file · Web viewPeserta Jamkesmas, di batasi pembiayaan layanan kesehatannya sebesar 5...

4

Click here to load reader

Transcript of file · Web viewPeserta Jamkesmas, di batasi pembiayaan layanan kesehatannya sebesar 5...

Page 1: file · Web viewPeserta Jamkesmas, di batasi pembiayaan layanan kesehatannya sebesar 5 juta rupiah, dalam satu bulan. Demikian pula program Jamkesda, bukan hanya

Diskusi Informasi JKN di Menganti

Komunitas Informasi Pojok JKN Kebumen berdiskusi dengan warga desa Menganti Kec. Sruweng. Diskusi di ikuti sekitar 40 peserta dari berbagai unsur , mulai dari pemerintah desa, BPD, Tokoh Agama, Ketua RW/RT, warga peserta Jamkesmas, warga bukan peserta Jamkesmas, pemuda, dan PKK. Hadir pula perwakilan dari paguyuban kepala desa Sruweng, Sutrisno (Kepala Desa Trikraso) yang bertindak sebagai moderator. Acara tersebut di laksanakan pada Kamis (9/1/14), sore hari pukul 14.00 sampai 16.30 WIB,

Sebagai narasumber tunggal, perwakilan Komunitas Informasi Pojok JKN, Hariyanto menyampaikan informasi tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berkait dengan Regulasi JKN, Manfaat, kepesertaan dan pelayanan kesehatan di era JKN tahun 2014.

Diskusi di ikuti dengan sangat antusias, pasalnya, diskusi informasi JKN ini adalah acara atau informasi pertama yang di terima masyarakat Menganti. Sebelumnya, warga desa hanya mendengar lewat kabar berita media seperti televisi yang malah membuat bingung warga. Diskusi berjalan dengan interaktif.

Kepala desa Menganti Supono, menanyakan soal pelayanan kesehatan. apakah kartu peserta JKN yang di selenggarakan oleh BPJS Kesehatan, bisa digunakan untuk berobat di seluruh wilayah Indonesia?. Salah satu warga peserta Jamkesmas juga menanyakan soal tehnis perpindahan peserta Jamkesmas ke Peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran) serta bagaimana warga miskin yang tidak menjadi peserta Jamkesmas/PBI?

Hariyanto menyampaikan, informasi program pemerintah pada sektor kesehatan memang sangat minim, sehingga banyak warga yang bingung bahkan tidak tertarik untuk mengikutinya.

Bicara JKN tidak bisa lepas dari program Jamkesmas dan Jamkesda. karena dua program ini harus terintegrasi dengan JKN. Semua program jaminan kesehatan harus terintegrasi dengan JKN. Kabupaten Kebumen, baru program Jamkesmas saja yang terintegrasi dengan JKN, sedangkan Program Jamkesda, belum. Mudah-mudahan tahun 2015 nanti terintegrasi dengan JKN. Kita mendorong kepada Pemkab secepatnya pada APBD perubahan tahun 2014, Jamkesda mestinya terintegrasi dengan JKN. Jamkesda tidak lagi untuk pembiayaan pasien, namun untuk pembayaran iuran bulanan kepada BPJS Kesehatan. jadi, pembiayaan peserta Jamkesda di ambil alih oleh BPJS Kesehatan. Kuota peserta Jamkesmas di Kebumen juga masih sebatas kuota, 105 ribu jiwa. Belum secara detil by name by adress. Tahun 2013 kemarin, dari kuota tersebut yang tercatat sebagai peserta Jamkesda sebanyak 40 ribu lebih. Kami juga mendorong ke Pemkab Kebumen, agar di lakukan pendataan yang jelas peserta Jamkesda ini. 105 ribu jiwa, ya harus jelas nama dan alamatnya.

Informasi pelayanan Jamkesmas selama ini juga tidak terpublikasi dengan baik. Boleh dikata, pelayanan Jamkesmas hanya di mengerti oleh pasien (keluarga) yang sakit, karena ketika sakit itulah, keluarga pasien akan di beritahu tentang pelayanan dan batasan pembiayaan.

Page 2: file · Web viewPeserta Jamkesmas, di batasi pembiayaan layanan kesehatannya sebesar 5 juta rupiah, dalam satu bulan. Demikian pula program Jamkesda, bukan hanya

Peserta Jamkesmas, di batasi pembiayaan layanan kesehatannya sebesar 5 juta rupiah, dalam satu bulan. Demikian pula program Jamkesda, bukan hanya pembatasan pembiayaan, tetapi shering biaya. Berbagi 50 %. Maksimal shering sebesar 2,5 juta.

Kedua program jaminan kesehatan di atas, sangat di batasi, bahkan memberatkan pasien. Berbeda dengan era JKN yang di mulai 1 Januari tahun 2014 ini. Tidak ada pembatasan pembiayaan, artinya seluruh pembiayaan perawatan dan pelayanan kesehatan di biayai oleh BPJS Kesehatan. hanya saja, di luar peserta PBI, warga masyarakat wajib mendaftar dan membayar iuran bulanan per jiwa perbulan sesuai dengan pilihan kemampuan iuran dan pilihan kelas perawatan. Peserta PBI (yang dulu Jamkesmas), di bayarkan oleh pemerintah sebesar Rp 19.225 untuk manfaat pelayanan kelas III. untuk kelas III peserta yang mendafatar sendiri ke BPJS sebesar Rp. 25.500. untuk kelas II sebesar Rp 42.500, dan kelas I sebesar Rp. 59.500.

Terkait dengan pertanyaan Kepala Desa Menganti soal pelayanan peserta BPJS, peserta BPJS bisa berobat di seluruh Indonesia. Misalnya, ketika bepergian dan di sana sakit, bisa berobat di sana juga dengan rumah sakit yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. pihak rumah sakit nantinya akan mengkroscek secara online tentang kepesertaan BPJS Kesehatan. kalau memang sudah tercantum sebagai peserta, maka akan di layani. Jika tidak di layani, ini karena mereka penyelnggara fasilitas kesehatan belum memahami JKN.

Sistem pelayanan peserta di JKN ini memang dengan sistem rujukan. Ketika mau berobat, peserta harus ke pelayanan tingkat pertama dulu (Puskesmas, dokter, klinik) yang bekerjasama dengan BPJS kesehatan, kecuali kondisi darurat atau emergenci, maka langsung ke fasilitas kesehatan tingkat II atau rumah sakit, rujukan di urus kemudian.

Soal perpindahan peserta Jamkesmas ke PBI, peserta Jamkesmas tidak usah khawatir. Sudah di daftarkan oleh pemerintah dengan besar iuran Rp. 19.225. sebelum kartu Jamkesmas yang berwarna biru di ganti menjadi kartu peserta BPJS Kesehatan, maka peserta Jamkesmas masih tetap bisa di layani sebagai peserta JKN atau PBI. Tehnis penggantian kartu Jamkesmas ke BPJS Kesehatan itu urusannya dinas kesehatan. bisa jadi nanti pihak pemerintah desa yang akan mendistribusikannya, langsung lewat pos atau melalui Puskesmas. Sampai sekarang, belum ada kejelasan kapan pengantian kartu itu akan di lakukan, demikian pula untuk peserta ASKES, untuk PNS. Bisa di layani sebagai peserta BPJS Kesehatan sambil menunggu penggantian kartu ASKES menjadi kartu BPJS Kesehatan.

Terkait dengan warga miskin yang belum tercover dalam Jamkesmas yang secara otomatis menjadi PBI, ini ada kesempatan untuk mengusulkannya menjadi PBI. Waktunya adalah 6 bulan sekali. Kira-kira ya pada bulan Juni dan Desember 2014 ini, pemerintah harus megupayakan usulan perubahan data kepesertaan warga miskin yang belum di tanggung pemerintah. Dalam hal ini, pemerintah desa harus proaktif. Pemerintah desa bisa mendata dan menverifikasi. Dari jumlah peserta Jamkesmas di Desa Menganti misalnya, yang sudah

Page 3: file · Web viewPeserta Jamkesmas, di batasi pembiayaan layanan kesehatannya sebesar 5 juta rupiah, dalam satu bulan. Demikian pula program Jamkesda, bukan hanya

meninggal dan yang tidak lagi menetap di sini, bisa di ganti dengan warga miskin lainnya, ini nanti di usulkan ke Dinas pada saatnya.

Atau, pemerintah desa juga bisa menganggarkan dari dana APBDes untu menanggung iuran bulanan warga miskin ke BPJS Kesehatan. paling tidak ini bisa di alokasikan pada tahun 2015 mengingat UU Desa sudah di sahkan. Desa nantinya akan menerima alokasi dana desa dari APBN (Pemerintah Pusat) minimal Rp 750 juta sampai 1 milyard lebih. Ini sangat memungkinkan Pemerintah desa untuk mengalokasikan dananya untuk pemenuhan hak dasar warga miskin dalam hal ini kesehatan. karena pemerintah desa adalah tidak bisa di pisahkan dengan pemerintah di atasnya. Miniatur sebuah negara dan pemerintahan di Indoensia ini ya Pemerintah Desa, jadi, sudah saatnya pemerintah desa juga menganggarkan dan memperhatikan nasib warga miskin. Anggaran desa, tidak melulu terserap untuk pembangunan fisik di desa, tegas Hariyanto.