file · Web viewSerbuk tembaga merupakan salah satu bahan logam yang digunakan ......
Transcript of file · Web viewSerbuk tembaga merupakan salah satu bahan logam yang digunakan ......
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I
PERCOBAAN VI
PEMBUATAN TERUSI
O L E H
NAMA : SARTINI
STAMBUK : F1C1 11 046
KELOMPOK : II
ASISTEN PEMBIMBING : DEIS ROSTIYANTI
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan
liat. Selain itu, tembaga merupakan logam berdaya hantar listrik tinggi, maka
dipakai sebagai kabel listrik. Tembaga tidak larut dalam asam yang bukan
pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut
dalam HNO3.
Tembaga (II) sulfat mempunyai banyak kegunaan di bidang industri
diantaranya untuk mebuat campuran bordeaux (sejenis fungisida) dan
senyawa tembaga lainnya. Senyawa ini juga digunakan dalam penyepuhan
dan pewarnaan tekstil serta sebagai bahan pengawet kayu. Bentuk
anhidratnya digunakan untuk mendeteksi air dalam jumlah kelumit. Tembaga
sulfat juga dikenal sebagai vitriol biru.
Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru, CuSO4.5H2O
triklin. Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 110oC dan yang ke lima
pada 150oC membentuk senyawa anhidrat berwarna putih. Pentahidrat ini
dibuat dengan mereaksikan tembaga (II) oksida atau tembaga (II) karbonat
dengan H2SO4 encer, larutannya dipanaskan hingga jenuh dan pentahidrat
yang biru mengkristal jika didinginkan. Pada skala industri, senyawa ini
dibuat dengan memompa udara melalui campuran tembaga panas dengan
H2SO4 encer. Dalam bentuk pentahidrat, setiap ion tembaga (II) dikelilingi
oleh empat molekul air pada setiap sudut segi empat, kedudukan kelima dan
keenam dari oktahedral ditempati oleh atom oksigen dari anion sulfat,
sedangkan molekul air kelima terikat oleh ikatan hidrogen. Berdasarkan dari
latar belakang di atas, maka dilakukanlah percobaan untuk membuat senyawa
tembaga sulfat pentahidrat (terusi).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada percobaan ini yaitu bagaimana proses
dan teknik pembuatan terusi ?
C. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan ini yaitu untuk memberikan gambaran
tentang proses dan teknik pembuatan terusi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tembaga adalah logam berdaya hantar listrik tinggi, maka dipakai sebagai
kabel listrik. Tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi tetapi
tembaga teroksidasi oleh HNO3. Bentuk pentahidrat yang lazim terhidratnya, yaitu
kehilangan empat molekul airnya pada 100o C dan kelima-lima molekul air pada
suhu 150o C. Pada 650oC, tembaga (II) sulfat mengurai menjadi tembaga (II)
oksidasi (CuO), sulfur dioksida (SO2) dan oksigen (Sugiarto, 2003).
Serbuk tembaga merupakan salah satu bahan logam yang digunakan untuk
membuat komponen otomotif, elektronika dan juga sebagai bahan untuk produk
cat yang bersifat konduktip. Dalam industri otomotif dan elektronika, pembuatan
komponen dari serbuk tembaga dilakukan dengan teknologi metalurgi serbuk,
dimana proses metalurgi serbuk terdiri dari tahapan-tahapan mixing, compacting
dan sintering (Riles, 2012).
Padatan yang mengandung molekul-molekul senyawaan bersama-sama
dengan molekul air disebut hidrat. Hidrat dalam senyawa anorganik adalah garam
yang mengandung molekul air dalam perbandingan tertentu yang terikat baik pada
atom pusat atau terkristalisasi dengan senyawa kompleks. Hidrat seperti ini
disebut juga sebagai air terkristalisasi atau air hidrasi (Cotton dan Wilkinson,
1994).
Bahan uji kristal CuSO4.5H2O dipanaskan dengan TG-DTA sampai suhu
1000ºC, dengan kecepatan pemanasan 100°C/menit, bahan tersebut mengalami
peristiwa pengurangan air (dehidrasi) dan peruraian (dekomposisi). Peristiwa
peruraian terjadi karena adanya pelepasan air yang terikat sebagai air kristal, dan
peruraian serbuk CuSO4 menjadi CuO serta SO2 dan O2 dalam bentuk gas, akibat
dari peristiwa tersebut secara bertahap menyebabkan terjadinya penurunan berat
dan akan membutuhkan sejumlah panas (Sutri, et al., 2008).
Produk reklistalisasi menunjukkan pola difraksi sinar-x berbeda dengan
bentuk perdagangan yakni bentuk II hidrat. Bentuk ini akan berubah menjadi
campuran I dan II anhidrat jika diberi perlakuan tribomekanik atau termik.
Diperlukan suhu yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang untuk mengubah
campuran II dan I menjadi total bentuk I. Pemanasan pada suhu 150oC selama tiga
jam, mampu mengubah produk perdagangan menjadi bentuk I meskipun belum
100 % mengubah produk rekristalisasi dari etanol (Sundani, et al., 2007).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 November
2012 dan bertempat di Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Haluoleo Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
- Gelas kimia 250 mL
- Filler
- Corong
- Batang pengaduk
- Elektromantel
- Botol semprot
- Pipet ukur 10 ml
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
- Aquades - HNO3 pekat
- Kertas saring - H2SO4 pekat
- Serbuk tembaga (Cu)
C. Prosedur Kerja
- dimasukan kedalam gelas kimia- ditambahkan 8,5 mL H2SO4 pekat- dimasukan 5 gr serbuk tembaga
(dilakukan di dalam lemari asam) - ditambahkan 25 mL HNO3 pekat- diaduk hingga tembaga larut- dipanaskan (sampai uapnya tidak
berwarna coklat)- dipanaskan- disaring ketika masih panas
- disimpan larutan hingga berbentuk kristal - dipisahkan kristal dengan penyaringan
- dianginkan- dicuci dengan sedikit aquades- dilarutkan dalam sedikit air hingga membentuk
kristal kembali
- ditimbang
10,907 gr
50 mL aquades
Filtrat Residu
Larutan Kristal
CuSO4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data pengamatan
Hasil pengamatanPerlakuan
Pengamatan
50 mL air + 8,5 mL H2SO4 pekat + 5 gr serbuk tembaga (Cu)
Larutan berwarna kecoklatan
Campuran (dalam lemari asam) + HNO3
pekat + dipanaskanLarutan berwarna biru vitrol dan timbul gas berwarna cokelat
Dipanaskan sampai gas cokelat tidak keluar lagi
Terbentuk gas warna cokelat
Di diamkan beberapa hari sampai terbentuk kristal
Terbentuk kristal
2. Reaksi yang terjadi
3Cu + 2NO3- + 2H+ 3CuO + 2NO ↑ + H2O
Cu + H2SO4 CuSO4 + H2O
CuSO4 + 5H2O CuSO4.5H2O
3. Perhitungan
Gambar kristal terusi yang diperoleh
Diketahui : Berat Cu = 5 gram
Mr Cu = 63,5 gr/mol
[H2SO4] = 18 M
Volume H2SO4 = 8,5 mL
Berat kristal terusi = 10,907 gr
Mr CuSO4 = 159,5 gr/mol
Ditanya : % rendamen = .....?
Penyelesaian :
Mol Cu = massa Cu Mr Cu
= 5 gr 63,5 gr/mol
= 0,078 mol
Mol H2SO4 = M. V
= 18 M × 8,5 mL 1000 mL/L
= 18 M × 0,0085 L
= 0,153 mol
2Cu + H2SO4 + O2 2CuSO4 + 2H2O
Mula2 : 0,039 mol 0,153 mol - -
Brx : 0,039 mol 0,039 mol - 0,039 mol -
Stb : - 0,114 mol - 0,039 mol -
Massa CuSO4 = mol CuSO4 × Mr CuSO4
= 0,039 mol × 159,5 gr/mol
= 6,2205 gram
% Rendamen =
Berat praktekBerat teori
100 %
=
10,907 gr6,2205 gr
100 %
= 175 %
B. Pembahasan
Hidrat adalah garam yang mengandung molekul air dalam
perbandingan tertentu yang terikat baik pada atom pusat atau terkristalisasi
dengan senyawa kompleks. Hidrat seperti ini disebut juga sebagai air
terkristalisasi atau air hidrasi.
Jika hidrat dipanaskan maka dia akan kehilangan molekul airnya,
pemanasan yang terus-menerus menyebabkan senyawa hidrat kehilangan
molekul airnya, jika hal ini terjadi maka senyawa hidrat disebut sebagai
anhidrat. Contoh reaksi:
CuSO4.5H2O(s) CuSO4(s) + 5H2O
CuSO4 disebut sebagai anhidrat dari hidrat CuSO4.5H2O. Beberapa senyawa
hidrat berbeda warna dengan senyawa anhidratnya. Hidrat CuSO4.5H2O
berwarna biru sedangkan anhidrat CuSO4 berwarna putih.
Pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk membuat tembaga
sulfat pentahidrat atau yang biasa disebut dengan terusi. Terusi dibuat dengan
pelarutan logam tembaga dalam asam sulfat pekat dimana asam sulfat
berfungsi untuk mengaktifkan tembaga agar tembaga dapat bereaksi dengan
asam nitrat. Penambahan asam nitrat ke dalam larutan berfungsi sebagai
oksidator yang akan mengoksidasi Cu menjadi Cu2+. Selain itu, asam nitrat
berfungsi untuk melarutkan serbuk tembaga, karena larutan asam sulfat tidak
dapat melarutkan serbuk tembaga. Dari penambahan asam nitrat pekat ini
menyebabkan tembaga melarut dan larutan menjadi berwarna biru keruh serta
terdapat uap berwarna coklat yang dihasilkan oleh reaksi NO + O2 NO2.
Diperlukan waktu yang tidak sedikit dari reaksi antara tembaga dan asam
nitrat pekat, maka dalam proses ini diperlukan pengadukan sampai seluruh
tembaga larut dalam larutan dan gas NO2 yang berwarna coklat tidak keluar
lagi.
Pemanasan pada larutan bertujuan untuk memperbesar hasil kali dari
ion-ionnya dan memperkecil harga hasil kali kelarutannya (Ksp), sehingga
hal ini dapat membentuk endapan kristal. Kristal yang terbentuk inilah yang
dinamakan tembaga (II) sulfat. Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan
dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh. Kondisi tersebut terjadinya karena
pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat
terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut. Dari pemanasan yang telah
dilakukan terbentuk larutan berwarna biru tua. Untuk memisahkan filtrat
dengan endapan (zat pengotor) maka dilakukan penyaringan. Penyaringan
tidak dilakukan ketika larutan telah dingin, melainkan dilakukan saat larutan
tersebut masih panas. Hal ini ditujukan agar pembentukan kristal yang tidak
diharapkan (kristal yang masih mengandung zat pengotor) dapat terhindar.
Dari hasil penyaringan diperoleh larutan berwarna biru tua. Selanjutnya,
filtrat yang telah disaring didiamkan selama satu hari untuk mendapatkan
kristal dari tembaga (II) sulfat.
Berat kristal yang diperoleh setelah didiamkan selama satu hari
sehingga dihasilkan kristal berwarna biru adalah sebesar 10,907 gram.
Berdasarkan hasil perhitungan, rendamen yang diperoleh adalah 175 %. Nilai
rendamen ini menandakan bahwa terusi yang diperoleh masih mengandung
pengotor, hal ini disebabkan nilai rendamen yang didapatkan lebih dari 100%.
Padahal seharusnya untuk pembuatan terusi, nilai rendamen yang baik adalah
tidak melebihi 100 %.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa proses pembuatan terusi dilakukan dengan mereaksikan air,
H2SO4 pekat, serbuk tembaga, dan HNO3 pekat dengan melakukan pengadukkan,
proses pemanasan, didiamkan beberapa hari dan rekristalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton dan Wilkinson, 1994, Kimia Anorganik Dasar I, Jakarta : Universitas Indonesia.
Indaryati, Sutri, Iis Haryati, Yanlinastuti, 2008, “Uji Fungsi Alat Thermal Gravimetri Differential Thermal Analysis”, Prosiding Seminar Pengelolaan Perangkat Nuklir, Batan.
Nurono, Sunandi, Azas Rulyaqien, Indardini Reni, 2007, “Polimorfisme Diklofenak Natrium”, Jurnal Sains teknologi Farmasi, Vol. 12, No. 1.
Sugiarto, Kristian H., 2003, Dasar-Dasar Kimia Anorganik II, Yogyakarta : Jica.
Wattimena, Riles M., 2012, “Komposisi Ukuran Dan Diameter Ekivalen Serbuk Hasil Dari Proses Electrorefining Dengan Variasi Tegangan Waktu Pengendapan Deposit”, Jurnal Orbith, Vol. 8, No. 2.