Web viewPrinsip ini merupakan api ... Serombongan pendaki gunung ... anda perlu berusaha agar suara...

download Web viewPrinsip ini merupakan api ... Serombongan pendaki gunung ... anda perlu berusaha agar suara hati dapat memberikan penilaiannya berdasarkan pengertian

If you can't read please download the document

Transcript of Web viewPrinsip ini merupakan api ... Serombongan pendaki gunung ... anda perlu berusaha agar suara...

Bagian 5

MEMPERJUANGKAN NILAI

Arah Pembiasaan

Bung karno suka memakai lambang banteng (banteng terluka). Prilaku banteng itu sungguh hebat, ia tidak mengenal putus asa. Dalam keadaan terluka justru banteng terus maju menyerang musuhnya, ia tak lelah. Lihat saja banteng di arena Matador, tidak akan mundur meskipun matador telah menghujaninya dengan tombak. Semangat banteng itu akan hilang, roboh menemui ajalnya. Sementara ia masih kuat untuk berdiri, banteng akan menyerang Matador. Adakah jiwa banteng ini banyak memberi inspirasi pada pribadi Bungkarno?

Jiwa semangat pantang mundur merupakan jiwa pejuang meneriakkan pekik: merdeka atau mati, lebih jauh dari itu bermakna jiwa ingin semakin lebih baik, hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin. Prinsip ini merupakan api dinamika hidup, menyala dari semangat ingin berkembang menjadi dewasa. Bila anda ingin lebih maju, mengikuti gerak semangat pantang mundur, wujudkanlah nilai-nilai, moral, prilaku baik dan bertindak menurut prioritas.

Istilah

Nilai adalah suatu hal baik yang diperjuangkan manusia sepanjang sejarah hidupnya. Sejarah hidup itu merupakan usaha tanpa kenal lelah mencari, mengejar dan mewujudkan nilai-nilai kehidupan. Tetapi perjuangan nilai itu sering dicemari oleh pandangan-pandangan, pikiran-pikiran yang bersifat sempit, sektoral dan tidak universal

Kasus

Serombongan pendaki gunung siap di tahap pertama. Ketua regu pendaki lapor kepada pak Lurah. Tidak bisa naik hari ini karena kemarin baru saja ditemukan jenasah perempuan yang tewas di atas gunung. Pokoknya hari ini dilarang naik gunung kata pak Lurah memberikan instruksi pada ketua dan wakil ketua regu pendaki.

Keluar dari rumah pak Lurah, ketua regu membisiki wakil ketua regu, saya akan umumkan pada semua anggota bahwa pak Lurah memberi izin mendaki tetapi melewati jalur lain. Akhirnya rombongan naik juga, mendaki gunung. Jalan pertama belum terjal, kadang landai, kadang mendaki, belum menanjak sungguh. Setelah naik sekitar 3 jam, barulah jalan mendaki. Rombongan mulai banyak minta berhenti, dituruti oleh ketua rombongan sambil meneriakan: kita istirahat di sini 10 menit, sambil makan kue dan permen, supaya energi kita tidak menurun tetapi tetap bertambah. Kaki dan tangan mulai dingin, maka ketua regu berseru lagi. Mari kita berangkat.

Mereka berangkat lagi, berjalan hingga seluruh perjalanan sudah memakan waktu kurang lebih 8 jam. Hari sudah pukul 5 pagi. Sinar merah mata hari sudah ditebar di cakrawala dan ternyata tempat istirahat ini berada di tepi danau di atas gunung. Tepi danau dikelilingi oleh pohon edelweis. Indah sekali. Kita akan istirahat di sini dua jam saja, lalu berangkat lagi seru ketua rombongan. Aku sudah lelah, ingin istirahat saja di sini, apalagi saya agak pusing. Aku juga mau di sini saja, pemandangan di sini indah sekali. Tenagaku sudah terkuras habis.

Akhirnya anggota rombongan terpecah menjadi dua, yang terus mendaki dan yang tinggal di tengah jalan. Yang berjalan paling depan adalah wakil ketua rombongan dan paling belakang adalah ketua rombongan. Mereka berjalan diam-diam, seakan-akan sedang mengisi semangat ataupun menghibur diri bahwa asal berjalan terus saja pasti akan sampai di puncak, asal dapat bertahan saja akan sampai di puncak, tak perlu memikirkan berapa lama lagi akan terus mendaki, tidak perlu membicarakan berapa banyak halangan akan ditempuh, jika ada halangan harus diatasi bersama. Semua berjalan dengan wajah tenang dan akhirnya tiba di puncak gunung. Mereka pun bersorak-sorai dengan hati penuh syukur kepada Tuhan.

Bercermin

1. Apa yang dikatakan oleh pak Lurah kepada ketua rombongan?

...

2. Apakah ketua rombongan mengatakan hal yang sama dengan yang dikatakan oleh Pak Lurah? Mengapa ketua rombongan mengatakan hal lain?

3. Apa yang membuat rombongan terpecah menjadi dua? Apakah tidak semua anggota pada awalnya tidak bercita-cita mendaki sampai di puncak gunung?

4. Apa yang memberi semangat pada anggota kelompok yang terus naik ke puncak gunung?

....

Butir-butir Refleksi

Semangat pantang mundur lebih-lebih dalam mengatasi tantangan hidup ternyata dihayati oleh banyak orang, khususnya orang-orang sederhana, yang hidup miskin, tetapi jiwanya ningrat. Ia tetap berjuang untuk menghidupi anak-anaknya. Daya juang mereka terletak pada semanagat hidup hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Hidup anak-anaknya harus lebih baik daripada hidupnya.

Kehidupan batin yang nyata dihayati itu sungguh bernilai, tidak hanya bagi yang miskin saja tetapi juga bagi semua manusia. Air hidup itu, sebenarnya semangat juang, semangat ingin lebih baik daripada hari kemarin.

Refleksi 1.

Jawablah di depan pernyataan di bawah ini dengan jawaban sebagai berikut!

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

. Saya melihat rintangan sebagai langkah baru untuk perkembangan diri

. Saya memiliki semangat berkobar-kobar dalam bertindak

. Saya senang belajar dari buku.

. Saya memperbaiki peringkat bila belajar intensif

. Saya belajar beberapa mata pelajaran setiap hari.

. Saya belajar di tempat yang sunyi.

. Saya belajar tanpa pengawasan orang lain.

. Saya meneliti tugas-tugas membaca sebelum belajar intensif.

. Saya mengajukan pertanyaan ketika mulai membaca

. Saya merefleksikan gagasan yang dikemukakan dalam setiap bab.

. Saya menggarisbawahi kata/ungkapan penting.

. Saya membuat catatan di pinggir halaman buku untuk memudahkan saya dalam belajar.

. Saya mengulang bacaan sesudah membaca satu paragraph.

. Saya berusaha menguasai gagasan penting.

. Saya mempelajari ulang catatan yang dibuat sesudah selesai membaca buku.

. Saya membaca kembali materi-materi yang belum diketahui.

. Saya belajar menjawab pertanyaan yang dikemukakan guru

. Saya mencari ide-ide penting dari buku yang sedang saya baca

. Saya punya ide, gagasan kreatif yang timbul dari dalam diri saya.

. Saya berani bertanggung jawab.

. Saya tahu siapa diri saya dan tahu prioritas yang sedang dan akan saya lakukan.

. Saya menerima kritikan dengan hati terbuka, jiwa besar.

. Saya memusatkan perhatian utama saya pada masa kini, proiritas.

. Saya mengendalikan keinginan, emosi saya.

. Saya disiplin dalam mengerjakan tugas sekolah

. Saya berani mengubah perilaku, pikiran-pikiran, tata nilai demi perkembangan diri saya.

Bagian 6

PRIBADI YANG TANGGUH

Manusia bisa bahagia bisa tidak, tergantung pilihannya sendiri. (Abraham Lincoln)

Arah Pembiasaan

Kehidupan seorang remaja bisa dikatakan bahwa mereka tidak lagi dianggap sebagai anak-anak lagi tetapi juga belum dianggap sebagai orang dewasa. Anda rentan terhadap pengarauh-pengaruh dari luar; dari orang tua, teman-teman dan masyarakat. Hidup anda dipengaruhi kuat ketiga latar belakang sosial yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Dalam masa ini, anda akan mengalami banyak konflik, merasa serba tidak pasti, bingung dan mudah putus asa karena pengaruh kehidupan sosial itu. Di sini anda dihadapkan pada situasi kritis. Maka anda membutuhkan sikap untuk mengatasi konflik dan persoalan yang anda hadapi dan pertentangkan antara harapan dan kenyataan. Meskipun pertentangan yang anda hadapi itu masih berada pada batas-batas tertentu namun pertentangan itu tidak boleh diabaikan begitu saja. Bila konflik dan persoalan yang dihadapi itu tidak diatasi, persoalan itu akan semakin sulit dan menyusahkan proses tumbuh kembang ke kedewasaan.

Oleh karena itu, sebagai seorang remaja, anda diharapkan tidak begitu saja mengikuti pengaruh dari keluarga, teman dan masyarakaat luas. Anda mesti memiliki kemandirian yang tetap dan untuk mempertahankan pendirian itu anda harus memiliki sikap kritis atas berbagai macam pengaruh.

Banyak contoh yang sering dialami oleh remaja seperti anda. Kadang seorang remaja mengalami konflik dengan guru, teman-teman dan orang tuanya. Misalnya di rumah ada tuntutan berapa banyak dan jenis tugas yang mesti dibuat. Sedangkan di sekolah anda diharapkan pada terlibat dalam seluruh rencana program sekolah, antara lain: kegiatan pramuka, pelajaran, olahraga, tugas-tugas pribadi maupun kelompok. Anda akan sulit membagi waktu untuk belajar dan mencari ketrampilan tambahan yang dituntut oleh kepentingan sosial.

Contoh lain misalnya, pada malam sebelum ujian seorang remaja dihadapkan pada tuntutan antara belajar atau pergi ke pesta. Anda mengalami dilema. Apakah belajar atau pergi ke pesta? Dalam keadaan seperti ini, apa yang mesti dilakukannya? Bagaimana tuntutan ini diselesaikan? Kriteria apa yang digunakan untuk membuat keputusan? Dalam situasi seperti ini anda sebagai remaja tentu mampu memutuskan sendiri apa yang harus anda lakukan. Tentu saja apa yang remaja putuskan berbeda dengan harapan teman-temannya. Keputusan anda itu adalah pendirian anda. Tidak mengikuti arus begitu saja, tidak hanyut terbawa pengaruh negatif. Sikap kritis: ciri kedewasaan, mampu bernalar secara mandiri, berefleksi, mampu melihat soal dari aneka ragam sudut pandang dan budaya. Buah dari pengetahuan-berpandangan/berwawasan luas.

Anak kebanggaan?

Buyung remaja desa yang tekun belajar dan rajin, tapi ia punya pengalaman ketika di kota, selama belajar di fakultas hukum. Memang kota lebih menarik dan dinamis daripada desa tempat kelahirannya. Di kota, Buyung ingin juga bergadang sampai larut malam, masuk keluar diskotik, menikmati malam panjang dengan memutar VCD atau menikmati internet dengan gambar majalah play boy. Entah bagaimana Buyug pemuda desa itu dapat membeli sepeda motor sendiri. Pendek kata Buyung adalah bagian utuh dari kelompok gang tertentu. Apa yang dilakukan oleh geng itu juga dilakuk