Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1054/1/172103703 IBNU AFAN 1-3.pdf · Lampiran 3 :...

62
ANALISIS BEBAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SEKRETARIAT DINAS PEKERJAAN UMUM PERUMAHAN DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI DIY (STUDI KASUS JABATAN FUNGSIONAL UMUM) Tesis Diajukan oleh: IBNU AFAN NIM. 172103703 Kepada MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA 2019 STIE Widya Wiwaha Jangan Plagiat

Transcript of Widya Wiwaha Jangan Plagiateprint.stieww.ac.id/1054/1/172103703 IBNU AFAN 1-3.pdf · Lampiran 3 :...

  • ANALISIS BEBAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SEKRETARIAT DINAS PEKERJAAN UMUM

    PERUMAHAN DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI DIY

    (STUDI KASUS JABATAN FUNGSIONAL UMUM)

    Tesis

    Diajukan oleh:

    IBNU AFAN NIM. 172103703

    Kepada

    MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

    2019

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  •   

    ANALISIS BEBAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SEKRETARIAT DINAS PEKERJAAN UMUM

    PERUMAHAN DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI DIY

    (STUDI KASUS JABATAN FUNGSIONAL UMUM)

    Tesis

    untuk memenuhi sebagian persyaratan

    mencapai derajat Sarjana S-2

    Program Studi Magister Manajemen

    Diajukan oleh:

    IBNU AFAN NIM. 172103703

    Kepada

    MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

    2019

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • ii  

    TESIS

    ANALISIS BEBAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SEKRETARIAT DINAS PEKERJAAN UMUM PERUMAHAN DAN ENERGI

    SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI DIY (STUDI KASUS JABATAN FUNGSIONAL UMUM)

    Oleh:

    IBNU AFAN NIM : 172103703

    Tesis ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji

    Pada tanggal : ............................ 2019

    Dosen Penguji I

    Prof. ........................................

    Dosen Pembimbing I

    I wayan Nuka Lantara, Ph.D.

    Dosen Penguji II/Dosen Pembimbing II

    Drs. Muhammad Mathori, M.Si.

    dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan

    untuk memperoleh gelar Magister

    Yogyakarta, ...................... 2019

    Mengetahui,

    PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

    DIREKTUR

    Prof. Dr. John Suprihanto

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • iii  

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan

    untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan

    saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang

    lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Yogyakarta, .................... 2019

    IBNU AFAN

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  •  

    iv  

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum wr. wb,

    Puji syukur, senantiasa Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat

    menyelesaikan penyusunan tesis dengan judul ” ANALISIS BEBAN KERJA

    PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SEKRETARIAT DINAS PEKERJAAN

    UMUM PERUMAHAN DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI

    DIY (STUDI KASUS JABATAN FUNGSIONAL UMUM)” sebagai salah satu

    persyaratan untuk memperoleh gelar Magister pada STIE WIDYA WIWAHA

    Yogyakarta.

    Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis

    sampaikan kepada :

    1. Orang tua dan keluarga yang selalu hadir untuk mendukung;

    2. Istriku Henggi Nuriris yang selalu mendo’kan dan mendukung, serta anak-anakku

    Hasna Nur Fajri, Faris Ahmad Asyraf dan Wildan Ahmad Kamal yang memberi

    semangat dalam penyelesaian tesis ini;

    3. Bapak Drs. John Suprihanto, MIM. selaku Direktur Program Magister Manajemen

    STIE Widya Wiwaha Yogyakarta;

    4. Bapak I Wayan Nuka Lantara, SE, M.Si, Ph.D. dan Bapak Drs. Muhammad

    Mathori, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan

    pemikiran serta kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan arahan langsung

    kepada kami dalam penulisan tesis ini;

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  •  

    v  

    5. Bapak dan Ibu segenap dosen, pejabat struktural dan staf di lingkungan STIE

    WIDYA WIWAHA Yogyakarta yang telah membantu baik secara langsung

    maupun tidak langsung terhadap penyelesaian tesis ini;

    6. Rekan-rekan Program Magister Manajemen STIE WIDYA WIWAHA Yogyakarta

    yang telah membantu dan memberikan dorongan dan semangat agar tesis ini

    berjalan dengan lancar;

    7. Bapak dan Ibu segenap pegawai di lingkungan Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum,

    Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi DIY, yang telah membantu

    dan mendukung serta memberikan dorongan semangat untuk selesainya tesis ini;

    8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan

    bantuan dan motivasi untuk penyelesaian tesis ini.

    Semoga amal baik demi tujuan ilmu yang bermanfaat menjadikan amal jariyah

    kita sekalian dan bermanfaat bagi yang membutuhkan.

    Demikian, tiada sesuatu yang sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik

    Allah SWT.

    Wassalamu’alaikum wr. wb.

    Yogyakarta, 2019.

    Penulis

    Ibnu Afan

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • vi  

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ………………………………………………………...

    LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................

    PERNYATAAN KEASLIAN ..........................................................................

    KATA PENGANTAR ......................................................................................

    DAFTAR ISI ....................................................................................................

    DAFTAR TABEL ……………………………..…….......………………….

    DAFTAR GAMBAR …...……………………………………….…………..

    DAFTAR LAMPIRAN ………………………….…………………………..

    INTISARI.........………………………………….……………………………

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah...........………………………………………

    B. Perumusan Masalah ……………………………………...………….

    C. Pertanyaan Penelitian ………………………………....……………

    D. Tujuan Penelitian ………………………………...……………....…..

    E. Manfaat Penelitian …………………………………….……………

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia …….....……………

    2. Definisi Pegawai Negeri............................................................….

    3. Pengertian Beban Kerja..................................................................

    4. Dimensi Beban Kerja......................................................................

    5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja............................

    6. Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja.....................................

    a. Analisis Jabatan........................................................................

    b. Analisis Beban Kerja.................................................................

    7. Proses Perhitungan Beban Kerja dan Jumlah Kebutuhan

    Pegawai......................................................................................

    i

    ii

    iii

    iv

    vi

    viii

    x

    xi

    xii

    1

    9

    9

    10

    10

    11

    14

    19

    21

    22

    23

    23

    26

    27

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • vii  

    a. Teknik Analisis Beban Kerja....................................................

    b. Full Time Equivalent (FTE)..................................................

    B. Penelitian Terdahulu ...........................................................................

    C. Kerangka Berfikir Penelitian................................................................

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian..................................................................................

    B. Definisi Operasional .............................................................................

    C. Populasi dan Sampel.............................................................................

    D. Instrumen Penelitian.............................................................................

    E. Pengumpulan Data................................................................................

    F. Metode Analisis Data............................................................................

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Profil Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya

    Mineral Provinsi DIY.............................................................................

    B. Visi dan Misi Dinas Pekejaan Umum Perumahan dan Energi Sumber

    Daya Mineral Provinsi DIY..................................................................

    C. Analisis Data Kualitatif.........................................................................

    D. Analisis Hasil Penelitian.......................................................................

    BAB V PENUTUP

    A. Simpulan …………………………..........…….…………………….

    B. Saran ……………………………………......……………………….

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR LAMPIRAN

    27

    29

    32

    34

    37

    38

    40

    41

    41

    42

    46

    50

    53

    102

    109

    109

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • viii  

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1.1

    Tabel 1.2

    Tabel 4.1

    Tabel 4.2

    Tabel 4.3

    Tabel 4.4

    Tabel 4.5

    Tabel 4.6

    Tabel 4.7

    Tabel 4.8

    Tabel 4.9

    Tabel 4.10

    Tabel 4.11

    Tabel 4.12

    Tabel 4.13

    Tabel 4.14

    Tabel 4.15

    Tabel 4.16

    Jumlah Pegawai Sekretariat Dinas PUP-ESDM DIY Berdasarkan

    Jabatan Struktural Per 31 Desember 2018............................................

    Jumlah Pegawai Sekretariat Dinas PUP-ESDM DIY Berdasarkan

    Pangkat /Golongan Per 31 Desember 2018..........................................

    Gambaran Umum Sumber Daya Manusia Jabatan Fungsional Umum

    Sekretariat DPUP-ESDM DIY...............................................................

    Sub Bagian Umum.................................................................................

    Sub Bagian Keuangan............................................................................

    Sub Bagian Program dan Informasi.......................................................

    Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.................................................

    Responden Berdasarkan Usia.................................................................

    Responden Berdasarkan Pangkat/Golongan..........................................

    Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.........................................

    JFU Pengadministrasian Umum.............................................................

    JFU Pengelola Administrasi Kepegawaian............................................

    JFU Pengelola Pengelola Milik Negara.................................................

    JFU Pranata Kearsipan...........................................................................

    JFU Tekniksi Sarana dan Prasarana.......................................................

    JFU Tekniksi Pengemudi.......................................................................

    JFU Pengelola Akuntansi.......................................................................

    JFU Pengadminitrasian Keuangan.........................................................

    6

    7

    54

    57

    58

    59

    59

    60

    60

    61

    79

    81

    83

    85

    85

    87

    89

    90

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • ix  

    Tabel 4.17

    Tabel 4.18

    Tabel 4.19

    Tabel 4.20

    Tabel 4.21

    Tabel 4.22

    Tabel 4.23

    Tabel 4.24

    Tabel 4.25

    JFU Bendahara...............................................................................

    JFU Pengelola Gaji.................................................................................

    JFU Verifikator..............................................................................

    JFU Pengelola Sistem dan Jaringan.......................................................

    JFU Pengelola Sistem dan Jaringan.......................................................

    Beban Kerja Jabatan Fungsional Umum pada Sub Bagian Umum........

    Beban Kerja Jabatan Fungsional Umum pada Sub bagian Keuangan....

    Beban Kerja Jabatan Fungsional Umum pada Sub bagian Program

    dan Penganggaran .................................................................................

    Rekapitulasi Hasil Analisis Beban Kerja Menggunakan Metode Full

    Time Equivalent (FTE)..........................................................................

    92

    94

    96

    97

    100

    103

    104

    105

    108

    .

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • x  

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1

    Gambar 4.1

    Kerangka Berfikir Penelitian....................................................

    Struktur Organisasi DPUP-ESDM DIY...................................

    36

    48

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • xi  

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Daftar Formulir Analisis Beban Kerja

    Lampiran 2 : Petunjuk Pengisian Analisis Beban Kerja

    Lampiran 3 : Analisis Perhitungan Beban Kerja Jabatan Administrasi Umum

    Lampiran 4 : Analisis Perhitungan Beban Kerja Jabatan Administrasi

    Kepegawaian

    Lampiran 5 : Analisis Perhitungan Beban Kerja Jabatan Pengelola Barang

    Milik Negara

    Lampiran 6 : Analisis Perhitungan Beban Kerja Jabatan Pranata Kearsipan

    Lampiran 7 : Analisis Perhitungan Beban Kerja Jabatan Teknisi Sarana dan

    Prasarana

    Lampiran 8 : Analisis Perhitungan Beban Kerja Jabatan Pengemudi

    Lampiran 9 : Analisis Perhitungan Beban Kerja Jabatan Pengelola

    Akuntansi

    Lampiran 10 : Analisis Perhitungan Beban Kerja Jabatan Administrasi

    Keuangan

    Lampiran 11 : Analisis Perhitungan Beban Kerja Jabatan Bendahara

    Lampiran 12 : Analisis Perhitungan Beban Kerja Jabatan Pengelola Gaji

    Lampiran 13 : Analisis Perhitungan Beban Kerja Jabatan Verifikasi Data dan

    Laporan Keuangan

    Lampiran 14 : Analisis Perhitungan Beban Kerja Jabatan Pengelola Sistem

    dan jaringan

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • xii  

    Lampiran 15 : Analisis Perhitungan Beban Kerja Jabatan Penyusunan

    Program dan Anggaran

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • xii  

    INTISARI

    ANALISIS BEBAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SEKRETARIAT DINAS PEKERJAAN UMUM PERUMAHAN DAN ENERGI

    SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI DIY (STUDI KASUS JABATAN FUNGSIONAL UMUM)

    Ibnu Afan [email protected]

    Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha

    Penelitian pada masalah beban kerja Pegawai Negeri Sipil ini berdasarkan pada jumlah pegawai Negeri Sipil yang melebihi jumlah jabatan fungsional umum (JFU) pada Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi DIY, yaitu 13 jabatan fungsional umum dan dengan jumlah pegawai 29 Pegawai Negeri Sipil. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui kesesuaian anatara beban kerja terhadap tugas jabatan yang ada, serta untuk mengetahui kebutuhan Pegawai Negeri Sipil yang dibutuhkan untuk menangani 13 jabatan fungsional umum yang telah ditetepkan. Penelitian ini menggunakn desain penelitian diskriptif kualitatif, dengan menggunakan metode Full Time Equivalent (FTE). Metode ini membandingkan antara jumlah waktu penyelaian tugas dikalikan dengan beban kerja dibandingkan dengan jumlah waktu kerja efektif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terjadi ketidak sesuain antara beban kerja terhadap tugas jabatan serta terjadi kekurangan pegawai pada jabatan fungsional umum Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi DIY. Hal ini ditunjukkan dengan beban kerja normal pada jabatan fungsional umum sebayak 13 pegawai atau 45% dari jumlah normal 100% namun masih ada jabatan fungsional umum yang beban kerjanya underload sebanyak 9 pegawai atau 31% dari jumlah normal dan 7 pegawai overload atau 21% dari jumlah normal. Sedangkan jumlah pegawai untuk menangani 13 jabatan fungsional umum sebanyak 29 Pegawai Negeri Sipil, maka sesuai hasil analisis tersebut untuk perencanaan kegawaian kedepanya perlu mengoptimalkan kinerja pegawai dapat dilakukan dengan merubah komposisi jumlah tenaga kerja dengan ditambah 4 Pegawai Negeri Sipil menjadi 33 Pegawai Negeri Sipil. 

    Kata kunci : Analisis, Metode, Beban kerja,Pegawai        

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • xiii  

    ABSTRACT

    WORKLOAD ANALYSIS OF CIVIL SERVANTS IN SECRETARIAT OF HOUSING AND ENERGY GENERAL RESOURCES,

    MINERAL RESOURCES, DIY PROVINCE (CASE STUDY OF GENERAL FUNCTIONAL POSITION)

    Ibnu Afan

    [email protected] Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha

    This research on the workload problem of Civil Servants is based on the number of Civil Servants who exceeds the number of public functional positions (JFU) at the Secretariat of the Office of Public Works, Housing and Energy of Mineral Resources of DIY Province, namely 13 general functional positions and with 29 employees Civil Affairs.

    The purpose of this study was to determine the suitability between workloads for existing job assignments and to find out the needs of Civil Servants needed to handle 13 general functional positions that have been established. This study uses a descriptive qualitative research design, using the Full-Time Equivalent (FTE) method. This method compares the amount of time the task is multiplied by the workload compared with the amount of effective work time.

    The results of this study indicate that there is a mismatch between workload on office duties and a shortage of employees in the general functional position of the Secretariat of the Office of Public Works, Housing and Energy of Mineral Resources of DIY Province. This is indicated by the normal workload in general functional positions as much as 13 employees or 45% of the normal amount of 100% but there are still general functional positions where the workload is underloaded by 9 employees or 31% of the normal amount and 7 employees are overloaded or 21% of the total normal. While the number of employees to handle 13 general functional positions is 29 Civil Servants, according to the results of the analysis for future staffing planning, it is necessary to optimize employee performance by changing the composition of the workforce by adding 4 Civil Servants to 33 Civil Servants.

    Keywords: Analysis, Methods, Workload, Employees

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 1  

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam

    alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

    1945 (UUD 1945), diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik,

    bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan

    pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat

    persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Tujuan

    Nasional seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi

    segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

    kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan

    ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan

    sosial.

    Undang-Undang (UU) No 43 tahun 1999 tentang perubahan atas UU No 8

    Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian mengamanatkan bahwa setiap

    organisasi pemerintah pusat maupun daerah dituntut untuk memiliki Sumber Daya

    Manusia Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memenuhi persyaratan baik kualitas

    maupun kuantitas, sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsi secara

    profesional. Kualitas Sumber Daya Manusia PNS yang antara lain ditentukan oleh

    rekrutmen yang merupakan proses aktivitas mencari dan menentukan Sumber Daya

    Manusia PNS yang memiliki pengetahuan (Knowledge), Keterampilan (Skill) dan

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 2  

    Sikap (Attitude) yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Maka

    peran sumber daya manusia sangat penting karena sebagai penggerak utama dalam

    membantu mencapai visi, misi dan tujuan serta strateginya. Sumber daya manusia

    merupakan aset yang harus dipergunakan sebaik-baiknya agar setiap pekerjaan

    yang dihasilkan memenuhi apa yang ditargetkan oleh organisasi. Berdasarkan

    output atau hasil kerja yang mampu dihasilkan setiap karyawan dapat diketahui

    berapa jumlah karyawan yang sesungguhnya diperlukan oleh organisasi untuk

    mencapai target. Hal tersebut dapat dilakukan melalui suatu pengukuran beban

    kerja, sehingga karyawan dapat bekerja secara optimal.

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 tahun 2008 tentang pedoman

    analisis beban kerja di lingkungan Departemen Dalam negeri mengemukakan

    “Analisis Beban Kerja adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara

    sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi

    kerja organisasi berdasarkan volume kerja”. Sedangakan beban kerja adalah

    besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan

    merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. Sedarmayanti (2010),

    mengemukakan “manfaat analisis beban kerja dan tenaga kerja adalah untuk

    menetapkan bilangan atau jumlah karyawan yang diperluakan dalam pelaksanaan

    sejumlah pekerjaan tertentu selama waktu tertentu”.

    Pertama kalinya regulasi yang mengatur tentang jam kerja PNS adalah

    Keputusan Presiden Nomor 58 Tahun 1964 yang berlaku untuk 6 (enam) hari kerja

    dalam 1 (satu) minggu, dan Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 untuk 5 hari

    kerja, telah ditentukan jam kerja instansi pemerintah, yakni 37 jam 30 menit per

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 3  

    minggu, baik untuk yang 5 (lima) hari kerja ataupun yang 6 (enam) hari kerja sesuai

    dengan yang ditetapkan Kepala Daerah masing-masing. Selanjutnya dikeluarkan

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008 tentang analisis beban

    kerja tentang Pedoman analisis beban kerja di lingkungan Departemen Dalam

    Negeri dan Pemerintah Daerah, dimana Permendagri ini dimaksudkan untuk

    mengukur dan menghitung beban kerja setiap jabatan/unit kerja sehingga dapat

    diperoleh informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja organisasi, serta

    mempunyai tujuan untuk meningkatkan kapasitas organisasi yang profesional,

    transparan, proporsional dan rasional dalam rangka mewujudkan kepemerintahan

    yang baik (Good Governance). Dimana hasil analisis beban kerja juga dapat

    dijadikan tolak ukur untuk meningkatkan produktifitas kerja serta langkah-langkah

    lainnya dalam rangka meningkatkan pembinaan, penyempurnaan dan

    pendayagunaan aparatur negara baik dari segi kelembagaan, ketatalaksanaan

    maupun kepegawaian. Dengan demikian pedoman analisis beban kerja ini

    merupakan salah satu instrumen dalam rangka peningkatan kapasitas organisasi,

    dan agar instrumen ini dapat dipergunakan untuk penataan organisasi/kelembagaan

    dan kepegawaian maka harus didukung oleh kesepakatan dan komitmen .

    Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

    KEP/75/M.PAN/7/2004, tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai

    Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negri

    Sipil, menyatakan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan

    efisien, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dituntut untuk bekerja secara professional.

    Dalam kaitannya dengan perencanaan formasi PNS, ketentuan Undang-undang

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 4  

    nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian sebagaimana telah diubah

    dalam Undang-undang nomor 43 tahun 1999 menyebutkan yaitu:

    1. Pasal 1 ayat 1 : “ Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga Negara Republik

    Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat

    yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi

    tugas Negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan

    yang berlaku.

    2. Pasal 15 ayat 1: “ Jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang

    diperlukan ditetapkan dalam formasi”. Sedangkan dalam ayat 2: “ Formasi

    sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan untuk jangka waktu tertentu

    berdasarkan jenis, sifat, dan beban kerja yang harus dilaksanakan”.

    3. Pasal 17 ayat 1: “ pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan dan pangkat

    tertentu”.

    Ketiga pasal diatas mengamanatkan bahwa seorang PNS adalah:

    a. Seseorang yang duduk dalam suatu jabatan;

    b. Dibutuhkan karena adanya beban kerja organisasi;

    c. Ditempatkan dan dikembangkan untuk melakukan tugas sebagaimana yang

    uraian tugas jabatan;

    d. Didayagunakan untuk memperoleh hasil kerja sebagaimana yang ditargetkan

    oleh jabatan tersebut.

    Oleh karena itu, perencanaan formasi harus didasarkan pada hasil perhitungan

    beban kerja organisasi sehingga formasi pegawai yang telah disusun dapat

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 5  

    memenuhi kebutuhan organisasi untuk pelaksanaan tugas organisasi dalam

    mendukung pencapaian visi dan misinya.

    Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral DIY sesuai

    dengan tugas dan fungsi harus menyusun Renstra yang memuat tujuan, sasaran,

    program dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan urusan

    pemerintahan wajib dan atau urusan pemerintahan pilihan. Pelaksanaan Urusan

    Pemerintahan bidang Pekerjaan Umum dan bidang Perumahan dan Permukiman

    merupakan urusan wajib. Pemerintah Daerah terkait Pelayanan Dasar yaitu

    melaksanakan ketugasan penyediaan infrastruktur dasar (basic infrastructure)

    yang terdiri dari pelayanan di Sub Urusan Sumber Daya Air, Sub Urusan Jalan,

    Sub Urusan Keciptakaryaan serta Sub Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan

    Permukiman. Penyediaan infrastruktur dasar bagi seluruh lapisan masyarakat DIY

    tersebut diselenggarakan dalam rangka peningkatan ekonomi lokal,

    pemberdayaan masyarakat, peningkatan layanan masyarakat dan kelestarian

    lingkungan. Sedangkan urusan pilihan pemerintah daerah yang dikelola oleh

    Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral Daerah Istimewa

    Yogyakarta adalah Sub Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral yang ditujukan

    untuk membangun keamanan energi, keadilan energi, peningkatan akses energi

    masyarakat serta keberlanjutan lingkungan.

    Pada tahun Anggaran 2018 Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan

    Energi Sumber Daya Mineral mempunyai 173 pegawai yang ada di Sekretariat 33

    Pegawai, Bidang Bina Marga 62 pegawai, Bidang Cipta Karya 20 pegawai,

    Bidang Sumber Daya Air 23 pegawai, Bidang Perumahan 11 pegawai, Bidang

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 6  

    No Jenis Jabatan Jumlah (orang) 1 Jabatan Struktural :

    a. Eselon IIa -

    b. Eselon IIIa 1

    c. Eselon IVa 3

    2 Jabatan Fungsional Umum 29

    3 CPNS -

    4 Jabatan Fungsional Tertentu -

    JUMLAH 33

    Energi Sumber Daya Mineral 24 pegawai dengan mengelola dana APBD dan

    Dana Istimewa (DAIS) yang terdiri dari11 Program dan 44 Kegiatan. Penulis

    hanya menganalisa beban kerja pada Jabatan Fungsional Umum Sekretariat Dinas

    Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral DIY, yang terdiri

    dari 3 Bagian ; 1. Subbag Umum, 2. Subbag Keuangan, 3. Subbag Program dan

    Informasi, yang mengelola administrasi dan pelaporan seluruh kegiatan dan

    Program di DPUP-ESDM DIY

    Tabel 1.1 Jumlah Pegawai Sekretariat Dinas PUP-ESDM DIY

    Berdasarkan Jabatan Struktural

    Per 31 Desember 2018

    Sumberdata:DaftarNominatifPNSDPUP‐ESDMDIYTH.2018

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 7  

    No Pangkat / Golongan Jumlah (orang) 1 Pembina Utama Muda/IVd - 2 Pembina Tingakt I/IVb 1 3 Pembina/IVa 2 4 Penata Tingkat I/IIId 1 5 Penata/IIIc 1 6 Penata Muda Tingkat I/III b 13 7 Penata Muda/IIIa 5 8 Pengatur Tingkat I/IId 3 9 Pengatur/IIc 6 10 Pengatur Muda Tingkat I/IIb - 11 Pengatur Muda/IIa 1 12 Juru Tingkat I/Id - 13 Juru/Ic - 14 Juru Muda Tk I/Ib - 15 Juru Muda/Ia -

    JUMLAH 33

    Tabel 1.2 Jumlah Pegawai Sekretariat Dinas PUP-ESDM DIY

    Berdasarkan Pangkat / Golongan

    Per 31 Desember 2018

    Sumberdata:DaftarNominatifPNSDPUP‐ESDMDIYTH.2018

    Dari data diatas terdapat jabatan fungsional umum sejumlah 29 orang

    Pegawai Negeri Sipil pada Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan

    Energi Sumber Daya Mineral Provinsi DIY. Mengacu pada Peraturan Bersama

    Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,

    Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nomor 02/SPB/MPAN-

    RB/8/2012, tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri

    Sipil, penataan pegawai dengan penyusunan Analisis Jabatan (ANJAB), Analisis

    Beban Kerja (ABK) dan Evaluasi Jabatan (EVJAB) terlebih dahulu.

    Perencanaan karyawan yang baik adalah hal penting untuk dilakukan yaitu

    meliputi analisis pekerjaan dan analisis beban kerja secara keseluruhan. Menurut

    Moekijat (2015), analisis beban kerja merupakan metode yang biasa digunakan

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 8  

    untuk menentukan jumlah dan kuantitas karyawan yang diperlukan. Beban kerja

    yang didistribusikan secara tidak merata dapat mengakibatkan ketidaknyamanan

    suasana kerja karena karyawan merasa beban kerja yang dilakukannya terlalu

    berlebihan atau bahkan kekurangan.

    Menurut L. Hardi Pranoto (2015) menyatakan analisis beban kerja adalah

    metode untuk menghitung beban kerja sehingga bisa dihitung jumlah pegawai

    yang dibutuhkan untuk menyelesaikan beban kerja dari tugas yang diberikan.

    Satuan yang dipakai menghitung kebutuhan pegawai untuk menyelesaikan suatu

    pekerjaan sering disebut degan Full Time Equivalent (FTE).

    Analisis beban kerja dapat menghasilkan norma waktu penyelesaian

    pekerjaan, tingkat efisiensi kerja, standar beban kerja dan prestasi kerja,

    menyusun formasi pegawai, serta penyempurnaan sistem prosedur kerja dan

    manajemen lainnya. Maka hasil dari analisis beban kerja juga dapat dijadikan

    tolak ukur untuk meningkatkan produktifitas kerja serta langkah-langkah dalam

    rangka meningkatkan pembinaan, penyempurnaan dan pendayagunan aparatur

    Negara baik dari segi kelembagaan, ketatalaksanaan maupun kepegawaian.

    Pada Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber

    Daya Mineral Provinsi DIY. (DPUP-ESDM DIY), tahun 2018 terdapat 33

    Pegawai Negeri Sipil yang terdiri dari 4 Pegawai struktural dan 29 pegawai

    fungsional umum, melihat kondisi pada saat ini 13 jabatan fungsional umum yang

    diisi oleh 29 Pegawai Negeri Sipil, sehingga satu jabatan diisi oleh satu pegawai

    dan ada beberapa jabatan yang diisi oleh lebih dari satu pegawai, kondisi demikian

    diperkirakan akan adanya kelebihan beban kerja pada jabatan yang diisi oleh satu

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 9  

    pegawai, dan kekurangan beban kerja pada jabatan yang diisi oleh lebih dari satu

    pegawai, atau pada jabatan yang diisi satu pegawai dan diisi lebih dari satu

    pegawai namun beban kerja masih sesuai dengan tugas jabatannya.

    Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, pada penelitian ini kami ingin

    menganalisis Beban Kerja Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Dinas Pekerjaan

    Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi DIY (Studi Kasus

    Jabatan Fungsional Umum).

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan data diatas bahwa ada 13 jabatan fungsional umum pada

    Sekretariat Dinas Pekejaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral

    Provinsi DIY, diketahui terdapat keterbatasan jumlah pegawai untuk untuk dapat

    mengisi jabatan fungsional umum. Oleh karena itu, pengukuran beban kerja perlu

    dilakukan untuk mengetahui apakah jabatan fungsional umum sudah sesuai

    dengan jabatannya.

    C. Pertanyaan Penelitian

    Dari rumusan masalah diatas, maka dapat diungkap pertanyaan yang akan

    dipecahkan dalam penelitian ini, yaitu:

    1. Apakah beban kerja Pegawai Negeri Sipil di jabatan fungsional umum

    Sekretariat DPUP-ESDM DIY sudah sesuai dengan standar jabatannya?

    2. Berapakah kebutuhan Pegawai Negeri Sipil yang ideal untuk menangani tiga

    belas jabatan fungsional umum Sekretariat DPUP-ESDM DIY?

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 10  

    D. Tujuan Penelitian

    Tujuan Penelitian adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui apakah beban kerja Pegawai Negeri Sipil Sekretariat

    DPUP-ESDM DIY telah sesuai dengan tugas standar jabatannya.

    2. Mengetahui jumlah kebutuhan Pegawai Negeri Sipil Sekretariat DPUP-

    ESDM DIY yang ideal pada jabatan yang telah ditetapkan.

    E. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian ini diharapkan menjadi salah satu upaya untuk

    peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dalam rangka mengatasi masalah

    beban kerja pada Jabatan Fungsional Umum di Sekretariat Dinas Pekerjaan

    Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi DIY adalah:

    1. Manfaat Teoritis

    a. Sebagai tambahan referensi dan pengembangan studi dan ilmu

    pengetahuan di bidang sumber daya manusia.

    b. Secara Praktis memperkaya khasanah pengetahuan teoritis terutama dalam

    dunia akademis khususnya ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia,

    terutama yang berkaitan dengan analisis beban kerja.

    2. Manfaat praktis

    a. Memberikan informasi dan referensi terkait dengan analisis beban kerja

    kepada pembaca serta semua pihak khususnya bagi instansi pemerintah.

    b. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi bahan pustaka dan

    referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 11  

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia

    Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan peranan yang

    penting dalam memperdayakan, mengembangan, dan mempertahankan

    karyawan dalam perusahaan agar dapat memberikan kontribusi dengan

    maksimal guna mencapai tujuan perusahaan yang berdasarkan keahlian,

    pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki.

    Menurut Wahyudi (2002) sumber daya manusia adalah manajemen

    Sumber Daya Manusia diartikan sebagai ilmu dan seni atau proses

    memperoleh, memajukan atau mengembangkan dan memelihara sumber daya

    manusia yang tercapai dengan efesien dan ada kepuasan pada diri pribadi yang

    bersangkutan.

    Menurut Rivai dan Sagala (2009) Manajemen sumber daya manusia

    (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi

    segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.

    Proses ini terdapat dalam fungsi/bidang produksi, pemasaran, keuangan,

    maupun kepegawaian. Karena sumber daya manusia (SDM) dianggap semakin

    penting perannya dalam pencapaian tujuan perusahaan, maka berbagai

    pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang SDM dikumpulkan secara

    sistematis dalam apa yang disebut manajemen sumber daya manusia. Istilah

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 12  

    “manajemen” mempunyai arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang

    bagaimana seharusnya mengelola sumber daya manusia.

    Menurut Hasibuan (2016:21) fungsi Manajemen Sumber Daya

    Manusia, meliputi:

    1. Fungsi Manajerial

    a. Perencanaan (planning)

    Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif dan

    efesien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu

    terwujudnya suatu tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan

    program kepegawaian.

    b. Pengorganisasian (organizing)

    Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua

    karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja,

    delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi

    (organization chart).

    c. Pengarahan (directing)

    Pengarahan adalah kegiatan yang mengarahkan semua karyawan agar

    mau bekerja sama dengan efektif serta efesien dalam membantu

    tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

    d. Pengendalian (controlling)

    Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar

    menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan

    yang telah direncanakan. Apabila terdapat penyimpangan atau

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 13  

    kesalahan maka diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan

    perencanaan.

    2. Fungsi Operasional

    a. Pengadaan (procurement)

    Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan

    induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan

    perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya suatu

    tujuan

    b. Pengembangan (development)

    Pengembangan adalah suatu proses peningkatan keterampilan teknis,

    teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan

    pelatihan.

    c. Kompensasi (compensation)

    Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung

    berupa uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan atau upah

    yang diberikan oleh suatu perusahaan.

    d. Pengintegrasian (integration)

    Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan

    perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerjasama yang

    serasi dan saling menguntungkan.

    e. Pemeliharaan (maintenance)

    Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan

    kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan agar mereka tetap mau

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 14  

    bekerja sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan

    program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagai besar

    karyawan serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.

    f. Kedisiplinan (Dicipline)

    Kedisiplinan merupakan fungsi dari manajemen sumber daya manusia

    yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa adanya

    kedisiplinan yang baik sulit terwujudnya tujuan yang maksimal.

    g. Pemberhentian (Separation)

    Pemberhentian adalah putusnya suatu hubungan kerja seseorang dari

    suatu perusahaan. Pemberhentian ini biasanya disebabkan oleh

    keinginan keryawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja yang telah

    berakhir, pensiun dan sebab-sebab lainnya.

    Maka dari pengertian tersebut diatas disimpulkan bahwa manajemen

    sumber daya manusia adalah cara untuk mengelola sumber daya manusia

    dalam organisasi maupun lingkungan yang mempengaruhinya agar dapat

    memberikan kontribusi yang maksimal bagi kemajuan organisasi.

    2. Defisini Pegawai Negeri Sipil

    Pegawai Negeri Sipil, Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia,

    “Pegawai” berarti orang yang bekerja pada pemerintah (perusahaan dan

    sebagainya) sedangkan “Negeri” berarti negara atau pemerintah, jadi PNS

    adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau Negara.1 Pasal 1 Undang-

    Undang Nomor 43 Tahun 1999 memberikan pengertian PNS adalah mereka

    yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan dalam

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 15  

    peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang

    berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan Negeri atau diserahi tugas

    Negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-

    undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014,

    pengertian Pegawai Negeri Sipil dalam pasal 1 adalah :

    1. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi

    pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang

    bekerja pada instansi pemerintah.

    2. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN

    adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian

    kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas

    dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan

    digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.

    3. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara

    Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN

    secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan

    pemerintahan.

    Maka unsur-unsur yang harus dipenuhi agar seseorang dapat disebut

    sebagai Pegawai Negeri Sipil adalah:

    1) Warga negara Indonesia yang telah memenuhi syarat-syarat menurut

    peraturan perundang-undangan.

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 16  

    Dalam Peraturan perundangan yang mengatur tentang syarat-syarat yang

    dituntut bagi setiap (calon) Pegawai Negeri untuk dapat diangkat oleh

    pejabat yang berwenang adalah Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun

    2000, yang meliputi:

    a. Warga Negara Indonesia. Pembuktian bahwa seseorang itu adalah

    warga negara Indonesia harus melampirkan akta kelahiran dan

    fotokopi KTP yang masih berlaku

    b. Berusia minimal 18 (delapan belas) tahun dan minimal 35 (tiga puluh

    lima) tahun dibuktikan dengan akta kelahiran dan fotokopi KTP yang

    masih berlaku.

    c. Tidak pernah dihukum atas keputusan hakim yang sudah mempunyai

    kekuatan hukum yang tetap.

    d. Tidak pernah diberhentikan dengan tidak hormat dalam sesuatu

    instansi, baik instansi pemerintah maupun swasta.

    e. Tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri atau Calon Pegawai

    Negeri Sipil.

    f. Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian, dan keterampilan yang

    diperlukan. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang sesuai

    dengan formasi yang akan diisi.

    g. Berkelakuan baik (berdasarkan keterangan yang berwajib).

    h. Berbadan sehat (berdasarkan keterangan dokter).

    i. Sehat jasmani dan rohani.

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 17  

    j. Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Indonesia atau negara lain

    yang ditetapkan oleh pemerintah.

    k. Syarat lainnya yang ditentukan dalam persyaratan jabatan.

    2) Diangkat oleh pejabat yang berwenang.

    Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 menegaskan

    bahwa pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai

    kewenangan mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan Pegawai

    Negeri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada

    dasarnya kewenangan untuk mengangkat Pegawai Negeri berada ditangan

    presiden sebagai kepala eksekutif, namun untuk (sampai) tingkat

    kedudukan (pangkat) tertentu, presiden dapat mendegelasikan

    kewenangan kepada pejabat lain dilingkungannya masing-masing.

    3) Diserahi tugas dalam jabatan negeri.

    Pegawai negeri yang diangkat dapat diserahi tugas, baik berupa tugas

    dalam suatu jabatan negeri maupun tugas negara lainnya. Ada perbedaan

    tugas negeri dan negara lainnya. Dimaksudkan dengan tugas dalam jabatan

    negeri apabila yang dimaksudkan diberi jabatan dalam bidang eksekutif

    yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

    termasuk didalamnya adalah jabatan dalam kesekretariatan lembaga

    negara serta kepaniteraan di pengadilan, sedangkan tugas negara lainnya

    adalah jabatan diluar bidang eksekutif seperti hakim-hakim pengadilan

    negeri dan pengadilan tinggi. Disini terlihat bahwa pejabat yudikatif di

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 18  

    level pengadilan negeri dan tinggi adalah pegawai negeri, sedangkan

    hakim agung dan mahkamah (agung dan konstitusi) adalah pejabat negara.

    4) Digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Gaji adalah balas jasa dan penghargaan atas prestasi kerja Pegawai Negeri

    yang bersangkutan. Sebagai imbal jasa dari pemerintah kepada pegawai

    yang telah mengabdikan dirinya untuk melaksanakan sebagaian tugas

    pemerintahan dan pembangunan, perlu diberikan gaji yang layak baginya.

    Dengan ada gaji yang layak secara relatif akan menjamin kelangsungan

    pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan, sebab pegawai negeri

    tidak lagi dibebani dengan pemikiran akan masa depan yang layak dan

    pemenuhan kebutuhan hidupnya. Sehingga bisa bekerja dengan

    professional sesuai dengan sesuai dengan tuntunan kerjanya.

    Sedangkan menurut pasal 2 ayat (2) UU No.43 tahun 1999, maka

    Pegawai Negeri terdiri dari:

    a. Pegawai Negeri Sipil, dan

    b. Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

    Dalam pasal 2 ayat (2) menyatakan pula bahwa Pegewai Negeri Sipil terdiri

    dari:

    a. Pegawai Negeri Pusat

    b. Pegawai Negeri Daerah

    c. Pegawai Negeri Sipil lain yang ditetapkan dengan pereturan pemerintah

    Selanjutnya dalam penjelasan Pasal 2 ayat (2) dari UU No.43 tahun

    1999, menyatakan bahwa:

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 19  

    a. Pegawai Negeri Sipil Pusat

    Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil pusat adalah Pegawai Negeri

    Sipil yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara

    dan bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintahan Nondepartemen,

    Kesekertariat Lembaga Negara, Instansi Vertikal di Daerah Provinsi

    Kabupaten/Kota, Kepaniteraan Pengadilan, atau dipekerjakan untuk

    menyelenggarakan tugas Negara lainnya.

    b. Pegawai Negeri Daerah

    Yang dimaksudkan dengan Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Pegawai

    Negeri Sipil daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang gajinya dibebankan

    pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan bekerja pada

    Pemerintah Daerah, atau dipekerjakan diluar instansi induknya.

    3. Pengertian Beban Kerja

    Setiap perusahaan harus memperhatikan beban kerja karena merupakan

    salah satu aspek yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

    Setiap pekerjaan yang dilakukan seseorang merupakan beban kerja baginya,

    beban-beban tersebut tergantung bagaimana orang tersebut bekerja. Munandar

    (2001) menerangkan beban kerja adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan

    pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu.

    Beban kerja dapat didefinisikan sebagai suatu perbedaan antara kapasitas

    atau kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi.

    Mengingat pekerjaan manusia bersifat mental dan fisik, maka masing-masing

    mempunyai tingkat pembebanan yang berbeda-beda. Tingkat pembebanan

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 20  

    yang terlalu tinggi memungkinkan pemakaian energi yang berlebihan dan

    terjadi overstress, sebaliknya intensitas pembebanan yang terlalu rendah

    memungkinkan rasa bosan dan kejenuhan atau understress (Tarwaka, 2014).

    Sedangkan menurut Permendagri Nomor 12 tahun 2008, beban kerja

    adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan atau unit

    organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu.

    Dengan demikian pengertian beban kerja adalah sebuah proses yang dilakukan

    oleh seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas suatu pekerjaan atau

    kelompok jabatan yang dilaksanakan dalam keadaan normal dalam suatu

    jangka waktu tertentu.

    Menurut Sutarto (2006) beban aktivitas satuan organisasi atau beban

    kerja masing-masing pejabat atau pegawai hendaknya merata sehingga dapat

    dihindarkan adanya satuan organisasi yang terlalu banyak aktivitasnya dan ada

    satuan organisasi terlalu sedikit aktivitasnya demikian pula dapat dihindarkan

    adanya pejabat atau pegawai yang terlalu bertumpuk-tumpuk tugasnya dan ada

    pejabat atau pegawai yang sedikit beban kerjanya sehingga nampak terlalu

    banyak menganggur.

    Maka beban kerja yang diberikan kepada pegawai organisasi maupun

    institusi sebagai suatu kegiatan, yang mempunyai peran penting untuk

    menetapkan kebutuhan akan pegawai yang diperlukan dalam kelancaran suatu

    penyelesaian pekerjaan dimana penghitungan beban kerja tersebut memerlukan

    suatu metode atau teknik tertentu agar sesuai dengan keinginan dari organisasi

    atau institusi tersebut.

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 21  

    4. Dimensi Beban Kerja

    Menurut Munandar (2001) mengklasifikasikan beban kerja kedalam

    faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan sebagai berikut :

    1. Tuntutan Fisik. Kondisi kerja tertentu dapat menghasilkan prestasi kerja

    yang optimal disamping dampaknya terhadap kinerja pegawai, kondisi

    fisik berdampak pula terhadap kesehatan mental seorang tenaga kerja.

    Kondisi fisik pekerja mempunyai pengaruh terhadap kondisi faal dan

    psikologi seseorang. Dalam hal ini bahwa kondisi kesehatan pegawai

    harus tetap dalam keadaan sehat saat melakukan pekerjaan , selain

    istirahat yang cukup juga dengan dukungan sarana tempat kerja yang

    nyaman dan memadai.

    2. Tuntutan tugas kerja shif/kerja malam sering kali menyebabkan

    kelelahan bagi para pegawai akibat dari beban kerja yang berlebihan.

    Beban kerja berlebihan dan beban kerja terlalu sedikit dapat berpengaruh

    terhadap kinerja pegawai. Beban kerja dapat dibedakan menjadi dua

    katagori yaitu :

    a. Beban kerja terlalu banyak/sedikit “ Kuantitatif” yang timbul akibat

    dari tugas tugas yang terlalu banyak/sedikit diberikan kepada tenaga

    kerja untuk diselesaikan dalam waktu tertentu.

    b. Beban kerja berlebihan/terlalu sedikit Kualitatif yaitu jika orang

    merasa tidak mampu untuk melaksanakan suatu tugas atau

    melaksanakan tugas tidak menggunakan keterampilan dan atau

    potensi dari tenaga kerja.

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 22  

    Beban kerja terlalu sedikit dapat menyebabkan kurang adanya

    rangsangan akan mengarah kesemangat dan motivasi yang rendah untuk

    kerja, karena pegawai akan merasa bahwa dia tidak maju maju dan merasa

    tidak berdaya untuk memperlihatkan bakat dan keterampilannya (Sutherland

    & Cooper dalam Munandar 2001).

    Sedangkan menurut Tarwaka (2011) sebagai berikut dimensi ukuran

    beban kerja yang dihubungkan dengan performasi, yaitu:

    1. Beban waktu (time load) menunjukan jumlah waktu yang tersedia

    dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring tugas atau kerja.

    2. Beban usaha mental (mental effort load) yaitu berarti banyaknya usaha

    mental dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

    3. Beban tekanan Psikologis (psychological stress load) yang menunjukan

    tingkat resiko pekerjaan, kebingungan, dan frustasi.

    5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

    Beban kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor

    internal. Menurut Tarwaka (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi beban

    kerja antara lain:

    a. Faktor eksternal, yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti;

    1. Tugas-tugas yang bersifat fisik, seperti stasiun kerja, tata ruang, tempat

    kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, dan tugas-tugas

    yang bersifat psikologis, seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat

    kesulitan, tanggung jawab pekerjaan.

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 23  

    2. Organisasi kerja, seperti lamanya waktu bekerja, waktu istirahat, shift

    kerja, kerja malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi,

    pelimpahan tugas dan wewenang.

    3. Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi,

    lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja psikologis

    b. Faktor internal

    Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri

    akibat dari reaksi beban kerja eksternal. Faktor internal meliputi faktor

    somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, dan kondisi

    kesehatan) dan faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan dan

    kepuasan).

    6. Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja

    a. Analisis Jabatan

    Analisis Jabatan/Pekerjaan (Job Analysis) merupakan kegiatan

    pengumpulan data/informasi yang menyangkut tentang sesuatu

    jabatan/pekerjaan digunakan untuk menetapkan uraian jabatan/pekerjaan

    dan persyaratan jabatan/pekerjaan.

    Menurut Edwin Fillipo (1994) Analisis jabatan adalah proses

    mempelajari dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan

    operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaan tertentu. Flippo menekankan

    bahwasannya ada dua kegiatan utama dalam analisis jabatan, yaitu

    mengumpulkan informasi tentang operasi dan tanggung jawab suatu

    pekerjaan dan mempelajarinya lebih mendalam.

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 24  

    Analisis Jabatan (Job analysis) sering dianggap sebagai pondasi dari

    sebuah sistem sumber daya manusia dalam organisasi. Restrukturisasi,

    inisiatif perbaikan kualitas, perencanaan sumber daya manusia, desain

    jabatan, pelatihan, pengembangan karir, serta sistem penilaian prestasi

    kerja merupakan bentuk aktualisasi dari hasil analisis jabatan. Analisis

    jabatan merupakan langkah awal pada hampir seluruh fungsi personalia

    organisasi baik bisnis, nirlaba, maupun pemerintahan.

    Dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi serta efisiensi

    anggaran belanja pegawai pada setiap satuan organisasi, pemerintah sejak

    tahun 2012 telah mencanangkan program penataan organisasi dan

    pegawai. Program penataan ini menjadi hal yang wajib dan mendesak.

    Sesuai dengan kebijakan pemerintah melalui agenda moratorium

    penerimaan CPNS, setiap Instansi Pemerintah (Pusat dan Daerah)

    diwajibkan melakukan penghitungan jumlah kebutuhan PNS yang tepat

    berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja, serta evaluasi

    jabatan. Selain itu, masing-masing Instansi Pemerintah juga diwajibkan

    menyusun proyeksi kebutuhan PNS selama lima tahun ke depan yang

    pemenuhannya dilakukan secara berkesinambungan dengan sasaran

    prioritas per tahun yang jelas.

    Dengan demikian, implementasi dari teori analisis jabatan secara

    langsung dan legal telah ditetapkan dan diterapkan oleh organisasi

    pemerintah secara serentak dan nasional melalui kebijakan Menteri

    Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 25  

    asistensi Badan Kepegawaian Negara selaku instansi pembina manajemen

    kepegawaian nasional.

    Analisis jabatan yang dilakukan oleh instansi pemerintah telah

    diatur dalam Peraturan Menpan Reformasi Birokrasi Nomor 33 Tahun

    2011, dimana analisis jabatan didefinisikan sebagai proses, metode, dan

    teknik untuk memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi

    jabatan dan disajikan untuk kepentingan program kepegawaian serta

    memberikan umpan balik bagi organisasi, tata laksana, pengawasan dan

    akuntabilitas. Disamping itu, dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian

    Negara Nomor 12 Tahun 2011 dinyatakan bahwa Analisis Jabatan adalah

    proses pengumpulan, pencatatan, pengolahan dan penyusunan data jabatan

    menjadi informasi jabatan.

    Proses analisis jabatan setidaknya akan menghasilkan tiga

    komponen yakni:

    1. Rumusan jabatan baik struktural maupun fungsional untuk setiap unit

    kerja;

    2. Uraian jabatan baik jabatan struktural maupun fungsional;

    3. Peta jabatan yang berupa bentangan seluruh jabatan sebagai gambaran

    menyeluruh yang ada di satuan organisasi.

    Analisis jabatan setidaknya berisikan informasi mengenai: nama jabatan,

    kode jabatan, unit kerja, ikhtisar jabatan, uraian tugas, hasil kerja, bahan

    kerja, peralatan kerja, tanggung jawab jabatan, wewenang jabatan, korelasi

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 26  

    jabatan, kondisi lingkungan kerja, kemungkinan resiko bahaya, syarat

    jabatan, dan butir informasi lain.

    b. Analisis Beban Kerja

    Untuk menjamin tersedianya jumlah Pegawai Negeri Sipil yang

    tepat dalam memberikan pelayanan publik, maka perlu dilakukan

    pentaan Pegawai Negeri Sipil. Setiap Pejabat Pembina Kepegawaian

    Pusat dan Daerah melakukan penataan Pegawai Negeri Sipil

    dilingkungannya untuk memperolah Pegawai Negeri Sipil yang tepat,

    baik secara kualitas, kuantitas, komposisi, dan distribusinya secara

    proporsional sehingga dapat mewujudkan Visi dan Misi organisasi

    menjadi kinerja nyata. Pedoman analisis beban kerja menjadi acuan bagi

    setiap unit organisasi.

    Analisis beban kerja dilaksanakan untuk mengukur dan

    menghitung beban kerja setiap jabatan unit kerja dalam rangka efisiensi

    dan efektivitas pelaksanaan tugas dan meningkatkan kapasitas organisasi

    yang profesional, transparan, proporsional dan rasional. Analisis beban

    kerja dilakukan pada setiap jabatan yang ada dalam satuan kerja

    organisasi.

    Menurut Wakui dalam Agus Darhamsyah (2016) menyatakan

    analisis beban kerja adalah aktivitas yang dilakukan oleh tiap posisi atau

    jabatan dalam rangka untuk melaksanakan tugasnya seperti tercantum

    dalam deskripsi pekerjaannya memberikan suatu beban kerja pada

    posisi/jabatan tersebut.

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 27  

    7. Proses Perhitungan Beban Kerja dan Jumlah Kebutuhan Pegawai

    a. Teknik Analisis Beban kerja

    1) Pendekatan hasil kerja

    Hasil kerja adalah produk atau output jabatan. Metode dengan

    pendekatan hasil kerja adalah menghitung formasi dengan

    mengidentifikasi beban kerja dari hasil kerja jabatan. Metode ini

    dipergunakan untuk jabatan yang hasil kerjanya fisik atau bersifat

    kebendaan, atau hasil kerja non fisik tetapi dapat dikuantifisir. Perlu

    diperhatikan, bahwa metode ini efektif dan mudah digunakan untuk

    jabatan yang hasil kerjanya hanya satu jenis.

    Dalam menggunakan metode ini berdasarkan Manpan Nomor

    KEP/75/M.PAN/7/2004, informasi yang diperlukan adalah:

    a) Wujud hasil kerja dan satuannya;

    b) Jumlah beban kerja yang tercermin dari target hasil kerja yang

    harus dicapai;

    c) Standar kemampuan rata-rata untuk memperoleh hasil kerja.

    Rumus menghitung dengan pendekatan metode ini adalah:

    ∑ Beban kerja x 1 orang Standar kemampuan Rata-rata

    2) Pendekatan obyek kerja

    Objek kerja yang dimaksud disini adalah objek yang dilayani dalam

    pelaksanaan pekerjaan. Metode ini dipergunakan untuk jabatan yang

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 28  

    beban kerjanya bergantung dari jumlah objek yang harus dilayani.

    Metode ini memerlukan informasi:

    a) Wujud objek kerja dan satuan;

    b) Jumlah beban kerja yang tercermin dari banyaknya objek yang

    harus dilayani;

    c) Standar kemampuan rata-rata untuk melayani objek kerja.

    Rumus menghitung dengan pendekatan metode ini adalah:

    Objek kerja x 1 orang Standar kemampuan Rata-rata

    3) Pendekatan peralatan kerja

    peralatan kerja adalah peralatan yang digunakan dalam bekerja. Metode

    ini digunakan untuk jabatan yang beban kerjanya bergantung pada

    peralatan kerjanya. Sebagai contoh, pengemudi beban kerjanya

    bergantung pada kebutuhan operasional kendaraan yang harus

    dikemudikan.

    Dalam menggunakan metode ini, informasi yang diperlukan adalah:

    a) Satuan alat kerja;

    b) Jabatan yang diperlukan untuk pengoperasian alat kerja;

    c) Jumlah alat kerja yang dioperasikan;

    d) Rasio jumlah pegawai per jabatan per alat kerja (RPK);

    Rumus perhitungannya adalah:

    Peralatan kerja x 1 orang Rasio penggunaan alat kerja

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 29  

    4) Pendekatan tugas per tugas jabatan

    Metode ini adalah metode untuk menghitung kebutuhan pegawai pada

    jabatan yang hasil kerjanya abstrak atau beragam. Hasil beragam

    artinya hasil kerja dalam jabatan banyak jenisnya.

    Informasi yang diperlukan untuk dapat menghitung dengan metode ini

    adalah:

    a) Uraian tugas beserta jumlah beban untuk setiap tugas;

    b) Waktu penyelesaian tugas;

    c) Jumlah waktu kerja efektif per hari rata-rata.

    Rumusnya adalah:

    ∑ Waktu penyelesaian tugas

    ∑ Waktu kerja efektif

    Waktu penyelesaian tugas disingkat WPT. Sedangkan waktu kerja

    Efektif disingkat WKE.

    5) Uraian tugas beserta jumlah beban untuk setiap tugas

    6) Waktu penyelesaian tugas

    7) Jumlah waktu kerja efektif

    b. Full Time Equivalent (FTE)

    Metode ini digunakan untuk menghitung jumlah beban kerja serta

    kebutuhan pegawai dengan perhitungan waktu yang digunakan untuk

    menyelesaikan berbagai pekerjaan dibandingkan terhadap waktu kerja

    efektif yang tersedia. Dengan tujuan menyederhanakan pengukuran kerja

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 30  

    dengan mengubah jam beban kerja ke jumlah orang yang dibutuhkan untuk

    menyelesaikan pekerjaan tertentu (Adawiyah, 2013).

    Metode yang digunakan dalam perhitungan full time equivalent (FTE)

    yaitu metode dimana waktu yang digunakan dapat menyelesaikan berbagai

    pekerjaan dari pada dengan dibandingkan waktu kerja efektif yang

    tersedia. Oleh karena itu, tujuan dari penggunaan metode full time

    equivalent ini adalah untuk menyederhanakan jam beban kerja ke jumlah

    orang yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu

    (Adawiyah, 2013).

    Oesman dalam Agus Darhamsyah (2016), menyatakan bahwa Full

    Time Equivalent adalah cara-cara untuk menghitung jumlah orang di suatu

    populasi atau organisasi, Dimana FTE adalah cara yang digunakan untuk

    mengukur seorang pekerja “full time” (sesuai standar yang ditetapkan)

    sehingga pengambilan sampel pegawai dapat menghasilkan data waktu

    aktual jam kerja dari seorang pekerja tetap (full time employee). Sehingga

    pada intinya FTE merupakan metode yang digunakan untuk mengukur

    jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi dari suatu

    proses pada periode waktu tertentu (Zimmerman, 2002).

    Dalam metode Full Time Equivalent (FTE) membagi menjadi 3 jenis

    yaitu Overload, normal kerja, dan underload (Dewi & Satya , 2012). Dan

    berdasarkan pedoman analisis beban kerja yang dikeluarkan oleh Badan

    Kepegawaian Negera (BKN) pada tahun 2010, menyatakan bahwa nilai

    indeks FTE berada diantara diatas 1,28 dianggap overload, nilai indeks

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 31  

    FTE 1 dianggap normal, dan untuk nilai indeks FTE yang berada diantara

    nilai 0 sampai 0,99 dianggap underload atau dapat dikatakan beban kerja

    masih kurang.

    Menurut Dewi & Satrya (2012) analisis beban kerja dengan

    menggunakan metode Full Time Equivalent (FTE) terdapat lima langkah

    yang perlu dilakukan antara lain):

    1) Menetapkan unit kerja beserta kategori tenaganya yang akan

    dilakukan analisis beban kerja.

    2) Menetapkan dari waktu kerja yang tersedia selama periode waktu satu

    tahun. Dengan data yang dibutuhkan dalam menentukan waktu kerja

    dalam setahun antara lain:

    a) Hari kerja

    b) Cuti tahunan

    c) Pendidikan dan pelatihan

    d) Hari libu nasional

    e) Ketidakhadiran kerja

    f) Waktu kerja

    3) Menyusun standar kelonggaran dengan tujuan untuk mengetahui

    faktor kelonggaran (allowance) pekerja/karyawan yang meliputi dari

    jenis kegiatan dan kebutuhan waktu dalam menyelesaikan suatu

    tugas/pekerjaan yang tidak terkait dengan kegiatan pokoknya.

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 32  

    4) Menetapkan standar dari beban kerja berdasarkan volume beban kerja

    yang dirasakan oleh pekerja/karyawan dalam menyelesaikan

    pekerjaannya (rata-rata waktu).

    5) Menghitung kebutuhan dari tenaga yang digunakan per unit kerja.

    dimana diperlukannya data terkait jumlah dan kategori karyawan yang

    bekerja sesuai dengan beban kerja yang dilakukan.

    B. Penelitian Terdahulu

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Darhamsyah (2016), Analisis Beban

    Kerja Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Jabatan Fungsional Umum Pada

    Kantor Camat Tarakan Barat), kesimpulan peneletianya sebagai berikut:

    Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap dua puluh orang pegawai

    terdapat ketidak sesuaian antara beban kerja dengan tugas jabatan yang

    diberikan. Ketidak sesuaian terjadi pada jabatan administrasi umum, jabatan

    analis program perencanaan, analis hukum, jabatan pengadmistrasi

    pemerintahan, jabatan analis pemberdayaan masyarakat, serta pada jabatan

    petugas lapangan.

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Jaza (2018), Analisis Beban Kerja Pegawai

    pada Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Pacitan,

    kesimpulan penelitiannya:

    Analisa beban kerja pada Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

    Kabupaten Pacitan, menunjukkan belum meratanya pembagian tugas masing-

    masing individu dan Sub Bagian, Terdapat penumpukan beban kerja pada

    Pengumpul Data Urusan Keagamaan. Sedangkan beban kerja pada Penyiap

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 33  

    Bahan Urusan Kemasyarakatan masih rendah. Beban kerja tertinggi terdapat

    pada tugas mengagendakan surat – surat masuk dan keluar. Sehingga

    diperlukan pegawai khusus untuk menyelesaikan tugas ini. Beban kerja

    pegawai pada Sub Bagian Keagamaan lebih tinggi dari pada dua Sub Bagian

    lainnya (Belum berimbang)

    3. Penelitian yang dilakukan oleh Adawiyah dan Sukmawati (2013), Analisis

    Beban Kerja Sumber Daya Manusia dalam Aktivitas Produksi Komoditi

    Sayuran Selada (Studi Kasus CV. Spirit Wira Utama). Kesimpulan penelitian:

    Peneliti ini menggunakan metode penelitian waktu penyelesaian tugas (WTP)

    yang dikonversi selama satu tahun serta metode Full Time Equivalent. Hasil

    penelitian menunjukkan waktu kerja SDM berdasarkan analisis beban kerja

    melalui perhitungan FTE masih belum optimal, sehingga untuk mencapai

    jumlah karyawan dan aktivitas produksi yang efektif dan efisien alternatif

    yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan melakukan penggabungan

    jabatan untuk bagian teknik dan bagian produksi, perluas pekerjaan untuk

    bagaian keuangan dan pemasaran, serta improvement untuk tahapan produksi

    sayur selada.

    4. Penelitian yang dilakukan oleh Tridoyo (2014), Analisis beban kerja dengan

    Metode Full Time Equivalent untuk mengoptimalkan kinerja karyawan pada

    PT. Astra International Tbk., kesimpulan penelitia:

    Tidak sesuai antara beban kerja dan jumlah pekerjaan, dilakukan pengukuran

    beban kerja, hasilnya menunjukkan pada level administrator 64% atau 25

    karyawan underload, 33% atau 13 karyawan normal, dan 3% atau 1

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 34  

    karyaawan oveload.untuk mengoptimalkan pada level administrator adalah 34

    karyawan.

    5. Penelitian yang dilakukan oleh Priyantoro (2016), Analisis Beban Kerja

    Pegawai Negeri di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kebudayaan

    Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purworejo, kesimpulan penelitian :

    Beban kerja sudah merata dan semua pegawai disamakan dan dibagi tugas

    sesuai dengan bidangnya.

    C. Kerangka Berfikir Penelitian

    Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral

    (DPUP-ESDM DIY) memiliki visi dan misi dalam setiap programnya. Visi

    DPUP-ESDM DIY adalah terwujudnya kualitas layanan infrastruktur pekerjaan

    umum dan permukiman yang memadai, peningkatan jumlah rumah layak huni.

    Untuk mencapai visi tersebit, DPUP-ESDM DIY memiliki misi yaitu:

    1. Meningkatkan fungsi dan keandalan sarana dan prasarana daerah dengan

    memperhatikan integrasi penataan ruang wilayah dan kelestarian

    lingkungan.

    2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana daerah untuk

    mendukung pengembangan wilayah.

    3. Meningkatkan pelayanan secara prima untuk mendukung kualitas sarana

    dan prasarana daerah dengan membudayakan akuntabilitas publik.

    Visi dan misi tersebut bersifat jangka panjang sehingga untuk mencapainya

    dibutuhkan sebuah perencanaan stratejik. Salah satu perencanaan stratejik

    yang diperlukan adalah manajemen sumber daya manusia, sumber daya

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 35  

    manusia yang dimaksud di sini adalah pegawai Sekretariat DPUP-ESDM

    DIY pada jabatan fungional umum. Manajemen kepegawaian dilakukan dengan

    langkah awal mendeskripsikan analisa jabatan atau uraian tugas yang harus

    dilakukan. Setiap uraian tugas tersebut memiliki beban kerja yang berbeda-

    beda, tergantung jumlah output yang diharapkan, tingkat kesulitan

    pengerjaan, dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk

    menyelesaikannya.

    Setelah mengetahui beban kerja masing-masing bagian, maka dapat dihitung

    jumlah pegawai yang dibutuhkan agar dapat menyelesaikan setiap pekerjaan

    secara efektif dan efisien. Jumlah yang didapatkan dari hasil perhitungan (jumlah

    ideal) kemudian dibandingkan dengan jumlah pegawai yang riil. Apabila jumlah

    riil kurang dari jumlah ideal maka langkah manajerial yang sebaiknya

    diambil adalah melakukan penambahan jumlah pegawai, sedangkan apabila

    lebih dari jumlah ideal maka sebaiknya dilakukan pengurangan pegawai.

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 36  

    Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian

    Gambaran mengenai kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat

    dilihat pada gambar berikut.

    DPUP-ESDM DIY

    Visi dan Misi DPUP-ESDM DIY

    Sumberdaya Manusia pada JFU Sekretariat DPUP-ESDM DIY

    Analisa Jabatan

    Uraian Jabatan Informasi Jabatan

    Beban Kerja PNS

    1. Overload 2. Normal 3. Underload ST

    IE W

    idya

    Wiw

    aha

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 37  

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian

    Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, teknik analisis

    data kualitatif merupakan metode analisis data berupa uraian kalimat dan

    laporan yang dikumpulkan yang akan diambil kesimpulan.

    Sugiyono (2016:38) mengungkapkan bahwa metode penelitian kulitatif

    digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang

    mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data pasti yang

    merupakan suatu nilai balik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian

    kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada

    makna.

    Moleong (2016:6) mengemukakan bahwa Penelitian kualitatif adalah

    penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

    dialami subyek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,

    dll, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

    bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

    berbagai metode ilmiah.

    Maka rancangan penelitian ini adalah metode kualitatif menyajikan

    penelitian bertujuan untuk mengetahui beban kerja Pegawai Negeri Sipil

    Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya

    Mineral Provinsi DIY., pada Jabatan Fungsional Umum.

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 38  

    B. Definisi Operasional

    Analisa beban kerja dilakukan pada jabatan fungsional umum yang di

    Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya

    Mineral Propinsi DIY tahun 2018. Konsep operasional atau definisi

    operasional dari penelitian ini adalah:

    1. Pegawai Negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang

    ditentukan dalam peraturan dalam peraturan perundang-undangan yang

    berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam

    suatu jabatan Negeri atau diserahi tugas Negara lainnya yang ditetapkan

    berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan dan digaji menurut

    peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    2. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung

    jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu satuan kerja

    organisasi Negara.

    3. Jabatan Funsional Umum adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,

    tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang CPNS dan PNS dalam

    suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada

    keterampilan tertentu dan untuk kenaikan pangkatnya tidak disyaratkan

    dengan angka kredit.

    4. Informasi Jabatan adalah hasil dari nalisis jabatan berupa uraian dan peta

    jabatan.

    5. Uraian Jabatan adalah uraian tentang hasil analisis jabatan yang berisi

    informasi tentang nama jabatan, kode jabatan, unit organisasi, ikhtisar

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 39  

    jabatan, uraian tugas, bahan kerja, perangkat kerja, hasil kerja, tanggung

    jawab, wewenang, narna jabatan yang berada dibawahnya, korelasi

    jabatan, kondisi lingkungan kerja, dan resiko bahaya.

    6. Analisis Jabatan adalah sebagai proses, metode, dan teknik untuk

    memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan

    disajikan untuk kepentingan program kepegawaian serta memberikan

    umpan balik bagi organisasi, tata laksana, pengawasan dan akuntabilitas.

    7. Analisis Beban Kerja adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan

    secara sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat

    efektivitas dan efisiensi kerja organisasi berdasarkan voleme kerja.

    8. Beban Kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu

    jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan

    normal waktu.

    9. Normal waktu adalah waktu yang wajar dan nyata-nyata dipergunakan

    secara efektif dengan kondisi normal oleh seorang pemangku jabatan

    untuk menyelesaikan pekerjaan.

    10. Volume kerja adalah sekumpulan tugas/pekerjaan yang harus diselesaikan

    dalam waktu satu tahun.

    11. Jam kerja efektif adalah jam kerja yang harus dipergunakan untuk

    menjalankan tugas.

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 40  

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Sugiyono (2016:363) Populasi adalah wilayah generalisasi yang

    terdiri dari atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

    tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

    ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan

    populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang

    ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan

    ke populasi tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang

    memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari.

    Maka Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Negeri Sipil

    pada Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber

    Daya Mineral Provinsi DIY.

    2. Sampling

    Sugiyono (2016:363) Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel

    dalam penelitian kualitatif juga bukan disebut sampel statistik, tetapi

    sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk

    mengasilkan teori.(Sugiyono, 2016:364)

    Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling probability,

    sampling merupakan teknik pengambilan sampling yang memberikan

    peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih

    menjadi anggota sampel. Maka sampel dalam penelitian ini adalah 13

    Jabatan Fungsional Umum (JFU) pada Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 41  

    Perumahan dan Energi sumber Daya Mineral Povinsi DIY dengan jumlah

    29 Pegawai Pegawai Negeri.

    D. Instrumen Penelitian

    Jadi dalam penelitian ini, adalah daftar formulir analisa beban kerja,

    tugas jabatan masing-masing sebanyak 13 jabatan fungsional umum dengan

    jumlah 29 Pegawai Negeri Sipil, sesuai dengan Pergub. DIY Nomor 63 tahun

    2018 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja

    Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral

    E. Pengumpulan Data

    Pengumpulan data pada penelitian ini bersumber dari data primer dan

    data sekunder.

    1. Data Primer

    Data primer adalah data yang dikumpulkan untuk suatu riset tertentu yang

    sedang dilaksanakan. Dalam penelitian ini data primer yang digunakan

    adalah data formulir isian beban kerja pada Pegawai Negeri Sipil di

    Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum Peruhaman dan Energi Sumber Daya

    Mineral Provinsi DIY.

    2. Data Sekunder

    Data Sekunder adalah data penunjang atau pendukung dalam penelitian ini

    data yang digunakan adalah data mengenai jurnal, pendapat para pakar,

    studi pustaka dan telaah dokumen kepegawaian di Sekretariat Dinas

    Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi

    DIY.

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 42  

    F. Metode Analisis Data

    Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban

    kerja pegawai atau karyawan, antara lain:

    1. Metode NASA-TLX

    NASA-TLX adalah sebuah prosedur penilaian multi-dimensional yang

    memperoleh skor beban kerja secara keseluruhannya berdasarkan kepada

    berat rata-rata penilaian 6 sub skala. Subskala tersebut meliputi kebutuhan

    mental (mental demand), kebutuhan fisik (physical demand), kebutuhan

    waktu (temporal demand), performansi (own performance), usaha (effort)

    dan tingkat stres (frustration).

    2. Metode Work Load Analysis (WLA)

    Metode Work Load Analysis (WLA) dilakukan untuk mengetahui tingkat

    efisiensi kerja berdasarkan total prosentase beban kerja dari job yang

    diberikan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

    3. Subjective Workload Assessment Technique ( SWAT )

    Metode Subjective Workload Assesment Technique (SWAT) pertama kali

    dikembangkan oleh Gary Reid dari Divisi Human Engineering pada

    Armstrong Laboratory, Ohio USA digunakan analisis beban kerja yang

    dihadapi oleh seseorang yang harus melakukan aktivitas baik yang

    merupakan beban kerja fisik maupun mental yang bermacam-macam dan

    muncul akibat meningkatnya kebutuhan akan pengukuran subjektif yang

    dapat digunakan dalam lingkungan yang sebenarnya (real world

    environment).

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 43  

    4. Full Time Equivalent (FTE)

    Full Time Equivalent adalah salah satu metode analisis beban kerja yang

    berbasiskan waktu dengan cara mengukur lama waktu penyelesaian

    pekerjaan kemudian waktu tersebut dikonversikan dalam indeks nilai FTE.

    Metode perhitungan beban kerja dengan full time equivalent (FTE) adalah

    metode dimana waktu yang digunakan untuk menyelesaikan berbagai

    pekerjaan dibandingkan terhadap waktu kerja efektif yang tersedia. FTE

    bertujuan menyederhanakan pengukuran kerja dengan mengubah jam

    beban kerja ke jumlah orang yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

    pekerjaan tertentu.

    Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menghitung beban

    kerja serta jumlah kebutuhan pegawai adalah metode Full Time Equivalent

    (FTE) dengan pendekatan tugas pertugas jabatan sesuai dengan

    (KEMENPAN/75/2004). Dalam perhitungan FTE ada berapa langkah yang

    harus dilakukan, antara lain :

    1) Mendapatkan unit kerja beserta jumlah tenaganya.

    2) Menetapkan waktu kerja yang tersedia selama setahun.

    3) Hari Keja Efektif.

    Didalam Kepres nomor 68 tahun 1995, tentang Hari Kerja di Lingkungan

    Lembaga Pemerintahan, ditetapkan bahwa hari kerja formal adala 5 hari

    dan 6 hari kerja. Hari kerja efektif yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah 5 hari kerja.

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 44  

    4) Jam Kerja Formal.

    Berdasarkan Kepres nomor 68 tahun 1995, menyebutkan bahwa jam kerja

    formal pegawai negeri sipil adalah 37,5 jam untuk setiap minggunya.

    5) Waktu luang/waktu boros (Allowance).

    Ditetapkan sebesar 30% dari jam kerja formal.

    6) Jam Kerja Efektif.

    Bagi Instansi yang menerapkan 5 hari kerja, maka jumlah jam kerja efektif

    300 menit per hari

    Perhitungan menurut KEP/75/M.PAN/7/2004 :

    Hari Kerja/minggu : 37,5 jam

    Satu minggu : 5 hari

    Maka 1 hari jam kerja : 37,5 jam/5 hari : 7,5 jam/hari

    Allowance (waktu boros) : 30 %

    Jam efektif/hari : 7,5 jam – (,5 jam x 30%)

    : 5,25 jam

    : 5 jam

    : 300 menit

    Maka untuk instansi yang menerapkan 5 hari kerja :

    a. Per hari : 1 hari x 300menit = 300 menit

    b. Per minggu : 5 hari x 300 menit = 1.500 menit

    c. Per bulan : 20 hari x 300 menit = 6.500 menit

    d. Per tahun : 240 hari x 300 menit = 72.000 menit

    STIE

    Wid

    ya W

    iwah

    a

    Jang

    an P

    lagi

    at

  • 45  

    Indek FTE =

    Standar Waktu Penyelesaian (SWP) / Waktu Penyelesaian Tugas (WPT)

    diperoleh dari rata-rata waktu pegawai yang menghasilakn produk atau

    melaksanakan tahapan proses dalam menyelesaikan tugasnya.

    Rumus dalam metode Full Time Equivalent (FTE) adalah :

    waktu penyelesaian tugas x beban kerja

    Waktu kerja efektif

    Dengan ketentuan :

    1. Beban rendah (Underload)

    0 – 0,99 (pada kondisi ini perlu peninjauan ulang mengenai tugas-

    tugas yang diberikan sehingga beban kerja menjadi normal)

    2. Beban sesuai (Normal)

    1 – 1,28 (kondisi ini menunjukkan beban kerja telah terpenuhi dan

    hanya diperlukan satu orang dalam jabatan yang dipegang atau

    didudukinya).

    3. Beban tinggi