WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah...

29
1 WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR’AN DAN HADITS MARYANI ABSTRAK Wewenang dan tanggung jawab sangat diperlukan dan merupakan hal yang sangat penting dalam keberlangsungan organisasi. Jika hal ini tidak ada maka akan hancurlah sebuah organisasi, dalam makalah ini akan dibahas mengenai mengembangkan dan memadukan develop and integrated (mengembangkan dan terintegrasi) keilmuan manajemen pendidikan sub topik wewenang dan tanggung jawab. Disini akan menggunakan pendekatan Interkonektif serta akan dikonsultasikan dan di komunikasikan berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadits. Sebagai wujud kesempurnaannya, manusia diciptakan oleh Allah setidaknya memiliki dua tugas dan tanggung jawab besar. Pertama, sebagai seorang hamba yang berkewajiban untuk memperbanyak ibadah kepada Nya sebagai bentuk tanggung jawab 'ubudiyyah terhadap Tuhan yang telah menciptakannya. Kedua, sebagai khalifah yang memiliki jabatan ilahiyah sebagai pengganti Allah dalam mengurus seluruh alam. Dengan kata lain, manusia sebagai khalifah berkewajiban untuk menciptakan kedamaian, melakukan perbaikan, dan tidak membuat kerusakan, baik untuk dirinya maupun untuk makhluk yang lain. Kata Kunci: Wewenang, Tanggung Jawab, dalam Al-Qur’an Dan Hadits A. Latar Belakang Islam memenuhi tuntutan kebutuhan manusia di mana saja berada sebagai pedoman hidup baik bagi kehidupan duniawi maupun bagi kehidupan sesudah mati. Dimensi ajaran Islam memberikan aturan bagaimana caranya berhubungan dengan khalik Nya, serta aturan bagaimana caranya berhubungan dengan sesama makhluk, termasuk di dalamnya persoalan hubungan dengan alam sekitar atau lingkungan hidup. Dalam perkembangan selanjutnya, dalam mengembang tugas, manusia memerlukan suatu tuntunan dan pegangan agar dalam mengolah alam ini mempunyai arah yang jelas dan tidak bertentang dengan kehendak Allah SWT. Islam sebagai ajaran

Transcript of WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah...

Page 1: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

1

WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR’AN DAN HADITS

MARYANI

ABSTRAK

Wewenang dan tanggung jawab sangat diperlukan dan merupakan hal yang sangat

penting dalam keberlangsungan organisasi. Jika hal ini tidak ada maka akan hancurlah

sebuah organisasi, dalam makalah ini akan dibahas mengenai mengembangkan dan

memadukan develop and integrated (mengembangkan dan terintegrasi) keilmuan

manajemen pendidikan sub topik wewenang dan tanggung jawab. Disini akan

menggunakan pendekatan Interkonektif serta akan dikonsultasikan dan di komunikasikan

berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadits.

Sebagai wujud kesempurnaannya, manusia diciptakan oleh Allah setidaknya

memiliki dua tugas dan tanggung jawab besar. Pertama, sebagai seorang hamba yang

berkewajiban untuk memperbanyak ibadah kepada Nya sebagai bentuk tanggung jawab

'ubudiyyah terhadap Tuhan yang telah menciptakannya. Kedua, sebagai khalifah yang

memiliki jabatan ilahiyah sebagai pengganti Allah dalam mengurus seluruh alam.

Dengan kata lain, manusia sebagai khalifah berkewajiban untuk menciptakan kedamaian,

melakukan perbaikan, dan tidak membuat kerusakan, baik untuk dirinya maupun untuk

makhluk yang lain.

Kata Kunci: Wewenang, Tanggung Jawab, dalam Al-Qur’an Dan Hadits

A. Latar Belakang

Islam memenuhi tuntutan kebutuhan manusia di mana saja berada sebagai

pedoman hidup baik bagi kehidupan duniawi maupun bagi kehidupan sesudah mati.

Dimensi ajaran Islam memberikan aturan bagaimana caranya berhubungan dengan khalik

Nya, serta aturan bagaimana caranya berhubungan dengan sesama makhluk, termasuk di

dalamnya persoalan hubungan dengan alam sekitar atau lingkungan hidup.

Dalam perkembangan selanjutnya, dalam mengembang tugas, manusia

memerlukan suatu tuntunan dan pegangan agar dalam mengolah alam ini mempunyai

arah yang jelas dan tidak bertentang dengan kehendak Allah SWT. Islam sebagai ajaran

Page 2: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

2

agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada umat manusia melalui Rasul Nya adalah

satu pegangan dan tuntunan bagi manusia itu sendiri dalam mengarungi kehidupan ini.

Al-Qur‟an adalah mukjizat yang terbesar umat manusia yang berfungsi sebagai

petunjuk agar manusia dapat menjalankan semua perintah dan menjauhi segala larangan.

Al-Qur‟an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan Allah sebagai penyempurna

dari kita-kitab yang pernah diturunkan sebelumnya. Al-Qur‟an dan Hadits merupakan

sumber pokok ajaran Islam dan merupakan rujukan umat Islam dalam memahami syariat.

Ramayulis menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat manajemen

adalah al-tadbir (pengaturan).1 Kata ini merupakan asal dari kata dabbara (mengatur)

yang banyak terdapat dalam Al-Qur‟an seperti firman Allah SWT dalam surat Al Sajadah

ayat 5:

Artinya: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, Kemudian (urusan) itu naik

kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.

Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah SWT adalah

pengatur alam (manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah

SWT dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah SWT

telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi

dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.

Sementara manajemen menurut istilah adalah proses mengkordinasikan aktifitas-

aktifitas kerja sehingga dapat selesai secara efesien dan efektif dengan melalui orang

lain.2 Dengan demikian maka yang disebut dengan manajemen pendidikan Islam

sebagaimana dinyatakan Ramayulis adalah proses pemanfaatan semua sumber daya yang

dimiliki (umat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya) baik perangkat keras maupun

lunak. Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan orang lain secara

1 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hal 262.

2 Robbin dan Coulter, Manajemen (edisi kedelapan), (Jakarta: PT Indeks, 2007), hal. 8

Page 3: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

3

efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik di

dunia maupun di akhirat.3

Berbicara mengenai manajemen pendidikan Islam tentunya ada kaitannya dengan

wewenang dan tanggung jawab. Wewenang dan tanggung jawab merupakan hal yang

sangat penting di dalam organisasi. Dengan adanya wewenang dan tanggung jawab maka

sesuatu perencanaan akan berhasil dengan baik dan maksimal.

Wewenang dan tanggung jawab sangat diperlukan dan merupakan hal yang sangat

penting dalam keberlangsungan organisasi. Jika hal ini tidak ada maka akan hancurlah

sebuah organisasi, dalam makalah ini akan dibahas mengenai mengembangkan dan

memadukan develop and integrated (mengembangkan dan terintegrasi) keilmuan

manajemen pendidikan sub topik wewenang dan tanggung jawab. Disini akan

menggunakan pendekatan Interkonektif4 serta akan dikonsultasikan dan di

komunikasikan berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadits.

B. Wewenang Dan Tanggung Jawab Kepala Madrasah

Manajemen adalah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh menejer dalam

memanage organisasi, lembaga, maupun perusahaan.5 Manajemen pendidikan Islam

adalah suatu proses penataan atau pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang

melibatkan sumber daya manusia muslim dan menggerakkannya untuk mencapai tujuan

pendidikan Islam secara efektif dan efisien. Seorang manajer dalam memanage sebuah

organisasi memiliki wewenang serta memiliki tanggung jawab.

C. Wewenang dan Tanggung Jawab Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits

3 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Op. Cit, hal. 260

4 Amin Abdullah, Membangun Paradigma Keilmuan Interkonektif Islamic Studies di Perguruan Tinggi;

Pendekatan Integratif-Interkonektif, Cetakan: I, Februari 2006. 5 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Surabaya: CV. Haji Mas Agung, 1997), hal. 78.

Page 4: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

4

Secara universal, manusia adalah makhluk Allah yang memiliki potensi

kemakhlukan yang paling bagus, mulia, pandai, dan cerdas. Manusia mendapatkan

kepercayaan untuk menjalankan dan mengembankan titah-titah amanatNya serta

memperoleh kasih sayangNya yang sempurna.6

Sebagai wujud kesempurnaannya, manusia diciptakan oleh Allah setidaknya

memiliki dua tugas dan tanggung jawab besar. Pertama, sebagai seorang hamba yang

berkewajiban untuk memperbanyak ibadah kepada Nya sebagai bentuk tanggung jawab

'ubudiyyah terhadap Tuhan yang telah menciptakannya. Kedua, sebagai khalifah yang

memiliki jabatan ilahiyah sebagai pengganti Allah dalam mengurus seluruh alam.

Dengan kata lain, manusia sebagai khalifah berkewajiban untuk menciptakan kedamaian,

melakukan perbaikan, dan tidak membuat kerusakan, baik untuk dirinya maupun untuk

makhluk yang lain.

Dalam peraturan Menteri Agama Republik Indonesia menyatakan bahwa setiap

satuan pendidikan perlu dipimpin oleh seorang kepala madrasah.7 Guru dapat diberikan

tugas tambahan sebagai kepala sekolah/ madrasah untuk memimpin dan mengelola

sekolah/ madrasah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, bahwa dalam rangka

meningkatkan kualitas kepala sekolah/madrasah perlu dilakukan pendidikan dan

pelatihan calon kepala sekolah/ madrasah serta sertifikasi kompetensi dan penilaian

kinerja kepala sekolah/madrasah.

Dalam pasal 1 menyebutkan bahwa kepala sekolah/ madrasah adalah guru yang

diberi tugas tambahan untuk memimpin taman kanak-kanak/raudhatul athfal (TK/ RA),

taman kanak-kanak luar biasa (TKLB), sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/ MI),

sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah

(SMP/MTs), sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB), sekolah menengah

atas/madrasah aliyah (SMA/MA), sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan

(SMK/ MAK), atau sekolah menengah atas luar biasa (SMALB).8

6 Rachmat Ramadhana al-Banjari, Prophetic Leadership, (Yogyakarta: DIVA Press, 2008), hal. 21.

7 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014, Tentang Kepala Madrasah

8 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 28 tahun 2010 Tentang Penugasan guru sebagai kepala

sekolah/ madrasah, 20 Juni 2010

Page 5: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

5

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah.

Dalam bab II mengenai tugas dan fungsi disebutkan dalam pasal 3 ayat 1 dan 2

kepala madrasah mempunyai tugas merencanakan, mengelola memimpin dan

mengendalikan program dan komponen penyelenggaraan pendidikan pada madrasah

berdasarkan standar nasional pendidikan. Standar nasional pendidikan meliputi: standar

kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidikan dan tenaga

kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiyaan, dan

standar penilaian.9

Tugas dan tanggung jawab itu merupakan amanat ketuhanan yang sungguh besar

dan berat. Oleh karena itu, semua yang ada di langit dan di bumi menolak amanat yang

sebelumnya telah Allah SWT tawarkan kepada mereka. Akan tetapi, manusia berani

menerima amanat tersebut, padahal ia memiliki potensi untuk mengingkarinya seperti

firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 72.

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan

gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka

khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.

Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh"(Al-Ahzab: 72).

Ibn 'Abbas sebagaimana dikutip oleh Ibn Kasir dalam tafsirnya10

" menjelaskan

bahwa yang dimaksud dengan amanat pada ayat di atas adalah ketaatan dan

penghambaan atau ketekunan beribadah. Ada juga yang memaknai kata amanah

9 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014, Tentang Kepala Madrasah, Loc.

Cit. Hal. 4. 10

'Imad al-Din Abu al-Fida' Isma'il ibn Kasir al-Dimasyqi, Tafsir al-Qur'an al-Azim, (Kairo: Muassasah

Qurtubah, 2000), Jil. XI, hal. 25

Page 6: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

6

sebagai al-taklif atau pembebanan, karena orang yang tidak sanggup memenuhinya

berarti membuat utang atas dirinya. Adapun orang yang melaksanakannya akan

memperoleh kemuliaan.

بػت تظش انس بػت إرا ضؼت اليبت فب تظش انس فب ش أه قبل إرا أسذ اليش إن غ ف إضبػتب ب سسل الل قبل ك

Artinya: Rasulullah SAW bersabda: "Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja

kehancuran terjadi." Ada seorang sahabat bertanya; „bagaimana maksud

amanat disia-siakan? „Nabi menjawab; "Jika urusan diserahkan bukan kepada

ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu." (Bukhari–6015).

Sungguh benarlah ucapan Rasulullah SAW. "Jika amanat telah disia-siakan,

tunggu saja kehancuran terjadi." Amanah yang paling pertama dan utama bagi manusia

ialah amanah ketaatan kepada Allah, pencipta, pemilik, pemelihara dan penguasa alam

semesta dengan segenap isinya.

Kepala madrasah dalam menjalankan tugas kepemimpinan yang dibarengi dengan

wewenang dan tanggung jawab memikul amanat bersesuain dengan surat Al-Ahzab ayat

72 yang lebih dititik beratkan kepada semua isi komponen madrasah terdiri dari semua

hal yang menunjang segala sesuatu baik mengenai sarana dan prasarananya.

Dari sekian banyak penafsiran ulama tentang amanah, dapat ditarik sebuah

"benang merah" yang dapat menghubungkan antara satu dengan yang lain, yaitu pada

kata al-mas'uliyyah (tanggung jawab) atas anugerah Tuhan yang diberikan kepada

manusia, baik berupa jabatan (hamba sekaligus khalifah) maupun nikmat yang

sedemikian banyak. Dengan kata lain, manusia berkewajiban untuk menyampaikan

"laporan pertanggung jawaban" di hadapan Allah atas limpahan karunia Ilahi yang

diberikan kepadanya. Kepala madrasah sebagai khalifah mempertanggung jawabkan

segalanya kepada allah SWT dan juga pertangung jawaban kepada semua komponen

madrasah.

Rasulullah SAW dalam hadits yang driwayatkan oleh al-Bukhari dari Abdullah

ibn Umar, yaitu:

Page 7: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

7

ػ ػبذ الل ب ػش سض الل ػب: أ سسل الل صه الل ػه سهى قبل: ألا كهكى ساع كهكى يسؤل ػ

سػت فبلإيبو الاػظى انز ػه انبط ساع يسؤل ػ سػت انشجم ساع ػه أم بت يسؤل ػ

سػت انشأة ساػت ػه أم بت صجب نذ يسؤنت ػى ػبذ انشجم ساع ػه يبل سذ يسؤل

ػ ألا فكهكى ساع كهكى يسؤل ػ سػت

Artinya: "Abdullah bin Umar RA berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda,

“Ketahuilah: kalian semua adalah pemimpin (pemelihara) dan bertanggung

jawab terhadap rakyatnya. Pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya

tentang rakyat yang dipimpinnya. Suami adalah pemimpin bagi keluarganya

dan akan dimintai pertanggung jawabannya tentang keluarga yang

dipimpinnya. Isteri adalah pemelihara rumah suami dan anak-anaknya. Budak

adalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu.

Maka camkanlah bahwa kalian semua adalah pemimpin dan akan dituntut

(diminta pertanggung jawaban) tentang hal yang dipimpinnya”11

Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari pada kalimat seperti dibawah ini: 12

كهكى ساء كم ساء يسئل ػ سػت

Artinya: ”Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan tiap-tiap pemimpin akan dimintai

pertanggung jawabannya.”

Begitu berat dan besar tanggung jawab seorang pemimpin, pada hadits rasulullah

kembali mengulangi kalimat kullukum ra'in yang diawali dengan huruf peringatan

(tanbih) yaitu ألا sebagai bentuk isyarat yang mengingatkan setiap manusia untuk lebih

berhati-hati dalam menjalankan kepemimpinannya karena semua itu akan dipertanggung

jawabkan dihadapan Allah SWT.13

بنا: ي كهى فب سسل ػ ػبئشت سض الل ػب أ قششب أتى شأ انشأة انخضيت انت سشقت فق

، فكه أسبيت، ، فقبنا : ي جتشء ػه إلا أسبيت ب صذ حب سسل انهصهىبنهؼهسهى انهصهىبنهؼهسهى 11

Abu 'Abdillah Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, al Jami' al-Sahih al-Musnad min Hadis Rasulillah

Sallallahu 'alaihi wa Sallam wa Sunanihi wa Ayyamihi, Jilid. III (Kairo: al-Matba'ah al-Salafiyyah, 1403

H), hal. 328. 12

Ahmad Sunarta dan Syamsuddin Noor, Himpunan Hadits Shahih Bukhari, (Jakarta: An-Nur, 2009),

hal.103 13

Al-„Asqalani, Syihab al-Din Abu al-Fadl Ahmad ibn „Ali ibn Hajar. Nuzhat al-Nazr Syarh} Nukhbah.

(Mesir. al-Munawwarah. t.th. Ibn Hajar al-'Asqalani), Jilid. XIII, hal. 113.

Page 8: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

8

فقبل: سسل الل صه الل ػه سهى: أتشفغ ف حذ ي حذد الل ثى قبو فبختطب، فقبل: أب انبط: إب أهك انز

ا إرا سشق فى انششف تشك، إرا سشق فى انضؼف أقبيا ػه انحذ. اى الل ن أ فبطت بت قبهكى أى كب

انبخبس يحذ سشقت نقطؼت ذب. سا14

Artinya: “Dari Aisyah RA bahwa orang-orang Quraisy dibuat susah oleh urusan seorang

wanita Makhzumiyah yang mencuri. Mereka berkata:”Siapa yang mau

berbicara dengan Rasulullah SAW untuk memintakan keringanan baginya?,

Mereka berkata, siapa lagi yang berani melakukannya selain dari Usamah bin

Zaid, kesayangan Rasulullah? Maka Usamah berbicara dengan beliau, lalu

beliau bersabda, Adakah engkau memintakan syafa‟at dalam salah satu

hukum-hukum Allah? Kemudian beliau berdiri dan menyampaikan pidato,

seraya bersabda: “Sesungguhnya telah binasalah orang-orang sebelum

kalian,karena jika orang yang terpandang di antara mereka mencuri, mereka

membiarkannya, dan sekiranya yang mencuri itu orang lemah di antara

mereka, maka mereka menegakkan hukuman atas dirinya. Demi Allah,

sekiranya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya kupotong tangannya.”

(HR. Bukhari).

Menurut atsar yang diriwayatkan oleh Aisyah bahwa dia menceritakan seorang

perempuan yang sering mengingkari barang yang dia pinjam dari orang lain, maka nabi

menyuruh untuk dipotong tangannya, maka Usamah Bin Zaid sebagai saudara atau

kerabatnya meminta rasulullah untuk mengampuni kesalahannya.

Menurut atsar yang diriwayatkan oleh Jabir RA bahwa diceritakan ada seorang

wanita dari Bani Makhzum yang mencuri, maka Nabi SAW mendatangkannya, akhrinya

ia meminta perlindungan kepada Ummi Salamah, namun Nabi SAW bersabda: Demi

Allah, seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri maka akan aku potong tangannya.15

Hadits ini juga memberi hikmah kepada kita bahwa keadilan dalam islam itu

memang mutlak ditegakkan demi tercapainya masyarakat Islam yang memiliki

persamaan hak dan kewajiban dihadapan hukum Allah. Tidak ada perbedaan hukum

antara si kaya dengan si miskin, antara si bangsawan dengan rakyat jelata, seluruh

manusia sama dihadapan Allah sang pemilik hukum, yang membedakan derajat hanya

ketakwaan.

14

Abdullah bin Abdurrahman bin Shalih Ali Bassam,Taisirul-Allam Syarh Umdatul-Ahkam, (Jeddah:

Maktabah As-SAWady Lit-Tauzi‟,1412/1992) 15

Ibid. 889.

Page 9: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

9

Selanjutnya dalam salah satu ayat Al-Qur‟an, kemampuan dalam melaksanakan

wewenang Allah SWT kepada Nabi Adam disimbolkan dengan kemampuan dalam

mengeja nama-nama benda seluruhnya, Nabi Adam bertanggung jawab untuk mengeja

nama benda tersebut, hal ini diisyaratkan dalam Al-Qur‟an surah Al Baqarah ayat 31:

Artinya: “Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,

kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:

“Sebutkanlah kepadaku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-

orang yang benar”.

Tanggung jawab manusia yang paling utama adalah bagaimana manusia mampu

memposisikan dirinya di hadapan Allah dan kehidupan sosialnya. Untuk mengetahui hal

tersebut perlu dipaparkan terlebih dahulu maksud dan tugas diciptakan manusia itu,

seperti dijelaskan dalam ayat Al-Qur‟an surat Adz-Dzariyat ayat 56:

Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka mengabdi

kepada Ku”.

Istilah kata Abdi dan pengabdian merupakan kata-kata yang biasa dipergunakan

sehari-hari. Tetapi dalam konteks Al-Qur‟an kata „abd yang darinya bahasa Indonesia

abdi dan pengabdian itu mengandung pengertian yang luas secara baik secara teologis

maupun filosofis. Abdi maksudnya adalah ketundukan hati, merendahkan diri di hadapan

Allah SWT. Dalam surat At-Tahrim ayat 6:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

Page 10: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

10

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan.

Dari ayat Al-Qur‟an ini tergambar jelas sebuah wewenang dan tanggung jawab skala

kecil yaitu seorang kepala rumah tangga selaku manager terhadap keluarganya agar

terhindar dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Kepala rumah tangga diberikan

wewenang untuk mengatur keluarga agar tidak masuk kedalam api neraka, dari skala

kecil inilah akan muncul skala yang lebih besar dalam menjalankan manajemen.

Berkaitan dengan kepala madrasah, tentunya kepala madrasah bertanggung jawab

memelihara rumah tangga sekolah dari api neraka. Dikarenakan kepala madrasah

merupakan Bapak yang akan bertanggung jawab dalam tugas kepemimpinan yang di

embankan kepadanya.

Tanggung jawab merupakan perbuatan yang sangat penting dilakukan dalam

kehidupan sehari-hari, karena tanpa tanggung jawab, maka semuanya akan menjadi tidak

karuan. Dalam surat Al Mudatsir ayat 38:

Artinya: “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”

Ayat ini menegaskan bahwa tanggung jawab atas diri sendiri dan berkaitan

dengan surat At-Tahrim ayat yang menjelaskan tanggung jawab itu bukan saja terhadap

apa yang diperbuatnya akan tetapi melebar sampai semua akibat dan bekas-bekas dari

perbuatan tersebut. Orang yang meninggalkan ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah

atau anak yang sholeh, kesemuanya itu akan meninggalkan bekas kebaikan selama masih

berbekas sampai kapanpun.

Tanggung jawab adalah bagian dari ajaran Islam yang disebut mas'uliyyah. Jika

manusia dapat menentramkan hati nuraninya dan merespon panggilan jiwanya yang

paling dalam, maka dia pasti bisa bertanggung jawab kepada yang lain. Allah SWT

berfirman dalam surat Al-Isra ayat 36:

يسؤلاا ػ انفؤاد كم أنـئك كب انبصش غ انس إ

Page 11: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

11

Artinya: "Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta

pertanggungan jawabnya."

Mata yang dimiliki sehingga Anda dapat melihat dan mengindentifikasi sesuatu,

kemudian telinga yang Anda miliki sehingga Anda dapat mendengarkan kebaikan untuk

ditransformasikan ke dalam hati dan fisik Anda, serta kalbu yang Anda miliki sehingga

Anda dapat merasakan, memutuskan, dan menjatuhkan pilihan dimana esensi manusia

terletak pada kalbunya, semua ini adalah sarana yang telah dianugerahkan Allah SWT

dan kelak akan diminta pertanggung jawabannya.

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung jawab. Disebut

demikian karena manusia selain makhluk sosial juga makhluk Tuhan. Manusia

mempunyai tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan

sejumlah peranan dalam konteks sosial ataupun teologis.16

Tanggung jawab timbul karena telah diterima wewenang. Seperti wewenang,

tanggung jawab juga membentuk hubungan tertentu antara pemberi wewenang dan

penerima wewenang. Jadi tanggung jawab seimbang dengan wewenang. Dengan

demikian kalau terjadi sesuatu maka seseorang yang dibebani tanggung jawab wajib

menanggung segala sesuatunya.

Dalam organisasi formal, pemimpin dalam hal ini kepala madrasah memegang

tanggung jawab terhadap psiformance. Pemimpin harus menerima tanggung jawab atas

kelompok yang dipimpinnya. Pemimpin dapat memutuskan untuk memlih pertanggung

jawaban yang didasarkan atas keputusan-keputusan dimana para bawahan ikut

berpartisipasi, atau pertanggung jawaban yang didasarkan atas keputusan yang dibuat.17

16

Ahmad Mustofa, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), hal. 132 17

Thomas Gordon, Kepemimpinan yang Efektif, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1994), hal. 56

Page 12: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

12

Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,

memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran

dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil

pelajaran."(An-Nahl: 90).

Rasulullah SAW bersabda:

إب و انقبيت خض ذايت إلا ي أخزب بحقب أد انز ػه فبإب أيبت

Artinya: "Sesungguhnya kepemimpinan itu adalah amanah, dan sesungguhnya

pada hari kiamat akan mendapatkan malu dan penyesalan, kecuali orang yang

mengambilnya dengan hak dan melaksanakan tugas kewajibannya dengan baik".18

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab kepemimpinannya, seorang

kepala sekolah harus dapat memahami, menghayati, dan menyelami kondisi jiwa yang

berbeda-beda. Rakyat memiliki kapasitas dan kapabilitas tersendiri, sehingga pemimpin

harus terus menggali dan mengembangkan kualitas pemahaman terhadap rakyatnya yang

beragam tersebut dengan perspektif psikologi Islam atau psikologi kenabian.19

Suatu pelajaran yang berharga dari Rasulullah SAW. agar pemimpin

memperhatikan orang-orang yang dipimpinnya yang memiliki kondisi berbeda-beda

diisyaratkan pada sabda beliau:

إرا صه أحذكى نهبط فهخفف فئ يى انضؼف انسقى انكبش إرا صه أحذكى نفس فهطل يب شبء

Artinya: "Apabila salah seorang di antara kalian menjadi imam, hendaklah ia

meringankan shalatnya. Karena di antara manusia itu ada yang lemah, ada yang sakit,

dan adapula yang tua. Apabila kalian shalat sendiri, hendaklah ia shalat menurut yang

ia kehendaki".

D. Wewenang Kepala Madrasah

18

Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi, Terjemah Shahih Muslim Riyadhus Shalihin, Jilid III, hal. 1457. 19

Rachmat Ramadhana al-Banjari, Prophetic Leadership. (Yogyakarta: DIVA Press. 2008), hal. 249.

Page 13: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

13

Wewenang menurut para ahli seperti: George R. Terry, menjelaskan bahwa

wewenang merupakan hak jabatan yang sah untuk memerintahkan orang lain bertindak

dan untuk memaksa pelaksanaannya, dengan wewenang seseorang dapat mempengaruhi

aktifitas atau tingkah laku perorangan dan grup. Mac Iver R.M, menyebutkan wewenang

merupakan suatu hak yang didasarkan pada suatu pengaturan sosial, yang berfungsi untuk

menetapkan kebijakan, keputusan, dan permasalahan penting dalam masyarakat.

Soerjono Soekanto mengatakan bila orang-orang membicarakan tentang wewenang,

maka yang dimaksud adalah hak yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang. Max

Weber menyebutkan bahwa wewenang adalah sebagai kekuasaan yang sah.20

Bagir Manan menyebutkan istilah wewenang dengan kekuasaan itu berbeda.

Kekuasaan menurutnya hanya digambarkan dalam bentuk hak untuk berbuat atau tidak

berbuat sesuatu. Sedangkan wewenang memiliki pengertian yang lebih luas meliputi hak

dan kewajiban. Secara teoritik pendapat H.D. Stout: wewenang adalah merupakan

pengertian yang berasal dari hukum organisasi pemerintahan, yang dapat dijelaskan

sebagai keseluruhan aturan-aturan yang berkenaan dengan perolehan dan penggunaan

wewenang. Wewenang adalah hak dan kekuasaan untuk bertindak, kekuasaan membuat

keputusan, memerintah dan melimpahkan tanggung jawab kepada orang lain.21

Wewenang adalah kekuasaan resmi yang dimiliki seseorang untuk bertindak dan

memerintah orang lain. Tanpa ada wewenang terhadap suatu pekerjaan janganlah

mengerjakan pekerjaan tersebut, karena tidak mempunyai dasar hukum untuk

melakukannya. Wewenang terbagi dua yaitu pertama sentralisasi wewenang yaitu bila

sebahagian besar kekuasaan masih tetap dipegang oleh pimpinan. Sertralisasi wewenang

mengakibatkan pimpinan sibuk bekerja, sedangkan bawahan bekerja santai saja. Kedua

yaitu disentralisasi wewenang adalah apabila sebahagian kecil kekuasaan dipegang

pimpinan, sedangkan sebahagian besar kekuasaannya didelegasikan kepada bawahan.

20

Definisi Wewenang, http://artikata.com/arti-383651-wewenang.html 21

Ibid.

Page 14: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

14

Dengan desentralisasi wewenang, pimpinan mempunyai banyak waktu untuk

merencanakan, mengarahkan dan mengawasi bawahannya.22

Umar bin Khatab dalam hal wewenang, sangat tegas, hal ini seperti cerita

pertemuan umar dengan utusan dari Azerbaijan datang ke kota Madinah. Seusai shalat

fajar, Umar RA mengajak tamunya singgah di rumahnya. Ia berkata kepada

istrinya,”Wahai Ummu Kultsum, sugguhkan makanan yang ada. Kita kedatangan tamu

jauh dari Azerbaijan.” ”Kita tidak mempunyai makanan, kecuali roti dan garam.” jawab

istri Umar.”Tidak mengapa,” kata Umar. Akhirnya mereka berdua makan roti dengan

garam. Walikota Azerbaijan menyuruhku menyampaikan hadiah ini untuk Amirul

Mukminin,”kata utusan Azerbaijan seusai makan, sembari menunjukan sebuah

bungkusan. ”Bukalah bungkusan ini dan lihat apa isinya!” perintah Umar RA setelah

dibuka, ternyata berisi gula-gula. ”ini adalah gula-gula khusus buatan

Azerbaijan,” utusan itu menjelaskan. ”Apakah semua kaum muslimin mendapatkan

kiriman gula-gula ini?” tanya Umar. Utusan itu tertegun atas pertanyaan Umar, kemudian

menjawab, ”Oh tidak, Baginda, gula-gula ini khusus untuk Amirul

Mukminin.” Mendengar jawaban itu, Umar tampak amat marah. Segera ia

memerintahkan kepada utusan Azerbaijan untuk membawa gula-gula tersebut ke masjid

dan membagi-bagikannya kepada fakir miskin. ”Barang ini haram masuk kedalam

perutku, kecuali jika kaum muslimin memakannya juga,” kata Umar dengan nada agak

marah. ”Dan engkau cepatlah kembali ke Azerbaijan, beritahukan kepada yang

mengutusmu, bahwa jika ia mengulangi ini kembali, aku akan memecat dari jabatannya.

Kisah diatas menggambarkan betapa kesederhanaan dan kehatia-hatian Amirul

Mukminin Umar bin Khattab RA tatkala menjadi khalifah. Ia amat takut kepada Allah,

sehingga matanya tidak bisa terpejam sepanjang malam, khawatir tidak mendapatkan

ampunan Allah. Di keheningan malam saat rakyatnya tidur nyenyak, ia bangun dan

mendekatkan diri di masjid. Tidak ada pengawal yang menyertainya. Di rumah, tak ada

makanan istimewa layaknya para penguasa dan pejabat sekarang. Istri Umar hanya

memiliki roti dan garam, makanan sehari-hari rakyat biasa. Sebagai Khalifah dan

22

Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hal. 4

Page 15: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

15

pemimpin negara, ia tidak malu menyuguhkan makanan roti gandum kepada tamunya,

sebab itulah makanan kesehariannya.Tatkala mendapatkan hadiah khusus dari utusan

Azerbaijan, ia pun mempertanyakan, ”Apakah semua kaum muslimin mendapatkan

kiriman gula-gula ini?” Ini pertanyaan penting bagi Amirul Mukminin. Jika ternyata

seluruh kaum muslimin menerima hadiah tersebut maka wajar jika ia menerima. Akan

tetapi jika tidak, maka tidak layak bagi dirinya menerima hadiah secara sendirian.

Ternyata memang tidak. Itu adalah hadiah yang khusus diberikan kepada Amirul

Mukminin, maka ia pun menolaknya.

Sepantasnya seorang kepala madrasah ketika diberikan hadiah oleh siapa saja

memiliki tanggung jawab untuk melihat bagaimana keadaan personel sekolah lainnya.

Jika ada personel yang tidak mendapatkan, maka kepala madrasah memiliki wewenang

membuat keputusan untuk tidak mengambilnya.

Namun pun demikian, tipe-tipe kepemimpinan itu bermacam-macam dalam

menjalankan wewenang, adapun bentuk-bentuk wewenang seperti dibawah ini:23

a. Wewenang kharismatis, tradisional, dan rasional (legal)

Wewenang karismatik merupakan wewenang yang didasarkan pada kharisma,

yaitu suatu kemampuan khusus yang ada pada diri seseorang. Dasar wewenang

kharismatis bukanlah terletak pada suatu peraturan (hukum), akan tetapi bersumber pada

diri pribadi individu bersangkutan. Wewenang kharismatis tidak diatur oleh kaidah-

kaidah, baik yang rasional maupun tradisional. Sifatnya cendrung irasional, adakalanya

kharisma dapat hilang, karena masyarakat sendiri yang berubah dan mempunyai paham

yang berbeda.

Berdasarkan konsep Max Weber mengenai wewenang karismatik, bahwa

peletakan kesetian pada hal-hal yang suci, kepahlawanan atau sifat-sifat ndividu yang

patut dicontoh memiliki sifat jujur cerdas dan sifat-sifat terpuji lainnya dan pola-pola

normatif yang diperlukan.24

23

Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pres, 1990), hal. 281-285 24

Roderik Martin, Sosiologi Kekuasaan, ter. Herjoediono, (Jakarta: Rajawali Press, 1990), hal. 147.

Page 16: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

16

Wewenang tradisional dapat dimiliki oleh seseorang maupun sekelompok orang.

Wewenang ini dimiliki oleh orang-orang yang menjadi anggota kelompok. Ciri-ciri

utama wewenang tradisional yaitu Pertama, Adanya ketentuan-ketentuan tradisional yang

mengikat penguasa yang mempunyai wewenang, serta orang lain yang ada dalam

masyarakat. Kedua, Adanya wewenang yang lebih tinggi ketimbang kedudukan

seseorang yang hadir secara pribadi. Ketiga, dapat bertindak secara bebas selama tidak

ada pertentangan dengan ketentuan tradisional.

Wewenang rasional atau legal adalah wewenang yang disandarkan pada sistem

hukum yang berlaku dalam masyarakat. Sistem hukum ini dipahamkan sebagai kaidah

yang telah diakui, ditaati masyarakat, dan telah diperkuat oleh negara yang berbentuk di

dalam lembaran-lembaran.

b. Wewenang resmi dan tidak resmi

Wewenang yang berlaku dalam kelompok-kelompok kecil disebut wewenang

tidak resmi karena bersifat spontan, situasional, dan faktor saling kenal. Contohnya pada

ciri seorang ayah dalam fungsinya sebagai kepala rumah tangga. Wewenang resmi

sifatnya sistematis, diperhitungkan dan rasional. Biasanya wewenang ini dapat dijumpai

pada kelompok-kelompok besar yang memerlukan aturan-aturan tata tertib yang tegas

dan bersifat tetap.

c. Wewenang pribadi dan teritorial

Wewenang pribadi sangat tergantung pada solidaritas antara anggota-anggota

kelompok, dan unsur kebersamaannya sangat berperan penting. Para individu dianggap

lebih banyak memiliki kewajiban ketimbang hak. Struktur wewenang bersifat konsentris,

yaitu dari satu titik pusat lalu meluas melalui lingkaran-lingkaran wewenang. Wewenang

teritorial, yang berperan penting yaitu tempat tinggal. Pada kelompok teritorial unsur

kebersamaan cenderung berkurang, karena desakan faktor-faktor individualisme.

Wewenang pribadi dan teritorial sangat berbeda namun dalam kenyataan keduanya

berdampingan.

Page 17: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

17

d. Wewenang terbatas dan menyeluruh

Wewenang terbatas merupakan wewenang yang tidak mencangkup semua sektor

dalam bidang kehidupan, namun terbatas pada salah satu sektor bidang. Contohnya,

seorang menteri dalam negeri tidak mempunyai wewenang untuk mencampuri urusan

yang yang menjadi urusan wewenang mentri luar negeri.

Wewenang menyeluruh berarti suatu wewenang yang tidak dibatasi oleh bidang-

bidang kehidupan tertentu. Contohnya, bahwa setiap negara mempunyai wewenang yang

menyeluruh atau mutlak untuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya. Fungsi ganda

dari wewenang adalah tanggung jawab yang menjadi kewajiban setiap individu untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan terbaik dari kemampuan yang dimilikinya. Setiap

manajer harus memiliki keseimbangan antara tanggung jawab dan wewenang, wewenang

tanpa tanggung jawab tidak layak untuk dijadikan pegangan, begitu pun tanggung jawab

tanpa wewenang adalah omong kosong.25

E. Tangung Jawab Kepala Madrasah

Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah keadaan wajib

menanggung segala sesuatunya, sehingga bertanggung jawab, berkewajiban menanggung

segala sesuatu, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab

adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang

tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan

kewajibannya. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian

kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab.

Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan

tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu

dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain.26

Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa

bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan

25

George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hal. 100 26

http://kbbi.web.id/tanggung+jawab

Page 18: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

18

menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk

memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha

melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Allah SWT.

Tanggung jawab merupakan syarat utama dalam kepemimpinan seperti kepala

madrasah. Tanpa memiliki rasa tanggung jawab, maka kepala madrasah tidak dapat

menjadi pemimpin. Dalam memaknai tanggung jawab maka berisi di dalamnya

keberanian mengambil resiko terhadap tantangan, hambatan atau rintangan yang akan

menghalang tercapainya pekerjaan-pekerjaan yang dipikul dengan sebaik-baiknya.

Kepala madrasah harus mempunyai rasa tanggung jawab terhadap kepemimpinannya.27

Tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan

yang dibuatnya. Atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu:

Pertama tanggung jawab terhadap Allah SWT. Manusia diciptakan oleh Allah SWT di

bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, manusia mempunyai tanggung jawab langsung

terhadap perintah Allah SWT. Sehingga tindakan atau perbuatan manusia tidak bisa lepas

dari pengawasan Allah SWT yang dituangkan dalam kitab suci Al-Qur'an. Kedua,

tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi

kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi untuk

bisa memecahkan masalah-masalah kemanusian mengenai dirinya sendiri. Ketiga,

keluarga merupakan masyarakat kecil, keluarga terdiri dari suami-istri, ayah-ibu dan

anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga

wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama

baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,

pendidikan, dan kehidupan.

Keempat tanggung jawab terhadap masyarakat, pada hakekatnya manusia tidak

bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk

sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia

lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat

27

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008),

hal.73

Page 19: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

19

yang tentunya mempunyai tanggung jawab tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku

dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. Kelima, tanggung

jawab terhadap bangsa dan negara. Suatu kenyataan lagi, bahwa setiap manusia, tiap

individu adalah warga negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertinggah laku

manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara.

Dalam diri manusia melekat tiga peran pokok yang harus dimainkan dalam

kehidupannya yaitu peran manusia sebagai hamba Allah SWT, peran manusia sebagai

makhluk sosial dan peran manusia sebagai khalifah fil ardl. Peran pertama merupakan

landasan utama dalam menjalankan peran yang kedua dan ketiga. Membincangkan

masalah tanggung jawab manusia, erat hubungannya dengan istilah khalifah seperti

disebutkan dibeberapa ayat Al-Qur‟an.

Menurut Dawam Raharjo dalam bukunya Ensiklopedi Al-Qur‟an, kata khalifah

yang cukup dikenal di Indonesia mengandung makna ganda. Di satu pihak,

khalifah dimengerti sebagai kepala negara dalam pemerintahan seperti kerajaan Islam di

masa lalu, dan di lain pihak pula pengertian khalifah sebagai „wakil tuhan” di muka

bumi28

. Yang dimaksud dengan “wakil tuhan” menurut M. Dawam Raharjo bisa

mempunyai dua pengertian; Pertama yang diwujudkan dalam jabatan pemerintahan

seperti kepala negara, kedua, dalam pengertian fungsi manusia itu sendiri di muka

bumi.29

Menurut Hamka dalam tafsirnya Al-Azhar mengutip pendapat al-Qurtubi, amanat

yang ditugaskan Allah kepada manusia sungguh berat, hal ini terbukti pada penolakan

langit dan bumi serta gunung-gunung ketika ditawarkan untuk memikulnya dan

mengemban amanat tersebut.30

Penawaran dan penolakan amanat tersebut dipahami oleh

banyak ulama dalam arti kiasan atau majaz. Namun ada juga yang memahami dalam arti

28

M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi Islam, Tafsir Sosial berdasarkan Konsep-konsep Kunci, (Jakarta:

Paramadina, 2002), cet. II, hal. 346. 29

M. Quraish Shihab, Tafsir Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, (Jakarta: Lentera Hati,

2002), cet. I, Vol. 11, hal. 336. 30

Hamka, Tafsir al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1988), cet. I, juz XXII, hal. 112.

Page 20: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

20

yang sesungguhnya. Quraish Shihab menyimpulkan pendapat pertamalah yang lebih

kuat.31

Dasar yang dipakai manusia ketika bersedia menerima wewenang (amanat) adalah

karena ia diberi kemampuan atau potensi oleh Allah yang memungkinkan mampu

mengemban wewenang (amanat) itu. Potensi yang dimaksud bukan saja potensi untuk

dapat menunaikan wewenang tersebut, tetapi potensi yang dapat menunaikan wewenang

dengan baik dan bertanggung jawab.32

Wewenang dari pimpinan (kepala madrasah) merupakan bagian terpenting dari

organisasi lembaga pendidikan. Hal ini dapat dilihat pada kenyataannya ketika seorang

kepala madrasah telah menjalankan tugasnya memanej madrasah dengan baik maka

organisasi tersebut akan menjadi baik pula. Kepala madrasah merupakan faktor

penggerak, penentu arah kebijakan madrasah yang akan menentukan bagaimana tujuan

madrasah dan pendidikan pada umumnya yang direalisasikan. Kepala madrasah dituntut

senantiasa meningkatkan efektifitas kinerja.

Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada kepemimpinan

kepala madrasah. Karena dia sebagai pemimpin dilembaganya, maka dia harus mampu

membawa lembaganya kearah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, dia harus mampu

melihat adanya berubahan serta mampu melihat masa depan dalam kehidupan globalisasi

yang lebih baik. Kepala madrasah harus bertanggung jawab atas kelancaran dan

keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolaan madrasah secara formal kepada

atasannya atau secara informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak didiknya.

Kepala madrasah adalah tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk

memimpin suatu madrasah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat

dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima

pelajaran.33

31

Ibid, hal. 346 32

Ibid, hal. 332. 33

Wohjosumidjo, Kepimpinan Kepala Madrasah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), cetakan ke3, hal. 83.

Page 21: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

21

Wewenang dan fungsi tanggung jawab kepala madrasah sebagai pemimpin

pendidikan adalah:

1. Perencanaan madrasah dalam arti menetapkan arah madrasah sebagai lembaga

pendidikan dengan cara merumuskan visi, misi, tujuan, dan strategi pencapaian.

2. Mengorganisasikan madrasah dalam arti mebuat membuat struktur organiasasi

(stucturing), menetapkan staff (staffing) dan menetapkan tugas dan fungsi masing-

masing staff (functionalizing)

3. Mengawasi dalam arti melakukan supervisi, mengendalikan, dan membimbing semua

staf dan warga madrasah.

4. Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan untuk dijadikan dasar peningkatan dan

pertumbuhan kualitas, serta melakukan problem solving baik secara analitis sistematis

maupun pemecahan masalah secara kreatif, dan menghindarkan serta menanggulangi

konflik34

.

Sebagai admisnistrator mengandung makna bahwa sebagai kepala madrasah

dengan tugas pokok dan fungsi di bidang administrasi, pimpinan madrasah yang

menjalankan tugas pokok dan fungsi menggerakkan dan mempengaruhi guru-guru dan

staf madrasah untuk bekerja. Manajer madrasah mengandung makna sebagai kepala

madrasah dengan tugas pokok dan fungsi proses dan operatif dari keseluruhan aktivitas

instituisinya, sedangkan school principal bermakna menjalankan tugas pokok dan fungsi

sebagai principalship.35

Pada dasarnya tugas kepala madrasah itu sangat luas dan kompleks. Rutinitas

kepala madrasah menyangkut serangkaian pertemuan interpersonal secara berkelanjutan

dengan murid, guru dan orang tua, atasan dan pihak-pihak terkait lainnya.

Tugas kepala sekolah (madrasah) sebagai berikut: (1) Menjaga agar segala

program madrasah berjalan sedamai mungkin (as peaceful as possible); (2) Menangani

konflik atau menghindarinya; (3) Memulihkan kerjasama; (4) Membina para staf dan

34

Hari Suderadjat, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah, (Bandung: Cipta Cekas Grafika,

2004), hal. 112. 35

Sudarwan, Menjadi Komunitas Pembelajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hal. 57

Page 22: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

22

murid; (5) Mengembangkan organisasi; (6) Mengimplementasi ide-ide pendidikan. Untuk

memenuhi tugas-tugas di atas, dalam segala hal hendaknya kepala madrasah berpegangan

kepada teori sebagai pembimbing tindakannya. Teori ini didasarkan pada

pengalamannya, karakteristik normatif masyarakat dan madrasah, serta iklim

instruksional dan organisasi madrasah.

Seorang kepala madrasah harus memiliki kualitas dan kompetensi. Secara umum

kepala madrasah setidaknya mengacu kepada empat hal pokok yang dimiliki, yaitu; (a)

sifat dan keterampilan kepemimpinan, (b) kemampuan pemecahan masalah, (c)

keterampilan sosial, dan (d) pengetahuan dan kompetensi profesional.

Kepala madrasah merupakan faktor penggerak, penentu arah kebijakan madrasah

yang akan menentukan bagaimana tujuan madrasah dan pendidikan pada umumnya.

Kepala madrasah dituntut senantiasa meningkatkan efektifitas kinerja. Melihat penting

dan strategisnya posisi kepala madrasah dalam mewujudkan tujuan madrasah, maka

seharusnya kepala madrasah harus mempunyai nilai kemampuan relasi yang baik dengan

segenap warga di madrasah, sehingga tujuan madrasah dan tujuan pendidikan berhasil

dengan optimal. Ibarat nahkoda yang menjalankan sebuah kapal mengarungi samudra,

kepala madrasah mengatur segala sesuatu yang ada di madrasah.

Pada awal khalifah di dalam Islam, tanggung jawab kepemimpinan ditunjukan

kepada Umar bin Khatab setelah Abu Bakar. Banyak hal mengenai tanggung jawab

kepemimpinan yang sudah dicontohkan oleh beliau. Pernah Umar memakai baju bulu

domba yang sebagiannnya dipenuhi dengan tambalan dari kulit, padahal waktu itu beliau

adalah seorang khalifah, sambil memikul jagung ia lantas berjalan mendatangi pasar

untuk menjamu orang-orang.” Abdullah, puteranya berkata, ”Umar bin Khattab berkata,

”Seandainya ada anak kambing yang mati di tepian sungai Eufrat, maka Umar merasa

takut diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT.”

Umar dalam tanggung jawab sebagai khalifah pemimpin umat beliaulah yang

lebih dahulu lapar dan yang paling terakhir kenyang, Beliau berjanji tidak akan makan

minyak samin dan daging hingga seluruh kaum muslimin kenyang memakannya. Tidak

diragukan lagi, khalifah Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang arif, bijaksana

Page 23: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

23

dan adil dalam mengendalikan roda pemerintahan. Bahkan ia rela keluarganya hidup

dalam serba kekurangan demi menjaga kepercayaan masyarakat kepadanya tentang

pengelolaan kekayaan negara.

Kepala madrasah seyogyanya mencontoh bagaimana tanggung jawab

kepemimpinan Umar, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dalam menjalankan aktifitas

hubungan sebagai kepala madrasah dengan guru, siswa dan elemen yang mendukung

madrasah.

F. Pendelegasian Wewenang (Otoritas) Kepala Madrasah

Kunci perbedaan otoritas dan tanggung jawab adalah dua sisi dari mata uang yang

sama. Istilah otoritas singkatan dari kekuasaan atau hak yang diberikan kepada seseorang untuk

membuat keputusan yyang disebut wewenang, sedangkan tanggung jawab adalah kewajiban untuk

memelihara dan mengatur kewenangan ditugaskan. 36

Delegasi wewenang adalah pelimpahan atau pemberian otoritas dan tanggung

jawab dari pimpinan atau kesatuan organisasi kepada seseorang atau kesatuan organisasi

lain untuk melakukan aktivitas tertentu. Hal ini didasarkan bahwa pada esensinya hampir

tidak ada seorang kepala madrasah yang dapat secara pribadi menyelesaikan secara

penuh seluruh tugas organisasi seorang diri. Kepemimpinan kepala madrasah yang sukses

tampak pada kepemimpinan menejer yang mempengaruhi bawahan untuk mengerjakan

suatu tugas. Apabila bawahan mengerjakan tugas tersebut, berarti kepala sekolah sukses

dalam kepemimpinannya, tetapi hal tersebut tidaklah efektif. Namun apabila bawahan

mengerjakan tugas tersebut dengan rasa ketidaksenangan dan melakukan tugas tersebut

hanya karena otoritas seorang manajer maka manajer tersebut sukses dalam

kepemimpinannya.37

Seorang ahli dari Inggris J.C Denyer dalam The Liang Gie menyatakan bahwa

seseorang manajer perkantoran harus memiliki pendidikan dan latihan yang tepat maupun

36

http://translate.google.com/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.differencebetween.info/difference-

between-authority-and-responsibility&prev=search diakses tanggal 20 Oktober 2015 37

H.B. Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hal. 163

Page 24: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

24

ciri-ciri perwatakan yang cocok dengan tugasnya. Selanjutnya harus memiliki

kemampuan melimpahkan pekerjaan maupun kecakapan dalam organisasi.38

Pada dasarnya pelimpahan wewenang dan tanggung jawab didasarkan atas

prinsip-prinsip sebagai berikut:39

1. Agar organisasi dapat menggunakan sumber dayanya secara efisien, tanggung jawab

atas tugas yang detail yang dilimpahkan kepada hierarki organisasi yang paling

bawah yang mempunyai kemampuan dan informasi yang cukup untuk pelaksanaan

tugas tersebut yang secara kompeten. Dampak yang diharapkan atas konsep ini adalah

agar setiap individu dalam organisasi dapat melaksanakan tugas secara efektif.

2. Agar delegasi wewenang dan tanggung jawab berlangsung secara efektif, para

anggota organisasi harus eksistensi mereka dalam suatu rantai komando. Prinsip ini

mempertegas bahwa dalam suatu organisasi harus terdapat suatu garis wewenang dan

tanggung jawab yang jelas.

3. Agar delegasi wewenang dan tanggung jawab itu berlangsung efektif, setiap anggota

organisasi melaporkan hanya kepada satu atasan.

Dalam organisasi lini (garis) pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal

melalui garis terpendek dari seorang atasan kepada bawahannya. Pelaporan tanggung

jawab dari bawahan kepada atasannya juga dilakukan melalui garis vertikal terpendek.

Perintahan-perintah hanya diberikan seorang atasan saja dan pelaporan tanggung jawab

hanya kepada atasan bersangkutan.

Pendelegegasi wewenang merupakan suatu faktor yang penting di dalam

manajemen dikarenakan: (a) menetapkan hubungan organisatoris formal diantara

anggota-anggota badan usaha, (b) memberikan kekuasaan manajerial agar mereka

mampu bertindak apabila keadaan memaksa dan (c) mengembangkan bawahan dengan

cara memberi izin kepada mereka untuk mengambil keputusan dan menerapkan

pengetahuan yang mereka peroleh.40

38

The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 2000), hal. 12. 39

Ibid. hal. 164 40

George R. Terry, Prinsip-prinsip .., hal. 101

Page 25: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

25

Jika otoritas tidak pernah menjadi masalah, orang akan ingin mendelegasikan

tanggung jawab secara maksimum. Dalam rangka paling lengkap untuk mewujudkan

potensi dari setiap anggota, dan jaminan terbaik keberhasilan organisasi, pimpinan akan

ingin memiliki semua orang merasa bertanggung jawab. Otoritas adalah cukup sederhana

kemampuan untuk membuat keputusan tertentu tanpa harus meminta izin orang lain.

Modulasi otoritas adalah masalah yang lebih halus dari pada penyebaran tanggung

jawab. Tidak seperti tanggung jawab, yang harus sepenuhnya didistribusikan mungkin,

otoritas harus lebih hemat dibagikan.41

Wewenang dan tanggung jawab adalah fungsi

dasar dipertimbangkan pada tahap utama dalam sistem manajemen. Dalam perusahaan

sukses, ini adalah fungsi dasar yang dikelola oleh otoritas masing-masing organisasi.

Otoritas adalah suatu entitas atau kekuasaan untuk menegakkan hukum-hukum

tertentu, aturan dan harapan.Kekuatan otoritatif selalu diberikan dengan kebebasan

mengambil keputusan dan mengelola kendali yang diperlukan, untuk kepentingan

organisasi.

Otoritas sebagai hak untuk memberi perintah. Tanpa otoritas, kepala madrasah

tidak lagi menjadi manajer, karena ia tidak bisa mendapatkan kebijakannya dilakukan

melalui orang lain. Dalam pendelegasian wewenang berjalan mengalir ke bawah, yaitu

bekerja dari atasan atas ke pengikut lebih rendah.

Otoritas adalah kekuatan untuk memberi perintah dan mendapatkannya dipatuhi

atau dengan kata lain itu adalah kekuatan untuk mengambil keputusan. Tanggung

jawab berarti keadaan yang akuntabel atau jawab untuk setiap kewajiban, kepercayaan,

utang atau sesuatu atau dengan kata lain berarti kewajiban untuk menyelesaikan

pekerjaan yang ditugaskan pada waktu dan dengan cara terbaik. Wewenang dan tanggung

jawab yang terkait erat dan ini menyatakan prinsip bahwa kedua harus berjalan

seiring. Ini berarti bahwa otoritas yang tepat harus didelegasikan untuk memenuhi

tanggung jawab.

41

JonathanWallacedalamhttp://translate.google.com/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.

spectacle.org/1098/leader.html&prev=search

Page 26: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

26

Berikut ini adalah perbandingan antara wewenang dan tanggung jawab:

Kewenangan Tanggung jawab

Definisi Otoritas adalah kekuatan untuk

memberi perintah, membuat

keputusan, dan menegakkan

kepatuhan.

Tanggung jawab adalah fakta

memiliki tugas untuk berurusan

dengan sesuatu, atau memiliki kendali

atas seseorang.

Pada

dasarnya

Kekuatan. Tugas.

Fungsi

utama

1. Perintah

2. Perintah memainkan peran

penting.

1. tugas

2. Ketaatan memainkan peran

penting.

Durasi

Waktu

Jangka waktu lebih lama

dibandingkan dengan tanggung

jawab.

Itu akan selesai dengan selesainya

tugas sehingga memiliki waktu yang

lebih singkat.

Arus arah Mengalir ke bawah. Mengalir ke atas.

Delegasi Hal ini dapat didelegasikan

kepada orang lain.

Hal ini tidak dapat didelegasikan.

Contoh Hak manajer untuk perintah

bawahannya.

Kewajiban bawahan untuk

menyelesaikan pekerjaan yang

ditugaskan.

Tanggung jawab adalah kewajiban, wewenang adalah hak, ketika hak

dilaksanakan, kewajiban terlaksana, ketika hak dilaksanakan, kewajiban dilaksanakan

maka tidak akan terganggu, kalau kewajiban terlaksana maka hak orang lain terpenuhi.

Kewajiban dilanggar, maka hak tidak terpenuhi. Maka sepantasnya seorang kepala

madrasah melaksanakan hak dan kewajiban dengan menjalankan weweenang dan

tanggung jawab.

Page 27: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

27

G. Kesimpulan

Manajemen dalam sebuah organisasi pada dasarnya dimaksudkan sebagai suatu

proses (aktivitas) penentuan dan pencapaian tujuan organisasi melalui wewenang dan

tanggung jawab dalam penggunaan sumber daya organisasi. Wewenang adalah hak dan

kekuasaan untuk bertindak, membuat keputusan, memerintah, dan melimpahkan

tanggung jawab kepada orang lain. Adapun bentuk-bentuk wewenang adalah: wewenang

kharismatis, tradisional, dan rasional (legal), wewenang resmi dan tidak resmi, wewenang

pribadi dan territorial, wewenang terbatas dan menyeluruh. Pendelegasian wewenang

(otoritas) adalah pelimpahan atau pemberian otoritas dan tanggung jawab dari pimpinan

atau kesatuan organisasi kepada seseorang atau kesatuan organisasi lain untuk melakukan

aktivitas tertentu.

Tanggung jawab adalah keharusan untuk melakukan semua tugas-tugas

(kewajiban) yang dibebankan kepada seseorang, sebagai akibat dari wewenang yang

diterimanya atau dimilikinya. Tanggung jawab adalah kewajiban untuk melakukan

sesuatu yang timbul karena seseorang telah menerima wewenang, maka dari itu, antara

wewenang dan tanggung jawab harus seimbang.

Page 28: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

28

DAFTAR PUSTAKA

Abu 'Abdillah Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, al Jami' al-Sahih al-Musnad min Hadis

Rasulillah Sallallahu 'alaihi wa Sallam wa Sunanihi wa Ayyamihi, Jilid.

III Kairo: al-Matba'ah al-Salafiyyah, 1403 H.

Abdullah bin Abdurrahman bin Shalih Ali Bassam,Taisirul-Allam Syarh Umdatul-

Ahkam, Jeddah: Maktabah As-SAWady Lit-Tauzi‟,1412/1992

Ahmad Mustofa, Ilmu Budaya Dasar, CV Pustaka Setia, Bandung 1999

Ahmad Sunarta dan Syamsuddin Noor, Himpunan Hadits Shahih Bukhari, Jakarta: An

Nur, 2009

Al-„Asqalani, Syihab al-Din Abu al-Fadl Ahmad ibn „Ali ibn Hajar. Nuzhat al-Nazr

Syarh Nukhbah. Mesir. al-Munawwarah. t.th. Ibn Hajar al-'Asqalani

Amin Abdullah, Membangun Paradigma Keilmuan Interkonektif Islamic Studies di

Perguruan Tinggi; Pendekatan Integratif-Interkonektif, Cetakan: I, Februari 2006

Definisi Wewenang, http://artikata.com/arti-383651-wewenang.html

George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009

H.B. Siswanto, Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011

Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Surabaya, CV. Haji Mas Agung, 1997

Hamka, Tafsir al-Azhar, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1988, cet. I, juz XXII

Hari Suderadjat, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah, Bandung: Cipta

Cekas Grafika, 2004.

'Imad al-Din Abu al-Fida' Isma'il ibn Kasir al-Dimasyqi, Tafsir al-Qur'an al-Azim, jil. XI

Kairo: Muassasah Qurtubah, 2000

M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi Islam, Tafsir Sosial berdasarkan Konsep-konsep

Kunci, Jakarta: Paramadina, 2002

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2008

Page 29: WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DALAM AL-QUR ...repository.uinjambi.ac.id/450/1/28-464-1-PB.pdfadalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah

29

M. Quraish Shihab, Tafsir Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, Jakarta:

Lentera Hati, 2002

Malyu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012

Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi, Terjemah Shahih Muslim Riyadhus Shalihin Jilid III

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014, Tentang Kepala

Madrasah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 28 tahun 2010 Tentang Penugasan guru

sebagai kepala sekolah/ madrasah, 20 Juni 2010

Rachmat Ramadhana al-Banjari, Prophetic Leadership, Yogyakarta: DIVA Press, 2008

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2008

Robbin dan Coulter, Manajemen (edisi kedelapan), Jakarta: PT Indeks, 2007

Roderik Martin, Sosiologi Kekuasaan, ter. Herjoediono, Jakarta: Rajawali Press, 1990

Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pres, 1990

Sudarwan, Menjadi Komunitas Pembelajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003

The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern, Yogyakarta: Liberty, 2000

Thomas Gordon, Kepemimpinan yang Efektif, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1994

Wohjosumidjo, Kepimpinan Kepala Madrasah, Jakarta: Raja Grafindo Persada), cetakan

ke 3.