wiwiek_validasi.pdf

9
275 VALIDASI REKOMENDASI PEMUPUKAN NPK DAN PUPUK ORGANIK PADA PADI SAWAH W. Hartatik dan D. Setyorini ABSTRAK Rekomendasi pemupukan N, P dan K pada padi sawah yang dikombinasikan dengan penggunaan jerami atau pupuk kandang (pukan) sapi yang tertuang dalam Permentan No. 40. 2007, perlu divalidasi. Dalam rekomendasi tersebut diasumsikan bahwa pemberian jerami 5 t/ha dapat mensubtitusi pupuk Urea sebesar 20 kg/ha dan 50 kg KCl/ha sedangkan pukan sapi 2 ton/ha dapat mensubtitusi pupuk Urea 25 kg/ha, SP-36 25 kg/ha dan 20 kg KCl/ha. Berdasarkan hal diatas maka dirancang penelitian yang bertujuan untuk menguji asumsi tersebut dibandingkan takaran rekomendasi pemupukan NPK spesifik lokasi. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok dengan tiga (3) ulangan. Sebagai perlakuan adalah pupuk NPK takaran rekomendasi spesifik lokasi (Permentan No.40.2007) dan takaran rekomendasi dengan adanya pemberian jerami dan pukan sapi, takaran rekomendasi setempat, dan kontrol serta mempelajari takaran dengan proporsi terbaik antara perlakuan kombinasi pupuk anorganik (NPK) dan pupuk organik (pukan sapi) dengan perhitungan berdasarkan persentasi dari takaran pemupukan NPK spesifik lokasi dan takaran pukan sapi 2 t/ha. Lokasi penelitian KP. Taman Bogo, Lampung. Ukuran petak 4 m x 5 m. Tanaman indikator padi varietas 64 dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Parameter sifat kimia tanah yang diamati yaitu pH, C-organik, N-total, basa dapat ditukar, kapasitas tukar kation, kejenuhan basa dan P tersedia. Parameter agronomis yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan dan bobot jerami dan gabah kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan NPK takaran rekomendasi spesifik lokasi tidak berbeda nyata dengan pemupukan NPK takaran rekomendasi yang dikombinasikan dengan jerami 5 t/ha dan pupuk kandang sapi 2 t/ha. Perlakuan NPK takaran rekomendasi + 5 t jerami/ha meningkatkan bobot gabah kering secara nyata yaitu sebesar 4,14 t/ha, terjadi peningkatan bobot gabah kering sebesar 73% dibandingkan kontrol. Penggantian sebagian pupuk NPK dengan pukan sapi takaran 2 t/ha dalam proporsi 50 sampai 80% memberikan bobot gabah kering yang lebih rendah.Sifat kimia tanah umumnya tidak berbeda nyata antar perlakuan. Untuk mendapatkan hasil validasi yang mantap, perlu dilakukan validasi di beberapa lokasi yang berbeda. PENDAHULUAN Pelestarian swasembada pangan menghadapi banyak kendala antara lain pelandaian produktivitas padi sawah, penurunan efisiensi penggunaan pupuk, penyusutan lahan pertanian subur dikonversi jadi lahan non pertanian. Akhir-akhir

Transcript of wiwiek_validasi.pdf

  • 275

    VALIDASI REKOMENDASI PEMUPUKAN NPK DAN PUPUK ORGANIK PADA PADI SAWAH

    W. Hartatik dan D. Setyorini

    ABSTRAK

    Rekomendasi pemupukan N, P dan K pada padi sawah yang dikombinasikan dengan penggunaan jerami atau pupuk kandang (pukan) sapi yang tertuang dalam Permentan No. 40. 2007, perlu divalidasi. Dalam rekomendasi tersebut diasumsikan bahwa pemberian jerami 5 t/ha dapat mensubtitusi pupuk Urea sebesar 20 kg/ha dan 50 kg KCl/ha sedangkan pukan sapi 2 ton/ha dapat mensubtitusi pupuk Urea 25 kg/ha, SP-36 25 kg/ha dan 20 kg KCl/ha. Berdasarkan hal diatas maka dirancang penelitian yang bertujuan untuk menguji asumsi tersebut dibandingkan takaran rekomendasi pemupukan NPK spesifik lokasi. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok dengan tiga (3) ulangan. Sebagai perlakuan adalah pupuk NPK takaran rekomendasi spesifik lokasi (Permentan No.40.2007) dan takaran rekomendasi dengan adanya pemberian jerami dan pukan sapi, takaran rekomendasi setempat, dan kontrol serta mempelajari takaran dengan proporsi terbaik antara perlakuan kombinasi pupuk anorganik (NPK) dan pupuk organik (pukan sapi) dengan perhitungan berdasarkan persentasi dari takaran pemupukan NPK spesifik lokasi dan takaran pukan sapi 2 t/ha. Lokasi penelitian KP. Taman Bogo, Lampung. Ukuran petak 4 m x 5 m. Tanaman indikator padi varietas 64 dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Parameter sifat kimia tanah yang diamati yaitu pH, C-organik, N-total, basa dapat ditukar, kapasitas tukar kation, kejenuhan basa dan P tersedia. Parameter agronomis yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan dan bobot jerami dan gabah kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan NPK takaran rekomendasi spesifik lokasi tidak berbeda nyata dengan pemupukan NPK takaran rekomendasi yang dikombinasikan dengan jerami 5 t/ha dan pupuk kandang sapi 2 t/ha. Perlakuan NPK takaran rekomendasi + 5 t jerami/ha meningkatkan bobot gabah kering secara nyata yaitu sebesar 4,14 t/ha, terjadi peningkatan bobot gabah kering sebesar 73% dibandingkan kontrol. Penggantian sebagian pupuk NPK dengan pukan sapi takaran 2 t/ha dalam proporsi 50 sampai 80% memberikan bobot gabah kering yang lebih rendah.Sifat kimia tanah umumnya tidak berbeda nyata antar perlakuan. Untuk mendapatkan hasil validasi yang mantap, perlu dilakukan validasi di beberapa lokasi yang berbeda.

    PENDAHULUAN

    Pelestarian swasembada pangan menghadapi banyak kendala antara lain pelandaian produktivitas padi sawah, penurunan efisiensi penggunaan pupuk, penyusutan lahan pertanian subur dikonversi jadi lahan non pertanian. Akhir-akhir

  • W. Hartatik dan D. Setyorini

    276

    ini kurva produktivitas tidak sejalan lagi dengan jumlah pupuk yang digunakan. Efisiensi pemupukan makin merosot atau rasio kenaikan hasil dibagi jumlah pupuk yang digunakan semakin kecil, hal ini dikenal sebagai "levelling off" (Sri Adiningsih, 1992).

    Pupuk merupakan salah satu sarana produksi pertanian yang penting dalam meningkatkan produksi tanaman. Penggunaan pupuk diusahakan secara efisien, agar diperoleh produksi yang optimal dan meningkatkan pendapatan petani serta tidak mencemari lingkungan. Dalam rangka program pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional, maka penerapan pemupukan berimbang harus dilakukan. Penerapan pemupukan berimbang akan meningkatkan efisiensi pemupukan, produksi tanaman, mampu menghemat pupuk dan devisa negara, dalam jangka panjang dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

    Pemupukan berimbang adalah pemberian pupuk ke dalam tanah untuk mencapai status semua hara esensial seimbang dan optimum dalam tanah untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil pertanian, efisiensi pemupukan, kesuburan tanah serta menghindari pencemaran lingkungan. Jenis hara tanah yang sudah mencapai kadar optimum atau status tinggi, tidak perlu ditambahkan lagi, kecuali sebagai pengganti hara yang terangkut sewaktu panen. Pengertian pemupukan berimbang adalah pemenuhan hara yang berimbang dalam tanah, bukan berimbang dalam bentuk pupuk. Sumber hara dapat berupa pupuk tunggal, pupuk majemuk atau kombinasi keduanya.

    Untuk meningkatkan produktivitas lahan secara berkelanjutan penerapan pengelolaan hara terpadu perlu dilakukan. Pengelolaan hara terpadu mensyaratkan penggunaan pupuk organik dan anorganik sebagai sumber hara tanaman. Secara kuantitatif kandungan hara pupuk organic rendah namun keunggulan lain dari pupuk organic dapat memperbaiki sifat kimia, biologi dan fisika tanah serta efisiensi pemupukan (Tisdale et al., 1985). Pupuk organik disamping dapat mensuplai hara NPK, juga dapat menyediakan unsur mikro sehingga dapat mencegah kahat unsur mikro pada tanah marginal atau tanah yang telah diusahakan secara intensif dengan pemupukan yang kurang seimbang.

    Rekomendasi pemupukan N, P dan K pada padi sawah yang dikombinasikan dengan penggunaan jerami atau pupuk kandang (pukan) sapi yang tertuang dalam Permentan No. 40. 2007, perlu divalidasi. Dalam rekomendasi tersebut diasumsikan bahwa pemberian jerami segar 5 t/ha dapat mensubtitusi pupuk Urea sebesar 20 kg/ha dan 50 kg KCl/ha sedangkan pukan

  • Validasi Rekomendasi Pemupukan NPK dan Pupuk Organik pada Padi Sawah

    277

    sapi 2 ton/ha dapat mensubtitusi pupuk Urea 25 kg/ha, SP-36 25 kg/ha dan 20 kg KCl/ha. Subtitusi hara dari jerami dan pukan tersebut diharapkan tidak menurunkan produksi tanaman padi. Berdasarkan hal diatas maka dirancang penelitian yang bertujuan untuk menguji asumsi tersebut dibandingkan dengan takaran rekomendasi pemupukan NPK spesifik lokasi.

    BAHAN DAN METODE

    Lokasi penelitian KP. Taman Bogo, Lampung dengan ordo tanah Ultisol. Ukuran petak 4 m x 5 m. Tanaman indikator padi varietas 64 dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm.

    Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok dengan tiga (3) ulangan. Perhitungan takaran pupuk berdasarkan status hara dan kebutuhan hara tanaman (Permentan N0.40.2007), sedangkan untuk perlakuan 5 sampai 8 perhitungan berdasar persentasi dari takaran pemupukan NPK spesifik lokasi dan takaran pukan sapi 2 t/ha. Perlakuan-perlakuan dalam percobaan adalah:

    1. Pupuk NPK takaran rekomendasi spesifik lokasi (Permentan No.40.2007) 2. Pupuk NPK takaran rekomendasi + 5 t jerami /ha (Permentan No.40.2007) 3. Pupuk NPK takaran rekomendasi + 2 t pukan sapi/ha (Permentan

    No.40.2007) 4. Pupuk NPK rekomendasi setempat (Urea 200 kg/ha, SP-36 150 kg/ha, KCl

    100 kg/ha) 5. Pupuk NPK takaran rekomendasi 50 % + pukan sapi 50% 6. Pupuk NPK takaran rekomendasi 40% + pukan sapi 60% 7. Pupuk NPK takaran rekomendasi 30% + pukan sapi 70% 8. Pupuk NPK takaran rekomendasi 20% + pukan sapi 80% 9. Kontrol ( tanpa pupuk)

    Status hara tanah Taman Bogo berdasarkan uji tanah berstatus hara P dan K sedang, sehingga takaran rekomendasi spesifik lokasi yaitu 75 kg/ha SP-36 dan 50 kg/ha KCl dan pupuk Urea 250 kg/ha. Pupuk Urea dan KCl diberikan displit 2 kali, setengah takaran pada saat tanam dan setengah takaran umur primordia. Parameter sifat kimia tanah yang diamati yaitu pH, C-organik, N-total (metode Kjeldahl) , basa dapat ditukar dan kapasitas tukar kation dengan ekstraksi NH4-asetat pH 7, kejenuhan basa dan P tersedia ekstrak Bray I. Parameter agronomis yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan dan bobot jerami dan gabah kering serta bobot 1000 butir.

  • W. Hartatik dan D. Setyorini

    278

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Kadar hara dalam kompos yang digunakan

    Pupuk organik yang digunakan untuk penelitian adalah pukan sapi dan jerami. Kandungan C- organik pukan sapi dan kompos jerami yaitu berturut-turut 7,53% dan 4,99% lebih rendah dari yang disyaratkan Permentan No. 02/Pert/HK.060/2/2006 tentang mutu pupuk organik yaitu kadar C-organik minimal 12%. Hal ini menunjukkan pupuk organik yang digunakan berkualitas rendah. Nilai C/N rasio untuk pukan sapi sebesar 35 hal ini menunjukkan bahwa pukan sapi belum matang, sedangkan kompos jerami cukup matang yang ditunjukkan dengan rasio C/N 12%. Kadar N-total, P, K dan Mg pukan sapi dan jerami umumnya rendah, kecuali kadar Ca relatif lebih tinggi (Tabel 1).

    Tabel 1. Kadar hara pupuk organik yang digunakan Pupuk organik N-total C- org C/N P K Ca Mg Kadar air

    ............................................ % ............................................... Pukan sapi 0,21 7,53 35 0,06 0,01 0,25 0,01 71,6 Kompos jerami 0,41 4,99 12 0,07 0,04 0,54 0,03 81,2

    Sifat kimia tanah

    Sifat kimia tanah diambil saat umur padi primordia disajikan pada Tabel 2. Setelah perlakuan pemupukan dan penanaman padi umur primordia berkisar 4,1 5,0. Aplikasi pupuk organik menyumbangkan asam-asam organik yang meningkatkan kemasaman tanah. Nilai pH antar perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata kecuali perlakuan pemupukan NPK takaran rekomendasi spesifik lokasi. Kadar C-organik dan N-total antar perlakuan tidak berbeda nyata. Kadar P-tersedia (ekstrak Bray I) berkisar 12,3 28,5 ppm, tergolong tinggi, hal ini menunjukkan bahwa perlakuan pemupukan dapat menyediakan hara P untuk tanaman padi. Perlakuan takaran pemupukan rekomendasi setempat (SP-36 150 kg/ha) dan 50% NPK takaran rekomendasi spesifik lokasi + 50% pukan sapi memberikan kadar P-tersedia lebih tinggi dari perlakuan lainnya. Kation dapat ditukar (Ca, Mg dan K) tergolong sangat rendah yang diikuti dengan rendahnya kejenuhan basa yang berkisar 24 45. Rendahnya kation dapat ditukar karena adanya serapan dari tanaman. Perlakuan jerami diharapkan dapat meningkatkan K dapat ditukar tanah, selain itu untuk meningkatkan Ca dan Mg tanah dapat dilakukan aplikasi dolomit. Pemberian jerami 5 t/ha dan pukan 2 t/ha tidak mampu meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK). Tidak terdapat perbedaan yang nyata

  • Validasi Rekomendasi Pemupukan NPK dan Pupuk Organik pada Padi Sawah

    279

    antar perlakuan terhadap nilai KTK tanah. Hal ini disebabkan pemberian pukan 2 t/ha dan jerami 5 t/ha hanya meningkatkan C-organik dari 0,78% menjadi 0,83% terjadi peningkatan 0,05%, sehingga peningkatan tersebut tidak dapat meningkatkan KTK tanah. Namun hasil penelitian Sri Adiningsih (1984) menunjukkan bahwa pemberian jerami setelah 4 musim tanam, dapat me-ningkatkan kadar C-organik, K-dapat ditukar, Mg-dapat ditukar, KTK, Si tersedia dan stabilitas agregat tanah.

    Tinggi tanaman dan jumlah anakan

    Perlakuan pupuk organik berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan padi sawah IR-64 (Tabel 3 dan 4). Tinggi tanaman padi umur 2 MST umumnya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan, kecuali perlakuan kontrol (tanpa pupuk). Tinggi tanaman padi pada umur 4, 6, 8 MST menunjukkan bahwa perlakuan NPK takaran rekomendasi spesifik lokasi dan yang dikombinasikan dengan jerami 5 t/ha nyata lebih tinggi dari NPK takaran rekomendasi setempat dan perlakuan lainnya. Perlakuan jerami berpengaruh nyata hal ini karena tanah kahat K dan adanya pemberian jerami akan meningkatkan ketersediaan K tanah untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Sedangkan tinggi tanaman saat panen menunjukkan bahwa antar perlakuan yang dicoba tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, kecuali pada perlakuan NPK 20% - pukan sapi 80%. Tinggi tanaman padi saat panen tertinggi sebesar 100,7 cm dicapai oleh perlakuan NPK takaran rekomendasi spesifik lokasi. Tinggi tanaman padi terendah sebesar 64,6 cm pada perlakuan NPK 20% - pukan sapi 80%. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman padi memerlukan hara N, P dan K dengan takaran yang sesuai dengan status hara tanah dan kebutuhan tanaman padi. Hasil penelitian pada tanah Vertisol Blitar menunjukkan bahwa kombinasi pemupukan NPK, jerami dan pukan kerbau 5 t/ha meningkatkan pertumbuhan tanaman dan bobot kering gabah (Suriadikarta et al., 2003).

    Perlakuan NPK takaran rekomendasi spesifik lokasi dan yang dikombinasikan dengan jerami 5 t/ha atau pupuk kandang sapi memberikan jumlah anakan 8 MST yang lebih banyak dari perlakuan NPK rekomendasi setempat, walaupun berdasarkan uji statistik tidak menunjukkan perbedaan nyata. Jumlah anakan padi pada saat panen berkurang karena ada anakan mati. Jumlah anakan padi terendah pada perlakuan kontrol.

  • W. Hartatik dan D. Setyorini

    280

    Tabel 2. Sifat kimia tanah diambil saat umur padi primordia

    Perlakuan pH H20 C-org N-total P-

    tersedia Ca Mg K KTK KB

    ......... % ........ ppm .................... c mol/kg ....................... % NPK takaran rekm spesifik lokasi 5,0 a* 0,82 a 0,06 a 13,1 b 3,04 a 0,47 bc 0,10 a 8,53 ab 24 a NPK takaran rekm+5 t jr/ha 4,3 b 0,83 a 0,06 a 15,8 b 1,98 ab 0,53 ab 0,12 a 8,64 ab 36 a NPK takaran rekm+ 2 t/ha pukan sapi 4,3 b 0,83 a 0,06 a 14,7 b 1,83 a 0,52 abc 0,13 a 8,52 ab 32 a NPK rekm setempat 4,2 b 0,89 a 0,07 a 28,5 a 1,59 ab 0,42 c 0,14 a 8,82 ab 27 a NPK 50%-pukan sapi 50% 4,2 b 0,85 a 0,07 a 27,0 a 1,28 b 0,42 c 0,14 a 10,69 a 19 a NPK 40% - pukan sapi 60% 4,1 b 0,83 a 0,07 a 18,1 b 2,06 ab 0,58 ab 0,05 a 8,99 ab 33 a NPK 30% - pukan sapi 70% 4,2 b 0,77 a 0,07 a 12,3 b 2,11 ab 0,57 ab 0,06 a 7,18 b 42 a NPK 20% - pukan sapi 80% 4,2 b 0,82 a 0,07 a 15,3 b 1,91 ab 0,58 a 0,05 a 8,86 ab 31 a Kontrol (tanpa pupuk) 4,2 b 0,78 a 0,07 a 13,7 b 2,06 ab 0,63 a 0,05 a 6,63 b 45 a

    *) Angka pada kolom yang sama, diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DMRT

    Tabel 3. Rataan tinggi tanaman padi IR-64 di Taman Bogo, Lampung Tinggi tanaman

    2 MST 4 MST 6 MST 8 MST Saat panen Perlakuan

    ------ cm ------ NPK takaran rekm spesifik lokasi 30,7a* 51,7 a 65,6 ab 82,9 a 100,7 a NPK takaran rekm+5 t jr/ha 30,9a 51,4 a 66,5 a 83,0 a 98,6 a NPK takaran rekm+ 2 t/ha pukan sapi 30,9a 49,1 b 62,9 bc 76,3 b 95,9 a NPK rekm setempat 30,4ab 47,8 bc 63,5 abc 77,4 b 98,0 a NPK 50%-pukan sapi 50% 30,0ab 47,3 c 59,9 c 74,3 b 95,6 a NPK 40% - pukan sapi 60% 30,3ab 46,8 c 62,1 bc 75,0 b 94,3 a NPK 30% - pukan sapi 70% 29,5bc 44,8 d 60.8 c 74,9 b 94,6 a NPK 20% - pukan sapi 80% 29,5bc 44,9 d 59,9 c 75,2 b 64,6 b Kontrol (tanpa pupuk) 28,7c 42,1 e 55,1 d 70,1 c 87,6 ab

    *) Angka pada kolom yang sama, diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DMRT

  • 281

    Tabel 4. Rataan jumlah anakan padi IR-64 di Taman Bogo Lampung Jumlah anakan Perlakuan 4 MST 8 MST Saat panen

    NPK takaran rekomendasi spesifik lokasi 17,0 ab * 13,6 a 13,3 a NPK takaran rekomendasi+5 t jerami/ha 17,8 a 13,6 a 12,8 ab NPK takaran rekomendasi+ 2 t/ha pukan sapi

    15,6 bcd 13,9 a 12,6 abc

    NPK rekomendasi setempat 16,1 abc 13,0 ab 11,5 abc NPK 50% - pukan sapi 50% 14,5 cd 12,7 ab 11,17 bc NPK 40% - pukan sapi 60% 14,7 cd 12,8 ab 11,9 abc NPK 30% - pukan sapi 70% 13,6 d 12,2 b 10,7 c NPK 20% - pukan sapi 80% 14,5 cd 11,9 b 10,6 c Kontrol (tanpa pupuk) 11,6 e 9,60 c 8,5 d

    *) Angka pada kolom yang sama, diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DMRT

    Bobot jerami dan gabah kering

    Bobot jerami, gabah kering dan gabah seribu butir disajikan pada Tabel 5. Perlakuan pemupukan berpengaruh nyata terhadap bobot jerami kering, gabah kering dan gabah 1000 butir padi sawah IR 64. Perlakuan NPK takaran rekomendasi spesifik lokasi memberikan bobot jerami kering tertinggi sebesar 2,66 t/ha yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan NPK takaran rekomendasi + 5 t jerami/ha dan NPK rekomendasi setempat.

    Perlakuan NPK takaran rekomendasi + 5 t jerami/ha meningkatkan bobot gabah kering secara nyata yaitu sebesar 4,14 t/ha, terjadi peningkatan bobot gabah kering sebesar 73% dibandingkan kontrol. Hampir 80% K yang diserap tanaman padi berada dalam jerami, oleh karena itu dianjurkan untuk mengembalikan jerami ke tanah sawah (Tan, 1993). Jerami dapat dikomposkan, sambil menunggu pengolahan tanah pertama dan diaplikasikan bersamaan dengan pengolahan tanah ke dua. Pembenaman jerami 5 t/ha/musim selama 4 musim pada tanah kahat K menunjukkan bahwa dapat meningkatkan produksi tanaman karena jerami dapat mensuplai hara K. Sumbangan hara jerami 5 t/ha setara dengan 170 kg K, 160 kg Mg, 200 kg Si dan 1,7 ton C-organik/ha. Aplikasi jerami juga dapat memperbaiki sifat fisika tanah yaitu melalui peningkatan stabilitas agregat tanah, memperbaiki struktur tanah sawah yang memadat akibat penggenangan dan pelumpuran terus menerus. Tanah menjadi lebih mudah diolah dan sangat baik bagi pertumbuhan akar tanaman palawija yang ditanam setelah padi. (Sri Adiningsih, 1984).

  • W. Hartatik dan D. Setyorini

    282

    Bobot gabah seribu butir sejalan dengan bobot gabah kering, perlakuan NPK takaran rekomendasi + 5 t jerami/ha memberikan bobot gabah seribu butir paling tinggi yaitu sebesar 26,13 g. Penggantian sebagian pupuk NPK dengan pukan sapi takaran 2 t/ha dalam proporsi 50-80% memberikan bobot gabah kering yang lebih rendah. Hasil-hasil penelitian aplikasi pupuk kandang pada lahan sawah yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk organik dalam kisaran 2-20% (Hartatik dan Widowati, 2006). Pupuk kandang selain mengandung hara-hara yang dibutuhkan oleh tanaman juga mengandung asam-asam humat, fulvat, hormon tumbuh dan lain-lain yang bersifat memacu pertumbuhan tanaman sehingga serapan hara oleh tanaman meningkat (Tan, 1993).

    Tabel 5. Bobot jerami, gabah kering dan gabah 1000 butir padi IR-64 di Taman Bogo Lampung

    Bobot Jerami

    Bobot Gabah kering

    Bobot Gabah 1000 butir Perlakuan

    ... t/ha .. . g .. NPK takaran rekomendasi spesifik lokasi 2,66 a* 3,96 ab 25,87 a NPK takaran rekomendasi+ 5 t jerami/ha 2,53 ab 4,14 a 26,13 a NPK takaran rekomendasi+ 2 t/ha pukan sapi

    2,45 b 3,86 abc 26,07 a

    NPK rekomendasi setempat 2,50 ab 4,03 ab 26,07 a NPK 50% - pukan sapi 50% 2,03 d 3,72 bc 25,67 ab NPK 40% - pukan sapi 60% 2,24 c 3,56 c 25,27 bc NPK 30% - pukan sapi 70% 2,15 cd 3,19 d 25,33 bc NPK 20% - pukan sapi 80% 1,81 e 2,55 e 25,13 c Kontrol (tanpa pupuk) 1,55 f 2,39 e 24,93 c

    *) Angka pada kolom yang sama, diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DMRT

    KESIMPULAN

    Pemupukan NPK takaran rekomendasi spesifik lokasi tidak berbeda nyata dengan pemupukan NPK takaran rekomendasi yang dikombinasikan dengan jerami 5 t/ha dan pupuk kandang sapi 2 t/ha. Perlakuan NPK takaran rekomendasi + 5 t jerami/ha meningkatkan bobot gabah kering secara nyata yaitu sebesar 4,14 t/ha, terjadi peningkatan bobot gabah kering sebesar 73% dibandingkan kontrol. Penggantian sebagian pupuk NPK dengan pukan sapi takaran 2 t/ha dalam proporsi 50 sampai 80% memberikan bobot gabah kering yang lebih rendah. Sifat kimia tanah umumnya tidak berbeda nyata antar perlakuan. Untuk mendapatkan hasil validasi yang mantap, perlu dilakukan validasi di beberapa lokasi yang berbeda.

  • Validasi Rekomendasi Pemupukan NPK dan Pupuk Organik pada Padi Sawah

    283

    DAFTAR PUSTAKA

    Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Rekomendasi Pemupukan N, P, dan K pada Padi Sawah Spesifik Lokasi. Peraturan Menteri Pertanian N0. 40, 11 April 2007.

    Hartatik dan L.R. Widowati. 2006. Pupuk Kandang. Buku Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

    Sri Adiningsih, J. 1984. Pengaruh Beberapa Faktor Terhadap Penyediaan Kalium Tanah Sawah Daerah Sukabumi dan Bogor. Disertasi Doktor. Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

    Sri Adiningsih, J. 1992. Peranan Efisiensi Penggunaan pupuk untuk Melestarikan Swasembada Pangan. Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti Utama. Badan Litbang.

    Suriadikarta, D.A., W. Hartatik, dan G. Syamsidi. 2003. Penerapan pengelolaan hara terpadu pada lahan sawah irigasi. Prosiding Seminar Nasional PERHIMPI. Biotrop, 9-10 September 2003.

    Tan, K.H. 1993. Environmental Soil Science. Marcel Dekker, Inc. New York.

    Tisdale, S.L, W.L. Nelson and J.D.Beaton. 1985. Soil Fertility and Fertilizers. 4th ed. The Macmillan Publ. Co.New York. 694 p.