Webinar #7 - ipdijabar.or.id
Transcript of Webinar #7 - ipdijabar.or.id
Skrining Nutrisi pada pasien Hemodialisa Rutin
Pelayanan Dialisis di Era Pandemi & Adaptasi Kebiasaan Baru
Webinar #7
Pertemuan Ilmiah Tahunan DaerahIKATAN PERAWAT DIALISIS INDONESIAPengurus Daerah Jawa Barat2020
PENDAHULUAN Keadaan status nutrisi pasien hemodialisis (HD) rutin sangat
menentukan kualitas hidup pasien tersebut
Status nutrisi yang buruk pada populasi ini menyebabkan angka
Morbiditas dan mortalitas kardiovaskular menjadi tinggi
Mengenali secara dini keadaan nutrisi pasien hemodialisis rutin akandapat mencegah atau memperbaiki keadaan gangguan nutrisi pasien
hemodialisis tersebut
Malnutrition-Inflammation Score (MIS)and all-cause mortality in ESRD
Quartile 1: well-nourished
Quartile 4:severelymalnourished
Fig 5. Kaplan-Meier proportion surviving after5 years of observation according toquartilesof baseline Malnutrition-Inflammation Score in 809 hemodialysispatients(October 2001 to January 2007).
Rambod M et al., Am J Kid Dis 2009; 53: 298-309
Prevalensi PEW pada pasien HD rutin cukup tinggi : 15 – 75 % (ESPEN)
Gangguan nutrisi/malnutrisi pada pasien HD
Protein Energy Wasting syndrome (PEW)
PEW syndrome of loss of protein mass and energy stores that occurs in many patients with CKD or AKI.
here are a large number of disorders that can cause PEW in patients with kidney disease, including the
presence of an inadequate diet, the presence of inflammation, oxidative stress, acidemia, nutrient losses
into dialysate, altered responses to anabolic hormones, increased levels of unexcreted toxins, and blood
loss.
Kidney International (2008) 73, 391–398
MODEL KONSEPTUAL ETIOLOGI DAN KONSEKUENSI PASIEN PENYAKITGINJAL KRONIK DENGAN PEW
Ikizler et al, Kideny Int 2013; May: 1-12
Kato, Sawako., et.al. Clin J Am Soc Nephrol 3: 1526–1533, 2008
Iranian Journal of Kidney Diseases | Volume 9 | Number 2 | March 2015
Tidak ada pendekatan tunggal dan penanda tunggal yang mampu mendeteksi perubahan statusgizidalam satu waktu dan mengikuti perubahan tersebutdari waktu ke waktu. Pendekatan yang palingRelevana dalah kombinasi antara SGA, bioimpedance spectroscopy, psikologi, dan tes laboratorium.(Marcelli, 2015)
Diagnosis of PEWwhen at least
one parameter isfound below
recommendation
in three of thefour nutritionalvariable groups
Diagnosis PEW
pada PGK
Kidney International (2008) 73, 391-398;
Screening Tool
• Geriatric Nutrition Risk Index
• Malnutrition Universal Screening Tool (MUST)
• Mini Nutrition Assessment
• Nutrition Impact Symptoms
• Nutrition Screening Tool
• Renal NST
Assessment Tool
• Subjective Global Assessment
• Malnutrition InflamationScore
• Nutrition Risk Score
• Protein Nutrition Index
• Composite Score of Protein Energy Nutrition Status
Nutrition Screening Tools In adults with CKD 3-5D or post transplantation, there is limited evidence to suggest the use of onetool over others for identifying those at risk of protein-energy wasting (PEW)
Statements on Composite Nutritional Indices7-Point Subjective Global Assessment (SGA) In adults with CKD 5D, we recommend the use of the 7-point Subjective Global Assessment as a validand reliable tool for assessing nutritional status (1B).
Malnutrition Inflammation Score (MIS)In adults with CKD on MHD or posttransplantation, Malnutrition Inflammation Score may be used toassess nutritional status
Ikizler TA, Burrowes JD, Byham-Gray LD, et al;KDOQI Nutrition in CKD Guideline Work Group. KDOQI clinical practice guideline for nutrition in CKD: 2020update. Am J Kidney Dis. 2020;76(3)(suppl 1):S1-S107.
> Proses sederhana dan cepat
> Menyeleksi pasien malnutrisi atau berisiko malnutrisi
> Dapat dilakukan oleh perawat atau staf medis lainnya
> Parameter skrining harus sangat sensitif :
Penurunan berat badan akhir-akhir ini Asupan makanan sehari-hari
Indeks massa tubuh sekarang
Derajat beratnya penyakit yang diderita sekarang
Form : Nutritional risk screening (NRS 2002), MUST (Malnutrition Universal
Screening Tool)
SKRINING STATUS GIZI
Malnutrition Universal Screening Tool (MUST)
Tahap 1Ukur tinggi bdan dan berat badan untuk mengukur IMT.IMT (>20 = 0; 18,5-20 = 1; <18,5=2)
Tahap 2Catat penurunan BB yang tidak direncanakan dalm 3-6 bulan yang laluPenurunan BB (<5% = 0; 5-10% = 1; >10% = 2)
Tahap 3Kenali gejala penyakit akut yang mengganggu asupan nutrisiJika pasien mengalami penyakit akut dan mengalami penurunan asupan nutrisi makadiberikan skor 2
Tahap4Jumlahkan skor pada tahap 1, 2 dan 3 untuk mengukur risiko malnutrisi(0 = risiko rendah; 1 = risiko sedang; ≥2 = risiko tinggi)
Tahap5
Gunakan panduan manajemen atau sesuai kebijakan penatalaksanaan untuk melakukan perawatanyangsesuai
Tahap 5Panduan manajemen
SKOR MANAJEMEN
Risiko Rendah Ulangi skrining:
Dirawat di RS–tiapminggu
Dirawat dirumah – minimal1bulansekali
Dikomunitas – jika perlu
Risiko Sedang Catat asupan makanan dalam 3 hari
Jika cukup, ulangi skrining :
Dirawat di RS – tiap minggu
Dirawat di rumah – minimal 1bulan sekali
Dikomunitas – minimal 2-3 bulan
Risiko Tinggi Rujuk ke ahli gizi
Tentukan tujuan, rencana penatalaksanaan dan tingkatkan asupan nutrisi
Monitor dan pantau pelaksanaan perawatan :
Dirawat di RS – tiap minggu
Dirawat di rumah – tiap bulan
Dikomunitas – tiap bulan
Ya TidakSkrining awal
Apakah IMT <20.51Apakah pasin mengalami penurunan BB selam 3 bulan terakhir?2
Apakah pasien mengalami penurunan asupan makanan dalam seminggu3terakhir?
Apakah pasien mengalami sakit yang parah? (misal : terapi intensif)4
Ya Jika jawaban “Ya” untuk salah satu pertanyaan, maka lakukan skrining akhir
No: Jika jawaban “Tidak” untuk seluruh pertanyaan maka lakukan skring ulang dalam 1 minggu kemudian.
Jika pasien direncanakan dilakukan operasi besar, persiapkan nutrisi yang cukup, hindari risiko kekurangan nutrisi
NUTRITIONAL RISK SCREENING (NRS 2002)
Final Screening
Impaired nutritional status Severity of disease
(increase in requirements)Tidak ada
Score 0
Status nutrisi normal Tidak ada
Score 0
Kebutuhan Nutrisi Normal
RinganScore 1
Wt loss>5% in 3 months or food intake below 50–75% ofNormal requirement in preceding week
RinganScore 1
Hip fracture* Chronic patients, in particular with Acutecomplications: cirrhosis*, COPD*. Chronic hemodialysis,diabetes, oncology
SedangScore 2
Wt loss>5% in 2 months or BMI 18.5–20.5 + impaired general condition or food intake 25–60% ofNormal requirement in preceding week
SedangScore 2
Major abdominal surgery* Stroke* Severe pneumonia,Hematologic, Malignancy
BeratScore 3
Wt loss>5% in 1 month (>15%in3mths) or BMI<18.5+Impaired general condition or Food intake 0-25% of normalRequirement in preceding week in preceding week.
SevereScore3
Headinjury* Bone marrowtransplantation* Intensive care patients (APACHE>10).
Score: +Score:= totalscore
Age if ≥70 years: add 1 to total score above= age+adjusted total score
Score≥3:the patient is nutritionally at-risk and a nutritional care plan is initiatedScore<3:weekly rescreening of the patient. If the patient e.g. is scheduled for a major operation, a preventive nutritional care plan is considered to avoidThe associated risk status.
Asesmen Status Nutrisi Merupakan proses diagnosis yang dapat menentukan derajat beratnya
malnutrisi dan risiko komplikasi yang dapat terjadi akibat malnutrisi
Meliputi :
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Test fungsional
Parameter laboratorium
HOW ?Menilai status nutrisi secara berkala
ESPEN dan NKF K/DOQI :
• Konseling diet tiap 6 bulan
• IMT tiap bulan
• Serum albumin tiap 3bulan
• SGA/MIS tiap 3 bulan (sistem skoring nutrisi)
Penilaian Status Nutrisi
• Kehilangan massaotot(lingkar lenganatas)
• Hilangnya lemak subkutan(lipatan kulit triceps)
• Penilaian asupan makanan
• Kebutuhan tercukupi– Kualitas
– Kuantitas
• Makanan dan minuman yang
dikonsumsi
Berat badan
Tinggi badan
Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT : < 23kg/m2 risiko malnutrisi
Ideal : 22 – 26 kg/m2
Penilaian Status Nutrisi : Parameter biokimia
• Albumin
• Jumlah limfosit
• Serum transferrin
• Serum pre-albumin
• Total iron-binding capacity
• Serum cholesterol
Subjectif Global Assessment (SGA)
SGA 7 poin
MALNUTRITION INFLAMMATION SCORE (MIS) Merupakan suatu penilaian komprehensif dari status nutrisi
Merupakan pengembangan dari alat sebelumnya : SGA konvensional , DialysisMalnutrition Score (DMS)
10 komponen penilaian : 7 komponen SGA
3 komponen baru : IMT, albumin serum dan TIBC
MIS terdiri dari 4 bagian :
Riwayat medis dan status gizi Pemeriksaan fisik
IMT
Parameter laboratorium
NO
KOMPONENvMIS SCORE
0 1 2 3
A. Riwayat Medis
1 Perubahan berat badankeringDiakhir dialysis (perubahanSecara keseluruhan pada 3-6 bulan terakhir)
<0,5kg 0,5-1,0 kg ≥1 kg tapi <5% ≥5%
2 Asupan diit Nafsu makanbaik, Asupantidak menurun
Asupan diit padatsub optimal
Berkurangnya asupanMakan padat dan cair
Starvasi karena diit cair punTidak masuk
3 Gejala Gastrointestinal Tidak ada gejala,Nafsu makanbaik
Gejala ringan, nafsuMakan buruk atauKadang mual
Kadang muntah atauGejala GI sedang
Sering diare atau muntah,Anoreksia berat
4 Kapasitas Fungsional(hubungan nutrisi denganGangguan fungsional)
KapasitasFungsionalnormal,Merasa sehat
Kadang sulitMelakukan aktivitasDasar atau seringMerasa lelah
Sulit melakukanaktivitasMandiri (misal pergi keKamar mandi)
Bed/chair-ridden atauaktivitasFisik minimal sampai tidakada
5 Komorbiditas, termasuklama(tahun) dialysis
TanpakomorbiditasDalam dialysis<1tahun
Dialysis 1-4 tahunatauKomorbiditas ringan(tanpaMCC),
Dialysis >4 tahun atauKomorbiditas sedang(Termasuk 1 MCC),
Perburukan, multipelkomorbiditas(2 atau lebih MCC)
MCC (Major Comorbid Condition) meliputi gagal jantung kongestif klasIII atau HIV, AIDS stadium akhir, Penyakit jantung coroner berat, penyakit paru obstruksi kronik sedang-berat,Sekuele neurology iberat, metastasis keganasan, atau baru mendapatkan kemoterapi. Disarankankenaikan setara untuk serum transferrin adalah: >200(0), 170-199(1), 140-169(2), dan <140mg/dl(3)
A.PemeriksaanFisik
6 Berkurangnya cadangan lemak
atau
Kehilangan lemak subkutan
(di bawah mata, trisep, bisep,
dada)
Tiadak ada
perubahan
Ringan Sedang Berat
7 Tanda kehilangan masa otot
(kening, klavikula, scapula,
costae, kuadrisep, lutut,
interoseous)
Tidak ada
perubahan
Ringan Sedang Berat
UkuranTubuh
8 Indeks Masa Tubuh kg/m² ≥20 18-19,9 16-17,99 <16
Parameter Laboratorium
9 Albumin serum (g/dl) ≥4 3,5-3,9 3,0-3,4 <3,0
10 TIBC (Total Iron-Binding
Capacity Serum) mg/dl♣
≥250 200-249 150-199 <150
IMT =
CONTOH :BERAT BADAN KERING PASIEN 70 Kg, TB: 175 CM
IMT = BBBB(TB)2
70(1,75)2
22,9
Menghitung IMT BBBB(TB)2 ==> dalam meter
INTERPRETASI MIS
•
•
Tidak ada batas tegas
Penelitian (Yamada 2008):
0-5 (tanpa malnutrisi)
6-10 (malnutrisi ringan),
≥ 11 (malnutrisi sedang sampai berat)
Tiap kenaikan 10 skor MIS meningkatkan 10 kali risiko kematian
Jika hasil assessment ditemukan malnutrisimaka diperlukan intervensi nutrisi
Tujuan intervesi nutrisi pada penderita PGK yangmenjalani dialisis mencukupi kebutuhan protein
memberikan cukup energi
Mengatur asupan garam (natrium/Na) untuk mengantisipasi tekanandarah tinggi dan kelebihan cairan
Mengatur asupan cairan untuk mencegah kelebihan cairan
membatasi asupan phosphor (P)
mencukupi kebutuhan zat gizi lainnya, terutama vitamin
Peran Perawatdalam penilaian
status nutrisi
Penkajian fisik : Berat badanTinggi badanLingkar lengan atas
Nilai biokimia : Mengidentifikasi nilai abnormal. MisalPO4, Na+ peningkatan IWG
Makan & minum : Makanan yang disukai atau tidakdisukai, penyakit, budaya, etik, kepercayaan yang berkaitan dengandiet. Misal : diabetes, makanan halal, bebasgluten
Monitoring asupan makanan (food Record)
Keterbatasan fisikberkaitan dengan makan dan minum, Misal : tremor
Faktor pendukungPendukung pasien dalam menjalankanprogram diet yang direncanakan
Kesimpulan
• Status nutrisi memepengaruhi kualitas hidup pasien HD• Penderita CKD dapat mengalami masalah imunitas• Skrining nutrisi merupakan proses mudah dan sederhana
untuk mengenali lebih awal risiko gangguan nutrisi• Assessment nutrisi merupakan proses yang lebih kompleks
dilakukan untuk menegakan diagnosa PEW• Peran perawat dalam penilaian status nutrisi dan
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untukmenjaga nutrisi pasien tetap dalam keadaan baik.
TERIMA KASIH