WNNNNN

8
Pengertian tentang Wawasan Nusantara itu sendiri adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional. Fungsi 1. Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan, dan kewilayahan. [3] 2. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai cakupan kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan. 3. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara merupakan pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara. [3] 4. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi dalam pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga. [3] Batasan dan tantangan negara Republik Indonesia adalah - Ordonantie (UU Belanda) 1939, yaitu penentuan lebar laut sepanjang 3 mil laut dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang surut atau countourpulau/darat. Ketentuan ini membuat Indonesia bukan sebagai negara kesatuan, karena pada setiap wilayah laut terdapat laut bebas yang berada di luar wilayah yurisdiksinasional. Wawasan nasional Indonesia merupakan wawasan yang dikembangkan berdasarkan teori wawasan nasioanal secara universal. Wawasan tersebut dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan bangsa Indonesia dan geopolitik Indonesia. Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut paham tentang perang dan damai berdasarkan : “Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan”. Dengan demikian wawasan nasional bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran kekuasaan dan adu kekuatan karena hal tersebut mengandung persengketaan dan ekspansionisme.

description

hhh

Transcript of WNNNNN

Pengertian tentang Wawasan Nusantara itu sendiri adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.Fungsi1. Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan, dan kewilayahan.[3]2. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai cakupan kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.3. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara merupakan pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.[3]4. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi dalam pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negaratetangga.[3]Batasan dan tantangan negaraRepublik Indonesiaadalah Ordonantie(UU Belanda)1939, yaitu penentuan lebarlautsepanjang 3 mil laut dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garisair pasang surutataucountourpulau/darat. Ketentuan ini membuat Indonesia bukan sebagai negara kesatuan, karena pada setiap wilayah laut terdapat laut bebas yang berada di luar wilayahyurisdiksinasional.

Wawasan nasional Indonesia merupakan wawasan yang dikembangkan berdasarkan teori wawasan nasioanal secara universal. Wawasan tersebut dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan bangsa Indonesia dan geopolitik Indonesia.Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut paham tentang perang dan damai berdasarkan : Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan. Dengan demikian wawasan nasional bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran kekuasaan dan adu kekuatan karena hal tersebut mengandung persengketaan dan ekspansionisme.

Pengertian ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara.Dalam perjuangan mencapai cita-cita/tujuan nasionalnya bangsa Indonesia tidak terhindar dari berbagai ancaman-ancaman yang kadang-kadang membahayakan keselamatannya. Cara agar dapat menghadapi ancaman-ancaman tersebut, bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.Kondisi atau situasi dan juga bisa dikatakan sikon bangsa kita ini selalu berubah-ubah tidak statik. Ancaman yang dihadapi juga tidak sama, baik jenisnya maupun besarnya. Karena itu ketahanan nasional harus selalu dibina dan ditingkatkan, sesuai dengan kondisi serta ancaman yang akan dihadapi. Dan inilah yang disebut dengan sifat dinamika pada ketahanan nasional.

Kewaspadaan nasional adalah sikap mental bangsa Indonesia yang tidak boleh lengah terhadap suatu ancaman, gangguan dan hambatan yang berupaya mengkhianati pancasila dan UUD 1945serta membahayakan keselamatan bangsa dan Negara.Kewaspadaan nasional sangat erat hubungannya dengan ketahanan nasional. Sehubungan dengan ketahanan nasional, dalam, GBHN 1998, ditegaskai sebagai berikut:a. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Pada hakikatnya, ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan -hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Berhasilnya pembangunan nasional akan meningkatkan ketahanan nasional. Selanjutnya ketahanan nasional yang tangguh akan lebih mendorong pembangunan nasional.b. Ketahanan Nasional meliputi ketahanan ideologi; ketahanan politik, ketahanan ekonomi, ketahanan sosial budaya, serta ketahanan pertahanan dan keamanan.

Pendekatan Asta Gatra yaitu sebuah pendekatan yang melihat kehidupan nasional sebagai sebuah sistem yang terdiri dari 8 (delapan) gatra yang saling mempengaruhi satu sama lain. Delapan gatra itu meliputi aspek alamiah (tri-gatra) dan aspek sosial (panca-gatra).Trigatra bersifat statis dan Pancagatra bersifat dinamis1. Aspek Alamiah (tri-gatra) Trigatra adalah aspek-aspek suatu negara yang memang sudah melekat pada negara itu dan tidak pernah sama spesifikasinya untuk setiap negara. Trigatra mengandung unsur-unsur alamiah yang bersifat relatif tetap atau statis.Trigatrameliputi posisi dan lokasi geografi negara, keadaan dan kekayaan alam, dan keadaan dan kemampuan pendudukAspek alamiah ketahanan nasional terdiri dari :(1) Letak geografis negara(2) Kekayaan alam(3) Keadaan dan kemampuan penduduk1. Aspek sosial (panca-gatra)Pancagatra atau gatra social adalah aspek-aspek kehidupan nasional yang menyangkut kehidupan dan pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan ikatan-ikatan, aturan-aturan dan norma-norma tertentu.Aspek sosial ketahanan nasional terdiri dari :(1) Ideologi(2) Politik(3) Ekonomi(4) Sosial budaya(5) Pertahanan dan keamanan

Berbagai strategi yang harus dijalankan Indonesia dalam menghadapi Asean Economic Community 2015 antara lain:1. Bersosialisasi besar-besaran mengenai adanya AEC 2015 kepada masyarakat Indonesia khususnya terhadap pengusaha besar maupun pengusaha kecil.2. Pemberdayaan Usaha Makro, Mikro, dan Menengah3. Penyediaan Modal4. Peningkatan kualitas Sumber Dya Manusia (SDM)5. Perbaikan Infrastruksur di Indonesia6. Reformasi kelembagaan dan pemerintah7. Reformasi Iklim InformasiHal tersebut diatas, merupakan sebagian kecil strategi yang harus dilaksanakan pemerintah Indonesia dalam menghadapi persaingan antar negara Asia Tenggara di AEC 2015 nanti. Persaingan yang terlalu kompetitf memicu kesenjangan ekonomi antarnegara. Singapura misalnya, negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di ASEAN ini tentunya tidak bisa dibandingkan bahkan disamaratakan dengan negara-neara berkembang di kawasan Asia Tenggara. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang harus teliti dalam kebebasan ini. Peluang dan tantangan harus dianalisis, ditanggapi, dan diimplementasikan secara konseptual sehingga nantinya Indonesia tidak hanya menjadi pasar bagi para investor luar saja, melainkan mampu mengendalikan pasar internasional serta dapat mewujudkan perubahan bagi masyarakat Indonesia.Langkah-langkah Strategis dalam Menghadapi AEC 2015Indonesia akan dapat ikut berperan dalam AEC jika dapat meningkatkan daya saing dan mengejar ketertinggalan dari negara anggota ASEAN lainnya. Untuk itu, diperlukan suatu langkah-langkah strategis, di antaranya:1. Penyesuaian, persiapan dan perbaikan regulasi baik secara kolektif maupun individual (reformasi regulasi);2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia baik dalam birokrasi maupun dunia usaha ataupun profesional;3. Penguatan posisi usaha skala menegah, kecil, dan usaha pada umumnya;4. Penguatan kemitraan antara sektor publik dan swasta;5. Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mengurangi ekonomi biaya tinggi, yang juga merupakan tujuan utama pemerintah dalam program reformasi komprehensif di berbagai bidang seperti perpajakan, kepabeanan, dan birokrasi;6. Pengembangan sektor-sektor prioritas yang berdampak luas dan komoditi unggulan;7. Peningkatan partisipasi institusi pemerintah maupun swasta untuk mengimplementasikan AEC Blueprint;8. Reformasi kelembagaan dan kepemerintahan. Pada hakikatnya AEC Blueprint juga merupakan program reformasi bersama yang dapat dijadikan referensi bagi reformasi di Negara Anggota ASEAN termasuk Indonesia;9. Penyediaan kelembagaan dan permodalan yang mudah diakses oleh pelaku usaha dari berbagai skala;10. Perbaikan infrastruktur fisik melalui pembangunan atau perbaikan infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, jalan tol, pelabuhan, revitalisasi, dan restrukturisasi industri.Penutup

AEC adalah bentuk integrasi ekonomi regional yang direncanakan untuk dicapai pada tahun 2015. Tujuan utama dari AEC 2015 adalah menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi dimana terjadi arus barang, jasa, investasi dan tenaga terampil yang bebas serta aliran modal yang lebih bebas.

Pengamanan Pasar Produk Dalam NegeriMenurut saya penggunaan produk dalam negerisaat ini sangat minim, itu semua dikarenakan oleh masuknya produk- produk luar negeri yang mempunyai kualitas lebih bagus daripada produk dalam negeri. Oleh karena itu sebagai Negara yang berkembang Indonesia harus lebih menghasilkan produk- produk yang lebih berkualitas agar masyarakat bisa menerima serta mencintai produk dalam negeri.Oleh karena itu pemerintah harus lebih menekankan kepada masyarakat, agar masyarakat dapat meningkatkan rasa cinta dan bangga terhadap produk- produk yang telah dibuat oleh Negara sendiri.Serta peran pemerintah dalam mengamankan negaranya harus lebih ditingkatkan lagi, dengan tujuan agar produk- produk dari luar negeri yang tidak mempunyai izin tidak bisa masuk ke Negara lain dengan seenaknya.

4.Penguatan Daya Saing GlobalDalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, Penguatan daya saing global sangat penting, karena para pesaing tidak hanya se- Indonesia saja tetapi se- ASEAN. Oleh karena itu Indonesia harus lebih menguatkan diri dalam masalah persaingan antar negara ASEAN. Seperti dalam masalah penentuan merek barang agar lebing dikenal oleh siapa pun, baik itu dalam negeri maupun luar negeri.Dalam penentuan merek yang akan ditawarkan, kita harus yakin bahwa merek produk atau jasa yang akan kita keluarkan sudah sesuai dengan kebutuhan pasar pada saat itu, selanjtunya merek tersebut harus sesuai dengan produk atau jasa yang akan ditawarkan. Selain masalah penentuan merek, pemerintah juag hars mengembangkan infrastruktur lainnya seperti:pembentukan lembaga-lembaga sertifikasi, Reformasi Regulasi, Harmonisasi Regulasi Pusat dan Daerah, Penyusunan Regulasi Menyusun peta logistik dan pasar dalam negeri untuk komoditas strategis dan unggulan ekspor.

5.Penguatan EksporDalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, Pemerintah tidak bisa menunda lagi untuk segera berbenah diri, jika tidak ingin menjadi sekedar pelengkap di MEA 2015. Keberhasilan yang ingin diinginkan harus didukung oleh komponen-komponen lain di dalam negeri. Masyarakat bisnis Indonesia diharapkan mengikuti gerak dan irama kegiatan diplomasi dan memanfaatkan peluang yang sudah terbentuk ini. Diplomasi Indonesia tidak mungkin harus menunggu kesiapan di dalam negeri. Peluang yang sudah terbuka ini, kalau tidak segera dimanfaatkan, kita akan tertinggal, karena proses ini juga diikuti gerak negara lain dan hal itu terus bergulir. Kita harus segera berbenah diri untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang kompetitif dan berkulitas global.Selain kelima strategi diatas yang telah dijelaskan, banyak strategi- strategi yang masih banyak belum digunakan. Dan peran pemerintah disini sangat dibutuhkan, karena pemerintah lah yang harus terjun langsung atas pengurusan persiapan datangnya pasar bebas. Namun sekarang ini banyaknya masalah perekonomian yang belum terselesaikan, sehingga negara indonesia saat ini belum sepenuhnya siap untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN atau pasar bebas. Setidaknya dalam jangka waktu dekat ini pemerintah indonesia dapat menyelesaikan masalah- masalah yang sedang terjadi, agar dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN nantinya tidak akan tercampur dengan masalh- masalah ekonomi yang terjadi.

Deforestasi mengacu pada kehilangan atau kerusakan hutan yang terjadi secara alami, terutama akibat aktivitas manusia seperti penebangan, menebang pohon untuk bahan bakar, tebang-dan-bakar pertanian, pembukaan lahan untuk penggembalaan ternak, operasi pertambangan, ekstraksi minyak, pembangunan bendungan, dan perkotaan gepeng atau jenis lain dari ekspansi pembangunan dan populas

penghilangan hutanataupenggundulan hutanataudeforestasiadalah kegiatan penebanganhutanatau tegakan pohon (stand of trees) sehingga lahannya dapat dialihgunakan untuk penggunaan nir-hutan (non-forest use)[2], yaknipertanian,peternakanataukawasan perkotaan.Istilah deforestasi sering disalahartikan untuk menggambarkan kegiatan penebangan yang semua pohonnya di suatu daerah ditebang habis. Namun, di daerah beriklim ugahariyang cukup lengas (temperate mesic climate), penebangan semua pohonsesuai dengan langkah-langkah pelaksanaankehutananyang berkelanjutan (sustainable forestry)tepatnya disebut sebagai 'panenpermudaan' (harvest regeneration).[3]Di daerah tersebut, permudaan alami oleh tegakan hutan biasanya tidak akan terjadi tanpa gangguan, baik secara alami maupun akibat manusia.[4]Selain itu, akibat dari panen permudaan seringkali mirip dengan gangguan alami, termasuk hilangnyakeanekaragaman hayati(biodiversity) setelah perusakanhutan hujan(rainforest) yang terjadi secara alami.[5][6]

DEFORESTASI MERUPAKANmerupakan penghilangan dan penggundulan hutan yang tidak terkendali, dilakukan dengan cara menebang, membakar, atau mengalihkan fungsi hutan menjadi pertambangan.DI INDONESIA, deforestasi sebagian besar merupakan akibat dari sistem politik dan ekonomi yang korup, yang menganggap sumber daya alam, khususnya hutan sebagai sumber pendapatan, yang bisa dieksploitasi untuk kepentingan politik dan keuntungan pribadi.AKIBAT LANGSUNGdeforestasi adalahlenyapnya keanekaragaman hayatiyang terdapat di dalam hutan, berupapunahnyasatwa maupun tanaman obat-obatan yang dibutuhkan manusia. Juga ancamanbanjirdi musim penghujan dankekeringansaat kemarau. Selain itu, deforestasi mengakibatkanperubahan iklim yang membuat cuaca berubah tidak menentu.ADA LAGI,yang dikenal dengan istilah degradasi. Nah, kalau degradasi ini, penurunan kualitas dan kuantitas, tidak sampai menggundulkan hutan seperti yang deforestasi tadi. Contohnya itu seperti mengubah hutan menjadi lahan perkebunan, pertanian, peternakan>>>Meminimalisasi Deforestasi, Sistem Perencanaan Sumber Daya Hutan Perlu DiubahDiunggah : Senin, 30 Januari 2012 IkaKategori : Liputan/BeritaPenyusunan rencana pengaturan kelestarian hutan (RPKH) yang dijadikan sebagai pedoman operasional dalam pengelolaan hutan di Jawa oleh Perhutani rupanya tidak menunjukkan perubahan substansial yang mendasar sebagai suatu sistem perencanaan sumber daya hutan intergralistik. Hal ini dapat dilihat tidak dilibatkannya masyarakat dalam pengelolaan hutan.Dosen Universitas Merdeka Madiun, Ir. H. Rahmanta Setiahadi, M.P., menyebutkan peran masyarakat dan pemerintah daerah dalam penyusunan RPKH telah dinegasikan dengan adanya kebijakan Permenhut No. P.60/Menhut-II/2001. Pelibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) hanya sekedar sebagai katup pengaman atau pemadam kebakaran dalam mengatasi konflik dan deforestasi, bukan menjadi bagian dari sistem perencanaan sumber daya hutan di Jawa secara menyeluruh.Perencanaan saat ini masih kaku, hanya untuk mengelola sumber daya kayu saja tanpa melibatkan masyarakat. Aspek sosial hanya dijadikan sebagai lampiran dan belum menjadi bagian dari perencanaan manajemen hutan. Seharusnya aspek sosial ini dimasukkan sebagai bagian sistem pembangunan hutan yang dijalankan Perhutani dan dituangkan dalam dokumen RPKH, urainya saat melaksanakan ujian terbuka program doktor Fakultas Kehutanan, Senin (30/10 di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM.Dalam disertasi berjudul Modal Sosial Dalam Pembangunan Hutan, Rahmanta mengatakan adanya dominasi negara, dalam hal ini Perum Perhutani, terhadap sumber daya hutan meyebabkan deforestasi, konflik, ketidak percayaan dan kemiskinan masyarakat di sekitar hutan terus terjadi secara masif. Perhutani terlihat gagal dalam mengadaptasi perubahan sosial untuk menjalankan hak sebagai mandatory negara. Kegagalan ini lebih disebabkan lemahnya respon terhadap perubahan sosial yang ditentukan kondisi modal sosial masyarakat, ujar pria kelahiran Madiun, 24 Januari 1961 ini.Rahmanta menuturkan berbagai cara untuk mengatasi deforestasi, konflik, ketidakpercayaan dan kemiskinan dalam pembangunan sumber daya hutan di Jawa sebenarnya telah ditempuh oleh Perhutani sejak tahun 1972. Sayangnya, sejumlah program pendekatan yang dijalankan tidak pernah menyentuh sampai ke akar permasalahan yang ada. Keberadaan PP. 72/2010 akan mengancam eksistensi dan implementasi program PHBM. Perhutani terkesan tidak konsisten dengan perubahan paradigma yang dibangun sendiri dalam mengatasi persoalan yang ada. Perubahan paradigma model Forest Timber Management menjadi Forest Resource Management hanya menjadi slogan tanpa diikuti perubahan dalam sistem pembangunan hutan yang dijalankan Perhutani,jelasnya.Menurutnya, keberhasilan PHBM sangat tergantung pada upaya mengelaborasi modal sosial masyarakat ke dalam sistem pembangunan hutan. PHMB seyogianya menjadi bagian dari pola pengembangan usaha Perhutani. Untuk itu keterlibatan masyarakat desa hutan dan lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) dalam pengelolaan sumber daya hutan dan kerjasama usaha harus mendapat perlindungan Perhutani.Untuk menjamin implementasi PHBM bisa berjalan dengan baik , maka harus segera ada perubahan pada sistem perencanaan pengelolaan sumber daya hutan oleh Perhutani berdasar Permenhut No P.60/Menhut-II/2011 . Dengan ada perubahan sistem perencanaan pengelolaan hutan diharapkan bisa memperkecil terjadinya deforestasi dan mengurangi risiko konflik dengan masyarakat, tegas Rahmanta yang lulus dengan predikat cum laude ini. (Humas UGM/Ika)