.Isi rekam medis merupakan milik pasien3.Isi rekam medis dalam bentuk ringkasan rekam medis4.Ringkasan rekam medis dapat diberikan, dicatat, atau dikopi oleh pasien, atau orang yang

diberi kuasa, atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien

Page 8: Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

LO. 1.6 Lama Penyimpanan Rekam Medik

Menurut Permenkes no. 269 tahun 2008 tentang rekam medis. Rekam medis pasien rawat

inap dirumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu lima tahun

terhitung dari tanggal terakhir berobat atau dipulangkan. Setelah lima tahun rekam medis

dapat dimusnahkan, kecuali ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik. Ringkasan

pulang dan persetujuan tindakan medik harus disimpan untuk jangka waktu sepuluh tahun

terhitung dari tanggal dibuat ringkasan tersebut. Penyimpanan rekam medis dan ringkasan

pulang dilaksanankan oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan sarana pelayanan

kesehatan. Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah sakit wajib disimpan

sekurang-kurangnya untuk jangka waktu dua tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien

berobat.Setelah batas waktu, rekam medis dapat dimusnahkan.

LO. 1.7 Penyelenggara Rekam Medis

Penyelenggara pembuatan rekam medis ada dalam Peraturan Pemerintah No. 32/1996 tentang

Tenaga Kesehatan. Tenaga yang berhak dan berkewajiban membuat rekam medis di rumah

sakit yaitu:

a.Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang bekerja di rumah

sakit atau Puskesmas tersebut.

b.Dokter tamu pada rumah sakit atau Puskesmas tersebut.

c.Residens (mahasiswa kedokteran, peserta program pendidikan dokter spesialis) yang

sedang melaksanakan kepaniteraan klinik.

d.Tenaga paramedis perawatan dan paramedis non keperawatan yang langsung terlibat di

dalam pelayanan-pelayanan kepada pasien di rumah sakit meliputi antara lain: perawat,

perawat gigi, bidan, tenaga laboratorium klinik, gizi, anastesia, penata rontgen, rehabilitasi

medik dan sebagainya.

e.Dalam hal dokter luar negeri yang melakukan alih teknologi kedokteran dalam bentuk

tindakan atau konsultasi kepada pasien, yang membuat rekam medis adalah dokter yang ditunjuk oleh Direktur Rumah Sakit.

Page 9: Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

LO. 1.8. Tanggung Jawab Rekam Medis

Berdasarkan Permenkes no. 269 tahun 2008

a.Pasal 10

1.Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan, dan

riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiannya pleh dokter, dokter gigi, tenaga

kesehatan teretntu, petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.

2. Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat pemeriksaan dan riwayat

pengobatan dapat dibuka dalam hal :

a. Untuk kepentingan kesehatan pasien.

b. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka menegakkan

hukum atas permintaan pengadilan.

c. Permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri.

d. Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

e.  Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang

tidak menyebutkan identitas pasien.

3.Permintaan rekam medis untuk tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 harus dilakukan

secara tertulis kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan

b.Pasal 14

Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas hilang, rusak, pemalsuan, dan

/ atau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak terhadap rekam medis. 

LO. 1.9. Undang – Undang yang Mengatur Rekam MedisBerdasar UU No.29 Tahun 2004a.Pasal 46

1.Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.

2.Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan. (3) Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.

b.Pasal 471.Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 merupakan milik dokter,

dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien.

2.Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan. 3.Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

Berdasarkan PP No. 10 Tahun 1966

Page 10: Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

a.Pasal SatuYang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.

b.Pasal DuaPengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang yang tersebut dalam pasal 3, kecuali apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi daripada Peraturan Pemerintah ini menentukan lain.

c.Pasal 3 Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah: 1.tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-undang tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran

Negara tahun 1963 No. 79). 2.Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan

dan/atau perawatan, dan orang lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Rahasia Medis

LO. 2.1 Pengertian Rahasia Medis Menurut PP (Peraturan Pemerintah) No. 10 Tahun 1966 Rahasia Medis adalah segala

sesuatu yang dirahasiakan mengenai apa yang diketahui dan didapatkan selama menjalani praktik lapangan kedokteran, baik yang menyangkut masa sekarang maupun yang sudah lampau, baik pasien yang sudah hidup maupun yang sudah meninggal.

LO. 2.2 Pihak yang Menyimpan Rahasia Medis Dalam Pasal Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1966 Tentang Tenaga

Kesehatan yang mengetahui dan berkewajiban menyimpan rahasia medis selanjutnya di sebut PP NO 32 Tahun 1966 sebagai berikut.1. Tenaga kesehatan terdiri dari :

a. Tenaga medis;b. Tenaga keperawatan;c. Tenaga kefarmasian;d. Tenaga kesehatan masyarakat; e. Tenaga gizi;f. Tenaga keterapian fisik;g. Tenaga keteknisan medis;

2. Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi.3. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan.4. Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analisis farmasi dan asisten apoteker.5. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan,

mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian.6. Tenaga gizi meliputi nutrionis dan dietisien.7. Tenaga Keterapian fisik meliputi fisioterapis,okupasiterapis dan terapi wicara8. Tenaga keteknisan medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi

elektromedis, analisis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi transfusi dan perekam medis.

Page 11: Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

LO. 2.3 Peraturan yang Mengatur Wajib Simpan Rahasia Medis A. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Kesehatan a. Pasal 471. Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 merupakan

milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien.

2. Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.

3. Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

b. Pasal 48 1. Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan

rahasia kedokteran.2. Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi

permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan Peraturan Menteri.B. Menurut PP No. 10 Tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia dokter dalam menjalankan

keprofesian dokter wajib merahasiakan “segala sesuatu yang diketahui” mengenai pasien PP No. 10 Tahun 1966 Pasal 7 maksud dari “segala sesuatu yang diketahui” adalah segala fakta yang dapat dalam pemeriksaan penderita interprefasinya untuk menegakkan diagnose dan melakukan pengobatan, anamnesa, atau pemeriksaan fisik dan pemeriksaan dengan alat-alat kedokteran.

C. Berdasarkan KODEKI yang sesuai dengan Surat Keputusan PB IDI No. 221/PB/A-4/04/2002

a. Pasal 1 Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah dokter. Sumpah dokter pada poin ke-5; Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai dokter.

b. Pasal 12 Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal.

LO. 2.4 Sanksi Pidana, Pedata, dan KODEKI Pelanggaran Rahasia MedisA. Sanksi Pidana a. KUHP Pasal 112

“Barangsiapa dengan sengaja mengumumkan surat-surat keterangan yang diketahuinya bahwa harus dirahasiakan untuk kepentingan negara atau dengan sengaja memberitahukan atau memberikannya kepada negara asing kepada seorang raja atau suku bangsa diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun”.

b. KUHP Pasal 322 1. Barangsiapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang wajib disimpannya karena

jabatan atau pekerjaannya yang sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah

2. Jika kejahatan dilakukan pada seorang tertentu maka perbuatannya itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang tersebut.

Page 12: Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

B. Sanksi Perdata 1. KUHP perdata Pasal 1365

“Setiap perbuatan yang melanggar hukum yang berakibat kerugian bagi orang lain, mewajibkan orang yang karena kesalahannya mengakibatkan kerugian itu mengganti kerugian tersebut”.

2. KUH Perdata Pasal 1366 “Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hatinya”.

3. KUH Perdata Pasal 1367 “Seseorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugain yang disebabkan karena perbuatan orang- orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan karena perbuatan orang-orang yang berada dibawah pengawasannya”.

LO. 2.5 Ketentuan Membuka Rahasia MedisBeberapa alasan bagi dokter untuk membuka rahasia medis, hal tersebut diatur dalam Pasal 48 Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (“UU Praktik Kedokteran”) dan Pasal 10 Peraturan Menteri Kesehatan No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis (“Permenkes 269/2008”), yang masing-masing berbunyi demikian: Pasal 48 UU Praktik Kedokteran:1. Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.2. Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi

permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

3.  Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan Peraturan Menteri. Pasal 10 ayat (2) Permenkes 269/2008: Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan, dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal: a.  Untuk kepentingan kesehatan pasien;b.  Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas

perintah pengadilan;c.  Permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri;d.  Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan; dane.  Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak menyebutkan

identitas pasien.

Dari dua pasal di atas, terlihat bahwa selain hal-hal di atas dokter tidak dapat membuka rahasia kedokteran.  Namun dalam permasalahan ini, guna kepentingan terbaik bagi anak maka dokter dapat memberitahukan orang tua atau wali anak tersebut untuk kemudian orang tua atau wali tersebut melaporkan pada Pihak Kepolisian.Bagi seseorang yang belum dewasa, dokter dapat memberitahukan hasil pemeriksaan pada walinya atau orangtuanya karena bukan hanya karena seorang anak belum cakap, namun juga terdapat konsekuensi psikologis bagi anak tersebut. Wali atau orangtua tersebut setelah mengetahui adanya tanda-tanda kekerasan seksual pada anak mereka dapat melaporkan pada Pihak Kepolisian. Definisi wali sendiri

Page 13: Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

diatur dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, adalah: 

“Wali adalah orang atau badan yang dalam kenyataannya menjalankan kekuasaan asuh sebagai orang tua terhadap anak”

 Bila anak tersebut diasuh oleh orang tuanya maka beritahukanlah tanda-tanda kekerasan seksual tersebut pada orang tuanya. Dalam perkara tersebut, berdasarkan keterangan dokter, orang tua dapat melaporkan kekerasan seksual yang terjadi pada anaknya kepada Pihak Kepolisian untuk diadakan penyidikan dan visum. Dalam perkara ini, terdapat peran dokter yang memeriksa pertama kali tersebut. Dokter yang pertama kali mengetahui tanda-tanda kekerasan seksual pada anak tersebut dapat didatangkan untuk dijadikan saksi. Ketika dokter dihadapkan sebagai saksi, dokter dapat mengutarakan apa yang diketahuinya terkait pasien (anak) tersebut. Namun dokter tersebut juga mempunyai hak undur diri sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 170 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, yang berbunyi: 

“Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia, dapat minta dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada mereka”.

  Rahasia medik berkaitan erat denga Informed Consent dan Rekam Medik, bahkan dapat dikatakan merupakan suatu urutan skematis:

INFORMED CONCENT <>  REKAM MEDIS <> RAHASIA MEDIS

Menurut hukum, setiap warga negara dapat dipanggil oleh pengadilan untuk didengar sebagai saksi. Selain itu seorang yang mempunyai keahlian dapat juga dipanggil sebagai saksi ahli. Sehingga dokter-pun sebagai saksi ahli bisa diwajibkan memberi keterangan tentang seorang menjadi pasiennya. Ini berarti seolah-olah dia diharuskan melanggar rahasia pekerjaannya. Dalam hal ini dokter bisa menyatakan hak-nya, yaitu hak undur diri seperti tercantum dalam Pasal 277 RIB:

“Barangsiapa yang karena martabatnya, pekerjaannya atau jabatannya yang sah, diwajibkan menyimpan rahasia, boleh minta mengundurkan diri dari memberi penyaksian, akan tetapi hanya dan terutama mengenai hal yang diketahuinya dan dipercayakan kepadanya karena martabatnya, pekerjaan atau jabatannya ituPertimbangan, apakah permintaan untuk mengundurkan diri itu beralasan atau tidak, diserahkan ke pengadilan negara atau jika orang yang dipanggil untuk memberi penyaksian itu orang asing, pertimbangan itu diserahkan kepada ketua pengadilan negara.”

Tetapi ketentuan diatas saat ini tidak berlaku lagi, karena KUHAP yang berlaku sejak tanggal 31 Desember 1981, tentang hak undur diri terdapat pada pasal 120 dan 168, dan secara khusus tercantum dalam pasal 170 KUHAP, sebagai berikut:

Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia, dapat dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada mereka.Hakim menentukan sah atau tidaknya segala

Page 14: Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

alasan yang dikemukakan oleh saksi atau saksi ahli untuk tidak berbicara itu, layak dan dapat diterima atau tidak.Penegakkan hak undur ini dapat dianggap sebagai pengakuan para ahli hukum bahwa kedudukan rahasia jabatan itu harus dijamin sebaik-baiknya, bahkan dengan membebaskan seorang dokter untuk menjadi saksi sekalipun.

Menurut ayat (2), seorang hakim dapat mempertimbangkan alasan seorang dokter tidak mau menjadi saksi itu sah atau tidak. Disini bisa timbul pertentangan yang hebat, jikalau seorang dokter karena alasan rahasia jabatan (rahasia kedokteran) tidak mau menjadi saksi ahli sedangklan hakim yang menyidangklan perkara menganggap alasan sang dokter untuk undur dari saksi tidak sah.

Bagi dokter yang menjadi pedoman dalam menentukan sikapnya adalah: kewajiban moral dokter oleh karena jabatannya, yaitu menjaga rahasia jabatan dokter. Tetapi hal kedua yang juga harus menjadi pertimbangan adalah ada tidaknya kepentingan yang lebih utama (misalnya demi kepentingan umum), sehingga ia harus melepaskan rahasia kedokterannya.Disini baik ketika dokter tidak mau menjdi saksi ataupun melepas rahasia kedokteran, dua-duanya dilindungi oleh undang-undang. Hanya sekarang tergantung dokter itu mempertimbangkan apa yang harus dilakukan (melepas atau tidak rahasia kedokteran yang dia pegang).

Dalam pasal 48 Undang-undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, paragraf 4 mengenai Rahasia Kedokteran, dinyatakan bahwa: “setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktek kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran. Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakkan hukum, permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.”

Rahasia Medis dan AsuransiHubungan hukum asuransi dengan pasien secara langsung tidak ada hubungannya dengan rumah sakit. Jika ingin mengajukan klaim, maka pasien bisa menghubungi rumah sakit untuk minta bukti-buktinya dan dapat diperlihatkan kepada pihak asuransi.

Hubungan hukum kontrak asuransi:Menurut KUH Dagang Pasal 246 (Wetboek van Koophandel)

Penanggung/Asuransi  ------------------------------Tertanggung/Pasien

Objek/Biaya Pengobatan

KUH Perdata Pasal 1340 (Burgerlijk Wetboek)“Perjanjian hanya mengikat pihak-pihak yang bersangkutan” (Overeenkomsten zijn alleen van kracht tusschen de handelende partijen)

Page 15: Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

Perjanjian  asuransi yang terjadi antara penanggung (pihak asuransi) dan tertanggung (pasien) tidak bisa langsung mengikat rumah sakit, karena rumah sakit bukanlah salah satu pihak yang membuat perjanjian. Dengan demikian maka polis asuransi tersebut tidak ada hubungan hukum secara langsung dengan rumah sakit.Rumah sakit berhak melindungi dirinya terhadap gugatan hukum membuka RM pasien. Rumah sakit juga punya hak untuk menilai dan meuat eraturan sendiri yang tida ada hubungannya dengan perjanjian asuransi, misalnya: dengan membuat formulir berisi:

“Yang meminta data-data medik pasien diwajibkan untuk memperoleh surat kuasa dari pasien dan/atau keluarganya”

Permintaan data medik pasien adalah hubungan hukum antara rumah sakit dengan pasien dan/atau keluarganya yang memberi kuasa kepada pihak tertentu (terlepas dari perjanjian asuransi dengan tertanggung).Salinan foto copy perjanjian asuransi tidak bisa menggantikan surat kuasa yang dibuat oleh rumah sakit.Pemberian dan penerimaan data medik pasien secara hukum tidak ada kaitan dengan pihak asuransi, karena hal ini merupakan hubungan dua pihak, yaitu: Rumah Sakit dan Pasien dan/atau keluarganya.Dasar Hukum:1.    Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana;2.    Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;3.    Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;4.    Peraturan Menteri Kesehatan No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.

LI. 3. Mengetahui dan Memahami Sumpah Dokter

LO. 3.1 Isi Sumpah Dokter

Sumpah Dokter Indonesia adalah sumpah yang dibacakan oleh seseorang yang akan menjalani profesi dokter Indonesia secara resmi. Lafal Sumpah Dokter Indonesia sesuai dengan peraturan pemerintah No. 26 Tahun 1960 adalah berdasarkan Deklarasi Jenewa (1948) yang isinya menyempurnakan Sumpah Hippokrates dari Ikatan Dokter Sedunia.

Lafal sumpah dokter Indonesia pertama kali digunakan pada tahun 1959 dan diberikan kedudukan hukum dengan peraturan pemerintah No. 69 Tahun 1960. Dalam perjalanannya sumpah ini telah mengalami beberapa kali revisi yaitu pada tahun 1983 dan 1993. Berikut adalah lafal Sumpah Dokter Indonesia

Saya bersumpah bahwa :

Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan manusia

Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter

Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur profesi kedokteran.

Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena keprofesian saya

Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan dokter saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam.

Saya akan menghormati setiap kehidupan insani mulai dari saat pembuahan.

Page 16: Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

Saya akan selalu mengutamakan kesehatan pasien, dengan memperhatikan kepentingan masyarakat.

saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kesukuan, gender, politik, kedudukan sosial, dan jenis penyakit dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien.

Saya akan memberi kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya.

Saya akan perlakukan teman sejawat saya seperti saudara kandung.

Saya akan menaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia.

Saya ikrarkan sumpah saya ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.

Berdasarkan pada isi lafal sumpah dokter atau tenaga kesehatan lainnya, dapat disimpulkan bahwa lafal sumpah tersebut mengandung lima pokok hal sebagai berikut:a.Membaktikan hidup guna kepentingan perikemanusiaan.b.Menjalankan tugas sesuai tradisi luhur jabatan/pekerjaan.c.Berpegang teguh pada prinsip-prinsip ilmiah dan moral dan walaupun diancam tidak akan

melakukan hal-hal yang bertentangan dengan etik, hukum dan agama.d.Tidak diskriminatif dalam pelayanan kesehatan.e. Menyimpan rahasia jabatan/pekerjaan, kecuali ada peraturan pengecualian.

LI. 4. Mampu dan Menjelaskan Pandangan Islam mengenai Membuka Rahasia Medis

LO. 4.1 Ayat Al-Qur’an yang Berkaitan Dengan Rahasia Medis (Menjaga Amanah)

a.QS Al Isra’ ayat 34

ل�ا ئ�و س� م م� م ا م� س� م� س� ا م�� إ�ا � إ� س� م� س� إ�ا ئ�وا س� م�ا م� � �ئ م�� �ئ م�ا م� ئ س! م" ى# %� م م& ئ' م� س& م�ا م) إ( إ%) �� م إ�ا ��ا م إ�ا إ* إ%ي مي س� ا م, ما ئ�وا م- س. م/ م�ا م�

Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.

b.QS Al Mu’minun ayat 8

راعون وعهدهم ألماناتهم هم والذينDan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya

c.QS An Nur Ayat 19

إ ئ0و� م س� م/ �ا س* ئ% س1 م�ا م� ئ* م س� م" ئ2 ا� م� إ3 م- إ4 آا س� ا م� س1يا ئ�� ا� إ�) م* م�ا�ي م7 م9ذا س* ئ� م� ئ:وا م آا م' م��ذ" ا إ�) ئ; م> إ& س�فا ا م< م/>ي س� م�ا م� ئ�!و إ? ئ" م' م��ذ" ا م��

Sesungguhnya orang-orang yang suka sekali supaya tersebar berita-berita keji dalam kalangan orang-orang yang beriman, mereka akan mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Allahlah yang Maha Tahu dan kamu semua tidaklah mengetahui.

d.QS Al Anfal ayat 27

Page 17: Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

م� ئ0و م س� م/ س* ئ% س1 م�ا م� س* ئ@ إ/ م1ا ما م�ا ئ1وا ئAو م/ م� م, ئBو م�- م�ا� م2 � م ا� ئ1وا ئAو م/ �ا ئ:وا م آا م' إذ" �� م ا م�ا ئ�" م�ا م"اWahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad)[1] dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui

LO. 4.2 Hadist yang Berkaitan Dengan Rahasia Medis (Menjaga Amanah)

a.HR Iman Ahmad

“Tidak Ada Iman Bagi yang tidak amanah padanya (menjaga amanah) dan tidak ada agama bagi yang tidak ada janji baginya (memenuhi janji)”

b.HR Abu Daud

“Majelis-majelis itu harus menjaga amanat kecuali dalam 3 hal :pertumpahan dara yang haram,kemauan yang diharamkan dan perampasan tanpa hak”

c.HR Abu Daud dan Tirmidzi

“Tunaikan Amanat Kepada Orang yang Mempercayakan kepadamu dan jangalah kamu mengkhianati orang yang mempercayaimu”

VII. DAFTAR PUSTAKA

Page 18: Word Pbl Skenario 1 Kode Etik

Hanafih, MJ. Amri, A. 2007.Etika Kedokteran dan Hukum kesehatan Edisi 4.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC

Zuhroni, 2010.Pandangan Islam Terhadap Masalah Kedokteran dan Kesehatan.Jakarta:Bagian Agama Islam Yayasan Yarsi

Daldiyono. 2006.Bagaimana Dokter Berpikir dan Berkerja. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.

Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD (2005).Bioetika dan Hukum Kedokteran. Jakarta: Pustaka Dwipa.

Julie K, Christi MG, and Shantanu A (2013). Protecting Patient Privacy and Data Security. The New England Journal of Medicine.

Jan W, Jonathan DD, Joann GE, and Tom D (201). Transparent Medical Records. The New England Jpurnal of Medicine.